perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
i
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN MELALUI MEDIA KARTU BILANGAN PADA PESERTA DIDIK KELAS II SD NEGERI HADILUWIH 2 SUMBERLAWANG SRAGEN TAHUN 2011
SKRIPSI
Oleh: DWI RAHAYU K7107027
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ii
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN MELALUI MEDIA KARTU BILANGAN PADA PESERTA DIDIK KELAS II SD NEGERI HADILUWIH 2 SUMBERLAWANG SRAGEN TAHUN 2011
Oleh: DWI RAHAYU K7107027
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul : Upaya Peningkatan Kemampuan Berhitung Perkalian Melalui Media Kartu Bilangan Pada Peserta didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Sumberlawang Sragen Tahun 2011. Oleh : Nama
: Dwi Rahayu
NIM
: K7107027
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada Hari
: Selasa
Tanggal
: 19 April 2011
Persetujuan Pembimbing
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iv
PENGESAHAN Skripsi dengan judul : Upaya Peningkatan Kemampuan Berhitung Perkalian Melalui Media Kartu Bilangan Pada Peserta didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Sumberlawang Sragen Tahun 2011. Oleh : Nama : Dwi Rahayu NIM : K7107027 Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada hari : Kamis Tanggal : 28 April 2011 Tim Penguji Skripsi : Nama Terang Ketua : Drs. Sukarno, M.Pd Sekretaris
: Drs. Usada, M.Pd
Anggota I
: Drs. Sutijan, M.Pd
Anggota II
: Dra. Siti Istiyati, M.Pd
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP.19600727 198702 1 001
commit to user
Tanda Tangan 1. …………… 2. …………... 3. …………… 4. ……………
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
v
ABSTRAK Dwi Rahayu. NIM K7107027. Upaya Peningkatan Kemampuan Berhitung Perkalian Melalui Media Kartu Bilangan pada Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Sumberlawang Sragen Tahun 2011, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berhitung perkalian melalui media kartu bilangan pada peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Sumberlawang Sragen Tahun 2011. Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan kemampuan berhitung perkalian, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan media kartu bilangan. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupatan Sragen yang berjumlah 21 anak. Pengumpulan data dilakukan dengan, observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan media kartu bilangan dapat meningkatkan keterampilan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Sumberlawang Sragen. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata peserta didik 60,48 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 38%, siklus I nilai rata-rata kelas 63,62 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 57% dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 73,45 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 81%. Selain itu, Kegiatan guru dan siswa yang diamati pada lembar observasi juga mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil yang menyatakan bahwa kegiatan guru pada siklus I adalah 2,33 atau sedang dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 2,67 atau tinggi. Sedangkan skor kegiatan siswa pada siklus I adalah 2,83 atau cukup dan meningkat menjadi 3,67 atau tinggi. Dengan demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan media kartu bilangan dapat meningkatkan kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Sumberlawang Sragen tahun 2011.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
vi
ABSTRACT Dwi Rahayu. K7107027. Effort to Improve Ability Account Multiplied By Using Number Card Media at 2nd Grade Student of Elementary School Hadiluwih 2 Sumberlawang Sragen Academic Year 2011. Script. Surakarta: Pedagogic and Education Science of Sebelas Maret University. 2011. The purposes of research to improve ability account multiplied by number card media at 2nd grade student in Elementary School Hadiluwih 2 Sumberlawang Sragen academic year 2011. The variable this research can be destination is improving ability to account multiplied, while, action variable this research is using card media. The shape of this research is class action research by using 2 steps. Every step contains of four steps, they are planning, action, observation, and reflection. As research object is 21 students of 2nd grade in Elementary school Hadiluwih 2 Sumberlawang Sragen. Collecting data is done by observation, test, and documentation. Techniques analysis using interactive analysis model with have three component, they are reduction data, serving data, and conclusion or verification. According to the result of the research, the writer can make conclusion that studying mathematic lesson by using card media can improve ability to account multiplied at 2nd grade student of Elementary School Hadiluwih 2 Sumberlawang Sragen. This can be proved in the first step before doing test action, score average is 60.62 with percentage 38%, score average step I is 63.62 with percentage 57% and score average step II improve to be 73.45 with percentage 81%. Therefore, activities teacher and student in the class get increasing very significant. This can be prove with score that teacher activity in step I are 2.33 or enough and the step II get increasing to be 2.67 or high score. While, student score activity step I are 2.83 or enough and can be increasing to be 3.67 or high. So that, can be made conclusion that studying mathematic by using card media can improve ability to account multiplied at 2nd grade of student in Elementary School Hadiluwih 2 Sumberlawang Sragen academic year 2011.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
vii
MOTTO
Janganlah kamu menghitung seberapa banyak yang telah kamu terima dari orang lain, tetapi hitunglah seberapa banyak yang dapat kamu berikan kepada mereka. (Penulis)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
viii
PERSEMBAHAN
Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring doa dan ungkapan syukur Alhamdulillah, serta baktiku kepada Bapak Gino sekeluarga, Kupersembahkan karya sederhana ini kepada :
Pembaca pada Umumnya Semoga tulisan kecil ini dapat bermanfaat.
Keluarga Besar SDN Hadiluwih 2 Tempatku menimba ilmu untuk pengalaman profesiku.
Almamaterku PGSD FKIP UNS Surakarta Tempatku belajar dalam memahami dunia anak-anak yang begitu manis.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh Penulis. Skripsi dengan judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Berhitung Perkalian Melalui Media Kartu Bilangan Pada Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Sumberlawang Sragen Tahun 2011”ini diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan ini dapat diatasi. Oleh sebab itu pada kesempatan yang baik ini diucapkan terimakasih yang tulus kepada : 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rusdiana Indianto. M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta seluruh staf. 4. Drs. Sutijan, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Dra. Siti Istiyati, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Bapak Purnomo, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri 2 Hadiluwih Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen bersama seluruh stafnya yang telah memberikan bantuan dan dorongan. 7. Berbagai pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
x
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan bacaan yang menarik dan mudah dipahami
Surakarta, April 2011 Penulis
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. HALAMAN MOTTO ...................................................................................... HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................ DAFTAR ISI .................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................ DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................
i iii iv v vii viii ix xi xiii xiv xvi
B. Identifikasi Masalah. .................................................................................
4
C. Pembatasan Masalah……………………………………… .....................
4
D. Perumusan Masalah .................................................................................
5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................
5
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................
5
1
1.
Manfaat Praktis .................................................................................
5
2.
Manfaat Teoretis ...............................................................................
6
BAB I LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka .........................................................................................
7
1.
2.
Hakikat Kemampuan Berhitung Perkalian ........................................
7
a.
Pengertian Matematika ...............................................................
7
b.
Pembelajaran Matematika...........................................................
8
c.
Pengertian kemampuan ...............................................................
9
d.
Pengertian Berhitung ..................................................................
10
e.
Pengertian Kemampuan Berhitung .............................................
11
f.
Pengertian Perkalian ...................................................................
11
Hakikat Media Kartu Bilangan ..........................................................
12
a.
Pengertian Media ........................................................................
13
b.
Manfaat Media Pembelajaran....................... .............................. commit to user
13
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xii
c.
Fungsi Media Pembelajaran........................................................
15
d.
Pemilihan Media Pembelajaran ..................................................
19
e.
Macam-macam Media Pembelajaran..........................................
21
f.
Pengertian Kartu Bilangan ………………………… .................
27
B. Penelitian Yang Relevan ...........................................................................
29
C. Kerangka Berpikir ....................................................................................
30
D. Hipotesis Tindakan ...................................................................................
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................
32
1.
Tempat Penelitian .............................................................................
32
2.
Waktu Penelitian ...............................................................................
32
B. Subjek Penelitian ......................................................................................
32
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................................
32
D. Sumber Data Penelitian .............................................................................
34
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................
35
F. Validitas Data .........................................................................................
36
G. Teknik Analisis Data ................................................................................
37
H. Indikator Kinerja .....................................................................................
39
I.
Prosedur Penelitian ..................................................................................
39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Tempat Penelitian ...........................................................................
44
B. Deskripsi Kondisi Awal ............................................................................
45
C. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................
47
1.
Siklus I
.........................................................................................
47
2.
Siklus II ...........................................................................................
62
D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ...............................................
72
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan….. .........................................................................................
76
B. Implikasi………. ......................................................................................
77
C. Saran……………. ....................................................................................
78
DAFTAR PUSTAKA…………….. ................................................................ commit to user LAMPIRAN .....................................................................................................
79 81
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Nilai Hasil Ulangan Matematika Peserta Didik Kelas II pada Kondisi Awal ........................................................................................ Tabel 2. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus I Pertemuan ke-1 .................................................................................................. Tabel 3. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Siklus I Pertemuan ke-2 ................... Tabel 4. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Siklus I ................................... Tabel5. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus II Pertemuan ke-1 .................................................................................................. Tabel 6. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus II Pertemuan ke-2 .................................................................................................. Tabel 7. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Siklus II .................................. Tabel 8. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Sebelum Tindakan, Sesudah Tindakan Siklus I dan Siklus II .............................
commit to user xiii
46
55 56 57
68
69 70
73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Gambar 10. Gambar 11. Gambar 12. Gambar 13. Gambar 14.
Gambar 15.
Gambar 16.
Gambar 17. Gambar 18. Gambar 19.
Gambar 20.
Halaman Sterofoam untuk Menempelkan Kartu Bilangan ...................... 28 Kartu Bilangan .......................................................................... 28 Ilustrasi penggunaan Media Kartu Bilangan pada Sterofoam yang Berbentuk Mahkota Bunga ............................. 29 Alur Kerangka Berpikir ............................................................ 31 Prosedur penelitian Tindakan Kelas ......................................... 33 Model Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Secara Interaktif ........................................................................ 38 Kartu Bilangan .......................................................................... 44 Grafik Nilai Hasil Ulangan Matematika Peserta Didik kelas II pada Kondisi Awal....................................................... 46 Perhitungan 4 x 5 dengan Menggunakan Media Kartu Bilangan .................................................................................... 50 Perhitungan Sifat Perkalian pada Bilangan 0 ........................... 50 Perhitungan Sifat Perkalian pada Bilangan 1 ........................... 51 Perkalian Dua Bilangan Satu Angka dengan Hasil <50 ........... 52 Cara Menghitung Perkalian 3 Angka ....................................... 53 Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II Sd Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus I Pertemuan ke-1………………………………………….. 55 Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II Sd Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus I Pertemuan ke-2………………………………………...... 56 Grafik Frekuensi Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II Sd Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus I 57 Perhitungan 3 x 6 dengan Menggunakan Media Kartu Bilangan………………………………………………….. 64 Perhitungan 7 x 0 dengan Menggunakan Media Kartu Bilangan………………………………………………….. 65 Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II Sd Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus II Pertemuan ke-1………………………………………... 68 Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II Sd Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus II Pertemuan ke-2………………………………………... 69 commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xv
Gambar 21.
Gambar 22.
Grafik Frekuensi Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II Sd Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus II……………………………………………... Grafik Nilai Rata-rata Sebelum Tindakan (Pra Siklus), Siklus I, dan Siklus II…………………………………….
commit to user xv
70 74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Nilai Rata-rata Ulangan Harian Matematika Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 .................................................................. Lampiran 2. Silabus Matematika ................................................................. Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Siklus I ............. Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Siklus II ............ Lampiran 5. Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Siklus I ........................................... Lampiran 6. Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Siklus II .......................................... Lampiran 7. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas II dalam Pembelajaran Matematika Siklus I dan II ................................ Lampiran 8. Lembar Observasi Kegiatan (Aktivitas) Guru dalam Pembelajaran Siklus I dan II ..................................................... Lampiran 9. Lembar Kisi-kisi Soal ............................................................... Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian ........................................................... Lampiran 11. Lembar Penilaian Kerja Kelompok Siklus I dan II………………………………………………………….... ....
commit to user xvi
81 82 83 101 118 119 120 135 147 149 152
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk memanusiakan manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Seiring dengan terus berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS), pendidikan saat ini hendaknya diarahkan pada kualitas dan kemampuan para guru dalam menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran yang ada untuk mempermudah daya serap peserta didik. Guru harus mempersiapkan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar yang nyata kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat berfikir lebih kritis dan kreatif. Matematika adalah cabang ilmu eksak yang mempunyai peranan sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS). Tujuan umum diberikannya matematika di sekolah adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menghadapi kehidupan dan dunia yang selalu berkembang dan sarat perubahan, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis dan kritis. Tujuan yang lain yaitu untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari serta mempelajari ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS). Tujuan umum pembelajaran matematika di sekolah ditekankan pada penataan nalar, pembentukan sikap peserta didik dan penerapan keterampilan dalam ilmu matematika (Masykur dan Fathani, 2009: 36).
