perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 PLAOSAN MAGETAN TAHUN AJARAN 2010/ 2011
Oleh: MURTIANIS NIM K1207025
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 PLAOSAN MAGETAN TAHUN AJARAN 2010/ 2011
Oleh: MURTIANIS NIM K1207025
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Murtianis. UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 PLAOSAN MAGETAN TAHUN AJARAN 2010/ 2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Mei 2011. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan kualitas proses menulis teks berita dan (2) meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita melalui penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR), yaitu merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran secara bersiklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) tahap perencanaan; (2) tahap pelaksanaan tindakan; (3) tahap observasi dan interpretasi; (4) tahap analisis dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru bahasa Indonesia kelas VIII D dan siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Objek penelitian adalah penggunaan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis teks berita pada siswa. Sumber data dalam penelitian meliputi: (1) peristiwa pembelajaran; (2) informan; dan (3) dokumen. Teknik pengumpulan data melalui: (1) observasi; (2) wawancara; (3) angket; dan (4) tes. Uji validitas data menggunakan teknik triangulasi yang meliputi: triangulasi metode dan triangulasi sumber data. Teknik analisis data dengan menggunakan teknik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan kualitas (baik proses maupun hasil) pembelajaran menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Peningkatan kualitas proses ditandai dari: (1) meningkatnya keaktifan siswa selama apersepsi dari siklus I sampai siklus III, sebesar 45%, 61%, dan 84%; (2) meningkatnya keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi dari siklus I sampai siklus III, sebesar 42%, 67%, dan 81%; dan (3) meningkatnya minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran dari siklus I sampai siklus III, sebesar 48%, 73%, dan 91%. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretes dan postes yang dilakukan selama tiga siklus. Pada uji pratindakan jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (75) 6 siswa (22%), siklus I meningkat menjadi 13 siswa (42%), siklus II meningkat sebanyakn 22 siswa (67%), dan siklus III meningkat sebanyak 28 siswa (87%).
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
God always answer your request, maybe not always with “YES” but always with “THE BEST” (Budi Hartono)
Yang penting bukan berapa kali aku gagal, tapi yang penting berapa kali aku bangkit dari kegagalan (Abraham Lincoln)
Yakinlah bahwa apa yang telah kamu lakukan tidak ada yang sia-sia (Penulis)
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan Untuk: 1. Bapakku (Pamujo) dan Ibuku (Juariah), yang
senantiasa
memberikan
doa,
kepercayaaan, dan dukungan 2. Kedua kakakku Dewi Winarsih dan Yantiana
yang
selalu
memberikan
nasihat dan semangat 3. Mas Arief Yuri Wahyu Nugraha yang selalu
memberikan
motivasi
dan
bimbingan 4. Teman-teman Bastind 2007 5. Teman-teman Kos Three Ana 2 (Mery, Dini, Rini, Rima, Yuni, Nia, dan Nur) 6. Almamater
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulilah selalu penulis ucapkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta`ala yang telah melimpahkan banyak nikmat kepada kita semua. Salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada uswatun hasanah kita Nabi Muhammad Sallallahu `Alaihi wassalam. Banyak hambatan yang penulis hadapi selama penulisan penelitian ini. Namun demikian berkat Allah dan bantuan berbagai pihak sehingga penulisan penelitian ini dapat selesai dengan baik. Untuk itu atas segala bentuk bantuan selama ini, disampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah mengizinkan penelitian ini. 2. Bapak Drs. Suparno, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni yang telah memberikan izin untuk penelitian ini. 3. Bapak Drs. Slamet Mulyono, M. Pd. selaku Ketua Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS Surakarta yang turut membantu mendewasakan peneliti. 4. Bapak Dr. Budhi Setiawan, M. Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan arahan dan motivasi. 5. Bapak Drs. Purwadi selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan motivasi. 6. Bapak/Ibu Dosen di almamaterku 7. Bapak Drs. Soebiyanto, MM, selaku Kepala SMP Negeri 1 Plaosan, Magetan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah almamaternya. 8. Ibu Eko Hetik, S. Pd yang telah mengizinkan kelasnya untuk dijadikan subjek penelitian. 9. Siswa-siswi kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan, walaupun begitu penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta memberikan sumbangan bagi pengajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Surakarta,
Juni 2011
Penulis
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
JUDUL .....................................................................................................
i
PENGAJUAN...........................................................................................
ii
PERSETUJUAN ......................................................................................
iii
PENGESAHAN........................................................................................
iv
ABSTRAK ................................................................................................
v
MOTTO ...................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ....................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ..............................................................................
viii
DAFTAR ISI ............................................................................................
x
DAFTAR TABEL ....................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................
7
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
8
D. Manfaat Penelitian .....................................................................
8
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Pembelajaran ................................................................
10
2. Hakikat Menulis.........................................................................
16
3. Hakikat Berita ............................................................................
28
4. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ....................................
34
5. Hakikat Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ..............................................
43
B. Penelitian yang Relevan .................................................................
47
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Kerangka Berpikir ..........................................................................
50
D. Hipotesis Tindakan .........................................................................
52
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................
53
B. Subjek dan Objek Penelitian ...........................................................
54
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ........................................................
55
D. Sumber Data Penelitian ..................................................................
56
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................
57
F. Teknik Uji Validitas Data ...............................................................
59
G. Teknik Analisis Data ......................................................................
60
H. Indikator Keberhasilan ...................................................................
60
I. Prosedur Penelitian .........................................................................
62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi awal ...................................................................
66
B. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil Penelitian ....................................
74
1. Deskripsi Siklus I .......................................................................
74
a. Perencanaan Tindakan ...........................................................
74
b. Pelaksanaan Tindakan ...........................................................
76
c. Observasi dan Interpretasi .....................................................
78
d. Analisis dan Refleksi .............................................................
82
2. Deskrisi Siklus II .......................................................................
84
a. Perencanaan Tindakan ...........................................................
84
b. Pelaksanaan Tindakan ...........................................................
86
c. Observasi dan Interpretasi .....................................................
89
d. Analisis dan Refleksi .............................................................
93
3. Deskripsi Siklus III ....................................................................
95
a. Perencanaan Tindakan ...........................................................
95
b. Pelaksanaan Tindakan ...........................................................
97
c. Observasi dan Interpretasi .....................................................
100
d. Analisis dan Refleksi .............................................................
104
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..........................................................
106
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ........................................................................................
118
B. Implikasi ........................................................................................
119
C. Saran ..............................................................................................
122
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
124
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita ..........................
24
2. Pedoman Penilaian untuk Keterampilan Menulis Teks Berita ............
26
3. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Kooperatif .............................
39
4. Rangkuman Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode CIRC...........
46
5. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ....................................
54
6. Deskripsi Indikator Ketercapaian Proses ............................................
61
7. Deskripsi Indikator Ketercapaian Hasil..............................................
62
8. Rekapitulasi Hasil Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita dalam Pelaksanaan Siklus I, siklus II, dan siklus III ........................................................
112
9. . Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita ............
116
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Bagan Alur Kerangka Berpikir ............................................................ 51 2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas .................................................... 65 3. Grafik Tabulasi Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita ...................................................... 113 4. Grafik Tabulasi Nilai Menulis Teks Berita .......................................... 117
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Pratindakan Lampiran 1 : Daftar Nama Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan .......... 130 Lampiran 2 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Pratindakan ......................... 131 Lampiran 3 : Pedoman Wawancara Kepada guru ........................................... 134 Lampiran 4 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru .................... 135 Lampiran 5 : Pedoman Wawancara dengan Siswa .......................................... 139 Lampiran 6 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa ................... 140 Lampiran 7 : Daftar Nilai Menulis Teks Berita Siswa (Pratindakan)............... 149 Lampiran 8 : Contoh Hasil Pekerjaaan Siswa ................................................. 150 Lampiran 9 : Angket Pratindakan ................................................................... 155 Lampiran 10 : Contoh Hasil Pengisian Angket Pratindakan............................. 158 Lampiran 11 : Hasil Pengisian Angket Pratindakan ......................................... 173 Lampiran 12 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran (Pratindakan) ................. 175 Siklus I Lampiran 13 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I .............................. 178 Lampiran 14 : Silabus ..................................................................................... 179 Lampiran 15 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .................. 180 Lampiran 16 : Contoh Teks Berita .................................................................. 191 Lampiran 17 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus I .............................. 192 Lampiran 18 : Lembar Pengamatan Guru ........................................................ 196 Lampiran 19 : Rubrik Penilaian Guru dalam Pembelajaran ............................. 198 Lampiran 20 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus I ..... 203 Lampiran 21 : Daftar Nilai Aktivitas Siswa dalam Mengikuti Proses Pembelajaran Siklus I .............................................................. 215 Lampiran 22 : Daftar Nilai Menulis Teks Berita Siswa pada Siklus I .............. 216 Lampiran 23 : Contoh Hasil Pekerjaaan Siswa ................................................ 217 Lampiran 24 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I .......................... 222
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Siklus II Lampiran 25 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ............................. 225 Lampiran 26 : Silabus ..................................................................................... 226 Lampiran 27 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ................. 227 Lampiran 28 : Contoh Teks Berita .................................................................. 237 Lampiran 29 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus II ............................. 238 Lampiran 30 : Lembar Pengamatan Guru ........................................................ 242 Lampiran 31 : Rubrik Penilaian Guru dalam Pembelajaran ............................. 244 Lampiran 32 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus II .... 249 Lampiran 33 : Daftar Nilai Aktivitas Siswa dalam Mengikuti Proses Pembelajaran Siklus II ............................................................. 260 Lampiran 34 : Daftar Nilai Menulis Teks Berita Siswa pada Siklus II ............. 261 Lampiran 35 : Contoh Hasil Pekerjaaan Siswa ................................................ 262 Lampiran 36 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II ......................... 267 Siklus III Lampiran 37 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus III ............................ 270 Lampiran 38 : Silabus ..................................................................................... 271 Lampiran 39 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ................ 272 Lampiran 40 : Contoh Teks Berita .................................................................. 282 Lampiran 41 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus III ............................ 283 Lampiran 42 : Lembar Pengamatan Guru ........................................................ 287 Lampiran 43 : Rubrik Penilaian Guru dalam Pembelajaran ............................. 289 Lampiran 44 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus III ... 294 Lampiran 45 : Daftar Nilai Aktivitas Siswa dalam Mengikuti Proses Pembelajaran Siklus III ............................................................ 304 Lampiran 46 : Daftar Nilai Menulis Teks Berita Siswa pada Siklus III ............ 305 Lampiran 47 : Contoh Hasil Pekerjaaan Siswa ................................................ 306 Lampiran 48 : Angket Pascatindakan .............................................................. 311 Lampiran 49 : Contoh Hasil Pengisian Angket Pascatindakan ......................... 312 Lampiran 50 : Hasil Pengisian Angket Pascatindakan ..................................... 317 Lampiran 51 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Siklus III ........................ 318
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan komponen yang sangat penting dan tidak dapat terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Hal ini disebabkan karena bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif, baik komunikasi secara lisan maupun tulisan. Salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan berbahasa Indonesia adalah melaui pembelajaran bahasa Indonesia. Pada prinsipnya tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi para siswa adalah untuk menguasai keterampilan berbahasa yang meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu: (1) keterampilan menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca (reading skills); dan (4) keterampilan menulis (writing skills). Keempat keterampilan berbahasa tersebut tidak dapat dimiliki secara otomatis, tetapi memerlukan proses untuk belajar dan berlatih. Masing-masing aspek mempunyai keterkaitan satu sama lain. Aspek menyimak dan membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif atau menerima, sedangkan aspek berbicara dan menulis keterampilan berbahasa yang bersifat produktif atau menggunakan. Melalui pengajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa memiliki, (1) keterampilan berbahasa Indonesia yang meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis; (2) pengetahuan yang memadai tentang kebahasaan yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis; (3) sikap positif terhadap bahasa Indonesia; dan (4) dapat mengambil hikmah dan nilai-nilai luhur melalui pengajaran apresiasi sastra (Swandono, 2007). Pembelajaran bahasa juga diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam hal berkomunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis dengan bahasa Indonesia secara baik dan benar sehingga pada akhirnya siswa dapat mengaplikasikan penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah yang berlaku.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Akan tetapi, pada kenyataannya masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa
untuk mengembangkan empat keterampilan
berbahasa di atas,
terutama keterampilan menulis. Penelitian Rankin dan Anderson (dalam Rasty, 2010) tentang kegiatan berbahasa memperlihatkan bahwa (i) menyimak: 45%, (ii) berbicara: 30%, (iii) membaca: (16%), (iv) menulis: 9%. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan menulis tidak begitu diminati oleh banyak orang. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis tidak akan dimiliki seseorang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik secara terus-menerus. Melalui latihan secara intensif maka dapat meningkatkan keterampilan dalam menulis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 968) menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat dengan tulisan. Sabarti Akhadiah (1996: 2) mengungkapkan bahwa menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat. Menulis berarti menuangkan ide pikiran, gagasan, pengetahuan, dan wawasan ke dalam tulisan yang sistematis dan bisa dipahami oleh orang lain. Tujuan pengajaran menulis di sekolah adalah agar siswa mempunyai kemampuan menulis sehingga siswa tidak beranggapan bahwa keterampilan menulis itu merupakan kegiatan yang rumit. Di samping itu, tujuan yang diharapakan dalam pembelajaran menulis di sekolah adalah agar siswa mampu memahami dan dapat mengungkapkan apa yang mereka tangkap, gagasan, pendapat, pesan, dan perasaan mereka dalam bentuk tertulis. Secara umum tujuan pembelajaran keterampilan menulis adalah agar siswa mampu mengomunikasikan ide atau gagasan atau pendapat secara tertulis atau pun sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu
pengetahuan, pengalaman
hidup, ide, imaji, aspirasi, dan lain-lain (Yant Mujiyanto, dkk., 1999: 70). Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah keterampilan menulis teks berita. Pada kelas VIII, standar kompetensi yang dikembangkan antara lain: menulis rangkuman dari beberapa teks bacaan yang memiliki kemiripan topik, menulis laporan, menulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
surat resmi, menulis ulasan buku biografi, menyunting tulisan sendiri atau orang lain, menulis teks berita, menulis rangkuman isi buku ilmu pengetahuan populer, menulis slogan dan poster untuk berbagai keperluan, menulis rencana kegiatan, menulis surat dinas, dan menulis petunjuk (Kurikulum 2004 SMP: 23-25). Keterampilan menulis teks berita merupakan salah satu kompetensi berbahasa yang harus dikembangkan. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menulis teks berita, siswa diharapkan dapat menyusun data pokok berita, mampu merangkai data-data pokok berita menjadi berita yang singkat, padat, dan jelas. Selama ini kualitas pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan masih rendah. Hal ini disebabkan karena dua faktor, yakni faktor yang berasal dari guru dan faktor yang berasal dari siswa. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran menulis teks berita pada siswa siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan diketahui bahwa guru belum menerapkan metode yang inovatif dalam kegiatan pembelajaran (lihat lampiran 2 halaman 131). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan menunjukkan bahwa dalam menyampaikan materi guru lebih banyak menggunakan metode ceramah. Hal tersebut menyebabkan tidak ada interaksi antara guru dan siswa sehingga siswa tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita. Selain itu, guru belum menggunakan media dalam pembelajaran menulis teks berita. Guru hanya menggunakan buku paket atau pun LKS dalam mengajar. Pengelolaan kelas secara
individu
juga menjadi kendala dalam
pembelajaran menulis teks berita di kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Guru jarang menerapkan metode kerja kelompok dalam mengajar. Sementara itu, faktor yang berasal dari siswa meliputi kurangnya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita. Dalam proses pembelajaran menulis teks berita, siswa belum dapat menulis teks berita secara detail, siswa merasa kebingungan harus menulis apa, siswa belum dapat menyusun kalimat dengan struktur kalimat yang baik dan benar. Siswa juga belum memperhatikan ejaan dan penggunaan kosakata yang baik dalam menulis teks berita.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Hasil angket menunjukkan bahwa sebanyak 17 siswa dari 27 siswa atau 63% kurang menyukai pembelajaran menulis teks berita. Siswa kurang aktif selama kegiatan pembelajaran. Selain itu, siswa jarang membaca berita. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru yang menyatakan bahwa pada umumnya siswa kelas VIII D jarang membaca berita dalam surat kabar atau pun menonton berita. Hal tersebut diperkuat dengan hasil angket yang menunjukkan bahwa dari 27 siswa hanya 3 siswa (11%) yang sering membaca berita dalam surat kabar, sedangkan 24 siswa (89%) jarang membaca berita (lihat lampiran 11 halaman 173). Berdasarkan hasil observasi di kelas mengenai pembelajaran menulis teks berita, peneliti menemukan bahwa kegiatan menulis teks berita yang diajarkan oleh guru masih bersifat konvensional, yakni: (1) guru melakukan apersepsi; (2) guru menjelaskan mengenai materi tentang pembelajaran menulis teks berita; (3) guru memberikan contoh teks berita dan mengidentifikasi unsur 5W+1H bersama siswa; (4) guru menyuruh siswa menulis teks berita; (5) guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugasnya. Berdasarkan uraian di atas, faktor yang diduga sebagai penyebab rendahnya kualitas pembelajaran menulis teks berita di atas berhubungan erat dengan metode pembelajaran yang belum inovatif dan tidak adanya kebiasaan membaca teks berita yang mengakibatkan rendahnya kemampuan menulis teks berita siswa. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan rendahnya kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita. Berdasarkan data nilai menulis yang diperoleh dari guru mata pelajaran, hanya 6 siswa (22%) dari 27 siswa yang nilai menulisnya sudah mencapai standar ketuntasan minimal (lihat lampiran 7 halaman 149). Tidak adanya media dalam pembelajaran, metode mengajar yang didominasi dengan metode ceramah, dan pengelolaan kelas yang bersifat individual membuat para siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa siswa yang duduk di belakang berbicara sendiri ketika guru memberi penjelasan, salah satu siswa meletakkan kepalanya di bangku, dan terdapat siswa yang bermain sendiri di bangku belakang. Selain itu, guru tidak menerapkan tahapan-tahapan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
kegiatan menulis yang meliputi prapenulisan, penulisan, dan tahap pascapenulisan sehingga pada umumnya siswa masih mengalami kesulitan dalam kegiatan menulis. Berdasarkan hal-hal di atas seperti kurangnya motivasi dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, kesulitan siswa dalam menulis teks berita, metode pembelajaran yang masih didominasi oleh guru, sebaiknya guru mencari suatu pendekatan atau inovasi baru untuk meningkatkan keterampilan menulis teks berita siswa sehingga pembelajaran tidak terpaku pada konsep konvensional, yakni guru hanya ceramah dan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru kemudian mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru. Masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran menulis teks berita membutuhkan penerapan metode pembelajaran yang tepat oleh guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran baik kualitas proses maupun kualitas hasil. Berkaitan dengan hal tersebut, guru bahasa Indonesia dituntut untuk mampu menciptakan pembelajaran yang interaktif dan menarik. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif dan sesuai dengan materi pembelajaran. Berdasarkan diskusi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Plaosan disepakati masalah pembelajaran tersebut diperbaiki dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif. Metode ini dipilih karena memiliki beberapa kelebihan. Trianto (2007: 44) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain. Sejalan dengan pendapat Trianto di atas, Isjoni (2009: 15) mengungkapkan bahwa
model
mengemukakan
kooperatif
diterapkan
pendapatnya,
untuk
menghargai
memotivasi
pendapat
memberikan pendapat (sharing ideas).
commit to user
teman,
siswa
berani
dan
saling
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
Banyak jenis model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Peneliti dan guru menyepakati bahwa metode kooperatif yang digunakan dalam pembelajaran menulis berita adalah metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Menurut Rini Susanti Wulandari (2010) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan pendekatan komprehensif pada instruksi di kelas reading dan writing dengan membagi siswa dalam kelompok yang heterogen untuk melaksanakan serangkaian kegiatan bersama. Pada dasarnya CIRC memiliki tiga elemen dasar, yaitu aktvitas yang berhubungan dengan cerita, instruksi langsung dalam memahami bacaan, dan menulis terpadu tentang apa yang telah dibaca. Pendapat senada juga dikemukakan oleh
Muhammad Nur dan Prima
Retno Wikandari (2000: 28). Menurut mereka, CIRC adalah sebuah program komprehensif yang luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas tinggi maupun kelas rendah. Siswa bekerja dalam tim belajar kooperatif yang beranggotakan 3-5 siswa. Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam pembelajaran menulis bertujuan untuk merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis dan seni berbahasa yang akan banyak memanfaatkan kehadiran teman satu kelas. Dalam program CIRC, para siswa merencanakan, merevisi, dan menyunting karangan mereka dengan kolaborasi yang erat dengan teman satu tim mereka (Slavin, 2010: 204). Metode ini dipilih karena sesuai dengan materi menulis dan juga sesuai dengan jenjang pendidikan siswa. Hal ini didukung dengan pendapat Slavin (2010: 200) yang menyatakan bahwa Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan sebuah program yang komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi di sekolah dasar. Lebih lanjut Rini Susanti Wulandari (2010) mengatakan bahwa metode CIRC mempunyai banyak kelebihan, di antaranya: membuat siswa lebih percaya diri, kelas menjadi lebih hidup, dan terbangunnya kerja sama kelompok.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) memungkinkan siswa untuk memberikan tanggapan secara bebas mengenai unsurunsur pokok berita dan siswa dilatih untuk dapat menghargai pendapat orang lain. Di samping itu, metode CIRC memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan temannya dan menumbuhkan rasa senang yang dapat merangsang siswa untuk aktif dalam kelompok. Melalui metode CIRC siswa dapat bekerja secara kelompok, mengidentifikasi pokok-pokok isi berita terlebih dahulu, mengembangkan unsur-unsur pokok tersebut menjadi teks berita yang singkat, padat, dan jelas, kemudian menyunting teks berita yang telah mereka susun. Dengan metode CIRC siswa dapat melaksanakan kegiatan menulis sesuai dengan prosedur atau tahapan-tahapan dalam penulisan, yakni tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap pascapenulisan. Berdasarkan pertimbangan di atas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai ”Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Berita Melalui Penerapan
Metode
Pembelajaran
Cooperative
Integrated
Reading
and
Composition (CIRC) Pada Siawa Kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan Tahun Ajaran 2010/2011”. Melalui penerapan metode ini, diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan antusias siswa dalam pembelajaran menulis sehingga kualitas pembelajaran menulis akan meningkat.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut: 1.
Apakah penggunaan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan tahun ajaran 2010/2011?
2.
Apakah penggunaan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan tahun ajaran 2010/2011?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah peneliti paparkan di atas maka dapat disusun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan tahun ajaran 2010/2011. 2. Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan tahun ajaran 2010/2011.
E. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, yaitu: 1.
Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan bahasa dan sastra Indonesia, terutama dalam pembelajaran menulis teks berita.
2.
Manfaat Praktis a. Bagi siswa 1) Dapat meningkatkan minat atau motivasi, perhatian, dan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis teks berita. 2) Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis teks berita. b. Bagi guru 1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi guru bahasa dan sastra Indonesia dalam upaya pengembangan pembelajaran menulis teks berita. 2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif metode dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis teks berita. c. Bagi sekolah 1) Memberikan motivasi bagi para guru untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran dengan metode yang bervariasi. 2) Meningkatkan kualitas pembelajaran menulis teks berita baik proses maupun hasil sehingga menghasilkan kualitas siswa yang baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
d. Bagi peneliti Penelitian ini meningkatkan kemampuan peneliti dalam pengembangan inovasi pembelajaran menulis teks berita. e. Bagi peneliti lain Sebagai referensi penelitian lebih lanjut mengenai keterampilan menulis teks berita.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran Menurut Oemar Hamalik (2003: 57) pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling memengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Lebih lanjut Oemar Hamalik (2003:58) juga mengemukakan bahwa ada lima pengertian pengajaran berdasarkan teori belajar, yaitu: 1) Pengajaran ialah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik/siswa di sekolah. 2) Pengajaran adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah. 3) Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik. 4) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik. 5) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Menurut Gino, dkk. (2000: 30) istilah pembelajaran sama dengan ‘instruction” atau pengajaran yang berarti; cara/perbuatan atau mengajarkan. Pengajaran berarti perbuatan belajar (oleh siswa) dan mengajar (oleh guru). Selanjutnya, pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu usaha untuk memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti yang diinginkan atau bisa juga dikatakan sebagai suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan ekstern dalam kegiatan belajar-mengajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal adalah situasi yang memberi kesempatan pada siswa untuk dapat berinteraksi dengan guru dan atau bahan pengajaran di tempat tertentu yang telah diatur dalam rangka tercapainya tujuan. Situasi tersebut dapat dioptimalkan dengan menggunakan metode dan atau media yang tepat agar dapat diketahui keefektifan kegiatan belajar-mengajar maka setiap proses dan hasilnya harus dapat dievaluasi (Gino, 2000:30). Sementara itu, konsep pembelajaran menurut Corey (dalam Syaiful Sagala, 2007: 61) adalah suatu proses yang melibatkan lingkungan seseorang yang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu pertama dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekadar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan menigkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri (Syaiful Sagala, 2007:63). Agus Suprijono (2010: 11) menjelaskan tentang perbedaan antara pengajaran dan pembelajaran. Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning dan pengajaran terjemahan dari teaching. Pengajaran adalah proses perbuatan, cara mengajarkan. Perbuatan atau cara mengajarkan diterjemahkan sebagai kegiatan guru mengajari peserta didik; guru menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik dan peserta didik sebagai pihak penerima. Pengajaran seperti ini merupakan proses instruktif. Guru bertindak sebagai ‘panglima’, guru dianggap paling dominan, dan guru dipandang sebagai orang yang paling mengetahui. Lebih lanjut, Agus Suprijono (2010: 13) menjelaskan tentang pembelajaran yang berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensial istilah pembelajaran dengan pengajaran adalah pada tindak ajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Pada pengajaran guru mengajar dan peserta didik belajar, sedangkan pada pembelajaran, guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisasi lingkungan terjadinya pembelajaran.
Guru mengajar
dalam perspektif
pembelajaran adalah guru yang menyediakan fasilitas belajar bagi anak didiknya untuk mempelajarinya. Jadi, subjek pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan siswa yang bertujuan untuk mendapatkan respon yang tepat yang melibatkan media dan metode untuk mencapai tujuan yang diharapkan. b. Komponen Pembelajaran Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa komponen. Menurut Gino, dkk. (2000: 30) komponen tersebut antara lain sebagai berikut: 1) Guru Guru merupakan seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. 2) Siswa Siswa adalah orang yang berperan sebagai pencari, penerima, dan pelaksana pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 3) Tujuan Tujuan adalah perubahan yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan kognitif, psikomotor, dan afektif. 4) Isi pelajaran Isi pelajaran atau materi pelajaran adalah segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
5) Metode Metode merupakan suatu strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang meliputi seluruh kegiatan penyajian bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. 6) Media Media merupakan bahan pengajaran yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa. 7) Evaluasi Evaluasi merupakan cara yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar mengajar dan sekaligus memberikan balikan bagi setiap komponen tersebut. Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi berhasil tidaknya pembelajaran. Menurut Gino, dkk. (2000: 36-39) faktor yang memengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran antara lain: 1) Motivasi belajar Motivasi diartikan sebagai suatu dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai tujuan tertentu. 2) Bahan belajar Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi yang digunakan dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai oleh siswa dan harus disesuaikan dengan karakteristik siswa agar dapat diminati olehnya. 3) Alat bantu belajar Alat bantu belajar adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud menyampaikan pesan pembelajaran dari sumber belajar (guru) kepada penerima (siswa). Alat bantu belajar merupakan alat yang dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan belajar, misalnya buku, komputer, tape recorder, dan lain-lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
4) Suasana belajar Suasana belajar merupakan situasi dan kondisi yang ada dalam lingkungan tempat proses pembalajaran berlangsung. Suasana yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran yang baik antara lain: susana kekeluargaan, suasana sekolah yang nyaman, suasana kelas diatur fleksibel, jumlah siswa tidak terlalu banyak, dan siswa belajar secara bervariasi. 5) Kondisi siswa Kondisi siswa merupakan keadaan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kondisi yang dimaksud bukan hanya keadaan fisik, melainkan juga keadaaan psikis siswa. 6) Kemampuan guru Kemampuan guru maksudnya adalah kemampuan guru dalam menyampaikan materi, mengelola kelas, serta mangatasi berbagai masalah yang mungkin terjadi selama proses belajar mengajar. Kriteria yang menunjukkan kemampuan guru adalah sebagai berikut: a) Guru menyampaikan materi dengan tepat dan tidak membosankan, namun tidak terkesan menggurui. b) Guru harus bisa memilih metode dan cara mengajar yang tepat agar dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran. c) Guru harus mampu mengelola kelas dengan baik, misalnya dengan memberikan perhatian yang merata kepada seluruh siswa yang ada di kelas tersebut, baik yang ada di depan maupun di belakang. d) Guru harus mampu memotivasi siswa agar mau aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Penjelasan
mengenai
komponen-komponen
pembelajaran
juga
diungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 41) yang menyatakan bahwa kegiatan belajar mengajar sebagai suatu sistem mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi. Penjelasan dari setiapkomponen tersebut adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
1) Tujuan Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan itu akan dibawa. 2) Bahan Pelajaran Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran, proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Oleh karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan pada anak didik. 3) Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar mengajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. 4) Metode Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. 5) Alat Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. 6) Sumber Pelajaran Sumber belajar merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar. 7) Evaluasi Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
2. Hakikat Menulis a. Pengertian Menulis Henry Guntur Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut apabila orang tersebut dapat memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Gambar atau lukisan dapat menyampaikan maknamakna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis diartikan sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu pengetahuan, pengalaman hidup, ide-imaji, dan lain-lain dengan bahasa tulis yang baik, benar, dan menarik. Ia mensyaratkan suatu keaktifan dan kreativitas yang lebih jauh daripada membaca karena kalau membaca itu lebih bersifat memahami ide-ide orang lain dalam naskah, maka penulis justru mengungkapkannya dalam bentuk naskah kepada orang lain agar dipahami (Yant Mujiyanto, dkk., 1999:70). Proses menulis merupakan rangkaian kegiatan mulai dari menemukan gagasan sampai menghasilkan tulisan (Sabarti Akhadiah, dkk., 1996:29). Suyitno dan Purwadi (1998:1) menyatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambanglambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Gambaran atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Keterampilan menulis tidak akan datang begitu saja, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Pada dasarnya, kegiatan menulis tidak sekadar melahirkan perasaan atau pikiran, akan tetapi juga mengungkapkan atau menuangkan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Penyampaian bahasa tulis tersebut harus dapat dipahami oleh orang lain sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh penulis. Oleh karena itu, menulis merupakan suatu proses yang harus dipelajari dan tidak begitu saja terjadi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses atau rangkaian kegiatan menuangkan, mengungkapkan atau mengekspresikan ilmu pengetahuan, ide atau gagasan, pengalaman hidup, dan sebagainya dalam bentuk tulisan dengan menggunakan bahasa tulis yang baik, benar, dan menarik, sehingga tulisan tersebut bisa dipahami oleh orang lain. b. Tahap-tahap Penulisan Sebagai suatu proses, menulis mencakup serangkaian kegiatan mulai dari penemuan gagasan atau topik yang akan dibahas sampai penulisan buram (draft akhir). Proses tersebut sebenarnya mencakup beberapa tahap, yaitu tahap persiapan atau tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi. Pada tahap prapenulisan langkah yang biasa dilakukan adalah dengan memikirkan dan mengerjakan berbagai kegiatan sebelum kegiatan menulis yang sebenarnya dapat dimulai. Pada tahap penulisan seseorang berusaha mengembangkan gagasannya, memecahkan topik ke dalam sub topik, memberikan uraian, contoh, dan sebagainya dalam wujud rangkaian kata, rangkain kalimat, dan rangkaian paragraf (Sabarti Akhadiah, dkk., 1996:29). S. Efendi (dalam Yant Mujiyanto, dkk., 1999:71) menyatakan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat ekspresif, menulis merupakan suatu proses. Ada beberapa tahap dalam proses menulis. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut: 1) Mencatat pokok tulisan atau tema. 2) Mengumpulkan bahan yang bertalian dengan pokok tulisan. 3) Memilih bahan yang paling berkaitan dan menata pilihan tersebut dalam kerangka tulisan atau outline. 4) Menguraikan apa yang terumus dalam outline ke dalam sebuah karangan. 5) Menyunting karangan yang sudah ada sebelum menerbitkannya. Menurut Atar Semi (1990:11) menulis merupakan suatu proses kreatif. Sebagai suatu proses kreatif, seseorang harus mengalami suatu proses yang secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat hubungan satu dengan yang lain
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas. Secara garis besar, terdapat tujuh langkah yang harus dilaksanakan di dalam proses menulis, yakni: 1) Pemilihan dan penetapan topik Memilih dan menetapkan topik merupakan suatu langkah awal yang penting, sebab tidak ada tulisan tanpa ada sesuatu yang hendak ditulis. Di dalam memilih dan menetapkan topik diperlukan adanya keterampilan dan kesungguhan. Topik tulisan adalah masalah atau gagasan yang hendak disampaikan di dalam tulisan. Masalah atau gagasan itu dapat diperoleh atau digali melalui empat sumber, yakni a) pengalaman; b) pengamatan, c) imajinasi; dan d) pendapat dan keyakinan. 2) Pengumpulan informasi Langkah kedua yang harus ditempuh adalah mengumpulkan informasi dan data bagi kelengkapan serta pengayaan topik yang telah dipilih. Pengumpulan informasi dan data perlu dilakukan agar tulisan menjadi tulisan yang berbobot dan meyakinkan. Informasi dan data yang dikumpulkan adalah informasi dan data yang relevan dengan topik atau pokok bahasan dan sesuai pula dengan tujuan tulisan. Data informasi dapat berupa gambar, statistik, grafik atau beberapa cuplikan pendapat orang lain. 3) Penetapan tujuan Menetapkan tujuan tulisan merupakan kegiatan yang penting sebelum mulai menulis karena tujuan sangat berpengaruh dalam menetapkan bentuk, panjang, sifat, dan cara penyajian tulisan. 4) Perancangan tulisan Merancang tulisan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menilai kembali informasi dan data, memilih subtopik yang perlu dimuat, melakukan pengelompokkan topik-topik kecil ke dalam suatu kelompok yang lebih besar, dan memilih suatu sistem notasi dan sistem penyajian yang dianggap paling baik. Hasil merancang tulisan antara lain berupa kerangka tulisan (outline) dan penetapan gaya penyajian tulisan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
5) Penulisan Setelah langkah-langkah sebelumnya dipenuhi atau dilalui, langkah selanjutnya adalah melakukan kegiatan penulisan. Kerangka tulisan yang telah disiapkan mulai dikembangkan atau ditulis satu persatu. 6) Penyuntingan atau revisi Setelah draf pertama selesai dan gagasan pokok tertuang ke atas kertas maka seseorang perlu melakukan langkah selanjutnya, yaitu penyuntingan atau perevisian. Penyuntingan berfungsi agar tulisan menjadi lebih baik dan bersih dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu. 7) Penulisan naskah jadi Setelah penyuntingan selesai, langkah selanjutnya adalah menulis kembali. Tujuannya agar tulisan yang selesai menjadi rapi dan bersih. Pada saat seseorang melakukan pengetikan terakhir perlu diperhatikan kembali masalah ejaan dan tanda baca. Senada dengan pendapat Atar Semi, Sabarti Akhadiah, dkk., (1996: 3-5) juga mengemukakan tahap-tahap yang harus dilalui dalam menulis meliputi: 1) Tahap Prapenulisan Tahap prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis, di dalamnya mencakup langkah-langkah kegiatan menulis karangan meliputi: a) Menentukan topik Seorang penulis menentukan apa saja yang akan dibahas di dalam tulisannya. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber ilmu, pengetahuan, dan pengamatan. b) Membatasi topik Membatasi topik berarti mempersempit lingkup pembicaraan. Untuk mempermudah pembahasan digunakan gambar, bagan, diagram, atau cara visualisasi lainnya. c) Menentukan tujuan penulisan Penentuan tujuan penulisan akan memberikan gambaran apa yang akan dilakukan pada tahap penulisan, bahkan apa yang akan diberlakukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
d) Menetukan bahan penulisan Pengumpulan semua informasi atau data yang dipergunakan untuk mencapai data penulisan. e) Membuat kerangka karangan Penyusunan kerangka karangan merupakan kegiatan terakhir pada tahap persiapan penulisan. 2) Tahap Penulisan Pada tahap penulisan ini, penulis membahas setiap butir topik yang ada dalam susunan kerangka. Dalam mengembangkan gagasan menjadi suatu kerangka yang utuh, diperlukan bahasa. Penulis harus menguasai kata-kata yang akan mendukung gagasan. Penulis harus mampu memilih kata dan istilah yang tepat sehingga gagasan dapat dipahami pembaca dengan cepat. Kata-kata tersebut harus dirangkaikan menjadi kalimat efektif selanjutnya kalimat-kalimat tersebut harus disusun menjadi paragraf persyaratan dan ditulis dengan ejaan yang berlaku disertai penggunaan tanda baca secara tepat. 3) Tahap Revisi Pada tahap revisi sebuah tulisan perlu dibaca kembali. Penulis meneliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, daftar pustaka, dan sebagainya. Jika tidak ada lagi yang kurang memenuhi syarat maka selesailah sebuah tulisan. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya kegiatan menulis dibagi menjadi tiga tahap, yaitu prapenulisan, penulisan, dan revisi. Ketiga tahap tersebut harus dilalui dalam proses menulis agar tulisan yang dihasilkan baik. c. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Menulis Suyitno dan Purwadi (1998:2) berpendapat bahwa pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir juga dapat menolong berpikir secara kritis. Tulisan dapat memudahkan manusia merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
persepsi, memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapi, menyusun urutan pengalaman. Tulisan dapat membantu menjelaskan pikiran-pikiran. Pada hakikatnya terdapat hubungan antara kegiatan menulis dengan kemampuan berbahasa, kegiatan menulis makin mempertajam kepekaan terhadap kesalahan-kesalahan, baik ejaan, struktur maupun tentang pemilihan kosa kata. Hal ini disebabkan karena gagasan perlu dikomunikasikan dengan jelas, tepat, dan teratur sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi penulis sendiri dan pembacanya (Sujanto, 1998: 58). Hugo Hartig (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 25) mengungkapkan bahwa keterampilan menulis tidak semata-mata hanya menghasilkan suatu tulisan, akan tetapi terdapat tujuan dari proses menulis itu sendiri. Tujuan keterampilan menulis tidak lain agar seseorang memiliki kemampuan atau pengalaman menulis serta memanfaatkan kemampuan tersebut untuk berbagai keperluan. Selanjutnya Hugo Hartig (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 25) merangkum beberapa tujuan penulisan sebagai berikut: 1) Assigment purpose (tujuan penugasan) Tujuan penugasan sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkumkan buku, sekretaris yang ditugaskan membuat laporan, notulen rapat) 2) Altruistio purpose (tujuan altruistik) Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghilangkan kedukaaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya tersebut. Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna jika orang tersebut percaya, baik secara sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya itu adalah “lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan suatu tulisan. 3) Persuasive purpose (tujuan persuasif) Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
4) Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan) Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca. 5) Self-ekspressive purpose (tujuan pernyataan diri) Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca. 6) Creative purpose (tujuan kreatif) Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian 7) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah) Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, serta menjelajahi dan meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca. Tujuan penulisan adalah mengekspresikan perasaan, memberi informasi, mempengaruhi pembaca, dan memberi hiburan. Akan tetapi, dalam kenyataannya, adakalanya maksud dan tujuan saling bercampur, dalam arti mempunyai tujuan ganda. Tulisan yang persuasif tentu saja mengandung informasi-informasi, tulisan yang informatif pun mempunyai unsur-unsur persuasif, demikian juga yang bersifat hiburan dapat juga diwarnai dengan maksud mempengaruhi pembaca (Sujanto, 1988: 68). d. Pedoman Penilaian dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita Di dalam setiap pembelajaran pasti diadakan kegiatan evaluasi. Secara umum dapat dikatakan evaluasi pengajaran adalah penilaian/ penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum (Harjanto, 2006: 277). Evaluasi bertujuan untuk melihat sejauh mana suatu program atau suatu kegiatan tertentu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan (Aunurrahman, 2010: 209). Dalam kegiatan evaluasi terdapat dua aspek yang saling berkaitan, yakni mengukur dan menilai. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, pengukuran bersifat kuantitatif. Sementara itu, menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, penilaian bersifat kuantitatif (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2010: 3).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Pengukuran adalah proses pemerian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Sedangkan penilaian (assesment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan berbagai alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana proses penilaian peserta didik atau ketercapaian kompetensi peserta didik (Aunurrahman, 2010: 207). Bentuk tes dibedakan menjadi dua, yakni tes objektif dan tes subjektif. Dalam penelitian ini, untuk mengukur keterampilan siswa dalam menulis teks berita menggunakan alat ukur yang berupa tes. Bentuk tes yang digunakan peneliti dalam penelitian ini berupa tes subjektif (uraian). Sebelum menyususn sebuah tes uraian, terlebih dahulu harus dipersiapkan aspek-aspek apa saja yang hendak dinilai. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam melakukan proses penilaian. Berikut ini merupakan pedoman penilaian untuk keterampilan menulis teks berita. 1) Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita Penilaian proses dapat dilihat dari sikap siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Sikap bermula dari perasaan suka atau tidak suka yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki seseorang. Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.. Nana Sujana (2009: 56) mengungkapkan bahwa apa yang dicapai oleh siswa merupakan akibat dari proses yang ditempuhnya melalui program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses mengajar. Ini berarti bahwa hasil (prestasi) belajar siswa tidak terlepas dari proses belajar yang dialaminya. Lebih lanjut Sarwiji Suwandi (2009: 80 – 81) mengungkapkan bahwa secara umum obyek/sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran meliputi beberapa hal, yakni sikap terhadap materi pelajaran (motivasi mengikuti pelajaran, keseriusan, semangat); sikap terhadap guru/pengajar (interaksi, respon); dan sikap terhadap proses pembelajaran (perhatian, kerja sama, konsentrasi, dsb). Berdasarkan hal tersebut maka pedoman penilaian proses yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita adalah sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Tabel 1. Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita No.
Nama Siswa
Keaktifan Siswa selama Apersepsi
Keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi
Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran
Skor
Nilai
Ket.
(Diadaptasi dari Sarwiji, 2009 : 130) a) Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesaui dengan kriteria berikut. 1 = sangat kurang
4 = baik
2 = kurang
5 = amat baik
3 = cukup b) Menghitung nilai Nilai = Skor perolehan siswa x 100 = .... Skor maksimal (15) c) Keterangan diisi dengan kriteria berikut. (1) Nilai = 10 – 29 sangat kurang
(4) Nilai = 70 – 89 baik
(2) Nilai = 30 – 49 kurang
(5) Nilai = 90 – 100 sangat baik
(3) Nilai = 50 – 69 cukup d) Keaktifan siswa dalam apersepsi Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya atau sangat aktif selama apersepsi (merespons stimulus yang diberikan guru saat apersepsi). Skor 4 : Jika siswa selama apersepsi (cukup merespons stimulus yang diberikan guru saat apersepsi). Skor 3 : Jika siswa cukup aktif pada saat apersepsi (tidak merespons stimulus yang diberikan guru saat apersepsi). Skor 2 : Jika siswa kurang efektif pada saat apersepsi (tidak serius dan sama sekali tidak mau merespons stimulus yang diberikan guru saat apersepsi).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak aktif (sama sekali tidak mau merespons pertanyaan atau stimulus saat apersepsi) e) Keaktifan siswa dan perhatian pada saat mengikuti pelajaran Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya memperhatikan pada saat guru menyampaikan materi dan aktif bertanya, menjawab, serta memberikan tanggapan (terjadi interaksi), dan mengerjakan setiap tugas. Skor 4 : Jika siswa memperhatikan saat guru menyampaikan materi dan sesekali mau bertanya, menjawab, serta memberikan tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas. Skor 3 : Jika siswa hanya memperhatikan saat guru menyampaikan materi dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab, serta memberikan tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas. Skor 2 : Jika siswa kurang memperhatikan serta kurang fokus saat guru menyampaikan materi dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab, serta memberikan tanggapan. Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak memperhatikan guru saat menyampaikan materi (sibuk beraktivitas sendiri seperti berbiacara atau membuat gaduh). f) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajawan Skor 5 : Jika siswa tampak bersungguh-sunguh dan menunjukkan adanya kesenangan dalam mengerjakan setiap tugas yang diberikan; tampak antusias, senang serta bersemangat dalam menhgikuti pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk, secara sukarela membacakan pekerjaan yang dibuat). Skor 4 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru serta tampak
bersemangat
dan
antusias
dalam
mengikuti
pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk). Skor 3 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan namun kurang bersemangat dan antusias dalam pembelajaran (kurang serius).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Skor 2 : Jika siswa hanya sekadar mengerjakan tugas yang diberikan dan terlihat tidak bersemangat dalam pembelajaran (ogah-ogahan, meletakkan kepala di atas meja). Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan dan sama sekali tidak bersemangat (tampak bosan, tertidur). 2) Penilaian Hasil Pembelajaran Menulis Teks Berita Tabel 2. Pedoman Penilaian untuk Keterampilan Menulis Teks Berita No 1
Aspek yang dinilai Isi
Skor
Kriteria
27-30
Sangat baik-Sempurna: padat informasi, substansif, pengembangan tesis tuntas, dan relevan dengan permasalahan dan tuntas. Cukup-Baik: informasi cukup substansif cukup, pengembangan tesis terbatas, dan relevan dengan masalah tetapi tidak lengkap. Sedang-Cukup; informasi terbatas, substansi kurang, pengembangan tesis tidak cukup, dan permasalahan tidak cukup. Sangat-Kurang: tidak berisi, tidak ada substansi, tidak ada pengembangan tesis dan tidak ada permasalahan. Sangat baik-Sempurna: gagasan diungkapkan dengan jelas, padat tertata dengan baik, urutan logis dan kohesif. Cukup-Baik:kurang lancar, kurang terorganisis tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas, dan urutan logis tetapi tidak lengkap. Sedang-Cukup: tidak lancar, gagasan kacau, terpotong-potong, urutan dan pengembangan tidak logis. Sangat-Kurang: tidak komunikatif, tidak terorganisir, dan tidak layak nilai.
22-26
17-21
13-16
2
Organisasi
18-20
14-17
10-13
7-9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
3
Kosakata
18-20
14-17
10-13
7-9
4
Peng Bahasa
22-25
18-21
11-17
5-10
5
mekanik
5
4
3 2
Sangat baik-Sempurna: pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat, menguasai pembentukan kata. Cukup-Baik: pemanfaatan potensi kata agak canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu. Sedang-Cukup: pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak makna. Sangat-Kurang: : pemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan tentang kosakata rendah, tidak layak nilai. Sangat baik-Sempurna: konstruksi kompleks tetapi efektif, hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan. Cukup-Baik: konstruksi sederhana tetapi efektif, kesalahan kecil pada konstruksi kompleks, terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur. Sedang-Cukup: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat, makna membingungkan atau kabur. Sangat-Kurang: tidak menguasai aturan sintaksis, terdapat banyak kesalahan, tidak komunikatif, tidak layak nilai. Sangat baik-Sempurna: menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan. Cukup-Baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna. Sedang-Cukup: sering terjadi kesalahan ejaan, makna membingungkan atau kabur. Sangat-Kurang: tidak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan tidak terbaca, tidak layak nilai.
Jumlah Skor (Diadaptasi dari Burhan Nurgiyantoro, 2010: 441)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
3. Hakikat Berita a. Pengertian Berita Berita adalah pernyataan antarmanusia sebagai pemberitahuan tentang peristiwa atau keadaan atau gagasan yang disampaikan secara tertulis atau lisan, atau dengan isyarat jika pernyataan atau pemberitahuan tersebut disalurkan melalui media pers, orang menyebutnya berita pers (Suriamiharja, 1997: 64). Syarifudin (dalam Totok Djuroto 2003 :6) menyatakan bahwa berita adalah suatu laporan kejadian yang ditimbulkan sebagai bahan yang menarik perhatian publik massa media. Pendapat yang senada diutarakan oleh Wahyudi (dalam Totok Djuroto 2003:6), bahwa berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai yang penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Peristiwa atau pendapat tidak dipublikasikan melalui media massa periodik. Berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang dapat menarik perhatian pembaca. Berita merupakan laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca serta menyangkut kepentingan mereka. Berita menekankan pada aspek “keanehan” atau “ketidaklaziman” sehingga mampu menarik perhatian dan rasa ingin tahu atau curiosy (Depdiknas, 2005: 28) Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa berita adalah laporan tentang kejadian atau peristiwa yang bersifat unik, menarik atau memiliki nilai yang penting, masih baru, dan ditujukan atau dipublikasikan kepada masyarakat luas melalui media massa. b. Persyaratan Berita Untuk bisa menulis berita seseorang harus mengetahui persyaratan berita. Persyaratan dalam menulis berita yaitu 5W+ H (What, Who, Where, Why, When dan How). Untuk negara Indonesia rumusan tersebut ditambah satu lagi, yaitu S (Security) atau keamanan (Totok Djuroto 2003 : 10-11). What (apa)
: artinya, apa yang tengah terjadi. Peristiwa atau kejadian apa yang sedang terjadi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
Who (siapa)
: artinya, siapa pelaku kejadian atau peristiwa itu.
Where (di mana)
: artinya, di mana peristiwa atau kejadian itu berlangsung.
When (kapan)
: artinya, kapan peristiwa atau kejadian itu berlangsung.
Why (mengapa)
: artinya, mengapa kejadian itu bisa terjadi.
How (bagaimana)
: artinya, bagaimana kejadian itu bisa berlangsung.
Security (aman)
: Keamanan (aman bagi keseluruhan).
Totok Djuroto (2003:12) menyatakan bahwa selain 5W + 1H, terdapat satu lagi yang masuk dalam persyaratan berita, yakni kebenaran yang berarti bahwa sebuah berita harus benar karena banyak kejadian atau peristiwa atau pendapat orang yang dianggap sebagai sebuah fakta, akan tetapi ternyata berita tersebut mengandung kebohongan. Padahal, fakta dalam sebuah berita merupakan data utama. c. Unsur Berita Menurut Totok Djuroto (2003:13) agar bisa membuat berita yang baik, selain harus mengetahui pengertian dan persyaratan berita maka seseorang juga harus dapat memahami unsur berita, yakni unsur-unsur yang harus terdapat dalam berita. Selanjutnya, Totok Djuroto (2003:13-25) menambahkan bahwa sebuah berita harus dapat menarik perhatian pembaca. Unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam menulis berita adalah sebagai berikut. 1) Aktual atau baru (termasa) Unsur aktual atau baru merupakan bagian penting agar berita kita dapat menarik perhatian. Sesuatu yang baru, peristiwa yang baru terjadi, kejadian yang masih hangat dibicarakan masyarakat lebih menarik, dibandingkan dengan kejadian atau peristiwa yang sudah lama. 2) Jarak Jauh dekatnya jarak yang terimbas pada berita merupakan unsur yang perlu diperhatikan. Apabila seseorang ingin membuat berita untuk kepentingan warga kota maka peristiwa yang terjadi di lingkungan kota, lebih menarik perhatian daripada peristiwa di kota lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
3)
Terkenal (ternama) Penting tidaknya perstiwa untuk diberitakan, tidak hanya terletak pada besar kecilnya peristiwa, menarik atau tidaknya kejadian itu, tetapi juga terkenal atau tidaknya subjek yang terkait pada peristiwa tersebut.
4) Keluarbiasaan Kejadian atau peristiwa yang aneh dan luar biasa, selalu menarik perhatian. 5) Akibat Kejadian yang dapat menimbulkan akibat atau pengaruh biasanya menarik perhatian masyarakat. Suatu kejadian yang mempunyai pengaruh atau akibat, selalu menarik perhatian masyarakat karena menggugah sifat egosentris manusia. 6) Ketegangan Unsur ketegangan dijadikan dasar untuk membuat pembaca tetap tertarik mengikuti berita yang dibuat atau dipublikasikan. 7)
Pertentangan Perang dan tinju merupakan gambaran dari suatu pertentangan bahkan sampai dengan mengadu fisik. Perang dan tinju merupakan berita yang banyak dibaca oleh masyarakat, karena menimbulkan pertentangan yang dapat menarik perhatian masyarakat.
8. Seks Masalah seks dapat menarik perhatian. Seks dapat menimbulkan rangsangan tersendiri. Itulah sebabnya pemberitaan tentang seks banyak diminati. 9. Kemajuan Pemberitaan tentang kemajuan dapat menarik perhatian khalayak karena pada hakikatnya semua manusia ingin maju. 10. Human Interest Human interest disebut juga satu kehidupan yang menarik. Kehidupan yang menarik pada penampilan berita merupakan rangsangan tersendiri bagi pembaca. Hal ini disebabkan karena sifat manusia yang selalu ingin mengetahui yang aneh dan menarik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
11. Emosi (perasaan) Emosi merupakan salah satu sifat manusia yang didahului dengan rasa simpati. Simpati yang ditimbulkan oleh suatu berita, selalu menarik perhatian pembaca 12. Humor Sesuatu yang lucu biasanya menyenangkan. Humor yang ringan yang dapat merangsang pembaca untuk ikut tertawa merupakan bagian dari sisi pembuatan berita agar disenangi. d. Bahasa Berita Pada dasarnya bahasa berita tidak berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Ras Siregar (1992: 138) menyatakan bahwa ciri khas bahasa berita terletak pada kata, kalimat, dan isi pernyataan. 1)
Kata Ciri khas kosakata dalam jurnalistik adalah: 1) mudah dimengerti, artinya setiap kata yang digunakan itu mudah dipahami pembaca dan pendengar; 2) dinamis, artinya kata yang ditampilkan harus memberi arti yang lebih hidup, bersemangat, sesuai dengan kondisi dan situasi pernyataan yang disampaikan; 3) demokratis, artinya setiap kata yang ditampilkan harus bermakna satu dan dapat diterima oleh orang banyak sejauh media itu sampai; 4) kata yang tepat, artinya sesuai dengan kebutuhannya.
2)
Kalimat Kalimat yang digunakan dalam berita adalah kalimat yang baik, praktis, sederhana dengan kata yang secukupnya saja, tidak berlebihan, tidak mubazir, dan tidak berbunga-bunga.
3)
Isi Pernyataan Isi pernyataan yang dimaksud adalah cara penyampaian yang akan disampaikan kepada pembaca. Isi pernyataan yang baik memuat pedoman dalam penyusunan kalimat, yaitu: 1) kesatuan pikiran, setiap kalimat harus mengandung kesatuan pikiran, satu ide yang utuh, antara pokok yang satu dengan yang lain harus mempunyai kaitan; 2) Koherensi, artinya terdapat hubungan yang jelas antara unsur yang membentuk kalimat; 3) penekanan, artinya setiap pikiran dalam kalimat mendapat tekanan sesuai dengan maksud
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
pernyataan; 4) variasi, artinya terdapat variasi penggunaan kata dan kalimat yang sampai digunakan kata atau kalimat yang diulang-ulang; 4) Paralelisme, artinya kesamaan letak penekanan pada setiap kalimat yaitu di awal, di tengah, maupun di akhir. 5) logika, artinya semua dituliskan dengan pemikiran yang logis, wajar, dan apa adanya. e. Sifat Berita
Berita, baik untuk surat kabar, radio, maupun televisi memiliki tiga sifat yang harus dipenuhi, Totok Djuroto (2003:27) berpendapat bahwa terdapat tiga sifat yang harus dipenuhi dalam sebuah berita, yaitu: 1) Mengarahkan, artinya berita yang dibuat harus mampu mengarahkan perhatian pembaca, pendengar atau pemirsa sehingga mengikuti alur pemikiran kita. 2) Menumbuhkan atau membangkitkan semangat, artinya berita harus dapat memberi rangsangan, dorongan, dan semangat bagi pembacanya. 3) Berita yang bersifat memberi penerangan, artinya berita harus mampu memberi penerangan kepada masyarakat. Memberi penerangan maksudnya adalah memberikan penjelasan atau contoh-contoh kejadian yang tidak baik agar tidak ditiru oleh masyarakat. f. Jenis dan Macam Berita Menurut Totok Djuroto (2003: 38), jenis berita dilihat dari penyajiannya ada tiga macam, yaitu sebagai berikut. 1) Berita Selebaran Berita selebaran dalam bahasa asing disebut news bulletin. Berita bulletin adalah berita yang disiarkan secara kilat atau cepat. Biasanya berita yang bersifat hangat dan singkat, penyajiannya sangat terikat dengan waktu. Jenis berita tersebut penyajiannya terikat oleh waktu. Semakin cepat berita disiarkan maka akan semakin baik. Berita yang termasuk dalam kategori bulletin antara lain: a) Berita keras : Berita yang biasanya tidak menyenangkan, misalnya tentang kekerasan, kesengsaraan, dan lain-lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
b) Berita lunak : Berita yang menyenangkan, misalnya pemberian gelar, keberhasilan seseorang, dan lain-lain. c) Berita singkat : Berita yang memiliki nilai tinggi. Oleh karena itu, penyajiannya secara langsung hanya pada inti berita saja d) Berita pendek : Berita yang amat penting dan menarik untuk diberitakan, yakni pada saat berita tersebut masih menjadi pembicaraan masyarakat luas. e) Berita sisipan : Berita yang memiliki nilai tinggi serta dinantikan oleh masyarakat luas. 2) Berita Majalah Berita majalah adalah jenis berita yang penerbitannya secara berkala dan teratur, misalnya majalah mingguan, dua mingguan atau bulanan. Berita yang termasuk dalam kelompok berita majalah antara lain: a)
Feature : sesuatu uraian berita dalam ruang lingkup satu pokok yang merupakan pendalaman tema yang dilihat dari berbagai segi latar belakang perkembangan sebuah berita.
b) Human Interes : uraian berita tentang sesuatu yang dapat menyentuh rasa kemanusiaan. c)
Berita Ringan : uraian berita tentang sesuatu yang dapat menyentuh rasa kemanusiaan.
d) Berita Nyata : uraian berita yang secara sistematis memiliki kepekaan dalam ruang lingkup yang sejenis dan tidak perlu terikat pada keadaan baru dan lamanya berita. e)
Analisis Berita : berita yang disusun atas dasar data dan fakta serta keseimbangan analisis tanpa ditambahi pendapat pribadi baik secara langsung ataupun secara tidak langsung.
3) Berita Penerangan. Berita penerangan adalah berita yang mengandung penjelasan lebih lanjut dari suatu berita yang telah disiarkan atau penjelasan yang bertitik tolak dari berita yang sudah disajikan tetapi sangat terkait dengan waktu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
g. Hal-hal yang Harus diperhatikan di dalam Menulis Berita Menulis berita tidak sama dengan menulis surat atau buku harian di dalam kamar yang merupakan uneg-uneg hati. Djuharie Setiawan (2001: 35) memberi penekanan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam menulis berita, yaitu: 1) Tulisan berita harus dapat menyentuh kebutuhan manusia akan informasi, kesenangan, keingintahuan, ketidakpahaman, dan sebagainya. 2) Berita yang ditulis di dalam surat kabar harus aktual sehingga tidak menjadi berita yang basi. 3) Penulisan berita untuk surat kabar harus cepat dan singkat tetapi kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan dengan sumber yang jelas. 4) Tulisan berita harus dapat menjawab: apa, kapan, siapa, bagaimana, dan di mana suatu berita yang ditulis sehingga tidak membuat pembaca bertanyatanya tentang ketidakjelasan berita. 5) Tulisan berita yang berkelanjutan tentang sesuatu hal, pada akhir berita harus diungkapkan kembali tentang latar belakang peristiwa tersebut agar pembaca yang baru membacanya (mengikutinya) menjadi jelas terhadap berita yang baru dibacanya tersebut.
4. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Sebelum membicarakan tentang pengertian model pembelajaran kooperatif, terlebih dahulu akan sedikit disinggung mengenai pengertian dari model pembelajaran itu sendiri. Agus Suprijono (2010: 45-46) menyatakan bahwa model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehinggga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik (Aunurrahman, 2010: 143). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan pola yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Salah satu model pembelajaran yang saat ini sedang berkembang adalah moedel pembelajaran kooperatif. Etin Solehatin (2008: 4) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih. Keberhasilan kerja kelompok sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Carol, et all (dalam Rosini B Abu, 2007) mengungkapkan bahwa cooperative learning as an instructional methodology provides opportunities for students to develop skills ingroup interactions and in working with others that are needed in today’s world. Pendapat Carol tersebut menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran instruksional yang terdiri dari kelompok siswa dengan karakter yang berbeda-beda. Agar dapat mengembangkan kemampuan siswa, para siswa berinteraksi dalam kelompok dan saling melengkapi satu sama lain. Hal senada juga diungkapkan oleh Johnson dan Stane (dalam Ghaith Ghazi M, 2005: 45) mengungkapkan Cooperative learning is defined in the context of this article as an instructional approach that emphasizes conceptual learning and the development of social skills as learners work together in small groups according to the principles of: 1) heterogeneous mixed-ability teams; 2) positive interdependence; 3) individual accountability; 4) face-to-face promotive interaction; 5) group processing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Johnson dan Stane di atas menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif terdiri dari lima prinsip, yakni: 1) terdiri atas kelompok yang heterogen; 2) saling ketergantungan positif; 3) tanggung jawab perorangan; 4) interaksi tatap muka; dan 5) proses kelompok. Slavin dalam Isjoni (2009: 15) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model yang memungkinkan siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Berdasarkan pendapat
ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar dan bekerja sama yang anggotanya terdiri dari dua orang atau lebih yang memungkinkan terjadinya interaksi tatap muka. b. Unsur-unsur Pokok Model Pembelajaran Kooperatif Bennet (dalam Isjoni, 2009: 60-61) menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu: 1) Positive Interdepedence Positive Interdepedence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan di antara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya. 2) Interaction face to face Interaction face to face, yaitu interaksi yang langsung terjadi antarsiswa tanpa adanya perantara. Tidak adanya penonjolan kekuatan individu, yang ada hanya pola interaksi dan perubahan yang bersifat verbal di antara siswa yang ditingkatkan oleh adanya saling hubungan timbal balik yang bersifat positif sehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran. 3) Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya karena tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menjadikan setiap anggota kelompoknya menjadi lebih kuat pribadinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
4) Membutuhkan keluwesan Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antarpribadi, mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif. 5) Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah (proses kelompok), yaitu tujuan terpenting yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran kooperatif adalah siswa belajar keterampilan bekerja sama dan berhubungan. Hal tersebut merupakan keterampilan yang penting dan sangat diperlukan di masyarakat. Para siswa mengetahui tingkat keberhasilan dan tingkat efektivitas kerja sama yang telah dilakukan. Sejalan dengan hal di atas, Roger dan David Johson (dalam Anita Lie, 2008: 31) mengungkapkan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Menurut Agus Suprijono (2010: 58), ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok
yang
dilakukan
asal-asalan.
Pelaksanaan
prosedur
model
pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Anita Lie (2008: 32) menjelaskan bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur pembelajaran gotong royong yang harus diterapkan, yaitu: 1) Saling Ketergantungan Positif Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas
sedemikian
rupa
sehingga
setiap
anggota
kelompok
harus
menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Dalam kerja sama tersebut, guru harus mampu menciptakan suasana siswa saling membutuhkan. Inilah yang dimaksud ketergantungan positif. 2) Tanggung Jawab Perseorangan Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur saling ketergantungan positif. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Penilaian kelompok didasarkan atas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
rata-rata penguasaaan semua anggota kelompok secara individual. Inilah yang dimaksud tanggunga jawab individual. Kunci keberhasilan metode kriteria kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya. 3) Tatap Muka Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa siswa akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu siswa saja. Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. 4) Komunikasi Antaranggota Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara
berkomunikasi.
Tidak
setiap
siswa
mempunyai
keahlian
mendengarkan dan berbicara. Pembelajar juga perlu diberitahu secara eksplisit mengenai cara-cara berkomunikasi secara efektif seperti bagaimana caranya menyanggah pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang tersebut, menyanggah dalam ungkapan yang lebih halus, mengkritik ide bukan mengkritik teman, dan berbagai cara lain dalam berkomunikasi. Keberhasilan suatu kelompok juga tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. 5) Evaluasi Proses Kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok. Akan tetapi, bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran kooperatif. Format evaluasi bisa bermacam-macam, tergantung pada tingkat pendidikan siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
c.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Trianto (2007: 48) mengungkapkan bahwa terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah itu ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 3. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Kooperatif Fase
Tingkah Laku Guru Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang Fase-1 Menyampaikan tujuan dan ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. memotivasi siswa Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan Fase-2 jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Menyajikan informasi Guru menjelaskan pada siswa bagaimana caranya Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. dalam kelompok kooperatif Guru membimbing kelompok-kelompok belajara Fase-4 Membimbing kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. belerja dan belajar Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi Fase-5 yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok Evaluasi mempresentasikan hasil kerjanya. Guru mencari cara-cara untuk menghargi baik Fase-6 upaya maupun hasil belajar individu dan Memberikan penghargaan kelompok.
Sementara itu, langkah-langkah dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif secara umum menurut Slavin (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2009: 10-12) dapat dijelaskan secara operasional sebagai berikut: 1) Langkah pertama adalah merancang rencana program pembelajaran. Pada langkah ini menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
Dalam
merancang
program
pembelajaran
harus
mengorganisasikan materi-materi dan tugas-tugas yang mencerminkan sistem kerja dalam kelompok kecil. 2) Langkah kedua, dalam aplikasi pembelajaran di kelas, guru merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan siswa dalam belajar secara bersama dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam menyampaikan materi, guru tidak lagi menyampaikan materi secara panjang lebar karena pemahaman dan pendalaman materi akan dilakukan siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
ketika belajar secara bersama dalam kelompok. Pada saat siswa belajar, guru melakukan monitoring dan mengobservasi kegiatan belajar
siswa
berdasarkan lembar observasi yang telah dirancang. 3) Langkah ketiga, dalam melakukan observasi, guru mengarahkan dan membimbing siswa baik secara individu maupun kelompok, baik dalam memahami materi maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama kegiatan belajar berlangsung. Pemberian kritrik dan pujian merupakan aspek penting yang harus diperhatikan guru. 4) Langkah keempat, guru memberikan kesempatan kepada siswa dari masingmasing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. Pada saat diskusi kelas, guru bertindak sebagai moderator. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah ditampilkan. Pada saat presentasi berarkhir, guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi diri terhadap proses jalannya pembelajaran, dengan tujuan memperbaiki kelemahan yang ada atau sikap serta perilaku yang menyimpang yang dilakukan selama pembelajaran. d. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Pada dasarnya setiap model pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran pastilah
memiliki
keunggulan dan
kelemahan.
Berdasarkan beberapa penelitian mengenai pembelajaran kooperatif, Etin Solihatin dan Rahardjo (2008: 13) menyimpulkan keunggulan dari pembelajaran kooperatif antara lain: 1) mendorong tumbuhnya tanggung jawab sosial dan individu pada diri siswa 2) berkembangnya sikap ketergantungan yang positif 3) mendorong peningkatan dan kegairahan belajar siswa 4) pengembangan ketercapaian kurikulum 5) sikap dan perilaku siswa berkembang ke arah suasana demokratis dalam kelas 6) mendorong peningkatan prestasi pada siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Adapun keunggulan pembelajaran kooperatif menurut Jarolimek dan Parker (dalam Isjoni, 2010: 24-25), antara lain: 1) saling ketergantungan yang positif; 2) adanya pengakuan dalam meresponss perbedaan individu; 3) siswa dilibatkan dalam perancanaan dan pengelolaan kelas; 4) suasana kelas yang rileks dan menyenangkan; 5) terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antarsiswa dengan guru; dan memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan. Adapun kelemahan model pembelajaran kooperatif meliputi: 1) guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di samping itu memerlukan banyak tenaga, pemikiran, dan waktu; 2) agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai; 3) selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas, sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan; 4) saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif. e.
Metode-metode dalam Pembelajaran Kooperatif Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan, yaitu di antaranya: (1) Students Teams Achievement Division (STAD); (2) Jigsaw; (3) Teams Games Tournaments; (4) Group Investigation (GI); (5) Rotating Trio Excange; (6) dan Group Resume. Dari beberapa model pembelajaran tersebut model yang banyak dikembangkan adalah model Students Teams Achievement Division (STAD) dan Jigsaw (Isjoni, 2009: 73). Menurut Trianto (2007: 49) setidaknya terdapat empat pendekatan yang seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif, yaitu STAD, JIGSAW, Investigasi Kelompok (Teams Games Tournaments atau TGT), dan Pendekatan Strukturatl yang meliputi Think Pair Share (TPS) dan Numbered Head Together (NHT).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Agus Suprijono (2010: 89-101) menyatakan ada 11 teknik dalam pembelajaran kooperatif antara lain: 1) jigsaw; 2) think-pair-share; 3) numbered head together; 4) group investigation; 5) two stay two stray; 6) make a match; 7) listening team; 8) inside-outside circle; 9) bamboo dancing; 10) point-counterpoint dan; 11) the power of two. Slavin (2008: 9-34) mengungkapkan bahwa terdapat dua kelompok besar jenis metode kooperatif yang telah dikembangkan luas oleh para ahli. Metode itu dijelaskan sebagai berikut: 1) Pembelajaran tim siswa Pembelajaran ini terdiri dari lima prinsip metode pembelajaran. Tiga di antaranya adalah metode pembelajaran kooperatif
yang dapat
diadaptasikan pada sebagian besar mata pelajaran dan tingkat kelas, yakni Students Team-Achievement Division (STAD), Teams Games Tournament (TGT), dan Jigsaw. Dua yang lain adalah kurikulum komprehensif yang dirancang untuk digunakan dalam mata pelajaran khusus pada tingkat kelas tertentu, yaitu Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) digunakan untuk mata pelajaran membaca pada kelas 2-8 dan Teams Accelerated Instruction (TAI) untuk mata pelaran matematika kelas 3-6. 2) Metode pembelajaran kooperatif yang lain Metode pembelajaran kooperatif yang lain terdiri dari beberapa jenis, yakni Group Investigation, Learning Together, Complex Instruction, Structure Dyadic Methods, Co-op Co-op, Thing-Pair, Numbered Heads Together, Listening Team, Two Stay Two Stray, Make a Match, InsideOutside Circle, Bamboo Dancing, Point-Counter-Point, dan The Power of Two. Sementara itu, Anita Lie (2008:25) mengungkapkan bahwa macam atau jenis dari teknik belajar-mengajar Cooperative Learning meliputi Mencari Pasangan, Bertukar Pasangan, Berpikir-Berpasangan-Berempat, Berkirim Salam dan Soal, Kepala Bernomor, Kepala Bernomor Terstruktur, Dua Tinggal Dua Tamu, Keliling Kelompok, Kancing Gemerincing, Keliling Kelas, Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar, Tari Bambu, Jigsaw, dan Bercerita Berpasangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
5. Hakikat Metode Pembelajaran Coopertive Integrated Reading and Composition (CIRC) a. Pengertian Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Muhammad Nur dan Prima Retno Wikandari (2000: 28) memberikan pengertian Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah sebuah program komprehensif yang luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas tinggi maupun kelas rendah. Siswa bekerja dalam tim belajar kooperatif yang beranggotakan 3-5 siswa. Metode CIRC merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang diperuntukkan siswa sekolah dasar hingga menengah pertama (kelas 2-8 Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan program pembelajaran komprehensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada siswa kelas dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah (Slavin, 2010: 11). Pendapat senada dikemukakan oleh Rini Susanti Wulandari (2010) yang berpendapat bahwa Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan pendekatan komprehensif pada instruksi di kelas reading dan writing dengan membagi siswa dalam kelompok yang heterogen untuk melaksanakan serangkaian kegiatan bersama. Pada dasarnya CIRC memiliki tiga elemen dasar, yaitu aktvitas yang berhubungan dengan cerita, instruksi langsung dalam memahami bacaan, dan menulis terpadu tentang apa yang telah dibaca. Canadian Council (on Learning, 2009:4) mengungkapkan bahwa CIRC are currently in use, a common method involves forming “learning teams” made up of students (usually four) who are varying levels of reading proficiency. These students work on different cooperative activities, including creative writing, peer reading, identification of major elements in a story, summarizing of stories and stiry retelling, and activities geared toward practice of basic reading skills (e. g., spelling, decoding, and vocabulary).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Canadian Council di atas menyatakan bahwa CIRC yang akhir-akhir ini digunakan merupakan metode yang meliputi pembentukan kelompok belajar yang terdiri atas beberapa siswa (biasanya empat siswa) dengan kemampuan yang berbeda-beda, melakukan proses penulisan kreatif, membaca secara berkelompok, mengidentifikasi unsur utama dalam cerita, dan menceritakan kembali cerita, dan aktivitas yang diarahkan untuk tujuan praktik kemampuan dasar membaca (meliputi pelafalan, penerjemahan makna, dan kosakata). CIRC merupakan suatu program pembelajaran kooperatif yang komprehensif untuk pembelajaran membaca dan menulis di tingkat-tingkat atas di sekolah dasar. Komposisi kelompoknya pun hampir sama dengan pembelajaran kooperatif lain, hanya bentuk penugasannya disesuaikan dengan tugas khas pelajaran bahasa. Pengembangan model CIRC dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan membaca, menulis, dan pembelajaran sastra tradisional (Suprayekti, 2006: 88). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah salah satu jenis dari pembelajaran kooperatif untuk pembelajaran membaca dan menulis secara komprehensif yang diterapkan pada kelas 2-8. b. Ciri-ciri Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Kessler (1992: 184) menjelaskan bahwa metode pembelajaran CIRC mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) suatu tujuan kelompok; (2) ada tanggung jawab tiap individu; (3) dalam satu kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses; (4) tidak ada tugas khusus; (5) penyesuaian diri dengan kebutuhan menjadi kewajiban tiap individu. c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Demikian halnya dengan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Berikut ini merupakan kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
1) Kelebihan metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Amin Suyitno (2004) mengemukakan bahwa metode CIRC mempunyai kelebihan-kelebihan, antara lain: a) siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas b) siswa dilatih untuk bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain c) bahan pelajaran dapat disampaikan oleh guru dengan baik karena sudah ada persiapan dan penguasaan materi sehingga bahan pelajaran tersebut dapat disampaikan dengan cara yang menarik, lebih mudah diterima, dan diingat oleh para siswa d) melatih para siswa untuk berani mengemukakan pendapat e) tidak bersikap pasif dalam proses pembelajaran Sementara itu, Rini Susanti Wulandari (2010) mengatakan bahwa metode CIRC mempunyai banyak kelebihan, diantaranya: a) membuat siswa lebih percaya diri b) kelas menjadi lebih hidup c) terbangunnya kerja sama kelompok. 2) Kekurangan metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Pada dasarnya setiap metode yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Di atas telah disebutkan kelebihan dari metode CIRC. Rini Susanti Wulandari (2010) mengemukakan bahwa kekurangan metode CIRC, yakni kelas menjadi agak ramai atau gaduh dan banyak waktu yang terbuang. Menurut Slavin (2010: 213) kekurangan dari metode CIRC, antara lain: a) pada saat presentasi hanya siswa yang aktif yang tampil di depan kelas. b) siswa yang tidak tampil bersikap pasif dalam mengikuti pelajaran c) apabila tidak bisa mengontrol kelas dengan baik makan akan membuat kelas menjadi ramai d) tidak semua guru pandai melaksanakan metode CIRC
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
d. Tahap-tahap Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Agus Suprijono (2009: 130) memaparkan langkah-langkah metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) sebagai berikut: 1) Membentuk kelompok yang anggotanya empat orang secara heterogen 2) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran 3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/ kliping dan ditulis pada lembar kertas 4) Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok 5) Guru membuat kesimpulan bersama 6) Penutup CIRC merupakan suatu pembelajaran komprehensif yang memadukan keterampilan membaca dan menulis. Dalam CIRC siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Adapun ringkasan pelaksanaan metode CIRC pada pembelajaran menulis teks berita dapat dijelaskan pada table rangkuman pelaksanaan CIRC berikut ini: Tabel 4. Rangkuman Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode CIRC Kegiatan
Langkah-langkah pembelajaran
Awal
1. Guru melakukan kegiatan apersepsi 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 3. Guru
memotivasi
agar
siswa
antusias
dalam
mengikuti pembelajaran 4. Guru membagi siswa dalam kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa 5. Guru menjelaskan mekanisme kelompok dengan metode CIRC
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Inti
1. Guru menjelaskan materi tentang berita 2. Guru membagikan contoh teks berita 3. Guru menyuruh siswa mencermati isi berita 4. Guru menyuruh siswa mengidentifikasi pokok-pokok unsur-unsur berita berupa 5W+1H 5. Guru meminta siswa menuliskan kembali isi berita berdasarkan pokok-pokok berita yang telah dicatat dengan menggunakan bahasa mereka sendiri 6. Guru menyuruh siswa menyunting hasil tulisannya terlebih dahulu 7. Guru
menyuruh
siswa
mempresentasikan hasil
pekerjaan siswa 8. Siswa mengumpulkan tugas Akhir
1. Guru
bersama
siswa
menyimpulkan
kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan 2. Guru menutup kegiatan pembelajaran
B. Penelitian yang Relevan Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian tentang pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah sebagai berikut: 1.
Korib Farhan (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Dengan Pembelajaran Kontekstual Komponen Pemodelan Pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pengajaran 2004/2005”. Jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan jurnal. Permaslahan yang terjadi, yaitu pendekatan yang digunakan oleh guru masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan sehingga ceramah menjadi pilihan utama dalam pembelajaran tersebut. Faktor lain yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
berasal dari siswa adalah kurangnya motivasi untuk menulis teks berita karena ada anggapan bahwa menulis teks berita adalah kegiatan yang sulit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan menulis teks berita pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Kajoran Kabupaten Magelang meningkat setelah menggunakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual komponen pemodelan sebesar 12,39%. Rata-rata skor pada siklus I menunjukan peningkatan dibandingkan dengan rata-rata skor pada prasiklus 68,29%menjadi 74,51%. Rata-rata skor yang dicapai pada siklus II sebesar 80,68% , ini menunjukan peningkatan sebesar 13,50% dari prasiklus ke siklus I, 69,29% dari siklus I ke siklus II, dan 18,93% dari siklus prasiklus ke siklus II. Perubahan tingkah laku yang tampak dalam pembelajaran menulis teks berita dengan pembelajaran kontekstual komponen pemodelan, yaitu siswa merasa senang, lebih bersemangat, aktif, dan lebih mandiri dalam mengerjakan tugasnya.
Persamaan penelitian Karib Farhan dengan penelitian ini adalah sama pada objek penelitiannya. Kedua penelitian sama-sama menggunakan objek menulis berita. Perbedaan antara kedua penelitian ini terletak pada metode yang digunakan. Penelitian Karib Farhan menggunakan metode pembelajaran Kontekstual Komponen Pemodelan, sedangkan penelitian ini menggunakan metode metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). 2.
Penelitian Wigati tahun 2010 dengan judul “Pembelajaran Kooperatif Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Buku Harian pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Sentolo Tahun Pelajaran 2009/2010). Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa dari pembelajaran kooperatif model CIRC terjadi penerapan dua aspek, yaitu membaca dan menulis dalam sebuah materi menulis buku harian. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, angket, dokumen, dan pengamatan. Permasalahan yang terjadi, yaitu rendahnya kualitas menulis buku harian siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Sentolo yang berhubungan erat dengan metode pembelajaran dan kebiasaan membaca buku. Dengan kata lain metode pembelajaran yang tidak memadai dan tidak adanya kebiasaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
membaca buku mengakibatkkan rendahnya kemampuan menulis siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) dapat meningkatkan kemampuan menulis buku harian siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Sentolo. Hal ini ditunjukkan dari nilai yang diperoleh siswa dari siklus pertama sampai siklus ketiga. Siklus I nilai terendah 40 menjadi 50 pada siklus II, dan meningkat menjadi 60 pada siklus III. Nilai tertinggi siklus I 75 menjadi 80 pada siklus II, dan 85 pada siklus III. Sementara itu, rerata kelas siklus I sebesar 55 menjadi 65 pada siklus II, dan meningkat menjadi 70 pada siklus III. Persamaan penelitian Wigati dengan penelitian ini adalah sama dalam subjek dan metode yang digunakan, yakni keduanya sama-sama menggunakan siswa SMP sebagai subjek penelitian. Selain itu, kedua penelitian ini juga sama-sama mengguanakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Perbedaan
antara
kedua
penelitian
ini
terletak
pada
objek
penelitiannya. Objek penelitian Wigati adalah kemampuan menulis buku harian, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis berita. Untuk persamaan dalam penelitian ini, yaitu sama-sama menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). 3. Sumarni tahun 2010 dengan judul “Peningkatan Kompetensi Siswa dalam Menulis Teks Berita dengan Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Di Kelas VIII E Semester Genap pada SMP Negeri 2 Tasikmadu Tahun Pelajaran 2009/2010”. Permasalahan yang terjadi, yaitu rendahnya kualitas pembelajaran menulis berita siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Tasikmadu. Hal ini disebabkan karena siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis berita. Selain itu, guru tidak menggunakan model pembelajaran yang sesuai, guru hanya menyiapkan perangkat kegiatan belajar mengajar dengan lengkap.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan nilai rerata kompetensi menulis berita siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Tasikmadu setelah mengikuti pembelajaran dengan metode Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Pada saat prasiklus, jumlah siswa yang tuntas mencapai 13 siswa (34%) dan nilai rerata 65, siklus I jumlah siswa yang tuntas mencapai 16 siswa (42%) dan nilai rerata 67, siklus II jumlah siswa yang tuntas mencapai 22 siswa (58%) dan nilai rerata 68, sedangkan pada terjadi kenaikan yang cukup signifikan, siswa yang tuntas mencapai 35 siswa (92%) dan nilai rerata 70. Persamaan penelitian Sumarni dengan penelitian ini adalah samasama mengambil subjek siswa kelas VIII dengan variabel penelitian kemampuan atau keterampilan menulis berita. Perbedaan antara penelitian Sumarni dan penelitian ini terletak pada metode yang digunakan, penelitian Sumarni
menggunakan
metode
STAD,
sedangkan
penelitian
ini
menggunakan metode CIRC.
C. Kerangka Berpikir Kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Kabupaten Magetan masih rendah. Hal ini disebabkan oleh bebrapa faktor. Faktor tersebut berasal dari siswa itu sendiri maupun dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Para siswa kurang termotivasi dan antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita. Pada umumnya siswa kelas VIII D jarang membaca berita dalam surat kabar. Selain itu, penggunaan metode dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor yang berpengaruh besar. Selama ini pembelajaran menulis teks berita yang dilakukan oleh guru masih didominasi dengan metode ceramah. Hal ini menyebabkan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Di samping itu dalam mengajarkan keterampilan menulis, guru belum menerapkan tahapan-tahapan dalam kegiatan menulis sehingga siswa mengalami kesulitan dalam melaksanakan keterampilan menulis. Selain itu, guru juga belum pernah menggunakan media dalam mengajarkan materi menulis berita. Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti berkolaborasi dengan guru
bahasa Indonesia untuk mengadakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan uraian di atas peneliti dan guru sepakat menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada pembelajaran menulis teks berita. Metode ini memang ditekankan untuk pembelajaran bahasa khususnya pembelajaran membaca dan menulis. Metode ini cocok diterapkan pada siswa kelas 2-8. Adapun alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut: Kondisi awal sebelum diberi tindakan
Proses pembelajaran: 1. Guru a. Guru belum menggunakan metode yang inovatif dalam pembelajaran menulis teks berita. b. Guru belum menggunakan media sebagai penunjang dalam pembelajaran menulis teks berita. 2. Siswa a. Siswa kurang tertarik atau antusias mengikuti kegiatan pembelajaran menulis teks berita. b. Siswa tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran menulis teks berita. c. Siswa jarang membaca berita.
Hasil pembelajaran: 1. Kemampuan siswa dalam menulis teks berita rendah. 2. Siswa mengalami kesulitan menentukan berita apa yang harus ditulis. 3. Siswa mengalami kesulitan menentukan dan mengembangkan pokok-pokok atau unsur-unsur berita. 4. Siswa kurang detail dalam menulis teks berita. 5. Nilai rata-rata menulis teks berita rendah
Kolaborasi guru dan peneliti, dengan menerapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam pembelajaran menulis teks berita
Kondisi akhir setelah diberi tindakan
Proses Pembelajaran: 1. Guru a. Guru menerapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam pembelajaran menulis teks berita. b. Guru menggunakan media surat kabar dan kliping sebagai penunjang dalam pembelajaran menulis teks berita. 2. Siswa a. Siswa tertarik atau antusias mengikuti kegiatan pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan metode CIRC. b. Siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan metode CIRC. c. Setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode CIRC, siswa senang membaca berita.
Hasil pembelajaran: 1. Kemampuan siswa dalam menulis teks berita meningkat. 2. Siswa lebih mudah menentukan topik berita yang akan ditulis. 3. Siswa lebih mudah dan cepat dalam menentukan dan mengembangkan pokokpokok atau unsur-unsur berita. 4. Siswalebih detail dalam menulis teks berita. 5. Nilai rata-rata menulis teks berita siswa meningkat.
Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Berpikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
D. Hipotesis Tindakan Berbagai tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini diharapkan membawa perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran keterampilan menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan tahun ajaran 2010/2011. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan tahun ajaran 2010/2011. 2. Penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan tahun ajaran 2010/2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penellitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Plaosan yang beralamatkan di Jalan Jurusan Sarangan – Plaosan Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Sekolah ini terletak dekat dengan kecamatan Plaosan. Sekarang dikepalai oleh Drs. Soebiyanto, M. Pd. yang bertindak sebagai kepala sekolah. SMP Negeri 1 Plaosan memiliki 18 ruang kelas yang terbagi menjadi 6 ruang kelas VII, 6 ruang kelas VIII, dan 6 ruang kelas IX. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2010/2011. Kelas yang dijadikan tempat penelitian adalah kelas VIII D yang terdiri atas 34 siswa, dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, ibu Eko Hetik, S. Pd. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah pembelajaran menulis berita sesuai dengan kompetensi dasar 12.2 Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas. Alasan pemilihan sekolah ini adalah pertama, berdasarkan hasil wawancara dan observasi awal, keterampilan menulis teks berita siswa pada umumnya masih rendah dibandingkan dengan keterampilan yang lain. Kedua, sekolah tersebut belum pernah menjadi objek penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. Ketiga, jarak antara sekolah dan rumah peneliti cukup dekat sehingga mempermudah peneliti dalam hal akomodasi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan selama tujuh bulan, yakni pada bulan Desember 2010 sampai bulan Juni 2011. Adapun rincian waktu dan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Tabel 5. Tabel Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Des. `10
Waktu/jenis
Jan. `11
feb. `11
Mar. `11
Aprl. `11
Mei. `11
Juni’11
kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan Judul Persiapan survei awal dan penyusunan proposal Penyusunan instrumen Pelaksanaan penelitian Analisis data Penyusunan laporan Ujian pendadaran Revisi
B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan tahun pelajaran 2010/2011. Siswa kelas ini berjumlah 34 siswa yang terdiri atas 18 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Selain siswa, subjek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII D, yakni ibu Eko Hetik, S. Pd. Adapun objek penelitian ini adalah pembelajaran menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
C. Bentuk dan Strategi Penelitian Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yaitu sebuah penelitian yang merupakan kerja sama antara peneliti, guru, siswa, dan staf sekolah yang lain untuk menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik. Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Wallace (dalam Suwarsih Madya, 2009: 9) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan dilakukan dengan mengumpulkan data secara sistematik tentang praktik keseharian dan menganalisisnya untuk dapat membuat keputusankeputusan tentang praktik yang seharusnya dilakukan di masa mendatang Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2010: 3) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang disengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Sarwiji Suwandi (2010: 10-11) menyatakan bahwa PTK merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan. Alternatif pemecahan masalah dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata (action) yang dilakukan oleh guru (bersama pihak lain) untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam PBM. Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya. Jika ternyata tindakan tersebut belum dapat menyelesaikan masalah yang ada, maka perlu dilakukan penelitian siklus berikutnya untuk mencoba tindakan lain (alternatif pemecahan yang lain sampai permasalahan tersebut dapat diatasi). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki ciri khusus yang membedakan dengan jenis penelitian lain. Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan ditujukan untuk memecahkan praktis. Tindakan tersebut merupakan sesuatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu (Suharjono dalam Suharsimi Arikunto, 2010: 62).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Pada dasarnya terdapat empat langkah dalam penelitian tindakan kelas, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi tindakan (action observation), dan refleksi terhadap tindakan (Iskandar, 2009: 115-119). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan ajaran 2010/2011 dengan menerapkan metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Peneliti berusaha
mengamati dan mendeskripsikan permasalahan-
permasalahan yang dialami guru dalam pembelajaran menulis teks berita. Kemudian, peneliti berusaha memberikan alternatif usaha untuk mengatasi permasalahan tersebut. Alternatif usaha tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi ke arah perbaikan pembelajaran menulis berita di kelas. Dalam penelitian ini, peneliti bersama guru Bahasa Indonesia sebagai pemegang otoritas pengajaran di dalam kelas menyususn rencana tindakan bersama, kemudian peneliti bersama guru melaksanakan tindakan berdasarkan rencana tindakan yang telah disepakati bersama. Kegiatan pelaksanaan tersebut diikuti pula dengan kegiatan pemantauan atau pengamatan terhadap pembelajaran di dalam kelas secara menyeluruh. Apabila dirasa kurang maksimal, peneliti mulai menentukan perencanaan selanjutnya untuk siklus berikutnya. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan dan menggambarkan realita yang ada. Peneliti mencoba memberikan gambaran dan menjelaskan berbagai fenomena dalam pelaksanaan tindakan serta hasil penelitian dalam data tertulis.
D. Sumber Data Penelitian Ada tiga sumber data penting yang dijadikan sebagai sasaran penggalian dan pengumpulan data serta informasi dalam penelitian ini. Sumber data tersebut meliputi:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
1. Tempat dan peristiwa yang menjadi sumber data dalam penelitian ini, yakni berbagai kegiatan pembelajaran menulis teks berita yang berlangsung di dalam kelas yang dialami oleh siswa dengan menggunakan metode Cooperative Reading and Composition (CIRC). 2. Informan, dalam penelitian ini peneliti menggunakan informan guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia dan siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. 3. Dokumen yang berupa kurikulum dan silabus yang ditentukan oleh pihak sekolah, catatan hasil wawancara dengan guru dan siswa, rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh guru dan peneliti, catatan lapangan selama pembelajaran berlangsung setiap siklus, lembar observasi aktivitas siswa, hasil tes siswa, daftar nilai,
dan foto kegiatan
pembelajaran menulis teks berita.
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lima cara, yaitu : 1. Teknik Nontes a. Observasi Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomenafenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan (Anas Sudijono, 2005: 76). Hal senada juga diungkapkan oleh Sarwiji Suwandi (2010: 38) yang mengungkapkan bahwa observasi adalah segala upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung baik dengan alat maupun tanpa alat bantu. Teknik
observasi
digunakan
untuk
mengamati
kegiatan
pembelajaran menulis teks berita yang berlangsung di kelas. Kegiatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
observasi bertujuan untuk mengamati berbagai kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas. Observasi atau pengamatan dilakukan dengan cara peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang mengamati jalannya pembelajaran di kelas yang dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil posisi di tempat duduk paling belakang, mengamati jalannya proses pembelajaran sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. b. Wawancara Teknik ini digunakan untuk memeroleh data dari guru dan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran menulis teks berita di dalam kelas. Wawancara mendalam (in depth interview) digunakan untuk mencari informasi mengenai kesulitan yang dialami oleh guru maupun siswa dalam pembelajaran menulis teks berita dan faktor-faktor penyebabnya. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap penerapan metode Cooperative Reading and Composition (CIRC) dalam pembelajaran menulis teks berita. Kelebihan wawancara ialah bisa kontak langsung dengan siswa sehingga dapat mengungkapkan jawaban secara lebih bebas dan mendalam (Nana Sudjana, 2009: 68). c. Angket Melalui angket yang berisi daftar pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara jujur dan objektif. Penggunaan angket bertujuan untuk mengetahui sikap dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis berita sebelum dan sesudah diberi metode Cooperative Reading and Composition (CIRC). Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara meminta informan menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian yang digunakan. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dari informasi yang jumlahnya banyak dan tidak memungkinkan untuk diwawancarai satu per satu. Angket dalam penelitian ini ditetapkan pada siswa kelas VIII D yang berjumlah 34 siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
d. Dokumen Teknik ini digunakan untuk menganalisis dokumen yang telah didapatkan dari hasil observasi. Dokumen yang dimaksud berupa berbagai catatan lapangan pembelajaran menulis teks berita oleh guru di dalam kelas. 2. Teknik Tes Sarwiji Suwandi (2008: 49) menyatakan bahwa tes merupakan suatu bentuk pemberian tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa yang sedang dites. Teknik tes digunakan dengan maksud untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran menulis teks berita melalui metode Cooperative Reading and Composition (CIRC). Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam pengambilan data dengan menggunakan tes adalah menyiapkan perangkat bahan tes, menilainya serta mengolah data dari hasil kegiatan pembelajaran.
F. Teknik Uji Validitas Data Untuk memeroleh data yang valid, dalam penelitian ini digunakan teknikteknik sebagai berikut: 1.
Triangulasi metode Triangulasi metode dilakukan dengan mengecek data yang diperoleh melalui sumber yang sama dengan cara atau teknik yang berbeda. Teknik ini digunakan untuk membandingkan data yang telah diperoleh dari hasil observasi dengan data yang diperoleh melalui wawancara, angket, dan analisis dokumen.
2.
Triangulasi sumber data Triangulasi sumber data adalah uji validitas data dengan mengecek data yang diperoleh dari berbagai sumber. Teknik ini digunakan untuk menguji data yang diperoleh dari sumber data yang berbeda, yaitu guru, siswa, dan dokumen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kritis dan teknik deskripsi komparatif. Data yang berupa hasil observasi dan wawancara diklasifikasikan sebagai data kualitatif. Data kualitatif dianalisis dengan teknik analisis kritis. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengetahui hasil dari tindakan tiap siklus dengan indikator ketercapaian yang telah ditetapkan sebelumnya sekaligus mengungkapkan kelebihan dan kelemahan kinerja guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar untuk menentukan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. Analisis ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat
pada tindakan yang telah
dilaksanakan pada siklus sebelumnya. Tindakan atau perbaikan yang akan dilakukan disusun berdasarkan hasil refleksi dari siklus sebelumnya. Data yang berupa kuantitatif
yang berupa hasil tes dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif komparatif. Analisis deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan nilai tes pada setiap siklus yang telah dilakukan.
H. Indikator Keberhasilan Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zani (2006: 105-106) berpendapat bahwa yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal-hal sebagai berikut: (1) daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok; (2) perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok. Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur keberhasilan dalam penelitian ini. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini terdiri dari dua indikator, yaitu indikator keberhasilan proses dan indikator keberhasilan hasil. Indikator ini ditentukan berdasarkan diskusi antara peneliti dan guru dengan mempertimbangkan kondisi awal siswa sebelum diberi tindakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Enco
Mulyasa (2009: 101-102)
mengungkapkan bahwa
kualitas
pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil. Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, sosial selama proses pembelajaran. Dilihat dari segi hasil, pembelajaran dikatakan berhasil jika sebagian besar (75%) siswa mengalami perubahan positif dan out put yang bermutu tinggi serta mendapatkan ketuntasan sesuai dengan criteria yang telah ditentukan. Kualitas proses yang diukur dalam penelitian ini meliputi keaktifan siswa selama apersepsi, keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi, serta minat dan motivasi siswa pada saat menngikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan kualitas hasil yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Siswa dikatakan berhasil dalam menulis berita jika mendapatkan nilai ≥ 75 dan siswa dinyatakan tidak berhasil (belum lulus) jika mendapatkan nilai di bawah 75 (KKM yang ditetapkan adalah ≥ 75). Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Deskripsi Indikator Ketercapaian Proses Tabel 6. Deskripsi Indikator Ketercapaian Proses Aspek yang diukur
Persentase
Keterangan
1. Keaktifan siswa selama apersepsi
75%
Diamati ketika kegiatan apersepsi berlangsung dengan lembar observasi dihitung dari jumlah siswa yang aktif selama apersepsi.
2. Keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi
75%
Diamati ketika proses belajar mengajar berlangsung dengan lembar observasi dihitung dari jumlah siswa yang aktif pada saat guru menyampaikan materi.
3. Minat dan motivasi siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran
75%
Diamati ketika proses belajar mengajar berlangsung dengan lembar observasi dihitung dari jumlah siswa yang aktif tertarik dan antusias mengikuti pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
2. Deskripsi Indikator Ketercapaian Hasil Tabel 7. Deskripsi Indikator Ketercapaian Hasil Aspek yang diukur
Persentase
Keterangan
1. Isi
75%
Diamati berdasarkan lembar penilaian. Dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75 pada saat menulis teks berita.
2. Organisasi
75%
Diamati berdasarkan lembar penilaian. Dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75 pada saat menulis teks berita.
3. Kosakata
75%
Diamati berdasarkan lembar penilaian. Dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75 pada saat menulis teks berita.
4. Pengbahasaan
75%
Diamati berdasarkan lembar penilaian. Dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75 pada saat menulis teks berita.
5. Mekanik (ejaaan)
75%
Diamati berdasarkan lembar penilaian. Dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75 pada saat menulis teks berita.
I. Prosedur Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan prosedur penelitian sebagai berikut: 1.
Persiapan Pada tahap ini peneliti mendatangi SMP Negeri 1 Plaosan untuk meminta izin penelitian kepada kepala sekolah untuk mengadakan penelitian tindakan kelas di SMP tersebut. Peneliti meminta izin dengan disertai surat izin penelitian dari Dekan FKIP UNS. Peneliti juga melampirkan proposal penelitian. Pada tahap persiapan ini, peneliti juga menemui guru Bahasa Indonesia kelas VIII D untuk merencanakan dan mempersiapkan kegiatan survei awal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
2.
Survei awal Pada tahap ini peneliti melakukan survei awal pada siswa kelas VIII D. Survei awal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis berita. Kegiatan yang dilakukan dalam survei awal ini adalah mengamati jalannya pembelajaran menulis berita dan menganalisis hasil pretes yang dilaksanakan oleh guru.
3.
Pelaksanaan Siklus Penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti direncanakan ada tiga siklus, yakni siklus I, siklus II, dan siklus III. Setiap siklus mencakup empat tahap, yaitu (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap observasi, dan (4) tahap refleksi. Keempat tahap tersebut akan diuraikan sebagai berikut: a. Rancangan siklus I 1) Tahap perencanaan tindakan Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti bersama guru bahasa Indonesia menyusun rencana penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang akan diterapkan dalam pembelajaran menulis berita. Kegiatan-kegiatan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut: a) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menulis berita. b) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menulis berita dengan menggunakan metode
Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC). c) Peneliti bersama guru menyusun pedoman penilaian yang meliputi penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses terdiri dari tiga aspek, yaitu (1) keaktifan siswa selama apersepsi; (2) keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi; dan (3) minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan penilaian hasil juga terdiri dari lima aspek, yaitu (1) isi, (2) organisasi, (3) kosakata, (4) pengbahasaan, dan (5) mekanik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
2) Tahap pelaksanaan tindakan Pada tahap ini, guru melaksanakan pembelajaran menulis berita sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun bersama peneliti dengan menerapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). 3) Tahap observasi dan interpretasi Pada
tahap
ini,
dilakukan
pengamatan
langsung
dan
penginterpretasian terhadap tindakan guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari penerapan tindakan. 4) Tahap analisis dan refleksi Suharsimi Arikunto (2010:3) menjelaskan bahwa refleksi adalah mengingat dan menerangkan kembali suatu tindakan persis seperti apa yang telah dicatat dalam observasi. Pada tahap ini dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran dan juga hasil pembelajaran. Tahap refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil obsrvasi dan interpretasi sehingga akan diperoleh kesimpulan mengenai bagian yang perlu diperbaiki dan bagian yang telah mencapai atau sesuai dengan tujuan penelitian. b. Rancangan siklus II Pada sikus II perencanaan tindakan dilakukan berdasarkan hasil yang telah dicapai pada siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut. c. Rancangan siklus III Pada sikus III perencanaan tindakan dilakukan berdasarkan hasil yang telah dicapai pada siklus II sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut. 4.
Pengamatan Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran pada setiap siklus yang dilaksanakan oleh guru. Peneliti mengamati apa saja yang dilakukan oleh guru dan siswa saat pembelajaran menulis berita berlangsung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
5.
Penyusunan laporan Pada tahap ini, peneliti membuat atau menyusun laporan berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian. Prosedur penelitian tindakan kelas secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut:
Permasalahan
Siklus I
Permasalahan baru hasil refleksi
Siklus II
Apabila permasalahan belum terselesaiakan
Perencanaan tindakan I
Pelaksanaan tindakan I
Refleksi I
Pengamatan/ mengumpulkan data I
Perencanaan tindakan II
Pelaksanaan tindakan I
Refleksi II
Pengamatan/ mengumpulkan data II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar 2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2010: 74)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban atas rumusan masalah yang telah dipaparkan dalam bab I akan disajikan dalam bab IV. Sebelum hasil penelitian dipaparkan, pada bab ini akan diuraikan terlebih dahulu mengenai kondisi awal (pratindakan) pembelajaran menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Dengan demikian, dalam bab ini akan diuraikan tentang: (1) kondisi awal pembelajaran menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP Negeri Plaosan; (2) pelaksanaan tindakan dan hasil penelitian; dan (3) pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri atas empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi.
A. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan survei awal. Survei awal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran menulis teks berita serta untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Dalam survei awal ini peneliti melakukan beberapa langkah, yakni: (1) mengamati proses pembelajaran menulis teks berita di kelas; (2) membagikan angket untuk diisi siswa; dan (3) melakukan wawancara dengan guru dan siswa. Kegiatan survei awal ini menjadi dasar untuk menentukan tindakan apa saja yang akan dilakukan pada pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. Survei awal dilakukan pada hari Jumat, 4 Februari 2011. Survei awal merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengawali penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan pratindakan yang dilakukan oleh peneliti meliputi: pembahasan mengenai permasalahan dalam pembelajaran menulis teks berita dan pembahasan mengenai upaya peningkatan kualitas pembelajaran menulis teks berita.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
1. Pembahasan mengenai permasalahan dalam pembelajaran menulis teks berita Sebelum proses penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan kegiatan survei awal. Survei awal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran menulis teks berita serta untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis teks berita. Kondisi awal ini digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah apa yang harus diambil untuk perbaikan. Survei awal dilaksanakan pada hari Jumat, 4 Februari 2011 pukul 09.45-11.05 WIB. Survei awal dilakukan dengan mengobservasi pembelajaran menulis teks berita di kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan wawancara dengan guru pengampu dan siswa kelas VIII D. Observasi dilaksanakan pada saat jam pelajaran bahasa Indonesia terutama pembelajaran menulis teks berita. Dalam observasi ini, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dengan mengambil posisi di tempat duduk paling belakang. Hal ini bertujuan agar peneliti tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar di kelas tersebut. Peneliti melakukan pengamatan selama pembelaran menulis teks berita berlangsung. Segala kejadian yang terjadi pada saat survei awal peneliti amati dan mencatatnya dalam lembar observasi. Setelah melakukan kegiatan observasi, peneliti melakukan wawancara dengan guru pengampu dan siswa-siswa untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap pembelajaran menulis teks berita yang telah dilaksanakan. Adapun hasil observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan keadaaan sebagai berikut: a.
Kedisiplinan dan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita Berdasarkan
pengamatan
yang
dilakukan
peneliti
selama
pembelajaran berlangsung, terlihat bahwa kedisplinan dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran masih minim. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi siswa yang tidak segera berbaris ketika guru sudah sampai di depan kelas. Beberapa siswa juga masih mengenakan pakaian olahraga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
Sebagian siswa belum mengenakan seragam yang seharusnya dikenakan di kelas. Hal ini membuat guru marah sehingga siswa-siswa tersebut tidak diizinkan untuk mengikuti pelajaran dan diminta meninggalkan kelas. Ketidaksiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran nampak pada saat guru memulai kegiatan belajar mengajar. Pada saat guru membuka pelajaran, beberapa siswa sibuk mengobrol atau berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Selain itu, sebagian besar siswa juga tidak segera menyiapkan buku bahasa Indonesia ketika pelajaran sudah dimulai. b.
Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada saat survei awal terlihat bahwa siswa kurang berminat terhadap pembelajaran menulis teks berita. Hanya beberapa siswa saja yang tampak memerhatikan atau fokus terhadap penjelasan guru. Hal tersebut bisa dilihat dari sikap siswa selama mengikuti pembelajaran. Ada siswa yang meletakkan kepala di meja, melamun, melihat lukisan, berbicara sendiri dengan teman sebangku, dan sibuk berdandan atau bercermin di kaca. Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru pada hari Jumat, 4 Februari 2011 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kurang berminat dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran menulis berita.
Hal
tersebut merupakan kendala atau kesulitan yang selalu dihadapi guru ketika mengajar. Kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran menulis teks berita juga diperkuat dengan hasil angket dan hasil wawancara siswa mengenai tanggapan mereka terhadap pembelajaran menulis teks berita. Hasil angket menunjukkan bahwa sebanyak 17 siswa dari 27 siswa atau sebesar 63% siswa kurang menyukai pembelajaran menulis teks berita (lihat lampiran 11 halaman 173). Sementara itu, dari hasil wawancara yang dilakukan dengan
siswa
diketahui bahwa
mereka
kurang
tertarik dengan
pembelajaran menulis teks berita karena guru hanya menggunakan metode ceramah atau sekadar menjelaskan saja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
Hal di atas membuat siswa kurang bisa memahami materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu, guru terlalu singkat dalam menjelaskan atau kurang detail. Guru tidak memberikan contoh terlebih dahulu. Kurangnya minat atau antusias siswa juga disebabkan kurangnya media yang digunakan oleh guru dalam mengajar. Guru hanya menggunakan buku paket atau LKS. Siswa berharap guru menggunakan media yang bervariasi dalam pembelajaran menulis teks berita seperti radio, TV, atau surat kabar. c.
Keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis teks berita Berdasarkan hasil observasi dapat ditarik kesimpulan bahwa keaktifan siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya siswa yang berani bertanya pada guru. Siswa belum berani menanggapi pertanyaan atau respon yang diberikan oleh guru. Pada umumnya para siswa menjawab pertanyaan dari guru secara bersama-sama. Saat pembelajaran berlangsung terlihat bahwa banyak siswa yang tidak memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh guru untuk bertanya atau mengungkapkan pendapat mereka. Siswa hanya diam saja ketika guru bertanya sehingga guru sering kali guru harus menunjuk beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan. Dari 27 siswa hanya 5 siswa atau 19% siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru. Respon siswa terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru masih sangat kurang. Misalnya, ketika guru bertanya mengenai unsur-unsur berita yang telah dibacakan, siswa hanya diam belum berani menjawab secara individu sehingga guru pun menjawabnya sendiri dan menjelaskannya pada siswa.
d.
Penggunaan media dalam pembelajaran menulis teks berita Berdasarkan hasil observasi pratindakan, media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks berita masih terbatas. Guru hanya menggunakan buku paket bahasa Indonesia atau LKS untuk menyampaikan materi menulis berita pada siswa. Hal ini akan menimbulkan kurangnya informasi yang bisa diserap oleh siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dapat disimpulkan bahwa guru menggunakan media yang bervariasi dalam pembelajaran menulis teks berita seperti TV, tape recorder, dan surat kabar. Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil angket yang menunjukkan bahwa sebanyak 17 siswa dari 27 siswa atau sebesar 63% siswa menginginkan adanya media yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita (lihat lampiran 11 halaman 173). e.
Penggunaan metode dalam pembelajaran menulis teks berita Pembelajaran menulis teks berita yang telah dilaksanakan oleh guru pada saat survei awal menunjukkan bahwa guru lebih banyak menggunakan metode ceramah. Pada awal kegiatan belajar mengajar, siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru. Secara umum pembelajaran masih bersifat konvensional dan berpusat pada guru (teacher centered), yakni guru menerangkan dan siswa hanya mendengarkan kemudian mengerjakan tugas. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa siswa berharap diterapkan metode pembelajaran diskusi atau kooperatif. Mereka mengungkapkan bahwa metode diskusi atau kerja kelompok memang jarang diterapkan oleh guru dalam kelas. Selain itu, dari hasil angket yang telah diisi oleh siswa menunjukkan bahwa sebesar 55% siswa atau 15 dari 27 siswa menginginkan penerapan metode kooperatif atau kerja sama dalam pembelajaran menulis teks berita (lihat lampiran 11 halaman 173). Interaksi yang dilakukan antara guru dan siswa masih minim. Guru kurang melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Misalnya ketika membaca berita, guru tidak meminta salah satu siswa untuk membacanya tetapi guru memilih untuk membaca sendiri. Guru menjelaskan materi berita pada siswa, membahas unsur-unsur berita, kemudian menyuruh siswa untuk menukis berita yang mereka ingat. Hal ini kurang sesuai karena menulis merupakan proses berbahasa yang terdiri dari tiga tahap, yakni tahap prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan (penyuntingan).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
f.
Pengelolaan kelas Ketika pembelajaran berlangsung interaksi antara guru dan murid kurang optimal. Pembelajaran didominasi oleh guru dan masih berpusat pada guru. Komunikasi yang terjadi selama pembelajaran masih bersifat satu arah. Selain itu, posisi guru pada saat mengajar lebih banyak di depan kelas sehingga kurang dapat memantau siswa secara keseluruhan. Pada umumnya guru sering duduk di meja guru sehingga siswa yang duduk di belakang tidak fokus terhadap pembelajaran. Mereka bergurau atau berbicara sendiri dengan teman sebangku. Sebagian siswa pun kurang serius dalam mengerjakan tugas dari guru. Ketika diminta untuk menulis berita, siswa becanda sendiri dengan temannya.
2. Pembahasan mengenai upaya peningkatan pembelajaran menulis teks berita Berdasarkan tes yang dilakukan pada saat kegiatan pratindakan diketahui bahwa kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan masih tergolong rendah. Hal itu dapat dilihat dari perolehan nilai akhir tes kemampuan menulis teks berita. Hasil tes menunjukkna bahwa hanya 6 siswa (22%) yang mendapatkan nilai 75 ke atas, sedangkan 21 siswa (78%) siswa yang lain mendapatkan nilai di bawah KKM. Nilai rata-rata yang didapat juga masih rendah yaitu 66,3% (lihat lampiran 7 halaman 149). Berdasarkan hasil perolehan nilai di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan siswa dalam menulis teks berita masih tergolong rendah. Adapun penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam menulis teks berita di antaranya adalah dalam proses pembelajaran yang berlangsung sebagai berikut: a. Pengelolaan kelas masih bersifat individu Guru belum menerapkan kerja kelompok dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan pernyataan siswa yang telah diwawancarai oleh peneliti bahwa guru jarang menerapkan metode diskusi atau kerja kelompok dalam kelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
b. Interaksi antara guru dan siswa masih minim Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada survei awal tampak bahwa pembelajaran menulis teks berita masih berpusat pada guru. Hal ini mengakibatkan siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selama pembelajaran guru hanya memberi penjelasan pada siswa dan siswa kurang merespon ketika guru memberikan pertanyaan atau meminta siswa untuk memberikan pendapat mereka. c. Keterbatasan media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Guru hanya menggunakan sumber berupa buku teks atau LKS ketika mengajar. Guru belum memanfaatkan media lain sebagai penunjang pembelajaran menulis teks berita seperti surat kabar, tape recorder, VCD player, dsb. d. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih didominasi dengan metode ceramah. Hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa guru belum tampak menggunakan metode yang inovatif dalam mengajar. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan atau jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan pretes yang dilakukan pada survei awal diketahui bahwa kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan masih tergolong rendah. Rendahnya kemampuan menulis teks berita tersebut tampak pada indikator berikut ini: a. Siswa jarang membaca berita atau mendengarkan berita Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa dari 27 siswa hanya 3 siswa (11%) yang sering membaca, sedangkan 24 siswa (89%) jarang membaca berita. Hal tersebut, juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru bahwa rata-rata siswa malam membaca berita atau mendengarkan berita (lihat lampiran 11 halaman 173).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
b. Siswa mengalami kesulitan untuk menulis tubuh berita Ketika pembelajaran berlangsung banyak siswa yang menanyakan bagian mana dari teks berita yang disebut dengan tubuh berita. Mereka belum bisa membedakan antara teras berita dan tubuh berita. c. Siswa Kesulitan dalam mengembangkan dan mengorganisasikan gagasan Selama kegiatan menulis berlangsung, sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan untuk memulai kegiatan menulis. Mereka tampak bingung memilih berita apa yang akan meraka tulis. Hal ini dapat dilihat dari hasil tulisan siswa yang menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menulis sebuah teks berita. Pada umumnya siswa hanya menuliskan berita secara gasis besarnya saja. Siswa kurang mendetail dalam menuliskan berita. Pada saat kegiatan menulis teks berita berlangsung, guru belum menerapkan tahapan-tahapan dalam proses menulis, prapenulisan,
tahap
penulisan,
dan
tahap
yakni tahap
pascapenulisan
atau
penyuntingan sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menulis teks berita. Pada awal pembelajaran guru menjelaskan mengenai berita, membacakan contoh berita kemudian menyuruh siswa untuk menulis berita yang pernah siswa baca atau lihat kemudian siswa diminta untuk mengumpulkan tugasnya. d. Siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan ejaan Berdasarkan hasil pekerjaan siswa diketahui bahwa sebagian besar siswa belum menggunakan ejaan yang tepat. Hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan siswa mengenai ejaan yang tepat. Hal ini juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru pengampu yang mengungkapkan bahwa para siswa sering melakukan kesalahan-kesalahan dalam penggunaan ejaan dalam menulis. Hasil pekerjaan siswa juga memperlihatkan bahwa kesalahankesalahan ejaan banyak ditemukan, seperti penulisan huruf besar dan huruf kecil yang tidak tepat, penggunaan tanda baca, dan yang paling banyak adalah penggunaan singkatan-singkatan yang tidak lazim.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
Berdasarkan hasil uji pratindakan di atas, diperlukan solusi atau upaya untuk meningkatkan kualitas proses maupun kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita. Selanjutnya peneliti dengan guru melakukan diskusi untuk mencari solusi atas permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis teks berita di kelasa VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan antara peneliti dan guru, disepakati bahwa peneliti akan melaksanakan penelitian bersama guru kelas sebagai kolaborator dengan menerapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composistion (CIRC) dalam pembelajaran menulis teks berita di kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan.
B. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilaksanakan pada survei awal maka perlu diadakan tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran
menulis
teks
berita.
Tindakan
tersebut
bertujuan
untuk
meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita. Pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan melalui tiga siklus yang berkelanjutan mulai dari siklus pertama, kedua, dan ketiga. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yang saling berkaitan, yaitu (1) tahap perencanaan tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi dan interpretasi, dan (4) tahap analisis dan refleksi. 1. Deskripsi Siklus I a.
Perencanaan Tindakan Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan peneliti bersama Ibu Eko Hetik, S.Pd pada hari
Kamis, 10 Februari 2011. Perencanaan
dilaksanakan di ruang guru SMP Negeri 1 Plaosan. Pada kesempatan ini peneliti berdiskuisi dengan guru. Hal-hal yang didiskusikan antara lain: 1) Peneliti menyamakan persepsi dengan guru mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. 2) Sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dengan guru bahwa akan diterapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composition
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
(CIRC) dalam pembelajaran menulis berita serta menjelaskan langkahlangkah yang terdapat dalam metode tersebut. 3) Peneliti bersama guru menyusun RPP untuk siklus I. 4) Guru dan peneliti memilih berita yang akan dijadikan materi untuk siklus I. 5) Peneliti bersama guru menyusun atau membuat lembar penilaian siswa, yaitu berupa instrumen tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Instrumen tes ini berupa penugasan baik secara kelompok ataupun individu. Sedangkan instrumen
nontes
digunakan
untuk
menilai
sikap
siswa
dalam
pembelajaran menulis teks berita. Instrumen nontes berbentuk lembar observasi dengan kriterian penilaian yang sudah ditentukan. 6) Menentukan jadwal pelaksanaan tindakan. Adapun urutan tindakan yang akan diterapkan dalam siklus I adalah sebagai berikut: 1) Guru mengucapkan salam. 2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3) Guru memotivasi agar siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. 4) Guru dan siswa bertanya jawab mengenai berita. 5) Guru menjelaskan materi mengenai menulis berita disertai dengan contoh. 6) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok berjumlah 4-5 orang. 7) Guru menjelaskan mekanisme kelompok dengan metode CIRC. 8) Guru membagikan surat kabar pada tiap-tiap kelompok. 9) Masing-masing kelompok memilih 1 berita yang bertemakan olahraga. 10) Masing-masing anggota kelompok membaca berita yang telah dipilih oleh kelompok. 11) Semua kelompok mengumpulkan surat kabar pada guru. 12) Guru menyuruh siswa mengidentifikasi pokok-pokok isi berita (berupa 5W + 1 H).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
13) Masing-masing kelompok diminta untuk menulis kembali berita berdasarkan pokok-pokok isi berita yang telah dicatat dengan bahasa mereka sendiri. 14) Sebelum
mempresentasikan
pekerjaannya,
siswa
diminta
untuk
menyunting pekerjaannya. 15) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil tulisan beritanya di depan kelas. 16) Kelompok lain memberi tanggapan. 17) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 18) Guru menutup kegiatan pembelajaran. Berdasarkan kegiatan perencanaan ini, juga disepakati bahwa siklus pertama akan dilaksanakan selama satu kali pertemuan (3 × 40 menit) yakni pada hari Rabu 16 Januari 2011. b. Pelaksanaan Tindakan Sesuai dengan perencanaan, tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Rabu 16 Februari 2011 di kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Tindakan akan dilaksanakan selama satu kali pertemuan (3 × 40 menit), yakni pada jam pertama sampai dengan jam ketiga (06.45 ─ 08.45 WIB). Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan skenario yang telah dibuat dan disepakati oleh guru dan peneliti pada tahap perencanaan. Materi pada pelaksanaan tindakan I adalah berita yang berjudul ”Demo Mahasiswa”. Adapun langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran menulis berita siklus I adalah sebagai berikut: 1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menyuruh ketua kelas untuk memimpin doa sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. 2) Guru memeriksa kehadiran siswa dan mencatat siswa yang tidak masuk. 3) Guru mengingatkan kembali pelajaran mengenai menulis berita yang telah dilaksanakan pada minggu sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
4) Guru menjelaskan unsur 5W+1H. Kemudian guru juga menjelaskan mengenai bagian yang ada dalam teks berita, meliputi judul berita, teras berita (inti berita), dan tubuh berita (rincian dari teras berita). Guru menambahkan bahwa bagian dalam teks berita juga bisa ditambah dengan ekor berita. 5) Guru meminta siswa untuk membuka buku paket halaman 129 yang berisi berita “Demo Mahasiswa”. Karena tidak semua siswa mempunyai buku paket, maka guru meminta siswa yang dalam satu bangku ada dua buku untuk meminjamkan salah satu buku tersebut pada siswa yang tidak mempunyai buku. 6) Setelah itu guru menyuruh siswa yang bernomor urut 15, yakni Bagus untuk membaca berita tersebut. Ketika diminta untuk membaca berita, siswa tersebut sama sekali belum siap. Hal ini ditandai dengan kebingungan saat ia disuruh membaca. Bagus tidak tahu halaman berapa yang disuruh untuk dibaca. Akhirnya guru memberitahu halaman berapa yang harus dibaca. Siswa lain pun mulai menyimak berita yang dibacakan oleh Bagus. 7) Baru membaca setengah berita, guru meminta siswa yang bernomor urut 16 yang bernama Key Aji untuk meneruskan membaca berita. 8) Guru memberi contoh pada siswa unsur 5W + 1 H pada siswa berdasarkan teks berita tersebut. Selain itu guru juga menunjukkan bagian mana yang merupakan judul berita, teras berita, dan tubuh berita. 9) Guru membagi kelas menjadi delapan kelompok dan menjelaskan mekanisme kerja kelompok dengan menggunakan metode CIRC. 10) Guru membagikan surat kabar dan meminta masing-masing kelomppok untuk membaca berita yang bertemakan olahraga. Dari berita yang dipilih, diidentifikasi unsur 5W + 1 H. 11) Guru menyuruh masing-masing anggota kelompok untuk menulis pokokpokok berita yang telah didiskusikan menjadi sebuah berita dengan menggunakan bahasa siswa sendiiri. 12) Siswa diminta untuk menyunting hasil pekerjaannya. 13) Masing-masing kelompok mempresentasikan berita yang telah ditulis dan kelompok yang lain menanggapi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
c.
Observasi dan Interpretasi Observasi ini dilaksanakan pada
hari Rabu, 16 Februari 2011 yang
berlangsung selama satu kali pertemuan (3 × 40 menit) pada jam pertama sampai dengan jam ketiga (06.45 ─ 08.45 WIB) di ruang kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Kegiatan peneliti selama kegiatan observasi adalah mengamati kegiatan pembelajaran menulis berita siswa kelas VIII D dengan menggunakan metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Pada siklus I ini, guru memberikan materi menulis berita dengan tema “Demo Mahasiswa”. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran menulis berita yang berlangsung selama tiga jam pelajaran. Selain itu, peneliti juga mengamati aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam observasi ini, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dengan duduk di bangku paling belakang. Hal ini bertujuan agar peneliti tidakn mengganggu aktivitas siswa maupun guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan peneliti, secara garis besar diperoleh gambaran mengenai jalannya pembelajaran menulis berita dengan menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), sebagai berikut: 1) Sebelum mengajar, guru telah mempersiapkan rencana pembelajaran yang akan digunakan sebagai pedoman di dalam mengajar. Rencana pembelajaran tersebut, sebelumnya telah disusun oleh guru dan peneliti. Guru berusaha melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah disusun bersama peneliti. 2) Pelaksanaan tindakan I berlangsung dalam satu kali pertemuan dan siswa yang hadir pada saat pembelajaran berlangsung sejumlah 30 siswa. 3) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Pada awalnya guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai berita. Kemudian guru bersama dengan siswa mengingat-ingat kembali pembelajaran meulis berita yang telah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya. Dalam kegiatan apersepsi ini, hanya beberapa siswa saja yang merespon atau menanggapi stimulus yang diberikan oleh guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
4) Setelah memberikan apersepsi, guru menjelaskan materi tentang berita kemudian guru bersama siswa mengidentifikasi pokok-pokok isi berita yang ada di buku paket. Ketika guru bertanya mengenai unsur-unsur berita yang berupa 5W+1H, hanya sedikit siswa yang berani mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan dari guru. 5) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil sesuai dengan kelompok yang telah ditetapkan berdasarkan tingkat kecerdasan siswa dan berdasarkan jenis kelamin siswa. Pembentukan kelompok dilakukan secara heterogen. 6) Guru menjelaskan dan mengarahkan mekanisme menulis berita yang dilakukan dengan menggunakan metode CIRC. Pada saat guru menjelaskan cara kerja kelompok, hanya beberapa siswa saja yang memperhatikan. Sebagian siswa sibuk mengobrol sendiri dengan teman satu kelompok. Guru membagikan surat kabar pada tiap-tiap kelompok dan meminta masing-masing kelompok unmtuk memilih satu berita yang bertemakan olahraga. 7) Siswa diberi tugas untuk mengidentifikasi pokok-pokok berita yang telah dibaca kemudian menuliskan kembali berita tersebut dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, tampak bahwa hanya satu atau dua orang siswa daja dalam kelompok yang aktif. Anggota kelompok yang lain pasif. Sebagian siswa kurang serius dalam mengerjakan tugas. Mereka berbicara sendiri dengan teman satu kelompok. 8) Guru
meminta
perwakilan
masing-masing
kelompok
untuk
mempresentasikan berita yang telah ditulis. Ketika diminta untuk presentasi, banyak siswa yang mengeluh. Mereka tampak masih ragu-ragu dan malu untuk menju membacakan berita. 9) Kelompok lain yang tidak maju, memberikan tanggapan terhadap kelompok yang presentasi. 10) Selama pelaksanaan tindakan pada siklus I ini ditemukan beberapa kelemahan baik dari guru maupun dari siswa, yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
a. Kelemahan dari pihak guru, yaitu: (1).Guru kurang bisa memantau
dan mengontrol siswa secara
keseluruhan karena posisi guru yang lebih banyak di depan. (2). Guru terlihat kurang ramah atau luwes sehingga siswa terlihat kaku untuk beraktualisasi. (3). Guru belum bisa membangkitkan semangat atau motivasi siswa secara optimal, terutama dalam hal memberikan tanggapan atau menanggapi. Stimulus yang diberikan guru kurang direspon oleh siswa. Selain itu, sebagian siswa tampak enggan ketika diminta untuk menulis berita. (4). Guru kurang tegas terhadap siswa yang kurang serius dalam mengikuti pembelajaran atau siswa yang hanya becanda saja. Hal ini membuat siswa rame karena guru tidak mengingatkan siswa yang ramai. (5). Guru belum banyak memberikan balikan atau tanggapan terhadap hasil pekerjaan siswa. b. Kelemahan dari pihak siswa, yaitu: (1). Sebagian besar siswa belum sepenuhnya fokus atau konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran. (2). Hanya beberapa siswa saja yang tampak sungguh-sungguh dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. (3). Siswa kurang serius selama berdiskusi. Pada saat diskusi berlangsung, tidak semua anggota kelompok aktif dalam bekerja. Hanya beberapa anggota saja yang aktif, sebagian anggota kelompok ada yang mengobrol atau bermain sendiri dengan teman satu kelompok ketika kegiatan berdiskusi sedang berlangsung. (4). Siswa masih tampak ragu-ragu atau belum mempunyai keberanian untuk membacakan berita di depan kelas. (5). Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis berita, dapat diketahui beberapa kekurangan, yang meliputi :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
(a) Siswa kurang detail dalam menulis berita. Siswa belum bisa mengembangkan pokok-pokok isi berita. (b)Judul berita yang digunakan kurang bervariasi. Siswa masih menggunakan judul berita yang sama dengan judul berita yang mereka baca di surat kabar. (c) Masih banyak ditemui penggunaan ejaan yang kurang tepat, seperti penggunaan huruf besar dan huruf kecil yang kurang tepat, penggunaan singkatan yang tidak lazim. 11) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran menulis berita, diperoleh gambaran ketercapaian indikator dalam pelaksanaan siklus I, sebagai berikut (lihat lampiran 21 halaman 215): a) Siswa yang aktif selama kegiatan apersepsi yang dinyatakan dengan kriteria “sangat baik dan baik” serta diindikatori oleh kemauan siswa menjawab pertanyaan dari guru dan memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan guru pada saat apersepsi sebanyak 14 siswa atau sekitar 45%, sedangkan 17 siswa atau sekitar 55% lainnya hanya diam saja ketika apersepsi dan tidak merespon pertanyaan dari guru. b) Siswa yang aktif pada saat mengikuti pelajaran yang dinyatakan dengan kriteria “sangat baik dan baik” serta diindikatori oleh kemauan siswa untuk memperhatikan, memberikan respon atau tanggapan, menjawab pertanyaan sebanyak 13 siswa atau 42%, sedangkan 18 siswa atau sebesar 58% lainnya tampak hanya berbicara sendiri dengan teman sebangku,
tidak
menjawab
pertanyaan
dari
guru
maupun
memperhatikan penjelasan dari guru. Hal ini didasarkan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. c) Siswa yang memiliki minat dan motivasi saat mengikuti pembelajaran yang dinyatakan dengan kriteria “sangat baik dan baik” serta diindikatori oleh adanya kesungguhan, keantusiasan, dan semangat dalam menger jakan setiap tugas yang diberikan oleh guru sebesar 15 siswa atau 48%, sedangkan 16 siswa atau 52% lainnya kurang antusias dan sungguh-sungguh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
d) Siswa yang sudah dapat menulis berita dengan baik dan telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 13 siswa atau sebesar 42%, sedangkan 18 siswa atau sekitar 58% lainnya belum tuntas karena msih mendapatkan nilai dibawah KKM, yakni 75. d.
Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi pada siklus I, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan siklus I belum menunjukkan adanya peningkatan baik proses maupun hasil belajar yang memuaskan seperti yang diharapkan. Selain itu, masih terdapat kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam pelaksanaan siklus I. Hal ini ditandai oleh beberapa hal, yakni sebagai berikut: 1) Masih sedikit siswa yang mampu memperoleh nilai di atas batas ketuntasan minimal ( KKM). Dari 31 siswa, hanya 13 siswa atau 42% yang mampu mencapai batas minimal. Sedangkan 18 siswa atau sebesar 58% belum mencapai ketuntasan (lihat lampiran 22 halaman 216). 2) Siswa kurang serius dan kurang konsentrasi ketika guru memberi penjelasan. Ketika guru menyampaikan materi, beberapa siswa ada yang berbicara dengan teman sebangku. 3) Keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung tampak masih kurang. Hal ini nampak pada saat guru memberika pertanyaan pada siswa, hanya sedikit siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru. Selain itu, pada saat diskusi kelompok berlangsung banyak siswa yang tidak sungguh-sunggguh. 4) Kemampuan guru mengelola kelas melalui penerapan metode CIRC masih kurang. Guru belum menjelaskan secara rinci penerapan metode CIRC sehingga pada saat pelaksanaannya, siswa masih tampak bingung dengan metode tersebut. Berdasarkan analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa tujuan yang diharapkan dari kegiatan pembelajaran belum tercapai. Suasana pembelajaran melalui penerapan metode CIRC belum berjalan dengan baik. Oleh karena itu, peneliti dan juga guru sebagai kolaborator melakukan refleksi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut melalui langkah-langkah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
1) Sebaiknya posisi guru pada saat pembelajaran berlangsung tidak hanya berada pada titik tertentu saja. Guru perlu berkeliling agar dapat memantau siswa secara keseluruhan. 2) Guru sebaiknya lebih berinteraksi dengan siswa. Kondisi tersebut bisa menciptakan suasana pembelajaran yang tidak kaku atau menegangkan. 3) Guru hendaknya lebih memotivasi siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan guru dengan lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran, misalnya dengan meminta salah satu siswa membaca contoh berita, meminta siswa untuk menanggapi ataupun memberikan pertanyaan. Selain itu, agar siswa lebih fokus maka guru sebaiknya juga dapat mengondisikan kelas sehingga kondisi kelas menjadi lebih kondusif dan pada akhirnya siswa berani merespon stimulus atau pertanyaan dari guru. 4) Guru diharapkan lebih aktif dalam melakukan pengawasan atau kontrol pada saat kerja kelompok berlangsung. Selain itu, guru lebih rinci atau jelas dalam menyampaikan penerapan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks berita pada siswa. 5) Sebaiknya guru mengingatkan atau menegur siswa yang kurang serius dalam mengikutipembelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan menyebut atau memanggil siswa yang bersangkutan atau diberi pertanyaan. Adapun dari hasil belajar siswa dalam menulis teks berita mulai ada peningkatan meskipun masih kurang. Hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa dibandingkan dengan nilai pretes pada saat survei awal. Pada siklus I ini, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan sebesar 2,8, yakni dari 66, 3 menjadi 69,1 dan nilai tertinggi siswa yang diraih siswa pada siklus I adalah 80. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus I dikatakan belum berhasil karena belum mencapai hasil yang maksimal. Peningkatan memang terjadi pada beberapa indikator yang telah ditentukan pada survei awal. Akan tetapi, nilai rata-rata menulis teks berita siswa masih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
jauh dari batas minimal ketuntasan hasil belajar (KKM=75). Oleh karena itu, siklus II sebagai perbaikan proses belajar pada siklus I perlu dilaksanakan. Berdasarkan kesepakatan antara guru sebagai kolaborator dan peneliti, siklus II akan dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Maret 2011.
2. Deskripsi Siklus II a.
Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I yang telah dilaksanakan maka disepakati bahwa siklus II perlu dilaksanakan. Perencanaan dan persiapan tindakan siklus II dilakukan antar peneliti dan guru kelas selaku kolaborator pada hari Sabtu, 26 Februari 2011 di ruang guru SMP Negeri 1 Plaosan. Dalam kesempatan tersebut, peneliti menyampaikan hasil observasi dan releksi terhadap pembelajaran menulis teks berita dengan menerapkan metode CIRC yang dilakukan pada siklus I. Peneliti menyampaikan kelebihan dan kekurangan selama pembelajaran menulis teks berita yang telah dilaksanakan di kelas. Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I, akhirnya disepakati beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru sebagai upaya perbaikan pada siklus I. Hal-hal yang disepakati tersebut, antara lain: 1) Agar guru dapat memantau siswa secara keseluruhan, sebaiknya posisi guru tidak hanya didominasi di depan, akan tetapi juga di belakang. Hal ini bertujuan agar siswa yang duduk di belakang tidak bermain sendiri. 2) Agar kegiatan pembelajaran tidak berlangsung kaku atau menegangkan, sebaiknya guru lebih bersifat luwes dalam mengajar, misalnya bisa dengan cara diselingi dengan humor. 3) Untuk dapat lebih mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan ataupun pertanyaan, sebaiknya guru memberikan pertanyaan yang memicu adanya jawaban secara individu (tidak kolektif). Guru perlu memberikan umpan atau pun motivasi atau menghimbau agar para siswa berani mengungkapkan gagasannya secara individu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
4) Agar siswa tidak ramai sendiri, guru perlu bersikap tegas atau pun menegur siswa yang ramai sendiri. Hal tersebut sering terjadi pada siswa yang duduk di belakang. 5) Guru perlu mengontrol jalannya diskusi kelompok agar semua anggota kelompok berpartisipatif dalam mengerjakan tugas. Hal tersebut bertujuan agar diskusi kelompok tidak hanya didominasi oleh siswa tertentu. Pada perencanaan tindakan ini, guru bersama peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran menulis teks berita dengan menerapkan metode CIRC. Dalam diskusi yang dilakukan antara peneliti dan guru disepakati bahwa siklus II akan dilaksanakan pada hari Rabu, 3 Maret 2011. Siklus II dilaksanakan selama satu kali pertemuan (3 × 40 menit). Adapun urutan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam siklus II adalah sebagai berikut: 1) Guru mengondisikan kelas kemudian mengucapkan salam. 2) Guru menyuruh siswa untuk berdoa terlebih dahulu. 3) Guru mengecek kehadiran siswa. 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 5) Guru menyampaikan kekurangan atau mengevaluasi pembelajaran menulis teks berita yang telah dilaksanakan sebelumnya. 6) Guru memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. 7) Guru dan siswa bertanya jawab mengenai berita. 8) Guru menjelaskan materi mengenai menulis berita. 9) Guru membagikan teks berita yang berjudul “Ribuan Siswa SMP Ikut Try Out” pada siswa. 10) Guru meminta salah satu siswa membaca teks berita. 11) Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi unsur 5W+1H yang terdapat dalam teks berita tersebut 12) Guru menjelaskan mekanisme kelompok dengan metode CIRC 13) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok berjumlah 4-5 orang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
14) Guru membagikan kliping yang bertema pendidikan
pada tiap-tiap
kelompok. 15) Masing-masing kelompok memilih 1 berita yang bertemakan pendidikan. 16) Masing-masing anggota kelompok membaca berita yang telah dipilih oleh kelompok. 17) Semua kelompok mengumpulkan kliping pada guru. 18) Guru menyuruh tiap-tiap kelompok mendiskusikan pokok-pokok isi berita yang telah dibaca yang meliputi 5W+1H. 19) Masing-masing kelompok diminta untuk menulis kembali berita berdasarkan pokok-pokok isi berita yang telah dicatat dengan bahasa mereka sendiri. 20) Sebelum
mempresentasikan
pekerjaannya,
siswa
diminta
untuk
menyunting pekerjaannya. 21) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil tulisan beritanya di depan kelas. 22) Kelompok lain memberi tanggapan. 23) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 24) Guru menutup kegiatan pembelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan Sesuai dengan yang direncanakan maka tindakan siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan, yakni pada hari Rabu, 3 Maret 2011 pada jam pelajaran pertama sampai jam ketiga (06.45-08.45 WIB). Pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan di ruang kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks berita pada tindakan siklus II ini sebagai berikut: 1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kemudian guru meminta siswa untuk berdoa terlebih dahulu. 2) Guru mengondisikan kelas terlebih dahulu kemudian melakukan presensi. 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
4) Guru guru mengulas sejenak mengenai pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I. 5) Guru menyampaikan kelemahan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya. 6) Guru bersama siswa mengulang kembali mengenai materi unsur-unsur berita. 7) Guru bertanya tentang bagian-bagian dari sebuah teks berita, yakni tediri dari judul berita, teras berita, tubuh berita, dan bisa juga ditambah dengan ekor berita. Guru menjelaskan bahwa judul berita tidak harus dibuat sama persis seperti berita yang dibaca. Akan tetapi, judul berita harus disesuaikan dengan isi berita. Kemudian guru menjelaskan bahwa teras berita merupakan isi, dan tubuh berita merupakan rincian secara mendetail. Guru juga menambahkan bahwa dalam menulis sebuah teks berita itu harus rinci, jelas, dan mendetail. 8) Guru membagikan teks berita yang berjudul “Ribuan Siswa SMP Ikut Try Out”. Teks tersebut dipilih karena sesuai dengan tema berita dalam pembelajaran menulis berita yang dilaksanakan, yakni bertema pendidikan. 9) Guru menyuruh siswa membaca kan unsur teks berita tersebut kemudian siswa diminta untuk mengidentifikasi unsur 5W+1H yang terdapat dalam teks berita tersebut. 10) Setelah selesai membaca, guru menanyakan unsur 5W+1H yang telah ditemukan siswa. Tidak lama kemudian siswa yang bernama Dita menjawab unsur what, siswa yang bernama Niken menjawab unsur when, siswa yang bernama Aulina menjawan unsur where, diikuti dengan siswa yang bernama Devi menjawab unsur why dan siswa yang bernama Muhammad Ridwan menjawab unsur where. Sedangkan unsur who dijawab secara bersama-sama. Guru menanyakan mengapa hanya beberapa siswa saja yang berani menjawab pertanyaan dari guru. Para siswa bahwa mereka takut salah. Akhirnya, guru menekankan pada siswa untuk lebih berani dan menegaskan pada siswa untuk tidak takut salah karena dari salah itulah siswa menjadi tahu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
11) Guru meminta salah satu siswa membuat alternatif judul lain yang bisa dibuat berdasarkan teks berita tersebut kemudian siswa yang bernama Dita mengacungkan tangan dan menjawab judul berita lain yang bisa dibuat adalah ”Persiapan Ujian Nasional”. Sekali lagi guru menegaskan pada siswa bahwa judul berita bisa dibuat bervariasi, yang penting sesuai dengan isi berita. 12) Guru menyampaikan kembali agar para siswa menggunakan ejaan yang benar dalam menulis berita. Guru mengingatkan siswa untuk tidak menggunakan kembali ejaan-ejaan yang tidak baku. 13) Guru menjelaskan hakikat metode CIRC yang akan diterapkan dalam pembelajaran menulis teks berita, kemudian guru menjelaskan mekanisme metode CIRC. 14) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok seperti siklus I, 15) Guru membagikan kliping yang bertemakan “Pendidikan” pada semua kelompok. 16) Guru menyuruh siswa memilih satu berita dari kliping tersebut dan meminta siswa membaca berita yang telah dipilih. 17) Masing-masing kelompok diminta untuk mengidentifikasi pokok-pokok isi berita yang teleh dibaca. 18) Para siswa mulai mendiskusikan pokok-pokok isi berita yang telah dibaca 19) Setelah selesai mengidentifikasi pokok-pokok berita, siswa diminta untuk mengembangkan pokok-pokok tersebut menjadi sebuah teks berita dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. 20) Guru mengingatkan kembali agar siswa menggunakan ejaan dengan tepat. Sesekali guru mencairkan suasana dengan mengatakan pada para siswa jika mereka pandai menulis berita kelak mereka bisa menjadi wartawan. 21) Sewaktu siswa mengerjakan tugas kelompok, guru berkeliling kelas untuk membimbing dan mengontrol jalannya diskusi kelompok. Guru menegur siswa yang kurang serius dalam mengerjakan tugas dan guru juga menjawab pertanyaan dari siswa yang kurang paham.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
22) Sebelum mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa diminta untuk menyunting teks berita yang telah disusun. 23) Siswa mewakili kelompoknya masing-masing untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka dan kelompok lain memberikan tanggapan. Kelompok yang tidak maju mulai menanggapi berita yang dibaca teman, meskipun hanya kelompok tertentu saja yang memberikan tanggapan (belum merata). 24) Siswa yang maju menjawab pertanyaan atau menanggapi pertanyaanpertanyaan yang diberikan kelompok lain. 25) Guru merefleksikan pembelajaran yang telah dilaksanakan kemudian menutup pelajaran. c.
Observasi dan Interpretasi Observasi dilaksanakan pada hari Rabu, 3 Maret 2011 pukul 06.4508.45 WIB di ruang kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Kegiatan yang dilakukan peneliti selama tahap observasi, yaitu mengamati jalannya kegiatan pembelajaran menulis teks berita kelas VIII D dengan penerapan metode pembelajaran CIRC. Pada saat pembelajaran guru mengajarkan materi menulis teks berita dengan tema ”Pendidikan”. Observasi
difokuskan
pada
kegiatan
pembelajaran
yang
berlangsung di kelas tersebut, baik proses maupun aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, observasi pada siklus II ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelemahan atau kekurangan yang terdapat pada siklus I susah dapat diatasi atau belum. Dalam kegiatan observasi tersebut, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk di bangku paling belakang. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat mengamati kegiatan pembelajaran secara menyeluruh tanpa harus mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan pengamatan peneliti, secara garis basar diperoleh gambaran mengenai jalannya kegiatan belajar mengajar sebagai berikut: 1) Pelaksanaan tindakan II berlangsung selama satu kali pertemuan dan diikuti oleh 33 siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
2) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis teks berita sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah dibuat. 3) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Pada awalnya guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai berita. Kemudian guru bersama dengan siswa mengingat-ingat kembali pembelajaran meulis berita yang telah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya. Dalam kegiatan apersepsi ini, sudah ada beberapa siswa yang merespon atau menanggapi stimulus yang diberikan oleh guru. 4) Setelah memberikan apersepsi, guru menjelaskan materi tentang berita kemudian guru meminta siswa mengidentifikasi pokok-pokok isi berita yang ada di buku paket. Ketika guru bertanya mengenai unsur-unsur berita yang berupa 5W+1H, beberapa siswa sudah berani mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan dari guru. 5) Guru menjelaskan dan mengarahkan mekanisme menulis berita yang dilakukan dengan menggunakan metode CIRC. Penjelasan dilakukan oleh guru sebelum siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok. Hal ini bertujuan agar siswa memperhatikan penjelasan dari guru dan tidak bicara sendiri dengan teman satu kelompok. 6) Guru membagi siswa menjadi delapan kelompok yang telah ditentukan seperti pembelajaran sebelumnya. 7) Guru membagikan kliping yang bertemakan “Pendidikan” pada tiap-tiap kelompok. 8) Siswa diberi tugas untuk mengidentifikasi pokok-pokok berita yang telah dibaca kemudian menuliskan kembali berita tersebut dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, suasana kelas sudah tampak kondusif meskipun masih ada beberapa siswa kurang sibuk bermain sendiri atau berbicara sendiri dengan teman satu kelompok. 9) Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan berita yang telah ditulis. Ketika diminta untuk presentasi, suasana kelas terlihat tertib. Beberapa kelompok sudah mulai maju tanpa harus disuruh ataupun diminta terlebih dahulu untuk maju.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
10) Kelompok lain yang tidak maju, memberikan tanggapan terhadap kelompok yang presentasi 11) Selama
pelaksanaan
tindakan
pada
siklus
I
ini
ditemukan
beberapakelemahan baik dari guru maupun dari siswa, yaitu: a) Kelemahan dari pihak guru, yaitu: (1). Guru sudah mulai mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan kooperatif. Akan tetapi, masih ada beberapa siswa yang belum sepenuhnya aktif dan tertib. (2). Guru telah berusaha membangkitkan minat, keaktifan, dan kesungguhan siswa walaupun belum maksimal. Hal ini terutama terlihat pada saat guru menyampaikan materi, masih ditemukan satu beberapa siswa yang duduk di bagian belakang, mereka sibuk melakukan aktivitas di luar kegiatan pembelajaran. (3). Guru belum memberikan penghargaan pada siswa ketika siswa bisa menjawab atau siswa sudah maju mempresentasikan berita yang telah ditulis. Hal ini terlihat saat siswa sudah selesai mempresentasikan berita, guru tidak memberikan applause pada siswa.
Pemberian
applause
atau
penghargaan
bisa
membangkitkan semangat siswa sehingga hal tersebut perlu dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar. b) Kelemahan dari pihak siswa, yaitu: (1). Beberapa siswa masih terlihat belum sepenuhnya fokus dalam mengikuti pembelajaran terutama pada saat guru menjelaskan materi. Beberapa siswa masih terlihat melakukan aktivitas lain, seperti berbicara sendiri dengan teman sebangku bahkan ada salah satu dari siswa yang sempat tertidur. (2). Belum semua siswa yang ikut menjawab pertanyaan dari guru. Hanya beberapa siswa saja yang berani menjawab pertanyaan dari guru. (3). Hanya beberapa kelompok saja yang memberikan tanggapan atau pertanyaan terhadap teman yang mempresentasikan berita.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
(4). Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis berita, dapat diketahui beberapa kekurangan, yang meliputi : (a) Meskipun siswa sudah cukup detail dalam menulis sebuah teks berita, akan tetapi ada beberapa siswa yang kurang lengkap dalam menulis sebuah berita. Di antara mereka ada yang belum menuliskan salah satu unsur dari 5W+1H. (b)Judul berita yang digunakan sudah bervariasi. Akan tetapi, sebagian besar judul berita yang ditulis siswa kurang tepat dalam hal penulisannya. (c) Masih banyak ditemui penggunaan ejaan yang kurang tepat, seperti penggunaan huruf besar dan huruf kecil yang kurang tepat, penggunaan singkatan yang tidak lazim. 12) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran menulis teks berita, diperoleh gambaran ketercapaiana indikator dalam pelaksanaan siklus II sebagai berikut (lihat lampiran 33 halaman 260): a) Siswa yang menunjukkan keaktifan selama kegiatan apersepsi yang diindikatori oleh kemauan siswa menjaawab pertanyaan dari guru dan memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan guru pada saat apersepsi sebanyak 20 siswa atau 61%, sedangkan 13 siswa atau sebesar 39% hanya diam saja ketika apersepsi dan tidak merespon ketika guru melakukan kegiatan apersepsi. b) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pembelajaran menulis teks berita diindikatori kemauan siswa untuk memperhatikan, memberikan respon atau tanggapan, dan menjawab pertanyaan. Selain itu, keaktifan siswa juga dilihat dari kemampuan siswa untuk terlibat secara aktif dalam mendiskusikan pokok-pokok berita. Siswa yang menunjukkan keaktifan selama pembelajaran sebanyak 22 siswa atau 67%, sedangkan 11 siswa atau sebesar 33% lainnya tampak hanya berbicara sendiri dengan teman sebangku, tidak menjawab pertanyaan dari guru maupun memperhatikan penjelasan dari guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
c) Pada siklus II ini, siswa sudah terlihat lebih antusias dan partisipatif terhadap pembelajaran menulis teks berita dengan metode CIRC dibandingkan dengan sikkus I. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran diindikatori oleh adanya kesungguhan, keantusiasan, dan semangat dalam mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru 24 siswa atau sekitar 73%, sedangkan 9 siswa atau sekitar 27% lainnya kurang antusias dan sungguh-sungguh. d) Siswa yang sudah dapat menulis berita dengan baik dan telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 22 siswa atau sebesar 67%, sedangkan 11 siswa atau sekitar 33% lainnya belum tuntas karena masih mendapatkan nilai dibawah KKM, yakni 75 (lihat lampiran 34 halaman 261). d. Analisis dan Refleksi Bersasarkan hasil observasi pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran menulis teks berita pada siklus II, baik kualitas proses maupun kualitas hasil menunjukkan adanya peningkatan. Kualitas pembelajaran menulis teks berita lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan pada masing-masing indikator yang telah ditetapkan oleh guru dan peneliti. Penjelasan secara rinci sebagai berikut: 1) Keaktifan siswa selama kegiatan apersepsi dalam pembelajaran menulis teks berita melalui penerapan metode CIRC pada siklus II mengalami peningkatan dari 45% (pada siklus I) menjadi 61%. Siswa pada tahap ini tampak lebih aktif memberikan respon saat guru melakukan kegiatan apersepsi. 2) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan dari 42% (pada siklus I) menjadi 67%. Pada sikus ini, beberapa siswa mulai berani mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan memperhatikan penjelasan dari guru. 3) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan dari 48% (pada siklus I) menjadi 73%. Pada siklus ini siswa tampak sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas baik secara kelompok maupun individu. Selain di atas, minat dan motivasi siswa diindikatori siswa yang tepat waktu dalam mengumpulkan tugas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
4) Siswa yang telah mendapatkan ketuntasan belajar dalam menulis teks berita pada siklus II telah mencapai 67% dibandingkan dengan siklus I hanya 42%. Seperti siklus sebelumnya, pada siklus II ini siswa menulis teks berita berdasarkan berita yang dibaca. Selain itu, dalam siklus II ini media yang digunakan berupa kliping. Hal ini bertujuan agar siswa lebih efektif dalam memilih berita. Penggunaan media tersebut, dipandang cukup efektif karena pada siklus II nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan sebesar 5,2 dari 66,3 ( siklus I) menjadi 74,3 (siklus II). Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 84 dan nilai terendahnya 64 (lihat lampiran 34 halaman 261). Meskipun telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada beberapa indikator yang berhubungan dengan kualitas proses maupun kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita, akan tetapi dalam siklus ini siswa yang telah mendapatkan ketuntasan belajar belum mencapai indikator yang telah ditentukan. Hal ini didasarkan pada hasil menulis teks berita siswa, yakni siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 22 siswa. Berdasarkan hal di atas maka perlu dilakukan siklus III sebagai proses perbaikan pembelajaran pada siklus II. Tindakan siklus III diharapkan dapat meningkatakan kemampuan siswa baik proses maupun hasil belajar siswa serta dapat mengatasi permasalahan atau pun kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam siklus II. Adapun hal-hal yang dirumuskan berdasarkan kegiatan observasi dan refleksi yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan siklus II serta untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis teks berita pada siklus berikutnya maka ada beberapa hal yeng perlu dilakukan, yakni sebagai berikut; 1) Pada siklus II masih ada sebagian siswa yang kurang merespon pertanyaan atau stimulus yang diberikan oleh guru. Sebagian siswa juga belum berani mengungkapkan pendapatnya. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu meotivasi siswa dan menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa sehingga siswa tidak merasa takut salah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
2) Guru lebih meningkatkan intensitasnya dalam mengontrol kelompok dan memberikan pengarahan. 3) Guru sebaiknya memberikan penghargaan berupa applause atau tepuk tangan secara bersama-sama
pada siswa yang bertanya,
menjawab
pertanyaan maupun memberikan tanggapan, dan mempresentasikan berita. Pemberian penghargaan berupa applause bisa membuat siswa menjadi lebih semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. 4) Guru perlu menegaskan kembali pada siswa bahwa dalam menulis sebuah teks berita harus lengkap, yakni memuat unsur 5W+1H. Hal ini bertujuan agar dalam tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus III, siswa sudah lengkap dalam menulis sebuah teks berita. 5) Agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan judul berita, guru hendaknya memberikan penjelasan atau menyampaikan contoh penulisan judul yang benar. 6) Ketidaktepatan penggunaan ejaan oleh siswa sebagian masih ditemukan pada siklus II ini. Berkaitan dengan hal tersebut, guru sebaiknya menekankan kembali tentang penggunaan ejaan yang baik dan benar, seperti penulisan huruf besar dan hurur kecil, kata depan dan awalan, serta penggunaan singkatan yang tidak lazim. Dengan demikian, kesalahan dalam penggunaan ejaan bisa diminimalisasi.
