Peningkatan Kualitas Guru Melalui Pelatihan Pembuatan Tes Standar Pada Guru Biologi SMA Swasta Di Kabupaten Sukoharjo Siti Akbari Fakultas Ilmu Pendidikan Program Biologi Universitas Veteran, Jl. Letjen Sujono Humardani No. 1, Sukoharjo 57521. Tel: 0271 – 593156, fak: 0271 – 593914 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk : 1) menganalisis validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesulitan, distraktor item test yang dibuat oleh guru biologi SMA Swasta di Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 sebelum diberikan pelatihan membuat soal standar; 2) menganalisis validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesulitan, distraktor item test yang dibuat oleh guru biologi SMA Swasta di Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 setelah diberikan pelatihan pertama membuat soal standar; 3) menganalisis validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesulitan, distraktor item test yang dibuat oleh guru biologi SMA Swasta di Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 setelah diberikan pelatihan kedua membuat soal standar. Populasi dalam penelitian ini adalah guru biologi kelas X SMA Swasta di Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 yang terdiri dari SMA Assalam, SMA Veteran, SMA Prawira Martha, SMA Iama Suhodo, dan SMA Muhammadiyah Watukelir. Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu pelatihan pembuatan tes terdiri dari pelatihan pertama dan pelatihan kedua, dan variabel terikat yaitu kemampuan guru dalam membuat tes standar yang diukur dengan validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, distraktor butir soal. Hasil penelitian ini adalah berupa analisis kualitas tes standar yang ditulis guru meliputi analisis, validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, distraktor butir soal pada lima SMA swasta di Kabupaten Sukoharjo. Hasil analisis menunjukan bahwa sesudah pelatihan pertama dan kedua menunjukkan terjadi peningkatan prosentase soal yang valid, nilai reliabilitas soal, penyebaran atau variasi tingkat kesukarannya, prosentase kategori baik dan sangat baik pada parameter daya beda, serta semakin berfungsinya distraktor soal. Kata-kata kunci :
Pelatihan, Tes Standar, Validitas, Reliabilitas, Daya Beda, TingkatKesukaran, Distraktor
Pendahuluan Setelah diselenggarakan ujian Nasional bagi siswa SMA/MA/SMK Tanggal 22 26 Maret tahun 2010, hasil pengumuman pada hari sabtu (24/4) dinyatakan 513 siswa di Kabupaten Sukoharjo tidak lulus ujian dan harus mengikuti ujian ulangan yang direncanakan besuk tanggal 10 - 14 Mei tahun 2010. Menurut Kepala Bidang SMP/SMA/SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo, Dwi Atmojo Heri menjelaskan tahun 2010 UN diikuti oleh 8.313 siswa terdiri dari 3.521 siswa SMA, 455 siswa MA, dan 4.337 siswa SMK, dari jumlah tersebut 513 siswa tidak lulu5. Tahun ini dari 20 SMA tak ada satupun yang lulus 100 % . Tingkat kelulusan tahun 2010 96,6 % sedangkan pada tahun 2009 lalu mencapai 97,76 %, artinya terjadi kemerosotan angka kelulusan di Sukoharjo yang diperkirakan para siswa terkecoh dengan isu beredarnya jawaban bocoran utamanya dl daerah pinggiran (Kontributor Humas Sukoharjo_HN). Kenyataan ini menunjukkan adanya kurang percaya diri pada siswa-siswi SMA terutama SMA swasta di Kabupaten Sukoharjo.
