UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS 1 SD NEGERI 02 KUNDURAN KECAMATAN KUNDURAN KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
RUSDIYANTO A 510081013
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014
1
2
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS 1 SD NEGERI 02 KUNDURAN KECAMATAN KUNDURAN KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
RUSDIYANTO A 510081013
Abstrak Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat memnyelaesaikan skripsi ini dengan judul “Upaya Meningkatkan Membaca Permulaan melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) pada Bidang Studi Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 SD Negeri 02 Kunduran Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2010/2011.”Tujuan penelitian, mengetahui peningkatan ketrampilan membaca permulaan pada siswa kelas 1 SD Negeri 02 Kunduran kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2010/2011 dengan menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS). Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi awal, nilai rerata keterampilan membaca siswa 49,87 dengan tingkat ketuntasan klasikal 0 %. Pada siklus I, nilai rerata keterampilan membaca siswa 61,07 dengan tingkat ketuntasan klasikal 41,67 %. Pada siklus II, nilai rerata siswa 70,83 dengan tingkat ketuntasan secara klasikal 87,50 %. Pada siklus III, nilai rerata keterampilan membaca 82,03 dengan tingkat ketuntasan klasikal 100 %. Dari keseluruhan siklus yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa guru telah mampu meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa Kelas I SDN 02 Kunduran Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora dengan menggunakan metode stuktural analitik sintatik. Setiap siklus selalu membawa dampak yang positif ke arah peningkatan perkembangan kemampuan membaca permulaan siswa Kelas I SDN 02 Kunduran Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora tahun 2010/2011. Kata Kunci: Metode SAS, Pembelajaran Membaca Permulaan.
3
A. Pendahuluan Membaca sebagai bahan pembela.jaran berbicara, dapat dilaksanakan dengan cara bertumpu pada bahan bacaan sederhana, kemudian siswa diminta untuk menceritakan kembali isi bacaan tersebut. Pada tahap awal, sebelum siswa dapat membaca, hal itu dapat dilakukan oleh guru dan siswa, menyimak, kemudian siswa disuruh untuk menyatakan kembali isi bacaan tersebut sesuai dengan hasil penyimakan mereka. Agar dapat menumbuhkan keterampilan berbahasa anak khusus keterampilan membaca diusia anak kelas I pada jenjang pendidikan dasar diperlukan metode pembelajaran bahasa secara khusus. Salah satu metode pembelajaran bahasa lndonesia yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan membaca pada anak sekolah dasar adalah metode SAS (Struktural Analitik Sintetik). Struktural bahasa terdiri atas kalimat. Analitik berarti memisahkan, menceraikan, membagi, menguraikan, membongkar dan lainlain. Sintetik berarti menyatukan, menggabungkan, merangkai, menyusun. Setelah kita mengenal struktur, mengenal bagian secara analitik, selanjutnya kita sintesis untuk kembali mengenal struktur. Jadi usaha secara sintetik berarti kembali mengenal bentuk struktur. Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dalam pembelajaran bahasan menekankan sekali hal-hal yang fungsional. Karena data yang akan diperoleh/dikumpulkan berupa data yang langsung tercatat dari kegiatan dilapangan maka bentuk pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun tujuan dari penelitian ini, secara umum, untuk mengetahui penggunaan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I SD. Secara khusus, untuk mengetahui penggunaan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri 02 Kunduran, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora tahun ajaran 2010 / 2011.
B. Metode Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 02 Kunduran Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora.
4
2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester genap yaitu pada tanggal 28 Pebruari 2011 sampai dengan tanggal 30 April 2011. 3. Bentuk Penelitian Karena data yang akan diperoleh/dikumpulkan berupa data yang langsung tercatat dari kegiatan dilapangan maka bentuk pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 4. Strategi Penelitian Pada strategi penelitian ini langkah-langkah yang diambil adalah strategi tindakan kelas model siklus karena objek penelitian yang diteliti hanya satu sekolah. Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut : a. Perencanaan b. Tindakan c. Observasi d. Refleksi
5. Sumber Data Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini diperoleh dari data kuantitatif. Informasi data ini akan digali dari berbagai macam sumber data. Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini antara lain : a.
Informasi data dari nara sumber yang terdiri dari siswa kelas I serta wali kelas
b.
Ulangan harian (tes)
c.
Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan metode SAS
d.
Informasi lain tentang kondisi sekolah serta sejarah singkatnya.
6. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data yang dipergunakan: a.
Teknik Wawancara Langsung
5
Teknik ini dipergunakan untuk mengetahui secara mendalam keterampilan membaca permulaan sebelum pembelajaran dengan metode SAS maupun setelah pembelajaran dengan metode SAS. b.
Teknik Observasi Langsung Observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif dan efisien. Observasi dipusatkan pada proses dan hasil tindakan pembelajaran beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupinya. Langkah-langkah observasi meliputi perencanaan, pelaksanaan observasi kelas dan pembahasan balikan.
7. Teknik Analisis Langsung Untuk
mengetahui
keefektifan
suatu
metode
dalam
kegiatan
pembelajaran, perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran langsung (Zainal Aqib, dkk, 2008) Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan mengutamakan statistik sederhana berikut ini. a.
Penilaian Tugas dan Tes Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata itu didapat dengan menggunakan rumus: X x ----N Keterangan x
: nilai rata-rata X
: jumlah semua nilai siswa
N
: jumlah siswa
6
b.
Penilaian untuk Ketuntasan Belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, peneliti menganggap bahwa penerapan pembelajaran membaca Bahasa Indonesia dengan pertanyaan terstruktur ini dikatakan berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa jika siswa mampu menyelesaikan dan memenuhi ketuntasan belajar yaitu 100 %,
dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) di tempat penelitian yaitu 65. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut. siswa yang tuntas belajar P = ----------------------------------- x 100 % siswa
Analisis ini dilakukan pada tahap saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran.
8. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan merupakan gambaran secara lengkap mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian. Tindakan yang ditempuh mencakup rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan dalam tahap-tahap sebagai berikut: a.
Tahap Perencanaan 1) Mengumpulkan data yang diperlukan. 2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan dengan metode SAS beserta mendesain alat evaluasinya. 3) Membuat laporan observasi
b.
Tahap Pelaksanaan Tindakan Guru menerapkan proses pembelajaran sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun
7
c.
Tahap Observasi 1) Mengobservasi tindakan guru dalam proses pembelajaran permulaan. 2) Guru dan observer memonitor siswa selama proses pembelajaran membaca permulaan. 3) Menilai hasil dalam pembelajaran membaca permulaan.
d.
Tahap Refleksi Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan 1,2 dan 3. Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya. Bila hasil refleksi dan evaluasi siklus I menunjukkan adanya peningkatan kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri 02 Kunduran, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, maka tidak perlu dilanjutkan siklus II. Namun apabila belum memperlihatkan peningkatan kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri 02 Kunduran, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, maka dibuat siklus II yang meliputi tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi tindakan, dan tahap refleksi. Demikian untuk siklus III selanjutnya sampai kemampuan membaca permulaan SD Negeri 02 Kunduran, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora meningkat.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Suasana ruang kelas 1 SD Negeri Kunduran Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora begitu tenang dan tertib ketika jam pelajaran dimulai. Para siswa menempati tempat duduk masing-masing kemudian bersiap-siap menerima pelajaran. Materi pelajaran Bahasa Indonesia pada awal dikemas dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Guru pun memulai pembelajaran membaca dengan mengabsen siswa terlebih dahulu. Dengan metode membaca, materi pelajaran membaca Bahasa Indonesia, para siswa disuruh untuk membaca satu persatu.
8
Adapun uraian hasil penelitian pada tahap pra siklus pertemuan pertama dan kedua terlampir pada lampiran 3 tabel 1 dan tabel 2. Sedangkan hasil pembelajaran membaca Bahasa Indonesia pada kondisi awal disajikan dalam tabel berikut: Tabel 1. Nilai Keterampilan Membaca Permulaan pada Kondisi Awal Pra Siklus Pertama No.
Uraian Pencapaian Hasil
Jumlah / Nilai
1.
Siswa yang mendapat nilai < 65
24
2.
Siswa yang mendapat nilai ≥ 65
0
3.
Rata-rata
47,66
4.
Ketuntasan Klasikal
0%
Nilai siswa yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan sebanyak 24 siswa yang memperoleh nilai di bawah 65. Nilai rata-rata 57,99 dengan tingkat ketuntasan secara klasikal sebesar 0 %. Data ini menunjukkan bahwa pembelajaran membaca sama sekali belum memenuhi batas tuntas yang ditetapkan. Dengan demikian, pada kondisi awal ini pembelajaran membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dikatakan belum mencapai tujuan yang diharapkan. Tabel 2. Nilai Keterampilan Membaca Permulaan pada Kondisi Awal Pra Siklus Kedua No.
Uraian Pencapaian Hasil
Jumlah / Nilai
1.
Siswa yang mendapat nilai < 65
24
2.
Siswa yang mendapat nilai ≥ 65
0
3.
Rata-rata
4.
Ketuntasan Klasikal
52,86 0%
9
Nilai siswa yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan sebanyak 24 siswa yang memperoleh nilai di bawah 65. Nilai rata-rata 52,86 dengan tingkat ketuntasan secara klasikal masih tetap 0 %. Data ini menunjukkan bahwa pembelajaran membaca belum memenuhi batas tuntas yang ditetapkan. Dengan demikian, pada kondisi awal pertemuan kedua ini pembelajaran membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dikatakan belum mencapai tujuan yang diharapkan, meskipun pada nilai ratarata ada peningkatan. Penelitian ini melalui tindakan kelas atau siklus daur ulang melalui model proses, berharap dan berkelanjutan, yang direncanakan dilaksanakan selama tiga siklus. Tindakan yang dilakukan pada setiap putaran adalah pada setiap jam pelajaran, guru selalu mengawali dengan menunjukkan gambar pada awal pembelajaran, berikutnya di bawah gambar diberi tulisan sesuai dengan gambar siswa diharapkan bisa membaca. Tindakan-tindakan kedua guru menyuruh siswa menggabungkan huruf-huruf menjadi satu kata. Sedangkan pada siklus ketiga ditingkatkan taraf kesukarannya dengan melanjutkan
membaca
atau
menggabungkan
kata
menjadi
kalimat.
Perkembangan peningkatan taraf kesukaran tergantung dari perkembangan kemampuan siswa dalam menggabungkan huruf menjadi satu kata disertai membca atau menggabungkan suku kata menjadi kata, jika siswa sudah bisa menggabungkan huruf-huruf menjadi kata, maka guru lebih meningkatkan lagi dengan menggabungkan kata menjadi kalimat. Masing-masing tindakan diakhiri dengan evaluasi. Perencanaan tindakan disusun bersama-sama berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi guru kelas I sebagai pelaku utama dalam penelitian tindakan kelas ini. Disamping itu, para peneliti mengamati waktu kegiatan belajar mengajar dengan pengamatan guru dan siswa. Kegiatan pada setiap siklus adalah observasi dan perencanaan tindakan, implemantasi tindakan, dan monitoring penelitian, refleksi hasil penelitian dan pengembangan, setelah keempat dan seterusnya adalah tahap penyusunan laporan hasil penelitian.
10
2. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian tiap siklus dapat dilihat di bawah ini dengan memperhatikan range nilai sebagai berikut: No.
a.
Nilai
Keterangan
1.
85 – 100
Melakukan membaca lancar dan cepat
2.
65 – 84
Melakukan membaca lancar
3.
50 – 64
Melakukan membaca agak lancar
4.
0 - 49
Melakukan mengeja
Siklus I Uraian hasil penelitian terhadap siklus I pertemuan pertama,
tingkat aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran berdasarkan hasil observasi pada siklus I pertemuan pertama yang berkategori kurang baik, dapat disajikan sebagai berikut: 1)
Melakukan membaca lancar dan cepat sebesar 0 %
2)
Melakukan membaca lancar 25 %
3)
Melakukan membaca agak lancar 12,50 %
4)
Melakukan mengeja 62,50 %.
Rata-rata aktivitas siswa yang berkategori kurang baik dalam mengikuti pembelajaran adalah 58,07. Ketuntasan secara klasikal sebesar 25 %. Uraian hasil penelitian terhadap siklus I pertemuan kedua, tingkat aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran berdasarkan hasil observasi pada siklus I pertemuan kedua yang berkategori baik, dapat disajikan sebagai berikut: 1)
Melakukan membaca lancar dan cepat sebesar 0 %
2)
Melakukan membaca lancar 41,67 %
3)
Melakukan membaca agak lancar 45,83 %
4)
Melakukan mengeja 12,50 %.
Rata-rata aktivitas siswa yang berkategori baik dalam mengikuti pembelajaran adalah 64,06. Ketuntasan secara klasikal sebesar 41,67 %.
11
b. Siklus II Uraian hasil penelitian terhadap siklus II pertemuan pertama, tingkat aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran berdasarkan hasil observasi pada siklus II pertemuan pertama ini yang berkategori cukup baik, dapat disajikan sebagai berikut: 1) Melakukan membaca lancar dan cepat sebesar 0 % 2) Melakukan membaca lancar 58,33 % 3) Melakukan membaca agak lancar 41,67 % 4) Melakukan mengeja 0 %. Rata-rata aktivitas siswa yang berkategori baik dalam mengikuti pembelajaran adalah 68,23. Ketuntasan secara klasikal sebesar 58,33 %. Uraian hasil penelitian terhadap siklus II pertemuan kedua, tingkat aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran berdasarkan hasil observasi pada siklus II pertemuan kedua yang berkategori baik, dapat disajikan sebagai berikut: 1)
Melakukan membaca lancar dan cepat sebesar 8,33 %
2)
Melakukan membaca lancar 79,17 %
3)
Melakukan membaca agak lancar 12,50 %
4)
Melakukan mengeja 0 %.
Rata-rata aktivitas siswa yang berkategori baik dalam mengikuti pembelajaran adalah 73,44. Ketuntasan secara klasikal sebesar 87,50 %. c.
Siklus III Tingkat aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada
siklus III pertemuan pertama yang berkategori baik, dapat diketahui dari hasil observasi sebagai berikut: 1)
Melakukan membaca lancar dan cepat sebesar 25 %
2)
Melakukan membaca lancar 66,67 %
3)
Melakukan membaca agak lancar 8,33 %
4)
Melakukan mengeja 0 %
Rata-rata aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan kategori baik adalah 78,65. Ketuntasan secara klasikal sebesar 91,67 %.
12
Tingkat aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran berdasarkan hasil observasi pada siklus III pertemuan kedua yang berkategori baik, dapat di sajikan sebagai berikut: 1)
Melakukan membaca lancar dan cepat sebesar 50 %
2)
Melakukan membaca lancar 50 %
3)
Melakukan membaca agak lancar 0 %
4)
Melakukan mengeja 0 %
Rata-rata aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan kategori baik adalah 85,42. Ketuntasan klasikal sebesar 100%. D. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Melalui
penggunaan
Metode
SAS
dapat
meningkatkan
keterampilan membaca peermulaan pada siswa Kelas I SDN 02 Kunduran Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora tahun 2010/2011. Pada kondisi awal, nilai rerata keterampilan membaca siswa 49,87 dengan tingkat ketuntasan klasikal 0 %. Pada siklus I, nilai rerata keterampilan membaca siswa 61,07 dengan tingkat ketuntasan klasikal 41,67 %. Pada siklus II, nilai rerata siswa 70,83 dengan tingkat ketuntasan secara klasikal 87,50 %. Pada siklus III, nilai rerata keterampilan membaca 82,03 dengan tingkat ketuntasan klasikal 100 %. Dari keseluruhan siklus yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa guru telah mampu meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa Kelas I SDN 02 Kunduran Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora dengan menggunakan metode stuktural analitik sintatik. Setiap siklus selalu membawa dampak yang positif ke arah peningkatan perkembangan kemampuan membaca permulaan siswa Kelas I SDN 02 Kunduran Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora tahun 2010/2011.
13
Daftar Pustaka
Abu Achmadi dan Widodo supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Andrienze Katz. 1997. Membimbing Anak Belajar Membaca. Jakarta: Arcan. Baradja, M. F. 1990. Kapita Selekta Selekta Pengajaran Bahasa. Malang: IKIP Malang Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa. Jakarta: Depdiknas Henry Cuntur Tarigan. 2005. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Nasution. 2003. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Ngalim Purwanto. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Puspita, Linda. 2000. Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi Aktivitas membaca Berpikir Terbimbing Siswa Kelas V SD. Thesis. Malang: Universitas Negeri Malang. (tidak diterbitkan) Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian untuk guru, Karyawan dan Peneliti Pemuda. Bandung: Aifabeta. Semiawan, Conny. R. 2002. Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini. Jakarta: PT. ikrar mandiri Abadi. Slameto. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sumadi Suryabrata. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Subana, M. dan Sunarti, tt. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia. Tarigan, Djago. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Universitas Terbuka. Wibihasih. 2005. Diagnosis Kesulitan Membaca Permulaan Siswa SD/MI melalui Analisis Reading Readiness. Jurnal Sekolah Dasar. Mei Tahun 14, No. 1. Zainal Aqib, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. Bandung: Yrama Widya.
14
Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 1996/1997. Pendidikan Bahasa Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: proyek Pengembangan PGSD Dirjen Dikti Depdikbud.
15