3. a.
Deskripsi Siklus III
Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil refleksi siklus II, disepakati bahwa siklus III perlu dilaksanakan. Persiapan dan perencanaan tindakan dilakukan pada hari Sabtu 12 Maret 2011 di riang guru SMP Negeri 1 Plaosan, setelah peneliti menyampaikan hasil observasi dan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan pada siklus II. Peneliti menyampaikan kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam pembelajaran menulis teks berita yang telah dilakukan. Kemudian peneliti bersama guru berdiskusi untuk mengatasi kekurangan yang masih ditemukan pada siklus sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
Pada perencanaan tindakan ini, guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Penelitian (RPP) menulis berita dengan menerapkan metode CIRC. Dalam diskusi antara guru dan peneliti disepakati bahwa guru akan menggunakan teks berita yang berjudul “Ada Grebeg Sampah di Yogya” sebagai contoh sebelum siswa disuruh untuk menulis teks berita. Teks berita tersebut dipilih karena temanya sesuai dengan tema pembelajaran yang telah ditentukan, yakni bertema “Lingkungan”. Dalam diskusi yang dilakukan antara peneliti dan guru disepakati pula bahwa siklus III akan dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Maret 2011. Siklus III dilaksanakan selama satu kali pertemuan (3 × 40 menit). Adapun urutan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam siklus II adalah sebagai berikut: 1) Guru mengondisikan kelas kemudian mengucapkan salam. 2) Guru menyuruh siswa untuk berdoa terlebih dahulu. 3) Guru mengecek kehadiran siswa. 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 5) Guru menyampaikan kekurangan atau mengevaluasi pembelajaran menulis teks berita yang telah dilaksanakan sebelumnya. 6) Guru memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. 7) Guru dan siswa bertanya jawab mengenai berita. 8) Guru menjelaskan materi mengenai menulis berita . 9) Guru membagikan teks berita yang berjudul “Ada Grebeg Sampah di Yogya” pada siswa. 10) Guru meminta salah satu siswa membaca teks berita. 11) Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi unsur 5W+1H yang terdapat dalam teks berita tersebut. 12) Guru menjelaskan mekanisme kelompok dengan metode CIRC. 13) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok berjumlah 4-5 orang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
14) Guru membagikan kliping yang bertema pendidikan
pada tiap-tiap
kelompok. 15) Masing-masing kelompok memilih 1 berita yang bertemakan pendidikan. 16) Masing-masing anggota kelompok membaca berita yang telah dipilih oleh kelompok. 17) Semua kelompok mengumpulkan kliping pada guru. 18) Guru menyuruh tiap-tiap kelompok mendiskusikan pokok-pokok isi berita yang telah dibaca yang meliputi 5W+1H. 19) Masing-masing kelompok diminta untuk menulis kembali berita berdasarkan pokok-pokok isi berita yang telah dicatat dengan bahasa mereka sendiri. 20) Sebelum
mempresentasikan
pekerjaannya,
siswa
diminta
untuk
menukarkan hasil tulisannya dengan teman satu kelompk unntuk disunting pekerjaannya. 21) Setelah selsesai ditukarkan, siswa memperbaiki teks berita yang telah ditulis 22) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil tulisan beritanya di depan kelas. 23) Kelompok lain memberi tanggapan. 24) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 25) Siswa diminta untuk mengisi angket. 26) Guru menutup kegiatan pembelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan Sesuai dengan yang direncanakan maka tindakan siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan, yakni pada hari Rabu, 3 Maret 2011 pada jam pelajaran pertama sampai jam ketiga (06.45 - 08.45 WIB). Pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan di ruang kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks berita pada tindakan siklus II ini sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kemudian guru meminta siswa untuk berdoa terlebih dahulu. 2) Guru mengondisikan kelas terlebih dahulu kemudian melakukan presensi. 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan. 4) Guru guru mengulas sejenak mengenai pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus II. 5) Guru menyampaikan kelemahan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya. 6) Guru bersama siswa mengulang kembali mengenai materi unsur-unsur berita 7) Guru bertanya tentang bagian-bagian dari sebuah teks berita, yakni tediri dari judul berita, teras berita, tubuh berita, dan bisa juga ditambah dengan ekor berita. 8) Guru membagikan teks berita yang berjudul “Ada Grebeg Sampah di Yogya”. Teks tersebut dipilih karena sesuai dengan tema berita dalam pembelajaran
menulis
berita
yang dilaksanakan,
yakni bertema
“Lingkungan”. 9) Guru menyuruh siswa yang sudah menerima teks berita untuk segera membaca teks berita tersebut. 10) Guru menyuruh siswa membaca teks nberita tersebut kemudian siswa diminta untuk mengidentifikasi unsur 5W+1H yang terdapat dalam teks berita tersebut. Kemudian guru menegaskan bahwa unsur 5W+1H wajib ada dalam sebuah berita. Sebuah berita harus jelas, mendetail, dan lengkap. 11) Guru bertanya pada siswa apakah teks berita yang telah dibaca lengkap atau tidak, siswa secara serentak menjawab pertanyaan dari guru bahwa teks berita tersebut sudah lengkap. 12) Setelah selesai membaca, guru menanyakan unsur 5W+1H yang telah ditemukan siswa. Tidak lama kemudian siswa yang bernama Dita menjawab unsur who, siswa yang bernama Aulina menjawab unsur why,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
siswa yang bernama Eva menjawan unsur how. Guru mengingatkan kembali pada siswa bahwa judul bisa dibuat bervariasi sesuai dengan isi berita 13) Guru menjelaskan mengenai penulisan judul yang benar. 14) Guru memberikan contoh penulisan
judul yang salah di papan tulis.
“Andaikan aku Bisa Terbang”. Kemudian guru bertanya pada siswa apakah judul yang ditulis benar atau salah. Tidak lama kemudian siswa yang bernama Rarendra mengacungkan tangan dan menjawan “salah”. Guru pun meminta siswa tersebut untuk membetulkan judul yang ditulis oleh guru. Ia membetulkan judul tersebut dengan menuliskan “Andaikan Aku Bisa Terbang”. Guru mempersilakan siswa tersebut kembali ke tempat duduknya dengan memberikan applause bersama siswa-siswa yang lain pada siswa yang bernama Rarendra tersebut. 15) Guru menyampaikan kembali agar para siswa menggunakan ejaan yang benar dalam menulis berita. Guru mengingatkan siswa untuk tidak menggunakan kembali ejaan-ejaan yang tidak baku. 16) Guru menjelaskan hakikat metode CIRC yang akan diterapkan dalam pembelajaran menulis teks berita, kemudian guru menjelaskan mekanisme metode CIRC. 17) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok seperti siklus I 18) Guru membagikan kliping yang bertemakan “Lingkungan” pada semua kelompok. 19) Guru menyuruh siswa memilih satu berita dari kliping tersebut dan meminta siswa membaca berita yang telah dipilih. 20) Masing-masing kelompok diminta untuk mengidentifikasi pokok-pokok isi berita yang teleh dibaca. 21) Para siswa mulai mendiskusikan pokok-pokok isi berita yang telah dibaca 22) Setelah selesai mengidentifikasi pokok-pokok berita, siswa diminta untuk mengembangkan pokok-pokok tersebut menjadi sebuah teks berits dengan menggunakan bahasa mereka sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
23) Guru mengingatkan kembali agar siswa menggunakan ejaan dengan tepat dan berita yang ditulis harus lengkap. Sesekali guru mencairkan suasana dengan mengajak becanda salah satu siswa yang bernama Amirul Mustaqim. Siswa yang lain pun tampak senang. 24) Sewaktu siswa mengerjakan tugas kelompok, guru berkeliling kelas untuk membimbing dan mengontrol jalannya diskusi kelompok. Guru menegur siswa yang kurang serius dalam mengerjakan tugas dan guru juga menjawab pertanyaan dari siswa yang kurang paham. 25) Sebelum mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa diminta untuk menukarkan pekerjaannya pada teman satu kelompok untuk disunting . 26) Setelah dikembalikan, siswa mulai membetulkan pekerjaan mereka masing-masing. 27) Siswa mewakili kelompoknya masing-masing untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka dan kelompok lain memberikan tanggapan. Kelompok yang tidak maju mulai menanggapi berita yang dibaca teman. Dalam hal ini, semua kelompok memberikan tanggapan terhadap berita yang disampaikan oleh teman. 28) Siswa yang maju menjawab pertanyaan atau menanggapi pertanyaanpertanyaan yang diberikan kelompok lain. 29) Guru merefleksikan pembelajaran yang telah dilaksanakan . 30) Siswa diminta untuk mengisi angket, kemudian guru menutup pelajaran.. c.
Observasi dan Interpretasi Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan metode CIRC yang berlangsung pada hari Rabu, 16 Maret 2011 pukul 06.45 – 08.45 WIB ( jam pelajaran pertama sampai ketiga) di ruang kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Seperti siklus-siklus sebelumnya, observasi difokuskan pada situasi pelaksanaan pembelajaran menulis teks berita dengan menerapkan metode CIRC, kegiatan yang dilaksanakan guru, serta aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
Di
samping
itu,
kegiatan
observasi
ini
bertujuan
untuk
mendeskripsikan kekurangan yang terdapat pada siklus II sudah dapat teratasi atau belum. Peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk di bangku paling belakang. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat mengamati kegiatan pembelajaran secara menyeluruh tanpa harus mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan pengamatan peneliti, secara garis besar diperoleh gambaran mengenai jalannya kegiatan belajar mengajr sebagai berikut: 1) Sebelum mengajar, guru telah mempersiapkan
rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang dijadikan pedoman saat mengajar. 2) Pelaksanaan tindakan II berlangsung selama satu kali pertemuan dan diikuti oleh 32 siswa. 3) Guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah disusun bersama peneliti. 4) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Pada awalnya guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai berita. Kemudian guru bersama dengan siswa mengingat-ingat kembali pembelajaran menulis berita
yang telah
dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya. Dalam kegiatan apersepsi ini, hampir semua siswa merespon atau menanggapi apa yang disampaikan oleh guru. Para siswa menjawab secara serentak atau bersama-sama pertanyaan yang diberikan oleh guru. 5) Setelah memberikan apersepsi, guru menjelaskan materi tentang berita kemudian guru membagikan contoh teks berita pada siswa. Setelah selesai membaca, guru meminta siswa mengidentifikasi pokokpokok isi berita yang ada di buku paket. Ketika guru bertanya mengenai unsur-unsur berita yang berupa 5W+1H, beberapa siswa sudah berani mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan dari guru. Dalam hal ini, sudah ada perkembangan karena siswa tidak hanya sekadar menjawab pertanyaan, akan tetapi setelah menjawab mereka juga menjawab sekaligus membuat kalimat pertanyaan yang berhubungan dengan jawaban.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
6) Guru telah memberikan contoh penulisan judul berita yang benar terlebih dahulu sebelum siswa mengerjakan tugas. Hal ini bertujuan agar judul berita yang ditulis siswa tidak banyak yang salah seperti yang terjadi pada siklus II 7) Guru menjelaskan dan mengarahkan mekanisme menulis berita yang dilakukan dengan menggunakan metode CIRC. Penjelasan dilakukan oleh guru sebelum siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok. Hal ini bertujuan agar siswa memperhatikan penjelasan dari guru dan tidak bicara sendiri dengan teman satu kelompok. 8) Guru membagi siswa menjadi delapan kelompok yang telah ditentukan seperti pembelajaran sebelumnya. 9) Guru membagikan kliping yang bertemakan “Lingkungan” pada tiap-tiap kelompok. 10) Siswa diberi tugas untuk mengidentifikasi pokok-pokok berita yang telah dibaca kemudian menuliskan kembali berita tersebut dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, suasana kelas sudah tampak tenang dan kondusif. 11) Guru
meminta
perwakilan
masing-masing
kelompok
untuk
mempresentasikan berita yang telah ditulis. Ketika diminta untuk presentasi, suasana kelas terlihat tertib. Para siswa mulai maju tanpa harus disuruh ataupun diminta terlebih dahulu untuk maju. 12) Semua kelompok sudah berpartisipasi memberikan tanggapan terhadap kelompok yang presentasi. Mereka tanpa ragu-ragu atau malu-malu memberi tanggapan denngan mengacungkan tangan terlebih dahulu kemudian beridiri dan mengungkapkan tanggapan mereka. Guru dan siswa memberi applause pada siswa yang maju maupun siswa yang memberikan tanggapan. 13) Guru sudah mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif dan kooperatif. Selain itu, guru mampu membangkitkan minat, antusias, dan kesungguhan siswa dalam megikuti pembelajaran. Hal ini ditandai keberanian siswa bertanya, menjawab pertanyaan dari guru, membenarkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
judul berita, dan keberanian siswa menanggapi berita yang disampaikan oleh teman. Selain itu, guru juga sudah memberikan penghargaan berupa applause pada siswa yang maju ataupun bertanya. 14) Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, hampir semua siswa mengikutinya dengan sungguh-sungguh. Interaksi maupun respon siswa terhadap siswa juga semakin baik. 15) Dapat dikataakan bahwa kekurangan atau kelemahan selama pelaksanaan tindakan pada siklus III sudah sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa guru telah mampu mengatasi kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya. 16) Keberhasilan proses dan hasil pembelajaran menulis teks berita pada siklus III ini dapat dilihat dari beberapa indikator, sebagai berikut (lihat lampiran 45 halaman 304) : a) Siswa yang menunjukkan keaktifan pada saat kegiatan apersepsi yang diindikatori oleh kemauan siswa menjaawab pertanyaan dari guru dan memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan guru pada saat apersepsi sebanyak 27 siswa atau 84%, sedangkan 5 siswa atau sebesar 16% kurang merespon pertanyaan dari guru . b) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pembelajaran menulis teks berita diindikatori kemauan siswa untuk memperhatikan, memberikan respon atau tanggapan, dan menjawab pertanyaan. Selain itu, keaktifan siswa juga dilihat dari kemampuan siswa untuk terlibat secara aktif dalam mendiskusikan pokok-pokok berita, berani maju mempresentasikan berita, dan menanggapi berita yang disampaikan oleh teman. Siswa yang menunjukkan keaktifan selama pembelajaran sebanyak 26 siswa atau 81%, sedangkan 6 siswa atau sebesar 19% lainnya tampak hanya berbicara sendiri dengan teman sebangku, tidak menjawab pertanyaan dari guru maupun memperhatikan penjelasan dari guru, dan juga melakukan aktivitas lain di luar kegiatan pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
c) Pada siklus III siswa terlihat lebih antusias terhadap pembelajaran menulis teks berita dengan penerapan metode CIRC dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Minat dan motivasi siswa, peneliti nilai dari antusias dan kesungguhan siswa dalam mengerjakan setiap langkah dalam metode CIRC. Siswa yang menunjukkan minat terhadap pembelajaran menulis teks berita dengan metode CIRC sebanyak 29 siswa atau 91%, sedangkan yang 3 siswa atau 9% lainnya masih tampak kurang bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Minat siswa juga diperlihatkan dari hasil angket yang menunjukkan bahwa 30 siswa atau 84% siswa menyukai metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita. d) Siswa yang sudah dapat menulis berita dengan baik dan telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 27 siswa atau sebesar 87%, sedangkan 5 siswa atau sekitar 13% lainnya belum tuntas karena masih mendapatkan nilai di bawah KKM, yakni 75 (lihat lampiran 46 halaman 305). d. Analisis dan Refleksi Berdasarkna hasil observasi pada siklus III, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis teks berita dengan menerapkan metode CIRC sudah mengalami peningkatan yang signifikan. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lancar. Kualitas pembelajaran pada siklus III bisa dikatakan lebih baik dibandingkan dengan siklus-silus sebelumnya, baik siklus I maupun siklus II. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan pada masing-masing indikator sebagai berikut: 1) Keaktifan siswa selama kegiatan apersepsi dalam pembelajaran menulis teks berita melalui penerapan metode CIRC pada siklus II mengalami peningkatan dari 61% (pada siklus II) menjadi 84%. Penerapan metode CIRC dapat membuat siswa aktif selama kegiatan apersepsi. Hal ini tampak pada antusias para siswa saat menjawab pertanyaan dari guru. Sebagian besar siswa sudah merespon apa yang dikatakan oleh guru ketika guru memberikan rangsangan atau pertanyaan. 2) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan dari 67% (pada siklus II) menjadi 81%. Berdasarkan pengamatan selama pembelajaran berlangsung, para siswa sudah terlihat aktif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
dalam mengikuti pembelajaran. Mereka sudah berani bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Selain itu, partisipasi seluruh anggota kelompok sudah cukup bagus. Berdasarkan pengamatan peneliti, ketika kerja kelompok berlangsung tidak ada siswa yang bermain sendiri. 3) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan dari 73% (pada siklus II menjadi 91%). Hal ini bisa dilihat dari antusias dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pada siklus ini siswa tampak sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas baik secara kelompok maupun individu. 4) Siswa yang telah mendapatkan ketuntasan belajar dalam menulis teks berita pada siklus III telah mencapai 87% dibandingkan dengan siklus II hanya 67%. Seperti siklus sebelumnya, pada siklus III ini siswa menulis teks berita berdasarkan berita yang dibaca. Pada siklus ini guru memberikan contoh penulisan judul terlebih dahulu sehingga sebagian besar siswa sudah benar dalam menulis judul berita. Selain itu, berita yang ditulis siswa sudah detail dan lengkap. Pada siklus ini, nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan sebesar 5,2 dari 74,3 ( siklus II) menjadi 79,5 (siklus III). Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 89 dan nilai terendahnya 70. Berdasarkan hasil analisis di atas, tindakan pada siklus III dikatakan berhasil. Hal ini didasarkan atas indikator keberhasilan proses dan hasil belajar yang telah dicapai siswa. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada beberapa indikator dibandingkan siklus sebelumnya. Nilai rata-rata kelas sudah mencapai batas ketuntasan. Meskipun, dalam pelaksanaan siklus III ini masih terlihat beberapa siswa yang masih pasif saat mengikuti pembelajaran maupun pada saat kerja kelompok dan belum mendapatkan nilai ketuntasan. Namun, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pelaksanaan siklus III sudah berhasil dan sudah mencapai indikator ketercapaian yang telah ditetapkan yakni 75%. Oleh karena itu, penelitian ini selesai pada siklus III.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengamatan tindakan yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode CIRC dapat meningkatkan kualitas proses maupun hasil pembelajaran menulis teks berita pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Dengan demikian, penelitian ini berhasil menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan peneliti. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan uraian kegiatan sebagai berikut: peneliti mengadakan survei awal sebelum melaksanakan tindakan siklus I. Survei awal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal dan permasalahan yang terjadi di lapangan. Berdasarkan survei awal tersebut, peneliti mengetahui bahwa terdapat permasalahan dalam pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti dan guru berkolaborasi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dan guru, disepakati bahwa akan diterapkan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks berita. Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti bersama guru kelas sebagai kolaboratot menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Siklus I ini merupakan tindakan awal untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran menulis teks berita di kelas tersebut. Berdasarkan kesepakatan antara guru dan peneliti pada siklus I ini tema yang digunakan dalam materi menulis teks berita adalah “Olahraga”. Tema ini dipilih karena dipandang sebagai tema yang dekat dengan kehidupan siswa dan tidak asing lagi bagi para siswa. Demikian juga, dengan tugas menulis teks berita siswa juga mengenai berita olahraga yang dikembangkan berdasarkan pokok-pokok berita dari berita yang dibaca. Kemudian masingmasing perwakilan kelompok menyampaiakan berita yang ditulis di depan kelas dan kelompok yang lain memberi tanggapan. Pada siklus ini pembelajaran menulis teks berita dengan menerapkan metode CIRC dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
Berdasarkan pelaksanaan siklus satu tersebut diperoleh deskripsi hasil pembelajaran menulis teks berita yang menyatakan bahwa, masih terdapat kelemahan atau kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran menulis teks berita dengan menerapkan metode CIRC yang dilaksanakan pada siklus satu. Kelemahan tersebut berasal dari guru maupun siswa. Kekurangan yang ditemukan dari pihak guru, yaitu: (1) guru kurang bisa memantau
dan
mengontrol siswa secara keseluruhan karena posisi guru yang lebih banyak di depan; (2) guru terlihat kurang ramah atau luwes sehingga siswa terlihat kaku untuk beraktualisasi; (3) guru belum bisa membangkitkan semangat atau motivasi siswa secara optimal, terutama dalam hal memberikan tanggapan atau menanggapi. Stimulus yang diberikan guru kurang direspon oleh siswa; (4) guru kurang tegas terhadap siswa yang kurang serius dalam mengikuti pembelajaran atau siswa yang hanya becanda saja; dan (5) guru belum banyak memberikan balikan atau tanggapan terhadap hasil pekerjaan siswa. Kelemahan yang ditemukan dari siswa yaitu: (1) sebagian besar siswa belum sepenuhnya fokus atau konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran; (2) hanya beberapa siswa saja yang tampak sungguh-sungguh dan antusias dalam mengikuti pembelajaran; (3) siswa kurang serius selama berdiskusi. Pada saat diskusi berlangsung, tidak semua anggota kelompok aktif dalam bekerja. Hanya beberapa anggota saja yang aktif, sebagian anggota kelompok ada yang mengobrol atau bermain sendiri dengan teman satu kelompok ketika kegiatan berdiskusi sedang berlangsung; (4) siswa masih tampak ragu-ragu atau belum mempunyai keberanian untuk membacakan berita di depan kelas; dan (5) berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis berita, dapat diketahui bahwa siswa kurang detail dalam menulis berita, judul yang digunakan masih sama dengan teks berita yang dibaca, dan banyak ditemui kesalahan penggunaan ejaan. Kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I ini merupakan faktor penyebab kurang maksimalnya kualitas proses dan hasil kemampuan menulis berita siswa. Hal ini didasarkan pada jumlah siswa yang telah memperoleh nilai ≥75 (dinyatakan tuntas) dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
menulis teks berita hanya 13 siswa atau sekitar 42 % dari jumlah keseluruhan (lihat lampiran 22 halaman 216), kemudian peniliti bersama guru mengevaluasi dan merefleksikan kekurangan yang terdapat dalam siklus I tersebut, sehingga menghasilkan perencanaan pembelajaran baru, melalui perencanaan baru ini diharapkan dapat mengatasi kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam pelaksanaan siklus I. Siklus II dilaksanakan untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama pembelajaran siklus I. Pada siklus II ini guru masih menerapkan metode CIRC. Berbeda dengan siklus I, pada siklus ini tema yang diambil adalah “Pendidikan”. Adapun tugas yang dikerjakan siswa pada siklus II sama dengan tugas yang dikerjakan pada siklus I, yakni menulis teks berita kemudian mempresentasikannya. Meskipun menulis teks berita bersifat individu, tetapi terlebih dahulu siswa dibuat berkelompok. Hal ini bertujuan agar siswa dapat bertukar pikiran atau mendiskusikan mengenai pokok-pokok atau unsur-unsur berita yang dibaca kemudian mengembangkannya menjadi teks berita. Berdasarkan pengamatan pada siklus II terlihat bahwa terjadi peningkatan proses dan hasil pembelajaran menulis teks berita dari siklus I. Peningkatan proses dapat dilihat dari meningkatnya keaktifan siswa pada apersepsi, keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran serta minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran. Sedangkan peningkatan hasil dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar dalam menulis teks berita yakni 22 siswa atau sebesar 67 % (lihat lampiran 34 halaman 261). Meskipun dalam siklus II ini sudah ada peningkatan baik proses maupun hasil pembelajaran, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih ditemukan kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan baik yang berasal dari guru maupun siswa. Kelemahan dari pihak guru yakni; (1) guru sudah mulai mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan kooperatif. Akan tetapi, masih ada beberapa siswa yang belum sepenuhnya aktif dan tertib; (2) guru belum maksimal dalam
commit to user
membangkitkan minat,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
keaktifan, dan kesungguhan siswa; (3) guru belum memberikan penghargaan pada siswa ketika siswa bisa menjawab, merespon pertanyaan dari guru, atau pada saat siswa sudah maju mempresentasikan berita yang telah ditulis. Sementara itu, kelemahan dari pihak siswa, yaitu: (1) beberapa siswa masih terlihat belum sepenuhnya fokus dalam mengikuti pembelajaran terutama pada saat guru menjelaskan materi; (2) belum semua siswa yang ikut menjawab pertanyaan dari guru, hanya beberapa siswa saja yang berani menjawab pertanyaan dari guru; (3) hanya beberapa kelompok saja yang memberikan
tanggapan
atau
pertanyaan
terhadap
teman
yang
mempresentasikan berita; (4) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis berita, dapat diketahui beberapa kekurangan, seperti: siswa yang kurang lengkap dalam menulis berita, sebagian besar judul berita yang ditulis siswa kurang tepat dalam hal penulisannya, dan masih banyak ditemui penggunaan ejaan yang kurang tepat. Bedasarkan hal di atas, peneliti bersama guru berdiskusi untuk membuat pencanaan yang baru. Perencanaan ini bertujuan untuk mengatasi segala kekurangan yang terdapat dalam pelaksanaan siklus II. Pada siklus III ini, guru dan peneliti berusaha untuk meminimalisasi kelemahan-kelemahan yang terjadi selama pelaksanaan pembalajaran menulis berita pada siklus I. Pada pelaksanaan siklus III guru masih menerapkan metode CIRC dalam menulis berita. Tema yang diambil dalam siklus ini adalah “Lingkungan”. Berbeda
dengan
siklus-siklus
sebelumnya
siswa
menukarkan
hasil
pekerjaannya dengan teman satu kelompok untuk disunting. Berdasarkan pelaksanaan siklus III terlihat adanya peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis teks berita. Peningkatan proses dapat dilihat dari meningkatnya keaktifan siswa pada saat apersepsi, keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran, serta minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran. Sedangkan, peningkatan hasil dapat dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang telah mencapai penuntasan belajar dalam menulis teks berita. Pada siklus ini, siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
yang telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 28 siswa atau sebesar 87 % (lihat lampiran 46 halaman 303). Berdasarkan tindakan-tindakan yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa penerapan metode pembelajaran CIRC dalam pembelajaran menulis teks berita di kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan telah berhasil. Keberhasilan metode pembelajaran CIRC dalam upaya meningkatkan kualitas, proses, dan hasil pembelajaran menulis teks berita dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut. 1.
Peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis teks berita Penentuan persentase kualitas proses dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai dengan kriteria sangat baik dan baik pada masingmasing indikator selama kegiatan pembelajaran. Adapun bentuk keaktifan diamati meliputi sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, keaktifan dalam merespon, kesungguhan dalam mengerjakan tugas, dan semangat serta antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. a. Meningkatnya keaktifan siswa saat mengikuti kegiatan apersepsi Pada survei awal atau pada saat tindakan belum dilakukan, siswa kurang antuasias dalam mengikuti pembelajaran, hal ini nampak pada ketidaksiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan siswa kurang merespon atau menanggapi stimulus yang diberikan oleh guru. Keaktifan siswa dalam mengikuti apersepsi dari siklus I hingga siklus III mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari persentase keaktifan siswa antarsiklus, yaitu 45 % atau sebanyak 14 siswa (siklus I) menjadi 61% atau sebanyak 20 siswa (siklus I) dan mencapai 84% atau sebanyak 27 siswa (siklus III). b. Meningkatnya keaktifan dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita Pada waktu survei awal, banyak siswa yang kurang fokus dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Banyak siswa yang berbicara sendiri dengan teman sebangku atau melakukan aktivitas lain di luar pembelajaran. Hal ini, tampak pada ketidakantusiasan siswa untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 111
bertanya atau pun menjawab pertanyaan dari guru. Ketika guru bertanya, tidak ada satu pun siswa yang berani mengacungkan jari untuk menjawab pertanyaan dari guru. Mereka harus ditunjuk terlebih dahulu oleh guru. Setelah dilakukan tindakan, siswa terlihat lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Mereka berani mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan dari guru. Selain itu, para siswa juga berani memberikan tanggapan terhadap berita yang disampaikan teman. Peningkatan keaktifan dan perhatian siswa selama mengikuti pembelajaran dapat dilihat dari persentase keaktifan, yakni 42% atau sebanyak 13 siswa (siklus I), 67% atau 22 siswa (siklus II), dan 81% atau 26 siswa (siklus III). c. Meningkatnya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita Pada awalnya, pembelajaran
yang dilakukan di kelas tampak
monoton sehingga membuat siswa kurang serius dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini ditandai dengan siswa yang berbicara sendiri dengan temannya pada saat pembelajaran berlangsung, mengantuk, dan melakukan aktivitas lain di luar pembelajaran. Kondisi tersebut disebabkan karena guru belum menerapkan metode pembelajaran yang inovatif. Guru lebih banyak menjelaskan kemudian dilanjutkan dengan tugas menulis teks berita yang hanya sekedar mengingat-ingat tanpa memanfaatkan suatu media sehingga siswa mengalami kesulitan. Penggunaan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks berita membuat siswa lebih antusias dan aktif. Setelah diterapkan metode CIRC siswa mulai menunjukkan adanya ketertarikan dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini bisa dilihat dari kesungguhan siswa dalam mengerjakan setiap tugas, siswa tampak fokus selama pembelajaran berlangsung, dan keberanian siswa bertanya, menjawab pertanyaan maupun memberikan tanggapan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
Setelah diterapkan metode CIRC siswa menjadi lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita. Hal ini disebabkan karena dalam kegiatan pembelajaran, siswa tidak sekadar mengingat-ingat berita untuk ditulis, tetapi siswa juga dibantu dengan media berupa surat kabar dan kliping. Penggunaan media tersebut memudahkan siswa dalam mencari unsur-unsusr berita. Tindakan
yang
dilakukan
dengan
menerapkan
metode
pembelajaran CIRC dapat membangkitkan minta dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita. Hal ini didasarkan pada pengamatan peneliti saat pembelajaran berlangsung pada masingmasing siklus. Pada siklus I siswa yang tampak berminat dan memiliki motivasi saat mengikuti pembelajaran sebanyak 15 siswa atau 48% dan pada siklus II meningkat menjadi 67% atau sebanyak 22 siswa. Pada siklus terakhir juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yakni sebesar 91% atau 29 siswa. Adapun peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis teks berita dalam pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II, dan siklus III dapat digambarkan pada rekapitulasi data dalam bentuk tabel dan grafik berikut ini. Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita dalam Pelaksanaan Siklus I, siklus II, dan siklus III No
Indikator
Persentase Siklus I
Siklus II
Siklus III
1
Keaktifan siswa selama apersepsi
45%
61%
84%
2
Keaktifan dan perhatian siswa pada
42%
67%
81%
48%
73%
91%
saat guru menyampaikan materi 3
Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Siklus I Siklus II Siklus III
Keaktifan siswa selama apersepsi
Keaktifan dan Minat dan motivasi perhatian siswa siswa pada saat mengikuti pelajaran
Gambar 3. Grafik Tabulasi Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita 2. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita Kemampuan siswa dalam menulis teks berita pada penelitian ini meningkat setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan menerapkam metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan dilengkapi dengan media berupa surat kabar dan kliping. Peningkatan kualitas hasil belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I sampai dengan siklus III. Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis teks berita dinilai berdasarkan pada beberapa kriteria, yakni isi, organisasi, kosakata, pengembangan bahasa, dan penguasaan ejaan (mekanik). a. Isi Siswa mampu menentukan ide tulisan dan mengembangkannya setelah diberi tindakan dengan memanfaatkan media surat kabar dan kliping. Teks berita yang disertai dengan gambar membuat siswa lebih tertarik dalam membaca berita. Berdasarkan berita yang dibaca tersebut siswa menemukan pokok-pokok berita yang nantinya akan dikembangkan menjjadi sebuah teks berita.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 114
Siswa telah mampu mengungkapkan isi berita dengan baik sesuai dengan berita yang dibaca. Pada saat pretes siswa menulis berita hanya berdasarkan pada peristiwa yang diingat saja tanpa adanya media yang digunakan sebagai penunjang. Hal ini menyebabkan sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menulis teks berita. Berbeda dengan saat diterapkan metode CIRC, para siswa dituntut untuk berkerja sama menemukan unsur-unsur berita berdasarkan berita dari surat kabar maupun kliping yang telah dibaca terlebih dahulu kemudian mengembangkannya menjadi sebuah teks berita. Dengan adanya media tersebut siswa mampu menemukan dan membedakan unsur 5W+1H yang terdapat dalam sebuah berita sehingga ketika menulis berita, mereka mampu menulis berita secara lengakap (memuat unsur 5W+1H). b. Organisasi Hasil pekerjaan siswa yang berupa teks berita pada tiap siklus menunjukkan bahwa siswa sudah dapat mengorganisasikan tulisan dengan baik. Teks berita yang ditulis siswa komunikatif dan mudah dipahami, meskipun masih ada beberapa pekerjaan siswa yang gagasannya masih meloncat-loncat atau belum sistematis. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa terlihat bahwa siswa telah mampu menuangkan ide mereka berdasarkan berita yang dibaca. Pada saat pretes gagasan yang dikemukakan siswa sangat minim, kurang padat atau detail, dan tidak urut atau meloncat-loncat. Hal ini disebabkan karena para siswa hanya mengandalkan ingatan mereka dalam menulis. Sebelum diadakan tindakan guru belum menerapkan tahapantahapan dalam kegiatan menulis. Siswa langsung disuruh untuk menulis tanpa didahului dengan membuat kerangka terlebih dahulu. Hal tersebut mengakibatkan siswa kesulitan dalam menulis. Akan tetapi, setelah diterapkan metode CIRC, siswa lebih mudah dalam menulis karena didahului dengan membuat kerangka tulisan terlebih dahulu. Hasil pekerjaan siswa menunjukkan bahwa berita yang mereka tulis lebih detail dan urut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 115
c. Kosakata Sebelum diberi tindakan, banyak ditemukan ketidaktepatan dalam pemilihan kosakata. Sebagian besar siswa masih menggunakan kosakata yang tidak baku (group, February, scor, dsb). Akan tetapi, setelah diberi tindakan kesalahan tersebut telah dapat diminimalkan sehingga tulisan siswa menjadi lebih jelas dan mudah dipahami (maknanya tidak kabur). d. Pengembangan bahasa Siswa mampu mengembangkan bahasa dengan baik. Hal ini ditandai dengan berita yang ditulis oleh siswa lebih kompleks. Pada saat diadakan pretes pada kegiatan survei awal, hasil pekerjaan siswa menunjukkan bahwa bahasa yang mereka gunakan masih sederhana dan hanya berupa garis-garis besarnya saja. Akan tetapi setelah diberi tindakan,
bahasa
yang
digunakan
lebih
efektif
sehingga
tidak
mengaburkan makna. e. Mekanik (ejaan) Pada saat survei awal banyak ditemukan kesalahan penggunaan ejaan. Banyak siswa yang masih kurang tepat dalam menggunakan ejaan, seperti penggunaan huruf besar dan huruf kecil dan singkatan-singkatan yang tidak lazim. Selain itu, siswa juga belum bisa membedakan penggunaan antara di- sebagai kata depan dan di- sebagai awalan. Siswa juga banyak yang masih salah dalam meuliskan judul berita. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan siswa mengenai ejaan. Penggunaan metode CIRC dalam penelitian ini melibatkan siswa untuk membaca berita terlebih dahulu. Hal ini memungkinkan secara tidak langsung siswa mengetahui bagaimana bahasa yang digunakan dalam berita, kosakata maupun dalam hal penulisan ejaan-ejaan. Setelah diberi tindakan, siswa sudah mulai bisa lebih cermat dalam menulis. Mereka tidak menggunakan singkatan-singkatan yang tidak lazim. Judul berita yang mereka tulis sudah bervariasi dan sesuai dengan aturan penulisan judul.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 116
Peningkatan yang terjadi pada kriteria-kriteria di atas, berjalan linier dengan peningkatan nilai atau kualitas siswa dalam menulis teks berita. Pada saat survei awal terlihat bahwa kemampuan siswa dalam menulis teks berita kurang memuaskan. Hal tersebut ditandai dengan jumlah siswa yang telah mendapatkan nilai yang sudah mencapai ketuntasan belajar (≥75), yakni hanya 6 siswa atau 22%. Setelah diberi tindakan, mulai ada peningkatan yang signifikan dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I siswa yang mendapatkan nilai ≥75 sebanyak 13 siswa atau 43%. Pada siklus II kemampuan menulis teks berita siswa mengalami peningkatan. Hal ini tampak pada persentase ketuntasan hasil belajar siswa yang mencapai 67% atau 22 siswa. Pada siklus III persentase ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 87% atau 27 siswa. Penerapan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks berita dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Kondisi tersebut ditandai dengan semakin meningkatnya siswa yang mendapatkan nilai ketuntasan belajar. Peningkatan dari setiap aspek penulisan di atas menjadikan kemampuan siswa dalam menulis teks berita juga mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai siswa dalam menulis teks berita yang diperoleh dari siklus pertama ke siklus berikutnya. Peningkatan nilai siswa dari sklus pertama ke siklus berikutnya dapat digunakan sebagai tolok ukur kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Tabel 8. Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita Indikator
Kemampuan dalam
menulis
Persentase Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
22%
42%
67%
87%
siswa teks
berita
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 117
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Gambar 4. Grafik Tabulasi Nilai Menulis Teks Berita
commit to user
Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 118
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan metode CIRC dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Hal ini diindikatori dengan adanya peningkatan kualitas proses dalam pembelajaran sebagai berikut: a. Meningkatnya keaktifan siswa selama apersepsi Pernyataan di atas terbukti dengan meningkatnya keaktifan siswa pada saat guru melakukan kegiatan apersepsi pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Perentase keaktifan siswa selama apersepsi yang diperoleh pada masingmasing siklus, yaitu 45% (pada siklus I), 61% (pada siklus II), dan 84%(pada siklus III). b. Meningkatnya keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran Pernyataan di atas terbukti dengan meningkatnya keaktifan dan perhatian siswa selama pembelajaran menulis teks berita berlangsung pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Peningkatan keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran dapat dilihat dari perbandingan antarsiklus, yaitu 42% (pada siklus I), 67% (siklus II), dan 81% (pada siklus III). c. Meningkatnya minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran Pernyataan di atas terbukti dengan meningkatnya minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran menulis teks berita pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Perbandingan persentase keaktifan siswa antarsiklus, yaitu 48% (pada siklus I), 73% (pada siklus II, dan 91% ((pada siklus III).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 119
2.
Penerapan metode CIRC dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang memperoleh sesuai dengan ketuntasan belajar (≥75). Pada siklus I jumlah siswa yang mendapatkan nilai ≥75 sebanyak 13 siswa atau 42%, pada siklus II kemampuan menulis teks bterita siswa mengalami peningkatan menjadi 67% atau 22 siswa, dan pada siklus III persentase ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 87% atau 27 siswa. Selain itu, nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Pada siklus I nilai rata-rata siswa 69,1, siklus II 74,3, dan siklus III mencapai 79,5.
B. Implikasi Implikasi dari penelitian ini meliputi: (1) implikasi teoretis; (2) implikasi paedagogis; dan (3) implikasi praktis. Uraian mengenai implikasi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Implikasi Teoretis Penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terbukti dapat meningkatkan pembelajaran menulis teks berita. Hal ini dikarenakan metode CIRC memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan tanggapan mereka mengenai pokok-pokok berita yang telah dibaca. Di samping itu, penerapan metode CIRC dapat melatih siswa untuk saling bekerja sama dengan temannya sehingga dapat membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam penelitian ini, faktor yang menentukan keberhasilan penerapan metode CIRC tidak hanya ditentukan oleh guru sebagai fasilitator
dalam
pembelajaran, tetapi siswa juga mempunyai peran penting dalam pembelajaran. Faktor dari guru meliputi: kemampuan guru dalam menyampaikan dan mengembangkan materi pembelajaran, keterampilan guru dalam mengelola kelas, dan penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran. Faktor dari siswa meliputi: keaktifan siswa selama apersepsi, keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menympaikan materi, minat dan motivasi siswa saat mengikuti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 120
kegiatan pembelajaran. Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain sehingga harus diupayakan secara maksimal agar kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis teks berita dapat tercapai. Hal di atas sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Azhar Arsyad (2006:3) yang menyatakan bahwa keberhasilan motivasi dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain: keberhasilan guru dalam mengelola kelas, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, dan siswa itu sendri. Faktor-faktor terebut saling terkait satu sama lain. 2. Implikasi Paedagogis Pembelajaran menulis teks berita yang dilaksanakan oleh guru membuat siswa jenuh dan kurang aktif karena guru belum menerapkan metode yang inovatif dalam kegiatan pembelajaran. Selama ini siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, memperhatikan contoh teks berita yang diberikan oleh guru, kemudian mulai menulis teks berita. Pada saat melaksanakan kegiatan menulis teks berita, banyak siswa yang masih bingung dalam menulis sebuah teks berita. Melalui penerapan metode Cooperative Integrated
Reading
and
Composition (CIRC) siswa diminta untuk membaca teks berita terlebih dahulu, mengidentifikasi unsur-unsur pokok berita yang dibaca tersebut bersama anggota kelompok, kemudian mengembangkan unsur-unsur pokok berita yang telah dibaca menjadi sebuah teks berita yang singkat, padat, dan jelas. Setelah menyusun teks berita, siswa diminta untuk membacakan berita yang telah disusun di depan kelas. Selain itu, metode Cooperative Integrated Reading and Compositioiatan (CIRC) mampu melatih siswa untuk melakukan kegiatan diskusi
kelompok dan memudahkan siswa
dalam menentukan atau
mengidentifikasi unsur-unsur pokok yang terdapat dalam teks berita. Penelitian yang dilakukan di kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan mengenai penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam pembelajaran menulis teks berita membuktikan bahwa dengan menerapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC),
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 121
siswa lebih antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis teks berita yang telah dilaksanakan oleh guru. Pembelajaran tidak hanya sekadar mendengarkan penjelasan materi dari guru, tetapi siswa dituntut untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Sesuai dengan Kuriklulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru (teacher centerd), tetapi pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Guru dituntut untuk dapat menerapkan metode-metode yang inovatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, salah satunya melalui penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Penerapan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks berita dapat mengoptimalkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita. 3. Implikasi Praktis Penerapan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks berita
dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk dapat memanfaatkan metode-metode pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran. Penerapan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks berita dapat meningkatkan kualitas proses maupun kualitas hasil pembelajaran. Dilihat dari segi proses, penerapan metode CIRC dapat meningkatkan kektifan, perhatian, serta minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari segi hasil dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Melalui metode CIRC, siswa lebih mudah dalam menemukan atau mengidentifikasi unsur-unsur pokok berita kemudian mengembangkan atau menyusun unsur-unsur pokok tersebut menjadi teks berita yang singkat, padat, dan jelas. Penelitian mengenai penerapan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks berita ini dapat memberikan gambaran bahwa keberhasilan kegiatan pembelajaran tidak hanya tergantung pada ketersampaian materi saja, akan tetapi penggunaan metode yang tepat juga berpengaruh dalam menentukan kualitas pembelajaran. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif permasalaha sejenis dalam pembelajaran, terutama pembelajaran membaca dan menulis.
C. Saran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 122
Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, perlu dilakukan beberapa hal untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran menulis teks berita . penulis menyarankan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi kepala sekolah a. Kepala sekolah sebaiknya selalu memantau kemampuan guru dalam mengajar agar bisa mengetahui kualitas pembelajaran menulis teks berita yang telah dilaksanakan oleh guru. b. Kepala sekolah hendaknya memberikan motivasi pada guru agar dapat melakukan inovasi dalam kegiatan pembelajaran menulis teks berita. 2. Bagi guru a. Guru hendaknya dapat beradaptasi dan mengikuti perkembangan metode pembelajaran yang inovatif. b. Guru dapat menemukan dan memilih metode pembelajaran lain yang lebih kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis teks berita sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan. c. Guru sebaiknya memilih metode dan sumber belajar yang relevan dengan materi menulis berita yang diajarkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. d. Guru sebaiknya menggunakan media dalam pembelajaran teks berita yang bervariasi sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. 3. Bagi siswa a. Siswa hendaknya banyak mencari dan membaca contoh-contoh teks berita. b. Siswa hendaknya lebih berpartisipatif dalam melakukan kegiatan diskusi selama pembelajaran menulis teks berita berlangsung. c. Siswa sebaiknya lebih berpartisipatif dalam menciptakan pembelajaran menulis teks berita yang kondusif. d. Siswa hendaknya lebih aktif dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita di kelas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 123
e. Siswa sebaiknya selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi melaui berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik untuk mendukung pembelajaran menulis teks berita. 4. Bagi peneliti lain a. Peneliti yang lain hendaknya mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dengan metode CIRC dengan strategi pembelajaran yang lebih kreatif dan dan dapat berkolaborasi dengan guru secara optimal. b. Peneliti lain diharapkan mampu menciptakan metode pembelajaran baru yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan kemampuan menulis teks berita.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 124
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2010. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Amin Suyitno. 2004. “Keunggulan Metode CIRC”. http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2139254-kelebihan-dan-kelemahan-circ, diunduh 4 Mei 2011 Anas Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persasuatda Anita Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo Atar Semi. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Azhar Arsyad. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grafindo Persada Burhan Nurgiyantoro. 2010. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE Canadian Council on Learning. 2009. “Lesson in Learning”. http://www.cclcca.ca/pdfs/LessonsInLearning/09_23_09EN.pdf, diunduh 25 April 2011 Djuharie Setiawan. 2001. Panduan Membuat Karya Tulis. Bandung: Yrama Widya Enco Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Etin Solihatin dan Raharjo. 2008. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara Ghaith, Ghazi M. 2005. “Cooperative Learning for the Disaffected ESL/ EFL Learner”. The International Journal on School Disaffection. Vol 3 No 2 Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, dan Sutijan. 2000. Belajar dan Pembelajaran I. Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Universitas Sebelas Maret Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 125
Henry Guntur Tarigan. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press Kessler, Carolyn. 1992. Cooperative Language Learning: A Teacher Resource Book. United States of Amerika: Prentice Hall Regents Korib Farhan. 2005. “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita dengan Pembelajaran Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri I Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pengajaran 2004/2005”. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang (tidak diterbitkan) Muhammad Nur dan Prima Retno Wikandari. 2000. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Ras Siregar. 1992. Bahasa Pers Bahasa Indonesia Jurnalistik: Kerangka Teori Dasar. Jakarta: PT Grafikatama Jaya. Resty. 2009. Komik Tanpa Teks Solusi Baru Merangsang Anak Menulis Tanpa Teks. http://msrestyshare.wordpress.com/2010/10/16/komik-tanpa-tekssolusi-baru-merangsang-anak-untuk-menulis/#more-694. Diunduh Senin, 27 Desember 2010. Rini Susanti Wulandari. 2010. “Metode Cooperative Integrated Reading and Composition untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa dalam Memahami Karya Sastra”. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol 27 No1 Rosini B Abu. 2007. ”The Effects of Cooperative Learning Methods on Achievement, Retention, and Attitudes of Home Economics Students in North Carolina”. Journal of Vocational and Technical Education. Volume 13, Number 2 Sabarti Akhadiah, dkk. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 126
Sarwiji Suwandi. 2009. Model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 . 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka Slavin , Robert E. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Sujanto. 1998. Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara untuk Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonnesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga uriamiharja. 1997. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud Sumarni. 2010. “Peningkatan Kompetensi Siswa dalam Menulis Teks Berita dengan Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Di Kelas VIII E Semester Genap pada SMP Negeri 2 Tasikmadu Tahun Pelajaran 2009/2010”. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana (tidak diterbitkan) Suprayekti. 2006. “Strategi Penyampaian Pembelajaran Kooperatif”. Jurnal Pendidikan Penabur, Tahun ke-V, No. 07, Desember 2006 Suriamiharja, dkk. 1997. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud Suwarsih Madya. 2009. Teori dan Praktek Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta Suyitno dan Purwadi. 1998. Dasar-Dasar Komposisi. Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Universitas Sebelas Maret Swandono. 2007. “Upaya Guru dalam Meningkatkan Pengajaran Menulis Lewat Pendekatan Keterampilan Proses di SMP Negeri 10 Surakarta”. Jurnal Paedagogia. Jilid 10, Nomor 2, Agustus 2007 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Syaiful Sagala. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Totok Djuroto. 2003. Teknik Mencari & Menulis Berita. Semarang: Dahar Prize
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 127
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Wigati. 2010. ”Pembelajaran Kooperatif Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Buku Harian pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Sentolo Tahun Pelajaran 2009/2010”. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana (tidak diterbitkan) Yant Mujiyanto, Budhi Setiawan, Purwadi, dan Edy Suryanto. 1999. Puspa Ragam Bahasa Indonesia. Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Universitas Sebelas Maret Zaenal Arifin. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
commit to user