eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2015, 3 (3) 707-722 ISSN 2477-2623, ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016
DAMPAK PENINGKATAN MILITER INDIA TERHADAP KONDISI KEAMANAN KAWASAN ASIA SELATAN Dhanie Asfirun 1 Nim. 0802045125 Abstract The focus of this study is discusses the impact of the Indian military buildup against the security conditions of South Asia Region. This research tries to explain how the relationship between countries in the South Asian region amid rising military power of India and its impact on South Asian security.This study found that the increase in the military strength of India, supported by the growing Indian economy, the conflict between India and Pakistan, as well as to emphasize the political and military authorities of India towards the Indian Ocean. Therefore, India did moderensasi military technology by land, sea, or air. Besides India also improve defense and security at land borders and sea. The impact occurred arms race and the struggle for hegemony between India and Pakistan because of all the countries in South Asia, Pakistan is considered most able to offset the strength of India. Keywords : South Asia, Military India, Increase In Military Pendahuluan Wilayah perbatasan merupakan bentuk pembatasan wilayah politik maupun penegakkan hukum suatu negara dan merupakan manifestasi utama kedaulatan bangsa yang memiliki nilai strategis dalam mendukung kebijakan pembangunan nasional. Mengingat pentingnya wilayah bagi suatu negara, maka batas-batas wilayah harus jelas agar kemungkinan sengketa dengan negara-negara lain tidak terjadi, karena itu setiap negara harus menetapkan batas atas wilayahnya sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Adapun wilayah perbatasan meliputi darat, udara dan laut. (Carol Bonnet, 2008:19) Indonesia merupakan negara kepulauan yang berbatasan maritim secara langsung dengan 10 negara tetangga, sehingga rentan terhadap kasus pelanggaran dan ancaman kedaulatan di wilayah maritim. Pasca keputusan Mahkamah Internasional di tahun 2002 terkait kepemilikkan pulau Sipadan dan Ligitan, pemerintah Indonesia melakukan peninjauan kembali titik koordinat wilayah perbatasan maritim Indonesia-Malaysia yang awalnya berada di kedua pulau tersebut berubah koordinat di Karang Unarang yang kemudian menuai protes dari pihak Malaysia dengan memaksa Indonesia untuk mundur di titik awal yaitu pulau Sebatik. Akibatnya konfigurasi garis pangkal Indonesia berubah sehingga
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 707-722
klaim atas wilayah maritimnya berkurang secara signifikan dan menghasilkan ketidak jelasan batas maritim Indonesia dan Malaysia di Laut Sulawesi. Belum adanya ketetapan yang jelas mengenai perbatasan laut antara Indonesia dan Malaysia di Laut Sulawesi pasca keputusan Mahkamah Internasional tahun 2002, akhirnya menimbulkan berbagai ancaman bagi Indonesia terutama dibidang keamana nasional. Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi akibat hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia baik secara parsial dan secara keseluruhan di wilayah maritim Indonesia. Asia Selatan merupakan wilayah yang terdiri dari negara India, Pakistan, Bangladesh, Sri Langka, Nepal, Maldives, dan Bhutan. Kawasan ini merupakan wilayah yang rentan terhadap konflik dan ketegangan politik baik yang bersumber dari kawasan itu sendiri atau dari luar kawasan Asia Selatan. Hal ini dapat dibuktikan setelah terpisahnya wilayah Pakistan dan India yang terjadi karena yang mengakibatkan permusuhan antara kedua belah pihak, serta pecahnya Pakistan Timur menjadi wilayah sendiri yaitu Bangladesh, dan banyaknya kelompok-kelompok militan pendukung terorisme yang terdapat di setiap negara, sehingga menyebabkan banyak korban sipil yang tewas karena serangan dari kelompok tersebut. Besarnya potensi konflik di kawasan ini menimbulkan ketegangan dan kecurigaan sehingga masing-masing negara lebih waspada terhadap keamanan negaranya dengan meningkatkan kekuatan militer mereka. Dengan besarnya kebutuhan akan menjaga keamanan negaranya, India terus meningkatkan anggaran pertahannanya secara signifikan, menurut SIPRI ditahun 2008-2009 alokasi anggaran pertahanan India, sekitar 20,52 miliar dolar AS, menjadi 37,58 miliar dolar AS di tahun 2012-2013 serta meningkat lagi sekitar 46 miliar dolar AS ditahun 2014-2015. Anggaran tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Bersenjata India ( Angkatan Darat, Laut, dan Udara) dan yang terkait dengan Departemen Pertahanan lainnya, seperti Riset Pertahanan dan Pengembangan Organisasi (DRDO) dan pabrik alat-alat pertahanan dan termasuk pengeluaran untuk tanah, rumah dan akomodasi tentara. (Anggaran pertahanan India 2012-2013 dalam http://www.artileri.org) Tabel 1.1 Kekuatan Militer India Tentara Pesawat Tank Cadangan Tempur
Senjata Nuklir
Kapal Induk
Tahun
Tentara Aktif
2010-12
1,129,900
1,747,000
3,569
1,785
80-100
1
2013-15
1,325.000
2,142.821
3,978
1,905
90-110
2
Sumber: military analysis India Navy https://southfront.org/military-analysis-indiannavy /diakses 12 Juli 2015 Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat peningkatan kekuatan militer India yang cukup signifikan. India sedang mendorong modernisasi angkatan bersenjatanya dengan pengeluaran yang selalu bertambah di setiap tahunnya. Jumlah militer India yang besar, adalah salah satu penyebab India berada di antara negara-negara dengan tentara terbaik didunia seperti Amerika Serikat, Rusia dan Cina.
