PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN KARTU ANGKA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK
JURNAL
Oleh PANCA ARIYANI MUSLIMAH (1113054039)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015
HALAMAN PENGESAHAN JURNAL SKRIPSI
Judul Jurnal Skripsi
: PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN KARTU ANGKA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK
Nama Mahasiswa
: Panca Ariyani Muslimah
Nomor Pokok Mahasiswa
: 1113054039
Program Studi
: Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Bandar Lampung, Peneliti,
Juni 2015
Panca Ariyani Muslimah NPM 1113054039 Mengesahkan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M S. NIP 19520831 198103 1 001
Dr. Een Yayah Haenilah, M. Pd. NIP 19620330 198603 2 001
ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN KARTU ANGKA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK Panca Ariyani Muslimah 1), M. Thoha B. Sampurna Jaya 2), Een Yayah Haenilah3)
The research problem of this study was the low early numeracy skills of early children in PAUD Tunas Mandiri Pringsewu. The aim of this study was to investigate the differences of early numeracy skills with conventional learning and early numeracy skills with card numbers media and to explore the impact of learning activity using card numbers on the improvement of early numeracy skills. The research method was pre-experimental. Data were analyzed by using t-test and a simple linear regression. The results showed that there was significant differences between conventional learning and learning with the card numbers in early numeracy skills. In addition, there was an impact of learning activities using card numbers on early numeracy skills in PAUD Tunas Mandiri Pringsewu.
Keyword : Activity, Card Numbers,early numeracy skills Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan berhitung permulaan anak di PAUD Tunas Mandiri Pringsewu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kemampuan berhitung permulaan dengan pembelajaran konvensional dan kemampuan berhitung permulaan dengan pembelajaran kartu angka serta untuk mengetahui pengaruh aktivitas belajar menggunakan media kartu angka terhadap peningkatan kemampuan berhitung permulaan pada anak. Metode Penelitian ini adalah Pre-eksperimental. Teknik analisis data menggunakan t-test dan uji regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan yang meyakinkan pembelajaran konvensional dan pembelajaran media kartu angka terhadap kemampuan berhitung permulaan pada anak usia dini. Ada pengaruh antara aktivitas belajar menggunakan media kartu angka terhadap peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak PAUD Tunas Mandiri Pringsewu. Kata kunci: Aktivitas,Kartu Angka,Berhitung Permulaan 1) 2) 3)
Mahasiswa Pembimbing 1 Pembimbing 2
PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini ialah suatu lembaga yang terpercaya dalam menstimulasi, membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 pasal 28 Pendidikan Anak Usia Dini memegang peranan yang sangat penting terhadap tumbuh kembang anak, melalui rangsangan pendidikan yang akan membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak dapat memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Peran guru sebagai pendidik membuat pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan yang memberikan pengalaman bagi anak secara langsung melalui kegiatan-kegiatan selama proses pembelajaran. Belajar dilakukan oleh setiap individu melalui interaksi dengan individu lain untuk mendapatkan pengetahuan yang belum dimiliki seseorang atau menghubungkan pengetahuan yang saling berkaitan dengan pengetahuan sebelumnya yang diperoleh dari pengalaman sebagai hasil dari proses belajar. Menurut Idris (2014:3) belajar adalah aktivitas manusia untuk melakukan perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar untuk mencapai berbagai kompetensi, keterampilan, dan sikap. Setiap anak memiliki karakteristik yang berbedabeda, sehingga proses pembelajaran pada anak usia dini dilakukan dengan tujuan memberikan kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman nyata yang dapat memungkinkan anak untuk menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahunya secara optimal, Menurut Hartati (2005:17) Karakteristik perkembangan merupakan
tugas perkembangan pada suatu periode yang harus dicapai dan dikuasai oleh seorang anak. Belajar pada anak usia dini dilakukan melalui aktivitas bermain yang akan mengembangkan aspek perkembangan seperti moral agama, fisik motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional. Dari kelima aspek perkembangan tersebut, perkembangan kognitif penting untuk anak usia dini karena kemampuan kogntif berkaitan dengan kemampuan anak dalam berpikir, mengingat dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu aspek yang harus dikembangkan adalah aspek kogntif yang didalamnya berkaitan dengan kemampuan berhitung permulaan. Sedangkan menurut Tombokan (2014:83) Berhitung berhubungan dengan sistem bilangan, kegiatan berhitung untuk melayani pengetahuan lainnya yang berguna dalam kehidupan anak yang harus diajarkan bagi semua anak sejak dini. Pencapaian kemampuan berhitung permulaan berdasarkan Standar PAUD yaitu : menyebut dan membilang 1- 10, mengenal lambang bilangan, menghubungkan konsep bilangan dengan lambang bilangan, membuat urutan bilangan dengan bendabenda, membedakan dan membuat dua kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih sedikit dan lebih banyak, menyebutkan hasil penambahan dan pengurangan dengan benda dan memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk lebih dari tiga pola yang berurutan. Kemampuan berhitung adalah kemampuan anak dalam hal matematika. Berhitung dikenalkan kepada anak sejak dini
agar membantu kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Menurut Susanto (2011:98) Kemampuan berhitung permulaan adalah kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk mengembangkan kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan dirinya, sejalan dengan perkembangan kemampuan anak dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah, yaitu berhubungan dengan jumlah dan pengurangan. Kemampuan berhitung merupakan salah satu kemampuan matematika yang dimiliki anak, proses pembelajaran berhitung harus menggunakan strategi dan media yang menarik yang melibatkan anak secara langsung melalui aktivitas selama proses belajar. menurut Lestari (2014:12) Menghitung adalah kemampuan untuk membaca angka. Menghitung hanya akan berarti jika diterapkan pada benda nyata ataupun masalah yang menarik bagi seorang anak. Contoh kegiatan menghitung seperti, permainan kartu sederhana dengan menghitung kartu dan mencocokkan motifnya menghitung titik diatas dadu. Konsep menghitung ini termasuk kemampuan untuk menjawab pertanyaan ini angka berapa dan setelah ini apa. Pengembangan kemampuan berhitung pada anak usia dini diberikan untuk melatih kesiapan anak pada jenjang pendidikan selanjutnya. Pengembangan berhitung permulaan pada anak dilakukan melalui kegiatan dengan menyebutkan lambang bilangan, menunjukkan lambang bilangan, mencocokkan, mengurutkan dengan menggunakan media yang dapat mengembangkan kemampuan berhitung.
Didalam upaya mengembangkan kemampuan berhitung permulaan perlu adanya aktivitas anak dalam pembelajaran. Proses pembelajaran pada anak usia dini dilaksanakan sesuai dengan karakteristik dan tingkat perkembangan anak sehingga proses pendidikan tidak terstruktur dan dilakukan secara menyenangkan dengan aktivitas bermain yang diharapkan dapat menstimulasi setiap kemampuan yang dimiliki anak sehingga potensi yang dimiliki anak dapat berkembang secara optimal. Pembelajaran anak usia dini melibatkan anak secara aktif dalam selama kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar pada setiap anak berbeda, karena aktivitas akan mengembangkan kemampuan anak yang akan ditunjukan pada hasil belajarnya. Menurut Sardiman (2011:100) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah “aktivitas yang bersifat fisik maupun mental, dalam proses pembelajaran kedua aktivitas itu harus saling berkaitan”. Belajar sangat dibutuhkan adanya aktivitas, dikarenakan tanpa adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Pada proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek peserta didik, baik jasmani maupun rohani. Belajar sangat dibutuhkan adanya aktivitas, dikarenakan tanpa adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Menurut Paul D. Dierich dalam Hamalik (2013:172) mengemukakan bahwa kategori kegiatan belajar yang terdiri dari kegiatan visual, kegiatan lisan, kegiatan mendengarkan, kegiatan menulis, kegiatan menggambar, kegiatan metrik, kegiatan mental, dan kegiatan emosional. Pada proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek peserta didik, baik jasmani maupun rohani. media merupakan alat bantu yang digunakan untuk mempermudah dalam menyampaikan pesan atau materi dan merangsang terjadinya proses belajar
mengajar yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Media yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran disebut dengan media pembelajaran. Menurut Heinich dalam Arsyad (2011:4) media pembelajaran adalah perantara yang membawa pesan atau informasi bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran antara sumber dan penerima. Melalui media pembelajaran merangsang siswa untuk lebih mudah dalam menerima pengetahuan baru sehingga akan tercapainya tujuan belajar Menurut Hamalik dalam Suryani (2012:146) Mengemukakan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru siswa, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran agar anak lebih mudah memahami konsep tertentu. Kartu angka salah satu media pembelajan yang dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak, melalui kartu angka anak dapat menegtahui konsep bilangan dengan melihat gambar dan menghitung jumlah gambar yang terdapat pada kartu. Menurut Susanto (2011:108) kartu bergambar berdampak positif terhadap peningkatan berhitung permulaan,ini terjadi ketika anak harus mengenal angka, proses pemahaman konsep bilangan akan memudahkan anak untuk lebih cepat memahaminya melalui pembelajaran. Berdasarkan keadaan yang peneliti amati di PAUD Tunas Mandiri Pringsewu, metode
pembelajaran berhitung melalui pemberian tugas sehingga tidak efisien untuk anak dan akibatnya anak merasa kesulitan dan bosan, proses pembelajaran berhitung yang monoton mengakibatkan kurangnya minat anak dalam berhitung, media yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran berhitung tidak bervariasi, strategi dalam kegiatan pembelajaran berpusat pada guru (teacher center) sehingga menjadikan anak pasif dalam proses pembelajaran berhitung. Hasil observasi dengan menggunakan pembelajaran konvensional kemampuan berhitung didapat 5 anak dengan kategori Belum Berkembang (BB) terlihat bahwa anak masih kesulitan dan kurang aktif saat pembelajaran, dalam hal ini anak belum mampu mengenal konsep bilangan, menghitung dan mengelompokkan benda. Terdapat 12 anak dengan kategori Mulai Berkembang (MB), dalam hal ini anak sudah dapat mengenal konsep bilangan, menghitung dan mengelompokkan benda tetapi belum secara lengkap. Terdapat 9 anak dengan kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) pada kategori ini anak sudah mampu mengenal konsep bilangan,menghitung dan mengelompokkan secara tepat. Selanjutnya terdapat 2 anak yang sudah dapat mengenal konsep bilangan, menghitung dan mengelompokkan secara tepat dan cepat. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan berhitung anak PAUD Tunas Mandiri belum berkembang dengan baik. Berdasarkan pengamatan dan pencapaian kemampuan berhitung permulaan pada anak usia dini dengan mengobservasi kegiatan pembelajaran, peneliti merasa perlu melakukan upaya lain untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak dengan menggunakan media pembelajaran yang
dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak, dalam hal ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan aktivitas belajar menggunakan media kartu angka yang diharapkan dapat motivasi keingintahuan anak dalam berhitung sehingga pembelajaran berhitung pada anak usia dini dapat memberikan kebermaknaan dalam proses belajar yang menyenangkan dengan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pengembangan. Untuk meningkatkan kemampuan berhitung menggunakan media kartu angka dalam proses pembelajaran yang melibatkankan anak secara langsung melalui aktivitas belajarnya sehingga pembelajaran berhitung yang diterapkan pada anak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak. Berdasarkan penjelasan diatas maka tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui perbedaan kemampuan berhitung permulaan dengan pembelajaran konvensional dan kemampuan berhitung permulaan dengan pembelajaran media kartu angka dan untuk mengetahui pengaruh aktivitas belajar menggunakan media kartu angka terhadap peningkatan kemampuan berhitung permulaan pada anak usia dini kelompok B PAUD Tunas Mandiri Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015.
media kartu angka dan diamati dengan lembar observasi 3) Tahap Akhir Pengolahan dan analisis data hasil penelitian yang diperoleh dengan instrument penelitian dan lembar observasi. Populasi pada penelitian ini adalah siswa Kelompok B PAUD Tunas Mandiri Pringsewu yang berjumlah 29 anak,terdiri dari : 18 laki-laki dan 11 perempuan. Sampel dalam penelitian ini adalah sampling jenuh semua populasi dijadikan sampel yaitu siswa-siswi kelompok B yang berjumlah 29 anak. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan sampel jenuh, seluruh anggota populasi dijadikan sampel. Sehingga jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 29 anak. Variabel penelitian ini adalah aktivitas belajar menggunakan media kartu angka (x) dan kemampuan berhitung permulaan (y). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan dokumentasi. Instrument penelitian menggunakan lembar observasi pada setiap pertemuan. Sebelum perlakuan data diambil untuk membandingkan kemampuan berhitung permulaan anak dengan pembelajaran konvensional selama enam kali pertemuan dan selanjutnya data dianalisis menggunakan test dengan rumus:
METODE Penelitian ini menggunakan metode Preeksperimenal dengan Desain penelitian menggunakan Treatment by Subject Designs. Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Tahap Persiapan : Pembuatan RKH, Pembuatan kisi-kisi instrument, Pembuatan lembar observasi. 2) Tahap Pengumpulan : Pengamatan kemampuan berhitung permulaan pembelajaran konvensional dengan lembar observasi, Pelaksanaan pembelajaran dengan
√
�
∑� −
Teknik analisis data untuk yang digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan berhitung permulaan pada anak usia dini setelah diberi perlakuan dengan menggunakan media kartu angka, kemudian
data dianalisis menggunakan regresi linier sederhana dengan rumus: Ŷ = a + bX (Sugiyono,2011:261).
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan perolehan data selama penelitian, dapat direkapitulasi data aktivitas belajar. Berikut ini pemaparan tentang nilai kriteria aktivitas belajar secara konvensional dan aktivitas belajar menggunakan media kartu angka pada anak usia dini kelompok B PAUD Tunas Mandiri Pringsewu. Tabel 1. Aktivitas belajar sebelum dan sesudah
N o
Kategori
1. SA 2. A 3. CA 4. KA Jumlah
Interval
21-24 16-20 11-15 6-10
Aktivitas Belajar Konvensiona l (%) (f) 2 6,90 8 27,59 14 48,28 5 17,24 100,00
Aktivitas Belajar Kartu Angka (f)
(%)
13 11 5 0 29
44,83 37,93 17,24 0,00 100,0 0
Aktivitas belajar dengan pembelajaran konvensional dilakuakan dengan mengobservasi indikator yang terdapat pada rencana kegiatan harian yaitu: menyimak perkataan guru, menuliskan lambang bilangan, mengungkapkan pendapat sederhana, melakukan perintah guru, dan menjawab pertanyaan. Aktivitas belajar dengan pembelajaran menggunakan media kartu angka dilakukan melalui kegiatan bermain dengan indikator ketercapaian melakukan kegiatan sesuai dengan perintah yang diberikan guru, mendengarkan
aturan permainan kartu angka, menjawab pertanyaan tentang konsep angka menggunakan kartu angka 1-10, menjawab pertanyaan tentang penjumlahan dan pengurangan 1-10, memasangkan benda dengan menggunakan kartu angka, mengelompokkan kartu angka sesuai dengan jumlahnya, dan membedakan gambar yang terdapat pada kartu angka Tabel 2. Kemampuan berhitung konvensional dan sesudah menggunakan media
N o
Kate gori
Inter val
Kemampuan berhitung Konvensional
Kemampuan berhitung media kartu angka
(f)
(%)
(f)
(%)
10,34
14
48,28 34,48
1.
BSB
34>
3
2.
BSH
26-33
9
31,03
10
3.
MB
18-25
12
5
4.
BB
10-17
5
41,38 17,24
0
17,24 0,00
29
100.00
29
100,00
Jumlah
Data kemampuan berhitung permulaan yang diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi dan selama proses membelajaran dengan indikator ketercapaian indikator menyebutkan bilangan 1 sampai 10, menunjukan lambang bilangan 1 sampai 10, mengurutkan lambang bilangan 1 sampai 10, menghubungkan bilangan dengan lambang bilangan, mencocokkan bilangan dengan jumlah benda, mengurutkan benda berdasarkan jumlah, mengelompokkan dua kumpulan benda yang sesuai dengan jumlahnya, membedakan dua kumpulan benda yang lebih banyak dan sedikit, menyebutkan hasil penjumlahan 1-10, dan menyebutkan hasil pengurangan.
Setelah diketahui data aktivitas belajar menggunakan media kartu angka dan data kemampuan berhitung permulaan pada anak usia dini kelompok B PAUD Tunas Mandiri Pringsewu, tahap selanjutnya data dianalisis menggunakan tabel silang.
Tabel 3. Tabel Silang Aktivitas Belajar dan Kemampuan Berhitung No
Kemampuan Berhitung BS B
BS H
M B
B B
JM L
0 10 0 0 10
0 0 5 0 5
0 13 0 11 0 5 0 0 0 29
Aktivitas Belajar
1. 2. 3. 4.
SA A CA KA Jumlah
13 1 0 0 14
Hasil analisis tabel silang dari 29 anak diperoleh data sebagai berikut: 28 anak yang mendapatkan tingkatan katagori yang sama, yaitu 13 anak mendapatkan BSB untuk data kemampuan berhitung dan SA untuk aktivitas belajar menggunakan kartu angka, 10 anak yang mendapatkan BSH untuk data kemampuan berhitung dan A untuk aktivitas belajar menggunakan kartu angka , 5 anak yang mendapatkan MB untuk data kemampuan berhitung dan CA untuk aktivitas belajar menggunakan media kartu angka sedangkan 1 anak mendapatkan katagori yang berbeda. Hasil analisis data tabel silang dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar menggunakan media kartu angka berpengaruh terhadap kemampuan berhitung permulaan. Berdasarkan hasil diatas menunjukkan bahwa Penggunaan media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru siswa, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa sesuai dengan pendapat Suryani (2012:146). Teori belajar kontruktivisme menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Aktivitas belajar dengan menggunakan media kartu angka menggunakan teori belajar kontruktivisme bahwa pembelajaran lebih menekankan pada proses belajar sesuai dengan pendapat Conny dalam Latif (2011:74). Teori ini dapat digunakan dalam pembelajaran berhitung dilakukan melalui aktivitas anak baik dengan guru maupun teman dalam proses pembelajaran melalui proses aktif anak dalam setiap kegiatan. Cara belajar anak disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitifnya, dimana pada usia PAUD perkembangan kognitif ada pada tahap praoperasional dimana taraf berpikir terutama perkembangan kognitif anak seperti mampu menyebutkan urutan angka 1 sampai 10 secara lancar disertai benda ataupun lambang bilangan hal ini sesuai dengan pendapat Piaget dalam Beaty (2013:268).
Pembelajaran pada anak usia dini pada hakekatnya harus memperhatikan prinsipprinsip belajar anak agar kemampuan anak dapat dikembangkan secara optimal. Penggunaan media kartu angka untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan sudah sesuai fungsinya yaitu dapat mengoptimalkan potensi kognitif, memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan pengetahuan dan memfasilitasi anak untuk menyalurkan keinginannya hal ini sesuai dengan pendapat Eliyawati (2005:46) .