166
No.2 / Volume 20 / 2011
WIDYATAMA
Keberhasilan proses belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intenal dan faktor eksternal. Faktor Internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri sendiri antara lain intelegensi, minat, bakat, motivasi, aktifitas belajar dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya diluar diri siswa antara lain dipengaruhi oleh guru, bahan pelajaran, fasilitas belajar, dan metode mengajarnya. Guru berperan besar dalam mengambil suatu keputusan pendidikan yang didasari oleh informasi yang tepat, akurat, reliabel, yang berkaitan dengan permasalahannya. Informasi yang paling besar sumbangannya dalam kelayakan suatu keputusan pendidikan umumnya diperoleh dari kegiatan pengukuran dan penilaian pendidikan yaitu tes prestasi belajar. Prestasi belajar dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi rendahnya prestasi belajar. Ada empat istilah yang sering digunakan dalam melakukan pengukuran atau evaluasi di kelas yaitu: tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi. Tes terdiri dari sejumlah pertanyaan yang diajukan pada siswa untuk dijawab, hasil jawaban dari pertanyaan tersebut adalah karakteristik dari seseorang, biasanya dalam bentuk angka. Karakteristik ini biasanya berupa tingkat kemampuan, prestasi belajar, dan sebagainya. Pengukuran memiliki konsep yang luas. Kita dapat mengukur karakteristik tanpa penggunaan tes, misalnya dengan observasi, skala ranking, atau cara lain untuk memperoleh informasi dalam bentuk angka. Evaluasi didefinisikan sebagai proses untuk memperoleh informasi guna memilih alternatif yang terbaik (Stufflebeam et al, 1971: 29). Dalam bidang pengukuran, evaluasi sering diartikan sebagai penentuan kesesuaian antara penampilan yang berupa hasil pengukuran (skor) tes akhir yang diperoleh siswa berdasarkan skor tes awal mereka. Penilaian sering diartikan sebagai evaluasi, karena keduanya mengandung aspek penentuan (judgement). Hasil pengukuran yang berupa angka belum memiliki arti penting sebelum dilakukan interpretasi terhadap angka-angka tersebut. The Task Group on Assessment and Testing (Griffin & Nik, 1993:3) mendeskripsikan penilaian sebagai semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok. Popham (1996:3) mendefinisikan penilaian dalam kontek pendidikan sebagai sebuah usaha secara formal untuk menentukan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan. Boyer dan Ewel mendefinisikan penilaian sebagai “Processes that provide information about individual student, about curricula or program, about institutions, or about entire systems of institutions” (Stark & Thomas, 1994:46). Dalam kontek pendidikan, asesmaen berkaitan dengan semua proses pendidikan, seperti karakteristik peserta didik, karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas dan administrasi. Nitko (1996:33) mengatakan bahwa penilaian mengarah kepada proses memperoleh informasi yang relevan untuk tujuan-tujuan dalam rangka mengambil keputusan, bukan alat memperoleh informasi. Dengan demikian, penilaian hasil belajar merupakan aktivitas yang direncanakan dan dilaksanakan oleh guru untuk mendapatkan data dan informasi guna mengambil keputusan. Data dan informasi yang diperoleh merupakan umpan balik tentang tingkat keberhasilan proses pembelajaran dan untuk memperoleh informasi yang akurat diperlukan teknik penilain yang tepat. Ketepatan penentuan alat penilaian dapat berpengaruh terhadap hasil penilaian dan hasil akan mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Fungsi utama dari pengukuran dan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi guna memilih alternatif yang terbaik diantara yang tersedia. Keputusan yang dibuat bisa diklasifikasikan sebagai keputusan yang dipilih dari beberapa alternatif yang sangat 167
WIDYATAMA
Siti Akbari. Peningkatan Kualitas Guru Melalui Pelatihan Pembuatan Tes Standar Pada...
