TUGAS CREDENTIAL Dr. Donny Austine Wibisono
PEMASANGAN INFUS •
Cuci tangan
• • •
Informed consent Persiapan Operator alat dan pasien Gunakan alat perlindungan diri
•
Mengisis selang infus
•
Tetap melindungi ujung selang seteril
•
Mengisi selang infus dengan cairan yang benar
•
Menutup ujung selang dan tutup dengan mempertahankan keseterilan
•
Cek adanya udara dalam selang
•
Memilih posisi yang tepat untuk memasang infus
•
Memasang tourniquet
•
Desinfeksi vena dengan tekhnik yang benar dengan alkohol dengan tekhnik sirkuler atau dari atas ke bawah sekali hapus
•
Buka kateter ( abocath ) dan periksa apakah ada kerusakan
•
Menusukan kateter / abocath pada vena yang telah dipilih dengan apa arah dari arah samping
•
Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen darah dalam kateter, bila ada maka mandrin sedikit demi sedikit ditarik keluar sambil kateter dimasukan perlahan-lahan
•
Lepas tourniquet
•
Menyambungkan dengan ujung selang yang telah terlebih dahulu dikeluarkan cairannya sedikit, dan sambil dibiarkan menetes sedikit. Sampling untuk pemeriksaan lab.
•
Memberi plester pada ujung plastik kateter / abocath tapi tidak menyentuh area penusukan untuk fiksasi
•
Membalut dengan kassa bethadine seteril dan menutupnya dengan kassa seteril kering Plester
•
Mengatur tetasan infus
•
Cuci tangan
SIRKUMSISI • • • • • • • • • • • • • •
Informed consent Persiapan Operator alat dan pasien Gunakan alat perlindungan diri Bersihkan preputium, penis sampai 10cm sekitar area tindakan Lakukan anestesi local dengan menggunakan lidokain. Anestesi blok pada pangkal penis atau infiltrasi melingkar pada kulit sekitar korpus ±3cm sebelah distal dari pangkal penis. Tunggu beberapa saat sampai pasien merasa baal pada daerah tindakan Lebarkan lubang pada preputium, tarik kebelakang dengan perlahan sampai seluruh glands penis terlihat, bersihkan spegma dengan kasa basah atau dengan bagian tumpul pinset. Setelah bersih jepit ujung preputium pada arah jam 11, 1 dan 6. Gunting bagian preputium pada arah jam 12, sampai diatas glands penis. Potong preputium kearah kanan dan kiri, bila kekanan lepas klamp sebelah kanan begitu sebaliknya. Jangan potong a.frenularis. Lakukan jahitan interrupted untuk melekatkan kulit dengan mukosa pada bagian yang telah dipotong. Jahitan pada arah jam 7,9,11,1,3,5. Selama tindakan perhatikan apakah terjadi perdarahan, bila terdapat perdarahan atasi perdarahan terlebih dahulu (tekan dengan kasa atau lakukan jahitan matras bila perlu) Ikat a.frenularis dengan simpul 8 pada frenulum. Potong bagian sebelah distalnya. Bersihkan area tindakan dengan cairan antiseptic. Berikan gentamicyn topical, dan balut dengan kasa. Posisikan penis sesuai posisi anatomis, fiksasi dengan plester.
EKSISI • • •
Informed consent Persiapan Operator alat dan pasien Gunakan alat perlindungan diri
•
Bersihkan daerah operasi (daerah kulit di atas kista dan sekitarnya).
•
Lakukan anestesi lokal (blok/infiltrasi) pada daerah operasi.
•
Eksisi kista di antara jaringan yang normal, eksisi berbentuk elips dengan sumbu panjang sesuai dengan arah ketegangan kulit. Bagian kulit yang telah terpotong kemudian dipreparasi (dibebaskan dari dasar, jaringan subkutis) dengan memakai skapel.
•
Hentikan perdarahan yang terjadi dengan kompresi dan dilakukan jahitan kulit. Jahitan dilakukan dengan jahitan klasik sederhana yaitu simpul satu per satu dengan jahitan ulang alik.
