ANALISIS PENGARUH TINGKAT DIVERSIFIKASI USAHA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2008-2010 Seza Ihtiari Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Chaerul D. Djakman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari tingkat diversifikasi usaha terhadap kinerja perusahaan dengan variabel moderasi kepemilikan manajerial. Penelitian ini menggunakan sampel 68 perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2008 sampai dengan 2010. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan adalah return on asset, return on sales, dan market to book value yang merupakan proksi dari kinerja perusahaan dan variabel independen penelitian ini adalah tingkat diversifikasi usaha yang diukur dengan Entropy Index serta menambahan variabel kontrol, yaitu ukuran perusahaan, leverage, past performance, dan umur perusahaan. Penelitian ini juga menggunakan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi untuk melihat pengaruhnya terhadap hubungan tingkat diversifikasi usaha dan kinerja perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat diversifikasi usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap ketiga proksi kinerja perusahaan (ROA, ROS, dan MBV). Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA namun tidak berpengaruh signifikan terhadap ROS dan MBV. Selain itu, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan tingkat diversifikasi usaha dan ketiga proksi kinerja perusahaan. Kata kunci : Diversifikasi Usaha, Kepemilikan Manajerial, Kinerja Perusahaan ABSTRACT The objective of this study is to determine the effect of diversification level to corporate performance with managerial ownership as moderating variable. This study used 68 manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2008-2010. In this study, the dependent variables are return on asset, return on sales, and market to book value which are proxies of corporate performance and the independent variable is corporate diversification level measured by Entropy Index and adding the control variabels such as corporate size, leverage, past performance, and age. This study also used managerial ownership to see its effect on the relationship between corporate diversification level and corporate performance. This study concludes that diversification level does not significantly affect the corporate performance. Managerial ownership has significant negative effect to ROA, but has no significant effect to ROS and MBV. Moreover, managerial ownership has no significant effect on the relationship between diversification level and the three proxies of corporate performance. Keyword : Corporate Performance, Diversification Level, Managerial Ownership.
Analisis pengaruh ..., Seza Ihtiari, FE UI, 2013
PENDAHULUAN Perusahaan merupakan organisasi bisnis yang memiliki tujuan untuk mencari laba. Perusahaan dalam perkembangannya selalu berusaha untuk mempertahankan keunggulan bisnisnya dalam meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Dalam jangka panjang perusahaan dapat melakukan pengembangan usaha maupun pengurangan skala ekonomis usaha. Salah satu strategi yang dapat dilakukan manajer dalam
rangka pengembangan usaha adalah
melalui diversifikasi usaha. Menurut Hitt, Hoskinsson, dan Kim (1997) strategi diversifikasi usaha merupakan strategi tingkat korporasi yang memfokuskan pada tindakan untuk memperoleh keunggulan bersaing dengan memilih dan mengelola kelompok-kelompok bisnis yang berbeda dalam beberapa industri dan pasar. Harto (2005) mengatakan bahwa dilihat dari karakteristik perusahaan yang ada di Indonesia, banyak perusahaan terutama yang sudah menjadi perusahaan go public merupakan bagian dari kelompok bisnis. Perusahaan tersebut biasanya dipimpin oleh sebuah holding company yang membawahi berbagai anak perusahaan yang tersebar dalam berbagai segmen usaha. Dengan kata lain perusahaan-perusahaan tersebut pada umumnya merupakan perusahaan yang terdiversifikasi. Khanna dan Palepu (1997) menyatakan bahwa strategi diversifikasi perusahaan lebih tepat dibandingkan dengan strategi fokus pada negara yang sedang berkembang (emerging market) karena pada negara yang sedang berkembang memiliki institusi yang lemah dalam hal pasar produk, pasar modal, pasar tenaga kerja, peraturan pemerintah, dan pelaksanaan kontrak. Hal ini mengakibatkan proses alokasi modal secara internal melalui diversifikasi menjadi dominan, terutama untuk perusahaan-perusahaan besar (Harto, 2005). Penelitian mengenai diversifikasi telah banyak dilakukan, namun penelitian-penelitian tersebut menunjukkan ketidakkonsistenan mengenai pengaruh diversifikasi perusahaan terhadap kinerja perusahaan. Seperti penelitian Jandik dan Makhija (2005) juga meneliti dampak diversifikasi terhadap kinerja perusahaan pada industri elektrik di Amerika Serikat. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa diversifikasi dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil yang berbeda diperoleh Lang dan Stulz (1994) yang meneliti pengaruh diversifikasi usaha terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitiannya menemukan secara empiris bahwa perusahaan terdiversifikasi memiliki kinerja yang menurun. Ketidakkonsistenan hasil penelitian mengenai pengaruh strategi diversifikasi terhadap kinerja perusahaan menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang mempengaruhi hubungan 2 Analisis pengaruh ..., Seza Ihtiari, FE UI, 2013
diversifikasi usaha terhadap kinerja perusahaan. Oleh karena itu, peneliti memasukkan persentase kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi yang diduga ikut memperkuat atau memperlemah pengaruh tersebut. Kepemilikan manajerial merupakan mekanisme Good Corporate Governance (GCG) yang dapat membantu mengatasi agency problem karena terdapat penyatuan kepentingan antara pemegang saham sebagai principal dan manajer sebagai agent sehingga manajer juga ikut merasa memiliki perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Menurut Chen dan Ho (2000) perusahaan yang melakukan diversifikasi dengan kepemilikan manajerial yang rendah memiliki kinerja yang menurun. Hal ini konsisten dengan perspektif keagenan bahwa kepemilikan manajer yang rendah berpotensi menimbulkan konflik keagenan antara principal (pemilik perusahaan) dan agent (manajer). Strategi diversifikasi yang dijalankan oleh manajer mungkin akan memiliki hasil yang berbeda dengan yang diharapkan oleh pemilik akibat kepentingan yang berbeda. Jensen (1986) mengemukakan bahwa manajer perusahaan yang memiliki free cashflow yang besar cenderung mengambil investasi yang menurunkan nilai (value decreasing) dan proyek yang memiliki net present value yang negatif ketika mengalokasikan pada segmen usaha mereka. Oleh karena itu, keberadaan struktur kepemilikan manajerial dalam perusahaan diharapkan dapat mencegah perumusan strategi diversifikasi yang dapat menurunkan kinerja perusahaan. Penelitian ini mengacu pada penelitian Chen dan Yu (2011) dengan menyesuaikan variabel-variabel yang digunakan. Dalam penelitian Chen dan Yu (2011), variabel dependen yang digunakan adalah kinerja perusahaan (ROA), variabel independennya adalah diversifikasi usaha dan kepemilikan manajerial, dan variabel kontrolnya adalah leverage, economic cycle, umur, ukuran perusahaan, past performance, R&D intensity. Penelitian ini tidak memasukkan variabel economic cycle karena penelitian dilakukan di satu negara dan rentang waktu yang pendek sehingga penggunakan variabel economic cycle menjadi tidak sesuai. Selain itu, penelitian juga tidak menggnakan variabel R&D intensity karena sedikitnya perusahaan sampel yang memunculkan data variabel tersebut. Selain itu, penelitian ini juga mengacu pada penelitian George dan Kabir (2011) yang meneliti tentang pengaruh diversifikasi usaha terhadap kinerja perusahaan dengan moderasi struktur kepemilikan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini bertujuan menganalisis dampak strategi diversifikasi perusahaan terhadap kinerja perusahaan dengan kepemilikan manajerial sebagai variabel pemoderasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya 3 Analisis pengaruh ..., Seza Ihtiari, FE UI, 2013
adalah adanya penambahan variabel moderasi kepemilikan manajerial dan menggunakan sampel perusahaan yang termasuk ke dalam industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2010. Selain itu, penelitian ini menggunakan tiga macam proksi untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu rasio Return on Asset (ROA), Return on Sales (ROS), dan Market to Book Value (MBV) untuk membandingkan hasil pengaruh diversifikasi usaha terhadap pengukuran kinerja yang berbeda. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis merumuskan permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah tingkat diversifikasi usaha mempengaruhi kinerja perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010? 2. Apakah kepemilikan manajerial mempengaruhi kinerja perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010? 3. Apakah kepemilikan manajerial dapat mempengaruhi hubungan antara tingkat diversifikasi dan kinerja perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010?
TINJAUAN TEORITIS
Diversifikasi Usaha Strategi diversifikasi merupakan strategi yang diimplementasikan oleh top executives dengan tujuan untuk mencapai pertumbuhan bisnis dengan memasuki bisnis baru dan memperoleh imbal hasil di atas rata-rata dengan mengambil keuntungan dari kesempatan yang ada (Anil dan Yigit, 2011). Manfaat dari penerapan strategi diverifikasi di antaranya adalah perusahaan dalam satu unit bisnis dapat berbagai sumber daya seperti brand, kemampuan manajerial, kesetiaan konsumen, dan inovasi teknologi dengan unit bisnis lain (George dan Kabir, 2011). Kemampuan yang dikembangkan dalam satu unit bisnis dapat ditransfer kepada unit bisnis lain sehingga dapat meningkatkan produktivitas modal dan pekerja. Perusahaan yang terdiversifikasi dapat mengurangi pajak dan biaya transaksi melalui transfer dana dari satu unit bisnis yang suplus ke unit bisnis yang defisit (Bhide, 1993). Selain manfaat yang telah disebutkan, strategi diversifikasi juga memiliki biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam penerapannya sehingga tercapai keuntungan yang diharapkan. Menurut Anil dan Yagit (2011) terdapat pula risiko dan biaya-biaya lain dalam
4 Analisis pengaruh ..., Seza Ihtiari, FE UI, 2013
penerapan strategi diversifikasi, yaitu biaya birokrasi, stock return risk, dan masalah keagenan.
Kinerja Perusahaan Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan kegiatan perusahaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengukuran kinerja operasional berbasis akuntansi, yaitu Return on Asset (ROA) dan Return on Sales (ROS), serta pengukuran kinerja pasar, yaitu Market to Book Value Ratio (MBV). ROA merupakan salah satu rasio keuangan yang digunakan dalam menganalisis profitabilitas perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan dan efisiensi perusahaan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Selain ROA, pengukuran kinerja perusahaan juga dapat dilakukan melalui perhitungan Return on Sales (ROS). Li et al. (2007) mengatakan bahwa ROS diderivasi dari laporan laba rugi perusahaan sehingga ROS dapat mengatasi masalah historical cost seperti halnya apabila perusahaan mengalami masalah inflasi nilai aset. ROS mengukur seberapa besar penjualan dapat menghasilkan laba bagi perusahaan. Selain kinerja operasional, penelitian ini juga menggunakan ukuran kinerja pasar, yaitu Market to Book Value Ratio (MBV). Rasio ini menjelaskan tentang perbandingan harga sebuah saham dengan nilai buku per lembar saham sebenarnya. Rasio ini juga digunakan sebagai ukuran keberhasilan manajemen dalam operasi di masa lalu dan prospek di masa yang akan datang untuk meyakinkan pemegang saham (Aisjah, 2008). MBV mengukur perubahan yang terjadi pada rasio harga pasar terhadap nilai buku saham perusahaan di pasar bursa pada saat penutupan transaksi perdagangan harian (Kamara & Koski, 2001).
Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial (managerial ownership) adalah tingkat kepemilikan saham pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan, yaitu direktur dan komisaris (George dan Kabir, 2011). Keberadaan kepemilikan manajerial sangat dibutuhkan di negara berkembang karena terdapat tingkat asimetri informasi yang tinggi antara insider dan outsider perusahaan (Kim et al., 2004 dalam Li et al., 2007). 5 Analisis pengaruh ..., Seza Ihtiari, FE UI, 2013
Kepemilikan manajerial dimaksudkan untuk memberi kesempatan manajer terlibat dalam kepemilikan saham, sehingga kedudukan manajer sejajar dengan pemilik perusahaan. Menurut Shleifer dan Vishny (1986) kepemilikan saham yang besar dari segi ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor. Dengan adanya rasa memiliki perusahaan, manajer akan bertindak demi kepentingan perusahaan dan akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya yang juga merupakan keinginan dari pemilik perusahaan. Manajer juga dapat merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil. Kepemilikan manajerial diukur dengan proporsi saham yang dimiliki direktur dan komisaris terhadap total saham perusahaan. Semakin besar proporsi kepemilikan manajemen dalam perusahaan maka manajemen akan berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang notabene adalah mereka sendiri.
