UCAPAN TERIMAKASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asungkerta wara nugraha-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Pelatihan terhadap Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien pada Perawat Pelaksana di Ruang Unit Bedah Rumah Sakit Umum Kabupaten Karangasem” tepat pada waktunya. Tesis ini disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan pendidikan di Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Udayana. Penyusunan tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan partisipasi berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada : 1.
Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD (KEMD), selaku Rektor Universitas Udayana yang telah memberikan penulis untuk mengikuti pendidikan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Udayana.
2.
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K), selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana atas kesempatan yan telah diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa program magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana.
3.
Prof. dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH., selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana.
4.
dr. I Wayan Suardana, M.Repro., selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karangasem yang telah memberikan ijin dan bantuan vi
untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karangasem. 5. Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro, PA. (K), selaku pembimbing I yang telah mengarahkan, membimbing, dan memberikan saran sehingga tesis ini dapat terwujud dengan baik sesuai harapan. 6. dr. Ketut Suarjana, MPH., selaku pembimbing II yang telah memberikan motivasi, bimbingan dan saran kepada penulis selama penyusunan tesis ini. 7.
Dewan penguji tesis Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, M.Si., Dr. Luh Seri Ani, SKM., M.Kes., dan Dr. I Putu Ganda Wijaya, S.Sos., MM., yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan tesis ini.
8.
Ns. Ni Nyoman Gunaharyati, S.Kep., MM., selaku narasumber dari Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar dalam pelatihan keselamatan pasien.
9.
Perawat pelaksana yang bekerja di ruang unit bedah yaitu Ruang Cempaka, Ruang Wijaya Kusuma, Ruang Puri Gangga, Ruang Kenanga, Ruang Instalasi Rawat Darurat dan Ruang Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karangasem yang telah bersedia menjadi responden.
10. Rekan-rekan di Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan VI yang telah banyak berkontribusi membentuk kedirian penulis selama menjalani studi dan penyelesaian tesis ini. 11. Keluarga, istri, dan anak-anak yang telah memberikan semangat, dorongan, dan motivasi secara material dan moril sehingga tesis ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya.
vii
Semoga semua karma yang telah mereka berikan dalam perjalanan studi penulis terhargakan dengan sepantasnya oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa, sehingga mereka diberi jalan, rejeki, dan keharmonisan dalam menjalani setiap langkah kehidupan. Penulis menyadari bahwa tesis ini belum dapat dikategorikan sempurna, namun terlepas dari semua predikat tersebut, yang jelas, kehadirannya dalam konstalasi masyarakat akademis, akan ikut serta memberikan warna bagi pembangunan dunia pendidikan terutama bagi masyarakat akademis.
Denpasar, Mei 2016 Penulis
viii
ABSTRAK PENGARUH PELATIHAN TERHADAP IMPLEMENTASI ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG UNIT BEDAH RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN KARANGASEM Latar belakang dan tujuan: Penerapan program keselamatan pasien di RSUD Karangasem belum optimal. Penyebabnya adalah rendahnya kinerja dan pengetahuan perawat dalam menerapkan enam sasaran keselamatan pasien sehingga terjadi pasien jatuh (3 orang) dan infeksi nosokomial (plebitis) sebesar 6,7% melebihi standar pelayanan minimal yaitu ≤ 1,5%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pelatihan dalam meningkatkan kinerja dan pengetahuan perawat dalam mengimplementasikan sasaran keselamatan pasien. Metode: Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan quasi eksperimental bentuk one group pretest-posttest design pada 47 orang perawat pelaksana. Teknik sampling yang digunakan Probability Sampling dengan Stratified Proportional Random Sampling. Uji statistik yang digunakan STATA SE 12. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan perawat sebelum pelatihan berada pada kategori kurang sebanyak 33 orang (70,2%) dengan rerata 21,4, sedangkan setelah pelatihan berada pada kategori baik sebanyak 24 orang (51,1%) dengan rerata 25,6. Implementasi enam sasaran keselamatan pasien sebelum pelatihan berada pada kategori kurang sebesar 43 orang (91,5%) dengan rerata 0,83 dan setelah pelatihan berada pada kategori baik sebesar 32 orang (68,9%) dengan rerata 3,2. Sehingga terdapat peningkatan yang signifikan antara pengetahuan dan implementasi enam sasaran keselamatan pasien sebelum dan setelah mendapatkan pelatihan dengan p value 0,001. Simpulan: Pelatihan meningkatkan kinerja dan pengetahuan perawat dalam mengimplementasikan enam sasaran keselamatan pasien. Kata Kunci : pelatihan, sasaran keselamatan pasien, perawat pelaksana
ix
ABSTRACT
THE EFFECT OF TRAINING ON THE IMPLEMENTATION OF SIX GOALS OF PATIENT SAFETY FOR NURSING IN SURGERY SECTION OF PUBLIC HOSPITAL IN KARANGASEM REGENCY Background and purposes: Implementation of patient safety in Karangasem Hospital did not run well. It caused by the lack of knowledge so there were patient who has fell down from the bed (3 people). It means the achievement is not 100%. Besides, a nosocomial infection is 6,7 % more than minimum standard ≤ 1,5%. So that, knowledge and perfomance of nurse must be increased through a training. Metode: The design is quantitative approach with quasi experiment one group pretest-posttest design. The subject is 47 nurses and Probability Sampling with Stratified Proportional Random Sampling. Data analyzed used STATA SE 12. Result: The result shows that level of knowledge before training is in lack category (70,2%) and mean is 21,4. After training the level is in good category (51,1%) and mean is 25,6. The implementation before training is in lack category (91,5%) and mean is 0,83. After training level of implementation is good. There are 32 nurses (68,9%) and the mean is 3,2. So, there are a significant improvement between value of knowledge and implementation of patient safety before and after training done with p value 0,001. Conclusion: Training increase knowledge and performance of the nurse so they can implement the patient safety program better. Keywords: training, patient safety goals, nurse practitioners
