UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ANALISA CEMARAN LOGAM BERAT KADMIUM DAN TIMBAL PADA BEBERAPA MEREK LIPSTIK YANG BEREDAR DI DAERAH CIPUTAT DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)
SKRIPSI
YEYET DUROTUL YATIMAH 1110102000013
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA JULI 2014
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ANALISA CEMARAN LOGAM BERAT KADMIUM DAN TIMBAL PADA BEBERAPA MEREK LIPSTIK YANG BEREDAR DI DAERAH CIPUTAT DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi
YEYET DUROTUL YATIMAH 1110102000013
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA JULI 2014 ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah benar hasil karya sendiri, dan semua sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan benar.
Nama
: Yeyet Durotul Yatimah
NIM
: 1110102000013
Tanda Tangan
:
Tanggal
: 07 Juli 2014
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama NIM Program Studi Judul Skripsi
: : : :
Yeyet Durotul Yatimah 1110102000013 Farmasi Analisa Cemaran Logam Berat Kadmium dan Timbal Pada Beberapa Merek Lipstik Yang Beredar Di Daerah Ciputat Dengan Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Umar Mansur , M.Sc., Apt
Lina Elfita, M.Si., Apt NIP: 197312122011012002 Mengetahui,
Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Drs. Umar Mansur , M.Sc.,Apt
iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi ini diajukan oleh : Nama NIM Program Studi Judul Skripsi
: : : :
Yeyet Durotul Yatimah 1110102000013 Farmasi Analisa Cemaran Logam Berat Kadmium dan Timbal Pada Beberapa Merek Lipstik Yang Beredar Di Daerah Ciputat Dengan Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
DEWAN PENGUJI
Pembimbing 1
: Drs. Umar Mansur, M.Sc., Apt
Pembimbing 2
: Lina Elfita, M.Si., Apt
Penguji 1
: Supandi, M.Si., Apt
Penguji 2
: Eka Putri, M.Si., Apt
Ditetapkan di
: Ciputat
Tanggal
: 07 Juli 204
v
ABSTRAK
Nama
:
Yeyet Durotul Yatimah
Program Studi Judul
: :
Farmasi Analisa Cemaran Logam Berat Kadmium dan Timbal Pada Beberapa Merek Lipstik Yang Beredar Di Daerah Ciputat Dengan Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
Pada dekade terakhir penggunaan kosmetik terus meningkat. Salah satu kosmetik yang sering digunakan oleh wanita adalah lipstik. Lipstik harus aman dan tidak boleh mengandung bahan-bahan berbahaya seperti logam berat. Lipstik dapat tercemar oleh logam berat seperti kadmium dan timbal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar kadmium dan timbal pada beberapa merek lipstik teregistrasi dan tidak teregistrasi oleh BPOM RI warna coklat gelap (dark brown) dan merah muda terang (shocking pink) yang beredar di daerah Ciputat. Preparasi sampel menggunakan metode destruksi basah dengan menggunakan HNO3 65% : H2O2 30 % (3:1). Kadmium dan timbal dianalisa dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pada panjang gelombang spesifik berturut-turut yaitu 228,8 nm dan 283,3 nm. Penentuan kadar kadmium dan timbal berdasarkan peraturan dari Health Canada dan BPOM RI nomor HK.03.1.23.07.11.6662. Penelitian ini menunjukkan bahwa kadar kadmium yang melebihi batas yang ditetapkan oleh Health Canada (3 µg/g) yaitu sampel lipstik kode R4 warna coklat gelap (dark brown) dan R4 warna merah muda terang (shocking pink) dengan kadar berturutturut yaitu 3,22844 ± 0,14495 µg/g dan 3,10236 ± 0,39800 µg/g. Kadar timbal lipstik yang melebihi batas yang ditetapkan oleh BPOM RI (< 20 µg/g) yaitu sampel lipstik kode TR1 dan TR3 warna coklat gelap (dark brown) dengan kadar berturut-turut yaitu 29,74696 ± 2,97676 µg/g dan 128,34062 ± 9,48087 µg/g dan sampel lipstik kode TR3 warna merah muda terang (shocking pink) dengan kadar 55,32685 ± 7,11639 µg/g.
Kata kunci
: Lipstik, logam berat, kadmium, timbal, dan SSA
vi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
Name Program Study Title
: : :
Yeyet Durotul Yatimah Pharmacy Analysis Contamination of Cadmium and Lead in Some Lipstick Brands at Ciputat by Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS)
In this modern age the use of lipstick keeps elevated. Lipstick is one of some common cosmetics used by women. That’s why lipstick must be safe and must not contain hazardous substances such as heavy metals. Lipstick can be contaminated by heavy metals such as cadmium and lead. This study intended to determine the levels of cadmium and lead in some brands of dark brown and shocking pink lipstick which have been and haven’t been registered by BPOM RI that available in Ciputat. Sample preparation was done by using the wet destruction using 65% HNO3: 30% H2O2 (3:1). Cadmium and lead were analyzed using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) at a specific wavelength respectively 228.8 nm and 283,3 nm. Determination of cadmium and lead based on regulations from Health Canada and BPOM RI No.HK.03.1.23.07.11.6662. The results showed, the sample that contain exceed levels of cadmium limited by Health Canada (3 µg/g) are the sample lipstick code R4 of dark brown color and code R4 of shocking pink color, and the level of cadmium respectively 3,22844 ± 0.14495 µg/g and 3.10236 ± 0.39800 µg/g. Sample of lipstick that contain exceed levels of lead, regulated by BPOM RI (<20 µg/g), are the lipstick sample code TR1 and TR3 of dark brown color, the level of lead repectively are 29.74696 ± 2.97676 µg/g and 128,34 062 ± 9.48087 µg/g. Sample code TR3 of shocking pink color also contain exceed levels of lead and the level is 55.32685 ± 7.11639 µg/g.
Keywords
: Lipstick, heavy metals, cadmium, lead, and AA
vii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
KATA PENGANTAR Bismillahirahmaanirrahiim Alhamdulillah, puji syukur kehadiratan Allah SWT, karena atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul “Analisa Cemaran Logam Berat Kadmium dan Timbal Pada Beberapa Merek Lipstik Yang Beredar Di Daerah Ciputat Dengan Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan tingkat Strata 1 (S1) pada Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulah Jakarta. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Umar Mansur, M.Sc., Apt selaku pembimbing pertama dan ibu Lina Elfita, M.Si., Apt selaku pembimbing kedua, yang memiliki andil besar dalam proses penelitian dan penyelesaian tugas akhir saya ini, semoga segala bantuan dan bimbingan bapak dan ibu mendapat imbalan yang lebih baik di sisi-Nya 2. Bapak Prof. DR. Dr (hc). M. K Tadjudin, Sp. And. selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulah Jakarta 3. Bapak Drs. Umar Mansur, M.Sc. selaku ketua Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulah Jakarta 4. Bapak dan Ibu staf pengajar dan karyawan yang telah memberikan bimbingan dan bantuan selama saya menempuh pendidikann di Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
ix
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Kak Lisna, Kak Eris, Kak Tiwi, Kak Liken, Kak Rani, Kak Rahmadi, Kak wahyu dan Kak Nita atas dukungan dan kerjasamanya selama kegiatan penelitian 6. Indah, Mayta, Annisa N.F, Auva, Biela, Myra, Delvina, Ipho, Adina, Yuni, Metha, Afifah, Kak Nisa, Kak Bella, dan Kak gian yang telah banyak memberi motivasi dan semangat. 7. Teman-teman seperjuangan Farmasi angkatan 2010 atas semangat serta dukungan moril yang tak terlupakan 8. Kedua orang tua, Ayahanda tersayang H.Satibi dan Ibunda Hj. Mikah yang selalu memberikan kasih sayang, doa yang tidak pernah putus dan dukungan baik moril maupun material. Tidak ada apapun didunia ini yang dapat membalas semua kebaikan cinta dan kasih sayang yang telah kalian berikan kepada anakmu, semoga Allah selalu memberikan keberkahan, kesehatan, keselamatan, perlindungan, cinta dan kasih sayang kepada kedua orang tua hamba tercinta. 9. Adik-adikku tersayang Muhamad Irfan dan Syafira Ramadania Putri yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar. 10. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan hingga terwujudnya skripsi ini.
Penulis m en yadari s em purna,
nam un
bahwa
penul i s
skri psi
berharap
i ni
m asi h
j auh
semoga penelitian
dari
ini dapat
bermanfaat bagi masyarakat dan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Akhir kata, penulis berharap semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dicatat sebagai amal ibadah dan dibalas oleh Allah SWT. Aamiin.
Ciputat, 26 Juni 2014
Penulis x
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Nim Program Studi Fakultas Jenis Karya
: Yeyet Durotul Yatimah : 1110102000013 : Farmasi : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya, dengan judul ANALISA CEMARAN LOGAM BERAT KADMIUM DAN TIMBAL PADA BEBERAPA MEREK LIPSTIK YANG BEREDAR DI DAERAH CIPUTAT DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) Untuk dipublikasi atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta Dengan demikian persetujuan publikasi karya ilmiah saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Ciputat Pada Tanggal : 13 Juli 2014 Yang Menyatakan,
(Yeyet Durotul Yatimah)
xi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iv LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... v ABSTRAK ..................................................................................................... vi ABSTRACT .................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............. x DAFTAR ISI ................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 4 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 5 2.1 Lipstik ........................................................................................ 5 2.1.1 Fungsi Lipstik .................................................................. 5 2.1.2 Jenis Lipstik ..................................................................... 6 2.1.3 Komposisi Lipstik ........................................................... 8 2.1.4 Pembuatan Lipstik ........................................................... 10 2.2 Struktur Anatomi Bibir .............................................................. 10 2.3 Logam Berat .............................................................................. 10 2.3.1 Logam Berat Kadmium (Cd) ........................................... 11 2.3.1.1 Karakteristik Kadmium (Cd) ............................ 11 2.3.1.2 Bahaya Kadmium (Cd) ..................................... 11 2.3.2 Logam Berat Timbal (Pb) ................................................ 12 2.3.2.1 Karakteristik Timbal (Pb) ................................. 12 2.3.2.2 Keracunan Timbal ............................................ 13 2.4 Sumber-sumber Potensi Logam Berat Pada Lipstik .................. 15 2.5 Destruksi .................................................................................... 15 2.5.1 Destruksi Basah ............................................................... 16 2.5.2 Destruksi Kering .............................................................. 16 2.6 Spektrofotometri Serapan Atom ................................................ 17 2.6.1 Instrumen Spektrofotometri Serapan Atom..................... 18 2.6.2 Gangguan Pada Spektrofotometri Serapan Atom............ 21 2.6.3 Kelebihan dan Keterbatasan Spektrofotometri Serapan Atom .................................................................. 22 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 23 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................... 23 3.1.1 Tempat Penelitian ............................................................ 23 3.1.2 Waktu Penelitian ............................................................. 23 xii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.2 Sampel ....................................................................................... 23 3.3 Alat dan Bahan .......................................................................... 23 3.3.1 Alat .................................................................................. 23 3.3.2 Bahan ............................................................................... 23 3.4 Tahapan Penelitian .................................................................... 24 3.4.1 Sampel Uji ....................................................................... 24 3.4.1.1 Pendataan Merek Lipstik yang Beredar di Daerah Ciputat ............................................... 24 3.4.1.2 Pengambilan sampel Uji ................................... 24 3.5 Analisa Kadmium dan Timbal Pada Beberapa Merek Lipstik ....................................................................................... 24 3.5.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Kadmiun dan Timbal ........ 24 3.5.1.1 Kurva Kalibrasi Kadmium................................ 24 3.5.1.2 Kurva Kalibrasi Timbal ................................... 24 3.5.2 Preparasi Sampel ............................................................ 25 3.5.3 Penentuan Kadmium dan Timbal Dalam Sampel ........... 25 3.5.3.1Penentuan Kadmium Dalam Sampel ................. 25 3.5.3.2 Penentuan Kadar Timbal Dalam Sampel .......... 25 3.5.4 Perhitungan ...................................................................... 26 3.5.5 Persyaratan Cemaran Logam Kadmium dan Timbal ...... 26 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 27 4.1 Pendataan Merek Lipstik Yang Beredar di Daerah Ciputat ...... 28 4.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi ...................................................... 30 4.3 Preparasi Sampel ....................................................................... 32 4.4 Penentuan Kadar Cemaran Kadmium dan Timbal dalam Beberapa Merek Lipstik ........................................................... 34 4.4.1 Kadar Kadmium dalam Beberapa Merek Lipstik ........... 34 4.4.2 Kadar Timbal dalam Beberapa Merek Lipstik ................ 37 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 41 5.1 Kesimpulan ................................................................................. 41 5.2 Saran ............................................................................................ 42 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 43 LAMPIRAN ................................................................................................... 48
xiii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Lipstik Jenis Stik .......................................................................... 6 Gambar 2.2 Lipstik Jenis Palet ........................................................................ 6 Gambar 2.3 Lipstik Jenis Pen Lip Polish ........................................................ 7 Gambar 2.4 Lipstik Jenis Liquid ...................................................................... 7 Gambar 2.5 Lipstik Jenis Pasta ........................................................................ 7 Gambar 2.6 Komponen Spektrofotometri Serapan Atom ................................ 17 Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Kadmium .......................................................... 31 Gambar 4.2 Kurva Kalibrasi Timbal ............................................................... 32 Gambar 4.3 Grafik Kadar Kadmium Dalam Lipstik Coklat Gelap ................ 35 Gambar 4.4 Grafik Kadar Kadmium Dalam Lipstik Merah Muda Terang...... 36 Gambar 4.5 Grafik Kadar Timbal Dalam Lipstik Coklat Gelap ..................... 38 Gambar 4.6 Grafik Kadar Timbal Dalam Lipstik Merah Muda Terang ......... 39
xiv
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Hasil Pendataan Merek Lipstik Yang Beredar Di Daerah Ciputat ............................................................................................. Tabel 4.2 Data Kode Merek Dan Jumlah Lipstik Yang Teregistrasi dan Tidak Teregistrasi ............................................................................ Tabel 4.3 Kurva Kalibrasi Kadmium .............................................................. Tabel 4.4 Kurva Kalibrasi Timbal .................................................................. Tabel 4.5 Kadar Cd Dalam Lipstik Coklat Gelap ............................................ Tabel 4.6 Kadar Kadmium Dalam Lipstik Merah Muda Terang ..................... Tabel 4.7 Kadar Timbal Dalam Lipstik Coklat Gelap ..................................... Tabel 4.7 Kadar Timbal Dalam Lipstik Merah Muda Terang .........................
