I.
PENDAHULUAN
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diusahakan secara komersial di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik Selatan, serta beberapa daerah lain dengan sekala yang lebih kecil. Tanaman kelapa sawit berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, (tepatnya Brasilia). Di Brasilia, tanaman ini dapat ditemukan tumbuh secara liar atau setengah liar disepanjang tepi sungai.
Kelapa sawit
yang termasuk dalam subfamily Cocoideae merupakan tanaman asli Amerika Selatan, termasuk spesies E. Oleifera dan E. Odora. Walaupun demikian, salah satu subfamily Cocoideae adalah merupakan tanaman asli dari Afrika.
Zeven
(1965) memastikan asal E. guineensis berdasarkan hasil deskripsi para ahli botani sebelumnya dan para penjelajah di benua Afrika.
Nama-nama kelapa
sawit dalam bahasa daerah dikedua sisi lautan Atlantik mengacu pada nama Afrika (Pahan, 2008). Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain.
Keunggulan
tersebut diantaranya memiliki kadar kolesterol rendah, bahkan tanpa kolesterol. Produksi minyak perhektarnya mencapai 6 ton per tahun, bahkan lebih.
Jika
dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya (4,5 ton pertahun), tingkat produksi ini termasuk tinggi (Sastrosayono, 2003). Indonesia merupakan salah satu negara agraris, dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil pertanian.
Menyadari akan hal itu maka sejak
jaman dahulu secara bertahap pemerintah terus meningkatkan pembangunan dibidang pertanian yang meliputi sektor pangan, perkebunan dan perikanan.
Pembangunan pertanian diupayakan untuk meningkatkan hasil pertanian baik kualitas maupun kuantitas melalui perbaikan teknik budidaya, perluasan lahan pertanian
serta
pembangunan
dan
perbaikan
sistem
pengolahan
hasil.
Perkembangan pembangunan pertanian terus meningkat dan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah tetapi juga oleh pihak swasta dan rakyat yang ikut berperan serta dalam sektor perkebunan, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja yang akan mengurangi angka pengangguran di dunia khususnya di Indonesia (Fauzi, Y., Yustina E.W., Iman S., dan Rudi H, 2008). Tanaman
kelapa
sawit memiliki
perkebunan nasional di Indonesia.
arti penting bagi
pembangunan
Selain mampu menciptakan kesempatan
kerja yang mengarah kepada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara.
Konsumsi minyak kelapa sawit dunia yang sangat
besar tidak mungkin terpenuhi oleh produsen kelapa sawit tanpa diusahakan intensifikasi
dan
ekstensifikasi
(perluasan
areal
penanaman).
Dengan
memperhatikan hal-hal tersebut di atas maka pemerintah memberi peluang dan kemudahan serta prioritas
untuk mengembangkan penanaman kelapa sawit
(Fauzi dkk, 2008). Saat ini Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Sebanyak 85 % lebih pasar dunia kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia. Menurut Deron Bangun, Ketua GAPKI (Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia, 2007), dalam beberapa tahun mendatang diyakini Indonesia bisa menjadi produsen Minyak Kelapa Sawit (MKS) terbesar di dunia dan mengungguli Malaysia. GAPRI Sumatra Utara memproyeksi produksi minyak sawit mentah (CPO) Indonesia tahun 2008 mencapai 18 ton dari tahun sebelumnya hanya mencapai
17,5 ton.
Sedangkan Oil World menyatakan CPO dunia bertambah 8,5 %
menjadi 41,4 juta ton pada tahun 2008. Sistem
perkebunan
merupakan
sistem
yang
bergerak
mengikuti
perubahan lingkungan baik yang timbul dari dalam maupun dari luar sistem tersebut.
Kehidupan pada masa yang akan datang sangat berbeda dengan
kehidupan sekarang, dimana bentuk perkebunan besar mulai berkembang di nusantara, tuntutan akan efisiensi dan produktifitas menjadi tinggi. Meskipun perkebunan sekarang sudah boleh dikatakan maju namun masih ditemukan beberapa masalah diantaranya yaitu kurangnya tenaga terdidik yang terampil untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk hasil. Untuk menanggapi hal yang diatas maka dibentuk suatu lembaga pendidikan yang diharapkan mampu
menghasilkan
lulusan-lulusan
yang
sesuai
dengan
kebutuhan
pembangunan pertanian di Indonesia. Politeknik Pertanian adalah salah satu lembaga pendidikan
yang
diharapkan mempunyai andil yang besar untuk membentuk tenaga-tenaga Ahli Madya yang siap pakai dalam bidangnya.
