Vol. 2 No. 2 Oktober 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MENGGUNAKAN STRATEGI BERMAIN STICK ANGKA DI PAUD Indriati Laksmi Putri (12260964) Mahasiswa PG-PAUD IKIP Veteran Semarang Abstrak Pemahaman konsep bilangan berkembang seiring waktu dan kesempatan untuk mengulang kerja sekelompok benda dan membandingkan jumlahnya. Bilangan adalah suatu konsep matematika yang bersifat abstrak yang sangat penting untuk anak sebagai landasan dasar penguasaan konsep matematika di jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh strategi bermain stick angka dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep bilangan 1-10 anak. Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah anak berjumlah 12 anak di PAUD Tunas Mutiara. Metode pengumpulan data melalui pemberian tugas dan unjuk kerja. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam satu prasiklus dan dua siklus perbaikan. Hasil penelitian setiap siklus telah menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep bilangan 1-10 dari siklus I yang pada umumnya masih rendah, setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II terjadi peningkatan pemahaman konsep bilangan 1-10. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran dan peningkatan kemampuan berhitung permulaan menggunakan strategi bermain stick angka di PAUD Tunas Mutiara Kel. Tunon Tegal. Penelitian yang dilakukan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) subjek penelitian adalah anak didik PAUD Tunas Mutiara Kel. Tunon Tegal dengan jumlah anak didik 12 anak yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Penelitian dilaksanakan pada bulan tanggal 5-14 Mei 2014. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan evaluasi. Hasil penelitian ditunjukkan dengan adanya peningkatan kemampuan berhitung permulaan menggunakan strategi bermain stick angka di PAUD Tunas Mutiara Kel. Tunon Tegal bahwa hasil belajar anak mengalami peningkatan dari 67 % pada pra siklus,75 % pada siklus I, dan 83% pada siklus II. Kata Kunci : Konsep bilangan, Permainan Stick Angka. PENDAHULUAN Masa usia dini merupakan the golden age (masa emas) yang hanya datang sekali dan tiada dapat diulang lagi. Dengan semakin banyaknya dukungan hasil penelitian yang membuktikan bahwa perkembangan yang terjadi di masa awal cenderung permanen dan mempengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya, maka semakin memperkuat argumentasi mengapa pendidikan dini menjadi sangat diperlukan. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangat diperlukan untuk mengoptimalkan perkembangan otak anak. Pendidikan anak usia dini hendaknya dapat diartikan secara luas yang mencangkup seluruh proses stimulasi psikososial dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang terjadi dalam lembaga pendidikan. Pendidikan anak usia dini yang berlangsung dimana saja dan kapan saja, seperti interaksi yang terjadi dalam keluarga, dengan teman sebaya dan dari hubungan dengan orang-orang yang memiliki hubungan kedekatan dengan anak. Pendidikan tidak terlepas dengan proses belajar, namun proses belajar yang bersifat bermakna, sehingga anak terlibat secara aktif dalam pengamatan,
68
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Vol. 2 No. 2 Oktober 2014
pemahaman hingga mencapai tahap penghayatan sesuatu yang dipelajari. Pada proses mendapatkan pengalaman, melibatkan aspek kognisi, afeksi dan psikomotor. Sudah waktunya bahwa pembelajaran untuk anak usia dini menggunakan pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan anak. Anak dilihat sebagai individu yang unik dan sesuai dengan tahap perkembangannya. Pembelajaran berpusat pada anak dengan mengaktifkan semua indera anak. Anak belajar melalui bermain sesuai dengan minat dan pilihan anak di dalam sentra pembelajaran dengan benda-benda nyata. Anak belajar selain dengan mainan/ benda-benda yang ada, tetapi juga dengan lingkungan dan anak lain serta orang dewasa. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara spontan karena disenangi, dan sering tanpa tujuan. Bagi anak, bermain merupakan suatu kebutuhan yang perlu agar dapat berkembang secara wajar dan utuh. Kegiatan bermain di program pendidikan taman kanak-kanak, yaitu kurikulum 2004 standar kompetensi mendapat porsi yang besar sesuai dengan pendekatan belajar sambil bermain memberi kontribusi pada semua aspek perkembangan anak baik fisik, kognitif, sosial emosional dan moral serta kreativitas. Bermain merupakan proses belajar yang menyenagkan. Ia membantu anak mengenal dunianya, mengembangkan konsep-konsep baru, mengambil resiko, meningkatkan ketrampilan sosial dan membentuk perilaku. Banyak teori tentang bermain dari berbagai pakar yang telah mempengaruhi pandangan bermain dalam program pendidikan anak usia dini, baik teori klasikal maupun teori modern. Teoriteori ini penting untuk melatar belakangi pemahaman mengapa anak bermain dan harus bermain. Kecerdasan matematis-logis adalah kemampuan untuk menangani bilangan dan hitungan, pola dan pemikiran logis dan ilmiah. Kecerdasan matematis-logis pada anak usia dini dapat dikembangkan dengan berbagai cara. Anak memiliki kepekaan angka, senang melihat angka (anak usia 2-6 tahun) dan cepat menghitung benda-benda yang dimiliki (usia PAUD dan TK) cepat menguasai simbol angka dan pembilang, mengidentifikasi dengan baik angka pada uang, serta mampu membilang dengan cepat (usia TK). Dalam pendidikan usia dini, pendidikan ditekankan pada pemberian
materi berdasarkan
sesuatu yang nyata dan pendidikan yang layak bagi anak prasekolah. Metode pengembangan yang digunakan penuh dengan inspirasi sehingga memperkenalkan anak terhadap suatu dimensi baru dengan menyenangkan dalam pendidikan. Oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan yang memadai dan tersedianya fasilitas (sarana, prasarana, alat bermain) yang memadai agar anak dapat bermain dan melakukan aktivitas secara maksimal. Berdasarkan pengamatan yang ada di Kelompok C PAUD Tunas Mutiara yaitu ditemukan masalah yang berkaitan dengan kemampuan anak didik yang masih belum bisa menulis angka 3 dan menulisnya dengan terbalik. Hal ini ditandai adanya beberapa kondisi yaitu: 69
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Vol. 2 No. 2 Oktober 2014
1. Anak masih sering keliru atau terbalik dalam menunjukkan lambang bilangan. Dari 1 kelompok belajar berjumlah 12 anak yaitu hanya 8 anak saja yang mampu menunjukkan angka dengan benar, sedangkan 4 anak belum mampu. 2. Anak kurang konsentrasi, lebih suka bersenda gurau sendiri dengan temannya ketika guru sedang menjelaskan. 3. Anak cenderung dapat menyebutkan lambang bilangan tapi tidak dapat menuliskannya. 4. Kurangnya minat dan perhatian anak dalam pembelajaran. Mengingat masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan perbaikan agar anakanak di Kelompok C PAUD Tunas Mutiara dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep bilangan 1-10 melalui penggunaan stick angka sehingga tercapai dan sesuai dengan indikator yang diharapkan. Sehingga anak-anak menyukai pembelajan tersebut karena dilakukan seraya bermain dengan media stick angka.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Berhitung Permulaan Berhitung adalah usaha melakukan, mengerjakan hitungan seperti menjumlah, mengurangi serta memanipulasi bilangan-bilangan dan lambang-lambang matematika, sedangkan untuk mengetahui tingkat kemampuan berhitung anak digunakan metode tes. Metode tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan pada lingkup perkembangan. Metode tes adalah termasuk metode non eksperimental. Media Stick Angka Media stick angka yaitu salah satu upaya untuk mengembangkan kemampuan pemahaman angka pada anak. Media stick angka dapat dilakukan melalui kegiatan permainan, menyebutkan urutan bilangan dan mengenal lambang bilangan, menghubungkan angka dengan tulisannya. Salah satu upaya yang harus di lakukan guru adalah dengan menggunakan media (alat peraga) yang lebih kreatif dan inovatif. Pemanfaatan media yang lebih kreatif diharapkan dapat menarik perhatian anak didik, sehingga anak lebih termotivasi dan bersemangat dalam melaksanakan pembelajaran. Disamping itu kegiatan belajar mengajar juga dapat dikembangkan. Kegiatan belajar mengajar tidak hanya berpusat pada guru saja, anak didik juga perlu dilibatkan dan diaktifkan.
