Samp ul Jud ul
TUNTUTAN ORANG TUA ATAS PRESTASI BELAJAR TERHADAP BEBAN PSIKOLOGIS ANAK (STUDI KORELASI DI MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA TAHUN 2012)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh ATIK LAILA NIM 115 08 011
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Atik Laila
NIM
: 11508011
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Judul
: TUNTUTAN ORANG TUA ATAS PRESTASI BELAJAR TERHADAP BEBAN PSIKOLOGIS ANAK (STUDI KORELASI DI MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA TAHUN 2012)
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 10 Agustus 2012 Pembimbing
Dra. Siti Farikhah M.Pd NIP. 196106231988032001
SKRIPSI TUNTUTAN ORANG TUA ATAS PRESTASI BELAJAR TERHADAP BEBAN PSIKOLOGIS ANAK (STUDI KORELASI DI MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA TAHUN 2012) DISUSUN OLEH ATIK LAILA NIM 11508011 Telah dipertahankan didepan Panitia Dewan Penguji Skipsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 22 September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
:
Benny Ridwan, M, Hum
Sekretaris Penguji :
Drs. Sumarno Widjadipa M. Pd
Penguji I
:
Drs. Mubasirun M. Ag
Penguji II
:
Fatchurrohman M.Pd
Penguji III
:
Dra. Siti Farikhah M.Pd
Salatiga, 24 September 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP. 19580827198303 1 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Atik Laila
NIM
: 11508011
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 10 Agustus 2012 Yang menyatakan
Atik Laila
KATA PENGANTAR
Assalaamu'alaikum Wr. Wb. Dengan rasa ikhlas setulus hati penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan begitu banyak rahmat, hidayah , inayah serta ridlo-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan untuk beliau Rosul tercinta Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta para pengikutnya yang telah membawa kita semua dari zaman kejahiliahan menuju zaman yang penuh barokah ini, semoga kita termasuk umat yang mendapat syafa’atnya. Amin Dalam penyusunan skipsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta arahan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh karenanya, dalam kesempatan ini penulis akan menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 3. Bapak Drs.Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku ketua Progdi S1 PGMI STAIN Salatiga. 4. Ibu Dra. Siti Farikhah M.Pd selaku Dosen pembimbing yang senantiasa meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan begitu banyak ilmunya.
6. Ibu Siti Rohmini M.Pd selaku kepala MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian di Madrasah yang beliau pimpin. 7. Para guru MI Ma’arif Mangunsari Salatiga yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian. 8. Siswa-siswi kelas IV dan V MI Ma’arif Mangunsari yang sangat ramah dan menyenangkan. 9. Bapak, Ibu, Suami dan Anakku serta keluargaku dan teman spesialku yang senantiasa menyayangi dan mencintaiku. 10. Para sahabat-sahabatku PGMI angkatan 2008 yang selalu saya cintai dan saya banggakan. 11. Orang-orang yang telah membantu dan memberikan fasilitas kepada saya sehingga skripsi ini dapat selesai. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum begitu sempurna baik isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu penulis berharap akan kritikan dan saran demi kebaikan skripsi ini. Semoga saja skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Wassalaamu'alaikum Wr. Wb. Salatiga, 10 Agustus 2012 Penulis
Atik Laila
ABSTRAK Laila.Atik. 2012. Tuntutan Orang Tua atas Prestasi Belajar Terhadap Beban Psikologis Anak. (Studi Korelasi di MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga tahun 2012) Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Farikhah, M.Pd.
Kata Kunci: Korelasi, Tuntutan Orang tua atas prestasi belajar, Beban psikologis anak.
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui tingkat kualifikasi tuntutan orang tua atas prestasi belajar terhadap beban psikologis anak. Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah adakah hubungan yang positif dan signifikan antara tuntutan orang tua atas prestasi belajar terhadap beban psikologis anak. Metodologi digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan instrumen penilaian yang berupa angket, metode wawancara, metode observasi dan metode dokumentasi yang dilakukan guna memperolah data secara lengkap. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Semakin tinggi tuntutan orang tua atas prestasi balajar maka semakin tinggi pula beban psikologis anak terbukti dari hasil penelitian: Tuntutan orang tua atas prestasi belajar di MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga tahun 2012 dari perolehan jawaban angket untuk kategori tinggi adalah 42 anak (78%), kategori sedang 12 anak (22%). Dan dari perhitungan rata-rata tuntutan orang tua atas prestasi belajar termasuk kategori tinggi. Beban psikologis anak di MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga dari perolehan jawaban angket untuk kategori tinggi adalah 30 anak (56%), dan kategori sedang adalah 24 anak (44%). Dari perhitungan rata-rata beban psikologis anak termasuk kategori tinggi. Tuntutan orang tua atas prestasi belajar terhadap beban psikologis anak di MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga terbukti setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi product moment telah diperoleh dengan jumlah N=54 yang mendekati N=55 dan taraf kesalahan 1% yaitu 0,345, yang mana jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka Ha diterima, dengan demikian korelasi 0.366 itu signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tuntutan orang tua atas prestasi belajar maka semakin tinggi pula beban psikologis anak.
DAFTAR ISI
Sampul Judul............................................................................................................
i
Lembar Logo.............................................................................................................
ii
Judul...........................................................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................................
iv
Lembar Pengesahan.................................................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...........................................................................
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................................
vii
KATA PENGANTAR..............................................................................................
viii
ABSTRAK.................................................................................................................
xi
DAFTAR ISI.............................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................
1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................
6
C. Tujuan Penelitian............................................................................................
6
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................
7
E. Hipotesis Penelitian........................................................................................
7
F. Definisi Operasional.......................................................................................
9
G. Metode Penelitian...........................................................................................
11
H. Sistematika Penulisan.....................................................................................
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................................................
20
A. Pengertian Tuntutan Orang Tua......................................................................
20
B. Pengertian Beban Psikologis anak atas prestasi belajarnya............................
25
C. Tuntutan Orang Tua terhadap Beban psikologis anak atas prestasi belajarnya........................................................................................................
34
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN.............................................................
44
A. Waktu dan Tempat Penelitian.........................................................................
44
B. Analisis Data...................................................................................................
52
BAB IV ANALISIS DATA......................................................................................
59
A. Analisi Data....................................................................................................
59
B. Uji Hipotesis...................................................................................................
74
C. Pembahasan....................................................................................................
78
BAB V PENUTUP....................................................................................................
82
A. Kesimpulan.....................................................................................................
82
B. Saran...............................................................................................................
84
DAFTAR PUSTAKA
85
LAMPIRAN..............................................................................................................
86
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS...............................................................
98
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1
Data Guru dan Karyawan...........................................................
47
Tabel 3. 2
Data Siswa Kelas IV dan V MI Ma’arif Mangun Sari...............
50
Tabel 3. 3
Rekapitulasi Jawaban Angket Variabel Tuntutan Orang Tua....
53
Tabel 3. 4
Rekapitulasi Jawaban Angket Variabel Beban psikologis Anak
56
atas prestasi belajarnya..................................................... Tabel 4. 1
Skor Jawaban Angkat Variabel Tuntutan Orang tua..................
60
Tabel 4. 2
Hasil Skor...................................................................................
63
Tabel 4. 3
Tabel Rekapitulasi Hasil Jawaban angket..................................
64
Tabel 4. 4
Tabel Interval.............................................................................
67
Tabel 4. 5
Tabel Distribusi Frekuensi.........................................................
67
Tabel 4. 6
Skor Jawaban Angket Variabel Beban Psikologis Anak atas
68
Prestasi Belajarnya..................................................................... Tabel 4. 7
Hasil Skor...................................................................................
71
Tabel 4. 8
Tabel Rekapitulasi Jawaban Angket..........................................
72
Tabel 4. 9
Tabel Interval.............................................................................
74
Tabel 4. 10
Tabel Distribusi Frekuensi.........................................................
75
Tabel 4. 11
Tabel Kerja.................................................................................
77
Tabel 4. 12
Tabel Ringkasan Statistik...........................................................
79
DAFTAR LAMPIRAN
ANGKET............................................................................................................
86
PERMOHONAN IZIN PENELITIAN..............................................................
93
SURAT KETERANGAN MI.............................................................................
94
LEMBAR KONSULTASI.................................................................................
95
SKK....................................................................................................................
97
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...........................................................................
98
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Orang tua yang baik yaitu orang tua yang memberikan kasih sayang yang menyeluruh kepada anaknya, karena kasih sayang merupakan bagian yang paling penting dari cinta orang tua. Kurangnya kasih sayang bisa berakibat yang serius pada anak, orang tua yang memberikan kasih sayang yang berlebihan, misalnya memberikan pendidikan secara terus menerus dalam arti anak diharapkan belajar dan mendapatkan prestasi yang baik tanpa memberikan kesempatan anak untuk bermain, anak akan merasa jenuh dan akhirnya anak melaksanakan kegiatan belajarnya dengan penuh keterpaksaan. Menurut Thomas Gordon dalam buku terjemahan Mulyati (1986:138) mengatakan bahwa suatu keyakinan yang umumnya sudah berakar mengenai pendidikan anak adalah bahwa orang tua merasa perlu dan berhak menggunakan kekuasaan mereka dalam mengatur, Mengarahkan dan membina anak-anaknya. Jika orang tua menyuruh anaknya untuk belajar akan lebih baik selalu memperhatikan waktu untuk bermain, dalam hal ini orang tua harus dapat memanajemen waktu anak sebaik mungkin. Dengan demikian anak akan merasa bahwa dirinya dapat menjalani aktivitasnya dengan baik. Orang tua tidak dapat mengatur anak menurut keinginannya sendiri karena seorang anak juga mempunyai hak dalam keluarga, orang tua harus memandang anak
sebagai makhluk sosial dengan segala sesuatu yang dilakukan anak bertujuan untuk mendapatkan tempat yang penting dalam keluarga. Keinginan untuk dapat diterima dalam keluarganya merupakan motivasi pokok yang berada di belakang perilakunya dan dalam lingkungan hidup keluarganya perilaku anak dapat dipahami jika orang tua mengerti bahwa ekspresi diri merupakan upaya anak untuk diakui, diterima dan dihargai dalam keluarga.
ﺒﹺﻪﻳﺄﹾﺩﺗ ﻭﻪﻤﻴﻠﻌﺗ ﻭ ﻟﹶﻪﺄﹶﻟﹸﻒ ﻭﺍﻟﺘﻪﻟﹶﻴ ﺍﺎﻥﺴﺣ ﺑﹺﺎﻟﹾﺎﻩﻠﹶﻰ ﺑﹺﺮ ﻋﻩﻟﹶﺪﺪﺍﹰﺍﹶﻋﺎﹶﻥﹶ ﻭﺒ ﺍﷲُ ﻋﻢﺣﺭ ()ﺭﻭﺍﻩ ﲞﺎﺭﻯ ﻣﺴﻠﻢ Artinya: “ Allah akan mengasihi seorang hamba yang menolong anaknya untuk berbuat baik kepadanya ( orang tua ) dengan cara berbuat baik kepadanya ( anak). Dan berlemah lembut kepadanya ( anak) dan memberi pengajaran .” (HR. Bukhori Muslim) (Al-Mundiri,2003: 1086) Dalam lingkungan keluarga, idealnya orang tua menyadari bahwa dalam mendidik anak tidak harus mulai lembaga yang formal saja, akan tetapi pendidikan bagi anak juga dapat diperoleh dari lingkungan masyarakat dengan cara selalu memperhatikan hal-hal yang positif. Orang tua yang selalu memaksakan kehendak kepada anaknya hanya akan menjadikan anak merasa terbebani, hal yang perlu dilakukan untuk memahami anak, membina kehidupan jasmaniah, kecerdasan, perkembangan sosial dan perkembangan emosionalnya orang tua di tuntut untuk memiliki pengetahuan perilaku anak, karena anak merupakan manusia yang sedang tumbuh dan berkembang, dan bersama-sama anaklah orang tua dapat mengambil keputusan yang tepat bagaimana cara-cara yang dapat mendorong perkembangan hidup anak.
