KAJIAN PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PENINGKATAN NILAI TAMBAH ZIRKON
Disusun oleh : Drs. Triswan Suseno Drs. Ijang Suherman Agus Prakosa SE Prof. Dr. Siti Rochani, M.Sc Ir. Darsa Permana Ir. Nuryadi Saleh Ir. Kusnawan Drs. Jafril Ir. Muchtar J. Aziz Usep Sabur
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2013
PENGANTAR
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki sumber daya pasir zirkon yang cukup potensial, komoditas ini banyak di ekspor ke berbagai negara dalam bentuk bahan mentah. Padahal, apabila komoditas ini bisa ditingkatkan melalui proses pengolahan dan pemurnian akan menjadi suatu produk yang banyak digunakan oleh beberapa industri sebagai bahan baku penting dalam kegiatan produksinya. Sebagian besar industri pengguna produk ini banyak membeli dari luar negeri. Padahal hanya dengan melalui beberapa tahapan proses pengolahan, komoditas ini akan dapat digunakan oleh industri pengguna zirkon dan produknya akan memberikan nilai tambah yang berlipat dibandingkan hanya menjual dalam bentuk bahan mentah. Prospek pengembangan usaha peningkatan nilai tambah zirkon merupakan salah satu kegiatan penelitian pada tahun 2013 yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral. Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pasir zirkon di sektor hilir yaitu dengan menelusuri spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan industri, penguasaan teknologi pengolahan pasir zirkon saat ini di alam negeri, potensi atau permintaan pasar dan perumusan solusi arah kebijakan pengusahaannya. Sasaran dari kegiatan penelitian ini adalah tersusunnya kebijakan strategis pengolahan pasir zirkon dalam rangka peningkatan nilai tambah. Hasil penelitian tentang peran pasir zirkon ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pengambilan kebijakan pemerintah dalam memanfaatkan pasir zirkon menjadi suatu produk yang bernilai tambah tinggi melalui pengolahan lanjut yang dapat memberikan manfaat bagi investor, memberikan kontribusi terhadap penerimaan daerah, membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Data dan informasi yang digunakan dalam mendukung kegiatan penelitian ini diperoleh dari berbagai instansi yang terkait. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan penelitian dan penyusunan kajian ini, mulai dari persiapan, kegiatan lapangan hingga penulisan laporan. Semoga hasil kajian ini memberikan manfaat dan kontribusi bagi terwujudnya tujuan UU No. 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara dan Permen ESDM No. 20 tahun 2013 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral. Laporan hasil kegiatan penelitian ini masih memerlukan banyak penyempurnaan dan masukan dari berbagai fihak, terutama dari para evaluator, para pemerhati tekno-ekonomi dan kebijakan peningkatan nilai tambah mineral, khususnya pasir zirkon. Bandung, November 2013
Penulis
i
SARI Indonesia memiliki sumber daya pasir zirkon cukup besar, keberadaannya terdapat di beberapa wilayah, seperti Provinsi Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Papua. Jumlah sumber daya hipotetik pasir zirkon di Provinsi Bangka Belitung diperkirakan sekitar 445.848 ton, Kalimantan Barat sekitar 167.141.100 ton dan Kalimantan Tengah sekitar 2.615.509 ton. Pasir zirkon banyak dimanfaatkan oleh industri keramik, bata tahan api, pasir cetak pada industri pengecoran logam, abrasif, kimia zirkonium, zirkonia, bahan batu mulia, logam zirkonium dan logam paduan. Produksi pasir zirkon Indonesia tahun 2011 sebesar 45.000 ton, naik sebesar 240,29% dibandingkan dengan tahun 2010. Namun sejak terbitnya Permen ESDM No. 20 tahun 2013 produksinya turun menjadi 6.489 ton. Jenis zirkon yang banyak digunakan dalam bidang adalah zirkonium silikat dengan kadar minimum ZrO 2 ≥ 64%. Konsumsi zirkonium silikat Indonesia pada tahun 2012 diperkirakan sebanyak 57.187 ton. Industri yang paling banyak menggunakan zirkonium silikat adalah industri keramik (44,79%), industri frit/glasir (31,78%), pasir cetak dalam industri pengecoran logam (21,33%) dan bata tahan api (2,10%). Sekitar 54,21% kebutuhannya dipenuhi oleh produksi dalam negeri, sisanya didatangkan dari Australia, Spanyol, Italia dan Afrika Selatan. Saat ini, Indonesia baru memiliki 3 perusahaan pabrik pengolahan zirkonium silikat dengan kapasitas 35.200 ton per tahun. Tahun 2012 produksi zirkon dunia tercatat sebesar 1.620.000 ton, 50% di antaranya berasal dari Australia, Afrika Selatan (26%), Cina (8%), Indonesia (4%), Mozambik (3%), India (2%) dan negara lainnya (2%). Konsumsi zirkon dunia tahun 2012 tercatat sebesar 1.462.000 ton, 55% digunakan oleh industri keramik, industri bahan kimia (18%), bata tahan api (14%), pasir cetak dalam industri pengecoran logam (10%) dan industri lainnya 3%. Ke depan, pasar zirkonium silikat di dalam negeri akan mengalami prospek yang cukup cerah karena kebutuhan zirkonium silikat oleh industri keramik akan naik sebesar 15%, industri frit (17,50%), pengecoran logam (8,57%) dan bata tahan api (4,19%). Sedangkan di pasar dunia, Laju pertumbuhan kebutuhan keramik akan naik sebesar 14,94% per tahun, kimia (25,50%, glass TV (8,96%), namun bata tahan api dan pengecoran logam akan mengalami penurunan masing-masing sebesar 6,20% dan 13,87%. Investasi pengolahan zirkonium silikat sebesar Rp.74.017.168.000 layak diusahakan dengan jangka waktu pengembalian 4 tahun 11 bulan sejak masa operasional yang telah ditetapkan yaitu 3 tahun dan 10bulan. Satu pabrik pengolahan zirkonium silikat mampu menciptakan lapangan kerja sebanyak 107 orang dengan total penerimaan gaji/upah sebesar Rp5.640.000.000 per tahun. Keuntungan pengusaha dari investasi yang ditanamkannya sebesar Rp.36.558.200.000. Besarnya pajak yang diterima pemerintah sebesar Rp.15.667.800.000. Berdirinya satu perusahaan pengolahan zirkonium silikat akan mampu memberikan sumbangan terhadap PDRB sebesar Rp.52.226.000.000.
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ SARI .................................................................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................................................... DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................................. DAFTAR TABEL .................................................................................................................................... LAMPIRAN ....................................................................................................................................
i ii iii v v vi
1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.4 1.5
1 1 3 3 4 4 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... Latar Belakang .................................................................................................................................. Ruang Lingkup ................................................................................................................................. Tujuan ................................................................................................................................ Sasaran .................................................................................................................................... Lokasi Kegiatan ................................................................................................................................ Sistematika Penulisan ....................................................................................................................
2 TINJAUAN PUSTAKA DAN PROGRAM KEGIATAN ......................................................... 2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................................................................. 2.1.1 Dasar Hukum ........................................................................................................................ 2.1.2 Manfaat dan Spesifikasi Zirkon ...................................................................................... 2.1.2.1 Manfaat Zirkon ..................................................................................................... 2.1.2.2 Spesifikasi ............................................................................................................... 2.1.3 Teknologi Pengolahan Pasir Zirkon .............................................................................. 2.2 Program Kegiatan .........................................................................................................................
8 8 8 9 9 14 16 16
3 PERKEMBANGAN ZIRKON ....................................................................................................... 3.1 Ketersediaan Sumber Daya Zirkon ............................................................................................ 3.1.1 Zirkon di Provinsi Bangka-Belitung ............................................................................... 3.1.2 Zirkon di Pulau Kalimantan ............................................................................................. 3.2 Perkembangan Perdagangan Zirkon Dalam Negeri .......................................................... 3.2.1 Produksi ................................................................................................................................. 3.2.2 Industri Pengguna Zirkon dalam Negeri ..................................................................... 3.2.3 Ekspor, Impor dan Harga ................................................................................................ 3.3 Perkembangan Zirkon Dunia .....................................................................................................
22 22 22 25 37 37 38 45 48
4
KAJIAN TEKNOLOGI DAN INVESTASI PENGOLAHAN ZIRKONIUM SILIKAT
55
Pengolahan konsentrat zirkon mengjadi zirkonium silikat ................................................ Perkiraan besar investasi pengolahan pasir zirkon menjadi zirkonium silikat ........... Aspek manfaat dari aliran kas (cash flow) .............................................................................. Manfaat investasi ...........................................................................................................................
55 60 67 76
4.1 4.2 4.3 4.4
iii
5 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.9
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. Prospek Penggunaan zirkon pada industri keramik ............................................................ Prospek penggunaan zirkon pada industri frit ..................................................................... Prospek penggunaan zirkon pada pasir cetak ..................................................................... Prospek penggunaan zirkon pada industri bata tahan api .............................................. Simulasi penambahan pabrik, produksi dan umur tambang ........................................... Kajian pembangunan pabrik zirkonium silikat ....................................................................... Kajian terhadap kondisi saat ini dan kemungkinan yang akan terjadi ........................... Analisis SWOT .................................................................................................................................
78 78 80 81 81 83 83 85 88
6 6.1 6.2
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................................... Kesimpulan .................................................................................................................................. Saran ..................................................................................................................................
94 94 95
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................
96
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 2.1 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3. Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 5.1 Gambar 5.2
Alur pikir prospek pengembangan usaha peningkatan nilai tambah zirkon ...................... 6 Lokasi kegiatan penelitian prospek pengembangan usaha peningkatan 7 nilai tambah zirkon .................................................................................................................................. 20 Diagram alir tahap pengolahan pasir zirkon untuk berbagai produk industri ......................................................................................................................................................... 21 Wilayah usaha pertambangan timah yang mengandung zirkon di Provinsi Bangka-Belitung ...................................................................................................................................... 23 Peta lokasi sejumlah kabupaten di Pulau Kalimantan tempat teridentifikasinya ...................................................................................................................................... 26 Produksi pasir zirkon Provinsi Kalimantan Barat .......................................................................... 30 Perkembangan produksi pasir zirkon di Provinsi Kalimantan Tengah, tahun 2007-2010 (ton) ....................................................................................................................................... 36 Komposisi negara-negara penghasil zirkon .................................................................................. 49 Konsumsi zircon dunia , 2005-2012 (ribu ton)................................................................................ 50 Volume imporpasir zirkon Cina, 2005-2012 (ribu ton) ................................................................ 50 3 Perkembangan produksi keramik dunia, 2006-2012(juta m ) ................................................... 51 Perkembangan penggunaan pasir zirkon dunia, 1970-2012 (%) .............................................. 53 Komposisi pemanfaatan pasir zirkon oleh industry dunia, 2012 ............................................. 53 Perkembangan harga pasir zirkon dunia, 2008 - 2012 (US$/ton)............................................ 54 Bagan alir pengolahan pasir zirkon – konsentrat - zirkonium silikat ..................................... 57 Perangkat proses pengolahan pasir zircon menjadi zirconium silikat .................................. 58 Proses pengepakan dan tumpukan kemasan zirkonium silikat siap dipasarkan ……………………………………………………………………………………………………. 59 Penambahan satu perangkat proses pengolahan pasirzirkon menjadi zirkoniumsilikat di PT. DLS kapasitas 7000ton …………………………………………..... 59 Beberapa jenis produklanjut dari pasir zircon yang diproduksi oleh PT. DLS 60 Proyeksi konsumsi zirkonium silikat oleh industry, tahun 2013-2019 (ton) .......................... 82 Perkembangan produksi pasir zircon Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2007-2010 (ton) ……………………………………………………………………………………………. 84
6 7 20 22
enda 27 48
57
55
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3
Spesifikasi zirkon dan pemanfaatannya ........................................................................................... 14 Spesifikasi Baddeleyit Foskar dan PMC .......................................................................................... 15 Spesifikasi ZR-Sulfat ............................................................................................................................... 15 Sumber daya dan cadangan timah di Provinsi Bangka-Belitung (ton) ................................. 24 Komposisi kimia yang terkandung dalam setiap 5,6 kg/m3 konsentrat mineral berat ............................................................................................................................................ 34 v
14 14 15
Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3
Daftar persahaan tambang zircon diKalimantan Tengah tahun 2013 .................................... 37 Daftar industri pengguna zirkonium silikat (buah) ...................................................................... 39 Jumlah perusahaan keramik Indonesia, tahun 2012 (buah) ....................................................... 40 Produksi keramik nasional, tahun 2008-2012 (ton) ..................................................................... 41 Penjualan keramik Indonesia menurut jenisnya, tahun 2006-2012 (ton) ............................. 42 Realisasi volume ekspor-impor frit Indonesia, tahun 2007-2012 ............................................. 45 Neraca perdagangan pasir dan konsentrat zirkon Indonesia, tahun 20072012 (ton) ................................................................................................................................................... 48 Biaya investasi pendahuluan dan peralatan pengolahan pasir zirkon kadar kurang dari 40% menjadi konsentrat 65,5% (Rp.) ....................................................................... 61 Biaya bahan yang diperlukan dalam 1 tahun (Rp.) ...................................................................... 62 Kebutuhan tenaga operator dan upah (Rp.) ................................................................................. 60 Kebutuhan tenaga tetap dan upah (Rp.) ........................................................................................ 63 Jumlah investasi usaha pengolahan zirkon (Rp.) .......................................................................... 63 Perkiraan besarnya nilai sisa, depresiasi/amortisasi, penggantian alat baru pengolahan pasir zirkon 40% menjadi konsentrat 65,5% ......................................................... 64 Perkiraan penerimaan perusahaan pengolahan pasir zirkon 40% menjadi konsentrat 65,5% ..................................................................................................................................... 65 Skenario pinjaman bank (juta Rp.) .................................................................................................... 66 Nilai manfaat usaha pengolahan pasir zirkon 40% menjadi konsentrat 65,5% .......................................................................................................................................... 66 63 Kemungkinan terjadi penurunaan harga dan biaya operassional naik 10% ......................... 67 Biaya investasi pendahuluan dan peralatan pengolahan pasir zirkon kadar 66 kurang dari 40% menjadi zirkonium silikat (Rp.) ......................................................................... 70 Biaya yang diperlukan untuk bahan-bahan per tahun (Rp.) .................................................... 71 Kebutuhan tenaga operator danupah (Rp./tahun) ...................................................................... 72 Kebutuhan tenaga tetap dan upah .................................................................................................... 72 Perkiraan penerimaan perusahaan pengolahan pasir zirkon 40% menjadi zirkonium silikat ....................................................................................................................................... 73 Jumlah investasi usaha pengolahan pasir zirkon kadar 40% menjadi zirkonium silikat ....................................................................................................................................... 74 Skenario pinjaman bank (juta Rp.) .................................................................................................... 75 Nilai manfaat usaha pengolahan pasir zirkon 40% menjadi zirkonium silikat…………………………………………………………………………………………………………….. 75 Kemungkinan terjadi penurunaan harga dan biaya operasional naik 10%……………………………………………………………………………………………………………. 76 Pemakaian zircon dan frit pada industry keramik ........................................................................ 79 Perkiraan kebutuhan zirkoniumsilikat oleh industry keramik Indonesia .............................. 80 Skenario pinjaman bank (juta Rp.) ....................................................................................................
vi
31 33 34 34 37 38 41 42 43 59 60
60 61 62
63 64
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Keberadaan pasir zirkon (ZrSiO4) di Indonesia telah dikenal sejak lama di perairan Bangka-Belitung sebagai endapan alluvial bersama pasir timah dan mineral ikutan lainnya. Pasir zirkon juga banyak dijumpai di Pulau Kalimantan, terutama di sepanjang aliran sungai mengikuti penyebaran endapan alluvial emas dan rawa-rawa. Endapan-endapan placer yang mengandung zirkon di Pulau Kalimantan teridentifikasi dari hasil pendulangan aluvium untuk mendapatkan emas dan intan, yang hingga saat ini masih terbatas di daerah-daerah tertentu dalam wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Pasir zirkon yang sebelumnya hanya diproduksi sebagai mineral ikutan sisa pengolahan bijih timah dan emas yang tercampur dalam tailing dan dianggap limbah karena saat itu belum memiliki nilai manfaat ekonomi. Namun seiring perkembangan teknologi, ternyata mineral tersebut saat ini banyak digunakan oleh berbagai industri hilir sehingga menjadi komoditas tambang yang bernilai ekonomi. Sebelum terbitnya Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 20 Tahun 2013 tentang peningkatan nilai tambah mineral, pasir zikon banyak diekspor dalam bentuk bahan mentah padahal di dalamnya terkandung mineral ikutan seperti ilmenit, kuarsa dan unsur-unsur mineral jarang lainnya yang juga bernilai ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari neraca perdagangan pada tahun 2012 yang menunjukan bahwa ekspor komoditas ini tercatat 119,50 juta ton dengan nilai US$85,80 juta, sedangkan volume impor sebesar 9,29 juta ton dengan nilai US$23,38 juta. Neraca perdagangan pasir zirkon Indonesia menunjukan neraca perdagangan positif atau surplus, namun harga pasir zirkon Indonesia (US$0,72/ton) lebih rendah dari harga impor (US$2,50/ton). Hal ini menunjukan bahwa pasir zirkon yang diimpor kualitasnya jauh lebih baik dari pada yang diekspor. Di pasar dunia, harga ini adalah harga untuk tepung zirkon (micronized zirconium) yang banyak digunakan pada industri keramik 1
(Aryanda. D., 2012 dan Poernomo H., 2012). Artinya, bahwa pasir zirkon yang diimpor Indonesia telah melalui pemrosesan lanjut di negara pengekspor sehingga negara tersebut yang mendapatkan nilai tambahnya padahal bahan bakunya diperoleh dari Indonesia. Pada tanggal 6 Agustus 2013 pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri ESDM No. 20 tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri ESDM no. 7 tahun 2012 tentang peningkatan nilai tambah (PNT) mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral dan telah dipublikasikan tanggal 20 Agustus 2013. Melalui Permen ini pemerintah menetapkan batas akhir ekspor bahan mentah mineral pada tanggal 12 Januari 2014 yang tertuang dalam Pasal 21A ayat 1 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 20 Tahun 2012, tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri ESDM Nomor 07 tahun 2012, tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral. Salah satunya adalah pasir zirkon (ZrSiO4), komoditas ini boleh diekspor apabila kadar minimum ZrO2≥65,5% lolos saring 60 mesh ≥95%. Menurut Djamaluddin (2012), pengertian
nilai tambah tidak sekedar perbedaan antara nilai output dan nilai input atau peningkatan harga barang yang dihasilkan dari proses pengolahan mineral persatuan berat mineral. Lebih luas, pengertian nilai tambah adalah peningkatan
produk
domestik bruto,
lapangan kerja baru,
pengaruh
pengganda (multiplier effect) sektor lain, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemudahan dan kecepatan proses serta peningkatan ketahanan nasional. Untuk mengetahui sejauhmana peraturan tersebut berdampak terhadap kegiatan usaha pertambangan pasir zirkon, maka perlu dilakukan kajian mengenai prospek pengembangan usaha peningkatan nilai tambah pasir zirkon. Nilai tambah tidak sekedar perbedaan antara nilai output dan nilai input atau peningkatan harga barang yang dihasilkan dari proses pengolahan mineral persatuan berat mineral. Lebih luas, peningkatan nilai tambah diharapkan mampu meningkatkan produk domestik bruto, lapangan kerja baru, pengaruh pengganda (multiplier effect) sektor 2
lain, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemudahan dan kecepatan proses serta peningkatan ketahanan nasional (Djamaluddin, 2012) agar tujuan Permen ESDM No. 20 tahun 2013 tercapai. 1.2
Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan penelitian antara lain :
Studi literatur.
Mengidentifikasi dan menginventarisasi potensi sumber daya pasir zirkon.
Menginventarisasi perusahaan penambangan pasir zirkon dan pengolah pasir zirkon.
Menginventarisasi industri yang menggunakan pasir zirkon, konsentrat zirkon dan tepung zirkon dan mengkaji peran zirkonium silikat dalam industri keramik.
Mengumpulkan dan mengolah data produksi, konsumsi, ekspor, impor dan harga pasir, konsentrat dan tepung zirkon atau zirkonium silikat.
Merekam dan mengadopsi teknologi pengolahan pasir zirkon menjadi tepung zirkon atau zirkonium silikat.
Mengkaji profil investasi atau analisis finansial pengolahan tepung zirkonium silikat dan perannya dalam industri keramik.
Analisis kendala dan peluang pengusahaan pengolahan zirkonium silikat untuk industri keramik.
a)
Merumuskan pemecahan masalah untuk masukan kebijakan.
b)
Pembuatan laporan akhir.
1.3
Tujuan Tujuan kegiatan penelitian ini adalah untuk,
-
mengetahui potensi sumber daya pasir zirkon dan prospek pemanfaatannya di sektor industri;
-
menghitung produksi, konsumsi, ekspor, impor, harga dan spesifikasi kebutuhan zirkon di dalam negeri dan jenis jenis industri pemakainya;
-
menghitung nilai keekonomian pengolahan pasir zirkon menjadi tepung zirkon dan perannya dalam dalam industri keramik; 3
-
memberi masukan kebijakan yang perlu diambil terkait dengan batasan ekspor zirkon di dalam lampiran Permen ESDM No. 20 Tahun 2013.
1.4
Sasaran Diketahuinya spesifikasi zirkon melalui pengolahan dan pemurnian untuk
memenuhi kebutuhan industri di dalam negeri dalam rangka pengingkatan nilai tambah pasir zirkon dan terimplementasinya lampiran tentang batasan kualitas zirkon yang boleh diekspor di dalam Permen No. 20 Tahun 2013 sesuai dengan tujuan yang tercantum di dalamnya. Latar belakang, tujuan dan sasaran kegiatan penelitian ini disajikan dalam bentuk alur pikir sebagaiman di dalam Gambar 1.1. 1.5
Lokasi Kegiatan Lokasi yang menjadi objek kegiatan penelitian adalah Provinsi Bangka-
Belitung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur (Gambar 1.2). 1.6
Sistematika Penulisan Bab 1 Pendahuluan, berisi penjesalan tentang latar belakang penyusunan
laporan kegiatan penelitian, tujuan dan sasaran, lingkup data dan informasi, dan sistematika penyajian laporan. Bab 2 Tinjauan Pustaka dan Metodologi, berisi penjelasan tentang manfaat pasir zirkon dalam industri hilir yang mencakup cara pengumpulan, pengolahan, pengkajian data dan rumus-rumus yang digunakan. Bab 3 Perkembangan Pasir Zirkon, menyajikan berbagai informasi tentang penyebaran, potensi dan pemanfaatan sumber daya pasir zirkon di Indonesia. Bab 4 Kajian Teknologi dan Investasi Pengolahan Zikonium Silikat, meliputi kajian mengenai kelayakan investasi usaha pengolahan tepung zirkon dalam rangka meningkatkan nilai tambah pasir zirkon. Bab 5 Pembahasan, meliputi kajian mengenai prospek pemanfaatan usaha pengolahan, peluang pasar tepung zirkon di industri hilir dan kajian kebijakannya.
4
Bab 6 Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran terkait dengan rencana pengembangan usaha pengolahan tepung zirkon atau zirkonium silikat di dalam negeri.
5
.
SUMBER DAYA ZIRKON (Penambang dan Penampung)
sebelum
PERMEN ESDM NO. 1 TAHUN 2014
YA
sesudah PERMEN ESDM N O. 1 T AHUN 2014
KAJIAN TEKNO-EKONOMI DAN KEBIJAKAN
TIDAK
PROSES PENGOLAHAN ZIRKON
EKSPOR Gambar 1.1
TEKNOLOGI INVESTASI PASAR KEBIJAKAN
<< IMPOR >> EKSPOR
PNT
PASAR DALAM NEGERI Alur pikir prospek pengembangan usaha peningkatan nilai tambah zirkon 6
Gambar 1.2
Lokasi kegiatan penelitian prospek pengembangan usaha peningkatan nilai tambah zirkon.