x
DAFTAR ISI
Halaman SAMPUL DALAM ............................................................................................................ i PRASYARAT GELAR ..................................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS..................................................................... iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.................................................................. v UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................................................. vi ABSTRAK ....................................................................................................................... ix ABSTRACT ........................................................................................................................ x DAFTAR ISI .................................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xvi DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xvii DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................... xxi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xxiii BAB I PENDAHULUAN ............................................... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang................................................ Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah .......................................... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ............................................ Error! Bookmark not defined. 1.3.1 Tujuan Umum ........................................ Error! Bookmark not defined. 1.3.2 Tujuan Khusus ....................................... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian .......................................... Error! Bookmark not defined.
xi
1.4.1 Manfaat Akademik ................................ Error! Bookmark not defined. 1.4.2 Manfaat Praktis ...................................... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................... Error! Bookmark not defined. 2.1 Landasan Teori ............................................... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Keselamatan Pasien Rumah Sakit ......... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Pelatihan ................................................ Error! Bookmark not defined. 2.1.2.1 Pengertian pelatihan .................. Error! Bookmark not defined. 2.1.2.2 Manfaat Pelatihan...................... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.3 Jenis Pelatihan ........................... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.4 Penilaian Pelaksanaan Program Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Hubungan pelatihan terhadap implementasi keselamatan pasienError! Bookm 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ............................. Error! Bookmark not defined. BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESISPENELITIAN . Error! Bookmark not defined. 3.1 Kerangka Berpikir .......................................... Error! Bookmark not defined. 3.2 Konsep Penelitian ........................................... Error! Bookmark not defined. 3.3 Hipotesis ......................................................... Error! Bookmark not defined. BAB IV METODE PENELITIAN ................................. Error! Bookmark not defined. 4.1 Rancangan Penelitian ..................................... Error! Bookmark not defined. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Lokasi penelitian.................................... Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Waktu penelitian .................................... Error! Bookmark not defined. 4.3 Populasi dan Sampel Penelitian...................... Error! Bookmark not defined.
xii
4.3.1 Populasi Penelitian ................................ Error! Bookmark not defined. 4.3.2 Sampel Penelitian .................................. Error! Bookmark not defined. 4.3.3 Besar Sampel ......................................... Error! Bookmark not defined. 4.3.4 Metode Sampling................................... Error! Bookmark not defined. 4.4 Cara Pengumpulan Data ................................ Error! Bookmark not defined. 4.5 Variabel Penelitian ......................................... Error! Bookmark not defined. 4.5.1 Identifikasi variabel ............................... Error! Bookmark not defined. 4.5.2 Definisi Operasional Variabel ............... Error! Bookmark not defined. 4.6 Instrumen Penelitian ....................................... Error! Bookmark not defined. 4.6.1 Modul keselamatan pasien..................... Error! Bookmark not defined. 4.6.2 Kuesioner ............................................... Error! Bookmark not defined. 4.6.3 Lembar observasi ................................... Error! Bookmark not defined. 4.7 Uji Coba Instrumen ........................................ Error! Bookmark not defined. 4.8 Prosedur Penelitian ......................................... Error! Bookmark not defined. 4.8.1 Prosedur Administratif .......................... Error! Bookmark not defined. 4.8.2 Prosedur Teknis ..................................... Error! Bookmark not defined. 4.9 Pengolahan dan Analisis Data ........................ Error! Bookmark not defined. 4.9.1 Pengolahan data ..................................... Error! Bookmark not defined. 4.9.2 Analisis Data.......................................... Error! Bookmark not defined. 4.10 Etika Penelitian .............................................. Error! Bookmark not defined. 4.10.1 Penjelasan Penelitian ........................... Error! Bookmark not defined. 4.10.2 Informed consent (lembar persetujuan partisipasi)Error! Bookmark not defined. BAB V HASIL PENELITIAN ....................................... Error! Bookmark not defined.
xiii
5.1 Karakteristik Perawat Pelaksana .................... Error! Bookmark not defined.
5.2 Pengetahuan Perawat Pelaksana Tentang Keselamatan PasienError! Bookmark not defin
5.3 Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien Pada Perawat PelaksanaError! Bookma 5.4 Tingkat Pengetahuan Tentang Keselamatan Pasien Berdasarkan Karakteristik Perawat Pelaksana .......................................... Error! Bookmark not defined. 5.5 Pencapaian Tingkat Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien Berdasarkan Karakteristik Perawat Pelaksana Error! Bookmark not defined. 5.6 Pencapaian Sub Variabel Enam Sasaran Keselamatan Pasien berdasarkan Karakteristik Perawat Pelaksana .................... Error! Bookmark not defined. 5.7 Pencapaian Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien berasarkan Tingkat Pengetahuan ...................................... Error! Bookmark not defined. 5.8 Pencapaian Sab Variabel Implementasi
Sasaran Keselamatan Pasien
berasarkanTingkat Pengetahuan ..................... Error! Bookmark not defined. BAB VI PEMBAHASAN ............................................... Error! Bookmark not defined. 6.1 Karakteristik Perawat Pelaksana .................... Error! Bookmark not defined.
6.2 Pengetahuan Perawat Pelaksana tentang Keselamatan PasienError! Bookmark not define
6.3 Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien Pada Perawat PelaksanaError! Bookma 6.4 Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien Berdasarkan Karakteristik Perawat Pelaksana ........................................................ Error! Bookmark not defined. 6.5 Pengetahuan
Keselamatan
Pasien
berdasarkan
Karakteristik
Perawat
Pelaksana ........................................................ Error! Bookmark not defined. 6.6 Pencapaian Tingkat Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien berdasarkan Tingkat Pengetahuan Perawat Pelaksana ....... Error! Bookmark not defined.
xiv
6.7 Pencapaian
Sub
Implementasi
Enam
Sasaran
Keselamatan
Pasien
berdasarkan Tingkat Pengetahuan .................. Error! Bookmark not defined. 6.8 Keterbatasan Penelitian .................................. Error! Bookmark not defined. BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................ Error! Bookmark not defined. 7.1 Simpulan ........................................................ Error! Bookmark not defined. 7.2 Saran ............................................................... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ..................................................... Error! Bookmark not defined.
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ..............................................................................57 Gambar 3.2 Konsep Penelitian...............................................................................58 Gambar 4.1 Rancangan Penelitian .........................................................................60
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Pengambilan Sampel Penelitian ...........................................................65 Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel ..............................................................67 Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ....................76 Tabel 5.1 Distribusi Perawat Pelaksana Berdasarkan Umur, Masa Kerja, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan dan Status Perkawinan...........................82 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Perawat Pelaksana tentang Keselamatan Pasien Sebelum dan Setelah Pelatihan .............................84 Tabel 5.3 Distribusi Rata-Rata Pengetahuan Perawat Pelaksana tentang Keselamatan Pasien Sebelum dan Setelah Pelatihan Keselamatan Keselamatan Pasien ...............................................................................85 Tabel 5.4 Distribusi Rata-Rata Tingkat Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien pada Perawat Pelaksana Sebelum dan Setelah Pelatihan di Ruang di Ruang Unit Bedah RSUD. Kabupaten Karangasem ..............86 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien pada Perawat Pelaksana Sebelum dan Setelah Pelatihan Keselamatan Pasien di Ruang Unit Bedah RSUD. Kabupaten Karangasem ..............87 Tabel 5.6 Distribusi Rata-Rata Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien pada Perawat Pelaksana Sebelum dan Setelah Pelatihan Keselamatan Pasien di Ruang Unit Bedah RSUD. Kabupaten Karangasem ..............89
xvii
Tabel 5.7 Distribusi Nilai Rata-Rata Sub Variabel Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien pada Perawat Pelaksana Sebelum dan Setelah Mendapatkan Pelatihan Keselamatan Pasien ........................................90 Tabel 5.8 Tingkat Pengetahuan Tentang Keselamatan Pasien Berdasarkan Karakteristik Perawat Pelaksana di Ruang Unit Bedah RSUD. Kabupaten Karangasem .........................................................................93 Tabel 5.9 Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien Berdasarkan Karakteristik Perawat Pelaksama di Ruang Unit Bedah RSUD. Kabupaten Karangasem .........................................................................95 Tabel 5.10 Gambaran Pencapaian SKP 1. Ketepatan Mengidentifikasi Pasien Berdasarkan