Pengembangan kemampuan berhitung permulaan dilakukan melalui aktivitas belajar menggunakan kartu angka dilakukan dengan menggunakan media yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, proses pembelajaran berhitung melibatkan anak aktif dalam kegiatan yang menyenangkan tanpa adanya paksaan, membangun rasa percaya diri pada anak dalam setiap kegiatan,serta tidak memberi hukuman pada anak jika anak melakukan kesalahan sehingga anak dapat dengan mudah menerima stimulus yang diberikan guru yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berhitung hal tersebut sesuai dengan prinsip pembelajaran berhitung menurut Yew dalam Susanto (2011:103). Aktivitas belajar menggunakan media kartu angka melibatkan anak secara langsung dalam proses pembelajaran melalui kegiatan bermain yang dilakukan dengan memperhatikan setiap tahapan berhitung pada anak, pada tahap pertama yaitu tahap konsep dengan cara menghitung jumlah benda yang ada disekitar anak selanjutnya anak mencari kartu angka yang sesuai dengan jumlah benda, kegiatan selanjutnya tahap transmisi atau peralihan anak diajarkan untuk menghitung benda yang ada pada kartu angka dengan jumlah yang sesuai,tahap terakhir adalah tahap lambang hal ini sesuai dengan pendapat Piaget dalam Susanto (2011:100). Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran menggunakan media kartu angka terhadap kemampuan berhitung permulaan pada anak PAUD Tunas Mandiri Pringsewu. Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama, menunjukkan bahwa hasil kemampuan berhitung dengan menggunakan media kartu angka 11,96 ada diatas taraf signifikansi ± 2,048. Hal ini membuktikan ada perbedaan hasil pembelajaran
konvensional dengan hasil pembelajaran menggunakan media kartu angka terhadap kemampuan berhitung permulaan anak. Berdasarkan analisi tabel silang menunjukkan ada hubungan antara aktivitas belajar menggunakan media kartu angka terhadap peningkatan kemampuan berhitung permulaan pada anak usia dini. Sedangkan pada uji hipotesis ke dua menggunakan uji analisis regresi linier sederhana diperoleh nilai yang positif dengan aktivitas belajar menggunakan media kartu angka. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh aktivitas belajar dengan menggunakan media kartu angka terhadap peningkatan kemampuan berhitung permulaan pada anak usia dini dengan hasil 2-3 capaian indikator peningkatan kemampuan berhitung pada setiap pertemuan. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengujian dua hipotesis dengan menggunakan t-test dan uji regresi sederhana dapat disimpulkan bahwa : 1.Ada perbedaan yang meyakinkan pembelajaran konvensional dan pembelajaran media kartu angka terhadap kemampuan berhitung permulaan pada anak usia dini 2.Ada pengaruh yang nyata dari aktivitas belajar menggunakan media kartu angka terhadap peningkatan kemampuan berhitung permulaan pada anak usia dini kelompok PAUD Tunas Mandiri Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar menggunakan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada anak usia dini Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut.
a.Bagi guru dapat mengembangkan proses belajar mengajar dengan media yang menarik dan didasari pada kebutuhan anak dalam bermain. Sehingga dapat meningkatkan potensi anak. b. Bagi sekolah diharapkan Sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang dalam proses pembelajaran c. Bagi peneliti Lain dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi agar dapat menyusun penelitian yang lebih baik lagi.
Idris, M. 2014. StrategiPembelajaran. Jakarta: Luxima Metro Media. Latif, M. 2011. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Prenadamedia Group. Lestari, G. 2014. Number Sense untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Lentera Ilmu Cendikia
DAFTAR RUJUKAN
Sardiman. 2011. Interaksi Belajar Mengajar. Bandung : PT Rosda Karya.
Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo.
Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung : PenerbitAlfabeta.
Beaty, J. 2013. Observasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Suryani, N. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta : Ombak.
Eliyawati. 2005. Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hamalik, O. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Hartati, S. 2005. Perkembangan Belajar pada Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Susanto, A. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: KencanaPrenada Media Group. Tombokan, R. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : ArRuzz Media.