7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI PENELITIAN
2.1
Tinjauan Pustaka
2.1.1
Dasar Hukum Pasir zirkon merupakan salah satu komoditas mineral tanah jarang yang
keberadaannya cukup banyak di Indonesia dan telah banyak diekspor dalam bentuk bahan mentah. Padahal apabila telah diolah, akan menjadi komoditas yang sangat penting dalam mendukung kebutuhan industri hilir. Sedemikian pentingnya, sehingga komoditas ini perlu diatur agar keberadaanya dapat termanfaatkan secara optimal di dalam negeri. Dasar hukum yang melatarbelakangi kegiatan penelitian ini adalah : 1)
Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, a)
Pasal 95 huruf c: pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai tambah;
b)
Pasal 102: pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai tambah dalam pelaksanaan penambangan, pengolahan/pemurnian, dan pemanfaatan minerba;
c)
Pasal 103: pemegang IUP dan IUPK wajib melakukan pengolahan/ pemurnian hasil penambangan di dalam negeri.
2)
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara a.
Pasal 93: pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi mineral wajib melakukan pengolahan/pemurnian untuk meningkatkan nilai tambah, langsung atau kerja sama dengan perusahaan pemegang IUP dan IUPK lainnya;
b.
Pasal 94:
pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi
batubara wajib melakukan pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah, langsung atau kerja sama dengan perusahaan pemegang IUP dan IUPK lainnya;
8
c.
Pasal 95: komoditas tambang yang ditingkatkan nilai tambahnya adalah mineral logam, bukan logam, batuan, atau batubara;
d.
Pasal 96 : ketentuan tentang tata cara peningkatan nilai tambah mineral dan batubara diatur dengan Peraturan Menteri.
3)
Peraturan Menteri ESDM No. 20 Tahun 2013 tentang peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral, khususnya pada Pasal 3 ayat (5) : Jenis komoditas tambang mineral bukan logam tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, salah satu di antaranya adalah pasir zirkon.
2.1.2
Manfaat dan Spesifikasi Zirkon
2.1.2.1
Manfaat zirkon Di dalam dunia industri, zirkon sangat banyak manfaatnya, komoditas ini dapat
berperan sebagai mineral industri ataupun sebagai mineral logam (Aryanda D., 2012). Sebagai mineral industri, zirkon banyak digunakan oleh industri keramik, gelas, untuk pasir cetak (foundry) dalam industri pengecoran logam, industri bahan tahan api (refractory), kimia zirconium, dan lain-lain. Sebagai mineral logam, zirkon banyak digunakan pada industri ruang angkasa dan pesawat terbang, industri baja zirkonium atau industri pembangkit listrik tenaga nuklir. Berikut ini mengenai kegunaan zirkon dalam berbagai industri manufaktur yang diuraikan oleh Aryanda D. (2012) dan Raja M, Yusuf A.F., Sayekti B, Mulyana (2007). a.
Industri keramik
Tepung Zirkon Zirkon paling banyak digunakan pada industri keramik, seperti ubin lantai dan dinding (tile ceramic), peralatan sanitari (sanitary) dan peralatan makan (table ware). Zirkon pada industri keramik berfungsi sebagai glasir opak (opacifier glazes). Glasir biasanya berbasis silika gelas sebagai pelapis yang menutupi bodi keramik supaya tahan abrasi, tahan air dan tahan bahan kimia. Zirkon opacifier ditambahkan pada glasir untuk menutupi warna dasar tubuh tanah liat keramik, zirkon yang digunakan
9
biasanya tepung zirkon (micronized zircon). Persentase pemakaian zircon sebagai glasir opak adalah sekitar 13% dari total bahan glasir yang digunakan. Bahan-bahan glasir lainnya adalah pasir silika (28%), feldspar (27%), kaolin (9%), witherit (5%), dan Zn-oksida (4%). Sebagai frit-enamel, tepung zirkon digunakan untuk melapisi logam (baja dan besi tuang). Zirkonia Dalam industri gelas, zirkonia (fused zircon) digunakan untuk menghasilkan gelas-gelas yang berkomposisi khusus, seperti gelas optik, gelas fiber, gelas TV berwarna, dan lain-lain. Partially Stabilized Zirconia (PSZ) Untuk menghasilkan keramik rekayasa dan listrik, saat ini telah dibuat bahan dasar keramik yang berasal dari zirkon yaitu PSZ. Produk PSZ yang telah dikembangkan ada dua macam, yaitu: 1)
PSZ yang Dibuat dengan Menggunakan CaO dan MgO Keramik yang dihasilkan mempunyai kekuatan dan ketahanan yang lebih baik,
jika dibandingkan dengan keramik konvensional (Raja, 2007). Produk keramik ini telah digunakan untuk komponen mesin/ motor, pompa kimia, dan nozel (mulut pipa). 2)
PSZ yang Dibuat dengan Menggunakan Yttrium Oksida (Y2O3) Keramik yang dihasilkan lebih stabil dan mempunyai konduktivitas panas
rendah, selain mempunyai ketahanan dan tahan lama. Keramik jenis ini sangat sesuai untuk pembuatan komponen adiabatic mesin diesel, seperti pelapis silinder, kepala piston, dan katup. Kegunaan PSZ lainnya adalah untuk pembuatan elektroda yang dapat berfungsi untuk mengontrol ratio antara bahan bakar dan oksida di dalam mesin. Keadaan ini tidak saja menyangkut masalah lingkungan, tetapi juga masalah efisiensi mesin mobil dan penghematan pemakaian bahan bakar. Produk keramik untuk elektroda tersebut telah dikembangkan oleh perusahaan NGK-insulator (Jepang).
10
b.
Industri bahan tahan api (refraktori) Zirkon dapat dibuat menjadi bahan tahan api yang digunakan untuk melapisi
tungku peleburan baja dan gelas. Zirkon yang digunakan ada dua jenis, yaitu AZS refraktori dan zirkonia-mullit. Pemakaian kedua bahan ini sebagai refraktori karena secara kimia mempunyai sifat netral serta ketahanan terhadap panas mendadak yang sangat baik. Zirkonia-mullit digunakan dalam bentuk batangan dan nodul yang disusun secara beraturan. Pemakaian zirkon secara langsung untuk refraktori pada umumnya digunakan sebagai ladle brick. Refraktori ini dapat digunakan pada suhu hingga 3600oF atau setara 1982,22oC. c.
Industri pasir cetak (foundry) Didalam industri pengecoran logam, zircon sangat sesuai digunakan sebagai
pasir cetak karena memiliki sifat : -
Pengantar
panas
yang
sangat
tinggi,
sehingga
proses
pendinginan
berlangsung empat kali lebih cepat bila dibandingakan dengan pasir kuarsa, -
Tidak reaktif terhadap logam lain,
-
Butiran zirkon berbentuk bulat dengan permukaan bersih serta sesuai dengan semua jenis binder,
-
Membutuhkan binder lebih sedikit dibandingkan dengan pasir cetak lainnya,
-
Ukuran tetap stabil walaupun terjadi peningkatan panas, pH zircon netral atau sedikit asam. Sebagai pasir cetak, zirkon umumnya digunakan untuk menghasilkan produk
cetakan yang mempunyai permukaan halus. Selain zirkon, fused zirkonia juga digunakan sebagai pasir cetak, khususnya pencetakan gelas secara kontinu. d.
Abrasif Produk zirkon yang umumnya digunakan sebagai abrasif adalah alumina-
zirkonia. Abrasif jenis ini ada dua kelompok, tergantung prosentase zirkonia yang digunakan, yaitu AZ-abrasif (25% zirkonia) dan NZ-abrasif (40% zirkonia). AZ-abrasif terutama digunakan dalam hubungannya dengan pengerjaan bahan-bahan yang berasal dari logam, seperti steel billet, automotif, dan lain-lain. Di 11
pasar, terdapat dua jenis NZ-abrasif, yaitu E347 (bonden abrasif) dan E349 (coated abrasive). NZ-abrasif terutama digunakan sebagai mata (bit) pada mesin pemotong untuk batu hias (marmer dan granit) dan sebagai bola penggerus (grinding wheel). Sebagai abrasif, pasir zirkon dapat juga digunakan secara langsung, yaitu sebagai sandblast menggantikan fungsi pasir kuarsa. e.
Kimia Zirkonium Dalam industri kimia, zirkonia digunakan untuk pembuatan zirkonium sulfat,
H2ZrO2(SO4)2.3H3O, bahan kimia ini sangat penting karena merupakan bahan dasar dalam pembuatan kimia zirkonium lainnya. Zirkonium sulfat digunakan sebagai bahan untuk penyamakan kulit (tanning leather) dan bahan tambahan pada pigmen titania ( berfungsi sebagai penstabil pigmen). Produk kimia zirkonium lainnya beserta tujuan penggunaan adalah : -
Zirkonium oksiklorida, sebagai bahan pelapis (coating) pada tekstil;
-
Zirkonium tetrachlorida, sebagai bahan pemurnian Al dan Mg;
-
Zirkonium karbonat sebagai obat ( berbentuk salep) utntuk melawan racun yang berasal dari tumbuh-tumbuhan;
f.
Zirkonium hidrat sebagai moderator neutron.
Zirkonia Zirkonia merupakan produk zirkon yang sangat penting karena penggunaanya
yang sangat luas, baik sebagai penggatnti zirkon itu sendiri maupun bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk-produk berteknologi tinggi. Zirkonia (termasuk fused zirkonia), selain digunakan pada industri yang telah diurai di atas, juga digunakan sebagai bahan : -
Piezo – electric dan keramik titanat dan
-
Pelapis penahan panas pada baling-baling pesawat terbang, seperti yang telah diproduksi perusahaan Pratt Whitney, General Electric, dan Rolls Royce.
g.
Zirkon sebagai Batu Mulia (Gemstone) Zirkon yang mempunyai variasi warna dapat digunakan sebagai batu mulia,
seperti : -
Putih bening (Matara diamond); 12
-
Jacinth atau hyacinth yang berwarna orange, merah, atau coklat;
-
Jargon atau jaargon (kuning ataupun hijau);
-
Starlite (berwarna biru sebagai hasil dari pemanasan zirkon yang berwarna merah kecoklatan).
h.
Logam Zirkonium dan Logam Paduan Logam zirkonium dengan kemurnian mendekati 100% diperoleh dengan cara
mereduksi zirkonium tetraklorida dengan kalium. Logam yang dihasilkan berwarna abu-abu dan bersifat lunak (mudah dibentuk dan dipotong). Sifat terpenting logam ini adalah anti korosif. Berdasarkan sifatnya ini, logam zirkon terutama digunakan untuk : -
crucible yang digunakan pada laboratorium analitis;
-
pipa keluaran gas;
-
bahan peledak primer (detonator);
-
foil pada lampu sorot dan bola lampu kilat kamera;
-
tabung penukar panas.
Dalam jumlah kecil, logam zirkonium digunakan untuk konstruksi pabrik petrokimia, pupuk urea, asam sulfat, dan pabrik asam hidroklorida. Khusus logam zirkon dengan kemurnian 100% ( unsur hafnium telah dihilangkan) digunakan sebagai tabung bahan bakar radio-aktif pada reaktor nuklir. Logam paduan zirkon yang banyak terdapat di pasaran, antar lain : -
Baja zirkonium yang digunakan untuk ganda as roda, poros, batang bor, konstruksi katup – tekan.
-
Niobium – zirkonium sebagai superkonduktor.
-
Magnesium-logam tanah jarang-zirkonium yang digunakan pada industri ruang angkasa dan pesawat terbang.
-
Zircaloy, terutama berbentuk tabung digunakan pada pembangkit listrik tenaga nuklir Logam zirkonium terpenting lainnya, terutama dalam bentuk senyawa dengan
unsur lain (metal-like compound) adalah zirkonium karbida. Logam ini digunakan 13
sebagai konduktor elektronik, komponen alat pemotong, dan material struktur pada reaktor nuklir. 2.1.2.2 a.
Spesifikasi
Zirkon sebagai mineral industri Kualitas zirkon yang beredar di pasar dibagi menjadi tiga kelompok
penggunaan, yaitu premium grade (ceramic grade), standard grade (foundry grade), dan intermediate grade. Komposisi kimia utama dan tujuan penggunaan masingmasing kualitas zirkon dapat dilihat pada Tabel 2.1. Ukuran butir zirkon yang pada umumnya digunakan terdiri atas milled zircon (+200 mesh atau +300 mesh) dan micronized zircon (1,5 mikron atau 10 mikron), tetapi dalam dunia pasar, ukuran ini tidak begitu penting. Berbeda dengan zirkon, baddeleyit yang dipasarkan mempunyai kandungan ZrO2 lebih tinggi, karena unsur utama mineral ini sudah dalam bentuk ZrO 2, namun di pasaran, baddeleyit ini sangat terbatas. Hal ini disebabkan karena cadangannya sangat jarang dijumpai di alam. Tabel 2.1 Spesifikasi zikon dan pemanfaatannya Parameter ZrO2 + (HfO2), %min TiO2, %maks. FeO2, %maks
Kegunaan
Premium 66,00 0,10 0,05 - Refraktori gelas - Zirkonium silikat - Keramik mutu tinggi
Intermediate 65,50 0,3 0,07 - Refraktori baja - Keramik - Foundri
Standard 65,00 0,25 0,15 - Refraktori baja - Foundri
Sumber : Aryanda, Dadang (2012)
Produsen baddeleyit terbesar adalah PMC (Palabora Mining Co.) dan Foskor (Phospate Development Corp.) yang berkedudukan di Afrika selatan. Kualitas produk baddeleyit yang dipasarkan oleh kedua perusahaan ini dapat dilihat pada Tabel 2.2.
14
Tabel 2.2 Spesifikasi Baddeleyit Foskar dan PMC Foska Unsur Kimia BC96 BC99SEF 1 ZrO2 + HfO2 96,00 Maks. 99,00 TiO2 1,00 Maks. 0,30 Fe2O3 1,00 Maks. 0,05 SiO2 1,50 Maks. 0,50 CuO 0,60 Maks. 0,02 P2O5 0,20 Maks. 0,01 ThO2 0,03 Maks. 0,03 U2O8 Maks 0,07 Maks.0,07
PMC N 98,00 0,40 0,50 0,30 0,10 0,10 0,05 0,10
SQ 99,00 0,20 0,20 0,20 0,10 Maks. 0,10 0,05 0,10
Sumber : Aryanda, Dadang (2012) Industrial Minerals (october 1981) 1) Unsur hafnium yang terkandung adalah 1,5-1,9% HfO2
-
Selain itu pula, PMC memproduksi zirkonium sulfat dengan spesifikasi seperti pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Spesifikasi ZR-sulfat Unsur Kimia ZrO2 + HfO2 SO4 H2SO4 bebas H2O bebas Asam tidak larut Fe2O3 TiO2 SiO2 P2O2 Na2O LOI pada 10000 C
Spesifikasi Min. 33,00% 52,40 nihil Maks. 5,00% 0,30% 0,05% 0,30% 0,50% 0,05% Maks. 0,01% 66,40%
Sumber : Aryanda (2012)
b.
Zirkon sebagai mineral logam Logam zirkonium murni yang terdapat di pasaran mempunyai kadar 98% dan
100%. Logam zirkon yang mempunyai kadar kurang dari 100% menunjukkan bahwa logam ini masih terdapat unsur hafnium di dalamnya (1,5-2,5% berat). Bentuk logam tersebut yang ada di pasaran adalah sponge, plate, cold rolled, dan powder.
15
Logam paduan (alloy) zirkon terpenting adalah zircolay-2 dan zircolay-4. Unsur logam lain yang terkandung dalam zircolay-2 adalah timah (1,5%), besi(0,12%), chromium (0,10%), dan nikel (0,05%). Sedangkan pada zircolay-4 unsur-unsur logam tersebut sama, kecuali nikel. Dalam logam paduan niobium-zirkonium mengandung sekitar 20-40% zirkonium. c.
Mineral Substitusi Terdapat beberapa mineral ataupun produk kimia yang digunakan sebagai
bahan substitusi zirkon dalam penggunaanya, seperti : -
Refraktori : kromit, alumina-magnesia spinel, dan pasir kuarsa;;
-
Foundry : pasir kuarsa, kromit, dan olivine;
-
Keramik : TiO2 dan Sn-oksida;
-
Abrasif : pasir kuarsa dan ilmenit.
2.1.3
Teknologi pengolahan pasir zirkon Beberapa metode pengolahan pasir zirkon (ZrSiO4) menjadi beberapa produk
zirkonium yang digunakan oleh berbagai industri hilir (Poernomo H., 2012) disajikan dalam bentuk diagram alir dapat dilihat dalam Gambar 2.1.
2.2
Metodologi Penelitian Program kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan, pengolahan dan
analisis data. Ruang lingkup kajian ini meliputi pengumpulan data sumber daya zirkon, manfaat, industri pengguna (pasar), proses pengolahan, kajian investasi pabrik pengolahan zirkonium silikat dan kajian kebijakannya. a)
Jenis dan Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dari wawancara, pengamatan dan pencatatan secara langsung di beberapa lokasi penelitian yang memiliki potensi sumber daya, pemilihan lokasi industri pengguna ditentukan dengan sengaja (purposive). Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber, antara lain Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Pusat 16
Statistik, Kementerian Perindustrian, Dinas Pertambangan dan Energi, hasil-hasil penelitian sebelumnya dan lembaga lainnya yang berkaitan dengan kegiatan penelitian ini. b)
Teknik pengambilan contoh (sampling technique) Teknik pengambilan contoh yang dipilih adalah pengambilan contoh tertentu
(purposive sampling) artinya bahwa lokasi penelitian ditentukan dengan pertimbangan memiliki sumber daya yang besar dan memiliki potensi pasar yang besar pula. Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa lokasi ini adalah lokasi yang representatif untuk dijadikan sebagai objek kajian. c)
Pengolahan data Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis dengan dua cara,
yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar setelah melalui proses tabulasi data. Data serta informasi yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan bantuan komputer, yakni program Microsoft Excel 2007. d)
Metode kajian Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa kajian ini adalah untuk mengkaji secara
finansial keberadaan usaha pabrik pengolahan zirkonium silikat agar unggul secara ekonomi sehingga mampu meningkatkan nilai tambah pasir zirkon. 1)
Kajian kelayakan investasi Analisis
kelayakan
keuangan
(financial)
dilakukan
dengan
melakukan
perhitungan secara finansial untuk mengetahui kelayakan usaha secara privat, dalam hal ini kelayakan yang dilihat dari sudut pandang individu atau pelaku usaha penambangan komoditas bahan galian. Perhitungan secara finansial ini menggunakan komponen biaya dan manfaat untuk memudahkan pengelompokkan kedua bagian tersebut dan juga menggunakan kriteria investasi untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha secara kuantitatif. Metode yang dapat dipakai dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi atau yang biasa disebut dengan kriteria investasi (Suparmoko, 1989 dan Gaspersz, 1992), yaitu : 17
-
Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus
pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi. Secara matematis, perhitungan NPV dapat dirumuskan sebagai berikut : 𝑛
𝑛 −t
𝑁𝑃𝑉(𝑖) = ∑ 𝐵𝑡 (1 + i) 𝑡=1
− ∑ 𝐶𝑡 (1 + i)−t 𝑡=0
Dalam hal ini, NPV = Net Present Value = nilai bersih (keuntungan) saat sekarang pada interest rate-i per satuan waktu. Bt = total penerimaan (benefit ) atau manfaat untuk kegiatan usaha (proyek) pada pada periode waktu ke-t. Ct = total biaya yang dikeluarkan (cost) untuk kegiatan usaha pada pada periode waktu ke-t. (1+i)-1 = faktor nilai sekarang (present worth factor) atau discount factor yang merupakan faktor koreksi pengaruh waktu terhadap nilai uang pada periode t dengan interest rate-i waktu t. i = Suku bunga yang digunakan t = priode waktu ke-t Kriteria suatu usaha memenuhi kelayakan ekonomi apabila NPV (i) lebih besar dari pada nol, yang tidak lain identik dengan tingkat keuntungan proyek (dalam nilai sekarang) lebih besar dari pada nol. -
Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu indeks keuntungan (probability index)
yang telah dipergunakan secara luas dalam analisis usaha. Secara definisi IRR adalah interest rate (i) yang membuat sehingga nilai sekarang dari arus penerimaan dan pengeluaran usaha menuju nol. Tingkat bunga maksimum yang dapat dibayar oleh suatu usaha untuk sumberdaya yang digunakan, karena usaha tersebut memerlukan dana untuk pemenuhan biaya-biaya operasi dan investasi dari usaha baru sampai
18
tingkat pengembalian modal. Secara matematis, perhitungan IRR dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝐼𝑅𝑅 = 𝑖1 +
𝑁𝑃𝑉1 (𝑖 − 𝑖2 ) 𝑁𝑃𝑉1 − 𝑁𝑃𝑉2 1
Dalam hal ini, IRR = internal rate of return. i1 = Suku Bunga yang menghasilkan NPV positif. i2 = Suku Bunga yang menghasilkan NPV negatif. NPV1 = NPV positif. NPV2 = NPV negatif. -
Payback Period (PP) Perhitungan payback period pada usaha ini bertujuan untuk mengetahui waktu
atau periode pengembalian dari nilai total investasi yang dikeluarkan pada umur usaha. Usaha ini dikatakan layak jika nilai PP kurang dari umur usaha pembuatan batako, paving blok ata bata merah (PP < umur usaha). Perhitungan Payback Period secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : 𝐷𝑖𝑠𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡𝑒𝑑 𝑝𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 =
𝐼 𝑥 1 ℎℎ𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐴𝑏
Dalam hal ini, I = Nilai Investasi Ab = Kas Masuk Bersih yang telah di diskonto.
2)
Pengertian tentang produk domestik regional bruto dan nilai tambah Data produk domestik regional bruto (PDRB) adalah salah satu indikator
ekonomi makro yang dapat menunjukan kondisi perekonomian suatu daerah setiap tahun. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir (neto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi (BPS, 2012). Berdasarkan teori ekonomi, pengertian nilai tambah adalah nilai produksi dikurangi biaya antara (intermediate cost), yaitu biaya pembelian/biaya yang diperoleh 19
dari sektor lain yang telah dihitung sebagai produksi di sektor lain atau berasal dari impor (dihitung sebagai nilai produksi di negara pengekpor). Pada umumnya yang
termasuk dalam nilai
tambah
suatu
kegiatan
produksi/jasa adalah berupa upah/gaji, laba, bunga uang yang dibayarkan (berupa bagian dari biaya), dan pajak, serta sumbangan untuk pemberdayaan/ pengembangan masyarakat lokal.
20
Zircon sand
Ket : Sudah ada pabrik
Fusion with carbon
Milling
Micronised Zircon
Fused Zirconia
Zircon Flour Frit s Foundry sand, mould washes, investment casting shells
Firing
Thermal dissocation
Caustic fusion
Impure zirconia and silica
Sodium zirconate
Reaction with NaOH
Reaction with acid
Insoluble zirconia filtrate
Soluble zirconia salt
Sintering, firing or fusion Ceramic tiles sanitary ware
Glassmaking
Acid Dissolution Zirconium oxychloride
Zirconium hydroxide precipitate
Zirconia in glass screens, display panels
Zirconium tetrachloride
Reaction with NH2OH or NaOH
Reaction with NaOH
Sintering, Firing or fusion
High temperature chorination
Reduction with magnesium (Kroll process )
Calcination Zirconium chemicals
Chemically produced zirconia Ceramic pigments
Abrasives
Engineering Ceramics
Refractories
Catalysi s
Electronic component s
Sold electrolyte devices
Gemstones, glasses, lasers, cosmetics
Antiperspirants, paint dries, paper coating etc
Zirconium metal
Sumber : Poernomo H. (2012)
Gambar 2.1 Diagram alir tahap pengolahan pasir zirkon untuk berbagai produk industri hilir 21
BAB 3 PERKEMBANGAN ZIRKON
3.1
Ketersediaan Sumber Daya Zirkon Zirkon merupakan mineral ikutan (mineral asesori) pada batuan beku, terutama
pada batuan beku dalam (plutonik) yang kaya akan sodium seperti granit dan syenit. Zirkon di Indonesia umumnya berupa endapan letakan bersama sama pasir kuarsa pantai atau pasir kuarsa sungai. Dengan demikian zirkon akan banyak terdapat bersama sama dengan dengan endapan endapan sekunder yang batuan induknya berupa batuan beku dalam diantaranya granit dan syenit, seperti endapan timah sekunder di Provinsi Bangka Belitung, endapan sekunder emas di Pulau Kalimantan dan di tempat lainnya. Di dalam mineral pasir zirkon (ZrSiO4) terkandung juga beberapa senyawa berharga lain seperti titanium dalam mineral rutile (TiO 2) dan ilmenite (FeTiO2), logam tanah jarang (LTJ) seperti (Y, Dy, Tb, Gd, La, Ce, Nd, Pr, Sm), dan naturally occurring radioactive materials (NORM) seperti U3O8 dan ThO2 (Poenomo, H., 2012), contohnya beberapa senyawa berharga tersebut terkandung di dalam pasir zirkon dari Tumbang Titi Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat. Walaupun belum terdapat angka pasti yang menunjukan besarnya potensi pasir zirkon Indonesia, namun penyebaran mineral ini telah diketahui terdapat di beberapa wilayah, seperti di daerah Hatapang (Provinsi Sumatera Utara), Pulau Karimun Kundur dan Pulau Bintan (Provinsi Kepulauan Riau), Pulau Bangka dan Belitung (Sumatera bagian selatan), daerah Tumbang Titi Kabupaten Ketapang (Provinsi Kalimantan Barat), daerah Kasongan (Provinsi Kalimantan Tengah), Semboja (Provinsi Kalimantan Timur serta daerah Papua. 3.1.1
Zirkon di Provinsi Bangka-Belitung Keberadaan zirkon di perairan Bangka - Belitung sebagai endapan alluvial
bersama pasir timah dan mineral ikutan lainnya telah dikenal sejak lama. Berakhirnya aktivitas penambangan PT. Timah Tbk. di Pulau Belitung masih
22
menyisakan potensi bijih timah, dimana pada beberapa wilayah bekas tambang milik PT. Timah Tbk. terdapat kegiatan Tambang Inkonvensional (TI) yang menurut para penambang timah masih ekonomis untuk dimanfaatkan dengan menggunakan metode penambangan yang sederhana. Saat ini, Tambang Inkonvensional (TI) hanya menambang bijih timah tanpa memanfaatkan mineral ikutan yang lainnya, seperti zirkon, xenotim, monazite, ilmenit, dan
hematit. Di beberapa tempat di daerah Pulau Belitung dari pengamatan
mineralogi butir menghasilkan prosentase zirkon sebesar 23,15 % dan 26,14 % dari berat konsentrat yang dihasilkan oleh Tambang Inkonvensional (TI). Peta wilayah kuasa pertambangan timah (WKPT) di pesisir pantai dan daratan yang tengah dikerjakan di Bangka Belitung dapat ditunjukan pada Gambar 3.1.
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi bangka Belitung, 2013.
Gambar 3.1 Wilayah usaha pertambangan timah yang mengandung zirkon di Provinsi Bangka-Belitung Zirkon di Kabupaten Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diperkirakan terdapat bersamaan dengan endapan timah sekunder, baik berupa endapan sungai maupun
23
endapan pantai. Butirannya yang halus dan warna yang bening agak sulit dibedakan dari butiran kuarsa yang banyak dijumpai di seluruh wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagaimana endapan timah, untuk mengetahui potensi zirkon ini perlu dilakukan penelitian dan eksplorasi lebih lanjut. Berdasarkan data geologi hampir di semua wilayah baik didarat maupun di laut mempunyai cadangan timah yang dikenal dengan istilah world’s tin belt (sabuk timah dunia). Jumlah sumber daya timah di Bangka-Belitung diperkirakan sekitar 714.208 ton tersebar di Kabupaten Bangka Barat, Bangka Tengah, Belitung dan Belitung Timur. Jumlah cadangan diperkirakan sekitar 445.848 ton, masing-masing terdapat di Kabupaten Bangka Barat sekitar 314.233 ton, Bangka Tengah (87.531 ton) dan Belitung Timur (44.084 ton), lihat Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Sumber daya dan cadangan timah di Provinsi Bangka-Belitung (ton) Lokasi Bangka Barat
Sumber daya (ton) Tereka Terunjuk Terukur 113.026 360.017
Jumlah
Cadangan (ton) Terkira Terbukti 231.594 82.639
Jumlah
473.043
Bangka Tengah
78.321
21.306
1.435
101.062
4.349
83.182
87.531
Belitung Belitung Timur Jumlah
78.321
92.793 3.226 230.351
44.084 405.536
92.793 47.310 714.208
34.296 270.239
9.788 175.609
44.084 445.848
314.233
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi bangka Belitung, 2013.
Pasir zirkon yang berasal dari tailing pencucian timah, masih banyak mengandung mineral ikutan salah satunya adalah pasir zirkon dengan kandungan
sekitar
18,30%
(Akbar,
2010).
Berdasarkann
besarnya
kandungantersebut, diperkirakan sumber daya pasir zirkon di Bangka-Belitung sekitar 212.290 ton. Menurut Akbar, M.A (2010) dalam tulisannya yang berjudul Studi Ekstraksi Zirkon-Hafnium Dari Tailing Pencucian Timah Bangka Dengan Metoda Analisis Magnetik berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan bahwa :
24
-
Pasir zirkon yang berasal dari tailing pencucian timah, Bangka masih banyak mengandung mineral ikutan yang perlu dipisahkan dengan cara fisik (magnetic separator).
-
Mineral ikutan tersebut antara lain, ilmenit, monasit/xenotim dan kuarsa bebas, perlu penanganan yang lebih tepat guna mendapatkan kadar zirkon yang lebih tinggi.
-
Peleburan dengan menggunakan Na-peroksida dapat menghasilkan zirkon yang lebih bersih dibandingkan dengan menggunakan NaOH granular, seperti yang pernah dilakukan penelitian sebelumnya.
-
Kadar zirkon yang dapat dicapai dari proses peleburan menggunakan Na peroksida adalah 94,76%. Peningkatan kadar ini signifikan mengingat bahan bakunya hanya mengandung zirkon 18,30%.
3.1.2
Zirkon di Pulau Kalimantan Zirkon di Pulau Kalimantan terdapat di sepanjang aliran sungai mengikuti
penyebaran endapan alluvial emas dan rawa rawa. Endapan-endapan placer yang mengandung zirkon di Pulau Kalimantan teridentifikasi dari hasil pendulangan aluvium untuk mendapatkan emas dan intan (Rodiana, 2007 dalam Poernomo H., 2012), yang hingga saat ini masih terbatas di daerah-daerah tertentu dalam wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah (Gambar 3.2).
25
Sumber : Poernomo H. (2012)
Gambar 3.2
1)
Peta lokasi sejumlah kabupaten di Pulau Kalimantan tempat terindentifikasinya endapan placer mengandung zirkon
Provinsi Kalimantan Barat
Kabupaten Kapuas Hulu Zirkon berasosiasi dengan emas ditemukan dalam endapan placer dari jenis point bar yang teridentifikasi sebagai bagian dari aluvium purba, tersebar di wilayahwilayah pertambangan rakyat di desa Nanga Sangan, Riam Mengelai dan Nanga Betung, Kecamatan Boyan Tanjung. Aluvium purba dapat dikenali dengan mudah karena membentuk bentang alam dataran aluvial, sementara ketebalan endapan point bar yang dapat teridentifikasi dari bukaan penambangan berkisar antara 6 hingga 10 meter. Volume kandungan zirkon berdasarkan hasil analisis butir mineral dapat mencapai 10% dari volume total konsentrat hasil pendulangan (Tim Konservasi Kapuas Hulu-PMG, 2006 dalam Poernamo H., 2012), diduga merupakan hasil rombakan dari batuan sumber tonalit yang membentuk Tinggian Semitau.
26
Kabupaten Sekadau Menurut berita dari Harian Rakyat Kalbar, Jumat 26 Agustus 2011, Kabupaten Sekadau cukup berpotensi menghasilkan pasir zirkon. Saat ini sudah ada empat perusahaan yang aktif menggali pasir zircon, yakni PT. Mulia Bravo Indonesia, PT. Sung Putra Persada, PT. Sekadau Membangun dan PT. Agung Persada. Kabupaten Landak Di daerah lingkungan Demuan, Sei Ruang Baam dan Sei Pantek, Desa Tebedak, Kecamatan Ngabang, zirkon ditemukan di dalam aluvium yang diduga merupakan hasil rombakan batuan granitik dan tonalit berasal dari Blok Kalimantan Barat. Zirkon teridentifikasi berukuran butir sangat halus bersama mineral berat lain dengan volume kandungan berkisar 0,0001% hingga 0,14% di dalam endapan aluvial masa kini dan purba yang masing-masing mempunyai luas sebaran antara 165 hingga 360 ha, ketebalan rata-rata antara 2,75 hingga 8,5 m. Kabupaten Sanggau Daerah Malenggang, Balai Karangan, Kabupaten Sanggau merupakan salah satu daerah penghasil emas di Provinsi Kalimantan Barat, daerah ini umumnya ditutupi oleh lapisan tanah penutup berwarna merah atau putih kekuningan dengan ketebalan sekitar 1,0 m sampai 5,0 m yang umumnya menutupi endapan aluvial mengandung emas dengan ketebalan bervariasi antara 0,5 m sampai 1,5 m terutama terdiri dari pasir kuarsa, fragmen batuan kuarsa, kwarsit dan mineral zirkon, magnetit, turmalin, mineral berat lainnya serta limonit. Batuan yang mendasari endapan emas aluvial terdiri dari batupasir kotor/grewacke dan batulempung. Dengan ketebalan lapisan pembawa emas rata-rata 0,75 dapat diketahui volume potensi endapan emas aluvial sisa penambangan di daerah Takalong Miru sebanyak 31.483.125 m3, daerah Takalong Samaras volume potensi endapan aluvial tertingggal 562.500 m3 dan daerah lainnya seperti di daerah Taye dan Lubuk Pawon penyebaran endapan aluvial mengikuti lembah sungai dan sulit untuk diketahui luasnya. Analisis butir beberapa contoh konsentrat dan tailing memperlihatkan mineral ilmenit dan zirkon merupakan mineral dengan kandungan terbanyak, 27
kandungan ilimenit umumnya > 75% dan zirkon bervariasi antara 6% - 55%. Potensi sumber daya zircon di Kabupaten Kabupaten Sanggau lainnya terdapat di daerah Empado, Maengkok Sei Menduk, Desa Sejotang, Kecamatan Tayan Hilir. Placer merupakan bagian dari aluvium masa kini dan purba, hasil rombakan batuan granitik dan tonalit berasal dari Pegunungan Schwaner yang dibawa oleh aliran Sungai Kapuas dan Sungai Tayan. Luas sebaran mencapai lebih dari 300 ha, ketebalan rata-rata berkisar antara 3,25 hingga 4,5 m dan mengandung 0,0001 – 0,00015% zirkon, berasosiasi dengan emas yang hingga saat ini masih ditambang dengan cara pendulangan. Kabupaten Melawi Zirkon di dalam placer berasosiasi dengan emas di daerah-daerah bekas penambangan emas aluvial, ditemukan di 12 lokasi yang tersebar di lima wilayah kecamatan: Nanga Pinoh, Nanga Ella Hilir, Menukung, Nanga Sayan, dan Nanga Sokan. Mineral terdiri atas butiran berukuran halus s/d sedang, warna bervariasi, bentuk butir menyudut tanggung dengan volume kandungan zirkon umumnya <7% dan dapat mencapai hingga 34,48% dari volume total konsentrat. Sama halnya dengan yang terjadi di Kabupaten Sanggau, bahwa zirkon dalam placer di wilayah ini diduga merupakan hasil rombakan batuan sumber granit dan tonalit berasal dari Pegunungan Schwaner. Kabupaten Bengkayang Wilayah bekas tambang Monterado di Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat, dengan luas wilayah bekas tambang sekitar 3.084 Ha. Sumber daya 3
3
emas pada tailing sebesar 83.268.000 m @ 51 mg/m , atau 42,4 ton logam emas. Sumber daya emas aluvial insitu di hulu Sungai Raya yang belum ditambang sebesar 3
3
4.626.000 m @ 136 mg/m atau 0,629 ton logam emas.
Potensi bahan galian lain yang terdapat bersamaan dengan emas aluvial adalah zirkon, pasir kuarsa dan tanah urug dengan jumlah yang cukup besar. Zirkon berupa bahan galian lain atau mineral ikutan pada proses pengolahan emas aluvial. Hasil analisis butir dari beberapa conto endapan aluvial (raw 28
material) menunjukan persentase berat zirkon antara 0,008 - 0,16 % dan presentase zirkon pada konsentrat (setelah pendulangan) antara 3,87-100%. Kabupaten Ketapang Endapan zirkon di Kabupaten Ketapang diperkirakan terdapat di beberapa lokasi di daerah Kecamatan Kendawangan, terutama pada daerah penyebaran Endapan Rawa (Qs) yang tersebar cukup luas di bagian barat dan selatan wilayah Kecamatan Kendawangan. Endapan zirkon tersebut diperkirakan berasal dari hasil rombakan batuan Granit Sukadana yang terdapat di bagian hulu sungai Kendawangan yang kemudian mengalami transportasi dan pengendapan kembali bersama-sama dengan pasir kuarsa. Volume endapan pasir mengandung zirkon mencapai sekitar 240.000.000 m3. Dari hasil pendulangan sekitar 20 kilogram pasir conto asal diperoleh konsentrat dulang rata-rata seberat 68 gram yang rata-rata mengandung butiran mineral zirkon sekitar 20% volume. Kandungan zirkonnya setara dengan 20% x 68 gr / 20.000 gr atau sekitar 0,068 persen dari contoh asal (pasir). Dengan demikian potensi sumber daya tertunjuk zirkon mencapai sebesar 0,068% x 240.000.000 m3 atau sekitar 163.000 m3 atau sekitar 750.000 ton.
Sumber daya dan produksi pasir zirkon Provinsi Kalimantan Barat Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Gubernur Provinsi Kalimantan Barat (2012), menyebutkan bahwa sumber daya (hipotik) pasir zirkon yang tersebar di Provinsi Kalimantan Barat sekitar 167.141.100 ton (bijih), cadangannya sekitar 44.700 ton (bijih). Hingga tahun 2013, sudah ada 8 perusahaan yang telah memiliki IUP di Provinsi Kalimantan Barat yang berencana untuk membangun pengolahan pasir zirkon. Satu perusahaan diantaranya IUP dengan status operasi khusus (OPK), 5 berstatus operasi produksi (Distamben Kalimantan Barat, 2013). Produksi pasir zirkon di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2011 sebanyak 45.000 ton, meningkat sangat tajam (yaitu 542,86%) dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya 7.000 ton (Gambar 3.3). Besarnya kenaikan ini dipicu oleh tinggi 29
permintaan pasir zirkon dunia, khususnya Cina. Namun sejak terbitnya Permen ESDM No. 20 Tahun 2013, produksi pasir zirkon mengalami penurunan hingga 85,58% pada tahun 2012 dan untuk sementara
banyak pemilik IUP menghentikan usaha
penambangan. Bersamaan dengan itu pula, beberapa perusahaan berencana membangun pabrik pengolahan zirkonium silikat dan bahkan diantaranya ada yang telah berproduksi, yaitu PT. Monokem Surya. Perusahaan lain yang saat ini tengah membangun adalah PT. Mulia Bravo, sedangkan yang berencana akan membangun
Produksi (ton)
adalah PT. Jaklindo, lokasi kedua pabrik tersebut berada di Kabupaten Pontianak.
45000 40000 35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0
45000
4482
2008
3000
2009
7000 6489
2010
2011
2012
tahun Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kalimantan Barat (2013).
Gambar 3.3 Produksi pasir zirkon Provinsi Kalimantan Barat tahun 2008 – 2012 (ton)
2)
Provinsi Kalimantan Tengah Pasir zirkon di Kalimantan Tengah dijumpai di Kabupaten Sukamara,
Kotawaringin Barat, Seruyan, Kotawaringin Timur, Katingan, Kota Palangka Raya, Gunung Mas, Kapuas dan Pulang Pisau.
30
Kabupaten Katingan Endapan zirkon di daerah Katingan dijumpai sebagai hasil rombakan dari batuan asal pembawanya, seperti granit, di endapkan dalam endapan alluvial maupun sedimenter. Pada endapan alluvial zirkon terendapkan bersama sama pasir kuarsa, hematit, ilmenit, rutil dan magnetit. Konsentrasi zirkon dalam batuan endapan alluvial sangat bervariasi, sulit menentukan pengontrolnya, berat jenis zirkon (4,6 – 4,7) hampir dua kali lipat berat jenis kuarsa (2,65) sehingga dalam pengendapannya akan terbentuk bersama pasir kuarsa yang lebih kasar. Zirkon dalam bentuk sedimenter umumnya mengendap mengikuti lapisan mineral berat yang berbutir halus, membentuk lapisan tipis yang berwarna kehitaman pada lapisan satuan batuan sedimen, walaupun tidak selalu begitu. Zirkon dalam satuan batuan sedimen di daerah Katingan terdapat pada satuan batuan Formasi Mentemoi. Formasi ini di daerah Katingan merupakan pembawa bahan galian atau mineral detritus (rombakan). Untuk menentukan distribusi kandungan zirkon dalam batuan ini perlu dilakukan eksplorasi (penyelidikan) yang lebih rinci. Zirkon di daerah Pendahara, Kecamatan Tewang Sanggalang Garing merupakan zirkon yang berasosiasi dengan mineral hitam, warna konsentrat hitam, diendapkan bersama endapan aluvial dan sedimen Formasi Mentemoi, sebagian telah ditambang oleh penduduk setempat. Luas sebaran 939 ha. kandungan konsentrat per m3 sekitar 374 Kg, kandungan zirkonnya 313 kg/m3. Tebal rata-rata 3 m, volume pasir pembawa zirkon 28.170.000 m3, rata-rata kandungan zirkon 11%, sumberdaya pasir zirkon 8.800.000 ton. Zirkon di daerah Petak Puti, Kecamatan Katingan Tengah, berbutir halus, warna konsentrat kehitaman, terdapat dalam satauan aluvial dan sedimen, sebagian area merupakan wilayah tambang emas penduduk setempat. Luas sebaran sekitar 212 ha, kandungan konsentrat per m3 sekitar 212,64 Kg, kandungan zirkonnya 8,02 kg/m3. Ketebalannya rata-rata 3 m, volume pasir pembawa zirkon 6.630.000 m3, kandungan rata-rata zirkon 2.691 ppm, sumberdaya pasir zirkon 50.000 ton.
31
Zirkon di daerah Tewang Panjang, Kecamatan Katingan Tengah, berbutir halus, warna konsentrat kehitaman, terdapat dalam satuan batupasir kuarsa Formasi Mentemoi. Luas sebaran 125 ha Kandungan konsentrat per m3 sekitar 3,65 Kg, kandungan zirkonnya 14 gr/m3. Tebal rata-rata 3 m, volume pasir pembawa zirkon 3.750.000 m3, kandungan rata-rata zirkon 6 ppm, sumberdaya pasir zirkon 54 ton. Zirkon di daerah Cempaga Buang, atau Seluang, Kecamatan Katingan Hilir berbutir halus, warna konsentrat kemerahan, terdapat dalam satuan aluvial dan sedimen. Luas sebaran 107 ha, tebal rata-rata 3 m, volume pasir pembawa zirkon 3.210.000 m3. Kadar rata – rata zirkon 0,0582%, sumberdaya pasir zirkon 4.800 ton. Zirkon di daerah Pegatan, Kecamatan Katingan Kuala merupakan endapan aluvial pantai dan aluvial sungai, sebaran memanjang sepanjang pantai Pegatan bagian barat, berbutir halus, warna konsentrat kemerahan. Sebaran memanjang sepanjang pantai barat seluas 441 ha. Kandungan konsentrat per m3 sekitar 11,5 Kg, kandungan zirkonnya 31 gr/m3. Rata-rata ketebalan 2 m, volume pasir pembawa zirkon 8.820.000 m3, kandungan rata-rata zirkon 12 ppm (part per million), sumberdaya pasir zirkon 270 ton. Hasil Eksplorasi Umum Endapan Zirkon oleh Martua Raja .P., dkk. (2007) di sebagian daerah Kecamatan Tewang Sangalang Garing, Kecamatan Katingan Hilir dan Kecamatan Tasik Payawan. Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah, sebaran satuan batuan yang mengandung pasir zirkon di daerah tersebut terdapat di 4 (empat) wilayah : a.
Katingan Barat : meliputi wilayah sebagian wilayah yang termasuk dalam Kecamatan Pulau Malan, Tewang Sanggalang Garing, Katingan Hilir dan Tasik Payawan, sebaran meliputi satuan batuan Batu Pasir Lempungan (Psl), satuan batuan Batu Pasir (Ps) dan Aluvium (Qa). Luas sebaran 37.750 ha. Prosentase konsentrat rata-rata 10%, volume konsentrat sekitar 151 juta meter kubik.
b.
Katingan Tengah : meliputi wilayah Desa Pendahara, Kecamatan Tewang Sanggalang Garing, sebaran meliputi satuan batuan Batu Pasir (Ps). Luas sebaran 1.900 ha, prosentase konsentrat rata-rata 8%, volume konsentrat sekitar 6 juta meter kubik. 32
c.
Katingan Utara : meliputi wilayah Desa Tewang Menyangen, Kecamatan Tewang Sanggalang Garing, sebaran meliputi satuan batuan Batu Pasir Konglomeratan (PsK). Luas sebaran 2.028 ha, prosentase konsentrat rata-rata 8%, volume konsentrat sekitar 6,5 juta meter kubik.
d.
Katingan Timur : meliputi wilayah Desa Kereng Humbang, Kecamatan Katingan Hilir, sebaran meliputi satuan batuan Batu Pasir Konglomeratan (PsK) dan satuan batuan Aluvium. Luas sebaran 1.890 ha, prosentase konsentrat rata-rata 8%, volume konsentrat sekitar 6 juta meter kubik.
Kabupaten Seruyan Mineral zirkon di wilayah ini ditemukan dalam aluvium dan merupakan hasil rombakan dari batuan granitik berasal dari Pegunungan Schwaner, berukuran butir halus berasosiasi dengan kuarsa dan kasiterit. Sebaran aluvium mengandung mineral ini ditemukan di desa-desa Pematang Tambat, Sungai Bakau Pal 7 dan Sungai Pucuk, Kecamatan Seruyan Hilir; Desa Sembuluh I, Kecamatan Danau Sembuluh dan Desa Asam Baru (Air Kuning), Kecamatan Hanau. Kabupaten Waringin Timur Salah satu jenis zirkon di wilayah ini teridentifikasi mempunyai titik lebur sekitar 2.430oC dan dimanfaatkan untuk bahan refraktori tinggi, sementara zirkon lainnya digunakan untuk pelapis dan perhiasan. Sebaran zirkon ditemukan di wilayah Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Kecamatan Mentaya Hulu, teridentifikasi berada di dalam aluvium hasil rombakan terutama batuan sumber granit yang berasal dari bagian tepi Pegunungan Schwaner. Kedua jenis endapan placer yang disebut terakhir ini diperkirakan dapat ditemukan di bagian-bagian garis pantai dan laut dalam wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Secara geologi endapan pasir zircon dijumpai di Formasi Dahor dan aluvium. Lokasi-lokasi yang biasanya mengandung endapan pasir zircon tinggi adalah yang berada di dasar atau kanan/kiri sungai atau anak-anak sungai berupa endapan channel atau teras sungai. Sebelum pasir zirkon laku dijual, beberapa perusahaan tambang yang melakukan ekplorasi emas aluvial melaporkan bahwa pada saat mereka melakukan pendulangan dalam rangka mencari emas diperoleh konsentrat mineral berat rata-rata 5,6 kg/m3 yang komposisinya 33
seperti pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Komposisi kimia yang terkandung dalam setiap 5,6 kg/m3 konsentrat mineral berat. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
MINERAL Zirkon (ZrSiO4) Ilmenite (FeTiO2) Leucoxene Magnetite Garnet Rutile (TiO2) Epidot Sphene Hornblende
DAS KATINGAN 59,50% 1,00% 32,50% 4,70% 0,90%
DAS KAHAYAN 17,10% 55,50% 12,1 %5,30% 1,30% 2,60% 2,60% 2,40%
DAS SEKONYER 75,50% 6,60% 2,60% 6,50% -
10
Spinel
-
1,10%
-
11
Maghemite
0,7 %-
-
-
12 13
Tourmaline Pyrite (FeS2)
0,50% 0,20%
-
-
14
Kuarsa (SiO4)
-
-
8,80%
Keterangan : DAS = Daerah aliran sungai Sumber : -
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah, 2013 http://kaltengmining.com/, 2013, Potensi / Sumberdaya (Resources) Zirkon Kalimantan Tengah.