xv
29 29 31 31 35 36 38 39
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Alur Penelitian ........................................................................... Lampiran 2 Gambar Alat dan Bahan Penelitian ........................................... Lampiran 3 Spektrofotometri Serapan Atom ................................................. Lampiran 4 Sampel Lipstik Merah Muda Terang dan coklat gelap.............. Lampiran 5 Proses Destruksi Basah .............................................................. Lampiran 6 Data Absorbansi Kadmium Pada Lipstik Coklat Gelap ............. Lampiran 7 Data Absorbansi Kadmium Pada Lipstik Merah Muda Terang . Lampiran 8 Data Absorbansi Timbal Pada Lipstik Coklat Gelap................. Lampiran 9 Data Absorbansi Timbal Pada Lipstik Pink Cerah ..................... Lampiran 10 Data Bobot Sampel Lipstik Coklat Gelap .................................. Lampiran 11 Data Bobot Sampel Lipstik Merah Muda Terang ...................... Lampiran 12 Data Konsentrasi Kadmium Hasil Analisa AAS Pada Lipstik Coklat Gelap .............................................................................. Lampiran 13 Data Konsentrasi Kadmium Hasil Analisa AAS Pada Lipstik Merah Muda Terang .................................................................. Lampiran 14 Data Konsentrasi Timbal Hasil Analisa AAS Pada Lipstik Coklat Gelap ............................................................................... Lampiran 15 Data Konsentrasi Timbal Hasil Analisa AAS Pada Lipstik Merah Muda Terang ................................................................... Lampiran 16 Data Kadar Kadmium Pada Lipstik Coklat Gelap ..................... Lampiran 17 Data Kadar Kadmium Pada Lipstik Merah Muda Terang......... Lampiran 18 Data Kadar Timbal Pada Lipstik Coklat Gelap .......................... Lampiran 19 Data Kadar Timbal Pada Lipstik Merah Muda Terang .............. Lampiran 20 Contoh Cara Perhitungan Kadar Kadmium dalam Lipstik ......... Lampiran 21 Contoh Cara Perhitungan Kadar Timbal dalam Lipstik ............. Lampiran 22 Perhitungan Pembuatan Larutan Standar Kadmium .................. Lampiran 23 Perhitungan Pembuatan Larutan Standar Timbal ....................... Lampiran 24 Sertifikat Analisis HNO3 65 % ................................................... Lampiran 25 Sertifikat Analisis H2O2 30 % ....................................................
xvi
48 49 49 49 51 52 52 52 53 53 53 54 54 55 55 56 56 56 57 57 58 59 60 61 63
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB I PENDAHULUAN
I.I
Latar Belakang Masalah Penggunaan kosmetik terus meningkat dewasa ini (Valda Mamoto dan Fatimawali, 2013). Kosmetik berasal dari kata Yunani yaitu kosmetikos yang mempunyai arti keterampilan menghias atau mengatur. Kosmetik merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan khususnya untuk wanita. Produk-produk kosmetik dipakai secara berulang setiap hari di seluruh tubuh, mulai dari rambut sampai ujung kaki, sehingga diperlukan persyaratan yang aman untuk dipakai (Tranggono dan Latifah, 2007). Salah satu kosmetik yang sering digunakan oleh wanita adalah lipstik (Valda Mamoto dan Fatimawali, 2013). Lipstik merupakan campuran dari lilin, minyak dan pewarna dalam berbagai konsentrasi untuk menghasilkan suatu produk akhir (Barel et al., 2009). Lipstik digunakan untuk mewarnai bibir sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah, tetapi tidak boleh menyebabkan iritasi pada bibir (Mukaromah, 2008). Lipstik juga digunakan untuk melembabkan bibir yang dapat kering karena akibat dari cuaca yang kering ataupun dingin (Departemen Kesehatan RI, 1985). Lipstik harus aman dan tidak mengandung bahan-bahan berbahaya yang melebihi batas yang ditetapkan karena dapat ikut masuk bersama makanan atau minuman yang dikonsumsi. Lipstik dapat menjadi tidak aman bila tercemar oleh logam berat, yang dapat menimbulkan efek buruk terhadap kesehatan. Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi ataupun dihancurkan dan merupakan zat yang berbahaya karena dapat terjadi bioakumulasi (Agustina, 2010). Logam berat yang terakumulasi pada jaringan tubuh apabila melebihi batas toleransi, dapat menimbulkan keracunan bagi manusia (Widowati, 2011). Contoh logam
1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2
yaitu timbal (Pb), kadmium (Cd), Merkuri (Hg), Arsenik (As) dan lain-lain (Agustina, 2010). Menurut Nnorom et al (2005), dua logam berat yang berpotensi berbahaya adalah kadmium (Cd) dan timbal (Pb). Kadmium adalah elemen yang sangat toksik dengan waktu paruh yang cukup lama. Penimbunan kadmium terutama pada ginjal, kulit, paru dan pankreas (Arisman, 2008). Pada orang dewasa, kadmium dapat menyebabkan kanker payudara, penyakit kardiovaskular atau paru-paru, penyakit jantung, kegagalan reproduktif bahkan dapat menyebabkan kemandulan (Istarani dan Ellina, 2014 dan Agustina, 2010). Sedangkan timbal dapat mengakibatkan gangguan sintesis darah, hipertensi, hiperaktivitas, kerusakan otak, disfungsi ginjal dan retardasi mental (anak-anak lebih sensitif) (Herman, 2006 dan Widyaastuti, 2002). Pada wanita hamil timbal dapat melewati plasenta dan kemudian akan ikut masuk dalam sistem peredaran darah janin dan selanjutnya setelah bayi lahir, timbal akan dikeluarkan bersama air susu ibu (Widowati et al,2008). Cemaran kadmium dan timbal pada lipstik telah ditemukan di beberapa negara seperti; pada Oktober 2005, kadmium dan timbal ditemukan di Umuahia, Nigeria Tenggara (Nnorom et al., 2005). Pada tahun 2012, di Iran ditemukan cemaran kadmium dan timbal pada lipstik yang di impor dari berbagai negara (USA, Perancis, Inggris, Korea, China, Turki, Canada, Taiwan, dan Jerman), yang kemudian dibandingkan dengan lipstik dari Iran (Ziarati et al., 2012). Pada Mei 2013, ditemukan cemaran kadmium dan timbal dalam berbagai merek lipstik di pasar lokal, Faisalabad, Pakistan (Khalida A, et al., 2013). Selanjutnya ditemukan cemaran kadmium dan timbal pada lipstik dan lipgloss milik member Asian Communities for Reproductive Justice (ACRJ) di Oakland, California (Liu, et al., 2013). Di Indonesia telah ditemukan cemaran kadmium dan timbal pada lipstik dalam negeri dan luar negeri (Supriyadi, 2008). Beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab pencemaran kadmium dan timbal pada lipstik adalah bahan dasar yang digunakan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3
secara alami mengandung Pb seperti pada beewax yang mengandung Pb ≤ 10 ppm. Pewarna yang digunakan mengandung kadmium dan timbal seperti iron oxide yang mengandung kadmium ≤ 1 ppm dan timbal ≤ 10 ppm (Rowe et al, 2009). Selain itu, cemaran kadmium dan timbal dapat tercemar pada saat produksi seperti berasal dari solder kadmium dan timbal atau pada peralatan untuk produksi lipstik yang menggunakan cat mengandung kadmium dan timbal (Nourmoradi et al., 2013 dan Hepp et al., 2009). Pemilihan warna lipstik berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Ziarati et al (2012) bahwa kadar timbal tertinggi terdapat pada lipstik warna merah muda (± 40 µg/g) dan kadar kadmium tertinggi terdapat pada lipstik warna coklat (± 1,2 µg/g) dan berdasarkan penelitian oleh Khalida A, et al (2013) bahwa kadar timbal tertinggi terdapat pada lipstik warna coklat gelap (dark brown) yaitu ± 4 µg/g, sedangkan kadar kadmium tertinggi terdapat pada lipstik warna merah muda terang (shocking pink) yaitu ± 3,7 µg/g. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini menggunakan lipstik warna coklat gelap (dark brown) dan merah muda terang (shocking pink). Selain itu, kedua warna ini cukup digemari oleh masyarakat daerah Ciputat dan banyak beredar di toko kosmetik. Penentuan kadar logam berat seperti kadmium dan timbal dapat menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). SSA adalah suatu alat instrumen analisa yang dapat menentukan konsentrasi suatu unsur dalam suatu cuplikan yang didasarkan pada proses penyerapan radiasi sumber oleh atom-atom yang berada tingkat energi dasar (ground state) (Boybul dan Iis Haryati, 2009). Menurut Watson (2005), SSA merupakan suatu metode analisis yang sangat spesifik dan sensitif. Menurut
peraturan
kepala
BPOM
RI
nomor
HK.
03.1.23.08.11.07517 tahun 2011 bahwa kadmium merupakan bahan yang dilarang dalam kosmetik dan belum adanya ketetapan batas aman cemaran logam berat kadmium, sehingga untuk batas aman cemaran logam berat kadmium
pada penelitian ini mengacu pada ketetapan dari
Health
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4
Canada yaitu 3 µg/g (Health Canada, 2011). Sedangkan batas aman cemaran logam berat timbal menurut peraturan kepala BPOM RI nomor HK.03.1.23.07.11.6662 adalah < 20 µg/g (BPOM RI, 2011). Berdasarkan hal-hal di atas, maka dilakukan penelitian tentang analisis cemaran logam berat kadmium dan timbal pada beberapa merek lipstik dengan menggunakan SSA. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang cemaran kadmium dan timbal pada lipstik serta efek pada kesehatan.
I.2
Perumusan Masalah 1. Berapa kadar logam berat kadmium dan timbal pada beberapa merek lipstik yang beredar di daerah Ciputat ? 2. Apakah kadar logam berat kadmium dan timbal pada beberapa merek lipstik yang beredar di daerah Ciputat melebihi batas aman yang telah di tetapkan oleh Health Canada dan BPOM RI ?
I.3
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui
kadar logam berat kadmium dan timbal pada
beberapa merek lipstik yang beredar di daerah Ciputat. 2. Untuk mengetahui kesesuaian kadar logam berat kadmium dan timbal pada beberapa merek lipstik yang beredar di daerah Ciputat dengan batas aman yang telah ditetapkan oleh Health Canada dan BPOM RI.
I.4
Manfaat Penelitian 1. Untuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang cemaran kadmium dan timbal pada lipstik dan bahaya menggunakan lipstik yang mengandung logam berat kadmium dan timbal. 2. Menjadi bahan masukan bagi Dinas Kesehatan, BPOM RI tentang kemungkinan kandungan logam berat kadmium dan timbal yang beredar di daerah Ciputat. 3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya dalam meneliti masalah logam berat kadmium dan timbal pada jenis kosmetik lain. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Lipstik Lipstik adalah produk kosmetik paling luas digunakan (Tranggono dan latifah, 2007). Lipstik merupakan campuran dari lilin, minyak, dan pigmen dalam berbagai konsentrasi untuk menghasilkan suatu produk (Barel et al, 2009). Lipstik disimpan dalam wadah logam atau plastik dengan tutup pulir dan dalam keadaan tertutup (Departemen Kesehatan RI, 1985). Menurut Tranggono dan Latifah (2007) persyaratan lipstik yang dituntut oleh masyarakat antara lain : 1. Melapisi bibir secara mencukupi 2. Dapat bertahan di bibir selama mungkin 3. Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket 4. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir 5. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya 6. Memberikan warna yang merata pada bibir 7. Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya 8. Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau bintik, atau memperlihatkan hal-hal lain yang tidak menarik.
2.1.1
Fungsi Lipstik Lipstik digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah (Departemen Kesehatan RI, 1985). Selain itu, lipstik dapat menambah warna pada bibir agar terlihat lebih sehat dan juga membentuk bibir. Lipstik juga digunakan untuk harmonisasi wajah antara mata, rambut, dan pakaian. Kemudian lipstik mampu menciptakan ilusi bibir agar terlihat lebih kecil atau lebih besar tergantung dari warnanya (Barel et al, 2001).
5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6
2.1.2
Jenis Lipstik Menurut Chenny Han (2010) ada beragam jenis lipstik sebagai berikut: 1. Stik Jenis ini tidak mengkilap, sedikit lembab, dan mudah digunakan.
Gambar 2.1 Lipstik jenis stik [Sumber: Chenny Han, 2010]
2. Palet Dalam satu wadah terdapat beberapa jenis warna. Jenis ini biasanya berupa krim padat atau balm.
Gambar 1.2 Lipstik jenis palet [Sumber: Chenny Han, 2010]
3. Pen Lip Polish Berbentuk cair, kemasannya seperti pena. Praktis karena ujungnya dilengkapi dengan kuas dan dapat memberikan efek mengkilap pada bibir.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7
Gambar 1.3 Lipstik jenis pen lip polish [Sumber: Chenny Han, 2010]
4. Liquid Bentuknya cair, mengkilap dan pekat. Biasanya kemasannya dilengkapi dengan spons atau kuas dibagian ujung untuk memudahkan pengolesan.
