UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN METODE DISCOVERY MELALUI KEGIATAN LABORATORIUM PADA KONSEP SISTEM KOLOID (Penelitian Tindakan Kelas di MAN 12 Jakarta Barat Kelas XI)
Oleh: HILMINA 103016227127
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
ABSTRAK Hilmina. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Metode Discovery melalui Kegiatan Laboratorium pada Konsep Sistem Koloid. Skripsi Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium pada konsep sistem koloid. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 12 Jakarta Barat pada bulan Mei sampai dengan Juni 2008. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan sampel berjumlah 33 siswa yang diajarkan dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium. Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan terdiri dari dua siklus penelitian dengan tahapan dalam tiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, angket, tes hasil belajar, dan hasil wawancara guru dan siswa. Dari hasil penelitian skripsi ini diperoleh gambaran bahwa penelitian ini telah mencapai kriteria yang telah menjadi batas indikator keberhasilan yang ditunjukkan melalui peningkatan kategori aspek partisipasi siswa yang aktif dalam pembelajaran pada tiap siklus. Begitu pula dengan tes hasil belajar terjadi peningkatan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 68,09 meningkat menjadi 74,81 serta tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai kurang dari 60,00. Sama halnya dengan hasil wawancara siswa yang menanggapi secara positif proses pembelajaran yang menggunakan metode discovery melalui kegiatan laboratorium. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran metode discovery melalui kegiatan laboratorium dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa. Kata kunci: metode discovery, kegiatan laboratorium, sistem koloid.
i
ABSTRACT Hilmina. Efforts to Improve Student Learning Outcomes by Method of Discovery Chemistry through Concept Activities Laboratory in Colloidal Systems. Thesis Of Chemistry Department of Education Studies Program Natural Science Faculty of Science and Teacher Training Tarbiyah Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. This research aims to improve student learning outcomes by methods of chemical discovery through laboratory activities on the concept of colloidal systems. The research was conducted in West Jakarta MAN 12 in May to June 2008. The method used in this study was classroom action research with a sample of 33 students who were taught with methods of discovery through laboratory activities. Classroom Action Research which conducted the study consisted of two cycles with each cycle includes the stages in the planning, implementation, observation, and reflection. The research instrument used is the observation sheet, questionnaire, achievement test, and interviews of teachers and students. From the research, this paper shows the study had reached the criteria has become a boundary indicator of the success demonstrated by the increase in categories of aspects of active student participation in learning in each cycle. Similarly, an increase in achievement test average score of 68.09 in the first cycle increased to 74.81 and no more students who scored less than 60.00. Similar to the results of interviews of students who responded positively to the learning process that uses a method of discovery through laboratory activities. From these results we can conclude that learning by using learning method of discovery through laboratory activities can enhance students' learning outcomes chemistry. Key words: method of discovery, laboratory activities, colloidal systems
ii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahim, Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, karena atas izin dan kemurahan-Nya penulis dapat menyusun skripsi ini. Shalawat serta salam selalu disampaikan kepada nabi Muhammad saw, serta seluruh keluarganya, sahabat-sahabatnya sampai akhir zaman. Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan program strata 1 (S1) di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kesempatan ini penulis juga tidak lupa mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas keterlibatan semua pihak, baik secara langsung atau tidak langsung yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang setingi-tingginya kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Baiq Hanna Susanti, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Nengsih Juanengsih, M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Dedi Irwandi, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus selaku dosen pembimbing I yang telah menyediakan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
iii
5. Burhanudin Milama, M.Pd selaku selaku dosen pembimbing II yang telah menyediakan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 6. Marina Setiawati, M. Si selaku dosen yang pernah membimbing dan telah menyediakan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini, serta dosen pendidikan IPA yang lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat saya. 7. M. Yunus, M.Pd, selaku kepala sekolah MAN 12 Jakarta Barat yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian guna penyelesaian skripsi ini. 8. Abu Ahmad, S.Pd, selaku guru kimia MAN 12 Jakarta Barat yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian serta member bimbingan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian ini. 9. Siswa-siswi MAN 12 Jakarta Barat, khususnya kelas XI IPA yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian. 10. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah merawat dan mendidik penulis dengan kasih sayang, memberikan pengorbanan baik materil maupun spiritual yang tidak terhitung nilainya, serta senantiasa mendorong dan mendoa’kan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Adik-adikku tercinta yang senantiasa memberikan support dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Rekan-rekan seperjuangan Program Studi Pendidikan Kimia angkatan 2003, Sindi, Yeyen, Bang Kus, Syarif, Muhib, Upi, Ina, Ita, Ani dan Darjo yang selalu memberikan motivasi, semangat dan perjalanan seru yang menjadi kenangan yang tidak terlupakan bagi penulis. 13. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini merupakan karya kecil di tengahtengah khazanah ilmu pengetahuan yang sangat luas. Namun penulis tetap berharap semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangsih pada Program Studi
iv
Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruaan UIN Syarif Hidayatullah khususnya dan masyarakat umumnya. Akhirnya hanya kepada Allah jualah penulis persembahkan semuanya, semoga kebaikan dan bantuan baik moral maupun materil dari semua pihak diterima Allah SWT sebagai amal shaleh di sisi-Nya dan mendapat balasan yang berlipat ganda dari-Nya, amin. Wassalamu’alaikum wr. wb
Jakarta, Desember 2010
Penulis
v
DAFTAR ISI BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah dan Fokus Penelitian ................................... 5 C. Pembatasan Fokus Penelitian....................................................... 6 D. Perumusan Masalah..................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian....................................................................... 6 F. Tujuan Penelitian......................................................................... 7
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN ............................................................... 8 A. Deskripsi Teoritis ........................................................................ 8 1. Pembelajaran Discovery.................................................... .... 8 2. Pembelajaran Kimia dengan Kegiatan Laboratorium......... .... 16 3. Belajar .................................................................................... 20 4. Hasil Belajar ........................................................................... 23 5. Kimia...................................................................................... 25 6 Sistem Koloid ......................................................................... 26 B. Hasil Penelitian yang Relevan...................................................... 31 C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan.............................. 31 D. Kerangka Pikir............................................................................. 34 E. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 36 A. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 36 B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian..................................... 36 C. Subjek atau Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian ................. 37 D. Peran dan Posisi Penelitian .......................................................... 37 E. Tahapan Intervensi tindakan ........................................................ 37 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan................................. 40 G. Indikator Keberhasilan................................................................. 41 H. Data dan Sumber Data ................................................................. 42
vi
I. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang digunakan................ 42 J. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 47 K. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan (Trusworthiness) Studi ........... 47 L. Teknik Analisa Data .................................................................... 51 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 52 A. Hasil Penelitian ........................................................................... 52 1. Siklus I ................................................................................... 52 2. Siklus II .................................................................................. 62 B. Pemeriksaan Keabsahan Data ...................................................... 70 C. Pembahasan ................................................................................ 71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 73 A. Kesimpulan ................................................................................. 73 B. Saran ........................................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 75
vii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Pengelompokkan Sistem Koloid .................................................. 27
Tabel 2.2
Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan.............................. 32
Tabel 3.1
Data dan Sumber Data yang digunakan........................................ 42
Tabel 3.2
Kisi-kisi Wawancara Guru........................................................... 42
Tabel 3.3
Kisi-kisi Wawancara Siswa ......................................................... 43
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Kuesioner ..................................................... 43
Tabel 3.5
Kisi-kisi Lembar Observasi ......................................................... 44
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I.............................. 45
Tabel 3.7
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II ............................ 45
Tabel 4.1
Rata-rata Hasil Observasi Siklus I................................................ 55
Tabel 4.2
Rata-rata Hasil Kuesioner Siklus I .............................................. 57
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I.................... 58
Tabel 4.4
Data Hasil Wawancara Siswa Siklus I.......................................... 59
Tabel 4.5
Refleksi Tindakan Siklus I .......................................................... 60
Tabel 4.6
Rata-rata Hasil Observasi Siklus II .............................................. 66
Tabel 4.7
Rata-rata Hasil Kuesioner Siklus II ............................................. 67
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II .................. 68
Tabel 4.9
Data Hasil Wawancara Siswa Siklus II ........................................ 69
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Rancangan Siklus Penelitian Tindakan ........................................ 36 Gambar 2 Aspek-aspek Indikator Hasil Belajar yang Diukur........................ 41
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Silabus ..................................................................................... 78
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................................... 80
Lampiran 3
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penelitian .......................................... 92
Lampiran 4
Soal Tes Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II .......................... 105
Lampiran 5
Kunci Jawaban ...................................................................... 113
Lampiran 6
Lembar Kerja Siswa .............................................................. 114
Lampiran 7
Observasi Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ....................... 126
Lampiran 8
Hasil Observasi ..................................................................... 138
Lampiran 9
Angket Kuesioner Siklus I dan Siklus II ................................ 139
Lampiran 10 Nilai Hasil Belajar Siswa ...................................................... 141 Lampiran 11 Perhitungan Uji Validitas Instrumen....................................... 143 Lampiran 12 Reliabilitas Soal Instrumen ................................................... 152 Lampiran 13 Tabel Uji Tingkat Kesukaran Soal ......................................... 154 Lampiran 14 Tabel Uji Daya Beda Soal...................................................... 157 Lampiran 15 Perhitungan Distribusi Frekuensi............................................ 158 Lampiran 16 Wawancara Guru ................................................................... 162 Lampiran 17 Wawancara Siswa.................................................................. 163 Lampiran 18 Hasil wawancara Siklus I dan Siklus II .................................. 165
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya suatu peradaban tidak lepas dari berkembangnya pengetahuan karena pengetahuan adalah dasar yang menjadi landasan pola berpikir ke arah kemajuan. Kemajuan suatu bangsa ditentukan dari semangat perjuangan generasi penerus. Salah satunya yaitu semangat siswa dalam mengenyam dunia pendidikan. Didalam pendidikan terdapat perubahan pola pikir siswa ke arah perubahan yang lebih positif karena di dalam dunia pendidikan siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Pendidikan merupakan aspek yang paling penting dalam menunjang kemajuan bangsa di masa depan, karena melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya baik itu potensi rohani (pikir, rasa dan budi pekerti) maupun jasmani (panca indera serta keterampilan). Kesadaran terhadap pentingnya pendidikan mendorong manusia untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan pendidikan. Karena pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencapai kesejahteraan lahir dan batin. Kemajuan suatu bangsa mengharuskan adanya sumber daya manusia yang unggul, dan adanya manusia yang unggul mengharuskan adanya pendidikan yang unggul, dan adanya pendidikan yang unggul mengharuskan adanya berbagai komponen atau aspek pendidikan yang unggul pula. Kepada pendidikan yang unggul itulah harapan untuk membangun bangsa yang unggul akan dapat diwujudkan.1 Oleh karena itu, kesadaran dan keinginan yang kuat dari pemerintah dan rakyat Indonesia perlu dilakukan untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia. Salah satunya melalui lembaga pendidikan yaitu sekolah harus memenuhi kebutuhan tersebut dengan memperhatikan proses pembelajaran yang diterapkan. 1
Prof. Dr. Abuddin Nata, MA, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), cet. ke-I, h.1
2
Penting sekali bagi guru untuk memahami sebaik-baiknya proses belajar siswa, agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa. 2 Maka dari itu sebelum melakukan penelitian, peneliti memperhatikan situasi dan kondisi belajar tempat penelitian diadakan. Berdasarkan observasi yang dilakukan di MAN 12 Jakarta Barat pada bulan Januari 2008 peneliti mewawancarai siswa kelas XI mengenai minatnya terhadap pelajaran kimia, diantara sebagian siswa berpendapat berpendapat bahwa kimia merupakan pelajaran yang kurang diminati serta merupakan pelajaran yang sulit, karena siswa hanya mengandalkan hafalan rumus dan konsep saja. Aktifitas siswa agak terbatas pada mengingat informasi, mengungkapkan kembali apa yang telah dikuasainya, dan bertanya kepada guru tentang bahan yang belum dipahaminya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rogers yang mengatakan bahwa praktek pendidikan lebih di titik beratkan pada segi pengajaran bukan pada siswa yang belajar. Praktek tersebut ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa hanya menghafalkan pelajaran.3 Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan siswa lebih banyak terlibat pasif. Para siswa lebih banyak menerima transfer ilmu dari guru daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang mereka butuhkan. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa laboratorium kurang difungsikan untuk kegiatan pembelajaran karena kegiatan pemebelajaran hanya terbatas pada mencatat, latihan dan hafalan saja. Pelajaran hanya terfokus di kelas yang kurang menarik perhatian siswa dan cenderung membosankan sehingga membuat siswa sulit untuk mempelajari kimia karena hanya mengandalkan hafalan. Proses pembelajaran yang diterapkan guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk membangun sendiri struktur kognitifnya, serta kesempatan untuk
2
Prof. Dr. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h.27 Ida Bagus Putra Yasa, “Mengajar Dengan Inkuiri”, dalam Jurnal PRASI Vol.2 No.3 Tahun 2004, h.22. 3
3
menumbuhkembangkan minat dan sikap ilmiahnya.4 Hal ini membuat siswa tidak cukup untuk memperoleh pengetahuan yang dalam. Dalam mempelajari kimia, siswa memerlukan pengetahuan yang mendalam untuk memahami konsep-konsep yang ada di dalam pelajaran kimia. Ilmu kimia merupakan pelajaran yang kompleks, dimana siswa tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam berhitung tetapi juga dituntut untuk menguasai konsep. Penguasaan konsep-konsep kimia serta saling keterkaitannya mempunyai metode yang berbeda satu dengan yang lainnya sesuai dengan materi yang dipelajari dan tujuan yang hendak dicapai. Salah satu konsep yang dipelajari pada mata pelajaran kimia di kelas XI adalah sistem koloid. Dalam mempelajari sistem koloid memerlukan kegiatan yang dapat membangun pengetahuan siswa bukan hanya sekedar hafalan semata. Siswa harus secara pribadi melakukan berbagai kegiatan yang melibatkan
proses
mentalnya
seperti
mengadakan
pengamatan
di
laboratorium, melakukan percobaan, bersimulasi, mengadakan penelitian sederhana, dan memecahkan masalah.5 Untuk itu perlu diterapkan metode pembelajaran yang jitu dalam menggiring siswa agar lebih menyenangi belajar kimia dan memahami konsep yang dipelajari seperti konsep sistem koloid. Guru kimia haruslah memberikan cara mengajar terbaik untuk siswanya agar siswa dapat mencapai ketuntasan balajar dan dapat menikmati belajar kimia dengan senang hati. Melihat karakteristik tersebut, maka untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar perlu menerapkan suatu metode pembelajaran dengan metode discovery learning atau metode pembelajaran penemuan. Pembelajaran dengan metode discovery melatih siswa untuk mendapatkan jawaban-jawabannya sendiri berdasarkan temuannya atau menemukan lagi sesuatu yang ditemukan (membuktikan kembali). Itu berarti, 4
IB. Putu Mardana, “Intensifikasi Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium dalam Pembelajaran IPA Sebagai Upaya Meningkatkan Minat, Sikap Ilmiah, dan Prestasi Belajar IPA Siswa SLTP Negeri I Singaraja”, dalam Majalah Ilmiah Aneka Widya, XXXIII, 3, (Juli, 2000), h.148 5 R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Asli Mahasatya, 2003) h. 38
4
melalui metode discovery akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ide dan gagasannya dalam usahanya untuk memecahkan masalah. Pembelajaran dengan metode discovery juga dapat lebih memberikan pemahaman kepada siswa dan lebih mudah diingat serta lebih lama melekat. Pembelajaran dengan metode discovery dapat merubah cara pandang siswa tentang pelajaran sains dalam hal ini pelajaran kimia yang oleh sebagian besar siswa dianggap cukup sukar untuk memahaminya jika dipelajari hanya melalui teori. Dalam pelajaran kimia dibutuhkan cara berpikir, pemahaman pelajaran yang berbeda dan pengalaman langsung. Karena metode discovery dapat merubah konsep pembelajaran kimia tidak hanya menjadi pelajaran penghapalan
konsep-konsep
saja.
Dengan
demikian
untuk
menumbuhkembangkan cara berpikir, pemahaman, cara untuk menyelidiki dan keingintahuan siswa, perlu diterapkan cara belajar di sekolah dengan metode discovery,
karena dengan begitu siswa akan lebih menyenangi
pelajaran kimia. Pelajaran kimia di sekolah harus dibuat menarik, terutama dari segi penyampaian dan media yang digunakan. Cara penyampaian yang mengundang rasa ingin tahu kepada siswa akan memberi sumbangan besar untuk membuat pelajaran kimia menjadi menarik, bukan sebaliknya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan kegiatan laboratorium/praktikum. Dengan melakukan kegiatan praktikum, siswa tidak hanya dijejali rumus-rumus saja yang kelihatannya rumit dan membosankan tapi siswa juga diberikan kegiatan yang membuat siswa menjadi tahu bagaimana proses kimia berlangsung. Dalam
metode discovery melalui kegiatan laboratorium banyak
keterampilan proses yang dapat dikembangkan, siswa diikutsertakan dalam proses penyelidikan dan melalui keterlibatan siswa itu akan memperoleh pemahaman konsep yang benar, terampil, dan mampu membuat kesimpulan. Kegiatan penyelidikan memberikan pengalaman konkret sehingga siswa mengingat ide-ide abstrak tanpa harus mengahafalkannya, seperti dalam mempelajari konsep sistem koloid, siswa dapat membedakan antara koloid, larutan dan suspensi, sifat-sifat koloid dan cara pembuatan koloid. Sehingga
5
untuk membangun pengetahuan siswa sendiri, maka konsep sistem koloid ini sangat relevan jika diterapkan. Metode discovery yang menitikberatkan pada pengalaman langsung melalui kegiatan laboratorium, maka siswa dapat langsung melihat, mendengar, meraba, serta melakukan percobaaan sendiri. Dengan cara demikian hasil belajar akan bersifat permanen atau tidak mudah dilupakan. Berdasarkan latar belakang tersebut dan melihat pentingnya penggunaan metode pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan motivasi dan aktivitas siswa dalam belajar, serta dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep sistem koloid, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul ”UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN METODE DISCOVERY MELALUI KEGIATAN LABORATORIUM PADA KONSEP SISTEM KOLOID”. B. Identifikasi Masalah dan Fokus Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka peneliti mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti pada hal-hal sebagai berikut: 1. Sebagian besar siswa menganggap kimia merupakan pelajaran yang kurang diminati serta merupakan pelajaran yang sulit, karena siswa hanya mengandalkan hafalan rumus dan konsep saja. 2. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan aktifitas siswa pasif. 3. Metode
belajar
yang
digunakan
masih
menggunakan
metode
konvensional. 4. Pembelajaran konvensional kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk membangun sendiri struktur kognitifnya, serta kesempatan untuk menumbuhkembangkan minat dan sikap ilmiahnya. 5. Laboratorium kurang difungsikan untuk kegiatan pembelajaran. Fokus penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi pusat perhatian. Fokus penelitian atau yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
6
1. Hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid yang dapat diukur dengan menggunakan tes setiap akhir siklus. 2. Peneliti ingin memaksimalkan proses pembelajaran berlangsung dengan suasana pembelajaran yang aktif. C. Pembatasan Fokus Penelitian Dari identifikasi area di atas maka penelitian ini dibatasi pada penerapan
metode
discovery
dengan
kegiatan
laboratorium
untuk
meningkatkan hasil belajar kimia siswa. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI MAN 12 Jakarta Barat, semester 2 pada konsep sistem koloid. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan fokus penelitian yang telah peneliti uraikan, maka masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium pada konsep sistem koloid?”
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut; 1.
Membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman tentang kegunaan ilmu kimia dalam kegiatan sehari-hari serta meningkatkan hasil belajar kimia.
2.
Diharapkan skripsi ini menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam menentukan metode pembelajaran yang paling tepat agar proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
3.
Memotivasi guru untuk melakukan penelitian yang bermanfaat dalam memperbaiki pembelajaran.
7
F. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran kimia.
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Deskripsi Teoritis 1. Pembelajaran Discovery Metode discovery berkembang berdasarkan filosofi dari Bruner yang
disebut
dengan
discovery
learning,
yaitu
dimana
siswa
mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswanya untuk menjadikan seorang problem solver, saintist, historin, ataupun ahli matematika. Biarkanlah siswa-siswa menemukan arti bagi diri mereka sendiri, dan memungkinkan mereka untuk mempelajari konsep-konsep di dalam bahasa yang dimengerti mereka. 1 Pada metode ini diharapkan siswa dapat mengembangkan pemahamannya dalam menganalisis suatu masalah yang timbul pada kegiatan belajar. Shadily mengemukakan bahwa discovery adalah menemukan atau mendapatkan. Dengan menggunakan metode discovery siswa akan menemukan atau mendapatkan definisi-definisi, kesimpulan-kesimpulan. Gilstraf dan Martin seperti yang dikutip oleh Eni Nuraeni dan Kusdianti mengemukakan bahwa discovery merupakan prosedur pengajaran yang menekankan penemuan sampai peserta didik menyadari suatu konsep sehingga terhindar dari belajar secara verbal.2 Jadi, metode discovery merupakan pembelajaran dengan menggunakan proses penemuan yang didesain oleh guru sehingga peserta didik dapat menemukan atau membuktikan kembali suatu suatu konsep berupa definisi-difinisi atau kesimpulan.
1
Wasty Soemanto, M.Pd, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. Ke-V, h. 134-135 2 Eni Nuraeni, S.Pd dan Dra. Kusdianti, M.Si, Implementasi Model Pembelajran Induktif untuk Mengajarkan Konsep Keanekaragaman Tumbuhan di SLTP, dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematikan dan IPA, h. 8
8
9
Menurut Bruner, Discovery learning is 'a process in which students use information supplied to them to construct their own understanding'. Maksud dari kalimat tersebut adalah proses penemuan yang didesain oleh guru sehingga peserta didik dapat membangun pemahamanannya.3 Jadi dalam metode discovery ini lebih menekankan proses pembelajaran yang didesain sehingga membangun kreatifitas siswa untuk menemukan konsep atau membuktikan konsep yang sudah ada. Dalam proses pembelajaran ini siswa dituntut untuk lebih kreatif, mandiri dan kritis terhadap permasalahan yang ada, dengan demikian ketergantungan siswa terhadap orang lain dapat diminimalisir. Menurut pandangan Strike’s mengenai pembelajaran discovery bahwa peserta didik harus mengetahui sesuatu sebelum ia menemukan sesuatu.4 Sedangkan menurut Sund, discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip.5 Kellough mengemukakan bahwa discovery learning (belajar menemukan) disebut juga belajar inkuiri,6 karena pada kegiatan belajar tersebut siswa dituntut lebih aktif dan ada sejumlah proses mental yang dilakukan siswa.7 Adapun yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut adalah mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan. Dengan kata lain, pembelajaran kimia dengan metode discovery adalah pengajaran kimia yang dirancang sedemikian rupa dari pengetahuan awal siswa sebelum ia melibatkan proses mentalnya sehingga siswa dapat 3
Jessica Bruce, Discovery Learning…, dari www.bsu.edu/web/jccassady/393web/students/Bruce.htm, h. 1 4 Aan Erlyana, “Inquiry In The teaching of English for Young Learners”, Pancaran Pendidikan, XV, 53 (Desember, 2002), h. 175 5 Tim Peneliti Universitas Udayana, Pengaruh Pola asuh Orang Tua dan Pengajaran Dengan Metode Discovery-Inquiry Terhadap Konsep Diri Serta Hubungannya dengan Prestasi Belajar IPA Siswa SMP Negeri di Propinsi Bali, dalam Laporan Penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Udayana, 1992, h. 9 6 Fatmawati, “Perbedaan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Menggunakan Metode Inquiry dan Discovery di kelas IV SD Kota Padang”, dalam Jurnal lmu Pendidikan, No. 2, Vol. III (Januari, 2003), h. 127, 129 7 R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Asli Mahasatya, 2003) h. 38
10
menemukan konsep-konsep maupun prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Jadi, apabila pembelajaran discovery ini dilaksanakan, diharapkan dapat mendorong siswa untuk memecahkan masalah serta berpikir lebih kreatif dalam kegiatan belajarnya sehingga siswa pun berperan dalam mengasimilasikan suatu konsep diharapkan tidak lagi hanya menerima transfer ilmu dari guru melainkan dapat membangun sendiri struktur kognitifnya. Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode discovery menekankan pada proses pembelajaran bukan pada hasil yang dicapai siswa. Beberapa karakteristik dari metode discovery, diantaranya yaitu: 8 a. b. c.
Masalah direncanakan oleh guru dan biasanya dilengkapi dengan data. Proses penemuannya didesain oleh guru. Siswa melalui proses berpikirnya dapat menemukan apa yang dimaksud oleh guru. Hasil dari metode discovery merupakan definisi-definisi atau generalisasi-generalisaasi. Berdasarkan karakteristik yang telah disebutkan di atas, metode
discovery didefinisikan sebagai pembelajaran yang direncanakan oleh guru dalam mempersiapkan proses situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen seperti ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, dan mencari jawaban hingga membuat suatu generalisasi, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lainya, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain. Beberapa bentuk kegiatan belajar discovery diantaranya ialah: bertanya
jawab,
berdiskusi,
melakukan
pengamatan,
mengadakan
percoban, bersimulasi, mengadakan permainan, mengerjakan tugas-tugas mengadakan penelitian sederhana, memecahkan masalah, dan sebagainya.9 Jadi, pada kegiatan belajar discovery siswa dituntut untuk lebih banyak beraktifitas agar dapat dapat mengalami proses pengamatan yang dapat
8 Fatmawati, “Perbedaan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Menggunakan Metode Inquiry dan Discovery di kelas IV SD Kota Padang”, Jurnal lmu Pendidikan…, h. 129-130 9 R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Asli Mahasatya, 2003) h. 38
11
memicu siswa mendapatkan hasil jawaban atas apa yang dikemukakan oleh guru. Pada pembelajaran dengan menggunakan metode discovery ini, siswa dituntut untuk mengembangkan daya pikirnya agar dapat menemukan
atau
memecahkan
masalahnya.
Peran
guru
dalam
pembelajaran ini hanya sebagai fasilitator atau pembimbing saja yakni hanya memberikan arahan dan bimbingan seperlunya. Dalam metode discovery tugas guru di dalam kelas sangat kecil. Kerja keras guru saat berada di luar kelas. Sebelum pelajaran dimulai guru lebih memfokuskan untuk membangun kondisi kelas yang menunjang kegiatan menemukan agar kegiatan belajar berhasil di capai, kondisi dalam kelas harus dapat memberikan kenyamanan siswa dalam mencari jawaban. Seorang guru lebih banyak mendampingi siswa dalam kegiatannya Discovery sering disebut juga dengan penemuan. Menurut Encyclopedia of Educational Research, penemuan merupakan strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk pembelajarankan ketrampilan menyelidiki, memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 10 Penggunan metode penemuan (discovery learning) menurut Suchman bertujuan untuk membantu kemandirian siswa dalam mengadakan penyelidikan melalui disiplin berpikir yang benar. Penemuan mendorong siswa untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tentang mengapa sesuatu terjadi melalui pengumpulan data yang logis. Selain itu penemuan bertujuan untuk mengembangkan strategi berpikir siswa untuk menemukan jawaban dari mengapa sesuaru terjadi sebagaimana kejadiannya. 11 Dalam metode discovery ini siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu masalah yang diberikan guru dan mendorong siswa untuk 10
Anonim,
Metode
Penemuan,
from
http://www.laboratorium-
um.sch.id/files/BAB%20XII%strategi-pembelajaran-dengan-metode-penemuan.pdf.
