EVALUASI PROGRAM PENANAMAN SATU MILYAR POHON SEKTOR KEHUTANAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DI KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG TAHUN 2011
SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh:
IRNA MEGASARI NIM. 6661080384
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG
2015
1
ABSTRAK
Irna Megasari. NIM: 6661 080384. SKRIPSI. Evaluasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2011. Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fisip Untirta. Dosen Pembimbing 1 : Gandung Ismanto, S.Sos, MM, Dosen Pembimbing 2 : Hj. Ima Maisaroh, S.Ag, M.SI.
Kata kunci: Evaluasi, Program, Penanaman Satu Milyar Pohon. Program penanaman satu milyar pohon merupakan kegiatan nasional dimana Kecamatan Taktakan juga merupakan bagian dari kegiatan tersebut. Latar belakang masalah penelitian ini antara lain lemahnya pengawasan dari Dinas Pertanian Kota Serang, kurangnnya sosialisasi, koordinasi antar stakeholder belum maksimal serta sumber daya manusia yang kurang secara kualitas dan kuantias.. Tujuannya untuk mengevaluasi Program tersebut. Penelitian ini mengutip teori evaluasi kebijakan dari Dunn. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Peneliti menganalisis bahwa tingkat kesadaran semua pihak sangat penting untuk mesukseskan program kegiatan. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa rendahnya kesadaran masyarakat diakibatkan dari sosialisai dan kampanye yang masih kurang, lemahnya pengawasan dan kontrol dari dinas terkait juga belum maksimal. Kesimpulannya, pelaksanaan program satu milyar pohon sektor kehuatanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang tahun 2011 belum berjalan secara maksimal. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan agar Dinas Pertanian memperbaiki dan meningkatkan sistem kinerja dalam melaksanakan Program tersebut.
1
ii
ABSTRACT
Irna Megasari. NIM: 6661 080384. THE FINAL PAPER. The evaluation of one billion trees planting program on forest and land rehabilitation of forestry sector in sub district Taktakan Serang 2011. State administrative study, governance faculty of Untirta. Guidance Lecture 1 : Gandung Ismanto, S.Sos, MM, Guidance Lecture 2 : Hj. Ima Maisaroh, S.Ag, M.SI.
Key words: evaluation, program, one billion trees planting. One billion trees planting program is a national action that involve sub district taktakan as a part of the activity. The background of this research issue is the weaknesses of forestry sector in controlling, socializing and also the coordination between the stakeholders that have not been maximized, and so the lack of the quantity and the quality of human resource. The purpose of this paper is to evaluate the program. The research quoted the policy evaluation from Dunn. In this research, the writer used qualitative method and descriptive approach. The writer analyzed that the level of awareness of every instance is very important to support this program. From the result of the research, it is found that low public awereness is caused by lack of socialization and campaigns, the less supervising and controling from the related office have also not been maximized yet . The writer concluded that one billion trees planting program on forest and land rehabilitation of forestry sector in sub district Taktakan Serang 2011 has not run maximally. Therefore, the writer recommended the forestry sector to fix and improve the performance system in actualizing the program.
iv
v
vi
Alhamdulillaahi robbil aalamiin Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
Jika A adalah Kesuksesan. Maka A=X+Y+Z, Y adalah pekerjaan, X adalah bermain dan Z adalah menjaga ucapan dan mulutmu. (Albert Einstein)
Skripsi ini ku persembahkan untuk: ~ Mamah, Bapak dan kakak-kakak ku tercinta ~ Kekasih tercinta ~ Sahabat-sahabatku terkasih
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillaahi rabbil aalamiin. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Puji syukur yang tak terhingga ini belum sebanding dengan nikmat yang telah kita terima sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan-Nya. Atas kehendak-Nya, saya dapat menyelesaikan proposal skripsi tentang fungsi Evaluasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2011. Terimakasih yang begitu besar saya ucapkan untuk kedua orang tua atas kasih sayang yang tak terhingga, serta segala daya dan upaya yang telah diberikan kepada peneliti baik materil dan non materiil. Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada pihak yang telah memberikan pengajaran, bantuan, serta dorongan dalam upaya menyelesaikan proposal skripsi mengenai ”Evaluasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Takatakan Kota Serang Tahun 2011”. Untuk itu, peneliti sampaikan rasa terima kasih kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
i
2.
Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, sekaligus Pembimbing Akademik I yang selalu memberikan bimbingan dan saran selama perkuliahan;
3.
Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
4.
Ibu Mia Dwianna W., M.I.Kom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
5.
Bapak Gandung Ismanto, S.Sos., MM., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, sekaligus Dosen Pembimbing I skripsi. Terimakasih atas bimbingan dan motivasi yang begitu besar selama proses penyusunan proposal skripsi.
6.
Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
7.
Ibu Ipah Ema Jumiati, S. Sos., M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
8.
Ibu Hj. Ima Maisaroh, S.Ag., M.SI., Dosen Pembimbing II skripsi. Terimakasih atas bimbingan dan motivasi yang begitu besar selama proses penyusunan proposal skripsi;
9.
Semua dosen dan Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Terimakasih atas ilmu pengetahuan selama perkuliahan;
ii
10. Mamah, Bapak, Kakak, teteh, dan ponakanku tersayang. Terimakasih atas motivasi serta segala daya dan upaya yang diberikan kepada peneliti dalam penyelesaian propoal skripsi baik materiil maupun nonmateriil. 11. Lee Seong Min yang selalu menemani dan memberi semangat yang tiada henti sampai terselesaikannya skripsi ini. 12. Kepala Dinas Pertanian Kota serang. Terimakasih atas keterbukaan dan kesediaan dalam memberikan data dan informasi dalam proses penelitian ini. 13. Kepala Kelompok Kerja dan Masyarakat kecamatan Taktakan Kota Serang. Terimakasih atas keterbukaan dan kesediaan dalam memberikan data dan informasi dalam proses penelitian ini. 14. Sahabat-sahabat tersayang, Uvi Rika Mustika, Hanna Fauziah, Cucu Rahayu, teman-teman Kantor Disporaparbud Kota Serang. Terimakasih atas doa dan motivasi yang begitu besar kepada peneliti. 15. Sahabat-sahabat seperjuangan Ilmu Administrasi Negara 2008, khususnya kelas A Reguler, terimakasih atas motivasi, kebersamaan, dan kenangan selama tiga setengah tahun perkuliahan. Demi kesempurnaan proposal skripsi ini, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak terhadap proposal skripsi ini. Akhir kata, peneliti ucapkan terimakasih. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Serang, Juni 2015
Irna Megasari
iii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ABSTRAK ABSTRACT LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ........................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................1 1.2 Identifikasi Masalah dan Fokus Penelitian ........................................13 1.2.1 Identifikasi Masalah ..............................................................13 1.2.2 Fokus Penelitian ....................................................................14 1.3 Rumusan Masalah..............................................................................14 1.4 Tujuan Penelitian ...............................................................................15 1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................15 1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................16
iv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka ..................................................................................21 2.1.1 Kebijakan Publik......................................................................21 2.1.2 Evaluasi Kebijakan Publik .......................................................24 2.1.3 Penanaman Satu Milyar Pohon ................................................31 2.1.3.1 Definisi ........................................................................31 2.1.3.2 Maksud dan Tujuan .....................................................32 2.1.3.3 Dasar Pelaksanaan .......................................................33 2.2 Kerangka Berpikir ..............................................................................34 2.3 Asumsi Dasar .....................................................................................37
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian .......................................................................38 3.2 Instrumen Penelitian ...................................................................39 3.3 Informan Penelitian.....................................................................41 3.4 Teknik Pengumpulan Data..........................................................41 3.5 Teknik Pengelolaan dan Analisis Data .......................................47 3.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data ..................................49 Lokasi dan Jadwal Penelitian ............................................................52
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ...............................................................53 4.1.1 Deskripsi Wilayah Kecamatan Taktakan Kota Serang ...........54
v
4.1.2 Deskripsi Lokasi Penelitian ....................................................56 4.1.3 Profil Dinas Pertanian .............................................................56 4.1.3.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Kota Serang ...............56 4.1.3.2 Susunan Organisasi Dinas Pertanian Kota Serang ......57 4.1.4 Kodefikasi Identitas Informan ................................................60 4.2 Deskripsi Data ...................................................................................62 4.1.2 Hasil Temuan ..........................................................................62 4.3 Pembahasan .......................................................................................81
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan .........................................................................................85 5.2 Saran ...................................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
vi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Sebaran Lahan Kritis RTk-RHL Kota Serang ........................................8 Tabel 1.2 Lokasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon Rehabiltasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan tahun 2011 .............................................9 Tabel 2.1 Tipe Evaluasi .........................................................................................30 Tabel 2.2 Kriteria Evaluasi menurut William Dunn ..............................................30 Tabel 3.1 Kisi-kisi Pertanyaan ..............................................................................44 Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Penelitian Skripsi ....................................................52 Tabel 4.2 Kodefikasi Informan Berdasarkan Kelompok ......................................60 Tabel 4.3 Kodefiksi Informan Kelompok Pemerintah ..........................................60 Tabel 4.4 Kodefikasi Informan Kelompok Masyarakat ........................................61 Tabel 4.5 Hasil Penelitian .....................................................................................83
vii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .............................................................................36 Gambar 3.1 Komponen dalam Analisis Data: Model Interaktif ...........................48 Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Serang ................................................................54 Gambar 4.2 Peta Wilayah Kecamatan Taktakan ..................................................55 Gambar 4.3 Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kota Serang ...........................59
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman Wawancara Penelitian
Lampiran 2
Peraturan Kehutanan RI Menteri Kehutana RI Nomor : P.61/ Menhut- II/ 2011 Tentang Panduan Penanaman Satu Milyar Pohon Tahun 2011
Lampiran 3
Surat Penelitian
Lampiran 4
Hasil Wawancara
Lampiran 5
Member Check
Lampiran 6
Dokumentasi
Lampiran 7
Absensi Bimbingan Skripsi
ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pemanasan Global atau yang lebih dikenal sebagai efek rumah kaca kini menjadi ancaman besar terhadap kelangsungan hidup manusia. Karena pemanasan yang terjadi beberapa tahun ini membawa dampak yang buruk terhadap kelangsungan hidup manusia. Hal ini dapat dilihat dari terjadinya kebakaran hutan yang sering terjadi di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten (2012) menyatakan naiknya permukaan volume lautan antara 9 hingga 100 cm (4-40 inci) menimbulkan banjir didaerah pantai, bahkan dapat menenggelamkan pulau. Tidak hanya itu, pemanasan global juga menyebabkan kekeringan sehingga mengganggu siklus tanam bagi para petani dan dapat menimbulkan kelaparan. Pada dasarnya, pemanasan global normal terjadi selama kurun waktu tertentu karena pemanasan dibutuhkan bumi guna tetap menjaga suhu bumi agar tetap hangat, namun pemanasan global naik secara drastis sejak manusia memasuki era industrialisasi, dimana manusia melakukan banyak aktifitas seperti pembakaran batu bara, minyak bumi dan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan listrik yang menghasilkan gas buangan yang dapat merusak bumi. Akibatnya, terjadilah perubahan iklim secara drastis yang tentunya merugikan manusia itu sendiri.
1
2
Berdasarkan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten (2012) yang di kutip dari temuan IPCC di tahun 2005 terjadi peningkatan suhu 0,60,70 sedangkan di Asia lebih tinggi, yaitu 10. Perubahan iklim ini hampir dirasakan di seluruh dunia, dimana makin panjangnya musim panas dan makin pendeknya musim hujan, serta makin maraknya badai dan banjir di kota besar (el nino) di seluruh dunia. Time For Kid (2012) menyatakan Indonesia merupakan negara ke tiga yang memiliki hutan tropis terbesar di dunia dimana peringkat pertama di tempati oleh Brazil dan peringkat kedua adalah negara Kongo . Tidak heran kemudian Indonesia menjadi negara termasyur di dunia dengan julukan sebagai zamrud khatulistiwa, bahkan menjadi paru paru dunia. Indonesia berperan besar dalam mengikat emisi gas buangan yang berbahaya terhadap kelangsungan hidup manusia karena sumber daya alamnya yang melimpah. Hal inilah pula yang menjadikan Indonesia sebagai surga kayu di dunia. Lemahnya kebijakan dalam menangani kekayan hutan, menyebabakan Indonesia kehilangan kontrol dan mengakibatkan laju deforestasi yang menggila karena eksploitasi yang berlebihan dan berlangsung begitu lama. Bahkan indonesia harus menunggu selama 11 tahun untuk dapat mengesahkan Undang Undang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan (P3H). Sebab undang undang sebelumnya yaitu UU nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan dirasa belum mampu memberikan efek jera terhadap pelaku perusakan hutan.
3
Menurut Forest Wacth Indonesia (2011), Laju deforestasi tahun 2000– 2009 adalah sebesar 1,51 juta ha/tahun, dengan laju deforestasi terbesar berada di wilayaha kalimantan yaitu sebesar 550.586,39 ha/ tahun. jika laju deforestasi ini tidak ditekan maka kemungkinan besar tahun 2020 hutan dijawa akan habis dan pada tahun 2030 hutan di Bali-Nusa tenggara juga akan habis. Tentu nya hal ini sangat menghawatirkan mengingat pentingnya hutan bagi kelangsungan hidup manusia. Kerusakan hutan tentu membawa dampak buruk bagi kualitas hidup yang juga merusak ekosistem yang telah ada. Laju deforestasi yang besar inilah yang akhirnya membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkomitmen untuk melakukan penurunan emisi sebesar 26%-41% pada Konferensi Tingkat Tinggi Iklim di Kopenhag. Dimana menurut Hijauku.com (2013) negara industri menyumbang 52% emisi gas rumah kaca dan 48% sisanya adalah negara-negara berkembang. Indonesia sebagai negara berkembang tentu mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang sama dalam menekan angka deforestasi. Menurut laporan Wetland International & Delft Hidgraulics (Hooijer, A. Et.al, 2006) dalam Forest Wacth Indonesia (2011), Indonesia merupakan negara penyumbang emisi terbesar ke 3 di dunia yang berasal dari penebangan hutan secara berlebihan setelah Cina dan Amerika. Oleh sebab itu, pemerintah mengadakan Program Penanaman Satu Milyar Pohon atau One Billion Indonesian Trees (OBIT) yang diresmikan tepat pada pada acara Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional (HMPI-
4
BMN) pada tangal 8 desember 2009 di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Program ini merupakan tindak lanjut dari program One Man One Tree (2009) yang realisasinya mencapai 251,6 juta pohon dari 231,8 juta pohon. Untuk OBIT akan berlangsung dari Februari 2010 sampai Januari 2011 dimana puncaknya dilaksanakan pada 28 November 2010 di seluruh Indonesia sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia (HPMI). Gerakan moral juga dilakukan masyarakat dalam rangka mensukseskan program OBIT tersebut, antara lain pengembangan pohon trembesi oleh presiden, penanaman pohon di jalan tol (PU), gerakan perempuan tanam (SIKIB), TNI/POLRI, program CSR (BUMN/BUMD), penanaman oleh industri otomotif (Astra Internasional), Accor Hospitality Menanam, Angkasa Pura Menanam, Green Radio, reklamasi tambang, dan penanaman dari pemerintah daerah. Program ini kemudian diperkuat dengan disahkannya Peraturan Mentri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.61/ Menhut-II/ 2011 Tentang Panduan Penanaman Satu Milyar Pohon. Dalam peraturan ini dijelaskan maksud dan tujuan dari penanaman satu milyar pohon tersebut, yaitu: (1) Sebagai
sarana
edukasi,
peningkatan
kepedulian,
kemampuan
dan
kemandirian seluruh komponen bangsa akan pentingnya menanam dan memelihara pohon, (2) Mengajak seluruh komponen secara berkelanjutan untuk melakukan penanaman dan pemeliharaan pohon secara berkelanjutan untuk mitigasi perubahan iklim dan merehabilitasi hutan dan lahan. Selain itu tujuan Penanaman Satu Milyar Pohon adalah untuk menambah tutupan lahan dan hutan guna mencegah longsor dan banjir di musim hujan, menyerap
5
karbon monoksida akibat mitigasi perubahan iklim dan penyediaan bahan baku industri pengelolaan kayu, pangan dan energi terbarukan. Menurut Peraturan Mentri Kehutanan Nomor : P.16/ Menhut-11/2011 tentang Panduan Penanaman Satu Milyar Pohon Tahun 2011 menyatakan bahwa Penanaman satu milyar pohon tahun 2011 dibagi kedalam dua sektor, yaitu sektor kehutanan dan sektor non kehutanan. Sektor kehutanaan meliputi: (1) Rehabilitasi hutan dan lahan (RLH) sumber dana APBN (pada kawasan konservasi/ lindung mangrove), (2) Rehabilitasi sumber dana APBD provinsi/kabupaten/kota, (3) Rehabilitasi hutan dan lahan sumber dana perimbangan Keuangan (DAK Kehutanan dan DBH DR), (4) Kebun Bibit Rakyat, (5) Reklamasi Bekas Tambang, (6) Hutan rakyat, (7) Hutan kota, (8) Penghijauana Lingkungan APBN, (9) Hutan taman Industri (HTI) oleh BUMS dan BUMN (INHUTANI – IV), (10) Hutan taman rakyat (HTR) oleh Kelompok Mayarakat, (11) Reboisasi oleh perum perhatian, (12) Lain lain. Sedangkan, sektor non kehutanan meliputi: (1) Pengembangan pohon trambesi banpres di daerah, (2) Tanaman perkebunan (Kementrian Pertanian), (3) Tanaman hortikultural (Kementrian Pertanian), (4) Penanaman pohon di jalan tol, waduk, dan lain-lain (Kementrian Pekerjaan Umum), (5) Gerakan perempuan tanam dan pelihara oleh tujuan organisasi wanita (SIKIB, PKK, DPW, APPB, DP, Kowani dan Bhayangkari), (6) TNI/Polri, (7) Penanaman CRS BUMN/ BUMD/ BUMS, (8) Lain-lain Kementrian Lembaga. Penelitian ini dipersempit dengan hanya meneliti bagian sektor kehutanan rehabilitasi
hutan dan lahan. Hal ini dilakukan untuk
6
mempersempit ruang lingkup agar penelitian dapat dilakukan dengan baik dan data yang diperoleh valid. Setiap provinsi memegang peranaan yang sama penting dalam mensukseskan terselenggaranya Program Penanaman Satu Milyar Pohon termasuk provinsi baru seperti Provinsi Banten. Dimana target penanaman di Provinsi Banten sebanyak 13.500.000 batang pohon dan sampai dengan akhir bulan Januari 2012 telah berhasil ditanam sebanyak 15.309.172 batang pohon (113,4%). Meskipun program tersebut telah dilaksanakan dan mencapai target penanaman bahkan melampau target yang ditentukan, namun pada kenyataannya peneliti banyak sekali menemukan masalah-masalah di lapangan. Seperti di Kota Serang, yang pada kenyataannya belum dapat memenuhi ketentuan pemerintah sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan PP Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik pada wilayah perkotaan minimal 30% dari luas daerah, 20% Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik dan 10% Ruang Terbuka Hijau (RTH) privat. Kota Serang baru memiliki ruang luas terbuka hijau sebesar 14,29 hektar dari luas wilayah Kota Serang. Kota Serang merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Serang, dimana terdiri dari 6 (enam) kecamatan yaitu: Kecamatan Serang, Kecamatan Kasemen, Kecamatan Walantaka, Kecamatan Curug, Kecamatan Cipocok
7
Jaya, dan Kecamatan Taktakan, dengan total luas wilayah 26.674 Ha dan jumlah penduduk sekitar 656.126 jiwa pada tahun 2011. Seperti dikutip dalam Radar Banten (2011), Pada Program Penanaman Satu Milyar Pohon Kota Serang, menargetkan 3.280.630 batang pohon bisa ditanam di Kota Serang dengan uraian setiap satu orang menanam 5 batang pohon dan 25 batang untuk setiap keluarga. Namun pada kenyataan dilapangan peneliti menemukan fakta bahwa Kota Serang hanya mencapai 31% target penanaman yaitu hanya mampu menanam pohon sekitar 1.008.000 pohon pada tahun 2011. Kota Serang sendiri memiliki luas hutan sebesar 130 hektar yang terdapat di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Taktakan dan Kecamatan Kasemen. Namun kawasan hutan negara di kawasan Kota Serang di kelola oleh Perum Perhutani KPH Banten dan BKSD Jawa Barat I maka rehabilitasi yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kota Serang hanya berfokus pada Rehabilitasi lahan di wilayah kerja BPDAS Citarum-Ciliwung melalui kegiatan Pengkayaan Hutan Rakyat, Penanaman Bibit KBR dan Penghijauan Lingkungan. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, rehabilitasi hutan dan lahan dimaksudkan untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktifitas dan peranannya dalam mendukung sistem kehidupan tetap terjaga. Dimana yang menjadi sasaran lokasi penanaman satu milyar pohon adalah lahan kritis yang rusak/ tidak produktif didalam dan diluar kawasan hutan. Menurut Dinas Pertanian Kota Serang,
8
Hutan dan Lahan kritis adalah hutan atau lahan yang berada didalam dan diluar kawasan hutan yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai media pengatur tata air dan unsur produktifitas lahan sehingga menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem daerah aliran sungai (DAS). Oleh sebab itu, lahan kritis merupakan kriteria utama dalam menentukan wilayah yang akan menjadi lokasi penanaman satu milyar pohon. Sedangkan kegiatan penghijauan lahan kritis sendiri dilaksanakan dengan sasaran utama lokasi lahan-lahan masyarakat serta fasum/ fasos ataupun penanaman dikanan kiri jalan sebagai penyeimbang daya dukung lingkungan. Berikut sebaran lahan kritis di Kota Serang: Tabel. 1.1. Sebaran Lahan Kritis RTk-RHL Kota Serang No. 1 2 3 4 5 6
Kelas Kritis Tidak Kritis Potensial Kritis Agak Kritis Kritis Cipocok Jaya 207,56 3.127,13 160,88 Curug 1.296,92 2.453,68 146,43 Kasemen 1.697,68 4.999,93 Serang 1.271,95 1.382,91 Taktakan 704,38 2.712,35 2.671,85 44,43 Walantaka 311,60 3.233,67 Total 5.490,10 17.909,67 2.979,16 44,43 Sumber : Dinas Pertanian Kota Serang, 2009. Kecamatan
Total (Ha) 3.495,57 3.897,03 6.669,62 2.654,86 6.133,01 3.545,27 26.423,35
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kecamatan Taktakan merupakan kecawatan dengan wilayah yang memiliki lahan kritis dan agak kritis paling besar diantara semua wilayah kecamatan di Kota Serang, yaitu sebesar 44,44 Ha lahan kritis, 2.671,85 Ha wilayah agak kritis. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi peneliti karena ini menunjukan bahwa
9
sebagian besar wilayah kritis dan agak kertis berada di Kecamatan Taktakan. Kegiatan penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan tersebar di lima lokasi. Kelima tempat tersebut antara lain :
Tabel. 1.2 Lokasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Tahun 2011
No
Blok
1.
