UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI SPT ELEKTRONIK PPN 1111 STUDI KASUS PT. NICCA CHEMICALS INDONESIA
LAPORAN MAGANG
INDIRA EMMELINA ERNESTINE NPM : 0906608052
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI DEPOK JULI 2012 i
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI SPT ELEKTRONIK PPN 1111 STUDI KASUS PT. NICCA CHEMICALS INDONESIA
LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
INDIRA EMMELINA ERNESTINE NPM : 0906608052
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI DEPOK JULI 2012 ii
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan ridhoNya, penulis dapat menyelesaikan laporan magang yang berjudul “Analisis Implementasi Aplikasi e-SPT dengan Studi Kasus pada PT. Nicca Chemicals Indonesia” ini. Adapun tujuan dari laporan ini adalah untuk melaporkan hasil pembelajaran dari magang yang telah dilaksanakan di PT. Multi Utama Consultindo, Jakarta Selatan. Dengan demikian penulis berharap dapat memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Namun penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik dari masa awal perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, skripsi ini mustahil untuk diselesaikan. Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Mafrizal Heppy, Ak., MBA
selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran dalam mengarahkan penulis dalam penyusunan laporan magang ini. 2. Bapak Harisman Isa Mohamad, seorang praktisi pajak yang bersedia membagikan ilmu dan pengalamannya dalam menggunakan e-SPT. 3. Orang tua dan adik-adik, yang selalu memberikan semangat dan doa untuk kelancaran dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 4. Semua sahabat, yang telah memberikan dukungannya melalui doa dan semangat.
Depok, 5 Juli 2012
Indira Emmelina Ernestine
vi
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
ABSTRAK
Nama
: Indira Emmelina Ernestine
NPM
: 0906608052
Program Studi
: S1 Ekstensi Akuntansi
Judul
: Analisis Implementasi Aplikasi e-SPT 1111 Studi Kasus pada PT. Nicca Chemicals Indonesia
Penelitian ini membahas dampak dari implementasi aplikasi e-SPT PPN 1111 pada PT. Nicca Chemicals Indonesia pada tahun fiskal 2011, yang dibandingkan dengan implementasi aplikasi ini belum dilaksanakan, penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dan peraturan yang berlaku saat ini. Hasil penelitian ini adalah implementasi e-SPT PPN 1111 belum dilaksanakan secara menyeluruh oleh semua Pengusaha Kena Pajak yang telah diwajibkan, karena kurangnya pemahaman yang memadai karena kurangnya sosialisasi dari Direktorat Jenderal Pajak. Namun di samping itu, bila dilihat dari sudut pandang teknis, aplikasi ini telah banyak membantu kebutuhan untuk menangani administrasi pajak secara terkomputerisasi, dengan tetap menjaga kepatuhan terhadap peraturan pajak. Sedangkan untuk beberapa kekurangan masih ditemukan di dalamnya akan terus dibenahi oleh Direktorat Jenderal Pajak, sehingga dapat menjadi aplikasi yang semakin baik dalam melayani pembayar pajak.
Kata Kunci: e-SPT, PPN, e-Filing, e-FIN
viii
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
ABSTRACT
Name
: Indira Emmelina Ernestine
NPM
: 0906608052
Study Program
: Extension S1 Accounting
Title
: Analysis of Implementation Impacts of e-SPT PPN 1111 Case Study in PT. Nicca Chemicals Indonesia
This study discusses the application of e-SPT VAT 1111 at PT. Nicca Chemicals Indonesia in fiscal year 2011 which is used to compare with the condition when this company is not using e-SPT VAT 1111, the research has been done previously, and regulations applicable at this time. The results of this study is the implementation of e-SPT VAT 1111 is not implemented yet by all entrepreneur required, due to lack of adequate understanding, and lack of socialization from the General Directorate of Tax. Meanwhile, when viewed from the technical standpoint, this application helps taxpayers to handle their needs of computerized tax administration which is obeys the tax regulations. A few shortfalls in it will be addressed and corrected by the General Directorate of Tax, so this application can be a better application in serving taxpayers.
Keywords: e-SPT, PPN, e-Filing, e-FIN
ix
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...............................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................
iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................
vi
ABSTRAK ......................................................................................................
vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xiv
1. PENDAHULUAN......................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang .......................................................
1
1.2 Tujuan dan Manfaat Pelaksanaan Magang ...............................................
1
1.3 Ruang Lingkup Pelaksanaan Magang ......................................................
2
1.4 Ruang Lingkup Pelaksanaan Magang ......................................................
2
1.5 Tempat dan Batasan Pelaksanaan Magang……………………….. .........
3
1.6 Sistematika Penulisan Laporan Magang...................................................
4
2. GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG..............................................
10
2.1
Profil PT. Multi Utama Consultindo .................................................
10
2.2
Profil PT. Nicca Chemicals Indonesia ..............................................
12
3. LANDASAN TEORI................................................................................. ...
15
3. 1 Pajak ......................................................................................................
16
3. 2 Azas Pemungutan Pajak ........................................................................
17
x
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
3. 3 Fungsi Pajak...........................................................................................
19
4 Pajak Pertambahan Nilai............................................................................
19
A. Objek Pajak Pertambahan Nilai .........................................................
20
B. Electronic – Surat Pemberitahuan (e-SPT) .......................................
36
C. Electronic Filing (e-Filing) ...............................................................
39
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN................................................................
46
A. Proses Pelaporan SPT Secara Manual .......................................................
46
B. Proses Pelaporan SPT Secara Elektronik ...................................................
47
C. Perbedaan SPT Manual dengan Elektorinik ..............................................
72
DAFTAR REFERENSI........ ................................................................. ........ ....
73
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ....
74
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ....
75
xi
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
DAFTAR REFERENSI
Hertianti, Ayuningtyas. (2003) Analisa Penerapan Teknologi Informasi Dalam Proses Pelayanan Perpajakan di Indonesia Implementasi Metode E-Filing dalam Pelaporan SPT Masa PPN dan PPnBM. Waluyo, Wiryawan Ilyas. (2007). Perpajakan Indonesia, Jakarta: Salemba Empat. SURAT EDARAN DIRJEN PAJAK Nomor SE-94/PJ/2011 Tentang Kewajiban Penyampaian SPT Masa PPN dalam Bentuk Elektronik (e-SPT).
PER-47/PJ./2008 yang berisi tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Secara Elektronik melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) yang ditunjuk oleh DJP.
PER-44/PJ./2010 yang berisi Bentuk, Isi, dan Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN).
Pasal 1 PMK No. 152/PMK.03/2009 tentang Diadakannya Aplikasi e-SPT untuk Wajib Pajak.
SE-11/PJ.52/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Mekanisme Pengenaan PPN.
Peraturan Dirjen Nomor 13/PJ/2010 tentang Kriteria Faktur Pajak yang Cacat.
Pasal 13 UU No. 8 Tahun 1983 yang telah diubah terakhir dengan UU Nomor 42 Tahun 2009 tentang Jenis-jenis Faktur Pajak.
xii
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Teknologi Inti yang Digunakan oleh INKALI .............................
7
Gambar 4.1 Penyampaian SPT Secara Manual................................................
46
Gambar 4.2 Koneksi Database .........................................................................
49
Gambar 4.3 Pilih Database...............................................................................
49
Gambar 4.4 Form Login...................................................................................
50
Gambar 4.5 Menu Keluar Aplikasi ..................................................................
50
Gambar 4.6 Form Pengisian Profil Wajib Pajak ..............................................
51
Gambar 4.7 Tanda Tangan Elektronik e-SPT PPN 1111.................................
51
Gambar 4.8 Form Input Data untuk Pajak Keluaran........................................
52
Gambar 4.9 Daftar PPN Faktur Pajak Keluaran ..............................................
52
Gambar 4.10 Input Jenis Transaksi ..................................................................
53
Gambar 4.11 Informasi Input Berhasil.............................................................
53
Gambar 4.12 Jenis Penyerahan Dalam Negeri Dengan Faktur Pajak ..............
54
Gambar 4.13 Form Input Pajak Keluaran untuk Nota Retur ...........................
55
Gambar 4.14 Daftar NPWP Lawan Transaksi .................................................
56
Gambar 4.15 Form Input Nomor Paspor .........................................................
57
Gambar 4.16 Input Data Lawan Transakai ......................................................
58
Gambar 4.17 Melihat, Mengubah, atau Menghapus Data Pajak Keluaran 59 Gambar 4.18 Menu Posting Data .....................................................................
60
Gambar 4.19 Posting Data Faktur ....................................................................
61
Gambar 4.20 Informasi bahwa Posting Berhasil..............................................
62
Gambar 4.21 Menu SPT Non Transaksi ..........................................................
62
Gambar 4.22 Buat SPT Non Transaksi ............................................................
63
Gambar 4.23 Konfirmasi Pembuatan ...............................................................
64
xiii
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
Gambar 4.24 Konfirmasi Berhasil Posting.......................................................
65
Gambar 4.25 Penolakan Double Entry ............................................................
66
Gambar 4.26 Notifikasi Salah Mengisi NPWP ................................................
66
Gambar 4.27 Ubah Kode KPP...........................................................................
67
Gambar 4.28 Menu Setting SPT PPN 1111 .....................................................
68
Gambar 4.29 Daftar SPT yang Sudah Pernah Dibuat ......................................
68
Gambar 4.30 Konfirmasi Buka SPT..................................................................
69
Gambar 4.31 Menu Preview SPT yang Telah Dibuat ......................................
69
Gambar 4.32 Menu Preview SPT yang Telah Dibuat ......................................
70
Gambar 4.33 Formulir 1111 A1........................................................................
71
Gambar 4.34 Formulir 1111 A2........................................................................
72
Gambar 4.34 Formulir 1111 B1........................................................................
72
Gambar 4.35 Formulir 1111 B2........................................................................
73
Gambar 4.36 Formulir 1111 B3........................................................................
74
Gambar 4.37 Formulir 1111 AB Bagian I........................................................
75
Gambar 4.38 Formulir 1111 AB Bagian II......................................................
76
Gambar 4.39 Formulir 1111 AB Bagian III.....................................................
77
Gambar 4.40 Formulir 1111 Bagian I...............................................................
78
Gambar 4.41 Formulir 1111 Bagian II..............................................................
79
Gambar 4.42 Formulir Kelengkapan SPT.........................................................
80
Gambar 4.43 Print Preview untuk Mencetak SPT Induk..................................
81
Gambar 4.44 Pilih Folder untuk File CSV........................................................
82
Gambar 4.45 File CSV sebagai Output dari aplikasi e-SPT..............................
84
xiv
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang Dalam mencapai visinya untuk menjadi Center of Excellence, Program Ekstensi Akuntansi FEUI melaksanakan program magang sebagai salah satu strateginya, untuk memenuhi misi Program Ekstensi Akuntansi FEUI seperti yang dicantumkan dalam profilnya, yaitu : Menghasilkan lulusan tenaga menengah di bidang akuntansi yang memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis yang tinggi di 6 (enam) bidang kompetensi inti yaitu Akuntansi Keuangan dan Manajemen, Pemeriksaan Akuntansi, Perpajakan, Komputer Akuntansi, Manajemen Keuangan dan Perbankan, serta keahlian khusus sesuai minat (Perdagangan Syariah atau Perdagangan Luar Negeri dan Asuransi atau Kewirausahaan) untuk Konsentrasi Akuntansi Keuangan. Program magang ini merupakan praktik kerja lapangan (PKL) selama tiga bulan sebagai pengganti skripsi, yang dirancang untuk memenuhi dan meningkatkan kompetensi mahasiswa, sehingga bekal yang telah dan akan diperoleh dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa dan perusahaan tempat magang, dengan secara produktif mengabdi bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
1.2 Tujuan dan Manfaat Pelaksanaan Magang 1.
Menambah pengetahuan dan pengalaman untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama masa perkuliahan.
2.
Melatih
dan
mengembangkan
kemampuan
menganalisa
dan
mengaplikasikan ilmu yang dimiliki ke dalam dunia kerja nyata, yang dimaksudkan untuk pematangan kemampuan baik softskill maupun
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
2
hardskil, sebagai sarana peningkatan pengetahuan praktis di samping pengetahuan teori. 3.
Meningkatkan
kedisiplinan
dan
kemandirian
mahasiswa
melalui
pemahaman mengenai budaya kerja profesional yang menuntut kerjasama, ketepatan waktu, kepemimpinan, dan tanggung jawab yang besar. 4.
Menumbuhkan
kepekaan
dalam
menangkap
permasalahan
kerja,
menganalisis, dan menyelesaikannya sesuai dengan kapasitas yang dimiliki. 5.
Menyesuaikan dan mempersiapkan diri untuk dapat terjun langsung dalam menghadapi lingkungan kerja setelah menyelesaikan masa studi.
6.
Membuat laporan berbentuk karya tulis yang dapat bermanfaat dan menjadi
masukan
bagi
pembaca
dan
meningkatkan
manajemen
perusahaan.
1.3. Ruang Lingkup Pelaksanaan Magang Pelaksanaan magang berlangsung di PT. Multi Utama Consultindo, yang beralamat di Jalan TB Simatupang No. 15 Jakarta Selatan, selama 3 (tiga) bulan dimulai pada tanggal 12 September sampai dengan 12 Desember 2011, hari Senin sampai dengan Jumat, pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB yang disesuaikan dengan kebutuhan user. Dalam pelaksanaan kegiatan magang ini, penulis berusaha terlibat secara langsung dalam kegiatan operasional yang dijalankan oleh perusahaan, dengan harapan mampu memahami suatu bidang ilmu dan bidang usaha yang bergerak di dalamnya, baik secara ilmu maupun praktik di bidang perpajakan, khususnya yang berhubungan dengan implementasi e-SPT dalam administrasi perpajakan. Selama menjalani program magang, penulis ditempatkan di bagian pajak, dan diberikan kesempatan untuk membantu tim yang ditugaskan di PT. Nikka Chemicals Indonesia (INKALI), sebuah perusahaan manufaktur berupa bahan
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
3
kimia untuk tekstil dan kosmetik, berpusat di Jepang dan membuka cabang di beberapa negara, di mana salah satunya adalah di Indonesia, yang beralamat di Jalan Maligi II Lot E-3, KIIC, Karawang, Jawa Barat Karawang, Jawa Barat, Indonesia.
1.4. Ruang Lingkup Laporan Magang Laporan magang ini membahas bagaimana e-SPT, yaitu electronic SPT, memberikan manfaatnya sebagai software untuk administrasi perpajakan yang membantu penyusunan dan pelaporan SPT PPN bagi PT. Nikka Chemicals Indonesia.
I.5 Tempat dan Batasan Pelaksanaan Magang Untuk menjawab permasalahan dan mencapai tujuan yang diinginkan, penulis melaksanakan kegiatan magang di PT. Multi Utama Consultindo (MUC) yang bergerak sebagai konsultan pajak. MUC berdiri sejak tahun 1999 dan kini berlokasi di Jalan TB. Simatupang 15 Jakarta Selatan. MUC berkembang dan menjalankan kegiatan operasionalnya di Jakarta, Surabaya, dan Balikpapan dalam menyediakan jasa-jasa profesional sebagai berikut: Konsultan Pajak Akuntan Publik Konsultan Transfer Pricing Konsultan Bea Cukai Jasa Pendirian Usaha Konsultasi atas Pemerintahan, Resiko, dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan Konsultasi Penelitian Pasar dan Intelijensi
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
4
I.6 Sistematika Penulisan Untuk menyajikan pembahasan yang sistematis dan mempermudah dalam pemahaman penelitian, penulis membagi laporan magang ini menjadi bab dan sub bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN Bab ini mengemukakan Latar Belakang pemilihan judul penelitian dari hasil pelaksanaan magang, Perumusan Masalah, Tujuan Pelaksanaan Magang, Manfaat Pelaksanaan Magang, Tempat dan Batasan Pelaksanaan Magang, dan Sistematika Penulisan.
BAB II PROFIL PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan profil kedua perusahaan yang menjadi tempat pembelajaran bagi mahasiswa magang. Baik profil PT. Multi Utama Consultindo, maupun klien yang ditangani yaitu PT. Nicca Chemical Indonesia.
BAB III LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan hasil pelaksanaan magang yang telah dilakukan selama 3 bulan, yaitu berupa pembahasan mengenai manfaat dan kekurangan penggunaan e-SPT pada PT. Nikka Chemicals Indonesia (PT. INKALI).
BAB IV ANALISIS HASIL PELAKSANAAN MAGANG Bab ini menyajikan hasil analisis atas masalah yang ditemukan, serta usulan untuk mengatasi kendala dan masalah yang dihadapi dalam menggunakan e-SPT untuk pelaporan SPT PPN atas PT. INKALI.
BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari penjelasan bab-bab sebelumnya, saran untuk perbaikan atas kekurangan yang ditemukan, dan saran untuk pelaksanaan magang yang selanjutnya.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
5
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2. 1
Profil PT. Multi Utama Consultindo (MUC) PT. Multi Utama Consultindo (MUC) yang bergerak sebagai konsultan
pajak ini berdiri sejak tahun 1999, kini berlokasi di Jalan TB. Simatupang No. 15 Jakarta Selatan. MUC memiliki visi untuk menjadi salah satu konsultan terdepan dan terpercaya di Indonesia dengan menjunjung tinggi nilai etika, sedangkan misinya yang tercantum dalam profil perusahaannya adalah sebagai berikut : Menyediakan layanan konsultasi bisnis yang professional, etis, dan menggunakan proses inovatif dengan kualitas standar internasional, demi memberikan pelayanan
terbaik
kepada
klien
dan
menawarkan nilai
MUC
mengkombinasikan
terbaik kepada para pemegang saham. Dalam
menyediakan
jasa-jasa
di
atas,
pengetahuan dan profesionalisme yang mendalam untuk memahami bisnis klien dari multi-perspektif, agar dapat menghasilkan solusi yang mudah dipahami dan sesuai untuk diberlakukan. MUC meyakini bahwa kombinasi ini dapat membantu klien menghadapi tantangan lingkungan bisnis yang muncul di Indonesia, yang ditandai oleh perubahan yang cepat dari regulasi ekonomi dan hukum. Untuk memberikan jasa konsultasinya, masing-masing pemegang jabatan memiliki tugas dan fungsi pokok yang berbeda, yaitu sebagai berikut: 1.
Partner Managing Partner & Partner bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan dan menandatangi laporan audit.
2.
Manager Posisi manager bertugas membuat program kerja dan format-format yang diperlukan dalam melakukan review dan analisis atas laporan audit.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
6
3.
Supervisor Supervisor memiliki tugas memeriksa kertas kerja, membuat laporan atas finding, membuat laporan akhir, mengatur pelaksanaan tugas lapangan sesuai program kerja, review kelengkapan kertas kerja, dan membuat draft lampiran laporan sesuai dengan ketentuan.
4.
Senior Tax Auditor Senior
tax auditor
memiliki tugas
membuat
rencana audit,
menyiapkan prosedur audit yang akan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan audit, memberikan arahan kepada junior auditor, melaporkan hasil temuan pemeriksaan kepada supervisor, menyiapkan dan menyusun draft laporan audit. 5.
Junior Tax Auditor Junior tax auditor bertugas membantu proses penyusunan audit plan yang dilakukan oleh senior auditor, membantu dalam pelaksanaan proses audit yang telah ditugaskan.
MUC berkembang dan menjalankan kegiatan operasionalnya di Jakarta, Surabaya, dan Balikpapan dengan menyediakan jasa-jasa profesional sebagai berikut : 1.
Konsultan Pajak
2.
Akuntan Publik
3.
Konsultan Transfer Pricing
4.
Konsultan Bea Cukai
5.
Jasa Pendirian Usaha
6.
Konsultasi atas Pemerintahan, Resiko, dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
7.
Konsultasi Penelitian Pasar dan Intelijensi
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
7
2. 2
Gambaran Umum PT. Nicca Chemicals Indonesia (PT. INKALI) NICCA CHEMICAL Company didirikan pada tanggal 15 September 1941
di Jepang oleh Yasumasa Emori. Perusahaan ini memulai usahanya dengan memproduksi dan menjual surfaktan untuk bahan kimia tekstil, logam, pulp & kertas, cat, pewarna, resin sintetis, dry cleaning, bahan pembersih professional, kosmetik, dan produk farmasi, dengan jumlah karyawan sebanyak 1.122 orang. Namun kemudian perusahaan
ini berkembang hingga memiliki 10 basis di 7
negara yang berbeda yaitu di Brazil, Pakistan, England, Italy, Spain, Turkey and Monaco, demi memenuhi kebutuhan konsumennya. Adapun inti teknologi yang digunakannya tergambar dalam gambar berikut ini:
Gambar 2.1 Teknologi Inti yang Digunakan oleh INKALI Sumber : www.nicca.co.jp
Saat ini NICCA semakin fokus dalam menciptakan teknologi baru yang dapat bermanfaat
bagi lingkungan dan kesehatan, bahan baku, energi, dan
material baru. Untuk itu NICCA melakukan penelitian supaya para pekerja dapat memperoleh informasi tentang kebutuhan dan harapan pelanggan terhadap produk
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
8
yang dinantinya, kemudian menjadikan kebutuhan pelanggan sebagai acuan penelitian, dan target produksi berikutnya. NICCA juga
menggunakan berbagai
macam
produk yang
memiliki
fungsi berbeda untuk menganalisa isu-isu dan kebutuhan konsumen melalui situs web untuk mengembangkan produknya, serta menempatkan para teknisi terpercaya untuk berada di negara lain untuk memecahkan masalah kebutuhan pelanggan melalui situs internet, dan memahami bagaimana mempromosikan apa yang diaplikasikan dari hasil penelitian. Berikut ini adalah beberapa contoh produk yang diproduksi NICCA:
1. Texport Peel Dengan produk ini, Oligomer yang terjadi dalam proses pencelupan dan finishing poliester dapat dihapus secara efisien untuk meningkatkan kualitas barang
jadi dan mengurangi polusi dari tubuh kaleng mesin
pencelupan. 2. Kira-kuru AL-00GT Dengan produk ini, NICCA mengembangkan deodoran transparan yang tidak mengubah penampilan kain, memiliki kemampuan deodoran yang lebih tinggi dan bekerja lebih cepat. Terhindar dari gejala-gejala seperti sakit kepala, sesak napas, dan kelelahan. 3. NEOSEED NR-90 Bahan baku yang diambil dari kelapa alami sehingga menjadi produk yang ekologis dan aman bagi lingkungan dan makhluk hidup
Membantu penyerapan air
lebih tahan lama untuk berbagai
kain seperti polyester, nilon dan katun
Tidak mengandung gas Fluor dan PFOA
Lembut bagi tubuh manusia
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
9
4. Lubcaster F-700 NICCA mengembangkan "LUBCASTER F-700", pelumas jenis ini termasuk yang dapat larut dalam air serbuk berwarma putih, yang sangat baik dalam bekerja sebagai pelumas. Produk ini diharapkan dapat menjadi alternatif untuk pelumas sebelumnya yang mengandung grafit.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
10
BAB III LANDASAN TEORI
3.1
PAJAK Pajak merupakan istilah yang tidak asing didengar oleh masyarakat, karena
pajak menjadi kewajiban bagi masyarakat untuk memenuhinya, namun sebelum mematuhi kewajiban perpajakan tersebut, masyarakat sebaiknya memahami terlebih dahulu pengertian pajak
yang sebenarnya,
supaya tidak
lagi
menganggapnya sebagai beban berat yang harus dibayar. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Waluyo, 2007). Adapun jenis pajak di Indonesia bermacam-macam
dan
dapat
dibedakan
menurut
sifat,
golongan,
dan
pemungutnya. Menurut sifatnya, pajak dibedakan menjadi (Waluyo, 2007) : a. Pajak subyektif, adalah pajak yang memperhatikan keadaan diri seorang Wajib Pajak yang bersangkutan, contohnya adalah Pajak Penghasilan. b. Pajak obyektif,
yaitu pajak
yang tidak dipengaruhi dan tidak
memperhatikan keadaan Wajib Pajak yang bersangkutan, seperti Pajak Pertambahan Nilai. Sedangkan menurut golongannya, pajak dibedakan menjadi : a. Pajak langsung, yaitu pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain, melainkan harus menjadi beban langsung bagi Wajib Pajak yang bersangkutan, seperti Pajak Penghasilan. b. Pajak tidak langsung, merupakan
pajak yang pembebanannya dapat
dilimpahkan kepada orang lain, seperti Pajak Pertambahan Nilai.
Dan penggolongan lainnya, yang dikategorikan berdasarkan pemungutnya, pajak dibedakan menjadi: a. Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat, dan
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
11
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, seperti Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Materai. b. Pajak daerah, yaitu pajak yang pemungutannya dilakukan oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
3.2
Azas Pemungutan Pajak Pemungutan pajak ini tentu saja tidak dapat dilakukan tanpa adanya
pegangan atau acuan yang mendasarinya. Menurut teori The Four Maxims yang dikemukakan oleh Adam Smith (abad ke 18) yang tertuang dalam buku Perpajakan Indonesia (Waluyo, 2007), yang menjadi azas pemungutan pajak bagi Indonesia adalah sebagai berikut : a. Azas Equality, yaitu prinsip adil dan merata. Dengan azas ini, pemungutan pajak dilakukan berdasarkan kemampuan untuk membayar, dan manfaat yang diterima oleh Wajib Pajak. Azas ini diterapkan dengan penetapan tarif progresif, yaitu Wajib Pajak dengan penghasilan lebih tinggi akan membayar pajak lebih tinggi. b. Azas Certainty, yaitu prinsip di mana Wajib Pajak harus mengetahui dengan persis dan pasti mengenai pajak yang terutang, waktu pembayaran, serta batas waktu yang ditetapkan. Dengan demikian, pemerintah diharapkan memberikan sosialisasi mengenai Undang-undang perpajakan yang berlaku kepada masyarakat umum, dibarengi dengan masyarakat yang juga diharapkan memiliki keingintahuan akan pentingnya perpajakan tersebut. c. Convenience , yaitu kenyamanan. Diterapkan dengan memberikan waktu pembayaran pajak yang nyaman supaya tidak menyulitkan Wajib Pajak, contohnya adalah pembayaran Pajak Penghasilan yang pemungutannya dilakukan ketika penghasian diperoleh Wajib Pajak, pembayaran ini dilakukan dengan memotong gaji yang diperolehnya dengan tarif progresif PPh yang sesuai dengan penghasilan Wajib Pajak. d. Economy, yaitu biaya pemungutan pajak harus diusahakan supaya jumlahnya dapat ditekan seminimal mungkin secara ekonomis, jadi
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
12
pemerintah yang berperan sebagai fiskus harus dapat seoptimal mungkin dalam menyediakan cara pembayaran yang mudah dan terjangkau. Contohnya dengan memberikan akses pembayaran yang tersebar dan terjangkau, seperti di kantor pos, atau melalui electronic fund transfer (EFT) dengan beberapa bank swasta. Dengan demikian Wajib Pajak dapat menghemat waktu dan biayanya untuk membayar pajak.
3.3 Fungsi Pajak Dengan mengacu kepada pengertian pajak yang telah dijelaskan sebelumnya, fungsi pajak bagi Indonesia di antaranya untuk (Waluyo, 2007) : a. Fungsi Penerimaan (Budgetair) Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran pemerintah. b. Fungsi Pengaturan (Regulator) Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi. Contohnya adalah penetapan tarif pajak yang tinggi terhadap meinuman keras, dengan berharap dapat mengurangi konsumsi masyarakat terhadap minuman keras.
3. 4 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa laporan magang ini ditujukan untuk membahas Penerapan Sistem Informasi dalam Perpajakan dengan Menggunakan e-SPT bagi PT. INKALI, maka akan dijelaskan dasar-dasar mengenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) itu sendiri. PPN merupakan pajak atas konsumsi yang dikenakan terhadap setiap tingkat penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP). PPN bersifat non kumulatif meskipun dikenakan pada setiap tingkatan penyerahan, karena PPN hanya dikenakan pada pertambahan nilai, dengan sistem pemungutan credit method menggunakan Faktur Pajak (Gunadi, 2011). Nilai tambah adalah semua faktor produksi yang timbul di setiap jalur peredaran suatu barang seperti bunga, sewa, upah kerja, termasuk semua biaya
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
13
untuk mendapatkan laba. Pertambahan nilai ini timbul karena digunakannya faktor produksi di setiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan, dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa kepada konsumen, juga semua biaya untuk mendapatkan dan mempertahankan laba termasuk bunga modal, sewa, penyusutan, dan upah kerja (Gunadi, 2011). PPN ditujukan pada semua private expenditure, sehingga tidak boleh ada diskriminasi antara barang dan jasa karena keduanya merupakan pengeluaran. Namun PPN merupakan pajak tidak langsung, sehingga beban pajaknya dapat dialihkan, baik dalam bentuk forward shifting maupun backward shifting. Dengan kata lain, beban pajak ini dapat ditanggung sebagian oleh penjual dengan cara mengurangi keuntungan, dan sebagian ditanggung oleh pembeli (Gunadi, 2011).
3.4.1 Pelaporan Pajak Keluaran Yang dimaksud dengan pajak keluaran di sini adalah PPN yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak, baik berupa transaksi yang dilakukan di dalam negeri maupun transaksi ekspor. Pelaporan pajak keluaran ini berkaitan erat dengan saat terutangnya PPN, karena berhubungan dengan saat pembuatan Faktur Pajak. Dengan demikian Faktur Pajak sudah harus dibuat dan dilaporkan pada saat terutangnya PPN (Gunadi, 2011).
3.4.2 Pengkreditan Pajak Masukan Berdasarkan Pasal 9 Undang-undang No. 42 Tahun 2009, sistem PPN yang dianut oleh Indonesia adalah metode pengkreditan. Pada umumnya prinsip dan ketentuan yang diatur di dalamnya adalah sebagai berikut : 1. Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran yang dipungut dalam Masa Pajak yang sama. 2. Apabila tidak dapat dikreditkan pada Masa Pajak yang sama maka dapat dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya, selambat-lambatnya tiga bulan setelah Masa Pajak yang bersangkutan, apabila : a. Belum dibebankan sebagai biaya atau tidak ditambahkan kepada harga perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
14
Pajak; atau b. Belum dilakukan pemeriksaan atau telah dilakukan pemeriksaan dan dibuktikan atas perolehan BKP/JKP telah dilakukan pembukuan atau pecatatan tetapi Faktur Pajak terlambat diterima (Pasal 12 PP 24 Tahun 2002). 3. Apabila jangka waktu pengkreditan Pajak Masukan tersebut telah melewati tiga bulan maka Pajak Masukan tetap dapat dikreditkan dengan melakukan SPT Pembetulan SPT Masa PPN. 4. Dalam hal pada suatu Masa Pajak belum terdapat Pajak Keluaran, Pajak Masukan tetap dapat dikreditkan tetapi hanya untuk Pajak Masukan yang berasal dari perolehan dan/atau impor barang modal.
Apabila
Pengusaha
Kena
Pajak
melakukan
pembetulan
Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai pada Masa Pajak tertentu, dalam periode tahun buku yang menggunakan pedoman perhitungan pengkreditan Pajak Masukan, dan mengakibatkan peredaran usaha tahun buku yang bersangkutan menjadi lebih besar dari Rp 1.800.000.000,00 maka Pengusaha Kena Pajak wajib menggunakan mekasnisme pengkreditan Pajak Masukan dengan Pajak Keluaran yang berlaku mulai Masa Pajak setelahh Masa Pajak yang peredaran usahanya menjadi lebih besar dari Rp 1.800.000.000,00 (Gunadi, 2011).
3.5
Waktu Penyetoran dan Pelaporan PPN Untuk waktu penyetoran PPN ini, dilakukan dengan mengacu pada
Undang-undang PPN terbaru yaitu UU Nomor 42 Tahun 2009, yang menjelaskan dalam Pasal 15A bahwa penyetoran harus dilakukan paling lambat akhir bulan pada bulan berikutnya, setelah Masa Pajak dan sebelum SPT Masa Pajak PPN dilaporkan, undang-undang ini berlaku terhitung sejak tanggal 01 April 2010. Dijelaskan juga dalam undang-undang ini, bahwa batas waktu yang ditetapkan untuk pelaporan SPT Masa PPN adalah paling lambat akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak (Undang-undang No. 42 Tahun 2009 Pasal 15A). Sebagai contoh, SPT Masa PPN dan PPnBM untuk Januari 2012 harus dilaporkan paling lambat akhir bulan Februari 2012. (Gunadi, 2011).
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
15
Namun terdapat sedikit perbedaan pada Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) tepatnya Nomor 16 Tahun 2009, yang menyebutkan : Pasal 3 : Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan adalah paling lama 20 hari setelah akhir Masa Pajak Pasal 9 : Menteri Keuangan telah menetapkan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak bagi masing-masing jenis pajak, paling lama 15 hari setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak.
3.6 Sanksi bagi Kelalaian Penyetoran dan Peraturan Apabila Wajib Pajak melakukan kelalaian sehingga terjadi keterlambatan penyetoran, maka mengacu kepada PMK No. 40/PMK.03/2010 Wajib Pajak akan dikenakan sanksi sebesar 2% setiap bulannya. Lebih rinci mengenai sanksi atas penyetoran dan pelaporan SPT Masa PPN dibagi menjadi beberapa kriteria berikut:
Sanksi Pasal 7 berupa sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp 500,000 apabila SPT Masa PPN tidak disampaikan sesuai jangka waktu yang telah ditentukan. Termasuk yang dikenakan sanksi ini adalah PKP yang dianggap tidak memasukkan SPT karena tidak menyampaikan pelaporan dalam bentuk e-SPT.
Sanksi Pasal 9 ayat (2a) berupa sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan dihitung sejak tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan apabila terlambat menyetorkan PPN.
Sanksi Pasal 8 ayat (2a) berupa sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan dihitung sejak tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan apabila terlambat menyetorkan PPN apabila SPT PPN menyatakan PPN yang harus dibayar menjadi lebih besar.
Sanksi Pasal 8 ayat (3) berupa sanksi administrasi berupa bunga sebesar 150% dari pajak yang kurang bayar apabila PKP melakukan pengungkapan ketidakbenaran SPT PPN setelah pemeriksaan, sebelum dilakukan penyidikan
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
16
atas tindak pidana sesuai pasal 38 UU KUP.
Sanksi Pasal 8 ayat (5) berupa sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% dari pajak yang kurang bayar , harus dilunasi oleh Wajib Pajak sebelum laporan tersendiri dimaksud disampaikan PKP melakukan pengungkapan ketidakbenaran SPT PPN setelah pemeriksaan tetapi belum diterbitkan Surat Ketetapan Pajak.
Sanksi Pasal 14 ayat (4) berupa sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% dari Dasar Pengenaan Pajak apabila PKP melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur pajak.
3.7
Faktur Pajak, Nota Retur, dan Nota Pembatalan
3.7.1 Faktur Pajak Berdasarkan Pasal 1 angka 23 UU PPN, faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak. Berbeda dengan pengertian sebelumnya dengan menghilangkan kalimat “atau bukti pungutan pajak karena impor BKP yang digunakan oleh Direktrat Jenderal Bea dan Cukai.” Hal ini tentu sejalan dengan pengertian penyerahan BKP, di mana impor bukan merupakan penyarahan BKP. Faktur pajak tidak harus dibuat secara khusus atau berbeda dengan Faktur Penjualan. Artinya, Faktur Penjualan dapat sekaligus berfungsi sebagai Faktur Penjualan asalkan faktur penjualan tersebut minimal memuat keterangan yang diharuskan dalam Faktur Pajak. Namun dapat dibuat terpisah seperti yang ditegaskan dalam Surat Edaran Nomor SE-56/PJ/2010, tanggal 27 April 2010. Jenis-jenis Faktur Pajak menurut Pasal 13 UU No. 8 Tahun 1983 yang telah diubah terakhir dengan UU Nomor 42 Tahun 2009, adalah sebagai berikut : a. Faktur Pajak b. Faktur Pajak Gabungan c. Dokumen-dokumen tertentu yang ditetapkan sebagai Faktur Pajak oleh Dirjen Pajak. Selain faktur pajak tersebut dikenal juga istilah Faktur Pajak Khusus, yaitu faktur pajak yang dilampiri dengan cash register/struk pembayaran/invoice sebagai
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
17
satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dalam Faktur Pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang paling sedikit memuat: a. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak; b. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak; c. jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga; d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut; e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut; f. kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan g. nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
Sebagaimana dinyatakan di atas, faktur penjualan dan faktur penjualan tidak perlu dibuat secara terpisah, dengan kata lain, faktur pajak yang memuat keterangan dan yang pengisiannya sesuai
dengan ketentuan di atas dapat
dipersamakan dengan Faktur Pajak. Faktur pajak harus diisi lengkap, jelas, dan benar serta ditandatangani oleh pihak yang ditunjuk oleg Pengusaha Kena Pajak untuk menandatanganinya. Namun keterangan mengenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah hanya disi apabila atas penyerahan BKP terutang Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Faktur pajak harus diisi untuk setiap (Gunadi, 2011) : a.
Penyerahan BKP atau JKP
b.
Penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak diperjualbelikan
c.
Ekspor BKP Berwujud atau BKP Tidak Berwujud atau JKP.