8
2008, h. 2 11
Anonim, Metode Penemuan, from http:www.laboratorium-um.sch.id ……, h. 1
Januari
12
mengembangkan strategi berpikir yang logis. Mengajar sains discovery ini mulai dengan apa yang telah diketahui atau guru berpikir yang diketahui siswa dan membutuhkan waktu untuk memahami apa yang mereka lakukan. Tiga ciri utama dari belajar menemukan (discovery learning) yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
12
Dari ketiga ciri yang telah disebutkan
dapat dikatakan bahwa pada metode discovery, situasi belajar mengajar berpindah dari situasi teacher dominated learning menjadi situasi student dominated learning yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar, sehingga belajar siswa menjadi lebih bermakna karena siswa diharapkan mampu mengkaitkan materi pelajaran baru dengan struktur kognitif yang sudah ada. Untuk dapat melaksanakan metode discovery, diperlukan langkahlangkah pembelajaran sebagai berikut: a. Identifikasi kebutuhan siswa, b. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep, dan generalisasi pengetahuan, c. Seleksi bahan, problema atau tugas-tugas, d. Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa, e. Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan, f. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan, g. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan, h. Membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa, i. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah, 12
Herdian, Metode Pembelajaran Discovery (penemuan), from http://herdi07.wordpress.com/2010/05/27/metode-pembelajaran-discovery-penemuan/, 1 Agustus 2010, h. 1
13
j. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa, k. Membantu
siswa
merumuskan
prinsip
dan
generalisasi
hasil
penemuannya. Metode discovery terbagi menjadi dua macam, yaitu: 13 a. Discovery tidak terbimbing Dalam metode discovery tidak terbimbing ini, guru hanya mengajukan suatu masalah, dan kemudian memecahkan masalah tersebut
melalui
mengajukan
langkah-langkah
pertanyaan-pertanyaan
discovery. kepada
Caranya
kelas,
adalah
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan refleksi. Selanjutnya guru menjawab sendiri atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya itu. Guru mengharapkan agar siswa secara keseluruhan berhasil melibatkan dirinya dalam proses pemecahan masalah, menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukannya secara reflektif. b. Discovery terbimbing Pada jenis metode discovery ini, guru hanya membimbing siswa ke arah yang tepat atau benar, sedangkan siswa melakukan discovery. Dalam gaya pengajaran ini, guru perlu memiliki keterampilan memberikan bimbingan, yakni mendiagnosis kesulitan-kesulitan siswa dan memberikan bantuan dalam memecahkan masalah yang dihadapi siswa. Menurut Carin (1993), dalam merencanakan dan menyiapkan pembelajaran discovery terbimbing, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: (1). Menentukan tujuan yang akan dipelajari oleh siswa; (2). Menentukan lembar pengamatan data untuk siswa; (3). Menyiapkan alat dan bahan secara lengkap; (4). Menentukan dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara atau secara berkelompok; (5). Mencoba terlebih
13
Prof. Dr. Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.187-188.
14
dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa.14 Untuk mencapai tujuan di atas, Carin (1993) menyarankan hal-hal di bawah ini: (1). Membantu siswa untuk memahami dan prosedur kegiatan yang harus dilakukan; (2). Memeriksa bahwa semua siswa memahami tujuan dan prosedur kegiatan yang harus dilakukan; (3) Menjelaskan pada siswa tentang cara bekerja yang aman; (4). Mengamati setiap siswa selama mereka melakukan kegiatan; (5). Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk mengembalikan alat dan bahan yang digunakan; (6). Melakukan diskusi tentang kesimpulan untuk setiap jenis kegiatan.15 Dalam pembelajaran discovery, peranan guru adalah: 16 a. Diagnoser, yang berusaha mengetahui kebutuhan dan kesiapan siswa b. Ditinjau dari segi guru mengajar: menyiapkan tugas atau problem yang akan dipecahkan oleh siswa, memberikan klarifikasi-klarifikasi, menyiapkan setting kelas, menyiapkan alat-alat dan fasilitas belajar yang diperlukan, memberikan kesempatan pelaksanaan, sebagai sumber informasi, jika diperlukan oleh siswa, dan membantu siswa agar
dapat
sendiri
merumuskan
kesimpulan
dan
implikasi-
implikasinya. c. Dinamisator, merangsang terjadinya self analysis, merangsang terjadinya interaksi, memuji, membesarkan hati siswa untuk lebih bergairah dalam kegiatan-kegiatannya. Dengan proses pembelajaran yang dapat memberikan suatu stimulus atau rangsangan yang dapat menantang siswa untuk merasa terlibat atau berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran, karena guru hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing saja, diharapkan siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok untuk memecahkan masalah. Dengan demikian, siswa dilatih untuk berani 14
Muhammad Faiq Dzaki, Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery Learning), from http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaranpenemuan-terbimbing.html, 2 April 2009, h. 1 15 Muhammad Faiq Dzaki, Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery Learning), …. h. 2 16 Anonim, Metode Penemuan, from http:www.laboratorium-um.sch.id ……, h. 4
15
melakukan eksperimen terhadap ilmu pengetahuan dan akhirnya dapat menciptakan generasi yang diharapkan dapat menyumbangkan sebuah temuan yang bermanfaat bagi bangsa Indonesia maupun dunia. Diantara beberapa keuntungan menggunakan metode discovery adalah: 17 a. Pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat, b. Hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik daripada hasil lainnya, c. Secara
menyeluruh
belajar
menemukan
(discovery
learning)
meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas. d. Melatih
keterampilan
kognitif
siswa
untuk
menemukan
dan
memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain. Selain itu, keunggulan yang dapat diperoleh dengan menggunakan metode discovery adalah: 18 a. Metode ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif siswa. b. Siswa memperoleh pengetahuan yang sifatnya sangat individual sehingga dapat kokoh tertinggal dalam jiwa tersebut. c. Membangkitkan kegairahan belajar siswa d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing. e. Mengarahkan siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat. f. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah keparcayaan diri sendiri dengan proses penemuan. g. Metode ini berpusat pada siswa tidak pada guru. Walaupun metode discovery ini memiliki banyak keunggulan, namun masih ada pula kelemahan yang perlu diperhatikan, yaitu: 17
Herdian, Metode Pembelajaran Discovery (penemuan), http://herdi07.wordpress.com............., h.3 18 Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 20-21
from
16
a. Siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. b. Penggunaan metode ini akan kurang berhasil jika penggunaannya dilakukan pada kelas yang terlalu besar. c. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan metode ini. 19 Selain kelemahan yang telah disebutkan di atas, Herdian menambahkan kelemahan dari metode penemuan (discovery) ini, yaitu membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar menerima. Untuk mengurangi kelemahan tersebut, maka diperlukan bantuan guru. Bantuan guru tersebut berupa mengajukan beberapa pertanyaan dan memberikan informasi secara singkat. Pertanyaan dan informasi tersebut dapat dimuat dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai. 20 2. Pembelajaran Kimia dengan Kegiatan Laboratorium Kimia merupakan pelajaran sains yang memerlukan proses pengamatan dan pengalaman belajar untuk melakukan percobaan mengenai materi yang sedang dipelajari. Untuk memperoleh hal tersebut, maka
diperlukan
kegiatan
praktikum
untuk
menunjang
proses
pembelajaran yang lebih aktif. Pembelajaran dengan kegiatan laboratorium merupakan aplikasi dari teori –teori yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah sehingga konsep-konsep
dapat dibuktikan
melalui metode discovery serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensinya melalui proses belajar sains dan keterampilan dalam belajar kimia. Siswa dituntut untuk mengerti apa saja yang harus dilakukan di laboratorium pada saat kegiatan praktikum berlangsung. Jika siswa ingin mencari jawaban
atas
pertanyaan
sendiri
ataupun
menghubungkan
dan
19
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 21 Herdian, Metode Pembelajaran Discovery (penemuan), http://herdi07.wordpress.com......, h. 4 20
from
17
membandingkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, maka diperlukan kegiatan praktikum. Menurut Caroll bahwa studi di laboratorium memberi penekanan pada konsep-konsep konjuktif, yang sudah dibuktikan, mudah dipelajari daripada konsep-konsep disjunktif atau konsep-konsep relational, studi di laboratorium pada umumnya menekankan pada pendekatan induktif tentang belajar konsep-konsep di sekolah.21 Kegiatan praktikum sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Terutama pada pelajaran yang membutuhkan pemikiran yang mendalam seperti ilmu kimia. Dengan praktikum siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Selain itu, dengan praktikum siswa menemukan bukti kebenaran dari teori-teori yang dipelajarinya. Pendekatan laboratorium merupakan strategi mengajar yang efektif dalam memberikan pengalaman belajar kepada siswa untuk aktif, karena memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensinya melalui keterampilan proses kimia, dan pada gilirannya dalam dirinya tertanam sikap ilmiah.22 Dengan kegiatan laboratorium atau disebut juga dengan praktikum, siswa dapat berlatih dalam cara berpikir yang ilmiah karena siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sesuatu yang dipelajari. Houdson (1996) dalam Arief Sidharta mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis laboratorium dapat meningkatkan perkembangan siswa melalui: proses belajar sains (learning science); belajar tentang sains (learning about science) dan belajar mengerjakan sains (doing science).23
21
Nur Rahmah Islami. Kemampuan Psikomotor Siswa dalam Praktikum Reproduksi Generatif pada Tumbuhan, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: tidak di terbitkan. h. 10 22 Syahmani, “Laboratorium sebagai Pusat Pengajaran Kimia Organik”, Jurnal Vidya Karya, XX, 2 (Oktober, 2002), h. 87 23 Arief Sidharta, “Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP”, dalam Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam, dari http://www.p4tkipa.org, h. 1
18
Dengan demikian, pembelajaran dengan kegiatan laboratorium merupakan
aplikasi
dari teori-teori
yang telah
dipelajari
untuk
memecahkan masalah sehingga konsep-konsep dapat dibuktikan melalui metode discovery serta memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan potensinya melalui proses belajar sains dan keterampilan proses kimia. Siswa dituntut untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan pada saat kegiatan praktikum berlangsung. Dalam kegiatan praktikumnya siswa dituntut untuk melakukan kegiatan praktikumnya sendiri, dengan hanya beberapa petunjuk dari guru/pembimbing. Seperti yang dikemukakan Moh. Amien dalam Arief Sidharta bahwa pada hakekatnya kegiatan apapun yang dilakukan di laboratorium, mengelola laboratorium, khususnya guru, harus selalu memperhatikan tujuan-tujuan instruksional yang antara lain diharapkan siswa dapat: a. Mengembangkan
keterampilan-keterampilan
dalam
pengamatan,
pencatatan data, pengukuran dan manipulasi alat yang diperlukan serta pembuatan alat-alat yang sederhana. b. Bekerja dengan teliti dan cermat dalam mencatat dan menyusun laporan hasil percobaannya secara jelas dan obyektif/jujur. c. Bekerja secara teliti dan cermat serta mengenal batas-batas kemampuannya dalam pengukuran-pengukuran. d. Memperdalam pengetahuan inkuiri dalam pemahaman terhadap cara pemecahan masalah. e. Mengembangkan sikap ilmiah. f. Memahami, memperdalam, dan menghayati IPA yang dipelajarinya. g. Dapat mendesain dan melaksanakan percobaan lebih lanjut dengan menggunakan alat dan bahan yang sederhana24. Kegiatan
praktikum
dapat
meningkatkan
perkembangan
kemampuan ilmiah siswa baik dari segi kognitif , afektif maupun
24
Arief Sidharta, “Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP”...., h. 4
19
psikomotor
siswa.
Dengan
memperhatikan
tujuan
instruksional,
kemampuan berpikir ilmiah siswa dapat dicapai. Menurut Sumaji, dalam melakukan eksperimen siswa akan memperoleh keterampilan-keterampilan melalui learning by doing, yaitu:25 1) Keterampilan menguasai seperti mengamati dengan teliti dan sistematik, melakukan penyelidikan (searching, inqiuring, investigating), mengumpulkan data. 2) Keterampilan kreatif seperti membuat perecanaan yang akan datang, merancang hal-hal yang baru (masalah, pendekatan, peralatan atau sistem), menemukan (inventing): mencipta metode, peralatan dan melakukan sintesis. 3) Keterampilan manipulatif seperti menggunakan instrumen (mengetahui cara memakainya dan keterbatasannya), melakukan demonstrasi dan eksperimen, melakukan perbaikan dan kalibrasi terhadap instrumen. 4) Keterampilan komunikatif seperti mengajukan pertanyaan, diskusi, mengkritik yang kontruktif, menggambar grafik dan mampu melakukan interpretasi terhadap grafik itu, dan membuat laporan tertulis tentang eksperimen yang dilakukan. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam kegiatan laboratorium tidak hanya melihat kemampuan kognitif saja, tetapi juga kemampuan afektif dan psikomotor siswa. Aspek psikomotor yang dimiliki siswa dapat dilihat pada kemampuan siswa dalam menggunakan alat, mengukur, mengamati, menggambar dan keterampilan lain. Dalam
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan
kegiatan
laboratorium karena di dalam kegiatan laboratorium terdapat nilai ilmiah yang dapat diperoleh, seperti: 1) Siswa memperoleh pengalaman untuk menemukan sendiri konsep maupun prinsip. 2) Melalui kegiatan laboratorium, akan diperoleh suatu pengetahuan yang lebih bermakna dan dapat mengembangkan pandangan lebih luas mengenai sains. 25
Syahmani, “Laboratorium sebagai Pusat Pengajaran Kimia Organik”, Jurnal Vidya Karya..., h.89
20
3) Para siswa berkesempatan untuk berlatih menggunakan metode ilmiah. 4) Para siswa dapat mengembangkan kebiasaan baik berupa bekerja sama, berinisiatif, percaya diri, teliti dan tekun. 26 Ilmu kimia dapat berkembang pesat sebagai hasil yang dilakukan oleh para ilmuwan melalui eksperimen atau kegiatan di laboratorium. Melalui kegiatan laboratorium diharapkan dapat menunjang kegiatan proses pembelajaran kimia untuk menemukan prinsip atau konsep-konsep. Sehingga konsep yang abstrak dapat diwujudkan menjadi kenyataan yang dapat dilihat, diraba dan diukur. Dengan dasar inilah peneliti melakukan proses pembelajaran dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium. 3. Belajar Dalam kondisi sehari-hari, disadari atau tidak, manusia selalu berada dalam kondisi belajar. Hal ini disebabkan karena sifat manusia yang selalu ingin tahu dan senantiasa berkeinginan untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia dan merupakan unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Karena belajarlah, maka manusia dapat berkembang jauh lebih baik dari makhluk lainnya. Banyak para ahli pendidikan mengemukakan tentang pengertian belajar, diantaranya adalah: a. Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaktif dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sedangkan perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses
26
Wahyana, Pengelolaan Pengajaran Fisika, (Jakarta: UT, 2001), h.12.3
21
kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.27 b. Menurut W.S Winkel, "belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat relatif, konstan, dan berbekas".28 c. Menurut
Wasty
Soemanto,
belajar
merupakan
proses
dari
perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitas individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup masusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Karena belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. 29 Dari uraian berbagai ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah aktivitas yang dilakukan secara sadar yang memungkinkan terjadinya perubahan pada perilaku seseorang yang belajar. Perubahan yang dimaksud adalah hasil dari pengalaman atau kegiatan yang sengaja dilakukan karena adanya usaha. Jadi indikator seseorang telah mengikuti proses belajar adalah adanya perubahan ke arah positif yang menyangkut perubahan dari segi akademik (kognitif), perubahan sikap (afektif) maupun perubahan perilaku (psikomotor). Belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku siswa yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar, diantaranya adalah: a. Faktor internal Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yaitu:
27
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 1995), h. 116 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: PT Media Abadi, 2005), h. 59 29 Wasty Soemanto, M.Pd, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. Ke-V, 28
h. 104
22
1) Aspek Fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendisendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. 2) Aspek Psikologis Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa yaitu inteligensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.30 b. Faktor eksternal Faktor yang berasal dari luar siswa, terdiri dari:31 1). Lingkungan sosial Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, pendidikan dari orang tua, ketegangan keluarga dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. 2). Lingkungan non sosial Faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan waktu cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor inilah yang dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. c. Faktor pendekatan belajar Faktor pendekatan belajar ialah cara atau strategi yang menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.32 Oleh karena itu, seorang guru diharapkan mampu mengetahui dan menerapkan cara atau strategi yang sesuai dengan materi pelajaran sehinggga proses pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. 30
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan ....., h. 132-133 Muhibbin Syah, PsikologiPendidikan…, h. 137-138 32 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan…, h. 139 31
23
Berdasarkan faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya terdapat faktor pendektan belajar. Cara atau strategi dalam melaksanakan pembelajaran mempengaruhi belajar dan hasil belajar siswa. Seorang guru diharapkan mampu mengetahui dan menyesuaikan cara atau strategi yang sesuai dengan materi pelajaran. Cara atau strategi yang digunakan ialah dengan menggunakan metode. Salah satu metode pembelajaran berupa metode discovery. Metode discovery yang digunakan pada materi sistem koloid ini diharapkan sesuai dan berpengaruh pada hasil belajar siswa. 4. Hasil Belajar Pada hakikatnya, belajar dan hasil belajar adalah dua hal yang saling terkait satu dengan lainnya. Dalam kegiatan belajar terjadi proses berpikir yang melibatkan kegiatan mental. Sedangkan dalam kegiatan mental, terjadi penyusunan hubungan informasi-informasi yang diterima sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan terhadap materi yang diberikan, sehingga siswa memahami suatu perubahan dari yang tidak diketahui menjadi diketahui. Perubahan inilah yang disebut dengan hasil belajar. Hasil Belajar menurut Benjamin S. Bloom berpendapat bahwa proses evaluasi hasil belajar mengacu kepada tiga jenis domain, yaitu: 33 1. Ranah kognitif. Ranah kognitif adalah yang mencakup kegiatan mental (otak). Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, diantaranya meliputi; (1) pengetahuan / hafalan / ingatan (knowledge), (2)
pemahaman
(comprehension),
(3)
penerapan
(application),
(4) analisis , (5) sintesis dan (6) Penilaian (evaluation) 2. Ranah afektif. Ranah afektif ialah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif ini terbagi kepada lima jenjang, yaitu; (1) menerima atau 33
h. 49
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),
24
memperhatikan (receiving), (2) menanggapi (responding), (3) menilai atau menghargai (valuing), (4) mengatur atau mengorganisasikan (organization), (5) karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai (characterization by a value or value complex). 34 3. Ranah psikomotor. Ranah
psikomotor
adalah
ranah
yang
berkaitan
dengan
keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Seperti dikemukakan Simpson (1956) bahwa bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. 35 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan peristiwa yang terjadi dalam diri seseorang setelah mengalami proses belajar yang menghasilkan perubahan ke arah yang lebih baik, baik dalam hal pengetahuan, pemahaman, nilai, sikap, maupun keterampilan yang bersifat menetap. Hasil belajar dapat diketahui dari proses penilaian, yaitu kegiatan membandingkan hasil pengukuran (skor) sifat suatu objek dengan acuan yang relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kualitas kuantitatif. Penilaian hasil belajar dilihat dari fungsinya dibedakan menjadi empat, yaitu:36 a. Penilaian formatif. Penilaian formatif ditujukan untuk memperoleh umpan balik dari upaya pengajaran yang telah dilakukan oleh guru dan dilakukan pada akhir sebuah pelajaran. b. Penilaian sumatif. Penilaian ini langsung diarahkan pada keberhasilan mempelajari suatu program pengajaran. Biasanya dilakukan pada akhir program pengajaran yang relatif besar atau pada akhir jenjang sekolah. c. Penilaian penempatan, yaitu usaha penilaian untuk memahami kemampuan setiap siswa, sehingga dengan pengetahuan itu guru dapat menempatkan setiap siswa dalam situasi yang tepat baginya. d. Penilaian diagnostik, yaitu usaha penilaian untuk menelusuri kelemahan-kelemahan khusus yang dimiliki siswa yang tidak berhasil dalam belajar, juga faktor-faktor yang menguntungkan pada siswa tersebut untuk mengatasi kelemahan siswa tersebut. 34
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi pendidikan .........., h. 54 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi pendidikan .........., h. 57 36 Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 25-27 35
25
Penilaian (evaluasi) berperan penting dalam pengajaran karena mengukur keberhasilan belajar atau menentukan hasil belajar siswa.37 Dengan adanya hasil belajar, guru maupun peneliti dapat mengetahui adanya keberhasilan suatu proses belajar mengajar. Karena hal tersebut merupakan indikasi yang menunjukkan upaya penguasaan pengetahuan (kognitif) siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan guru melalui kegiatan kokurikuler (pekerjaan rumah) dan tes ulangan, sikap (afektif) dalam proses belajar, serta (psikomotor) siswa dalam melaksanakan praktikum. 5. Kimia Kimia berasal (dari bahasa Arab " ﻛﯿﻤﯿﺎءseni transformasi" dan bahasa Yunani χημεία khemeia "alkimia"),38 Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh berdasarkan eksperimen yang mencari pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energitika zat.39 Kimia adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi yang meliputi struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertainya.40
Kimia pada dasarnya adalah ilmu yang
dilandasi pada eksperimen dan pengamatan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari bahan penyusun suatu benda, reaksi-reaksi yang terjadi pada benda, serta perubahan yang terjadi pada benda itu baik fisik atupun kimiawi. Pembelajaran kimia tidak hanya bersifat hafalan dan hitungan saja, 37
h. 2.11
Waluyo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, (Jakarta:Penerbit Karunika Jaya, 1987), 38
Anonym, Kimia Dari Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia, dari www.id.wikipedia.org, 16 Maret 2008. h. 1 39 Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Kimia untuk SMA dan MA, (Jakarta: Depdiknas, 2003), h. 6 40 Johari, M.Sc dan Ir. M. Rachmawati, Kimia SMA dan MA Kelas X, (Jakarta: Esis, 2006), h. 4
26
melainkan konsep-konsep yang masih bersifat abstrak. Pembelajaran kimia harus berupa pengamatan dan penemuan agar konsep-konsep di dalam ilmu kimia dapat dipahami oleh siswa, sehingga tidak ada lagi siswa yang merasa kesulitan untuk mempelajari kimia. 6. Sistem Koloid Berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) maupun kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), materi sistem koloid dipelajari di kelas XI (sebelas) SMA. Kompetensi dasar yang ingin dicapai pada pembelajaran ini adalah pengelompokkan sistem koloid, identifikasi sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari serta membuat berbagai macam sistem koloid. a.
Pengertian dan Pengelompokkan koloid Sistem koloid merupakan campuran yang keadaannya berada
diantara larutan dan campuran kasar (suspensi). Dalam sistem koloid, zat yang didispersikan disebut fase terdispersi dan medium yang digunakan untuk mendispersikannya disebut medium pendispersi. Fase terdisfersi bersifat diskontinu (terputus-putus) dan medium pendispersi bersifat kontinu. Pada campuran susu dan akuades (air), fase terdispersinya adalah susu dan medium pendispersinya adalah air. 41 Koloid dapat dikelompokkan berdasarkan kombinasi fase terdispersi dan medium pendispersi. Berdasarkan hal tersebut, sistem koloid dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti yg dijelaskan dalam tabel berikut:
41
Sandri Justiana dan Mukhtaridi, Chemistry for Senior high School, (Jakarta: Yudhistira.2009), h. 330
27
Tabel 2.1. Pengelompokkan Sistem Koloid42 NO 1
Fase Terdispersi Gas
Medium Pendispersi Cair
Nama Koloid Buih
Contoh Busa sabun
2
Gas
Padat
Busa padat
Karet busa, batu apung
3
Cair
Gas
Aerosol cair
Kabut, awan
4
Cair
Cair
Emulsi
Susu, santan, mayones
5
Cair
Padat
Emulsi padat
Mutiara, keju
6
Padat
Gas
Aerosol padat Debu, asap
7
Padat
Cair
Sol
Cat, kanji, tinta
8
Padat
Padat
Sol padat
Kaca, permata
b. Sifat-sifat Koloid Sifat-sifat yang dimiliki koloid diantaranya ialah: 1) Efek Tyndall Fenomena Efek Tyndall dikemukakan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika dari Inggris. Efek Tyndall adalah gejala penghamburan sinar oleh partikel koloid. Susunan partikel dalam koloid menyebabkan berkas sinar akan dihamburkan oleh partikel-partikel koloid. Jika berkas tersebut dilewatkan melalui larutan, maka seluruh berkas sinar tidak tertahan. Jika berkas sinar dilewatkan melalui suspensi, maka partikel-partikel akan menahan berkas sinar tersebut. Oleh karena itu, efek Tyndall dapat digunakan untuk membedakan antara larutan, koloid, dan suspensi.43 2) Gerak Brown Gerak Brown adalah gerakan acak dari partikel dalam medium pendispersinya. Gerak Brown diambil dari nama ahli botani bangsa Inggris yang menemukan gerakan ini pada tahun 1827 yaitu Robert Brown. Gerak Brown akan makin cepat jika
h. 135
42
Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II, (Jakarta: Erlangga. 1996),
43
Sandri Justiana dan Mukhtaridi, Chemistry for Senior high School..., h. 336
28
ukuran partikel koloid makin kecil. Sebaliknya, makin besar ukuran partikel gerakannya makin lambat. 44 3) Adsorpsi Adsorpsi yaitu penyerapan partikel oleh permukaan zat. Hal itu dapat terjadi karena permukaan koloid mempunyai luas permukaan yang besar. Sifat adsorpsi partikel-partikel koloid dapat
dimanfaatkan
dalam
kehidupan
sehari-hari,
pemutihan gula pasir, penjernihan air, dan pewarnaan kain.
seperti 45
4) Elektroforesis Elektroforesis adalah suatu cara untuk menunjukkan bahwa partikel koloid dapat bermuatan. Contohnya, koloid AS2S3 bermuatan negatif karena ditarik oleh eelktroda poisitif dan koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena ditarik oleh elektroda negatif. 46 5) Koagulasi Penggumpalan
partikel
koloid
yang
terjadi
karena
kerusakan stabilitas sistem koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan sehingga membentuk partikel yang lebih besar disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena pengaruh
pemanasan,
pendinginan,
penambahan
elektrolit,
pembusukan, pencampuran koloid yang berbeda muatan. Beberapa proses koagulasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah perebusan telur, pembuatan yoghurt, pembuatan tahu, pembutan lateks, dan lain-lain. 47 6) Koloid pelindung Koloid pelindung merupakan sifat koloid yang dapat melindungi koloid lain. Koloid pelindung pada emulsi dinamakan emulgator. Koloid pelindung ialah koloid yang dapat memberikan efek kestabilan. Contoh: a). tinta tidak mengendap karena 44
Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II..., h. 139 Sandri Justiana dan Mukhtaridi, Chemistry for Senior high School..., h. 336 46 Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II..., h. 140 47 Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II..., h. 141 45
29
dicampur oleh koloid pelindung, b). susu tidak menggumpal karena terdapat kasein dalam susu sebagai koloid pelindung. 48 c.