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Selanjutnya Masykur dan Fathani (2009: 36-37) juga menyatakan bahwa tujuan pembelajaran matematika yang begitu bagus ternyata belum dapat direalisasikan dengan baik, sebab banyak kesulitan yang dihadapi hampir pada setiap komponen dalam pembelajaran matematika, mulai dari faktor interen (peserta didik, guru, kurikulum, sarana dan prasarana yang belum memadai) sampai pada faktor eksteren (peran orang tua dan lingkungan). Kenyataan di sekolah, matematika masih dianggap sebagai hal yang menakutkan bagi para peserta didik. Menurut peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 matematika merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami penerapannya, baik teori maupan konsep-konsepnya sehingga menyebabkan kemampuan berhitung mereka belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari arsip nilai ulangan harian milik guru kelas II SD Negeri Hadiluwih 2. Berdasarkan kenyataan tersebut pembelajaran matematika harus disajikan secara menarik dan mudah dipahami sehingga membuat peserta didik menyukai matematika, mengingat Sekolah Dasar merupakan awal pendidikan untuk pendidikan berikutnya. Peserta didik dituntut mampu menguasai dan memahami teori, konsep, dan prinsip-prinsip dalam matematika, maka konsep-konsep yang menjadi dasar ilmu matematika harus diberikan secara benar. Konsep yang ada pada pelajaran matematika bersifat abstrak. Penyampaian konsep melalui informasi atau ceramah belum tentu menghasilkan konsep yang jelas secara keseluruhan, untuk itu diperlukan interaksi yang baik antara guru dengan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Guru harus memperhatikan kesiapan intelektual peserta didik serta pemilihan metode dan penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam kegiatan pembelajaran agar terjalin komunikasi dan interaksi yang baik antara guru dan peserta didik. Menurut Piaget dalam Nyimas Aisyah (2008: 2.4), “Peserta didik di sekolah dasar berusia 7-12 tahun berada dalam tahap operasional konkret yaitu peserta didik berpikir logika didasarkan atas manipulasi fisik dari objek-objek”. Peserta didik dalam belajar matematika perlu bantuan benda-benda konkret dan commit to user peristiwa nyata yang diakui oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
Penggunaan media pembelajaran dalam pengajaran matematika diharapkan dapat mempermudah peserta didik untuk menerima dan memahami konsep matematika. Berdasarkan data ulangan kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 bahwa lebih dari 50 % dari peserta didik kelas II masih belum dapat menyelesaikan soal perkalian dengan baik, yaitu 13 dari 21 anak masih mendapatkan skor kurang dari 60. Data tersebut menunjukkan bahwa anak-anak belum dapat memahami konsep matematika dengan baik, sehingga kemampuan berhitung perkalian mereka masih rendah. Kemampuan berhitung perkalian merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik karena kemampuan tersebut digunakan pada setiap tahap pendidikan matematika dari SD sampai perguruan tinggi, apabila dari pendidikan dasar mereka belum dapat menguasai kemampuan tersebut maka di pendidikan yang lebih tinggi mereka akan menemui hambatan dalam belajar matematika. Keadaan peserta didik yang belum menguasai kemampuan berhitung perkalian tersebut diperparah dengan pasifnya mereka dalam mengikuti pembelajaran matematika, hal itu disebabkan pembelajaran matematika disajikan kurang menarik oleh guru. Guru harus mampu melaksanakan pembelajaran matematika dengan baik agar peserta didik dapat terlibat aktif dalam pembelajaran matematika, untuk itu guru perlu membuat dan mengembangkan media pembelajaran yang tepat, sehingga ketika menanamkan konsep perkalian mudah dipahami dan diingat oleh peserta didik. Motivasi juga perlu diberikan kepada peserta didik untuk mempelajari materi tersebut. Penanaman konsep perkalian pada pembelajaran matematika memerlukan suatu perlakuan yang dapat membantu peserta didik agar dapat mengingat hasil perkalian sehingga peserta didik dapat mencapai hasil yang maksimal. Salah satu alternatif
yang dapat ditempuh untuk memberikan
pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik adalah penggunaan media pendidikan yang tepat. Paul R. Burden and David M. Byrd (1998: 137) mengungkapkan gagasannya tentang media pendidikan dalam bahasa inggris yaitu, “Instructional media are carriers of information between a source and receiver. The use of these materials can facilitate and enhanced student commit to user learning”. Artinya media pendidikan adalah pembawa informasi antara sumber
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
dan penerima. Penggunaan bahan tersebut bisa memfasilitasi dan meningkatkan belajar siswa. Pentingnya media dalam pendidikan juga diperkuat oleh Arief S. Sadiman (2006: 17-18), bahwa media pendidikan mempunyai kegunaan antara lain (1) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis; (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera; (3) penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Kartu bilangan merupakan salah satu media yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan perkalian. Berdasarkan permasalahan di atas peneliti bermaksud untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran matematika khususnya kemampuan berhitung perkalian melalui penggunaan media kartu bilangan. Untuk itu penulis ingin mengadakan penelitian tentang “Upaya Peningkatan Kemampuan Berhitung Perkalian Melalui Media Kartu Bilangan Pada Peserta didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Tahun 2011”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut: 1. Masih rendahnya kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 2. Guru belum menggunakan media kartu bilangan dalam pembelajaran matematika. 3. Masih rendahnya keaktifan peserta didik terhadap pembelajaran matematika.
C. Pembatasan Masalah Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang akan diidentifikasi, agar permasalahan yang akan diteliti lebih jelas perlu dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Kemampuan Berhitung Perkalian dengan Hasil < 50 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
Kemampuan berhitung perkalian dengan hasil < 50 artinya kemampuan dalam menggunakan operasi hitung perkalian dengan hasil < 50 dalam matematika. 2. Kartu Bilangan 0 - 9 Kartu: kertas tebal yang berbentuk persegi panjang (tetapi dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan bilangan). Kartu Bilangan adalah kertas tebal yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan dalam hal ini berbentuk persegi berisi angka-angka 0 – 9 yang mewakili bilangan yang dikalikan.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah penggunaan media kartu bilangan dapat meningkatkan kemampuan berhitung perkalian pada peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen tahun 2011?”
E. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk: Meningkatkan kemampuan berhitung perkalian melalui media kartu bilangan pada peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen tahun 2011.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik manfaat praktis maupun teoretis. 1. Manfaat Praktis a. Bagi Peserta Didik Yaitu meningkatnya kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II dan peserta didik mendapat pengalaman baru mengenai belajar matematika dengan menggunakan media kartu bilangan. commit to user b. Bagi Guru
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
Yaitu meningkatnya profesionalisme guru. c. Bagi Sekolah Yaitu meningkatnya kinerja guru dan mutu sekolah. 2. Manfaat Teoretis Selain manfaat praktis seperti yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini juga memiliki manfaat teoretis yaitu untuk memberikan landasan bagi para peneliti lain untuk mengadakan penelitian sejenis dalam rangka meningkatkan kemampuan berhitung peserta didik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka 1. Hakikat Kemampuan Berhitung Perkalian Kemampuan berhitung perkalian yang akan dibahas adalah salah satu kemampuan berhitung dalam pelajaran Matematika. Kajian teori berikut ini akan membahas 6 hal yang berhubungan dengan kemampuan berhitung perkalian yaitu (a) Pengertian Matematika; (b) Pembelajaran Matematika; (c) Pengertian Kemampuan; (d) Pengertian Berhitung; (e) Pengertian Kemampuan Berhitung; dan (f) Pengertian Perkalian.
a. Pengertian Matematika Mata pelajaran matematika adalah kumpulan bahan kajian dan pelajaran tentang bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lain, sehingga dapat meningkatkan ketajaman penalaran peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta lebih mengembangkan sikap logis, kritis, cermat, disiplin, dan menghargai kegunaan matematika. Berikut ini dikemukakan beberapa pendapat tentang matematika. Menurut Andi Hakim dalam Masykur dan Fathani (2009: 42) istilah matematika berasal dari bahasa Yunani Matheina atau mathenein yang artinya mempelajari, namun diperkirakan kata tersebut terdapat hubungan dengan kata sanskerta medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan, atau intelegensi. Menurut Hudoyo dalam Nyimas Aisyah dkk (2008: 1.1) matematika berkenaan dengan ide (gagasan-gagasan), aturan-aturan, hubungan-hubungan yang diatur secara logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Menurut Lerner dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 252) mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
universal
yang
memungkinkan
manusia
memikirkan,
mencatat,
dan
mengkomunikasikan ide mengenai elemen kuantitas. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli matematika di atas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan diantara hal-hal itu. Struktur serta hubungan-hubungan dalam matematika dapat dipahami dengan penguasaan konsep-konsep yang ada dalam matematika. Hal ini berarti belajar matematika merupakan belajar konsep dan struktur yang terdapat dalam bahan-bahan yang sedang dipelajari, serta mencari hubungan-hubungan diantara konsep-konsep.
b. Pembelajaran Matematika Pembelajaran matematika adalah proses kegiatan belajar mengajar matematika. Kualitas pembelajaran matematika diharapkan meningkat apabila peserta didik aktif mengikuti proses pembelajaran dan guru mampu menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan mengoptimalkan pembelajaran kontekstual. Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram dalam menjelaskan gagasan. Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berpikir sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten. Adapun tujuan matematika sekolah, khusus di Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam
membuat generalisasi, menyusun commit to user menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
bukti,
atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Nyimas Aisyah dkk, 2008: 1.4). Menurut Nyimas Aisyah dkk (2008: 1.4) materi pembelajaran matematika perlu disajikan dengan memperhatikan tahap perkembangan kognitif/pengetahuan anak agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif) anak tersebut. Berdasarkan hal tersebut agar pembelajaran matematika dapat mencapai tujuan maka perlu memperhatikan teori belajar matematika. Menurut Bruner dalam Gatot Museto, dkk (2007: 6) menyatakan bahwa dalam belajar matematika ada tiga tahapan yaitu: enaktif, ikonik, dan simbolik. Enaktif berkaitan dengan benda-benda konkret dalam belajar, ikonik menunjukkan sajian gambar atau diagram, simbolik memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang dari objek tertentu. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika di SD pada dasarnya berawal dari hal yang konkret ke hal yang abstrak dan dari yang sederhana ke yang lebih kompleks.
c. Pengertian Kemampuan Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996: 28) kata kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa, berada, kaya. Kemampuan menurut Chaplin dalam http://www.digilib.petra.ac.id bahwa “ability (kemampuan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga untuk melakukan
suatu
perbuatan”.
Robbins
berpendapat
dalam
http://www.digilib.petra.ac.id bahwa “kemampuan bisa merupakan kesanggupan commit to user bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan/praktik”.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah suatu kesanggupan untuk melakukan sesuatu yang bisa merupakan bawaan sejak lahir ataupun hasil dari latihan.
d. Pengertian Berhitung Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996: 253) berhitung berarti mengerjakan hitungan. Berhitung adalah salah satu keterampilan dasar yang perlu dikuasai oleh peserta didik. Berhitung termasuk bagian dari pembelajaran matematika yang lebih dikenal dengan Aritmatika. Aritmatika berasal dari bahasa Yunani yang artinya angka atau dulu disebut dengan ilmu hitung yaitu cabang tertua matematika yang mempelajari operasi dasar bilangan. Operasi dasar tersebut adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Dali S. Naga dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 253) menyatakan bahwa aritmatika atau berhitung adalah cabang matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Secara singkat aritmatika atau berhitung adalah pengetahuan tentang bilangan. Berhitung dalam Bahasa Inggris disebut dengan arithmetic. Menurut pendapat David Glover (2007: 26) In arithmetic you add, subtract, multiply, and divide numbers. You use arithmetic to find the answer to problems and sums. See also addition, and subtraction. Aritmatika berhubungan dengan menjumlah, mengurangi, membagi, dan mengalikan bilangan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa berhitung termasuk dari pembelajaran matematika yang lebih dikenal dengan aritmatika yaitu mempelajari tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
e. Pengertian Kemampuan Berhitung Menurut Nyimas Aisyah (2008: 6.5), “Kemampuan berhitung merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, dapat dikatakan bahwa semua aktifitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini”. Kemampuan
berhitung
juga
didefinisikan
oleh
Bismo
dalam
(http://rumahlaili.blogspot.com/2009_12_01_archive.html diakses tanggal 11 januari 2011), kemampuan berhitung adalah kemampuan seseorang yang digunakan untuk memformulasikan persoalan matematika sehingga dapat dipecahkan dengan operasi perhitungan atau aritmatika biasa yaitu tambah, kurang, kali, dan bagi. Pendapat lain tentang kemampuan berhitung juga dikemukakan oleh Masykur dan Fathani (http://rumahlaili.blogspot.com/2009_12_01_archive.html diakses tanggal 11 januari 2011) kemampuan berhitung adalah penguasaan terhadap ilmu hitung dasar yang merupakan bagian dari matematika yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan berhitung adalah kemampuan dalam memecahkan persoalan matematika dengan menggunakan berbagai operasi hitung.
f. Pengertian Perkalian Menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 278) perkalian pada hakikatnya merupakan cara singkat dari penjumlahan. Perkalian dalam bahasa Inggris disebut Multiplication.
Menurut
Riedesel,
Shcwartz
&
Clements
(1996:
152)
multiplication, like addition, is an operation that maps (assigns) a pair of whole numbers (factors) to a unique whole number called its product. Thus, the pair of whole numbers 5, 4 is mapped to the product 20. We may write (5, 4) → 20. Artinya perkalian, seperti penambahan, adalah sebuah operasi yang memetakan (menugaskan) sepasang bilangan bulat (faktor) untuk seluruh nomor unik yang disebut produknya. Demikian, pasangan bilangan bulat 5,4 dipetakan ke produk 20. Kita dapat menulisnya menjadicommit (5, 4) → 20. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
Pendapat lain tentang perkalian juga dikemukakan oleh Reys, Suydam, Lindquist, dan Smith (1998: 161) bahwa multiplication is frequently viewed as a special case of addition in which all the addends are of equal size. The solution to multiplication problems can be attained by adding or counting, but multiplication is used because it is so much quicker. Artinya perkalian sering dipandang sebagai kasus khusus dari penambahan di mana semua yang di tambahkan adalah dengan ukuran yang sama. Solusi masalah perkalian dapat dicapai dengan menambahkan atau menghitung, tetapi perkalian digunakan karena jauh lebih cepat. Selanjutnya dalam (http:/en.wikipedia.org/wiki/Multiply) disebutkan bahwa Multiplication (symbol "×") is the mathematical operation of scaling one number by another. It is one of the four basic operations in elementary arithmetic (the others being addition, subtraction and division). Artinya perkalian (symbol “x”) adalah operasi matematika antara suatu bilangan dengan yang lainnya. Perkalian merupakan salah satu dari empat operasi dasar dalam matematika (operasi yang lain adalah penjumlahan, pengurangan, dan pembagian). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perkalian merupakan penjumlahan yang berulang yang dapat juga dimaknai sebagai bentuk pemetaan dari sepasang bilangan. Operasi perkalian merupakan operasi dasar matematika yang harus dikuasai peserta didik, sebagai modal awal untuk dapat mempelajari materi-materi lain
dalam
matematika
(http://masjoker.blogdetik.com/media-pembelajaran-
matematika-teknik-perkalian-menggunakan-bantuan-ruas-garis/).
Operasi
perkalian ini diajarkan kepada peserta didik setelah peserta didik menguasai teknik pernjumlahan dan pengurangan dengan baik.
2.