Kerahmatan
4.
4.
5.
Pasir Gadug
Serdang
Bojong
Desa/ Kelurahan Cilowong
Cilowong
Sayar
Sayar
Jenis Kegiatan Pengkayaan
Sumber Dana DAK
Hutan Rakyat
Kehutanan
Pengkayaan Hutan Rakyat
DAK
Pengkayaan Hutan Rakyat
Pengkayaan Hutan Rakyat
Jumlah Pohon (Btg) 2.000
2.000
Kehutanan
DAK
2.000
Kehutanan
DAK Kehutanan
2.000
Jenis tanaman 1. Albazia (Paracentharias falcataria) 2. Jabon (Antocephalus cadamba) 3. Sukun (Artocarpus artilis) 1. Albazia (Paracentharias falcataria) 2. Jabon (Antocephalus cadamba) 3. Sukun (Artocarpus artilis) 1. Albazia (Paracentharias falcataria) 2. Jabon (Antocephalus cadamba) 3. Sukun (Artocarpus artilis) 1. Albazia (Paracentharias falcataria) 2. Jabon
10
3. 6.
Karondanga n
Sepang
Penanaman Kebun Bibit Rakyat
DAK
5.000
1.
Kehutanan 2.
3.
4. 5.
(Antocephalus cadamba) Sukun (Artocarpus artilis) Albazia (Paracentharias falcataria) Jabon (Antocephalus cadamba) Mahoni (Swietenia macrophylla) Suren (Toona sureni) Sukun (Artocarpus artilis) Mangga (Mangifera indica)
Sumber : Dinas Pertanian. 2012
Dari observasi awal dan wawancara pendahuluan, ditemukan beberapa masalah mengenai Program Penanaman Satu Milyar Sektor Kehutanan Rehabillitasi Lahan dan Hutan di Kecamatan Taktakan. Pertama, lemahnya pengawasan dari dinas pertanian. Hal ini dapat di lihat dari hampir sebagian tanaman yang ditanam di lima lokasi penanaman pohon sudah tidak ada lagi, dimana rata-rata tanaman tersebut sudah mati atau sudah di jual oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan program dijalankan pada saat memasuki musim kemarau, sehingga para kelompok tani yang menjadi kesulitan dalam menelihara pohon yang ditanam. Pada dasarnya, program ini bukan hanya sekedar mementingkan jumlah pohon yang berhasil ditanam, tapi bagaimana penanaman pohon tersebut dapat menjadi solusi bagi masalah yang ada. Hal ini menjadi perhatian bagi peneliti karena ini dapat menyebabkan kerugian negara karena dana yang dikeluarkan menjadi sia-sia dan tidak memberi
11
manfaat
bagi
masyarakat
di
masa
depan.
Kota
Serang
sendiri
menggelontorkan dana sebesar Rp 1.226.400.000 (satu milyar dua ratus dua puluh enam juta empat ratus ribu rupiah) dalam program rehabilitasi lahan. Namun dari wawancara awal peneliti dengan pegawai Dinas Pertanian, beliau mengaku bahwa dana ini jauh dari kata memadai untuk proses pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan di Kota Serang. Selain itu, lemahanya pengawasan juga dirasakan oleh peneliti. Dimana petugas dilapangan hanya terpaku kepada jumlah pohon yang sudah ditanam tanpa melihat perkembangan dari program kegiatan tersebut. Kedua, kurangnya sosialisasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon. Ini dirasakan sekali oleh peneliti dalam memperoleh data terkait Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Selama ini, rehabilitasi hutan dan lahan hanya dilakukan kepada para ketua kelompok tani di Kecamatan Taktakan dan selanjutnya menjadi tanggung jawab Ketua Kelompok Tani dalam mengkampanyekan program penanaman satu milyar pohon kepada anggota kelompk tani. Sehingga sosialisasi yang dilakukan belum menyentuh seluruh elemen masyarakat dan hanya terpaku kepada anggota dan kelompok tani saja. Ke tiga, koordinasi antar stakeholder masih belum dilakukan secara maksimal. Ini dapat dilihat dari tidak dibentuknya kelompok kerja di tingkat kota. Menurut Peraturan Mentri Kehutanan Nomor : P.16/ Menhut-11/2011 tentang Panduan Penanaman Satu Milyar Pohon Tahun 2011 menyatakan, Kelompok kerja dimaksudkan untuk :
12
1. Kelompok Kerja merupakan media/ forum koordinasi antara Kementrian/ Lembaga/ Instansi untuk mensukseskan penanaman satu milyar pohon tahun 2011. 2. Kelompok Kerja di tingkat pusat, provinsi dan Kabupaten Kota. 3. Keanggotaan Kelompok kerja meliputi unsur pemerintah dan suasta yang bersifat lintas sektor, yaitu : a. Unsur pemerintah : kehutanan, Hortultural, perkebunan, kelautan dan perikanan, PU, Lingkungan Hidup, TNI/ Polri, Diknas, Perguruan Tinggi Negri, BUMN/ BUMD. b. Unsur non pemerintah : BUMS, Lembaga Kemasyarakatan, Perguruan Tinggi Swasta, Pramuka, Organisasi Kepemudaan, masyarakat lainnya. 4. Tugas pokok kelompok kerja adalah merencanakan, mengorganisir, memobilitas sumber daya, memonitor dan mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan Penanaman Satu Milyar Pohon.
Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa suksenya program ini bukan hanya tanggung jawab satu pihak melainkan banyak pihak. Namun dari observasi awal yang dilakakun oleh peneliti, pegawai Dinas Pertanian sendiri tidak mengetahui jelas apakah kelompok kerja ini ada atau tidak ada. Ini menujukan bahwa tidak adanya kerjasama antara semua pihak dalam mensukseskan program penanaman satu milyar pohon sehingga program ini berjalan sendiri-sendiri. Hal ini juga di tandai dengan tidak adanya data yang valid mengenai mobilisasi sumberdaya yang berasal dari sektor non kehutanan ataupun dari sektor kehutanan. Sehingga, masyarakat tidak terpacu dalam mensukseskan program penanaman satu milyar pohon. padahal data ini sangat penting karena setiap tahun pemerintaah menyelenggarakan lomba penanamn satu milyar pohon dan juga memberikan penghargaan dari Mentri Kehutanan yang diserahkan pada acara peringatan HMPI dan BMN Tahun 2011.Selain itu, peneliti juga mendapati bahwa posko penyaluran bibit tidak
13
didirikan di kantor Dinas Pertanian melainkan di penyedia bibit dalam hal ini pihak ketiga. Hal ini diakibatkan, Kantor Dinas Pertanian Kota Serang tidak memiliki gedung perkantoran yang memadai. Keempat, sumber daya manusia pelaksana masih kurang secara kualitas dan kuantitas. Hal ini dapat dilihat dari pengetahuan petugas mengenai program sehingga tujuan program yang disampaikan oleh Pemerintah Pusat tidak sampai pada masyarakat, dimana salah satu tujuan dari program tersebut adalah saran edukasi bagi masyarakat. Selain itu, petugas dilapangan juga kurang. Rotasi pegawai di lingkungan dinas pertanian dirasa terlalu cepat dilakukan, sehingga pemahaman akan program pelaksanaan tidak cukup baik dimiliki oleh pelaksana pegawai dinas pertanian. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai “EVALUASI PROGRAM PENANAMAN SATU MILYAR POHON SEKTOR KEHUTANAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DI KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG TAHUN 2011”.
1.2 Identifikasi dan Fokus Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
14
1. Lemahnya pengawasan dari Dinas Pertanian sehingga hampir sebagian tanaman yang di tanam sudah tidak ada lagi. 2. Kurangnya sosialisasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan menyebabkan masyarakat setempat tidak paham mengenai program tersebut. 3. Koordinasi antar stakeholder masih belum dilakukan secara maksimal. 4. Sumber daya manusia pelaksana masih kurang secara kuantitas dan kualitas. 1.2.2 Fokus Penelitian Untuk mempersempit peneliti dalam proses kajian penelitian, maka fokus penelitian, yaitu evaluasi program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang tahun 2011.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan fokus masalah, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian adalah: Bagaimana Dampak Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang tahun 2011?
15
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan Evaluasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang tahun 2011.
1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat secara teoritis dan praktis dalam penelitian ini, adalah : 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dan menambah perbendaharaan keilmuan dan pengetahuan dalam bidang akademik, khususnya di bidang Ilmu Administrasi Negara, terutama yang berkaitan dengan Evaluasi kebijakan publik. 2. Secara Praktis, diharapkan hasil penelitian dapat menjadi referensi bagi peneliti-peneliti lain yang menjadikan evaluasi kebijakan sebagai objek kajiannya. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi terhadap evaluasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon bagi Dinas Kehutanan Kota Serang.
16
1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Latar belakang masalah merupakan sebab-sebab (alasan) mengapa suatu masalah atau hal itu menarik untuk diteliti. Alasan tersebut dapat diperinci menjadi alasan objektif dan alasan subjektif. Latar belakang masalah juga menggambarkan situasi, kondisi, ruang lingkup dan kedudukan suatu permasalahan yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari ruang lingkup yang umum sampai pada ke masalah yang lebih spesifik, tentunya yang relevan dengan judul penelitian yang diambil. Pada bagian ini juga menggambarkan tentang apa yang diharapkan sebagai hasil dari penelitian. 1.2 Identifikasi Masalah dan Fokus Penelitian 1.2.1 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan proses penyederhanaan masalah yang rumit dan kompleks dirumuskan menjadi masalah yang dapat diteliti atau dicari alternatif pemecahannya. Identifikasi masalah juga dapat diajukan dalam bentuk petanyaan atau pernyataan.
1.2.2 Fokus Penelitian Adapun pengertian dari fokus penelitian sendiri adalah dimana adanya pembatasan masalah terhadap suatu masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti membatasi atau
17
lebih
memfokuskan
penelitiannya
pada
Evaluasi
Program
Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang tahun 2011. 1.3 Rumusan Masalah Rumusan
masalah
adalah
pertanyaan
penelitian
yang
disususn
berdasarkan masalah yang harus dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Dalam rumusan masalah penelitian ini dikemukakan dalam bentuk pertanyaan yang dirumuskan secara tajam yang ingin dicarikan jawabannya dalam penelitian ini. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan pernyataan operasional yang merincikan apa yang akan diselesaikan dan dicapai dalam penelitian terhadap permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan rumusan masalah. 1.5 Manfaat Penelitian Dalam manfaat penelitian dikemukakan faedah atau manfaat dari hasil penelitian ini, seperti yang telah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya baik manfaat dari segi teoritis maupun manfaat dalam segi praktis dari dilaksanakannya penelitian ini. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika pada bagian ini yaitu, menjelaskan tentang isi dari bab per bab dengan secara singkat dan jelas.
18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka mengkaji beberapa teori yang relevan dengan permasalahan dan variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur untuk digunakan dalam merumuskan masalah sehingga akan diperoleh konsep penelitian yang jelas. 2.2 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari deskripsi teori. 2.3 Asumsi Dasar Penelitian Asumsi dasar penelitian dirumuskan berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir peneliti. Asumsi dasar penelitian merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang akan diteliti dan akan diuji kebenarannya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian menjelaskan metode yang dipergunakan dalam penelitian atau cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 3.2 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpul data yang digunakan atau instrumen penelitian juga digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.
19
3.3 Informan Penelitian Informan penelitian berfungsi untuk menjelaskan obyek penelitian. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
menjelaskan
bagaimana
cara
dalam
mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian. 3.5 Teknik Analisis Data Teknik Analisis data menjelaskan mengenai cara menganalisa data pada objek yang diteliti dan dilakukan pra-lapangan atau saat proses penelitian dilakukan. 3.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data Menjelaskan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada obyek penelitian. 3.7 Lokasi Penelitian dan Jadwal Penelitian Menjelaskan lokasi terkait tempat penelitian dilaksanakan beserta alasan memilih
lokasi
penelitian.
Sedangkan,
jadwal
penelitian
yaitu,
menjelaskan tentang waktu dalam penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Menjelaskan objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel (dalam penelitian ini menggunakan istilah informan) yang telah ditentukan, serta hal lain yang berhubungan dengan obyek penelitian.
20
4.2 Deskripsi Data Menjelaskan data penelitian dengan menggunakan teori yang relevan yang sesuai dengan kondisi di lapangan. 4.3 Temuan Lapangan Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisa data kualitatif. 4.4 Pembahasan Merupakan pembahasan lebih lanjut dari hasil penelitian.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Menyimpulkan hasil penelitian secara jelas, singkat, mudah dipahami. Selain itu, kesimpulan penelitian juga harus sejalan dan sesuai dengan permasalahan serta asumsi dasar penelitian. 5.2 Saran Berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti, baik secara teoritis maupun praktis. DAFTAR PUSTAKA Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian skripsi.
LAMPIRAN Berisi
daftar
dokumen-dokumen
yang
menunjang
data
penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kebijakan Publik Dalam tatanan pemerintahan, kebijakan publik merupakan hal yang tidak asing lagi diperdengarkan. Kebijakan publik sering diartikan sebagai peraturan yang dibuat oleh pemerintah dalam mengatur sistem pemerintahan yang mengikat pihak-pihak terkait (stakeholders). Menurut Dunn dalam Syafeii dkk (1999:107), kebijakan publik adalah suatu rangkaian pilihanpilihan yang saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau pejabat pemerintah pada bidang-bidang yang menyangkut tugas pemerintah, seperti keamanan,
energi,
kesehatan,
pendidikan,
kesejahteraan
masyarakat,
kriminalitas, perkotaan dan lain-lain. Sedangkan menurut Anderson dalam Syafeii dkk (1999:107), menyebutkan bahwa kebijakan publik adalah hubungan antar unit-unit pemerintah dengan lingkunganannya. Sementara itu Hogwood dan Gunn dalam buku Policy Analysis for the Real World (1984 dan direvisi 1990)
dalam Wicaksono (2006:53)
menyebutkan 10 (sepuluh) penggunaan istilah kebijakan dalam pengertian modern, diantaranya: 1. Sebagai label untuk sebuah bidang aktivitas (as a label for a field of activity)
21
22
Contohnya: statemen umum pemerintah tentang kebijakan ekonomi, kebijakan industri, atau kebijakan hukum dan ketertiban. 2. Sebagai ekspresi tujuan umum atau aktivitas negara yang diharapkan (as expression of general purpose or desired state of affairs) Contohnya: untuk menciptakan lapangan kerja seluas mungkin 21 atau pegembangan demokrasi melalui desentralisasi. 3. Sebagai proposal spesifik (as specific proposal) Contohnya: membatasi pemegang lahan pertanian hingga 10 hektar atau menggratiskan pendidikan dasar. 4. Sebagai keputusan pemerintah (as decesions of government) Contohnya: keputusan kebijakan sebagaimana yang diumumkan Dewan Perwakilan Rakyat atau Presiden. 5. Sebagai otorisasi formal (as formal authorization) Contohnya: tindakan-tindakan yang diambil oleh parlemen atau lembaga-lembaga pembuat kebiijakan lainnya. 6. Sebagai sebuah program (as a programe) didefinisikan, seperti program reformasi agrarian atau program peningkatan kesehatan perempuan. 7. Sebagai output (as output) Contohnya: apa yang secara aktual telah disediakan, seperti sejumlah lahan yang diredistribusikan dalam program reformasi agraria dan jumlah penyewa yang terkena dampaknya. 8. Sebagai hasil (as outcome) Contohnya: apa yang secara aktual tercapai, seperti dampak terhadap pendapatan petani dan standar hidup dan output agrikultural dari program reformasi agararia. 9. Sebagai teori atau model (as a theory or model) Contohnya apabila kamu melakukan x maka akan terjadi y, misalnya apabila kita meningkatkan insentif kepada industri manufaktur, maka output industri akan berkembang. 10. Sebagai sebuah proses (as a process) Sebagai sebuah proses yang panjang yang dimulai dengan issues lalu bergerak melalui tujuan yang sudah di (setting), pengambilan keputusan untuk implementasi dan evaluasi.
Menurut Dye dan Anderson dalam Agustino (2008:4), ada tiga hal yang melatar belakangi mengapa kebijakan publik perlu di pelajari, antara lain: 1. Pertimbangan atau alasan ilmiah (scientific reasons), 2. Pertimbangan atau alasan profesional (professional reasons), 3. Pertimbangan atau alasan politis (political reasons).
23
Kebijakan publik menurut Eyestone dalam Agustino (2008:6) dapat diartikan sebagai hubungan antara unit pemerintah dengan lingkungannya. Berbeda dengan Robert dalam Agustino (2008:6) yang masih mendefinisikan secara luas mengenai kebijakan publik, Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt menyebutkan bahwa kebijakan publik sebagai: “keputusan tetap’ yang dicirikan dengan konsistensi dan pengulangan (repitisi) tingkahlaku dari mereka yang membuat dan dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut”
Selain itu, Anderson dalam Agustino (2008:7) mendefinisikan bahwa kebijakan publik sebagai: “serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang diperhatikan”
Leo Agustino (2008:8) menyebutkan beberapa karakteristik utama dari suatu definisi kebijakan publik, yaitu: 1. Pada umumnya kebijakan publik perhatiannya ditunjukan pada tindakan yang mempunyai maksud atau tujuan tertentu daripada perilaku yang berubah atau acak. Artinya, setiap kebijakan yang dibuat harus lah memiliki tujuan yang jelas dan tentunya beguna bagi publik sebagai sasarannya. 2. Kebijakan publik pada dasarnya mengandung bagian atau pola kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah daripada keputusan yang terpisah-pisah. Artinya, harus ada penjelasan yang jelas mengenai bagaimana penerapan dan penjelasan yang pasti mengenai kebijakan tersebut yang disampaikan melalui peraturan penamping. 3. Kebijakan publik merupakan apa yang dikerjakan oleh pemerintah dalam mengatur perdagangan, mengontrol inflasi, atau menawarkan perumahan rakyat, bukan apa maksud yang dikerjakan atau yang akan dikerjakan.
24
Menurut Dye dalam Subarsono AG (2006:2), menyatakan bahwa: Kebijakan Publik meliputi apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu ( public policy is whatever governments choose to do or not to do ). Demikian, berdasarkan paparan yang telah dikemukakan para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik adalah apa yang dikerjakan dan tidak dikerjakan pemerintah dalam menangani semua masalah yang terjadi di lingkukan publik. Kebijakan publik menjadi salah satu cara/atau aturan bagi pemerintah dalam mengatur sistem pemerintahan. Karena pada dasarnya, peraturan yang dibuat atau tidak dibuat oleh pemerintah pastinya memberi dampak bagi masyarakat luas. Oleh karena itu, setiap kebijakan publik yang dibuat harus lah bisa mewakili kepentingan publik.
2.1.2 Evaluasi Kebijakan Publik Evaluasi dilakukan guna mencari tahu apakah suatu kebijakan berjalan dengan baik atau tidak. Menurut Agustino (2008:185), evaluasi kebijakan adalah bagian akhir dari suatu proses kebijakan yang dipandang sebagai pola aktivitas yang berurutan. Sedangkan, menurut Laster dan Stewart dalam Agustino (2008:185) menyebutkan bahwa evaluasi ditunjukan untuk melihat sebagian-sebagian kegagalan suatu kebijakan dan untuk mengetahui apakah kebijakan yang telah dirumuskan dan dilaksanakan dapat menghasilkan dampak yang diinginkan.