sedikit. Keputusan institusi di dalam pendidikan adalah keputusan yang dibuat oleh guru yang berkaitan dengan siswa, misalnya pengelompokan, seleksi, dan sebagainya. Sedang keputusan individu pada dasarnya merupakan apa yang sebagainya diberikan pada siswa termasuk caranya. Sebagai alat untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti kegiatan pendidikan selama selang waktu tertentu, maka eksistensi tes menjadi sangat penting. Sebuah tes yang baik, akan bisa mengungkapkan keadaan sebenarnya dari siswa, dan tes yang tidak baik tidak akan bisa mengungkap apa kemampuan sebenarnya siswa. Sebuah tes yang baik harus valid dan reliabel. Dalam pandangan Samuel Messick, validitas merupakan penilaian menyeluruh dimana bukti empiris dan logika teori mendukung pengambilan keputusan serta tindakan berdasarkan skor tes atau modelmodel penilaian yang lain. Validitas sebuah tes dapat dilakukan dalam berbagai bentuk seperti content validity, criterion validity dan construct-related validity. Meskipun idealnya validasi dapat dilakukan dengan memakai semua bentuk validitas tes tersebut, tetapi pengembang tes dapat memilih bentuk validasi dengan melihat tujuan pengembangan tes. Selain valid, alat ukur yang baik juga harus reliabel. Dalam pandangan Aiken sebuah tes dikatakan reliabel jika skor yang diperoleh oleh peserta relatif sama meskipun dilakukan pengukuran berulang-ulang. Untuk memperoleh skor yang sama, maka tidak boleh ada kesalahan pengukuran. Dengan demikian, keandalan sebuah alat ukur dapat dilihat dari dua petunjuk yaitu kesalahan baku pengukuran dan koefisien reliabilitas. Selain valid dan reliabel tes yang baik juga tergantung dari banyaknya butir-butir soal berkategori baik yang terdapat dalam tes. Semakin banyak butir soal yang baik, semakin baiklah perangkat tes tersebut. Sebaliknya, semakin sedikit jumlah butir soal yang baik, semakin buruklah kualitas tes itu. Untuk melihat kualitas sebuah tes dapat dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif (teoretik) dan kuantitatif (empiris). Secara kualitatif tes dikatakan baik jika telah memenuhi persyaratan penyusunan dari sisi materi, konstruksi dan bahasa. Adapun secara kuantiatif dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu teori tes klasik (classical true-score theory) dan teori respon butir (Item Response Theory). Untuk itulah diperlukan pelatihan membuat tes yang standar bagi guru terutama guru-guru SMA Swasta di kabupaten Sukoharjo agar siswa-siswinya terbiasa mengerjakan soal standar dan memiliki kesiapan dalam menghadapi ujian nasional. Metode Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. (Suharsimi Arikunto, 1996: 115). Populasi dalam penelitian ini adalah guru biologi kelas X SMA Swasta di Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 yang terdiri dari SMA Assalam, SMA Veteran, SMA Prawira Martha, SMA Iama Suhodo, dan SMA Muhammadiyah Watukelir. Pelatihan pembuatan tes standar bagi guru biologi Kelas X SMA Swasta di Kabupaten Sukoharjo yang meliputi validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, distraktor yang dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu tahap sebelum pelatihan, pelatihan pertama, dan pelatihan kedua. Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu pelatihan pembuatan tes, dan variabel terikat yaitu kemampuan guru dalam membuat tes standar yang diukur dengan validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, distraktor buatir soal.
WIDYATAMA
168
No.2 / Volume 20 / 2011
WIDYATAMA