Pembuatan Koloid Koloid dapat dibuat dengan dua cara, yaitu cara dispersi dan cara kondensasi. 1). Cara Dispersi. 49 Cara dispersi adalah dengan menghaluskan butir-butir zat yang bersifat makroskopis (kasar) menjadi butir-butir zat yang bersifat mikroskopis (halus). Cara ini dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu: a) Dispersi Mekanik Pada cara dispersi mekanik, koloid dibuat dengan cara penggerusan dan penggilingan (untuk zat padat) atau pengadukan dan pengocokan (untuk zat cair). Contohnya, pembuatan sol belerang b) Dispersi Elektrolitik Dispersi elektrolitik dikenal juga dengan istilah busur Bredig. Dengan cara dispersi elektrolitik, zat padat diubah menjadi partikel koloid dengan bantuan arus listrik bertegangan tinggi. Biasanya digunakan untuk membuat sol logam, misalnya sol platina emas atau perak. c) Dispersi Peptisasi Pada cara dispersi peptisasi, partikel kasar diubah menjadi partikel koloid dengan penambahan zat kimia (zat elektrolit) yang mengandung ion sejenis. Contohnya, sol belerang dibuat dari endapan nikel sulfida dengan cara mengalirkan gas asam sulfida.
48 49
Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II..., h. 142 Sandri Justiana dan Mukhtaridi, Chemistry for Senior high School..., h. 348
30
2). Cara Kondensasi. 50 Cara kondensasi adalah dengan menggabungkan ion-ion, atom-atom, molekul-molekul, atau partikel yang lebih halus membentuk partikel yang lebih besar dan sesuai dengan ukuran partikel koloid. Cara kondensasi dilakukan melalui reaksi-reaksi kimia, seperti: a) Reaksi Redoks Reaksi redoks merupakan reaksi pembentukan partikel koloid melalui mekanisme perubahan bilangan oksidasi. Misalnya: Pembuatan sol belerang dengan mengalirkan gas hidrogen sulfida (H2S) kedalam larutan belerang dioksida (SO2). 2 H2S (g) + SO2 (aq) → 3S (s) + 2 H2O (l) b) Reaksi Hidrolisis Reaksi hidrolisis merupakan reaksi pembentukan koloid
dengan
menggunakan
pereaksi
air.
Misalnya,
pembuatan sol Fe(OH)3 dari larutan FECl3 dengan air panas. FeCl3 (aq) + 3 H2O (l) → Fe(OH)3 + 3HCl (aq) c) Reaksi Penggaraman Garam-garam yang sukar larut dapat dibuat menjadi koloid
melalui
reaksi
pembentukan
garam.
Untuk
menghindari pengendapan biasanya digunakan suatu zat pemecah. AgNO3 (aq) + NaCl (aq) → AgCl (s) + NaNO3 (aq) d) Penjenuhan Larutan Penejenuhan
larutan
dilakukan
dengan
cara
menembahkan pelarut alcohol sehingga akan menghasilkan koloid berupa gel. Contohnya, pembuatan kalsium asetat dengan cara penjenuhan larutan kedalam larutan jenuh kalsium asetat dalam air. 50
Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II..., h. 145
31
B. Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang relevan dirujuk berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mardia H. Rahman yang berjudul “Penerapan Model Belajar Penemuan dengan Kegiatan Laboratorium (Suatu Upaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa)”. Hasil penelitian tersebut adalah pembelajaran melalui penggunaan model belajar penemuan dengan kegiatan laboratorium dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan secara umum siswa mengalami peningkatan pemahaman konsep setelah pembelajaran. Yula Miranda dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Penggunaan
Diskoveri
Terpimpin
dan
Pendekatan
Sains-Teknologi-
Masyarakat terhadap Hasil belajar Keanekaragaman Hayati pada Siswa Kelas X SMAN Palangkaraya”. Dalam kesimpulannya menyatakan bahwa
siswa
yang belajar dengan diskoveri terpimpin memiliki hasil belajar yang lebih baik dan lebih bebas berkreativitas selama proses pembelajaran berlangsung bila dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan pendekatan konvensional. Arief Sidharta dengan judul penelitian ”Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium sebagai Wahana Pendidikan Sains SMP”. Arief menyimpulkan bahwa model pembelajaran asam basa berbasis inkuiri laboratorium dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa, meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa, bekerja keras, bekerja sama, dan kejujuran siswa. C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research (CAR) merupakan penelitian tindakan (action research), yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar di kelas .51 Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah 51
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: FITK Jurusan Pendidikan IPA, UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 21
32
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.52 Adapun prosedur penelitian tindakan kelas yaiu, (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (action), (3) observasi (Observing), (4) refleksi (reflection). Kegiatan-kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah. Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset dilanjutkan pada siklus kedua dan seterusnya sampai peneliti merasa puas.53 Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru maupun peneliti
dengan
prosedur
merancang,
melaksanakan,
observasi
dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Penelitian dapat terlaksana dengan baik, jika sebelum melakukan penelitian terdapat konsep perencanaan tindakan. Oleh karena itu, peneliti mempersiapkan konsep perencanaan tindakan yang diajukan sebagai berikut: Tabel 2.2. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan Tahapan
Jenis Kegiatan
Tahap I 1. Identifikasi Permasalahan
Langkah-langkah Tindakan yang dilakukan Mengobservasi masalah yang ada di kelas Mengidentifikasi kegiatan pembelajaran yang biasa dilakukan. Wawancara pendahuluan terhadap guru dan siswa.
52 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.3 53 Supardi, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Beserta Sistematika Proposal dan Laporannya, (Jakarta Bumi Aksara, 2006), h.117
33
Bahan ajar yang akan dilaksanakan. Instrumen pembelajaran. Metode pembelajaran yang diinginkan. Tahap II Mengkaji dan mereview Mengkaji komponen pembelajaran komponen pembelajaran yang telah disusun kemudian direview sehingga komponenkomponen pembelajaran dapat disempurnakan. Tahap Pelaksanaan Tindakan: Merencanakan pembelajaran yang III Siklus I akan diterapkan Perencanan Menentukan pokok bahasan Membuat skenario pembelajaran Menyusun langkah pembelajaran dengan metode discovery. Menyusun lembar kerja siswa. Mengembangkan rencana pembelajaran Mengembangkan format observasi 2. Penyusunan Komponen-komponen Pembelajaran
Tindakan Pengamatan
Refleksi
Siklus II Perencanaan Tindakan Pengamatan
Menetapkan tindakan pengajaran sesuai skenario yang telah dibuat. Mengobservasi efektifitas, efisiensi metode pembelajaran yang diterapkan. Mengobservasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Mengobservasi aktifitas guru selama proses pembelajaran. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi efektifitas, efisiensi waktu yang digunakan, serta aktifitas yang dilakukan oleh guru dan siswa serta mengembangkan tindakan selanjutnya. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. Pengembangan tindakan Pelaksanaan tindakan II Aktifitas siswa selama pembelajaran Aktifitas guru selama pembelajaran
proses proses
34
Refleksi
Kemampuan guru dalam mengelola materi pembelajaran serta efektifitas dan efisiensi metode pembelajran yang diterapkan Evaluasi tindakan II
D. Kerangka Pikir Kimia adalah ilmu pengetahuan yang memerlukan percobaan, observasi atau pengamatan serta pengukuran. Dalam ilmu kimia, diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana suatu gejala alam dan peristiwa dapat terjadi. Oleh karena itu, pembelajaran kimia hendaknya menggunakan metode yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran kimia itu sendiri. Seperti melakukan percobaan, pengamatan, diskusi, dan lain sebagainya. Pelajaran kimia harus dibuat menarik dan mengundang rasa ingin tahu siswa terhadap materi kimia. Untuk itu diperlukan upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap pelajaran kimia. Salah satunya dengan metode discovery. Metode discovery atau penemuan merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode pembelajaran yang memajukan siswa belajar aktif, berorientasi pada proses, dan mengarahkan siswa untuk berpikir kritis. Untuk memahami konsep kimia yang bersifat abstrak diperlukan pengalaman langsung siswa dalam mempelajari kimia. Salah satunya dengan kegiatan
laboratorium
atau
praktikum.
Metode
discovery
yang
menitikberatkan pada pengalaman langsung melalui kegiatan laboratorium, maka siswa dapat langsung melihat, mendengar, meraba, serta melakukan percobaaan sendiri. Selain itu melalui kegiatan praktikum juga dapat meningkatkan kreativitas dan keterampilan siswa dan tidak menutup kemungkinan akan adanya penemuan-penemuan baru khususnya dalam bidang teknologi. Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar serta keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran kimia.
35
E. Hipotesis Tindakan Pembelajaran kimia pada konsep sistem koloid dengan menggunakan metode
discovery
melalui
kegiatan
meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
laboratorium
diharapkan
akan
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah MAN 12 yang beralamat di Jalan Raya Duri Kosambi No. 3 Cengkareng, Jakarta Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2007/2008. Waktu penelitian berlangsung pada tanggal 28 Mei – 12 Juni 2008. B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian Penelitian
yang
digunakan
adalah
penelitian
tindakan
kelas
(classroom action research). Prosedur kerja dalam penelitian tindakan ini melalui beberapa tahap yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. PTK pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin yang menytakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu: perencanaan, tindakan pertama, monitoring / observasi, refleksi dan evaluasi.1 Observasi kegiatan Belajar mengajar Tahap Observasi
Refleksi
Siklus II
Tahap Pelaksanaan - Metode discovery
Tahap Perencanaan
Hasil Penelitian
Memenuhi Indikator
Refleksi
Tidak memenuhi indikator
Siklus I
Tahap Perencanaan Tahap Pelaksanaan - Metode discovery Tahap Observasi
Siklus III
Gambar 3.1. Rancangan Siklus Penelitian Tindakan 1
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV. Yrama Widya, 2006), h. 21
37
Perencanaan dilakukan dengan menggunakan siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tidakan I, refleksi tindakan I, dan kesimpulan. Pada siklus kedua dapat dibuat revisi tindakan untuk tujuan yang belum tercapai pada siklus pertama. C. Subjek dan Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini adalah guru bidang studi kimia dan siswa-siswi kelas XI MAN 12 Jakarta. Dalam hal ini peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi yang bersangkutan dalam menggali dan mengkaji permasalahan dalam melaksanakan metode discovery melalui kegiatan laboratorium. D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian Peran peneliti dalam penelitian adalah sebagai observer, yang menyaksikan segala aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode discovery melalui kegiatan laboratorium, sedangkan yang berperan sebagai guru adalah guru kimia yang bersangkutan dalam hal ini guru kimia kelas XI IPA. E. Tahapan Intervensi Tindakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus pada konsep sistem koloid. Hal ini dimaksudkan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus setelah diberikan tindakan. Bila pada siklus pertama terdapat perkembangan maka kegiatan penelitian pada siklus kedua lebih banyak diarahkan pada perbaikan dan penyempurnaan terhadap hal-hal yang dianggap kurang pada siklus pertama. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk setiap siklus pembelajaran dalam prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
38
1. Observasi awal kegiatan belajar mengajar 2. Siklus I a. Perencanaan Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan rencana kegiatan sebagai berikut: 1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran pada sub pokok bahasan tentang mengelompokkan campuran yang ada di lingkungan kedalam
suspensi,
sistem
koloid,
dan
larutan
sejati,
mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi, peranan koloid dalam industri, serta macammacam sistem koloid. 2) Menentukan tujuan yang akan dipelajari siswa. 3) Menyusun lembar kerja siswa. 4) Menentukan lembar pengamatan data untuk siswa seperti lembar observasi aktivitas siswa. 5) Menyiapkan alat dan bahan secara lengkap. 6) Menentukan dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara individual atau berkelompok. 7) Mencoba terlebih dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa. b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan dilaksanakan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya dengan rincian sebagai berikut: 1) Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa. 2) Melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep, dan generalisasi pengetahuan. 3) Melakukan seleksi bahan, problema atau tugas-tugas. 4) Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa. 5) Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan. 6) Mengecek dipecahkan.
pemahaman
siswa
terhadap
masalah
yang akan
39
7) Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan. 8) Membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa. 9) Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah. 10) Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa. 11) Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya. c. Observasi dan Evaluasi 1) Aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung di pantau oleh peneliti dengan menggunakan pedoman lembar observasi. 2) Memberikan tes hasil belajar 1 3) Memberikan kuesioner setelah pelaksanaan pembelajaran siklus 1 untuk mengetahui tanggapannya terhadap proses pembelajaran melalui metode discovery. d. Refleksi Data yang diperoleh pada siklus I dikumpulkan untuk selanjutnya dianalisis dan kemudian diadakan refleksi terhadap hasil analisis yang diperoleh sehingga dapat diketahui apakah terjadi peningkatan hasil belajar setelah adanya tindakan. 3. Siklus II a. Perencanaan Tahap perencanaan tindakan pada siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi tindakan pada siklus I. Perencanaan tindakan pada siklus II merupakan hasil perbaikan dari pelaksanaan tindakan dari siklus I. Adapun kegiatan perencanaan yang dilakukan pada siklus II adalah: 1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran pada sub pokok bahasan tentang sifat-sifat koloid dan pembuatan koloid. 2) Menentukan tujuan yang akan dipelajari siswa. 3) Menyusun lembar kerja siswa.
40
4) Menentukan lembar pengamatan data untuk siswa seperti lembar observasi aktivitas siswa. 5) Menyiapkan alat dan bahan secara lengkap. 6) Menentukan dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara individual atau berkelompok. 7) Mencoba terlebih dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II hampir sama dengan tindakan pada siklus I. Namun, pada siklus II ini terdapat perbedaan perlakuan dari siklus I agar diharapkan dapat mengalami peningkatan pembelajaran siswa. c. Observasi dan Evaluasi 1) Aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung di pantau oleh peneliti dengan menggunakan pedoman lembar observasi. 2) Memberikan tes hasil belajar 1 3) Memberikan kuesioner setelah pelaksanaan pembelajaran siklus 1 untuk mengetahui tanggapannya terhadap proses pembelajaran melalui metode discovery. d. Refleksi Data yang diperoleh pada siklus II dikumpulkan untuk selanjutnya dianalisis dan kemudian diadakan refleksi terhadap hasil analisis yang diperoleh. Jika masih terdapat kekurangan dapat diperbaiki pada siklus berikutnya. F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari penelitian adalah adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sistem koloid dengan menggunakan metode discovery melalui kegiatan laboratorium dan terciptanya pembelajaran yang aktif dan kondusif.
41
G. Indikator Keberhasilan Penelitian ini dikatakan berhasil atau siswa dinyatakan mengalami peningkatan hasil belajar terhadap konsep sistem koloid apabila mencapai indikator sebagai berikut: 1. Partisipasi siswa Partisipasi siswa yang diharapkan dalam penelitian ini adalah partisipasi siswa yang aktif dalam proses pembelajaran 75 %. 2. Hasil belajar siswa. Dengan
menggunakan
metode
discovery
melalui
kegiatan
laboratorium ini diharapkan siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dengan demikian siswa akan lebih termotivasi serta lebih fokus dalam memahami suatu konsep materi pelajaran, sehingga hasil belajarnyapun akan meningkat. Hasil belajar yang diharapkan yaitu siswa mendapat nilai rata-rata kelas 70. Z=
total nilai postes siswa siswa
Pengamatan dan pertanyaan Hasil evaluasi siswa
Indikator: Keaktifan / partisipasi siswa yang aktif dalam proses pembelajaran 75%. Indikator: Nilai rata-rata kelas tes evaluasi akhir siswa 70.
Gambar 3.2. Aspek-aspek Iindikator Hasil Belajar yang Diukur
Hasil belajar meningkat
42
H. Data dan Sumber Data Sumber data diperoleh dari siswa dan guru kimia MAN 12 Duri Kosambi, Jakarta barat dan data yang diperoleh adalah situasi dan suasana kelas saat proses belajar mengajar berlangsung. Tabel 3.1 Data dan Sumber Data yang digunakan No
Data
Sumber Data
Instrumen
1.
Siswa
Kuesioner dan lembar observasi
2.
Partisipasi siswa dengan dilihat dari aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Nilai kimia
Siswa
Tes Hasil Belajar
3.
Kendala yang dihadapi guru
Guru
Lembar wawancara
4.
Kendala yang dihadapi siswa
Siswa
Lembar wawancara dan kuesioner
I. Instrumen-instrumen Pengumpul Data 1. Lembar wawancara analisis kebutuhan Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa. Pedoman wawancara kepada guru menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan guru dalam mengajarkan kimia, khususnya materi sistem koloid. Sedangkan pedoman wawancara dengan siswa menitikberatkan pada pandangan siswa terhadap pelajaran kimia dan kesulitan dalam mempelajari kimia khususnya materi sistem koloid. Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru No. 1 2 3 4 5 6 7
Aspek Persiapan mengajar Metode dan pendekatan mengajar Sumber / bahan ajar mengajar Hasil belajar siswa Kendala-kendala dalam mengajar Unsur pedagogik dalam mengajar Alokasi waktu Jumlah
Jumlah Item 1 2 1 1 2 2 1 10
43
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Siswa No.
Topik
Jumlah Item
1
Tanggapan siswa pada materi pelajaran kimia Kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran kimia Metode mengajar guru Sumber belajar Hasil belajar siswa Tanggapan siswa mengenai metode discovery dengan kegiatan laboratorium Jumlah
2
2 3 4 4 5
2 1 1 1 2 9
2. Kuisioner Kuisioner diberikan di akhir siklus yaitu untuk mengetahui kendala siswa pada proses pembelajaran kimia dengan menggunakan indikator evaluasi penelitian tindakan kelas (PTK). Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Indikator
NO
Jumlah Item
1.
Minat
4
2.
Keaktifan siswa.
8
3.
Kemauan belajar siswa dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium. Jumlah
2 14
3. Lembar Observasi Lembar observasi diperlukan untuk mencatat kejadian-kejadian selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini berisi tentang aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
44
Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dengan Metode Discovery melalui Kegiatan laboratorium Aspek
Aspek yang Diamati 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan. 3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas.
Guru
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing. 5. Mempersiapkan kelas dan alat yang diperlukan. 6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan 7. Membantu siswa dengan informasi / data yang diperlukan siswa. 8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan kegiatan. 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan tersedia. 2. Siswa melakukan penemuan seperti mencatat, mengamati, dll. 3. Mengidentifikasi masalah.
Siswa
4. Interaksi siswa dengan siswa. 5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan. 6. Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru. 7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik.
4. Tes Kemampuan Tes kemampuan adalah metode pengumpulan data apabila peneliti akan melakukan perbandingan secara kuantitatif. Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa mengenai materi sistem koloid setelah menggunakan metode discovery melalui kegiatan laboratorium. Dengan menggunakan metode tes ini, maka peneliti akan dapat mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa mengalami peningkatan sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti.
45
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I No.
Indikator
1.
Mengelompokkan campuran yang ada di lingkungan ke dalam sistem koloid, larutan dan suspensi serta menyimpulkan perbedaannya.
2.
3.
4.
5.
C1 1
Menjelaskan komponenkomponen koloid dan rentangan diameter partikel koloid. Menggolongkan 8 macam sistem koloid berdasarkan 5, 14 fase terdispersi dan medium pendispersi. Mengelompokkan koloid yang ada di lingkungan ke dalam beberapa macam sistem koloid. Mendeskripsikan koloid liofil dan liofob serta memberikan contoh masing-masing. Jumlah
3
Aspek kognitif Proporsi C2 C3 C4 C5 C6 ∑ % 6
4
7 - -
4 26,67
2
-
- - -
1
3
-
- - -
3 20,00
9, 11, 13 8, 10 - - -
5 33,33
15
12
- - -
7
4
1 - - 15
6,67
2 13,33 100
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II No.
Indikator
C1
Aspek kognitif C2 C3 C4
C5 C6
Mengetahui sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, elektroforesis, 4,5, 1,2,9,14 23 6,25 adsorpsi dan koagulasi) melalui pengamatan sifatsifat koloid. 2. Memberikan contoh dari 3,8,16 21,22 sifat-sifat koloid. 3. Mendeskripsikan dan menggolongkan macam10,24, 7,11,17 13,20 12,18 19,15 macam proses pembuatan koloid.
Proporsi ∑ %
1.
Jumlah
7
6
7
5
-
-
9
36
-
5
20
- 11
44
- 25
100
46
Keterangan: : Hafalan/ingatan C1 : Pemahaman C2 : Penerapan C3
C4 C5 C6
: Analisis : Sintesis : Evaluasi
Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom, dkk. dikategorikan lebih terinci secara hirarki ke dalam enam jenjang kemampuan, yakni2: a. Hafalan (C1) Jenjang hafalan (ingatan) meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang lebih dipelajarinya. b. Pemahaman (C2) Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram, atau grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal ke dalam rumusan matematis atau sebaliknya, meramalkan berdasarkan kecenderungan tertentu (eksplorasi dan interpolasi) serta mengungkapkan suatu konsep atau prinsip dengan kata-kata sendiri. c. Penerapan (C3) Yang
termasuk
jenjang
penerapan
ialah
kemampuan
menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau pada situasi konkrit. d. Analisis (C4) Jenjang analisis meliputi kemampuan-kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur informasi serta hubungan antara komponen informasi tersebut menjadi jelas.
2
Tonih Feronika dan Burhanuddin Milaman, Evaluasi Pendidikan Kimia (Modul). (Jakarta: Program Studi Pendidikan Kimia FITK, 2006), h. 5-8.
47
e. Sintesis (C5) Yang termasuk jenjang sintesis ialah kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Termasuk ke dalamnya kemampuan merencanakan eksperimen, menyusun karangan (laporan praktikum, artikel, rangkuman), menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan objek-objek, peristiwa dan informasi lainnya. f. Evaluasi (C6) Kemampuan pada jenjang evaluasi ialah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan. J. Teknik Pengumpulan Data Data
dalam
penelitian
ini
diperoleh
berdasarkan
hasil
kuesioner/angket, wawancara, observasi pembelajaran dan tes kemampuan akhir. Pada observasi pembelajaran, peneliti menggunakan observasi langsung, karena pencatatan yang dilakukan terhadap objek diteliti langsung di tempat berlangsungnya peristiwa. Skala yang digunakan adalah skala nilai (rating scale) yaitu pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti checklist. Dalam lembar observasi tidak hanya terdapat objek yang diteliti dan gejala yang diselidiki, tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau jenjang setiap gejala tersebut. Penjenjangan pada observasi penelitian ini menggunakan skala 5 yaitu sangat baik, baik, sedang, kurang dan sangat kurang. K. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan (Trusworthiness) Studi Teknik pemeriksaan keterpercayaan (trusworthiness) studi dilihat berdasarkan hasil tes dan data yang diperoleh dari lapangan pada saat proses pembelajaran dari setiap siklus.
48
Sebelum melakukan tes, tes tersebut harus memenuhi persyaratan seperti yang dikemukakan oleh Yanti bahwa “instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat, yaitu valid dan reliabel”.3 1 Validitas Salah satu ciri tes yang baik adalah apabila tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Tes yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Dalam penelitian ini digunakan countent validity yang berarti tes disusun dengan materi dan tujuan pembelajaran khusus., sedangkan pengujian validitas instrumennya menggunakan rumus korelasi biseral: 4 rpbi
Mp Mt SDt
p q
Keterangan: rpbi
= Koefisien korelasi point biseral yang dianggap sebagai koefisien validitas item.
Mp
= Skor rata-rata hitung yang dijawab benar
Mt
= Skor rata-rata total
SDt = Standar deviasi p
= Proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item
q
= Proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item Jika harga r hitung < dari harga dalam tabel, maka korelasi tidak
signifikan. Tetapi jika sebaliknya maka signifikan. 2 Reliabilitas Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen meiliki tinhkat relibilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan menukur aspek yang diukur beberapa kali 3 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: FITK, Jurusan Pendidikan IPA, UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h.39 4 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), cet. Ke-3 h.185
49
hasilnya sama atau relatif sama.5 Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus KR- 20 (Kuder-Richardson 20) yaitu:6 2 n St pi q i r11 S 2t n 1
Keterangan: r11 p
= reliabilitas menggunakan persamaan KR-20 = proporsi siswa yang menjawab benar
q
= proporsi siswa yang menjawab salah
n
= banyaknya soal
S2
= standar deviasi atau simpangan baku
piqi = jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi Apabila harga r11 dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikan
5% ternyata lebih besar, berarti instrumen tersebut reliabel.
3 Taraf Kesukaran Setelah
tes diuji
reliabilitasnya data kembali
diuji
taraf
kesukarannya. Taraf kesukaran adalah kemampuan tes dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Pengujian taraf kesukaran tes ini bertujuan untuk mengetahui bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil balajar. Rumus yang digunakan dalam pengujian ini sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Dubois7, yaitu: P=
Np N
Keterangan: P
= indeks kesulitan untuk setiap butir soal
Np
= banyak siswa yang menjawab benar untuk setiap butir
N
= banyak siswa yang memberi jawaban pada soal yang dimaksud
Kriteria indeks kesukaran : 5
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Tindakan....., h. 229-230 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, Bumi Aksara, 2002), cet. Ke-III, h. 100 7 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi…, h. 372 6
50
Kurang dari 0,30 = sukar 0.30 - 0.70
= sedang
Lebih 0.7
= mudah
4 Daya Pembeda Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang mampu (rendah prestasinya). Cara perhitungan daya pembeda adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :8 D = PA – PB PA =
BB BA dan PB = JA JB
Keterangan: D = daya pembeda PA = proporsi kelas atas PB = proporsi kelas bawah BA = banyak siswa kelas atas yang menjawab benar untuk setiap butir soal BB = banyak siswa kelas bawah yang menjawab benar untuk setiap butir soal JA =
jumlah siswa kelas atas
JB =
jumlah siswa kelas bawah
Klasifikasi daya pembeda : D = < 0.2
: buruk
D = 0.2 – 0.4 : cukup D = 0.4 – 0.7 : baik D = 0.7 – 1
8
: sangat baik
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi…, h. 389-390
51
L. Teknik Analisa Data Analisis dan interpretasi data diperlukan untuk merangkum apa yang telah diperoleh, menilai apakah data tersebut berbasis kenyataan, ajeg, dan benar. Analisis dan interpretasi data juga diperlukan untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Hasil analisis dan interpretasi data akhirnya digunakan untuk memberikan masukan bagi perbaikan kegiatan peneliti. Pada akhir kegiatan penelitian, hasil analisis dan interpretasi data digunakan untuk menarik kesimpulan dalam laporan.9 Data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara, kuesioner, observasi pembelajaran, dan tes hasil belajar, kemudian dianalisis dengan cara dideskripsikan. pada kelompok individu tertentu. Hasil belajar yang diukur (Authentic Assesment) melalui pengamatan dan pertanyaan, pelaksanaan praktikum, dan evaluasi hasil tes.
9
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Tindakan....., h. 155
52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus, dan tiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium. Untuk penjabaran hasil penelitian tiap siklus adalah sebagai berikut : 1. Siklus I Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 6 jam pelajaran atau 3 pertemuan (6 x 45 menit). Berikut tahapan-tahapan dalam siklus I: a. Tahap perencanaan Berdasarkan seluruh informasi yang telah diperoleh, peneliti melakukan beberapa kegiatan dalam proses perencaanaan penelitian. Kegiatan yang dilakukan pada tahap awal ini adalah membuat skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan pertama dan kedua. Pertemuan pertama berlangsung selama 90 menit yang membahas tentang menyimpulkan perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi serta mengelompokkan campuran yang ada di lingkungan kedalam suspensi, larutan dan koloid. Pada pertemuan pertama peneliti melakukan kegiatan praktikum dengan metode discovery. Pertemuan kedua berlangsung selama 90 menit yang membahas tentang mengelompokkan koloid yang ada di lingkungan kedalam beberapa macam sistem koloid dan membahas penggunaan sistem koloid dalam industri kosmetik, makanan, farmasi, dan lain-lain. Kemudian pada pertemuan ketiga juga berlangsung selama 90 menit. Pada pertemuan ketiga ini siswa diberikan tes hasil belajar mengenai materi yang telah dibahas pada pertemuan pertama dan kedua serta mengisi angket yang dibutuhkan untuk penelitian.