25
Sementara itu, Dye mencatat bahwa evaluasi kebijakan adalah pembelajaran tentang konsekuensi dari kebijakan publik. Adapun evaluasi kebijakan menurut Dye dalam Parson (2005:547) adalah :
“Evaluasi kebijakan adalah pemerikasaan yang objektif, sistematis, dan empiris dari kebijakan dan program publik terhadap targetnya dari segi tinjauan yang ingin dicapai.“
Secara sederhana, Dunn dalam Agustino (2008:185) menyebutkan bahwa evaluasi kebijakan berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai-nilai atau manfaat-manfaat hasil kebijakan. Demikian, berdasarkan uraian diatas, maka secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi kebijakan dilakukan guna melihat sejauh mana suatu kebijakan berhasil dilakukan dan bagaimana manfaat kebijakan tersebut bagi masyarakat. Evaluasi juga tidak hanya melihat sejauh mana suatu kebijakan dibuat berhasil atau tidak. Tetapi juga memberikan cara atau rekomendasi terhadap apa yang menjadi masalah. Sehingga menjadi sebuah jawaban dari keberhasilan atau kegagalan suatu kebijakan publik. Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk dapat menghasilkan penilain yang baik menurut Dunn dalam Agustino (2008:189), yaitu : 1. Evaluasi
Semu
atau
pseudo
evaluation
ialah
pendekatan
yang
menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai hasil kebijakan tanpa berusaha
26
menanyakan tentang manfaat atau nilai dari hasil – hasil kebijakan terhadap individu, kelompok, ataupun masyarakat serta keseluruhan. 2. Evaluasi formal atau formal evaluation. Tujuan evaluasi formal adalah untuk menghasilkan informasi yang valid dan cepat dipercaya mengenai hasil-hasil kebijakan yang didasarkan atas tujuan formal program kebijakan secara deskriptif. Dalam model ini terdapat tipe-tipe untuk memahami evaluasi kebijakan lebih lanjut, yaitu : a. Evaluasi sumatife, yang berusaha untuk memantau pencapaian tujuan dan target formal setelah suatu kebijakan atau program diterapkan untuk jangka waktu tertentu. b. Evaluasi formatif, suatu tipe evaluasi kebijakan yang berusaha untuk meliputi usaha-usaha secara terus menerus dalam rangka memantau pencapaian tujuan-tujuan dan target-target formal. Menurut Rose dan Freeman dalam Parson (2005:549), ada tiga model evaluasi ini yaitu : “ (1) sejauhmana sebuah program mencapai target populasi yang tepat; (2) apakah penyampaian pelayanannya konsisten dengan spesifikasi desain program atau tidak; dan (3) sumber daya apa yang dikeluarkan dalam melaksanakan program”. c. Evaluasi keputusan teorites atau sering disebut dengan decisiontheoritic evaluation adalah pendekatan evaluasi kebijakan yang menggunakan metode – metode deskripif untuk menghasilkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan valid menangani hasil – hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai macam pelaku kebijakan.
27
Maka secara garis besar dapat dikatan bahwa evaluasi pada dasarnya digunakan untuk memberikan informasi yang valid terhadap hasil hasil dari sebuah kebijakan yang dibuat sehingga menghasilkan penilaian yang baik dalam proses evaluasi. Dunn (2003:609) menyebutkan ada empat sifat evaluasi, yaitu: 1. Fokus nilai. Evaluasi berbeda dengan pemantauan dimana evaluasi berusaha untuk mencari manfaat dan kegunaan suatu program. 2. Interdepedensi fakta-nilai. Dunn menganggap bahwa evaluasi bukan hanya sekedar mencari fakta bahwa kebijakan tersebut berguna bagi sebagian individu, kelompok atau seluruh masyarakat. Tetapi, hasil kebijakan secara aktual merupakan konsekuensi dari aksi-aksi yang dilakukan untuk memecahkan masalah tertentu. Dunn juga menyebukan bahwa salah satu prasyarat evaluasi adalah pemantauan. 3. Orientasi masa kini dan masa lampau. Evaluasi bersifat retrpspektif dan setelah aksi-aksi dilakukan (ex post). 4. Dualitas nilai. Nilai-nilai yang mendasari tuntutan evaluasi mempunyai kualitas ganda, karena mereka dipandangkan sebagai tujuan dan cara.
Demikian, berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa pada dasarnya evaluasi tidak hanya melihat sejauh mana suatu kebijakan bermanfaat bagi masyarakat tertentu, tetapi juga menjadi jawaban atas masalah yang terjadi dimasyarakat sehingga menjadi acuan dalam membuat suatu kebijakan nantinya. Karena pada dasarnya setiap kebijakan haruslah
28
mencapai hasil yang diharapkan, maka dari itu evaluasi juga dipandang sebagai tujuan atau cara untuk memecahkan masalah yang ada didalam sebuah kebijakan yang dibuat. Yang pada akhirnnya dapat memberikan rekomendasi atau jawaban bagi masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan kebijakan. Selanjutnya, Dunn (2003:609) membagi tiga fungsi evaluasi, yaitu: 1. Evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan tertentu. 2. Evalusi bersifat memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhada nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. 3. Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainya, termasuk perumasan masalah dan rekomendasi.
Sementara itu, Samora Wibawa dkk dalam Nugroho (2004:187) menyebutkan ada empat fungsi, yaitu: 1. Eksplanansi. Melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan program dan dapat dibuat suatu generalisasi tentang pola-pola hubungan antara berbagai dimensi realitas yang diamatinya. Dari evaluasi ini evaluator dapat menidentifikasikan masalah, kondisi, dan aktor yang mendukung keberhasilan atau kegagalan kebijakan.
29
2. Kepatuhan. Melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan oleh para pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan oleh kebijakan. 3. Audit. Melalui evaluasi dapat diketahui, apakah output benar-benar sampai kepada tangan kelompok sasaran kebijakan, atau justru ada kebocoran atau penyimpangan. 4. Akunting. Dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat sosial ekonomi dari kebijakan tersebut. Demikian, dapat disimpulkan bahwa evaluasi berfungsi sebagai tolak ukur atau penilaian dari sebuah kebijakan yang telah dibuat. Evaluasi memberikan gambaran tentang sebuah kebijakan, juga memberi jawaban terhadap kegagalan sebuah kebijakan. Menurut Langbein dalam Widodo (2007:116) menjelaskan bahwa tipe riset evaluasi kebijakan ada dua macam tipe, yaitu riset proses dan riset outcomes. Metode riset juga dibedakan menjadi dua macam yaitu metode deskriptif dan metode kausal. Metode deskriptif lebih mengarah pada tipe penelitian evaluasi proses (process of public implementation), sedangkan metode kausal lebih mengarah pada penelitian evaluasi dampak (outcomes of public omplementation). Untuk memudahkan dan memahami kedua tipe dan metode riset evaluasi kebijakan publik tersebut dapat digambarkan dalam bentuk matrik sebagaimana tampak dalam tabel 2.1 berikut ini:
30
Tabel 2.1 Tipe Evaluasi Penelitian Methods 1.
2. Deskriptif
3. 4.
Process Apakah fasilitas, sumber daya digunakan dalam kebijakan. Apakah kebijakan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk. Bagaimana manfaat yang ditetapkan dalam kebijakan. Menentukan apakah manfaat nyata dari kebijakan dapat dinikmati oleh kelompok sasaran (target groups).
Outcomes 1. Siapa yang terlibat dalam kebijakan. 2. Apakah kebijakan dapat mencapai siapa yang menjadi sasaran kebijakan.
1. Apakah kebijakan menghasilkan outcomes yang diiharapkan atau tidak diharapkan. 2. Sarana (faktor) implementasi kebijakan mana yang menghasilkan outcomes yang terbaik. 3. Berusaha mencari/melihat apakah outcome utama yang terjadi dikarenakan oleh kebijakan utama. 4. Apakah kebijakan utama menjadi penyebab dampak utama.
Causal
Sumber: Widodo (2007:118) Sedangkan menurut Dunn, evaluasi memiliki kriteria sebagai berikut: Tabel 2.2 Kriterian Evalusi Menurut Milliam Dunn
TIPE KRITERIA Efektivitas Efisiensi Kecukupan
PERTANYAAN Apakah hasil yang diinginkan telah dicapai? Seberapa banyak usaha diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan? Seberapa jauh pencapain hasil yang diinginkan memecahkan
ILUSTRASI Unit pelayanan Unit biaya Manfaat bersih Rasio biaya-manfaat Biaya tetap (masalah tipe I)
31
masalah?
Perataan
Responsivitas
Ketepatan
Apakah biaya dan manfaat didistribusikan dengan merata kepada kelompok-kelompok yang berbeda? Apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan, preferensi atau nilai kelompokkelompok tertentu? Apakah hasil (tujuan) yang diinginkan benar-benar berguna atau bernilai?
Efektivitas (masalah tipe II)
tetap
Kriteria pareto Kriteria kaldor-hicks Kriteria rawls Konsistensi dengan survei warga negara
Program publik harus merata dan efisien.
Sumber : Dunn, 2003 (610)
Dari Kriteria evaluasi kebijakan diatas yang dikemukakan oleh Dunn (2003:610), dapat dikembangkan sebagai berikut: 1. Efektivitas Berkenaan dengan apakah suatu alternatif mencapai hasil yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan. Efektivitas, yang secara dekat berhubungan dengan rasionalitas teknis, selalu diukur dari unit produk atau layanan atau nilai moneternya. 2. Efesiensi Berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat efektivitas tertentu. efesiensi, yang merupakan sinonim dari rasionalitas ekonomi, adalah merupakan hubungan antara efektivitas dan usaha, yang terakhir umumnya diukur dari ongkos moneter. Efesiensi biasanya ditentukan melalui perhitungan biaya per unit produk atau layanan. Kebijakan yang mencapai efektivitas tertinggi dengan biaya terkecil dinamakan efesien. 3. Kecukupan Berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah. Kriteria kecukupan menekankan pada kuatnya hubungan antara alternatif kebijakan dan hasil yang diharapkan. 4. Pemerataan Kriteria ini erat hubungannya dengan rasionalitas legal dan sosial yang menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antar kelompokkelompok yang berbeda dalam masyarakat. Kebijakan yang berorientasi pada perataan adalah kebijakan yang akibatnya
32
(misalnya, unit pelayanan atau manfaat moneter) atau usaha (misalnya biaya moneter) secara adil didistribusikan. 5. Responsivitas Berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat memuaskan kebutuhan preferensi, atau nilai kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Kriteria responsivitas adalah penting karena analisis yang dapat memuaskan semua kriteria lainnya (efektivitas, efesiensi, kecukupan, perataan) masih gagal jika belum menanggapi kebutuhan aktual dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari adanya suatu kebijakan. 6. Ketepatan Kriteria ini secara dekat dihubungkan dengan rasionalitas substansif, karena pertanyaan tentang ketepatan kebijakan tidak berkenaan dengan satuan kriteria individu tetapi dua atau lebih kriteria secara bersama-sama. Ketepatan merujuk pada nilai atau harga dari tujuan program dan kepada kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-tujuan tersebut.
2.1.3 Penanaman Satu Milyar Pohon 2.1.3.1 Definisi Menurut Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten, penanaman satu milyar pohon pada hakekatnya merupakan kegiatan penanamn secara nasional yang dilaksanakan oleh sektor kehutanan dan sektor diluar kehutanan serta gerakan moral masyarakat.
2.1.3.2 Maksud dan tujuan Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.61/ Menhut-II/2011 tentang Panduan Penanaman Satu Milyar Pohon tahun 2011 menyatakan bahwa maksud dilaksanakannya Gerakan Penanaman Satu Milyar Pohon adalah:
33
1. Sebagai sarana edukasi, peningkatan kepedulian, kemampuan dan kemandirian seluruh komponen bangsa akan pentingnnya menanam dan memelihara pohon. 2.
Mengajak seluruh komponen bangsa untuk melakukan penanaman dan pemeliharaan pohon secara berkelanjutan untuk mitigasi perubahan iklim dan merehabilitasi hutan dan lahan. Sedangkan, tujuan Penanaman Satu Milyar Pohon adalah untuk
menambah tutupan lahan dan hutan guna mencegah longsor dan banjir dimusim hujan, menyerap karbon dioksida akibat mitigasi perubahan iklim dan penyediaan bahan baku industri penolahan kayu, pangan dan energi terbarukan.
2.1.3.3 Dasar Pelaksanaan Peraturan
perundang-undangan
yang
mendasari
pelaksanaan
Penanaman Satu Milyar Pohon, antara lain adalah: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Repulik Indonesia Tahin 1990 Nomor 49 Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolahan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);
34
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan (Lembaran Negra Repulik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 4010); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negra Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 6. Keputusan Presiden RI No. 24 Tahun 2008 Tentang Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasioanal (BMN); 7. Peraturan Kehutanan RI Menteri Kehutana RI Nomor : P.61/ Menhut- II/ 2011 Tentang Panduan Penanaman Satu Milyar Pohon Tahun 2011; 8. Surat Menteri Kehutanan RI Kepada Gubernur Banten Nomor : S.481/ MENHUT-II/2011 Tanggal 12 September 2011 Tentang Penyelenggaraan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) Tahun 2011; 9. Surat Gubernur Banten Kepada Bupati/Walikota Se-Provinsi Banten Nomor 522/2908/Hutbun.2/2011, tnggal 25 Oktober
2011 perihal
Penyelenggaraan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) Tahun 2011.
35
2.2 Kerangka berpikir Berdasarkan alur kerangka berpikir tersebut, dapat dilihat bahwa penelit berusaha untuk sedikit menilai bagaimana hasil dari pelaksanaan Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang tahun 2011 dilaksanakan melalu model evaluasi kebijakan Dunn (2003). Menurut Dunn, ada enam kriteria evaluasi, yaitu efektivitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan, responsivitas, dan ketepatan. Keenam indikator tersebut kemudian dijadikan acuaan peneliti di lapangan mengenai Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang tahun 2011. Selain itu peneliti juga akan membuat kesimpulan dan saran sebagai feedback dari hasil evaluasi yang dilakukan di lapangan. Kesimpulan dan saran tersebut sebagai sebuah sarana dan rekomendasi untuk peningkatan Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang tahun 2011. Hal ini karena peniliti berasumsi bahwa program tersebut belum optimal dilaksanakan. Untuk memperjelas alur pemikiran peneliti dalam penelitian ini, berikut akan dipaparkan kerangka berpikir penelitian pada gambar 2.1 berikut:
36
Feed back
Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Tahun 2011
Identifikasi Masalah (Input): 1. Lemahnya pengawasan dari Dinas Pertanian sehingga hampir sebagian tanaman yang di tanam sudah tidak ada lagi. 2. Kurangnya sosialisasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan menyebabkan masyarakat setempat tidak paham mengenai program tersebut. 3. Koordinasi antar stakeholder masih belum dilakukan secara maksimal. 4. Sumber daya manusia pelaksana masih kurang secara kuantitas dan kualitas.
Evaluasi Kebijakan menurut Dunn (2003), adalah : 1. Efektivitas 2. Efisiensi 3. Kecukupan 4. Pemerataan 5. Responsivitas 6. Ketetapan Output:
Outcome: Terciptanya Masyarakat Peduli Lingkungan
Optimalnya Penyelenggaraan Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rejabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Tahun 2011
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Sumber: Peneliti, 2012
37
2.3 Asumsi Dasar Berdasarkan alur kerangka berpikir, maka peneliti berasumsi bahwa Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang tahun 2011 belum terlaksana dengan baik. Hal ini didasari pada masalah-masalah yang ditemukan peneliti di lapangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi secara komprehensif terhadap Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang tahun 2011 dengan enam indikator evaluasi kebijakan dari Dunn (2003), yaitu: efektivitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan, responsivitas dan ketetapan.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Untuk mengetahui bagaimana hasil dari penelitian Evaluasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang tahun 2011, maka peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono, penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan, Menurut Danin (2002:54) penelitian kualitatif dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan dan posisi saat ini, serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya (given). Sehingga dapat menjawab pertanyaan bagaimana Evaluasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang tahun 2011. Selain itu, dengan digunakan metode kualitatif, maka data yang didapat lebih lengkap, mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Dengan metode ini permasalahan yang telah dirumuskan akan terjawab dari hasil observasi dan
38
39
wawancara secara langsung dengan stakeholders ( pihak yang terlibat ) di lokasi penelitian dalam pelaksanaan program tersebut. 3.2 Intrumen penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. Karena pada penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan eliti ditdari objek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, dan hasil yang diharapkan semuanya belum jelas. Sugiyono (2009:60) mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif “the resecerher is the key instumen”. Dia menjelaskan bahwa peneliti adalah instrumen kunci dalam penelitian kualitatif. Maka dari itu peneliti juga harus divalidasi yang meliputi tetang bagaimana pengetahun nya mengenai penelitian kualitatif, penguasaan wawasan dan kesiapan peneliti itu sendiri. Sedangkan, menurut Lincon dan Guba dalam Sugiyono (2009:60) menyatakan bahwa : “The instument of choice in naturalistic ingury is the human. We shall see that others forms of instumentation may be used in later phases of the inquiry, but the human is the initial and continuing mainstay. But if the human instument has been used extensively in earlier stages of inquiry, so that an instument can be constucted that grounded in the data that human instument has product.”
Menurut Nasution dalam Sugiyono (2009:61), peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi peneliti.
40
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan daat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus. 3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia. 4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya, kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita. 5. Peneliti sebagai instumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segra untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika. 6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan. 7. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat kuantitatif yang diutamakan adalah respon yanh dapat dikuatifikasikan agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak dihiraukan. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain dari pada yang lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.
41
3.3 Informan Penelitian Menurut Bungin, penentuan informan yang terpenting dalam penelitian kualitatif adalah bagaimana menentukan key informan (informan kunci) atau situasi sosial tertentu yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian. Sesuai dengan fokus penelitian, teknik penentuan informan secara purposive (berdasarkan kebutuhan data dan penguasaan masalah), maka yang dijadikan informan/sumber data antara lain, Kepala Bidang Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Serang, Kasi Bidang Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang, Pegawai Dinas Pertanian Kota Serang yang terkait dalam Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan dan Rehabilitasi hutan dan Lahan, Ketua Kelompok Kerja, Tokoh Masyarakat Sekitar, Masyarakat yang dianggap memenuhi syarat penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Sumber dan teknik pengumpulan dalam dengan
fokus
dan
tujuan
penelitian.
Dalam
penelitian disesuaikan penelitian
kualitatif,
mengutamakan prespektif emic, artinya mementingkan pandangan informan, yakni bagaimana mereka memandang dan menafsirkan dunia dari pendiriannya.
Peneliti
tidak
bisa
memaksakan
kehendaknya
untuk
mendapatkan data yang diinginkan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data yang diperlukan sebanyak-banyaknya baik dari data primer (data yang didapatkan langsung dari informan melalui
42
hasil wawancara maupun observasi lapangan) dan data sekunder (data yang didapatkan melalui studi kepustakaan, dan studi dokumentasi) sebagai berikut: 1. Data primer a. Observasi. Menurut Bungin, Observasi adalahan kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Atau secara tidak langsung disebut juga sebagai sebuah pengamatan. Yaitu, peneliti ikut terjun langsung ke lapangan guna mencari informasi yang dibutuhkan. Marshall dalam Sugiyono (2009:64) mengatakan bahwa: “through observation, the researce learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Bungin membagi betuk observasi kedalam tiga bentuk, yaitu : 1) Observasi partisipasi (participant observer), yaitu pengumulan data melalui observasi terhadap pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam aktivitas kehidupan ojek pengamatan. Dalam observasi ini, peneliti harus benar-benar mengerti serta memahami bagaimana objek yang akan dia teliti. 2) Observasi tak berstruktur (unstructure observer), dalam observasi tak berstruktur yang paling penting adalah pengamat harus menguasai “ilmu” tentang objek secara umum dari apa yang hendak di amati, dalam hal ini yang membedakannya dengan dengan
43
observasi partisipasi, yaitu pengamat tidak perlu memahami secara teorotis terlebih dahulu objek penelitian. 3) Observasi kelompok, observasi ini dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi observasi tak berstruktur (unstructure observation) sebagai salah satu teknik pengumpulan data. b. Wawancara tak berstrukur Menurut Mulyana (2006:180) wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara secara garis besar dibagi dua, yaitu (1) Wawancara tak terstruktur dan (2) Wawancara terstruktur. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tak berstruktur atau disebut juga sebagai wawancara mendalam. Cara ini dianggap lebih bisa mewakili setiap informan karena wawancara tak terstruktur bersifat luwes dan dapat dikondisikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi informan. Dalam wawancara tak terstruktur, peneliti tidak menggunakan pedomana wawancara yang dibuat serasa sistematis teteapi hanya berupa garis besarnya saja. Wawancara tak struktur digunakan untuk mendapatkan informasi yang mendalam terhadap para responden yang berkaitan dengan objek penelitian.
