Sejarah Asia Selatan 1. Pendahuluan Asia Selatan adalah sebuah wilayah geopolitik di bagian selatan benua Asia, terdiri dari daerahdaerah di dan sekitar anak benua India. Wilayah ini dibatasi oleh Asia Barat, Tengah, Timur, dan Tenggara. Wilayah Asia Selatan meliputi 10% luas benua Asia, kira-kira 4.480.000 km² tetapi populasinya mencakup 40% populasi Asia. Kebanyakan dari daerah itu mendapat pengaruh budaya India. Umumnya, yang disebut Asia Selatan adalah negara-negara atau daerah berikut: § Bangladesh § Bhutan § India § Maladewa § Nepal § Pakistan § Sri Lanka § Teritori Britania di Samudera Hindia Seluruh wilayah tersebut, kecuali Tibet dan Teritori Britania, tergabung dalam South Asian Association for Regional Cooperation bersama Afganistan. Subwilayah Asia Selatan di PBB mencakup wilayah di atas ditambah Afganistan dan Iran. Iran memang kadang dimasukkan ke Asia Selatan, walaupun kadang juga disebut Asia Barat. Selain itu, Myanmar juga kadang digolongkan ke Asia Selatan. Istilah anak benua India lebih tepat dipakai untuk wilayah-wilayah yang terletak di Lempeng India. Kawasan Asia Selatan mempunyai sejarah yang panjang. Peradaban kuno berkembang di sekitar Lembah Sungai Indus. Masa sebelum abad ke-18 merupakan masa keemasan kawasan ini, saat Kekaisaran Mughal berkuasa di sebelah utara. Penguasa kolonial Eropa kemudian memimpin penjelajahan kawasan ini, awalnya Portugis dan Belanda, namun kemudian Kekaisaran Britania dan Perancis. Sebagian besar dari Asia Selatan memperoleh kemerdekaan dari Eropa pada akhir 1940-an. 2. Pembahasan
2.1. Sejarah Asia Selatan a. Peradaban Sungai Indus Lembah sungai Indus terletak di Pakistan. Penduduk asli Lembah sungai Indus adalah bangsa Dravida yang berkulit hitam. Di sekitar sungai itu terdapat dua pusat kebudayaan yaitu Mohenjo Daro dan Harappa. Mereka sudah menetap di sana dengan mata pencaharian bercocok tanam dengan memanfaatkan aliran sungai dan kesuburan tanah di sekitarnya. Menurut teori kehidupan bangsa Dravida mulai berubah sejak tahun 2000-an SM karena adanya pendatang baru, bangsa Arya. Mereka termasuk rumpun berbahasa Indo-Eropa dan berkulit putih. Bangsa Arya ini mendesak bangsa Dravida ke bagian selatan India dan membentuk Kebudayaan Dravida namun, sebagian lagi ada yang bercampur antara bangsa Arya dan Dravida yang kemudian disebut bangsa Hindu. Oleh karena itu, kebudayaannya disebut kebudayaan Hindu. Peradaban Sungai Indus, 2800 SM–1800 SM, merupakan sebuah peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai Indus dan Sungai Ghaggar-Hakra yang sekarang Pakistan dan India barat. Peradaban ini sering juga disebut sebagai Peradaban Harappan Lembah Indus, karena kota penggalian pertamanya disebut Harappa, atau juga Peradaban Indus Sarasvati karena Sungai Sarasvati yang mungkin kering pada akhir 1900 SM. Pemusatan terbesar dari Lembah Indus berada di timur Indus, dekat wilayah yang dulunya merupakan Sungai Sarasvati kuno yang pernah mengalir. Sindhu yang sekarang lebih dikenal dengan sungai Indus adalah nama salah satu sungai besar di India. Terletak di sekitar daerah Punjab yang mana sekarang ini terbagi menjadi 2, sebagian di India dan sebagian di Pakistan. Pada jaman prasejarah, di lembah sungai Sindhu yang subur terdapat sebuah peradaban manusia. Peradaban manusia ini yang adalah kaum bangsa Arya ini masuk melalui celah - celah pegunungan Hindu Kush lalu menetap pertama kali di lembah Mohanjo Daro dan Harappa di barat laut India. Di sinilah lahirnya agama Hindu yang akar katanya berasal dari nama sungai Sindhu tersebut. Aliran sungai Sindhu sendiri yang dengan aliran anak - anak sungai yang lain kemudian bertemu dan menyatu menjadi aliran sungai Gangga di India Utara. Harappa ialah sebuah