BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum VSAT atau Very Small Aperture Terminal adalah terminal pemancar dan penerima transmisi satelit yang tersebar di banyak lokasi dan terhubung ke hub sentral melalui satelit dengan menggunakan antena parabola berdiameter hingga 4 meter. Satelit berfungsi sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan ke titik lainnya di atas bumi. Sebenarnya piringan VSAT tersebut menghadap ke sebuah satelit geostasioner. Satelit geostasioner merupakan satelit yang selalu berada di tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya yang dimungkinkan karena mengorbit pada titik yang sama di atas permukaan bumi, dan mengikuti perputaran bumi pada sumbunya.
Gambar 3.1 Konfigurasi VSAT
Secara umum, sistem ini bekerja pada frekuensi KU-band dan C-band. Ku-band digunakan di Eropa and Amerika Utara menggunakan antena VSAT
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ukuran kecil. C-band banyak digunakan di Asia, Afrika dan Amerika Latin, yang membutuhkan antena yang lebih besar. Beberapa Keunggulan VSAT diantaranya adalah Pemasangannya cepat, Jangkauan terjauh dapat mencapai setengah permukaan bumi. Sedangkan Kekurangan VSAT adalah Koneksinya rentan terhadap gangguan cuaca (terhadap molekul air), Memakan tempat, terutama untuk piringannya, Latency yang lebih tinggi di bandingkan kabel 3.1.1
KU-band
KU-band adalah bagian dari spektrum elektromagnetik dengan jarak frekuensi dalam gelombang mikro mencapai 11,7 hingga 12,7 GHz (downlink frequencies) dan 14 hingga 14,5 GHz (uplink frequencies). KU-band atau Kurtz-Under band terutama digunakan pada satelit komunikasi, khususnya untuk penerbitan dan penyiaran satelit televisi atau Direct Broadcast Television. KU-band juga digunakan untuk sinyal telepon dan layanan komunikasi bisnis. KU-band dibagi ke dalam beberapa segmen yang bervariasi berdasarkan pembagian geografis yang ditetapkan oleh International Telecommunication Union (ITU). 3.1.1.1 Kelebihan KU-Band Sistem KU-band memiliki energi yang lebih besar untuk mencegah campur aduknya dengan sistem gelombang mikro bumi dibandingkan sistem C-band, dan besarnya energi untuk melakukan pengiriman sinyal balik ke bumi juga dapat lebih ditingkatkan. Dengan sistem ini energi pengiriman sinyal berhubungan dengan ukuran piringan penangkap sinyal. Jadi semakin besar energinya maka
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ukuran piringan yang dibutuhkan untuk menangkap sinyal tersebut akan semakin kecil. Sistem KU-band menawarkan fleksibilitas yang lebih besar. Selain itu, KU-band juga lebih tahan terhadap hujan dibandingkan dengan KA-band. Sistem KU-band juga lebih terjangkau dari segi biaya karena hanya memakai satu piring saja dan dapat menggunakan antena yang kecil. 3.1.1.2 Kelemahan KU-Band Sistem KU-band amat rentan terhadap gangguan cuaca, terutama ketika hujan lebat. Badai hujan yang besar dapat mengganggu jalannya proses penerimaan dan pengiriman sinyal bagi satelit yang memakai sistem KU-band. Namun untuk penerimaan sinyal televisi, sinyal dapat terganggu jika curah hujan lebih dari 100mm per jam. Selain itu, ketika musim salju proses penerimaan dan pengiriman sinyal sistem KU-band juga mudah terganggu oleh adanya fenomena yang disebut snow fade, yaitu ketika akumulasi jumlah salju secara signifikan mengubah titik fokal dari piringan. Selain itu, jika dibandingkan dengan sistem C-band, sistem KU-band membutuhkan lebih banyak energi untuk melakukan pengiriman sinyal. 3.1.2
C-Band
C-Band adalah nama yang diberikan kepada bagian tertentu dari spektrum elektromagnetik , serta berbagai panjang gelombang dari gelombang mikro yang digunakan untuk telekomunikasi radio jarak jauh. IEEE C-band dan variasi-variasi kecil nya berisi rentang frekuensi yang digunakan untuk transmisi satelit komunikasi paralel oleh beberapa perangkat Wi-Fi, beberapa telepon nirkabel, dan beberapa sistem radar cuaca. IEEE C-band adalah bagian dari spektrum
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