44
Dalam
penelitian
kualitatif
diperlukan
adanya
kisi-kisi
wawancara untuk membantu peneliti pada saat melakukan wawancara. Adapun kisi-kisi wawancara pada penelitian ini disusun bukan berupa daftar pertanyaan, akan tetapi hanya berupa poin-poin pokok yang akan ditanyakan kepada informan dan dikembangkan pada saat wawancara berlangsung agar wawancara lebih mendalam dan alami. Kisi-kisi wawancara disajikan berupa tabel sebagai berikut: Tabel 3.1 Kisi-kisi Pertanyaan Variabel
Informan yang Dituju
Deskripsi Pertanyaan
Kriteria
-
Efektivitas -
Evaluasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Latar belakangan dibuatnya Program Tujuan yang ini dicapai dari program. -
Efisiensi -
Sosialisasi dan kampanye program kegiatan Waktu Kegiatan -
-
Kepala Dinas Pertanian Kota Serang Kepala Bidang Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Serang Kepala Seksi Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang Staf Bidang Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang Ketua Kelompok Kerja tingkat Desa Tokoh masyarakat Masyarakat sekitar Kepala Dinas Pertanian Kota Serang Kepala Bidang Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Serang Kepala Seksi Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang Staf Bidang Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang Ketua Kelompok Kerja
45
Kecukupan
-
Target penanaman pohon Sarana dan prasarana penunjang -
-
Perataan
Ketersediana bibit di semua posko Kesesuaian jumlah bibit yang dibagikan berdasarkan lokasi dan kebutuhan -
-
Responsivitas -
Ketepatan
-
Tanggapan masyarakat terhadap pelaksanaan program Seberapa besar peran masyarakat dalam suksenya pelaksanaan program Sasaran program
-
-
-
-
tingkat Desa Tokoh masyarakat Kepala Dinas Pertanian Kota Serang Kepala Bidang Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Serang Kepala Seksi Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang Staf Bidang Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang Ketua Kelompok Kerja tingkat Desa Tokoh masyarakat Kepala Dinas Pertanian Kota Serang Kepala Bidang Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Serang Kepala Seksi Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang Staf Bidang Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang Ketua Kelompok Kerja tingkat Desa Tokoh masyarakat Kepala Dinas Pertanian Kota Serang Kepala Bidang Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Serang Kepala Seksi Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang Staf Bidang Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang Ketua Kelompok Kerja tingkat Desa Tokoh masyarakat Kepala Dinas Pertanian Kota Serang
46
-
kegiatan Berkurangnya lahan kritis, potensial kritis dan agak kritis di wilayah Kecamatan Taktakan. -
Kepala Bidang Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Serang Kepala Seksi Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang Staf Bidang Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang Ketua Kelompok Kerja tingkat Desa Tokoh masyarakat
Sumber : Peneliti, 2012
2. Data sekunder a. Studi dokumentasi. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berupa gambar, tulisan atau karya-karya monumental dari seseorang. Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2009:86) mengatakan dokumen sebagai: “ in the most tradition of qualitative reserch, the phrase personal document is used broadly to refer to any first peson narrative produced by an individual which describes his or her own action, experience dan belife”
Menurut Ibid dalam Bungin (2009:121), bahan dokumenter dibagi menjadi dua, yaitu: a) Doukumen pribadi, adalah catatan – catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaan. b) Dokumen resmi, dokumen ini terbagi atas dokumen intern dan ekstren. Dokumen inter dapat berupa memo, pengumuman,
47
instruksi, aturan lembaga untuk lapangan sendiri seperti risalah atau laporan rapat, keputusan pemimpin kantor, konvensi yaitu kebiasaan-kebiasaan yang berlangsung disuatu lembaga dan sebagainya. Sedangkan dokumen berupa bahan-bahan informasi yang dikeluarkan suatu lembaga, seperti majalah, buletin, beritaberita yang yang disiarkan di media massa, pengumuman atau pemberitahuan.
3.5 Teknik Pengelolahan Dan Analisis Data Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah dilapangan. Namun Sugiyono (2009) berpendapat bahwa analisis data berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan data. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009:91) mengatakan bahwa aktifitas dalam analisi data kualitatif dilakukan secara interktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data meliputi: data reduction, data display, dan conclusion drawin/ verification.
48
Data Collection
Data Reduction
Data Display
Conclusion Drawin/ Verification
Gambar 3.1 Komponen Dalam Analisis Data (Interactive Model)
a. Data Reduction (Reduksi Data) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang pandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data. b. Data Display (Penyajian Data) Setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Sugiono (2009:85) mengatakan: “the most frequent form of display data for quantitative research data in the past has been narrative tex”.
49
Artinya, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kuantitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. c. Conclusion drawing/ verification Dan langkah ketiga dalam analisis data menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab semua rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada dilapangan.
3.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Pada penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel yang diuji adalah instrumen penelitiannya sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya. Dalam penelitian kualitatif, uji keabsahan meliputi: 1. Uji kredibilitas Dalam hal ini yang diuji antara lain: a. Perpanjangan pengamatan
50
Dengan melakukan perpanjanagn pengamatan, peneliti bisa semakin dekat dengan sumber data sehingga data yang didapat bisa semakin dalam, terbuka dan tidak ada yang disembunyikan oleh si sumber data. b. Meningkatkan ketekunan Dengan
meningkatkan
ketekukan
berarti
peneliti
melakukan
pengamatan secara sermat dan berkesinambungan sehingga dat yang di dapat akan lebih pasti. Dengan meningkatkan ketekunan juga berari seperti mengecek ulang pekerjaan, sehingga kesalahan dapat dihindari. c. Triangulasi Triangulasi data diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber. Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber sedangkan triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam melakukan triangulasi sumber, peneliti melakukan membercheck, yaitu proses pengecekan data atau informasi dari pemberi data atau informasi. Tujuan membercheck tersebut adalah untuk mengetahui kesesuaian antara data yang diperoleh dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Setelah membercheck, pemberi data diberikan bukti otentik membercheck dengan cara menandatangani dan mencap stempel membercheck yang diberikan oleh peneliti.
51
3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian Karena keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, baik dari segi waktu, biaya, maupun kapabilitasnya maka peneliti memperkecil lokus penelitian dengan mengambil salah satu Kecamatan yang ada di Kota Serang yang dijadikan salah satu lokasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan dan Rehabilitasi Lindung dan Lahan, yaitu di Kecamatan Taktakan. Adapun Pelaksanaan penelitian ini akan dimulai pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan juni 2015. Untuk lebih jelasnya, berikut akan dipaparkan rencana kegiatan penelitian skripsi pada tabel 3.2 berikut
52
Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Penelitian Skripsi
2012 - 2015 Agustus s.d. September
Juli No
2 3 4 5 6 7
Desember 2012 s.d. Februari 2014
November
Kegiatan Minggu ke 1 2 3 4
1
Oktober
1
2
3
4
1
2
3
4 1
2
3
4
1
2
3
4
Februari s.d. Juni 2015
1
2
3
4
Observasi awal Mengurus Perijinan Penyusunan Bab I Penyusunan Bab II Penyusunan Bab III Penyusunan Bab IV Sidang Skripsi
Sumber: Peneliti, 2015
52
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Kota Serang secara geografis terletak antara 50 99’-60 22’ Lintang selatan dan 1060 07’-1060 25’ Bujur timur. Apabila memakai koordinat sistem UTM (Universal Transfer Mercator) Zona 48E wilayah Kota Serang terletak pada koordinat 618.000 m sampai dengan 638.600 dari Barat ke Timur dan 9.337.725 m sampai dengan 9.312.475 m dari Utara ke Selatan. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara keselatan adalah sekitar 21,7 Km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah 20 Km. Dimana sebalah utara Kota Serang berbatasan dengan laut jawa sedangkan sebelah timur, selatan dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Serang. Kota serang mempunyai kedudukan sebagai pusat pemerintahan provinsi Banten, juga sebagai daerah alternatif dan penyangga (hinterland) Ibukota Negara, karena dari Kota Jakarta hanya berjarak sekitar 70 Km Sementara suhu rata-rata berkisar antara 26-28 % dan kelembaban udara relatif berkisar antara 79-87 %. Berdasarkan data dari BMG tahun 2010 mengungkapkan bahwa curah hujan rata-rata perbulan berada pada rentang 515 mm, rata-rata 18 hari hujan dengan kecepatan angin 2,0-4,0 knot.
53
54
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Serang
4.1.2 Deskripsi Wilayah Kecamatan Taktakan Kota Serang Kecamatan Taktakan merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Serang, terletak di bagian barat dari wilayah Kota Serang. Kecamatan Taktakan terdidri dari 12 Desa. Ibu kecamatan berada di Desa Taktakan. Secara geografis Kecamatan Taktakan berada dii Wilayah Barat Kota Serang. Sebelah utara, selatan dan barat berbatasan dengan Kabupaten Serang yaitu masing-masing Kecamatan Kramat Watu, Kecamatan Pabuaran, dan Kecamatan Waringin Kurung serta Gunung Sari. Sementara sebelah timur
55
berbatasan dengan Kecamatan Serang dan Kecamatan Cipocok Jaya. Bentuk topografi wilayah Kecamatan Taktakan sebagian besara merupakan daratan, dengan ketinggian rata-rata kurang dari 500 m dari permukaan laut. Kecamatan Taktakan memiliki luas wilayah 47,88 Km2. Desa Sayar merupakan desa yang terluas di Kecamatan Taktakan yaitu memiliki luas wilayah sebesar 9,53 Km2 atau sebesar 19,90 % dari luas wilayah Kecamatan Taktakan. Desa Panggung Jati memiliki luas wilayah yang terkecil yaitu sebesar 1,66 Km2 atau 3,4 % dari luas wilayah Kecamatan Taktakan.
Gambar 4.2 Peta Wilayah Kecamatan Taktakan
56
Sedangkan dalam sektor pendidikan, kecamatan Taktakan mengalami penurunan jumlah siswa secara signifikan, sebagai berikut :
4.1.3 Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam penelitian Evaluasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Rehabilitasi Hutan dan Lahan, peneliti memusatkan penelitiannya pada dua lokus, yaitu Dinas Pertanian Kota Serang dan Kecamatan Taktakan.
4.1.3 Profil Dinas Pertanian Kota Serang Dinas Pertanian Kota Serang merupakan salah satu dinas daerah Kota Serang yang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Serang dan Peraturan Walikota Serang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Pertanian Kota Serang. 4.1.3.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Kota Serang Dinas Pertanian Kota Serang memiliki visi tahun 2008-2013: “Terwujudnya
Pertanian,
Perikanan,
dan
Kehutanan
Yang
Berwawasan Agribisnis dan Global”. Sedangkan, misi Dinas Pertanian Kota Serang tahun 20082013 yaitu: 1. Peningkatan sumber daya manusia pertanian, perikanan dan kehutanan yang berwawasan agribisnis dan global;
57
2. Peningkatan fungsi kelembagaan
pertanian,
perikanan dan
kehutanan dan ketahanan pangan masyarakat; 3. Peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha; 4. Peningkatan nilai tambah dan berdaya saing komoditas unggulan dan lokal; 5. Pengendalian dan kelestarian sumberdaya alam untuk menjamin keberlanjutan pembangunan.
4.1.3.2 Susunan Organisasi Dinas Pertanian Kota Serang Sesuai dengan Peraturan Walikota Serang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Pertanian Kota Serang, susunan organisasi Dinas Pertanian Kota Serang secara hierarki terdiri dari: 1. Kepala Dinas 2. Sekretariat Sub Bagian Umum Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Program dan Evaluasi 3. Bidang Pertanian Seksi Produksi Tanaman Pangan Seksi Produksi Tanaman Hortikultural Seksi Bina Usaha Petani 4. Bidang Peternakan
58
Seksi Peternakan Seksi Kesehatan hewan dan kesehatan Veteriner Seksi Bina Usaha Peternakan 5. Bidang Perkebunan dan Kehuatanan Seksi Produksi dan Bina Usaha Perkebunan Seksi Pengembangan Teknologi dan Sarana Prasarana Perkebunan Seksi Kehutanan 6. Bidang Kelautan dan Perikanan
Seksi Budidaya Perikanan
Seksi Sumber Daya Kelautan
Seksi Usaha Perikanan
59
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN KOTA SERANG KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKRETARIAT
SUB BAGIAN UMUM
BIDANG PERTANIAN
BIDANG PETERNAKAN
SEKSI PRODUKSI TANAMAN PANGAN
SEKSI PETERNAKAN
SEKSI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURAL
SEKSI KESEHATAN HEWAN DAN VETERINER
SUB BAGIAN KEUANGAN
BIDANG PERKEBUNAN & KEHUTANAN
SUB BAGIAN PROGRAM DAN EVALUASI
BIDANG KELAUTAN & PERIKANAN
z
SEKSI BINA USAHA PETANI
SEKSI BINA USAHA PETERNAKAN
SEKSI PRODUKSI & BINA USAHA PERKEBUNAN
SEKSI BUDIDAYA PERIKANAN
SEKSI TEKNOLOGI & SARPRAS PERKEBUNAN
SEKSI SUMBER DAYA KELAUTAN
SEKSI KEHUTANAN
SEKSI BINA USAHA PERIKANAN
UPTD
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kota Serang Sumber: Rencana Strategis Dinas Pertanian Kota Serang Tahun 2008-2013
59
60
4.1.4 Kodefikasi Identitas Informan Untuk memudahkan proses reduksi data, peneliti melakukan kodefikasi identitas informan untuk membedakan temuan-temuan di lapangan. Meskipun demikian, tidak semua informan mau disebutkan identitasnya, dengan alasan menjaga privasi informan ada beberapa informan yang identitasnya peneliti rahasiakan. Dalam penelitian ini, informan yang dijadikan sebagai nara sumber terbagi menjadi dua kelompok, yaitu informan kelompok Pemerintah dan kelompok Masyarakat, yang dipaparkan dalam Tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Kodefikasi Informan Berdasarkan Kelompok No
Lokus Informan
1
Pemerintah/Dinas/Kec/Desa/Pelaksana Kebijakan
2
Masyarakat/Publik/Objek Kebijakan
Adapun yang menjadi nara sumber/ informan penelitian dari kelompok pemerintah, dipaparkan dalam Tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Kodefikasi Informan Kelompok Pemerintah No Kode
Nama/ Umur
Jabatan/ Status Sosial
1
P.1
Ajat Sudrajat, S.P.MM (50)
Kepala Bidang Kehutanan
2
P.2
Wahyu Suryana, S.P.MM (53)
Kasi Kehutanan
3
P.3
Samani (54)
4
P.4
Eko Setiagama, S.Hub (37)
Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Taktakan Pelaksana Dinas Pertanian Kota Serang
61
Staf UPTD Pertanian Kec.
5
P.5
No Name
6
P.6
Jamudi, SE (53)
7
P.7
Herunajaya, S.Pd, M.Si
Taktakan Lurah Kelurahan Sepang Kasi Perencanaan BLHD Kota Serang
Sedangkan kodefikasi informan kelompok masyarakat, dipaparkan dalam Tabel. 4.4 berikut: Tabel. 4.4 Kodefikasi Informan Kelompok Masyarakat No Kode
Nama/ Umur H. Salim (60)
1
P.8
2
P.9
3
P.10
4
P.11
5
P.12
6
P.13
7
P.14
8
P.15
No Name
9
P.16
Jamanhudi (30)
10
P.17
Doni Irawan (20)
11
P.18
Salbiah (49)
Siti Maesaroh (26) No Name No Name Safdji (50) Didi (50) Zulkaria (49)
Status Sosial dan Alamat Ketua Kelompok Tani Mekar, Pasir Gadung, Cilowong Masyarakat di desa Pasir Gadung, Cilowong Anggota Kelompok Tani Mekar, Pasir Gadug. Cilowong Anggota Kelompok Tani Harapan Jaya, Serdang, Sayar Ketua Kelompok Tani Harapan Jaya, Serdang, Sayar Ketua Kelompok Tani Restu Bojong, Sayar Ketua Kelompok Tani Alam Panggung lestari, blok Makam dawa, ampel dan Karondangan Anggota Kelompok Tani di Desa Sepang Masyarakat di Desa Karondangan, Sepang Masyarakat di Desa Serdang, Sayar Ketua RT 06/03 di Desa Kerahmatan
62
4.2 Deskripsi Data 4.2.1 Hasil Temuan Setelah melakukan penelitian ke lokasi penelitian baik melalui wawancara maupun observasi lapangan, peneliti mendapatkan data-data yang kompleks. Namun setelah melakukan proses reduksi data maka didapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Data-data tersebut akan dipaparkan sesuai fokus penelitian, diantaranya: a. Efektifitas Yaitu, apakah hasil yang telah dicapai sesuai dengan yang diinginkan. Dalam hal ini penelitia melihat terlebih dahulu latar belakang dibuatnya program tersebut. Dimana dari hasil observasi peneliti data angka lahan kritis di Kota Serang terus berkurang, hingga tahun 2014 berkurang menjadi 3.023,59 ha. Data ini dihitung dari jumlah tanaman yang telah ditanam oleh Dinas Pertanian tanpa melihat perkembangan dilapangan. Karena peneliti menemukan bahwa bibit tanaman malah dijual belikan oleh petani itu sendiri. Sebagaimana yang telah disampaikan P5 sebagai berikut: “masyarakat disini sih antusias kalau dapet bantuan bibit, cuma kadang suka dijual lagi. Itu yang kadang jadi masalah”(Wawancara: Senin, 19 Januari 2015 pukul 10.00 WIB) Senada
dengan
pernyataan
diatas,
P15
membenarkan
pernyataan tersebut diatas dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut :
63
“ kita hanya petani neng, penghasilan tidak ada lagi selain dari tani. Sedangkan kebutuhan anak anak kadang suka mendadak. Bayar SPP sekolah lah, apa lah. Jadi yah mau ga mau dijual bibitnya” ”(Wawancara: Selasa, 03 Februari 2015 pukul 09.00 WIB)
Peneliti
melakukan
triangulasi
dengan
melakukan
wawancara lagi dengan masyarakat yang lainnya yaitu P11, sebagai berikut: ”untuk pohon yang ini, sudah saya jual neng waktu masih umur satu bulan. Tapi yang beli minta dipanennya nanti setelah lima tahun. Jadi sekarang saya cuma melihara saja” (Wawancara: Selasa, 03 Februari 2015 pukul 14.00 WIB)
Dari wawancara yang dilakukan peneliti juga menemukan bahwa bibit yang telah diberikan oleh Dinas Pertanian melalaui UPTD Pertanian Kecamatan Taktakan setelah diberikan kepada masyarakat maka tanggung jawab sepenuhnya berada di tangan masyarakat dalam hal perawatan dan pemeliharaan. Dinas Pertanian tidak lagi bertanggung jawab mengenai keberhasilan tanaman namun bertugas untuk memonitor dan mengevaluasi hasil dari program penanaman pohon sesuai dengan Mentri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.61/ Menhut-II/ 2011 Tentang Panduan Penanaman Satu Milyar Pohon. Peneliti juga menemukan bahwa sebagian besar tanaman sudah menjadi semak belukar yang didalamnya sebagian tanaman telah mati dan kering. Seperti yang di akui oleh P16 dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut :
64
“setelah dikasih yah saya tanam, dari lima bibit yang dikasih cuma dua yang tumbuh sisanya mati” (Wawancara: Rabu, 25 Februari 2015 pukul 12.00 WIB) Peneliti melihat tidak adanya perawatan sehingga mengakibat kan tanaman tidak terurus yang mengakibatkan tanaman mati.Tidak adanya pengawasan dari dinas terkait dirasa menjadi salah satu penyebab kegiatan ini tidak efektif. Hal ini juga di benar kan oleh staf pelaksana bidang kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang yaitu P4 dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut : “jadi kalau sudah diberikan, itu jadi tanggung jawab petani atau masyarakat yang mendapat bibit untuk merawatnya” (Wawancara: Selasa, 24 Februari 2015 pukul 09.20 WIB) Hal ini menjadi hambatan dalam mensuksekan program penanaman satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan. Selain itu, tujuan di jalankan nya program penanaman satu milyar ini dirasa peneliti belum menyentuh masyarakat itu sendiri. Karena kondisi masyarakat sekitar yang kurang, kebutuhan ekonomi masih menjadi salah satu alasan kenapa masyarakat mau menjual pohon tersebut. padahan seyogyanya, program ini di harapkan bisa menjadi solusi perubahan iklim yang terjadi di dunia.
b. Efisiensi Yaitu seberapa banyak usaha yang harus dilakukan guna meningkatkan efektifias dari perogram kegiatan. Indikatornya: sosialisasi, kampanye dan waktu kegiatan.
65
Dari hasil wawancara, sosiliasisi dilakukan hampir setiap tahun oleh Dinas Pertanian, hanya saja sosialisasi baru sebatas dilakukan pada ketua ketua kelompok tani. Khusus untuk kegiatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) dilakukan rutin setiap tahun. Hal ini berdasarkan wawancara langsung dengan P1 berikut : “Untuk sosilisai dengan Ketua Kelompok Tani rutin dilakukan setiap tahun, khusus untuk kegiatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) dilakukan pelatihan selama dua sampai tiga hari. Karena keterbatasan dana maka tidak memungkinkan dilakukakan pada semua anggota kelompok tani” (Wawancara: Kamis, 19 Februari 2015 pukul 10.00 WIB) Sedangkan dalam program pengakayaan hutan rakyat belum dilakukan sosialisasi kepada masyarakat atau pun anggota tani seperti yang diungkapkan P13 dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut : “kita cuma tau dapet bantuan bibit dari Dinas Pertanian, engga tau program apa” (Wawancara: Kamis, 05 Februari 2015 pukul 12.20 WIB) Peneliti melakukan triangulasi dengan melakukan wawancara lagi dengan P16, sebagai berikut : “biasanya dapet info dari ketua gapoktan katanya bakal ada kiriman bibit. Bantuan dari pemerintah, engga tahu program apanya” (Wawancara: Rabu, 25 Februari 2015 pukul 12.00 WIB)
Kurang nya sosialisai prorgam, dirasa menjadi salah satu alasan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya program penanaman satu milyar pohon ini. Karena masyarakat belum
66
memahami akan maksud dan tujuan program penanaman satu milyar pohon tersebut. Sedangkan kampanye di rasa sangat minim dilakukan, baik yang melibatkan media elektronik dan media cetak lokal. Sehingga, masyarakat
luas
tidak
sepenuhnya
tahu
mengenai
program
pelaksanaan program, khususnya di Kecamatan Taktakan yang lokasinya jauh dari kawasan pemerintahan. Lagi-lagi dana operasional kegiatan dianggap menjadi ssalah satu menyebabnya. Hal ini dibenarkan oleh P2: “Biasanya kami secara rutin mengirimkan undangan kepada swasta untuk ikut serta dalam mengkampanyekan program penanaman satu milyar pohon, seperti beberapa bank. Biasanya mereka bikin spanduk di depan kantor. Karna dari dinas dana nya terbatas. Tapi setiap 28 november kita rutin melaksanakan Hari Menamam Pohon Indonesia (HPMI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN)” (Wawancara: Senin, 23 Februari 2015 pukul 13.20 WIB) Selain itu, dari wawancara dengan salah satu kelompok tani Mekar ditemukan bahwa pelaksanaan kegiatan tidak menyesuaikan dengan musim penghujan dan sudah memasuki musim kemarau. Hal ini diutarakan oleh P8 dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: “Bulan sepuluh, sebelas sampai januari itu paling bagus untuk nanam karena masuk musim penghujan. Sedangkan kalau sudah bulan maret kemungkinan gagal. Kemarin itu bulan tujuh baru dikirim, ada lagi bantuan di bulan maret kita engga mau terima” (Wawancara: Rabu, 04 Februari 2015 pukul 09.00 WIB)
67
Karena program kegiatan dilakukan sepanjang tahun setelah kegiatan Penanaman Satu Milyar Pohon Tahun 2010 berkahir sampai dengan tanggal 31 Januari 2012. Namun kondisi cuaca yang tidak menentu menjadi salah satu penyebab tanaman gagal tumbuh. Karena sebagian wilayah kecamatan Taktakan masih mengandalkan hujan sebagai salah satu sumber mata air. Senada dengan yang diungkapkan oleh ketua kelompok tani, P2 juga menyampaikan nada yang sama dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: “biasanya kegiatan selalu dilaksanakan sesuai dengan musim penghujan, tapi cuaca beberapa tahun terkhir memang sulit untuk diprediksi” (Wawancara: Senin, 23 Februari 2015 pukul 13.20 WIB) Selain itu, terjadi misunderstanding diantara masyarakat Desa Serdang dan Bojong dimana masyarakat menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan di daerahnya merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Banten sedangkan berdasarkan wawancara langsung dengan Kasi Rehabilitasi lahan dan Perhutanan Sosial Dinas Kehutanan Provinsi Banten bahwa Provinsi hanya melaksanakan kegiatan di Wilayah Kopassus Kecamatan Taktakan. Tidak adanya kominukasi yang baik anatara pihak-pihak terakai dituding menjadi salah satu penyebab masalah tersebut.
68
c. Kecukupan Yaitu, seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan memcahkan masalah. Indikatornya : target penanaman, sarana da prasarana. Program penanaman satu milyar pohon sektor rehabiltasi hutan dan lahan menargetkan sekitar 1.008.000 pada tahun 2011. Penanaman disebar keseluruh wilayah kecamatan di Kota Serang dimana Kecamatan Taktakan memperoleh jumlah 13.000 bibit tanaman dengan luas lahan yang harus direhabilitasi sebesar 5.428,63 Ha. Data ini berbanding terbalik dengan data yang diberikan oleh Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Taktakan dimana pada tahun 2011 Penanaman Satu Milyar Pohon di Kecamatan Taktakan hanya di lakukan di Kelurahan Cilowong sebanyak 15.000 bibit pohon. Ketidak sinkronan data ini menyebabkan ketidakpastiaan jumlah pohon yang sebenarnya ditanamam di Kecamtan Taktakan. Oleh sebab itu peneliti melakukan observasi ke semua wilayah yang terdaftar sebagai lokasi penanaman program di kecamatan Taktakan berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kota Serang. Peneliti juga mendapati bahawa di desa Kerahmatan tidak dilakukakan program penanaman pada tahun 2011, P18 mengaku di desanya tidak ada kelompok tani dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: “Tahun dua ribu sebelas disini engga ada penanaman pohon. Kelompok tani juga ga ada. Di desa ini belum pernah ada kegiatan tersebut” (Wawancara: Rabu, 04 Februari 2015 pukul 16.30 WIB)
69
Namun setelah di konfirmasi terhadap Dinas Pertanian Kota Serang melalui Kasi Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang, peneliti melihat adanya sesuatu hal yang disembunyikan karena beliau terskesan berbelit belit bahhkan tidak menjawab pertanyaan peneliti. Peneliti bahkan menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali di waktu yang berbeda namun tidak juga mendapatakan jawaban yang sesuai. Keterbatasan peneliti juga menjadi salahsatu alasan peneliti tidak dapat melakukan penelitian lebih jauh. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwan kemungkinan ada tindak penyelewengan di dalam dinas tersebut. Selain bibit tanaman, petani juga mengaku membutuhkan bantuan lain sebagai penunjang keberhasilan tanaman diantaranya pupuk dan sumber air yang memadai. Seperti yang disampaikan P12 berikut : “kita juga butuh pupuk untuk membuat tanaman jadi tumbuh bukan cuma bibitnya saja. Kan butuh perawatan” (Wawancara: Kamis, 05 Februari 2015 pukul 09.20 WIB) Sementara itu, kelompok tani alam punggung lestari juga membenarkan hal tersebut. Selain itu, Desa Cilowong selain membutuhkan pupuk juga membutuhkan sumber mata air karena sumber mata air di daerahnya tercemar limbah sampah dari TPU Cilowong. Seperti yang disampaikan oleh P8 : “karna lokasi kita yang dekat dengan TPA, jadi air di daerah ini sudah tercemar limbah sehingga kami kesulitan untuk penyiraman. Kami juga khawatir air ini merusak tanaman. Masalah ini sudah di adukan kepada pihak berwenang
70
namun belum ada tindakan yang jelas” (Wawancara: Rabu, 04 Februari 2015 pukul 09.00 WIB) Dari observasi yang dilakukan, salah satu hal yang paling penting di Kecamatan Taktakan adalah tersedianya pasokan air yang cukup. Karena peneliti melihat sebagian besar wilayah di Kecamatan Taktakan masih mengandalkan cuaca yaitu hujan serta mata air yang ada sebagai sumber mata air. Belum adanya sistem irigasi yang baik juga menjadi salah satu hambatan dalam mengoptimalkan kegiatan. Namun peneliti juga melihat di Desa Cilowong, masyarakat sekitar sudah melakukan inisiatif sendiri dengan membuat embung atau sejenis tempat untuk menampung air hujan. Artinya setiap daerah memliki kebutuhan masing-masing guna mengoptimalkan tumbuhnya tanaman bukan hanya bantuan bibit tanaman
Dilain tempat, P4 juga membenarkan adanya keluhan dan saran dari masyarakat dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: “Memang betul, kami juga menyadari bahwa selain bantuan bibit. Masyarakat juga butuh fasilitas lain guna menunjang keberhasilan tanaman. Hanya saja, dana yang dimiliki oleh dinas sangat terbatas sehingga kami juga kesulitan. Namun kami setiap masukan yang diterima pasti kami jadikan pertimbangan untuk kegiatan yang akan datang” (Wawancara: Selasa, 24 Februari 2015 pukul 09.20 WIB) Sumber daya manusia (SDM) di UPTD Pertanian juga dirasa tidak cukup, dimana hanya ada 1 orang Kepala UPTD, 1 KTU UPT
71
Pertanian/BIPP dan satu orang penyuluh serta 2 orang pegawai magang itu pun hanya membawahi bidang pertanian bukan bidang kehutanan. Karena Kota Serang tidak memiliki penyuluh kehutanan, adapun penyuluh kehutanan dilakukan oleh staf pelaksana dari Kantor Dinas Pertanian. Hal ini cukup mengagetakan mengingat jumlah lahan kritis yang cukup banyak dengan luas kecamatan yang juga besar dibanding kecamatan lainnya di Kota Serang. Selain itu pengawasan yang dilakukan oleh UPTD atau pun Dinas Pertanian dilakukan tidak teratur seperti di ungkapkan P14 berikut : “dari UPT kadang datang dua minggu sekali malah satu bulan tidak ada sama sekali. Tapi biasanya hanya melihat padi saja” (Wawancara: Kamis, 26 Februari 2015 pukul 09.00 WIB) Sedangkan menurut P3 selaku Kepala UPTD Dinas Pertanian Kecamatan Taktakan mengatakan bahwa kunjungan dilakukan hanya satu tahun sekali oleh Dijen Pertanian di dampingi oleh Dinas Pertanian, Kepala UPTD Pertanian Kecamatan, Camat Kecamatan Taktakan juga Kades/ Kepala Lurah Kelurahan masing-masing dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut : “Jadi, biasnya satu tahun sekali per tahun anggaran dilakukan pengecekan oleh Dinas Pertanian Kota Serang, UPT Pertanian Kecamatan kemudian Kades/ Kepala Kelurahan, Bapak dan Irjen Pertanian dari pusat” (Wawancara: Kamis 22 Januari 2015 pukul 09.00 WIB) Namun tidak semua wilayah di Kecamatan di datangi, hanya berupa kunjungan simbolis disalah satu desa yang menjadi lokasi
72
penanaman. Hal ini didasari dari P13 dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut : “Yang biasa datang kesini biasnya dari Dinas Pertanian, tapi itu juga engga tentu. Kalau ada kegiatan baru kesini. Kalau dari pusat belum pernah” (Wawancara: Kamis, 05 Februari 2015 pukul 12.20 WIB) Berbeda dengan keterangan diatas, P8 mengungkapkan hal sebagai berikut : “Tahun dau ribu sebelas, ada kegiatan di depan Kopassus. Acara memang dihadiri oleh dari semua dinas. Ada dari provinsi sama pusat. Kebetulan, kegiatan itu pas puncak penanaman pohon” (Wawancara: Rabu, 04 Februari 2015 pukul 09.00 WIB) Pengawasan mutlak dilakukakan sebagai salah satu kontrol pemerintah. Hal ini berguna untuk memastikan bahwa program berjalan sesuai dengan keinginan pemerintah yang tentunya berguna bagi kelangsungan hidup masyarakat di Kecamatan Taktakan.
d. Perataan Yaitu biaya dan manfaat didistribusikan dengan merata kepada kelompok-kelompok. Indikatornya: ketersediaan bibit di Posko Bibit dan jumlah bibit sesuai kebutuhan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, jumlah bibit yang didistribusikan masih dibatasi berdasarkan anggaran belanja Dinas Pertanian Kota Serang tahun 2011. Selain itu, keterbatasan tempat juga tidak memungkinkan Dinas Pertanian untuk membangun Posko Bibit lingkungan kantor
73
Dinas Pertanian Kota Serang. Sehingga, bibti masih di simpan di pihak ke tiga yang merupakan pemenang tender penyedian bibit. Padahal menurut pedoman penanaman satu milyar pohon posko penyaluran bibit akan didirikan diseluruh Kantor Dinas Kehutanan Kabupaten/ Kota diseluruh Provinsi Banten. Dimana Kota Serang, dinas yang membawahu bidang kehutanan adalah Dinas Pertanian Kota Serang. Sedangkan pada kegiatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) proses penyemaian bibit dilakukan sendiri oleh petani. Karena pada program Kebun bibit rakyat (KBR) uang langsung diberikan kepada Ketua Kelompok Tani. Seperti yang di terangkan oleh P2 dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: “untuk kegiatan penghijauan lingkungan dan penghijauan penyediaan bibit di berikan kepada pihak ketiga dimana lembaga yang mengadakanya otu LPSE, sedangkan untuk kegiatan KBR Petani menjadi PPTK-nya jadi uangnya diberikan langsung ke petani” (Wawancara: Senin, 23 Februari 2015 pukul 13.20 WIB) Namun peneliti juga menemukan ketidak sesuaian jumlah bibit yang diterima oleh petani dengan data yang di lapangan, seperti di Desa Pasir Gadung, P8 mengaku hanya mendapat bibit sebanyak 500 batang pohon dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: “tahun 2011, jumlah bibit yang diterima itu cuma lima ratus batang. Itu juga engga semua dikasihkan sama anggota kelompok tani tapi sekitar sepuluh sampai dua puluh persen dikasihkan ke masyarakat. karrena masyarakat juga pengen.” (Wawancara: Rabu, 04 Februari 2015 pukul 09.00 WIB)
74
Berbeda dengan data yang diberikan oleh Dinas Pertanian Kota Serang dimana mendapatkan bibit tanaman sebanyak 2000 batang. Artinya ada selisih 1500 batang pohon dari 2000 batang yang dicatat. Namun peneliti sekali lagi mengklarifikasi data yang diterima kepada P2 selaku Kepala Seksi Kehutanan dan berdalih jika ketua kelompok tani mungkin lupa, dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: “mungkin lupa, kan udah lama. Jumlahnya sesuai dengan data” (Wawancara: Senin, 23 Februari 2015 pukul 13.20 WIB) Namun dibeberapa desa di Kelurahan Sayar mengaku mendapatkan jumlah bibit lebih banyak dibandingkan data yang di catat oleh Dinas Pertanian dan hasil wawancara dengan P13 adalah sebagai berikut: “tahun dua ribu sebelas, desa bojong mendapatkan bibit sebanyak empat ribu batang” (Wawancara: Kamis, 05 Februari 2015 pukul 12.20 WIB) Senada
dengan
yang
disampaikan
diatas,
P12
juga
mendapatkan jumlah bibit yang sama sebagai berikut : “sekitar empat ribu batang. Jumlahnya sama seperti di bojong” (Wawancara: Kamis, 05 Februari 2015 pukul 09.20 WIB) Keterbatasan dana juga di tuding sebagai salah satu alasan tidak meratanya pendistribusian bibit di seluruh kecamatan taktakan. Dimana hanya empat dari dua belas desa yang disaluri bantuan bibit.
75
Hal ini disampaikan P2 dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: “Karena keterbatasan dana yang kita miliki, jadi tidak semua desa bisa disaluri bantuan bibit. Oleh sebab itu, kami biasanya melakukan rotasi pertahun anggaran. Wilayah dengan tingkat kerusakan yang parah, biasanya menjadi prioritas” (Wawancara: Senin, 23 Februari 2015 pukul 13.20 WIB) Sedangkan jenis bibit yang diberikan disesuaikan menurut kontur lokasi desa, meskipun banyak pula dari masyarakat meminta bibit tertentu. Namun Dinas Pertanian Kota Serang selaku penyedia bibit tidak bisa sembarangan dalam memberikan bibit. Seperti yang disampaikan oleh P4 dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: “masyarakat biasanya meminta bibit yang sedang populer seperti albasiah atau jabon. Namun kami dari Dinas Pertanian tidak bisa sembarangan, kami juga harus melihat kontur tanah dan lokasi dilapangan apakah bisa ditanami tanaman tersebut. khawatir pohonya tidak sesuai dengan lingkungan jadi mati” (Wawancara: Selasa, 24 Februari 2015 pukul 13.20 WIB)
Seperti yang disampaikan P8 tani berikut : “kalau dari anggota sih biasanya mintanya albasiah atau jabon. Karna kalau dijual harganya lebih mahal” (Wawancara: Rabu, 04 Februari 2015 pukul 09.00 WIB) Hal ini juga di utarakan oleh P13 berikut: “kami biasanya minta beberapa jenis pohon tertentu kaya albasiah. Tapi yah tergantung dari dinas sih mau ngasihnya
76
apa. Yang jelas saya sudah menyampaikan keinginan anggota” (Wawancara: Kamis, 05 Februari 2015 pukul 12.20 WIB) Kepentingan ekonomi memamng masih menjadi sangat penting di kalangan petani. Tetapi harus dibarengi dengan kondisi desa sehingga hasil yang didapat bisa dioptimalkan. e. Responsivitas Yaitu apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan prefensi atau nilai kelompok tertentu. Indikatornya : tanggapan serta peran serta masyarakat. salah satu tujuan gerakan penanaman satu milyar pohon adalah menjaga ketersediaan pangan, energi dam air bagi kelangsungan hidup masyarakat. Artinya masyarakat merupakan sasaran dalam upaya peningkatan kesejahteraan. Sehingga peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam mensukseskan program kegiatan. Namun peneliti mendapati beberapa petani malah menjual bibit yang didapat dari pemerintah. Beberapa petani juga mengaku menjual tanaman sebelum masa panen, dimana rata-rata pohon baru dibisa dipanen setelah lima tahun. Kebanyakan petani sudah memaneh tanaman setelah 2-3 tahun. Seperti keterangan dari salah satu petani P10 dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut : “ya gimana. Saya cuma petani, kebutuhan banyak. Jadi walau belum bisa dipanen ya terpaksa di jual. Biasnya dijual sama yang mau” (Wawancara: Selasa, 03 Februari 2015 pukul 14.00 WIB)
77
Selain itu, Dinas Pertanian Kota Serang juga mengaku mendapat laporan yang sama dari P3 dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut : “kami mendapat laporan kalau banya petani yang sudah menjual tanaman sebelum masa panen, malah ada juga kasus dimana tanaman sudah dijual sejak penanaman dan setelah enam tahun baru di panen” (Wawancara: Senin, 22 Januari 2015 pukul 09.00 WIB)
Tidak hanya masyarakat, keinginan instansi terkait juga merupakan unsur yang paling penting guna mensukseskan program penanaman satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan. Koordinasi mutlak dilakukan demi mencapai hasil maksimal. Namun peneliti mendapati kurangnya komunikasi antara instansi terkait. Seperti yang di ungkapkan oleh P6 dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut : “Belum pernah diadakan program penanaman satu milyar pohon di kelurahan sepang. Belum pernah ada bantuan sama sekali” (Wawancara: Senin, 16 Febuari 2015 pukul 10.00 WIB)
Hal ini berbeda dengan yang diungkapkan oleh P14 dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut : “tahun dua ribu sebelas, gapoktan kami menerima bantuan bibit dari pemerintah sebanyak lima ribu batang” (Wawancara: Kamis, 26 Februari 2015 pukul 09.00 WIB)
Hal ini menunjukan kurangnya koordinasi antara dinas terkait mengenai program kegiatan yang dilaksankan. Padahal bila koordinasi
78
dilakukan dengan baik, jumlah pohon yang di hasilkan di Kelurahan bisa di hitung dengan pasti. Karena setia pembeliaan batang pohon, pembeli dan penerima wajib menggunakan surat-surat berupa surat keterangan asal usul (SKAU) yang diterbitkan oleh Pengawas Tenaga Teknis dan juga Lurah/ Kepala Desa yang sudah dididik sehingga memiliki sertifikat hanya saja di Kota Serang belum ada Lurah/ Kepala Desa yang tersertifikasi. Tidak hanya ditingkat desa, di tingkat Kota Serang juga belum di lakukan koordinasi antara Dinas terkait, seperti yang di utarakan oleh P1 hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut : “belum ada kordinasi antar instansi terkait dalam program ini, kami juga tidak mendapat laporan. Jadi sulit untuk mengetahui kegiatan yang di lakukan” (Wawancara: Kamis, 19 Februari 2015 pukul 10.00 WIB)
Salah satu instansi pemerintah yang juga melakukan penanaman adalah Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Serang. Namun ketika di konfirmasi kepada lembaga terkait, P7 selaku Kabid Humas BLHD Kota Serang menyerahkan semua tanggung jawab kepada Dinas Pertanian selaku lembaga yang menangani petanian dan kehutanan di Kota Serang dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut : “kita sudah menyerahkan laporan ke Dinas Pertanian, jadi untuk informasi lebih lanjut mengenai program penanaman satu milyar pohon konsultasi saja ke Dinas Pertanian” (Wawancara: Kamis, 20 Februari 2015 pukul 10.00 WIB)
79
Tetapi hal tersebut tidak dibenarkan oleh Dinas Pertaniana Kota Serang, artinya instansi terkait kurang dalam koordinasi. Dinas Pertanian juga mengaku tidak mengetahui jumlah tanaman yang di tanam oleh lembaga-lembaga lain seperti yang di ungkapkan P4 dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut : “jujur memang Dinas Pertanian tidak memiliki data mengenai jumlah pohon yang ditanam oleh sektor non kehutanan. Itu menjadi salah satu kelemahan kami. Sehingga kita juga tidak mengetahui secara pasti jumlah tanaman yang berhasi ditanam. Bisa saja jumlahnya jauh lebih besar atau lebih kecil” (Wawancara: Selasa, 24 Februari 2015 pukul 09.20 WIB) Hal ini menunjukan belum adanya kordinasi dan kesiapan pemerintah
selaku
pemegang
kekuasaaan
dalam
melakukan
pendataan. Seharunya bila koordinasi dilakukan dengan baik, pemerintah bisa mengetahui secara jelas kondisi dan kemajuan program tersebut.
f. Ketepatan Yaitu apakah hasil (tujuan) yang diinginkan benar-benar berguna dan bernilai. Indikatornya : tepat sasaran dam berkurangnnya lahan kritis. Dari penelitian yang dilakukan, program ini baru menyasar anggota kelompok tani sebagai sasaran program. Adapun penghijauan lingkungan baru dilakukan di lingkungan kecamatan Taktakan.