kota di Punjab, timur laut Pakistan sekitar 35 km tenggara Sahiwal. Kota ini terletak di bantaran bekas Sungai Ravi. Kota modernnya terletak di sebelah kota kuno ini, yang dihuni antara tahun 3300 hingga 1600 SM. Di kota ini banyak ditemukan relik dari masa Budaya Indus, yang juga terkenal sebagai budaya Harappa. Pada masa itu, Harappa berpenduduk sekitar 40.000 jiwa, yang dianggap besar pada zamannya. b. Kemaharajaan Mughal Kemaharajan Mughal, (Mughal Baadshah, atau sebutan lainnya Mogul) adalah sebuah kerajaan yang pada masa jayanya memerintah Afghanistan, Balochistan, dan kebanyakan anak benua India antara 1526 dan 1857. Kerajaan ini didirikan oleh pemimpin Mongol, Barbur, pada 1526,
ketika dia mengalahkan Ibrahim Lodi, Sultan Delhi terakhir pada Pertempuran pertama Panipat. Kata mughal adalah versi Indo-Aryan dari Mongol. Agama rakyat Mughal adalah Islam. Kerajaan ini sebagian besar ditaklukkan oleh Sher Shah pada masa Humayun, namun di bawah Akbar, kerajaan ini tumbuh pesat, dan terus berkembang sampai akhir pemerintahan Aurangzeb. Jahangir, anak Akbar, memerintah kerajaan ini antara 1605-1627. Pada Oktober 1627 Shah Jahan, anak dari Jahangir mewariskan tahta dan kerajaan yang luas dan kaya di India. Pada abad tersebut, ini mungkin merupakan kerajaan terbesar di dunia. Kaisar Mughal Shah Jahan, memerintahkan pembangunan Taj Mahal antara 1630-1653 di Agra, India. Setelah kematian Aurangzeb pada 1707, kerajaan ini mulai mengalami kemunduran, meskipun tetap berkuasa selama 150 tahun berikutnya. Pada 1739 dia dikalahkan oleh pasukan dari Persia dipimpin oleh Nadir Shah. Pada 1756 pasukan Ahmad Shah merampok Delhi lagi. Kerajaan Britania akhirnya membubarkannya pada 1857 bersama Kekaisaran Humayunis. Masa pemerintahan Mughal, tahun 1500-1600-an, dianggap sebagai zaman keemasan India. Anak Benua India berhasil dipersatukan secara politik sebagai sebuah bangsa, dan dikembangkan secara kultural sebagai masyarakat yang multiagama dan multibudaya. Pada zaman Mughal, untuk pertama kali India menjadi sebuah pemerintahan yang disentralisasikan. Pemerintah berhasil membangun India dalam suasana perdamaian, ketertiban dan stabilitas. Stabilitas politik dan dan kemakmuran melahirkan kehidupan budaya yang menakjubkan. Ilmu, Filsafat, dan berbagai kesenian mencapai kemajuan pesat. Dalam seni rupa dan arsitektur, Kekaisaran Mughal melahirkan sebuah Mazhab unik, Mazhab Mughal. Disini, gaya Persia-Islam dan gaya India-Hindu berpadu dalam sintesis yang indah. Salah satu jejak Mughal yang kecantikannya bertahan ratusan tahun adalah Taj Mahal. Kebesaran Kekaisaran Mughal tidak dinisbatkan kepada pendirinya Babur, keturunan Taymur-i Lang, tetapi kepada Akbar, yang memerintah pada tahun 1542-1605. Sejarah mencatat, Akbar sebagai raja Muslim yang berhasil memerintah sebuah anak benua yang mayoritas beragama Hindu. Ketika ia meninggal, semua pemeluk agama menangisinya. Ia dikenang sebagai sulthaanI 'aadil, Sang Ratu Adil. Abu al-Fadhl menggambarkan kepada kita pemerintahan Akbar serta ideologi yang mendasarinya dalam tiga jilid 'Ayn-i Akbari dan tiga jilid Akbarnamaa. Akbar ternyata seorang raja sufi yang menghabiskan malam dalam bermunajat kepada Tuhan. Ia mempraktikkan zikir seperti Yaa Hu dan Yaa Haadi sepanjang malam. Ia sering berkhalwat, mengasingkan dirinya dari urusan duniawi, untuk beberapa waktu. Kadang ia pergi ke hutan dengan alasan berburu. Abu al-Fadhl menggambarkannya, "Ia terus menerus berburu, tapi secara bathiniah berjalan bersama Tuhan." Pada tahun 1575, Akbar mendirikan 'Ibadat-khana, rumah ibadat. Disitu semua agama melakukan dialog antaragama dan intraagama. Semua aliran bebas mengeluarkan pendapatnya. Akbr menghidupkan nonsektarianisme dan menyerahkan semua agama pada pengadilan akal. Tak mungkin terjadi dialog antaragama bila setiap agama membuktikan kebenarannya dengan merujuk kitab sucinya. Akbar percaya, dalam dialog yang terbuka tanpa campur-tangan kekuasaan, kebenaran akan lahir. Empat tahun kemudian, Akbar meminta Syaikh Mubarak,
