BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Menurut majalah SWA edisi bulan Januari 2013, lebih dari setengah (55%) konsumen online di Asia Pasifik- bahkan di belahan dunia lain seperti Latin Amerika dan kawasan Timur Tengah proporsinya sampai 70% lebih suka membeli produk baru dari brand yang sudah dikenal daripada membeli produk baru dari brand baru, demikian studi terbaru dari Nielsen, perusahaan penyedia riset consumer insights dan media measurement. Masyarakat cenderung lebih mempercayai perusahaan yang sudah dikenali dengan produk baru yang ditawarkan daripada perusahaan yang masih baru. Branding memberikan kepercayaan pada masyarakat terhadap produk yang diberikan oleh perusahaan. Menurut Krisnawati dan Tobing (2012: 59) dalam jurnal ”Enhancing Netizen as a Digital Marketing Activity toward Strategic Branding: A Case Study of ’XYZ’ Brand”: The definition of ”Brand” based on Alexander Chernev (2007) is the marketing tool created with purpose of differentiating a company’s offering from the competition and creating value for customer, the company and its collabolators. Brand interaction model is branding activities which primarily has an interest in brand strategy planning in the future. Kegiatan brand activation menjadi populer di kalangan perusahaan sejak berkembangnya kegiatan publikasi. Persaingan antar perusahaan tidak hanya mengenai kualitas produk, tetapi juga bagaimana pendekatannya terhadap masyarakat. Berbagai kegiatan dilakukan, dengan tujuan meningkatkan kepekaan masyarakat terhadap perusahaan dan membangun loyalitas terhadap perusahaan.
1
2 Branding merupakan kebutuhan dasar untuk meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap perusahaan. Diperlukan adanya sebuah sarana yang dapat membantu meningkatkan brand suatu produk. Strategi Public Relations digunakan dalam meningkatkan branding di mata masyarakat. Kegiatan strategi Public Relations juga dilakukan oleh media, baik media elektronik maupun media cetak. Media cetak melakukan kegiatan Public Relations agar pembaca merasakan kepercayaan dengan informasi yang diberikan oleh media cetak secara berkala. Menurut jurnal Ike Devi Sulistyaningtas dalam “Riset sebagai Ujung Tombak Keberhasilan Program Public Relations” : Public relations harus memberi masukkan kepada top management dalam pembuatan kebijakan, tujuan, dan filosofi organisasi agar tercipta hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan publik. Public Relations harus membantu atau memfasilitasi pihak organisasi melakukan perubahan sesuai dengan perubahan yang terjadi di lingkungan. (2010: 66). Mengutip Rumanti dalam jurnal Aryanti Puspokusumo dalam ”Peranan Management Public Relations dalam Mempertahankan Citra Perusahaan Jasa Perhotelan: Studi Kualitatif pada Re-Opening Hotel Mandarin Oriental, Jakarta” : Tujuan utama PR adalah untuk membantu tercapainya tujuan organisasi dan untuk mencapai tujuan tersebut maka seorang Public Relations dapat melakukan hal-hal seperti: (1) persuasi dengan pengertian merubah sikap, tingkah laku publik terhadap organisasi demi keuntungan kedua belah pihak; (2) usaha untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan organisasi dengan sikap atau perbuatan publik atau sebaliknya; (3) secara terus menerus menciptakan dan memperbaiki relasi dengan publik khusus, potensial, umum, pribadi maupun kelompok merupakan kelanjutan kehidupan organisasi. Hal ini merupakan tugas vital harus ditingkatkan secara lokal, nasional, maupun internasional. Inilah tugas penting dalam manajemen dewasa ini; (4) semua
3 kegiatan supaya berhasil baik perlu perencanaan yang tepat. Dalam PR, penelitian sangat mendasar, merupakan instrumen dengan tujuan untuk menemukan perspektif yang strategis. (2011: 205). MIX Marketing Communications adalah jenis usaha media cetak yang dapat mengisi kebutuhan pembaca (praktisi dan pelaku industri) terhadap media pemberitaan dalam bidang komunikasi pemasaran. MIX Marketing Communications memfokuskan pada segmen pembaca dunia usaha agar mendapatkan data dan informasi
terkini
seputar
pemasaran
dan
komunikasi
pemasaran
yang
perkembangannya sangat signifikan. Sebagaimana perusahaan lainnya, MIX Marketing Communications memiliki strategi Public Relations dalam kegiatan branding yang dilakukan perusahaan. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah MIX Goes to Campus yang diadakan bekerja sama dengan beberapa kampus di Jakarta, Bandung, dan Malang. MIX Goes to Campus diharapkan dapat memperkenalkan majalah MIX Marketing Communications dengan edukasi, yaitu mengadakan seminar yang mengundang praktisi bidang Komunikasi sebagai pembicara. MIX Goes to Campus merupakan sebuah bentuk persuasi kepada masyarakat mengenai MIX Marketing Communications.