Dengan hadirnya para lulusan
Politeknik Pertanian diharapkan mampu meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil pertanian melalui penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan.
Salah satu peranan Politeknik Pertanian yang tidak kalah
pentingnya adalah sebagai penghubung antara ilmu dan keterampilan yang di miliki oleh para sarjana (S1) dan para lulusan SPP (Sarjana Penyuluhan Pertanian) dan lain-lain. Dengan demikian ilmu dan keterampilan akan terpadu dan berjalan secara bersamaan dalam meningkatkan pembangunan pertanian di Indonesia, demi mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
Untuk mencapai
sasaran
yang diinginkan
yaitu
mengetahui
dan
memahami kondisi pertanian sebenarnya khususnya diperkebunan baik ditinjau dari segi teknik budidaya, manajemen dan pengolahan hasil maka Politeknik memasukkan suatu kegiatan dalam kurikulum perkuliahan yaitu Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) yang dilaksanakan pada semester akhir dengan lama kegiatan satu semester. Adapun Tujuan Intruksional Umum (TIU) dalam pelaksanaan PKPM ini adalah mahasiswa diharapkan mampu :
Memahami cara mengelola tanaman perkebunan yang berumur panjang untuk memaksimalkan hasil dan mutunya.
Memperluas wawasan dan pengetahuan tentang pemahaman kegiatan suatu perusahaan perkebunan kelapa sawit secara umum.
Memperoleh pengetahuan di lapangan dan ilmu – ilmu baru yang tidak di dapatkan selama perkulihan di kampus tentang budidaya tanaman kelapa sawit.
Melatih menjadi seorang pekerja yang disiplin, kerja keras dan bertanggung jawab selayaknya seorang karyawan suatu perusahaan.
Mendapatkan kesempatan memantapkan keterampilan dan pengetahuan untuk menambah kepercayaan dan pengembangan kematangan diri.
Melatih dalam berpola pikir kritis dan praktis terhadap perbedaan yang dijumpai di lapangan dengan yang diperoleh selama perkuliahan di kampus.
Mengenal dan memahami sturuktur kerja suatu perusahaan dari macam– macam aspek teknis, ekonomis, organisasi, manajemen, teknologi, tenaga kerja dan lingkungan.
Melatih melaksanakan pekerjaan di lapangan dalam budidaya tanaman kelapa sawit.
Memahami kegunaan suatu teknologi budidaya pada situasi yang spesifik.
Memahami manajemen perusahaan perkebunan.
Mengenal dan memahami suatu operasi yang digunakan mulai dari pengolahan bahan baku sampai bahan jadi.
Memahami pentingnya memelihara lingkungan perkebunan agar umur produktif tanaman selama mungkin. Tujuan Intruksional Khusus (TIK) dari PKPM ini diharapkan mahasiswa
mampu :
Menjelaskan segala kegiatan di perkebunan kelapa sawit mengenai persiapan
lahan
tanam,
penanaman,
pemeliharaan
penanaman,
pemeliharaan lingkungan kebun, pemungutan hasil, pengolahan hasil dengan prosedur yang benar serta manajemen perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Melakukan berbagai kegiatan yang sedang dilakukan di perkebunan kelapa sawit sesuai dengan kesempatan yang diberikan.
Mengisi laporan teknik budidaya yang dilaksanakan di perkebunan kelapa sawit sesuai dengan petunjuk penulisan PKPM dan pedoman penulisan laporan akhir PKPM yang telah ditetapkan.
Memberikan komentar tentang sikap Manager atau Mandor untuk meningkatkan produksi serta alasan-alasan menerapkan metode tertentu dalam rangka memperbaiki budidaya tanaman kelapa sawit.
Menjelaskan penerapan Manajemen pada perusahaan perkebunan.