[37] Cara Zionis Hancurkan Generasi Islam Monday, 19 July 2010 11:35
Herry Nurdi, Pengamat Zionisme Yahudi
Semua mata tertuju ke Afrika Selatan lantaran Piala Dunia 2010 berhelat di sana. Benarkah ini sekadar olah raga bola dunia? Atau ada misi lain di balik semua itu? Temukan jawabannya dalam petikan perbincangan wartawan Tabloid Media Umat dengan Herry Nurdi, pengamat dan penulis berbagai buku yang menelanjangi sepak terjang zionis Yahudi, di bawah ini.
Mengapa Afrika Selatan terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010?
Saya menduga memang anggota kelompok Zionis di Afrika yang melobi agar Piala Dunia 2010 bertempat di Afrika.
Indikasinya?
Sebenarnya dari banyak hal, Afrika belum siap. Faktor keamanan misalnya, penculikan, konflik horizontal, criminal rate (angka kejahatan), di Afrika masih sangat tinggi. Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut sebetulnya Afrika belum layak menjadi tuan rumah.
Tapi kita tahu bahwa lembaga-lembaga zionis dan organisasi-organisasi yang berafiliasi ke Israel sangat berkembang di Afrika. Mereka terutama menguasai sektor bisnis terutama agribisnis seperti suplai buah-buahan dan makanan, layanan jasa seperti sektor perbankan dan keuangan. Jadi sangat wajar kalau mereka yang melakukan upaya dan lobi agar Afrika Selatan menjadi tuan rumah. Karena memang dalam pesta bola ini perputaran uangnya sangat besar, mulai dari industri makanan sampai industri perjudian.
Media berperan untuk menyukseskan pesta bola ini?
1/5
[37] Cara Zionis Hancurkan Generasi Islam Monday, 19 July 2010 11:35
Media massa menjadi ujung tombak. Siaran langsung di televisi, nonton bareng, didiskusikan dalam berbagai media massa. Ada beberapa media yang tidak ikut mengetahui setting besarnya, tetapi ada beberapa media yang justru menjadi pemain utama dalam grand design (rencana besar) ini.
Apa grand design-nya?
Menghancurkan anak-anak muda Islam. Tokoh Yahudi Samuel Zwemer dalam konferensi Missi Zionis di Yerusalem pada 1935, dalam pidatonya mengatakan:
Misi utama kita bukanlah menjadikan orang-orang Islam beralih agama menjadi orang Kristen atau Yahudi, tapi cukuplah dengan menjauhkan mereka dari Islam…
Kita jadikan mereka sebagai generasi muda Islam yang jauh dari Islam, malas bekerja keras, suka berfoya-foya, senang dengan segala kemaksiatan, memburu kenikmatan hidup, dan orientasi hidupnya semata untuk memuaskan hawa nafsunya…
Itulah yang terjadi hari ini, memberikan hiburan kepada anak-anak muda Islam sehingga mereka menjauh dari nilai-nilai mulia yang seharusnya mereka pelajari sebagai agama.
Dalam konteks ini Yahudi itu menggunakan triple (tiga) F. Yakni, fashions (pakaian); foods (makanan); dan festival (pesta). Semua digunakan untuk merusak generasi Islam dengan cara berpakaian, makanan, dan pesta-pesta yang semuanya dibuat sedemikian rupa sehingga jauh dari nilai-nilai Islam.
Nah, Piala Dunia ini termasuk festival yang akan membuat generasi muda, tidak hanya Muslim, tetapi dari seluruh agama, menjadi terdistruksi dari tujuan-tujuan besar sebagai seorang pemuda.
2/5
[37] Cara Zionis Hancurkan Generasi Islam Monday, 19 July 2010 11:35
Upaya Yahudi berhasil?
Lihat saja, bola jadi semacam ‘agama’ baru yang dirayakan oleh semua orang di seluruh penjuru dunia dan gegap gempita. Bahkan ‘nabi-nabi’-nya sampai ‘disembah’. ‘Nabi-nabi’-nya itu ya para pemain yang menjadi bintang lapangan. Mereka menjadi panutan, bahkan gaya rambutnya, gaya pakaiannya, gaya hidupnya semua ditiru. Nah, ini menjadi semacam panduan bagi anak-anak muda.
Lihatlah kalau malam generasi muda Islam tidak suka bangun malam untuk shalat, tetapi kalau untuk jadwal bola tertentu mereka malah ngebela-belain bangun. Bukan hanya itu mereka pun mempersiapkan, membuat makanan, bahkan minum doping agar tidak ngantuk. Artinya, usaha untuk menonton bola itu jauh lebih besar daripada usaha untuk keshalihannya.
Ada beberapa kalangan yang mengatakan, “Oh itu cara pandang konspirasi” tetapi bagi saya memandang ini dalam konteks merusak generasi Muslim, terutama. Konteks tersebut juga bisa dilihat sebagai salah satu sudut pandang. Memang harus ada yang mengingatkan. Jangan semua larut dalam suasana eforia bola ini.
Kan sekadar hiburan…
Dalam konteks hiburan kita masih punya banyak hiburan yang sehat. Kita main bola juga nggak, sehat nggak, masuk angin karena begadang malam di luar bisa-bisa. Malah tidak jarang tergoda main judi.
Putaran uang judi ini sangat besar, mulai dari tingkat RW, nasional, sampai internasional. Konsumsi miras dan pelacuran pun meningkat. Karena memang judi, mabuk, dan pelacuran itu satu paket hiburan dalam arena-arena ajang Piala Dunia.
Keberhasilan lainnya?
3/5
[37] Cara Zionis Hancurkan Generasi Islam Monday, 19 July 2010 11:35
Banyaknya orang-orang Arab yang sudah membeli klub-klub besar di Eropa. Termasuk anak dan keluarga besar Raja Arab Saudi.
Apa sih yang mereka cari?
Ya jelas keuntungan finansial. Karena berinvestasi ke dalam klub itu kan keuntungannya banyak, misalnya dari jualan merchandise bola di seluruh dunia, karcis di seluruh pertandingan, hak siar dan hak tayang di seluruh televisi, bursa pemain, dll.
Belum lagi keuntungan intangible (tak terhitung dengan uang) seperti prestisiusnya bisa membeli klub bola. Punya siapa sih klub bola ini? Oh punya si ini, bangga banget kan si pemiliknya.
Meski dimiliki keluarga Saudi yang notebene agamanya Islam, tapi maksiat selalu mengiringi permainan bolanya?
Selalu ya, karena judi kan bukan hal terlarang di Eropa.
Pemerintah Arab sendiri tidak komentar mengapa anaknya begitu?
Hehehe… sejauh ini tidak ada berita tuh tentang itu. Karena penguasa Arab sendiri sudah menjadi bagian dari kapitalisme global. Lebih dari 50 persen angka kapital di Eropa dan Amerika itu adalah milik orang-orang Arab. Dengan begitu mereka satu paket kapitalisme. Mereka juga tidak mau dirugikan. Jadi mereka itu agamanya sudah bukan agama lagi tetapi agamanya itu adalah uang.
Bagaimana Yahudi menjaga agar target misi Zionis tetap berjalan?
4/5
[37] Cara Zionis Hancurkan Generasi Islam Monday, 19 July 2010 11:35
Dengan diselenggarakannya Piala Dunia secara periodik. Negara-negara di dunia terus didorong untuk melakukan persaingan kapital, didorong untuk melakukan pembangunan material dan teknologi yang sifatnya sementara.
Indonesia sekarang sempat mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Itu kan di-push semua sehingga problem-problem yang lebih substansial di negara masing-masing teralihkan bahkan terlupakan.
Jelas dong Piala Dunia sebagai salah satu festival untuk melalaikan umat Islam?
Memang kerangka besarnya itu. Melalaikan umat Islam dari tujuan besar agamanya. Jangankan bola ya yang sebesar itu, kayak kasus Piala Uber dan Thomas. Bersamaan dengan even bulu tangkis tersebut kan kasus yang mencuat adalah Sri Mulyani dan Susno Duadji. Tapi kita semua beralih kepada Uber dan Thomas.
Jadi kita lebih tertarik menunjukkan nasionalisme dengan membela dan menonton Piala Uber dan Thomas daripada hal-hal yang lebih substansial seperti pengungkapan skandal-skandal di pemerintahan yang merugikan rakyat banyak.
Apalagi bola, Afrika Selatan itu problem sosialnya masih tinggi, tingkat kelaparannya masih tinggi, pengangguran masih tinggi, pelacuran masih tinggi. Lalu tiba-tiba jadi tuan rumah bola. Tiba-tiba orang jadi lupa dengan masalahnya.
Hasil dari Piala Dunia untuk menyejahterakan rakyat Afrika?
Tidak ada, kalau pun ada itu hanya kecil sekali untuk mengentaskan kemiskinan rakyat Afrika Selatan. Tidak sepadan dengan kerusakan moral dan sosial yang ditimbulkan akibat festival ini. Sebenarnya uang sebesar itu hanya berputar sementara, keuntungannya jelas buat pemilik-pemilik industri yang bermain di bidang itu. Mereka tiada lain pemilik industri agribisnis, keuangan dan lainnya milik Yahudi dan lembaga-lembaga yang berafiliasi denga Israel.[]
5/5