Pengembangan Hipotesis Salah satu tujuan penerapan strategi diversifikasi di perusahaan adalah untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan mengembangkan bisnisnya di lini produk yang baru maupun masuk ke pasar yang baru tentunya memiliki tujuan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Penelitian Jandik dan Makhija (2009) menemukan bahwa diversifikasi usaha berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hal ini selaras dengan penelitian Amit dan Livnat (1989), Pandya dan Rao (1998), Lin dan Su (2008), dan Anil dan Yagit (2011). Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian Lang dan Stulz (1994). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan terdiversifkasi memiliki hubungan negatif dengan kinerja perusahaan. Lang dan Stulz (1994) menyatakan bahwa perusahaan yang terdiversifikasi akan menempatkan investasi yang terlalu besar pada lini usahanya dengan kesempatan investasi yang rendah. Selain itu, perusahaan yang semakin terdiversifikasi akan mengalami risiko munculnya biaya keagenan yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang fokus. Beberapa penelitian lain juga menunjukkan bahwa diversifikasi usaha berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan adalah Comment dan Jarrell (1994) serta Berger dan Ofek (1995). Hasil penelitian terhadap diversifikasi usaha dan kinerja menunjukkan hasil yang berbeda-beda sehingga hubungan di antara keduanya perlu dieliti lebih lanjut. Dengan demikian, hipotesis yang dapat dibuat adalah sebagai berikut: H1 : Tingkat diversifikasi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
6 Analisis pengaruh ..., Seza Ihtiari, FE UI, 2013
Selain meneliti mengenai pengaruh diversifikasi terhadap kinerja perusahaan, penelitian ini juga ingin menguji pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian Short dan Keasey (1999), terdapat hubungan yang positif antara kepemilikan manajerial dengan kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Chen dan Yu (2011). Penelitian McConnel dan Servaes (1990) menemukan bahwa kepemilikan manajerial yang tinggi mempengaruhi kinerja perusahaan secara positif, sedangkan kepemilikan manajerial yang rendah memiliki hubungan negatif terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H2 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan Adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara diversifikasi usaha dengan kinerja perusahaan diduga disebabkan oleh variabel lain yang ikut mempengaruhi. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan untuk memoderasi hubungan diversifikasi usaha dengan kinerja perusahaan adalah kepemilikan manajerial. Kepemilikan manajerial dapat menyatukan kepentingan antara pemilik perusahaan dan manajemen (Jensen dan Meckling, 1976). Kepemilikan manajerial dapat mengurangi risiko agency problem yang dapat muncul dari penerapan strategi diversifikasi (Anil dan Yagit, 2011). Semakin besar proporsi kepemilikan manajerial, maka manajer cenderung akan lebih giat untuk memenuhi kepentingan pemegang saham sekaligus kepentingannya sebagai pemilik perusahaan (Gray et. Al, 1998). Penelitian Hu dan Zhou (2008) serta Florackis dan Kostakis (2009) menemukan bahwa perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan manajerial memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial. Manajer yang bertindak sekaligus sebagai pemilik akan cenderung mengambil strategi diversifikasi yang dapat memberikan keuntungan jangka panjang, bukan keuntungan jangka pendek yang hanya bertujuan untuk meningkatkan reward yang diperoleh oleh manajer (Amihud dan Lev, 1981). Kepemilikan manajerial yang tinggi dapat mempengaruhi kebijakan diversifikasi yang menguntungkan bagi perusahaan (George dan Kabir, 2011). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H3 : Kepemilikan manajerial memperkuat hubungan antara diversifikasi usaha terhadap kinerja perusahaan.
7 Analisis pengaruh ..., Seza Ihtiari, FE UI, 2013
METODOLOGI PENELITIAN
Definisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi empat jenis, yaitu variabel independen, variabel dependen, variabel moderasi, dan variabel kontrol. a. Variabel Dependen Variabel dependen yang diteliti dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang diukur dengan rasio Return on Asset (ROA), Return on Asset (ROS), dan Market to Book Value (MBV). ROA dan ROS merupakan alat ukur kinerja operasional perusahaan. Alasan penggunaan ROA sebagai pengukuran kinerja adalah untuk mengevaluasi seberapa baik kinerja manajer dalam mengelola aset untuk menghasilkan accounting return dari tiap rupiah yang dikeluarkan untuk investasi (Pandya dan Rao, 1998). Rasio ini diperoleh dari laba sebelum pajak dan bunga (EBIT) dibagi dengan total aset rata-rata. EBIT digunakan dalam pengukuran karena tidak memasukkan biaya modal, melainkan hanya operating margin dan operating profit. Artinya kinerja perusahaan diukur dari kegiatan operasional perusahaan saja dan terbebas dari pengaruh kegiatan financing perusahaan (Chen dan Yu, 2011). Selain ROA, pengukuran kinerja operasional perusahaan dalam penelitian ini juga menggunakan rasio Return on Sales (ROS). ROS mengukur seberapa efektif dan efisien manajer dalam melakukan penjualan untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Selain mengukur kinerja operasional, penelitian ini juga bertujuan untuk mengukur dampak diversifikasi terhadap kinerja pasar. Proksi yang digunakan untuk mengukur kinerja pasar adalah market to book value ratio (MBV). Rasio ini dihitung dengan membandingkan harga pasar saham terhadap harga buku saham. b. Variabel Independen Variabel bebas atau variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat diversifikasi perusahaan. Diversifikasi mengukur luasnya operasi bisnis perusahaan. Data untuk variabel ini diperoleh dari laporan segmen usaha yang diterbitkan oleh perusahaan. Penelitianpenelitian sebelumnya menggunakan pengukuran diversifikasi yang berbeda-beda, seperti Specialization Ratio pada penelitian Rumelt (1974), Herfindahl Index (Anil dan Yagit, 2011), Entropy Index (Chen dan Yu, 2011), dan metode pengukuran industri (Palich et al, 2000). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pengukuran diversifikasi dengan Entropy Index.