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dengan melakukan PTK banyak manfaat yang dapat diraih. Dalam inovasi pembelajaran guru perlu selalu mencoba mengubah, mengembangkan dan 70
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Vol. 2 No. 2 Oktober 2014
meningkatkan gaya mengajarnya agar ia mampu melahirkan model yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Menurut Masnur Muslich (2012), beberapa tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu : a. Perencanaan b. Tindakan c. Observasi d. Refleksi Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di PAUD Tunas Mutiara Kel. Tunon Tegal yang terletak tepat di Jl. Ki Ageng Tirtayasa No. 155 RT. 06 RW. 01 Kel. Tunon Tegal. Secara geografis PAUD Tunas Mutiara Kel. Tunon sangat strategis karena berada disamping jalan raya yang transportasinya sangat mudah dijangkau. Peneliti mengadakan penelitian dengan pertimbangan bahwa sekolah ini belum memaksimalkan kegiatan berhitung permulaan menggunakan stick angka dalam pembelajarannya. 2. Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian direncanakan pada semester II Tahun Ajaran 2013/ 2014. Penelitian ini menggunakan dua siklus, setiap siklusnya dilaksanakan tiga kali pertemuan. Waktu pelaksanaan : Siklus I
: 5, 6, 7 Mei 2014
Siklus II
: 12, 13, 14 Mei 2014
3. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah guru dan anak didik pada PAUD Tunas Mutiara dengan jumlah 12 anak yang terdiri dari 7 (tujuh) anak laki-laki dan 5 (lima) anak perempuan.
Prosedur Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian sebagai berikut : 1. Perencanaan Tindakan Tahap perencanaan meliputi menyusun instrumen dan jadwal. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut : a) Siklus I dilakukan pada minggu ke 2 tanggal 5, 6, 7 bulan Mei 2014. b) Siklus II dilakukan pada minggu ke 3 tanggal 12, 13, 14 bulan Mei 2014. 2. Pelaksanaan Tahap Pelaksanaan adalah tahap pengambilan data melalui siklus I dan II. Pada tahap ini Peneliti memberikan materi sesuai dengan objek penelitian yaitu tentang berhitung permulaan menggunakan strategi bermain stick angka, memberi contoh dan praktek langsung tentang materi 71
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Vol. 2 No. 2 Oktober 2014
tersebut, memberi kesempatan anak didik untuk mencoba dan diobservasi oleh peneliti, kemudian memberi pertanyaan secara lisan angka berapa saja yang ditunjukkan peneliti. 3. Observasi Mengamati dan mencatat kegiatan yang dilakukan anak dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti. 4. Refleksi Kegiatan pembelajaran berhitung permulaan pada siklus I kurang berhasil sehingga diperlukan siklus II guna memperbaiki kegiatan pembelajaran berhitung permulaan dengan media stick angka sehingga bisa tercapai. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh data-data empiris yang diperhatikan dalam rangka pemenuhan informasi dan data-data yang diperlukan. Metode yang diperlukan oleh peneliti antara lain : 1. Observasi 2. Wawancara 3. Penugasan 4. Unuk Rasa 5. Hasil Karya
HASIL PENELITIAN 1. Observasi Awal Selelum dilaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti mengamati kegiatan dari awal pembelajaran sampai akhir, anak didik dalam melaksanakan kegiatan masih sering keliru atau terbalik dalam menuliskan lambang bilangan, anak kurang konsentrasi, lebih suka bersenda gurau sendiri dengan temannya ketika guru sedang menjelaskan, anak juga cenderung dapat menyebutkan lambang bilangan tapi tidak dapat menuliskannya serta kurangnya minat dan perhatian anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari data hasil nilai dan observasi yang menunjukkan bahwa dari 12 anak hanya 8 anak yang mampu mengenal lambang bilangan dengan tidak terbalik, 2 anak masih menulisnya dengan terbalik, 2 anak mampu menyebutkan lambang bilangan tapi salah menulisnya. Melihat kondisi tersebut di atas maka peneliti melakukan langkah-langkah perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan anak didik dalam memahami konsep lambang bilangan melalui media stick angka sebagai sarana dalam kegiatan yang diharapkan dapat meningkatkan minat anak untuk melaksanakan tugas yang diinginkan peneliti sehingga dapat tercapai hasil belajar yang optimal dan maksimal.
72
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Vol. 2 No. 2 Oktober 2014
Dari hasil observasi pra siklus di atas dapat ditampilkan dengan tabel 1: Tabel 1. Data Pra Siklus Kemampuan Pemahaman Konsep Bilangan 1-10 No.
Nama
Hasil Pra Siklus
1.
Fardhan Nugroho
2.
Anggoro Setiawan
3.