Gambar 1.4 Lipstik jenis Liquid [Sumber: Chenny Han, 2010]
5. Pasta Bentuknya semacam gel cair, dikemas dalam bentuk tube seperti pasta gigi dan dapat membuat bibir mengkilap.
Gambar 1.5 Lipstik jenis Pasta [Sumber: Chenny Han, 2010]
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8
2.1.3
Komposisi Lipstik Secara garis besar, lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam
pembawa yang terbuat dari campuran lilin dan minyak dalam
komposisi yang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikehendaki. Suhu lebur lipstik yang ideal yaitu mendekati suhu bibir (36-38oC). Salah satu faktor yang harus diperhatikan pada lipstik adalah faktor ketahanan terhadap suhu cuaca disekelilingnya, terutama suhu daerah tropik. Suhu lebur lipstik dibuat lebih tinggi, yaitu lebih kurang 62oC, biasanya berkisar antara 55-75oC (Departemen Kesehatan RI, 1985). Komposisi lipstik antara lain: 1. Lilin Lilin berperan pada kekerasan lipstik. Misalnya: carnauba wax, parafin waxes, ozokerite, beewax, candelila wax, ceresine (Tranggono dan Latifah, 2007). 2. Minyak Fase minyak dalam lipstik memiliki kemampuan melarutkan zat-zat warna eosin. Misalnya: castor oil, tetrahydrofurfuryl alkohol, fatty acid alkylolamides, dihydroc alkohol beserta monoeter dan mono fatty acid esternya, isopropyl myristate, isopropyl, butyl stearate, paraffin oil (Tranggono dan Latifah, 2007). 3. Lemak Lemak berperan untuk melembabkan dan memberikan kesan mengkilap (Chee et al. 2010). Misalnya, krim kakao, minyak tumbuhan yang sudah dihidrogenasi (misalnya hydrogenatd castrol oil), cetyl alcohol, oleyil alkohol, lanolin (Tranggono dan Latifah, 2007). 4. Asetogliserid Asetogliserid berfungsi untuk memperbaiki sifat thixotropik batang lipstik sehingga meskipun termperatur berfluktuasi, kepadatan lipstik tetap konstan (Tranggono dan Latifah, 2007)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9
5. Zat-zat pewarna Zat pewarna yang dipakai secara universal di dalam lipstik adalah zat warna eosin yang memenuhi dua persyaratan sebagai zat warna untuk lipstik, yaitu kelekatan pada kulit dan kelarutannya di dalam minyak. Pelarut terbaik untuk eosin adalah castrol oil (Tranggono dan Latifah, 2007). Castrol oil berfungsi sebagai emolien untuk menghaluskan dan melembutkan kulit serta bersifat melembabkan (Widodo dan Sumarsih, 2007). 6. Antioksidan Antioksidan yang digunakan harus memenuhi syarat (Wasitaatmadja, 1997): a. Tidak berbau agar tidak mengganggu wangi parfum dalam kosmetika. b. Tidak berwarna. c. Tidak toksik. d. Tidak berubah meskipun disimpan lama. 7. Pengawet Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam sediaan lipstik sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak mengandung air. Akan tetapi ketika lipstik diaplikasikan pada bibir kemungkinan terjadi kontaminasi pada permukaan lipstik sehingga terjadi pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu perlu ditambahkan pengawet di dalam formula lipstik. Pengawet yang sering digunakan yaitu metil paraben dan propil paraben (Poucher, 2000). 8. Parfum Bahan pewangi (fragnance) atau lebih tepat bahan pemberi rasa segar (flavoring), harus mampu menutupi bau dan rasa kurang sedap dari lemak-lemak dalam lipstik dan menggantinya dengan bau dan rasa yang menyenangkan (Tranggono dan Latifah, 2007). 9. Surfaktan Surfaktan berfungsi memudahkan pembasahan dan dispersi partikel partikel pigmen warna yang padat (Tranggono dan Latifah, 2007)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
10
2.1.4
Pembuatan Lipstik Pada umumnya pembuatan lipstik meliputi 3 tahap : 1.
Penyiapan campuran komponen, yaitu campuran minyak-minyak, campuran zat-zat warna, dan campuran wax.
2.
Pencampuran semua itu membentuk massa lipstik.
3.
Pencetakan
massa
lipstik
menjadi
batangan-batangan
lipstik
(Tranggono dan Latifah, 2007).
2.2
Struktur Anatomi Bibir Bibir merupakan kulit yang memiliki ciri tersendiri karena lapisan jangatnya sangat tipis. Kandungan lemaknya sedikit sehingga dalam cuaca yang kering dan dingin lapisan jangat akan cenderung mengering, pecahpecah yang memungkinkan zat yang melekat padanya mudah penetrasi ke stratum germinativum (Departemen Kesehatan RI, 1985). Bibir terdiri dari bagian eksternal yang ditutupi oleh kulit, sedangkan bagian internal oleh jaringan epitel yang mengandung mukosa. Bagian ini memiliki banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf sensorik (Syaifuddin, 2009). Selain itu juga terdapat otot orbikularis oris menutup bibir, levator anguli oris mengangkat, dan depresor anguli oris menekan ujung mulut (Pearce, 2009). Bibir memiliki sifat lebih peka dibandingkan dengan kulit lainnya. Karena itu hendaknya berhati-hati dalam memilih bahan yang akan digunakan untuk sediaan bibir, terutama dalam hal memilih lemak, pigmen dan zat pengawet yang digunakan untuk maksud pembuatan sediaan (Departemen Kesehatan RI, 1985).
2.3
Logam Berat Logam berat sejatinya unsur penting yang dibutuhkan setiap makhluk hidup. Sebagai elemen, logam berat yang esensial seperti tembaga (Cu), selenium (Se), Besi (Fe) dan Zink (Zn) penting untuk menjaga metabolisme tubuh manusia dalam jumlah yang tidak berlebihan, jika berlebihan akan menimbulkan toksik pada tubuh. Logam berat yang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
11
termasuk elemen mikro merupakan kelompok logam berat yang nonesensial yang tidak mempunyai fungsi sama sekali dalam tubuh. Logam tersebut bahkan sangat berbahaya dan dapat menyebabkan keracunan (toksik) pada manusia yaitu: timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As) dan cadmium (Cd) (Agustina, 2010).
2.3.1
Logam Berat Kadmium (Cd)
2.3.1.1 Karakteristik Kadmium (Cd) Kadmium adalah metal berbentuk kristal putih keperakan (Slamet, 2004). Kadmium merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi. Umumnya kadmium terdapat dalam kombinasi dengan element lain seperti oksigen (kadmium oxide), klorin (kadmium cloride) dan belerang (kadmium sulfide). Senyawa ini stabil, padat, tak mudah menguap, namun kadmium oxide sering dijumpai sebagai partikel kecil dalam udara. Kebanyakan kadmium merupakan produk samping dalam pengecoroan seng, timah atau tembaga (Jeyaratnam dan David Koh. 2010).
2.3.1.2 Bahaya Kadmium (Cd) Menurut Sudarmaji et al (2006) dan Istarani (2014) gejala akut dan kronis akibat keracunan kadmium sebagai berikut :
Gejala akut : a. Sesak dada. b. Kerongkongan kering dan dada terasa sesak (constriction of chest). c. Nafas pendek. d. Nafas terengah-engah, distress dan bisa berkembang ke arah penyakit radang paru-paru. e. Sakit kepala dan menggigil. f. Mungkin dapat menyebabkan kematian.
Gejala kronis: a. Kemampuan mencium bau menurun. b. Berat badan menurun.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
12
c. Gigi terasa ngilu dan berwarna kuning keemasan. Selain menyerang pernafasan dan gigi, keracunan yang bersifat kronis menyerang juga saluran pencernaan, ginjal, hati dan tulang. d. Kanker payudara. e. Penyakit kardiovaskular.
2.3.2
Logam Berat Timbal (Pb)
2.3.2.1 Karakteristik Timbal (Pb) Timbal mempunyai nomor atom 82, berat molekul 207,19 dan berat jenis 11,34. Timbal berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan dengan titik leleh 327,5 0C dan titik didih pada tekanan atmosfer 1740 0C (Tangahu et al., 2011). Timbal sebagai logam berat merupakan unsur yang terbanyak di alam. Timbal nampak mengkilap atau berkilauan ketika baru dipotong, tetapi segera menjadi buram ketika kontak dengan udara terbuka (Sugiyarto dan Retno, 2010). Menurut Sudarmaji et al (2006), kadar Pb yang secara alami dapat ditemukan dalam bebatuan sekitar 13 mg/kg. Khusus Pb yang tercampur dengan batu fosfat dan terdapat didalam batu pasir (sand stone) kadarnya lebih besar yaitu 100 mg/kg. Pb yang terdapat di tanah berkadar sekitar 5 25 mg/kg dan di air bawah tanah (ground water) berkisar antara 1- 60 μg/liter. Secara alami Pb juga ditemukan di permukaan air. Kadar Pb pada air telaga dan air sungai adalah sebesar 1 -10 μg/liter. Dalam air laut kadar Pb lebih rendah dari dalam air tawar. Laut Bermuda yang dikatakan terbebas dari pencemaranpun mengandung Pb sekitar 0,07 μg/liter. Kandungan Pb dalam air danau dan sungai di USA berkisar antara 1-10 μg/liter. Secara alami Pb juga ditemukan di udara yang kadarnya berkisar antara 0,0001 - 0,001 μg/m3. Logam berat Pb yang berasal dari tambang dapat berubah menjadi PbS (golena), PbCO3 (cerusite) dan PbSO4 (anglesite) dan ternyata golena merupakan sumber utama Pb yang berasal dari tambang. Timbal banyak digunakan untuk berbagai keperluan karena sifatsifatnya sebagai berikut :
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
13
1. Timbal mempunyai titik cair rendah sehingga jika digunakan dalam bentuk cair dibutuhkan teknik yang cukup sederhana dan tidak mahal. 2. Timbal merupakan logam yang lunak sehingga mudah diubah menjadi berbagai bentuk. 3. Sifat-sifat kimia timbal menyebabkan logam ini berfungsi sebagai lapisan pelindung jika kontak dengan udara lembab. 4. Timbal dapat membentuk alloy dengan logam lainnya. Alloy yang terbentuk mempunyai sifat berbeda dengan timbal yang murni. 5. Densitas timbal lebih tinggi dibandingkan dengan logam lainnya kecuali emas dan merkuri (Fardiaz, 1992)
2.3.2.2 Keracunan Timbal (Pb) Menurut Richard N et al (2006) keracunan timbal disebabkan oleh hal-hal berikut ini : a. Afinitasnya tinggi untuk gugus sulfihidril, dapat menghambat fungsi enzim seperti enzim-enzim yang terlibat dalam penyatuan besi kedalam molekul heme. b. Kompetisi
dengan
ion
kalsium
untuk
memperebutkan
penyimpanannya di dalam tulang. c. Inhibisi enzim yang berkaitan dengan membran sel sehingga terjadi gangguan pada kelangsungan hidup sel darah merah (hemolisis), kerusakan ginjal dan hipertensi. d. Gangguan pada metabolisme 1,25 dihidroksivitamin D.
Paparan bahan tercemar Pb dapat menyebabkan gangguan pada organ sebagai berikut : a. Gangguan terhadap fungsi ginjal Pb dapat menyebabkan tidak berfungsinya tubulus renal, nephropati irreversible, sclerosis vaskuler, sel tubulus atropi, fibrosis dan
sclerosis
glumerolus.
Akibatnya
dapat
menimbulkan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
14
aminoaciduria dan glukosuria, dan jika paparannya terus berlanjut dapat terjadi nefritis kronis b. Gangguan terhadap sistem reproduksi. Pb dapat menyebabkan gangguan pada sistem reproduksi berupa keguguran, kesakitan dan kematian janin. Pb mempunyai efek racun terhadap gamet dan dapat menyebabkan cacat kromosom. Anak -anak sangat peka terhadap paparan Pb di udara. Paparan Pb dengan kadar yang rendah yang berlangsung cukup lama dapat menurunkan IQ. Pada wanita hamil Pb dapat melewati plasenta dan kemudian akan ikut masuk dalam sistem peredaran darah janin dan selanjutnya setelah bayi lahir, Pb akan dikeluarkan bersama air susu ibu (Widowati et al.,2008). c. Gangguan terhadap sistem hemopoitik Keracunan Pb dapat menyebabkan terjadinya anemia akibat penurunan sintesis globin walaupun tak tampak adanya penurunan kadar zat besi dalam serum. Anemia ringan yang terjadi disertai dengan sedikit peningkatan kadar ALA (Amino Levulinic Acid) urine. Dapat dikatakan bahwa gejala anemia merupakan gejala dini dari keracunan Pb pada manusia. d. Gangguan terhadap sistem syaraf Efek pencemaran Pb terhadap kerja otak lebih sensitif pada anakanak dibandingkan pada orang dewasa. Paparan menahun dengan Pb dapat menyebabkan lead encephalopathy. Gambaran klinis yang timbul adalah rasa malas, gampang tersinggung, sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar konsentrasi dan menurunnya kecerdasan.
Daya racun Pb di dalam tubuh di antaranya disebabkan oleh penghambatan enzim oleh ion-ion Pb2+. Enzim yang diduga dihambat adalah yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. Pada jaringan atau organ tubuh, logam Pb akan terakumulasi pada tulang, karena logam ini dalam bentuk ion (Pb2+) mampu menggantikan keberadaan ion Ca2+ (kalsium) yang terdapat pada jaringan tulang. Tulang berfungsi sebagai
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
15
tempat pengumpulan Pb karena sifat-sifat ion Pb2+ yang hampir sama dengan dengan Ca2+ (Fardiaz, 1992). Dalam tubuh, lebih dari 90 % Pb disimpan dalam tulang (Sumardjo, 2009).
2.4
Sumber-sumber Potensi Logam Berat Pada Lipstik
Kadmium Kadmium adalah salah satu logam berat yang ditemukan dalam pigmen anorganik produk kosmetik. Sehingga lipstik kemungkinan tercemar oleh kadmium (Nourmoradi et al., 2013).
Timbal Lipstik dapat terkontaminasi dengan timbal dapat disebabkan karena bahan dasar yang digunakan secara alami mengandung logam berat atau tercemar selama produksi (Nourmoradi et al., 2013). Menurut Hepp et al (2009), kontaminasi timbal pada lipstik mungkin berasal dari solder timbal atau pada peralatan yang digunakan untuk produksi lipstik yang menggunakan cat yang mengandung timbal. Timbal dapat digunakan sebagai zat warna seperti Pb karbonat dan Pb sulfat (Ardyanto, 2005).
2.5
Destruksi Destruksi merupakan proses perusakan oksidatif dari bahan organik sebelum penetapan suatu analit anorganik atau untuk memecah ikatan dengan logam. Agar unsur-unsur tersebut tidak saling mengganggu dalam analisis, maka salah satu unsur harus di hilangkan, dengan adanya proses destruksi tersebut diharapkan yang tertinggal hanya logamlogamnya
saja.
Dalam
pendestruksian
hendaknya
memilih
zat
pengoksidasi yang cocok baik untuk logam maupun jenis sampel yang akan dianalisis. Secara umum, destruksi ada dua yaitu destruksi basah dan destruksi kering (Dewi, 2012).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
16
2.5.1
Destruksi Basah Pada umumnya destruksi basah dapat menentukan unsur-unsur dengan konsentrasi yang rendah (Wulandari dan Sukesi, 2013). Destruksi basah dilakukan dengan cara menguraikan bahan organik dalam larutan asam pengoksidasi pekat (H2SO4, HNO3, H2O2 dan HClO4) dengan pemanasan sampai jernih. Mineral anorganik akan tertinggal dan larut dalam larutan asam kuat. Mineral berada dalam bentuk kation logam dan ikatan kimia dengan senyawa organik telah terurai. Larutan selanjutnya disaring dan siap dianalisis dengan SSA (Dewi, 2012). Larutan asam nitrat pekat merupakan asam yang paling efektif dan paling sering digunakan dalam destruksi basah karena dapat memecah sampel menjadi senyawa yang mudah terurai dan larutan asam nirtat pekat sendiri sukar menguap. (Dewi, 2011). Preparasi sampel dengan metode destruksi basah dilakukan pada suhu rendah dan dengan penambahan campuran asam kuat untuk mendestruksi senyawa organik dan bahan lain dalam sampel. Metode destruksi basah lebih sering dilakukan untuk analisis sampel yang mudah menguap. Keuntungan dengan metode analisis ini adalah waktu dan proses pengerjaannya lebih cepat, kehilangan mineral akibat penguapan dapat dihindari. Hanya saja dengan metode destruksi basah ini kemungkinan kesalahan lebih besar akibat penggunaan reagen yang lebih banyak dan dalam pengerjaannya membutuhkan perhatian yang ekstra dari analis karena dalam pelaksanaannya reaksi yang terjadi berlangsung kuat dan dapat membuat residu keluar, maka selama pemanasan harus lebih berhati-hati (Gandjar dan Rohman, 2007).