8 Analisis pengaruh ..., Seza Ihtiari, FE UI, 2013
Jacquemin dan Berry (1979) memperkenalkan pengukuran Entropy Index dalam penelitian terkait diversifikasi karena memiliki beberapa keunggulan. Dibandingkan dengan pengukuran-pengukuran lainnya, pengukuran entropy lebih objektif, berkelanjutan, dan mempertimbangkan kontribusi tiap segmen terhadap total penjualan perusahaan. Pengukuran ini mencerminkan tiga elemen diversifikasi, yaitu jumlah segmen yang dioperasikan perusahaan, distribusi penjualan perusahaan dalam segmen, dan tingkat keterkaitan industri di antara segmen. Metode perhitungan Entropy Index adalah sebagai berikut:
(1) Di mana Pi adalah rasio penjualan segmen ke-i terhadap total penjualan perusahaan dan N adalah jumlah segmen usaha yang dimiliki perusahaan. Dalam pengukuran tingkat diversifikasi menggunakan Entropy Index, pertama-tama perusahaan dikelompokkan berdasarkan kesamaan 3 digit Standard Industrial Clasification (SIC) Code. Segmen perusahaan yang memiliki tiga digit SIC Code yang sama dapat digolongkan ke dalam diversifikasi yang berkaitan (related). Nilai Entropy Index yang lebih besar mencerminkan tingkat diversifikasi yang lebih tinggi secara keseluruhan dalam perusahaan. Apabila nilai Entropy Index semakin mendekati angka 1, artinya perusahaan sangat terdiversifikasi, dan sebaliknya apabila nilai Entropy Index semakin mendekati angka 0, artinya perusahaan semakin terfokus pada segmen bisnis tertentu. c. Variabel Pemoderasi Variabel moderasi adalah variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang kuat dengan hubungan variabel terikat dan variabel bebas (Sekaran, 2006). Untuk memperjelas hubungan antara strategi diversifikasi usaha dan kinerja perusahaan, dalam penelitian ini digunakan variabel pemoderasi yaitu kepemilikan manajerial. Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme tata kelola perusahaan, di mana manajer selaku agen yang bertugas mengelola perusahaan turut memiliki bagian dari perusahaan. Oleh karena itu manajer lebih berhati-hati dalam merumuskan strategi yang akan memberikan keuntungan baginya dan bagi perusahan. Kepemilikan manajerial diukur dengan melihat proporsi kepemilikan saham yang dimiliki dewan direksi dan dewan komisaris perusahaan terhadap total saham biasa perusahaan (Chen dan Yu, 2011).
9 Analisis pengaruh ..., Seza Ihtiari, FE UI, 2013
d.
Variabel Kontrol
Penelitian ini menggunakan beberapa variabel kontrol, di antaranya adalah ukuran perusahaan (SIZE), umur perusahaan (AGE), leverage (LEV), dan past performance (PP). Menurut Qian (2002) dalam Chen dan Yu (2011) ukuran perusahaan mencerminkan sumber daya fisik dan finansial perusahaan, dan umum digunakan sebagai ukuran posisi kompetitif perusahaan dalam industri. Perusahaan yang besar cenderung mendominasi pasar dan merupakan variabel yang mempengaruhi profitabilitas secara signifikan (Christensen dan Montgomery, 1981). Variabel kontrol selanjutnya adalah umur perusahaan. Perusahaan yang lebih tua dan mature dapat memiliki hubungan yang negatif dengan kinerja perusahaan karena motivasi perusahaan untuk melakukan inovasi dan investasi semakin rendah sehingga pada akhirnya akan menurunkan kinerja perusahaan (George dan Kabir, 2011). Penelitian ini juga mengontrol efek dari kinerja perusahaan tahun sebelumnya (past performance). Menurut Chen dan Yu (2011) kinerja perusahaan pada tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan di tahun berikutnya. Kinerja perusahaan di tahun sebelumnya berkaitan dengan diversifikasi, di mana perusahaan yang memiliki kinerja yang buruk lebih memilih untuk melakukan diversifikasi untuk meningkatkan kinerja di tahun berikutnya (Bergh dan Lawless, 1998). Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol leverage. Rasio ini disebut juga Debt to Asset Ratio (DEA), digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya. Perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa alokasi modal di antara perusahaan tidak efisien sehingga menurunkan kinerja perusahaan (Harto, 2005). Adapun model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Performanceit
= β0 + β1 DIVit + β2 OWNit + β3 DIV*OWNit + β4 AGEit + β5SIZEit + β6 PPit + β7 LEVit + εit
(2)
Tabel 1. Variabel Penelitian No. Variabel 1 Performance
2
DIV
3
OWN
Keterangan Kinerja keuangan perusahaan, diukur dengan rasio Return on Asset (ROA), Return on Sales (ROS), dan Market to Book Value (MBV). Tingkat diversifikasi perusahaan (Entropy Index) Kepemilikan manajerial (Jumlah saham yang
Expected Sign (+)
(+) (+) 10
Analisis pengaruh ..., Seza Ihtiari, FE UI, 2013
No.
