UNAIR Jadi Tuan Rumah Forum EPI UNET UNAIR NEWS – Forum Eastern Part of Indonesia University Network (EPI UNET) merupakan wadah silaturahmi untuk membahas berbagai persoalan yang menyangkut pokok Tri Dharma Perguruan Tinggi, terkhusus bagi Perguruan Tinggi (PT) yang ada di wilayah Indonesia timur. Meski baru saja bergabung, Universitas Airlangga dipercaya sebagai tuan rumah pada pertemuan yang dilangsungkan di Ruang 300 Gedung Kahuripan Kampus C UNAIR, Rabu (18/1). Pada forum EPI UNET kali ini, Ketua Lembaga Penelitian dan Inovasi (LPI) UNAIR Prof. H. Hery Purnobasuki, M.Si., Ph.D berharap, acara yang dihadiri oleh 17 perwakilan dari PT baik Negeri maupun Swasta di Indonesia Timur ini menjadi wadah untuk saling berkolaborasi dalam memajukan tiap institusi dengan keunggulan yang dimiliki. “Kita harapkan dengan keunggulan masing-masing universitas, kita bisa saling menggandeng untuk memajukan PT di Indonesia timur ini, utamanya dalam hal penelitian,” terang Prof. Hery. Menambahkan pernyataan Prof. Hery, Koordinator EPI UNET Prof. Dr. Ketut Buda Artana, ST., MSc, menjelaskan awal hadirnya EPI UNET yang dimulai sejak tahun 2004. Mulanya, forum ini dimulai dengan kerja sama ITS yang melibatkan beberapa PT di Indonesia timur, seperti Universitas Nusa Cendana, Universitas Sam Ratulangi, dan Universitas Papua. Dari situlah lahir pemikiran untuk saling mengembangkan dan bekerja sama dengan memaksimalkan keunggulan yang dimiliki tiap PT. “Sejak saat itu, kami berpikir bahwa pola seperti ini harus dilakukan dan lahirlah EPI UNET. Pertama yang kami lakukan adalah riset bersama. Jadi saat dosen kami penelitian, harus melibatkan anggota EPI UNET,” terang Guru Besar ITS Surabaya
tersebut. Selaku tuan rumah, Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., CMA., Ak., menanggapi hadirnya forum tersebut. Bagi Prof. Nasih, tuntutan ke depan yang semakin berat dan sumber daya yang terus terbatas memang harus disikapi dengan adanya sebuah kolaborasi dan kerja sama. Prof. Nasih juga menambahkan bahwa visi misi EPI UNET harus terus dioptimalkan bersama. “Kalau kita hanya mengandalkan dari negara dan spp mahasiswa, saya kira tidak cukup. Oleh karena itu kita perlu mencari sandaran yang kuat, yakni bentuk kerja sama. Ini bagian dari mengembangkan tujuan bersama. Untuk itu masing-masing keunggulan yang kita miliki bisa menjadi satu kekuatan yang optimal untuk saling kerja sama,” jelas Prof. Nasih. (*) Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila
Nyanyi Bersama dan Lelang Lukisan, Cara Manajemen UNAIR Berbagi kepada Penderita Kanker UNAIR NEWS – Berbagi kepada sesama menjadi tugas bagi manusia yang mampu. Tak terkecuali kalangan dosen. Kali ini, para dosen Magister Manajemen menggelar “Art Fest” dengan tujuan beramal kepada para pasien kanker. Acara Art Fest yang terdiri dari nyanyi bersama dan lelang lukisan dilangsungkan pada Selasa (17/1) di Aula Fadjar Notonegoro, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga.