2.5.2
Destruksi Kering Destruksi kering dilakukan dengan cara sampel yang akan dianalisis dipanaskan pada temperatur lebih dari 500ºC. Selain itu dapat menguapkan senyawa organik dari C,H,O dan N menjadi gas seperti CO2, CO, NO, NO2, H2O, dan sebagainya. Keuntungan metode ini adalah sederhana dan terhindar dari pengotor seperti dalam metode destruksi basah, namun dapat terjadi kehilangan unsur-unsur mikro tertentu. Di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
17
samping itu, dapat juga terjadi reaksi antara unsur dengan bahan wadah. Pada destruksi kering, material yang berisi unsur yang rendah ditempatkan dalam wadah silika atau porselin (Dewi, 2012). 2.6
Spektrofotometri Serapan Atom Spektrofotometri serapan atom (SSA) adalah suatu metode analisis untuk menentukan konsentrasi suatu unsur dalam suatu cuplikan yang didasarkan pada proses penyerapan radiasi oleh atom-atom yang berada pada tingkat energi dasar (ground state). Proses penyerapan energi terjadi pada panjang gelombang yang spesifik dan karakteristik untuk tiap unsur. Proses penyerapan tersebut menyebabkan atom penyerap tereksitasi, dimana elektron dari kulit atom meloncat ke tingkat energi yang lebih tinggi. Banyaknya intensitas radiasi yang diserap sebanding dengan jumlah atom yang berada pada tingkat energi dasar yang menyerap energi radiasi tersebut. Dengan mengukur tingkat penyerapan radiasi (absorbansi) atau mengukur radiasi yang diteruskan (transmitansi), maka konsentrasi unsur di dalam cuplikan dapat ditentukan (Boybul dan Iis Haryati, 2009). Metode SSA berdasarkan pada prinsip absorbsi cahaya oleh atom. Atom- atom akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya (Gandjar dan Rohman, 2007).
2.6.1
Instrumen Spektrofotometri Serapan Atom
Gambar 2.6 Komponen Spektrofotometri Serapan Atom [Sumber: Gandjar dan Rohman, 2007]
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
18
a.
Sumber Sinar Sumber sinar yang dipakai adalah lampu katoda berongga (hollow cathoda lamp). Lampu terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung suatu katoda dan anoda. Katoda berbentuk silinder berongga yang terbuat dari logam atau dilapisi dengan logam tertentu. Tabung logam ini diisi dengan gas mulia (neon atau argon). Bila antara anoda dan katoda diberi selisih tegangan yang tinggi (600 volt), maka katoda akan memancarkan berkas-berkas elektron yang bergerak menuju anoda yang mana kecepatan dan energinya sangat tinggi. Elektron-elektron dengan energi tinggi ini dalam perjalanannya menuju anoda akan bertabrakkan dengan gas-gas mulia yang diisikan tadi. Akibat dari tabrakkan-tabrakkan ini membuat unsur-unsur gas mulia akan kehilangan elektron dan menjadi bermuatan positif. Ionion gas mulia yang bermuatan positif ini selanjutnya akan bergerak ke katoda dengan kecepatan dan energi yang tinggi pula. Pada katoda terdapat unsur-unsur yang sesuai dengan unsur yang dianalisis. Unsurunsur ini akan ditabrak oleh ion-ion positif gas mulia. Akibat tabrakan ini, unsur-unsur akan terlempar ke luar dari permukaan katoda. Atomatom unsur dari katoda ini mungkin akan mengalami eksitasi ke tingkat
energi-energi
elektron
yang
lebih
tinggi
dan
akan
memancarkan spektrum pencaran dari unsur yang sama dengan unsur yang akan dianalisis (Gandjar dan Rohman, 2007). b.
Tempat Sampel Dalam analisis dengan SSA, sampel yang akan dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan asas. Ada berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk mengubah suatu sampel menjadi uap atom-atom yaitu dengan nyala (flame) dan dengan tanpa nyala (flameless) (Gandjar dan Rohman, 2007). 1.
Nyala (flame) Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa padatan atau cairan menjadi bentuk uap atomnya, dan juga berfungsi untuk atomisasi. Suhu yang dapat dicapai oleh nyala
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
19
tergantung pada gas-gas yang digunakan, misalkan untuk gas batu bara-udara, suhunya kira-kira sebesar 18000C, gas alam-udara 17000C, Asetilen-udara 22000C, dan gas asetilen-dinitrogen oksida (N2O) sebesar 30000C (Gandjar dan Rohman, 2007). Pemilihan macam bahan bakar sangat mempengaruhi suhu nyala. Komposisi perbandingannya sangat mempengaruhi suhu nyala. Sumber nyala yang paling banyak digunakan adalah campuran asetilen sebagai bahan pembakar dan udara sebagai pengoksidasi. Propana-udara dipilih untuk logam-logam alkali karena suhu nyala yang lebih rendah akan mengurangi banyaknya ionisasi. Nyala hidrogen-udara lebih jernih daripada nyala asetilenudara dalam daerah UV (di bawah 220 nm) dan juga karena sifatnya yang mereduksi maka nyala ini sesuai untuk penetapan arsenik dan selenium (Gandjar dan Rohman, 2007). Cara pengatoman pada nyala yaitu dengan memasukkan sampel ke dalam nyala dengan cara yang ajeg dan seragam membutuhkan suatu alat yang mampu mendispersikan sampel secara seragam di dalam nyala. Ada beberapa cara atomisasi dengan nyala ini, yaitu :
Cara langsung (Pembakaran konsumsi total atau total consumption burner) Pada cara ini, sampel dihembuskan secara langsung ke dalam nyala, dan semua sampel akan dibakar oleh pembakar. Variasi ukuran kabut (droplet) sangat besar. Diameter partikel ratarata sebesar 20 mikron, dan sejumlah partikel ada yang mempunyai diameter lebih besar 40 mikron. Semakin besar kabut yang melewati nyala (tanpa semuanya diuapkan), maka efisiensinya semakin rendah (Gandjar dan Rohman, 2007).
Cara tidak langsung Pada model ini, larutan sampel dicampur terlebih dahulu dengan bahan pembakar dan bahan pengoksidasi dalam suatu kamar pencampuran sebelum dibakar. Tetesan-tetesan yang besar
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
20
akan tertahan dan tidak masuk ke dalam nyala. Dengan cara ini, ukuran terbesar yang masuk ke dalam nyala ± 10 mikron sehingga nyala lebih stabil dibandingkan dengan cara langsung. Masalah yang terkait dengan penggunaan cara ini adalah adanya kemungkinan nyala membakar pencampuran dan terjadi ledakan. Akan tetapi, hal ini dapat dihindari dengan menggunakan lubang sempit atau dengan cara mematuhi aturan yang benar terkait dengan cara menghidupkan gas (Gandjar dan Rohman, 2007). 2.
Tanpa nyala (flameless) Teknik atomisasi dengan nyala dinilai kurang peka karena atom gagal mencapai nyala, tetesan sampel yang masuk ke dalam nyala terlalu besar, dan proses atomisasi kurang sempurna. Oleh karena itu muncullah suatu teknik atomisasi baru yakni atomisasi tanpa nyala. Pengatoman dapat dilakukan dalam tungku dari grafit. Sejumlah sampel diambil sedikit (untuk sampel cair diambil hanya beberapa μL. Sementara sampel padat diambil beberapa mg), lalu diletakkan dalam tabung grafit, kemudian tabung tersebut dipanaskan dengan sistem elektris dengan cara melewatkan arus listrik pada grafit. Akibat pemanasan ini, maka zat yang akan dianalisis berubah menjadi atom-atom netral dan pada fraksi atom ini dilewatkan suatu sinar yang berasal dari lampu katoda berongga sehingga terjadilah proses penyerapan energi yang memenuhi kaidah analaisa kualitatif (Gandjar dan Rohman, 2007). Sistem pemanasan dengan tanpa nyala ini dapat melalui 3 tahap yaitu : pengeringan (drying) yang membutuhkan suhu yang relatif rendah, pengabuan (ashing) yang membutuhkan suhu yang lebih tinggi karena untuk menghilangkan matriks kimia dengan mekanisme volatilasi atau pirolisis, dan pengatoman (atomising). Pada umumnya waktu dan suhu pemanasan tanpa nyala dilakukan dengan cara terprogram (Gandjar dan Rohman, 2007).
c.
Monokromator Monokromator dimaksudkan untuk memisahkan dan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
21
memilih panjang gelombang yang digunakan dalam analisis. Dalam monokromator terdapat chopper (pemecah sinar), suatu alat yang berputar dengan frekuensi atau kecepatan perputaran tertentu (Gandjar dan Rohman, 2007). d.
Detektor Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui
tempat
pengatoman.
Biasanya
digunakan
tabung
penggandaan foton. Ada 2 cara yang dapat digunakan dalam sisitem deteksi yaitu: yang memberikan respon terhadap radiasi resonansi dan radiasi kontinyu dan
yang hanya memberikan
respon terhadap radiasi resonansi (Gandjar dan Rohman, 2007). e.
Readout Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai pencatat hasil. Hasil pembacaan dapat berupa angka atau berupa kurva yang menggambarkan absorbansi atau intensitas emisi (Gandjar dan Rohman, 2007).
2.6.2
Gangguan Pada Spektrofotometri Serapan Atom Gangguan-gangguan yang dapat terjadi dalam SSA adalah sebagai berikut: 1.
Gangguan yang berasal dari matriks sampel yang mana dapat mempengaruhi banyaknya sampel yang mencapai nyala.
2.
Gangguan kimia yang dapat mempengaruhi jumlah atau banyaknya atom yang terjadi dalam nyala (Gandjar dan Rohman, 2007).
2.6.3
Kelebihan dan Keterbatasan Spektrofotometri Serapan Atom SSA memiliki kelebihan dan keterbatasan sebagai berikut :
Kelebihan SSA lebih peka dari spektroskopi emisi atom, suatu metode analisis yang sangat spesifik yang bermanfaat dalam beberapa aspek pengendalian mutu (Watson, 2010). Selain itu, SSA juga sederhana, akurat, dan mudah digunakan (Sukernder et al. 2012).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
22
Keterbatasan SSA hanya dapat diterapkan pada unsur-unsur logam, masing-masing unsur memerlukan lampu katode rongga yang berbeda untuk penentuannya
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1
Tempat Penelitian analisa cemaran logam berat kadmium dan timbal pada beberapa merek lipstik yang beredar di daerah Ciputat dengan menggunakan
spektrofotometri
serapan
atom
dilaksanakan
di
Laboraturium Penelitian II Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dan Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3.1.2
Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2014.
3.2
Sampel Sampel yang digunakan pada penelitian adalah dari 4 lipstik teregistrasi berwarna coklat gelap (dark brown),
4 lipstik teregistrasi
berwarna merah muda terang (shocking pink), 4 lipstik tidak teregistrasi berwarna coklat gelap (dark brown), dan 4 lipstik tidak teregistrasi berwarna merah muda terang (shocking pink). 3.3
Alat dan Bahan
3.3.1
Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: seperangkat alat SSA (Perkin Elmer), lemari asam, timbangan analitik (AND GH-202), hot plate (MSC 400), labu ukur (Pyrex), gelas ukur (Pyrex), pipet ukur (Pyrex), mikro pipet (Eppendorf research plus), gelas beker (Pyrex), pipet tetes, tissue, batang pengaduk, vial, corong, lap, dan kertas saring.
3.3.2
Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan standar (Cd (NO3)2), larutan standar (Pb(NO3)2) , larutan asam nitrat 65 % pro analisis, larutan H2O2 30 % pro analisis dan aquabides.
23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
24
3.4
Tahapan Penelitian
3.4.1
Sampel Uji
3.4.1.1 Pendataan Merek Lipstik yang Beredar di Daerah Ciputat Tahap pertama survai lokasi tempat penjualan sampel di daerah Ciputat seperti: Pasar Ciputat, Plaza Ciputat, Giant Cirendeu, Ramayana Ciputat, Carefour Ciputat, Tip Top Ciputat dan Super Indo Ciputat. 3.4.1.2 Pengambilan sampel Uji Sampel uji terdiri dari 4 merek lipstik yang teregistrasi dan 4 merek lipstik yang tidak teregistrasi warna coklat gelap (dark brown) dan merah muda terang (shocking pink) yang dijual di pasar swalayan dan pasar tradisional daerah Ciputat.
3.5
Analisa Logam Berat pada Beberapa Merek Lipstik
3.5.1
Pembuatan Kurva Kalibrasi (Cd dan Pb)
3.5.1.1 Kurva Kalibrasi Kadmium (Cd) Larutan induk kadmium (Cd(NO3)2) 1000 ppm dipipet 0,5 mL, dimasukkan ke labu ukur 100 mL, lalu ditambahkan aquabides sampai tanda batas labu ukur. Diperoleh larutan dengan konsentrasi 5,00 ppm. Larutan konsetrasi 5,00 ppm di encerkan menjadi 0,50 ppm, kemudian diencerkan kembali menjadi 0,01 ppm; 0,02 ppm; 0,04 ppm; 0,08 ppm; 0,16 ppm, dan 0,32 ppm dalam labu ukur 50 mL. Larutan standar yang telah dibuat masing-masing diukur serapannya dengan SSA pada panjang gelombang 228,8 nm, lalu hasilnya diplot menjadi kurva kalibrasi.
3.5.1.2 Kurva Kalibrasi Timbal (Pb) Larutan induk timbal (Pb(NO3)2) 1000 ppm dipipet 0,50 mL, dimasukkan ke labu ukur 100,00 mL, lalu ditambahkan aquabides sampai tanda batas labu ukur. Diperoleh larutan dengan konsentrasi 5,00 ppm. Larutan dengan konsetrasi 5,00 ppm di encerkan menjadi 0,10 ppm; 0,30 ppm; 0,50 ppm; 0,10 ppm, dan 0,30 ppm dalam labu ukur 50 mL. Larutan standar yang telah dibuat tersebut masing-masing diukur serapannya
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
25
dengan SSA pada panjang gelombang 283,3 nm, lalu hasilnya diplot menjadi kurva kalibrasi.
