Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014
ISSN 2087-9016
PENINGKATAN KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW- MODIFIKASI Cornelius Sri Murdo Yuwono Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar
[email protected]
ABSTRACT The study aimed at developing cooperative learning materials based on the modified-Jigsaw through Lesson Studies (LS), and metacognitive skills toward learning models between students of different academic abilities. The procedure of the learning materials development referred to 4-D model (Define, Design, Develop, dan Desseminate). The define phase was done through survey research. The design phase produced such products as syllabuses, lesson plans, students’ worksheets, and assessment tools. The develop phase was done through workshop LS to biology teachers of SHSs of Denpasar city and peer teaching through plan, do, and see. The disseminate phase, finally, was done through the actual try out in the class started with LS, and this was followed by the experimental research. The experimental research design used was quasi experiment with pretest-postest non-equivalent control group design. Research population was all class XI science students of all public and private SHSs in Denpasar city. The sample was selected using stratified random sampling to determine 8 schools. Metacognitive skill was measured using a rubric integrated with essay questions using with Hart scale. The results of the learning materials development through LS showed that products of the learning materials were in the forms of syllabuses, lesson plans, students’ worksheets, and assessment tools reliable in improving metacognitive skill. Learning model of modified Jigsaw type and that of originally Aronson’s Jigsaw had equal potential in improving the metacognitive skill based on the rubric on the students with low academic ability. Key words: Modified-Jigsaw, development, academic abilities
merupakan
PENDAHULUAN Pelajaran
metacognitive skill, different
proses
dalam
berupaya
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran
membekali siswa dengan berbagai
biologi diharapkan telah menerapkan
kemampuan
tujuan
“mengetahui”
biologi
aspek
tentang yang
berupa
cara
belajar
berdasar
standar
aspek
kompetensi dan kompetensi dasar
produk, dan cara “mengerjakan” yang
yang membentuk sikap positif, dan
Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw- Modifikasi Cornelius Sri Murdo Yuwono dapat
bekerjasama
untuk
masalah pembelajaran. Eggen dan
mengembangkan kemampuan berpikir
Kauchak
analitis, induktif, deduktif dengan
pengembangan
menggunakan konsep
metakognisi pada siswa adalah tujuan
dan prinsip
biologi.
(1996)
menyatakan, kecakapan
pendidikan yang berharga, karena
Berdasar hasil penelitian survei,
kecakapan ini dapat membantu mereka
kenyataan dilapangan sesuai dengan
menjadi self-regulated learner, di
apa
mana
yang
dinyatakan
Depdiknas
siswa
bertanggungjawab
(2008), bahwa adanya permasalahan
terhadap kemajuan belajar bagi diri
pembelajaran biologi masih banyak
sendiri.
yang harus dipecahkan seperti hal-hal
Suzana (2004) menyatakan, bahwa
berikut: (1) siswa belajar biologi
pembelajaran
terorientasi
keterampilan
konsep,
kepada
(2)
menghafalkan
pembelajaran
biologi
Livingstone
(1997)
dengan
pendekatan
metakognisi
pembelajaran
yang
dan
sebagai
menanamkan
terorientasi pada tes, (3) pengalaman
kesadaran
belajar
berorientasi
keterampilan perencanaan diri (self-
kepada kompetensi dasar, (4) siswa
planning), keterampilan pemantauan
belajar biologi terbatas kepada ranah
diri
berpikir tingkat rendah, (5) evaluasi
keterampilan mengontrol tentang yang
belajar biologi berorientasi kepada
mereka ketahui (self-evaluation).
biologi
pro-duk,
dan
tidak
(5)
siswa
tidak
bagaimana
merancang
(self-monitoring),
Hasil
survey
serta
2010,
dari
dibiasakan mengembangkan potensi
kuesioner yang di analisis 100%
berpikir,
seharusnya
belum
diberdayakan dari segala potensi yang
untuk
ada dalam diri siswa oleh guru dengan
metakognisi secara sengaja dalam
baik, sehingga bagi siswa yang kurang
proses pembelajaran di kelas, hal ini
berprestasi
terindikasi
bahwa
memahami
langkah-langkah
yang
merasa
dihargai
serta
didorong untuk lebih maju. Pengetahuan metakognisi kurang mendapatkan
perhatian
padahal
berperan penting dalam menyelesaikan
memberdayakan menggunakan
memberdayakan
siswanya
keterampilan
guru
belum dalam
keterampilan
metakognisi, serta belum menyadari
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014 dapat mempengaruhi proses belajar
peserta
siswa (Yuwono, 2010).
terbiasa untuk memecahkan masalah
Pemberdayaan
keterampilan
didik,
ISSN 2087-9016
secara
sehingga
mandiri
dan
mereka
profesional.
metakonisi siswa sebaiknya sudah
Mulyasa (2009) menyatakan, untuk
dilaksanakan
membentuk kemandirian seorang guru
didukung
oleh
guru.
Susantini
menyatakan
Hal
(2004)
yang
dapat
dilaksanakan
melalui
melalui
Musyawarah Guru Mata Pelajaran
metakognisi siswa mampu menjadi
(MGMP), dengan salah satu cara yang
pebelajar
dapat
sikap
bahwa,
ini
mandiri, jujur,
menumbuhkan
berani
mengakui
kesalahan, dan dapat meningkatkan
menyatakan,
metakognisi
keterampilan
penting
guru
adalah
dengan melakukan kegiatan Lesson Study (LS).
hasil belajar secara nyata. Nindiasari (2004)
dilaksanakan
Ide yang terkandung di dalam LS adalah guru berkolaborasi melakukan
untuk
pengkajian bagaimana merencanakan
mengembangkan kemampuan siswa
pembelajaran (Plan), melaksanakan
dalam meningkatkan kognitifnya.
proses pembelajaran di kelas nyata
Beberapa menyatakan kooperatif
hasil model
penelitian, pembelajaran
yang digunakan dalam
pembelajaran
di
kelas
meningkatkan
dapat
keterampilan
(Do)
dan
selanjutnya
melakukan
diskusi refleksi untuk mendapatkan umpan
balik
meningkatkan
dalam proses
rangka
pembelajaran
berikutnya (See) (Syamsuri, 2008).
metakognis (Suratno (2009), Miranda
Guru
berusaha
agar
(2008), Warouw (2009), dan Zen
didiknya
(2010),
minimal sama atau melampaui standar
Kemandirian
seorang
guru
mencapai
anak
kompetensi
kemampuan
yang telah ditetapkan
diperlukan dalam menghadapi serta
melalui kurikulum, sa-. lah satu usaha
memecahkan berbagai problem yang
guru
sering muncul dalam pembelajaran.
pembelajaran
Guru diharapkan mampu mengambil
bersama
tindakan
kelompok berprestasi yaitu kelompok
terhadap
berbagai
adalah
permasalahan secara tepat waktu, tepat
yang
sasaran, serta menjadi figur bagi
anggota
menggunakan untuk
peserta
mampu
model
kepentingan didik
mengangkat
kelompoknya
dalam
setiap
memberikan
Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw- Modifikasi Cornelius Sri Murdo Yuwono kontribusi
mencapai
nilai
bidang-nya yang akan berkontribusi
perkembangan kelompok yang paling
pada kelompok ahli maupun saat di
maksimal melalui belajar kelompok.
kelompok asal.