Mengapa memilih seni? Dr. Gancar Premananto, S.E., M.Si, Koordinator Program Studi S-2 Manajemen mengatakan, kemampuan dalam bidang seni bisa dimanfaatkan demi nilai bisnis sekaligus menjadi sarana tepat untuk berbagi kepada sesama. “Jadi Art Fest ini memang dikhususkan untuk berbagi misalnya kita pernah ke kampung anak negeri, atau juga pernah mengundang tukang becak dan anak yatim. Kemudian dalam kesempatan ini kami memilki kesempatan untuk berbagi dengan anak-anak penderita kanker di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya (RSDS),” tutur Gancar. Selain dari nyanyi bersama dan lelang lukisan, ada pula beberapa mitra yang ikut menyumbang acara amal kali ini. Pihak pengajar S-2 Manajemen mendapatkan sumbangan dari perbankan syariah, dan sumbangan mandiri dari peserta. Seluruh hasil kontribusi yang telah diamalkan semua pihak akan sepenuhnya disumbangkan kepada penderita kanker di RSDS. Berbagi
kepada
sesama
itu
juga
merupakan
bagian
dari
implementasi motto Excellence with Morality. Harapannya, para pengajar itu secara rutin meluangkan waktu dan menyisihkan sebagian hartanya untuk berbagi pada sesama. “Sehingga kegiatan seperti ini memang menjadi acara rutinitas yang dilakukan oleh Manajemen UNAIR, namun bentuk kegiatannya yang berbeda setiap tahun,” pungkas Gancar. Penulis: Akhmad Janni Editor: Defrina Sukma S
Terapkan Metode Visualisasi Sejarah pada Mahasiswa hingga Guru SMA UNAIR NEWS – Beragam cara diinisiasi para dosen untuk membuat materi pengajaran sejarah menjadi menyenangkan. Seperti yang digagas oleh para dosen di Departemen Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga. Visualisasi sejarah, yaitu dengan mendokumentasikan peristiwa sejarah ke dalam sebuah film, menjadi media yang cukup efektif untuk melakukan transfer pengetahuan. Pada tahun 2015 lalu, Departemen Ilmu Sejarah melakukan pengabdian masyarakat ke salah satu SMA di daerah Tuban. Pengabdian masyarakat tersebut dengan melakukan sosialisasi kepada guru berkaitan dengan metode pengajaran sejarah dengan menggunakan media visual. “Sosialisasi pengajaran sejarah dengan metode visualisasi menggunakan film, agar pembelajaran sejarah tidak teks book lagi. Yang kita sampaikan dalam pengmas adalah metode pengajaran sejarah sekarang menggunakan film dokumenter,” ujar Gayung Kasuma, Koordinator Program Studi Ilmu Sejarah UNAIR. Sebagian film yang digunakan ketika sosialisasi adalah filmfilm yang diproduksi oleh mahasiswa Ilmu Sejarah yang mengambil mata kuliah Visualisasi Sejarah. Beberapa judul film yang mereka buat diantaranya Sejarah Lontong Balap, Sejarah Kebun Binatang Surabaya. Film-film pendek yang diproduksi mahasiswa Ilmu Sejarah itu, juga disebarluaskan melalui akun YouTube. Tujuannya, agar jangkauan masyarakat yang mengakses produksi film buatan mahasiswa lebih luas. “Ketika pengmas, kami beri motivasi. Karena generasi yang
berbeda, kadang belum begitu akrab dengan hal-hal seperti itu (visualisasi, -red). Pengmas ini memotivasi guru untuk mengajarkan sejarah kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan,” tambah Gayung. Nurie Sitta Masruri, mahasiswa Ilmu Sejarah yang mengambil mata kuliah Visualisasi Sejarah, bercerita perihal asiknya mempelajari mata kuliah Visualisasi Sejarah. “Di visualisasi itu ga hanya diajarkan membuat film, tapi juga diajarkan sedikit fotografi. Yang saya dapatkan adalah cara agar dapat gambar yang bercerita. Jadi, pas syuting nih, kita kudu peka sama momen. Juga gimana menempatkan orang dalam frame kamera yang pas. Biar pas jadi film, filmnya ga asalasalan. Nah, hal-hal semacam itu yang diajarkan,” ujar Nurie. Nurie menambahkan, film bertema sejarah sangat