Hakikat Media Kartu Bilangan
Ada beberapa hal yang berhubungan dengan hakekat media kartu bilangan, untuk itu pada kajian teori berikut ini akan dibahas 6 hal, yaitu (a) Pengertian Media; (b) Manfaat Media Pembelajaran; (c) Fungsi Media Pembelajaran; (d) Pemilihan Media Pembelajaran; (e) Macam-macam Media commit to user Pembelajaran; (f) Pengertian Kartu Bilangan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
a. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Arief S. Sadiman, 2006: 6). Romiszowski dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 12) menyimpulkan bahwa media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Menurut Gagne dalam Arief S. Sadiman (2006: 6) media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar. Menurut Briggs dalam Arief S. Sadiman (2006: 6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar. Menurut Criticos dalam Daryanto (2010: 4) berpendapat bahwa media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Paul R. Burden dan David M. Byrd (1998: 137) mengungkapkan pendapatnya tentang media dalam bahasa inggris yaitu, instructional media are carriers of information between a source and a receiver, artinya media pembelajaran adalah pembawa informasi antara sumber dan penerima pesan. Daryanto (2010: 6) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat membantu menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik sehingga dapat dijadikan perangsang belajar agar peserta didik mencapai tujuan belajar.
b. Manfaat Media Pembelajaran Daryanto (2010: 6) mengemukakan manfaat media pembelajaran antara lain:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera. 3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. 4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya. 5) Member rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. 6) Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, peserta didik (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Kemp & Smellie dalam Paul R Burden and David M. Byrd (1998: 137) menyebutkan dalam Bahasa Inggris bahwa: Many practical outcomes can be achieved when high quality instructional media are used as an integral part of classroom instruction or as the principal means of direct instruction. These outcomes include: (1) The content of a topic can be more carefully selected and organized; (2) The delivery of instruction can be more standardized; (3) The instruction can be more interesting; (4) Learning becomes more interactive whwn applying accepted learning theory; (5) The length of time required for instruction can be reduced; (6) The quality of learning can be improved; (7) The instruction can be provided when and where desired or necessary; (8) The positive attitude of individuals toward what they are learning and to the learning process itself can be anhanced; (9) The role of the instructor can be enhanced. Artinya banyak hasil praktis yang dapat dicapai apabila media pembelajaran berkualitas tinggi yang digunakan sebagai bagian integral dari pembelajaran di kelas atau sebagai sarana utama pembelajaran langsung. Hasil ini meliputi: (1) Isi topik dapat lebih hati-hati dipilih dan terorganisir; (2) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar; (3) Pembelajaran dapat lebih menarik; (4) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar; (5) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek; (6) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan; (7) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan; Sikap positif peserta didik terhadap commit(8) to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
materi pembelajaran dapat ditingkatkan; (9) Peran guru mengalami perubahan ke arah yang positif. Keseluruhan manfaat yang diberikan oleh media pembelajaran dapat dimaksimalkan apabila media pembelajaran berkualitas tinggi, dipilih atau didesain, diproduksi, dan digunakan sebagai bagian integral dari sistem pembelajaran.
c. Fungsi Media Pembelajaran Menurut Daryanto (2010: 8-9) media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (peserta didik). Fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang timbul dalam proses pembelajaran. Menurut Gerlach & Ely dalam Daryanto (2010: 9) mengemukakan bahwa ada tiga kelebihan kemampuan media, yaitu sebagai berikut: 1) Kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. 2) Kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang kejadiannya. 3) Kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau radio. Hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Verbalisme, artinya peserta didik dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui artinya.hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), peserta didik cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan guru. 2) Salah tafsir, artinya dengan kata atau istilah yang sama diartikan berbeda commit to user oleh peserta didik. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
secara lisan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan sebagainya. 3) Perhatian tidak berpusat, hambatan ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik memepengaruhi perhatian peserta didik, peserta didik melamun, guru membosankan, cara menyajikan bahan tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan guru. 4) Tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki kebermaknaan logis dan psikologis. Sesuatu yang diamati atau dilihat, dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesadaran hingga timbulnya konsep. Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan berusaha
menghindari
hambatan-hambatan
yang
muncul
dalam
proses
pembelajaran. Menurut Yudhi Munadi (2010: 36) berpendapat bahwa fungsi media pembelajaran lebih difokuskan pada dua hal, yakni analisis fungsi yang didasarkan pada medianya dan didasarkan pada penggunaannya. Pertama, analisis fungsi yang didasarkan pada media terdapat tiga fungsi media pembelajaran, yakni (1) media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar; (2) fungsi semantik; dan (3) fungsi manipulatif. Kedua, analisis fungsi yang didasarkan pada penggunanya (peserta didik) terdapat dua fungsi, yakni (4) fungsi psikologis dan (5) fungsi sosio-kultural. Kelima fungsi media tersebut akan dijelaskan di bawah ini: 1) Fungsi Media Pembelajaran sebagai Sumber Belajar Mudhoffir dalam Yudhi Munadi (2010: 37) menyebutkan bahwa “Sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen system instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang mana hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik”. Oleh karena itu, sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di commit to user luar diri seseorang (peserta didik) dan memudahkan terjadinya proses
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
belajar. Pemahaman tersebut sejalan dengan pernyataan Edgar Dale dalam Yudhi Munadi (2010: 37) bahwa “Sumber belajar adalah pengalamanpangalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar”. Maksudnya adalah adanya perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. 2) Fungsi Semantik Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami peserta didik (tidak verbalistik). 3) Fungsi Manipulatif a) Kemampuan media pemdia pembelajaran dalam mengatasi batas-batas ruang dan waktu, yaitu: (1) Kemampuan media menghadirkan obyek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya, seperti peristiwa bencana alam, ikan paus melahirkan anak, dan lain-lain. (2) Kemampuan media menjadikan obyek atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi singkat, misalnya proses metamorfosis. (3) Kemampuan media menghadirkan kembali obyek atau peristiwa yang telah terjadi (terutama pada mata pelajaran sejarah), misalnya peristiwa Nabi Nuh dan kapalnya. b) Kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan inderawi manusia, yaitu: (1) Membantu peserta didik dalam memahami obyek yang sulit diamati karena terlalu kecil, seperti molekul, sel, atom, dan lainlain, yakni dengan memanfaatkan gambar, film, dan lain-lain. (2) Membantu peserta didik dalam memahami obyek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat, seperti proses metamorfosis. (3) Membantu
peserta didik dalam memahami obyek yang commit to userseperti cara membaca Al-Qur’an membutuhkan kejelasan suara,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
sesuai dengan kaidah tajwid, yakni dengan memanfaatkan kaset (tape recorder). 4) Fungsi Psikologis a) Fungsi Atensi Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention) peserta didik terhadap materi ajar. b) Fungsi Afektif Yakni media dapat menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan peserta didik terhadap sesuatu. c) Fungsi Kognitif Peserta didik yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili obyek-obyek yang dihadapi, baik obyek orang, benda, atau kejadian/peristiwa. Obyek-obyek itu dipresentasikan atau dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental (WS. Winkel dalam Yudhi Munadi, 2010: 45). d) Fungsi Imajinatif Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi peserta didik. Imanajinasi (imagination) berdasarkan Kamus Lengkap Psikologi (C.P. Chaplin dalam Yudhi Munadi, 2010: 46) adalah proses menciptakan obyek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data sensoris. Imajinasi ini mencakup penimbulan atau kreasi obyek-obyek baru sebagai rencana bagi masa mendatang, atau dapat juga mengambil bentuk fantasi (khayalan) yang didominasi kuat sekali oleh pikiran-pikiran autistik. e) Fungsi Motivasi Guru dapat memotivasi peserta didik dengan membangkitkan minat belajar melalui media yang dapat menarik minat peserta didik. 5) Fungsi Sosial-Kultural commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosiokultural
antarpeserta
komunikasi
pembelajaran,
yaitu
perbedaan
karakterisik yang menyangkut tentang adat, keyakinan, lingkungan, dan pengalaman.
d. Pemilihan Media Pembelajaran Penggunaan media pembelajaran sebagai alat komunikasi khususnya dalam hubungannya dengan proses pembelajaran harus didasarkan pada kriteria pemilihan yang objektif, sebab penggunakan media pembelajaran tidak hanya sekadar menampilkan program pengajaran ke dalam kelas, tetapi juga dikaitkan dengan tujuan pengajaran yang akan dicapai, strategi pembelajaran, dan materi belajar. Menurut Harjanto (2008: 238) ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan terhadap prioritas pemilihan pengadaan media pembelajaran, yaitu: 1) Relevansi pengadaan media pendidikan edukatif. 2) Kelayakan pengadaan media pendidikan edukatif. 3) Kemudahan pengadaan media pendidikan edukatif. Berdasarkan ketiga faktor tersebut, maka dalam memberikan prioritas pengadaan media pembelajaran perlu diadakan pengukuran untuk ketiga factor tersebut sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan di sekolah. Disadari bahwa setiap media memiliki keunggulan dan kelemahan. Pengetahuan tentang keunggulan dan kelemahan setiap jenis media menjadi sangat penting, sehingga guru dapat memperkecil kelemahan atas media yang dipilih atau guru sekaligus dapat langsung memilih berdasarkan kriteria yang dikehendaki. Menurut Arief S. Sadiman dalam Harjanto (2008: 238) bahwa pemilihan sekaligus pemanfaatan media perlu memperbaiki kriteria berikut ini: 1) Tujuan Media hendaknya menunjang tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. 2) Keterpaduan (validitas)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
Media yang digunakan tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari. 3) Keadaan Peserta Didik Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik perlu dipertimbangkan. 4) Ketersediaan Pemilihan media perlu memperhatikan ketersediaannya di sekolah dan kemudahan ddalam pemerolehannya. 5) Mutu Teknis Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik. 6) Biaya Hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai dan ada kesesuaian atau tidak. Pendapat lain tentang pemilihan media dikemukakan oleh Brown, Lewis, dan Harcleroad (1977: 75) bahwa: Criteria such as the following are often used to guide media selection: (1) Content, does the item deal with significant curricular content?; (2) Purposes, for what significantly important instructional purposes may the item be used?; (3) Appropriateness, is the medium used suited to the message it seeks to communicate?; (4) Cost, is the item likely to be worth what it costs, as measured by educational results derived from its use?; (5) Technical Quality, is the item technically satisfactory in photography, editing, and sound?; (6) Circumtanses of use, will the item function effectively in circumtanses and environments in which you are likely to use it?; (6) Learner verification, is evidence supplied that the producer of the item has improve it through systematic trial and revision before trial and revision before to offering it to purchasers?; (7) Validation, are reliable data available and supplied which prove that student do learn accurately and efficiently through use of the item? Menurut pandapat di atas kriteria seperti berikut ini sering digunakan untuk memandu pemilihan media yaitu: (1) Isi, apakah kesepakatan media dengan konten kurikuler?; (2) Tujuan, apakah tujuan penting pembelajaran secara signifikan dapat tercapai dengan media tersebut yang akan digunakan?; (3) Kelayakan, apakah media yang digunakan sesuai dengan pesan yang akan to user disampaikan?; (4) Biaya, apakah commit biaya yang dikeluarkan sebanding dengan hasil
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
pembelajaran yang diharapkan?; (5) Kualitas Teknis, apakah media memenuhi standar teknis yang memuaskan dalam fotografi, editing, dan suara?; (6) kondisi penggunaan, akankah media tersebut efektif dalam kondisi dan lingkungan di mana Anda akan menggunakannya?; (7) Learner verifikasi, adakah bukti diberikan bahwa produsen media tersebut telah memperbaikinya melalui percobaan sistematis dan revisi sebelum sidang dan revisi sebelumnya untuk menawarkan kepada pembeli?; (8) Validasi, apakah data yang dapat dipercaya tersedia dan disediakan yang membuktikan bahwa peserta didik melakukan belajar secara akurat dan efisien melalui penggunaan media tersebut? Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam memilih media pembelajaran diperlukan kriteria-kriteria tertentu agar media yang digunakan tepat dalam pembelajaran kriteria yang harus ada dalam media tersebut antara lain: (1) isinya sesuai dengan materi yang akan disampaikan; (2) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai; (3) kelayakan; (4) biaya; (5) memiliki kualitas teknik yang baik; (6) sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik; (7) verifikasi media; dan (8) validasi media.
e. Macam-macam Media Pembelajaran Yudhi Munadi (2010: 53) mengklasifikasikan media berdasarkan indera yang terlibat, hal ini disebabkan pada pemahaman bahwa pancaindera merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan (five sense are the golden gate of knowledge) (Aminuddin Rasyad dalam Yudhi Munadi, 2010: 54). Media dalam pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yakni media audio, media visual, media audio visual, dan multimedia. Penjelasan dari macam-macam media akan dijelaskan berikut ini: 1) Media audio, yaitu media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Dilihat dari sifat pesan yang diterimanya media audio ini menerima pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal audio yakni bahasa lisan atau kata-kata, dan pesan non verbal audio adalah seperti bunyi-bunyian dan musik. Jenisnya commit to user antara lain radio dan program media rekam (software), yang disalurkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
melalui hardware, seperti radio dan alat-alat perekam seperti phonograph record (disc recording), audio tape (tape recorder) yang menggunakan pita magnetic (cassette), dan compact disc. Program radio sangat sesuai untuk sasaran dalam jangkauan yang sangat luas dan dalam dunia pendidikan ia telah digunakan untuk Pendidikan Jarak Jauh, sedangkan program media rekam sangat mungkin untuk sasaran dalam jangkauan terbatas. 2) Media visual, yaitu media yang hanya melibatkan indera peglihatan. Jenis media ini antara lain, media cetak-verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-cetak. a) Media visual-verbal Media visual-verbal adalah media visual yang memuat pesan-pesan verbal (pesan linguistik berbentuk tulisan). b) Media visual-nonverbal-grafis Media visual-nonverbal-grafis adalah media visual yang memuat pesan nonverbal yakni berupa symbol-simbol visual atau unsurunsur grafis, seperti gambar (sketsa, lukisan, dan foto), grafik, diagram, bagan, dan peta. c) Media visual nonverbal- tiga dimensi Media visual nonverbal tiga dimensi adalah media visual yang memiliki tiga dimensi, berupa model, seperti miniature, mock up, specimen, dan diorama. 3) Media audio visual, yaitu media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Sifat pesan yang dapat disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal dan nonverbal. Pesan visual yang terdengar dan terlihat itu dapat disajikan melalui program audio visual seperti film dokumenter dan film drama. Semua program tersebut dapat disalurkan melalui peralatan seperti video dan televisi. 4) Multimedia, yaitu media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah commit todalam user media ini adalah segala sesuatu proses pembelajaran. Termasuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
yang dapat memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui computer dan internet, bisa juga melalui pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat. Termasuk pengalaman berbuat adalah lingkungan nyata dan karyawisata, sedangkan termasuk dalam pengalaman terlibat adalah permainan dan simulasi, bermain peran dan forum teater. Pendapat Yudhi Munadi tersebut sejalan dengan pendapat Rudy Bretz dalam Arief S Sadiman (2006: 20) yang mengidentifikasi media menjadi tiga unsur pokok, yaitu suara, visual, dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis (line graphic), dan symbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Di samping itu Bretz juga membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekam (recording) sehingga terdapat 8 klasifikasi media, yaitu (1) Media audio visual gerak; (2) Media audio visual diam; (3) Media audio semi gerak; (4) Media visual gerak; (5) Media visual diam; (6) Media semi gerak; (7) Media audio; (8) Media cetak. Menurut pendapat Heinich, Molenda, Russel, dan Smaldino dalam Burden & Byrd (1998: 144) menyebutkan bahwa, “A wide variety of media and resources are available for instructional use including audiovisual materials, books and duplicated materials, and other resources”. Artinya, berbagai macam media dan sumber daya yang tersedia dapat digunakan dalam pembelajaran termasuk bahan audiovisual, buku dan bahan-bahan duplikasi, dan sumber daya lainnya. 1) Media audio visual Heinich et.al dalam Burden & Byrd (1998: 144) juga menjelaskan bahwa, “…Audiovisual materials include non-projected visuals, projected visuals, audio media, multimedia, films and videos, electronic distribution systems, computer-based instructional media, and simulations and games”. Artinya, bahan audiovisual termasuk non-proyeksi visual, proyeksi visual, media audio, multimedia, film dan video, sistem distribusi elektronik, media pembelajaran berbasis komputer, dan simulasi dan permainan. commit to user a) Media non-proyeksi visual
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
Yaitu media visual yang tidak memerlukan listrik dan layar untuk memproyeksikan gambar. Peralatan yang termasuk media nonproyeksi visual antara lain: (1) Chalkboards (papan kapur); (2) Multipurpose boards (papan serbaguna); (3) Display boards (papan display); (4) Graphic materials (materi grafis); (5) Still picture (gambar diam); (6) Flip chart; (7) Maps and globes (peta dan globe); (8) Realia (benda nyata); (9) Models and mock-ups ( model dan mock-up); (10) Exhibits (pameran); (11) Dioramas (diorama). b) Media proyeksi visual Yaitu yaitu mengarah pada media yang dapat mengatur gambar diam untuk dapat diperbesar dan ditampilkan pada layar. Proyeksi ini biasanya dicapai melalui lapisan tipis tembus cahaya, memperbesar image melalui suatu serangkaian lense, dan menampilkan image ini ke permukaan (layar).peralatan yang termasuk media proyeksi visual ada empat, yaitu overhead projector, filmstrips, slides, dan opaque projection. c) Media audio Yaitu media yang membawa informasi dengan suara. Peralatan yang termasuk dalam media audio antara lain: phonograph records, audiotapes, compact disc, dan audio cards. d) Multimedia Yaitu kombinasi antara media visual dan media audio yang secara efektif dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kombinasi media dirujuk sebagai sistem multimedia. Hal ini meliputi menggabungkan setiap media dan mengatur media secara terstruktur ke dalam presentasi yang sistematis. Ada beberapa tipe dari sistem multimedia yaitu Multimedia kits, Modules, Learning centers, Sound-slide combinations, Multi-image systems, dan Interactive video. e) Film dan Video commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
Berbagai film dan video secara komersial tersedia bagi guru untuk digunakan dalam pembelajaran. Hal ini mungkin digunakan sesuai jenis pengaturan pembelajaran termasuk kelompok besar, kelompok kecil, atau pembelajaran individual. Film mengacu ke bahan-bahan plastik selulose yang di atasnya terdapat serangkaian gambar diam. bila kecepatannya diperbesar, rangkaian ini memberi ilusi gerakan. Selanjutnya video merupakan tampilan gambar-gambar di televisitipe layar. Video tersedia di dua aturan dasar, yaitu videocassette dan videodisc. f) Media Sistem Distribusi Elektronik Yaitu media yang menggunakan sistem distribusi elektronik sehingga mampu mengirimkan suara dan gambar-gambar melalui jarak jauh. Media yang termasuk ke dalam sistem distribusi elektronik antara lain: radio, televisi, system teleconference, dan teletex/videotext. g) Media Pembelajaran Berbasis Komputer Komputer mikro di kelas mempunyai potensial untuk berbagai penggunaan,yaitu dapat meningkatkan belajar dan mempermudah sebagian dari tugas guru. h) Simulasi dan Permainan Permainan dalam pembelajaran dan simulasi dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap pendekatan yang digunakan mempunyai karakteristik masing-masing. Pertama, permainan dalam pembelajaran adalah kegiatan di mana peserta didik ikut menentukan aturan dalam permainan itu, yang berbeda dengan kenyataan bahwa mereka
berusaha
memunculkan
mencapai
ketertarikan
tantangan.
