UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS ASET TETAP TETAP YAYASAN ADY
LAPORAN MAGANG
ILHAM FAUZI 1006812724
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI AKUNTANSI DEPOK JANUARI 2013
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS ASET TETAP TETAP YAYASAN ADY
LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
ILHAM FAUZI 1006812724
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI AKUNTANSI DEPOK JANUARI 2013
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini. Penyusunan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik dari masa perkuliahan sampai penyusunan laporan magang ini sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan magang ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. KAP Salam A. Rauf terutama kepada Bapak Iman Budiman selaku Partner, Mba Herni Triwardani selaku Manager, Mas Budi Utomo selaku Supervisor, dan Senior in charge penulis Mba Fitri Yulianti, yang telah banyak membantu dalam membuat pekerjaan penulis sebagai auditor menjadi lebih mudah dan bermanfaat dan telah banyak memberikan masukan dan motivasi kepada penulis tentang bagaimana menjadi auditor yang handal. Senior Auditor, Guruh Sapharero dan Junior auditor, Vina Zaenuna, yang telah menemani penulis selama periode magang untuk bekerjasama dalam melakukan audit dan telah banyak membantu penulis dalam menambah pengetahuan di dalam menulis laporan magang ini. Seluruh senior dan junior auditor yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data dan menyelesaikan laporan dan terutama atas diberikannya masukan dan pelajaran yang berharga bagi penulis, serta pengalaman kerja yang tidak akan pernah penulis lupakan 2. Ibu Sri Nurhayati S.E., M.M., S.A.S., selaku Ketua Program S1 Akuntansi Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 3. Bapak Mafrizal Heppy Ak., MBA., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan waktu dan masukan untuk membantu penulis dalam penyusunan laporan magang ini
iv
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
4. Ayah, Mama, Bang Indra, Iqbal dan Dinda untuk semua kasih sayang, doa yang tak pernah putus, bantuan dan dukungan moril dan materiil selama ini. 5. Teman-teman di FEUI Program S1 Akuntansi Ekstensi angkatan 2010 untuk semangat dan kebersamaannya selama ini. 6. Ayu Faradhisa yang telah menemani penulis dan banyak memberikan masukan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan laporan magang ini. Akhir kata, penulis berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan Bapak, Ibu, Saudara/i sekalian. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan tanpa bantuan, masukan dan kritikan yang dapat membantu penulis untuk menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya. Semoga laporan magang ini dapat membawa manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.
Depok, 15 Januari 2013
Penulis
v
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
ABSTRAK
Nama : Ilham Fauzi Program Studi : Akuntansi Ekstensi Judul : Audit Atas Aset Tetap Yayasan ADY
Laporan magang ini berisi analisis dan proses audit atas aset tetap pada Yayasan ADY, sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Pengujian pengendalian internal Yayasan ADY terkait aset tetap dilakukan untuk menilai apakah pengendalian internal atas aset tetap telah sesuai dengan komponen pengendalian internal yang dikeluarkan oleh COSO (Committee of Sponsoring Organization). Proses audit dilaksanakan dengan menggunakan prosedur audit yang diterapkan oleh KAP Salam A Rauf yang mengacu pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Dan untuk pengujian pengendalian yang terkait dengan aktivitas pengendalian Yayasan ADY mengacu pada komponen-komponen pengendalian internal yang dikeluarkan oleh COSO (Committee of Sponsoring Organization). Laporan ini menyimpulkan bahwa Yayasan ADY belum memiliki kebijakan akuntansi dan prosedur yang jelas dan tertulis terkait dengan aset tetap. Sehingga, hal ini menyebabkan adanya kelemahan pengendalian internal Yayasan ADY terhadap aset tetapnya.
Kata kunci: Yayasan, aset tetap, pengendalian internal, kebijakan akuntansi dan prosedur.
vii
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
ABSTRACT
Name : Ilham Fauzi Study Program : Extension Accounting Title : Audit of Fixed Assets ADY Foundation
This internship report contains analysis and auditing of fixed assets at ADY Foundation, an organization engaged in social, religious and humanitarian. Testing of internal controls related ADY Foundation assets to assess whether internal controls over fixed assets in compliance with the internal control components issued by the COSO (Committee of Sponsoring Organization). The audit is conducted using audit procedure of Registered Public Accountant Salam A Rauf, which is refer to Public Accountant Professional Standard (SPAP). And for the testing of control with regard to control activities ADY Foundation refers to the components of internal control issued by the COSO (Committee of Sponsoring Organization). This report concludes that the ADY Foundation is not has accounting policies and procedures are clear and written related to fixed assets. Thus, this led to a weakness in internal controls for fixed assets ADY Foundation.
Key words: Foundation, fixed assets, internal controls, accounting policies and procedures.
viii
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................... vi ABSTRAK ........................................................................................................... vii ABSTRACT ........................................................................................................ viii DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi 1. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Penulisan Laporan Magang ................................................ 1 1.2 Tujuan Penulisan Laporan Magang ............................................................ 2 1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang .................................................... 2 1.3.1 Gambaran Umum KAP Salam A Rauf & Rekan .............................. 3 1.3.1.1 Visi dan Misi dari KAP Salam A Rauf .............................. 3 1.3.1.2 Jasa KAP Salam A Rauf ................................................... 4 1.3.2 Ruang Lingkup Pelaksanaan Magang .............................................. 4 1.4 Ruang Lingkup Penulisan ........................................................................... 6 1.5 Sistematika Penulisan Laporan Magang ..................................................... 6 2. GAMBARAN UMUM YAYASAN ................................................................ 8 2.1 Profil Yayasan ADY .................................................................................. 8 2.1.1 Pendirian Yayasan ............................................................................. 8 2.1.2 Maksud dan tujuan Yayasan ADY ..................................................... 9 2.1.3 Struktur Organisasi ............................................................................ 10 2.1.3.1 Organ Yayasan .................................................................. 11 2.1.4 Aset Tetap Secara Umum pada Yayasan ADY .................................. 12 3. LANDASAN TEORI ...................................................................................... 14 3.1 Akuntansi untuk Aset Tetap ....................................................................... 14 3.1.1 Pengertian Aset Tetap ........................................................................ 14 3.1.2 Klasifikasi Aset Tetap ....................................................................... 15 3.1.2.1 Kapitalisasi Aset Tetap ...................................................... 16 3.1.3 Penyusutan Terhadap Aset Tetap ....................................................... 17 3.1.4 Perolehan Aset Tetap ......................................................................... 18 3.1.5 Pelepasan Aset Tetap ......................................................................... 26 3.3 Akuntansi untuk Properti Investasi ............................................................. 28 3.3 Audit dan Pelaporan Atas Aset Tetap ......................................................... 30 3.3.1 Tujuan Pemeriksaan Audit Atas Aset Tetap ....................................... 30 3.3.1.1 Jenis-Jenis Audit .................................................................. 33
ix
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
3.3.1.2 Pengujian Audit atas Aset Tetap ........................................... 35 3.3.1.3 Definisi Pengendalian Internal .............................................. 38 3.3.1.4 Prosedur Pengujian Pengendalian ......................................... 41 3.3.2 Pengakuan Laporan Keuangan untuk Aset Tetap ............................... 42 4. PELAKSANAAN AUDIT .............................................................................. 44 4.1 Prosedur Audit KAP Salam A Rauf atas Aset Tetap ................................... 44 4.2 Pelaksanaan Prosedur Audit ....................................................................... 46 4.3 Prosedur Pengujian Pengendalian Terhadap Pengendalian Internal Yayasan 52 4.4 Pengujian Aktivitas Pengendalian Yayasan ADY Berdasarkan COSO ........ 53 4.5 Kebijakan dan Pergerakan Aset Tetap pada Yayasan ADY ........................ 56 4.6 Hasil Temuan Audit ................................................................................... 58 4.7 Penyajian Aset Tetap Yayasan ADY dalam Neraca .................................... 60
5. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 62 5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 62 5.2 Saran .......................................................................................................... 63 DAFTAR REFERENSI ...................................................................................... 66
x
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Neraca Yayasan ADY 31 Desember 2010 dan 2011 Lampiran 2. Laporan Aktivitas Yayasan ADY Per 31 Desember 2010 dan 2011 Lampiran 3. Daftar Aset Tetap Yayasan ADY Lampiran 4. Lead Schedule Aset Tetap Yayasan ADY Lampiran 5. Ketas Kerja Mutasi Aset Tetap Lampiran 6. Berita Acara Pemeriksaan Fisik Aset Tetap Yayasan ADY
xi
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penulisan Laporan Magang Dalam menjalankan aktivitas operasional suatu entitas, aset tetap merupakan
harta berwujud yang memberikan manfaat jangka panjang. Keberadaan aset tetap di dalam suatu entitas merupakan suatu hal yang cukup mendapatkan perhatian khusus dari entitas tersebut, karena pada umumnya aset tetap memiliki nilai yang material. Perhatian khusus tersebut biasanya dilakukan pada saat adanya transaksi pembelian aset tetap, penjualan atau penghapusan aset tetap sampai dengan merancang pengendalian internal atas aset tetap tersebut. Untuk mengendalikan keseluruhan transaksi yang sering terjadi pada aset tetap, maka suatu entitas harus membuat sebuah kebijakan akuntansi. Kebijakan akuntansi merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh manajemen. Penerapan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai entitas yang tercermin dalam laporan keuangan. Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas yang bermanfaat bagi pemakainya dalam pengambilan keputusan. Informasi yang ada dalam laporan keuangan
harus
dapat
dipahami,
relevan,
dapat
diandalkan
dan
dapat
diperbandingkan. Kebijakan akuntansi adalah proses dari pemilihan alternatif tertentu dalam metode pelaporan, sistem pengukuran, dan teknik pengungkapan dari semua yang mungkin tersedia untuk pelaporan keuangan oleh entitas. Dalam akuntansi, terdapat prinsip-prinsip akuntansi yang merupakan pedoman penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi entitas dan juga sebagai pedoman dalam mengartikan laporan keuangan tersebut bagi penggunanya. Mengenai hal tersebut, penulis berkesempatan untuk membantu Auditor In Charge untuk melakukan sebagian prosedur audit atas aset tetap Yayasan ADY, 1
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
2
entitas nirlaba yang bergerak dalam bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Yayasan ADY memiliki aset tetap yang cukup besar, sehingga penulis tertarik untuk melakukan pengujian terhadap aset tetapnya, terutama pengujian atas pengendalian internal aset tetap yang dimiliki oleh Yayasan ADY. Penulis melakukan prosedur audit yang ditetapkan oleh KAP Salam A. Rauf dalam melakukan pengujian subtantifnya dan untuk pengujian pengendalian internalnya. Dalam menguji pengendalian internal Yayasan ADY, penulis melakukan pengujian berdasarkan prosedur pengujian pengendalian yang ditetapkan dan juga berdasarkan bimbingan dan arahan dari Senior In Charge penulis.
1.2
Tujuan Penulisan Laporan Magang Berkaitan dengan pelaksanaan program magang yang telah penulis lakukan,
penulis mencoba melaporkan kepada pembaca atas pelaksanaan kegiatan audit aset tetap yang penulis lakukan terhadap Yayasan ADY, khususnya pada audit atas aset tetap Yayasan ADY. Dan Penulis berharap laporan ini dapat menjadi referensi pengetahuan bagi mahasiswa yang akan mengambil program magang maupun bagi mahasiswa yang ingin mengetahui bagaimana permasalahan yang sebenarnya terjadi di lapangan mengenai perlakuan aset tetap Yayasan ADY.
1.3
Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Penulis melaksanakan program magang di KAP Salam A. Rauf dan Rekan
yang berada di Sentra Mampang Building Blok D 1 Jl. Mampang Prapatan Raya No. 28 Jakarta Selatan selama 3 (tiga) bulan terhitung sejak 24 Juli 2012 hingga 24 Oktober 2012 Selama melaksanakan magang, penulis membantu melakukan audit atas 2 (dua) entitas yaitu Yayasan ADY dan PT SS. Yayasan ADY bergerak dalam bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan, sedangkan PT SS bergerak dalam bidang farmasi.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
3
1.3.1 Gambaran Umum KAP Salam A Rauf & Rekan 1.3.1.1 Visi dan Misi dari KAP Salam A Rauf Kantor Akuntan Publik (KAP) Salam A Rauf & Rekan (SAR) didirikan pada tahun 1996 dengan izin usaha sebagai Kantor Akuntan Publik atau surat izin menjalankan Praktek Akuntan Publik No.SE.691/MK.17/1996 dikeluarkan oleh Menteri Keuangan
Republik Indonesia pada tanggal 7 Juni 1996 dan No.
KEP.932/KM.17/1998 pada tanggal 22 Oktober 1998. SAR dipimpin oleh Drs. Abdul Karim Gili yang memiliki latar belakang sebagai auditor pemerintah (BPKP). Beliau adalah akuntan yang tercatat di Departemen Keuangan Republik Indonesia. No. D-1562 dan Beliau adalah anggota dari Institut Akuntan Publik Indonesia No. 1233. Beliau memiliki surat izin akuntan publik No. 03.1.0846 dari Departemen Keuangan Republik Indonesia, berdasarkan surat persetujuan yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-094/KM.6/2003, tanggal 24 Maret 2003. SAR telah terdaftar sebagai anggota/asosiasi dari beberapa institusi, seperti: a. Forum Akuntan Pasar Modal (FAPM) No. 179 (Surat No. 053/FAPM 17903/2008, tanggal 14 Februari 2008) b. Profesi Penunjang Pasar Modal (Surat No. 52/BL/STTD-AP/2008, tanggal 15 April 2008 c. Bank Indonesia (Surat No. 9/394/DPIP/DtB, tanggal 9 Maret 2007). Saat ini KAP Salam A Rauf berkantor di Sentra Mampang Bulding Blok D.1 Jl. Mampang Prapatan Raya No. 28 Jakarta 12790 Visi dan misi dari KAP Salam A Rauf dalam menjalankan usahanya, yaitu: Visi Memberikan kepada seluruh klien kami sebuah pengetahuan yang luas tentang jasajasa ahli dalam bidangnya (professional service) contohnya seperti: Human Capital Services, Accounting Services, Accounting & Tax Services, Strategic Management Services and Compliance & Attestation Services.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
4
Misi 1. Menyediakan jasa ahli yang kompeten dengan integritas yang tinggi untuk membantu dan mendukung klien-klien kami dalam mencapai tujuannya secara efektif dan efisien 2. Mengubah pengetahuan dan keterampilan dalam memenuhi kebutuhan bisnis dan harapan klien untuk sekarang dan masa depan 3. Membuat sinergi antara kebutuhan klien dan harapannya dengan peraturan dan aturan dasar dari klien kami.
1.3.1.2 Jasa KAP Salam A Rauf Di dalam memperkuat jasa auditnya, SAR menawarkan jasa pendukung melalui perusahaan konsultan afiliasinya dalam hal: a. Accounting Services b. Corporate Finance Services c. Management Consulting Services d. Tax Services e. Business Advisory Services
1.3.2 Ruang Lingkup Pelaksanaan Magang Selama mengikuti program magang, penulis sebagai staf auditor ditempatkan di dalam satu tim yang terdiri dari:
Partner
: Iman Budiman, CPA
Manager
: Herni Triwardani
Supervisor
: Budi Utomo
Senior Auditor in Charge
: Fitri Yulianti
Senior Auditor
: Guruh Sapharero
Junior Auditor
: Vina Zaenuna
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
5
Adapun kegiatan yang dilakukan penulis selama magang adalah membantu para senior dan junior auditor dalam melakukan audit atas 2 (dua) entitas yang telah disebutkan di atas. Berikut ini adalah penjelasan terinci uraian kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama 3 (tiga) bulan magang: Minggu pertama penulis membaca permanent file dan working paper klien Yayasan ADY untuk audit tahun 2010 dan menyusun (filing) dokumen, serta membuat kertas kerja (working paper) atas akun persediaan, aset tetap, dan beberapa akun beban. Minggu kedua sampai ketujuh penulis melakukan prosedur audit atas akunakun persediaan dan aset tetap seperti stock opname persediaan, cek fisik aset serta melakukan vouching atas beban-beban yang terdapat di dalam laporan keuangan Yayasan ADY. Minggu kedelapan dan kesembilan penulis membuat management letter draft dan worksheet untuk Yayasan ADY dalam general audit tahun 2011. Selama 2 (dua) minggu penulis melakukan audit interim (fieldwork) atas PT SS. Selama 2 minggu tersebut penulis membuat working paper dan melakukan inquiries, serta vouching atas akun kas dan bank, piutang, uang muka, biaya dibayar dimuka, aset tetap dan beberapa akun beban. Penulis juga melakukan detail tie in terhadap data-data yang diberikan oleh klien. Mencocokkan saldonya dengan general ledger dan trial balance yang diberikan oleh klien.
Penulis juga melakukan reasonable test dan
recalculation atas akun-akun tersebut. Dan selama 3 (tiga) minggu terakhir, penulis membantu senior auditor dalam membuat Early Warning Report (EWR) yang nantinya akan diberikan kepada PT SS. Penulis juga melakukan penyusunan (filing) terhadap permanent file, working paper dan supporting document yang terkait dengan fieldwork audit PT SS.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
6
1.4
Ruang Lingkup Penulisan Dalam penulisan laporan magang ini penulis mengambil tema mengenai audit
atas aset tetap Yayasan ADY. Alasan penulis memilih tema tersebut dikarenakan penulis menemukan beberapa temuan yang menarik untuk diangkat menjadi tema dalam tugas akhir penulis. Menyadari peraturan yang ditetapkan oleh KAP Salam A. Rauf untuk menjaga kerahasiaan data / informasi dari klien, maka penulis sengaja menyamarkan data dan identitas dari klien.
1.5
Sistematika Penulisan Laporan Magang Penulis menyusun laporan magang ini menjadi 5 (lima) pokok bahasan yang
dapat memudahkan dalam penyusunan dan penyajian laporan magang. Berikut ini adalah kelima pokok bahasan yang dibahas di dalam laporan magang penulis:
1. Pendahuluan Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penulisan laporan magang, tujuan penulisan laporan magang, tempat dan waktu pelaksanaan magang, gambaran umum mengenai tempat pelaksanaan magang penulis, ruang lingkup pelaksanaan magang, ruang lingkup penulisan berupa tema yang diangkat beserta alasan pemilihan tema tersebut dan sistematika penulisan laporan magang.
2. Gambaran Umum Tempat Magang Bab ini membahas profil dari klien penulis, yaitu Yayasan ADY yang datadatanya penulis jadikan sumber dari laporan magang penulis. Dan gambaran umum atas tema yang akan dibahas oleh penulis.
3. Landasan Teori Bab ini membahas mengenai teori-teori dasar atas permasalahan yang penulis angkat ke dalam laporan magang penulis yaitu membahas mengenai prosedur Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
7
audit atas aset tetap Yayasan ADY. Selain itu, bab ini juga menjelaskan teori tentang aset tetap itu sendiri dan juga teori tentang auditing, khususnya audit atas aset tetap.
4. Aktivitas dan Analisis Pelaksanaan Magang Bab ini membahas mengenai gambaran spesifik dan pembahasan atas permasalahan yang penulis angkat menjadi tema dalam laporan magang ini, yang terdiri dari prosedur audit dan hasil audit.
5. Kesimpulan dan Saran Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang dapat diambil penulis selama melakukan program magang, serta saran yang dapat dijadikan masukan yang membangun bagi entitas tempat penulis melaksanakan magang yaitu KAP Salam A. Rauf dan Yayasan ADY yang telah penulis jadikan referensi bagi tugas akhir penulis.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
BAB 2 GAMBARAN UMUM YAYASAN
2.1
Profil YayasanADY
2.1.1 Pendirian Yayasan Pada tahun 1901, terdapat suatu organisasi sosial keturunan Arab yang berperan dalam melakukan perubahan sistem atau lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Organisasi tersebut ingin mendirikan sebuah perguruan Islam di Indonesia, dengan tujuan pendidikan yang bukan hanya mengajarkan tentang agama, tapi juga pendidikan umum. Maka pada saat itu didirikanlah sebuah sekolah di kawasan Jakarta yang pada saat itu penghuninya banyak keturunan Arab. Selain organisasi tersebut, turut serta dalam mendirikan perguruan ini sejumlah pemuda Alawiyyin yang mempunyai kesamaan pendapat dan tekad untuk memajukan Islam di Indonesia, sekaligus melawan propaganda-propaganda Belanda yang anti Islam. Yayasan ADY merupakan kegiatan yang didirikan oleh organisasi-organisasi tersebut untuk menunjang tujuan awal dari organisasi. Yayasan ADY itu sendiri merupakan salah satu wadah untuk kegiatan sosial berupa panti asuhan untuk anakanak yatim piatu. Yayasan ADY didirikan berdasarkan Akte Notaris, yang pada waktu itu Notaris tersebut berkedudukan di Jakarta, dengan Akte Notaris tertanggal 12 Agustus 1931. Akte pendirian tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir dari seorang Notaris di Jakarta dengan Akte tertanggal 2 Agustus 2005 dan Akte tertanggal 3 Oktober 2005. Perubahan tersebut telah didaftarkan dan tercatat di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tertanggal 16 November 2005 dan telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia tertanggal 20 Januari 2006. Yayasan juga telah memiliki izin operasional dengan terdaftar di Suku Dinas Sosial Pemerintah Kota Administrasi Jakarta.
8
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
9
2.1.2 Maksud dan tujuan Yayasan ADY Maksud dan tujuan dari Yayasan ADY adalah: 1. Untuk memelihara, merawat, mendidik dan melindungi anak yatim / yatim piatu warga negara Indonesia supaya menjadi anggota masyarakat yang cerdas, berbudi luhur, bertaqwa kepada Allah dan berguna bagi Negara, Bangsa dan Agama; 2. Yang diterima adalah anak-anak yatim/yatim piatu muslim yang terlantar. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Yayasan menjalankan kegiatan sebagai berikut: 1. Di Bidang Sosial a. Mendirikan panti-panti asuhan guna menampung, mendidik serta memelihara anak-anak yatim / yatim piatu; b. Menyelenggarakan lembaga pendidikan dan kursus-kursus bagi anak-anak yatim / yatim piatu; c. Menyelenggarakan beasiswa dan usaha sosial lainnya bagi anak-anak yatim / yatim piatu. 2. Di Bidang Keagamaan a. Mendirikan sarana ibadah; b. Meningkatkan pemahaman keagamaan. 3. Di Bidang Kemanusiaan a. Memberi bantuan kepada korban bencana alam yang diutamakan bagi anak yatim / yatim piatu; b. Memberikan bantuan kepada anak yatim / yatim piatu; c. Melestarikan lingkungan hidup. Untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan dalam mencapai maksud dan tujuan dari Yayasan, Yayasan memiliki sumber pendapatan yang diperoleh dari : 1. Pangkal kekayaan yang tersebut dalam akte pendirian di atas, yaitu sebesar 1.860 Gulden; 2. Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat; 3. Wakaf; 4. Hibah; Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
10
5. Hibah wasiat, zakat, infaq, sedekah; dan 6. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan syariah Anggaran Dasar Yayasan dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.1.3 Struktur Organisasi Hubungan kerja yang saling berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung dari satu pihak ke pihak lainnya ditunjukkan pada struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan garis hierarki yang ada dalam suatu entitas. Di dalam struktur organisasi terdapat penggambaran yang jelas berbagai macam tingkatan posisi yang ada di entitas tersebut. Masing-masing entitas memiliki hak untuk membuat struktur organisasinya sesuai dengan cara dan kebutuhan entitas. Berikut adalah struktur organisasi Yayasan ADY:
Dalam mendukung kegiatan operasionalnya, Yayasan ADY mempunyai organ yayasan yang terdiri dari: a. Pembina; Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
11
b. Pengurus; dan c. Pengawas Susunan pengurus dan pengawas Yayasan ADY telah disahkan dalam Akte Notaris tertanggal 23 November 2010.
2.1.3.1 Organ Yayasan Organ Yayasan ADY memiliki pengertian sebagai berikut: a. Pembina Pembina adalah organ Yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada Pengurus dan Pengawas. Yang dapat diangkat sebagai anggota Pembina hanyalah orang perseorangan sebagai Pendiri Yayasan dan atau mereka yang berdasarkan keputusan rapat anggota Pembina dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan Yayasan. Masa jabatan Pembina tidak ditentukan lamanya, kecuali terdapat hal-hal tertentu di dalamnya. Dan anggota Pembina tidak boleh merangkap sebagai anggota Pengurus dan atau anggota Pengawas.
b. Pengurus Pengurus adalah organ Yayasan yang melaksanakan kepengurusan Yayasan yang sekurang-kurangnya terdiri dari: -
Ketua;
-
Sekretaris; dan
-
Bendahara
Yang dapat diangkat sebagai anggota Pengurus adalah orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan bersalah dalam melakukan pengurusan Yayasan yang menyebabkan kerugian bagi Yayasan, masyarakat atau Negara berdasarkan putusan Pengadilan, dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal putusan tersebut berkekuatan hukum tetap. Dan pengurus tidak dapat merangkap sebagai Pembina, Pengawas ataupun Pelaksana Kegiatan. Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
12
c. Pengawas Pengawas adalah organ Yayasan yang bertugas melakukan pengawasan dan member nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan Yayasan. Yang dapat diangkat sebagai anggota Pengawas adalah orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan bersalah dalam melakukan pengawasan Yayasan yang menyebabkan kerugian bagi Yayasan, masyarakat atau Negara berdasarkan putusan pengadilan, dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal putusan tersebut berkekuatan hukum tetap.
2.1.4 Aset Tetap Secara Umum pada Yayasan ADY Nilai aset tetap Yayasan ADY merupakan nilai yang sangat material dalam laporan posisi keuangan.. Hal ini dapat dilihat pada laporan keuangan Yayasan tahun 2011, yaitu Yayasan ADY memiliki nilai buku aset tetap sejumlah Rp 27.782.424.100. Aset tetap Yayasan ADY terdiri dari tanah, bangunan, kendaraan serta peralatan-peralatan yang terdapat di kantor pusat dan kantor cabang yang dijadikan sebagai tempat usaha. Berdasarkan laporan audit tahun 2010, aset tetap yang diperoleh sebelum tahun 1998, selain tanah dan bangunan, dinilai berdasarkan estimasi harga pasar wajar. Sedangkan aset yang diperoleh setelah tahun 1998 dinilai berdasarkan harga perolehan. Untuk tanah dan bangunan dinilai berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak. Aset tetap dinilai berdasarkan harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutannya. Kapitalisasi dilakukan mulai dari nilai perolehan Rp1.000.000 ke atas. Kurang dari nilai tersebut, langsung dianggap sebagai biaya periodik. Aset tetap disusutkan dengan metode garis lurus (straight line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
13
Jenis aset tetap
Tahun
Persentase (%)
Bangunan
10
10
Kendaraan
8
12.5
Inventaris
4 –8
12.5 - 25
Namun, Yayasan ADY belum memiliki kebijakan tertulis terkait aset tetap. Untuk aset tetap, kebijakan hanya dilakukan berdasarkan perintah dari Ketua Yayasan ADY. Begitu pula dengan Standard Operational Procedure (SOP) untuk pengadaan dan penghapusan aset tetap yang belum dibuat olah Yayasan ADY. Hal ini akan dibahas lebih lanjut oleh penulis pada bab 4.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
BAB 3 LANDASAN TEORI
3.1 Akuntansi untuk Aset Tetap 3.1.1 Pengertian Aset Tetap Menurut PSAK No.16 (revisi 2011, tanggal efektif 1 Januari 2012) tentang aset tetap, Ikatan Akuntansi Indonesia, penerbit Salemba Empat, Jakarta 2012, paragraf 6 menyatakan bahwa aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari 1 periode. Aset tetap merupakan salah satu komponen aset yang berperan penting dalam kegiatan usaha perusahaan. Aset tetap biasanya menyangkut jumlah dana yang sangat besar dan untuk beberapa perusahaan tertentu jumlah aset tetap adalah yang terbesar dibandingkan jenis aset lainnya Menurut Warren Reeve Fess (2005) aset tetap adalah aset yang merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen, dan mereka merupakan aset berwujud (tangible assets) karena terlihat secara fisik. Aset tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari aktivitas normal. Aset tetap juga merupakan aset yang dapat digunakan dalam jangka yang lama dan bentuk fisiknya memberikan kegunaan dari aset tersebut. Dari definisi aset tetap di atas dinyatakan bahwa aset tetap tersebut mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, digunakan dalam bentuk operasi perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan. Aset tetap mempunyai usia yang terbatas kecuali tanah, dan aset tetap bersifat non moneter dalam artian masa manfaatnya diterima dari penggunaan atau penjualan jasa-jasa dan bukan dari pengubahannya menjadi sejumlah uang tertentu. Selain itu, aset tetap merupakan aset yang paling dominan di dalam menentukan kegiatan usaha perusahaan. 14
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
15
3.1.2 Klasifikasi Aset Tetap Aset yang digunakan dalam operasi perusahaan digolongkan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu aset tetap berwujud dan aset tetap tidak berwujud. Pengertian dari kedua klasifikasi aset tetap tersebut adalah: 1. Aset tetap berwujud (tangible fixed assets) Merupakan harta berwujud yang bersifat jangka panjang dalam aktivitas operasi perusahaan, didalamnya meliputi tanah, bangunan, perabot, mesinmesin, dan peralatan lain yang digunakan untuk menghasilkan atau memudahkan penjualan barang dan jasa.
2. Aset tetap tidak berwujud (intangible fixed assets) Tidak dapat diobservasi atau dilihat secara langsung, didalamnya berbentuk persetujuan, kontrak, atau paten, tetapi aset itu sendiri tidak memiliki eksistensi fisik. Aset tetap tak berwujud termasuk pos-pos seperti hak cipta, paten, goodwill, dan perjanjian monopoli.
Aset tetap berwujud memiliki beberapa karakteristik, antara lain: 1. Memiliki bentuk fisik 2. Digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan 3. Dimiliki tidak sebagai investasi (penanaman modal) dan tidak diperdagangkan 4. Memiliki jangka waktu kegunaan (umur) relatif permanen (lebih dari satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun) 5. Memberikan manfaat di masa yang akan datang
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
16
Aset tetap berwujud dibedakan menjadi 3 golongan: 1. Aset tetap yang umur atau masa kegunaannya tidak terbatas. Terhadap golongan ini tidak dilakukan penyusutan atas harga perolehannya, karena manfaatnya tidak akan berkurang di dalam menjalankan fungsinya selama jangka waktu yang tidak terbatas. Contoh: tanah untuk bangunan, pabrik dan kantor, dan tanah untuk pertanian
2. Aset tetap yang umur atau masa kegunaannya terbatas dan dapat diganti dengan aset sejenis apabila masa kegunaannya telah berakhir. Karena manfaat yang diberikan di dalam menjalankan fungsinya semakin berkurang atau terbatas jangka waktunya, maka terhadap harga perolehan aset ini harus disusutkan selama masa kegunaannya. Contoh: bangunan, mesin dan alat-alat pabrik, mebel dan alat-alat kantor, kendaraan dan alat-alat transport.
3. Aset tetap yang umur atau kegunaannya terbatas dan tidak dapat diganti dengan aset sejenis apabila masa kegunaannya telah habis. Contoh: sumber alam: tambang, hutan. Sumber alam akan habis melalui kegiatan eksploitasi sumber tersebut oleh karena itu harga perolehan aset sumber alam harus dialokasikan kepada periode-periode di mana sumber-sumber itu memberikan hasilnya (di deplesi).
3.1.2.1 Kapitalisasi Aset Tetap Alokasi biaya yang tepat harus dilaksanakan diantara berbagai pos aset dan beban karena akan mempengaruhi perhitungan laba untuk serangkaian periode akuntansi. Oleh karena itu pendapatan hanya dapat diukur dengan wajar apabila pengeluaran-pengeluaran ditetapkan dan dikelompokkan sebagai berikut: Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
17
1. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) yaitu biaya akuisisi aset tetap yang ditambahkan ke aset tetap itu sendiri untuk meningkatkan nilai total aset tetap, atau memperpanjang umur manfaatnya.
2. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure) yaitu biaya yang hanya menyumbangkan keuntungan dalam periode berjalan atau biaya yang muncul sebagian dari proses reparasi dan pemeliharaan normal. Selain pertimbangan masa manfaat, kadangkala untuk alasan kepraktisan, dilakukan penyimpangan yaitu jika jumlah pengeluaran itu relatif kecil, manfaat dimasa yang akan datang tidak begitu berarti, sulit untuk mengukur manfaat dimasa yang akan datang maka pengeluaran itu dikelompokkan sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditure).
3.1.3 Penyusutan Terhadap Aset Tetap Aset tetap kecuali tanah atau hak atas tanah pada waktu digunakan dalam operasi perusahaan yang dimaksudkan untuk memperoleh laba, kegunaannya akan semakin menurun. Penurunan kegunaan aset tetap tersebut mengakibatkan nilainya harus disusutkan. Proses itu dinamakan penyusutan untuk aset berwujud yang dapat diganti. Proses penyusutan ini penekanan utamanya adalah pada pengalokasian biaya dari cost aset tetap ke biaya periode untuk dibandingkan dengan pendapatan yang dilaporkan pada masing-masing periode selama aset tersebut masih digunakan. Menurut PSAK No.16 (revisi 2011, tanggal efektif 1 Januari 2012) tentang aset tetap, Ikatan Akuntansi Indonesia, penerbit Salemba Empat, Jakarta 2012, paragraf 44 menyatakan bahwa Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah. Menurut PSAK No.16 (revisi 2011, tanggal efektif 1 Januari 2012) tentang aset tetap, Ikatan Akuntansi Indonesia, penerbit Salemba Empat, Jakarta 2012, Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
18
paragraf 61 dan 62 menyatakan bahwa metode penyusutan yang digunakan harus mencerminkan ekspektasi pola pemakaian manfaat ekonomi masa depan aset oleh entitas. Berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang disusutkan secara sistematis dari suatu aset selama umur manfaatnya. Metode tersebut antara lain metode garis lurus (straight line method), metode saldo menurun ganda (double declining method) dan metode unit produksi (unit of production method). Metode penyusutan aset dipilih berdasarkan pada ekspektasi pola pemakaian manfaat ekonomi masa depan aset. Metode tersebut diterapkan secara konsisten dari periode ke periode, kecuali terdapat perubahan dalam ekspektasi pola pemakaian manfaat ekonomi masa depan aset tersebut.
3.1.4 Perolehan Aset Tetap Menurut PSAK No.16 (revisi 2011, tanggal efektif 1 Januari 2012) tentang aset tetap, Ikatan Akuntansi Indonesia, penerbit Salemba Empat, Jakarta 2012, pada paragraf 6 dan 7 menyatakan bahwa biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan pada aset ketika pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain.
Pengakuan Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset dan hanya jika: a. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut; dan b. biaya perolehannya dapat diukur secara andal. Suku cadang dan peralatan pemeliharaan (service equipment) biasanya dicatat sebagai persediaan dan diakui dalam laba rugi pada saat dikonsumsi. Namun demikian, suku cadang utama dan peralatan siap pakai memenuhi kriteria aset tetap ketika entitas memperkirakan akan menggunakan aset tersebut selama lebih dari satu Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
19
periode. Sama halnya jika suku cadang dan peralatan pemeliharaan yang hanya bisa digunakan untuk suatu aset tetap tertentu, hal ini juga dicatat sebagai aset tetap. Entitas harus mengevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap semua biaya perolehan aset tetap pada saat terjadinya. Biaya-biaya tersebut termasuk biaya awal untuk memperoleh atau mengkonstruksi aset tetap dan biaya-biaya selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti, atau memperbaikinya.
Biaya Perolehan Awal Aset tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Perolehan aset tetap semacam itu, walaupun tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomik masa depan dari suatu aset tetap yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset lain yang terkait. Dalam keadaan ini, perolehan aset tetap semacam itu memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset, karena aset tersebut memungkinkan entitas memperoleh manfaat ekonomik masa depan yang lebih besar dari aset-aset terkait dibandingkan dengan manfaat ekonomik yang dihasilkan seandainya aset tersebut tidak diperoleh. Sebagai contoh: -
pabrik kimia mungkin menerapkan proses penanganan kimiawi yang baru dalam rangka memenuhi ketentuan lingkungan yang berlaku untuk produksi dan penyimpanan zat kimiawi berbahaya;
-
perbaikan pabrik yang terkait diakui sebagai aset karena tanpa perbaikan tersebut entitas tidak dapat memproduksi dan menjual zat-zat kimiawi. Namun demikian, jumlah tercatat aset tersebut dan aset lain yang terkait harus
di-review untuk menguji apakah telah terjadi penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset.
Biaya-Biaya Setelah Perolehan Awal Sesuai dengan prinsip pengakuan, entitas tidak boleh mengakui biaya perawatan sehari-hari aset tetap sebagai bagian dari aset bersangkutan. Biaya-biaya ini diakui dalam laba rugi saat terjadinya. Biaya perawatan sehari-hari terutama Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
20
terdiri atas biaya tenaga kerja dan bahan habis pakai (consumables) termasuk di dalamnya suku cadang kecil. Pengeluaran-pengeluaran untuk hal tersebut sering disebut “biaya pemeliharaan dan perbaikan” aset tetap. Bagian-bagian tertentu aset tetap mungkin perlu diganti secara periodik. Contoh: -
tungku pembakaran perlu diganti lapisannya setelah digunakan sekian jam,
-
interior pesawat terbang seperti tempat duduk dan dapur perlu diperbarui beberapa kali sepanjang umur rangka pesawat. Entitas dapat juga memperoleh komponen aset tetap tertentu untuk melakukan
penggantian yang tidak terlalu sering dilakukan, seperti mengganti dinding interior suatu bangunan, atau melakukan suatu penggantian yang tidak berulang. Sesuai dengan prinsip pengakuan, entitas mengakui biaya penggantian komponen suatu aset dalam jumlah tercatat aset saat biaya itu terjadi jika pengeluaran tersebut memenuhi kriteria untuk diakui sebagai bagian dari aset. Jumlah tercatat komponen yang diganti tersebut tidak lagi diakui apabila telah memenuhi ketentuan penghentian pengakuan. Agar aset tetap dapat beroperasi secara berkelanjutan, perlu dilakukan inspeksi teratur terlepas apakah ada komponen yang diganti. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Sisa jumlah tercatat biaya inspeksi yang terdahulu, jika ada (yang dibedakan dari komponen fisiknya), dihentikan pengakuannya. Hal ini terjadi terlepas apakah biaya inspeksi terdahulu teridentifikasi dalam transaksi perolehan atau konstruksi aset tetap tersebut. Jika diperlukan, estimasi biaya inspeksi sejenis yang akan dilakukan di masa depan dapat digunakan sebagai indikasi biaya inspeksi saat aset tersebut diperoleh atau dibangun.
Pengakuan Awal Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
21
Komponen Biaya Perolehan Biaya perolehan aset tetap meliputi: a. harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain; b. biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen; c. estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah: -
biaya imbalan kerja (seperti didefinisikan dalam PSAK 24 (revisi 2010): Imbalan Kerja) yang timbul secara langsung dari pembangunan atau akuisisi aset tetap;
-
biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
-
biaya handling dan penyerahan awal;
-
biaya perakitan dan instalasi;
-
biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil bersih penjualan produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut (misalnya, contoh produk dihasilkan dari peralatan yang sedang diuji); dan
-
komisi professional. Contoh biaya-biaya yang bukan merupakan biaya perolehan aset tetap adalah:
-
biaya pembukaan fasilitas baru;
-
biaya pengenalan produk baru (termasuk biaya iklan dan aktivitas promosi);
-
biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru (termasuk biaya pelatihan staf); dan
-
administrasi dan biaya overhead umum lainnya. Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
22
Pengakuan terhadap biaya-biaya dalam jumlah tercatat suatu aset tetap dihentikan ketika aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen. Oleh karena itu, biaya pemakaian dan pengembangan aset tidak dimasukkan ke dalam jumlah tercatat aset tersebut. Sebagai contoh, biaya-biaya berikut ini tidak termasuk di dalam jumlah tercatat suatu aset tetap: a. biaya-biaya yang terjadi ketika suatu aset telah mampu beroperasi sesuai dengan intensi
manajemen namun belum dipakai atau masih beroperasi di
bawah kapasitas penuhnya; b. kerugian awal operasi, seperti ketika permintaan terhadap keluaran (output) masih rendah; dan c. biaya relokasi atau reorganisasi sebagian atau seluruh operasi entitas. Biaya perolehan suatu aset yang dibangun sendiri ditentukan dengan menggunakan prinsip yang sama sebagaimana perolehan aset dengan pembelian. Jika entitas membuat aset serupa untuk dijual dalam usaha normal, biaya perolehan aset biasanya sama dengan biaya pembangunan aset untuk dijual (lihat PSAK 14 (revisi 2008): Persediaan). Oleh karena itu, dalam menetapkan biaya perolehan maka setiap laba internal dieliminasi. Demikian pula jumlah abnormal yang terjadi dalam pemakaian bahan baku, tenaga kerja, atau sumber daya lain dalam proses konstruksi aset yang dibangun sendiri tidak termasuk biaya perolehan aset. PSAK 26 (revisi 2008): Biaya Pinjaman menetapkan kriteria yang harus dipenuhi sebelum biaya bunga dapat diakui sebagai suatu komponen biaya perolehan aset tetap
Pengukuran Biaya Perolehan Biaya perolehan aset tetap adalah setara dengan nilai tunai yang diakui pada saat terjadinya. Jika pembayaran suatu aset ditangguhkan hingga melampaui jangka waktu kredit normal, perbedaan antara nilai tunai dengan pembayaran total diakui sebagai beban bunga selama periode kredit kecuali dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26 (revisi 2008): Biaya Pinjaman.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
23
Satu atau lebih aset tetap mungkin diperoleh dalam pertukaran aset nonmoneter, atau kombinasi aset moneter dan non-moneter. Pembahasan berikut mengacu pada pertukaran satu aset nonmoneter dengan aset non-moneter lainnya, tetapi hal ini juga berlaku untuk semua pertukaran yang dijelaskan dalam kalimat sebelumnya. Biaya perolehan dari suatu aset tetap diukur pada nilai wajar kecuali: a. transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; atau b. nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal. Aset yang diperoleh diukur dengan cara seperti di atas bahkan jika entitas tidak dapat dengan segera menghentikan pengakuan aset yang diserahkan. Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur dengan nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan Entitas menentukan apakah suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial atau tidak dengan mempertimbangkan sejauh mana arus kas masa depan diharapkan dapat berubah sebagai akibat dari transaksi tersebut. Suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial jika: a. konfigurasi (contohnya risiko, waktu, dan jumlah) arus kas atas aset yang diterima berbeda dari konfi gurasi dari aset yang diserahkan; atau b. nilai spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang dipengaruhi oleh perubahan transaksi sebagai akibat dari pertukaran; dan c. selisih di a atau b adalah relatif signifikan terhadap nilai wajar dari aset yang dipertukarkan. Untuk tujuan menentukan apakah transaksi pertukaran memiliki substansi komersial, nilai spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang dipengaruhi oleh transaksi mencerminkan arus kas setelah pajak. Hasil analisis ini dapat menjadi jelas tanpa entitas melakukan perhitungan lebih rinci. Nilai wajar aset dapat diukur secara andal meskipun tidak ada transaksi pasar yang sejenis, jika: a. variabilitas rentang estimasi nilai wajar yang masuk akal (wajar) untuk aset tersebut tidak signifikan; atau Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
24
b. probabilitas dari berbagai estimasi dalam rentang tersebut dapat dinilai secara rasional dan digunakan dalam mengestimasi nilai wajar. Jika entitas dapat menentukan nilai wajar secara andal, baik dari aset yang diterima atau diserahkan, maka nilai wajar dari aset yang diserahkan digunakan untuk mengukur biaya perolehan dari aset yang diterima kecuali jika nilai wajar aset yang diterima lebih jelas. Biaya perolehan aset tetap yang dicatat oleh lessee dalam sewa pembiayaan ditentukan sesuai dengan PSAK 30 (revisi 2011): Sewa. Nilai tercatat aset tetap dapat dikurangi dengan hibah pemerintah sesuai dengan PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah.
Pengukuran setelah pengakuan awal Entitas memilih model biaya dalam PSAK 16 (revisi 2011, tanggal efektif 1 Januari 2012) paragraf 30 atau model revaluasi dalam paragraf 31 sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. 1. Model Biaya Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. 2. Model Revaluasi Setelah diakui sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan. Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian yang dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi profesional berdasarkan bukti pasar. Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
25
oleh penilai. Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai wajar karena sifat dari aset tetap yang khusus dan jarang diperjual-belikan, kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, maka entitas mungkin perlu mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan penghasilan atau bia ya pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement cost approach). Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu aset tetap yang direvaluasi. Jika nilai wajar dari aset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan. Beberapa aset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara tahunan. Revaluasi tahunan seperti itu tidak perlu dilakukan apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan. Namun demikian, aset tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali. Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan salah satu cara berikut ini: a. disajikan kembali secara porposional dengan perubahan dalam jumlah tercatat bruto aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jumlah revaluasiannya. Metode ini sering digunakan apabila aset direvaluasi dengan cara memberi indeks untuk menentukan biaya pengganti yang telah disusutkan. b. dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto setelah eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut. Metode ini sering digunakan untuk bangunan. Jumlah penyesuaian yang timbul dari penyajian kembali atau eliminasi akumulasi penyusutan membentuk bagian dari kenaikan atau penurunan dalam jumlah tercatat yang ditentukan Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus direvaluasi. Suatu kelompok aset tetap adalah pengelompokkan aset yang memiliki sifat dan kegunaan yang serupa dalam operasi normal entitas. Berikut adalah contoh dari kelompok aset yang terpisah : Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
26
a. tanah; b. tanah dan bangunan; c. mesin; d. kapal; e. pesawat udara; f. kendaraan bermotor; g. perabotan; dan h. peralatan kantor. Aset-aset dalam suatu kelompok aset tetap harus direvaluasi secara bersamaan untuk menghindari revaluasi aset secara selektif dan bercampurnya biaya perolehan dan nilai lainnya pada saat yang berbeda-beda. Namun, suatu kelompok aset dapat direvaluasi secara bergantian (rolling basis) sepanjang revaluasi dari kelompok aset tersebut dapat diselesaikan secara lengkap dalam waktu yang singkat dan sepanjang revaluasi dimutakhirkan. Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, maka kenaikan tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun, kenaikan tersebut harus diakui dalam laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laba rugi. Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, maka penurunan tersebut diakui dalam laba rugi. Namun, penurunan nilai tercatat diakui dalam pendapatan komprehensif lain selama penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus revaluasi untuk aset tersebut. Penurunan nilai yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain mengurangi akumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi. 3.1.5 Pelepasan Aset Tetap Pelepasan aset merupakan kegiatan pengurangan atau penghentian pengakuan sejumlah aset yang dilakukan perusahaan karena berbagai alasan. Pertimbangan efisiensi telah menjadi acuan penting dalam memutuskan kebijakan aset. Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
27
Penghentian Pengakuan Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat: a. dilepas; atau b. ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Pelepasan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara (misalnya: dijual, disewakan berdasarkan sewa pembiayaan, atau disumbangkan). Dalam menentukan tanggal pelepasan aset, entitas menerapkan kriteria dalam PSAK 23 (revisi 2009): Pendapatan untuk mengakui pendapatan dari penjualan barang. PSAK 30 (revisi 2011): Sewa diterapkan untuk pelepasan melalui jual dan sewa-balik. Jika, berdasarkan prinsip pengakuan dalam PSAK 16 (revisi 2011, tanggal efektif 1 Januari 2012) paragraf 07, suatu entitas mengakui biaya perolehan dari penggantian sebagian aset tetap dalam jumlah tercatat aset tetap tersebut, maka selanjutnya entitas tersebut juga menghentikan pengakuan jumlah tercatat dari bagian yang digantikan tanpa memperhatikan apakah bagian yang digantikan telah disusutkan secara terpisah. Jika hal ini tidak praktis bagi entitas untuk menentukan jumlah tercatat dari bagian yang digantikan, entitas dapat menggunakan biaya perolehan dari penggantian tersebut sebagai indikasi biaya perolehan dari bagian yang digantikan pada saat diperoleh atau dikonstruksi. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset tetap ditentukan sebesar pendapatan antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan jumlah tercatat dari aset tersebut. Piutang atas pelepasan aset tetap diakui pada saat awal sebesar nilai wajarnya. Jika pembayaran untuk hal tersebut ditangguhkan, perhitungan yang akan diterima diakui pada saat awal sebesar nilai tunainya. Perbedaan antara jumlah nominal piutang dan nilai tunainya diakui sebagai pendapatan bunga sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2009): Pendapatan yang mencerminkan imbalan efektif atas piutang.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
28
3.2 Akuntansi untuk Properti Investasi Menurut PSAK No.13 (revisi 2011, tanggal efektif 1 Januari 2012) tentang properti investasi, Ikatan Akuntansi Indonesia, penerbit Salemba Empat, Jakarta 2012, paragraf 5, properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee/penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental dan untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk: a. digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau b. dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari Properti yang digunakan sendiri adalah properti yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif. Properti investasi dapat dikuasai untuk menghasilkan rental atau untuk mendapatkan kenaikan nilai atau keduanya. Dengan demikian, properti investasi tersebut menghasilkan arus kas yang sebagian besar tidak bergantung pada aset lain yang dikuasai oleh entitas. Hal ini membedakan properti investasi dari properti yang digunakan sendiri. Proses produksi atau pengadaan barang atau jasa (atau penggunaan properti untuk tujuan administratif) dapat menghasilkan arus kas yang dapat diatribusikan tidak hanya ke properti, tetapi juga ke aset lain yang digunakan dalam proses produksi atau persediaan. PSAK 16 (revisi 2011, tanggal efektif 1 Januari 2012): Aset Tetap berlaku untuk properti yang digunakan sendiri. Berikut adalah contoh properti investasi: a. tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan untuk dijual jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari; b. tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya di masa depan belum ditentukan. (Jika entitas belum menentukan penggunaan tanah sebagai properti yang digunakan sendiri atau akan dijual jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari, tanah tersebut diakui sebagai tanah yang dimiliki dalam rangka kenaikan nilai); Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
29
c. bangunan yang dimiliki oleh entitas (atau dikuasai oleh entitas melalui sewa pembiayaan) dan disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi; d. bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi. e. properti dalam proses pembangunan atau pengembangan yang di masa depan digunakan sebagai properti investasi. Berikut adalah contoh aset yang bukan merupakan properti investasi dan dengan demikian tidak termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini: a. properti yang dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari atau sedang dalam proses pembangunan atau pengembangan untuk dijual (lihat PSAK 14 (revisi 2008): Persediaan; misalnya properti yang diperoleh secara eksklusif dengan maksud untuk dijual dalam waktu dekat atau untuk pengembangan dan dijual kembali. b. properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihak ketiga (lihat PSAK 34 (revisi 2010): Kontrak Konstruksi. c. properti yang digunakan sendiri (lihat PSAK 16 (revisi 2011, tanggal efektif 1 Januari 2012): Aset Tetap), termasuk (di antaranya) properti yang dikuasai untuk digunakan di masa depan sebagai properti yang digunakan sendiri, properti yang dimiliki untuk pengembangan di masa depan dan penggunaan selanjutnya sebagai properti yang digunakan sendiri, properti yang digunakan oleh karyawan (dengan atau tanpa karyawan tersebut membayar rental sesuai harga pasar) dan property yang digunakan sendiri yang menunggu untuk dijual. d. properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa pembiayaan. Beberapa properti terdiri atas bagian yang dikuasai untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai dan bagian lain dari properti tersebut dimiliki untuk digunakan dalam proses produksi atau untuk menghasilkan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif. Jika bagian properti tersebut dapat dijual secara terpisah (atau disewakan kepada pihak lain secara terpisah melalui sewa pembiayaan), maka Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
30
entitas harus mencatatnya secara terpisah. Jika bagian tersebut tidak dapat dijual secara terpisah, maka properti ini masuk sebagai properti investasi hanya jika suatu bagian yang digunakan dalam proses produksi atau persediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif jumlahnya tidak signifikan.
3.3 Audit dan Pelaporan Atas Aset Tetap 3.3.1 Tujuan Pemeriksaan Audit Atas Aset Tetap Definisi audit adalah suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur, mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen, untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tujuan audit umum adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kewajaran laporan keuangan diukur berdasarkan asersi terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan, yang disebut dengan asersi manajemen. Arsesi manajemen adalah pernyataan yang tersirat atau tertulis oleh manajemen mengenai kelompok-kelompok transaksi dan akun-akun terkait serta pengungkapan dalam laporan keuangan. Asersi manajemen secara langsung terkait dengan standar akuntansi yang berlaku umum, karena asersi ini merupakan bagian dari kriteria bahwa manajemen telah mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi dalam laporan keuangan. Pengauditan merupakan perbandingan antara informasi (laporan keuangan) terhadap kriteria yang telah ditetapkan (asersi yang digunakan berdasarkan standar akuntansi yang berlaku umum). Dengan demikian auditor harus memahami asersi manajemen untuk melakukan pengauditan dengan tepat. Berdasarkan PSA 07 (SA 326) tahun 2001, asersi manajemen atas aset tetap yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi 5 (lima) kategori: Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
31
1. Keberadaan atau keterjadian (existency or occurrence) Asersi ini merupakan pernyataan manajemen bahwa aset tetap yang tercantum dalam neraca benar-benar ada pada tanggal neraca serta apakah benar-benar terjadi selama periode akuntansi.
2. Kelengkapan (completeness) Kelengkapan berarti semua transaksi dan akun-akun yang seharusnya tercatat dalam laporan keuangan telah dicatat. Asersi kelengkapan berlawanan dengan asersi keberadaan. Jika asersi keberadaan tidak benar maka akun akan dinyatakan terlalu rendah. Asersi kelengkapan berkaitan dengan kemungkinan hilangnya hal-hal yang harus dicantumkan dalam laporan keuangan, sedangkan asersi keberadaan berkaitan dengan penyebutan angka yang seharusnya tidak dimasukkan.
3. Hak dan kewajiban (rights and obligations) Asersi ini menekankan pada apakah aset tetap tersebut memang menjadi hak klien pada tanggal tertentu.
4. Penilaian atau alokasi (valuation or allocation) Asersi ini menyangkut apakah nilai yang tersaji pada akun aset tetap telah dicantumkan dalam laporan keuangan dengan nilai yang tepat, termasuk setiap penyesuaian yang menggambarkan nilai dengan jumlah yang tepat..
5. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure) Asersi ini menyangkut masalah apakah komponen-komponen laporan keuangan atas aset tetap telah diklasifikasikan, diuraikan, dan diungkapkan secara tepat. Pengungkapan berhubungan dengan apakah informasi dalam laporan keuangan, termasuk catatan yang terkait, telah menjelaskan secara terperinci hal-hal yang dapat mempengaruhi penggunaannya.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
32
Setiap kelompok transaksi dan saldo akun memiliki tujuan umum audit yang harus dipenuhi oleh auditor sebelum auditor memberikan kesimpulan terhadap kelompok-kelompok transaksi dan saldo akun tersebut. Tujuan umum audit tersebut terbagi menjadi 2, yaitu tujuan umum audit terkait transaksi dan tujuan umum audit terkait saldo. Tujuan umum audit terkait transaksi mengikuti dan terkait erat dengan asersi manajemen. Tujuan umum audit terkait transaksi dimaksudkan untuk memberikan kerangka untuk membantu auditor dalam mengumpulkan bahan bukti yang memadai dari setiap kelompok transaksi. Tujuan umum audit terkait transaksi terdiri dari: 1. Keterjadian (Occurance) – Transaksi yang dicatat benar-benar ada 2. Kelengkapan (Completeness) – Transaksi yang ada telah dicatat 3. Akurasi (Accuracy) – Transaksi yang dicatat disajikan dalam jumlah yang benar 4. Pemindahbukuan dan Pengikhtisaran (Posting and Summarization) – Transaksi yang dicatat telah dimasukkan dalam arsip utama dengan tepat dan telah diikhtisarkan dengan benar 5. Klasifikasi (Classification) – Transaksi yang dimasukkan dalam jurnal klien telah diklasifikasikan dengan tepat 6. Penetapan Waktu (Timing) – Transaksi dicatat pada tanggal yang benar Sedangkan tujuan umum audit terkait saldo hampir sama dengan tujuan umum audit terkait transaksi. Tujuan umum audit ini juga mengikuti asersi manajemen dan memberikan kerangka kerja untuk membantu auditor untuk mengumpulkan bahan bukti yang memadai terkait saldo akun. Tujuan umum audit terkait saldo terdiri dari: 1. Keberadaan (Existence) – Jumlah yang dicatat memang benar-benar ada 2. Kelengkapan (Completeness) – Jumlah yang ada telah dicatat 3. Akurasi (Accuracy) – Jumlah yang dimasukkan dinyatakan dalam jumlah yang benar 4. Klasifikasi (Classification) – Jumlah yang dimasukkan pada daftar milik klien telah diklasifikasikan dengan benar
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
33
5. Pisah Batas (Cut off) – Transaksi mendekati tanggal neraca dicatat dalam periode yang benar 6. Keterikatan Perincian (Detail Tie In) – Saldo akun dengan jumlah di arsip utama yang terkait, sesuai dengan jumlah total saldo akun dan sesuai dengan jumlah total di buku besar 7. Nilai Realisasi (Realizable Value) – Aset dicatat pada estimasi jumlah yang dapat terealisasi 8. Hak dan Kewajiban (Rights and Obligations) – Hak dan kewajiban atas aset harus diungkapkan secara jelas
3.3.1.1 Jenis-Jenis audit Menurut (Sukrisno Agoes, 2004), ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit dapat dibedakan menjadi 2, antara lain: 1. General audit (pemeriksaan umum) Yaitu suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang independen dengan maksud untuk memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Dalam hal ini, untuk pemeriksaan atas aset tetap harus berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. General audit mempunyai tujuan sebagai berikut: Memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset tetap. Untuk memeriksa apakah aset tetap yang tercantum di neraca betulbetul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh perusahaan. Untuk memeriksa apakah penambahan aset tetap dalam tahun berjalan (periode yang diperiksa) betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang, didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar. Untuk memeriksa apakah disposal (pelepasan/penghapusan) aset tetap sudah dicatat dengan benar di buku perusahaan dan telah diotorisasi Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
34
oleh pejabat perusahaan yang berwenang. Penarikan dari aset tetap bisa terjadi dalam bentuk penjualan yang akan menimbulkan rugi/laba penjualan aset tetap, tukar tambah (trade-in) atau penghapusan aset tetap yang bisa menimbulkan kerugian dari penghapusan aset tetap, jika aset tetap tersebut masih mempunyai nilai buku. Kerugian dari trade-in atas aset sejenis dicatat sebagai Loss on Trade-In, sedangkan keuntungan dari trade-in dicatat sebagai pengurangan dari harga perolehan aset tetap yang baru. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan apakah perhitungannya telah dilakukan dengan benar (secara akurat). Untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK).
2. Special Audit (Pemeriksaan Khusus) Pengertian special audit berbeda dengan general audit, special audit adalah suatu pemeriksaan terbatas yang dilakukan oleh KAP yang independen dan pada akhir pemeriksaan auditor memberikan pendapat terbatas hanya pada permasalahan yang diperiksa, karena prosedur audit yang dilakukan juga terbatas Audit atas aset tetap dilakukan secara berbeda dengan aset lancar, hal ini disebabkan karena karakteristik dari aset tetap itu sendiri yaitu: 1. Aset tetap yang mungkin diperoleh suatu perusahaan dalam tahun berjalan itu sedikit 2. Nilai dari aset tetap tersebut seringkali material 3. Masa manfaat dari aset tetap tersebut diperkirakan dapat bertahan selama beberapa tahun. Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
35
Perbedaan inilah yang membuat penekanan atas pelaksanaan audit aset tetap ditujukan pada verifikasi perolehan tahun berjalan daripada saldo akun yang berasal dari tahun sebelumnya. Demikian juga atas masa manfaat yang diharapkan dari suatu aset harus disusutkan pada akhir periode dan akumulasi penyusutan harus diverifikasi sebagai bagian dari audit atas aset.
3.3.1.2 Pengujian Audit atas Aset Tetap Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley dan Amir Abadi Jusuf di dalam bukunya, Jasa Audit dan Assurance: Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia), 2011, pengujian atas audit aset tetap akan dimudahkan jika dipisah menjadi beberapa kategori, yaitu: 1.
Prosedur analitis
2.
Verifikasi Atas perolehan tahun berjalan
3.
Verifikasi Atas pelepasan (disposal) tahun berjalan
4.
Verifikasi Atas saldo akhir dalam akun aset
5.
Verifikasi Atas beban penyusutan
6.
Verifikasi Atas saldo akhir dari akumulasi penyusutan
1. Prosedur Analitis Prosedur analitis yang
perlu dilakukan dalam audit yaitu dengan
membandingkan: 1. Beban penyusutan dibagi dengan biaya bruto dari aset tetap dengan tahun sebelumnya. 2. Akumulasi penyusutan dibagi dengan biaya bruto dari aset tetap dengan tahun sebelumnya. 3. Beban perbaikan dan pemeliharaan bulanan dan tahunan, beban perlengkapan kantor, beban peralatan kecil, dengan akun-akun yang sama pada tahun sebelumnya. 4. Biaya bruto aset dibagi dengan beberapa jumlah produksi tahun sebelumnya. Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
36
2. Verifikasi atas Perolehan tahun Berjalan Tujuan audit dalam memverifikasi perolehan tahun berjalan adalah sebagai berikut: 1. Perolehan tahun berjalan yang tercatat adalah ada (Exsistence) 2. Perolehan yang ada telah dicatat (Completeness) 3. Perolehan tahun berjalan yang tercatat dihitung dengan akurat (Accuracy) 4. Perolehan tahun berjalan yang tercatat diklasifikasikan dengan tepat (Classification) 5. Perolehan tahun berjalan yang dicatat dalam periode yang benar (Cut Off) 6. Perolehan tahun berjalan pada skedul perolehan cocok dengan jumlah pada berkas induk yang terkait dan jumlah total cocok dengan buku besar (Detail Tie In) 7. Perolehan tahun berjalan yang tercatat dimiliki klien (Rights and Obligations)
3. Verifikasi terhadap pelepasan (disposal) tahun berjalan Pengendalian internal yang paling penting untuk pelepasan aset adalah adanya suatu metode formal untuk memberikan informasi kepada manajemen mengenai penjualan, pembuangan, pelepasan, penghapusan atau pencurian aset yang tercatat serta ketentuan otorisasi untuk penjualan atau pelepasan lainnya atas aset lainnya.
4. Verifikasi terhadap Saldo Akhir Aset Pengendalian internal merupakan pengendalian penting yang mencakup penelusuran daftar aset untuk aset tetap yang dapat dengan mudah dipindahpindahkan, penetapan nomor identifikasi untuk setiap aset tetap dan perhitungan fisik secara periodik terhadap aset tetap dan rekonsiliasi oleh pelaksana akuntansi. Suatu metode formal untuk memberikan informasi kepada bagian akuntansi mengenai pelepasan aset tetap juga merupakan
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
37
pengendalian penting terhadap saldo aset yang berasal dari tahun-tahun sebelumnya. Pengujian Audit dengan melakukan kecocokan rincian aset tetap yang tercatat dalam berkas induk dengan buku besar perusahaan, dengan melakukan sampel dari berkas induk dan memeriksa aset yang sesungguhnya, memeriksa apakah terdapat kebijakan hukum atas aset yang dimiliki (apakah terdapat jaminan/asuransi atas kepemilikan aset, apakah aset diperoleh dengan pinjaman kredit) dalam hal ini auditor melakukan permintaan konfirmasi pinjaman dari bank atau lembaga-lembaga kredit lainnya. Dapat juga dilakukan pemeriksaan persediaan fisik dari aset tetap untuk meyakinkan bahwa aset tersebut benar-benar ada.
5. Verifikasi Beban Penyusutan Beban penyusutan merupakan satu diantara sedikit akun beban yang tidak diverifikasi sebagai bagian dari pengujian transaksi. Bila beban penyusutan material, maka pengujian yang diperlukan adalah pengujian transaksi. Tujuan verifikasi atas beban penyusutan adalah ketetapan mekanis yaitu memeriksa apakah klien melakukan kebijakan penyusutan secara konsisten dan apakah perhitungan penyusutan akurat. Dalam menentukan hal tersebut, auditor harus mempertimbangkan empat hal, yaitu: 1. Umur ekonomis untuk akuisisi di masa sekarang 2. Metode depresiasi 3. Estimasi nilai sisa 4. Kebijakan mendepresiasi aset selama tahun akuisisi dan penghentian
6. Verifikasi Akumulasi Penyusutan Pendebetan atas akumulasi penyusutan biasanya diuji sebagai bagian dari audit pelepasan aset, sedangkan kredit diverifikasi sebagai bagian dari beban penyusutan.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
38
3.3.1.3 Definisi Pengendalian Internal Pengendalian Internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan (Marshall B. Romney and Paul J. Steinbart, 2012). Sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dirancang agar manajemen mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya. Kebijakan dan prosedur seringkali disebut sebagai pengendalian, dan secara kolektif akan membentuk pengendalian internal entitas. Penelitian COSO (Committee of Sponsoring Organizations) mendefinisikan pengendalian internal sebagai proses yang diimplementasikan oleh dewan komisaris, pihak manajemen dan mereka yang berada dibawah arahan keduanya, untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa tujuan dicapai dengan pertimbangan hal-hal berikut: 1. Keandalan laporan keuangan Manajemen bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan bagi para investor, kreditor dan pengguna lainnya. Manajemen memiliki tanggung jawab hukum maupun profesional untuk meyakinkan bahwa informasi disajikan dengan wajar sesuai dengan ketentuan dalam pelaporan seperti, misalnya PSAK. Tujuan pengendalian internal yang efektif terhadap laporan keuangan adalah untuk memenuhi tanggung jawab pelaporan keuangan ini.
2. Efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi Pengendalian dalam suatu perusahaan akan mendorong penggunaan sumber daya perusahaan secara efisien dan efektif untuk mengoptimalkan sasaran yang dituju perusahaan. Sebuah tujuan penting atas pengendalian tersebut adalah akurasi informasi keuangan dan nonkeuangan mengenai kegiatan operasi perusahaan yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan oleh para pengguna laoran. Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
39
3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan Perusahaan publik, perusahaan nonpublik, maupun organisasi nirlaba diharuskan untuk mematuhi beragam ketentuan hukum dan peraturan. Beberapa peraturan ada yang terkait dengan akuntansi secara tidak langsung, ,misalnya perlindungan terhadap lingkungan dan hukum-hukum hak sipil. Sedang yang terkait erat dengan akuntansi, misalnya peraturan pajak penghasilan dan kecurangan. Berdasarkan COSO, pengendalian internal adalah proses, karena hal tersebut menembus kegiatan operasional organisasi dan merupakan bagian integral dari kegiatan manajemen dasar. Pengendalian internal memberikan jaminan yang wajar, bukan absolut, karena kemungkinan kesalahan manusia, kolusi dan penolakan manajemen atas pengendalian, membuat proses ini menjadi tidak sempurna. Pengendalian internal terdiri dari 5 (lima) komponen yang saling berhubungan. Komponen ini didapat dari cara manajemen menjalankan bisnisnya, dan terintegrasi dengan proses manajemen. Walaupun komponen-komponen tersebut dapat diterapkan kepada semua entitas, perusahaan yang kecil dan menengah dapat menerapkannya berbeda dengan perusahaan besar. Dalam hal ini pengendalian dapat tidak terlalu formal dan tidak terlalu terstruktur, namun pengendalian internal tetap dapat berjalan dengan efektif. Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley dan Amir Abadi Jusuf di dalam bukunya, Jasa Audit dan Assurance: Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia), 2011, yang mengacu pada kerangka COSO, menyatakan bahwa pengendalian internal terdiri atas 5 (lima) komponen, yaitu: 1.
Lingkungan Kendali (Control Environment) Terdiri atas tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan keseluruhan sikap manajemen puncak, para direktur dan pemilik dari suatu entitas mengenai pengendalian internal dan arti pentingnya bagi entitas itu. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk kepentingan pemahaman dan penilaian lingkungan kendali adalah integritas dan nilai-nilai etis, komitmen untuk Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
40
kompetensi, partisipasi dewan direksi atau komite audit, filosofi dan gaya operasional manajemen, struktur organisasi, penugasan dari otoritas dan tanggung jawab dan kebijakan dan praktek sumber daya manusia.
2. Penilaian Resiko (Risk Assesment) Penilaian resiko untuk pelaporan keuangan adalah identifikasi manajemen dan analisis resiko yang relevan dengan persiapan laporan keuangan yang sesuai dengan PABU (Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum). Mengidentifikasi dan menganalisa resiko adalah suatu proses yang berkelanjutan dan suatu komponen kritis dari pengendalian internal yang efektif. Manajemen harus berfokus pada resiko dalam semua tingkat organisasi dan mengambil tindakan perlu untuk mengatur resiko-resiko tersebut.
3.
Aktivitas Pengendalian (Control Activities) Adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa tindakan yang perlu telah diambil untuk mengatasi resiko dalam pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian pada umumnya berhubungan dengan kebijakan dan prosedur yang bersinggungan dengan pemisahan kewajiban, pengolahan informasi, pengendalian fisik dan tinjauan penampilan. Hal ini termasuk ke dalam 5 (lima) jenis pengendalian aktivitas secara spesifik, yaitu pemisahan kewajiban yang memadai, otorisasi yang tepat atas transaksi dan aktivitas, dokumentasi dan catatan yang memadai, pengendalian fisik atas aset dan catatan yang memadai, serta pemeriksaan independen atas kinerja.
4.
Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Tujuan sistem informasi dan komunikasi akuntansi suatu entitas adalah untuk memulai, mencatat, memproses dan melaporkan transaksi entitas dan untuk memelihara akuntabilitas untuk aset yang terkait.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
41
5.
Pengawasan (Monitoring) Aktifitas pengawasan berhadapan dengan penilaian berkala atau berkelanjutan dari mutu penampilan/prestasi pengendalian internal oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian itu beroperasi seperti yang diharapkan dan mereka dimodifikasi sesuai dengan perubahan dalam kondisi-kondisi.
Adapun tujuan lain dari pengendalian internal menurut Arens dan Loebbecke (1996), yaitu: 1. Menyajikan data yang dapat dipercaya 2. Mengamankan aset 3. Meningkatkan efisiensi operasional 4. Mendorong pelaksanaan kebijakan yang ada Sedangkan menurut Mulyadi (2001) tujuan pengendalian internal adalah: 1. Melindungi harta perusahaan 2. Memeriksa kecermatan dan keandalan data akuntansi 3. Meningkatkan efisiensi usaha 4. Mendorong ditaatinya kebijakan yang telah ditentukan Pengendalian internal yang baik akan memberikan keuntungan bagi entitas itu sendiri, diantaranya: -
Dapat
memperkecil
kesalahan-kesalahan
data
akuntansi
dan
akan
menghasilkan laporan yang benar. -
Melindungi atau membatasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan penggelapan-penggelapan.
-
Menghasilkan pekerjaan yang efisien
-
Mendorong dipatuhinya kebijakan dari manajemen
3.3.1.4 Prosedur Pengujian Pengendalian Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley dan Amir Abadi Jusuf di dalam bukunya, Jasa Audit dan Assurance: Pendekatan Terpadu (Adaptasi Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
42
Indonesia), 2011, pengujian pengendalian atau test of control dilakukan untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas rancangan dan pelaksanaan kebijakan atau prosedur struktur pengendalian internal. Adapun prosedur yang digunakan auditor untuk melakukan pengujian manajemen terhadap pengendalian internal adalah sebagai berikut: 1. Melakukan tanya jawab dengan personil klien yang tepat 2. Menguji dokumen, catatan dan laporan 3. Mengamati aktivitas terkait pengendalian 4. Mengerjakan ulang prosedur klien Keempat prosedur tersebut dilakukan oleh auditor agar dapat mendukung efektifitas pelaksanaan pengendalian internal di dalam manajemen.
3.3.2 Pengakuan Laporan Keuangan untuk Aset Tetap Laporan keuangan harus mengungkapkan setiap kelompok aset tetap dan harus disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Menurut PSAK No.16 (revisi 2011, tanggal efektif 1 Januari 2012) tentang aset tetap, Ikatan Akuntansi Indonesia, penerbit Salemba Empat, Jakarta 2012, paragraf 74 menyatakan bahwa pengungkapan aset tetap didasarkan pada beberapa hal, antara lain: 1. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto. Jika lebih dari satu dasar yang digunakan, jumlah tercatat bruto untuk dasar dalam setiap kategori harus diungkapkan. 2. Metode penyusutan yang digunakan 3. Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan 4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode 5. Suatu
rekonsiliasi
jumlah
tercatat
pada
awal
dan
akhir
periode
memperlihatkan: Penambahan Pelepasan Akuisisi melalui penggabungan usaha Revaluasi yang dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
43
Penurunan nilai tercatat Penyusutan Perbedaan pertukaran neto yang timbul pada penjabaran laporan keuangan suatu entitas asing Setiap pengklasifikasian kembali.
Laporan keuangan juga harus mengungkapkan: Eksistensi dan batasan atas hak milik, dan atas aset tetap yang dijaminkan untuk hutang Kebijakan akuntansi untuk biaya perbaikan yang berkaitan dengan aset tetap Jumlah pengeluaran pada akun aset tetap dalam konstruksi Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap Dalam penyajian di laporan keuangan, aset tetap ditempatkan pada laporan neraca (balance sheet) pada kategori aset tidak lancar. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan suatu aset tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi (income statement).
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
BAB 4 PELAKSANAAN AUDIT
4.1 Prosedur Audit KAP Salam A Rauf atas Aset Tetap Prosedur audit yang mengacu pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) merupakan hal penting bagi auditor karena dapat memberikan panduan dalam pelaksanaan audit. Maka dari itu, KAP Salam A Rauf menetapkan prosedur audit yang mengacu pada SPAP untuk membantu penulis dalam melakukan audit lapangan (fieldwork). Prosedur audit atas aset tetap yang dilakukan selama proses audit terhadap Yayasan ADY menurut KAP Salam A Rauf adalah sebagai berikut: 1. Dapatkan daftar aset tetap yang berisi:
daftar aset tetap termasuk aset sewa beli
akumulasi penyusutan
penyisihan penurunan nilai aset dan mutasinya dari tahun sebelumnya
harga perolehan pada saat pengakuisisian aset
Cocokkan saldonya dengan daftar aset tetap dan buku besar Cocokkan saldo awal dengan angka yang sudah diaudit. Cocokkan mutasi akumulasi penyusutan dengan biaya penyusutan 2. Pertimbangkan untuk melakukan observasi atas verifikasi keberadaan aset tetap (fixed asset taking). 3. Pertimbangkan untuk melakukan konfirmasi atas aset tetap di bawah pengendalian pihak ketiga. 4. Uji penambahan aset tetap tahun berjalan:
Bandingkan biaya yang dikapitalisasi dengan faktur pembelian atau kontrak
Pastikan biaya-biaya lain (selain harga pembelian aset tetap) yang dikapitalisasi memang bisa dikapitalisasi menurut standar akuntansi yang berlaku umum (eligible) 44
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
45
Apakah penambahan itu memang benar-benar ada
Apakah ada persetujuan yang berwenang
Periksa bukti kepemilikan aset
5. Uji kapitalisasi biaya-biaya lain (soft cost) seperti biaya bunga, selisih kurs, overhead dan sebagainya sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum 6. Uji pemberhentian aset tetap (disposal)
Pastikan ada persetujuan / berita acara
Periksa kebenaran perhitungan laba-rugi penghentian aset
Periksa pengaruh pajak yang mungkin timbul atas pemberhentian aset tetap tersebut
7. Untuk aset tetap sewa guna usaha, pastikan telah disajikan dan diungkapkan dengan benar 8. Apabila ada indikasi aset turun nilainya, dapatkan analisa discounted cash flows atau harga jual (PSAK 48). Apabila discounted cash flows atau harga jual (mana yang lebih tinggi) kurang dari nilai buku aset, maka aset harus diturunkan nilainya. 9. Review kebijakan depresiasi untuk memastikan:
Saat dimulainya penyusutan
Kelayakan penentuan umur atau sisa umur aset tetap
10. Uji akurasi perhitungan penyusutan aset tetap Pengujian bisa dilakukan dengan prosedur analitis atau uji rinci tergantung tingkat kompleksitas perhitungannya 11. Untuk aset yang mengalami reparasi besar (overhaul), evaluasi kebijakan akuntansi tentang kapitalisasi biaya overhaul 12. Berdasarkan tanya jawab dengan manajemen, hasil konfirmasi pinjaman, review perjanjian pinjaman, periksa apakah ada aset tetap yang dijaminkan dan kecukupan asuransi 13. Pastikan kecukupan penyajian dan pengungkapan aset tetap dalam laporan keuangan Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
46
14. Prosedur pemeriksaan lainnya. Adapun prosedur pemeriksaan lainnya antara lain adalah: Vouching terhadap dokumen pendukung Periksa bukti kepemilikan aset tetap Periksa apakah ada perjanjian untuk membeli atau menjual aset tetap Periksa apakah ada aset tetap yang dijadikan agunan bank Minta dan periksa jawaban konfirmasi bank dan piutang Periksa penyajiannya dalam laporan keuangan, apakah sesuai denga n prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dan pemeriksaan lain-lain yang diperlukan. 15. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan. Meskipun penulis tidak mendapatkan training terlebih dahulu tentang bagaimana cara melaksanakan prosedur audit yang telah ditetapkan KAP Salam A. Rauf, penulis tetap diberi arahan oleh senior in charge dalam menjalankan setiap proses audit tersebut. Setelah semua prosedur audit dilakukan, lalu penulis membuat kertas kerja (working paper) yang memuat angka-angka, rincian, catatan pemeriksaan, dan kebijakan akuntansi dari akun yang diaudit. Kertas kerja ini nantinya akan di review oleh senior auditor in charge, supervisor serta partner untuk memastikan bahwa audit yang dilakukan telah sesuai dengan standar audit yang telah ditetapkan oleh KAP Salam A Rauf.
4.2 Pelaksanaan Prosedur Audit Pelaksanaan audit lapangan (fieldwork) yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan audit atas aset tetap ADY adalah sebagai berikut: 1. Melakukan analytical review atas aset tetap, dengan membandingkan saldo akhir 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2011. Penulis melihat adanya kenaikan saldo aset tetap sebesar Rp 532.836.460 yang terjadi selama tahun 2011. Lalu membuat persentase perbandingan atas kenaikan dan penurunan di tahun 2010 dan 2011 pada setiap akun aset tetap ADY (Lihat lampiran-4). Penulis melihat adanya kenaikan dan penurunan saldo aset tetap selama tahun Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
47
2011. Kenaikan terjadi pada aset tetap berupa inventaris sebesar 11,03% dan kendaraan sebesar 2,33%. Kenaikan saldo aset tetap pada inventaris dikarenakan Yayasan ADY membutuhkan beberapa inventaris baru dalam menunjang kegiatan operasionalnya sehari-hari. Sedangkan untuk kenaikan saldo kendaraan dikarenakan Yayasan ADY ingin memperbarui kendaraan lama dengan cara menjualnya ke pihak di luar Yayasan, lalu membeli kendaraan baru dari hasil penjualan kendaraan lama tersebut ditambah dengan sejumlah uang tunai untuk membeli kendaraan baru. Penurunan yang terjadi pada aset tetap Yayasan ADY terjadi karena ada bagian bangunan yang dihancurkan untuk keperluan renovasi besar di beberapa bagian bangunan. (Lihat lampiran-4). 2. Memperoleh daftar aset tetap yang berisi tentang lokasi aset tetap, tahun perolehan, saldo awal, penambahan dan pengurangannya, serta saldo akhir, baik untuk harga perolehan, beban penyusutan tahun berjalan maupun akumulasi penyusutan (Lihat lampiran-3). 3. Membuat lead schedule dan supporting schedule aset tetap. 4. Meminta hasil rekap dan rincian aset tetap, hal ini berhubungan dengan kelengkapan data dari aset tetap itu sendiri seperti Akta kepemilikan tanah dan bangunan, BPKB (Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor) dan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) yang menjelaskan identitas kendaraan dan identitas pemilik, serta rincian tentang penyusutan yang terjadi selama tahun berjalan. a) Membuktikan keakuratan data atas perhitungan penyusutan aset tetap yang dibuat oleh Yayasan ADY dengan melakukan perhitungan ulang (recalculation) b) Mencocokkan saldo di daftar aset tetap dengan saldo di buku besar (Detail Tie In) c) Mengidentifikasi akun aset tetap yang signifikan dengan cara: Memperoleh penjelasan melalui inquiries kepada akuntan Yayasan atas tujuan dan penggunaan akun tersebut
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
48
Memeriksa dokumen pendukungnya, dimana setiap dokumen yang didapat dari Yayasan ADY telah diberi pre-numbered oleh penulis Menentukan apakah seluruh kegiatan dan transaksi yang terjadi terkait aset tetap sudah dicatat pada periode yang tepat (cut-off) 5. Melakukan footing dan cross footing atas lead schedule dan supporting schedule tersebut diatas dan mencocokkan dengan buku besar dan neraca saldo Yayasan ADY. 6. Melakukan rekapitulasi atas biaya-biaya yang terjadi seputar aset tetap dan mencocokkan dengan buku besar serta neraca saldo Yayasan ADY. 7. Melakukan vouching terhadap dokumen pendukung, melihat dan mencocokan data dan jumlah yang terdapat pada dokumen pendukung dengan buku besar Yayasan ADY. Hal ini termasuk memeriksa apakah adanya penambahan dan pengurangan aset tetap yang terjadi selama tahun 2011, serta dilakukan pengujian tentang adanya otorisasi dari pihak terkait tentang penambahan maupun pengurangan aset tetap, sekaligus memeriksa berita acara atas transaksi pelepasan (disposal) yang terjadi selama tahun 2011 8. Penulis juga melakukan cek fisik atas aset tetap yang dimiliki oleh Yayasan ADY berdasarkan daftar aset tetap yang telah penulis dapatkan. Penulis melakukan cek fisik aset tetap di 2 lokasi, di kantor pusat dan kantor cabang Yayasan ADY. Penulis mengambil beberapa sampel dari keseluruhan aset tetap Yayasan ADY yang terdapat di dalam daftar aset tetapnya berdasarkan tahun perolehan aset tetap yang cukup lama dan memiliki nilai buku nol. Hal ini penulis lakukan karena aset tetap Yayasan ADY belum diberikan label/kode register yang dapat menunjukkan lokasi, jumlah dan kondisi dari aset tetap tersebut. Berdasarkan hasil cek fisik yang penulis lakukan, penulis menemukan beberapa selisih jumlah antara daftar aset tetap dengan berita acara pemeriksaan fisik aset tetap yang penulis lakukan (Lihat lampiran-6). Selisih yang paling signifikan adalah ketiadaan fisik kios-kios yang terdapat di daftar aset tetap. Saat penulis melakukan cek fisik, ternyata penulis menemukan bahwa kios-kios tersebut sudah tidak ada dan tidak digunakan Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
49
karena keseluruhan kios sudah ditutup semen. Dengan beberapa temuan yang penulis dapatkan (Lihat lampiran-6), penulis berpendapat bahwa daftar aset tetap yang penulis terima dari Yayasan ADY kurang informatif dalam mendeskripsikan perihal eksistensi aset tetap tersebut. Dengan sikap akuntan klien yang kooperatif dan pengalaman dari senior auditor serta senior auditor in charge, penulis tidak menemui kesulitan yang signifikan dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Berdasarkan prosedur audit yang telah dilakukan, penulis mengklasifikasikan hasilnya berdasarkan tujuan umum audit terkait transaksi dan tujuan umum audit terkait saldo atas akun aset tetap, yaitu sebagai berikut: Tujuan Audit Terkait Transaksi (Transaction-related audit objectives) : -
Keberadaan (Existence) Seluruh transaksi yang terdapat di dalam buku besar terkait dengan aset tetap Yayasan ADY memang benar-benar terjadi. Penulis memeriksa seluruh jurnal terkait adanya penambahan maupun pengurangan aset tetap.
-
Kelengkapan (Completeness) Seluruh transaksi yang berkaitan dengan aset tetap telah dicatat ke dalam jurnal terkait dengan transaksi aset tetap tersebut. Penulis tidak menemukan adanya transaksi mengenai aset tetap yang tidak dicatat ke dalam jurnal-jurnal terkait. Sehingga penulis menilai bahwa kelengkapan atas transaksi aset tetap telah memenuhi tujuan audit terkait transaksi.
-
Akurasi (Accuracy) Nilai yang tercatat di setiap transaksi terkait aset tetap telah dinilai dengan akurat. Dalam hal ini penulis melakukan perhitungan ulang (recalculation) atas beban depresiasi dan akumulasi depresiasi yang seharusnya diakui pada periode tersebut. Sehingga pada saat adanya penjualan, penulis dapat menyesuaikan nilai buku yang terdapat di dalam pencatatan Yayasan dengan hasil perhitungan ulang penulis. Begitu juga dengan penambahan aset tetap. Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
50
Setiap dokumen terkait adanya penambahan aset tetap telah penulis periksa apakah sesuai dengan nilai yang ada di pencatatan Yayasan ADY. Dari hasil pemeriksaan tersebut, seluruh transaksi mengenai aset tetap dinilai dengan akurat oleh Yayasan ADY.
-
Klasifikasi (Classification) Berbagai transaksi terkait aset tetap yang tercatat di dalam jurnal-jurnal transaksi Yayasan ADY telah diklasifikasikan secara tepat. Penulis tidak menemukan adanya kesalahan klasifikasi di setiap transaksi terkait aset tetap.
-
Penetapan Waktu (Timing) Seluruh transaksi yang dilakukan Yayasan ADY terkait aset tetap telah dicatat pada tanggal yang tepat. Penulis memeriksa tanggal transaksi yang terdapat di dalam jurnal dan buku besar yang dibuat oleh Yayasan ADY. Hasilnya, penulis tidak menemukan adanya kesalahan di dalam pencatatan tanggal untuk tiap transaksi aset tetap yang dilakukan oleh Yayasan ADY.
-
Pemindahbukuan dan Pengikhtisaran (Posting and Summarization) Dalam hal pencatatan
jurnal-jurnal transaksi, Yayasan
ADY telah
menggunakan sistem pencatatan akuntansi yang sudah terkomputerisasi, jadi kecil kemungkinan adanya kesalahan dalam mentransfer informasi dari berbagai transaksi yang dicatat ke dalam buku besar maupun ke master file lainnya seperti buku besar pembantu. Dan penulis telah memeriksa setiap transaksi terkait aset tetap mulai dari jurnal hingga buku besar, dan penulis tidak menemukan adanya kesalahan pemindahbukuan dan pengikhtisaran suatu transaksi.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
51
Tujuan Audit Terkait dengan Saldo (Balance-related audit objectives) : -
Keberadaan (Existence) Jumlah nilai aset tetap yang terdapat di dalam laporan keuangan Yayasan ADY telah sesuai dengan jumlah nilai aset tetap yang semestinya.
-
Kelengkapan (Completeness) Seluruh jumlah nilai aset tetap Yayasan ADY yang seharusnya dimasukkan ke dalam laporan keuangan Yayasan telah dimasukkan.
-
Akurasi (Accuracy) Jumlah nilai aset tetap yang dimasukkan ke dalam laporan keuangan Yayasan ADY telah dihitung dengan benar.
-
Klasifikasi (Classification) Seluruh nilai aset tetap yang terdapat di dalam daftar aset tetap milik Yayasan ADY telah dimasukkan dengan benar ke dalam buku besar Yayasan. Namun, dalam pengklasifikasian nilai aset tetap tersebut kurang tepat. Hal ini dikarenakan adanya bangunan milik Yayasan ADY yang disewakan ke pihak lain yang seharusnya diklasifikasikan sebagai properti investasi, bukan sebagai aset tetap (Lihat lampiran-1). Maka dari itu, hal ini berpengaruh terhadap penyajian dan pengungkapan nilai aset tetap dalam laporan keuangan Yayasan.
-
Pisah Batas (Cut off) Transaksi penambahan, pengurangan maupun pengakuan beban terkait dengan aset tetap Yayasan ADY telah dicatat dalam periode yang benar. Penulis memeriksa seluruh dokumen transaksi terkait aset tetap Yayasan, dan hasilnya
penulis
tidak
menemukan
adanya
transaksi
penambahan,
pengurangan ataupun pengakuan beban di luar periode yang diaudit.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
52
-
Keterikatan Perincian (Detail Tie In) Saldo akun aset tetap di laporan keuangan Yayasan ADY didukung oleh rincian di dalam daftar aset yang telah disusun secara akurat, dijumlahkan dengan benar dan sama dengan buku besar.
-
Nilai Realisasi (Realizable Value) Nilai aset tetap yang tercantum di laporan keuangan Yayasan ADY telah dicatat pada estimasi jumlah yang dapat terealisasi. Nilai aset tetap tersebut telah dikurangi dengan beban penyusutan sesuai dengan estimasi yang dilakukan oleh Yayasan ADY.
-
Hak dan Kewajiban (Rights and Obligations) Seluruh aset tetap yang terdapat di dalam daftar aset tetap telah menjadi milik Yayasan ADY pada periode tersebut. Dan pengakuan beban terkait aset tetap telah dilakukan oleh Yayasan ADY. Maka dari itu, nilai aset tetap yang terdapat di dalam laporan keuangan Yayasan ADY telah sesuai dengan nilai aset yang telah dimiliki oleh Yayasan. Dari hasil prosedur audit yang telah penulis klasifikasikan, Yayasan ADY
telah memenuhi setiap tujuan umum audit terkait dengan transaksi, namun, untuk tujuan umum audit terkait dengan saldo atas akun aset tetap, belum sepenuhnya tepat, terutama dalam pengklasifikasian nilai aset tetap di dalam laporan keuangan Yayasan ADY. Selain itu, penulis juga mendapatkan beberapa hal yang menjadi temuan penulis pada saat pelaksanaan audit di lapangan (fieldwork). Hal ini akan dibahas pada sub-bab berikutnya.
4.3 Prosedur Pengujian Pengendalian Terhadap Pengendalian Internal Yayasan Pengujian pengendalian internal atas aset tetap pada Yayasan ADY dilakukan oleh penulis bersamaan dengan proses audit di lapangan (fieldwork). Pengujian pengendalian internal atas aset tetap Yayasan ADY ini dilakukan oleh penulis berdasarkan arahan dan bimbingan dari senior in charge dari penulis. Karena Yayasan ADY sudah diaudit oleh KAP Salam A Rauf pada tahun sebelumnya, maka Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
53
senior in charge penulis memberitahukan kepada penulis poin-poin apa yang harus penulis uji, terutama tentang permasalahan pengendalian internal atas aset tetap Yayasan ADY. Pada periode audit tahun 2011 ini, penulis fokus pada pengendalian internal aset tetap Yayasan ADY, karena selain nilai aset tetap itu sendiri sangat material, juga karena masalah pengendalian internal atas aset tetap ini terdapat di dalam Management Letter pada periode audit tahun 2010. Maka, penulis melakukan inquiries (wawancara) kepada akuntan klien dan melihat working paper dan Management Letter pada periode audit tahun sebelumnya. Selain itu, penulis juga melakukan pengujian terhadap dokumen-dokumen transaksi atas aset tetap dan mengamati aktivitas pengendalian terkait aset tetap. Namun penulis tidak melakukan pengerjaan ulang atas prosedur Yayasan mengenai pengendalian atas aset tetap. Hal ini dikarenakan Yayasan tidak memiliki kebijakan dan prosedur tertulis yang jelas dan pasti mengenai pengendalian atas aset tetap tersebut. Penulis hanya melakukan observasi berdasarkan hasil wawancara (inquiries) dengan akuntan Yayasan dan data yang ada. Untuk mengetahui bagaimana pengendalian internal atas aset tetap Yayasan ADY pada tahun berjalan 2011, penulis mencoba membandingkan hasil pengujian pengendalian internal atas aset tetap yang telah penulis lakukan dengan komponen pengendalian internal yang dikeluarkan oleh COSO (Committee of Sponsoring Organizations). Namun, dikarenakan klien penulis merupakan entitas berbentuk Yayasan, dimana dalam penerapan sistem pengendalian internalnya berbeda dengan perusahaan besar dan hanya mengandalkan sistem kepercayaan antar individu di dalam pelaksanaannya, maka penulis fokus kepada aktivitas pengendalian (control activities)
Yayasan
ADY
berdasarkan
COSO
(Committee
of
Sponsoring
Organizations).
4.4
Pengujian Aktivitas Pengendalian Yayasan ADY Berdasarkan COSO Aktivitas pengendalian pada umumnya berhubungan dengan kebijakan dan
prosedur yang bersinggungan dengan pemisahan kewajiban, pengolahan informasi, pengendalian fisik dan tinjauan penampilan. Hal ini termasuk ke dalam 5 (lima) jenis Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
54
aktivitas pengendalian secara spesifik, yaitu pemisahan kewajiban yang memadai, otorisasi yang tepat atas transaksi dan aktivitas, dokumen dan catatan yang memadai, pengendalian fisik atas aset dan catatan yang memadai, serta pemeriksaan independen atas kinerja. Berdasarkan hasil pengujian aktivitas pengendalian yang penulis lakukan dan membandingkannya dengan kriteria aktivitas pengendalian berdasarkan COSO, penulis mencoba menjabarkan hasil yang penulis dapat sebagai berikut:
1. Pemisahan Kewajiban yang Memadai Yayasan ADY telah melakukan pemisahan kewajiban yang memadai dalam melakukan setiap transaksi yang berhubungan dengan aset tetap. Bagian pengajuan pembelian aset tetap, pembelian aset tetap dan pengeluaran kas untuk membeli aset tersebut dilakukan oleh orang yang berbeda. Dan otorisasi atas setiap transaksi yang terkait dengan aset tetap dilakukan oleh beberapa pihak, mulai dari bagian pengajuan pembelian aset tetap, bagian keuangan/kasir dalam pengeluaran kas untuk pembelian aset tetap, bagian akunting untuk pencatatan serta General Manager untuk melakukan kendali atas tiap transaksi terkait aset tetap.
2. Otorisasi yang Tepat atas Transaksi dan Aktivitas Dalam transaksi yang terkait dengan aset tetap, Yayasan ADY selalu melakukan otorisasi dari pihak yang mengajukan adanya transaksi tersebut sampai dengan pihak tertinggi yang bertanggungjawab atas seluruh kegiatan operasional Yayasan ADY, seperti General Manager. Hal ini dikarenakan Yayasan ADY tidak memiliki suatu kebijakan atas transaksi-transaksi umum terkait aset tetap yang seharusnya otorisasi atas transaksi-transaksi umum tersebut telah disetujui oleh General Manager melalui kebijakan Yayasan yang telah ditetapkan oleh pengurus dari Yayasan ADY.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
55
3. Dokumen dan Catatan yang Memadai Setiap transaksi yang dilakukan Yayasan ADY telah di dokumentasikan dengan cukup jelas. Seperti pemberian nomor urut dokumen, diurutkan berdasarkan waktu terjadinya transaksi dan dibangun dengan cara-cara yang mendorong penyusunan yang benar, misalnya memberikan ruang untuk otorisasi, bagian kolom yang dirancang untuk data numerik dan lain sebagainya.
4. Pengendalian Fisik atas Aset dan Catatan yang Memadai Terdapat beberapa bentuk fisik aset tetap yang tidak dijaga keberadaannya oleh Yayasan ADY. Hal ini terlihat dari hasil cek fisik penulis di beberapa lokasi milik Yayasan ADY. Meskipun setiap lokasi tersebut berada dibawah kendali orang-orang yang memiliki tingkat kompetensi yang cukup, namun tetap saja masih ada indikasi terjadinya kerusakan, kehilangan bahkan pencurian terhadap aset tetap tersebut. Hal ini dikarenakan tidak adanya kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh Yayasan mengenai pengendalian atas setiap bentuk aset tetapnya, yang salah satunya adalah tidak adanya kode register aset tetap yang dapat menggambarkan berapa jumlah aset tetap milik Yayasan ADY sebenarnya. Dengan tidak adanya kode register seperti itu, Yayasan ADY juga tidak dapat memberikan gambaran bagaimana kondisi dan dimana lokasi aset tetap itu berada. Lalu, Yayasan ADY juga tidak membuat kebijakan dan prosedur terkait penggunaan dari aset tetapnya. Hal ini akan berdampak pada penggunaan aset tetap milik Yayasan ADY yang tidak digunakan untuk kepentingan Yayasan. Beda hal dengan pengendalian fisik atas aset tetap, pengendalian fisik atas catatan yang terkait dengan aset tetap dijaga dengan baik. Catatan-catatan penting mengenai aset tetap seperti sertifikat, akta, dan dokumen penting lainnya disimpan di deposit box dan di brangkas milik Yayasan. Pengendalian fisik atas catatan seperti itu dapat meminimalisir adanya kerusakan, kehilangan dan pencurian, apalagi dokumen tersebut dijaga oleh orang-orang yang memiliki tingkat kompetensi yang Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
56
cukup dalam hal tersebut.
5. Pemeriksaan Independen atas Kinerja Yayasan ADY tidak melakukan adanya pemeriksaan independen atas kinerja terhadap masing-masing personelnya. Namun, Yayasan ADY melakukan pengendalian di setiap transaksi dengan adanya pemisahan tugas di setiap bagian manajemennya. Disamping pengendalian seperti itu mudah dan tidak mahal untuk dilakukan, adanya pemisahan tugas di setiap bagian dapat memberikan pengendalian yang cukup memadai di setiap transaksi yang terjadi. Karena apabila terdapat suatu transaksi, masing-masing bagian yang terkait transaksi tersebut harus memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi terhadap transaksi tersebut. Hal inilah yang dilakukan oleh Yayasan ADY di dalam melakukan pengendalian atas setiap transaksinya. Berdasarkan dari hasil pengujian aktivitas pengendalian Yayasan ADY berdasarkan COSO yang penulis lakukan, manajemen Yayasan ADY belum sepenuhnya baik di dalam melakukan aktivitas pengendaliannya (control activities). Hal ini dikarenakan masih terdapat aktivitas pengendalian yang belum efektif dalam pelaksanaannya, terutama dalam hal pengendalian fisik aset tetap. Hal ini dikarenakan kebijakan dan prosedur akuntansi yang seharusnya dapat menjadi suatu pengendalian internal bagi Yayasan ADY belum dibuat secara tertulis dengan jelas dan pasti. Sehingga hal tersebut dapat beresiko bagi Yayasan dalam mencapai tujuannya.
4.5 Kebijakan dan Pergerakan Aset Tetap pada Yayasan ADY Kebijakan manajemen atas aset tetap dibuat oleh Yayasan ADY berdasarkan perintah yang dilakukan oleh ketua Yayasan, dimana tidak terdapat adanya kebijakan tertulis yang berisikan ketentuan-ketentuan manajemen Yayasan ADY mengenai aset tetap. Aset tetap yang diperoleh sebelum tahun 1998, selain tanah dan bangunan, dinilai berdasarkan estimasi harga pasar wajar. Sedangkan aset yang diperoleh setelah Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
57
tahun 1998 dinilai berdasarkan harga perolehan. Untuk tanah dan bangunan dinilai berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak. Aset tetap dinilai berdasarkan harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutannya. Kapitalisasi dilakukan mulai dari nilai perolehan Rp 1.000.000 ke atas. Kurang dari nilai tersebut, langsung dianggap sebagai biaya periodik. Aset tetap disusutkan dengan metode garis lurus (straight line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan sebagai berikut:
Jenis aset tetap Bangunan Kendaraan Inventaris
Tahun 10 8 4– 8
Persentase (%) 10 12.5 12.5 - 25
Yayasan ADY memiliki beberapa jenis aset tetap yang digunakan dalam kegiatan operasional sehari-hari. Aset tetap yang dimiliki Yayasan ADY terdiri dari tanah, gedung. kendaraan dan peralatan kantor. Pada tahun 2011 Yayasan ADY banyak memiliki pergerakan di dalam aset tetapnya (Lihat lampiran-3 dan lampiran5), misalnya seperti: 1. Penjualan kendaraan lama dan pembelian kendaraan baru, 2. Pembelian inventaris kantor 3. Penghapusan inventaris kantor karena sudah tidak memiliki manfaat/rusak, dan 4. Renovasi gedung Yayasan ADY di kantor pusat dan kantor cabang. Kegiatan transaksi-transaksi di atas seharusnya sesuai dengan kebijakan akuntansi dan prosedur yang telah dibuat oleh Yayasan untuk menjadi acuan bagi Yayasan dalam melaksanakan pengendalian internal atas aset tetapnya dan agar Yayasan dapat menghindari adanya fraud di dalam transaksi tersebut. Namun pada kenyataan di lapangan, tidak terdapat kebijakan akuntansi dan prosedur mengenai kegiatan dan transaksi tersebut, yang ada hanyalah sebuah perkiraan dari akuntan
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
58
Yayasan ADY tentang bagaimana perlakuan yang seharusnya terhadap aset tetap tersebut yang mengacu pada perintah dari ketua Yayasan.
4.6 Hasil Temuan Audit Dalam melaksanakan kegiatan audit di lapangan, penulis menemukan beberapa hal penting yang mempengaruhi pengendalian internal atas aset tetap Yayasan ADY. Saat penulis akan melakukan cek fisik aset tetap, penulis tidak menemukan adanya kode register dari aset tetap tersebut, khususnya aset tetap berupa inventaris kantor milik Yayasan ADY. Dan setelah penulis tanyakan kepada akuntan Yayasan, hal ini memang belum dilakukan, dan ternyata hal ini memang sudah terdapat di dalam Management Letter periode audit 2010 namun belum dilaksanakan oleh Yayasan. Di dalam Management Letter tersebut juga menyatakan bahwa Yayasan tidak melakukan pemeriksaan aset tetap secara berkala yang disertai dengan berita acaranya. Hal itupun juga belum dilakukan oleh Yayasan pada periode audit 2011. Hal ini cukup menyulitkan penulis dalam melakukan cek fisik aset tetap, karena dengan tidak adanya kode register atas inventaris tersebut, penulis tidak yakin dengan keberadaan dan kondisi dari inventaris milik Yayasan tersebut. Dan akhirnya penulis melakukan cek fisik secara acak sesuai dengan jumlah nominal dan tahun perolehan aset. Setelah dilakukan cek fisik oleh penulis, ternyata penulis menemukan adanya beberapa item inventaris kantor yang tidak penulis temukan di lapangan. Beberapa item inventaris kantor ini penulis temukan berdasarkan pemilihan secara acak berdasarkan tahun perolehan. Penulis berasumsi bahwa inventaris kantor dengan tahun perolehan yang cukup lama dan bernilai buku nol, dapat mengimplikasikan kemungkinan ketidakberadaan aset tersebut di lapangan. Dan penulis menemukan hal tersebut dalam pelaksanaan cek fisik aset tetap Yayasan. Lalu penulis juga melakukan cek fisik atas aset tetap Yayasan berupa bangunan permanen. Dalam hal ini, penulis berhubungan dengan pihak yang menangani masalah bangunan Yayasan ADY. Bangunan permanen Yayasan ADY terdiri dari bangunan yang menjadi panti asuhan dan juga kantor, dan bangunan yang Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
59
dijadikan ruko dan balai pertemuan. Sewaktu penulis melakukan cek fisik bangunan, ternyata pihak yang menangani bangunan Yayasan juga tidak mengetahui persis dimana lokasinya, sedangkan penulis menemukan bahwa bangunan tersebut ada di daftar aset tetap. Namun, setelah pihak tersebut membuka kembali sertifikat tanah dan bangunan yang penulis tanyakan, barulah diketahui dimana lokasi bangunan itu. Berdasarkan dari hasil pengecekan fisik bangunan, Yayasan ADY memiliki beberapa bangunan berupa ruko dan kios yang disewakan oleh Yayasan kepada pihak lain untuk mendapatkan penghasilan atas sewa bangunan-bangunan tersebut. Namun, bangunan-bangunan tersebut dimasukkan ke dalam kategori aset tetap oleh Yayasan ADY. Padahal dilihat dari peruntukkan atas bangunannya, ruko-ruko dan kios-kios tersebut digunakan untuk disewakan kepada pihak lain, dimana hal itu tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap. Bangunan dengan kondisi seperti itu seharusnya diklasifikasikan sebagai properti investasi, dimana pengertian dari properti investasi itu sendiri adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai oleh pemilik untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya. Menurut PSAK 13 (revisi 2011, tanggal efektif 1 Januari 2012): Properti Investasi, pada paragraf 8, dan juga telah dijelaskan di bab sebelumnya bahwa salah satu contoh dari properti investasi adalah bangunan yang dimiliki oleh entitas (atau dikuasai oleh entitas melalui sewa pembiayaan) dan disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi. Maka dari itu, penulis menyimpulkan bahwa seharusnya bangunan-bangunan ruko dan kios tersebut diklasifikasikan sebagai properti investasi bukan diklasifikasikan sebagai aset tetap. Penulis juga menemukan tidak adanya kebijakan dan prosedur akuntansi yang dibuat secara tertulis dan terperinci mengenai transaksi-transaksi yang bernilai material. Seperti kriteria beban yang dapat dikapitalisasi sebagai aset tetap, nilai minimum aset yang dapat dijadikan aset tetap, dan kebijakan dan prosedur akuntansi aset tetap lainnya. Hal ini menyebabkan daftar aset tetap Yayasan ADY menjadi kurang akurat, kurang informatif, rumit dan tidak efektif bila digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan oleh pengurus Yayasan ADY, dan juga dapat
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
60
mengimplikasikan adanya kemungkinan atas aset yang rusak dan atau hilang tetapi masih tercantum dalam daftar aset tetap Yayasan ADY. Setelah dilakukan wawancara kembali kepada akuntan Yayasan, beliaupun tidak mengetahui secara pasti dimana lokasi keberadaan aset tetap tersebut dan bagaimana kondisinya, dan beliau beralasan bahwa yang mengetahui adalah akuntan sebelumnya yang ternyata sudah tidak lagi bekerja di Yayasan ADY. Beliau juga berpendapat bahwa dimana lokasi dan bagaimana kondisi dari aset tetap pasti diketahui oleh ketua Yayasan. Hal ini mengindikasikan bahwa pengendalian internal atas aset tetap Yayasan masih sangat lemah, karena pihak-pihak terkait dengan aset tetap yang seharusnya bertanggung jawab atas aset tetap tersebut tidak sepenuhnya tahu mengenai kondisi dan keberadaan aset tetap tersebut secara pasti. Dan hal ini juga dikarenakan Yayasan ADY tidak memiliki kebijakan dan prosedur akuntansi secara tertulis dan terperinci tentang apa dan bagaimana memperlakukan aset tetap Yayasan., sehingga hanya ketua Yayasan yang mengetahui hal tersebut, sedangkan manajemen yang lainnya tidak mengetahuinya. Hal ini akan menghambat efektifitas dan efisiensi manajemen Yayasan ADY dalam mencapai tujuannya.
4.7 Penyajian Aset Tetap Yayasan ADY dalam Neraca Penyajian aset tetap Yayasan ADY di dalam neraca sudah mengikuti pencatatan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, antara lain adalah: 1. Harga perolehan Pengakuan harga perolehan serta semua biaya yang dikeluarkan sampai aset tetap tersebut digunakan oleh perusahaan sudah disajikan dengan benar oleh Yayasan di dalam neraca.
2. Metode Depresiasi Metode depresiasi yang digunakan oleh Yayasan ADY di dalam menyusutkan masa manfaat aset tetap menggunakan straight line method (metode garis lurus).
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
61
3. Masa Manfaat atau Tarif Penyusutan yang Digunakan Masa manfaat dan tarif penyusutan aset tetap yang digunakan oleh Yayasan ADY telah mengikuti standar yang diterapkan oleh entitas bisnis lain pada umumnya.
4. Jumlah Tercatat Bruto dan Akumulasi Penyusutan pada Awal dan Akhir Periode Yayasan ADY telah menyajikan jumlah akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode di dalam laporan keuangannya
5. Rekonsiliasi Jumlah Tercatat pada Awal dan Akhir Periode Yayasan ADY telah menyajikan secara rinci rekonsiliasi atas aset tetap mengenai penambahan, pelepasan, dan penyusutan aset tetap.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan hasil audit pada bab sebelumnya mengenai pelaksanaan prosedur audit atas aset tetap Yayasan ADY, maka penulis mencoba memberikan beberapa kesimpulan mengenai pelaksanaan audit atas aset tetap Yayasan ADY, yaitu sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan, transaksi yang dilakukan oleh Yayasan ADY terhadap aset tetap sudah baik dan telah memenuhi tujuan audit yang telah dibahas pada bab sebelumnya, namun pada bagian pengendalian internal aset tetap, Yayasan belum menerapkannya dengan baik. Hal ini dikarenakan Yayasan ADY tidak memiliki kebijakan akuntansi dan prosedur secara tertulis dengan jelas, terperinci dan pasti mengenai aset tetap. Sehingga pengendalian internalnya hanya sebatas pengetahuan dan inisiatif dari manajemen berdasarkan perintah secara lisan dari ketua Yayasan. 2. Hasil dari perbandingan yang penulis lakukan antara pengujian pengendalian atas pengendalian internal Yayasan dengan komponen pengendalian internal yang dikeluarkan oleh COSO terkait dengan aktivitas pengendalian (control activities) dari setiap kegiatan Yayasan ADY pada bab sebelumnya menggambarkan bahwa pengendalian internal terhadap aset tetap Yayasan ADY belum sepenuhnya efektif. Hal ini dikarenakan setiap pihak yang bekerja di dalam suatu entitas berupa Yayasan yang tidak bertujuan untuk mendapatkan profit dari operasionalnya, memiliki prinsip bekerja yang berbeda dibandingkan dengan mereka yang bekerja di suatu entitas yang bertujuan untuk memaksimalkan profit. Setiap pihak yang bekerja di entitas berupa Yayasan pada umumnya hanya mengandalkan sistem kepercayaan di dalam bekerja, sehingga jika dibandingkan dengan komponen yang ditetapkan oleh COSO sepertinya tidak terlalu tepat perlakuannya. Namun bagi Yayasan 62
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
63
ADY, kriteria aktivitas pengendalian (control activities) yang ditetapkan oleh COSO sudah cukup sesuai, meskipun dalam pelaksanaannya masih mengandalkan sistem kepercayaan. Hal ini terlihat dari ketiadaan Standard Operational Procedure (SOP) dan kebijakan-kebijakan lainnya yang seharusnya dapat menjadi sebuah acuan bagi setiap pihak yang bekerja di Yayasan ADY agar lebih efektif dan efisien dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya sehari-hari. 3. Di dalam manajemen Yayasan ADY tidak terdapat serah terima pekerjaan secara rinci dan jelas, sehingga menyebabkan pihak yang bekerja di periode sekarang tidak mengetahui secara rinci dan pasti pada hal-hal yang terjadi sebelum pihak tersebut bekerja di dalam manajemen Yayasan. Hal ini akan mengakibatkan ketidaktahuan setiap pihak yang baru bekerja mengenai apa saja yang terjadi sebelum pihak tersebut masuk tanpa didukung dengan hasil serah terima pihak pekerja sebelumnya. Permasalahan ini terdapat di dalam pembahasan bab sebelumnya, dimana akuntan Yayasan ADY tidak mengetahui letak dan kondisi dari aset tetap. Seharusnya, hal-hal seperti ini dapat menjadi perhatian pengurus Yayasan demi menjaga efektifitas dan efisiensi manajemen di dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. . 5.2 Saran Selama melakasanakan program magang di KAP Salam A Rauf penulis merasa terdapat beberapa hal dimana penulis perlu untuk memberikan saran, baik untuk KAP Salam A Rauf maupun Yayasan ADY guna membangun suatu perubahan yang lebih baik lagi kedepannya. Saran yang perlu penulis sampaikan untuk KAP Salam A Rauf selaku tempat magang penulis adalah sebagai berikut: 1. Penjelasan dan pelaksanaan prosedur audit yang telah ditetapkan KAP Salam A Rauf secara rinci dan terstruktur merupakan hal yang penting dalam audit lapangan (fieldwork). Penjelasan atas tiap-tiap prosedur audit seharusnya dapat dilakukan terhadap mahasiswa magang, sehingga mahasiswa yang Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
64
melaksanakan magang di KAP Salam A Rauf dapat lebih memahami bagaimana teori yang di dapatkan mahasiswa magang di universitasnya dapat diterapkan di dalam praktek kerja audit di lapangan secara nyata. 2. Alangkah lebih baik bagi mahasiswa dan KAP Salam A Rauf apabila sebelum melakukan audit lapangan (fieldwork), KAP Salam A Rauf memberikan semacam training bagi mahasiswa terlebih dahulu seperti pelaksanaan prosedur audit yang diterapkan oleh KAP Salam A Rauf. Hal ini dikarenakan pelaksanaan audit di dalam perkuliahan dengan pelaksanaan audit di lapangan cukup berbeda, sehingga mahasiswa magang perlu untuk beradaptasi melalui training tersebut.
Saran yang ingin disampaikan penulis terhadap Yayasan ADY selaku klien penulis adalah sebagai berikut: 1. Demi menjaga efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional manajemen Yayasan ADY dalam memberikan informasi yang akurat dan andal, serta demi mencapai tujuan dari Yayasan, maka sebaiknya Yayasan ADY membuat kebijakan akuntansi dan prosedur secara tertulis, jelas dan rinci mengenai setiap transaksi dan kegiatan operasional Yayasan, terutama dalam hal perlakuan aset tetap Yayasan, mulai dari pembelian, pelepasan, perhitungan, pemeriksaan hingga pengendaliannya. Hal ini dilakukan agar data yang tersaji di laporan keuangan Yayasan ADY menjadi data yang akurat dan informatif, sehingga laporan keuangan Yayasan ADY dapat menjadi informasi yang dapat diandalkan bagi para penggunanya. 2. Walaupun Yayasan ADY merupakan entitas non-profit, bukan berarti setiap pelaksanaan seluruh kegiatan operasionalnya hanya didasarkan pada kepercayaan. Hal tersebut bukan saja akan mengindikasikan terjadinya fraud, tapi juga akan mempengaruhi pengendalian internal Yayasan. Karena pengendalian internal hanya memberikan jaminan yang wajar, bukan absolut, maka adanya kemungkinan kesalahan manusia, kolusi dan penolakan
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
65
manajemen atas pengendalian dapat terjadi, sehingga membuat pengendalian internal tersebut menjadi tidak sempurna. Saran yang penulis sampaikan di atas adalah pengalaman penulis selama menjalani program magang. Saran-saran tersebut penulis sampaikan demi kebaikan dan perkembangan masing-masing individu di dalam melakukan kegiatannya.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
66
DAFTAR REFERENSI
th
Romney, Marshall B., Steinbart, Paul J. (2012). Accounting Information Systems 12 Edition. England: Pearson Education Limited.
Arens, Alvin A., Elder, Randal J., Beasley, Mark S., Jusuf, Amir Abadi. (2011). Jasa Audit dan Assurance: Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia). Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13 (Revisi 2011). Jakarta: Author.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16 (Revisi 2011). Jakarta: Author. Warren, Carl S., Reeve, James M. and Fess, Philip E. (2005). Accounting, 21th Edition, Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Author Angelina, Dita (2011). Tinjauan Atas Pelaksanaan Pengendalian Intern Aktiva Tetap Pada PT. 17 Maret 2011. http://www.scribd.com/doc/50910413/TINJAUANATAS PELAKSANAAN-PENGENDALIAN-INTERN-AKTIVA-TETAPPADA-PT ChuYa
(2009). Pengendalian auditor.blogspot.com/
Internal.
24
Agustus
Haryanto, S.pd (2012). Jenis-Jenis Audit. http://ilmuakuntansi.web.id/jenis-jenis-audit/
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
2009.
11
http://junior-
Mei
2012.
(Lampiran 1)
YAYASAN ADY Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 dan 2010 (disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2011
2010
ASET Aset Lancar Kas dan setara kas Pendapatan yang masih akan diterima Persediaan Biaya dibayar di muka Uang muka Jumlah Aset Lancar
2,552,128,358
2,265,836,256
153,847,348
94,009,521
95,659,732
71,202,701
387,531
1,188,394
29,821,804
18,290,500
2,831,844,773
2,450,527,372
27,782,424,100
27,249,587,640
Aset Tetap Aset tetap – bersih setelah dikurangi akumulasi penyusutan per 31 Desember 2011 dan 2010 Aktiva lain-lain Jumlah Aset Tetap Jumlah Aset
61,839,150
106,933,650
27,844,263,250
27,356,521,290
30,676,108,023
29,807,048,662
532,248,618 175,833,186
471,381,568 408,749,065
KEWAJIBAN DAN ASET BERSIH Kewajiban Penerimaan diterima di muka Hutang pajak Uang titipan Beban yang masih harus dibayar Deposit diterima di muka Jumlah Kewajiban
28,346,455
10,236,000
132,874,547
174,694,625
17,750,000
11,750,000
887,052,806
1,076,811,258
28,127,083,021
28,127,083,021
1,661,972,196
603,154,383
29,789,055,217
28,730,237,404
30,676,108,023
29,807,048,662
Aset Bersih Aset bersih terikat permanen Aset bersih tidak terikat Jumlah Aset Bersih Jumlah Kewajiban dan Aset Bersih
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
(Lampiran 2)
YAYASAN ADY Laporan Aktivitas Untuk tahun -tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2011
2010
Perubahan Aktiva Bersih Tidak Terikat Pendapatan dan Penghasilan Sumbangan dan subsidi
1,761,612,758
2,067,054,159
Penerimaan lainnya
1,436,679,847
1,211,619,550
3,198,292,605
3,278,673,709
1,306,698,453
1,224,736,307
Pengeluaran non panti Administrasi dan umum
138,156,563 984,859,961
115,689,688 918,255,804
Penyusutan
565,703,172
870,956,581
56,401,704
143,672,055
3,051,819,853
3,273,310,435
146,472,752
5,363,274
-
-
-
-
146,472,752
5,363,274
28,730,237,404
28,724,874,130
Jumlah Pendapatan dan Penghasilan Beban Pengeluaran panti
Pengeluaran lainnya Jumlah Beban Kenaikan / (Penurunan) Jumlah Aktiva Bersih Tidak Terikat Perubahan Aktiva Bersih Terikat Permanen Sumbangan Kenaikan / (Penurunan) Aktiva Bersih Terikat Permanen Kenaikan / (Penurunan) Aktiva Bersih Aktiva Bersih – Awal Tahun Koreksi Aset Besih - Awal Tahun Aktiva Bersih – Akhir Tahun
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
912,345,061 29,789,055,217
28,730,237,404
Bulan 12 ke YAYASAN ADY DAFTAR AKTIVA TETAP PER :
Saturday, December 31, 2011 NILAI
NO .
NO.
URUT
AKUN
LOKASI
UNIT
TAHUN
TARIF
PEROLEHAN
PEROLEHAN
%
12/31/2010
NILAI PENAMBAHAN
PENGURANGAN
PEROLEHAN 12/31/2011
17100
TANAH
1
17101
Jl. K Jak-Pus
1931
13,010,400,000
-
-
13,010,400,000
2
17102
Jl. K Jak-Pus
1992
550,000,000
-
-
550,000,000
3
17103
Jl. K Jak-Pus
1990
1,088,100,000
-
-
1,088,100,000
4
17104
Jl. K Jak-Pus
1995
859,960,000
-
-
859,960,000
5
17105
Jl. B Jak-Tim
1991
327,295,000
-
-
327,295,000
6
17106
TS, Palembang
1998
8,700,000
-
-
8,700,000
7
17107
Jl. KJ Jak-Pus
1990
41,349,000
-
-
41,349,000
8
17108
Jl. L Jak-Pus
1990
65,700,000
-
-
65,700,000
9
17109
Jl. M Ps.Minggu
2005
5,381,150,575
-
-
5,381,150,575
10
17110
Jl. M Ps.Minggu
2005
413,113,900
-
-
413,113,900
21,745,768,475
-
-
21,745,768,475
A/C. 17100 - TOTAL TANAH
17200
BANGUNAN
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
(Lampiran 3)
17210
PANTI
1
17211
Jl. K No. 47
Asrama Putra
Awal
10%
673,774,726
-
-
673,774,726
2
17212
Jl. K No. 47
Musholla Pa
Awal
10%
42,300,000
-
-
42,300,000
3
17213
Jl. K No. 47
Asrama Putri
Awal
10%
630,621,755
-
-
630,621,755
4
17214
Jl. K No. 47
Mush+Dapur Pi
Awal
10%
48,662,500
-
-
48,662,500
1,395,358,981
-
-
1,395,358,981
Sub Total
17290 5
PANTI - JL. M NO. 52 A Jl. M. No. 52A
5-Jul-08
5%
6,052,097,212
-
90,284,970
5,961,812,242
BIAYA RENOVASI
1-Jan-10
33.33%
146,990,418
-
-
146,990,418
31-Dec-10
5%
537,955,356
-
-
537,955,356
6,737,042,986
-
90,284,970
6,646,758,016
Musholla Sub Total
PERKANTORAN 6
17220
Jl. K No. 47
17250
KIOS
7
17251
Jl. K No. 47
8
17252
Jl. K No. 47
31-Dec-00
5%
423,034,025
-
-
423,034,025
Percetakan
Awal
10%
11,200,000
-
-
11,200,000
Wartel
Awal
10%
6,000,000
-
-
6,000,000
17,200,000
-
-
17,200,000
142,800,000
-
-
142,800,000
Perkantoran A-J
10
Sub Total
9
17230
BANGUNAN RUKO
17231
Jl. K No. 18
A
1
Awal
10%
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
(Lanjutan)
10
17232
Jl. K No. 18
B
BIAYA RENOVASI
B
1
Awal
10%
142,800,000
-
-
142,800,000
31-Dec-11
33.33%
-
73,850,000
-
73,850,000
11
17233
Jl. K No. 68
F
1
Awal
10%
10,368,000
-
-
10,368,000
12
17234
Jl. K No. 68
G
1
Awal
10%
47,304,000
-
-
47,304,000
13
17235
Jl. K No. 68
H
1
Awal
10%
47,304,000
-
-
47,304,000
14
17236
Jl. K No. 74
A
1
Awal
10%
52,520,000
-
-
52,520,000
BIAYA RENOVASI (50%)
A
30 -Nov-04
33.33%
23,219,000
-
-
23,219,000
Jl. K No. 74
B
Awal
10%
52,520,000
-
-
52,520,000
30 -Nov-04
33.33%
23,219,000
-
-
23,219,000
15
17237
BIAYA RENOVASI (50%)
1
B
16
17238
Jl. K No. 18
Kios 1
1
Awal
10%
4,287,500
-
-
4,287,500
17
17239
Jl. K No. 18
Kios 2
1
Awal
10%
3,150,000
-
-
3,150,000
18
17240
Jl. K No. 18
Kios 3
1
Awal
10%
4,287,500
-
-
4,287,500
553,779,000
73,850,000
-
627,629,000
Sub Total
BALAI PERTEMUAN 19
17260
Jl. K No. 47
BPY Lt Atas
BIAYA RENOVASI
2001
Awal
10%
499,319,075
-
-
499,319,075
1-Jan-10
33.33%
88,902,963
-
-
88,902,963
20
17270
Jl. K No. 47
Klinik D
31-Dec-02
5%
15,650,700
-
-
15,650,700
21
17280
Jl. K No. 47
BPADY Lt Dasar
Awal
10%
145,043,500
-
-
145,043,500
9,875,331,230
73,850,000
90,284,970
9,858,896,260
A/C. 17200 - TOTAL BANGUNAN
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
(Lanjutan)
17300
Air Conditioning
1
17350
AC Dinding
National
5
Awal
12.5%
2,500,000
-
-
2,500,000
2
17350
AC Dinding
National
1
1998
12.5%
2,500,000
-
-
2,500,000
3
17350
AC Dinding
Fuji Electric
1
1999
12.5%
300,000
-
-
300,000
4
17350
AC 1 Pk
National
1
2000
12.5%
2,550,000
-
-
2,550,000
5
17350
AC SPLIT 3/4 PK
National
3
Mei 2002
12.5%
11,921,000
-
-
11,921,000
6
17350
AC SPLIT 1/2 PK
National
1
Mei 2002
12.5%
3,874,000
-
-
3,874,000
7
17350
AC SPLIT 1/2 PK
National
1
31-Mar-10
12.5%
1,000,000
-
-
1,000,000
24,645,000
-
-
24,645,000
Sub Total 8
17340
AC Klinik Daarus Syifa
National
3
Mar-02
12.5%
12,700,000
-
-
12,700,000
BPY 9
17330
AC Dinding 1 PK
National
3
2000
12.5%
12,300,000
-
-
12,300,000
10
17330
AC Dinding 1,5 PK
National
1
2000
12.5%
5,900,000
-
-
5,900,000
11
17330
AC Central / BPY
1
Mei 2003
12.5%
178,359,057
-
-
178,359,057
Sub Total
196,559,057
-
-
196,559,057
A/C. 17300 - TOTAL AC
233,904,057
-
-
233,904,057
25%
250,000
-
-
250,000
12.5%
6,800,000
-
-
6,800,000
25%
300,000
-
-
300,000
17400
INVENTARIS
17410
INVENTARIS PANTI Mebel Panti
1
Tempat Tidur
2
Tempat Tidur Besi Tingkat
3
Lemari Pakaian 5 Pintu
Alga
1
Rakitan
17 1
2000
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
(Lanjutan)
4
Kursi Meubel + Meja
1
25%
900,000
-
-
900,000
5
Lemari Pakaian 2 Pintu
24
25%
3,600,000
-
-
3,600,000
6
Lemari Pakaian 3 Pintu
17
25%
3,400,000
-
-
3,400,000
7
Lemari Kaca
5
25%
1,000,000
-
-
1,000,000
8
Meja Tulis
23
25%
1,150,000
-
-
1,150,000
25%
200,000
-
-
200,000
9
Lemari Pakaian
4 Pintu
10
Tempat Tidur
11
Tempat Tidur Besi Tingkat
12
Kursi Tamu
13
1 1
Apr-02
25%
600,000
-
-
600,000
Rakitan
17
Sept. '02
12.5%
13,050,000
-
-
13,050,000
Ligna
2
Sept. '02
25%
1,400,000
-
-
1,400,000
Sofa Panjang
1
Sept. '02
25%
200,000
-
-
200,000
14
Meja Belajar
50
Maret '05
25%
10,000,000
-
-
10,000,000
15
Lemari Pakaian 2 Pintu
50
April' 05
25%
17,630,200
-
-
17,630,200
16
2
7-Oct-09
25%
2,814,400
-
-
2,814,400
17
Meja Tulis Besar (Perpustakaan) Kursi Futura 405 Merah Maron (Perpustakaan)
17
25 -Nov-09
25%
3,985,000
-
-
3,985,000
18
Lampu Gantung Crystal
1
9-Jul-11
25%
-
4,500,000
-
4,500,000
25%
-
2,250,000
-
2,250,000
67,279,600
6,750,000
-
74,029,600
19
Mimbar
Vega (Jati)
24 Lampu Silver 818
1
24-Oct-11
Sub-Total I Peralatan Panti 1
25%
3,000,000
-
-
3,000,000
Daewoo
1
25%
500,000
-
-
500,000
Mesin Cuci
Samsung
1
25%
1,500,000
-
-
1,500,000
4
Mesin Cuci
National
1
25%
1,800,000
-
-
1,800,000
5
Mesin Jahit
13
25%
1,300,000
-
-
1,300,000
6
Mesin Obras
1
25%
400,000
-
-
400,000
7
Kompor Gas
1
25%
250,000
-
-
250,000
1
Oven Listrik
2
Mesin Cuci
3
Philip
1999
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
(Lanjutan)
8
Tabung Gas
9
Kulkas
10
Rice Cooker
11
Rice Cooker
12
Lemari Stainless Stell
8
25%
1,600,000
-
-
1,600,000
National
2
25%
800,000
-
-
800,000
Volona
1
1998
25%
1,200,000
-
-
1,200,000
1
1998
25%
2,750,000
-
-
2,750,000
1
1998
12.5%
8,351,000
-
-
8,351,000
-
-
6,308,000
Hatindo Hatindo
1
1998
12.5%
6,308,000
Philip
1
1998
25%
310,000
-
-
310,000
Vacuum Gas
1
1998
25%
525,000
-
-
525,000
16
Exhaust Hood
1
1998
25%
425,000
-
-
425,000
17
Televisi 14 inch
18
Jet Pump
19
Pompa Air
20
Jet Frezer
1
21
Exhaust Fan
1
22
Mesin Cuci
Daewoo
23
Televisi 29"
Panasonic
24
Vacuum Dreaveri
25
Kipas Angin
26
Exhaust Hood
27
Mesin cuci National
28
Kipas Angin
13
Lemari Stainless Stell
14
Kompor Gas
15
29
Kipas Angin
30
Kitchen Set
31
Kipas Angin Gantung
32
Exhaust Fan
Toshiba
2
25%
800,000
-
-
800,000
Sanyo
11
25%
8,800,000
-
-
8,800,000
Granfos JPF III
2
25%
3,470,000
-
-
3,470,000
25%
2,000,000
-
-
2,000,000
2000
12.5%
412,000
-
-
412,000
2
2000
25%
5,800,000
-
-
5,800,000
2
2000
25%
5,000,000
-
-
5,000,000
1
1998
25%
700,000
-
-
700,000
National
37
2000
12.5%
8,880,000
-
-
8,880,000
National
27
2000
25%
5,400,000
-
-
5,400,000
2
2000
25%
3,500,000
-
-
3,500,000
2
2000
12.5%
540,000
-
-
540,000
-
-
1,830,000
National National
National
2000
6
2000
12.5%
1,830,000
1
2000
12.5%
15,000,000
-
-
15,000,000
4
Mei '03
25%
1,400,000
-
-
1,400,000
1
Mei '02
12.5%
349,000
-
-
349,000
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
(Lanjutan)
2
Juli '02
25%
1,580,000
-
-
1,580,000
National
6
Des '02
25%
2,140,000
-
-
2,140,000
Kipas Angin Gantung
National
3
Mei '03
25%
1,062,000
-
-
1,062,000
36
Kipas Angin Gantung
National
3
Agust '03
25%
1,162,500
-
-
1,162,500
37
Tape Deck
Sanken
1
Okt '03
25%
375,000
-
-
375,000
-
-
2,000,000
33
Dispencer
34
Kipas Angin Gantung
35
38
Freezer (lemari Es)
Daichi
1
Jan '04
25%
2,000,000
39
Televisi "21"
Toshiba
2
Mar '04
25%
3,944,000
-
-
3,944,000
40
Mixer
Philip
1
Mar '04
25%
250,000
-
-
250,000
41
Komputer Pentium 233 MMX
Bekas
1
Jul '04
12.5%
750,000
-
-
750,000
42
Mesin Cuci
Baru/LG
1
Okt '04
25%
1,000,000
-
-
1,000,000
43
Pompa Air GF 250
GF250
1
April '05
25%
1,750,000
-
-
1,750,000
44
MESIN CUCI
1
AGT ' 05
25%
1,550,000
-
-
1,550,000
45
MESIN CUCI
1
AGT ' 05
25%
1,550,000
-
-
1,550,000
46
Prgram Aplikasi Sumbangan
Said Com
1
5-Mar-07
25%
12,500,000
-
-
12,500,000
47
Kompter +CPU 1 (satu) set
Bekas/Acer
12
23-Mar-07
25%
6,000,000
-
-
6,000,000
48
Televisi 51" Sony + Remote
No.KPR.S53MN1
1
6-Jun -07
25%
3,000,000
-
-
3,000,000
49
Rice Cooker Rinai
BB 050
1
10-Jul-07
25%
1,860,000
-
-
1,860,000
50
Tabung Pemadam Kebakaran
YA 10 Luk 3,5 Kg
1
5-Sep-07
25%
668,910
-
-
668,910
51
Ranjang Periksa Besi
Merk Joyce
1
30-Oct-07
25%
1,500,000
-
-
1,500,000
52
Exhaust Hood Ventilasi Dapur
15-Jul-08
25%
13,680,000
-
-
13,680,000
-
-
1,109,000
53
Rak TV Gantung
2
29-Jul-08
25%
1,109,000
54
Alat Pel Dorong
2
29-Jul-08
25%
689,000
-
-
689,000
55
Pompa Air Shimidzu PC 320
1
21 -Sep-05
25%
1,300,000
-
-
1,300,000
56
Jet Pump Sanyo 250 watt
1
2 -Aug-06
25%
3,250,000
-
-
3,250,000
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
(Lanjutan)
57
Billboard
1
8-Sep-05
25%
2,750,000
-
-
2,750,000
58
Billboard
1
14 -Aug-08
25%
2,000,000
-
-
2,000,000
59
TV Samsung 29"
2
1 -Aug-08
25%
5,000,000
-
-
5,000,000
60
Kursi Futura
80
12 -Aug-08
25%
32,000,000
-
-
32,000,000
61
Pompa Air Shimidzu PC 250
1
23 -Sep-08
25%
1,530,000
-
-
1,530,000
-
-
1,700,000
62
Karpet
2 Roll
29-Jan-09
25%
1,700,000
63
Karpet
1 Roll
29-Jan-09
25%
740,000
-
-
740,000
64
Permadani (F24)
4
27-Jan-09
25%
2,700,000
-
-
2,700,000
65
Mesin Cuci
Sanken (TW 8105)
2
7-Mar-09
25%
2,050,000
-
-
2,050,000
66
Printer
Canon i980
3
7-Oct-09
25%
1,395,000
-
-
1,395,000
67
Pompa Air Shimidzu PC 250
1
3 -Nov-09
25%
1,840,000
-
-
1,840,000
68
Gerobak Sampah Besi
1
12-Jun-10
25%
1,500,000
-
-
1,500,000
69
Cooler
1
22-Oct-10
25%
11,811,000
-
-
11,811,000
70
Sound System TOA
13-Jan-11
25%
-
69,797,000
-
69,797,000
GEA Expo 1500 AH
71
Microwave
Panasonic NNGD. 579
72
Mesin Cuci
Sharp EST 96 FLH
1
14-Jan-11
25%
-
2,620,000
-
2,620,000
1
9-Mar-11
25%
-
1,800,000
-
1,800,000
2,699,000
-
2,699,000
73
Kulkas
Toshiba
1
18-Apr-11
25%
-
74
Notebook
hp N475
2
13 -Aug-11
25%
-
4,000,000
-
4,000,000
226,586,410
80,916,000
-
307,502,410
Sub-Total II Peralatan Olah Raga & Kesenian 1
Sepeda Olah Raga
1
25%
500,000
-
-
500,000
2
Sepeda Olah Raga Kecil
1
25%
200,000
-
-
200,000
3
Meja Pimpong
2
25%
1,000,000
-
-
1,000,000
4
Meja Pimpong
4
25%
2,400,000
-
-
2,400,000
Januari '06
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
(Lanjutan)
31-Jan-06
25%
1,800,000
-
-
1,800,000
21 -Nov-07
25%
650,000
-
-
650,000
Gawang + Jaring
1 Set 1 Unit 2 Unit
24-Jul-07
25%
1,215,000
-
-
1,215,000
8
Peralatan Marawis
1 Set
4 -Nov-08
25%
1,500,000
-
-
1,500,000
9
Peralatan Khadrah
1 Set
30-Jun-11
25%
-
5,100,000
-
5,100,000
9,265,000
5,100,000
-
14,365,000
303,131,010
92,766,000
-
395,897,010
1,000,000
-
-
1,000,000
1,000,000
-
-
1,000,000
5
Peralatan Marawis
6
Dumbuk Marawis
7
Sub-Total III A/C : 17410 - TOTAL INVENTARIS PANTI
17420 1
PERALATAN CETAK Hand Press A/C : 17420 - TOTAL INVENTARIS CETAK
17430
1
12.5%
BPY
1
Salon & Kotak
2
25%
1,000,000
-
-
1,000,000
2
Sound System
1
25%
10,000,000
-
-
10,000,000
3
Tape Deck Stereo
1
25%
1,000,000
-
-
1,000,000
4
Ceiling Loudspeaker
14
25%
1,400,000
-
-
1,400,000
5
Ampli Player
1
25%
500,000
-
-
500,000
6
Tape Deck + Ampli Player
1
25%
1,000,000
-
-
1,000,000
25%
500,000
-
-
500,000
7
Ampli PLayer
1
8
Pagar stainless
1
1999
12.5%
1,560,000
-
-
1,560,000
9
Michrophone
1
1999
25%
861,300
-
-
861,300
10
Karpet BPDA
2
2000
25%
900,000
-
-
900,000
Aiwa
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
(Lanjutan)
11
Sound System / BPY
12
Generator Set Diesel
13
Vacum Cleaner
14
Lemari Kaset
15
Asbak
Mei '03
25%
74,242,380
-
-
74,242,380
Yanmar
1
25%
10,000,000
-
-
10,000,000
Elektrolux
1
25%
1,000,000
-
-
1,000,000
330,000
-
-
330,000
Kensi
1
Okt'03
25%
4
Januari '03
25%
448,000
-
-
448,000
-
-
1,350,000
1
Nop'03
25%
1,350,000
Peralatan Cleaning
2
Juli '03
25%
2,202,000
-
-
2,202,000
18
Power Suply
1
1999
25%
4,580,730
-
-
4,580,730
19
Permadani BPADY
2
2000
25%
2,400,000
-
-
2,400,000
20
Sound System BPADY
1
2000
25%
44,966,900
-
-
44,966,900
21
Mic Toa
2
2000
25%
1,882,800
-
-
1,882,800
22
Gordyn
1
1999
25%
10,775,000
-
-
10,775,000
23
Kipas Angin
2
Januari '04
25%
250,000
-
-
250,000
24
Sound System
April '04
25%
11,986,800
-
-
11,986,800
25
Meja Prasmanan
21
Mar'05
25%
2,972,100
-
-
2,972,100
26
Tangga Alumunium Aramis
1
26 -Feb-07
25%
669,900
-
-
669,900
27
Interior Gordyn dan Vitrage
27-Apr-09
25%
23,500,000
-
-
23,500,000
28
Karpet
27-Apr-09
25%
5,000,000
-
-
5,000,000
29
Gordyn
1-Oct-09
25%
13,340,000
-
-
13,340,000
30
Mimbar
31
Karpet Jalan A/C. : 17430 - TOTAL INVENTARIS BPY
16
Jet Pump
17
17440
LG /PC 250 EA
818
1
24-Oct-11
25%
-
2,250,000
-
2,250,000
Runer
6 Roll
1 -Nov-11
25%
-
2,100,000
-
2,100,000
230,617,910
4,350,000
-
234,967,910
KLINIK DAARUS SYIFA
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
(Lanjutan)
1
31-Dec-02
25%
1,450,000
-
-
1,450,000
Lampu Sorot
1
31-Dec-02
25%
230,000
-
-
230,000
3
Meja Periksa
1
31-Dec-02
12.5%
500,000
-
-
500,000
4
Meja Tulis Kaca
2
31-Dec-02
25%
380,000
-
-
380,000
5
Kursi Plastik
4
31-Dec-02
25%
72,000
-
-
72,000
6
Pesawat Telepon
1
31-Dec-02
25%
60,000
-
-
60,000
7
Peralatan Klinik
1
31-Dec-02
25%
924,000
-
-
924,000
8
Neon Box A/C. : 17440 - TOTAL INVENTARIS KLINIK
1
20-May-03
25%
410,000
-
-
410,000
4,026,000
-
-
4,026,000
1
Lemari Es
2
17450
National
INVENTARIS KANTOR Peralatan Kantor TVM , SPC
2
12.5%
2,000,000
-
-
2,000,000
Printer LQ-1050
Epson
2
12.5%
2,000,000
-
-
2,000,000
3
Printer
Citizen
1
12.5%
300,000
-
-
300,000
4
Mesin Tik Manual
5
25%
375,000
-
-
375,000
-
-
9,550,000
1
Komputer
2
5
Komputer + Printer +LQ2170
Acer , Epson
1
1998
12.5%
9,550,000
6
Komputer + Printer LQ1170
GTC+Epson
1
1998
12.5%
4,043,000
-
-
4,043,000
7
Printer
Cannon 4200
1
1998
12.5%
1,300,000
-
-
1,300,000
8
Komputer
TVM
1
1998
12.5%
4,885,500
-
-
4,885,500
1
1999
25%
-
1
1999
25%
950,000
-
-
950,000
25%
2,000,000
-
-
2,000,000
12.5%
675,000
-
-
675,000
9 10
Monitor Komputer
11
Telepon FAX
12
Ceeling Fan
Goldstar
1 2
2000
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
-
(Lanjutan)
13
Mesin Absen
1
2000
12.5%
1,100,000
-
-
1,100,000
14
Komputer
2
April 02
20%
23,949,400
-
-
23,949,400
15
Calculator Casio
FR520 & HR170
2
April 02
25%
770,000
-
-
770,000
16
Printer Cannon
BJC210S
1
Mei 02
12.5%
580,000
-
-
580,000
17
Komputer (CPU + Monitor 17)
Simbadda/LG
1
Juni 02
20%
5,500,000
-
-
5,500,000
-
-
260,000
1
Peb' 05
25%
260,000
Bekas ATX Tower
1
Peb' 05
25%
275,000
-
-
275,000
Printer
Epson LX 300
1
Juni 02
20%
1,310,000
-
-
1,310,000
Calculator
Casio FR-520
1
Juni 02
25%
450,000
-
-
450,000
18
CD RW
19
CPU (Matherboard)
20 21
-
Central Telepon T-316 +
-
Panasonic
1
April 2003
25%
6,316,840
-
-
6,316,840
Mesin Tik Electrik
Canon AP5415
1
1-Sep-03
25%
700,000
-
-
700,000
24
Mesin Tik Electrik
Brother
1
1-Sep-03
25%
700,000
-
-
700,000
25
Printer
Epson LX-800
1
9-Sep-03
25%
350,000
-
-
350,000
26
Monitor + Keyboard
Acer & Philips
1
1-Sep-03
25%
220,000
-
-
220,000
27
Monitor 17 Inc, Keyboard
Philip
1
Peb' 05
25%
615,000
-
-
615,000
28
Network (Jaringan)
1
Mar' 05
25%
354,000
-
-
354,000
29
Komputer (CPU + Monitor )
Intel Pentium III
1
Mar' 05
25%
1,500,000
-
-
1,500,000
30
Komputer (CPU + Monitor )
Intel 233
1
Mar' 05
25%
250,000
-
-
250,000
31
Komputer (CPU + Monitor )
Intel Pentium III
1
Mar' 05
25%
2,000,000
-
-
2,000,000
32
Printer & Monitor
Mar' 05
25%
1,250,000
-
-
1,250,000
-
-
-
22
12 Bh. Single Lone Telepon
23
- Printer Epson
LX300+
2
0%
-
- Printer Cannon
BJC210S
2
0%
-
-
-
-
- Printer Epson
Stylus 1000
1
0%
-
-
-
-
- Monitor 14 Inc
Samsung
1
0%
-
-
-
-
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
(Lanjutan)
33
Printer Cannon
34
Hand Phone
35
Komp.Laptop Type 300CDS (Bekas)
36
CPU SA6047057 Monitor
37
Printer IP 1000
IP-1000 Pixma
1
Mar'05
25%
400,000
-
-
400,000
Nokia
2
Okt'05
25%
1,800,000
-
-
1,800,000
Toshiba
1
Jan '06
25%
1,000,000
-
-
1,000,000
Acer
1 Set
17 Jan '06
25%
4,000,000
-
-
4,000,000
Canon IP 1000
1
17 Jan '06
25%
500,000
-
-
500,000
-
-
4,000,000
1
14 Peb '06
25%
4,000,000
1
Mar '06
25%
3,490,000
-
-
3,490,000
Canon 6030
1
Mei'06
25%
9,750,000
-
-
9,750,000
Scanner
Canon 4200
1
05 Agt '06
25%
995,000
-
-
995,000
42
CDRW
Vigen
1
05 Agt '06
25%
550,000
-
-
550,000
43
Camera Digital :
Canon
05 Agt '06
25%
-
-
-
-
38
Komp.Laptop Type A 907 (Bekas)
39
CPU & Monitor
40
Mesin Photocopy
41
ECS
a.
Canon Camera Power Shot A-430 Grey
-
-
b.
Secure Digital Card 256 MB Kingstone
-
-
c.
Charger Maxtor MG998 + 4PC Batt A2
-
-
9-Feb-08
25%
515,000
-
-
515,000
Teralis Ruang Keuangan
21-Jul-08
25%
3,000,000
-
-
3,000,000
46
Krey
22-Jul-08
25%
4,800,000
-
-
4,800,000
47
Sofa 1 set
31-Jul-08
25%
8,350,000
-
-
8,350,000
48
Partisi
2
26-Jul-08
25%
3,000,000
-
-
3,000,000
49
Monitor 17"
Advance
1
30-Dec-08
25%
680,000
-
-
680,000
50
UPS
ICA
1
30-Dec-08
25%
680,000
-
-
680,000
-
-
1,512,709
44
Printer CANON Pixma iP1880
45
Camera Digital PS Printer CANON Pixma iP1980 51
Mesin Absensi Sidik Jari
52
Proyektor
CANON
1
Canon
1
12-Mar-09
25%
1,512,709
CANON
1
4-Apr-09
25%
559,000
-
-
559,000
Bio-Office; TC 200 BenQ MP 524 + TV Tuner 3810E
1
1-Jun -10
25%
2,800,000
-
-
2,800,000
1
15-Oct-11
25%
-
4,300,000
-
4,300,000
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
(Lanjutan)
Sub-Total I
128,910,449
4,300,000
-
133,210,449
1
Meja Tulis 1/2 Biro
4
Sept. '02
25%
1,100,000
-
-
1,100,000
2
Kursi Jati
2
2000
25%
2,000,000
-
-
2,000,000
3
Lemari Arsip
1
25%
500,000
-
-
500,000
4
Lemari Besi
1
12.5%
700,000
-
-
700,000
5
Filling Cabinet 4 Laci
3
12.5%
525,000
-
-
525,000
6
Filling Cabinet Kayu
1
25%
200,000
-
-
200,000
7
Lemari Buku
2
25%
2,000,000
-
-
2,000,000
-
-
260,000
4 Laci
8
Filling Cabinet 2 Laci
1
Mei'02
12.5%
260,000
9
Kursi Putar Abu2
7
Des'03
25%
700,000
-
-
700,000
10
Kursi Biru
20
Agust'04
25%
2,200,000
-
-
2,200,000
10,185,000
-
-
10,185,000
139,095,449
4,300,000
-
143,395,449
Sub-Total II A/C. : 17450 - TOTAL INVENTARIS KANTOR
17490
PERALATAN LAINNYA 1
2000
12.5%
1,300,000
-
-
1,300,000
4
2000
25%
1,000,000
-
-
1,000,000
Closed
1
2000
25%
470,000
-
-
470,000
4
Rak Gudang
1
Agustus '02
12.5%
3,559,000
-
-
3,559,000
5
Kompresor Merk NLG 1 HP A/C.: 17490 - TOTAL INVENTARIS LAINNYA
1
Maret '07
25%
1,060,000
-
-
1,060,000
7,389,000
-
-
7,389,000
685,259,369
101,416,000
-
786,675,369
1
Steger
2
Wastafel
3
Toto
TOTAL INVENTARIS
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
(Lanjutan)
17500
KENDARAAN Honda Grand
1
1994
12.5%
-
-
-
-
Mobil Mini Bus
T.KIJANG
1
Peb' 05
12.5%
128,500,000
-
128,500,000
-
3
Motor
Honda S. Fit
1
Okt '05
12.5%
10,530,000
-
-
10,530,000
4
Motor
1
14 -Feb-09
12.5%
11,500,000
-
-
11,500,000
5
Mobil Minibus
Honda Revo SW Suzuki APV GL GC 415V DLX
1
1-Feb-11
12.5%
-
132,000,000
-
132,000,000
150,530,000
132,000,000
128,500,000
154,030,000
32,690,793,131
307,266,000
218,784,970
32,779,274,161
1
Motor
2
A/C : 17500 TOTAL
TOTAL AKTIVA TETAP
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
(Lanjutan)
K Client
Aset Tetap Prepared by IF Date 25-Jul-12
YAYASAN ADY
Year-end 31 Desember 2011 Acc #
Description
17000
ASET TIDAK LANCAR AKTIVA TETAP
17100
TANAH
17200
BANGUNAN
17300 17400
INVENTARIS
17500
KENDARAAN
TOTAL HARGA PEROLEHAN
WP Reff
Saldo Yayasan 31 Des 2011
Saldo Audited 31 Des 2011
Saldo Audited 31 Des 2010
21,745,768,475
21,745,768,475
21,745,768,475
9,858,896,260
9,858,896,260
9,875,331,230
(16,434,970)
1,020,579,426
1,020,579,426
919,163,426
101,416,000
154,030,000
154,030,000
150,530,000
3,500,000
32,779,274,161
32,779,274,161
32,690,793,131
88,481,030
AJE/ RJE Reff
Db
Cr
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
Fluktuasi IDR
%
-
(Lampiran 4)
0%
-0.17% 11.03% 2.33%
AKUMULASI PENYUSUTAN ASET TETAP 18200
AKM.PENYUSUTAN BANGUNAN
18300 18400
AKUMULASI PENYUSUTAN INVENTARIS
18500
AKUMULASI PENYUSUTAN KENDARAAN TOTAL AKUMULASI PENYUSUTAN ASET TETAP NILAI BUKU ASET TETAP
(4,075,234,964)
(4,075,234,964)
(4,512,094,374)
436,859,410
(894,070,836)
(894,070,836)
(824,409,148)
(69,661,688)
(27,544,261)
(27,544,261)
(104,701,969)
77,157,708
(4,996,850,061)
(4,996,850,061)
(5,441,205,491)
444,355,430
27,782,424,100
27,782,424,100
27,249,587,640
532,836,460
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
(Lanjutan)
-10%
8% -74%
(Lampiran 5)
YAYASAN ADY KERTAS KERJA MUTASI ASET TETAP
Saldo
Mutasi 2010
Penambahan
Pengurangan
Saldo akhir
31 Desember 2009
31 Desember 2010
21,745,768,475
21,745,768,475
Harga perolehan Tanah Bangunan Inventaris Kendaraan
9,337,375,874
537,955,356
912,052,426
17,111,000
9,875,331,230 10,000,000
150,530,000
Jumlah harga perolehan
919,163,426 150,530,000
32,145,726,775
555,066,356
3,730,005,310
782,089,064
764,357,881
70,051,267
85,885,719
18,816,250
4,580,248,910
870,956,581
10,000,000
32,690,793,131
Akumulasi penyusutan Bangunan Inventaris Kendaraan Jumlah akumulasi penyusutan Nilai Buku
27,565,477,865
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
4,512,094,374 10,000,000
824,409,148 104,701,969
10,000,000
5,441,205,491
27,249,587,640
(Lanjutan)
Saldo
Mutasi 2011
Penambahan
Pengurangan
Saldo akhir
31 Desember 2010
31 Desember 2011
Harga perolehan Tanah Bangunan Inventaris Kendaraan
Jumlah harga perolehan
-
21,745,768,475
-
9,875,331,230
73,850,000
919,163,426
101,416,000
150,530,000
132,000,000
128,500,000
154,030,000
32,690,793,131
307,266,000
218,784,970
32,779,274,161
4,512,094,374
475,485,651
912,345,061
4,075,234,964
824,409,148
69,661,688
104,701,969
20,555,833
97,713,541
27,544,261
5,441,205,491
565,703,172
1,010,058,602
4,996,850,061
90,284,970
21,745,768,475 9,858,896,260 1,020,579,426
Akumulasi penyusutan Bangunan Inventaris Kendaraan Jumlah akumulasi penyusutan Nilai Buku
27,249,587,640
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
-
894,070,836
27,782,424,100
KAP Salam A Rauf
(Lampiran 6)
BERITA ACARA PEMERIKSAAN FISIK Pada hari ini Rabu tanggal 5 September 2012 jam 12.05 WIB sampai dengan 13.05 WIB, kami yang bertanda tangan di bawah ini: 1.
Nama
:
Ilham Fauzi
Jabatan
:
Auditor
Sehubungan dengan penugasan audit keuangan untuk periode 31 Desember 2010 sampai dengan 31 Desember 2011, telah melaksanakan pemeriksaan fisik atas Aset Tetap YAYASAN ADY, yang dikelola oleh :
1.
2.
Nama
:
Bapak XX
Jabatan
:
Pengelola / Penanggung Jawab Aset Tetap
Nama
:
Jabatan
:
Dengan kondisi sebagaimana terlampir. Pengelola aktiva tetap,
XX
Tim audit,
Ilham Fauzi
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
LAMPIRAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN FISIK No
Nama Aktiva
Jumlah menurut
Spesifikasi
Keterangan
Catatan
Fisik
Selisih
(Kondisi, Selisih, dan Letak)
1 1 1 set
0 1 1 set
1 -
1 2 3
AC Dinding 1,5 PK Sound System Sound System / BPY
National Tahun 2000
4
Generator Set Diesel
Yanmar
1
1
-
5 6 7 8
Tahun 2000 Tahun 1999 April 2004
1 1 1
1 1 1
-
27 April 2009
1 set
1 set
-
Kondisi Baik. Tidak ada asset register
9 10 11
Sound System BPADY Gordyn Sound System Interior Gordyn dan Vitrage Gordyn AC Central / BPY AC Dinding 1 PK
Barang tidak ditemukan Kondisi Baik. Di BPY ruang operator. Tidak ada asset register Kondisi Baik. Di BPY ruang operator. Tidak ada asset register Kondisi Baik, namun kotor. Di ruang bawah ADY. Tidak ada asset register Kondisi Baik. Di BPADY. Tidak ada asset register Kondisi Baik. Tidak ada asset register Kondisi Baik. Di BPADY. Tidak ada asset register
1 Oktober 2009 Mei 2003 National Tahun 2000
1 set 1 3
1 set 1 12
9
Kondisi Baik. Tidak ada asset register Kondisi Baik. Di atas Gedung ADY. Tidak ada asset register Kondisi Baik. Di Gedung ADY. Tidak ada asset register
12
AC Dinding 2 PK
0
6
6
Kondisi Baik. Di area BPY. Tidak ada asset register
Mei 2003
Pengelola Aktiva,
Tim audit,
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
(Lanjutan)
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
(Lanjutan)
KAP Salam A Rauf
(Lanjutan)
BERITA ACARA PEMERIKSAAN FISIK Pada hari ini Rabu tanggal 5 September 2012 jam 13.15 WIB sampai dengan 15.30 WIB, kami yang bertanda tangan di bawah ini: 1.
Nama
:
Ilham Fauzi
Jabatan
:
Auditor
Sehubungan dengan penugasan audit keuangan untuk periode 31 Desember 2010 sampai dengan 31 Desember 2011, telah melaksanakan pemeriksaan fisik atas Aset Tetap YAYASAN ADY, yang dikelola oleh :
1.
2.
Nama
:
Bapak XX
Jabatan
:
Pengelola / Penanggung Jawab Aset Tetap
Nama
:
Jabatan
:
Dengan kondisi sebagaimana terlampir. Pengelola aktiva tetap,
XX
Tim audit,
Ilham Fauzi
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
LAMPIRAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN FISIK No
Nama Aktiva
Spesifikasi
Jumlah menurut
Keterangan (Kondisi, Selisih, dan Letak)
Catatan
Fisik
Selisih
A B F G H A
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
-
Kondisi Baik, Di kawasan Jl. K Kondisi Baik, Di kawasan Jl. K Kondisi Baik, Di sebrang gedung Yayasan ADY Jl. K Kondisi Baik, Di sebrang gedung Yayasan ADY Jl. K Kondisi Baik, Di sebrang gedung Yayasan ADY Jl. K Kondisi Baik, Di sebrang gedung Yayasan ADY Jl. K
1 2 3 4 5 6
Jl. K No. 18 Jl. K No. 18 Jl. K No. 68 Jl. K No. 68 Jl. K No. 68 Jl. K No. 74
7 8 9 10 11 12
Jl. K No. 74 Jl. K No. 18 Jl. K No. 18 Jl. K No. 18 BPY Jl. K No. 47 BPY Jl. K No. 47
B Kios 1 Kios 2 Kios 3 BPY Lt Atas Klinik D S
1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 1 1
1 1 1 -
Kondisi Baik, Di sebrang gedung Yayasan ADY Jl. K Telah di semen (ditutup), di samping No. 18 Telah di semen (ditutup), di samping No. 18 Digunakan masyarakat secara ilegal, di samping No. 18 Kondisi Baik, Di dalam gedung Yayasan ADY Jl. K Kondisi Baik, Di dalam gedung Yayasan ADY Jl. K
13
BPY Jl. K No. 47
BPADY Lt Dasar
1
1
-
Kondisi Baik, Di dalam gedung Yayasan ADY Jl. K
Pengelola Aktiva,
Tim audit,
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
(Lanjutan)
Audit atas ..., Ilham Fauzi, FE UI, 2013
(Lanjutan)