elektromagnetik pada rentang frekuensi microwave berkisar 4,0-8,0 Gigahertz, tetapi definisi ini adalah salah satu yang diikuti oleh produsen radar dan pengguna, namun tidak harus oleh pengguna telekomunikasi radio microwave. 3.1.2.1 Kelebihan C-Band Untuk komunikasi satelit, frekuensi microwave dari C-band lebih baik dibandingkan dengan frekuensi microwave KU-band (11,2 GHz sampai dengan 14,5 GHz) dalam kondisi cuaca buruk, yang digunakan oleh satu set satelit komunikasi. Kondisi cuaca buruk tersebut berhubungan dengan uap air di udara, seperti saat curah hujan, badai, badai hujan es, dan badai salju. 3.1.2.2 Kelemahan C-Band Transmisi C-band memiliki kelemahan dalam menghindari sistem gangguan gelombang terestrial. Dibandingkan dengan Ku-Band yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan downlink dan bersifat flexible. Sehingga sistem Ku-Band dapat mempermudah operasi terrestrial satelit untuk menemukan daerah yang tepat untuk transmisi. Selain itu, kelemahan lain dari C-Band adalah dalam segi biaya. Biaya untuk system C-Band lebih mahal daripada KU-Band. 3.3 Transfonder Transponder adalah suatu rangkaian yang terdiri atas rangkaian penerima sinyal, pengubah frekuensi (translator) dan rangkaian pemancar ulang dari sinyal tersebut. Frekuensi yang digunakan pada komunikasi satelit disusun dalam bentuk kanal-kanal yang disebut dengan transponder. Satu satelit bisa memilki banyak transponder, tergantung dari design dan tujuan penggunaannya. Transponder inilah yang dijadikan jalur oleh stasiun bumi untuk transmitte
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan receive sinyal. Jadi dengan pembagian transponder itu setiap stasiun bumi tidak akan bertabrakan dalam memancarkan dan menerima sinyal dari satelit. Untuk lebih jelasnya fungsi dari transponder adalah sebagai berikut : 1) Menerima sinyal dari stasiun bumi. 2) Memperkuat sinyal, hal ini dilakukan karena sinyal dari bumi akan melemah setelah melalui transmisi angkasa yang jaraknya sangat jauh. 3) Mengubah frekuensi sinyal informasi dari stasiun bumi yang disebut Up Link menjadi frekuensi Down Link dari tiga jenis band. Namun range frekuensi yang umum dipakai dalam komunikasi satelit adalah C-band. 3.4 Deskripsi Vsat jamming Stratign mengembangkan perangkat STN-3418 dalam menanggapi berbagai kebutuhan dari pelanggan yang tertarik dalam mengembangkan sistem jamming dengan tujuan untuk memerangi terorisme, hukum dan keterlibatan masalah seperti agitasi dan kerusuhan dan penggunaan ilegal teknologi satelit spektrum. Perangkat STN-3418 merupakan sistem platform yang dapat terintegrasi dengan kendaraan, shelter, tower telkomunikasi dan lain-lain. Tujuan dasar dari perangkat STN-3418 adalah melakukan jamming pada downlink sinyal frekuensi tertentu, frekuensi ini dapat berupa saluran tv satelit atau bahkan dari jaringan vsat tertentu. Sistem perangkat STN-3418 ini melayani terminal vsat atau saluran tv yang beroperasi pada operasi transmisi C-band dan KU-band dan dirancang pada kebutuhan spesifikasi pelanggan. STN-3418 varian statis saat ini memungkinkan untuk menjamming suatu komunikasi atau penerimaan TVRO di KU-band diarea seluas 20 x 20 kms, untuk menjamming area yang lebih besar dapat digunakan
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
beberapa sistem STN-3418 yang digunakan secara bersamaaan. 3.5 Cara kerja STN-3418 Prinsip dasarnya adalah untuk menggunakan sub-sistem yang terintegrasi , yang bisa menjamming sinyal downlink pada akhir antena penerima dari VSAT atau stasiun terminal TV satelit. Kekuatan sinyal jamming dapat disesuaikan hingga 4dB (atau lebih) di bawah dari kekuatan sinyal yang diterima di antena VSAT / TV yang dapat menyebabkan kondisi noise dan dapat diterima untuk menjamming sinyal satelit. Sistem ini mampu memberikan kerapatan fluks cukup efektif pada frekuensi vsat atau frekuensi satelit tv sampai jarak 20 km. Yang diusulkan pada perangkat sistem ini dapat menjamming 8 frekuensi KU-band dan 4 frekuensi C-band transfonder yang berbeda dengan satu set peralatan pada area spesifik. STN-3418 sistem meliputi area seluas 20 km x 20 km (Ini adalah perkiraan, dapat bervariasi dari daerah ke daerah), bila digunakan dalam konfigurasi statis. Dalam konfigurasi statis, kami mengusulkan tiga sistem antena yang dipasang di sekitar 100 meteran menara telekomunikasi.