Saat Pembuatan atau Penerbitan Faktur Pajak menurut Pasal 1a UU PPN adalah sebagai berikut : a. saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak;
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
18
b. saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak; c. saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan; atau d. saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; atau : 1) Penyerahan BKP dan/atau JKP kepada bendahara pemerintah, faktur pajak dibuat saat Pengusaha Kena Pajak rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendahara Pemerintah sebagai Pemungut Pajak Pertambahan Nilai. 2) Penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama Pengusahaan Minyak dan Gas Bumi dan Kontraktir Pemegang Kuasa/Pemegang Kuasa/Pemegang Izin Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi, faktur pajak dibuat pada : (a) Penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP (b) Penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak; (c) Penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan.
3.7.2 Nota Retur Dengan
mengacu
pada
PMK-65/PMK.03/2010,
nota
retur
merupakan sarana yang dibuat oleh PKP pembeli, apabila terjadi pengembalian Barang Kena Pajak kepada PKP penjual. Pembuatannya harus dilakukan pada saat BKP dikembalikan kepada penjual. Namun tidak dianggap sebagai retur apabila BKP yang dikembalikan tersebut diganti dengan BKP yang sama baik dalam jumlah fisik, jenis, maupun harganya. Fungsi dari Notar Retur ini bagi penjual adalah untuk mengurangi Pajak Keluaran dan/atau PPn BM pada Masa Pajak saat Barang Kena Pajak tersebut dikembalikan oleh pembeli. Sedangkan bagi pembeli, nota ini
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
19
berfungsi untuk (Gunadi, 2011) : 1.
Mengurangi Pajak Masukan pada Masa Pajak saat Barang Kena Pajak tersebut dikembalikan, apabila BKP tersebut telah dikreditkan;
2.
Biaya atau harta bagi Pengusaha Kena Pajak Pembeli, apabila Pajak Masukan tersebut tidak dikreditkan dan telah dibebankan sebagai biaya atau telah ditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga perolehan harta tersebut;
3.
Biaya atau harta bagi Pembeli yang bukan Pengusaha Kena Pajak dalam Penjualan atas Barang Mewah atas Barang Kena Pajak yang dikembalikan tersebut (dikapitalisasi)
dalam harga
perolehan harta tersebut.
3.7.3 Nota Pembatalan Dengan
mengacu
pada
PMK-65/PMK.03/2010,
nota
pembatalan
merupakan sarana yang dibuat oleh PKP pembeli, apabila terjadi pembatalan Jasa Kena Pajak kepada PKP penjual. Pembuatannya harus dilakukan pada saat JKP dibatalkan kepada penjual. Bagi PKP penjual, nota pembatalan ini berfungsi untuk mengurangi Pajak Keluaran dan/atau PPn BM pada Masa Pajak saat dilakukannya pembatalan seluruhnya atau sebagian hak atau fasilitas atau kemudahan oleh pihak Penerima Jasa, sedangkan bagi PKP Pembeli, nota pembatalan ini berfungsi sebagai (Gunadi, 2011) : Mengurangi Pajak Masukan pada Masa Pajak saat dilakukannya pembatalan seluruhnya atau sebagian hak atau fasilitas atau kemudahan oleh pihak Penerima Jasa, apabila Pajak Masukan tersebut telah dikreditkan; Biaya atau harta bagi Pengusaha Kena Pajak Pembeli, dalam hal pajak atas Barang Kena Pajak yang dikembalikan tersebut tidak dikreditkan dan telah dibebankan sebagai biaya atau telah ditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga perolehan harta tersebut; atau
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
20
Biaya atau harta bagi Pembeli yang bukan Pengusaha Kena Pajak, dalam hal pajak Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dikembalikan tersebut telah dibebankan sebagai biaya atau telah ditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga perolehan harta tersebut;
3.7.4 Tidak Berlakunya Nota Retur dan Nota Pembatalan Mengacu pada SE-131/PJ/2010, nota retur atas pengembalian Barang Kena Pajak atau nota pembatalan atas pembatalan penyerahan Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajak atas penyerahannya tidak mencantumkan identitas Pembeli atau Penerima Jasa, tidak dapat dipergunakan sebagai pengurang Pajak Keluaran (Gunadi, 2011).
3.8 SPT Elektronik (e-SPT) SPT Elektronik adalah data Wajib Pajak dalam bentuk elektronik yang dibuat oleh Wajib Pajak dengan menggunakan aplikasi e-spt yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (Pasal 1 PMK No. 152/PMK.03/2009). Adapun dasar-dasar hukum untuk penggunaan e-SPT ini adalah sebagai berikut: a. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-94/PJ/2011 Tentang Kewajiban Penyampaian SPT Masa PPN dalam Bentuk Elektronik (e-SPT). b. PER-47/PJ./2008 yang berisi tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Secara Elektronik melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) yang ditunjuk oleh DJP. c. PER-44/PJ./2010 yang berisi Bentuk, Isi, dan Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN).
Dalam peraturan di atas dijelaskan bahwa Electronic-SPT ini diwajibkan untuk digunakan oleh seluruh Pengusaha Kena Pajak yang dalam satu Masa Pajak memiliki lebih dari 25 transaksi. Apabila telah melewati batas tersebut namun tetap melaporkannya secara manual makan dianggap tidak melaporkan SPT Masa PPN pada bulan tersebut, dan bagi yang telah menggunakan e-SPT tidak bisa kembali menggunakan manual.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
21
Dijelaskan pula bahwa dengan menggunakan aplikasi ini, Wajib Pajak dapat memperoleh banyak manfaat, antara lain sebagai berikut : Bagi Wajib Pajak : a. Dapat meng-administrasikan data SPT secara elektronik b. Pelaporan SPT lebih efisien dan aman karena data tersimpan dalam bentuk elektronik dan ter-enkripsi. Sedangkan fungsinya bagi Direktorat Jenderal Pajak adalah sebagai berikut : a. Perekaman Data di KPP dapat dilakukan dengan cepat dan akurat tanpa direkam petugas secara manual. b. Penghematan Sumber Daya Manusia dalam Perekaman Data SPT. c. Penelitian data SPT dapat dilakukan dengan Cepat dan Tepat karena dilakukan oleh Sistem Aplikasi.
SPT Elektronik untuk PPN ini telah berkembang mulai dari tahun 2007 yang terus diperbaharui supaya dapat bermanfaat lebih baik dari edisi sebelumnya, dimulai dari : a. Formulir 1107, yaitu aplikasi untuk SPT PPN dan PPnBM yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 2007. b. Formulir 1108, yaitu aplikasi untuk SPT PPN dan PPnBM yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 2008. c. Formulir 1107 PUT, yaitu aplikasi untuk SPT PPN dan PPnBM yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 2007. d. Formulir 1111, yaitu aplikasi untuk SPT PPN dan PPnBM yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 2011 hingga sekarang. e. Formulir 1111 DM, aplikasi untuk SPT PPN dan PPnBM yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 2011 hingga sekarang.
Adapun fitur-fitur yang disediakan oleh e-SPT ini adalah sebagai berikut : a. Aplikasi dibuat untuk mudah digunakan (User Friendly) dan dilengkapi
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
22
dengan petunjuk pemakaian. b. Tampilan Aplikasi mendekati Formulir SPT aslinya c. Administrasi Data SPT, yang terdiri dari : 1. Perekaman data SPT 2. Perekaman Manual 3. Perekaman melalui proses impor data 4. Pembetulan SPT 5. Penyimpanan Historikal Data 6. Penghapusan/Pengeditan data SPT 7. Administrasi Data Lawan Transaksi Wajib Pajak 8. Meng-update Data SPT induk dari Lampiran-lampirannya secara otomatis 9. Perhitungan perpajakan dalam SPT dilakukan secara Otomatis sesuai peraturan yang berlaku 10. Membuat file SPT elektronik yang telah di-enkripsi untuk keamanan data SPT. 11. Mencetak SPT Induk beserta Lampirannya 12. Menyediakan fasilitas penyesuaian tarif yang digunakan 13. Dapat digunakan oleh banyak Pemakai dalam waktu yang bersamaan (Multi User) 14. Administrasi Pemakai: Registrasi Pemakai Aplikasi, Penentuan Hak Akses Pemakai.
3.8.1 Pelaporan SPT Secara Elektronik (e-Filing) Aplikasi e-Filing di www.pajak.go.id yang dibuat oleh Direktorat Jenderal e-Filing ini diterapkan dalam dunia pajak sebagai terobosan baru untuk pelaporan SPT bagi Wajib Pajak. Aplikasi ini memungkinkan wajib pajak mengisi dan melaporkan SPT masing-masing dengan cara yang lebih mudah. Kemudahan pertama adalah wajib pajak dapat mengisinya dengan nyaman dari balik meja kerja mereka masing-masing. Hanya saja e-Filing ini memiliki satu syarat yang tidak bisa diganggu gugat, yaitu wajib pajak harus terhubung dengan Internet (Harisman, 2011).
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
23
Kemudahan kedua yang diberikan oleh aplikasi e-Filing ini adalah wajib pajak tidak perlu lagi mengirimkan dokumen-dokumen pendukung seperti bukti potong pajak ke KPP terdekat atau ke Drop Box SPT Tahunan. Sesuai keterangan yang ada dalam petunjuk penggunaan aplikasi e-Filing, dokumen-dokumen pendukung itu hanya perlu dikirim bila memang diminta oleh DJP. Permintaan itu hanya dilakukan sesuai kebutuhan hasil pemeriksaan SPT Tahunan yang disampaikan melalui AR (Account Representative) di KPP Pratama tempat wajib pajak terdaftar (Harisman,2012). Untuk mencoba mempelajari menggunakan aplikasi e-Filing dapat diakses di http://efiling.pajak.go.id/ untuk mengisi dan melaporkan SPT sesuai dengan tahun pajak yang berlaku. Berikut ini adalah rincian dari langkah-langkah yang harus dilakukan mulai dari membuka aplikasi e-Filing sampai dengan mengirim SPT secara online. Setelah mengikuti pelatihan yang diberikan oleh Bapak Harisman Isa Mohamad pada bulan Maret 2012, saya mencatat bahwa untuk mendapatkan e-FIN, dapat dilakukan dengan masuk ke
halaman depan aplikasi e-Filing
(http://efiling.pajak.go.id/). Langkah pertama adalah mengajukan permohonan e-FIN (e-Filing Identification Number). e-FIN merupakan nomor identitas Wajib Pajak yang mengajukan permohonan untuk melaksanakan e-Filing, yang terikat langsung dengan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) yang kita miliki. Dapat diibaratkan bahwa e-FIN ini menjadi identitas pengganti NPWP kita saat kita melaporkan SPT Tahunan lewat aplikasi e-Filing tersebut. Mengajukan permohonan e-FIN dapat dilakukan lewat menu PERMOHONAN E-FIN di halaman depan aplikasi e-Filing. Di halaman Permohonan e-FIN itu Wajib Pajak cukup memasukan NPWP dan Tanggal Terdaftar (serta mengisi Captcha untuk validasi), kemudian tekan tombol Submit. Baik NPWP maupun Tanggal Terdaftar dapat ditemukan di Kartu NPWP yang dimiliki WP masing-masing. Dengan menekan tombol Submit, permohonan e-FIN akan segera diproses dan dikirimkan ke alamat yang sesuai dengan alamat terdaftar, yaitu alamat yang kita gunakan saat kita mendaftar untuk mendapatkan NPWP. Bila e-FIN sudah dimiliki, teruskan ke langkah kedua, yaitu mengajukan
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
24
pendaftaran e-Filing. Pendaftaran e-Filing dapat dilakukan melalui menu E-FILING > PENDAFTARAN E-FILING di halaman depan aplikasi e-Filing.Yang perlu dilakukan adalah mengisi satu per satu isian yang ditampilkan di halaman Pendaftaran e-Filing tersebut. Data yang akan diminta adalah NPWP dan Nomor e-FIN. e-FIN yang sudah diterima akan dicocokan kembali dengan NPWP agar tidak terjadi kesalahan identitas saat pelaporan SPT Tahunan nantinya. Bila semua isian sudah diisi dengan benar, klik tombol Submit untuk mengajukan pendaftaran e-Filing. Tidak lama kemudian, akan masuk notifikasi berupa email yang berisi informasi untuk mengakses aplikasi e-Filing. Di dalam email tersebut pun akan dicantumkan link untuk aktivasi. Link ini harus terlebih dahulu diakses agar dapat mulai menggunakan aplikasi e-Filing. Perlu diperhatikan bahwa bila email tersebut tidak kunjung masuk ke dalam Inbox kita, ada kemungkinan email tersebut masuk ke dalam Spam. Bila akun sudah aktif, Wajib Pajak dapat mulai menggunakan aplikasi e-Filing untuk mengisi dan melaporkan SPT. Hal ini dapat dilakukan melalui menu E-FILING > PENYAMPAIAN SPT di halaman depan aplikasi e-Filing. Setelah login ke dalam aplikasi e-Filing, pengisian SPT Tahunan melalui menu Perekaman SPT dapat mulai dilakukan. Terus ikuti langkah-langkahnya sampai dinyatakan Selesai. Bila pengisian SPT sudah selesai, WP dapat langsung menyimpan datanya dengan aman. SPT Tahunan yang sudah tersimpan akan ditampilkan di Halaman Utama Aplikasi e-Filing. Dari halaman utama ini, WP dapat mengubah atau menghapus SPT Tahunan yang sudah diisi dan simpan. Bila WP sudah yakin dengan isian SPT Tahunannya, maka WP dapat lanjutkan dengan pengiriman SPT. Pengiriman SPT ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu dengan menekan tombol Ambil Kode Verifikasi dan dilanjutkan dengan menekan tombol Kirim Data. Dengan menekan tombol Ambil Kode Verifikasi, WP akan menerima kode verifikasi yang kita perlukan untuk mengirim SPT Tahunan kita melalui alamat email yang telah didaftarkan di aplikasi ini. Kode verifikasi ini harus WP isikan setelah kita menekan tombol Kirim Data. Bila tidak ada masalah pada kode verifikasi dan proses pengiriman data, WP akan menerima pemberitahuan bahwa SPT Tahunan WP sudah terkirim ke alamat email yang sama.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
25
Dengan adanya aplikasi e-Filing ini, diharapkan berbagai kesulitan dalam mengisi dan melaporkan SPT Tahunan pun berkurang. Kemudahan yang didapatkan dari aplikasi e-Filing ini diharapkan pula dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk melaporkan SPT Tahunannya masing-masing. Hal ini secara tidak langsung dapat meningkatkan akurasi pengukuran penerimaan pajak negara ini.