peserta
didik
Permainan untuk
dapat
mencapai
pembelajaran yang efektif. Kedua, simulasi pembelajaran membuat ulang atau mewakili peristiwa sebenarnya atau situasi yang menyebabkan peserta didik bertindak, bereaksi, dan buat keputusan.. commit user simulasi di mana dominan Memainkan peranan satuto jenis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
keistimewaan secara relatif
terdapat interaksi terbuka di antara
peserta didik.
2) Buku dan Bahan-bahan Duplikasi Bermacam-macam tipe buku dan bahan-bahan duplikasi yang tersedia untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas, antara lain buku teks, sumber bahan, lembar kerja, dan bahan-bahan duplikasi. a) Buku Teks Buku teks adalah sumber utama dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru dan peserta didik. Buku teks semestinya dilihat sebagai alat bantu mengajar dan seharusnya tidak memperlakukan sebagai satu-satunya sumber informasi cetak untuk digunakan selama pembelajaran. b) Sumber Materi Sumber materi dalam pembelajaran antara lain buku suplemen, Koran, majalah, pamphlet dan brosur, ensiklopedia, dan atlas dapat digunakan untuk memeperkaya kurikulum dan meningkatkan aktivitas pembelajaran di dalam kelas. Materi-materi tersebut dapat digunakan oleh guru sebagai sebuah sumber informasi tambahan disamping buku teks dan panduan kurikulum. Sumber-sumber tambahan ini juga dapat digunakan untuk membangun minat peserta didik terhadap pelajaran. c) Lembar Kerja Lembar kerja biasanya digunakan sebagai tambahan pada buku teks termasuk ruang bagi peserta didik untuk menuliskan jawaban dari pertanyaan yang ada. Lebar kerja ini hanya dapat digunakan sekali saja oleh peserta didik dan tidak dapat digunakan dari tahun ke tahun berikutnya. Seringnya dalam lember kerja tersedia soal-soal latihan, masalah-masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik, kuis penilaian individu, dan kata-kata sukar yang perlu dipelajari. commit to user d) Bahan-bahan Duplikasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
Para guru sering menggunakan bahan-bahan duplikasi seperti bacaan tambahan, latihan soal, panduan diskusi, daftar kata-kata sukar, dan panduan belajar sebagai tambahan lain dari materi cetak selain buku teks. Bahan-bahan duplikasi ini mengarah pada sumber belajar yang biasanya digandakan oleh guru.
3) Sumber-sumber yang lain Sebagai tambahan terhadap media audiovisual dan buku-buku dan bahanbahan duplikasi, guru mempunyai sumber daya lain. Sumber daya tersebut termasuk sumber daya di kelas, sekolah, dan komunitas. Guru dapat memperolehnya secara gratis dan sumber daya murah atau membuat materi pembelajaran sendiri. Di samping itu, asisten kelas mungkin tersedia untuk membantu pada berbagai aspek dalam pembelajaran seperti mempersiapkan materi pembelajaran. Berdasarkan
beberapa
pendapat
di
atas
maka
penulis
dapat
menyimpulkan bahwa macam media menurut indera yang terlibat dibagi menjadi 4, yaitu media audio, media visual, media audio visual, dan multimedia.
f. Pengertian Kartu Bilangan Menurut ST Negoro B Harahap (1998: 156) kartu bilangan adalah kartu yang memuat lambang bilangan. Kartu bilangan ini berbentuk persegi, tetapi agar lebih menarik terhadap peserta didik, kartu ini dapat dimodifikasi sesuai dengan keperluan, dalam hal ini kartu bilangan digunakan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik terhadap perkalian. Kartu bilangan ini termasuk media visual. 1) Bentuk Kartu Bilangan Kartu ini terbuat dari karton berbentuk persegi dengan ukuran 12 cm x 12 cm berisi angka-angka yang mewakili faktor perkalian. Kartu bilangan yang dimilki peserta didik secara kelompok. Bagian tengah untuk menulis hasil commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
perkalian. Mahkota bunga diisi kartu bilangan yang bertuliskan angka yang mewakili faktor-faktor yang dikalikan.
Gambar 1. Sterofoam untuk menempelkan kartu bilangan 4
4
5
5
6
6
Gambar 2. Kartu Bilangan 2) Langkah-langkah penggunaan kartu bilangan Guru menggunakan kartu bilangan untuk memudahkan peserta didik dalam melakukan kegiatan berhitung perkalian dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Guru mendemonstrasikan cara menggunakan media kartu bilangan secara langsung dihadapan peserta didik, sebagai contoh untuk operasi 4 x 6 dengan media kartu bilangan, guru mengambil kartu bilangan yang bertuliskan angka 4 sebanyak 6 buah, kemudian guru menempelkan kartu bilangan tersebut pada sterofoam berbentuk mahkota bunga. Setelah itu menempelkan hasilnya pada lingkaran tengah mahkota bunga. Misal
: Guru menyebutkan suatu perkalian
Caranya : Guru memberi penjumlahan berulang misal 4 + 4 + 4 + 4 +4 + 4 kita mengambil 6 kartu bilangan yang bertuliskan angka 4, kemudian tiap angka-angka tersebut ditempelkan pada sterofoam berbentuk bunga. Maka untuk menunjukkan hasil kali dari 6 x 4 itu kita hitung jumlah angka yang ada dalam 6 mahkota, dan hasilnya kita tulis di tengah-tengah mahkota. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
4 4
4
24 4
4 4
6 x 4 ⇨ 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 24 Gambar 3. Ilustrasi Penggunaan Media Kartu Bilangan pada Sterofoam yang Berbentuk Mahkota Bunga b) Guru melakukan peragaan dengan mengikutsertakan beberapa peserta
didik
sehingga
pembelajaran
lebih
bermakna
dan
menyenangkan. c) Guru melatih peserta didik dalam melakukan opersi perkalian dengan media kartu bilangan secara berulang agar peserta didik lancar dalam menggunakan media kartu bilangan.
B. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah hasil penelitian tentang keterampilan berhitung perkalian yang telah disusun oleh Prihantini dalam (http: //digilib.unnes.ac.id/gdsl/collect/skripsi/archives/doc.pdf) diakses 3 Desember 2010. Dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Berhitung Peserta didik Kelas III Kranggan Ambarawa Tahun Ajaran 2006/2007 Melalui Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Memanfaatkan Kartu Bilangan Pada Pokok Pembahasan Perkalian”. Menyimpulkan bahwa melalui implementasi pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan kartu bilangan dapat commit to user meningkatkan keterampilan berhitung peserta didik kelas III SD Kranggan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
Ambarawa pada pokok bahasan perkalian dengan hasil sampai dengan 67,2 %. Saran yang dapat diajukan bahwa dalam mengajar pokok bahasan perkalian hendaknya mengimplementasikan pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan kartu bilangan. Belajar kelompok bermanfaat bagi keberhasilan seorang peserta didik. Peserta didik dilatih bergaul dan bekerja sama secara harmonis, oleh karena itu seyogyanya peserta didik dimotivasi untuk belajar berkelompok.
C. Kerangka Berpikir Pada kondisi awal pembelajaran matematika pada pokok bahasan perkalian yang selama ini dilihat masih kurang sehingga belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Kemampuan berhitung perkalian peserta didik masih rendah, terbukti dari 68 % peserta didik memiliki skor di bawah KKM. Hal ini disebabkan karena guru belum menggunakan media yang tepat dalam menyampaikan materi. Model pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pun masih konvensional sehingga membuat peserta didik menjadi jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Kemampuan peserta didik harus dikembangkan, maka peneliti akan melakukan suatu penelitian tindakan kelas. Pada kondisi awal kemampuan berhitung perkalian
peserta didik masih rendah. Oleh karena itu diperlukan
adanya suatu media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berhitung perkalian peserta didik. Diantara berbagai media dalam pembelajaran, media kartu bilangan adalah media yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan berhitung perkalian peserta didik. Melalui kolaborasi peneliti dan guru, media kartu bilangan akan diterapkan dengan menggunakan siklus yang melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan 2 siklus penelitian, yaitu indikator ketercapaian siklus I 70 % dan siklus II ditingkatkan mencapai 75%. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pada kondisi akhir dapat diperoleh bahwa dengan media kartu bilangan dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan berhitung perkalian peserta didik. Secara skematis kerangka berfikir dapat digambarkan pada gambar commit to user 4.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru tidak menggunakan media dalam mengajar
Guru menggunakan media kartu bilangan dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan perkalian.
Kemampuan berhitung perkalian meningkat.
Kemampuan berhitung perkalian peserta didik masih rendah.
Siklus I 1. 2. 3. 4.
Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi
Siklus II 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Pengamatan 4. Refleksi
Gambar 4. Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut: Melalui media kartu bilangan dapat meningkatkan kemampuan berhitung perkalian pada peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen tahun 2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di SD Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. Tempat tersebut dipilih dengan beberapa pertimbangan. Di sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari adanya penelitian ulang, di samping itu lokasinya terjangkau oleh peneliti karena letaknya dekat dengan daerah tempat tinggal peneliti.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2010/2011 selama 4 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan bulan April tahun 2011. Siklus I dilaksanakan mulai dari tanggal 10 s.d 14 Februari 2011 dan siklus II dilaksanakan mulai tanggal 16 s.d 21 Februari 2011.
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun 2011. Peserta didik kelas II berjumlah 21 orang, yang terdiri dari 13 peserta didik laki-laki dan 8 peserta didik perempuan.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan yang dilakukan di dalam kelas (Suharsimi commit to user Arikunto, 2008: 2).
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian yang reflektif. Kegiatan penelitian dimulai dari permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran, kemudian direfleksikan alternative pemecahan masalah tersebut. Setelah itu masalah tersebut ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan yang terencana dan terukur. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas membutuhkan kerja sama antara peneliti, guru, peserta didik, dan staf sekolah lainnya untuk menciptakan sukinerja sekolah yang lebih baik. Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang bertahap dan berkelanjutan sampai memperolah hasil yang ditetapkan. Siklus yang dinamis dengan tindakan yang sama. Menurut Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto (2008: 73), bahwa PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu (a) perencanaan; (b) tindakan; (c) pengamatan; dan (d) refleksi. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada gambar 5. Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
Gambar 5. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 16)
2. Strategi Penelitian Strategi penelitian adalah penelitian tindakan kelas secara rinci diuraikan commit to user sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
a. Tahap persiapan tindakan Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Membuat skenario pembelajaran 2) Menyiapkan media pembelajaran 3) Membuat instrumen evaluasi 4) Membuat pedoman observasi b. Tahap pelaksanaan tindakan Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan proses pembelajaran sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. c. Tahap pengamatan dan interprestasi Tahap pengamatan dan interpretasi dilakukan dengan mengamati dan menginterprestasi
aktivitas
penerapan
tindakan
pada
pembelajaran.
Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat untuk menghindari subyektifitas. Pada tahap interprestasi proses koreksi hasil kerja dilakukan oleh peneliti. Interprestasi ini berguna untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat mengatasi permasalahan yang ada. d. Tahap analisis dan refleksi Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pengamatan dan interprestasi sehingga diperoleh simpulan tentang bagian yang perlu diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Berdasarkan hasil penarikan kesimpulan tersebut, dapat diketahui apakah penelitian ini mencapai keberhasilan atau tidak.
D. Sumber Data Penelitian Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji berupa informasi tentang kemampuan berhitung peserta didik dalam pembelajaran matematika. Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber, adapun sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini antara lain: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
1. Informasi dan data dari narasumber yang terdiri dari peserta didik dan guru kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. 2. Arsip atau dokumen, yang antara lain berupa kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan buku penilaian.
E. Teknik Pengumpulan Data Sesuai bentuk Penelitian Tindakan Kelas dan jenis sumber data yang dimanfaatkan. Maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi Bentuk observasi dalam penelitian ini adalah observasi berperan serta secara pasif. Observasi ini dilakukan oleh guru kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 dan peneliti dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas maupun kinerja peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini digunakan untuk mendapatkan data tentang aktivitas guru dan peserta didik dalam pembelajaran sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan tanpa perantara terhadap objek yang diteliti.
2. Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur kemampuan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006: 150). Tes diberikan kepada peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah kegiatan pembelajaran tindakan. Tes berhitung perkalian diberikan pada awal penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan peserta didik dalam berhitung perkalian. Tes ini dilakukan di setiap akhir siklus untuk to user mengetahui peningkatan hasilcommit berhitung perkalian peserta didik, dengan kata
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
lain tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan berhitung perkalian peserta didik sesuai dengan siklus yang ada.
3. Dokumentasi Menurut Riduan (2009: 77) dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, film dokumenter, dan data yang relevan dengan penelitian. Kajian dokumen diperlukan untuk memperoleh berbagai arsip atau data berupa Kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru, hasil ulangan harian, serta nama responden penelitian pada peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen.