53
b. Tahap pelaksanaan tindakan Siklus I dilaksanakan selama 6 jam pelajaran dalam tiga kali pertemuan. Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan 1 Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium. Sebelum pelajaran dimulai, peneliti dan guru kimia yang bersangkutan telah membentuk siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen. Sebelum pelajaran dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan pembelajaran dengan metode discovery yang akan diterapkan selama proses. Selanjutnya siswa dipersiapkan untuk melakukan kegiatan praktikum mengenai pengelompokkan koloid, larutan dan suspensi. Selain itu, siswa diberikan LKS sebagai acuan pada saat melakukan kegiatan praktikum. LKS ini harus dikaji dan diisi bersama teman kelompoknya yang telah dibentuk pada tahap perencanaan. Disini guru bertindak sebagai fasilitator saja dan siswa yang aktif sepenuhnya. Kemudian
masing-masing
kelompok
manyimpulkan
hasil
praktikumnya di depan kelas. Pembelajaran dilakukan dengan mengorientasikan siswa pada masalah yang akan dicari jawabannya. Untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang diajukan guru, siswa dapat mencarinya dengan melakukan kegiatan praktikum bersama dengan teman sekelompoknya. Karena, pada materi ini siswa akan lebih mudah mengerti memahami permasalahan yang akan dipecahkan melalui kegiatan praktikum. Selain itu, kegiatan tersebut juga dapat mengembangkan minat dan pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari. Pada saat siswa melakukan kegiatan praktikum, guru hanya membantu kelompok yang mengalami kesulitan serta mengkondisikan kelas agar kegiatan praktikum
dapat
berjalan
dengan
baik.
Namun,
berdasarkan
pengamatan peneliti terdapat kekurangan dalam mengkondisikan kelas,
54
karena guru bersangkutan kurang mengelilingi kelas untuk mengecek masing-masing kelompok. Sehingga ada kelompok yang kurang disiplin. 2) Pertemuan 2 Pada pertemuan ini pada materi yang dipelajari yaitu pengelompokkan jenis koloid serta peranan koloid di industri. Sebelum memasuki
pembahasan
jenis
koloid,
peneliti
memberikan
permasalahan yang ada kaitannya dengan materi tersbut. Misalnya ” susu termasuk ke dalam golongan koloid apa serta terdiri dari fase terdipersi dan medium pendispersi apakah ia, apakah sejenis cairan, padatan atau gas”. Hal ini dilakukan untuk memotivasi siswa agar mau berpikir. Pada materi ini peneliti tidak melakukan praktikum, tetapi melakukan pengamatan di laboratorium terhadap barang- barang industri kosmetik, makanan dan farmasi. Siswa diharapkan dapat mengidentifikasi barang- barang industri kosmetik, makanan dan farmasi ke dalam 8 macam sistem koloid dan mengisi mengisi kolomkolom yang telah tersedia di lembar kerja siswa yang terdiri dari contoh koloid, fase terdispersi, medium pendispersi serta nama koloid. Lembar kerja siswa diharapkan dapat membantu siswa menggali konsep yang ada di buku serta mengetahui jenis-jenis koloid yang ada di kehidupan sehari-hari. Setelah selesai, siswa bersama-sama membahas LKS yang telah dikerjakan serta menyimpulkannya. 3) Pertemuan 3 Pada akhir siklus ini guru memberikan tes hasil belajar berupa pilihan ganda yang berjumlah 15 butir soal untuk dikerjakan oleh siswa. Waktu untuk mengerjakan soal adalah 45 menit. Selama siswa mengerjakan soal, guru mengawasi siswa agar mereka dapat mengerjakan soal secara jujur dan tidak saling menyontek. Setelah selesai, soal dan jawabannya dikumpulkan untuk dibahas bersama sekaligus dikoreksi langsung agar siswa tahu kesalahannya. Selain itu, siswa juga diberikan angket kuesioner yang berisi tentang tanggapan
55
siswa terhadap metode discovery dengan kegiatan laboratorium sebagai metode yang dipakai dalam proses kegiatan pembelajaran. c. Tahap Observasi Pada
pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar siklus
I,
pengamatan dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam melakukan tahapan-tahapan kegiatan discovery melalui kegiatan laboratorium dengan melakukan check-list pada lembar observasi yang tersedia. Adapun aspek-aspek yang dinilai yaitu:
1) Aspek guru,
terdiri dari 8 aspek yang diamati; dan 2) Aspek siswa yang meliputi 7 aspek yang diamati. Berikut ini merupakan hasil penelitian dari siklus pertama yang kemudian dianalisis dan dikelompokkan menjadi: (1) Analisis hasil pengolahan data observasi, (2) Analisis hasil belajar dengan melihat kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa; perubahan penguasaan konsep sistem koloid, (3) Analisis analisis pengolahan data kuesioner, (4) Analisis hasil wawancara yang dilakukan setelah melakukan proses pembelajaran pada tiap siklus. 1) Data observasi Tabel 4.1. Rata-rata Hasil Observasi Siklus I Aspek Aspek yang diamati Penilaian Keterangan Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 4 Baik 2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip3 Sedang prinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan. 3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. 3 Sedang 4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang 3 Sedang dihadapi siswa serta peranan masingmasing. 5. Mempersiapkan kelas dan alat yang 4 Baik diperlukan. 6. Mengecek pemahaman siswa terhadap 2 Kurang masalah yang akan dipecahkan 7. Membantu siswa dengan informasi / data 3 Sedang yang diperlukan siswa.
56
Siswa
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan kegiatan. Rata-rata 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan tersedia. 2. Siswa melakukan penemuan seperti mencatat, mengamati, dan lain-lain. 3. Mengidentifikasi masalah. 4. Interaksi siswa dengan siswa. 5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan. 6. Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru. 7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik. Rata-rata
2
Kurang
3 4
Sedang Baik
3
Sedang
3 3
Sedang Sedang
2
Kurang
3
Sedang
3
Sedang
3
Sedang
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada aspek guru banyak yang masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan seperti menseleksi bahan dan tugas-tugas serta menseleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip dan konsep yang akan dipelajari. Hal ini diperlukan agar efektifitas dan efisiensi waktu dapat berjalan secara baik. Namun, pada siklus I ini waktu yang digunakan masih belum proporsional. Selain itu, guru juga harus memperjelas tugas dan peran masing-masing siswa dalam anggota kelompoknya dan memberikan motivasi kepada semua siswa sehingga semua siswa dapat terlibat secara maksimal dalam proses penemuan. Pengawasan guru pada siklus I ini pun perlu ditingkatkan agar pemahaman siswa dalam memecahkan masalah dapat teridentifikasi. Sedangkan pada aspek siswa yang terdiri dari tujuh aspek memiliki rata-rata penilaian 3 dan dikategorikan sedang serta masih belum memenuhi indikator keberhasilan. Hal ini dapat diketahui dalam melakukan penemuan dan mengidentifikasi masalah, serta interaksi siswa dengan siswa yang masih berkaitan dengan kurangnya kejelasan tugas-tugas serta peranan yang
57
dihadapi
siswa,
sehingga
sebagian
kecil
siswa
hanya
mengandalkan teman kelompoknya, tidak mencatat dan mengamati proses penemuan yang terjadi. 2) Data Kuesioner Tabel 4.2. Rata-rata Hasil Kuesioner Siswa Siklus I NO
Indikator
Rata-rata
1.
Minat
59,08 %
2.
Keaktifan siswa.
73,10 %
3.
Kemauan belajar siswa dengan metode 77,77 % discovery melalui kegiatan laboratorium. Berdasarkan tabel di atas, untuk siklus pertama pada indikator
minat,
minat
siswa
untuk
memperhatikan
dan
mempelajari kimia ternyata masih rendah, yaitu 59.08 %. Sedangkan pada indikator keaktifan siswa, keaktifan siswa cukup baik. Hal ini didukung oleh persentase penyataan siswa yang menjawab ya pada pernyataan tersebut sebesar 73,10 %. Lalu, pada indikator kemauan belajar siswa dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium terlihat antusias siswa yang besar terhadap metode pembelajaran yang digunakan. Dengan demikian, siswa merespon positif metode pembelajaran yang diajarkan di sekolah tersebut. 3) Hasil Belajar Berdasarkan hasil tes yang diberikan pada siklus I, dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa menunjukkan nilai sebesar 68,09 dan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa berdasarkan kemampuan kognitif belum mencapai indikator keberhasilan. (perhitungan ada pada lampiran 10)
58
Nilai tes hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Tes hasil belajar Siklus I Rentang Nilai
Frekuensi Absolut
Frekuensi Relatif
53 – 57
1
3,03 %
58- 62
8
24,24 %
63 – 67
11
33,33 %
68 – 72
-
-
73 – 77
9
27,27 %
78 – 82
4
12,12 %
Jumlah
33
100%
(data perhitungan ada pada lampiran 15 ) Berdasarkan Tabel 9. diatas dapat diperoleh informasi bahwa masih terdapat 1 orang siswa yang mendapat nilai (di bawah KKM) kurang dari 60 dan nilai rata-rata kelas yang diperoleh (ada pada lampiran) adalah 68,09 yang berarti hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai indikator lebih besar dari 70. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya. 4) Wawancara Peneliti
melakukan
wawancara
dengan
siswa
yang
dilakukan pada siswa kelas XI IPA untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap pembelajaran yang selama ini telah mereka lakukan. Dari hasil wawancara tersebut didapatkan data sebagai berikut:
59
Tabel 4.4. Data Hasil Wawancara Siswa Siklus I No. 1.
2.
3.
4. 5.
6.
Pertanyaan
Uraian Hasil Wawancara
Setelah mengikuti pelajaran kimia dengan kegiatan praktikum, apakah anda senang dengan metode yang diberikan guru? Apakah dengan pembelajaran menggunakan metode discovery melalui kegiatan laboratorium membuat anda lebih aktif dalam kegiatan belajar atau justru membuat kamu bosan? Berikan alasannya Dengan melaksanakan kegiatan laboratorium membuat anda merasa lebih ingin tahu / tidak? Jika ya, berikan alasan dan jika tidak berikan alasanmu! Menurut anda, apakah penjelasan yang diberikan guru sudah cukup jelas? Apakah guru memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa?
Menurut siswa, pelajaran kimia cukup menyenangkan karena selama ini mereka hanya menerima pelajaran kimia dari metode ceramah saja Menurut siswa, pembelajaran kimia dengan menggunakan metode discovery membuat lebih aktif dalam kegiatan belajar apalagi terdapat kegiatan praktikum yang tidak membuat kegiatan belajar menjadi bosan. Siswa mengaku bahwa rasa ingin tahu mereka cukup tinggi terhadap materi yang diajarkan melalui praktikum. Karena didorong oleh rasa penasaran / keingintahuan siswa terhadap apa yang mereka amati. Menurut siswa, penjelasan yang diberikan cukup jelas.
Guru memang memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa, namun hanya kepada siswa yang bertanya kepada guru yang bersangkutan. Menurut anda, apakah guru sudah Menurut siswa, guru masih kurang dapat menciptakan situasi belajar menciptakan kondisi belajar yang kondusif, yang kondusif? karena suasana kelas masih terdengar berisik.
Dari hasil wawancara diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa merasa senang dan cukup antusias terhadap metode pembelajaran yang diberikan karena selama ini mereka hanya menerima pelajaran kimia dari metode ceramah. Dengan kegiatan laboratorium, membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar apalagi terdapat kegiatan praktikum yang tidak membuat kegiatan belajar menjadi bosan. Selain itu, dengan mengalami langsung, siswa dapat mengetahui konsep-konsep abstrak yang ada di buku. Namun, situasi dan kondisi di laboratorium masih kurang kondusif karena masih terdengar berisik. Berdasarkan data hasil analisis keadaan di atas, maka peneliti dan guru yang bersangkutan lebih meningkatkan arahan
60
dan bimbingan kepada siswa supaya semua siswa merasa lebih jelas dan lebih menciptakan situasi laboratorium yang kondusif. d. Tahap Refleksi Setelah dilakukan observasi terhadap aktifitas belajar siswa dalam proses pembelajaran, maka dilakukan refleksi. Refleksi bertujuan untuk mengidentifikasi hal-hal positif dan masalah-masalah yang muncul pada siklus pertama ini dan akan diperbaiki pada siklus kedua dengan memberikan perlakuan-perlakuan (treatment) tertentu. Adapun
masalah-masalah
yang
teridentifikasi
dalam
pelaksanaan siklus pertama ini dan alternatif perlakuan-perlakuan (treatment) yang akan diterapkan pada siklus berikutnya adalah: Tabel 4.5 Refleksi Tindakan Siklus I Aspek
Aktifitas / Tindakan yang diamati 1.
Mengidentifikasi siswa.
kebutuhan
2.
Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan.
-
Guru
3. Menseleksi bahan dan tugastugas. 4. Membantu memperjelas tugastugas yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing. 5. Mempersiapkan kelas dan alat yang diperlukan.
-
Solusi Tindakan Melakukan peningkatan pendekatan, pengawasan kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi sistem koloid. Memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran dan menambahkan materi pada lembar kerja siswa dengan penyajian materi yang mudah dipahami. Meningkatkan penyeleksian bahan dan tugas-tugas siswa dalam mengidentifikasi masalah dan langkah-langkah discovery lainnya. Memberikan motivasi kepada siswa agar semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran Memberikan tugas-tugas yang jelas kepada masing-masing siswa pada tiap kelompok. Tidak ada permasalahan yang dihadapi karena guru dalam mempersiapkan kelas dan alat
61
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan 7.
Membantu siswa dengan informasi / data yang diperlukan siswa.
-
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan kegiatan.
-
1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan tersedia. -
Siswa
2. Siswa melakukan penemuan seperti mencatat, mengamati, dan lain-lain.
3. Mengidentifikasi masalah. 4. Interaksi siswa dengan siswa.
-
yang diperlukan sudah baik. Pembagian kelompok dengan memperhatikan prestasi belajar dan keaktifan siswa secara merata. Pengaturan posisi tiap kelompok agar mudah diawasi oleh guru. Mengelilingi kelas dan mengecek pemahaman setiap siswa. Melakukan perbaikan pada LKS dengan manambahkan penyajian materi dan memperbaiki penggunan bahasa agar mudah dipahami Mengecek kesulitan siswa dan membantunya dengan informasi dan data yang dibutuhkan. Mengawasi secara merata setiap kelompok agar aktif dalam melakukan kegiatan penemuan. Mengelilingi kelas dan mengecek tugas dan aktifitas masing-masing siswa dalam satu kelompok agar tidak ada lagi siswa yang mengandalkan teman sekelompoknya. Alat dan bahan yang dibutuhkan sudah lengkap dan tersedia, hanya memberikan motivasi untuk selalu membawa bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan laboratorium. Mengawasi secara merata setiap kelompok agar aktif dalam melakukan kegiatan penemuan. Selalu mengingatkan siswa agar tidak mengandalkan catatan teman dan membangkitkan keingintahuan siswa terhadap permasalahan yang diajukan. Membantu dan membimbing siswa dengan informasi dan data. Memberikan motivasi dan pengarahan kepada siswa. Memotivasi siswa untuk turut aktif dalam melakukan kegiatan
62
5.
Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan.
6.
Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik.
discovery. - Mengawasi secara merata setiap kelompok agar aktif dalam berinteraksi / diskusi di dalam kelas. Membantu siswa dengan memberikan pengarahan dan bimbingan. - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan kesimpulan hasil penemuan dan membangkitkan keberanian siswa untuk berbicara di depan kelas. - Mengawasi secara merata setiap kelompok agar aktif dalam melakukan penyelidikan terhadap permasalahan. - Mengecek pemahaman siswa dan membantu siswa dengan data yang dibutuhkan - Melakukan perbaikan pada lembar kerja siswa dengan penyajian materi yang mudah dipahami. - Menugaskan siswa untuk membaca LKS lebih dulu sebelum mengerjakan. - Selalu mengingatkan siswa agar mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik dan tidak hanya mengandalkan jawaban teman dan percaya terhadap kemampuan diri sendiri. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS.
2. Siklus II Siklus II pada penelitian ini dilakukan pada bulan 5 – 12 Juni 2008 yang membahas tentang materi sifat-sifat koloid serta proses pembuatan koloid. Sama halnya dengan siklus I, siklus II ini pun dilaksanakan selama 6 jam pelajaran dalam tiga kali pertemuan.
63
a. Tahap Perencanaan Berdasarkan refleksi siklus I, penerapan penggunaan metode discovery dengan kegiatan laboratorium cukup efektif. Dari hasil evaluasi dilakukan di akhir siklus I dilihat dari tes hasil belajar masih terdapat beberapa dari siswa
yang belum mencapai indikator
pencapaian belajar sebesar 70 dan masih ada siswa yang mendapat nilai kurang dari 60. Aktivitas siswa dan partisipasi siswa didalam kelas sudah aktif, tetapi masih perlu lebih ditingkatkan lagi seperti kurangnya kerjasama antar anggota kelompok dalam melakukan pengamatan di laboratorium. Pada siklus II ini terdiri dari 3 pertemuan yang membahas sifatsifat koloid serta proses pembuatan koloid. Berdasarkan refleksi yang didapat dari siklus I, pada siklus II ini peneliti mencoba melakukan beberapa revisi tindakan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang lebih baik lagi. Diantara tidakan yang akan dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi
kebutuhan siswa;
2) Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan; 3) Menseleksi bahan-bahan dan tugas-tugas; 4) Menambahkan dan memperbaiki penyajian materi agar mudah dipahami siswa; 5) Meminimalisir kegiatan siswa yang tidak ada hubungannya dengan proses pembelajaran dengan memaksimalkan kegiatan pembelajaran, siswa tidak diberi peluang untuk bercanda, mengganggu temannya dan kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan proses pembelajaran; 6) Meningkatkan keakraban dengan siswa untuk mencairkan suasana belajar yang kaku sehingga siswa tidak takut atau malu untuk bertanya kepada guru; 7) memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa pada saat proses pembelajaran; 8) mengoptimalkan kerja kelompok dengan cara membagi pekerjaan setiap individu dalam kelompok, agar setiap siswa melakukan proses pembelajaran dengan baik dan mengamati dengan benar.
64
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan 4 Sebelum pelajaran dimulai, siswa diberikan LKS sebagai acuan pada saat melakukan kegiatan praktikum. LKS ini harus dikaji dan diisi bersama teman kelompoknya yang telah dibentuk pada tahap perencanaan. Siswa melakukan penyelidikan tentang permasalahan yang diajukan guru, kemudian siswa melakukan pengamatan di laboratorium praktikum dengan tujuan dapat mengetahui salah satu dari sifat koloid, kemudian mengidentifikasikan hasil jawaban dan mengkajinya dengan membaca hasil temuan, mencatat hasil temuan dan menyimpulkan hasilnya. Untuk mengetahui sifat-sifat koloid lainnya, masing-masing kelompok mendiskusikan sifat-sifat koloid lainnya dan mempresentasikan hasil temuannya di depan kelas. Pembelajaran dilakukan dengan mengorientasikan siswa pada masalah yang akan dicari jawabannya. Untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang diajukan guru, siswa dapat mencarinya dengan melakukan kegiatan praktikum bersama dengan teman sekelompoknya. Karena, pada materi ini siswa akan lebih mudah mengerti memahami permasalahan yang akan dipecahkan melalui kegiatan praktikum. Selain itu, kegiatan tersebut juga dapat mengembangkan minat dan pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari. Pada saat siswa melakukan kegiatan praktikum, guru hanya membantu kelompok yang mengalami kesulitan serta mengkondisikan kelas agar kegiatan praktikum dapat berjalan dengan baik. 2) Pertemuan 5 Pada pertemuan kelima ini, pembelajaran dilakukan dengan kegiatan praktikum untuk mengetahui salah satu cara pembuatan koloid. Kemudian, guru membagikan LKS yang harus dikaji oleh siswa untuk mencari tahu jawaban atas pertanyaan tersebut dan menyimpulkan hasilnya. Kemudian para siswa melakukan langkahlangkah
kegiatan
discovery
seperti
melakukan
penemuan,
65
mengidentifikasi masalah, dan melakukan penyelidikan terhadap permaslahan yang diajukan guru, kemudian mempresentasikan hasil pekerjaannya berdasarkan diskusi kelompok. Guru hanya membantu memperbaiki jika ada jawaban siswa yang kurang tepat. 3) Pertemuan 6 Pada akhir siklus kedua ini, guru memberikan tes hasil belajar berupa pilihan ganda yang berjumlah 15 butir soal untuk dikerjakan oleh siswa. Waktu untuk mengerjakan soal adalah 45 menit. Selama siswa mengerjakan soal, guru mengawasi siswa agar mereka dapat mengerjakan soal secara jujur dan tidak saling menyontek. Setelah selesai, soal dan jawabannya dikumpulkan untuk dibahas bersama sekaligus dikoreksi langsung agar siswa tahu kesalahannya. Selain itu, siswa juga diberikan angket kuesioner yang berisi tentang tanggapan siswa terhadap metode discovery dengan kegiatan laboratorium sebagai metode yang dipakai dalam proses kegiatan pembelajaran. c. Tahap Observasi Pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus II, pengamatan / observasi sama halnya dengan pengamatan yang dilakukan pada siklus I. Adapun pengamatan yang dilakukan ialah pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam melakukan tahapan-tahapan kegiatan discovery melalui kegiatan laboratorium dengan melakukan check-list pada lembar observasi yang tersedia. Lembar observasi terdiri dari 2 aspek yang dinilai yaitu: 1) Aspek guru, meliputi 8 aspek yang diamati; dan 2) Aspek siswa, terdiri dari 7 aspek yang diamati. Berikut ini merupakan hasil penelitian dari siklus pertama yang terdiri dari lembar observasi, data hasil belajar siswa, hasil kuesioner dan hasil wawancara.
66
1) Data Observasi Tabel 4.6. Rata-rata Hasil Observasi Siklus II Aspek Aspek yang diamati Penilaian Keterangan Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 4 Baik 2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip4 Baik prinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan. 3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. 4 Baik 4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang 4 Baik dihadapi siswa serta peranan masingmasing. 5. Mempersiapkan kelas dan alat yang 5 Baik diperlukan. 6. Mengecek pemahaman siswa terhadap 4 Baik masalah yang akan dipecahkan 7. Membantu siswa dengan informasi / data 4 Baik yang diperlukan siswa. 8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan 4 Baik kegiatan. Rata-rata 4 Baik Siswa 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap 4 Baik dan tersedia. 2. Siswa melakukan penemuan seperti 5 Sangat Baik mencatat, mengamati, dan lain-lain. 3. Mengidentifikasi masalah. 4 Baik 4 Baik 4. Interaksi siswa dengan siswa. 5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil 4 Baik penemuan. 6. Melakukan penyelidikan terhadap 4 Baik permasalahan yang diajukan guru. 7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan 5 Sangat Baik baik. Rata-rata 4 Baik Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada aspek guru yang terdiri dari: 1) Aspek guru, meliputi 8 aspek yang diamati; dan 2) Aspek siswa, terdiri dari 7 aspek yang diamati, pada siklus kedua mengalami peningkatan rata-rata dibandingkan dengan siklus pertama. Hal ini dapat dilihat pada tabel aspek guru, terdapat peningkatan tindakan yang dilakukan seperti pada tahap pendahuluan
dalam hal mengidentifikasi kebutuhan siswa,
67
menseleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, bahan-bahan serta tugas-tugas terdapat terdapat peningkatan persentase sehingga berdampak waktu yang digunakan lebih lebih efektif dan efisien. Aspek guru dalam hal membantu memperjelas tugas-tugas yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing dan mengecek pemahaman siswa terhadap permasalahan yang diajukan terdapat peningkatan pada siklus kedua sehingga berdampak aktifitas dan peran siswa dalam melakukan langkah-langkah kegiatan discovery mengalami peningkatan dibandingkan siklus pertama. Hal ini berdampak pula pada aspek-aspek yang diamati siswa berupa interaksi siswa dengan siswa dan kegiatan siswa dalam melakukan penemuan, melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru, mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik serta merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan mengalami peningkatan dengan kategori baik. Oleh karena itu berdasarkan pengamatan aktifitas yang dilakukan, aktifitas siswa telah memenuhi indikator keberhasilan dengan kategori baik. 2) Data Kuesioner Tabel 4.7. Rata-rata Hasil Kuesioner Siswa Siklus II NO
Indikator
Rata-rata
1.
Minat.
73, 47 %
2.
Keaktifan siswa.
81,81 %
3.
Kemauan belajar siswa dengan me.tode 82,82 % discovery melalui kegiatan laboratorium.
3) Hasil Belajar Nilai tes hasil belajar pada siklus II dengan pembahasan pada sifat-sifat koloid dan pembuatan koloid diperoleh data sebagai berikut:
68
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II Rentang Nilai
Frekuensi Absolut
Frekuensi Relatif
60 – 64
1
3,03 %
65- 69
3
9,09 %
70 – 74
18
54,54 %
75 – 79
-
-
80 – 84
9
27,27 %
85 – 89
2
6,06 %
Jumlah
33
100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa sudah tidak ada siswa yang mendapat nilai dibawah. Nilai rata-rata kelas pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 68,09 menjadi 74,81 (perhitungan ada pada lampiran 15). Oleh karena itu, penelitian ini dianggap cukup sampai pada siklus II dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. 4) Hasil Wawancara Pada penelitian ini, peneliti juga melakukan wawancara kepada sebagian siswa kelas XI IPA untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan metode discovery melalui kegiatan laboratorium baik pada siklus pertama maupun siklus kedua. Wawancara dilakukan pada akhir siklus II setelah melaksanakan tes hasil belajar dan pengisian lembar kuesioner.
69
Tabel 4.9 Data Hasil Wawancara Siswa Siklus II No. 1.
2.
3.
4. 5. 6.
Pertanyaan
Uraian Hasil Wawancara
Setelah mengikuti pelajaran kimia dengan kegiatan praktikum, apakah anda senang dengan metode yang diberikan guru?
Setelah mengikuti pembelajaran kimia dengan kegiatan praktikum, siswa merasa sangat senang dengan kegiatan praktikum dan metode yang diberikan guru karena mereka bisa lebih tahu dan memahami materi pelajaran kimia dibandingkan dengan metode ceramah. Karena dalam kegiatan praktikum, siswa terlibat langsung untuk melakukannya sehingga ingatan siswa terhadap materi yang diajarkan akan lebih permanen. Siswa mengaku, kegiatan pembelajaran kimia mereka lebih aktif karena mereka hanya fokus terhadap permasalahan yang diajukan guru dan berusaha mencari tahu jawabannya sehingga tidak ada lagi kegiatan yang tidak berhubungan dengan pembelajaran seperti mengobrol dengan teman. Selama proses pembelajaran dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium timbul rasa ingin tahu siswa terhadap hasil yang terjadi pada apa yang mereka amati dalam kegiatan praktikum. Menurut siswa, penjelasan yang diberikan sudah cukup jelas.
Apakah dengan pembelajaran menggunakan metode discovery melalui kegiatan laboratorium membuat anda lebih aktif dalam kegiatan belajar atau justru membuat kamu bosan? Berikan alasannya Dengan melaksanakan kegiatan laboratorium membuat anda merasa lebih ingin tahu / tidak? Jika ya, berikan alasan dan jika tidak berikan alasanmu! Menurut anda, apakah penjelasan yang diberikan guru sudah cukup jelas? Apakah guru memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa? Menurut anda, apakah guru sudah dapat menciptakan situasi belajar yang kondusif?