3.5.2
Preparasi Sampel Preparasi sampel dengan menggunakan metode destruksi basah yaitu sampel ditimbang ± 1,00 gram, lalu dimasukkan kedalam gelas beker 250 mL untuk dilakukan destruksi basah dengan menggunakan campuran asam HNO3 65% dan H2O2 30%. Destruksi dilakukan dengan HNO3 65% sebanyak 15 mL ditambahkan kedalam beker gelas dan sambil dipanaskan di hotplate pada suhu ± 1000 C. Proses ini dilakukan sampai hilangnya asap berwarna coklat. Setelah itu larutan ditambahkan dengan H2O2 30 % sebanyak 5 mL sedikit demi sedikit sambil dilakukan pemanasan pada suhu ±1000 C. Proses destruksi dihentikan sampai larutan jernih, yang menandakan bahwa proses destruksi telah sempurna. Setelah proses destruksi selesai, larutan didiamkan sampai dingin, lalu larutan dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL dan tambahkan aquabides sampai tanda batas labu ukur, kemudian larutan dihomogenkan. Lalu disaring dengan menggunakan kertas saring dan dimasukkan ke dalam vial. Destruksi sampel dilakukan dua kali ulangan (Bukhari, 2013 dan Wulandari, 2013).
3.5.3
Penentuan Kadmium dan Timbal dalam Sampel
3.5.3.1 Penentuan Kadmium dalam Sampel Untuk menentukan kadar kadmium pada lipstik mula-mula dilakukan pengukuran larutan standar yang telah dipersiapkan terlebih dahulu hingga diperoleh kurva kalibrasi dari larutan standar 0,00; 0,01 ppm; 0,02 ppm; 0,04 ppm; 0,08 ppm; 0,16 ppm; dan 0,32 ppm. Setelahitu dilakukan pengukuran serapan sampel. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan SSA dengan panjang gelombang 283,3 nm 3.5.3.2 Penentuan Kadar Timbal dalam Sampel Untuk menentukan kadar timbal mula-mula dilakukan pengukuran larutan standar yang telah dipersiapkan terlebih dahulu hingga diperoleh
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
26
kurva kalibrasi dari larutan standar 0,00; 0,10 ppm; 0,30 ppm; 0,50 ppm; 1,00 ppm; 3,00 ppm dan 5,00 ppm. Setelah itu dilakukan pengukuran serapan sampel. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan SSA dengan panjang gelombang 283.3 nm.
3.5.4 Perhitungan (BPOM RI, 2011) Hitung kadar Pb dan Cd dengan persamaan garis regresi kurva kalibrasi menggunakan rumus: Kadar kadmium atau timbal (μg/g) = =
x F (mL)
Dimana : C
= Konsentrasi kadmium atau timbal dalam sampel yang dihitung dari kurva kalibrasi
3.5.5
F
= Volume larutan uji dalam mL
B
= Bobot sampel dari larutan uji
Persyaratan Cemaran Logam Berat Kadmium dan Timbal Menurut peraturan kepala BPOM RI nomor HK. 03.1.23.08.11.07517 tahun 2011 bahwa kadmium merupakan bahan yang dilarang dalam kosmetik dan belum ada ketetapan persyaratan cemaran logam berat kadmium, sehingga untuk persyaratan cemaran logam berat kadmium pada penelitian ini mengacu pada ketetapan dari Health Canada yaitu 3 µg/g. Persyaratan cemaran logam timbal menurut Peraturan Kepala BPOM RI Nomor HK.03.1.23.07.11.6662 adalah < 20 µg/g.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kadar cemaran logam berat kadmium dan timbal pada beberapa merek lipstik, sehingga dapat diketahui keamanan lipstik tersebut untuk digunakan. Keamanan lipstik pada penelitian ini mengacu pada batas aman (batas maksimum cemaran) kadmium dan timbal yang berturut-turut ditetapkan oleh Health Canada dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). Berdasarkan peraturan kepala BPOM RI nomor HK.03.1.23.08.11.07517 tahun 2011 bahwa kadmium
merupakan
bahan yang dilarang dalam kosmetik dan belum ada ketetapan batas aman cemaran logam berat kadmium pada lipstik, sehingga untuk batas aman cemaran kadmium pada penelitian ini mengacu pada ketetapan dari Health Canada yaitu 3 µg/g (Health Canada, 2011). Batas aman cemaran logam berat timbal pada lipstik berdasarkan peraturan kepala BPOM RI nomor HK.03.1.23.07.11.6662 yaitu < 20 µg/g (BPOM RI, 2011). Logam berat kadmium dan timbal dipilih sebagai logam berat yang akan dianalisa kadar cemarannya pada lipstik karena cemaran logam kadmium dan timbal sering ditemukan pada produk kosmetik seperti lipstik dan kedua logam berat tersebut merupakan dua logam berat yang berbahaya terhadap kesehatan khususnya pada wanita, sebagai contoh yaitu kadmium dapat menyebabkan kanker payudara, sedangkan timbal pada wanita hamil, dapat melewati plasenta dan kemudian akan ikut masuk dalam sistem peredaran darah janin dan selanjutnya setelah bayi lahir, timbal akan dikeluarkan bersama air susu ibu (Istarani dan Ellina, 2012 dan Widowati et al., 2008). Sediaan kosmetik yang digunakan yaitu lipstik karena lipstik merupakan salah satu kosmetik yang sering digunakan oleh wanita dan mudah didapatkan, selain itu kadmium dan timbal sering ditemukan dalam lipstik (Valda Mamoto dan Fatimawali, 2013).
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
28
Pada penelitian sebelumnya (Supriyadi, 2008) bahwa lipstik produk dalam negeri dan produk luar negeri semuanya mengandung logam timbal dan kadmium dengan kadar masing-masing: 33,61 µg/g dan 3,41 µg/g (untuk produk dalam negeri) dan 63,34 µg/g dan 2,97 µg/g (untuk produk luar negeri). Sehingga dapat di duga bahwa lipstik teregistrasi dan tidak teregistrasi oleh BPOM RI juga mengandung kadmium dan timbal. Pemilihan warna lipstik berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Ziarati et al (2012) bahwa kadar timbal tertinggi terdapat pada lipstik warna merah muda (± 40 µg/g) dan kadar kadmium tertinggi terdapat pada lipstik warna coklat (± 1,2 µg/g) dan berdasarkan penelitian oleh Khalida A, et al (2013) bahwa kadar timbal tertinggi terdapat pada lipstik warna coklat gelap (dark brown) yaitu ± 4 µg/g, sedangkan kadar kadmium tertinggi terdapat pada lipstik warna merah muda terang (shocking pink) yaitu ± 3,7 µg/g. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini menggunakan lipstik warna coklat gelap (dark brown) dan merah muda terang (shocking pink). Selain itu, kedua warna ini cukup digemari oleh masyarakat daerah Ciputat dan banyak beredar di toko kosmetik. Penetapan kadar cemaran logam berat kadmium dan timbal pada beberapa merek lipstik dilakukan menggunakan spektrofotometri serapan atom karena waktu pengerjaan yang cepat, sensitif, dan sangat spesifik untuk unsur yang akan dianalisis. Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk analisis cemaran logam berat kadmium dan timbal dimulai dengan pendataan merek lipstik yang beredar di daerah Ciputat, pembuatan larutan standar dan kurva kalibrasi, preparasi sampel, dan pengukuran logam berat kadmium dan timbal pada beberapa merek lipstik menggunakan spektrofotometri serapan atom. 4.1
Pendataan Merek Lipstik Yang Beredar di Daerah Ciputat Pendataan merek lipstik dilakukan di pasar swalayan (Giant Cireunde, Ramayana Ciputat, Carefour Ciputat, Super Indo Ciputat, dan Tip top Ciputat) dan pasar tradisional (pasar Ciputat dan plaza Ciputat). Hasil pendataan merek lipstik teregistrasi dan tidak teregistrasi yang beredar di daerah Ciputat dapat dilihat pada tabel 4.1.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
29
Tabel 4.1. Hasil Pendataan Merek Lipstik yang Beredar di Daerah Ciputat No
Nama Tempat
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Guardian Giant Cirendeu Carrefour Ciputat Super Indo Plaza Ciputat Tip Top Ciputat Pasar Ciputat
Jumlah Lipstik Teregistrasi Tidak Teregistrasi 3 2 1 5 4 8 12 3
Pemilihan merek lipstik di daerah Ciputat berdasarkan jumlah merek lipstik yang paling banyak beredar di daerah Ciputat, sehingga dapat diasumsikan bahwa merek lipstik tersebut paling banyak digunakan oleh masyarakat. Kemudian, untuk pengambilan sampel uji menggunakan metode sampling secara purposive yaitu dimana pemilihan elemen-elemen untuk menjadi sampel berdasarkan pertimbangan yang tak acak dan kriteria yang sudah ditentukan, sehingga setiap elemen tidak mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih (Supranto, 2007). Jumlah sampel uji secara keseluruhan sebanyak 16 sampel uji, yang terdiri dari 4 lipstik teregistrasi berwarna coklat gelap (dark brown), 4 lipstik teregistrasi berwarna merah muda terang (shocking pink), 4 lipstik tidak teregistrasi berwarna coklat gelap (dark brown), dan 4 lipstik tidak teregistrasi berwarna merah muda terang (shocking pink).
Tabel 4.2 Data Kode Merek dan Jumlah Lipstik Yang Teregistrasi dan Tidak Teregistrasi Lipstik Yang Teregistrasi Oleh BPOM Kode Merek Lipstik Jumlah
Lipstik Yang Tidak Teregistrasi Oleh BPOM Kode Merek Lipstik Jumlah
R1
10
TR 1
7
R2
9
TR 2
4
R3
7
TR 3
3
R4
6
TR 4
3
R5
5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
30
R6
4
R7
3
R 8 – R 14
2
R 15 – R 16
1
Keterangan : R = lipstik teregistrasi, TR = Lipstik tidak teregistrasi
4.2
Pembuatan Kurva Kalibrasi Pembuatan kurva kalibrasi diawali dengan pembuatan beberapa larutan standar kadmium dan timbal dari larutan
induk 1000 ppm.
Pembuatan larutan standar kadmium dan timbal harus dilakukan secara teliti dan hati-hati untuk menghindari kesalahan sehingga memberikan hasil yang kuantitatif. Masing-masing larutan induk 1000 ppm kemudian di encerkan menjadi 5,00 ppm. Untuk kadmium, larutan konsentrasi 5,00 ppm diencerkan kembali menjadi 0,50 ppm lalu dibuat konsentrasi 0,01 ppm; 0,02 ppm; 0,04 ppm; 0,08 ppm; 0,16 ppm; dan 0,32 ppm dalam labu ukur 50 mL. Sedangkan untuk timbal, larutan konsentrasi 5 ppm dibuat konsentrasi 0,10 ppm; 0,30 ppm; 0,50 ppm; 1,00 ppm; dan 3,00 ppm dalam labu ukur 50 mL. Pemilihan konsentrasi kurva kalibrasi berdasarkan batas persyaratan cemaran logam berat kadmium (3 µg/g) dan timbal (< 20 µg/g). Pemilihan konsentrasi ini agar serapan sampel berada dalam rentang kurva kalibrasi. Pengukuran serapan kurva kalibrasi menggunakan spektrofotometri serapan atom dengan panjang gelombang yang spesifik untuk kadmium dan timbal. Pengukuran serapan
kadmium dan timbal berturut-turut
dilakukan pada panjang gelombang 228,8 nm dan 283,3 nm. Pemilihan panjang gelombang tersebut karena merupakan panjang gelombang yang paling kuat menyerap garis untuk transisi elektronik dari tingkat dasar ke tingkat eksitasi (Dewi, 2012). Lalu hasil pengukuran serapan diplot menjadi kurva kalibrasi dan memperoleh persamaan garis linear. Persamaan garis linear kadmium yaitu y = 0,00010 + 0,09759x dengan koefisien korelasi (r) adalah 0,9995. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3 dan gambar 4.1.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
31
Tabel 4.3 Kurva Kalibrasi Kadmium
Absorban
Konsentrasi (ppm) 0,0000 0,0100 0,0200 0,0400 0,0800 0,1600 0,3200
Absorban 0,0000 0,0006 0,0020 0,0041 0,0083 0,0162 0,0310
0,035 0,03 0,025 0,02 0,015 0,01 0,005 0 0
0,1
0,2
0,3
0,4
Konsentrasi
Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Kadmium Sedangkan persamaan garis linear timbal yaitu y = 0,00595x – 0,00009 koefisien korelasi (r) adalah 0,9999. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.4 dan gambar 4.2. Tabel 4.4 Kurva Kalibrasi Timbal Konsentrasi (ppm) 0,0000 0,1000 0,3000 0,5000 1,0000 3,0000 5,0000
Absorban 0,0000 0,0005 0,0016 0,0028 0,0060 0,0178 0,0297
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
32
Absorban (A)
0,04 0,03 0,02 0,01 0 -0,01
0
1
2
3
4
5
6
Konsentrasi (ppm)
Gambar 4.2 Kurva Kalibrasi Timbal 4.3
Preparasi Sampel Preparasi
sampel
dilakukan
dengan
menggunakan
metode
destruksi. Destruksi berfungsi untuk memutus ikatan antara senyawa organik dengan logam yang akan dianalisis. Agar unsur-unsur tersebut tidak saling mengganggu, maka salah satu unsurnya harus dihilangkan, dengan adanya proses destruksi maka yang diharapkan tertinggal hanya logam (Dewi, 2012). Destruksi yang digunakan yaitu destruksi basah karena dapat menentukan unsur-unsur dengan konsentrasi yang rendah (Wulandari dan Sukaesih, 2013). Destruksi basah dapat menguraikan bahan organik dalam sampel dengan bantuan asam pengoksidasi pekat dan panas. Asam pengoksidasi pekat dapat digunakan tunggal atau campuran. Proses destruksi basah pada penelitian ini dengan cara menimbang lipstik sebanyak ± 1,00 gram, kemudian dimasukkan kedalam gelas beker 250 mL dan tambahkan 15 mL HNO3 65 % lalu dipanaskan pada suhu ± 1000C. HNO3 65 % digunakan untuk memecah sampel menjadi senyawa yang mudah terurai. Sedangkan pemanasan pada suhu 1000C pada proses ini untuk mempercepat proses pemutusan ikatan organologam. Pemanasan pada suhu 1000C diharapkan dapat mencegah larutan HNO3 65 % tidak cepat habis sebelum proses destruksi selesai, karena titik didih larutan HNO3 65 % yaitu 1210C. Pada proses ini akan menimbulkan gas berwarna kecoklatan yang menandakan bahwa bahan organik telah dioksidasi oleh HNO3 (Wulandari dan Sukaesih, 2013).