Variabel
4
DIV*OWN
5 6 7 8
LEV SIZE PP AGE
Keterangan dimiliki direksi dan dewan komisaris/ total saham perusahaan) Variabel diversifikasi usaha yang diinteraksikan dengan variabel kepemilikan manajerial Leverage ( total debt /total aset perusahaan) Ukuran perusahaan (log Net Sales) Past Performance (ROAt-1) Umur perusahaan (log umur perusahaan sejak pertama kali didirikan hingga tahun penelitian)
Expected Sign
(+) (-) (+) (+) (-)
Sumber : Hasil Olah Data Penulis
Data dan Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan bergerak di industri manufaktur pada tahun 2008-2010. Industri manufaktur dipilih karena merupakan value added industry yang banyak melakukan diversifikasi usaha, baik untuk memperkuat posisi di pasar atau memperoleh akses terhadap sumber daya yang lebih mudah melalui internal capital market. Sampel penelitian dipilih menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu, diantaranya adalah terdaftar di BEI tahun 2008-2010, memiliki minimal dua segmen usaha, dan memiliki data yang lengkap. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang bersifat sekunder. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif, yang merupakan data yang dapat diukur dengan skala numerik. Data diperoleh dari berbagai sumber, antara lain database Reuters Knowledge di Pusat Data Ekonomi dan Bisnis (PDEB) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, laporan keuangan tahunan selama periode 2008-2010, dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2008-2010. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data panel, yaitu data yang dikumpulkan secara cross-sectional dan diikuti pada periode tertentu (Nachrowi, 2006). Adapun pengolahan data penelitian ini akan menggunakan bantuan program komputer Stata 11.
HASIL PENELITIAN
Perusahaan yang dijadikan sampel merupakan perusahaan yang menerbitkan laporan segmen sebagai indikator perusahaan melakukan diversifikasi. Oleh karena itu, perusahaan yang tidak 11 Analisis pengaruh ..., Seza Ihtiari, FE UI, 2013
menerbitkan laporan segmen dan memiliki data laporan keuangan yang tidak lengkap dikeluarkan dari sampel. Pada akhirnya diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 68 perusahaan, dengan total observasi sebanyak 204. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Statistik deskriptif untuk variabel Return on Asset (ROA), Return on Sales (ROS), Market to Book Value (MBV), tingkat diversifikasi usaha, umur perusahaan, kepemilikan manajerial, leverage, ukuran perusahaan, dan past performance dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Statistik Deskriptif Variabel N Mean Std Dev Min Max ROA 204 0.103915 0.111637 -0.446244 0.498006 ROS 204 0.079848 0.104213 -0.346019 0.489428 MBV 204 1.451422 1.541015 -1.15 11.25 DIV 204 0.601784 0.412993 0 1.792968 DIV*OWN 204 0.083988 3.099389 0 30.58215 OWN 204 2.345882 7.295627 0 48.58 LEV 204 0316723 0.394972 0 2.66773 SIZE 204 4,739,622.55 12,902,581.04 5,813.5 112,857,000 PP 204 0.097507 0.113863 -0.67978 0.498007 AGE 204 31 11.36714 9 59 Keterangan Tabel: ROA = return on sales (EBIT per average total aset); ROS = return on sales (EBIT terhadap penjualan bersih; MBV = market to book value ratio; DIV = tingkat diversifikasi perusahaan yang dihitung menggunakan indeks Entropy; DIV*OWN= diversifikasi dengan variabel moderasi kepemilikan manajerial; OWN= persentase kepemilikan manajerial; LEV = total debt to total asset atau leverage perusahaan; SIZE = ukuran perusahaan yang diproksi dengan logaritma penjualan bersih; PP = kinerja tahun sebelumnya yang diproksikan oleh ROA tahun sebelumnya; AGE = logartima umur perusahaan yang dihitung sejak perusahaan didirikan sampai periode observasi; Sumber : Output Stata 11 Diolah Kembali
Setelah variabel dibuat statistik deskriptif, dilakukan beberapa pengujian untuk memilih model mana yang tepat untuk digunakan dalam penelitian, yaitu apakah model pooled least square, fixed effect, atau random effect. Pengujian yang dilakukan di antaranya adalah Uji Chow, Uji Langrange Multiplier, dan Uji Hausman. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa penelitian ini lebih baik menggunakan model fixed effect. Tahap penelitian selanjutnya adalah pengujian korelasi antarvariabel dengan Pairwise Pearson Correlation Matrix untuk melihat korelasi di antara variabel penelitian.
12 Analisis pengaruh ..., Seza Ihtiari, FE UI, 2013
Tabel 3. Pairwise Pearson Correlation Matrix ROA
ROS
MBV
DIV
DIVOWN
OWN
LEV
ROA
1
ROS
0.7799***
1
MBV
0.4685***
0.3342***
1
DIV
0.1658**
0.1101
0.0443
1
-0.1007
-0.0543
-0.118*
0.0278
1
OWN
-0.1506**
-0.1087
-0.1219*
0.6918***
1
LEV
-0.467***
-0.384***
-0.1384**
-0.1395 0.1436**
-0.0108
PP
0.7317***
0.566***
0.4746***
0.1087
-0.0977
-0.0631 0.1228*
1 0.3664***
SIZE
0.3191***
0.1417**
0.2872***
0.14**
-0.0984
-0.0778
0.0014
AGE
-0.0317**
0.0314*
-0.1583
-0.0761
0.0116
0.0124
-0.0023
DIVOWN
PP
SIZE
1 0.2823*** 0.2215***
1 0.1705**
*Signifikan pada α 10%, **Signifikan pada α 5%, ***Signifikan pada α 1% Sumber : Output Stata 11 Diolah Kembali
Dari matriks tersebut diketahui bahwa tidak terdapat gangguan multikolinieritas di antara variabel independen (koefisien < 0.8). Selain itu, dapat diketahui pula bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara diversifikasi usaha dan ROA, namun tidak terdapat korelasi yang signifikan dengan ROS dan MBV. Variabel diversifikasi usaha yang diinteraksikan dengan kepemilikan manajerial memiliki korelasi yang negatif namun tidak signifikan, kecuali dengan MBV. Kepemilikan manajerial memiliki korelasi negatif yang signifikan dengan ROA dan MBV. Setelah itu dilakukan pengujian untuk mendeteksi apakah model penelitian bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimatori). Hasilnya menunjukkan bahwa model penelitian memiliki masalah heteroskedastisitas dan autokorelasi. Untuk mengatasinya, model dispesifikasi dengan menggunakan Generalized Least Square. Hasil proses regresi yang dilakukan atas model penelitian melalui STATA dengan metode tersebut adalah sebagai berikut :
13 Analisis pengaruh ..., Seza Ihtiari, FE UI, 2013
AGE
1
Tabel 4. Hasil Pengujian Pengaruh Diversifikasi Usaha terhadap Kinerja Perusahaan dengan Variabel Moderasi Kepemilikan Manajerial Variabel Independen dan Kontrol DIV
ROA Expected Sign (+/-)
Koefisien
ROS Prob t
Koefisien
MBV Prob t
Koefisien
Prob t
0.00896
0.467
0.00446
0.762
-0.1723
0.465
DIV*OWN
+
0.00158
0.476
0.00169
0.523
-0.0128
0.789
OWN
+
-0.0017
0.076*
-0.0012
0.275
-0.0088
0.698
LEV
-
-0.0717
0.000***
-0.0553
0.001***
0.00234
0.993
PP
+
0.57364
0.000***
0.43997
0.000***
5.50496
0.000***
SIZE
+
0.02229
0.002***
0.00048
0.955
0.42248
0.002***
AGE
-
-0.0027
0.924
-0.0003
0.992
-1.838
0.004***
-0.0652
0.232
0.0508
0.436
0.573
0.56
KONSTANTA R-squared F Probabilitas F
0.320
0.1749
0.2102
320.130
115.250
81.190
0.000
0.000
0.000
*Signifikan pada α 10%, **Signifikan pada α 5%, ***Signifikan pada α 1% Sumber : Output Stata 11 Diolah Kembali
Berdasarkan tabel di atas, persamaan regresi dengan menggunakan Entropy Index sebagai variabel diversifikasi usaha dapat membentuk persamaan sebagai berikut. ROAit = -0.0651741 + 0.0089595 DIVit + 0.0015775 DIV*OWNit – 0.0016875 OWNit (4) 0.0717185 LEVit + 0.5736425 PPit + 0.0222902 SIZEit – 0.0026655 AGEit ROSit = 0.0508034 + 0.0044647 DIVit + 0.0016918 DIV*OWNit – 0.0012384 OWNit 0.0553005 LEVit + 0.4399719 PPit + 0.0004773 SIZEit – 0.0003277 AGEit
(5)
MBVit = 0.5729957 - 0.1722672 DIVit – 0.0128116 DIV*OWNit – 0.0087621 OWNit 0.0023437 LEVit + 5.504961 PPit + 0.4224782 SIZEit – 1.838028 AGEit (6) Pengujian signifikansi serentak atau uji F pada model penelitian menunjukkan probabilitas F 0.000 (lebih kecil dari α 0.05), artinya variabel independen (diversifikasi usaha, kepemilikan manajerial, leverage, past performance, ukuran, dan umur perusahaan) secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (ROA, ROS, dan MBV). Sedangkan pengujian signifikansi parsial atau uji t-statistik menunjukkan hasil yang bervasiasi. Variabel independen memiliki probabilitas lebih besar dari α 0.05, kecuali variabel kepemilikan manajerial (OWN) pada model kinerja perusahaan dengan proksi ROA. Sementara itu, variabel kontrol leverage dan ukuran perusahaan memiliki probabilitas yang 14 Analisis pengaruh ..., Seza Ihtiari, FE UI, 2013
signifikan dengan ROA. Variabel past performance memiliki variabel positif yang signifikan dengan ketiga proksi kinerja perusahaan. Sedangkan variabel umur perusahaan memiliki hubungan negatif yang signifikan hanya dengan dengan MBV.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa secara statistik, tingkat diversifikasi usaha tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, baik Return on Asset (ROA), Return on Sales (ROS), maupun Market to Book Value ratio (MBV) sehingga hipotesis pertama ditolak. Hasil pengujian pada tabel menunjukkan bahwa variabel tingkat diversifikasi usaha memiliki arah hubungan yang positif dengan variabel ROA, namun probabilitasnya lebih besar daripada nilai probabilitas alpha 0.05, sehingga hipotesis H1 ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa diversifikasi usaha tidak mempengaruhi ROA perusahaan secara signifikan. Sama halnya dengan proksi ROA, pada tabel menunjukkan bahwa variabel tingkat diversifikasi usaha memiliki arah hubungan yang positif namun tidak signifikan untuk kinerja perusahaan dengan proksi ROS. Hal ini mengindikasikan bahwa diversifikasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROS perusahaan. Sedangkan untuk variabel MBV, tabel menunjukkan bahwa variabel tingkat diversifikasi usaha memiliki arah hubungan negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa diversifikasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap MBV perusahaan. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Harto (2007) yang menunjukkan bahwa diversifikasi usaha justru menurunkan kinerja perusahaan. Nilai yang negatif dapat disebabkan oleh investasi yang berlebihan yang dilakukan oleh perusahaan sehingga menurunkan nilai atau kinerja perusahaan di bursa saham. Hasil pengujian terhadap tiga macam ukuran kinerja perusahaan tersebut mengindikasikan bahwa strategi diversifikasi belum mampu menjadi strategi terbaik yang dipilih oleh manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil penelitian yang tidak signifikan ini sama dengan hasil penelitian Anil dan Yagit (2011) yang meneliti pengaruh strategi diversifikasi terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa strategi diversifikasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan karena hubungan antara strategi diversifikasi dan kinerja perusahaan dipengaruhi
15 Analisis pengaruh ..., Seza Ihtiari, FE UI, 2013
oleh berbagai faktor, seperti kondisi krisis perekonomian yang terjadi pada periode observasi, dan perusahaan sudah menuju tahap decline dalam product life cycle. Penerapan strategi diversifikasi juga memerlukan kemampuan manajerial yang baik karena semakin struktur perusahaan menjadi lebih kompleks. Perusahaan yang terdiversifikasi akan menghadapi biaya keagenan (agency cost) yang meningkat seiring dengan meningkatnya kompleksitas bentuk organisasi mereka (Denis et al, 1997). Hal ini dapat menyebabkan timbulnya diversification discount di perusahaan akibat pengelolaan perusahaan yang tidak efektif. Pada model penelitian yang disajikan pada tabel variabel kepemilikan manajerial yang diproksikan oleh persentase kepemillikan saham oleh dewan direksi dan dewan komisaris memiliki probabilitas yang berbeda di antara ketiga proksi kinerja perusahaan. Probabilitas variabel kepemilikan manajerial terhadap ROA signifikan terhadap alpha 10%. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepemilikan manajerial dengan kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROA, namun arah hubungan yang ditunjukkan bernilai negatif sehingga hipotesis kedua ditolak. Kinerja perusahaan yang menurun seiring meningkatnya persentase saham yang dimiliki oleh manajemen menunjukkan bahwa mekanisme corporate governance tidak berjalan dengan baik sehingga masalah ekspropriasi manajemen masih dapat muncul di perusahaan. Manajer masih dapat menerapkan strategi yang menguntungkan diri sendiri dan justru menyebabkan penurunan profitabilitas perusahaan. Pada model kedua variabel kepemilikan manajerial memiliki probabilitas lebih besar dari alpha 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROS. Sementara itu, untuk model penelitian dengan proksi MBV juga menunjukkan pengaruh kepemilikan manajerial yang tidak signifikan. Ketiga hasil penelitian mengenai pengaruh kepemilikan manajerial pada proksi kinerja perusahaan yang diukur dengan ROA, ROS, dan MBV menunjukkan bahwa kepemillikan manajerial yang terdapat dalam perusahaan belum mampu mempengaruhi pengambilan keputusan strategi dalam perusahaan yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian oleh George dan Kabir (2011) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan dikarenakan keberadaan manajer sekaligus sebagai pemilik dinilai masih 16 Analisis pengaruh ..., Seza Ihtiari, FE UI, 2013