Sumber daya dan produksi pasir zirkon di Provinsi Kalimantan Tengah Berdasarkan data tersebut serta data luasan wilayah eks pertambangan emas tanpa izin serta hasil-hasil perhitungan jumlah endapan pasir yang dilakukan oleh perusahaan yang melaksanakan kegiatan eksplorasi emas aluvial Tim Kalteng Mining mencoba menghitung sumberdaya pasir zirkon di Provinsi Kalimantan Tengah. yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel 3.3. Sejak diterbitkannya UU no 4 Tahun 2009 tentang pertambangan Mineral dan Batubara, khususnya terkait dengan kewajiban pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri paling lambat tanggal 12 Januari 2014 dan menyusul terbitnya Permen ESDM No. 20 Tahun 2013, produksi pasir zirkon di Provinsi Kalimantan Tengah cenderung mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat di dalam
34
Gambar 3.4, dari tahun 2007 dengan produksi 78.890 ton turun menjadi 6.224 ton pada tahun 2010 sehingga rata-rata turun sebesar 42,21%.
Tabel 3.3
No.
Sumber daya (resources) hipotetik zirkon Kalimantan Tengah 1)
Lokasi DAS 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sungai Sekonyer Sungai Seruyan Sungai Mentaya Sungai Katingan Sungai Rungan Sungai Kahayan Sungai Muroi Sungai Kapuas Lokasi lainnya Total
Volume endapan pasir (m3)
Jumlah konsentrat/mineral berat (ton)
88.500.000 11.820.000 102.140.000 235.400.000 21.900.000 553.251.000 22.560.000 35.800.000 103.292.000
635.940 68.556 592.412 1.318.240 122..640 3.098.206 126.336 200.480 516.460
384.975 44.561 385.068 777.762 74.810 526.695 63.168 100.240 258.230
1.174.663.000
6.556.630
2.615.509
Sumber daya ZrSiO4 (ton)
Keterangan : 1) Data hipotetik Sumber : http://kaltengmining.com ( 2013).
Penyebab lain dari turunnya produksi adalah ada kebijakan pemerintah Provinsi yang tidak memberikan izin pengangkutan dan pengelolaan bahan galian (IP2BG) terhadap zirkon yang dihasilkan dari kawasan hutan yang belum di pinjam pakai sehingga produksi pasir zirkon mengalami penurunan. Produksi pasir zirkon yang legal diperkirakan akan mulai kembali setelah draft revisirencana tata ruang wilayah pertambangan (RTRWP) Kalimantan Tengah disetujui oleh Pemerintah Pusat. Diperkirakan tingkat produksi zirkon untuk tahun 2011 tidak sebanyak tahun 2008 karena kawasan areal pengguna lainnya (APL) di draft Revisi RTRWP yang disetujui Menteri Kehutanan lebih sedikit dibanding dengan RTRWP Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2003.
35
78.890 80.000
Produksi (ton)
70.000
59.575
60.000
51.020
50.000 40.000 30.000 20.000
6.224
10.000
0 2007
2008
2009
2010
Tahun
Sumber : www.kaltimmining.com Gambar 3.4 Produksi pasir zirkon Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2008 – 2010 (ton)
Jumlah pemegang IUP pasir zirkon di Provinsi Kalimantan Tengah yang tercatat hingga tahun 2013 sebanyak 121 perusahaan dengan luas keseluruhan mencapai 326.701 Ha (Tabel 3.4), jumlah tersebut menyebar hampir di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Tengah. Hal ini menjadi salah satu indikasi bahwa potensi sumber daya pasir zirkon di wilayah ini cukup besar dan 26,45% diantaranya sudah berproduksi.
36
Tabel 3.4 Daftar perusahaan tambang zircon di Kalimantan Tengah tahun 2013 Kabupaten/kota Jumlah IUP Luas wilayah (Ha) Barito Utara 2 4.006 Gunung Mas 16 77.115 Kapuas 25 115.321 Katingan 39 59.614 Palangkaraya 14 42.583 Kotawaringin Barat 13 8.865 Kotawaringin Timur 6 13.722 Pulau Pisang 2 1.525 Seruyan 4 3.950 Jumlah 121 326.701 Sumber : Dinas Pertambangan Provinsi Kalimantan Tengah (2013)
3.2 3.2.1
Perkembangan Perdagangan Zirkon Dalam Negeri Produksi Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa kualitas zirkon sangat tergantung
dari jenis industri yang menggunakannya. Di dalam industri keramik, jenis yang paling banyak digunakan adalah tepung zirkon (zircon powder) yang disebut zirkonium silikat (zirconium silicate) dengan kadar minimum 66% (Tabel 3.3). Saat ini, Indonesia baru memiliki tiga perusahaan penghasil zirkonium silikat, yaitu PT. Monokem Surya (MS) dan PT. Dian Lestari Sejahtera (DLS) dan PT. Iason Dunia Indonesia. Sedangkan perusahaan lain yang akan membangun adalah
PT.
Investasi Mandiri Interzircon, PT. Mandor Utama Mineral, PT. Lubuk Katingan Perdana, PT Irfan, dan PT. Prima Utama Minera l (Yazid, 2013). PT. DLS adalah perusahaan pertama di Indonesia yang memproduksi zirkonium silikat dengan kadar minimum ZrO2 ≥ 64%, ukuran butir produknya terdiri atas milled zirconium (+325 mesh dan +425 mesh) dan micronized zirconium (1,5-5 mikron). Pada tahun 2012, seluruh produksnya sekitar 7.450 ton untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, yaitu industri keramik sebanyak 3.700 ton, industri frit 2.500 ton, pasir cetak pada industri pengecoran logam 1.000 ton dan bahan tahan api 250 ton. Frit dan pengecoran logam adalah perusahaan yang paling banyak menggunakan zirkonium silikat berukuran milled zircon (+325 mesh dan +425 mesh). 37
Bahan baku yang digunakan untuk memproses zirkonium silikat adalah pasir zirkon yang berasal dari Provinsi Kalimantan tengah dengan kadar 40%, harganya sekitar US$490 per ton. Setelah diolah menjadi zirkonium silikat dengan kadar minimum 62%, harganya sekitar US$1.800 per ton. PT. MS, saat ini tengah membangun pabrik pengolahan (ZrO2+HfO2), pabrik ini ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2012 (Gambar 4.1). Perusahaan ini berencana akan memproduksi (ZrO2+HfO2) antara 2.000 ton per bulan atau 24.000 ton per tahun. Jenis zirkon yang diproduksi adalah konsentrat zirkon (65-66%), tepung zirkonium silikat (zirconium silicate flour) dan micronized zirconium (Foto 4.2). Peralatan pengolahan yang digunakan oleh PT. DLS ini (lihat Foto 4.3), hampir seluruhnya didatangkan dari luar negeri (impor), sebagian kecil dari mesin tersebut sudah dimodifikasi dan dibuat di dalam negeri. Mesin yang diimpor antara lain magnetic seperator, high tension seperator, ballmill, filter press, sebagian powder dryer. Mesin yang dibuat di dalam negeri adalah meja goyang, pengering pasir (sand dryer), perlengkapan ballmill, sebagian pengering tepung. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini antara lain konsentrat zirkon kadar 65%, zirconium flour 325 mesh, zirconium silicated nano dan zirconium silicated ultrafine (Foto 4.4). 3.2.2
Industri Pengguna Zirkon di Dalam Negeri
Dalam dunia industri, zirkon yang paling banyak digunakan ternyata zirkonium silikat (zirconium silicate). Industri yang paling banyak menggunakan komoditas ini adalah industri keramik (85,03%), disusul oleh pasir cetak dalam industri pengecoran logam (7,49%), kawat las (4,28%) dan industri frit atau glasir (3,21%). Jumlah perusahaan pengguna zirkon di Indonesia diperkirakan mencapai 190 perusahaan, 70,68% diantaranya adalah industri keramik (Tabel 3.5). Apabila dilihat dari sisi manfaat, konsentrat zirkon dengan kadar 65% belum memberikan manfaat langsung terhadap industri lainnya karena baru dapat digunakan untuk pengecoran saja. Pengguna akhir zirkon yang terbesar adalah sebagai opacifier
38
dalam pembuatan produk berbasis keramik seperti ubin, peralatan sanitasi dan peralatan makan (Poernomo H., 2012). Tepung zirkon dan micronized zirconium yang banyak digunakan untuk industri keramik, pasir zirkon berasal dari Provinsi Kalimantan Tengah.
Tabel 3.5 Daftar industri pengguna zirkonium silikat (buah) Jenis industri Bata tahan api Keramik Pasir cetak (pengecoran logam) Kawat las Frit
Jumlah 9 150 14 8 9
Sumber : - BPS (2012) - Kementerian perindustrian (2013)
1)
Industri keramik Keramik adalah berbagai produk industri kimia yang dihasilkan dari
pengolahan tambang seperti clay, feldspar, pasir silika dan kaolin melalui tahapan pembakaran dengan suhu tinggi. Industri keramik yang terdiri dari ubin keramik (ceramics tile), saniter (ceramics sanitary), peralatan makan (ceramics tableware) dan genteng. Sampai dengan tahun 2012, tercatat tidak kurang sekitar 159 perusahaan (Tabel 3.6) yang menghasilkan berbagai produk keramik, diantaranya 84 perusahaan ubin keramik, saniter 8 perusahaan, peralatan rumah tangga 35 perusahaan dan bata tahan api 9 perusahaan (BPS, 2013 dan Widjaya A., 2009). Perusahaan keramik yang tergabung dalam Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) sebanyak 59 perusahaan, terdiri dari industri ubin keramik (41 perusahaan), saniter (3 perusahaan) dan peralatan rumah tangga (15 perusahaan). Sedangkan perusahaan pendukung yang berperan sebagai pemasok bahan baku dan bahan penolong sebanyak 25 perusahaan. Asosiasi menguasai 90% pasar keramik di dalam negeri, sehingga menjadi barometer perkembangan industri frit dan
39
pengolahan pasir zirkon di Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus mengalami peningkatan, penduduk Indonesia yang saat ini sudah tercatat sekitar 240 juta jiwa terus mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan sebesar 1,3% per tahun. Hal ini meningkatkan kebutuhan terhadap rumah akan semakin meningkat pula.
Tabel 3.6 Jumlah perusahaan keramik Indonesia, Tahun 2012 (buah) Jenis produk
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Jawa Tengah
Jawa Timur
DIY
Bata tahan api
5
2
Ubin Peralatan rumah tangga
21
28
5
3
23
8
9
1
4
6
3
Saniter
3
2
1
1
Lainnya
6
3
7
3
38
6
Sumatera Utara
Bangka Belitung
3
1
Kalimantan Barat
Bali
Jumlah
2
Jumlah 43 44 7 Sumber : Kementerian Perindustrian (2013) Widjaya A. (2009)
8
9 84 4
35
1
3
23
1
7
159
1 4
8 1
Selama kurun waktu 2008-2012, produksi keramik Indonesia terus mengalami peningkatan sebesar 9,85% per tahun seiring dengan permintaan dalam negeri yang terus meningkat. Peningkatan permintaan ini tidak terlepas dari semakin stabilnya perekonomian Indonesia hingga akhir 2012 sebesar 6,30% dan pertumbuhan penduduk yang naik sebesar 1,3%. Jenis keramik yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk Indonesia adalah ubin keramik yaitu sebesar 95,5% dari seluruh produk keramik dalam negeri (Tabel 3.7).
40
Tabel 3.7 Produksi keramik nasional, tahun 2008 - 2012 (ton) Jenis Industri Batu tahan api (Refraktory) Ubin keramik (tile ceramic) Alat makan keramik (Tableware) Keramik saniter (sanitary) Barang keramik lainnya (keramik untuk laboratorium) Jumlah
2008
2009
Produksi (ton) 2010
2011
2012
57.256
58.401
59.569
60.761
61.976
4.015.323
3.330.000
3.370.572
3.720.352
3.794.759
40.000
40.800
41.616
42.448
43.306
57.369
56.104
56.104
57.226
58.371
23.763
24.238
24.723
25.217
25.722
4.193.711
3.509.543
3.552.584
3.906.004
3.984.133
Sumber : BPS (2013) Kementerian Perindustrian (2013)
Industri keramik sangat erat hubungannya dengan perkembangan di sektor perumahan, perkantoran, hotel dan lain-lain. Konsumsi keramik dalam negeri mengalami perkembangan yang fluktuatif dan sangat tergantung dari kebijakan pemerintah dalam hal pengembangan perumahan. Selain itu, pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan pendapatan per kapita penduduk sangat mempengaruhi kebutuhan akan rumah. Oleh karena itu, pemasokan dan permintaan keramik dalam negeri sangat fluktuatif mengikuti perkembangan perekonomian baik dalam maupun di luar negeri. Produksi batu tahan api Indonesia pada tahun 2012 sebesar 61.976 ton, namun jumlah tersebut tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang besarnya 128.856 ton (Tabel 3.8) sehingga Indonesia harus mengimpor sebanyak 71.375 ton. Konsumsi ubin keramik dalam negeri tahun 2012 mencapai 3.794.759 ton, hampir seluruh kebutuhan dalam negeri dipenuhi, hanya sedikit produk yang diimpor oleh Indonesia yaitu 150.416 ton. Pada tahun 2012, produksi peralatan rumah tangga dari keramik dalam negeri tercatat sebesar 41.616 ton. 29.299 ton diantaranya dieskpor sehingga Indonesia harus mengimpor sebanyak 23.378 ton. 41
Keramik saniter yang diproduksi sebanyak 58.371 ton, 11.107 ton diantaranya diekspor ke berbagai negara, sehingga untuk memenuhi kekurangan di dalam negeri, Indonesia harus mengimpor sebanyak 8.414 ton. Produksi dalam negeri untuk barang-barang dari keramik lainnya tercatat sebanyak 25.722 ton, hampir seluruh kebutuhan dalam negeri dapat terpenuhi walaupun harus mengimpor 4.837 ton.
Tabel 3.8
Penjualan keramik Indonesia menurut jenisnya tahun 2006 - 2012 (Ton)
Jenis Industri dan Penjualan
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
354.689
104.898
140.898
118.984
128.856
140.479
153.150
7.346
3.972
4.141
2.038
2.088
2.139
2.192
Batu tahan api Dalam negeri Ekspor Impor
307.002
52.736
87.783
62.621
71.375
83.694
98.140
Selisih (E-I)
-299.656
-48.764
-83.642
-60.583
-69.287
-81.555
-95.948
3.553.438
3.687.948
3.824.112
3.109.573
3.163.000
3.217.404
3.272.743
Ekspor
477.178
398.852
381.438
344.144
357.988
372.379
387.349
Impor
171.213
150.209
190.227
123.717
150.416
150.792
151.169
Selisih (E-I)
305.965
248.643
191.211
220.427
207.572
221.587
236.180
Dalam negeri
59.577
50.485
39.567
37.708
35.695
35.731
35.768
Ekspor
28.505
29.038
26.146
25.909
29.299
29.329
29.359
Impor
33.732
24.085
25.713
22.817
23.378
23.402
23.426
Selisih (E-I)
-5.227
4.953
433
3.092
5.921
5.927
5.933
Dalam negeri
43.140
45.774
49.328
52.725
53.411
56.354
59.459
Ekspor
19.374
17.187
17.665
11.853
11.107
11.719
12.365
Impor
7.373
6.717
9.624
8.474
8.414
8.871
9.353
Selisih (E-I) 12.001 10.470 Barang dari keramik lainnya (keramik lab, insulator)
8.041
3.379
2.693
2.848
3.012
Ubin keramik Dalam negeri
Peralatan rumah tangga
Saniter
Dalam negeri
17.686
17.254
18.892
22.121
21.279
22.360
23.496
Ekspor
7.842
9.084
7.672
6.459
8.281
8.544
8.814
Impor
2.688
3.041
2.801
4.342
4.837
5.703
6.725
Selisih (E-I)
5.154
6.043
4.871
2.117
3.444
2.840
2.090
Sumber : Kementerian Perindustrian (2013).
Di antara kebutuhan keramik dalam negeri, ternyata jenis ubin keramik paling 42
banyak dikonsumsi (Tabel 3.6), hal ini dikarenakan sektor perumahan di Indonesia mulai mengalami perkembangan yang sangat signifikan sehingga kebutuhan akan ubin keramik juga meningkat. PT. Saranagriya Keramik (salah satu anggota Asaki) setiap tahun memproduksi ubin keramik sekitar 720.000 m2, kebutuhan frit selama setahun sebanyak 6.000 ton dan kebutuhan zirkon silikat 600 ton dengan ukuran ≤ 5 micron. Rasio penggunaan frit dalam setiap meter persegi adalah 0,0083 : 1. Zirkonium silikat yang digunakan di perusahaan ini di impor dari Australia dan Afrika Selatan, sedangkan frit di impor dari Cina. PT. Arwana Nuansa Keramik Kabupaten Serang, setiap tahun memproduksi ubin keramik sebanyak 16 juta m2, 99% produksinya dijual di dalam negeri dan untuk segmen pasar menengah ke bawah. Frit yang digunakan sebagian besar dipasok dari tiga perusahaan di dalam negeri dan sebagian lagi dipasok dari Jepang dan Australia. Kebutuhan frit perusahaan ini setiap tahun sekitar 3.000 ton, sehingga rasio penggunaan frit dalam setiap meter persegi adalah 0,0002 : 1. PT. KIA dengan tingkat produksi 9,4 juta ton membutuhkan zirkonium silikat sebesar 300 ton dan frit sekitar 10.800 ton per tahun yang diimpor dari Malaysia. Perusahaan ini mengharapkan bahwa ada perusahaan dalam negeri yang dapat menjadi pesaing zirkon impot, baik dari sisi kualitas maupun harga. Volume produksi keramik PT. Arwana Citra Mulya Gresik per tahun sekitar 18,5 juta m2, zirkonium silikat yang dikonsumsi sekitar 150 ton dan frit 4.500 ton, kedua produk tersebut diperoleh dari dalam negeri. PT. American Standard Indonesia merupakan salah satu penghasil saniter keramik yang memproduksi 760.000 buah per tahun membutuhkan frit sebanyak 24 ton dari dalam negeri, sedangkan zirkonium silikat sebanyak 300 ton yang dibeli dari Malaysia.
2)
Industri frit Produksi frit di dalam negeri hanya diproduksi oleh beberapa perusahaan saja
dan yang tercatat adalah PT. Chandra Silamas Co, PT. Ferro Mas Dinamika, PT. China 43
Glaze Indonesia, PT. Unicer Indoasia, PT. Torrecid Indonesia, PT. Esmalglass Indonesia, PT. Smaltochimica Asia, PT. Wanxing Indonesia dan PT. Colorobbia Indonesia (Widjaya, A., 2009). PT. China Glaze Indonesia saat ini memproduksi frit sebanyak 36.000 ton per tahun, jenis frit yang diproduksi adalah transparents frit dan opaque frit. Sekitar 28.000 ton (77,78%) produknya dijual di dalam negeri, sisanya sebesar 8.000 ton di ekspor. Produk perusahaan ini untuk memenuhi kebutuhan industri keramik dan saniter. Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi frit ini adalah zirkonium silikat dan tepung dengan kebutuhan 720 ton per tahun. 480 ton di antaranya diperoleh dari dalam negeri dan 240 ton diimpor dari Afrika Selatan. Demikian pula halnya dengan PT. Colorobbia yang memproduksi frit dengan jenis yang sama, namun produksinya lebih rendah yaitu sekitar 24.000 ton per tahun. 17.000 ton (70%) diantaranya dipasok untuk kebutuhan dalam negeri dan 30% sisanya diekspor, seluruh produknya digunakan oleh industri keramik. Salah satu bahan baku yang digunakan untuk membuat frit ini adalah konsentrat zirkon kadar 65% dengan kebutuhan per tahun 2.400 ton. 1.200 ton diantaranya diperoleh dari dalam negeri, 1.200 ton lainya diimpor dari negara Spanyol. Selama kurun waktu 2007-2012, pertumbuhan volume ekspor frit dan glasir Indonesia rata-rata meningkat sebesar 56,16%. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 5.251 ton, naik sangat signifikan yaitu 184,22% dibandingkan dengan tahun 2011 (1.848 ton). Glass frit dan oth glass adalah produk frit yang paling banyak diekspor, jumlahnya mencapai 14.999 ton (Tabel 3.9). Volume impor frit dan glasir yang mengandung zirkon pada tahun 2012 jauh lebih besar dibandingkan dengan volume ekspor yaitu sebesar 41.119 ton, atau naik sebesar 53,83% dibandingkan dengan tahun 2011 (26.730 ton). Laju pertumbuhan volume impor frits dan glasir Indonesia dalam kurun waktu yang sama lebih lambat dibandingkan laju pertumbuhan volume ekspor yaitu 19,14%. Akan tetapi, dari neraca perdagangan selama kurun waktu tersebut, Indonesia selalu mengalami defisit perdagangan rata-rata sebesar 23.670 ton per tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa industri pengguna frit dan glasir bermuatan zirkon cukup banyak di Indonesia, 44
terutama industri keramik (lihat Tabel 3.8). Di dalam tabel tersebut (tahun 2012), ternyata jenis glass frit dan oth glass adalah produk terbesar yang diimpor oleh Indonesia, jumlahnya mencapai 91.847 ton.
Tabel 3.9
Realisasi volume ekspor - impor frit Indonesia , Tahun 2007-2012 (ton)
Uraian
2007
Ekspor Prepared pigments, prep opacifiers prep colors & similar prep Enamel frits Oth vitrifiable enamels & glazes, engobe (slips) similar prep Glass frit & oth glass, in the form of powder granules or flakes Jumlah Impor Prepared pigments, prep opacifiers prep colors & similar prep Enamel frits Oth vitrifiable enamels & glazes, engobe (slips) similar prep Glass frit & oth glass, in the form of powder granules or flakes Jumlah
2008
2009
2010
2011
2012
311
360
358
434
616
3.100
524
270
433
471
194
87
93
58
103
163
1.037
2.064
739
578
1.205
3.909
11.099
14.999
1.666
1.267
2.099
4.977
12.946
20.251
6.154
7.399
6.874
8.061
11.150
9.429
8.177
8.019
5.363
6.089
5.015
6.400
4.462
7.622
7.106
9.519
10.566
25.290
92.923
94.022
63.843
79.467
84.966
91.847
111.715
117.062
83.186
103.136
111.696
132.966
Sumber : Kementerian Perindustrian (2013)
Berdasarkan hasil wawancara, kedua perusahaan ini menyatakan bahwa kualitas zirkon dalam negeri lebih bagus dari pada kualitas zirkon yang diimpor dan untuk saat ini sulit mencari pengganti fungsi zirkon. Sedangkan 7 perusahaan frit lainnya belum diketahui jumlah produksinya sehingga belum diketahui secara pasti jumlah keseluruhan produksi frit di Indonesia.
3.2.3
Ekspor, impor dan harga Apabila diperhatikan dari statistik perdagangan zirkon Indonesia dari
tahun 2007-2012 menunjukan bahwa volume ekspor zirkon Indonesia dalam bentuk pasir dan konsentrat naik sebesar sangat berfluktuasi dan sangat tergantung perkembangan pasar dunia.
Selama kurun waktu tersebut, laju
pertumbuhan ekspor zirkon Indonesia naik rata-rata sebesar 15,30%. Cina 45
merupakan negara terbesar yang menjadi tujuan ekspor pasir zirkon Indonesia, yaitu 96,26%, sisanya ke Jepang, Korea Selatan, Thailand dan Taiwan. Kenaikan yang paling tinggi terjadi pada tahun 2011 dengan volume sebesar 127.079 ton (156,48%), namun pada waktu lainnya selalu mengalami penurunan (Tabel 3.10). Tingginya ekspor tersebut diantaranya dipengaruhi oleh pesatnya pertumbuhan ekonomi dan industri di Cina, jumlah penduduk yang besar, pendapatan masyarakat yang meningkat sehingga permintaan terhadap perumahan sangat tinggi serta kebijakan pemerintah Cina di bidang perbankan sehingga mendorong sektor properti berkembang sangat pesat. Selain kebijakan ekonomi, kebijakan politik di Cina juga sangat mempengaruhi volume ekspor pasir zirkon Indonesia ke negara tersebut. Dengan kata lain, bahwa data historis tidak menjadi acuan perkembangan volume ekspor pasir zirkon Indonesia ke negara tujuan. Dalam periode yang sama, Indonesia juga mengimpor komoditas yang sama namun pertumbuhannya cenderung menurun dengan rata-rata 0,55%, pengimpor pasir zirkon terbesar adalah Afrika Selatan (17,91%), Malaysia (15,90%), Taiwan (15,03%), Italia (14,25%), Vietnam (8,39%) dan Spanyol (8,30%). Kenaikan impor pasir zirkon yang paling tinggi terjadi pada tahun 2010, yaitu sebesar 23,65%. Kenaikan ini disamping terjadi akibat naiknya permintaan keramik di sektor perumahan juga akibat turunnya pasokan pasir zirkon dalam negeri. Selama kurun waktu 2007-2012, neraca perdagangan volume maupun nilai ekspor pasir zirkon Indonesia lebih besar dari impornya, artinya Indonesia mengalami surplus perdagangan masing-masing sebesar 98.294 ton dan US$54,89 juta per tahun.
46
Statistik perdagangan pasir zirkon dalam Tabel 3.10, mengindikasikan bahwa Indonesia masih membutuhkan zirkon dari luar negeri, khususnya kelompok industri keramik yang tergabung dalam Asaki. Salah satu alasan yang dikemukakan adalah kualitas zirkon impor tersebut ramah lingkungan dan tidak berbahaya karena memiliki kandungan unsur radioaktif yang sangat kecil. Harga ekspor pasir zirkon Indonesia pada tahun 2012 adalah US$748,40 per ton, ternyata harga ini merupakan harga tertinggi selama kurun waktu enam tahun terakhir. Kondisi ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah Cina yang akan membangun sektor konstruksi dan perumahan pada tahun 2013, sehingga memerlukan banyak keramik.
Walaupun sempat
mengalami
penurunan sebesar 7,13% pada tahun 2010, namun harga pasir zirkon Indonesia selama kurun waktu tersebut cenderung stabil dengan kenaikan rata-rata sebesar 19,53%. Neraca perdagangan pasir dan konsentrat zirkon selama kurun waktu 2007-2012, baik secara volume maupun nilai mengalami surplus yang cukup signifikan. Walaupun mengalami surplus namun zirkon yang diekspor Indonesia dalam bentuk bahan mentah dengan kadar kurang dari 40% dan harganya lebih rendah dari harga zirkon yang diimpor (Tabel 3.10). Pada tahun 2012 ekspor pasir zirkon dan konsentrat zirkon Indonesia sebanyak 109.021 ton dengan nilai ekspor US$81.591.336, sedangkan volume impor sebanyak 10.727 ton dengan nilai US$26.698.849 surplus yang didapat sekitar $54.892.487. Akan tetapi harga zirkon yang diimpor Indonesia harganya US$2.488,86/ton, lebih mahal dibandingkan dengan harga ekspor zirkon yang hanya US$748,40/ton. Hal ini menunjukkan bahwa jenis zirkon Indonesia yang diekspor kualitasnya masih rendah dibandingkan dengan yang diimpor. Pada tahun 2013, pembangunan perumahan,
apartemen serta hotel di dalam negeri akan banyak membutuhkan keramik sehingga akan menjadi penyumbang terbesar dari tumbuhnya produksi pasir zirkon Indonesia termasuk zirkon impor. 47
Tabel 3.10 Neraca perdagangan pasir dan konsentrat zirkon Indonesia, tahun 20072012 (ton) 2007
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
Volume (Ton) Ekspor
111.031
64.579
62.617
49.548
127.079
109.021
Impor
13.503
18.687
14.612
18.067
16.896
10.727
Surplus/defisit
97.528
45.893
48.006
31.481
110.182
98.294
Ekspor
37.700.677
24.538.241
28.079.207
20.633.644
56.725.820
81.591.336
Impor
15.143.567
20.437.926
16.209.621
20.277.066
34.408.245
26.698.849
Surplus/defisit
22.557.110
4.100.315
11.869.586
356.578
22.317.575
54.892.487
Ekspor
339,55
379,97
448,42
416,44
446,38
748,40
Impor
1.121,50
1.093,73
1.109,37
1.122,34
2.036,43
2.488,86
Nilai (US$)
Harga (US$/Ton)
Sumber : Pusdatin Kementerian Perdagangan (2013)
3.3 Perkembangan Zirkon Dunia Australia dan Afrika Selatan adalah dua negara penghasil zirkon terbesar dunia, pada tahun 2012 produksi zirkon dunia tercatat sebesar 1.620.000 ton. 50% di antaranya berasal dari Australia, 26% dari Afrika Selatan, Cina (8%), Indonesia (4%), Mozambik (3%), India (2%) dan negara lainnya (2%), lihat Gambar 3.5. Dua per tiga produksi dunia disumbang oleh perusahaan Iluka. Kebutuhan zirkon dunia pada tahun 2012 tercatat sebesar 1.462.000 ton, naik sebanyak 21,64% dibandingkan dengan tahun 2005 (1.202.000 ton). 50,97% di antaranya dikonsumsi oleh Cina padahal pada tahun 2005 kebutuhannya hanya menyerap
25,37%
dari
konsumsi
dunia.
Cina
merupakan
negara
dengan
perkembangan konsumsi zirkon terpesat di dunia dengan laju pertumbuhan sebesar 14,43% (Gambar 3.6). Pesatnya perkembangan konsumsi zirkon Cina diikuti pula oleh pesatnya perkembangan impor zirkon bahkan impornya jauh melebihi kebutuhan zirkon negara tersebut. Hal ini dapat dilihat dalam Gambar 3.6, pada tahun 2005 impor zirkon Cina sebanyak 341.000 ton, padahal pada tahun yang sama jumlah pemakaiannya sekitar 305.000 ton. Kondisi seperti ini terus terjadi hingga tahun 2012, impor zirkon Cina 48
mencapai 1.055.000 ton (Gambar 3.7). Selama kurun waktu 2005-2012, pertumbuhan impor zirkon negara ini naik cukup signifikan, yaitu sebesar 18,40% per tahun.
Indonesia Mozambik India 4% 3% 2% Negara lainnya Cina 8% 8% Afrika Selatan 25%
Australia 50%
Sumber : Iluka (2013)
Gambar 3.5 Komposisi negara-negara penghasil zircon dunia Pesatnya pertumbuhan industri di berbagai sektor di negara Cina, ternyata mendorong pemerintah Cina untuk mengeluarkan kebijakan penghentian ekspor bahan baku sektor pertambangan yang dimiliki oleh negara tersebut, termasuk juga zirkon. Bahkan sebaliknya, negara ini telah mengimpor berbagai komoditas tambang dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan industri di dalam negeri, termasuk zirkon. Australia dan Afrika Selatan adalah dua negara yang paling banyak memasok kebutuhan zirkon Cina.
49
Cina
Negara lainnya
785
756
717
404
569
651
745
2009
2010
2011
2012 f
897
895
830
695
572
305
351
423
436
2005
2006
2007
2008
Sumber : Iluka (2013) f=forcasting
Gambar 3.6
Konsumsi zirkon dunia, 2005 - 2012 (ribu ton)
Menurut www.researchinchina.com (2013), produk zirkonium yang terdiri atas zirkonium silikat, zirkonia dan lain-lain (90%) banyak digunakan pada industri keramik, industri kimia, bahan tahan api dan bidang lainnya, sisanya digunakan untuk reaktor nuklir dan bahan nuklir khusus, menjadi produk high-end dari industri zirkonium. Saat ini Cina memiliki tidak kurang dari 40 perusahaan penghasil zirkonium silikat dengan kapasitas produksi sekitar 400.000 ton, artinya Cina membutuhkan paling sedikit 1,2 juta ton pasir zirkon yang digunakan untuk memproduksi zirkonium silikat dan
Impor pasir zirkon (kilo ton)
opasitas keramik (Hao, Eileen and Baylis, Robert, 2012).
1.500 1.000 500
341 375 467 513
470
732
888
1.055
2005 2006
2007 2008 2009 2010 2011 2012 f Tahun
Sumber : www.researchinchina.com/Htmls/Repor (2013) f=forcasting
Gambar 3.7
Volume impor pasir zirkon Cina, 2005 - 2012 (ribu ton)
50
Cina merupakan negara produsen keramik terbesar di dunia dengan tingkat produksi sebesar 5,28 miliar m3, sedangkan Indonesia menduduki peringkat ke delapan di bawah Spanyol dengan produksi sebesar 340 juta m3 (Gambar 3.8). Total produksi keramik dunia pada tahun 2012 mencapai 11,29 miliar m3, naik 7,35% dibandingkan dengan tahun 2012.
Produksi kermaik dunia (juta m2)
6.000 5.000
Cina Brazil
4.000
India Iran
3.000
Italia Spanyol
2.000
Vietnam Indonesia
1.000 170
235
275
278
287
317
340
Turki Lainnya
-
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Tahun
Sumber : www.infotile.com (2013).
Gambar 3.8
Perkembangan produksi keramik dunia, 2006 – 2012 (juta m2)
Industri keramik adalah industri pengguna akhir yang paling banyak menggunakan zirkon, industri ini menggunakan sekitar 55% produksi zirkon dunia, disusul industri bahan kimia (18%), bata tahan api (14%), pasir cetak dalam industri pengecoran logam (10%) dan industri lainnya 3% (www.mineraldeposits.com.au, 2013), lihat Gambar 3.9. Industri bahan kimia adalah sektor pengguna akhir yang sangat cepat pertumbuhannya karena produk zirkonia yang paling banyak digunakan dalam berbagai produk bahan kimia, pertumbuhan industri ini rata-rata meningkat sebesar 10% per tahun (www.iluka.com, 2013). Zirkonia digunakan untuk pembuatan zirkonium sulfat, bahan kimia ini sangat penting karena merupakan bahan dasar dalam 51
pembuatan kimia zirkonium lainnya. Industri pengecoran logam dan refraktori pada tahun 1970 sangat mendominasi pemanfaatan zirkon dalam menghasilkan produknya dengan serapan 50,5% dan 34% (Gambar 3.9). Namun memasuki tahun 1990 terjadi perubahan komposisi, industri keramik mulai mengambil alih peran tersebut dengan serapan 42%. Hingga tahun 2012 dominasi ini terus berlanjut dengan daya serap pemanfaatan zirkon pada industri keramik sebesar 55% dari jumlah produksi zirkon dunia, kondisi ini diperkirakan akan terus bertahan dalam beberapa tahun ke depan mengingat kebutuhan keramik dunia mengalami peningkatan yang sangat pesat. 90% dari konsumsi zirkon dunia digunakan di dalam industri pembuatan keramik lantai, 9% keramik saniter dan perlengkapan kamar mandi lainnya sedangkan 1% digunakan oleh keramik peralatan rumah tangga (Gambar 3.10). Perkembangan penggunaan zirkon pada industri tertentu tampaknya akan menghadapi
pesaing, jenis mineral pesaing
tersebut antara lain kromit, olivin,
niobium, baja stenles dan tantalum. Sebagaimana terlihat dalam Gambar 3.16, tampak bahwa penggunaan zirkon pada industri pengecoran logam dan refratori dalam kurun waktu 1970-2012 terus mengalami penurunan secara signifikan. Hal ini disebabkan karena adanya kromit dan olivin yang dapat digunakan sebagai pengganti zirkon untuk beberapa aplikasi pengecoran. Sedangkan dolomit dan refraktori spinel dapat digunakan pada industri refraktori untuk menggantikan peran zirkon dalam aplikasi tertentu pada suhu tinggi. Niobium (columbium), baja tahan karat dan tantalum mampu menjadi substitusi dalam aplikasi nuklir. Sementara itu, titanium dan bahanbahan sintetis dapat menggantikan peran zirkon di beberapa pabrik kimia (www.minerals.usgs.gov, 2013).
52
Industri pengguna akhir zirkon (%)
120 100 80 60 40 20
0 1970
1975
1980
1985
1990
1995
2000
2005
2010
2011
2012
Tahun Keramik
Refraktori
Pengecoran logam
Glas TV
Kimia
Lainnya
Sumber : www.mineraldeposits.com.au (2013) www.iluka.com a) (2013)
Gambar 3.9 Perkembangan penggunaan pasir zirkon dunia, 1970 – 2012 (%). .
Pengecoran logam 10%
Lainnya 3%
Bahan tahan api 14%
Keramik 55%
Keramik lantai (49,5%)
Kimia 18% Keramik saniter (4,95%) Keramik perlengkapan rumah tangga (1%)
www.iluka.com a) (2013)
Gambar 3.10 Komposisi pemanfaatan pasir zirkon oleh industri dunia, 2012
53
Perkembangan permintaan zirkon dunia yang tinggi, terutama oleh industri keramik ternyata sangat memengaruhi harga zirkon dunia . Hal ini dapat dilihat dalam Gambar 3.11, dimana harga zirkon dunia pada tahun 2012 mencapai US$2080/ton, naik sebesar 10,64% dibandingkan dengan tahun 2011. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2011, yaitu sebesar 106,59% dibandingkan dengan tahun 2010.
2500
Harga zirkon (US$/ton)
2080 1880
2000 1500 1000
760
815
2008
2009
910
500 0 2010
2011
2012
Tahun Sumber : www.iluka.com a) (2013)
Gambar 3.11 Perkembangan harga ziron dunia, 2008 – 2012 US$/ton
Di masa mendatang, permintaan zirkon diperkirakan akan meningkat rata-rata sebesar 5,4% per tahun (http://www.mining.com, 2013). Pengaruh permintaan zirkon yang terbesar
adalah dari industri keramik dan kimia terutama Cina disusul oleh
negara penghasil keramik lainnya yang juga sebagai konsumen zirkon dunia yaitu Spanyol dan Italia. Menurut www.diatreme.com.au (2013), kebutuhan zirkon untuk industri keramik akan mengalami kenaikan sebesar 4% per tahun, sedangkan industri zirkonia dan bahan kimia naik sebesar 11%.
54
BAB 4 KAJIAN TEKNOLOGI DAN INVESTASI PENGOLAHAN PASIR ZIRKON
Selain ketersedian sumber daya, nilai manfaat dan pasar zirkon, untuk mengetahui layak atau tidaknya usaha pengolahan zirkon perlu diketahui aspek teknologi pengolahannya. Hal ini terkait dengan perkiraan besarnya biaya yang akan diinvestasikan dan keuntungan yang akan diperoleh. Berikut ini akan diuraikan tentang teknologi dan proses pengolahan zirkonium silikat milik salah satu perusahaan di Provinsi Jawa Barat, berikut perkiraan biaya investasi peralatan dan penghitungan nilai tambah.
4.1
Pengolahan pasir zirkon menjadi zirkonium silikat di PT. DLS Peralatan yang digunakan dalam memproses pasir zirkon menjadi zirkonium
silikat adalah mesin humphrey spiral, meja goyang, mesin pengering, mesin magnetic separator, mesin high tension separator, mesin penggiling, mesin filter press, powder dryer dan mesin pengepakan. Pasir zirkon yang digunakan sebagai bahan baku dalam pemrosesan ini berasal dari Provinsi Kalimantan Tengah dengan kadar ≤40%. Pasir zirkon dimasukan ke dalam konsentrator berbentuk spiral (humphrey spiral), kemudian dilakukan proses pemisahkan pasir zirkon dengan pengotor lainnya (ilmenit, rutil dan pasir kuarsa) dengan menggunakan meja goyang. Hasil yang diperoleh dari proses ini terdiri dari konsentrat zirkon 2/3 bagian dan 1/3 bagian berupa ilmenit, rutil dan pasir kuarsa. Sebelum masuk magnetic separator, konsentrat zirkon ini dikeringkan di dalam rotary dryer untuk memisahkan konsentrat zirkon dengan pengotor yang bersifat magnet. Proses selanjutnya adalah dengan menggunakan mesin high tension separator untuk memisahkan mineral-mineral yang bersifat konduktor, seperti ilmenit dan pasir kuarsa. Karena bijih zirkon dari magnetic separator masih bercampur dengan kuarsa, maka dilakukan pemisahan secara gravitasi hingga diperoleh konsentrat zirkon dengan kadar 66% dan butiran kuarsa berupa tailing. Pengolahan dilanjutkan ke proses penggerusan di dalam silinder 55
(tabung) menggunakan bola penggerus (bal milll) berdiameter 2 inch yang berbahan baku alumina. Kapasitas tabung ± 40 ton berisi pasir zirkon ± 15 ton dan bola penggerus ± 18 ton, hasilnya adalah : -
konsentrat zirkon berukuran 325 mesh membutuhkan waktu waktu sekitar 45 jam, sedangkan
-
zirkonium silikat (tepung zirkon)
berukuran < 1 µ (micronized zirconium)
membutuhkan waktu sekitar 6 hari. Kemudian produk-produk tersebut di pres dengan menggunakan mesin filter press untuk menghilangkan/mengurangi air (karena proses grindingnya dalam bentuk basah/wet) sehingga tepung zirkon perlu dibentuk seperti lempengan kue (zircon cake). Produk-produk tersebut kemudian dikeringkan dengan menggunakan mesin pengering pasir (sand dryer) atau pengering tepung (powder dryer) untuk mengeringkan dan mengubah cake menjadi tepung. Sebelum dipasarkan, zirkonium silikat (ZrSiO2+HfO2) kadar ZrO2 minimum 64% dikemas ke dalam karung berukuran 25kg dengan menggunakan mesin pengepak. Peralatan pengolahan yang digunakan oleh PT. DLS hampir seluruhnya didatangkan dari luar negeri (impor), sebagian kecil dari mesin tersebut sudah dimodifikasi dan dibuat di dalam negeri. Mesin yang diimpor antara lain magnetic seperator, high tension seperator, sebagian ballmill, filter press, sebagian powder dryer. Mesin yang dibuat di dalam negeri adalah meja goyang, pengering pasir (sand dryer), sebagian ballmill, sebagian pengering tepung. Bagan alir proses pengolahan zirkonium silikat yang dilakukan di PT. DLS dapat dilihat di dalam Gambar 4.1, sedangkan peralatannya dapat di lihat dalam Gambar 4.2, Gambar 4.3 dan Gambar 4.4.
56
Gambar 4.1 Bagan alir pengolahan pasir zirkon – konsentrat – zirkonium silikat (opacifier)
57
Humphrey spiral
Meja goyang (shaking table)
Mesin pengering
Mesin press zirkon (zircon cake)
Gambar 4.2
Mesin pemisah ukuran butir Mesin penggerus Perangkat proses pengolahan pasir zirkon menjadi zirkonium silikat di PT. DLS 58
Mesin pengepak tepung zirkon Gambar 4.3
Kemasan tepung zirkon
Proses pengepakan dan tumpukan kemasan zirkonium silikat siap dipasarkan
Gambar 4.4 Penambahan satu perangkat proses pengolahan pasir zirkon menjadi zirkonium silkat di PT. DLS, kapasitas 7000 ton.
59
Di bawah ini adalah berbagai produk yang dihasilkan oleh PT. DLS
Konsentrat zirkon kadar 65%
Zirconium flour 325 mesh
Zirconium silicated nano
Zirconium silicated ultrafine
Gambar 4.5 Beberapa jenis produk lanjut dari pasir zirkon yang diproduksi oleh PT.DLS
4.2
Perkiraan biaya investasi pengolahan zirkonium silikat di PT. DLS Sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi, selain melakukan
tinjauan dari segi teknis, salah satu syarat terpenting adalah mengkaji aspek finansial dan
keekonomian.
Sebelum
dilakukan
investasi,
perlu
dilakukan
estimasi
pengeluaran dan penerimaan keuangan selama umur proyek (pabrik) yang merupakan aliran kas keuangan perusahaan (future cash flow).
Aliran keuangan
tersebut akan dipakai sebagai acuan dalam menilai kelayakan proyek investasi dari 60
aspek keekonomiannya. Perhitungan biaya investasi usaha pengolahan zirkonium silikat mengacu pada salah satu perusahaan pengolah di Indonesia yaitu PT. Dian Lestari Sejahtera. Nilai komponen yang dihitung berasal dari hasil survei yang dilakukan pada 2013, meliputi aspek aspek biaya dan manfaat. Perhitungan finansial menggunakan dua model pengolahan, yaitu pengolahan bahan baku pasir zirkon menjadi konsentrat zirkon berkadar 65,5% dan menjadi zirkonium silikat.
Menghitung biaya modal investasi, modal kerja dan biaya operasi 1) Pengolahan pasir zirkon kadar kurang dari 40% menjadi konsentrat 65,5% ZrO2 Di bawah ini adalah data mengenai biaya yang diperlukan untuk mengolah pasir zirkon kadar kurang dari 40% menjadi konsentrat berkadar 65,5%, data tersebut diperoleh dari salah satu perusahaan di Provinsi Jawa Barat. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 7.000 ton per tahun, biaya investasi awal yang diperlukan sekitar Rp.8.741.000.000. Rincian biaya investasi dapat dilihat dalam Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1
Biaya investasi pendahuluan dan peralatan pengolahan pasir zirkon kadar kurang dari 40% menjadi konsentrat 65,5% (Rp.) Harga satuan No. Modal tetap (Rp.) 1 Perijinan, konsultan dan lain-lain. 1.166.000.000 Tahap Development 2 Sewa pabrik, kantor dan kawasan 2.000.000.000 5 Peralatan kantor, mebelair dan lain-lain. 150.000.000 Peralatan Utama 6 Mesin konsentrator spiral (1 unit) 50.000.000 7 Meja goyang (10 unit) 1.200.000.000 8 Separator magnetik (4 unit) 800.000.000 9 High tension separator (5 unit) 420.000.000 10 Sand dryer (1 unit) 750.000.000 Peralatan Pendukung 11 Ayakan (2 unit) 180.000.000 61
12 13 14 15 16 17
Timbangan (2 unit) Mesin kemas(1 unit) Forklift (1 unit) Truk (2 buah) Kendaraan Roda 4 (2 unit) Kendaraan Roda 2 (2 unit) Jumlah
60.000.000 180.000.000 350.000.000 900.000.000 500.000.000 35.000.000 8.741.000.000
Untuk menghasilkan 6.000-7.000 ton perusahaan ini memerlukan bahan baku pasir zirkon berkadar kurang dari 40% ZrO2 sebanyak 10.000 ton per tahun, setiap ton harganya US$635. Setelah diolah dan kadarnya meningkat menjadi 65,5% PT. DLS menjualnya dengan harga US$1.300/ton. Jumlah biaya bahan yang diperlukan seluruhnya mencapai Rp.128.544.000.000, rinciannya dapat dilihat dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2 Biaya bahan yang diperlukan dalam 1 tahun (Rp.) Jenis biaya Nilai (Rp.) - Bahan baku pasir zirkon kadar 65% 107.640.000.000 - Kemasan/kantong 423.360.000 - Solar 300.000.000 - Batubara 180.000.000 - Listrik 3.684.000.000 - Air 240.000.000 - Telepon 100.000.000 Jumlah 128.544.000.000 Selain biaya bahan-bahan di atas, biaya langsung lainnya adalah tenaga kerja langsung (operator, supir, mekanik, serabutan) sebanyak 41 orang, rincian tenaga kerja langsung berikut besarnya upah dapat dalam Tabel 4.3. Tabel 4.3 Kebutuhan tenaga operator dan upah (Rp./tahun) Jumlah Tenaga kerja (orang) Biaya (Rp./tahun) Operator mesin humprey spiral 1 30.000.000 Operator meja goyang 8 254.400.000 Operator magnetic separator 2 96.000.000 Operator high tension sparator 2 96.000.000 Operator sand dryer 2 72.000.000 Operator ayakan 2 60.000.000 Operator timbangan 2 60.000.000 62
Operator mesin packing Operator forklift Driver truk
2 2 5
60.000.000 84.000.000 210.000.000
Mekanik, maintenance, teknisi Satpam Jumlah
3 10 41
126.000.000 300.000.000 1.448.400.000
Tenaga kerja tak langsung (manajemen) yang diperlukan dalam kegiatan ini sekitar 9 orang, terdiri dari direktur utama, komisaris, maneger, supervisor, kepala seksi, sekretaris, staf kantor dan supervisor. Biaya tak langsung yang dikeluarkan untuk menggaji pegawai manajemen mencapai Rp. 1,098 miliar (Tabel 4.4). Tabel 4.4 Kebutuhan tenaga tetap dan upah Jabatan Direktur Utama Komisaris Manager Kepala seksi Sekretaris Staf Supervisor Jumlah
Jumlah (orang) 1 1 1 2 1 2 1 9
Nilai (Rp./tahun) 300.000.000 180.000.000 180.000.000 204.000.000 60.000.000 120.000.000 54.000.000 1.098.000.000
Besarnya modal kerja selama 6 bulan pertama mencapai Rp.48.910.880.000 (Tabel 4.5). Tabel 4.5 Jumlah investasi usaha pengolahan pasir zirkon kurang dari 40% menjadi konsentrat 65,5% No Jenis pengeluaran 1 Modal tetap 2 Biaya operasional per 6 bulan a. Biaya operasional (manajemen dan administrasi) b. Biaya tenaga kerja langsung Jumlah (1+2) 3 Keperluan modal lancar (6 bulan) Jumlah investasi (modal tetap+modal lancar)
Nilai (Rp.) 8.741.000.000
549.000.000 724.200.000 10.014.200.000 38.896.680.000 48.910.880.000
63
Perhitungan dalam analisis finansial juga mempertimbangkan biaya penyusutan/depresiasi. Pada analisis ini menggunakan metode straight line (Suparmoko, 1989) dengan umur pakai berbeda tergantung dari jenis/barang modal yang dimiliki, umurnya antara 5 dan 10 tahun sesuai dengan umur proyek. Besar nilai penyusutan tersebut dapat dilihat dalam Tabel 4.6. Tabel 4.6
Perkiraan besarnya nilai sisa, depresiasi/amortisasi, dan penggantian alat baru pengolahan pasir zirkon kurang dari 40% menjadi konsentrat 65,5%
Jenis modal tetap
Nilai (Rp.)
Umur teknik (tahun)
Prakiraan nilai sisa (Rp.)
Depresiasi/ amort/tahun (Rp.)
Perijinan, konsultan dan lain lain.
1.166.000.000
Pabrik, kantor dan kawasan Peralatan kantor, mebelair dan lain lain
2.000.000.000
10 10
-
116.600.000 200.000.000
150.000.000
10
-
75.000.000
50.000.000 1.200.000.000 800.000.000 420.000.000 750.000.000
5 5 5 5 5
5.000.000 120.000.000 80.000.000 42.000.000 75.000.000
10.000.000 240.000.000 160.000.000 84.000.000 150.000.000
180.000.000
5 5
18.000.000 6.000.000
36000000 12000000
Peralatan Utama Mesin jig spiral (1 unit) Meja goyang (10 unit) Separator magnetik (4 unit) High tension sparator (5 unit) Sand dryer (1 unit) Peralatan Pendukung Ayakan (2 unit) Timbangan (2 unit) Mesin kemasan (1 unit)
60.000.000 180.000.000
5 18.000.000 Forklift (1unit) 350.000.000 5 35.000.000 Truk (2 unit) 900.000.000 5 90.000.000 Kendaraan Roda 4 (2 unit) 500.000.000 5 50.000.000 Kendaraan Roda 2 (2 unit) 35.000.000 5 3.500.000 Jumlah Peralatan Utama dan Pendukung 8.741.000.000 542.500.000 Catatan : Nilai sisa tahun ke-6 Rp.542.500.000 Nilai sisa tahun ke 10 Rp.542.500.000,- + (10% x Rp.542.500.000) = Rp.5.96.750.000,Depresias/penyusutani tahunan Rp.1.416.600.000 Pembelian alat baru tahun ke-5 Rp.8.741.000.000 + (10% x Rp.8.741.000.000) = Rp.9.615.100.000
36000000 70000000 180000000 100000000 7000000 1.416.600.000
Pengeluaran perusahaan berupa pajak penghasilan, besarnya ditetapkan 25%
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak
Penghasilan (PPh) dan SE-66/PJ/2010 Tanggal 24 Mei 2010 Tentang Penegasan Atas Pelaksanaan Pasal 31E Ayat (1) UU No.36 Tahun 2008 Tentang PPh. Asumsi-asumsi dalam kajian investasi ini, diantaranya : 64
Produksi pada tahun pertama sebesar 50% dari 7.000 ton
Umur usaha pengolahan adalah 10 tahun.
Depresiasi mesin, dan kendaraan adalah 5 (lima) tahun (straight line depreciation).
Re-investasi peralatan dan sarana penunjang, pada tahun ke 5 (lima) dengan eskalasi nilai investasi sebesar 10%.
Besar nilai sisa peralatan adalah 20%, sedangkan sarana lain adalah 0%.
Tingkat bunga deposito bank (i*) adalah 10% per tahun, bunga pinjaman adalah 12% per tahun.
Kurs rupiah terhadap dollar Amerika ditetapkan sebesar Rp 11.500,-/US$
Pada anaslisis sensitifitas di skenariokan harga jual produk turun sebesar 10% per tahun dan pada kondisi yang lain biaya prouksi meningkat 10% per tahun.
Modal kerja awal dikembalikan pada akhir umur proyek.
Pembagian deviden sebesar 20%
Hari kerja selama satu tahun adalah 300 hari
Perkiraan penerimaan perusahaan dari adanya kegiatan usaha pengolahan pasir zirkon kadar kurang dari 40% menjadi konsentrat berkadar 65,5% berdasarkan kapasitas produksi, tahun ke-1 sebesar 50% dan tahun ke-2 sampai dengan ke-10 sebanyak 100% kapasitas produksi (Tabel 4.7). Tabel 4.7 Perkiraan penerimaan perusahaan pengolahan pasir zirkon kadar kurang dari 40% menjadi konsentrat berkadar 65,5% ZrO2 Simulasi penerimaan Perkiraan nilai penjualan setiap tahun (50% kapasitas produksi) : Zirkon = 7.000 ton x Rp.14.950.000,- (harga 1.300 US$/ton) Prakiraan nilai penjualan tahun II s/d X setiap tahun (100%) Akumulasi nilai sisa tahun ke-6 Akumulasi nilai sisa tahun ke-10 Akumulasi pengembalian modal kerja akhir tahun ke-10
Nilai (Rp.) 52.325.000.000 104.650.000.000 542.500.000 5.96.750.000 40.169.880.000
Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, bahwa besarnya biaya investasi pengolahan pasir zirkon kadar kurang 40% menjadi konsetrat berkadar 65,5%
65
adalah Rp.39.710.880.000. Apabila modal yang dimiliki oleh pengusaha hanya 40%, sedangkan 60% sisanya diperoleh dengan meminjam ke bank, maka pinjaman ke bank yaitu sebesar Rp.29.346.528.000 dengan bunga pinjaman sebesar 12%, lihat Tabel 4.8. Tabel 4.8 Skenario pinjaman bank (juta rupiah) Uraian 0 1 Kredit 39.274 33.092 Cicilan Bunga 4.712 Cicilan Pokok 6.182 Pembayaran Cicilan Kredit 10.895 Berdasarkan data dan ketentuan tersebut di
Tahun ke 2 3 4 5 26.168 18.413 9.727 3.97 3.140 2.209.62 1.167 6.924 7.755 8.685 9.727 10.895 10.895 10.895 10.895 atas, maka aliran kas dan nilai
indikator keuntungan usaha pengolahan pasir zirkon kadar kurang 40% menjadi
konsentrat berkadar 65,5% dapat dilihat dalam Tabel 4.9. Tabel 4.9 Nilai manfaat usaha pengolahan zirkon konsentrat kurang dari 40% menjadi konsentrat berkadar 65,5% Jenis kegiatan Kapasitas produksi (ton/tahun) Harga (Rp/ton) Masa operasional (tahun) Teknologi Prakiraan investasi (Rp.)
: : : : : :
Pengolahan zirkon 7.000 14.950.000 10 pengolahan 48.910.000.000 Alternatif investasi Alternatif 1 Alternatif 2 60% milik sendiri 100% Milik sendiri 40% pinjaman
Kriteria penilaian Permodalan
:
Indikator ekonomi Net Present Value (DF=10%) (Rp)
:
28.172.650.071
8.207.358.557
: :
1,26 21,02
1,19 13,03
Profitability Index (discount faktor = 10%) (Rp) Internal Rate Return (%)
Kriteria Penilaian : Dengan menggunakan modal 100 % milik sendiri, peluang usaha ini layak untuk diusahakan dengan mendapatkan NPV sebesar Rp.28.172.650.071, indeks probabilitas 1,26, IRR sebsar 21,02% dan pengembalian modal dalam jangka waktu 66
4 tahun. Apabila memakai modal sendiri 40% dan pinjaman 60%, NPV yang didapat Rp.8.207.358.557, indeks probabilitas 1,19, IRR sebesar 13,03 dan jangka waktu pengembalian modal sekitar 6 tahun dan 5 bulan. Apabila terjadi perubahan harga jual turun hingga 10% (faktor diskonto), usaha ini masih bisa memberikan keuntungan bagi investor, demikian pula apabila terjadi kenaikan pada komponen biaya operasional sebesar 10% usaha ini akan merugi, sehingga tidak layak untuk diteruskan (Tabel 4.10).
Tabel 4.10 Kemungkinan terjadi penurunan harga dan biaya operasional naik 10% Perhitungan Net Present Value Indek profitabilitas Internal rate of return Payback Period
4.3
Jika harga jual turun 10 % Rp -14.484.588.278 1,13 3,23 % 8 tahun 10 bulan
Jika biaya operasional naik 10% Rp -6.112.472.967 1,15 7,26 % 7 tahun 5 bulan
Aspek manfaat dari aliran kas (Cash Flow) Aliran kas usaha pengolahan zirkon didasarkan pada asumsi-asumsi yang
telah disebutkan sebelumnya, seperti umur usaha pengolahan zirkonium silikat, peralatan (alat kantor, kendaraan dan sarana prasarana) adalah 10 dan 5 tahun dengan nilai sisa sekitar 20% dari harga beli. Dengan demikian, nilai sisa tahun ke-6 sebesar Rp 2.624.000.000,- dan tahun ke-10 sebesar Rp. 2.886.430.000,-, penyusutan tahunan diperkirakan mencapai Rp. 3.766.300.000,-. Re-investasi pembelian alat baru pada tahun ke-5 sebesar Rp. 13.057.000.000,-. Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, bahwa besarnya biaya investasi pengolahan zirkonium silikat adalah Rp.65.539.275.000,-.
Apabila modal yang
dimiliki oleh pengusaha hanya 40%, sedangkan 60% sisanya diperoleh dengan meminjam ke bank. Asumsi produksi dan harga jual adalah sebagai berikut :
Tingkat produksi zirkon 7.000 ton per tahun 67
Harga jual zirkon oleh PT.DLS 1.800 US$/ton atau Rp. 17.460.000,00/ton (1 US$ = Rp 11.500,00) Skenario pinjaman dari bank adalah 60% dari total nilai investasi yaitu
sebesar Rp.39.323.565.000,- dengan bunga pinjaman sebesar 12%, lihat Tabel 4.8. Tabel 4.8 Skenario Pinjaman Bank Uraian Kredit Cicilan bunga Cicilan pokok Pembayaran cicilan kredit
2011 39.323 -
2012
2013
2014
2015
2016
33.133
26.200
18.436
9.739
-
4.718
3.976
3.144
2.212
1.168
6.189
6.932
7.764
8.696
9.739
10.908
10.908
10.908
10.908
10.908
Berdasarkan data dan ketentuan tersebut di atas, maka aliran kas dan nilai indikator keuntungan usaha pengolahan zirkonium silikat dapat dilihat dalam Tabel 4.9. Tabel 4.9 Nilai manfaat usaha pengolahan zirkonium silikat Jenis kegiatan Kapasitas produksi (ton/tahun) Harga (Rp/ton)
: : :
Pengolahan zirkon 7.000 17.460.000,00
Masa operasional (tahun) Teknologi Prakiraan investasi (Rp.)
: : :
Kriteria penilaian Permodalan
:
10 pengolahan 65.539.275.000 Alternatif investasi Alternatif 1 Alternatif 2 60% milik sendiri 100% Milik sendiri 40% pinjaman
Indikator ekonomi Net Present Value (DF=10%) (Rp) Net Present Value (DF=28%) (Rp)
: :
52.113.691.428,57 -6.918.706.588,54
66.687.433.078,99 -281.574.465,73
: :
1,61 25,86
1,61 27,89
Profitability Index (discount faktor = 10%) (Rp) Internal Rate Return (%)
68
Kriteria Penilaian : Dengan menggunakan modal 100 % milik sendiri, peluang usaha jenis bahan galian tersebut terlihat layak untuk diusahakan yaitu dengan mendapatkan IRR sebesar 25,86 % per tahun.
Jika memakai modal sendiri 40 % dan modal pinjaman 60 % juga layak untuk diusahakan yaitu dengan mendapatkan IRR sebesar 27,89 % per tahun. Apabila pada saat ini tingkat suku bunga pinjaman sekitar 10 % per tahun atau tingkat suku bunga simpanan deposito sekitar 7,5 % per tahun, maka baik investasi memakai 100% modal sendiri, modal gabungan antara modal sendiri 40% dan modal pinjaman 60 % masih layak untuk diusahakan. Kelayakan investasi dari usaha pengolahan zirkon dilihat melalui tiga kriteria utama, yakni Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Periode (PP). Apabila nilai NPV yang diperoleh lebih besar dari nol (NPV > 0), IRR lebih besar dari discount rate (IRR ≥ 10 %) dan PP lebih kecil dari umur usaha (PP < 10 tahun) maka usaha pengolahan zirkon dikatakan layak untuk dijalankan. Berdasarkan perhitungan kriteria investasi yang dilakukan dengan umur usaha 10 tahun, hasil perhitungannya didapat pengembalian modal pada 3 tahun 9 bulan. Manfaat bersih atau keuntungan (NPV) yang diperoleh dari usaha pengolahan zirkonium silikat adalah sebesar Rp. 67.678.174.942,02 adalah lebih besar dari 0, artinya bahwa usaha pengolahan zirkonium silikat ini layak untuk dijalankan. Sedangkan tingkat pengembalian (IRR) dari investasi yang ditanamkan pada usaha ini sebesar 10% adalah sama dengan faktor diskonto (10%) dan usaha pengolahan zirkon sebesar 27,89% lebih besar dari faktor diskonto (10%). Dari sisi IRR, usaha pengolahan zirkonium silikat berada pada batas tingkat kelayakan yang artinya dapat dilaksanakan atau tidak dilaksanakan. Dalam hal ini, usaha pengolahan zirkonium silikat cukup layak untuk dilaksanakan. Jumlah biaya investasi yang ditanamkan untuk usaha ini dapat dikembalikan masing-masing dalam jangka 3 tahun 9 bulan (PP) sejak masa operasional yang telah ditetapkan yaitu 10 tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha ini layak dijalankan. Angka-angka indikator keuntungan tersebut di atas menunjukkan bahwa 69
usaha pengolahan zirkonium silikat layak untuk diusahakan, karena nilai IRR di atas suku bunga pinjaman, PP di bawah umur proyek dan NPV positif. Untuk tingkat perubahan harga jual hingga 10%, usaha ini masih memberikan keuntungan bagi investor, demikian pula apabila terjadi kenaikan pada komponen biaya operasional sebesar 10% (Tabel 4.10).
Tabel 4.10 Kemungkinan terjadi penurunan harga dan biaya operasional naik 10% Perhitungan
Jika harga jual
Jika biaya operasional
turun 10 % 1)
naik 10% 2)
Net Present Value (DF = 10 %)
Rp 17.555.878.041,31
Rp 40.346.872.690,78
Profitability Index (DF = 10 %)
1,45
1,46
16,95 %
22,56 %
6 tahun 1 bulan
4 tahun 7 bulan
Intrnal Rate Of Return (IRR) PP
2)
Pengolahan pasir zirkon berkadar kurang dari 40% menjadi zirkonium silikat Di bawah ini adalah data mengenai biaya yang diperlukan untuk mengolah
pasir zirkon kadar 40% menjadi zirkonium silikat, data tersebut diperoleh dari salah satu perusahaan di Provinsi Jawa Barat. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 7.000 ton per tahun, biaya investasi pendahuluan diperlukan sekitar Rp.25,29 miliar. Rincian biaya investasi dapat dilihat dalam Tabel 4.11 di bawah ini.
Tabel 4.11
Biaya investasi pendahuluan pada pengolahan pasir zirkon dari 40% menjadi zirkonium silikat No. Modal tetap Harga satuan (Rp.) 1 Perijinan, konsultan dan lain-lain. 2.173.000.000 Tahap Development 2 Sewa pabrik, kantor dan kawasan 10.000.000.000 3 Peralatan kantor, mebelair dan lain-lain. 750.000.000 Peralatan Utama 4 Mesin jig spiral (1 unit) 50.000.000 5 Meja goyang (10 unit) 1.200.000.000 6 Magnetic separator (4 unit) 800.000.000 7 High tension separator (5 unit) 700.000.000 70
8 Tabung ball mill (tromol) (3 unit) 9 Filter press (4 unit) 10 Powder dryer (2 unit) 11 Sand dryer (1 unit) Peralatan Pendukung 12 Ayakan (4 unit) 13 Timbangan (2 unit) 14 Mesin packing (1 unit) 15 Forklift (4 unit) 16 Truk (5 buah) 17 Kendaraan roda 4 (3 unit) 18 Kendaraan roda 2 (4 unit) Jumlah
2.400.000.000 600.000.000 800.000.000 750.000.000 360.000.000 60.000.000 180.000.000 1.400.000.000 2.250.000.000 750.000.000 70.000.000 25.293.000.000
Perusahaan ini membeli bahan baku pasir zirkon dengan kadar 40%, dari perusahaan tambang seharga US$ 490 per ton, untuk menghasilkan 7000 ton pasir zirkon kadar 65% per tahun diperlukan bahan baku sebanyak 10.800 ton per tahun dengan kata lain terjadi penyusutan sekitar 70% dari umpan bahan baku. Sedangkan kebutuhan bola penggerus (ball mill) sebanyak 1.050 ton per tahun atau sekitar 15% dari umpan bahan baku pasir zirkon kadar 65%, ball mill tersebut dibeli dengan harga 1.300 US$/ton serta rincian biaya lainnya dapat dilihat dalam Tabel 4.12. Tabel 4.12 Biaya yang diperlukan untuk bahan-bahan per tahun (Rp.) Jenis biaya - Bahan baku pasir zirkon kadar 40% - Bola penggerus - Kemasan/kantong - Solar - Batubara - Listrik - Air - Telepon Jumlah
Nilai (Rp.) 74.382.000.000 5.980.000.000 1.176.000.000 408.000.000 204.000.000 3.780.000.000 960.000.000 144.000.000 87.034.000.000
Selain biaya bahan-bahan di atas, biaya langsung lainnya adalah tenaga kerja langsung (operator, supir, mekanik, serabutan) sebanyak 79 orang, rincian tenaga kerja langsung dan besarnya upah seperti terlihat pada Tabel 4.13 di bawah ini.
71
Tabel 4.13 Kebutuhan tenaga operator dan upah (rp./tahun) Tenaga kerja Operator mesin humprey spiral Operator meja goyang Operator magnetic sparator Operator high tension sparator Operator tabung ball mill (tromol) Operator filter press Operator powder dryer Operator sand dryer Operator ayakan Operator timbangan Operator mesin packing Operator forklift Driver truk Mekanik, maintenance, teknisi Satpam Jumlah
Jumlah (orang) 2 10 8 6 9 6 4 2 4 4 2 4 5
Biaya (Rp./tahun) 60.000.000 318.000.000 384.000.000 288.000.000 432.000.000 216.000.000 144.000.000 72.000.000 120.000.000 120.000.000 60.000.000 168.000.000 210.000.000
3 10 79
126.000.000 300.000.000 3.018.000.000
Tenaga kerja tak langsung (manajemen) yang diperlukan dalam kegiatan ini sebanyak 28 orang yang terdiri dari direktur utama, komisaris, maneger, supervisor, kepala seksi, sekretaris, staf kantor dan supervisor. Jumlah dan upahnya dapat dilihat di dalam Tabel 4.14. Tabel 4.14 Kebutuhan tenaga tetap dan upah Jabatan Direktur Utama Komisaris Manager Kepala seksi Sekretaris Staf Supervisor Jumlah
Jumlah (orang) 1 1 3 6 2 10 5 28
Nilai (Rp./tahun) 300.000.000 180.000.000 540.000.000 612.000.000 120.000.000 600.000.000 270.000.000 2.622.000.000
Dengan demikian jumlah biaya produksi yang diperlukan dalam satu tahun mencapai Rp.80,375.500.000, masing-masing terdiri atas upah tenaga kerja sebesar 72
Rp.5,64 miliar dan biaya bahan Rp.74.735.500.000. Besarnya modal kerja selama 6 bulan pertama adalah Rp.40.187.750.000. Perhitungan dalam analisis finansial juga mempertimbangkan biaya penyusutan/depresiasi. Pada analisis ini menggunakan metode straight line (Suparmoko, 1989) dengan umur pakai berbeda tergantung dari jenis/barang modal yang dimiliki, umurnya antara 5 dan 10 tahun sesuai dengan umur proyek. Besar nilai penyusutan tersebut dapat dilihat dalam Tabel 4.15. Tabel 4.15
Perkiraan besarnya nilai sisa, depresiasi/amortisasi dan penggantian alat baru pengolahan pasir zirkon dari 40% menjadi zirkonium silikat Umur Depresiasi/ Jenis modal tetap Prakiraan Nilai (Rp.) teknik amort/tahun nilai sisa (Rp.) (tahun) (Rp.)
Perijinan, konsultan dan lain-lain.
2.173.000.000
Pabrik, kantor dan kawasan Peralatan kantor, meubelair dan lain-lain.
10.000.000.000
10 10
750.000.000
10
150.000.000
75.000.000
50.000.000 1.200.000.000 800.000.000 700.000.000 2.400.000.000 600.000.000 800.000.000 750.000.000
5 5 5 5 5 5 5 5
10.000.000 240.000.000 160.000.000 140.000.000 480.000.000 120.000.000 160.000.000 150.000.000
10.000.000 240.000.000 160.000.000 140.000.000 480.000.000 120.000.000 160.000.000 150.000.000
360.000.000
5 5
72.000.000 12.000.000
72.000.000 12.000.000
5 5 5 5 5
36.000.000 280.000.000 450.000.000 150.000.000 14.000.000
36.000.000 280.000.000 450.000.000 150.000.000 14.000.000
2.624.000.000
3.766.300.000
-
217.300.000 1.000.000.000
Peralatan Utama Mesin jig spiral (1 unit) Meja goyang (10 unit) Magnetic separator (4 unit) High tension sparator (5 unit) Tabung ball mill/Tromol (3 unit) Filter press (4 unit) Powder dryer (2 unit) Sand dryer (1 unit) Peralatan Pendukung Ayakan (4 unit) Timbangan (2 unit) Mesin packing (1 unit) Forklift (4 unit) Truk (5 unit) Kendaraan roda 4 (3 unit) Kendaraan roda 2 (4 unit) Jumlah peralatan utama pendukung
60.000.000 180.000.000 1.400.000.000 2.250.000.000 750.000.000 70.000.000 dan 11.870..000.000
Catatan : Nilai sisa tahun ke-6 Rp.2.624.000.000,Nilai sisa tahun ke 10 Rp 2.624.000.000,- + (10% x 2.624.000.000,-) = Rp 2.886.430.000,Depresias/penyusutani tahunan Rp. 3.766.300.000,Pembelian alat baru tahun ke-5 Rp. 11.870.000.000,- + (10% x 11.870.000.000,-) = Rp 13.057.000.000,-
Asumsi yang diperlukan untuk menghitung nilai keuntungan dan waktu pengembalian dari investasi yang ditanamkan dalam mendirikan pabrik pengolahan 73
zirkonium silikat sama dengan pengolahan konsentrat berkadar 65,5%ZrO2, namun ada penambahan harga zirkonium silikat sebesar 1.800 US$ per ton. Investasi keseluruhan pengolahan zirkonium silikat yang meliputi modal tetap dan modal lancar diperkirakan mencapai Rp. 74.450.000.000 (Tabel 4.16). Tabel 4.16 Jumlah investasi usaha pengolahan pasir zirkon kadar 40% menjadi zirkonium silikat No 1 2
Jenis pengeluaran Modal tetap
Nilai (Rp.) 25.293.000.000
a. Biaya operasional (manajemen dan administrasi) b. Biaya tenaga kerja langsung
Jumlah 3 Keperluan Modal lancar (6 bulan)
2.622.000.000 3.018.000.000 30.933.000.000 43.517.000.000
Jumlah investasi (modal tetap+modal lancar)
74.450.000.000
Perkiraan penerimaan perusahaan dari adanya kegiatan usaha pengolahan pasir zirkon dari 40% menjadi zirkonium silikat berdasarkan kapasitas produksi, tahun ke-1 sampai dengan ke-10 dapat dilihat dalam Tabel 4.21. Tabel 4.17 Perkiraan penerimaan perusahaan pengolahan pasir zirkon dari 40% menjadi zirkonium silikat (Rp.) Simulasi penerimaan Perkiraan nilai penjualan setiap tahun (50% kapasitas produksi) : Zirkon = 7.000 ton x Rp. 20.700.000,- atau 1800 US$/ton Prakiraan nilai penjualan tahun ke-2 s/d 10 setiap tahun (100%) Akumulasi nilai sisa tahun ke-6 Akumulasi nilai sisa tahun ke-10 Akumulasi pengembalian modal kerja akhir tahun ke-10
Nilai (Rp.) 72.450.000.000 144.900.000.000 2.624.000.000 2.886.430.000 40.187.750.000
Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, bahwa besarnya biaya investasi pengolahan pasir zirkon dari 40% menjadi zirkonium silikat adalah Rp. 74.450.000.000. Apabila modal yang dimiliki oleh pengusaha hanya 40%, sedangkan 60% sisanya diperoleh dengan meminjam ke bank, maka pinjaman ke bank yaitu sebesar Rp 44.670.000.000,- dengan bunga pinjaman sebesar 12%, perkiraan pembayaran cicilannya dapat dilihat dalam Tabel 4.18. 74
Tabel 4.18 Skenario Pinjaman Bank (juta Rp) Uraian Kredit Cicilan bunga Cicilan pokok Pembayaran cicilan kredit
Tahun ke 0 446,70
1 37,64
2 29,76
3 20,94
4 11,06
5
5,36
4,516
3,57
2,51
1,33
7,03
7,87
8,82
9,88
11,06
12,39
12,39
12,39
12,39
12.391
0
Berdasarkan data dan ketentuan tersebut di atas, maka aliran kas dan nilai indikator keuntungan usaha pengolahan zirkonium silikat dapat dilihat dalam Tabel 4.19. Tabel 4.19
Nilai manfaat usaha pengolahan pasir zirkon dari 40% menjadi zirkonium silikat
Jenis kegiatan
:
Pengolahan zirkon
Kapasitas produksi (ton/tahun)
:
7.000
Harga (Rp/ton)
:
20.700.000,00
Masa operasional (tahun)
:
10
Teknologi
:
pengolahan
Prakiraan investasi (Rp.)
:
74.450.000.000 Alternatif investasi
Kriteria penilaian Permodalan
Alternatif 1 :
100%
Alternatif 2 60% milik sendiri
Milik sendiri
40% pinjaman
Indikator ekonomi Net Present Value (DF=10%) (Rp)
:
73.922.183.328,73
38.695.149.638,54
Profitability Index (discount faktor = 10%) (Rp)
:
1,46
1,37
Internal Rate Return (%)
:
25,60
17,39
Kriteria Penilaian : Apabila menggunakan modal 100 % milik sendiri, peluang usaha pengolahan zirkonium silikat ini akan mendapatkan net present value (NPV) sebesar Rp 58.019.014.973,76, indek profitabilitas sebesar 1,46 dan indikator tingkat efisiensi (interaI rate of return atau IRR) sebesar 25,60% per tahun. Modal yang ditanamkan
75
tersebut diperkirakan akan kembali setelah usaha ini beroperasi dalam jangka waktu 3 tahun 10 bulan. Jika memakai modal sendiri 40 % dan modal pinjaman 60 % mendapatkan NPV sebesar Rp.63.508.494.093, indek profitabilitas Indek sebesar 1,37 dan IRR sebesar 17,39% per tahun.
Modal yang ditanamkan tersebut diperkirakan akan
kembalia setelah usaha ini beroperasi dalam jangka waktu 6 tahun. Apabila terjadi perubahan harga jual turun hingga 10% (faktor diskonto), usaha ini masih bisa memberikan keuntungan bagi investor, demikian pula apabila terjadi kenaikan pada komponen biaya operasional sebesar 10% (Tabel 4.20). Tabel 4.20 Kemungkinan terjadi penurunan harga dan biaya operasional naik 10% Jika harga jual turun 10 Jika biaya operasional naik Perhitungan % 1) 10% 2) Net Present Value Rp. 12.085.873.034,76 Rp. 34.373.403.341,26 Indek probabilitas 1,32 1,34 Internal Rate Of Return 12,72 % 17,53 % Periode pengembalian 6 tahun 11 bulan 5 tahun 1 bulan
4.4
Manfaat investasi
Manfaat terhadap kesempatan bekerja Investasi merupakan salah satu kunci pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, seperti halnya investasi usaha pengolahan zirkonium silikat baik di sekitar luar lokasi tambang ternyata mampu membuka lapangan kerja baru. Pabrik pengolahan konsentrat zirkon berkadar 65,5% mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 50 orang dengan nilai upah/pendapatan sebesar Rp.2.546.400.000, sedangkan pabrik pengolahan ziorkonium silikat mampu menciptakan lapangan kerja sebanyak 107 orang dengan total penerimaan gaji/upah sebesar Rp5.640.000.000 per tahun. Manfaat bagi investor Manfaat yang akan diperoleh investor dari keberadaan usaha ini adalah diperolehnya surplus usaha
berikut penerimaan bunga bank dari surplus usaha
yang disimpannya. Investasi pengolahan konsentrat zirkon berkadar 65,5% sebesar Rp.48.910.000.000 yang ditanamkan ternyata akan memberikan keuntungan bersih 76
bagi pengusaha sebesar Rp.17.017.168.000. Investasi yang diperlukan untuk mengolah zirkonium silikat adalah Rp.74.450.000.000, namun keuntungan bersih yang didapatkan oleh pengusaha mencapai Rp.36.558.200.000. Manfaat bagi pemerintah Sedangkan manfaat fiskal yang akan diterima pemerintah dengan adanya investasi ini adalah penerimaan dari berbagai jenis pajak yang terdiri atas pajak penghasil tenaga kerja (Pph) sebesar 15% dan pajak penghasilan (PPh) badan sebesar 25%. Pajak yang didapat pemerintah dari hasil produksi pengolahan konsentrat zirkon berkadar 65,5% sebesar Rp.7.293.800.000, namun apabila pengolahan zirkonium silikat yang didirikan maka pemerintah akan mendapatkan pajak sebesar Rp.15.667.800.000. Manfaat terhadap PDRB PDRB atau disebut juga sebagai nilai tambah suatu kegiatan produksi/jasa meliputi upah dan gaji, laba, bunga uang yang dibayarkan (berupa bagian dari biaya), pajak, serta sumbangan untuk pemberdayaan/pengembangan masyarakat lokal (daerah). Berdasarkan hasil analisis manfaat yang telah di uraikan di atas, maka dapat diketahui besarnya PDRB/nilai tambah yang diperoleh dari kegiatan usaha pengolahan konsentrat zirkon 65,5% dan zirkonium silikat meliputi upah dan gaji tenaga kerja, surplus usaha dan pajak. Beroperasinya satu perusahaan pengolahan konsentrat zirkon berkadar 65,5% diperkirakan akan memberikan kontribusi terhadap
produk domestik
regional bruto (PDRB) sebesar Rp.24.310.968.000. Namun apabila pengolahan zirkonium
silikat
yang
didirikan
maka
kontribusi
yang
terserap
sebesar
Rp.52.226.000.000.
77
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1
Prospek penggunaan zirkon pada industri keramik Indonesia sudah menjadi salah satu produsen top dunia di bidang keramik,
peringkat ke-6 di antara 30 negara produsen teratas pada tahun 2012 dan salah satu dari 10 negara teratas dalam hal konsumsi keramik sejak 2010 (Erawan, 2013). Menurut data Asosiasi Industri Keramik Indonesia (Asaki), industri keramik di Indonesia diperkirakan akan tumbuh 15% - 20% tahun ini. Didukung oleh ekonomi Indonesia yang terus berkembang, saat ini konsumsi domestik yang kuat dari produk keramik dan pesatnya pertumbuhan di sektor properti dan konstruksi lokal, permintaan untuk produk-produk keramik berkualitas seperti lantai, ubin dinding, ubin atap dan barang saniter terus meningkat. Sejak tahun 2011, industri keramik lokal telah mengalami 10% - 15% per tahun pertumbuhan permintaan domestik. Konsumsi produk keramik di Indonesia juga meningkat, sekitar 8% - 10% peningkatan konsumsi per kapita per tahun dari 2011. Kemampuan Indonesia untuk menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi keramik, desain yang kuat serta kelimpahan sumber daya alam dan bahan baku, membuat posisi Indonesia untuk menjadi pusat regional untuk pembuatan keramik dan ritel. Menurut Asaki, produksi keramik nasional tahun 2012 sebesar 340 juta m2, meningkat sebesar 13,33% dibandingkan dengan tahun 2011 (300 juta m2). Sedangkan pada tahun 2013, jumlahnya diperkirakan akan meningkat sebesar 15% sehingga menjadi 370 juta m2 (http://www.republika.co.id, 2013). 85% produknya diserap oleh pasar dalam negeri dan sekitar 15 persen sisanya diekspor. Tabel 4.1 adalah beberapa perusahaan keramik yang memanfaatkan zirkon dalam kegiatan produksinya. Dengan jumlah produksi keempat perusahaan sebesar 44,62 juta m2 (Tabel 5.1) zirkonium silikat yang digunakan sebanyak 1.170 ton per tahun, atau setiap 1 m2 produk keramik membutuhkan 0,00002622 ton zirkonium silikat. Apabila produksi keramik Indonesia tahun 2013 mencapai 370 juta m2, maka jumlah 78
zirkonium silikat yang digunakan diperkirakan sekitar 9.702 ton. Sedangkan untuk penggunaan frit, setiap keramik yang diproduksi sebesar 1 m2 dibutuhkan sebanyak 0,000545 ton frit. Apabila keramik yang diproduksi sebanyak 370 juta m2, maka frit yang dibutuhkan sebanyak 201.502 ton. Mengacu pada Cingah, M. Dan Wiratama, K. (2007), Sundari, K., N. (2009) dan Aryanda D. (2012) yang menyatakan bahwa kandungan zirkon silikat di dalam frit
berkisar
antara 5-9,02% maka jumlah zirkonium silikat di dalam frit tersebut antara 10.07518.175 ton.
Tabel 5.1 Pemakaian zirkon dan frit pada industri keramik Nama perusahaan PT. Saranagriya Keramik PT. Arwana Nuansa Keramik PT. KIA PT. Arwana Citra Mulya Jumlah
Produksi (m2)
Zirkon (ton)
frit
720.000
600
6.000
16.000.000
120
3.000
9.400.000
300
10.800
18.500.000
150
4.500
44.620.000
1.170
24.300
Sumber : Hasil survei Puslitbang Tekmira tahun 2013, diolah kembali.
Dengan demikian total zirkonium silikat yang digunakan oleh industri keramik Indonesia tahun 2013 diperkirakan berjumlah 19.777-27.877 ton (atau setara 29.666-41.816 ton konsentrat zirkon), jumlah tersebut sebenarnya dapat dipenuhi oleh dua perusahaan zirkonium silikat yang produksinya antara 25.45031.450 ton. Apabila pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kondisi yang stabil selama lima tahun ke depan dan pertumbuhan industri keramik tetap naik 15% per tahun, maka kebutuhan zirkonium silikat dapat dilihat dalam Tabel 5.2. Jika diambil perkiraan tertinggi dengan kenaikan kebutuhan zirkonium silikat rata-rata 5.639 ton, dengan menambah satu perusahaan dengan kapasitas 7.000 ton per tahun maka kebutuhan zirkonium silikat dalam negeri selama lima tahun ke depan akan
79
terjamin.
Tabel 5.2
Perkiraan jumlah kebutuhan zirkonium silikat oleh industri keramik Indonesia 2013-2018 (ton) Tahun Kebutuhan zirkonium silikat 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Perkiraan 19.777 22.744 26.155 30.078 34.590 39.779 terendah Perkiraan tertinggi
27.877
32.059
36.867
42.397
48.757
56.071
Sumber : dari berbagai sumber diolah kembali.
Andai saja 109.201 ton konsentrat zirkon Indonesia tidak diekspor (Tabel 3.10, Bab 3.2.3), maka jumlah sebanyak itu dapat diproduksi menjadi zirkonium silikat sebanyak 2/3*109.201 ton = 72.801 ton oleh 7 pabrik baru dengan asumsi tingkat produksi 7.000 ton per tahun. Apabila produk ini yang dijual ke luar negeri tentu akan meningkatkan nilai ekspor Indonesia, karena harganya lebih mahal. Adanya larangan ekspor dalam bentuk pasir/konsentrat zirkon dapat mendorong para investor untuk membangun pabrik zirkonium silikat, sehingga monopoli perdagangan pasir atau konsentrat zirkon di dalam negeri tidak akan terjadi. Dengan adanya larangan ekspor dalam bentuk bahan mentah dan melihat prospek pemanfaatan zirkonium silikat di dalam negeri, hal ini akan mendorong tumbuhnya pabrik pengolahan baru. Dengan demikian keberlangsungan usaha pertambangan zirkon dapat dipertahankan. 5.2
Prospek penggunaan zirkon pada industri frit Bahan baku utama keramik adalah tanah liat, kaolin, feldspar, pasir kuarsa,
sedangkan bahan penolong seperti glasir, frits dan zat pewarna (pigmen) sebagian besar masih diimpor dari Spanyol, Italia, Cina dan Malaysia. Bahan penolong ini sebagian besar berbahan dasar zirkon, setiap satu ton frit mengandung 5-9,02% zirkonium silikat. Menurut Asaki, zirkonium silikat yang digunakan di dalam pembuatan keramik sebagian besar masih diimpor dari Australia dan Afrika Selatan.
80
Tiga perusahaan frit yang ada di Indonesia ternyata belum mampu memenuhi permintaan frit dalam negeri, karena dari 54.000 ton frit yang diproduksi hanya 29.000 ton dijual di dalam negeri, sisanya diekspor. Padahal kebutuhan frit dalam negeri sebanyak 201.502 sehingga Indonesia harus mengimpor sebanyak 132.966 ton (Tabel 3 Bab 3.3.3) dengan kandungan zirkonium silikat antara 10.07518.175 ton (atau setara 15.113-27.263 ton konsentrat zirkon). Kekurangannya kemungkinan dipenuhi oleh tujuh perusahaan frit yang belum tercatat jumlah produksinya. Pesatnya pertumbuhan volume ekspor frit dan glasir Indonesia (56,16%), menunjukan bahwa frit dan glasir akan semakin dibutuhkan oleh industri keramik Indonesia yang meningkat 15-20% sehingga laju pertumbuhannya diperkirakan akan sama. 5.3
Prospek penggunaan zirkon pada pasir cetak (foundry) Zirkon (ZrO2) digunakan sebagai bahan untuk membuat pasir cetak pada
proses pengecoran logam, karena memiliki keunggulan konduktivitas termal rendah, titik lebur tinggi, merupakan unsur kimia yang stabil, tidak mudah cair pada leburan metal maupun logam campuran, membentuk permukaan halus pada lapisan metal maupun logam campuran (Poernomo, H.M.T., 2012). Zirkon ini salah satu komponen pasir yang digunakan sebagai facing-sand atau campuran dengan silika pada pengecoran besi dan baja (hapli.wordpress.com/foundry, 2013). Di Indonesia terdapat sekitar 9 perusahaan pasir cetak dalam industri pengecoran logam yang tercatat
di
Kementerian
Perindustrian
Republik
Indonesia,
namun
jumlah
kebutuhannya belum diketahui. Menurut A. Safiun selaku Ketua Asosiasi industri pengecoran logam Indonesia (APLINDO), bahwa pasir zirkon yang digunakan di dalam pengecoran logam masih diimpor. Jumlah konsumsi zirkonium silikat yang diperlukan pada tahun 2012 sekitar 12.196 ton, kebutuhannya akan meningkat sebesar 8,57% per tahun. Seluruh kebutuhannya diperoleh dari luar negeri, karena kualitas zirkonoium silikat impor mampu menahan panas hingga 22500C. 5.4
Prospek penggunaan zirkon pada bata tahan api (refraktory) Zirkon digunakan sebagai material penahan panas karena karakteristiknya 81
yang memiliki titik lebur tinggi 22500C, kestabilan kimia, dan kekuatan mekanik (dalam skala Mohs kira-kira 7,5). Campuran zirkon dan alumina zirconia silica (AZS) memiliki resistan terhadap leburan gelas, sehingga banyak digunakan sebagai material refraktori pada industri gelas (Poernomo, H.M.T., 2012). Sebagaimana dijelaskan di dalam bab 3, dengan jumlah penjualan batu tahan api dalam negeri sebesar 153.150 ton, maka zirkonium silikat yang diperlukan sekitar 1.199 ton dengan laju pertumbuhan sebesar 4,19% per tahun. Mengingat kualitas zirkon yang ada di Indonesia tidak dapat digunakan untuk suhu setinggi itu, maka seluruh kebutuhannya diperoleh dari luar negeri, terutama Australia dan Afrika Selatan.
Berdasarkan ke empat jenis pengguna akhir pasir zirkon maka diperkirakan kebutuhan zirkonium silikat dalam negeri akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jumlah kebutuhan zirkonium silikat dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2019 diperkirakan akan mencapai 711.493 ton, jumlah ini berdasarkan asumsi pertumbuhan industri keramik 15%, industri frit 17,50%, Pasir cetak untuk pengecoran logam 8,57% dan bata tahan api 4,19% (Gambar 5.1). 147.627
160.000
128.593 112.102
Konsumsi (ton)
140.000 97.807
120.000 100.000 80.000
74.649
85.409
65.306
60.000 40.000 20.000
Bata tahan api
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 1.249 1.302 1.356 1.413 1.472 1.534 1.598
Pasir cetak
13.241 14.376 15.608 16.946 18.398 19.975 21.686
Industri frit
21.356 25.094 29.485 34.645 40.708 47.831 56.202
Industri keramik 29.459 33.878 38.960 44.804 51.524 59.253 68.141
Gambar 5.1 Proyeksi konsumsi zirkonium silikat oleh industri, tahun 20132019 (ton) 82
5.5
Simulasi penambahan pabrik, produksi dan umur tambang Jumlah deposit pasir zirkon yang terukur di sekitar daerah aliran sungai
(DAS) Kalimantan Tengah sekitar 6,56 juta ton dengan kandungan zircon opacifier (ZrSiO4) sekitar 2,62 juta ton. Dengan asumsi dua pabrik yang ada saat ini tingkat produksi 31.450 ton ditambah satu pabrik baru dengan produksi masing-masing 7.000 ton per tahun. Untuk menghasilkan zirkonium silikat sebanyak 38.450 ton dibutuhkan sekitar 57.675 ton pasir zirkon. Sisa sumber daya ZrSiO4 terukur di Kalimantan Tengah sekitar 2,62 juta ton cukup digunakan sebagai bahan baku pabrik pengolahan konsentrat pasir zirkon menjadi beberapa produk zirkonium minimal 42,8 tahun. Dengan adanya penambahan pabrik zirkonium silikat sebanyak delapan perusahaan maka umur tambang akan lebih pendek lagi, oleh karena itu larangan ekspor dalam bentuk pasir atau konsentrat zirkon sangat tepat untuk menjamin kebutuhan bahan baku oleh pabrik zirkonium silikat di dalam negeri. Selain itu, untuk mendorong para investor membangun pabrik pengolahan zirkonium silikat di wilayah pertambangan pasir zirkon untuk menampung komoditas ini dari pemegang izin usaha pertambangan atau izin pertambangan rakyat.
5.6
Kajian pembangunan pabrik zirkonium silikat Kecenderungan global pengusahaan pasir zirkon Hingga saat ini pemasaran pasir/konsentrat zirkon untuk memenuhi
kebutuhan industri di dalam negeri belum optimal, akibatnya bahan mentah ini banyak diekspor berberbagai negara, terutama ke Cina.
Kecenderungan yang telah terjadi Setelah terbitnya Permen ESDM No. 7 Tahun 2012 (sebelum perubahan)
tentang peningkatan nilai tambah mineral melalui pengolahan dan pemurnian, produksi pasir zirkon cenderung mengalami penurunan (Gambar 5.2). Salah satu di antaranya adalah Provinsi Kalimantan Barat, produksi zirkonnya turun hingga mencapai 6.224 ton dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2007) dengan tingkat produksi 78.890 ton, rata-rata turun sebesar 42,21% per tahun. 83
Kecenderungan yang akan terjadi Kecenderungan yang akan terjadi dari terbitnya UU No. 4 tahun 2009 antara
lain : -
Berkurangnya pendapatan pusat/daerah, antara lain : penerimaan negara bukan pajak bidang pertambangan yang bersumber dari royalty dan iuran tetap (dead rent),
iuran produksi (2,5% dari harga jual per ton), iuran eksplorasi dan
eksploitasi (Rp. 9.000-18.000/hektar/tahun), pendapatan dari biaya reklamasi, pendapatan dari pajak penghasilan usaha (12,5% dari pendapatan kena pajak) dan pendapatan dari ekspor. -
Hilangnya sektor usaha lain di sekitar lokasi pertambangan yang selama ini menunjang kebutuhan bagi perusahaan pertambangan dan karyawannya.
90.000 80.000
78.890
Produksi (ton)
70.000 60.000
59.575 51.020
50.000 40.000 30.000 20.000
10.000
6.224
2007
2008
2009
2010
Tahun Sumber : Kaltengmining.com (2013)
Gambar 5.2 Perkembangan produksi pasir zirkon Provinsi Kalimantan Tengah, tahun 2007-2010 (ton)
84
Industri hulu Kegiatan usaha pertambangan pasir/konsentrat zirkon akan kembali
bergairah apabila yang diizinkan untuk diekspor berupa zirkonium silikat, karena produk ini siap digunakan untuk untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor (Gambar 5.3).
Industri pendukung Bahan bakar minyak (solar), batubara dan listrik menjadi bagian yang
mendukung keberlangsungan pabrik zirkonium silikat (Gambar 5.3).
Industri hilir Akan lebih banyak lagi industri yang akan memanfaatkan zirkonium silikat,
terutama di sektor konstruksi dan bangunan, seperti industri keramik, frit, refraktori, pasir cetak, kimia dan lain-lain (Gambar 5.3). Permasalahan yang dihadapi oleh industri zirkonium silikat :
Isu lingkungan, sehingga zirkonium silikat sulit diterima oleh industri hilir (khususnya industri keramik) di dalam negeri, karena mengandung unsur radioaktif dari uranium dan thorium.
Masih adanya gangguan zirkonium silikat impor, selain harga lebih murah juga karena tidak dikenakan pajak impor sehingga produk Indonesia sulit bersaing.
Masih tingginya impor zirkonium silikat, karena belum banyak pabrik pengolahan zirkon silikat di dalam negeri.
Kekhawatiran masih diberlakukannya aturan pajak ekspor 20% bagi produk zirkonium silikat, sehingga sulit bersaing di pasar dunia.
5.7
Kajian terhadap kondisi saat ini dan kemungkinan yang akan terjadi Karena zirkonium silikat merupakan salah satu bahan penolong yang sangat
diperlukan dalam industri keramik, maka tolok ukur perkembangan industri pengolahan zirkonium silikat adalah industri keramik dan bata tahan api. Prospek pengolahan zirkonium silikat dalam beberapa tahun ke depan mengingat komoditas ini banyak digunakan untuk proses pembuatan keramik karena permintaan keramik dalam negeri cukup tinggi seiring banyaknya pembangunan perumahan, hotel, apartemen dan gedung perkantoran lainnya 85
berkembang sangat pesat. Keunggulan yang dimiliki oleh produk zirkonium silikat Indonesia selain tingkat pewarnaan yang sangat baik dibandingkan dengan produk negara lain, juga karena memiliki sumer daya cukup besar sehingga mampu meningkatkan daya saing dengan produk yang sama dari negara lain. Untuk menghadapi persaingan pasar global yang semakin ketat, industri keramik perlu melakukan peningkatan efisiensi melalui inovasi dan teknologi untuk menghasilkan produk zirkon yang kualitas tinggi untuk kebutuhan industri yang berteknologi tinggi. Produk yang dimaksud adalah zirkonia, produk ini sebagai oksida yang berfungsi pada berbagai aplikasi keramik maju (advanced ceramics), seperti sensor oksigen dan SOFC (Solid oxide Fuel Cell). Kegunaan zirkonia lainnya adalah untuk aplikasi kesehatan (terutama sebagai heads untuk hydroxyapatite), elektronik, optik, katalis, perhiasan dan sebagainya, sehingga penguasaan teknologi pembuatannya sangat diperlukan (Balitbang ESDM, 2013). Pemakaian zirkonia dengan kualitas tinggi sampai saat ini masih bergantung kepada produk impor. 1) Pangsa pasar Kebutuhan dan pemasokan zirkonium silikat Peluang pasar zirkonium silikat Indonesia baik di dalam dan luar negeri akan dipengaruhi oleh produk dari negara lain.