Reaksi yang terjadi sebagai
berikut :
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
33
Logam - (CH2O)x + HNO3 Logam – (NO3)x + CO2 +NO +H2O 2 NO2
2 NO + O2
Pada proses destruksi, muncul gas berwarna coklat, gas ini adalah NO (hasil samping proses destruksi menggunakan asam nitrat). Adanya gas ini mengindikasikan bahwa bahan organik telah dioksidasi secara sempurna oleh asam nitrat. Bahan organik dimisalkan sebagai (CH2O) lalu didekomposisi (oksidasi) oleh asam nitrat (HNO3) akan menghasilkan CO2 dan NO. Akibat dekomposisi bahan organik oleh asam nitrat, unsur yang diteliti terlepas dari ikatannya dengan bahan organik, kemudian diubah ke dalam bentuk garamnya menjadi logam-(NO3) yang mudah larut dalam air. Gas NO dihasilkan selama oksidasi bahan organik oleh asam nitrat, kemudian gas NO yang diuapkan dari larutan bereaksi dengan oksigen menghasilkan gas NO2, gas ini diserap kembali di larutan. Adanya gas NO2 mengindikasikan bahwa bahan organik telah dioksidasi asam nitrat (Wulandari dan Sukaesih, 2013). Untuk mempercepat reaksi terputusnya kadmium dan timbal dengan bahan organik maka dilakukan penambahan asam lain sebagai katalis yaitu H2O2 30 % sebanyak 5 mL. Penambahan H2O2 bertujuan agar proses pendestruksian senyawa organik berjalan sempurna yang di tandai dengan terbentuknya larutan jernih (Afrianti dan Syahriar, 2011). Pada proses ini juga dilakukan pemanasan untuk mempercepat proses pendestruksi pada suhu ± 1000C, karena suhu tersebut berada dibawah suhu titik didih H2O2 (150,20C), sehingga proses pendestruksi akan berjalan sempurna sampai akhir proses destruksi (Wulandari dan Sukaesih, 2013). Reaksi yang terjadi sebagai berikut: 2 H2O2
2 H2O + O2
2 NO2 + H2O HNO3 + HNO2 2 HNO2
H2O + NO2 + NO
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
34
Gas NO2 yang dihasilkan akan bereaksi dengan H2O akibat penambahan H2O2. Pada saat penambahan tetes demi tetes H2O2 akan terurai menjadi H2O dan O2. Kemudian HNO3 mendestruksi bahan organik yang masih tersisa, sedangkan HNO2 akan terurai menjadi gas NO2 dan NO. Hal ini akan terus berulang selama proses destruksi, kemudian akan berakhir setelah semua bahan organik terdekomposisi semua (Wulandari dan Sukaesih, 2013). Setelah proses destruksi sempurna, larutan didinginkan sampai larutan menjadi tidak panas. Kemudian larutan hasil destruksi dipindahkan kedalam labu ukur 50 mL dan diencerkan dengan aquabides sampai tanda batas. larutan disaring dengan menggunakan kertas saring. Selanjutnya filtrat yang diperoleh diukur absorbansinya dengan SSA pada panjang gelombang 228,8 nm untuk kadmium dan 283,3 nm untuk timbal. 4.4
Penentuan Kadar Cemaran Kadmium dan Timbal dalam Beberapa Merek Lipstik Penentuan kadar kadmium dan timbal dalam sampel dilakukan menggunakan spektrofotometri serapan atom. Hasil destruksi sampel diukur serapannya dengan panjang gelombang 228,8 nm untuk kadmium dan 283,3 nm untuk timbal.
4.4.1
Kadar Kadmium dalam Beberapa Merek Lipstik Logam berat kadmium terdeteksi pada semua merek lipstik teregistrasi dan tidak teregistrasi berwarna coklat gelap (dark brown) dan merah muda terang (shocking pink) yang dianalisis dengan SSA dengan kadar yang berbeda-beda. Lipstik warna coklat gelap (dark brown), kadar kadmium tertinggi terdapat pada sampel lipstik kode R4 yaitu dengan kadar 3,22844 ± 0,14495 µg/g. Hasil tersebut tidak terlalu berbeda dengan hasil penelitian Khalida et al (± 3,29 µg/g), tetapi jika dibandingkan dengan hasil penelitian Ziarati et al berbeda jauh yaitu ± 1,1 µg/g.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
35
Kadar kadmium terendah terdapat pada sampel lipstik kode R3 dengan kadar 1,28357 ± 0,07269 µg/g. Hasil selengkapnya dapat di lihat pada Tabel 4.5 dan gambar 4.3.
Tabel 4.5 Kadar Kadmium dalam Lipstik Warna Coklat Gelap (Dark Brown) No
Kode Merek Lipstik
Rata-rata Absorban
1 2 3 4 5 6 7 8
R1 R2 R3 R4 TR 1 TR 2 TR 3 TR 4
0,0054 ± 0,0005 0,0058 ± 0,0001 0,0025 ± 0,0001 0,0063 ± 0,0003 0,0049 ± 0,0006 0,0045 ± 0,0004 0,0057 ± 0,0008 0,0046 ± 0,0002
Rata – rata Kadar Kadmium (µg/g)
Rata-rata Konsentrasi Hasil Analisa AAS (µg/mL) 0,05492 ± 0,00507 0,05953 ± 0,00145 0,02572 ± 0,00145 0,06466 ± 0,00290 0,04980 ± 0,00652 0,04570 ± 0,00362 0,05800 ± 0,00797 0,04672 ± 0,00217
2,74525 ± 0,25391 2,97038 ± 0,07272 1,28357 ± 0,07269 3,22844 ± 0,14495 2,48661 ± 0,32685 2,28206 ± 0,18011 2,89934 ± 0,39866 2,33264 ± 0,10688
Keterangan : R = lipstik teregistrasi, TR = Lipstik tidak teregistrasi
3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 1
2
3
4
5
6
7
8
Gambar 4.3 Grafik Kadar Kadmium dalam Lipstik Warna Coklat Gelap (Dark Brown)
Kadar kadmium dalam beberapa merek lipstik warna merah muda terang (shocking pink) tertinggi terdapat pada sampel lipstik kode R4 yaitu dengan kadar 3,10236 ± 0,39800 µg/g. Hasil tersebut cukup berbeda
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
36
dengan hasil penelitian Khalida et al (± 3,5 µg/g) dan Ziarati et al (± 0,8 µg/g). Kadar kadmium terendah terdapat pada sampel kode R1 dengan kadar 1,28551 ± 0,14542 µg/g. Hasil selengkapnya dapat di lihat pada Tabel 4.6 dan gambar 4.4
Tabel 4.6 Kadar Kadmium dalam Lipstik Warna Merah Muda Terang (Shocking Pink) No
1 2 3 4 5 6 7 8
Kode Merek Lipstik R1 R2 R3 R4 TR 1 TR 2 TR 3 TR 4
Rata-rata Absorban
Rata-rata Konsentrasi Hasil Analisa AAS (µg/mL) 0,02572 ± 0,00290 0,04877 ± 0,00362 0,05390 ± 0,00072 0,06209 ± 0,00797 0,04262 ± 0,00507 0,04980 ± 0,00217 0,05441 ± 0,00580 0,03904 ± 0,00145
0,0025 ± 0,0003 0,0048 ± 0,0004 0,0053 ± 0,0001 0,0061 ± 0,0008 0,0042 ± 0,0005 0,0049 ± 0,0002 0,0053 ± 0,0006 0,0038 ± 0,0001
Rata – rata Kadar Kadmium (µg/g) 1,28551 ± 0,14542 2,43344 ± 0,18127 2,68984 ± 0,03559 3,10236 ± 0,39800 2,12819 ± 0,25204 2,48440 ± 0,10775 2,71814 ± 0,28977 1,94717 ± 0,07324
Keterangan : R = lipstik teregistrasi, TR = Lipstik tidak teregistrasi
3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 1
2
3
4
5
6
7
8
Gambar 4.4 Grafik Kadar Kadmium dalam Lipstik Warna Merah Muda Terang (shocking pink)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
37
Berdasarkan
peraturan
kepala
BPOM
RI
nomor
HK.03.1.23.08.11.07517 tahun 2011 bahwa kadmium merupakan bahan yang dilarang dalam kosmetik seperti lipstik dan belum ada ketetapan batasan kadar kadmium, sehingga untuk batasan kadar kadmium mengacu pada ketetapan dari Health Canada yaitu kadar maksimum kadmium dalam lipstik adalah 3 µg/g (Health Canada, 2011). Berdasarkan hasil penentapan kadar kadmium bila mengacu pada peraturan Health Canada bahwa dari 16 sampel lipstik yang dianalisa ada 2 sampel lipstik (12,5 %) yang melebihi batas aman yaitu lipstik kode R4 pada kedua warna. Lipstik kode R4 merupakan lipstik yang teregistrasi oleh BPOM RI. Hal ini dapat terjadi karena BPOM RI belum menetapkan batasan kadar kadmium dalam lipstik, sehingga lipstik kode R4 masih dapat beredar di pasaran. Secara keseluruhan, kadar logam kadmium tertinggi pada penelitian ini adalah 3,22844 ± 0,14495 µg/g. Hasil tersebut tidak terlalu berbeda jauh dengan kadar logam berat kadmium pada lipstik produk dalam negeri dan lipstik produk luar negeri yang telah dilaporkan oleh Supriyadi yaitu 3,41 µg/g dan 2,97 µg/g. Kadar kadmium yang melebihi batas yang telah ditetapkan dapat mengganggu kesehatan. Di dalam tubuh, kadmium dapat terakumulasi di hati dan ginjal sehingga dapat merusak fungsi organ tersebut. Dampak lainnya yaitu diare, sakit perut, dan muntah-muntah, kegagalan reproduktif bahkan ketidaksuburan atau kemandulan, kerusakan sistem syaraf pusat, kerusakan imunitas, gangguan psikologis dan kerusakan DNA atau kanker payudara (Agustina, 2010).
4.4.2
Kadar Timbal dalam Beberapa Merek Lipstik Logam berat
timbal terdeteksi pada semua merek lipstik
teregistrasi dan tidak teregistrasi berwarna coklat gelap (dark brown) dan merah muda terang (shocking pink) yang dianalisis dengan SSA dengan kadar yang berbeda-beda. Untuk lipstik warna coklat gelap (dark brown), kadar timbal tertinggi terdapat pada sampel kode TR3 yaitu dengan kadar
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
38
128,34062 ± 9,48087 µg/g. Hasil tersebut berbeda jauh dengan hasil penelitian Khalida et al (± 4,02 µg/g) dan Ziarati et al (± 16 µg/g). Sedangkan kadar timbal terendah terdapat pada sampel kode R2 dengan kadar 7,53892±1,18287 µg/g. Hasil selengkapnya dapat di lihat pada Tabel 4.7 dan gambar 4.5.
Tabel 4.7 Kadar Timbal dalam Lipstik Warna coklat gelap (dark brown) No
Kode Merek Lipstik
Rata-rata Absorban
1 2 3 4 5 6 7 8
R1 R2 R3 R4 TR 1 TR 2 TR 3 TR 4
0,0018 ± 0,0001 0,0009 ± 0,0001 0,0015 ± 0,0000 0,0018 ± 0,0002 0,0036 ± 0,0004 0,0018 ± 0,0002 0,0153 ± 0,0011 0,0016 ± 0,0004
Rata-rata Rata – rata Kadar Konsentrasi Hasil Timbal (µg/g) Analisa AAS (µg/mL) 0,29371 ± 0,01186 14,68135 ± 0,59511 0,15110 ± 0,02373 7,53892 ± 1,18287 0,25177 ± 0,00000 12,56577 ± 0,00355 0,29371 ± 0,03559 14,66597 ± 1,77827 0,59573 ± 0,05932 29,74696 ± 2,97676 0,29371 ± 0,03559 14,66769 ± 1,78259 2,56720 ± 0,18983 128,34062 ± 9,48087 0,26855 ± 0,07119 13,40847 ± 3,56340
Keterangan : R = lipstik teregistrasi, TR = Lipstik tidak teregistrasi
140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 1
2
3
4
5
6
7
8
Gambar 4.5 Grafik Kadar Timbal dalam Lipstik Warna Coklat Gelap (Dark Brown)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
39
Kadar timbal dalam lipstik warna merah muda terang (shocking pink) tertinggi terdapat pada sampel kode TR3 yaitu dengan kadar 55,32685 ± 7,11639 µg/g. Hasil tersebut berbeda jauh dengan hasil penelitian Khalida et al (± 3,2 µg/g) dan Ziarati et al (± 40 µg/g). Kadar timbal terendah terdapat pada sampel kode R3 dengan kadar 4,19138 ± 0,00089 µg/g. Hasil selengkapnya dapat di lihat pada Tabel 4.8 dan gambar 4.6
Tabel 4.7 Kadar Timbal dalam Lipstik Warna Merah Muda Terang (Shocking Pink) No
Kode Merek Lipstik
Rata-rata Absorban
1 2 3 4 5 6 7 8
R1 R2 R3 R4 TR 1 TR 2 TR 3 TR 4
0,0016 ± 0,0001 0,0008 ± 0,0001 0,0005 ± 0,0000 0,0017 ± 0,0002 0,0012 ± 0,0000 0,0011 ± 0,0002 0,0066 ± 0,0008 0,0020 ± 0,0021
Rata – rata Kadar Timbal (µg/g)
Rata-rata Konsentrasi Hasil Analisa AAS (µg/mL) 0,26016 ± 0,01186 0,13432 ± 0,02373 0,08398 ± 0,00000 0,27694 ± 0,03559 0,20143 ± 0,00000 0,17626 ± 0,03559 2,56720 ± 0,18983 0,32727 ± 0,03559
13,00408 ± 0,59855 6,70138 ± 1,18246 4,19138 ± 0,00089 13,83634 ± 1,77732 10,05754 ± 0,00568 8,79363 ± 1,77324 55,32685 ± 7,11639 16,32401 ± 1,78334
Keterangan : R = lipstik teregistrasi, TR = Lipstik tidak teregistrasi 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 1
2
3
4
5
6
7
8
Gambar 4.6 Grafik Kadar Timbal dalam Lipstik Warna Merah Muda Terang (Shocking Pink)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
40
Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) nomor HK.03.1.23.07.11.6662 tahun 2011 bahwa batas cemaran logam timbal dalam kosmetika adalah < 20 µg/g. Berdasarkan hasil penetapan kadar logam timbal bahwa dari 16 sampel lipstik ada 3 sampel lipstik (18,75 %) yang melebihi batas yang telah ditetapkan oleh BPOM RI (< 20 µg/g) yaitu sampel lipstik kode TR1 (29,74696 ± 2,97676 µg/g), TR3 (128,34062 ± 9,48087) warna coklat gelap (dark brown) dan sampel lipstik kode TR3 (55,32685±7,11639 µg/g) warna merah muda terang (shocking pink). Secara keseluruhan, kadar logam timbal tertinggi pada penelitian ini adalah 128,34062 ± 9,48087 µg/g. Hasil tersebut berbeda jauh dengan kadar logam berat timbal pada lipstik produk dalam negeri dan lipstik produk luar negeri yang telah dilaporkan oleh Supriyadi yaitu 33,61 µg/g dan 63,34 µg/g. Kadar timbal yang melebihi batas aman baik pada warna coklat gelap (dark brown) dan merah muda terang (shocking pink) merupakan lipstik yang tidak teregistrasi oleh BPOM RI yaitu lipstik kode TR1 dan TR3. Hal ini dapat disebabkan karena tidak adanya pengawasan dari BPOM RI sehingga tidak dapat dipastikan proses pembuatan lipstik kode TR1 dan TR 3 sudah sesuai pada keputusan kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor HK.00.05.4.3870 tentang pedoman cara pembuatan kosmetik yang baik (BPOM RI,2003). Logam berat timbal dapat masuk kedalam tubuh dan mengganggu kesehatan.