Orang tua harus menyadari bahwa dirinya berperan sebagai pemimpin bagi anaknya tetapi akan lebih baik jika orang tua memberikan kebebasan yang positif bagi anak agar dirinya merasa pantas untuk selalu diperhatikan oleh orang tuanya. Dalam hubungannya dengan anak, orang tua seharusnya selalu memperhatikan kemampuan anaknya, jika anak merasa terbebani dengan keputusan dan kemauan orang tuanya maka sebaiknya orang tua harus mempertimbagkan kembali keputusan yang telah diberlakukan kepada anaknya. Dalam hal ini orang tua menuntut agar anak-anaknya tunduk kepada perintahnya yang dianggap lebih pantas untuk dilakukan oleh anak-anaknya. Orang tua tidak tahu bahwa mereka berbuat yang tidak sesuai dengan minat anaknya, hanya semata-mata demi memenuhi sebuah kekuasaan yang ditegakkan dengan penuh bersemangat. Semakin orang tua berharap untuk menuntut anaknya, maka anak semakin tidak patuh dan menjadi keras kepala karena mengingat bahwa sikap menentang dan memberontak merupakan ciri watak yang normal dalam dunia anak yang mana semakin orang tua memperkuat tuntutan agar anaknya patuh, anak justru semakin meningkatkan sikap memberontak dan menentang. Akan tetapi dengan ketidakberdayaan anak, yang terjadi adalah jiwa anak merasa terbebani dan jika orang tua mau berlapang dada mau mendorong semangat anak-anaknya untuk mengalami berbagai pengalaman hidup dan sanggup belajar sesuai dengan kemampuannya, maka selayaknya sebagai orang tua dan dapat menahan diri untuk memaksakan kehendaknya kepada anak
karena yang demikian merupakan dasar yang positif bagi perkembangan kepribadian yang sehat. Amat penting disadari bahwa seseorang tidak memikul tanggung jawab penuh kecuali terhadap dirinya, orang tua memikul tanggung jawab dan kewajiban untuk membimbing dan memimpin anak-anaknya. Menurut Benyamin Spock dalam buku terjemahan Mariyam Noor,1991: 35) menyatakan bahwa seharusnya sebagai orang tua hendaknya memberikan perhatian yang maksimal kepada anak dan harus mempelajari bagaimana cara mendidik anak agar menjadi cerdas dan pandai, akan tetapi orang tua juga harus memperhatikan tingkat kemampuan anak agar ke depan anak dapat belajar dengan baik dan anak tidak merasa kehilangan haknya. Orang tua harus belajar menghormati hak-hak anak dalam menggunakan waktu dengan konsekuensi yang bakal diterimanya dari kebebasan pilihan mereka sendiri. Dengan demikian tanpa merasa ada suatu paksaan dari orang tuanya anak akan belajar mengembangkan cara-cara berperilaku yang tepat guna dan selanjutnya anak akan dengan sendirinya memahami antara tuntutan orang tua dengan persoalan yang dihadapi anak. Relasi antara orang tua dengan anak dalam keluarga menunjukkan adanya keragaman yang luas. Oleh karena itu sukar dan berbahaya untuk menarik garis umum mengenai hubungan-hubungan suatu penggolongan yang bersifat kaku. (Abu Ahmadi & Munawar sholeh,2005: 145) Maka dari itu, seyogyanya antara orang tua dengan anak harus ada komunikasi yang dapat memecahkan suatu permasalahan yang ada sehingga orang tua dapat memahami keinginan anaknya, begitu pula sebaliknya. Orang
tua akan kehilangan kekuasaan untuk mempengaruhi anak-anaknya ketika mengambil sikap, perbedaan diantara keduanya hanya akan mengukuhkan perilaku yang tak memadai, yang menurut pandangan anak merupakan suatu paksaan dimana anak mau tidak mau harus melaksanakannya sedangkan menurut pandangan orang tua merupakan sebuah tuntutan dimana anaknya harus giat belajar untuk mendapatkan prestasi dan selalu mengecilkan hati anak ketika menolak menerima sebagai apa adanya tanpa mempedulikan anak telah mencoba berbuat semaksimal kemampuannya. Menurut Verica Seculic dalam buku terjemahan Eli Novitasari (2006: 25) Orang tua harus sebisa mungkin meluangkan waktu untuk anak, karena waktu adalah sesuatu yang universal dan tidak dapat diubah. Berdasarkan hasil survey awal, masih banyak ditemukan orang tua yang memaksakan kehendak kepada anaknya. Anak merasa jenuh dan terbebani ketika waktu mereka dihabiskan untuk belajar, sedangkan dunia anak merupakan dunia bermain yang mana sebenarnya dengan bermain sambil belajar anak akan lebih menyukai dan lebih semangat dalam belajar, maka dari itu perlu adanya kesadaran bagi orang tua untuk berbenah diri dan mengubah keputusan yang telah diberlakukan kepada anaknya. Penulis tertarik mengadakan penelitian di MI Ma’arif Mangunsari karena Sekolah tersebut merupakan salah satu Sekolah unggulan di Salatiga dan menjadi pusat pendidikan yang berbasis Islamiyah yang memiliki berbagai macam prestasi.
Berdasarkan paparan diatas perlu adanya penyelesaian melalui kegiatan penelitian yang berjudul “Tuntutan orang tua atas prestasi belajar terhadap beban psikologis anak (Studi Korelasi di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga tahun 2012).” B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah tuntutan orang tua atas prestasi belajar di MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga tahun 2012 ? 2. Bagaimanakah beban psikologis anak di MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga tahun 2012 ? 3. Adakah hubungan antara tuntutan orang tua atas prestasi belajar terhadap beban psikologis anak di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga tahun 2012 ?
C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya yang dapat memberikan arahan pokok-pokok yang akan di teliti. Tujuannya yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tuntutan orang tua atas prestasi belajar di MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga tahun 2012.
2. Untuk mengetahui beban psikologis anak di MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga tahun 2012. 3. Untuk mengetahui adakah hubungan antara tuntutan orang tua atas prestasi belajar terhadap beban psikologis anak di MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga tahun 2012. D. HIPOTESIS Hipotesis yaitu jawaban sementara atas rumusan masalah yang kebenarannya masih di uji/dibuktikan melalui kegiatan peneliti. Adapun yang menjadi hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Tuntutan orang tua atas prestasi belajar terhadap beban psikologis anak di MI Ma’aif Mangunsari, Salatiga tahun 2012. Hipotesisnya adalah Semakin tinggi tuntutan orang tua atas prestasi belajar maka semakin tinggi pula beban psikologis anak.
E. MANFAAT PENELITIAN Manfaat penelitian dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Manfaat teoritik yaitu berhubungan dengan membangun/mengembangkan teori yang sudah ada. Manfaat teoritik dari penelitian ini diantaranya: a. Sebagai bahan pengembangan khasanah keilmuan pandidik
b. Sebagai masukan dan bahan pengembangan kajian pada mata kuliah psikologi belajar. c. Sebagai bahan pengembangan dan kajian terhadap teori-teori yang sudah ada. 2. Manfaat praktis yaitu berhubungan dengan implikasi pemecahan masalah sebagai dasar pengamatan kabijakan. a. Bagi orang tua : Sebagai bahan pertimbanagan jika selalu menuntut anaknya agar berprestasi. b. Bagi Sekolah : Menjadikan bahan pertimbangan dalam menghadapi problematika belajar anak. c. Bagi anak /siswa : Menjadikan suatu motivasi dalam belajarnya.
F. DEFINISI OPERASIONAL 1. Tuntutan orang tua Tuntutan anaknya
orang tua
memiliki
hasil
adalah Keinginan
orang
yang maksimal
dalam
tua
agar
kegiatan
belajarnya dan anak diharapkan memperoleh hasil yang memuaskan. Dalam hal ini orang tua sangat mengharapkan agar anaknya selalu berprestasi. (Terjemahan Arifin,1996: 4)
Indikator dari tuntutan orang tua atas prestasi belajar : a. Menyurah anaknya selalu menjadi juara b. Sikap orang tua terhadap anak c. Memaksakan kehendak kepada anak d. Menyuruh anak agar belajar tepat pada waktunya 2. Beban psikologis anak Beban psikologis anak yaitu Suatu kegiatan/pekerjaan yang sangat berat untuk dilakukan oleh anak yang menyangkut jiwa dan kemampuan anak,
karena
anak
merasa
tidak
mampu
melaksanakannya.
(Terjemahan Mariyam Noor,1991: 3) Belajar adalah adaptasi yang holistik dan bermakna yang datang dari seseorang terhadap situasi baru, sehingga mengalami perubahan yang relatif permanen. Piaget (Conny R Semiawan, 2008: 11) Prestasi belajar adalah hasil yang telah dilakukan anak yang terkait dengan interaksi dengan lingkungannya. Indikator dari beban psikologis anak : a. Sering sedih dan kurang senang b. Tidak konsentrasi dalam belajar c. Merasa tidak mampu menyelesaikan tugas d. Adanya perasaan takut gagal memperoleh prestasi e. Merasa terbebani f. Merasa takut pada orang tua
3. Tuntutan orang tua atas presatasi belajar terhadap beban psikologis anak Tuntutan orang tua atas prestasi belajar terhadap beban psikologis anak adalah Sebuah keinginan atau keharusan yang diberikan orang tua kepada anaknya agar mempunyai hasil yang baik dalam kegiatan belajarnya yang menjadikan anak merasa tidak sanggup untuk melaksanakannya, karena anak merasa tidak mempunyai kemampuan yang maksimal untuk melakukan hal yang diluar batas kemampuannya dan apabila dipaksakan maka akan menimbulkan suatu tekanan batin yang akan dialami oleh anak.
G. METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,
dengan metode korelasi, karena penelitian tersebut akan
menghubungkan kedua variabel yaitu tuntutan orang tua atas prestasi belajar (X) terhadap beban psikologis anak (Y). Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dipilih yaitu di MI MA’ARIF MANGUNSARI, SALATIGA tahun 2012 dengan dasar pendahuluan bahwa di sekolah tersebut terdapat sesuatu yang menurut peneliti menarik untuk di teliti tentang Tuntutan orang tua atas prestasi belajar terhadap beban psikologi anak (Studi Korelasi di MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga tahun 2012).
Waktu penelitian dimulai dari tanggal 01 juni 2012 sampai dengan selesai dalam memperoleh data yang diperlukan. 2.
Populasi dan sampel a.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2011: 80) Subyek penelitian adalah seluruh siswa MI Ma’arif yang berjumlah 225 siswa.
b.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. ( Sugiyono, 2011: 81) Suharsimi Arikunto (1998: 120) menegaskan bahwa untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik di ambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Akan tetapi apabila jumlah subyeknya lebih dari 100 maka sampel yang diambil adalah 20-25%. Dalam penelitian ini, jumlah populasi adalah 225 siswa, maka menurut penulis mengambil 25% yaitu 54 siswa. Teknik sampel yang digunakan untuk penelitian adalah teknik purposive sampling yang dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan strata, random atau daerah tetapi berdasarkan pada hasil sampel yang di ambil yaitu penelitian sekelompok subyek yang
didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang di pandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan cirri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Penulis mengambil sampel kelas IV dan V dengan alasan karena siswa pada kelas tersebut sudah dapat memahami dalam pengisian angket. Apabila diambil pada kelas VI dikhawatirkan mengganggu konsentrasi dalam menghadapi ujian akhir dan jika mengambil sampel pada kelas rendah, siswanya belum mampu memahaminya. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V MI Ma’arif Mangunsari tahun 2012 yang berjumlah 54 orang. 3. Metode pengumpulan data Pengumpulan data dalam kegiatan penelitian adalah hal yang sangat penting karena ini berhubungan dengan isi penelitan tersebut agar sesuai dengan data di lapangan. Dengan berbagai pertimbangan terutama subyek penelitian dan indikator dari dua variable yang akan diteliti, maka metode yang digunakan : a. Angket Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. (Sugiyono, 2011: 143)
Peneliti menggunakan angket guna pengambilan data secara keseluruhan, dengan membuat berbagai macam pertanyaan yang menyangkut tentang variable yang terdapat pada judul dan yang akan diteliti. Adapun angket yang dibuat berdasarkan variabel tuntutan orang tua sebanyak 15 soal dan variabel Beban psikologis anak atas prestasi belajarnya sebanyak 15 soal. b. Dokumentasi Dalam pelaksanaanya yaitu meneliti benda-benda tertulis seperti buku, majalah dan berbagai catatan. Metode ini digunakan untuk memperoleh data dan keadaan umum situasi dan kondisi di MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga tahun 2012. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas IV dan V tahun 2012 yaitu pengumpulan data-data tertulis yang berhubungan dengan subyek penelitian. c. Interview (Wawancara) Peneliti mengadakan kegiatan tanya jawab dengan cara Peneliti memberikan beberapa pertanyaan. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. (Sugiyono, 2011: 137)
Metode wawancara digunakan untuk mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit yang berkenaan dengan tema masalah penelitian. d. Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai cirri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner, jika wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan seseorang maka observasi tidak terbatas pada orang tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Peneliti mengadakan pengamatan secara langsung mengamati fenomena-fenomena dilapangan yang terjadi dan berkaitan dengan tujuan penelitian di MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga tahun 2012. Sutrisno Hadi (1986) dalam buku Sugiyono mengemukakan bahwa Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. (Sugiyono, 2011: 145) Metode observasi digunakan dengan tujuan dapat membantu dalam melengkapi data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
4. Instrumen penilaian Insrumen penelitian yaitu alat yang digunakan atau dipakai untuk menggali/mengambil data penelitian. Instrumen disiapkan/dibuat oleh peneliti dengan mengacu penjelasan atau definisi operasional/uraian teoritik mengenai variable penelitian. Penelitian ini menggunakan insrumen penilaian berupa angket yang merupakan salah satu instrumen non tes yang terdiri dari 30 pertanyaan yang mempunyai 3 option jawaban dengan mengacu pada skala likert. (Sugiyono, 2011: 93) 6. Analisis data Dalam analisis data kuantitatif, penulis menggunakan analisis deskriptif, yaitu setelah data terkumpul dan di susun, dijelaskan dan kemudian dianalisis dengan teknik prosentase untuk mengetahui gejala yang muncul. a. Menentukan kualifikasi interval nilai
=
x100%
Keterangan : P : Proporsi individu dengan golongan F : Frekuensi N : Jumlah subyek dalam golongan 100% : Bilangan konstanta Digunakan untuk menjawab rumusan masalah : 1) Bagaimanakah tuntutan orang tua atas prestasi belajar 2) Bagaimanakah beban psikologis anak
b. Dalam meneliti subyek penelitian, penulis membagi kedalam dua variable (Suharsimi Arikunto, 2005: 327) dianalisis menggunakan teknik korelasi product moment, maka rumusnya sebagai berikut : (∑ )(∑ )
∑
rxy = ∑
(∑ )
∑
(∑ )
Keterangan : rxy
: koefisisen korelasi antara X dan Y
XY : Produk dari X kali Y X
: Variabel skor 1
Y
: Variabel skor 2
N
: Jumlah responden
Digunakan untuk menjawab rumusan masalah Adakah hubungan antara tuntutan orang tua atas prestasi belajar terhadap beban psikologis anak .
H. Sistematika Penulisan Dari uraian di atas dapat penulis gambarkan : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab I penulis memaparkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan metodologi penelitian yang mencakup
pendekatan dan rancangan, lokasi dan waktu penilaian, metode pengumpulan data, instrumen penilaian serta analisis data. BAB II : KAJIAN PUSTAKA bab II memaparkan tentang pengertian antar variabel yaitu pengertian tuntutan orang tua atas prestasi belajar dan pengertian beban psikologis anak serta tuntutan orang tua atas prestasi belajar terhadap beban BAB III : HASIL PENELITIAN Pada bab III memaparkan tentanggambarao obyek penelitian yang meliputi sejarah berdirinya MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga, profil Sekolah, visi dan misi, data prestasi sekolah, struktur organisasi, kegiatan ekstra kurikuler dan sarana prasarana serta penyajian data.
Bab IV : ANALISIS DATA Pada bab IV memaparkan tentang analisis deskriptif, pengujian hipotesis dan pembahasan. Bab V : PENUTUP Pad bab V memaparkan tentang kesimpulan atau hasil penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah dan saran yang dapat dijadikan sebagai titik tolak untuk penelitian selanjutnya.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tuntutan Orang Tua Tuntutan orang tua terhadap prestasi belajar anak adalah suatu keinginan orang tua kepada anaknya agar mempunyai hasil yang baik dalam kegiatan belajarnya yang mana prestasi belajar merupakan hasil yang telah dilakukan anak yang terkait dengan interaksi dengan lingkungannya. Orang tua berperan sebagai lembaga pendidikan informasi yang membentuk pola pikir dan kepribadian anak, memegang informasi utama dan mempunyai peran penting dalm pendidikan anak. Mereka memiliki kekuatan, pengetahuan dan pengalaman unik menyangkut kebutuhan anak serta cara terbaik untuk mendukung mereka. Menurut Arifin (1996: 4) mengatakan bahwa menyadari bahwa orang tua tidak lagi dapat lagi memaksakan kehendak mereka terhadap anaknya, anak berusaha membina persamaan hak dengan orang tuanya, suatau tuntutan yang terpenuhi melalui dukungan dan kesuksesan, dan disinilah dilema yang menentang para orang tua. Mengasuh dan mendidik anak pada hakikatnya adalah mutlak menjadi tanggung jawab orang tua. Oleh karenanya anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma, walaupun didalam keluarga tidak terdapat rumusan kurikulum dan program yang resmi dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran, akan tetapi sifat pembelajaran di dalam keluarga sangat potensial dan mendasar. Dengan demikian pendidikan anak menjadi tanggung jawab orang tua, sebagaimana Firman Allah :
äou‘$yf Ïtø:$#ur ⨠$¨Z9$# $yd ߊqè%ur #Y‘$tR ö/ä3 ‹Î=÷d r&ur ö/ä3 |¡ àÿRr& (#þqè% (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$# $pkš‰r'¯»tƒ $tB tb qè=yèøÿtƒur öN èd ttBr& !$tB ©! $# tb qÝÁ ÷ètƒ žw ׊#y‰ Ï© Ôâ Ÿx Ïî îps3 Í´¯»n=tB $pköŽn=tæ ÇÏÈ tb râsD÷sãƒ
Artinya ; “Wahai orang-orang yang beriman, Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya Malaikat-malaikat yang kasar, dan keras yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. ”( QS. At-Takhrim : 6) (Al-Qur’an dan Terjemahan, 2005: 447) Dalam lingkungan keluarga orang tua merupakan orang yang dipandang memiliki andil paling besar. Kebersinggungan orang tua dengan anak dapat terjadi kapan saja, kedekatan dan faktor perhatian orang tua menjadi sebuah kekuatan yang kemudian menghasilkan kedekatan psikologis dengan anak, tentunya hal ini akan lebih cepat mendorong kematangan berfikir. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah keinginan untuk mencapai kepandaian atau ilmu (Baharrudin, 2008 : 13)
Sedangkan menurut Hilgrad (terjemahan Frudyartanto, 2002:45) belajar memiliki pengertian memperoleh atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu. Menurut Morgan, dalam buku Baharuddin (2008: 14) belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Pernyataan Morgan tersebut senada dengan apa yang dikemukakan para ahli yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku yang disebabkan adanya reaksi terhadap suatu situasi tertentu atau adanya proses internal yang terjadi di dalam diri seseorang, yang mengalami perubahan dari yang tidak mengerti menjadi lebih paham dan mengetahui. Sebagaiman firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 122
öN åk÷]ÏiB 7ps%öÏù Èe@ ä. ` ÏB txÿtR Ÿw öqn=sù 4Zp©ù!$Ÿ2
(#rãÏÿYuŠÏ9 tb qãZÏB÷sßJ ø9$# šc
%x. $tBur *
óO ßg¯=yès9 öN ÍköŽs9Î) (#þqãèy_ u‘ #sŒÎ) óO ßgtBöqs% (#râ‘É‹ YãŠÏ9ur Ç` ƒÏe$!$# ’Îû (#qßg¤)xÿtGuŠÏj9 ×pxÿͬ!$sÛ ÇÊËËÈ šc
râ‘x‹ øts†
Artinya : “Dan tidak sepatutnya orang-orang Mukmin itu semuanya pergi ( ke medan perang ). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk member peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya”. (Q.S At-Taubah : 122 ) (A-qur’an dan Terjemahan, 2005:164)
Sebagian orang tua menganggap
bahwa kepatuhan harus
ditekankan dan ketidakpatuhanharus diatasi dengan hukuman fisik dan kekerasan, mereka memandang hukuman fisik sebagian dari sosialisasi anak. Anggapan tersebut tampanya perlu diluruskan karena akibatnya bias fatal, anak bias membawa ke luar rumah anggapan ini dan menjadikannya sebagai cara terbaik untukmenyelesaikan masalahnya sehari-hari, bahkan bukan tak mungkin anggapan ini terbawa hingga dewasa lalu diterapkan sampai seterusnya. Dengan demikian anggapan tersebut merupakan kekeliruan yang besar yang merupakan gaya pendidikan otoriter yang hanya memenuhi kepentingan orang tua semata. Pendidikan yang semestinya harus berjalan secara manusiawi ( humanis ) dan menjauhkan hukuman fisik atau kekerasan. komunikasi hendaknya berlangsung secara terbuka, jika hendak melarang orang tua sebaiknya melakukannya tanpa menimbulkan rasa takut pada anak. Orang tua wajib memberikan kasih sayang yang proporsional dan harus menegakkan disiplin kepada anak-anaknya dengan tujuan agar melatih kematangan mental dan keteguhan jiwa. Menurut Mustamir, (2009:97-98) bahwa banyak orang tua lebih mementingkan hasil daripada proses. Orang tua lebih suka menanyakan dan menuntut hasil yang maksimal daripada menuntut anak-anaknya untuk berusaha denagn maksimal. Sebagai orang tua seharusnya mendidik anak agar lebih sabar dan tekun dalam menjalani proses belajar, didiklah
mereka untuk giat belajar, tekun dalam memahami sesuatu dan berikhtiar maksimal. Dengan demikian anak-anak akan menjadi pribadi yang tangguh dalam memperjuangkan cita-citanya. Oleh karena itu, orang tua perlu mendidik anak-anaknya tentang pentingnya usaha, bukan mendidik pentingnya hasil yang diraih. Jadi, orang tua yang baik adalah orang tua yang bukan hanya membuat anak menjadi cerdas, akan tetapi juga membuat anak menjadi tangguh dalam memperjuangkan cita-citanya. Dalam mendidik anak, sikap orang tua dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya : 1. Pengalaman masa lalu yang berhubungan erat dengan pola asuh maupun sikap orang tua mereka. 2. Nilai-nilai yang dianut oleh orang tua Orang tua yang mengutamakan segi intelektual dalam kehidupan mereka, atau segi jasmani dan rohani. 3. Tipe kepribadian dari orang tua Orang tua yang selalu cemas dapat mengakibatkan sikap yang terlalu melindungi terhadap anak. 4. Kehidupan perkawinan orang tua 5. Alasan orang tua mempunyai anak Biasanya anak menyadari harapan-harapan orang tuanya. Oleh karena itu sikap yang demikian dari orang tua dapat menyebabkan anak
merasa takut kehilangan kasih sayang dari orang tuanya, hal ini dapat mengakibatkan timbulnya rasa rendah diri dan gangguan tingkah laku pada anak. Orang tua yang menaruh harapan atau menuntut anaknya secara berlebihan atau orang tua yang selalu mengharapkan anaknya menjadi bintang pelajar disekolahnya tanpa mempertimbangkan kemampuan anak atau setidaknya minat anak. B. Beban psikologis anak Menurut
Mariyam
Noor
(1991:4)
beban
psikologis
anak
merupakan suatu kegiatan atau pekerjaan yang sangat berat untuk dilakukan oleh anak yang menyangkut jiwa dan kemampuan anak, sehingga anak merasa tidak mempu untuk melakukannya. Dalam hal ini orang tua menuntu agar anaknya tunduk kepada perintahnya yang dianggap lebih pantas untuk dilakukan oleh anaknya. Kasih sayang yang diberikan oleh orang tua sangat mempengaruhi moral anak, demikian juga hubungan yang baik dalam keluarga antara anak dan orang tuanya. Anak merupakan amanah Allah yang dititipkan kepada orang tua yang kelak akan dimintai pertanggungjawabannya di Akhirat, maka dari itu sebagai orang tua harus sungguh-sungguh mendidik, membimbing dan memotivasi anaknya. Berhasil tidaknya proses pendidikan anak juga sangat bergantung pada sikap bijak orang tua dalam mendidiknya. Sebagai orang tua hendaknya selalu berusaha agar apa yang menjadi kewajiban anak-anak dan tuntutan orang tua dapat
dikenal anak dan dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan mereka dan kemampuan orang tua. Orang tua yang menghendaki dan menuntut anak-anaknya belajar dengan tekun, serta berprestasi sebaik mungkin. Hal ini dapat dicapai apabila orang tua menunjukkan perhatian terhadap anak. Relasi antara orang tua dengan anak dalam keluarga menunjukkan adanya keragaman yang luas. Oleh karena itu sukar dan berbahaya untuk menarik garis umum mengenai hubungan-hubungan suatu penggolongan yang bersifat kaku (Munawar Sholeh, 2005:145) Dalam hubungannya dengan anak, maka seyogyanya orang tua seharusnya selalu memperhatikan kemampuan anaknya. Jika anak merasa terbebani dengan keputusan dan kemauan dari orang tuanya mak sebaiknya orang tua harus mempertimbangkan kembali keputusan yang telah diberikan kepada anaknya. Orang tua yang selalu mengharapkan anaknya menjadi bintang pelajar di sekolahnya tanpa mempertimbangkan kemampuan anak atau setidaknya minat anak, mula-mula anak akan berusaha untuk memenuhi harapan orang tuanya akan tetapi lambat bila apa yang menjadi harapan orang tuanya tersebut tidak kunjung terjangkau oleh anak, hal ini dapat membuat anak merasa bahwa harapan-harapan yang ditujukan terlampau tinggi, seolah-olah anak merasa dirinya dituntut terlalu tinggi karena apa yang menjadi keinginan orang tuanya berada diluar batas kemampuan yang dimilikinya, sikap orang tua yang demikian dapat menghambat perkembangan sosialisasi anak dan kurang menguntungkan bagi anak
terutama dalam usaha mengejar prestasi dan sikap orang tua yang demikian dapat menhambat prestasi belajar anak. Menurut Pratomo (2011: 24) faktor yang yang mempengaruhi prestasi sekolah antara lain: 1. Kecerdasan Tidak dapat disangkal bahwa prestasi yang ditampilkan anak di sekolah mempunyai kaitan erat dengan tingkat kecerdasan yang dimilki anak, anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang relative lebih tinggi tentu lebih mudah menangkap dan mencerna pelajaran yang diberikan diberikan di sekolah daripada anak yang memiliki kecerdasan yang lebih rendah. 2. Kepribadian anak Sikap anak yang pasif, rendah diri, mempunyai kecenderungan agresif merupakan faktor yang menghambat anak dalam menampilkan prestasi yang diharapkan, anak tersebut biasanya dikarakteristikkan sebagai anak yang mempunyai konsep serta harga diri yang kurang baik dan kurang merasa nyaman dalam dirinya untuk dapat berprestasi dengan baik. Di samping itu pengalaman terhadap keberhasilan atau kegagalan dapat pula mempengaruhi prestasi sekolah anak. Seorang anak yang banyak mengalami kegagalan biasanya merasa kepercayaan terhadap dirinnya akan berkurang dan hal ini dapat menghambat untuk dapat berprestasi dengan baik di sekolah.
3. Motivasi atau hasrat untuk berprestasi Kurangnya hasrat untuk berprestasi pada anak dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain ketidakpuasanterhadap prestasi yang diperoleh, kurangnya rangsangan dari pihak sekolah ataupun orang tua, orang tua ataupun guru yang terlalu menekankan pada kegiatan intelaktual dan kurang memperhatikan pentingnya kagiatan sosial dan juga perkembangan emosi anak. Adanya pengertian yang baik dari pihak orang tua terhadap kemampuan ataupun minat anak sedikit banyak merupakan suatu sumbangan yang bernilai positif bagi anak dalam usahanya meraih prestasi di sekolah. Anak setidaknya mempunyai kepercayaan terhadap dirinya yang lebih besar serta adanya perasaan dihargai oleh orang tuanya, keadaan ini akan lebih mendorongnya dalam mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi di sekolah. Biasanya anak menyadari harapan atau keinginan dari orang tuanya, oleh karena itu sikap yang demikian dari orang tua menyebabkan anak merasa takut akan kehilangan kasih sayang dari oran tuanya, hal ini dapat mengakibatkan berbagai macam hal seperti timbulnya rasa rendah diri pada anak dan gangguan tingkah laku. Tidak jarang orang tua dalam mengasuh atau mendidik anak sangat dipengaruhi oleh keinginan atau ambisi dari orang tua itu sendiri tanpa melihat kemampuan anak, sikap yang demikianlah yang dikatakan sebagai sikap mengharap yang berlebih dari orang tua terhadap anaknya.
Menurut Lilik Sriyanti (2009: 21) mengatakan bahwa belajar bukan merupakan aktivitas tunggal, melainkan merupakan aktivitas kompleks yang melibatkan seluruh aktivitas jiwa manusia sebagai totalitas, setiap aspek kejiwaan tidak berdiri sendiri, masing-masing aspek membentuk hubungan interaktif, dan saling mempengaruhi. Aktivitas belajar akan melibatkan berbagai aspek kejiwaan, artinya belajar tidak terbatas kerja pikir saja, akan tetapi seluruh aspek kepribadian akan terlibat dan mewarnai hasil belajar. Seluruh perilaku yang salah dari anak, baik itu hilangnya rasa percaya diri maupun rasa rendah diri itu berpangkal dari tidak adanya dorongan dan semangat, kegagalan bukan disebabkan oleh rasa rendah diri akan tetapi akibat perasaan tersebut, pola asuh orang tua yang tidak efektif dan sikap tidak mau menerima anak sebagaimana mestinya. Jika orang tua mau berlapang dada mendorong semangat anak dalam belajar yang mengalami berbagai macam pengalaman hidup maka selayaknya orang tua mampu menahan diri dalam banayak hal. Menurut Conny R.Semiawan, (2008 : 11-12) faktor lain yang mempengaruhi belajar adalah pemenuhan kebutuhan psikologis. Secara umum diketahui bahwa dalam perkembangan anak perlu dipenuhi berbagai kebutuhan yaitu kebutuhan primer, pangan, sandang dan perumahan serta kasih sayang, perhatian dan penghargaan terhadap dirinya dan peluang mengaktualisasikan dirinya. Pemenuhan kebutuhan dalam perkembangan tersebut banyak bergantung
dari
cara
lingkungannya
berinteraksi
dengan
dirinya,
sebagaimana organisme ditentukan secara alamiah oleh sifat-sifat keturunan dan ciri-ciri unik yang dibawa sejak lahir. Perkembangan organisme itu juga ditentukan oleh cara-cara lingkungan berinteraksi dengan individu yaitu melalui pendekatan yang sifatnya memberikan perhatian, kasih sayang dan peluang mengaktualisasikan dirinya. Kewajiban sekolah sebaik mungkin mempersiapkan anak didik dengan bekal yang mencukupi untuk menghadapi tantangan masa depan, setiap orang tua bertugas dalam proses pendidikan itu dengan membantu mengembangkan potensi anak banyak bergantung pada suasana pendidikan lingkungan yang bersumber dari iklim pergaulan antara orang tua dan anak. Pendidikan secara potensial berakar dari pergaulan biasa khususnya antara orang tua dan anak, jadi setiap pergaulan tersebut adalah suatu lapangan yang memiliki kemungkinan kesiapan untuk merubah menjadi situasi pendidikan dimana mendidik harus dilandasi oleh nilai moral tertentu dan mengacu pada perwujudan potensi bakat tertentu yaitu suatu tindakan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan psikologis. Menurut Lilik Sriyanti (2009: 7-13) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar antara lain : 1. Faktor Intern a. Faktor psikologis, yang meliputi : 1) Tingkat Intelegensi Tinggi rendahnya intelegensi siswa akan mempengaruhi hasil belajar. Anak dengan intelegensi tinggi akan lebih cepat
menangkap pelajaran dari pada anak yang memiliki intelegensi rendah. Walau begitu anak dengan tingkat intelegensi tinggi saja belum merupakan jaminan keberhasilan belajar. Anak dengan intelegensi tinggi ini bila tidak diperlakukan secara bijaksana bisa menimbulkan berbagai kesulitan, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. 2) Minat Minat merupakan kecenderungan untuk memperhatikan dan berbuat sesuatu. 3) Bakat Bakat merupakan kemampuan potensial pada anak, yang akan menjadi aktual jika sudah melalui proses belajar/latihan.
