PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DENGAN PENDEKATAN JAS DAN PENILAIAN AUTENTIK DI SMP NEGERI 6 SEMARANG
SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh: Nama
: Fajar
NIM
: 4401402004
Program Studi
: Pendidikan Biologi S1
Jurusan
: Biologi
Fakultas
: MIPA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran Materi Pengelolaan Lingkungan Melalui Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dengan Pendekatan JAS dan Penilaian Autentik di SMP Negeri 6 Semarang. Telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian skripsi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang pada: Hari
: Rabu
Tanggal
: 23 Agustus 2006 Panitia Ujian
Ketua
Drs. Kasmadi Iman S., M. S. NIP.130781011
Sekretaris
Ir. Tuti Widianti, M. Biomed. NIP. 130781009
Pembimbing I
Drs. Y. Ulung Anggraito, M. Si. NIP. 131900802
Pembimbing II
Ir. Tuti Widianti, M. Biomed. NIP. 130781009
Anggota Penguji
1. Drs. F. Putut Martin H.B., M.Si. NIP. 132231403
2. Drs. Y. Ulung Anggraito, M. Si. NIP. 131900802
3. Ir. Tuti Widianti, M. Biomed. NIP. 130781009 ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO: 1. “Bacalah dengan menyebut nama TuhanMu, Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan TuhanMu Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia telah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. Al ’Alaq: 1-5) 2. “….. Katakanlah: “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orangorang yang tidak mengetahui?”, Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (Q.S. Az Zumar (39): 9) 3. “….. Dan apabila dikatakan ”Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi pengetahuan beberapa derajat. .............” ( Q.S. Al Mujaadalah (58): 11)
PERSEMBAHAN Karya kecil ini saya persembahkan buat: 1. Bapak dan Ibu yang selalu menyayangiku dan mendoakanku. 2. Saudara/saudariku atas semangat dan dukungannya. 3. Keponakanku Isrofah, Indri dan Silfia yang manis dan lucu. 4. Orang-orang yang telah mengajariku baik ilmu agama maupun pengetahuan. 5. The beloved Ani yang selalu mendukung dan membantu. 6. Sahabatku Fitri, Zulfah, Poncowati, Ana, Ully, Winarni, Wulan, Anita, dll yang mendukung dan membantuku. 7. Teman-teman seperjuangan Bio-Excharge’02. 8. Kepada semua friends yang ada di kos Ozon.
iii
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT., yang telah memberi rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Materi Pengelolaan Lingkungan melalui Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dengan Pendekatan JAS dan Penilaian Autentik di SMP Negeri 6 Semarang”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat tersusun dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rektor UNNES yang telah memberi kesempatan kuliah. 2. Dekan FMIPA UNNES yang telah memberi ijin penelitian. 3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA UNNES yang telah memberi kemudahan dan kelancaran dalam penysusnan skripsi ini. 4. Drs Y. Ulung Anggraito, M.Si dan Ir Tuti Widianti, M. Biomed sebagai dosen pembimbing yang telah dengan sabar membimbing dan memberi petunjuk serta pengarahan selama penulisan skripsi. 5. Kepala SMP 6 Semarang telah memberi ijin dan kemudahan selama penelitian. 6. Mardiyanti Pujiastuti, A.Md, SH. selaku guru Biologi SMP 6 Semarang yang telah memberi waktu dan tenaganya selama penelitian. 7. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu atas bantuannya selama dilaksanakannya penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis bersedia menerima kritik dan saran demi sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, 27 September 2006 Penulis.
iv
ABSTRAK Berdasarkan pengamatan proses pembelajaran dan wawancara guru diperoleh data, bahwa dalam proses pembelajaran masih kurang kerjasama antar siswa, masih ramai, dan interaksi dalam kelas belum optimal. Keadaan tersebut membuat siswa tidak kosentrasi, terjadi persaingan tidak baik dan kurang tertarik pada pembelajaran. Hasil nilai ulangan harian pada materi Ekosistem dengan nilai rata-rata kelas sebesar 63,5. Dalam sistem penilaian masih menitikberatkan pada ranah kognitif dan siswa masih kurang dilibatkan dalam penilaian. Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara guru dan angket siswa. Dengan alasan di atas, bahwa kualitas pembelajaran materi Ekosistem di kelas VIIB SMP Negeri 6 Semarang semester II tahun ajaran 2005/2006 masih rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diterapkan strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik. Strategi ini diyakini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, sebab lebih mengaktifkan siswa, materi yang dibahas lebih nyata dan mudah untuk dipahami, dapat meningkatkan kerjasama dan sikap tanggung jawab serta saling menghargai. Penilaian autentik melibatkan siswa dalam penilaian sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kualitas pembelajaran materi Pengelolaan Lingkungan melalui pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 6 Semarang semester II tahun ajaran 2005/2006 dengan jumlah siswa 48 orang yang terdiri dari 19 lelaki dan 29 perempuan. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, tiap siklus dalam penelitian meliputi empat langkah yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) observasi (observing), (4) refleksi (reflecting). Indikator keberhasilan penelitian ini adalah selama proses pembelajaran ≥85% siswa aktif dalam pembelajaran dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah 85% siswa memperoleh nilai ≥ 65. Dari tiga siklus PTK diperoleh data bahwa keaktifan siswa selama pelaksanaan pembelajaran berturut-turut pada siklus I, siklus II dan siklus III sebesar 85,42%, 87,5% dan 93,75%. Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal berturutturut sebesar 85,42%, 83,33%, dan 93,75% untuk siklus I, siklus II dan siklus III. Berdasarkan data penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran materi Pengelolaan Lingkungan pada kelas VII B SMP Negeri 6 Semarang. Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif, Jigsaw, Pendekatan JAS, Penilaian Autentik.
v
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i PENGESAHAN .....................................................................................................
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iii PRAKATA............................................................................................................. iv ABSTRAK ............................................................................................................
v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................
x
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................
1
B. Permasalahan ........................................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
4
E. Penegasan Istilah ..................................................................................
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................
8
1. Belajar dan Pembelajaran.................................................................
8
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ......................................
9
3. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw...................................................... 11 4. Pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) .......................................... 19 5. Penilaian Autentik dalam Proses Pembelajaran .............................. 22 vi
B. Hipotesis Tindakan ............................................................................... 26 BAB III. METODE PENELITIAN A. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian .......................................... 27 B. Faktor yang Diteliti ............................................................................... 27 C. Rencana Tindakan ................................................................................ 27 D. Instrumen Penelitian ............................................................................. 32 E. Data dan Cara Pengambilan Data .......................................................... 35 F. Metode Analisis Data ............................................................................ 36 G. Indikator Kinerja .................................................................................. 38 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Keaktifan Siswa dan Pembahasan ................................................... 39 2. Hasil Belajar Siswa dan Pembahasan .............................................. 44 3. Tanggapan Siswa dan Pembahasan ................................................. 49 4. Data Kinerja Guru dan Pembahasan ............................................... 51 5. Data Wawancara guru dan Pembahasan ......................................... 55 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan .............................................................................................. 58 B. Saran ...................................................................................................... 58 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 59 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 62
vii
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1. Tingkat Kesukaran Soal Tes Hasil Uji Coba .................................................. 32 2. Daya Pembeda Soal Tes Hasil Uji Coba ......................................................... 33 3. Validitas Soal Tes Hasil Uji Coba .................................................................. 33 4. Rekapitulasi Data Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran .................. 39 5. Hasil Tes Siswa Tiap Siklus ............................................................................ 44 6. Hasil Angket Siswa Setiap Akhir Siklus ......................................................... 50 7. Data Kinerja Guru Selama Pelaksanaan Pembelajaran ................................... 52
viii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw ................................................................................ 19 2. Hubungan Antar Komponen dalam KBK ......................................................... 22 3. Alur Penelitian .................................................................................................. 31
ix
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Lampiran Silabus dan Sistem Penilaian .......................................................... 62 2. Lampiran Rencana Pembelajaran Siklus I ......................................................
63
3. Lampiran Rencana Pembelajaran Siklus II .....................................................
74
4. Lampiran Rencana Pembelajaran Siklus III ....................................................
84
5. Lampiran Rekap Hasil Uji Coba Tes ..............................................................
88
6. Lampiran Contoh Perhitungan Analisis Uji Coba Tes ....................................
91
7. Lampiran Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus ......................................................
95
8. Lampiran Soal Tes Akhir ................................................................................
97
9. Lampiran Hasil Tes Akhir Siklus .................................................................... 106 10. Lampiran Rekap Nilai Tes Akhir Siklus ......................................................... 114 11. Lampiran Angket Awal Siswa ........................................................................ 115 12. Lampiran Angket Akhir Siklus ....................................................................... 117 13. Lampiran Hasil Angket Siswa Setiap Siklus .................................................. 118 14. Lampiran Lembar Observasi Aktivitas Siswa ................................................. 121 15. Lampiran Hasil Observasi aktivitas Siswa pada Siklus I ................................ 122 16. Lampiran Rekap Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus II ............................ 125 17. Lampiran Rekap Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus III .......................... 127 18. Lampiran Hasil Skor Kinerja Siswa ................................................................ 129 19. Lampiran Rekap Skor Per Kelompok ............................................................ 130 20. Lampiran Pedoman Wawancara Guru ............................................................ 132 21. Lampiran Rekap Hasil Wawancara Guru Siklus I .......................................... 133
x
22. Lampiran Rekap Hasil Wawancara Guru Siklus II.......................................... 134 23. Lampiran Rekap Hasil Wawancara Guru Siklus III ........................................ 135 24. Lampiran Format Lembar Observasi Guru ...................................................... 136 25. Lampiran Data Skor Kinerja Guru................................................................... 137 26. Lampiran Foto-foto Penelitian ........................................................................ 138
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menitikberatkan pada penguasaan kompetensi oleh siswa dan dalam proses pembelajaran siswa yang aktif membentuk pengetahuannya. KBK diterapkan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Pembelajaran yang berkualitas dapat di lihat dari dua aspek yaitu proses pembelajaran dan hasil belajar. Proses pembelajaran yang berkualitas ditunjukkan adanya aktivitas di dalam kelas yang optimal sehingga proses pembelajaran yang aktif, efektif, menyenangkan, efektif dan kreatif. Pembelajaran yang berkualitas akan mendukung perolehan hasil belajar yang baik. Hasil belajar juga dipengharui oleh sistem penilaian yang digunakan oleh guru. Sistem penilaian yang baik yaitu dapat mengumpulkan informasi yang sebenarnya (autentik) dan lengkap tentang siswa sehingga menunjukan kemajuan belajar siswa yang sebenarnya serta dapat memotivasi siswa untuk belajar. Namun dalam kenyataan di lapangan, pelaksanaan KBK masih menemui banyak kendala sehingga masih banyak proses pembelajaran yang berjalan satu arah dan masih menitikberatkan pada penilaian ranah kognitif. Hal ini karena guru yang belum menemukan metode pembelajaran dan sistem penilaian yang tepat. Hasil observasi awal terhadap proses pembelajaran yang berlangsung di kelas VII-B SMP Negeri 6 Semarang menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan lebih banyak kegiatan di dalam kelas, kurang bervariasi dan kurang memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran sehingga pembelajaran kurang menarik 1
2
minat siswa. Proses pembelajaran tersebut menimbulkan kecenderungan siswa bersikap pasif dan kurang memotivasi siswa, sehingga penguasaan kompetensi masih rendah. Dalam proses pembelajaran, interaksi dalam kelas juga belum optimal, kurang kerjasama antara siswa, kurang saling membantu dan lebih nampak sikap indivudialisme siswa, berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan hasil angket awal siswa menunjukkan sebagian besar siswa (75%) senang dan tertarik dengan Biologi. Berdasarkan data awal ulangan harian kelas VII SMP Negeri 6 Semarang tahun 2004/2005, diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 6,35 dan ketuntasan belajar sebesar 68,75%. Standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) SMP Negeri 6 Semarang sebesar 6,5. Hal tersebut menunjukan hasil belajar siswa masih rendah. Rendahnya hasil belajar juga dipengaruhi sistem penilaian yang digunakan guru yaitu tes tertulis masih dominan, kurang pemberian tugas portofolio, penilaian kinerja kurang dan kurang melibatkan siswa dalam penilaian. Kenyataan ini berdasarkan hasil angket siswa yang sebagian besar (60,41%) siswa menyatakan belum pernah terlibat dalam menilai hasil karya sendiri. Kelas VII-B berada dekat dengan jalan raya dan selokan kotor sehingga proses pembelajaran menjadi kurang kondusif karena terganggu suara kendaraan bermotor dan bau selokan. Dengan kondisi kelas VIIB ini dapat mempengaruhi kinerja siswa dalam pembelajaran dan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Materi Pengelolaan Lingkungan merupakan materi tentang keadaan lingkungan sekitar dan penerapan konsep sains untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Pembelajaran materi Pengelolaan Lingkungan lebih tepat dengan kegiatan eksplorasi lingkungan karena akan lebih faktual dan nyata, lebih menarik
3
minat siswa, meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan konsep Biologi lebih mudah dipahami dan lebih lama diingat. Proses pembelajaran biologi tersebut sejalan dengan pembelajaran berpendekatan jelajah alam sekitar (JAS). Pembelajaran berpendekatan JAS merupakan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekitar siswa baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya sebagai obyek belajar biologi seperti selokan, jalan raya dan lingkungan sekolah. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi pembelajaran yang mengajarkan kerjasama antar siswa, saling membantu, saling menghargai, mengaktifkan siswa dan tidak menggolongkan siswa sehingga tidak terjadi persaingan tidak sehat dalam pembelajaran dan antar kelompok. Salah satu strategi pembelajaran kooperatif yaitu Jigsaw yang membagi siswa dalam kelompok kecil yang heterogen. Pada Jigsaw ada pembagian tugas, setiap siswa mendapatkan tugasnya masing-masing untuk dikerjakan di kelompok ahli, sebelum mengajarkan pada teman-temannya sehingga setiap siswa mendapatkan tugas, aktif dalam pembelajaran dan saling bekerjasama serta saling membantu teman dalam mencapai kompetensi. Sistem penilaian autentik tidak hanya menilai ranah kognitif tetapi juga ranah afektif, ranah psikomotorik, penilaian produk, portofolio, asesmen kinerja dan asesmen diri. Adanya keterlibatan siswa di dalam penilaian akan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan mendukung perolehan hasil belajar yang baik. Dengan demikian, penilaian autentik akan lebih lengkap dalam mengumpulkan informasi yang sebenarnya tentang keberhasilan siswa dan kemajuan belajar siswa serta penilaian siswa sesuai dengan kemampuannya.
4
B. Permasalahan Berdasarkan uraian di atas maka pokok permasalahan yang akan dikaji adalah “Apakah penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran materi Pengelolaan Lingkungan?”.
C. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini mempunyai tujuan yaitu: “Untuk mengetahui peningkatan kualitas pembelajaran materi Pengelolan Lingkungan
melalui
pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik di SMP Negeri 6 Semarang”.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti. 1. Bagi Siswa a. Meningkatkan tanggung jawab perseorangan, karena dalam strategi Jigsaw masing-masing siswa mendapat tugas satu materi tertentu dan harus menjelaskan pada kelompoknya. Siswa yang tidak melaksanakan tugasnya akan dituntut oleh rekan satu kelompok agar tidak menghambat yang lainya. b. Memperdalam pemahaman, karena masing-masing anggota kelompok harus menjelaskan bahan pelajaran bagiannya kepada anggota kelompok lainnya. c. Meningkatkan rasa harga diri, motivasi belajar, mengurangi sifat apatis, mengurangi perilaku yang menggangu, meningkatkan perbaikan diri, dan sikap
5
saling menbantu karena mereka bekerja dalam kelompok yang mempunyai tujuan sama.
2. Bagi Guru a. Mendapatkan suatu strategi pembelajaran biologi yaitu strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw sebagai suatu alternatif dalam upaya mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. b. Membantu guru untuk melaksanakan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar secara efisien dan efektif. c. Mendapatkan pendekatan pembelajaran yang efektif dan efisien dalam pembelajaran Biologi yaitu pembelajaran Biologi dengan pendekatan JAS.
3. Sekolah Memberikan
sumbangan
dalam
perbaikan
proses
pembelajaran
untuk
meningkatkan potensi belajar siswa yang akhirnya berpengaruh pada mutu sekolah.
4. Peneliti Mendapatkan pengalaman dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
E. Penegasan Istilah Dalam peneliltian ini perlu dijelaskan istilah yang berkaitan dengan judul penelitian agar tidak terjadi salah penafsiran. Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah:
6
1. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Dalam penelitian ini peningkatan kualitas pembelajaran yang dimaksud adalah bertambah baiknya proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dalam pembelajaran di kelas. Perbaikan yang diharapkan dalam proses pembelajaran yaitu meningkatnya partisipasi siswa dan meningkatnya hasil belajar. 2. Pembelajaran dengan Pendekatan Jelajah Alam sekitar (JAS) Pembelajaran JAS merupakan pendekatan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan alam sekitar siswa baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya sebagai obyek belajar biologi yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah. Pendekatan ini menekankan pada kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan situasi dunia nyata sehingga selain dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh peserta didik. Pendekatan JAS memungkinkan peserta didik mempelajari berbagai konsep dan cara mengkaitkannya dengan kehidupan nyata, sehingga hasil belajar lebih berdaya guna bagi kehidupannya (Ridlo, 2005). 3. Kooperatif Jigsaw Jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang membagi siswa ke dalam kelompok kecil dengan karakteristik heterogen. Setiap individu siswa dalam kelompok asal diberikan tugas mempelajari satu topik tertentu. Masingmasing
siswa
bertanggungjawab
mempelajari topik yang ditugaskan dan
mengajarkan kepada seluruh anggota kelompok lainnya. Siswa dari kelompok yang berbeda berkumpul dalam satu kelompok untuk mempelajari suatu materi atau topik yang sama dengan mendiskusikan bagian materi atau topik yang telah ditugaskan, sebelum mengajarkannya kepada teman-temannya (Ibrahim dkk, 2001).
7
4. Penilaian Autentik Dalam penelitian ini yang dimaksud penilaian autentik atau asesmen autentik yaitu proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi yang lengkap tentang siswa (Ibrahim, 2003). Penilaian autentik yang digunakan berupa asesmen kinerja, asesmen diri, dan portofolio (Nur, 2005).
5. Materi Pengelolaan Lingkungan Materi
Pengelolaan
Lingkungan
mempelajari
tentang
konsekuansi
penebangan hutan, pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah dan materi pengayaan pencemaran suara. Penyajian materi Pengelolaan Lingkungan sesuai dengan kurikulum 2004 SMP. Penyampian materi Pengelolaan Lingkungan dilaksanakan dalam 10 jam pelajaran dengan lima kali pertemuan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan (Ali, 1987). Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kemampuan, daya reaksi, dan daya penerimaan dan lain-lain. Sedangkan menurut Sardiman (2001), belajar merupakan serangkian kegiatan jiwaraga, psiko-fisik, untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Belajar bukan proses menghafal dan bukan mengingat, tetapi belajar adalah sebuah proses yang ditandai dengan adanya perubahan akibat adanya pengalaman. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip belajar yaitu mengalami sendiri artinya siswa yang belajar dengan melakukan sendiri akan memberikan hasil belajar yang lebih cepat dan pemahaman yang lebih mendalam. Belajar tidak hanya semata-mata sebagai suatu upaya dalam merespon suatu stimulus tetapi belajar dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti mengalami, mengamati, mengerjakan, dan memahami melalui proses. Menurut teori kognitif, pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari (Darsono dkk, 2000), jadi siswa yang melakukan kegiatan
8
9
belajar secara aktif. Menurut Lie (2002) para guru hendaknya menyusun dan melaksanakan pembelajaran berdasarkan beberapa pokok pikiran sebagai berikut. a. Pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa. b. Siswa membangun pengetahuan secara aktif, berarti belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa. c. Pengajaran perlu mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa, berarti kegiatan pembelajaran harus lebih menekankan proses daripada hasil. d. Pendidikan adalah interaksi pribadi di antara para siswa dan interaksi antara siswa dan guru. Berdasarkan uraian di atas yang perlu diperhatikan para guru adalah bahwa sasaran proses pembelajaran adalah siswa, oleh karena itu proses pembelajaran harus melibatkan siswa sehingga meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar. Oleh karena itu, guru harus memilih strategi dan pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa, memanfaatkan media pembelajaran baik teksbook atau kontekstual. Paradigma pendidikan modern menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran guru bukanlah satu-satunya sumber belajar di sekolah tetapi sebagai motivator dan fasilitator. 2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Sudjana (2000) mengemukakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa (faktor lingkungan). a. Faktor dari dalam diri siswa Faktor yang datang dari dalam diri siswa terutama adalah kemampuan yang dimiliki siswa. Kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil
10
belajar yang dicapai siswa. Menurut Carlk bahwa hasil belajar siswa di sekolah, 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan (Tim MKDK,1990). Faktor lain yaitu motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Motivasi adalah dorongan dari dalam diri siswa atau seseorang untuk melakukan sesuatu dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Motivasi memegang peranan penting dalam belajar karena makin kuat motivasi seseorang dalam belajar maka makin optimal seseorang dalam melakukan aktivitas belajar (Tim MKDK, 1990). Perhatian seseorang akan meningkatkan konsentrasi, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar dan tidak lekas lupa. Faktor fisik dan psikis merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik yang tidak kondusif, misalnya sakit, pasti akan mempengaruhi faktor-faktor lain yang dibutuhkan untuk belajar. Demikian pula kondisi psikis yang kurang baik, misalkan gelisah, tertekan, dan lainnya merupakan kondisi awal yang tidak menguntungkan seseorang untuk belajar sehingga belajar menjadi tidak optimal. b. Faktor lingkungan Faktor lingkungan merupakan faktor dari luar diri siswa yang menentukan atau mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah satu lingkungan belajar yang dominan mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah adalah kualitas pembelajaran yaitu tinggi-rendahnya atau efektif tidaknya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Setidaknya ada tiga unsur dalam pembelajaran yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu:
11
1. Kompetensi guru Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah guru, sebab guru adalah sutradara dan sekaligus aktor dalam proses pembelajaran di samping buku pelajaran, dan media pembelajaran atau alat bantu. Dari variabel guru yang paling dominan mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah kompetensi profesional yang dimilikinya, artinya kemampuan dasar yang dimiliki guru baik di bidang kognitif (intelektual), seperti penguasaan bahan ajar, bidang sikap seperti mencintai profesinya, dan bidang perilaku seperti ketrampilan mengajar, menilai hasil belajar siswa, dan lainnya. 2. Karakteristik kelas Variabel karakteristik kelas yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain: a) besarnya kelas (class size), b) suasana belajar, c) fasilitas dan sumber belajar yang tersedia. 3. Karakteristik sekolah Karakteristik sekolah berkaitan dengan disiplin sekolah, perpustakaan yang ada di sekolah, letak geografis sekolah, lingkungan sekolah, estetika dalam arti memberikan perasaan nyaman dan kepuasan belajar, bersih, rapih dan teratur (Sudjana, 2000). 3. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Manusia sebagai makhluk sosial, mutlak membutuhkan kerjasama dalam kelangsungan hidupnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nur (1996) bahwa penggunaan secara efektif keterampilan-keterampilan kooperatif menjadi semakin penting agar berhasil dalam menghadapi tantangan lapangan kerja yang banyak
12
berorientasi pada kerja tim. Dari uraian di atas sangat jelas bahwa kerja kooperatif (bergotong-royong) menjadi sangat penting dalam kehidupan. Pembelajaran kooperatif adalah strategi mengajar bermakna yang mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Di dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari siswa-siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda ini siswa akan menggunakan sejumlah kegiatan belajar untuk mengembangkan pemahaman terhadap suatu konsep, sub konsep atau materi. Asumsi yang mendasari pengembangan pembelajaran kooperatif menurut Joyce & Weil dalam Hindarto (1996) adalah: a. Sinergi yang dibangkitkan melalui kerangka kerjasama menghasilkan motivasi yang lebih baik daripada suasana persaingan individual. b. Anggota kelompok kerjasama dapat saling belajar sesamanya. c. Interaksi antara anggota kelompok membuahkan pengetahuan dan rasa sosial serta menumbuhkan aktivitas intelektual. d. Kerjasama meningkatkan rasa solidaritas, membangun hubungan yang positif terhadap orang lain. e. Kerjasama meningkatkan rasa percaya diri dalam peningkatan pembelajaran dan meningkatkan perasaan dihargai dan diperhatikan oleh orang lain dalam lingkungannya. f. Para siswa, termasuk siswa sekolah dasar pun dapat belajar untuk meningkatkan kemampuan kerjasamanya. Asumsi yang dikemukakan oleh Joyce & Weil tersebut didukung oleh pendapat Scott Gordon dalam Sulistyorini (1998) yang menyatakan bahwa pada
13
dasarnya manusia lebih senang berkumpul dengan yang sepadan dan membuat jarak dengan yang berbeda. Berkumpul dengan yang sepadan akan meningkatkan rasa aman, nyaman dalam menjalankan sebuah aktivitas sehingga akan terjalin kerjasama dan hubungan yang positif. Berbeda dengan jika berkumpul dengan yang berbeda akan membuat rasa tidak nyaman dan aman sehingga sulit untuk bekerjasama dan membuat hubungan yang kurang positif. Slavin (1995) menyatakan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep atau materi yang sulit apabila mereka dapat saling bekerjasama dan saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. Hal ini karena sesama siswa sudah terjalin hubungan yang dekat dan kebersamaan sehingga akan lebih menyenangkan dalam belajar. Beberapa teori yang mendasari mengapa siswa yang saling bekerja dalam kelompok
kooperatif
akan
belajar
lebih
banyak
daripada
kelas yang
diorganisasikan secara tradisional menurut Slavin (1995) adalah: a. Teori Motivasi Menurut teori motivasi, motivasi siswa pada pembelajaran kooperatif terutama terletak pada bagaimana bentuk hadiah atau struktur pencapaian saat siswa melakukan kegiatan. Terdapat tiga struktur pencapaian tujuan yaitu: 1) Kooperatif; dimana usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan bersama dengan individu menyumbang untuk pencapian tujuan individu lain. Siswa yakin bahwa tujuan mereka akan tercapai jika dan hanya jika siswa lain mencapai tujuan tersebut. 2) Kompetitif; dimana usaha-usaha yang dilakukan berorientasi pada pencapaian tujuan individual dan membuat frustasi pencapaian tujuan individu lain. Siswa
14
yakin bahwa untuk mencapai tujuan tersebut jika dan hanya jika siswa lain tidak mencapai tujuan tersebut. 3) Individualistik; dimana usaha-usaha yang berorientasi tujuan tiap individu tidak memiliki konsekuensi terhadap pencapaian tujuan individu lain. Siswa yakin bahwa upaya mereka sendiri untuk mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan teori motivasi, struktur pencapain tujuan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan yang diinginkan, anggota kelompok harus saling membantu satu sama lain untuk keberhasilan kelompoknya dan yang lebih penting adalah memberi dorongan atau dukungan pada anggota lain untuk berusaha secara optimal mencapai tujuan. Kritik teori motivasi terhadap pengorganisasian kelas secara tradisional adalah bahwa pemberian rangking prestasi belajar yang kompetitif dan sistem penghargaan yang tidak formal terhadap kelas, menciptakan norma kelas yang memperlemah upaya-upaya akademik, karena keberhasilan seorang siswa mengurangi keberhasilan siswa lainnya (Ibrahim dkk, 2001). b. Teori Kognitif Teori kognitif terdiri dari teori perkembangan dan teori elaborasi kognitif, penjelasannya sebagai berikut. 1) Teori Perkembangan mengasumsikan bahwa interaksi antar siswa di sekitar tugas-tugas yang sesuai, meningkatkan penguasan mereka terhadp konsep yang sulit. Menurut Vygotsky interaksi antar siswa terjadi pada “ zone of development ” yaitu jarak antar tingkat perkembangan yang didedifinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat
15
perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. 2) Teori Elaborasi Kognitif, penelitian dalam psikologi kognitif telah menemukan bahwa supaya informasi dapat disimpan dalam memori dan terkait dengan informasi yang sudah ada dalam memori, maka siswa harus terlibat dalam beberapa macam kegiatan restruktur atau elaborasi kognitif atas suatu materi. Salah satu cara elaborasi kognitif yang efektif adalah menjelaskan materi itu pada orang lain. Banyak penelitian yang menyatakan betapa pentingnya menerapkan pembelajaran kooperatif di dalam proses pembelajaran, namun masih banyak guru yang khawatir untuk menerapkannya. Kekhawatiran tersebut didasarkan pada beberapa alasan yaitu: 1) kemungkinan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam kelompok; 2) banyak siswa yang tidak senang jika disuruh bekerja sama dengan yang lain; 3) siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam kelompoknya, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu kelompok dengan yang lebih pandai; 4) siswa yang tekun juga merasa temannya yang kurang hanya numpang saja hasil jerih payah mereka. Kekhawatiran-kekhawatiran tersebut terjadi karena guru menerapkan pembelajaran kelompok tradisional yaitu guru membagi siswa dalam kelompokkelompok kecil kemudian memberi tugas untuk diselesaikan tanpa melalui pembagian tugas yang adil, dan siswa merasa ditinggal begitu saja sehingga mereka bingung dan tidak tahu bagaimana harus bekerja sama menyelesaikan
16
tugas tersebut. Kejadian tersebut tidak akan terjadi jika guru benar-benar menerapkan pembelajaran kooperatif dengan baik. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan pembelajaran kelompok tradisional. Perbedaan struktur kelompok antara kelompok pembelajaran kooperatif dengan kelompok tradisional (Sulistyorini, 1998) yaitu: Kelompok Pembelajaran Kooperatif
Kelompok Tradisional
- Kepemimpinan bersama
-
Satu pemimpin
- Saling ketergantungan positif
-
Tidak ada saling ketergantungan
- Keanggotaan heterogen
-
Keanggotan yang homogen
- Mempelajari adanya keterampilan-
-
Asumsi adanya keterampilan-
keterampilan kooperatif - Tanggung jawab terhadap hasil
keterampilan sosial yang efektif -
belajar seluruh anggota kelompok - Menekankan pada tugas dan
Tanggung jawab terhadap hasil belajar sendiri
-
Hanya menekankan pada tugas
-
Diarahkan oleh guru
hubungan kooperatif - Ditunjang oleh guru
Menurut Ibrahim, dkk (2001) agar pembelajaran kooperatif dapat berjalan secara efektif harus ditanamkan unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif: 1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama” 2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.
17
3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota dalam kelompoknya memiliki tujuan sama. 4) Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya. 5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberi hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompoknya. 6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. 7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Kebanyakan pembelajaran yang mengunakan model kooperatif dapat memiliki ciri-ciri (Ibrahim dkk, 2001) sebagai berikut: a) siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya, b) kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, c) bilamana mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda, dan d) penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu. Menurut Joyce & Weil dalam Hindarto (1996), bahwa keberhasilan pembelajaran kooperatif sangat dipengaruhi oleh usaha guru dalam membantu siswa mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja kooperatif. Guru di dalam proses belajar bertindak sebagai fasilitator terhadap proses di dalam kelompok, pengarah dalam kelompok supaya kegiatan benar-benar tertuju
18
pada kegiatan edukatif serta sebagai pengawas kegiatan edukatif yang terjadi, agar siswa mendapatkan pengalaman belajar. Model pembelajaran kooperatif banyak macamnya, misalnya STAD, TGT dan Jigsaw. Strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson di Unversitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin di Universitas John Hopkins. Jigsaw merupakan strategi pembelajaran kooperatif yang memungkinkan masing-masing siswa suatu kelompok mengkhususkan diri pada salah satu materi pembelajaran. Dalam strategi ini guru memperhatikan latar belakang pengalaman siswa dan membantu mengaktifkan skemata ini agar bahan pembelajaran lebih bermakna. Dalam penerapan Jigsaw (Ibrahim dkk, 2001), siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 5 atau 6 anggota kelompok belajar heterogen. Kelompok ini disebut kelompok asal (original group). Materi pembelajaran diberikan dalam bentuk teks atau tugas tertentu. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari satu bagian tertentu bahan atau mengerjakan tugas tertentu yang diberikan. Anggota dari kelompok lain yang mendapat tugas topik yang sama berkumpul dan berdiskusi atau mengerjakan tugas tersebut. Kelompok ini disebut kelompok ahli (expert group). Selanjutnya anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajari di dalam kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompoknya sendiri. Hubungan antara kelompok asal dengan kelompok ahli ditunjukan oleh gambar berikut.
19
Kelompok Asal: A BC D E
A BC D E
A BC D E
A BC D E
A BC D E
Kelompok Ahli: A A A A A Gambar 1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw. Keterangan gambar: Kelompok asal (A, B, C, D, E) merupakan satu kelompok yang terdiri dari 5 anggota siswa yang memiliki tugas berbeda. Kelompok ahli (A, A, A, A, A) merupakan kumpulan siswa dari kelompok asal yang memiliki tugas yang sama. Manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil belajar yang rendah, antara lain (Linda Lundgren dalam Ibrahim dkk, 2001): 1) meningkatkan pencurahan waktu pada tugas; 2) rasa harga diri menjadi lebih tinggi; 3) memperbaiki sikap terhadap IPA dan sekolah; 4) memperbaiki kehadiran; 5) angka putus sekolah menjadi rendah; 6) penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar; 7) konflik antar pribadi berkurang; 8) sikap apatis berkurang; 9) pemahaman yang lebih mendalam; 10) motivasi lebih besar; 11) retensi lebih lama; 12) meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.
4. Pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) JAS adalah Jelajah Alam Sekitar merupakan sebuah pendekatan baru dalam pendidikan yang dikembangkan melalui program hibah kompetitif A2. Menurut Ridlo (2005), JAS merupakan suatu strategi alternatif dalam pembelajaran Biologi dengan mengajak subjek didik mengekplorasi lingkungan untuk mencapai kecakapan kognitif, afektif, dan psikomotorik sehingga memiliki
20
penguasaan ilmu dan keterampilan, penguasaan berkarya, penguasaan mensikapi dan penguasaan bermasyarakat. Lingkungan sekitar dalam hai ini bukan saja sebagai sumber belajar tetapi menjadi objek yang harus diuntungkan sebagai akibat adanya kegiatan pembelajaran. Pembelajaran JAS berbasis pada akar budaya, dikembangkan sesuai dengan metode ilmiah dan dievaluasi dengan berbagi cara. Kartijono dan Mariyanti (2005) berpendapat, JAS adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan alam sekitar kehidupan peserta didik baik lingkungan fisik, sosial, budaya sebagai objek belajar biologi dengan mempelajari fenomenanya melalui kerja ilmiah. Pendekatan ini menekankan pada kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi dunia nyata, sehingga dapat membuat wawasan berpikir yang beragam dari seluruh peserta didik. Pendekatan ini memungkinkan peserta didik dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengkaitkannya dengan kehidupan nyata, sehingga hasil belajarnya lebih berdaya guna bagi kehidupannya. Adapun Santoso (2005) menjelaskan pembelajaran JAS sebagai berikut: 1) selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung, tidak langsung, maupun menggunakan media; 2) selalu ada kegiatan berupa peramalan, pengamatan, dan penjelasan; 3) ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan, gambar, foto atau audiovisual. Sedangkan, Andreas (Santoso, 2005) menyatakan JAS merupakan contextual teaching and learning (CTL)-nya biologi. Dalam implementasi JAS, penjelajahan merupakan penciri kegiatan dan alam sekitar merupakan objek yang bisa di ekplorasi fungi dan strukturnya. Untuk lebih jelasnya diuraikan di bawah ini yaitu:
21
1) Kegiatan penjelajahan merupakan suatu strategi alternatif dalam pembelajaran (biologi) dengan mengajak subjek didik aktif mengekplorasi lingkungan untuk mencapai kecakapan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya sehingga memiliki penguasaan ilmu dan keterampilan, penguasaan berkarya, penguasaan mensikapi dan penguasaan bermasyarakat. Lingkungan sekitar dalam hal ini bukan saja sebagai sumber belajar tetapi menjadi objek yang harus diuntungkan sebagai akibat adanya kegiatan pembelajaran. Pembelajaran JAS berbasis pada akar budaya, dikembangkan sesuai dengan metode ilmiah dan dievaluasi dengan berbagi cara. 2) Penciri dalam kegiatan pembelajaran JAS adalah: a. Selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung, tidak langsung, maupun menggunakan media. b. Selalu ada kegiatan berupa peramalan, pengamatan, dan penjelasan. c. Ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan, gambar, foto atau audiovisual. 3)
Model-model pembelajaran yang bisa dikembangkan adalah model yang lebih bersifat student centered, lebih memaknakan sosial, lebih memanfaatkan multiresources dan assesment yang berbasis mastery learning. Menurut Kartijono dan Mariyanti (2005) ciri-ciri pembelajaran dengan
pendekatan JAS adalah sebagai berikut: a) constructivisme, b) proses sains, c) inquiri, d) ekplorasi lingkungan alam sekitar, e) alternative assessment. Sedangkan hakekat pendekatan pembelajaran JAS adalah 1) siswa belajar dengan melakukan secara nyata dan alamiah; 2) bentuk kegiatan lebih utama daripada hasil; 3) terbentuknya masyarakat belajar; 4) berpikir tingkat tinggi; 5)
22
memecahkan masalah; 6) menanamkan sikap ilmiah; 7) hasil belajar diukur dengan berbagai cara ( tidak hanya dengan tes).
5. Penilaian Autentik dalam Proses Pembelajaran. Terdapat empat komponen dalam KBK yaitu (1) kurikulum dan hasil belajar, (2) penilaian berbasis kelas, (3) kegiatan belajar mengajar, dan (4) pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. Hubungan dari ke empat komponen KBK digambarkan di bawah ini yaitu: Kurikulum dan Hasil Belajar 1
4
Penilaian Berbasis Kelas Kurikulum 2004 (KBK)
2 3
Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah
Kegiatan Belajar Mengajar
Gambar 2. Hubungan antar komponen dalam KBK. Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi itu (Blaustein dalam Ibrahim, 2003). Puckett dan Black dalam Rosidin (2004) menjelaskan bahwa teknik dan strategi asesmen dapat dilakukan dengan formal dan informal. Dalam asesmen formal biasanya menggunakan tes-tes standar, sedangkan asesmen informal menekankan pada asesmen autentik 4P, yaitu performance, proses, produk, dan portofolio. Arends (1997) mengartikan asesmen autentik sebagai proses asesmen performance siswa dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam situasi nyata. Mc. Tighe dalam Rosidin (2004) juga menegaskan bahwa asesmen autentik mencari dan mengumpulkan serta mensintesis informasi kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan proses dalam situasi
23
nyata.
Asesmen
memungkinkan
autentik siswa
merupakan
untuk
metode
asesmen
mendemonstrasikan
alternatif
kemampuannya
yang dalam
menyelesaikan tugas-tugas, menyelesaikan masalah, atau mengekplorasikan pengetahuannya dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata. Asesmen autentik juga sering dikenal dengan istilah asesmen alternatif atau
asesmen
lembar
kerja
yang
kesemuanya
ini
merupakan
upaya
mendeskripsikan bentuk-bentuk asesmen yang lebih bermakna. Melalui cara ini fokus asesmen bergeser dari peserta didik “beraktivitas untuk mendapatkan nilai dengan menjawab atau memilih jawaban” menjadi “beraktivitas untuk menunjukan apa yang diketahui dan apa yang dapat dilakukan”. Wiggins dalam Rosidin (2004) menyatakan bahwa asesmen yang tidak kontekstual kurang validitasnya. Dalam pengembangan asesmen yang kontekstual diperlukan asesmen autentik, yakni suatu asesmen yang valid dan autentik terhadap hal yang telah dipahami siswa. Stiggins dalam Rosidin (2004) menyatakan dalam salah satu prinsip penilaian “assessment as instruction” bahwa “assessment and teaching can be one and the same”. Dengan demikian asesmen autentik harus dipahami dan dilakukan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Dalam konteks tersebut, asesmen dilakukan untuk mendukung upaya peningkatan mutu proses pembelajaran. Menurut Ibrahim (2003), asesmen autentik dilakukan untuk mengevaluasi tugas-tugas autentik yang telah dilakukan oleh siswa, sehingga guru dapat memiliki informasi yang lengkap tentang siswa. Sedangkan, Rosidin (2004) menyatakan bahwa asesmen autentik bertujuan untuk menyediakan informasi
24
yang absah/valid dan akurat mengenai hal yang benar-benar diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa. Aktivitas siswa terdiri dari aktivitas yang dapat meliputi baik nyata maupun tersembunyi, yang pada dasarnya meliputi tiga aspek: kognitif, yaitu proses mengetahui dan berpikir; afektif atau perasaan dan emosi; dan psikomotorik, yaitu keterampilan. Menurut Nur dalam Ibrahim (2003), asesmen autentik memiliki ciri sebagai berikut: 1) mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa. 2) mempersyaratkan penerapan pengetahuan dan keterampilan. 3) penilaian terhadap produk atau kinerja. 4) tugas-tugas konstekstual dan relevan. 5) proses dan produk, dua-duanya dapat diukur. Karakteristik asesmen autentik menurut Mulyani (2003) adalah asesmen autentik dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran, bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif, yang diukur keterampilan dan performansi, berkesinambungan, terintegrasi, dan dapat digunakan sebagai feed back. Asesmen autentik menurut Nur (2005) meliputi asesmen kinerja, portofolio, dan asesmen-diri siswa, penjelasan lebih lanjut sebagai berikut. a. Asesmen kinerja Asesmen kinerja terdiri dari setiap bentuk asesmen dimana siswa menunjukan atau mendemonstrasikan suatu respons secara lisan, tertulis, atau menciptakan suatu karya. Dalam asesmen kinerja siswa diminta untuk menyelesaikan
tugas-tugas
kompleks
dan
nyata,
dengan
mengerahkan
pengetahuan awal, pembelajaran yang baru diperoleh, dan keterampilanketerampilan yang relevan untuk memecahkan masalah-masalah realistik atau autentik. Siswa mungkin diminta untuk menggunakan bahan-bahan atau
25
melakukan kegiatan hands-on dalam mencapai pemecahan masalah. Beberapa karakteristik asesmen kinerja adalah: 1) menyusun respons, 2) pemikiran tingkat tinggi, 3) keautentikan, 4) keterpaduan, 5) proses dan produk, 6) kedalaman vs luas namun dangkal. b. Asesmen portofolio Asesmen portofolio merupakan suatu kumpulan sistematik karya siswa yang dianalisis untuk menunjukkan kemajuan siswa dari waktu ke waktu ditinjau dari pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran. Salah satu figur penting dari asesmen portofolio adalah keterlibatan siswa dalam pemilihan contoh-contoh karya mereka sendiri untuk menunjukan perkembangan atau pembelajaran dari waktu ke waktu. Dalam penerapan asesmen portofolio sangat berpusat pada siswa dan siswa memiliki peran dalam pengasesan kemajuan mereka sendiri di dalam kelas. Keuntungan portofolio (Nur, 2005) yaitu menghubungkan asesmen dengan pembelajaran, portofolio memiliki validitas, portofolio meningkatkan jumlah di samping mutu tulisan dan menyumbang terhadap perkembangan kognitif, penggunaan portofolio mendorong siswa untuk melakukan refleksi atas karyanya, menganalisis kemajuan dan menetapkan tujuan perbaikan, dan hasil-hasil portofolio dapat digunakan untuk merencanakan pengajaran. c. Asesmen diri (self assessment) Asesmen-diri siswa merupakan elemen kunci dalam asesmen autentik. Asesmen diri menggalakkan keterlibatan langsung siswa dalam pembelajaran. Siswa memiliki kebebasan untuk memilih kegiatan-kegiatan menantang, berani mengambil resiko, dan menyelesaikan tujuan-tujuan yang diinginkan. Siswa yang mengatur diri sendiri pembelajaran mereka tersebut (self-regulated learners)
26
bekerja sama dengan siswa lain dalam bertukar ide, mencari bantuan bila diperlukan, dan memberikan dukungan kepada teman sebaya mereka. Akhirnya, self-regulated learners atau pembelajar mandiri memonitor kinerja mereka sendiri dan mengevaluasi kemajuan dan hasil belajar mereka sendiri. Dalam penerapan asesmen autentik dalam pembalajaran diawali dengan perencanaan dan pengembangan asesmen autentik terdiri dari delapan langkah: 1) membentuk tim, 2) menentukan tujuan-tujuan asesmen autentik, 3) menetapkan tujuan-tujuan pembelajaran khusus atau indikator, 4) melakukan pengembangan asesmen autentik secara profesional, 5) mengkumpulkan contoh-contoh asesmen autentik, 6) mengadaptasi asesmen yang ada atau mengembangkan yang baru, 7) menguji coba asesmen autentik, 8) menelaah tugas autentik.
B. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka teoritik di atas maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah: “Dengan menerapkan pembelajaran koooperatif Jigsaw melalui pendekatan jelajah alam sekitar (JAS) dan penilaian autentik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada materi Pengelolaan Lingkungan”.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Semarang siswa kelas VII-B pada semester genap. Kelas VII-B memiliki 48 siswa yang terdiri dari 19 lelaki dan 29 perempuan dengan kualitas pembelajaran yang masih rendah. Penelitian ini menerapkan pembelajaran koooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik. Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang heterogen dengan beranggotakan 5-6 siswa sebanyak sembilan kelompok asal.
B. Faktor yang diteliti Faktor-faktor yang diteliti meliputi faktor guru dan siswa yaitu: 1. Faktor guru, yang diamati adalah kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw
dengan
pendekatan JAS dan penilaian autentik dan tanggapan guru. 2. Faktor siswa, yang diamati adalah aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, karya siswa, tanggapan siswa, dan hasil belajar siswa.
C. Rencana Tindakan Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus. Tiap siklus mencakup empat tahap kegiatan yaitu perencanaan
(planning),
pelaksanaan
tindakan
(acting),
observasi,
refleksi
(reflecting). Sebelum dilakukan penelitian diadakan kegiatan pra-penelitian yaitu: Observasi awal dilakukan bertujuan untuk identifikasi masalah, menganalisis 27
28
penyebab masalah dan menetapkan tindakan pemecahannya. Beberapa kegiatan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yaitu melalui pemberian angket siswa, wawancara siswa, wawancara guru biologi dan melihat langsung proses pembelajaran. Berdasarkan analisis terhadap masalah yang ditemukan, kemudian ditentukan tindakan yang digunakan yaitu menerapkan melalui pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik pada materi pengelolaan lingkungan. Menjelaskan kepada siswa tentang strategi Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik agar siswa siap mengikuti pembelajaran. Langkah-langkah penelitian yang ditempuh pada setiap siklus secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan meliputi kegiatan membuat rencana pembelajaran (RP) dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik; membuat angket siswa, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi kinerja guru, lembar pelaksanaan pembelajaran oleh guru, lembar wawancara guru; menyusun alat evaluasi (kuis/test) berupa tes tertulis; penentuan kelompok secara heterogen berdasarkan hasil ulangan harian; membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen dengan 5-6 siswa; membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi lima bagian. Materi pokok pengelolaan lingkungan terdiri dari empat sub materi yaitu konsekuensi penebangan hutan, pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah dan satu materi pengayaan yaitu pencemaran suara. Menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
29
2. Pelaksanaan tindakan (acting) Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, dilaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan bersama guru. Pada dasarnya dalam penelitian ini bentuk tindakannya sama pada tiap-tiap siklus yaitu menerapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik. Pada siklus dua dan tiga, pelaksaaan tindakan (acting) lebih dikembangkan dan disempurnakan. Pelaksanaan tindakan secara rinci dapat dijelaskan yaitu: a. Guru (pengajar) memberikan pengenalan materi Pengelolaan Lingkungan dengan cara bertanya kepada siswa apa yang ketahui mengenai lingkungan sekitar dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memotivasi dan mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran. b. Guru memberikan tugas pada siswa. Dalam satu kelompok asal siswa mendapatkan tugas yang berbeda-beda. Tugas tersebut dalam bentuk lembar kerja siswa (LKS) atau lembar diskusi siswa (LDS). c. Siswa yang mendapat bagian tugas yang sama bertemu dalam satu kelompok ahli untuk mengerjakan tugas dan/atau mendiskusikannya. Kemudian kembali ke “kelompok asal”nya untuk menjelaskan bahan bagiannya kepada anggota kelompok yang lainnya. d. Siswa mengikuti diskusi kelas dan pengambilan kesimpulan dengan bimbingan guru. Diadakan tes individu untuk mengukur pemahaman siswa. 3. Pengamatan (observing) Pada kegiatan pengamatan ini peneliti dibantu oleh rekan mahasiswa berjumlah empat orang sebagai kolaborator sehingga seluruhnya pengamat
30
berjumlah lima orang. Pembagian tugas dalam observasi yaitu semua rekan mahasiswa ikut mengamati guru dan siswa sesuai dengan kemampuannya. Observasi pelaksanaan tindakan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efek tindakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan JAS melalui pembelajaran kooperatif jigsaw dan penilaian autentik. Observasi dilaksanakan bersamaan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Aspek–aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung serta hasil tes pada akhir siklus. 4. Refleksi (reflecting) Hasil
dari tahap observasi yang meliputi aktivitas siswa selama proses
pembelajaran, tanggapan siswa, cara guru mengajar, tanggapan guru dan hasil tes pada akhir siklus serta kendala–kendala yang dihadapi selama kegiatan pembelajaran. Data hasil observasi di analisis dan dikaji sehingga diperoleh hasil refleksi untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama menerapkan pendekatan JAS melalui pembelajaran kooperatif Jigsaw dan penilaian autentik. Hasil refleksi yang dilaksanakan pada tahap ini digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya. Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah dilakukan observasi dan dilakukan oleh peneliti serta guru biologi ikut memberikan masukan untuk perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya. Alur penelitian ini dapat dijelaskan melalui skema pada gambar 3 pada halaman 31.
31
Studi awal pembelajaran biologi di SMP 6 Semarang Permasalahan: Rendahnya kualitas pembelajaran biologi di kelas VIIB SMP 6 Semarang ditandai keaktifan siswa yang rendah, hasil belajar yang cukup rendah pada materi Pengelolaan Lingkungan.
Refleksi I: • Indikator untuk nilai tes sudah tercapai, keatifan siswa dan kinerja guru meningkat dari sebelum penelitian tindakan kelas namun belum mencapai indikator. • Kekurangan: Guru terlalu cepat dalam menerangkan, saat membimbing siswa dalam kelompok masih kurang optimal dan masih mendikte. Keaktifan siswa belum menyeluruh.
Rencana tindakan II: Pembelajaran materi pencemaran air dan pencemaran tanah dengan menerapkan pendekatan JAS melalui strategi jigsaw dan penilaian autentik dengan praktikum, diskusi kelompok, diskusi kelas, perbaikan pengelolaan kelas dalam pembelajaran oleh guru, membimbing siswa untuk menemukan jawaban dan mengurangi kecepatan dalam menerangkan.
SIKLUS I Alternatif pemecahan (rencana tindakan) I: Penerapan pendekatan JAS melalui pembelajaran kooperatif Jigsaw dan penelitiaan autentik.
Analisis Data I: menganalisis data hasil tes, data aktivitas siswa, tanggapan siswa, kinerja guru dan tanggapan guru.
Refleksi III: * Indikator untuk nilai tes tercapai, keaktifan siswa dan kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran meningkat dari siklus II.
Gambar 3. Alur penelitian
Observasi I: Mengamati aktivitas selama pembelajaran dan dalam kelompok, memberi angket siswa, memberikan tes siklus I, kinerja guru selama proses pembelajaran serta wawancara guru.
SIKLUS II Pelaksanaan Tindakan II: Guru melakukan proses pembelajaran dengan pendekatan JAS melalui strategi Jigsaw dan penilaian autentik pada materi pencemaran air dan tanah yang telah dikembangkan seperti pada rencana tindakan II.
Refleksi II: • Indikator untuk tes belum tercapai, keaktifan siswa dan kinerja guru meningkat dari kegiatan siklus I. • Kekurangan: kekurangtegasan guru dalam mengorganisasikan waktu pada saat melakukan praktikum dan diskusi kelompok, kurang optimal dalam diksusi kelas.
Rencana Tindakan III: Pembelajaran pada materi pencemaran suara dengan pendekatan JAS strategi Jigsaw dan penilaian autentik disertai praktikum dan diskusi kelompok dan diskusi kelas, pembelajaran lebih dikembangkan guru mengoptimalkan dalam membimbing dan menerangkan lebih jelas dan lambat.
Pelaksanaan tindakan I: guru melakukan prose pembelajaran pada materi pengelolaan lingkungan pada konsekuensi penebangan hutan dan pencemaran udara
SIKLUS III Pelaksanaan Tindakan III: Guru melakukan proses pembelajaran yang telah dikembangkan sesuai dengan rencana tindakan III pada materi pencemaran suara.
Observasi II: Memberi tes siklus II, mengamati aktivitas siswa, tanggapan siswa, kinerja guru dan tanggapan guru.
Analisis Data II: Menganalisis data hasil tes, aktivitas siswa, tanggapan siswa, kinerja guru dan tanggapan guru.
Observasi III: Memberikan tes siklus III, mengamati aktivitas siswa, tanggapan siswa, kinerja guru dan tanggapan guru.
Analisis Data III: Menganalisis data hasil tes siklus III, aktivitas siswa, tanggapan siswa, kinerja guru dan tanggapan guru.
32
D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes tertulis, lembar observasi aktivitas siswa, lembar angket siswa, lembar observasi kinerja guru dan pedoman wawancara guru. Instrumen yang telah dibuat oleh peneliti dikonsultasikan kepada dosen pembimbing agar diperoleh instrumen yang baik. 1. Tes Tertulis Tes tertulis digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa. Tes yang digunakan adalah tes objektif berupa pilihan ganda. Pengambilan data melalui tes ini dilakukan sesudah proses pembelajaran pada tiap akhir siklus. Alat evaluasi berupa tes tertulis ini terlebih dahulu diuji cobakan di luar sampel penelitian sebelum digunakan dalam penelitian untuk mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas soal. a. Taraf kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Hasil uji coba soal tes didapat lihat dalam tabel berikut. Tabel 1. Tingkat kesukaran soal tes hasil uji coba. Aspek Siklus Hasil Uji Nomor Soal Keterangan Soal Coba Tingkat Siklus Sedang : 20 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, Dipakai Kesukaran I 13, 14, 15, 16, 17, 18, 1 9, 20. Siklus Sedang : 17 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, Dipakai II 14, 15, 16, 17, 18. Sukar: 1 10 Dipakai Siklus Sedang : 20 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, Dipakai III 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20. Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7, halaman 103. b. Daya pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemmpuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
33
(berkemampaun rendah). Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa-siswa yang pandai saja. Daya pembeda soal tes hasil uji coba disajikan pada tabel 2 yaitu: Tabel 2. Daya pembeda soal tes hasil uji coba. Aspek Soal Daya pembeda
Siklus Hasil Uji Coba Nomor Soal Keterangan Siklus I Baik: 8 2, 3, 4, 6, 9, 11, 14, 17. Dipakai Cukup: 12 1, 5, 7, 8, 10, 12, 13, 15, Dipakai 16, 18, 19, 20. Siklus Baik: 8 3, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16. Dipakai II Cukup: 9 1, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 17, 18. Dipakai Jelek: 1 2 Diperbaiki 5, 6, 9, 12, 13, 14, 15, 16. Dipakai Siklus Baik: 8 III Cukup: 11 1, 2, 3, 4, 7, 8, 10, 11, 17, Dipakai 18, 19 Jelek: 1 20 Diperbaiki Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada lampiran 7 halaman 103. c. Validitas Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes tersebut dengan kriteria. Berdasarkan hasil uji coba didapat data validitas soal yang disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 3. Validitas soal tes hasil uji coba. Aspek Siklus Hasil Uji Coba Soal Validitas Siklus I Valid: 16
Nomor Soal
Keterangan
1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, Dipakai 13, 14, 16, 17, 19, 20. Tidak valid: 4 7, 8, 15, 18. Diperbaiki Siklus Valid: 13 3, 4, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, Dipakai II 16, 17, 18. Tidak valid: 5 1, 2, 5, 6, 11. Diperbaiki Siklus Valid: 14 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, Dipakai III 13, 14, 16, 17, 19, 20. Tidak valid: 6 1,8,10,17,18,20. Diperbaiki Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 103.
34
d. Reliabilitas Reliabilitas dihitung dengan teknik korelasi KR-21, berdasarkan hasil uji coba reabilitas soal tes pada siklus I, siklus II dan siklus III bertururt-turut sebesar (0,812), (0,761) dan (0,819). Berdasarkan hasil uji coba soal maka ditetapkan 20 soal yang digunakan untuk tes akhir siklus I, 18 soal untuk tes akhir siklus II dan untuk tes akhir siklus III digunakan sebanyak 20 soal. 2. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan oleh peneliti dan kolaborator untuk memperoleh data tentang keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan dalam kelompok, kinerja guru selama melakukan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik pada materi pengelolaan lingkungan. 3. Lembar Angket Siswa Lembar angket siswa digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data tentang tanggapan siswa. Adapun isi dari angket siswa yaitu a. Pembelajaran biologi lebih menyenangkan setelah penerapan pembelajaran model Jigsaw dengan pendekatan JAS. b. Pemahaman terhadap materi dengan menerapkan pembelajaran model Jigsaw dengan pendekatan JAS. c. Kesan terhadap cara mengajar guru biologi dengan menerapkan pembelajaran model Jigsaw dengan pendekatan JAS. d. Apa kesulitan dalam menerapkan model Jigsaw dengan pendekatan JAS.
35
e. Kesan anda terhadap suasana kelas saat pembelajaran model Jigsaw dengan pendekatan JAS. 4. Pedoman Wawancara Instrumen ini digunakan oleh peneliti sebagai arahan dalam melakukan wawancara guru untuk mengambil data tentang: a. Bagaimana kesan bapak/ibu terhadap pembelajaran materi Pengelolaan Lingkungan melalui pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS? b. Menurut bapak/ibu bagaimana aktivitas belajar siswa selama pembelajaran materi Pengelolaan Lingkungan melalui pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS? c. Jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya apakah ada peningkatan kualitas pembelajaran setelah menerapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS? d. Kesulitan apa saja yang ditemukan dalam pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS?
E. Data dan Cara Pengambilan Data a. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru pada saat proses pembelajaran dan setelah proses pembelajaran. b. Data dan Cara Pengambilan Data Data dan cara pengambilan data dalam penelitian ini yaitu: 1. Data hasil belajar siswa diambil dengan memberikan kuis/tes kepada siswa.
36
2. Data aktivitas siswa selama pembelajaran diambil dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. 3. Data
tanggapan
siswa
siswa
selama
pembelajaran
diambil
dengan
menggunakan lembar angket siswa. 4. Data kinerja guru selama pembelajaran diambil dengan menggunakan lembar observasi kinerja guru. 5. Data tanggapan guru selama pembelajaran diambil dengan wawancara.
F. Metode Analisis Data Data hasil penelitian yang berupa hasil belajar siswa, aktivitas siswa dalam kelompok, akvititas siswa dalam proses pembelajaran dan kinerja guru. Untuk data hasil belajar siswa dianalisis yaitu analisis rata-rata kelas, ketuntasan belajar secara individual, ketuntasan secara klasikal. 1. Rata-rata Kelas Untuk menghitung nilai rata-rata kelas pada masing-masing siklus menurut Sudjana (2000) yaitu:
X=
∑X N
Keterangan:
X = Nilai rata-rata kelas ∑ X = Jumlah nilai kelas N = Banyaknya siswa 2. Ketuntasan belajar secara individual Siswa dikatakan tuntas belajar secara individual apabila telah mencapai nilai 6,5 ke atas. Dengan demikian siswa yang memperoleh nilai 6,5 ke bawah secara
37
individual belum tuntas belajarnya. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar secara individual menurut Ali (1987) sebagai berikut. NS =
∑b ∑n
Keterangan: NS ∑b ∑n
= Nilai ketuntasan secara individual = Jumlah skor jawaban benar setiap siswa = Jumlah seluruh item soal
3. Ketuntasan belajar secara klasikal Nilai kuis diperoleh setelah diadakan tindakan kelas, kemudian dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar secara klasikal menurut Ali (1987) adalah: P=
∑ n ×100% ∑n 1
Keterangan: P
∑n ∑n 1
= Nilai ketuntasan belajar = Jumlah siswa tuntas belajar secara individual (nilai 6,5 ke atas) = Jumlah total siswa
Untuk data aktivitas siswa dan kinerja guru dianalisis dengan patokan skor sebagai berikut: 1. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan format lembar observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang terdiri dari 16 items dan empat pilihan jawaban maka rentangan skor dari 16 – 64. Memodifikasi dari Arikunto (2001), penentuan kriteria aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan patokan skor sebagai berikut. Baik sekali
: 52 – 64
Baik
: 40 – 51
38
Kurang
: 28 – 39
Kurang sekali
: 16 – 27
2. Aktivitas siswa secara klasikal. Penentuan kriteria aktivitas siswa secara klasikal dalam proses pembelajaran sebagai berikut (Ali, 1987): K=
Σa 1 × 100% Σa
Keterangan: K Σa 1 ∑a
: keaktifan siswa secara klasikal : jumlah siswa dengan kriteria baik dan baik sekali : jumlah total siswa
3. Kinerja guru. Berdasarkan format lembar observasi kinerja guru dalam proses pembelajaran terdiri dari 21 item dan empat pilihan jawaban maka rentangan skor dari 21 – 84. Penentuan kriteria kinerja guru dengan patokan skor dari lembar observasi kinerja guru sebagai berikut. Baik sekali
: 69 – 84
Baik
: 53 – 68
Kurang
: 37 – 52
Kurang sekali
: 21 – 36
F. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah selama proses pembelajaran ≥85% siswa aktif dalam pembelajaran dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah 85% siswa memperoleh nilai ≥ 6,5.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Keaktifan Siswa Pada setiap kegiatan pembelajaran diadakan observasi terhadap keaktifan siswa sebagai alat untuk mengetahui tingkat keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Pada saat pelaksanaan penelitian, peneliti dibantu oleh lima mahasiswa untuk melaksanakan observasi aktivitas siswa. Data keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran pada setiap siklus disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 4. Rekapitulasi Data Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran. Kategori Tingkat Keaktifan siswa Keaktifan klasikal Baik Baik (B) Kurang Sangat Keterangan (BS + B) Sekali (K) Kurang (BS) (SK) Siklus I Frekuensi 9 32 4 3 41 Persentase 18.75% 66,67% 8,33% 6,25% 85,42% Siklus II Frekuensi 7 35 6 0 42 Persentase 14,58% 72,92% 12,5% 0% 87,5% Siklus III Frekuensi 11 34 3 0 45 Persentase 22,92% 70,83% 6,25% 0% 93,75% Keterangan: Data selengkapnya pada Lampiran 16-18, halaman 121-127.
Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh keaktifan siswa selama penelitian untuk siklus I sebesar 85,42%, pada siklus II menjadi 87,5% dan siklus III meningkat menjadi 93,75%, yang telah memenuhi indikator kinerja. Peningkatan keaktifan
39
40
siswa yang cukup besar karena siswa ikut terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Pada pelaksanaan proses pembelajaran siswa dibagi dalam kelompok kecil yang heterogen dengan anggota 5-6 siswa sehingga terbentuk sembilan kelompok yaitu I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII dan IX. Selanjutnya kelompok ini disebut kelompok asal. Dalam kelompok asal siswa mendapat tugas yang berbeda Siswa yang mendapat tugas yang sama akan bergabung membentuk kelompok untuk mengerjakan tugas, yang selanjutnya kelompok ini disebut kelompok ahli. Setelah siswa selesai bekerja dalam kelompok ahli, siswa akan kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan hasil kerja pada anggota kelompoknya. Selanjunya diadakan diskusi kelas untuk menyatukan kerangka berpikir dan mengambil kesimpulan yang dibimbing guru. Ibrahim (2001) berpendapat bahwa siswa aktif bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. Menurut Darsono dkk (2000) bahwa pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari, jadi siswa yang melakukan kegiatan belajar secara aktif. Hasil penelitian Chalimah (2006) bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw akan meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa yang baik juga dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan yaitu pendekatan JAS. Pembelajaran JAS memiliki karakteristik penjelajahan terhadap lingkungan sekitar. Menurut Ridlo (2005) bahwa kegiatan penjelajahan merupakan suatu strategi alternatif dalam pembelajaran (biologi) dengan mengajak subjek didik aktif mengekplorasi lingkungan untuk mencapai kecakapan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya sehingga memiliki penguasaan ilmu dan keterampilan, penguasaan berkarya, penguasaan mensikapi dan penguasaan
41
bermasyarakat. Dalam pembelajaran JAS siswa dituntut untuk aktif untuk melakukan penjelajahan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Hasil penelitian Asih (2006) bahwa
dengan
menerapkan
pembelajaran
dengan
pendekatan
JAS
dapat
mengembangkan ranah psikomotorik (kinerja) siswa selama proses pembelajaran. Tingkat keaktifan siswa yang baik dipengaruhi oleh penilain autentik karena adanya asesmen kinerja yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran untuk menyelesaikan tugas atau permasalahan yang nyata dan konpleks. Dalam menyelesaikan tugas atau permasalahan yang nyata dan kompleks tersebut siswa dituntut untuk mengerahkan dan menggunakan kemampuannya, ketrampilan, dan pengetahuan yang baru diperoleh maupun yang sudah ada. Tingkat keaktifan siswa yang baik karena siswa ikut terlibat langsung dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran karena siswa merasa senang dan siswa sangat tertarik dengan strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik. Siswa merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran karena cara guru mengajar lebih menyenangkan dan rileks. Hasil angket pada siklus I, siklus II dan siklus III secara berturut sebesar 91,67%; 93,75%; 95,83% siswa menyatakan cara guru mengajar lebih menyenangkan dan rileks. Pembelajaran kooperatif Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya dan pembelajaran orang lain. Dengan pembelajaran kooperatif juga menumbuhkan saling menghargai, saling membantu, penerimaan individu menjadi lebih besar, mengurangi sikap individualisme, dan mengurangi sikap apatis (Linda Lundgren dalam Ibrahim dkk, 2001). Pada siklus I, keaktifan siswa dalam kelompok masih kurang dan masih belum optimal. Siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok berjumlah 7 siswa
42
antara lain Ismojo Aji T, Anggi H, Ariska Fannya A, Maulana Rian dll. Faktor yang menyebabkan kekurangaktifan siswa dalam kelompok, karena siswa baru beradaptasi dengan kelompoknya, baik pada saat diskusi kelompok asal maupun diskusi kelompok ahli dan siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran ini. Siswa merasa takut, kurang percaya diri dan malu, sehingga siswa terkesan seperti orang membaca catatan dan berakibat kurang jelasnya pengertian yang diterima anggota kelompok yang lainnya. Sudjarwo (1998) berpendapat bahwa pelaksanaan belajar secara kelompok pada tahap awal akan menemui kesulitan apalagi ada sikap anggota kelompok yang negatif akan berpengaruh kepada anggota lainnya sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Sedangkan Hasibuan dan Moedjiono (1995), berpendapat bahwa bagi mereka yang belum terbiasa dengan penggunaan metode kerja kelompok dan masih terbiasa dengan penggunaan metode ekspositorik misalnya ceramah memerlukan waktu untuk berlatih. Pada proses pembelajaran siklus II interaksi siswa dalam satu kelompok sudah lebih baik dari siklus I yaitu lebih banyak siswa yang saling bekerjasama, sikap menghargai dan mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan. Siswa terlihat sangat antusias dalam melakukan praktikum/diskusi dan memiliki motivasi yang besar untuk memahami materi pelajaran. Pendapat Ali (1987), menyatakan bahwa belajar tidak hanya semata-mata sebagai suatu upaya dalam merespon suatu stimulus tetapi belajar dilakukan melalui berbagai kegiatan mengalami, mengerjakan dan memahami belajar melalui proses. Hasil penelitian Kustanti (2005), menyatakan bahwa penerapan strategi Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
43
Pada siklus II jumlah siswa yang kurang aktif mengalami penurunan menjadi 6 siswa antara lain Eswardus sandi PW, Ismojo AT, Ika Mutiara DS, dan lain-lain. Siswa-siswi yang masih kurang aktif mungkin karena mungkin kurang cocok dengan kelompoknya atau memang termasuk siswa yang kurang terbiasa dengan belajar kelompok. Siswa yang kurang aktif mungkin juga karena siswa tersebut sedang tidak baik secara fisik maupun psikis atau kesalahan pengamatan oleh observer. Pada siklus III, keaktifan siswa mengalami peningkatan dari pembelajaran siklus sebelumnya. Peningkatan keaktifan siswa karena siswa telah mengerti dengan baik dan sudah terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw sehingga siswa tidak lagi canggung dalam mengerjakan tugasnya dan takut dalam menjelaskan materi bagiannya pada teman sekelompoknya. Siswa yang tidak aktif mengalami penurunan menjadi 3 siswa. Tingkat keaktifan siswa yang tinggi pada siklus III karena pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pembelajaran (RP). Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RP, menurut Joyce dan Weil dalam Hindarto (1996) berpendapat bahwa yaitu 1) melatih siswa untuk saling kerjasama, 2) anggota kelompok kerjasama dapat saling belajar sesamanya, 3) kerjasama meningkatkan rasa solidaritas, membangun hubungan yang positif terhadap orang lain, 4) kerjasama meningkatkan rasa percaya diri dalam peningkatan pembelajaran dan meningkatkan perasaan dihargai dan perhatian oleh orang lain dalam lingkungannya, dan 5) kerjasama meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Peningkatan keaktifan siswa sejalan dengan hasil penelitian Murdiatun (2005) bahwa penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw meningkatkan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran.
44
Penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik dapat meningkatan keaktifan siswa selama pembelajaran materi Pengalolaan Lingkungan.
2. Hasil Belajar Siswa Pelaksanaan PTK di setiap akhir siklus diadakan tes sebagai alat untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan pada kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan tes individual ini dilakukan setiap akhir pembelajaran pada pertemuan terakhir di setiap siklus. Tes tertulis yang digunakan berupa pilihan ganda. Ketuntasan belajar individual ditetapkan jika siswa mendapat nilai ≥ 65 dan ketuntasan belajar klasikal ditetapkan ≥ 85% siswa mendapatkan nilai ≥ 65. Berdasarkan analisis data hasil tes setiap akhir siklus dan sebelum pelaksanaan tindakan disajikan dalam tabel di bawah ini yaitu: Tabel 5. Hasil Tes Siswa Setiap Siklus. Keterangan
Sebelum Tindakan
Siklus I
Siklus II Siklus III
Nilai tertinggi 85 95 100 90 Nilai Terendah 45 50 58 55 Rata-rata Nilai Siswa 63,5 71,29 76,19 73,85 Ketuntasan Klasikal 68,75% 85,42% 83,33% 93,75% Belajar Siswa Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 114. Pembahasan Hasil tes setiap akhir siklus diperoleh data nilai rerata kelas untuk siklus I, siklus II dan siklus III berturut-turut yaitu 71,29; 76,19 dan 73,85, sedangkan ketuntasan belajar klasikal sebesar 85,42%; 83,33% dan 93,75% untuk siklus I, siklus II dan siklus III. Hasil tes penelitian tersebut jika dibandingkan dengan sebelum penelitian mengalami peningkatan yang cukup besar. Dengan uji t antara
45
nilai rerata kelas sebelum tindakan dengan siklus I diperoleh nilai thitung : 4,252 sedang ttabel(94;0,05): 1,665 dan ttabel(94;0,01): 2,375, dengan demikian terdapat perbedaan nilai rerata kelas yang signifikan pada taraf kepercayaan 99%. Untuk nilai rerata kelas siklus I dan siklus II terdapat perbedaan yang singnifikan pada taraf kepercayaan 95% berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai thitung: 1,739 sedang ttabel(94;0,05): 1,665 dan ttabel(94;0,01): 2,375. Meningkatnya nilai rata-rata siswa dan ketuntasan belajar secara klasikal tersebut berarti menunjukan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari meningkat. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Wuryanto (2005) yang menyatakan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw akan meningkatkan pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Peningkatan nilai rata-rata kelas karena siswa terlibat langsung secara aktif dalam proses pembelajaran. Keterlibatan siswa tersebut terlihat secara aktivitas siswa dalam diskusi kelompok, diskusi kelas dan adanya aktivitas siswa yang saling menjelaskan materi kepada sesama anggota kelompoknya. Pendapat Sudjana (2000), menyatakan bahwa ada kalanya siswa tidak memahami suatu materi pelajaran atau mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas mandiri, sehingga memerlukan bantuan dan pendapat orang lain. Oleh karena itu belajar kelompok sangat diperlukan agar diperoleh hasil belajar yang lebih baik. Uraian tersebut sebagaimana pendapat Slavin (1995) bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsepkonsep atau materi yang sulit apabila mereka dapat saling bekerjasama dan saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. Peningkatan hasil belajar siswa sejalan dengan hasil penelitian Fauzi (2005) bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kegiatan pembelajaran.
46
Pembelajaran dengan pendekatan JAS yang diterapkan juga memudahkan siswa untuk memahami materi, mungkin karena materi yang dibahas menjadi lebih nyata, lebih menarik, dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa dan siswa mengalami. Pendapat Kartijono dan Marianti (2005) bahwa pembelajaran dengan pendekatan JAS menekankan pada kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi dunia nyata, sehingga dapat membuat wawasan berpikir yang beragam dari seluruh peserta didik. Darsono (200) berpendapat bahwa salah satu prinsip belajar adalah mengalami sendiri artinya siswa belajar dengan melakukan sendiri akan memberikan hasil belajar yang lebih cepat dalam pemahaman yang lebih mendalam. Peningkatan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh sisetm penilaian yang dipakai oleh guru. Pada penelitian ini sistem penilaian yang dipakai yaitu asesmen autentik. Pada asesmen autentik, penilaian tidak hanya pada ranah kognitif melalui tes tertulis tetapi ranah afektif, ranah psikomotorik, portofolio, kinerja dan asesmen diri sehingga penilaian terhadap siswa lebih lengkap dan sebenarnya (autentik). Dalam asesmen kinerja siswa diminta untuk menyelesaikan tugas-tugas kompleks dan nyata, dengan mengerahkan pengetahuan awal, pembelajaran yang baru diperoleh, dan keterampilan-keterampilan yang relevan untuk memecahkan masalahmasalah realistik atau autentik. Siswa mungkin diminta untuk menggunakan bahanbahan atau melakukan kegiatan hands-on dalam mencapai pemecahan masalah. Dengan demikian siswa dengan sesungguhnya dan termotivasi untuk mempelajari dan memahami materi pelajaran yang disampaikan. Dalam penerapan asesmen portofolio sangat berpusat pada siswa dan siswa memiliki peran dalam pengasesan kemajuan mereka sendiri di dalam kelas. Keuntungan portofolio (Nur, 2005) antara lain portofolio meningkatkan jumlah di
47
samping mutu tulisan dan menyumbang terhadap perkembangan kognitif, penggunaan portofolio mendorong siswa untuk melakukan refleksi atas karyanya, menganalisis
kemajuan
dan
menetapkan
tujuan
perbaikan.
Asesmen
diri
menggalakkan keterlibatan langsung siswa dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan penilaian akan memotivasi siswa belajar, meningkatkan kompetensinya, berkesempatan mengemukakan pendapatnya dan tahu kekeliruan pemahaman materi sehingga siswa akan berusaha untuk belajar lebih giat. Peningkatan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar klasikal karena siswa merasa senang dalam pembelajaran dan materi lebih mudah dipahami. Hasil angket siswa menunjukan secara berturut-turut untuk siklus I, siklus II dan siklus III sebesar 85,42%; 88% dan 93,75%, siswa menyatakan pembelajaran lebih menyenangkan sehingga lebih memotivasi siswa untuk belajar. Berdasarkan hasil angket untuk siklus I, siklus II dan siklus III berturut-turut sebesar 93,75% ; 95,83%; 97,92%, siswa menyatakan materi lebih mudah dipahami, sehingga meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dan meningkatkan hasil belajar. Peningaktan hasil belajar pada penelitian juga karena kinerja guru yang semakin baik dari siklus ke siklus beriktnya (lihat tabel 7. data kinerja guru). Pada siklus II, nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari 71,29 pada siklus I menjadi 76,19. Peningakatan nilai rata-rata kelas juga karena sebelum pembelajaran siswa diperintahkan mempelajari materi terlebih dahulu di rumah. Kesiapan siswa dalam pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan kebersamaan, siswa lebih terlatih untuk dapat bertukar pikiran, saling membantu dan saling menghargai antar sesama teman.
48
Ketuntasan belajar klasikal mengalami penurun pada siklus II dari pembelajaran siklus I yaitu 85,42% menjadi 83,33%. Penurunan ketuntasan belajar pada siklus II karena ada kelompok yang kurang kondusif untuk belajar sehingga ada materi yang belum dijelaskan oleh siswa kepada sesama anggota kelompoknya. Siswa yang banyak diam dan menggangu antara lain Ismojo AT dan Ika Mutiara DS, sehingga kurang menguasai dan memahami materi pelajaran. Dengan demikian akan menghambat dan membuat kesulitan siswa lain dalam kelompoknya dalam memahami materi pelajaran secara keseluruhan. Terdapat siswa yang aktif namun mendapatkan hasil tes yang buruk antara lain M. Faisal Maulana, M. Iqbal, Nurul Qomariah, Anggi H dll. Siswa tersebut mungkin kurang dapat menangkap, menguasai materi jika dengan cara belajar kelompok dan pratikum dan lebih dapat menguasai materi jika penjelasan dari guru atau kelihatnya aktif namum tidak belajar. Pendapat Ibrahim (2001), menyatakan bahwa belajar kooperatif akan efektif jika anggota kelompoknya saling bekerjasama, saling menghargai dan bertanggung jawab terhadap materi bagiannya jika tidak dilakukan akan menghambat anggota kelompoknya yang lain. Berdasarkan hasil tes pada siklus III mengalami penurunan Nilai rata-rata kelas jika dibandingkan dengan siklus II yaitu dari 76,19 menjadi 73,85. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai thitung:1,10 sedang ttabel(94;0,05): 1,665 dan ttabel(94;0,01): 2,375 dengan demikian nilai rerata kelas pada siklus II dan siklus III tidak terdapat perbedaan yang signitifikan. Penurunan nilai rerata kelas karena soal tes siklus III meliputi semua materi dari siklus I, siklus II dan siklus III sehingga kemungkinan besar ada materi pelajaran yang sudah dilupakan oleh siswa. Materi Pengelolan
49
Lingkungan cukup banyak dan ada materi yang abstrak sehingga siswa cukup kesulitan untuk mengingat semuanya dan banyak yang terlupakan. Meningkatannya ketuntasan belajar dari siklus sebelumnya tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya kinerja guru dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa terlibat langsung dalam pembelajaran dan membentuk pengetahuan sendiri. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III diperoleh hasil yang sudah sesuai harap, dikarenakan: 1) siswa sudah dapat menyesuaikan diri dengan model Jigsaw, 2) siswa mendapat pengalaman baru yang berkaitan dengan penggunaan model Jigsaw, 3) motivasi siswa untuk mempelajari materi pelajaran biologi bertambah, 4) keberanian siswa bertambah, karena dalam diskusi siswa dituntut aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan 5) rasa tanggung jawab siswa secara individu maupun kelompok meningkat, karena adanya tuntutan dari anggota kelompoknya yang lain. Berdasarkan hasil belajar dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik dapat meningkatkan hasil belajar pada materi Pengelolaan Lingkungan. 3. Tanggapan Siswa Data tanggapan siswa diambil dengan menggunakan angket siswa yang diberikan pada setiap akhir siklus. Angket siswa diberikan setelah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik. Hasil angket siswa disajikan pada tabel berikut.
50
Tabel 6. Hasil Angket Siswa Setiap Akhir Siklus. No.
Persentase (%) Siklus I Siklus II Siklus III
Uraian
1. Kesan pembelajaran biologi. a. Menyenangkan 85,42% 88% 93,75% c. Tidak Menyenangkan 14,58% 10,42% 6,25% 2. Pemahaman terhadap materi Biologi. a. Lebih mudah dipahami 93,75% 95,83% 97,92% b. Sulit dipahami 6,25% 4,17% 2,08% 3. Kesan terhadap cara mengajar guru biologi. a. Menyenangkan dan rileks 91,67% 93,75% 95,83% b. Tidak menyenangkan dan rileks 8,33% 6,25% 4,17% 4. Penerapan pembelajaran Jigsaw dengan pendekatan JAS. a. Terdapat kesulitan 27,08% 25% 20,83% b. Tidak ada kesulitan 72,92% 75% 79,17% 5. Kesan anda terhadap suasana kelas saat pembelajaran. a. Menyenangkan dan tenang 75% 85,42% 83,34% b. Tidak menyenangkan dan ramai 25% 14,58% 16,67% Keterangan: Data selangkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14 halaman 118.
Pembahasan Hasil angket siswa dari siklus I ke siklus berikutnya mengalami peningakatan, mengenai kesan siswa terhadap pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik adalah siswa merasa senang karena suasana kelas tidak monoton dan siswa dapat bertukar pikiran antar sesama anggota kelompok.
Pembelajaran
menjadi
lebih
menyenangkan
mungkin
karena
pembelajaran dirancang supaya siswa dapat terlibat langsung, eksplorasi lingkungan dan memanfaatkan media nyata sehingga siswa lebih tertarik dengan pembelajaran. Menurut siswa bahwa pembelajaran dengan pendekatan JAS dapat membantu siswa dalam memahami materi, mungkin karena materi yang dipelajari menjadi lebih
51
nyata, lebih bervariasi, lebih menarik, dan lebih berdaya guna bagi kehidupannya. Pendapat Kartijono dan Mariyanti (2005), menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan JAS memungkinkan siswa dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengkaitannya dengan kehidupan nyata, sehingga hasil belajarnya lebih berdaya guna bagi kehidupannya. Menurut siswa cara mengajar guru juga menyenangkan dan rileks sehingga siswa merasa tidak tertekan. Suasana kelas selama pembelajaran lebih kondusif dan tidak ramai sehingga siswa merasa nyaman dalam belajar dan tidak mengalami kesulitan dalam belajar. Hal ini karena guru telah meningkatkan kinerja dalam pembelajaran. Siswa telah meningkatkan sikap kerjasamanya, saling menghargai, salilng membantu dan meningkatkan sikap penerimaan terhadap temannya. Sikap positif tersebut dibentuk karena diterapkannya pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS. Menurut Joyce & Weil dalam Hindarto (1996), bahwa pembelajaran kooperatif mengembangkan Interaksi antara anggota kelompok membuahkan pengetahuan dan rasa sosial serta menumbuhkan aktivitas intelektual. Kerjasama meningkatkan rasa solidaritas, membangun hubungan yang positif terhadap orang lain. Kerjasama meningkatkan rasa percaya diri dalam peningkatan pembelajaran dan meningkatkan perasaan dihargai dan diperhatikan oleh orang lain dalam lingkungannya.
4. Data Kinerja Guru Pada pelaksanaan penelitian dilakukan pengamatan kinerja guru yang dilaksanakan oleh peneliti dan dibantu rekan mahasiswa dengan menggunakan lembar kinerja guru dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran sesuai RP. Data
52
kinerja guru dinyatakan dalam bentuk skor kinerja guru yang disajikan pada tabel berikut. Tabel 7. Data Kinerja Guru Selama Pelaksanaan Pembelajaran. Skor Kinerja Guru Siklus I Siklus II Siklus III 1 75 80 79 2 74 80 75 3 80 78 78 4 74 75 80 5 70 74 Jumlah 373 387 312 Rerata 74,6 77,4 78 Keterangan: Data selengkapnya pada dilihat lampiran 27 halaman 137. No.
Berdasarkan pengamatan observer pada siklus I bahwa kinerja guru sangat baik (mempunyai skor 74,6) dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif. Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran semakin baik diantaranya saat pendahuluan dilakukan dengan baik untuk mempersiapkan alat dan bahan, penertiban suasana kelas dan penyampaian tujuan pembelajaran. Dalam membimbing siswa juga ada peningkatan dari sebelumnya sehingga siswa menjadi lebih dapat bekerjasama dan lebih aktif. Penyampaian materi pelajaran juga lebih menarik dengan adanya praktikum dan diskusi serta dibantu dengan memanfaatkan media belajar berupa gambar dan objek langsung. Kinerja guru sudah baik namun demikian terdapat kekurangan antara lain masih cepat dalam menerangkan terutama pada saat kegiatan siswa dan pengambilan kesimpulan. Berdasarkan pengamatan dari observer pada saat belajar kelompok untuk melakukan percobaan guru masih kurang dalam menuntun siswa dan masih menjawab langsung, sehingga kebingungan untuk menyelesaikan tugasnya. Pendapat Hasibuan dan Moedjiono (1995), menyatakan bahwa campur tangan guru yang
53
berlebihan merupakan salah satu dari beberapa kekeliruan yang perlu dihindari guru dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan data wawancara guru terungkap bahwa guru mengalami kesulitan dalam memantau aktivitas siswa selama kegitan pembelajaran. Guru merasa belum puas karena belum maksimal dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran terutama dalam membimbing siswa sehingga perlu mencoba lagi. Namun demikan masih ada kurang seperti masih cepat dalam menerangkan dan membimbing diskusi atau praktikum dalam kelompok dan saat diskusi kelas masih kurang baik. Pengelolaan waktu cukup baik, namun siswa masih tergesa-gesa dan masih ada yang belum selesai mengerjakan tugas. Pada siklus II, kinerja guru sangat baik dan mengalami peningkatan dalam pelaksanaan proses pembelajaran misalnya menerangkan sudah lebih lambat dari sebelumnya. Guru dalam membimbing diskusi atau praktikum dan pengelolaan waktu sudah lebih baik dari sebelumnya, sehingga siswa mengerjakan tugas dengan baik dan tidak tergesa-gesa namun masih ada siswa yang belum selesai bekerja. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada proses pembelajaran pada siklus II diketahui bahwa guru telah memperbaiki kekurangan pada siklus I. Kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II meningkat jika dibandingkan siklus I dari skor 74,6 menjadi 77,4 (dapat dilihat pada tabel 4). Tindakan perbaikan tersebut terlihat dari cara guru menerangkan dengan tidak terlalu cepat dan tidak mendominasi pembicaraan dan pemikiran siswa dalam membimbing kelompok. Guru juga tidak langsung menjawab pertanyaan siswa tetapi dengan mengarahkan siswa menemukan jawaban sendiri, sehingga siswa benar-benar belajar mencari jawaban dan guru hanya memberi stimulus dan bimbingan. Pendapat Chauhan dalam
54
Ali (1987), menyatakan bahwa peranan guru dalam kerja kelompok salah satunya adalah sebagai advisor yaitu guru memberikan saran-saran tentang penyelesaian tugas bila diperlukan. Pemberian saran ini berupa pengajuan pertanyaan-pertanyaan bukan pemberian informasi secara langsung dan guru berkeliling memberi teguran pada siswa yang tidak aktif. Kinerja guru pada siklus II sangat baik, namun demikian masih terdapat kekurangan antara lain guru masih kurang memantau aktivitas siswa dalam diskusi kelompok. Guru masih kurang dalam memperhatikan siswa dengan menegur jika ada yang ramai dan menggangu temannya sehingga ada kelompok yang banyak bermainmain dan materi pelajaran tidak dikuasi dengan baik. Guru juga merasa belum puas karena belum optimal dalam membimbing siswa dan ketuntasan belajar belum memenuhi indikator maka perlu mencoba lagi. Pada siklus III, kinerja guru sudah sangat baik melaksanakan proses pembelajaran. Guru dengan sangat baik memberikan penjelasan dan membimbing siswa dalam kerja kelompok dan saat diskusi kelas sehingga siswa mengerjakan tugas dengan baik dan dapat mengemukakan pendapatnya. Pengelolaan waktu sudah sesuai dengan RP, sehingga siswa mengerjakan tugas dengan baik. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa guru telah meningkatkan kinerjanya dalam mengelola proses pembelajaran. Guru telah memperbaiki kekurangan yang ditemukan pada pembelajaran sebelumnya. Tindakan perbaikan tersebut adalah pengelolan waktu yang lebih baik, lebih membimbing siswa dalam kerja kelompok, sudah berkeliling kelas dan menegur siswa jika ada yang ramai dan mengganggu siswa lain. Guru juga telah memberikan pertanyaan-pertanyaan
55
penuntun pada setiap kelompok ahli untuk membantu dalam diskusi. Dengan demikian siswa mempunyai kerangka berpikir dan arahan yang jelas dalam berdiskusi. Pelaksanaan pembelajaran siklus III telah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah direncanakan pada tahap perencanaan siklus III. Berdasarkan hasil analisis di atas, sudah jelas bahwa strategi pembelajaran kooperatif jigsaw
dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik mampu
menciptakan suasana belajar yang kondusif, tidak membosankan dan tidak menjenuhkan, siswa bekerja dalam keadaan rileks namun tetap aktif dan bertanggunga jawab serta peningkatan hasil belajar.
5. Data Wawancara Guru Pada pelaksanaan PTK, di setiap akhir siklus peneliti melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui kendala dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan mengetahui yang belum dimengerti guru berkaitan pelaksanaan penelitian ini. Wawancara guru juga bertujuan untuk mengetahui ketercapaian keberhasilan penelitian menurut pandangan guru. Hasil wawancara pada siklus I, guru berpendapat bahwa strategi pembelajaran yang diterapkan baik. Suasana kelas menjadi lebih kondusif dan lebih mudah dalam menyampaikan materi. Siswa menjadi lebih aktif dan lebih terkendali dari sebelumnya. Menurut guru ada kesulitan dalam membimbing siswa dalam kelompok, sulit memantau aktivitas siswa dan juga keterbatasan waktu saat diskusi kelas sehinggga guru merasa belum puas dalam melaksanakan pembelajaran. Pada siklus II menurut guru bahwa kegiatan pembelajaran lebih baik dari sebelumnya. Guru menyatakan lebih mudah dalam menyampaikan materi dan siswa
56
lebih terkendali. Suasana kelas lebih kondusfi, lebih mudah memantau aktivitas siswa dan siswa lebih aktif dan lebih bekerjasama. Menerapkan pembelajaran kooperatif jigsaw dengan pendekatan JAS ada peningkatan kualitas pembelajaran. Guru merasa kesulitan dalam membimbing siswa dengan baik sehingga merasa belum puas. Pada siklus III menurut guru bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif jigsaw dengan pendekatan JAS ada peningkatan kualitas pembelejaran. Dalam pembelajaran siswa lebih aktif dan lebih terkendali sehingga tercipta suasana pembelajaran yang kondusif. Menurut guru materi pelajaran lebih mudah untuk disampaikan kepada siswa dan lebih mudah dalam memantau aktivitas siswa. Data wawancara selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23-25, halaman 140-142. Berdasarkan hasil wawancara pada siklus I, siklus II, dan siklus III, guru berpendapat bahwa strategi pembelajaran yang diterapkan baik. Suasana kelas menjadi lebih kondusif dan
lebih mudah dalam menyampaikan materi. Siswa
menjadi lebih aktif dan lebih terkendali dari sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran yang baik ini mungkin karena diterapknya pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik. Strategi pembelajaran tersebut menuntut siswa aktif, bertanggungjawab, saling bekerjasama, saling membantu, eksplorasi lingkungan sebagai sumber belajar sehingga pembelajaran lebih menarik dan bermakna. Pada siklus I, menurut guru ada kesulitan dalam membimbing siswa dalam kelompok, sulit memantau aktivitas siswa dan juga keterbatasan waktu saat diskusi kelas sehinggga guru merasa belum puas dalam melaksanakan pembelajaran. Kesulitan tersebut mungkin karena guru dan siswa belum terbiasa dengan strategi
57
pembelajaran ini. Pada siklus II dan siklus III, Guru merasa kesulitan dalam membimbing siswa dengan baik sehingga merasa belum puas. Kesulitan ini terjadi mungkin karena kelas termasuk kelas besar dengan 48 siswa dan siswa cukup aktif dalam pembelajaran. Menurut guru bahwa menerapkan pembelajaran kooperatif jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik ada peningkatan kualitas pembelajaran pada siklus I jika dibandingkan sebelum melaksanakan penelitian ini. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilihat dari peningkatan keaktifan siswa, kinerja siswa dalam pembelajaran, hasil belajar dan kinerja guru mengalami peningkatan.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran materi Pengelolaan Lingkungan di SMP N 6 Semarang. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian pada siklus III yaitu tingkat keaktifan siswa sebesar 93,75% telah memenuhi indikator kinerja yaitu ≥ 85% siswa aktif dalam pembelajaran. Pada siklus III nilai rata-rata kelas sebesar 73,85 dengan ketuntasan 93,75% telah memenuhi indikator kinerja yaitu ≥ 85% siswa mendapat nilai ≥ 65. Siswa dan guru merasa puas dengan pembelajaran yang sudah berlangsung pada pelaksanaan PTK ini.
B. Saran Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran biologi perlu dilakukan: 1. Penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik pada materi biologi yang lain. 2. Pada kegiatan pembelajaran perlu adanya kontrol yang baik dan bimbingan yang baik dari guru sehingga siswa benar-benar memanfaatkan waktu untuk memahami materi dengan baik dan aktif selama proses pembelajaran. 3. Perlu sosialisasi mengenai strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik sebelum penelitian dilakukan.
58
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 1987. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Arend, Richard I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: The McGraw-Hill Companies, inc. Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Chalimah U.N. 2006. Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa MA Al Ashor Gunungpati Semarang dengan Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. Semarang: FMIPA UNNES. Darsono, M.; Sugandhi, A.; Dj. Martensi; R. K. Sutadi & Nugroho. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Fauzi AN. 2005. Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan. Skripsi. Semarang: FMIPA UNNES. Hasibuan, J.J. & Moedjiono. 1995. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Hindarto, N. 1996. Cooperative Learning sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa. Makalah. Semarang: IKIP Semarang Press. Ibrahim M., dkk. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA-Universitas Press. Ibrahim M. 2003. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi. Assesmen Autentik. Jakarta: Depdiknas Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo. Kartijono EN. & Mariyanti A. 2005. Jelajah Alam Sekitar (JAS). Makalah Semlok Pengembangan Kurikulum Biologi dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Jurusan Biologi FMIPA UNNES dalam Rangka Pelaksanaan Program PHK A2. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Kustanti EH. 2005. Penerapan Strategi Jigsaw Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas II MTs N Parakan Temanggung Pada Konsep Sistem Saraf. Skripsi. Semarang: FMIPA UNNES. 59
Mulyani S. 2003. Pembelajaran Inovatif I. Makalah Workshop Pengembangan Profesi Guru Bidang Studi Biologi Sekolah Menengah. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah. Murdiatun T. 2005. Meningkatkan Kegiatan Belajar Mengajar Pada Konsep Keanekaragaman Hewan Menggunakan Metode Jigsaw Untuk Siswa Kelas VII SMP N Wangon Kabupaten Banyumas. Skripsi. Semarang: FMIPA UNNES. Nur, M. 1996. Pembelajaran Kooperatif dalam Kelas IPA. Surabaya: IKIP Surabaya. Nur, M. 2005. Ide-Ide Inovatif Pengembangan Kurikulum dan Disain Inovasi Pembelajaran Biologi. Makalah. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta: Grasindo. Ridlo S. 2005. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). Malakah Semlok Pengembangan Kurikulum Biologi Dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Jurusan Biologi FMIPA UNNES Dalam Rangka Pelaksanaan Program PHK A2. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Rosidin, U. 2004. Asesmen Otentik: Pengembangan Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran IPA. Makalah. Yogyakarta: Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI). Santoso K. 2005. Jelajah Alam Sekitar (JAS). Makalah Semlok Pengembangan Kurikulum Biologi dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Jurusan Biologi FMIPA UNNES dalam Rangka Pelaksanaan Program PHK A2. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Sardiman. 2001. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Rosa Grafindo Persada. Slavin, R. 1995. Cooperative Learning. Second Edition. Massachusetts: Allyn and Bacon. Sudjana, N. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo. Sudjarwo, S. 1998. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: Putratama Sarana Perkasa.
60
Sulistyorini, S. 1998. Pengembangan Paket Pembelajaran Dengan Model “FLEX YOUR BRAIN” (Penalaran) Pada Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Metakognisi Siswa di SMU N 18 Surabaya. Tesis. Surabaya: IKIP Surabaya. TIM MKDK. 1990. Strategi Belajar Mengajar I. Semarang: IKIP Semarang Press. Wuryanto. 2005. Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas IIC SMP N 13 Semarang pada Konsep Sistem Transportasi dengan Menggunakan Model Jigsaw. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.
61
SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Mendiskripsikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dan melaporkan dalam bentuk karya tulis, laporan pengamatan / praktikum
: SMP Negeri 6 Semarang : SAINS (Biologi) : VII/2 (Genap) : Mengidentifikasi komponen ekosistem dan saling ketergantungan antar komponen, serta melakukan upaya pengelolaan lingkungan untuk mengatsi pencemaran dan kerusakan lingkngan.
Strategi Pembelajaran Penilaian Indikator Tatap Muka Pengalaman Jenis Bentuk Contoh Belajar Tagihan Tagihan Instrumen Pengaruh manusia * Praktikum , * Tes * Uraian * Sebutkan zat * Melakukan * Menjelaskan di dalam ekosistem memfasilitasi pencemar percobaan konsekuensi * Penebangan udara? percobaan erosi, dan penebangan hutan bagaimana hutan erosi, pencemaran pengaruhnya * Pencemaran pencemaran (udara, air, pengaruhnya terhadap udara, udara, terhadap tanah, dan kerusakan pencemaran air, pencemaran air, lingkungan? suara). lingkungan dan pencemaran * Non tes * Portofolio * Laporan pencemaran * Mendiskusikan upaya tanah, dan tanah, dan hasil secara mengatasinya. pencemaran pencemaran praktikum, berkelompok * Menjelaskan suara suara lembar hasil tentang pengaruh * Upaya * Diskusi penebangan diskusi, pencemaran mengatasi dan penebangan analisis hutan, udara, menanggulangi hutan, artikel / pencemaran pencemaran air, pencemaran pencemaran jurnal (udara, air, pencemaran dan kerusakan udara, air, lingkungan tanah, dan tanah, dan lingkungan tanah, dan suara) dan pencemaran suara * Lembar * Performance * Diskusikan * Kegiatan kerja suara serta upaya penyebab kaitannya dengan berwawasan siswa pencemaran upaya mengatasinya. aktivitas manusia lingkungan mengatasinya lingkungan? * Melakukan dan upaya mengatasinya. * Kegiatan kegiatan berwawasan berwawasan lingkungan lingkungan Materi Pokok
Alokasi Waktu 10 JP
Sumber, alat, dan bahan Buku siswa dari PEMKOT, LKS Alat dan Bahan: 1. Kertas pH Universal 2. Air selokan, air sumur 3. Ikan, detergen, dll sesuai di LKS
2
63
Lampiran 2. Rencana Pembelajaran Siklus I RENCANA PEMBELAJARAN I
Standar Kompetensi :
Mengidentifikasi komponen ekosistem dan saling ketergantungan antar komponen serta melakukan upaya pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Materi Pokok : Pengelolaan Lingkungan Bidang Studi : Pengetahuan Alam/ Biologi Kelas/ Semester : VII/ 2 Waktu : 2 x 45 menit/ 2 JP Sekolah : SMP NEGERI 6 SEMARANG A. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dan melaporkan dalam bentuk karya tulis, laporan pengamatan atau percobaan. B. Indikator 1. Produk a. Siswa dapat menjelaskan penyebab pencemaran udara. b. Siswa dapat menjelaskan pengaruh pencemaran udara terhadap lingkungan. c. Siswa dapat menjelaskan pengaruh penebangan hutan terhadap lingkungan. d. Siswa dapat menjelaskan upaya mengatasi kerusakan lingkungan dan pencemaran udara. 2. Proses a. Siswa mampu mengidentifikasi penyebab pencemaran udara. b. Siswa mampu memprediksi pengaruh pencemaran udara terhadap lingkungan dan makhluk hidup. c. Siswa mampu mengidentifikasi pengaruh penebangan hutan terhadap lingkungan. d. Siswa mampu mengusulkan upaya mengatasi kerusakan hutan dan pencemaran udara. 3. Ketrampilan Sosial a. Siswa mampu bekerjasama dengan anggota kelompoknya. b. Siswa mampu mengikuti proses pembelajaran dengan aktif. c. Siswa mampu mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan.
64
d. Siswa mempunyai tanggung jawab untuk mengerjakan tugas yang diberikan. C. Model pembelajaran/Strategi Belajar Model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) D. Sumber Pembelajaran 1. Buku pegangan siswa dari PEMKOT Bab 6 Pengeleloan lingkungan 2. Buku Sains Biologi jilid 1 terbitan Erlangga, Istamar Syamsuri 3. Buku Sains Biologi SMP Kelas VII Semester 2 Penerbit Erlangga, Sumarwan dkk 4. Lembar kerja siswa (LKS 01- 05) E. Media/ Alat/ Bahan 1. Beaker glass 7. Mikroskop 2. Kaleng persegi 8. Dua kaca benda dan penutup 3. Gelas ukur 9. Minyak goreng dan tali 4. Penyiram untuk membuat hujan buatan 10. Gambar kerusakan hutan 5. Dua gelas penampung 11. Gambar pencemaran hutan 6. Tanah berumput dan tidak berumput F. Skenario Pembelajaran I. Pendahuluan (15 menit) 1. Guru menyiapkan alat-alat dan bahan untuk praktikum pada proses pembelajaran. 2. Guru menanyakan kepada siswa bagaimana kondisi hutan dan lingkungan di sekitar rumah mereka. 3. Guru menanggapi dan menghubungkan permasalahan yang disampaikan siswa dengan materi yang akan dipelajari. 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pokok. (Fase 1) 5. Memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan cara mengajukan pertanyaan. (Fase 1) II. Kegiatan Inti (65 menit): 1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok asal. Setiap kelompok beranggotakan 3-5 siswa, tiap siswa diberi nomor urut sesuai dengan absen. (Fase 2:5 menit) 2. Guru memberikan LKS,dimana setiap siswa dalam anggota kelompok memperoleh LKS yang berbeda-beda. (Fase 3:5menit) 3. Siswa dari kelompok asal yang memperoleh LKS yang sama, selanjutnya berkumpul dengan anggota kelompok lain guna membentuk kelompok gabungan (kelompok ahli) dan memberi kesempatan untuk bertanya jika kurang jelas dalam LKS. (10 menit)
65
4. Dalam kelompok ahli mereka melakukan kegiatan/praktikum sesuai pentunjuk LKS dan mendiskusikan hasil praktikum dan membuat kesimpulan. (Fase 4: 45 menit) III. Penutup (10 menit): 1. Guru memberikan tugas rumah untuk mencari artikel tentang penebangan hutan dan pencemaaran udara. 2. Guru meminta siswa untuk membuat ringkasan materi pelajaran yang telah disampaikan dan membuat repleksi diri (penilaian diri) terhadap penguasaan materi yang baru saja disampaikan. G. Penilaian - Keaktifan/aktivitas siswa selama proses pembelajaran - Laporan praktikum. - Ringkasan materi dan repleksi diri (penilaian diri).
Mengetahui, Guru Biologi
Mardiyanti Pujiastuti, A.Md., S.H.
Semarang, …………2006 Peneliti
Fajar
66
RENCANA PEMBELAJARAN II
Standar Kompetensi :Mengidentifikasi komponen ekosistem dan saling ketergantungan antar komponen serta melakukan upaya pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Materi Pokok : Pengelolaan Lingkungan Bidang Studi : Pengetahuan Alam/ Biologi Kelas/ Semester : VII/ 2 Waktu : 2 x 45 menit/ 2 JP Sekolah : SMP NEGERI 6 SEMARANG A. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dan melaporkan dalam bentuk karya tulis, laporan pengamatan atau percobaan. B. Indikator 1. Produk a. Siswa dapat menjelaskan penyebab pencemaran udara. b. Siswa dapat menjelaskan pengaruh pencemaran udara terhadap lingkungan c. Siswa dapat menjelaskan pengaruh penebangan hutan terhadap lingkungan. d. Siswa dapat menjelaskan upaya mengatasi kerusakan lingkungan dan pencemaran udara. 2. Proses a. Siswa mampu mengidentifikasi penyebab pencemaran udara. b. Siswa mampu memprediksi pengaruh pencemaran udara terhadap lingkungan dan makluk hidup. c. Siswa mampu mengidentifikasi pengaruh kerusakan hutan terhadap lingkungan. d. Siswa mampu mengusulkan upaya mengatasi kerusakan lingkungan dan pencemaran udara. 3. Ketrampilan Sosial a. Siswa mampu bekerjasama dengan anggota kelompoknya. b. Siswa mampu mengikuti proses pembelajaran dengan aktif. c. Siswa mampu mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. d. Siswa mempunyai tanggung jawab untuk mengerjakan tugas yang diberikan. C. Model pembelajaran/Strategi Belajar Model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) D. Sumber Pembelajaran 1.Buku pegangan siswa dari PEMKOT Bab 6 Pengeleloan lingkungan 2. Buku Sains Biologi jilid 1 terbitan Erlangga, Istamar Syamsuri
67
3. Buku Sains Biologi SMP Kelas VII Semester 2 Penerbit Erlangga, Sumarwan dkk 4. Lembar kerja siswa (LKS 01-05) E. Media/ Alat/ Bahan 1. Gambar kerusakan hutan. 2. Gambar pencemaran hutan. 3. Hasil kerja siswa pada pertemuan sebelumnya. F. Skenario Pembelajaran I. Pendahuluan (10 menit) 1. Guru melakukan apresiasi tentang kegiatan pembelajaran pada pertemuan minggu lalu. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pokok . (Fase 1) 3. Memberi motivasi siswa belajar dengan mengajukan pertanyaan. (Fase 1) II. Kegiatan Inti (70 menit): 1. Hasil praktikum dan diskusi hasil praktikum, setiap anggota kelompok ahli harus kembali ke kelompok asalnya. Anggota kelompok ahli dengan materi yang dikuasainya memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya. (25 menit) 2. Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan hasil praktikum dan diskusi kelas. (20 menit) 3. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan secara acak kepada siswa dengan menyebutkan nomornya. Diadakan tes individual. (Fase 5: 20 menit) 4. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang anggotanya memperoleh nilai tertinggi dengan menuliskan pada papan prestasi di depan kelas. (Fase 6: 5 menit) III. Penutup (10 menit): 1. Guru memberikan tugas rumah untuk membuat poster tentang penebangan hutan dan pencemaaran udara. 2. Guru meminta siswa untuk membuat ringkasan materi pelajaran yang telah disampaikan dan membuat repleksi diri (penilaian diri) terhadap penguasaan materi yang baru saja disampaikan. G. Penilaian - Keaktifan/aktivitas siswa selama proses pembelajaran. - Laporan praktikum. - Karya siswa. - Tes tertulis. - Ringkasan materi dan repleksi diri (penilaian diri).
Mengetahui, Guru Biologi
Mardiyanti Pujiastuti, A.Md., S.H.
Semarang, …………2006 Peneliti
Fajar
68
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 01) KONSEKUENSI PENEBANGAN HUTAN A. Tujuan Mencari tahu bagaimana pengaruh penebangan hutan terhadap lingkungan seperti tanah longsor, banjir dan erosi. Menumbuhkan kesadaran siswa untuk ikut serta dalam menjaga kelestarian hutan. B. Alat dan Bahan 1. Dua buah kotak persegi 4. Tanah tak berumput 2. Tanah berumput lebat 5. Dua buah gelas penampung 3. Dua buah penyiram 6. Gelas ukur 1000 ml C. Cara Kerja 1. Susunlah perangkat percobaan seperti gambar berikut ini
A B 2. Siramlah perangkat percobaan A dan B dengan volume air yang sama, misalnya 500 ml 3. Tampunglah hasil siraman perangkat percobaan A dan B. Amati keadaan tampungan dan ukurlah volume air masing-masing perangkat! 4. Catatlah hasil pengamatan dalam tabel Tabel Hasi l Pengamatan Awal Hasil percobaan Peralatan percobaan I II III Perangkat A Volume air (tanah berumput) Kondisi air Perangkat B (tanah gundul)
Ratarata
Volume air
Kondisi air Pertanyaan 1. Apa yang menyebabkan perbedaan data pada tabel pengamatan? 2. Dari percobaan tersebut, apa akibat dari penebangan hutan sehingga terjadi kerusakan hutan bagi lingkungan? 3. Berdasarkan percobaan tersebut diskusikan di bawah ini yaitu: a. Jelaskan kaitan kerusakan hutan dengan pendangkalan sungai? b. Bagaimana terjadinya banjir karena kerusakan hutan? c. Bagaimana terjadinya tanah longsor akibat kerusakan hutan? 4. Bagaimana upaya penanggulangan kerusakan hutan akibat penebangan hutan secara liar? 5. Buatlah kesimpulan kelompokmu dari hasil praktikum tersebut!
69
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 02) KONSEKUENSI PENEBANGAN HUTAN Diskusikan bersama dengan anggota kelompokmu, pertanyaan berikut ini. Perhatikan gambar dibawah ini akibat kerusakan hutan terhadap kehidupan makhluk hidup (keanekaragaman hayati).
Kira-kira 2,47 m2 hutan menjadi gundul tiap menitnya, setidaknya 4200 hektar hutan tropis hilang tiap tahun.
Tidak kelihatan lagi tumbuhan yang hijau dan hewan yang riang gembira.
1. Apa penyebab kerusakan hutan di Indonesia ? 2. Bagimana dampak kerusakan hutan terhadap keanekaragaman hayati di hutan? 3. Bagaimana upaya menangani penurunan keanekaragaman flora dan fauna akibat penebangan hutan secara liar? 4. Letak Indonesia di daerah tropis mempunyai kawasan hutan dan terumbu karang yang luas. Terumbu karang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia, demikian juga halnya dengan kawasan hutan. Hutan merupakan kawasan yang sangat berpotensi baik untuk keseimbangan alam maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia, salah satunya kebutuhan akan sumber daya energi. Untuk memenuhi kebutuhan akan sumber daya energi tersebut, tekanan-tekanan dari manusia membuat hutan dieksploitasi secara besar-besaran dan akumulasinya telah melampaui batas ekologi yang dibutuhkan hutan untuk memulihkan dirinya. Hilangnya hutan mengakibatkan semakin besar tingkat erosi dan semakin tinggi kandungan lumpur dalam airsungai. Lumpur ini secara perlahan namun pasti akan terbawa oleh aliran air sungai ke laut, dimana di kawasan tersebut ekosistem terumbu karang berada. Lumpur-lumpur tersebut akan menutupi terumbu karang, sehingga terumbu karang tidak lagi mendapat cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis. Selain tumpukan lumpur, limbah-limbah industri dan limbah rumah tanggapun akan terbawa hanyut ke lautan yang menyebabkan terumbu karang tidak dapat berkembang dan mati. a) penyebab terumbu karang tidak dapat berkembang biak dan mati? b) Bagaimana upaya untuk mengatasi agar terumbuk karang tidak mati?
70
5. Perhatikan gambar di bawah ini. Pengabaian masyarakat terhadap fungsi hutan sebagai ‘paruparu’ dunia menimbulkan dampak global yang sungguh-sungguh memprihatinkan. Bagaimana tidak? Sebab kerusakan hutan hujan tropis Indonesia yang termasuk terluas di dunia itu, iklim dan suhu bumi akan bergerak di antara titik-titik ekstrem, zat seantero dunia. Badai global tersebut dipicu dari ketiadaan ‘media alamiah’ (hutan) yang bisa menyerap gas karbon dioksida. Sehingga, jumlah karbon menjadi tidak seimbang, dan gas karbon dioksida pada atmosfirpun tidak bisa dikonversi menjadi gas oksigen yang mencukupi bagi bumi. Karena sifat gas karbon yang bisa mengurung panas (seperti rumah kaca), maka suhu atmosfer terus naik sampai ke titik panas yang ekstrim. Terjadilah pergeseran arus gelombang panas dari laut yang kemudian memicu terjadinya perubahan tekanan, kemudian akan menimbulkan angin besar (badai). Tak hanya sampai disitu, kenaikan suhu atmosfir bumi itupun bisa menimbulkan banjir besar di berbagai kawasan, karena suhu di kutub ataupun salju abadi ayang meliputi puncak-puncak gunung tersebut terus mancair. a) Apakah yang dibahas dalam bacaan tersebut di atas? b) Bagaimana usaha untuk mengatasinya? 6. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kelompokmu!
71
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 03) PENCEMARAN UDARA
A. Tujuan Mencari tahu udara yang bersih dengan mengetahui perbedaan polutan udara bebas dan polutan dari buangan knalpot. Menumbuhkan kesadaran siswa untuk ikut menjaga kebersihan udara dan tidak menimbulkan polusi udara. B. Alat dan Bahan 1. Mikroskop/lup 4. Minyak goreng 2. Dua kaca benda dan penutup 5. Kaca penutup 3. Tali untuk mengikat 6. Pipet C. Cara Kerja 1. Olesi tiap-tiap kaca benda dengan minyak goreng. 2. Kaca benda I : letakkan di jendela atau dekat pintu kelas selama 10-15 menit. 3. Kaca benda II : ikat dengan tali dan gantungkan dekat knalpot sepeda motor atau mobil yang sedang dinyalakan, tunggu beberapa saat, kemudian mobil / motor dimatikan. Catatan : jangan terlalu dekat dengan knalpot panas dan mengeluarkan racun. 4. Perhatikan udara yang keluar dari knalpot. 5. Setelah itu tutuplah masing-masing kaca benda dengan kaca penutup. 6. Amati kaca benda tersebut dengan mikroskop. 7. Catatlah hasilnya pada tabel. Tabel Hasil Pengamatan No. Komponen udara Kaca I (*) Kaca II (*) 1. Debu 2. Karbon 3. Uap air 4. Abu bekas pembakaran 5. Asap (*) diisi dengan: : Tidak ada + : Ada sedikit
++ +++
: Cukup banyak : Banyak
Pertanyaan 1. Udara mana yang baik untuk kehidupan manusia? 2. Apakah sama partikel yang terdapat pada buangan knalpot dengan udara bebas? 3. Prediksikan zat atau gas apa saja yang terdapat dalam asap knalpot! 4. Apa akibatnya zat-zat atau gas yang terdapat pada asap knalpot bagi lingkungan? 5. Setelah melakukan pengamatan, apa yang dimaksud dengan pencemaran (polusi) udara? 6. Sebutkan sumber pencemar udara yang lain! 7. Buatlah Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kelompokmu!
72
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 04) PENCEMARAN UDARA
Diskusikan dalam kelompokmu pertanyaan berikut. Perhatikan gambar skematis di bawah ini dengan seksama!
Pertanyaan 1. Sebutkan zat penyebab pencemaran udara pada gambar di atas! 2. Proses apa yang ditunjukan gambar skematis tersebut? 3. Jelasakan proses yang terjadi pada gembar skematis tersebut! 4. Sebutkan dampak dari proses tersebut bagi lingkungan dan makhluk hidup! 5. Bagaimana cara mengatasi akibat pencemaran udara yang mengakibatkan seperti ditunjukan gambar tersebut? 6. Buatlah kesimpulan dari diskusi kelompokmu!
73
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 05) PENCEMARAN UDARA
Perhatikan gambar di bawah dan diskusikan dalam kelompokmu. Sebagian panas dipantulkan kembali ke bumi
Cahaya matahari
Bumi
atmosfer
Sebagian energi dipancarkan ke angkasa
Gambar 1
Gambar 2 1. Sebutkan zat yang menyebabkan pencemaran udara pada gambar di atas! 2. Perhatikan dan jelaskan proses yang terjadi pada gambar ke satu (1) dan sebutkan dampaknya bagi lingkungan hidup? 3. Perhatikan dan jelaskan proses yang terjadi pada gambar ke dua (2) dan sebutkan dampaknya bagi lingkungan hidup? 4. Bagaimana upaya penanggulangan terjadinya efek rumah kaca? 5. Bagaimana upaya mengurangi terjadinya kerusakan lapisan ozon ? 6. Buatlah kesimpulan dari kegiatan ini!
74
Lampiran 3. Rencana Pembelajaran Siklus II RENCANA PEMBELAJARAN I
Standar Kompetensi :
Materi Pokok Bidang Studi Kelas/ Semester Waktu Sekolah
Mengidentifikasi komponen ekosistem dan saling ketergantungan antar komponen serta melakukan upaya pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. : Pengelolaan Lingkungan : Pengetahuan Alam/ Biologi : VII/ 2 : 2 x 45 menit/ 2 JP : SMP NEGERI 6 SEMARANG
A. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dan melaporkan dalam bentuk karya tulis, laporan pengamatan atau percobaan. B. Indikator 1. Produk a. Siswa dapat menjelaskan penyebab pencemaran air dan tanah. b. Siswa dapat menjelaskan pengaruh pencemaran air, dan tanah terhadap lingkungan dan makhluk hidup. c. Siswa dapat menjelaskan upaya mengatasi pencemaran air dan tanah. 2. Proses a. Siswa mampu mengidentifikasi penyebab dan pengaruh pencemaran air, dan tanah terhadap lingkungan dan makhluk hidup. b. Siswa mampu mengusulkan upaya mengatasi pencemaran air dan tanah. 3. Ketrampilan Sosial a. Siswa mampu bekerjasama dengan anggota kelompoknya. b. Siswa aktif di dalam proses pembelajaran. c. Siswa mampu mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. d. Siswa mempunyai tanggung jawab untuk mengerjakan tugas yang diberikan. C. Model pembelajaran/Strategi Belajar Model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) D. Sumber Pembelajaran 1.Buku pegangan siswa dari PEMKOT Bab 6 Pengeleloan lingkungan 2. Buku Sains Biologi jilid 1 terbitan Erlangga, Istamar Syamsuri 3. Buku Sains Biologi SMP Kelas VII Semester 2 Penerbit Erlangga, Sumarwan dkk 4. Lembar Kerja siswa (LKS 01-05) E. Media/ Alat/ Bahan a. Beaker glass e. Ikan Mas atau ikan lele
75
b. Air sumur dan air selokan. f. Indikator pH, Termometer air c. Mikroskop. Gelas ukur, g. dan sesuai dengan di LKS d. Air sumur, air detergen 5% dan 2,5% F. Skenario Pembelajaran I. Pendahuluan (15 menit) 1. Guru menanyakan kepada siswa bagaimana kondisi lingkungan disekitar rumah mereka. 2. Guru menanggapi dan menghubungkan permasalahan yang disampaikan siswa dengan materi yang akan dipelajari. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pokok .(fase 1) 4. memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan cara.(fase 1) II. Kegiatan Inti (65 menit): 1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok asal. Setiap kelompok beranggotakan 3-5 siswa, tiap siswa diberi nomor urut sesuai dengan absen.(fase 2:5 menit) 2. Guru memberikan LKS atau LDS, dimana setiap siswa dalam anggota kelompok memperoleh LKS atau LDS yang berbeda-beda.(fase 3:5menit) 3. Siswa dari kelompok asal yang memperoleh LKS atau LDS yang sama, selanjutnya berkumpul dengan anggota kelompok lain guna membentuk kelompok gabungan (kelompok ahli) dan memberi kesempatan untuk bertanya jika kurang jelas dalam LKS atau LDS.(10 menit) 4. Dalam kelompok ahli mereka melakukan diskusi/praktikum sesuai pentunjuk LKS atau LDS. Membuat kesimpulan dan menyerahkan kepada guru.(fase 4: 35 menit) 5. Diadakan kuis untuk mengecek pemahaman siawa. (10 menit) III. Penutup (10 menit): 1. Guru memberikan tugas rumah untuk mencari artikel tentang penebangan hutan dan pencemaaran lingkungan sesuai dengan tugas pada kelompok ahli. 2. Guru meminta siswa untuk membuat ringkasan materi pelajaran yang telah disampaikan dan membuat repleksi diri (penilaian diri) terhadap penguasaan materi yang baru saja disampaikan. Penilaian - Keaktifan/aktivitas siswa selama proses pembelajaran. - Laporan praktikum atau hasil diskusi. - Ringkasan materi dan repleksi diri (penilaian diri).
Mengetahui, Guru Biologi
Mardiyanti Pujiastuti, A.Md., S.H.
Semarang, …………2006 Peneliti
Fajar
76
RENCANA PEMBELAJARAN II
Standar Kompetensi : 4. Mengidentifikasi komponen ekosistem dan saling ketergantungan antar komponen serta melakukan upaya pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Materi Pokok : Pengelolaan Lingkungan Bidang Studi : Pengetahuan Alam/ Biologi Kelas/ Semester : VII/ 2 Waktu : 2 x 45 menit/ 2 JP Sekolah : SMP NEGERI 6 SEMARANG A. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dan melaporkan dalam bentuk karya tulis, laporan pengamatan atau percobaan. B. Indikator 1. Produk a. Siswa dapat menjelaskan penyebab pencemaaran air, dan tanah. b. Siswa dapat menjelaskan pengaruh pencemaran air dan tanah terhadap lingkungan dan makhluk hidup. c. Siswa dapat menjelaskan upaya mengatasi pencemaran air dan tanah. 2. proses a. Siswa mampu mengidentifikasi penyebab dan pengaruh pencemaran air dan tanah terhadap lingkungan dan makhluk hidup. b. Siswa mampu mengusulkan upaya mengatasi pencemaran air dan tanah. 3. Ketrampilan Sosial a. Siswa mampu bekerjasama dengan anggota kelompoknya. b. Siswa aktif di dalam proses pembelajaran. c. Siswa mampu mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. d. Siswa mempunyai tanggung jawab untuk mengerjakan tugas yang diberikan. C. Model pembelajaran/Strategi Belajar Model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) D. Sumber Pembelajaran 1.Buku pegangan siswa dari PEMKOT Bab 6 Pengeleloan lingkungan 2. Buku Sains Biologi jilid 1 terbitan Erlangga, Istamar Syamsuri 3. Buku Sains Biologi SMP Kelas VII Semester 2 Penerbit Erlangga, Sumarwan dkk 4. LKS (Lembar Kerja siswa) E. Media/ Alat/ Bahan a. Beaker glass e. Ikan Mas atau ikan lele b. Air sumur dan air selokan. f. Indikator pH, Termometer air c. Mikroskop dan gelas ukur. g. dan sesuai dengan di LKS
77
d. Air sumur, air detergen 5% dan 2,5% F. Skenario Pembelajaran I. Pendahuluan (15 menit) 1. Guru melakukan apersepsi terhadap pembelajaran minggu kemarin. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pokok .(fase 1) 3. memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan cara.(fase 1) II. Kegiatan Inti (65 nmenit): 1. Pada pertemuan kemarin, Setelah selesai praktikum atau diskus kelompok, setiap anggota kelompok ahli harus kembali ke kelompok asalnya. Anggota kelompok ahli dengan materi yang dikuasainya memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya.(25 menit) 2. Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan hasil praktikum dan diskusi.(10 menit) 3. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan secara acak kepada siswa dengan menyebutkan nomornya. Diadakan tes individual.(fase 5:30 menit) 4. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang anggotanya memperoleh nilai tertinggi.(fase 6:10 menit) III. Penutup (10 menit): 1. Guru memberikan tugas rumah untuk membuat karya seperti poster atau kerajinan tangan mendaurulang sampah. 2. Guru meminta siswa untuk membuat ringkasan materi pelajaran yang telah disampaikan dan membuat repleksi diri (penilaian diri) terhadap penguasaan materi yang baru saja disampaikan. Penilaian - Keaktifan/aktivitas siswa selama proses pembelajaran. - Laporan praktikum. - Tes tertulis. - Ringkasan materi dan repleksi diri (penilaian diri).
Mengetahui, Guru Biologi
Mardiyanti Pujiastuti, A.Md., S.H.
Semarang, …………2006 Peneliti
Fajar
78
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 01) MENCARI AIR BERSIH DAN TERCEMAR
A. TUJUAN Mengetahui air yang bersih dan cirinya serta air tercemar dan cirinya. Zat atau bahan yang menyebabkan pencemaran air. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya air dalam kehidupan sehingga ikut serta menjaga kebersihan air. A. ALAT DAN BAHAN 1. Mikroskop 5. Kaca benda dan kaca penutup 2. Ember 6. Beaker glass 3. Air selokan 7. Air sumur (ledeng) 4. Termometer air 8. Kertas indikator universal C. CARA KERJA 1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. 2. Siswa pergi ke depan sekolah untuk mengambil air selokan. 3. Siswa mengambil air sumur (ledeng). 4. Amati kondisi fisik (warna, bau, kekeruhan, rasa) air dari kedua sumber yaitu air selokan dan air sumur. 5. Ukurlah suhu dan pH dari kedua air tersebut. 6. Teteskan air selokan pada kaca benda lalu tutup dengan kaca penutup, amati di bawah mikroskop. 7. Teteskan air sumur pada kaca benda dan tutp dengan kaca penutup, lalu amati di bawah mikroskop. 8. Catat hasil pengamatan pada tabel di bawah ini. Tabel Hasil Pengamatan No. Komponen Air Sumur Air Selokan 1. Suhu 2. PH 3. 4. 5. PERTANYAAN 1. Apa yang menyebabkan perbedaan kondisi air tersebut? 2. Dari kedua macam air tersebut, air mana yang mengalami pencemaran air dan yang baik untuk kebutuhan hidup makhluk hidup? 3. Sebutkan kriteria(ciri-ciri) air tercemar? 4. Prediksikan zat atau bahan yang menyebabkan pencemaran air selokan? 5. Bagaimana upaya mengatasi pencemaran air yang terjadi di selokan? 6. Setelah melakukan pengamatan, Apakah yang dimaksud pencemaran air? 7. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kelompokmu!
79
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 02) PENCEMARAN AIR
A. Tujuan Mengetahui pengaruh zat pencemar air sabun terhadap kehidupan hewan air. Upaya untuk mengatasinya pencemaran air akibat air sabun. Meningkatkan kesadaran siswa untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah dan limbah ke sungai sehingga tidak terjadi pencemaran air. B. Alat dan Bahan 1. Dua buah beaker glass 1000 ml. 2. 2 ekor ikan mas/ikan lele. 3. Termometer air. 4. Air detergen kosentrasi 5% dan 2,5%. 5. Pipet dan gelas ukur. C. Cara Kerja 1. Beri nomor 1, 2 pada gelas kimia. 2. Isilah gelas kimia pada nomor 1dengan air detergen 5%, nomor 2 dengan air detergen 2,5%, masing-masing 800 ml. 3. Pada masing-masing beaker glass masukan seekor ikan mas, pada waktu bersamaan. 4. Amatilah perilaku dan kondisi ikan (membuka menutup operkulum(tutup insang) ikan, kesimbangan tubuh, ketahanan dan keadaan fisik). Tabel Pengamatan: Kondisi ikan mas pada menit ke
Air detergen dengan kosentrasi 5%
Air detergen dengan kosentrasi 2,5%
5 10 15 20 25 30 PERTANYAAN: 1. Bagimana keadan ikan mas setelah 3 menit pada air detergen kosentrasi 5% dan 2,5%? 2. Pada menit ke berapa ikan mas mati dalam air detergen kosentrasi 5% dan 2,5%? Berikan alasanmu terhadap kematian ikan mas! 3. Apa yang terjadi jika air detergen di buang ke sungai/badan air yang lain? 4. Usaha apa yang dilakukan supaya air detergen dari limbah rumahtangga tidak mencemari sungai?
80
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 03) PENCEMARAN AIR
Diskusikan dalam kelompokmu pertanyaan berikut. 1. Pertanian menggunakan peptisida (DDT) dalam membunuh hama atau penyakit tanaman, penggunaan peptisida yang berlebih dan sisanya mengalir ke sungai/badan air.
Petani mengunakan pestisida
Fitoplakton (kadar DDT 145 kali dari air
Zooplakton (kadar DDT 270 kalidari air)
Ikan besar Ikan kecil (kadar (kadar 525 DDT 985 kali dari air) kali dari air)
Burung pemakan ikan (kadar DDT 1575 kali dari air)
a. Jelaskan proses akumulasi DDT pada makhluk hidup dan akibatnya bagi manusia? b. Disebut apa kejadian akumulasi DDT pada makhluk hidup? c. Bagaimana upaya menanggulangi supaya tidak terjadi akumulasi DDT? 2. Jelaskan gambar di bawah ini yang merupakan akibat pencemran air!
Limbah organik, Pupuk, kotoran berupa fosfat dan nitrat(NO3) NO3 dalam air minum Bayi (3 bulan) gangguan sistem peredaran darah
Jumlah ikan menurun
Diskusikan pertanyaan berikut: a. Disebut apa sungai yang tertutup oleh alga akibat pertumbuhan yang berlebihan? b. Apa yang terjadi pada ekosistem air jika sungai tertutup oleh pertumbuhan alga? c. Apa yang terjadi pencemaran terhadap kehidupan bayi?
81
3. Ceritakan gambar dibawah ini! Apa dampak terhadap lingkungan dan bagaimana upaya penanggulangannya?
4. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kelompokmu!
82
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 04) Mencari dan Menganalisis ‘ Harta Karun” Sampah
A. Tujuan Mengetahui zat, bahan atau energi yang dapat menyebabkan pencemaran tanah. Menumbuhkan kesadaran pada diri siswa untuk ikut menjaga lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya sehingga tidak menimbulkan pencemaran tanah. B. Alat dan Bahan : 1. Sapu lidi 4. Sampah organik dan anorganik. 2. Kantong plastik /karung 5. Timbangan 3. Tanah 6. Tali pengikat C. Cara Kerja : 1. Kumpulkan sampah-sampah dari lokasi yang telah ditentukan. 2. Masukkan sampah ke kantong plastik. 3. Pilihlah sampah menjadi dua, organik dan anorganik 4. Timbanglah berat masing-masing sampah tersebut. Bila berat sampah yang ditemukan setiap hari adalah sama, maka berapa berat sampah dalam 1 bulan ataupun 1 tahun? 5. Catatlah data yang kamu peroleh dalam tabel pengamatan. Buatlah grafik dari data yang kamu peroleh. 6. Untuk minggu depan : masukan sampah tersebut pada pada plastik dicampur dengan tanah dan ikat rapat-rapat. Sampah organik dan sampah anorganik pada plastik yang berbeda. Tabel Pengamatan Lokasi:……….. Golongan sampah Organik Anorganik Jumlah
Berat sehari (kg)
Berat sebulan (kg)
Berat setahun (kg)
Pertanyaan 1. Buatlah grafik dari tabel pengamtan yang kamu peroleh! 2. Apa saja komponen sampah organik dan sampah anorganik? 3. Apa pengaruh sampah-sampah tersebut terhadap tanah? 4. Setelah melakukan kegiatan, apa yang dimaksud pencemaran tanah? 5. Bagaimana usahamu untuk mengurangi jumlah sampah yang ada: a) di rumah; b) di lingkungan sekolah; c) di lingkungan sekitar. 6. Buatlah kesimpulan dari hasil kerja kelompokmu!
83
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 05) PENCEMARAN TANAH
Diskusikan dalam kelompokmu pertanyaan berikut. 1. Amati hasil pekerjan minggu lalu yaitu sampah dicampurkan dengan tanah. Catatlah hasil pengamatanmu. a. bagimana kondisi tanah dengan sampah organik dan tanah dengan sampah anorganik? b. Adakah perbedaan kedua jenis tanah tersebut? Mengapa hal ini terjadi? 2. Dengan melihat gambar di bawah ini. Apa yang terjadi jika sampah tidak dibuang dengan benar?
3. Perhatikan grafik di bawah ini. Jelaskan kaitannya dengan pencemaran tanah!
4. Perhatikan dengan seksama gambar berikut:
a. Ceritakan gambar diatas kaitannya derngan pencemaran tanah! b. Usaha apa yang dilakukan di TPA supaya sampah tidak meluas mencemari tanah? 5. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi!
84
Lampiran 4. Rencana Pembelajaran Siklus III RENCANA PEMBELAJARAN I Standar Kompetensi : 4. Mengidentifikasi komponen ekosistem dan saling ketergantungan antar komponen serta melakukan upaya pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Materi Pokok : Pengelolaan Lingkungan Bidang Studi : Pengetahuan Alam/Biologi Kelas/ Semester : VII/ 2 Waktu : 2 x 45 menit/ 2 JP Sekolah : SMP NEGERI 6 SEMARANG A. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dan melaporkan dalam bentuk karya tulis, laporan pengamatan atau percobaan. B. Indikator 1. Produk a. Siswa mampu menjelaskan sumber pencemaran suara. b. Siswa mampu menjelaskan pengaruh pencemaaran suara terhadap lingkungan dan makhluk hidup serta cara mengatasinya. 2. Proses a. Siswa mampu mendeteksi sumber pencemaran suara. b. Siswa mampu mencari dan mendeteksi pengaruh pencemaran suara terhadap lingkungan dan cara mengatasinya. 3. Ketrampilan Sosial a. Siswa mampu bekerjasama dengan anggota kelompoknya. b. Siswa aktif di dalam proses pembelajaran. c. Siswa mampu mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. d. Siswa mempunyai tanggungjawab untuk mengerjakan tugas yang diberikan. C. Model pembelajaran/Strategi Belajar Model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan pendekatan JAS D. Sumber Pembelajaran 1. Buku pegangan siswa dari PEMKOT Bab 6 Pengeleloan lingkungan 2. Buku Sains Biologi jilid 1 terbitan Erlangga, Istamar Syamsuri 3. Buku Sains Biologi SMP VII Semester 2 Penerbit Erlangga, Sumarwan dkk 4. LKS (Lembar Kerja Siswa) E. Media/ Alat/ Bahan 1. Gambar tentang pencemaran suara. 2. Sound Levelmeter (alat ukur suara). 3. Suara gaduh kelas. E. Skenario Pembelajaran I. Pendahuluan (10 menit) 1. Guru menanyakan kepada siswa bagaimana kondisi lingkungan disekitar rumah mereka.
85
2. Guru menanggapi dan menghubungkan permasalahan yang disampaikan siswa dengan materi yang akan dipelajari. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pokok .(fase 1) 4. Memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan cara.(fase 1) II. Kegiatan Inti (75 menit): 1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok asal. Setiap kelompok beranggotakan 3-5 siswa, tiap siswa diberi nomor urut sesuai dengan absen.(fase 2: 2,5 menit) 2. Guru memberikan LDS, dimana setiap siswa dalam anggota kelompok memperoleh LDS yang berbeda-beda.(fase 3: 2,5menit) 3. Siswa dari kelompok asal yang memperoleh LDS yang sama, selanjutnya berkumpul dengan anggota kelompok lain guna membentuk kelompok gabungan (kelompok ahli) dan memberi kesempatan untuk bertanya jika kurang jelas dalam LKS atau LDS.(5 menit) 4. Dalam kelompok ahli mereka melakukan diskusi sesuai LDS.(fase 4: 15 menit) 5. Setelah selesai diskus kelompok, setiap anggota kelompok ahli harus kembali ke kelompok asalnya. Anggota kelompok ahli dengan materi yang dikuasainya memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya.(25 menit) 6. Guru memberikan kuis dan tes individual kepada siswa.(fase 5:20 menit) 7. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang anggotanya memperoleh nilai tertinggi dengan menuliskan pada papan prestasi di depan kelas.(fase 6:5 menit) III. Penutup (5 menit): 1. Guru memberikan tugas rumah untuk mencari artikel tentang penebangan hutan dan pencemaaran lingkungan sesuai dengan tugas pada kelompok ahli. 2. Guru meminta siswa untuk membuat ringkasan materi pelajaran yang telah disampaikan dan membuat repleksi diri (penilaian diri) terhadap penguasaan materi yang baru saja disampaikan. G. Penilaian - Keaktifan/aktivitas siswa selama proses pembelajaran. - Laporan praktikum atau hasil diskusi. - Tes tertulis. - Ringkasan materi dan repleksi diri (penilaian diri).
Mengetahui, Guru Biologi
Mardiyanti Pujiastuti, A.Md., S.H.
Semarang, …………2006 Peneliti
Fajar
86
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 01) IDENTIFIKASI SUARA NORMAL DAN SUARA BISING
A. Tujuan Siswa mengidentifikasi adanya pencemaran suara dan penyebab pencemaran suara pada lingkungan sekitar serta mengusulkan cara mengatasinya. Diharapkan ada peningkatan kesadaran pada diri siswa untuk berperan serta dalam mengurangi pencemaran suara di kehidupan sehari-hari. A. Alat dan Bahan 1. Alat ukut bunyi (Sound Levelmeter) 4. Suara mesin (motor/mobil/diesel) 2. Suara percakapan 5. Suara di keramaian lalu lintas 3. Suara kelas gaduh B. Cara Kerja 1. Ukurlah intensitas suara dengan alat sound levelmeter pada situasi percakapan, kelas gaduh, suara mesin, dan keramian lalu lintas. 2. Ulangi percobaan tadi sebanyak 3 kali. 3. Catatlah hasil percobaan pada tabel pengamatan.
No.
Situasi/suara
Tabel Pengamatan Percobaan Percobaan I (dB) II (dB)
Percobaan III (dB)
Rata-rata (dB)
1. 2. 3. 4. Pertanyaan 1. Pada ambang batas berapakah intensitas suara normal (tidak kebisingan)? 2. Dari hasil pengamatan pada tabel, adakah yang tergolong pencemaran suara? Berikan alasan! 3. Setelah melakukan pengamatan, apakah yang dimaksud dengan pencemaran suara? 4. Bagaimana usaha yang kamu lakukan untuk mengurangi pencemaran suara yang ada di lingkungan sekitarmu? 5. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kelompokmu!
87
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 02 ) PENCEMARAN SUARA
Perhatikan gambar yang menunjukan penyebab pencemaran suara.
Diskudikan pertanyaan berikukt ini. 1. Mengapa suara yang ditimbulkan pada gambar-gambar diatas termasuk penyebab pencemaran suara? berikan alasanmu! 2. Apa yang kamu rasakan jika kamu mendengarkan suara yang ditunjukan pada gambar di atas? 3. Usaha apa yang dilakukan untuk mengurangi pencemaran suara pada gambar diatas? Dari masing – masing penyebeb pencemaran suara. 4. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kelompokmu!
HASIL UJICOBA TES SIKLUS I Kode siswa 1 AA1 2 AA2 3 AA3 4 AA4 5 AA5 6 AA6 7 AA7 8 AA8 9 AA9 10 AA10 11 BB1 12 BB2 13 BB3 14 BB4 15 BB5 16 BB6 17 BB7 18 BB8 19 BB9 20 BB10 ∑X ∑X2 ∑XY Validitas Keterangan Interprestasi r M Vt r11 Tk. Kesukaran Kriteria PA PB Daya Pembeda Kriteria
No.
1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 12 11 12 11 161 150 0,49 0,49 Vld Vld Ckp Ckp 11,5 21,348 0,6 Sdg 0,8 0,4 0,4 Ckp
0,55 Sdg 0,8 0,3 0,5 Bk
3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 11 11 1.53 0,56 Vld Ckp
4 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 11 11 150 0,49 Vld Ckp
5 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 12 12 159 0,45 Vld Ckp
6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 11 11 154 0,57 Vld Ckp
7 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 12 12 153 0,32 tdk Rdh
8 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 13 13 164 0,31 tdk Rdh
Nomor Butir Soal 9 10 11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 12 10 11 12 10 11 166 136 151 0,61 0,44 0,52 Vld Vld Vld Tgi Ckp Ckp
12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 12 12 162 0,52 Vld Ckp
13 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 10 10 139 0,51 Vld Ckp
14 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 12 12 164 0,56 Vld Ckp
15 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 11 11 144 0,37 tdk Rdh
16 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 12 12 161 0,49 Vld Ckp
17 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 11 11 147 0,43 Vld Ckp
18 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 13 13 165 0,34 tdk Rdh
19 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 12 12 158 0,43 Vld Ckp
20 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 12 12 158 0,43 Vld Ckp
0,812 0,55 Sdg 0,8 0,3 0,5 Bk
0,55 Sdg 0,8 0,3 0,5 Bk
0,6 Sdg 0,8 0,4 0,4 Ckp
0,55 Sdg 0,8 0,3 0,5 Bk
0,6 Sdg 0,8 0,4 0,4 Ckp
0,65 Sdg 0,8 0,5 0,3 Ckp
0,6 Sdg 0,9 0,3 0,6 Bk
0,6 Sdg 0,8 0,4 0,4 Ckp
0,5 Sdg 0,7 0,3 0,4 Ckp
0,6 Sdg 0,9 0,3 0,6 Bk
0,55 Sdg 0,7 0,4 0,3 Ckp
0,6 Sdg 0,8 0,4 0,4 Ckp
0,55 Sdg 0,8 0,3 0,5 Bk
0,65 Sdg 0,8 0,5 0,3 Ckp
0,6 Sdg 0,8 0,4 0,4 Ckp
0,6 Sdg 0,8 0,4 0,4 Ckp
0,5 Sdg 0,7 0,3 0,4 Ckp
0,55 Sdg 0,8 0,3 0,5 Bk
Y
Y2
19 18 17 16 16 16 15 15 14 13 9 9 8 8 8 7 7 6 5 5 231
361 324 289 256 256 256 225 225 196 169 81 81 64 64 64 49 49 36 25 25 3095
Keterangan: Vld: valid Tdk: Tidak Valid Ckp: Cukup Rdh: Rendah Tgi: Tinggi Sdg: Sedang Bk: Baik Jlk: Jelek
HASIL UJICOBA TES SIKLUS II Kode siswa AA AA1 AA2 AA3 AA4 AA5 AA6 AA7 AA8 AA9 BB BB1 BB2 BB3 BB4 BB5 BB6 BB7 BB8 BB9 ∑X ∑X2 ∑XY Validitas Keterangan Interprestasi r M Vt r11 Tk. Kesukaran Kriteria PA PB Daya Pembeda Kriteria No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 13 14 13 14 153 164 0.28 0,29 Tdk Tdk Rdh Rdh 11 17,89 0,761 0,65 0,7 Sdg Sdg 0,8 0,8 0,5 0,6 0,3 0,2 Ckp Jlk
3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 13 13 162 0,50 Vld Ckp
4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 12 12 149 0,44 Vld Ckp
5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 12 12 146 0,37 Tdk Rdh
6 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 13 13 155 0,33 Tdk Rdh
7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 12 12 150 0,46 Vld Ckp
Nomor Butir Soal 8 9 10 11 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 13 12 6 7 13 12 6 7 166 154 82 92 0,60 0,56 0,43 0,39 Vld Vld Vld Tdk Ckp Ckp Tgi Rdh
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 14 14 177 0,63 Vld Tgi
13 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 13 13 165 0,58 Vld Ckp
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 12 12 158 0,66 Vld Tgi
15 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 12 12 158 0,66 Vld Tgi
16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 12 12 156 0,61 Vld Tgi
17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 14 14 171 0,48 Vld Ckp
18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 14 14 176 0,60 Vld Tgi
0,65 Sdg 0,9 0,4 0,5 Bk
0,6 Sdg 0,8 0,4 0,4 Ckp
0,6 Sdg 0,8 0,4 0,4 Ckp
0,65 Sdg 0,8 0,5 0,3 Ckp
0,6 Sdg 0,8 0,4 0,4 Ckp
0,65 Sdg 0,9 0,4 0,5 Bk
0,7 Sdg 1 0,4 0,6 Bk
0,65 Sdg 0,9 0,4 0,5 Bk
0,6 Sdg 0,9 0,3 0,6 Bk
0,6 Sdg 0,9 0,3 0,6 Bk
0,6 Sdg 0,9 0,3 0,6 Bk
0,7 Sdg 0,9 0,5 0,4 Ckp
0,7 Sdg 0,9 0,5 0,4 Ckp
0,6 Sdg 0,9 0,3 0,6 Bk
0,3 Skr 0,5 0,1 0,4 Ckp
0,35 Sdg 0,5 0,2 0,3 Ckp
Y 17 16 16 15 15 15 14 14 14 13 9 9 8 8 7 7 6 6 5 4 218
Y2 289 256 256 225 225 225 196 196 196 169 81 81 64 64 49 49 36 36 25 16 2734
Keterangan: Vld: valid Tdk: Tidak Valid Ckp: Cukup Rdh: Rendah Tgi: Tinggi Sdg: Sedang Bk: Baik Jlk: Jelek
HASIL UJICOBA TES SIKLUS III Kode siswa 1 AA1 2 AA2 3 AA3 4 AA4 5 AA5 6 AA6 7 AA7 8 AA8 9 AA9 10 AA10 11 BB1 12 BB2 13 BB3 14 BB4 15 BB5 16 BB6 17 BB7 18 BB8 19 BB9 20 BB10 ∑X ∑X2 ∑XY Validitas Keterangan Interprestasi r M Vt r11 Tk. kesukaran Kriteria PA PB Daya Pembeda Kriteria No.
1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 13 10 13 10 163 137 0,33 0,49 Tdk Vld Rdh Ckp 11,4 22,04 0,65 Sdg 0,8 0,5 0,3 Ckp
0,5 Sdg 0,7 0,3 0,4 Ckp
3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 13 13 169 0,46 Vld Ckp
4 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 8 8 113 0,47 Vld Ckp
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 13 13 173 0,55 Vld Ckp
6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 13 13 172 0,53 Vld Ckp
7 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 10 10 134 0,43 Vld Ckp
8 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 12 12 155 0,40 Vld Ckp
9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 10 10 146 0,68 Vld Tgi
0,819 0,65 Sdg 0,8 0,5 0,3 Ckp
0,4 Sdg 0,6 0,2 0,4 Ckp
0,65 Sdg 0,9 0,4 0,5 Bk
0,65 Sdg 0,9 0,4 0,5 Bk
0,5 Sdg 0,7 0,3 0,4 Ckp
0,6 Sdg 0,8 0,4 0,4 Ckp
0,5 Sdg 0,8 0,2 0,6 Bk
Nomor Butir Soal 10 11 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7 12 7 12 93 160 0,30 0,50 Tdk Vld Rdh Ckp
0,35 Sdg 0,5 0,2 0,3 Ckp
0,6 Sdg 0,8 0,4 0,4 Ckp
12 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 11 11 153 0,59 Vld Ckp
13 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 10 10 143 0,62 Vld Tgi
14 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 11 11 152 0,57 Vld Ckp
15 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 11 11 157 0,68 Vld Tgi
16 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 10 10 144 0,64 Vld Tgi
17 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 12 12 155 0,40 Vld Ckp
18 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 14 14 174 0,34 Tdk Rdh
19 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 14 14 179 0,45 Vld Ckp
20 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 14 14 168 0,20 Tdk Rdh
0,55 Sdg 0,8 0,3 0,5 Bk
0,5 Sdg 0,8 0,2 0,6 Bk
0,55 Sdg 0,8 0,3 0,5 Bk
0,55 Sdg 0,9 0,2 0,7 Bk
0,5 Sdg 0,8 0,2 0,6 Bk
0,6 Sdg 0,8 0,4 0,4 Ckp
0,7 Sdg 0,9 0,5 0,4 Ckp
0,7 Sdg 0,9 0,5 0,4 Ckp
0,7 Sdg 0,8 0,6 0,2 Jlk
Y
Y2
19 18 17 17 16 15 15 14 14 13 9 9 8 8 7 7 6 6 5 5 228 11,4
361 324 289 289 256 225 225 196 196 169 81 81 64 64 49 49 36 36 25 25 3040
Keterangan: Vld: valid Tdk: Tidak Valid Ckp: Cukup Rdh: Rendah Tgi: Tinggi Sdg: Sedang Bk: Baik Jlk: Jelek
91
Lampiran 6. Perhitungan Validitas, Reliabillitas, Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda Perhitungan Validitas Soal Siklus I Rumus: rxy =
NΣXY − (ΣX )(ΣY )
[NΣX
2
− (ΣX )
2
] [NΣY
2
− (ΣY )
2
]
Kriteria: Besarnya Nilai r 0,800 – 1,000 0,600 – 0,800 0,400 – 0,600 0,200 – 0,400 0,000 – 0,200
Interprestasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Berikkut ini contoh perhitungan validitas soal pada butir No.1 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kode AA1 AA2 AA3 AA4 AA5 AA6 AA7 AA8 AA9 AA10 BB1 BB2 BB3 BB4 BB5 BB6 BB7 BB8 BB9 BB10 ∑X
X 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 12
Y 19 18 17 16 16 16 15 15 14 13 9 9 8 8 8 7 7 6 5 5 231
X2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 12
Y2 361 324 289 256 256 256 225 225 196 169 81 81 64 64 64 49 49 36 25 25 3095
XY 19 18 17 16 0 16 15 15 14 0 0 9 0 8 0 7 7 0 0 0 161
92
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh:
rxy =
20. 161 − 12. 231
(20.12 − 12 ) (20.3095 − 231 ) 2
2
= 0,495
Harga rxy terletak pada interval 0,400 – 0,600 maka interprestasi nilai rxy-nya termasuk dalam kategori cukup.
Perhitungan Reliabillitas Instrumen Pada Siklus I
Rumus: M (k − M ) ⎤ ⎡ k ⎤ ⎡ r11 = ⎢ 1− ⎥⎦ ⎢ ⎥ k . Vt ⎣ k − 1⎦ ⎣
Keterangan: M
= Rata-rata skor total
k
= jumlah butir tes
Vt
= variasi skor total
Kriteria:
Besarnya Nilai r 0,800 – 1,000 0,600 – 0,800 0,400 – 0,600 0,200 – 0,400 0,000 – 0,200
Interprestasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Dari tabel diketahui harga dari: M = 11,5
Vt = 21,348
k = 20
Berdasarkan tabel pada analisis uji coba diperoleh: ⎛ 20 ⎞ ⎛ 11,5 (20 − 11,5) ⎞ r11 = ⎜ ⎟ = 0,812 ⎟ ⎜1 − 20 × 21,348 ⎠ ⎝ 20 − 1 ⎠ ⎝ Karena harga r11 (0,812) terletak pada interval 0,800-1,000 maka interprestasi nilai r11 termasuk dalam kategori tinggi.
93
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Pada siklus I
Rumus:
P=
B JS
Keterangan: P = indeks kesukaran B = jumlah siswa yang menjawab benar JS = jumlah soal Kriteria:
Interval P 0,00 – 0,30 0,30 – 0,70 0,70 – 1,00 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kelompok Atas Kode Skor AA1 1 AA2 1 AA3 1 AA4 1 AA5 0 AA6 1 AA7 1 AA8 1 AA9 1 AA10 0 Jumlah 8
Kriteria Sukar Sedang Mudah No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kelompok Bawah Kode Skor BB1 0 BB2 1 BB3 0 BB4 1 BB5 0 BB6 1 BB7 1 BB8 0 BB9 0 BB10 0 Jumlah 4
Berdasarkan tabel diatas diperoleh: P=
13 = 0,65 20
Dengan nilai P = 0,65 terletak pada interval 0,30-0,70 maka soal tersebut termasuk dalam kategori sedang.
94
Perhitungan Daya Pembeda Soal Pada Siklus I Rumus: Ba BB − = PA − PB JA JB
D=
Keterangan: D
= Indeks daya pembeda
JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda soal (Arikunto, 2001) adalah: Interval D 0,00 – 0,20 0,20 – 0,40 0,40 – 0,70 0,70 – 1,00 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
D=
Kelompok Atas Kode Skor AA1 1 AA2 1 AA3 1 AA4 1 AA5 0 AA6 1 AA7 1 AA8 1 AA9 1 AA10 0 Jumlah 8
Kriteria Jelek Cukup Baik Baik sekali No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kelompok Bawah Kode Skor BB1 0 BB2 1 BB3 0 BB4 1 BB5 0 BB6 1 BB7 1 BB8 0 BB9 0 BB10 0 Jumlah 4
8−4 = 0,4 10
Karena harga D (0,4) terletak pada interval 0,40-0,70 maka soal termasuk kategori baik.
95
Lampiran 7. Hasil Rekapitulasi Soal-Soal Hasil Uji Coba
Siklus I No.
Aspek Soal
Hasil Uji Coba
Nomor Soal
Keterangan
1.
Validitas
Valid: 16
1,2,3,4,5,6,9,10,11,12,
Dipakai
13,14,16,17,19,20. Tidak valid: 4
7,8,15,18.
Diperbaiki
2.
Reliabillitas
0,812
3.
Daya
Baik: 8
2,3,4,6,9,11,14,17
Dipakai
Pembeda
Cukup: 12
1,5,7,8,10,12,13,15,16,
Dipakai
18,19,20 4.
Tingkat
Sedang : 20
Kesukaran
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11, 12,13,14,15,16,17,18,1
Dipakai dengan perbaikan soal nomor 7,8,15,18
9,20
Siklus II No.
Aspek Soal
Hasil Uji Coba
Nomor Soal
Keterangan
1.
Validitas
Valid: 13
3,4,7,8,9,10,12,13,14,1
Dipakai
5,16,17,18. Tidak valid: 5
1,2,5,6,11.
Diperbaiki
2.
Reliabillitas
0,761
3.
Daya
Baik: 8
3,8,9,12,13,14,15,16.
Dipakai
Pembeda
Cukup: 9
1,4,5,6,7,10,11,17,18
Dipakai
Jelek: 1
2
Diperbaiki
Sedang : 17
1,2,3,4,5,6,7,8,9,11,12,
Dipakai dengan perbaikan soal nomor 1,2,5,6,11
4.
Tingkat Kesukaran
13,14,15,16,17,18 Sukar: 1
10
96
Siklus III No.
Aspek Soal
Hasil Uji Coba
Nomor Soal
Keterangan
1.
Validitas
Valid: 14
1,2,3,4,5,6,9,10,11,12,
Dipakai
13,14,16,17,19,20. Tidak valid: 6
1,8,10,17,18,20.
Diperbaiki
2.
Reliabillitas
0,819
3.
Daya
Baik: 8
5,6,9,12,13,14,,15,16
Dipakai
Pembeda
Cukup: 11
1,2,3,4,7,8,10,11,17,18
Dipakai
,19
4.
Tingkat Kesukaran
Jelek: 1
20
Diperbaiki
Sedang : 20
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,
Dipakai dengan perbaikan soal nomor 1,8,10,17,18,20.
12,13,14,15,16,17,18,1 9,20
97
Lampiran 8. Soal Tes Akhir Siklus TEST INDIVIDUAL SIKLUS I Nama : ............................................................... Kelompok : ............................................................... Kelas/no. absen : ............................................................... Pilihlah di bawah ini jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C dan D! 1. Hasil percobaan menunjukan bahwa pada peralatan B (tanah tidak berumput), air yang ditampung menjadi keruh, penyebabnya adalah kecuali ......... a. air yang mengalir membawa tanah. b. air yang disiramkan, mencuci papan yang kotor. c. tidak ada yang menahan tanah yang terlarut air. d. lahan tersebut tidak ada tumbuhan. 2. Yang bukan fungsi hutan dalm memjaga kesimbangan lingkungan adalah .......... a. sebagai tempat resapan air. c. sebagai paru-paru dunia. b. sebagai payung raksasa. d. sebagai tempat berteduh hewan. 3. Dampak erosi di hutan gundul berdasarkan praktikum kerusakan hutan adalah… a. air keruh, tanah longsor, dan tanah terkikis. b. lahan menjadi datar cocok untuk pertanian. c. persediaan air melimpah untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian. d. membantu untuk penyedian lahan yang datar untuk perumahan. 4. Perhatikan pernyataan berikut: 1. Tanah menjadi tandus akibat terkikis. 2. Jika terjadi hujan tidak ada yang menahan jatuhnya air hujan. 3. Lapisan tanah subur tergerus terbawa aliran air. 4. Pada lahan miring, tanah yang sudah jenuh menjadi bergerak ke bawah. 5. Tanah menjadi jenuh tidak mampu menahan air Urutkan terjadinya longsor akibat penebangan hutan secara liar adalah ........... a. 1 – 2 – 3 – 5 – 4 c. 3 – 2 – 1 – 5 – 4 b. 2 – 3 – 1 – 5 – 4 d. 5 – 1 – 2 – 3 – 4 5. Kerusakan hutan karena adanya penebangan hutan secara liar berakibat buruk pada keanekaragaman makhluk hidup yaitu……….. a. makhluk hidup nudah untuk mendapatkan makanan. b. makhluk hidup banyak yang mati. c. makhluk hidup menjadi berkembang pesat. d. makhluk hidup merasa bebas bergerak. 6. Hutan gundul di daerah hulu sungai berakibat buruk pada kelestarian terumbuk karang hal ini disebabkan oleh adanya………….. a. erosi menyebabkan air sungai keruh membawa tanah mengalir ke laut. b. tanah longsor di hutan. c. banjir pada musim hujan karena hutan gundul. d. tanah hutan menjadi tidak subur.
98
7. Penebangan liar menyebabkan kerusakan hutan yang memdukung terjadinya efek rumah kaca karena .................................. a. tidak ada pepohonan yang menyerap panas matahari. b. tidak adanya penghalang pergerakan udara panas. c. penghasil oksigen berkurang. d. penyerapan karbon dioksida yang dikonversi menjadi oksigen berkurang. 8. Cara yang tepat dilakukan pada tanah gundul akibat penebangan liar adalah…… a. membuat sengkedan sehingga lahan tidak miring. b. melakukan reboisasi agar menjadi hutan kembali. c. membiarkan saja tanah itu agar tumbuh alang-alang. d. memanfaatkan tanah itu untuk usaha pertanian. 9. Zat atau bahan yang dapat menyebabkan perubahan lingkungan atau penurunan kualitas lingkungan disebut .............. a. kimiawi c. radioaktif b. polutan d. emisi 10. Zat atau bahan yang menyebabkan polusi udara antara lain kecuali ............. a. air raksa danarsen. c. mikroorganisme dan asap pabrik b. debu dan asap kendaraan bermotor. d. Pb (timbale) dan CFC. 11. Karbon monoksida dari emisi kendaraan bermotor yang berbahaya karena......... a. menyebabkan kanker c. menyebabkan keracunan dan mati. b. menyebabkan katarak d. menyebabkan efek rumah kaca. 12. Polutan udara yang menyebabkan hujan asam adalah .......... a. NO2 dan SO2 c. NOx dan CO2 b. CO dan SOx d. CO dan CO2 13. Yang bukan dampak buruk hujan asam adalah… a. hujan asam dapat merusak bangunan. b. mengganggu pertumbuhan tanaman dan membunuh tumbuhan. c. tanah hutan menjadi lebih subur karena adanya zat asam. d. perairan menjadi asam sehingga ekosistem air akan terganggu. 14. SO2 dan NO2 naik ke awan dan turun ke bumi berupa butiran-butiran padat. Peristiwa ini disebut .................... a. hujan asam. c. polusi asam. b. deposisi asam. d. polusi udara. 15. Usaha untuk mengatasi polusi udara yang menyebabkan hujan asam adalah...... a. mengurangi penggunaan gas asam. b. mengurangi penggunaan bahan bakar fosil minyak bumi. c. mengurangi pemasangan penyaring pada cerobong asap pabrik. d. mengurangi penggunaan CFC pada AC. 16. Polutan udara berupa CO 2 danCH 4 dapat menyebabkan efek rumah kaca. Dampak buruk dari efek rumah kaca adalah………….. a. bumi menjadi lebih hangat karena adanya panas matahari yang tertahan. b. permukaan air laut menjadi lebih rendah karena adanya penguapan. c. dapat menyebabkan penyakit demam panas. d. terjadinya badai dan perubahan iklim.
99
17. Lapisan ozon yang berada di lapisan stratosfer berfungsi untuk .................... a. memantulkan sinar ultra violet dari matahari. b. menyaring radiasi untra violet dari matahari. c. menahan radiasi sinar gamma dari lingkungan. d. menggabungkan karbon monoksida dengan cuaca dingin. 18. Dampak buruk menipisnya lapisan ozon adalah kecuali ………………..… a. penyakit katarak mata dan menimbulkan kanker mata pada sapi. b. mengurangi daya kekebalan pada manusia. c. menimbulkan kanker kulit. d. meningkatkan jumlah ikan dan tanaman. 19. Usaha mencegah terjadinya lubang ozon karena polusi udara adalah kecuali...... a. mengganti zat CFC dengan senyawa yang ramah lingkungan. b. tidak menggunakan CFC pada kulkas, AC dan semprotan parfum. c. tidak menggunakan styrofoam. d. menanam kembali hutan yang gundul. 20. Data jumlah kendaraan bermotor pada suatu tempat. No.
Lokasi
Jam
Jumlah kendaraan yang lewat
1.
Jatingaleh
08.00 – 16.00
11.567 – 13.899
2.
Simpang lima
08.00 – 16.00
15.545 – 15.954
3.
Sekaran
08.00 – 16.00
2.345 – 4.567
4.
Jl. Pemuda
08.00 – 16.00
7.896 – 9768
Pernyataan yang tepat untuk menjelaskan data tersebut adalah ............. a. daerah Simpang lima udaranya lebih bersih dari daerah Jatingaleh. b. udara di sekaran lebih buruk daripada di Jl. Pemuda. c. udara di Jatingaleh lebih bersih daripada di Jl. Pemuda. d. udara di Simpang lima lebih buruk daripada di Sekaran.
100
TES INDIVIUDAL SIKLUS II
Nama : ............................................................... Kelompok : ............................................................... Kelas/no. absen : ............................................................... Pilihlah di bawah ini jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C dan D! 1. Ciri-ciri air bersih yang layak digunakan untuk memenuhi kebutuhan adalah …. a. bening, beraroma harum, dan tidak mengandung bakteri. b. bening, tidak beraroma, dan tidak mengandung bakteri. c. bening, berasa asin, dan tidak berwarna. d. berwarna putih, tidak mengandung kapur, dan tidak mengandung baketri. 2. Air selokan yang ada di depan sekolah termasuk air tercemar karena ………… a. bening, pH netral dan tidak berasa. b. berwarna, beraroma, dan terasa asin. c. tidak ada mikroorganisme, banyak ikan, dan tidak beraroma. d. tidak berwarna, banyak batu dan pH netral. 3. Bahan yang berpotensi mencemarai air adalah kecuali …………………… a. kerang, batu besar dan ikan. c. detergen, bakteri, dan limbah nuklir. b. perstisida, pupuk dan detergen. d. air raksa, arsen, dan oli. 4. Pengkayaan perairan oleh zat nutrisi limbah organik, pupuk disebut ………… a. polusi c. akumulasi b. nutrisisasi d. eutrofikasi 5. Akibat terjadinya eutrofikasi di perairan adalah kecuali ……………………… a. tubuh ikan semakin besar. c. ikan banyak yang mati. b. perairan kaya akan ikan. d. peraiaran semakin indah karena warna hijau. 6. Usaha supaya limbah air detergen dari rumah tidak mencemari air jika dibuang ke sungai adalah ……………………………………………………… a. membuat penampungan air limbah. b. mengecerkan air detergen dan disaring pada sumur penyaringan. c. membuangnya ke tanah. d. sebelum di buang ke sungai air detergen di masak dulu. 7. Proses akumulasi DDT pada organisme yang lebih tinggi disebut …………… a. eutrofikasi c. biological magnification. b. terkontaminasi d. termofikasi. 8. Dampak akumulasi DDT pada makhluk hidup bagi manusia adalah ………… a. memudahkan penangkapan ikan. b. membantu mengendalikan hama burung. c. menyebabkan terjadinya mutasi makhluk hidup. d. menyebabkan keracunan dan kematian. 9. Dampak air detergen bagi kehidupan perairan adalah ………………………. a. membersihkan sisik ikan dari kotoran. c. memberi nutrisi fitoplankton. b. membersihkan kotoran di perairan. d. ikan akan mati karena keracunan. 10. Kandungan nitrat (NO3) yang melebihi ambang batas dalam air,berakibat……
101
a. gangguan sistem peredaran darah pada bayi umur tiga bulam. b. memberi nutisi bagi perairan. c. menyebabkan sakit perut. d. menyebabkan gangguan sistem syaraf. 11. Pencemaran air oleh bahan kimia anorganik yang bersifat asam, garam, dan logam berdampak buruk yaitu kecuali………………………………… a. air tidak layak diminum. c. merusak peralatan karena berkarat. b. terjadinya akumulasi logam berat. d. terjadi eutrofikasi. 12. Agar limbah industri tidak mencemari perairan adalah ……………….. a. membuang ke perkebunan untuk pupuk. b. membangun unit pengelolaan limbah cair. c. membuat kolam ikan sebagai penampung limbah. d. memberi tawas pada limbah cair sebelum dibuang. 13. Faktor yang menyebabkan pencemaran tanah kecuali ……………………… a. sampah yang sulit terurai. b. sampah dalam jumlah yang melimpah. c. sampah yang berserakan dan tidak diolah. d. sampah organic dalam jumlah sedikit. 14. Bahan anorganik yang dapat menyebabkan pencemaran tanah adalah ……… a. papan dan ranting. c. dedaunan dan kulit buah. b. kaca dan logam. d. rumput kering dan tulang. 15. Dampak dari sampah tidak dibuang dengan benar adalah kecuali …………… a. menimbulkan bau yang tidak sedap dan terlihat kumuh. b. menjadi sarang lalat sehingga menyebabkan penyakit perut. c. mencemari air sumur dan air tanah. d. menjadikan tanah lebih subur dan gembur. 16. Dampak dari pencemaran tanah adalah …………………………………… a. tanah semakin kaya zat hara. c. memperkaya mikroorganisme tanah. b. tanah menjadi tandus, dan keras. d. memberi nutrisi bagi cacing. 17. Usaha kita mengatasi pencemaran tanah adalah …………………………… a. menerapkan prinsip 3R (recycle, reuse, reduse) b. membuang sampah ke sungai. c. membakar sampah yang menumpuk. d. membiarkan pemulung yang mengambil. 18. Jika kita melihat orang membuang sampah sembarangan, tindakan kita yang tepat adalah …………………….……. a. membiarkan karena bukan urusan kita. b. mengambilnya lalu membuang ke sungai. c. memberi pengertian atau mengambil sampah lalu dibuang ke tempat sampah. d. memarahinya karena tidak sopan dan cinta lingkungan.
102
TES INDIVIDU SIKLUS III Nama : ............................................................... Kelompok : ............................................................... Kelas/no. absen : ............................................................... Pilihlah di bawah ini jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C dan D! 1.Yang bukan fungsi hutan dalm memjaga kesimbangan lingkungan adalah .......... a. sebagai tempat resapan air. c. sebagai paru-paru dunia. b. sebagai payung raksasa. d. sebagai tempat berteduh hewan. 2. Dampak erosi pada hutan gundul berdasarkan praktikum kerusakan hutan adalah ................... a. air keruh, tanah longsor, dan tanah terkikis. b. lahan menjadi datar cocok untuk pertanian. c. persediaan air melimpah untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian. d. membantu untuk penyedian lahan yang datar untuk perumahan. 3. Kerusakan hutan karena adanya penebangan hutan secara liar berakibat buruk pada keanekaragaman makhluk hidup yaitu…. a. makhluk hidup nudah untuk mendapatkan makanan. b. makhluk hidup banyak yang mati. c. makhluk hidup menjadi berkembang pesat. d. makhluk hidup merasa bebas bergerak. 4. Hutan gundul di daerah hulu sungai berakibat buruk pada kelestarian terumbuk karang hal ini disebabkan oleh adanya……………. a. erosi menyebabkan air sungai keruh membawa tanah mengalir ke laut. b. tanah longsor di hutan. c. banjir pada musim hujan karena hutan gundul. d. tanah hutan menjadi tidak subur. 5. Zat atau bahan yang dapat menyebabkan perubahan lingkungan atau penurunan kualitas lingkungan disebut ......................... a. kimiawi c. radioaktif b. polutan d. emisi 6. Data jumlah kendaraan bermotor pada suatu tempat. No.
Lokasi
Jam
Jumlah kendaraan yang lewat
1.
Jatingaleh
08.00 – 16.00
11.567 – 13.899
2.
Simpang lima
08.00 – 16.00
15.545 – 15.954
3.
Sekaran
08.00 – 16.00
2.345 – 4.567
4.
Jl. pemuda
08.00 – 16.00
7.896 – 9768
Pernyataan yang tepat untuk menjelaskan data tersebut adalah ....................... a. daerah Simpang lima udaranya lebih bersih dari daerah Jatingaleh. b. udara di sekaran lebih buruk daripada di Jl. Pemuda. c. udara di Jatingaleh lebih bersih daripada di Jl. Pemuda.
103
d. udara di Simpang lima lebih buruk daripada di Sekaran. 7. Yang bukan dampak buruk hujan asam adalah…………… a. hujan asam dapat merusak bangunan. b. mengganggu pertumbuhan tanaman dan membunuh tumbuhan. c. tanah hutan menjadi lebih subur karena adanya zat asam. d. perairan menjadi asam sehingga ekosistem air akan terganggu. 8. Polutan udara berupa CO 2 danCH 4 dapat menyebabkan efek rumah kaca. Dampak buruk dari efek rumah kaca adalah…………….. a. bumi menjadi lebih hangat karena adanya panas matahari yang tertahan. b. permukaan air laut menjadi lebih rendah karena adanya penguapan. c. dapat menyebabkan penyakit demam panas. d. terjadinya badai dan perubahan iklim. 9. Pernyataan di bawah ini yang bukan dampak buruk menipisnya lapisan ozon oleh polutan CFC adalah ………………………………………………….. a. penyakit katarak mata dan menimbulkan kanker mata pada sapi. b. mengurangi daya kekebalan pada manusia. c. menimbulkan kanker kulit. d. meningkatkan jumlah ikan dan tanaman. 10. Zat atau bahan yang menyebabkan polusi udara antara lain kecuali ............. a. air raksa danarsen. c. mikroorganisme dan asap pabrik b. debu dan asap kendaraan bermotor. d. Pb (timbale) dan CFC. 11. Air selokan yang ada di depan sekolah termasuk air tercemar karena ……… a. bening, pH netral dan tidak berasa. b. berwarna, beraroma, dan terasa asin. c. tidak ada mikroorganisme, banyak ikan, dan tidak beraroma. d. tidak berwarna, banyak batu dan pH netral. 12. Bahan yang berpotensi mencemarai air adalah kecuali …………………… a. kerang, batu besar dan ikan. c. detergen, bakteri, dan limbah nuklir. b. perstisida, pupuk dan detergen. d. air raksa, arsen, dan oli. 13. Usaha supaya limbah air detergen dari rumah tidak mencemari air jika dibuang ke sungai adalah …………………………………………………………… a. membuat penampungan air limbah. b. mengecerkan air detergen dan disaring pada sumur penyaringan. c. membuangnya ke tanah. d. sebelum di buang ke sungai air detergen di masak dulu. 14. Proses akumulasi DDT pada organisme yang lebih tinggi disebut ………… a. eutrofikasi c. biological magnification. b. terkontaminasi d. termofikasi. 15. Limbah pertanian banyak mengandung fosfst dan nitrat yang sangat merangsang pertumbuhan alga di perairan, dampak buruk pertumbuhan alga adalah ………… a. ikan menjadi lebih besar karena banyak makanan. b. banyak ikan yang mati karena terjadi eutrofikasi. c. sungai akan semakin kaya dengan organisme. d. jumnlah ikan di sungai akan meningkat karena banyak makanan.
104
16. Dampak dari sampah tidak dibuang dengan benar adalah kecuali …………… a. menimbulkan bau yang tidak sedap dan terlihat kumuh. b. menjadi sarang lalat sehingga menyebabkan penyakit perut. c. mencemari air sumur dan air tanah. d. menjadikan tanah lebih subur dan gembur. 17. Di TPA (tempat pembungan akhir) banyak sampah organik dan anorganik, upaya mengatasi pencemaran tanah adalah kecuali ……………………… a. memnafaatkan sampah organik untuk dibuat kompos. b. mendaur ulang (recycle) sampah plastic, kaleng, kertas dll. c. memnafatkan ulang (reuse) barang bekas atau sampah anorganik. d. membakar sampah yang menumpuk. 18. Intensitas suara yang ada di studio setelah di ukur dengan sound levelmeter adalah 175 dB sehingga menyebabkan pencemaran suara, yang bukan dampak negatif adalah ………………………………………………………… a. suara terdengar lebih jelas. c. menggangg fisiologi tubuh. b. menyebabkan ketulian. d. merubah ambang batas kebisingan. 19. Kita saat naik kedaraan umum, kebetulan mendapat tempat duduk di dekat mesin. Ternyata intensitas suara mesin adalah 185 dB. Upaya kita untuk menghindari kebisingan adalah ……………………………………… a. memakai alat peredam suara. c. mencoba untuk tidur. b. membunyikan radio. d. berbincang-bincang dengan teman. 20. Suara yangkeras menyebabkanpencemaran suara, dampak negatifnya adalah … a. membantu orang untuk mendengar dengan jelas. b. merusak gendang telinga sehingga dapat berakibat ketulian. c. membuat hati menjadi senang karena mendengar suara yang nyaring. d. membuat orang agar tidak tuli.
105
KUNCI JAWABAN TES INDIVIDU
SIKLUS I 1. B
6. A
11. C
16. D
2. D
7. D
12. A
17. B
3. A
8. B
13. C
18. A
4. B
9. B
14. B
19. D
5. B
10. A
15. B
20. D
1. B
6. B
11. D
16. B
2. B
7. C
12. B
17. A
3. A
8. D
13. D
18. C
4. D
9. D
14. B
5. C
10. A
15. D
1. D
6. D
11. B
16. B
2. A
7. C
12. C
17. D
3. B
8. A
13. B
18. A
4. A
9. D
14. C
19. A
5. A
10. B
15. D
20. B
SIKLUS II
SIKLUS II
Catatan: 1. Untuk setiap item skornya 1 (satu) jadi skor maksimal adalah 20. 2. Perhitungan skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus: b N= n
Keterangan:
N = nilai b = skor jawaban benar n = skor total
114
Lampiran 10. Rekap Nilai Hasil Tes Akhir Siklus. NILAI TEST SISWA KELAS VII-B SMP N 6 SEMARANG No.
Nama siswa
1 Ade SC. 2 Adi P. 3 Ana S. 4 Andi A. 5 Anggi H. 6 Ardi S. 7 Ardyan I. 8 Arindi D.D.R. 9 Ariska FA. 10 Bagus LT. 11 Bramanty 12 Cahaya PA. 13 Charisma PS. 14 C. Fian P. 15 Dani nur P. 16 Desi PS. 17 Dessy M.AS. 18 Dewi R. 19 D. Aloita 20 Dita DU. 21 E. Sandi PW. 22 F. Dyah P. 23 Fransischa 24 Gabriel WN. 25 Haidar F. 26 Icuk KW. 27 Ismojo AT. 28 Ika MDS. 29 Marcellus H.P. 30 Maulana R F.J. 31 Mei M. 32 M. Iqbal 33 M. Faizal M. 34 Nanang W. 35 Nia A. 36 Nita H. 37 Norfitriani 38 Nurul Q. 39 Retno L. 40 Rezha IR. 41 Rheno RY. 42 Riska YT. 43 Roy DP. 44 Tabita M. 45 Trio A. 46 Ulfia 47 Woro AA. 48 Zelika AK. Rata-rata nilai Persentase kelulusan
Siklus I 75 70 80 70 65 65 75 70 65 80 85 75 95 60 80 65 70 85 80 50 60 80 70 55 95 85 55 75 80 80 75 75 75 80 65 55 70 80 65 70 70 65 70 55 70 85 70 80 72.29
Nilai Kelas / Ulangan Harian Siklus II Kreteria Siklus III 58 tidak lulus 75 83 lulus 65 92 lulus 70 75 lulus 75 58 tidak lulus 65 75 lulus 50 83 lulus 80 100 lulus 80 67 lulus 75 92 lulus 90 83 lulus 80 67 lulus 75 92 lulus 90 75 lulus 80 92 lulus 80 67 lulus 85 67 lulus 70 83 lulus 65 83 lulus 70 67 lulus 65 58 tidak lulus 55 92 lulus 80 92 lulus 80 75 lulus 65 92 lulus 75 83 lulus 70 58 tidak lulus 65 58 tidak lulus 80 75 lulus 75 92 lulus 75 83 lulus 70 58 tidak lulus 70 58 tidak lulus 65 83 lulus 85 67 lulus 60 83 lulus 80 67 lulus 70 58 tidak lulus 75 75 lulus 70 75 lulus 80 83 lulus 65 67 lulus 80 75 lulus 75 83 lulus 65 83 lulus 90 83 lulus 85 75 lulus 80 67 lulus 75 76.19 73.85 85.42% 83.33%
Kreteria lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus tidak lulus lulus lulus lulus lulus lulus tidak lulus tidak lulus lulus lulus tidak lulus lulus lulus tidak lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus tidak lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus tidak lulus lulus lulus lulus lulus
Kreteria lulus lulus lulus lulus lulus tidak lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus tidak lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus tidak lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus lulus 93.75%
115
Lampiran 11. Angket awal siswa. ANGKET AWAL SISWA
Nomor Absen : ...................................................................................................... Hari/Tanggal : ...................................................................................................... Tempat
: ......................................................................................................
Petunjuk Pengisian. 1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya! 2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap niali hasil belajar saudara. 3. Angket ini bertujuan untuk menggali data awal dalam rangka perbaikan pembelajaran Biologi. 4. Pilih salah satu jawaban yang tersedia dengan tanda silang, disertai komentar saudara tentang hal yang ditanyakan! 5. Mintalah penjelasan jika terdapat kalimat yang kurang jelas. Pertanyaan 1. Apakah selama ini pembelajaran biologi menyenangkan dan anda merasa tertarik untuk mempelajari Biologi? a. Ya b. Tidak Komentar: ........................................................................................................ 2. Apakah selama ini dalam pembelajaran Biologi anda hanya terpancing pada penjelasan guru? a. Ya b. Tidak komentar: ....................................................................…................................. 3. Apakah anda selama pembelajaran Biologi bertanya jika ada kesulitan, biasanya anda lebih suka bertanya kepada? a. Teman b. Guru Komentar: ........................................................................................................ 4. Dalam mengikuti pembelajaran Biologi, apakah anda bertanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan? a. Belum pernah c. Sering b. Kadang-kadang d. Selalu Komentar: ........................................................................................................ 5. Apakah dalam proses pembelajaran Biologi diikuti dengan pengamatan langsung atau gamabar terhadap objek yang dipelajari? a. Ya b. Tidak Komentar: ........................................................................................................
116
6. Metode apa yang digunakan oleh guru anda pada proses pembelajaran Biologi? (pilihan boleh lebih dari satu) a. Ceramah d. Demonstrasi b. Diskusi e. Eksperimen c. Tanya-jawab f. Lain-lain, sebutkan ..................................... Komentar: ........................................................................................................ 7. Alat bantu apa yang digunakan guru anda pada pembelajaran Biologi? a. Chart/gambar d. Torso b. Awetan e. Bagan c. Lain-lain, sebutkan .......……........................................................................ komentar: …..................................................................................................... 8. Apakah guru menilai kinerja anda selama pratikum atau diskusi? a. Ya b. Tidak Komentar: ........................................................................................................ 9. Apakah selama pembelajaran Biologi, anda sudah diberi kesempatan untuk menilai hasil pekerjaan anda sendiri? a. Ya b. Tidak Komentar: …....................................................................................................
117
Lampiran 12. Angket akhir siklus ANGKET SISWA
Hari/Tanggal : ...................................................................................................... Tempat : ...................................................................................................... Petunjuk Pengisian. 1. Baca dengan seksama pertanyaan-pertanyaan dibawah ini. 2. Jawab dengan sebaik-baiknya pertanyaan sesuai dengan yang anda rasakan selama mengikuti pembelajaran. 3. Jawaban anda tidak ada hubungannya dengan penilaian hasil belsajar. Pertanyaan 1. Pembelajaran biologi lebih menyenangkan setelah penerapan pembelajaran model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 2. Pemahaman terhadap materi dengan menerapkan pembelajaran model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 3. Kesan terhadap cara mengajar guru biologi dengan menerapkan pembelajaran model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 4. Apa kesulitan dalam menerapkan model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 5. Kesan anda terhadap suasana kelas saat pembelajaran model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: ………………………………………………………………………………....…. ..............................................................................................................................
118
Lampiran 13. Hasil angket siswa setiap siklus. Rekap Hasil Angket Siswa Setiap Siklus.
No. 1.
2.
3.
4.
5.
Uraian Apakah pembelajaran biologi lebih menyenangkan setelah penerapan pembelajaran model Jigsaw dengan pendekatan JAS? a. Menyenangkan c. Tidak Menyenangkan Bagaimana pemahaman terhadap materi Biologi dengan menerapkan pembelajaran model Jigsaw dengan pendekatan JAS? a. Lebih mudah paham b. Sulit dipahami Kesan terhadap cara mengajar guru biologi dengan menerapkan pembelajaran model Jigsaw dengan pendekatan JAS? a. Menyenangkan dan rileks b. Tidak menyenangkan dan rileks Apa kesulitan dalam menerapkan model Jigsaw dengan pendekatan JAS? a. Terdapat kesulitan b. Tidak ada kesulitan Kesan anda terhadap suasana kelas saat pembelajaran model Jigsaw dengan pendekatan JAS? a. Menyenangkan dan tenang b. Tidak menyenangkan dan ramai
Persentase (%) Siklus I Siklus II Siklus III
85,42% 14,58%
88% 10,42%
93,75% 6,25%
93,75% 6,25%
95,83% 4,17%
97,92% 2,08%
91,67% 8,33%
93,75% 6,25%
95,83% 4,17%
27,08% 72,92%
25% 75%
20,83% 79,17%
75% 25%
85,42% 14,58%
83,33% 16,67%
119 Angket Siswa Yang Telah Diisi Oleh Siswa:
120
121
Lampiran 14. Lembar observasi aktivitas siswa LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA Hari : ............................. NAMA : ................................ Tanggal : ............................. NO. ABSEN : ................................ Petujuk pengisian a. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sebelum anda mengisi. b. Pilih satu kriteria skor yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat, dengan cara membari tanda cek (√ ) pada salah satu kriteria skor. c. Tanyakan jika ada kesulitan. Daftar Pernyataan No. Aspek Pengamatan 4 3 2 1 1. Perhatian siswa akan penjelasan guru. 2. Siswa dalam menanggapi pertanayaan siswa. 3. Penerimaan siswa akan teman sekelompok. 4. Perhatian siswa akan tugas yang diberikan padanya. 5. Keatifan siswa dalam mengemukakan pendapat/bertanya atau menjawab pertanyaan guru atau teman. 6. Aktivitas siswa dalam kelompok untuk parktikum dan atau berdiskusi. 7. Ketelitian dan prosedur yang benar dalam praktikum/pengamatan dan diskusi. 8. Ketrampilan siswa dalam menggunakan alat dan bahan serta tanggungjawabnya. 9. Partisipasi siswa dalam diskusi kelompok dalam penjelasan hasil praktikum dan atau diskusi. 10. Keaktifan siswa dalam mencari bahan/sumber materi dikusi atau praktikum. 11. Aktivitas siswa dalam mencatat hasil paraktikum dan atau diskusi. 12. Tanggung jawab siswa akan tugas yang diberikan. 13. Partisipasi siswa dalam diskusi kelas. 14. Pemahaman siswa akan metri pelajaran lewat lisan. 15. Ketertarikan siswa akan materi pelajaran. 16. Ketertarikan siswa akan model pembelajaran kooperatif jigsaw dan pendekatan JAS. Keterangan : 4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Kurang 1 = Sangat Kurang
Semarang, ................. 2006 Observer
(.......................................)
122
TIDAK UNTUK DI PRINT (TIDAK MASUK DALAM LAMPIRAN)
RUBRIK OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
4
3
2
1
: Diam dan memperhatikan penjelasan guru serta menanggapi setiap pertanyaan guru. Bekerjasama dengan semua anggota kelompok, dan menerima tugasnya dengan baik, jika tidak paham akan bertanya. Sering berpendapat jika ada pertanyaan/masalah. Bekerja kelompok dengan giat. Praktikum atau diskusi dilakukan dengan sangat baik, sesuai denga n prosedur. Pengamatan dengan teliti menggunakan semua alat indera dan tabel diisi sesuai pengamatan. Menggunakan alat dan bahan, trampil sesuai prosedur dan bersih seperti semula. Siswa mencatat semua hasil praktikum atau diskusi. Siswa mengerjakan tugas dilakukan dengan sangat baik. Siswa mendengarkan dan menanggapi penjelasan temannya serta menjelaskan materi dengan jelas dan tidak gugup. Sering berpendapat dalam diskusi kelas dan menjawab jika ada pertanyaan dalam diskusi kelas diawali dengan mengangkat tangan. Mempelajari semua materi dengan baik dan antusias. Siswa mengikuti pembelajaran dengan sangat antusias. : Diam mendengarkan penjelasan guru serta sering menanggapi pertanyaan guru. Bekerjasama dengan sebagian anggota kelompok, dan menerima tugasnya dengan baik. Kadang-kadang berpendapat jika ada pertanyaan/masalah. Bekerja kelompok dengan kurang baik. Praktikum atau diskusi dilakukan dengan baik. Pengamatan tidak menggunakan semua alat indera dan tabel diisi sesuai pengamatan. Menggunakan alat dan bahan dengan kurang trampil dan bersih seperti semula. Siswa mencatat semua hasil praktikum atau diskusi. Siswa mengerjakan tugas dilakukan dengan baik namun ada yang belum tuntas. Siswa mendengarkan dan kadang-kadang menanggapi penjelasan temannya serta menjelaskan materi dengan baik dan masih gugup. Kadang-kadang berpendapat dalam diskusi kelas. Mempelajari materi dengan baik. Siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan baik. : Siswa banyak bermain sendiri sehingga tugas yang dikerjakan dengan kurang baik. Siswa dalam mengikuti pembelajaran tidak serius dan banyak bermain, materi pelajaran kurang dikuasai dengan baik. Menggunakan alat dan bahan tidak trampil. Dalam bekerja kelompok asal-asalan. : Siswa banyak bermain dan sering mengganggu temannya. Bekerja dalam kelompok sangat buruk, sangat jarang dalam mengeluarkan pendapat.
123
Pembelajaran diikuti dengan bermain-main. Menggunakan alat dan bahan dengan tidak trampil dan tidak hati-hati. Tidak pernah mengeluarkan pendapat. Tidak mencatat dan materi tidak mengguasainya.
Hasil Analisis Aktivitas Siswa Setiap Siklus
Kategori Tingkat Keaktifan siswa Baik Sekali
Baik (B)
(BS)
Siklus I
Kurang (K)
Keaktifan
Sangat
klasikal
Kurang
(BS + B)
(SK)
Frekuensi
9
32
4
3
41
Persentase
18.75%
66,67%
8,33%
6,25%
85,42%
Siklus
Frekuensi
7
35
6
0
46
II
Persentase
14,58%
72,92%
12,5%
0%
87,5%
Siklus
Frekuensi
11
34
3
0
47
III
Persentase
22,92%
70,83%
6,25%
0%
93,75%
124
Hasil Analisis Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I Petunjuk: Berilah skor kegiatan siswa selama pembelajaran! Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran Kelompok
Anggota
Kelompok I
S-18 S-26 S-06 S-41 S-36 S-34 S-19 S-27 S-35 S-46 S-01 S-04 S-14 S-28 S-42 S-39 S-03 S-15 S-30 S-40 S-44 S-20 S-21 S-24 S-25 S-48 S-09 S-12
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Kelompok V
Kelompok VI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3
4 3 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3
4 2 3 4 2 3 3 2 2 4 2 3 3 2 4 3 2 3 2 2 4 2 2 4 3 2 1 2
3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 1 3 3 2 2 3 2 3 2 2
4 3 3 4 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 1 3
3 3 2 3 4 2 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 2 4
4 2 2 3 3 2 3 2 3 4 2 4 3 4 3 3 3 2 2 2 4 3 3 4 3 2 2 3
3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3
4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 4 3 3 4 3 3 2 2
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 4 3 1 4 3 3 2 3 3 3 1 2
4 3 3 4 3 2 4 3 2 4 4 2 3 3 4 3 3 2 2 3 4 4 3 4 3 2 2 4
4 2 3 3 4 2 3 2 2 4 3 2 4 2 4 3 3 2 2 3 4 3 3 4 2 3 2 4
3 3 3 4 3 3 4 2 2 4 4 3 3 4 4 3 2 3 1 4 3 4 2 3 4 2 1 3
3 2 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3
4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3
Kategori Tingkat Keaktifan siswa Jumlah Sangat Baik Sekali Kurang skor Kurang 16 Baik (B) (BS) (K) (SK) 4 58 V 3 42 V 4 48 V 3 54 V 3 51 V 4 48 V 3 50 V 2 37 V 3 39 V 4 58 V 3 47 V 4 49 V 3 47 V 3 48 V 4 58 V 3 47 V 4 50 V 4 46 2 28 V 4 48 V 4 57 V 4 49 V 3 42 V 4 57 V 4 47 V 4 45 V 2 28 V 3 47 V
Kelompok VII
Kelompok VIII
Kelompok IX
S-11 S-22 S-37 S-45 S-06 S-16 S-17 S-23 S-47 S-02 S-13 S-29 S-38 S-43 S-07 S-08 S-10 S-31 S-32 S-33
3 4 3 3 2 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3
2 4 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 2 4 4 3 4 3 4 3
2 3 2 4 3 3 4 3 3 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 2
2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 1 2 2 3 2 3 4 3 3 2
3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 2
2 3 2 3 2 3 4 3 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 4 2
3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3
2 3 2 3 2 3 4 3 3 2 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3
2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3
2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 1 4 3 4 3 3 4 4 4 3
2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3
2 4 3 4 3 4 3 3 4 2 2 4 2 3 3 3 4 4 4 3
2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3
2 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 2
3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 2
37 57 45 54 39 52 59 52 49 48 28 47 45 58 48 51 59 50 53 42
V V V V V V V V V V V V V V
V
9
Tingkat Keaktifan Siswa Siklus I =
(∑ BS + ∑ B)
Jumlah Siswa 9 + 32 = × 100% 48 = 85,42 %
× 100%
V V V V V V 32
4
3
Keterangan: A. Aspek Keaktifan Siswa Selama Pembelajaran 1. Perhatian siswa akan penjelasan guru (tujuan pembelajaran). 2. Sikap siswa menanggapi pertanyaan siswa/guru. 3. Peneriman siswa akan teman sekelompok.
9. Keaktifan siswa dalam mencari sumber/bahan pelajaran. 10. Aktivitas siswa dalam mencatat hasil praktikum dan atau diskusi.
4. Perhatian siswa akan tugas yang diberikan padanya.
11. Tanggung jawab siswa akan tugas yang diberikan.
5. Keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat.
12. Partisipasi siswa pada diskusi kelompok asal dalam
6. Aktivitas siswa dalam kelompok ahli untuk praktikum atau dan diskusi.
penjelasan hasil praktikum dan diskusi. 13. Partisipasi siswa dalam diskusi kelas.
7. Ketelitian dan prosedur yang benar dalam praktikum atau pengamatan dan diskusi. 8. Ketrampilan siswa dalam menggunakan alat dan bahan serta
14. Pemahaman siswa akan materi pelajaran lewat lisan. 15. Ketertarikan siswa akan materi pelajaran. 16. Ketertarikan siswa akan metode pembelajaran.
tanggungjawabnya.
B. Kategori Tingkat Keaktifan Siswa Baik sekali
: 55 – 64
Baik
: 42 – 54
Kurang
: 29 – 41
Kurang sekali
: 16 – 28
RUBRIK OBSERVASI AKTIVITAS SISWA 4 3 2 1
: Dilakukan dengan sangat baik. : Dilakukan dengan baik. : Dilakukan dengan kurang baik. : Dilakukan dengan sangat kurang baik.
Hasil Analisis Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II Petunjuk: Berilah skor kegiatan siswa selama pembelajaran! Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran Kelompok
Anggota
Kelompok I
S-18 S-26 S-36 S-41 S-36 S-05 S-19 S-27 S-35 S-46 S-01 S-04 S-14 S-28 S-42 S-39 S-03 S-15 S-30 S-40 S-44 S-20 S-21 S-24 S-25 S-48 S-09 S-12
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Kelompok V
Kelompok VI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3
3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 2 3 3
3 4 3 3 3 2 3 2 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 4 3 3 4 3
3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4
4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 2 4 3 3 4 4
4 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4
4 3 3 4 3 2 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3
3 3 2 3 3 2 2 2 4 4 3 2 4 3 4 4 2 4 3 3 4 4 2 3 2 3 3 3
3 2 2 4 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 4 4 4 2 3 2 2 3 3
3 2 2 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 2 2 4 3 2 3 3
3 2 3 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3
3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3
3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3
4 3 4 4 3 2 3 2 3 4 3 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 2 4 4 4
4 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 2 2 2 3 3 4
Jumlah skor 53 47 47 59 41 40 46 39 48 53 46 45 53 41 53 53 48 50 49 56 56 48 32 54 44 44 50 53
Kategori Tingkat Keaktifan siswa Sangat Baik Baik Kurang Kurang Sekali (B) (K) (SK) (BS) V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
Kelompok VII
Kelompok VIII
Kelompok IX
S-11 S-22 S-37 S-45 S-05 S-16 S-17 S-23 S-47 S-02 S-13 S-29 S-38 S-43 S-07 S-08 S-10 S-31 S-32 S-33
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2
3 3 2 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3
Tingkat Keaktifan Siswa Siklus II =
(∑ BS + ∑ B) Jumlah Siswa
7 + 35 × 100% 48 = 87,5 % =
× 100%
4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4
4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 4 3 3 2 4 3
4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4
3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 Jumlah
4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3
3 3 2 4 3 3 4 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 2 4 3
4 4 2 4 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4
4 4 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3
3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3 3
4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4
3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3
56 57 40 58 46 44 56 50 49 44 45 43 46 52 50 50 51 42 54 52
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V 7
35
6
0
Hasil Analisis Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus III Petunjuk: Berilah skor kegiatan siswa selama pembelajaran! Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran Kelompok Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Kelompok V
Kelompok VI
Anggota S-18 S-26 S-36 S-41 S-36 S-05 S-19 S-27 S-35 S-46 S-01 S-04 S-14 S-28 S-42 S-39 S-03 S-15 S-30 S-40 S-44 S-20 S-21 S-24 S-25 S-48 S-09 S-12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Jumlah skor
3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 2 3 4 4 4 2 3 2 2 4 2
3 4 2 4 3 2 4 3 3 4 4 3 2 2 3 4 3 2 3 4 3 3 2 3 2 3 4 2
4 4 2 2 3 2 4 2 2 4 2 3 2 2 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3
4 3 3 4 3 2 4 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3
4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3
4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4
4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4
4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4
4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2
3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3
3 3 2 4 3 3 4 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3
3 2 2 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 2 2 2 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 3
4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 4 3 2 2 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3
4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 4 2 4 3 4 2 3
4 4 3 2 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3
59 51 45 51 51 43 55 45 44 56 48 41 46 45 50 50 45 45 49 57 57 49 45 56 45 50 50 49
Kategori Tingkat Keaktifan siswa Baik Sangat Baik Kurang Sekali Kurang (B) (K) (BS) (SK) V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
Kelompok VII
Kelompok VIII
Kelompok IX
S-11 S-22 S-37 S-45 S-05 S-16 S-17 S-23 S-47 S-02 S-13 S-29 S-38 S-43 S-07 S-08 S-10 S-31 S-32 S-33
4 2 2 4 2 4 4 4 3 3 3 4 2 3 2 4 3 3 3 4
3 2 2 4 2 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 4 2 4 3 4
4 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3
Tingkat Keaktifan Siswa Siklus III =
(∑ BS + ∑ B)
Jumlah Siswa 11 + 36 = × 100% 48 = 97,92%
× 100%
3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 2 4 3 3
4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 2 3 3
4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3
4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 2 4 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 2 3 2 Jumlah
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3
4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3
4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
4 2 3 4 2 3 2 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 4
3 2 2 4 2 3 2 4 3 3 2 2 2 3 2 4 2 2 4 4
4 3 3 4 2 2 3 3 3 2 3 2 2 4 2 4 2 4 2 4
4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 4 3
4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3
60 49 45 55 39 48 49 55 51 44 50 48 38 57 50 58 45 46 48 52
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V 11
36
3
0
129
Lampiran 18. Hasil Skor Kinerja Siswa SKOR KINERJA SISWA VII-B SMP N 6 SEMARANG No.
NAMA SISWA
1 ADE SC. 2 ADI P. 3 ANA S. 4 ANDI A. 5 ANGGI H. 6 ARDI S. 7 ARDYAN I. 8 ARINDI D.D.R. 9 ARISKA FA. 10 BAGUS LT. 11 BRAMANTY 12 CAHAYA PA. 13 CHARISMA PS. 14 C. FIAN P. 15 DANI NUR P. 16 DESI PS. 17 DESSY M.AS. 18 DEWI R. 19 D. ALOITA 20 DITA DU. 21 E. SANDI PW. 22 F. DYAH P. 23 FRANSISCHA 24 GABRIEL WN. 25 HAIDAR F. 26 ICUK KW. 27 ISMOJO AT. 28 IKA MDS. 29 MARCELLUS H.P. 30 MAULANA R F.J. 31 MEI M. 32 M.IQBAL 33 M. FAIZAL M. 34 NANANG W. 35 NIA A. 36 NITA H. 37 NORFITRIANI 38 NURUL Q. 39 RETNO L. 40 REZHA IR. 41 RHENO RY. 42 RISKA YT. 43 ROY DP. 44 TABITA M. 45 TRIO A. 46 ULFIA 47 WORO AA. 48 ZELIKA AK. Rata-rata
Siklus I 73 74 78 76 65 75 90 74 62 92 63 74 61 73 72 83 96 91 78 77 68 95 72 90 74 70 62 75 73 63 78 69 82 80 69 80 70 70 73 75 84 90 90 90 84 91 78 71 76.94
Nilai Kinerja siswa Siklus II 72 69 75 71 72 69 78 78 78 79 88 83 70 82 78 68 88 83 72 75 63 89 78 85 68 74 64 67 69 77 67 82 84 73 75 67 67 71 82 88 92 83 81 87 90 83 76 68 76.63
Siklus III 74 68 71 65 68 67 90 78 78 71 93 77 78 71 71 75 77 92 86 77 71 77 86 87 71 80 71 69 75 77 72 74 75 71 69 80 70 66 78 89 79 78 89 89 87 90 81 78 77.21
SKOR PER KELOMPOK SISWA KELAS VII-B SMP 6 SEMARANG
Kelompok I
II
III
Nama Siswa Dewi Rahmawati Icuk Kristianto Nanang Wijanarto Rheno Rudy Y. W.Nita Haryanti Jumlah Rata-rata Ardi Sulistyo N. Dharigra Aloita Ismojo Aji Trisabo Nia Anggraini Ulfia Jumlah Rata-rata Ade Septi Cahyani Andi Apriyono Chrismast Fian P. Ika Mutiara D.S. Riska Yohan Tania Retno Lestari Jumlah
Hasil Test 85 85 80 70 55 375 75 65 80 55 65 85 350 70 75 70 60 75 65 65 410
SIKLUS I Nilai Portofolio Kinerja 91 82 70 73 80 63 84 79 80 67 405 364 81 72.8 75 63 78 67 62 86 69 61 91 91 375 368 75 73.6 73 55 76 79 73 73 75 63 90 73 73 73 460 416
Hasil Test 83 83 83 83 83 415 83 75 83 58 67 83 366 73.2 58 75 75 58 67 75 408
SIKLUS II Nilai Portofolio Kinerja 83 79 74 78 73 78 92 86 67 73 389 394 77.8 78.8 69 72 72 73 64 61 75 67 83 78 363 351 72.6 70.2 72 63 71 73 82 78 67 62 83 73 82 78 457 427
Hasil Test 65 70 85 65 80 365 73 50 70 65 60 85 330 66 75 75 80 65 80 70 445
SIKLUS III Nilai Portofolio Kinerja 92 75 80 70 71 75 79 70 80 65 402 355 80.4 71 67 60 86 70 71 65 69 60 90 65 383 320 76.6 64 74 75 65 80 71 65 69 55 78 65 78 70 435 410
IV
V
VI
VII
Rata-rata Ana Setyawati Dani Nur Prasetya Maulana Rizky F.J. Rheza Illa Rosla Tabita Meydia Jumlah Rata-rata Dita Dwi Utami Edwardus Sandi P.W. Gabriel Wahyu N. Haidar Fajri Zelika Alin K. Jumlah Rata-rata Ariska Febri A. Cahaya Permata A. Bramanty Y. V. Fanniya Dyah P. Norfitriani Trio Aprilia Jumlah Rata-rata Anggi Hardiyanto Desi Permata Sari Dessy Margarisca A.S. Fransischa Purnama IB.
68.33 80 80 80 70 55 365 73 50 60 55 95 80 340 68 65 75 85 80 70 70 445 74.17 65 65 70 70
76.67 78 72 63 75 90 378 75.6 77 68 90 74 71 380 76 62 74 63 95 70 84 448 74.67 65 83 96 72
69.33 67 50 83 55 79 334 66.8 45 82 77 60 63 327 65.4 72 63 91 86 73 61 446 74.33 79 68 69 77
68.00 92 92 92 75 83 434 86.8 67 58 75 92 67 359 71.8 67 67 83 92 67 83 459 76.5
58 67 67
92
76.17 75 78 77 88 87 405 81 75 63 85 68 68 359 71.8 78 83 88 89 67 90 495 82.5 72 68 88 78
71.17 84 85 85 82 85 421 84.2 69 60 80 80 63 352 70.4 73 75 85 90 61 86 470 78.33 63 68 79 84
74.17 70 80 75 70 65 360 72 65 55 65 75 75 335 67 75 75 80 80 60 90 460 76.7 65 85 70 80
72.50 71 71 77 89 89 397 79.4 77 71 87 71 78 384 76.8 78 77 93 77 70 87 482 80.33 68 75 77 86
68.33 60 75 75 65 65 340 68 75 60 70 80 60 345 69 80 90 75 90 80 95 510 85 75 75 80 75
VIII
IX
Woro Ayu A. Jumlah Rata-rata Adi Pramono Chirsma Puspita S. Marcellus Hanindito P. Nurul Qomariah Roy Demo Pradito Jumlah Rata-rata
70 340 68 70 95 80 80 70 395 79
78 394 78.8 74 61 73 70 90 368 73.6
53 346 69.2 86 63 69 69 67 354 70.8
75 359 71.8 83 92 75 58 75 383 76.6
76 382 76.4 69 70 69 71 81 360 72
73 367 73.4 73 81 72 64 78 368 73.6
80 380 76 65 90 75 75 75 380 76
81 387 77.4 68 78 75 66 89 376 75.2
80 385 77 55 75 75 65 65 335 67
Arindi Deaz DR. Ardyan Iswardhana Bagus Lingga T. Mei Megawati M. FaizalMaulana Muhammad Iqbal Jumlah Rata-rata
70 75 80 75 75 75 450 75
74 90 92 78 82 69 485 80.83
73 82 69 72 67 72 435 72.5
100 83 92 83 58 58 474 79
78 78 79 67 84 82 468 78
89 80 85 72 67 63 456 76
80 80 90 70 65 70 455 75.8
78 90 71 72 75 74 460 76.67
75 70 80 75 70 75 445 74.17
3390 70.625
3657 76.19
3678 76.625
3606 75.125
3510 73.13
3706 77.208
3445 71.7708
Jumlah Keseluruhan Rerata Kelas
3470 3693 72.292 76.938
132
Lampiran 20. Pedoman wawancara guru PEDOMAN WAWANCARA GURU
Hari
: ...............................................
Tanggal
: ...............................................
Pertanyaan 1. Bagaimana kesan bapak/ibu terhadap pembelajaran materi Pengelolaan Lingkungan melalui model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: ...................................................................................................................... .................................................................................................................................. 2. Menurut bapak/ibu bagaimana aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran materi Pengelolaan Lingkungan melalui model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: ...................................................................................................................... .................................................................................................................................. 3. Jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya apakah ada peningkatan kualitas pembelajaran setelah menerapkan model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: ...................................................................................................................... .................................................................................................................................. 4. Kesulitan apa saja yang ditemukan dalam pembelajaran melalui model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: ........................................................................................................................ ….................................................................................................................................
133
Lampiran 21. Hasil Wawancara Guru Siklus I. REKAP WAWANCARA GURU SIKLUS I
Hari
: Senin, 16 Mei 2005
Tempat
: SMP N 6 Semarang
Pertanyaan 1. Bagaimana kesan bapak/ibu terhadap pembelajaran materi pengelolaan lingkungan melalui model jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: menurut saya pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS cukup bagus. Pembelajaran yang direncanakan terlalu banyak kegiatan sehingga perlu banyak tenaga dan perencanaan yang matang. Materi lebih mudah dalam menyampaikan. 2. Menurut bapak/ibu bagaimana aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran materi pengelolaan lingkungan melalui model jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: dalam pembelajaran siswa menampakan cukup aktif dan lebih terkendali dari sebelumnya sehingga pembelajaran lebih optimal. 3. Jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya apakah ada peningkatan kualitas pembelajaran setelah menerapkan model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS sebenarnya bagus, ada peningkatan namun kegiatan terlalu banyak sehingga memerlukan waktu yang lama. 4. Kesulitan apa saja yang ditemukan dalam pembelajaran melalui model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: dengan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendakatan JAS yang sesuai dengan RP terdapat kesulitan yaitu kesulitan dalam pemantuan aktivitas siswa, pembimbingan siswa saat praktikum atau diskusi karena kegiatan terlalu banyak.
134
Lampiran 22. Hasil Wawancara Guru Siklus II. REKAP WAWANCARA GURU SIKLUS II
Hari
: Senin, 21 Mei 2005
Tempat
: SMP N 6 Semarang
Pertanyaan 1. Bagaimana kesan bapak/ibu terhadap pembelajaran materi pengelolaan lingkungan melalui model jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: menurut saya pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS sangat bagus. Kegiatan terlalu banyak sehingga perlu banyak tenaga dan perencanaan yang matang. Penyampaian materi pelajaran dirasa lebih mudah. 2. Menurut bapak/ibu bagaimana aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran materi pengelolaan lingkungan melalui model jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: Selama proses pembelajaran siswa aktif dan lebih terkendali dari sebelumnya sehingga pembelajaran lebih optimal. 3. Jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya apakah ada peningkatan kualitas pembelajaran setelah menerapkan model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: Pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS adalah bagus, ada peningkatan kualiatas pembelajaran namun kegiatan terlalu banyak sehingga memerlukan waktu yang lama. 4. Kesulitan apa saja yang ditemukan dalam pembelajaran melalui model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: Pemantuan aktivitas siswa, dan pembimbingan siswa saat diskusi lebih mudah dilakukan daripada siklus pertama karena kegiatan semuanya dalam kelas.
135
Lampiran 23. Hasil Wawancara Guru Siklus III. REKAP WAWANCARA GURU SIKLUS III
Hari
: Sabtu, 4 Juni 2005
Tempat
: SMP N 6 Semarang
Pertanyaan 1. Bagaimana
kesan
bapak/ibu
terhadap
pembelajaran
materi
pengelolaan
lingkungan melalui model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: menurut saya pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS sangat bagus. Penyampaian materi lebih mudah dan kontrol terhadap siswa lebih mudah. 2. Menurut bapak/ibu bagaimana aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran materi pengelolaan lingkungan melalui model jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: siswa menampakan lebih aktif dan lebih terkendali dari sebelumnya sehingga pembelajaran lebih optimal. 3. Jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya apakah ada peningkatan kualitas pembelajaran setelah menerapkan model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS sangat bagus jika direncanakan dengan matang, terdapat peningkatan pembelajaran jika dibandingkan dengan sebelumnya. 4. Kesulitan apa saja yang ditemukan dalam pembelajaran melalui model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendakatan JAS, kesulitan dalam pemantuan aktivitas siswa, pembimbingan siswa saat praktikum atau diskusi namum lebih mudah jika dibandingkan dengan sebelumnya.
136
Lampiran 24. Lembar Observasi Kinerja Guru FORMAT OBSERVASI KINERJA GURU Konsep / subkonsep : Pengelolaan Lingkungan Sekolah : SMP N 6 Semarang Kelas / semester : VII B / 2 Tanggal Observasi : ………………….…………….. Aspek yang diobsesvasi: No Kegiatan yang diamati 4 3 2 1 I Persiapan 1. Persiapan alat dan bahan 2. Penertiban suasana belajar 3. Penyampaian tujuan pembelajaran (fase I) 4. Pemberian motivasi siswa dan apersepsi II Kegiatan Belajar Inti 5. a. Penyampaian pengantar materi pelajaran.(fase II) b. Pemberian tugas kepada siswa yang berbeda dan penjelasan tugas tersebut. 6. a. Pembagi siswa ke dalam beberapa kelompok asal.(fase III) b. Mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok ahli (gabungan) untuk siswa dengan tugas sama. 7. a. Pembimbing siswa dalam kelompok ahli untuk melakukan praktikum dan diskusi. (fase IV) b. Pembimbing anggota kelompok menjelaskan hasil kerja kepada anggota kelompok asal. c. Memeriksa pemahaman siswa akan materi dengan meminta siswa untuk menjelaskan hasil kerja. d. membimbing siswa dalam diskusi kelas. e. Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan. 8. Memberikan kuis dan atau tes individual. (fase V) 9. Memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai tertinggi atau berperan aktif.(fase VI) 10. Penguasaan materi oleh guru. 11. Kesesuaian materi dengan Rencana Pembelajaran. 12. Penguasaan metode pembelajaran. 13. Penciptaan keaktifan siswa saat praktikum. III Penutup 14. Pemberian tugas pada siswa. 15. Menutup pembelajaran. Keterangan: 4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Kurang 1 = Sangat Kurang
Semarang, ................ 2006 Observer
(.......................................)
137
Lampiran 25. Data Kinerja Guru Selama Pelaksanaan Pembelajaran. Data Kinerja Guru Selama Pelaksanaan Pembelajaran. No 1 2 3 4 5
6
7
8 9 10 11 12 13 14 15
Kegiatan yang diamati Persiapan alat dan bahan Penertiban suasana belajar Penyampaian tujuan pembelajaran. Pemberian motivasi siswa dan apersepsi a. Penyampaian pengantar materi pelajaran. b. Pemberian tugas kepada siswa yang berbeda dan penjelasan tugas tersebut. a. Membagi siswa dalam beberapa kelompok asal. b. Mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok ahli (gabungan) untuk siswa dengan tugas sama. a. Pembimbing siswa dalam kelompok ahli untuk melakukan praktikum dan diskusi. b. Pembimbing anggota kelompok menjelaskan hasil kerja kepada anggota kelompok asal. c. Memeriksa pemahaman siswa akan materi dengan meminta siswa menjelaskan materi. d. membimbing siswa dalam diskusi kelas. e. Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan. Memberikan kuis dan atau tes individual. Memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai tertinggi atau berperan aktif. Penguasaan materi oleh guru. Kesesuaian materi dengan Rencana Pembelajaran. Penguasaan metode pembelajaran. Penciptaan keaktifan siswa saat praktikum. Pemberian tugas pada siswa. Menutup pembelajaran. Jumlah
Siklus I 4 4 4 4 4
Siklus II 4 4 4 4 4
Siklus III 4 4 4 4 4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3 3 4
3 4 4
3 4 4
3
3
3
4 3 3 4 4 4 75
4 3 4 4 4 4 77
4 3 4 4 3 4 78
SKOR KINERJA GURU HASIL PENGAMATAN OBSERVER No. 1 2 3 4 5 Jumlah Rata-rata
Siklus I 75 74 80 74 70 373 74,6
Skor Kinerja Guru Siklus II 80 80 78 75 74 387 77,4
Siklus III 79 75 78 80 312 78
138
Lampiran 26. Lampiran Foto Kegiatan Pembelajaran selama Penelitian.
Siswa sedang menjelaskan materi kepada temannya di kelompok asal.
Siswa sedang melakukan percobaan di kelompok ahli
139
Siswa sedang belajar di kelompok ahli.
Para siswa sedang mengikuti diskusi kelas.
140
Siswa melakukan percobaan untuk menanggulangi pencemaran tanah.
Guru sedang memberikan penghargaan pada kelompok yang berprestasi
106
Lampiran 9. Hasil Tes Siswa Setiap Siklus
107
108
109
110
111
112
113