Kebutuhan zirkonium silikat akan terus meningkat, terutama di negara Cina, sebagai salah satu penghasil keramik terbesar dunia yang akan membutuhkan lebih banyak produk ini, disusul kemudian oleh Amerika Serikat, Kore Selatan, Jepang dan Malaysia (Poernomo, 2012).
Pesaing pemasok zirkonium silikat Indonesia adalah Australia, Afrika Selatan dan Cina, karena ketiga negara memiliki sumber daya pasir zirkon terbesar dunia (Poernomo H., 2012).
Kebutuhan zirkonium silikat di dalam negeri antara 19.777-27.877 ton per tahun.
86
Perilaku pasar Produk zirkon untuk kebutuhan industri hilir sangat tergantung pada kondisi perkembangan pasar dunia, khususnya untuk saat ini zirkonium silikat yang paling banyak diminati oleh industri hilir seperti seperti keramik, frit, refraktori, pasir cetak, kawat las (pasarnya 90-95%). Sedangkan untuk zirkonia belum banyak diminati para investor selain karena teknologi dan investasi yang mahal juga karena pasarnya yang kecil (5-10%). 2) Faktor kondisi (input) Sumber daya Pasir zirkon sebagai bahan baku, tersebar di Provinsi Bangka-Belitung, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Sumber daya modal
Untuk mebangun pabrik zirkonium silikat dengan kapasitas 7.000 ton per tahun diperlukan investasi sebesar Rp.31.722.045.833,00.
Pembiayaan untuk industri dan suku bunga bank masih tinggi dibandingkan dengan negara lain, Indonesia (14-15% fluktuatif), Cina, Vietnam dan Thailand (>6%, 6% dan 4% stabil)
Daya tarik investasi Indonesia masih rendah dibanding negara lain. PPh badan Indonesia 25% (UU No. 36 Tahun 2008 tentang PPh), Hongkong 20%, Malaysia 10%, Cina dan Thailand 20% serta Vietnam 15%.
3) Sumber daya manusia
Tersedia tenaga kerja yang terampil dan mampu menguasai teknologi pengolahan zirkonium silikat.
Dukungan penelitian dan pengembangan dalam pembinaan sumber daya manusia dan penerapan standar nasional Indonesia (SNI).
Belum menguasai rancang bangun dan perekayasaan untuk teknologi pengolahan zirkonia dan produk akhir lainnya yang berbasis pasir zirkon.
4) Infrastruktur
Sarana dan prasarana transportasi belum mendukung baik di lokasi penambangan ke lokasi pabrik pengolahan zirkonium silikat. 87
Industri hilir pengguna zirkonium silikat masih terkonsentrasi di Pulau Jawa
5) Industri inti, penunjang dan terkait
Industri inti : industri pengolahan zirkonium silikat
Industri penunjang : industri pertambangan pasir zirkon, Perusahaan batubara, PLN, Pertamina
Industri terkait : industri permesinan, tekmira
Industri pengguna : industri kimia, sektor bangunan dan konstruksi
6) Strategi pengusaha dan perusahaan
Kerjasama bidang pengembangan zirkon antara negara penghasil zirkon dan dengan negara yang mengusai teknologi.
Mengadakan kerjasama antara pengolah zirkonium silikat dengan pemakainya di Indonesia, melalui FGD.
Menerapkan bea masuk terhadap pasir zirkon dan zirkonium silikat yang cukup tinggi, misalnya sebesar 30%.
5.8
Analisis SWOT Dalam rangka penyusunan kajian akademis pabrik pengolahan zirkonium
silikat perlu dirumuskan strategi pengembangan yang tepat dan sesuai dengan posisi strategis keberadaan pertambangan pasir zirkon saat ini dan kondisi idealnya dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal industri pengolahan tersebut.
Hal ini untuk memetakan dengan baik strategi kebijakan dan arah
pengembangan yang akan dicapai serta langkah strategis untuk mencapai kondisi tersebut. Dalam rangka mengidentifikasi posisi strategis pabrik zirkonium silikat dengan lebih akurat dilakukan analisis SWOT. Indikator internal sistem digambarkan melalui kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknessess) sedangkan indikator eksternal sistem digambarkan melalui peluang (opportunity) dan ancaman (threats). Kakuatan
Tersedianya sumber daya pasir zirkon
Kemampuan mengolah zirkonium silikat
Penguasaan teknologi zikonia untuk teknologi tinggi (high technology) 88
Dukungan Litbang Tekmira dan lembaga litbang lainnya
Dukungan asosiasi pertambangan dan pemerintah
Kelemahan
Belum ada fasilitasi penyiapan pasir/konsentrat zirkon.
Jumlah pabrik zirkonium silikat masih sedikit
Zirkonium silikat sebagian besar masih diimpor
Sumber daya terlatih masih sedikit
Jalur distribusi belum efisien (banyak mengeluarkan biaya pengangkutan atau ekonomi biaya tinggi)
Sebagian besar bahkan 100% mesin produksi pengolahan zirkonium silikat masih impor.
Peluang
Potensi pasar dalam negeri tetap terbuka, karena kebutuhan zirkon silikat oleh industri pengguna antara 19.777-27.877 ton per tahun.
Potensi pasar luar negeri terbesar adalah Cina, karena tingginya pertumbuhan di sektor konstruksi dan bangunan. Selain itu, ada Italia, Spanyol dan Turki.
Dukungan pemerintah terhadap pengembangan usaha zirkonium silikat, melalui kebijakan atau peraturan.
Ancaman
Beberapa negara tujuan ekspor bisa saja menerapkan kebijakan yang tidak konsisten, tergantung kondisi dan situasi politik dan ekonomi negara tersebut.
Impor zirkonium silikat dari Australia, Cina dan Afrika Selatan.
Membanjirnya impor zirkonium silikat dari Cina.
Persaingan ketat terhadap produk zirkonium silikat di pasar dunia baik kualitas maupun harga.
Kebijakan pengenaan tarif masuk (impor) zirkonium silikat sebesar 0%.
Tuntutan negara tujuan ekspor dan pemakai dalam negeri yang makin tinggi terutama dengan dengan masalah mutu dan lingkungan.
Belum diberlakukannya SNI wajib produk zirkonium silikat dari dalam dan luar negeri, terkait unsur radioaktif dalam uranium dan thorium. 89
5.9
Sasaran
Jangka pendek dan menengah : -
Pengamanan pasokan bahan baku dalam negeri;
-
Pengembangan pemanfaatan bahan baku pasir zirkon di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Bangka-Belitung;
-
Mengembangkan pencarian sumber daya pasir zirkon ke daerah lainnya di Indonesia;
-
Meningkatkan peran produk zirkonium silikat dalam negeri untuk kebutuhan domestik;
-
Meningkatkan daya saing industri zirkonium silikat di pasar dunia;
-
Menerapkan kebijakan impor zirkonium silikat dengan kebijakan pajak yang tinggi atau menerapkan standar nasional Indonesia terkait dengan produk yang dihasilkan;
-
Memperkuat struktur industri zirkonium silikat mulai dari bahan baku hingga produk yang akan digunakan oleh industri hilir;
-
Mengembangkan industri zirkon yang bernilai tambah tinggi (zirkonia);
-
Mengembangkan rekayasa dan fabrikasi pabrik pengolahan zirkonium silikat yang hemat energi.
Kerangka pengembangan industri zirkonium silikat perlu ditunjang oleh infrastruktur ekonomi yang memadai seperti teknologi, sumber daya manusia, pasar dan prasarana transportasi. Berdasarkan hasil penelitian dan kajian mengenai keberadaan zirkon dari aspek pengusahaannya, ternyata dapat diambil beberapa manfaat terhadap industri hulu dan hilir baik langsung maupun tidak langsung (lihat Gambar 5.3). Keterkaitan industri hulu : 1)
Sektor pertambangan pasir dan konsentrat zirkon.
2)
Untuk kegiatan produksinya, pabrik zirkonium silikat sangat membutuhkan energi seperti listrik, batubara dan solar.
3)
Bahan baku besi untuk membangunan konstruksi dan membuat mesin. 90
4)
Bola-bola penggerus yang terbuat dari bahan alumina.
5)
Tenaga kerja sebagai tenaga operasional dan administrasi dalam menunjang kelancaran kegiatan perusahaan.
Keterkaitan industri hilir : 1)
Industri keramik.
2)
Industri refraktori.
3)
Pasir cetak pada pengecoran logam.
4)
Frit dan kawat las.
Keterkaitan tak langsung akan menghasilkan devisa negara dari ekspor zirkonium silikat, akan menciptakan perdagangan produk yang lebih beragam, kegiatan perbankan melalui pinjaman modal untuk investasi di pengolahan sirkonium silikat. Sedangkan manfaat hilir akan diperoleh adalah pendapatan negara dari pajak penghasilan badan usaha pengolahan zirkonium silikat.
5.10 Kajian terhadap kebijakan Apabila dilihat dari bagan alir (lihat Gambar 4.1) ternyata teknologi ini sudah diterapka oleh para pengusaha tambang zirkon di Provinsi Kalimantan Barat dan Tengah. Salah satu perusahaan yang telah melakukannya adalah PT. IZI di Desa Pustu Takaras, Kecamatan Rakumpit, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yaitu perusahaan yang memproduksi zirkonium silikat, juga diekspor ke Korea Selatan. Terkait dengan UU No. 4 tahun 2009, ada beberapa hal yang diuraikan : -
Berdasarkan bagan alir proses pengolahan pasir zirkon ini sangat diperlukan oleh berbagai industri manufaktur di dalam negeri (lihat Gambar 2.1).
-
Mendorong tumbuhnya investasi untuk peningkatan penguasaan teknologi, hal ini terlihat dari banyaknya perusahaan yang akan membangun pabrik zirkonium silikat.
Dampak terbitnya peraturan ini antara lain :
91
-
Mendorong peningkatan jumlah perusahaan yang mengolah produk ini (pasir zirkon) dan akan memicu tingkat ekspor pasir zirkon yang tinggi, sehingga dikhawatirkan sumber daya akan habis lebih cepat.
-
Mengurangi minat investor berinvestasi di industri pengolahan lanjut yang memanfaatkan pasir zirkon sebagai bahan baku.
-
Di masa mendatang, dengan semakin banyaknya produksi pasir zirkon maka akan semakin banyak pula mineral ikutan rutil dan ilmenit yang dihasilkan. Hal ini menjadi permasalahan bagi perusahaan yang pabriknya berada di luar tambang dengan keterbatasan lahan untuk menyimpannya. Oleh karena itu harus ada upaya percepatan pengembangan teknologi untuk mendapatkan kadar minimum yang boleh diekspor sesuai dalam permen atau membuat perubahan dengan menurunkan kadar minimum agar bisa diekspor.
Upaya : -
Percepatan pengembangan teknologi peningkatan kadar rutil dan ilmenit sesuai batas minimum yang boleh diekspor, karena pengusaha kesulitan untuk mencapai kadar yang tercantum dalam permen dimaksud.
-
Percepatan penguasaan teknologi pengolahan lanjut pasir zirkon, seperti pembuatan zirkonia (Tekmira) dan zirconium oxychloride atau zirconil chloride (PTAPB-BATAN)
untuk
dapat
mendukung
perubahan
batas
minimum
kandungan pasir zirkon yang oleh diekspor.
Di Indonesia saat ini sudah ada 3 perusahaan yang mengolah pasir zirkon menjadi zirkonium silikat, prosesnya selangkah lebih maju dibandingkan dengan yang hanya mengolah sampai konsentrat saja. Zirkonium silikat, produknya dapat digunakan oleh berbagai industri akhir seperti industri keramik, bata tahan api, pengecoran logam dan industri frit.
92
Pasir zirkon 40%
Konsentrat zirkon 65,5% (premium)
Keterkaitan hulu
Keterkaitan hilir
Batubara
Keramik
Keterkaitan Tak langsung
Ekspor Listrik
Refraktori Perdagangan
Solar
Pasir cetak Frit/glasir
Rumah tangga
Lainnya
Kontruksi
Zirkonium Kontruksi/ permesinan
silikat
Keramik/ ball ceramic
Perbankan Tenaga kerja
Transportasi
Keterkaitan Pajak Gambar 5.3 Keterkaitan hulu , hilir dan tak langsung pabrik zirkonium silikat dengan berbagai sektor industri di Indonesia
93
6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap keberadaan pasir
zirkon Indonesia mulai dari pengumpulan data dan informasi, pengolahan dan kajian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1)
Tekonologi pengolahan yang saat ini dikuasai oleh dunia industri zirkon Indonesia adalah pengolahan zirkonium silikat (tepung zirkonium dan zirconium micronized).
2)
Jenis zirkon yang paling banyak digunakan di dalam dunia industri adalah zirkonium silikat, sekitar 90% diserap oelh industri keramik, pasir cetak pengecoran logam, industri frit dan refraktori, sedangkan 10% sisanya digunakan untuk reaktor nuklir.
3)
55% produksi zirkon dunia digunakan oleh industri keramik
4)
sekitar 55% produksi zirkon dunia. Sekitar 90% digunakan pada jenis keramik lantai (tile), 9% jenis keramik saniter dan perlengkapan kamar mandi lainnya sedangkan 1% digunakan oleh jenis keramik peralatan rumah tangga. Industri lain pengguna akhir produk zirkon adalah industri bahan kimia (18%), refraktori (14%), pengecoran logam (10%) dan industri lainnya 3%
5)
Industri keramik adalah industri pengguna akhir yang paling banyak menggunakan zirkon, industri ini menggunakan sekitar 55% produksi zirkon dunia.
6)
Pasir zirkon paling banyak diolah menjadi zirkonium silikat
7)
Zirkonium silikat adalah produk olahan lanjut dari pasir zirkon
8)
Pasir zirkon yang paling banyak digunakan pada industri zirkonium silikat adalah pasir zirkon yang
berasal dari Provinsi Kalimantan Tengah karena
karakteristiknya sesuai untuk industri yang disebutkan di atas. 9)
Dengan adanya penambahan pabrik zirkonium silikat sebanyak delapan perusahaan maka umur tambah akan lebih pendek lagi. Oleh karena itu larangan ekspor dalam bentuk pasir atau konsentrat zirkon akan sangat 94
tepat untuk menjamin kebutuhan bahan baku oleh pabrik zirkonium silikat di dalam negeri. 10) Membangun delapan pabrik zirkonium silikat dari jumlah pasir zirkon yang diekspor akan memupus kekhawatiran terjadinya PHK, hilangnya pendapatan daerah
dan
pusat
dari
kegiatan
pertambangan
pasir
zirkon
karena
komoditasnya akan ditampung dan diolah oleh pabrik zirkonium silikat. Sebaliknya, dengan munculnya investasi baru untuk pengolahan zirkonium silikat justru akan menambah jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan produksinya. 11) Adanya larangan
ekspor dalam bentuk
pasir/konsentrat zirkon dapat
mendorong para investor untuk membangun pabrik zirkonium silikat, sehingga monopoli perdagangan pasir/konsentrat zirkon tidak akan terjadi. 12) Selain zirkonium silikat sebagai pemutih dalam industri keramik saat ini ada juga substitusinya yaitu ZrO2+Al2O3.
6.2 1)
Saran Menyosialisasikan prospek pengolahan zirkonium silikat kepada para investor untuk mendirikan pabrik pengolahan zirkonium silikat dalam rangka memenuhi kebutuhan industri di dalam negeri dan luar negeri.
2)
Memberikan insentif bagi perusahaan yang mau mendirikan pabrik zirkonium silikat seperti bea ekspor nol%, memberikan pinjaman dengan bunga ringan dan lain-lain sehingga produknya mampu bersaing dengan produk luar negeri. Karena para investor tersebut telah membantu pemerintah dalam neningkatkan nilai tambah pasir zirkon.
95
DAFTAR PUSTAKA Akbar, M. Anshari, 2010, Studi Ekstraksi Zirkon-Hafnium Dari Tailing Pencucian Timah Bangka Dengan Metoda Analisis Magnetik, hal. 5, diposkan 3 Desember. Aryanda, Dadang, 2009, Zirkon, http://kampungminers.blogspot.com, tanggal 6 Maret 2013 tahun 2013, jam 17:09. BPS, 2012, Direktori Industri Manufaktur Indonesia 2012, Jakarta. Cingah, M. Dan Wiratama, K., 2007, Pengaruh Pemakaian Bahan Pembentuk Warna Putih Terhadap Glasir, Volume 8 No. 2, Desember 2007. Clive Gray,1992, Pengantar Evaluasi Proyek, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Dwiarto D., 2013, Program Penghiliran Agar Perhatikan Cadangan Mineral, http://www.ima-api.com/, Senin, 15 April 2013, 03:54. Departemen Perindustrian, 2009, Roadmap Industri Keramik, Direktorat Jenderal Industri Agro Dan Kimia, Jakarta. Denni Widhiyatna, Mangara P Pohan, Asep Ahdiat, 2012, Inventarisasi Potensi Bahan Galian Pada Wilayah Peti Daerah Belitung, Provinsi Bangka Belitung, Kelompok Program Penelitian Konservasi Pusat Sumber Daya Geologi. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi bangka Belitung, 2013, Daftar Nama Perusahaan Pemegang Kuasa Pertambangan Provinsi Bangka Belitung, Pangkal Pinang. Distamben, 2013, Daftar Rencana Pembangunan Industri Pengolahan dan Pemurnian Mineral yang akan dilaksanakan pemegang IUP OP dan OPK di Kalimantan Barat, Pontianak. Dinas Pertambangan dan Energi Kalimantan Barat, 2013, Realisasi Produksi Mienral dan Batuan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008-2012. Djamaluddin, Thamrin, M & Achmad, A, 2012, Potensi Dan Prospek Peningkatan Nilai Tambah Mineral Logam Di Indonesia (Suatu Kajian Terhadap Upaya Konservasi Mineral), Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Prosiding 2012 Hasil Penelitian Fakultas Teknik, Makassar. Erawan, A., 2013, 2013, Industri Keramik Nasional Tumbuh 20%, www.rumah.com, 23 April 2013, Jam 20:13. __________, 2013, Pembuatan Zirkonia dengan Metode Peleburan Pasir Zirkon, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Peneltian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral. __________, 2013, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Bangka-Belitung, Potensi Bahan Galian di Provinsi Bangka-Belitung, Pangkal Pinang. Franklin J. Stermole and Jhon M. Stermole 1990, Economic Evaluation and Invesment Decision Methods (seventh edition), Golden, Colorado USA. Gaspersz, V., 1992, Analisis Sistem Terapan Berdasarkan Pendekatan Teknik Industri, hal 104-175, penerbit tarsito, Bandung. Gunradi R., Kurnia E., E., 2012, Evaluasi Potensi Bahan Galian Pada Bekas Tambang Dan Wilayah Peti Di Daerah Monterado, Kabupaten Bengkayang, Provinsi
96
Kalimantan Barat, Kelompok Program Penelitian Konservasi Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung. http://www.republika.co.id, 2013, Produksi Keramik Nasional Naik 15 Persen di 2013, Minggu, 19 Jumadil Awwal 1434 / 31 Maret 2013 http://hapli.wordpress.com/foundry, 2013, Pasir Cetak, HAPLI , Komunitas Praktisi Pengecoran Logam Indonesia, tanggal 10 April 2013, jam 10:44:03. Hao, Eileen and Baylis, Robert, 2012, Chinese ceramic raw material market trends and trade, Roskill Information Services Ltd. 28th March 2012, www.roskill.com/news, 22-11-2013, jam 10:25. Iluka, 2013, China Zircon Demand, www.iluka.com/.../mineral-sands-briefing-papers Mineral Sands Briefing Paper, December 2011. Iluka, 2013, Mineral Sands Industry, Fact Book, www.iluka.com/.../industry.../mineralsands-indus..., jam 16:51, tanggal 13 Juli 2013. Iluka b), 2013, Mineral Sands Industry, Fact Book, www.iluka.com/.../industry.../mineral-sands-indus..., jam 16:51, tanggal 13 Juli 2013. Kalteng Mining. Com, 2013, Potensi/ Sumber Daya Sirkon Kalimantan Tengah, Jumat, 31 Mei 2013, jam 21:24. Martua Raja P, A.F. Yusuf, Bayu Sayekti, Mulyana, 2007, Eksplorasi Umum Endapan Zirkon di Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah , Proceeding Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Dan Non Lapangan Tahun 2007 Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung. Muhammad Yazid , 2013, Revisi Permen 7/2012, Tujuh perusahaan zrikonium silikat bangun smelter, Senin, 04 Februari 2013, 09:00 WIB, http://industri.kontan.co.id. Poernomo, Herry, 2012, Informasi Umum Zirkonium, Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Yogyakarta. Pohan, Mangara P. dan Arief, Ridwan , 2012, Evaluasi Potensi Bahan Galian Pada Bekas Tambang Dan Wilayah Peti Daerah Balai Karangan, Sanggau, Kalimantan Barat, Kelompok Program Penelitian Konservasi Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung. Permen Keuangan No. 75 tahun 2012, tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar menyatakan, seluruh eksportir 65 jenis mineral, baik logam, bukan logam, maupun bebatuan wajib menyetor bea keluar ekspor 20 persen ke kas negara mulai 16 Mei 2012. Raja, Martua P, Yusuf A.F., Sayekti B., Mulyana, 2007, Eksplorasi Umum Endapan Zirkon Di Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah, Kelompok Penelitian Mineral Bidang Sarana Teknik Pusat Sumber Daya Geologi, bandung. Sundari, K., N., 2009, Pembuatan Glasir Kelabu Dengan Menggunakan Pencampuran Bahan Pewarna Biru Dan Hijau, Peneliti Material Di UPT PTSTKP Bali, BPPT, Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 11 No. 2 Agustus 2009 Hlm. 90-94. Suparmoko, 1989, Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Pusat Antar Universitas-Studi Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. 97
Suprapto S. J., 2012, Prospek Pengembangan Potensi Bahan Galian Pada Wilayah Bekas Tambang Timah Dan Emas Aluvial, Kelompok Program Penelitian konservasi Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung. U.S. Geological Survey, 2013, Zirconium and Hafnium, Commodity Mineral Summaries, January 2013, Page 190-191. Widjaya, A., 2009, Profil Industri Keramik Indonesia, Cetakan I, Penerbit Teraju, Jakarta. www.mining.com, 2013, Supply shortage of zircon to continue, further price rises unsustainable, Roskill Information Services | June 16, 2011, jam 15:04 tanggal 14 Juli 2013. www.researchinchina.com/Htmls/Report/2012/6314.html, 2013, Global and China Zirconium Industry Report, 9 Juli 2013, Jam 08:29. www.mineraldeposits.com.au, 2013, Zircon and Titanium mining and processing, Investor presentation, October 2012, Kamis Juli 2013, jam 19:21. www.minerals.usgs.gov/.../zirconium/, 2013, Zirconium and Hafnium , U.S. Geological Survey, Mineral Commodity Summaries, January 2011, jam 21:44, Tanggal 14 Juli 2013, p. 191. www.minerals.usgs.gov/.../zirconium/, 2013, Zirconium and Hafnium , U.S. Geological Survey, Mineral Commodity Summaries, January 2011, jam 21:44, Tanggal 14 Juli 2013, p. 191. www.mineraldeposits.com.au/.../MDL_Presentatio, 2013, Mineral Deposits, Zircon & Titanium mining and processing, Investor Presentation, September 2012, tanggal 13 Juli 2013, Jam 17:24. www.iluka.com/.../industry.../mineral-sands-indus... a), 2013, Mineral Sands Industry, Fact Book, tanggal 14 Juli 2013, jam 13:18. www.diatreme.com.au/.../2011/Zircon, 2013, Zircon (ZrSiO4) Demand growing, Supply strugging, Ceramics and Sanitary ware, driven by China’s urbanisation, Jam 12:32, 22 November 2013. www.infotile.com/pdfFile/, 2013, World Production and Consumption of Ceramic Tiles, Jam 11:36, 3 Agustus 2013. www.mining.com, 2013, Supply shortage of zircon to continue, further price rises unsustainable, jam 12:53, 22 November 2013. Yusuf A.F., Aswan I. H, Halim S., dkk., 2012, Inventarisasi Dan Penyelidikan Bahan Galian Non Logam Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah, Kelompok Program Penelitian Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi. Zulfikar, Herry R.E., Wastoni C.P., & Djadja T, 2008, Endapan Zirkon Di Daerah Pangkalan Batu Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat, Kelompok Program Penelitian Mineral, Pusat Sumber Daya Geolog, Bandung.
98