Guru memberikan arahan dan bimbingan kepada semua siswa. Menurut siswa, guru sudah dapat menciptakan kondisi belajar yang kondusif, karena suasana kelas tidak terdengar berisik karena guru selalu mengelilingi kelas untuk mengamati siswa.
Dari hasil wawancara diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa merespon positif metode yang digunakan dan membuat mereka tidak bosan, karena situasi belajar yang menggunakan pendekatan laboratorium sehingga siswa merasa senang serta meningkatkan keingintahuan siswa dan membantu siswa dalam memahami konsep yang tidak hanya cukup dengan membaca buku atau mendengarkan penjelasan langsung dari guru.
70
d. Tahap Refleksi Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi data pada siklus II, diperoleh gambaran bahwa menggunakan metode discovery dengan kegiatan
laboratorium
telah
efektif
digunakan
dalam
proses
pembelajaran kimia pada konsep sistem koloid, antara lain: 1) Perhatian guru terhadap siswa sudah meningkat dan tidak hanya pada sebagian siswa melainkan seluruh siswa. 2) Motivasi untuk terlibat didalam kegiatan belajar cukup tinggi, siswa
lebih
percaya
diri,
lebih
berani
mengungkapkan
pendapatnya, lebih berkonsentrasi, dan lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 3) Kegiatan siswa dalam melakukan langkah-langkah discovery seperti melakukan penemuan, mengidentifikasi masalah, interaksi antara siswa dengan siswa, merumuskan prinsip dan generalisasi penemuan, serta melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru telah mengalami peningkatan dibandingkan siklus pertama dan memenuhi indikator pencapaian keberhasilan dengan kategori baik 4) Hasil belajar yang diperoleh siswa telah mencapai indikator pencapaian keberhasilan. 5) Hal-hal yang kurang dan perlu diperbaiki dalam siklus pertama sudah terlihat adanya penyempurnaan dalam siklus II. B. Pemeriksaan Keabsahan Data Data diperoleh dan dikumpulkan dari hasil belajar siswa yang diambil dengan memberikan tes hasil belajar kepada siswa pada setiap siklus, baik siklus pertama maupun siklus II yang akan dihitung dengan berdasarkan persentase dan rentang nilai yang kemudian dideskripsikan dalam bentuk kalimat oleh peneliti. Aktivitas dan situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat
71
dan diamati oleh peneliti sendiri sebagai observer ditempat sekolah yang dijadikan tempat penelitian. Sedangkan tanggapan siswa terhadap metode discovery dengan kegiatan laboratorium diambil dari kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti. Kuesioner yang diberikan kepada siswa yang diisi oleh siswa setelah berakhirnya pembelajaran metode discovery dengan kegiatan laboratorium di setiap siklusnya, baik pada siklus pertama maupun siklus kedua yang telah dilaksanakan untuk memperoleh tanggapan siswa terhadap penggunaan metode discovery dengan kegiatan laboratorium. Selanjutnya, data yang telah diperoleh dan dikumpulkan untuk dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif oleh peneliti. C. Pembahasan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh hasil temuan penelitian. Temuan penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa aktifitas siswa dalam melakukan langkah-langkah kegiatan discovery masih perlu peningkatan dan belum memenuhi indikator keberhasilan, karena berdasarkan observasi yang dilakukan pada siklus I, aktifitas siswa perlu ditingkatkan dalam aspek melakukan penemuan (seperti mencatat, mengamati, dan lainlain), mengidentifikasi masalah, intrasksi siswa dengan siswa, merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan, dan melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru. Hal itu disebabkan karena kurangnya pengawasan dari guru seperti membantu memperjelas tugas-tugas yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing, mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan, membantu siswa dengan informasi atau data yang dibutuhkan siswa, dan mengamati siswa dalam melakukan kegiatan. Sedangkan pada siklus kedua, aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode discovery melalui kegiatan laboratorium meningkat dan memenuhi indikator keberhasilan. Temuan ini didukung berdasarkan observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran, dimana pada siklus kedua ini, siswa lebih serius dan tenang pada saat proses pembelajaran berlangsung, interaksi antara siswa dengan siswa dalam hal
72
kerjasama antar kelompok dan pembagian tugas masing-masing dalam kelompok meningkat dan didukung oleh pengawasan guru yang lebih optimal, sehingga siswa lebih fokus dalam melakukan langkah-langkah kegiatan discovery. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil observasi pada aspek siswa mengalami peningkatan dari siklus pertama dengan penilaian sedang menjadi baik pada siklus kedua. Peneliti juga melakukan tes hasil belajar yang diberikan tiap akhir siklus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kognitif siswa pada konsep koloid. Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan, kemampuan siswa di bidang kognitif mengalami peningkatan dari siklus I dengan nilai rata-rata kelas sebesar 68,09 ke siklus II dengan nilai rata-rata kelas sebesar 74,81. Hasil
kuisioner dan wawancara yang dilakukan kepada siswa
mendapat tanggapan yang positif pada siklus I ke siklus II. Siswa merasa antusias dan termotivasi dengan metode pembelajaran yang digunakan karena pembelajaran kimia dengan menggunakan metode discovery, siswa menjadi lebih aktif. Hal ini didukung pula dengan kegiatan praktikum yang membuat kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang diajarkan menjadi lebih tinggi. Hasil penelitian di atas, dapat membuktikan bahwa dengan belajar menggunakan discovery learning, aktivitas belajar berpusat pada siswa, karena siswa dibiarkan untuk menemukan sendiri konsep yang sudah ada atau mengalami proses mental sehingga keingintahuan siswa bertambah dan pada akhirnya hasil belajar siswa menjadi lebih baik dan meningkat. Hal ini sesuai dengan keunggulan metode discovery yang dibahas pada bab II sebelumnya, bahwa
pembelajaran
dengan
menggunakan
metode
discovery
dapat
membangkitkan kegairahan belajar para siswa dan memperoleh pengetahuan yang lebih pekat sehingga pada akhirnya memungkinkan siswa untuk mendapatkan hasil belajar kimia yang lebih baik dan meningkat.
73
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kimia dengan menggunakan metode discovery melalui kegiatan laboratorium dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid. Selain itu, berdasarkan data observasi, kuesioner, dan wawancara siswa juga dapat terlihat bahwa pembelajaran kimia dengan menggunakan metode discovery melalui kegiatan laboratorium pada siklus II lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Hal ini terjadi karena pada siklus II terdapat perbaikan tindakan yang dilakukan oleh guru, seperti pengaturan waktu yang lebih proporsional, peningkatan pengawasan guru terhadap seluruh siswa dan memeriksa bahwa semua siswa memahami tujuan dan prosedur kegiatan yang harus dilakukan, memberikan motivasi kepada siswa serta adanya pembagian tugas yang merata kepada anggota kelompok masing-masing sehingga semua siswa terlibat dalam memecahkan masalah dan memperhatikan proses penemuan yang dilakukan. Peningkatan hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid juga dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I sebesar 68,09 meningkat menjadi 74,81 pada siklus II. Dengan demikian, maka berdasarkan data-data di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kimia siswa mengalami peningkatan dengan menggunakan metode discovery melalui kegiatan laboratorium karena telah mencapai kriteria indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. B. Saran Dari kesimpulan diatas, maka penulis ingin menyumbangkan beberapa saran, yaitu:
74
1. Kepala sekolah hendaknya memperhatikan fasilitas dan lingkungan belajar siswa untuk mendukung peningkatan kualitas pembelajaran melalui variasi model dan metode pembelajaran. 2. Guru hendaknya menggunakan metode yang cocok bagi siswa dan pokok bahasan yang sedang dipelajari. 3. Guru hendaknya menggunakan metode maupun media yang bervariasi untuk mencegah munculnya kebosanan pada siswa dan suasana belajar akan lebih menyenangkan. 4. Dalam proses pembelajaran sebaiknya situasi belajar berpindah dari situasi teacher dominated learning menjadi situasi belajar student dominated learning. 5. Dalam proses pembelajaran, guru lebih memotivasi siswa untuk belajar lebih baik sehingga hasil belajar akan meningkat. 6. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode discovery melalui
kegiatan
laboratorium,
seorang
guru
harus
benar-benar
memperhatikan aktivitas belajar yang dilakukan siswa dengan optimal.
75
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, Kimia Dari Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia”, dari http://www.id.wikipedia.org, 16 Maret 2008. Anonym, Metode Penemuan, from http://www.laboratorium-um.sch.id/files.pdf, 1 Agustus 2010, Anshory, Irfan dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II, Jakarta: Erlangga. 1996. Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Jakarta: Bumi Aksara, 2006. -------------------------, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 2002, cet. Ke-III Aqib, Zainal Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: CV. Yrama Widya, 2006. Bruce, Jessica, Discovery Learning…, www.bsu.edu/web/jccassady/393web/students/Bruce.htm.
dari
Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Kimia untuk SMA dan MA. Jakarta: Depdiknas, 2003. Muhammad Faiq Dzaki, Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery Learning), from http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaranpenemuan-terbimbing.html, 2 April 2009. Erlyana, Aan, Inquiry In The teaching of English for Young Learners, Pancaran Pendidikan, XV, 53, 2002. Fatmawati, Perbedaan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Menggunakan Metode Inquiry dan Discovery di kelas IV SD Kota Padang, Jurnal lmu Pendidikan, No. 2 Th. III, 2003 Feronika, Tonih dan Burhanuddin Milaman, Evaluasi Pendidikan Kimia (Modul). Jakarta: Program Studi Pendidikan Kimia FITK, 2006. Hamalik, Prof. Dr. Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem Jakarta: Bumi Aksara, 2008. -------------------------------, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2002.
76
Herdian, Metode Pembelajaran Discovery (penemuan), http://herdi07.wordpress.com/2010/05/27/metode-pembelajaran-discoveryPenemuan/, 1 Agustus 2010
from
Heriyanto, Pengaruh Metode Pembelajaran Discovery Inquiry Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X SMAN 2 Ciputat, Skripsi UIN, 2006. Herlanti,Yanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: FITK Jurusan Pendidikan IPA, UIN Syarif Hidayatullah, 2006. Islami, Nur Rahmah, Kemampuan Psikomotor Siswa dalam Praktikum Reproduksi Generatif pada Tumbuhan. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: tidak di terbitkan, 2002. Johari, M.Sc dan Ir. M. Rachmawati, Kimia SMA dan MA Kelas X, Jakarta: Esis, 2006. Justiana, Sandri dan Mukhtaridi, Chemistry for Senior high School, Jakarta: Yudhistira.2009. Mardana, IB. Putu, Intensifikasi Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium dalam Pembelajaran IPA Sebagai Upaya Meningkatkan Minat, Sikap Ilmiah, dan Prestasi Belajar IPA Siswa SLTP Negeri I Singaraja. Majalah Ilmiah Aneka Widya. No. 3 Th. XXXIII, 2000. Miranda, Yula Pengaruh Pembelajaran Discocery Terpimpin dan Pendekatan STM Terhadap Hasil Belajar Keanekaragaman Hayati pada Siswa Kelas X SMUN Palangkaraya, Jurnal Penelitian Pendidikan, No. I, th. 9, Juni 2002 Nata, Prof. Dr. Abuddin, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Prenada Media Group, 2009, cet. ke-I. Nuraeni, Eni dan Dra. Kusdianti, Implementasi Model Pembelajran Induktif untuk Mengajarkan Konsep Keanekaragaman Tumbuhan di SLTP dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematikan dan IPA, Seminar Nasional Pendidikan Matematika dan IPA, Juli 2004. Putra Yasa, Ida Bagus, “Mengajar Dengan Inkuiri”, dalam Jurnal PRASI Vol.2 No.3 Tahun 2004. R, Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT Asli Mahasatya, 2003.
77
Rahman, Mardia H, Penerapan Model Belajar Penemuan dengan Kegiatan Laboratorium (Suatu Upaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan. No. 1 Th. I, 2004. Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Sidharta, Arief, “Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP”, dalam Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam, dari http://www.p4tkipa.org. Slameto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2001. Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, cet. Ke-V. Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001, cet. Ke-3. Sudjana, Nana, Penilaian Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, cet. ke-VII, 2001. Supardi, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Beserta Sistematika Proposal dan Laporannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006. Syahmani, Laboratorium sebagai Pusat Pengajaran Kimia Organik. Jurnal Vidya Karya. No. 2 Th. XX, Oktober 2002. Syaodih Sukmadinata, Nana Metode Penelitian Tindakan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007, Cet. III Tim Peneliti Universitas Udayana, Pengaruh Pola asuh Orang Tua dan Pengajaran Dengan Metode Discovery-Inquiry Terhadap Konsep Diri Serta Hubungannya dengan Prestasi Belajar IPA Siswa SMP Negeri di Propinsi Bali, dalam Laporan Penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Udayana, 1992, h. 9 Wahyana, Pengelolaan Pengajaran Fisika, Jakarta: UT, 2001. Waluyo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, Jakarta:Penerbit Karunika Jaya, 1987. W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: PT Media Abadi, 2005.
78
Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Mengelompokkan sistem koloid berdasarkan hasil pengamatan dan penggunaannya di industri
SILABUS : MA Negeri 12 Jakarta : Kimia : X/II : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Pembelajaran Sistem koloid Jenis tagihan: Mengamati beberapa Mengelompokkan campuran yang ada di Tugas individu larutan dan lingkungan ke dalam Kuis mengelompokkannya ke suspensi, sistem koloid, dalam suspensi, larutan dan larutan sejati serta sejati dan sistem koloid. menyimpulkan perbedaannya. Mengelompokkan jenis Mendeskripsikan koloid berdasarkan fase macam-macam koloid terdispersi dan medium berdasarkan zat pendispersi terdispersi dan medium pendispersi. Melalui diskusi Menjelaskan penggunaan koloid di kelompok siswa dapat industri makanan, menjelaskan kosmetik, dan farmasi penggunaan koloid di industri makanan, kosmetik, dan farmasi
Bentuk instrumen: Tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan esai
Alokasi waktu 3 jam pelajaran
Sumber Media Buku kimia, Lembar kerja, Bahan/alat untuk praktek
79
Mengidentifikasi Sifat koloid sifat-sifat koloid dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
Melalui diskusi kelompok mengidentifikasi serta mengklasifikasikan jenis dan sifat koloid dari data percobaan.
Mendeskripsikan sifatsifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi, dan koagulasi)
Menjelaskan koloid Melakukan percobaan liofil dan liofob sifat-sifat koloid secara kelompok Peranan koloid dalam kehidupan
Membuat berbagai Pembuatan sistem koloid koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya
Mengidentifikasi peranan koloid di industri kosmetik, makanan, farmasi dan membuatnya dalam bentuk tabel (daftar) secara individu di rumah. Merancang dan melakukan percobaan pembuatan koloid dalam kerja kelompok di laboratorium.
Jenis tagihan: Tugas individu Kuis, ulangan
3 jam Buku kimia, pelajaran Lembar kerja, Bahan/alat untuk praktek
Bentuk instrumen: Tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan esai
Mendeskripsikan peranan koloid di industri kosmetik, makanan, dan farmasi
Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan.
Jenis tagihan : Tugas kelompok Bentuk instrumen: Performans (kinerja dan sikap) ,laporan tertulis, Tes tertulis
2 jam pelajaran
80
80
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/2
Pertemuan Ke
:1
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
__________________________________________________________________ Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar
: Mengelompokkan
sistem
koloid
berdasarkan
hasil
pengamatan dan penggunaannya di industri Indikator
:
Menjelaskan pengertian sistem koloid. Menyimpulkan perbedaan sistem koloid, suspensi dan larutan. Menjelaskan komponen-komponen koloid dan rentangan diameter partikel koloid. Mengelompokkan campuran yang ada di lingkungan ke dalam sistem koloid, larutan dan suspensi. __________________________________________________________________ A. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai pembelajaran, diharapkan siswa dapat: 1. Mendeskripsikan pengertian sistem koloid. 2. Mengetahui perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi. 3. Memberi contoh larutan, koloid, dan suspensi. B. Materi Pembelajaran Pengertian dan komponen sistem koloid C. Metode Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran
: Discovery
2. Model pembelajaran
: Eksperimen
Lampiran 2
81
D. Skenario pembelajaran 1. Kegiatan awal (10 menit) a. Guru memberi salam untuk membuka pelajaran. b. Mengabsensi siswa c. Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa. d. Melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep, dan generalisasi pengetahuan. e. Melakukan seleksi bahan, problema atau tugas-tugas. f. Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa. g. Mempersiapkan kelas dan alat-alat serta bahan-bahan yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti (75 menit) a. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan. b. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk mengkajinya serta mengerjakan latihan-latihannya bersama teman sekelompoknya. c. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan atau pengamatan di laboratorium dengan tujuan dapat membedakan larutan, koloid dan suspensi. d. Siswa melakukan penyelidikan tentang permasalahan yang diajukan guru. e. Guru membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa. f. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah. g. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa. h. Siswa mengidentifikasi beberapa kemungkinan jawaban dan mengkaji dari berbagai sumber, membaca hasil temuan, mencatat hasil temuan dan menyimpulkan hasilnya. i. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil temuannya di depan kelas.
82
Lampiran 2
j. Guru membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya. 3. Kegiatan Akhir ( 5 menit) a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan praktikum. E. Sumber Belajar 1. Buku kimia SMA kelas XI 2. Alat dan bahan percobaan F. Penilaian: 1. Afektif dan psikomotor Bentuk
: Lembar pengamatan / observasi siswa
2. Kognitif Bentuk
: Lembar Kerja Siswa (LKS) dan laporan praktikum
83
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/2
Pertemuan Ke
:2
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
__________________________________________________________________ Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat koloid dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
:
Mendeskripsikan serta membedakan antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Menjelaskan adanya 8 macam sistem koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi. Mengelompokkan koloid yang ada di lingkungan ke dalam beberapa macam sistem koloid. Membahas penggunaan sistem koloid dalam industri kosmetik, makanan, farmasi, dan lain-lain. Menjelaskan koloid liofil dan liofob. Memberikan contoh koloid liofil dan liofob. _________________________________________________________________ A. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai pembelajaran, diharapkan siswa dapat: 1. Mendeskripsikan serta membedakan antara fase terdispersi dan medium pendispersi. 2. Menjelaskan macam-macam sistem koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi. 3. Memberi contoh untuk setiap golongan koloid. 4. Mengelompokkan koloid yang ada di lingkungan ke dalam beberapa macam sistem koloid. 5. Membahas penggunaan sistem koloid dalam industri kosmetik, makanan, farmasi, dan lain-lain. 6. Menjelaskan dan memberikan contoh koloid liofil dan liofob. B. Materi Pembelajaran Pengelompokkan sistem koloid
84
Lampiran 2
C. Metode Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran
: Discovery
2. Model pembelajaran
: Pembelajaran berdasarkan masalah
D. Skenario pembelajaran 1. Kegiatan awal (10 menit) a.
Guru memberi salam untuk membuka pelajaran.
b. Mengabsensi siswa c. Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa. d. Melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep, dan generalisasi pengetahuan. e. Melakukan seleksi bahan, problema atau tugas-tugas. f. Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa. g. Mempersiapkan kelas dan alat-alat serta bahan-bahan yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti (75 menit) a. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan melalui permasalahan / pertanyaan kepada siswa. b. Guru membagikan LKS kepada siswa untuk mengkajinya serta mengerjakan latihan-latihannya. c. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan atas permasalahan yang diajukan guru. d. Siswa melakukan penyelidikan tentang permasalahan yang diajukan guru dengan mengidentifikasi barang- barang industri kosmetik, makanan dan farmasi ke dalam 8 macam sistem koloid dan mengisi lembar LKS yang telah diberikan. e. Guru membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa. f. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.
85
Lampiran 2
g. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa. h. Siswa mengidentifikasi beberapa kemungkinan jawaban dan mengkaji dari berbagai sumber, membaca hasil temuan, mencatat hasil temuan dan menyimpulkan hasilnya. i. Guru membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya. 3. Kegiatan Akhir (5 menit) a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat resume mengenai sifat-sifat koloid. E. Sumber Belajar 1. Buku kimia SMA kelas XI F. Penilaian: 1. Kognitif Bentuk
: Lembar Kerja Siswa (LKS) dan laporan praktikum
2. Afektif dan psikomotor Bentuk
: Lembar pengamatan / observasi
86
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/2
Pertemuan Ke
: 4
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
__________________________________________________________________ Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat koloid dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
:
Mengetahui sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi, dan koagulasi) melalui pengamatan sifat-sifat koloid. ________________________________________________________________ A. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai pembelajaran, diharapkan siswa dapat: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Mengamati dan membahas efek Tyndall yang terjadi di lingkungan sekitar. Menjelaskan gerak Brown yang ditujukkan oleh partikel koloid. Mendeskripsikan proses dialisis serta memberikan contohnya. Menjelaskan peristiwa terjadinya muatan listrik pada partikel koloid. Menjelaskan kestabilan koloid dan peristiwa elektroforesis. Mengamati koagulasi koloid dan mengetahui penyebabnya. Memberikan contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Materi Pembelajaran Sifat-sifat Koloid C. Metode Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran
: Discovery
2. Pendekatan pembelajaran : Eksperimen
Lampiran 2
87
D. Skenario pembelajaran 1. Kegiatan awal (10 menit) a. Guru memberi salam untuk membuka pelajaran. b. Mengabsensi siswa c. Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa. d. Melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep, dan generalisasi pengetahuan. e. Melakukan seleksi bahan, problema atau tugas-tugas. f. Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa. g. Mempersiapkan kelas dan alat-alat serta bahan-bahan yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti (75 menit) a. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan. b. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk mengkajinya serta mengerjakan latihan-latihannya bersama teman sekelompoknya. c. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan atau pengamatan di laboratorium dengan tujuan dapat mengetahui sifat-sifat koloid. d. Siswa melakukan penyelidikan tentang permasalahan yang diajukan guru. e. Guru membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa. f. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah. g. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa. h. Siswa mengidentifikasi beberapa kemungkinan jawaban dan mengkaji dari berbagai sumber, membaca hasil temuan, mencatat hasil temuan dan menyimpulkan hasilnya. i. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil temuannya di depan kelas.
88
Lampiran 2
j. Guru membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya. 3. Kegiatan Akhir (5 menit) a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan praktikum. E. Sumber Belajar 1. Buku kimia SMA kelas XI 2. Alat dan bahan yang menunjang praktikum F. Penilaian: 1. Kognitif Bentuk
: Lembar Kerja Siswa (LKS) dan laporan praktikum
2. Afektif dan psikomotor Bentuk
:
: Lembar pengamatan / observasi
89
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/2
Pertemuan Ke
: 5
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
__________________________________________________________________ Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat koloid dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
Indikator : Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan. ________________________________________________________________ A. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai pembelajaran, diharapkan siswa dapat: 1. Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan. 2. Mengetahui macam-macam proses pembuatan koloid B. Materi Pembelajaran Pembuatan koloid C. Metode Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran
: Discovery
2. Pendekatan pembelajaran : Eksperimen D. Skenario pembelajaran 1. Kegiatan awal (10 menit) a. Guru memberi salam untuk membuka pelajaran. b. Mengabsensi siswa c. Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa. d. Melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep, dan generalisasi pengetahuan. e. Melakukan seleksi bahan, problema atau tugas-tugas.
Lampiran 2
90
f. Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa. g. Mempersiapkan kelas dan alat-alat serta bahan-bahan yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti (75 menit) a. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan. b. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk mengkajinya serta mengerjakan latihan-latihannya bersama teman sekelompoknya. c. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan atau pengamatan di laboratorium dengan tujuan dapat mengetahui macammacam pembuatan koloid serta memparaktekkannya. d. Siswa melakukan penyelidikan tentang permasalahan yang diajukan guru. e. Guru membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa. f. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah. g. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa. h. Siswa mengidentifikasi beberapa kemungkinan jawaban dan mengkaji dari berbagai sumber, membaca hasil temuan, mencatat hasil temuan dan menyimpulkan hasilnya. i. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil temuannya di depan kelas. j. Guru membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya. 3. Kegiatan Akhir (5 menit) a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mereview kembali di rumah materi sifat-sifat koloid dan proses pembuatan koloid.
91
Lampiran 2
E. Sumber Belajar 1. Buku kimia SMA kelas XI 2. Alat dan bahan yang menunjang praktikum F. Penilaian: Penilaian: 1. Kognitif Bentuk
: Lembar Kerja Siswa (LKS) dan laporan praktikum
2. Afektif dan Psikomotor Bentuk
: Lembar pengamatan / observasi
92
Lampiran 3 KISI-KISI SOAL INSTRUMEN PENELITIAN Sub Pokok Indikator Pembelajaran Sistem Koloid o Mengelompokkan campuran yang ada di lingkungan ke dalam suspensi, sistem koloid, dan larutan sejati serta menyimpulkan perbedaannya
No 1
Soal
Jenjang
Jawaban
Dari suatu percobaan terhadap beberapa campuran diperoleh data sebagai berikut:
C3
C
C1
B
No 1 2 3 4
Campuran
Larut/ tidak Gula + air Larut Tepung + Tidak air Susu + air Tidak Santan + Tidak air
Jernih/ keruh Jernih Keruh
Stabil / tidak Stabil Tidak
Ada residu/tidak Tidak Ada
Keruh Keruh
Stabil Stabil
Tidak Tidak
Dari data di atas, yang termasuk koloid adalah nomor… a. 1 dan 2 d. 2 dan 3 b. 1 dan 3 e. 2 dan 4 c. 3 dan 4 2
Berikut merupakan sifat-sifat suspensi, kecuali… a. homogen b. partikel berukuran > 100 nm c. dua fase d. tidak stabil e. dapat disaring
93
3.
4.
5.
o Menjelaskan komponenkomponen koloid dan rentangan diameter partikel koloid.
6.
…. bukan merupakan sistem koloid. a. lateks d. tinta b. air sadah e. margarine c. batu apung Di bawah ini yang termasuk koloid, kecuali…… a. susu d. tinta b. kopi e. lem kanji c. kaca Pernyataan di bawah ini sebagai berikut. i. Susu tampak putih, keruh, dan homogen ii. Larutan gula pasir tidak berwarna iii. Kapur dalam air membentuk endapan iv. Agar-agar dalam air panas menggumpal Yang merupakan sistem koloid adalah…. a. i dan ii b. i dan iii c. ii dan iv d. iii dan iv e. i dan iv Ukuran partikel koloid adalah… a. koloid > 100 nm d. koloid = 1 nm b. koloid < 100 nm e. 1 nm ≤ koloid ≤100 nm c. koloid = 100 nm
C2
B
C2
B
C4
E
C1
E
94
7.
o Menggolongkan 8 macam sistem koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi.
Berikut yang membedakan koloid dengan larutan adalah…. a. Ukuran partikel larutan > 100 nm, sedangkan ukuran partikel koloid antara 1nm dan 100 nm b. Larutan terdiri dari satu fase, sedangkan koloid terdiri dari dua fase c. Larutan bersifat homogen, sedangn koloid bersifat heterogen d. Larutan stabil, sedangkan koloid tidak stabil e. Larutan dapat disaring, sedangkan koloid tidak dapat disaring 8. Campuran yang tidak dapat membentuk koloid adalah… a. gas-cair b. cair-cair c. padat-cair d. padat-padat e. gas-gas 9. Dispersi zat cair atau zat padat dalam gas disebut… a. sol b. buih c. suspensi d. emulsi e. aerosol 10. Dispersi yang terdapat dalam koloid aerosol adalah… a. gas dalam cair b. cair dalam padat c. cair dalam cair d. padat dalam gas e. padat dalam cair
C2
B
C2
E
C1
E
C1
D
95
o Mengelompokkan koloid yang ada di lingkungan di lingkungan ke dalam beberapa macam sistem koloid.
.
11. ....... termasuk buih padat. d. awan a. krim kocok b. tinta e. batu apung c. asap 12. Buih adalah... a. zat padat terdispersi dalam zat cair b. zat cair terdispersi dalam zat padat c. gas terdispersi dalam zat padat d. gas terdispersi dalam zat cair e. zat cair terdispersi dalam zat cair 13. Koloid berikut fase terdispersinya cair, kecuali… a. susu d. busa sabun b. mutiara e. santan c. kabut 14. Mutiara adalah sistem koloid.... a. padat dalam cair b. cair dalam padat c. gas dalam padat d. cair dalam gas e. gas dalam cair 15. Berikut ini yang termasuk koloid padat dalam gas adalah… a. debu d. karet busa b. sabun e. buih sabun c. awan
C2
E
C1
D
C2
D
C2
B
C2
A
16. Fase terdispersi dan medium pendispersi pada asap adalah.. a. cair dalam gas d. padat dalam padat b. padat dalam gas e. cair dalam padat c. gas dalam cair
C2
B
96
17. Kabut adalah sistem koloid……….. a. gas dalam zat cair e. zat cair dalam zat cair b. zat cair dalam gas c. padat dalam gas d. gas dalam gas 18. Kebakaran hutan dapat dipadamkan dengan bom aerosol, dan medium pendispersinya adalah… a. gas d. air b. cairan e. pasir c. zat padat 19. Beberapa produk di bawah ini sebagian mengandung bahan ejeni aerosol dalam pemanfaatannya, kecuali… a. minyak wangi d. parfum b. buih sabun e. cat semprot c. obat nyamuk 20. Di bawah ini yang merupakan emulsi air dalam minyak adalah… a. susu d. lateks b. santan e. mayones c. minyak ikan 21. Minyak dapat bercampur dengan air jika ditambahkan sabun. Fungsi sabun adalah… a. zat terdispersi b medium pendispersi c. gel d. sol e. emulgator
C1
B
C2
A
C3
B
C2
C
C3
E
97
Sifat Koloid
o Mengetahui sifatsifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, dialisis, elektroforesis, adsorpsi, dan koagulasi)
22. Gerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut.. a. elektrokimia b. elektrofobik c. elektroplating d. elektrolisis e. elektroforesis 23. Penghamburan berkas sinar di dalam sistem koloid disebut.. a. efek Tyndall c. kondensasi e. koagulasi b. gerak Brown e. elektroforesis 24. Gerak Brown dalam sistem koloid terjadi karena… a. gaya gravitasi b. tolak menolak antara koloid yang bermuatan sama c. tarik menarik antara partikel koloid yang berbeda muatan d. tumbukan anatara partikel koloid e. tumbukan molekul dengan partikel koloid 25. Kelebihan elektrolit dalam suatu dispersi koloid biasanya dihilangkan dengan.. a. elektrolisis d. dekantasi b. elektroforesis e. presipitasi c. dialisis
C1
C
C1
A
C2
E
C2
C
26. … tidak termasuk contoh koagulasi a. pembuatan tahu b. pembuatan yogurt c. pemutuhan gula tebu d. penjernihan air sungai dengan tawas e. perebusan telur
C2
C
98
o Memberikan contoh dari sifat-sifat koloid
27. Yang bukan sifat koloid adalah... a. efek Tyndall b. gerak Brown c. absorpsi d. higroskopis e. elektroforesis 28. Suatu cara untuk menunjukkan partikel koloid bermuatan disebut.... a. dialisis d. hidrofil b. liofil e. liofob c. elektrofil 29. Setelah air sungai yang keruh disaring, diperoleh filtrat yang jernih. Filtrat tersebut ternyata menunjukkan efek Tyndall. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa air sungai tergolong... a. larutan sejati d. sol e. dispersi b. koloid e. suspensi 30. Pemisahan koloid dengan cara penyaringan, yaitu dengan menggunakan selaput membran yang diletakkan dalam air yang mengalir disebut proses.... a. dispersi d. dialisis b. elektroforesis e. kondensasi c. elektrolisis 31. Pemberian tawas pada air yang diolah untuk air minum berguna untuk …. a. menjernihkan air b. menghilangkan bau c. mencegah pencemaran air d. membunuh bakteri yang berbahaya e. mencegah pengendapan pengotor dalam air
C1
D
C1
C
C4
B
C3
D
C3
A
99
32. Peristiwa berikut: I. Pembentukan delta pada muara sungai II. Pemurnian gula pasir III. Penyembuhan sakit perut oleh norit IV. Penjernihan air Yang bukan merupakan contoh peristiwa koagulasi koloid ialah.... a. I dan III c. I dan II e. II dan IV b. I dan IV d. II dan III
C4
D
33. Peristiwa dalam kehidupan yang berhubungan dengan proses koagulasi koloid adalah..... a. terbentuknya awan b. pembentukan delta di muara sungai c. penggunaan tawas pada pemberian warna tekstil d. penggunaan kaporit pada pemurnian air minum e. warna biru langit di siang hari yang cerah 34. Orang yang terkena penyakit ginjal harus melakukan pencucian darah yang biayanya relatif mahal. Prinsip pencucian darah dilakukan berdasarkan.... a. dialisis d. elektroforesis b. elektrolisis e. hidrolisis c. peptisasi 35. Umumnya, masyarakat menggunakan tawas untuk menjernihkan ar, baik air sumur, air PAM, atau jenis air lainnya. Prinsip penjernihan air dengan menggunakan tawas berkatitan dengan sifat koloid adalah.... a. gerak brown d. kondensasi b. elektrolisis e. dispersi c. efek Tyndall
C3
B
C3
D
C3
B
100
Peranan koloid dalam kehidupan
o Mendeskripsikan koloid liofil dan liofob serta memberikan contoh masing-masing.
36. Berikut ini yang termasuk koloid liofil adalah… a. lem kanji, agar-agar, dan mentega b. batu apung, awan, dan sabun c. belerang, agar-gar, dan mentega d. susu, kaca, dan mutiara e. minyak tanah, asap, dan debu 37. Di bawah ini beberapa contoh koloid hidrofil, kecuali… a. sabun b. detergen c. sol belerang d. agar-agar e. gelatin 38. Koloid yang fase terdispersinya suka terhadap medium pendispersi disebut… a. liofil d. hidrofob b. liofob e. sol c. hidrofil 39. Di antara zat-zat berikut ini yang tidak dapat membentuk koloid liofil jika didispersikan ke dalam air adalah… a. kanji b. belerang c. gelatin d. sabun e. agar-agar
C3
A
C2
C
C1
A
C2
B
101
Pembuatan koloid
o Mendeskripsikan dan menggolongkan macam-macam proses pembuatan koloid.
40. Pembuatan koloid dengan cara mengubah partikel-partikel kasar menjadi berukuran koloid disebut cara.. a. dispersi b. koagulasi c. elektrolisis d. kondensasi e. hidrolisis 41. Koloid di bawah ini yang dibuat dengan cara redoks adalah… a. emusi d. aerosol padat b. gel e. aerosol cair c. sol emas 42. Pembuatan sol belerang dengan cara penggerusan serbuk bersama gula pasir dan air adalah cara… a. hidrolisis d. mekanik b. busur bredig e. peptisasi c. redoks 43. di bawah ini merupakan pembuatan koloid dengan cara hidrolisis adalah… a. Au → sol au b. FeCl3 + H2O → sol Fe(OH)3 c. AgNO3 + KCl → sol AgCl d. AgCl + Cl- → sol AgCl e. Na2S2O3 + H+ → sol S 44. Pembuatan sol Fe(OH)3 dilakukan dengan cara… a. mekanik d. hidrolisis b. peptisasi e. dekomposisi rangkap c. reaksi redoks
C1
A
C1
C
C1
D
C3
B
C2
D
102
45. Berikut ini merupakan pembuatan koloid. 1. larutan FeCl3 dimasukkan ke dalam air mendidih 2. menggiling serbuk belerang, kemudian dimasukkan ke dalam air 3. agar-agar dipeptisasi oleh air 4. mereaksikan larutan perak nitrat encer dengan larutan HCl encer Yang bukan merupakan pembuatan koloid secara dispersi adalah a. 1 dan 3 d. 2 dan 3 b. 1 dan 4 e. 2 dan 4 c. 1 dan 2 46. Diantara beberapa percobaan pembuatan koloid berikut: 1) Agar-agar yang dimasak, 2) Minyak dan air, 3) Susu dan air , 4) Kalsium asetat jenuh ditambah alkohol, 5) Belerang dan gula digerus ditambah air. Yang menunjukkan proses pembuatan gel adalah….. a. 1 dan 3 d. 1 dan 4 b. 2 dan 5 e. 2 dan 3 c. 3 dan 4 47. Tahu dibuat dari kedelai yang dihancurkan menjadi bubur, kemudian diambil sarinya untuk dipadatkan. Pembuatan tahu merupakan contoh dari sifat koloid yang disebut… a. adsorpsi b. koagulasi c. gerak Brown d. elektroforesis e. dialisis
C4
C
C4
D
C4
B
103
48. Pembuatan koloid berikut yang termasuk pembuatan cara dispersi adalah… a. Sol As2S3 dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan As2O3 b. Sol belerang dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2 c. Sol AgCl dibuat dengan mereaksikan perak nitrat encer dengan larutan HCl d. Sol Fe(OH)3 dibuat dengan menambahkan larutan FeCl3 jenuh ke dalam air yang mendidih e. Sol emas dibuat dengan melompatkan bunga api listrik dari elektrode au ke dalam air
C3
D
49. Pembuatan koloid. 1. Reaksi redoks 2. Homogenisasi 3. Busur Bredig 4. Penggaraman yang termasuk pembuatan koloid dengan cara dispersi adalah.. a. 1 dan 2 b. 1 dan 4 c. 3 dan 4 d. 2 dan 3 e. 2 dan 4
C2
D
104
50. Berikut adalah empat percobaan pembuatan koloid. 1) Larutan gas H2S dilarutkan ke dalam larutan arsen oksida yang encer. 2) Larutan jenuh FeCL3 diteteskan ke dalam air yang mendidih 3) Sol gelatin dipanaskan 4) Larutan kalsium asetat jenuh dicampur dengan alcohol 95%. Percobaan yang menunjukkan pembuatan gel terdapat pada nomor.. a. 1 dan 2 b. 1 dan 4 c. 2 dan 3 d. 2 dan 4 e. 3 dan 4
C4
E
105
Lampiran 4
SIKLUS I Petunjuk Pengisian 1. Pilihlah satu jawaban yang menurut anda benar 2. Berikan tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih 3. Periksa kembali jawaban anda, sebelum dikumpulkan 1. Berikut merupakan sifat-sifat suspensi, kecuali… a. homogen b. partikel berukuran > 100 nm c. dua fase d. tidak stabil e. dapat disaring 2. Berikut yang membedakan koloid dengan larutan adalah…. a. Ukuran partikel larutan > 100 nm, sedangkan ukuran partikel koloid antara 1nm dan 100 nm b. Larutan terdiri dari satu fase, sedangkan koloid terdiri dari dua fase c. Larutan bersifat homogen, sedangkan koloid bersifat heterogen d. Larutan stabil, sedangkan koloid tidak stabil e. Larutan dapat disaring, sedangkan koloid tidak dapat disaring 3.
Campuran yang tidak dapat membentuk koloid adalah… a. gas-cair d. padat-padat b. cair-cair e. gas-gas c. padat-cair
4. Dari suatu percobaan terhadap beberapa campuran diperoleh data sebagai berikut: No Campuran
Larut/tidak
Jernih/keruh Stabil/tidak
1 Gula + air Larut Jernih Stabil 2 Tepung + air Tidak Keruh Tidak 3 Susu + air Tidak Keruh Stabil 4 Santan + air Tidak Keruh Stabil Dari data di atas, yang termasuk koloid adalah nomor… a. 1 dan 2 d. 2 dan 3 b. 1 dan 3 e. 2 dan 4 c. 3 dan 4 5. Dispersi zat cair atau zat padat dalam gas disebut… a. sol d. emulsi b. buih e. aerosol c. suspensi
Ada residu/tidak Tidak Ada Tidak Tidak
106
Lampiran 4
*
6. Ukuran partikel koloid adalah… a. koloid > 100 nm b. koloid < 100 nm c. koloid = 100 nm
7.
d. koloid = 1 nm e. 1 nm ≤ koloid ≤100 nm
di bawah ini termasuk koloid, kecuali …….. c. kaca a. susu b. kopi d. tinta
8. Pernyataan di bawah ini sebagai berikut. i. Susu tampak putih, keruh, dan homogen ii. Larutan gula pasir tidak berwarna iii. Kapur dalam air membentuk endapan iv. Agar-agar dalam air panas menggumpal Yang merupakan sistem koloid adalah…. a. i dan ii c. ii dan iv b. i dan iii d. iii dan iv 9.
e. lem kanji
e. i dan iv
Beberapa produk di bawah ini sebagian mengandung bahan ejeni aerosol dalam pemanfaatannya, kecuali… a. minyak wangi d. parfum b. buih sabun e. cat semprot c. obat nyamuk
*10. Dispersi yang terdapat dalam koloid aerosol adalah… a. gas dalam cair d. padat dalam gas b. cair dalam padat e. padat dalam cair c. cair dalam cair 11. Kebakaran hutan dapat dipadamkan dengan bom aerosol, dan medium pendispersinya adalah… a. gas d. air b. cairan e. pasir c. padat 12. Minyak dapat bercampur dengan air jika ditambahkan sabun. Fungsi sabun adalah… a. zat terdispersi d. sol b. medium pendispersi e. emulgator c. gel *13.Mutiara adalah sistem koloid.... a. padat dalam cair b. cair dalam padat c. gas dalam padat
d. cair dalam gas e. gas dalam cair
107
Lampiran 4
14. Berikut ini yang termasuk koloid padat dalam gas adalah… c. awan a. debu b. sabun e. buih sabun
e. karet busa
*
15.Koloid berikut fase terdispersinya cair, kecuali… a. susu c. kabut b. mutiara e. busa sabun
e. santan
*
16.Diantara zat-zat berikut ini yang tidak membentuk koloid liofil jika didispersikan ke dalam air adalah…. a. kanji c. gelatin e. agar-agar b. belerang d. sabun
*
17.Kabut adalah sistem koloid……….. a. gas dalam zat cair b. zat cair dalam gas c. gas dalam gas
d. gas dalam gas e. zat cair dalam zat cair
18. Berikut ini yang termasuk koloid liofil adalah… a. lem kanji, agar-agar, dan gelatin b. logam, belerang, dan sabun c. belerang, agar-gar, dan mentega d. susu, sol sulfida, dan mutiara e. belerang, sol sulfida, dan sol-sol logam 19. Di bawah ini yang termasuk emulsi air dalam minyak adalah…. a. susu c. minyak ikan e. mayones b. santan d. lateks *20.Koloid yang fase terdispersinya suka terhadap medium pendispersi disebut.. a. liofil d. suspensi b. liofob e. dispersi c. sol *21 …… bukan merupakan sistem koloid. c. batu apung a. lateks b. air sadah d. tinta 22. Buih adalah…. a. zat padat terdispersi dalam zat cair b. zat cair terdispersi dalam zat padat c. gas terdispersi dalam zat padat d. gas terdispersi dalam zat cair e. zat cair terdispersi dalam zat cair
e. margarine
108
Lampiran 4
23. Di bawah ini beberapa contoh koloid hidrofil, kecuali… d. agar-agar a. sabun b. detergen e. gelatin c. sol belerang *24. Fase terdispersi dan medium pendispersi pada asap adalah…. a. cair dalam gas d. padat dalam padat b. padat dalam gas e. cair dalam padat c. gas dalam cair *25. ………. termasuk buih padat. a. krim kocok b. tinta
Keterangan: * : Soal yang tidak valid
c. asap d. awan
e. batu apung
109
Lampiran 4
SIKLUS II Petunjuk Pengisian 4. Pilihlah satu jawaban yang menurut anda benar 5. Berikan tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih 6. Periksa kembali jawaban anda, sebelum dikumpulkan *1. Penghamburan berkas sinar di dalam sistem koloid disebut.. a. efek Tyndall d. koagulasi b. gerak Brown e. elektroforesis c. kondensasi 2. Gerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut.. a. elektrokimia d. elektrolisis b. elektrofobik e. elektroplating c. elektroforesis 3. Pemberian tawas pada air yang diolah untuk air minum berguna untuk… a. menjernihkan air b. menghilangkan bau air c. mencegah pencemaran air d. membunuh bakteri yang berbahaya e. mencegah pengendapan pengotor dalam air *4. … tidak termasuk contoh koagulasi a. pembuatan tahu b. pembuatan yogurt c. pemutihan gula tebu
d. penjernihan air sungai dengan tawas e. perebusan telur
5. Kelebihan elektrolit dalam suatu dispersi koloid biasanya dihilangkan dengan.. a. elektrolisis d. dekantasi b. elektroforesis e. presispitasi c. dialisis *6. Gerak Brown dalam sistem koloid terjadi karena… a. gaya gravitasi b. tolak menolak antara koloid yang bermuatan sama c. tarik menarik antara partikel koloid yang berbeda muatan d. tumbukan anatara partikel koloid e. tumbukan molekul dengan partikel koloid 7. Pembuatan koloid dengan cara mengubah partikel-partikel kasar menjadi berukuran koloid disebut cara.. a. dispersi d. elektrolisis e. hidrolisis b. koagulasi e. kondensasi
110
Lampiran 4
8. Peristiwa berikut: ii. Pembentukan delta pada muara sungai iii. Pemurnian gula pasir iv. Penyembuhan sakit perut oleh norit v. Pembuatan tahu yang bukan merupakan contoh peristiwa koagulasi koloid adalah.. d. 2 dan 3 a. 1 dan 3 b. 1 dan 4 e. 2 dan 4 c. 1 dan 2 9. Suatu cara untuk menunjukkan partikel koloid bermuatan disebut.… a. dialisis d. adsorpsi b. gerak Brown e. kondensasi c. elektroforesis 10. Berikut ini merupakan pembuatan koloid. 1. larutan FeCl3 dimasukkan ke dalam air mendidih 2. menggiling serbuk belerang, kemudian dimasukkan ke dalam air 3. agar-agar dipeptisasi oleh air 4. mereaksikan larutan perak nitrat encer dengan larutan HCl encer Yang bukan merupakan pembuatan koloid secara dispersi adalah d. 2 dan 3 a. 1 dan 3 b. 1 dan 4 e. 2 dan 4 c. 1 dan 2 11. Koloid di bawah ini yang dibuat dengan cara redoks adalah… a. emulsi d. aerosol padat b. gel e. aerosol cair c. sol emas *12.di bawah ini merupakan pembuatan koloid dengan cara hidrolisis adalah… a. Au → sol au b. FeCl3 + H2O → sol Fe(OH)3 c. AgNO3 + KCl → sol AgCl d. AgCl + Cl- → sol AgCl e. Na2S2O3 + H+ → sol S *13. Pembuatan sol Fe(OH)3 dilakukan dengan cara… a. mekanik d. hidrolisis b. peptisasi e. dekomposisi rangkap c. reaksi redoks *14.Yang bukan sifat koloid adalah… a. efek Tyndall b. gerak Brown c. adsorpsi
d. higroskopis e. elektroforesis
Lampiran 4
111
Berikut adalah empat percobaan pembuatan koloid. i. Larutan gas H2S dilarutkan ke dalam larutan arsen oksida yang encer. ii. Larutan jenuh FeCl3 diteteskan ke dalam air yang mendidih iii. Sol gelatin dipanaskan iv. Larutan kalsium asetat jenuh dicampur dengan alkohol 95%. Percobaan yang menunjukkan pembuatan gel terdapat pada nomor.. a. 1 dan 2 c. 2 dan 3 e. 3 dan 4 b. 1 dan 4 d. 2 dan 4
15.
16. Peristiwa dalam kehidupan yang berhubungan dengan proses koagulasi koloid adalah… a. terbentuknya awan b. pembentukan delta di muara sungai c. penggunaan tawas pada pemberian warna tekstil d. penggunaan kaporit pada pemurnian air minum e. warna biru langit di siang hari yang cerah *17.Pembuatan sol belerang dengan cara penggerusan serbuk bersama gula pasir dan air adalah cara… a. hidrolisis d. mekanik b. busur bredig e. peptisasi c. redoks *18.Pembuatan koloid berikut yang termasuk pembuatan cara dispersi adalah… a. Sol As2S3 dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan As2O3 b. Sol belerang dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2 c. Sol AgCl dibuat dengan mereaksikan perak nitrat encer dengan larutan HCl d. Sol Fe(OH)3 dibuat dengan menambahkan larutan FeCl3 jenuh ke dalam air yang mendidih e. Sol emas dibuat dengan melompatkan bunga api listrik dari electrode au ke dalam air 19. Tahu dibuat dari kedelai yang dihancurkan menjadi bubur, kemudian diambil sarinya untuk dipadatkan. Pembuatan tahu merupakan contoh dari sifat koloid yang disebut… a. adsorpsi d. elektroforesis b. koagulasi e. dialisis c. gerak Brown
112
Lampiran 4
20. Pembuatan koloid. i. Reaksi redoks ii. Reaksi Hidrolisis iii. Busur Bredig iv. Mekanik yang termasuk pembuatan koloid dengan cara dispersi adalah.. a. 1 dan 2 c. 3 dan 4 e. 2 dan 4 b. 1 dan 4 d. 2 dan 3 21.Umumnya, masyarakat menggunakan tawas untuk menjernihkan air, baik air sumur, air PAM, atau jenis air lainnya. prinsip penjernihan air dengan menggunakan tawas berkaitan dengan sifat koloid adalah…… a. gerak Brown c. efek Tyndall e. adsorpsi b. elektrolisis d. kondensasi 22. Orang yang terkena penyakit gagal ginjal harus melakukan pencucian darah yang biayanya relatif mahal. Prinsip pencucian darah dilakukan berdasarkan……. a. dialisis c. peptisasi e. hidrolisis b. elektrolisis d. elektroforesis *23.Setelah air sungai yang keruh disaring, diperoleh filtrat yang jernih. Filtrat tersebut ternyata menunjukkan efek Tyndall. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa air sungai tergolong….. a. larutan sejati c. sol e. dispersi b. koloid d. suspensi 24. Diantara beberapa percobaan pembuatan koloid berikut: 1) Agar-agar yang dimasak 2) Minyak dan air 3) Susu dan air 4) Kalsium asetat jenuh ditambah alkohol 5) Belerang dan gula digerus ditambah air. Yang menunjukkan proses pembuatan gel adalah….. a. 1 dan 3 c. 3 dan 4 b. 2 dan 5 d. 1 dan 4
e. 2 dan 3
25. Pemisahan koloid dengan cara penyaringan, yaitu dengan menggunakan selaput membran yang diletakkan dalam air yang mengalir disebut proses…. a. dispersi c. elektrolisis e. kondensasi b. elektroforesis d. dialisis Keterangan: * : Soal yang tidak valid
113
Lampiran 5 Kunci Jawaban Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Siswa
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Jawaban Siklus I II A A B C E A C C E C E C B A E D B C D B A C E B B D A D E E B B B D A E C B A C B E D A C B B D E D
114
Lampiran 6
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Kelompok
:
Anggota kelompok
:
1.
4.
2.
5.
3.
6 Judul : Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi
A. Tujuan Percobaan : Mengetahui perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi B. Alat dan Bahan : Alat :
Bahan :
1. Gelas kimia (2 buah)
1. Pasir
6. Susu
2. Batang pengaduk
2. Gula
7. Tepung terigu
3. Corong
3. Garam
4. Kertas saring
4. Sabun 5. Santan
C. Prosedur Kerja 1. Isilah gelas kimia dengan air kira-kira 100 mL. 2 Tambahkan 2 gram gula ke dalam gelas kimia dan aduklah selama kira-kira 1 menit 3. Diamkan larutan yang terjadi selama 5 menit dan catatlah apa yang terjadi. 4. Ulangi cara kerja 1-3 dengan menggunakan garam, psir, sabun, santan, susu dan tepung terigu. Catatan : Pengaduk dan corong harus dibilas dan dikeringkan setelah digunakan untuk mengaduk dan menyaring campuran yang berbeda.
115
Lampiran 6 D. Data Pengamatan Campuran air dengan Sifat campuran Garam
Gula
Pasir
Sabun
Santan
Susu
Tepung terigu
Larut/tidak Stabil/tidak Bening/tidak Mengendap/tidak Filtrat bening/tidak
E. Pertanyaan 1. Jelaskan yang dimaksud dengan larutan, koloid dan suspensi! .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 2. Kelompokkan campuran dalam percobaan ini ke dalam larutan, koloid dan suspensi! No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Campuran
Larutan
Koloid
Suspensi
3. Apakah persamaan dan perbedaan antara: a. Koloid dan larutan .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. b. Koloid dan suspensi .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
Lampiran 6
116
4. Di sebuah kota di Jakarta terdapat air sungai yang keruh. Termasuk golongan apakah air sungai tersebut, apakah larutan, koloid atau suspensi! .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 5. Setelah melakukan pengamatan tersebut, dapatkah kamu ketahui fase terdispersi dan medium pendispersi? Berikan contoh masing-masing! .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. F. Kesimpulan .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
117
Lampiran 6
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Pengelompokkan Sistem Koloid Berdasarkan zat Terdispersi dan Medium Pendispersi Hari/Tanggal
:
Nama
:
Kelas
:
A. Tujuan : 1. Mampu mengelompokkan koloid yang ada di lingkungan ke dalam beberapa macam sistem koloid 2. Mengetahui perbedaan antara fase terdispersi dan medium pendispersi 3. Mampu menjelaskan adanya 8 macam sistem moloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi. B. Ringkasan Teori: Sistem koloid terdiri atas 3 fase zat yaitu padat, cair, dan gas. Di ketiga fase zat ini dapat dibuat 9 kombinasi campuran fase zat, kecuali campuran fase gas dan fase gas tidak dapat membentuk sistem koloid karena selalu mengahsilkan campuran homogen ( satu fase). Berdasarkan hal tersebut, pengelompokkan sistem koloid terbagi menjadi 8 macam, , yaitu: 1. Sistem koloid fase padat – cair (Sol) Sol terbentuk dari fase terdispersi berupa zat padat dan medium pendispersi berupa cairan. Sol yang memadat disebut gel. 2. Sistem koloid fase padat - padat (Sol padat) Sistem koloid yang terdiri dari fase terdispersi dan medium pendispersi yang sama-sama berwujud zat padat dikenal dengan nama sol padat. Contoh: logam. 3. Sistem koloid fase padat – gas (Aerosol padat) Sistem koloid yang terdiri dari fase terdispersi berupa zat padat dan medium pendispersi berupa gas disebut dengan aerosol padat. 4. Sistem koloid fase cair – gas (Aerosol) Aerosol merupakan sistem koloid yang terdiri dari fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi berupa gas.
118
Lampiran 6 5. Sistem koloid fase cair – cair (Emulsi)
Emulsi merupakan sistem koloid yang terbentuk dari fase terdispersi dan medium pendispersi berupa cairan. Campuran yang terbentuk bukan berupa larutan, melainkan bersifat heterogen, seperti campuran antara air dan minyak. Diantara campuran tersebut terdapat zat penghubung yang menyebabkan pembentukan emulsi disebut emulgator. Contoh emulgator: sabun, lesitin dan kuning telur. 6. Sistem koloid fase cair – padat (Emulsi padat) Emulsi padat terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat padat. 7. Sistem koloid fase gas – cair (Buih) Sistem koloid yang terdiri dari fase terdispersi berupa gas dan medium pendispersi berupa zat cair disebut dengan buih. 8. Sistem koloid fase gas – padat (Busa padat) Sistem koloid yang terdiri dari fase terdispersi berupa gas dan medium pendispersi berupa zat padat disebut dengan busa padat. Koloid Liofil dan Liofob Koloid dengan medium pendispersi cair dibedakan menjadi koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil merupakan koloid yang gaya tarik menarik antara fase terdispersi dan medium pendispersinya besar. Jika medium pendispersinya air, maka jenis koloid tersebut biasa disebut hidrofil, yaitu suka terhadap air. Sedangkan koloid liofob merupakan koloid yang gaya tarik menarik antara fase terdispersi dan medium pendispersinya lemah atau tidak ada. Liofob biasa disebut juga dengan hidrofob atau takut air.
119
Lampiran 6 C. Pertanyaan
1. Apa perbedaan antara koloid liofil dan liofob? Berikan contohnya masingmasing! .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .........................................................................................................................................
2. Kelompokkan koloid di bawah ini ke dalam kolom yang telah tersedia! No
Koloid
1
Agar-agar
2
Parfum
3
Stainless steel
4
Karet busa
5
Mutiara
6
Gelatin
7
Sirup
8
Keju
9
Asap
10
Air sungai
11
Lotion
12
Minyak ikan
13
Obat nyamuk semprot
14
Busa air laut
15. Mentega
Fase Terdispersi
Medium Pendispersi
Jenis Koloid
120
Lampiran 6
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Kelompok
:
Anggota kelompok
:
1.
4.
2.
5.
3.
6 Judul : Sifat-sifat Koloid
A. Tujuan : - Memahami adanya efek Tyndall pada partikel koloid - Membedakan antara larutan dan koloid berdasarkan efek Tyndall - Mengetahui sifat-sifat koloid B. Ringkasan Teori Sifat-sifat koloid terdiri dari 6 macam, yaitu: 1. Efek Tyndall Efek Tyndall merupakan Peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Jika seberkas sinar dilewatkan pada sistem koloid maka sinar tersebut akan dihamburkan oleh partikel koloid, sehingga sinar yang melalui sistem koloid akan teramati berupa jalur cahaya. contoh: sorot cahaya mobil berkasnya tampak jelas pada daerah yang berkabut. 2. Gerak Brown Gerak Brown adalah gerak zig-zag dari partikel koloid yang hanya bisa diamati dengan mikroskop ultra.Gerak Brown disebabkan adanya tumbukan dari partikel medium pendispersi pada partikel koloid yang terdispersi. 3. Adsorpsi Proses penyerapan di permukaan partikel koloid disebut adsorpsi koloid. Pada partikel koloid As2S3 dalam air bermuatan negatif karena mengadsorpsi ion negatif. Contoh: penjernihan air. 4. Elektroforesis Elektroforesis adalah suatu cara untuk menunjukkan bahwa partikel koloid dapat bermuatan.
121
Lampiran 6 5. Koagulasi
Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Penggumpalan partikel koloid dapat dilakukan secara mekanis, fisis, dan kimia. 6. Koloid pelindung Koloid yang dapat memberikan efek kestabilan disebut koloid pelindung. Koloid pelindung merupakan sifat koloid yang dapat melindungi koloid lain. Koloid pelindung membentuk lapisan di sekeliling partikel koloid, sehingga melindungi muatan partikel koloid tersebut. Koloid pelindung pada emulsi dinamakan emulgator. Contoh: tinta tidak mngendap karena dicampur koloid pelindung. C. Alat dan Bahan : Alat :
Bahan :
1. Tabung reaksi
1. gula
5. Susu
2. Lampu senter
2. garam
6. Tepung terigu
3. Sabun
7. Pasir
4. Santan D. Prosedur Kerja 1. Masukkan masing-masing larutan ke dalam tabung reaksi yang tersedia. Lalu, beri label pada masing-masing tabung reaksi yang diamati. 2. Arahkan berkas cahaya lampu senter secara tegak lurus pada tiap tabung reaksi. 3. Catatlah sifat berkas cahaya yang melalui tiap larutan. 4. Amati dengan seksama. E. Data Pengamatan Sifat Larutan Warna larutan Bening/keruh Menghamburkan/ meneruskan cahaya
Garam
Gula
Pasir
Sabun
Santan
Susu
Tepung terigu
Lampiran 6
122
F. Pertanyaan 1. Apakah yang dimaksud dengan efek Tyndall? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 2. Bagaimanakah cara membedakan larutan dengan koloid? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 3. Apakah tiap koloid selalu keruh? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 4. Selain efek Tyndall, coba kalian sebutkan dan jelaskan sifat-koloid lainnya. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 5. Sebutkan contoh dari masing-masing sifat koloid! .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 6. Jelaskan peristiwa-peritiwa yang berhubungan dengan sifat koloid! .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 7. Manfaat apa sajakah yang bisa kalian temukan dari mempelajari sifat koloid? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
123
Lampiran 6
Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelompok
:
Anggota kelompok
:
1.
4.
2.
5.
3.
6 Judul : Pembuatan Koloid
A. Tujuan Percobaan: - Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan - Mengetahui macam-macam proses pembuatan koloid B. Ringkasan Teori Pembuatan koloid dapat dibuat dengan dua cara, yaitu: 1. Cara Dispersi Pembuatan koloid dengan cara menghaluskan partikel suspensi disebut dispersi. Pembuatan koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan cara memecah partikel kasar menjadi partikel koloid. Pemecahan itu dapat dilakukan dengan cara mekanik, peptisasi, dan busur Bredig. a. Cara mekanik Cara mekanik dilakukan dengan cara menggerus partikel kasar di dalam lumpang atau penggiling koloid hingga diperoleh kehalusan pada tingkat tertentu. Butiran selanjutnya diaduk pada medium pendispersi. Contoh: pembuatan sol belerang dengan cara menggerus. b. Cara peptisasi Cara peptisasi dilakukan dengan cara memecah butir-butir kasar dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi ( pemecah). Contoh: agar-agar dipeptisasi oleh air. c. Cara busur Bredig Cara busur Bredig banyak digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam sebagai elektrode yang dicelupkan dalam air sebagai medium pendispersi, kemudian diberi loncatan listrik diatara kedua ujung logam. Sebagian dari logam akan mendebu ke dalam air dalam bentuk partikelpartikel koloid yang halus. 2. Cara Kondensasi Pembuatan koloid dengan pengelompokkan partikel larutan sejati disebut kondensasi. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dilakukan dengan menggabungkan partikel larutan sejati hingga berukuran koloid. Pembuatan itu dapat dilakukan dengan cara reaksi redoks, hidrolisis, dekomposisi rangkap dan penggantian pelarut.
124
Lampiran 6
a. Reaksi redoks Pembuatan sol belerang yang dilakukan dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2 2 H2S + SO2 2H2O + 3S Koloid b. Reaksi hidrolisis Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Contoh: pembuatan sol Fe(OH)3 yang dilakukan dengan cara memasukkan larutan FeCL3 ke dalam air mendidih. Fe(OH)3 + 3HCl FeCl3 + 3H2O Koloid c. Dekomposisi rangkap Contoh: pada pembuatan sol AS2S3, sol AS2S3 dapat dibuat berdasarkan reaksi antara larutan AS2S3 dan larutan H2S. AS2S3 + 3H2O AS2S3 + 3H2S Koloid d. Penggantian pelarut Contoh pembutan koloid dengan cara penggantian pelarut adalah larutan jenuh kalsium asetat yang dicampur dengan alkohol akan membentuk suatu koloid berupa gel. C. Alat dan Bahan : Alat :
Bahan :
1. Tabung reaksi
1. Agar-agar
2. Penjepit tabung
2. Minyak tanah 3. Detergen
D. Prosedur Kerja 1. Pada pembuatan sol / gel, masukkan air ke dalam tabung reaksi hingga sepertiganya. Tambahkan 1 sendok teh agar-agar dan aduklah. 2. Panaskan larutan itu hingga mendidih. 3. Dinginkan campuran hingga terbentuk gel agar-agar. 4. Untuk pembuatan emulsi minyak dalam air, masukkan 5 mL air dan 2 mL minyak tanah ke dalam tabung reaksi. Guncangkan tabung itu beberapa saat dan catatlah apa yang terjadi. 5. Masukkan 5 mL air, 2 mL minyak tanah dan 2 mL detergen ke dalam tabung reaksi yang lain. Guncangkan tabung reaksi itu beberapa saat dan catatlah apa yang terjadi.
Lampiran 6
125
E. Hasil Percobaan 1. Pembuatan sol / gel agar-agar: .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 2. Pembuatan emulsi: .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. F. Pertanyaan 1. Sebutkan macam-macam proses pembuatan koloid! .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 2. Jelaskan cara pembuatan koloid dengan cara dipersi? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 3. Jelaskan cara pembuatan koloid dengan cara kondensasi? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 4. Jelaskan perbedaan antara sol dan gel! .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 5. Bagaimanakah detergen dapat mengemulsikan minyak! .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 6. sol AgCl dibuat dengan cara mereaksikan larutan perak nitrat encer dengan larutan HCl encer dengan reaksi sebagai berikut: AgCl + HNO3 AgNO3 + HCl Pembuatan koloid di atas dilakukan dengan cara? Tergolong ke dalam pembuatan koloid cara manakah reaksi di atas, cara dispersi atau kondensasi? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
126
OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS I Sekolah : MAN 12 Kelas : XI Kelompok : 1 Aspek
Aspek yang diamati 1
Guru
Siswa
Penilaian
1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan. 3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. 4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang dihadapi siswa serta peranan masingmasing. 5. Mempersiapkan kelas dan alat yang diperlukan. 6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan 7. Membantu siswa dengan informasi / data yang diperlukan siswa. 8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan kegiatan. 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan tersedia. 2. Siswa melakukan penemuan seperti mencatat, mengamati, dll. 3. Mengidentifikasi masalah. 4. Interaksi siswa dengan siswa. 5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan. 6. Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru. 7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik. :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% ) 2 = Kurang ( 21 – 40% ) 3 = Sedang ( 41 – 60% ) 4 = Baik ( 61 – 80% ) 5 = Sangat baik (81 – 100 % )
Penilaian 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5
127
OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS I Sekolah : MAN 12 Kelas : XI Kelompok : 2 Aspek
Aspek yang diamati 1
Guru
Siswa
Penilaian
1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan. 3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. 4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang dihadapi siswa serta peranan masingmasing. 5. Mempersiapkan kelas dan alat yang diperlukan. 6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan 7. Membantu siswa dengan informasi / data yang diperlukan siswa. 8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan kegiatan. 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan tersedia. 2. Siswa melakukan penemuan seperti mencatat, mengamati, dll. 3. Mengidentifikasi masalah. 4. Interaksi siswa dengan siswa. 5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan. 6. Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru. 7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik. :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% ) 2 = Kurang ( 21 – 40% ) 3 = Sedang ( 41 – 60% ) 4 = Baik ( 61 – 80% ) 5 = Sangat baik (81 – 100 % )
Penilaian 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5
128
OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS I Sekolah : MAN 12 Kelas : XI Kelompok : 3 Aspek
Aspek yang diamati 1
Guru
Siswa
Penilaian
1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan. 3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. 4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang dihadapi siswa serta peranan masingmasing. 5. Mempersiapkan kelas dan alat yang diperlukan. 6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan 7. Membantu siswa dengan informasi / data yang diperlukan siswa. 8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan kegiatan. 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan tersedia. 2. Siswa melakukan penemuan seperti mencatat, mengamati, dll. 3. Mengidentifikasi masalah. 4. Interaksi siswa dengan siswa. 5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan. 6. Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru. 7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik. :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% ) 2 = Kurang ( 21 – 40% ) 3 = Sedang ( 41 – 60% ) 4 = Baik ( 61 – 80% ) 5 = Sangat baik (81 – 100 % )
Penilaian 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5
129
OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS I Sekolah : MAN 12 Kelas : XI Kelompok : 4 Aspek
Aspek yang diamati 1
Guru
Siswa
Penilaian
1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan. 3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. 4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang dihadapi siswa serta peranan masingmasing. 5. Mempersiapkan kelas dan alat yang diperlukan. 6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan 7. Membantu siswa dengan informasi / data yang diperlukan siswa. 8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan kegiatan. 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan tersedia. 2. Siswa melakukan penemuan seperti mencatat, mengamati, dll. 3. Mengidentifikasi masalah. 4. Interaksi siswa dengan siswa. 5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan. 6. Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru. 7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik. :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% ) 2 = Kurang ( 21 – 40% ) 3 = Sedang ( 41 – 60% ) 4 = Baik ( 61 – 80% ) 5 = Sangat baik (81 – 100 % )
Penilaian 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5
130
OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS I Sekolah : MAN 12 Kelas : XI Kelompok : 5 Aspek
Aspek yang diamati 1
Guru
Siswa
Penilaian
1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan. 3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. 4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang dihadapi siswa serta peranan masingmasing. 5. Mempersiapkan kelas dan alat yang diperlukan. 6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan 7. Membantu siswa dengan informasi / data yang diperlukan siswa. 8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan kegiatan. 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan tersedia. 2. Siswa melakukan penemuan seperti mencatat, mengamati, dll. 3. Mengidentifikasi masalah. 4. Interaksi siswa dengan siswa. 5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan. 6. Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru. 7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik. :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% ) 2 = Kurang ( 21 – 40% ) 3 = Sedang ( 41 – 60% ) 4 = Baik ( 61 – 80% ) 5 = Sangat baik (81 – 100 % )
Penilaian 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5
131
OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS I Sekolah : MAN 12 Kelas : XI Kelompok : 6 Aspek
Aspek yang diamati 1
Guru
Siswa
Penilaian
1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan. 3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. 4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang dihadapi siswa serta peranan masingmasing. 5. Mempersiapkan kelas dan alat yang diperlukan. 6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan 7. Membantu siswa dengan informasi / data yang diperlukan siswa. 8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan kegiatan. 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan tersedia. 2. Siswa melakukan penemuan seperti mencatat, mengamati, dll. 3. Mengidentifikasi masalah. 4. Interaksi siswa dengan siswa. 5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan. 6. Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru. 7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik. :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% ) 2 = Kurang ( 21 – 40% ) 3 = Sedang ( 41 – 60% ) 4 = Baik ( 61 – 80% ) 5 = Sangat baik (81 – 100 % )
Penilaian 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5
132
OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS II Sekolah : MAN 12 Kelas : XI Kelompok : 1 Aspek
Aspek yang diamati 1
Guru
Siswa
Penilaian
1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan. 3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. 4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang dihadapi siswa serta peranan masingmasing. 5. Mempersiapkan kelas dan alat yang diperlukan. 6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan 7. Membantu siswa dengan informasi / data yang diperlukan siswa. 8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan kegiatan. 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan tersedia. 2. Siswa melakukan penemuan seperti mencatat, mengamati, dll. 3. Mengidentifikasi masalah. 4. Interaksi siswa dengan siswa. 5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan. 6.Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru. 7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik. :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% ) 2 = Kurang ( 21 – 40% ) 3 = Sedang ( 41 – 60% ) 4 = Baik ( 61 – 80% ) 5 = Sangat baik (81 – 100 % )
Penilaian 2 3 4 √ √
5
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
133
OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS II Sekolah : MAN 12 Kelas : XI Kelompok : 2 Aspek
Aspek yang diamati 1
Guru
Siswa
Penilaian
1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan. 3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. 4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang dihadapi siswa serta peranan masingmasing. 5. Mempersiapkan kelas dan alat yang diperlukan. 6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan 7. Membantu siswa dengan informasi / data yang diperlukan siswa. 8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan kegiatan. 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan tersedia. 2. Siswa melakukan penemuan seperti mencatat, mengamati, dll. 3. Mengidentifikasi masalah. 4. Interaksi siswa dengan siswa. 5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan. 6. Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru. 7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik. :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% ) 2 = Kurang ( 21 – 40% ) 3 = Sedang ( 41 – 60% ) 4 = Baik ( 61 – 80% ) 5 = Sangat baik (81 – 100 % )
Penilaian 2 3 4 √ √
5
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
134
OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS II Sekolah : MAN 12 Kelas : XI Kelompok : 3 Aspek
Aspek yang diamati 1
Guru
Siswa
Penilaian
1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan. 3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. 4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang dihadapi siswa serta peranan masingmasing. 5. Mempersiapkan kelas dan alat yang diperlukan. 6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan 7. Membantu siswa dengan informasi / data yang diperlukan siswa. 8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan kegiatan. 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan tersedia. 2. Siswa melakukan penemuan seperti mencatat, mengamati, dll. 3. Mengidentifikasi masalah. 4. Interaksi siswa dengan siswa. 5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan. 6. Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru. 7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik. :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% ) 2 = Kurang ( 21 – 40% ) 3 = Sedang ( 41 – 60% ) 4 = Baik ( 61 – 80% ) 5 = Sangat baik (81 – 100 % )
Penilaian 2 3 4 √ √
5
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
135
OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS II Sekolah : MAN 12 Kelas : XI Kelompok : 4 Aspek
Aspek yang diamati 1
Guru
Siswa
Penilaian
1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan. 3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. 4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang dihadapi siswa serta peranan masingmasing. 5. Mempersiapkan kelas dan alat yang diperlukan. 6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan 7. Membantu siswa dengan informasi / data yang diperlukan siswa. 8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan kegiatan. 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan tersedia. 2. Siswa melakukan penemuan seperti mencatat, mengamati, dll. 3. Mengidentifikasi masalah. 4. Interaksi siswa dengan siswa. 5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan. 6. Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru. 7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik. :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% ) 2 = Kurang ( 21 – 40% ) 3 = Sedang ( 41 – 60% ) 4 = Baik ( 61 – 80% ) 5 = Sangat baik (81 – 100 % )
Penilaian 2 3 4 √ √
5
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
136
OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS II Sekolah : MAN 12 Kelas : XI Kelompok : 5 Aspek
Aspek yang diamati 1
Guru
Siswa
Penilaian
1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan. 3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. 4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang dihadapi siswa serta peranan masingmasing. 5. Mempersiapkan kelas dan alat yang diperlukan. 6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan 7. Membantu siswa dengan informasi / data yang diperlukan siswa. 8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan kegiatan. 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan tersedia. 2. Siswa melakukan penemuan seperti mencatat, mengamati, dll. 3. Mengidentifikasi masalah. 4. Interaksi siswa dengan siswa. 5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan. 6. Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru. 7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik. :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% ) 2 = Kurang ( 21 – 40% ) 3 = Sedang ( 41 – 60% ) 4 = Baik ( 61 – 80% ) 5 = Sangat baik (81 – 100 % )
Penilaian 2 3 4 √ √
5
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
137
OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS II Sekolah : MAN 12 Kelas : XI Kelompok : 6 Aspek
Aspek yang diamati 1
Guru
Siswa
Penilaian
1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan. 3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. 4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang dihadapi siswa serta peranan masingmasing. 5. Mempersiapkan kelas dan alat yang diperlukan. 6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan 7. Membantu siswa dengan informasi / data yang diperlukan siswa. 8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan kegiatan. 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan tersedia. 2. Siswa melakukan penemuan seperti mencatat, mengamati, dll. 3. Mengidentifikasi masalah. 4. Interaksi siswa dengan siswa. 5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan. 6. Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru. 7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik. :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% ) 2 = Kurang ( 21 – 40% ) 3 = Sedang ( 41 – 60% ) 4 = Baik ( 61 – 80% ) 5 = Sangat baik (81 – 100 % )
Penilaian 2 3 4 √ √
5
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
138 LAMPIRAN 8
Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II Aspek Guru
Siswa
Aspek yang diamati 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan. 3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. 4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing. 5. Mempersiapkan kelas dan alat yang diperlukan. 6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan 7. Membantu siswa dengan informasi / data yang diperlukan siswa. 8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan kegiatan. Rata-rata 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan tersedia. 2. Siswa melakukan penemuan seperti mencatat, mengamati, dll. 3. Mengidentifikasi masalah. 4. Interaksi siswa dengan siswa. 5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan. 6. Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru. 7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik. Rata-rata
Penilaian
:
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% ) 2 = Kurang ( 21 – 40% ) 3 = Sedang ( 41 – 60% ) 4 = Baik ( 61 – 80% ) 5 = Sangat baik (81 – 100 % )
Siklus I 4 3
Siklus II 4 4
3 3
4 4
4 2
5 4
3
4
2
4
3 4
4 4
3
5
3 3
4 4
2
4
3
4
3 3
5 4
139 LAMPIRAN 9
ANGKET KUESIONER SIKLUS I Indikator Minat
Pernyataan
Tanggapan Siswa Ya
Tidak
1. Saya menyukai pelajaran kimia.
57,57 %
42,43 %
2. Kimia adalah pelajaran yang mudah.
48,48 %
51,52 %
54,54 %
45,46 %
75,75 %
24,25 %
78,78 %
21,22 %
60,60 %
39,40 %
72,72 %
27,28 %
78,78 %
21,22 %
84,84 %
15,16 %
66,67 %
33,33 %
69,69 %
30,31 %
72,72 %
27,28 %
75,75%
24,25 %
78,78%
21,22 %
78,78%
21,22 %
3. Bagi saya, kimia adalah pelajaran yang menyenangkan. 4. Saya tertarik dengan kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan praktikum. Keaktifan siswa 5. Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik dan tepat waktu. 6. Jika mendapat kesulitan belajar, saya selalu bertanya kepada guru. 7. Saya selalu bersungguh-sungguh bila mengikuti kegiatan praktikum. 8. Dalam kegiatan praktikum, saya selalu mengamati percobaan apa yang terjadi. 9. Dalam mengikuti kegiatan praktikum, saya dapat menemukan hal-hal yang belum saya ketahui sebelumnya. 10. Saya selalu mencatat hasil dari kegiatan praktikum. 11. Dalam kegiatan praktikum, saya tidak pernah mengandalkan teman sekelompok. 12. Ketika praktikum telah usai, saya membersihkan dan merapikan kembali alat-alat praktikum. 13. Saya sangat antusias belajar kimia dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium. Kemauan belajar 14. Dengan discovery learning (belajar siswa dengan menemukan), membuat saya lebih metode discovery mengerti tentang materi koloid. melalui kegiatan 15. Pelajaran kimia yang baru dilakukan laboratorium lebih menarik, karena dapat mengamati langsung materi yang sedang dipelajari.
140 LAMPIRAN 9
ANGKET KUESIONER SIKLUS II Indikator Minat
Pernyataan
Tanggapan Siswa Ya
Tidak
1. Saya menyukai pelajaran kimia.
69,69 %
30,31 %
2. Kimia adalah pelajaran yang mudah.
72,72 %
27,28 %
75,75 %
24,25 %
75,75 %
24,25 %
87,87 %
12,13 %
72,72 %
27,28 %
81,81 %
18,19 %
87,87 %
12,13 %
90,90 %
9,1 %
78,78 %
21,22 %
72,72 %
27,28 %
81,81 %
18,19 %
81,81 %
18,19 %
81,81%
18,19 %
84,84 %
15,16 %
3. Bagi saya, kimia adalah pelajaran yang menyenangkan. 4. Saya tertarik dengan kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan praktikum. Keaktifan siswa 5. Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru. 6. Jika mendapat kesulitan belajar, saya selalu bertanya kepada guru. 7. Saya selalu bersungguh-sungguh bila mengikuti kegiatan praktikum. 8. Dalam kegiatan praktikum, saya selalu mengamati percobaan apa yang terjadi. 9. Dalam mengikuti kegiatan praktikum, saya dapat menemukan hal-hal yang belum saya ketahui sebelumnya. 10. Saya selalu mencatat hasil dari kegiatan praktikum. 11. Dalam kegiatan praktikum, saya tidak pernah mengandalkan teman sekelompok. 12. Ketika praktikum telah usai, saya membersihkan dan merapikan kembali alat-alat praktikum. 13. Saya sangat antusias belajar kimia dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium. Kemauan belajar 14. Dengan discovery learning (belajar siswa dengan menemukan), membuat saya lebih metode discovery mengerti tentang materi koloid. melalui kegiatan 15. Pelajaran kimia yang baru dilakukan laboratorium lebih menarik, karena dapat mengamati langsung materi yang sedang dipelajari.