Berdasarkan harapan
dan
kesenjangan kenyataan,
bahwa
ketidaktercapaian
tujuan
berdasar
kompetensi
standar
pelajaran
Kekurangan
dari
model
pembelajaran kooperatif Jigsaw dalam meningkatkan
keterampilan
dan
metakognisi, dapat diperbaiki dengan
kompetensi dasar adalah dari faktor
mengembang-kan model pembelajaran
guru itu sendiri sehingga perlu adanya
kooperatif
pergeseran
tidak
paradigma
proses
Jigsaw-Modifikasi
menyimpang
dari
yang sintaks
pembelajaran
dari
paradigma
pembelajaran Jigsaw secara umum.
pengajaran
ke
paradigma
Model
pembelajaran.
Model
pembelajaran
pembelajar
an
kooperatif
Jigsaw-Modifikasi lebih meningkatkan
biologi dalam mengatasi kesenjangan
tanggungjawab
yang juga dapat membuka kesempatan
mempelajari materi sebagai pekerjaan
mengevaluasi
rumah (PR), yang berakibat siswa
dan
memperbaiki
individu
pemahaman metakognisi pada diri
dapat
siswa adalah model pembelajaran
planning, self-monitoring, dan self-
koperatif Jigsaw.
evaluating. Adanya kontribusi pada
Model pembelajaran kooperatif Jigsaw
dicirikan
bergantungan
positif
Interdependency) asal
dan
adanya
antara
melakukan
kegiatan
saat
self-
kelompok ahli melalui diskusi, dan
saling
keharusan presentasi kelas melalui
(Positive
kelompok asal, akan meningkatkan
kelompok
saling
bergantungan
positif
antar
kelompok
ahli,
jika
dengan
baik
akan
Penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan
keterampilan
menjawab permasalahan yang ada
metakognisi.
Keterampilan
dalam materi biologi sehingga dapat
diberdayakan
metakognisi
(self-planning,
monitoring,
dan
dibutuhkan
self-
self-evaluating)
dalam
individu.
meningkatkan
keterampilan
metakognisi. Tujuan dari penelitian ini
rangka
adalah: (1) mengembangkan perangkat
mempersiapkan diri menjadi ahli di
pembelajaran melalui Silabus, RPP,
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014 LKS, dan assesmen pembelajaran biologi
SMA
ISSN 2087-9016
Tahap Pendefinisian bertujuan
dengan
model
menetapkan
kooperatif
Jigsaw
syarat-syarat pembelajaran. Tahap ini
Modifikasi melalui kegiatan Lesson
dengan melakukan analisis tujuan
Study, (2) mengetahui apakah model
dalam batasan materi pelajaran yang
pembelajaran berpengaruh terhadap
dikembangkan perangkatnya.
pembelajaran
keterampilam metakognisi terhadap siswa
berkemampuan
berbeda.
Spesifik
Produk
diharapkan
berupa
pembelajaran
hasil
sesuai
model
akademik
dan
mendefinisikan
Tahap Perancangan ditujukan untuk
menghasilkan
prototipe
yang
perangkat pembelajaran mencakup:
perangkat
Silabus yang dikembangkan adalah
pengembangan
silabus kelas XI IPA semester ganjil
pembelajaran
yang
dengan SK. dan KD. sesuai standar isi
ditetapkan. meliputi Silabus, Rencana
KTSP matapelajaran biologi. yaitu
Pelaksanaan
menjelaskan
Pembelajaran
(RPP),
keterkaitan
antara
Lembar Kerja Siswa (LKS), dan
struktur, fungsi, dan proses serta
Assesmen dengan tes keterampilan
kelainan penyakit yang dapat terjadi
metakognisi
pada
menggunakan
rubrik
sistem
gerak
dan
sistem
keterampilan metakognisi terintegrasi
peredaran darah pada manusia. RPP
dalam bentuk instrumen tes uraian
disusun sesuai model pembelajaran
yang dikembangkan oleh Corebima
kooperatif yang diteliti yaitu RPP
(Corebima, 2009).
model
pembelajaran
kooperatif
Jigsaw-Modifikasi), RPP Jigsaw Asli METODE PENELITIAN Prosedur
Aronson, dan RPP Jigsaw II Slavin. penelitian
pengembangan
mengikuti
pengembangan
model perangkat
pembelajaran Thiagarajan dkk. (1974) dan Ibrahim (2001, 2008) berupa model Perancangan,
4-P
(Pendefinisian,
Pengembangan,
Penyebaran) atau
Define,
Develop, dan Disseminate.
dan
Design,
Sintaks kooperatif
model
pembelajaran
Jigsaw-Modifikasi
yang
dikembangkan adalah menggabungkan sintaks model pembelajaran kooperatif Jigsaw Asli Aronson dengan sintaks model pembelajaran kooperatif Jigsaw II Slavin. Lembar
Kegiatan
Siswa
(student worksheet) disusun sesuai
Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw- Modifikasi Cornelius Sri Murdo Yuwono dengan model pembelajaran yang
(membaca materi, meringkas materi,
diterapkan dan divalidasi oleh para
diskusi
ahli/pakar.
pertanggungjawaban
Struktur
dikembangkan
terdiri
kompetensi
dasar,
LKS
yang
dari:
judul,
indikator
dalam
kelompok individu
ahli, ke
kelompok asal), presentasi kelas, dan penilaian.
pencapaian kompetensi, prosedur kerja Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw-Modifikasi
2.
Bekerja didalam kelompok asal
3.