seorang yang dikenal sangat alim dan salih, merancang "garis-garis besar haluan negara." Dibalik konsep ini terdapat pandangan tentang Ratu Adil. Keadilan adalah esensi ajaran agama. Keadilan juga sifat Tuhan. Untuk memerintah dengan adil, raja harus menjadikan akal sebagai pembimbingnya. Ia tak boleh membeda-bedakan rakyatnya berdasarkan agama atau keyakinannya. Bila seorang raja sudah mengistimewakan satu golongan -berdasarkan agama, ras arau aliran- serta meremehkan golongan lain, ia telah bertindak tidak adil. Yang harus menjadi perhatian raja bukanlah golongan, tapi kepentingan seluruh bangsa. Untuk itu, ia boleh berijtihad. Selama tidak bertentangan dengan Alquran, ia dapat saja menetapkan keputusan-keputusan legal yang bermanfaat bagi rakyat. Ratu Adil tak boleh terikat pada satu mazhab fikih. "Manusia sejati ialah orang yang menjadikan keadilan sebagai petunjuk pencarian kebenaran, dan mengambil dari semua aliran apa saja yang sesuai dengan akal," begitu bunyi dekrit yang disahkan Akbar. Tujuan pemerintahan adalah menyejahterakan rakyat, terutama rakyat kecil. Kepada Todar Mal, menteri keuangannya, Akbar menegaskan bahwa ibadah yang paling utama ialah menolong orang lemah. Pembaharuan Akbar bukan tak mendapat kritik. Para ulama fikih menentang dekrit Akbar. Berbagai tuduhan dilemparkan kepadanya : Syi'ah, murtad, Hindu, pendiri agama baru. Ia dituding Syi'ah karena mempunyai guru dari Persia, Mir 'Abdullathif, seorang yang sangat terbuka. Menurut Abu al-Fadhl, 'Abdullathif disebut Syi'ah di India dan Sunni di Persia, karena keluasan pandangan dan sikapnya yang tidak fanatik. Ia dituduh murtad karena berpegang pada paham wahdah al-wujuud. Ia dianggap Hindu karena mempekerjakan orang-orang Hindu pada posisi-posisi penting dalam pemerintahan. Ia dipandang mendirikan agama baru karena menegaskan bahwa untuk memperoleh kebenaran kita harus bersedia mendengar dan belajar dari semua agama. Ia memang mendirikan sebuah tarekat, yang disebut tawhiid-I ilaahii. Ia juga mengkritik agama yang formalistis dan didasarkan pada taklid. Islaam-i majazi wa taqlidi. Ada yang menduga, Akbar memasuki tarekat karena pengaruh aliran tarekat Chisytiyyah yang didirikan Mu'iinuddin Chisytii dari Sistan, Iran Timur. Tarekat Chisytiyyah mengajarkan, kita hanya dapat mendekati Tuhan dengan berkhidmat tanpa pamrih kepada makhluk Tuhan, apapun agamanya. Seorang pengikut Chisytiyyah memulai perjalanannya menuju Tuhan dengan melayani keperluan orang miskin. Mu'iinuddiin sendiri mendapat gelar Pembela Orang Miskin. Kuburannya di Azmer diziarahi oleh ribuan orang Islam dan Hindu. Boleh jadi, Akbar terpengaruh ajaran Chisytiyyah yang menyatakan bahwa Akhlak yang membuat Tuhan sayang kepada kita ada tiga : kedermawanan, seperti sungai yang mengalirkan airnya kemana pun tempat yang lebih rendah darinya, kasih sayang matahari yang memberikan sinarnya kepada semua yang di bawahnya, besar atau kecil, dan keramahan, seperti bumi yang bersedia menerima intan dan sampah ke dalam pelukannya. Akbar berusaha mewujudkan doktrin ini dalam pemerintahannya. Yang didirikannya bukan negara agama, tapi negara supra-agama. c. Imperium Britania Imperium Britania pada tahun 1897 ditandai dengan warna merah muda, warna tradisional kekuasaan imperium Britania pada peta. Imperium Britania adalah imperium paling luas di dalam sejarah dunia dan pada suatu periode tertentu pernah menjadi kekuatan utama di dunia.
Imperium ini merupakan produk dari era penemuan Eropa, yang dimulai dengan penjelajahan maritim global negara-negara Iberia pada akhir abad ke-15 yang menandai era kerajaan global Eropa. Pada tahun 1921, Imperium Britania mencakup populasi antara 470 sampai 570 juta orang, kurang lebih seperempat populasi dunia, dan membentang seluas lebih dari 37 juta km², sekitar seperempat luas total bumi. Walaupun wilayah-wilayah tersebut sekarang telah berkembang menjadi Negara-Negara Persemakmuran, pengaruh Britania tetap melekat kuat di seantero dunia: dalam praktek ekonomi, hukum dan sistem pemerintahan, masyarakat, olahraga (seperti kriket dan sepak bola), serta penggunaan bahasa Inggris sendiri. Imperium Britania pernah, pada suatu masa, dijuluki dengan "kerajaan di mana matahari tak pernah tenggelam" karena wilayahnya membentang sepanjang bola dunia dan menyebabkan matahari selalu bersinar, paling tidak di salah satu dari begitu banyak koloninya. 2.2. Percaturan Strategis di Asia Selatan Wilayah Asia Selatan memiliki karakterstik tersendiri terutama dalam hubungan antar negara. Jika di Asia Tenggara, telah tercipta sebuah mekanisme diplomasi melalui ASEAN, di Asia Selatan sejauh ini belum ada bentuk yang jelas. Konflik antara negara yang besar penduduknya seperti India masih berlangsung dengan Pakistan dan Sri Lanka. Akibat konflik laten seperti itulah maka muncul pola hubungan internasional yang khas. SAARC atau forum kerja sama Asia Selatan mencerminkan komposisi yang ada di Asia Selatan. Dengan komposisi penduduk India terbesar dibandingkan tetangga lainnya dan perilaku politik India yang cenderung hegemonik menyebabkan kecemburuan dan kekhawatiran muncul diantara tetangganya. Akibat kekhawatiran itu, negara besar seperti Uni Soviet (Rusia sekarang), Cina dan Amerika Serikat ikut menentukan kerangka diplomasi kawasan Asia Selatan. Kaitan dengan negara besar bukan karena kepentingan negara luar kawasan tetapi terutama karena kebutuhan negara di Asia Selatan, misalnya, Pakistan untuk beraliansi dalam rangka menghindari ancaman. a. Hubungan Internasional Sebelum mengkaji bagaimana bentuk hubungan internasional masa kini berlangsung perlu diperhatikan sejumlah faktor penting yang mempengaruhi perjalanan sejarah negara-negara di kawasan ini. 1) Faktor Sejarah Anak benua India lahir dari tangan Inggris dalam satu kesatuan pada tahun 1947. Perjuangan Mahatma Gandhi dengan swadeshi dan tindakan anti kekerasan untuk mencapai mencapai kemerdekaan telah berbekas secara mendalam di India yang mayoritas penduduknya menganut agama Hindu. Namun peninggalan Inggris di anak benua ini melahirkan potensi konflik yang bersuhu tinggi. Seperti halnya di Teluk Persia, peninggalan Inggris di Asia Selatan pun meledak
menjadi perang saat kemerdekaan India lahir karena tak lama kemudian Pakistan lahir, memisahkan diri dari India. 2) Faktor Agama Dapat dikatakan salah satu pemicu perpecahan India dan Pakistan adalah perbedaan agama. Di bawah Ali Zinah, Pakistan mengambil jalan sendiri memisahkan diri dari India karena merasa bahwa aspirasi politik umat Islam saat itu tak bisa disalurkan. Oleh karena itu karena dukungan masyarakat penganut Islam maka lahir Pakistan bebas dari India. 3) Faktor Politik Setelah Pakistan memisahkan diri dari India menjadi Pakistan timur dan barat, pada perjalanan sejarahnya Pakistan timur tidak tertampung aspirasi politiknya. Dengan dukungan India, Pakistan timur berpisah dari Pakistan barat yang kemudian melahirkan negara baru, Banglades. Kepentingan Pakistan timur akan penampungan aspirasi politiknya menjadi pendorong terjadinya kelahiran baru Banglades meskipun tidak ada persoalan agama karena keduanya mayoritas penduduknya Muslim. 4) Faktor Campur Tangan Negara Besar Sudah menjadi bukti dalam sejarah, dimana terjadi konflik apalagi sesudah Perang Dunia II yang melahirkan Perang Dingin, negara adidaya senantiasa berusaha memperluas lingkungan pengaruhnya. Tidak terkecuali di Asia Selatan. Uni Soviet saat itu dan Amerika Serikat berlomba-lomba mempengaruhi kawasan tersebut. Pakistan mencari perlindungan ke Amerika Serikat untuk menghadapi ancaman dari India. 5) Faktor Keamanan Karena merasa adanya ancaman terutama dari negara besar seperti India di Asia Selatan, Pakistan ataupun Sri Lanka merasakan betapa perlunya mempersenjatai diri. Pakistan terutama sering merasa ancaman ideologi yang dilatarbelakangi agama Hindu terus membayang-bayangi. Oleh karena itu interaksi yang terjadi di kawasan pun lebih dilandasi oleh kecurigaan dan kehatihatian terutama melihat tindak-tanduk India yang tak bisa dipercaya begitu saja. Perbedaan agama dan ideologi di India dan Pakistan telah melahirkan perlombaan senjata. Dengan kata lain, pacuan senjata di Asia Selatan dipicu oleh kecurigaan terutama dari Pakistan ke India dan sebaliknya. Tidak mengherankan apabila Pakistan berusaha mencari senjata pamungkas yakni nuklir sebagai kekuatan penggetar yang kemudian justru mempercepat kelahiran program senjata nuklir India. Meskipun kedua negara belum secara terus terang menggelar senjata nuklirnya namun sudah menjadi pendapat umum bahwa baik Pakistan maupun India memiliki kemampuan membuat bom atom. 6) Persaingan Pengaruh Dua negara besar di kawasan ini berusaha saling memantapkan pengaruhnya di Asia Selatan maupun ikut mempengaruhi negara besar di luar kawasan untuk masuk ke wilayah itu. Baik
persaingan pengaruh antara negara adidaya maupun persaingan pengaruh domestik ikut mewarnai percaturan diplomasi di Asia Selatan. India dan Pakistan berusaha untuk menjadi regional leader meskipun secara de facto sebenarnya India yang bisa dikatakan pemimpin kawasan. 7) Kerja Sama Ekonomi Meskipun terjadi persaingan untuk memperbutkan pengaruh dan saling curiga yang terus menerus namun kerja sama ekonomi dan teknik telah menjadi bagian dari kawasan Asia Selatan. Pertukaran budaya dan informasi seperti tidak terpengaruh oleh ketegangan yang diciptakan oleh para pemimpin politik dan militer kedua negara. Terbentuknya SAARC merupakan puncak dari kesadaran adanya usaha kerja sama.
3. Penutup Dilihat dari seajarahnya Asia Selatan memiliki sejarah dan peradaban yang kuat. Tak terlepas dari peradaban kerajaan India. Masa pemerintahan Mughal, tahun 1500-1600-an, dianggap sebagai zaman keemasan India. Anak Benua India berhasil dipersatukan secara politik sebagai sebuah bangsa, dan dikembangkan secara kultural sebagai masyarakat yang multiagama dan multibudaya. Pada zaman Mughal, untuk pertama kali India menjadi sebuah pemerintahan yang disentralisasikan. Pemerintah berhasil membangun India dalam suasana perdamaian, ketertiban dan stabilitas. Stabilitas politik dan dan kemakmuran melahirkan kehidupan budaya yang menakjubkan. Ilmu, Filsafat, dan berbagai kesenian mencapai kemajuan pesat. Dalam seni rupa dan arsitektur, Kekaisaran Mughal melahirkan sebuah Mazhab unik, Mazhab Mughal. Disini, gaya Persia-Islam dan gaya India-Hindu berpadu dalam sintesis yang indah. Salah satu jejak Mughal yang kecantikannya bertahan ratusan tahun adalah Taj Mahal. Tata hubungan internasional di Asia Selatan banyak dipengaruhi oleh persaingan Pakistan dan India. Hubungan kedua negara ini banyak mempengaruhi suasana di kawasan ini. Semakin tegang kedua negara maka suhu kawasan pun meningkat. Misalnya, saat terbentuk pemerintahan India di bawah Partai Bharatiya Janata, (BJP) maka Pakistan segera meningkatkan kesigaannya karena partai itu berideologikan Nasionalis Hindu yang berbeda dengan Partai Kongres yang flatformnya sosialis sekuler. DAFTAR PUSTAKA Rahmat,Jalalluddin. Negara Supra-Agama.http://www.library.unair.ac.id/koleksi/negara supra agama. pdf Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Asia Selatan. http://www.wikipedia.com/Asia Selatan.