Karakteristik
Perawat
Pelaksana
di
Ruang
Unit
BedahRSUD. Kabupaten Karangasem ..................................................96 Tabel 5.11 Gambaran Pencaipaian SKP 2. Peningkatan Komunikasi Efektif Berdasarkan
Karakteristik
Perawat
Pelaksana
di
Ruang
Unit
BedahRSUD. Kabupaten Karangasem ..................................................98 Tabel 5.12 Gambaran Pencapaian SKP 3. Peningkatan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High Alert) Berdasarkan Karakteristik Perawat Pelaksana di Ruang Unit Bedah RSUD. Kabupaten Karangasem .......................100 Tabel 5.13 Gambaran Pencapaian SKP 4. Kepastian Tepat Lokasi, TepatProsedur, Tepat Pasien Operasi Berdasarkan Karakteristik Perawat Pelaksana di Ruang Unit BedahRSUD. Kabupaten Karangasem .......101
xviii
Tabel 5.14 Gambaran Pencapaian SKP 5. Pengurangan Risiko Infeksi Berdasarkan
Karakteristik
Perawat
Pelaksana
di
Ruang
Unit
BedahRSUD. Kabupaten Karangasem ................................................102 Tabel 5.15 Gambaran Pencapaian Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tingkat pada Perawat Pelaksana di Ruang Unit Bedah RSUD. Kabupaten Karangasem ...........................104 Tabel 5.16 Gambaran Pencapaian SKP 1. Ketepatan Mengidentifikasi Pasien Berdasarkan
Tingkat
Pengetahuan
Perawat
Pelaksana
tentang
Keselamatan pasien di Ruang Unit Bedah RSUD. Kabupaten Karangasem .........................................................................................105 Tabel 5.17 Gambaran Pencaipaian SKP 2. Peningkatan Komunikasi Efektif Berdasarkan
Tingkat
Pengetahuan
Perawat
Pelaksana
tentang
Keselamatan Pasien di Ruang Unit Bedah RSUD. Kabupaten Karangasem .........................................................................................105 Tabel 5.18 Gambaran Pencapaian SKP 3. Peningkatan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High Alert) Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Perawat Pelaksana tentang Keselamatan Pasien di Ruang Unit Bedah RSUD. Kabupaten Karangasem .......................................................................106 Tabel 5.19 Gambaran Pencapaian SKP 4. Kepastian Tepat Lokasi, TepatProsedur, Tepat Pasien Operasi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Perawat Pelaksana tentang Keselamatan Pasien di Ruang Unit Bedah RSUD. Kabupaten Karangasem ..........................................................106
xix
Tabel 5.20 Gambaran Pencapaian SKP 5. Pengurangan Risiko Infeksi Berdasarkan
Tingkat
Pengetahuan
Perawat
Pelaksana
tentang
Keselamatan Pasien di Ruang Unit Bedah RSUD. Kabupaten Karangasem .........................................................................................107 Tabel 5.21 Gambaran Pencapaian SKP 6. Mengurangi Risiko Jatuh Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Perawat Pelaksana tentang Keselamatan Pasien di Ruang Unit Bedah RSUD. Kabupaten Karangasem ...........................107
xx
DAFTAR SINGKATAN
BCLS
: Basic Cardiac Life Support
CEO
: Chief Executive Officer
CNA
: Canadian Nurses Association
Depkes
: Departemen Kesehatan
EQ
: Emotional Quotient
ICN
: International Council of Nurses
IMO
:Institute of medicine
IRD
: Instalasi Rawat Darurat
IQ
: Intelligence Quotient
JCI
: Joint Commision International
KARS
: Komite Akreditasi Rumah Sakit
KKPRS
: Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
KPRS
: Keselamatan Pasien Rumah Sakit
KTD
: Kejadian tidak diharapkan
K3RS
: Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
LASA
: Look Alike Sound Alike
Menkes
: Menteri Kesehatan
NPSA
: National Patient Safety Agency
NORUM
: Nama obat, rupa, dan ucapan mirip
PERSI
: Persatuan Rumah Sakit Indonesia
RSUD
: Rumah Sakit Umum Daerah
xxi
SAK
: Standar Asuhan Keperawatan
S-BAR
: Situation Background Assessment Recommendation
SD
: Standar Deviasi
SDM
: Sumber Daya Manusia
SE
: Standar Error
SIKP
: Sasaran International Keselamatan Pasien
SK
: Surat Keputusan
SKP
: Sasaran Keselamatan Pasien
SPO
: Standar Prosedur Operasional
WHO
: World Health Organization
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Penjelasan Menjadi Responden ......... Error! Bookmark not defined. Lampiran 2. Persetujuan Menjadi Responden ....... Error! Bookmark not defined. Lampiran 3. Kuesioner A dan B Pengetahuan Perawat Pelaksana Sebelum dan Setelah Pelatihan ............................... Error! Bookmark not defined. Lampiran 4. Lembar Observasi A dan B Lembar Observasi Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien Sebelum dan Setelah Pelatihan .. Error! Bookmark not defined. Lampiran 5. Pelaksanaan Jadwal Penelitian .......... Error! Bookmark not defined. Lampiran 6. Biaya Penelitian ................................. Error! Bookmark not defined. Lampiran 7. Data Hasil Uji Coba Instrumen dan Hasil Uji Validitas Instrumen dengan Program STATA SE-12 ......... Error! Bookmark not defined. Lampiran 8. Kerangka Acuan Pelatihan ................ Error! Bookmark not defined. Lampiran 9. Susunan Acara/ Jadwal Pelatihan ...... Error! Bookmark not defined. Lampiran 10. Modul Pelatihan Keselamatan PasienError! defined.