Evaluasi dan Review materi
Memberikan tes individu dan memberikan review materi
Tingkah laku Siswa Pimpinan diskusi terbentuk, Dalam keahlian yang sama bertemu untuk berdiskusi, meren- canakan materi yang akan disampaikan dalam kelompok asal dengan menggunakan lembar ahli. Saling bergantian mengajar teman satu kelompok Masing-masing kelompok asal mempersiapkan materi presentasi Presenter bukan ahli dibidang materi yang akan dipresentasikan melainkan anggota kelompok asal yang bukan ahli, anggota lain membagi diri sebagai moderator, notulen, maupun menjawab pertanyaan/ saran/masukkan Siswa mengerjakan tes individu dan memperhatikan review
4.
Recognisi tim
Memberikan penghargaan melalui tim
Siswa menerima penghargaan kelompok dan termotivasi bekerja
1.
Fase Bekerja dalam kelompok ahli
Tingkah Laku Guru Membentuk pimpinan diskusi dalam kelompok ahli oleh guru Meminta siswa menyiapkan materi untuk disampaikan kepada kelompok asal melalui diskusi dengan menggunakan lembar ahli Membimbing siswa dalam kelompok asal Memberi arahan untuk persiapan presentasi kelas sesuai materi yang ditunjuk oleh guru Presentasi kelas
Assesmen yang dikembangkan untuk
mengukur
keterampilan
simulasi,
yaitu
kegiatan
mengoperasionalkan RPP, LKS, dan
metakognisi menggunakan rubrik yang
assesmen,
untuk
terintegrasi dengan tes uraian oleh
keterlaksanaan perangkat, kecocokan
Corebima (Corebima, 2009).
waktu,
kerja
mengecek
perangkat,
dan
Tahap pengembangan bertujuan
sebagainya, dan (3) uji coba pengguna
menghasilkan perangkat pembelajaran
dengan siswa sesungguhnya. Tujuan
yang
tahap pengembangan adalah untuk
sudah
direvisi
berdasarkan
masukan para ahli/pakar. Tahap ini
menghasilkan
bentuk
akhir
dari
meliputi (1) validasi perangkat oleh
perangkat pembelajaran yang telah
ahli/pakar diikuti dengan revisi, (2)
direvisi.
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014 Pengecekan
keterlaksanaan
sebagai
ISSN 2087-9016
dasar
revisi.
Tahap
perangkat, kecocokan waktu, dan kerja
pelaksanaan (Do), pengamat dengan
perang-kat yang digunakan oleh guru,
menggunakan
dilakukan melalui workshop yang
mencatat
kejadian-kejadian
melibatkan 40 guru-guru biologi kelas
terjadi
selama
XI IPA SMA Negeri dan Swasta di
pengamatan
kota Denpasar. Kegiatan workshop
tingkahlaku siswa selama mengikuti
dikembangkan melalui Lesson Study
pembelajaran, dan dilanjutkan tahap
(LS) agar guru memperoleh gambaran
refleksi
inovasi
menyampaikan
pembelajaran
yang
ditawarkan.
betujuan
memperoleh
persamaan
persepsi
terhadap
rancangan
pengamat
hasil
pengamatan
guna
(disseminate),
dilanjutkan
penelitian
peer
pada
perbaikan
Tahap D-4 adalah penyebaran
(2009),
kegiatan
pembelajaran,
difokuskan
Do
yang
pembelajaran berikutnya.
pembelajaran yang diterapkan yang dengan
pengamatan
(See),
selama
Workshop melalui kegiatan LS
lembar
menurtut
sekaligus
Corebima
sebagai
eksperimen
tahap dengan
teaching. Peer teaching dibagi dalam
menggunakan
tiga
masing-masing
kuasi eksperimen (Quasi Experimental
kelompok berjumlah 13 guru untuk
Research) melalui desain penelitian
melakukan
kelompok,
menggunakan
rancangan penelitian
kegiatan
pembelajaran
Pretest-Posttes
Non-Equivalent
model
pembelajaran
Control-Group Design.
kooperatif Jigsaw Modifikasi, Jigsaw
Populasi penelitian adalah siswa
Asli Aronson, dan Jigsaw II Slavin.
kelas XI IPA SMA Negeri dan Swasta
Tiap kelompok, 1 guru bertindak
di
sebagai guru model, 2 guru sebagai
Kota Denpasar tahun pelajaran
pengamat (observer), dan 10 guru
2011/2012
sebagai
tahap
Penarikan sampel untuk sekolah baik
perencanaan (Plan) peserta dalam
negeri maupun swasta yang mewakili
kelompok mengkaji Silabus, RPP,
kemampuan
LKS,
telah
ditentukan dari nilai rata-rata UN SMP
divalidasi untuk seluruh KD yang
input sekolah pada tahun pelajaran
digunakan, hasil kajian digunakan
2010/2011 dengan teknik stratified
siswa.
dan
Dalam
Assesmen
yang
sebanyak
22
akademik
sekolah.
siswa,
Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw- Modifikasi Cornelius Sri Murdo Yuwono random sampling. Jumlah sampel
Signifikansi perbedaan nilai rata-rata
yang mewakili sekolah strata atas 95
variabel
siswa dan mewakili sekolah strata
Significance
bawah 95 siswa, sehingga total sampel
Penghitungan statistik menggunakan
190 siswa.
program Exel for Windows dan SPSS
Variabel terikat yang diteliti adalah,
keterampilan
diukur
dengan
dengan
tes
metakognisi
rubrik soal
16
for
menggunakan
uji
Least
Different
Windows
(LSD).
dengan
taraf
signifikansi 0,005 (p < 0,05).
terintegrasi uraian
dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
keterlaksanaan pembelajaran diukur
Deskripsi
Produk
Perangkat
dengan instrumen observasi proses
Pembelajaran
yang berupa lembar keterlaksanaan
(Define,
pembelajaran. Jenis data yang diambil
Disseminate) dari Thiagarajan (1974)
berupa data hasil pretes dan postes
dan Ibrahim (2001).
keterampilan metakognisi dengan tes
Tahap Pendefinisian
soal uraian.
menggunakan
Design,
Develop,
4-D dan
Menghasilkan perumusan tujuan
Data
dianalisis
menggunakan
pembelajaran
mencakup:
materi
statistik deskriptif dan inferensial.
biologi kelas XI IPA untuk semester
Analisis deskriptif digunakan untuk
ganjil menjelaskan keterkaitan antara
mendeskripsikan
keterampilan
struktur, fungsi, dan proses serta
metakognisi berdasar rubrik, Analisis
kelainan penyakit yang dapat terjadi
inferensial
pada
menggunakan
analisis
sistem
gerak
dan
sistem
kovarian (anakova) untuk menguji
peredaran darah pada manusia.
hipotesis
penelitian.
