UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS ASET TETAP PT PELAYARAN NASIONAL BBB
LAPORAN MAGANG
AUDI MUHAMMAD RAFIE 1006695835
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JUNI 2014
Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS TETAP PT PELAYARAN NASIONAL BBB
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
AUDI MUHAMMAD RAFIE 1006695835
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JUNI 2014
Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT karena atas ijin-Nya saya diberi kesempatan untuk menyelesaikan laporan magang ini. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu saya dalam menyelesaikan laporan magang ini. Perkenankan saya untuk mengucapkan terima kasih sebesarnya kepada: 1. Kepada ALLAH SWT, karena atas ijin-Nya, saya diberi kesempatan untuk menyelesaikan laporan magang ini. Sesungguh-Nya Engkau yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. 2. Kepada Ayahanda Shubhan dan Ibunda Upit Asa Mardhini, kedua orang tuaku yang abang sangat sayangi, yang selalu memberiku dukungan yang tidak terbatas kepada abang. Semoga ALLAH SWT selalu menyayangi kalian seperti menyayangiku masih kecil. 3. Kepada adikku Aushi Ariana Putri, semoga kamu bisa masuk UI dengan jurusan yang kamu inginkan dan bisa menyanyikan lagu Gaudeamus Igitur di Balairung UI pada saat abangmu wisuda. 4. Kepada keluarga besar Amir Rakab dan Buchari Thany, terutama kepada Nenek Nurtastina dan Datuk Buchari yang selalu mendukungku sehingga aku bisa menyelesaikan laporan magang ini. Semoga ALLAH SWT terus menerus memberikan kesehatan dan kebahagiaan selalu kepada keluarga besar saya. 5. Kepada Ibu Dini Marina selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing saya dalam pengerjaan laporan magang ini. Tanpa Ibu Dini saya belum tentu bisa menyelesaikan laporan magang ini. Semoga Ibu Dini selalu diberikan kesehatan oleh ALLAH SWT 6. Kepada Ibu Fitriany selaku mantan kepala program studi akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, yang telah mengijinkan saya untuk menulis laporan magang dengan judul yang saya sesuai dengan minat saya. 7. Kepada Divisi Hijau KAP AAA, terutama kepada Mas Amri, Mas Ali, Kak Hendri, Ryan yang membimbing saya untuk melakukan prosedur audit yang benar. Kepada tim HRD KAP AAA yang mengijinkan saya untuk menggali ilmu dan pengalaman di KAP AAA. Semoga KAP AAA serta para pekerjanya selalu diberikan rejeki yang berkah oleh ALLAH SWT. 8. Kepada sahabat dan teman teman saya terutama yang tergabung di Kopet 2010, BBF, dan Auto UI, karena telah menghibur saya apabila sedang berkumpul sehingga saya semangat menyelesaikan laporan magang ini. Sukses buat kita semua. 9. Kepada Dosen, Asisten Dosen, dan segenap staff FEUI. Terima kasih atas ilmu, bimbingan, dan bantuanya selama masa perkuliahan FEUI. Semoga ALLAH SWT selalu membalas kebaikan kalian semua. 10. Kepada semua pihak lainnya yang turut berkontribusi dalam penyelesaian laporan magang ini. Terima kasih dan semoga Allah membalas kebaikan anda semua. Saya menyadari bahwa laporan magang ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya memohon maaf dan membuka diri untuk menerima segala kritik, saran, v Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
dan pertanyaan terkait dengan konten laporan magang ini. Semoga laporan magang ini dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Jakarta, Juni 2014
Audi Muhammad Rafie
vi Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
ABSTRAK
Nama : Audi Muhammad Rafie Program Studi : Akuntansi Judul : Audit Atas Aset Tetap PT Pelayaran Nasional BBB Laporan magang ini membahas tentang pelaksanaan audit atas akun aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB. Tujuan dari laporan magang ini adalah membandingkan standar audit dan praktek audit aset tetap yang dilakukan pada saat magang. Metodologi yang dilakukan di dalam laporan magang ini adalah membandingkan langsung standar audit dengan praktek audit yang dilakukan pada saat magang. Hasil dari laporan magang ini adalah standar audit dan praktek audit yang dilakukan pada saat magang memiliki tujuan yang sama, namun memiliki beberapa prosedur yang berbeda. Kata Kunci : Audit, Aset Tetap
viii Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
ABSTRACT Name Study Program Title
: Audi Muhammad Rafie : Accounting : Audit of Fixed Asset PT Pelayaran Nasional BBB
This internship report discusses the implementation of the audit of fixed assets of PT National Shipping BBB. The purpose of this report is to compare internship auditing standards and auditing practices of fixed assets are carried at the time of the internship. Methodology undertaken in this internship report is to compare directly with the auditing standards of practice audits conducted during the internship. The results of this internship report is auditing standards and auditing practices are carried out during the internship have the same purpose, but have some different procedures. Keywords: Audit, Fixed Assets
ix Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALISTAS ....................................... TANDA PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR MAGANG ........................ HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................. HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................... ABSTRAK .................................................................................................... ABSTRACT .................................................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................................. DAFTAR TABEL .........................................................................................
i ii iii iv v vii viii ix x xii
1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Program Magang .......................... 1.2 Tujuan Pelaksanaan Program Magang ....................................... 1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang .................................. Pelaksanaan Kegiatan Magang ................................................... 1.4 1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang .............................. 1.6 Sistematika Penulisan Laporan Magang ....................................
1 1 1 2 2 3 3
2. DEFINISI DAN KONSEP .................................................................... Audit ........................................................................................... 2.1 2.1.1 Definisi Audit ................................................................. 2.1.2 Jenis-jenis Audit ............................................................. 2.1.3 Tujuan Audit ................................................................... 2.1.4 Konsep Dasar Audit ....................................................... 2.1.5 Melakukan Audit ............................................................ 2.2 Aset Tetap Menurut PSAK 16 (revisi 2011) .............................. 2.2.1 Definisi Aset Tetap ......................................................... 2.2.2 Biaya Perolehan Awal .................................................... 2.2.3 Biaya-biaya Setelah Perolehan Awal ............................. 2.2.4 Depresiasi ...................................................................... 2.2.5 Penghentian Pengungkapan ............................................ 2.3 Prosedur Audit Aset Tetap ......................................................... 2.3.1 Melakukan Prosedur Analitis ......................................... 2.3.2 Verifikasi Akusisi Aset Tetap Tahun Berjalan ............... 2.3.3 Verifikasi Penghentian (Disposal) Aset Tetap pada Tahun Berjalan ............................................................... 2.3.4 Verifikasi Saldo Akhir Aset Tetap ................................. 2.3.5 Verifikasi Beban Depresiasi ........................................... 2.3.6 Verifikasi Saldo Akhir Akumulasi Depresiasi ...............
5 5 6 7 8 8 11 13 13 13 14 14 15 15 16 16 18 19 19 19
3. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .............................................. 20 3.1 Profil Kantor Akuntan Publik SSS AAA ................................... 20 3.2 Profil PT Pelayaran Nasional BBB ............................................ 21
x Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
3.3
Gambaran Aset Tetap dan Audit atas Aset Tetap PT Pelayaran Nasional BBB ............................................................................ 22
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 27 4.1 Lead Schedule Fixed Asset ......................................................... 27 4.2 Test of Beginning Balance ......................................................... 30 4.3 Test of Mutation of Fixed Asset .................................................. 32 4.4 Test of Depreciation, Accumulated Depreciation, and Net Book Value ................................................................................. 37 Summary of Grosse Akta ............................................................ 41 4.5 4.6 Addition Test of Fixed Asset ....................................................... 47 4.7 Valuation Test for Gain (Loss) of Fixed Asset Disposal ............ 51 4.8 Physically Checking ................................................................... 56 5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 57 5.1 Kesimpulan dan Saran Kepada Pendidikan Audit ..................... 57 5.2 Kesimpulan dan Saran Kepada PT Pelayaran Nasional BBB .... 69 5.3 Kesimpulan dan Saran Kepada KAP SSS AAA ........................ 60
DAFTAR REFERENSI .............................................................................. 62
xi Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Lead Schedule Aset Tetap PT Pelayaran Nasional BBB .............. Tabel 4.2 Test of Beginning Balance PT Pelayaran Nasional BBB .............. Tabel 4.3 Mutation of Fixed Asset PT Pelayaran Nasional BBB .................. Tabel 4.4 Pengecekan Total Penambahan Akumulasi Depresiasi di Tabel Mutation of Fixed Asset dengan Beban Depresiasi Aset Tetap di Akun COGS dan Akun Beban General & Administration ........... Tabel 4.5 Ilustrasi Test of Depreciation, Accumulated Depreciation, and Net Book Value ............................................................................. Tabel 4.6 Summary of Grosse Akta ............................................................... Tabel 4.7 Additional Test of Fixed Asset ...................................................... Tabel 4.8 Valuation Test for Gain (Loss) of Fixed Asset Disposal ...............
29 32 35 36
41 46 50 55
xii Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pelaksanaan Program Magang Ilmu akuntansi adalah ilmu yang aplikatif yang berarti dituntut untuk
diaplikasikan ke dunia nyata, tidak hanya dipelajari secara teoritis saja. Dengan mengaplikasikan teori di dalam praktik, seharusnya pelaksanaan praktik dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Teori dan praktik bisa berbeda. Teori muncul karena ada praktik, praktik orang lain yang kemudian hasilnya dicatat dan jadilah teori. Namun teori bisa saja dengan praktik karena terjadi perubahan kondisi dan situasi, seperti perubahan teknologi, ekonomi dan politik. Setelah menimba ilmu akuntansi selama tujuh semester di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, saya memutuskan untuk mengambil kesempatan untuk mengikuti program magang sebagai syarat kelulusan didasari agar dapat mempraktikan ilmu akuntansi yang saya pelajari selama ini dan membandingkan antara teori yang dipelajarinya dengan praktik di dunia nyata. saya berharap memiliki praktik dan teori yang seimbang sehingga dapat berkontribusi baik di dunia akademis maupun dunia kerja. 1.2
Tujuan Pelaksanaan Program Magang Program magang adalah salah satu pilihan mahasiswa tingkat akhir
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia selain skripsi untuk lulus dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Program magang merupakan salah satu kesempatan untuk mahasiswa tingkat akhir untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama di kampus ke dalam dunia kerja. Selain itu program magang diharapkan memberikan manfaat lainnya seperti meningkatkan soft skill mahasiswa itu sendiri, yang diharapkan akan bermanfaat apabila mahasiswa lulus dan terjun ke dunia kerja.
1 Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
2
Dari sisi akademis, program magang adalah salah satu kesempatan untuk membandingkan antara dunia kerja dan teori yang dipelajari. Para mahasiswa mendiskusikan pengalaman magangnya dalam laporan magangnya yang kemudian bisa dipelajari oleh para akademisi untuk mengetahui apakah ilmu yang dimilikinya dan diajarkannya masih relevan dengan dunia praktik. Dengan demikian ilmu yang diberikan kepada mahasiwa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia selalu terbaharui dan relevan dengan dunia praktik. 1.3
Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Program magang dilaksanakan salah satu kantor akuntan publik di Jakarta.
Program magang di KAP SSS AAA berlangsung selama 3 bulan dimulai dari 2 Januari 2014 sampai dengan 2 April 2014, dalam divisi hijau yang mengurusi klien di bidang manufaktur dan pertambangan. 1.4
Pelaksanaan Kegiatan Magang Selama tiga bulan periode magang, tugas yang diberikan amat bervariasi,
yaitu: Melakukan subtantive analytical review procedure Melakukan test of detail Melakukan test of control Melakukan cut-off test Melakukan rekapitulasi pajak Melakukan rekapitulasi rekening koran Melakukan pembuatan surat konfirmasi bank Melakukan pembuatan surat konfirmasi utang Melakukan pembuatan surat konfirmasi piutang Melakukan pembuatan surat konfirmasi pemegang saham Melakukan perhitungan ulang atas depresiasi aset tetap Melakukan perhitungan ulang atas provisi amortisasi Melakukan cek fisik atas aset tetap
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
3
Jumlah klien yang ditangani mencapai tujuh klien, khususnya di bidang jasa pelayaran nasional
1.5
Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang Ruang lingkup penulisan laporan magang ini adalah menjelaskan proses
audit atas aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB serta membandingkan antara standar audit dan praktek audit. 1.6
Sistematika Penulisan Laporan Magang Laporan magang ini terdiri dari lima bab yang disertai dengan lampiran
penunjang agar memudahkan memahami konten laporan magang, berikut ini adalah penjelasan singkat setiap bab: 1. Bab 1 Pendahuluan Bab ini menjelaskan aspek dasar laporan magang, bab ini berisi latar belakang pelaksanaan program magang, tujuan pelaksanaan laporan magang, tempat dan waktu pelaksanaan magang, pelaksanaan kegiatan magang, ruang lingkup penulisan laporan magang, dan sistematika penulisan laporan magang. Bab pendahuluan memberikan gambaran umum tentang isi laporan magang.
2. Bab 2 Definisi dan Konsep Bab ini menjelaskan konsep dan pengertian yang menunjang pembahasan dan analisis bab selanjutnya. Bab ini menjelaskan tentang audit dan aset tetap serta konsep lain yang dianggap relevan dengan pembahasan selanjutnya
3. Bab 3 Gambaran Umum Perusahaan Bab ini berisi tentang KAP SSS AAA, PT Pelayaran Nasional BBB, dan gambaran awal aset tetap yang dimiliki PT Pelayaran Nasional BBB.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
4
4. Bab 4 Analisis dan Pembahasan Bab ini berisi tentang analisis dan pembahasan tentang audit aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB dan membandingkan dengan teori yang terkait.
5. Bab 5 Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan analisis dan pembahasan yang disajikan bab sebelumnya. Bab ini juga memberikan saran terkait dengan KAP SSS AAA, PT Pelayaran Nasional BBB dan para akademisi.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
BAB 2 DEFINISI DAN KONSEP
2.1
Audit
2.1.1
Definisi Audit Definisi audit menurut Elder et al, (2009) adalah proses pengumpulan dan
mengevaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, dimana audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Informasi dalam definisi audit di atas harus tersedia dalam bentuk yang dapat diverifikasi agar dapat dibandingkan dengan standar atau kriteria serta dievaluasi oleh auditor. Standar atau kriteria dapat bervariasi, tergantung jenis informasi yang diaudit. Contohnya, dalam audit laporan keuangan yang digunakan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia seperti Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), atau dalam audit atas pajak dapat menggunakan undan-undang perpajakan indonesia. Bukti dalam definisi audit di atas adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Bukti yang digunakan auditor harus memiliki kualitas dan kuantitas yang mencukupi. Bukti yang sudah dikumpulkan akan dievaluasi dengan kesesuaian informasi dan kriteria yang dikumpulkan. Kompeten dalam definisi audit di atas menjelaskan bahwa seorang auditor harus memiliki kemampuan untuk memahami kriteria yang digunakan serta menentukan jenis dan jumlah bukti audit yang dibutuhkan. Auditor harus menjaga independensinya agar pengguna laporan keuangan dapat mengandalkan laporan yang diterbitkan oleh auditor. Audit berbeda dengan akuntansi. Akuntansi adalah pencatatan, klasifikasi, dan meringkas peristiwa ekonomis dengan cara yang logis yang bertujuan untuk menyediakan
informasi
finansial
untuk
pengambilan
keputusan.
Untuk
5 Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
6
menyediakan informasi yang relevan, akuntan harus memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang prinsip dan aturan yang menyediakan dasar untuk menyiapkan informasi akuntansi. Akuntan juga harus mengembangkan sebuah sistem untuk memastikan bahwa peristiwa ekonomi entitas telah tercatat dengan tepat waktu dan harga yang wajar, sedangkan audit adalah menentukan apakah pencatatan informasi mencerminkan peristiwa ekonomi yang terjadi selama periode akuntansi. Auditor harus memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang prinsip akuntansi yang berlaku umum karena prinsip akuntansi yang berlaku umum menyediakan kriteria untuk mengevaluasi apakah informasi akuntansi yang tercatat sudah sesuai. 2.1.2
Jenis-jenis Audit Menurut Elder et al, (2009), Akuntan publik melakukan 3 jenis utama
audit yaitu audit operasional, audit kepatuhan, dan audit laporan keuangan. Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektifitas semua bagian di dalam prosedur operasi dan metode di dalam organisasi. Di akhir audit operasional, manajemen biasanya berharap adanya rekomendasi untuk meningkatkan operasi. Di dalam audit operasinal, yang dinilai tidak hanya akuntansi, tetapi juga struktur organisasi, pengoperasian komputer, metode produksi, pemasaran, dan area lainnya. Audit kepatuhan dilakukan untuk menentukan apakah manajemen telah mengikuti prosedur, aturan, atau regulasi yang diatur oleh otoritas yang lebih tinggi. Contohnya adalah menentukan apakah bagian akuntansi manajemen telah mengikuti prosedur yang ditetapkan atau meninjau angka gaji karyawan dengan upah minimum regional yang ditetapkan oleh pemerintah. Hasil dari audit kepatuhan akan dilaporkan kepada manajemen, karena manajemen adalah kelompok utama yang peduli dengan tingkat kepatuhan terhadap prosedur dan regulasi. Audit laporan keuangan dilaksanakan untuk menentukan apakah informasi yang tercantum di dalam laporan keuangan telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Pada normalnya kriteria yang dimaksud adalah prinsip akuntansi
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
7
yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principles). Dalam menentukan informasi di dalam laporan keuangan telah tercatat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, auditor mengumpulkan bukti untuk menentukan apakah pernyataan tersebut mengandung salah materi atau salah saji lainnya. Dunia bisnis semakin kompleks, auditor tidak hanya fokus kepada transaksi akuntansi, tetapi juga kepada risiko salah saji dan internal kontrol perusahaan yang digunakan untuk mencegah salah saji material. Auditor harus memiliki pemahaman menyeluruh tentang entitas dan lingkunganya. Pemahaman menyeluruh yang dimaksud termasuk industri klien, regulasi, dan lingkungan operasional, termasuk hubungan eksternal seperti hubungan entitas kepada pemasok, konsumen, dan kreditur. Auditor juga harus mempertimbangkan strategi bisnis klien dan prosesnya.
Analisis ini akan membantu auditor untuk
mengidentifikasi risiko yang berhubungan dengan strategi bisnis klien yang mungkin mempengaruhi laporan keuangan yang disajikan dengan wajar. 2.1.3
Tujuan Audit Dikutip dari ISA 200, dalam mengaudit laporan keuangan, tujuan
menyeluruh auditor adalah: a) memperoleh keyakinan yang layak mengenai apakah laporan keuangan secara menyeluruh bebas dari salah saji yang material, yang disebabkan oleh
kecurangan
atau
kesalahan,
untuk
memungkinkan
auditor
memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan dibuat, dalam segala hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku b) melaporkan mengenai laporan keuangan, dan mengomunikasikan segala sesuatunya seperti diwajibkan seperti ISA, sesuai dengan temuan auditor.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
8
2.1.4
Konsep Dasar Audit Menurut Tuanakotta (2013), audit terdiri dari 5 konsep dasar meliputi:
1)
Keyakinan yang Layak (Reasonable Assurance) Keyakinan yang layak adalah keyakinan yang layak dicapai ketika auditor
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menekan risiko audit. Risiko Audit adalah risiko yang mungkin terjadi saat auditor memberikan opini yang salah. Auditor ingin menekan risiko audit ini ke tingkat rendah yang dapat diterima. Risiko audit tediri dari dua unsur utama, yaitu: 1. Risiko Bawaan dan Risiko Pengendalian (Inherent Risk and Control Risk) Risiko bawaan dan risiko pengendalian berarti risiko yang dihasilkan dari laporan keuangan yang mengandung salah saji yang material. Risiko bawaan dan risiko pengendalian berasal dari tujuan atau operasi entitas dan rancangan dan implementasi pengendalian internal oleh manajemen. 2. Risiko Pendeteksian (Detection Risk) Risiko pendeteksi adalah risiko yang diperoleh apabila auditor gagal mendeteksi salah saji material yang material dalam laporan keuangan. Risiko pendeteksi bersumber dari sifat dan luasnya prosedur audit yang dilaksanakan auditor.
2)
Kendala Bawaan (Inherent Limitations) Dengan bukti audit yang cukup dan tepat, auditor telah menekan risiko
audit. Namun risiko audit tidak mungkin ditekan sampai ke tingkat 0, karena adanya kendala bawaan setiap audit. Misalnya adalah sifat prosedur audit yang bagaimanapun bagusnya rancangan prosedur audit, prosedur audit belum tentu dapat mendeteksi semua salah saji.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
9
Ada empat kendala bawaan dalam audit yaitu: 1) Sifat pelaporan keuangan Pembuatan laporan keuangan memerlukan judgement manajemen dalam menerapkan kerangka pelaporan keuangan dan keputusan atau penilaian subjektif (seperti estimasi) oleh manajemen dalam memilih berbagai tafsiran atau judgement yang dapat diterima. 2) Sifat Bukti Audit yang Tersedia Kebanyakan pekerjaan auditor dalam merumuskan pendapatnya adalah mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit. Bukti ini cenderung bersifat persuasif, bukan konklusif. 3) Sifat Prosedur Audit Bagaimanapun bagusnya rancangan prosedur audit, ia tidak akan mampu mendeteksi setiap salah saji karena setiap sampel (kurang dari 100%) mengandung
risiko
bahwa
salah
saji
tidak
akan
terdeteksi,
manajemen/pihak lain (sengaja/tidak) mungkin tidak memberikan informasi yang diminta, kecurangan yang canggih, disembunyikan dengan rapih, dan prosedur audit untuk mengumpulkan bukti audit mungkit tidak mendeteksi informasi yang hilang. 4) Pelaporan Keuangan Tepat Waktu Relevansi/nilai informasi keuangan cenderung menurun dengan lewatnya waktu. Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan antara keandalan informasi dan biayanya.
3)
Lingkup Audit (Audit Scope) Lazimnya lingkup pekerjaan auditor hanya untuk menjawab apakah
laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Selain itu opini Wajar Tanpa Pengecualian dari auditor tidak menjamin keberhasilan dan daya bertahan entitas di masa depan dan manajemen berhasil mengelola entitasnya dengan efektif dan efisien.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
10
4)
Salah Saji yang Material (Material Misstatement) Salah saji material akan mempengaruhi keputusan ekonomi para pengguna
laporan keuangan. Salah saji material dapat berupa kesalahan atau kecurangan. 5)
Asersi (Assertion) Asersi adalah pernyataan yang diberikan manajemen yang tertanam di
dalam atau bagian dari laporan keuangan. Asersi berhubungan dengan pengakuan (recognition),
pengukuran
(measurement),
penyajian
(presentation),
dan
pengungkapan (disclosure) dari berbagai unsur di laporan keuangan. Asersi untuk jenis transaksi adalah: a. Occurence: Transaksi dan peristiwa yang sudah dicatat, memang terjadi dan merupakan transaksi dan peristiwa dari entitas yang bersangkutan. b. Completeness: Semua transaksi dan peristiwa yang seharusnya dicatat, memang sudah dicatat c. Accuracy: Angka-angka, jumlah-jumlah, dan data lain yang terkait dengan transaksi dan peristiwa yang dicatat, sudah dicatat dengan akurat. d. Cut-off: Transaksi dan peristiwa dicatat dalam periode akuntansi yang benar. e. Classification: Transaksi dan peristiwa sudah dicatat dalam akun yang benar. Asersi untuk Saldo Akun adalah: a. Existence: Aset, kewajiban dan ekuitas benar ada. b. Right and Obligations: Entitas memiliki dan menguasai aset, dan utang merupakan kewajiban entitas. c. Completeness: Semua aset, kewajiban, dan ekuitas yang seharusnya dicatat, sudah dicatat. d. Valuation and Allocation: Aset, kewajiban, dan ekuitas dicantumkan dalam laporan keuangan dalam jumlah yang benar, dan semua penyesuaian (adjustment) untuk penilaian dan alokasi telah dicatat dengan benar.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
11
Asersi tentang Penyajian dan Pengungkapan adalah: a. Occurence, Rights, and Obligations: Transaksi, peristiwa, dan hal-hal lain yang sudah diungkapkan dalam laporan keuangan, memang terjadi dan berkaitan dengan entitas yang bersangkutan. b. Completeness: Semua pengungkapan yang seharusnya dicantumkan, memang sudah dicantumkan dalam laporan keuangan. c. Classification and Understandability: Informasi keuangan disajikan dan dijelaskan dengan tepat, dan pengungkapan dinyatakan dengan jelas. d. Accuracy and Valuation: Informasi keuangan dan informasi lainnya diungkapkan dengan wajar dan dalam jumlah yang benar. 2.1.5
Melaksanakan Audit Menurut Tuanakotta (2013), untuk melaksanakan audit, diperlukan tiga
tahap, yaitu: 1)
Menilai risiko (Risk Assesment) Melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan
menilai risiko salah saji material dalam pelaporan keuangan. Tujuan auditor melakukan penilaian risiko tercantum di dalam ISA 315.3 yaitu tujuan auditor adalah mengidentifikasi dan menilai salah saji yang material, karena kecurangan atau kesalahan, pada tingkat laporan keuangan asersi, melalui pemahaman terhadap entitas dan lingkunganya, termasuk pengendalian intern entitas, yang memberikan dasar untuk merancang dan mengimplementasi tanggapan terhadap risiko salah saji material yang dinilai. Kegiatan yang terkait dengan menilai risiko adalah kegiatan pra penugasan, merencanakan audit dan melaksanakan prosedur penilaian risiko. Kegiatan pra penugasan bertujuan untuk memutuskan apakah klien diterima atau tidak. Perencanaan audit bertujuan untuk membuat strategi audit yang menyeluruh dan rencana audit. Pelaksanaan prosedur penilaian risiko bertujuan untuk mengidentifikasi atau menilai risiko salah saji materialitas dengan memahami entitas.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
12
2)
Menanggapi risiko (Risk Response) Merancang dan melaksanakan prosedur
audit
selanjutnya
yang
menanggapi risiko salah saji material yang telah diidentifikasi dan dinilai, pada tingkat laporan keuangan dan asersi. Tujuan menanggapi risiko tercantum di dalam ISA 330.3, yaitu memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang risiko salah saji material yang dinilai, dengan merancang dan mengimplementasi tanggapan yang tepat terhadap risiko tersebut. Kegiatan yang terkait dengan menanggapi risiko adalah merancang tanggapan menyeluruh dan rancangan prosedur audit selanjutnya dan mengimplementasikan risiko salah saji material. Kegiatan merancang tanggapan menyeluruh dan prosedur audit selanjutnuya bertujuan untuk membuat tanggapan yang tepat terhadap risiko salah saji material yang dinilai. Pengimplimentasian tanggapan terhadap risiko salah saji material yang dinilai bertujuan untuk menurunkan risiko audit ke tingkat yang diterima.
3)
Pelaporan (Reporting) Tahap pelaporan meliputi merumuskan pendapat berdasarkan bukti audit
yang diperoleh dan membuat dan menerbitkan laporan yang tepat, sesuai kesimpulan yang ditarik. Tujuan pelaporan tercantum di dalam ISA 700.6 yaitu merumuskan opini mengenai laporan keuangan berdasarkan evaluasi atas kesimpulan yang ditarik atas bukti audit yang diperoleh dan memberikan opini dengan jelas, melalui pelaporan tertulis, yang juga menjelaskan dasar untuk memberikan pendapat tersebut. Kegiatan yang meliputi pelaporan adalah mengevaluasi bukti audit dan membuat laporan audit. Mengevaluasi bukti audit bertujuan untuk menentukan pekerjaan audit tambahan yang diperlukan. Apabila tidak perlu pekerjaan tambahan audit yang diperlukan, maka setelah itu adalah kegiatan pembuatan laporan audit. Tujuan kegiatan pembuatan laporan audit adalah untuk merumuskan opini berdasarkan temuan audit yang ada.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
13
2.2
Aset Tetap Menurut PSAK 16 (revisi 2011)
2.2.1
Definisi Aset Tetap Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain atau tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan lebih dari satu periode. 2.2.2
Biaya Perolehan Awal Aset Tetap Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau
nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain. Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Suku cadang dan peralatan pemeliharaan (service equipment) biasanya dicatat sebagai persediaan dan diakui dalam laba rugi pada saat dikonsumsi. Namun demikian, suku cadang utama dan peralatan siap pakai memenuhi kriteria aset tetap ketika entitas memperkirakan dan menggunakan aset tersebut selama lebih dari satu periode. Sama halnya jika suku cadang peralatan pemeliharaan yang hanya bisa digunakan untuk aset tetap tertentu, hal ini juga dicatat sebagai aset tetap. Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Komponen biaya perolehan aset tetap meliputi: (a) Harga perolehanya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potonganpotongan lain;
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
14
(b) Biaya-biaya yang dapat di atribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen (c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan. 2.2.3 Biaya-biaya Setelah Perolehan Awal Setelah diakui sebagai aset, entitas memilih model biaya atau model revaluasi dalam sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Model biaya adalah aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi depresiasi dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. Model revaluasi aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi depresiasi dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terhadu setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan. 2.2.4 Depresiasi Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah. Beban depresiasi untuk setiap periode harus diakui dalam laba rugi kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya. Berbagai metode depresiasi dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang disusutkan secara sistemasti dari suatu aset selama umur manfaatnya.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
15
Metode tersebut antara lain metode garis lurus (straight line method), metode saldo menurun (diminishing balance method), dan metode jumlah unit (sum of the unit method). Metode garis lurus menghasilkan pembebanan yang tetap selama umur manfaat aset jika nilai residunya tidak berubah. Metode saldo menurun menghasilkan pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset. Metode jumlah unit menghasilkan pembebanan berdasarkan pada penggunaan atau output yang diharapkan dari suatu aset. Metode depresiasi aset dipilih berdasarkan ekspetasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset dan diterapkan secara konsisren dari periode ke periode kecuali ada perubahan dalam ekspetasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut. 2.2.5 Penghentian Pengakuan Aset Tetap Jumlah tercatat aset tetap diberhentikan pengakuannya pada saat dilepas atau ketikda tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasanya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian aset tetap dimasukkan dalam laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali PSAK 30: sewa mengharuskan perlakuan yang berbeda dalam hal transaksi jual dan sewa-balik). Keuntungan tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset tetap ditentukan sebesar pendapatan antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan jumlah tercatat dari aset tersebut. 2.3 Prosedur Audit Aset Tetap Menurut Elder et al (2009), prosedur audit aset tetap terdiri dari enam prosedur agar keyakinan yang layak tercapai. Enam prosedur tersebut meliputi: 1. Melakukan Prosedur Analitis 2. Verifikasi Akusisi Aset Tetap Tahun Berjalan 3. Verifikasi Penghentian (Disposal) Aset Tetap pada Tahun Berjalan 4. Verifikasi Saldo Akhir Aset Tetap 5. Verifikasi Beban Depresiasi 6. Verifikasi Saldo Akhir Akumulasi Depresiasi
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
16
2.3.1 Melakukan Prosedur Analitis Prosedur Analitis menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah akun di neraca atau data lainnya muncul secara masuk akal. Prosedur analitis dapat menilai kemungkinan terjadinya salah saji material dalam beban
depresiasi
dan akumulasi
depresiasi. Contohnya
adalah auditor
membandingkan persentase selisih tahun berjalan dengan tahun lalu. Prosedur analitis sering digunakan oleh auditor dan penggunaan prosedur analitis meningkat seiring dengan penggunaan komputer untuk kalkulasi. Dua tujuan penting dalam pelaksanaan prosedur analitis adalah untuk mengindikasikan kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan dan menyediakan bukti secara subtantif. 2.3.2
Verifikasi Akusisi Aset Tetap Tahun Berjalan Perusahaan harus mencatat penambahan aset tetap dengan benar karena
aset tetap memiliki efek jangka panjang pada laporan keuangan. Kesalahan pencatatan akusisi aset tetap akan berdampak pada neraca hingga perusahaan menghentikan penggunaan aset tersebut atau aset tersebut selesai didepresiasi. Oleh karena itu auditor menggunakan tujuh dari delapan tujuan audit terkait saldo sebagai kerangka dan referensi atas pengujian perincian saldo, yaitu a) Keberadaan (Existence) Tujuan audit keberadaan adalah untuk memastikan akusisi aset tetap tahun berjalan terbukti keberadaanya. Agar tujuan audit keberadaan tercapai, maka prosedur pengujianya adalah dengan cara memeriksa faktur dari vendor dan laporan penerimaan serta memeriksa aset secara fisik. b) Kelengkapan (Completeness) Tujuan audit kelengkapan adalah untuk memastikan akusisi aset tetap yang ada telah dicatat dengan lengkap. Agar tujuan audit kelengkapan tercapai, maka prosedur pengujianya adalah dengan cara memeriksa faktur dari vendor dari akun terkait.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
17
c) Akurasi (Accuracy) Tujuan audit akurasi adalah untuk memastikan akusisi aset tetap tahun berjalan telah dicatat dengan akurat. Agar tujuan audit akurasi tercapai, maka prosedur pengujianya adalah dengan cara memeriksa faktur dari vendor. d) Klasifikasi (Classification) Tujuan audit klasifikasi adalah untuk memastikan akusisi aset tetap tahun berjalan telah dicatat dan diklasifikasikan dengan benar. Agar tujuan audit klasifikasi tercapai, maka prosedur pengujianya adalah dengan memeriksa faktur dari vendor lainnya untuk menemuka akun yang seharusnya diklasifikasikan sebagai aset tetap. e) Pisah Batas (Cutoff) Tujuan audit pisah batas adalah untuk memastikan aset tetap tercatat dalam periode yang benar. Agar tujuan audit pisah batas tercapai, maka prosedur pengujianya adalah menelaah transaksi mendekati tanggal neraca untuk melihat apakah sudah masuk periode yang benar. f) Kecocokan perincian (Detail tie-in) Tujuan audit kecocokan perincian adalah memastikan nilai akusisi tahun berjalan dalam tahun berjalan sesuai dengan jumlah di berkas utama dan totalnya sesuai dengan general ledger. g) Hak dan obligasi (Rights and obligations) Tujuan audit hak dan obligasi adalah memastikan bahwa klien mempunyai hak dan akusisi tahun berjalan. Agar tujuan audit hak dan obligasi tercapai, maka prosedur pengujianya adalah dengan cara memeriksa faktur dari vendor. Berdasarkan prosedur pengujian audit dari tujuh tujuan audit terkait saldo di atas, dapat dilihat bahwa prosedur audit verifikasi akusisi tahun berjalan yang sering dilakukan adalah memeriksa faktur dari vendor. Luasnya pengujian bergantung pada penilaian auditor atas penilaian untuk akusisi dan materialitas penambahan aset tersebut.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
18
2.3.3 Verifikasi Penghentian (Disposal) Aset Tetap pada Tahun Berjalan Tujuan verifikasi penghentian aset tetap pada tahun berjalan adalah mendapatkan bukti memadai bahwa seluruh penghentian aset tetap dicatat dalam jumlah yang benar. Kesalahan pencatatan penghentian aset tetap dapat menyebabkan nilai aset tetap lebih saji sampai tak terhingga. Berdasarkan verifikasi penghentian aset tetap pada tahun berjalan di atas, maka auditor menggunakan dua tujuan audit, yaitu kecocokan perincian dan akurasi. Prosedur audit verifikasi penghentian aset tetap pada tahun berjalan dapat dimulai dari memeriksa pencatatan skedul penghentian aset tetap milik klien. Skedul ini berisi tanggal penghentian penggunaan aset, nama orang atau perusahaan yang membeli aset tersebut, harga penjualan, harga perolehan, tanggal akusisi, dan akumulasi depresiasi. Kecocokan perincian (Detail tie-in) untuk skedul
penghentian
diperlukan
termasuk
penjumlahan
skedul
kebawah,
menelusuri total dalam skedul ke catatan penghentian dalam buku besar dan menelusuri biaya dan akumulasi depresiasi penghentian ke berkas utama aset. Prosedur lainnya yang biasa digunakan dalam melakukan verifikasi penghentian adalah menelaah apakah terdapat akusisi aset baru yang menggantikan aset lama, menganalisis laba dan rugi penghentian aset dan pendapatan lain-lain sebagai penerimaan kas dari penghentian aset, menelaah perubahan dalam lini produk, pajak properti, atau keyakinani yang merupakan indikasi penghapusan aset, dan melakukan tanya jawab dengan manajemen dan personel bagian prosuksi tentang kemungkinan penghentian aset. Tujuan audit akurasi (accuracy) dapat diverifikasi dengan memeriksa faktur penjualan terkait dengan berkas utama aset tetap. Saat aset tetap dijual atau diberhentikan tanpa ditukar dengan aset baru, auditor harus membandingkan biaya dan akumulasi depresiasi dalam berkas utama dengan pencatatan jurnal dalam buku besar dan kembali menhitung laba dan rugi akibat penghentian aset sebagai perbahdingan dengan catatan klien. Saat aset tetap ditukar dengan aset tetap yang baru diakusisi untuk menggantikan aset, auditor harus memastikan bahwa aset tetap baru telah dikapitalisasi dan aset tetap yang tergantikan langsung dihapus
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
19
dari catatan, dengan mempertimbangkan nilai buku dari aset yang ditukarkan dan tambahan biaya untuk akusisi aset baru. 2.3.4 Verifikasi Saldo Akhir Aset Tetap Tujuan verifikasi saldo akhir aset tetap adalah untuk memastikan aset tetap yang dicatat benar-benar ada dan seluruh aset tetap yang dimiliki tercatat (keberadaan dan kelengkapan). Agar tujuan audit verifikasi saldo akhir aset tetap tercapai, biasanya langkah audit yang pertama berfokus pada tujuan kecocokan perincian (Detail tie-in), yaitu dengan cara mencocokan berkas utama dengan buku besar. 2.3.5 Verifikasi Beban Depresiasi Verifikasi beban depresiasi digunakan untuk memastikan bahwa klien telah mengikuti kebijakan depresiasi yang konsisten antar periode dan perhitungan depresiasi oleh klien sudah benar. Ada empat hal yang dipertimbangkan oleh auditor yaitu umur ekonomis untuk akusisi masa sekarang, metode depresiasi, estimasi nilai sisa, dan kebijakan depresiasi di tahun akusisi dan tahun penghentian. 2.3.6
Verifikasi Saldo Akhir Akumulasi Depresiasi Verifikasi saldo akhir akumulasi depresiasi bertujuan untuk memastikan
bahwa akumulasi depresiasi tercatat dengan benar.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
BAB 3 GAMBARAN PERUSAHAAN
3.1
Profil Kantor Akuntan Publik SSS AAA KAP SSS AAA adalah kantor akuntan publik yang berusia lebih dari 25
tahun. KAP SSS AAA adalah anggota dari SSS International, dan SSS International memiliki 100 kantor perwakilan lebih dari 100 negara. Di Indonesia, KAP SSS AAA memiliki kantor di Jakarta dan Surabaya. KAP SSS AAA memiliki empat lini bisnis, yaitu: Audit & Assurance Lini bisnis ini memberikan pelayanan audit umum (general audit), reviu informasi finansial, dan IFRS Tax & Outsourcing Lini bisnis ini memberikan layanan yang berkaitan dengan pajak (litigasi pajak & sengketa pajak, reviu transfer pricing, struktur pajak internasional, tax compliance & audit pajak, dan konsultasi pajak) dan layanan yang berkaitan dengan outsourcing (penggabungan perusahaan dan pembukaan kantor perwakilan, corporate secretarial, executive search & recruitment, accounting & payroll) Corporate Finance & Transaction Support Lini bisnis ini menyediakan layanan ramalan finansial dan reviu modal kerja, analisis transaksi, integrasi setelah merger, persiapan sebelum Public Initial Offering, Layanan yang berkaitan dengan merger dan akusisi. Risk Advisory Lini bisnis ini menyediakan layanan yang berkaitan dengan internal audit (Co-sourced & outsourced internal audit, audit kepatuhan dan performance audit, internal control testing, quality assurance review on audit activity) 20 Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
21
3.2
Profil PT Pelayaran Nasional BBB PT Pelayaran Nasional BBB adalah sebuah perusahaan pelayaran
terkemuka yang bercita-cita untuk menjadi penyedia terkemuka jasa kelautan, logistik dan lepas pantai di Indonesia berkembang pesat. PT Pelayaran Nasional BBB berdiri pada tahun 1998 di. PT Pelayaran Nasional BBB beroperasi sebagai perusahaan keagenan kapal. PT Pelayaran Nasional BBB saat ini memiliki armada yang cukup banyak untuk jenis kapal penarik dan tongkang, dan kapal lepas pantai untuk memenuhi kebutuhan logistik transportasi laut. Pertumbuhan Indonesia dan negara lainnya telah mempengaruhi pertumbuhan PT Pelayaran Nasional BBB, selain itu dengan meningkatnya kegiatan eksplorasi, pengembangan dan produksi minyak dan gas bumi di lepas pantai Indonesia, ditambah dengan diberlakukanya Asas Cabotage Indonesia, dalam Pasal 7 dan 8 Undang-Undang No.17 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa transportasi dalam negeri yang mengangkut jenis barang seperti batu bara, granit, pasir, dan komoditas umum lainnya harus dilakukan oleh kapal angkut dengan berbendera Indonesia, telah menyebabkan pertumbuhan PT Pelayaran Nasional BBB berkembang pesat seiring dengan peningkatan permintaan pelayanan PT Pelayaran Nasional BBB. Visi PT Pelayaran Nasional BBB adalah menjadi pemimpin pasar untuk Kapal Penarik & Tongkang, Lepas Pantai & Penyediaan Layanan Manajemen Kapal. Misi PT Pelayaran Nasional BBB adalah menjadi penyedia layanan manajemen kapal yang paling efektif dan efisien di Indonesia, mempertahankan kualitas dan efisiensi armada kapal untuk memenuhi tuntutan permintaan dari berbagai jenis industry seperti batu bara, baja, pasir, lepas pantai, dan lain-lain di Indonesia, dan menjaga pertumbuhan yang konsisten dari armada yang sudah ada untuk memenuhi peningkatan kebutuhan industri pengiriman dan lepas pantai. PT Pelayaran Nasional BBB memiliki dua divisi, meliputi: Divisi Kapal Penarik & Tongkang Divisi Kapal Penarik & Tongkang memberikan pelayanan penyewaan jasa perjalanan dan waktu sewa kapal untuk junlah yang besar, transportasi,
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
22
dan solusi pemindahan barang seperti batu bara, bongkaran baja, bijih besi, pasir dan komoditas lainnya. Divisi Lepas Pantai Divisi Lepas Pantai memberikan pelayanan kepada pengeboran minyak dan gas lepas pantai. 3.3
Gambaran Aset Tetap dan Audit Atas Aset Tetap PT Pelayaran Nasional BBB Audit atas akun aset tetap adalah pengumpulan dan evaluasi bukti
mengenai informasi aset tetap perusahaan untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tentang aset tetap tersebut dengan kriteria yang ditetapkan. Informasi aset tetap yang dimaksud dalam definisi audit atas akun aset tetap tersebut adalah informasi yang terkait dalam aset tetap. Dalam proses audit atas akun aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB, informasi yang terkait dengan aset tetap yang dibutuhkan untuk diuji adalah dalam Trial Balance dan Fixed Asset List. Informasi-informasi tersebut diberikan oleh klien untuk kita uji. Trial Balance atau neraca saldo adalah daftar akun-akun berserta saldonya (debit atau kredit) yang ada di dalam buku besar atau general ledger pada periode tertentu. Dalam proses audit aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB, Trial Balance dibutuhkan untuk melihat saldo akun-akun yang terkait dengan aset tetap. Akun aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB secara garis besar terdiri dari dua macam, yaitu akun aset tetap dan akun akumulasi depresiasi aset tetap tersebut. Pada akun-akun yang terkait dengan aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB, terdapat tujuh jenis aset tetap, yaitu akun Fixed Assets of Tug Boat, akun Fixed Assets of Barge, akun Fixed Assets of Office Inventory, akun Fixed Assets of Vehicle, akun Fixed Assets of Vessel Improvement, akun Fixed Assets of Supply Vessel, dan akun Fixed Assets of Furniture and Fixture. Sedangkan akun-akun yang terkait dengan akumulasi depresiasi adalah akun akumulasi depresiasi dari tujuh akumulasi depresiasi aset tetap di atas, yaitu akun Accumulated
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
23
Depreciation Fixed Assets of Tug Boat, akun Accumulated Depreciation Fixed Assets of Barge, akun Accumulated Depreciation Fixed Assets of Office Inventory, akun Accumulated Depreciation Fixed Assets of Vehicle, akun Accumulated Depreciation Fixed Assets of Vessel
Improvement,
akun
Accumulated
Depreciation Fixed Assets of Supply Vessel, dan akun Accumulated Depreciation Fixed Assets of Furniture and Fixture. Penjelasan dari 14 akun yang terkait aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB ini adalah: 1. Fixed Assets of Tug Boat Akun Fixed Assets of Tug Boat berisi tentang saldo total nilai semua kapal jenis Tug Boat yang dimiliki oleh PT Pelayaran Nasional BBB. Tug Boat adalah kapal yang berguna untuk menarik dan membelokkan kapal tongkang (Barge) serta membantu merapat di pelabuhan. PT Pelayaran Nasional BBB memiliki 36 Tug Boat. 2. Fixed Assets of Barge Akun Fixed Assets of Barge berisi tentang saldo total nilai semua kapal jenis Barge yang dimiliki oleh PT Pelayaran Nasional BBB. Barge adalah kapal tongkang. Kapal ini tidak memiliki mesin sehingga perlu didorong dengan Tug Boat. Kapal ini biasanya digunakan untuk mengangkut kayu, pasir, batu bara, dan lain lain. PT Pelayaran Nasional BBB memiliki 37 Barge. 3. Fixed Assets of Office Inventory Akun Fixed Assets of Office Inventory berisi tentang saldo total nilai semua peralatan kantor yang dimiliki oleh PT Pelayaran Nasional BBB seperti laptop dan kantor. PT Pelayaran Nasional BBB memiliki 57 benda yang terkait dengan Office Inventory. 4. Fixed Assets of Vehicle Akun Fixed Assets of Vehicle berisi tentang saldo total nilai semua kendaraan bermotor yang dimiliki oleh PT Pelayaran Nasional BBB seperti mobil dan motor. PT Pelayaran Nasional BBB memiliki delapan kendaraan beroda empat dan tiga kendaraan beroda dua. 5. Fixed Assets of Vessel Improvement
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
24
Akun Fixed Assets of Vessel Improvement berisi tentang saldo akun yang terkait dengan suku cadang kapal. Sesuai dengan PSAK 16 (Revisi 2011) paragraf 8 yang menyatakan bahwa suku cadang utama dan peralatan siap pakai memenuhi kriteria aset tetap ketika entitas memperkirakan dan menggunakan aset tersebut selama lebih dari satu periode. Sama halnya jika suku cadang peralatan pemeliharaan yang hanya bisa digunakan untuk aset tetap tertentu, hal ini juga dicatat sebagai aset tetap. Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Contoh dari Vessel Improvement adalah penggantian plat baja kapal, suku cadang mesin kapal, dan lain-lain. Vessel Improvement akan meningkatkan nilai buku kapal yang diperbaiki namun tidak menambah umur aset kapal. 6. Fixed Assets of Supply Vessel Akun Fixed Assets of Supply Vessel berisi tentang total nilai saldo semua kapal jenis Supply Vessel yang dimiliki oleh PT Pelayaran Nasional BBB. Supply Vessel adalah jenis kapal yang biasanya digunakan untuk mengangkut minyak bumi. PT Pelayaran Nasional BBB memiliki lima kapal jenis Supply Vessel. Pada umumnya jenis kapal ini nilainnya paling tinggi diantara tiga jenis kapal lainnya. 7. Fixed Assets of Furniture and Fixture Akun Fixed Assets of Furniture and Fixture adalah akun aset tetap yang berisi saldo total nilai furnitur dan peralatan yang dimiliki oleh PT Pelayaran Nasional BBB. Furnitur dan peralatan yang dimaksud di sini adalah seperti meja dan kursi. PT Pelayaran Nasional BBB memiliki sembilan buah furnitur dan peralatan. 8. Accumulated Depreciation Fixed Assets of Tug Boat Akun Accumulated Depreciation Fixed Assets of Tug Boat adalah akun yang berisi nilai total saldo akumulasi depresiasi aset tetap kapal berjenis Tug Boat. PT Pelayaran Nasional menetapkan kebijakan
metode
depresiasi metode depresiasi yang digunakan adalah metode depresiasi garis lurus. 9. Accumulated Depreciation Fixed Assets of Barge
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
25
Akun Accumulated Depreciation Fixed Assets of Barge adalah akun yang berisi nilai total saldo akumulasi depresiasi aset tetap kapal berjenis Barge. PT Pelayaran Nasional menetapkan metode depresiasi metode depresiasi yang digunakan adalah metode depresiasi garis lurus. 10. Accumulated Depreciation Fixed Assets of Office Inventory Akun Accumulated Depreciation Fixed Assets of Office Inventory adalah akun yang berisi nilai total saldo akumulasi depresiasi aset tetap peralatan kantor. PT Pelayaran Nasional BBB menetapkan metode depresiasi yang digunakan adalah metode depresiasi garis lurus. 11. Accumulated Depreciation Fixed Assets of Vehicle Akun Accumulated Depreciation Fixed Assets of Vehicle adalah akun yang berisi nilai total saldo akumulasi depresiasi aset tetap kendaraan bermotor. PT Pelayaran Nasional BBB menetapkan kebijakan metode depresiasi yang digunakan adalah metode depresiasi garis lurus. 12. Accumulated Depreciation Fixed Assets of Vessel Improvement. Akun Accumulated Depreciation Fixed Assets of Vessel Improvement adalah akun yang berisi nilai total saldo akumulasi depresiasi aset tetap Vessel Improvement. PT Pelayaran Nasional BBB menetapkan kebijakan metode depresiasi yang digunakan adalah metode depresiasi garis lurus. 13. Accumulated Depreciation Fixed Assets of Supply Vessel Akun Accumulated Depreciation Fixed Assets of Supply Vessel adalah akun yang berisi nilai total saldo akumulasi depresiasi aset tetap Supply Vessel. PT Pelayaran Nasional BBB menetapkan kebijakan metode depresiasi yang digunakan adalah metode depresiasi garis lurus. 14. Accumulated Depreciation Fixed Assets of Furniture and Fixture Akun Accumlated Depreciation Fixed Assets of Furniture and Fixture adalah akun yang berisi nilai total saldo akumulasi depresiasi aset tetap furnitur dan peralatan kantor. PT Pelayaran Nasional BBB menetapkan kebijakan metode depresiasi yang digunakan adalah metode depresiasi garis lurus. Fixed Asset List adalah tabel yang berisi semua aset tetap yang dimiliki PT Pelayaran Nasional BBB serta detail tentang aset tetap tersebut. Fixed Asset List
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
26
berisi aset tetap beserta kode asetnya, nilai aset pada saat akusisi, depresiasi, akumulasi depresiasi, nilai bukunya, dan tanggal akusisinya. Bukti yang digunakan untuk mengevaluasi dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi aset tetap diperoleh dari perhitungan ulang, faktur dari vendor, dan dokumen lainnya.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Agar tercapainya keyakinan yang layak pada akun aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB, KAP SSS AAA melakukan delapan prosedur audit aset tetap, yaitu: 1.
Lead Schedule Fixed Asset
2.
Test of Beginning Balance
3.
Test of Mutation of Fixed Asset
4.
Test of Depreciation, Accumulated Depreciation, and Net Book Value
5.
Summary of Grosse Akta
6.
Addition Test of Fixed Asset
7.
Valuation Test for Gain (Loss) of Fixed Asset Disposal
8.
Physically Checking
4.1
Lead Schedule Fixed Asset Lead Schedule dilakukan pada saat awal melakukan prosedur audit karena
memberikan gambaran awal atas akun yang akan diuji. Lead Schedule biasanya juga diterapkan pada akun-akun lainnya yang akan diuji karena prosedur auditnya bisa diterapkan di semua akun dan Lead Schedule memberikan manfaat yang signifikan, yaitu memberikan gambaran awal atas akun yang akan diuji, dalam prosedur audit. Lead Schedule juga memberikan manfaat lainnya yaitu mengindikasikan kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan. Selain itu gambaran awal akun yang diuji dapat memberikan petunjuk untuk melakukan prosedur audit selanjutnya agar auditor memiliki keyakinan yang layak untuk menentukan tingkat kesesuaian informasi dengan kriteria yang ditetapkan secara efektif dan efisien, dalam hal ini biaya audit dan waktu audit dapat dialokasikan dengan tepat. Pada dasarnya Lead Schedule dalam prosedur audit KAP SSS AAA memiliki konsep dan teknis yang sama seperti dalam prosedur analitis yang
27 Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
28
dijelaskan dalam Elder et al, (2009). Prosedur Analitis dan Lead Schedule samasama menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah akun di neraca atau data lainnya muncul secara masuk akal. Prosedur analitis dan Lead Schedule dapat menilai kemungkinan terjadinya salah saji material dalam beban depresiasi dan akumulasi depresiasi. Lead Schedule Fixed Asset dilakukan dengan cara memasukkan akun-akun yang terkait dengan aset tetap beserta saldonya pada tanggal akhir periode audit dan tanggal akhir periode sebelumnya dan selanjutnya dicari selisih antar periode dan dianalisis lebih lanjut. Akun-akun yang terkait dengan aset tetap beserta saldonya diperoleh dari Trial Balance tahun periode audit untuk mengisi kolom saldo akhir periode ini dan Trial Balance Audited untuk mengisi kolom saldo akun tahun lalu. Lead Schedule Fixed Asset PT Pelayaran Nasional BBB periode 2013 dilakukan dengan cara memasukkan tiga jenis aset tetap beserta akumulasi depresiasinya di working paper beserta memasukkan saldo akhir periode audit, tanggal 31 Desember 2013 dan memasukkan saldo akhir yang sudah diaudit pada periode sebelumnya, 31 Desember 2012. Setelah memasukkan akun-akun yang terkait dengan aset tetap beserta saldonya pada saat periode audit, tanggal 31 Desember 2013 dan periode sebelumnya yang sudah di audit, tanggal 31 Desember 2012, auditor menghitung selisih saldo per akun dengan cara mengurangi nilai saldo akun pada akhir periode audit dengan nilai saldo akun pada periode sebelumnya. Setelah auditor menemukan selisih antar periode akun di tiap-tiap akun yang terkait dengan aset tetap. Auditor mencari persentase pertumbuhan per akun dengan cara angka selisih yang sudah didapatkan dari pengurangan saldo akun pada saat periode audit dengan periode audit sebelumnya yang sudah diaudit, dibagi dengan nilai saldo akun periode sebelumnya.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
29
Tabel 4.1 Lead Schedule Aset Tetap PT Pelayaran Nasional BBB 31/12/2012 Biaya Perolehan Kapal Kendaraan Peralatan Kantor Total
31/12/2013 Kenaikan/Penurunan
139.261.379 161.150.677 119.693 231.296 90.598 239.451 139.471.669 161.621.424
Akumulasi Penyusutan Kapal Kendaraan Peralatan Kantor Total
12.990.244 24.582 28.751 13.043.577
21.785.195 53.644 74.762 21.913.600
%
21.889.298 16% 111.603 93% 148.853 164%
8.794.951 68% 29.062 118% 46.011 160%
Sumber: Kertas kerja KAP SSS AAA atas audit aset tetap PT Pelayaran nasional BBB – telah diolah kembali
Tabel prosedur analitis aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB menunjukkan: 1. PT Pelayaran Nasional BBB mengalami kenaikan nilai saldo akhir aset tetap jenis kapal sebesar 16% karena PT Pelayaran Nasional BBB pada tahun berjalan mengakusisi 1 kapal Tug Boat, 3 kapal Barge, 1 kapal Supply Vessel, dan 38 Vessel Improvement. PT Pelayaran Nasional BBB juga melakukan penghentian aset tetap kapal Barge sebanyak tiga kapal pada tahun berjalan. 2. PT Pelayaran Nasional BBB mengalami kenaikan saldo akhir aset tetap jenis kendaraan sebesar 93% karena PT Pelayaran Nasional BBB pada tahun berjalan mengakusisi dua kendaraan bermotor. 3. PT Nasional BBB mengalami kenaikan saldo akhir aset tetap jenis peralatan kantor sebesar 164% karena PT Pelayaran Nasional BBB mengakusisi 23 Office Inventory dan 10 Furniture & Fixture. Kenaikan saldo akhir aset tetap jenis peralatan kantor didominasi oleh renovasi kantor yang dilakukan oleh PT Nasional BBB pada tahun berjalan. 4. PT Pelayaran Nasional BBB mengalami kenaikan nilai akumulasi depresiasi aset tetap jenis kapal sebesar 68% seiring dengan meningkatnya kepemilikan kapal pada tahun berjalan.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
30
5. PT Pelayaran Nasional BBB mengalami kenaikan nilai akumulasi depresiasi aset tetap jenis kendaraan sebesar 118% seiring dengan meningkatnya kepemilikan kendaraan pada tahun berjalan. 6. PT Pelayaran Nasional BBB mengalami kenaikan nilai akumulasi depresiasi peralatan kantor sebesar 162%, seiring dengan meningkatnya kepemilikan peralatan kantor pada tahun berjalan. Berdasarkan penjabaran data di atas, diperoleh gambaran awal tentang aset tetap yang dimiliki oleh PT Pelayaran Nasional BBB. Selain memberikan gambaran awal tentang aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB, Lead Schedule Fixed Asset juga memberikan petunjuk untuk melanjutkan prosedur audit apa yang akan dilakukan kedepannya dan membentuk prosedur audit yang efektif dan efisien. Berdasarkan gambaran umum yang diberikan Lead Schedule Fixed Asset, auditor menyadari akusisi aset tetap jenis kapal merupakan hal yang harus lebih diperhatikan dibandingkan aset tetap jenis kendaraan bermotor dan peralatan kantor. Hal ini disebabkan oleh aset tetap jenis kapal memiliki nilai aset yang paling besar dan signifikan dibandingkan aset tetap lainnya. Selain itu pergerakan nilai aset tetap jenis kapal dari periode lalu ke periode berjalan sangatlah tinggi dan signifikan dibandingkan akun aset tetap lainnya. Penambahan perhatian kepada akun aset tetap jenis kapal akan mempengaruhi prosedur audit lanjut agar auditor memperoleh keyakinan yang layak untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi aset tetap dengan kriteria yang ditetapkan namun tetap menekan biaya audit. Salah satu penambahan perhatian kepada aset tetap jenis kapal adalah auditor KAP SSS AAA melaksanakan prosedur audit Additional Test of Fixed Asset yang akan dibahas pada sub-bab selanjutnya. 4.2
Test of Beginning Balance Test of Beginning Balance adalah salah satu prosedur audit yang dilakukan
diawal proses audit. Test of Beginning Balance secara garis besar memiliki tujuan utama mencegah resiko salah saji material yang ditimbulkan oleh pencatatan klien. Test of Beginning Balance adalah prosedur audit aset tetap yang bertujuan untuk memverifikasi saldo awal tahun periode audit dengan saldo akhir tahun sebelumnya. Apabila terjadi selisih maka audit atas aset tetap tidak dapat
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
31
dilanjutkan dan data-data yang disiapkan oleh klien terkait dengan aset tetap dikembalikan kepada klien dan klien harus memperbaiki akun-akun yang terkait dengan aset tetapnya sampai sinkron dengan nilai saldo akhir periode tahun sebelumnya. Test of Beginning Balance adalah prosedur audit yang digunakan untuk mencapai keyakinan yang layak terkait dengan pisah batas (cutoff), yaitu transaksi dicatat di periode yang tepat. Tujuan prosedur audit Test of Beginning Balance sama dengan salah satu tujuan prosedur audit verifikasi akusisi aset tahun berjalan namum periode yang ditujukan berbeda. Test of Beginning Balance menguji pisah batas antara pencatatan periode berjalan dengan pencatatan periode sebelumnya sedangkan prosedur audit verifikasi akusisi aset tahun berjalan menguji pisah batas antara periode berjalan dengan periode tahun depan. Test of Beginning Balance memastikan bahwa saldo akhir tahun sebelum tahun berjalan sama dengan saldo awal tahun berjalan, berbeda dengan verifikasi akusisi aset tetap tahun berjalan yang dijelaskan oleh Elder et al (2009), yang bertujuan audit pisah batas ditujukan pada periode tahun berjalan. Test of Beginning Balance dilakukan untuk menghindari salah saji yang dilakukan oleh klien, contohnya tidak memasukkan adjustment aset tetap periode tahun lalu yang dibuat oleh auditor. Prosedur audit Test of Beginning Balance dilaksanakan kepada akun-akun yang dinilai memiliki risiko tinggi. Test of Beginning Balance dilakukan dengan cara memasukkan akun-akun yang terkait dengan aset tetap beserta nilai saldo pada tanggal akhir periode sebelumnya yang sudah diaudit dan nilai saldo pada tanggal awal periode berjalan. Nilai saldo awal periode berjalan diperoleh dari Trial Balance dan nilai saldo akhir periode sebelumnya yang sudah diaudit diperoleh dari laporan keuangan tahun lalu yang sudah diaudit. Setelah memasukkan nilai saldo pada pada tanggal akhir periode sebelumnya dan nilai saldo pada tanggal awal periode berjalan. Auditor kemudian mencari selisih antara kedua nilai saldo tersebut. Apabila ditemukan selisih dari pengurangan kedua nilai saldo tersebut, maka hal ini menunjukkan terjadi ketidaksinambungan antara akhir periode tahun lalu dengan awal periode tahun ini. Hal ini kadang terjadi pada beberapa klien KAP SSS AAA karena lupa memasukkan penyesuaian (adjustment) yang disusun oleh
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
32
auditor kepada klien pada periode akhir tahun lalu sehingga KAP SSS AAA melakukan pengujian tambahan kepada akun-akun yang memiliki resiko tinggi. Kesalahan pencatatan nilai aset tetap perusahaan dapat berdampak pada neraca hingga perusahaan melakukan penghentian penggunaan aset atau aset yang salah tercatat terdepresiasi hingga abis. Verifikasi saldo awal tahun biasanya diterapkan kepada akun-akun yang memiliki resiko tinggi. Tabel 4.2 Test of Beginning Balance PT Pelayaran Nasional BBB 31/12/2012
01/01/2013
Selisih
Biaya Perolehan Kapal Kendaraan Peralatan Kantor
161.150.677 161.150.677 231.296 231.296 239.451 239.451
-
Akumulasi Penyusutan Kapal Kendaraan Peralatan Kantor
21.785.195 53.644 74.762
-
21.785.195 53.644 74.762
Sumber: Kertas kerja KAP SSS AAA atas audit aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB – telah diolah kembali
Nilai saldo yang dimasukkan ke dalam Test of Beginning Balance PT Pelayaran Nasional BBB adalah nilai saldo pada tanggal 31 Desember 2012 dan 1 Januari 2013. Setelah menemukan nilai kedua saldo tersebut, selanjutnya dicari selisih kedua nilai saldo tersebut. Auditor tidak menemukan selisih dari nilai saldo diantara kedua tanggal tersebut. 4.3
Mutation of Fixed Asset Test of Mutation of Fixed Asset adalah prosedur audit yang bertujuan
untuk melihat penyebab perubahan angka-angka pada akun-akun yang terkait dengan aset tetap lebih detail. Penyebab perubahan akun-akun aset bisa dari penambahan, pengurangan, reklasifikasi, atau koreksi. Tujuan prosedur audit Test of Mutation of Fixed Asset sama seperti tujuan prosedur analitis yang dijelaskan
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
33
oleh Elder et al (2009), yaitu untuk mengindikasikan kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan. Meskipun prosedur audit Test of Mutation of Fixed Asset memiliki tujuan yang sama dengan prosedur analitis yang dijelaskan oleh Elder et al (2009), tujuan audit tersebut dicapai dengan cara yang berbeda. Pada prosedur Test of Mutation of Fixed Asset dilakukan dengan cara saldo awal tahun kemudian memasukkan penambahan aset tahun ini (Addition), pengurangan aset tahun ini (Deduction), reklasifikasi, dan koreksi selama tahun berjalan. Prosedur audit Test of Mutation of Fixed Asset menghasilkan analisis indikasi kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan lebih mendalam karena pergerakan nilai akun yang terkait lebih detail. Contohnya adalah pergerakan akun aset tetap yang meningkat sekian persen, sekian persen tersebut dijabarkan lebih dalam di prosedur audit Test of Mutation of Fixed Asset, misalnya peningkatan sekian persen tersebut akibat dari akusisi tahun berjalan lebih tinggi dari beban depresiasi aset tetap tersebut sehingga tetap meningkat. Pada dasarnya Mutation of Fixed Asset adalah kelanjutan dari Lead Schedule Fixed Asset. Lead Schedule Fixed Asset memberikan gambaran awal tentang kepemilikan aset tetap klien. Mutation of Fixed Asset memberikan gambaran awal yang lebih dalam dari yang diberikan Lead Schedule Fixed Asset. Hal ini terjadi karena Mutation of Fixed Asset memiliki tabel mutasi, yaitu tabel yang menjelaskan penyebab pergerakan nilai saldo yang tertera sama seperti selisih yang diperoleh dari saldo akhir periode lalu dengan saldo akhir periode berjalan yang dijelaskan di dalam Mutation of Fixed Asset. Lead Schedule of Fixed Asset dan Mutation of Fixed Asset sama-sama memiliki fungsi untuk menjabarkan informasi yang diperoleh. Dari penjabaran data yang diperoleh auditor dapat mendapatkan pemahaman yang lebih dalam terkait dengan kepemilikan aset tetap dan pergerakanya serta penjabaran data yang diperoleh dapat membantu auditor untuk menentukan prosedur audit selanjutnya agar mendapatkan keyakinan yang layak meskipun dalam kondisi sumber daya terbatas.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
34
Mutation of Fixed Asset PT Pelayaran Nasional BBB periode tahun berjalan 2013 dilaksanakan dengan cara memasukkan 3 jenis aset tetap secara garis besar yang dimililki PT Pelayaran Nasional BBB, yaitu aset tetap kapal, kendaraan bermotor, dan peralatan kantor. Seperti kita ketahui sebelumnya akun aset tetap kapal diperoleh dari penjumlahan akun aset tetap Tug Boat, akun aset tetap Barge, akun aset tetap Supply Vessel, dan akun aset tetap Vessel Improvement. Akun kendaraan bermotor hanya dari akun kendaraan bermotor saja dan akun peralatan kantor diperoleh dari penjumlahan akun aset tetap. Tiga jenis aset tetap tersebut beserta nilai saldonya diperoleh dari Trial Balance perusahaan, sumbernya sama seperti Lead Schedule Fixed Asset dan Test of Beginning Balance. Nilai saldo ketiga akun tersebut yang digunakan adalah saldo awal periode berjalan, dalam Mutation of Fixed Asset PT Pelayaran Nasional BBB maka saldo awal periode berjalan adalah tanggal 1 Januari 2013. Setelah memasukkan nama ketiga jenis aset tetap tersebut beserta saldo awal tahunya, kemudian auditor memasukkan nilai saldo akusisi-akusisi aset tetap (additional) yang dilakukan oleh PT Pelayaran Nasional BBB pada tahun berjalan dan nilai saldo aset tetap yang dihentikan penggunaanya oleh PT Pelayaran Nasional BBB pada tahun berjalan (disposal). Setelah pencatatatan nilai saldo awal tahun periode berjalan kemudian ditambah nilai akusisi aset tetap pada periode berjalan dan dikurangi nilai penghentian penggunaan aset tetap, seharusnya nilai saldo akhir aset tetap tersebut sama dengan nilai saldo akhir yang tertera di Trial Balance. Semua pencatatan nilai saldo awal kemudian ditambah dan dikurangi dengan nilai saldo akusisi dan penghentian aset pada tahun berjalan dimasukkan ke dalam tabel Mutation of Fixed Assets. Di akhir prosedur Mutation of Fixed Assets, untuk menekan resiko audit yang dihasilkan dari kelalaian auditor, yaitu resiko auditor memberikan opini yang tidak sesuai dengan keseuaian informasi dengan kriteria yang ditetapkan, auditor melakukan pengecekan dengan cara melakukan penjumlahan nilai saldo penambahan akumulasi depresiasi pada tahun berjalan yang kemudian dicocokan dengan nilai depresiasi yang tertera di Trial Balance PT Pelayaran Nasional BBB.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
35
Tabel 4.3 Mutation of Fixed Asset PT Pelayaran Nasional BBB 01/01/2013 Biaya Perolehan Kapal Kendaraan Peralatan Kantor Total Akumulasi Penyusutan Kapal Kendaraan Peralatan Kantor Total
Penambahan Pengurangan
31/12/2013
139.261.379 119.693 90.598 139.471.669
26.619.460 111.603 148.853 26.879.917
4.730.162 4.730.162
161.150.677 231.296 239.451 161.621.424
12.990.244 24.582 28.751 13.043.577 126.428.092
9.409.826 29.062 46.011 9.484.899
614.875 614.875
21.785.195 53.644 74.762 21.913.600 139.707.824
Sumber: Kertas kerja KAP SSS AAA atas audit aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB – telah diolah kembali
Hasil yang diperoleh dari Mutation of Fixed Asset adalah terlihat gambaran awal tentang kepemilikan aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB yang lebih mendalam daripada gambaran awal yang diberikan dalam Lead Schedule Fixed Asset. Dalam Lead Schedule of Fixed Asset PT Pelayaran Nasional BBB, dalam tabel hanya menunjukkan pergerakan nilai saldo aset tetap dan akumulasi depresiasinya dari akhir periode sebelumnya ke akhir periode berjalan. Dalam Mutation of Fixed Asset, pergerakan nilai saldo aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB dijelaskan lebih mendalam. Mutation of Fixed Asset tidak hanya memberikan gambaran awal yang lebih mendalam tentang kepemilikan aset tetap perusahaan, akan tetapi juga memberikan petunjuk kepada auditor tentang prosedur audit selanjutnya agar auditor mencapai keyakinan yang layak untuk menilai dan melaporkan informasi aset tetap yang diberikan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Penemuan Deduction atau pengentian penggunaan aset tetap jenis kapal akan mengantarkan kepada auditor untuk melakukan Valuation Test for Gain (Loss) of Fixed Asset Disposal untuk mendapatkan keyakinan atau keyakinan yang layak kepada auditor tentang nilai penghentian aset yang diberikan klien sesuai dengan bukti yang ditemukan.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
36
Setelah mendapatkan gambaran kepemilikan aset tetap beserta akumulasi depresiasinya, maka dilakukan pengecekan antara beban depresiasi aset tetap di akun Cost of Good Sold dan beban depresiasi aset tetap di General & Administration dengan penambahan akumulasi depresiasi di tabel Mutation of Fixed Asset. Beban depresiasi aset tetap yang berada di Cost of Good Sold terdiri dari Depreciation Expense of Vessel, Depreciation Expense of Tug Boat, Depreciation Expense of Barge, dan Depreciation Expense of Vessel Improvement. Sedangkan beban depresiasi aset tetap yang berada di General & Administration Expense terdiri dari Depreciation Expense of Furniture and Fixture, Depreciation Expense of Vehicle, dan Depreciation Expense of Office Inventory. Pengecekan ini bertujuan untuk mengecek nilai saldo penambahan akumulasi depresiasi aset tetap dengan beban depresiasi aset tetap di laporan laba rugi komprehensif. Tabel 4.4 Pengecekan Total Penambahan Akumulasi Depresiasi di Tabel Mutation of Fixed Asset dengan Beban Depresiasi Aset Tetap di Akun COGS dan Akun Beban General & Administration Beban Depresiasi - Direct Cost COGS - Depreciation Exp of Vessel COGS - Depreciation Exp of Tug Boat COGS - Depreciation Exp of Barge COGS - Depreciation Exp of Vessel Improvement - G & A Expense G & A Exp - Depreciation Exp of Furniture and Fixture G & A Exp - Depreciation Exp of Vehicle G & A Exp - Depreciation Exp of Office Inventory Total Beban Depresiasi Per P&L Penambahan akumulasi penyusutan selisih
3.593.678 2.286.362 2.497.935 1.031.851
31.546 29.062 14.464 9.484.899 9.484.899 -
Sumber: Kertas kerja KAP SSS AAA atas audit aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB – telah diolah kembali
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
37
Berdasarkan hasil pengecekan diatas, tidak ditemukanya selisih antara penambahan akumulasi depresiasi aset tetap pada tahun berjalan dengan beban depresiasi di laporan laba rugi komprehensif. 4.4
Test of Depreciation, Accumulated Depreciation, and Net Book Value, Seperti dijelaskan oleh Elder et al (2009), Test of Depreciation,
Accumulated Depreciation, and Net Book Value atau verifikasi beban depresiasi, akumulasi depresiasi, dan nilai sisa buku digunakan untuk memastikan bahwa klien telah mengikuti kebijakan depresiasi yang konsisten antar periode dan perhitungan depresiasi oleh klien sudah benar serta perhitungan akumulasi depresiasi dan nilai sisa buku. Test of Depreciation, Accumulated Depreciation, and Net Book Value juga dapat memverifikasi akumulasi depresiasi dan nilai sisa buku aset tetap yang dimiliki klien. Prosedur dan tujuan Test of Depreciation, Accumulated Depreciation, and Net Book Value sama dengan verifikasi beban depresiasi, verifikasi akumulasi depresiasi, dan verifikasi saldo akhir aset tetap yang dijelaskan oleh Elder et al (2009). Salah satu tujuan utama dari verifikasi beban depresiasi, verifikasi akumulasi depresiasi, dan verifikasi saldo akhir aset tetap aset tetap adalah menguji kekonsistensian perusahaan dalam menjalankan kebijakan akuntansinya. Sehingga kebijakan akuntansi perusahaan menjadi standar atau kriteria yang akan digunakan untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian antara informasi depresiasi aset tetap, dan untuk melaporkan dan menentukan tingkat keseuaian antara informasi depresiasi aset tetap dengan standar atau kebijakan perusahaan yang ditetapkan, maka auditor mengumpulkan dan mengevaluasi bukti. Bukti yang diperlukan dalam menguji depresiasi aset tetap adalah perhitungan ulang depresiasi atau recalculate depreciation. Test of Depreciation, Accumulated Depreciation, and Net Book Value PT Pelayaran Nasional BBB periode tahun 2013 dilakukan dengan cara menghitung kembali depresiasi dan nilai akhir buku aset tetap yang dimiliki perusahaan dan mencocokan dengan hitungan depresiasi dan nilai akhir buku aset tetap yang dihitung oleh PT Pelayaran Nasional BBB. Informasi aset tetap yang dimiliki oleh
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
38
PT Pelayaran Nasional BBB beserta hitungan depresiasinya tersedia di dalam Fixed Asset List. Seperti dijelaskan di awal bab, Fixed Asset List adalah tabel yang berisi semua aset tetap yang dimiliki PT Pelayaran Nasional BBB serta detail tentang aset tetap tersebut. Fixed Asset List berisi aset tetap beserta kode asetnya, nilai aset pada saat akusisi, depresiasi, akumulasi depresiasi, nilai bukunya, dan tanggal akusisinya. Sampel yang dipilih untuk diuji depresiasi, akumulasi depresiasi dan nilai sisa bukunya adalah semua aset. Dari populasi yang terdiri dari seluruh aset tetap yang diakusisi oleh PT Pelayaran Nasional BBB tahun ini, semuanya akan diuji depresiasi, akumulasi depresiasi, dan nilai sisa bukunya oleh auditor. Pemilihan sampel 100% populasi didasari oleh penggunaan teknologi terkini (Microsoft Excel) dalam perhitungan depresiasi sehingga sebanyak apapun jumlah aset tetap yang akan dihitung depresiasinya, akumulasi, dan nilai sisa bukunya, maka hasilnya dapat diperoleh dengan cepat. Berikut ini adalah akun-akun akumulasi depresiasi yang dimiliki oleh PT Pelayaran Nasional serta kebijakan depresiasi yang ditetapkan yang dirangkum dari Trial Balance dan Fixed Asset List PT pelayaran Nasional BBB: 1. Accumulated Depreciation Fixed Assets of Tug Boat Akun Accumulated Depreciation Fixed Assets of Tug Boat adalah akun yang berisi nilai total saldo akumulasi depresiasi aset tetap kapal berjenis Tug Boat. PT Pelayaran Nasional BBB menetapkan metode depresiasi yang digunakan adalah metode depresiasi garis lurus. 2. Accumulated Depreciation Fixed Assets of Barge Akun Accumulated Depreciation Fixed Assets of Barge adalah akun yang berisi nilai total saldo akumulasi depresiasi aset tetap kapal berjenis Barge. PT Pelayaran Nasional BBB menetapkan metode depresiasi yang digunakan adalah metode depresiasi garis lurus. 3. Accumulated Depreciation Fixed Assets of Office Inventory Akun Accumulated Depreciation Fixed Assets of Office Inventory adalah akun yang berisi nilai total saldo akumulasi depresiasi aset tetap peralatan
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
39
kantor. PT Pelayaran Nasional BBB menetapkan metode depresiasi yang digunakan adalah metode depresiasi garis lurus. 4. Accumulated Depreciation Fixed Assets of Vehicle Akun Accumulated Depreciation Fixed Assets of Vehicle adalah akun yang berisi nilai total saldo akumulasi depresiasi aset tetap kendaraan bermotor. PT Pelayaran Nasional BBB menetapkan metode depresiasi yang digunakan adalah metode depresiasi garis lurus. 5. Accumulated Depreciation Fixed Assets of Vessel Improvement. Akun Accumulated Depreciation Fixed Assets of Vessel Improvement adalah akun yang berisi nilai total saldo akumulasi depresiasi aset tetap Vessel Improvement. PT Pelayaran Nasional BBB menetapkan metode depresiasi yang digunakan adalah metode depresiasi garis lurus. 6. Accumulated Depreciation Fixed Assets of Supply Vessel Akun Accumulated Depreciation Fixed Assets of Supply Vessel adalah akun yang berisi nilai total saldo akumulasi depresiasi aset tetap Supply Vessel. PT Pelayaran Nasional BBB menetapkan metode depresiasi yang digunakan adalah metode depresiasi garis lurus. 7. Accumulated Depreciation Fixed Assets of Furniture and Fixture Akun Accumlated Depreciation Fixed Assets of Furniture and Fixture adalah akun yang berisi nilai total saldo akumulasi depresiasi aset tetap furnitur dan peralatan kantor. PT Pelayaran Nasional BBB menetapkan metode depresiasi yang digunakan adalah metode depresiasi garis lurus. Test of Depreciation, Accumulated Depreciation, and Net Book Value aset tetap milik PT Pelayaran Nasional BBB dilakukan dengan cara menambahkan tabel depresiasi disamping tabel Fixed Asset List PT Pelayaran Nasional BBB. Tabel depresiasi berisi 5 kolom yang terdiri dari kolom depresiasi per bulan, kolom total lama penggunaan, kolom akumulasi depresiasi, kolom nilai sisa buku, dan yang terakhir, kolom selisih. Kolom depresiasi perbulan adalah kolom yang diisi dengan hitungan depresiasi perbulan aset tetap yang dihitung oleh auditor. Hitungan depresiasi perbulan diperoleh dari nilai akusisi aset tetap dibagi dengan umur aset aset tetap tersebut. Seperti diketahui sebelumnya kebijakan perhitungan depresiasi oleh PT Pelayaran Nasional BBB adalah menggunakan metode
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
40
depresiasi garis lurus, sehingga auditor juga harus menghitung depresiasi aset tetap tersebut dengan kebijakan yang sama yang ditentukan oleh PT Pelayaran Nasional. Nilai akusisi aset dan umur aset diperoleh dari data yang tertera di dalam Fixed Asset List. Kolom lama penggunaan adalah kolom yang diisi dengan lama penggunaan aset tetap yang dimiliki oleh PT Pelayaran Nasional. Lama penggunaan ditulis dalam satuan bulanan. Lama penggunaan aset tetap dihitung dari tanggal aset tetap tersebut dibeli sampai dengan akhir periode audit, yaitu 31 desember 2013. Tanggal pembelian aset diperoleh dari Fixed Asset List. Setelah diketahui lama penggunaan dan beban depresiasi perbulan dan diisi ke dalam masing-masing kolom, maka auditor dapat mengisi kolom akumulasi depresiasi. Kolom akumulasi depresiasi adalah kolom yang diisi oleh hitungan akumulasi depresiasi yang dihitung oleh auditor. Akumulasi depresiasi yang hitung oleh auditor diperoleh dari pengalian beban depresiasi perbulan yang berada di kolom depresiasi perbulan dengan lama penggunaanya di kolom lama penggunaan. Hasil perhitungan akumulasi depresiasi oleh auditor di kolom akumulasi depresiasi selanjutnya dapat digunakan untuk menghitung nilai sisa buku menurut perhitungan auditor. Nilai sisa buku diperoleh dari nilai akusisi aset tersebut dikurangi dengan nilai akumulasi depresiasi yang dihitung oleh auditor sebelumnya. Hasil dari pengurangan tersebut selanjutnya dimasukkan ke kolom nilai sisa buku. Nilai sisa buku dalam tabel depresiasi tes adalah hasil akhir perhitungan auditor dalam Test of Depreciation, Accumulated Depreciation, and Net Book Value dan selanjutnya dibandingkan nilai sisa buku menurut perhitungan auditor dan nilai sisa buku menurut perhitungan PT Pelayaran Nasional BBB. Apabila ditemukan selisih maka nilai selisih tersebut akan dimasukkan ke dalam kolom selisih, yaitu kolom yang berisi nilai selisih antara perhitungan nilai sisa buku menurut auditor dengan perhitungan nilai sisa buku menurut PT Pelayaran Nasional BBB. Setelah menyocokan nilai sisa buku menurut perhitungan auditor dengan perhitungan PT Pelayaran Nasional, maka auditor juga turut menyocokan perhitungan beban depresiasi dan akumulasi depresiasi menurut PT Pelayaran Nasional BBB dengan perhitungan beban depresiasi dan akumulasi depresiasi menurut auditor.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
41
Hasil Test of Depreciation, Accumulated Depreciation, and Net Book Value PT Pelayaran Nasional BBB menunjukkan tidak ditemukannya selisih antara perhitungan nilai sisa buku, akumulasi depresiasi, dan beban depresiasi auditor dengan perhitungan PT Pelayaran Nasional. Tidak ditemukannya selisih diantara perhitungan tersebut menyebabkan auditor dapat menyimpulkan bahwa PT Pelayaran Nasional BBB telah melakukan perhitungan depresiasi dengan konsisten dan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan. Tabel 4.5 Ilustrasi Test of Depreciation, Depreciation, and Net Book Value Perhitungan Klien Nama Nilai Akumulasi Kapal Akusisi Depresiasi Kapal 1 Kapal 2 Kapal 3 Kapal 4 Kapal 5
1.064.000 1.109.454 1.109.454 1.587.058 1.604.655 Total
88.667 209.564 209.564 317.412 312.016 1.137.221 ^
Nilai Depresiasi Buku tahun ini 975.333 899.890 899.890 1.269.646 1.292.639 5.337.399 ^
Perhitungan Auditor Nama Depresiasi Lama Akumulasi Kapal Perbulan Pemakaian Depresiasi Kapal 1 Kapal 2 Kapal 3 Kapal 4 Kapal 5
5.911 6.164 6.164 8.817 8.915
15 34 34 36 35 Total
88.667 209.564 209.564 317.412 312.016 1.137.221 ^
Tanggal Akusisi
Umur Manfaat
70.933 73.964 73.964 105.804 106.977
03-Okt-12 01-Mar-11 01-Mar-11 07-Jan-11 01-Feb-11
180 180 180 180 180
Nilai Buku
Selisih
975.333 899.890 899.890 1.269.646 1.292.639 5.337.399 ^
-
Sumber: Kertas kerja KAP SSS AAA atas audit aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB - telah diolah kembali
4.5
Summary of Grosse Akta
Summary of Grosse Akta adalah prosedur audit yang dilakukan untuk memverifikasi akusisi aset tetap tahun berjalan. Dalam perusahaan pelayaran, untuk memverifikasi aset tetap, maka auditor merekap surat pendaftaran kapal atau yang sering disebut dengan Grosse Akta. Grosse Akta diterbitkan oleh
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
42
Kantor Pelabuhan Direktoran Jendral Perhubungan Laut Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. Summary of Grosse Akta dilakukan untuk mendapatkan keyakinan yang layak terkait dengan yaitu keberadaan, kelengkapan, akurasi, klasifikasi, pisah batas, kecocokan perincian, dan hak dan obilgasi. Pada dasarnya Grosse Akta sama seperti Surat Tanda Nomor Kendaraan yang dimiliki oleh kendaraan bermotor. Tujuan audit prosedur audit Summary of Grosse Akta sama seperti prosedur audit verifikasi akusisi aset tetap tahun berjalan yang dijelaskan oleh Elder et al (2009), yaitu tujuan audit keberadaan, memastikan akunsisi aset tetap tahun berjalan terbukti keberadaanya, Namun prosedur auditnya sedikit. Summary of Grosse Akta dilakukan dengan cara mendokumentasikan Grosse Akta ke dalam working paper itu sendiri. Pendokumentasian Grosse Akta ialah dengan cara mencocokan nama kapal dengan nama yang tertera di dalam Grosse Akta itu sendiri. Berbeda dengan prosedur audit verifikasi aset tetap tahun berjalan yang hanya mengandalkan faktur dari vendor saja. Selain itu di dalam Grosse Akta juga tercantum nilai aset kapal yang memiliki Grosse Akta sehingga nilai aset kapal juga bisa dijadikan untuk perbandingan antara nilai saldo aset tetap pemilik grosse akta tersebut dengan nilai saldo yang tercantum di dalam Fixed Asset List. Grosse akta adalah akta yang dijadikan bukti bahwa suatu kapal motor terdaftar atas perusahaan atau perorangan yang memiliki kapal. Laiknya Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) yang diterbitkan oleh Satuan Lalu Lintas Republik Indonesia sebagai bukti kepemilikan kendaraan bermotor, Grosse akta diterbitkan oleh Pejabat Pendaftar dan Pencatat Baliknama Kapal di Kantor Pelabuhan setempat, Direktorat
Jendral
Perhubungan
Laut,
Kementrian
Perhubungan Republik Indonesia. Untuk mendapatkan grosse akta atau surat bukti kepemilikan kapal, maka pemilik kapal harus menyerahkan beberapa dokumen kepada Pejabat Pendaftar dan Pencatat Baliknama Kapal di Kantor Pelabuhan setempat seperti kopi surat ukur kapal dan bill of sale. Grosse akta memiliki nomor identitas dan di dalam grosse akta tercantum identitas kapal dan identitas pemiliknya. Identitas kapal yang tercantum di dalam grosse akta berupa dimensi kapal, berat dan mesin yang digunakan. Identitas kapal yang tercantum di dalam
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
43
grosse akta disunting dari Surat Ukur Internasional. Grosse akta juga memuat informasi nilai kapal yang akan di daftar, sesuai dengan Bill of Sale yang dicetak oleh vendor pembuat kapal. Surat Ukur Internasional adalah surat yang diterbitkan oleh kantor pelabuhan setempat yang berisi identitas dimensi kapal dan beratnya. Bill of Sale adalah sertifikat yang diterbitkan oleh vendor pembuat kapal yang berisi tentang pernyataan oleh vendor pembuat kapal bahwa kapal yang dibuatnya adalah untuk perusahaan yang melakukan pemesanan beserta harga kapal yang dibuatnya tersebut. Harga kapal yang tercantum dalam groose akta tersebut dijadikan bukti untuk dibandingkan dengan nilai saldo aset tetap yang tertera di Fixed Asset List. Summary of Grosse Akta PT Pelayaran Nasional dilakukan dengan cara memastikan aset tetap jenis kapal yang diakusisi pada tahun berjalan oleh PT Pelayaran Nasional adalah benar-benar milik PT Pelayaran Nasional dan kapal yang diakuisisi oleh PT Pelayaran Nasional BBB pada tahun berjalan benar-benar ada (Existence). KAP SSS AAA menguji semua kapal yang diakusisi pada tahun berjalan karena didasari oleh kapal yang diakusisi oleh PT Pelayaran Nasional BBB pada tahun berjalan hanya sekitar 5 kapal namun tiap kapal memiliki nilai aset yang tinggi. Summary of Grosse Akta dilakukan karena KAP SSS AAA menyadari bahwa nilai aset tetap jenis kapal adalah aset tetap yang paling besar nilainnya dibandingkan aset tetap jenis lainnya seperti kendaraan bermotor dan peralatan kantor. Selain itu KAP SSS AAA menyadari bahwa aset tetap jenis kapal adalah modal utama yang dimiliki oleh PT Pelayaran Nasional BBB untuk menciptakan keuntungan karena PT Pelayaran Nasional BBB adalah perusahaan yang bergerak di jasa pelayaran dan perusahaan yang bergerak di jasa pelayaran membutuhkan kapal untuk mengangkut produk yang dihasilkan oleh konsumenya. Summary of Grosse Akta PT Pelayaran Nasional BBB dimulai dengan grosse akta yang sudah diminta oleh auditor kepada PT Pelayaran Nasional BBB dibaca secara seksama dan nomor identitas grosse akta kapal tersebut dan tanggal pendaftaran kapal tersebut dimasukkan ke dalam tabel grosse akta yang tersedia ke dalam working paper. Setelah itu dilakukan pengecekan di dalam grosse akta tersebut untuk memastikan nama kapal yang tercantum dan nama pemilik kapal
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
44
tersebut sudah benar. Hal ini dilakukan untuk menguji keberadaan kapal, kepemilikan kapal dan tanggal pendaftaran kapal. Tanggal pendaftaran kapal juga diperhatikan karena sebagai bukti bahwa kapal yang diakusisi pada tahun berjalan telah dicatat pada periode yang benar. Harga kapal yang tercantum dalam groose akta tersebut dijadikan bukti untuk dibandingkan dengan nilai saldo aset tetap yang tertera di Fixed Asset List. Hal ini dilakukan untuk menguji kelengkapan, akurasi, klasifikasi, pisah batas, dan kecocokan perincian kapal tersebut. Surat laut, certificate of nationality, surat ukur internasional, dan bill of sale juga diperiksa secara seksama oleh auditor sebagai dokumen pendukung. Surat laut adalah surat yang menyatakan bahwa kapal yang dimiliki oleh suatu perusahaan telah memenuhi syarat sebagai kapal indonesia, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, sehingga kapal tersebut berhak berlayar dengan mengibarkan bendera Indonesia sebagai bendera kebangsaan kapal. Certificate of Nationality sama seperti surat laut, yaitu surat yang menyatakan bahwa kapal yang dimiliki oleh suatu perusahaan telah memenuhi syarat sebagai kapal indonesia, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, sehingga kapal tersebut berhak berlayar dengan mengibarkan bendera Indonesia sebagai bendera kebangsaan kapal. Perbedaan surat laut dan certificate of nationality adalah surat laut menggunakan Bahasa Indonesia sedangkan certificate of nationality menggunakan Bahasa Inggris. Surat laut dan certificate of nationality sama-sama diterbitkan oleh kementrian perhubungan. Seperti dijelaskan sebelumnya, surat ukur internasional adalah surat yang berisi identitas kapal seperti panjang, lebar, tinggi kapal, serta berat kapal itu sendiri. Surat ukur internasional diterbitkan oleh kementrian perhubungan Republik Indonesia. Bill of Sale adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh vendor pembuat kapal yang menyatakan bahwa kapal yang dibuat oleh vendor pembuat kapal tersebut dimiliki oleh suatu perusahaan. Bill of Sale dibubuhi materai dan ditandatangani oleh direktur vendor pembuat kapal. Di dalam Bill of Sale juga berisi identitas kapal yang dibuat, seperti dimensi kapal dan mesin yang digunakan oleh kapal tersebut. Nomor identitas dan tanggal yang tertera di dalam surat laut, surat ukur internasional, certificate of nationality, dan bill of sale dimasukkan ke dalam tabel summary of grosse akta sebagai dokumen pendukung.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
45
Hasil dari Summary of Grosse akta PT Pelayaran Nasional BBB periode 2013 adalah surat kepemilikan kapal berupa Grosse Akta beserta dokumen pendukung seperti surat laut, certificate of nationality, surat ukur internasional dan bill of sale pada semua kapal yang diakusisi oleh PT Pelayaran Nasional BBB pada tahun berjalan dinyatakan lengkap dan isi surat yang tertera dalam dokumen tersebut sesuai dengan informasi yang diberikan kepada auditor. Hal ini memberikan bukti bahwa kapal yang diakusisi oleh PT Pelayaran Nasional BBB benar-benar ada dan kepemilikanya jelas dimiliki oleh PT Pelayaran Nasional BBB. Selain itu nilai aset tetap yang diakusisi oleh PT Pelayaran Nasional BBB sesuai dengan nilai yang tertera di dalam Fixed Asset List. Hal ini menunjukan PT Pelayaran Nasional BBB telah mencatat nilai saldo aset tetap yang diakusisi pada tahun berjalan dengan benar.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
Date 17/03/2013 17/03/2013 04/01/2013 16/08/2013 17/01/2013
Kapal 1 Kapal 2 Kapal 3 Kapal 4 Kapal 5
Vessel
0 0 0 0 0
Surat Ukur International No Date 9834/PPm 27/09/2013 9823/PPm 30/10/2013 0938/PPm 08/05/2013 0948/PPm 11/09/2013 8273/PPm 11/09/2013
Sumber: Kertas kerja KAP SSS AAA atas audit aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB - telah diolah kembali
Selisih
Certificate of Nationality No Date GT. 2430 07/11/2013 GT. 2374 07/11/2013 GT. 4955 02/08/2013 GT. 3984 24/10/2013 GT. 9853 20/09/2013
Per Book Purchase Date Acquistion Cost 05/09/2013 1.639.000 05/09/2013 1.639.000 16/05/2013 1.613.000 01/09/2013 1.656.000 17/07/2013 17.200.000
Surat Laut No Date NO.PK.872 07/11/2013 NO.PK.765 07/11/2013 NO.PK.349 02/08/2013 NO.PK.458 24/10/2013 NO.PK.239 20/09/2013
Bill of Sale / Shipbuilding Contract Price Seller Buyer 1.639.000 PT Pembuat Kapal PT. Pelnas BBB 1.639.000 PT Pembuat Kapal PT. Pelnas BBB 1.613.000 PT Pembuat Kapal PT. Pelnas BBB 1.656.000 PT Pembuat Kapal PT. Pelnas BBB 17.200.000 PT Pembuat Kapal PT. Pelnas BBB
No 2124 2172 2198 2987 2876
Grosse Akta Date 09/09/2013 28/08/2013 20/05/2013 28/08/2013 17/07/2013
Tabel 4.6 Summary of Grosse Akta
46
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
47
4.6
Addition Test of Fixed Asset Addition Test of Fixed Asset adalah tes tambahan yang diberikan kepada
aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB agar auditor mendapatkan keyakinan yang layak bahwa informasi aset tetap yang diberikan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Seperti yang diketahui sebelumnya dalam Lead Schedule Fixed Asset, terjadi kenaikan nilai saldo akhir aset tetap kapal (Vessel) sebesar 16% dibandingkan nilai saldo aset tetap kapal pada tanggal 31 Desember 2012. Terjadi akusisi aset tetap kapal sebanyak 5 buah pada tahun 2013. Oleh karena itu auditor melaksanakan test tambahan kepada akusisi aset tetap kapal pada tahun berjalan agar memperoleh keyakinan yang layak pada akusisi aset tetap kapal pada tahun berjalan. Penambahan uji pada aset tetap menggunakan metode pengecekan dan mencocokan informasi di faktur pembelian kapal (Invoice) dengan informasi di Fixed Asset List atau buku besar (General Ledger). Pada dasarnya Additional Test of Fixed Asset yang dilakukan oleh auditor KAP SSS AAA memiliki konsep yang sama dengan verifikasi akusisi aset tetap tahun berjalan yang dijelaskan oleh Elder et al., (2009). Verifikasi akusisi aset tetap tahun berjalan menyatakan bahwa perusahaan harus mencatat penambahan aset tetap dengan benar karena aset tetap memiliki efek jangka panjang pada laporan keuangan. Kesalahan pencatatan akusisi aset tetap akan berdampak pada neraca hingga perusahaan menghentikan penggunaan aset tersebut atau aset tersebut selesai didepresiasi. Oleh karena itu auditor menggunakan tujuh dari delapan tujuan audit terkait saldo sebagai kerangka dan referensi atas pengujian perincian saldo, yaitu a) Keberadaan (Existence) Tujuan audit keberadaan adalah untuk memastikan akusisi aset tetap tahun berjalan terbukti keberadaanya. Agar tujuan audit keberadaan tercapai, maka prosedur pengujianya adalah dengan cara memeriksa faktur dari vendor dan laporan penerimaan serta memeriksa aset secara fisik. b) Kelengkapan (Completeness) Tujuan audit kelengkapan adalah untuk memastikan akusisi aset tetap yang ada telah dicatat dengan lengkap. Agar tujuan audit kelengkapan tercapai,
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
48
maka prosedur pengujianya adalah dengan cara memeriksa faktur dari vendor dari akun terkait. c) Akurasi (Accuracy) Tujuan audit akurasi adalah untuk memastikan akusisi aset tetap tahun berjalan telah dicatat dengan akurat. Agar tujuan audit akurasi tercapai, maka prosedur pengujianya adalah dengan cara memeriksa faktur dari vendor. d) Klasifikasi (Classification) Tujuan audit klasifikasi adalah untuk memastikan akusisi aset tetap tahun berjalan telah dicatat dan diklasifikasikan dengan benar. Agar tujuan audit klasifikasi tercapai, maka prosedur pengujianya adalah dengan memeriksa faktur dari vendor lainnya untuk menemuka akun yang seharusnya diklasifikasikan sebagai aset tetap. e) Pisah Batas (Cutoff) Tujuan audit pisah batas adalah untuk memastikan aset tetap tercatat dalam periode yang benar. Agar tujuan audit pisah batas tercapai, maka prosedur pengujianya adalah menelaah transaksi mendekati tanggal neraca untuk melihat apakah sudah masuk periode yang benar. f) Kecocokan perincian (Detail tie-in) Tujuan audit kecocokan perincian adalah memastikan nilai akusisi tahun berjalan dalam tahun berjalan sesuai dengan jumlah di berkas utama dan totalnya sesuai dengan general ledger. g) Hak dan obligasi (Rights and obligations) Tujuan audit hak dan obligasi adalah memastikan bahwa klien mempunyai hak dan akusisi tahun berjalan. Agar tujuan audit hak dan obligasi tercapai, maka prosdur pengujianya adalah dengan cara memeriksa faktur dari vendor. Berdasarkan prosedur pengujian audit dari tujuh tujuan audit terkait saldo di atas, dapat dilihat bahwa prosedur audit verifikasi akusisi tahun berjalan yang sering dilakukan adalah memeriksa faktur dari vendor. Hal yang dijelaksan di dalam verifikasi akusisi aset tetap tahun berjalan sama seperti yang akan dilakukan di dalam penambahan uji pada aset tetap, yaitu sama-sama melakukan pemeriksaan faktur dari vendor atau invoice.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
49
Penambahan uji pada aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB periode tahun 2013 dilakukan dengan cara memeriksa faktur dan mencocokan informasi di dalam faktur dengan informasi di dalam Fixed Asset List. Informasi yang akan dicek dan dicocokan adalah tanggal faktur dan harga kapal. Pengecekan dan pencocokan tanggal dan nilai aset pada faktur dan Fixed Asset List PT Pelayaran Nasional BBB telah memenuhi tujuh dari delapan tujuan audit yaitu keberadaan, kelengkapan, akurasi, klasifikasi, pisah batas, kecocokan perincian, dan hak dan obilgasi. Sampel yang dipilih untuk diuji dalam addition test of fixed asset adalah semua atau populasi akusisi aset tetap kapal pada tahun berjalan atau 100%. Hal ini didasari oleh pertimbangan auditor bahwa akusisi kapal pada tahun berjalan hanya berjumlah 5 dan nilai aset di setiap kapal bernilai tinggi semua. Oleh karena itu auditor melakukan pengujian semua aset tetap kapal yang diuji pada tahun berjalan. Hasil yang diperoleh dari additional test of fixed asset PT Pelayaran Nasional BBB periode 2013 adalah tidak ditemukannya perbedaan informasi diantara faktur dan Fixed Asset List. Hal ini menunjukkan bahwa nilai saldo aset tetap kapal yang diakusisi pada tahun berjalan sudah dicatat dengan akurat, lengkap, di periode yang benar, diklasifikasikan dengan benar, dan terperinci dengan benal, kapal benar-benar ada dan hak klien terdapat disitu.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
1 2 3 4 5
Kapal 1 Kapal 2 Kapal 3 Kapal 4 Kapal 5
PT Pembuat PT Pembuat PT Pembuat PT Pembuat PT Pembuat
Vendor
Tanggal Nilai Akusisi Akusisi 05-Sep-13 1.639.000 05-Sep-13 1.639.000 16-Mei-13 1.613.000 05-Sep-13 1.656.000 28-Mei-13 17.200.000 No 001/BUY/2013 002/BUY/2013 002/BUY/2014 002/BUY/2015 002/BUY/2016
Faktur Tanggal Nilai 5-Sep-13 1.639.000 5-Sep-13 1.639.000 16-May-13 1.613.000 5-Sep-13 1.656.000 25-May-13 17.200.000
Sumber: Kertas kerja KAP SSS AAA atas audit aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB - telah diolah kembali
No. Deskripsi
Tabel 4.7 Additional Test of Fixed Asset Selisih -
50
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
51
4.7
Valuation Test for Gain (Loss) of Fixed Asset Disposal Valuation Test for Gain (Loss) of Fixed Asset Disposal adalah prosedur
audit aset tetap yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti untuk menilai dan melaporkan tingkat keseuaian antara informasi penghentian aset tetap dengan standar yang ditetapkan. Valuation Test for Gain (Loss) of Fixed Asset Disposal memiliki konsep yang sama sama seperti verifikasi penghentian aset tetap pada tahun berjalan yang dijelaskan di dalam Elder et al (2009). Tujuan verifikasi penghentian aset tetap pada tahun berjalan adalah mendapatkan bukti memadai bahwa seluruh penghentian dicatat dalam jumlah yang benar. Kesalahan pencatatan penghentian aset tetap dapat menyebabkan nilai aset tetap lebih saji sampai tak terhingga. Berdasarkan verifikasi penghentian aset tetap pada tahun berjalan di atas, maka auditor menggunakan dua tujuan audit, yaitu kecocokan perincian dan akurasi. Meskipun prosedur audit untuk verifikasi penghentian aset pada tahun berjalan dan Valuation Test for Gain (Loss) of Fixed Asset Disposal mempunyai tujuan yang sama, tetapi verifikasi penghentian aset pada tahun berjalan dan Valuation Test for Gain (Loss) of Fixed Asset Disposal memiliki prosedur yang berbeda. Elder et al (2009), menjelaskan prosedur audit verifikasi penghentian aset tetap pada tahun berjalan dapat dimulai dari memeriksa pencatatan skedul penghentian aset tetap milik klien. Skedul ini berisi tanggal penghentian penggunaan aset, nama orang atau perusahaan yang membeli aset tersebut, harga penjualan, harga perolehan, tanggal akusisi, dan akumulasi depresiasi. Kecocokan perincian (Detail tie-in) untuk skedul penghentian diperlukan termasuk penjumlahan skedul kebawah, menelusuri total dalam skedul ke catatan penghentian dalam buku besar dan menelusuri biaya dan akumulasi depresiasi penghentian ke berkas utama aset. Prosedur lainnya yang biasa digunakan dalam melakukan verifikasi penghentian adalah menelaah apakah terdapat akusisi aset baru yang menggantikan aset lama, menganalisis laba dan rugi penghentian aset dan pendapatan lain-lain sebagai penerimaan kas dari penghentian aset, menelaah perubahan dalam lini produk, pajak properti, atau keyakinani yang merupakan indikasi penghapusan aset, dan melakukan tanya jawab dengan manajemen dan
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
52
personel bagian prosuksi tentang kemungkinan penghentian aset. Tujuan audit akurasi (accuracy) dapat diverifikasi dengan memeriksa faktur penjualan terkait dengan berkas utama aset tetap. Saat aset tetap dijual atau diberhentikan tanpa ditukar dengan aset baru, auditor harus membandingkan biaya dan akumulasi depresiasi dalam berkas utama dengan pencatatan jurnal dalam buku besar dan kembali menghitung laba dan rugi akibat penghentian aset sebagai perbahdingan dengan catatan klien. Saat aset tetap ditukar dengan aset tetap yang baru diakusisi untuk menggantikan aset, auditor harus memastikan bahwa aset tetap baru telah dikapitalisasi dan aset tetap yang tergantikan langsung dihapus dari catatan, dengan mempertimbangkan nilai buku dari aset yang ditukarkan dan tambahan biaya untuk akusisi aset baru. Valuation Test for Gain (Loss) of Fixed Asset Disposal yang dilakukan oleh auditor KAP SSS AAA memiliki prosedur audit yang lebih sederhana dibandingkan prosedur audit verifikasi penghentian aset tetap tahun berjalan. Valuation Test for Gain (Loss) of Fixed Asset Disposal dilakukan dengan cara menghitung ulang nilai sisa buku aset tetap yang dihentikan pada tahun berjalan dan kemudian dicocokan dengan uang yang diterima sehingga dapat diperoleh laba rugi dari penghentian aset tetap tersebut. Jumlah uang yang diterima diperoleh dari bukti penjualan atau bukti perjanjian yang terkait dengan penghentian aset tetap tersebut. Agar bisa menghitung nilai sisa buku aset tetap yang dihentikan pada tahun berjalan makan auditor harus mengetahui nilai aset pada saat pengakusisian, nilai depresiasi, tanggal pembelian, tanggal penjualan, umur aset, metode depresiasi, dan nilai residu. Informasi yang harus diketahui agar bisa menghitung nilai sisa buku aset tetap yang dihentikan pada tahun berjalan diperoleh di Fixed Asset List. Nilai sisa buku aset tetap yang dihentikan pada tahun berjalan diperoleh dengan cara nilai aset tetap diakusisi dikurangi dengan akumulasi depresiasi sampai tanggal penjualan. Akumulasi depresiasi aset tetap yang dihentikan pada tahun berjalan diperoleh dari pengalian nilai depresiasi perbulan dengan lama penggunaan aset tetap tersebut selama ini. Nilai depresiasi perbulan dapat diketahui apabila diketahui kebijakan metode depresiasi yang digunakan oleh perusahaan dan nilai residunya. PT Pelayaran Nasional menetapkan kebijakan metode depresiasi garis lurus dan tidak ada nilai residu
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
53
pada aset tetap kapalnya. Oleh maka karena itu nilai depresiasi perbulan aset tetap yang dihentikan diperoleh dengan cara nilai akusisi aset tetap tersebut dibagi dengan umur aset aset tetap tersebut. Lama penggunaan aset tetap yang dihentikan penggunaanya diperoleh dari perhitungan bulan dari tanggal akusisi sampai dengan tanggal penjualan atau tanggal penghentian aset tetap tersebut. Setelah diketahui nilai sisa buku aset tetap yang dihentikan penggunaanya kemudian dikurangi dengan nilai uang yang diterima perusahaan dari penjualan aset tetap tersebut yang diperoleh dari bukti penjualan atau bukti perjanjian terkait. Selisih dari pengurangan tersebut adalah laba rugi penjualan aset tetap yang dihentikan penggunaanya pada tahun berjalan. Laba rugi penjualan aset tetap dari perhitungan auditor tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai saldo laba rugi penghentian aset tetap yang tertera di Trial Balance. Tujuan verifikasi penghentian aset tetap tahun berjalan dapat diperoleh dengan prosedur audit valuation test for gain (loss) of fixed asset disposal meskipun prosedurnya lebih sederhana, karena tujuan akurasi dan kecocokan perincian dapat diperoleh dengan pencocokan nilai sisa buku menurut perhitungan auditor dengan nilai sisa buku di Trial Balance. PT Pelayaran Nasional BBB periode 2013 melakukan penghentian aset tetap sebanyak tiga buah kapal Barge atau kapal tongkang. Penghentian aset tetap ini disebabkan oleh karamnya tiga kapal tersebut. Nilai sisa buku barge diperoleh dengan cara nilai aset tetap diakusisi dikurangi dengan akumulasi depresiasi sampai tanggal penjualan. Akumulasi depresiasi aset tetap barge diperoleh dari pengalian nilai depresiasi perbulan dengan lama penggunaan aset tetap tersebut selama ini. Nilai depresiasi perbulan aset tetap barge diperoleh dengan cara nilai akusisi aset tetap tersebut dibagi dengan umur aset aset tetap tersebut. Lama penggunaan aset tetap barge diperoleh dari perhitungan bulan dari tanggal akusisi sampai dengan tanggal penjualan atau tanggal penghentian aset tetap tersebut. Setelah diketahui nilai sisa buku aset tetap barge kemudian dikurangi dengan nilai uang yang diterima perusahaan dari penjualan aset tetap tersebut yang diperoleh dari bukti penjualan atau bukti perjanjian terkait. Selisih dari pengurangan tersebut adalah laba rugi penjualan barge. Laba rugi penjualan aset tetap dari
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
54
perhitungan auditor tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai saldo laba rugi penghentian aset tetap yang tertera di General Ledger. Hasil dari Valuation Test for Gain (Loss) of Fixed Asset Disposal PT Pelayaran Nasional BBB periode 2013 adalah tidak ditemukannya perbedaan antara nilai saldo laba rugi penghentian aset tetap menurut perhitungan auditor dengan nilai saldo laba rugi penghentian aset tetap di trial balance. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi membayar kerugian atas kapal karam sesuai dengan nilai buku. Hal ini juga menunjukkan bahwa auditor memiliki keyakinan yang layak bahwa PT Pelayaran Nasional BBB telah mencatat nilai saldo laba rugi penghentian aset tetap dengan akurat dan terperinci.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
Kapal 8
Kapal 8 - Kapitalisasi
Barge
Barge 02-Apr-12 01-Okt-13 15 Thn
01-Apr-12 01-Okt-13 15 Thn
14-Mar-12 01-Mei-13 15 Thn 21.265
1.559.821
1.559.821 2.127
155.982
121.319
14.829
24.845
15.518
280.256
1.422.978
19.139
1.403.839
1.438.502
1.337.831
84.024
127.526
21.023
57.987
1.047.272
1.422.978
1.438.502
1.337.831
Akumulasi Nilai Buku Uang Depresiasi Diterima
-
-
-
Laba/ Rugi
Dokumen Klaim Asuransi
Dokumen Klaim Asuransi
Dokumen Klaim Asuransi
Bukti Penjualan/
Sumber: Kertas kerja KAP SSS AAA atas audit aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB - telah diolah kembali
Kapal 7
Barge
16-Feb-10
142.354
15-Des-12 01-Mei-13 4 Thn
EUCC Kapal 6
45.867
28-Feb-11 01-Mei-13 4 Thn
Docking 40 PCS SHIP PLATE Kapal 6 Docking DOCKING Kapal 6
73.504
16-Feb-10 01-Mei-13 15 Thn
Kapal 6 - Kapitalisasi
1.327.528
Nilai Akusisi
Barge
16-Feb-10 01-Mei-13 15 Thn
Tanggal Tanggal Umur Pembelian Penjualan Aset
Kapal 6
Deskripsi
Barge
Tipe Aset
Tabel 4.8 Valuation Test of Gain (Loss) of Fixed Asset Disposal
55
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
56
4.8
Physically Checking Physically Checking atau cek fisik adalah prosedur audit untuk menguji
eksistensi aset tetap yang diakusisi pada tahun berjalan dan eksistensi di dalam verifikasi nilai saldo akhir. Cek fisik dilakukan untuk memenuhi salah satu tujuan audit dalam prosedur audit verifikasi akusisi aset tetap tahun berjalan dan verifikasi nilai saldo akhir yang dijelaskan oleh Elder et al (2009), yaitu keberadaan (existence). Elder et al. (2009), menjelaskan pengecekan fisik aset tetap merupakan hal yang tidak biasa kecuali perusahaan memiliki pengendalian internal yang lemah atau nilai aset bersifat material. PT Pelayaran Nasional BBB memiliki salah satu kapal yang nilainya bersifat material. Kapal tersebut nilainya bersifat material karena kapal tersebut memiliki nilai sangat besar dibandingkan dengan kapal-kapal lainya. Kapal tersebut adalah kapal jenis supply vessel. Kapal tersebut wajar memiliki nilai yang sangat besar karena memiliki mesin di dalam, berbeda dengan kapal jenis barge yang tidak memiliki mesin dan memerlukan bantuan kapal jenis tug boat untuk bergerak. Auditor KAP SSS AAA mengambil satu sampel kapal jenis supply vessel yang memiliki nilai akusisi terbesar pada tahun berjalan dan sisa buku terbesar yang dimiliki oleh PT Pelayaran Nasional BBB. Hal yang dilakukan di dalam pengecekan fisik adalah mendokumentasi kapal secara keseluruhan, yaitu eksterior kapal, interior kapal, mesin kapal, dan lain-lain. Hasil dokumentasi tersebut dimasukan kedalam kertas kerja KAP SSS AAA atas audit aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB. Selain itu auditor juga meminta kapten kapal untuk menandatangani surat pernyataan bahwa kapal tersebut dimiliki oleh PT Pelayaran Nasional BBB, yang selanjutnya surat pernyataan tersebut disimpan oleh auditor sebagai bukti tercetak. Dengan bukti yang memadai bahwa kapal yang memiliki nilai yang material benar-benar ada, maka auditor memiliki keyakinan yang layak bahwa keberadaan kapal yang dimiliki oleh PT Pelayaran Nasional BBB benar-benar ada (existence).