3.9 Manajemen Hubungan dengan Konsumen (Customer Relationship Management) Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan fasilitas yang dapat memudahkan salah satu kewajiban dengan harga terjangkau, hampir seluruh bentuk usaha baik yang bergerak secara komersial maupun sosial berusaha memenuhi permintaan konsumen ini dengan menyediakn aplikasi-aplikasi yang mengedepankan CRM, yaitu Customer Service Management, yaitu sebuah pendekatan untuk mengenali konsumen sebagai inti bisnis sehingga keberhasilan perusahaan bergantung pada efektifitas dan pengaturan hubungan dengan konsumen (Turban, 2002). Adapun menurut Patricia Seybold, aplikasi yang menggunakan CRM ini dikategorikan sebagai berikut (Turban, 2004) : Customer Facing Application Aplikasi ini merupakan aplikasi yang berhubungan langsung dengan konsumen, di mana bagian penjualan, pelayanan di lapangan, dan pelayanan keluhan konsumen berinteraksi langsung dengan konsumen itu sendiri. Contohnya adalah pelayanan konsumen melalui saluran telepon. Customer Touching Application Aplikasi ini berupa e-commerce, atau self service customer support, di mana konsumen dapat lebih berinteraksi lagi melalui aplikasi yang disediakan secara elektronik. Customer Centric Intelligence Application Sebuah pendekatan bisnis untuk melakukan bisnis yang memastikan perusahaan untuk menjaga dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
26
terbaik, dan berfungsi sebagai alat bantu perusahaan untuk dapat terus membantu dan lebih mengerti pelanggan, sehingga terjalin hubungan yang lebih menguntungkan.
3.10 Pertukaran Data Secara Elektronik (Electronic Data Interchange) Untuk memahami bagaimana aplikasi yang dijelaskan di atas dapat memudahkan dan memenuhi kebutuhan konsumen, ada beberapa komponen dasar yang sebaiknya dipahami terlebih dahulum yaitu komponen yang dimiliki untuk menjalankan sistem informasi, di antaranya yaitu (Turban, 2007): 1.
Perangkat Keras, merupakan suatu alat seperti suatu pengolah, monitor, papan tombol atau pencetak, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pengguna sistem informasi. Untuk pengguna e-SPT PPN 1111 ini diharapkan memenuhi kebutuhan perangkat keras sesuai dengan yang telah diuraikan sebelumnya, seperti komputer, mouse dan keyboard.
2.
Perangkat Lunak, yaitu suatu program atau koneksi program yang memungkinkan perangkat keras untuk memproses data. Contohnya adalah Microsoft Windows XP.
3.
Database, yaitu suatu koleksi tabel atau file terkait yang berisi data. Seperti Microsoft Access yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi e-SPT.
4.
Network, yaitu suatu sistem yang menghubungkan komputer berbeda untuk berbagi sumber informasi.
5.
Procedures,
yaitu satuan instruksi tentang
bagaimana cara
mengkombinasikan komponen dalam rangka memproses informasi dan menghasilkan output
yang diinginkan,
seperti langkah
penggunaan e-SPT seperti yang diuraikan sebelumnya. 6.
People, yaitu individu yang menggunakan perangkat keras dan lunak, berhubungan dengan komputer, atau menggunakan output nya, seperti staf pajak di KPP dan Wajib Pajak yang terlibat dalam penggunaan e-SPT ini.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
27
Sistem
informasi
itu
sendiri
memiliki
fungsi
dan
tujuannya
masing-masing dalam memudahkan manusia untuk bekerja, yang dibagi menjadi 4 tipe sebagai berikut (Turban, 2007) : 1. Functional Area Information System, yaitu sistem informasi yang dirancang untuk mendukung suatu area fungsional supaya dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas internal di dalam area spesifik dan manajemen sumber daya manusia dalam area fungsional tersebut. Seperti inilah tujuan dirancang dan dibangunnya e-SPT PPN 1111, secara spesifik berfungsi untuk memudahkan Wajib Pajak dalam membuat SPT. 2. Transaction Processing System (TPS), yang berfungsi memonitor, mengumpulkan, menyimpan, dan memproses data dari semua transaksi bisnis, seperti Point of Sales. 3. Enterprise Resource Planning (ERP) System atau Perencanaan Sumber Daya Perusahaan merupakan sistem yang mengintegrasikan perencanaan, manajemen dan penggunaan dari semua sumber daya organisasi. ERP memiliki sasaran utama yaitu dengan ketat mengintegrasikan area yang fungsional dalam sebuah organisasi untuk memungkinkan arus informasi dapat berjalan lancar tanpa batas ke semua area yang fungsional, contohnya adalah Oracle dan SAP. 4. Interorganizational Information System, yaitu sistem informasi yang melibatkan arus informasi di antara dua atau lebih organisasi. Sebuah sistem dapat dikategorikan sebagai Global Information System apabila organisasi-organisasi yang terlibat di dalamnya ini berada di negara yang berbeda. Contoh sistem seperti adalah Supply Chain Management. 5. Electronic Commerce Systems, yaitu sistem penjualan yang dilakukan dengan mengiklankan, melakukan transaksi jual-beli, memasarkan barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet, dengan memanfaatkan jaringan komputer dan media elektronik lainnya. Perdagangan melalui dunia
maya ini dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik,
sistem
manajemen
inventori
otomatis,
dan
sistem
pengumpulan data otomatis, seperti www.dell.com.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
28
Kelima tipe di atas sama-sama mengandalkan Electronic Data Interchange (EDI), yaitu standar komunikasi yang memungkinkan mitra bisnis untuk saling bertukar dokumen rutin, seperti perintah pembelian, namun semuanya dilakukan secara elektronik (Turban, 2007). EDI akan menerjemahkan data yang dibutuhkan ke dalam format standar yang telah ditetapkan, supaya semua penggunanya dapat mengakses data tersebut di mana pun berada, dalam format yang sama. Pemanfaatan EDI ini memberikan banyak keuntungan bagi para penggunanya, yaitu (Turban, 2007): 1. Meminimalisir kesalahan dalam menginput data. 2. Meringkas pesan yang panjang. 3. Menghemat waktu. 4. Pesan dapat dikirimkan dengan lebih aman. 5. Meningkatkan pelayanan konsumen. 6. Meminimalisir penggunaan penggunaan dan penyimpanan kertas .
Dengan kemudahan seperti ini, diharapkan para pengguna EDI akan dapat bekerja lebih efektif dan efisien, sehingga kinerja pun dapat ditingkatkan, penghematan anggaran akan menyusul kemudian, dan berakhir dengan pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan baik dalam waktu yang lebih cepat dengan tetap menjaga kualitas dan akurasi tinggi. Meskipun demikian, di samping keunggulannya ini EDI memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut (Turban, 2007) : 1.
Membutuhkan data sebagai investasi awal untuk mulai menggunakan EDI.
2.
Biaya operasional selama pemakaian sedang berlangsung juga terhitung tinggi untuk pemeliharaan.
3.
Sistem tradisional EDI masih belum dapat berjalan secara fleksibel.
4.
Periode untuk mulai menggunakannya mebutuhkan waktu yang lama.
5.
Terdapat banyak standar penggunaan EDI.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
29
Namun kelemahan EDI ini tidak sepenuhnya menjadi penghalang bagi para pengguna dan calon pengguna e-SPT PPN 1111, karena aplikasi ini diberikan secara cuma-Cuma, sehingga poin pertama yang menyatakan dibutuhkannya investasi besar dapat dieliminasi. Demikian juga dengan poin kedua, karena untuk biaya pemeliharaannya pun dapat diperoleh secara gratis. Sehingga sejauh ini yang harus ditanggung Wajib Pajak sebagai investasi awal hanyalah perangkat keras dan tenaga operasionalnya, tidak perlu memikirkan mahalnya membeli sebuah aplikasi lagi.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
30
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Proses Pelaporan SPT Masa PPN Secara Manual Seperti yang diketahui sedari dahulu oleh masyarakat, sebelum e-SPT ini dirancang pelaporan SPT Masa PPN dilakukan secara manual, yaitu dengan mendatangi KPP terdekat dan membawa berkas berupa Hard Copy, yaitu dicetak di atas kertas menggunakan tinta hitam. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a. PKP melakukan pembayaran PPN melalui salah satu Bank yang telah ditunjuk oleh pemerintah, kemudian menerima tanda bukti pembayaran untuk dilaporkan kepada staf yang bertugas di KPP terdekat. Berikutnya KPP akan menginput ulang data yang didapat, untuk kemudian diteruskan ke lokasi penyimpanan data yang ada di kantor pusat. Lihat gambar 4.1 di bawah ini.
Gambar 4.1 Penyampaian SPT Secara Manual
b. Menjadi tugas bagi bank yang telah ditunjuk tersebut, untuk menerima pembayaran dan meneruskan data kepada Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara untuk kemudian diteruskan kepada KPP untuk mengeluarkan Surat Setoran Pajak, yang datanya akan disimpan di pusat penyimpanan data di
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
31
kantor pusat. c. Dapat dilihat dari gambar di atas bahwa Wajib Pajak dapat memilih caranya untuk mengisi dan melaporkan SPT, baik melalui Kantor Pos maupun langsung membawanya ke KPP.
4.2 Proses Pelaporan SPT Masa PPN Secara Elektronik Berbeda dengan cara di atas yang masih berjalan secara manual, pelaporan secara elektronik ini menggunakan teknologi yang telah semakin maju dan dilengkapi dengan internet yang membuat perpindahan data antar negara pun dapat berlangsung dalam hitungan detik. Dengan memanfaatkan aplikasi Electronic Data Interchange, transmisi langsung antara satu komputer dengan komputer lainnya di antara beberapa perusahaan atau organisasi berbeda dapat dilakukan dalam satu format yang sama, memudahkan para penggunanya agar dapat membaca data tersebut melalui komputer manapun yang terhubung. Format standar ini digunakan supaya Wajib Pajak dan Direktorat Jenderal Pajak dapat mengaksesnya di kantor masing-masing, kapanpun di saat dibutuhkan. Yang dimaksud dengan secara online maupun elektronik di sini adalah penyampaiannya yang dilakukan dalam bentuk softcopy menggunakan media flashdisk, dengan bantuan internet. Adapun aplikasi yang digunakan adalah eSPT PPN 1111 yang dirancang oleh DJP, dengan melakukan instalasi apabila persyaratan
untuk
hardware
yang
dibutuhkan
telah
dipenuhi.