Senyawa
timbal
yang
masuk
kedalam
tubuh
dapat
mempengaruhi metabolisme tubuh, efek toksik timbal dapat menghambat pembentukan Hb, kerusakan pada sistem syaraf, sistem urinaria, sistem reproduksi, sistem endokrin, jantung, dan ginjal (Yusnindar, 2011).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan 1. Kadar logam berat kadmium terendah dan tertinggi pada lipstik warna coklat gelap (dark brown) berturut-turut adalah 1,28357 ± 0,07272 µg/g dan 3,22844 ± 0,14495 µg/g. Sedangkan kadar logam berat kadmium terendah dan tertinggi pada lipstik warna merah muda terang (shocking pink) berturut-turut adalah 1,28551 ± 0,14542 µg/g dan 3,10236 ± 0,39800 µg/g. 2. Kadar logam berat timbal terendah dan tertinggi pada lipstik warna coklat gelap (dark brown) berturut-turut adalah 7,53892 ± 1,18287 µg/g dan 128,34062 ± 9,48087 µg/g. Sedangkan kadar logam berat kadmium terendah dan tertinggi pada lipstik warna merah muda terang (shocking pink) berturut-turut adalah 4,19138 ± 0,00089 µg/g dan 55,32685 ± 7,11639 µg/g. 3. Hasil analisa kadar cemaran logam berat kadmium dari 16 sampel lipstik terdapat 2 (12,5 %) sampel lipstik yang melebihi batas yang ditetapkan oleh Health Canada (3 µg/g) yaitu sampel lipstik kode R4 warna coklat gelap (dark brown) dan R4 warna merah muda terang (shocking pink) dengan kadar berturut-turut yaitu 3,22844 ± 0,14495 µg/g dan 3,10236 ± 0,39800 µg/g. Kedua lipstik tersebut merupakan lipstik teregistrasi oleh BPOM RI. 4. Hasil analisa kadar cemaran logam berat timbal dari 16 sampel lipstik terdapat 3 (18,75 %) sampel lipstik yang melebihi batas yang ditetapkan oleh BPOM RI (< 20 µg/g) yaitu sampel lipstik kode TR1 dan TR3 warna coklat gelap (dark brown) dengan kadar berturut-turut yaitu 29,74696 ± 2,97676 µg/g dan 128,34062 ± 9,48087 µg/g dan sampel lipstik kode TR3 warna merah muda terang (shocking pink) dengan kadar 55,32685 ± 7,11639 µg/g. Ketiga lipstik tersebut merupakan lipstik tidak teregistrasi oleh BPOM RI
41
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
42
5.2
Saran 1. Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut terhadap kandungan kadmium dan timbal pada berbagai jenis kosmetik lainnya baik yang teregistrasi atau tidak teregistrasi. 2. Perlu dilakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap produk kosmetik yang beredar di masyarakat. 3. Perlu adanya penetapan batas cemaran logam berat kadmium oleh BPOM RI. 4. Perlu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya logam kadmium dan timbal pada lipstik terhadap kesehatan.
UIN Syarif Hidayatullah Jakart
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, Ria dan Syahriar Harun. 2011. Penentuan Kadar Kalsium Pada Ikan Kering Air Laut dan Ikan Kering Air Tawar Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom. Scienta 2(1) Barel, Andre O., Marc Paye, Howard I. Maibach. 2001. Handbook of Cosmetic Science and Technology (First edition). New York: Marcel Dekker, Inc. Barel, Andre O., Marc Paye., dan Howard I. Maibach.2009. Cosmetic Science and Technology (Third Edition). USA: Informa Healthcare. Agustina, Titin. 2010. Kontaminasi Logam Berat Pada Makanan Dan Dampaknya Pada Kesehatan. Teknubuga 2(2) : 53-65 Ardyanto, Denny. 2005. Deteksi Pencemaran Timah Hitam (Pb) Dalam Darah Masyarakat Yang Terpajan Timbal (Plumbum). Jurnal Kesehatan Lingkungan (2) : 67-76 Arisman. 2008. Keracunan Makanan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran ECG. Boybul dan Iis Haryat. 2009. Analisis Unsur Pengotor Fe, Cr, Dan Ni Dalam Larutan Uranil Nitrat Menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom. Sdm Teknologi Nuklir. ISSN 1978-0176 Chenny, Han. 2010. Make-up Bibir Sesuai Aura dan Fengshui. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Chee et al. 2010. Kegunaan Cetyl Cacaoate Dalam Pembangunan Gincu: Penilaian Sensori. Sains Malaysian 39(2): 233–237 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.
43
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
44
Dewi .2011. Analisa Cemaran Logam Timbal (Pb), Tembaga (Cu), dan Kadmium (Cd) dalam Tepung Gandum Secara Spektofotometri Serapan Atom. [Skripsi]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam - Program Studi Farmasi. Universitas Indonesia Dewi, Diana Chandra. 2012. Determinasi Kadar Logam Timbal (Pb) Dalam Makanan Kaleng Menggunakan Destruksi Basah Dan Destruksi Kering. Alchemy 2(1) : 12-25 Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius. Yogyakarta. Gandjar, G.H.
dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Health Canada. 2011. Heavy Metal Hazard: The Health Risks of Hidden Heavy Metals in Face Makeup. Hepp, Nancy M., William R.Mindak., John Cheng. 2009. Determination Of Total Lead In Lipstick: Development and Validation Of a Microwave-Assisted Digestion, Inductively Coupled Plasma-Mass Spectrometric Method. J. Cosmet. Sci 60 : 405–414 Herman, Danny Zulkifli. 2006. Tinjauan Terhadap Tailing Mengandung Unsur Pencemar Arsen (As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Dan Kadmium (Cd) Dari Sisa Pengolahan Bijih Logam. Jurnal Geologi Indonesia1(1): 31-36 Istarani, Festri dan Ellina S.P. 2014. Studi Dampak Arsen (As) dan Kadmium (Cd) Terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan. Jurnal Teknik Pomits(3):5358 Jeyaratnam, J., David Koh. 2010. Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja. Buku Kedokteran EGC: Jakarta Keputusan Kepala Badan Pengawas Republik Indonesia (BPOM RI) nomor HK.00.05.4.3870. 2013. Jakarta
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
45
Khalida A,Bukhairi et al. 2013.Determinan Of Lead, Cadmium, Chromium, And Nikel In Different Brands Of Lipsticks. IJBPAS 2(5): 1003-1009. Kumar De Anil. 1979.Environmental Chemistry. New Delhi Bangalore Bombay Calcuta : Wiley and Sons. Liu, et al.2013. Concentrations and Potential Health Risks of Metals in Lip Products. Environmental Health Perspectives 121(6): 705-710 Mukaromah A. H., Maharani E. T. 2008. Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Lipstik Berwarna Merah. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi 2 (02) : 61-66 Nnorom., Igwe, J.C., dan Oji Nnorom C.G. 2005. Trace Metal Contents Of Facial (Make-Up) Cosmetics Commonly Used In Nigeria. African Journal of Biotechnology 4 (10): 1133-1138 Nourmoradi, H et al. 2013. Assessment of lead and cadmium levels in frequently Used cosmetic products in Iran. Journal of Environmental and Oublic Health : 1-5 Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor HK.03.1.23.07.11.6662 tentang analisis kosmetika. 2011. Jakarta Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor HK.03.1.23.08.11.07517 tentang persyaratan teknis bahan berbahaya. 2011. Jakarta Poucher, J. 2000. Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps. Edisi Kesepuluh. London: Kluwer Academic Publisher. Richard N, Mitchell, et al. 2006. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins & Cotrans Edisi Tujuh. Jakarta: EGC Medical Publisher.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
46
Rowe et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. USA. The Pharmaceutical Press Slamet, Juli Soemirat. 2004. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Prees. Sudarmaji, J. Mukona., Corle I.P. 2006. Toksikologi Logam Berat B3 Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan 2(2): 129-142 Supranto, J. 2007. Statistik Untuk Berwawasan Global. Jakarta. Salemba Empat Sukender et al. 2012. AAS Estimation of Heavy Metals and Trace elements in Indian Herbal Cosmetic Preparations. Research Journal of Chemical Sciences 2(3): 46-51 Sugani, Surya dan Lucia Priandarini. 2010. Cara Cerdas Untuk Sehat: Rahasia Hidup Sehat Tanpa Dokter. Jakarta Selatan: Transmedia. Sugiyarto, Kristian H. dan Retno D. Suyanti. 2010. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Buku Kimia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Supriyadi. 2008. Analisa Logam Kadmium, Timbal, dan Krom pada Lipstik Secara Spektrofotometri Serapan Atom. Jurnal Kimia dan Teknologi (4): 299-305 Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba Merdeka Tangahu, Bieby Voijant et al. 2011. A Review on Heavy Metals (As, Pb, and Hg) Uptake by Plants through Phytoremediation. International Journal of Chemical Engineering. 2011: 1-32 Tranggono, R.I.S dan Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
47
Valda Mamoto, Lidya dan Fatimawali Gayatri Citraningtyas.2013. Analisis Rhodamin B Pada Lipstik Yang Beredar Di Pasar Kota Manad. Jurnal Ilmiah Farmasi 2 (2): 61-66 Wasitaatmadja, S.M. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Universitas Indonesia Press Watson, David G. 2005. Analisis Farmasi Buku Ajar Untuk Mahasiswa Farmasi dan Praktisi Kimia Farmasi, Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Widodo, Wahyu dan Sri Sumarsih. 2007. Jarak Kepyar Tanaman Penghasil Minyak Kastor Untuk Berbagai Industri. Yogyakarta: Kanisius. Widowati, Hening. 2011. Pengaruh Logam Berat Cd, Pb Terhadap Perubahan Warna Batang dan Daun Sayuran. El Hayah 1(4): 167-173 Widyastuti, Palupi. 2002. Bahaya Bahan Kimia Pada Kesehatan Manusia Dan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Wulandari, Eka Amelia., Sukesi. 2013. Preparasi Penentuan Kadar Logam Pb, Cd, dan Cu Dalam Nugget Ayam Rumput Laut Merah (Eucheuma cottonii). Jurnal Sains dan Seni Pomits 2(2): 15-17 Ziaratti, Parisa I. 2012. Risk Assesment of Heavy Metal Contents (Lead and Cadmium) in Lipsticks in Iran. IJCEA 3(6): 450-452
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
48
Lampiran 1. Alur Penelitian Pendataan merek lipstik yang beredar di daerah Ciputat Pengambilan sampel uji
Lipstik warna coklat gelap (dark brown)
R1 TR1
R3
R2 TR2
TR3
Lipstik warna merah muda terang (shocking pink)
R4 TR4
R1 TR1
R2 TR2
R3 TR3
R4 TR4
Analisa logam berat kadmium dan timbal pada beberapa merek lipstik
(destruksi basah Pembuatan Kurva Kalibrasi kadmium
Pembuatan Kurva Kalibrasi timbal
Preparasi sampel (destruksi basah dengan HNO3 65% : H2O2 30 % (3:1)
Preparasi sampel (destruksi basah dengan HNO3 65% : H2O2 30 % (3:1)
Penentuan kadar kadmium dengan spektrofotometri serapan atom
Penentuan kadar timbal dengan spektrofotometri serapan atom
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
49
Lampiran 2. Gambar Alat dan Bahan Penelitian
H2O2 p.a 30 %
Timbangan Analitik
HNO3 p.a 65 %
Hotplate
Standar Cd(NO3)2
Standar Pb(NO3)2
Lemari Asam
Aquabides
Mikropipet
Lampiran 3. Spektrofotometri Serapan Atom
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
50
Lampiran 4. Sampel Lipstik Warna Merah Muda Terang (Shocking Pink) dan Coklat Gelap (Dark Brown) Lipstik warna Merah Muda Terang (Shocking Pink)