Proses pembelajaran yang
dilaksanakan didokumentasikan yang berupa foto dan video.
F. Validitas Data Validitas data penelitian dapat diukur dengan menggunakan trianggulasi. Trianggulasi adalah fakta yang sama atau sejenis akan lebih pasti kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda, dari beberapa trianggulasi yang ada peneliti hanya menggunakan trianggulasi data atau trianggulasi sumber. Cara ini mengarahkan agar di dalam mengumpulkan data, wajib menggunakan beragam sumber yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Selain menggunakan trianggulasi, penelitian ini juga menggunakan validitas isi untuk mengkaji kesahihan data yang diperoleh dari instrumen tes. Validitas isi adalah validitas yang berhubungan dengan kemampuan instrumen untuk menggambarkan atau atau melukiskan secara tepat domain perilaku yang akan diukur, derajad validitas menunjuk peda kemampuan tes dalam menggambarkan topik-topik dan ruang lingkup cakupan materi yang akan diukur, dalam penelitian ini peneliti mengukur kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
Sragen yang berjumlah 21 peserta didik pada tahun pelajaran 2010/2011 digunakan instrumen tes berhitung perkalian.
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis interaktif. Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2008: 91) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclution drawing/verification.
1. Data Reduction (Reduksi Data) Data-data penelitian yang telah dikumpulkan kemudian direduksi. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian dicari tema dan polanya. Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data) Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Hasil dari data-data selanjutnya digabungkan dan disimpulkan.
3. Conclution Drawing/ verification (Penarikan Kesimpulan) Penarikan kesimpulan merupakan suatu proses peninjauan kembali pada benar tidaknya data yang diperoleh dalam melaksanakan penelitian. Setelah semua data disajikan dalam laporan, peneliti menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari hipotesis penelitian. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
Secara dragmatik proses siklus analisis data interaktif dapat ditunjukkan pada gambar 6. Data collection
Data Display
Data Reduction Conclutions : Drawing/verifyin g
Gambar 6. Model Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Secara Interaktif (Sumber: Sugiyono, 2008: 92) Dari bagan di atas langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini adalah: 1. Melakukan
pengklasifikasian
data
yang
diperoleh
dari
hasil
pengumpulan data, yaitu hasil wawancara awal dan dokumentasi. Dokumen
tersebut
antara
lain
silabus,
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan daftar nilai ulangan matematika peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2. 2. Mengembangkan bentuk sajian data yaitu menyusun sekumpulan informasi yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 3. Melakukan analisis data. 4. Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian. 5. Kesimpulan yang dirumuskan dapat dikroscekkan lagi dengan datadata yang diperoleh untuk mendapatkan kesimpulan yang benar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
H. Indikator Kinerja Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan atau
tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian
(Sarwiji Suwandi, 2008: 70). Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dengan menggunakan media kartu bilangan. Indikator penelitian ini bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP Matematika kelas II serta Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan berhitung peserta didik mencapai rat-rata kelas 65 dan peserta didik yang memperoleh nilai > 65 mencapai 70 %. Pada siklus II pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan berhitung pekalian peserta didik mencapai rat-rata kelas 65 dan peserta didik yang memperoleh nilai > 65 mencapai 75 %.
I. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal hingga akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian system berdaur sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Supardi dalam Suharsimi Arikunto (2008: 104). Prosedur penelitian mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) perencanaan; (b) penerapan tindakan; (c) mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan; dan (d) melakukan refleksi. Dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). Prosedur yang diterapkan pada penelitian ini meliputi 2 tindakan, yaitu Tindakan Siklus I dan Tindakan Siklus II.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
1. Tindakan Siklus I Prosedur penelitian yang dilaksanakan pada siklus I meliputi 4 tahapan, yaitu tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan media pembelajaran lembar kerja peserta didik (LKPD), lembar observasi, instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis, dan menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1) Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik tentang perkalian 2) Guru menunjukkan perhitungan perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dengan menggunakan media kartu bilangan 3) Guru membimbing peserta didik untuk memperagakan perhitungan perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dengan menggunakan media kartu bilangan 4) Guru menunjukkan sifat-sifat perkalian dengan menggunakan media kartu bilangan 5) Guru membimbing peserta didik untuk memperagakan sifat-sifat perkalian dengan menggunakan media kartu bilangan 6) Guru menunjukkan perhitungan perkalian dua bilangan satu angka dengan menggunakan media kartu bilangan 7) Guru membimbing peserta didik untuk menghitung perkalian dua bilangan satu angka dengan menggunakan media kartu bilangan 8) Guru
menunjukkan
perhitungan
perkalian
tiga
angka
dengan
menggunakan media kartu bilangan 9) Guru membimbing peserta didik untuk menghitung perkalian tiga angka dengan menggunakan media kartu bilangan 10) Guru memberikan soal kepada peserta didik tentang perhitungan perkalian
commit to user 11) Guru mengevaluasi pekerjaan peserta didik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini adalah 2 x pertemuan, yakni pertemuan pertama mempelajari tentang perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dan sifat-sifat perkalian, sedangkan pertemuan kedua mempelajari tentang menghitung perkalian dua bilangan satu angka dan perkalian tiga bilangan. c. Tahap Observasi Melaksanakan pengamatan pada saat proses pembelajaran, yang diamati adalah aktivitas guru dan peserta didik. Hasil pengamatan dari teman sejawat dapat memberikan informasi apakah guru sudah mengajar sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan juga bagaimana aktivitas peserta didik saat proses pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan oleh teman sejawat untuk menghindari timbulnya subjektivitas. Setelah dilakukan pengamatan, terbukti bahwa aktivitas peserta didik dan guru meningkat pada siklus I (lampiran 7 & 8). d. Tahap Refleksi Mengadakan refleksi dan evaluasi dari hasil pembelajaran bila hasil refleksi dan evaluasi siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berhitung perkalian. Peserta didik kelas II tidak perlu dilanjutkan dengan menggunakan siklus II. Namun apabila belum memperlihatkan adanya peningkatan kemampuan berhitung perkalian dan masih ada kelemahan maka diperbaiki di siklus II yang meliputi tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Selanjutnya sampai kemampuan berhitung perkalian matematika meningkat.
2. Tindakan Siklus II Prosedur yang dilaksanakan pada siklus II meliputi 4 tahapan, yaitu tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan tahapan tersebut merupakan tindakan perbaikan dari siklus I.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
a. Tahap Perencanaan Perencanaan pada siklus II meliputi rencana perbaikan konsep penggunaan kartu bilangan yang didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I. Hasil refleksi tersebut diantaranya: 1) Peserta didik belum memahami aturan penggunaan media kartu bilangan. 2) Sebagian besar peserta didik belum mendapatkan kesempatan menggunakan media kartu bilangan karena jumlah media yang terbatas. 3) Sterofoam yang digunakan untuk menempelkan kartu bilangan berbentuk bunga yang memiliki 10 mahkota membuat peserta didik tidak teratur dalam menempelkan kartu bilangan. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I maka perlu disusun rencana perbaikan dan penyempurnaan pada siklus II, yang meliputi: 1) Guru menjelaskan kepada peserta didik mengenai aturan penggunaan media kartu bilangan dalam menghitung perkalian. 2) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik secara individu untuk menghitung perkalian dengan menggunakan media kartu bilangan. 3) Sterofoam yang mulanya berbentuk bunga berwarna putih polos kemudian setiap mahkota diberi nomor untuk menentukan mahkota yang harus diisi terlebih dahulu. Pada tahap perencanaan ini peneliti bersama guru juga menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen penelitian dan menetapkan indikator kinerja yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini berdasar pada hasil refleksi siklus I, yaitu pembelajaran matematika menggunakan media kartu bilangan yang sudah diperbaiki dan disempurnakan sesuai tujuan pembelajaran yang akan dicapai, adapun langkah-langkahnya: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
1) Kelas dibagi menjadi 4 kelompok yang beranggotakan 5-6 peserta didik, kemudian setiap kelompok diberikan seperangkat media kartu bilangan. 2) Peserta didik bersama kelompoknya berdiskusi mengerjakan lembar kerja
peserta
didik
(LKPD)
yang
diberikan
menggunakan
media
kartu
bilangan.
mendapatkan
giliran
untuk
memimpin
Setiap
guru peserta
kelompoknya
dengan didik dalam
menghitung perkalian dengan menggunakan media kartu bilangan. 3) Peserta didik melaporkan hasil diskusinya di depan kelas. Selanjutnya guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap hasil diskusi masing-masing kelompok. 4) Guru memberikan soal perkalian kepada peserta didik, kemudian guru
memberikan
kesempatan
kepada
peserta
didik
untuk
mengerjakan soal tersebut secara individu di depan kelas. 5) Peserta didik mengerjakan soal evaluasi akhir yang diberikan oleh guru secara individu. c. Tahap Observasi Pengamatan atau observasi dilakukan selama pembelajaran matematika berlangsung, yang diamati adalah aktivitas peserta didik, dan aktivitas guru. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II, aktivitas peserta didik dan guru meningkat jauh lebih baik daripada siklus I (lampiran 7 & 8). d. Tahap Refleksi Setelah pembelajaran siklus II berakhir, maka diadakan analisis semua data yang diperoleh melalui proses observasi dan evaluasi. Sasaran pada siklus II yaitu kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 meningkat dan peserta didik yang mendapat nilai sama atau di atas KKM atau dikatakan tuntas sebanyak 75 % (16 peserta didik) dari 21 peserta didik. Hasil evaluasi pada siklus ini menunjukkan bahwa indikator kinerja telah tercapai, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kartu bilangan telah berhasil meningkatkan kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri commitKabupaten to user Sragen tahun 2011. Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Hadiluwih 2 yang beralamatkan di Desa Kedungdowo, RT 04 RW 02, Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Sekolah ini berstatus negeri dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101031415024 yang dikepalai oleh Purnomo, S.Pd. Lokasi SD Negeri Hadiluwih 2 cukup strategis, karena berada di persimpangan jalan yang menghubungkan dua desa lain dari Desa Kedungdowo, yaitu Desa Bibis dan Desa Pandanan. Data personel ketenagaan SD Negeri Hadiluwih 2 terdiri dari satu kepala sekolah, enam guru kelas, satu guru Agama Islam, satu guru Penjaskes, satu guru Bahasa Inggris, satu penjaga sekolah, satu guru komputer. Semua personil telah melaksanakan
tugasnya
masing-masing
dengan
baik
sesuai
dengan
tanggungjawabnya. Jumlah peserta didik SD Negeri Hadiluwih 2 pada tahun pelajaran 2010/2011 adalah 91 peserta didik. Dengan perincian sebagai berikut: kelas I sebanyak 21 peserta didik, kelas II sebanyak 21 peserta didik, kelas III sebanyak 15 peserta didik, kelas IV sebanyak 12 peserta didik, kelas V sebanyak 13 peserta didik, dan kelas VI sebanyak 9 peserta didik. Peserta didik SD Negeri Hadiluwih 2 berasal dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda-beda, akan tetapi sebagian besar berasal dari keluarga petani. Fasilitas yang ada di sekolah ini cukup memadai. Berbagai jenis alat peraga dan media untuk berbagai mata pelajaran tersedia cukup lengkap, namun guru belum dapat memanfaatkannya dengan baik. Salah satu media yang ada di SD Negeri Hadiluwih 2 dapat dilihat pada gambar 7.