4) Motivasi Motivasi merupakan tenaga penggerak bagi aktivitas belajar anak. 5) Kematangan Kematangan merupakan kondisi siap baik jasmani maupun rohani untuk melakukan aktivitas belajar. 6) Konsentrasi dan perhatian Konsentrasi dan perhatian merupakan dua aktivitas psikis yang banyak pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar.
7) Kepribadian Kepribadian seseorang seperti ketekunan, daya saing, ketabahan, atau kondisi pribadi yang mudah putus asa, takut gagal, cemas, rendah diri besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar. b. Faktor fisik Aspek fisik yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar antara lain : a. Kesehatan b. Cacat fisik c. Gangguan panca indra d. Kelelahan Belajar tidak hanya melibatkan aspek pikir dan psikologis lainnya, namun yang tak kalah penting adalah adanya keterlibatan aspek fisik. 2. Faktor Ektern Yang merupakan faktor yang berasal dari luar diri anak, diantaranya : a. Keadan keluarga Keadaan keluarga yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar antara lain kondisi ekonomi, pendidikan orang tua dan hubungan antar anggota keluarga. b. Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi keberhasilan belajar meliputi kualitas guru, pengajar, hubungan antar anggota sekolah, kurikulum yang dipakai, kedisiplinan yang ditegakkan, kondisi gedung dan fasilitas sekolah, dan suasana lingkungan sekolah. c. Lingkungan masyarakat Lingkungan bagi anak adalah segala sesuatu yang berada di luar diri anak, baik yang bersifat insani maupun yang bersifat non insani. Lingkungan yang turut mempengaruhi keberhasilan belajar antara lain teman pergaulan, adat/kebiasaan masyarakatnya, kondisi alam tempat tinggalnya, serta tata tertib yang berlaku di masyarakat tersebut. C. Tuntutan orang tua terhadap beban psikologis anak Menurut Abdul Mustaqim (2005:135) Tuntutan orang tua kepada anak agar selalu berprestasi dan menjadi juara satu di sekolah bisa mengakibatkan
kelelahan
dan
ketegangan
mental
yang
sangat
mempengaruhi prestasi belajar. Sebagai orang tua jangan sampai anak dibebani sesuatu di luar batas kemampuannya karena keinginan tersebut tentu tidak akan mendidik bahkan akan menjadikan stress karena beban yang dipikulnya terlalu berat. Orang tua wajib mengukur sejauh mana batas kemampuan anaknya, sebab jika memerintahkan anaknya melebihi kemampuannya termasuk tindakan yang di larang agama. Allah swt tidak pernah membebani hambanya di luar batas kemampuannya.
Pada umumnya orang tua akan gelisah ketika prestasi belajar anaknya menurun, orang tua sangat menginginkan anaknya selalu berpterstasi bahkan kalau bisa selalu juara satu di kelasnya, namun orang tua tidak sepantasnya marah ketika prestasi anaknya menurun sebab hal itu dapat menyebabkan anak menjadi tegang, takut dan minder. Akibatnya anak malah terancam tidak berhasil dalam belajar jika kemarahan orang tuanya ternyata membuat dirinya diliputi perasaan tegang dan cemas ketika belajar.penurunan nilai anak bukan karena do’a dan sholat yang tidak di dengar oleh Allah melainkan bisa diakibatkan metode belajar anak yang tidak benar atau anak sedang menghadapi masalah dan disinilah orang tua perlu mengetahui apa penyebabnya. Sebagaimana Hadist Nabi :
ُﻣَﺎﻣِﻦْ ﻣَﻮْﻟُﺪٍ اِﻻﱠ ﯾُﻮْﻟَﺪُ ﻋَﻠﻰَ اﻟْﻔِﻄْﺮَةٌ ﻓَﺎَﺑَﻮَاهُ ﺑِﮭَﻮَدَﻧِﮫِ وَﯾُﻨَﺼِﺮَاه ًوَﯾُﻤَﺠُﺴَﺎ ﻧِﮫِ ﻛَﻤَﺎ ﯾُﻨْﺘَﺞُ اﻟْﺒَﮭِﯿْﻤَﺔً ﺟَﻤْﻌَﺎءَ ھَﻞْ ﺗَﺤِﺴُﻮْنَ ﻓِﯿْﮭَﺎ ﻣِﻦْ ﺣَﺪْﻋَﺎء ()رواه ﺑﺨﺎرى ﻣﺴﻠﻢ Artinya
: “Tidaklah dari setiap anak yang lahir kecuali ia lahir dalam keaadaan suci, maka orang tuanyalah yang menjadikannya orang yahudi (seperti orang yahudi ), dan menjadikannya nasrani ( seperti orang nasrani), dan menjadi orang majusi (seperti orang majusi) seperti induk hewan yang melahirkan anaknya dalam keadaan sempurna, maka kamu tidak melihat didalam anak hewan itu dari suatu kecacatan “ (H.R Bukhori Muslim ) (Al-Mundiri,2003: 1086)
Disisi lain ketika orang tua terlalu memaksakan anaknya harus selalu berprestasi atau menjadi juara satu, anak biasanya akan mersa takut
gagal, karena itu anak akan berusaha keras untuk belajar hingga kadang tidak sempat untuk beristirahat, padahal tubuh dan otak perlu beristirahat yang cukup agar bisa berfungsi secara maksimal. Anakpun harus segera dibuat rileks agar stresnya tidak berakibat fatal dan yang terpenting bagaiman mengurangi rasa takut anak pada tuntutan orang tuanya dengan tujuan agar hubungan antara orang tua dengan anak dapat terjalin sebagai mana yang diharapkan. Menurut Abdul Mustaqim (2005: 183-186) Orang tua bersama dengan anak sangat dianjurkan untuk meningkatkan kualitas ibadah dan menyerahkan hasil usaha belajar hanya kepada-Nya. Salah satu tugas orang tua adalah memberikan motivasi bukan memaksa anak untuk berprestasi, namun kadang orang tua tidak dapat membedakan antara memberikan motivasi dan melaksanakan kehendak, akibatnya anak merasa stress atau tertekan. Bentuk motivasi yang bisa dilakukan orang tua adalah mengungkapkan perasaan senang ketika prestasi anak menngkat atau menunjukkan kesedihan dan harapan yang lebih baik ketika prestasi anak menurun. Dalam kehidupan keluarga, kehadiran orang tua sangatlah besar artinya bagi perkembangan kepribadian seorang anak. Bagi perkembangan kepribadian anak yang lebih penting adalah bagaimana corak hubungan antara orang tua dengan anak terjalin, hal ini sangat berpengaruh bagi perkembangan kepribadian anak, jika dilihat bagaimana corak hubungan antara orang tua dan anak banyak diwarnai oleh sikap orang tua terhadap anaknya, akan tetapi sebenarnya hubungan orang tua dan anak tidaklah
semata-mata dipengaruhi oleh sikap orang tua saja, karena keadaan anak juga mempengaruhi corak hubungan yang akan terjalin . Pada dasarnya hubungan antara orang tua dan anak merupakan hubungan yang timbal balik, sehingga dengan demikian dalam usaha untuk dapat menciptakan hubungan yang memuaskan antara orang tua dan anak maka peranan orang tua maupun anak sangatlah besar. Yang dimaksud hubungan yang dapat memuaskan antara orang tua dan anak adalah hubungan yang ditandai dengan adanya saling percaya, saling mengerti dan saling menerima. Kemungkinan anak akan berusaha memenuhi keinginan orang tuanya, akan tetapi lambat laun bila apa yang menjadi harapan orang tuanya tersebut tidak kunjung terjangkau oleh anak maka hal ini dapat membuat anak merasa bahwa keinginan orang tua dianggap terlalu tinggi atau berlebihan, seolah-olah anak merasa dirinya di tuntut terlalu banayk karena apa yang diharapkan orang tuanya berada diluar batas kemampuan yang dimilikinya. Maka lambat laun motivasi ataupunminat anak terhadap sekolah menjadi berkurang, sekolah dapat dianggap merupakan beban bagi anak yang membuatnya menemui berbagai kesulitan yang tidak dapat diatasi. Dengan demikian, sebaiknya orang tua telah menanamkan situasi belajar yang kurang menyenangkan bagi anak yang cenderung dihindari oleh anak. Jadi bukan tidak mungkin bila kegagalan anak di sekolah adalah merupakan suatu reaksi menghindar dari anak terhadap situasi yang dirasakan kurang menyenangkan.
Disamping berkurangnya motivasi untuk
belajar akibat lain yang
timbul adalah adanya ketegangan waktu atau kecemasan dalam diri anak, ketika anak menghadapi bahwa dirinya tidak mampu memenuhi harapan atau keinginan orang tuanya maka dalam diri anak dapat timbul rasa cemas akan kehilangan kasih sayang serta perhatian dari orang tua. Oleh karena itu anak akan terus berupaya untuk dapat memenuhi harapan atau keinginan tersebut, akan tetapi sebenarnya usaha yang dilakukan anak hanyalah didasarkan atau didorong oleh rasa cemas dalam dirinya. Adanya kenyataan bahwa anak selalu gagal untuk mencapai apa yang diharapkan orang tuanya, lambat launhal ini dapat mengakibatkan timbulnya rasa rendah diri. Anak akan merasa dirinya tidak mampu menghasilkan sesuatu yang menjadi kebanggaan orang tuanya karena itu pada diri anak sering diliputi perasaan tidak berarti dimata orang tuanya, sehingga tidak jarang rasa rendah diri tersebut dapat berakibat anak mempunyai konsep diri yang kurang baik, adanya konsep diri yang kurang baik sering membawa anak pada keragu-raguan, kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri yang akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa sikap orang tua yang mengharap berlebihan akan menimbulkan keadaan yang tidak menguntungkan bagi anak terutama dalam usahanya untuk mengejar prestasi di sekolah. Setiap orang tua tentu mempunyai itikad atau maksud yang baik bagi anaknya, tidak mustahil jika kadang-kadang sikap orang tua yang demikian dilandasi oleh adanya tanggung jawab yang besar untuk masa depan
anaknya, banyak orang tua yang beranggapan bahwa jika anak tidak dilatih untuk mencapai prestasi sebaik mungkin, maka hal ini dapat membawa anak pada berbagai kesulitan setelah dewasa, sehingga bila dilihat dari sudut orang tua sikap yang demikian adalah mungkin tidak buruk, tetapi kurang menempatkan anak pada tempat yang sebenarnya. Adanya pengertian
yang maksimal dari orang tua terhadap
kemampuan ataupun minat anak sedikit banyak merupakan suatu sumbangan yang bernilai positif bagi anak dalam usahanya mengejar prestasi di sekolah. Anak setidaknya mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri yang lebih besar serta adanya perasaan dihargai oleh orang tuanya. Dengan adanya hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak yang mana antara orang tua dan anak terdapat rasa saling pengertian guna menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak, yang mana suasana tersebut merupakan suatu kondisi yang ikut mendukung terciptanya suasana belajar yang menyenangkan pula, karena dalam keadaan yang demikian anak terbebas dari segala macam ketegangan emosi, sehingga diharapkan anak dapat lebih mengembangkan prestasi belajarnya selaras dengan batas kemampuan yang dimilikinya. Menurut Conny R.Semiawan, ( 2008:57-58) bahwa dalam proses pendidikan setiap orang tua wajib dalam pendidikan mengembangkan potensi anak, dan banyaktergantung dari suasana pendidikan bagaimana tugas tersebut dilaksanakan. Setiap anak adalah individu yang tidak dapat diibaratkan seperti tanah liat yang bisa “dibentuk” sesuka hati orang tua,
mak pergaulan tersebut juga harus ditandai oleh tanggung jawab moral yang secara konsisten dilandasi oleh sikap dipercaya dan mempercayai, suatu pola relasi hubungan antara kesadaran tentang kewajiban dengan kepatuhan terhadap orang tua atas kesadaran tersebut. Wibawa orang tua tersebut tidak dapat diperoleh dengan sendirinya, karena diperkirakan sudah memang harus demikian adanya, bahkan ternyata institusi keluarga sering terancam oleh tereksposnya fungsi keluarga terhadap arus globalisasi dengan dampak negatif dan positif yang mengakibatkan tidak konsistennya anggota keluarga tersebut dalam menjalankan fungsinya. Dengan demikian orang tua tidak selalu dapat menjaga wibawanya , jika dalam pergaulan antara orang tua dan anak dari pihak orang tua dapat menjadi “teman” bagi anak yang didasari rasa mempercayai dan dipercayai, maka secara konsisten orang tua harus memberikan kebebasan pada anak atau kesadaran melaksanakan tugas dan kewajibannya. Peran orang tua dalam pendidikan keluarga adalah menumbuhkan suasana kondusif untuk tumbuh kembang anak atas kebebasannya, mewujudkan sosialisasi mencapai kemandirian. Situasi pendidikan yang diwarnai oleh adanya sikap pendidikan
yang mengayomi anak, terlibat
dalam masalahnya secara emosional, mental, dan fisik. Keterlibatan yang mengakibatkan pengalaman dua sisi yaitu sebagaimana dialami oleh orang tua dan dialami oleh anak yang dihayati secara timbal balik oleh masingmasing pihak yang di sebut dialog. Selain itu orang tua juga harus
mengajarkan disiplin dan empati pada anak, disiplin yang dilakukan oleh orang tua dapat berfungsi sebagai upaya untuk memberikan pelajaran tentang empati kepada anak, namun yang perlu diingat orang tua hendaknya tidak menggunakan cara-cara kekerasan dalam mendisiplinkan anak atau menunjukkan kekuasaan dan kekuatannya, sebab cara-cara tersebut hanya akan mengembangkan moralitas eksternal yang membuat anak sekedar takut pada hukuman orang tua. Pengembangan moral yang dibangun atas dasar rasa takut cenderung membuat anak menjadi kurang kreatif, anak menjadi kurang inovatif dalam berfikir karena ia selalu dibayangi oleh rasa takut dihukum dan dimarahi. Orang tua tidak akan mampu memutar kembali waktu, yang mana tugas mendidik bukan hanya terletak pada sekolah, akan tetapi yang paling utama adalah terdapat pada rumah atau keluaraga terutama peran orang tua, apabila hubungan antara orang tua dengan anak semakin akrab dan kedua belah pihak semakin terlibat secara mental, emosional dan fisik. Orang tua senantiasa khawatir dan tidak percaya akan ketangkasan serta kecakapan anak, maka orang tua selalu menekan anak. Anak selalu diawas isegala perbuatannya, ia tidak boleh berbuat apa-apa atas inisiatif dan kemauan sendiri, segala perbuatannya harus menuruti peraturan dan kehendak orang tua. untuk menunjukkan kekuasaan dan pengaruh orang tua maka banyak orang tua yang mengecil-ngecilkan pribadi anak dan inilah yang membuata anak hidup didalam tekanan jiwa, sepintas lalu anak itu Nampak menurut karena takut tetapi didalam hatinya ia tidak taat dan jarang
kedengaran anak menggerutu selagi menjalankan suatu perintah, kadangkala dengan kata yang dapat mengejutkan orang tuanya. Pada umumnya semakin anak mengabaikan nasehat, semakin pula orang tua berusaha untuak memaksa supaya kemauannya dilaksanakan. Orang tua kemudian merasa khawatir bahwa dirinya akan kalah terhadap anaknya. Menurut Mubibbin Syah ( 3003: 145) Hubungan antara orang tua dan anak yang penuh kepercayaan biasanya memudahkan usaha orang tua yang menimbulakan keinsyafan pada anaknya, yang kurang baik adalah jika orang tua menghendaki agar setiap perkataannya dituruti dan dilaksanakan, orang tua yang lekas khilaf serta main pukul saja mungkin dapat menunjukkan kekuasaannya, tetapi tidak dapat menanamkan rasa kasih sayang apalagi jika anak tidak sadar akan kesesatannya. Pada umumnya semakin keras tekanan dari orang tua maka semakin keras pula nafsu membantah dari pihak anak dimana tidak diperhitungkan lagi apakah orang tua itu benar atau tidak. Tidak jarang orang tua yang ingin anaknya menjadi juara, selalu menganjuranjurkan anaknya dengan seruan “kau harus juara”, anak pada umumnya juga berusaha supaya mendapatkan keinginan orang tuanya, tetapi banyak hasil yang menyedihkan jika memang tidak mempunyai kesanggupan. Orang tua wajib mengatur sejauh mana batas kemampuan anaknya, sebab jika ia memrintahkan anaknya melebihi batas kemampuannya itu termasuk tindakan dzolim yang dilarang agama. Allah SWT tidak pernah
membebani hambanya diluar batas kemampuannya. Ketika orang tua menemukan anaknya tidak mengikuti aturan yang telah ditetapkan didalam rumahnya sebaiknya orang tua segera meninjau ulang apakah aturan yang telah ditetapkan sudah sesuai dengan batas kemampuan sang anak atau belum, bahkan jika perlu orang tua menanyakan kembali apakah aturan itu terasa memberatkan baginya atau tidak. Orang tua yang bijaksana dapat membedakan antara memberi perhatian terlalu banyak atau teerlalu sedikit, antara memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan minat dan bakatnya dan memberi tekanan untuk berprestasi semaksimal mungkin. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut orang tua hendaknya mengupayakan lingkungan yang kaya akan kreasi anak atau menciptakan suasana yang dapat menarik anak untuk mewujudkan bakat-bakat dan potensi kreativitasnya.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran umum MI Ma’arif Mangunsari 1. Sejarah berdirinya MI Ma’arif Mangunsari Madrasah Ibtidaiyah Mangunsari adalah lembaga pendidikan yang berada dibawah naungan Lembaga Ma’arif Cabang Salatiga. Madrasah Ibtidaiyah adalah nama yang diambil dari bahasa arab yang artinya Sekolah Dasar. Sesuai dengan namanya, maka Madrasah Ibtidaiyah dalam proses mengajarnya lebih menonjolkan Pendidikan Agama Islam di samping mata pelajaran umum yang diajarkan di sekolah dasar pada umunya. Yang mendorong berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Mangunsari adalah keinginan masyarakat Mangunsari dan sekitarnya akan adanya sekolah yang pada waktu itu masih sangat jarang. Karena terdorong rasa tanggung jawab yang besar atas kewajiban untuk menpersiapkan generasi muda yang berpengetahuan umum dan agama yang luas serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka atas prakarsa oleh para tokoh agama pada waktu itu didirikanlah pendidikan dasar yang berlandaskan Islam. Maka pada tanggal 15 Januari 1969 berdirilah Madrasah Ibtidaiyah Mangunsari. Dengan segala keterbatasannya, dimana Madrasah yang baru tersebut dalam awal proses belajar mengajarnya sering menempati rumahrumah penduduk di sekitarnya, hal ini karena Madrasah belum memiliki bangunan sendiri.
Sekilas mengenai MI Ma’arif Mangunsari yang menjadikan pendidikan sebagai modal asasi bagi setiap orang dalam menjalani hidup sebagai khalifah fil ardli. Sungguhpun pendidikan bukan segala-galanya, tapi semua segala berasal dari pendidikan.. maka dari itu MI Ma’arif Mangunsari tampil sebagai salah satu alternative pendidikan berbasis agama yang berusaha memadukan kepentingan umun dan kepentingan agama. 2. Profil Sekolah a. Nama Madrasah
: MI Ma’arif Mangunsari
b. NPSN
: 20328495
c. NSM
: 111233730008
d. Alamat Madrasah
: Jl Abdul Syukur No. 3 Cabean
Mangunsari Sidomukti Kota Salatiga e. Nomer telpon
: 0298 328782/081326158305
f. Status sekolah
: swasta
g. Nama Yayasan
: Ma’arif NU
h. Tahun berdiri
: 1969
i. Luas tanah
: ±1169 m2
j. Status tanah
: wakaf
k. Nomer sertifikat
: SK.126/HGB/67
l. Status Akreditasi/tahun
: B/2008
m. Nama Kepala Madrasah
: Siti Rohmini, M. Pd. I.
3. Visi dan Misi VISI : CERRIA : Cerdas, Religius dan berakhakul karimah MISI : a. Menanamkan kesadaran prinsip hidup bersama sepanjang hayat. b. Mengembangkan model pembelajaran yang Enjoy ( Efektif, Nyaman, Jelas, Obyektif dan Islami) c. Memantik potensi dasar siswa secara Multi Kecerdasan. d. Menumbuhkan wawasan patriotisme kebangsaan. e. Mengembangkan pola kehidupan yang menunjang tinggi nilai Islamiyah Budaya Lokal yang baik secara Nasionalisme. f. Mengembangkan potensi masyarakat peduli Pendidikan. g. Mengembangkan tata lingkungan yang mendukung proses pendidikan. 4. Data pretasi yang diraih selama dua tahun terakhir antara lain : a.
Juara I Olimpiade IPA dan Matematika MI Se Kota Salatiga2011
b.
Juara I Pesta Siaga Kecamatan Sidomukti 2011
c.
Juara I Catur Putri PORSENI MI 2011
d.
Juara I Tartil Pekan Maulid Nabi Se Kota Salatiga 2012
e.
Juara III Adzan Pekan Maulid Nabi Se Kota Salatiga 2012
f.
Juara III Komite Karate Putri Tingkat Kota Salatiga 2012
5. Struktur organisasi MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga memiliki 15 orang guru pengajar dan 1 orang karyawan serta 225 orang peserta didik, dengan rincian sebagai berikut : Daftar Personalia (Guru dan Karyawan) Tabel 3.1 Data guru dan karyawan MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga NO
NAMA
NIP
JABATAN
1
Siti Rohmini, M.Pd.I.
197103311993032001
Kepala
2
Yasin
197007212005011004
Guru BS
3
Ismiyati, S.Pd.
197307241998032009
Guru Kls
4
Dra. Nurul Aini
196503132005012001
Guru BS
5
Fathul Ghufron, S.Pd.I.
198208182007101002
Guru Kls
6
Tri Puji hastuti, S.Ag.
197205162007102003
Guru Kls
7
Siti Nasiroh, S.Ag.
197706012007012030
Guru BS
8
A. Sabiqul Umam, S. Ag.
GTT
Guru BS
9
M. Turis Niagawan, S.H.
GTT
Guru BS
10
Fatkhur Rahman Khabibi
GTT
Guru BS
11
Fauziah, M.Ag.
GTT
Guru Kls
12
Dian Mariani, S.Pd.
GTT
Guru Kls
13
Susriana Wahyu I. L, S.Ag.
GTT
Guru Kls
14
Arifatul Farida, S.Pd.
GTT
Guru Kls
15
Tri Handayani, S.Pd.I.
GTT
Guru Kls
16
Mahmud
PTT
Penjaga
Guru Kls = Guru Kelas Guru BS = Guru Bidang study
6. Kegiatan Ekstra Kurikuler Di samping kegiatan Belajar Mengajar (KBM), MI Ma’arif Mangunsari mengadakan berbagai kegiatan ekstrakulikuler sebagai sarana penunjang yang dapat mendidik siswa-siswanya. Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : a. Pramuka b. Seni Tari c. Rebana d. Seni Lukis e. MTQ Kegiatan ekstrakulikuler yang dilakukan diluar jam pelajaran sekolah ini sangatlah bermanfaat bagi para siswa-siswi MI Ma’arif Mangunsari, Sidomukti, Salatiga. Peserta didik di sekolah ini sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ekstra kulikuler di sekolah ini. Kegiatan ekstra kurikuler dilaksanakan pada hari Sabtu. Pengampu eksrta kurikuler diambilkan tenaga dari luar guru yang mempunyai ketrampilan sesuai bidang ekstra kurikuler yang diampu. 7. Sarana Prasarana Sarana prasarana di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga antara lain : a. Ruang Kepala Sekolah b. Ruang guru Di dalam ruangan guru terdapat 14 meja guru, dan satu pasang meja kursi yang disiapkan untuk menerima tamu.
c. Ruang UKS Terdapat satu buah ruang UKS yang terdiri dari 2 tempat tidur, yang dilengkapi dengan berbagai macam obat-obatan dan perlengkapan lainnya. d. Perpustakaan Perpustakaan digunakan sebagai proses pembelajaran dan setiap peminjam diharapkan meminjam buku dengan menggunakan kartu perpustakaan. e. Kantin Kantin terletak di dalam lingkungan sekolah yang menyediakan makanan ringan dan minuman untuk para siswa. f. Ruang komputer Terdapat 12 buah komputer yang berada di ruang komputer yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. g. Antar jemput Fasilitas antar jemput digunakan untuk mengantar dan menjemput siswa yang rumahnya jauh dan bagi siswa yang orang tuanya yang menginginkannya.
Daftar siswa yang diberi angket Responden yang diambil sebagai sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V MI Ma’arif Mangunsari tahun 2012. Tabel 3.2 Daftar siswa yang diberi angket No
Nama siswa
Jenis kelamin
Kelas
1
Afrida Nur Amalia
P
IV
2
Ahmad Fajar Addilla
L
IV
3
Alfiana Rizki Aulia
P
IV
4
Amalia Putri
P
IV
5
Aprilia Yuliyanti
P
IV
6
Ayu Dina Salma
P
IV
7
Danar Dana Wijaya
L
IV
8
Dhisna Lukhu’ul Fauzan
P
IV
9
Hafid Aflaka
L
IV
10
Edo Bagas Setiawan
L
IV
11
Iqbal Maulana
L
IV
12
Faiz
L
IV
13
m. Fatta Sakbani
L
IV
14
Mareta Dewi Suranti
P
IV
15
Maya Dina Amsiki
P
IV
16
Maya Sinta
P
IV
17
Nurzeynu Wira Adi
P
IV
18
Riza Nur Afriani
P
IV
19
Safana Nabila Zahra
P
IV
Lanjutan tabel 3.2
No
Nama siswa
Jenis kelamin
Kelas
20
Septi Lusi Askari
P
IV
21
Nurul Istiqomah
P
IV
22
Widia Candra Ningrum
P
IV
23
Khoirul
L
IV
24
Aditya Narendra Saputra
P
IV
25
Arnanda Edo Rivano
p
IV
26
Audy Immanul Haq
P
IV
27
Bagas Maulana Sandy
L
IV
28
Desi Fitriyani
P
IV
29
Edri Mulana
L
IV
30
Febriana Angga Febriyanto
L
IV
31
Febriyanto
L
IV
32
Muhammad Naufal
L
VI
33
Niko Setiawan
L
VI
34
Ruli Ardiansyah
L
VI
35
Wahyu Widi Prasetyo
L
IV
36
Wahyu Dwi Setyani
L
IV
37
Syarifah Zainab
L
IV
38
Angga Cahyo Setiawan
L
V
39
Angger Dara
P
V
40
Bima Ayu Manggala S
P
V
41
Dafa Anugrah Saputra
L
V
42
Ferdiansyah
L
V
43
Eva mega putri
P
V
Lanjutan tabel 3.2
No
Nama siswa
Jenis kelamin
Kelas
44
Iyan Nopiananda
L
V
45
Kiki Novitasari
P
V
46
Krisna Wahyu Wibowo
L
V
47
Muhammad Roziqin
L
V
48
M. Syamsul Mustofa
L
V
49
Nurul Hidayah
P
V
50
Oni Mahardika
L
V
51
Muhammad Adam
L
V
52
Rizqika Noviana
P
V
53
Sefiya Candra Lestari
P
V
54
Wulan Agustina
P
V
B. Penyajian data Dalam pengumpulan data mengenai korelasi tuntutan orang tua atas prestasi belajar terhadap beban psikologis anak di MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga dengan menyebarkan angket kepada siswa kelas IV dan V yang merupakan sampel pada penelitian kali ini. Angket terdiri dari 30 pertanyaan yang harus dijawab oleh responden, pertanyaan tersebut terdiri dari 15 pertanyaan untuk variabel Tuntutan orang tua atas prestasi belajar dan 15 pertanyaan untuk variabel Beban psikologis anak. Setiap pertanyaan terdiri dari 3 jawaban sebagai pilihan siswa dengan skala berbeda. Skala penilaian memiliki gradiasi menurun. Dimana jawaban A bernilai tinggi dengan skor 3, jawaban B
bernilai sedang dengan skor 2, jawaban C bernilai rendah dengan skor 1. Dibawah ini adalah daftar jawaban angket siswa: 1.