R1
R2
R3
R4
TR 1
TR 2
TR 3
TR 4
Lipstik Warna Coklat Gelap (Dark Brown)
R1
R2
R3
R4
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
51
TR 1
TR 2
TR 3
TR 4
Keretangan; R: lipstik teregistrasi oleh BPOM R1, TR; lipstik tidak teregistrasi oleh BPOM RI
Lampiran 5. Proses Destruksi Basah a
b
c
Keterangan: a. Sesaat penambahan HNO3 65 %; b. Beberapa menit setelah penambahan HNO3 30 %; c. Setelah penambahan H2O2 30 %
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
52
Lampiran 6. Data Absorbansi Kadmium Pada Lipstik Warna Coklat Gelap (Dark Brown) No Merek Absorban 1 Absorban 2 1 2 3 4 5 6 7 8
R1 R2 R3 R4 TR1 TR2 TR3 TR4
0,0050 0,0059 0,0026 0,0065 0,0044 0,0042 0,0051 0,0044
0,0057 0,0057 0,0024 0,0061 0,0053 0,0047 0,0062 0,0047
Rata-Rata Absorban 0,0054 0,0058 0,0025 0,0063 0,0049 0,0045 0,0057 0,0046
SD 0,0005 0,0001 0,0001 0,0003 0,0006 0,0004 0,0008 0,0002
Lampiran 7. Data Absorbansi Kadmium Pada Lipstik Warna Merah Muda Terang (Shocking Pink) No
Merek
Absorban 1
Absorban 2
1 2 3 4 5 6 7 8
R1 R2 R3 R4 TR1 TR2 TR3 TR4
0,0023 0,0050 0,0053 0,0055 0,0038 0,0050 0,0057 0,0037
0,0027 0,0045 0,0052 0,0066 0,0045 0,0047 0,0049 0,0039
Rata-Rata Absorban 0,0025 0,0048 0,0053 0,0061 0,0042 0,0049 0,0053 0,0038
SD 0,0003 0,0004 0,0001 0,0008 0,0005 0,0002 0,0006 0,0001
Lampiran 8. Data Absorbansi Timbal Pada Lipstik Warna Coklat Gelap (Dark Brown) No
Merek
Absorban 1
Absorban 2
1 2 3 4 5 6 7 8
R1 R2 R3 R4 TR1 TR2 TR3 TR4
0,0017 0,0008 0,0015 0,0019 0,0033 0,0019 0,0161 0,0019
0,0018 0,0010 0,0015 0,0016 0,0038 0,0016 0,0145 0,0013
Rata-Rata Absorban 0,0018 0,0009 0,0015 0,0018 0,0036 0,0018 0,0153 0,0016
SD 0,0001 0,0001 0,0000 0,0002 0,0004 0,0002 0,0011 0,0004
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
53
Lampiran 9. Data Absorbansi Timbal Pada Lipstik Warna Merah Muda Terang (Shocking Pink) No
Merek
Absorban 1
Absorban 2
1 2 3 4 5 6 7 8
R1 R2 R3 R4 TR1 TR2 TR3 TR4
0,0015 0,0007 0,0005 0,0015 0,0012 0,0012 0,0072 0,0018
0,0016 0,0009 0,0005 0,0018 0,0012 0,0009 0,0060 0,0021
Rata-Rata Absorban 0,0016 0,0008 0,0005 0,0017 0,0012 0,0011 0,0066 0,0020
SD 0,0001 0,0001 0,0000 0,0002 0,0000 0,0002 0,0008 0,0002
Lampiran 10. Data Bobot Sampel Lipstik Warna Coklat Gelap (Dark Brown) No
1 2 3 4 5 6 7 8
Kode Merek Lipstik R1 R2 R3 R4 TR1 TR2 TR3 TR4
Bobot 1 (gram)
Bobot 2 (gram)
1,0004 1,0020 1,0016 1,0013 1,0017 1,0010 1,0002 1,0010
1,0002 1,0022 1,0020 1,0014 1,0010 1,0015 1,0001 1,0020
Rata-rata Bobot (gram) 1,0003 1,0021 1,0018 1,0014 1,0014 1,0013 1,0002 1,0015
SD
0,0001 0,0001 0,0003 0,0001 0,0005 0,0004 0,0001 0,0007
Lampiran 11. Data Bobot Sampel Lipstik Warna Merah Muda Terang (Shocking Pink) No
1 2 3 4 5 6 7 8
Kode Merek Lipstik R1 R2 R3 R4 TR1 TR2 TR3 TR4
Bobot 1 (gram)
Bobot 2 (gram)
1,0006 1,0020 1,0020 1,0007 1,0010 1,0024 1,0008 1,0028
1,0000 1,0023 1,0017 1,0008 1,0018 1,0020 1,0009 1,0021
Rata-rata Bobot (gram) 1,0003 1,0022 1,0019 1,0008 1,0014 1,0022 1,0009 1,0025
SD
0,0004 0,0002 0,0002 0,0001 0,0006 0,0003 0,0001 0,0005
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
54
Lampiran 12. Data Konsentrasi Kadmium Hasil Analisa AAS Pada Lipstik Warna Coklat Gelap (Dark Brown) No
1 2 3 4 5 6 7 8
Kode Merek Lipstik R1 R2 R3 R4 TR1 TR2 TR3 TR4
Konsentrasi Konsentrasi Rata-rata 1 (µg/ml) 2 (µg/ml) Konsentrasi (µg/ml) 0,05133 0,05851 0,05492 0,06056 0,05851 0,05953 0,02674 0,02469 0,02572 0,06671 0,06261 0,06466 0,04519 0,05441 0,04980 0,04314 0,04826 0,04570 0,05236 0,06363 0,05800 0,04519 0,04826 0,04672
SD
0,00507 0,00145 0,00145 0,00290 0,00652 0,00362 0,00797 0,00217
Lampiran 13. Data Konsentrasi Kadmium Hasil Analisa AAS Pada Lipstik Warna Merah Muda Terang (Shocking Pink) No
1 2 3 4 5 6 7 8
Kode Merek Lipstik R1 R2 R3 R4 TR1 TR2 TR3 TR4
Konsentrasi Konsentrasi Rata-rata 1 (µg/ml) 2 (µg/ml) Konsentrasi (µg/ml) 0,02367 0,02777 0,02572 0,05133 0,04621 0,04877 0,05441 0,05338 0,05390 0,05646 0,06773 0,06209 0,03904 0,04621 0,04262 0,05133 0,04826 0,04980 0,05851 0,05031 0,05441 0,03801 0,04006 0,03904
SD
0,00290 0,00362 0,00072 0,00797 0,00507 0,00217 0,00580 0,00145
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
55
Lampiran 14. Data Konsentrasi Timbal Hasil Analisa AAS Pada Lipstik Warna Coklat Gelap (Dark Brown) No
1 2 3 4 5 6 7 8
Kode Merek Lipstik R1 R2 R3 R4 TR1 TR2 TR3 TR4
Konsentrasi Konsentrasi Rata-rata 1 (µg/ml) 2 (µg/ml) Konsentrasi (µg/ml) 0,28532 0,30210 0,29371 0,13432 0,16788 0,15110 0,25177 0,25177 0,25177 0,31888 0,26855 0,29371 0,55378 0,63767 0,59573 0,31888 0,26855 0,29371 2,70143 2,43298 2,56720 0,31888 0,21821 0,26855
SD
0,01186 0,02373 0,00000 0,03559 0,05932 0,03559 0,18983 0,07119
Lampiran 15. Data Konsentrasi Timbal Hasil Analisa AAS Pada Lipstik Warna Merah Muda Terang (Shocking Pink) No
1 2 3 4 5 6 7 8
Kode Merek Lipstik R1 R2 R3 R4 TR1 TR2 TR3 TR4
Konsentrasi Konsentrasi Rata-rata 1 (µg/ml) 2 (µg/ml) Konsentrasi (µg/ml) 0,25177 0,26855 0,26016 0,11754 0,15110 0,13432 0,08398 0,08398 0,08398 0,25177 0,30210 0,27694 0,20143 0,20143 0,20143 0,20143 0,15110 0,17626 1,20814 1,00680 1,10747 0,30210 0,35244 0,32727
SD
0,01186 0,02373 0,00000 0,03559 0,00000 0,03559 0,14237 0,03559
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
56
Lampiran 16. Data Kadar Kadmium Pada Lipstik Warna Coklat Gelap (Dark Brown) No
1 2 3 4 5 6 7 8
Kode Merek Lipstik R1 R2 R3 R4 TR1 TR2 TR3 TR4
Kadar 1 (µg/g)
Kadar 2 (µg/g)
Rata-rata Kadar (µg/g)
SD
2,56571 3,02181 1,33497 3,33093 2,25549 2,15471 2,61745 2,25707
2,92480 2,91896 1,23217 3,12594 2,71772 2,40942 3,18124 2,40822
2,74525 2,97038 1,28357 3,22844 2,48661 2,28206 2,89934 2,33264
0,25391 0,07272 0,07269 0,14495 0,32685 0,18011 0,39866 0,10688
Lampiran 17. Data Kadar Kadmium Pada Lipstik Warna Merah Muda Terang (Shocking Pink) No
1 2 3 4 5 6 7 8
Kode Merek Lipstik R1 R2 R3 R4 TR1 TR2 TR3 TR4
Kadar 1 (µg/g)
Kadar 2 (µg/g)
Rata-rata Kadar (µg/g)
SD
1,18269 2,56161 2,71501 2,82094 1,94997 2,56059 2,92304 1,89538
1,38834 2,30526 2,66468 3,38379 2,30641 2,40822 2,51324 1,99896
1,28551 2,43344 2,68984 3,10236 2,12819 2,48440 2,71814 1,94717
0,14542 0,18127 0,03559 0,39800 0,25204 0,10775 0,28977 0,07324
Lampiran 18. Data Kadar Timbal Pada Lipstik Warna Coklat Gelap (Dark Brown) No
1 2 3 4 5 6 7 8
Kode Merek Lipstik R1 R2 R3 R4 TR1 TR2 TR3 TR4
Kadar 1 (µg/g)
Kadar 2 (µg/g)
14,26054 15,10215 6,70250 8,37534 12,56828 12,56327 15,92340 13,40855 27,64207 31,85184 15,92817 13,40721 135,04461 121,63663 15,92817 10,88876
Rata-rata Kadar (µg/g) 14,68135 7,53892 12,56577 14,66597 29,74696 14,66769 128,34062 13,40847
SD
0,59511 1,18287 0,00355 1,77827 2,97676 1,78259 9,48087 3,56340
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
57
Lampiran 19. Data Kadar Timbal Pada Lipstik Warna Merah Muda Terang (Shocking Pink) No
Kode Merek Lipstik R1 R2 R3 R4 TR1 TR2 TR3 TR4
1 2 3 4 5 6 7 8
Kadar 1 (µg/g)
Kadar 2 (µg/g)
12,58084 5,86525 4,19075 12,57959 10,06155 10,04750 60,35890 15,06299
13,42732 7,53750 4,19200 15,09310 10,05352 7,53976 50,29481 17,58502
Rata-rata Kadar (µg/g) 13,00408 6,70138 4,19138 13,83634 10,05754 8,79363 55,32685 16,32401
SD
0,59855 1,18246 0,00089 1,77732 0,00568 1,77324 7,11639 1,78334
Lampiran 20. Contoh Cara Perhitungan Kadar Kadmium dalam Lipstik Diketahui :
Absorban 1 = 0,0059 Absorban 2 = 0,0057 Bobot 1
= 1,0020 gram
Bobot 2
= 1,0022 gram
Persamaan regresi linear = y = 0,00010 + 0,09759 x Ditanya :
Kadar rata-rata kadmium dalam lipstik warna coklat ?
Jawab
y
= 0,00010 + 0,09759 x
0,0059
= 0,00010 + 0,09759 x
x
= 0,05943 µg/ml
:
kadar kadmium 1 = 0,05943 µg/ml x 50 ml 1,0020 g Kadar kadmium 1= 2,96557 µg/g
y
= 0,00010 + 0,09759 x
0,0057
= 0,00010 + 0,09759 x
x
= 0,05738 µg/ml
kadar kadmium 2 = 0,05738 µg/ml x 50 ml 1,0022 g Kadar kadmium 2= 2,86270 µg/g Kadar rata-rata kadmium (µg/g) = 2,96557 + 2,86270 2 = 2,91413 µg/g
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
58
Lampiran 21. Contoh Cara Perhitungan Kadar Timbal dalam Lipstik Diketahui :
Absorban 1 = 0,0008 Absorban 2 = 0,0010 Bobot 1
= 1,0020 gram
Bobot 2
= 1,0022 gram
Persamaan regresi linear = y = 0,00595x – 0,00009 Ditanya :
Kadar rata-rata kadmium dalam lipstik warna coklat ?
Jawab
y
= 0,00595x – 0,00009
0,0008
= 0,00595x – 0,00009
x
= 0,14958 µg/ml
:
kadar kadmium 1 = 0,14958 µg/ml x 50 ml 1,0020 g Kadar kadmium 1= 7,46407 µg/g
y
= 0,00595x – 0,00009
0,0010
= 0,00595x – 0,00009
x
= 0,18319 µg/ml
kadar kadmium 2 = 0,1831 µg/ml x 50 ml 1,0022 g Kadar kadmium 2= 9,13839 µg/g
Kadar rata-rata kadmium (µg/g) = 7,46407 + 9,13839 2 = 8,30123 µg/g
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
59
Lampiran 22. Perhitungan Pembuatan Larutan Standar Cd
Larutan standar Cd 5,00 ppm dari larutan induk 1000 ppm dalam labu ukur 100 ml V1 x M1
= V2 x M2
V1 x 1000 ppm
= 100 ml x 5 ppm
V1
= 0,5 ml
Larutan standar Cd 5,00 ppm kemudian diencerkan menjadi 0,50 ppm dalam labu ukur 100 ml
V1 x M1
= V2 x M2
V1 x 5,0 ppm
= 100 ml x 0,5 ppm
V1
= 10 ml
Seri konsentrasi dibuat dalam labu ukur 50 ml dari larutan 0,50 ppm o
o
o
o
o
0,01 ppm V1 x M1
= V2 x M2
V1 x 0,50 ppm
= 50 ml x 0,01 ppm
V1
= 1,00 ml
0,02 ppm V1 x M1
= V2 x M2
V1 x 0,50 ppm
= 50 ml x 0,02 ppm
V1
= 2,00 ml
0,04 ppm V1 x M1
= V2 x M2
V1 x 0,50 ppm
= 50 ml x 0,04 ppm
V1
= 4,00 ml
0,08 ppm V1 x M1
= V2 x M2
V1 x 0,50 ppm
= 50 ml x 0,08 ppm
V1
= 8,00 ml
0,16 ppm V1 x M1
= V2 x M2
V1 x 0,50 ppm
= 50 ml x 0,16 ppm
V1
= 16,00 ml
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
60
o
0,32 ppm V1 x M1
= V2 x M2
V1 x 0,50 ppm
= 50 ml x 0,32 ppm
V1
= 32,00 ml
Lampiran 23. Perhitungan Pembuatan Larutan Standar Pb
Larutan standar Pb 5 ppm dari larutan induk 1000 ppm dalam labu ukur 100 ml V1 x M1
= V2 x M2
V1 x 1000 ppm
= 100 ml x 5 ppm
V1
= 0,5 ml
Seri konsentrasi dibuat dalam labu ukur 50 ml dari larutan 5 ppm o
o
o
o
o
0,1 ppm V1 x M1
= V2 x M2
V1 x 5 ppm
= 50 ml x 0,10 ppm
V1
= 1 ml
0,3 ppm V1 x M1
= V2 x M2
V1 x 5 ppm
= 50 ml x 0,3 ppm
V1
= 3 ml
0,5 ppm V1 x M1
= V2 x M2
V1 x 5 ppm
= 50 ml x 0,5 ppm
V1
= 5 ml
1 ppm V1 x M1
= V2 x M2
V1 x 5 ppm
= 50 ml x 0,5 ppm
V1
= 10 ml
3 ppm V1 x M1
= V2 x M2
V1 x 5 ppm
= 50 ml x 3 ppm
V1
= 30 ml
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
61
Lampiran 24. Sertifikat Analisis HNO3 65 %
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
62
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
63
Lampiran 25. Sertifikat Analisis H2O2 30 %
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
64
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
65
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta