Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016
ISSN : 2355 -9535
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MELALUI WORKSHOP MGMP KIMIA SMA KABUPATEN PIDIE 2015 Mehram Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Propinsi Aceh Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini bertujuan agar Guru-guru SMA binaan penulis dalam Wilayah Kabupaten Pidie memiliki kemampuan dalam menganalisis kondisi awal siswa berdasarkan hasil Ujian Nasional 2014 sebagai dasar dalam menyusun program bimbingan siswa menghadapi Ujian Nasional 2015. Untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang dilakukan, penulis melakukan observasi selama workshop berlangsung tiap-tiap siklus. Yang menjadi subjek Penelitian ini adalah 28 Guru Kimia yang berasal dari 4 SMA Binaan dan 19 SMA diluar sekolah binaan dalam Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Sedangkan yang menjadi objek Penelitian adalah Kemampuan guru dalam memanfaatkan hasil Ujian Nasional 2014 sebagai dasar penyusunan program bimbingan menghadapi Ujian Nasional 2015. Data yang diperoleh diolah secara deskriptif. Hasil analisis data selama guru mengikuti workshop menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan terjadi pada siklus I dan siklus II. Dengan menetapkan tingkat ketuntasan atau kriteria Daya Serap minimal 85,0 dalam penguasaan 10 kompetensi yang dilatih, selama siklus I Daya Serap yang mereka capai 55,7 dan ternyata pada siklus II meningkat menjadi rata-rata 87,2. Hasil ini telah memberi jawaban bahwa kemampuan guru dalam memanfaatkan hasil Ujian Nasional 2014 untuk merancang program bimbingan belajar menghadapi Ujian Nasional 2015 dapat ditingkatkan melalui workshop MGMP kimia SMA Kabupaten Pidie. Kata-kata kunci: Kemampuan Guru, Workshop, MGMP. PENDAHULUAN Pendidikan Pemerintah Republik Indonesia, sampai dengan saat ini, masih menyelenggarakan Ujian Nasional. Hasilnya tidak hanya memberi dampak positif terhadap motivasi belajar siswa, tetapi juga mendorong pemerintah dalam mengembangkan kebijakannya untuk memfungsikan hasil Ujian Nasional sebagai salah satu unsur pertimbangan dalam menetapkan siswa dapat diterima masuk Perguruan Tinggi. Mengingat begitu pentingnya hasil Ujian Nasional, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) setiap tahunnya melakukan analisis hasil ujian nasional dan menuangkan hasil analisis tersebut dalam suatu laporan, dan pada tahun 2014 laporan tersebut berjudul “Panduan Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2013/2014 untuk Perbaikan Mutu Pendidikan”. Menurut BSNP (2014), tujuan penyusunan buku ini adalah untuk memberikan data dan informasi hasil UN kepada para pengambil kebijakan pada tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan satuan pendidikan atau sekolah/madrasah untuk dimanfaatkan sebagai salah satu bahan 44
Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016
ISSN : 2355 -9535
masukan pengambilan kebijakan bagi perbaikan mutu pendidikan. Dari pengalaman penulis sebagai Pengawas Sekolah dengan daerah binaan di Kabupaten Pidie menemukan bahwa tidak semua guru Kimia SMA telah memanfaatkan atau mengetahui cara memanfaatkan buku yang dikeluarkan BSNP tersebut dalam membina siswa untuk menghadapi Ujian Nasional tahun berikutnya. Berdasarkan problematika tersebut diatas itulah penulis mengkaji lebih mendalam terhadap masalah ini dan melakukan tindakan tertentu untuk memperbaiki kondisi diatas melalui suatu Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul : “Upaya Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Memanfaatkan Hasil Ujian Nasional 2014 Sebagai Dasar Penyusunan Program Bimbingan Siswa Untuk Menghadapi Ujian Nasional 2015 Melalui Workshop MGMP Kimia SMA Binaan Kabupaten Pidie Tahun 2015” Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan : 1. Motivasi guru dalam menggunakan hasil analisis UN 2014 sebagai acuan dalam merancang program pembinaan siswa menghadapi UN 2015 melalui kegiatan MGMP Kimia SMA binaan Kabupaten Pidie. 2. Kemampuan para guru dalam memanfaatkan hasil UN 2014 sebagai acuan dalam merancang program pembinaan siswa menghadapi UN 2015 melalui kegiatan workshop MGMP Kimia SMA Binaan Kabupaten Pidie. TINJAUAN PUSTAKA Kompetensi Profesi Guru Depdiknas (2004) merumuskan definisi kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Secara lebih luas, Muhaimin (2004) menjelaskan kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Oleh karena itu, menurut Majid (2005), kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan professional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Berkaitan dengan kompetensi profesi guru, Sagala (2006) mengemukakan sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki guru, yaitu : (1) menguasai landasanlandasan pendidikan; (2) menguasai bahan pelajaran; (3) kemampuan mengelola program belajar mengajar; (4) kemampuan mengelola kelas; (5) kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar; (6) menilai hasil belajar siswa; (7) kemampuan mengenal dan menterjemahkan kurikulum; (8) mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan; (9) memahami prinsip-prinsip dan hasil pengajaran; dan (10) mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan. Terkait dengan usaha peningkatan kompetensi, menurut Robotham (1996), kompetensi yang diperlukan oleh seseorang tersebut dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman.