Jawaban responden untuk Variabel tuntutan orang tua atas prestasi belajar Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dengan cara memberikan angket kepada responden, dapat diperoleh data sebagai berikut: Table 3.3 Rekapitulasi jawaban angket variable tuntutan orang tua atas prestasi
belajar
No. Res
Pilihan Jawaban
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A
B
C
01
A
A
B
B
A
A
A
A
B
A
A
C
A
B
A
10
4
1
02
A
B
C
C
B
A
A
B
B
C
A
B
A
B
B
6
6
3
03
A
C
B
C
A
B
B
A
A
A
C
A
C
A
C
7
3
5
04
A
C
B
A
C
A
B
A
A
B
A
A
B
A
C
8
6
4
05
B
B
B
A
B
A
B
A
A
B
C
B
C
B
B
5
9
1
06
A
A
B
B
A
A
B
C
A
B
A
A
C
A
C
9
3
3
07
B
B
A
B
A
C
A
B
A
B
A
B
C
A
C
6
6
3
08
B
B
B
B
B
B
B
B
A
C
A
B
C
B
B
2
11
2
09
A
A
A
B
A
B
A
B
B
B
A
B
A
A
B
8
7
0
10
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
14
1
0
11
A
C
B
A
A
A
B
A
A
A
B
A
A
A
C
8
4
3
12
A
A
A
B
B
B
A
A
B
B
A
A
A
B
A
9
6
0
13
A
A
A
B
B
B
A
B
B
B
A
C
B
B
A
6
8
1
14
A
C
A
B
A
A
A
C
A
A
A
B
B
A
A
10
3
2
15
B
A
B
C
A
B
B
B
A
A
A
A
B
A
C
7
7
1
Lanjutan tabel 3.3
No. Res
Pilihan Jawaban
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A
B
C
16
B
B
A
B
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
B
8
7
0
17
A
B
A
A
B
C
A
B
B
B
B
B
A
A
C
7
5
3
18
B
B
B
A
B
B
B
C
B
B
A
B
B
A
B
3
11
1
19
A
A
A
C
A
C
A
A
A
B
A
C
C
A
B
9
3
3
20
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
C
A
C
A
11
2
2
21
A
A
A
B
B
B
A
A
B
B
A
C
B
A
A
8
6
1
22
A
A
A
A
A
B
A
A
C
A
C
C
A
A
A
11
1
2
23
A
B
B
B
B
A
A
B
B
A
B
A
A
A
A
8
7
0
24
A
A
B
A
A
B
A
B
A
A
A
C
A
A
A
11
3
1
25
A
A
A
B
B
B
A
B
B
A
A
B
B
A
A
8
7
0
26
A
A
A
A
B
A
A
A
B
A
A
B
A
A
A
12
3
0
27
A
A
A
A
B
B
A
B
C
A
B
C
B
C
A
7
5
3
28
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
14
1
0
29
A
A
A
A
B
A
A
B
A
B
A
C
A
A
A
11
3
1
30
A
A
A
B
A
A
A
A
B
C
A
A
B
A
A
11
3
1
31
A
A
A
A
A
A
A
C
C
C
C
C
A
A
A
10
0
5
32
A
A
A
B
A
C
A
B
A
C
A
C
C
A
A
9
2
4
33
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
B
A
A
13
2
0
34
A
A
A
A
A
A
A
B
B
C
A
C
A
B
A
10
3
2
35
A
A
A
A
A
A
A
B
B
B
A
C
A
A
B
10
4
1
36
A
A
A
B
B
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
12
3
0
37
A
A
A
B
A
B
C
B
A
C
A
C
A
A
B
8
4
3
38
A
A
A
A
C
A
A
A
A
A
A
C
A
A
A
13
0
2
Lanjutan tabel 3.3 No. Res 39
Pilihan Jawaban
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A
B
C
A
A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
A
A
A
A
13
2
0
40
A
A
A
C
A
C
A
A
C
C
A
A
A
A
A
11
1
4
41
A
A
A
B
A
C
A
A
A
C
A
C
A
A
A
11
1
3
42
A
A
A
B
C
B
A
A
A
C
A
C
B
A
A
9
3
3
43
A
A
A
C
A
C
A
A
C
C
A
A
A
A
A
11
0
4
44
A
B
A
B
A
C
A
B
B
B
A
A
B
B
B
6
8
1
45
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
15
0
0
46
A
A
A
A
A
A
A
A
C
A
A
C
A
A
A
13
0
2
47
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
C
A
A
A
14
0
1
48
A
A
A
A
A
A
A
A
C
C
A
C
A
A
A
12
0
3
49
A
A
A
A
C
A
A
A
C
C
A
C
C
A
A
10
0
5
50
A
A
A
A
A
A
A
A
C
C
A
C
A
A
A
12
0
3
51
A
C
A
B
B
B
C
B
A
B
A
B
A
A
A
7
6
2
52
A
A
A
B
B
B
A
B
B
B
A
C
A
A
A
8
6
1
53
A
A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
C
A
A
A
12
2
1
54
A
A
A
C
A
A
A
A
A
A
A
C
B
A
A
12
1
2
2. Jawaban Responden untuk Variabel Beban psikologis anak Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dengan cara membagikan angket kepada responden, dapat diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3.4 Rekapitulasi jawaban angket variable Beban psikologis anak
No. Res
Pilihan Jawaban
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A
B
C
01
B
C
B
B
A
C
B
C
A
C
A
A
C
A
C
5
4
6
02
A
B
C
C
B
A
A
B
B
C
A
B
C
A
C
5
5
5
03
B
B
A
B
A
A
C
A
B
C
A
A
B
A
C
7
5
3
04
A
C
B
A
A
A
B
C
A
B
A
A
C
A
C
8
3
4
05
B
B
B
A
B
A
B
A
A
B
A
B
C
B
B
5
9
1
06
C
A
B
B
A
C
B
C
A
C
A
A
C
A
C
6
3
6
07
B
B
C
C
A
C
A
B
A
C
A
B
C
A
C
5
4
6
08
B
B
B
B
B
B
B
B
A
C
B
B
C
B
B
1
12
2
09
B
B
A
C
A
C
A
B
A
C
A
B
C
A
B
6
5
4
10
A
C
A
A
B
A
B
C
A
A
A
A
C
A
C
9
2
4
11
B
B
B
C
B
B
B
B
A
C
B
B
C
B
B
1
11
3
12
B
A
A
C
A
A
A
C
A
B
A
A
C
A
C
9
2
4
13
B
C
B
B
A
B
A
B
A
C
B
B
C
A
C
4
7
4
14
A
C
A
C
A
C
B
C
A
A
A
B
C
A
A
8
2
5
15
B
A
B
C
A
B
B
B
A
A
A
A
B
A
B
7
7
1
16
B
B
B
B
C
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
1
13
1
17
A
B
A
A
B
C
A
B
B
C
A
B
A
A
C
7
5
3
18
B
B
B
C
B
B
B
B
A
B
A
B
B
A
B
3
11
1
19
A
A
A
C
A
C
A
A
A
B
A
C
C
A
B
9
3
3
20
A
A
A
C
A
C
A
C
A
A
A
A
C
A
C
10
0
5
21
B
B
A
B
B
C
A
C
A
B
A
A
C
A
C
6
5
4
Lanjutan tabel 3.4 No. Res
Pilihan Jawaban
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A
B
C
22
B
A
B
A
A
C
A
C
A
A
A
A
B
A
C
9
3
3
23
C
A
B
A
C
A
B
A
A
A
A
B
A
A
A
10
3
2
24
B
A
A
C
A
C
B
B
A
B
A
B
C
B
B
5
7
3
25
B
B
A
C
B
B
B
A
A
B
A
B
B
B
C
4
9
2
26
B
A
B
A
A
A
B
A
A
B
A
A
B
A
C
6
4
5
27
C
A
B
B
A
C
B
B
A
C
C
A
B
A
B
5
6
4
28
B
A
A
C
A
A
A
C
A
B
C
A
C
A
C
8
2
5
29
B
C
A
C
A
C
B
A
A
C
A
A
C
A
C
7
2
6
30
B
A
B
A
B
B
B
B
A
B
B
A
B
A
C
5
9
1
31
B
A
A
C
A
C
A
C
A
C
C
A
C
A
C
7
1
7
32
A
A
A
C
A
A
B
C
A
C
C
A
C
A
C
8
1
6
33
B
A
B
A
B
B
B
B
A
B
B
A
B
A
C
11
1
3
34
B
A
B
C
A
C
B
C
A
A
B
B
C
A
C
5
5
5
35
A
A
C
B
B
C
B
A
A
A
A
B
A
A
A
8
5
2
36
B
C
B
B
A
B
B
C
A
A
A
A
A
B
C
6
6
3
37
A
B
B
A
A
B
C
B
C
B
B
B
B
B
B
3
10
2
38
A
A
A
C
A
C
B
C
A
C
A
B
C
A
C
7
2
6
39
B
A
A
B
A
C
B
C
A
C
A
A
C
A
C
7
3
5
40
B
B
B
A
C
B
B
A
A
B
B
B
A
B
C
4
9
2
41
B
A
B
A
A
A
A
B
A
C
A
A
C
A
C
9
3
3
42
B
A
B
C
A
B
A
C
A
C
A
A
C
A
B
7
4
4
43
B
C
A
C
A
A
A
C
A
C
A
A
A
A
C
9
1
5
44
B
A
B
A
C
B
C
B
A
B
A
A
B
B
C
5
7
3
Lanjutan tabel 3.4 No. Res
Pilihan Jawaban
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A
B
C
45
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
A
A
B
B
C
10
4
1
46
B
A
B
C
C
B
A
A
A
C
A
C
C
C
A
6
3
6
47
B
A
B
A
B
C
B
C
A
A
A
B
B
A
C
6
6
3
48
B
A
A
A
A
B
A
B
A
C
A
A
A
A
C
10
3
2
49
B
C
A
A
B
C
B
C
A
A
A
A
C
A
C
7
3
5
50
B
A
B
A
A
B
B
B
A
A
A
B
B
B
B
4
9
2
51
B
A
B
B
A
B
B
B
A
C
B
B
B
B
B
3
11
1
52
B
C
A
B
A
B
A
A
A
A
B
A
A
B
C
8
5
2
53
B
A
A
B
A
A
B
A
A
A
A
A
C
A
C
10
3
2
54
B
A
A
A
B
A
B
A
A
C
B
A
C
A
C
8
4
3
BAB IV ANALISIS DATA
Untuk mengetahui ada tidaknya atau seberapa besar hubungan antara tuntutan orang tua
atas prestasi belajar terhadap
beban
psikologis anak di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga, maka peneliti mengadakan analisis dari data yang diperoleh dan langkah selanjutnya adalah menganalisa dengan statistik dan analisa kuantitatif. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat tuntutan orang tua atas prestasi belajar terhadap beban psikologis anak Analisis Deskriptif Dalam analisis ini dideskripsikan tentang tuntutan orang tua melalui data yang diperoleh dari responden. Setelah diketahui data-data tersebut kemudian dihitung untuk mengetahui tingkat hubungan masing-masing variabel dalam penelitian ini. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut 1. Analisis tentang Tuntutan Orang tua atas prestasi belajar Untuk mengetahui Tuntutan orang tua atas prestasi belajar di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga, maka peneliti mengadakan penskoran data yang diperoleh untuk kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk dihitung rata-rata kelas (mean) dari data yang terkumpul melalui angket yang terdiri dari 15 item pertanyaan dengan kriteria jawaban dimana setiap soal terdapat 3 item jawaban, yaitu: a.
Jika jawaban A, nilai yang diberikan 3
b.
Jika jawaban B, nilai yang diberikan 2
c.