Setelah
mempelajarinya selama berjalannya masa magang di PT. Multi Utama Consultindo untuk membantu menangani PT. Nicca Chemicals Indonesia, saya menyimpulkan bahwa aplikasi ini bermanfaat dalam digunakan untuk: a. Meng-input data SPT beserta lampirannya. Melakukan penghitungan secara otomatis, dilengkapi dengan singkronisasi data lampiran dengan SPT induk. b. Melakukan pembetulan apabila terjadi kesalahan saat input SPT beserta lampirannya. Pembetulan kedua, ketiga, dan seterusnya dapat dibuat dengan mengisi form khusus untuk membuat pembetulan ini, disediakan dalam e-SPT untuk memudahkan user menyesuaikan. c. Mencatat profil user sesuai dengan kewajiban yang harus ditanggungnya,
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
32
misalnya profil Direktur Utama, Direktur Keuangan, dan Kepala Divisi Pajak. d. Memelihara data perpajakan Wajib Pajak. Dengan penyimpanan ini WP tidak harus memiliki tempat besar untuk menumpuk kertas, ataupun mengeluarkan banyak biaya untuk mencetak dan menyimpannya. e. Impor data lampiran, memudahkan pengguna untuk menggunakan e-SPT ini di komputer manapun untuk mengakses database yang dibutuhkan, dengan cara mengimpornya. Jadi tidak harus mengetik ulang untuk mengaksesnya. f. Ekspor data lampiran, yaitu dimaksudkan apabila input eSPT ini dilakukan dari beberapa komputer, yang kemudian akan disatukan di komputer pusat pada akhirnya. Komputer induk ini akan dapat menerima ekspor data dari komputer-komputer anak yang terhubung dengannya. g. Pembuatan data digital eSPT, merupakan hasil dari proses yang dilakukan oleh eSPT, yang nantinya akan dilaporkan kepada KPP dalam bentuk softcopy, berupa file dengan format CSV yang harus dibawa dalam flashdisk dan diserahkan bersama dokumen yang disyaratkan. h. Cetak SPT. E-SPT ini memudahkan WP untuk mencetak SPT dan lampiran-lampiran yang dibutuhkannya, hanya dengan menekan tombol Cetak pada masing-masing lampiran. Cetakan SPT induk yang akan disampaikan ke KPP harus dilampiri dengan: 1. Berita acara pengiriman SPT Masa PPN yang telah ditandatangani secara online. 2. SSP asli lembar ketiga Setoran Masa PPN jika SPT Masa PPN menunjukkan kurang bayar. 3. Dokumen lain yang dipersyaratkan sebagai dokumen yang harus dilampirkan pada SPT Masa PPN yang telah dikirim secara online.
Untuk dapat menggunakannya dengan baik dan benar, berikut ini saya rinci petunjuk penggunaan teknis untuk Aplikasi e-SPT secara bertahap, berdasarkan pembelajaran saya selama 3 bulan di PT. Multi Utama Consultindo, dimulai setelah dilakukan instalasi pada komputer atau laptop yang telah memenuhi persyaratan
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
33
yang dibutuhkan, seperti yang dijelaskan dalam bab sebelumnya.
1. Menyiapkan Database Untuk mengawali penggunaan e-SPT ini user harus menyiapkan database yang akan digunakan untuk lokasi penyimpanan data perpajakan, dengan masuk ke Program lalu pilih Koneksi Database, seperti yang terlihat pada gambar 4.2 di bawah ini :
Gambar 4.2
Koneksi Database
Persiapan database untuk tempat penyimpanan data e-SPT yang akan diinput, diproses, dan dihasilkan ini sangatlah mudah, dapat membuatnya sendiri sesuai
kebutuhan,
namun
default
lokasi
database
C:\ProgramFiles\DJP\eSPT PPN 1111\db, yang berisidua
ini
berada
di
pilihan database
yaitu Data.mdb dan Data_2007.accdb. Lakukan koneksi dengan memilih salah satu database yang tersedia seperti Gambar 4.3 di bawah ini.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
34
Gambar 4.3 Pilih Database 2. Untuk mulai melakukan input data atau sekedar melihat, user harus melakukan login terlebih dahulu saat muncul tampilan seperti Gambar 4.4, dengan menggunakan username ―Administrator‖ dan password ―123‖. Apabila user merasa butuh mengganti password dan username yang default ini, user dapat mengubah password melalui Tools → Ganti Password.
Gambar 4.4 Form Login
Setelah kebutuhan penggunaan aplikasi ini telah selesai, demi menjaga keamanan database yang kerahasiaannya sangat penting, lakukan logout, untuk memutuskan hubungan dengan database yang sedang aktif. Setelah logout, user dapat melakukan koneksi dengan database lain dengan cara yang sama. Sedangkan untuk keluar dari aplikasi, pilih menu ―Keluar Aplikasi‖. Lihat gambar 4.5 di bawah ini.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
35
Gambar 4.5 Menu Keluar Aplikasi
3. Hal yang pertama harus dilakukan sebelum input data perpajakan, adalah melakukan pengisian profil Wajib Pajak melalui form profil. Lihat gambar 4.6.
Gambar 4.6 Form Pengisian Profil Wajib Pajak
Profil Wajib Pajak ini hanya berlaku untuk satu NPWP, sehingga apabila Wajib Pajak yang akan ditangani berjumlah lebih dari satu, sebaiknya lakukan duplikasi database terlebih dahulu sebelum mengisi form profil ini. Setelah
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
36
pengisian profil Wajib Pajak ini dilakukan, bubuhkan tanda tangan elektronik dengan mengisi form tanda tangan, seperti Gambar 4.7 di bawah ini.
Gambar 4.7 Tanda Tangan Elektronik pada e-SPT PPN 1111
4. Menu Input Data
(1) Pajak Keluaran Untuk melakukan pengisian data PPN Wajib Pajak, sebagai contoh akan diberikan penjelasan untuk mengisi pajak keluaran. Lakukan dengan memilih menu Input Data dan pilih Pajak Keluaran, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.8. Pilihan lainnya adalah Pajak Masukan, untuk mengisi pajak masukan Wajib Pajak. Pilih SPT Tanpa Faktur apabila data yang akan diinput adalah SPT yang tidak disertai dengan faktur pajak. Sedangkan Posting adalah untuk melakukan penyimpanan setiap selesai melakukan pengisian data. Hal ini dilakukan untuk menghindari kehilangan data karena hal-hal yang tidak diinginkan, seperti mati lampu atau terkena virus.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
37
Gambar 4.8
Menu Input Pajak Keluaran
Untuk melakukan pengisian ini, perhatikan baik-baik pilihan yang ditampilkan, pilih sesuai dengan kebutuhan dengan menekan tombol panah ke bawah . Lihat Gambar 4.9.
Gambar 4.9
Form Input Data untuk Pajak Keluaran
Gunakan pilihan Dragdown untuk memilih jenis transaksi yang akan diinput. Sebagai contoh, bila memilih nomor 4, maka akan muncul form seperti
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
38
Gambar 4.10 di bawah ini :
Gambar 4. 10 Input Jenis Transaksi Untuk memastikan data yang diinput telah disimpan, tunggu sampai form dialogue ini muncul, apabila ingin input lagi, pilih Yes, atau No untuk sebaliknya. Lihat Gambar 4.11 di bawah ini.
Gambar 4. 11 Informasi Input Berhasil
Namun jika jenis transaksi yang dipilih adalah nomor 5, yaitu Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak, maka akan tampil form berikut ini. Lihat gambar 4.12.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
39
Gambar 4. 12 Jenis Penyerahan Dalam Negeri Dengan Faktur Pajak
Isikan data pada kolom Detail Transaksi dengan angka 1 sampai dengan 9, atau isi dengan kalimat berikut ini: a. kepada pihak yang bukan pemungut PPN b. kepada pemungut bendaharawan c. kepada pemungut selain bendaharawan d. DPP nilai lain e. deemed pajak masukan → sudah tidak digunakan lagi, telah disediakan apliakasi e-SPT khusus untuk ini f. penyerahan lainnya g. penyerahan yang PPN-nya tidak dipungut h. penyerahan yang PPN-nya dibebaskan i. penyerahan aktiva (Pasal 16D UU PPN)
Kemudian isi kolom dokumen transaksi dengan angka 1 sampai dengan 5 atau pilih salah satu dari dokumen yang digunakan. Lihat Gambar 4.13. a.
faktur pajak
b.
nota retur / pembatalan
c.
dokumen yang dipersamakan dengan faktur pajak
d.
faktur pajak batal
e.
faktur pajak pengganti
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
40
Gambar 4.13 Form Input Pajak Keluaran untuk Nota Retur
Jika memilih nomor 2,4 atau 5 maka kolom dokumen yang diretur akan aktif, isi kolom dokumen yang diretur dengan (1) faktur pajak atau (2) dokumen yang dipersamakan dengan faktur pajak. Kemudian isi NPWP lawan transaksi dengan NPWP yang valid. Lihat Gambar 4.14. Atau dapat memilih dari NPWP yang telah diinput di database, dengan klik tombol titik-titik yang disusul dengan form Input Nomor. Lihat Gambar 4.15.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
41
Gambar 4.14 Daftar NPWP Klien
Gambar 4.15 Form Input Nomor Paspor
Untuk detail transaksi nomor 6, yaitu Penyerahan Lainnya, user dapat mengisi dari lawan transaksi melalui paspor dengan cara : a. klik checkbox Nomor Paspor; b. isi nomor Paspor; atau c. pilih nomor Paspor yang sudah ada di database, apabila tidak ditemukan. Lihat Gambar 4.16 di bawah ini.
Gambar 4. 16 Input Data Lawan Transakai
Apabila pengisian Pajak Keluaran ini sudah selesai, jangan lupa untuk klik tombol ―simpan‖. Dilanjutkan dengan tekan tombol Yes apabila ingin input lagi,
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
42
atau No bila sudah selesai, kemudian tekan ―Keluar‖. Lihat Gambar 4.17.
Gambar 4. 17
Melihat, Mengubah, atau Menghapus Data Pajak Keluaran
Untuk melihat hasil input sebelumnya, pilih menu Input Data → Pajak keluaran. Klik Tampilkan untuk melihat, Filter untuk menyesuaikan dengan kriteria yang dibutuhkan, Untuk menghapus atau mengedit, ceklis di box yang datanya ingin dipilih, lalu pilih Hapus atau Ubah, sesuai dengan kebutuhan Anda.
(2) Pajak Masukan Lakukan langkah-langkah di atas untuk menginput Pajak Masukan, namun tetap perhatikan letak perbedaannya, yang terletak pada Jenis Transaksi dan Dokumen Transaksi yang digunakan.
(3) Posting Data Menu ini digunakan untuk memasukkan atau memindahkan data faktur pajak keluaran dan masukan ke form SPT Induk dan Lampiran. Lakukan posting ini setelah selesai menambah, mengubah, atau menghapus data faktur. Lihat Gambar 4.18 . Tombol Posting ini akan tampil apabila ada pajak masukan atau pajak keluaran pada Masa Pajak yang didefinisikan. Form Posting juga akan
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
43
menampilkan informasi jumlah pajak masukan atau pajak keluaran dari hasil input manual atau import data.
Gambar 4. 18
Menu Posting Data
Pilih masa pajak dengan gunakan timbol dropdown untuk menampilkan daftar bulan dalam satu tahun. Isi tahun pajak, nomor pembetulan, kemudian klik tombol Posting kemudian OK.
Gambar 4. 19 Posting Data Faktur
Perlu diingat oleh user bahwa sangat penting untuk melakukan posting setiap melakukan update data perpajakan, dan menunggu konfirmasi berupa
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
44
berhasil atau tidaknya posting data tersebut. Lihat Gambar 4.20.
Gambar 4. 20 Informasi bahwa Posting Berhasil
(4) SPT Tanpa Rincian Faktur Seperti yang telah dijelaskan secara singkat sebelumnya, bahwa menu ini digunakan untuk membuat SPT yang pada masa pajak tertentu tidak ada transakasi pembelian atau penjualan. Perhatikan Gambar 4.21 berikut ini :
Gambar 4. 21 Menu SPT Non Transaksi
Tampilan form yang akan muncul akan serupa dengan form untuk memilih Masa Pajak untuk transaksi yang memiliki faktur, perbedaan hanya terlihat pada nama form. Lihat Gambar 4.22.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
45
Gambar 4. 22
Buat SPT Non Transaksi
Setelah mengisi Masa Pajak dan Tahun Pajak, isikan Pembetulan Ke apabila SPT ini adalah SPT pembetulan. Apabila SPT ini adalah pembetulan pertama, isikan dengan angka 1, kemudian tekan tombol Buat SPT. Sebagai bentuk konfirmasi untuk memastikan apakah benar-benar akan dibuat, akan muncul form Perhatian yang memberikan Yes or No Question. Lihat Gambar 4.23.
Gambar 4. 23
Konfirmasi Pembuatan
Klik Yes apabila sudah yakin, akan ada form informasi yang memberitahu bahwa data faktur berhasil diposting. Lihat Gambar 4.24.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
46
Gambar 4. 24
Konfirmasi Berhasil Posting
Sebaliknya, penolakan akan muncul apabila data yang diisikan sudah pernah dibuat sebelumnya. Hal ini akan mencegah user dari double posting. Lihat Gambar 4,25.