708
Dampak Peningkatan Militer India Terhadap Keamanan Asia Selatan (Dhanie Asfirun)
Kebijakan pemerintah India menaikan angaran pertahanannya dalam rangka memodernisasi militernya telah menarik perhatian dunia internasional dan menimbulkan kekhawatiran sejumlah negara khususnya Pakistan. Hubungan kedua negara ini memang tidak harmonis, salah satunya karena kedua negara sama-sama terlibat konflik perbatasan dan negara tersebut juga memiliki kemampuan senjata nuklir. Selain itu baik India maupun Pakistan sama-sama bersaing untuk meningkatkan pengaruh dan menjadi negara adidaya di kawasan Asia Selatan. Bagi Pakistan, India adalah negara yang cukup berpotensi menjadi pesaing baik dalam bidang ekonomi maupun militer. (Primadona Pasar Militer Global India Dalam http://www.artileri.org) Pesatnya perlombaan senjata di kawasan tersebut, bisa dipastikan akan meningkatkan ketegangan militer di kawasan Asia Selatan. Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), total volume penjualan senjata dunia naik 14 persen pada 2009-2013 dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya.(India pembeli senjata terbesar di dunia, dalam http://internasional. kompas.com). Menanggapi kekhawatiran tersebut, Pemerintah India menyatakan negaranya tidak akan menjadi ancaman bagi negara lain. Kekuatan militer India tersebut bertujuan untuk menjaga kedaulatan, keamanan nasional, dan keutuhan wilayahnya dan untuk menjamin lingkungan yang aman dan damai di kawasan Asia Selatan. Inilah yang menjadi alasan penulis memilih untuk menganalisis. ‘‘Dampak peningkatan militer India terhadap kondisi keamanan kawasan Asia Selatan’’. Kerangka Dasar Teori dan Konsep Teori Security Dilemma Security dilemma dapat didefinisikan sebagai suatu fenomena aksi dan reaksi antara beberapa negara. Tindakan suatu negara untuk meningkatkan keamanannya akan berakibat atau dianggap melemahkan keamanan negara lainnya (Robert Jervis. 1994. hal 315). Sebaliknya reaksi dari negara terakhir terhadap tindakan negara pertama tersebut akan direspon dengan cara yang sama oleh negara pertama tadi, dan seterusnya. Sehingga masing-masing negara akan mengeluarkan anggaran belanja pertahanan yang terus makin membesar dan ini berarti bahwa mereka tidak semakin aman, tetapi justru semakin mendekati ambang perang yang semakin berbahaya (Amien Rais. hal 69-70). Salah satu bentuk konkret dan bekerjanya security dilemma ini adalah perlombaan senjata. Menurut Barry Buzan, perlombaan senjata ialah dorongan militer bagi negara-negara, dimana upaya mereka untuk mempertahankan diri dengan meningkatkan militernya dan menyebabkan mereka menjadi ancaman bagi negara lain (Barry Buzan. 1997. hal 62). Titik sentral dari pengertian perlombaan senjata ini ialah terdapatnya dinamika kompetisi dan interaksi diantara dua atau lebih aktor.
709
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 707-722
Security dilemma adalah suatu keadaan ketergantungan pada persenjataan yang menjadi kebijakan suatu negara yang seolah-olah demi kepentingan pertahanan suatu negara padahal untuk mengancam negara lain. Ancaman tersebut, menyebabkan negara lain membuat kebijakan untuk meningkatkan nilai persenjataanya baik dari segi jumlah, maupun kualitasnya Di sini, negara-negara yang bermusuhan terkunci dalam sebuah siklus ketakutan bersama (suatu proses yang disebut pembentukan reaksi permusuhan). Dalam proses ini, setiap pihak sama-sama merasa terancam. Kesiagaan defensif salah satu pihak dianggap bukti motif ofensif oleh pihak lain, yang selanjutnya mempersenjatai diri sebagai tanggapannya. Semua pihak berusaha saling mengungguli sehingga menumbuhkan perlombaan senjata dan pasukan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Perlombaan ini menyebabkan timbulnya dilema keamanan(Walter S Jones. Hal 196-197) Security dilemma di gunakan untuk melihat reaksi yang terjadi pada negara-negara di kawasan Asia Selatan terhadap meningkatnya militer India. Hal ini di karenakan India masih menyimpan konflik internal dan external yang belum terselesaikan baik dengan negara-negara yang terdapat di dalam Kawasan Asia Selatan maupun yang ada di luar kawasan. Dengan demikian, peningkatan militer India itu menimbulkan kecurigaan yang mengakibatkan negara-negara yang ada di kawasan Asia Selatan tersebut juga terut meningkatkan kekuatan militernya dengan alasan menjaga keamanan Teori Regional Security Complex Regional Security Complex menurut Buzan dapat dianalisis melalui keterkaitan antara keadaan domestik negara-negara dalam suatu kawasan, pola pertemanan / persaingan antar negara-negara tersebut, hubungan kawasan tersebut dengan kawasan tetangganya, kemudian hubungannya dengan persaingan global negara-negara superpower.( Barry Buzan, 1988, hal 2) Secara umum, ada empat kategori ancaman yang dapat mengancam keamanan regional. Tiga ancaman pertama diungkapkan oleh Hettne sedangkan yang lain oleh Snyder. Ancaman tersebut yakni: a. Balance of Power Contest Yakni ancaman yang muncul karena adanya keinginan antara negara-negara di kawasan untuk menguasai aspek-aspek tertentu, misalnya sumberdaya dan hegemoni. Hal tersebut menyebabkan para kator saling berlomba dalam memenangkan kepentingannya dan tidak menempuh upaya kerjasama. b. “Grass fire” Conflicts Yakni ancaman yang berupa konflik yang terjadi antar negara karena permasalahan-permasalahan local. Misalnya permasalahan politik, ekonomi dan etnis yang melibatkan issue di negara lain. Pada umumnya, konflik ini didorong oleh dua hal : masalah pemicu dan permasalahan mendasar yang memang sudah ada dan menjadi sengketa. Misalnya, masalah perebutan wilayah.
710
Dampak Peningkatan Militer India Terhadap Keamanan Asia Selatan (Dhanie Asfirun)
c.