xxiii
Bookmark
not
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pengembangan mutu di rumah sakit telah mengarah pada upaya
peningkatan mutu yang berorientasi pada keselamatan pasien. Menurut Hughes (2008), langkah awal untuk memperbaiki pelayanan yang berkualitas adalah keselamatan sedangkan kunci dari pelayanan yang bermutu dan aman adalah membangun budaya keselamatan pasien. Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, salah satu asas dalam penyelenggaraan rumah sakit (pasal 2) dan sekaligus juga menjadi salah satu hak pasien selama menjalani perawatan di rumah sakit (pasal 32) adalah keselamatan pasien. Tujuan dari pengaturan penyelenggaraan rumah sakit yaitu memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien (pasal 3) dan rumah sakit wajib memenuhi standar keselamatan pasien (pasal 43). Lebih lanjut, keselamatan pasien juga menjadi fokus utama dari setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit (pasal 13) (Depkes RI, 2009). Depkes RI (2011) menyatakan bahwa keselamatan pasien merupakan prinsip dasar dari pemberian pelayanan kesehatan yang memandang bahwa keselamatan merupakan hak bagi setiap pasien dalam menerima pelayanan kesehatan. Keselamatan pasien juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan pasien yang tidak mengalami cidera yang tidak seharusnya terjadi atau tidak mengalami cidera yang berisiko dapat terjadi (KKPRS, 2008). Cidera atau insiden yang dialami pasien akibat suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang 1
2
seharusnya diambil disebut kejadian tidak diharapkan (KTD/adverse event). Selanjutnya, suatu insiden yang belum sampai terpapar ke pasien disebut kejadian nyaris cidera (KNC/ near miss) dan suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cidera serius disebut kejadian sentinel (Permenkes RI, 2011). Sesuai dengan laporan Institute of Medicine (IOM) Amerika Serikat tahun 2000 mengemukakan bahwa angka kejadian tidak diharapkan (KTD) di Utah, Colorado, dan New York ditemukan angka KTD sebanyak 2,9 % dan 3,7 % pada pasien rawat inap. Di Colorado dan Utah angka kematian akibat KTD sebesar 6,6 %, dibandingkan dengan angka kematian akibat KTD di New York 13,6 %. Angka kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di Amerika pada tahun 1997 sebesar 33,6 juta, di kota Utah dan Colorado berkisar 44.000, dan di New York sekitar 98.000 per tahun (IOM, 2000). Sepanjang Oktober 2011 hingga Oktober 2012 telah terjadi sebanyak 12,1 KTD tiap 100.000 total jumlah hari rawat inap di Minnesota, Amerika Serikat. Tahun 2012 KTD terbanyak adalah dekubitus (130 kasus), tertinggalnya benda medis di dalam tubuh pasien (31 kasus), kesalahan site marking dalam prosedur operasi (27 kasus), dan yang paling sedikit adalah kesalahan medikasi (2 kasus). Faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya KTD di rumah sakit di Minnesota antara lain adalah kebijakan rumah sakit (36%), komunikasi (26%), lingkungan fisik (26%), training (21%), dan faktor kesalahan manusia (2%) (Rasdini, 2014). Laporan mengenai KTD di berbagai negara menunjukkan angka yang bervariasi. Data tentang keselamatan pasien yang dilaporkan oleh Clinical
3
Excelence Commission, New South Wales, Australia sepanjang Januari hingga Juni 2010 menunjukkan telah terjadi 64.225 KTD di seluruh fasilitas kesehatan yang ada. Kejadian tidak diharapkan yang paling sering terjadi antara lain pasien jatuh (12.670 kasus), kejadian yang terkait dengan obat-obatan dan cairan intravena (11.171 kasus) dan manajemen klinis (9.915 kasus) (Clinical Excellence Commission dalam Rasdini, 2014). Data keselamatan pasien pada tahun 2007 di Indonesia ditemukan bahwa angka tertinggi ada di Propinsi DKI Jakarta yaitu 37,9%, disusul Propinsi Jawa Tengah 15,9%, D.I. Yogyakarta 13,8%, Jawa Timur 11,7%, Aceh 10,7%, Sumatera Selatan 6,9%, Jawa Barat 2,8%, Bali 1,4%, dan Sulawesi Selatan 0,7%. Bidang spesialisasi unit kerja ditemukan paling banyak pada unit penyakit dalam, bedah, dan anak yaitu sebesar 56,7% dibandingkan unit kerja yang lain, sedangkan untuk pelaporan KNC lebih banyak dilaporkan sebesar 47,6% dibandingkan KTD sebesar 46,2% (KKP-RS, 2008). Data tentang KTD di Indonesia belum terlalu mewakili kejadian KTD yang sebenarnya di Indonesia. Data tentang KTD dan KNC di Indonesia dikategorikan masih langka untuk ditemukan karena standar pelayanan kesehatan di Indonesia masih kurang optimal (Depkes RI, 2008a) Berbagai insiden KTD dan KNC yang berkaitan dengan penerapan keselamatan pasien baik yang terjadi di berbagai negara maupun di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : pengetahuan dan keterampilan petugas yang rendah, rendahnya kinerja petugas, rendahnya motivasi diri,
4
rendahnya Sumber Daya Manusia, dan sarana prasarana yang kurang memadai (Notoatmodjo, 2010). Untuk mengatasi insiden KTD dan KNC yang berhubungan dengan keselamatan