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang bersumber dari data primer berupa pengumpulan kuesioner yang dibagikan kepada guru biologi SMA Swasta di Kabupaten Sukoharjo. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala binomial dengan skor 0 jika jawaban salah dan skor 1 jika jawaban benar. Hadi (1997:181), mengatakan bahwa baik buruknya hasil penelitian tergantung pada teknikteknik pengumpulan data. Sedangkan kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambil data atau alat ukurnya (Suryabrata, 1990:91). Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan metode lembar soal biologi yang merupakan cara pengumpulan data berupa daftar pernyataan berdasar pada sejumlah subjek dan berdasarkan jawaban atau isian, peneliti mengambil kesimpulan mengenai subjek yang diteliti. Alasan yang mendasari penggunaan metode kuesioner dalam penelitian ini sebagaimana dikemukakan oleh Hadi (1997, 181) adalah : 1. Subjek adalah siswa-siswa kelas X SMA Swasta di Kabupaten Sukoharjo yang guru biologi diberi program pelatihan pembuatan tes standar, 2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti benar dan dapat dipercaya, 3. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan yang dimaksud peneliti. Adapun lembar soal biologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi pelajaran biologi pada kurikulum kelas X. Pengumpulan data penelitian, peneliti menggunakan biodata guru, serta seperangkat alat tes. Selanjutnya guru diminta untuk membuat soal-soal biologi untuk pokok bahasan materi pelajaran kelas X SMA. Hasil penyusunan tes selanjutnya diujicobakan kepada siswa-siswi kelas X SMA swasta di Kabupaten Sukoharjo. Dalam soal terdapat alternatif jawaban pilihan ganda yang disediakan menggunakan skala binomial yaitu diberikan angka 1 jika siswa menjawab benar dan diberikan angka 0 jika siswa menjawab salah. Sebelum digunakan, soal-soal tersebut diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya, sehingga benar-benar dapat dipakai untuk pengukuran variabel-variabelnya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu : (1) Instrumen dalam pelaksanaan pelatihan, berupa materi program pelatihan. (2) Instrumen pengambilan data, berupa serepangkat tes dan hasil lembar jawab siswa. Analisis butir soal; dilakukan untuk masing-masing butir, sehingga dapat diketahui tingkat kesuliotan butir soal, daya pembeda butir soal. Selain itu dapat diketahui relliabilitas, dan validitas tes yang tersusun. Pemilihan butir-butir tes yang baik perlu diperhatikan, dalam teori tes klasik, tes parameter yang paling banyak digunakan, yaitu tingkat kesukaran butir tes dan daya pembeda butir tes. Suryabrata (1987:96). 1. Pelatihan I Dengan materi. 1) Penyusunan daftar Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang meliputi : a) Penyusunan spesifikasi, b) Menentukan tujuan tes, c) Membuat indikator, d) Menentukan aspek penilaian, e) Penilaian aspek kognitif, f) Menyusun kisikisi, g) Penulisan Soal, h) Menelaah Soal, i) Perakitan Tes, j) Uji Coba Soal, k) Analisis Data. Materi dapat dilihat pada lampiran. Untuk mencari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan distraktor dapat dilihat pada Tabel 1. Data yang baik atau yang dipakai untuk tes adalah data yang valid (rbis > r tabel) , nilai reliabilitas > 0,7, nilai daya beda > 0,4, mempunyai tingkat kesukaran dan semua distraktor berfungsi.
169
WIDYATAMA
Siti Akbari. Peningkatan Kualitas Guru Melalui Pelatihan Pembuatan Tes Standar Pada...
Tabel 1.Kriteria Tingkat Kesukaran, daya Beda, Distraktor, Validitas dan Reliabilitas Karakteristik Tingkat Kesukaran
Daya Beda
Distraktor
Reliabilitas
Kategori Mudah Sedang Sukar Jelek Cukup Baik Sangat baik Tidak berfungsi Berfungsi Valid Invalid Tidak reliable Reliable
Kriteria P > 0,700 0,300 < p < 0,700 P < 0,300 Biser < 0,200 0,200 < biser < 0,400 0,410 < biser < 0,700 0,710 < biser < 1,000 Dipilih < 5% peserta Dipilih > 5% peserta
rbis > rtab rbis < rtab R11< 0,700 R11 > 0,700
2. Pelatihan II Mengulangi materi pada pelatihan pertama yang dengan flowchart berikut: Penyusunan Daftar Standar Kompetensi
Penyusunan Spesifikasi/ Kisi-kisi Soal
Penulisan Soal
Uji Coba Soal
Perakitan Tes
Penelaah Soal
Analisa data
Seleksi Butir Soal
Database
Hasil dan Pembahasan Validitas dan Reliabilitas Pada sekolah SMA Assalam terjadi peningkatan jumlah item yang valid dari 20% sebelum pelatihan menjadi 70% pada pelatihan pertama dan 95% pada pelatihan kedua, demikian juga pada nilai reliabilitasnya terjadi peningkatan dari sedang menjadi tinggi pada pelatihan pertama dan kedua. Pada sekolah SMA Veteran terjadi peningkatan jumlah item yang valid dari 70% sebelum pelatihan menjadi 90% pada pelatihan pertama dan 100% pada pelatihan kedua, demikian juga pada nilai reliabilitasnya terjadi peningkatan dari sedang menjadi tinggi pada pelatihan pertama dan kedua. Pada sekolah SMA Prawira martha terjadi peningkatan jumlah item yang valid dari 25% sebelum pelatihan menjadi 75% pada pelatihan pertama dan 85% pada pelatihan kedua, demikian juga pada nilai reliabilitasnya terjadi peningkatan dari sedang menjadi tinggi pada pelatihan pertama dan kedua. Pada sekolah SMA Iama Suhodo terjadi peningkatan jumlah item yang valid dari 60% sebelum pelatihan menjadi 70% pada pelatihan pertama dan 90% pada pelatihan kedua, demikian juga pada nilai reliabilitasnya terjadi peningkatan dari sedang menjadi tinggi pada pelatihan pertama dan kedua. Pada sekolah SMA Muhammadiyah Watukelir terjadi peningkatan jumlah item yang valid dari 50% sebelum pelatihan menjadi 75% pada pelatihan pertama dan 90%
WIDYATAMA
170
No.2 / Volume 20 / 2011
WIDYATAMA
pada pelatihan kedua, demikian juga pada nilai reliabilitasnya terjadi peningkatan dari tinggi menjadi sangat tinggi pada pelatihan pertama dan kedua. Tabel 2. Hasil Analisa Data Validitas dan Reliabilitas Sekolah
Keterangan
Assalam
Veteran
Prawira Martha
Iama Suhodo
Muhammadiyah
Valid Invalid Reliabel Valid Invalid Reliabel Valid Invalid Reliabel Valid Invalid Reliabel Valid Invalid Reliabel
Tahap Pelatihan I II 4 20% 14 16 80% 6 0.425 0.784 14 70% 18 6 30% 2 0.689 0.842 5 25% 15 15 75% 5 0.422 0.804 12 60% 14 8 40% 6 0.696 0.821 10 50% 15 10 50% 5 0.704 0.866
70% 30% 90% 10% 75% 25% 70% 30% 75% 25%
III 19 1 0.857 20 0 0.854 17 3 0.836 18 2 0.874 18 2 0.921
Daya Beda Tabel 3. Hasil Analisa Data Daya Beda Sekolah
Assalam
Veteran
Prawira Martha
Iama Suhodo
Muhammadiyah
171
Keterangan Jelek Cukup Baik S. Baik Jelek Cukup Baik S. Baik Jelek Cukup Baik S. Baik Jelek Cukup Baik S. Baik Jelek Cukup Baik S. Baik
WIDYATAMA
Tahap Pelatihan I 6 30% 10 50% 4 20% 0 0% 4 20% 2 10% 13 65% 1 5% 6 30% 12 60% 2 10% 0 0% 4 20% 6 30% 10 50% 0 0% 5 25% 4 20% 11 55% 0 0%
II 4 3 10 3 1 3 13 3 2 5 11 2 2 5 11 2 1 3 12 4
20% 15% 50% 15% 5% 15% 65% 15% 10% 25% 55% 10% 10% 25% 55% 10% 5% 15% 60% 20%
III 1 1 15 3 0 4 12 4 4 3 9 4 0 3 15 2 1 7 11 1
5% 5% 75% 15% 0% 20% 60% 20% 20% 15% 45% 20% 0% 15% 75% 10% 5% 35% 55% 5%
95% 5% 100% 0% 85% 15% 90% 10% 90% 10%
Siti Akbari. Peningkatan Kualitas Guru Melalui Pelatihan Pembuatan Tes Standar Pada...