Intra-state Conflicts Yakni ancaman regional yang berupa konflik internal di suatu negara tertentu di dalam kawasan tersebut. Meskipun demikian, konflik tersebut memiliki potensi untuk mempengaruhi hubungan dengan negara lain yang memiliki hubungan tidak langsung terhadap konflik. Misalnya konflik etnis minoritas di satu negara dimana etnis tersebut menjadi etnis mayoritas di negara yang lain. (Hettne, B. and B. Soderbaun, F. 2002. Hal 6-21)
d. Transnational Threats Ancaman ini tidak berasal dari isu keamanan tradisonal seperti layaknya ketiga ancaman di atas. Ancaman ke empat ini merupakan konflik yang berasal dari masalah lingkungan, ketidak adilan ekonomi, politik, sosial, kesehatan dan juga isu-isu migrasi. Ancaman ini tidak memerlukan penanganan secara militer. Namun jika tidak ditangani akan mengancam kawasan secara keseluruhan, tidak hanya satu negara saja. (Snyder, Craig A. 2008. hal 200) Metode Penelitian Tipe penelian dari penelitian ini adalah deskriptif yang digunakan penulis untuk memberikan penjelasan menganai faktor-faktor yang mendasari peningkatan kekuatan militer India terhadap keamanan kawasan di Asia Selatan serta sasaran dan tujuannya. Kemudian penulis membuat analisa mengenai dampak yang di timbulkan dari meningkatnya kekuatan militer India tersebut. Jenis data sekunder, teknik pengumpulan data menggunakan metode studi pustaka. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari berbagai literatur akan dikumpulkan dan diklarifikasi kemudian permasalahan dijelaskan dan di analisa berdasarkan fakta-fakta yang ada dan disusun menjadi suatu tulisan. Hasil Penelitian India dikenal sebagai semenanjung terbesar di dunia dan negara terbesar ketujuh karena luas wilayahnya yang mencapai sekitar 3.287.590 km2. Selain berbatasan darat dengan banyak negara, India juga berbatasan dengan Samudera Hindia, Laut Arab dan Teluk Bengal yang menjadikannya rute utama pemasokan energi dari wilayah Teluk ke Asia Selatan, Asia Tenggara, Jepang, Australia dan Cina, selain itu perdagangan manufaktur dan barang mentah dari India dijual ke Eropa, Timur Tengah dan Afrika melalui jalur ini juga. Dalam bidang militer, sebelumnya India merupakan negara yang pasif dan cenderung bersifat bertahan dalam menerapkan kebijakan militernya. India juga tidak memiliki aliansi militer dengan negara-negara blok Barat maupun blok Timur. Kemudian kebijakan luar negeri India dalam bidang militer tersebut berubah ketika meletusnya konflik antara India dan Pakistan. Oleh karena itu pasca Perang Dingin, postur kekuatan militer India hanya di fokuskan untuk menghadapi Pakistan dimana sejak meletus perang antara India dan Pakistan tahun 1947 akibat perebutan wilayah Khasmir kedua negara telah terlibat perlombaan senjata terutama senjata nuklir untuk memperkuat kekuatan militer masing-masing negara. Namun sejak tahun 1990-an pembangunan kekuatan militer India tidak hanya di fokuskan untuk menghadapi
711
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 707-722
Pakistan tetapi juga digunakan untuk menegaskan otoritas politik dan militer India terhadap Samudera India. Dalam rangka pertahanan nasionalnya India melakukan modernisasi militer dan menjamin modernisasi tersebut dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pertahanan diri karena pada dasarnya untuk menjaga kemanan nasionalnya India menganut prinsip ‘keamanan satu sama lain’ dari pada ‘keamanan terhadap satu sama lain. Untuk itu India terus meningkatkan anggaran pertahanannya secara signifikan sejak tahun 2000-an seiring dengan meningkatnya perekonomian India. Tabel 3.2. Peningkatan Angaran Militer India Tahun 1995 2000 2005 2010 2015 10,3 16,8 25,4 33,3 42,9 Jumlah Billion ($) Sumber: Hadapi pengaruh Cina India naikan anggaran pertahannannya dalam https://m.tempo.co/read/news/2015/03/01/118646206/hadapi-pengaruh-cina-indianaikkan-anggaran-pertahanan diakses pada 12 Juli 2015 Peningkatan anggaran tersebut digunakan India untuk membangun dan memoderinasi militernya dari infrastuktur, teknologi, serta meningkatkan alutsista angkatan bersenjata India baik darat, laut, maupun Udara. Tabel 3.3. Peningkatan Kekuatan Militer India Personil militer Aktif Cadangan Para militer Tank Meriam Peluncur Roket Senjata anti pesawat tempur Kapal Perang Pelabuhan Utama Kapal penghancur Kapal Selam Kapal Fregat Kapal Patroli Pantai Kapal induk Pesawat tempur Helikopter Bandara utama
712
2008
2010
2012
1.129.900 1.129.900 1.325.000 1.155.000 1.747.000 2.142.821 1.293.300 1.293.300 1.300.586 Kekuatan Angkatan Darat 3.414 unit 3.569 unit 3.898 unit 4.175 unit 4.355 unit 4.355 unit 150 unit 200 unit 217 unit 2.424 unit
2.424 unit
Kekuatan Angkatan Laut 143 unit 143 unit 9 unit 9 unit 8 unit 8 unit 12 unit 15 unit 14 unit 14 unit 43 unit 43 unit 1 unit 1 unit Kekuatan Angkatan Udara 143 unit 295 unit 350 unit 350 unit 8 unit 8 unit
2014 1,325.000 2.142.821 1.300.586 3.978 unit 4.355 unit 217 unit
2.424 unit
2.424 unit
295 unit 9 unit 10 unit 14 unit 16 unit 61 unit 2 unit
295 unit 9 unit 10 unit 16 unit 16 unit 61 unit 2 unit
590 unit 690 unit 10 unit
650 unit 690 unit 10 unit
Dampak Peningkatan Militer India Terhadap Keamanan Asia Selatan (Dhanie Asfirun)
Sumber: The Comparison Is Written By Indian Aerospace Defence News Who Also Manages The Leading Defence dalam http://defence.pk/threads/iaf-paf-plaafcomparison -by-indian-aerospace-blog. 355196/#ixzz4FI7qewmu diakses 12 Juli 2015 Tabel diatas menunjukan peningkatan kekuatan militer India baik darat, laut, maupun udara. Dari tabel tesebut dapat terlihat India yang berambisi untuk meningkatkan pengaruhnya di Samudra Hindia yang bertahap terus meningkatkan kekuatan militernya secara signifikan. Kebangkitan India menjadi tanda adanya perubahan kekuatan di Asia Selatan. Pertumbuhan ekonomi yang diimbangi dengan meningkatnya kekuatan militer India dianggap dapat menjadi sumber ancaman bagi negara tetangganya. Terlebih pertumbuhan ekonomi dan militer India dimanfaatkan untuk mengembangkan pengaruhnya di kawasan Asia Selatan. Kehawatiran atas ancaman tersebut tentu saja dapat menimbulkan persaingan senjata dan adanya perebutan hegemoni di kawasan Asia Selatan antara India dan Pakistan yang notabene sama-sama memiliki ambisi untuk menjadi great power di kawasan tersebut. Untuk itu, dalam bab ini penulis mencoba menjabarkan hasil dari penelitian yang sekaligus menjawab rumusan masalah yaitu dampak meningkatnya militer India terhadap keamanan kawasan Asia Selatan. Tabel 3.4. Peningkatan Jumlah Hulu Ledak Nuklir India Tahun
Senjata Nuklir
2010
60-80
2011
80-100
2012
80-100
2013
80-100
2014
90-110
Sumber:Pakistan has more nuclear warheads than india sipri report http://www.oneindia.com/ india/pakistan-has-more-nuclear-warheads-than-indiasipri-report-1467622.html di akses 10 Mei 2015 Setelah menilai perkembangan persenjataan nuklir dunia, sesuai data terbaru tentang pemecahan kekuatan nuklir dunia pada tahun 2014 yang dirilis oleh SIPRI, dari tabel diatas dapat terlihat peningkatan senjata Nuklir India dari tahun 2011 sampai 2013 jumlah misil nuklir cenderung stabil dan tidak ada peningkatan. Kemudian di tahun 2014 terlihat peningkatan dari jumlah hulu ledak nuklir India.