pasien
maka
komite
keselamatan
pasien
rumah
sakit
mengembangkan program keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit. Adapun program keselamatan pasien rumah sakit tersebut adalah enam sasaran keselamatan pasien, yang meliputi : 1) ketepatan (keakuratan) dalam mengidentifikasi pasien, 2) peningkatan komunikasi yang efektif, 3) peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, 4) kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi, 5) pengurangan risiko terkait pelayanan kesehatan, dan 6) pengurangan risiko pasien jatuh (KARS, 2011). Menurut AHRQ (Agency for Healthcare Research and Quality, 2015) terdapat
beberapa
aspek
dimensi
yang
perlu
diperhatikan
dalam
mengimplementasikan keselamatan pasien di rumah sakit antara lain: harapan dan tindakan
supervisor/manajer
dalam
mempromosikan
keselamatan
pasien,
pembelajaran peningkatan berkelanjutan, kerjasama tim dalam unit, keterbukaan komunikasi, umpan balik terhadap terjadinya error, respon tidak saling menyalahkan, staf yang adekuat, persepsi antar petugas kesehatan secara keseluruhan, dukungan manajemen rumah sakit, kerjasama tim antar unit, penyerahan dan pemindahan pasien serta frekuensi pelaporan kejadian. Nurachmah (2001) menyatakan bahwa keperawatan menduduki posisi yang sangat penting dalam sistem pelayanan kesehatan sehingga
perawat
merupakan salah satu unsur vital di rumah sakit. Gillies (1994) menyebutkan
5
bahwa 40-60% pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. The Institute of Medicine (IOM) pada tahun 2004 mengemukakan dua peran perawat dalam keselamatan pasien yaitu memelihara keselamatan melalui transformasi lingkungan keperawatan yang lebih mendukung keselamatan pasien dan peran perawat dalam keselamatan pasien melalui penerapan standar keperawatan yang terkini, sehingga diperlukan pengetahuan perawat dalam lingkup keselamatan pasien sebagai upaya membangun budaya keselamatan pasien (Cahyono, 2008). Untuk itu, perawat sebagai pelaksana dan pengelola pelayanan harus mampu mengembangkan bentuk pelayanan secara berkesinambungan melalui peningkatan kinerjanya. Salah satu
upaya untuk
meningkatkan kinerja perawat
dalam
mengimplementasikan patient safety adalah melalui pelatihan. Dalam lingkup mutu dan keselamatan, pelatihan merupakan salah satu sarana untuk menambah kebutuhan akan pengetahuan baru dan untuk meningkatkan kinerja individu dan kinerja sistem (Henriksen, K. et al., 2006). Menurut Marquin, B.L. and Huston (2006), menyatakan bahwa program pengembangan staf melalui pelatihan dan pendidikan merupakan program yang efektif untuk meningkatkan produktivitas perawat. Dukungan yang adekuat dalam bentuk pelatihan profesional dan pengembangan pengetahuan adalah salah satu upaya dalam menciptakan lingkungan kerja yang positif bagi perawat agar asuhan yang aman dapat diberikan (ICN, 2007). Sedangkan menurut Cahyono (2008), menyatakan pelatihan akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang yang nantinya berdampak pada perubahan budaya keselamatan pasien. Sehingga dengan adanya
6
pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam implementasi keselamatan pasien. Pelatihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelatihan yang dikemas dengan metode ceramah dan simulasi tentang enam sasaran keselamatan pasien. Cara ini akan sangat efektif untuk meningkatkan kinerja perawat pelaksana dalam mengimplementasikan enam sasaran keselamatan pasien karena perawat akan mendapat pengalaman langsung untuk menerapkan ke enam sasaran tersebut. Melalui praktek langsung maka peserta pelatihan akan langsung bisa memecahkan permasalahan yang dihadapi bersama teman sejawat dan narasumber (Christopher et al., 2010). Praktek secara langsung dinilai lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah atau diskusi. Rumah Sakit Umum (RSUD) Kabupaten Karangasem merupakan satusatunya rumah sakit negeri yang ada di Kabupaten Karangasem. RSUD Kabupaten Karangasem mempunyai kapasitas tempat tidur sebanyak 220 tempat tidur dan memiliki khusus tenaga keperawatan sebanyak 226 orang. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan data kepegawaian, RSUD. Kabupaten Karangasem memiliki 85% perawat di instalasi rawat inap RSUD.Kabupaten Karangasem. RSUD. Kabupaten Karangasem yang merawat pasien bedah adalah Ruang IRD, OK, Cempaka, Kenanga, Puri Gangga dan Wijaya Kusuma II. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD. Kabupaten Karangasem pada tanggal 1 September 2015 menemukan bahwa rumah sakit ini baru membentuk tim keselamatan pasien pada tanggal 12 Agustus 2015 dengan uraian tugas antara lain penyusunan indikator-indikator keselamatan pasien pada
7
semua unit kerja pelayanan di RSUD. Kabupaten Karangasem, menerima laporan insiden dari unit kerja pelayanan, menganalisis dan mengevaluasi laporan insiden, dan melaporkan kepada Direktur RSUD. Kabupaten Karangasem. Standar keselamatan pasien yang digunakan oleh RSUD. Kabupaten Karangasem sesuai dengan 6 sasaran keselamatan pasien dari WHO yaitu (1) identifikasi pasien, (2) komunikasi efektif, (3) peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, (4) kepastian tepat lokasi, prosedur, dan tepat pasien tindakan operasi, (5) pengurangan risiko infeksi, dan (6) pencegahan risiko pasien jatuh (Tim Keselamatan Pasien RSUD. Kabupaten Karangasem, 2015). Dari hasil wawancara dan observasi sementara ditemukan bahwa penerapan ke enam sasaran keselamatan pasien hanya bisa diterapkan pada unit yang merawat pasien bedah seperti Instalasi Rawat Darurat (IRD) Bedah, Ruang Cempaka yang merupakan ruang rawat inap bedah, ruang rawat inap kelas (Ruang Wijaya Kusuma II, Ruang Kenanga dan Ruang Gangga), dan Ruang Operasi/Instalasi Bedah Sentral (IBS). Adapun penerapan ke enam sasaran keselamatan pasien tersebut memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: 1) pelaksanaan identifikasi pasien di RSUD. Kabupaten Karangasem belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perawat saat melakukan hand over, perawat hanya mengidentifikasi nama pasien dan nomor kamar dimana pasien itu dirawat; 2) perawat saat melakukan konsul ke dokter tentang kondisi pasiennya, belum ada pengulangan untuk perintah yang diberikan oleh dokter konsulen sehingga masih bisa terjadi kesalahan hasil konsul. Hal ini menandakan komunikasi yang dilakukan belum efektif; 3) di beberapa ruang rawat inap dan
8
farmasi, metode penyimpanan obatnya masih menggunakan alfabetis, sehingga berisiko tinggi terjadi kesalahan pengambilan obat bila terdapat nama obat yang mirip; 4) di ruang rawat inap bedah sebelum pasien dilakukan operasi, pasien sudah diberikan penandaan area operasi (side marking) oleh perawat akan tetapi keluarga pasien tidak pernah dilibatkan. Selain itu, penjelasan tentang informed consent ke pasien dan keluarga hanya dijelaskan oleh perawat bukan oleh dokter; 5) temuan yang didapatkan dalam mengurangi infeksi yang berkaitan dengan cuci tangan, petugas belum melakukan cuci tangan dengan five moments dan belum dengan enam langkah menurut WHO. Penyebabnya adalah faktor kebiasaan yang sudah terjadi di RSUD. Kabupaten Karangasem. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan untuk mengurangi risiko infeksi yang berkaitan dengan pemberian pelayanan kesehatan belum maksimal dilaksanakan; dan 6) RSUD. Kabupaten Karangasem belum melakukan asessmen awal pada pasien dengan risiko jatuh. Hal ini berkaitan dengan belum dibuatkannya kebijakan dan pedoman mengenai asessmen awal pasien risiko jatuh. Sehingga dilihat dari laporan pada bulan Januari sampai dengan bulan Agustus 2015, ditemukan ada 3 orang pasien yang jatuh namun tidak mengalami cidera ataupun sampai meninggal. Kondisi ini menunjukkan bahwa indikator tidak adanya pasien jatuh belum mencapai 100% sesuai dengan standar pelayanan minimal No. 129/Menkes/SK/II/2008. Berdasarkan laporan kinerja RSUD. Kabupaten Karangasem selama tiga tahun terakhir menunjukkan bahwa pada tahun 2013 ada infeksi nosokomial (plebitis) rata-rata sebesar 7,34%, tahun 2014 rata-rata infeksi sebesar 6,13%, dan
9
tahun 2015 rata-rata infeksi sebesar 6,7 %. Hal ini menandakan bahwa kejadian infeksi nosokomial melebihi standar pelayanan minimal yaitu ≤ 1,5%. Hasil laporan observasi di ruang rawat inap RSUD. Kabupaten Karangasem pada bulan September 2015 diketahui bahwa perawat pelaksana ketika melakukan tindakan kolaboratif dalam memberikan obat injeksi belum melaksanakan prinsip 6 B (enam benar) yaitu benar obat, benar pasien, benar dosis, benar waktu pemberian, benar cara pemberian dan benar dokumentasi secara tepat. Selain itu, perawat tidak mengidentifikasi kembali pasiennya dengan memvalidasi nama pasien atau masih menggunakan nomor kamar. Hal ini juga menjadi penyebab terjadinya kesalahan pemberian obat yang bisa menyebabkan insiden KTD. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa perawat di ruangan rawat inap pada bulan November 2015 ditemukan bahwa kesalahan terbanyak mengenai kejadian tidak diharapkan di RSUD. Kabupaten Karangasem adalah kesalahan dalam pemberian obat, namun implementasi pelaporannya tidak jelas dan hanya ditindaklanjuti diruangan tersebut dan tidak pernah dilaporkan sampai ke tim keselamatan pasien. Laporan KTD untuk tahun sebelumnya tidak terlaporkan dan tidak ada kejelasan. Ketidakjelasan pelaporan tersebut disebabkan oleh pemahanan perawat yang masih mempunyai budaya saling menyalahkan (blaming culture) sehingga perawat mempunyai perasaan takut jika insiden KTD sampai dilaporkan. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa monitoring penerapan sasaran keselamatan pasien di RSUD. Kabupaten Karangasem belum berjalan dengan optimal.