kurang memposisikan diri sebagai orang yang berada di pihak investor, sehingga dalam hal ini terkadang masih ada penilaian yang negatif terhadap investor sekaligus sebagai manajer perusahaan. Berdasarkan Tabel 4 variabel diversifikasi usaha yang diinteraksikan dengan variabel kepemilikan manajerial memiliki probabilita yang lebih besar dari alpha 5% sehingga H3 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kepemilikan manajerial terhadap hubungan diversifikasi usaha dan kinerja perusahaan tidak signifikan. Koefisien yang positif pada proksi ROA dan ROS menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial memperkuat hubungan diversifikasi usaha dan kinerja operasional perusahaan namun tidak signifikan. Sementara itu koefisien yang negatif pada proksi MBV menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial memperlemah hubungan diversifikasi usaha dan kinerja pasar perusahaan namun tidak signifikan. Hasil penelitian dengan hasil serupa terdapat pada penelitian George dan Kabir (2011) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hubungan diversifikasi usaha dan kinerja perusahaan. Hasil penelitian yang tidak signifikan menunjukkan bahwa manajer yang bertindak sekaligus sebagai pemegang saham belum mampu menjadi instrumen good corporate governance yang dapat menyelaraskan kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Kepemilikan saham oleh manajemen juga belum mampu untuk mengatasi biaya birokrasi dan masalah asimetri informasi yang muncul akibat meningkatnya kompleksitas bisnis dengan penerapan diversifikasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian, keseluruhan variabel secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. Namun hasil pengujian parsial terhadap masing-masing variabel memberikan hasil yang berbeda-beda. Pada penelitian hipotesis pertama tidak membuktikan adanya pengaruh yang signifikan antara tingkat diversifikasi usaha dengan kinerja perusahaan. Hasil ini mengindikasikan bahwa strategi diversifikasi belum dapat menjadi pilihan strategi terbaik bagi perusahaan. Selain itu, hal ini juga menunjukkan bahwa hubungan antara strategi diversifikasi dan kinerja perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kondisi krisis perekonomian yang terjadi pada periode observasi, dan perusahaan sudah menuju tahap decline dalam product life cycle.
17 Analisis pengaruh ..., Seza Ihtiari, FE UI, 2013
Penerapan strategi diversifikasi juga memerlukan kemampuan manajerial yang baik karena struktur perusahaan menjadi semakin kompleks. Hasil penelitian hipotesis kedua juga tidak membuktikan adanya pengaruh yang signifikan antara struktur kepemilikan manajerial dengan kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kepemilikan manajerial di dalam perusahaan sehingga sulit untuk mempengaruhi pengambilan keputusan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang menurun seiring meningkatnya persentase saham yang dimiliki oleh manajemen menunjukkan bahwa mekanisme corporate governance tidak berjalan dengan baik sehingga masalah ekspropriasi manajemen muncul di perusahaan. Manajer masih dapat menerapkan strategi yang menguntungkan diri sendiri dan justru menyebabkan penurunan profitabilitas perusahaan. Selain itu, hasil hipotesis ketiga juga tidak membuktikan bahwa kepemilikan manajerial dapat memperkuat hubungan diversifikasi dengan kinerja perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial belum mampu menyelaraskan perumusan strategi diversifikasi yang tepat bagi perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Kepemilikan saham oleh manajemen juga belum mampu untuk mengatasi biaya birokrasi dan masalah asimetri informasi yang muncul akibat meningkatnya kompleksitas bisnis dari penerapan diversifikasi.
SARAN
Dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan sehingga diharapkan bagi penelitian selanjutnya dapat mengurangi keterbatasan yang terjadi dalam penelitian ini. Adapun saran untuk penelitian selanjutnya di antaranya adalah menggunakan sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI dan rentang waktu yang lebih panjang agar hasil lebih representatif. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat membedakan antara diversifikasi yang berkaitan (related diversification) dan diversifikasi yang tidak berkaitan (unrelated diversification) untuk lebih memperjelas pengaruh strategi diversifikasi yang berbeda terhadap kinerja perusahaan. Penelitian selanjutnya diharapkan pula dapat menganalisis struktur kepemilikan lainnya, seperti kepemilikan keluarga, kepemilikan asing, dan kepemilikan terkonsentrasi. Adapun implikasi penelitian ini untuk perusahaan di Indonesia yang menerapkan strategi diversifikasi adalah sebaiknya perusahaan mempertimbangkan secara matang strategi 18 Analisis pengaruh ..., Seza Ihtiari, FE UI, 2013
yang akan diambil agar dapat mencapai tujuan perusahaan. Jenis strategi diversifikasi maupun tingkat diversifikasi yang diterapkan harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Keputusan untuk melakukan strategi diversifikasi usaha sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, keahlian manajemen, serta kemampuan perusahaan dalam memasuki pasar yang baru. Selain itu, kepemilikan manajerial dalam perusahaan perlu diimbangi dengan mekanisme good corporate governance lainnya seperti pengawasan dari komisaris independen untuk mencegah manajer merumuskan strategi yang hanya memberikan keuntungan jangka pendek.
KEPUSTAKAAN
Aisjah, Siti. (2008). Strategi Diversifikasi Korporat, Struktur Modal dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Aplikasi Manajemen, 8, 1. Amit, R., & Livnat, J. (1989). Efficient Corporate Diversification: Methods and Implications. Management Science, 7, 879-897. Anil, I., & Yagit, I. (2011). The Relation between Diversification Strategy and Organizational Performance: A Research on Companies Registered to the Istanbul Stock Exchange Market. Procedi Social and Behavioral Sciences, 24, 1494-1509. Belkhir, Mohamed. (2005). Board Structure, Ownership Structure, and Firm Performance: Evidence from Banking. Perancis: University of Orleans. Berger, P.G., & Ofek, E. (1995). Diversification’s Effect on Firm Value. Journal of Financial Economics, 37, 39-65. Chen, C.J., & Yu, C.M. (2011). Managerial Ownership, Diversification, and Firm Performance: Evidene from Emerging Market. International Business Review, 21, 518534. Chen, Ming., Hou, C., & Lee, S. (2012). The Impact Of Inside Managerial Ownership in Coporate Performance of Taiwanese Tourist Hotels. International Journal of Hospitality Management, 31, 338-349. Chen, S., & Ho, K.W. (2000). Corporate Diversification, Ownership Structure, and Firm Value : The Singapore Evidence. International Review of Financial Analysis, 9, 315326. Claessens, S., & et al. (1999). Corporate Diversification in East Asia: The Role of Ultimate Ownership and Group Affiliation. World Bank David, R.F. (2008). Strategic Management, Concept and Casses 12th Edition. USA: Prentice Hall. Dennis, D.J., Denis, D.K., & Sarin, A. (1997). Agency Problems, Equity Ownership And Corporate Diversification. Journal of Finance, 52, 135-160. Fama, E.F., & Jensen, M.C. (1983). The Separation of Ownership and Control. Journal of Law and Economics, 26, 301-325. Florackis, C., & Kostakis, A. (2009). Managerial Ownership And Performance. Journal of Political Economy, 93, 1155-1177. George, R., & Kabir, R. (2011). Heterogenity in Business Groups and the Corporate Diversification-Firm Performance Relationship. Journal of Business Research. 19 Analisis pengaruh ..., Seza Ihtiari, FE UI, 2013
Gujarati, D.N., & Porter, D.C. (2009). Basic Econometrics (5th edition). New York : McGrawHill. Handayani, R. (2008). Pengaruh Tingkat dan Strategi Diversifikasi terhadap Profitability, Pertumbuhan dan Risiko Perusahaan pada Industri Manufaktur di Indonesia. Skripsi. Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Harto, P. (2005). Kebijakan Diversifikasi Perusahaan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja: Studi Empiris pada Perusahaan Publik di Indonesia. SNA VII Solo, 15-16 September 2005. Hitt, M.A., Hoskinsson, R.E & Kim, H. (1997). International Diversification: Effects on Inovation and Firm Performance in Product-Diversification Firms. Academy of Management Journal, 40, 461-509. Jacquemin, A.P., & Berry, C.H. (1979). Entropy measure of Diversification and Corporate Growth. Journal of Industrial Economics, 27, 359-369 Jensen, M.C. (1986). Agency Costs of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Takeovers. The American Economic Review, 75, 323-329. Khanna, T., & Palepu, K. (2000). Is Group Affiliation Profitabel In Emerging Markets? An Analysis Of Diversified Indian Business Groups. Journal of Finance, 55, 867-891. Lang, L., & Stulz, R. (1994). Tobin’s Q, Corporate Diversification, and Firm Performance. Journal of Political Economy, 102, 1248-1291. Martin J., & Sayrak A. (2003). Corporate Diversification and Shareholder Value: A Survey of Recent Literature. Journal of Corporate Finance, 9, 37-57. Morck, Randall., (1987). Management Ownership and Market Valuation. Journal of Financial Economics, 20, 293-315. Munoz-Bullon, F., & Sanchez-Bueno, M.J. (2012). Do Family Ties Shape the Perormance Consequences of Diversification? Evidence from the European Union. Journal of World Business, 47, 469-477. Nachrowi, N.D., & Usman, H. (2006). Pendekatan Populer Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Pandya, A.M., & Rao N.V. (1998). Diversification and Firm Performance: An Empirical Evaluation”. Journal of Financial and Strategic Decisions, 11, 2, 67-81. Park, K., & Jang, S. (2012). Effect of Diversification on Firm Performance: Application of the Entropy Measure. International Journal of Hospitality Management, 31, 218-228. Rumelt, Richard P. (1982). Diversification Strategy and Profitability. Strategic Management Journal, 3, 4, 359-369. Sekaran, U., & Bougie, R. (2010). Research methods for Business. Wesr Sussex: John Wiley & Sons Short, H., & Keasey, K. (1999). Managerial Ownership and the Performance of firms: Evidence from the UK. Journal of Corporate Finance, 5, 2, 79-101. Singh M., et al. (2007). Performance Impact of Business Group Affiliation : An Analysis of the Diversification-Performance Link in a Developing Economy. Journal of Business Research, 60, 339-347. Stimpert, J.L., & Duhaime, I.M. (1997). The Influence of Industri, Diversification, and Business Strategy on Performance. The Academy of Management Journal, 40, 3, 560583.
20 Analisis pengaruh ..., Seza Ihtiari, FE UI, 2013