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.6 Diagram VSAT Jammer system Berikut diagram blok Sistem VSAT Jammer :
Gambar 3.2 Blok Diagram VSAT Jammer
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.7 Penjelasan komposisi VSAT Jammer System 3.7.1
Noise generator (NG-24)
Gambar 3.3 Noise Generator (NG-24)
Peralatan noise generator akan menghasilkan sinyal suara yang nantinya akan digunakan sebagai masukan kedalam suatu sistem untuk membuat dan memproduksi suatu sinyal jamming. Noise generator tersebut digunakan dalam cara yang berbeda untuk menghasilkan sinyal suara yang diperlukan dengan kecepatan yang sesuai. Noise generator memiliki komputer papan tunggal yang kuat dengan artisektur fleksibel yang digunakan untuk membuat sinyal suara kostum untuk menghasilkan sinyal lanjutan. Mekanisme ini memungkinkan pengguna untuk memenuhi permintaan kebutuhan pengguna yang diinginkan dalam menghasilkan sinyal jamming.
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Spesifikasi teknis perangkat Noise Generator (NG-24) : Tabel 3.1 Spesifikasi teknis perangkat Noise Generator (NG-24) Parameter
Keterangan
Connectors/Ports
G.703 Connector, RJ45 75Ω Unbalanced
Status/ Alarm Indicators
Sig Loss: Red, No signal; Green, Signal available Error: Red, Error occurs Alarm: Red, Alarm occurs History: Flash Red, Error happened Power: Red, charging, Green: Voltage normal. Flash Green: low Voltage
Noise Pattern Generator
PRBS : 2 n -1, n=9,11,15,20,23 , Conforms ITU-T O.151, O.152, O.153
3.7.2
Signal Splitter (SS-18)
Gambar 3.4 Signal Splitter (SS-18) 17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Peralatan ini akan membagi satu sinyal suara yang dihasilkan dapat menjadi total delapan sinyal noise, yang selanjutnya akan digunakan sebagai sinyal modulasi. Dua splitter tersebut akan digunakan untuk menghasilkan sinyal jamming sampai bandwidth maksimum 36 MHz. Sistem Sinyal Splitter adalah multi tujuan namun sangat sederhana, solusi untuk aplikasi di mana perlu untuk mendistribusikan sinyal baseband ke berbagai perangkat telekomunikasi. Sinyal kode HDB3 noise yang diterima pada port input diperkuat dan didistribusikan kembali untuk memperoleh total delapan output tanpa memodifikasi isi data dan struktur rangka. Ini telah dikembangkan untuk aplikasi khusus di mana replikasi sinyal adalah suatu kebutuhan. Spesifikasi teknis perangkat Signal Splitter : Tabel 3.2 Spesifikasi teknis perangkat Signal Splitter Parameters
Keterangan
Number of inputs
16
Number of Outputs
1
Line Code
HDB3
Interface
G.703
Network Interface
RJ-45
Power supply
220V + 10% AC
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.7.3
IF Signal Generator (ISG-70)