10
Keselamatan pasien sangat ditentukan oleh kinerja dan pengetahuan perawat. Pengadaan pelatihan dapat meningkatkan kinerja sekaligus pengetahuan perawat. Pelatihan yang selama ini sudah dilakukan di RSUD. Kabupaten Karangasem antara lain: pelatihan BCLS (Basic Cardiac Life Support), K3RS (Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit), manajemen ruangan serta pelatihan pelayanan prima (service excellence). Namun, dari hasil wawancara dengan perawat yang pernah mengikuti pelatihan tersebut mengatakan bahwa secara umum hasil pelatihan belum memberikan kontribusi optimal terutama dalam implementasi keselamatan pasien. Oleh karena itu penting sekali untuk memberikan pelatihan kepada perawat tentang keselamatan pasien yang akan berdampak pada peningkatan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Penelitian yang dilakukan oleh Murdyastuti (2010) juga menyatakan bahwa pelatihan akan meningkatkan pengetahuan dan motivasi perawat terhadap pelaksanaan program patient safety yang berdampak pada peningkatan kinerja. Pelayanan
kesehatan
yang
mengedepankan
keselamatan
pasien
membutuhkan peran optimal keperawatan. Penerapan keselamatan pasien merupakan suatu hal yang sangat kompleks dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Hal ini berhubungan dengan sifat pelayanan dan asuhan yang diberikan oleh perawat yang memiliki karakteristik tersendiri. Kontak langsung perawat dengan
pasien
dalam
interaksi
yang
berlangsung
terus
menerus
dan
interdependensi dengan tenaga kesehatan profesional lainnya dalam kerangka kemitraan dan koordinasi menjadikan perawat harus menjalankan peran pentingnya sebagai advokator bagi pasien untuk menjamin keamanan asuhan yang
11
diterima
pasien.
Atas
pertimbangan
tersebut
peneliti
tertarik
untuk
mengidentifikasi “pengaruh pelatihan terhadap implementasi enam sasaran keselamatan pasien pada perawat pelaksana di Ruang Unit Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karangasem”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “bagaimana pengaruh pelatihan terhadap implementasi enam sasaran keselamatan pasienpada perawat pelaksana di Ruang Unit Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karangasem?”
1.3 1.3.1
Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pelatihan terhadap implementasi enam sasaran keselamatan pasien pada perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karangasem 1.3.2
Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) karakteristik perawat pelaksana (umur, jenis kelamin, masa kerja, status pernikahan dan tingkat pendidikan). 2) tingkat pengetahuan perawat pelaksana terhadap keselamatan pasien sebelum mendapatkan pelatihan 3) tingkat pengetahuan perawat pelaksana terhadap keselamatan pasien setelah mendapatkan pelatihan
12
4) perbedaan pencapaian nilai pengetahuan perawat pelaksana terhadap keselamatan pasien sebelum dan setelah mendapatkan pelatihan. 5) tingkat implementasi enam sasaran keselamatan pasien pada perawat pelaksana sebelum mendapatkan pelatihan. 6) tingkat implementasi enam sasaran keselamatan pasien pada perawat pelaksana setelah mendapatkan pelatihan. 7) perbedaan pencapaian implementasi enam sasaran keselamatan pasien pada perawat pelaksana sebelum dan setelah mendapatkan pelatihan.
1.4 1.4.1
Manfaat Penelitian Manfaat Akademik 1) Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi kalangan akademik baik tim pengajar maupun mahasiswa dalam proses berpikir ilmiah khususnya tentang keselamatan pasien. 2) Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya khususnya tentang keselamatan pasien.
13
1.4.2
Manfaat Praktis 1) Hasil dari penelitian ini dapat dikembangkan sebagai tolak ukur indikator pencapaian enam sasaran keselamatan pasien oleh perawat di RSUD. Kabupaten Karangasem. 2) Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber rujukan untuk mengembangkan metode pelatihan yang teruji efektivitasnya yang berkaitan dengan pengembangan SDM dalam lingkup pencapaian sasaran keselamatan pasien. 3) Hasil dari penelitian ini dapat menjadi dasar untuk menimbulkan kesadaran perawat
dan para
pengambil
kebijakan mengenai
pentingnya pelatihan keselamatan pasien untuk membangun budaya keselamatan.