Aminatunnisa
4.
Siti Amanah
5.
Ilhamudin Saputra
6.
Ade Saputra
7.
Ali Muntaha
8.
Dani Firmansyah
9.
Halimatusa’adah
10.
Nina Khoerunnisa
11.
Diki Wahyudi
12.
Rahma Nurlina
Jumlah Keterangan :
8
2
2
= Baik
= Cukup
= Kurang
Data ditampilkan dalam bentuk grafik 1: Grafik 1. Data Grafik Pra Siklus Kemampuan Pemahaman Konsep Bilangan 1-10
8 6 4 2 0 Baik
Cukup
Kurang
2. Siklus I Dari hasil pengamatan yang dilakukan di siklus I, peneliti mengamati ada peningkatan kemampuan anak dalam memakai konsep lambang bilangan, anak merasa senang dan menikmati tugas-tugas yang diberikan oleh peneliti. Terbukti anak antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mengenal lambang bilangan.
73
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Vol. 2 No. 2 Oktober 2014
Akan tetapi secara keseluruhan kemampuan anak untuk memahami konsep lambang bilangan belum seluruhnya optimal, sehingga perlu untuk mempersiapkan perbaikan pada siklus selanjutnya. Dari hasil observasi siklus I dapat ditampilkan dengan tabel 2: Tabel 2. Data Siklus I Kemampuan Pemahaman Konsep Bilangan 1-10 No.
Nama
Hasil Siklus I
1.
Fardhan Nugroho
2.
Anggoro Setiawan
3.
Aminatunnisa
4.
Siti Amanah
5.
Ilhamudin Saputra
6.
Ade Saputra
7.
Ali Muntaha
8.
Dani Firmansyah
9.
Halimatusa’adah
10.
Nina Khoerunnisa
11.
Diki Wahyudi
12.
Rahma Nurlina
Jumlah
9
Keterangan :
1
2
= Baik
= Cukup
= Kurang
Data ditampilkan dalam bentuk grafik 2: Grafik 4.2 Data Grafik Siklus I Kemampuan Pemahaman Konsep Bilangan 1-10
10 8 6 4
2 0 Baik
Cukup
Kurang
3. Siklus II Pada hasil observasi pelaksanaan siklus I belum berhasil secara optimal seperti apa yang diharapkan. Maka peneliti menganggap perlu melakukan perbaikan dalam siklus II. Perbaikan 74
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Vol. 2 No. 2 Oktober 2014
yang dimaksud adalah perbaikan hanya pada bagian tertentu yang peneliti anggap kurang berhasil dalam kegiatan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran yang peneliti lakukan pada siklus II, peneliti tetap menggunakan media stick angka namun dengan variasi yang memfokuskan pada indikator menyebut/ membilang urutan bilangan 1-10 yang belum paham. Perbaikan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan anak dalam memahami konsep lambang bilangan 1-10. Dalam siklus II ini anak didik terlihat bersemangat dan lebih aktif dalam mengenal lambang bilangan dan mengerjakan lembar kerja dibandingkan siklus I. Dari hasil observasi siklus II dapat ditampilkan dengan tabel 3: Tabel 3. Data Siklus II Kemampuan Pemahaman Konsep Bilangan 1-10 No.
Nama
1.
Fardhan Nugroho
2.
Anggoro Setiawan
3.
Aminatunnisa
4.
Siti Amanah
5.
Ilhamudin Saputra
6.
Ade Saputra
7.
Ali Muntaha
8.
Dani Firmansyah
9.
Halimatusa’adah
10.
Nina Khoerunnisa
11.
Diki Wahyudi
12.
Rahma Nurlina
Jumlah
10
Keterangan :
75
Hasil Siklus II
= Baik
= Cukup
= Kurang
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
2
0
Vol. 2 No. 2 Oktober 2014
Data ditampilkan dalam bentuk grafik 3: Grafik 3. Data Grafik Siklus II Kemampuan Pemahaman Konsep Bilangan 1-10
10 8 6 4 2 0 Baik
Cukup
Kurang
4. Hasil Persiklus Dari hasil pengamatan tiap siklus di atas, mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II, dari 12 anak yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 5 anak perempuan, dapat disimpulkan pada tabel berikut ini sesuai dengan pencapaian kategori baik, cukup dan kurang. Tabel 4. Perbandingan Hasil Belajar dengan Pencapaian Kategori Kurang No.