Gambar 3.6 IF Signal Generator (ISG-70) Jika sinyal akan dihasilkan dari output sinyal jamming merupakan gabungan dari multiplexer dari berbagai bandwidth yang sesuai kebutuhan. Sinyal jamming sekitar 1 MHz, 2 MHz, 4 MHz, 8 MHz, 16 MHz dan 36 MHz dapat dihasilkan dalam kisaran MHz 70/140 menggunakan FEC dan pilihan modulasi digital. ISG-70 Jika Signal Generator berada ditempat baru yang fleksibilitas, operasi dan biayanya. Dengan standar termasuk IDR dan IBS dan menutupi kecepatan data hingga 20 Mbps dan 50 Mbps, peralatan ini 1RU mencakup hampir semua aplikasi IF. Remote control melalui 10Base-T Ethernet SNMP dari aplikasi perangkat lunak ini dirancang untuk mengontrol ISG-70. Spesifikasi teknis perangkat IF Signal Generator : Tabel 3.3 Spesifikasi teknis perangkat IF Signal Generator Parameter
Keterangan
Modulation
BPSK, QPSK, OQPSK, 8PSK , 16 QAM
IF Tuning Range
50 to 90 and 100 to180 MHz in 1 Hz steps
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Impedance IF
75 Ohm (50 Ohm optional)
Connector
BNC 75 Ohm
Return Loss IF
14 dB minimum
output Power
0 to -25 dBm
output Stability IF
± 0.5 dB over frequency and temperature
On/Off Power Ratio
>60 dB
FEC
Viterbi, K=7 at 1/2, 3/4 and 7/8 Trellis 2/3 BPSK 21/44 QPSK/OQPSK 1/2, 3/4, 7/8 8-PSK/16-QAM 3/4, 7/8
Outer Encoder Options
Reed-Solomon Intelsat
Control
Ethernet 10Base-T/Remote RS-485
Power
110-220VAC, 50Hz
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Custom (N, K)
3.7.4
IF Switch
Gambar 3.7 IF Switch Jika sinyal dengan bandwidth yang dibutuhkan masing-masing akan dihasilkan dalam sinyal IF generator dan diberikan sebagai masukan kepada IF switch dengan 4 port input dan output port 12. Sinyal bandwidth yang dibutuhkan akan beralih dari port input yang diperlukan untuk output port terhubung ke konverter untuk konversi ke frekuensi yang dibutuhkan Ku band. Switch menyediakan penuh kemampuan fan-out untuk setiap input tunggal. Switching dari sinyal IF akan dikendalikan melalui aplikasi perangkat lunak kontrol. Peralatan ini akan membantu dalam pemilihan sinyal input yang diperlukan dari berbagai pilihan input yang tersedia melalui 10Base-T Ethernet dari aplikasi perangkat lunak yang dirancang untuk tujuan ini. Spesifikasi teknis perangkat IF Switch : Tabel 3.4 Spesifikasi teknis perangkat IF Switch Parameter Number of input Ports
Keterangan 4
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Number of Outputs Ports
12
Operating Frequency
5-200 MHz
Impedance
75 Ohm (optional 50 ohms)
Insertion Loss
0 + 1.5 dB
P1 dB
+5 dBm
Frequency Response
± 1 dB
Isolation output to output
60 dB
Isolation input to output
65 dB
Return Loss
14dB
Power
110-220VAC, 50Hz
Control
TCP/IP 10BaseT, IEEE 488(GPIB), RS232 or RS 482/485
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.7.5
Spectrum Analyzer
Gambar 3.8 Spectrum Analyzer Sebuah analisa spektrum akan disediakan untuk dapat memeriksa bandwidth sinyal IF yang dihasilkan dalam IF sinyal generator yang digunakan untuk kebutuhan jamming. Operator akan dapat melihat sinyal IF dengan beralih sinyal ke spektrum analyzer. Spektrum analyzer akan dapat memindai bandwidth maksimum 36 MHz yang diperlukan untuk sinyal jamming. Spesifikasi teknis perangkat Spectrum Analyzer : Tabel 3.5 Spesifikasi teknis perangkat Spectrum Analyzer Parameter
Keterangan
Frequency Range
9 KHz to 13.6 GHz
Instant Analysis Bandwidth
40 MHz
Amplitude Accuracy
+ 0.27 dB
Displayed Average Noise Level
-163 dBm
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Third Order Intercept
+ 15 dBm
Phase Noise
-102 dB/Hz at 1GHz and 10 KHz offset
3.7.6
Frekuensi Converter (RFC-1003/1275)
Gambar 3.9 Frekuensi Converter Frekuensi converter (RFC1003) dirancang untuk mengubah L Band IF untuk diperlukan C-band rentang frekuensi downlink 3,4-4,2 GHz dan RFC-1275 disediakan untuk merubah sinyal IF ke Ku-band downlink rentang frekuensi dari 10,7-12,75 GHz . Amplitudo datar dan imitasi telah dioptimasikan untuk menyediakan pengguna dengan sistem transparan frekuensi konversi untuk semua aplikasi. Setiap converter mampu menutupi setiap transponder di satelit dan dengan demikian dapat menyediakan fleksibilitas untuk selai penerimaan sinyal di masing-masing C-band atau Ku-band. Fitur pengaturan memonitor dan mengendalikan fungsi dioperasikan dalam sebuah remote control .Di antara fitur kontrol frekuensi, redaman dan 64 lokasi memori untuk masing-masing konverter dimana berbagai pengaturan dapat disimpan dan dibukal kembali. Log terus diperbaharui catatan histori waktu kegiatan juga disediakan.
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Spesifikasi teknis perangkat Frekuensi Converter : Tabel 3.6 Spesifikasi teknis perangkat Frekuensi Converter Parameter
Keterangan
Frequency step size
1 kHz
Frequency sense
No inversion
input Frequency
70 ±20 MHz
Impedance
50 ohms
Return loss
26 dB minimum (70 ±20 MHz) , 20 dB minimum (140 ±40 MHz)
input level (non-damage)
+15 dBm maximum
Frequency
3.625-4.250GHz,
Impedance
50 ohms
Return loss
20 dB minimum (17 dB above 27 GHz)
Power output (P1dB)
+15 dBm minimum
Transfer Gain
30–35 dB at 23°C
Primary power
90–250 VAC, 47-63 GHz 60 W typical
Remote interface
Ethernet interface
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10.7-12.75GHz
3.7.7
Power Amplifier (PA-1003/1014)
Gambar 3.10 Power Amplifier (PA-1003/1014) Power amplifier akan memberikan tenaga yang cukup untuk menjamming VSAT / TV ke sinyal link. Kekuatan biasanya akan disesuaikan oleh kontrol power amplifier Namun remote control amplifier juga dapat dilakukan melalui perangkat lunak. PA-1003 dan 1014 yang mandiri, berpendingin udara, broadband, sepenuhnya amplifier solid-state dirancang untuk aplikasi dimana bandwidth sesaat, keuntungan yang tinggi dan linearitas diperlukan. PA-1014, dapat menyediakan minimal 400 watt daya RF instan 10,7-12,75 GHz dalam satu band. The PA-1003 dapat memberikan daya sebesar 200 Watt difrekuensi 3,625-4,2 GHz. Amplifier dilengkapi dengan Digital Control Panel (DCP) yang memberikan kontrol lokal dan remote dari penguat. DCP ini menggunakan grafis Liquid Crystal Display, tombol menu yang fleksibel , tombol putar tunggal, dan tombol on / off untuk menawarkan kontrol yang luas dan kemampuan pelaporan status. Layar memberikan pengaturan gain dan laporan status amplifier internal. Fitur khusus termasuk kontrol gain dan perlindungan masukan overdrive.
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Semua fungsi kontrol amplifier dan indikasi statusnya tersedia jauh di RS-232/RS-485 hardware dan Ethernet. Kontrol output daya sangat penting dan akan berbeda untuk bandwidth yang berbeda. Power amplifier akan melakukan cut-off disaat overdrive dan saat kondisi beban yang berlebih. Hal ini akan diberikan dalam rangkap untuk menutupi kebutuhan transmisi polarisasi vertikal atau horizontal sesuai sinyal RF yang akan di jamm. Spesifikasi teknis perangkat Power Amplifier : Tabel 3.7 Spesifikasi teknis perangkat Power Amplifier Parameter Saturated Power Output
Keterangan 57 dBm (Ku Band) 54 dBm(C Band)
P1dB
Flatness
56 dBm (400 Watts
Ku Band)
53 dBm (200 Watts
C Band)
±2.0 dB typical ±3.0 dB maximum
Frequency Response
10.7–12.75 GHz (Ku Band) 3.625-4.2 GHZ (C Band)
input For Rated Output
1.0 milliwatt maximum, 0 dBm
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gain (At Maximum Setting)
48-50 dB both bands
Gain Adjustment
(Continuous Range) 20 dB
VSWR
2.5:1 maximum
output Interface
Waveguide or N type
Modulation Capability
Will faithfully reproduce Amplitude and phase modulation appearing on the input signal
Primary Power
(selected automatically)
180-264
VAC, 50/60 Hz, single phase < 4000 watts maximum Cooling Remote Interface
Forced air (self-contained fans) Ethernet
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.7.8
Antenna
Gambar 3.11 Antenna Antena pemancar akan memancar pada frekuensi C-band dan Ku-band dengan pola yang cocok untuk menutupi kawasan target. Dalam beberapa kasus antena tunggal tidak dapat maksimal untuk melakukan suatu operasi jamming maka antena tambahan akan digunakan. Spesifikasi teknis perangkat Antenna : Tabel 3.8 Spesifikasi teknis perangkat Antenna Parameters
Values
Frequency
3.625-4.250GHz 10.95-12.75 GHz
Gain
13 dB
Port-to-Port Isolation
35 dB Min
Insertion Loss
0.4 dB Max
Return Loss
14.0 dB Min
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Cross-Pol-Isolation
> 30dB
Maximum Power
3KW CW
3.8 Deskripsi Karoseri Kendaraan Operasional Pada dasarnya karoseri dapat diartikan sebagai suatu usaha jasa pembuatan bodi mobil beserta interiornya di atas chassis dan mesin yang diproduksi oleh pabrik lainnya. Dikelompokkan sebagai jasa, karena sebagian besar produksinya adalah made to order (dibuat jika ada pesanan) bukan made to stock (dibuat sebagai stok untuk dijual). Selain itu juga karena faktor customizenya sangat kuat, sesuai dengan apa yang diminta oleh konsumennya. Hal ini di sisi lain menjadi kelebihan dari karoseri, dimana untuk permintaan dengan fungsi-sungsi khusus (special vehicle) yang jumlahnya hanya satu buah pun dimungkinkan untuk dibuat. Chassis adalah rangka utama yang menjadi landasan dasar untuk meletakkan bodi kendaraan. Chassis juga menjadi "tempat duduk" dari berbagai macam komponen dasar yaitu mesin, transmisi, dan suspensi Kendaraan operasional yang nantinya akan digunakan untuk peralatan VSAT jamming System tentunya merupakan kendaraan yang sudah dimodifikasi yang mana hasil modifikasinya disesuaikan dengan kebutuhan dari perangkat yang akan di instalasi pada kendaraan tersebut. Jenis modifikasinya berupa modifikasi bentuk kendaraan dan modifikasi kelistrikan sehingga diharapkan kendaraan operasional ini cukup bisa diandalkan dalam mendukung kegiatan operasional para personil di lapangan karena mempunyai kemampuan yang baik dalam beberapa hal, yakni mempunyai daya jelajah yang tinggi terhadap berbagai 30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
macam area operasional, mudah untuk dioperasikan dan yang paling penting sistem peralatan beserta pendukungnya bisa beroperasi dengan baik pada kendaraan tersebut. Modifikasi kendaraan harus memperhatikan beberapa hal :
Ruangan kendaraan yang nyaman bagi para personel sehingga memudahkan personel dalam mengoperasikan peralatan.
Posisi yang baik dalam penempatan perangkat yang berada diluar seperti antenna.
Desain penempatan peralatan didalam ruang kendaraan harus rapi dan mudah dijangkau.
Bentuk kendaraan disesuaikan dengan berat beban secara keseluruhan sistem yang akan digunakan baik peralatan utama dan peralatan tambahan.
Catu daya yang dihasilkan sebesar 220V.
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/