•
Setelah eksisi yang luas, kadang-kadang perlu dilakukan pembebasan kulit tepi luka dari dasarnya (undermining) untuk mendapatkan jahitan tanpa ketegangan kulit.
•
Tutup luka operasi
EKSTIRPASI • • •
Informed consent Persiapan Operator alat dan pasien Gunakan alat perlindungan diri
•
Bersihkan daerah operasi (daerah kulit di atas kista)
•
Lakukan anestesi lokal (blok/infiltrasi) pada daerah operasi
•
Eksisi kulit di atas kista berbentuk bulat telur (elips) runcing dengan arah sesuai garis lipatan kulit. Panjang dibuat lebih dari ukuran benjolan yang teraba dan lebar kulit yang dieksisi ¼ garis tengah kista tersebut.
•
Gunakan gunting tumpul untuk melepaskan jaringan subkutan yang meliputikista, pisahkan seluruh dinding kista dari kulit.
•
Usahakan kista tidak pecah agar dapat diangkat kista secara in-toto. Bilakista telah pecah keluarkan isi kista dan dinding kista. Jepit dinding kistadengan klem dan gunting untuk memisahkannya dengan jaringan kulit.
•
Jahit rongga bekas kista dengan jahitan subkutaneus
•
Jahit dan tutup luka operasi
INSISI ABSES • • •
Informed consent Persiapan Operator alat dan pasien Gunakan alat perlindungan diri
•
Kulit disayat dengan satu gerakan menggunakan mata skalpel yang tajam. Lebih mudah bila kulit ditegangkan dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, sementara skalpel disayatkan dari kiri ke kanan.
•
Jika membuat insisi yang panjang dan lurus, gagang skalpel bermata no. 10 dipegang seperti menggenggam pisau dengan jari telunjuk diletakkan di sisi atas gagang agar pengendalian gerakan lebih mantap. Untuk insisi yang lebih kecil dan rumit (misalnya di daerah tangan), gagang skalpel bermata no. 15 dipegang seperti memegang pena sehingga perubahan arah insisi dapat dikerjakan dengan lebih halus.
•
Tekanan sayatan di atur sedemikian rupa agar sayatan tepat membelah epidermis dan dermis. Luka akan merekah dan lemak subkutis dapat terlihat. Jika ragu-ragu, lebih baik
menyayat dengan tekanan ringan, meregangkan kulit agar luka terbuka, kemudian memperdalam sayatan. •
Insisi harus tegak lurus kulit sehingga penutupannya lebih baik.
•
Diseksi lebih dalam dilakukan dengan melakukan diseksi tajam ataupun tumpul menggunakan skalpel, gunting, atau klem arteri. Bila terdapat vena dan saraf permukaan yang melintas di lapangan operasi, insisi dapat dilakukan sejajar terhadap arah saraf atau pembuluh darah, sejauh tidak mengurangi ruang gerak dan pandangan di daerah operasi.
•
Pasang tampon, dapat menggunakan kasa yang telah dibasahi dengan NaCl
•
Lakukan jahitan interrupted, sisakan ± 1cm untuk tempat keluar tampon
•
Edukasi penderita untuk kontrol 3 hari atau bila ada keluhan.
•
EKSTRAKSI KUKU
• • • • •
Informed consent Persiapan Operator alat dan pasien Gunakan alat perlindungan diri Bersihkan area tindakan dan sekitarnya Lakukan anestesi blok atau infiltrasi pada area tindakan, tunggu hingga pasien merasa baal pada area tindakan Dengan menggunakan klamp jepit kuku yang akan diekstraksi. Putar klamp hingga kuku lepas seluruhnya Inspeksi apakah ada perdarahan, hentikan beli ada. Bersihkan area tindakan dengan cairan antiseptic, balut dengan kasa yang sudah diolesi gentamycin topical (agar tidak lengket), plester. Edukasi untuk kontrol 3 hari atau bila ada keluhan.
• • • •
PEMASANGAN NASOGASTRIC TUBE • • • • • •
Informed consent Persiapan Operator alat dan pasien Gunakan alat perlindungan diri Olesi gel pelican pada selang NGT Masukan secara lembut dan perlahan selang NGT melalui hidung pasien Leher pasien dalam posisi fleksi, pasien diminta menelan, bersamaan dengan itu dorong perlahan selang NGT.
• • • •
Masukan Aquadest dengan menggunakan selang 5cc melalui NGT dan dengarkan dengan stetoskop pada abdomen regio hypocondrial sinistra untuk memastikan selang NGT masuk lambung Fiksasi selang NGT dengan plester Edukasi pasien untuk tidak melepas selang NGT. Cuci tangan
HECTING • • • • • • • • •
Informed consent Persiapan Operator alat dan pasien Gunakan alat perlindungan diri Lakukan wound toilet pada luka Pasang duk steril Tentukan jahitan yang akan digunakan (interrupted, jelujur, subcutikuler, matras horizontal, matras vertical) Setelah selesai bersihkan area tindakan, beri antibiotic topical, tutup dengan kasa dan plester Edukasi pasien untuk kontrol 3 hari atau bila ada keluhan Cuci tangan
PEMSANGAN ENDOTRACHEAL TUBE 1. Posisi pasien terlentang dengan kepala ekstensi (bila dimungkinkan pasien di tidurkan dengan obat pelumpuh otot yang sesuai ) 2. Mencuci tangan 3. Memakai masker dan sarung tangan 4. Melakukan suction 5. Melakukan intubasi • • • • • • • • • • • • •
buka blade pegang tangkai laryngoskop dengan tenang buka mulut pasien masukan blade pelan-pelan menyusuri dasar lidah-ujung blade sudah sampai di pangkal lidah- geser lidah pelan-pelan ke arah kiri angkat tangkai laryngoskop ke depan sehingga menyangkut ke seluruh lidah ke depan sehingga rona glotis terlihat ambil pipa ETT sesuai ukuran yang sudah di tentukan sebelumnya masukkan dari sudut mulut kanan arahkan ujung ETT menyusur ke rima glotis masuk ke cela pita suara dorong pelan sehingga seluruh balon ETT di bawah pita suara cabut stylet tiup balon ETT sesuai volumenya cek adakah suara keluar dari pipa ETT dengan Menghentak dada pasien dengan ambu bag cek ulang dengan stetoskop dan dengarkan aliran udara yang masuk leawt ETT apakah sama antara paru kanan dan kiri fiksasi ETT dengan Plester hubungkan ETT dengan konektor sumber oksigen
7. Mencuci tangan sesudah melakukan intubasi
IMUNISASI DASAR •
•
•
•
BCG (Bacillus Calmatte Guerin) o
Dosis pemberian 1 kali pada usia 0-1 bulan.
o
Setelah penyuntikan imunisasi ini, akan timbul bebjolan putih pada lengan bekas suntikan yang akan membentuk luka serta reaksi panas. Jangan dipecahkan.
DPT + Hb (Kombo) o
Dosis pemberian 3 kali pada usia 2-11 bulan.
o
Anak akan mengalami panas dan nyeri pada tempat yang diimunisasi. Beri obat penurun panas dengan dosis sesuai berat badan.
Polio o
Dosis pemberian 4 kali melalui tetes mulut (2 tetes) pada usia 0-11 bulan
o
Setelah imunisasi, tidak ada efek samping. Jika anak menderita kelumpuhan setelah imunisasi polio, kemungkinan sebelum di vaksin sudah terkena virus polio.
Campak o
Dosis pemberian 1 kali pada usia 9 bulan.
o
Setelah 1 minggu imunisasi, terkadang bayi akan panas dan muncul kemerahan. Cukup beri tablet penurun panas dengan dosis sesuai berat badan.
RESUSITASI NEONATUS
PEMASANGAN/ PELEPASAN IMPLANT Pemasangan • • • •
Informed consent Persiapan Operator alat dan pasien Gunakan alat perlindungan diri Pasien dibaringakan di tempat tidur dan lengan kiri diletakkan di atas meja kecil di samping tempat tidur pasien.
• • • • • • •
• • • •
Daerah tempat pemasangan (lengan kiri atas) dicuci denagan sabun antiseptic kemudian diberi cairan antiseptic Daerah tempat pemasangan inplant di tutup dengan kain steril yang berlubang. Lakukan injeksi obat anastesi kira-kira 6-10cm di atas lipatan siku Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5cm dengan scalpel yang tajam. Troikar dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan bawah kulit, Kemudian kapsul dimasukan kedalam troikar dan didorong dengan plunger sampaim kapsul terletak dibawah kulit. Kemudian dilakukan secara berturut-turut sampai kapsul keenam (atau tergantung jenis implant). Keenam kapsul dibawah kulit diletakkan sedemikian rupa sehingga susunanya seperti kipas. Setelah semua kapsul berada dibawh kulit, troikar ditarik pelan-pelan keluar. Control luka apakah ada perdarahan atau tidak. Jika tidak ada perdarahan tutup luka dengan kasa steril, kemudian diplester , umumnya tidak diperlukan jahitan. Nasehati pasien agar luka jangan basah selama lebih kurang 4hari dan datang kembali jika ada keluhan-keluhan yang mengganggu. Pelepasan Implant
•
Informed consent
•
Persiapan operator, alat dan pasien
•
Gunakan alat perlindungan diri
•
Tentukan letak posisi kapsul inplant (kapsul 1-6) kalau perlu kapsul didorong kea rah tempat insisi akan di lakukan.
•
Daerah insisi didisinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang berlubang.
•
Lakukan anastesi local, jangan menyuntikkan anastesi local di atas Implant karena pembengkakan kulit dapat menghalangi pandangan dari letak implannya.
•
Kemudian lakukan insisi selebar lebih kurang 5-7mm ditempat yang paling dekat dengan kapsul inplant.
•
Forsep dimasukkan melalui lubang insisi dan kapsul didorong dengan jari tangan ke arah ujung forceps.
•
Forceps dibuka lalu kapsul dijepit dengan ujung forceps U
•
Kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalau perlu dapat dibantu dengan mendorong kapsul dengan jari tangan lain. Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan jaringan disekitarnya. Dalam hal ini lakkukanlah insisi pada jaringan yang membungkus kapsul tersebut pelan-pelan sampai kapsul menjadi bebas sehingga mudah menariknya keluar.
•
Lakukanlah prosedur ini berturut-turut untuk mengeluarkan kapsul lainnya. Jika sewaktu mengeluarkan kapsul inplant terjadi perdarahan, hentikanlah perdarahan
terlebih dahulu dengan menekan daerah yang berdarah tersebut dengan kain kasa steril. •
Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak di jumpai lagi perdarahan, tutuplah luka insisi dengan kasa steril, kemudian diplester.
•
Umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit, apabila akseptor ingin dipasang implant yang baru ini dapat segera dilakukan.
•
Nasehati pasien agar luka tidak basah dan selalu dalam keadaan bersih selama lebih kurang 4hari.
PEMASANGAN/ PELEPASAN IUD •
Informed consent
•
Persiapan operator, alat dan pasien
•
Gunakan alat perlindungan diri
•
Persilahkan pasien berbaring di tempat tidur tindakan dengan posisi litotomi, nyalakan lampu pemeriksaan
•
Inspeksi bagian luar vulva, apakah tampak flour, fluxus, lesi, benjolan. Bersihkan vulva dengan cairan antiseptik
•
Lakukan pemeriksaan bimanual, nilai ukuran uterus, posisi uterus.
•
Jika dirasa tidak ada kelainan, persiapan pemasangan IUD. Ganti handscoen
•
Letakan duk steril dibawah pantat pasien.
•
Masukan speculum cocor bebek, posisikan sampai serviks terlihat jelas, fiksasi.
•
Nilai permukaan serviks, perhatikan bila ada discharge yang keluar.
•
Bersihkan vagina dan mulut serviks dengan cairan antiseptic
•
Jepit mulut serviks pada arah jam 12 dengan tenakulum
•
Masukan sonde, untuk menilai ukuran uterus. (normal <8cm. 8-10 cm = uterus miomatosus).
•
Lakukan pemasangan IUD
•
Potong benang IUD 1-2 cm sebelah distal mulut serviks
•
Lepas speculum cocor bebek
•
Pemasangan selesai
•
Edukasi pada ibu untuk kontrol 1 minggu setelah pemasangan untuk menilai posisi IUD dan bila ada keluhan lain.
Pelepasan IUD •
Informed consent
•
Persiapan operator, alat dan pasien
•
Gunakan alat perlindungan diri
•
Persilahkan pasien berbaring di tempat tidur tindakan dengan posisi litotomi, nyalakan lampu pemeriksaan
•
Inspeksi bagian luar vulva, apakah tampak flour, fluxus, lesi, benjolan. Bersihkan vulva dengan cairan antiseptik
•
Letakan duk steril dibawah pantat pasien.
•
Masukan speculum cocor bebek, posisikan sampai serviks terlihat jelas, fiksasi.
•
Inspeksi dan nilai permukaan serviks, dan apakah tampak benang IUD.
•
Jika benang IUD terlihat, jepit benang dengan forceps arteri lurus, tarik dengan lembut sampai IUD dapat dikeluarkan sempurna
•
Bersihkan serviks dan dinding vagina dengan cairan antiseptic
•
Lepas speculum cocor bebek
MEMBACA X-FOTO THORAX • • •
Perhatikan identitas pasien dan nomer rekam medis apakah sesuai atau tidak. Perhatikan tanda R (right) dan L (left) apakah posisi foto rontgen sudah benar. Apakah eksposure sinar X-ray cukup atau berlebih atau kurang. Eksposure yang
•
cukup ditandai dengan os vertebralis thorakalis tampak terlihat sampai thorakalis ke5. Perhatikan posisi foto rontgen apakah berdiri atau berbaring. Bisa dilihat dari letak
•
os scapula.Jika os scapula di lateral maka posisi pasien berdiri. Posisi berdiri biasanya dengan proyeksi posterior-anterior (PA). Posisi berbaring dengan proyeksi anterior-posterior (AP) Perhatikan apakah foto thorak cukup inspirasi atau tidak. Inspirasi yang cukup bisa
•
dilihat dari batas diafragma di antara sela iga 5 dan 6. Perhatikan jalan napas. Trakea tampak sebagai radioopage diantara os vertebralis.
•
Normal berada di tengah os vertebralis. Perhatikan tulang-tulang clavicula, scapula, sternum dan iga. Apakah terdapat fraktur. Juga lihat sela iga apakah simetris atau mengalami penyempitan atau pelebaran. sela iga yang menyempit bisa disebabkan ateletaksis. Sela iga yang melebar bisa menggambarkan adanya pneumothorak atau emfisema.
•
Lihat posisi diafragma apakah simetris. lihat sudut diafragma dengan sela iga (sudut
•
costophrenicus) kanan dan kiri. Normalnya kedua sudut costophrenicus tampak tajam. Jika tumpul mungkin terdapat efusi pleura. Lihat udara di lambung. Normal terdapat di sebelah kiri bawah foto rontgen thorak.
•
Perhatikan gambaran paru apakah terdapat radio opaque atau radio lusen.
•
Nilai CTR dan pinggang jantung.
•
Jika terdapat kardiomegali, lihat batas kiri bawah jantung dengan diafragma. Jika tampak tertanam (grounded) dengan sudut yang tumpul dapat dikatakan pembesaran ventrikel kiri. Jika tampak membulat (rounded) dengan sudut yang tajam dapat dikatakan pembesaran ventrikel kanan. Kardiomegali berbentuk sepatu boot (Boot shape) merupakan gambaran khas penyakit jantung hipertensi, kardiomegali berbentuk tabung enlemeyer bisa jadi gambaran kardiomiopati atau efusi perikard masif
Membaca EKG Irama Heart rate Axis Zona transisi gelombang P Segmen PR Gelombang QRS Gelombang T
Skill yang ingin dicapai Needle thoracosintesis Cardioversi DC Shock Vena seksi Akses intraosseus Blast pungsi