1
2
3
Gambar 7. Kartu Bilangan commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
Media seperti pada gambar 7 adalah kartu bilangan. Media kartu bilangan tersebut belum dimanfaatkan dengan baik oleh guru dalam proses pembelajaran. Media tersebut hanya terpajang pada dinding kelas dan tidak tersentuh oleh guru. Karakter peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 tidak jauh berbeda dengan peserta didik kelas lain dalam pembelajaran matematika. Peserta didik menganggap matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. Hal tersebut tercermin pada hasil belajar mereka yang belum tuntas sesuai KKM dan kemampuan dalam pelajaran matematika khususnya kemampuan berhitung perkalian masih kurang. Latar belakang ini yang dijadikan pangkal dalam upaya meningkatkan kemampuan berhitung khususnya dalam kemampuan berhitung perkalian
dengan
menggunakan
kartu
bilangan
yang
ditandai
dengan
meningkatnya hasil belajar matematika. Melalui penelitian ini diharapkan peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar matematika, sehingga kemampuan dalam berhitung perkalian dapat meningkat. B. Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan pembelajaran
hasil
Matematika
observasi kelas
II
terhadap
sebelum
proses
tindakan,
dan
dapat
hasil
diperoleh
informasi sebagai data awal. Dari peserta didik kelas II yang berjumlah 21 peserta didik, hanya terdapat 8 peserta didik yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 dalam aspek hasil belajar Matematika (lihat
lampiran
1),
nilai
yang
diperoleh
merupakan
cerminan
dari
kemampuan berhitung perkalian peserta didik. Berdasarkan daftar nilai hasil ulangan matematika pada kondisi awal yang terdapat pada lampiran 1, masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), hal itu menunjukkan bahwa kemampuan peserta
didik
dalam
berhitung
perkalian
masih
rendah,
untuk
lebih
jelasnya maka kondisi awal kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II dapat dilihat dari tabel 1. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
Tabel 1. Nilai Hasil Ulangan Matematika Peserta Didik Kelas II pada Kondisi Awal No. Interval 1 25 - 36 2 37 - 48 3 48 - 60 4 61 - 72 5 73 - 84 6 85 - 96 Nilai Rata-rata Kelas
Frekuensi Prosentase 2 10% 3 14% 8 38% 3 14% 3 14% 2 10% 60.47
Data dari tabel 1 dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti gambar 8, yaitu grafik nilai hasil ulangan matematika peserta didik kelas II pada kondisi awal. 10 F r e k u e n s i
8 6 4 2 0 0 - 24
25 - 36
37 - 48
48 - 60
61 - 72
73 - 84
85 - 96
Interval
Gambar 8. Grafik Nilai Hasil Ulangan Matematika Peserta Didik Kelas II Pada Kondisi Awal Berdasarkan tabel 1, peserta didik yang mendapat nilai di bawah 65 (KKM) yaitu sebanyak 13 peserta didik atau 62%, dan peserta didik yang mendapat nilai sama atau di atas KKM yaitu 8 peserta didik atau 38%. Hal ini dapat diartikan bahwa ketuntasan klasikal sebesar 38% masih berada di bawah ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu sebesar 70% peserta didik mendapat ≥ 65 (KKM), dengan kata lain kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 masih rendah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
Rendahnya hasil belajar atau ketidaktuntasan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: (1) Peserta didik merasa takut menghadapi pelajaran matematika, karena matematika dianggap sulit. Selain itu peserta didik merasa bosan terhadap pembelajaran matematika, karena pembelajaran matematika disajikan dengan metode yang konvensional (metode drill); (2) Guru belum menggunakan media dalam pembelajaran matematika khususnya pokok bahasan perkalian, sehingga peserta didik kurang memahami konsep perkalian dan menyebabkan kemampuan berhitung perkalian mereka rendah. Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan antara peneliti dengan guru, faktor mendasar yang menyebabkan rendahnya kemampuan berhitung perkalian peserta didik adalah guru belum menggunakan media pembelajaran secara maksimal. Oleh karena itu, diperlukan suatu media yang tepat agar dapat mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan menggunakan media kartu bilangan. Melalui penggunaan media kartu bilangan diharapkan kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 mengalami peningkatan sehingga ketuntasan belajar peserta didik dapat tercapai. C. Deskripsi Hasil Penelitian Proses penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Dimana setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan dan 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan atau observasi, dan (4) refleksi. 1. Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan yakni selama 1 minggu mulai tanggal 10 sampai dengan 16 Februari 2011. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Kegiatan perencanaan siklus I dilakukan pada hari Kamis, 10 Februari 2010. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan. Rancangan tindakan yang dilaksanakan berdasar pada solusi commit to user media kartu bilangan untuk permasalahan yang muncul yakni penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
meningkatkan kemampuan berhitung perkalian. Selanjutnya disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yakni pada hari Kamis 10 Februari dan Senin 14 Februari 2011. Adapun deskripsi perencanaan siklus I adalah sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Matematika selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap pertemuannya. RPP yang disusun meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, metode dan model pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan penilaian (lampiran 3) 2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah: a) Ruang kelas didesain sesuai dengan model pembelajaran kooperatif yakni meja kelas diatur sesuai dengan jumlah kelompok. b) Menyiapkan media yang akan digunakan, yaitu kartu bilangan dan sterofoam berbentuk bunga sebagai tempat menempelkan kartu bilangan. c) Menyiapkan kamera digital dan handphone untuk pendokumentasian proses pembelajaran 3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian Lembar pengamatan digunakan untuk merekam segala aktivitas peserta didik selama pelaksanaan pembelajaran Matematika berlangsung. Pengamatan yang dilakukan meliputi aktivitas guru dan peserta didik. Pedoman dan lembar pengamatan dapat dilihat dalam lampiran 7 dan 8. Sedangkan untuk lembar penilaian disusun berdasarkan pada kisi-kisi soal yang telah disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai (lihat lampiran 9). b. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi dengan guru to userdengan penggunaan media kartu menerapkan model pembelajarancommit kooperatif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
bilangan. Peneliti disini bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer atau pengamat. 1) Pertemuan Ke-1 Pertemuan ke-1 pelajaran Matematika kelas II mempelajari tentang perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dan sifat-sifat perkalian. Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, yang pertama guru mengkondisikan kelas dengan mengatur tempat duduk peserta didik yang dibentuk secara berkelompok. Selanjutnya guru menugaskan kepada ketua kelas untuk memimpin berdoa. Selanjutnya setelah berdoa, guru melanjutkan dengan memberikan apersepsi kepada peserta didik, dengan mengajak peserta didik untuk menyanyikan lagu “Naik Delman” kemudian bertanya, “hewan apa yang terdapat dalam lagu naik delman?Berapa jumlah kaki hewan tersebut?Berapa jumlah kaki dari 3 ekor kuda?”. Selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Peserta didik menyimak penjelasan dari guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kegiatan inti dimulai dengan guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik tentang perkalian. Kemudian peserta didik menjawab pertanyaan dari guru tentang perkalian . Selanjutnya, guru mengenalkan media kartu bilangan sebagai alat bantu dalam menghitung perkalian dan menjelaskan cara penggunaan kartu bilangan tersebut. Selanjutnya, guru membagikan kartu bilangan dan sterofoam berbentuk bunga kepada setiap kelompok. Setelah semua kelompok mendapatkan satu set media kartu bilangan, guru menjelaskan tentang perkalian sebagai penjumlahan berulang dengan menggunakan media kartu bilangan. Misalnya, guru menunjukkan perkalian dari 4 x 5, maka cara mengerjakannya adalah seperti pada gambar 9.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
5
5
20
5
5 Gambar 9. Perhitungan 4 x 5 dengan Menggunakan Media Kartu Bilangan
Berdasarkan gambar 9 maka dapat dijelaskan bahwa 4 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 merupakan penjumlahan berulang dari angka 5 sejumlah 4 dengan hasil 20 yang ditempelkan pada tengah bunga. Peserta didik memperhatikan guru dalam menjelaskan perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dengan menggunakan media kartu bilangan. Selanjutnya, guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) kepada setiap kelompok. Kemudian, secara berkelompok peserta didik mendiskusikan soal-soal perkalian sebagai penjumlahan berulang dengan menggunakan media kartu bilangan. Kemudian guru menjelaskan sifat-sifat perkalian dengan menggunakan media kartu bilangan. Misalnya, guru menghitung perkalian dari 3 x 0, maka cara mengerjakannya adalah seperti pada gambar 10 Kemudian perkalian 5 x 1 dapat dihitung dengan menggunakan media kartu bilangan seperti pada gambar 11.
0 0
0 0
Gambar 10. Perhitungan Sifat Perkalian pada Bilangan 0 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
1
1 1
5 1 1
Gambar 11. Perhitungan Sifat Perkalian pada Bilangan 1
Kemudian, setelah mendapatkan penjelasan dari guru tentang sifat-sifat perkalian, secara berkelompok peserta didik berdiskusi tentang soal-soal sifat-sifat perkalian dengan menggunakan media kartu bilangan. Setelah peserta didik selesai berdiskusi, guru menugaskan pada setiap kelompok untuk mengirimkan salah satu anggotanya ke depan kelas untuk memaparkan hasil diskusi masing-masing kelompok. Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi masing-masing kemudian dilanjutkan pemberian umpan balik oleh guru terhadap hasil pekerjaan peserta didik. Pada kegiatan akhir, guru dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran melalui kegiatan tanya jawab. Kemudian peserta didik mengerjakan soal evaluasi akhir dari guru tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pelajaran ditutup, peserta didik menyimak penjelasan dari guru tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya, yaitu tentang perkalian dua bilangan satu angka dan perkalian tiga bilangan yang hasilnya dua bilangan. 2) Pertemuan Ke-2 Pertemuan ke-2 pelajaran Matematika kelas II sesuai dengan penjelasan guru pada pertemuan sebelumnya, yakni mempelajari tentang perkalian dua bilangan satu angka dan perkalian tiga bilangan yang hasilnya dua bilangan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, guru mengkondisikan kelas dengan mengatur tempat duduk peserta didik yang dibentuk secara berkelompok. Selanjutnya guru menugaskan kepada ketua kelas untuk memimpin doa. Setelah berdoa selesai, guru memberikan apersepsi kepada peserta didik berupa pertanyaan tentang perkalian. Setelah itu, guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Peserta didik menyimak penjelasan dari guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan ini dimulai dengan guru menjelaskan tentang perkalian dua bilangan satu angka yang hasilnya <50 dengan menggunakan kartu bilangan. Misalnya, menghitung perkalian 4 x 7, maka dapat dikerjakan dengan menggunakan media kartu bilangan seperti pada gambar 12. Empat buah kartu bilangan yang bertuliskan angka 7 ditempelkan di mahkota sterofoam yang berbentuk bunga, kemudian hasilnya yaitu kartu yang bertuliskan bilangan 28 ditempelkan pada tengah sterofoam.
7
7
28
7
7
Gambar 12. Perkalian Dua Bilangan Satu Angka dengan Hasil <50 Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang perkalian dua bilangan satu angka yang hasilnya <50 dengan menggunakan media kartu bilangan. Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan satu set media kartu bilangan kepada masing-masing kelompok. Secara berkelompok peserta didik berdiskusi tentang cara menghitung perkalian dua bilangan satu angka yang commit to user hasilnya <50 pada LKPD dengan menggunakan media kartu bilangan. Guru
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
menjelaskan tentang menghitung perkalian tiga bilangan dengan menggunakan media kartu bilangan. Misalnya, menghitung perkalian 2 x 3 x 7 maka dapat dikerjakan dengan cara sebagai berikut: 2 x 3 x 7 = (2 x 3) x 7 =6x7 = 42 Kemudian perkalian 2 x 3 x 7 dapat dikerjakan menggunakan kartu bilangan seperti gambar 13.
3 3
6
7 7 42 7
7
7 7
Gambar 13. Cara Menghitung Perkalian 3 Angka Peserta didik memperhatikan penjelasan guru dalam menghitung perkalian tiga bilangan dengan menggunakan media kartu bilangan. Setelah itu, secara berkelompok peserta didik berdiskusi menghitung soal perkalian tiga bilangan yang ada pada LKPD dengan menggunakan media kartu bilangan. Setelah peserta didik selesai berdiskusi, guru menugaskan pada setiap kelompok untuk commit to user mengirimkan perwakilannya kemudian menyampaikan hasil diskusi masing-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
masing di depan kelas. Guru memberikan umpan balik terhadap pekerjaan peserta didik. Pada kegiatan akhir, melalui tanya jawab antara guru dan peserta didik tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan, kemudian guru dan peserta didik bersama-sama
menyimpulkan
pembelajaran.
Selanjutnya,
peserta
didik
mengerjakan soal evaluasi akhir yang diberikan oleh guru. Guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi kepada peserta didik. c. Pengamatan atau Observasi Dalam tahap ini guru kelas sebagai peneliti melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera foto dan kamera digital. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan media kartu bilangan dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dan untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran dengan media kartu yang dilaksanakan menghasilkan perubahan pada kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II. Aktifitas yang dilaksanakan oleh guru adalah melaksanakan pembelajaran dengan materi perkalian sebagai penjumlahan berulang dan sifat-sifat perkalian pada pertemuan ke-1 dan perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50 dan perkalian tiga bilangan pada pertemuan ke-2. Di dalam pelaksanaan penelitian, peneliti juga melakukan pengawasan serta pembimbingan terhadap peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media kartu bilangan tentang materi perkalian. Setelah dilaksanakan tindakan siklus I, dengan menerapkan media kartu bilangan dalam pembelajaran Matematika diperoleh data hasil penilaian belajar peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada lampiran 5. Berdasarkan lampiran 5 diperoleh data seperti terlihat pada tabel 2.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
Tabel 2. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus I Pertemuan ke-1 No. Interval 1 35 - 45 2 46 - 56 3 57 - 67 4 68 - 78 5 79 - 89 6 90 - 100 Nilai Rata-rata
Frekuensi Prosentase 3 14% 4 19% 3 14% 1 5% 8 38% 2 10% 69.52
Data dari tabel 2 dapat disajikan dalam bentuk garfik seperti pada gambar 14 yaitu grafik frekuensi nilai kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada siklus I pertemuan ke-1.
F r e k u e n s i
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0 - 24
35 - 45
46 - 56
57 - 67
68 - 78
79 - 89
90 - 100
Interval
Gambar 14. Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus I Pertemuan ke-1 Berdasarkan Tabel 2 dan gambar 14, dapat diketahui peserta didik yang mencapai ketuntasan adalah sebanyak 13 dari 21 peserta didik atau sebanyak 62% dengan rata-rata kelas mencapai 69,52. Selanjutnya berdasarkan lampiran 5 juga diperoleh data tentang hasil pada siklus I pertemuan ke-2 yang dapat dilihat pada tabel 3. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
Tabel 3. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus I Pertemuan ke-2 No. Interval 1 23 - 35 2 36 - 48 3 49 - 61 4 62 - 74 5 75 - 87 6 88 - 100 Nilai Rata-rata
Frekuensi Prosentase 5 24% 2 10% 6 29% 4 19% 3 14% 1 5% 57.71
Data dari tabel 3 dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada gambar 15, yaitu grafik tentang data frekuensi nilai kemampuan berhitung peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada siklus I pertemuan ke-2. 7 F r e k u e n s i
6 5 4 3 2 1 0 0 - 24
23 - 35
36 - 48
49 - 61
62 - 74
75 - 87
88 - 100
Interval
Gambar 15. Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus I Pertemuan ke-2 Berdasarkan tabel 3 dan gambar 15, diketahui bahwa pada siklus I pertemuan ke-2 materi perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50 dan perkalian tiga bilangan jumlah peserta didik yang tuntas adalah 8 dari 21 peserta didik atau sebanyak 38 %, dengan rata-rata kelas mencapai 57,71. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Selanjutnya dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua pada siklus I diperoleh nilai rata-rata siklus 1 yang dapat dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan lampiran 5, nilai rata-rata pada siklus 1 dapat dibuat tabel 4. Tabel 4. Data Frekuensi Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus I No. Interval 1 29 - 40 2 41 - 52 3 53 - 64 4 65 - 76 5 77 - 88 6 89 - 100 Nilai Rata-rata
Frekuensi Prosentase 3 14% 4 19% 2 10% 5 24% 5 24% 2 10% 63.62
Data dari tabel 4 dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada gambar 16, yaitu grafik frekuensi nilai rata-rata kemampuan berhitung peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada siklus I. 6 F r e k u e n s
5 4 i
3 2 1 0 0 - 24
29 - 40
41 - 52
53 - 64
65 - 76
77 - 88
89 - 100
Interval
Gambar 16. Grafik Frekuensi Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus I Berdasarkan tabel 4 dan gambar 16 dapat diketahui bahwa pada pelaksanaan siklus I dalam pembelajaran matematika dengan materi perkalian sebagai penjumlahan yang berulang, sifat-sifat perkalian, perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50, dan perkalian tiga bilangan, jumlah peserta didik commit to user yang mencapai ketuntasan adalah sebanyak 12 dari 21 peserta didik atau sebanyak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
57% dengan rata-rata kelas mencapai 63,62. Pencapaian hasil yang diharapkan adalah tercapainya ketuntasan sebesar 70% atau sebanyak 15 peserta didik dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang dicapai peserta didik adalah 65 pada materi yang diajarkan yaitu perkalian sebagai penjumlahan berulang, sifat-sifat perkalian, perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50, dan perkalian tiga bilangan. Berdasarkan hal tersebut maka pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan untuk materi perkalian belum mencapai harapan, sehingga perlu dilanjutkan pada siklus II. Peneliti ingin memperdalam pengamatan kegiatan di dalam kelas saat dilaksanakan tindakan siklus I, untuk itu peneliti menyediakan lembar observasi untuk aktivitas guru dan peserta didik (lampiran 7 dan 8). Lembar observasi ini dapat digunakan sebagai data pendukung kemampuan berhitung perkalian peserta didik selain dari hasil tes. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan dan ditujukan pada guru yang terlampir pada lampiran 8, menunjukkan bahwa aktivitas dan keaktifan yang dilaksanakan oleh guru sudah cukup aktif dengan rata-rata skor 2,33. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil pengamatan peneliti. Peningkatan aktifitas dan keaktifan guru terlihat pada pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan. Hal tersebut dapat dilihat pada lampiran 8 dengan penjelasan sebagai berikut, aktivitas guru yang cukup aktif yaitu: (1) menggunakan media kartu bilangan, (2) menggunakan berbagai sumber (3) menggunakan waktu secara tepat sesuai perencanaan, (4) penuh perhatian terhadap peserta didik, (5) memberikan motivasi kepada peserta didik, (6) memotivasi kepada kelompok, (7) memberikan tindak lanjut, (8) melakukan penilaian proses observasi.