45
Mehram
Ujian Nasional dan Tujuannya Adapun tujuan diadakan Ujian Nasional menurut Ki Supriyoko (2006) adalah (1) sebagai tolok ukur kualitas pendidikan antar daerah; (2) sebagai upaya standarisasi mutu pendidikan secara nasional; dan (3), sebagai sarana memotivasi peserta didik, orang tua, guru, dan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam menghadapi standar pendidikan. Menurut Furqon dkk (2009), alasan atau tujuan pentingnya diadakannya Ujian Nasional adalah (1) untuk mendorong guru meningkatkan kualitas mengajar; (2) untuk meningkatkan upaya-upaya bimbingan terhadap siswa yang berkesulitan belajar; (3) untuk mendorong guru menerapkan berbagai metode untuk memperbaiki pembelajaran; (4) agar siswa lebih rajin dan giat belajar; dan (5) agar orang tua lebih memperhatikan belajar anaknya. Ujian Nasional Tahun 2014 Pelaksanaan Ujian Nasional dari tahun ketahun selalu ada pengembangannya. Bila dibandingkan dengan Ujian Nasional 2013, maka terdapat beberapa aspek pengembangan pada Ujian Nasional 2014, sebagai mana terlihat dalam tabel 1 di bawah ini : Tabel 1. Perbedaan Aspek-Aspek Pelaksanaan Ujian Nasional SMA/MA Tahun 2013 dan 2014 No. Aspek 2013 2014 1. Komposisi Komposisi nilai sekolah Komposisi nilai sekolah terdiri nilai sekolah terdiri atas 40% nilai rata- atas 70% nilai rata-rata rapor dan rata rapor, dan 60% nilai 30% nilai ujian sekolah. ujian sekolah. 2. Jadwal UN Dilaksanakan dalam 4 Dilaksanakan dalam 3 (tiga) hari SMA (empat) hari dengan dengan dua mata pelajaran setiap jumlah mata pelajaran 1hari. 2-1-2 setiap hari 3. Pemanfaatan Belum sepenuhnya Sepenuhnya dijadikan hasil UN dijadikan pertimbangan pertimbangan masuk PTN masuk PTN 4. Jumlah Satu orang pengawas Jumlah pengawas satuan Pengawas setiap satuan pendidikan pendidikan dari peguruan tinggi Satuan atau LPMP diatur sebagai berikut: Pendidikan Jumlah ruang UN: 1 s.d 4 ruang sebanyak 1 orang, jlh ruang UN: 5 s.d 10 ruang sebanyak 2 orang, Jlh ruang UN: > 10 ruang, sebanyak 3 orang. Sumber : POS Ujian Nasional 2013 dan 2014 oleh BSNP Berdasarkan informasi dalam tabel 1 diatas dan informasi dari POS Ujian Nasional tahun 2014, dapat dijelaskan bahwa setiap anak dalam satu kelas mendapat paket yang berbeda. Hal ini berarti, dalam satu kelas terdapat 20 paket soal yang berbeda. Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Nasional apabila nilai rata-rata dari semua nilai akhir mencapai paling rendah 5,5 (lima koma lima) dan nilai setiap mata pelajaran 46
Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016
ISSN : 2355 -9535
paling rendah 4,0 (empat koma nol). Dimana rumus nilai akhir tersebut diperoleh dari gabungan nilai sekolah dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional dan nilai Ujian Nasional, dengan pembobotan 40% untuk nilai sekolah dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional dan 60% untuk nilai Ujian Nasional, dengan ketentuan nilai sekolah diperoleh dari penggabungan nilai Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan nilai ratarata rapor semester 3, 4, dan 5, dengan pembobotan 30% untuk Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan 70% untuk nilai rata-rata rapor semester 3, 4, dan 5. Keistimewaan Ujian Nasional tahun 2014 adalah hasil Ujian Nasional sepenuhnya dijadikan pertimbangan masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Analisis Hasil Ujian Nasional 2014 dan Manfaatnya Sesuai dengan pasal 68 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (jo Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013), hasil Ujian Nasional (UN) antara lain dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Melalui hasil UN, gambaran peta mutu pendidikan pada tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, sekolah dan mata pelajaran dapat diketahui. Beberapa aspek hasil Ujian Nasional tahun 2014 telah diolah oleh BSNP dan dimuat dalam Satu DVD bersama buku panduan penggunaannya yang berjudul “Panduan Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2013/2014 untuk Perbaikan Mutu Pendidikan”. Tujuan penyusunan buku dan DVD ini adalah untuk memberikan data dan informasi hasil UN kepada para pengambil kebijakan pada tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan satuan pendidikan atau sekolah/madrasah untuk dimanfaatkan sebagai salah satu bahan masukan pengambilan kebijakan bagi perbaikan mutu pendidikan. Naskah panduan tersebut diharapkan dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengoperasikan aplikasi/software dalam DVD yang berisi data Ujian Nasional. Selanjutnya, data hasil Ujian Nasional dapat dimanfaatkan secara maksimal baik yang sudah tertuang dalam panduan tersebut maupun yang dapat dikembangkan sesuai kebutuhan, untuk melakukan upaya-upaya perbaikan, sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Workshop Sebagai Strategi Peningkatan Kompetensi Guru Pengetahuan, keterampilan dan kecakapan manusia dikembangkan melalui belajar. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh ketiga aspek tersebut seperti belajar di dalam sekolah, di luar sekolah, tempat bekerja, sewaktu bekerja, melalui pengalaman dan melalui workshop. Menurut Brooks-Harris, Jeff E (1999), ”A workshop is a short-term learning experience that encourages active, experiential learning and uses a variety of learning activities to meet the needs of diverse learners”. Artinya, Workshop adalah pengalaman belajar dalam waktu singkat yang mendorong belajar aktiv, belajar dalam nuansa ikut mengalami dan menggunakan aktivitas belajar yang bervariasi sehingga memenuhi kebutuhan peserta yang beragam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Keberadaan MGMP sebagai wadah profesional guru memegang peranan penting dan strategis untuk meningkatkan kompetensi guru sehingga guru lebih 47
Mehram
profesional. Melalui pemberdayaan MGMP diharapkan permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelas dapat terpecahkan sehingga proses pembelajaran lebih bermutu yang pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional. Memberdayakan MGMP sebagai suatu wadah profesionalisme guru akan menjadi salah satu barometer keberhasilan pendidikan. Prinsip kerja MGMP adalah cerminan kegiatan “dari, oleh, dan untuk guru”. Menurut Ahmad (2004) tujuan diselenggarakannya MGMP adalah : (1) memotivasi guru guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam merencanakan, melaksanakan, dan membuat evaluasi program pembelajaran dalam rangka meningkatkan keyakinan diri sebagai guru profesional, (2) untuk menyatakan kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga dapat menunjang usaha peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan, (3) mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dan dialami oleh guru dalam melaksanakan tugas seharihari dan mencari solusi alternatif pemecahannya, (4) membantu guru memperoleh informasi teknis edukatif yang berkaitan dengan kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan kurikulum, metodologi, dan sistem pengujian, (5) saling berbagi informasi dan pengalaman dari hasil lokakarya, simposium, seminar, diklat, classroom action research, referensi, dan lain-lain kegiatan profesional yang dibahas bersamasama, (6) mampu menjabarkan dan merumuskan agenda reformasi sekolah (school reform) khususnya focus classroom reform, sehingga berproses pada reorientasi pembelajaran yang efektif. METODE PENELITIAN Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah para guru dari 23 SMA di Kabupaten Pidie yang berjumlah 28 orang guru tahun pelajaran 2014/2015. Sedangkan yang menjadi Objek penelitian adalah Peningkatkan Kompetensi Guru Dalam Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional Tahun 2014 dalam merancang kegiatan pembinaan siswa mengahadapi Ujian Nasional tahun 2015. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (school action research) yang ditandai dengan adanya siklus, dan dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Kegiatan Kedua siklus penelitian ini berpusat pada aktivitas workshop yang penulis laksanakan selama 5 (lima) kali pertemuan, yaitu 3 (tiga) kali pertemuan pada siklus I dan 2 (dua) kali pertemuan pada siklus II. Kegiatan inti workshop pada 5 kali pertemuan ini adalah : 1) Memaparkan pandangan dan diskusi tentang pentingnya Perencanaan Program Bimbingan Persiapan UN berbasis Nilai UN sebelumnya; 2) Peserta menginstal aplikasi Hasil Analisis UN 2014 yg dikeluarkan oleh BSNP Kemendikbud. Penulis mengarahkan peserta tentang cara membuka dan menggunakan aplikasi tersebut. 3) Pemaparan dan diskusi kondisi hasil UN Kimia 2014 secara umum Kabupaten Pidie, dan contoh kasus beberapa SMA, yaitu tentang Daya Serap terkait dengan SKL, Materi, Indikator dan Butir Soal 48
Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016
ISSN : 2355 -9535
4) Pemaparan dan diskusi tentang contoh model Identifikasi/pemetaan Daya Serap UN 2014 yang belum optimal/masih bermasalah dari aspek SKL, Materi, Indikator dan Butir Soal. 5) Guru mengisi format identifikasi/pemetaan Daya Serap UN 2014 dengan data UN Kimia UN 2014 sekolahnya masing (dari DVD BSNP). 6) Guru memaparkan sampel kasus sekolahnya dan ditanggapi guru lain 7) Penulis mereviu kembali secara singkat tentang Daya Serap UN 2014 terkait dengan SKL, Materi, Indikator dan Butir Soal. 8) Guru memperbaiki kembali hasil kerja mereka sesuai dengan saran-saran yang berkembang dalam paparan dan diskusi tadi. 9) Penulis memaparkan contoh format Perencanaan Program Bimbingan UN 2015 Kimia Berbasis Hasil UN 2014 dan cara mengisinya dengan data hasil Identifikasi dan Pemetaan Daya Serap Sekolahnya. 10) Peserta mengisi Format Perencanaan Program Bimbingan UN 2015 Kimia Berbasis Hasil UN 2014 berdasarkan data-data hasil identifikasi dan pemetaan yang telah mereka lakukannya. Instrumen Penelitian Pengumpulan data menggunakan teknik non tes yaitu instrumen observasi Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional Tahun 2014 dalam merancang kegiatan pembinaan siswa menghadapi Ujian Nasional 2015. Observasi pelaksanaan kegiatan melalui kegiatan Workshop MGMP dilakukan selama siklus I dan siklus II. Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data administrasi perangkat penilaian yang diperlukan. Alat pengumpulan data meliputi: (1). Instrumen observasi tentang motivasi guru dalam proses kegiatan guru selama Workshop, (2). Instrumen Penilaian aktivitas guru dalam diskusi hasil kerja individual dan kelompok, dan (3) Daftar Hadir peserta. Analisis dan Interpretasi Data Teknik analisa data pada PTS ini yaitu menggunakan analisis deskriptif tentang motivasi dan perubahan kemampuan guru dalam Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional Tahun 2014 dalam merancang kegiatan pembinaan siswa menghadapi Ujian Nasional 2015 pada kondisi awal sebelum atau pada awal penelitian dilakukan dengan kondisi akhir setelah penelitian dilakukan. Indikator keberhasilan tindakan yaitu : apabila tingkat penguasaan guru/daya serap untuk semua item kompetensi Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional Tahun 2014 dalam merancang kegiatan pembinaan siswa menghadapi Ujian Nasional 2015 dan motivasi guru selama workshop, rata-rata mencapai minimal 85,0. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil workshop terhadap 28 guru Kimia SMA dalam Kabupaten Pidie, baik yang diperoleh melalui wawancara/angket selama kegiatan MGMP rutin sebelum workshop dilakukan (kondisi awal), selama workshop Siklus I dan Siklus II diperoleh data dan informasi tentang kemampuan guru dalam memanfaatkan Hasil Ujian Nasional 2014 sebagai mana tercantum dalam tabel 2 berikut.
49
Mehram
Tabel 2. Tingkat Kemampuan Guru dalam Memanfaatkan Hasil Ujian Nasional 2014 sebagai Dasar Penyusunan Program Bimbingan Siswa Menghadapi Ujian Nasional 2015 Pada Pra Siklus (PS), Siklus I (S-I) dan Siklus II (S-II) No
Skor (maks.112)
Kemampuan Guru Yang Diamati
Daya Serap
Keuntasan Klasikal Item
PS
S-I
S-II
PS
S-I
S-II
PS
S-I
S-II
1
Menampilkan data statistik nilai Ujian Nasional SMA Negeri Kabupaten Pidie untuk program studi IPA dan Simpan dalam bentuk file PDF
14
60
96
12.5
53.6
85.7
TT
TT
T
2
Menampilkan daftar Sekolah Kabupaten Pidie berdasarkan nilai Kimia Ujian Nasional SMA & MA untuk program studi IPA baik itu Negeri maupun Swasta pada provinsi Aceh! Simpan dalam bentuk file dokumen Word.
14
60
97
12.5
53.6
86.6
TT
TT
T
3
Menampilkan daya serap Ujian Nasional sekolah pada salah satu SMA Negeri, Kabupaten Pidie untuk mata ujian Kimia dan Simpan dalam bentuk file Excel.
14
61
97
12.5
54.5
86.6
TT
TT
T
4
Menampilkan grafik frekuensi nilai ujian nasional Kimia salah satu SMA Negeri Kabupaten Pidie untuk mata ujian Kimia! Simpan dalam bentuk file gambar
14
60
96
12.5
53.6
85.7
TT
TT
T
5
Menampilkan Persentase penguasaan materi soal kimia menurut Butir Soal pada Sekolah guru Yang Bersangkutan
14
63
96
12.5
56.3
85.7
TT
TT
T
6
Menampilkan Persentase penguasaan materi soal kimia menurut Indikator Soal pada Sekolah guru Yang Bersangkutan
14
64
98
12.5
57.1
87.5
TT
TT
T
7
Menampilkan Persentase penguasaan materi soal kimia menurut Materi Soal pada Sekolah guru Yang Bersangkutan
14
64
98
12.5
57.1
87.5
TT
TT
T
8
Menampilkan Persentase penguasaan materi soal kimia menurut SKL Soal pada Sekolah guru Yang Bersangkutan
14
64
98
12.5
57.1
87.5
TT
TT
T
13
64
103
11.6
57.1
92.0
TT
TT
T
14
64
98
12.5
57.1
87.5
TT
TT
T
TT
TT
T
9 10
Menyusun matriks pemetaan dan identifikasi permasalahan hasil UN 2014 Mapel Kimia menurut Daya Serap Kab, Daya Serap Sekolah, Indikator, Materi, SKL dan Nomor Butir Soal untuk sekolah guru yang bersangkutan Menyusun matriks Rencana Program Kegiatan Bimbingan Kesiapan Siswa untuk UN 2015 Mapel Kimia pada sekolah guru yang bersangkutan berdasarkan hasil UN 2014
Skor Kelas Keseluruhan Item Daya Serap Klasikal Keseluruhan Item Ketuntasan Klasikal Keseluruhan Item
13.9 62.4 97.7 12.4 55.7 87.2
Keterangan : TT = Tidak Tuntas
T = Tuntas
Kriteria Skala Skor (0 - 4) : 4 = Menampilkan/Menyusun dg Tepat/Akurat, Lengkap, Cepat dan mandiri 3 = Menampilkan/Menyusun Tepat/Akurat, lengkap, akan tetapi kurang cepat dan kurang mandiri 2 = Menampilkan/Menyusun Kurang Tepat/Akurat, kurang lengkap, kurang cepat, dan kurang mandiri 1 = Menampilkan/ Menyusun Tidak Tepat/Tidak Akurat, Tidak Lengkap, lambat dan tidak mandiri 0 = Tidak bisa menampilkan/menyusun sama sekali Data dalam kolom PS (Pra Siklus) merupakan hasil wawancara/pengisian kuesioner terhadap 28 guru Kimia SMA selama pelaksanaan kegiatan MGMP Kimia rutin di Kabupaten Pidie. Data tersebut menunjukkan bahwa penguasaan guru dalam memanfaatkan hasil Ujian Nasional 2014 sebagai dasar penyusunan program bimbingan siswa menghadapi Ujian Nasional 2015 masih sangat kurang. Semua aspek kemampuan guru (10 kemampuan) diperoleh rata-rata 12,4 dari tuntutan minimal 85,0. Kondisi tersebut dapat diperbaiki dengan menyelenggarakan workshop selama dua siklus yang mencakup lima kali pertemuan workshop. Selama siklus I (S-I) yang terdiri atas tiga kali pertemuan workshop, penulis telah membimbing, mengarahkan dan berdiskusi dengan guru agar menguasai kegiatan-kegiatan mendasar dalam memanfaatkan hasil Ujian Nasional 2014. Kegiatan-kegiatan dalam Siklus I ini ternyata telah dapat meningkatkan kesepuluh kemampuan guru-guru tersebut. Hal ini dapat dilihat data dalam Tabel 1, kolom S-I (baik skor maupun Daya Serap), meskipun belum mencapai tingkat ketuntasan yang diharapkan. 50
Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016
ISSN : 2355 -9535
Data dalam kolom S-I menunjukkan skor yang diperoleh bergerak dalam rentang 60 – 64 dengan rata-rata skor 62,4. Begitu juga dengan Daya Serap bergerak dalam rentang 53,6 – 57,1 dengan rata-rata Daya Serap 55,7. Keadaan ini menunjukkan belum ada satupun kemampuan yang sudah tuntas dikuasai guru. Sebagai konsekuensi, penulis harus menyiapkan kegiatan pembinaan lebih lanjut pada Siklus II. Hasil workshop pada Siklus II sebagai mana terlihat dalam kolom S-II. Total skor yang diperoleh secara klasikal untuk masing-masing kemampuan yang diobservasi berkisar dalam rentang 96 – 103 dengan skor rata-rata 97,7 dari skor maksimum 112. Sedangkan Daya Serap tiap kemampuan berkisar dalam rentang 85,7 – 92,0 dengan Daya Serap rata-rata 87,2. Dengan demikian dapat disimpulkan kesepuluh kemampuan yang diworkshopkan kepada 28 guru telah tuntas dikuasai, karena sudah berada diatas 85,0. Hasil penelitian terkait dengan sikap dan motivasi guru dalam mengikuti workshop dapat penulis jelas melalui data dalam Tabel 3 berikut. Tabel 3 Perbandingan Capaian Sikap dan Motivasi dalam Mengikuti Workshop Pemanfaatan Hasil UN 2014 Siklus I dan Siklus II Capaian M otivasi/Sikap RataRata per Aspek (%) Siklus-I
Siklus-II
Tingkat Kenaikan (%)
1
Antusias guru dan keinginan untuk Baik dan m engerti dalam m engikuti workshop
66.1
91.1
37.8
2
Tingkat perhatian pada kegiatan Workshop
65.2
91.1
39.7
3
Keberanian m engem ukakan pendapat selam a workshop
60.7
92.9
52.9
4
Keberanian m engajukan pertanyaan
57.1
91.1
59.4
5
Keberanian m enjawab pertanyaan
56.3
92.0
63.5
6
Kem am puan bekerjasam a atau berdiskusi
71.4
92.9
30.0
7
Keberanian tam pil didepan para peserta workshop
58.9
92.0
56.1
8
Ketuntasan m enyelesaikan tugas
58.9
92.0
56.1
9
Kem auan m encatat m ateri yang dianggap penting
72.3
91.1
25.9
Ketahanan dalam m engikuti kegiatan workshop
72.3
90.2
24.7
63.9
91.6
43.3
NO
10
ASPEK YANG DIOBSERVASI
Rata-Rata Seluruh Aspek
Data dalam tabel 3 menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan motivasi dan sikap guru dalam mengikuti workshop dari siklus I ke siklus II. Peningkatan terjadi pada semua aspek, meskipun besarnya peningkatan bervariasi antar aspek. Ratarata peningkatan motivasi untuk seluruh aspek secara klasikal adalah 43,3 %. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan hasil tindakan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan workshop pada MGMP sangat signifikan dapat meningkatkan kemampuan para guru SMA Binaan dalam memanfaatkan hasil Ujian Nasional 2014 sebagai basis perencanaan program bimbingan siswa menghadapi Ujian Nasional 2015. Data yang diperoleh pada akhir siklus I, para guru telah mencapai keberhasilan dengan tingkat ketuntasan 55,7, sedangkan pada akhir siklus II tingkat ketuntasan telah berhasil mencapai 87,2 yaitu melampaui tingkat ketuntasan minimal 85,00 sebagai 51
Mehram
indikator keberhasilan tindakan. Oleh karena itu penelitian ini tidak memerlukan adanya tindakan lagi pada Siklus III. Hasil pembahasan diatas yang didasarkan pada data yang diperoleh dari hasil observasi dan penilaian hasil kerja para guru pada pra siklus, siklus I, dan siklus II menunjukkan bahwa semua guru SMA Binaan dan beberapa SMA diluar sekolah binaan Kabupaten Pidie yang menjadi peserta Workshop dari Penelitian Tindakan Sekolah ini telah memiliki kompetensi yang memadai dalam memanfaatkan hasil Ujian Nasional 2014 sebagai basis penyusunan program bimbingan kesiapan Ujian Nasional 2015. Saran Karena adanya peningkatan kompetensi yang signifikan dari Pelaksanaan workshop MGMP dalam meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan hasil Ujian Nasional 2014 sebagai basis penyusunan program bimbingan kesiapan Ujian Nasional 2015 maka penulis menyampaikan beberapa saran yaitu: 1. Kepada sekolah disarankan agar melanjutkan pembinaan guru Kimia dalam memanfaatkan hasil Ujian Nasional yang lalu sebagai dasar dalam menyusun program bimbingan siswa untuk menghadapi Ujian Nasional selanjutnya, dengan demikian para guru akan menggunakannya secara berkelanjutan pada tiap tahun. 2. Kepada semua Kepala Sekolah disarankan melakukan workshop MGMP sekolah untuk meningkatkan kemampuan guru-guru bidang studi lain dalam memanfaatkan hasil Ujian Nasional sebagai dasar penyusunan program bimbingan Ujian Nasional selanjutnya untuk bidang study lain. 3. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Pidie agar sesegera mungkin menyampaikan dan mensosialisasikan kepada Kepala sekolah Laporan Hasil analisis Ujian Nasional yang dikeluarkan BSNP setiap tahun, sehingga sekolah dapat merencanakan lebih awal program persiapan Ujian Nasional berikutnya melalui guru-guru bidang study yang masuk dalam Ujian Nasional. Daftar Pustaka Achmad, Arief. 2004. Memberdayakan MGMP, Sebuah Keniscayaan. Bandung : Artikel Pendidikan Network.html BSNP. 2013. Prosedur Operasi Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa, Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan Serta Pendidikan Kesetaraan Program Paket B/Wustha, Program Paket C, Dan Program Paket C Kejuruan Tahun Pelajaran 2013/2014. Jakarta : Kemendikbud. BSNP. 2014. Panduan Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2013/2014 untuk Perbaikan Mutu Pendidikan. Jakarta : Kemendikbud Brooks-Harris, Jeff E. (1999). Workshops: Designing and facilitating experiential learning. California : SAGE Publications H.A.R. Tilaar. 2006. Standarisasi Pendidikan Nasional : Suatu Tinjauan Kiritis. Jakarta : Rineka Cipta 52
Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016
ISSN : 2355 -9535
Notodiputro, Khairil Anwar. 2012. Ujian Nasional:Sarana Untuk Membangun Karakter Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Muhaimin. 2004. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Majid, Abdul. 2005. Perencaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya pasal 68 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (jo Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013), hasil Ujian Nasional PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Kemendiknas Robotham, David. 1996. Competences: Measuring The Immeasurable, Management Development Review, Vol 9, No.5 Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Standar Kompetensi Guru Sekolah Menengah Atas, Jakarta : Jakarta: Sinar Grafika. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Jakarta:Depdiknas
Tentang Sistem Pendidikan Nasional..
53