713
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 707-722
Menurut SIPRI, ditahun 2012 India memperluas dan meningkatkan kecanggihan gudang senjata nuklirnya, mengembangkan jenis rudal balistik baru berkemampuan nuklir dan misil jelajah, serta meningkatkan kapabilitas produksi bahan misil militer India. Hingga tahun 2015 Rudal paling mutakhir dari India yang sudah masuk ranah ekspor adalah rudal Brahmos berkecepatan supersonik dengan kemampuan menghantam target sejauh 290 km. Rudal ini dapat diluncurkan dari kapal selam, kapal permukaan, wahana peluncur darat hingga pesawat tempur. Berdasarkan teori security dilemma jika sebuah negara meningkatkan keamanannya melalui pembangunan kekuatan militernya maka akan berakibat atau dianggap melemahkan keamanan negara lain yang ada disekitarnya. Meningkatnya kekuatan militer India menimbulkan kecurigaan negara-negara di kawasan Asia Selatan karena pada dasarnya India sendiri masih memiliki konflik dengan negara-negara tetangganya di kawasan Asia Selatan khusunya Pakistan. Dimana melihat perkembangan persenjataan yang dilakukan India Pemerintah Pakistan menyatakan kekhawatirannya dan keprihatinannya atas semangat besar India membangun persenjataan yang dinilai akan menyaingi dan menggancam keseimbangan regional. Menurut Perdana Menteri pakistan Yousuf Raza Gilani, India terus mengejar program militerisasi yang ambisius dan doktrin militer ofensif. Dimana India terus melakukan pembangunan sistem induksi senjata canggih, termasuk instalasi ABM (anti-rudal balistik), dan membangun senjata nuklir secara besar-besaran. Keinginan India yang terus memperkuat sistem pertahanannya tersebut tentu memiliki konsekuensi berat bagi perdamaian dan keamanan di Asia Selatan, serta Samudera Hindia. Sensitivitas hubungan India dengan negara tetangga yaitu Pakistan juga dapat berpeluang menciptakan situasi yang buruk bagi keamanan negara-negara di kawasan tersebut. Selain pernah terlibat perang kedua negara juga sama-sama memiliki dan mengembangkan kekuatan nuklirnya untuk memperkuat pertahanan dan keamanan negara mereka. Ditambah lagi India dan Pakistan juga sering terlibat baku tembak di wilayah perbatasan Kasmir. Semakin meningkatnya ancaman terutama karena pembanguanan kekuatan militer India menyebabkan negara-negara di kawasan Asia Selatan merasa perlu mempersenjatai diri guna menjaga keamanan dan kepentingan nasionalnya. Hal ini menyebabkan interaksi yang terjadi di kawasan pun lebih dilandasi oleh kecurigaan dan kehati-hatian terutama melihat tindak-tanduk India yang tak bisa dipercaya begitu saja. Pakistan terutama yang pernah terlibat perang dan sering telibat konflik dengan India, perbedaan agama dan ideologi antara India dan Pakistan telah melahirkan perlombaan senjata. Dengan kata lain, pacuan senjata di Asia Selatan dipicu oleh kecurigaan terutama dari Pakistan ke India dan sebaliknya. Tidak mengherankan apabila Pakistan terus meningkatkan nuklirnya sebagai senjata untuk mengimbangi kekuatan dari militer India.
714
Dampak Peningkatan Militer India Terhadap Keamanan Asia Selatan (Dhanie Asfirun)
Strategi dan perkembangan nuklir Pakistan tersebut telah membuat India menyadari bahwa potensi ancaman di regional Asia Selatan begitu mengkhawatirkan. Dimana kepemilikan hulu ledak yang dimiliki Pakistan mampu menjangkau wilayah India. Meskipun kekuatan militer konvensional Pakistan masih jauh di bawah India. Namun Pakistan menyakini bahwa strategi nuklirnya mampu menandingi kekuatan India di kawasan tersebut. Oleh sebab itu, India mulai memandang Pakistan sebagai "ancaman nyata", dan oleh karena itulah India meningkatkan kewaspadaannya. Dimana pengerahan militer India di darat khusunya diwilayah perbatasan memang ditujukan untuk menghadapi Pakistan. Dengan demikian munculnya India sebagai kekuatan militer di Kawasan Asia Selatan tentu memiliki beberapa dampak besar. Secara positif, bangkitnya kekuatan militer India mampu menjadi great power di kawasan Asia Selatan dan Dampak negatif yang pasti muncul adalah persaingan senjata, dampak dari hal ini akan signifikan pada Pakistan. Persaingan Senjata Dilema Keamanan dan Self-preservation Saling berhadap-hadapannya pasukan IndiaPakistan diperbatasan semakin memprihatinkan dan menyebabkan kedua negara ini mengalami dilema keamanan (security dilemma). Kondisi dilema keamanan akan menyebabkan suatu negara akan menjadi sasaran agresi negara lain yang lebih kuat. Oleh karna itu, agar tidak menjadi korban agresi India, Pakistan melakukan tindakan self-preservation dengan menempatkan jumlah pasukan yang besar diperbatasan, memperkuat diri dengan memperbesar postur militer dan persenjataan, termasuk pengembangan senjata nuklir. Ekspansi besar-besaran militer India, terutama ekspansi angkatan laut dan keinginannya untuk mendirikan pangkalan Angkatan Udara di luar perbatasan, serta Ambisi India untuk naik di forum dunia sebagai kekuatan utama dunia pada tahun 2020, menyebabkan Pakistan juga meningkatkan angaran pertahanannya dan terus mengembangkan kekuatan nuklirnya guna mengatasi keinginan India untuk mengendalikan Samudera Hindia dan rute perdagangan energi. India dan Pakistan merupakan negara yang tidak ikut menandatangani NPT. Kedua negara tersebut juga yang saling bersaing ini semakin meningkatkan stok dan teknologi nuklir mereka masing-masing dan menyempurnakan kapabilitas pengiriman mereka. Negara-negara itu juga berada di antara daftar yang terus meningkat jumlahnya dari segi negaranegara Asia Pasifik yang semakin mengandalkan tenaga nuklir. Dalam rangka meningkatkan kemampuan nuklirnya, Pakistan melakukan serangkaian uji-coba misil, yang sebagian besar merupakan jenis misil berkemampuan nuklir yang operasional atau masih dalam pengembangan. Pakistan juga meluaskan kompleks produksi plutonium utamanya di Khushab, Punjab. Sartaj Aziz, penasehat Perdana Menteri Pakistan urusan politik luar negeri dan keamanan nasional, mengatakan, program rudal ini adalah dalam rangka menjaga Pakistan. Ditambahkannya pula bahwa program rudal Pakistan adalah dalam rangka menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan dan tidak mengancam negara lain. Sartaj Aziz menyinggung kondisi
715
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 707-722
instabilitas di kawasan dan mengatakan, India berniat menggiring kawasan kearah instabilitas dan ketidakamanan. Pengembangan rudal balistik Pakistan dimulai sejak awal dekade 80-an, dan diyakini berkaitan erat dengan program serupa di India. Meski demikian banyak pihak yang berpendapat bahwa kemampuan Pakistan dibidang teknis, infrastruktur dan SDM spesialis atau tenaga profesional, lebih rendah dibanding India. Oleh karena itu, dalam rangka mengejar ketertinggalannya di bidang perangkat keras dan lunak program rudalnya, Pakistan merangkul banyak mitra dari luar negeri untuk memanfaatkan teknologi modern. Saat ini Pakistan memiliki tiga jenis rudal, jarak pendek, menengah dan jauh dalam gudang rudal balistiknya. Dengan kemampuan tersebut, Pakistan dapat menjangkau semua titik di India dalam kemungkinan perang. Persaingan nuklir antara India dan Pakistan kini telah memasuki fase yang cukup berbahaya. Bahaya tersebut berasal dari keputusan Pakistan untuk menyebarkan senjata nuklir taktis berkadar rendah di pangkalan militer garis depannya disepanjang seluruh perbatasan dengan India untuk mencegah kemungkinan agresi militer dari India dan memperkuat pertahanan di perbatasan Pakistan. Yang paling berbahaya dari strategi tersebut ialah keputusan untuk menembakkan rudal bersenjata nuklir dengan kisaran 35 sampai 60 mil tersebut terletak pada komandan lokal. Ini adalah situasi berbahaya dari praktek universal karena keputusan penggunaan nuklir terletak pada presiden. Berdasarkan hasil pencitraan satelit pada Januari 2014 lalu menunjukkan bahwa Kompleks Pertahanan Nasional (NDC) Pakistan menampilkan dua peluncur rudal jelajah Hatf-7 Babur, salah satu dari beberapa sistem pengiriman nuklir non-strategis yang dapat Pakistan sebarkan untuk menyerang pasukan India. Babur yang memiliki jangkauan 350 kilometer mulai diperkenalkan pada tahun 2005, merupakan rudal jelajah serangan darat pertama Pakistan. Varian Babur yang diluncurkan dari udara juga dibuat oleh Pakistan. Dan yang terbilang baru, Nasr, rudal permukaan-kepermukaan dengan jangkauan 60 kilometer. (Pakistan akan memiliki nuklir lebih banyak dalam http://www.artileri.org) Saat ini, Pakistan berupaya keras untuk memperkecil hulu ledak nuklir mereka. Hulu ledak nuklir yang kecil ini dimaksudkan untuk tujuan taktis, karena lebih fleksibel. Untuk itu,pada tahun 2013 Pakistan telah mulai mengoperasikan reaktor produksi plutonium ketiga di wilayah Khushab, dan pencitraan satelit pada tahun 2014 menunjukkan kemajuan pembangunan reaktor keempat yang masih dalam tahap pembangunan. Tiga reaktor 50 megawatt ini masing-masing mampu memproduksi sekitar 11,5 kilogram plutonium level-senjata, menghasilkan hingga 35 kilogram pertahun. Ketika reaktor keempat telah beroperasi, Pakistan dapat memproduksi plutonium level-senjata hingga 46 kilogram per tahun. Bersamaan reaktor nuklir Khushab yang telah beroperasi pada tahun 1998, nuklir Pakistan telah bergeser dari uranium yang diperkaya (HEU) dengan senjata berbasis plutonium.
716
Dampak Peningkatan Militer India Terhadap Keamanan Asia Selatan (Dhanie Asfirun)
Ini merupakan perkembangan yang penting untuk sebuah negara yang ingin membuat hulu ledak nuklir yang ringan dan kecil. Sebuah senjata plutonium memerlukan empat kilogram Plutonium-239 (Pu-239) untuk menghasilkan sebuah bom, sementara HEU membutuhkan 15 kilogram Uranium (U-235). Dengan menggunakan plutonium, dapat berarti bahwa senjata nuklir ini akan lebih mudah disebarkan dengan perangkat rudal yang kecil dan mobile. Untuk hal inilah para perencana militer Pakistan semakin percaya bahwa mereka membutuhkan lebih banyak nuklir taktis ini untuk menyeimbangi kekuatan militer India. (Pakistan akan memiliki nuklir lebih banyak dalam http://www.artileri.org) Diperkirakan, kekuatan nuklir pakistan India bisa membuat 40 – 60 bom nuklir. Jumlah ini sudah cukup untuk menyapu bersih kota-kota Pakistan hanya dalam beberapa kali. Sedangkan kekuatan nuklir Pakistan walaupun kecil, tetapi dapat dimungkinkan menghasilkan 5 – 9 bom nuklir. Jumlah ini tentu sudah lebih dari cukup untuk membunuh sejuta rakyat India. Pakistan juga sedang membuat 20 bom nuklir setahun dan dapat menjadi kekuatan nuklir terbesar ketiga di dunia dalam waktu 10 tahun, menurut sebuah laporan baru, Carnegie Endowment for International Peace dan Stimson Center yang berbasis di AS mengatakan Pakistan kemungkinan memiliki sedikitnya 350 hulu ledak nuklir. (Laparan Pakistan dapat jadi kekuatan nuklir terbesar ketiga di dunia dalam, http://hizbut-tahrir.or.id)Paskitan diketahui juga memiliki pusat peluncuran rudal nuklir yang tidak jauh dari perbatasan Punjab dengan India. Situs peluncuran rudal nuklir Pakistan berada sekitar 70 km dari perbatasan internasional dan 100 km dari kedua perbatasan Amritsar dan Jammu. (Pakistan Akan Borong sejumlah senjata dari Rusia dalam, http://angkasa.co.id) Selain meningkatkan kekuatan nuklirnya, Pakistan juga terus meningkatkan kekuatan konvensionalnya. Pakistan bertekad mengakuisisi 30 sampai 40 jet tempur siluman FC-31 dari China sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kemampuan tempur udara dan mengimbangi kekuatan Angkatan Udara India yang terus tumbuh. Pejabat senior pertahanan Pakistan mengaku sudah mengadakan pembicaraan dengan China mereka untuk memperoleh pesawat tersebut. Jet tempur siluman FC-31 dilaporkan sesuai kebutuhan untuk melawan T-50 pesawat tempur generasi kelima, yang diakuisisi oleh India. FC-31 bermenis ganda menyerupai Angkatan Udara Amerika F-35 Joint Strike Fighter, yang diproduksi oleh Lockheed Martin Corporation. FC-31 adalah versi ekspor dari Shenyang J-31 yang sudah terbang sejak 2012 dan ini didukung oleh dua mesin buatan Rusia. Angkatan Udara Pakistan berniat membeli FC-31 untuk menggantikan F-16 Amerika. Para pejabat pertahanan Pakistan juga telah dalam proses penandatanganan kesepakatan dengan Rusia untuk membeli 20 Mi-35 helikopter tempur yang dapat dioperasikan di daerah pegunungan di wilayah Waziristan.(Pakistan Butuh 40 siluman FC-31 untuk imbangi kekuatan India dalam http://www.jejaktapak.com). Di tahun 2014, Rusia dan Pakistan resmi menandatangani kesepakatan kerjasama ditingkat menteri pertahanan. Kesepakatan itu diikuti oleh kontrak pembelian empat heli Mi-35M oleh Pakistan pada Agustus 2015.
717
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 707-722
Kompleks Angkatan Udara Pakistan Pakistan Aeronautical Complex (PAC) juga dapat merakit dan membuat pesawat udara. Komplesk itu juga dapat mengembangkan LKM-17 Mushshak yang digunakan sebagai pelatih oleh angkatan udara Pakistan. Fasilitas itu juga melakukan pemeliharaan berbagai jet tempur seperti F-16 dan Dassault Mirage 5. Pakistan dan Cina bersama-sama mengembangkan pesawat JF-17 Thunder (pesawat jet tempur generasi ke-4). Pakistan juga telah menciptakan rudal jelajah yang mampu membawa hulu-hulu ledak nuklir. Selain itu, Turki dapat menghasilkan F-35 jet tempur dan helikopter. (Prediksi kekuatan militer negara dalam http://www.globalmuslim.web.id) Kekuatan Angkatan Darat Pakistan sebanyak 617.000 personel tentara merupakan kekuatan besar dan menjadi elemen kunci dalam kemampuan ofensif dan defensif angkatan bersenjata Pakistan. Hal ini terutama yang tersusun dalam 13 korps tentara. 9 di antaranya dikerahkan dekat dengan perbatasan Timur dalam mengantisipasi konflik konvensional dengan India. Tentara Pakistan dilengkapi sejumlah perlengkapan utama dari Cina, Rusia dan Amerika yang telah menua, serta dilengkapi beberapa platform senjata modern dan lebih berkemampuan. Persediaan militer Pakistan didominasi oleh platform asing, yang telah menciptakan ketergantungan. Senjata buatan asli Pakistan hanyalah Al-Khalid Main Battle Tank (MBT). Sebuah produk evolutif kombinasi tank Cina dan Soviet, dengan desain yang jauh lebih kecil dan lebih ringan dari tank Barat. Al – Khalid adalah produk unik karena dirancang untuk adaptif untuk dibuat, sehingga dapat dengan mudah diintegrasikan dengan berbagai mesin dan transmisi asing. Militer Pakistan tidak memiliki kemampuan platform yang asli (seperti teknologi mesin untuk tank, antara lainnya) yang dibutuhkan negaranya agar setara dengan kekuatan regional. Diperkirakan, kekuatan nuklir pakistan India bisa membuat 40 – 60 bom nuklir. Jumlah ini sudah cukup untuk menyapu bersih kota-kota Pakistan hanya dalam beberapa kali. Sedangkan kekuatan nuklir Pakistan walaupun kecil, tetapi dapat dimungkinkan menghasilkan 5 – 9 bom nuklir. Jumlah ini tentu sudah lebih dari cukup untuk membunuh sejuta rakyat India. Pakistan juga sedang membuat 20 bom nuklir setahun dan dapat menjadi kekuatan nuklir terbesar ketiga di dunia dalam waktu 10 tahun, menurut sebuah laporan baru, Carnegie Endowment for International Peace dan Stimson Center yang berbasis di AS mengatakan Pakistan kemungkinan memiliki sedikitnya 350 hulu ledak nuklir. Paskitan diketahui juga memiliki pusat peluncuran rudal nuklir yang tidak jauh dari perbatasan Punjab dengan India. Situs peluncuran rudal nuklir Pakistan berada sekitar 70 km dari perbatasan internasional dan 100 km dari kedua perbatasan Amritsar dan Jammu Pakistan memiliki perbatasan sepanjang Garis Utama Komunikasi Laut (SLOC) tetapi tidak memiliki kemampuan angkatan laut untuk proyek kekuatannya karena angkatan lautnya yang hanya memiliki sekitar 71 kapal. Sebagian besarnya berasal dari AS atau Eropa. Pakistan membeli 6 ex kapal laut kerajaan Inggris, Frigat tipe21, yang telah dinonaktifkan oleh Inggris pada awal 1990-an. Armada itu, akhirnya digantikan dengan F-22P Zulfiqar, kelas Frigat, yang lebih modern. Kapal ini adalah kapal kelas umum yang dibangun oleh Pakistan dan China, dan diproduksi di Karachi
718
Dampak Peningkatan Militer India Terhadap Keamanan Asia Selatan (Dhanie Asfirun)
Shipyard and Engineering Works (KSEW) sebagai bagian dari transfer teknologi. Angkatan laut Pakistan juga memiliki 5 kapal selam diesel listrik yang masih bertugas, dari kelas Agosta, Prancis. Prancis mentransfer teknologi modern kapal selam Agosta 90B ke Pakistan, yang dalam jangka menengah dan jangka panjang akan memungkinkan Pakistan untuk mengembangkan kemampuan maritim secara mandiri. Namun, untuk saat ini Pakistan tidak memiliki kemampuan proyeksi kekuatan angkatan laut dan memiliki angkatan laut hampir tidak cukup besar untuk pertahanan dalam negeri.(Jendral baru dan masa denpan pakistan tanpa Amerika dalam http://www.kiblat.net) Munculnya Persaingan Dalam Mencapai Hegemoni Di Kawasan Asia Selatan. Masalah pertahanan dan kemanan merupakan salah satu masalah yang cukup kompleks dan berpotensi menimbukan konflik. Regional Security Complex menurut Buzan dapat dianalisis melalui keterkaitan antara keadaan domestik negara-negara dalam suatu kawasan, pola pertemanan / persaingan antar negara-negara tersebut, hubungan kawasan tersebut dengan kawasan tetangganya, kemudian hubungannya dengan persaingan global negara-negara superpower. Salah satu wilayah yang paling berpotensi sebagai tempat terjadinya konflik di masa mendatang adalah kawasan Asia. Cina, India, dan Pakistan adalah kekuatan besar yang muncul di wilayah tersebut. Ketiga kekuatan ini berusaha memperkuat pengaruhnya masing-masing di kawasan Asia Selatan sehingga hubungan yang terbentuk di kawasan tersebut menimbulkan persainagan dan ancaman yang cukup compleks bagi keamanan kawasan. Kerjasama antar negara merupakan suatu bentuk interaksi yang dilakukan oleh dua atau lebih negara-negara yang memiliki tujuan bersama guna mempermudah pencapaian tujuan tersebut. Dengan adanya kerjasama tentu para pihak terkait berharap dengan adanya kerjasama akan memberikan suatu keuntungan dikedua pihak (Mutually Symbiotic). Seperti kerjasama antara Pakistan dan China yang memberikan keuntungan satu sama lain. Kerjasama militer yang terjadi antara Pakistan dan Cina tidak terlepas dari kepentingan Pakistan untuk memodernisasi senjata serta pengembangan nuklir yang dibantu oleh Cina untuk memperkuat pertahanan keamanannya. Konflik yang berkepanjangan dengan India membuat Pakistan tertekan dan memerlukan mitra yang dapat memacu kemampuannya dalam persaingan dengan India. Untuk itu dengan adanya kerjasama yang dijalin antara Pakistan dan China mampu mendorong kemajuan pembangunan Pakistan, meningkatkan kapabilitas sebagai negara yang diperhitungakan di kawasan Asia Selatan serta menjadi modal besar bagi Pakistan dalam persaingannya di kawasan Asia Selatan terlebih dengan rival utamanya yaitu India. selain itu China juga mendapatkan keuntungan dari adanya kerjasama ini, antara lain secara politis akan memperbesar pengaruhnya di kawasan Asia Selatan, dan memperluas pasar dari produk-produk ekonomi China.
719
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 707-722
Kerjasama militer antara Cina dan Pakistan di lakukan secra bertahan di tahun 2001 Pakistan dan China mengadakan joint venture/bekerjasama dalam uji coba penggunaan Al Khalid MBT-2000/2000 Type Main Battle Tank. Kerjasama ini dilakukan dalam pengembangan Tank guna menjalin kerjasama di bidang militer. China mendorong Pakistan dalam pengembangan militernya , dan perkembangan ini pada intinya untuk menambah kapabilitas dari Pakistan terhadap kekuatan militer dari India. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2002, Pakistan dan China mulai membangun pelabuhan laut Gwadar, disini China adalah investor utamanya. Pelabuhan Gwadar terletak di pantai barat daya Pakistan, dekat Selat Hormuz penting, dan ini menjadi letak strategis karena deket dengan kawasan Timur Tengah yang kaya akan minyak , Kawasan Asia Tenggara dengan kepadatannya, serta Kawasan Asia Selatan yang sebagai pusat perkonomiannya. Pentingnya Gwadar besar untuk kedua negara Pakistan dan China. Pakistan akan dapat memiliki keadaan strategis dari pangkalan angkatan laut di Karachi yang telah lama rentan terhadap blokade oleh Angkatan Laut India. China, dengan izin dari Pakistan, juga akan membangun dermaga kapal angkatan laut disekitar Gwadar. Pada tahun 2007 Pakistan dan China kembali bekerjasama dalam bidang militer dengan melakukan pengujian bersama pesawat tempur JF-17 Thunder serta pembicaraan mengenai pendanaan dan juga produksi pesawat sejenis. Demikian Pada tahun 2008 pertama kalinya Pakistan dan China kerjasama dalam membangun rute kereta melalui Jalan Raya Karakoram, yang akhirnya menghubungkan rel rute China ke Gwadar Port. Pada tahun 2011, Pakistan dan China kembali melakukan kerjasama dalam bidang militer yaitu mengenai, konfirmasi Pakistan yang menyatakan akan membeli rudal Cina dan sistem penerbangan untuk melengkapi JF-17 jet tempur Guntur sebanyak 250 item untuk memperdalam kerjasama militer dengan Beijing. Kerjasama dilakukan pada tahun 2013 antara Pakistan dan China mengenai penyerahan pengelolaan operasional pelabuhan Gwadar kepada China. Sebelumnya pelabuhan ini dikelola oleh Port of Singapore Authority lalu diserahkan kepada China Overseas Holdings. Penyerahan ini terjadi karena transaksi pembayaran belum dilakukan oleh PSA Singapore yang telah memenangkan tender pada tahun 2007 lalu, akibatnya pemerintah Pakistan mengehentikan operasional dan menyerahkan kepada China Overseas Holdings. Tentu tindakan ini terjadi semata-mata untuk menegaskan bahwa China memiliki posisi khusus bagi pemerintahan Pakistan mengingat kerjasama bilateral yang sudah terjalin lama dan erat. Bukanlah menjadi permasalah jika China memegang kontrol operasional pelabuhan itu, karena Pakistan sendiri sangat mendukung dengan adanya peran China terkait masalah pelabuhan Gwadar ini. Dinamika kerjasama bilateral antara Pakistan dan China telah terjalin sangat lama sejak pengakuan Pakistan terhadap politik satu China sampai dengan penyerahan operasional pelabuhan Gwadar di Pakistan.
720
Dampak Peningkatan Militer India Terhadap Keamanan Asia Selatan (Dhanie Asfirun)
Kesimpulan Pertumbuhan ekonomi yang meningkat dimanfaatkan oleh India untuk mengembangkan kekuatan militernya, dan mengembangkan pengaruhnya di kawasan Asia Selatan dengan meningkatkan kapabilitas pertahanannya, India melakukan upgrade teknologi militer baik darat, laut maupun udara. Hal tersebut berdampak pada timbulnya persaingan senjata dan perebutan hegemoni antara India dan Pakistan karena dari semua negara yang ada di Asia Selatan, Pakistan di anggap paling mampu mengimbangi kekuatan India. Untuk itu Pakistan juga mempersenjatai diri untuk menjaga kedaulatan dan menjaga kepentingan nasionalnya dengan melakukan pengembangan pada teknologi senjata nuklinya serta meningkatkan kapabilitas dan kekuatan militernya. Daftar Pustaka Buku Amien Rais, Politik Internasional Dewasa Ini, Usana, Surabaya. Barry Buzan, 1997,“An Introductionto Strategic Studies: Military Technology and International Relations” dalam ikrar Nusa Bakti, “Forum Regional ASEAN dan Pengaturan Keamanan Regional di Asia Pasifik”.Jurnal Ilmu Politik, No.10, hal. 62 Barry Buzan, 1988,’’The Southeast Asian Security Complex’’, dalam Contemporary Southeast Asia, Vol.10 No.1 Hettne, B. and B. Soderbaun, F. (2002). The New Regionalism Approach.Politea. Robert Jervis, 1994, “Cooperation Under the Security Dilemma” dalam Richard K. Betts, Conflict After the Cold Arguments on Cause of War and Peace. Mac Millan Publishing Company, New York. Snyder, Craig A. 2008. Contemporary Security and Strategy.Palgrave : Macmillan. Internet Anggaran pertahanan India 2012-2013 dalam http://www.artileri.org/2012/05/ angggaran-pertahanan-india-2012-2013.html di akses pada 12 Juni 2015 India pembeli senjata terbesar di dunia, dalam http://internasional.kompas.com /read/2014/03/17/1011202/India.Pembeli.Senjata.Terbesar.di.Dunia di akses pada 16 Juni 2015 Jendral baru dan masa denpan pakistan tanpa Amerika dalam http://www.kiblat.net /2013/12/04/ jenderal-baru-dan-masa-depan-pakistan-tanpa-amerika/ di akse pada 5 September 2015 Laoparan Pakistan dapat jadi kekuatan nuklir terbesar ketiga di dunia dalam, http://hizbut-tahrir.or.id/2015/08/31/laporan-pakistan-dapat-jadi-kekuatannuklir-terbesar-ketiga-dunia/ di akses pada 5 September 2015
721
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 707-722
Pakistan Akan Borong sejumlah senjata dari Rusia dalam, http://angkasa.co.id/info/militer /angkatan-darat/pakistan-akan-borongsejumlah-senjata-dari-rusia/ diakses pda 5 september 2015 Pakistan Butuh 40 siluman FC-31 untuk imbangi kekuatan India dalam http://www.jejaktapak.com/2015/03/06/pakistan-butuh-40-siluman-j-31untuk-imbangi-india/ diakses pada 12 Juni 2015 Prediksi kekuatan militer negara dalam http://www.globalmuslim.web.id /2012/11/prediksi-kekuatan-militer-negara.html diakses pada 12 Juni 2015 Pakistan akan memiliki nuklir lebih banyak http://www.artileri.org/2015/02/pakistan-akan-miliki-nuklir-lebihbanyak.html diakses pada 12 Juni 2015
dalam
Pakistan akan memiliki nuklir lebih banyak http://www.artileri.org/2015/02/pakistan-akan-miliki-nuklir-lebihbanyak.html diakses pada 12 Juni 2015
dalam
Primadona Pasar Militer Global India Dalam http://www.artileri.org/2012/04/ primadona-pasar-militer-global-india.html di akses pada 16 Juni 2015
722