Pada sekolah SMA Assalam terjadi peningkatan prosentase item yang memiliki daya beda baik (tidak perlu diperbaiki) dari sebelum pelatihan ada 4 (20%) item menjadi 13 (65%) item pada pelatihan pertama dan 18 (90%) item pada pelatihan kedua. Pada sekolah SMA Veteran terjadi peningkatan prosentase item yang memiliki daya beda baik (tidak perlu diperbaiki) dari sebelum pelatihan ada 14 (70%) item menjadi 16 (80%) item pada pelatihan pertama dan 16 (80%) item pada pelatihan kedua. Pada sekolah SMA Prawira Martha terjadi peningkatan prosentase item yang memiliki daya beda baik (tidak perlu diperbaiki) dari sebelum pelatihan ada 2 (10%) item menjadi 13 (65%) item pada pelatihan pertama dan 13 (65%) item pada pelatihan kedua. Pada sekolah SMA Iama Suhodo terjadi peningkatan prosentase item yang memiliki daya beda baik (tidak perlu diperbaiki) dari sebelum pelatihan ada 10 (50%) item menjadi 12 (60%) item pada pelatihan pertama dan 17 (85%) item pada pelatihan kedua. Pada sekolah SMA Muhammadiyah Watukelir terjadi peningkatan prosentase item yang memiliki daya beda baik (tidak perlu diperbaiki) dari sebelum pelatihan ada 11 (55%) item menjadi 16 (80%) item pada pelatihan pertama dan terjadi penurunan menjadi 12 (60%) item pada pelatihan kedua. Tingkat Kesukaran Tabel 4. Hasil Analisa Data Tingkat Kesukaran Sekolah Assalam
Veteran
Prawira Martha
Iama Suhodo
Muhammadiyah
Keterangan Mudah Sedang Sukar Mudah Sedang Sukar Mudah Sedang Sukar Mudah Sedang Sukar Mudah Sedang Sukar
Tahap Pelatihan I % 3 15 17 85 0 0 5 25 15 75 0 0 1 5 14 70 5 25 11 55 9 45 0 0 5 25 14 70 1 5
II 4 15 1 8 12 0 7 11 2 6 14 0 1 16 3
% 20 75 5 40 60 0 35 55 10 30 70 0 5 80 15
III 5 13 2 7 11 2 8 9 3 2 15 3 3 14 3
% 25 65 10 35 55 10 40 45 15 10 75 15 15 70 15
Pada sekolah SMA Assalam sebelum pelatihan belum terjadi penyebaran tingkat kesukaran, sedangkan pada pelatihan pertama sudah terjadi penyebaran tingkat kesukaran demikian juga pada pelatihan kedua. Pada sekolah SMA Veteran sebelum pelatihan belum terjadi penyebaran tingkat kesukaran, pada pelatihan pertama juga belum terjadi penyebaran tingkat kesukaran, sedangkan pada pelatihan kedua sudah terjadi penyebaran tingkat kesukaran. Pada sekolah SMA Prawira Martha sebelum dan sesudah pelatihan sudah terjadi penyebaran tingkat kesukaran. Pada sekolah SMA Iama Suhodo sebelum pelatihan belum terjadi penyebaran tingkat kesukaran, pada pelatihan pertama juga belum terjadi penyebaran tingkat kesukaran, sedangkan pada pelatihan
WIDYATAMA
172
No.2 / Volume 20 / 2011
WIDYATAMA
kedua sudah terjadi penyebaran tingkat kesukaran. Pada sekolah SMA Muhammadiyah Watukelir sebelum dan sesudah pelatihan sudah terjadi penyebaran tingkat kesukaran. Distraktor Tabel 5. Hasil Analisa Data Distraktor Sekolah
Assalam
Veteran
Prawira Martha
Iama Suhodo
Muhammadiyah
Keterangan
Tahap Pelatihan I
II
III
Tidak Berfungsi
10
9
7
Berfungsi
10
11
13
Tidak Berfungsi
11
10
7
Berfungsi
9
10
13
Tidak Berfungsi
6
9
8
Berfungsi
14
11
12
Tidak Berfungsi
9
6
2
Berfungsi
11
14
18
Tidak Berfungsi
8
4
3
Berfungsi
12
16
17
Pada SMA Assalam sebelum pelatihan terdapat 11 distraktor pada 10 item soal harus diperbaiki, pada pelatihan pertama ada 20 distraktor pada 9 item soal yang harus diperbaiki, pada pelatihan kedua ada 11 distraktor pada 7 item soal yang harus diperbaiki. Dalam pembuatan distraktor kemampuan guru masih sama. Pada SMA Veteran sebelum pelatihan terdapat 21 distraktor pada 11 item soal harus diperbaiki, pada pelatihan pertama ada 21 distraktor pada 10 item soal yang harus diperbaiki, pada pelatihan kedua ada 17 distraktor pada 7 item soal yang harus diperbaiki. Dalam pembuatan distraktor kemampuan guru semakin meningkat. Pada SMA Prawira Martha sebelum pelatihan