Sedangkan bagi masyarakat luas belum dioptimalkan
secara baik. Salah seorang warga di Desa Serdang yang tidak
80
mengetahui akan program tersebut dan hasil wawancara dengan P17 adalah sebagai berikut : “saya kurang tahu yah mengenai program tersebut di desa ini. Tapi kalau memang ada itu bagus. Kan untuk penghijauan lingkungan” (Wawancara: Rabu, 04 Februari 2015 pukul 15.00 WIB) Begitu juga yang diutarakan P9 oleh salah seorang warga dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut : “kurang paham yah sama program itu, ga ada sosialisasinya juga” (Wawancara: Rabu, 04 Februari 2015 pukul 13.00 WIB)
Tidak jauh berbeda, salah satu anggota kelompok tani P16 juga memberikan keterangan berikut : “kalau saya sih Cuma dikasih sama pa zul (ketua kelompok tani panggung lestari jadi yah saya tanam. Kurang tau dari kegiatan apa. Yang jelas katanya bantuan dari pemerintah” (Wawancara: Rabu, 25 Februari 2015 pukul 12.00 WIB)
Sedangkan diatas kertas, program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Serang sudah berhasil dilakukan. Sebagaimana yang di utarakan oleh P2 dan hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut : “dari semua kecamatan di Kota Serang, kecamatan taktakan menjadi salah satu kecamatan yang progresnya lebih baik dibanding kecamatan lainnya. Karena di tahun dua ribu dua belas, kecamatan curug menjadi kecamatan yang paling besar kerusakannya” (Wawancara: Senin, 23 Februari 2015 pukul 13.20 WIB)
81
Program ini juga sukses dalam membantu masyarakat sekitar karena membantu dalam hal perekonomian. Namun kesadaran masyarakat masih kurang karena masyarakat masih begantung kepada pemerintah untuk mendapatkan bibit. Selain itu, program ini dirasa sangat membatu masyarakat, sehingga masyarakat tidak perlu mengeluarkan dana untuk membeli bibit tanaman.
4.3 Pembahasan Dari hasil pemaparan deskripsi objek penelitian dan deskrifsi data didapatkan data bahwa Program Penanaman Satu Milyar Pohon Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan tahun 2011 belum berjalan dengan maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini. Dimana dari hasil observasi dan wawancara penelitian peneliti menemukan data-data sebagai berikut: Pertama, efektifitas dari program belum dicapai dengan baik karena data dilapangan tidak sesuai dengan data yang diberikan oleh Dinas Pertanian Kota Serang. Pelaksanaan program juga dirasa kurang dibarengi dengan pengawasan yang baik sehingga kegiatan menjadi tidak efektif. Kedua, efisiensi. Sosialisasi dan Kampanye di rasa kurang dilakukan baik melalui media lokal atau secara langsung oleh Dinas Pertanian Kota Serang. Hal itu dapat dilihat dimana sosialisai dan kampanye hanya dilakukan satu kali dalam satu tahun. Waktu kegiatan untuk pengkayaan hutan rakyat juga tidak disesuaikan dengan musim penghujan karena kegiatan di lakukan
82
pada bulan tujuh. Sedangkan untuk Kebun Bibit Rakyat dirasa sudah sesuai karena pembibitan sudah ditangani oleh Petani secara langsung. Ketiga, kecukupan. Jumlah bibit yang dibutuhkan oleh Kecamatan Taktakan belum sesuai dengan kebutuhan. Selain itu sumber daya pelaksana dilapangan masih kurang dalam sosiliasi atau pengawasan di Kecamatan Taktakan. Dunn, (2005) dalam teorinya menyebutkan juga tentang peranan sumber daya manusia dan sarana penunjang kebijakan dengan istilah efektifitas dan efisiensi. Semakin semakin efektif dan efisien kinerja dari sumber daya manusia dan sarana penunjang yang digunakan maka semakin baik nilai pelaksanaan kebijakan tersebut. Keempat, perataan. Keterbatasan dana menyebabkan tidak semua desa/ kelurahan di Kecamatan Taktakan dapat tersaluri bibit. Namun, peneliti juga menemukan daerah yang tidak diadakan program tetapi masuk kedalam wilayah kerja program penanaman satu milyar tahun. Sehingga ada indikasi penyimpangan yang dilakukan oleh Dinas terkait. Kemauan para birokrat (political will) menjadi kunci utama untuk menjawab permasalahan tersebut, karena yang bisa menyelesaikan permasalahan tersebut adalah internal dari pemerintahan daerah setempat. Ke lima, responsivitas. Masyarakat sangat antusias dengan Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Rehabilitasi Hutan dan Lahan hanya saja tidak di barengi dengan kesadaran akan pentingnya keikut sertaan masyarakat dalam mensukseskan program, baik dengan pengembangan bibit tanaman sehingga masyarakat tidak hanya berpangku tangan menunggu
83
bantuan dari pemerintah saja. Masyarakat dimanjakan dengan penyediaan bibit tanpa ada pemahaman mendalam mengenai pentingnya mensuksekan program kegiatan. Hal ini dikarenakan minimnya pendidikan tentang kesadaran menanam pohon baik melalui sosialisasi ataupun media sosial. Ke enam, ketepatan. Sasaran program masih berpaku kepada kelompok tani dan anggotanya saja. Padahal seharunya masyarakat luas juga diperlukan dalam mensukseskan program kegiatan. Berikut gambaran pembahasan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan teori evaluasi kebijakan menurut Willian Dun, sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Penelitian NO 1
KRITERIA Efektivitas
HASIL PENELITIAN Berdasarkan data yang diperoleh, program kegiatan terbukti mengurangi luas lahan kritis di kota serang. Tetapi dari hasil di lapangan terbukti bahwa sebagian tanaman yang di tanam sudah mati atau di jual.
2
Efesiensi
Pelaksanaan
program
tidak
disesuaikan
musim
penghujan akibat dari birokrasi yang kaku. Selain itu sosialisasi dan kampanye masih kurang dilakukan. 3
Kecukupan
Sumber daya manusia masih kurang hal ini bisa diliat dari jumlah petugas dilapangan yang kurang. Kurangnya jumlah bibit dilapangan kemungkinan disebabkan karena adanya penyimpangan oleh dinas terkait.
4
Pemerataan
Salah satu desa di kecamatan Taktakan tidak menerima
84
bantuan bibit padahal dari data yang di peroleh desa tersebut mendapatkan jatah bibit. 5
Responsivitas
Antusias warga tidak dibarengi dengan kesadaran akan pentingnya
memelihara
pengembangan
dan
program.
Serta
ikut
serta
dalam
koordinasi
antara
stakeholder masih berjalan sendiri-sendiri. 6
Ketepatan
Sasaran program masih berpaku pada anggota kelompok tani dan belum mencakup seluruh masyarakat di Kecamatan program.
Sumber : Peneliti 2015
Taktakan
karena
kurangnya
sosiliasi
85
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil paparan di bab sebelumnya tentang masalah dan temuan-temuan di lapangan mengenai evaluasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehablitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Tahun 2011, didapatkan kesimpulan akhir sebagai berikut: Efektifitas dari program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan masih rendah. Karena data dari Dinas tidak sesuai dengan data dilapangan karena pada kenyataannya sebagian pohon yang ditanam sudah tidak ada lagi, baik mati atau dijual oleh petani. Efesiensi dari program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan juga dirasa kurang baik. Karena kegiatan dilakukan pada waktu yang tidak tepat sehingga menyebabkan tanaman kemungkinan gagal sangan besar. Hal ini dikarenakan karena kakunya birokrasi di pemerintahan daerah. Dimana dari analasis peneliti, dinas terkait cenderung melakukan kegiatan yang sama setiap tahun sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Dinas yang kemudian menjadi Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Kecukupan dari program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan kurang
85
86
memadai dari jumlah bibit atau pun saranan prasarana penunjang. Namun masalah ini bisa diatasi jika masyarakat juga ikut serta dalam pengembangan bibit sehingga masyarakat tidak hanya berpangku tangan menunggu bantuan dari pemerintah. Pendidikan dan sosialisasi program dirasa sangat minim karena hanya dilakukan satu kali dalam setahun. Perataan dari program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan tidak cukup. Hal ini dilihat dari tidak semua desa mendapat bantuan bibit, lagi lagi keterbatasan sumber dana dituding menjadi masalah tersebut. padahal hasil observasi menunjukan bahawa ada desa yang tidak tersaluri namum masuk kedalam daftar penerima. Hal ini menunjukan bahwa ada indikasi penyimpangan dalam program. Lalu kemana dana itu pergi masih menjadi pertanyaan besar peneliti. Responsivitas dari program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan sudah baik hanya saja hal ini tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat untuk ikut berperan serta dalam kegiatan. Tidak hanya masyarakat, tapi semua kalangan yang memiliki kepentingan dalam program tersebut. hal ini dikarenakan pengetahuan masyarakat yang masih minim akibat sosialisasi yang kurang. Ketepatan dari program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan masih di pusatkan di Petani sehingga belum semua masyarakat kecamatan taktakan tersentuh.
87
Permasalahan mendasar yang menyebabkan kurang optimalnya hasil dari program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan tahun 2011 tersebut terletak pada tingkat kesadaran pemangku kepentingan terhadap peranan penting suatu aturan atau keberadaan dari Program itu sendiri yang masih rendah.
5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti mengajukan beberapa saran berupa rekomendasi kebijakan, sebagai berikut: 1) Untuk meningkatkan hasil dari program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan tahun 2011 dapat dimulai dengan menambah jumlah pegawai di bidang kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang atau pun di UPTD Kecamatan. 2) Menambah sarana prasarana penunjang seperti ketersedian sumber mata air, irigasi dan pupuk tanaman sehingga tanaman bisa tumbuh dengan baik. 3) Intensitas sosilisasi dan penyuluhan perlu ditingkatkan kembali minimal tiga kali setahun sesuai dengan anggaran. Selain itu kampanye untuk hidup lebih mencintai alam harus di tingkatkan melalui media massa baik media cetak dan elektronik. 4) Penghargaan terhadap masyarakat yang berprestasi dalam menjaga lingkungan harus diterapkan secara maksimal agar masyarakat dapat
88
terpacu untuk ikut berpartisipasi tidak hanya petani tetapi masyarakat luas. 5) Harus ada perbaikan kinerja internal birokrat dan implementor kebijakan sehingga program kegiatan dapat berjalan secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: AlfaBeta. Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Setia. Dunn, William. 2003. Pengantar Analilis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Mulyana, Deddy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Nugroho, Riant. 2004. Kebijakan Publik. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Parsons, Wayne. 2005. Public Policy: Pengantar Teori Praktik Analisis Kebijakan. Jakarta: Kencana Predana Media. Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2003. Evaluasi Kebijakan Pubik. Yogyakarta: Balairung dan Co, Yogyakarta. Syafiie dkk. 1999. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Subarsono, AG. 2006. Analisis Kebijakan Publik: Konsep Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandun: Alfabeta. Sugiyono. 2005. Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Wicaksono. Kristian Widya. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintahan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Widodo, Joko. 2007. Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Proses Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia.
Peraturan Perundang-undangan: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.61/Menhut-II/2011 Tentang Panduan Penanaman Satu Milyar Pohon.
Dokumen: Rencana Starategis Dinas Pertanian Kota Serang Buku Panduan Penanaman Satu Milyar Pohon tahun 2011 Laporan Kegiatan Penanaman Satu Milyar Pohon Provinsi Banten Tahun 2011. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten. Dinas Pertanian Kota Serang 2012. Rencana pengelolaan Rehabilitasi Lahan. Radar Banten. 29 November 2011. Target Penanaman Pohon Tercapai 5,33%.
Internet: Kementrian
Kehutanan
Republik
Indonesia.
http://www.dephut.go.id/uploads/files/P.16_2011.pdf. [10 Agustus 2012] Time For Kid. 20 April 2012. Top 5 Countries with the biggest Tropical Rain Forest.
http://www.timeforkids.com/news/top-5countries-biggest-tropical-
rain-forest/35956. [18 Agustus 2012] Hijauku.com. 01 September 2013. Peringkat Negara Penyebab Perubahan Iklim. http://www.hijauku.com/2013/11/01/peringkat-negara-penyebab-perubahan-iklim-/. [20 November 2013] Forest Wacth Indonesia. Potret Keadaan Hutan Indonesia Periode 2000-2009 edisi pertama.
http://fwi.or.id/wp-content/uploads/2013/02/PHKI_2000-
2009_FWI_low-res.pdf. [18 Agustus 2012]
PEDOMAN WAWANCARA
EVALUASI PROGRAM PENANAMAN SAATU MILYAR POHON SEKTOR KEHUTANAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DI KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG TAHUN 2011
Penelitian ini dilakukan dalam rangka penyusunan Skripsi, untuk memperoleh data yang berkaitan dengan masalah Evaluasi Program Penanaman Saatu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Di Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2011, maka disusunlah pedoman wawancara seperti dibawah ini:
Informan : Kepala Bidang Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Serang dan, Kepala Seksi Bidang Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang, Staf pelaksana Bidang Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang.
Pertanyaan: 1.
Apa yang melatarbelakangi kegiatan program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan tahun 2011?
2.
Apa yang menjadi tujuan program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan tahun 2011?
3.
Apakah sudah dilakukan sosialisasi dan kampanye program kegiatan penanaman satu milyar pohon?
4.
Kapan program penanaman satu milyar pohon ini di laksanakan?
5.
Apakah kelompok kerja sudah dibuat di tingkat kota atau pun desa?
6.
Apakah petugas dilapangan sudah memenuhi kebutuhan dilapangan baik secara kualitas dan kuantitas?
7.
Apakah sumber dana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program kegiatan sudah memenuhi kebutuhan kecamatan Taktakan?
8.
Apakah jumlah bibit sudah memenuhi kebutuhan setiap lokasi program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan?
9.
Apakah tanaman yang dibagikan sesuai dengan kondisi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan?
10. Bagaimana proses pendistribusian bibit pohon dilakukan? 11. Apakah setiap desa/ keluarahan di Kecamatan Takatakan mendapat bantuan bibit? 12. Apa saja kriteria desa/ kelurahan untuk mendapat bantuan bibit pohon? 13. Apakah tempat yang menjadi pelaksanaan program kegiatan mendapatkan jumlah bibit yang sama? 14. Apakah respon masyarakat terhadap program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memenuhi ekspektasi Dinas Pertanian Kota Serang? 15. Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan terhadap tempat kegiatan? 16. Apakah penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan mengenai sasaran utama program tersebut? 17. Apakah penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memberikan kontribusi terhadap menipisnya luas lahan kritis di Kecamatan Taktakan? 18. Apakah program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memberikan kontribusi terhadap masyarakat itu sendiri secara ekonomi? 19. Apa saja kendala yang dihadapi Dinas Pertanian Kota Serang dalam pelaksanaan program?
PEDOMAN WAWANCARA
EVALUASI PROGRAM PENANAMAN SATU MILYAR POHON SEKTOR KEHUTANAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DI KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG TAHUN 2011
Penelitian ini dilakukan dalam rangka penyusunan Skripsi, untuk memperoleh data yang berkaitan dengan masalah Evaluasi Program Penanaman Saatu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Di Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2011, maka disusunlah pedoman wawancara seperti dibawah ini:
Informan : Ketua Kelompok Kerja dan Masyarakat Sekitar Yang Dianggap Memenuhi Kriteria Wawancara.
Pertanyaan: 1.
Apakah Bapak/ Ibu tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon?
2.
Apakah di desa Bapak/ Ibu di adakah program penanaman satu milyar pohon?
3.
Apakah Bapak/ Ibu tahu tentang tujuan dari program kegiatan penanaman satu milyar pohon?
4.
Apakah sudah dilakukan sosialisai dan kampanye program kegiatan penanaman satu milyar pohon oleh dinas atau UPTD Pertanian?
5.
Kapan pembagiaan bibit pohon dilakukan oleh pemerintah?
6.
Bagaimana pembagian bibit pohon di lakukan?
7.
Berapa jumlah bibit pohon yang Bapak/ Ibu terima dari Pemerintah?
8.
Apakah jenis tanaman disesuaikan dengan permintaan Bapak/ Ibu?
9.
Apakah Dinas Pertanian Kota Serang melakukan monitoring atau pengawasan terhadap tempat kegiatan?
10. Bagaimana tanggapan Bapak/ Ibu terhadap program yang telah dilakukan? 11. Manfaat apa yang didapat dari program tersebut?
12. Apakah bapak/ibu merasa program ini memberi perubahan? 13. Apakah masyarakat dilibatkan dalam lomba penanaman satu milyar pohon? 14. Apa saja yang dibutuhkan petani untuk menunjang program kegiatan?
HASIL WAWANCARA
Q P Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
(Bpk Ajat Sudrajat, S.P, MM, Kabid Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang) Kamis, 19 Februari 2015. Pukul 10.00 WIB di Kantor Dinas Pertanian Kota Serang Apa yang melatarbelakangi kegiatan program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan 2011? Pada dasarnya program penanaman satu milyar pohon ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pusat sebagai salah satu upaya mengatasai perubahan cuaca. Hingga akhirnya dilaksanakan di Kota Serang. Apa yang menjadi tujuan program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan 2011? Tentu saja sebagai salah satu upaya untuk mengurangi lahan kritis, perubahan cuaca juga sebagai salah satu upaya meningkatkan ekonomi masyarakat Apakah sudah dilakukan sosialisai dan kampanye program kegiatan penanaman satu milyar pohon? Sosialisasi sudah dilakukan dengan semaksimal mungkin. Salah satunya untuk sosialisasi dengan ketua kelompok tani rutin dilakukan setiap tahun, khusus untuk kegiatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) dilakukan pelatihan selama dua sampai tiga hari. Karena keterbatasan dana maka tidak dimungkinkan dilakukan pada semua anggota kelompok tani Kapan program penanaman satu milyar pohon dilaksanakan? Program kegiatan di laksankan dari Desember 2010 hingga januari 2011 Apakah kelompok kerja sudah dibuat di tingkat kota atau pun desa? Untuk kelompok kerja kota serang belum melakukan koordinasi dengan instasi terkat. Namun di tingkat provinsi kelompom kerja sudah di buat. Memang belum ada koordinasi antara instansi terkait dalam program ini, kami juga tidak mendapat laporan. Jadi sulit untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan, baik jumlah nya atau kegiatan apa saja Apakah petugas dilapangan sudah memenuhi kebutuhan di lapangan baik secara kualitas dan kuantitas? Untuk petugas dilapangan, khususnya di UPTD Pertanian semua stafnya membawahi bidang pertanian. Sedangkan untuk staf penyuluh kehutanan kita tidak punya. Sebelumnya memang ada empat orang staf penyuluh kehutanan tapi kemudian ditarik ke kantor dinas pertanian karena dikantor saja kurang orang.
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12 Q13
Q14
Q15
Q16
Apakah sumber dana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program kegiatan sudah memenuhi kebutuhan di kecamatan Taktakan? Kalau berbicara dana, jujur saja dana yang di berikan sangat terbatas. Mengingat kebutuhan dilapangan juga sangat besar. Apakah jumlah bibit sudah memenuhi kebutuhan setiap lokasi program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan 2011? Sebetulnya belum, itu sebabnya kita melakukan rotasi setiap tahunnya supaya merata Apakah tanaman yang dibagikan sesuai dengan kondisi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan? Untuk jenis tanaman yah harus di sesuiakan dengan kondisi dilapangan. Nanti untuk lebih lanjut bisa konsultasi dengan pa wahyu. Kebetulan beliau PPTK Nya jadi lebih mengetahui Bagaimana proses pendistribusian bibit pohon dilakukan? Biasanya kami mengirim langsung ke petani, tapi ada juga yang langsung mengambil ke posko bibit. Kebetulan waktu itu tempatnya di boru. Di pihak kketiga. Karna kita ga mungkin menyimpan disni karna kantor kan kecil. Apakah setiap desa/ kelurahan di Kecamatan Taktakan mendapat bantuan bibit? Karna kurangnya dana, jadi ga semua desa dapat tapi di gilir. Apa saja kriteria desa/ kelurahan untuk mendapat bantuan bibit? Kita mendahulukan daerah yang luas lahan kritisnya paling banyak Apakah tempat yang menjadi pelaksanaan program kegiatan mendapatkan jumlah bibit yang sama? Tidak. Bisanya disesuaikan dengan luas lahan yang harus direhabiltasi Apakah respon masyarakat terhadap program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memenuhi ekspektasi Dinas Pertanian Kota Serang? Respon masyarakat sangat baik. Baik sekali Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan terhadap tempat kegiatan? Tentu saja kami melakukan pengawasan. Hanya saja setelah diserahkan bibitnya itu menjadi tanggung jawab petani Apakah penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan mengenai sasaran utama program tersebut? Untuk saat ini fokus kita hanya pada kelompok tani dulu. Karna yang punya lahan kan petani yah. Baru setelah itu ke masyarakat luas
Q17
Q18
Q19
Q P Q1
Q2
Q3
Apakah penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memberikan kontribusi terhadap menipisnya luas lahan kritis di Kecamatan Taktakan? Tentu memberikan kontribusi, kan sudah ditanami neng. Jadi makin berkurang wilayah lahan kritisnya Apakah program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memberikan kontribusi terhadap masyarakat itu sendiri secara ekonomi? Masyarakat di Kecamatan Taktakan masih bergantung pada pertanian, tentu dengan adanya bantuan bibit masyarakat jadi terbantu dalam meningkatnya masalah perekonomian Apa saja kendala yang dihadapi Dinas Pertanian Kota Serang dalam pelaksanaan program? Kendala utama itu kesadaran masyarakat sendiri, masyarakat biasanya hanya menunggu bantuan saja.
(Bpk Wahyu Suryana, S.P, MM, Kasi Kehutanan Dinas Pertanian Kota Serang) Senin, 23 Februari 2015. Pukul 13.20 WIB di Kantor Dinas Pertanian Kota Serang Apa yang melatarbelakangi kegiatan program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan 2011? Program penanaman satu milyar ini program nasional, sehingga kota serang melalui Dinas Pertanian juga ikut dalam melaksanakan program. program ini juga menjadi salah satu ukti nyata pemerintah dalam mengatasi perubahan iklim. Apa yang menjadi tujuan program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan 2011? Program ini menjadi salah satu solusi mengatasai perubahan iklim, banjir, longsor dan mengurangi lahan kritis di Kota Serang dan menambah resapan air. Program ini juga diharapakan bisa membantu masyarakat dalam perekonomian mereka Apakah sudah dilakukan sosialisai dan kampanye program kegiatan penanaman satu milyar pohon? Kami rutin melakukan sosialisasi, hampir setiap tahun sekali kami melakukan sosialisai ke gapoktan Cuma jujur saja kami sangat minim tenaga di lapangan. Kami tidak memiliki petugas penyuluh kehutanan di lapangan. Selain itu biasanya kami secara rutin mengirimkan undangan kepada swasta untuk ikut serta dalam mengkampanyekan program penanaman satu milyar pohon, seperti bank, biasanya mereka bikin spanduk di depan kantor. Karena di dinas dana nya terbatas. Tapi setiap 28 november kita rutin melaksanakan Hari Menanam Pohon
Indonesia (HPMI) dan Buan Menanam Nasional (BMN) Q4
Q5 Q6
Q7
Q8
Q9
Kapan program penanaman satu milyar pohon dilaksanakan? Untuk program kegiatan penanaman dilakukan selama setahun dari Desember 2010 sampai januari 2011. Biasanya program penanaman satu milyar pohon itu ada beberapa jenias kegiatan, antara lain penghijauan lingkungan, pemeliharaan hutan rakyat, pengkayaan hutan rakyat dan Kebun Bibit Rakyat. Biasanya kegiatan selalu dilaksanakan sesuai dengan musim penghujan, tapi cuaca beberapa tahun terakhir memang sulit di prediksi Apakah kelompok kerja sudah dibuat di tingkat kota atau pun desa? Cuma di provinsi ada. Kalau di Kota Serang belum ada yah neng. Apakah petugas dilapangan sudah memenuhi kebutuhan di lapangan baik secara kualitas dan kuantitas? Petugas dilapangan kita tidak ada, UPTD di lapangan itu bukan bidang kehutanan tapi bidang pertanian. Kami disini ada staf tadinya waktu CPNS itu tugasnya penyuluh kehutanan tapi setelah jadi PNS jadi pelaksana ditarik kekantor. Jadi memang sumber daya manusianya kurang. Apakah sumber dana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program kegiatan sudah memenuhi kebutuhan di kecamatan Taktakan? Jujur saja dana sangat terbatas, selain penyaluran bibit. Kita juga perlu untuk pembuatan sumur resapan. Apakah jumlah bibit sudah memenuhi kebutuhan setiap lokasi program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan 2011? Belum, karna permintaan dari masyarakat juga banyak. Karena keterbatasan dana yang kita miliki, jadi tidak semua desa bisa disaluri bantuan bibit. Oleh sebab itu, kami biasanya melakukan rotasi pertahun anggaran. Wilayah dengan tingkat kerusakan yang parah, biasanya menjadi prioritas Apakah tanaman yang dibagikan sesuai dengan kondisi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan? Untuk tanaman tentu di sesuaikan sesuai dengan kondisi dilapangan, ga bisa kita tanam daun teh disana. Kan harus sesuai.
Q10
Bagaimana proses pendistribusian bibit pohon dilakukan? Kami distribusikan langsung, namun beberapa petani datang langsung ke posko bibit
Q11
Apakah setiap desa/ kelurahan di Kecamatan Taktakan mendapat bantuan bibit? Inginya sih seperti itu, tapi kan dana kita kecil. Ga bisa semuanya dikasih Apa saja kriteria desa/ kelurahan untuk mendapat bantuan bibit? Salah satu kriterianya lahan kritis, agak kritis juga potensial kritis.
Q12
Q13
Apakah tempat yang menjadi pelaksanaan program kegiatan mendapatkan jumlah bibit yang sama? Oh engga, disesuaikan neng sama luas lahannya.
Q14
Apakah respon masyarakat terhadap program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memenuhi ekspektasi Dinas Pertanian Kota Serang? Masyarakat sangat antusias menerima bantuan bibit tanaman. hanya saja kesadaran masyarakat sendiri masih minim. Kadang setelah dikasih, tidak dirawat dengan baik. Jadi masyarakat masih berpangku tangan menerima bantuan Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan terhadap tempat kegiatan? Kita suka kesana tapi pohon yang sudah di beri kan pada masyarakat jadi tanggung jawab masyarakat Apakah penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan mengenai sasaran utama program tersebut? Kami masih berfokus kepada masyarakat pemilik lahan tapi kami juga sudah melakukan kegiatan di beberapa perumahan untuk ikut serta hanya untuk di kecamatan Taktakan fokus utama kita petani pemilik lahan. Apakah penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memberikan kontribusi terhadap menipisnya luas lahan kritis di Kecamatan Taktakan? Tentu saja, hanya saja Dinas Pertanian belum melakukan evaluasi terhadap kegiatan program ini. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia yang terbatas serta anggaran yang terbatas. Apakah program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memberikan kontribusi terhadap masyarakat itu sendiri secara ekonomi? Tentu saja masyarakat menjadi sangat terbatu. Karena ini menjadi mata pencaharian mereka Apa saja kendala yang dihadapi Dinas Pertanian Kota Serang dalam pelaksanaan program? Kendala dari kesadaran masyarakat yang masih kurang, petugas di dinas juga kurang, belum lagi dana yang minim jadi salah satu kendala yang kita hadapi
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q P Q1
Q2
Q3
Q4
Q5 Q6
Q7
Q8
Q9
Q10 Q11
(No Name, Staf UPTD Pertanian Kota Serang) Senin, 19 Januari 2015. Pukul 10.00 WIB di UPT Dinas Pertanian Kota Serang Apa yang melatarbelakangi kegiatan program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan 2011? Program ini diharapkan menjadi solusi global dalam mengatasi perubahan iklim. Dimana presiden SBY merealisasikannya dengan mengadakan program penanaman satu milyar pohon secara nasional Apa yang menjadi tujuan program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan 2011? Untuk mengatasi lahan kritis di Kecamatan Taktakan Apakah sudah dilakukan sosialisai dan kampanye program kegiatan penanaman satu milyar pohon? Sosialisai program ini belum di lakukan secara maksimal, sosialisai hanya dilakukan pada program penanaman kebun bibit rakyat. Itu pun bentuknya pelatihan karena ketua gapoktan di didik untuk dapat menyemai bibit Kapan program penanaman satu milyar pohon dilaksanakan? Setiap tahun hampir dilakukan pada waktu yang sama hanya tempatnya saja yang berbeda Apakah kelompok kerja sudah dibuat di tingkat kota atau pun desa? Belum ada untuk ditingkat kota. Apakah petugas dilapangan sudah memenuhi kebutuhan di lapangan baik secara kualitas dan kuantitas? Kurang. Bahkan penyuluh kehutanan tidak ada di tingkat kota atau pun kecamatan. Tidak ada sumber daya manusianya Apakah sumber dana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program kegiatan sudah memenuhi kebutuhan di kecamatan Taktakan? Sebenarnya kalau mau jujur, bisa cukup Apakah jumlah bibit sudah memenuhi kebutuhan setiap lokasi program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan 2011? Karna dana yang kurang, neng atahu sendiri di Dinas bagaimana jadi yah kurang lah Apakah tanaman yang dibagikan sesuai dengan kondisi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan? Itu sih pasti. Kami juga tidak mau gagal Bagaimana proses pendistribusian bibit pohon dilakukan? di kirim langsung ke sini Apakah setiap desa/ kelurahan di Kecamatan Taktakan mendapat bantuan bibit? Engga lah. Sudah di atur sama dinas pertanian
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Apa saja kriteria desa/ kelurahan untuk mendapat bantuan bibit? Yang jelas daerah yang memiliki lahan potensian kritis itu yang didahulukan. Tapi setiap tahun dilakukan di beda desa. Jadi semuanya kebagian Apakah tempat yang menjadi pelaksanaan program kegiatan mendapatkan jumlah bibit yang sama? Beda beda sesuai dengan kebutuhan sih. Apakah respon masyarakat terhadap program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memenuhi ekspektasi Dinas Pertanian Kota Serang? Masyarakat disini sih antusias kalau dapet bantuan bibit, Cuma kadang suka dijual lagi. Itu yang kadang jadi masalah. Kami juga bingung, karena setela dikasih memang jadi hak mereka. Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan terhadap tempat kegiatan? Kami semampu mungkin melakukan pengawasan, tapi karna SDM dan SDA nya kurang jadi susah untuk dilakukan Apakah penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan mengenai sasaran utama program tersebut? Belum. Apakah penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memberikan kontribusi terhadap menipisnya luas lahan kritis di Kecamatan Taktakan? Tentu memberikan perubahan walaupun cuma sedikit. Banyak juga yang mati atau engga diurus sama dinas Apakah program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memberikan kontribusi terhadap masyarakat itu sendiri secara ekonomi? Tentu, masyarakat yang tadinya punya lahan tapi tidak punya bibit jadi terbantu Apa saja kendala yang dihadapi Dinas Pertanian Kota Serang dalam pelaksanaan program? Banyak. Tapi yang paling penting SD, dan SDA nya di tingkatkan lagi
Q P Qa
(Bpk Jamudi, SE) Senin, 16 Februari 2015. Pukul 10.00 WIB di Kantor Kelurahaan Sepang Apakah di Kelurahan Sepang diadakan program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan 2011? Belum pernah diadakan program penanaman satu milyar pohon di kelurahan sepang. Belum pernah ada bantuan sama sekali”
Q P Qa
(Bpk Herunajaya, S.Pd, M.Si) Kamis, 20 Februari 2015. Pukul 10.00 WIB di Kantor BLHD Kota Serang Saya ingin mengetahui tentang program penanaman satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan ? Jadi sebaiknya neng langsung saja ke Dinas Pertanian selaku induk pertanian dan kehutanan di Kota Serang. Kita sudah menyerahkan laporan ke Dinas Pertanian, jadi untuk informasi lebih lanjut menegenai program penanaman satu miyar pohon konsultasi saja ke Dinas Pertanian Kota
Q P Q1
Q2
Q3
(Bpk Eko Setiagama, S.Hut) Selasa, 24 Februari 2015. Pukul 09.20 WIB di Kantor Dinas Pertanian Kota Serang Apa yang melatarbelakangi kegiatan program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan 2011? Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari komitmen pemerintah untuk mengatasi perubahan cuaca. Program ini tindak lanjut dari one man one tree. Namun akhirnya berubah menjadi penanaman satu milyar pohon. Apa yang menjadi tujuan program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan 2011? Tentu saja untuk merehabilitasi hutan dan lahan. Hanya saja di Kota Serang kebanyakan lahan milik perorangan. Selain itu, penanaman pohon di harapkan menjadi salah satu upaya dalam peresapa air. Apakah sudah dilakukan sosialisai dan kampanye program kegiatan penanaman satu milyar pohon? Sosialisai di lakukan, hanya saja baru sebatas di ketua kelompok tani. Karena untuk di adakan di masyarakat, kami masih mengaami
keterbatasan dana Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10 Q11
Q12 Q13
Kapan program penanaman satu milyar pohon dilaksanakan? Program in di laksanakan dari desember 2010 hingga januari 2011, jadi pada dasarnya program ini dilaksanakan sepanjang tahun. Apakah kelompok kerja sudah dibuat di tingkat kota atau pun desa? Saya kurang tahu yah masalah itu, mungkin ada. Tapi kalau di kota serang sih belum ada kayanya. jujur memang Dinas Pertanian tidak memiliki data mengenai jumlah pohon yang ditanam oleh sektor non kehutanan. Itu menjadi salah satu kelemahan kami. Sehingga kita juga tidak mengetahui secara pasti jumlah tanaman yang berhasi ditanam. Bisa saja jumlahnya jauh lebih besar atau lebih kecil Apakah petugas dilapangan sudah memenuhi kebutuhan di lapangan baik secara kualitas dan kuantitas? Jujur saja, sebelum jadi PNS saya bertugas sebagai penyuluh kehutanan. Hanya saja setelah diangkat sebagai PNS tugas pokok saya menjadi staf pelaksana. Jujur, penyuluh kehutanan itu tidak ada. Kerjaan dikantor saja sudah banyak, gimana mau ngurusin yang lain. Apakah sumber dana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program kegiatan sudah memenuhi kebutuhan di kecamatan Taktakan? Itu dia, kota serang itu dana nya sedikit. Kalau saya rasa sangat minim. Apakah jumlah bibit sudah memenuhi kebutuhan setiap lokasi program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan 2011? Diusahakan sesuai kebutuhan, hanya saja lagi lagi dana kita terbatas, jadi yang rusak dulu yang didahulukan. Apakah tanaman yang dibagikan sesuai dengan kondisi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan? Masyarakat biasanya meminta bibit yang sedang populer seperti albasiah atau jabon. Namun kami dari Dinas Pertanian tidak bisa sembarangan, kami juga harus melihat kontur tanah dan lokasi dilapangan apakah bisa ditanami tanaman tersebut. khawatir pohonnya tidak sesuai dengan lingkungan jadi mati Bagaimana proses pendistribusian bibit pohon dilakukan? Kami biasanya mengirim langsung, namun beberapa datang langsung. Apakah setiap desa/ kelurahan di Kecamatan Taktakan mendapat bantuan bibit? Engga, tiap tahun gantian. Apa saja kriteria desa/ kelurahan untuk mendapat bantuan bibit? Luas lahan kritis yang pasti Apakah tempat yang menjadi pelaksanaan program kegiatan mendapatkan jumlah bibit yang sama? Beda lah, kan disesuaikan dengan luas lahan yang kritis.
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Apakah respon masyarakat terhadap program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memenuhi ekspektasi Dinas Pertanian Kota Serang? Masyarakat sangat antusias, hanya saja tidak dibarengi dengan kesadaran untuk mengembangkan bibit. Jadi nunggu dikasih aja. Memang betul, kami juga menyadari bahwa selain bantuan bibit. Masyarakat juga butuh fasilitas lain guna menunjang keberhasilan tanaman. Hanya saja, dana yang dimiliki oleh dinas sangat terbatas sehingga kami juga kesulitan. Namun kami setiap masukan yang diterima pasti kami jadikan pertimbangan untuk kegiatan yang akan datang Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan terhadap tempat kegiatan? Jadi kalau sudah diberikan, itu tanggung jawab petani atau masyarakat yang mendapatkan bibit untuk merawatnya. Nah, kadang masyarakat suka ga dirawat. Kita tidak punya sumber daya untuk melakukan evaluasi atau monitoring. Itu masalahnya, Apakah penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan mengenai sasaran utama program tersebut? Ini kan sebenarnya program untuk masyarakat, kita fokus di masyarakat tani terlebih dahulu. Apakah penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memberikan kontribusi terhadap menipisnya luas lahan kritis di Kecamatan Taktakan? Kalau bicara luas lahan kritis, tiap tahun itu fluaktip yah na, jadi tergantung.biasanya disaat saat tertentu apalagi lagi kenaikan kelas. Itu pohonya banyak di jual. Jadi kita tidak tahu pasti. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengontrol jumlah pohon yang di panen itu bisa menggunakan Surat keterangan asal usul yang dikeluarkan oleh pengawas tenaga teknis atau kepala desa/ luruh yang sudah memiliki sertifikat. Namun di Kota Serang itu tidak ada. Apakah program penanaman satu milyar pohon sektor kehutanan rehabilitasi hutan dan lahan di Kecamatan Taktakan memberikan kontribusi terhadap masyarakat itu sendiri secara ekonomi? Itu pasti, masyarakat di Kecamatan taktakan yang dapat bantuan bibit itu kan petani yang notabene pengahsilannya dari si.tu. Dengan bantuan bibit kan jadi lebih ringan Apa saja kendala yang dihadapi Dinas Pertanian Kota Serang dalam pelaksanaan program? Sumber daya manusia yang pasti, kita sangat minim tenaga ahli. Keadaran masyarakat juga masih kurang, karena masyarakat masih menuggu bantuan saja. Juga kadang kita jumpai pohonnya tidak dirawat dengan baik. Yah mati
Q P Q1
Q2
Q3
Q4 Q5
Q6 Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
(Bpk H. Salim, Ketua Kelompok Tani Mekar, Pasir Gadug, Cilowong)) Rabu, 04 Februari 2015. Pukul 09.00 WIB di Desa Pasir Gadug, Cilowong Apakah bapak tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon? Itu kan salah satu kegiatan yang diadakan oleh pemerintah untuk masyarakat Apakah di Desa Bapak/ Ibu diadakan program penanaman satu milyar pohon? Ada, waktu itu diadakan disini Apakah Bapak tahu tentang tujuan dari program kegiatan penanaman satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan? Ya untuk menanam pohon. Supaya masyarakat banyak tanam jadi pohon juga banyak engga gersang lagi. Untuk memakmurkan masyarakat Apakah sudah dilakukan sosialisasi dan kampanye program ini? Kadang kadang diadakan satu tahun dua kali. Kapan pembagian bibit pohon dilakukan oleh pemerintah? Bulan sepuluh, sebelas sampai januari itu paling bagus untuk nanam karena masuk musim penghujan. Sedangkan kalau sudah bulan maret kemungkinan gagal. Kemarin itu bulan tujuh baru dikirim, ada lagi bantuan di bulan maret kita engga mau terima. Kita takut gagal, untuk perawatannya juga jadi susah Bagaimana pembagian bibit pohon dilakukan? Biasanya dikirim langsung dari dinas pertanian ke sini neng Berapakah jumlah bibit yang di terima oleh kelompk tani bapak? Tahun 2011, jumlah bibit yang diterima itu cuma lima ratus batang. Itu juga engga semua dikasihkan sama anggota kelompok tani tapi sekitar sepuluh sampai dua puluh persen dikasihkan ke masyarakat. karena masyarakat juga pengen Apakah jenis pohon di sesuaikan dengan permintaan masyarakat? Kalau dari anggota sih biasanya minta nya albasiah atau jabon. Karena kalau dijual harganya mahal. Yah tapi sedikasihnya saja. Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan ke desa ini? Dari UPTD sering kesini, sebulan dua kali nengok kesini. Tapi yang diliat biasanya hanya padi. Bagaimana tanggapan Bapak/ Ibu terhadap program yang telah dilakukan? Kita sangat bersyukur dengan bantuan bibit ini, karena sangat membantu masyarakat. Manfaat apa yang didapat dari program tersebut? Banyak yah, masyarakat jadi terbantu dengan adanya bantuan bibit. Bibitkan lumayan harga nya kalau beli sendiri
Q12 Q13
Aapakah Bapak/ Ibu merasa program ini memberi perubahan? Iya, masyarakat jadi semakin semangat untuk menanam pohonnya Apakah masyarakat dilibitkan dalam lomba penanaman satu milyar pohon? Kurang tahu yah masalah itu sih
Q14
Apa saja yang dibutuhkan petani untuk menunjang program kegiatan? karna lokasi kita yang dekat dengan TPA, jadi air di daerah ini sudah tercemar limbah sehingga kami kesulitan untuk penyiraman. Kami juga khawatir air ini merusak tanaman. Masalah ini sudah di adukan kepada pihak berwenang namun belum ada tindakan yang jelas
Q
(Siti Maesaroh, Masyarakat di Desa Pasir Gadug) Rabu, 04 Februari 2015. Pukul 01.00 WIB di Desa Pasir Gadug, Cilowong Apakah bapak/ ibu tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon? Kurang paham yah sama program itu, ga ada sosialisasinya juga Apakah di Desa Bapak/ Ibu diadakan program penanaman satu milyar pohon? Ga tahu yah dek, coba tanya pa RT aja
P Q1
Q2
Q P Q1 Q2
Q3
Q4
Q5
(Bpk Safdji, Ketua Kelompok Tani Harapan Jaya, Serdang, Sayar) Kamis, 05 Februari 2015. Pukul 09.20 WIB di Desa Serdang, Sayar Apakah bapak tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon? Salah satu program pemerintah yah neng Apakah di Desa Bapak/ Ibu diadakan program penanaman satu milyar pohon? Ada, waktu itu diadakan disini. Tapi kalau tidak salah itu yang ngadain dari Provinsi bukan dari dinas Pertanian sama kaya di bojong Apakah Bapak tahu tentang tujuan dari program kegiatan penanaman satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan? Untuk mensejahterakan masyarakat tentunya, juga supaya tidak banjir atau longsor Apakah sudah dilakukan sosialisasi dan kampanye program ini? Kalau saya sih sering diajak petalihan neng. Tapi kalau untuk sosialisai di sini belum ada sih Kapan pembagian bibit pohon dilakukan oleh pemerintah? Waktu itu sekitar bulan tujuh dapat bantuan bibitnya
Q6 Q7
Q8
Q9
Q10
Q11 Q12
Q13
Bagaimana pembagian bibit pohon dilakukan? Dikirim langsung sama dinasnya Berapakah jumlah bibit yang di terima oleh kelompk tani bapak? Tahun dua ribu sebelas itu kalau ga salah sekitar empat ribu batang. Jumahnya sama seperti di bojong Apakah jenis pohon di sesuaikan dengan permintaan masyarakat? Sedikasihnya aja dari dinas. Ya kadang masyarakat minta bibit apa. Tapi kan semuanya yang ngatur dari dinas Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan ke desa ini? Belum ada yah. Paling liat padi neng Bagaimana tanggapan Bapak/ Ibu terhadap program yang telah dilakukan? Bagus sekali. Kami sangat terbantu dengan adanya program tersebut Manfaat apa yang didapat dari program tersebut? Banyak yah. Aapakah Bapak/ Ibu merasa program ini memberi perubahan? Tentu, jadi kita tidak kesulitan dalam mendapatkan bibit sehingga biaya prmbrliian bibit kan bisa di pakai untuk hal lainnya Apakah masyarakat dilibitkan dalam lomba penanaman satu milyar pohon? Tiak ada yah.
Q14
Apa saja yang dibutuhkan petani untuk menunjang program kegiatan? Yah kita juga butuh pupuk untuk membuat tanaman jadi tumbuh bukan Cuma bibitnya saja. Kan ada perawatan. Yah nanti sih diharapakan selain bibit juga ada bantuan pupuk.
Q
(No Name, Anggota kelompok tani Panggung Lestari, Karondangan, Sepang) Selasa, 03 Februari 2015. Pukul 09.00 WIB di Karondangan, Sepang Apakah bapak tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon? Program yang diadakan oleh pemerintah Apakah di Desa Bapak/ Ibu diadakan program penanaman satu milyar pohon? Ada waktu itu bantuan bibit tahun dua ribu sebelas Apakah Bapak tahu tentang tujuan dari program kegiatan penanaman satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan? Bantu masyarakat aja kali neng Apakah sudah dilakukan sosialisasi dan kampanye program ini? Belum. Dari gapoktan doang paling juga. Itu pun Cuma bagaimana menanam pohon yang baik
P Q1 Q2
Q3
Q4
Q5 Q6 Q7
Kapan pembagian bibit pohon dilakukan oleh pemerintah? Lupa saya, yang pasti dua ribu sebelas itu ada Bagaimana pembagian bibit pohon dilakukan? Dikasih aja gitu, kita disuruh kumpul di rumah ketua kelompok tani Berapakah jumlah bibit yang di terima oleh kelompk tani bapak? 100 batang kalau ga salah.
Q8
Apakah jenis pohon di sesuaikan dengan permintaan masyarakat? Engga. Sedikasihnya saja
Q9
Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan ke desa ini? Paling pa ketua yang ngeliatin Bagaimana tanggapan Bapak/ Ibu terhadap program yang telah dilakukan? Sangat terbantu. Kita hanya petani neng, penghasilan tidak ada lagi selain dari tani. Sedangkan kebutuhan anak anaka kadang suka mendadak. Bayar SPP Sekolahlah, apalah. Jadi yah mau ga mau di jual bibitnya. Manfaat apa yang didapat dari program tersebut? Membatu masyarakat engga mampu kaya bapak ini neng Apakah Bapak/ Ibu merasa program ini memberi perubahan? Alhamdulialah setelah ada bantuan jadi bisa tani lagi Apakah masyarakat dilibitkan dalam lomba penanaman satu milyar pohon? Engga tau kalau masalah itu Apa saja yang dibutuhkan petani untuk menunjang program kegiatan? Pupuk neng. Kadang suka mati. Sama air.
Q10
Q11 Q12 Q13
Q14
Q P Q1
Q2
Q3
Q4
(Bpk Didi, Ketua Kelompok Tani Restu Bojong, Bojong, Sayar) Kamis, 05 Februari 2015. Pukul 12.20 WIB di Desa Serdang, Sayar Apakah bapak tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon? Ga atau yah neng. Kita sih tau dapet bantuan bibit dari Dinas Pertanian, engga tau program apa Apakah di Desa Bapak/ Ibu diadakan program penanaman satu milyar pohon? Ya ini ada, waktu tahun dua ribu sebelas bantuan Apakah Bapak tahu tentang tujuan dari program kegiatan penanaman satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan? Bantuan buat masyarakat neng. Biar makmur Apakah sudah dilakukan sosialisasi dan kampanye program ini? Tiap tahun saya suka diajak buat pelatihan, tapi namaprogramnya itu
kebun bibit rakyat Q5 Q6 Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12 Q13
Kapan pembagian bibit pohon dilakukan oleh pemerintah? Kalau ga salah itu sekitar bulan juni yah Bagaimana pembagian bibit pohon dilakukan? Dikirim langsung kesini sama dinas pertanian Berapakah jumlah bibit yang di terima oleh kelompk tani bapak? Tahun dua ribu sebelas, desa bojong mendapatkan bibit sebanyak empat ribu batang Apakah jenis pohon di sesuaikan dengan permintaan masyarakat? kami biasanya minta beberapa jenis pohon tertentu kaya albasiah. Tapi yah tergantung dari dinas sih mau ngasihnya apa. Yang jelas saya sudah menyampaikan keinginan anggota Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan ke desa ini? Yang biasanya datang kesini biasanya dari Dinas Pertanian, tapi itu juga engga tentu. Kalau ada kegiatan baru kesini. Kalau dari pusat belum pernah Bagaimana tanggapan Bapak/ Ibu terhadap program yang telah dilakukan? Kami sangat antusias dengan pemberianbibit.meringankan petani gitu neng. Manfaat apa yang didapat dari program tersebut? Biaya pembuatan bibit jadi ga usah ngeluarin lagi. Pohon jadi banyak . Apakah Bapak/ Ibu merasa program ini memberi perubahan? Iya pasti. Sangat membantu masyarakat Apakah masyarakat dilibitkan dalam lomba penanaman satu milyar pohon? Kurang paham tuh neng
Q14
Apa saja yang dibutuhkan petani untuk menunjang program kegiatan? Kalau bisa sih jumlah bibit yang di kasih lebih banyak lagi, terus pupuk kalau bisa. Kan biar tanamannya engga mati
Q
(Bpk Zulkaria, Ketua Kelompok Tani Alam Panggung Lestari, Karondangan) Kamis, 26 Februari 2015. Pukul 09.00 WIB di Karondangan, Sepang Apakah bapak tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon? Salah satu program pemerintah mengenai penanaman bibit pohon Apakah di Desa Bapak/ Ibu diadakan program penanaman satu milyar pohon? Ada, kebetulan programnya penanaman kebun bibit rakyat
P Q1 Q2
Q3
Q4
Q5 Q6
Q7 Q8
Q9
Q10
Q11 Q12
Q13
Q14
Q P Q1
Apakah Bapak tahu tentang tujuan dari program kegiatan penanaman satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan? Ini merupakan salah satu cara pemerintah untuk mengatasi kekeringan di wilayah kota serang. Apakah sudah dilakukan sosialisasi dan kampanye program ini? Untuk sosialisai sih tidak ada, hanya saja pelatihan kebun bibit rakyat rutin dilakukan Kapan pembagian bibit pohon dilakukan oleh pemerintah? Bulan enam atau tujuh saya lupa Bagaimana pembagian bibit pohon dilakukan? Kebetulan waktu itu saya ngambi langsung dari dinas pertanian tapi tempatnya bukan di kantor tapi di distributor bibitnya Berapakah jumlah bibit yang di terima oleh kelompk tani bapak? Lima ribu batang Apakah jenis pohon di sesuaikan dengan permintaan masyarakat? Biasnya sudah ditentukan oleh dinas pertanian, kita hanya ngambi saja Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan ke desa ini? Dari UPT kadang datang dua minggu sekali malah satu bulan tidak ada sama sekali. Tapi biasaya hanya lihat padi saja Bagaimana tanggapan Bapak/ Ibu terhadap program yang telah dilakukan? Masyarakat sangat terbantu dengan adanya program. Manfaat apa yang didapat dari program tersebut? Untuk menghijaukan lingkungan, jadi lingkungan tidak gersang lagi Apakah Bapak/ Ibu merasa program ini memberi perubahan? Sedikit demi sedikit kami merasakan perubahan. Lingkungan jadi tambah asri. Cuma kadang banyak juga yang mati Apakah masyarakat dilibitkan dalam lomba penanaman satu milyar pohon? Tidak ada yah kalau masalah itu Apa saja yang dibutuhkan petani untuk menunjang program kegiatan? Selain bantuan bibit, kami juga butuh aliran irigasi yang baik. Selain itupupuk juga sangat penting untuk menunjang proram kegiatan.
(Bpk Jamanhudi, Masyarakat di Desa Karondangan, Sepang) Rabu, 25 Februari 2015. Pukul 12.00 WIB di Karondangan, Sepang Apakah bapak tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon? Kurang paham yah neng
Q2
Q3
Q4 Q5 Q6
Q7 Q8
Q9
Q10
Q11 Q12 Q13
Q14
Apakah di Desa Bapak/ Ibu diadakan program penanaman satu milyar pohon? Ada kayanya soalnya saya dapet bibit waktu itu Apakah Bapak tahu tentang tujuan dari program kegiatan penanaman satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan? Yah buat ditanam lah neng Apakah sudah dilakukan sosialisasi dan kampanye program ini? Engga ada Kapan pembagian bibit pohon dilakukan oleh pemerintah? Saya lupa kapan, pertengahan tahun kalau ga salah. Bagaimana pembagian bibit pohon dilakukan? kalau saya sih cuma dikasih sama pa zul (ketua kelompok tani panggung lestari jadi yah saya tanam. Kurang tau dari kegiatan apa. Yang jelas katanya bantuan dari pemerintah. Setelah dikasih yah saya tanam, dari lima bibit yang dikkasih cuma dua yang tumbuh sisanya mati Berapakah jumlah bibit yang di terima oleh kelompk tani bapak? Lima batang, itu juga dikaih sama ketua gapoktan Apakah jenis pohon di sesuaikan dengan permintaan masyarakat? Saya sih sedikasihnya saja. Dikasih syukur, ga dikasih juga ga apa apa Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan ke desa ini? Ga pernah kalau kesini sih, mungkin kalau ke ketua gapoktan ada Bagaimana tanggapan Bapak/ Ibu terhadap program yang telah dilakukan? Kalau memang tujuannya seperti yang dikasih tau si mba tadi yang bagus sekali itu Manfaat apa yang didapat dari program tersebut? Bagus untuk masyarakat Apakah Bapak/ Ibu merasa program ini memberi perubahan? Belum kayanya Apakah masyarakat dilibitkan dalam lomba penanaman satu milyar pohon? Tidak tahu Apa saja yang dibutuhkan petani untuk menunjang program kegiatan? Mungkin bantuannya nya harus lebih merata kesemua masyarakat
Q P Q1
Q2
Q3
Q4 Q5 Q6 Q7 Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
(No Name, Masyarakat di Desa Pasir Gadug, Cilowong) Selasa, 03 Februari 2015. Pukul 14.00 WIB di Karondangan, Sepang Apakah bapak tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon? Saya tidak mengerti yah neng, Cuma kalau dari pa haji sih bilang. Kalau bantuan pemerintah ini supaya di rawat dengan baik Apakah di Desa Bapak/ Ibu diadakan program penanaman satu milyar pohon? Mungkin yang di maksud itu kali yang waktu tahun dua ribu sebelas di kasih bantuan bibit Apakah Bapak tahu tentang tujuan dari program kegiatan penanaman satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan? Untuk masyarakat supaya makmur Apakah sudah dilakukan sosialisasi dan kampanye program ini? Paling dari pa haji aja, sering juga tapi masalah tanaman padi tuh Kapan pembagian bibit pohon dilakukan oleh pemerintah? Kalau tidak salah bulan tujuhan Bagaimana pembagian bibit pohon dilakukan? Dikasih dari pa haji, di ambilnya di rumah ketua gapoktan Berapakah jumlah bibit yang di terima oleh kelompk tani bapak? Waktu itu dapet nya lima batang kalau ga salah Apakah jenis pohon di sesuaikan dengan permintaan masyarakat? Saya sih sudah bilang sama ketua gapoktan. Masyarakat tuh pengen nya pohon apa. Kata pa haji sih sudah disampaikan tapi yang gimana pemerintah saja Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan ke desa ini? Kalau program ini tidak ada yah Bagaimana tanggapan Bapak/ Ibu terhadap program yang telah dilakukan? Kalau saya sangat terbantu ya gimana. Saya cuma petani,kebutuhan banyak. Jadi walau belum bisa dipanen ya terpaksa di jual. Sama yang mau aja neng. Manfaat apa yang didapat dari program tersebut? Makin banyak bibit, makin bagus karena tanaman yang ditanam jadi banyak Apakah Bapak/ Ibu merasa program ini memberi perubahan? Belum banyak, karena disini kita butuh sumber mata air yang bersih juga. Tahu sendiri disini deket sama TPA Apakah masyarakat dilibitkan dalam lomba penanaman satu milyar pohon? Tidak tahu
Q14
Apa saja yang dibutuhkan petani untuk menunjang program kegiatan? Pasokan air sama pupuk
Q
(Bpk Doni Irawan, Masyarakat di Desa Serdang, Sayar) Rabu, 04 Februari 2015. Pukul 15.00 WIB di Serdang, Sayar
P Q1
Apakah Bapak/ Ibu tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon? Saya kurang tahu yah mengenai program tersebut didesa ini. Tapi kalau memang ada itu bagus. Kan untuk penghijauan lingkungan. Mungkin sedikit saran. Sebaiknya sosialisai harus sering dilakukan baik oleh pemerintah setempat atau melalui media elektronik. Masyarakat sekarangkan sudah melek informasi. Jadi ada baiknya sosialisai juga dilakukan dari semua asfek.
Q
(Bpk Salbiah, Ketua RT 06/03 di Desa Kerahmatan) Rabu, 04 Februari 2015. Pukul 16.00 WIB di Kerahmatan
P Q1
Apakah Bapak/ Ibu tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon? Tahun dua ribu sebelas disini engga ada penanaman pohon. Kelompok tani juga ga ada. Di desa ini belum pernah ada kegiatan tersebut.
Q
(No Name, Anggota Kelompok Tani Harapan Jaya Serdang, Sayar ) Kamis, 05 Februari 2015. Pukul 14.00 WIB di Serdang, Sayar Apakah bapak tahu apa itu program penanaman satu milyar pohon? Dari namanya sih sepertinya penanaman pohon Apakah di Desa Bapak/ Ibu diadakan program penanaman satu milyar pohon? Waktu tahun dua ribu sebelas memang ada bantuan bibit kesini Apakah Bapak tahu tentang tujuan dari program kegiatan penanaman satu milyar pohon di Kecamatan Taktakan? Untuk masyarakat, membantu masyarakat gitu Apakah sudah dilakukan sosialisasi dan kampanye program ini? Kalau dari Dinas disini pernah ada sosialisasi tapi saya lupa kapan. Jarang memang, paling dari ketua gapoktan saja Kapan pembagian bibit pohon dilakukan oleh pemerintah? Bulan juni apa juli itu, saya lupa
P Q1 Q2
Q3
Q4
Q5
Q6 Q7
Q8 Q9
Q10
Q11 Q12 Q13
Q14
Bagaimana pembagian bibit pohon dilakukan? Dikasih sama ketua Berapakah jumlah bibit yang di terima oleh kelompk tani bapak? Saya sih dapetnya sekitar 500 batang. Tapi untuk pohon yang ini, sudah saya jual waktu masih umur satu bulan. Tapi yang beli minta dipanennya nanti setelah lima tahun. Jadi sekarang saya Cuma melihara saja. Waktu itu ada kebutuhan yang mendadak jadi terpaksa di jual. Apakah jenis pohon di sesuaikan dengan permintaan masyarakat? Engga. Dikasih dari ketua ajah Apakah dinas pertanian melakukan monitoring atau pengawasan ke desa ini? Belum pernah ngecek kesini yah Bagaimana tanggapan Bapak/ Ibu terhadap program yang telah dilakukan? Saya sih senang, sangat membatu. Cuma kurang banyak bibitnya Manfaat apa yang didapat dari program tersebut? Saya jadi bisa nanem pohon neng Apakah Bapak/ Ibu merasa program ini memberi perubahan? Sedikit terbantu lah dengan dikasih bibit kaya gini kan Apakah masyarakat dilibitkan dalam lomba penanaman satu milyar pohon? Tidak tahu Apa saja yang dibutuhkan petani untuk menunjang program kegiatan? Bibit sama pupuk.
MEMBER CHECK
NAMA
:
JABATAN
:
INSTANSI
:
HARI/ TANGGAL
:
Benar menyatakan bahwa mahasiswa yang bernama : Nama
: Irna Megasari
NIM
: 6661 080384
Telah melakukan wawancara mengenai Program Penanaman Satu Milyar Pohon Sektor Kehutanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2011.
Yang bertandatangan,
(...................................)
FOTO WAWANCARA
Keterangan : Kegiatan Wawancara dan Penandatangan Member Check Oleh Ketua RT 06/03 Desa Kerahmatan
Keterangan : Kegiatan Wawancara dengan Staf Dinas Pertanian Kota Serang
Keterangan : Kegiatan Wawancara dengan Kepala UPTD Pertanian di Kecamatan Taktakan
Keterangan : Kegiatan Wawancara dengan Ketua Kelompok Tani Mekar, Pasir Gadug, Cilowong
FOTO LOKASI KEGIATAN
Keterangan : Pohon di Desa Pasir Gadug
Keterangan : Pohon yang sudah mati di Desa Sepang
Keterangan : Pohon di Desa Karondangan
BIDANG SEKSI Gambar 59 4.3 PERKEBUNA PETERNAKA KESEHATAN BINA TEKNOLOGI KEHUTANA KELAUTAN BUDIDAYA PRODUKSI SUMBER USAHA PERTANIAN Struktur HEWAN PETERNAKA & TANAMAN & SARPRAS DAYA N BINA & PERIKANAN PETANI N& DAN Organisasi PERKEBUNA HORTIKULT KEHUTANA USAHA PERIKANAN VETERINER KELAUTAN PANGAN N Dinas PERKEBUNA URAL N Pertanian N Kota Serang Sumber: Ren cana Stra tegis Dina s Pert ania n Kota Sera ng Tah un 2008 2013
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Identitas Pribadi Nama
: IRNA MEGASARI
NIM
: 6661080384
Tempat Tanggal Lahir
: Rangkasbitung, 19 Januari 1991
Agama
: Islam
Alamat
: Kp. Cijoro RT/ RW 01/01 Kel. Muara Ciujung Timur, Rangkasbitung. Lebak Banten 42314
No. Handphone
: +687771824292/ +68119476073
Email
:
[email protected] [email protected]
Motto hidup
: Do the best and be the best
2. Identitas Orang Tua Nama Ayah
: M. Subur
Nama Ibu
: Linda
3. Riwayat Pendidikan SD
: SD MCT V Rangkasbitung (1996-2002)
SMP
: SMP Negeri 2 Rangkasbitung (2002-2005)
SMA
: SMA Negeri 3 Rangkasbitung (2005-2008)
Perguruan Tinggi (S1)
: Adm. Negara-UNTIRTA (2008-2015)