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
1.
17%
17%
0%
Pada tabel di atas, ditampilkan tingkat prosentase perbandingan persiklus untuk kategori kurang, yaitu pada tahap pra siklus terdapat 2 anak, siklus I masih ada 2 anak, sedangkan pada siklus II tidak ada anak yang masuk dalam kategori kurang, karena anak tersebut naik pada kategori cukup. Grafik 4. Perbandingan Hasil Belajar dengan Pencapaian Kategori Kurang
20 15
10 5 0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Tabel 5. Perbandingan Hasil Belajar dengan Pencapaian Kategori Cukup
76
No.
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
1.
17%
8%
17%
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Vol. 2 No. 2 Oktober 2014
Tabel tersebut menampilkan tingkat prosentase perbandingan persiklus untuk kategori cukup, yaitu pada tahap pra siklus terdapat 2 anak, siklus I masih 1 anak, sedangkan pada siklus II ada 2 anak masuk dalam kategori cukup, yaitu anak yang semula masuk kategori kurang sekarang mengalami peningkatan menjadi kategori cukup. Grafik 5. Perbandingan Hasil Belajar dengan Pencapaian Kategori Cukup
20 15 10 5 0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Tabel 6. Perbandingan Hasil Belajar dengan Pencapaian Kategori Baik No.
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
1.
67%
75%
83%
Pada tabel tersebut, terdapat tingkat prosentase perbandingan persiklus untuk kategori baik, yaitu pada tahap pra siklus terdapat 8 anak, siklus I meningkat menjadi 9 anak, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 10 anak yang masuk dalam kategori baik. Jadi dari jumlah seluruhnya ada 12 anak, 10 anak termasuk kategori baik, sedangkan 2 anak yang lain termasuk kategori cukup. Grafik 6. Perbandingan Hasil Belajar dengan Pencapaian Kategori Baik
100 80 60 40 20 0 Pra Siklus
77
Siklus I
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Siklus II
Vol. 2 No. 2 Oktober 2014
Dari tabel di atas dapat disimpulkan dengan data grafik 7: Grafik 7. Data Pencapaian Kemampuan Pemahaman Konsep Lambang Bilangan Persiklus 10
8 Baik
6
Cukup 4
Kurang
2 0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
KESIMPULAN Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan anak dalam memahmi konsep lambang bilangan 1-10 bidang kognitif 36 semakin meningkat dibandingkan sebelum adanya perbaikan. Hal itu terbukti dengan hasil yang dicapai pada proses pembelajaran melalui penggunaan media stick angka pada kelompok C di PAUD Tunas Mutiara Jl. Ki Ageng Tirtayasa No. 155 Kel. Tunon Kota Tegal. Dilihat dari peningkatan prosentase pencapaian kategori baik pada setiap siklus yaitu pra siklus 67% (8 anak), siklus I, 75% (9 anak), siklus II, 83% (10 anak). 2. Media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran, tema kegiatan dapat meningkatkan partisipasi anak untuk berperan aktif dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran. 3. Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran disertai penjelasan penggunaannya pada anak didik, terbukti dapat memudahkan anak dalam menerima dan memahami konsep pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar anak. 4. Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi dan berimbang akan menghasilkan hasil belajar yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti. 2008. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka. Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pedoman Penerapan Pendekatan “Beyond Centers and Cirles Time” (BCCT) dalam Pendidikan Usia Dini. 78
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Vol. 2 No. 2 Oktober 2014
Gunarti, Winda, dkk. 2008. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Hurlock B.Elizabeth. 1978. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Masitoh, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Montolalu, B.E.F, dkk. 2008. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Mujib, Fathul dan Nailur Rahmawati. 2011. Metode Permainan-permainan Edukatif dalam Belajar Bahasa Arab. Jogjakarta : Diva Press. Mudjito,A.K. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif. Jakarta. Muslich Masnur. 2012. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta : Bumi Aksara. Santoso, Soegeng. 2008. Dasar-dasar Pendidikan TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Sari, Yulvia. 2001. Strategi Pengembangan Matematika Anak Usia Dini. Semarang: IKIP Veteran Press. Sujiono Nurani Yuliani. 2004. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. 2008. Jakarta: Universitas Terbuka. Winataputra, Udin S, dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Zaman, Badru. 2008. Media dan Sumber Pelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
79
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang