PPL Ikatan Akuntan Indonesia 2012
PSAK Terkait Aset Tetap Presented by : Stefanus Ariyanto., SE., M.Ak. CPSAK Cer$fied IFRS Lecturer Day 3 – 29 November 2012
1
2
BIODATA PEMBICARA Stefanus Ariyanto, SE., M.Ak., CPSAK
[email protected] Pendidikan formal : - Diploma 3 Akuntansi dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) - Sarjana (S1) dari Universitas Indonesia - Magister Akuntansi (S2) dari Universitas Indonesia Pendidikan non Formal : - Certified IFRS Lecturer - Certified PSAK (CPSAK) Pekerjaan : Head of Accounting Laboratory, Binus University, Faculty Member
PSAK 13 (2011): Properti Investasi
3
3
Agenda 1. 2. 3. 4.
Ruang Lingkup Klasifikasi Properti Investasi Pengakuan Pengukuran Awal
7.
Pengukuran setelah Pengakuan Awal Transfer Pelepasan
8.
Pengungkapan
5. 6.
4
4
1. Lingkup
PSAK ini tidak mencakup hal-hal yang diatur dalam PSAK 30 Sewa : 1. Klasifikasi sewa pembiayaan dan sewa operasi; 2. Pengakuan penghasilan sewa dari properti investasi; 3. Pengukuran hak atas sewa operasi dalam laporan keuangan lessee; 4. Pengukuran investasi neto atas sewa pembiayaan dalam laporan keuangan lessor; 5. Akuntansi atas transaksi jual dan sewa-balik; dan 6. Pengungkapan sewa pembiayaan dan sewa operasi.
PSAK ini tidak berlaku untuk: 1. Aset biologik yang terkait dengan aktivitas agrikultur 2. hak penambangan dan reservasi tambang seperti minyak, gas alam dan sumber daya alam sejenis yang tidak dapat diperbaharui.. 5
2. Klasifikasi Properti Investasi
Properti Investasi adalah:
properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan— atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk: 1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau 2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
6
6
2. Klasifikasi Properti Investasi
Untuk dapat mengklasifikasikan suatu properti sebagai properti investasi, harus memenuhi kedua kriteria berikut: 1. Tujuan penggunaan (rental dan/atau kenaikan nilai), dan 2. Jenis kepemilikan (dimiliki sendiri atau melalui sewa pembiayaan).
Mode of Usage Mode of Ownership
7
7
2. Klasifikasi Properti Investasi
PSAK 13 membedakan antara properti investasi dengan properti yang digunakan sendiri. Properti yang digunakan sendiri mengacu pada PSAK 16 Aset Tetap. Properti yang digunakan sendiri adalah:
Mode of Usage
adalah properti yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif.
8
8
2. Klasifikasi Properti Investasi
Untuk memenuhi kriteria properti investasi, properti haruslah :
Dikuasai oleh pemilik, atau Dikuasai oleh entitas dalam sewa pembiayaan
Implikasinya, properti yang dikuasai lessee dalam sewa operasi tidak dapat diklasifikasikan sebagai properti investasi.
Mode of Ownership
Hak atas properti yang dikuasai oleh lessee melalui sewa operasi dapat dikelompokkan dan dicatat sebagai properti investasi jika, dan hanya jika, properti tersebut tidak bertentangan dengan definisi properti investasi dan lessee menggunakan model nilai wajar seperti diatur dalam paragraf 35-59 untuk aset yang bersangkutan 9
9
2. Klasifikasi Properti Investasi Contoh Contoh properti investasi • tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan untuk dijual jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari • tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya di masa depan belum ditentukan. • bangunan yang dimiliki oleh entitas (atau dikuasai oleh entitas melalui sewa pembiayaan) dan disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi • bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi. • properti dalam proses pembangunan atau pengembangan yang di masa depan digunakan sebagai properti investasi. • Properti yang sudah diklasifikasikan sebagai properti investasi namun dalam pengembangan ulang.
10
2. Klasifikasi Properti Investasi Contoh Contoh yang BUKAN properti investasi • properti yang dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari atau sedang dalam proses pembangunan atau pengembangan untuk dijual • properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihak ketiga • properti yang digunakan sendiri • properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa pembiayaan
11
2. Klasifikasi Properti Investasi Discussion
• Tanah untuk dikembangkan Real estat
12
2. Klasifikasi Properti Investasi Jasa Tambahan (Ancillary Services)
Dalam beberapa kasus, entitas menyediakan tambahan jasa kepada para penghuni properti yang dimilikinya. Jika jasa tersebut tidak signifikan terhadap keseluruhan perjanjian, misalnya adalah ketika pemilik bangunan kantor menyediakan jasa keamanan dan pemeliharaan bangunan kepada penyewa yang menghuni bangunan. properti investasi (par 11)
Jika jasa yang disediakan bernilai cukup signifikan, misalnya, jika suatu entitas memiliki dan mengelola hotel, maka jasa yang diberikan kepada para tamu adalah signifikan terhadap keseluruhan perjanjian bukan properti investasi (par 12)
Diskusi : Hotel yang dikelola pihak lain (manajemen hotel) 13
13
2. Klasifikasi Properti Investasi (Par 10)
Dalam satu properti sebagian memenuhi kriteria properti investasi dan sebagian lain TIDAK memenuhi kriteria properti investasi.
Jika dua bagian tersebut:
Dapat dijual terpisah
Tidak dapat dijual terpisah
Atau disewakan terpisah dalam sewa pembiayaan ⇒ Entitas mencatatnya secara terpisah ⇒ Properti adalah properti investasi hanya jika bagian yang bukan properti investasi jumlahnya tidak signifikan
14
14
2. Klasifikasi Properti Investasi Entitas memiliki properti yang disewakan kepada, dan digunakan oleh, induk atau anak perusahaan lain, maka : ⇒
⇒
properti bukan properti investasi dalam laporan keuangan konsolidasi, karena properti dimiliki sendiri dalam perspektif Consolidated grup. Namun, jika memenuhi kriteri properti investasi, lessor mengakui sebagai properti investasi dalam laporan keuangan individualnya.
Individual
15
15
3. Pengakuan
Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16 (Revisi 2011)
Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal tersebut. Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa dan dikelompokkan sebagai properti investasi yang harus dicatat sebagai sewa pembiayaan seperti diatur paragraf16 daiam PSAK 30. Sewa, dalam hal ini harus diakui pada jumlah mana yang lebih rendah antara nilai wajar dan nilai kini dari Pembayaran sewa minimum. Jumlah yang setara harus diakui sebagai kewajiban sesuai dengan ketentuan paragraf yang sama.