Aktivitas guru yang aktif yaitu: (1) memberikan
informasi secara tepat, (2) menggunakan multi metode, (3) melakukan penilaian proses tanya jawab, (4), melakukan penilaian hasil belajar/tes formatif. Untuk aktifitas yang dilaksanakan oleh peserta didik yang pertama adalah commit topenjumlahan user mempelajari materi perkalian sebagai berulang dan sifat-sifat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
perkalian secara individu maupun secara kelompok dengan menggunakan media kartu bilangan. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan dan ditunjukan pada lampiran 7, menunjukkan bahwa aktifitas dan keaktifan yang dilaksanakan oleh peserta didik dikatakan cukup. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan ratarata skor yaitu 3,16. Sesuai dengan kriteria, skor 3 dikatakan cukup. Penjelasan yang didapat dari lampiran 7 adalah sebagai berikut, keaktifan peserta didik dikatakan cukup yaitu: (1) aktif memperhatikan penjelasan dari guru, (2) aktif menjawab pertanyaan dari guru, (3) memiliki keberanian untuk bertanya, (4) aktif mengerjakan tugas individu, dan (5) aktif mengerjakan tugas kelompok. Sedangkan untuk aktivitas peserta didik yang tergolong aktif yaitu aktif menggunakan kartu bilangan. d. Refleksi Data yang diperoleh dari pembelajaran Matematika materi perkalian dengan menggunakan kartu bilangan melalui observasi kemudian dikumpulkan dan dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan yang terlampir pada lampiran 7 dan 8, pembelajaran matematika telah menunjukkan peningkatan pada aktivitas dan keaktifan peserta didik yaitu pada perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dan sifat-sifat perkalian. Perubahan menjadi lebih baik dikarenakan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dan sifat-sifat perkalian sudah menggunakan media kartu bilangan dengan baik serta menggunakan metode pembelajaran yang tepat, hal tersebut membuat peserta didik lebih antusias dan lebih memahami materi, karena peserta didik belajar dengan cara yang menyenangkan dan menarik. Selain itu peserta didik juga ikut aktif dalam pembelajaran dengan menghitung secara langsung apa yang dipelajari dengan menggunakan media kartu bilangan. Hal ini menunjukkan adanya kesesuaian penggunaan media kartu bilangan dalam pembelajaran matematika mengenai berhitung perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dan sifat-sifat perkalian. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
Berdasarkan kegiatan siklus I belum tuntasnya pembelajaran matematika materi perkalian sebagai penjumlahan yang berulang, sifat-sifat perkalian, perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50, dan perkalian tiga bilangan dikarenakan peserta didik belum memahami cara penggunaan media kartu bilangan dalam pengerjaan hitungan tersebut secara benar. Peserta didik memerlukan waktu untuk memahami materi dan lebih mengenal perkalian. Guru harus menggunakan langkah-langkah yang mudah dipahami oleh peserta didik pada pembelajaran siklus II karena materi perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50 dan perkalian tiga bilangan memerlukan pemahaman materi lebih banyak dibandingkan dengan materi perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dan sifat-sifat perkalian. Hal tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Pertemuan ke-1 Indikator : 1) mendeskripsikan perkalian sebagai penjumlahan yang berulang 2) menjelaskan sifat-sifat perkalian Media
: Kartu Bilangan. Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung
peserta didik cukup aktif memperhatikan penjelasan guru, namun beberapa peserta didik belum mendalami materi perkalian sebagai penjumlahan yang berulang. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa peserta didik yang kurang tepat dalam menentukan bilangan terkali atau pengali, dan belum memahami cara menggunakan media kartu bilangan dengan tepat. Kemampuan pemahaman peserta didik dikatakan cukup baik untuk materi perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dan sifat-sifat perkalian, sehingga hasil belajar peserta didik pada pertemuan ke-1 menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik. Walaupun demikian, nilai rata-rata kelas baru mencapai 69,52 dan peserta didik yang memperoleh nilai > 65 adalah 13 peserta didik (62%) dari 21 peserta didik. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang commit to user menggunakan media kartu bilangan yang dilakukan belum berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
2) Pertemuan ke -2 Indikator
: 1) menghitung perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50 2) menghitung perkalian tiga bilangan.
Media
: Kartu Bilangan Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung
peserta didik cukup aktif memperhatikan penjelasan guru perhatian peserta didik dalam mengikuti pembelajaran juga meningkat. Begitu pula perasan senang saat pembelajaran matematika terlihat pada sebagian besar peserta didik. Dari pemantauan hasil belajar diperoleh nilai nilai rata-rata kelas mencapai 57,71 dan peserta didik yang memperoleh nilai > 65 sebanyak 8 peserta didik (38%) dari 21 peserta didik kelas II. Hasil yang diperoleh pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua berbeda karena materi yang disampaikan berbeda. Hasil pada pertemuan pertama jumlah peserta didik yang tuntas adalah sebanyak 13 peserta didik (62%), sedangkan hasil pada pertemuan kedua jumlah peserta didik yang tuntas adalah sebanyak 8 peserta didik (38%). Hal tersebut terjadi karena materi yang disampaikan pada pertemuan kedua lebih sulit dipahami dari pada materi yang disampaikan pada pertemuan pertama. Selanjutnya, pada pelaksanaan siklus I ditemukan beberapa kelemahan oleh peneliti. Pertama, peserta didik belum memahami aturan penggunaan media kartu bilangan. Kedua, sebagian besar peserta didik belum mendapatkan kesempatan menggunakan media kartu bilangan karena jumlah media yang terbatas. Ketiga, sterofoam yang digunakan untuk menempelkan kartu bilangan berbentuk bunga yang memiliki 10 mahkota membuat peserta didik tidak teratur dalam menempelkan kartu bilangan. Berdasarkan masalah-masalah diatas maka perlu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain: (1) Guru menjelaskan kepada peserta didik commit user mengenai aturan penggunaan media kartutobilangan dalam menghitung perkalian;
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
(2) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik secara individu untuk menghitung perkalian dengan menggunakan media kartu bilangan; (3) Sterofoam yang mulanya berbentuk bunga berwarna putih polos kemudian setiap mahkota diberi nomor untuk menentukan mahkota yang harus diisi terlebih dahulu. 2. Siklus II Tindakan siklus II dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan yakni selama 1 minggu mulai tanggal 17 sampai dengan 21 Februari 2011. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Kegiatan perencanaan siklus II dilakukan pada hari Rabu, 16 Februari 2010. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan. Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus I diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan yang dilaksanakan pada pertemuan ke-1 tentang materi perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dan sifat-sifat perkalian sudah menunjukkan peningkatan yang baik maka perlu ditingkatkan agar peserta didik benar-benar menguasai pemahaman konsep perkalian sehingga kemampuan berhitung mereka dapat meningkat. Selanjutnya, pada pertemuan ke-2 siklus I tentang materi perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50 dan perkalian tiga bilangan belum menunjukkan peningkatan yang baik karena rata-rata kelas menurun sangat drastis dan hanya 8 peserta didik yang mampu mencapai KKM 65. Oleh karena itu peneliti kembali menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan untuk mengulang pembelajaran matematika yaitu dengan indikator perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dan sifat-sifat perkalian pada pertemuan pertama dan mengulang pembelajaran materi perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50 dan perkalian tiga bilangan peda pertemuan kedua. Rancangan tindakan yang dilaksanakan berdasar pada solusi permasalahan yang muncul yakni penggunaan media kartu bilangan untuk meningkatkan kemampuan berhitung perkalian. Hal-hal yang perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran Matematika menggunakan mediacommit kartu bilangan to user sebagai upaya untuk mengatasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
berbagai kekurangan yang ada yaitu (1) Guru menjelaskan kepada peserta didik mengenai aturan penggunaan media kartu bilangan dalam menghitung perkalian; (2) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik secara individu untuk menghitung perkalian dengan menggunakan media kartu bilangan; (3) Sterofoam yang mulanya berbentuk bunga berwarna putih polos kemudian setiap mahkota diberi nomor untuk menentukan mahkota yang harus diisi terlebih dahulu. Selanjutnya disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yakni pada hari Kamis 17 Februari dan Senin 21 Februari 2011. Adapun deskripsi perencanaan siklus II adalah sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Matematika selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap pertemuannya. RPP yang disusun meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, metode dan model pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan penilaian. (lampiran 4) 2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran siklus II masih sama dengan fasilitas dan sarana yang dipersiapkan pada siklus I, hanya saja sterofoam yang digunakan telah diberi nomor pada tiap mahkota sehingga dapat mempermudah peserta didik dalam menggunakannya. 3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian Lembar pengamatan digunakan untuk merekam segala aktifitas peserta didik selama pelaksanaan pembelajaran Matematika berlangsung. Pengamatan yang dilakukan meliputi aktivitas guru dan peserta didik. Pedoman dan lembar pengamatan dapat dilihat dalam lampiran 4 dan 5. Sedangkan untuk lembar penilaian disusun berdasarkan pada kisi-kisi soal yang telah disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai (lihat lampiran 9). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
b. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi dengan guru menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan penggunaan media kartu bilangan. Peneliti disini masih bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer atau pengamat. 1) Pertemuan Ke-1 Pertemuan ke-1 pelajaran Matematika kelas II mempelajari tentang perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dan sifat-sifat perkalian. Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal dimulai dengan guru mengkondisikan kelas dan mengatur tempat duduk peserta didik. Selanjutnya, guru menugaskan kepada ketua kelas untuk memimpin doa. Setelah selesai berdoa, guru mengajak peserta didik untuk menyanyikan lagu “Kura-kura”. Guru dan peserta didik menyanyi bersama. Selanjutnya, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Peserta didik menyimak penjelasan dari guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada kegiatan inti, guru memberikan pertanyaan tentang kura-kura yang berhubungan dengan perkalian. Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru tentang perkalian. Kemudian guru menjelaskan tentang perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dengan menggunakan media kartu bilangan. Misalnya, 3 x 6 dapat dikerjakan dengan menggunakan media kartu bilangan seperti pada gambar 17.
6 18
6 6
commit to user Gambar 17. Perhitungan 3 x 6 dengan Menggunakan Media Kartu Bilangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
Guru juga menjelaskan cara penggunaan kartu bilangan yang benar. Guru membagikan kartu bilangan beserta sterofoam berbentuk bunga dengan 2 orang mendapatkan satu set kartu bilangan. Selanjutnya, guru memberikan soal tentang perkalian sebagai penjumlahan berulang pada peserta didik. Peserta didik menghitung perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dengan menggunakan media kartu bilangan. Kemudian guru menjelaskan tentang sifat-sifat perkalian dengan menggunakan media kartu bilangan. Misalnya, perkalian 7 x 0 dapat dihitung dengan menggunakan media kartu bilangan seperti pada gambar 18.
0 0 0
0
0
0
0 0
Gambar 18. Perhitungan 7 x 0 dengan Menggunakan Media Kartu Bilangan Kemudian peserta didik menghitung dan menunjukkan sifat-sifat perkalian dengan menggunakan media kartu bilangan. Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada setiap kelompok. Kemudian menugaskan kepada setiap kelompok untuk mengerjakannya dengan baik. Secara berkelompok peserta didik berdiskusi tentang perkalian sebagai penjumlahan berulang dan sifat-sifat perkalian dengan menggunakan media kartu bilangan. Setelah peserta didik selesai berdiskusi, kemudian guru menugaskan kepada perwakilan kelompok untuk memaparkan hasil diskusi mereka di depan kelas. Guru kemudian memberikan umpan balik kepada peserta didik mengenai tugas yang telah mereka kerjakan. Selanjutnya, guru menunjuk beberapa peserta didik secara acak untuk menghitung soal perkalian yang diberikan oleh guru. Peserta didik yang ditunjuk oleh guru mengerjakan soal dari guru di depan kelas dengan menggunakan media commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
kartu bilangan. Selanjutnya, guru memberikan umpan balik terhadap pekarjaan peserta didik. Peserta didik menyimak umpan balik yang diberikan oleh guru. Pada kegiatan akhir, guru dan peserta didik bersama-sama membuat kesimpulan pembelajaran. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi akhir dari guru tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru menutup pelajaran dengan memberikan
penjelasan
tentang
pembelajaran
yang
akan
dilaksanakan
selanjutnya, yaitu mengenai materi perkalian dua bilangan satu angka dan perkalian tiga bilangan. 2) Pertemuan Ke-2 Pertemuan ke-2 pelajaran Matematika kelas II sesuai dengan penjelasan guru di pertemuan sebelumnya yakni mempelajari tentang perkalian dua bilangan satu angka dan perkalian tiga bilangan yang hasilnya dua bilangan. Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, guru mengkondisikan kelas dengan mengatur tempat duduk peserta didik sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk, kemudian guru menugaskan kepada ketua kelas untuk memimpin doa. Selesai berdoa, guru menyapa peserta didik kemudian memberikan pertanyaan kepada peserta didik tentang perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50. Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru tentang perkalian. Guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Peserta didik menyimak penjelasan dari guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai Kegiatan inti dimulai dengan guru membagikan satu set media kartu bilangan kepada peserta didik. Setiap 2 peserta didik mendapatkan satu set media kartu bilangan. Kemudian guru menjelaskan tentang perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50 dengan menggunakan media kartu bilangan, selanjutnya guru memberikan soal latihan kepada peserta didik tentang perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50. Peserta didik bersama teman sebangkunya mendiskusikan soal yang diberikan oleh guru. Guru menjelaskan tentang perkalian tiga bilangan dengan menggunakan media kartu bilangan, selanjutnya to user guru memberikan soal tentang commit perkalian tiga bilangan kepada peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
Peserta didik bersama teman sebangkunya mendiskusikan soal yang diberikan oleh guru. Guru memerintahkan kepada peserta didik untuk membentuk kelompok, kemudian membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) kepada setiap kelompok. Secara berkelompok peserta didik mendiskusikan soal-soal yang ada pada LKPD. Setelah peserta didik selesai berdiskusi, guru menugaskan kepada perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi mereka. Guru memberikan umpan balik terhadap pekerjaan peserta didik. Guru menunjuk beberapa peserta didik secara acak untuk mengerjakan soal perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50 dan perkalian tiga bilangan di depan kelas dengan menggunakan media kartu bilangan. Peserta didik yang ditunjuk oleh guru mengerjakan soal yang diberikan oleh guru menggunakan media kartu bilangan di depan kelas. Guru memberikan umpan balik terhadap pekerjaan peserta didik. Pada kegiatan akhir, guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan pembelajaran. Selanjutnya, peserta didik mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru. Guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi kepada peserta didik. c. Pengamatan Dalam tahap ini guru kelas sekaligus peneliti melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan pada masing-masing pertemuan. Observasi ini ditujukan pada hasil pembelajaran berhitung perkalian, aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II dengan menerapkan penggunaan media kartu bilangan pada pembelajaran matematika diperoleh data hasil penilaian kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 yang terdapat pada lampiran 6. Berdasarkan lampiran 6 diperoleh data seperti terlihat pada tabel 5.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