Sebelun
Tahap Perancangan
anakova,
dilakukan
uji
statistik
parametrik
berupa
normalitas
data,
uji
uji
prasarat
Menghasilkan
uji
perangkat
homogenitas
mencakup
prototipe
pembelajaran
yang
langkah-langkah
varian, Uji normalitas menggunakan
penyusunan
uji One-Sample Kolmogorov Smirnov
RPP, LKS, dan assesmen. Silabus
Test.
dikembangkan merujuk pada format
Uji
menggunakan
homogenitas uji
Levene’s
varian Test.
Permendiknas
perancangan
Silabus,
dikembangkan
pula
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014 komponen perilaku berkarakter pada produk silabus. RPP produk utama
ISSN 2087-9016
Tahap Pengembangan Tahap
validasi
pengembangan adalah terdiri dari,
dilaksanakan
model
revisi, dan penilaian
pembelajaran
Jigsaw-Modifikasi,
kooperatif
Jigsaw
pakar
melalui
konsultasi,
Asli
kembali sampai produk perangkat
Aronson, dan Jigsaw II Slavin. Tiap
pembelajaran dinyatakan layak untuk
RPP
dikembangkan
disertakan
dapat diuji cobakan kepada pengguna
bekarakter
beserta
melalui Workshop dalam kegiatan
keterampilan sosial. Pengembangan
Lesson Study dilanjutkan dengan peer
LKS
memberdayakan
teaching. Hasil penilaian perangkat
keterampilan
pembelajaran dari peserta workshop
perilaku
bertujuan
kemampuan metakognisi.
Struktur
LKS
menunjukkan perangkat pembelajaran
dikembangkan sesuai dengan model
andal dan dapat digunakan, dengan
pembelajaran
beberapa
Modifikasi
kooperatif terdiri
kompetensi
prosedur
dari:
dasar,
pencapaian
Jigsawjudul, indikator
kompetensi, kerja
meringkas
(membaca
materi,
diskusi
catatan
dari
peserta
workshop. (1) Silabus dan RPP hasil pengembangan
yang
bercirikan
tujuan,
karakter masih perlu diperbaiki secara
materi,
redaksional
dalam
untuk
dikembangkan
karakter
atau
dicapai,
(2)
RPP
agar
kelompok ahli, pertanggungjawaban
Alokasi
individu ke kelompok asal), presentasi
diperhatikan, karena beberapa sekolah
kelas,
menerapkan
dan
penilaian.
Selain
itu
waktu
yang
pada
satu
jam
pelajaran
dikembangkan pula LKS Jigsaw Asli
berbeda, berkisar 40-45 menit. (3)
Aronson, Jigsaw II Slavin. Produk
Media pembelajaran harus disiapkan
assesmen
dengan cermat terutama power point,
terdiri
dari
keterampilan menggunakan
assesmen metakognisi
rubrik
keterampilan
metakognisi terintegrasi dengan tes soal uraian.
dan macro media flash. Tahap Penyebaran Tahap Penyebaran produk hasil pengembangan
perangkat
dengan
penelitian eksperimen melalui Lesson Study (LS). pada kelas sebenarnya. Data pretes dan postes untuk variabel
Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw- Modifikasi Cornelius Sri Murdo Yuwono yang diukur saat LS adalah variabel
Rata-rata nilai postes keterampilan
keterampilan
metakognisi berdasar rubrik dalam
metakognisi
berdasar
rubrik
rentang 61,63-70,66. Rata-rata nilai
Data rata-rata nilai pretes dan postes
keterampilan
metakognisi
postes
keterampilan
metakognisi
berdasar rubrik 61,63 pada model
berdasar rubrik pada tabel 2. Rata-rata
pembelajaran
nilai pretes keterampilan metakognisi
Modifikasi dan 70,66 pada Jigsaw Asli
berdasar rubrik dalam rentang 35,28-
Aronson.
72,89.
Rata-rata
keterampilan
nilai
postes
metakognisi
berdasar
kooperatif
Rata-rata keterampilan
Jigsaw-
nilai
pretes
metakognisi
berdasar
rubrik dalam rentang 54,43-73,21.
rubrik pada kelompok kemampuan
Terjadi peningkatan rata-rata nilai
akademik dalam rentang 35,28-54,19.
pretes ke postes dari kategori kualitatif
Rata-rata nilai pre-tes keterampilan
Not really dan Developing menjadi
metakognisi berdasar rubrik 35,28
kategori Developing dan Ok. Hal ini
pada kemampuan AB dan 54.19 pada
dapat dinyatakan bahwa keterampilan
kemampuan AA. Rata-rata nilai postes
metakognisi siswa dari tidak mampu
keterampilan
memisahkan
dipikirkan
rubrik pada kelompok kemampuan
berpikir,
akademik dalam rentang 61,49-69,86.
meningkat menjadi dapat membantu
Rata-rata nilai postes keterampilan
menuju kesadaran berpikir sendiri jika
metakognisi berdasar rubrik 61,49
ada dorongan dan dukungan.
pada kemampuan AB dan 69,86 pada
dengan
apa
yang
bagaimana
Pada
ia
kelompok
model
pembelajaran kooperatif, rata-rata nilai pretes
keterampilan
metakognisi
metakognisi
berdasar
kemampuan AA. Pada model
kelompok
kombinasi
pembelajaran
dengan
berdasar rubrik dalam rentang 36,07-
kemampuan akademik, rata-rata nilai
56,92.
pretes
Rata-rata
keterampilan
nilai
metakognisi
pretes berdasar
keterampilan
metakognisi
berdasar rubrik dalam ren-tang 35,28-
rubrik 36,07 pada model pembelajaran
72,89.
kooperatif Jigsaw-Modifiksi dan 56,92
keterampilan
metakognisi
pada
rubrik
kelompok
pembelajaran
Konvensional.
Rata-rata
pada
nilai
pretes berdasar
kombinasi
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014
ISSN 2087-9016
model pembelajaran dan kemampuan
73,21 pada Jigsaw Asli Aronson AA.
akademik dalam rentang 54,43-73,21.
Diagram rata-rata nilai pretes dan
Rata-rata nilai postes keterampilan
postes
metakognisi berdasar rubrik 54,43
berdasar rubrik terdapat pada Gambar
pada pembelajaran Konvensional dan
1.
keterampilan
metakognisi
100 80 60 Pretes Postes
Nilai 40 20 0 A B
C D E F G H I J K L M N Kelompok/Kelompok Kombinasi Gambar 1.Diagram Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Keterampilan Metakognisi Berdasar Rubrik Keterangan: A= Jigsaw Asli Aronson B= Jigsaw II Slavin C= Jigsaw Modifikasi D= Konvensional E= Kemampuan akademik atas (AA) F= Kemampuan akademik bawah (AB) G= Jigsaw Asli Aronson AA
H= Jigsaw Asli Aronson AB I= Jigsaw II Slavin AA J= Jigsaw II Slavin AB K= Jigsaw Modifikasi AA L= Jigsaw Modifikasi AB M= Konvensional AA N= Konvensional AB
Deskripsi pergeseran rata-rata nilai pretes ke postes keterampilan metakognisi berdasar rubrik terdapat
(68,13%) pada model pembelajaran kooperatif Jigsaw II Slavin. Pergeseran
rata-rata nilai pretes
pada Tabel 2. Pergeseran rata-rata
ke postes keterampilan metakognisi
nilai pretes ke postes keterampilan
berdasarkan rubrik pada kelompok
metakognsi
pada
kemampuan akademik dalam rentang
kelompok model pembelajaran dalam
15,67-26,22. Pergeseran rata-rata nilai
rentang 5,97-27,13. Pergeseran rata-
pretes
rata nilai pretes ke postes kete-
metakognisi berdasar rubrik 15,67
rampilan metakognisi berdasar rubrik
(28,91%)
5,97 (10,49%) pada pembelajaran
Pergeseran rata-rata nilai pretes ke
Konvensional.
postes
berdasar
rubrik
Pergeseran
rata-rata
ke
postes
pada
keterampilan
kemampuan
keterampilan
AA.
metakognisi
nilai pretes ke postes keterampilan
berdasar rubrik 26,22 (74,32%) pada
metakognisi ber- dasar rubik 27,13
kemampuan AB.
Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw- Modifikasi Cornelius Sri Murdo Yuwono Pergeseran rata-rata nilai pretes ke postes keterampilan metakognisi berdasar
rubrik
pada
kelompok
gabungan model pembelajaran dengan kemampu-
Tabel 2. Pergeseran Rata-rata Nilai Keterampilan Metakognisi berdasar Rubrik dari Pretes ke Postes Kelompok/Kelompok Kombinasi 1. Kooperatif Jigsaw Asli Aronson 2. Kooperatif Jigsaw II Slavin 3. Kooperatif Jigsaw Modifikasi 4. Konvensional 5. Kemampuan Akademik Atas (AA) 6. Kemampuan Akademik Bawah (AB) 7. Kooperatif Jigsaw Asli Aronson AA 8. Kooperatif Jigsaw Asli Aronson AB 9. Kooperatif Jigsaw II Slavin AA 10. Kooperatif Jigsaw II Slavin AB 11. Kooperatif Jigsaw Modifikasi AA 12. Kooperatif Jigsaw Modifikasi AB 13. Konvensional AA 14. Konvensional AB
Kenaikan 22,11 27,13 25,56 5,97 15,67 26,22 13,74 30,49 29,26 25,01 -8,48 17,91 17,15 19,15
Persentase 45,55 68,13 70,85 10,49 28,91 74,32 23,10 81,04 70,48 65,57 -11,63 43,73 31,65 54,30
an akademik dalam rentang -8,48-
(0,39) dan postes (0,09) dan kelompok
30,49. Pergeseran rata-rata nilai pretes
kemampuan akademik bawah data
ke postes keterampilan metakognisi
pretes (0,29) dan postes (0,71) lebih
berdasar rubrik -8,48 (-11,63%) pada
besar dari pada alpha 0,05, maka Ho
model
Jigsaw
yang menyatakan data keterampilan
Modifikasi AA. Pergeseran rata-rata
metakognisi berdasar rubrik tidak
nilai pretes ke postes keterampilan
menyimpang dari distribusi normal
metakognisi berdasar rubrik 30,49
diterima.
pembelajaran
(81,04%) pada model pembelajaran kooperatif Jigsaw Asli Aronson AB. Hasil keterampilan rubrik
uji
uji
uji
homogenitas
antar
varian data keterampilan metakognisi
data
berdasar Rubrik dengan Levene’s Test
berdasar
diperoleh sig. (p-level) 0,06 lebih
One-Sample
besar dari alpha 0,05, maka Ho yang
normalitas
metakognisi
dengan
Hasil
Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh
menyatakan
varian
angka sig. (p-level) pada kelompok
keterampilan
metakognisi
kemampuan akademik atas data pretes
antar
data
berdasar
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014
ISSN 2087-9016
rubrik tidak berbeda atau homogen
terhadap
diterima.
metakognisi berdasar rubrik dapat
Hasil uji anakova keterampilan metakognisi
berdasar
rubrik
keterampilan
diinterpretasikan sebagai berikut. Pada
pada
model
model
pembelajaran
kooperatif
diperoleh angka sig. = 0,000 lebih
pembelajaran, akademik,
dan
pembelajaran
kemampuan interkasi
dengan
kecil dari alpha 0,05 ( < 0,05), maka
model
Ho yang menyatatakan tidak ada
kemampuan
perbedaan keterampilan metakognisi
akademik terdapat pada Tabel 4. Hasil uji
hasil
anakova
pengaruh
berdasar
rubrik
antara
model
-
perlakuan
Tabel 4. Hasil Uji Anakova Pengaruh Perlakuan terhadap Keterampilan Metakognisi Berdasar Rubrik Tests of Between-Subjects Effects Variabel terikat: Postes Keterampilan Metakognisi Rubrik SK3 Type III Sum of Squares 7826.531a 2532.698 391.707 740.443
Source Corrected Model Model Pembelajaran Kemampuan Akademik Model*Kemampuan Akademik
pembelajaran
kooperatif
ditolak.
df 8 3 1 3
Mean Square 978.316 844.233 391.707 246.814
F 11.735 10.127 4.699 2.961
diterima, sehingga dapat disimpulkan
Hipotesis penelitian yang menyatakan
ada
ada
keterampilan
pembelajaran terhadap keterampilan
metakognisi berdasar rubrik antara
metakognisi berdasar rubrik. Posisi
model pembelajaran kooperatif Jigsaw
masing-masing model pembelajaran
Modifikasi, Jigsaw Asli Aronson,
diungkap melalui uji LSD pada taraf
Jigsaw II Slavin, dan Konvensional
sig. = 0,05 pada Tabel. 5.
perbedaan
pengaruh
nyata
model
Tabel 5. Rata-rata Nilai Terkoreksi Keterampilan Metakognisi pada Sumber Model Pembelajaran Berdasar Rubrik Model Konvensional Jigsaw Modifikasi Jigsaw II Slavin Jigsaw Asli Aronson
RUBX 56,92 36,07 39,83 48,55
RUBY 62,89 61,63 66,96 70,66
Uji LSD dengan nilai LSD 5% = 3,60
menunjukkan,
model
Selisih 5,97 25,56 27,13 22,11
RUBCOR 59,94 63,73 68,15 69,74
Notasi A B C C
pembelajaran kooperatif Jigsaw Asli Aronson dan Jigsaw II Slavin berbeda
Sig. .000 .000 .031 .034
Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw- Modifikasi Cornelius Sri Murdo Yuwono nyata dengan Jigsaw Modifikasi, dan
pembelajaran kooperatif Jigsaw Asli
Konvensional. Model pembelajaran
Aronson 16,35% lebih tinggi daripada
kooperatif Jigsaw Asli Aronson dan
pembelajaran Konvensional.
Jigsaw
II
Slavin
meningkatkan kognisi
setara
dalam
keterampilan
meta-
dibanding
dengan
Jigsaw
Pengaruh kemampuan akademik terhadap
kerampilan
metakognisi
berdasarkan rubrik, pada kelompok
Modifikasi dan Konvensional. Model
kemampuan
pembe-lajaran
Jigsaw
angka sig. = 0,031 lebih kecil dari
dengan
alpha 0,05 ( < 0,05), maka Ho yang
Modifikasi
kooperatif
berbeda
nyata
akademik
pembelajaran Konvensional. Model
menyatakan
pembelajaran
keterampilan
kooperatif
Modifikasi
lebih
Jigsaw
baik
meningkatkan
dalam
keterampilan
metakognisi
dibanding
dengan
Konvensional.
nilai
diketahui
ada
perbedaan
metakognisi
berdasar
rubrik antara siswa berkemampuan AA
dan
penelitian
AB
ditolak.
yang
Hipotesis
menyatakan
ada
perbedaan keterampilan metakognisi
Jika dilihat dalam persentase selisih
tidak
diperoleh
rata-rata model
terkoreksi
berdasar rubrik antara kemampuan AA dan AB diterima. Sehingga dapat
pembelajaran
disimpulkan
ada
pengaruh
kooperatif Jigsaw II Slavin 13,70%
kemampuan
akademik
terhadap
lebih tinggi daripada pembelajaran
keterampilan
metakognisi
berdasar
Konvensional.
rubrik.
Rata-rata
nilai
Rata-rata
nilai
terkoreksi
terkoreksi model pembelajaran koo-
keterampilan
peratif Jigsaw Modifikasi 6,32% lebih
rubrik
tinggi daripada pembelajaran Konven-
akademik terdapat pada Tabel 6.
pada
metakognisi sumber
berdasar
kemampuan
sional. Rata-rata nilai terkoreksi model Tabel 6. Rata-rata Nilai Terkoreksi Keterampilan Metakognisi Berdasar Rubrik pada Sumber Kemampuan Akademik Kemampuan AB AA
RUBX 35,26 54,19
Rata-rata keterampilan
nilai
metakognisi
RUBY 61,49 69,86
Selisih 26,22 15,67
RUBCOR 63,36 67,42
Notasi A B
terkoreksi
rubrik pada kemampuan AA 67,42.
berdasar
Rata-rata nilai terkoreksi keterampilan
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014 metakognisi
berdasar
rubrik
pada
kemampuan
ISSN 2087-9016
akademik
diperoleh
kemampuan AB 63,36. Kemampuan
angka sig. = 0,034 lebih kecil dari
AA berbeda dengan kemampuan AB
alpha 0,05, maka Ho yang menyatakan
sehingga kemampuan AA berpotensi
tidak ada perbedaan interaksi model
meningkatkan
pembelajaran
keterampilan
metakognisi
berdasar
dengan
kemampuan
akademik
terhadap
Persentase selisih pergeseran rata-rata
keterampilan
metakognisi
berdasar
nilai
rubrik ditolak. Hipotesis penelitian
keterampilan
rubrik.
kooperatif
metakognisi
berdasar rubrik dari pretes ke postes
yang
diketahui, keterampilan metakognisi
interaksi
berdasar
AB
kooperatif
dengan
sedangkan
akademik
diterima,
rubrik
meningkat
kemampuan
74,32%,
menyatakan
ada
model
perbedaan
pembelajaran kemampuan sehingga
kemampuan AA 28,91%. Temuan ini
disimpulkan
interaksi
model
mengindikasikan,
pembelajaran
kooperatif
dengan
metakognisi kemampuan
keterampilan berdasar
AB
lebih
rubrik
kemampuan akademik berpengaruh
terangkat
nyata
dibandingkan kemampuan AA. Pengaruh pembelajaran
interaksi
keterampilan
metakognisi berdasar rubrik. Uji LSD model
kooperatif
terhadap
terhadap
posisi
dengan
pembelajaran
interaksi
kooperatif
model dengan
kemampuan
akademik
terhadap
kemampuan
akademik
terhadap
keterampilan
metakognisi
berdasar
keterampilan
metakognisi
berdasar
rubrik, menyatakan interaksi model pembelajaran
kooperatif
rubrik terdapat pada Tabel 7.
dengan
Tabel 7.Uji LSD Interaksi Model Pembelajaran Kooperatif dengan Kemampuan Akademik terhadap Keterampilan Metakognisi Berdasar Rubrik
Model Konvensional Jigsaw Modifikasi Jigsaw Modifikasi Konvensional Jigsaw II Slavin Jigsaw Asli Aronson Jigsaw Asli Aronosn Jigsaw II Slavin
Kemampuan Bawah Bawah Atas Atas Bawah
Kode 8 6 5 7 4
RUBX 40,95 25,52 46,63 72,89 38,15
RUBY 54,43 58,85 64,41 71,34 63,16
Selisih 13,48 33,33 17,78 -1,54 25,01
RUBCOR 55,35 63,50 63,95 64,53 64,75
Atas
1
59,47
73,21
13,74
69,64
C
Bawah Atas
2 3
37,62 41,51
68,11 70,77
30,49 29,26
69,84 71,55
C C
Uji LSD dengan nilai LSD 5% = 3,60
menunjukkan,
model
Notasi A B B B B
pembelajaran kooperatif Jigsaw II Slavin AA, Jigsaw Asli Aronson AA
Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw- Modifikasi Cornelius Sri Murdo Yuwono dan AB berbeda nyata dengan model
AA dan AB 0,27%, Persentase selisih
pembelajaran kooperatif Jigsaw II
rata-rata nilai terkoreksi keterampilan
Slavin AB, Jigsaw Modifikasi AA dan
metakognisi
AB, dan pembelajaran Konvensional
model pembelajaran Jigsaw II slavin
AA dan AB. Dalam meningkatkan
AA dan AB 10,49%, Persentase selisih
keterampilan
rata-rata nilai terkoreksi keterampilan
metakognisi
model
berdasar
pembelajaran kooperatif Jigsaw II
metakognisi
Slavin dan Jigsaw Asli Aronson AA
model
dan
Modifikasi
AA
Persentase
selisih
AB
setara
mempunyai
dibanding
kemampuan
dengan
model
rubrik
berdasar
rubrik
pembelajaran dan
pada
pada Jigsaw
AB
0,71%,
rata-rata
nilai
pembelajaran kooperatif Jigsaw II
terkoreksi keterampilan metakognisi
Slavin AB, Jigsaw Modifikasi AA dan
berdasar rubrik pada pembela-jaran
AB, dan pembelajaran Konvensional
Konvensional AA dan AB 16,60%.
AA dan AB. Model pembelajaran
Bila dinyatakan dalam bentuk
kooperatif Jigsaw II Slavin AB,
persentase pada kelompok kombinasi
Jigsaw Modifikasi AA dan AB, dan
model pembelajaran kooperatif dengan
pembelajaran
kemampuan AA menujukkan, model
Konvensional
AA
berbeda nyata dengan Konvensional
pembelajaran
kooperatif
AB. Model pembelajaran kooperatif
Modifikasi
AA
Jigsaw Asli Aronson AA dan AB,
keterampilan
Jigsaw II Slavin AA dan AB, Jigsaw
rubrik
Modifikasi
AA
pembelajaran
dan
AB,
dan
dibandingkan
Konvensional
AA
Konvensional
mempunyai
metakognisi
0,90%
Jigsaw
berdasar
lebih
rendah
pembelajaran AA.
Model
berbeda nyata dengan pembelajaran
pembelajaran kooperatif Jigsaw Slavin
Konvensional
AA
meningkatkan
AB
dalam keterampilan
metakognisinya.
mempunyai
keterampilan
metakognisi berdasar rubrik 10,87% lebih rendah dibandingkan dengan
Persentase selisih rata-rata nilai
pembelajaran
Konvensoinal
AA.
terkoreksi keterampilan metakognisi
Model pembelajaran kooperatif Jigsaw
berdasar
Asli
rubrik
pada
model
pembelajaran Jigsaw Asli Aronson
Aronson
keterampilan
AA
mempunyai
metakognisi
berdasar
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014 rubrik
7,92%
lebih
ISSN 2087-9016
tinggi
sedangkan pada Model pembelajaran
dibandingkan dengan pembelajaran
kooperatif Jigsaw Asli Aronson AA
Konvensoinal AA. Pada kelompok
meningkat 23,10%. (2) Keterampilan
kombinasi
metakognisi
model
pembelajaran
berdasar
rubrik
pada
kooperatif dengan kemampuan AB
Model pembelajaran kooperatif Jigsaw
menujukkan,
II Slavin AB meningkat 70,48%,
model
kooperatif Jigsaw
pembelajaran
Modifikasi
AB
sedangkan pada Model pembelajaran
mempunyai keterampilan metakognisi
kooperatif
berdasar rubrik 14,73% lebih tinggi
meningkat 65,57%. (3) Keterampilan
dibandingkan
metakognisi
pembelajaran
Konvensional
AB.
Jigsaw
II
berdasar
Slavin
rubrik
AA
pada
Model
Model pembelajaran kooperatif Jigsaw
pembelajaran kooperatif Jigsaw Slavin
Modifikasi AB meningkat 130,62%,
AB
keterampilan
sedangkan pada Model pembelajaran
metakognisi berdasar rubrik 17,00%
kooperatif Jigsaw Modifikasi AA
lebih tinggi
meningkat 38,13%. (4) Keterampilan
mempunyai
dibandingkan dengan
pembelajaran
Konvensoinal
AB.
metakognisi
berdasar
rubrik
pada
Konvensional
AB
Model pembelajaran kooperatif Jigsaw
pembelajaran
Asli
meningkat 32,93%, sedangkan pada
Aronson
keterampilan rubrik
AB
mempunyai
metakognisi
26,18%
berdasar
lebih
tinggi
pembelajaran meningkat
Konvensional 2,12%.
dibandingkan dengan pembelajaran
mengidentifikasikan,
Konvensoinal AB.
pembelajaran
Persentase pergeseran rata-rata nilai
keterampilan
metakognisi
berdasar rubrik dari pretes ke postes
AA
Temuan
cende-rung
ini
model mampu
mengangkat keterampilan metakognisi berdasar rubrik pada kemampuan AB dibandingkan kemampuan AA.
pada interaksi model pembelajaran kooperatif akademik
dengan
kemampuan
menunjukkan
hal-hal
sebagai berikut. (1) Keterampilan metakognisi
berdasar
rubrik
pada
Model pembelajaran kooperatif Jigsaw Asli Aronson AB meningkat 81,04%,
PENUTUP Simpulan Produk perangkat pembelajaran hasil
pengembangan
pembelajaran Modifikasi
kooperatif
model Jigsaw-
berupa Silabus, Rencana
Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw- Modifikasi Cornelius Sri Murdo Yuwono Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar
metakognisi
Kerja Siswa, dan Assesmen melalui
model
LS dalam meningkatkan keterampilan
Jigsaw-Modifikasi
metakognisi
akademik bawah (130,62%) lebih
berdasar
rubrik
pada
pembelajaran
siswa berkemampuan akademik atas
unggul
dan
keterampilan
bawah;
kooperatif
Model
pembelajaran
Jigsaw-Modifikasi
dan
Jigsaw II Slavin mempunyai potensi yang
setara
dalam
keterampilan
rubrik
berdasarkan
rubrik, kooperatif
kemampuan
mampu
meningkatankan
metakognisi
berdasar
pada kemampuan
kademik
bawah.
meningkatkan
metakognisi;
Siswa
Saran
berkemampuan akademik atas lebih
Model pembelajaran kooperatif
mampu meningkatkan keterampilan
Jigsaw Modifikasi dari Aronson dan
metakognisi
Slavin
dibandingkan
berkemampuan
akademik
siswa bawah,
hasil
penelitian
dapat
diterapkan sebagai salah satu model
namun berdasar selisih pergeseran
pembelajaran
rata-rata
postes
saling bergantungan positif (Positive
kemampuan akademik atas memiliki
Interdependency) yang merupakan ciri
keterampilan metakognisi (28,91%)
khas pembelajaran kooperatif; Model
lebih rendah daripada kemampuan
pembelajaran
akademik bawah (74,32%). Hal ini
Modifikasi dari Aronson dan Slavin
menunjukkan
bahwa
kemampuan
dapat diterapkan dalam meningkatkan
akademik
bawah
mampu
nilai
pretes
meningkatkan metakognisi. kooperatif
ke
keterampilan . Model pembelajaran
meningkatkan
kooperatif
keterampilan
Jigsaw
metakognisi;
Tersedianya produk hasil penelitian perangkat
pembelajaran
model
dan
kooperatif Jigsaw Modifikasi, dapat
mempunyai
digunakan sebagai referensi untuk
potensi yang setara meningkatkan
melalukan inovasi pembelajaran baru,
keterampilan
demikian bagi guru biologi yang akan
Jigsaw
Jigsaw-Modifikasi,
dalam
Asli
Aronson
metakognisi
pada
kemampuan akademik bawah, namun
meningkatkan
berdasarkan selisih pergeseran rata-
dalam
rata nilai pretes ke postes keterampilan
mengembangkan
keprofesionalannya
pembelajaran
dapat perangkat
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014 pembelajaran
secara
kolaborasi
dengan guru bidang studi melalui kegiatan
Lesson
pembelajaran
Study;
Model
kooperatif
Jigsaw
Modifikasi dari Aronson dan Slavin dapat
digunakan
kemampuan
dalam
metakognisi
bagi
untuk
keterampilan siswa
berkemampuan
akademik
(AB);
dalam
dan
pembelajaran
melatih
di
bawah perbaikan
kelas
meningkatkan
yang
guna
keterampilan
metakognisi dan hasil belajar kognitif. Dinas pendidikan dan olah raga kota Denpasar dapat merekomendasikan kepada
guru
di
sekolah
untuk
mengguna-kan model pembelajaran kooperatif,
termasuk
model
pembelajaran
kooperatif
Jigsaw
Modifikasi.
DAFTAR PUSTAKA Anderson, L.W. Krathwohl, D.R., Airasian, P.W., Cruikshank, K.A., Mayer, R.E., Pintrich, P.R., James Raths, Wittrock, M.C. (Eds.). (2001). A Taxonomy for Learning,Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives. Addison Wesley: Longman,Inc. BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan
ISSN 2087-9016
Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP. BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan RI nomor 41, tahun 2007, Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP. Corebima, A.D. (2009). Pengalaman Berupaya Menjadi Guru Profesional. Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Genetika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, disampaikan pada Sidang Terbuka Senat Universitas Negeri Malang, 30 Juli 2009. Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Depdiknas, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan SMA. Eggen, P.D. & Kauchak, D.P. (1996). Strategies for Teachers: Teaching Contentand Thinking Skill, (Third Edition). Boston: Allyn & Bacon. Ibrahim, M. (2001). Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran menurut Jerold E. Kemp & Thiagarajan. Jakarta: Proyek Pengembangan Mutu SLTP Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdikans. Ibrahim, M. (2008). Model Pembelajaran Inovatif IPA Melalui Pemaknaan. Surabaya: Depdiknas. BalitbangPuslitjaknov. Livingston, J.A. (1997). Metacognition: An overview. (Online), (http: //www.gse.buffalo.edu/fas/ shuell/cep564/Metacog.htm), diakses 23 September 2005.
Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw- Modifikasi Cornelius Sri Murdo Yuwono Miranda. (2008). Pembelajaran Metakognitif dalam Strategi Kooperatif Think-Pair-Shere dan TPS + Metakognitif terhadap Kemampuan Metakognitif Siswa pada Biologi di SMA Negeri Palangkaraya. Disertasi tidak diterbitkan, Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang UM). Mulyasa, E. (2009). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Suatu Panduan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nindiasari, H. (2004). Pembelajaran Metakognitif untuk Meningkatkan Pemahaman dan Koneksi Matematik Siswa SMU Ditinjau dari Perkembangan Kognitif Siswa. Tesis, Tidak Diterbitkan, Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung. Puskur. (2001). Kurikulum Berbasis Kompetensi Matapelajaran Biologi untuk SMA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Badan Kurikulum Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Suratno. (2009). Pengaruh Startegi Kooperatif Jigsaw dan Reciprocal Teaching terhadap Ketrampilan Metakognisi dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Berkemampuan Atas dan Bawah di Jember. Disertasi tidak diterbitkan, Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM). Susantini, E., Rahayu, Y. S., Indana, S., dan Corebima, A.D. (2004). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi dengan
Strategi Metakognitif untuk Memberdayakan Kecakapan Berpikir Siswa SMA. Universitas Negeri Surabaya: Laporan Penelitian Hibah Bersaing Lanjutan Suzana, Y. (2004). Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa SMU. Disajikan pada Seminar Nasional Matematika: Matematika dan Kontribusinya terhadap Peningkatan Kualitas SDM dalam Menyongsong Era Industri dan Informasi. Bandung, 15 Mei 2004. Syamsuri, I., Ibrohim. (2008). Lesson Study (Studi Pembelajaran), Model Pembinaan Pendidikan secara Kolaboratif dan Berkelanjutan dipetik dari Program SISTTEMS-JICA di Kabupaten Pasuruhan, Jawa Timur (2006-2008). Malang: FMIPA UM. Thiagarajan,S.D., Semmel,S.& Semmel,M.L.(1974). Instructional Development for Training Teacher of Axceptional Childrean. A Source Book Bloomington: Center for Innovation on Teaching the Handicap. Warouw, Z.W.M. (2009). Pengaruh Pembelajaran Metakognitif dalam Strategi Cooperatif Script dan Reciprocal Teaching pada Kemampuan Akademik Berbeda terhadap Kemampuan dan Keterampilan Metakognitif, Berpikir Kritis, Hasil Belajar Biologi Siswa, serta Retensinya di SMP Negeri Manado. Disertasi tidak diterbitkan,
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014 Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM). Yuwono, S. M. (2010). Gambaran Umum Profil Guru dan Karakteristik Pembelajaran Biologi dalam Meningkatkan Hasil Belajar di Sekolah SMA Kota Denpasar. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional MIPA, Malang: FMIPA UM, 13 November 2010 Zen, R. A. (2010). Hubungan Keterampilan Metakognitif dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD dalam Pembelajaran Sains pada Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Inkuiri. Tesis tidak diterbitkan, Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM).
ISSN 2087-9016