terdapat 6 distraktor pada 6 item soal harus diperbaiki, pada pelatihan pertama ada 13 distraktor pada 9 item soal yang harus diperbaiki, pada pelatihan kedua ada 16 distraktor pada 8 item soal yang harus diperbaiki. Dalam pembuatan distraktor kemampuan guru tidak terjadi peningkatan. Pada SMA Iama Suhodo sebelum pelatihan terdapat 13 distraktor pada 9 item soal harus diperbaiki, pada pelatihan pertama ada 19 distraktor pada 6 item soal yang harus diperbaiki, pada pelatihan kedua ada 7 distraktor pada 2 item soal yang harus diperbaiki. Dalam pembuatan distraktor kemampuan guru terjadi peningkatan. Pada SMA Muhammadiyah Watukelir sebelum pelatihan terdapat 12 distraktor pada 8 item soal harus diperbaiki, pada pelatihan pertama ada 4 distraktor pada 4 item soal yang harus diperbaiki, pada pelatihan kedua ada 5 distraktor pada 3 item soal yang harus diperbaiki. Dalam pembuatan distraktor kemampuan guru terjadi peningkatan. Berdasarkan dari hasil analisis data diketahui bahwa sebelum pelatihan dan setelah diadakan pelatihan pertama dan kedua terjadi peningkatan jumlah validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukarannya, sedangkan untuk distraktor pada sekolah SMA Assalam, SMA Iama Suhodo, SMA Muhammadiyah Watukelir, SMA Veteran dan SMA
173
WIDYATAMA
Siti Akbari. Peningkatan Kualitas Guru Melalui Pelatihan Pembuatan Tes Standar Pada...
Prawira Martha terjadi penurunan distraktor. Hal ini bisa disebabkan karena ketidakjujuran siswa dalam mengerjakan soal yang saling bekerjasama. Pembahasan Dari hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan prosentase validitas dan nilai reliabilitas pada pelatihan pertama dan pelatihan kedua. Peningkatan prosentase validitas dan nilai reliabilitas tidak dapat dipisahkan dari materi-materi pelatihan, hal ini menunjukkan bahwa pelatihan memberi dampak pada peningkatan kualitas guru dalam pembuatan soal tes standar. Juga dari segi daya beda yang disebabkan oleh pelatihan pertama dan pelatihan kedua. Perbedaan ini berarti soal tersebut mampu membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Pada fungsi distraktor terjadi peningkatan , dari sebelum pelatihan ke pelatihan pertama dan pelatihan kedua pada SMA Swasta di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini sesuai dengan Junaidi Lababa tahun 2008. tentang Analisis Butir Soal dengan Teori Klasik. Menyimpulkan bahwa : Analisis soal dengan cara kuantitatif (empiris) dengan pendekatan teori tes klasik (classical true score theory), menunjukkan bahwa efektifitas distraktor sangat tergantung kepada karaktersistik peserta. Secara keseluruhan hasil analisis diatas dapat diartikan bahwa pelatihan pembuatan test standar pada guru biologi SMA swasta di Kabupaten Sukoharjo terjadi peningkatan kemampuan dalam membuat test standar. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa : Terdapat peningkatan jumlah soal yang valid, nilai reliabilitas soal, daya beda soal, variasi tingkat kesukaran soal, jumlah distraktor yang berfungsi sebelum pelatihan ke sesudah pelatihan pertama dan kedua di SMA Swasta Kabupaten Sukoharjo. Daftar Rujukan Grifin Patrix and Nix Peter. 1991. Educational and Assessment And Reporting. Sydney: Harcpit brace Javanovich, Publisher. Hadi Sutrisno. 1997. Pengantar Statistik Ilmu Djiwa dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : BP Gajah Mada. Nitko AJ. 1996. Curiculum-Based Assessment Workshop Papers. Jakarta: Directorate of generals of Primary and Secondary Education. Popham WJ. 1996. Classroom Assessment and Program Evaluation. Needham. Sumadi Suryabrata. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Stark and Thomas. 1994. In Search of community. San Francisco: Fordham University.
WIDYATAMA
174