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan dan Saran Kepada Pendidikan Audit Setelah melakukan pembahasan dan analisis prosedur audit aset tetap PT
Pelayaran Nasional BBB dan mengkaitkanya dengan teori prosedur audit aset tetap menurut Elder et al (2009), selaku buku bacaan wajib mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dalam pelajaran pengauditan, penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa meskipun terdapat perbedaan prosedur audit aset tetap antara di dunia teori dengan di dunia praktek, prosedur audit aset tetap antara di dunia teori dengan dunia praktek memiliki esensi yang sama. Audit aset tetap adalah mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti yang terkait dengan aset tetap untuk menilai dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi yang terkait dengan aset tetap dengan standar yang ditetapkan. Elder et al menetapkan ada enam pengujian dalam audit aset tetap yaitu melakukan prosedur analitis, verifikasi akusisi aset tetap tahun berjalan, verifikasi penghentian aset tetap pada tahun berjalan, verifikasi saldo akhir aset tetap, verifikasi beban depresiasi, dan verifikasi saldo akhir akumulasi depresiasi. KAP SSS AAA tidak hanya melakukan enam pengujian dalam audit aset tetap, tetapi juga melakukan prosedur tambahan berupa verifikasi saldo awal aset tetap atau lebih dikenal dengan nama Test of Beginning Balance. Hal ini dilakukan oleh KAP SSS AAA untuk mengurangi risiko salah saji material akibat dari kesalahan pencatatan oleh PT Pelayaran Nasional BBB. Prosedur audit aset tetap yang dilakukan oleh KAP SSS AAA lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan audit dibandingkan prosedur audit yang dijelaskan di Elder et al (2009). Contohnya adalah dalam Elder et al (2009) menjelaskan bahwa ada dua pengujian di dalam prosedur audit aset tetapnya yaitu verifikasi beban depresiasi, verifikasi nilai saldo akhir dan verifikasi akumulasi depresiasi. Dalam prosedur audit KAP SSS AAA dua pengujian tersebut dijadikan
57 Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
58
dalam satu prosedur audit yang dikenal dengan nama Test of Depreciation, Accumulated Depreciation, and Net Book Value. Dalam satu kertas kerja, dalam satu tabel, auditor melakukan verifikasi nilai saldo akhir, verifikasi depresiasi, verifikasi akumulasi depresiasi sekaligus. Elder et al (2009) kurang menjelaskan dampak penggunaan teknologi lebih lanjut ke dalam prosedur audit padahal dampak penggunaan teknologi dalam prosedur audit memberikan kualitas audit dengan optimal dengan sumber daya (biaya dan waktu audit) yang terbatas. Elder et al (2009) hanya menjelaskan dampak teknologi di dalam melakukan prosedur analitis. Dampak teknologi dalam prosedur analitis memberikan kemudahan untuk menghitung
persentase
perubahan nilai saldo akhir periode tahun berjalan dibandingkan nilai saldo akhir periode sebelumnya. Sedangkan di dalam dunia praktik, dampak penggunaan teknologi juga membantu auditor untuk mengumpulkan bukti berupa perhitungan ulang (recalculate) lebih cepat dalam prosedur audit lainnya bahkan tidak ditemukannya perbedaan lama proses antara perhitungan ulang di dalam sejumlah sampel dengan perhitungan ulang dalam semua populasi. Contohnya adalah dalam prosedur audit KAP SSS AAA dalam Test of Depreciation, Accumulated Depreciation, and Net Book Value PT Pelayaran Nasional BBB yang melakukan pengujian sebesar 100% atau semua populasi aset tetap yang diakusisi pada tahun berjalan. Akibat dari penggunaan teknologi yang tepat, perhitungan nilai sisa buku semua 78 aset tetap yang diakusisi pada tahun berjalan dapat dilakukan dalam hitungan menit, dan itu juga langung dibandingkan dengan nilai sisa buku menurut perhitungan klien. Begitu juga perhitungan nilai sisa buku pada prosedur audit Valuation Test for Gain (Loss) Fixed Asset Disposal dimana semua populasi aset tetap yang dihentinkan dapat dihitung dengan cepat. Saran yang diberikan terkait dengan kesimpulan di atas adalah agar teori audit yang beredar di dalam dunia akademis selalu relevan dengan dunia praktik, para akademisi harus cepat tanggap atas perubahan situasi dan kondisi di dunia riil. Ilmu akuntasi adalah ilmu yang aplikatif yang berarti dituntut untuk diaplikasikan ke dunia nyata, tidak hanya dipelajari secara teoritis saja. Para akademisi tidak hanya dituntut atas cepat tanggap perubahan standar akuntansi
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
59
atau audit seperti Peraturan Standar Akuntansi Keuangan atau Standar Profesional Akuntan Publik, tetapi juga cepat tanggap atas kemajuan teknologi dan dampaknya terhadap dunia audit. Mungkin saat ini kemajuan teknologi dan penggunaanya yang tepat hanya bisa membantu mengumpulkan bukti audit jenis perhitungan ulang (recalculate) dengan cepat sehingga dapat mengambil sampel lebih banyak, tetapi bisa saja suatu saat nanti kemajuan teknologi dapat membantu mengumpulkan semua jenis bukti-bukti audit dengan kilat sehingga memberikan kualitas audit dengan optimal dengan sumber daya seminimum mungkin. Kemajuan teknologi tidak hanya memberikan dampak positif kepada dunia audit, namun juga memberikan dampak negatif. Penyalahgunaan teknologi di dalam dunia audit dapat menyebabkan risiko audit yang lebih besar dari sebelumnya. Tuanakotta (2013), menjelaskan di dalam bagian kendala bawaan (Inherent Limitations), salah satu kendala untuk menekan risiko audit sampai nol adalah kecurangan yang canggih yang dilakukan oleh klien, sehingga kecurangan tersebut dapat disembunyikan lebih rapih. Oleh maka karena itu seiring kemajuan teknologi, auditor dituntut untuk lebih teliti agar risiko salah saji material dapat dideteksi sehingga risiko audit dapat ditekan ke tingkat rendah yang dapat diterima. Begitu juga di dunia akademisi untuk diterangkan bahwa kemajuan teknologi tidak hanya menyebabkan proses audit yang lebih efektif dan efisien, tetapi juga kemajuan teknologi juga menyebabkan kecurangan dalam memberikan informasi lebih canggih sehingga dituntut untuk lebih teliti apabila memasuki dunia akuntan publik setelah lulus kuliah. 5.2
Kesimpulan dan Saran kepada PT Pelayaran Nasional BBB Kesimpulan yang diperoleh dari proses audit atas akun aset tetap PT
Pelayaran Nasional BBB adalah PT Pelayaran Nasional BBB telah mencatat informasi yang terkait dengan aset tetap sesuai dengan standar yang ditetapkan. PT Pelayaran Nasional BBB telah melakukan pencatatan akusisi aset tetap tahun berjalan, penghentian aset tetap pada tahun berjalan, saldo akhir aset tetap, beban depresiasi dan saldo akhir akumulasi depresiasi dengan lengkap, akurat, diklasifikasikan dengan benar, periode yang benar dan perincian yang cocok.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
60
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari audit atas akun aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB, maka saran yang diberikan adalah PT Pelayaran Nasional BBB harus menjaga konsistensinya dalam pencatatan informasi laporan keuangan agar terus sesuai standar yang ditetapkan. Pencatatan informasi keuangan yang baik akan memudahkan auditor untuk memberikan opini sehingga risiko audit dapat ditekan ke tingkat yang diterima lebih cepat. 5.3
Kesimpulan dan Saran kepada KAP SSS AAA KAP SSS AAA telah melakukan audit atas akun aset tetap PT Pelayaran
Nasional BBB dengan efektif dan efisien, dalam artian KAP SSS AAA telah menghasilkan kualitas audit dengan maksimal dengan sumber daya berupa biaya audit dan waktu dengan optimal. Pemanfaatkan kemajuan teknologi dengan baik oleh KAP SSS AAA turut menyumbang prosedur audit atas akun aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB dilakukan dengan efektif dan efisien. Dampak teknologi dalam prosedur analitis adalah memberikan kemudahan untuk menghitung persentase perubahan nilai saldo akhir periode tahun berjalan dibandingkan nilai saldo akhir periode sebelumnya. Dampak penggunaan teknologi juga membantu auditor untuk mengumpulkan bukti berupa perhitungan ulang (recalculate) lebih cepat dalam prosedur audit lainnya bahkan tidak ditemukannya perbedaan lama proses antara perhitungan ulang di dalam sejumlah sampel dengan perhitungan ulang dalam semua populasi. Contohnya adalah dalam prosedur audit KAP SSS AAA dalam Test of Depreciation, Accumulated Depreciation, and Net Book Value PT Pelayaran Nasional BBB yang melakukan pengujian sebesar 100% atau semua populasi aset tetap yang diakusisi pada tahun berjalan. Akibat dari penggunaan teknologi yang tepat, perhitungan nilai sisa buku semua 78 aset tetap yang diakusisi pada tahun berjalan dapat dilakukan dalam hitungan menit, dan itu juga langung dibandingkan dengan nilai sisa buku menurut perhitungan klien. Begitu juga perhitungan nilai sisa buku pada prosedur audit Valuation Test for Gain (Loss) Fixed Asset Disposal dimana semua populasi aset tetap yang dihentikan dapat dihitung dengan cepat. Selain itu KAP SSS AAA melakukan prosedur audit yang lebih sederhana namun tetap mencapai tujuan audit yang dituju dibandingkan dengan prosedur
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
61
audit yang dijelaskan dalam Elder et al (2009). Contohnya adalah dalam Elder et al (2009) menjelaskan bahwa ada dua pengujian di dalam prosedur audit aset tetapnya yaitu verifikasi beban depresiasi, verifikasi nilai saldo akhir dan verifikasi akumulasi depresiasi. Dalam prosedur audit KAP SSS AAA tiga pengujian tersebut dijadikan dalam satu prosedur audit yang dikenal dengan nama Test of Depreciation, Accumulated Depreciation, and Net Book Value. Hal ini bisa terjadi karena KAP SSS AAA tidak membandingkan beban depresiasi dan akumulasi depresiasi antara perhitungan auditor dengan perhitungan klien, tetapi membandingkan nilai sisa buku tiap aset tetap. Secara tidak langsung membandingkan nilai sisa buku tiap aset tetap antara perhitungan auditor dengan perhitungan klien adalah turut membandingkan nilai beban depresiasi dan akumulasi depresiasi antara perhitungan klien dan perhitungan auditor karena perhitungan nilai sisa buku diperoleh dari nilai beban depresiasi dan nilai akumulasi depresiasi yang dihasilkan dari pengalian lama penggunaan dan nilai beban depresiasi itu sendiri. KAP SSS AAA juga memiliki prosedur audit yang lebih banyak dibandingkan yang dijelaskan oleh Elder et al (2009). Elder et al menetapkan ada enam pengujian dalam audit aset tetap yaitu melakukan prosedur analitis, verifikasi akusisi aset tetap tahun berjalan, verifikasi penghentian aset tetap pada tahun berjalan, verifikasi saldo akhir aset tetap, verifikasi beban depresiasi, dan verifikasi saldo akhir akumulasi depresiasi. KAP SSS AAA tidak hanya melakukan enam pengujian dalam audit aset tetap, tetapi juga melakukan prosedur tambahan berupa verifikasi saldo awal aset tetap atau lebih dikenal dengan nama Test of Beginning Balance. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari prosedur audit atas akun aset tetap PT Pelayaran Nasional BBB periode 2013 oleh KAP SSS AAA, maka saran yang diberikan adalah harapan agar KAP SSS AAA agar terus menemukan metode audit yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan audit untuk kemajuan dunia perauditan Indonesia. Selain itu KAP SSS AAA diharapkan untuk terus memanfaatkan kemajuan teknologi ke dalam prosedur auditnya agar KAP SSS AAA tetap memberikan jasa audit dengan kualitas terbaik.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014
62
DAFTAR REFERENSI Elder, Randal, Alvin A. Arens, Mark S. Beasley, and Amir Abadi Jusuf (2009). Auditing and Assurance Sevices-An Indonesian Adaptation. New Jersey: Pearson Education. Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 Revisi 2011: Aset Tetap. Jakarta: IAI. International Federation of Accountants. (2009). International Standard on Auditing. New York: IFAC. KAP SSS AAA. (n.d.). Employee Handbook. Indonesia: KAP SSS AAA Pelayaran Nasional BBB. (2012). Company Profile. Diperoleh 1 Mei 2014. http://www.bbb.co.id Tuanakotta, Theodorus M. (2013). Audit Berbasis ISA (International Standars on Auditing. Indonesia: Salemba Empat.
Universitas Indonesia Audit atas..., Audi Muhammad Rafie, FE UI, 2014