Lampiran 1
Panduan wawancara ”Strategi peningkatan penguasaan konten materi pembelajaran melalui workshop bagi guru-guru di SMA Negeri 1 Sarmi” 1. Bahan ajar yang tidak memadai T: J:
Apa sebenarnya yang menjadi masalah dalam penguasaa materi pembelajaran? ”Pemahaman kurikulum masih lemah karena guru belum menemukan konsep yang esensial, maksudnya dalam mengajar murid masih mengandalkan buku teks... dan belum mengacu pada beberapa sumber lain untuk memperkarya materi ajar.
2. Waktu pelaksanaan PBM yang dikurangi karena kondisi geografis yang sangat luas T: J:
Apakah faktor lingkungan mempengaruhi PBM? Iya, betul, karena wilayah geografis sangat luas dengan moda transportasi yang masih sangat terbatas, keadaan ekonomi yang memprihatinkan (keterbatasan dalam Contoh ketika terjadi kelangkaan minyak tanah, maka guru pun harus ikut antri minyak tanah, sebelum datang ke sekolah. Contoh lainnya kelangkaan bensin, Belum lagi guru-guru yang suami/istrinya tinggal di lain kabupaten, dimana transportasi sulit. Jadi ketika harus mengajar, guru masih berada di kampung. Itu sampai tengah semester baru guru datang.
3. Terbatasnya alat transportasi T:
J:
Apa dengan terbatasnya sarana transportasi ikut memberi kontribusi dalam mempengaruhi PBM ? Iyo, sudah, karena jalan kampung itu rawa, angkot tidak ada ojek mahal, susah masuk ke dalam kampung. Anak-anak sampai sudah terlambat, masuk 7.15 WIT, baru tiba kira-kira jam 8.00 WIT, belum hujan lagi. Jalan kaki terlalu jauh, sampai puluhan kilo dari rumah ke sekolah.
4. Persiapan mengajar guru kurang T: J:
Bagaimana dengan persiapan mengajar guru? Yang jelas selama ini, guru-guru mungkin karena sudah lama mengajar, jadi yang penting mengajar dan bisa masuk kelas. Kalo diminta menyiapkan perangkat mengajar pasti mengeluh dengan banyak perkejaan di rumah dan tidak punya waktu. Kalaupun perangkat mengajar sudah disiapkan itu hanya untuk memenuhi permintaan dari propinsi atau dari pengawas.Sebagian guru sudeah merasa nyaman dengan kewadaan yang ada misalnya pangkat dan golongan yang tinggi, ada fasilitas berupa rumah dan lainlain sudah terpenuhi sehingga yang ada dalam pikiran adalah yang penting mengajar seperti ini saja sudah cukup.
5. Pengembangan bahan ajar T:
Bagaimana dengan pengembangan bahan ajar yang dilakukan oleh para guru ?
J:
Iya
yang
jelasnya
menyangkut
dengan
standar isi, bapak ibu guru hanya melihat itu
sebagai
acuan
untuk
mengajar,
sedangkan untuk mengembangkan materi lebih luas lagi, biasanya terkendala karena terbatasnya sumber, buku-buku tambahan bagi guru. 6. Upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. T:
Bagaimana upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut ?
J:
Iya,
sebulan
melalui
sekali
pertemuan
dilakukan dewan
guru
evaluasi untuk
membicarakan
masalah yang ada, PBM
yang
berjalan
tidak
baik,
saling
memberikan motivasi. Salah satu hasilnya kami sudah mengundang pakar dari UKSW untuk materi tentang MBS, workhop guru mata pelajaran MIPA-Ing, kerjasama dalam bentuk mengikutsertakan guru-guru dalam forum MGMP, kerjasama dengan Uncen untuk
studi
lanjut
untuk
guru-guru,
melaksanakan PK dengan LPMP, meminta rekan guru yang mempunyai pemahaman lebih dalam kurikulum untuk memberikan bimbingan kepada teman guru yang lain atau magang teman sejawat sehingga bisa minim biaya tapi mendapat informasi yang diperlukan.