Bagian dari suatu properti investasi dapat diperoleh melalui penggantian. Contoh, interior dinding bangunan mungkin merupakan penggantian dinding aslinya. Berdasarkan prinsip pengakuan, entitas mengakui jumlah tercatat properti investasi atas biaya penggantian properti investasi pada saat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi. Jumlah tercatat atas bagian yang digantikan dihentikan pengakuannya sesuai dengan ketentuan penghentian pengakuan dalam Pernyataan ini. 16
16
4. Pengukuran Awal
Sama dengan PSAK 16 Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai secara sewa dan dikelompokkan sebagai properti investasi mengacu pada PSAK 30 Sewa, dimana aset diakui pada jumlah mana yang lebih rendah antara: Nilai wajar properti, dan Nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
Jika hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa diklasifikasikan sebagai properti investasi, maka hak atas properti tersebut dicatat sebesar nilai wajar dari hak tersebut dan bukan dari properti yang mendasari. (par 25) 17
4. Pengukuran Awal Tidak termasuk biaya perolehan (par 22) biaya perintisan (kecuali biaya-biaya yang diperlukan untuk membawa properti ke kondisi yang diinginkan sehingga dapat digunakan sesuai dengan maksud manajemen) kerugian operasional yang terjadi sebelum properti investasi mencapai tingkat hunian yang direncanakan pemborosan bahan baku, buruh atau sumber daya lain yang terjadi selama masa pembangunan atau pengembangan properti Jika pembayaran atas properti investasi ditangguhkan, maka biaya perolehan adalah setara harga tunai. Perbedaan antara jumlah tersebut dan pembayaran diakui sebagai beban bunga selama periode kredit. (par 23) 18
5. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Properti yang dikuasai dalam sewa operasi yang diklasifikasikan sebagai properti Investasi Properti investasi yang menjadi agunan kewajiban yang menghasilkan imbalan yang terkait langsung dengan nilai wajar dari, atau imbalan dari, aset tertentu termasuk properti investasi Properti investasi yang nilai wajarnya tidak dapat ditentukan secara andal atas dasar berkelanjutan
Tidak ada pilihan, hanya model nilai wajar
Pilih salah satu model untuk semua properti Tidak ada pilihan, hanya model biaya
19
19
5. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Properties held to earn rental or capital appreciation or both?
Any property held under operating lease?
Use PSAK 13 to account for one or more such properties?
Properties not under PSAK 13
Not within PSAK 13
Properties under PSAK 13
Fair value model under PSAK 13
Cost model under PSAK 13
20
20
5. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Model Nilai Wajar
Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan kondisi pasar pada tanggal pelaporan Properti investasi tidak disusutkan. Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti investasi harus diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
21
21
5. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Model Nilai Wajar (PSAK 13)
Model Revaluasian (PSAK 16)
• Menggunakan nilai wajar
• Menggunakan nilai wajar
• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi atau ekuitas.
• Tidak ada penyusutan.
• Penyusutan.
• Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.
• Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler. 22
22
Nilai wajar
Nilai wajar adalah nilai pada tanggal tertentu. Karena kondisi pasar dapat berubah, jumlah yang dilaporkan berdasarkan nilai wajar mungkin salah atau tidak tepat jika diestimasi pada waktu yang berbeda. Definisi nilai wajar mengasumsikan pertukaran dan penyelesaian secara serempak dari kontrak penjualan tanpa perbedaan harga juga dapat terjadi dalam suatu transaksi yang wajar antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai seandainya pertukaran dan penyelesaian tersebut tidak dilakukan secara serempak. 23
23
Nilai wajar
Nilai wajar properti investasi mencerminkan, antara lain, penghasilan rental dari sewa yang sedang berjalan dan asumsiasumsi yang layak dan rasional yang mencerminkan keyakinan pihak-pihak yang berkeinginan bertransaksi dan memiliki pengetahuan memadai mengenai asumsi tentang penghasilan rental dari sewa di masa depan dengan mengingat kondisi sekarang. Dengan dasar pemikiran yang sama, nilai wajar juga mencerminkan arus kas keluar (termasuk pembayaran rental dan arus keluar Iainnya) yang dapat diperkirakan sehubungan dengan properti tersebut. 24
24
Nilai wajar
Pedoman nilai wajar terbaik mengacu pada harga kini dalam pasar aktif untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang sarna dan berdasarkan pada sewa dan kontrak lain yang serupa. Entitas harus memperhatikan adanya perbedaan dalam sifat, lokasi,atau kondisi properti, atau ketentuan yang disepakati dalam sewa dan kontrak lain yang berhubungan dengan properti.
25
25
Nilai wajar
Tidak tersedianya harga kini dalam pasar aktif yang sejenis, suatu entitas harus mempertimbangkan informasi dari berbagai sumber, termasuk:
Harga kini dalam pasar aktif untuk properti yang memiliki sifat, kondisi dan lokasi berbeda (atau berdasarkan pada sewa ataukontrak.lain yang berbeda), disesuaikan untuk mencerrninkan perbedaan tersebut;
harga terakhir properti serupa dalam pasar yang kurang aktif, dengan penyesuaian untuk mencerminkan adanya perubahan dalam kondisi ekonomi sejakt anggal transaksi terjadi pada hargat ersebut,dan
proyeksi arus kas diskontoan berdasarkan estimasi arus kas di masa depan yang dapat diandalkan,didukung dengan syarat/klausul yang terdapat dalam sewa dan kontrak lain yang ada dan (jika mungkin) dengan bukti ekstemal seperti pasar kini rental untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang sama, dan penggunaan tarif diskonto yang mencerrninkan penilaian pasar kini dari ketidakpastian dalam jumlah atau waktu arus kas. 26
26
Nilai wajar
Dalam menentukan nilai wajar properti investasi, entitas tidak melakukan penghitungan ganda atas aset atau kewajiban yang diakui sebagai aset atau kewajiban terpisah.
peralatan seperti lift atau pendingin ruangan sering kali menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari bangunan dan biasanya dimasukkan dalam nilai wajar properti investasi, dari pada diakui secara terpisah sebagai peralatan (aset tetap);
jika kantor disewakan termasuk dengan fumiturnya, nilai wajar kantor umumnya memasukan nilai wajar furnitur, karena penghasilan rental jugaterkait dengan fumitur yang digunakan. Apabila fumitur termasuk dalam nilai wajar properti investasi, entitas tidak mengakui furnitur tersebut sebagai aset terpisah;
nilai wajar properti investasi tidak termasuk biaya dibayar di muka atau penghasilan sewa operasi akruan (accrued operating lease income), karenaentitas mengakui hal tersebut secar aterpisah sebagai aset atau kewajiban;
nilai wajar properti investasi yang dikuasai dengan cara sewa mencerminkan adanya arus kas yang diharapkan 27
27
6. Transfer Transfer ke, atau dari properti invetasi dapat dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan: Perubahan Penggunaan a) Dimulainya penggunaan oleh pemilik b) Dimulainya pengembangan untuk dijual Perubahan Penggunaan a) Berakhirnya pemakaian oleh pemilik b) Dimulainya sewa operasi ke pihak lain c) Berakhirnya pembangunan atau pengembangan
Transfer dari properti investasi Properti yang dimiliki sendiri
Properti Investasi
Persediaan
Transfer ke properti investasi Properti yang dimiliki sendiri Persediaan
Properti Investasi
Akhir masa konstruksi
28
28
5. Transfer
Ketika entitas menggunakan→
Pengukuran
Cost Model
transfer TIDAK mengubah jumlah tercatat properti yang ditransfer dan TIDAK mengubah biaya properti untuk tujuan pengukuran dan pengungkapan.
29
29
5. Transfer
Untuk transfer dari properti investasi yang dicatat dengan menggunakan nilai wajar Fair Value Model
Perubahan Penggunaan a) Dimulainya penggunaan oleh pemilik b) Dimulainya pengembangan untuk dijual
Transfer dari properti investasi Properti yang dimiliki sendiri
Properti Investasi
Persediaan
Nilai properti untuk akuntansi berikutnya sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 16 dan 14 adalah nilai wajar pada tanggal perubahan penggunaan. 30
30
6. Transfer Untuk transfer ke properti investasi yang dicatat dengan menggunakan nilai wajar Properti yang dimiliki sendiri
Fair Value Model Properti Investasi
Terapkan PSAK 16 hingga tanggal perubahan Memperlakukan perbedaan antara • Jumlah tercatat menurut PSAK 16, dan • Nilai wajar dengan cara yang sama seperti revaluasi PSAK 16
Persediaan Akhir masa konstruksi
⇒ Revaluation reserve is frozen and accounted for in accordance with PSAK 16 subsequently
Perbedaan antara Nilai wajar properti pada tanggal Properti Investasi perubahan, dan Nilai tercatat 31 diakui dalam laporan laba rugi 31
6. Transfer PT X mengadopsi PSAK 13 (Revisi 2011) dan memutuskan menggunakan nilai wajar untuk penilaian aset tetap dan properti investasi. Pada 1 Mar 2012, property B dengan nilai tercatat Rp 1 milyar (tadinya dipakai untuk kantor perusahaan) disewakan untuk memperoleh pendapatan. Surplus revaluasi yang pernah diakui atas B adalah 300 juta dan nilai wajar B pada tanggal transfer adalah 1,2 milyar. Bagaimana perlakuan akuntansi nya ?
32
32
6. Transfer
Example
Jurnal : Dr Aset Tetap Cr
200,000
Surplus revaluasi aset tetap
200,000
To recognise the additional revaluation surplus. Dr Properti Investasi Cr
Aset tetap
1,200,000 1,200,000
To reclassify the property from PPE to investment property. Surplus revaluasi sebesar 500 juta tetap berada di ekuitas.
33
33
7. Pelepasan
Properti investasi harus dihentikan pengakuannya pada saat: 1. Pelepasan atau 2. Ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasan.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi ditentukan dari selisih antara: 1. Hasil neto dari pelepasan dan 2. Jumlah tercatat aset, dan diakui dalam laporan laba rugi (kecuali sale and leaseback) dalam priode terjadinya. 34
34
8. Pengungkapan
apakah entitas tersebut menerapkan model nilai wajar atau model biaya; Jika menerapkan nilai wajar, apakah, dan dalam keadaan bagaimana, hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa operasi diklasifikasikan dan-dicatat sebagai propertiinvestasi; apabila pengklasifikasian ini sulit dilakukan kriteria yang digunakan untuk membedakan properti investasi dengan properti yang digunakan sendiri dan dengan properti yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari; metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar dari properti investasi, sejauhmana penentuan nilai wajar properti investasi didasarkan atas penilaian oleh penilai independen yang diakui dan memiliki kualifikasi profesional yang relevan serta memiliki pengalaman mutakkht di lokasi dan kategori properti investasi yang dinilai. 35
35
8. Pengungkapan
jumlah yang diakui dalam Iaporan laba rugi untuk:
penghasilan rental dari properti investasi; beban operasi langsung yang timbul dari properti investasi yang menghasilkan rental beban operasi Iangsung investasi yang tidak menghasilkan pendapatan rental selama periode tersebut; dan perubahan kumulatif dalam nilai wajar yang diakui dalam laporan laba rugi atas penjualan properti investasi
eksistensi dan jumlah pembatasan atas realisasi dari properti investasi atau pembayaran penghasilan dan hasil pelepasan; kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun atau mengembangkan properti investasi atau untuk perbaikan, pemeliharaan atau peningkatan. 36
36
8. Pengungkapan
Model Nilai Wajar
Mengungkapkan rekonsiliasi antara jumlah tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode, yang menunjukkan hal-hal berlkut:
penambahan, pengungkapan terpisah untuk penambahan yang dihasilkan dari akuisisi dan penambahan yang dihasilkan dari pengeluaran setelah perolehan yang diakui dalam jumlah tercatat aset;
penambahan yang dihasilkan dari akuisisi melalui penggabungan usaha; aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk dalam kelompok aset yang akan dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai dimlliki untuk dijual dan pelepasan lain; laba atau rugi neto dari penyesuaian terhadap nilai wajar;
perbedaan nilai tukar neto yang timbul pada penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional
transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri; dan
perubahan lain. 37
37
8. Pengungkapan
Model Nilai Wajar
Ketika suatu penilaian terhadap properti investasi disesuaikan secara signifikan untuk tujuan pelaporan keuangan, maka entitas tersebut mengungkapkan rekonsiliasi antara penilaian tersebut dan penilaian yang telah disesuaikan yang dilaporkan dalam laporan keuangan, dengan menunjukkan seeara terpisah jumlah agregat dari pengakuan kewajibansewayang telah ditambahkan kembali, dan penyesuaian signijikan lain.
Pengungkapan tambahan :
uraian mengenai properti investasi tersebut; penjelasan mengapan nilai wajar tidak dapat ditentukan secaraandal; apabila mungkin, kisaranestimasidi mananilai wajar kemungkinan besar berada dan untuk pelepasan properti .investasiyang tidak dicatat dengan nilai wajar: fakta bahwa entitas tersebut telah melepaskan properti investasiyang tidakdicatat dengan nilai wajar;
jumlah tercatatproperti investasipada saat dijual; dan jum/ah .Iaba ataurugi yang dlakui: 38
38
8. Pengungkapan
Metode penyusutan yang digunakan; masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan; Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal danakhir.periode; Rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi pada awal dan. akhir periode, yang menunjukkan:
Penambahan
Penambahan dari akuisisi dan penggabungan usaha Aset diklasifikasikan untuk dijual Penyusutan Penurunan nilai
Transfer ke klasifikasi lain
Model Biaya
Nilai wajar properti investasi dalam kasus dikecualikan 39
39
Ringkasan Beda dengan PSAK 13 (2007) Letak beda
ED PSAK 13 (revisi 2011)
PSAK 13 (revisi 2007)
Definisi
Tidak mengatur definisi penghentian pengakuan
tentang Mengatur definisi tentang penghentian pengakuan
Pengakuan awal properti investasi dalam proses pebangunan dan pengembangan
Diakui sebagai properti investasi
Ketidakmampuan menetapkan nilai wajar yang andal
Jika entitas memilih menggunakan metode tidak diatur nilai wajar, maka properti investasi dalam proses pembangunan dan pengembangan: - Diukur pada harga perolehan sampai nilai wajarnya dapat ditentukan secara andal atau sampai proses pembangunan dan pengembangan selesai (mana yang lebih dahulu) - Pada pengakuan awal langsung dapat diukur sebesar nilai wajarnya jika dapat ditentukan secara andal
Diakui sebagai aset tetap dan perlakuannya mengacu ke PSAK 16: Aset Tetap sampai properti investasi selesai dibangun.
40
40
PSAK 48 (Revisi 2009): Penurunan Nilai Aset
41
41
Tujuan
Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. pengembangan properti Aset dikatakan melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tercatat aset melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui:
Penggunaan, atau Penjualan aset.
42
Ruang Lingkup - Pengecualian (par 2) (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)
(h)
Persediaan (lihat PSAK 14: Persediaan); aset yang timbul dari kontrak konstruksi (lihat PSAK 34: Akuntansi Kontrak Konstruksi); aset pajak tangguhan (lihat PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan); aset yang timbul dari imbalan kerja (lihat PSAK 24: Imbalan Kerja); aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; Properti investasi yang diukur pada nilai wajar (lihat PSAK 13: Properti Investasi); biaya akuisisi tangguhan, dan aset tidak berwujud, yang timbul dari hak kontraktual penanggung berdasarkan kontrak asuransi yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 28: Kontrak Asuransi; dan aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
karena Pernyataan yang berlaku untuk aset-aset tersebut persyaratan pengakuan dan pengukuran atas aset-aset tersebut. 43
memiliki
Termasuk Ruang Lingkup (par 4) Pernyataan ini berlaku untuk aset keuangan yang dikelompokkan sebagai
investasi dalam entitas anak (PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri)
ventura bersama yang disajikan dengan metoda biaya dalam laporan keuangan tersendiri seperti yang dijelaskan dalam PSAK 12 : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
Ketentuan mengenai penurunan nilai investasi dalam entitas asosiasi diatur dalam PSAK 15 : Investasi dalam Entitas Asosiasi
Untuk penurunan nilai aset keuangan lainnya, merujuk kepada PSAK 55.
44
Ruang Lingkup (par 5) Tidak termasuk ruang lingkup PSAK 48 (par 5) : Aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55 Properti investasi yang diukur pada nilai wajar sesuai PSAK 13. Namun termasuk ruang lingkup PSAK 48 (par 5) :
Aset yang dicatat pada jumlah revaluasian(yaitu nilai wajar) sesuai dengan Pernyataan lain, seperti model revaluasi dalam PSAK16: Aset Tetap.
45
Konsep & Istilah Penting Bahasa Indonesia 46
Bahasa Inggris
Uji Penurunan Nilai Rugi Penurunan Nilai Jumlah Tercatat
Jumlah Terpulihkan Jumlah Tersusutkan
Nilai Pakai Nilai Wajar dikurangi Biaya Penjualan Unit Penghasil Kas (UPK) Biaya Pelepasan
Aset Korporat Goodwill
Impairment Test Impairment Losses Carrying Amount Recoverable Amount Depreciable Amount Value in Use Fair Value less Costs to Sell
(FV-C2S) Cash Generating Unit (CGU) Costs of Disposal
Corporate Assets
Goodwill
Pendekatan Penurunan Nilai (Impairment) Review Aset secara Periodik Goodwill? Y
Apakah terdapat indikasi Estimasi recoverable amount secara individu
N
Y
Hitung recoverable amount secara individu
Hitung recoverable amount unit penghasil kas /UPK/CGU
Hitung penurunan nilai
Hitung penurunan nilai
Pertimbangkan pembalikan*
Pertimbangkan pembalikan* 47
Review AKHIR PERIODE
ADA INDIKASI
Menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai
mengestimasi jumlah terpulihkan aset.
Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai :
48
Minimal setahun sekali, melakukan pengujian penurunan nilai (impairment test):
Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas
Aset tidak berwujud yang belum digunakan
Goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis
Identifikasi Indikasi Penurunan Nilai PSAK 48 par 12
Informasi minimum yang dipertimbangkan Informasi eksternal
Informasi internal
• Perubahan signifikan nilai pasar • Perubahan signifikan teknologi, pasar, ekonomi dan lingkup hukum • Perubahan suku bunga • Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya
• Bukti keusangan atau kerusakan fisik aset • Perubahan signifikan atas penggunaan, penghentian dan masa manfaat aset • Bukti internal mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk dari yang diharapkan.
49
Nilai Terpulihkan Jumlah terpulihkan = Jumlah yang lebih tinggi antara : Nilai wajar dikurang biaya untuk menjual dan (Fair Value Less Costs to Sell)
Jumlah yang dapat dihasilkan dari penjualan suatu aset atau unit penghasil kas dalam transaksi antara pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan, dikurangi biaya pelepasan aset. 50
Nilai pakai (Value in Use) Nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima atau unit penghasil kas.
Pengukuran Jumlah Terpulihkan Nilai wajar dikurangi Biaya Penjualan Bukti Terbaik ⇒ harga dalam suatu perjanjian penjualan yang mengikat dalam suatu transaksi antara pihak yang independen, disesuaikan dengan biaya tambahan yang dapat dikaitkan langsung dengan pelepasan aset. Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat namun aset diperdagangkan di pasar aktif ⇒ Berdasarkan harga pasar aset dikurangi biaya pelepasan aset tersebut. Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat dan tidak ada pasar aktif untuk aset ⇒ Berdasarkan informasi terbaik yang ada untuk menggambarkan jumlah yang dapat diperoleh entitas, pada akhir periode pelaporan, dari pelepasan aset pada nilai wajar dikurangi biaya pelepasan 51
Pengukuran Jumlah Terpulihkan Nilai Pakai Nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima
Pertimbangan dalam penghitungan nilai pakai aset:
a) estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari
aset; b) ekspektasi mengenai kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus kas masa depan tersebut; c) nilai waktu uang, diwakili oleh suku bunga pasar bebas risiko yang berlaku; d) harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset e) faktor-faktor lain, seperti ilikuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh pelaku pasar dalam menilai arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset tersebut. 52
Pengukuran Jumlah Terpulihkan
PSAK 48 Par 31
1. mengestimasi arus kas masuk dan arus kas keluar di masa depan dari pemakaian aset tersebut dan pelepasannya pada akhirnya 2. menerapkan tingkat diskonto yang tepat atas arus kas masa depan tersebut
53
Pengukuran Jumlah Terpulihkan Estimasi arus kas di masa depan meliputi: (a) proyeksi arus kas masuk dari penggunaan aset; (b) proyeksi arus kas keluar yang diperlukan untuk menghasilkan arus kas masuk dari penggunaan aset (termasuk arus kas keluar untuk menyiapkan aset agar dapat digunakan) dan dapat dikaitkan secara langsung, atau dialokasikan dengan dasar yang layak dan konsisten, pada aset; dan (c) arus kas neto, jika ada, yang akan diterima (atau dibayarkan) untuk pelepasan aset pada akhir masa manfaatnya.
54
Dasar Estimasi Arus Kas Masa Depan 1. Asumsi yang masuk akal dan didukung oleh fakta atau teori. 2. Anggaran keuangan terbaru dan telah disahkan manajemen. 3. Tidak memasukkan komponen arus kas masa depan dari restrukturisasi. 4. Penggunaan dasaran kepada anggaran hanya meliputi periode 5 tahun, kecuali jika periode yang lebih lama dapat dijustifikasi. 5. Periode setelah anggaran menggunakan tingkat pertumbuhan tetap atau menurun, kecuali jika pertumbuhan naik dapat dijustifikasi. 6. Tingkat pertumbuhan dalam proyeksi tidak boleh melebihi rata-rata jangka panjang pertumbuhan untuk produk, industri, atau negara tempat entitas beroperasi atau pasar dimana aset digunakan, kecuali jika tingkat yang lebih tinggi dapat dijustifikasi.
55
Pengukuran Jumlah Terpulihkan Arus Kas Masa Depan Valuta Asing • Arus kas masa depan diestimasi dalam satuan mata uang ketika akan dihasilkan dan kemudian didiskonto menggunakan suatu tingkat diskonto yang tepat untuk satuan mata uang tersebut. • Tingkat pertukaran yang digunakan kurs spot pada tanggal penghitungan nilai pakai.
56
PSAK 48 Par 54
Tingkat Diskonto Dasar penetapan tingkat diskonto tingkat diskonto sebelum pajak menggambarkan penilaian pasar kini dari: (a) nilai waktu uang; dan (b) risiko spesifik atas aset dimana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan. Tingkat diskon adalah tingkat pengembalian yang disyaratkan investor jika seandainya akan memilih suatu investasi yang menghasilkan arus kas dengan jumlah, waktu dan profil risiko yang sama dengan yang diharapkan akan dihasilkan dari aset tersebut. 57
PSAK 48 Par 56
Tingkat diskonto diestimasi dari salah satu: • Tingkat diskonto implisit transaksi pasar kini aset sejenis atau • Rata-rata tertimbang biaya modal entitas yang tercatat di bursa efek yang memiliki aset sejenis
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai Nilai terpulihkan aset < Nilai tercatat – –
nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai
PSAK 48 Par 59-60-61
Rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi, • Kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan standar lain (Contoh PSAK 16)
58
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai •
Setiap rugi penurunan nilai aset revalusian diperlakukan sebagai penurunan revaluasi. (Lihat PSAK 16 : Aset Tetap) diakui
dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama
rugi
penurunan nilai atas aset revaluasian mengurangi surplus revaluasi untuk aset tersebut
59
Ilustrasi Penurunan Nilai 1 Contoh: PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 200 juta, nilai wajar dikurangi biaya menjual Rp180 juta dan nilai pakainya 205 juta. Rp 200 juta
Nilai tercatat
Rp 205 juta Dibandingkan
Nilai diperoleh kembali
Tidak ada penurunan nilai
Lebih tinggi antara Nilai wajar dikurangi b. penjualan
Nilai pakai
Rp 180 juta
Rp 205 juta 60
Ilustrasi Penurunan Nilai 2 Contoh: PT Anggrek, (informasi sama) kecuali nilai pakai dari peralatan sebesar Rp 175 juta. Rp20 juta Rugi Penurunan Nilai Rp 200 juta
Nilai tercatat
Rp 180 juta Dibandingkan
Nilai diperoleh kembali Lebih tinggi antara
Jurnal mencatat kerugian penurunan nilai:. Dr. Kerugian Penurunan Nilai Rp 20 juta Cr. Ak. Dep– Peralatann Rp 20 juta
Nilai wajar dikurangi b. penjualan
Nilai pakai
Rp 180 juta
Rp 175 juta 61
Unit Penghasil Kas (UPK)
Jumlah terpulihkan dari aset individual tidak dapat ditentukan jika: (a) (b)
nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan; dan aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen dari kelompok aset lain.
Dalam kasus ini, nilai pakai dan, jumlah terpulihkan, dapat ditentukan hanya untuk Unit Penghasil Kas Aset.
62
PSAK 48 Par 67
PSAK 48 Lihat Par 67: Contoh
Unit Penghasil Kas
Tidak mungkin mengestimasi jumlah terpulihkan aset individual menentukan nilai terpulihkan dari unit penghasil kas yang mana aset tercakup (aset dari unit penghasil kas = UPK). Unit penghasil kas aset kelompok terkecil dari aset yang termasuk aset tersebut dan menghasilkan arus kas masuk yang independen dari arus kas masuk dari aset atau kelompok aset lain.
63
PSAK 48 Par 66, 68: Contoh
Unit Penghasil Kas
Jumlah terpulihkan dari UPK adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar unit penghasil kas dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakainya. PSAK 48 Par 74-76
Jumlah tercatat dari UPK: (a) mencakup hanya jumlah tercatat dari aset-aset yang dapat diatribusikan langsung, atau dialoksikan dengan dasar yang layak dan konsisten, ke UPK dan akan menghasilkan arus kas masuk yang digunakan dalam menentukan nilai pakai unit penghasil kas; dan (b)
64
tidak mencakup jumlah tercatat dari setiap liabilitas yang diakui, kecuali jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas tidak dapat ditentukan tanpa mempertimbangkan liabilitas tersebut.
Unit Penghasil Kas Rugi Penurunan Nilai • diakui untuk UPK • jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan dari unit tersebut (kelompok dari unit) < jumlah tercatatnya. • dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset dari unit tersebut (kelompok dari unit) dengan urutan sbb: (a) pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill yang dialokasikan ke unit penghasil kas (kelompok dari unit); dan (b) selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut dibagi pro rata atas dasar jumlah tercatat setiap aset di dalam unit tersebut (kelompok dari unit).
PSAK 48 Par 98
Pertama, Goodwill
Kemudian pro rata 65
Unit Penghasil Kas Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai, entitas tidak harus mengurangi jumlah tercatat aset dengan jumlah yang tertinggi dari: (a) nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual (jika ditentukan); (b) nilai pakainya (jika dapat ditentukan); dan (c) nol.
PSAK 48 Par 100
Jumlah rugi penurunan nilai yang semestinya dialokasikan ke aset harus dialokasikan pro rata ke aset lain dari unit (kelompok dari unit).
66
CONTOH - UPK Sebuah perusahaan manufaktur memiliki mesin yang digunakan untuk memproduksi di satu divisi produksi. Mesin tersebut tidak memiliki harga jual kecuali harga jual sebagai besi bekas dan sulit untuk mengidentifikasi arus kas secara terpisah dari penggunaan mesin tersebut. Konsekuensinya jika perusahaan menentukan ada indikasi impairment atas mesin, maka penilaian impairment harus dilihat sebagai satu kesatuan divisi produksi. Perhitungan nilai diperoleh kembali harus dihitung atas keseluruhan unit penghasil kas divisi produksi. 67
CONTOH - UPK Sebuah perusahaan transportasi memperoleh kontrak dari Pemda untuk mengoperasikan 6 jalur koridor busway sebagai satu kesatuan. Perusahaan dapat mengidentifikasi aset dan arus kas dari masing-masing jalur tersebut. Satu koridor busway mengalami kerugian (indikasi penurunan nilai). Walaupun kerugian penurunan nilai dapat diidentifikasi untuk satu koridor, namun karena perusahaan terikat kontrak untuk menjalankan keenam koridor tersebut maka penurunan nilai harus dilihat sebagai satu kesatuan. Pengukuran penurunan nilai dilakukan atas UPK atas keenam koridor busway tersebut.
68
Goodwill Goodwill telah dialokasikan sebelumnya ke unit penghasil kas A. Goodwill yang dialokasikan ke A tidak dapat diidentifikasi atau diasosiasikan dengan kelompok aset pada tingkatan yang lebih rendah dari A, kecuali secara arbitrer. Karena goodwill yang dialokasikan ke A tidak dapat secara arbitrer diidentifikasi atau diasosiasikan dengan suatu kelompok aset pada suatu level yang lebih rendah dari A, maka goodwill dialokasikan kembali ke unit B, C dan D berdasarkan nilai relatif dari tiga porsi dari A sebelum porsi tersebut diintegrasikan ke B, C dan D. 69
Kasus 1: Penurunan Nilai UPK Kasus Suatu entitas mengoperasikan peralatan minyak di dasar laut. Entitas menyediakan biaya restorasi senilai Rp 10 M, yang mencerminkan nilai kini dari biaya tersebut. Entitas tersebut menerima tawaran untuk membeli peralatan minyak seharga Rp 16 M, dan nilai biaya pelepasan seharga Rp 2 M. Nilai pakai sebesar Rp 24 M. Sedangkan nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 20 M.
Apakah nilai dari peralatan menurun?
70
Kasus 1: Penurunan Nilai UPK Solution
Nilai wajar dikurangi cost to sell dari peralatan adalah Rp 14 M (Rp 16 M – Rp 2 M).
Nilai pakai dari peralatan sebesar Rp 14 M (Rp 24 M – Rp 10 M).
Nilai tercatat dari peralatan adalah Rp 10 M (Rp 20 M – Rp 10 M).
Sehingga, nilai terpulihkan dari unit penghasil kas melebihi nilai tercatatnya, sehingga aset ini tidak diturunkan nilainya.
71
Kasus 2: Unit Penghasil Kas Bear Bull performed an impairment review on the CGU X, which has the following assets on hand: Carrying amount Goodwill $ 1,000 Property, plant and equipment, at depreciated cost 3,000 Intangible assets, at amortised cost 2,000 Investment property, at depreciated cost 2,500 Financial assets, at fair value 1,070 Inventory, at cost 500 Trade receivables 1,300 Total
11,370
After an impairment review, Bear Bull found that the recoverable amount of CGU X is $8,000 and of the investment property is $2,000 Calculate the impairment loss and allocate to the individual asset. 72
Kasus 2: Unit Penghasil Kas Carrying amount after Allocated impairment loss impairment loss Goodwill $ Property, plant and equipment Intangible assets Investment property ($2,500 – $500) Financial assets Inventory Trade receivables Total
1,000 3,000 2,000 2,000 1,070 500 1,300
$ (1,000) (1,122) (748) -
10,870
(2,870)
Firstly, the impairment loss reduces any amount of goodwill Then, the residual loss is allocated to other non-current assets pro rata based on the carrying amounts of those non-current asset. 73
Carrying amount after impairment loss $
0 1,878 1,252 2,000 1,070 500 1,300 8,000
Kasus 3 Kasus Suatu unit penghasil kas memiliki aset bersih berikut ini: Rp M Goodwill 10 Properti 20 Pabrik dan Peralatan 30 60 Nilai yang dapat dipulihkan sebesar Rp 45 M.
Alokasikan kerugian penurunan nilai pada aset bersih perusahaan.
74
Kasus 3 Goodwill Nilai Tercatat Rugi Penurunan Nilai Nilai Tercatat setelah Penurunan Nilai
75
Properti
Pabrik Total
RpM 10
RpM 20
RpM 30
RpM 60
(10) -
(2) 18
(3) 27
(15) 45
Kasus 4: Penurunan Nilai Goodwill PT Lily memiliki 80% kepemilikan PT Kenanga dengan membayar Rp 32 M pada 1 Januari 2010. Setelah tanggal akuisisi, aset bersih yang dapat diidentifikasi memiliki nilai Rp30 M. PT Kenanga merupakan UPK. Pada 31 Desember 2010, nilai yang dapat dipulihkan dari PT Lily sebesar Rp20 M. Nilai wajar aset teridentifikasi 27.
76
Kasus 4: Penurunan Nilai Goodwill Harga perolehan kombinasi bisnis 80% Harga perolehan kombinasi bisnis 100% Nilai wajar aset bersih bisa diidentifikasi
= Rp 32 M = Rp 40 M = Rp 30 M
Goodwill total Pengendali Nilai aset bersih yang diakusisi = 80% x Rp30 M Goodwill pengendali Harga perolehan
= Rp 10 M
77
= Rp 24 M = Rp 8 M = Rp 32 M
Kasus 4: Penurunan Nilai Goodwill
Nilai aset pada saat perolehan pertama
Akhir tahun 2010 Nilai tercatat bruto
Goodwill
Aset diidentifikasi
Total
Rp 10 M
Rp 30 M
Rp 40 M
Pengendali
8M
24 M
32 M
Kepemilikan minoritas
2M
6M
8M
Rp 10 M
Rp 30 M
Rp 40 M
Nilai tercatat yang disesuaikan
78
Kasus 4: Penurunan Nilai Goodwill Nilai yang dapat dipulihkan Rp20 M
<
Nilai tercatat telah disesuaikan Rp 37 M
Terjadi penurunan nilai Rp17 M
Bagian 2: Mengalokasikan kerugian penurunan nilai Akhir tahun 2010 Nilai tercatat bruto
Goodwill
Aset diidentifikasi
Total
Rp 10 M
Rp 30 M
Rp 40 M
-
(3 M)
(3 M)
Nilai tercatat
10 M
27 M
37 M
Kerugian penurunan nilai
10 M
7M
17 M
0
Rp 20 M
Rp 20 M
Akumulasi depresiasi
Nilai tercatat yang disesuaikan
79
Kasus 4: Penurunan Nilai Goodwill Bagian 1: Menguji penurunan nilai PT Kenanga Asumsi: depresiasi aset yang dapat diidentifikasi Rp 2 M selama tahun 2010 Akhir tahun 2010
Nilai tercatat bruto Akumulasi depresiasi Nilai tercatat
Goodwill
Aset diidentifikasi
Penurunan Nilai Ass
Goodwill
Rp 10 M
Rp 30 M
Rp 40 M
-
(3 M)
(3 M)
10 M
27 M
37 M
Penurunan nilai
7M
10 M
Pihak pengendali
8M
21.6 M
5.6 M
8M
Kepemilikan minoritas
2M
5.4 M
1.4 M
2M
Rp 10 M
Rp 27 M
(7)M
(10)
Nilai setelah penurunan 80
Total
17 M
Rp 20 M
Kasus 4: Penurunan Nilai Goodwill Nilai yang dapat dipulihkan Rp20 M
<
Nilai tercatat telah disesuaikan Rp 37 M
Terjadi penurunan nilai Rp13 M
Bagian 2: Mengalokasikan kerugian penurunan nilai Akhir tahun 2010 Nilai tercatat bruto
Goodwill
Aset diidentifikasi
Total
Rp 10 M
Rp 25 M
Rp 35 M
-
(2 M)
(2 M)
Nilai tercatat
10 M
23 M
33 M
Kerugian penurunan nilai
10 M
3M
13 M
Akumulasi depresiasi
Pihak pengendali
2.4 M
Non pengendali
0.6 M
Nilai tercatat yang disesuaikan 81
0
Rp 20 M
Rp 20 M
Pembalikan suatu Rugi Penurunan Nilai
Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui pada periode-periode sebelumnya untuk aset (selain goodwill) mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun, entitas mempertimbangkan, minimal, indikasi berikut ini: 1. 2.
82
Infomasi yang bersumber dari luar Informasi yang bersumber dari dalam
PSAK 48 Par 106
Pembalikan suatu Rugi Penurunan Nilai
Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode-periode sebelumnya untuk aset selain goodwill harus dibalik jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan atas aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. jika kasusnya seperti ini, jumlah tercatat aset, (ada pengecualian) dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai 83
PSAK 48 Par 109
Pembalikan suatu Rugi Penurunan Nilai –Aset Individu
Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain goodwill), yang disebabkan pembalikan rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat (neto setelah amortisasi atau depresiasi) seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya.
Pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset (selain goodwill) diakui segera dalam laba rugi, kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan Pernyataa lain (contohnya, model revaluasi di PSAK 16). Setiap pemulihan rugi penurunan nilai aset revaluasian harus diperlakukan sebagai kenaikan penilaian kembali sesuai dengan PSAK terkait.
84
PSAK 48 Par 112-114
Pembalikan suatu Rugi Penurunan Nilai untuk UPK
Dialokasikan kepada aset-aset dari unit (kecuali untuk goodwill) pro rata dengan jumlah tercatat dari asetnya. Diperlakukan sebagai pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset individual dan diakui sesuai dengan PSAK ini. Alokasi pembalikan rugi penurunan nilai jumlah tercatat aset tidak boleh dinaikkan diatas nilai yang terendah dari: (a) jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan (b) jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau depresiasi neto) seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut dalam periode sebelumnya. Jumlah pemulihan rugi penurunan nilai yang sebaliknya telah dialokasikan untuk aset tersebut harus dialokasikan pro rata ke aset lain dari unit itu, kecuali untuk goodwill. 85
PSAK 48 Par 117-118
Pengungkapan
PSAK 48 Par 121-130
Pengungkapan yang lebih ekstensif disyaratkan Pengungkapan tambahan utama termasuk:
Setiap UPK (atau kelompok UPK) yang memiliki nilai tercatat goodwill atau aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas 86
Asumsi utama dan pendekatan manajemen yang digunakan untuk mengukur nilai terpulihkan
Periode dimana manajemen telah memproyeksikan arus kas, tingkat pertumbuhan, tingkat diskonto
Problem 1
Suatu aset individu nilai perolehannya 24.000. Depresiasi dilakukan dengan garis lurus selama 20 tahun dengan nilai sisa sebesar 4.000. Pada awal tahun ke 16, ada indikasi penurunan nilai. Jika aset tersebut dijual harga penjualan 10.000 dikurangi biaya penjualan 3.000. Nilai pakai aset tersebut sebesar 6.000. Setelah penurunan nilai masa manfaat tersisa aset tetap 5 tahun dan nilai residu tidak berubah 4.000 Hitung penurunan nilai dan jurnal yang dibuat.
87
Problem 1
Awal tahun 16 = akhir tahun 15, sudah dimanfaatkan 15thn. Akumulasi depresiasi = 15.000. Nilai tercatat aset 24.000-15.000 = 9.000
Nilai diperoleh kembali nilai tertinggi antara
Rugi penurunan nilai = 9.000 – 7.000 = 2.000 Jurnal yang dibuat
Rugi penurunan nilai 2.000 Akumulasi depresiasi
2.000
Depresiasi tahun ke-16. (7.000-4.000)/5 = 600
88
10.000 – 3.000 = 7.000 dengan 6.000 7.000
Beban Depresiasi 600 Akumulasi depresiasi
600
Problem 1 Pada awal tahun ke-18 ada indikasi pembalikan penurunan nilai. Diketahui nilai dapat diperoleh kembali sebesar 6.000. Masa manfaat dan nilai residu tidak berubah.
Nilai tercatat pada awal tahun 18 adalah: 7.000 – 1.200 = 5.800 Nilai diperoleh kembali 6.000 – 5.800 = 200 Jika tidak terjadi impairment nilai tercatat aset pada awal tahun-18 adalah 7.000 (24.000 – 17.000) Nilai 6.000 berada di bawah 7.000, sehingga 200 diakui sebagai keuntungan pembalikan penurunan nilai. Jurnal yang dibuat
Keuntungan pembalikan penurunan nilai Akumulasi Depresiasi
200 200
Depresiasi yang baru (6.000 – 4.000)/3 = 667
89
Problem 1 – asumsi berbeda
Misalkan pada awal tahun ke-18 ada indikasi pembalikan penurunan nilai. Diketahui nilai dapat diperoleh kembali sebesar 8.000. Masa manfaat dan nilai residu tidak berubah.
Nilai tercatat pada awal tahun 18 adalah: 7.000 – 1.200 = 5.800 Nilai diperoleh kembali 8.000 – 5.800 = 2.200 Jika tidak terjadi impairment nilai tercatat aset pada awal tahun-18 adalah 7.000 (24.000 – 17.000) Nilai 8.000 berada di atas 7.000, sehingga 2.200 tidak dapat diakui seluruhnya sebagai sebagai keuntungan penurunan nilai. Pembalikan penurunan nilai yang dapat diakui sebesar 7.000 – 5.800 = 1.200 Jurnal yang dibuat Keuntungan pembalikan penurunan nilai Akumulasi Depresiasi
1.200 1.200
Depresiasi yang baru (7.000 – 4.000)/5 = 1.000 90
Problem 1 – perubahan masa manfaat
Suatu aset individu nilai perolehannya 24.000. Depresiasi dilakukan dengan garis lurus selama 20 tahun dengan nilai sisa sebesar 4.000. Pada awal tahun ke 16, ada indikasi penurunan nilai. Jika aset tersebut dijual harga penjualan 10.000 dikurangi biaya penjualan 3.000. Nilai pakai aset tersebut sebesar 6.000. Setelah penurunan nilai dilakukan review masa manfaat tersisa aset 5 tahun dan nilai residu sebesar 1.000 Hitung penurunan nilai dan jurnal yang dibuat.
91
Problem 1 – perubahan masa manfaat
Awal tahun 16 = akhir tahun 15, sudah dimanfaatkan 15thn. Akumulasi depresiasi = 15.000. Nilai tercatat aset 24.000-15.000 = 9.000
Nilai diperoleh kembali nilai tertinggi antara
Rugi penurunan nilai = 9.000 – 7.000 = 2.000 Jurnal yang dibuat
10.000 – 3.000 = 7.000 dengan 6.000 7.000
Rugi penurunan nilai 2.000 Akumulasi depresiasi
2.000
Depresiasi tahun ke-16. (7.000-1.000)/5 = 1.200
92
Beban Depresiasi 1.200 Akumulasi depresiasi
1.200
Problem 1 – perubahan masa manfaat Pada awal tahun ke-18 ada indikasi pembalikan penurunan nilai. Diketahui nilai dapat diperoleh kembali sebesar 6.000. Dilakukan review terdapat perubahan masa manfaat tersisa menjadi 5 tahun dan nilai residu 1.000
Nilai tercatat pada awal tahun 18 adalah: 7.000 – 2.400 = 4.600 Nilai diperoleh kembali 6.000 – 4.600 = 1.400 Jika tidak terjadi impairment nilai tercatat aset pada awal tahun-18 adalah 7.000 (24.000 – 17.000) Nilai 6.000 berada di bawah 7.000, sehingga 1.400 diakui sebagai keuntungan pembalikan penurunan nilai. Jurnal yang dibuat
Keuntungan pembalikan penurunan nilai Akumulasi Depresiasi
1.400 1.400
Depresiasi yang baru (6.000 – 1.000)/5 = 1.000
93
Problem 1 – perubahan masa manfaat
Misalkan pada awal tahun ke-18 ada indikasi pembalikan penurunan nilai. Diketahui nilai dapat diperoleh kembali sebesar 8.000. Dilakukan review terdapat perubahan masa manfaat tersisa menjadi 5 tahun dan nilai residu 1.000
Nilai tercatat pada awal tahun 18 adalah: 7.000 – 2.400 = 4.600 Nilai diperoleh kembali 8.000 – 4.600 = 3.400 Jika tidak terjadi impairment nilai tercatat aset pada awal tahun-18 adalah 7.000 (24.000 – 17.000) Nilai 8.000 berada di atas 7.000, sehingga 2.400 tidak dapat diakui seluruhnya sebagai sebagai keuntungan penurunan nilai. Pembalikan penurunan nilai yang dapat diakui sebesar 7.000 – 4.600 = 2.400 Jurnal yang dibuat Keuntungan pembalikan penurunan nilai Akumulasi Depresiasi
2.400 2.400
Depresiasi yang baru (8.000 – 1.000)/5 = 1.400 94
Main References
Intermediate Accounting Kieso, Weygandt, Walfield, IFRS Edition, John Wiley
Standar Akuntansi Keuangan Dewan Standar Akuntansi Keuangan, per 1 juni 2012
Nelson Lam, Peter Law, Intermediate Financial Reporting – an IFRS Perspective
Dwi Martani, Universitas Indonesia, Slide PSAK 48