Tabel 5. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus II Pertemuan Ke-1 No. Interval Frekuensi Prosentase 1 35 - 45 1 5% 2 46 - 56 2 10% 3 57 - 67 3 14% 4 68 - 78 2 10% 5 79 - 89 6 29% 6 90 - 100 7 33% Nilai Rata-rata 77.62 Data dari tabel 5 dapat disajikan ke dalam bentuk grafik seperti pada gambar 19, yaitu grafik frekuensi nilai kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada siklus II pertemuan ke-1. F r e k u e n s i
8 7 6 5 4 3 2 1 0 0 - 24
35 - 45
46 - 56
57 - 67
68 - 78
79 - 89
90 - 100
Interval
Gambar 19. Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus II Pertemuan ke-1 Berdasarkan tabel 4 dan gambar 19 dapat diketahui bahwa pada pelaksanaan siklus II pertemuan ke-1 dalam pembelajaran matematika dengan materi perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dan sifat-sifat perkalian, jumlah peserta didik yang mencapai ketuntasan adalah sebanyak 16 dari 21 peserta didik atau sebanyak 76,2% dengan rata-rata kelas mencapai 77,62. Selanjutnya berdasarkan lampiran 6 juga diperoleh data tentang hasil kemampuan berhitung perkalian peserta didik pada siklus II pertemuan ke-2 yang dapat dilihat pada tabel 6.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
Tabel 6. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus II Pertemuan ke-2 No. Interval Frekuensi Prosentase 1 23 - 35 1 5% 2 36 - 48 2 10% 3 49 - 61 2 10% 4 62 - 74 7 33% 5 75 - 87 8 39% 6 88 - 100 1 5% Nilai Rata-rata 69.29 Data dari tabel 6 dapat disajikan ke dalam bentuk grafik seperti pada gambar 20, yaitu grafik nilai kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada siklus II pertemuan ke-2. 9 F r e k u e n s i
8 7 6 5 4 3 2 1 0 0 - 24
23 - 35
36 - 48
49 - 61
62 - 74
75 - 87
88 - 100
Interval
Gambar 20. Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus II Pertemuan ke-2
Berdasarkan tabel 6 dan gambar 20 dapat diketahui bahwa pada pelaksanaan siklus II pertemuan ke-2 dalam pembelajaran matematika dengan materi perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50 dan perkalian tiga bilangan, jumlah peserta didik yang mencapai ketuntasan adalah sebanyak 16 dari 21 peserta didik atau sebanyak 76,2% dengan rata-rata kelas mencapai 69,29. Selanjutnya dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua pada siklus II diperoleh nilai rata-rata siklus II yang dapat dilihat pada lampiran 6. Berdasarkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
lampiran 6, nilai rata-rata kemampuan berhitung perkalian peserta didik pada siklus II dapat dibuat tabel 7. Tabel 7. Data Frekuensi Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus II No. Interval 1 29 - 40 2 41 - 52 3 53 - 64 4 65 - 76 5 77 - 88 6 89 - 100 Nilai Rata-rata
Frekuensi Prosentase 1 5% 2 10% 1 5% 6 29% 10 48% 1 5% 73.45
Data dari tabel 7 dapat disajikan ke dalam bentuk grafik seperti pada gambar 21, yaitu grafik frekuensi nilai rata-rata kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada siklus II. 12 F 10 r 8 e 6 k u 4 e 2 n 0 s i
0 - 24
29 - 40
41 - 52
53 - 64
65 - 76
77 - 88
89 - 100
Interval
Gambar 21. Grafik Frekuensi Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus II
Berdasarkan tabel 7 dan gambar 21, dapat diketahui bahwa pada pelaksanaan siklus II dalam pembelajaran matematika dengan materi perkalian sebagai penjumlahan yang berulang, sifat-sifat perkalian, perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50, dan perkalian tiga bilangan, jumlah peserta didik yang mencapai ketuntasan adalah sebanyak 17 dari 21 peserta didik atau sebanyak commit to user 80,95% dengan rata-rata kelas mencapai 73,45.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
Selanjutnya berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan dan ditujukan pada aktivitas peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran sudah meningkat, hal tersebut dapat diketahui dari penjelasan yang didapat dari lampiran 7 sebagai berikut, keaktifan peserta didik yang tergolong cukup hanya satu kegiatan yaitu: Aktif mengerjakan tugas individu. Keaktifan peserta didik yang tergolong aktif yaitu: (1) aktif dalam memperhatikan penjelasan dari guru, (2) Aktif menggunakan media kartu bilangan, (3) Aktif menjawab pertanyaan guru, (4) memiliki keberanian untuk bertanya, (5) aktif mengerjakan tugas-tugas kelompok. Berdasarkan hasil observasi yang didapat dari lampiran 8 untuk aktifitas guru yang tergolong cukup yaitu: (1) menggunakan berbagai sumber, (2) menggunakan waktu secara tepat sesuai perencanaan, (3) penuh perhatian terhadap peserta didik, (4) memberikan tindak lanjut. Sedangkan untuk aktivitas guru yang tergolong aktif yaitu: (1) memberikan informasi secara tepat, (2) menggunakan media kartu bilangan, (3) memberikan motivasi kepada peserta didik, (4) memberikan motivasi kepada kelompok, (5) menggunakan multi metode, (6) melakukan proses observasi, (7) melakukan penilaian proses tanya jawab, (8) melakukan penilaain hasil belajar/tes formatif Pencapaian hasil yang diharapkan adalah tercapainya KKM yaitu nilai 65 pada materi perkalian sebagai penjumlahan yang berulang, sifat-sifat perkalian, perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50, dan perkalian tiga bilangan. Keseluruhan data yang diperoleh dalam kegiatan ini termasuk pencatatan hasil tes akan digunakan sebagai bahan masukan untuk menganalisis perkembangan kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2.
d. Refleksi Hasil analisis data dan diskusi balikan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan pada siklus II, secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan, dimana aktivitas atau partisipasi peserta didik dalam pembelajaran meningkat, mereka lebih banyak memperhatikan dan commit to userdan kreatif dalam menggunakan menjawab pertanyaan guru, lebih berinisiatif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
media. Pemahaman pada kemampuan berhitung perkalian lebih meningkat, yang tentunya berpengaruh terhadap hasil belajar perkalian sebagai penjumlahan yang berulang, sifat-sifat perkalian, perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50, dan perkalian tiga bilangan. Partisipasi peserta didik dalam pembelajaran yang semakin meningkat menjadikan suasana kelas lebih menyenangkan. Dari analisis hasil tes pada siklus II diketahui bahwa pertemuan pertama mencapai nilai rata-rata kelas 77,62 dan peserta didik yang memperoleh nilai > 65 sebanyak 16 peserta didik (76%). Pertemuan ke-2 nilai rata-rata kelas mencapai 69,29 dengan jumlah peserta didik yang mendapat nilai > 65 sebanyak 16 peserta didik (76%). Berdasarkan kedua pertemuan tersebut diperoleh rata-rata kelas 73,45 dengan jumlah peserta didik yang mendapat nilai > 65 sebanyak 17 peserta didik atau 80,95%. Berdasarkan penelitian ini pembelajaran dikatakan berhasil apabila persentase ketuntasan yang dicapai peserta didik yang memperoleh nilai > 65 mencapai 75% atau sejumlah 16 peserta didik. Atas dasar ketentuan hasil yang diperoleh pada masing-masing pertemuan, maka pembelajaran melalui media kartu bilangan dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Namun guru harus tetap melaksanakan bimbingan belajar untuk perbaikan kemampuan peserta didik yang mendapatkan di bawah rata-rata kelas dan melaksanakan pengayaan untuk peserta didik yang memperoleh nilai di atas ratarata kelas sebagai tindak lanjut.
D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I pertemuan ke-1 menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berhitung perkalian sebagai penjumlahan berulang dan sifat-sifat perkalian yang ditandai dengan nilai rata-rata peserta didik mencapai 69,52 dengan persentase peserta didik yang mencapai nilai > 65 sebanyak 13 peserta didik atau 61,9%. Namun pada siklus I pertemuan ke-2 untuk materi perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50 dan perkalian commit to user tiga bilangan baru mencapai 57,71 dengan prosentase peserta didik memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
nilai > 65 sebanyak 8 peserta didik atau 38%. Secara keseluruhan, pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 63,62 dengan prosentase peserta didik yang memperoleh nilai > 65 sebanyak 12 peserta didik atau 57%. Hasil tersebut belum sesuai harapan yaitu peserta didik yang tuntas sebanyak 70%, sehingga tindakan yang dilaksanakan pada siklus I perlu diperbaiki pada siklus II. Hasil pada siklus II telah menunjukkan peningkatan yang cukup berarti, semula nilai rata-rata pada siklus I pertemuan ke-1 adalah 69,52 dengan prosentase peserta didik yang mendapat nilai > 65 hanya 61,9%, pada akhir siklus II nilai rata-rata mencapai 77,62 dengan prosentase peserta didik yang memperoleh nilai > 65 sebanyak 76,2%. Selanjutnya nilai rata-rata pada siklus I pertemuan ke-2 adalah 57,71 dengan prosentase peserta didik yang memperoleh nilai > 65 sebanyak 38%, pada akhir siklus II nilai rata-rata mencapai 69.29 dengan prosentase peserta didik yang memperoleh nilai > 65 sebanyak 76,2%. Peningkatan kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II dapat dilihat dengan adanya peningkatan prosentase peserta didik memperoleh nilai > 65 seperti yang tercantum dalam tabel frekuensi nilai kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 sebelum tindakan, sesudah tindakan siklus I, dan sesudah tindakan siklus II. Secara lebih rinci perkembangan kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Sebelum Tindakan (Pra Siklus), Sesudah Tindakan Siklus I dan Siklus II No. Interval Frekuensi Pra Siklus I Siklus II 1 23 - 35 2 2 1 Siklus 2 36 - 48 3 5 1 3 49 - 61 8 1 2 4 62 - 74 3 6 5 5 75 - 87 3 5 10 6 88 - 100 2 2 2 Rata-rata 60.48 63.62 73.45 Jumlah Peserta Didik yang 8 12 17 to user 38% Prosentasecommit ketuntasan 57% 81% Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
Berdasarkan tabel 8 dapat dibuat grafik nilai kemampuan berhitung perkalian peserta didik sebelum tindakan (pra siklus), siklus I, siklus II dapat dilihat pada gambar 22. 12 3
F 10 r e 8 k u 6 e n 4 s 2 i
1
2
3
2 2
1
1
1
2
2 3 3
1 1 2 3
1
Pra Siklus
2
Siklus I
3
Siklus II
3
0 0 - 24
23 - 35
36 - 48
49 - 61
62 - 74
75 - 87 88 - 100
Interval
Gambar 22. Grafik Nilai Rata-rata Sebelum Tindakan (Pra Siklus), Siklus I, dan Siklus II Berdasarkan tabel 8 dan gambar 22, dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan yang dilaksanakan pada siklus I sudah memperlihatkan peningkatan kemampuan berhitung perkalian
peserta didik
dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata kelas yaitu 63,62 dan jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 12 peserta didik atau 57% dari 21 peserta didik, sehingga perlu dilanjutkan pada siklus II. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II yang menekankan pada pemahaman cara melakukan operasi hitung dengan menggunakan media kartu bilangan selama dua kali pertemuan, terlihat adanya peningkatan kemampuan berhitung perkalian dibandingkan dengan siklus I, terbukti dengan meningkatnya rata-rata kelas menjadi 73,45 dan jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 17 peserta didik atau 81% dari 21 peserta didik. Berdasarkan keseluruhan tindakan atau siklus yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan berhitung perkalian peserta commit to user didik kelas II dapat dilakukan melalui media kartu bilangan. Hal ini nampak jelas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
dengan
adanya
peningkatan
prosentase
ketuntasan
peserta
didik
pada
pembelajaran matematika seperta yang disajikan pada tabel 8. Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan dapat meningkatkan kemampuan berhitung perkalian pada peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus selama 4 kali pertemuan dengan menerapkan pembelajaran menggunakan media kartu bilangan dalam pembelajaran Matematika pada peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : Pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan yang dilaksanakan pada siklus I sudah memperlihatkan peningkatan kemampuan peserta didik dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata kelas yaitu 63,62 dan jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 12 peserta didik atau 57% dari 21 peserta didik, sehingga perlu dilanjutkan pada siklus II. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II yang menekankan pada pemahaman cara melakukan operasi hitung dengan menggunakan media kartu bilangan selama dua kali pertemuan, terlihat adanya peningkatan kemampuan berhitung perkalian dibandingkan
dengan siklus I,
terbukti dengan meningkatnya rata-rata kelas menjadi 73,45 dan jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 17 peserta didik atau 81% dari 21 peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan 2 siklus selama 4 kali pertemuan yang terdiri dari 2 kali pertemuan pada siklus I dan 2 kali pertemuan pada siklus II tersebut di atas, ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya, artinya bahwa ternyata dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan berhitung perkalian pada peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 tahun pelajaran 2010/2011. Dengan demikian pembelajaran Matematika dengan menggunakan media kartu bilangan dapat dilaksanakan untuk meningkatkan pembelajaran matematika di kelas II sehingga kemampuan berhitung dapat meningkat. commit to user 76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
B. Implikasi Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada pembelajaran dengan penggunaan media kartu bilangan dalam pembelajaran Matematika. Model yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model siklus, adapun prosedur penelitiannya terdiri dari 2 (dua) siklus. Siklus I dilaksanakan selama 1 (satu) minggu untuk materi perkalian sebagai penjumlahan berulang, sifat-sifat perkalian, perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50, dan perkalian tiga bilangan, sedangkan siklus II dilaksanakan selama 1 (satu) minggu untuk mengulang materi yang sama yang belum berhasil pada siklus I. Dalam setiap tindakan atau siklus tediri dari 4 (empat) tahapan kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang. Sebelum melaksanakan tindakan dalam tahap siklus, perlu perencanaan. Perencanaan ini selalu memperhatikan setiap perubahan yang dicapai pada siklus sebelumnya terutama pada setiap tindakan yang dapat meningkatkan kemampuan berhitung perkalian peserta didik. Hal ini didasarkan pada hasil analisis perkembangan dari pertemuan yang satu ke pertemuan yang lain dalam satu siklus pertama sampai kedua. Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang diuraikan pada Bab IV, maka penelitian ini layak dipergunakan untuk membantu guru dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Di samping itu perlu penelitian lanjut tentang upaya guru mempertahankan atau menjaga dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan pada hakikatnya layak digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan yang sejenis, terutama untuk mengatasi masalah peningkatan kemampuan berhitung peserta didik, yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar peserta didik. Adanya kendala yang dihadapi dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan media kartu bilangan harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu kreativitas dan keaktifan guru sangat commit to user diperlukan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sebagai bahan uraian penutup skripsi ini antara lain : 1. Bagi Guru Peneliti menyarankan kepada para guru untuk menggunakan media kartu bilangan dalam pembelajaran matematika pada materi perkalian pada Sekolah Dasar. 2. Bagi Peserta didik Hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan penggunaan media kartu bilangan dan selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru serta meningkatkan usaha belajar sehingga kemampuan berhitung perkalian pada pembelajaran matematika dapat tercapai dengan baik. 3. Bagi Sekolah Peneliti menyarankan penyediaan media kartu bilangan sebagai media alternatif materi berhitung perkalian pada pembelajaran matematika di Sekolah Dasar.
commit to user