Jika jawaban C, nilai yang diberikan 1 Table 4.1
Skor Jawaban Responden Variable Tuntutan Orang Tua atas Prestasi Belajar
Item Soal 8 9 10
No Resp
1
2
3
4
5
6
7
01
3
3
2
2
3
3
3
3
2
02
3
3
2
3
1
2
2
1
03
3
1
2
1
3
2
2
04
3
3
3
2
2
3
05
3
2
2
1
2
06
3
3
3
2
07
3
2
3
08
3
3
09
3
10
Jumlah 11
12
13
14
15
3
3
1
3
2
3
39
3
3
3
1
3
3
1
34
3
3
3
1
3
1
3
1
32
3
3
3
2
3
3
3
3
3
42
3
1
2
3
1
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
2
3
3
3
2
2
1
3
3
3
2
2
1
2
3
3
2
2
2
2
3
2
3
3
3
1
3
2
3
3
3
2
3
2
3
2
2
2
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
11
3
3
3
3
2
2
3
2
1
3
3
1
3
2
3
12
3
3
3
2
2
2
3
3
2
2
3
3
3
2
3
13
3
3
3
2
2
2
3
2
2
2
3
1
2
2
3
35
14
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
43
15
3
2
2
2
2
1
3
3
3
2
3
2
3
2
2
35
16
3
3
3
2
2
2
3
2
3
2
3
2
3
3
3
39
17
3
3
2
3
2
1
3
2
2
1
3
1
2
3
1
18
3
2
2
2
3
3
2
2
3
2
3
3
2
2
2
36
19
3
3
3
2
2
3
3
2
3
2
3
1
3
2
3
38
Item Soal 8 9 10
11
12
13
14
15
3
1
3
1
3
34 41 35 37 38 44 37 39
32
Lanjutan tabel 4.1 No Resp
1
2
3
4
5
6
7
20
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
Jumlah 39
37
21
3
3
3
2
2
2
3
3
2
2
3
1
2
3
3
22
3
3
3
3
3
2
3
3
1
3
1
1
3
3
3
23
3
2
2
2
2
3
3
2
2
3
2
3
3
3
3
38
24
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
1
3
3
3
40
25
3
3
3
2
2
2
3
2
2
3
3
2
2
3
3
26
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
42
27
3
3
3
3
2
2
3
2
1
3
2
1
2
1
3
34
28
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
29
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2
3
1
3
3
3
40
30
3
3
3
2
3
3
3
3
2
1
3
3
2
3
3
40
31
3
3
3
3
3
3
3
1
1
1
1
1
3
3
3
35
32
3
3
3
2
3
1
3
2
3
1
3
1
1
3
3
33
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
43
34
3
3
3
3
3
3
3
2
2
1
3
1
3
2
3
38
35
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
36
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
42
37
3
3
3
2
3
2
1
2
3
1
3
1
3
3
2
35
38
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
39
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
43
40
3
3
2
2
3
2
3
2
1
2
3
2
2
2
3
35
41
3
3
3
2
3
1
3
3
3
1
3
1
3
3
3
11
12
13
14
15
38
38
44
35
41
41
38
Lanjutan tabel 4.1 Item Soal 8 9 10
No Resp
1
2
3
4
5
6
7
42
3
3
3
2
1
2
3
3
3
1
3
1
2
3
3
43
3
3
3
1
3
1
3
3
1
1
3
3
3
3
3
37
44
3
2
3
2
3
1
3
2
2
2
3
3
2
2
2
35
45
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
45
46
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
1
3
3
3
41
Jumlah 38
43
47
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
48
3
3
3
3
3
3
3
3
1
1
3
1
3
3
3
49
3
3
3
3
1
3
3
3
1
1
3
1
1
3
3
35
50
3
3
3
3
3
3
3
3
1
1
3
1
3
3
3
39
51
3
1
3
2
2
2
1
2
3
2
3
2
3
3
3
52
3
3
3
2
2
2
3
2
2
2
3
1
3
3
3
37
53
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
1
3
3
3
41
54
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
1
2
3
3
39
35
40
Kemudian untuk menganalisis data tersebut, maka dilakukan statistik deskriptif dari tabel di atas yang dilakukan dengan proses pembuatan tabel kerja ke dalam distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil skor Variabel Tuntutan Orang tua atas prestasi belajar S k o r Pilihan Jawaban
Skor
T o t a l 3 9 3 4 3 2 4 2
3 4 4 1 3 5 3 7 3 8 4 4 3 7 3 9 3 5 4 3 3 5 3 9 3 2 3 6 3 8 3 9 3 7 3 7 3 8 4 0 3 8 4 2 3 4 4 4 4 0 4 0 3 5
3 5 4 3 3 8 Lanjutan tabel 4.2
S k o r Pilihan Jawaban
Skor
T o t a l 3 9 4 2 3 5 4 1 4 3 3 9 3 8 3 6 3 7 3 5 4 5 4 1 4 3 3 9 3 5 3 9 3
5 3 7 4 1 4 0
Tabel 4.3 Tabel kerja distribusi frekuensi variabel Tuntutan orang tua atas prestasi belajar Per Sko
Freku
F
r
ensi
.
(X)
(F)
X
N
sen
o
(% ) 6
1
32
2
3 4 1
2
34
3
0
5
2 3 3
35
10
5
17
0 3 4
36
1
2 6 1
5
37
5
8
9
5 3 6
38
8
0 4
15
Lanjutan tabel 4.3 …
Per Sko
Freku
F
r
ensi
.
(X)
(F)
X
N
sen
o
(% ) 2
7
39
6
3
11
4 1 8
40
4
6
8
0 2 9
41
5
0
10
5 1 1 42
3
2
6
0 6 1 1 43
4
7
8
1 2 1
8 44
2
2
4 8
1
4 45
1
3
2 5
jum
2
10
0
0%
54 lah
7 1
Berdasarkan tabel di atas maka untuk proses selanjutnya dilakukan perhitungan sebagai berikut: a.
Mencari nilai rata-rata dari variabel X yaitu Tuntutan Orang tua atas prestasi belajar dengan menjumlahkan keseluruhan nilai angket dibagi responden. Berdasarkan hal tersebut maka nilai rata-rata untuk variabel X adalah: ∑ .
=
= 38,35
(dibulatkan 38)
Jadi, nilai rata-rata untuk variabel X adalah sebesar 38 b.
Menafsirkan nilai mean yang telah didapatkan interval kategori dengan cara sebagai berikut: i=
R K
Keterangan: I
: Interval kelas
R
: Range Inilai maksimum dikurangi nilai minimum)
K
: Jumlah kelas (berdasarkan jumlah multiple choice)
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus: R
=H-L
H
= skor jawaban tertinggi x jumlah item, dimana A = 3 = 3 x 15 = 45
L
= skor jawaban terendah x jumlah item, dimana C = 1
= 1 x 15= 15 R
=H–L = 45-15 = 30
Maka diperoleh nilai interval sebagai berikut: R K 30 = 3 = 10
i=
Berdasarkan hasil di atas dapat diperoleh nilai interval 10, sehingga untuk mengategorikan tuntutan orang tua atas prestasi belajar diperoleh interval sebagai berikut: Tabel 4.4 Tabel nilai interval Variabel X (Tuntutan Orang Tua) No
Interval
Kualifikasi
Kode
1
35-45
Tinggi
A
2
25-34
Sedang
B
3
15-24
Kurang
C
Hasil di atas menunjukkan mean dengan nilai 38 dari variabel Tuntutan orang tua tergolong tinggi karena termasuk dalam interval (3545. Artinya tuntutan orang tua atas prestasi belajar termasuk tingkat kualifikasi tinggi. Tabel 4.5 Distribusi frekuensi Nilai angket Tuntutan orang tua
No
Kategori
Nilai
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
35-45
42
78%
2
Sedang
26-34
12
22%
3
Rendah
15-24
-
-
54
100%
Jumlah
2. Analisis variabel Beban psikologis anak atas prestasi belajarnya Untuk mengetahui Beban psikologis anak, maka peneliti mengadakan penskoran data yang diperoleh untuk kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk dihitung rata-rata kelas (mean) dari data yang terkumpul melalui angket yang terdiri dari 15 item pertanyaan dengan kriteria jawaban dimana setiap soal terdapat 3 item jawaban, yaitu: a.
Jika jawaban A, nilai yang diberikan 3
b.
Jika jawaban B, nilai yang diberikan 3
c.
Jika jawaban C, nilai yang diberikan 1
Table 4.6 Skor Jawaban Responden Variable Beban Psikologis Item Soal
No
Jumlah
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
01
2
1
2
2
3
1
2
1
3
1
3
3
1
3
1
29
32
02
3
2
1
1
2
3
3
2
2
1
3
2
3
2
2
03
2
2
3
2
3
3
1
3
2
1
3
3
2
3
1
04
3
1
2
3
1
3
2
3
3
2
3
3
2
3
1
05
2
2
2
3
2
3
2
3
3
2
1
2
1
2
2
32
06
3
3
3
2
3
3
2
1
3
2
3
3
1
3
1
39
07
2
2
3
2
3
1
3
2
3
2
3
2
1
3
1
33
08
2
2
2
2
2
2
2
2
3
1
3
2
1
2
2
30
09
2
3
1
1
3
1
1
2
3
1
3
3
3
3
2
32
10
3
1
3
3
2
3
2
1
3
3
2
3
3
3
1
35
11
3
1
2
3
3
3
2
3
3
3
1
2
3
2
1
12
2
3
3
1
3
3
3
1
3
2
2
3
2
3
1
13
2
1
2
2
3
2
3
2
3
1
2
2
1
3
1
14
3
1
3
2
3
3
3
1
3
3
3
2
2
3
3
36 34
35 35 30 38
Lanjutan tabel 4.6 Item Soal
No
Jumlah
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
15
2
3
2
1
3
2
2
2
3
3
3
3
2
3
1
39
16
2
2
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
2
38
17
3
2
3
3
2
1
3
2
2
2
2
2
3
3
1
34
32
18
2
2
3
3
2
2
2
1
2
2
3
2
2
3
2
19
3
3
3
1
3
2
3
3
3
2
3
1
1
3
2
20
3
3
3
1
3
1
3
1
3
3
3
3
2
3
1
21
2
2
3
2
2
1
3
1
3
1
3
3
3
2
1
32
22
2
3
2
3
3
1
3
1
3
3
3
3
2
3
1
36
23
1
3
2
3
1
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
39
24
2
3
3
1
3
1
2
2
3
2
3
2
1
2
2
32
25
2
2
3
1
2
2
2
3
3
2
3
2
2
2
1
32
26
2
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
1
39
27
1
3
2
2
3
1
2
2
3
1
1
3
2
3
2
28
2
3
3
1
3
3
3
1
3
2
1
3
1
3
1
29
2
3
3
3
3
1
2
3
3
3
3
3
2
3
1
30
2
3
2
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
3
1
34
31
2
3
3
1
3
1
3
1
3
1
1
3
1
3
1
30
32
3
3
3
1
3
3
2
1
3
1
1
3
1
3
1
32
33
3
3
3
3
3
3
1
3
3
2
3
1
3
3
1
38
34
2
3
2
1
3
1
2
1
3
3
2
2
1
3
1
30
35
3
3
1
2
2
1
2
3
3
3
3
2
3
3
3
36
36
2
1
2
2
3
2
2
1
3
3
3
3
3
2
1
33
36 35
31 33 39
37
3
2
2
3
3
2
1
2
1
2
2
2
2
2
2
38
3
3
3
1
3
1
2
1
3
1
3
2
1
3
1
31 31
Lanjutan tabel 4.6
Item Soal
No
Jumlah
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
39
2
3
3
2
3
1
2
1
3
1
3
3
1
3
1
32
40
2
2
2
3
1
2
2
3
3
2
2
2
3
2
1
32
41
2
3
2
3
3
3
3
2
3
1
3
3
1
3
1
36
42
2
3
2
1
3
2
3
1
3
1
3
3
1
3
2
33
43
2
1
3
1
3
3
3
1
3
1
3
3
3
3
1
38
44
2
3
2
3
1
2
1
2
3
2
3
3
2
2
1
45
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
1
46
2
3
2
1
1
2
3
3
3
1
3
1
1
1
3
39
47
2
3
2
3
2
1
2
1
3
3
3
2
2
3
1
33
48
2
3
3
3
3
2
3
2
3
1
3
3
3
3
1
38
49
2
1
3
3
2
1
2
1
3
3
3
3
1
3
1
50
2
3
2
3
3
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
36
51
2
3
2
2
3
2
2
2
3
1
2
2
2
2
2
32
52
2
1
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
1
39
32 39
32
53
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
1
3
1
54
2
3
3
3
2
3
2
3
3
1
2
3
1
3
1
38 36
Kemudian untuk menganalisis data tersebut, maka dilakukan statistik deskriptif dari tabel di atas yang dilakukan dengan proses pembuatan tabel kerja ke dalam distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil skor Variabel Beban psikologis anak
Pilihan Jawaban
Skor
Lanjutan tabel 4.7
Pilihan Jawaban
Skor
T a b e l
4.8
Tabel 4.8 Tabel kerja distribusi variabel beban psikologis anak
S k Per o
Freku
F
r
ensi (
.
(
F)
X
N
sen
o
(% ) X ) 2
1
2 1
9 2
3
1 9
5
1
8
0
5 0
3 3
9 3
1
5 3 3
3 4
12
8
20
2 4 1 3 5
5
6
9
3 5 1 3 6
5
7
9
4 0 1 3 7
4
4
8
5 0 Lanjutan tabel 4.8
S k Per o
Freku
F
r
ensi (
.
(
F)
X
N
sen
o
(% ) X ) 2 3
8
7
5
6 2
8
1 3 9
5
9
14
8 0 3 1
3
0
9
6
2
18
4 1 8 ∑
54 8
10 0%
5
Berdasarkan tabel di atas maka untuk proses selanjutnya dilakukan perhitungan sebagai berikut: a. Mencari nilai rata-rata dari variabel Y yaitu Beban psikologis anak dengan menjumlahkan keseluruhan nilai angket dibagi responden. Berdasarkan hal tersebut maka nilai rata-rata untuk variabel Y adalah: ∑ .
=
= 34,90
(dibulatkan 35)
Jadi, nilai rata-rata untuk variabel Y adalah sebesar 35 b. Menafsirkan nilai mean yang telah didapatkan interval kategori dengan cara sebagai berikut: R K Keterangan: i=
I
: Interval kelas
R
: Range (nilai maksimum dikurangi nilai minimum)
K
: Jumlah kelas (berdasarkan jumlah multiple choice)
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus: R
=H-L
H
= skor jawaban tertinggi x jumlah item, dimana A = 3 = 3 x 15 = 45
L
= skor jawaban terendah x jumlah item, dimana C = 1 = 1 x 15= 15
R
=H–L = 45-15 = 30
Maka diperoleh nilai interval sebagai berikut: R K 30 = 3 = 10
i=
Berdasarkan hasil di atas dapat diperoleh nilai interval 10, sehingga untuk mengategorikan beban psikologis anak diperoleh interval sebagai berikut: Tabel 4.9 Tabel nilai interval Variabel Y (Beban psikologis anak)
No
Interval
Kualifikasi
Kode
1
35-45
Tinggi
A
2
25-34
Sedang
B
3
15-24
Rendah
C
Hasil di atas menunjukkan mean dengan nilai 35 dari variabel Beban psikologis anak tergolong tinggi karena termasuk dalam interval (35-45). Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Nilai angket Beban psikologis
No
Kategori
Nilai
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
35-45
30
56%
2
Sedang
25-34
24
44%
3
Rendah
15-24
-
-
54
100%
Jumlah
A. Uji Hipotesis Pada bab I penulis sebelumnya telah merumuskan hipotesis “Terdapat hubungan yang positif antara Tuntutan orang tua atas prestasi belajar terhadap beban psikologis anak di MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga tahun 2012”. Untuk menguji kebenarannya, penulis mengadakan penelitian di MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga Tahun 2012 yang menunjukkan adanya tuntutan orang tua atas prestasi belajar terhadap beban psikologis anak. Sedangkan untuk menguji kevalidan data, maka data yang telah diperoleh terlebih dahulu dilakukan penghitungan statistik. Alasan digunakan analisis data statistik adalah: 1. Data yang diperoleh merupakan data kualitatif yang sudah diubah menjadi data kuantitatif dalam bentuk angka. 2. Penulis akan lebih mudah menentukan apakah hipotesis yang akan diuji dapat diterima atau ditolak. 3. Akan diperoleh kesimpulan yang objektif.
Dalam analisis statisti ini, penulis menggunakan rumus korelasi product moment yaitu untuk mencari besarnya angka korelasi antara tuntutan orang tua terhadap beban psikologis anak atas prestasi belajarnya. (∑ )(∑ )
∑
rxy=
(∑ )
∑
(∑ )
∑
Keterangan: rxy = koefisien relasi variabel X dan variabel Y X = variabel pengaruh Y = variabel terpengaruh XY = pengalian antara variabel X dan variabel Y N = jumlah sampel Apabila r hitung telah diperoleh, kemudian r tabel dikonsultasikan dengan kriteria dan r tabel product moment dengan kriteria r hitung > r tabel pada taraf signifikasi 1% maka hipotesis kerja diterima. Namun sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka hipotesis ditolak. Untuk lebih mudahnya dalam perhitungan korelasi, penulis akan sajikan tabel koefisien korelasi sebagai berikut :
Tabel 4.11 Tabel Kerja atau Tabel Perhitungan Variabel No
X
Y
X2
dan Variabel Y Y2
XY
Res 01
39
29
1521
841
1331
02
34
30
1156
1024
1088
03
32
36
1024
1156
1088
04
42
34
1764
1156
05
34
34
1521
1024
06
41
39
1681
1296
07
35
33
1225
1089
08
37
30
1369
900
1110
09
38
32
1444
1024
1216
10
44
35
1936
1225
1540
11
37
35
1369
1225
1295
12
39
35
1521
1225
13
35
30
1225
900
1050
14
43
38
1849
1444
1634
15
35
39
1225
1296
1260
16
39
38
1521
1444
1482
17
32
34
1024
1156
18
36
32
1296
1024
1248 1248 1476 1155
1365
1088 1152
19
38
36
1444
1296
1368
20
39
35
1521
1225
21
37
32
1369
1024
22
37
36
1369
1296
1332
23
38
38
1444
1444
1444
24
40
32
1600
1024
X2
Y2
XY
1216
1365 1184
1280
Lanjutan tabel 4.11
No X
Y
Res 25
38
32
1444
1024
26
42
39
1764
1444
27
34
31
1156
961
28
44
33
1936
1089
1452
29
40
38
1600
1444
1520
30
40
34
1600
1156
1360
31
35
30
1225
900
1050
32
35
32
1225
1024
1120
33
43
38
1849
1444
1640
34
38
30
1444
900
1040
1596 1054
35
39
36
1681
1296
1476
36
42
33
1225
1089
37
35
31
1225
961
38
41
31
1681
966
1271
39
43
32
1849
1024
1376
40
39
32
1521
1024
1248
41
38
36
1444
1296
1368
42
36
33
1296
1089
1188
43
37
34
1369
1156
1258
44
35
32
1369
1024
45
45
39
2025
1521
46
41
30
1681
900
47
43
33
1849
1089
1419
48
39
38
1521
1444
1482
X2
Y2
XY
1155 1085
1184 1175 1230
Lanjutan tabel 4.11
No X
Y
Res 49
35
32
1225
1024
1120
50
39
32
1521
1296
1404
51
35
32
1225
1024
52
37
36
1369
1296
53
41
38
1444
1444
54
40
36
1681
1296
1476
79862
62398
70312
2070
∑
1830
1120 1332 1444
Tabel 4.12 Ringkasan Statistik X dan Y
Simbol Statistik
Nilai Statistik
N
54
∑X
2070
∑Y
1830
∑X
79862
∑Y
62398
∑XY
70312
Dengan melihat pada tabel diatas maka rumus korelasi product moment dapat secara langsung digunakan. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:
∑
rxy = ∑
(∑ )(∑ ) (∑ )
∑
(∑ )
(
rxy =
rxy =
(
rxy = rxy =
)
{
rxy =
}{
(
)(
)(
) (
)
,}
, )
√
,
rxy = 0,366
B. Pembahasan Setelah data dianalisis menggunakan teknik korelasi product moment
diperoleh nilai 0,366 kemudian dibandingkan dengan rtabel
dengan jumlah N =54 yang mendekati N=55 dan taraf signifikasi 1 % yaitu 0,345 terbukti hasil r hitung lebih besar daripada rtabel, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini signifikan pada tabel 1%, dalam arti hipotesis yang menyatakan “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tuntutan orang tua atas prestasi belajar terhadap beban psikologis anak di MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga tahun 2012. “diterima”.
Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Hα ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (
>
) maka Hα diterima. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima, dengan demikian korelasi 0,366 itu signifikan. Jadi terbukti bahwa semakin tinggi tuntutan orang tua atas prestasi belajar maka semakin tinggi pula beban psikologis anak.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian di MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga tentang Tuntutan Orang tua tehadap Beban psikologis anak atas prestasi belajarnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tuntutan orang tua di MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga tahun 2012 dari perolehan jawaban angket untuk kategori tinggi adalah 42 anak (78%), kategori sedang 12 anak (22%). Dan dari perhitingan rata-rata Tuntutan orang tua diperoleh hasil 38 yang termasuk dalam skala interval (36-45), maka dapat disimpulkan bahwa Tuntutan orang tua termasuk kategori “tinggi”. 2. Beban psikologis anak atas prestasi belajarnya di MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga dari perolehan jawaban angket untuk kategori tinggi adalah 30 anak (56%), dan kategori sedang adalah 24 anak (44%). Dari perhitungan rata-rata beban psikologis anak atas prestasi belajarnya diperoleh hasil 35 yang termasuk dalam skala interval 3545, maka dapat disimpulkan bahwa beban psikologis anak atas prestasi belajarnya termasuk kategori “tinggi”. 3. Tuntutan orang tua terhadap beban psikologis anak atas prestasi belajarnya di MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga terbukti signifikan
setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi product moment telah diperoleh dengan jumlah N=54 yang mendekati N=55 dan taraf kesalahan 1% yaitu 0,345, yang mana jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka Ha diterima, dengan demikian korelasi 0.366 itu “Signifikan”. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tuntutan orang tua maka semakin tinggi pula beban psikologis anak atas prestasi belajarnya. B. SARAN Berdasarkan dari kesimpulan bahwa semakain tinggi tuntutan orang tua, semakin tinggi pula beban psikologis anak atas prestasi belajarnya, maka penulis memberikan saran sebagai berikut : 1.
Seyogyanya antara orang tua dengan anak harus ada komunikasi yang dapat memecahkan suatu permasalahan yang ada sehingga orang tua dapat memahami keinginan anaknya, begitu pula sebaliknya.
2.
Orang tua sebaiknya memberikan perhatian dan dukungan yang maksimal kepada anaknya dan harus memperhatikan tingkat kemampuan anak agar ke depan anak dapat belajar dengan baik dan anak tidak kehilangan haknya, serta dapat menghormati hak-hak orang lain.
3.
Perlu adanya kesadaran bagi orang tua untuk berbenah diri dan mengubah keputusan yang telah diberlakukan kepada anaknya, dan diharapkan adanya hubungan yang harmonis antara orang tua dengan anak.
4.
Orang tua harus dapat membedakan antara memberi perhatian terlalu banyak atau terlalu sedikit, antara memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan minat dan bakatnya atau memberi tekanan untuk berprestasi semaksimal mungkin.
5.
Jika judul ini digunakan oleh peneliti lain, maka yang harus dilakukan adalah menggali lebih dalam tentang indikator tentang potensi dan bakat siswa agar penelitian ini lebih terfokus pada tuntutan orang tua yang menginginkan anaknya agar sealau berprestasi.
6.
Untuk penelitian selanjutnya akan lebih baik jika penggunaan judul diatas digunakan untuk penelitian kualitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi,dkk. 2010. Metode Kuantititif dan kualifatif. Jakarta: Bumi Aksara. Ahmadi Abu & Sholeh Munawar. 2005. Psikologi perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta. Almanshur Fauzan dan Ghony Djunaidi.2009. Metodologi penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif. Malang: UIN Malang pres. 2009. Balson, Maurice. 1991. Menjadi orang tua yang baik. Jakarta: Bumi aksara. Departemen Agama RI.2005. Al-qur’an dan Terjemahan. Bandung: Diponegoro. Gunarsa.D Singgih.1987. Psikologi anak bermasalah. Jakarta: Gunung mulia. Mustamir, 2009. Potensi Otak Kanan dan Otak Kiri Anak. Yogyakarta: Diva Press. Mustaqim Abdul. 2005. Menjadi Orang Tua yang Bija., Bandung: Al-Bayan. Imam Al-Mundiri., 2003, Ringkasan Hadist Shahih, Jakarta: cet. ke 2 hal.1086 no.1852 Pratomo, Dewi yogo, 2011, Hypno parenting, Jakarta: PT.Mizan Publika. Seculic, Verica. 2006 Super parent, Yoyakarta: Insania. Semiawan R Conny, 2008, Belajar dan pembelajaran prasekolah dan sekolah dasar. Jakarta: Indeks. Spock,
Benyamin M.D. 1996 Orang Tua Permasalahan dan Upaya Meningkatkannya. Jakarta: Gunung mulia.
Sriyanti, Lilik. 2003. Psikologi Pendidikan. Salatiga: STAIN Salatiga. Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuantitatif kualitatif P&D Alfabeta.
Bandung:
Syah Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
1. 2.
3.
4.
Daftar angket siswa siswi MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga tahun 2012. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET Bacalah setiap pertanyaan dengan baik dan teliti Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan yang sebenarbenarnya sehingga diharapkan dapat membantu dalam perolehan data yang valid. Berilah tanda silang pada salah satu jawaban A,B dan C yang kamu anggap paling benar yang sesuai dengan keadaan dan pengalaman yang kamu ketahui. Jawablah dengan sejujurnya, karena tidak berpengaruh pada nilai.
Daftar identitas responden Nama Alamat Kelas Nama orang tua Pekerjaan Alamat
I. 1.
2.
3.
4.
: ……………………………………….. : ……………………………………….. ………………………………………. : ……………………………………..... : ……………………………………… : ……………………………………… : ……………………………………… ……………………………………....
Pertanyaan Variable tuntutan orang tua : Apakah orang tuamu menginginkanmu agar selalu berprestasi ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Bagaimanakah sikap orang tuamu ketika menuntutmu belajar ? a. Sangat tegas b. Kurang tegas c. Tidak tegas Apakah orang tuamu sering memaksamu untuk belajar ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Apakah orang tuamu selalu mendampingimu ketika kamu belajar ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
5. Apakah orang tuamu memberikan hadiah jika kamu berprestasi ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 6. Apakah orang tuamu memarahimu jika prestasi belajarmu menurun ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 7. Kapankah orang tuamu menyuruhmu belajar ? a. Setiap hari b. Satu minggu sekali c. Setiap ada ujian sekolah 8. Apakah kamu selalu menuruti keinginan orang tua ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 9. Jika orang tuamu menuntutmu agar kamu berprestasi, apakah orang tuamu selalu membuatkan jadwal belajar untukmu ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah sama sekali 10. Apakah kamu belajar bersama dengan anggota keluargamu ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 11. Seberapa sering orang tuamu menyuruhmu belajar ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 12. Apakah keinginan orang tuamu sangat membebanimu ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 13. Apakah orang tuamu selalu memberikan perhatian kepadamu ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
14. Apakah orang tuamu mengetahui bakat apa yang kamu miliki ? a. Ya b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui 15. Apakah orang tuamu selalu memberikan bimbingan kepadamu ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
II.
Pertanyaan Variabel Beban psikologis anak atas prestasi belajarnya : 16. Bagaimanakah hasil belajarmu setelah dituntut orang tua agar berprestasi ? a. Sangat baik b. Cukup baik c. Kurang baik 17. Apakah kamu merasa terbebani dengan adanya tuntutan atau keinginan yang diberikan orang tua agar selalu berprestasi ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 18. Apakah kamu belajar tepat pada waktunya ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 19. Apakah kamu merasa takut gagal dalam mengerjakan tugas ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 20. Bagaimanakah konsentrasi belajarmu jika dituntut orang tua untuk belajar ? a. Nyaman b. Cukup nyaman c. Tidak nyaman 21. Bagaimanakah sikap kamu dengan adanya tuntutan dari orang tua ? a. Sangat terbebani b. Cukup terbebani c. Tidak terbebani 22. Apakah nilaimu lebih meningkat dengan adanya tuntutan belajar dari orang tuamu ? a. Sangat meningkat b. Lebih meningkat
c. Tidak ada peningkatan 23. Apakah kamu sering merasa bosan jika di suruh orang tua untuk belajar ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 24. Apa usaha kamu agar prestasi lebih meningkat ? a. Belajar dengan tekun b. Belajar karena disuruh c. Banyak bermain 25. Menurut pendapatmu, bagaimanakah tuntutan orang tua itu ? a. Sangat keras b. Cukup keras c. Biasa saja 26. Bagaimanakah sikap kamu ketika tidak dapat memenuhi keinginan orang tua ? a. Sangat sedih b. Cukup sedih c. Tidak sedih 27. Pada waktu belajar, apakah kamu menggunakan waktu dengan sebaikbaiknya ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 28. Apakah kamu merasa tidak berdaya dengan adanya tuntutan orang tua ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 29. Ketika belajar, apakah kamu merasa tenang dan senang ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 30. Apakah kamu pernah menentang keinginan orang tuamu ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS A. Identitas Diri 1. Nama
: Atik Laila
2. Tempat/Tangal Lahir : Sukoharjo, 17 Agustus 1985 3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4.
Alamat
: Jl. Domas RT 03 RW 08 Sidorejo, Salatiga.
5.
Tempat Penelitian
: MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga
B. Pendidikan 1. Formal a. Bustanul Athfal, Sangen RT 02 RW 03 Krajan, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo. b. MI Muhammadiyah 1 Sangen, RT 02 RW 03 Krajan, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo 1998 c. MTs Muhammadiyah Sangen, RT 02 RW 03 Krajan, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo 2001 d. SMK Muhammadiyah Semin, Gunung Kidul, Yogyakarta tahun 2004 e. Menyelesaikan pendidikan Sarjana di STAIN Salatiga tahun 2012 2. Non Formal TPQ AL-HIDAYAH Sangen, RT 02 RW 03 Krajan, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo.