Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016
ISSN 0854-2172
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME Dina Hikmah Safariyah SD Negeri 01 Limbangan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui apakah pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menghitung penjumlahan dan pengurangan pecahan, (2) Mengetahui apakah pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran menghitung penjmlahan dan pengurangan pecahan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terselesaikan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Metode pengambilan data menggunakan metode tes dan non tes. Metode non tes yang digunakan yaitu observasi, dan dokumentasi. Alat pengambilan data yang digunakan berupa soal-soal tes dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menghitung penjumlahan dan pengurangan pecahan yang ditunjukkan dari hasil nilai tes evaluasi pada siklus II. Penerapan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan. © 2016 Dinamika Kata Kunci:
Konstruktivisme; Menghitung; Pecahan.
PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, mereka untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN pasal 1 ayat 1). Usaha sadar di sini adalah mendidik bukan merupakan tindakan yang reflek atau program tanpa tujuan yang jelas, melainkan merupakan tindakan yang rasional, disengaja, disiapkan, direncanakan untuk mencapai tujuan. Pembelajaran Matematika menurut pandangan konstruktivis adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi. Suherman (1986) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran matematika para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek. Proses belajar mengajar merupakan tanggung jawab guru untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME Dina Hikmah Safariyah
53
kondusif sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, sehingga siswa dapat memahami apa yang dipelajari dan dapat menguasai materi, yang diajarkan oleh guru. Dalam pembelajaran matematika kelas IV ternyata masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menghitung penjumlahan dan pengurangan pecahan, sehingga prestasi belajar siswa rendah Hal ini terlihat dari hasil evaluasi tertulis pada akhir pembelajaran. Dari 24 siswa yang memperoleh nilai tuntas 70 ke atas hanya 11 siswa (42,3%), sedangkan lainnya 13 siswa (54,1%) memperoleh nilai di bawah 70 atau belum mencapai ketuntasan belajar. Peneliti melakukan diskusi dengan rekan sejawat dan kepala sekolah untuk mengidentifikasi kekurangan dalam pembelajaran yang dilaksanakan selama tiga tahun terakhir. Hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang muncul dalam pembelajaran sebagai berikut: (a) Siswa kurang aktif dalam menjawab pertanyaan. (b) Siswa menganggap pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan. (c) Sebagian siswa kurang cepat dalam menghitung. (d) Siswa kurang sungguhsungguh dalam mengerjakan lembar kerja. Berdasarkan fakta tersebut maka penulis melakukan refleksi dan masukan dari observer sehingga ditemukan faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya pemahaman siswa dalam memahami materi pelajaran diantaranya (a) guru terlalu cepat dalam menerangkan materi pelajaran, sehingga siswa kurang berkonsentrasi pada waktu menerima pelajaran; (b) guru belum pernah menerapkan metode pembelajaran yang berbeda dalam kegiatan pembelajaran matematika; (c) guru kurang mengaktifkan siswa saat pembelajaran maupun diskusi mengerjakan lembar kerja; (d) kurangnya guru memberikan contoh, sehingga tingkat pemahaman siswa masih rendah. Hasil analisa masalah di atas, diambil alternatif pemecahannya yaitu dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme untuk memahami materi-materi penjumlahan dan pengurangan pecahan, sehingga setiap siswa dapat berlatih sendiri-sendiri dan menambah kepahaman siswa. Model pembelajaran konstruktivisme menekankan pada pengembangan kemampuan, keterampilan (hand-on), dan pemikiran siswa (mind-on) Horley, et al (Isjoni, 2007). Tobin dan Timmons (dalam Isjoni) menegaskan bahwa pembelajaran yang berlandaskan pandangan konstruktivisme harus memperilhatkan empat hal, yaitu: 1) berkaitan dengan pengetahuan awal siswa (prior knowledge), 2) belajar melalui pengalaman (experiences) 3) melibatkan interaksi sosial (social iretaraction), dan 4) kepahaman (sense making). Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah: (1) Apakah pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menghitung penjumlahan dan pengurangan pecahan? (2) Apakah pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran menghitung penjmlahan dan pengurangan pecahan? Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk: (1) Mengetahui apakah pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menghitung penjumlahan dan pengurangan pecahan. (2) Mengetahui apakah pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran menghitung penjmlahan dan pengurangan pecahan.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian Tindakan. Prosedur Penelitian Tindakan menurut Arikunto (2009) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. 54
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6. No. 2, April. (2016)
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 01 Limbangan, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 01 Limbangan yang berjumlah 24 siswa. Penelitian dilakukan di semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi: metode tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil tes tertulis siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil observasi aktivitas belajar siswa dan, minat belajar siswa, dan kinerja guru pada masing-masing siklus. Data hasil tes dan hasil observasi tersebut dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil tes dan hasil observasi pra siklus, siklus I, dan siklus II.
HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I 1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus I adalah menelaah materi pembelajaran matematika kelas IV semester 2 yang akan dilakukan tindakan penelitian dengan menelaah indikatorindikator pembelajaran, menyusun instrumen penelitian, seperti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyusun lembar observasi aktivitas siswa, menyusun lembar observasi kinerja guru, menyusun angket minat belajar, menyusun soal-soal tes evaluasi siklus I. Tindakan siklus I akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dengan alokasi waktu 2x35 menit, yaitu pukul 07.15 – 08.25. Pelaksanaan tindakan siklus I berupa pelaksanaan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, yaitu dengan menerapkan langkah pelaksanaan pembelajaran konstruktivisme. Secara garis besar kegiatan belajar mengajar dibagi menjadi tiga tahap, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan yang meliputi tiga tahap yaitu: a. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, menyampaikan topik yang akan dipelajari, memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran konstruktivisme. Kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang pokok bahasan. b. Kegiatan Inti Kegiatan yang dilakukan adalah: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara singkat. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan secara kelompok, dan guru membimbing kelompokkelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas. Guru mengadakan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari, yaitu masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan merangkum. Kegiatan terakhir yaitu guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil mempresentasikan hasilnya dengan baik dan benar. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME Dina Hikmah Safariyah
55
c.
Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi dan menutup pelajaran dengan salam penutup. Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan yang meliputi tiga tahap yaitu: a. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, menyampaikan topik yang akan dipelajari, memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran konstruktivisme. Kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang pokok bahasan. b. Kegiatan Inti Kegiatan yang dilakukan adalah: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa aga aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara singkat. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan secara kelompok, dan guru membimbing kelompokkelompok beljar pada saat siswa mengerjakan tugas. Guru mengadakan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari, yaitu masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan merangkum. Kegiatan terakhir yaitu guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil mempresentasikan hasilnya dengan baik dan benar. c. Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi dan menutup pelajaran dengan salam penutup. 3. Observasi Observasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, mulai dari kegiatan awal/ pembukaan, kegiatan inti sampai dengan kegiatan penutup. 4. Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan pada kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis proses dan hasil pembelajaran. Kemudian hasil refleksi digunakan sebagai acuan untuk merencanakan perbaikan pada tindakan selanjutnya. Siklus II 1. Perencanaan Tindakan siklus II merupakan upaya perbaikan terhadap tindakan siklus I. Tahapan yang dilakukan sama dengan tahapan pada siklus I, namun pada siklus II ada beberapa hal yang perlu ditekankan dan ditambahkan, yaitu: Pertama, sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II guru lebih menekankan kembali mengenai langkah-langakah pembelajaran konstruktivisme yang akan diterapkan. Kedua, guru harus mendorong siswa dalam memberikan kontribusi dalam diskusi kelompok dan diskusi kelas. Ketiga, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih bersama bagaimana cara menghitung penjumlahan dan pengurangan pecahan agar siswa dapat menyelesaikan tes evaluasi dengan benar sehingga hasilnya maksimal.
56
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6. No. 2, April. (2016)
2. Pelaksanaan Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat yaitu pembelajaran yang mengacu pada langkah-langkah pembelajaran konstruktivisme. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan dengan alokasi waktu 2x35 menit, yaitu dari pukul 07.15-08.25. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan yang meliputi tiga tahap yaitu: a. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, menyampaikan topik yang akan dipelajari, memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran konstruktivisme. Kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang pokok bahasan. b. Kegiatan Inti Kegiatan yang dilakukan adalah: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa aga aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara singkat. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan secara kelompok, dan guru membimbing kelompokkelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas. Guru mengadakan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari, yaitu masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan merangkum. Kegiatan terakhir yaitu guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil mempresentasikan hasilnya dengan baik dan benar. c. Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi dan menutup pelajaran dengan salam penutup. Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan yang meliputi tiga tahap yaitu: a. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, menyampaikan topik yang akan dipelajari, memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran konstruktivisme. Kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang pokok bahasan. b. Kegiatan Inti Kegiatan yang dilakukan adalah: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa aga aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara singkat. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan secara kelompok, dan guru membimbing kelompokkelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas. Guru mengadakan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari, yaitu masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan merangkum. Kegiatan terakhir yaitu guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil mempresentasikan hasilnya dengan baik dan benar. c. Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi dan menutup pelajaran dengan salam penutup.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME Dina Hikmah Safariyah
57
3. Observasi Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus II untuk mengetahui akibat dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil observasi pada siklus II dibandingkan dengan hasil observasi pada siklus I apakah ada peningkatan atau tidak. 4. Refleksi Refleksi dilaksanakan setiap akhir siklus, dimaksudkan untuk mengetahui berbagai masalah yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus II. Kekurangan pada siklus I telah diperbaiki pada pembelajaran siklus II dan hasilnya siswa lebih aktif dan dapat bekerjasama dengan baik dan diikuti pula dengan nilai hasil belajar siswa yang meningkat. Peningkatan kemampuan siswa dalam menghitung penjumlahan dan pengurangan melalui pendekatan konstruktivisme siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Peningkatan Kemampuan Menghitung Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan No Keterangan Kondisi Awal Siklus I Siklus II 1 Nilai Tertinggi 80 90 100 2 Nilai Terendah 20 50 60 3 Rata-rata 51,25 71,88 77,08 4 Ketuntasan klasikal (%) 41,66% 70,83% 87,5% Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.
Peningkatan Kemampuan Menghitung Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
100
90
80
Rata-rata 77,08
71,88 51,25
60
50
20
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 1. Peningkatan Kemampuan Menghitung Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Berdasarkan tabel 1 dan gambar 1 dapat diketahui sebelum dilakukan tindakan (kondisi awal) nilai rata-rata kelas sebesar 51,25, setelah tindakan siklus I mengalami peningkatan menjadi 71,88, dan kembali mengalami peningkatan pada tindakan siklus II menjadi 77,08. Persentase ketuntasan belajar pada kegiatan prasiklus sebesar 41,66, setelah tindakan siklus I meningkat menjadi 70,83 dan meningkat lagi setelah tindakan siklus II menjadi 87,50%. Untuk peningkatan aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel 2 dan gambar 2: Tabel 2. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Keterangan Rata-rata
58
Siklus I
Siklus II
57,99
70,95
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6. No. 2, April. (2016)
Peningkatan Nilai Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa
NILAI
80
70,95 57,99
60
Siklus I
40
Siklus II
20 0 Siklus I
Siklus II
Gambar 2. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Dari tabel 2 dan gambar 2 dapat diketahui bahwa skor aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada kegiatan siklus I, skor rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 57,99 kemudian mengalami peningkatan setelah tindakan siklus II menjadi 70,95 Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menghitung penjumlahan dan pengurangan pecahan yang ditunjukkan dari hasil tes evaluasi siklus II, dan penerapan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan.
SIMPULAN Penerapan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menghitung penjumlahan dan pengurangan pecahan yang ditunjukkan dari hasil tes evaluasi siklus II. Inovasi yang dilakukan yaitu Pertama, sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II guru lebih menekankan kembali mengenai langkah-langakah pembelajaran konstruktivisme yang akan diterapkan. Kedua, guru harus mendorong siswa dalam memberikan kontribusi dalam diskusi kelompok dan diskusi kelas. Ketiga, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih bersama bagaimana cara menghitung penjumlahan dan pengurangan pecahan agar siswa dapat menyelesaikan tes evaluasi dengan benar sehingga hasilnya maksimal. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih, peneliti tujukan kepada Kepala Sekolah, Kolaborator, Guru, serta siswa kelas IV SDN 01 Limbangan, Kabupaten Pemalang atas kerjasamanya.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME Dina Hikmah Safariyah
59
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Suharjono, Supardi, 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Isjoni, 2007. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta Suherman, Erman. 1986. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Depdikbud.
60
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6. No. 2, April. (2016)