T: J:
Penyebab Khusus Kegagalan komunikasi/kesalahpahaman “ya karena ada gap, peraturan tidak jelas akibatnya materi yang mau disampaikan
T: J:
T: J:
T J:
apa...kelas tiga mau diposisikan bagaimana dan seperti apa....padahal mereka ujung tombak sementara komunikasi dengan ortu juga mengalami kendala” Staf tidak memiliki skill, pengetahuan dan sifat yang dibutuhkan untuk menjadi seorang guru atau manajer pendidikan. “Ya betul, sifat ini yang tidak dipunyai sekarang ini. Maksudnya kalau guru-guru dulu kan dari SPG, mereka dibina untuk menjadi guru SD dan itu cita-cita. Sementara sekarang, ini pilihan terakhir. Skill dan pengetahuan setiap orang pasti punya ya, tapi sifat untuk membina dan membimbing anakanak memerlukan waktu lama, perlu latihan” Kurangnya pengetahuan dan keterampilan anggota. “Kalau untuk mengetahui ada peningkatan nilai bisa dilihat dari hasil tes tapi apakah anak-anak sungguh belajar belum tentu, perlu pengamatan dan kejelian guru untuk menilai hal tersebut” Kurangnya motivasi “Dalam PBM, karena tidak ada kontrol kepala sekolah terhadap persiapan mengajar maka guru masih menggunakan buku teks belum mengembangkan bahan ajar”
Lampiran 2
Strategi Peningkatan Penguasaan Konten Materi Pembelajaran bagi Guru-guru melalui Workshop di SMA Negeri 1 Sarmi Kabupaten Sarmi Provinsi Papua
Oleh: Fransina D. Padwa NIM : 942007021
Program Pascasarjana Universitas Kristen Satya Wacana Program Magister Manajemen Pendidikan Salatiga 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan, karena penyusunan panduan
berjudul
“Panduan
Workshop
Peningkatan
Penguasaan Konten Materi Pembelajaran bagi Guru-guru di SMA Negeri 1 Sarmi”, dapat terselesaikan dengan baik. Panduan ini merupakan produk penelitian Research and dari
Development digunakan
pengembangan
dalam
rangka
model
meningkatkan
yang
akan
kompetensi
professional guru di SMA Negeri 1 Sarmi. Dengan
demikian,
diharapkan
pedoman
pelaksanaan workshop peningkatan Penguasaan Konten Materi Pembelajaran bagi Guru-guru di SMA Sarmi”,
ini
dapat
memberikan
Negeri 1
kontribusi
meningkatkan profesionalisme guru. Salatiga, Februari 2014 Penulis
Fransina D. Padwa
dalam
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR
1
DAFTAR ISI
2
BAB I PENDAHULUAN
3
A. LATAR BELAKANG
3
B. TUJUAN
6
C. MANFAAT WORKSHOP
7
D. CAKUPAN PROGRAM WORKSHOP
8
BAB II ANALISIS MASALAH
9
BAB III MERUMUSKAN TUJUAN LATIHAN
13
BAB IV MEMILIH BAHAN
LATIHAN/MATERI/
MEDIA BELAJAR/METODE DAN TEKNIK 14 LATIHAN BAB V MENYUSUN KURIKULUM DAN UNIT, 15 MATA LATIHAN DAN TOPIK LATIHAN BAB VI EVALUASI
20
DAFTAR PUSTAKA
22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No.14 Tahun 2005 disebutkan bahwa, guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran penting dalam mencerdaskan
kehidupan
bangsa.
Guru
yang
professional diharapkan mampu berpartisipasi dalam pembangunan
nasional
untuk
mewujudkan
insan
Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan YME, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa
estetis,
etis,
berbudi
pekerti
luhur,
dan
berkepribadian. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa
depan masyarakat, bangsa dan negara
sebagian besar ditentukan oleh guru. Oleh sebab itu profesi guru perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara terus
menerus
dan
proporsional
menurut
jabatan
fungsional guru. Jabatan fungsional guru adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang
untuk
melakukan
kegiatan
mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah
sesuai
dengan
peraturan
perundang-undangan yang menjadi pedoman bagi oleh Pegawai Negeri Sipil. Sehubungan dengan itu, kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan guru dalam menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan
pengayaan terhadap peserta didik. Untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas, guru harus menguasai empat kompetensi. Keempat kompetensi yang harus dikuasai guru untuk meningkatkan kualitasnya tersebut adalah kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian. Guru harus sungguh-sungguh menguasai empat kompetensi tersebut agar tujuan pendidikan bisa tercapai. Salah satu kompetensi yang menjadi perhatian penulis
adalah
profesional menguasai mendalam
kompetensi
merupakan materi yang
profesional.
kemampuan
pembelajaran
meliputi
Kompetensi guru
secara
konsep,
dalam
luas
struktur,
dan
metode
keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;
hubungan
konsep
antar
pelajaran
terkait;
penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan juga kompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya bangsa. Dalam
melaksanakan
tugas
sebagai
guru
profesional tidak sedikit guru yang mengalami hambatan atau masalah dalam mengembangkan diri terutama dalam
melaksanakan
tugas
pokoknya
yaitu
merencanakan, melaksanakan dan melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran. Hal ini berakibat pada menurunnya kinerja guru itu sendiri. Selain guru tapi juga pihak-pihak lain dalam hal ini adalah pihak sekolah tentu mempunyai tanggungjawab untuk menyediakan kesempatan yang dapat meningkatkan pemahaman guru
ataupun
pengembangan
tugas
profesionalisme
guru.
Pengembangan profesionalime guru dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu hasil belajar dari peserta didik. Strategi
pengembangan
profesionalisme
secara berkelanjutan sebagaimana pendapat
guru Maister
(1997) dapat dilakukan dalam beberapa langkah. Salah satunya adalah dapat ikut serta dalam kegiatan ilmiah ataupun
pelatihan/workshop.
Sasaran
yang
hendak
dicapai dalam pengembangan tenaga pendidik ini adalah terwujudnya peningkatan komptensi dan profesi tenaga pendidik atau guru sesuai dengan Standart Nasional Pendidikan. Salah satu strategi yang dapat dilakukan pada tingkat sekolah adalah melaksanakan workshop atau
pelatihan.
Workshop
adalah
sebuah
acara
pembelajaran yang singkat dan intensif, dengan topik yang
relatif
pertukaran
sempit,
informasi,
dan
biasanya
interaksi
antar
menekankan peserta,
dan
cenderung bersifat tutorial dan teknis. Berkaitan dengan strategi peningkatan profesionalisme guru maka melalui penilitian ini penulis mendesain workhsop dalam rangka meningkatkan penguasaan konten materi pembelajaran bagi guru-guru di SMA Negeri 1 Sarmi.
B. Tujuan 1. Tujuan Pedoman Workshop 1. Tujuan Panduan Workshop Secara Umum Pedoman manajemen workshop peningkatan penguasaan konten materi pembelajaran ini secara umum bertujuan untuk memberikan acuan bagi pihak-pihak yang terkait dalam penyelenggaraan program workshop mulai dari fungsi
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi. 2. Tujuan Pedoman Workshop Secara Khusus Pedoman manajemen workshop peningkatan penguasaan konten materi pembelajaran ini secara khusus bertujuan untuk meningkatkan keefektifan manajemen workshop dan menghasilkan guru-guru yang dapat menguasai materi dan mampu menyediakan perangkat mengajar secara lengkap, mengembangkan bahan ajar sehingga dapat menunjang tugas profesionalisme guru itu sendiri. 2. Program Workshop Tujuan penguasaan
program konten
workshop
materi
peningkatan
pembelajaran
adalah
menghasilkan lulusan peserta workshop yang memiliki ketrampilan, wawasan dan semangat kerja profesional. Pada akhirnya program ini dapat menghasilkan tenaga guru SMA yang mampu melaksanakan tugas perencana, pelaksana dan penilai dengan menghasilkan perangkat mengajar yang lengkap untuk setiap mata pelajaran dan tingkatan di SMA Negeri 1 Sarmi.
C. Manfaat Workshop Workshop peningkatan penguasaan konten materi pembelajaran
bermanfaat
sebagai
upaya
dalam
memecahkan masalah yang ada disekolah selama ini. Tetapi
juga
dapat
membantu
para
guru
dalam
menyiapkan perangkat mengajar secara baik dan lengkap tapi juga memliki kemampuan dalam mengembangkan bahan ajar. 1. Manfaat bagi peserta workshop 1. Menyusun program Tahunan, Program Semester 2. Menentukan KKM 3. Memiliki kemampuan memetakan SK, KD dan Silabus 4. Memiliki kemampuan menyusun RPP sesuai standar 2.Manfaat bagi sekolah a. Meningkatkan kualitas guru yang memiliki daya saing b. Menumbuhkan
semangat
kerja
secara
profesional c. Memiliki kurikulum tingkat satuan pendidikan yang lengkap dan sesuai standar isi. D. Cakupan Pedoman Cakupan pedoman workshop ini terdiri atas : 1. Analisis masalah 2. Tujuan 3. Bahan latihan, teknik latihan
bahan belajar,
metode
dan
4. Penyusunan kurikulum dan unit, mata latihan, dan topik latihan 5. Evaluasi
BAB II ANALISIS MASALAH A. Mengidentifikasi Masalah Tahap melaksanakan permasalahan
awal
yang
perlu
adalah
workshop yang
ada
dilakukan
di
sebelum
mengidentifikasi
sekolah
terutama
yang
menyangkut langsung dengan proses belajar mengajar dan juga guru yang mempunyai tugas melaksanakan PBM tersebut. Selain itu dapat juga dilakukan analisis terhadap
dokumen
perangkat
mengajar
yang
ada
disekolah atau pada beberapa guru mata pelajaran, kemudian dibandingkan dengan perangkat mengajar yang sesuai standar isi dan standar kelulusan. Dalam strategi pembelajaran terkandung tiga hal pokok yakni, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Perencanaan program berfungsi untuk memberikan arah pelaksanaan pembelajaran sehingga menjadi terarah dan efisien. Salah satu bagian dari perencanaan pembelajaran yang sangat penting dibuat oleh guru sebagai pengarah pembelajaran adalah silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Namun pada kenyataannya di SMA Negeri 1 Sarmi belum maksimal, hal tersebut dapat diketahui melalui data-data yang dikumpulkan di bawah ini:
Rendahnya
kompetensi
guru
dalam
program tahunan, program semester,
menyusun silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran, memetakan SK dan KD
Jumlah
guru
yang
menyusun
silabus
dan
RPP
sebelum mengajar masih belum maksimal, hanya 60%. Secara kualitas, silabus dan RPP yang dibuat tersebut sebagian besar belum sesuai dengan standar proses. Sebagian besar guru belum mampu mengembangkan bahan ajar. B. Menetapkan Kebutuhan Workhsop Tujuan Workshop sebaiknya ditetapkan berdasarkan: 1. Identifikasi kebutuhan calon peserta workshop 1. Mengidentifikasi
pengetahuan
dan
ketrampilan
yang diinginkan oleh calon peserta workshop 2. Mengukur kemampuan yang dimiliki calon peserta workshop 3. Membandingkan kemampuan calon peserta dengan program yang diinginkan 4. Menetapkan kebutuhan belajar calon peserta 2. Identifikasi potensi sumber daya manusia yang ada di sekolah C. Merekrut Peserta dan Instruktur 1. Rekrutmen Peserta Workshop Rekrutmen peserta workshop diutamakan bagi guru-guru
yang
pada
saat
identifikasi
masalah
banyak memiliki kekurangan atau masalah dalam menyiapkan perangkat mengajar dan pengembangan bahan ajar. Rekrutmen
dilakukan
sebagai berikut:
dengan
langkah-langkah
1. Sosialisasi program Workshop kepada kelompok sasaran yaitu para guru sertifikasi maupun yang belum disertifikasi 2. Menyeleksi persyaratan administrasi 3. Menyeleksi minat, motivasi dan kesanggupan calon peserta workshop dalam mengikuti proses sampai selesai 4. Penetapan sebagai peserta workshop 2.Merekrut Instruktur a.Instruktur khusus yang berpengalaman, dengan kritria sebagai berikut : 1) Pakar atau praktisi pendidikan 2) Akademisi bidang pengembangan bahan ajar 3) Berhasil sebagai guru yang profesional dan dapat bertukar pengalaman b.Kompetensi : 1) Memiliki kepribadian sebagai pendidik 2) Profesional mengelola pembelajaran 3) Mampu berkomunikasi efektif 4)
Mampu peserta
membangkitkan
semangat/motivasi
BAB III TUJUAN WORKSHOP Tujuan workshop peningkatan penguasaan konten materi pembelajaran
adalah
menghasilkan
lulusan
sebagai
peserta workshop yang memiliki kemampuan dalam menyiapkan perangkat mengajar yang baik dan lengkap, serta mampu dalam mengembangkan bahan ajar. Setelah mengikuti workshop peserta diharapkan memiliki kemampuan dalam: a.Menyusun Program Tahunan b.Menyusun Program Semester c.Menetapkan KKM d.Memetakan SK dan KD e. Menyusun silabus dan RPP d.Mengembangkan bahan ajar
BAB IV BAHAN LATIHAN,BAHAN BELAJAR,METODE DAN TEKNIK LATIHAN A. Bahan Latihan Bahan Latihan yang dibutuhkan dalam workshop berupa lembar kerja yang terdiri dari format program tahunan, format program semester, format silabus, format RPP dan format KKM. B. Bahan Belajar Bahan belajar yang dibutuhkan dalam workshop adalah
yang
berkaitan
langsung
dengan
materi
pembelajaran diantaranya adalah standar isi dan standar kelulusan, modul pengembangan bahan ajar. C.Metode dan Teknik Latihan Metode yang digunakan dalam workshop adalah penyajian teori dan latihan. Teknik latihan yang diterapkan adalah latihan mengisi format program tahunan, format program semester, format silabus, format RPP dan latihan menghitung KKM serta latihan mengembangkan bahan ajar. Peserta dapat dibagi dalam kelompok diskusi atau kelompok kerja juga secara mandiri.
BAB V KURIKULUM, MATA LATIHAN, DAN TOPIK LATIHAN A. Menentukan Kurikulum Kurikulum
workshop
peingkatan
penguasaan
konten materi pembelajaran disusun oleh pengelola dan ketua pelaksana pelatihan dengan melibatkan guru yang memiliki
keahlian
dibidang
penyusunan
perangkat
mengajar dan pengembangan bahan ajar. 1. Struktur Kurikulum Program
workshop
ini
diharapkan
dapat
menghasilkan lulusan yang memiliki kriteria sebagai berikut : STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 1. Memiliki sikap sebagai a. Memiliki sikap seorang guru professional profesional b. Mampu membuat perencanaan pembelajaran dengan baik 2. Memiliki kemampuan a. Mampu menganalisis berpikir logis dan kondisi lingkungan ketrampilan dalam belajar peserta didik menyusun perangkat b. Mampu mengambil pembelajaran keputusan dan teknik pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk belajar c. Mampu memotivasi peserta didik untuk belajar 3. Memiliki kemampuan a. Mampu dalam melaksanakan mengembangkan bahan PBM yang ajar menyenangkan b. Menguasai prinsipprinsip dalam mengembangkan bahan
ajar
2. Sebaran Mata Latih Berdasarkan Hari dan Jam Hari/Tanggal Jam Selasa/17/06/2014 09.0016.00
Rabu/18/06/2014
09.0016.00
Kamis/19/06/2014
09.0016.00
Kegiatan Materi Penilaian Kinerja Guru Materi Tugas Utama Guru Materi Prinsip-prinsip dalam pengembangan bahan ajar Menyusun perangkat mengajar sesuai mata pelajaran dan kelas Latihan mengembangkan bahan ajar sesuai mata pelajaran dan kelas
3. Deskripsi Mata Latih Agar guru dapat: a. Memiliki sikap sebagai seorang guru profesional b. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan PBM yang menyenangkan c.
Memiliki
kemampuan
ketrampilan
berpikir
dalam
logis
menyusun
dan
perangkat
pembelajaran dan bahan ajar 4. Pengembangan Silabus a. Pengertian Silabus iktisar
merupakan
atau
meningkatkan
garis
pokok-pokok
isi
kemampuan
besar
ringkasan,
materi
pelatihan
guru
dalam
penguasaan konten materi b. Langkah-langkah Pengembangan Silabus 1. Menentukan Standar Kompetensi (SK) 2. Menentukan Kompetensi Dasar (KD)
3. Mengembangkan indicator sebagai penjabaran SK dan KD 4.
Menentukan
materi
pelatihan
perangkat
pembelajaran dan pengembangan bahan ajar 5. Mempertimbangkan alokasi waktu 6. Menentukan jenis dan bentuk penilaian c. Format Silabus: 1. Nama Penyelenggara Pelatihan 2. Materi Pelatihan 3. Standar Kompetensi Kualifikasi
kemampuan
menggambarkan
minimal
penguasaan,
peserta
yang
pengetahuan
dan
keterampilan yang diharapkan. 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) a. Pengertian Satuan ajar pembelajaran dalam workshop yang berisi uraian tentang mata latihan, pokok pembahasan, tujuan pembelajaran yang berbasis komptensi, jumlah pertemuan, proses pembelajaran, tugas dan evaluasi. b. Langkah-langkah penyusunan RPP 1. Menganalisis struktur kurikulum dan silabus 2. Menentukan pokok bahasan 3. Merumuskan tujuan pembelajaran 4. Menyusun
proses
pembelajaran
(skenario
pembelajaran) 5. Menetapkan metode dan media pembelajaran 6. Menyusun tugas dan evaluasi
c. Format RPP adalah sebagai berikut: Nama workshop
:………………………………….
Mata Latihan
:………………………….………
Waktu
:…………………………….……
Pertemuan ke
:………………………..………..
I. Standar Kompetensi II. Kompetensi Dasar
: :
III. Indikator
:
IV. Materi Pembelajaran
:
Pengembangan
bahan
ajar V. Kegiatan Pembelajaran : a. Pembukaan b. Inti c. Penutup VI. Sumber Belajar
: a……………………. b……………………..
VII. Evaluasi
: a. Tugas b. Jenis evaluasi
d. Contoh RPP untuk komptensi dasar dan perencanaan pembelajaran dengan baik
BAB VI EVALUASI PROGRAM WORKSHOP
A. Evalusi Workshop Evaluasi
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
mengetahui apakah tujuan workshop tercapai atau tidak.
Evaluasi
dalam
workshop
peningkatan
penguasaan konten materi pembelajaran meliputi: 1. Pre-test 2. Post-test 3.
Materi
workshop
peningkatan
penguasaan
konten materi pembelajaran: a. Ruang lingkup materi workshop b. Kesesuaian materi workshop n 4. Program workshop peningkatan penguasaan konten materi pembelajaran a. Identifikasi masalah b. Tujuan workshop c. Bahan latihan, bahan belajar, metode dan teknik latihan d. Kurikulum dan mata latihan e. Evaluasi 5. Prosedur workshop a. Tahapan pelaksanaan workshop b. Ketepatan waktu workshop 6. Instruktur workshop a. Kompetensi insrtuktur b. Metode
7.
Sarana dan prasarana penunjang workshop
8.
Lembar
penilaian
dan
rekomendasi
pasca
workshop bagi peserta. Format penilaian unjuk kerja: No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Aspek yang Nilai dinilai 1 2 Program tahunan Program semester Penentuan KKM Pemetaan SK/KD Pembuatan silabus Pembuatan RPP Pengembangan materi ajar
3
4
5
Keterangan nilai: 1. Sangat Kurang 2. Kurang Baik 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat Baik Analisis t-Test uji t/Pre-Test/Post-Test sebanyak 30 orang
DAFTAR PUSTAKA Danim, Sudarwan, 2007, Visi Baru Manajemen Sekolah, Jakarta, Bumi Aksara. Hamalik, Oemar, 2007, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Aqendo Rohiat, 2008, Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik, Bandung, Refika Aditama Soetjipto dan Kosasi, Raflis, 2009, Profesi Keguruan, Jakarta, Rineka CIpta Suprihatiningrum, Jamil, 2013, Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi, Jogjakarta, Ar-Ruzz Media