141 LAMPIRAN 10
NILAI HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SIKLUS I
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Siswa Nurul Aini Rensi Marsini Iif Muzdalifah Desti Fitriyani Siti Nadhroh Evi Arsanti Ni’mati Andini Gita Laras Yazid Bustomi Arief Budiman Silfah Firziah Puji Lestari Marisa Tri Wulandari Tuti Fauziah Weri Astuti Muhammad Syaiful Choirul Chuluk Marsiti Tuti Alawiyah Muhammad Ikbal Wulaningsih Rahmah Tunnazilah Ade Saputra Umayroh Ita Rospalita Maulana Abidin Nur Azizah Lis Maryam Destianti Muhammad Farhan Seftia Devie Arif Nugroho Sumini Nia Kurniasih ∑X
Nilai 73 60 80 73 60 60 73 60 67 60 73 67 73 67 80 67 73 73 67 60 67 60 67 80 67 67 60 80 67 73 53 67 73 2247
Rata-rata
68,09
142 LAMPIRAN 10
NILAI HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SIKLUS II
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Siswa Nurul Aini Rensi Marsini Iif Muzdalifah Desti Fitriyani Siti Nadhroh Evi Arsanti Ni’mati Andini Gita Laras Yazid Bustomi Arief Budiman Silfah Firziah Puji Lestari Marisa Tri Wulandari Tuti Fauziah Weri Astuti Muhammad Syaiful Choirul Chuluk Marsiti Tuti Alawiyah Muhammad Ikbal Wulaningsih Rahmah Tunnazilah Ade Saputra Umayroh Ita Rospalita Maulana Abidin Nur Azizah Lis Maryam Destianti Muhammad Farhan Seftia Devie Arif Nugroho Sumini Nia Kurniasih ∑X Rata-rata
Nilai 80 73 87 80 73 73 80 67 73 67 80 73 80 80 87 73 73 73 73 73 73 67 73 80 73 73 73 80 73 80 60 73 73 2469 74,81
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 p q pi qi jumlah Xi Xt SD Rbis keterangan
Butir Butir 1 2 4 5 7 9 11 14 15 18 19 20 21 22 25 27 28 30 32 33 34 35 36 39 40 41 45 46 48 49 50 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 29 27 19 29 23 27 21 26 27 26 29 24 28 26 28 26 29 28 8 25 22 9 22 12 22 14 29 18 23 28 27 1 3 11 1 7 3 9 4 3 4 1 6 2 4 2 4 1 2 22 5 8 21 8 18 8 16 1 12 7 2 3 0.967 0.900 0.633 0.967 0.767 0.900 0.700 0.867 0.900 0.867 0.967 0.800 0.933 0.867 0.933 0.867 0.967 0.933 0.267 0.833 0.733 0.300 0.733 0.400 0.733 0.467 0.967 0.600 0.767 0.933 0.900 0.033 0.100 0.367 0.033 0.233 0.100 0.300 0.133 0.100 0.133 0.033 0.200 0.067 0.133 0.067 0.133 0.033 0.067 0.733 0.167 0.267 0.700 0.267 0.600 0.267 0.533 0.033 0.400 0.233 0.067 0.100 687 716 474 687 556 653 515 626 649 625 774 580 665 623 694 623 715 694 350 602 541 231 536 300 537 362 692 446 563 681 679 23.690 26.519 24.947 23.690 24.174 24.185 24.524 24.077 24.037 24.038 26.690 24.167 23.750 23.962 24.786 23.962 24.655 24.786 43.750 24.080 24.591 25.667 24.364 25.000 24.409 25.857 23.862 24.778 24.478 24.321 25.148 0.900 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 26.367 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 0.305 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.728 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 0,467 2.712 0.589 0.452 0.406 0.683 0.495 0.498 0.554 0.470 0.467 0.444 0.379 0.413 1.502 0.413 1.959 1.502 3.557 0.441 0.570 0.430 0.461 0.378 0.483 0.666 0.721 0.487 0.566 0.484 1.520 valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Jumlah 26 24 23 25 25 24 16 21 26 21 28 28 28 26 21 26 27 24 28 28 20 27 24 27 21 15 24 29 25 24 731
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 p q pi qi jumlah Xi Xt SD Rbis Ket
Butir BUTIR 1 2 4 5 7 8 9 11 12 14 15 18 19 20 21 22 25 27 28 30 32 33 34 35 36 39 40 41 42 45 46 48 49 50 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 29 27 19 29 23 25 27 21 28 26 27 26 29 24 28 26 28 26 29 28 8 25 22 9 22 12 22 14 7 29 18 23 28 27 3 11 1 7 5 3 9 2 4 3 4 1 6 2 4 2 4 1 2 22 5 8 21 8 18 8 16 23 1 12 7 2 3 1 0.967 0.900 0.633 0.967 0.767 0.833 0.900 0.700 0.933 0.867 0.900 0.867 0.967 0.800 0.933 0.867 0.933 0.867 0.967 0.933 0.267 0.833 0.733 0.300 0.733 0.400 0.733 0.467 0.233 0.967 0.600 0.767 0.933 0.900 0.033 0.100 0.367 0.033 0.233 0.167 0.100 0.300 0.067 0.133 0.100 0.133 0.033 0.200 0.067 0.133 0.067 0.133 0.033 0.067 0.733 0.167 0.267 0.700 0.267 0.600 0.267 0.533 0.767 0.033 0.400 0.233 0.067 0.100 532 774 625 500 734 579 450 704 730 972 774 650 752 712 751 715 774 751 229 688 831 352 826 338 826 394 119 775 520 862 768 734 774 730 26.690 27.037 28.000 26.690 27.174 20.000 27.185 27.571 16.071 27.077 27.037 37.385 26.690 27.083 26.857 27.385 26.821 27.500 26.690 26.821 28.625 27.520 37.773 39.111 37.545 28.167 37.545 28.143 17.000 26.724 28.889 37.478 27.429 27.185 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 0.467 0.540 0.576 0.467 0.392 0.345 0.659 0.491 0.325 0.484 0.540 0.435 0.467 0.385 0.492 0.694 0.456 0.772 0.467 0.456 0.365 0.693 0.459 0.485 0.450 0.394 0.450 0.446 0.345 0.516 0.825 0.656 0.516 0.659 valid valid valid valid valid invalid valid valid invalid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid invalid valid valid valid valid valid
Jumlah 28 26 25 27 27 27 17 23 28 23 30 30 31 27 23 28 28 24 31 31 21 29 26 30 23 17 26 31 27 27 791
Lampiran 11 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 p q pi qi jumlah Xi Xt SD Rbis Ket
TABEL UJI VALIDITAS INSTRUMEN
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 29 1 0.967 0.033 1068 36.828 36.533 4.337 0.365 valid
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 27 3 0.900 0.100 1005 37.222 36.533 4.337 0.477 valid
3 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26 4 0.867 0.133 945 36.346 36.533 4.337 0.027 invalid
4 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 19 11 0.633 0.367 725 38.158 36.533 4.337 0.492 valid
5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 1 0.967 0.033 1071 36.931 36.533 4.337 0.494 valid
6 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 23 7 0.767 0.233 842 36.609 36.533 4.337 0.031 invalid
7 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 23 7 0.767 0.233 861 37.435 36.533 4.337 0.377 valid
TABEL UJI VALIDITAS INSTRUMEN Butir 8 9 10 11 12 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 27 27 21 28 5 3 3 9 2 0.833 0.900 0.900 0.700 0.933 0.167 0.100 0.100 0.300 0.067 936 1011 997 790 1037 37.440 37.444 36.926 37.619 37.036 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 0.468 0.630 0.272 0.381 0.433 valid valid invalid valid valid
13 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 2 0.933 0.067 1027 36.679 36.533 4.337 0.125 invalid
14 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 4 0.867 0.133 967 37.192 36.533 4.337 0.386 valid
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 27 3 0.900 0.100 1003 37.148 36.533 4.337 0.425 valid
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 2 0.933 0.067 1033 36.893 36.533 4.337 0.310 invalid
17 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 27 3 0.900 0.100 987 36.556 36.533 4.337 0.009 invalid
18 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 26 4 0.867 0.133 972 37.385 36.533 4.337 0.499 valid
19 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 1 0.967 0.033 1073 37.000 36.533 4.337 0.579 valid
20 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 24 6 0.800 0.200 896 37.333 36.533 4.337 0.369 valid
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 28 2 0.933 0.067 1035 36.964 36.533 4.337 0.372 valid
22 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 26 4 0.867 0.133 971 37.346 36.533 4.337 0.476 valid
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 28 2 0.933 0.067 1017 36.321 36.533 4.337 0.154 invalid
24 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 3 0.900 0.100 1001 37.074 36.533 4.337 0.374 valid
25 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 28 2 0.933 0.067 1039 37.107 36.533 4.337 0.495 valid
26 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 12 18 0.400 0.600 453 37.750 36.533 4.337 0.229 invalid
27 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 26 4 0.867 0.133 968 37.231 36.533 4.337 0.408 valid
28 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 1 0.967 0.033 1071 36.931 36.533 4.337 0.494 valid
29 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 7 0.767 0.233 860 37.391 36.533 4.337 0.358 invalid
BUTIR 30 31 32 33 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 11 8 25 2 19 22 5 0.933 0.367 0.267 0.833 0.067 0.633 0.733 0.167 1039 422 316 932 37.107 38.364 39.500 37.280 36.533 36.533 36.533 36.533 4.337 4.337 4.337 4.337 0.495 0.321 0.412 0.386 valid invalid valid valid
TABEL UJI VALIDITAS INSTRUMEN BUTIR
34 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 22 8 0.733 0.267 831 37.773 36.533 4.337 0.472 valid
35 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 9 21 0.300 0.700 352 39.111 36.533 4.337 0.389 valid
36 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 22 8 0.733 0.267 826 37.545 36.533 4.337 0.385 valid
37 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 3 27 0.100 0.900 107 35.667 36.533 4.337 0.254 invalid
38 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 28 0.067 0.933 75 37.500 36.533 4.337 0.060 invalid
39 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 12 18 0.400 0.600 463 38.583 36.533 4.337 0.386 valid
40 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 22 8 0.733 0.267 826 37.545 36.533 4.337 0.385 valid
41 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 14 16 0.467 0.533 540 38.571 36.533 4.337 0.439 valid
42 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 7 23 0.233 0.767 276 39.429 36.533 4.337 0.367 valid
43 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 29 0.033 0.967 37 37.000 36.533 4.337 0.020 invalid
44 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 12 18 0.400 0.600 456 38.000 36.533 4.337 0.276 invalid
45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 29 1 0.967 0.033 1068 36.828 36.533 4.337 0.365 valid
46 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 18 12 0.600 0.400 682 37.889 36.533 4.337 0.381 valid
47 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 3 0.900 0.100 984 36.444 36.533 4.337 0.179 invalid
48 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 23 7 0.767 0.233 862 37.478 36.533 4.337 0.395 valid
49 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 2 0.933 0.067 1052 37.571 36.533 4.337 0.434 valid
50 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 27 3 0.900 0.100 1008 37.333 36.533 4.337 0.553 valid
Jumlah 37 34 33 37 36 37 25 33 37 35 42 41 42 36 34 39 36 32 42 42 31 39 37 41 32 28 39 43 37 39 1096
Page 1]
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 p q pi qi jumlah Xi Xt SD Rbis Ket
Butir BUTIR Jumlah 1 2 4 5 7 8 9 11 12 14 15 18 19 20 21 22 24 25 27 28 30 32 33 34 35 36 39 40 41 42 45 46 48 49 50 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 29 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 27 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 25 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 28 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 28 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 28 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 17 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 28 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 32 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 28 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 29 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 29 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 22 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 30 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 31 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 24 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 18 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 32 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 28 29 27 19 29 23 25 27 21 28 26 27 26 29 24 28 26 27 28 26 29 28 8 25 22 9 22 12 22 14 7 29 18 23 28 27 818 1 3 11 1 7 5 3 9 2 4 3 4 1 6 2 4 3 2 4 1 2 22 5 8 21 8 18 8 16 23 1 12 7 2 3 0.967 0.900 0.633 0.967 0.767 0.833 0.900 0.700 0.933 0.867 0.900 0.867 0.967 0.800 0.933 0.867 0.900 0.933 0.867 0.967 0.933 0.267 0.833 0.733 0.300 0.733 0.400 0.733 0.467 0.233 0.967 0.600 0.767 0.933 0.900 0.033 0.100 0.367 0.033 0.233 0.167 0.100 0.300 0.067 0.133 0.100 0.133 0.033 0.200 0.067 0.133 0.100 0.067 0.133 0.033 0.067 0.733 0.167 0.267 0.700 0.267 0.600 0.267 0.533 0.767 0.033 0.400 0.233 0.067 0.100 800 754 549 801 646 705 759 603 780 735 754 724 802 896 775 732 748 777 730 801 777 237 719 625 265 624 350 625 408 223 802 532 663 795 759 27.586 27.926 28.895 27.621 28.087 28.200 28.111 28.714 27.857 28.269 27.926 27.846 27.655 37.333 27.679 28.154 27.704 27.750 28.077 27.621 27.750 29.625 28.760 28.409 29.444 28.364 29.167 28.409 29.143 31.857 27.655 29.556 28.826 28.393 28.111 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 0.450 0.517 0.560 0.499 0.389 0.547 0.663 0.576 0.578 0.666 0.517 0.385 0.547 5.266 0.403 0.589 0.343 0.473 0.538 0.499 0.473 0.372 0.875 0.493 0.373 0.473 0.406 0.493 0.459 0.660 0.547 0.730 0.739 0.534 0.663 valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid invalid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 p q pi qi jumlah Xi Xt SD Rbis Ket
Butir BUTIR 1 2 4 5 7 8 9 11 12 14 15 18 19 20 21 22 25 27 28 30 32 33 34 35 36 39 40 41 42 45 46 48 49 50 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 29 27 19 29 23 25 27 21 28 26 27 26 29 24 28 26 28 26 29 28 8 25 22 9 22 12 22 14 7 29 18 23 28 27 1 3 11 1 7 5 3 9 2 4 3 4 1 6 2 4 2 4 1 2 22 5 8 21 8 18 8 16 23 1 12 7 2 3 0.967 0.900 0.633 0.967 0.767 0.833 0.900 0.700 0.933 0.867 0.900 0.867 0.967 0.800 0.933 0.867 0.933 0.867 0.967 0.933 0.267 0.833 0.733 0.300 0.733 0.400 0.733 0.467 0.233 0.967 0.600 0.767 0.933 0.900 0.033 0.100 0.367 0.033 0.233 0.167 0.100 0.300 0.067 0.133 0.100 0.133 0.033 0.200 0.067 0.133 0.067 0.133 0.033 0.067 0.733 0.167 0.267 0.700 0.267 0.600 0.267 0.533 0.767 0.033 0.400 0.233 0.067 0.100 774 730 532 774 625 500 734 579 450 704 730 972 774 650 752 712 751 715 774 751 229 688 831 352 826 338 826 394 119 775 520 862 768 734 26.690 27.037 28.000 26.690 27.174 20.000 27.185 27.571 16.071 27.077 27.037 37.385 26.690 27.083 26.857 27.385 26.821 27.500 26.690 26.821 28.625 27.520 37.773 39.111 37.545 28.167 37.545 28.143 17.000 26.724 28.889 37.478 27.429 27.185 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 0.467 0.540 0.576 0.467 0.392 0.345 0.659 0.491 0.325 0.484 0.540 0.435 0.467 0.385 0.492 0.694 0.456 0.772 0.467 0.456 0.365 0.693 0.459 0.485 0.450 0.394 0.450 0.446 0.345 0.516 0.825 0.656 0.516 0.659 valid valid valid valid valid invalid valid valid invalid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid invalid valid valid valid valid valid
Jumlah 28 26 25 27 27 27 17 23 28 23 30 30 31 27 23 28 28 24 31 31 21 29 26 30 23 17 26 31 27 27 791
TABEL UJI RELIABILITAS Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 p q pi qi pi.qi Spi.qi S2 Rel
Butir Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 29 27 19 29 23 27 21 26 27 26 24 28 26 28 26 29 28 8 25 22 9 22 12 22 14 29 18 23 28 27 1 3 11 1 7 3 9 4 3 4 6 2 4 2 4 1 2 22 5 8 21 8 18 8 16 1 12 7 2 3 0.967 0.900 0.633 0.967 0.767 0.900 0.700 0.867 0.900 0.867 0.800 0.933 0.867 0.933 0.867 0.967 0.933 0.267 0.833 0.733 0.300 0.733 0.400 0.733 0.467 0.967 0.600 0.767 0.933 0.900 0.033 0.100 0.367 0.033 0.233 0.100 0.300 0.133 0.100 0.133 0.200 0.067 0.133 0.067 0.133 0.033 0.067 0.733 0.167 0.267 0.700 0.267 0.600 0.267 0.533 0.033 0.400 0.233 0.067 0.100 0.032 0.090 0.232 0.032 0.179 0.090 0.210 0.116 0.090 0.116 0.160 0.062 0.116 0.062 0.116 0.032 0.062 0.196 0.139 0.196 0.210 0.196 0.240 0.196 0.249 0.032 0.240 0.179 0.062 0.090 4.020 11.90 0.7
Jml 25 24 22 24 24 23 15 20 25 20 27 27 27 25 20 25 26 23 27 27 19 26 23 26 20 14 23 28 24 23 702
TABEL UJI TINGKAT KESUKARAN SOAL
Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Np P Ket
Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 29 27 26 19 29 23 23 25 27 27 21 28 28 26 27 28 27 26 29 24 28 26 28 27 28 12 26 29 23 0.97 0.90 0.87 0.63 0.97 0.77 0.77 0.83 0.90 0.90 0.70 0.93 0.93 0.87 0.90 0.93 0.90 0.87 0.97 0.80 0.93 0.87 0.93 0.90 0.93 0.40 0.87 0.97 0.77 mudah mudah mudah sedang mudah mudah mudah mudah mudah mudah sedang mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah sedang mudah mudah mudah
BUTIR 30 31 32 33 34 35 36 37 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 28 11 8 25 22 9 22 3 0.93 0.37 0.27 0.83 0.73 0.30 0.73 0.10 mudah sedang sukar mudah mudah sedang mudah sukar
38 39 40 41 42 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 2 12 22 14 7 0.07 0.40 0.73 0.47 0.23 sukar sedang mudah mudah sukar
BUTIR Jumlah 43 44 45 46 47 48 49 50 0 0 1 0 1 1 1 1 37 0 0 1 0 1 1 1 1 34 0 1 1 0 1 1 1 1 33 0 1 1 0 1 0 1 1 37 0 0 1 0 1 0 1 1 36 1 0 1 1 0 1 1 1 37 0 0 1 0 1 0 1 0 25 0 1 1 0 0 1 0 1 33 0 1 1 1 1 1 1 1 37 0 1 1 1 1 1 1 0 35 0 1 1 1 1 1 1 1 42 0 0 1 1 1 1 1 1 41 0 0 1 1 0 1 0 1 42 0 0 1 0 1 0 1 1 36 0 1 1 1 1 0 1 1 34 0 1 1 1 1 1 1 1 39 0 0 1 0 1 1 1 1 36 0 0 1 1 1 0 1 1 32 0 1 1 1 1 1 1 1 42 0 1 1 1 1 1 1 1 42 0 0 1 1 1 1 1 1 31 0 0 1 1 1 1 1 1 39 0 0 1 0 1 1 1 1 37 0 0 1 1 1 1 1 1 41 0 0 1 1 1 1 1 1 32 0 0 1 1 1 1 1 0 28 0 0 1 0 1 1 1 1 39 0 1 1 1 1 1 1 1 43 0 0 1 1 1 1 1 1 37 0 1 0 0 1 0 1 1 39 1 12 29 18 27 23 28 27 1096 0.03 0.40 0.97 0.60 0.90 0.77 0.93 0.90 sukar sedang mudah sedang mudah mudah mudah mudah
157 LAMPIRAN 14 HASIL PENGHITUNGAN DAYA PEMBEDA Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
BA 16 16 13 12 16 15 14 16 16 15 13 16 16 14 16 16 16 15 15 14 15 16 15 16 16 9 16 16 15 16 8 6 15 14 7 15 2 2 10 15 11 6 1 9 16 12 16 15 15 16
BB 13 11 13 7 13 8 9 9 11 12 8 12 12 12 11 12 11 11 12 8 13 10 12 11 12 3 10 13 8 12 3 2 10 8 2 6 1 1 2 7 3 1 0 5 13 6 11 8 13 11
JA 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
JB 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
PA 1,00 1,00 0,81 0,75 1,00 0,93 0,87 1,00 1,00 0,93 0,81 1,00 1,00 0,87 1,00 1,00 1,00 0,93 0,93 0,87 0,93 1,00 1,00 1,00 1,00 0,56 1,00 1,00 0,93 1,00 0,50 0,37 0,93 0,87 0,43 0,93 0,12 0,12 0,62 0,93 0,69 0,37 0,06 0,56 1,00 0,75 1,00 0,93 0,93 1,00
PB 0,93 0,78 0,93 0,50 0,93 0,57 0,64 0,64 0,78 0,85 0,57 0,85 0,85 0,85 0,78 0,85 0,78 0,78 0,85 0,57 0,92 0,71 0,85 0,78 0,85 0,21 0,71 0,92 0,57 0,85 0,21 0,14 0,71 0,57 0,14 0,42 0,07 0,07 0,14 0,50 0,21 0,07 0 0,35 0,92 0,42 0,78 0,57 0,92 0,78
D 0,07 0,22 -0,12 0,25 0,07 0,35 0,23 0,36 0,22 0,08 0,24 0,15 0,15 0,02 0,22 0,15 0,22 0,15 0,07 0,30 0,01 0,28 0,15 0,21 0,15 0,35 0,28 0,08 0,36 0,15 0,29 0,23 0,22 0,30 0,29 0,50 0,05 0,05 0,48 0,43 0,48 0,30 0,06 0,21 0,08 0,33 0,22 0,36 0,01 0,22
Interpretasi buruk sedang sangat buruk sedang buruk sedang sedang sedang sedang buruk sedang buruk buruk buruk sedang buruk sedang buruk buruk sedang buruk sedang buruk sedang buruk sedang sedang buruk sedang buruk sedang sedang sedang sedang sedang baik buruk buruk baik baik baik sedang buruk sedang buruk sedang sedang sedang buruk sedang
158 LAMPIRAN 14
158
Lampiran 15
PERHITUNGAN TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI SIKLUS I
1.
Menentukan rentang R =L–H+1 = nilai terbesar – nilai terkecil = 80 – 53 = 27
2.
Banyak kelas K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 33 = 1 + 3,3 x 1,518 = 1 + 5,011 = 6,01
3.
Menentukan panjang kelas interval P = = = 4,492
4.
Mean X = = = 68,09
159
5.
Frekuensi relatif fr = = = 3,03%
(untuk rentang nilai 53-57)
160
PERHITUNGAN TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI SIKLUS II
1.
Menentukan rentang R =L–H+1 = nilai terbesar – nilai terkecil = 87 – 60 = 27
2.
Banyak kelas K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 3,3 x 1,518 = 1 + 5,011 = 6,01 dibulatkan 6
3.
Menentukan panjang kelas interval P = = = 4,5
4.
Mean X = = = 74,81
161
5.
Frekuensi relatif fr = = = 9,09%
(untuk rentang nilai 65 – 69)
162 LAMPIRAN 16 WAWANCARA GURU Hari/tanggal Nama Guru
: Rabu, 31 Januari 2008 : Abu Ahmad, S.Pd
Pertanyaan 1. Apakah sebelum mengajar bapak selalu membuat rencana pembelajaran? Ya. 2. Apakah alokasi waktu yang disediakan untuk pembelajaran kimia sudah cukup? Kurang cukup, karena terkadang skenario yang dibuat tidak sesuai dengan kejadian yang dilapangan. 3. Metode apa yang bapak gunakan dalam menjelaskan sistem koloid? Lebih cenderung ke metode ceramah, tetapi terkadang juga metode tanya jawab. 4. Bagaimana motivasi siswa dalam belajar menggunakan metode tersebut? Hanya sebagian siswa saja yang mendengarkan dan cenderung bosan. Maka dari itu saya selingi dengan latihan-latihan. 5. Apakah bapak menggunakan sumber belajar lain dalam mengajar materi sistem koloid? Ya, dari internet. 6. Bagaimana hasil belajar siswa dengan pembelajaran menggunakan metode tersebut selama ini? Cukup baik, walaupun ada beberapa siswa yang remedial. 7. Menurut bapak, kendala-kendala apa saja yang dihadapi siswa dalam belajar materi sistem koloid? Siswa merasa kesulitan dalam memahami sifat-sifat koloid, dan mengelompokkan contoh-contoh koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi. 8. Menurut bapak kendala apa yang dihadapi pada saat pembelajaran siatem koloid? Pemahaman konsep dalam sistem koloid. 9. Apakah bapak memperhatikan karakteristik siswa (gaya belajar siswa) dalam memilih metode pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran sistem koloid? Tidak. 10. Bagimana
pendapat
bapak
jika
dalam
pembelajaran
sistem
koloid
menggunakan metode discovery dengan kegiatan laboratorium? Mungkin cukup menarik, soalnya materi yang diajarkan bersifat abstrak dan bisa langsung di buktikan kebenarannya lewat praktikum. Narasumber, Abu Ahmad, S.Pd
163 LAMPIRAN 17 WAWANCARA SISWA Tujuan Tempat
: Memperoleh informasi mengenai proses belajar mengajar : MAN 12 Jakarta Barat
1. Bagaimana pendapat anda tentang mata pelajaran kimia? 2. Apakah anda senang terhadap pelajaran kimia? 3. Apakah anda merasa kesulitan dalam mempelajari kimia? 4. Menurut anda, kesulitan-kesulitan apa yang sering dihadapi dalam mempelajari kimia? 5. Metode mengajar apakah yang guru anda sering gunakan dalam mengajar kimia? 6. Apakah anda dalam mempelajari kimia menggunakan sumber belajar lain? 7. Bagimana nilai hasil belajar anda, tentang materi sistem koloid? 8. Apakah anda pernah mendengar metode pembelajaran discovery (penemuan) dengan kegiatan laboratorium? 9. Bagaimana tanggapan anda mengenai metode tersebut? Jawaban hasil wawancara 1. Mata pelajaran kimia merupakan salah satu dari mata pelajaran IPA yang dipelajari secara ilmiah dan terkadang terdapat materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. 2. Sebagian siswa menjawab senang, dan sebagian siswa lagi menjawab tidak senang karena sulit untuk dipelajari. 3. Ya, cukup sulit. 4. Banyak rumus yang dihafal dan materinya sulit untuk dimengerti karena hanya mengandalkan hafalan rumus dan konsep yang ada di buku. 5. Yang seringnya sih ceramah, tetapi kadang juga tanya jawab dan mengerjakan latihan-latihan. 6. Ya, terkadang mencari bahan belajar dari internet. 7. Waktu itu sih 65. 8. Belum pernah.
164 LAMPIRAN 17 9. Cukup menarik, mungkin dengan konsep seperti itu pembelajaran akan lebih mudah dipahami, karena terdapat kegiatan praktikum yang tidak hanya sekedar hafalan rumus dan materi saja.
165 LAMPIRAN 18
Hasil Wawancara Siklus I dan Siklus II NO
Pertanyaan
Uraian Hasil Wawancara Siklus I
1.
Setelah
Siklus II
mengikuti Menurut siswa, pelajaran Setelah
mengikuti
pelajaran kimia dengan kimia cukup menyenangkan pembelajaran kimia dengan kegiatan
praktikum, karena selama ini mereka kegiatan praktikum, siswa
apakah
kamu
senang hanya menerima pelajaran merasa
dengan
metode
sangat
senang
yang kimia dari metode ceramah dengan kegiatan praktikum
diberikan guru?
saja.
dan metode yang diberikan guru karena mereka bisa lebih tahu dan memahami materi
pelajaran
kimia
dibandingkan
dengan
metode
Karena
ceramah.
dalam kegiatan praktikum, siswa
terlibat
untuk
langsung
melakukannya
sehingga
ingatan
siswa
terhadap
materi
yang
diajarkan
akan
lebih
permanen. 2.
Apakah
dengan Menurut
pembelajaran
siswa, Siswa mengaku, kegiatan
pembelajaran kimia dengan pembelajaran kimia mereka
menggunakan
metode menggunakan
discovery
melalui discovery membuat
metode lebih aktif karena mereka lebih hanya
fokus
terhadap
kegiatan
laboratorium aktif dalam kegiatan belajar permasalahan yang diajukan
membuat
kamu
aktif belajar
dalam
lebih apalagi
terdapat
kegiatan praktikum
atau
yang
kegiatan guru dan berusaha mencari tidak tahu jawabannya sehingga
justru membuat kegiatan belajar tidak ada lagi kegiatan yang
membuat kamu bosan? menjadi bosan.
tidak berhubungan dengan
Berikan alasannya!
pembelajaran
seperti
mengobrol dengan teman.
166 LAMPIRAN 18
3.
Dengan
melaksanakan Siswa mengaku bahwa rasa Selama proses pembelajaran
kegiatan
laboratorium ingin tahu mereka cukup dengan metode discovery
membuat kamu merasa tinggi terhadap materi yang melalui lebih ingin tahu / tidak? diajarkan
kegiatan
melalui laboratorium
timbul
rasa
Jika ya, berikan alasan praktikum. Karena didorong ingin tahu siswa terhadap dan jika tidak berikan oleh alasanmu!
rasa
penasaran
keingintahuan
/ hasil yang terjadi pada apa
siswa yang mereka amati dalam
terhadap apa yang mereka kegiatan praktikum. amati. 4.
Menurut kamu, apakah Menurut siswa, penjelasan Menurut siswa, penjelasan penjelasan diberikan
yang yang diberikan cukup jelas. guru
sudah
yang diberikan sudah cukup jelas.
cukup jelas? 5.
Apakah
guru Guru memang memberikan Guru memberikan arahan
memberikan arahan dan arahan bimbingan
dan
bimbingan dan
bimbingan
kepada
kepada kepada siswa, namun hanya semua siswa.
siswa?
kepada siswa yang bertanya kepada
guru
yang
bersangkutan. 6.
Menurut kamu, apakah Menurut siswa, guru masih Menurut siswa, guru sudah guru
sudah
menciptakan
dapat kurang menciptakan kondisi dapat menciptakan kondisi situasi belajar
belajar yang kondusif?
yang
kondusif, belajar
yang
kondusif,
karena suasana kelas masih karena suasana kelas tidak terdengar berisik.
terdengar guru kelas siswa.
berisik
selalu untuk
karena
mengelilingi mengamati