cocok dibuat bahan pembelajaran siswa. Sebab, ada perpaduan antara teks dan visual. Ia juga berharap, dengan melihat tayangan visual bertema sejarah, banyak pihak yang berinisiatif membuat konten serupa dengan gadged yang mereka miliki. “Materi berbentuk media visual cocok untuk pembelajaran sejarah, apalagi anak sekolah. Karena sekarang jamannya gadget. Apa-apa di Android. Contohnya buku online (e-book). Anak sekarang kan suka bikin video terus dimasukkan YouTube or Instagram. Dan dengan cara menonton video itu mereka jadi bisa meniru banyak hal,” ujar Nurie. (*) Penulis : Binti Q. Masruroh Editor: Nuri Hermawan
Dokter Umum Baru: Pasien adalah Guru Terbaik bagi Kami UNAIR NEWS – “Pasien adalah guru terbaik bagi kami.” Itulah ungkapan yang disampaikan oleh dokter umum baru Indrianto Wiryo Pranoto, dr., ketika mewakili rekan-rekannya yang baru saja dilantik sebagai dokter umum baru, Rabu (18/1). Pelantikan itu dilangsungkan setelah mereka menjalankan praktik pendidikan dokter muda selama dua tahun di Rumah Sakit Dr. Soetomo (RSDS). Selama dua tahun itu, Indrianto dan rekanrekannya belajar melayani pasien di bawah bimbingan para konsulen di masing-masing departemen. Sebelumnya, mereka menjalani empat tahun pendidikan preklinik di program studi S-1 Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga. Ungkapannya mengenai pasien adalah guru terbaik itu diperkuat juga oleh pernyataan Pimpinan Badan Layanan Umum RSDS dokter Harsono. Dalam sambutannya, ia mengingatkan kepada para dokter umum baru untuk senantiasa mengutamakan kepentingan pasien. “Pasien harus mendapatkan pengetahuan terbaik dari kami (dokter, -red). Mereka berhak mendapatkan pelayanan berkualitas. Serta, agar para dokter umum baru ini memberikan hak-hak kesehatan pasien dalam bentuk pelayanan prima,” tutur dokter Harsono dalam Pelantikan Dokter Periode I tahun 2017 di Aula FK. Dekan FK Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U, dalam sambutannya menerangkan, sejak satu abad berdirinya FK (sebelumnya dalam bentuk NIAS), FK UNAIR telah meluluskan sekitar sepuluh ribu mahasiswa didik. Menurut keterangan, jumlah dokter umum yang telah diluluskan FK berjumlah 9.765 orang hingga saat ini. Pada pelantikan kali ini, ada 14 dokter umum baru yang dilantik oleh Dekan FK.
Wakil Rektor I UNAIR Prof. Djoko Santoso, Ph.D., dr., Sp.PD., K-GH., FINASIM, yang juga hadir dalam acara pelantikan dokter berharap agar para dokter umum baru bisa melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi. “Agendakan juga untuk mengambil pendidikan spesialis, subspesialis, dan doktor untuk mengembangkan pendidikan kedokteran,” harap Djoko. (*) Penulis: Defrina Sukma S. Editor: Binti Q. Masruroh
Strategi Menghadapi Dinamika Perekonomian UNAIR NEWS – Perekonomian global bergerak dinamis seiring perkembangan teknologi. Gejolak internal dan eksternal menjadi tantangan bagi ketahanan bisnis nasional. Ihwal tersebut menjadi momentum kebangkitan bisnis atau bahkan keterpurukan. Selaras dengan fenomena tersebut, Executive Development Program (EDP) Magister Manajemen FEB menghelat seminar bertajuk “CEO FORUM STRATEGIC MANAGEMENT FACING VUCA”, pada Selasa (17/1). Seminar tersebut bertujuan untuk merumuskan strategi manajemen dalam menghadapi kondisi global yang vulnerable (mudah berubah), uncertainty (tidak pasti), complexity (kompleks), dan ambiguity (bermakna dua). Selain itu, seminar tersebut juga membangun awareness (kesadaran) terhadap berbagai probabilitas aktivitas manajemen di masa depan. Dengan pemaparan kondisi makro dan mikro
ekonomi dari tahun ke tahun, sehingga mampu membuat rencana strategis. Seminar yang dihelat di Aula Fadjar Notonagoro FEB UNAIR ini dihadiri kurang lebih 200 peserta, baik dari praktisi maupun akademisi. Pemateri pun dihadirkan dari berbagai sektor bisnis, yaitu Sabam Hutajulu, PhD (CEO PT Tugu Pratama Indonesia), Mohammad Syafiudin, MBA (Chief HR Officer PT TPS), Harryadin Mahardika, Ph.D (KPS MM UI), dan Faisal Ramadhan (Wakil Pimpinan Cabang BNI Syariah). “Dalam menghadapi VUCA, PT Tugu Pratama menanamkan pohon tugu yang berlandaskan sincerity, peningkatan kualitas teknologi, diversifikasi produk, Initialing Public Offering (IPO), AM Best Rating, dan pembentukan Tugu School Leadership untuk membangun karakter pegawai,” tutur Sabam Hutajulu. Untuk membangun karakter pegawai, Sabam berupaya untuk bertemu langsung secara rutin dengan 220 pegawai di perusahaan yang dipimpinnya. Selain itu, PT Tugu Pratama juga menerapkan open information kepada pegawainya. Menurut Sabam, informasi yang terbuka menumbuhkan rasa kepemilikan pada bisnis. “Saya ingin mereka tidak sekadar bekerja dan pulang, tapi juga memahami tujuan perusahaan,” tandasnya. Begitu halnya dengan PT TPS, Syafiudin mengungkapkan betapa pentingnya pegawai dengan kategori spriritual calling. Menurutnya, hal tersebut membuat para pegawai menganggap bahwa sebuah pekerjaan tidak berorientasi pada gaji, melainkan kualitas kinerja dan pelayanan. Selain itu, Wakil Pimpinan Cabang BNI Syariah Faisal mengungkapkan, unsur spiritualisme dalam bekerja sangat penting untuk membangun sinergi kerja, baik direktur kepada karyawan atau sebaliknya. “Semoga dalam forum ini saya atau hadirin dapat menambah ilmu, serta meningkatkan spiritualisme kita masing-masing,” kata
Faisal. (*) Penulis : Siti Nur Umami Editor : Dilan Salsabila
Hadirilah LPDP EduFair Awal Februari Mendatang di ACC UNAIR UNAIR NEWS – Bila berjalan sesuai rencana, pada 2 Februari 2017 mendatang, akan digelar LPDP EduFair di Airlangga Convention Center (ACC). Gelaran ini merupakan yang kedua, setelah sukses pada acara yang sama tahun lalu. Awardee (penerima beasiswa) LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) dari Universitas Airlangga bertekad ikut menyukseskan event ini. Terlebih, bisa dibilang, mereka kembali menjadi tuan rumah. “Kami beserta awardee dari kampus lain di Jawa Timur terus melakukan persiapan untuk memback-up panitia dari pusat,” papar Tis’at Afriyandi, koordiantor (lurah) awardee LPDP UNAIR. “Kami sudah membentuk kepanitian dan siap all out,” tambah mahasiswa S2 Fakultas Hukum tersebut. LPDP EduFair adalah salah satu pameran pendidikan dan beasiswa bergengsi di tanah air. Ada banyak pihak yang siap mendukung acara ini. Khususnya, yang berasal dari institusi/lembaga pendidikan tinggi, baik dalam maupun luar negeri. Selain di Surabaya, acara ini juga dihelat di Jakarta, tepatnya di Dhanapala Building Kementerian Keuangan pada 31
Januari 2017, dan Yogyakarta, tepatnya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada 4 Februari 2017. Di sini, para calon mahasiswa dapat menentukan beasiswa apa yang paling cocok dengan dirinya. Sebab, tak kurang dari 200 mitra pendidikan akan hadir. Dalam ajang ini, pengunjung bisa bertemu langsung dengan para perwakilan universitas dan perguruan tinggi mitra LPDP. Termasuk, memperoleh informasi mengenai tata cara pendaftaran, persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan, batas waktu pendaftaran, biaya perkuliahan, cara mendapatkan visa studi, memperoleh izin tinggal, dan lain sebagainya. Selain perolehan informasi tersebut, pada event ini terdapat pula seminar, test TOEFL, art performances, serta inspiring talk show dari para pelajar yang berkuliah di luar negeri. (*) Penulis: Rio F. Rachman Editor: Binti Q. Masruroh