TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH OPINI PUBLIK TERKAIT KEBIJAKAN PT. TRANSPORTASI JAKARTA (Survei Deskriptif: Mengenai Pemberlakuan Sistem Tap Out Oleh PT. Transjakarta)
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya
Oleh : ARI MAHARANI 4123143797
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Agustus 2017
ARI MAHARANI (4123143797) OPINI PUBLIK TERKAIT KEBIJAKAN PT. TRANSPORTASI JAKARTA (Survey Deskriptif : Mengenai Pemberlakuan Sistem Tap Out Oleh PT. Transjakarta) ; 93 Halaman; 17 Lampiran; 21 Buku, 1990 – 2016 ; 6 Situs; 3 Wawancara; Tugas Akhir Karya Ilmiah, Agustus 2017. ABSTAK PT. Transjakarta memberlakukan sistem tap out pada tanggal 17 Agustus 2016. Sistem tap out yaitu pengguna Transjakarta diharuskan melakukan proses tapping (proses menempelkan kartu pada mesin saat keluar dari halte Transjakarta) dan dilakukan PT. Transjakarta untuk mengetahui data pengguna Transjakarta, agar PT. Transjakarta dapat membuat rute baru sehingga pengguna Transjakarta tidak menunggu lama di halte Transjakarta. Namun penggunaan sistem ini dirasa belum baik dikarenakan berbagai permasalahan pada sistem tap out yakni mesin barrier gate yang rusak, mesin yang lama membaca kartu elektronik yang dikeluhkan para pengguna Transjakarta. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori komunikasi dan opini publik dengan variabel opini publik. Opini publik merupakan suatu pengumpulan citra yang diciptakan melalui proses komunikasi yang dijumpai diantara publik, atau kelompok orang yang berkomunikasi yang memiliki kepentingan yang sama. Variabel ini memiliki lima dimensi. Adapun dimensinya yaitu arah, intensitas, stabilitas, dukungan informasi, dan dukungan sosial. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Juni 2017. Penulis menggunakan data primer kuesioner dan data sekunder wawancara, dengan menggunakan skala pengukuran interval. Sampel dari penelitian ini ialah 98 pengguna Transjakarta. Teknik penarikan sampel aksidental. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan menggunakan tendensi sentral mean. Pada penelitian ini terdapat dimensi dukungan informasi menjadi yang terbaik, artinya pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem tap out yang dilakukan oleh PT. Transjakarta, dan juga dapat dengan mudah menggunakan sistem tersebut. Namun terdapat dimensi arah yang tidak baik, artinya pengguna Transjakarta kurang menyetujui sistem tap out dikarenakan berbagai faktor yaitu di beberapa halte mesin barrier gate terlalu lama membaca kartu elektronik, serta jumlahnya yang sedikit menyebabkan antrian yang panjang pengguna Transjakarta terutama pada saat jam – jam sibuk. ii
iii
Kesimpulan pada penelitian ini ialah arah opini publik cenderung negatif dikarenakan permasalahan teknis yang ada pada sistem tap out, namun dukungan informasi yang baik membuat pengguna Transjakarta mengetahui cara menggunakan sistem tersebut dengan baik. Dengan dukungan informasi yang baik, diharapkan PT. Transjakarta dapat melakukan perbaikan kualitas terutama pada alat untuk melakukan proses tap out. Kata Kunci : Opini Publik, Arah, Dukungan Informasi
ARI MAHARANI (4123143797) PUBLIC OPINION RELATED TO POLICY TRANSPORTATION JAKARTA COMPANY (Descriptive Survey: About Entry System Tap Out By PT. Transjakarta); 93 Pages; 17 Appendix; 21 Books, 1990 - 2016; 6 Sites; 3 Interviews; Final Project of Scientific Work, August 2017. ABSTRACT Transjakarta company currently operate systems tap out on August 17, 2016. The system is user tap out Transjakarta required to perform tapping process (the process of gluing the card in the machine out of the Transjakarta shelter) and was conducted by Transjakarta company to know the data of Transjakarta users, so that Transjakarta company can create a new route so that Transjakarta users do not wait long at the Transjakarta shelter. However, use of this system is felt not good due to various problems in the system tap out the damaged barrier gate machines, old machines to read electronic cards complained of Transjakarta users. In this research the authors use the theory of communication and public opinion with public opinion variables. Public opinion is a collection of images created through a process of communication that were found among the public, or a group of people who communicate who have similar interests. This variable has five dimensions. The dimensions are direction, intensity, stability, information support, and social support. The research approach used is quantitative, using descriptive method. This research was conducted in March - June 2017. The author uses primary data of questioner and secondary data of interview, by using interval scale measurement. The sample of this research is 98 Transjakarta users. Accidental sampling technique. The data analysis technique used is descriptive statistics using mean central tendency. In this research, there are dimensions to be the best information support, meaning users determine the application of the system Transjakarta tap out by Transjakarta company, and also can easily use the system. But there are dimensional direction that is not good, meaning users Transjakarta less approved the system tap out due to various factors, in some stop machines barrier gate is too long to read electronic cards, as well as small numbers cause long queues users Transjakarta especially during the hours peak hours. The conclusion of this research is that the direction of public opinion tends to be negative due to technical problems on the system tap out, but support good information make Transjakarta users know how to use the
iv
v
system properly. With the support of good information, expected. Transjakarta company can make the quality improvements, especially on the tools to make the process tap out. Keywords: Public Opinion, Direction, Support Information
LEMBAR ORiS:NALiTAS
PROGRAtt STUDi DIII HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS iLMU SOSiAL UNiVERSITAS NECERIJAKARTA Dengan ini penuiis rnettyatakan bahwa Tugas Akhir Karya lilη
bettudu1 0PINI PUBLIK TERKAIT KEBIJAKAN PT、
iah yang
TRANSPORTASI
JAKARTA (Survey Desk百 ptif i Mengenai Pembettakukan Sistern Taρ Oυ r Oleh PT,Transiakarta)adalah benar― benar karya penulis dan sudaい rnengikuti ketentuan pentllisan yang ada, Apabila kemudian hari ditemukan Tugas Akhi「 Karya llrlliah ini rrlertlpakan hasil plagiat, penulis bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jakarta, Agustus 2417
ARI MAHARANl N:M.41231
VI
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKH:R KARYA:LM:AH Nama
: ARI MAHARANl
NIM
: 4123148797
Judul
: OPiNI PUBLiK TERKAIT KEB:JAKAN PT.TRANSPORTAS:
JAKARTA(SuⅣ ei
Deskriptif:Mengenai pemberiakuan Sistem
rap o″ ro:eh PT.Transiakarta)
TIM PENGUJI
No 1. Marisa-Puspita
Tanda Tangan
Nama Sary, M.Si
lqハ
Ketua Sidang 2.
"ら
1拒 Sス 。 け 13勺 ぃ
Vera WUavanti Sutjipto, M.Si Dosen Pembimbing
4.
201千 `u∫
Maulina Larasati P, M.l.Kom PengujiAhli
3.
Tanggal
Asep Soegiarto, M.Si Sekretaris Sidang
Lulus Sidang:
Juli 2017
V‖
1ら
ハguゝ 口Sわ ヽ 1
f{
Arlurtur
eott
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Karya Ilmiah sebagai persyaratan mutlak untuk kelulusan pendidikan Diploma III Program Studi DIII Hubungan Masyarakat. Dalam menyelesaikan menyelesaikan Tugas Akhir Karya Ilmiah ini penulis tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada orang tua, ayah saya Alm. Syafril, ibu saya Fatimah, serta kakak – kakak saya yaitu Harpita S.Si, Apriyanti S.H, Ika Meidawati S.T, Irda Syarif A.Md, Rini Ulfirasari S.E, Ade Agustian, dan Susan Sri Apriyani S.I.Kom atas dukungan secara moril maupun secara finansial, serta berbagai pihak yaitu: 1. Prof. Djaali sebagai Rektor Universitas Negeri Jakarta. 2. Dr, Muhammad Zid, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial. 3. Dr. Kinkin Yuliaty S.P, M.Si sebagai Ketua Program Studi DIII Hubungan Masyarakat Universitas Negeri Jakarta. 4. Maulina Larasati P., M.I.Kom dan Wina Puspita Sari, M.Si dan sebagai Koordinator Tugas Akhir Karya Ilmiah Semester 106
vi
vii
5. Vera Wijayanti M. Si, sebagai Dosen Pembimbing Tugas Akhir Karya Ilmiah Semester 106. 6. Teman-teman seperjuangan Tugas Akhir Karya Ilmiah Semester 106. 7. Anis, Hafshah, Ditri, Ayu, Nova, Shofi, Thank you for amazing 3 years we spent together tanpa kalian, semua engga mungkin jadi seindah ini. 8. Ditrimuliana yang udah kasih support dan motivasi disaat lagi down supaya bisa up lagi, Ditri dan Ayu semangat untuk TAKI semester 107, Amin ya Allah. Atas segala bantuan selama menyusun tugas akhir karya ilmiah ini, maka penulis ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya. Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir Karya Ilmiah ini masih terdapat kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis berharap tugas akhir karya ilmiah, ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi para dosen dan mahasiswa UNJ. Jakarta, Agustus 2017 Penulis,
Ari Maharani
x
DAFTAR ISI Halaman COVER ...................................................................................................... i ABSTRAK ................................................................................................. ii ABSTRACT ............................................................................................... iv LEMBAR ORISINALITAS ........................................................................ vi LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................. viii DAFTAR ISI ............................................................................................... x DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv DAFTAR DIAGRAM .................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi BAB I 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.4.1. 1.4.2.
PENDAHULUAN Latar Belakang .............................................................................. 1 Perumusan Masalah ................................................................... 1 Tujuan Penelitian ........................................................................ 7 Manfaat Penelitian ..................................................................... 7 Manfaat Penelitian Akademis ..................................................... 7 Manfaat Penelitian Praktis ......................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Konsep......................................................................... 9 2.1.1. Effective Public Relations ............................................................. 9 2.2. Variabel ....................................................................................... 11 2.2.1. Opini Publik ................................................................................. 11 2.2.1.1. Arah ............................................................................................ 12 2.2.1.2. Intensitas..................................................................................... 13 2.2.1.3. Stabilitas ..................................................................................... 14 2.2.1.4. Dukungan Informasi .................................................................... 15 2.2.1.5. Dukungan Sosial ......................................................................... 16 2.3. Keterkaitan Antar Konsep ........................................................... 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian ................................................................ 21 3.2. Jenis Penelitian ............................................................................ 22 3.3. Metode Penelitian ........................................................................ 23 3.4. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 25
x
xi
3.5. 3.5.1. 3.5.2. 3.5.3. 3.5.4. 3.6. 3.6.1. 3.6.2. 3.7. 3.7.1. 3.7.2. 3.8. 3.8.1. 3.8.2. 3.9. 3.10. 3.11. 3.12. 3.13.
Populasi, Sampel, Ukuran Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ........................................................................................ 26 Populasi ........................................................................................ 26 Sampel ......................................................................................... 27 Ukuran Sampel ............................................................................. 27 Teknik Penarikan Sampel ............................................................. 29 Unit Analisis dan Unit Observasi .................................................. 30 Unit Analisis.................................................................................. 30 Unit Observasi .............................................................................. 30 Uji Instrumen ................................................................................ 31 Validitas ........................................................................................ 31 Reliabilitas .................................................................................... 37 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 40 Data Primer .................................................................................. 41 Data Sekunder.............................................................................. 41 Skala Pengukuran ........................................................................ 41 Analisis Data................................................................................. 42 Definisi Konsep............................................................................. 45 Operasionalisasi Konsep .............................................................. 46 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian ..................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum PT. Transportasi Jakarta ................................ 49 4.1.1. Profil PT. Transportasi Jakarta .................................................... 49 4.1.2. Visi............................................................................................... 50 4.1.3. Misi .............................................................................................. 50 4.2. Objek Penelitian .......................................................................... 51 4.3. Hasil Penelitian ............................................................................ 52 4.3.1. Arah Opini ................................................................................... 52 4.3.1.1. Indikator : Kualitas Evaluatif dari Predisposisi ............................. 52 4.3.1.2. Indikator : Arah Opini Jelas ......................................................... 55 4.3.2. Dimensi : Intensitas ..................................................................... 58 4.3.2.1. Indikator : Perasaan Orang Terhadap Opini Mereka ................... 58 4.3.2.2. Indikator : Kekuatan Evaluatif Predisposisi .................................. 61 4.3.3. Dimensi : Stabilitas ..................................................................... 64 4.3.3.1. Indikator : Pengukuran Stabilitas ................................................. 64 4.3.4. Dimensi : Dukungan Informasi ..................................................... 67
xii
4.3.4.1. Indikator : Pengetahuan Publik Tentang Objek Opini.................. 67 4.3.4.2. Indikator : Kampanye Informasi .................................................. 70 4.3.5. Dimensi : Dukungan Sosial ......................................................... 73 4.3.5.1. Indikator : Kesan Terhadap Apa Yang Orang Lain Pikirkan Tentang Isu ................................................................................. 73 4.3.5.2. Indikator : Efek Orang Ketiga ...................................................... 76 4.4. Analisa Penelitian........................................................................ 79 4.5. Pembahasan Penelitian .............................................................. 83 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan.................................................................................. 89 5.2. Saran........................................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 91 LAMPIRAN ............................................................................................. xvii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Tabel 3.2. Tabel 3.3.
Tabel 3.4. Tabel 3.5.
Tabel 3.6.
Tabel 4.1. Tabel 4.2. Tabel 4.3. Tabel 4.4. Tabel 4.5. Tabel 4.6. Tabel 4.7. Tabel 4.8. Tabel 4.9. Tabel 4.10. Tabel 4.11. Tabel 4.12. Tabel 4.13. Tabel 4.14. Tabel 4.15. Tabel 4.16.
Kriteria penafsiran koefisien validitas .................................... 34 Analisis faktor ....................................................................... 35 KMO opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakartamengenai Pemberlakuan Sistem Tap Out Oleh PT. Transjakarta.......................................................................... 36 Klasifikasi reliabilitas............................................................. 38 Case processing summary opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta mengenai pemberlakuan sistem Tap out oleh PT. Transjakarta .............................................. 39 Reliability statistic summary opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta mengenai pemberlakuan sistem Tap out oleh PT. Transjakarta .............................................. 40 Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta ............ 52 Sistem tap out PT. Transjakarta memudahkan pengguna Transjakarta.......................................................................... 53 Sistem tap out membawa dampak positif bagi pelayanan Transjakarta.......................................................................... 54 Mesin barrier gate tap out berjalan dengan Baik .................. 55 Sistem tap out dapat dipahami dengan baik ......................... 56 Penjelasan petugas sangat baik ........................................... 57 Sistem tap out memunculkan rasa ingin tahu terhadap PT. Transjakarta.......................................................................... 58 Sistem tap out membuat pengguna ingin berkomentar ........ 59 Sistem tap out memunculkan rasa perhatian terhadap PT. Transjakarta.......................................................................... 60 Sistem tap out membuat reputasi Transjakarta lebih baik .... 61 Sistem tap out meningkatkan pelayanan Transjakarta ......... 62 Sistem tap out meningkatkan respon positif Transjakarta .... 63 Sistem tap out memunculkan rasa ingin tahu ....................... 64 Sistem tap out membuat pengguna ingin mencoba sistem Tersebut ............................................................................... 65 Sistem tap out membuat transjakarta lebih nyaman ............. 66 Pemberlakuan sistem tap out diketahui khalayak luas ......... 67
xiii
xiv
Tabel 4.17. Pengguna Transjakarta mengetahui cara menggunakan Sistem tap out ....................................................................... 68 Tabel 4.18. Pengguna Transjakarta menyetujui sistem tap out Memudahkan mereka ketika menggunakan transjakarta ...... 69 Tabel 4.19. Pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem Tap out melalui media massa ............................................... 70 Tabel 4.20. Pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem Tap out melalui teman .......................................................... 71 Tabel 4.21. Pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem Tap out melalui internet......................................................... 72 Tabel 4.22. Pemberlakuan sistem tap out memunculkan pendapat Pengguna yang didukung individu lain .................................. 73 Tabel 4.23. Sistem tap out memunculkan pendapat suatu kelompok terhadap PT. Transjakarta .................................................... 74 Tabel 4.24. Sistem tap out memunculkan diskusi antar individu.............. 75 Tabel 4.25. Pemberitaan sistem tap out di media massa Mempengaruhi pengguna Transjakarta ............................... 76 Tabel 4.26. Sistem tap out mempengaruhi pengguna Transjakarta untuk Memberikan pandapat di media sosial .................................. 77 Tabel 4.27. Pemberlakuan Sistem Tap Out mempengaruhi terjadinya pendapat positif dan negatif setiap individu terhadap PT. Transjakarta di media sosial ................................................. 78 Tabel 4.28. Mean Per Dimensi Opini Publik Terkait Kebijakan PT. Transportasi Jakarta ............................................................. 79 Tabel 4.29. Mean Per Indikator Opini Publik Terkait Kebijakan PT. Transportasi Jakarta ............................................................. 81
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Model Persuasi Sosiokultural ............................................. 17
xv
xvi
DAFTAR DIAGRAM Halaman Diagram 4.1. Diagram 4.2.
Mean Per Dimensi Opini Publik Terkait Kebijakan PT. Transportasi Jakarta ......................................................... 80 Mean Per Indikator Opini Publik Terkait Kebijakan PT. Transportasi Jakarta ......................................................... 82
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10.
Kuesioner ...................................................................... xviii Data Responden ............................................................ xxiii Codding Sheet ............................................................... xxvi Berita Online ................................................................. xxxiv Media Sosial ................................................................... xlv Transkrip Wawancara ..................................................... xlix Data Pengguna Transjakarta ........................................... liii Formulir Bimbingan..........................................................liv Surat Izin Observasi ........................................................lvi Curriculum Vitae ............................................................. lvii
xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Transjakarta merupakan sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT)
pertama di Asia Tenggara dan Selatan dengan jalur lintas terpanjang di dunia (208 km). Sistem BRT ini dirancang berdasarkan sistem TransMilenio di Bogota, Kolombia.1 Transjakarta telah mengalami transformasi mulai dari Badan Pengelola (BP) Transjakarta Busway berdasarkan Keputusan Gubernur No 110/2003, kemudian pada tanggal 4 Mei 2006 berubah menjadi Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta yang adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta, hingga pada tanggal 27 Maret 2014, Transjakarta telah berubah status menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan resmi berganti nama menjadi PT. Transportasi Jakarta.2 Terhitung sejak awal beroperasi yaitu pada tanggal 1 Febuari 2004, Transjakarta saat ini telah memiliki 12 dari 15 koridor utama yang
1
Beranda Tentang Transjakarta Sejarah http://Transjakarta.co.id Diakses pada tanggal 20 Maret 2017 Pukul 09:28 WIB 2 Ibid
1
2
direncanakan dan saling terintegrasi tiap koridornya dan tersebar di seluruh wilayah Jakarta.3 Berbagai inovasi dilakukan demi kenyamanan pengguna Transjakarta salah satu kebijakan tersebut ialah penggunaan kartu elektronik (e-ticketing) menggunakan kartu prabayar yang dikeluarkan oleh bank. “Penggunaan kartu elektronik tersebut dilakukan sebagai pengganti uang tunai yang diberlakukan pada tahun 2013, Bank tersebut yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRIZZI), Bank Central Asia (Flazz), Bank Negara Indonesia (Tapcash, Kartu Aku, dan Rail Card), Bank Mandiri (E-Money, EToll Card, Indomaret Card, dan GazCard), Bank DKI (JakCard), dan Bank Mega (MegaCash).”4 Awalnya pengguna Transjakarta hanya melakukan transaksi dengan cara tap in di barrier gate saat masuk ke dalam halte, namun pada tanggal 17 Agustus 2016, pengguna Transjakarta juga harus melakukan tap out saat keluar dari halte. Saldo uang elektronik hanya akan terpotong pada saat tap in (masuk ke halte).5 Hal ini menimbulkan pendapat positif dan negatif di kalangan pengguna Transjakarta, sebab bukannya mempermudah, para penumpang justru disulitkan dengan antrian yang panjang terlebih pada saat jam – jam
3
Beranda Produk dan Layanan Infrastruktur Koridor http://transjakarta.co.id Diakses pada tanggal 3 April 2017 Pukul 21:09 WIB 4 Beranda Produk dan Layanan Info Tiket http://transjakarta.co.id Diakses pada tanggal 3 April 2017 Pukul 21:28 WIB 5 Ibid
3
sibuk dikarenakan permasalahan teknis yakni di beberapa halte barrier gate yang disediakan untuk tap out hanya terdapat satu buah. Pendapat negatif muncul dari koran online detik.com, seorang pengguna Transjakarta halte monas, mengeluhkan padatnya penumpang yang hendak keluar dari halte tersebut, petugas Transjakarta berusaha mengatur kondisi. Tampak ratusan orang berdesak-desakan saat ingin keluar, mereka terlihat keluar pintu gerbang tanpa melalui proses tap out, meski berdesakan, mereka keluar dengan tertib. 6 Hal tersebut juga terjadi di halte UNJ, salah satu pengguna Transjakarta Jhon Miduk Sitorus berpendapat di Kompasiana mengeluhkan sistem tap out yang ada di halte tersebut : “Sebelum perberlakuan sistem tap out ini, butuh waktu satu detik saja untuk keluar dari jalurnya, kini membutuhkan waktu minimal tiga detik untuk keluar dari halte, itu pun jika mesin tap out-nya dalam kondisi bagus, di halte UNJ butuh waktu 10 detik untuk tap out mulai dari menempelkan kartu, proses, hingga penghalangnya berputar.”7 Pemberlakuan sistem tap out merupakan inovasi yang baik karena dapat membantu Transjakarta mendapatkan data mengenai lokasi tujuan dari pengguna Transjakarta yang kemudian digunakan untuk memperbaiki rute
6
Halte Monas Penuh Sesak, Pengguna TransJ Keluar Tanpa Tap out https://news.detik.com Diakses pada tanggal 5 Maret 2017 Pukul 16:40 WIB 7 Bukannya Mempermudah, Tap out Transjakarta Malah Merepotkan Penumpang http://www.kompasiana.com Diakses Pada Tanggal 7 Maret 2017 Pukul 21:17 WIB
4
dan pelayanan agar lebih maksimal sesuai dengan kebutuhan pengguna Transjakarta, tetapi sayangnya mengorbankan waktu dan emosi para pengguna Transjakarta. Hal ini diungkapkan Jhon Miduk Sitorus: “Saya terpancing emosi ketika akan keluar dari halte busway UNJ karena menghabiskan waktu 10 menit, bayangkan 10 menit menunggu keluar karena mesin tap out-nya yang super lelet, hal itu ditambah juga dengan panjangnya antrian untuk keluar.”8 Pemberlakuan sistem tap out di halte UNJ oleh PT. Transjakarta belum sejalan dengan perbaikan barrier gate (mesin untuk tap out), sehingga pengguna Transjakarta mengeluhkan mesin tap out yang ada di halte UNJ dikarenakan untuk keluar dari halte tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama dari sebelum pemberlakuan sistem tap out, hal ini tentu menjadi masalah karena pengguna Transjakarta memiliki target waktu masing-masing, terutama bagi mereka yang bekerja, kuliah,dan sekolah. Demikian pula pendapat Nazar Ardiansyah seorang pengguna Transjakarta koridor satu Blok M – Kota: “Di beberapa halte, hanya menyediakan satu mesin untuk tap in sekaligus tap out, bahkan di halte Blok M sekarang, jarang sekali ada penumpang yg melewati gate tap out saking "loading lama" nya mesin dan kebanyakan penumpang ingin buru – buru pulang, dan keadaan ini didukung dengan keberadaan petugas yang hanya satu
8
Ibid
5
orang untuk menjaga satu halte tentu kesulitan untuk melayani kesulitan penumpang dalam waktu yang sama.”9 Kurangnya penyedian mesin tap in dan tap out yang ada pada beberapa halte di Transjakarta sangat disayangkan, hal itu dapat menjadi masalah yang serius dikarenakan pada jam tertentu seperti jam keberangkatan dan jam pulang kerja, sekolah atau kuliah, jumlah pengguna Transjakarta dapat membludak menyebabkan antrian yang panjang, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk masuk atau keluar halte di Transjakarta. Pemberlakuan sistem tap out dilakukan untuk mengetahui dimana tujuan pengguna Transjakarta sehingga PT. Transjakarta dapat membuat rute yang tepat bagi pengguna Transjakarta. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Direktur Operasional PT. Transjakarta, Daud Joseph : “Menurut saya itu kebijakan super. Supernya gini, dulu hanya tap masuk. Dengan adanya tap out ketauan rumah (penumpang) dimana dan kantor dimana. Jadi saya bisa tahu persis custumize orang perorang. Dipasang di seluruh pintu keluar halte Transjakarta. Dengan adanya sistem ini diyakini dapat mengukut kepadatan penumpang, sehingga tidak ada lagi cerita penumpang menunggu lama di halte Transjakarta” 10 PT. Transjakarta memberlakukan sistem tap out agar dapat mengetahui dimana pengguna Transjakarta melakukan tap in (melakukan
9
Hasil Wawancara dengan Mahasiswa Pengguna Transjakarta Sabtu, 8 April 2016 Pukul 14:00 WIB. 10 Ini Alasan Transjakarta Berlakukan Sistem "Tap Out" http://megapolitan.kompas.com Diakses pada tanggal 5 Maret 2017 Pukul 16:31
6
tapping untuk menggunakan Transjakarta) dan tap out (tapping pada saat keluar halte tujuan) sehingga PT. Transjakarta dapat mengetahui dimana tempat kepadatan penumpang. Beberapa penumpang seperti Erna Merlinda Putri juga menyambut positif kebijakan tersebut, menurutnya semenjak ada kebijakan tersebut muncul rute – rute baru dari Transjakarta : “Saya tinggal di daerah rawamangun dan bekerja dikawasan Senayan, biasanya untuk ke Senayan, saya harus transit di halte dukuh atas terlebih dahulu kemudian menyambung koridor satu Blok M – Kota. Namun sekarang saya tidak perlu lagi melakukan itu karena saat ini telah tersedia Transjakarta jurusan Tugas – Bundaran Senayan jadi lebih memudahkan menurut saya” 11 Dengan adanya sistem tap out oleh PT. Transjakarta, sejauh ini terdapat 17 rute baru12 dengan harapan agar pengguna Transjakarta dapat lebih cepat untuk sampai ke tempat tujuan dan memotong antrian yang panjang di halte – halte transit seperti halte Dukuh Atas maupun halte Harmoni. Hal tersebut senanda disampaikan oleh sejumlah penumpang lainnya yang meyambut positif adanya sistem tap out tersebut, salah satu pengguna media sosial facebook Flow Purwadi menyambut baik adanya sistem tap out
11
Hasil Wawancara Dengan Karyawan Pengguna Transjakarta Jumat, 7 April 2016 Pukul 19:00 WIB. 12 Ini 17 Rute yang Dilalui Bus Baru Transjakarta http://megapolitan.kompas.com Diakses Pada Tanggal 22 April 2017 Pukul 21:00 WIB
7
tersebut, pengguna facebook Uwie Komala Dewie juga menyambut baik kebijakan tersebut menurutnya kebijakan tersebut kebijakan tersebut sama seperti yang dilakukan oleh PT. KAI (Kereta Api). Keduanya berharap PT Transjakarta dapat memperbanyak jumlah barrier gate tap out sehingga penumpang tidak terlalu lama mengantri untuk keluar dari halte tujuan. 13 Berdasarkan fakta tersebut, penulis tertarik meneliti masalah ini untuk menjadi tugas akhir karya ilmiah dan mengetahui pendapat pengguna Transjakarta, yang kemudian dapat dijadikan acuan bagi PT Transjakarta dalam pembuatan kebijakan yang lebih baik kedepannya. Dengan judul tugas akhir karya ilmiah penulis ialah “Opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta, mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta”. 1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta, mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta?
13
FAQ Sistem Uji Coba Tap out Transjakarta https://www.facebook.com Diakses Pada Tanggal 7 Maret 2017 Pukul 23:03 WIB
8
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, tujuan
dari penelian ini adalah untuk mengetahui opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta, mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta. 1.4.
Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memambah wawasan di bidang ilmu komunikasi khususnya bidang public relations tentang contoh kasus mengenai opini publik bagi mahasiswa, dosen serta akademisi di bidang public relations. 1.4.2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi praktisi public relations dan menjadi masukan bagi PT Transjakarta mengenai opini publik, agar kedepannya dapat membuat pelayanan yang lebih baik.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1
Kerangka Konsep
2.1.1 Effective Public Relations Public relations adalah fungsi managemen yang melakukan evaluasi terhadap sikap – sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur seseorang / perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana, serta menjalankan program – program komunikasi untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan publik.14 Humas adalah suatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan yang spesifik yang berlandaskan saling pengertian.15 Public relations sesungguhnya merupakan alat manajemen modern yang merupakan bagian integral dari suatu organisasi, artinya bahwa public relations bukan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi organisasi dan sifatnya melekat pada manajemen perusahaan. Hal tersebut menunjukan public relations dapat menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara
14
Kadar Nurjaman, Khaerul Umam, Komunikasi & Public Relation, Bandung : CV Pustaka Setia, 2012. hlm. 105 15 Frank Jefkins, Public Relations, Jakarta : Erlangga, 1997. hlm. 9 9
10
organisasi yang diwakilinya dengan publik. 16 Public relations melayani berbagi macam institusi didalam masyarakat, seperti institusi bisnis, serikat perdagangan, asosiasi sukarela, yayasan, rumah sakit, perguruan tinggi, dan institusi religious.17 Fungsi atau peranan adalah harapan public terhadap apa yang seharusnya dilakukan oleh public relations sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang public relations. Jadi, public relations dikatakan berfungsi apabila dia mampu melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik, berguna atau tidak dalam menunjang tujuan perusahaan dan menjamin kepentingan publik. Secara garis besar fungsi public relations adalah : a. Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya (maintain good communication) b. Melayani kepentingan publik degan baik (serve public’s interest) c. Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain good morals & manners).18
16
Ibid. hlm. 24 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom , Effective Public Relations Edisi Kesembilan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group , 2011. hlm.7 18 Rahmat Kriyantono, Public Relations Writing, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008. hlm. 21 17
11
2.2
Variabel
2.2.1 Opini Publik Menurut Dra. Djoenaesih S. Sunarjo, SU dalam bukunya Opini Publik, terbitan Liberty Yogyakarta, 1997, bahwa ciri – ciri opini itu adalah : a. Selalu diketahui dari pernyataan – pernyataannya b. Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat c. Mempunyai pendukung dalam jumlah besar19 Opini publik merupakan suatu pengumpulan citra diciptakan proses komunikasi. Gambaran tentang sesuatu, apakah bentuk abstrak atau konkret selalu bermuka banyak atau berdimensi jamak, karena berbagi perbedaan penafsiran (persepsi) yang terjadi diantara peserta komunikasi. 20 Opini publik dijumpai diantara publik, atau kelompok orang yang berkomunikasi yang memiliki kepentingan yang sama. Mereka secara kolektif menganut pandangan tentang suatu isu, mengapa isu tersebut menjadi perhatian, dan mengapa harus dilakukan dalam situasi itu. Proses ini jelas berlangsung terus – menerus. 21
19
Rosady Ruslan, Managemen Humas dan Manajemen Komunikasi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001. hlm. 59 – 60. 20 Helena Olii, Opini Publik, Indonesia: PT Macan Jaya Cemerlang, 2007. hlm. 46. 21 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom Op Cit., hlm. 239.
12
Untuk memahami opini seseorang dan publik tersebut, menurut R.P Abelson bukanlah hal yang mudah, karena mempunyai kaitan erat dengan : 1. Kepercayaan mengenai sesuatu (belief) 2. Apa yang sebenarnya dirasakan untuk menjadi sikapnya (attitude) 3. Persepsi (perception), yaitu proses memberikan makna, yang berakar dari berbagai faktor, yakni: a. Latar belakang budaya, kabiasaan dan adat istiadat yang dianut seseorang atau masyarakat b. Pengalaman masa lalu seseorang atau kelompok tertentu menjadi landasan atas pendapat atau pandangannya c. Nilai – nilai yang dianut (moral, etika, dan keagamaan yang dianut atau nilai – nilai yang berlaku di masyarakat d. Berita – berita, dan pendapat – pendapat yang berkembang yang kemudian mempunyai pengaruh terhadap pandangan seseorang. Bisa diartikan berita – berita yang dipublikasikan itu dapat sebagai pembentuk opini masyarakat.22 2.2.1.1 Arah Arah opini mengindikasikan kualitas evaliatif dari predisposisi, yang memberitahu kita evaluasi “positif – negatif – netral” evaluasi yang
22
Rosady Ruslan. Op Cit., hlm. 60 – 61.
13
“mendukung – menentang – netral”, atau evaluasi “pro – kontra – tergantung” yang dilakukan oleh publik. Dalam bentuknya yang paling sederhana, arah opini publik adalah jawaban ya – tidak untuk pertanyaan survei. Media sering melaporkan melaporkan hasil survei opini publik sebagai sekedar persentase dari dukungan atau penolakan terhadap beberapa isu, proposisi, atau calon. Misalnya, berita laporan jejak pendapat, popularitas margin dan indikator lain dari arah opini publik tentang kandidat mendominasi liputan kampanye presiden AS 1996, yang presentasenya sebanyak 38 persen dari seluruh laporan23 (Berita karakter berada di urutan kedua dengan 18 persen). Arah opini yang jelas merepresentasikan pengukuran opini public yang paling dasar dan yang paling sering digunakan. 24 2.2.1.2 Intensitas Pengukuran intensitas menunjukan seberapa kuatkah perasaan orang terhadap opini mereka, apapun arahnya. Misalnya, penyelenggara poling meminta pemilih untuk menunjukan seberapa kuatkah perasaan mereka tentang berbagi isu yang berhubungan dengan pemilihan dalam “skala 1 sampai 10”. Survei juga sering meminta responden untuk menunjukan
23
David Domke, David P. Fan, Michael Fibison, Dhavan V. Shah, Steven S. Smith, Mrk D. Watts, News Media, Candidates and Issues, and Public Opinion in the 1996 Presidential Campaign, Journalism & Mass Communication Quarterly 74 No.4 Winter ,1997. hlm. 733. 24 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom Op Cit., hlm. 239 - 240.
14
apakah mereka “sangat tidak setuju/tidak setuju/netral/setuju/sangat setuju” terhadap suatu pernyataan.25 Format pernyataan ini adalah alat yang lazim untuk mengukur arah dan intensitas perasaan. Ukuran intensitas memberikan perkiraan awal tentang kekuatan relatif dari predisposisi. Intesitas dan arah sering kali dilaporkan untuk menunjukan bukan hanya bagaimana orang merasakan suatu isu, tetapi juga seberapa mendalam perasaan mereka itu. Misalnya, isu aborsi biasanya memecah publik menjadi dua kubu berdasarkan intensitas keyanikan mereka. 26 2.2.1.3 Stabilitas Stabilitas mengacu pada berapa lama responden menganut arah dan intensitas perasaan yang sama. Pengukuran stabilitas memerlukan observasi pada waktu yang sama. Pengukuran stabilitas memerlukan observasi pada dua atau lebih titik pada waktu yang sama. Bayangkan dimensi ini sebagai semacam diagram yang menunjukan harga saham atau pola cuaca dari waktu ke waktu. Pengukuran stabilitas akan memberikan bukti tentang
25 26
Ibid hlm. 240 Ibid hlm. 240
15
seberapa reaktifkah opini publik terhadap suatu kejadian atau informasi lainnya. 27 2.2.1.4 Dukungan Informasi Dukungan
informasional
mengacu
pada
seberapa
banyak
pengetahuan publik terhadap objek opini. Misalnya, para pemilik yang tidak punya banyak informasi tentang seorang calon cenderung focus pada apa – apa yang mereka lihat sebagai sesuatu yang berhubungan dengan atau kandidat dan bagaimana cara pikir akan mempengaruhi kepentingan pribadi mereka. Sebaliknya, pemilih yang punya informasi yang lebih baik “akan lebih mungkin untuk mengabaikan pertimbangan dari kelompok tertentu dan lebih mendukung interpretasi yang lebih umum terhadap suatu isu.”28 Periset lain yang meneliti pemilihan wali kota menemukan bahwa mereka yang punya informasi lebih banyak tentang isu akan punya informasi lebih banyak tentang isu dan akan punya opini yang lebih kuat terhadap isu tersebut, tetapi arah dari opini publik itu tidak mudah untuk diprediksi. Lebih
27
Ibid hlm. 240 Dennis Chong. Creating Common Frames of Reference on Political Issues, Bab 8 dalam Political Persuasion and Attitude Change, ed. Diana C. Mutz, Paul M. Sniderman, dan Richard A. Brody, Ann Arbor : University of Michigan Press,1996, hlm. 199 28
16
jauh, mereka yang punya lebih banyak pengetahuan dan opini yang lebih kuat lebih mungkin untuk memilih dan mengontak pejabat lokal.29 Ketiadaan “massa informasi” di balik opini tentang isu yang relatif netral mungkin mengindikasikan bahwa arah dan intensitasnya mudah berubah.
Misalnya,
jika
Monsanto
menentukan
bahwa
publik
yang
menentang pengujian lapangan untuk tanaman yang direkayasa secara genetik tidak dibekali pengetahuan yang memadai, perusahaan dapat melakukan kampanye informasi publik yang dirancang untuk mendidik anggota komunitas tentang bahaya dan manfaat dari pengujian itu, dan menyusun kerangka pesan dalam konteks siapa yang dipengaruhi dan terlibat (termasuk pandangan consensus tokoh masyarakat), dan bagimana pengujian lapangan itu akan memengaruhi pihak – pihak di dalam komunitas tersebut – pengaruh risiko (jika ada) dan manfaatnya. 30 2.2.1.5 Dukungan Sosial Pengukuran dukungan sosial memberikan bukti tentang sejauh mana orang menganggap opini mereka juga didukung oleh orang lain dalam
29
Dan Drew dan David Weaver, Media Attention, Media Exposure, and Media Effects, Journalism Quarterly 67 No.4 Winter, 1990, hlm. 740 – 48. 30 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom Op Cit., hlm. 241.
17
lingkungan sosial mereka. Model persuasi dalam gambar 8.3 menunjukan kekuatan persepsi penerimaan sosial atau penolakan sosial.31
Mengidentifikasikan (atau meredentifikasikan) proses sosiokultural kelompok
Pesan Persuasif
Membentuk atau mengubah perilaku anggota kelompok yang diterima secara sosial
Melakukan perubahan dalam arah perilaku
Sumber : Melvin L. DeFleur dan Sandra J. Ball-Rokeach, Theories of Mass Communication, 4th ed. (New York, 1982) Hal. 255. Penyelenggara polling yang menyurvei dimensi ini akan meminta responden untuk melaporkan kesan mereka terhadap apa yang orang lain pikirkan tentang isu atau memperkirakan distribusi opini publik terhadap isu yang diteliti. Pengukuran dukungan sosial ini akan menunjkan bagaiman orang mendefinisikan sifat dari konsensus tentang isu. 32 Konteks sosial dari opini publik mungkin hanya berupa tendensi untuk menganggap bahwa orang lain lebih dipengaruh oleh media atau kejadian ketimbang oleh diri mereka sendiri. Para peneliti telah menemukan “efek orang ketiga” – orang yang cenderung meremehkan dampak media terhadap mereka sendiri dan membesar – besarkan dampak media pada orang lain. Efek ini mempengaruhi cara kebijakan publik ditentukan (melindungi mereka 31 32
Ibid hlm. 241 Ibid hlm. 241
18
yang dianggap lemah), atau bagaimana kampanye politik dilakukan (memengaruhi pemilih yang mudah dibujuk). “Jadi, efek pihak ketiga punya sejumlah implikasi behavioral, meskipun pada dasarnya ini adalah fenomena persepsi.”33 Bayangkan dukungan sosial dan informasional sebagai pemberian bobot atau inersia terhadap suatu disposisi atau pandangan. Jika, misalnya, orang yang punya opini kuat tentang suatu isu punya banyak informasi – pro kontra – tentang isu itu dan melihat pandangan mereka juga banyak dianut orang, maka arah dan ekspresi opini itu kemungkinan tidak akan berubah. Sebagaimana arah bowling tidak banyak dipengaruhi oleh hembusan nagin yang keluar dari mesin AC opini yang punya dukungan sosial dan informasional yang kuat juga punya bobot yang besar dan tidak mudah atau tidak cepat untuk berubah. Di lain pihak, bahkan opini yang paling kuat sekalipun akan mudah atau cepat berubah jika tidak ditopang oleh dukungan sosial dan informasi yang cukup. Opini itu bisa berubah sesering dan secepat badai. 34 Mendeskripsikan
dan
memahami
opini
publik
membutuhkan
pengukuran sensitivitas dan kedalaman yang lebih luas dan bukan sekedar
Vincent Prince, Li – Ning Huang, dan Tewksbury, Third – Person Effects of News Coverage : Orientations Towards Media, Journalism & Mass Communication Quarterly 74 No. 3 Autumn, 1997. hlm. 525. 34 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom Op Cit., hlm. 241. 33
19
menggunakan pertanyaan ya – tidak seperti yang dipakai dalam polling lewat telelepon. Opini publik merefleksikan proses dinamis dari komunikasi interpersonal dan media tentang isu – isu di kalangan kelompok orang yang punya kapasitas untuk bertindak dengan cara yang sama. “Berpikir bersama” seringkali menghasilkan “tindakan bersama” dan inilah alasan riil dari pentingnya memahami opini publik.35 2.3 Keterkaitan Antar Konsep Dalam menjalankan tugas seorang humas, penting untuk memberikan citra yang positif kepada khalayaknya, dan juga dalam menjalin hubungan dengan khalayaknya, humas juga harus melakukan komunikasi dua arah agar kegiatan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan dapat diterima oleh khalayak dari perudahaan tersebut. Ketika melakukan sebuah kebijakan terutama yang berkaitan dengan publik dari suatu perusahaan, humas biasanya membantu manajemen agar kebijakan tersebut dapat sesuai dengan kepentingan perusahaan dan juga berdampingan dengan keinginan khalayak. Untuk itu diperlukan penelitian tentang keinginan atau opini dari khalayak suatu perusahaan agar kebijakan yang diambil perusahaan tersebut tidak menjadi bumerang bagi perusahaan di kemudian hari.
35
Ibid hlm. 241.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Pendekatan Penelitian Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini
sudah cukup digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian.
Metode
ini
disebut
sebagai
metode
positivistik
karena
berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah atau scientifik karena telah memenuhi kaidah – kaidah ilmiah yaitu konkrit atau empiris, objektif terukur, rasional dan sistematis. Metode ini metode kualitatif karena data penelitian berupa angka – angka dan analisis menggunakan statistik.36 Pendekatan kuantitatif pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah. Proses penelitiannya bersifat linier, dengan langkah – langkah yang jelas, mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, konsep atau landasan teoritis, hipotesis, metode penelitian yang dipergunakan, teknik mengumpulkan data, analisis data, serta menarik kesimpulan, dan saran – saranyangdiajukanpeneliti.37
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta CV, 2016, hlm. 7 37 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi , Jakarta : Rajawali Pers, 2010, hlm. 253.
21
22
Pendekatan penelitian yang dilakukan penulis ialah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menjawab opini publik program PT. Transportasi Jakarta terkalit pemberlakukan sistem tap out oleh PT. Transjakarta dengan langkah – langkah yang jelas mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, konsep atau landasan teoritis, hipotesis, metode penelitian yang digunakan, teknik pengumpulan data, serta menarik kesimpulan, dan saran – saran yang diajukan oleh penulis. 3.2
Jenis Penelitian Dalam penelitian deskriptif, untuk untuk menggambarkan tentang
karakteristik (ciri – ciri) individu, situasi atau kelompok tertentu. Penelitian ini relative sederhana yang tidak memerlukan landasan teoritis rumit atau pengajuan hipotesis tertentu. Dapat meneliti hanya satu variabel, dan termasuk penelitian mengenai gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih.38 Prosedur pemecahan masalah pada metode ini adalah dengan cara menggambarkan objek penelitian pada saat keadaan sekarang berdasarkan fakta – fakta sebagaimana adanya, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan, bentuknya berupa survei dan studi perkembangan.39 Ciri dari metode ini ialah titik berat pada observasi dan suasana alamiah (naturalistis setting). Peneliti 38
Ibid Hlm. 12 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Manual & SPSS Jakarta : Kencana Prenada Media Group ,2013, hlm. 8 39
23
bertindak sebagai pengamat. Ia hanya membuat kategori pelaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasinya. Dengan suasana alamiah dimaksudkan bahwa peneliti terjun ke lapangan. Ia tidak berusaha untuk memanipulasikan variabel. Karena kehadirannya mungkin mempengaruhi perilaku gejala (reactive measures), peneliti berusaha memperkecil pengaruh ini. Penelitian sosial telah menghasilkan beberapa pengukuhan yang tidak terlalu banyak “merusak” kenormalan (unobstrusive measures).40 Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif karena penulis hanya meneliti satu variabel mengenai opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta mengenai pemberlakukan sistem tap out oleh PT. Transjakarta. Prosedur pemecahan masalah pada penelitian ini adalah dengan cara menggambarkan objek penelitian berdasarkan fakta – fakta sebagaimana adanya, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Penulis bertindak sebagai pengamat dengan membuat kategori pelaku, mengamati gejala, dan mencatatnya ke dalam buku observasi penulis. 3.3
Metode Penelitian Penelitian kuantitatif pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah.
Proses penelitiannya bersifat linier, dengan langkah – langkah yang jelas, mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, konsep atau landasan 40
Jalaluddin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,2007, hlm.25
24
teoretis,
hipotesis,
metode
penelitian
yang
dipergunakan,
teknik
pengumpulan data, analisis data, serta menarik kesimpulan, dan saran – saran yang diajukan peneliti. 41 Berdasarkan metodelogi kuantitatif dalam penelitian bidang ilmu lainnya, termasuk riset public relations dikenal berbagai metode yaitu metode survei, metode analisis isi, dan metode eksperimen. Dalam metode survei sering digunakan instrumen kuesioner sebagai upaya untuk pengumpulan data atau memperoleh informasi mengenai jumlah responden yang dianggap sebagai sampel yang mewakili populasi tertentu. 42 Pelaksanaan survei dilakukan melalui proses pengumpulan informasi, fakta, dan analisis data sosial yang bersifat terstruktur serta mendetail melalui instrumen kuesioner atau daftar pertanyaan tertentu secara tersusun. Penggunaan teknik sampling tersebut dilakukan secara tepat untuk menentukan kualitas riset public relations. 43 Secara umum metode survei terdiri dari dua jenis yaitu survei deskriptif dan
eksplanatif.
Survei
deskriptif
dipergunakan
dalam
riset
untuk
mendeskripsikan (menggambarkan) suatu populasi tertentu yang sedang
41
Rosady Ruslan. Op Cit., hlm. 253 Ibid hlm. 253 43 Ibid hlm. 253 42
25
diteliti. Fokus penelitiannya adalah perilaku yang sedang terjadi dan terdiri satu variabel.44 Pada penelitian tentang opini publik program PT. Transportasi Jakarta, terkait pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta, penulis menggunakan metode survei deskriptif, yaitu dengan menggambarkan suatu populasi tertentu yang sedang diteliti, populasi dari penelitian tersebut ialah pengguna Transjakarta yang menggunakan koridor satu (Blok M – Kota), Fokus penelitian ini adalah perilaku yang sedang terjadi dan terdiri dari satu variabel, variabel dalam penelitian ini ialah opini publik. 3.4
Waktu dan Tempat Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat kelompok data menurut waktu
pengumpulannya yang terbagi dua data yaitu data time series dan data cross section. Data Cross Section adalah data yang dikumpulkan pada satu periode tertentu pada beberapa objek dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan.45 Penulis menggunakan metode Cross Section pada penelitian yang berjudul opini publik program PT. Transportasi Jakarta, terkait pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta, penelitian tersebut dilakukan kepada penumpang Transjakarta di koridor satu (Blok M – Kota). Penulis melakukan 44 45
Ibid hlm. 254 Syofian Siregar. Op Cit., hlm. 16
26
pengumpulan data dalam satu waktu berupa kuesioner yang dibagikan kepada pengguna Transjakarta di koridor satu (Blok M – Kota). 3.5
Populasi, Sample, Ukuran Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
3.5.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.46 Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan oleh penulis mengenai opini publik program PT. Transportasi Jakarta, terkait pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta ialah pengguna Transjakarta koridor satu (Blok M – Kota) dikarenakan di koridor tersebut merupakan jumlah penumpang terbanyak, jumlah penumpang pada koridor satu yaitu 6.525 pengguna Transjakarta menaiki bus Transjakarta per harinya.47
46
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta 2016) hlm.80 47 Data responden, PT. Transjakarta pada bulan Januari 2017
27
3.5.2 Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri – ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau sampel dapat diidentifikasikan sebagai anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi.48 Sampel diperoleh berdasarkan data pada bulan Januari 2017, dengan menggunakan rumus slovin diperoleh 98 orang pengguna Transjakarta koridor satu Blok M – Kota. 3.5.3 Ukuran Sampel Menetapkan besar sampel atau ukuran sampel, dalam bahasa inggris disebut sample size, yaitu berkaitan dengan banyak individu, subjek atau elemen – elemen dari suatu populasi yang diteliti untuk diambil sampelnya. 49 Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya, maka digunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut: n=
N 1+Ne2
Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi
48
Nanang Martono. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder Edisi Revisi 2 (Depok : PT. Raja Grafindo Persada 2014) hlm. 76 - 77 49 Rosady Ruslan. Op Cit., hlm. 145 - 146
28
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalah pengambilan sampel yang dapat ditoleransi. Konstanta ( 0,1 atau 10%). Batas kesalahan yang ditolerir bagi setiap populasi tidak sama. Ada yang 1%, 2%, 3%, 4%, 5% atau 10%.50 Rumus Slovin : n=
N 1+Ne2
n=
6525 1 + 6525 x (10%)²
n=
6525 1 + 6525 x 0.01
n=
6525 1 + 65.25
n=
6525 1 + 65.25
n=
6525 66.25
n=
98, 49 Setelah perhitungan diatas menggunakan rumus solvin dengan hasil
98, 49 yang kemudian dibulatkan menjadi 98. Maka dapat diartikan populasi yang didapat untuk menjadi sampel yaitu 98 orang pengguna Transjakarta.
50
Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta : Kencana Prenadamedia Group, 2012, hlm. 136
29
3.5.4 Teknik Penarikan Sampel Teknik penarikan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar – benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.51 Ada dua macam teknik pengambilan sampling dalam penelitian, salah satunya ialah nonprobability sampling. Non – probability sampling ialah teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan (peluang) pada setiap anggota populasi untuk dijadikan sampel.52 Dalam teknik ini terdapat teknik sampling aksidental yaitu teknik berdasarkan spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristiknya, maka orang tersebut
dapat
digunakan
sebagai
sampel
(responden).53
Penulis
menggunakan teknik ini karena penulis mengambil sampel secara kebetulan kepada siapa saja pengguna Transjakarta koridor satu (Blok M – Kota) yang bertemu dengan penulis sebagai responden.
Riduwan, Dasar – Dasar Statistika, Bandung : Alfabeta, 2013, hlm. 11 Ibid hlm. 16 53 Ibid hlm. 19 51 52
30
3.6
Unit Analisis dan Unit Observasi
3.6.1 Unit Analisis Unit Analisis adalah merupakan keseluruhan satuan atau unit yang akan diteliti. Unit analisis berupa individu, kelompok, organisasi, dan keluarga.54 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan unit analisis individu. Individu yang dimaksud ialah pengguna Transjakarta koridor satu (Blok M – Kota) untuk mengetahui opini pengguna Transjakarta tersebut mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta. 3.6.2 Unit Observasi Unit observasi adalah sumber informasi tempat kita mendapatkan informasi.55
Observasi
atau
pengamatan
langsung
adalah
kegiatan
pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut. 56 Dalam penelitian ini, unit observasi yang digunakan oleh penulis adalah overt observations atau observasi terbuka dengan melakukan penelitian dalam suatu lembaga pemerintahan untuk mengamati objek 54
Nanang Martono. Op Cit., hlm. 76 Ibid Hlm. 76 56 Syofian Siregar. Op Cit., hlm. 19 55
31
penelitian secara langsung. Alasan penulis melakukan penelitian di PT. Transjakarta untuk mengetahui tentang pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta. 3.7 Uji Instrumen Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial atau alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan daripada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling rendah laporan juga dapat dinyatan sebagai bentuk penelitian.57 Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrument – intrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam sudah banyak tersedia dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya.58
57
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung :Alfabeta CV, 2011, hlm. 102 58 Ibid hlm. 102
32
3.7.1 Validitas Validitas adalah menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (a valid measure if it successfully measure the phenomenon).59 Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana instrumen (misalnya kuesioner) akan mengukur apa yang ingin diukur. 60 Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Validitas internal instrumen yang berupa test yang harus memenuhi content validity (validitas isi) dan construct validity (validitas konstruk).61 Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrument mengukur isi (konsep) yang harus diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap suatu isi konsep atau variabel yang hendak diukur.62 Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep, validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. Setelah membuat kuesioner (instrument penelitian) langkah selanjutnya menguji apakah kuesioner yang dibuat tersebut valid atau tidak. 63
59
Syofian Siregar. Op Cit., hlm. 46 Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif (Teori dan Aplikasi), Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 143 61 Sugiyono Op. Cit, 2016 hlm. 122 – 123 62 Syofian Siregar. Op Cit., hlm. 46 63 Ibid hlm. 47 – 48 60
33
Coefficient alpha atau cronbach’s alpha merupakan rata-rata hasil pembagian dari berbagai macam cara untuk membagi jarak nilai skala. Hal penting mengenai cronbach’s alpha adalah nilai yang terkandung akan meningkat dengan meningkatnya nomor pada skala64. Pengukuran level interval membiarkan kita untuk menentukan jumlah jarak antar kategorinya 65. Barlett’s test sphericity menggunakan ukuran statistik approximate chi-square dan degree freedom (df) dengan nilai signifikansi di atas 0.5 66. memiliki nilai signifikansi 0,000-0,005 bahwa instrument telah memenuhi syarat valid, dengan memakai software SPSS untuk mendapatkan hasil yang valid.67 Untuk mengetahui apakah pernyataan kuesioner valid atau tidak caranya dilihat dari KMO dan barlett test. Bila dalam variabel itu anda dapat melihat KMO MSA adalah 0.5, 5 artinya 0.505 > 0,5 maka proses analisis faktor dapat dilanjutkan.68
64
Naresh K. Malhotra, Marketing Research: Sixth Edition, New Jersey: Pearson Education 2010, hlm. 287 65 W. Lawrence Neuman, Social Research Methods: Seventh Edition, Boston: Pearson Education, 2011, hlm. 219 66 Naresh K. Malhotra, Op. Cit.hlm. 607 67 Husen Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2007), hlm. 175 68 Riduwan, Adun Rusyana, Enas, Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik , Penelitian, Bandung : Alfabeta, 2011, Hlm. 174
34
Tabel 3.1 Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas Koefisien Validitas Tafsiran 0,8 < rxy ≤ 1,00 Validitas Sangat Tinggi (Sangat Baik) 0,6 < rxy ≤ 0,8 Validitas Tinggi (Baik) 0,4 < rxy ≤ 0,6 Validitas Sedang 0,2 < rxy ≤ 0,4 Validitas Rendah (Kurang) 0,0 < rxy ≤ 0,2 Validitas Sangat Rendah rxy ≤ 0,0 Tidak Valid 69 Sumber: Surashimi Arikunto, 2007, Hlm. 230 Pada tabel di atas, dapat menunjukan bahwa untuk mengatur nilai koefisien dari validitasnya tinggi atau rendahnya, diatas 0,8 berarti sangat tinggi (sangat baik) sedangkan 0,2 berarti sangat rendah.70
Dalam proses menentukan analisis faktor, hal pertama yang dilakukan adalah menentukan permasalahan yang terdiri dari beberapa tahap. Pertama, tujuan dan analisis faktor harus diidentifikasi. Sangat penting bahwa variabel dapat diukur dalam skala interval atau rasio. Nilai tinggi (dari 0.5 – 1.0) menandakan bahwa analisis fakor sudah sesuai, sedangkan nilai dibawah 0.5 menandakan bahwa analisis faktor tidak sesuai.71
69
Surashimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta : Rhineka Cipta, 2007, hlm. 230 Ibid hlm. 230. 71 Naresh K. Malhotra, Marketing Research: Sixth Edition, New Jersey: Pearson Education 2010, hlm. 67 70
35
Tabel Faktor 3.2 Analisis Faktor No. 1.
2.
Ukuran Validitas Kaiser mayer olkin – measure of sampling adquency KMO MSA adalah statistik yang mengidentifikasikan proporsi variasi dalam variabel yang merupakan variasi umum (common variance), yakni variasi yang disebabkan oleh faktor – faktor dalam penelitian Barlett’s test of sphericity, merupakan uji statistik untuk melihat adanya korelasi antar variabel
3.
Anti image matrix, setiap nilai pada kolom diagonal matrix korelasi anti image menunjukan measure of sampling adquency dari masing – masing indikator.
4.
Total varians explained, nilai pada “Cummulative %” menunjukan presentasi variasi yang disebabkan oleh keseluruhan faktor. Component matrix, nilai faktor loading dari variabel – variabel komponen faktor. Sumber : Imam Ghozali 2005 : 4572
5.
Nilai yang Disyaratkan Nilai KMO diatas 500 menunjukan bahwa faktor analisis dapat digunakan
Nilai signifikasi adalah hasil uji. Nilai yang kurang dari 0,5 menunjukan hubungan signifikan antara variabel, merupakan nilai yang diharapkan. Nilai diagonal anti image correlation matrix diatas 500 menunjukan variabel cocok atau sesuai dengan struktur veriabel lainnya dalam faktor tersebut. Nilai pada “Cummulative %” harus lebih besar dari 60 % Nilai faktor lebih besar atau sama dengan 700.
Berdasarkan tabel 3.2 dapat dilihat beberapa nilai yang disyaratkan untuk masing – masing ukuran validitas. Untuk kaiser mayer olkin – measure of sampling adquency nilai yang disyaratkan diatas 500 sehingga faktor analisis dapat digunakan. Barlett’s test of sphericity harus memiliki signifikasi 72
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (Semarang : Universitas Dipenogoro, 2005) hlm. 45
36
kurang dari 0.5 yang menunjukan hubungan signifikan antara variabel, merupakan nilai yang diharapkan. Tabel Faktor 3.3 KMO opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta N = 98 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Approx. Chi-Square Sphericity df Sig. Sumber : Hasil output SPSS
.939 4630.000 351 .000
Pada penelitian ini penulis menggunakan validitas untuk mengukur keadaan sebenarnya saat melakukan penelitian. Dari hasil analisis yang diperoleh KMO (Kaiser Mayer Olkin – measure of sampling adquency) sebesar 0.939 melebihi 0.5 maka data pada penelitian opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta, mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta dapat dinyatakan valid. Disamping itu barlett’s test of sphericity dari penelitian ini menunjukan nilai signifikan 0.000 < 0.050 bahwa instrumen ini telah memenuhi syarat valid sehubungan dengan masalah opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta, mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta.
37
3.7.2 Reliabilitas Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran terhadap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama menggunakan alat pengukur yang sama pula. 73 Metode perhitungan reliabilitas terdapat internal consistency yaitu dilakukan dengan cara mencoba alat ukur cukup hanya sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. 74 Teknik tersebut antara lain teknik alpha cronbach. Metode alpha cronbach (skala likert) digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang tidak mempunyai pilihan ‘benar’ atau ‘salah’ maupun ‘ya’ atau ‘tidak’, melainkan digunakan untuk menghitung reliabititas sutu tes yang mengukur sikap atau perilaku. Alpha cronbach sangat umum digunakan, sehingga merupakan koefisien yang umum untuk mengevaluasi internal consistency.75 Coefficient alpha atau chronbach’s alpha merupakan rata-rata hasil pembagian dari berbagai macam cara untuk membagi jarak nilai skala. Hal penting mengenai chronbach’s alpha adalah nilai yang terkandung akan meningkat dengan meningkatnya nomer pada skala.76 Pengukuran level
73
Syofian Siregar. Op Cit., hlm. 55 Ibid hlm. 56 75 Ibid hlm. 56 76 Naresh K Malhotra, Op.cit., hlm. 287 74
38
interval membiarkan kita untuk menspesifikasikan jumlah jarak antar kategorinya.77 Berikut adalah klasifikasi yang digunakan : Tabel 3.4 Klasifikasi Reliabilitas Reliabilitas (r) Kriteria 0,8 – 1,00 Sangat Tinggi 0,6 – 0,79 Tinggi 0,4 – 0,59 Sedang 0,2 – 0,39 Rendah <0/2 Sangat Rendah Sumber : Surashimi Arikunto, 2007, Hlm. 24578 Teknik alpha cronbach (skala likert) dapat digunakan untuk menetukan suatu instrument penelitian reabel atau tidak, bila jawaban yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1 – 3, dan 1 – 5, serta 1 – 7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan penilaian sikap. Misalnya responden memberikan jawaban sebagai berikut :
77 78
a. Sangat memuaskan (SM)
=5
b. Memuaskan (M)
=4
c. Netral (N)
=3
d. Tidak Memuaskan (TM)
=2
e. Sangat Tidak Memuaskan (STM)
=1
W. Laurence Neuman, Op.cit., hlm.219 Surashimi Arikunto, Op Cit, hlm. 245
39
Kriteria
suatu
instrumen
penelitian
dikatakan
reliable
dengan
menggunakan teknik ini, bila memenuhi koefisien (r 11) > 0,6.79 Pada penelitian tentang opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta, mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta, penulis menguji reliabilitas dengan variabel opini publik sesuai dengan data hasil kuesioner yang telah disebarkan oleh penulis. Untuk menguji reliabilitas data penulis menggunakan software SPPS 20.0, alat ukur tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Tabel 3.5 Case Processing Summary opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta mengenai Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta N = 98 Case Processing Summary N % Cases Valid 98 100.0 a Excluded 0 .0 Total 98 100.0 Sumber : Hasil output SPSS
79
Ibid hlm. 57
40
Tabel 3.6 Reliability Statistic Summary opini publik terkait kebijakan PT. transportasi jakarta mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta N = 98 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized N of Alpha Items Items .943 .946 27 Sumber : Hasil output SPSS Berdasarkan keterangan hasil tabel Reliability Statistic di atas, penulis melihat bahwa reliabilitas dari 27 pernyataan yang diajukan oleh penulis kepada 98 responden mempunyai nilai Cronbach's Alpha = 0.943 dan cronbach's alpha based on standardized Items = 946. Maka data pada penelitian opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta, mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta dapat dinyatakan reliabel. 3.8
Teknik Pengumpulan Data Data dapat dibedakan dengan cara memperolehnya. Ada dua jenis
data dalam kelompok ini.
41
3.8.1 Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. 80 Dalam penelitian ini, data primer penulis ialah penulis memberikan kuesioner kepada pengguna Transjakarta terkait pemberlakukan sistem tap out oleh PT. Transjakarta. 3.8.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahannya.81 Dalam penelitian ini, data sekunder ialah wawancara dengan petugas PT. Transjakarta, dan sejumlah pengguna Transjakarta dan mencari sumber melalui transjakarta.co.id, detik.com, kompasiana.com, dan media sosial facebook.com. 3.9
Skala Pengukuran Dalam skala pengukuran data, data kuantitatif dikelompokan ke dalam
empat jenis yang memiliki sifat yang berbeda. Salah satu jenis tersebut ialah skala interval yaitu skala dimana objek atau kategori dapat diurutkan berdasarkan suatu atribut tertentu, dimana jarak atau interval antara tiap objek atau kategori sama. Pada skala ini yang dijumlahkan bukanlah
80 81
Ibid hlm. 16 Ibid hlm. 16
42
kuantitas atau besaran, melainkan interval dan tidak dapat nilai nol. Pengukuran instrument penelitian dilakukan setelah alternatif jawabannya di beri skala yang setara dengan data interval dalam banyak kekegiatan penelitaian data maka sering kali diperoleh melalui kuesioner untuk menilai sikap atau perilaku yang kerap kali dinyatakan dengan data interval.82 Dalam penelitian ini, penulis menguji opini publik program PT. Transportasi Jakarta terkait pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta menggunakan skala interval 1 – 5. Skala 1
= Sangat Tidak Setuju
Skala 2
= Tidak Setuju
Skala 3
= Netral
Skala 4
= Setuju
Skala 5
= Sangat Setuju
3.10
Analisis Data Analisis data merupakan analisis terhadap data yang berhasil
dikumpulkan oleh periset melalui perangkat metodelogi tertentu untuk jenis eksplanatif, yang bertolak dari suatu hipotesis, maka analisis data merupakan tahap dimana periset melakukan pengujian terhadap hipotesis riset tanpa 82
Ibid hlm. 23 – 24
43
memberikan interpretasi berdasarkan hal – hal atau teori – teori lain diluar data yang diperoleh.83 Analisis data berada ini berada pada level empiris, maksudnya yang dihitung, diolah atau dianalisis adalah data empiris. Makannya hasil analisis belum bisa secara langsung di gunakan untuk menjawab permasalahan riset yang sifatnya konseptual. Supaya bisa menjawab dan memberikan rekomendasi dibituhkan interpretasi data.84 Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat. Analisis univariat adalah analisis terhadap satu variabel. Jenis analisis ini dilakukan untuk riset deskriptif, dan menggunakan statistik deskriptif.85 Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah teknik analisis univariat karena peneliti hanya meneliti satu variabel saja menggunakan metode kuantitatif mengenai opini publik program PT. Transportasi Jakarta terkait pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta. Tendensi sentral bertujuan untuk mendapatkan ciri khas tertentu dalam bentuk sebuah nilai bilangan yang merupakan ciri khas dari bilangan
83
Rachmat Kriyantono. Op. Cit., hlm. 86 Ibid hlm. 87 85 Ibid hlm. 168 84
44
tersebut. Ada tiga bentuk tendensi sentral yang sering digunakan yaitu, mean, median dan modus.86 Pada penelitian ini penulis menggunakan tendensi sentral dan hanya menggunakan mean dalam teknik analisis data opini publik program PT. Transportasi Jakarta terkait pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta, jika dalam suatu penelitian menggunakan skala interval atau rasio maka ukuran tendensi pusat yang digunakan mean. Mean (nilai rata-rata) merupakan nilai tengah dari total bilangan. Mean dapat diperoleh dari rumus: 87 ∑ fX N=
N Keterangan: f
= Frekuensi
X
= Nilai pengukuran
N
= Banyaknya pengamatan
Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala interval dengan jarak sama yaitu satu, 1 (sangat setuju), 2 (setuju), 3 (netral), 4 (tidak setuju), 5
86 87
Ibid, Hal. 170 Rachmat Kriyantono, Op. Cit, Hal. 171
45
(sangat tidak setuju). Penulis menggunakan skala interval karena pilihan jawaban pada kuesioner memiliki jarak yang sama yaitu satu. 3.11
Definisi Konsep Konsep
adalah
yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang
dibentuk dengan mengeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari
sekelompok
fenomena
tertentu
yang
dapat
dipakai
untuk
menggambarkan fenomena yang sama. 88 Dalam penelitian ini, penulis memakai konsep effective public relations konsep tersebut dapat diturunkan menjadi variabel. Variabel dalam penelitian ini adalah opini publik program PT. Transportasi Jakarta terkait pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta, dari variabel tersebut dapat diturunkan menjadi lima dimensi yaitu arah, intensitas, stabilitas, dukungan informasi, dan dukungan sosial.
88
Ibid hlm. 17
46
3.12
Operasionalisasi Konsep OPINI PUBLIK PROGRAM PT. TRANSPORTASI JAKARTA
(Survey Deskriptif : Terkait Pemberlakuan Sistem Tap Out Oleh PT. Transjakarta) Konsep
Variabel
Effective
Opini
Public
Publik
Relations
(Scott M.
(Scott M.
Cutlip,
Cutlip,
Allen H.
Allen H.
Dimensi 1. Arah
Indikator 1. Kualitas Evaluatif dari Predisposisi 2. Arah Opini yang Jelas
Skala Skala Interval: 5 : Sangat Setuju
1. Perasaan orang
4 : Setuju
Center,
terhadap opini
3: Netral
Center,
Glen M.
mereka
2 : Tidak
Glen M.
Broom)
2. Intensitas
2. Kekuatan relatif
Broom)
dari predisposisi 3. Stabilitas
4. Dukungan Informasi
Setuju 1 : Sangat
1. Pengukuran
Tidak
stabilitas
Setuju
1. Pengetahuan publik tentang objek opini
47
Konsep
Variabel
Dimensi
Komunikasi Opini dan Opini
Publik
Publik
(Scott M.
(Scott M.
Cutlip,
Cutlip,
Indikator 2. Kampanye Informasi
5. Dukungan
1. Kesan mereka
Skala Skala Interval: 5 : Sangat
terhadap apa
Setuju
Allen H.
yang orang lain
4 : Setuju
Allen H.
Center,
pikirkan tentang
3: Netral
Center,
Glen M.
isu
2 : Tidak
Glen M.
Broom)
Sosial
2. Efek orang
Broom)
ketiga
Setuju 1 : Sangat Tidak Setuju
3.11
Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian Keterbatasan dan kelemahan penelitian ialah pada penelitian ini
proses pengumpulan data, penulis mengumpulkan data lebih lama di karenakan proses pengambilan data di PT. Transjakarta berjalan cukup lama.
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.
Gambaran Umum PT. Transportasi Jakarta
4.1.1. Profil PT. Transportasi Jakarta Transjakarta merupakan sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan dengan jalur lintas terpanjang di dunia (208 km). Sistem BRT ini dirancang berdasarkan sistem TransMilenio di Bogota, Kolombia. Transjakarta telah mengalami transformasi mulai dari Badan Pengelola (BP) Transjakarta Busway berdasarkan Keputusan Gubernur No 110/2003, kemudian pada tanggal 4 Mei 2006 berubah menjadi Badan Laya nan Umum (BLU) Transjakarta yang adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta, hingga pada tanggal 27 Maret 2014, Transjakarta telah berubah status menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan resmi berganti nama menjadi PT. Transportasi Jakarta.85
85
Beranda Tentang Transjakarta Sejarah http://Transjakarta.co.id Diakses pada tanggal 20 Maret 2017 Pukul 09:28 WIB
49
50
4.1.2. Visi Busway sebagai angkutan umum yang mampu memberikan pelayanan publik yang cepat, aman, nyaman, manusiawi, efisien, berbudaya dan bertaraf internasional 4.1.3. Misi 1. Meningkatkan
kualitas
hidup
pengguna
jasa
layanan
Sistem
Transjakarta dan masyarakat DKI Jakarta pada umumnya; 2. Menyediakan layanan transportasi publik yang aman, nyaman dan terjangkau di DKI Jakarta; 3. Mengoptimalisasikan layanan transportasi publik yang efisien dari sisi biaya dan investasi, sehingga dapat berlangsung secara terusmenerus dan berkesinambungan dalam jangka panjang; 4. Mengefisiensikan waktu dari pengguna jasa layanan dan masyarakat pada umumnya, dengan berkurangnya waktu tempuh perjalanan; 5. Mengurangi pencemaran udara dan menjaga kesehatan lingkungan di DKI Jakarta; Memberikan kualitas pelayanan yang baik, dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan pengguna jasa layanan; 6. Mengusahakan tarif yang terjangkau bagi pengguna jasa layanan; 7. Meningkatkan penggunaan Sistem Transjakarta Busway seluasluasnya bagi masyarakat;
51
8. Menjadikan BLUD Transjakarta Busway sebagai pengelola Sistem Transjakarta Busway yang profesional, kompeten, dan mandiri dari segi ekonomi; 9. Mendorong penciptaan lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi masyarakat melalui berbagai instansi dan perusahaan yang terkait dengan Sistem Transjakarta Busway; dan 10. Mendorong
perubahan
budaya
transportasi
di
masyarakat
yang
menghargai kualitas hidup, efisiensi waktu dan kesetaraan. 4.2. Objek Penelitian PT. Transjakarta memberlakukan sistem tap out yakni pengguna Transjakarta harus melakukan tap out saat keluar dari halte. Saldo uang elektronik hanya akan terpotong pada saat tap in (masuk ke halte).86 Pemberlakuan sistem tap out merupakan inovasi yang baik karena dapat membantu Transjakarta mendapatkan data mengenai lokasi tujuan dari pengguna Transjakarta yang kemudian digunakan untuk memperbaiki rute dan pelayanan agar lebih maksimal sesuai dengan kebutuhan pengguna Transjakarta, tetapi sayangnya mengorbankan waktu dan emosi para pengguna Transjakarta, dikarenakan di beberapa halte terdapat mesin yang rusak, terlalu lama membaca kartu elektronik, dan jumlahnya yang sedikit membuat antrian yang panjang terutama pada jam – jam sibuk. 86
Ibid
52
4.3.
Hasil Penelitian
4.3.1.
Dimensi : Arah
4.3.1.1.
Indikator : Kualitas evaluatif dari predisposisi Tabel 4.1 Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta n = 98
Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 1 1.0% 3 3.1% 22 22.4% 48 49.0% 24 24.5% 98 100.0%
Mean 2.07 Tidak Setuju
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda menyetujui pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah tidak setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 2.07 yang artinya rata – rata responden tidak setuju atau berpendapat negatif mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta, pada frekuensi pernyataan tersebut jumlah responden yang tidak setuju yakni 48 responden menjadi yang terbanyak. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna Transjakarta yang mengeluh mengenai penggunaan sistem tap out, yakni di beberapa mesinnya yang terlalu lama membaca kartu elektronik dari pengguna Transjakarta, dan jumlah mesin yang sedikit
53
menyebabkan antrian yang panjang terutama di jam – jam sibuk. Sementara itu, jumlah penumpang yang sangat setuju dengan pemberlakuan sistem tersebut satu orang. Tabel 4.2 Sistem tap out PT. Transjakarta memudahkan Pengguna Transjakarta n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 12 12.2% 12 12.2% 18 18.4% 31 31.6% 25 25.5% 98 100.0%
Mean 2.54 Tidak Setuju
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda menyetujui pemberlakuan sistem tap out dapat mempermudah pengguna Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah tidak setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 2.54 yang artinya rata – rata responden tidak setuju atau berpendapat negatif mengenai pemberlakuan sistem tap out mempermudah pengguna Transjakarta. Banyaknya jumlah responden yang tidak setuju yakni 31 orang, responden cenderung tidak setuju karena pada pemberlakuan sistem tap out ini dianggap belum baik, mesin barrier gate yang digunakan untuk tap out terlalu lama membaca kartu elektronik, serta jumlah mesin yang tidak sebanding dengan banyaknya
54
pengguna Transjakarta, hal ini menyebabkan antrian yang panjang terutama pada jam – jam sibuk. Sementara penumpang yang setuju dengan pernyataan tersebut dikarenakan dengan adanya sistem tap out, terdapat rute cepat yang memudahkan pengguna Transjakarta. Tabel 4.3. Sistem tap out membawa dampak positif bagi pelayanan Transjakarta n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi 19 18 22 23 16 98
Presentase 19.4% 18.4% 22.4% 23.5% 16.3% 100.0%
Mean 3.01 Netral
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda menyetujui pemberlakuan sistem tap out membawa dampak positif bagi pelayanan Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.01 yang artinya rata – rata responden netral mengenai pemberlakuan sistem tap out membawa dampak positif bagi pelayanan Transjakarta. Hal ini dikarenakan dengan adanya pemberlakuan sistem tap out ini memunculkan rute – rute baru yang lebih memudahkan pengguna Transjakarta agar sampai di tempat tujuan dengan dengan lebih cepat namun disisi lain pemberlakuan sistem tap
55
out ini dinilai merugikan dikarenakan mesin yang belum memadai di beberapa halte sehingga menyulitkan pengguna Transjakarta. 4.3.1.2.
Indikator : Arah opini jelas Tabel 4.4 Mesin barrier gate tap out berjalan dengan baik n = 98
Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase Mean 13 13.3% 11 11.2% 2.50 Tidak Setuju 13 13.3% 36 36.7% 25 25.5% 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan mesin barrier gate tap out pada halte Transjakarta berjalan dengan baik. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah tidak setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 2.50 yang artinya rata – rata responden tidak setuju mengenai mesin barrier gate tap out pada halte Transjakarta berjalan dengan baik
dengan
frekuensi
sebanyak
36
orang.
Banyaknya
pengguna
Transjakarta yang tidak setuju dikarenakan mesin barrier gate yang digunakan untuk tap out terlalu lama membaca kartu elektronik, kadang rusak, serta jumlah mesin yang tidak sebanding dengan banyaknya
56
pengguna Transjakarta, hal ini menyebabkan antrian yang panjang terutama pada jam – jam sibuk. Tabel 4.5 Sistem tap out dapat dipahami dengan baik n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 48 49.0% 19 19.4% 14 14.3% 12 12.2% 5 5.1% 98 100.0%
Mean 3.95 Setuju
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda dapat memahami penggunaan sistem tap out yang di berlakukan oleh PT. Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.95 yang artinya rata – rata responden setuju mengenai pemahaman mengenai penggunaan sistem tap out yang diberlakukan oleh PT.Transjakarta dengan frekuensi terbanyak 48 responden. Hal ini dikarenakan sistem tap out tersebut bukan hal yang asing bagi para pengguna Transjakarta karena sistem tersebut telah digunakan pada transportasi kereta api commuter line Jabodetabek.
57
Tabel 4.6 Penjelasan petugas sangat baik n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 26 26.5% 17 17.3% 28 28.6% 17 17.3% 10 10.2% 98 100.0%
Mean 3.33 Netral
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan petugas menjelaskan penggunaan sistem tap out pada halte Transjakarta dengan baik. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.33 yang artinya rata – rata responden netral mengenai penjelasan petugas mengenai penggunaan sistem tap out pada halte Transjakarta dengan frekuensi terbanyak pengguna Transjakarta yang netral 28 responden. Hal ini dikarenakan tidak semua halte memiliki cukup banyak petugas untuk menanggapi keluhan pengguna Transjakarta, sehingga ada halte yang sudah terlayani dengan baik dan ada juga halte yang petugasnya hanya satu orang sehingga pelayanan penumpang belum maksimal dikarenakan keterbatasan waktu dari petugas halte tersebut.
58
4.3.2.
Dimensi : Intensitas
4.3.2.1.
Indikator : Perasaan orang terhadap opini mereka Tabel 4.7.
Sistem tap out memunculkan rasa ingin tahu terhadap PT. Transjakarta n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 18 18.4% 15 15.3% 15 15.3% 30 30.6% 20 20.4% 98 100.0%
Mean 2.81 Netral
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan rasa ingin tahu anda terhadap PT. Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 2.81 yang artinya rata – rata responden netral mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan rasa ingin tahu terhadap PT. Transjakarta. Hal ini menunjukan bahwa pengguna Transjakarta yang tertarik dan tidak tertarik terhadap PT. Transjakarta sama besarnya.
59
Tabel 4.8. Sistem tap out membuat pengguna ingin berkomentar n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 43 43.9% 26 26.5% 15 15.3% 10 10.2% 4 4.1% 98 100.0%
Mean 3.96 Setuju
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan keinginan anda untuk menuliskan pendapat terkait sistem tersebut. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.96 yang artinya rata – rata responden setuju mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan keinginan pengguna Transjakarta untuk menuliskan pendapat mengenai sistem tersebut, dengan frekuensi terbanyak 43 responden sangat setuju mengenai hal tersebut. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna Transjakarta yang kurang puas mengenai sistem tersebut dan berharap PT. Transjakarta dapat memperbaiki hal tersebut.
60
Tabel 4.9 Sistem tap out memunculkan rasa perhatian terhadap PT. Transjakarta n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 19 19.4% 23 23.5% 27 27.6% 19 19.4% 10 10.2% 98 100.0%
Mean 3.22 Netral
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan rasa perhatian anda terhadap PT. Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.22 yang artinya rata – rata responden netral mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan rasa perhatian pengguna Transjakarta terhadap PT. Transjakarta dengan frekuensi terbanyak 27 responden yang netral. Hal ini dikarenakan yang perhatian dan yang tidak perhatian terhadap PT. Transjakarta terkait sistem tersebut sama besarnya.
61
4.3.2.2.
Indikator : Kekuatan evaluatif dari predisposisi Tabel 4.10
Sistem tap out membuat reputasi PT.Transjakarta lebih baik n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 25 25.5% 25 25.5% 21 21.4% 15 15.3% 12 12.2% 98 100.0%
Mean 3.37 Netral
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem tap out meningkatkan reputasi Transjakarta menjadi lebih baik. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.37 yang artinya rata – rata responden netral mengenai pemberlakuan sistem tap out meningkatkan reputasi Transjakarta menjadi lebih baik. Hal ini dikarenakan kubu positif / setuju dan kubu negatif sama banyaknya. Bagi kubu positif pemberlakuan sistem tap out dirasa baik karena dengan sistem tersebut memunculkan rute – rute cepat sehingga pengguna Transjakarta tidak perlu transit untuk sampai ketujuan. Bagi kubu negatif pemberlakuan sistem tap out dirasa kurang baik karena menyebabkan antrian yang panjang terutama pada saat jam – jam sibuk menyebabkan antrian yang panjang.
62
Tabel 4.11 Sistem tap out meningkatkan pelayanan Transjakarta n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 30 30.6% 40 40.8% 15 15.3% 9 9.2% 4 4.1% 98 100.0%
Mean 3.85 Setuju
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta merupakan hal yang tepat untuk meningkatkan pelayanan bagi pengguna Transjakarta Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.85 yang artinya rata – rata responden setuju mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta merupakan hal yang tepat untuk meningkatkan pelayanan bagi pengguna Transjakarta dengan frekuensi terbanyak 40 responden setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini dikarenakan Transjakarta membuat inovasi baru yakni membuat rute cepat agar pengguna Transjakarta lebih cepat sampai tujuan.
63
Tabel 4.12 Sistem tap out meningkatkan respon positif bagi PT. Transjakarta n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 26 26.5% 22 22.4% 16 16.3% 19 19.4% 15 15.3% 98 100.0%
Mean 3.26 Netral
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta dapat meningkatkan respon positif mengenai PT. Transjakarta di mata para pengguna Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.22 yang artinya rata – rata responden netral mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta dapat meningkatkan respon positif mengenai PT. Transjakarta di mata para pengguna Transjakarta. Hal ini dikarenakan kubu positif dan negatif terhadap PT. Transjakarta terkait sistem tersebut sama besarnya.
64
4.3.3.
Dimensi : Stabilitas
4.3.3.1.
Indikator : Pengukuran stabilitas Tabel 4.13
Sistem tap out memunculkan rasa ingin tahu terhadap sistem tersebut n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 49 50.0% 34 34.7% 4 4.1% 8 8.2% 3 3.1% 98 100.0%
Mean 4.20 Sangat Setuju
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan rasa ingin tahu anda terhadap sistem tersebut. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah sangat setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 4.20 yang artinya rata – rata responden sangat setuju mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan rasa ingin tahu anda terhadap sistem tersebut dengan frekuensi sangat setuju menjadi yang terbanyak dengan 49 responden. Hal ini dikarenakan sistem tersebut merupan sistem yang sama seperti yang dilakukan oleh PT. KAI.
65
Tabel 4.14 Sistem tap out membuat pengguna ingin mencoba sistem tersebut n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 10 10.2% 16 16.3% 10 10.2% 31 31.6% 31 31.6% 98 100.0%
Mean 2.42 Tidak Setuju
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta membuat anda ingin mencoba sistem tersebut. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah tidak setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 2.42 yang artinya rata – rata responden tidak setuju atau berpendapat negatif mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta membuat anda ingin mencoba sistem tersebut. Hal ini dikarenakan mesin barrier gate yang digunakan untuk tap out terlalu lama membaca kartu elektronik, serta jumlah mesin yang tidak sebanding dengan banyaknya pengguna Transjakarta, hal ini menyebabkan antrian yang panjang terutama pada jam – jam sibuk.
66
Tabel 4.15 Sistem tap out membuat Transjakarta lebih nyaman n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 10 10.2% 17 17.3% 12 12.2% 36 36.7% 23 23.5% 98 100.0%
Mean 2.54 Tidak Setuju
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta membuat anda lebih nyaman dalam menggunakan Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah tidak setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 2.54 yang artinya rata – rata responden tidak setuju atau berpendapat negatif mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta membuat anda lebih nyaman dalam menggunakan Transjakarta dengan frekuensi terbanyak sekitar 36 responden tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini dikarenakan mesin barrier gate yang digunakan untuk tap out terlalu lama membaca kartu elektronik, serta jumlah mesin yang tidak sebanding dengan
banyaknya
pengguna Transjakarta, hal ini
menyebabkan antrian yang panjang terutama pada jam – jam sibuk.
67
4.3.4.
Dimensi : Dukungan informasi
4.3.4.1.
Indikator : Pengetahuan publik tentang objek opini Tabel 4.16 Pemberlakuan sistem tap out diketahui khalayak luas n = 98
Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 53 54.1% 37 37.8% 1 1.0% 3 3.1% 4 4.1% 98 100.0%
Mean 4.35 Sangat Setuju
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda mengetahui pemberlakuan sistem tap out yang dilakukan oleh PT. Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah sangat setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 4.35 yang artinya rata – rata responden sangat setuju mengenai anda mengetahui pemberlakuan sistem tap out yang dilakukan oleh PT. Transjakarta dengan sangat setuju menjadi frekuensi terbanyak sekitar 53 responden. Hal ini dikarenakan sistem tersebut merupan sistem yang sama seperti yang dilakukan oleh PT. KAI pada commuterline Jabodetabek.
68
Tabel 4.17 Pengguna Transjakarta mengetahui cara menggunakan sistem tap out n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 55 56.1% 24 24.5% 10 10.2% 7 7.1% 2 2.0% 98 100.0%
Mean 4.26 Sangat Setuju
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda mengetahui cara menggunakan sistem tap out yang di berlakukan oleh PT. Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah sangat setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 4.35 yang artinya rata – rata responden sangat setuju mengenai anda mengetahui cara menggunakan sistem tap out yang di berlakukan oleh PT. Transjakarta dengan frekuensi terbanyak 55 responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini dikarenakan sistem tersebut merupan sistem yang sama seperti yang dilakukan oleh PT. KAI pada commuterline Jabodetabek.
69
Tabel 4.18 Pengguna Transjakarta menyetujui sistem tap out memudahkan mereka ketika menggunakan Transjakarta n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 10 10.2% 22 22.4% 7 7.1% 33 33.7% 26 26.5% 98 100.0%
Mean 2.56 Tidak Setuju
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan Anda menyetujui bahwa pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta sangat memudahkan Anda dalam menggunakan Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah tidak setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 2.56 yang artinya rata – rata responden tidak setuju atau berpendapat negatif mengenai Anda menyetujui bahwa pemberlakuan sistem tap
out
oleh
PT.
Transjakarta
sangat
memudahkan
Anda
dalam
menggunakan Transjakarta dengan frekuensi tidak setuju sekitar 33 responden. Hal ini dikarenakan mesin barrier gate yang digunakan untuk tap out terlalu lama membaca kartu elektronik, serta jumlah mesin yang tidak sebanding dengan banyaknya pengguna Transjakarta.
70
4.3.4.2.
Indikator : Kampanye informasi Tabel 4.19
Pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui media massa n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 50 51.0% 29 29.6% 12 12.2% 3 3.1% 4 4.1% 98 100.0%
Mean 4.20 Sangat Setuju
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui media massa. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah sangat setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 4.20 yang artinya rata – rata responden sangat setuju mengenai Anda mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui media massa dengan frekuensi sangat setuju menjadi yang terbayak dengan 58 responden. Hal ini dikarenakan banyaknya pemberitaan yang terdapat di media masa.
71
Tabel 4.20 Pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui teman n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 23 23.5% 24 24.5% 24 24.5% 17 17.3% 10 10.2% 98 100.0%
Mean 3.34 Netral
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui teman. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.34 yang artinya rata – rata responden netral mengenai anda mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui teman. Hal ini dikarenakan pengguna yang mengetahui sistem tersebut dari teman dan yang tidak sama besarnya.
72
Tabel 4.21 Pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui internet n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 28 28.6% 41 41.8% 11 11.2% 10 10.2% 8 8.2% 98 100.0%
Mean 3.72 Setuju
Berdasarkan tabel tersebut, dengan pernyataan anda mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui internet. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.72 yang artinya rata – rata responden setuju mengenai Anda mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui internet dengan frekuensi 41 responden sejutu dengan pernyataan tersebut. Hal ini dikarenakan maraknya pemberitaan melalui media internet mengenai sistem tersebut.
73
4.3.5.
Dimensi : Dukungan sosial
4.3.5.1.
Indikator : Kesan mereka apa yang orang lain pikirkan tentang isu Tabel 4.22
Sistem tap out memunculkan pendapat pengguna yang didukung individu lain n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 24 24.5% 43 43.9% 16 16.3% 11 11.2% 4 4.1% 98 100.0%
Mean 3.73 Setuju
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan pendapat anda terhadap PT. Transjakarta yang didukung individu lain. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.73 yang artinya rata – rata responden setuju mengenai anda mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui internet pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan pendapat anda terhadap PT. Transjakarta yang didukung individu lain dengan frekuensi terbanyak 43 responden setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini dikarenakan terdapat
74
penumpang yang mengeluh tentang sistem tersebut dan di dukung oleh orang lain teruama di media sosial. Tabel 4.23 Sistem tap out memunculkan pendapat suatu kelompok terhadap PT. Transjakarta n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 17 17.3% 32 32.7% 16 16.3% 21 21.4% 12 12.2% 98 100.0%
Mean 3.21 Netral
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan pendapat suatu kelompok terhadap PT. Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.21 yang artinya rata – rata responden netral mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan pendapat suatu kelompok terhadap PT. Transjakarta.
75
Tabel 4.24 Sistem Tap Out memunculkan diskusi antar individu terhadap PT. Transjakarta n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 24 24.5% 25 25.5% 19 19.4% 19 19.4% 11 11.2% 98 100.0%
Mean 3.33 Netral
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan diskusi antar individu terhadap PT. Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.33 yang artinya rata – rata responden netral mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan diskusi antar individu terhadap PT. Transjakarta.
76
4.3.5.2.
Indikator : Efek orang ketiga Tabel 4.25
Pemberitaan sistem tap out di media massa mempengaruhi pengguna Transjakarta n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 49 50.0% 27 27.6% 18 18.4% 3 3.1% 1 1.0% 98 100.0%
Mean 4.22 Sangat Setuju
Berdasarkan tabel diatas, dengan pernyataan pemberitaan sistem tap out oleh PT. Transjakarta di media massa mempengaruhi anda untuk menggunakan Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah sangat setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 4.22 yang artinya rata – rata responden sangat setuju mengenai pemberitaan sistem tap out oleh PT. Transjakarta di media massa mempengaruhi Anda untuk menggunakan Transjakarta dengan frekuensi sangat setuju sekitar 49 responden. Hal ini dikarenakan banyaknya pemberitaan membuat masyarakat tertarik untuk menggunakan Transjakarta.
77
Tabel 4.26 Sistem tap out mempengaruhi pengguna transjakarta untuk memberikan pandapat di media sosial n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi Presentase 21 21.4% 30 30.6% 18 18.4% 19 19.4% 10 10.2% 98 100.0%
Mean 3.34 Netral
Berdasarkan tabel diatas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta mempengaruhi Anda untuk memberikan pandapat terhadap PT. Transjakarta di media sosial. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.34 yang artinya rata – rata responden netral mengenai Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta mempengaruhi Anda untuk memberikan pandapat terhadap PT. Transjakarta di media sosial.
78
Tabel 4.27 Pemberlakuan sistem tap out mempengaruhi terjadinya pendapat positif dan negatif setiap individu di media sosial n = 98 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju) 4 = (Setuju) 3 = (Netral) 2 = (Tidak Setuju) 1 = (Sangat Tidak Setuju) Total
Frekuensi 21 46 17 10 4 98
Presentase 21.4% 46.9% 17.3% 10.2% 4.1% 100.0%
Mean 3.71 Setuju
Berdasarkan tabel diatas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem tap out mempengaruhi terjadinya pendapat positf dan negatif setiap individu terhadap PT. Transjakarta di media sosial. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.71 yang artinya rata – rata responden setuju mengenai Pemberlakuan sistem tap out mempengaruhi terjadinya pendapat positf dan negatif setiap individu terhadap PT. Transjakarta di media sosial dengan frekuensi terbayak 49 setuju pada pernyataan tersebut. Hal ini dikarenakan terdapat penumpang yang mengeluh tentang sistem tersebut dan di dukung oleh orang lain tertuama di media sosial.
79
4.4
Analisa Penelitian Tabel 4.28 Mean Per Dimensi Opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta
Survey deskriptif : mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta n = 98 No 1 2 3 4 5
Dimensi Arah Intensitas Stabilitas Dukungan Informasi Dukungan Sosial
Mean 2.90 3.41 3.05 3.74 3.59
Berdasarkan tabel mean per dimensi, terdapat lima dimensi. Pada dimensi pertama
arah terdapat dua indikator, dimensi kedua intensitas
terdapat dua indikator, dimensi ketiga stabilitas terdapat satu indikator, dimensi keempat dukungan informasi terdapat dua inikator dan dimensi kelima dukungan sosial terdapat dua indikator.
80
Diagram 4.1 Mean Per Dimensi Opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta Survey deskriptif : mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta n = 98 5
4
3.74 3.41
3
3.59
3.05
2.90
2
1 Arah
Intensitas
Stabilitas
Dukungan Informasi
Dukungan Sosial
Diagram diatas merupakan hasil dari penyebaran kuesioner kepada 98 responden dengan 27 pernyataan. Terdapat satu dimensi yang memiliki mean tertinggi yaitu dimensi dukungan informasi dengan mean 3.74. Dalam dimensi dukungan informasi terdapat dua indikator yaitu pengetahuan publik tentang objek opini dan kampanye informasi. Pada diagram tersebut, terdapat satu dimensi dengan mean terendah arah dengan mean 2.91. Dalam dimensi
81
arah terdapat dua indikator yaitu kualitas evaluatif dari predisposisi dan arah opini yang jelas. Tabel 4.29 Mean Per Indikator Opini Publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta Survey deskriptif : mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta n = 98 Dimensi 1. Arah 2. Intensitas 3. Stabilitas 4. Dukungan Informasi 5. Dukungan Sosial
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Indikator Kualitas Evaluatif dari Predisposisi Arah Opini yang Jelas Perasaan orang terhadap opini mereka Kekuatan relatif dari predisposisi Pengukuran Stabilitas Pengetahuan publik tentang objek opini Kampanye Informasi Kesan mereka terhadap apa yang orang lain pikirkan tentang isu Efek Orang Ketiga
Mean 2.54 3.26 3.33 3.49 3.05 3.78 3.76 3.43 3.72
Tabel diatas merupakan hasil mean per indikator yang terdiri dari sembilan indikator. Nilai mean tertinggi terdapat di pengetahuan publik tentang objek opini dengan hasil mean 3.78. Nilai terendah terdapat di kualitas evaluatif dari predisposisi dengan hasil mean 2.49.
82
Diagram 4.2 Mean Per Indikator Opini Publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta Survey deskriptif : mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta n = 98
3.49
3.78
3.76
Kampanye Informasi
3.33
Perasaan orang terhadap opini mereka
3
3.26
Arah Opini yang Jelas
4
Pengetahuan publik tentang objek opini
5
3.43
3.72
3.05
2.54
2
Efek Orang Ketiga
Kesan mereka terhadap apa yang orang lain pikirkan tentang isu
Pengukuran Stabilitas
Kekuatan relatif dari predisposisi
Kualitas Evaluatif dari Predisposisi
1
Diagram diatas merupakan hasil mean per indikator yang terdiri dari sembilan indikator. Nilai mean tertinggi terdapat di pengetahuan publik tentang objek opini dengan hasil mean 3.78. Nilai terendah terdapat di kualitas evaluatif dari predisposisi dengan hasil mean 2.49.
83
4.5
Pembahasan Penelitian Sub bab ini membahas hasil penelitian yang telah dilakukan
berdasarkan pada teori opini publik. Opini publik merupakan suatu pengumpulan citra diciptakan proses komunikasi87 yang dijumpai diantara publik, atau kelompok orang yang berkomunikasi yang memiliki kepentingan yang sama. Mereka secara kolektif menganut pandangan tentang suatu isu, mengapa isu tersebut menjadi perhatian, dan mengapa harus dilakukan dalam situasi itu.88 Opini publik dapat terjadi karena dukungan informasional yaitu mengacu pada seberapa menarik objek opini tersebut, apakah objek opini tersebut dekat dengan kehidupan sehari – hari mereka, dan apakah objek opini
tersebut
dapat
mengubah
persepsi
mereka
terhadap
suatu
permasalahan atau tidak. Hal lain yang dapat mengacu adanya opini publik yakni banyaknya kampanye informasi yang dilakukan pihak terkait melalui berbagai media massa sehingga membuat publik tertarik pada objek opini tersebut. Dengan adanya objek opini yang menjadi perbincangan publik tersebut menimbulkan arah opini yang dapat terbagi menjadi positif – negatif – netral. Publik yang positif cenderung mendukung segala sesuatu tentang objek opini 87 88
Helena Olii,Op. Cit., hlm. 46 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom Op Cit., hlm. 239.
84
tersebut, sedangkan publik yang negatif cenderung menolak objek opini tersebut, dan publik yang netral cenderung pasif terhadap objek opini tersebut. Public relations adalah fungsi managemen yang melakukan evaluasi terhadap sikap – sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur seseorang / perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana, serta menjalankan program – program komunikasi untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan publik.89 Public relations sesungguhnya merupakan alat manajemen modern yang merupakan bagian integral dari suatu organisasi, artinya bahwa public relations bukan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi organisasi sifatnya melekat pada manajemen perusahaan. Hal tersebut menunjukan public relations dapat menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara organisasi yang diwakilinya dengan publik.90 Dengan mengetahui opini publik yang ada di masyarakat, pihak humas dapat mengambil kebijakan yang baik sesuai dengan keinginan masyarakat namun tidak bertentangan dengan pihak manajemen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Opini Publik Terkait Kebijakan PT. Transportasi Jakarta Mengenai Pemberlakuan Sistem Tap Out Oleh PT. Transjakarta.
89 90
Kadar Nurjaman, Khaerul Umam, Op. Cit., hlm. 105 Frank Jefkins, Op. Cit., hlm. 24
85
Dari penelitian yang dilakukan penulis mengenai opini publik, terdapat lima dimensi yang dapat dijadikan sebagai kesimpulan diantaranya dimensi pertama yaitu dimensi arah yaitu mengindikasikan kualitas evaluatif dari predisposisi, yang memberitahu kita evaluasi “positif – negatif – netral”91 dengan kesimpulan bahwa pengguna Transjakarta kurang menyetujui bahwa pemberlakuan sistem tap out dapat mempermudah pengguna Transjakarta, hal ini dikarenakan dibeberapa mesin barrier gate tap out terkadang terdapat kerusakan,
mesin
yang
lama
membaca
kartu
elektronik
pengguna
Transjakarta, jumlah mesin yang tidak sebanding dengan pengguna Transjakarta menyebabkan antrian yang panjang terutama di jam – jam sibuk. Dimensi kedua ialah dimensi intensitas yaitu seberapa kuatkah perasaan orang lain terhadap opini mereka, apapun arahnya92 dengan kesimpulan bahwa dengan adanya pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta membuat para pengguna Transjakarta menjadi lebih tertarik terhadap kebijakan – kebijakan yang ada di PT. Transjakarta. Hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat yang mulai menggunakan Transjakarta sebagai moda transportasi sehari – hari karena Transjakarta dirasa lebih murah, aman dan nyaman.
91 92
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Op Cit., hlm. 239 Ibid hlm. 240
86
Dimensi ketiga yaitu dimensi stabilitas mengacu pada berapa lama responden menganut arah dan intensitas perasaan yang sama dengan kesimpulan bahwa dengan adanya pemberlakuan sistem tap out membuat pengguna Transjakarta ingin mencoba menggunakan Transjakarta sebagai moda transportasi sehari – hari. Hal ini dikarenakan dengan adanya sistem tap out Transjakarta membuat rute – rute cepat yang memudahkan para pengguna Transjakarta sehingga mereka tidak perlu lagi untuk transit di halte – halte tertentu seperti halte dukuh atas dan harmoni untuk sampai ke tempat tujuan. Dimensi keempat yaitu dimensi dukungan informasi mengacu pada seberapa banyak pengetahuan publik terhadap objek opini93 dengan kesimpulan para pengguna Transjakarta mengetahui cara menggunakan sistem tap out yang diberlakukan oleh PT. Transjakarta, banyaknya publik yang mengetahui bagaimana cara menggunakan sistem tersebut karena pemberlakuan sistem tap out telah lama dilakukan sebelumnya oleh PT. KAI Indonesia pada commuterline Jabodetabek, selain itu juga banyaknya pemberitaan di media massa terutama media online juga membuat pengguna Transjakarta dapat dengan mudah untuk mengetahui pemberlakuan sistem tersebut.
93
Ibid hlm. 240
87
Dimensi kelima yaitu dimensi dukungan sosial mengacu pada sejauh mana orang menganggap opini mereka juga di dukung oleh orang lain dalam lingkungan
sosial
mereka94
dengan
kesimpulan
bahwa
pengguna
Transjakarta cenderung terpengaruh untuk menggunakan Transjakarta dikarenakan pemberitaan yang ada di media massa dan juga para pengguna Transjakarta cenderung menyampaikan pendapat mereka di media sosial mengenai sistem tersebut .
94
Ibid hlm.241
89
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan di bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan yaitu : 1. Dimensi dukungan informasi dengan indikator pengetahuan publik tentang objek opini, dengan kesimpulan bahwa pengguna Transjakarta mengetahui bagaimana cara penggunaan sistem tap out yang yang di berlakukan oleh PT. Transjakarta, hal ini merupakan keputusan yang tepat karena selain untuk mengetahui tujuan penumpang, sistem tersebut sudah familiar dengan pengguna Transjakarta karena sistem tersebut telah di lakukan oleh PT. KAI pada commuterline Jabodetabek. 2. Dimensi arah dengan indikator kualitas evaluatif dari predisposisi dengan kesimpulan bahwa pengguna Transjakarta kurang menyetujui sistem tersebut karena mesin barrier gate yang rusak di beberapa halte, mesin yang lama membaca kartu elektronik, serta jumah mesih yang sedikit berbanding terbalik dengan jumlah penumpang yang sangat banyak sehingga menyebabkan antrian terutama pada saat jam – jam sibuk.
89
90
5.2 Saran Dari kesimpulan tersebut saran yang penulis berikan kepada PT. Tranjakarta : 1. Kebijakan sistem tap out yang dilakukan oleh PT. Transjakarta sangat baik karena selain untuk mengetahui data keluar masuk penumpang, sistem tersebut juga sangat familiar dengan pengguna Transjakarta, dengan adanya sistem tersebut PT. Transjakarta juga dapat membuat 17 rute baru agar penumpang tidak bertumpuk di halte – halte tertentu seperti halte dukuh atas dan halte harmoni agar sampai ke tempat tujuan. 2. PT. Transjakarta dapat melakukan perbaikan untuk mesin barrer gate tap out, agar penumpang tidak menghabiskan waktu untuk melakukan proses tapping dikarenakan mesin yang lama membaca kartu elektronik, dan juga penandaan gate untuk tap in dan tap out agar pada saat jam – jam sibuk penumpang tidak saling berebut di depan mesin untuk keluar dari halte tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Buku Arikunto, Surashimi. (2007) Manajemen Penelitian. Jakarta : Rhineka Cipta Chong , Dennis. Creating Common Frames of Reference on Political Issues, Bab 8 dalam Political Persuasion and Attitude Change, ed. Diana C. Mutz, Paul M. Sniderman, dan Richard A. Brody. (Ann Arbor : University of Michigan Press 1996) Cutlip, Scott M,dkk. (2011) Effective Public Relations Edisi Kesembilan. Kencana Prenada Media Group Domke, David, dkk. (1997) News Media, Candidates and Issues, and Public Opinion in the 1996 Presidential Campaign Journalism & Mass Communication Quarterly 74 No.4 Winter Drew, Dan, dkk. (1990) Media Attention, Media Exposure, and Media Effects. Journalism Quarterly 67 No.4 Winter Jefkins, Frank. (1997) Public Relations. Jakarta : Erlangga Kriyantono, Rahmat. (2008) Public Relations Writing. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Kriyantono, Rachmat. (2012) Teknik Praktis Riset Komunikasi.Jakarta : Kencana Prenadamedia Group Malhotra, Naresh K. (2010) Marketing Research : Sixth Edition. New Jersey: Pearson Education Martono, Nanang. (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder Edisi Revisi 2. Depok : PT Raja Grafindo Persada Nurjaman, Kadar, dkk. (2012) Komunikasi & Public Relation. Bandung : CV Pustaka Setia Olii , Helena. (2007) Opini Publik. Indonesia: PT Macan Jaya Cemerlang Prasetyo, Bambang, dkk. (2005) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi). Jakarta : Raja Grafindo Persada.
91
92
Prince, Vincent, dkk. (1997) Third – Person Effects of News Coverage : Orientations Towards Media. Journalism & Mass Communication Quarterly 74 No. 3 Autumn Rakhmat , Jalaluddin. (2007) Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik . Bandung : PT Remaja Rosdakarya Riduwan, dkk. (2011) Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik . Penelitian, Bandung : Alfabeta Ruslan, Rosady. (2001) Managemen Humas dan Manajemen Komunikasi Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Ruslan, Rosady. (2010) Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi . Jakarta : Rajawali Pers Siregar, Syofian. (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Manual & SPSS. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Sugiyono. (2016) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta CV Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Bandung : Alfabeta CV
Sumber Lain Beranda Produk dan Layanan Info Tiket http://transjakarta.co.id/produk-dan-layanan/info-tiket/ Diakses pada tanggal 3 April 2017 Pukul 21:28 WIB Beranda Produk dan Layanan Infrastruktur Koridor http://transjakarta.co.id/produk-dan-layanan/infrastruktur/koridor/ pada tanggal 3 April 2017 Pukul 21:09 WIB
Diakses
Beranda Tentang Transjakarta Sejarah http://Transjakarta.co.id/tentang-Transjakarta/sejarah/ Diakses pada tanggal 20 Maret 2017 Pukul 09:28 WIB
93
Bukannya Mempermudah, Penumpang
Tap
out
Transjakarta
Malah
Merepotkan
http://www.kompasiana.com/jhonmiduk/bukannya-mempermudah-tap-outTransjakarta-malah-merepotkan-penumpang_57da6d4c5f23bdbc47be9709 Diakses Pada Tanggal 7 Maret 2017 Pukul 21:17 WIB Halte Monas Penuh Sesak, Pengguna TransJ Keluar Tanpa Tap out https://news.detik.com/berita/3385193/halte-monas-penuh-sesak-penggunatransj-keluar-tanpa-tap-out Diakses pada tanggal 5 Maret 2017 Pukul 16:40 WIB Ini 17 Rute yang Dilalui Bus Baru Transjakarta http://megapolitan.kompas.com/amp/read/2016/04/20/05550691/Ini.17.Rute.y ang.Dilalui.Bus.Baru.Transjakarta Diakses pada tanggal 5 Maret 2017 Pukul 16:45 WIB
xvii
LAMPIRAN
xviii
KUESIONER Kepada Yth. Responden Di Tempat Saya Ari Maharani mahasiswa DIII Hubungan Masyarakat Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2014 sedang melakukan penelitian untuk pengguna Transjakarta koridor satu (Blok M – Kota). Penelitian ini dalam rangka untuk menyusun tugas akhir karya ilmiah yang berjudul : OPINI PUBLIK PROGRAM PT. TRANSPORTASI JAKARTA (Survey Deskriptif : Terkait Pemberlakukan Sistem Tap Out oleh PT. Transjakarta) Sistem tap out ialah dimana penumpang harus melakukan tapping (menempelkan kartu pada mesin barrier gate) ketika pengguna Transjakarta hendak keluar di halte tujuan. Dengan ini saya memohon kepada Bapak / Ibu, Saudara / Saudari untuk mengisi kuesioner ini sesuai dengan penilaian anda seobjektif mungkin. Atas bantuannya saya ucapkan terimakasih. Petunjuk Pengisian Berilah tanda () pada kolom pernyataan sesuai dengan pilihan anda Keterangan : 5 = Sangat Setuju (SS) 4 = Setuju (S) 3 = Netral (N) 2 = Tidak Setuju (TS) 1 = Sangat Tidak Setuju (STS).
xvii
Dimensi 1
: Arah Opini
Indikator 1
: Kualitas Evaluatif dari Predisposisi Jawaban
No.
1.
Pernyataan
SS
S
N
TS
STS
5
4
3
2
1
Anda menyetujui pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta
2.
Anda menyetujui pemberlakuan sistem tap out dapat mempermudah pengguna Transjakarta
3.
Anda menyetujui pemberlakuan sistem tap out membawa dampak positif bagi pelayanan Transjakarta
Indikator 2
: Arah Opini yang Jelas Jawaban
No.
1.
Pernyataan
Mesin barrier gate tap out pada halte Transjakarta berjalan dengan baik
2.
Anda dapat memahami penggunaan sistem tap out yang di berlakukan oleh PT. Transjakarta
3.
Petugas menjelaskan penggunaan sistem tap out pada halte Transjakarta
SS
S
N
TS
STS
5
4
3
2
1
xviii
dengan baik
Dimensi 2
: Intensitas
Indikator 3
: Perasaan orang terhadap opini mereka Jawaban
No.
1.
Pernyataan
SS
S
N
TS
STS
5
4
3
2
1
Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan rasa ingin tahu anda terhadap PT. Transjakarta
2.
Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan keinginan anda untuk menuliskan pendapat terkait sistem tersebut
3.
Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan rasa perhatian anda terhadap PT. Transjakarta
Indikator 4
: Kekuatan relatif dari predisposisi Jawaban
No.
1.
Pernyataan
Pemberlakuan sistem tap out meningkatkan reputasi Transjakarta menjadi lebih baik
SS
S
N
TS
STS
5
4
3
2
1
xix
2.
Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta merupakan hal yang tepat untuk meningkatkan pelayanan bagi pengguna Transjakarta
3.
Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta dapat meningkatkan respon positif mengenai PT. Transjakarta di mata para pengguna Transjakarta
Dimensi 3
: Stabilitas
Indikator 5
: Pengukuran Stabilitas Jawaban
No.
1.
Pernyataan
Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan rasa ingin tahu anda terhadap sistem tersebut
2.
Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta membuat anda ingin mencoba sistem tersebut
3.
Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta membuat anda lebih nyaman dalam menggunakan Transjakarta
SS
S
N
TS
STS
5
4
3
2
1
xx
Dimensi 4
: Dukungan Informasi
Indikator 6
: Pengetahuan publik tentang objek opini Jawaban
No.
1.
Pernyataan
SS
S
N
TS
STS
5
4
3
2
1
Anda mengetahui pemberlakuan sistem tap out yang dilakukan oleh PT. Transjakarta
2.
Anda mengetahui cara menggunakan sistem tap out yang di berlakukan oleh PT. Transjakarta
3.
Anda menyetujui bahwa pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta sangat memudahkan Anda dalam menggunakan Transjakarta
Indikator 7
: Kampanye Informasi Jawaban
No.
1.
Pernyataan
Anda mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui media massa
2.
Anda mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui teman
3.
Anda mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui internet
SS
S
N
TS
STS
5
4
3
2
1
xxi
Dimensi 5
: Dukungan Sosial
Indikator 8
: Kesan mereka terhadap apa yang orang lain pikirkan tentang
isu Jawaban No.
1.
Pernyataan
SS
S
N
TS
STS
5
4
3
2
1
Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan pendapat Anda terhadap PT. Transjakarta yang didukung oleh orang lain
2.
Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan pendapat suatu kelompok terhadap PT. Transjakarta
3.
Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan diskusi antar individu terhadap PT. Transjakarta
Indikator 9
: Efek Orang Ketiga Jawaban
No.
1.
Pernyataan
Pemberitaan sistem tap out oleh PT. Transjakarta di media massa mempengaruhi anda untuk menggunakan Transjakarta
2.
Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
SS
S
N
TS
STS
5
4
3
2
1
xxii
Transjakarta mempengaruhi anda untuk memberikan pandapat terhadap PT. Transjakarta di media sosial 3.
Pemberlakuan sistem tap out mempengaruhi terjadinya pendapat positf dan negatif setiap individu terhadap PT. Transjakarta di media sosial
xxiii
DATA RESPONDEN
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
NAMA Mega Dwi Putri Mala Ayu Fatimah Azzahra Romlah Sandryani Lela Anita Kurniawati Diah Auriawati Lita Rosita Filzah RA Chintia Dwi Apriyani Amzya Sabiya Nasira Dhesita Neng Disti Puji Anna Armala Sindi Yuzzam Fuzi Fauzia Fitri Imas Maspuah Rifki Babu Rahman Saleh Ade Amelia Dwi Utami Andre Piliang Andre Yuhardi Anisa Dianti Ayuningtyas Suciati Utari Chyntia Elsa Syafira Hafidz Della Arshita Deviana Melinda Dhea Pebrianti Dianty Hartanty Dika Meldiana Ditrimuliana Nurhidayati
PEKERJAAN Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Pelajar Pelajar Pelajar Pelajar Pelajar Pelajar Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Pelajar Pelajar Pelajar Pelajar Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa
xxiv
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79
Dwi Purnama Sari Denny Fahri Nugraha Fauziah Haditya Yuda Negara HerawatiPrastica Hanan Tsani Rofiani Ika Ikrimah Indra Sudirman Johnparis Irna Lestari Ita Ivana Febriana Kiki Yusuf Al Baihakki Listia Desika Luthfita Aziza M. Kandyas Hakim Marisa Asnia Meika Saputri Santika Meita Sulistia Michael Fernandez Muhammad Nurman Muji Nunung Nurul Ali Aulia Oka Putri Azzahra Putri Syahniva Ramzi Ramdhani Ravika Reni Maryani Resti Risa Maya Andari Rizkha Amalia Suci Budiarti Anggraeni Sena Prayogi Wibowo Serli Nurjanah Siti Zulfa Tanti
Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Karyawan Mahasiswa Mahasiswa Pelajar Karyawan Karyawan Karyawan Mahasiswa Pelajar Mahasiswa Karyawan Karyawan Karyawan Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Karyawan Karyawan Mahasiswa Pelajar Pelajar Pelajar Pelajar Karyawan Mahasiswa Karyawan Mahasiswa Karyawan Mahasiswa Karyawan Mahasiswa Karyawan Karyawan Mahasiswa Mahasiswa Karyawan
xxv
80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98
Tri Amelia Uswah Hasanah Wahyu Fadilah Widya Dewi Agustina Yeni Gazella Yuli Dewi Febriani Yusliani Arni Azkiyah Desi Yenny Izzata Rihana Sania Irna Kusumadewi Resti Nuransila Ajeng Rahmawati Putri Kurnianingsih Siti Maspupah Siti Ayu Lestari Rahmat Prayoga
Mahasiswa Mahasiswa Karyawan Karyawan Mahasiswa Mahasiswa Karyawan Mahasiswa Pelajar Pelajar Pelajar Pelajar Karyawan Mahasiswa Karyawan Karyawan Karyawan Mahasiswa Pelajar
xxvi
CODDING SHEET
TABEL DATA OPINI PUBLIK TERKAIT KEBIJAKAN PT. TRANSPORTASI JAKARTA Arah Opini Kualitas Evaluatif dari Predisposisi
Intensitas Stabilitas Perasaan orang Kekuatan Pengukuran terhadap relatif dari Stabilitas opini predisposisi mereka
Arah Opini yang Jelas
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13
14
15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
3 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 3 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2
4 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 3 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2
5 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 4 1 3 1 2 2 1 1 2 3 2 3 2 3
4 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 3 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2
5 2 3 4 4 2 3 5 1 2 2 5 1 5 1 3 3 2 1 4 5 3 5 3 5
5 2 2 3 3 2 2 3 1 1 1 4 1 3 1 3 2 1 1 3 3 2 3 3 3
5 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 3 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 3 2 2
5 3 3 4 4 3 3 4 1 2 2 5 1 4 1 4 3 2 2 4 4 3 5 4 5
5 2 2 3 3 2 2 3 1 1 1 4 1 3 1 2 2 1 1 3 3 2 3 3 3
5 2 2 3 3 2 2 3 1 1 1 5 1 3 1 3 2 1 1 3 3 2 4 3 3
4 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 4 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 3 2 2
5 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 4 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 2 3
5 3 3 4 4 3 3 4 1 2 2 5 1 4 1 3 3 2 2 4 4 3 4 4 4
5 2 2 2 3 2 2 3 1 1 1 5 1 3 1 2 2 1 1 2 3 2 4 2 3
5 4 4 4 5 4 4 5 2 2 2 5 1 5 1 4 4 2 2 4 5 4 5 4 5
xxvii
Arah Opini Kualitas Evaluatif dari Predisposisi 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
1 2 1 3 2 3 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2
1 2 1 3 2 3 1 3 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 3 1 2 3 2 2 1 2 2 1 3 3 2 2
1 2 1 3 3 4 2 3 1 3 1 2 1 2 1 3 1 2 3 2 2 3 3 3 1 2 2 2 4 3 4 2
Arah Opini yang Jelas 1 1 1 3 2 3 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 3 1 2 2 2 2 1 2 2 1 4 3 5 2
2 3 2 5 5 5 3 5 2 5 2 3 2 4 2 5 2 3 5 3 4 5 5 5 1 4 4 3 5 5 4 4
2 2 1 4 3 4 2 3 1 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 1 3 3 2 5 4 3 3
Intensitas Stabilitas Perasaan orang Kekuatan Pengukuran terhadap relatif dari Stabilitas opini predisposisi mereka 1 2 2 2 2 1 3 1 1 2 3 2 2 3 2 4 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 3 5 4 4 5 4 5 3 4 2 5 3 3 4 3 5 2 3 4 5 4 5 5 5 5 4 4 2 3 2 2 3 2 4 1 2 3 5 3 4 4 4 5 3 3 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 4 3 3 4 3 5 2 2 1 3 2 2 3 1 4 1 1 2 3 2 2 3 2 4 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 4 3 3 4 2 4 2 2 1 2 2 1 2 1 3 1 1 2 5 3 3 4 3 5 2 2 1 3 2 2 3 1 4 1 1 2 3 2 2 3 2 4 2 2 3 5 4 4 4 4 5 3 3 2 3 2 2 3 2 4 1 2 2 4 3 3 4 3 4 2 2 3 5 4 4 4 4 5 3 3 2 5 3 4 4 4 5 2 3 2 5 3 3 4 3 5 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 3 3 4 3 4 2 2 2 4 3 3 4 2 4 2 2 2 3 2 2 3 2 4 1 2 4 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 4 4 5 4 5 3 3 1 5 1 4 4 4 5 2 3 2 4 3 3 4 3 4 2 2
xxviii
Arah Opini Kualitas Evaluatif dari Predisposisi 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89
3 2 3 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 1 3 2 2 3 3 1 3 1 2 1 3
3 2 3 4 3 2 4 1 2 1 2 2 3 2 3 5 4 4 5 4 5 3 4 5 3 3 5 3 5 4 5 4
3 3 5 5 4 5 5 5 2 5 3 5 4 5 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5 5
Arah Opini yang Jelas 3 2 4 4 3 5 4 2 2 2 2 5 3 2 3 2 1 2 2 2 5 4 5 5 3 3 4 3 5 4 5 5
5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5
4 3 5 5 4 5 5 5 3 4 3 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5
Intensitas Stabilitas Perasaan orang Kekuatan Pengukuran terhadap relatif dari Stabilitas opini predisposisi mereka 3 5 4 4 5 5 5 3 4 2 5 3 4 4 4 5 2 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 1 1 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 1 4 2 4 3 3 4 2 4 2 2 5 3 4 4 5 5 5 1 4 2 4 3 3 4 3 5 2 2 5 4 3 5 5 5 4 2 2 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 2 2 3 5 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 1 4 4 5 5 5 4 4 5 2 1 5 4 4 4 4 4 4 2 4 5 5 3 5 5 5 5 1 2 4 4 5 4 4 4 4 2 2 5 5 5 4 4 4 4 1 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 2 1 3 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 2 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 2 4 4 4 3 5 4 2 5 5 4 4 4 3 3 4 2 5 5 3 4 4 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
xxix
Arah Opini Kualitas Evaluatif dari Predisposisi 90 91 92 93 94 95 96 97 98
2 3 2 2 5 4 4 3 4
5 4 5 3 4 5 5 4 5
3 5 4 3 5 5 4 4 4
Arah Opini yang Jelas 5 5 5 2 4 5 4 4 3
5 5 4 5 4 5 4 5 3
5 5 5 3 5 5 4 5 4
Intensitas Stabilitas Perasaan orang Kekuatan Pengukuran terhadap relatif dari Stabilitas opini predisposisi mereka 3 5 3 3 5 5 3 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 3 3 4 5 4 4 4 4 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 3 5 4 5 4 5 4 3 4 3 4 5 5 4 3 4 4 1
xxx
Dukungan Informasi Pengetahuan publik tentang objek opini
Kampanye Informasi
Dukungan Sosial Kesan mereka terhadap Efek Orang apa yang Ketiga orang lain pikirkan tentang isu
No
16
17
18
19 20
21
22
23
24
25 26
27
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
5 4 4 4 4 4 4 5 1 2 2 5 1 5 1 4 4 3 2 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5
5 4 4 4 5 4 4 5 2 2 2 5 1 5 2 4 4 3 2 4 5 4 5 4 5 3 4 3 5
5 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 4 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 3 2 3 1 2 1 4
5 3 4 4 5 3 4 5 1 2 2 5 1 5 1 4 4 3 2 4 5 4 5 4 5 3 4 3 5
5 2 3 4 4 2 2 4 1 1 1 5 1 4 1 4 3 1 1 4 4 3 4 4 4 2 3 2 5
5 3 3 3 4 3 3 4 1 2 2 4 1 4 1 3 3 2 2 4 4 3 4 3 4 2 3 2 4
5 2 2 2 3 2 2 3 1 1 1 4 1 3 1 2 2 1 1 2 3 2 4 2 3 2 2 1 4
5 2 2 3 3 2 2 3 1 1 1 5 1 3 1 2 2 1 1 3 3 2 4 2 3 2 2 1 4
5 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 5 2 4 2 4 3 3 3 4 4 4 5 4 5 3 4 3 5
5 3 3 4 4 3 3 4 1 2 2 4 1 4 1 3 3 2 2 4 4 3 4 4 4 2 3 2 4
5 2 2 3 3 2 2 3 1 1 1 4 1 3 1 3 2 1 1 3 3 2 4 3 3 2 2 1 4
5 2 2 3 3 2 2 3 1 1 1 4 1 3 1 2 2 1 1 3 3 2 4 2 4 2 2 1 4
xxxi
Dukungan Informasi Pengetahuan publik tentang objek opini
Kampanye Informasi
Dukungan Sosial Kesan mereka terhadap Efek Orang apa yang Ketiga orang lain pikirkan tentang isu
No
16
17
18
19 20
21
22
23
24
25 26
27
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 1 4 4 4 5 5 5 4 5
5 5 4 5 3 5 3 4 3 5 3 5 3 4 5 4 5 5 5 5 1 5 4 4 5 5 5 5 5
3 4 1 4 1 2 1 2 1 2 1 3 1 2 4 1 2 4 3 3 1 2 2 1 5 4 4 2 4
5 5 4 5 3 5 3 4 3 4 3 5 3 4 5 4 4 5 5 5 1 5 4 4 5 5 4 5 5
4 5 3 4 2 4 2 3 2 4 2 4 2 3 4 3 4 4 4 4 1 4 4 3 5 4 4 4 5
4 5 3 4 2 4 2 3 2 4 2 4 2 3 4 3 4 4 4 4 1 4 3 3 5 4 5 4 4
4 4 2 4 1 3 2 2 1 3 1 3 2 2 4 2 3 4 4 4 1 3 2 2 4 4 5 3 4
3 5 2 4 1 3 2 2 1 3 2 3 2 2 4 2 3 4 4 3 1 3 2 2 5 4 5 3 4
5 5 4 5 3 4 3 4 3 4 3 5 3 4 5 4 4 5 5 5 1 4 4 4 5 5 5 4 5
4 4 3 4 2 4 2 3 2 4 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 1 4 4 3 5 4 5 4 4
3 5 2 4 1 3 2 2 2 3 2 3 2 2 4 2 3 4 4 3 1 3 3 2 5 4 4 3 4
4 4 2 4 1 3 2 2 2 3 2 3 2 2 4 2 3 4 4 4 1 3 3 2 5 4 5 3 4
xxxii
Dukungan Informasi Pengetahuan publik tentang objek opini
Kampanye Informasi
Dukungan Sosial Kesan mereka terhadap Efek Orang apa yang Ketiga orang lain pikirkan tentang isu
No
16
17
18
19 20
21
22
23
24
25 26
27
59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 2 4 5 5 4 5 3 3
3 5 5 4 1 5 2 2 4 2 2 4 2 4 2 4 2 2 1 4 5 2 4 4 5 1 4 1 4
5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4
4 5 5 5 4 5 4 4 3 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4
4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5
4 5 5 4 5 5 5 2 5 3 5 4 3 4 4 5 3 5 4 5 4 3 4 4 4 3 4 4 5
4 5 5 5 5 5 4 3 5 3 5 5 4 4 3 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 3 5 4 4
5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5
4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 5 5 3 4 4 5 3 4 5 4
3 5 5 4 4 5 4 3 3 3 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 3
4 5 5 4 4 5 5 3 5 3 4 5 3 4 4 4 4 5 4 5 5 3 4 4 5 3 4 5 4
xxxiii
Dukungan Informasi Pengetahuan publik tentang objek opini
Kampanye Informasi
Dukungan Sosial Kesan mereka terhadap Efek Orang apa yang Ketiga orang lain pikirkan tentang isu
No
16
17
18
19 20
21
22
23
24
25 26
27
88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98
5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4
5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 2
2 5 2 5 4 4 2 5 2 2 4
5 5 3 5 4 5 4 5 4 4 3
5 5 3 5 4 4 4 5 5 4 4
5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5
4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4
4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5
5 5 4 5 5 5 4 5 5 3 5
5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5
5 5 5 5 4 4 4 5 5 3 4
5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5
xxxiv
BERITA ONLINE
Halte Monas Penuh Sesak, Pengguna TransJ Keluar Tanpa Tap Out Sabtu 31 Dec 2016, 20:36 WIB Jakarta - Pengguna jasa Transjakarta tujuan Monas membludak. Mereka pun keluar Halte Monas tanpa melalui proses tap-out.
Pantauan detikcom di Halte Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (31/12/2016), banyak orang yang akan keluar halte untuk menuju Monas. Mereka terlihat keluar pintu gerbang tanpa melalui proses tap out.
Tampak ratusan orang berdesak-desakan saat ingin keluar. Petugas Transjakarta berusaha mengatur kondisi. Meski berdesakan, mereka keluar dengan tertib.
"Ini enggak lurus keluarnya," keluh salah satu wanita di lokasi.
Ratusan orang tersebut datang ke Monas dari berbagai jurusan seperti Halte Busway Harmoni Sentral. Di Halte Harmoni juga terpantau dipenuhi penumpang. (GBR/imk)
xxxv
Bukannya Mempermudah, Tap Out Transjakarta Malah Merepotkan Penumpang 15 September 2016 16:44:25 Diperbarui: 16 September 2016 01:49:21 Jhon Miduk Sitorus Sejak Agustus kemarin, PT. Transjakarta membuat kebijakan baru yaitu harus melakukan tempel kartu penumpang transjakarta atau disebut “tap out” ketika akan keluar dari halte busway. Kebijakan ini sama hal ketika kita naik KRL, melakukan tap in saat masuk ke stasiun dan tap out pada saat keluar dari stasiun sesuai dengan tujuan perjalanan yang kita pesan diloket stasiun kreta api. Awalnya, sosialisasi sistem tap out terdengar menarik karena membayangkan adanya keteraturan dari mulai memasuki halte busway transjakarta hingga keluar dari halte tujuan masing-masing penumpang. Sempat terbayangkan jika kondisi dan gambarannya akan sama seperti di stasiun kreta api yang melakukan tap out. Tetapi, tak butuh waktu lama, ada kejanggalan dari kebijakan ini. Jika biasanya penumpang bisa lewat begitu saja tanpa tap out, sekarang penumpang harus mengantri dan panjang hanya untuk keluar saja. Maklum, jalur tap out hanya 2 atau 3, bahkan mayoritas halte hanya memiliki 1 jalur keluar, berbeda dengan jalur tap out kereta api yang memiliki jalur lebih dari 5 per masing-masing stasiun. Hal yang paling memprihatinkan adalah di beberapa halte busway misalnya Blok M, GBK, UNJ, Sarinah, Grogol, dan lain-lain antrian penumpang memanjang hanya untuk keluar saja. Berdasarkan pengamatan saya, jika sebelumnya hanya butuh 1 detik saja untuk keluar dari jalurnya, kini membutuhkan waktu minimal 3 detik untuk
xxxvi
keluar dari halte, itu pun jika mesin tap out-nya dalam kondisi bagus. Pemandangan mengerikan saya temukan dengan mesin tap out di halte UNJ yang butuh 10 detik untuk tap out (mulai dari menempelkan kartu, proses, hingga penghalangnya berputar). Berdasarkan pengalaman beberapa hari yang lalu, saya terpancing emosi ketika akan keluar dari halte busway UNJ karena menghabiskan waktu 10 menit, bayangkan 10 menit menunggu keluar karena mesin tap out-nya yang super lelet,hal itu ditambah juga dengan panjangnya antrian untuk keluar. Berbeda dengan sebelumnya yang tanpa melakukan tap out,rata-rata penumpang hanya butuh waktu 5 detik karena mesinnya sepertinya memiliki kerusakan. Kebijakan tap out di halte transjakarta memang ide yang bagus karena melahirkan sistem untuk penghitungan dan statistic jumlah penumpang bagi PT. Tranjakarta, tetapi sayangnya mengorbankan waktu dan emosi para penumpang. Jika memang kebijakan tap out Transjakarta tetap dilanjutkan, harusnya dilakukan penampahan jalur tap out, jangan hanya satu atau dua saja. Diperlukan kajian yang lebih matang karena masalah ini terlihat sepele, tetapi di halte-halte transjakarta yang besar macam Blok M, Harmoni, UNJ, GBK, Grogol, dan lain-lain ini adalah masalah yang besar dan teramat besar karena rata-rata penumpang transjakarta memiliki target waktu masingmasing, terutama bagi mereka yang kerja, kuliah,dan sekolah. Untuk solusi lain, tap out Transjakarta mungkin harus diberhentikan dulu karena untuk menambah jalur tap out-nya pun membutuhkan waktu yang tidak singkat. Untuk masalah penghitungan untuk kepentingan data statistik, pengukuran itu sebenarnya sudah cukup saja dilakukan pada saat penumpang masuk (tap in)ke halte busway, sehingga tak perlu lagi
xxxvii
melakukan tap out yang berujung pada antrian panjang yang memakan waktu berlebih para penumpang transjakarta. Semoga Transjakarta lebih baik kedepannya karena ini adalah salah bagian dari visi trasnportasi DKI Jakarta yang mengedepankan transportasi massal, memanusiakan manusia, bukan merepotkan manusia. Beranda Produk dan Layanan Info Tiket Sistem tiket pada halte Transjakarta sejak 2013 menggunakan kartu elektronik (e-ticketing), sebagai pengganti uang tunai. Operator koridor tidak menerbitkan kartu tersebut, melainkan menggunakan kartu prabayar yang dikeluarkan oleh bank. Bank tersebut yakni Bank Rakyat Indonesia (BRIZZI), Bank Central Asia (Flazz), Bank Negara Indonesia (Tapcash, Kartu Aku, dan Rail Card), Bank Mandiri (e-money, e-Toll Card, Indomaret Card, dan GazCard), Bank DKI (JakCard), serta Bank Mega MegaCash. Awalnya pelanggan hanya melakukan transaksi tiket dengan cara Tap In di Barrier Gate saat masuk ke dalam halte. Berikutnya per 17 Agustus 2016, pelanggan juga harus melakukan Tap Out saat keluar dari halte. Saldo uang elektronik hanya akan terpotong pada saat Tap In (masuk ke halte). Tidak ada perubahan tarif terkait dengan pemberlakuan Tap Out. Dengan melakukan Tap Out maka pelanggan sudah membantu Transjakarta mendapatkan data mengenai lokasi tujuan pelanggan. Data ini akan digunakan untuk memperbaiki rute dan pelayanan dengan lebih maksimal sesuai dengan kebutuhan dari pengguna setia Transjakarta. Prosedur Pembelian Tiket & Top Up •Kartu dapat dibeli di bank penyedia kartu prabayar dan loket pada seluruh halte Transjakarta
xxxviii
•Pengisian saldo dapat dilakukan di ATM, bank-bank terkait, dan loket halte. Kartu tersebut, (kecuali untuk Bank DKI (JakCard) dan Bank Mega MegaCash), dapat juga digunakan sebagai tiket Commuter Line. Petunjuk Penggunaan Tiket •Pengguna e-ticket tidak perlu mengantri di loket halte, cukup dengan tap-in di pintu masuk halte (barrier) lalu masuk ke dalam halte •Apabila saldo habis, maka saat tap-in pintu barrier tidak dapat diputar dan pengguna kartu dapat mengisi ulang di loket halte ataupun atm dan merchant yang bekerja sama dengan bank tersebut. •Semua pengguna Transjakarta yang akan keluar halte melakukan tap out sebelum keluar halte tujuan akhir. Pelanggan tidak perlu tap untuk transit, tap out hanya dilakukan pada halte tujuan akhir. Tarif TransJakarta & Transjabodetabek •Pkl. 05.00 – Pkl. 07.00 WIB: Rp. 2.000 •Pkl. 07.00 – Pkl. 24.00 WIB: Rp. 3.500 •Pkl. 24.00 – Pkl. 05.00 WIB: Rp. 3.500 Beranda Produk dan Layanan Infrastruktur / Koridor Sampai tahun 2013, Transjakarta memiliki 12 dari 15 koridor utama yang direncanakan dan saling terintegrasi tiap koridornya dan tersebar di seluruh wilayah Jakarta.
xxxix
Koridor
Rute
1 2
Blok M – Kota Harmoni – Pulogadung Kalideres – Pasar Baru Pulogadung – Dukuh Atas 2 Ancol – Kampung Melayu Ragunan – Dukuh Atas 2 Kampung Rambutan – Kampung Melayu Lebak Bulus Harmoni Pinang Ranti – Pluit Tanjung Priok – PGC 2 (Cililitan) Kampung Melayu – Pulo Gebang Pluit – Tanjung Priok Ciledug – Kapten Tendean
3 4 5
6 7
8 9 10 11
12 13
14
15
Stasiun Manggarai – Universitas Indonesia Pondok Kelapa – Kapten Tendean
Jumlah Halte yang Dilalui 17 32
Panjang Rute
Tipe Rute
Keterangan
12.9 Km 24.2 Km
Reguler Reguler
16
19 Km
Reguler
-
17
11.85 Km
Reguler
-
18
13.5 Km
Reguler
-
20
13.3 Km
Reguler
-
14
12.8 Km
Reguler
-
22
26 Km
Reguler
-
27
29.9 Km
Reguler
-
22
19.4 Km
Reguler
-
16
15 Km
Reguler
-
25
23.75 Km
Reguler
-
12
9.3 Km
Sedang dibangun
TBA
TBA
Layang (18 s.d. 23 m) TBA
TBA
TBA
TBA
-
-
-
xl
Koridor 13 ditukar menjadi koridor 15 (dan sebaliknya, berubah dari perencanaan awal), mengingat kondisi jalur Ciledug-Blok M (15) lebih siap untuk dibangun ketimbang jalur Kalimalang (13).
Mulai koridor 13, jalur TransJakarta akan dibangun elevated (layang).
Halte koridor 1 dikurangi menjadi 17 halte karena adanya proyek MRT.
Halte Pluit untuk koridor 12 DITUTUP. Sehingga koridor 12 hanya melayani sampai halte Penjaringan kemudian langsung ke Halte Landmark Pluit.
Ini 17 Rute yang Dilalui Bus Baru Transjakarta - Kompas.com Wednesday, April, 20 2016 JAKARTA, KOMPAS.com - PT Transjakarta telah meluncurkan bus-bus baru sejak Senin (18/4/2016). Armada yang berjumlah 600 bus single dari Kementerian Perhubungan yang dioperasikan PPD dan 51 unit dari operator Mayasari Bakti ini akan dioperasikan secara bertahap. Dengan tambahan armada bus itu, jumlah seluruh bus yang beroperasi setiap harinya menacapai 788 bus. Seluruh bus baru tersebut tersebar di 17 rute transjakarta, baik rute langsung maupun rute feeder stasiun KRL. Hingga kini, sudah ada empat stasiun KRL yang terintegrasi dengan Transjakarta. "Sudah empat stasiun, Tebet, Cawang sudah jalan, Palmerah sudah jalan, Pesing sudah jalan," ujar Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono di Kantor PT Transjakarta, Cawang, Jakarta Timur, Senin (18/4/2016) lalu. Pada tahap awal, 17 rute yang dulalui armada baru Transjakarta adalah sebagai berikut:
xli
Grogol - TU Gas via Roxy: Halte Transjakarta Grogol melalui jalan Hasyim Ashari - Kyai Tapa – Roxy - Hayam Wuruk – Majapahit - Merdeka Barat – Thamrin - Imam Bonjol – Diponegoro – Salemba Raya – Pramuka – Pemuda dan TU Gas/JIEP. TU Gas - Lebak Bulus: melalui TU Gas/JIEP – Pramuka – Matraman Raya – Salemba Raya – Diponegoro – Imam Bonjol – Sudirman – Hang Tuah – Pakubuwono 6 – Bumi – Kyai Maja/Taman Puring – Kebayoran Baru – Sultan Iskandar Muda – Metro Pondok Indah – Kartini – Lebak Bulus. Grogol - Kampung Melayu: melalui Halte Transjakarta Grogol – S Parman – Gatot Subroto – Semanggi – Sudirman – Imam Bonjol – Diponegoro – Salemba Raya – Matraman Raya – Jatinegara Timur – Halte Terminal Kampung Melayu. Lebak Bulus – Kota: Halte Terminal Lebak Bulus – Raya Pondok Pinang – TB Simatupang – Raya Pondok Indah – Raya Marga Guna – Radio Dalam Raya – Ahmad Dahlan – Melawai Raya – Sisingamangaraja – Sudirman – Thamrin – Medan Merdeka Barat – Majapahit – Gajah Mada – Halte Transjakarta Kota. Harapan Indah (Bekasi) - ASMI: Halte Transjakarta Harapan Indah – Raya Bekasi – Perintis Kemerdekaan – ASMI. Kebayoran - Tomang via Stasiun Kereta Palmerah: Halte Transjakarta Kebayoran – Teuku Nyak Arief – Flyover Simpruk – Tentara Pelajar – Stasiun Palmerah – S. Parman – Halte Transjakarta Slipi Kemanggisan – Halte Transjakarta RS Harapan kita – putar balik Tomang. Stasiun Kereta Kalibata - UKI: Stasiun Kereta Kalibata – Raya Kalibata – Cililitan (PGC) – Sutoyo – MT Haryono – Dewi Sartika – Raya Kalibata – Stasiun Kereta Kalibata.
xlii
Stasiun Kereta Kalibata – Kuningan Barat: Stasiun Kereta Kalibata – Raya Kalibata – Raya Pasar Minggu – Gatot Subroto. Pulogadung – Tanah Abang: Halte Terminal Pulogadung – Perintis Kemerdekaan – Suprapto - Kramat Bunder – Kwini 1 – Abdul Rahman Saleh – Kwitang Raya – R rais – Medan Merdeka Selatan – Agus Salim – Kebon Sirih – Jati baru – Kebon Jati – KH Mas Mansyur – Fachrudin – Cideng Barat – Pasar Thomas. Pulo Gadung – Blok M: Halte Terminal Pulo Gadung – Raya Bekasi – Pemuda – A Yani – DI Panjaitan – MT. Haryono – Pancoran Gatot Subroto – Tegal Parang –Tendean – W. Mongonsidi – Trunojoyo – CSW – Halte Transjakarta Terminal Blok M. Kampung Rambutan – Kota: Halte Terminal Kampung Rambutan – TB. Simatupang – Raya Bogor – Kramat Jati - Sutoyo – DI. Panjaitan – A Yani – Suprapto – Senen Raya – Gunung Sahari – Mangga Dua Raya – Halte Transjakarta Kota. Kampung Rambutan – Pulo Gadung: Halte Terminal Kampung Rambutan – TB Simatupang – Raya Bogor – Raya Pondok Gede – Tol Taman Mini – Sutoyo – UKI – DI. Panjaiatan – Pemuda – Raya Bekasi – Terminal – Pulo Gadung. Tanjung Priok – Tanah Abang: Halte Transjakarta Terminal Tanjung Priok – Enggano – Yos Sudarso – Ahmad Yani – Suprapto – Kramat Bunder – Senen Raya – Kwini 1 – Kwitang Raya – Tugu Tani – Medan Merdeka Selatan – Agus Salim – Kebon Sirih – Jatibaru – Kebon Jati KH Mas Mansyur – Fachrudin – Tanah Abang.
xliii
Manggarai – Pasar Minggu: Manggarai – Saharjo – Supomo – Raya Pasar Minggu – putar balik di depan Stasiun Kereta Pasar Minggu – Terminal Pasar Minggu. Kampung Rambutan – Lebak Bulus: Halte Transjakarta Terminal Kampung Rambutan – TB Simatupang – masuk Tol JORR – keluar pintu Tol Pasar Minggu – TB Simatupang – Simpang HR Harsono – Simpang Cilandak – Simpang Fatmawati – Kartini – Halte Transjakarta Terminal Lebak Bulus. Stasiun Kereta Pesing – Indosiar: Stasiun Kereta Pesing – Daan Mogot – Halte Transjakarta Indosiar – putar balik putaran Indosiar – Stasiun Kereta Pesing. Stasiun Kereta Palmerah – Sudirman: Stasiun Kereta Palmerah – Lapangan Tembak – Gerbang Pemuda – Gatot Subroto – Sudirman – berputar di Bunderan Hotel Indonesia. Selain ketujuh belas rute tersebut, sebelumnya PT Transjakarta juga telah membuka rute di Stasiun Tebet yang terintegrasi KRL. Rute feeder itu melayani Koridor V, VI, dan VII sebagai berikut. Koridor VI, feeder akan melalui flyover Jalan Dr Saharjo, Jalan Casablanca, Jalan HR Rasuna Said, Halte Kemenkes, Halte Kuningan Timur, Jalan Dr Satrio, Mal Ambassador, dan putar balik ke stasiun melalui Jalan Casablanca. Koridor V, feeder masuk melalui Jalan Jatinegara Barat, putar balik di Kebon Pala, masuk ke Jalan Jatinegara Timur, dan masuk ke Terminal Kampung Melayu. Sementara itu, Koridor VII akan melalui Jalan Otista, Bidara Cina, Kampung Melayu, dan kembali ke Stasiun Tebet.
xliv
Penulis: Nursita Sari Editor: Indra Akuntono
xlv
MEDIA SOSIAL
xlvi
xlvii
xlviii
xlix
TRANSKRIP WAWANCARA
Transkrip wawancara dengan petugas Transjakarta A : Penulis B : Petugas Transjakarta
A : Selamat siang mas B : Selamat siang mba A : Mas bisa aku mau tanya – tanya soal Transjakarta boleh minta waktunya sebentar? B : Boleh mba, mau Tanya apa? A : Mas mau tau kalau penumpang terbanyak itu di koridor mana ya? B : Paling banyak di koridor satu mba Blok M – Kota A : Kalau halte yang paling banyak penumpangnya itu dimana ya mas di koridor satu? B : Kalau halte yang paling banyak penumpangnya itu di Halte Blok M, Harmoni, sama Kota mba A : itu kira – kira jumlah penumpangnya berapa ya mas di halte tersebut? B : Sekitar 6 ribu mba kalau di hari sibuk kalau sabtu – minggu atau hari libur bisa kurang dari segitu
l
A : Mas kira – kira disini suka ada masalah ga tentang pelayanannya terutama soal tap out ? B : Masalah mah ada aja mba, namanya juga kerjaan apalagi soal tap out kadang ada aja penumpang yang ngeluh karena antriannya panjang terutama di jam – jam sibuk A : Menurut mas efektif ga sih sistem tap out atau e – ticket ini? B : Sebenernya gimana ya mba, kebijakannya bagus cuman ya gitu mba ada kendalanya kadang kalau misalnya ada orang yang mau ngisi saldo eticketing ini kadang suka error mesin atm nya, tapi kan ini udah perintah atasan (harus pake e-ticket) jadi kita mah ikut aja A : Baik mas terimakasih banyak ya untuk jawabannya B : Sama – sama mba
li
Transkrip Wawancara dengan Pengguna Transjakarta A : Penulis B : Pengguna Transjakarta A : Selamat siang mas B : Siang mba A : Mas ada waktu sebentar? Saya mau tanya – tanya soal transjakarta B : Oh boleh, mba A : Biasanya kaka suka menggunakan Transjakarta di halte mana? B : Kalau halte yang sering digunakan, banyak sih, saya sering menggunakan halte Blok M, Masjid Agung, Bundaran Senayan, Dukuh Atas 1, Dukuh Atas 2, UNJ, Sunan Giri, dan RS Permata Medika. A : Apakah kaka mengetahui soal kebijakan tap out? B : Alhamdulillah tau ketika mencari info terkini tentang transjak di akun twitter nya A: Apakah kaka setuju dengan kebijakan tap out? Alasannya kenapa? B : Kalau dilihat dari latar belakang nya untuk mengetahui arus keluar masuk penumpang dan juga untuk pemberlakuan sistem e-ticket seperti THB nya KRL sih bagus, tapi memang perlu beberapa perbaikan, terutama di bagian mesin yang suka "loading lama", dan suka error juga (biasanya kartu emoney yang lama kebaca sama mesin nya) dan di beberapa halte, hanya menyediakan satu mesin untuk tap in sekaligus tap out, jadi terhambat untuk penumpang yg akan masuk dan penumpang yang akan keluar bahkan di halte Blok M sekarang, jarang sekali ada penumpang yg melewati gate tap out saking "loading lama" nya mesin dan kebanyakan penumpang buru² ingin
lii
pulang, dan keadaan ini "disupport" dengan keberadaan petugas yang hanya 1 petugas untuk "menjaga" 1 halte (berdasarkan pengamatan saya) tentu akan kesulitan untuk melayani kendala - kendala penumpang seperti kartu yang tidak terbaca oleh mesin, pengisian saldo, penumpang yang bingung akan rute dalam satu waktu yang sama. A : Apa harapan kaka untuk kebijakan tap out ini ke depan nya? B : Agar menjadi lebih baik terutama di sistem tap outnya kalau bisa mesin untuk tap out nya di tambah supaya orang ga ngantri lama A : Terima kasih banyak ya mas B : Sama – sama mba
liii
DATA PENGGUNA TRANSJAKARTA
liv
FORMULIR BIMBINGAN
lv
lvi
SURAT OBSERVASI
lvii
CURRICULUM VITAE DATA PRIBADI Nama
: Ari Maharani
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat Tanggal Lahir
: Sukabumi, 11 Januari 1996
Kewarganegaraan
: WNI
Alamat
: Jl. KH. Hasyim Ashari Gang Kini Kijan Perum Pinang Village No. B6 Cipondoh – Tanggerang
No. HP
: 087870956613
Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN FORMAL 1. 2002 – 2008
: SDN 02 Cibadak
2. 2008 – 2011
: SMP Taman Siswa Cibadak
3. 2011 – 2014
: SMAN 1 Parungkuda
4. 2014 – Sekarang
: DIII Humas Universitas Negeri Jakarta