PERENCANAAN STRATEGIS DISKOPERINDAG DALAM MERELOKASI PEDAGANG PASAR KRAGILAN DI KABUPATEN SERANG SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh: SYAFRUDDIN INDRA NIM. 6661101265
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, Desember 2016
ABSTRAK Syafruddin Indra. 6661101265. Perencanaan Strategis Diskoperindag dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dosen Pembimbing I: Dr. Agus Sjafari, M.Si. Dosen Pembimbing II: Maulana Yusuf, M.Si. Relokasi pedagang pasar merupakan upaya Pemerintah Daerah untuk penataan pasar tradisional yang lebih baik guna menguatkan usaha dalam sektor kecil sampai menengah. Kurangnya minat pedagang untuk direlokasi, kurang optimalnya Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag), belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di kawasan pasar baru, serta belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedagang dalam merelokasi pasar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perencanaan strategis Diskoperindag dalam merelokasi pedagang pasar Kragilan Kabupaten Serang. Penelitian ini menggunakan teori tantangan dalam Perencanaan Strategis menurut Byrson (2007). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan strategis Diskoperindag dalam merelokasi pedagang pasar Kragilan Kabupaten Serang masih belum baik karena belum maksimalnya pembangunan pasar baru, dan sumber daya manusia Diskoperindag belum optimal. Meskipun pedagang tidak dibebankan biaya sewa namun stategi melalui sosialisasi dianggap masih belum memihak pedagang. Saran yang dapat diberikan yaitu percepatan pembangunan terminal dan trayek angkutan umum untuk mengembangkan potensi pasar baru, melakukan promosi dan mengajak stakeholder lainnya, serta melakukan pendekatan secara persuatif melalui pertemuan dan jajak pendapat antara Diskoperindag dan pedagang. Kata Kunci: Perencanaan Strategis, Relokasi Pedagang Pasar
ABSTRAK Syafruddin Indra. 6661101265. The Strategic Planning of Diskoperindag in Relocation Traders Kragilan Market in Serang Regency. Departement of Public Administration. Faculty of Social and Political Science. The 1st advisor: Dr. Agus Sjafari, M.Si. 2nd advisor: Maulana Yusuf, M.Si. Relocation traders market is Local Government efforts for the arrangement traditional market better in order to strengthen busniness sector small and medium. The lack of interest traders to be relocated, the less than optimal Departement of Cooperatives Industry and Trade (Diskoperindag), ineffective the development and supporting facilities in new market area, and there has been no the common ground between government and traders. The purpose of this research is to know the strategic planning of Diskoperindag in relocation traders Kragilan Market in Serang Regency. This research used a theory challenges in strategic planning according to Bryson (2007). The method used is a descriptive qualitative. Data collection techniques which used are interview, observation and documentation. The method used is a descriptive qualitative. Data collection techniques which used are interview, observation and documentation. Data analysis used is technique data analysis Miles and Huberman (2008). The result shows that the strategic planning of Diskoperindag in relocation traders Kragilan market in Serang Regency is not good because that has not been developments of new markets, ineffective human resources in Diskoperindag. Although traders not charged rental costs, but a strategy through socialization they still consider to be not yet favoring traders. The recommendations that could be given are on development of terminal and public transport route, promote and getting other stakeholders, and approch persuative by a meeting and the poll between Diskoperindag and traders. Keywords: The Strategic Planning, Relocation Market Traders
LEMBAR PERSEMBAHAN
“ Kesabaran adalah akhlak mulia, yang dengannya setiap orang dapat menghalau segala rintangan.” Imam Syafi’i
“Jadikan sabar dan ikhlas sebagai senjata sekaligus pelindung proses dalam hidup” Syafruddin Indra
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Atas segala rahmat dan hidayahNya yang telah memberikan Kekuatan, kesehatan dan kesabaran untuk ku dalam mengerjakan skripsi ini Aku persembahkan skripsi ini kepada Orang Tua ku, kakak-kakak ku Serta ku persembahkan kepada sahabat-sahabat serta teman-teman ku.
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena atas berkat ridho, rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya yang berlimpah akhirnya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dalam rangka memenuhi salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berjudul “Perencanaan Strategis DISKOPERINDAG Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang ”. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang senantiasa mendukung membimbing penulis. Maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
2.
Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang memberikan semangat dan membimbing peneliti dalam menyusun proposal ini dengan teliti dan sabar dari awal hingga akhir.
3.
Rahmawati, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4.
Iman Mukhroman., M.Ikom selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5.
Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6.
Listyaningsih, S.Sos., M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
i
7.
Riswanda,
Ph.D
selaku
Sekretaris
Prodi
Ilmu
Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 8.
Maulana Yusuf,
M.Si
selaku
Dosen Pembimbing II dalam
penyusunan skripsi. Yang telah membantu, membimbing, dan memotivasi peneliti dalam proses penyusunan skripsi. Terima kasih atas waktu, arahan dan pembelajaran sekaligus dukungan selama proses penyusunan skripsi. 9.
Titi Setiawati, M.Si Selaku Pembimbing Akademik. Terima kasih atas dorongan moral yang diberikan, waktu dan tenaga dalam proses perkuliahan selama ini.
10.
Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
11.
Ibu dan Bapak yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan bagi penulis untuk menempuh gelar Strata Satu. Mohon maaf apabila selama ini belum bisa memberikan yang terbaik dan belum bisa membalas segala kebaikan selama ini.
12.
Terima kasih kepada kakak Alia dan Alinda yang memberikan semangat dalam pembuatan skripsi ini.
13.
Untuk Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
14.
Untuk para pedagang pasar Kragilan yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
15.
Sahabat-sahabatku BTNM Abdul Kocot, Hasbi, Ahmad Ijal, Andi Monang, Sadam, Nurchalim, Tri Wijaya, Ichsan Cole, Viko yang memberikan canda tawa dan pengalaman yang tak terlupakan.
16.
Kawan-kawan Jurusan Administrasi Negara FISIP UNTIRTA Reguler kelas B angkatan 2010, A. Fahrurrozi, Agryan WP, Dedi S, Dwi Rahayu, Eka SK,
Fauzi, Fani Mutia, Fityan Ahdiyat, Herly FH,
Ikhwanul M, Irma, Mayabela, M. Ishmat, M. Nurdin, Novryan A,
ii
Nona R, Putri Menes AS, Putri Pustika S, Reni BA, Rey Ambon, Siska A, Haerul Umam, Vierta A, Yuanita R yang memberikan canda tawa, masukan dan nasehat yang bermanfaat. 17.
Kawan-kawan Jurusan Administrasi Negara FISIP UNTIRTA Angkatan 2009 Ikram Wahdi, Sapei Abdullah, Kiswanto, Septian Gestiardi, Adnan Lubis, Tri Tunggal, Riky Faisal, Alvian, yang telah memberikan masukan-masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
18.
Sahabat-sahabatku Penghuni Kosan Kalpataru, Adhi Tompel, Prapto, Haniv Jambi, Kasmidun Kesman, Gunarso Ucok, Tb. Toha, Kiki, Hermantos Mantos, terima kasih telah memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
19.
Sahabat-sahabatku Penghuni Apartement Asmara, Anton Kuping, Fityan Mapex, Novryan Gepeng, Nurdin Bedeng, Umam Mulyana, Rama Haw, Dwi Uwi, Gan Gan AA, Dyaz Z, terima kasih telah memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
20.
Terimakasih untuk kamu yang telah datang memberikan motivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dan kepercayaan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
21.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, karena keterbatasan penulis, maka dari itu saran dan kritik yang membangun tetap dinantikan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak Serang, November 2016
Syafruddin Indra
iii
DAFTAR ISI Halaman Lembar Persetujuan Abstrak Abstract Lembar Orisinalitas Lembar Persetujuan Lembar Pengesahan Lembar Persembahan
Kata Pengantar ............................................................................................... i Daftar Isi ......................................................................................................... iv Daftar Tabel .................................................................................................... viii Daftar Gambar ................................................................................................ ix BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2
Identifikasi Masalah ............................................................................... 14
1.3
Batasan Masalah ..................................................................................... 14
iv
1.4
Rumusan Masalah ................................................................................... 14
1.5
Tujuan Penelitian .................................................................................... 15
1.6
Manfaat Penelitian .................................................................................. 15 1.6.1 Manfaat Teoritis .......................................................................... 15 1.6.2 Manfaat Praktis
......................................................................... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR 2.1 Landasan Teori .......................................................................................... 17 2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 40 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................. 42 2.4 Asumsi Dasar ............................................................................................ 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ............................................................ 46 3.2 Fokus Penelitian ......................................................................................... 47 3.3 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 48 3.4 Fenomena Yang Diamati ............................................................................ 48 3.4.1 Definisi Konsep ............................................................................. 48
v
3.4.2 Definisi Operasional ......................................................................... 49 3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................... 49 3.6 Informan Penelitian .................................................................................... 50 3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ............................................... 52 3.7.1 Teknik Analisis Data ....................................................................... 57 3.7.2 Pengujian Keabsahan Data .............................................................. 59 3.8 Jadwal Penelitian ........................................................................................ 61
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ......................................................................... 62 4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Serang ............................................. 62 4.1.1 Gambaran Umum Diskoperindag Kabupaten Serang ..................... 68 4.2 Deskripsi Data ............................................................................................ 79 4.2.1 Deskripsi Data Penelitian .............................................................. 79 4.1.1 Daftar Informan Penelitian .............................................................. 81 4.3 Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................... 83 4.3.1 Masalah Manusia ........................................................................... 83
vi
4.3.2 Masalah Proses ............................................................................... 86 4.3.3 Masalah Struktural .......................................................................... 91 4.3.1 Masalah Institusional ...................................................................... 104 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................ 105
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 115 4.4 Saran
.......................................................................................................... 117
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Pasar Tradisional di Kabupaten Serang ........................................ 5 Tabel 1.2 Rencana Jumlah Pedagang Yang Akan Terserap di Pasar Kragilan Baru ................................................................................................ 8 Tabel 1.3 Jumlah Kios, Los dan Lapak di Pasar Kragilan Lama .................. 10 Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian ............................................................ 52 Tabel 3.2 Pedoman Wawancara .................................................................... 55 Tabel 3.3 Waktu Penelitian ........................................................................... 61 Tabel 4.1 Daftar Informan ............................................................................. 82 Tabel 4.2 Jumlah Pegawai dan Jabatan Diskoperindag Kab. Serang ............ 92 Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Klasifikasi Pendidikan .................. 95 Tabel 4.4 Rencana Jumlah Pedagang yang akan Terserap ............................ 98 Tabel 4.5 Tabel Hasil Penelitian ................................................................... 113
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.1 Kondisi fisik bangunan di Pasar Kragilan baru ............................ 12 Gambar 1.2 Kondisi gerbang di Pasar Kragilan baru ...................................... 12
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 44 Gambar 3.1 Data dalam kualitatif menurut Miles dan Huberman ...................... 57
ix
BAB I PENDAHULUAN
Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan sudah berlangsung sejak manusia itu ada. Salah satu kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut adalah memerlukan adanya Pasar bagi sarana pendukungnya. Pasar merupakan kegiatan ekonomi yang termasuk salah satu perwjudan adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Hal ini didasari oleh perkembangan ekonomi yang pada awalnya hanya bersumber pada problem untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pada hakikatnya, Pasar sering dijadikan sebagai wadah (tempat) sekaligus wahana (proses) jual-beli barang berbagai kehidupan sehari-hari seperti bahan pangan (beras, lauk pauk, sayur mayur, buah-buahan) dan kebutuhan lainnya. Yang kemudian disebut sebagai Pasar tradisional. Pasar tradisional sudah menjadi tempat perdagangan sejak dahulu, sejak manusia mulai melakukan pola sistem dagang barter (tukar-menukar barang) dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini dilatarbelakangi bahwa semenjak dahulu manusia adalah makhluk sosial yang selalu berkelompok, mencari tempat, dan menciptakan berbagai kegiatan serta hiburan kelompok sebagai wadah berkumpul bersama. Tempat-tempat bersama ini kemudian menjadi bentuk perkampungan yang kemudian dijadikan sebagai pusat kegiatan perdagangan. Ketika uang ditetapkan sebagai alat tukar yang sah, saat itu kemudian Pasar tradisional berkembang menjadi sarana penunjang perokonomian handal masyarakat dalam sektor perdagangan, yaitu sebagai tempat pusat 1
2
diPasarkannya barang-barang untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat. Dengan terjadinya perkembangan perekonomian maka
Pasar tradisional
cenderung mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan jaman dari waktu ke waktu. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan yang terbagi menjadi beberapa provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, dimana setiap pemerintah daerah tersebut berhak dan berkewajiban untuk mengatur serta mengurus pelaksaan rumah tangga daerah itu sendiri dalam rangka otonomi daerah. Adanya otonomi daerah, segala urusan pemerintahan dan pembangunan di daerah diatur sendiri oleh daerah termasuk kebijakan ekonomi. Salah satu kebijakan ekonomi di Indonesia adalah pengaturan Pasar tradisional. Kebijakan mengenai pengaturan Pasar tradisional ini sudah diatur dalam regulasi berupa Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Pada Bab V Pasal 15 ayat 2 Butir c dalam PP Nomor 112 Tahun 2007, disebutkan bahwa dalam rangka pembinaan Pasar tradisional, pemerintah memprioritaskan kesempatan memperoleh tempat usaha bagi pedagang Pasar tradisional yang telah ada sebelum dilakukan renovasi atau relokasi Pasar tradisional. Sesuai peraturan tersebut, pemerintah daerah dapat melakukan relokasi Pasar tradisional guna penataan Pasar tradisional yang lebih baik.
3
Indonesia saat ini terdapat kurang lebih 13.450 Pasar tradisional yang mampu menampung sekitar 13 juta pedagang kios dan lebih dari Sembilan juta pedagang yang berstatus pedagang kaki lima (http://republika.co.id). Pasar merupakan
salah
satu
sarana
yang
mewujudkan
pembangunan
dalam
mensejahterahkan masyarakat. Pasar lahir dari beberapa keinginan orang untuk memenuhi kebutuhan. Pada mulanya transaksi di Pasar dilakukan dengan tukar menukar barang yang dimiliki dengan barang yang dikehendaki. Pasar begitu akrab dengan kehidupan masyarakat baik yang ada di kota ataupun di Desa. Provinsi Banten merupakan provinsi penyanggah Ibukota yang memiliki potensi sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi yang cukup berkembang,
dengan
berpenduduk
kurang
lebih
10.022.566
jiwa
(biropemerintahan.bantenprov.go.id) jumlah penduduk Banten semester I tahun 2015). Maka dari itu, Provinsi Banten membuka lebar peluang untuk Pasar khususnya Pasar tradisional. Hal tersebut menjadi salah satu faktor untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan masyarakat Provinsi Banten khususnya melalui Pasar tradisional yang terdapat di daerahnya masing-masing. Hal ini yang mengindikasikan bahwa diperlukan suatu Pasar tradisional di setiap Kabupaten/ Kota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Akan tetapi Provinsi Banten sendiri yang menjadi jalur dan gerbang masuknya pendistribusian komoditi yang bersasal dari Pulau Sumatera maupun Pulau Jawa perlu memiliki Pasar yang tertata serta terawat dengan baik. Kenyataannya sebagian besar Pasar tradisional memiliki kondisi yang memprihatinkan dan memiliki manajemen pengelolaan Pasar yang buruk sehingga berbagai upaya dilakukan oleh pihak-pihak terkait seperti,
4
renovasi sedang, renovasi besar dan relokasi. Hal ini terbukti dengan pernyataan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) bahwa Pasar tradisional di Banten sebanyak 121 Pasar dan sebesar 90 persen kondisinya kumuh dan kurang tertib (http://kabar-banten.com). Jika menelisik ke Kabupaten Serang yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan empat kota di Provinsi Banten yang memiliki banyak potensi daerah. Dilihat dari aspek sumber daya alam dan kewilayahannya, Kabupaten Serang memiliki potensi pada bidang jasa, perdagangan, wisata dan pendidikan. Dalam bidang perdagangan, kabupaten serang saat ini memiliki 13 (tigabelas) Pasar tradisional yang tersebar di wilayah Sebelah Barat dan Sebelah Timur. Guna memenuhi regulasi Undang-undang dan Peraturan Pemerintah dalam hal penataan Pasar, Pemerintah Daerah Kabupaten Serang pun menerbitkan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 6 tahun 2012 yang bertujuan terwujudnya keseimbangan usaha serta pemberdayaan usaha kecil dalam pengembangan kemitraan yang berasaskan kekeluargaan, demokrasi ekonomi, kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berwawasan lingkungan, kemandirian dan keseimbangan kemajuan. Dengan adanya PERDA tersebut diharapkan pengelolaan dapat berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi pemerintah daerah, masyarakat penjual, pembeli, dan pihak lain yang terkait. Adapun, Pasar tradisional yang terdapat di Kabupaten Serang tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
5
Tabel 1.1 Pasar Tradisional di Kabupaten Serang No
Wilayah
Nama Pasar 1. Pasar Anyer 2. Pasar Bojonegara 3. Pasar Serdang
1
Pasar Sebelah Barat
4. Pasar Padarincang 5. Pasar Ciomas 6. Pasar Baros 7. Pasar HargaTani Keramatwatu 1. Pasar Petir 2. Pasar Dukuh
2
Sebelah Timur
3. Pasar Kragilan 4. Pasar Sukajaya 5. Pasar Tambak 6. Pasar Tirtayasa
Jumlah
13 Pasar Tradisional
(Sumber : Diskoperindag Kabupaten Serang) Berdasarkan Tabel 1.1 diatas, Kabupaten Serang memliki 13 Pasar Tradisional, Yaitu di sebelah barat ada Pasar Anyer, Pasar Bojonegara, Pasar Serdang, Pasar Padarincang, Pasar Ciomas, Pasar Baros dan Pasar Hargatani Keramatwatu. Sedangkan di Sebelah Timur ada Pasar Petir Pasar Dukuh, Pasar Kragilan dan Pasar Sukajaya, Pasar Tambak dan Pasar Tirtayasa. Pemeliharaan dan peningkatan manajemen Pasar tradisional Pemerintah Kabupaten Serang mengupayakan beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya memberikan bimtek secara berkala, merevitalisasikan dan juga merelokasikan Pasar tradisional. Alasan yang paling utama adalah untuk pembangunan terhadap
6
Pasar yang kumuh, kotor, dan tidak teratur serta sudah tidak memadai untuk menampung sejumlah pedagang untuk menjadikannya lebih baik. Sedangkan, alasan berikutnya yaitu demi terciptanya tata ruang yang rapih dan indah, sebagaimana tercantum pada Bab II pasal 2 butir b dan c Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007, disebutkan bahwa dalam rangka penataan dan pendirian Pasar tradisional wajib memenuhi ketentuan, yaitu : wajib menyediakan areal parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir 1 (satu) buah kendaraan roda empat untuk setiap 100 m2 luas lantai penjualan Pasar tradisional dan wajib menyediakan fasilitas yang menjamin Pasar tradisional yang bersih, sehat, aman, tertib dan ruang publik yang nyaman. Penataan Pasar yang lebih baik dan nyaman dikunjungi adalah bagaimana melakukan manajemen pengelolaan Pasar yang baik salah satu yang dapat dijadikan contoh adalah Pasar ciomas yang sudah memiliki manajemen pengelolaan yang baik dan menjadikannya percontohan untuk Pasar tradisional yang lainnya. Namun masih ada juga yang memiliki manajemen pengelolaan kurang baik salah satunya adalah Pasar Kragilan yang dapat dilihat dengan kasat mata kondisi fisik bangunan yang sudah tidak layak dan jika berlanjut masuk kedalam Pasar tersebut yang minim fasilitas seperti sanitasi, toilet dan parkir kendaraan. Pasar Kragilan adalah Pasar Tradisional terletak di wilayah Kecamatan Kragilan (Kabupaten Serang) yang kegiatan jual beli diPasar aktif pada hari senin dan kamis. Tempat ini merupakan pusat transaksi jual beli barang dagangan hasil bumi bagi masyarakat sekitar. Seiring perkembangan kota dan kabupaten, Pasar
7
mengalami pertumbuhan yang menuntut peningkatan mutu sarana dan prasarananya. Menurut obsevasi awal yang peniliti lakukan Pasar lama yang sudah ada ini
kondisinya kumuh dan tidak terawat. Minimnya fasilitas bak
sampah di areal Pasar, toilet yang tidak layak, bangunan fisik yang tidak layak adalah beberapa gambaran fisik yang terjadi di Pasar Kragilan lama.Selanjutnya, Pasar Kragilan tidak memiliki lahan parkir sehingga pembeli yang datang menggukan kendaraan pribadi memarkirkannya di bahu jalan. Keadaan tersebut diperparah dengan adanya pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya pula di bahu jalan yang langsung mengakibatkan kemacetan panjang di jalan nasional Jakarta-Serang jika kegiatan Pasar aktif pada hari senin dan kamis. Lalu mengenai pengelolaan sampah, ternyata belum dilakukan secara baik oleh UPT Pasar Kragilan. Penumpukan sampah terjadi akibat tidak terangkutnya sampah oleh truk yang disediakan DTRBP (Dinas Tata Ruang dan Bangunan Perumahan) melalui koordinasi dengan UPT Pasar Kragilan. Penumpukan sampah dapat terlihat pada sisi dalam Pasar maupun di bantaran sungai ciujung. Melihat hal tersebut Pemerintah melalui Dinas Koperasi Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Serang merencanakan adanya relokasi Pasar Kragilan yang saat ini berada di Desa Kragilan ke Desa Kendayakan di Kecamatan Kragilan. Program perelokasian ini sudah dicanangkan ± (kurang lebih) 10 tahun yang lalu, bahkan pembangunan fisik Pasar baru di Desa Kendayakan sedang dalam proses penyelesaian. Adapun jumlah kios, los dan kaki lima yang disiapkan Pasar baru yang terdapat di Desa Kendayakan adalah sebagai berikut:
8
Tabel 1.2 Rencana Jumlah Pedagang Yang Akan Terserap 1. KIOS
Ukuran ( 2,5 x 2,5 M )
2. LOS
= 56 Unit = 332 Unit
1. Los Kelontong
Ukuran ( 2 x 1,75 M )
= 88 Unit
2. Los Kain
Ukuran ( 2 x 1,75 M )
= 132 Unit
3. Los Sayuran, Bumbu Ukuran ( 2 x 1,75 M )
= 72 Unit
dan Buah 4. Los Ikan dan Daging 5. Los
Makanan
Ukuran ( 2 x 1,75 M )
dan Ukuran ( 4,3 x 3 M )
= 32 Unit = 88 Unit
Jajanan 3. KAKI LIMA
Ukuran ( 1,5 x 1,75 M ) Jumlah Total Pedagang
= 180 Unit = 568 Unit
(Sumber : Diskoperindag Kabupaten Serang 2014) Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukkan bahwa rencana pedagang yang akan terserap di Pasar Kragilan Baru yang terdapat di Desa Kragilan dapat menampung 568 Unit, yang terbagi dalam 56 kios, 332 unit los, dan 180 unit kaki lima. Dengan ukuran yang berbeda antara kios, los dan kaki lima. Beberapa kali pertemuan dan diskusi terbuka antara Pemerintah Kabupaten dan para pedagang Pasar telah dilaksanakan tetapi belum ada titik temu antara kedua belah pihak untuk merelokasi Pasar Kragilan. Tujuan perelokasian Pasar menurut pihak pemerintah Kabupaten Serang adalah mengakomodir keberadaan seluruh pedagang yang telah ada, untuk mendapatkan tempat berjualan yang layak, menata para pedagang melalui zona sesuai komoditi dagangannya, memberikan ruang gerak dan sirkulasi udara serta cahaya yang memadai bagi para pembeli dan pedagang, meningkatkan perkonomian
9
masyarakat sekitar, meningkatkan perekonomian masyarakat disekitar dan mengurai kemacetan yang sering terjadi di sekitar lokasi Pasar yang lama. Hal-hal tersebut lah yang menjadi beberapa maksud dan tujuan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan untuk adanya perelokasian Pasar yang sudah lama berdiri di Desa Kragilan menuju Desa Kendayakan. Tetapi respon berbeda pun keluar dari para pedagang terkait, menurut Bapak Uci Syafroni selaku sekretaris Forum Komunikasi Pedagang Pasar (FKPP) Pasar Kragilan Kabupaten Serang sendiri menyatakan penolakan adanya relokasi Pasar tersebut. Menurutnya keberadaan Pasar Kragilan merupakan lokasi yang mempunyai nilai sejarah. Selanjutnya Pasar Kragilan dinilai sebagai tempat yang amat strategis bagi kelancaran para pedagang dan warga setempat dalam menjalakan roda usahanya, karena keberadaannya di tengah-tengah keramaian Kecamatan Kragilan. Lagipula di Desa Kendayakan lokasi tempat Pasar baru Kragilan tersbut dianggap kurang aman bagi pedangang karena sering terjadi pencurian. Sementara terkait dengan tujuan relokasi pasar relokasi pasar untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas, sangat tidak efektif. Itu hanya dianggap sebagai alasan yang tidak mendasar karena jika memang dengan merelokasi Pasar Kragilan dapat mengurai kemacetan di jalur Jakarta-Serang, pabrik-pabrik seperti di Indah Kiat Pulp and Paper dan jembatan Sentul pun terjadi kemacetan yang lebih daripada di Pasar Kragilan. Tuntutan yang dilayangkan pedagang Kragilan adalah akan lebih baik merenovasi pasar lama Kragilan dari pada direlokasi. Sedangkan pasar baru yang ada di Desa Kendayakan bisa dibuat untuk pasar induk Serang Timur, sebagai
10
upaya pemekaran pasar lama Kragilan Kabupaten Serang. Pasar Kragilan lama sendiri mempunyai wilayah yang cukup untuk menampung para pedagang dengan lahan yang terbagi dalam tiga areal berdagang, yaitu sebagai berikut.
Tabel 1.3 Jumlah Kios, Los dan Lapak Kaki Lima di Pasar Kragilan Lama UKURAN & UNIT
AREAL 1.
KIOS
Ukuran ( 2,5 x 2,75 M )
= 38 Unit
2.
LOS
Ukuran ( 2
= 363 Unit
3.
KAKI LIMA
Ukuran ( 1,5 x 1,75 M )
x 1,75M)
= 124 Unit
525 Unit
Jumlah Sumber : Peneliti 2016
Pasar Kragilan lama berdasarkan tabel diatas dapat lihat dapat menampung sampai 525 unit dengan rincian pedagang di bagian kios sebesar 38 Unit, sedangkan di bagian los sebesar 363 unit, dan juga pedagang kaki lima yang berjumlah 124 unit. Pada saat survey lapangan yang dilakukan oleh peneliti kondisi sebagian kios, los dan pedagang kaki lima sangat tidak layak karena bangunan yang ada sudah termakan usia dan belum dilakukannya renovasi bangunan fisik Pasar oleh pihak terkait yaitu Diskoperindag Kabupaten Serang. Kondisi fisik bangunan Pasar tidak dapat disepelekan karena menyangkut dengan keselamatan para pedagang maupun pembeli di Pasar Kragilan lama itu sendiri. UPT
Pasar
Wilayah
Timur
yang
langsung
dibawah
naungan
Diskoperindag Kabupaten Serang adalah pengelola Pasar yang mempunyai wewenang untuk memanajemen Pasar Kragilan. Berdasarkan wawancara dengan koordinator UPT Pasar Kragilan yang bernama Bapak Komar menyatakan
11
relokasi Pasar Kragilan sendiri sudah direncanakan lama oleh Diskoperindag Kabupaten Serang. Karena beberapa sebab dilapangan yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakannya relokasi para pedagang Pasar Kragilan rencana ini belum berjalan sebagai mana mestinya. Berdasarkan observasi awal peneliti di lapangan terdapat beberapa masalah dalam Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang. Adapun masalah-masalah yang dapat peniliti berikan yaitu sebagai berikut. Pertama, Kurang minatnya pedagang untuk direlokasi ke pasar yang baru di Desa Kendayakan. Hal ini berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di lapangan terhadap beberapa pedagang di Pasar Kragilan lama, hampir sebagian pedagang menganggap bahwa dengan adanya relokasi Pasar Kragilan ke Desa Kendayakan dapat menurunkan tingkat pendapatan pedagang, dikarenakan lokasi pasar baru yang tidak strategis pada pusat keramaian Kecamatan Kragilan. Letak pasar baru Kragilan yang tidak dilewati oleh kendaraan umum dan akses jalan yang rusak merupakan faktor penyebab sebagian besar pedagang enggan untuk dipindahkan ke pasar baru yang sudah berdiri. Karena hal tersebut merupakan salah satu faktor pendukung yang bisa membuat Pasar Kragilan baru ramai pengunjung Kedua, Kurang optimalnya Diskoperindag (Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan) dalam memberikan kebijakan promosi untuk para pedagang yang direlokasi ke tempat yang baru. Seperti diketahui merelokasi pedagang Pasar tradisional adalah memindahkan para pengusaha menengah sampai menengah
12
kebawah yang tingkat keuntungan maupun kerugiannya cepat sekali berputar. Jika dagangan tidak laris dalam beberapa minggu mengakibatkan resiko gulung tikar yang sangat besar dapat terjadi. Namun apabila pihak Diskoperindag menawarkan sebuah solusi pemasaran yang baik dan dapat menjanjikan keramaian akan tercipta di pasar yang baru. Ini dapat dilihat dari potensi pasar kaget yang buka di bagian depan gerbang Pasar baru saat malam hari, menandakan sebuah Pasar dapat diciptakan dengan potensi tersebut. Terlebih jika Diskoperindag membuat solusi kebijakan pemasaran dan penyewaan los dan kios yang dapat menguntungkan bagi para pedagang yang akan direlokasi. Ketiga, Belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di kawasan pasar baru. Dimaksud dari sarana pendukung dan pengembangan yaitu adalah kondisi fisik bangunan pasar baru yang belum sepenuhnya rampung diselesaikan. Dari observasi awal yang peneliti lakukan kondisi bangunan dan gerbang yang hanya tertutupi oleh barisan seng pembatas. Kondisi ini akibat dari rencana perolokasian yang tertunda lama sehingga bangunan terbengkalai. Dapat dilihat dalam dokumentasi yang peniliti sertakan sebagai berikut.
Gambar 1.1 dan 1.2 Kondisi fisik bangunan dan gerbang di Pasar Kragilan baru di Desa Kendayakan
13
Keempat, belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedangang Pasar Kragilan dalam musyawarah tentang merelokasi pedagang Pasar Kragilan, yang awalnya berada di Desa Kragilan ke pasar baru yang berada di Desa Kendayakan. Berdasarkan observasi awal peneliti dalam wawancara dengan Bapak Uci selaku Sekretaris Forum Komunitas Pedagang Pasar (FKPP) Kragilan sudah ada beberapa kali pertemuan antara pihak pemerintah dengan para pedagang pasar untuk membahas rencana relokasi Pasar tersebut. Tetapi dari beberapa kali pertemuan yang dilakukan tidak ada benang merah antara kedua belah kubu, pihak pemerintah tetap dengan rencana relokasinya dan para pedagang yang tetap enggan untuk direlokasi dan meminta untuk merenovasi Pasar Kragilan yang bangunannya memang sudah termakan usia. Dengan dasar pemikiran tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: ” Prencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang ”.
14
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat ditemukan indentifikasi masalah yaitu : 1. Kurang minatnya pedagang untuk direlokasi ke pasar yang baru di Desa kendayakan. 2. Kurang optimalnya Diskoperindag (Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan) dalam memberikan kebijakan promosi untuk para pedagang yang direlokasi. 3. Belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di kawasan pasar yang baru. 4. Belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedangang Pasar Kragilan dalam musyawarah tentang merelokasi pedagang Pasar Kragilan.
1.3 Batasan Masalah Dari masalah-masalah yang telah disebutkan sebelumnya, peneliti membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini mengenai Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang.
1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan dari permasalahan yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang sekaligus membatasi permasalahan yang diteliti, perumusan
15
masalah tersebut adalah bagaimana Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang?
1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengetahaui bagaimana Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang.
1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis Kegunaan Manfaat Teoritis atau akademis terkait dengan kontribusi
tertentu
dari
penyelenggaraan
penelitian
terhadap
perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis. 1. Memperbanyak khasanah ilmu pengetahuan dalam dunia akademis 2. Mempertajam dan mengembangkan teori-teori yang ada dalam dunia akademis khususnya teori mengenai partisipasi masyarakat, politik, dan administrasi negara serta mengembangkan ilmu yang didapat selama perkuliahan khususnya Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI) yang di dalamnya menjelaskan fungsi lembaga tinggi negara dan sistem penyelenggaraan negara
16
1.6.2 Manfaat praktis Kegunaan praktis/fragmatis berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap objek penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi. 1. Dapat memberikan informasi, masukan serta pertimbangan kepada Pemerintah Kabupaten Serang dalam melaksanakan kegiatan relokasi Pasar lama Kragilan. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan baca yang bermanfaat bagi pembaca atau mahasiswa khususnya Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip Untirta dalam memberikan informasi yang dibutuhkan ataupun dapat dijadikan bahan referensi, rujukan bagi peneliti yang akan melaksanakan penelitian serupa.
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perencanaan Sebuah rencana pada dasarnya merupakan sekumpulan dugaan-dugaan tentang masa depan karena penetapan prioritas-prioritas memerlukan perkiraan yang tak tentu mengenai kemungkinan hasil-hasilnya, manfaat-manfaat dan biayabiayanya. Tak ada formula untuk meramalkan masa depan yang terbaik yang bisa kita lakukan untuk mencari persamaan-persamaan di masa lampau. Perencanaan adalah dimana proses manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya. Sebelum manajer dapar mengorganisasi, mengarahkan atau mengawasi, mereka harus membuat rencana yang memberikan tujuan dan arah oraganisasi Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan tak akan dapat berjalan. Perencanaaan dapat berarti hal yang berbeda buat orang yang berbeda. Bagi orang yang memiliki profesi tertentu, perencanaan dapat berarti suatu kegiatan khusus yang memerlukan keahlian tertentu, sifatnya cukup rumit, banyak menguras tenaga dan pikiran, serta membutuhkan waktu yang lama dalam 17
18
penyusunannya. Akan tetapi, bagi orang lain perencanaan dapat berarti suatu pekerjaan sehari-hari, tidak rumit, bahkan bisa saja orang tersebut tidak menyadari bahwa dia telah melakukan perencanaan (Tarigan, 2010).
2.1.2 Pengertian Strategi Strategi tidak saja dilakukan oleh organisasi yang berorientasi pada keuntungan saja, namun juga dibutuhkan dan dilakukan oleh organisasi yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. Strategi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti “seni berperang”. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi, pada dasaarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan (Husein, 2008: 31). Dirgantoro (2001:5) dalam bukunya “Manajemen Stratejik : Konsep, Kasus dan Impementasi” mengatakan bahwa strategi adalah hal menetapkan arah kepada “manajemen” dalam arti orang tentang sumber daya dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu menenangkan persaingan di dalam pasar. Dalam dunia bisnis, istilah strategi menunjukkan rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. (William & Lawrence 1991: 9), Mulyadi (2001: 72) berpendapat bahwa strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi, melalui misi. Pearce dan Robinson (1997: 20) menyatakan strategi sebaga suatu
19
rencana yang berskala besar dan berorientasi kepada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Selain definisi-definisi yang sifatnya umum, ada juga yang lebih khusus, misalnya dua orang pakar strategi, Hamel dan Prahald yang dikutip oleh Husein (2008:31), strategi didefinisikan sebagai berikut : “Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hamper selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan komtensi inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan”. Berdasarkan definisi-definisi strategi yang disampaikan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Cara tersebut berisi aturan main tentang bagaimana perusahaan untuk melawan, kapan, dimana dan siapa yang akan dilawan. 2.1.3 Perencanaan Strategis Seperti kita ketahui bahwa tujuan dari rencana strategis adalah untuk mengembangkan kesepakatan awal tentang seluruh upaya rencana strategi dan langkah-langkah perencanaan yang utama diantara orang-orang penting pembuat keputusan atau pembuat opini internal dan juga pihak eksternal jika dipandang relevan untuk dilibatkan.
20
Ada beberapa aspek yang memprakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis di dalam perencanaan strategis ini. 1. Siapakah yang harus memprakarsai rencana strategis? Secara
teoritis
adalah eksekutif
tertinggi
pada
organisasi
yang
bersangkutan, tetapi kegiatan ini dapat saja didelegasikan kepada yang lain atau pihak lain yang ditunjuk untuk memberdayakan bawahan. Namun yang jelas suatu perencanaan strategi meminta komitmen tinggi dari pihak pimpinan tertinggi dari organisasi yang direncanakan. Salah satu tugas dalam memprakarsai perencanaan strategi adalah menetapkan secara tepat tentang orang-orang yang penting dalam pembuatan keputusan. Orangorang ini bisa bersumber dari internal maupun eksternal organisasi. Namun kriterianya adalah pihak yang diakibatkan, harus memiliki informasi yang banyak yang relevan dengan perencanaan strategis yang dilakukan. 2. Bagaimana memulai rencana strategis? Kegiatan ini dapat diawali dengan beberapa aktivitas, seperti pengarahan ahli tentang substansi yang ingin dicapai dalam perencanaan strategis. Selanjutnya dilakukan dengan presentasi kasus oleh wakil-wakil bagian dan stakeholder yang ikut serta dalam perencanaan strategis. Diskusi kasus penting dilakukan untuk memperoleh kesepakatan awal tentang kekuatan, kelemahan dari factor-faktor internal hak kesepakatan serta ancaman yang dihadapi dari lingkungan eksternal organisasi.
21
3. Berapa banyak kesepakatan awal dalam rencana strategi “awal”? Jumlah kesepakatan awal yang dicapai dalam berbagai kegiatan sebelumnya perlu ditegaskan. Meskipun jumlah ini tidak bersifat kekal, karena terdapat kemungkinan masih ada aspek penting yang belum tercakup dalam kesepakatan yang telah dilakukan. Dalam perencanaan strategis dari suatu organisasi, manajemen puncak harus terlibat secara aktif. Hal ini karena manajemen puncak yang dari posisinya di tempat yang tinggi, mempunyai visi yang diperlukan untuk mempertimbangkan semua aspek organisasi, komitmen manajemen puncak diperlukan untuk menimbulkan dan mendukung komitmen pada tingkat yang lebih rendah. Rencana strategi membantu para manajer untuk meningkatkan kemampuan manajerialnya, juga membantu mereka dan stafnya sehingga dapat lebih mudah menanggapi berbagai peristiwa dengan cepat dan tepat.
Perencanaan
dapat
memfasilitasi
komunikasi
dan
partisipasi
mengakomodasi kepentingan dan nilai yang berbeda, dan membantu pembuat keputusan secara tertib maupun keberhasilan implementasi keputusan. Menurut Stonner dan Wenkel (Bryson, 2007) mengemukakan lima karakteristik perencanaan strategi yakni : 1. Berkaitan dengan pernyataan dasar dan memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
22
2. Memberikan kerangka untuk perencanaan yang lebih terinci dan untuk pengambilan keputusan sehari-hari. 3. Menyangkut kurun waktu yang lebih lama dari pada jenis perencanaan lainnya. 4. Membantu memusatkan energy dan sumber daya organisasi pada kegiatan yang menyangkut prioritas tinggi. 5. Merupakan aktivitas dimana manajemen puncak harus secara efektif terlibat. Menurut Bryson (2007:5) mendefinisikan “Perencanaan strategi sebagai upaya yang di disiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi, apa yang dikerjakan organisasi, dan mengapa organisasi mengerjakan hal seperti itu” Menurut Bryson (2007:5) dalam bukunya “Perencanaan Strategi Bagi Organisasi Sosial” manfaat dari perencanaan strategis adalah : 1. Membantu organisasi berfikir secara strategis dan mengembangkan strategi-strategi yang efektif. 2. Memperjelas arah masa depan. 3. Menciptakan prioritas. 4. Membuat keputusan sekarang dengan mengingat konsekuensi di masa depan.
23
5. Mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh bagi pembuatan keputusan. 6. Membantu menggunakan keleluasaan yang maksimum dalam bidangbidang yang berada dibawah kontrol organisasi. 7. Membantu membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi. 8. Memecahkan masalah utama organisasi. 9. Memperbaiki kinerja organisasi. 10. Membantu menangani keadaan yang berubah dengan cepat secara efektif. 11. Membangun kerja kelompok dan keahlian. Meski perencanaan strategis dapat memberikan seluruh manfaat diatas, tidak ada jaminan semuanya akan tersedia. Karen satu hal, perencanaan strategis hanyalah kumpulan konsep, prosedur dan alat. 2.1.3.1 Sistem Perencanaan Strategis Sistem perencanaan strategis sering kali dipandang sebagai sistem dimana para manajer membuat, melaksanakan, dan mengendalikan keputusan yang lintas fungsi dan tingkat dalam perusahaan. Lorange (dalam Bryson, 2007) misalnya, berpendapat bahwa sistem perencanaan strategis apapun harus menangani empat persoalan penting yaitu : 1. Kemana kita akan pergi? (misi) 2. Bagaimana kita akan kesana? (strategi) 3. Apa blueprint tindakan kita? (anggran) 4. Bagaimana kita tahu jika kita berada diatas jalur? (kontrol)
24
Sistem perencanaan strategis berbeda-beda dalam beberapa dimensi. Kekomprehensifan bidang keputusan yang tercakup, rasionalitas formal proses keputusan, dan ketatnya kontrol yang dilakuakn terhadap implementasi keputusan. System perencanaan strategis dapat diterapkan kepada organisasi publik dan organisasi nirlaba, tanpa memperhatikan sifat organisasi tertentu, masuk akan untuk mengkoordinasikan pembuatan keputusan yang lintas tingkat dan fungsi maupun untuk memusatkan pada bagaimana
organisasi
mengimplementasikan
strateginya
dan
menyelesaikan misinya.
Menurut Bryson (2007) langkah pertama untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan adalah membuat prencanaan strategik. Inti dari apa yang ingin dilakukan pada tahapan ini adalah bagaimana membuat rencana pencapaian (sasaran) dan rencana kegiatan (program dan anggaran) yang benar-benar sesuai dengan arahan (mis-visi-goal) dan strategi yang telah ditetapkan organisasi. Program berisi tahapan-tahapan kegiatan yang merupakan urutan kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran strategik (the step-by step sequence of actions). Sedangkan dalam rumusan anggran berisi rencana kegiatan/ program (biasanya tahunan) yang disertai taksiran sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan semua kegiatan yang direncanakan. Selain itu juga ditunjuk orang yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana-rencana kegiatan.
25
1. Program Program adalah penyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai. Program melibatkan restrukisasi organisasi, perubahan budaya internal organisasi, atau awal dari suatu usaha penelitian baru. 2. Anggaran Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan. Anggaran tidak hanya memberikan perencanaan rinci dari strategi baru dalam tindakan , tetapi juga menentukan dengan laporan keuangan performa yang menunjukkan pengaruh yang diharapkan dari kondisi keuangan organisasi. 3. Prosedur Prosedur yang kadang disebut Standart Operating System (SOP). Prosedur adalah system langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan. Prosedur secara khusu merinci berbagai aktifitas yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan program-program organisai. Setelah sebuah strategi diformulasikan, strategi tersebut harus dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan. Tahap inilah yang disebut dengan implementasi strategi. Masalah implementasi ini cukup
26
rumit, oleh karena itu agar penerapan strategi organisasi dapat berhasil dengan baik, manajer harus memiliki gagasan yang jelas tentang isuisu yang berbeda dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam tahap ini masalah
struktur
organisasi,
budaya
perusahaan
dan
pola
kepemimpinan akan dibahas secara lebih mendalam. Impelementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembang program, anggran dan prosedur. Tindakan pengelolaan bermacam-macam sumber daya organisasi dan manajemen yang mengarahkan dan mengendalikan pemanfaatan sumber-sumber daya organisasi (keuangan, manusia, peralatan dan lain-lain) melalui strategi yang dipilih. Implementasi strategi diperlukan untuk memperinci secara lebih elas dan tepat bagaimana sesungguhnya pilihan strategi
yang telah diambil
direalisasikan. Bryson (2007:225) dalam bukunya “Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial” berpendapat bahwa perencanaan strategis tidak mengimplementasikan
dirinya
sendiri.
Orang
menggunakan
perencanaan strategis untuk memperkuat dan melanjutkan prestasi organisasi harus menghadapi empat tantangan menuju perencanaan strategis yang efeketif. Empat tantangan yang dimaksud adalah : 1. Masalah manusia Masalah manusia adalah manajemen perhatian dan komitmen. Perhatian orang-orang kunci harus difokuskan kepada isu, konflik dan
27
prefensi kebijakan di tempat kunci dalam proses dan hirearki organisasi. Manajemen perhatian dan komitmen merupakan masalah bagi individu, kelompok, organisasi dan komunitas. a. Individu Perlu dipahami karakter individu bahwa orang mempunyai kemampuan terbatas untuk menangani kompleksitas. Orang tidak akan memahamisepenuhnya informasi yang diajukan kepada mereka, atau mereka akan meniru banyak faktor dan secara keliru mendiagnosis situasinya. Perhatian khusus harus dilakukan bukan dengan memberi terlalu banyak informasi kepada orang yang terlibat dalam perencanaan strategis. Individu bersifat sangat adaptif dan tidak mengakui perubahan bertahap. b. Kelompok Kelompok memiliki karakteristik yang dapat memunculkan masalah bagi prencanaan strategis. Kelompol memaksakan tekanan kuat untuk menyesuaikan diri, individu cenderung menyesuaikan diri dengan norma yang telah mapan dalam kelompok apapun baik karena mereka mempunyai hasrat kuat untuk menyesuaikan diri didalamnya maupun karena kelompok memaksakan tekanan kuat untuk menyesuaikan diri. Kelompok juga berusaha meminimalkan konflik internal karena pembicaraan tentang isu strategis hampr pasti memunculkan ketidaksepakatan yang serius, kecenderungan yang pasti disesalkan bahwa kebanyakan kelompok akan menindas
28
diskusi. Harmoni kelompok akan menjadi prioritas yang lebih tinggi ketimbang diskusi yang sungguh-sungguh mengenai masa depan kelompok dan pilihan fundamental yang dihadapi. Terakhir, kelompok heterogen yang sehari-harinya bekerja bersama-sama akan memperoleh pandangan yang homogen dalam dua hingga tiga tahun. c. Organisasi Beberapa karakteristik organisasi juga memperhadapkan masalah pada perencanaan strategis. Paradoks lainnya dalam kehidupan organisasi
adalah
sistem
perencanaan
strategis
dapat
mengesampingkan pemikiran strategis. Dengan cara yang sama, repitisi dan kompetensi dapat mengakibatkan lemahnya konsentrasi dan kesadaran yang dengan demikian menimbulkan kesulitan serius bagi individu, sehingga juga dapat memformalkan dan sistem perencanaan repetitive menjadi sebab masalah yang mereka coba hindari. Rata-rata MIS (Management Information System) atau laporan penyelidik lingkungan diisi dengan halaman angka dan grafik, apa yang biasanya terjadi adalah bahwa orang menjadi jemu terhadap pesan-pesan dalam laporan ini. Data numerik saja tidaklah
mungkin
berguna
untuk
memformulasikan
dan
mengimplementasikan strategi. Orang harus dihadapkan secara langsung pada situasi dimana secara pribadi, mereka harus menghadapi isu itu dan harus memikirkan bagaimana membuat
29
sesuatu terjadi. Karakteristik selanjutnya adalah spesialisasi menyaring persepsi dan memaksakan perilaku serta struktur dan sistem menggantikan kepemimpinan. d. Komunitas Komunitas juga mempunyai sejumlah sifat yang memunculkan sejumlah masalah serius bagi pelaksanaan perencanaan strategis. Komunitas terdiri atas individu, kelompok serta organisasi dan karenanya menggambarkan akumulasi karakteristik dan kesulitan yang dibahas sebelumnya. Sebagian besar organisasi dalam komunitas apapun melambangkan solusi kepada masalah lama. Tak ada organisasi dalam komunitas yang mungkin mengandung masalah penting apapun. Di kebanyakan komunitas tidak ada satu orang, kelompok, atau organisasi yang berkuasa. 2. Masalah Proses Masalah proses adalah manajemen ide strategis menjadi good currency. Kearifan yang tidak konvensional harus diubah menjadi kearifan yang konvensional. Masalah proses yang terpenting dalam perencanaan strategis adalah manajemen ide strategis menjadi “good currency” dengan kata lain bagaimana anda menjual ide baru kepada cukup banyak orang bahwa kearifan yang tidak konvensional diubah menjadi kearifan yang konvensional. Beberapa prinsip muncul untuk mengelola ide (the life cycle of ideas).
30
1. Kebutuhan dan ancaman, tetapi juga peluang adalah induknya penemuan. 2. Ide berjalan baik dalam anarki yang diorganisir tetapi implementasi ide tersebut merupakan sesuatu yang sulit. 3. Ide merupakan tempat berkumpul bagi tindakan kolektif. Ide itu melampaui orang dan organisasi yang terisolasi orang dan struktur adalah hasil samping dari ide yang sedang berubah. 4. Ide kali sumber daya sama dengan kekuasaan. 5. Setelah ide yang baik mati, berilah makanan atau kuburan. Lingkaran perencanaan strategis biasanya dimulai dengan apresiasi dan artikulasi kebutuhan dan ancaman. Tetapu peluang juga dapat merebut perhatian, meskipun tampaknya jarang dilakukan ketimbang kebutuhan dan
ancaman,
tujuan
kusus
perencanaan
strategis
adalah
menumbuhkembangkan apresiasi dan artikulasi peluang. Inti perencanaan strategis adalah manajemen ide strategis melalui pernyataan apresiasi, artikulasi, adposi, institusi, onaliasi dan kerusakan. Selanjutnya, proses mengembangkan ide strategis lebih penting dari pada mengisolasi individu dan organisasi. Dalam hal demikian, menciptakan landasan bagi koalisi cukup besar untuk menciptakan tindakan kolektif yang adalah tanda resmi tindakan strategis yang efektif. Dengan kata lain ide kali sumber daya (orang, uang, waktu, keahlian, perhatian) sama dengan kekuasaan, termasuk kekuasaan mempengaruhi perubahan strategis yang bermanfaat.
31
3. Masalah Struktural Masalah
struktural
adalah
manajemen
hubungan
bagian
dan
keseluruhan. Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan yang menguntungkan. Masalah struktural dalam perencanaan strategis adalah mengaitkan lingkungan internal dan eksternal yang melintasi tingkat-tingkat. Tantangan bagi para perencana strategis adakah meyakinkan bahwa keseluruhannya terletak dalam bagian-bagiannya, mereka harus menggunakan pendekatan holografik dan bukan pendekatan
komposisional.
Para
perencana
harus
berusaha
menempatkan seluruhnya dalam tiap-tiap bagiannya, sehingga bagianbagian itu mempresenrasikan seluruhnya. Bila hal ini dapat dilakukan maka masing-masing bagian dari sistem akan mempunyai unsur-unsur penting bagi reproduksi keseluruhan sistem. Perencanaan strategis mungkin akan berhasil bila : 1. Perencanaan dan implementasi dipikirkan secara simultan. 2. Para perencana dan pelaksana dilibatkan secara simultan melintasi tingkat-tingkat serta didalam dan diluar. 3. Implementasi dimulai sebelum perencanaan strategis lengkap. Haruslah diakui bahwa formulasi dan impelementasi strategi merupaka prestasi koletif, bikan prestasi individu atau kelompok kecil. Manajemen hubungan seluruh bagian dapat dibuat lebih mudah bila organiasi memiliki misi yang disetujui secara luas, bahkan lebih mudah lagi jika memiliki visi keberhasilan yang disepakati secara luas.
32
Kesepakatan tentang visi dan misi akan melekatkan keseluruhan dalam bagian-bagian, yang membuat manajemen transisi menjadi lebih mudah,
dan
akan
memfasilitasi
keberhasilan
kolektif
bahwa
perencanaan strategis selalu efektif. 4. Masalah Institusional/ Kelembagaan. Masalah institusional adalah pelaksanaan kepemimpinan tranformatif. Masalah tersulit yang harus dihadapi perencanaan strtegis dapat dipecahkan hanya melalui transformasi institusi. Transformasi semacam itu tidak dapat terjadi tanpa kepemimpinan yang kuat. Masalah yang sangat sulit dalam perencanaan strategis mencakup transformasi lembaga. Lembaga (institusional) adalah pola interaksi yang sanagat stabil, yang diorganisir diseputar ide penting. Pola-pola interaksi dalam organisasi publik dan nirlaba menjadi “lembaga” manakala
pola
tersebut
dimasuki
nilai
dan
karakter-karakter
kelembagaan membentang sebagai produk sejarah yang mencakup pola yang terpadu dengan maksud tertentu dan dengan dinamika. Perkembangan karakter lembaga dan komunitas sebagian besar merupakan
tanggung
kepemimpinan
lembaga
jawab adalah
kepemimpinan. pendefinisian
Tugas misi
utama lembaga,
pengejawantahan maksud menjadi struktur dan sistemnya, pembelaan integritasnya dan pengaturan konflik internal. Seiring denga itu makan bahwa tuga kepemimpinan transformatif adalah melakukan redefinisi tujuan, pengejawatahan tujuan-tujuan baru menjadi struktur dan
33
sistem, penciptaan pembelaan-pembelaan baru sesuai dengan tujuantujuan baru, dan pengaturan baru konflik internal. 2.1.3.2 Konsep Perencanaan Strategis Rencana atau perencanaan merupakan suatu konsep untuk mencapai tujuan atau rancangan awal apa-apa saja yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi. Perencanaan dapat membantu kita dalam melakukan evaluasi sekalipun dalam perjalanannya mengalami kendala, dan hambatan, hal tersebut sangat
membantu
sebuah
organisasi
dalam
mencapai
tujuan.
Sedangkan strategi merupakan cara mencapai tujuan perusahaan atau organisasi yang dapat mempengaruhi keberlangsungan sebuah perusahaan atau organisasi, strategi memberikan kekuatan bagi organisasi atau perusahan dalam menghadapi lingkungan jangka panjang. Dari masing-masing definisi antara rencana, perencanaan dan strategi, maka secara keseluruhan rencana strategis atau perencanaan strategis adalah konsep untuk mencapai tujuan baik jangka panjang maupun jangka pendek. Allison dan Kaye (2004: 2) disebut rencana bila tidak menegaskan tujuan utama dan metoda prioritas yang dipilih organisasi, menurutnya perencanaan strategi itu mencangkup pemilihan prioritas tertentu membuat keputusan tentang tujuan dan sarana, baik dalam jangka panjang maupun pendek. Sedangkan Bryson (2007: 24) mengatakan bahwa perencanaan strategis adalah salah satu cara untuk membantu organisasi dan komunitas mengatasi lingkungan mereka yang telah berubah, artinya dengan perencanaan strategis odapat membantu organisasi dalam merumuskan dan memecahkan masalah yang sedang atau
34
akan dihadapi. Pendefinisian lain mengenai Rencana Strategi dijabarkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah mengatakan
bahwa
rencana
strategis
SKPD
(Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah) yang disingkat Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. Lebih jelas dalam BAB VI pasal 85 ayat 1 dan 2 mengatakan bahwa Renstra SKPD harus memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan dan juga disusun sesuai dengan tugas dan fungsi serta berpedoman kepada RPJMD Daerah dan bersifat indikatif. Dalam penyusunannya Renstra SKPD diatur dalam Permendagri No. 54 Tahun 2010 pasal 89 mengatakan bahwa renstra disusun dengan tahapan yaitu: a. Persiapan Penyusunan Renstra SKPD b. Penyusunan Rencana Renstra SKPD c. Penyusunan Rancangan Akhir Renstra SKPD d. Penetapan Renstra SKPD. Bila dalam tahapan rencana strategis RKPD di atur dalam permendagri no. 54 tahun 2010 lain halnya dengan prosesnya perencanaan strategis menurut Allison dan Kaye (2004: 13-18) yang menyatakan tahap-tahap dasar proses perencanaan strategis yaitu sebagai berikut: 1. Bersiap-siap yaitu untuk menyiapkan sedia bagi perencanaan
35
strategis. 2. Rancangan rumusan misi dan rumusan visi 3. Menilai lingkungan 4. Menyepakati prioritas-prioritas dengan produk strategi umum, strategi jangka panjang, san sasaran khusus 5. Penulisan Rencana Strategis dengan hasil produk Rencana Strategis 6. Melaksanakan Rencana Strategis 7. Memantau dan mengevaluasi. Dalam tahapan-tahapan yang disebutkan di atas setiap tahapannya dilakukan untuk menggodog rencana yang nantinya akan dilaksanakan sampai dievaluasi. Proses perencanaan yang sukses tentunya akan dapat menopang organisasi dalam mencapai kesepakatan tentang hasil akhir. Sedangkan pendapat lain mengenai proses perencanaan strategis di ungkap kan oleh Bryson (2007: 43) yang memaparkan sepuluh tahapan dalam proses perencanaan strategis yaitu sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
memulai dan menyepakati proses perencanaan strategis mengidentifikasi mandat organisasi memperjelas misi organisasi dan nilai-nilai menilai envirinment eksternal dan internal untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan ancaman oportunities 5. Mengidentifikasi isu-isu strategis yang dihadapi organisasi 6. merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu 7. meninjau dan mengadopsi strategi atau rencana strategis 8. Membentuk visi organisasi yang efektif 9. mengembangkan proses implementasi yang efektif 10. meninjau kembali strategi dan proses perencanaan yang strategis Dari dua proses rencana strategi yang dituturkan oleh allison dan kaye, juga yang dituturkan oleh Bryson, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam tahapan proses rencana strategi harus memperhatikan segala aspek yaitu baik dari aspek lingkungan, aspek organisasi itu sendiri yang akan membuat rencana dan melaksanakannya. Intinya dalam tiap tahapan proses perencanaan
36
strategis hasil bertitik akhir pada hasil yang sesuai dengan kesepakatan awal. Kini banyak sekali perencanaan strategis yang dibuat dengan begitu matang namun kurang memperhatikan kondisi yang ada di lapangan sehingga terkadang rencana strategis tidak sesuai dengan masalah sebenarnya sehingga rencana strategis menjadi sia-sia atau yang lebih parahnya rencana strategis dipaksakan sehingga menimbulkan masalah baru.
2.1.4 Pengertian Pedagang Damsar mendefinisilam pedagang sebagai orang atau instansi yang memperjual belikan produk atau barang kepada konsumen baik secara lansung maupun tidak langsung. Sedangkan, Manning dan Effendi menggolongkan para pedagang dalam tiga kategori, yaitu : 1. Penjual Borongan (Punggawa) Penjual borongan (punggawa) adalah istilah umum yang digunakan diseluruh Sulawesi selatan untuk menggambarkan perihal yang mempunyai cadangan penguasaan modal lebih besar dala hubungan perekonomian. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan para wiraswasta yang memodali dan mengorganisir sendiri distribusi barang-barang dagangannya. 2. Pengecer Besar Pengecer besar dibedakan dalam dua kelompok, yaitu pedagang besar yang termasuk pengusaha warung di tepi atau pojok depan sebuah halaman rumah, dan pedagang pasa yaitu mereka yang memiliki hak atas tempat yang tetap dalam jaringan pasar resmi.
37
3. Pengecer Kecil Pengecer kecil termasuk kategori pedagang kecil sektor informal mencakup pedagang pasar yang berjualan dipasar, ditepi jalan, maupun mereka yang menempati kios-kios dipinggiran pasar yang besar. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pedagang adalah orang yang menjual suatu barang dalam suatu tempat tertentu baik saudagar maupun masyarakat biasa dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, yang mana kegiatannya dilakukan setiap hari atau hari-hari tertentu sebagai mata pencaharian mereka. 2.1.5 Pengertian Pasar H. Nystrom menyebutkan bahwa pasar adalah suatu tempat tertentu yang digunakan sebagai tempat penyaluran barang dan jasa dari tangan produsen ke konsumen. Dengan kata lain bahwa pasar adalah tempat transaksi barang dan jasa antara produsen dan konsumen. Menurut Peraturan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Pasal 1 pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.
38
2.1.5.1 Pasar Tradisional Menurut Bab I pasal I Peraturan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Pasal 1 Pasar tradisional adalalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah Termasuk Kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, Ios dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan jual beli barang dagangan tawar menawar. Marthon mendefinisikan pasar sebagai sebuah mekanisme yang dapat mempertemukan pihak penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi atas barang dan jasa baik dalam bentuk produksi maupun penentuan harga. Mekanisme pasar yang ada mempunyai peran yang cukup penting dalam menggerakan kegiatan ekonomi, khususnya dalam sistem kapitalisme. Namun, peran pengawasan dan intervensi pemerintah sangat terbatas. Dalam sosialisme yang terjadi sebaliknya. Mekanisme pasar yang ada sangat dipengaruhi oleh kebijakan dan langkah yang diambil oleh pemerintah. Berdasarkan definisi Mujahidin, pasar juga dapat diartikan sebagai tempat dimana penjual dan pembeli bertemu untuk mempertukarkan barang- barang mereka. Para ahli ekonomi menggunakan istilah pasar untuk menyatakan sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas suatu produk atau kelas produk tertentu, misalnya pasar perumahan, pasar besar dan lain-lain.
39
Sedangkan, dalam manajemen pemasaran konsep pasar terdiri atas semua pelanggan potensial yang mempunyai kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin bersedia dan mampu melibatkan diri dalam suatu pertukaran guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut. Hal-hal yang bermasalah pada pasar tradisional pada umumnya adalah : 1. Pasar tradisional merupakan infrastruktur ekonomi daerah, menjadi pusat distribusi dan pemasaran. 2. Keberadaan kian menurun dengan berkembangnya pasar-pasar swasta modern khusunya di perkotaan. Serbuan pasar modern dengan dukungan kekuatan modal besar, sistem dan teknologi modern, berhadapan langsung dengan pedagang pasar tradisional. 3. Image pasar tradisional terkesan becek, kotor, kurang nyaman dan fasilits minim seperti parkir, toilet, tidak ada tempat pengelolaan sampah, fisik kurang terawat. 4. Pasar tradisional kurang mampu berkompetensi dengan pasar modern. 5. Pasar tradisional lemah dalam manajemen dan kurang mengantisipasi perubahan.
Sedangkan, faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan pasar tradisional, yaitu : 1. Lingkungan sosial sekitar pasar mulai mengalami perubahan. 2. Perubahan gaya hidup konsumen perkotaan. Konsumen ingin mendapatkan pelayanan lebih, tidak hanya sekedar membeli barang. 3. Perubahan masa (kompetisi) pada pasar tradisional yang tidak menjadi satu-satunya pusat perdagangan tempat perbelanjaan. 4. Globalisai sudah disadari, tetapi belum diantisipasi. 5. Tantangan selalu memberikan peluang semangat kompetisi dan upaya tetap maju. Pasar didirikan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan setiap manusia. Namun, dalam kegiatan jual beli di pasar ada beberapa permasalahan yang terkait dengan infrastruktur, image dan persaingan pasar yang ada di sekelilingnya salah
40
satunya pasar modern. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut maka dibutuhkan faktor-faktor dalam mendukung kemajuan pasar tradisional salah satunya yaitu dengan cara melakukan perubahan sosial terhadap pasar dalam rangka pembangunan pasar kearah yang lebih baik. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam pengelolaan pasar tradisonal agar konsumen dapat bertahan untuk berbelanja di pasar tradisional, yaitu sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pengelolaan pasar harus lebih profesional. Harus mampu mengubah pola pikir pedagang. Mampu memenuhi keinginan konsumen dengan baik. Sarana dan prasarana yang nyaman parkir, gang, penerangan, sirkulasi udara, keamanan dan kebersihan. Citra pasar tradisional harus diperbaiki. Secara fisik, pasar tradisional harus mampu menarik konsumen untuk berbelanja. Harus mampu meningkatkan laba usaha yang berada di pasar tradisional. Kemampuan untuk memuaskan semua pihak yang terkait dengan pasar tradisional.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pasar tradisional adalah salah satu komponen utama pembentukan komunitas masyarakat baik di desa maupun di kota sebagai lembaga distribusi dengan berbagai macam kebutuhan manusia seperti bahan makanan, sumber energi dan sumber daya lainnya serta melakukan pengelolaan pasar yang lebih profesional. 2.2 Penelitian Terdahulu Untuk bahan pertimbangan dalam penelitian ini, peneliti mencantumkan hasil penelitian terdahulu yang pernah penulis baca. Penelitian terdahulu ini bermanfaat dalam mengolah atau memecahkan masalah yang timbul dalam
41
Potensi dan Manajemen Pengelolaan Pasar Kragilan di Kabupaten Serang. Walaupun fokus dan lokusnya tidak sama persis tetapi sangat membantu peneliti menemukan sumber-sumber pemecahan masalah dalam ranah Potensi dan Manajemen Pengelolaan Pasar Kragilan di Kabupaten Serang. Di bawah ini adalah hasil penelitian yang peneliti baca: Penelitian yang dilakukan oleh Dede Jualiadi, dengan judul Manajemen Strategi Pengelolaan Ketertiban Pasar Baru Kota Cilegon. Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa Pasar Baru Kota Cilegon merupakan pasar yang memiliki potensi cukup tinggi karena letaknya yang strategis. Persaingan dengan pasar modern, kotor, kurang nyaman, dan fasilitas minim, kurang dalam manajemen serta kurangnya dalam mengantisipasi perubahan merupakan kendala yang ada di Pasar Baru Kota Cilegon. Beberapa faktor yang membuat manajemen pasar kurang optimal dikarenakan terkendala dengan kedisiplinan dari pegawai serta kurangnya partisipasi yang dilakuakan oleh pedagang, Pendidikan yang kurang dari pegawai menjadi faktor penghambat dalam proses sosialisasi terhadap pedagang dan pengadaan sarana prasarana penunjang program kerja. Untuk mengoptimalkannya, UPTD Pasar Baru Kota Cilegon perlu melakukan langkahlangkah peningkatan kualitas dan kuantitas SDM dan sumber daya pendukung lainnya. Penelitian lainnya yaitu oleh Najiah, dengan judul Efektivitas Relokasi Pasar Ciomas di Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang Tahun 2012. Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa adanta penurunan pendapatan pedagang, masih terdapat los yang tidak diisi dan adanya awning illegal, relokasi pasar yang
42
belum menyeluruh, terganggunya kenyamanan pengunjung, dan kerjasama yang kurang baik antara pihak pengelola pasar dengan para pedagang serta pihak Kecamatan Ciomas. Dan berdasarkan hasil penelitian tersebut kurang efektifnya relokasi pasar ciomas di kabupaten serang tersebut.
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian Menurut Sugiyono (2007:60), kerangka berfikir adalah sintesa tentang hubungan antar-variabel
yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskprisikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan, selanjutnya di analisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar-variabel yang diteliti. 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern yang disahkan pada tanggal 27 Desember 2007 merupakan kebijakan pemerintah yang berisi tentang pedoman bahwa untuk membina pengembangan industri dan perdagangan barang, perlu memberikan pedoman bagi penyelenggaraannya termasuk kaitannya dengan relokasi pasar tradisional agar tercipta suasana tertib, aman, bersih, sehat dan tidak ada perkesinambungan antara satu sama lain. Namun, dalam kenyataan ternyata banyak permasalahan yang terjadi di lapangan yang merupakan input dalam penelitian ini, di mana permasalahan yang terdapat dalam Manajemen Pasar Kragilan Kabupaten Serang, yaitu : (1) Kurang minatnya pedagang untuk direlokasi ke pasar yang baru di desa Kendayakan, (2) Kurang tepatnya dan
43
belum berjalannya rencana strategis yang telah pemerintah Kabupaten Serang (DISKOPERINDAG), (3) Belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di kawasan pasar yang baru, dan (4) Tidak ada titik temu dalam kegiatan sosialisasi antara pihak pemerintah dan para pedagang pasar Kragilan, fokus penelitian adalah Perencanaan Strategis Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang.
Untuk itu penulis, mengajukan penelitian mengenai Perencanaan Strategis Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang. Penelitian ini menggunakan teori Bryson yang menyatakan tantangan dalam Perencanaan Strategis yang terdiri dari empat indikator yaitu Masalah Manusia, Masalah Proses, Masalah Struktural dan Masalah Intitusional. Untuk mempermudah memahami alur berpikir, peneliti menggambarkan kerangka berpikirnya sebagai berikut :
44
PERMASALAHAN
1. Kurang minatnya pedagang untuk direlokasi ke pasar yang baru di desa kendayakan. 2. Kurang tepatnya dan belum berjalannya rencana strategis yang telah pemerintah Kabupaten Serang (DISKOPERINDAG). 3. Belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di kawasan pasar yang baru. 4. Belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedagang pasar Kragilan dalam musyawarah tentang merelokasi pedagang pasar Kragilan Perencanaan Strategis Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang
Bryson (2007:227) menyatakan tantangan dalam Perencanaan Strategis : 1. Masalah Manusia. 2. Masalah Proses. 3. Masalah Struktural. 4. Masalah Institusional.
Mengetahui bagaimana Perencanaan Strategis Diskoperindag Dalam Merelokasi Pasar Kragilan di Kabupaten Serang
Gambar 2.1 Gambar Kerangka Berpikir (Sumber : Peneliti, 2016)
2.4 Asumsi Dasar Menurut Arikunto (2002:61) asumsi atau tanggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh penulis yang dirumuskan secara jelas. Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah peneliti rumuskan yaitu bahwa pada perencanaan strategis Diskoperindag dalam merelokasi pedagang pasar Kragilan di Kabupaten Serang ini dirasa kurang maksimal dan efisien dalam
45
mengahadapi hambatan dari aspek-aspek manusia, proses, struktural dan juga institusional. Berdasarkan inti masalah di atas maka peneliti berasumsi bahwa Perencanaan Strategis Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang belum berjalan optimal.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut. Cara dimaksud dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang terdiri dari berbagai tahapan atau langkah-langkah. Oleh karena itu, metode merupakan keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan solusi atas suatu masalah. Dengan langkah-langkah tersebut, siapapun yang melaksanakan penelitian dengan mengulang atau menggunakan metode penelitian yang sama untuk objek dan subjek yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula ( Silalahi, 2010: 12-13 ). Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian ( Moleong, 2006: 6 ). Sedangkan menurut Sugiyono ( 2014: 15 ) mendefinisikan metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang dilandaskan pada filsafat pospositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, ( sebagai lawannya adalah eksperimen ) dimana peneliti adaalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan
dengan
triangulaasi
(gabungan),
46
analisis
data
bersifat
47
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Maka penelitian mengenai analisis manajemen pengelolaan pasar kragilan lama peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif peneliti bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, yang terdapat dalam suatu konteks yang khusus yang alamiah. Peneliti mengumpulkan data dengan cara bersentuhan langsung dengan situasi lapangan, misalnya mengamati (observasi) dan wawancara mendalam. Dengan pendekatan kualitatif diharapkan peneliti dapat memahami situasi social, peran, peristiwa, interaksi, dan kelompok serta kepentingan.
3.2 Fokus Penelitian Menurut Sugiyono ( 2014 : 285 ) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistik ( menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan ), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (places), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis serta
penentuan fokus berdasarkan hasil studi
pendahuluan, pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang yang di pandang ahli. Dalam penelitian mengenai Manajemen Strategi Diskoperindag dalam merelokasi pasar Kragilan di Kabupaten Serang, maka
48
peneliti memfokuskan pada manajemen strategi dari cara pelaksanaan kebijakan relokasi pasar Kragilan. Fokus penelitian ini masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti dilapangan.
3.3 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Kabupaten Serang dan lokasi penelitian lainnya yaitu di instansi yang bersangkutan terhadap Manajemen Strategi Dikoperindag dalam merelokasi pasar Kragilan Kabupaten Serang.
3.4 Fenomena yang diamati 3.4.1
Definisi Konsep
Untuk memecahkan permasalahan dalam penelitiaan ini mengenai Perencanaan Strategis Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang maka teori yang di gunakan adalah aspekaspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan strategis Bryson (2007:227) menyatakan tantangan dalam Perencanaan Strategis yaitu meliputi: 1. Perencanaan Strategis Perencanaan strategis yang akan digunakan dengan terlebih dahulu menganalisis hal – hal yang berpengaruh terhadap perusahaan atau organisasi.
49
3.4.2 Definisi Operasional Definisi
operasional
dalam
penelitian
ini
adalah
Manajemen
Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang. Karena peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, maka dalam penjelasan definisi operasional ini akan dikemukakan fenomena-fenomena penelitian yang dikaitkan dengan konsep yang digunakan yaitu empat variabel menurut Wheelen dan Hunger yang mempengaruhi manajemen strategi, yaitu : 1) Pengamatan Lingkungan, yakni mengamati lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi manajemen strategi yang dipakai yang meliputi analisis internal dan eksternal. 2) Perumusan Strategi, yakni mengamati perumusan strategi yang dibuat oleh pelaksana program yang terdiri dari misi, tujuan, strategi, dan kebijakan yang dilaksanakan. 3) Implementasi
Strategi,
yakni
mengamati
kondisi
proses
implementasi yang terjadi di lapangan, bagaimana implementasi dari manajemen tersebut dilaksanakan. 4) Evaluasi dan Pengendalian, yakni mengamati fenomena dari pengawasan terhadap suatu program dalam pelaksanaan manajemen. 3.5 Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Menurut Irawan ( 2006 : 17 ), dalam sebuah penelitian kualitatif yang menjadi
50
instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Sedangkan menurut Moleong didalam bukunya mengatakan salah satu ciri pokok dari tahapan penelitian kualitatif adalah peneliti sebagai alat penelitian, untuk itu peneliti harus memilki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Selanjutnya Nasution ( Sugiyono, 2005 : 60-61 ) menyatakan: “Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil uang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala Sesutu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa dalam penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan pasti maka yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah masalah dipelajari, maka dapat dikembangkan suatu instrumen. Selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.
3.6 Informan Penelitian Informan Penelitian ini, peneliti merupakan instrumen kunci yang sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif. Untuk itu peneliti secara indvidu akan turun ke tengah-tengah masyarakat guna memperoleh data dari informan.
51
Informan diperoleh dari kunjungan lapangan yang dilakukan di lokasi penelitian dimana dipilih secara purposive merupakan metode penetapan informan dengan berdasarkan informasi yang dibutuhkan, artinya teknik pengambilan informan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Informan tersebut ditentukan dan ditetapkan tidak berdasarkan pada jumlah yang dibutuhkan, melainkan berdasarkan pertimbangan fungsi dan peran informasi sesuai fokus masalah penelitian ( Moleong, 2004:217 ). Disini peneliti memilih informan yaitu pegawai pemerintah Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Serang, Ketua Forum Komunikasi Pedagang Pasar, serta masyarakat konsumen pasar kragilan.. Namun, untuk masyarakat konsumen pasar kragilan, peneliti tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan Insidental. Teknik Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan / insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data ( Sugiyono, 2011 : 85 ). Informan tersebut, ditentukan dan ditetapkan tidak berdasarkan pada jumlah yang dibutuhkan, melainkan berdasarkan pertimbangan fungsi dan peran informan sesuai fokus masalah penelitian. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini sebagai berikut:
52
Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian NO 1
Informan Instansi
Kode Informan
1. Kepala Diskoperindag Kabupaten Serang 2. Kepala UPT Perdagangan Diskoperindag Kabupaten Serang 3. Kepala UPT Pasar Wilayah Timur Kabupaten Serang 2 3 4 5
Kepala FKP Pasar Kragilan Pedagang Pasar Kragilan Konsumen Pasar Kragilan Masyarakat Kecamatan Kragilan
Kode Informan
I1-1 Key Informan I1-2 I1-3
I2 I3 I4 I5
Key Informan Key Informan Key Informan Secondary Informan
(Sumber : Peneliti, 2016)
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara mengumpulkan data primer dan sekunder yang berkaitan dengan masalah yang akan di bahas. Menurut Lofland dan Lofland ( Moleong, 2006:157 ) sumber data utama atau primer dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut: 1. Wawancara Wawancara
adalah
percakapan
dengan
maksdud
tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas
53
pertanyaan itu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan. Esterberg ( 2002 ) dalam Sugiyono ( 2005: 72 ) mendefinisikan interview sebagai berikut : “a meeting of two person to exchange information and idea through question and respones, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Susan Stainback ( Sugiyono, 2005: 72 ) mengemukakan bahwa: “interviewing provide the researcher a mean to gain a deeper understanding of how the participants interpret a situation or phenomenon than can be gained through observation alon”. Jadi dengan wawancara makan peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan siyuasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Dalam
penelitian
kualitatif,
sering menggabungkan
teknik
observasi partisipatif dengan wawancara mendalam. Selama obsevasi, peneliti juga melakukan wawancara dengan orang-orang yang ada didalamnya. Dalam wawancara peneliti menggunakan wawancara terstruktur dan tidak tersruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui informasi apa yang akan diperoleh. Wawancara dilakukan dengan membawa instrumen sebagai pedoman wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, dan material lain yang dapat
54
membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar. Menurut Sugiyono ( 2005 : 74 ) mengatakan bahwa, wawancara tidak terstruktur atau terbuka adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Pada penelitian ini, peneliti telah menyusun pedoman wawancara yang isinya mengenai hal-hal yang nantinya akan ditanyakan kepada informan yang akan memberikan jawab pada permasalahan yang ada. Pedoman wawancara yang digunakan untuk memperoleh informasi. Adapun pedoman wawancara yang telah disusun yaitu sebagai berikut :
55
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara No
Dimensi
Indikator
Informan
1.
Masalah Manusia
1. Manajemen perhatian Instansi dan Masyarakat/ Pedagang
2.
Masalah Proses
1. Manajemen ide strategis
3.
Masalah Struktural
1. Lingkungan internal Instansi dan Masyarakat/ Pedagang 2. Lingkungan eksternal
4.
Masalah Instutisional
1. Pola interaksi
Instansi
Instansi
(Sumber:Peneliti, 2016)
2. Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. Penelitian selalu dimulai dengan observasi dan kembali kepada observasi untuk membuktikan kebenaran masalah yang ada pada penelitian ini. Nasution ( 1988 ) dalam Sugiyono ( 2005: 64 ) menyatakan bahwa observasi adalah dasar ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat
56
bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil ( proton dan elektron ) maupun yang sangat jauh ( benda ruang angkasa ) dapat diobservasi dengan jelas. Marshall ( 1995 ) dalam Sugiyono ( 2012 : 64 ) menyatakan bahwa: “Through observation the researches learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. 3. Studi Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data
dimanfaatkan
untuk
menguji,
menafsirkan,
bahkan
untuk
meramalkan. Menurut Guba dan Lincoln ( 1981: 228 ) dalam Moleong ( 2006 : 216 ) dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Dokumen dalam penelitian ini menggunakan berupa peraturan perundang-undangan, jurnal, artikel, catatan serta dokumen lain yang terkait dalam penelitian.
57
3.7.1 Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian
kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai dilapangan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis data Miles dan Huberman dalam buku Analisis Data Kualitatif ( 2009 : 16-20 ). Menurut kedua tokoh tersebut, bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif.
Pengumpulan Data Penyajian Data
Reduksi Data
Kesimpulan-kesimpulan : Penarikan/Verifikasi
Gambar 3.1 Komponen Analisis Data Dalam Kualitatif menurut Miles dan Huberman ( 2009 : 20 )
Berdasarkan gambar diatas, analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah reduksi data penyajian data, dan
58
penarikan kesimpulan/verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Namun dua hal lainnya itu senantiasa merupakan bagian dari lapangan. Kegiatan analisis data dijelaskan sebagai berikut : 1. Reduksi Data ( Data Reduction ) Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan , pemusatan, perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatantertulis dilapangan. Sebagaimana diketahui, reduksi data, berlangsung secara terus menerus selama proyek yang berorientasi kualitatif berlangsung. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. 2. Penyajian Data ( Data Display ) Alur penting yang keduadari kegiatan analisis adalah penyajian data.penyajian data paling sering digunakan pada data kualitatif pada masa yang lalu adalah bentik teks naratif.
Penyajian-penyajian yang dapat
meliputi berbagai jenis matriks, grafik, jaringan dan bagan. Semua dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu. Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk teks naratif untuk memudahkan memahami apa yang terjadi dan kemudian merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.
59
3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi ( Conclusions drawing / verification ) Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan dan verifikasi, yaitu menyimpulkan dari temuan-temuan penelitian untuk dijadikan
suatu kesimpulan penelitian. Kesimpulan awal yang
dikemukakan bersifat sementara, kemudian akan berubah bila ditemukan temuan-temuan atau bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data selanjutnya.
3.7.2 Pengujian Keabsahan Data Dalam penelitian kualitatif keabsahan data lebih bersifat sejalan seiring dengan proses penelitian itu berlangsung. Keabsahan data kualitatif harus dilakukan sejak awal pengambilan data, display data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Adapun untuk pengujian keabsahan data, penelitian ini mengguanakan dua cara yaitu: a. Triangulasi Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti mengumpul-kan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji keabsahan data, yaitu mengecek keabsahan data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi
60
teknik, karena dirasa bagi peneliti yaitu untuk menguji keabsahan data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber dengan melakukan wawancara dan untuk menguji keabsahan data yang dilakukan dengan cara observasi. b. Mengadakan Membercheck Membercheck adalah proses mengecek data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data, itu artinya data tersebut valid sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak di sepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus mengubah temuannya dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi, tujuan membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.
61
3.8 Jadwal Penelitian Setiap rancangan penelitianperlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam jadwal berisi kegiatan apa saja yang akan dilakukan, dan berap alama akan dilakukan ( Sugiyono, 2005: 330 ). Berikut ini merupakan waktu penelitian mengenai penelitian analisis Manajemen Pengelolaan Retribusi Parkir Di Kota Serang. Tabel 3.3 Waktu Penelitian No
Waktu Penelitian
Nama Kegiatan
SEP 2015
1
Pengajuan Judul
2
Acc Judul
3
6
Observasi Awal Proses Pencarian Data di Lapangan Penyusunan Proposal Skripsi BAB I-III Seminar Proposal
7
Revisi dan ACC Lapangan
8
Pengolahan Data Penyusunan Laporan Penelitian
4 5
9
(Sumber: Peneliti, 2016)
Hasil
OKT 2015
NOV 2015
DES 2015
JAN 2016
FEB 2016
MAR 2016
APR 2016
MEI 2016
JUNI 2016
JULI 2016
AUG 2016
SEP 2016
OKT 2016
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Serang Banten merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Banten berdiri pada tanggal 4 Oktober 2000 sesuai dengan UU No 23 tahun 2000, serta dengan luas wilayah 9.1670,70 km2 dan populasi totalnya 10.644.030 jiwa dengan kepadatan 1.161,91 km2 dari jumlah tersebut ada kenaikan dari tahun ketahun yang tersebar ke 4 kabupaten dan 4 kota yang berada di Banten. Tingginya jumlah penduduk dari tahun ke tahun karena adanya mobilitas penduduk dari daerah lain yang ingin mengadu nasib di Provinsi Banten. Menyebabkan tingginya kebutuhan lapangan kerja namun itu semua tidak di dukung dengan peningkatan kualitasnya seperti peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, bila faktor-faktor tersebut ditingkatkan maka perekonomian pun akan naik dan dapat mensejahterakan masyarakat yang ada di Banten. Ironis kiranya, provinsi yang bisa di bilang cukup dekat dengan ibukota Republik Indonesia namun masih ada masyarakatnya yang hidup terbelakang. Masih banyak yang harus dibenahi di Provinsi Banten mulai dari pemerintahan provinsi sampai pemerintah kabupaten/kota, salah satunya adalah Kabupaten Serang. Kabupaten Serang terletak di ujung Pulau Jawa bagian barat, adalah salah satu Kabupaten dari 4 Kabupaten dan 3 Kota di wilayah Provinsi Banten yaitu
62
63
Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang, Kota Tangsel. Pengembangan potensi wilayah Kabupaten Serang tak dapat dipisahkan sebagai bagian integral Provinsi Banten, sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah serta sosial ekonomi masyarakatnya menekankan pengembangan pembangunan pada pertanian, industri, parawisata, perdagangan dan jasa. Kabupaten Serang mempunyai kekuatan sumber daya alam dan sumber daya manusia potensial yang bertekad bulat bahu membahu membangun wilayahnya secara maksimal. Mengandalkan kekayaan sumber alamnya cukup berlimpah serta pemberdayaan seluruh potensi yang ada, Kabupaten Serang akan mampu membuat dasar pijakan kuat sebagai modal untuk membangun wilayah Kabupaten Serang seoptimal mungkin guna mencapai kesejahteraan sebesarbesarnya bagi rakyatnya. Masyarakat Kabupaten Serang memiliki sifat-sifat religius, kekeluargaan dan kegotongroyongan yang cukup kental. Sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari mempunyai kesetiakawanan sosial yang tinggi dilandasi oleh kesadaran penuh rasa tanggung jawab untuk ikut menjaga keamanan dan ketertiban di wilayahnya, sehingga potensi konflik gejolak politik di Kabupaten Serang relatif rendah. Situasi ini jelas mendukung suasana yang tentram dan aman serta kondusif untuk perkembangan dunia usaha, sehingga membuat banyak investor merasa tenang dan nyaman melakukan aktivitasnya berusaha di wilayah Kabupaten Serang.
64
Dengan latar belakang budaya yang kental dan sejarah heroik rakyatnya yang terkenal gagah berani melawan penjajah Belanda dulu, memberikan warisan warna khas keteguhan dan kegigihan masyarakat Serang dalam membangun wilayah Serang untuk kesejahteraan dan kemakmuran bersama secara maksimal. Semuanya tercermin pada lambang Kabupaten Serang yang bermottokan " Sepi Ing Pamrih, Rame Ing Gawe " yang berarti " Semangat Selalu Bekerja Keras, Tanpa MeMasyarakat & Seni Budaya Serang. "Masyarakat Serang menganut agama Islam dan berlatar budaya Islam yang taat dan patuh. Masyarakat Serang memiliki religiositas tinggi, berasas gotong royong, dan hidup secara kekeluargaan. Masyarakat memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga ketertiban sehingga Serang relatif mampu membebaskan diri dari berbagai konflik etnik, sosial dan ekonomi. Suasana kondusif ini menciptakan kenyamanan untuk dunia usaha. Berbagai usaha besar dan skala menengah telah tumbuh dan berkembang di Serang. Perjalanan panjang sejarah dan keterbukaan Serang telah membentuk masyarakat terdiri atas berbagai suku. Bukan hanya Jawa dan Sunda, tapi juga menyambut kedatangan bangsa Arab, Cina, dan India. Kini semuanya telah menyatu, menjadi masyarakat Serang. Mereka hidup rukun damai dalam komunitas besar, tinggal menyebar di perkotaan dan pedesaan. Jumlah penduduk Kabupaten Serang hanya 1,6 juta jiwa, dengan komposisi laki-laki dan perempuan berimbang, dan laju populasi 2%. Penduduk tersebar merata di wilayah kabupaten seluas 1.700 km2, hidup di dataran rendah dari 0 m sampai 1.778 m di atas permukaan laut.
65
Memandang lanskap Kabupaten Serang dari udara akan terlihat wilayah indah. Di bagian utara berbatasan dengan Laut Jawa, merupakan dataran luas dan rawa pasang surut. Makin selatan, dataran berubah menjadi perbukitan subur, dan makin selatan lagi berubah menjadi pegunungan yang diselimuti hutan lebat. Ke arah barat, akan tampak Selat Sunda yang berombak tenang dengan pantai memanjang dari utara ke selatan.ngharap Imbalan " .
Masyarakat & Seni Budaya Serang "Masyarakat Serang menganut agama Islam dan berlatar budaya Islam yang taat dan patuh. Masyarakat Serang memiliki religiositas tinggi, berasas gotong royong, dan hidup secara kekeluargaan. Masyarakat memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga ketertiban sehingga Serang relatif mampu membebaskan diri dari berbagai konflik etnik, sosial dan ekonomi. Suasana kondusif ini menciptakan kenyamanan untuk dunia usaha. Berbagai usaha besar dan skala menengah telah tumbuh dan berkembang di Serang. Serang memiliki iklim tropis dengan curah hujan 3,92 mm/hari. Suhu ratarata antara 25ºC – 27ºC, dengan tekanan dan kelembaban 81.00 mb/bulan. Angin lebih banyak bertiup dari barat dengan sesekali dari timur ketika musim kemarau. Flora-fauna di Kabupaten Serang mendapat tempat di hati masyarakat serta bebas berkembang. Fauna utama yakin memiliki lebih dari 50 jenis burung di habitat Pulau Dua, pulau khusus yang dijadikan cagar alam bagi burung-burung yang transit dari benua Australia dan Afrika.
66
Posisi Kabupaten Serang Pada tahun 2007 terjadi pemekaran wilayah Kabupaten Serang dan Kota Serang (Undang-undang Nomor 32 Tahun 2007) menjadi 28 Kecamatan di Kabupaten Serang dan 6 Kecamatan di Kota Serang. Adapan kecamatan yang masuk Kota Serang adalah Kecamatan Serang, Cipocok Jaya, Taktakan, Kasemen, Curug dan Walantaka). Dan untuk langkah selanjutnya di Kota Serang pada tahun 2009 akan membentuk kelompok kerja AMPL Kota Serang yang terpisah dengan Pokja AMPL Kabupaten Serang. Secara Geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 5°50’ sampai dengan 6°21’ Lintang Selatan dan 105°0’ sampai dengan 106°22’ Bujur Timur. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara keselatan adalah sekitar 60 km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah sekitar 90 km, sedangkan kedudukan secara administratif berbatasan dengan :
Sebelah Utara dibatasi dengan Laut Jawa
Sebelah Timur dibatasi Kabupaten Tangerang
Sebelah Barat dibatasi oleh Kota Cilegon dan Selat Sunda
Sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Lebak dan Pandeglang. Kabupaten Serang
memiliki wilayah cukup luas 1.734,09 Km² dan
sumber daya alam yang banyak namun masih terbatas dalam pemanfaatanya. Kondisi lahan di Kabupaten Serang terbagi menjadi dua bagian yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Pola penggunaan lahan pada kawasan budidaya, sebagian besar penggunaan lahannya terdiri atas persawahan yaitu sawah tadah hujan dan irigasi, tegalan, kebun campuran, perkampunngan, perumahan dan jasa.
67
Sesuai dengan topografinya Kabupaten Serang memiliki wilyah dataran dan bergelombang berada pada ketinggian 0 m – 1.778 m diatas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 145,3 mm/bl. Suhu udara di Kabupaten Serang berkisar 23,1 – 31,3 ˚C, sedangkan tingkat kelembaban rata-rata sekitar 78 % dan rata-rata penyinaran matahari mencapai 69,2 %. Jika dibandingkan dengan luas wilayahnya maka tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Serang adalah 1.076 jiwa/km persegi, dengan okupasi mata pencaharian penduduk terbanyak adalah petani.
Topografi & Geografi Kabupaten Serang Kabupaten Serang memiliki luas 172.402,25 Ha. Topografi bervariasi mulai dari pantai sampai pegunungan dengan ketinggian 0 - 1.788 meter dpl, berhawa sedang 26˚-30˚Celcius dengan curah hujan sedang 142 mm/bulan. Kabupaten serang di aliri 4 sungai yaitu sungai Cidurian, Ciujung, Cibanten dan Cidanau. Seluruh kawasan mempunyai aksesibilitas yang tinggi, mendapat layanan listrik dan telepon yang memadai, tersedia jaringan internet dan telepon genggam serta mempunyai sumber air baku/bersih yang mencukupi. Di sektor industri, terdapat dua zona industri yaitu Zona Industri serang Barat dan Zona Industri Serang Timur. Zona Industri Serang Barat terletak di Kecamatan Bojonegara, Puloampel dan Kramatwatu dengan luas total 4,000 Ha berada di sepanjang pantai Teluk Banten untuk pengembangan industri mesin, logam dasar, kimia, maritim dan pelabuhan. Sudah beroperasi 64 perusahaan seperti Industri Gunanusa Utama Fabricators dan Berlian Sarana Utama.
68
Sedangkan Zona Industri Serang Timur terletak di Kecamatan Cikande dan Kragilan dengan luas kawasan industri 1.115 ha. Terdapat beberapa kawasan industri seperti Nikomas Gemilang, Indah Kiat dan Modern Cikande. Selain sektor industri, kabupaten Serang juga memiliki potensi dibidang pertanian seperti kelapa dan melinjo yang menjadi khas Banten. Di sektor kelautan potensi yang ada berupa ikan bandeng,udang windu, rumput laut dan perikanan tambak. Sektor pariwisata juga memiliki potensi yang cukup besar. Hal ini mengingat terdapat lokasi wisata berupa Pantai Anyer dan awasan Heritage BAnten lama. Daya tarik wisata lain adalah Mercusuar, Karang Bolong dan Anyer Kidul, Rawa Dano, Cagar Alam Pulau Dua, Pemandian air Panas Batukuwung dll.
4.1.2
Gambaran
Umum
Dinas
Koperasi
Perindustrian
dan
Perdagangan Kabupaten Serang Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang yang disingkat dengan Dinas KOPERINDAG dibentuk berdasarkan Perda No. 19 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang, yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan Bupati Kabupaten Serang Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang. Peraturan Daerah tersebut menggantikan Perda Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang, dan Peraturan Bupati No 25 Tahun Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang. Dinas Koperasi, Perindustrian
69
dan Perdagangan (KOPERINDAG) Kabupaten Serang merupakan gabungan dari dua dinas, yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Dinas Koperasi & UMKM. Sebelumnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Dinas Koperasi & UMKM juga pernah berada dalam satu atap yang
sama
yaitu
Dinas
Perindustrian,
Perdagangan
dan
Koperasi
(Disperindagkop). Sehingga secara historis kedua dinas yang saat ini tergabung dalam DINAS KOPERASI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SERANG mempunyai keterkaitan. Keberadaan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang memiliki arti strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Serang. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang telah banyak memberikan konstribusi terhadap laju pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya dalam melaksanakan tugas pemerintahan dibidang perindustrian dan perdagangan serta pembinaan pengelolaan pasar di Kabupaten Serang. Penyelenggaraan pemerintahan, baik urusan pilihan bidang industri dan perdagangan sejak terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota ini, mempunyai pengaruh besar terhadap fokus dan titik berat dalam penyelenggaraan otonomi daerah yang berazaskan desentralisasi. Dengan diberlakukan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah yang beberapa kali mengalami revisi, setiap daerah memiliki kewenangan untuk mengatur daerahnya sendiri. Pemerintah Daerah berlomba-
70
lomba untuk membangun daerahnya, baik melalui dana dari pusat maupun daerah, melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam adalah merupakan sektor penting yang dapat menunjang dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan demikian setiap daerah dituntut kreatif dalam menggali potensi PAD nya, tidak hanya melalui sektor pajak yang membebankan masyarakat, namun juga mengembangkan sektor industri kecil yang ada di
daerah untuk dapat bangkit, dan bersaing dalam
memasarkan produk-produk unggulannya di pasar. Sehingga outcome nya tidak hanya pada meningkatnya PAD yang dihasilkan oleh pemerintah daerah, tapi juga kesejahteraan masyarakat.
A. Lingkungan Strategis Kabupaten Serang 1.
Letak Geografis Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang berada
di pusat Kota Serang sebagai ibukota Provinsi Banten, yang sejak sejarah berdirinya pemerintahan daerah di Kresidenan Banten Provinsi Jawa Barat pada tahun 1950, Kabupaten Serang adalah pusat kegiatan sosial, budaya, ekonomi, politik dan agama islam serta Hankam di wilayah Banten, sehingga sangat strategis dan memudahkan koordinasi dan kerjasama antar dinas dan instansi dalam melaksanakan penyelesaian tugas pokok dan fungsinya, maupun dalam pelayanan publik kepada masyarakat di Kabupaten Serang, tepatnya berada di
71
jalan Veteran No. 4 Serang, Provinsi Banten, Telepon ( 0254 ) 216737, Faximile ( 0254 ) 216744. Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 5 0 50' – 60 21' lintang selatan dan 1050 0' - 1060 22' bujur timur. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara ke selatan adalah sekitar 60 km dn jarak terpanjang dari barat ke timur sekitar 90 km. Batas-batas wilayah adalah sebagai berikut : Sebelah Utara
: Laut Jawa dan Kota Serang
Sebelah Timur
: Kabupaten Tangerang
Sebelah Selatan
: Kabupaten Lebak dan Pandeglang
Sebelah Barat
: Kota Cilegon dan Selat Sunda
Letak geografis yang demikian merupakan keuntungan bagi Kabupaten Serang. Kabupaten Serang merupakan pintu gerbang atau transit perhubungan darat antar Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, juga sebagai daerah alternatif dan penyangga (hinterland) Ibukota Negara, karena dari Kita Jakarta hanya berjarak sekitar 70 km. Wilayah Kabupaten Serang sebagian besar adalah dataran rendah yang memiliki ketinggian kurang dari 500 meter dan beriklim tropis dengan curah hujan dan hari hujan banyak. Ukuran dalam sebulan rata-rata 39 mm dan rata-rata 14 hari hujan. Sekitar 74 persen dari luas wilayah keseluruhan Kabupaten Serang digunakan untuk lahan pertanian. Dari segi fisiografi dan morfologi permukaan tanahnya, sebagian besar (± 35%) bagian utara Kabupaten Serang merupakan hilir tata air permukaan yang mengarah ke Laut Jawa bagian Barat Daya, khususnya ke teluk Banten. Sekitar
72
50% wilayah merupakan perbukitan daerah hulu terutama di bagian selatan dan sedikit di utara barat laut, yaitu Kecamatan Bojonegara dan Kecamatan Pulo Ampel. Wilayah perairan Kabupaten Serang terdiri dari dua wilayah yakni Perairan Teluk Banten (Laut Jawa) dan perairan Selat Sunda. Kabupaten Serang juga memiliki beberapa wilayah pulau –pulau kecil sebanyak 16 pulau. 2. Administrasi Pemerintahan Kabupaten Serang merupakan salah satu dari delapan kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Banten. Luas administrasi wilayahnya adalah 1.467,35 km 2, terbagi ke dalam 29 kecamatan dan 314 desa, dan jumlah PNSD Kabupaten Serang pada tahun 2011 sebanyak 11.797 orang. Dari jumlah tersebut tercatat pegawai yang telah mencapai Golongan III keatas sebanyak 63,24 %,. Sementara Golongan ! masih ada sebanyak 2,25 %, dan sisanya Golongan II sebanyak 34,50 % (Sumber Serang Dalam Angka 2011).
b. Sumber Daya Manusia (SDM) Jumlah Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang sebanyak 52 orang dan Tenaga Kerja Kontrak ( TKK ) sebanyak
22 orang, serta Tenaga Kerjasukarela ( TKS )
sebanyak 86 orang. Tenaga Kerja Sukarela yang ada di Dinas Koperindag Kabupaten Serang didayagunakan sebagai petugas kebersihan dan retribusi pengelolaan Pasar se-Kabupaten Serang, serta membantu pengetikan surat dan administrasi pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pasar. Pegawai yang ada, baik dari
73
PNS, TKK, maupun TKS menjadikan kekuatan penunjang keberhasilan dan pemberdayaan aparatur dalam melaksanakan program kerja dan kegiatan-kegiatan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang.
c.
Tugas Pokok dan Fungsi Serta Susunan Organisasi Dinas Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 19 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang, yang dijabarkan dalam Peraturan Bupati Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang merupakan penyelenggara pemerintah Daerah yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah tanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah sesuai dengan bidang dan kewenangannya. Perda ini menggantikan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang dan Peraturan Bupati Kabupaten Serang Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang. Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang mempunyai tugas pokok Memimpin, merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan sebagian tugas Pemerintahan Daerah di bidang Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan. Untuk melaksanakan tugas pokok
74
tersebut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang mempunyai fungsi : 1. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan sebagian tugas Pemerintahan Daerah di bidang Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan; 2. Pengaturan penyelenggaraan tugas Pemerintahan Daerah di bidang Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan; 3. Pelaksanaan penyelenggaraan tugas Pemerintahan Daerah di bidang Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan; 4. Pengawasan Penyelenggaran tugas Pemerintahan Daerah di bidang Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan; dan 5. Pelaksanaan tugas tambahan. Dengan Uraian Jabatan sebagai berikut ; 1. Perencanaan meliputi : a.
merumuskan dan menetapkan Visi dan Misi Dinas;
b.
merumuskan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas;
c.
merumuskan dan menetapkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Dinas;
d.
merumuskan dan menetapkan Rencana Kerja (RENJA) Dinas;
e.
merumuskan Penetapan Kinerja (TAPKIN) Dinas;
f.
merumuskan dan menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas;
75
g.
merumuskan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas;
h.
merumuskan Standar Operasional Prosedur (SOP) Dinas;
i.
merumuskan dan menetapkan Kebijakan Teknis di bidang Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan; dan
j.
merumuskan dan menetapkan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas.
2. Pengaturan meliputi : a.
membina, membagi tugas, memberi petunjuk dan bimbingan kepada bawahannya; dan
b.
mengkoordinasikan unit satuan kerja bawahannya.
3. Pelaksanaan meliputi : a.
memberikan pelayanan urusan Pemerintahan Daerah di bidang Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan yang meliputi : 1) Koperasi; 2) Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM); 3) Perindustrian; dan 4) Perdagangan;
b.
menandatangani dokumen penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan;
76
c.
mengelola administrasi kepegawaian, keuangan dan aset Daerah di Dinas;
d.
menandatangani naskah dinas dalam bentuk nota dinas, nota pengajuan konsep naskah dinas, telaahan staf, laporan, surat pengantar, notulen dan memo;
e.
menandatangani naskah dinas dalam bentuk surat biasa, surat keterangan, surat perintah, surat perintah tugas, surat perintah perjalanan dinas, surat undangan, surat panggilan, nota dinas, nota pengajuan konsep naskah dinas, lembar disposisi, dan daftar hadir;
f.
melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dengan SKPD terkait;
g.
melaksanakan fasilitasi dan konsultasi dalam upaya menyelesaikan permasalahan terkait bidang Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan;
h.
melaksanakan sosialisasi sesuai dengan lingkup tugasnya;
i.
melaksanakan konsultasi dengan atasannya dan instansi Pemerintah yang lebih tinggi;
j.
menyusun evaluasi hasil Rencana Kerja Dinas;
k.
menyusun Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Dinas;
l.
menyusun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Dinas;
m. menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas; n.
menyampaikan laporan keuangan Dinas secara bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan kepada atasannya;
77
o.
menyampaikan laporan penggunaan aset Daerah pada Dinas setiap Triwulan dan Tahunan; dan
p.
memberikan masukan dan pertimbangan kepada atasan.
4. Pengawasan meliputi : a.
melakukan
pengawasan
dan
pengendalian
pada
setiap
tahapan
pelaksanaan tugas dan fungsi; b.
memberikan penghargaan kepada bawahannya yang berprestasi;
c.
memberikan sanksi kepada bawahannya yang melakukan pelanggaran sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
d.
menilai dan menandatangani Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil (SKP) bawahannya;
e.
menandatangani Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil (SKP) bawahannya dalam kapasitas sebagai atasan pejabat penilai;
f.
mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran Dinas; dan
g.
melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada atasan.
5. Melaksanakan tugas tambahan meliputi : a.
melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai bidangnya;
b.
melaksanakan tugas kedinasan lainnya dalam kapasitas sebagai tim dan atau kepanitian lintas SKPD; dan melaksanakan tugas pembantuan baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Banten.
78
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang secara hirarkhi susunan organisasi dan tata kerja sebagai berikut : 1. Kepala Dinas, 2. Sekretaris, 3. Bidang Perindustrian, 4. Bidang Perdagangan, 5. Bidang Keperasi, 6. Bidang UMKM, 7. Unit Pelaksana Teknis Pasar, 8. Kelompok Jabatan Fungsional.
Sedangkan Struktur Organisasi Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang dan Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Pasar sebagaimana terlampir dalam lampiran I dan II Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini. Kepala Dinas Koperasi,Perindustrian dan Perdagangan Kabupten Serang dalam melaksanakan tugas pokok tersebut dibantu oleh Sekretaris, para Kepala Bidang dan Kepala Bagian, serta dilaksanakan secara teknis oleh para Kepala Seksi dan Kepala Sub Bagian serta seluruh staf pelaksana secara sinergi dan terpadu sesuai tugas dan fungsi serta tanggung jawabnya dalam lingkup dinas.
79
4.2 Deskripsi Data 4.2.1 Deskripsi Data Penelitian Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang telah didapatkan dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses penelitian berlangsung. Dalam penelitian mengenai Perencanaan Strategis Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang, peneliti menggunakan teori Bryson (2007) mengenai hambatan perencanaan strategis: 1. Masalah Manusia a. Manajemen perhatian 2. Masalah Proses a. Manajemen ide strategis 3. Masalah Struktural a. Lingkungan Internal b. Lingkungan Eksternal 4. Masalah Institusional a. Pola Interaksi Mengingat bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, maka data yang dihasilkan dan diperoleh bersifat deskriptif berbentuk kata dan kalimat yang berasal baik dari hasil wawancara dengan informan penelitian, hasil dari observasi di lapangan, catatan lapangan penelitian atau pencarian dan pengumpulan data dilakukan peneliti secara investigasi dimana peneliti melakukan wawancara kepada sejumlah informan yang berkaitan dengan masalah
penelitian
sehingga
informasi yang didapat sesuai dengan apa yang diharapkan. Informan yang adapun sudah ditentukan dari awal karena peneliti menggunakan teknik purposive dalam menentukan informan.
80
Data-data tersebut merupakan data-data yang berkaitan mengenai Perencanaan Strategis Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (DISKOPERINDAG) dalam merelokasi pedagang pasar Kragilan di Kabupaten Serang. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi lapangan, dan kajian pustaka kemudian dilakukan ke bentuk tertulis untuk mendapatkan polanya serta diberi kode-kode pada aspek-aspek tertentu berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan dengan pembahasan permasalahan penelitian serta dilakukan kategorisasi. Dalam menyusun jawaban penelitian penulisan kode-kode, yaitu : 1. Kode Q untuk menunjukkan item pertanyaan, 2. Kode A Untuk menunjukkan item jawaban, 3. Kode I1-1 menunjukkan daftar informan dari Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang, 4. Kode I1-2 menunjukkan daftar informan dari Kepala Seksi Perdagangan Dinas KOperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang, 5. Kode I1-3 menunjukkan daftar informan dari kepala UPT Pasar Wilayah Timur Kabupaten Serang, 6. Kode I2 menunjukkan daftar informan dari Kepala FKP Pasar Kragilan Kabupaten Serang, 7. Kode I3 menunjukkan daftar informan dari pedagang pasar Kragilan Kabupaten Serang, 8. Kode I4 menunjukkan daftar informan dari konsumen pasar Kragilan Kabupaten Serang, 9. Kode I5 menunjukkan daftar informan dari masyarakat Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang, Setelah memberikan kode pada aspek tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian sehingga polanya ditemukan, maka dilakukan kategorisasi berdasarkan jawaban-jawaban yang ditemukan dari penelitian dilapangan dengan membaca dan menelaah jawaban-jawaban tersebut. Analisa data yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
81
beberapa kategori dengan beberapa dimensi yang dianggap sesuai dengan permasalahan
penelitian
dan
kerangka
teori
yang telah diuraikan
sebelumnya. Dimensi-dimensi tersebut mengacu pada Teori hambatan perencanaan strategis milik Bryson (2007) dan juga melihat pada UU No 7 Tahun 2014 tentang perdagangan, dan rencana pembangunan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang.
4.2.2 Daftar Informan Penelitian Pada bab sebelumnya mengenai metodologi penelitian, peneliti telah menjelaskan dalam pemilihan Informan diperoleh dari kunjungan lapangan yang dilakukan di lokasi penelitian dimana dipilih secara purposive merupakan metode penetapan informan dengan berdasarkan informasi yang dibutuhkan, artinya teknik pengambilan informan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Informan tersebut ditentukan dan ditetapkan tidak berdasarkan pada jumlah yang dibutuhkan, melainkan berdasarkan pertimbangan fungsi dan peran informasi sesuai fokus masalah penelitian (Moleong, 2004:217). Disini peneliti memilih informan yaitu pegawai pemerintah Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang, pedagang pasar, serta masyarakat Kecamatan Kragilan baik itu pengunjung pasar atau tidak. Namun, untuk masyarakat pengunjung pasar Kragilan, peneliti tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan Insidental. Teknik Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan / insidental bertemu
82
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data ( Sugiyono, 2011 : 85 ). Informan tersebut, ditentukan dan ditetapkan tidak berdasarkan pada jumlah yang dibutuhkan, melainkan berdasarkan pertimbangan fungsi dan peran informan sesuai fokus masalah penelitian. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini sebagai berikut: Tabel 4.1 Daftar Informan No
Kode Informan
Nama Informan
I1-1
Ir. H. Budi Prihasto, MM
2.
I1-2
Titi Purwitasari, S.Sos
3.
I1-3
Atang Nurjaya, S.E
4.
I2
Uci Syafroni Syafsaen
5.
I3-1
Sukmanah
6.
I3-2
Abdul Rosyid
7.
I4-1
Husnul
8.
I4-2
Fitriyana
9.
I5-1
10.
I5-1
Ikram Wahdi Putra Ijajah
1.
(Sumber : Peneliti, 2016)
Keterangan
Usia
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang Kepala Seksi Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang Kepala UPT Pasar Wilayah Timur Kabupaten Serang Kepala FKP Pasar Kragilan Kabupaten Serang Pedagang Pasar Krgilan Pedagang Pasar Kragilan Konsumen Pasar Kragilan
55 Tahun
Jenis Kelamin Laki-Laki
41 tahun
Perempuan
47 Tahun
Laki–laki
58 Tahun
Laki-laki
42 Tahun
Perempuan
38 Tahun
Laki-Laki
38 Tahun
Laki-laki
41 Tahun
Perempuan
25 Tahun
Laki-laki
25 Tahun
Laki-laki
Konsumen Pasar Kragilan Masyarakat Kecamatan Kragilan Masyarakat Kecamatan Kragilan
83
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian Pembahasan dan analisis dalam penelitian ini merupakan data dan fakta yang peneliti dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan. Untuk mengetahui bagaimana Manajemen Strategi Dinas Perhubungan dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang maka peneliti menggunakan teori hambatan perencanaan strategis milik Bryson (2007) : 1. 2. 3. 4.
Masalah Manusia Masalah Proses Masalah Struktural Masalah Institusional
Adapun pembahasan yang dapat peneliti paparkan adalah sebagai berikut:
4.3.1 Masalah Manusia Masalah manusia adalah tentang manajemen perhatian. Perhatian orangorang kunci harus difokuskan kepada isu, konflik dan prefensi kebijakan ditempat kunci dalam proses dan hirearki organisasi. Manajemen perhatian dan komitmen merupakan masalah bagi individu, kelompok, organisasi dan komunitas. Pada temuan lapangan penolakan akan rencana relokasi pedagang menjadi salah satu faktor masalah manusia yang dihadapi oleh Diskoperindag Kabupaten Serang. Berawal dari kebijakan untuk mengakomodir seluruh pedagang ke tempat yang baru dan pasar yang layak untuk pedagang. Hal ini dipertegas melalui wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibu Titi selaku Kepala Seksi Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan
84
Kabupaten Serang bahwa sebagai berikut : “Dapat mengakomodir seluruh pedagang los, kios maupun kaki lima pada pasar baru dengan lahan yang cukup luas dan layak di desa kendayakan”. (wawancara dengan Ibu Titi selaku kepala seksi perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan pada 1 Agustus 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang). Penolakan dari pedagang oleh perwakilan dari Forum Komunikasi Pedagang Pasar (FKKP) Kragilan yang menyatakan bahwa : “Tetap pedagang berharap di renovasi bukan relokasi, dan mengenai adanya perbaikan jalan kearah pasar baru di desa Kendayakan silahkan untuk diperbaiki, dan apabila perbaikan jalan dibarengi dengan pelebaran jalan di sekitaran gerbang jalan masuk jembatan sentul, pada bagian kiri 2 meter dan kanan 2 meter para pedagang akan diajak musyawarah kembali. Karena jika tidak ada pelebaran jalan disana, sama saja hanya memindahkan kemacetan”. (Wawancara dengan Bapak Uci selaku Kepala Forum Komunikasi Pedagang pasar Kragilan pada 28 Juli 2016 pukul 09.00 WIB di Pasar Kragilan Lama).
Berdasarkan data dan wawancara diatas, sebenarnya Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang telah mengupayakan mengakomodir para pedagang sebaik mungkin dan semaksimal mungkin. Namun tidak strategis nya pasar baru dan dianggap hanya memindahkan kemacetan di titik yang lain membuat para pedagang kontra dengan kebijakan ini. Sehingga belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedagang pasar Kragilan dalam setiap musyawarah tentang merelokasi pedagang pasar Kragilan. Lalu untuk menunjukan komitmen yang baik dari Diskoperindag Kabupaten Serang untuk menarik minat pedagang agar tertarik untuk dipindahkan ke desa Kendayakan adalah dengan tidak membebankan biaya untuk pedagang yang mau direlokasi ke pasar baru. Bapak Atang mengungkapkan
85
beberapa persyaratan untuk para pedagang agar pendataan menjadi lancer dan tertib, dengan kutipan wawancara sebagai berikut : “Pedagang akan diajak musyawarah dan sosialisasi kembali untuk direlokasi. pendataan akhir pedagang yang memilik SKP (Surat Keterangan Pedagang) sejenis akta rumah seperti itulah. Hal ini untuk menghindari pedagang musiman yang mau los dan kios gratis yang disedikan dinas di pasar baru.” (Wawancara dengan Bapak Atang selaku UPT Pasar Wilayah Timur pada 4 Agustus 2016 pukul 11.00 WIB di Kantor pasar Kragilan baru). Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukkan rencana komitmen yang baik demi mencapai tujuan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang. Perencanaan yang dapat membuat pedagang tidak perlu mengeluarkan biaya untuk sewa kios, los dan kaki lima dengan menunjukan SKP yang dimiliki oleh para pedagang di pasar yang baru. Hal ini bertujuan untuk menyeleksi pedagang musiman yang kerap yang ingin mendapatkan tempat secara gratis di pasar yang baru. Dengan adanya mayoritas pedagang yang memiliki SKP ini memperbesar potensi untuk diadakannya relokasi yang tertib. Permasalahan manusia pada aspek ini terdapat di para pedangan dan pemerintah yang mempunyai kendala untuk menyatukan tujuan sebuah relokasi pasar. Para pedagang yang enggan direlokasi menyatakan tempat yang kurang strategis pasar di Desa Kendayakan untuk mereka berjualan. Masalah perhatian pemerintah akan tanggapan pedagang yang masih kurang, menyebabkan permasalahan manusia belum teratasi dengan baik.
86
4.3.2 Masalah Proses Masalah proses adalah manajemen ide strategis menjadi good currency. Kearifan yang tidak konvensional harus diubah menjadi kearifan yang konvensional. Masalah proses yang terpenting dalam perencanaan strategis adalah manajemen ide strategis menjadi “good currency” dengan kata lain bagaimana anda menjual ide baru kepada cukup banyak orang bahwa kearifan yang tidak konvensional diubah menjadi kearifan yang konvensional. Prosedur atau Standard Operating Procedures (SOP) merupakan sistem langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan diselesaikan. Prosedur secara khusus merinci berbagai aktivitas yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan program-program. Dalam beberapa tahun terakhir Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kabupaten Serang telah melakukan berbagai tahapan yang panjang. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Titi selaku Kepala Seksi Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang yaitu sebagai berikut : “Tahap – Tahap Prosedur yang berawal dari permohonan dari himpunan pedagang pasar kragilan dan ajuran dari organda pengguna kendaraan yang mengeluhkan kemacetan di lingkungan serang timur. Lalu di tahun 2012 melalui musyawarah masyarakat yang ditanda tangani oleh muspika telah sepakat mau direlokasi pasar kragilan. Di tahun 2012 akhir dinas pun melakukan menyusun RAB nya. Pada tahun 2013 pengerjaannya dan melakukan forum diskusi mengenai pembangunan jalan dan sarana pendukung. memalui SKPD pendukung (PU, Dinkes, Dishub dan DTRBP). Pada tahun 2014 pembaharun data pedagang dan melakukan pembangunan tahap 1 yang sesuai dengan RAPD. Pada tahun 2015 dilakukan penggaran untuk pembangunan tahap ke 2. Tahun 2016 pembangunan tahap kedua dimulai dan ditargetkan selesai akhir tahun. Dan pada tahun 2017 pendataan ulang pedagang yang mau direlokasi dan pemindahannya ke pasar kragilan di desa kendayakan.”. (Wawancara dengan Ibu Titi selaku Kepala Seksi Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang pada 1 Agustus 2016
87
pukul 10.00 WIB di kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang). Berdasarkan hasil wawancara dapat diuraikan langkah-langkah Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang dari tahun ke tahun. Berawal dari adanya keluhan masyarakat yang menyatakan kerap terjadi kemacetan di sekitar pasar lama apabila di hari pasar buka yaitu senin dan kamis. Lalu dibuatlah perencanaan relokasi dari desa Kragilan ke desa Kendayakan dan juga dilakukan pendataan pedagang pasar Kragilan. Dalam pencairan anggaran pembangunan pasar, terdapat kekurangan yang menyebabkan terlalu lamanya kebijakan relokasi pedagang pasar Kragilan ini berjalan. Yaitu pencairan dana yang mengalami dua tahap sehingga pembangunan pun tidak bisa langsung dirampungkan segera. Hal ini pun diungkapkan lagi oleh Ibu Titi yaitu sebagai berikut : “Kendala yang dihadapi seperti penggaran yang dilalui secara 2 tahap sehingga proses kontruksinya pun dilakukan bertahap.” (Wawancara dengan Ibu Titi selaku Kepala Seksi Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang pada 1 Agustus 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang). Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang menganggarkan pembangunan pasar baru dalam dua tahap pencairan dana, yaitu pada tahun 2014 dan 2016. Hal ini membuat pembangunan pun dilakukan dalam dua tahap berbeda. Berikut adalah total penggaran yang dikeluarkan APBD untuk pembangunan pasar Kragilan baru di Desa Kendayakan Kabupaten Serang.
88
Pada pembangunan tahap pertama yang memakan dana sebesar Rp 7.710.000.000,- (tujuah miliar tujuh ratus sepuluh juta rupiah) atau setara dengan 69,254% dari total anggaran yang dikeluarkan, meliputi pengerjaan : 1. Pekerjaan tanah (Cut & Fill Soil) 2. Pekerjaan saluran eksternal 3. Pekerjaan pagar luar keliling (depan, samping, belakang) dan pemasangan pagar seng sekeliling bangunan exiting 4. Pembangunan los kelonting (2 Unit) 5. Pembangunan los kain (3 Unit) 6. Pembangunan los sayur (2 Unit) 7. Pembngunan los ikan dan daging (1 Unit) 8. Pembangunan los makanan dan jajanan (1 Unit) 9. Pembangunan kantor pengelola (1 Unit) 10. Pembangunan musholla (1 Unit) 11. Pembangunan toilet umum (1 Unit) 12. Pembangunan reservoir/ gudang (1 Unit) 13. Pemebangunan Tps (1 Unit) Pada pembangunan tahap dua yang memakan dana sebesar Rp 3.422.800.000,- (tiga miliar empat ratus dua puluh dua delapan ratus ribu rupiah) atau setara dengan 30,745% dari total anggaran yang dikeluarkan, meliputi pengerjaan : 1. Pekerjaan jalanan dan pekerjaan area pedagang kaki lima (PKL) 2. Pekerjaan instalasi listrik, penyambungnan PLN, plumbing eksternal,
89
kran taman dan hydrant tower 3. Pekerjaan taman beserta lampu taman 4. Pengecatan pagar depan dan kaibon, dan pemasangan nama dan logo stainless 5. Pembangunan kios (1 Unit) 6. Pembangunan pos jaga (1 Unit) 7. Pembangunan tempat cuci barang jualan (1 Unit) 8. Pembanguanan bak pengelohan air bekas/ IPAL (1 Unit) Seperti yang telah dipaparkan diatas pembangunan pasar kragilan baru di desa kendayakan kabupaten serang memiliki dua kali tahap pelaksaan pembangunan. Dengan total pembangunan yang memakan anggaran sebesar Rp 11.132.800.00,- (sebelas miliar seratus tiga puluh dua juta delapan ratus ribu rupiah) menjadikan pembangunan pasar ini memiliki sebuah konsep pasar tradisional yang bersih. Apabila kebijakan ini merupakan bersifat mendesak dalam tata kelola kota, seharusnya pencairan dan pembangunan harus dilakukan dengan cepat karena mengurai kemacetan dan menciptakan pasar tradisional yang layak merupakan hal penting yang langsung bersentuhan dengan masyarakat luas baik itu dalam tingkatan masyarakat Kecamatan maupun Kabupaten Serang. Sehingga kebijakan relokasi nya pun dapat segera dilakukan dengan adanya pembangunan pembangunan yang juga dapat meningkatkan pengembangan Kabupaten Serang.
90
Sedangkan pada rencana strategis merupakan perumusan perencenaan secara komprehensif tentang bagaimana perusahaan atau organisasi mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing. “Strategi yang sedang dilakukan saat ini seperti perbaikan fasilitas di sekitar pasar kragilan yang ada di desa kendayakan lalu sosialisasi kepada pedagang untuk memberikan pengertian dan pendataan.” (Wawancara dengan Ibu Titi selaku kepala seksi perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan pada 1 Agustus 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang). Tetapi strategi sosialisasi yang dilakukan oleh pihak Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Serang mengalami tanggapan minor dari pedagang yang merasa di kala adanya sosialisasi tidak adanya komunikasi dua arah yang baik. Bapak Uci selaku Sekretaris Forum Komunikasi Pedagang Pasar Kragilan mengatakan sebagai berikut : “Respon dari pemerintah sendiri tetap kekeuh memaksa menginginkan adanya relokasi dan tidak ada solusi yang diberikan kepada para pedagang.” (Wawancara dengan Bapak Uci selaku Kepala Forum Komunikasi Pedagang pasar Kragilan pada 28 Juli 2016 pukul 09.00 WIB di Pasar Kragilan Lama). Sosialisi dianggap tidak berjalan efeketif dari mendengarkan pendapat para pedagang juga diungkapkan Bapak Rosyid yang beberapa kali ikut datang dalam acara tersebut, wawancara yaitu sebagai berikut : “Susah, nggak mau mendengar pendapat dari pedagang kecil” (Wawancara dengan Bapak Rosyid selaku pedagang pasar Kragilan pada 28 Juli 2016 pukul 11.30 WIB di Pasar Kragilan).
91
Strategi – strategi yang dilakukan pemerintah seharusnya menjadikan langkah untuk menjalankan tujuan yang ada tetapi fungsi ini akan berdampak negatif apabila tidak baik dalam pelaksanaanya. Seperti sosisalisasi yang tidak menemukan titik tengah antara pihak pemerintah dan pedagang. Sebaiknya apabila sosialisasi dilaksanakan tidaklah hanya menyampaikan rencana yang telah dibuat oleh pihak pemerintah. Tetapi jajak pendapat dengan para pedagang juga harus dilaksanakan dan dicari solusi untuk kedua belah pihak. Sehingga Pihak pemerintah dapat membuat strategi yang diinginkan oleh pedagang tetapi tidak bersinggungan dengan tujuan awal dari rencana relokasi pedagang. Berdasarkan uraian wawancara diatas peneliti menganggap masalah proses belum terlaksana dengan baik.
4.3.3 Masalah Struktural Masalah struktural adalah manajemen hubungan bagian dan keseluruhan. Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan yang menguntungkan. Masalah struktural dalam perencanaan strategis adalah mengaitkan lingkungan dan eksternal yang melintasi tingkat-tingkat. Tantangan bagi para perencana strategis adalah meyakinkan bahwa keseluruhannya terletak dalam bagianbagiannya, mereka harus menggunakan pendekeatan holografik dan bukan pendekatan komposisional. Para perencana harus berusaha menempatkan seluruhnya
dalam
tiap-tiap
bagiannya,
sehingga
bagian-bagian
itu
mempresentasikan seluruhnya. Bila hal ini dapat dilakukan maka masing-masing bagian dari sistem akan mempunyai unsur-unsur penting bagi reproduksi
92
keseluruhan sistem. Dalam konteks penelitian ini tentunya mengacu pada bagaimana menganalisis lingkungan internal organisasi khususnya yang menjadi lokus penelitian ini yaitu Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang. Dalam hal ini lembaga pemerintah daerah yang selama ini paling banyak terlibat adalah Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang sehingga dalam hal ini perlunya analisis internal dari dinas tersebut. Adapun peneliti memuat rincian kekuatan Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang dapat dilihat pada tabel - tabel sebagai berikut :
TABEL 4.2 JUMLAH PEGAWAI DAN JABATAN DINAS PERINDUSTRIAN & PERDAGANGAN KAB. SERANG NO
JABATAN
ESELON
PNS
1
2
3
4
II
1
CPNS TKK 5
6
TKS
JUMLAH
7
8
1
Kepala Dinas
2
Sekretaris
III a
1
-
-
-
1
3
Kepala Bidang
III b
4
-
-
-
4
4
Kepala
IV a
3
-
-
-
3
Sub
1
Bagian 5
Kepala Seksi
IV a
12
-
-
-
12
6
Kepala
UPT
IV a
3
-
-
-
3
UPT
Iva
1
-
-
-
1
Pasar 7
Kepala Metrologi
93
8
Kepala
Sub
IVb
4
-
-
-
4
-
23
-
22
86
131
22
86
160
Bagian di UPT Pasar
dan
Metrologi 9
Staf Pelaksana JUMLAH
52
Sumber : DISKOPERINDAG Kabupaten Serang. Data pada tabel menunjukkan bahwa di Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang memiliki jumlah sebanyak 52 orang Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang, dan Tenaga Kerja Kontrak ( TKK ) sebanyak 22 orang, serta Tenaga Kerjasukarela ( TKS ) sebanyak 86 orang. Tenaga Kerja Sukarela yang ada di Dinas Koperindag Kabupaten Serang didayagunakan sebagai petugas kebersihan dan retribusi pengelolaan Pasar se-Kabupaten Serang, serta membantu pengetikan surat dan administrasi pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pasar. Pegawai yang ada, baik dari PNS, TKK, maupun TKS menjadikan kekuatan penunjang keberhasilan dan pemberdayaan aparatur dalam melaksanakan
program
kerja
dan
kegiatan-kegiatan
Dinas
Koperasi
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang. M enurut
peneliti
jumlah
ini
terlalu
banyak
apabila
sekedar
melakukan pelaksanaan rencana strategi di sebuah dinas tanpa ada praktik langsung dilapangan dalam hal pengelolaannya. Hal ini terungkap pada sela – sela wawancara dengan pak uci, yang mengatakan sebagai berikut : “Terus terang saja kineja dinas & UPT istilah kata pakemlah,
94
maksudnya ngga berjalan di pasar Kragilan ini”. (Wawancara dengan Bapak Uci selaku Kepala Forum Komunikasi Pedagang pasar Kragilan pada 28 Juli 2016 pukul 09.00 WIB di Pasar Kragilan Lama). Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu sukmanah yang merasa kurang optimal pegawai lapangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang dalam pengelolaan sampah yang sudah ada retribusi harian yang dibebankan kepada pedagang. Wawancaranya sebagai berikut : “Masih kurang, ada pungutan kebersihan tapi masih sering sampah dibuangnya ke belakang pasar”. (Wawancara dengan Ibu Sukmanah selaku pedagang pasar Kagilan pada 28 Juli 2016 pukul 11.00 WIB di Pasar Kragilan).
Pernyataan wawancara menggambarkan bahwa walaupun pasar Kragilan lama adalah sebuah pasar kecil tetapi pasar ini memerlukan pengelolaan yang baik dan benar. Karena banyaknya juga pedagang yang tidak bisa ditertibkan sehingga menyebabkan kemacetan di jalan raya. Sehingga menurut peneliti alangkah lebih baiknya pihak Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan mengalokasikan beberapa pegawai untuk turun langsung ke pasar agar mengetahui apa yang dikeluhkan oleh pedagang dan mendengar keinginan para pedagang jika rencana relokasi dijalankan, seperti pembinaan langsung terhadap para pedagang dalam kondisi yang sangat natural. Lebih jauh peneliti menjabarkan komposisi pegawai menurut Pendidikan dan Golongan di Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang yaitu sebagai berikut:
95
TABEL 4.3 JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN PENDIDIKAN
JUMLAH
SD
8
SLTP
2
SLTA
19
D1 D II
-
D III / Sarjana Muda
4
S1
12
S2
7
JUMLAH
52
Sumber : DISKOPERINDAG Kabupaten Serang Tabel di atas menunjukkan bahwa tentunya dalam Sumber Daya Manusia Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan sangat mumpuni. Kemampuan dalam perencanaan memang tidak sama dalam kemampuan pelaksanaan, karena kemampuan pelaksanaan tentu terdapat faktor-faktor yang entah itu menghambat atau mempercepat pelaksanaan. Menurut peneliti kemampuan atau ketersediaan sumber daya manusia maupun sumber daya anggaran seharusnya menjadi kekuatan yang dimiliki karena kemapuan sumber daya untuk menghasilkan sesuatu tergantung pengelolaanya, semuanya tergantung pada seberapa pintar dan cermatnya dinas dalam melakukan pengelolaan entah itu sumber daya manusia dan sumber daya anggaran, selain itu adanya diklat-diklat tentunya menjadi nilai lebih dalam menjadikan suatu sumber daya manusia memiliki kemampuan yang lebih.
96
Pasar Kragilan yang baru dan lama memerlukan pengelolaan yang baik dalam pelaksaannya dan juga pengawasannya. Sumber daya yang ada bagaimanapun
kondisinya
harus
menjadi
suatu
kekuatan
dalam
hal
pengembangan perdagangan khususnya pengelolaan dan pengembangan pasar yang baru, sumber daya yang ada harus di tingkatkan kualitasnya, agar dapat memberikan sumbangsih bagi pengelolaan pasar tradisional. Hal ini juga diperlukan dukungan dari kualitas kesadaran pedagang dalam ketertiban dan kenyamanan pasar Kragilan, karena akan terasa percuma jika pedagang pun tidak mau kooperatif dengan pihak dinas sendiri. Apapun yang akan direncanakan dan dilaksanakan pemerintah tanpa memperhatikan atau meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada. Dengan adanya sumber daya yang berkualitas dan dapat bekerja keras dan juga bekerja secara cerdas hal ini dapat mempermudah relokasi pedagang pasar. Karena dengan seperti itu pedagang akan mempercayai Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang dalam mengelola pasar yang baru untuk kemajuan bersama. Sehingga masyarakat pun tidak enggan untuk datang berbelanja ke pasar tradisional dibandingkan ke pasar modern. Analisis lingkungan eksternal perusahaan terutama bertujuan untuk mengidentifikasi sejumlah peluang dan ancaman yang berada di lingkungan eksternal perusahaan. Sehingga dalam perencanaan strategis dan dalam tahap pelaksanaan implementasi strategis analisis lingkungan eksternal sangat diperlukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan memberikan gambaran terhadap apa-apa saja terkait peluang yang dapat digali untuk
97
menghasilkan suatu keuntungan, dalam hal Implementasi rencana relokasi pedagang pasar Kragilan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang di kecamatan Kragilan Kabupaten Serang, tentunya sebelum melakukan implementasi dan melakukan perencanaan yang pertama dilakukan setelah menentukan visi dan misi adalah menentukan atau menganalisis lingkungan eksternal. Dalam rencana pembangunan pasar Kragilan sendiri memiliki maksud untuk meningkatkan keberadaan pasar tradisional menjadi tempat transaksi jual beli masyarakat yang nyaman, layaknya pasar modern. Sedangkan tujuannya adalah : 1. Mengakomodir keberadaan seluruh pedagang yang telah ada, untuk mendapatkan tempat berjualan yang layak. 2. Menata para pedagang melalui zonasi sesuai komoditi dagangannya. 3. Memberikan ruang gerak dan sirkulasi udara serta cahaya yang memadai bagi para pembeli dan pedagang. 4. Meningktkan perekonomian masyarakat sekitar. 5. Mengurai kemacetan yang sering terjadi di sekitar lokasi pasar lama. 6. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Sedangkan potensi yang ada di lokasi pasar Kragilan yang baru, meliputi: 1. Akses menuju pasar Kragilan merupakan jalan kabupatendan mudah dicapai. 2. Keberadaan pasar baru diindikasikan dapat mengurangi arus kemacetan yang sering terjadi di jalan nasional Jakarta – Serang.
98
3. Kawasan di pasar baru yang berada di antara keramaian pemukiman penduduk sehingga dapat menaikan keuntungan pedagang dalam berjualan. 4. Pedagang tidak dibatasi waktu untuk membuka lapaknya sehingga dapat membuka los dan kiosnya setiap hari. Untuk mengetahui rencana pembangunan pasar yang baru di desa Kendayakan peneliti memberikan rencana pembangunan kios, los dan kaki lima yang terserap di pasar baru, yaitu sebagai berikut : Tabel 4.4 Rencana Jumlah Pedagang Yang Akan Terserap 1.
KIOS
2.
LOS
Ukuran ( 2,5 x 2,5 M )
= 332 Unit
1. Los Kelontong 2. Los Kain 3. Los Sayuran, Bumbu dan Buah 4. Los Ikan dan Daging 5. Los Makanan dan Jajanan 3.
= 56 Unit
KAKI LIMA
Ukuran ( 2 x 1,75 M )
= 88 Unit
Ukuran ( 2 x 1,75 M )
= 132 Unit
Ukuran ( 2 x 1,75 M )
= 72 Unit
Ukuran ( 2 x 1,75 M )
= 32 Unit
Ukuran ( 4,3 x 3 M )
= 88 Unit
Ukuran ( 1,5 x 1,75 M )
= 180 Unit
Jumlah Total Pedagang
= 568 Unit
(Sumber : Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang Kab.Serang 2014) Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa rencana pedagang yang akan terserap di Pasar Kragilan Baru yang terdapat di desa Kragilan dapat menampung 568 Unit, yang terbagi dalam 56 kios, 332 unit los, dan 180 unit kaki lima. Dengan ukuran yang berbeda antara kios, los dan kaki lima.
99
Di bawah ini merupakan pendapat lain dari pegawai dinas mengenai potensi-potensi yang ada di pasar baru kragilan yaitu sebagai berikut : “Luas tanah sekitar 2 hektar untuk area pasar beda jauh dengan di pasar lama, lalu disini juga banyak perumahan yang padat penduduk”. (Wawancara dengan Bapak Atang selaku UPT Pasar Wilayah Timur pada 4 Agustus 2016 pukul 11.00 WIB di Kantor pasar Kragilan baru) Serupa dengan bapak atang, ibu titi pun mengungkapkan kalau potensi yang ada di pasar kragilan baru sangat menguntungkan pedagang dalam melakukan kegiatan jual beli dengan masyarakat, berikut pemaparannya : “Pemberian los kios gratis kepada pedagang yang terdata dan juga perbaikan fasilitas di sekitar pasar Kragilan yang ada di desa Kendayakan. Syarat syarat pedagang jika ingin dipindahkan secara gratis yaitu memiliki surat surat keterangan pedagang (SKP) dan juga KTP sehingga dapat langsung di data. Lalu pedagang dapat membuka los dan kiosnya setiap hari” (Wawancara dengan Ibu Titi selaku kepala seksi perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan pada 1 Agustus 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang). Potensi-potensi di kawasan pasar baru yang berada di desa Kendayakan pun dipaparkan oleh masyarakat kecamatan kragilan yang berhasil peneliti wawancarai, kutipan wawancara yaitu sebagai berikut : “Ya jelas ada, disitu kan nanti lokasinya strategis ya di dalem desa kendayakan, dekat dengan desa desa seperti kramat pematang sukajati. Manfaatnya pasti ada buat masyarakat.” (Wawancara dengan Bapak Ikram selaku Masyarakat Kecamatan Kragilan pada 25 Agustus 2016 pukul 13.00 WIB di kawasan Kecamatan Kragilan). Hal yang sama juga diungkapkan bapak Husnul selaku konsumen pasar Kragilan sebagai konsumen yang ternyata tinggal di desa kendayakan dan mempunyai rumah di sekitaran pasar baru di sana :
100
“Banyak manfaatnya buat masyarakat di daerah kendayakan banyak pemukiman masyarakat di desa tersebut”. (Wawancara dengan Bapak Husnul selaku konsumen pasar Kragilan pada 2 Agustus 2016 pukul 09.00 WIB di Pasar Kragilan) Beda hal dari sudut pandang pedagang yang menolak di relokasi ke desa Kendayakan. Bapak Uci sebagai pedagang dan Sekretaris Forum Komunikasi Pedagang Pasar Kragilan pun memiliki petisi penolakan dari pedagang yang berisikan bahwa desa Kendayakan adalah daerah rawan tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab dan tindakan kriminal. Menurut bapak Uci selaku Kepala Forum Komunikasi Pedagang Pasar Kragilan membantah akan potensi yang ada di sekitar lokasi asar yang baru, bapak uci beranggapan bahwa : “Tidak ada pelebaran jalan disana, sama saja hanya memindahkan kemacetan. Ini disebabkan angkutan umum yang suka berhenti sembarangan di gerbang masuk jembatan sentul yang merupakam akses jalur ke pasar baru di desa kendayakan. Sebagaimana selama ini kita tahu bahwa disana adalah jantung kemacetan di Kabupaten Serang timur”. (wawancara dengan Bapak Uci selaku Kepala Forum Komunikasi Pedagang pasar Kragilan pada 28 Juli 2016 pukul 09.00 WIB di Pasar Kragilan). Lalu penolakan lain pun diungkapkan oleh pedagang lainnya, Ibu Sukmanah yang telah berjualan kurang lebih 30 tahun di pasar Kragilan lama dikarenakan hal lain, Berikut wawancaranya adalah : “Ngga setuju, karna lingkungan dan tempat nggak strategis. Kalo di kendayakan harus masuk naek ojek kalo disini kan enak tinggal turun angkutan langsung di depan pasar”. (Wawancara dengan Ibu Sukmanah selaku pedagang pasar Kagilan pada 28 Juli 2016 pukul 11.00 WIB di Pasar Kragilan).
101
Pendapat dari kedua belah pihak memang adanya seperti kenyataan dilapangan. Potensi yang terlihat pada lokasi pasar baru yang berada dikeramaian pemukiman perumahan dan desa di Kendayakan dan rencana pembangunan los dan kios yang cukup baik sehingga dapat meresap seluruh pedagang yang ada di pasar lama tetapi
memang lokasi yang masuk ke dalam jembatan sentul
membuat tidak adanya jalur angkutan untuk masuk ke pasar baru. Hal ini dapat diantisipasi oleh pihak Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang yang berkoordinasi dengan pihak terkait untuk merencanakan pengadaan jalur angkutan umum dan terminal di dekat lokasi pasar baru. Sedangkan tuntutan dari pedagang yang menginginkan lebih dari itu, seperti pelebaran jalan di dekat jembatan sentul tidak ada hanya sebatas perbaikan jalan yang rusak menuju pasar baru. Sedangkan hambatan-hambatan lain menurut ibu titi selaku kepala seksi perdagangan adalah sebagai berikut ”Sedikit dari beberapa pedagang yang kontra dari lokasi tersebut yang masih meragukan akankah mereka masih bisa berdagang dengan optimal ditempat yang baru, mungkin itu jadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Kabupaten Serang”. (Wawancara dengan Ibu Titi selaku kepala seksi perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan pada 1 Agustus 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang)
Pak atang sebagai pegawai dinas yang menjalankan tugasnya di lapangan pun memberikan pendapat selaras mengenai hambatan yang terjadi. Yaitu sebagai berikut : “Pasti ada pro dan kontra disetiap kebijakan. Bagi pedagang mungkin lebih banyak yang kontra karena pandangannya terhadap relokasi yaitu
102
dapat menurunkan omset mereka tetapi pada pandangan yang pro terhadap kebijakan ini seperti pengguna jalan raya dapat menjadi solusi kemacetan yang kerap dialami”. (Wawancara dengan Bapak Atang selaku UPT Pasar Wilayah Timur pada 4 Agustus 2016 pukul 11.00 WIB di Kantor pasar Kragilan baru). Ketakutan akan omset yang menurun diungkapkan oleh pedagang, seperti bapak Rosyid yang sudah berdagang 20 tahun di pasar Kragilan. Wawancaranya adalah sebagai berikut : Menolak pasar untuk dipindah, sudah nyaman dagang disini dan jika dipindahkan ngga ada jaminan di pasar yang dikendayakan bakal ramai pembeli”. (Wawancara dengan Bapak Rosyid selaku pedagang pasar Kragilan pada 28 Juli 2016 pukul 11.30 WIB di Pasar Kragilan). Pihak Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang sadar akan hambatan-hambatan yang berasal dari pedagang. Seperti pandangan bahwa pindahnya tempat pedagang akan mempengaruhi pendapatan mereka berjualan. Yang seharusnya hal ini dapat diredam oleh pihak dinas dengan memaparkan potensi di pasar baru dan ajakan yang kooperatif sehingga pedagang tidak merasa dirugikan pada pemindahan tempat mereka mencari nafkah. Hal ini diungkapkan oleh pedagang dalam kutipan di Fesbuk Banten News. Yang berisikan seperti berikut : Menurut Rohani, “jika pemerintah daerah bersikeras mau merelokasi para pedagang Pasar Kragilan sama saja akan menyengsarakan rakyat. Bagaimana para pedagang menafkahi keluarganya, sedangkan dilokasi Pasar yang akan dibangun di Desa Kendayakan jauh dari dari jalan raya”. (www.facebook.com/notes/fesbuk-banten-news/pedagang-pasar-kragilankeukeuh-tolak-direlokasi).
103
Apabila disimpulkan hambatan-hambatan yang dirasakan oleh pedagang adalah sebagai berikut : 1. Pasar baru dapat menurunkan omset penjualan mereka 2. Lokasi pasar baru yang tidak strategis karena berada sekitar 2 kilometer dari jalan raya 3. Pasar Kragilan lama merupakan lokasi yang mempunyai nilai sejarah 4. Relokasi pasar ke desa Kendayakan hanya memindahkan kemacetan bukan mengurai kemacetan di jalan raya Jakarta – Serang 5. Lokasi pasar kragilan baru dinilai tidak aman sehingga menurunkan minat pembeli
Menurut peneliti peningkatan potensi di sekitar pasar belum maksimal dan hambatan lainnya adalah minat pedagang untuk direlokasi ke pasar yang baru menambah pekerjaan rumah bagi Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang Kabupaten Serang. Sebaiknya pedagang dan pihak dinas sendiri membuat suatu perjanjian yang tidak merugikan kedua belah pihak baik dalam segi pemasaran pasar yang baru, hingga peningkatakan fasilitas sarana dan prasarana penunjang di sekitar pasar. Contohnya yang telah terlaksana dengan baik adalah relokasi PKL di kota Solo, dengan cara jamuan yang diadakan 54 kali dan perjanjian pemasaran melalui media cetak dan televisi lokal. Lalu ada pula perjanjian pemasangan spanduk di titik-titik strategis untuk semakin luas pemasarannya. Berkaca dari hal tersebut peneliti merasa jika Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang memang serius untuk
104
memindahkan para pedagang tanpa adanya bentrokan fisik dikemudian hari perlu mencontoh hal ini. Dengan adanya niatan baik untuk membuat tata kota yang lebih tertib dan komunikasi yang efektif, pedagang pun akan sukarela untuk direlokasi. Bagi pihak dinas pun dapat menjalakan tujuan adanya program relokasi ini yaitu mengurai kemacetan di jalur Nasional Jakarta – Serang.
4.3.4
Masalah Institusional
Masalah instutisional adalah pelaksanaan transformatif. Masalah tersulit yang harus dihadapi perencanaan strategis dapat dipecahkan hanya melalui transformasi institusi. Masalah yang sangat sulit dalam perencanaan strategis mencakup transformasi lembaga. Lembaga (institusional) adalah pola interaksi yang sangat stabil, yang diorganisir di seputar ide penting. Dalam hal ini Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang dalam meningkatkan potensi yang ada di Desa Kendayakan akan mempunyai program dengan berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dirasa bisa mengangkat keramaian dan memudahkan masyarakat untuk mencapai pasar Kragilan baru. Seperti diungkapkan oleh Bapak Budi selaku Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang yaitu : “Setelah bangunan berdiri baru adanya koordinasi dengan dishub untuk membuat jalur angkutan umum yang melewati pasar baru, dan juga koordinasi PU untuk perbaikan jalan dan juga penerangan.” (Wawancara dengan Bapak Budi selaku Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang pada 14 September 2016 pukul 10.00 WIB di Kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang).
105
Ungkapan lain dari Bapak Atang tentang program lain seperti pembangunan terminal di sekitar lokasi pasar Kragilan baru, Hal ini dikeluarkan agar dapat pedagang pasar Kragilan mempertimbangkan diri agar mau direlokasi ke pasar yang baru. Kutipan wawancaranya yaitu sebagai berikut : “Melalui koordinasi dengan SKPD yang lain sudah diajukan traek untuk angkutan umum masuk ke dalam kawasan pasar baru ditambah dengan terminal angkutannya pula.” (Wawancara dengan Bapak Atang selaku UPT Pasar Wilayah Timur pada 4 Agustus 2016 pukul 11.00 WIB di Kantor pasar Kragilan baru). Berdasarkan wawancara diatas program antar Satuan Kerja perangkat daerah terkait peningkatan-peningkatan tata letak dan perbaikan insfrastruktur di Desa Kendayakan dirasa perlu dilakukan. Dengan adanya rencana relokasi diperlukan program untuk meningkatkan potensi di sekitarnya, dan memang perlu adanya infrastruktur yang membaik. Dalam pelaksanaannya saat ini di lapangan baru perbaikan jalan yang telah dilaksanakan guna menuju akses Pasar Kragilan yang berada di Desa Kendayakan. Padahal ada beberapa program unggulan seperti pembuatan terminal dan mengadakan trayek angkutan umum agar melewati pasar yang berlokasi di dalam, dan program-program ini belum terlaksana.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan adalah isi dari hasil analisis data dan fakta yang peneliti dapatkan, atau rangkuman dalam hasil analisis penelitian yang telah disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan. Perencanaan Strategis Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang Dalam Merelokasi Pedagang
106
Pasar Kragilan di Kabupaten Serang dengan menggunakan teori tantangan dalam Perencanaan Strategis Bryson (2007:227). Adapun di bawah ini akan dijelaskan pembahasan terkait hasil penelitian di atas:
1. Masalah Manusia Masalah manusia adalah tentang manajemen perhatian. Perhatian orangorang kunci harus difokuskan kepada isu, konflik dan prefensi kebijakan ditempat kunci dalam proses dan hirearki organisasi. Manajemen perhatian dan komitmen merupakan masalah bagi individu, kelompok, organisasi dan komunitas. Untuk mewujudkan pelaksaan yang maksimal atau yang efektif dan efisien, tidak hanya membutuhkan komunikasi yang baik, dana yang banyak tetapi juga perhatian dan komitmen dari para pelaksana untuk serius dalam melaksanakan apa yang telah direncanakan dan hal paling bermasalah dalam perencanaan adalah pelaksanaanya. Sering kali secara konseptual apa yang direncanakan sudah sangat baik bahkan sempurna, namun tiba pada fase pelaksanaan muncul berbagai macam kendala yang jika tidak diatasi dengan cepat akan menghambat semua pelaksanaan rencana. Tuntutan akan perhatian dan komitmen yang tinggi sangat diperlukan terlebih mengingat tugas poko dan fungsi baik dari organisasi maupun semua elemen yang ada dalam organisasi. Pada temuan lapangan terlihat tujuan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang sudah baik, seperti yang tertera pada rencana pembangunan pasar Kragilan adalah menciptakan pasar yang layak huni. Hal
107
ini terlihat baik dikarenakan pembangunan ini memiliki sifat yang bersentuhan langsung dengan banyak kepentingan masyarakat luas. Sehingga dapat menciptakan pasar tradisional yang memiliki tempat yang nyaman dan layak untuk dikunjungi dalam membeli kebutuhan sehari-hari. Sedangkan kebijakan telah disiapkan untuk mengelola pasar Kragilan baru agar menjadi lebih baik untuk para pedagang. Yaitu adanya sebuah kebijakan yang tidak membebankan pedagangan untuk hal biaya penyewaan tempat, pedagang yang sudah terdata di pasar yang lama telah memiliki jatah lapak untuk dagangannya di pasar yang baru baik itu los, kios maupun kaki lima. Syarat untuk mendapatkan kebijakan ini adalah dengan memiliki surat keterangan pedagang (SKP) dan sudah terdata sebagai pedagang yang berada di pasar Kragilan lama. Tetapi memang pedagang masih dikenakan retribusi kebersihan setiap harinya, dengan jumlah yang berbeda-beda yaitu untuk kios Rp2.000,- lalu los Rp1.500 dan juga kaki lima sebesar Rp 1.000,-. Jumlah retribusi ini pun sama ketika pedagang berada di pasar kragilan yang lama dan tidak menjadi masalah berarti untuk para pedagang.
Jadi
kebijakan untuk
membebaskan biaya sewa tempat di pasar yang baru kepada para pedagang sudah dikatakan baik dan tepat, karena hal tersebut dapat menarik minat pedagang agar tercapainya tujuan untuk merelokasi pedagang pasar Kragilan.
108
2. Masalah Proses Proses dimaksud kali ini adalah dengan mengelola ide dalam melaksanakan pilihan strategi. Strategi yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Perindustrian
dan
Perdagangan
Kabupaten
Serang
adalah
dengan
mengadakannya sosialisasi pembangunan dan rencana relokasi pedagang dari pasar lama ke pasar yang baru.
Strategi sosialisasi yang tidak dapat
mengakomodir pendapat dari pedagang, membuat buruk keadaan dilapangan. Pedagang yang enggan untuk direlokasi menyampaikan bahwa sosialiasi yang tidak dapat mendengarkan keluhan dari sudut pandang pedagang sehingga pemerintah dipandang arogan dalam hal ini. Peranan sosialisasi yang seharusnya menjadi ujung tombak komunikasi langsung antara kedua belah pihak menjadi tidak berjalan semestinya jika pemerintah tidak dapat mencapai kesepakatan. Dilihat dari hal tersebut dalam strategi Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang dapat dikatakan belum maksimal dalam proses perumusan strategi. Sedangkan dari prsoes penganganggaran yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang Kabupaten Serang yaitu berasal dari APBD yang mengalami 2 tahap pencairan dengan total dana Rp 11.132.800.00,- (sebelas miliar seratus tiga puluh dua juta delapan ratus ribu rupiah). Hal ini menyebabkan tujuan relokasi pedangang pasar Kragilan berjalan dengan lama di lapangan dan pembangunan fisik pasar di desa Kendayakan yang juga mengalami dua tahap pengerjaan. Saat ini pembangunan tahap kedua/akhir telah dilakukan yang menargetkan rampung pada bulan desember 2016. Berbagai
109
tahapan telah dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang jika dilihat dari pencairan yang berdampak juga pada proses pembangunan dilapangan yang memakan waktu kurang lebih 4 tahun bahkan bisa lebih, juga terjadi ketegangan dengan pedagang. Membuat bagian penganggaran menjadi kurang optimal. Sehingga prosedur atau langkah Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten serang yang berjalan lama. Dimulai pada tahun 2012 dan sampai saat ini masih dalam pembangunan dan diskusi dengan para pedagang yang rencananya akan direlokasi.
3. Masalah Struktural Masalah struktural adalah manajemen hubungan bagian dan keseluruhan. Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan yang menguntungkan. Masalah struktural dalam perencanaan strategis adalah mengaitkan lingkungan internal dan eksternal yang melintasi tingkat-tingkat. Tantangan bagi para perencana strategis adakah meyakinkan bahwa keseluruhannya terletak dalam bagian-bagiannya, mereka harus menggunakan pendekatan holografik dan bukan pendekatan komposisional. Para perencana harus berusaha menempatkan seluruhnya
dalam
tiap-tiap
bagiannya,
sehingga
bagian-bagian
itu
mempresenrasikan seluruhnya. Bila hal ini dapat dilakukan maka masing-masing bagian dari sistem akan mempunyai unsur-unsur penting bagi reproduksi keseluruhan sistem.
110
Pada temuan lapangan menurut peneliti Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang belum memaksimalkan sumber daya manusia yang ada untuk pengembangan dan pengelolaan pasar Kragilan baik itu di pasar yang baru dan pasar yang lama. Pasar lama yang pengelolaannya yang tidak maksimal dan perencanaan relokasi yang lambat sekitar kurang lebih 4 tahun yang belum terealisasi menunjukan akan tidak terencana dengan baik oleh Sumber Daya Manusia yang ada di Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang. Hal ini menunjukan kurang maksimalnya kinerja dari sumber daya manusia di Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang. Sedangkan analisis lingkungan eksternal dalam relokasi pasar ini adalah pedagang dan juga masyarakat sebagai objek suatu kebijakan yang mempunyai tanggapan pro dan kontra mengenai hal relokasi. Menjadi ancaman keberhasilan suatu kebijakan yang tidak terencana dengan baik. Dalam hal ini ancaman yang terjadi dikarenakan hambatan yang ada di lapangan yaitu seperti masyarakat sekitar dan pedagang yang menolak untuk direlokasi ke pasar yang baru di desa Kendayakan. Penolakan ini dianggap dapat menurunkan omset para pedagang karena lokasi pasar yang kurang stategis dan alasan dari Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang yang ingin menghilangkan kemacetan di sekitar pasar hanya alasan yang tidak tepat menurut para pedagang. Karena memang apabila pasar dipindahkan ke lokasi yang baru itu hanya akan memindahkan kemacetan di lokasi yang berbeda.
111
Menurut peneliti melihat tidak adanya titik temu akan kedua belah pihak diperlukan jajak pendapat yang bisa mengakomodir keinginan dari para pedagang sehingga dapat ditarik benang merah untuk melaksanakan relokasi. Seperti mencontoh pada relokasi PKL di Kota Solo yang berlangsung secara damai, pihak Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang perlu membuat pemasaran akan potensi dan lokasi pasar yang baru agar pedagang direlokasi secara sukarela. Dari aspek masalah struktural Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang belum dengan baik melakukannya baik dalam sisi internal maupun eksternal.
4. Masalah Institusional Berbicara mengenai pola interaksi dalam organisasi menjadi lembaga manakala pola tersebut dimasuki oleh nilai dan karakter. Perkembangan karakter lembaga dan komunitas sebgaian besar merupakan tanggung jawab kepemimpinan. Dalam hal ini tugas utama kepemimpinan lembaga adalah pendefinisian misi lembaga, struktur dan sistemnya, pembelaan integritasnya dan pengaturan konflik internal. Berdasarkan temuan di lapangan, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang dalam meningkatkan potensi yang ada di Desa Kendayakan akan mempunyai program dengan berkoordinasi dengan SKPD yang dapat mengangkat keramaian dan memudahkan masyarakat untuk mencapai pasar Kragilan baru seperti Dinas PU dan Dishub. Program-programnya adalah
112
seperti perbaikan akses jalan menuju pasar kragilan yang baru, lalu adanya pengajuan traek angkutan umum untuk melintasi pasar yang baru, sehingga ada pembangunan terminal di sekitar pasar yang baru dan adanya penambahan marka jalan penunjuk untuk akses menuju pasar kragilan. Dari beberapa program diatas baru perbaikan jalan yang telah terlaksanakan jika sudah terlaksananya relokasi Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang akan melanjutkan koordinasi dengan SKPD terkait dalam menjalankan program program yang belum terselesaikan guna meningkatkan keramaian dan memudahkan akses konsumen untuk mencapai pasar kragilan yang baru. Jadi dengan adanya program Diskoperindag yang berkoordinasi dengan SKPD dirasa akan berjalan dengan baik. Untuk memudahkan pemahaman, maka peneliti membuat tabel hasil penelitian yaitu sebagai berikut :
113
Tabel 4.5 Tabel Hasil Penelitian No
Manajemen Strategi
1.
Masalah Manusia
2.
Masalah Proses
3.
Masalah Struktural
4.
Masalah
Tujuan untuk meciptakan pasar yang layak bagi masyarakat bersinambung dengan tujuan Diskoperindag untuk menguatkan usaha dalam sektor kecil sampai menengah yang juga telah tergagas dalam pembangunan pasar baru di desa Kendayakan. Kebijakan yang menekan beban penyewaan los, kios dan pedagang kaki lima di pasar yang baru menjadi gratis merupakan langkah baik untuk mencapai tujuan relokasi pedagang pasar Kragilan. Anggaran yang di gunakan oleh Diskoperindag Kabupaten Serang berasal dari APBD dan mengalami dua tahap pencairan menyebabkan lamanya proses relokasi dan pembangunan di lapangan. Berbagai prosedur/tahapan telah dijalankan oleh Diskoperindag Kabpaten Serang, tetapi dilihat dari pencairan yang berdampak juga pada proses pembangunan di lapangan yang memakan waktu kurang lebih 4 tahun bahkan bisa lebih, sehingga membuat proses ini menjadi lebih lambat dan kurang optimal pelaksanaanya. Strategi pendekatan yakni melalui sosialisasi tidak dapat mengakomodir aspirasi dari pedagang. Pedagang yang enggan untuk direlokasi menyampaikan bahwa sosialiasi yang dilakukan tidak bisa dijadikan sarana untuk mendengarkan keluhan dari sudut pandang pedagang sehingga pemerintah dipandang tidak memihak pedagang dalam hal ini. Dengan kata lain, stategi melalui sosialisai dirasa tidak win-win solution.
a. Belum baik
Lingkungan eksternal dalam relokasi pasar ini adalah pedagang dan juga masyarakat sebagai objek suatu kebijakan yang mempunyai tanggapan pro dan kontra mengenai hal relokasi. Menjadi ancaman bagi keberhasilan suatu kebijakan yang tidak terencana dengan baik. Mencakup struktur, budaya, dan sumber daya organisasi. Dengan struktur dan budaya yang ada dalam keorganisasian Diskoperindag Kabupaten Serang menjelaskan sumber daya yang ada. Diskoperindag Kabupaten Serang belum memaksimalkan sumber daya manusia yang ada untuk pengembangan dan pengelolaan pasar kragilan secara efektif.
Belum baik
Dengan adanya program dengan melibatkan SKPD terkait untuk meningkatkan potensi daerah sehingga
Belum Baik
Belum baik
114
Institusional
menarik minat pedagang, tetapi dari beberapa program yang ada hanya perbaikan jalan yang telah terlaksana program lainnya belum terlaksana sampai saat ini
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan yang ada di lapangan, maka kesimpulan akhir penelitian tentang Perencanaan Strategis Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang dikatakan belum optimal. Adapun kesimpulan yang berhasil didapatkan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut. Dalam
masalah manusia
yang telah dilakukan Dinas Koperasi
Perindustrian Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang sudah cukup baik dalam manajemen perhatian yang dilakukan oleh dinas terkait yaitu untuk menguatkan usaha dalam sektor kecil dan menengah. Begitu pun untuk kebijakan yang tidak membebankan biasa sewa los, kios dan pedagang kaki lima bagi para pedagang yang mayoritas sudah memiliki Surat Keterangan Pedagang (SKP). Masalah proses dalam rencana strategis di Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang masih belum baik dilihat dari dalam hal penganggaran dan prosedur karena proses karena proses pencairan dari APBD dilakukan melalui dua tahap, sehingga pembangunan pasar menjadi lebih lamban dan kurang optimal. Sedangkan juga dari sisi strategi melalui sosialisasi masih kurang baik karena belum bias menjadi sarana untuk mengakomodir aspirasi pedagang dan cenderung tidak mendapatkan titik temu antara pihak pemerintah
115
116
dan pedagang, sehingga strategi yang dilakukan dianggap belum win-win solution. Dari sisi masalah struktural yaitu aspek internal dan eksternal terdapat ancaman bagi keberhasilan relokasi pedagang pasar Kragilan karena rendahnya minat untuk memindahkan dagangannya ke pasar baru yang ada di Desa Kendayakan mengingat lokasi yang kurang strategis dan dirasa dapat mengurangi omset bagi pedagang. Lalu dari sisi internal, Dinas Koperasi Perindsutrian dan Perdagangan Kabupaten Serang belum memaksimalkan Sumber Daya Manusia yang ada untuk pengelolaan dan pembangunan yang efektif di pasar Kragilan. Masalah institusional masih belum baik dilihat dari program yang telah dibuat oleh Diskoperindag berkoordinasi dengan SKPD terkait, karena belum terlaksananya
pembangunan
untuk
mengingat
minat
pedagang
melalui
pembangunan terminal di dekat area pasar yang baru dan trayek angkutan umum menuju pasar yang baru. Begitu juga kebijkan promosi yang dianggap kurang maksimal untuk memperkenalkan pasar baru di Desa Kendayakan kepada masyrakat.
117
5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai masukan bagi Dinas Koperasi Perindustrian dan Pedagangan Kabupaten Serang agar dapat menjalankan dengan baik kebijakan relokasi pedagang pasar Kragilan, yaitu diantaranya ; a. Meningkatkan minat pedagang untuk direlokasi denga mengembangkan potensi di area pasar baru yang berada di Desa Kendayakan melalui percepatan pembangunan terminal di dekat area pasar baru dan trayek angkutan umum menuju pasar baru sehingga potensi pasar baru dapat lebih berkembang. b. Melakukan promosi untuk relokasi melalui pembuatan papan reklame di pusar keramaian atau tempat-tempat strategis, serta mengajak stakeholder lainnya untuk mendukung relokasi pasar Kragilan. c. Pihak Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang melalui evaluasi dan pengendalian di pasar Kragilan baru maupun lama. Karena ini adalah sebuah tolak ukur untuk meningkatkan minat pedagang dalam tata kelola yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang. Ketika terlaksana relokasi pedagang, perlu adanya pembinaan terhadap pedagang maupun sumber daya manusia yang ada di Diskoperindag. Hal ini dikarenakan dalam mewujudkan pasar yang layak huni diperlukan sinergitas antara pengelola dan pedagang yang terdapat di lokasi tersebut.
118
d. Melakukan pendataan secara persuasif melalui pertemuan secara intensif antara pihak Diskoperindag dengan pedagang pasar serta melakukan jajak pendapat guna mengakomodir aspirasi pedangang dan mengantisipasi adanya penolakan keras dalam proses pelaksanaan relokasi.
DAFTAR PUSTAKA Allison, Michael; Kaye, Jude. 2004. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Nirlaba. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Pers. Bryson, Jhon. 2007. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dirgantoro, Crown. 2001. Manajemen Strategik. Gramedia Widia Sarana. Jakarta. Glueck, William F dan Lawrence R. Jauch. 1991. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Terjemahan: Murad dan Henry Sitanggang. Jakarta : PT. GeloraAksara Pratama Husein, Umar. 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada. Irawan, Prasetya. 2006. Metodologi Penelitian Administrasi. Universitas Terbuka : Jakarta. Moleong, J Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung. Pearce II, John A. Robinson Jr, Richard B. 1997. Manajemen StrategisFormulasi, Implementasi, dan Pengendalian Edisi 10 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Aditama : Bandung. Sugiyono .2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. ------------ . 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. ------------ . 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D ). CV. Alfabeta : Bandung. Tarigan, R. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : Bumi Aksara.
Dokumen : Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. PP Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Rencana Pembangunan Pasar Kragilan Tahun Anggaran 2013-1014.
Sumber Lain : Aliya, Lailatul. 2015. Perencanaan Strategis Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Dalam Meningkatkan Investasi Di Kota Serang Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Juliadi, Dede. 2012. Manajemen Strategi Pengelolaan Ketertiban Pasar Baru Kota Cilegon. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Najiah. 2013. Efektivitas Relokasi Pasar Ciomas Di Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang Tahun 2012. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Website : http://biropemerintahan.bantenprov.go.id//infomasi/kependudukan-danpencatatan-sipil. Diakses pada Tanggal akses 14 Januari 2016. http://anataranews.com/berita/ekonomi/makro/17149/empat-pasar-tradisional-diserang-terbengkalai. Diakses pada tanggal 5 Januari 2016. http://kabar-banten.com/news/ekonomi/detail/4110. Diakses pada tanggal akses 5 Januari. http://m.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/14/10/02/nct8ag-jumlah-pasartradisional-semakin-menurun. Diakses pada tanggal akses 6 Januari 2016.
LAMPIRAN
CATATAN LAPANGAN No.
Waktu
Tempat
Kegiatan / Hasil
Informan
-
-
1.
Juli 2016
ACC Lapangan
2.
Juli 2016
FISIP Untirta
Mengajukan surat izin penelitian
3.
Juli 2016
DISKOPERINDAG Kabupaten Serang
Mengajukan surat izin penelitian
4.
28 Juli 2016
Pasar Kragilan Lama
Wawancara
Kepala FKP Pasar Kragilan
5.
28 Juli 2016
Pasar Kragilan Lama
Wawancara
Pedagang Pasar Kragilan
6.
1 Agustus 2016
DISKOPERINDAG Kabupaten Serang
Wawancara
7.
4 Agustus 2016
Kantor Pasar Kragilan Baru
Wawancara
Kepala Seksi Perdagangan DISKOPERIND AG Kabupaten Serang
8.
25 Agustus 2016
Indomart Kragilan
Wawancara
9.
25 Agustus 2016
Pasar Kragilan Lama
Wawancara
10.
14 September 2016
DISKOPERINDAG Kabupaten Serang
Wawancara
-
Kepala UPT Pasar Wilayah Timur Warga Kecamatan Kragilan Konsumen Pasar Kragilan Kepala DISKOPERIND AG Kabupaten Serang
MEMBER CHECK
Nama
: Budi Prihasto
Pekerjaan
: Kepala DISKOPERINDAG KABUPATEN SERANG
Peneliti
: Sudah berapa lama rencana proses relokasi dilaksanakan?
Pak Budi
: Kurang lebih sudah 3 tahunan
Peneliti
: Latar belakang adanya kebijakan relokasi pedagang pasar kragilan?
Pak Budi
: Tadinyakan pasar lama itu sudah tidak memenuhi persyaratan terutama mengganggu arus lalu lintas karena kebetulan banyak dilalui kendaraan-kendaraan besar untuk pengiriman barangbarang produksi ke pabrik sekitaran wilayah serang timur. Yang apabila terjadi di hari pasar buka, akan menyebabkan kemacetan karena ramainya para pedagang yang mengambil bahu jalan dan masyarakat yang lalu lalang disekitar pasar. Ya solusinya pasar harus dipindahkan.
Peneliti
: Adakah hambatan dari luar?
Pak Budi
: Hambatannya masyarakat sudah terbiasa dengan pasar yang berada di pinggir jalan harus berubah masuk agak kedalam sedikit di pasar baru. Lalu dari pedagang sendiri, merasa sudah memiliki lapak yang strategis dipindahkan menjadi agak kedalam. Kalau dari pihak dinas sendiri mengalami hambatan di SDM nya sendiri
Peneliti
: Bagaimana sosialisasi yang telah dilakukan?
Pak Budi
: Terdapat pro dan kontra baik dari pedagang maupun masyarakat.
Peneliti
: Bagaimana minat pedagang/ masyarakat mengenai hal relokasi?
Pak Budi
: Minatnnya, memalui sosialisasi terdapat pro dan kontra, lalu setelah beberapa kali sosialisasi dan pengertian akhirnya mereka setuju untuk dipindahkan.
Peneliti
: Pedoman yang digunakan dalam pengrelokasian?
Bu Budi
: Sesuai dengan rencana pembangunan dan UU perdagangan no 7 tahun 2014 untuk memberikan pasar yang layak.
Peneliti
: Target dalam penyelesaian program relokasinya?
Pak Budi
: Target karena tahun kemarin sempat tertunda karena perencaan ulang, target menjadi tahun ini bulan desaember dirampungkan pembangunan pasar baru. Lalu diadakannya pendataan ulang dan relokasi pedagangnya.
Peneliti
: Bagaimana prosedur relokasi pedagang pasar Kragilan?
Pak Budi
: Mendekati pembangunan selesai akan ada pendataan lagi untuk memastikan angka final dari para pedagang dan pembagian penempatan los dan kios dengan pengundian langsung. Lalu ada juga pembagian jadwal kapan direlokasinya.
Peneliti
: Adakah evaluasi yang dilakukan?
Pak Budi
: Ya harus ada evaluasi, yang bertujuan untuk mengetahui kekurangan dari perencanaan relokasi ini. Mungkin setelah bangunan berdiri baru adanya koordinasi dengan dishub untuk
membuat jalur angkutan umum yang melewati pasar baru, dan juga koordinasi PU untuk perbaikan jalan dan juga penerangan jalan. Hal tersebut berdasarkan hasil evaluasi kita, karena tidak mungkin dinas kita sendiri yang mengerjakan hal hal tersebut. Peneliti
: Harapan bapak untuk program ini?
Pak Budi
: Harapannya masyarakat dapat memanfaatkan pasar ini dengan sebaik baiknya dan mau direlokasi sesuai janjinya dulu. Dan juga mau direlokasi dengan aman, tertib dan lancar.
MEMBER CHECK
Nama
: Titi Purwitasari
Pekerjaan
: PNS/ DISKOPERINDAG KABUPATEN SERANG (Kepala Seksi Usaha Penyaluran Perdagangan)
Peneliti
: Sudah berapa lama rencana proses relokasi dilaksanakan?
Bu Titi
:
Untuk pasar Kragilan itu sudah dari tahun 2012, pengajuan
usulan pendanaan pun sejak dari tahun 2012, karena belum selesai masalah persetujuan dari pedagang untuk direlokasi akhirnya kami pun
memprioritaskan
pasar
kabupaten
yang
lain
untuk
didahulukan.
Peneliti
: Adakah hambatan dari luar?
Pak Titi
: Sedikit dari beberapa pedagang yang kontra dari lokasi tersebut yang masih meragukan akankah mereka masih bisa berdagang dengan optimal ditempat yang baru, mungkin itu jadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Kabupaten Serang. Lalu kendala yang dihadapi seperti penggaran yang dilalui secara 2 tahap sehingga proses kontruksinya pun dilakukan bertahap.
Peneliti
: Bagaimana minat pedagang/ masyarakat mengenai hal relokasi?
Bu Titi
: Mayoritas pedagang sudah setuju untuk dipindahkan, masingmasing sudah ditandatangi oleh para pedagang, mungkin masih ada beberapa pedagang yang tidak setuju, Tahun 2015 kepala UPTD sudah mempunyai draft usulan pedagang yang sudah menyetujui untuk
direlokasi,
jadi
masing
masing
pedagang
sudah
menandatangani
Peneliti
: Target dalam penyelesaian program relokasinya?
Bu Titi
: Target penyelesaian pembangunan pengerjaan tanggal 26 desember 2016. Lalu 2 bulan kemudian sudah siap dihuni untuk para pedagang.
Peneliti
: Apa yang dilakukan untuk strategi selanjutnya dalam rencana relokasi?
Bu Titi
: Strategi yang sedang dilakukan saat ini seperti perbaikan fasilitas di sekitar pasar kragilan yang ada di desa kendayakan lalu sosialisasi kepada pedagang untuk memberikan pengertian dan pendataan.
Peneliti
: Pedoman yang digunakan dalam pengrelokasian?
Bu Titi
: Membuat pasar yang lebih layak huni sesuai dengan uu perdagangan no 7 tahun 2014
Peneliti
: Sejauh mana kebijakan dijalankan dan dipatuhi?
Bu Titi
: kebijakan ini dijalankan sesuai dengan dalam rencana pembangunan pasar kragilan yang dibuat oleh dinas
Peneliti
: Program apa yang ditawarkan untuk pengembangan pasar baru di desa kendayakan?
Bu Titi
: Banyak yang ditawarkan pada program ini, seperti pemberian los kios gratis kepada pedagang yang terdata dan juga perbaikan fasilitas di sekitar pasar Kragilan yang ada di desa Kendayakan. Syarat syarat pedagang jika ingin dipindahkan secara gratis yaitu memiliki surat surat keterangan pedagang (SKP) dan juga KTP sehingga dapat langsung di data.
Peneliti
: Bagaimana sosialisasi yang telah dilakukan?
Bu Titi
: Sosialisasi dilakukan beberapa kali dengan para pedagangan dengan hasil masih ada beberapa yang menolak untuk direlokasi namun tidak sedikit pula yang mendukung seperti dari pedagang emas maupun dari masyarakat kecamatan kragilan.
Peneliti
: Anggaran yang digunakan dan disediakan?
Bu Titi
: Anggaran program ini berasal dari APBD dan juga bantuan gubernur (Bangub)
Peneliti
: Bagaimana prosedur pelaksanaan strategi?
Bu Titi
: Jika dibagi kegiatan pertahunnya adalah berawal dari permohonan dari himpunan pedagang pasar kragilan dan ajuran dari organda pengguna kendaraan yang mengeluhkan kemacetan di lingkungan serang timur. Lalu di tahun 2012 melalui musyawarah masyarakat yang ditanda tangani oleh muspika telah sepakat mau direlokasi pasar kragilan. Di tahun 2012 akhir dinas pun melakukan menyusun RAB nya Pada tahun 2013 pengerjaannya dan melakukan forum diskusi mengenai pembangunan jalan dan sarana pendukung. memalui SKPD pendukung (PU, Dinkes, Dishub dan DTRBP) Pada tahun 2014 pembaharun data pedagang dan melakukan pembangunan tahap 1 yang sesuai dengan RAPD Pada tahun 2015 dilakukan penggaran untuk pembangunan tahap ke 2 Tahun 2016 pembangunan tahap kedua dimulai dan ditargetkan selesai akhir tahun Pada tahun 2017 pendataan ulang pedagang yang mau direlokasi dan pemindahannya ke pasar kragilan di desa kendayakan
Peneliti
: Bagaimana target dari program kerja?
Bu Titi
: Dapat mengakomodir seluruh pedagang los, kios maupun kaki lima pada pasar baru dengan lahan yang cukup luas dan layak di desa kendayakan.
Peneliti
: Standar kinerja yang digunakan?
Bu Titi
: Sesuai dengan SOP dan juga uu yang mengatur tentang ketertiban pasar tradisional
Peneliti
: Kapan Evaluasi dilakukan?
Bu Titi
: Setelah di relokasi Evaluasi dan pengendalian yaitu melihat perkuatan omset pedagang dan juga target retrubusi dari para pedagang pertiap bulan
Peneliti
: Hasil kinerja yang telah dicapai?
Bu Titi
: Kinerja yang telah dicapai untuk saat ini pembangunan tahap II yang sedang dilakukan di pasar yang baru dan juga perbaikan jalan sentul yang berkoordinasi dengan dinas PU
MEMBER CHECK
Nama
: Atang Nurjaya S.E
Pekerjaan
: PNS/ DISKOPERINDAG KABUPATEN SERANG (Kepala UPT Pasar Wilayah Timur)
Peneliti
: Sudah berapa lama rencana proses relokasi dilaksanakan?
Pak Atang
: Sejak 2012 yang lalu
Peneliti
: Adakah hambatan dari luar?
PakAtang
: Pasti ada pro dan kontra disetiap kebijakan. Bagi pedagang mungkin lebih banyak yang kontra karena pandangannya terhadap relokasi yaitu dapat menurunkan omset mereka tapi di pandangan yang pro terhadap kebijakan ini seperti pengguna jalan raya dapat menjadi solusi kemacetan yang kerap dialami.
Peneliti
: Target dalam penyelesaian program relokasinya?
Pak Atang
: Ya saat bangunan sudah rampung pembangunannya pada bulan desember nanti
Peneliti
: Apa yang dilakukan untuk strategi selanjutnya dalam rencana relokasi?
Pak Atang
: Jika ada yang tidak mau direlokasi ke pasar yang baru di desa kendayakan baiknya diberi pengertian kemacetan yang sering
terjadi di jalan raya pasar lama tersebut dan juga potensi yang ada di pasar baru desa kendayakan. Peneliti
: Sejauh mana kebijakan dijalankan dan dipatuhi?
Pak Atang
: Kebijakan dijalankan sesuai dengan rencana dinas
Peneliti
: Program apa yang ditawarkan untuk pengembangan pasar baru di desa kendayakan?
Pak Atang
: Ya yang dapat ditawarkan ke pedagang agar pasar baru ramai dengan cara memberikan pengertian kalau luas tanah sekitar 2 hektar untuk area pasar beda jauh dengan di pasar lama, lalu disini juga banyak perumahan yang padat penduduk lalu melalui koordinasi dengan SKPD yang lain sudah diajukan traek untuk angkutan umum masuk ke dalam kawasan pasar baru ditambah dengan terminal angkutannya pula.
Peneliti
: Bagaimana sosialisasi yang telah dilakukan?
Pak Atang
: Sosialisasi telah dilakukan beberapa kali dan sesuai dengan agendanya
Peneliti
: Anggaran yang digunakan dan disediakan?
Pak Atang
: Bukan Tupoksi saya kalau anggaran mungkin ditanyakan ke pak kadis atau bu titi saja
Peneliti
: Bagaimana prosedur pelaksanaan strategi?
Pak Atang
: Kalau prosedur pemindahannya sudah direncanakan ketika bangunan sudah rampung pembangunannya pada bulan desember nanti pedagang akan diajak musyawarah dan sosialisasi kembali untuk direlokasi. pendataan akhir pedagang yang memilik SKP (Surat Keterangan Pedagang) sejenis akta rumah seperti itulah. Hal ini untuk menghindari pedagang musiman yang mau los dan kios gratis yang disedikan dinas di pasar baru. Lalu akan dibagi menurut zona jualan untuk para pedagang pasar.
Peneliti
: Bagaimana target dari program kerja?
Pak Atang
: Ya targetnya dapat merelokasi pedagang pasar lama ke pasar baru tanpa terjadi bentrok yang mengakibatkan kerugian.
Peneliti
: Standar kinerja yang digunakan?
Pak Atang
: Kinerja dilapangan sesuai dengan instruksi dari pak kadis
Peneliti
: Kapan Evaluasi dilakukan?
Pak Atang
: Evaluasi bagi dinas setiap tahun pasti ada. Mungkin bisa dijawab dengan bu titi
MEMBER CHECK
Nama
: Uci Syafroni Syafsaen
Pekerjaan
: Pedagang Pasar Kragilan (Sekretaris Forum Komunikasi Pedagang Pasar Kragilan)
Peneliti
: Sudah berapa lama Bapak/ Ibu berdagang disini?
Pak Uci
: Sudah dari tahun 1967 berati sudah 49 tahun berdagang disini.
Peneliti
: Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?
Pak Uci
: Tetap pedagang berharap di renovasi bukan relokasi, dan mengenai adanya perbaikan jalan kearah pasar baru di desa Kendayakan silahkan untuk diperbaiki, dan apabila perbaikan jalan dibarengi dengan pelebaran jalan di sekitaran gerbang jalan masuk jembatan sentul, pada bagian kiri 2 meter dan kanan 2 meter para pedagang akan diajak musyawarah kembali. Karena jika tidak ada pelebaran jalan disana, sama saja hanya memindahkan kemacetan. Ini disebabkan angkutan umum yang suka berhenti sembarangan di gerbang masuk jembatan sentul yang merupakam akses jalur ke pasar baru di desa kendayakan. Sebagaimana selama ini kita tahu bahwa disana adalah jantung kemacetan di Kabupaten Serang timur Dan juga pedagang menginginkan jika memang kedepannya terjadi
relokasi, bebasnya segala biaya pungutan harian maupun biaya lainnya.
Peneliti
: Apakah terdapat sosialisasi?
Pak Uci
: Ada, Sekitar lebih dari sepuluh kali sudah ada pertemuan untuk sosialisasi relokasi pasar kragilan.
Peneliti
: Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi terlaksana?
Pak Uci
: Jika benar terjadi dengan syarat pelebaran jalan di jembatan sentul, insyaallah sedikit mengurangi adanya kemacetan yang terjadi.
Peneliti
: Bagaimana respon Dinas & UPT terkait penolakan dan keluhan dari pedagang/ masyarakat?
Pak Uci
: Respon dari pemerintah sendiri tetap kekeuh memaksa menginginkan adanya relokasi dan tidak ada solusi yang diberikan kepada para pedagang.
Peneliti
: Bagaimana kinerja Dinas & UPT selama ini di pasar Kragilan?
Pak Uci
: Terus terang saja kineja dinas & UPT istilah kata pakemlah, maksudnya ngga berjalan di pasar Kragilan ini.
MEMBER CHECK
Nama
: Fitriyana
Pekerjaan
: Konsumen Pasar Kragilan
Peneliti
: Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?
Ibu Fitri
: Ibu mah ngga setuju. Kalo disana repot masuk kedalam nya soalnya nambah ongkos ojek
Peneliti
: Bagaimana minat berkunjung ke pasar Kragilan?
Ibu Fitri
: Iya ibu sering kesini buat belanja sayur, bumbu dan ikan. Daripada harus ke pasar ciruas agak jauh dari rumah
Peneliti
: Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi terlaksana?
Ibu Fitri
: Jangan di pindah kalau bisa mah kasian kalau nanti pasar disana sepi, malah pedagang yang susah kedepannya
Peneliti
: Apakah terdapat sosialisasi untuk masyarakat dari pemerintah setempat?
Ibu Fitri
: Ibu tau dari masyarakat kabar relokasi, dari pemerintah setau ibu belum ada
MEMBER CHECK
Nama
: Husnul
Pekerjaan
: Konsumen Pasar Kragilan
Peneliti
: Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?
Pak Husnul
: Setuju setuju aja, di desa kendayakan saya jadi lebih deket ke pasarnya lagi juga ga buat jalan raya macet
Peneliti
: Bagaimana minat berkunjung ke pasar Kragilan?
Pak Husnul
: Ya berminat biarpun masih disini, apalagi kalau dekat sama rumah saya di kendayakan mungkin sering kepasar buat membeli keperluan
Peneliti
: Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi terlaksana?
Pak Husnul
: Banyak manfaatnya buat masyarakat di daerah kendayakan banyak pemukiman masyarakat disini
Peneliti
: Apakah terdapat sosialisasi untuk masyarakat dari pemerintah setempat?
Pak Husnul
: Tidak ada tapi saya tau dari kepala desa selentingan selentingan kabar kalau tahun depan
MEMBER CHECK
Nama
: Ijajah
Pekerjaan
: Masyarakat Kecamatan Kragilan
Peneliti
: Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?
Pak Ijajah
: Mendukung, bisa mengurangi kemacetan. Baguslah
Peneliti
: Bagaimana minat berkunjung ke pasar Kragilan?
Pak Ijajah
: Ya berminat kesana, tapi tidak kondusif dan pedagang yang tidak beraturan didalam pasar
Peneliti
: Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi terlaksana?
Pak Ijajah
: Iya ada, bisa mengurangi kemacetan dan juga pengelolaan yang lebih baik pasar jadi lebih tertata
Peneliti
: Apakah terdapat sosialisasi untuk masyarakat dari pemerintah setempat?
Pak Ijajah
: Sosialisasi buat masyarakat belum ada tapi kabar dari mulut ke mulut sudah terdengar kalau pasar mau dipindahkan ke desa kendayakan
MEMBER CHECK
Nama
: Ikram Wahdi Putra
Pekerjaan
: Masyarakat Kecamatan Kragilan
Peneliti
: Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?
Pak Ikram
: Ya jika memang untuk perbaikan ya bagus bagus aja, selama ini kan kondisi pasar di kragilan kurang kondusif dari segi infrastruktur dan fasilitasnya dan akibat akibat dari pasar seperti macet sampah sampah yang ada di bantaran sungai ciujung
Peneliti
: Bagaimana minat berkunjung ke pasar Kragilan?
Pak Ikram
: minatnya karna pasar tradisional dan jadwal buka pasar hari kerja senin dan kamis sulit untuk berkunjung untuk pekerja. Mungkin kalau ibu rumah tangga bisa
Peneliti
: Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi terlaksana?
Pak Ikram
: Ya jelas ada, disitu kan nanti lokasinya strategis ya di dalem desa kendayakan, dekat dengan desa desa seperti kramat pematang sukajati. Manfaatnya pasti ada buat masyarakat
Peneliti
: Apakah terdapat sosialisasi untuk masyarakat dari pemerintah setempat?
Pak Ikram
: Karena tidak berhubungan langsung jadi tidak terlalu tau, ada atau ngga sosialisasi buat masyarakat, tapi dari komentar komentar masyarakat jadi tau bakal ada relokasi pasar.
MEMBER CHECK
Nama
: Ikram Wahdi Putra
Pekerjaan
: Masyarakat Kecamatan Kragilan
Peneliti
: Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?
Pak Ikram
: Ya jika memang untuk perbaikan ya bagus bagus aja, selama ini kan kondisi pasar di kragilan kurang kondusif dari segi infrastruktur dan fasilitasnya dan akibat akibat dari pasar seperti macet sampah sampah yang ada di bantaran sungai ciujung
Peneliti
: Bagaimana minat berkunjung ke pasar Kragilan?
Pak Ikram
: minatnya karna pasar tradisional dan jadwal buka pasar hari kerja senin dan kamis sulit untuk berkunjung untuk pekerja. Mungkin kalau ibu rumah tangga bisa
Peneliti
: Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi terlaksana?
Pak Ikram
: Ya jelas ada, disitu kan nanti lokasinya strategis ya di dalem desa kendayakan, dekat dengan desa desa seperti kramat pematang sukajati. Manfaatnya pasti ada buat masyarakat
Peneliti
: Apakah terdapat sosialisasi untuk masyarakat dari pemerintah setempat?
Pak Ikram
: Karena tidak berhubungan langsung jadi tidak terlalu tau, ada atau ngga sosialisasi buat masyarakat, tapi dari komentar komentar masyarakat jadi tau bakal ada relokasi pasar.
MEMBER CHECK
Nama
: Sukmanah
Pekerjaan
: Pedagang Pasar Kragilan
Peneliti
: Sudah berapa lama Bapak/ Ibu berdagang disini?
Ibu Sukmanah : Sudah 30 tahun berdagang disini, kurang lebih 1986
Peneliti
: Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?
Ibu Sukmanah: Ngga setuju, karna lingkungan dan tempat nggak strategis. Kalo di kendayakan harus masuk naek ojek kalo disini kan enak tinggal turun angkutan langsung di depan pasar
Peneliti
: Apakah terdapat sosialisasi?
Ibu Sukmanah : Ada ibu pernah ikut
Peneliti
: Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi terlaksana?
Ibu Sukmanah: Tidak malah membuat pedagang kecil gulung tikar
Peneliti
: Bagaimana respon Dinas & UPT terkait penolakan dan keluhan dari pedagang/ masyarakat?
Ibu Sukmanah: Pemerintah tetep maksa pedagang mau pindah ke pasar baru padahal pedagang sudah menolak
Peneliti
: Bagaimana kinerja Dinas & UPT selama ini di pasar Kragilan?
Ibu Sukmanah: Masih kurang, ada pungutan kebersihan tapi masih sering sampah dibuangnya ke belakang pasar
TRANSKIP DATA
Peneliti I1-1
I1-2
I1-3 Peneliti
I1-1
Peneliti
I1-1
I1-2
I1-3
Sudah berapa lama rencana proses relokasi dilaksanakan? Kurang lebih sudah 3 tahunan Untuk pasar Kragilan itu sudah dari tahun 2012, pengajuan usulan pendanaan pun sejak dari tahun 2012, karena belum selesai masalah persetujuan dari pedagang untuk direlokasi akhirnya kami pun memprioritaskan pasar kabupaten yang lain untuk didahulukan. Sejak 2012 yang lalu Latar belakang adanya kebijakan relokasi pedagang pasar kragilan? Tadinya kan pasar lama itu sudah tidak memenuhi persyaratan terutama mengganggu arus lalu lintas karena kebetulan banyak dilalui kendaraan-kendaraan besar untuk pengiriman barang-barang produksi ke pabrik sekitaran wilayah serang timur. Yang apabila terjadi di hari pasar buka, akan menyebabkan kemacetan karena ramainya para pedagang yang mengambil bahu jalan dan masyarakat yang lalu lalang disekitar pasar. Ya solusinya pasar harus dipindahkan.
Kode 1 2
3
4
Adakah hambatan dari luar? Hambatannya masyarakat sudah terbiasa dengan pasar yang berada di pinggir jalan harus berubah masuk agak kedalam sedikit di pasar baru. Lalu dari pedagang sendiri, merasa sudah memiliki lapak yang strategis dipindahkan menjadi agak kedalam. Kalau dari pihak dinas sendiri mengalami hambatan di SDM nya sendiri Sedikit dari beberapa pedagang yang kontra dari lokasi tersebut yang masih meragukan akankah mereka masih bisa berdagang dengan optimal ditempat yang baru, mungkin itu jadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Kabupaten Serang. Lalu kendala yang dihadapi seperti penggaran yang dilalui secara 2 tahap sehingga proses kontruksinya pun dilakukan bertahap. Pasti ada pro dan kontra disetiap kebijakan. Bagi pedagang mungkin lebih banyak yang kontra karena pandangannya terhadap relokasi yaitu dapat menurunkan omset mereka tapi di pandangan yang pro terhadap kebijakan ini seperti pengguna jalan raya
5
6
7
dapat menjadi solusi kemacetan yang kerap dialami. Peneliti I1-1
I1-2
Peneliti I1-1 I1-2 Peneliti
I1-1
I1-2 I1-3 Peneliti
I1-1
I1-2
Bagaimana minat pedagang/ masyarakat mengenai hal relokasi? Minatnnya, memalui sosialisasi terdapat pro dan kontra, lalu setelah beberapa kali sosialisasi dan pengertian akhirnya mereka setuju untuk dipindahkan. Mayoritas pedagang sudah setuju untuk dipindahkan, masing-masing sudah ditandatangi oleh para pedagang, mungkin masih ada beberapa pedagang yang tidak setuju, Tahun 2015 kepala UPTD sudah mempunyai draft usulan pedagang yang sudah menyetujui untuk direlokasi, jadi masing masing pedagang sudah menandatangani. Pedoman yang digunakan dalam pengrelokasian? Sesuai dengan rencana pembangunan dan UU perdagangan no 7 tahun 2014 untuk memberikan pasar yang layak. Membuat pasar yang lebih layak huni sesuai dengan uu perdagangan no 7 tahun 2014
8 9
10 11
Target dalam penyelesaian program relokasinya? Target karena tahun kemarin sempat tertunda karena perencaan ulang, target menjadi tahun ini bulan desaember dirampungkan pembangunan pasar baru. Lalu diadakannya pendataan ulang dan relokasi pedagangnya. Dapat mengakomodir seluruh pedagang los, kios maupun kaki lima pada pasar baru dengan lahan yang cukup luas dan layak di desa kendayakan. Ya targetnya dapat merelokasi pedagang pasar lama ke pasar baru tanpa terjadi bentrok yang mengakibatkan kerugian. Bagaimana prosedur relokasi pedagang pasar Kragilan? Mendekati pembangunan selesai akan ada pendataan lagi untuk memastikan angka final dari para pedagang dan pembagian penempatan los dan kios dengan pengundian langsung. Lalu ada juga pembagian jadwal kapan direlokasinya. Jika dibagi kegiatan pertahunnya adalah berawal dari permohonan dari himpunan pedagang pasar kragilan dan ajuran dari organda pengguna kendaraan yang mengeluhkan kemacetan di lingkungan serang timur. Lalu di tahun 2012 melalui musyawarah masyarakat
12
13 14
15
16
I1-3
Peneliti
I1-1
I1-2 I1-3 Peneliti
yang ditanda tangani oleh muspika telah sepakat mau direlokasi pasar kragilan. Di tahun 2012 akhir dinas pun melakukan menyusun RAB nya Pada tahun 2013 pengerjaannya dan melakukan forum diskusi mengenai pembangunan jalan dan sarana pendukung. memalui SKPD pendukung (PU, Dinkes, Dishub dan DTRBP) Pada tahun 2014 pembaharun data pedagang dan melakukan pembangunan tahap 1 yang sesuai dengan RAPD Pada tahun 2015 dilakukan penggaran untuk pembangunan tahap ke 2 Tahun 2016 pembangunan tahap kedua dimulai dan ditargetkan selesai akhir tahun Pada tahun 2017 pendataan ulang pedagang yang mau direlokasi dan pemindahannya ke pasar kragilan di desa kendayakan Kalau prosedur pemindahannya sudah direncanakan ketika bangunan sudah rampung pembangunannya pada bulan desember nanti pedagang akan diajak musyawarah dan sosialisasi kembali untuk direlokasi. pendataan akhir pedagang yang memilik SKP (Surat Keterangan Pedagang) sejenis akta rumah seperti itulah. Hal ini untuk menghindari pedagang musiman yang mau los dan kios gratis yang disedikan dinas di pasar baru. Lalu akan dibagi menurut zona jualan untuk para pedagang pasar.
17
Adakah evaluasi yang dilakukan? Ya harus ada evaluasi, yang bertujuan untuk mengetahui kekurangan dari perencanaan relokasi ini. Mungkin setelah bangunan berdiri baru adanya koordinasi dengan dishub untuk membuat jalur angkutan umum yang melewati pasar baru, dan juga koordinasi PU untuk perbaikan jalan dan juga penerangan jalan. Hal tersebut berdasarkan hasil evaluasi kita, karena tidak mungkin dinas kita sendiri yang mengerjakan hal hal tersebut.. Setelah di relokasi Evaluasi dan pengendalian yaitu melihat perkuatan omset pedagang dan juga target retrubusi dari para pedagang pertiap bulan Evaluasi bagi dinas setiap tahun pasti ada. Mungkin bisa dijawab dengan bu titi Harapan bapak untuk program ini?
18
19 20
I1-1 Peneliti I1-2
I1-3
Peneliti
Harapannya masyarakat dapat memanfaatkan pasar ini dengan sebaik baiknya dan mau direlokasi sesuai janjinya dulu. Dan juga mau direlokasi dengan aman, tertib dan lancar. Apa yang dilakukan untuk strategi selanjutnya dalam rencana relokasi? Strategi yang sedang dilakukan saat ini seperti perbaikan fasilitas di sekitar pasar kragilan yang ada di desa kendayakan lalu sosialisasi kepada pedagang untuk memberikan pengertian dan pendataan.. Jika ada yang tidak mau direlokasi ke pasar yang baru di desa kendayakan baiknya diberi pengertian kemacetan yang sering terjadi di jalan raya pasar lama tersebut dan juga potensi yang ada di pasar baru desa kendayakan. kebijakan ini dijalankan sesuai dengan dalam rencana pembangunan pasar kragilan yang dibuat oleh dinas.
I1-3
Kebijakan dijalankan sesuai dengan rencana dinas
I1-2
I1-3
Peneliti I1-2
22
23
Sejauh mana kebijakan dijalankan dan dipatuhi?
I1-2
Peneliti
21
Program apa yang ditawarkan untuk pengembangan pasar baru di desa kendayakan? Banyak yang ditawarkan pada program ini, seperti pemberian los kios gratis kepada pedagang yang terdata dan juga perbaikan fasilitas di sekitar pasar Kragilan yang ada di desa Kendayakan. Syarat syarat pedagang jika ingin dipindahkan secara gratis yaitu memiliki surat surat keterangan pedagang (SKP) dan juga KTP sehingga dapat langsung di data. Ya yang dapat ditawarkan ke pedagang agar pasar baru ramai dengan cara memberikan pengertian kalau luas tanah sekitar 2 hektar untuk area pasar beda jauh dengan di pasar lama, lalu disini juga banyak perumahan yang padat penduduk lalu melalui koordinasi dengan SKPD yang lain sudah diajukan traek untuk angkutan umum masuk ke dalam kawasan pasar baru ditambah dengan terminal angkutannya pula.
24 25
26
27
Bagaimana sosialisasi yang telah dilakukan? Sosialisasi dilakukan beberapa kali dengan para pedagangan dengan hasil masih ada beberapa yang menolak untuk direlokasi namun tidak sedikit pula yang mendukung seperti dari pedagang emas maupun dari
28
masyarakat kecamatan kragilan. I1-3 Peneliti I1-2 I1-3 Peneliti I1-2 I1-3 Peneliti I1-2
Peneliti I2 I3-1 I3-2 Peneliti I2
Sosialisasi telah dilakukan beberapa kali dan sesuai dengan agendanya
29
Anggaran yang digunakan dan disediakan? Anggaran program ini berasal dari APBD dan juga bantuan gubernur (Bangub) Bukan Tupoksi saya kalau anggaran mungkin ditanyakan ke pak kadis atau bu titi saja
30 31
Standar kinerja yang digunakan? Sesuai dengan SOP dan juga uu yang mengatur tentang ketertiban pasar tradisional Kinerja dilapangan sesuai dengan instruksi dari pak kadis
32 33
Hasil kinerja yang telah dicapai? Kinerja yang telah dicapai untuk saat ini pembangunan tahap II yang sedang dilakukan di pasar yang baru dan juga perbaikan jalan sentul yang berkoordinasi dengan dinas PU
34
Sudah berapa lama Bapak/ Ibu berdagang disini? Sudah dari tahun 1967 berati sudah 49 tahun berdagang disini. Sudah 30 tahun berdagang disini, kurang lebih 1986 Sudah 20 tahun berdagang disini, kurang lebih 1996 Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan? Tetap pedagang berharap di renovasi bukan relokasi, dan mengenai adanya perbaikan jalan kearah pasar baru di desa Kendayakan silahkan untuk diperbaiki, dan apabila perbaikan jalan dibarengi dengan pelebaran jalan di sekitaran gerbang jalan masuk jembatan sentul, pada bagian kiri 2 meter dan kanan 2 meter para pedagang akan diajak musyawarah kembali. Karena jika tidak ada pelebaran jalan disana, sama saja hanya memindahkan kemacetan. Ini disebabkan angkutan umum yang suka berhenti sembarangan di gerbang masuk jembatan sentul yang merupakam akses jalur ke pasar baru di desa kendayakan. Sebagaimana selama ini kita tahu bahwa disana adalah jantung kemacetan di Kabupaten Serang timur Dan juga pedagang
35 36 37
38
I3-1
I3-2
I4-1 I4-2 I5-1
I5-2 Peneliti I2 I3-1 I3-2 Peneliti I2 I3-1 I3-2
I4-1 I4-2
menginginkan jika memang kedepannya terjadi relokasi, bebasnya segala biaya pungutan harian maupun biaya lainnya. Ngga setuju, karna lingkungan dan tempat nggak strategis. Kalo di kendayakan harus masuk naek ojek kalo disini kan enak tinggal turun angkutan langsung di depan pasar Menolak pasar untuk dipindah, sudah nyaman dagang disini dan jika dipindahkan ngga ada jaminan di pasar yang dikendayakan bakal ramai pembeli. Pembeli bakal milih ke pasar Ciruas Setuju setuju aja, di desa kendayakan saya jadi lebih deket ke pasarnya lagi juga ga buat jalan raya macet Ibu mah ngga setuju. Kalo disana repot masuk kedalam nya soalnya nambah ongkos ojek Ya jika memang untuk perbaikan ya bagus bagus aja, selama ini kan kondisi pasar di kragilan kurang kondusif dari segi infrastruktur dan fasilitasnya dan akibat akibat dari pasar seperti macet sampah sampah yang ada di bantaran sungai ciujung Mendukung, bisa mengurangi kemacetan. Baguslah
39
40
41 42 43
44
Apakah terdapat sosialisasi? Ada, Sekitar lebih dari sepuluh kali sudah ada pertemuan untuk sosialisasi relokasi pasar kragilan. Ada ibu pernah ikut Ada, pernah ikut beberapa kali Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi terlaksana? Jika benar terjadi dengan syarat pelebaran jalan di jembatan sentul, insyaallah sedikit mengurangi adanya kemacetan yang terjadi. Tidak malah membuat pedagang kecil gulung tikar Kalau diliat dari pandangan pemerintah mungkin bisa mengurangi kemacetan tapi kalau di sisi pedagang cuma mindahin kemacetan lagian juga omset dagang bisa berkurang Banyak manfaatnya buat masyarakat di daerah kendayakan banyak pemukiman masyarakat disini Jangan di pindah kalau bisa mah kasian kalau nanti pasar disana sepi, malah pedagang yang susah
45 46 47
48 49 50
51 52
kedepannya Ya jelas ada, disitu kan nanti lokasinya strategis ya di dalem desa kendayakan, dekat dengan desa desa seperti kramat pematang sukajati. Manfaatnya pasti ada buat masyarakat Iya ada, bisa mengurangi kemacetan dan juga pengelolaan yang lebih baik pasar jadi lebih tertata Bagaimana respon Dinas & UPT terkait penolakan dan keluhan dari pedagang/ masyarakat? Respon dari pemerintah sendiri tetap kekeuh memaksa menginginkan adanya relokasi dan tidak ada solusi yang diberikan kepada para pedagang. Pemerintah tetep maksa pedagang mau pindah ke pasar baru padahal pedagang sudah menolak Susah, nggak mau mendengar pendapat dari pedagang kecil Bagaimana kinerja Dinas & UPT selama ini di pasar Kragilan? Terus terang saja kineja dinas & UPT istilah kata pakemlah, maksudnya ngga berjalan di pasar Kragilan ini.
53
I3-1
Masih kurang, ada pungutan kebersihan tapi masih sering sampah dibuangnya ke belakang pasar
59
I3-2
Iya tiap pasar buka senin dan kamis selalu ada uang retribusi kebersihan tapi ya tetep ada sampah yang nggak keangkut. Dan seterusnya pasar ini juga tidak ada renovasi pedahal sudah mau roboh, kasian pedagang yang was-was.
60
Peneliti
Bagaimana minat berkunjung ke pasar Kragilan?
I5-1
I5-2 Peneliti I2 I3-1 I3-2 Peneliti I2
I4-1 I4-2 I5-1 I5-2 Peneliti
Ya berminat biarpun masih disini, apalagi kalau dekat sama rumah saya di kendayakan mungkin sering kepasar buat membeli keperluan Iya ibu sering kesini buat belanja sayur, bumbu dan ikan. Daripada harus ke pasar ciruas agak jauh dari rumah minatnya karna pasar tradisional dan jadwal buka pasar hari kerja senin dan kamis sulit untuk berkunjung untuk pekerja. Mungkin kalau ibu rumah tangga bisa Ya berminat kesana, tapi tidak kondusif dan pedagang yang tidak beraturan didalam pasar Apakah terdapat sosialisasi untuk masyarakat dari
54
55 56 57
58
61 62 63 64
I4-1 I4-2 I5-1
I5-2
pemerintah setempat? Tidak ada tapi saya tau dari kepala desa selentingan selentingan kabar kalau tahun depan Ibu tau dari masyarakat kabar relokasi, dari pemerintah setau ibu belum ada Karena tidak berhubungan langsung jadi tidak terlalu tau, ada atau ngga sosialisasi buat masyarakat, tapi dari komentar komentar masyarakat jadi tau bakal ada relokasi pasar. Sosialisasi buat masyarakat belum ada tapi kabar dari mulut ke mulut sudah terdengar kalau pasar mau dipindahkan ke desa kendayakan
65 66 67
68
KODING DATA
Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Kata Kunci Sudah 3 tahunan Sejak dari tahun 2012 Sejak 2012 yang lalu Sudah tidak memenuhi persyaratan terutama mengganggu arus lalu lintas Pedagang yang merasa sudah memiliki lapak yang strategis Beberapa pedagang yang kontra Pasti ada pro dan kontra disetiap kebijakan Sosialisasi terdapat pro dan kontra Mayoritas pedagang sudah setuju untuk dipindahkan Rencana pembangunan dan UU perdagangan no 7 tahun 2014 UU perdagangan no 7 tahun 2014 Tahun ini bulan desaember Dapat mengakomodir seluruh pedagang los, kios maupun kaki lima Merelokasi pedagang pasar lama ke pasar baru tanpa terjadi bentrok Pendataan pedagang dan pembagian penempatan Kegiatan pertahunnya SKP (Surat Keterangan Pedagang) Harus ada evaluasi Perkuatan omset pedagang dan juga target retrubusi Evaluasi bagi dinas setiap tahun pasti ada Masyarakat dapat memanfaatkan pasar ini dengan sebaik baiknya Perbaikan fasilitas di sekitar pasar kragilan yang ada di desa kendayakan Pedagang diberikan pengertian akan kemacetan dan potensi di pasar baru Sesuai dengan dalam rencana pembangunan pasar kragilan Kebijakan dijalankan sesuai dengan rencana dinas Pemberian los kios gratis, SKP dan KTP Luas tanah, padat penduduk, traek untuk angkutan umum Beberapa yang menolak untuk direlokasi namun tidak sedikit pula yang mendukung Sosialisasi telah dilakukan beberapa kali dan sesuai dengan agendanya APBD dan juga bantuan gubernur (Bangub) Bukan tupoksi saya Sesuai dengan SOP dan juga uu Sesuai dengan instruksi dari pak kadis Pembangunan tahap II dan perbaikan jalan sentul Sudah dari tahun 1967 Sudah 30 tahun berdagang Sudah 20 tahun berdagang Pedagang berharap di renovasi bukan relokasi Tidak setuju karena tempat tidak strategis Menolak pasar untuk dipindah
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
Setuju setuju saja Ngga setuju Ya jika memang untuk perbaikan ya bagus bagus aja Mendukung Sekitar lebih dari sepuluh kali Ada Ada Syarat pelebaran jalan di jembatan sentul Membuat pedagang kecil gulung tikar Mengurangi kemacetan, Manfaatnya buat masyarakat di daerah kendayakan Pasar sepi Lokasinya strategis ya di dalem desa kendayakan, dekat dengan desa desa seperti kramat pematang sukajati Mengurangi kemacetan dan juga pengelolaan yang lebih baik Memaksa dan tidak ada solusi Memaksa pedagang mau pindah ke pasar baru Tidak mau mendengar pendapat pedagang Kinerja tidak berjalan Masih kurang Uang retribusi kebersiha Ya berminat Iya sering untuk berbelanja Pasar tradisional dan jadwal buka pasar hari kerja senin dan kamis Ya berminat Tidak ada Dari masyarakat kabar relokasi Tidak terlalu tau Belum ada
DOKUMENTASI
Wawancara dengan Kepala DISKOPERINDAG Kabupaten Serang di Kantor DISKOPERINDAG Kabupaten Serang.
Wawancara dengan Kepala Seksi Perdagangan DISKOPERINDAG Kabupaten Serang di Kantor DISKOPERINDAG Kabupaten Serang.
Wawancara dengan Kepala UPT Pasar wilayah timur Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang di Kantor Pasar Kragilan Baru.
Wawancara dengan pedagang pasar Kragilan di Pasar Kragilan lama.
Wawancara dengan pedagang pasar Kragilan di Pasar Kragilan lama.
Plang Izin Mendirikan Bangunan Pasar Kragilan di Desa Kendayakan Tahap II
Rencana lengkap Master Plan Pasar Kragilan Desa Kendayakan
Kantor UPT di pasar Kragilan desa Kendayakan
Pembangunan Pasar Kragilan di Desa Kendayakan Tahap II
Kemacetan jalan raya SerangJakarta di depan pasar Kragilan lama
Gerbang Pasar Kragilan di Desa Kendayakan Tahap II
Kondisi los di pasar Kragilan lama
SALINAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
:
a. bahwa pembangunan di bidang ekonomi diarahkan dan dilaksanakan untuk memajukan kesejahteraan umum melalui pelaksanaan demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b.
bahwa pelaksanaan demokrasi ekonomi yang dilakukan melalui kegiatan Perdagangan merupakan penggerak utama dalam pembangunan perekonomian nasional yang dapat memberikan daya dukung dalam meningkatkan produksi dan memeratakan pendapatan serta memperkuat daya saing Produk Dalam Negeri;
c. bahwa peranan Perdagangan sangat penting dalam meningkatkan pembangunan ekonomi, tetapi dalam perkembangannya belum memenuhi kebutuhan untuk menghadapi tantangan pembangunan nasional sehingga diperlukan keberpihakan politik ekonomi yang lebih memberikan kesempatan, dukungan, dan pengembangan ekonomi rakyat yang mencakup koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional; d. bahwa
peraturan
perundang-undangan
di
bidang
Perdagangan mengharuskan adanya harmonisasi ketentuan di bidang Perdagangan dalam kerangka kesatuan ekonomi nasional guna menyikapi perkembangan situasi Perdagangan era globalisasi pada masa kini dan masa depan; e. bahwa ...
2 e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tentang Perdagangan; Mengingat 33
:
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 11, Pasal 20, dan Pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA d a n PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
UNDANG-UNDANG TENTANG PERDAGANGAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 1.
Perdagangan
adalah
tatanan
kegiatan
yang
terkait
dengan transaksi Barang dan/atau Jasa di dalam negeri dan melampaui batas wilayah negara dengan tujuan pengalihan hak atas Barang dan/atau Jasa untuk memperoleh imbalan atau kompensasi. 2.
Perdagangan Dalam Negeri adalah Perdagangan Barang dan/atau Jasa dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak termasuk Perdagangan Luar Negeri.
3.
Perdagangan Luar Negeri adalah Perdagangan yang mencakup kegiatan Ekspor dan/atau Impor atas Barang dan/atau Perdagangan Jasa yang melampaui batas wilayah negara. 4. Perdagangan ...
3 4.
Perdagangan Perbatasan adalah Perdagangan yang dilakukan oleh warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di daerah perbatasan Indonesia dengan penduduk negara tetangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
5.
Barang adalah setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, dan dapat diperdagangkan, dipakai, digunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen atau Pelaku Usaha.
6.
Jasa adalah setiap layanan dan unjuk kerja berbentuk pekerjaan atau hasil kerja yang dicapai, yang diperdagangkan oleh satu pihak ke pihak lain dalam masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen atau Pelaku Usaha.
7.
Produk Dalam Negeri adalah Barang yang dibuat dan/atau Jasa yang dilakukan oleh Pelaku Usaha di Indonesia.
8.
Standar adalah persyaratan teknis atau sesuatu yang dibakukan, termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak/Pemerintah/ keputusan internasional yang terkait dengan memperhatikan syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman, serta perkembangan pada masa kini dan masa depan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
9.
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan, menerapkan, memelihara, memberlakukan, dan mengawasi Standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama dengan semua pihak.
10.
Standar Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SNI adalah Standar yang ditetapkan oleh
lembaga yang menyelenggarakan pengembangan dan pembinaan di bidang Standardisasi. 11. Distribusi adalah kegiatan penyaluran Barang secara langsung atau tidak langsung kepada konsumen. 12.
Pasar adalah lembaga ekonomi tempat bertemunya pembeli dan penjual, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk melakukan transaksi Perdagangan. 13. Gudang ...
4 13. Gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang tertutup dan/atau terbuka dengan tujuan tidak untuk dikunjungi oleh umum, tetapi untuk dipakai khusus sebagai tempat penyimpanan Barang yang dapat diperdagangkan dan tidak untuk kebutuhan sendiri. 14.
Pelaku Usaha adalah setiap orang perseorangan warga negara Indonesia atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang melakukan kegiatan usaha di bidang Perdagangan.
15.
Daerah Pabean adalah wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, ruang udara di atasnya, serta tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku UndangUndang Kepabeanan.
16. Ekspor adalah dari Daerah Pabean. 17.
kegiatan
mengeluarkan
Barang
Eksportir adalah orang perseorangan atau lembaga atau badanusaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum, yang melakukan Ekspor.
18. Impor adalah kegiatan memasukkan Barang ke dalam Daerah Pabean. 19.
Importir adalah orang perseorangan atau lembaga atau badanusaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum, yang melakukan Impor.
20. Promosi Dagang adalah kegiatan mempertunjukkan, memperagakan, memperkenalkan, dan/atau menyebarluaskan informasi hasil produksi Barang dan/atau Jasa untuk menarik minat beli konsumen, baik
di dalam negeri maupun di luar negeri, dalam jangka waktu tertentu untuk meningkatkan penjualan, memperluas pasar, dan mencari hubungan dagang. 21. Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri adalah Perwakilan Diplomatik dan Perwakilan Konsuler Republik Indonesia yang secara resmi mewakili dan memperjuangkan kepentingan bangsa, negara, dan Pemerintah Republik Indonesia secara keseluruhan di negara penerima atau di organisasi internasional. 22. Kerja ...
5 22.
Kerja Sama Perdagangan Internasional adalah kegiatan Pemerintah untuk memperjuangkan dan mengamankan kepentingan nasional melalui hubungan Perdagangan dengan negara lain dan/atau lembaga/organisasi internasional.
23.
Sistem Informasi Perdagangan adalah tatanan, prosedur, dan mekanisme untuk pengumpulan, pengolahan, penyampaian, pengelolaan, dan penyebarluasan data dan/atau informasi Perdagangan yang terintegrasi dalam mendukung kebijakan dan pengendalian Perdagangan.
24. Perdagangan melalui Perdagangan yang melalui serangkaian elektronik.
Sistem Elektronik adalah transaksinya dilakukan perangkat dan prosedur
25. Komite Perdagangan Nasional adalah lembaga yang dibentuk untuk mendukung percepatan pencapaian tujuan pelaksanaan kegiatan di bidang Perdagangan. 26.
Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
27.
Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
28.
Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Perdagangan. BA B II ASAS DAN TUJUAN
Pasa l2 Kebijakan Perdagangan disusun berdasarkan asas: a.
kepentingan nasional;
b.
kepastian hukum;
c.
adil dan sehat;
d.
keamanan berusaha; e. akuntabel ...
6 e.
akuntabel dan transparan;
f.
kemandirian;
g.
kemitraan;
h.
kemanfaatan;
i.
kesederhanaan;
j.
kebersamaan; dan
k.
berwawasan lingkungan. Pasa l3
Pengaturan kegiatan Perdagangan bertujuan: a.
meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;
b. meningkatkan penggunaan dan Perdagangan Produk Dalam Negeri; c.
meningkatkan kesempatan menciptakan lapangan pekerjaan;
d.
menjamin kelancaran Distribusi dan ketersediaan Barang kebutuhan pokok dan Barang penting;
e. meningkatkan prasarana Perdagang an;
fasilitas,
berusaha
sarana,
dan
dan
f.
meningkatkan kemitraan antara usaha dan koperasi, usaha mikro, kecil, menengah, serta Pemerintah dan swasta;
g.
meningkatkan daya saing produk dan usaha nasional;
h.
meningkatkan citra Produk pasar, dan Ekspor nasional;
i.
meningkatkan ekonomi kreatif;
j.
meningkatkan pelindungan konsumen;
Perdagangan
Dalam
besar dan
Negeri,
produk
akses
berbasis
k.
meningkatkan penggunaan SNI;
l.
meningkatkan pelindungan sumber daya alam; dan
m.
meningkatkan pengawasan Barang dan/atau Jasa yang diperdagangkan. BAB ...
7 BAB III LINGKUP PENGATURAN Pasa l4 (1)
Lingkup pengaturan Perdagangan meliputi:
a. Negeri;
Perdagangan Dalam
b.
Perdagangan Luar
Negeri; c.
Perdagangan
Perbatasan;
d.
Standardisasi; e. Perdagangan Elektronik;
melalui
f. pelindungan Perdagangan; g.
dan
Sistem pengamanan
pemberdayaan koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah;
h. Ekspor;
pengembangan
i. Kerja Internasional;
Sama
Perdagangan
j. Sistem Perdagangan;
Informasi
k. tugas dan bidang Perdagang an;
wewenang
l. Komite Perdagangan Nasional;
Pemerintah
di
m.
pengawasan;
dan n. penyidikan. (2)
Selain lingkup pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga diatur Jasa yang dapat diperdagangkan meliputi: a. bisnis;
Jasa
b. distribusi;
Jasa
c. komunikasi;
Jasa
d. pendidikan;
Jasa
e. hidup;
Jasa lingkungan
f. keuangan;
Jasa
g. Jasa konstruksi dan teknik terkait; h. Jasa kesehatan dan sosial; i. Jasa ...
8 i.
Jasa rekreasi, kebudayaan, dan olahraga;
j.
Jasa pariwisata;
k.
Jasa transportasi;
dan l. (3)
Jasa lainnya.
Jasa dapat diperdagangkan baik di dalam negeri maupun melampaui batas wilayah negara. BAB IV PERDAGANGAN DALAM NEGERI Bagian Kesatu Um um Pasa l5
(1)
Pemerintah mengatur kegiatan Perdagangan Negeri melalui kebijakan dan pengendalian. (2)
Dalam
Kebijakan dan pengendalian Perdagangan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan pada: a.
peningkatan efisiensi dan efektivitas Distribusi;
b.
peningkatan iklim usaha dan kepastian berusaha;
c.
pengintegrasian dan perluasan Pasar dalam negeri;
d. peningkatan akses Pasar bagi Produk Dalam Negeri; dan e. (3)
pelindungan konsumen.
Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit mengatur:
a.
pengharmonisasian peraturan, Standar, dan prosedur kegiatan Perdagangan antara pusat dan daerah dan/atau antardaerah;
b. penataan prosedur perizinan bagi kelancaran arus Barang; c. pemenuhan ...
9 c. pemenuhan ketersediaan dan keterjangkauan Barang kebutuhan pokok masyarakat; d.
pengembangan dan penguatan usaha di bidang Perdagangan Dalam Negeri, termasuk koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah;
e. pemberian fasilitas sarana Perdagangan;
pengembangan
f.
peningkatan penggunaan Produk Dalam Negeri;
g.
Perdagangan antarpulau;
dan h.
pelindungan
konsumen. (4)
Pengendalian Perdagangan Dalam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a.
perizinan;
b.
Standar; dan
c.
pelarangan dan pembatasan.
Negeri
Pasa l6 (1)
Setiap Pelaku Usaha wajib menggunakan atau melengkapi label berbahasa Indonesia pada Barang yang diperdagangkan di dalam negeri.
(2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan atau kelengkapan label berbahasa Indonesia diatur dengan Peraturan Menteri. Bagian Kedua Distribusi Barang
Pasa l7 (1)
Distribusi Barang yang diperdagangkan di dalam negeri secara tidak langsung atau langsung kepada konsumen dapat dilakukan melalui Pelaku Usaha Distribusi.
(2)
Distribusi Barang secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan rantai Distribusi yang bersifat umum: a. distributor dan jaringannya; b. agen dan jaringannya; atau c. waralaba. (3) Distribusi ...
10 (3)
Distribusi Barang secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan pendistribusian khusus melalui sistem penjualan langsung secara: a. single level; atau b. multilevel. Pasa l8
Barang dengan hak Distribusi eksklusif yang diperdagangkan dengan sistem penjualan langsung hanya dapat dipasarkan oleh penjual resmi yang terdaftar sebagai anggota perusahaan penjualan langsung. Pasa l9 Pelaku Usaha Distribusi dilarang menerapkan skema piramida dalam mendistribusikan Barang.
sistem
Pasal 10 Pelaku Usaha Distribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 melakukan Distribusi Barang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta etika ekonomi dan bisnis dalam rangka tertib usaha. Pasal 11 Ketentuan lebih lanjut mengenai Distribusi Barang diatur dengan Peraturan Menteri.
Bagian Ketiga Sarana Perdagangan Pasal 12 (1)
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Pelaku atau Usaha secara sendiri-sendiri bersama-sama mengembangkan sarana Perdagangan berupa: a. b.
Pasar rakyat; pusat perbelanjaan;
c. toko ...
11 c. toko swalayan; d. Gudang; e. perkulakan; f. Pasar lelang komoditas; g. Pasar berjangka komoditi; atau h. sarana Perdagangan lainnya. (2)
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Pelaku Usaha dalam mengembangkan sarana Perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengacu pada ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 13
(1)
Pemerintah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah melakukan pembangunan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas pengelolaan Pasar rakyat dalam rangka peningkatan daya saing.
(2)
Pembangunan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas pengelolaan Pasar rakyat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk: a. pembangunan dan/atau revitalisasi Pasar rakyat; b. implementasi manajemen pengelolaan yang profesional; c. fasilitasi akses penyediaan Barang dengan mutu yang baik dan harga yang bersaing; dan/atau d. fasilitasi akses pembiayaan kepada pedagang Pasar di Pasar rakyat.
(3)
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembangunan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas pengelolaan Pasar rakyat diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Presiden.
Pasal 14 (1)
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya melakukan pengaturan tentang pengembangan, penataan dan pembinaan yang setara dan berkeadilan terhadap Pasar rakyat, pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan perkulakan untuk menciptakan kepastian berusaha dan hubungan kerja sama yang seimbang antara pemasok dan pengecer dengan tetap memperhatikan keberpihakan kepada koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah. (2) Pengembangan ...
12 (2)
Pengembangan, penataan, dan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pengaturan perizinan, tata ruang, zonasi dengan memperhatikan jarak dan lokasi pendirian, kemitraan, dan kerja sama usaha.
(3)
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengaturan perizinan, tata ruang, dan zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Presiden. Pasal 15
(1)
Gudang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf d merupakan salah satu sarana Perdagangan untuk mendorong kelancaran Distribusi Barang yang diperdagangkan di dalam negeri dan ke luar negeri.
(2)
Gudang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib didaftarkan oleh setiap pemilik Gudang sesuai dengan penggolongan Gudang menurut luas dan kapasitas penyimpanannya.
(3)
Setiap pemilik Gudang yang tidak melakukan pendaftaran Gudang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenai sanksi administratif berupa penutupan Gudang untuk jangka waktu tertentu dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
(4)
Ketentuan mengenai tata cara pendaftaran Gudang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri.
(5)
Ketentuan mengenai pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah. Pasal 16
(1)
Di luar ketentuan Gudang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dapat menyediakan Gudang yang diperlukan untuk menjamin ketersediaan Barang kebutuhan pokok rakyat. (2) Gudang ...
13 (2)
Gudang yang disediakan Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat tertutup dan jumlah Barang kebutuhan pokok rakyat yang disimpan dikategorikan sebagai data yang digunakan secara terbatas. Pasal 17
(1)
Setiap pemilik, pengelola, atau penyewa Gudang yang melakukan penyimpanan Barang yang ditujukan untuk diperdagangkan harus menyelenggarakan pencatatan administrasi paling sedikit berupa jumlah Barang yang disimpan dan jumlah Barang yang masuk dan yang keluar dari Gudang.
(2)
Setiap pemilik, pengelola, atau penyewa Gudang yang tidak menyelenggarakan pencatatan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa pencabutan perizinan di bidang Perdagangan.
(3)
Ketentuan lebih lanjut mengenai pencatatan administrasi Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri. Pasal 18
(1)
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melakukan penataan, pembinaan, dan pengembangan terhadap Pasar lelang komoditas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf f.
(2)
Ketentuan mengenai penataan, pembinaan, dan pengembangan Pasar lelang komoditas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Presiden.
Pasal 19 (1)
Pemerintah melakukan pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan pengembangan Pasar berjangka komoditi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf g. (2) Ketentuan ...
14 (2)
Ketentuan mengenai Pasar berjangka komoditi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang perdagangan berjangka komoditi. Bagian Keempat Perdagangan Jasa Pasal 20
(1)
Penyedia Jasa yang bergerak di bidang Perdagangan Jasa wajib didukung tenaga teknis yang kompeten sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
(2)
Penyedia Jasa yang tidak memiliki tenaga teknis yang kompeten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa: a. peringatan tertulis; b. penghentian sementara kegiatan usaha; dan/atau c. pencabutan izin usaha.
(3)
Ketentuan sebagaimana pengenaan (2) diatur Pemerintah.
lebih lanjut mengenai kewajiban dimaksudpada ayat (1) dan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat dengan atau berdasarkan Peraturan
Pasal 21 Pemerintah dapat memberi pengakuan terhadap kompetensi tenaga teknis dari negara lain berdasarkan perjanjian saling pengakuan secara bilateral atau regional.
Bagian Kelima Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Pasal 22 (1)
Dalam rangka pengembangan, pemberdayaan, dan penguatan Perdagangan Dalam Negeri, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau pemangku kepentingan lainnya secara sendiri-sendiri atau mengupayakan peningkatan bersama-sama penggunaan Produk Dalam Negeri. (2) Peningkatan ...
1 5 (2)
Peningkatan penggunaan Produk Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan keberpihakan melalui promosi, sosialisasi, atau pemasaran dan menerapkan kewajiban menggunakan Produk Dalam Negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3)
Ketentuan lebih lanjut mengenai peningkatan penggunaan Produk Dalam Negeri diatur dengan Peraturan Menteri. Bagian Keenam Perdagangan Antarpulau P a s a l 2 3
(1) (2)
Pemerintah mengatur kegiatan Perdagangan antarpulau untuk integrasi Pasar dalam negeri.
Pengaturan sebagaimana diarahkan untuk:
dimaksud
pada
ayat
(1)
a.
menjaga keseimbangan antardaerah yang surplus dan daerah yang minus;
b.
memperkecil kesenjangan harga antardaerah;
c. mengamankan Distribusi dibatasi Perdagangannya; d.
Barang
mengembangkan pemasaran unggulan setiap daerah;
yang
produk
e.
menyediakan sarana dan prasarana Perdagangan antarpulau;
RIWAYAT HIDUP
Telepon Email
IDENTITAS PRIBADI : Syafruddin Indra : 6661101265 : Dumai, 24 Agustus 1992 : Islam : Jl. Utama Selatan IV No. 4 Rt 002/003 Kelurahan Cengkareng Barat, Kecamaran Cengakareng Jakarta Barat, 11730 : 089608046434 :
[email protected]
Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Status Agama Kewarganegaraan
DATA PRIBADI : Dumai, 24 Agustus 1992 : Laki-laki : Belum Menikah : Islam : Indonesia
Nama Ayah Nama Ibu Pekerjaan Ayah Pekerjaan Ibu
IDENTITAS ORANGTUA : Lukmi Indrawarman : Acih Cahyawiarsih : Pensiunan PNS : Ibu Rumah Tangga
Nama NIM Tempat, Tanggal Lahir Agama Alamat
1998-2004 2004-2007 2007-2010 2010-2016
PENDIDIKAN : SD Negeri 05 Pagi Cengkareng Barat : SMP Negeri 45 Jakarta Barat : SMA Negeri 94 Jakarta Barat : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Program Strata-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ilmu Administrasi Negara