Gambar 4. 25 Penolakan Double Entry
Begitu juga dengan kesalahan input, contohnya apabila NPWP yang diisikan kurang 1 digit, maka ketika user menekan Enter akan muncul form notifikasi. Perhatikan Gambar 4.26.
Gambar 4. 26 Notifikasi Salah Mengisi NPWP
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
47
Dengan demikian user tidak perlu khawatir akan terjadinya kesalahan input dalam menggunakan e-SPT, karena aplikasi ini sudah disiapkan sedemikian rupa sehingga membantu Wajib Pajak menggunakannya dengan maksimal dengan tetap mudah dimengerti. Bahkan apabila user merasa butuh mengganti nomor Kode KPP, dapat dilakukan dengan masuk ke form untuk mengubah kode tersebut. Lihat Gambar 4.27.
Gambar 4. 27 Ubah Kode KPP
(5) Setting SPT PPN Menu ini digunakan untuk membuka akses ke SPT Induk dan Lampirannya, dapat digunakan juga untuk membuat SPT pembetulan. Lihat Gambar 4.28.
Gambar 4. 28
Menu Setting SPT PPN 1111
Untuk membuka data SPT yang sudah pernah diinput sebelumnya, user dapat memilih berdasarkan Masa Pajak atau Tahun Pajak, atau dapat dicari dengan tekan tombol Cari untuk cara cepatnya. Lihat Gambar 4.29.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
48
Gambar 4.29 Daftar SPT yang Sudah Pernah Dibuat Setelah memilih SPT dari Masa Pajak dan Tahun Pajak yang dibutuhkan, akan
muncul form berisi pilihan untuk user melihat/mengedit, atau untuk
membuat SPT pembetulan (N+1), user dapat memilih salah satu kemudian klik tombol Buka. Lihat Gambar 4.30.
Gambar 4.30 Konfirmasi Buka SPT
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
49
Gambar 4.31 Menu Preview SPT yang Telah Dibuat
Menu SPT akan aktif setelah user melakukan setting SPT, berfungsi untuk menampilkan, mengedit, dan mencetak SPT Induk beserta lampirannya, serta untuk menginput SSP. Berikut ini akan dijelaskan fungsi dari masing-masing lampiran. Lihat Gambar 4.31.
(6) Lampiran 1111 A1 Lampiran ini berfungsi menampilkan data terbaru hasil posting penambahan, edit, atau hapus Pajak Keluaran untuk ekspor. Lihat Gambar 4.32.
Gambar 4.32 Menu Preview SPT yang Telah Dibuat
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
50
Sedangkan untuk menampilkan data terbaru hasil posting penambahan, edit, atau hapus Pajak Keluaran untuk transaksi dalam negeri, formulir akan menampilkan daftarnya. Lihat Gambar 4.33.
Gambar 4. 33 Formulir 1111 A2
(7)
Lampiran 1111 B1 Merupakan formulir yang berisi pajak masukan jenis transaksi impor BKP
dan pemanfaatan JKP/BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean. Lihat Gambar 4.34.
Gambar 4.34
Formulir 1111 B1
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
51
(8) Lampiran 1111 B2 Merupakan formulir yang berisi pajak masukan jenis transaksi impor BKP dan pemanfaatan JKP/BKP tidak berwujud dari luar dalam negeri yang dapat dikreditkan. Lihat Gambar 4.35.
Gambar 4. 35 Formulir 1111 B2
(9) Lampiran 1111 B3 Merupakan formulir yang berisi data Pajak Masukan yang jenis transaksinya adalah Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan dan/atau Pajak Masukan dan PpnBM yang atas impor atau perolehannya mendapat fasilitas yang telah diinput. Lihat Gambar 4.36.
Gambar 4. 36 Formulir 1111 B3
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
52
(10) Lampiran 1111 AB Berisi rekapitulasi penyerahan dan perolehan dari form Lampiran 1111 A1, Lampiran 1111 A2, Lampiran 1111 B1, Lampiran 1111 B2, dan Lampiran 1111 B3. Sebelum mencetak, lengkapi terlebih dahulu data-data pada kolom yang berwarna putih yang wajib diisi. Lihat Gambar 4.37.
Gambar 4. 37 Formulir 1111 AB Bagian I
Gambar 4. 38 Formulir 1111 AB Bagian II
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
53
Gambar 4.38 di atas adalah Formulir 1111 AB Bagian II, yang menampilkan rekapitulasi penyerahan dan perolehan yang merupakan hasil input data dari user.
Gambar 4.39 Formulir 1111 AB Bagian III E-SPT akan menghitung jumlah pajak yang dapat diperhitungkan, dengan kalkulasi akurat menggunakan formula automasi. Lihat Gambar 4.39.
Apabila terjadi pembetulan SPT Masa PPN yang mengakibatkan terjadinya kelebihan pembayaran pajak, yang sebaiknya dilakukan oleh user adalah : a. Isikan Masa dan Tahun Pajak SPT Pembetulan; b. Isikan nilai Kompensasi Kelebihan PPN. Informasi nilai lebih bayar PPN Masa Pajak sebelumnya ditampilkan di baris bawahnya. Kemudian isikan pada Bagian III hasil perhitungan kembali Pajak Masukan yang telah dikreditkan sebagai penambah (pengurang) Pajak Masukan.
(11)
SPT Induk Berisi rekapitulasi dari lampiran – lampiran SPT PPN 1111 . sebelum
mencetak formulir ini, sebaiknya lengkapi terlebih dahulu semua kolom yang
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
54
kosong dan berwarna putih. Jika ada SSP, input SSP pada bagian berikut ini sebelum melengkapi kolom yang kosong. Lihat Gambar 4.40.
Gambar 4. 40 Formulir 1111 Bagian I
Keterangan : Bagian IIG untuk input SSP PPN yang telah dibayar. Bagian IIIC untuk input SSP PPN atas kegiatan membangun sendiri. Bagian IVB untuk input SSP pembayaran kembali pajak masukan bagi PKP Gagal Produksi. Bagian VF untuk input SPP PpnBM yang telah dibayar. Bagian IB isi dengan nilai Tidak Terutang PPN. Lihat Gambar 4.41
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
55
Gambar 4. 41 Formulir 1111 Bagian II
Bagian IIB diisi pada kolom PPN disetor di muka dalam masa pajak yang sama.
(12)
Bagian II E isikan dengan nilai PPN yang kurang bayar atau lebih bayar pada SPT pembetulan.
(13)
Bagian II F isikan dengan nilai PPN yang kurang bayar atau lebih bayar karena pembetulan (dalam hal SPT pembetulan).
(14)
Bagian II H klik checkbox pada pilihan yang sesuai.
(15)
Bagian VI, Kelengkapan SPT , klik checkbox lampiran.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
56
Gambar 4.42 Formulir Kelengkapan SPT Setelah semua kelengkap diperiksa dan diyakini sudah lengkap, maka tahap berikutnya adalah mengecek melalui Print Preview untuk mengetahui hasil pencetakan SPT ini, dengan menekan tombol Printer. Lihat Gambar 4.42. Dengan demikian akan dihasilkan print preview seperti pada Gambar 4.43.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
57
Gambar 4. 43 Print Preview untuk Mencetak SPT Induk Langkah berikutnya adalah bagaimana hasil dari pengisian data perpajakan melalui e-SPT ini disampaikan ke KPP. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini bahwa untuk menyimpan datanya telah disediakan tombol perintah ―Buat CSV‖. Lihat Gambar 4.44
Gambar 4.44 Form tabel untuk Buat CSV
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
58
Gambar 4.45 Pilih Folder untuk File CSV Buka folder yang akan dijadikan tempat penyimpanan File CSV. Lihat Gambar 4.45. Untuk penyimpanan file CSV ini sebaiknya jangan melakukan pengubahan nama, karena akan menyebabkannya tidak dapat dibaca melalui pusat data oleh Account Representatif DJP. Hasil penyimpanan akan menghasilkan File CSV sebagai output dari aplikasi e-SPT, untuk dilaporkan ke DJP. Lihat Gambar 4.46.
Gambar 4. 46 File CSV sebagai Output dari aplikasi e-SPT
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
59
4.3 Perbedaan SPT Manual dengan Elektronik SPT Setelah sebelumnya dijelaskan mengenai gambaran penyampaian SPT secara manual, dan rincian pembuatan SPT dengan e-SPT, berikut adalah perbandingan antara keduanya, yang diuraikan dengan menyebutkan kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh masing-masing metode. Setelah mempelajari dan menggunakannya selama 3 bulan masa magang untuk salah satu klien yang kami tangani, ditemukan beberapa kelebihan e-SPT sebagai berikut : Dari sisi Pengguna , berikut ini adalah kelebihan e-SPT : Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat dan aman, karena lampiran dalam bentuk media CD/disket. Data Perpajakan Terorganisasi dengan baik Sistem aplikasi e-SPT mengorganisasikan data perpajakan perusahaan dengan baik dan sistematis Penghitungan dilakukan secara cepat dan tepat karena menggunakan sistem komputer Kemudahan dalam membuat Laporan Pajak Data yang disampaikan WP selalu lengkap, karena penomoran formulir dengan menggunakan sistem komputer. Menghindari pemborosan penggunaan kertas Berkurangnya pekerjaan-pekerjaan klerikal perekaman SPT yang memakan sumber daya yang cukup banyak. Sedangkan bagi pegawai DJP, poin penting dari adanya e-SPT adalah tidak ada pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang. Data-data yang disampaikan oleh Wajib Pajak bagi DJP tentu sangat bermanfaat untuk mengontrol kewajiban perpajakan, tetapi jika data yang disampaikan itu dalam bentuk kertas, maka untuk mengolah SPT tersebut tentu DJP harus meng-input ulang ke komputer supaya bisa dilakukan analisa, yang tentunya sangat dirasa tidak efektif. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Harisman, sebagai staf pajak
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
60
DJP dan praktisi yang memberikan sosialisasi e-SPT, berdasarkan pengalamannya sebagai Account Representatif, banyak keuntungan yang didapat apabila menggunakan eSPT, antara lain: 1. User friendly. Mudah dalam pengoperasian. Mungkin awalnya akan terasa berat untuk dipahami, namun setelah terbiasa akan terasa ringan, terlebih apabila seluruh Wajib Pajak yang menjadi tanggungjawabnya juga sudah memahami penggunaan e-SPT ini, sehingga mandiri dan tidak bergantung pada bantuan petugas pajak. 2. Kesalahan-kesalahan penghitungan seperti penjumlahan, pengurangan, penghitungan PTKP, penghitungan pajak terutang, dan sebagainya dapat diminimalisir,
sehingga
resiko
pembetulan
SPT
karena
kesalahan-kesalahan tersebut dapat dihindari. 3. Mengurangi penggunaan kertas yang tentunya juga akan mengurangi biaya Wajib Pajak, karena secara umum yang dilaporkan adalah induk SPT saja. Penghematan ini akan sangat terasa apabila Wajib Pajak memiliki ribuan transaksi. Meskipun begitu di eSPT juga tetap ada menu pencetakan. 4. Menghemat waktu pekerjaan penginputan data-data transaksi yang dilakukan oleh staf pajak, dan akan lebih lama lagi bila Anda menginput data dengan menggunakan program excel/ word. 5. Arsip/ file laporan pajak akan tersimpan dalam database, aman dan rapi. 6. Adanya support/ dukungan apabila ada masalah dengan eSPT yaitu dengan bertanya ke Account Representative (AR). 7. Resiko keamanan data/security akan lebih aman karena pelaporan tidak menggunakan hardcopy (khususnya lampiran-lampiran SPT), sehingga data-data perpajakan tidak diketahui oleh pihak lain sekalipun oleh karyawan yang bertugas melaporkannya ke KPP. 8. Meskipun sejak tahun 2002 DJP telah mencoba sistem komputerisasi data perpajakan, termasuk komputerisasi data perpajakan, demi mensukseskan program tersebut telah ditugaskan kepada KPP untuk merekam data SPT. Tetapi karena data SPT yang harus dientri tidak terhitung jumlahnya dibandingkan dengan petugas KPP yang tersedia, akhirnya sampai dengan akhir tahun 2009 banyak KPP yang belum menyelesaikan tugas ini.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
61
Sebelum komputer menjadi kebutuhan pokok di perkantoran seperti sekarang, tentu fisik SPT sudah cukup bagi DJP. Dan analisa yang digunakan pun dilakukan secara manual. Namun walaupun demikian, untuk pengujian kepatuhan sering kali data SPT tersebut berujung sama, yaitu harus disalin. Periode ini merupakan periode peralihan antara sistem manual dengan sistem digita, dimana Wajib Pajak menyampaikan data ke kantor pajak melalui media SPT yang ditanda-tangan. Kemudian kantor pajak melakukan perekaman supaya data tersebut masuk ke sistem. Nah, inilah pekerjaan yang paling dikeluhkan oleh pegawai DJP, yaitu
perekaman ulang data, pekerjaan klerikal berupa perekaman SPT memang
memakan waktu dan sumber daya yang cukup banyak. Selain itu, ada kelemahan dalam sistem perekaman oleh DJP, yaitu faktor manusiawi (human error), misalnya kesalahan dalam melakukan perekaman terutama salah angka. Kedua adalah faktor kesengajaan, yaitu jika pegawai DJP diizinkan menginput data WP, maka ada kemungkinkan ada pegawai DJP yang tidak memiliki tikad baik. Data SPT dapat dimanipulasi dalam sistem komputer untuk keperluan tertentu. Sebagai contoh, apabila pemeriksa pajak melakukan konfirmasi pajak masukan ke KPP atau melalui sistem intranet. Sebelumnya, jika ada perbedaan yang dianggap tidak material, maka kesalahan tersebut diabaikan. Dasarnya, saya pikir itu kesalahan manusiawi dan tidak ada kesengajaan untuk "dibedakan". Kesalahan yang tidak dianggap material misalnya : PT SELALU UNTUNG tertulis SELALU LABA tanpa PT, atau PT. SELALULABA ada tanda titik setelah PT, atau PT SELALU LABA dengan ada spasi sebelum LABA. Atau perbedaan tanggal faktur tapi dengan nilai rupiah sama. Ternyata perbedaan-perbedaan tersebut ada kemungkinan disengaja untuk keperluan tertentu. Dan ini memang kelemahan sistem intranet. Hanya sedikit orang yang tahu. Syukur sekali ada program ini yang akan mengganti sistem sebelumnya. Salah satu keuntungan penggunaan e-SPT adalah data-data yang disampaikan oleh Wajib Pajak tidak bisa dirubah oleh kantor pajak. Data yang disampaikan oleh Wajib Pajak jika disampaikan dalam bentuk fisik SPT masih bisa dirubah oleh pegawai KPP jika ada kesalahan perhitungan matematika [tambah, kurang, bagi, kali]. Artinya, tetapada celah perubahan data. Tetapi dengan e-SPT
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
62
data tersebut tidak bisa diapa-apakan oleh pegawai KPP. Sedangkan kemungkinan kesalahan matematika seperti manual tidak dimungkinkan lagi karena secara default by system sudah dikoreksi aplikasi e-SPT. Dengan demikian, saya simpulkan bahwa E-SPT memiliki berbagai keunggulan yang dibanggakannya, dibandingkan dengan sistem pelaporan SPT secara manual, yaitu sebegai berikut : 1. Data perpajakan tersimpan dengan baik dan teroganisir, baik, dan sistematis. 2. Mempermudah perhitungan perpajakn untuk proses membuat SPT, dengan lebih akurat dan mudah 3. Kemudahan dalam membuat laporan SPT, dengan input satu per satu data kemudian akan diproses dan disingkronisasi otomatis oleh sistem. 4. Efisiensi waktu, tenaga, dan biaya baik bagi Wajib Pajak dan KPP. 5. Proses penyusunan dan pelaporan yang berjalan lebih cepat dibandingkan dengan cara tradisional yang terdahulu. 6. Memberikan akurasi data SPT yang lebih tinggi dibandingkan dengan input manual, karena penghitungannya yang terkomputerasi. 7. Mengurangi human error yang terjadi ketika kelelahan menginput secara manual atau menyalin berkas yang bertumpuk. Namun bagaimanapun juga, sistem ini berjalan lebih lancar dan aman, dibandingkan dengan manual yang masih memiliki beberapa resiko yang dihadapi dan menjadi kendala dengan cara pelaporan seperti ini, yaitu : 1. Hilang atau rusaknya dokumen penting, baik saat sedang dalam perjalanan maupun dalam gudang penyimpanan. 2. Membutuhkan tempat yang luas untuk menampung Laporan SPT yang disampaikan oleh Wajib Pajak 3. Harus mengetik ulang data-data yang diberikan oleh WP melalui laporan SPT, sebelum tumpukan SPT yang dirasa sudah kadaluarsa harus dimusnahkan 4. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan pengerjaan input data SPT ini setiap harinya, karena harus mengetik ulang data dari WP. 5. Membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak apabila sedang berada di dalam Peak Season penerimaan laporan SPT.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
63
Sedangkan untuk e-Filing, berdasarkan hasil training yang diberikan saat magang, ada beberapa poin penting yang saya catat, yaitu e-Filling diharapkan memiliki hal berikut : a. Fitur untuk merubah alamat terdaftar agar wajib pajak yang alamat domisilinya
berbeda
dengan
alamat
terdaftar
tidak
kesulitan
mendapatkan e-FIN. b. Fitur untuk melihat kembali SPT Tahunan yang sudah dikirim sebagai bahan perbandingan bila ingin melakukan pembetulan SPT Tahunan atau mengisi SPT Tahunan di tahun berikutnya. c. Indikator Loading saat transisi dari satu langkah ke langkah yang lain. Indikator seperti ini penting terutama bagi wajib pajak yang memiliki koneksi Internet terbatas untuk menghindari kesan bahwa aplikasi tiba-tiba hang padahal sedang loading. d. Fitur untuk menyimpan data yang bersifat tetap seperti tanggungan keluarga atau harta sehingga tidak perlu kita isi ulang setiap kali kita mengisi SPT.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Setelah penulis menjalani magang selama 3 bulan di PT. Multi Utama Consultindo, disimpulkan bahwa aplikasi ini memberikan banyak manfaat, baik bagi —Wajib Pajak maupun bagi DJP, berikut ini adalah contohnya. Secara ringkas, bagi Wajib Pajak e-SPT ini bermanfaat karena: 1. Dapat meng-administrasikan data SPT secara elektronik 2. Pelaporan SPT lebih efisien dan aman karena data tersimpan dalam bentuk elektronik dan ter-enkripsi. Sedangkan bagi Direktorat Jenderal Pajak , manfaat yang dirasakan adalah sebagai berikut : 1. Perekaman Data di KPP dapat dilakukan dengan cepat dan akurat tanpa direkam petugas secara manual.— 2. Penghematan Sumber Daya Manusia dalam Perekaman Data SPT. 3. Penelitian data SPT dapat dilakukan dengan Cepat dan Tepat karena dilakukan oleh Sistem Aplikasi.
Aplikasi e-SPT ini diwajibkan bagi semua Pengusaha Kena Pajak yang transaksinya melebih 25 transaksi dalam satu bulan masa pajak. Untuk itu diharapkan Wajib Pajak dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan tertib administrasi perpajakan, dan membantu pemerintah dalam menjaga akurasi [endapatan negara yang berasal dari pemasukan pajak ini. Dengan demikian secara tidak langsung Wajib pajak telah membantu pembangunan dan kesejahteraan suatu negara. Aplikasi ini juga memudahkan Wajib Pajak dalam menyimpan data perpajakannya yang penting, dalam database yang aman dan ter-enkripsi. Menghemat kertas karena penggunaan aplikasi ini tidak menggunakan media online dalam mengisi dan melaporkan SPT-nya kepada DJP. Tempat penyimpanan dokumen pun otomatis akan dapat digunakan untuk kebutuhan lainnya, begitu juga
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
65
dengan tenaga kerja, diharapkan dapat menghemat waktu dan tenaga yang dibutuhkan karena tidak perlu lagi merekap ulang data-data yang dikirimkan oleh Wajib Pajak, melainkan dapat melakukan impor data dari file berbentuk CSV yang telah dilaporkan melalui media Compact Disc maupun Flash Disk. Selama file CSV ini aman dan tidak diganti namanya, akan dengan mudah diakses dan dibaca di kantor DJP untuk diimpor dan dilakukan pemeriksaan. Pelaporan SPT yang dihasilkan melalui e-SPT ini pun dapat dilakukan secara online, yaitu dengan menggunakan e-Filing, yang saat ini masih belum banyak digunakan oleh Wajib Pajak. Masih banyak yang belum mengenal istilah ini, terlebih menggunakannya secara langsung, karena belum mempelajarinya dan mendapat informasi ataupun ilmu untuk menggunakannya. Namun masih terdapat masyarakat menggunakan pelaporan manual untuk melaporkan SPT Masa PPN-nya karena belum mendapatkan surat yang berisi e-FIN seperti yang dijanjikan oleh DJP, tanpa e-FIN ini Wajib Pajak tidak dapat masuk k dalam aplikasi e-Filing.
SARAN 1. Diharapkan Wajib Pajak untuk meningkatkan antusiasmenya dalam mempelajari hal baru dalam dunia perpajakan ini, meningkatkan fasilitas perangkat keras yang dibutuhkan untuk menginstal aplikasi ini, supaya compatible sehingga dapat berfungsi secara maksimal. 2. Kepada pihak perpajakan, Wajib Pajak masih menunggu sosialisasi secara gratis yang dapat membantu memberikan ilmu dan pemahaman yang memadai untuk mebantu Wajib Pajak menjadi taat pajak, dengan mengikuti perkembangan berupa administrasi pajak yang terkoputerisasi ini. Selama ini pelatihan gratis hanya dapat dirasakan oleh Wajib Pajak yang secara kumulatif mengajukan permohonannya kepada DJP untuk mengirimkan tenaga praktisi untuk memberikan pelatihan, oleh karenanya individu lain yang tidak mendapatkan kesempatan ini tertinggal. 3. Hal seperti ini juga yang saya rasakan, apabila saya tidak mendapatkan kesempatan mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan e-SPT ini, saya akan mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mengikuti pelatihan
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
66
e-SPT pada Lembaga Pelatihan Pajak. Sejauh hasil survei yang saya lakukan, minimal membutuhkan biaya sebesar Rp 1,500,000 untuk pelatihan selama dua hari saja. Jadi saya sarankan, apabila aplikasi ini dapat diunduh dengan gratis dan bertujuan untuk memudahkan Wajib Pajak, juga untuk menjaga akurasi pendapatan dan pelaporan pajak dari Wajib Pajak kepada pemerintah, sebaiknya biaya ini dihapuskan, menjadi benar-benar tidak dipungut biaya, demi kelancaran pencarian ilmu untuk mempelajari aplikasi ini bagi masyarakat. 4. Untuk syarat yang harus dipenuhi dikhawatirkan akan memberatkan Wajib Pajak, seperti bagi pengguna Linux yang tidak akan dapat menggunakan aplikasi ini dengan baik, karena aplikasi ini dirancang untuk digunakan dengan instalasi Windows XP. Sebaiknya untuk edisi berikutnya diusahakan supaya pengguna Linux pun dapat menggunakan aplikasi ini tanpa perbedaan sedikit pun dengan pengguna Windows XP.
Universitas Indonesia Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012
DAFTAR REFERENSI
Direktorat Jenderal Pajak. 2010. User Manual eSPT PPN 1111 v 1.00. Gunadi. (2011). Panduan Komprehensif PPN, Jakarta: MUC Consulting Group. Harisman. (2012, 6 Maret) Wawancara Pribadi. Harisman. (2012, 29 Juni) Wawancara Pribadi. Hertianti, Ayuningtyas. (2003) Analisa Penerapan Teknologi Informasi Dalam Proses Pelayanan Perpajakan di Indonesia Implementasi Metode E-Filing dalam Pelaporan SPT Masa PPN dan PPnBM. Skripsi. Universitas Indonesia : Tdak Diterbitkan. Pasal 13 UU No. 8 Tahun 1983 yang telah diubah terakhir dengan UU Nomor 42 Tahun 2009 tentang Jenis-jenis Faktur Pajak.
Peraturan Dirjen Nomor 13/PJ/2010 tentang Kriteria Faktur Pajak yang Cacat. PER-47/PJ./2008 yang berisi tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Secara Elektronik melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) yang ditunjuk oleh DJP. PER-44/PJ./2010 yang berisi Bentuk, Isi, dan Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN). Pasal 1 PMK No. 152/PMK.03/2009 tentang Diadakannya Aplikasi e-SPT untuk Wajib Pajak.
SE-11/PJ.52/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Mekanisme Pengenaan PPN. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-94/PJ/2011 Tentang Kewajiban Penyampaian SPT Masa PPN dalam Bentuk Elektronik (e-SPT).
Waluyo, Wiryawan Ilyas. (2007). Perpajakan Indonesia, Jakarta: Salemba Empat.
Analisis implementasi..., Indira Emmelina Ernestine, FE UI, 2012