MIX Goes to Campus
mengintegrasikan MIX Marketing Communications dengan mahasiswa jurusan Komunikasi. MIX Goes to Campus menciptakan relasi yang berkelanjutan dengan publik yang potensial, yaitu mahasiswa Komunikasi. Peneliti ingin apakah MIX Goes to Campus yang merupakan strategi PR memiliki pengaruh terhadap brand majalah MIX Marketing Communications. Majalah MIX Marketing Communications memiliki target mahasiswa. Event MIX Goes to Campus dilakukan di universitas yang ada di Jabodetabek dan sekitarnya. MIX Goes to Campus dilakukan di Bina Sarana Informatika. Bina Sarana
4 Informatika, Rawamangun, Jakarta, menjadi tempat penelitian karena event MIX Goes to Campus dilakukan di tempat tersebut pada saat penelitian dilakukan. Selain itu, Bina Sarana Informatika merupakan universitas yang menjadi salah satu tempat bagaimana aplikasi event MIX Goes to Campus sebagai strategi PR dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah Penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Adakah pengaruh event MIX Goes to Campus terhadap branding MIX Marketing Communications?”
1.3 Fokus Penelitian Dalam penelitian ini, fokus penelitian dalam skripsi ini adalah: 1. Strategi PR dalam menjalankan MIX Goes to Campus 2. Branding MIX Marketing Communications di mata mahasiswa Bina Sarana Informatika yang mengikuti seminar MIX Goes to Campus pada 18 Mei 2013.
1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh event MIX Goes to Campus dengan branding MIX Marketing Communications.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Akademis : Bagi si peneliti : Mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari terutama mengenai strategi PR dan brand.
5 2. Manfaat Praktis
:
Bagi MIX Marketing Communications - PT SWA Media Investindo: Menjadi masukkan bagi perusahaan untuk strategi PR yang lebih baik dalam meningkatkan brand majalah MIX Marketing Communications 3. Manfaat Umum : Bagi ilmu pengetahuan: Menjadi referensi untuk penelitian berikutnya baik mengenai strategi Public Relations maupun Branding dalam perusahaan.
1.6 Sistematika Penulisan Peneliti membuat sistematika penulisan penelitian berdasarkan kerangka berikut :
BAB I : PENDAHULUAN Peneliti menjelaskan mengenai mengapa penelitian dilakukan.
BAB II : STUDI PUSTAKA Peneliti menjelaskan teori yang melandasi penelitian yang dilakukan. Peneliti memaparkan variabel X dan Y dalam penelitian, pengertian PR, teori perspektif PR, strategi PR, pengertian branding, perspektif identitas merk, dan bauran pemasaran melalui komponen 4P.
BAB III : OBJEK PENELITIAN Peneliti memberikan penjelasan mengenai metode penelitian yang dipergunakan, teknik penentuan sampel yang diterapkan, serta teknik analisis yang dipakai.
6 BAB IV : HASIL PENELITIAN Peneliti memaparkan hasil penelitian yang telah dianalisis dengan teknik analisis korelasional dan regresi.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan atas penelitian yang dilakukan.