perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DALAM PROSES PRODUKSI KAIN GREY 100% RAYON DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA PT. SARI WARNA ASLI III KARANGANYAR
TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program DIII Manajemen Bisnis
DI SUSUN OLEH : HERI PRASESTYO F3509033
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir dengan judul: PERENCANAAN
KEBUTUHAN BAHAN BAKU DALAM
PROSES
PRODUKSI KAIN GREY 100% RAYON DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA PT. SARI WARNA ASLI III KARANGANYAR
Surakarta, 20 Desember 2012 Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing
MUH JUAN SUAM TORO, SE.MSi. NIP: 19760613 200812 1 001
commitiiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir dengan judul: PERENCANAAN
KEBUTUHAN BAHAN BAKU DALAM
PROSES
PRODUKSI KAIN GREY 100% RAYON DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA PT. SARI WARNA ASLI III KARANGANYAR
Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma III Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, 11 Februari 2013 Pembimbing
Penguji
MUH JUAN SUAM TORO, SE.,MSi
Amina Sukma Dewi, SE.,
M.SC NIP: 19760613 200812 1 001
NIP: 197712072008122002
commitivto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Kegagalan-kegagalan yang kita alami adalah bagian dari rencana Allah SWT agar kita menjadi pribadi yang lebih bijak, lebih dewasa, dan menjadi pribadi yang matang untuk meraih kesuksesan yang sesungguhnya (Heri Prasetyo)
Jangan terjebak dalam kesalahan hidup, di mana Anda mencoba meraih tujuan hidup secara instant sekaligus dan langsung besar, bagaikan aksi sulap yang dapat mentransformasikan khayalan menjadi realita. Perlu Anda ketahui, sesuatu yang besar itu tidak pernah tercipta kecuali Anda memulai dengan sesuatu yang kecil untuk pertama kali. kesuksesan seseorang, pada umumnya direalisasikan bukan oleh perubahan nasib mendadak, melainkan dari langkah yang sederhana, secara terus menerus menapaki tangga kemajuan. (Andrew Wood)
commitv to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan tugas akhir ini kepada: 1. Bapak, Ibu tercinta dan kakak ku yang telah memberikan do’a, kasih sayang, kesabaran, dan mengajariku tentang arti kerja keras. 2. Seluruh teman-teman Manajemen Bisnis 2009. 3. Untuk Gatot Novianto dan Erwan Muhsan yang selalu memberikan bantuan dan nasehat-nasehat yang sangat berguna dalam hidup ini. 4. Untuk Dhedhe dan Om Sigit yang selalu menyediakan tempat untuk saya dan teman-teman disaat apa pun dan selalu menemani dan memberikan motivasi. 5. Untuk ibu/bapak dosen yang telah memberikan bimbingan ilmu kepada penulis, yang sebagaimana ilmu ini suatu saat akan sangat berguna.
commitvito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahnya sehingga laporan tugas akhir dengan judul “PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DALAM PROSES PRODUKSI KAIN GREY 100% RAYON DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA PT. SARI WARNA ASLI III KARANGANYAR”, dapat selesai dengan lancar. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Ahli Madya pada program studi Diploma III Manajemen Bisnis, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunanTugas Akhirini, yaitu: 1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 2. Ibu Sinto Sunaryo, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Bisnis, yang memberikan saran dan nasehatnya. 3. Bapak Drs. Sunaryanto, MM. Selaku Pembimbing Akademik, yang telah menyediakan waktu untuk membimbing penulis dan memberikan nasehatnasehat.
commitviito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Ibu dan Bapak tercinta, yang dengan tulus ikhlas memberikan dukungan moral dan materi serta kasih sayangnya yang tidak akan pernah pupus. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan selama perkuliahan dan penulisan Tugas Akhir berlangsung. 6. Bapak Ahmad Kawileh selaku plant manajer PT. Sari Warna Asli III Karanganyar yang telah memberikan izin untuk magang kerja. 7. Bapak Sutarno selaku manajer produksi weaving PT. Sari Warna Asli III yang telah memberikan rekomendasi sehingga saya diterima magang kerja di PT. Sari Warna Asli III Karanganyar. 8. Ibu Endah Purwaniati selaku Kabag. PPC yang selalu membimbing dan memberikan nasehat-nasehat kepada saya selama melaksanakan magang kerja. 9. Seluruh staff dan karyawan PT. Sari Warna Asli III Karanganyar yang telah memberikan bantuan dan bimbingan selama magang kerja berlangsung. 10. Teman-teman seperjuangan Manajemen Bisnis angkatan 2009 yang telah memberikan semangat, do’a dan dorongan positif sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. 11. Semua pihak yang tidak disebutkan secara langsung telah mendukung penulis dalam penyusunan Tugas Akhir.
commit viiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sekiranya dapat membangun. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, 20 Desember 2012
Penulis
commitixto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul........................................................................................................... i Abstraksi ................................................................................................................... ii Halaman Persetujuan................................................................................................. iii Halaman Pengesahan ................................................................................................ iv Motto ......................................................................................................................... v Persembahan ............................................................................................................. vi Kata Pengantar .......................................................................................................... vii Daftar Isi ................................................................................................................... x Daftar Gambar ........................................................................................................... xiii Daftar Tabel .............................................................................................................. xiv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian............................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4 E. Metode Penelitian .............................................................................. 6 F. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 8 G. Analisis Data ..................................................................................... 10
commitx to user
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II
digilib.uns.ac.id
LANDASAN TEORI A.
Pengertian Perencanaan dan Pengendalian Produksi ...................... 12
B.
Persediaan ....................................................................................... 12 1. Pengertian Persediaan ................................................................ 12 2. Fungsi Persediaan ....................................................................... 13 3. Jenis-jenis Persediaan ................................................................. 14
C.
Perencanaan Produksi ..................................................................... 15
D.
Pengawasan Produksi...................................................................... 17
E.
Material Requirements Planning..................................................... 19 1. Definisi MRP .............................................................................. 19 2. Komponen Utama Sistem MRP ................................................. 21 3. Manfaat dan Kemampuan MRP ................................................. 23 4. Tujuan dan Sasaran MRP ........................................................... 24 5. Langkah-langkah Menerapkan MRP ......................................... 25 6. Perluasan MRP ........................................................................... 27
BAB III
PEMBAHASAN A. Gambaran Perusahaan ....................................................................... 29 1. Sejarah Perusahaan ..................................................................... 29 2. Letak Geografis Perusahaan ....................................................... 31 3. Jam Kerja Perusahaan ................................................................ 32 4. Proses Produksi .......................................................................... 33 5. Struktur Organisasi ..................................................................... 36
commitxito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Laporan Magang Kerja ...................................................................... 54 1. Pengertian Magang Kerja ............................................................. 54 2. Tujuan Magang Kerja ................................................................... 54 3. Pelaksanaan Magang Kerja........................................................... 54 4. Pelaksanaan Kegiatan Magang Kerja ........................................... 55 C. Analisis dan Pembahasan Masalah.................................................... 58 1. Perencanaan Bahan Baku Dengan MRP....................................... 58 2. Perhitungan MRP ......................................................................... 61
BAB IV
PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................ 76 B. Saran .................................................................................................. 77
Daftar Pustaka Lampiran
commitxiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR GAMBAR Gambar I. 1
Bagan Kerangka Pemikiran ........................................................... 8
Gambar II. 1
Sistem MRP ................................................................................... 20
Gambar II. 2
Diagram Struktur Produk ............................................................... 22
Gambar III. 1
Diagram Proses Produksi ............................................................... 34
Gambar III. 2
Struktur Organisasi ........................................................................ 37
Gambar III. 3
Bill Of Material (1yard) ................................................................. 64
Gambar III. 4
Bill Of Material (1.233.326 yard) .................................................. 65
commit xiiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL TABEL Tabel II. 1
Matrik MRP ...................................................................................... 26
Tabel III. 1
Jadwal Induk Produksi ...................................................................... 62
Tabel III. 2
Komponen Bahan Baku .................................................................... 62
Tabel III. 3
Daftar Kebutuhan Komponen Kain Grey 100% Rayon .................... 63
Tabel III. 4
Item Kain Grey 100% Rayon ............................................................ 66
Tabel III. 5
Item Benang Pakan ........................................................................... 68
Tabel III. 6
Item Benang Lusi .............................................................................. 69
Tabel III. 7
Item Poly UDML .............................................................................. 70
Tabel III. 8
Item Poly ARZB ............................................................................... 71
Tabel III. 9
Item Stacid ........................................................................................ 72
Tabel III. 10
Item Air ............................................................................................. 73
Tabel III. 11
Kebutuhan Bahan Baku Kain Grey 100% Rayon ............................. 74
commit xivto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat Keterangan Pernyataan Tugas Akhir 2. Gambar Mesin Produksi
commitxvto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DALAM PROSES PRODUKSI KAIN GREY 100% RAYON DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA PT. SARI WARNA ASLI III KARANGANYAR Heri Prasetyo F3509033 Tujuan perusahaan mengadakan perencanaan dan pengendalian bahan baku yaitu untuk meminimumkan biaya dan memaksimalkan laba dalam waktu tertentu. Masalah utama dalam perencanaan dan pengendalian bahan baku adalah menyelenggarakan persediaan bahan baku yang paling tepat agar proses produksi berjalan dengan lancar dan biaya persediaan bahan baku tidak berlebihan. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian mengenai pengendalian persediaan bahan baku kain Grey SN R153 pada PT. Sari Warna Asli III Karanganyar, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang tekstil yang berlokasi di Jl. Raya Solo-Sragen KM 9-10 Desa Brujul, Jaten, Karanganyar. Dalam penelitian pada PT. Sari WArna Asli III, untuk perencanaan bahan baku kain Grey Sn R153 dengan jumlah pemesanan 1.295.000 yard dengan On Hand 61.674 yard maka diperoleh pemesanan sebanyak 1.233.326 yard. Sehingga pemesanan dalam jumlah 1.233.326 yard membutuhkan bahan baku dengan item: benang pakan sebanyak 59.237 kg dan benang lusi sebanyak 117.043 kg yang harus tersedia pada minggu ke 2, sedangkan di minggu pertama harus tersedia bahan baku penolong berupa Poly UDML sebanyak 732 kg, Poly ARZB sebanyak 73 kg, Stacid sebanyak 732 cc, dan Air sebanyak 7.535 cc. Berdasarkan hasil dari penelitian di perusahaan PT. Sari Warna Asli III Karanganyar, maka saran yang dapat diberikan penulis kepada perusahaan adalah PT. Sari Warna Asli III Karanganyar sebaiknya dapat mempertimbangkan metode MRP dalam merencanakan bahan baku, sehingga kekurangan persediaan, kelebihan persediaan, dan efektifitas produksi dapat dikendalikan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Kata kunci : Material Requirement Planing (MRP)
commitii to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. LATA R BELAKANG Dalam era industrialisasi seperti sekarang ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang berdiri khususnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang textile. Setiap perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan lain agar tetap bertahan di dunia bisnis dan sekaligus untuk mendapatkan pangsa pasar. Agar perusahaan tersebut dapat tetap bertahan di dalam persaingan, perusahaan harus mampu mengelola semua sumber daya yang dimiliki. Pengelolaan sumber daya salah satunya melalui persediaan bahan baku dimana persediaan sangat mendukung dalam pemrosesan suatu barang, proses produksi, sumber daya manusia, penerapan manajemen, kualitas produk, daerah pemasaran, dan pelayanan perusahaan tersebut. Persediaan (inventory) menurut Nasution (2003: 103) adalah sumber daya yang menggangur (idle resource) yang menunggu proses lebih lanjut yang dimaksud adalah berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan konsumsi pangan pada rumah tangga. Persediaan pada saat ini dianggap sebagai aset yang tidak produktif di perusahaan yang sadar biaya. Uang yang tidak terikat dalam persediaan dapat digunakan untuk usaha produktif yang lain. Anggapan itu tidak benar, persediaan merupakan hal pokok yang penting dalam suatu perusahaan. Bila perusahaan tersebut kekurangan persediaan bahan baku (out of stock) akan mengakibatkan adanya hambatan-hambatan pada proses produksi sehingga akan terjadi kekurangan
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pada persediaan barang dagangan dan dapat menimbulkan kekecewaan pada pelanggan. Sebaliknya, apabila terjadi kelebihan pada persediaan (over stock) akan menimbulkan biaya penyimpanan ekstra dan memunculkan resiko. Resiko yang ditimbulkan dari penyimpanan persediaan, dapat berupa barang yang rusak karena terlalu lama disimpan digudang dan diperlukannya tempat yang luas sehingga menyebabkan biaya yang tinggi berkaitan dengan jumlah barang yang disimpan. Perusahaan harus mampu membuat suatu perencanaan produksi yang berorientasi pada ketepatan jenis dan jumlah komponen atau bahan baku yang digunakan dalam proses produksi untuk menghindari masalah-masalah tersebut. Material Requirement Planning (MRP) dapat digunakan untuk membuat perencanaan dan penjadwalan persediaan bahan baku. MRP merupakan perencanaan kebutuhan bahan baku dalam proses produksi sehingga barang yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai yang direncanakan, kebutuhan bahan tersebut dalam proses produksinya terdiri dari beberapa komponen yang dalam jumlah permintaannya bersifat dependent (tergantung) pada jumlah produk akhir yang dihasilkan. MRP merupakan sebuah teknik permintaan terkait yang menggunakan daftar kebutuhan bahan, persediaan, penerimaan yang diperkirakan, dan jadwal produksi induk untuk menentukan kebutuhan material (Render dan Heizer, 2005: 160). Dasar pemikiran MRP adalah memperoleh bahan yang tepat, dari sumber yang tepat, untuk penempatan yang tepat, pada waktu yang tepat.
commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan tujuan untuk meminimalkan investasi persediaan dan memaksimalkan efektivitas operasi produksi. PT. Sari Warna Asli III adalah perusahaan yang bergerak pada bidang tekstil yang memproduksi bermacam-macam jenis kain grey seperti kain Cotton, Rayon, PE, TC, dan lain-lain. Konsekuensi dari adanya berbagai jenis barang yang dihasilkan, perusahaan harus mempunyai persediaan bahan yang berbeda-beda dalam tiap produksinya baik persediaan bahan utamanya sampai bahan penolong. Variasi produk tersebut menuntut PT. Sari Warna Asli III untuk mengelola persediaan, agar proses produksi dapat berjalan lancar. Penelitian ini difokuskan pada kain rayon dengan konstruksi 50.80. karena pada bulan Februari 2012 permintaan kain rayon dengan konstruksi 50.80.
di PT. Sari Warna Asli III yang paling banyak, sehingga diperlukan
suatu perencanaan kebutuhan material yang baik. Dengan perencanaan tersebut proses produksi dapat berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan kekecewaan pada pelanggan. Berdasarkan masalah di atas penulis tertarik melakukan penelitian mengenai persediaan bahan baku dalam proses produksi kain rayon dengan konstruksi 50.80.
menggunakan metode Material Requirement Planning
(MRP), dan penulis mengambil judul “PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DALAM PROSES PRODUKSI KAIN GREY 100% RAYON DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA PT. SARI WARNA ASLI III KARANGANYAR”.
commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah Sesuai dengan uraian latar belakang di atas, maka pokok permasalahan yang akan dibahas adalah: 1. Apakah perencanaan bahan baku dengan Material Requirement Planning (MRP) dapat diterapkan pada PT. Sari Warna Asli III? 2. Kapan komponen-komponen bahan baku kain grey 100% rayon harus tersedia di gudang perusahaan? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah perencanaan bahan baku dengan Material Requirement Planning (MRP) dapat diterapkan pada PT. Sari Warna Asli III. 2. Untuk mengetahui waktu komponen bahan baku kain grey 100% rayon harus tersedia di gudang perusahaan. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat Akademis a. Bagi Peneliti 1) Memperoleh gambaran secara langsung tentang dunia kerja dari perusahaan yang diamati. 2) Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah dalam praktek kerja lapangan, dan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai perencanaan bahan baku yang digunakan.
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Memperoleh informasi-informasi tentang apa saja yang akan dialami dalam dunia kerja dan kaitannya dengan teori-teori yang telah dipelajari. Disamping itu juga dapat meningkatkan kreatifitas mahasiswa dan membina sikap mental untuk menghadapi dunia kerja yang sebenarnya kelak. b. Bagi Pembaca 1) Dapat menjadikan referensi untuk kajian topik yang berkaitan dengan masalah yang sama dengan penulis. 2) Dapat
menambah
pengetahuan
dan
pemahaman
mengenai
penelitian-penelitian yang berkaitan dengan Material Requirement Planning (MRP). 2. Manfaat Praktis a. Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan kebijakan perusahaan khususnya yang terkait dengan pengadaan bahan baku sehingga dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai input atau masukan untuk perencanaan kebutuhan bahan baku. b. Diharapkan dapat menjadi informasi bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan produktivitas kinerja perusahaan.
commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Metode Penelitian 1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Sari Warna Asli III yang berlokasi di Jl. Raya Solo-Sragen KM 9-10 Desa Brujul, Jaten, Karanganyar. 2. Jenis dan sumber data yang diperlukan Data yang di gunakan dalam Tugas Akhir ini berupa data yang di peroleh dari wawancara langsung dengan Kepala bagian Planning Product Control (PPC), beberapa kaur (kepala urusan) yang bersangkutan di bagian PPC dan dokumen-dokumen yang di peroleh dari PT. Sari Warna Asli III. Data-data tersebut yaitu: a. Data Primer Menurut Kuncoro (2009: 148) data primer merupakan data yang diperoleh dengan survey lapangan yang menggunakan semua metode data original. Data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan staf atau karyawan PT. Sari Warna Asli III yaitu: 1) Tentang komponen-komponen bahan baku yang digunakan dalam proses produksi yang berkaitan dengan tema penelitian. b. Data Sekunder Menurut Kuncoro (2009: 148) data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui studi pustaka yang berupa keterangan atau fakta dengan cara mempelajari buku, dokumen (sejarah berdirinya perusahaan PT. Sari Warna Asli III dan struktur organisasi), laporan, jurnal perusahaan dan sebagainya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu: 1) Data order perusahaan
3. Metode Pengumpulan Data Dalam melakukan pengumpulan data, digunakan beberapa metode, yaitu: a. Observasi Menurut Jogiyanto (2005: 89) observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung datanya. Dengan pengamatan dan pencatatan kegiatan yang dilakukan pada PT. Sari Warna Asli III yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. b. Wawancara Menurut Kuncoro (2009: 160) wawancara merupakan tanya jawab antara peneliti dengan responden yang diarahkan oleh pewawancara untuk tujuan memperoleh informasi yang relevan. Wawancara dilakukan dengan cara menggunakan tanya jawab langsung atau tidak langsung dilaksanakan secara tatap muka dengan
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pihak PT. Sari Warna Asli III yaitu dengan para staf dan karyawan yang bersangkutan dalam lingkungan perusahaan. c. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari buku atau referensi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. F. Kerangka Pemikiran
Gambar I. 1 Bagan Kerangka Pemikiran Untuk memproduksi suatu barang dibutuhkan beberapa komponen yang mendukung dalam proses produksi tersebut. Komponen-komponen tersebut bersifat kompleks sehingga harus melakukan perencanaan lebih
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dahulu, karena jika terjadi ketidak sesuaian dari salah satu komponen akan menyebabkan terhambatnya proses produksi, ketepatan waktu pemenuhan kebutuhan juga mempengaruhi efisiensi waktu ketepatan produksi barang tersebut.
Maka
dari
itu
diperlukan
penerapan
sistem
Material
Requirements Planing (MRP) yang merupakan perencanaan kebutuhan bahan baku yang berguna mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam bahan baku tersebut. Komponen MRP terdiri dari tiga bagian yaitu MPS (Master Production Schedule), BOM (Bill of Material), catatan persediaan. MPS adalah jadwal produk utama yang diperoleh berdasarkan order perusahaan. BOM adalah jumlah komponen yang diperlukan untuk membentuk produk utama dapat ditentukan dan dikalikan dengan kelipatan dari produk diatasnya dengan jumlah kelipatan tertentu.Berdasarkan data-data dalam MPS tersebut dilakukan perhitungan kualitas bahan yang dibutuhkan dengan MRP. Data persediaan adalah catatan yang dimiliki baik produk jadi, komponen yang sedang dipesan. Catatan persediaan adalah struktur komponen pembentuk utama. Dari ketiga bagian tersebut dipadukan diketahui jumlah produk yang akan diproduksi dan kapan waktunya dimulai produksi. Berdasar MPS (jadwal produksi induk), catatan persediaan dan Bill Of Material (BOM) kemudian dipadukan maka akan diketahui berapa jumlah produk yang akan diproduksi, dan kapan waktu untuk mulai produksi dapat ditentukan, proses ini terjadi dalam MRP. Pada produksi
commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kain grey 100% rayon yang diangkat dalam penelitian ini jumlah tiap komponen dari hasil MRP akan diterjemahkan dalam bentuk unit yang dibutuhkan untuk memproduksi komponen-komponen tersebut. Dengan adanya hal tersebut perusahaan kemudian akan mengambil keputusan mengenai waktu pemesanan serta jumlah komponen yang harus disediakan untuk produksi. G. Analisis Data Analisis data dengan proses penghitungan MRP bertujuan untuk menentukan dan merencanakan kuantitas serta waktu proses yang tepat berkaitan dengan pengadaan bahan baku. Menurut Nasution, (2003: 136) langkah-langkah dalam metode MRP adalah: a. Netting
(Perhitungan
Kebutuhan
Bersih).
Kebutuhan
bersih
nett
requirement (NR) dihitung sebagai nilai dari kebutuhan kotor gross requirement (GR) minus jadwal penerimaan schedule received (SR) minus persediaan ditangan on hand inventory (OH). Kebutuhan bersih dianggap nol jika NR lebih kecil atau sama dengan nol. b. Lotting (Penentuan Ukuran Lot). Langkah ini bertujuan menentukan besarnya pesanan individu yang optimal berdasarkan hasil dari perhitungan kebutuhan bersih. Metode yang umum dipakai dalam prakteknya adalah Lot-for-Lot (L-4-L)
commit to user 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Off-setting (Penentuan Waktu Pemesanan). Langkah ini bertujuan agar kebutuhan komponen dapat tersedia tepat pada saat dibutuhkan dengan memperhitungkan lead time (tenggang waktu) pengadaan komponen tersebut. d. Explosion. Langkah ini merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat item (komponen) pada level yang lebih rendah dari struktur produk yang tersedia.
commit to user 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Perencanaan dan Pengendalian Produksi Perencanaan dan pengendalian produksi menurut Nasution (2003: 13) adalah proses untuk merencanakan dan mengendalikan aliran material, mengalir dan keluar dari sistem produksi/operasi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat, dan biaya produksi minimum. Manfaat perencanaan dan pengendalian produksi menurut Gitosudarmo (2002: 9) antara lain: a. Manfaat bagi konsumen 1) Harga barang yang lebih murah 2) Kualitas harga yang lebih unggul 3) Kecepatan waktu penyelesaian b. Manfaat bagi produsen 1) Keselamatan kerja meningkat 2) Kemantapan dalam kesempatan kerja 3) Perbaikan kondisi kerja 4) Peningkatan kesejahteraan B. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Setiap perusahaan baik perusahaan jasa, manufaktur maupun dagang selalu mengadakan persediaan untuk kelancaran produksinya. Apabila kekurangan atau kelebihan persediaan akan menyebabkan permasalahan
commit to user 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bagi perusahaan. Ini merupakan tugas penting yang harus ditangani oleh manajer produksi. Keinginan pelanggan tidak akan terpenuhi dengan tepat waktu jika tidak ada persediaan pada sewaktu-waktu, masalahnya barang atau jasa tidak tersedia setiap saat, artinya pihak perusahaan menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang seharusnya diperoleh. Definisi persediaan menurut Nasution (2003: 103) adalah sumber daya yang menggangur (idle resource) yang menunggu proses lebih lanjut yang dimaksud adalah berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan konsumsi pangan pada rumah tangga. Persediaan menurut pengertian di atas bisa berupa bahan baku, bahan pembantu (work in process) dan barang jadi. Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara kontinyu
diperoleh,
kemudian
dijual
kembali.
Persediaan
dapat
diminimkan dengan mengadakan perencanaan yang lebih baik serta organisasi bagian yang lebih efisien. 2.
Fungsi Persediaan Ada empat fungsi persediaan menurut Render & Heizer (2005: 60) yaitu: a) Untuk memisahkan beragam bagian proses produksi. b) Untuk memisahkan perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan persediaan barang-barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan.
commit to user 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Untuk mengambil keuntungan diskon kuantitas. d) Untuk menjaga pengaruh dan inflasi dan naiknya harga. 3. Jenis-jenis Persediaan Menurut Render dan Heizer (2005: 61) jenis persediaan dibagi menjadi 4 yaitu: a) Persediaan bahan baku (raw material inventory) Persediaan bahan baku yaitu bahan yang telah dibeli namun tidak diproses, bahan mentahnya dapat digunakan dari produksi untuk pemasok yang berbeda. b) Persediaan barang setengah jadi (working in process-WIP) WIP yaitu bahan baku atau komponen yang sudah mengalami beberapa perubahan, tetapi belum selesai, WIP diselenggarakan karena untuk memuat suatu produk diperlukan waktu (disebut waktu siklus) pengurangan waktu siklus menyebabkan persediaan WIP berkurang. c) Maintenance Repair Operating (MRO (pemeliharaan, perbaikan, operasi) MRO diselenggarakan karena waktu dan kebutuhan peralatan tidak dapat diketahui. d) Persediaan barang jadi (finished goods inventory) Persediaan barang jadi yaitu produk yang sudah selesai dan menunggu pengiriman, barang jadi bisa saja disimpan karena permintaan pelanggan di masa depan tidak diketahui.
commit to user 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Perencanaan Produksi Perencanaan produksi adalah penentuan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijakan proyek, program prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan (Handoko, 2003: 2). Sifat-sifat perencanaan produksi menurut Nasution (2008: 15) adalah sebagai berikut: 1) Berjangka waktu Proses produksi memerlukan keterlibatan bermacam-macam tingkat ketrampilan tenaga kerja, peralatan, modal, dan informasi yang biasanya dilakukan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang sangat lama. 2) Berjenjang Perencanaan produksi akan bertingkat dari perencanaan produk level tinggi sampai perencanaan produksi level yang rendah. 3) Terpadu Perencanaan produksi akan melibatkan banyak faktor, seperti bahan baku, mesin, tenaga kerja, dan waktu. Semua faktor tersebut harus sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan dalam mencapai target produksi tertentu yang didasarkan atas perkiraan. 4) Berkelanjutan Perencanaan produksi disusun untuk suatu periode tertentu yang merupakan masa berlakunya rencana tersebut. Setelah habis masa berlakunya, maka harus dibuat rencana baru untuk periode berikutnya.
commit to user 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Terukur Selama pelaksanakan produksi, realisasi dan rencana produksi akan selalu dimonitor untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan dari rencana yang ditetapkan. 6) Realistik Rencana produksi yang dibuat harus sesuai dengan kondisi yang ada dalam perusahaan, sehingga target yang ditetapkan merupakan nilai yang realistik untuk dapat dicapai dengan kondisi yang dimiliki perusahaan pada saat rencana tersebut dibuat. Menurut Nasution (2003: 16) manajemen produksi dapat dibedakan menjadi tiga macam: a) Perencanaan jangka panjang yang melihat lima tahun ke depan dan berhubungan dengan masalah apa yang muncul pada masa mendatang terhadap tujuan sistem dan tindakan apa yang diperlukan. Perencanaan ini mempertimbangkan ramalan, kondisi perekonomian, situasi politik sosial dan perubahan teknologi serta perilaku pesaing yang akan di evaluasi dampaknya efektivitas perusahaan. b) Perencanaan
jangka
menengah
(perencanaan
agregrat)
yang
mempunyai horizon waktu satu sampai dua belas bulan dan dikembangkan berdasarkan peramalan permintaan tahunan dari bulanan dan sumber daya produksi yang ada (jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan, biaya produksi, jumlah supplier dan subkontrak) dengan asumsi kapasitas produksi relative stabil.
commit to user 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Perencanaan jangka pendek adalah perencanan yang mempunyai horizon waktu kurang dari satu tahun dan bentuk perencanaannya adalah beberapa jadwal produksi yang bertujuan menyeimbangkan permintaan aktual dengan sumber daya yang tersedia sesuai dengan batasan yang diterapkan perencanaan agregat. 7) Akurat Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi-informasi yang akurat tentang kondisi internal dan eksternal sehingga angka-angka yang dimunculkan dalam target produksi dapat dipertanggung jawabkan. 8) Menantang Rencana produksi yang baik harus menetapkan target produksi yang hanya dapat dicapai dengan usaha yang sungguh-sungguh. D. Pengawasan Produksi Pengawasan merupakan suatu usaha untuk memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Apabila terjadi penyimpangan
akan
diketahui
mana
letak
penyimpangannya,
untuk
mengetahui seberapa tingkat pencapaian atau penyelesaian kegiatan yang ditentukan. Menurut Handoko (2003: 369) pengawasan adalah proses untuk ”menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai.
commit to user 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Assauri (2004: 38-39) macam-macam pengawasan produksi antara lain: 1.
Pengawasan pesanan (order control) Pengawasan pesanan digunakan dalam proses produksi terputus-putus tujuannya mengerjakan dan menyelesaikan suatu pesanan tertentu.
2.
Pengawasan arus (follow control) Pengawasan arus digunakan pada produksi dengan proses terus-menerus tujuan mengusahakan agar tercapai tingkat hasil yang konstan pada periode tersebut.
3.
Pengawasan beban (bed control) Pengawasan beban digunakan pada produksi dengan proses yang sama pekerjaan utama dalam pengawasan beban adalah mengalokasikan beban bagi mesin-mesin utama sehingga dicapai tingkat produksi yang diinginkan.
4.
Pengawasan block (block control) Pengawasan blok bertujuan untuk memberikan pekerjaan yang konstan pada pabrik.
5.
Pengawasan proyek khusus (special project control) Pengawasan proyek khusus digunakan pada proyek-proyek raksasa yang memakai banyak pekerja teknisi.
6.
Pengawasan berdasarkan pada pengecualian Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan lebih kurang sama dan ada suatu sistem tertentu yaitu pada standar.
commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
E.
digilib.uns.ac.id
Material Requirements Planning (MRP) 1. Definisi Material Requirement Planning (MRP) Bahan baku merupakan faktor produksi yang sangat penting karena bahan baku adalah penunjang berlangsungnya kegiatan produksi. Apabila terjadi kekurangan persediaan bahan baku atau bahkan kehabisan (stock out), maka proses produksi akan berhenti. Sebaliknya jika terjadi kelebihan
bahan
baku
yang berada
dalam
gudang maka
akan
mengakibatkan naiknya biaya-biaya terkait dengan bahan baku tersebut. Maka dari itu pengadaan persediaan bahan baku perlu diperhitungkan, dikendalikan dan direncanakan agar proses produksi tetap lancar dan stabil tanpa ada keterlambatan pengiriman barang jadi atau adanya kenaikan biaya bahan baku. Metode yang tepat untuk melakukan hal tersebut adalah Material Requirement Planning (MRP), karena memiliki manfaat yaitu “dapat digunakan untuk perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang tergantung (dependent) pada item-item di tingkat (level) yang lebih tinggi” (Nasution, 2003: 127). MRP menurut Render dan Heizer (2005: 160) adalah sebuah teknik permintaan terkait yang menggunakan daftar kebutuhan bahan, persediaan, penerimaan yang diperkirakan, dan jadwal produksi induk untuk menentukan kebutuhan material. MRP akan sangat membantu apabila diharapkan dalam perencanaan kebutuhan bahan baku yang dalam permintaan tiap komponen tersebut tergantung pada jumlah produk akhir yang dihasilkan.
commit to user 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MRP menurut Nasution (2008: 245) adalah prosedur logis, aturan dan teknik pencatatan terkomputerasi yang dirancang untuk menerjemahkan MPS (Master Production Schedule) menjadi kebutuhan bersih untuk semua item. Dalam penerapannya, metode material requirement planning (MRP) mempertimbangkan adanya tenggang waktu (lead time) pemesanan maupun proses produksi suatu komponen. Sehingga kapan komponen harus dipesan atau diproduksi bisa ditetapkan. MRP memerlukan data informasi atau komponen seperti yang terlihat pada contoh gambar di bawah ini: Jadwal induk produksi Pesanan komponen dari luar
Peramalan permintaan independent
Sistem MRP
Catatan persediaan
Output Gambar II. 1 Sistem MRP
commit to user 20
Kapasitas produksi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam menentukan MPS diperlukan informasi mengenai jumlah yang akan diproduksi untuk beberapa waktu mendatang melalui perencanaan produksi yang ditetapkan berdasarkan peramalan produk atau pesanan dari konsumen, dengan mempertimbangkan kapasitas produksi. Selain MPS, metode MRP juga memerlukan data persediaan baik barang jadi maupun komponen dan daftar komponen (Bill of Material) dari suatu produk yang akan diproduksi. Dari proses MRP akan diperoleh informasi tentang jumlam komponen atau waktu dilakukannya pemesanan atau produksi komponen tersebut. 2. Komponen utama sistem MRP Tiga komponen atau input utama dari sistem MRP menurut Nasution (2003: 136): a) Master Production Schedule (MPS) MPS adalah jadwal produk utama yaitu data yang memberikan informasi tentang jadwal dari produk-produk jadi yang harus diproduksi untuk memenuhi permintaan yang telah diramalkan. b) Inventory Status Reqord (catatan persediaan) Catatan persediaan merupakan data informasi yang akurat dan ketersediaan barang jadi maupun komponen. Data ini mencakup nomor identifikasi tiap komponen, jumlah barang di gudang, jumlah yang akan dialokasikan, tingkat persediaan minimum, komponen yang sedang dipesan dan waktu kedatangan serta tenggang waktu pengadaan bagi tiap komponen.
commit to user 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Bill of Material atau BOM (Daftar persediaan) Bill of Material adalah data yang berisi tentang struktur produk yang detail komponen-komponen sub assembling (jenis, jumlah, dan spesifikasinya) hubungan suatu barang dan komponen-komponennya ditunjukan dalam suatu struktur produk secara peringkat. Produk akhir disebut sebagai level nol, sedangkan komponen berikutnya disebut sebagai level satu, dua, dan seterusnya seperti pada gambar di bawah ini:
A
Level 0
Level 1
Level 2
Gambar II. 2 Diagram Struktur Produk Hubungan antara suatu barang dan komponen-komponennya ditujukan dalam suatu struktur produk secara peringkat. Produk akhir disebut sebagai level 0, sedangkan komponen berikutnya disebut
commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebagai level 1, 2 dan seterusnya. Pemberian level digunakan untuk menghitung
MRP
(material
requirements
planning)
dengan
menggunakan aplikasi komputer POM for windows. Angka-angka dalam kurung menunjukan jumlah komponen untuk membuat satu unit komponen pada level atasnya. 3. Manfaat dan Kemampuan MRP (Material Requirement Planning) Menurut Render & Heizer (2005: 160) ada empat manfaat MRP, yaitu: a) Respon yang lebih baik bagi pesanan pelanggan sebagai hasil dari jadwal yang terus menerus diperbaiki b) Respon yang lebih cepat terhadap perubahan pasar c) Pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja yang terus ditingkatkan d) Tingkat persediaan yang berkurang Sistem MRP selain memberikan manfaat juga mempunyai beberapa kemampuan. Kemampuan sistem MRP menurut Nasution (2003: 129), antara lain: a) Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat b) Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item c) Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan d) Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang direncanakan
commit to user 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Tujuan dan Sasaran MRP Secara umum menurut Purnomo (2004: 108) MRP mempunyai tujuan anatara lain: a) Meminimalkan persediaan b) Mengurangi resiko keterlambatan produksi atau pengiriman c) Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan d) Menentukan penjadwalan ulang Sasaran MRP menurut Rangkuti (2002: 141) adalah sebagai berikut: a) Pengurangan jumlah persediaan MRP menentukan berapa banyak komponen yang dibutuhkan dan kapan dibutuhkan. b) Pengurangan produksi dan tenggang waktu pengiriman. c) MRP mengidentifikasi jumlah material yang dibutuhkan, waktunya ketersediaan, perolehannya dan produksi untuk menyelesaikan pada waktu dibutuhkan untuk dikirim. d) Komitmen yang realistis Janji untuk memenuhi pengiriman barang dapat memeberikan kepuasan lebih kepada konsumen. e) Meningkatkan efisiensi MRP menyediakan koordinasi yang dekat antara bermacam divisi kerja (work center) yang terlibat dalam proses produksi.
commit to user 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Langkah–langkah dalam menerapkan metode MRP menurut Purnomo (2004: 113) antara lain: a) Netting process Menentukan kebutuhan bersih adalah selisih antara kebutuhan kotor (Gross Requirement) dengan persediaan yang ada di tangan (on hand). b) Lotting Process Menentukan jumlah pesanan tiap komponen yang didasarkan kebutuhan bersih (Net requirement) yang dihasilkan dari proses netting. c) Off setting Process Menentukan
waktu
mempertimbangkan
pemesanan tenggang
yang
waktu
direncanakan
(lead
time)
dengan
proses
atau
pemesanan pada supplier. d) Explosion Process Menentukan jumlah tiap komponen untuk membuat sejumlah barang jadi yang diperlukan dengan menentukan Bill Of Material (BOM) dan kebutuhan kotor tiap komponen.
commit to user 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel II. 1 Matrik MRP Item
:
Lot Size :
LL.C : LT
Periode
:
Gross Requirements Scheduled Receipt Projected On Hand Net Requirement Planned Order Receipt Planned Order Releases
Keterangan: Item: Nama atau nomor yang mengidentifikasikan barang LLC: Level kode bahan dalam struktur produk Lot Size: Ukuran pemesanan normal LT: Lead Time, waktu antara pemesanan hingga barang diterima Gross Requirement : Kebutuhan kotor Scheduled Receipts: Jadwal penerimaan Projected on Hand: Persediaan di tangan Net Requirement: Kebutuhan bersih Planned Order Receipt: Penerimaan pesanan terencana Planned Order Release: Pelepasan pesanan terencana
commit to user 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Perluasan MRP Perluasan MRP menurut Render dan Heizer (2005: 181), tiga diantaranya adalah: a)
MRP Loop-Tertutup MRP Loop-tertutup adalah sebuah sistem yang menyiadakan umpan balik ke rencana kapasitas, jadwal produksi induk, dan rencana produksi sehingga perencanaan dapat tetap berlaku sepanjang waktu.
b) Perencanaan Kapasitas Perencanaan kapasitas suatu perencanaan sumber daya dalam sebuah pusat kerja untuk semua pekerjaan yang saat ini dibebankan pada suatu kerja tersebut, semua pekerjaan yang direncanakan, dan pesanan yang diharapkan. Perencanaan kapasitas menurut Daft (2006: 628) adalah penentuan
dan
penyesuaian
kemampuan
organisasi
untuk
menghasilkan produk dan jasa agar dapat memenuhi permintaan. Ada beberapa hal untuk meningkatkan kapasitas, yaitu: 1. Menciptakan perubahan tambahan dan mempekerjakan orangorang untuk bekerja pada mereka. 2. Meminta orang-orang yang ada untuk bekerja lembur untuk menambah kapasitas. 3. Mengontrakan keluar pekerjaan ekstra kepada perusahaan lain. 4. Memperluas pabrik dan menambahkan lebih banyak peralatan.
commit to user 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Matarial Resource Planning II (MRP II) Perencanaan sumber daya material (MRP II) memadukan semua sistem informasi, memberikan umpan balik kepada rencana kapasitas, jadwal produksi utama dan akhirnya kepada rencana produksi. Dalam MRP II data persediaan dapat diasumsikan berdasarkan kerja biaya bahan baku (bukan jumlah bahan baku), biaya modal, atau variabel sumber daya lain sehingga MRP bisa diterapkan bukan hanya dalam perusahaan manufaktur saja akan tetapi perusahaan yang bergerak di bidang lain, seperti restauran dan rumah sakit bisa menerapkan sistem ini dalam mengelola pengendalian bahan bakunya.
commit to user 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan dan Perkembangannya Perusahaan tekstil PT Sari Warna Asli III adalah perusahaan yang menghasilkan produk berupa kain-kain polosan berwarna (kain yang tidak bermotif). Perusahaan ini pada saat didirikannya masih berbentuk perusahaan perseorangan oleh Bapak Abdullah Kawileh dengan Alladintex Abadi. Pemberian nama Alladintex Abadi ini diilhami oleh cerita yang mengisahkan tentang seorang pangeran Alladin yang tampan, gagah berani dan jujur yang memiliki sebuah lampu ajaib yaitu sebuah lampu wasiat yang mampu untuk mengubah yang buruk menjadi baik, yang jelek menjadi indah, semua yang telah berubah tidak akan berubah kembali atau akan menjadi abadi. Tujuan pemberian nama ini adalah agar perusahaan yang bersangkutan dapat menciptakan produk-produk berupa kain yang berkualitas baik serta indah untuk dilihat. Pada permulaan usahanya, Persero Alladintex Abadi ini menerima pesanan berupa kain-kain polosan dalam kuantitas yang masih kecil, penjualan dan ekspansi yang dilakukan oleh persero ini lebih bersifat lokal. Pada tahun 1982 bentuk perusahaan yang merupakan persero diubah menjadi bentuk CV, dan terjadi pergantian pimpinan perusahaan. Yang semula dijabat oleh Bapak Abdullah Kawileh digantikan oleh putranya yaitu Bapak Drs. Muhammad Kawileh. Struktur organisasi dan manajemen
commit to user 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dari CV Alladintex Abadi belum tertata rapi, sehingga para pekerja masih bekerja secara serabutan karena pada saat itu job description dari perusahaan belum jelas. Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari para karyawan belum teridentifikasi secara baik. Proses perekrutan tenaga kerja dilakukan secara langsung ke desa-desa, pendaftaran tenaga kerja dilakukan secara umum. Pada tahun 1983 perusahaan mengalami penurunan dalam pemasaran, hal ini kemudian mendorong perusahaan untuk mengadakan kerjasama dengan PT Sari Warna Asli Group. Mulai saat itu bentuk perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan nama PT Alladintex Abadi. Perusahaan ini merupakan anak cabang dari PT Sari Warna Asli Group, sehingga untuk peraturan-peraturan masih berpegang pada PT Sari Warna Asli Group. Kegiatan produksi yang dijalankan oleh PT Alladintex Abadi adalah berdasarkan atas permintaan dari konsumen, yaitu tetap berupa kain polosan, sedangkan untuk pemberian motif kain untuk penyempurnaan produk adalah peran pihak PT Sari Warna Asli Group. Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan konsumen pun semakin meningkat sehingga perlu diimbangi dengan peningkatan mutu produk yang berkualitas baik. Pengembangan mesin-mesin dengan mesin modern dan prasarana-prasarana lain yang akan lebih mendukung lancarnya kegiatan proses produksi. Selain pengembangan mesin, lokasi perusahaan pun mulai dikembangkan menjadi luas. Untuk memenuhi permintaan pasar dan
commit to user 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
meningkatkan produksinya, pada tahun 2000 tepatnya bulan Februari 2000 dilaksanakan merger dengan PT Sari Warna Asli Group dan nama perusahaan ini kemudian berubah menjadi PT Sari Warna Asli III. Tahun 2009 bulan September dengan adanya pasar bebas perusahaan mengalami penurunan dan beberapa saham dijual dan dibeli PT SRITEX. PT SRITEX mulai Maret 2010 menjadi bagian dari PT. SRITEX GROUP, kemudian melakukan penggabungan teknologi dan mesin-mesin diperbaharui yaitu mesin persiapan, mesin tenun serta meningkatkan produksi dan penambahan mesin-mesin dan ekspor jadi lebih lancar. 2. Letak Geografis Perusahaan Lokasi perusahaan merupakan salah satu faktor yang cukup menentukan, disamping faktor lain yakni kualitas produk, harga jual produk, dan pelayanan. Sebab lokasi perusahaan secara langsung terkait dengan pamasaran hasil produksinya. PT Sari Warna Asli III terletak di Jalan Solo – Sragen Km 9/10 Jaten, Karanganyar, telp. (0271) 825471. Alasan pemilihan lokasi ini antara lain karena : a.
Daerah tersebut merupakan lingkungan industri tekstil. Dengan adanya perusahaan-perusahaan tekstil di sektiarnya akan menambah daya saing sehingga dapat mendorong dalam meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
commit to user 31
perpustakaan.uns.ac.id
b.
digilib.uns.ac.id
Lokasi perusahaan yang terletak di Jalan Solo Km 9/10, merupakan jalan raya yang menghubungkan antara kota Solo dengan kota Sragen sehingga mudah dalam transportasi.
c.
Tenaga kerja mudah didapat, karena perusahaan lebih memilih tenaga kerja di lingkungan sekitar perusahaan, karena fungsi didirikannya suatu perusahaan agar dapat menyerap tenaga kerja di lingkungan sekitar perusahaan tersebut.
3. Jam Kerja Perusahaan Waktu jam kerja PT. Sari Warna Asli III menyesuaikan dengan kondisi dan situasi bidang-bidang pekerjaannya yang ada dalam perusahaan, yang diatur oleh kebutuhan dengan tidak meninggalkan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku. Proses produksi di PT Sari Warna Asli III bersifat kontinyu (tidak boleh berhenti mengingat bahan baku dan pemrosesannya), sehingga jadwal kerja karyawan di PT Sari Warna Asli III dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok shift dan kelompok general shift:
commit to user 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Jam kerja untuk kelompok shift: Shift I (pagi) : jam 07.00 – 15.00 dan jam 12.00 – 13.00 istirahat Shift II (siang) : jam 15.00 – 11.00 dan jam 06.00 – 07.00 istirahat Shift III (malam) : jam 11.00 – 07.00 dan jam 02.00 – 03.00 istirahat b) Jam kerja untuk kelompok general shift Hari I – IV : jam 08.00 – 17.00 Hari VI : jam 07.00 – 12.00 Hari VII : libur Waktu istirahat : jam 13.00 – 14.00 4. Proses Produksi Gambar berikut adalah alur proses produksi kain grey di PT Sari Warna Asli III, dalam alur proses produksi di jelaskan secara detail dari awal proses produksi yang melewati beberapa tahapan sampai ke proses akhir.
commit to user 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan : 1. Logistik menyediakan benang sebagai bahan baku pembuatan kain 2. Benang masuk ke persiapan untuk kemudian dilakukan beberapa proses pengolahan sebagai berikut : a. Benang dibagi menjadi dua, yaitu benang untuk pakan (prosesnya disebut pemaletan) dan benang untuk bahan dasar kain (prosesnya disebut warping). Benang untuk pakan bisa langsung masuk mesin tenun, sedangkan benang untuk bahan dasar kain harus diolah lagi melalui beberapa proses, setelah itu baru masuk mesin tenun. b. Dari warping kemudian masuk ke proses sizing yaitu proses dimana benang diberi obat agar bisa tahan lama yang biasanya disebut kanji. c. Setelah proses sizing, benang dibedakan lagi menjadi dua, yaitu benang yang dicucuk dan benang tying. d. Benang yang sudah dicucuk kemudian masuk ke mesin tenun. 3. Dalam mesin tenun, benang diproses menjadi kain mentah. 4. Dari mesin tenun, kain mentah (kain grey) dibawa ke PPC (Planning Product Control) untuk kemudian dilakukan beberapa proses pengolahan sebagai berikut : a. Kain grey yang masuk dilakukan inspeksi yaitu proses untuk melihat kualitas kain yang dihasilkan dari mesin tenun, apabila banyak cacat maka kain grey segera diperbaiki.
commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Dari inspeksi apabila terdapat cacat, maka dilakukan proses mending (perbaikan kain). c. Kain yang sudah selesai diperbaiki, kemudian dibuat lipatan yang prosesnya disebut folding. d. Dari folding kemudian kain tersebut di rolling (dibuat gulungan besar) yang siap untuk dibawa ke finishing untuk diberi warna. 5. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur
organisasi
merupakan
mekanisme
formal
yang
menunjukkan kerangka, susunan perwujudan pola tetap hubunganhubungan diantara fungsi, bagian atau posisi maupun orang dimana struktur organisasi ini menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berada dalam satu organisasi. Struktur organisasi mengandung standardisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja. Adapun struktur organisasi sebagai berikut:
commit to user 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tugas dan wewenang dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut: a. Department Administrasi Umum 1. KEPALA BAGIAN DEP. ADMINISTRASI a) Tanggung Jawab: 1) Merencanakan pembagian tugas dan tanggung-jawab sesuai prioritas dan kemampuan. 2) Mengarahkan dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan
tanggung-jawab,
sehingga
dapat
selesai
sesuai
target/jadwal. 3) Mengendalikan proses penyajian Laporan Keuangan. 4) Mengontrol dan menjaga kinerja dan suasana kerja yang baik. 5) Mengembangkan
dan
senantiasa
mengupayakan
peningkatan kualitas kinerja bawahan. 6) Seoptimal mungkin berupaya mendukung tugas dari departemen/bagian
lain,
sebagai partner
kerja
yang
berimbang. b) Wewenang: 1) Menentukan tugas dan batasan wewenang/tanggung-jawab yang menyertai. 2) Menetapkan pelaksana dari masing-masing tugas. 3) Menetapkan target/jadwal penyelesaian masing-masing tugas.
commit to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Mengontrol kesesuaian dan kewajaran data-data dari hasil laporan. 5) Meminta penjelasan/konfirmasi
atas data yang tidak
wajar/tidak sesuai. 6) Memberi
peringatan/teguran
maupun
penghargaan
langsung/tidak langsung. 7) Menilai kinerja bawahan. 8) Koordinasi dan bekerjasama dengan departemen/bagian lain. 9) Jika diperlukan, merubah Sistem Administrasi yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan. 2. KEPALA SEKSI KASIR a) Tanggung Jawab: 1) Setor dan ambil uang di Bank atau di SWA Central, saat diperlukan. 2) Membuat dan mengontrol posisi uang di perusahaan setiap hari. 3) Membuat permintaan uang ke SWA Central, untuk kas operasional Unit
commit to user 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Menerima pembayaran atau membayar tagihan, baik tunai maupun dengan GB/Cek untuk transaksi kas yang memang melalui Unit. 5) Menyetorkan uang dari supplier yagn diterima Unit, ke SWA central 6) Membuat Laporan Harian Kas setiap hari. 7) Melaksanakan stock opname Kas di perusahaaan setiap hari b) Wewenang: 1) Menerima pembayaran dari customer, untuk transaksi kas yang memang melalui Unit. 2) Menolak uang palsu atau rusak dan BG yang kurang jelas. 3) Menunda waktu pembayaran transaksi tunai, apabila kas operasional unit tidak memungkinkan. b. Department Logistik 1. KEPALA BAGIAN LOGISTIK a) Tanggung Jawab: 1) Tercapainya Visi, Misi dan Tujuan diruang lingkup bagiannya guna mendukung Visi, Misi dan Tujuan dari DIVISI TEXTILE SWA GROUP. 2) Tercapainya target bagian Logistik sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang ditetapkan.
commit to user 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Effisiensi
di
dalam
penggunaan
biaya
di
bagian
Dept.Logistik. 4) Pengembangan sistem manajemen, system operasional dan sumber daya manusia di bagiannya. b) Wewenang: 1) Memonitor/mengendalikan dan mengatur stock barang. 2) Melayani kebutuhan bahan dari bagian-bagian lain. 3) Mengajukan kebutuhan bahan-bahan atas dasar permintaan dari bagian lain 4) Promosi, mutasi, sanksi oleh bagiannya. 5) Evaluasi bahan-bahan sesuai kualitas yang dibutuhkan. 2. KEPALA URUSAN GUDANG GREY a) Tanggung Jawab: 1) Kelancaran pekerjaan di bagian gudang grey. 2) Tercapainya sasaran kerja. b) Wewenang: 1) Menolak barang-barang yang tidak sesuai spesifikasinya dalam menyelenggarakan pekerjaan. 2) Mengatur dan mengarahkan bawahannya. 3) Mengusulkan penilaian dan memberikan sanksi untuk bawahannya (bila diharuskan). 4) Menyetujui dokumen dan surat yang dikeluarkan oleh bagian gudang grey.
commit to user 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. KEPALA URUSAN GUDANG SPAREPART a) Tanggung Jawab: 1) Kelancaran pekerjaan gudang saprepart 2) Tercapainya sasaran kerja 3) Laporan kegiatan dan hasil kerja personil gudang sparepart b) Wewenang: 1) Menolak barang-barang yang tidak sesuai spesifikasinya dalam menyelenggarakan pekerjaan gudang sparepart. 2) Mengatur , mengarahkan dan mendidik bawahannya. 3) Mengusulkan penilaian dan memberikan saksi untuk bawahannya (bila diharuskan). 4) Menyetujui dokumen dan surat yang dikeluarkan oleh gudang sparepart & supplies. c. Department Persiapan 1. KEPALA BAGIAN PERSIAPAN a) Tanggung Jawab: 1) Melaksanakan rencana produksi sesuai order yang diterima oleh bagian Persiapan. 2) Mengatur permintaan dan penggunaan bahan baku bebang dan obat-obat penganjian. 3) Memenuhi kebutuhan pertenunan untuk benang lusi dan benang pakan.
commit to user 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Menyiapkan mesin-mesin di bagian Persiapan untuk siap beroperasi. 5) Mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada. 6) Melaksanakan evaluasi hasil bersama timnya dan membuat action plan berikutnya. 7) Melakukan pembinaan personil dengan : a. Meningkatkan kedisiplinan kerja. b. Meningkatkan skill kerja. c. Meningkatkan kerja sama. d. Meningkatkan kepedulian pada 5 R. b) Wewenang: 1) Menghentikan
mesin
Persiapan
yang
tidak
layak
beroperasi. 2) Melakukan penempatan, penilaian dan penindakan personil. 3) Membuat feed back atau penerimaan pelayanan yang tidak baik dari Bagian lain. 2. KEPALA SEKSI PRODUKSI a) Tanggung Jawab: 1) Melaksanakan proses produksi sesuai rencana yang ditetapkan dengan hasil kualitas dan kuantitas yang baik. 2) Memberikan pelayanan permintaan bahan baku benang lusi dan benang pakan dari pertenunan.
commit to user 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada di regunya. 4) Melaksanakan evaluasi hasil bersama timnya dan membuat action plan berikutnya. 5) Melaksanakan pembinaan personil dengan: a. Meningkatkan kedisiplinan, skill kerja dan kerjasama. b. Meningkatkan kepedulian pada 5 R. b) Wewenang: 1) Menghentikan produksi jika mesin yang digunakan tidak layak berproduksi. 2) Melakukan penempatan, penilaian dan penindakan personil. d. Departement Personalia dan Umum 1. KEPALA BAGIAN PERSONALIA & UMUM a) Tanggung Jawab: 1) Tercapainya Personalia &
sasaran/target
diruang
lingkup
Umum, guna mendukung
Bagian
tercapainya
sasaran/target dari PT. Sari Warna Asli Unit III. 2) Tercapainya target di bagian personalia & umum sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang ditetapkan, sehingga dapat memperkecil keluhan pelanggan. 3) Mengarahkan dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan tanggung-jawab di bagian personalia & umum, sehingga dapat selesai sesuai target .
commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Tercapainya
penyajian
laporan
administrasi
bagian
personalia & umum secara benar dan tepat. 5) Tercapainya efisiensi di dalam penggunaan biaya di bagian personalia & umum. 6) Menerapkan sistem manajemen, sistem operasional dan mengembangkan sumber daya manusia yang ada di bagian personalia & umum. b) Wewenang: 1) Memonitor atau mengendalikan bagian personalia & umum sesuai dengan target yang harus dicapai, baik kualitas maupun kuantitas. 2) Mengendalikan biaya di bagian personalia & umum. 3) Memelihara dan menciptakan citra positif perusahaan. 4) Memberi
peringatan/teguran
maupun
penghargaan
langsung/tidak langsung. 5) Memberikan dan atau menolak permintaan data personalia & umum atas persetujuan dari Plant Manager. 6) Koordinasi dan bekerja sama dengan departemen/bagian lain. 7) Memberikan
sanksi
dan
bawahanya.
commit to user 45
penilaian
/usulan
kepada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. TRAINER a) Tanggung Jawab: 1) Merencanakan, mengkoordinir, menyelenggarakan, dan mengevaluasi seluruh kegiatan pelatihan di perusahaan, untuk menjamin bahwa program yang diselenggarakan sudah memenuhi persyaratan dan prosedur yang ditetapkan serta mencapai target yang telah ditetapkan. 2) Mengevaluasi, merencanakan dan bekerjasama dengan pimpinan
departemen
terkait
menetapkan
kebutuhan
pelatihan dari seluruh departemen di perusahaan, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan dengan terencana, rapi dan sesuai dengan arahan dan strategi perusahaan. 3) Memotivasi,
mengembangkan
dan
mengevaluasi
kemampuan dan kinerja para trainer, agar dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan kompetensi jabatan, dan deskripsi jabatan. b) Wewenang: 1) Membuat,
merencanakan
dan
menyediakan
materi
pelatihan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan unit kerja, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan dengan terencana, dan memenuhi standar yang ditentukan. 2) Mengelola
dan
menyelenggarakan
seluruh
kegiatan
pelatihan dan program sertifikasi kompetensi sesuai
commit to user 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kebutuhan perusahaan untuk memastikan karyawan telah memenuhi standar yang ditentukan, terdokumentasi, serta meningkatkan kemampuan dan kinerja karyawan sesuai dengan kompetensi jabatan, dan deskripsi jabatan. e. Department Planning Product Control (PPC) 1. KEPALA BAGIAN PPC WEAVING a) Tanggung Jawab: 1) Mengelola
sumber
daya
manusia
yang
ada
untuk
menghasilkan produksi yang maksimal. 2) Melaporkan penggunaan bahan baku (benang, obat kanji) sampai jadi kain. 3) Secara administrasi melaporkan hasil produksi Weaving dan menyerahkan ke Logistik 4) Memberi feed back ke produksi supaya hasil meningkat baik kualitas maupun kuantitas. 5) Mengecek hasil produksi tiap orang yang ada di PPC. b) Wewenang: 1) Memberi
penilaian,
teguran
dan
peringatan
bawahannya. 2) Memberi alternatif supaya produksi meningkat.
commit to user 47
pada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. KEPALA URUSAN a) Tanggung Jawab: 1) Mengelola personil yang ada, supaya hasil peroduksinya maksimum baik kualitas maupun kuantitas. 2) Mengecek hasil kerja personil yang ada di shiftnya. 3) Memberi
motivasi
supaya
personilnya
meningkat
produksinya. 4) Kelancaran proses produksi di PPC. b) Wewenang: 1) Memberikan penilaian, teguran dan peringatan kepada bawahannya. 2) Membuat strategi, supaya produksi di shiftnya meningkat. f. Department Utility 1. KEPALA BAGIAN UTILITY a) Tanggung Jawab: 1) Mengkoordinir sumber daya yang ada untuk mencapai satu tujuan. 2) Mengembangkan skill anak buah. 3) Memberikan pengarahan kepada anak buah. 4) Memberi pelaporan kegiatan utility kepada atasan. b) Wewenang: 1) Mengatur penempatan personil utility. 2) Memberikan penilaian kepada anak buah.
commit to user 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Memberi teguran kepada anak buah. 4) Memberi sanksi-sanksi kepada anak buah. g. Departemen Weaving 1. KEPALA BAGIAN WEAVING a) Tanggung Jawab: 1) Memeriksa hasil produksi (Quantity dan Quality). 2) Memeriksa performance kelancaran penenunan (loom). 3) Memberikan motivasi ke karyawan. 4) Mengevaluasi problem yang terjadi dan mencari jalan keluarnya. 5) Mengembangkan skill karyawan. 6) Mengendalikan biaya operasional. b) Wewenang: 1) Menggunakan sumber daya yang ada secara maksimal. 2) Melakukan
permintaan,
penilaian,
penempatan,
pemindahan personil sesuai kemampuan. 3) Membuat keputusan internal Bagian Produksi. 4) Menolak barang-barang keperluan produksi yang tidak sesuai dengan permintaan.
commit to user 49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. KOORDINATOR WEAVING a) Tanggung Jawab: 1) Meningkatkan hasil produksi kuantitas dan kualitas sesuai target, dengan menggunakan sumber daya yang ada. 2) Merencanakan
produksi
sesuai
weaving
plan
dan
merealisasikan semua rencana produksi. 3) Evaluasi seluruh hasil produksi dan membuat action plan berikutnya. 4) Mencari cara untuk meningkatkan produktivitas (kualitas dan kuantitas) 5) Melakukan pembinaan karyawan : a. Peningkatan kedisiplinan kerja. b. Peningkatan skill kerja. c. Peningkatan kerjasama. d. Peningkatan kepedulian 5 R. b) Wewenang: 1) Menggunakan sumber daya yang ada secara maksimal. 2) Melakukan
permintaan,
penilaian,
penempatan,
pemindahan personil sesuai kemampuan. 3) Membuat keputusan internal Bagian Produksi. 4) Menolak barang-barang keperluan produksi yang tidak sesuai dengan permintaan.
commit to user 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Memberi sanksi dan mengarahkan terhadap bawahan yang melakukan penyimpangan. 3. KEPALA SEKSI MEKANIK a) Tanggung Jawab: 1) Kontrol keadaan lokasi. 2) Memantau pelaksanaan apel. 3) Cek absensi mekanik. 4) Cek rutin prioritas dari 9 motion dan action penanganan 5) Receking hasil training skill. 6) Receking dan evaluasi semua kegiatan mekanik. 7) Menyusun pelaksanaan program penggantian litbang. 8) Evaluasi hasil harian dan pemakaian accesspries. 9) Feedback penyimpangan part ke litbang. b) Wewenang: 1) Menghentikan mesin-mesin
tenun
yang tidak layak
berproduksi. 2) Melakukan
penempatan,
penilaian
dan
pemindahan
personil, sesuai dengan kemampuan. 3) Menolak spare part yang tidak sesuai order. 4) Melakukan modivikasi guna meningkatkan kualitas dan kuantitas kain. 5) Memberi sanksi dan pengarahan kepada bawahan yang melakukan penyimpangan.
commit to user 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. KEPALA URUSAN MEKANIK a) Tanggung Jawab: 1) Mengkoordinir dan membagi tugas mekanik. 2) Cek hasil kerja mekanik preventif dan mempertanggung jawabkan preventif. 3) Memotivasi pada mekanik agar sasaran target yang ditentukan Perusahaan tercapai. 4) Mengendalikan pemakaian spare part. b) Wewenang: 1) Mengusulkan mekanik yang berprestasi. 2) Memberi sanksi dan mengarahkan terhadap bawahan yang melakukan penyimpangan. 5. KEPALA SEKSI PRODUKSI a) Tanggung Jawab: 1) Mengatur proses produksi sesuai rencana produksi yang ditetapkan (weaving plan). 2) Menghasilkan produksi kain dengan kualitas dan kuantitas sesuai target yang ditetapkan Perusahaan. 3) Mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada. 4) Melaksanakan evaluasi hasil bersama timnya dan membuat action plan berikutnya. 5) Melaksanakan pembinaan personil/sumber daya manusia a. Meningkatkan kedisiplinan
commit to user 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Meningkatkan skill kerja c. Meningkatkan kerjasama d. Melaksanakan 5 R b) Wewenang: 1) Mengambil keputusan apabila ada penyimpangan dalam proses produksi. 2) Melakukan penempatan, penilaian, pemindahan personil, sesuai dengan kemampuan. 3) Membuat feed back atau penerimaan pelayanan yang tidak baik dari Bagian lain. 4) Memberi sanksi dan mengarahkan terhadap bawahan yang melakukan penyimpangan.
commit to user 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Laporan Magang Kerja 1. Pengertian Magang Kerja Magang kerja adalah kegiatan intrakulikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa secara berkelompok dengan terjun langsung ke dunia kerja. Sasarannya adalah perusahaan manufaktur, jasa, koperasi, instansi pemerintah dan kelompok masyarakat umum. Bentuk kegiatannya adalah pelatihan dunia kerja dan pelaporan. Sebelum pelaksanaan magang kerja mahasiswa dibekali dengan berbagai pengetahuan praktis sesuai dengan bidang yang diambil atau jurusannya. 2. Tujuan Magang kerja a) Agar mahasiswa lebih menguasai dan mendalami materi-materi perkuliahan. b) Agar mahasiswa mendapat pengalaman dan keterampilan mengenai bagaimana bekerja secara professional dalam dunia kerja nyata c) Agar
mahasiswa
mengetahui
permasalahan–permasalahan
yang
dihadapi oleh perusahaan dan juga bagaimana menyelesaikanny. d) Membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir. 3. Pelaksanaan Magang Kerja a. Tempat dan waktu pelaksanaan magang kerja 1) Tempat pelaksanaan magang kerja adalah PT. SARI WARNA ASLI III KARANGANYAR. 2) Waktu magang kerja dimulai tanggal 06 febuari-31 maret 2012. 3) Pelaksanaan magang kerja dimulai pukul 08.00-16.00 WIB.
commit to user 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Mahasiswa wajib mengenakan pakaian hitam putih yang sopan dan rapi, selain itu mahasiswa wajib mematuhi peraturan yang berlaku pada PT. SARI WARNA ASLI III KARANGANYAR. 4. Pelaksanaan Kegiatan Magang Kerja Dalam pelaksanaan magang kerja, peserta tidak hanya mengambil data yang akan di olah dalam penyusunan tugas akhir, akan tetapi peserta harus dapat memahami tentang perusahaan, kegiatan perusahaan tempat magang, dan proses produksi yang dilaksanakan di tempat magang kerja. Dibutuhkan penjadwalan yang berguna untuk memberikan batasan atau target kepada peserta magang kerja, sehingga dapat bekerja secara efektif. Kegiatan magang kerja yang di laksanakan oleh peserta magang selama dua bulan sebagai berikut: a) Minggu Pertama 1) Perkenalan dengan staf dan karyawan dibagian PPC. 2) Mengamati kegiatan dibagian PPC. 3) Mengamati dan mempelajari kegiatan dibagian weaving 1, weaving 2, dan weaving 3. 4) Mengamati dan mempelajari kegitan dibagian Persiapan.
commit to user 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Minggu Kedua 1) Melakukan pencatatan kondidi benang lusi di weaving 3. 2) Membantu membuat laporan pengamatan benang lusi di weaving 1 dan 3. 3) Mengamati proses kanji, melakukan pengecekan cones, melakukan pengecekan kepadatan benang. 4) Mengamati kain mrintil dan pakan loncat di weaving 3. 5) Membantu membuat catatan beam. 6) Membantu mencatat jenis cacat kain dan kondisi mesin tenun. c) Minggu Ketiga 1) Melakukan pencatatan pada proses hani dan kanji dibagian persiapan. 2) Melakukan pengecekan pada proses hani dan kanji. d) Minggu Keempat 1) Melakukan pengecekan pada proses hani dan kanji dibagian persiapan. 2) Melakukan pengecekan keadaan benang lusi dibagian weaving. 3) Membantu pencatatan stock benang. e) Minggu Kelima 1) Melakukan pengamatan kondisi benang lusi dan kondisi mesin dibagian weaving 3 dan 4. 2) Membantu dibagian folding. 3) Melakukan snap reading.
commit to user 56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Merekap data naik turun beam. f) Minggu Keenam 1) Merekap data naik turun beam. 2) Melakukan pengamatan kondisi benang lusi dan kondisi mesin dibagian weaving 3 dan 4. 3) Melakukan snap reading dibagian weaving 1. g) Minggu Ketujuh 1) Merekap data naik turun beam dibagian weaving. 2) Melakukan pengamatan kondisi benang lusi dan kondisi mesin di weaving 3 dan 4. 3) Mengecek ulang kain yang akan di masukkan ke gudang. 4) Melakukan snap reading dibagian weaving. h) Minggu Kedelapan 1) Merekap data naik turun beam dibagian weaving. 2) Mengamati kondisi benang lusi dan kondisi mesin di weaving 3 dan 4. 3) Melakukan snap reading di weaving 1. 4) Mengamati kondisi benang lusi dan kondisi mesin di weaving 1 dan 2. 5) Pamitan kepada staf dan karyawan dibagian PPC. 6) Pamitan kepada manajer weaving. 7) Pamitan kepada pimpinan dibagian personalia.
commit to user 57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Analisis Dan Pembahasan Masalah 1. Perencanaan Bahan Baku dengan Material Requirement Planning (MRP) Pada bagian ini akan dilakukan analisis dan pembahasan mengenai penerapan MRP pada perencanaan bahan baku terhadap kain grey 100% rayon pada PT. Sari Warna Asli III. Selama ini PT. Sari Warna Asli III tidak menggunakan metode MRP dalam merencanakan kebutuhan bahan baku. Perusahaan membeli atau menyediakan bahan baku dengan pertimbangan order dan persediaan di gudang. Rencana pemesanan bahan baku dilakukan dengan menghitung kebutuhan bahan baku dari order yang diterima dikurangi persediaan gudang. Pemesanan bahan baku tersebut kurang baik tanpa adanya penjadwalan pemesanan lebih awal. Hal tersebut dapat mengakibatkan: a. Keterlambatan
pengiriman
bahan
baku
yang
mengakibatkan
kekurangan persediaan b. Keterlambatan pengiriman barang jadi pada pihak buyer c. Dapat terjadi kelebihan persediaan bahan baku (over stock) yang akan menimbulkan biaya ekstra.
commit to user 58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Input dan masukan dalam perhitungan perencanaan bahan baku dengan sistem MRP adalah: a. Master Production Scheduled (MPS) b. Data Persediaan dan lead time c. Bill of Material (BOM) d. Material Requirement Planing (MRP) a. Master Production Scheduled (MPS) MPS merupakan proses alokasi untuk membuat sejumlah produk yang diinginkan (termasuk parts pengganti dan suku cadang), apa yang direncanakan untuk diproduksi,berapa jumlah dibutuhkan, pada waktu kapan dibutuhkan, dan kapan produk itu akan di produksi. MPS dinyatakan dalam konfigurasi spesifik dengan nomer- nomer item yang ada dalam item master dan Bill of Material (BOM). b. Data Persediaan dan leadtime Data persediaan dan leadtime merupakan data persediaan bahan baku yang harus di sediakan. Mulai dari jenis bahan baku, dan kapan bahan baku tersebut harus tersedia di gudang persediaan bahan baku. c. Bill of Material (BOM) Bill of Material (BOM) merupakan daftar semua material, parts dan subassembling, serta jumlah dari masing-masing yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk atau parent
commit to user 59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
assembly. Dari BOM dapat diketahui pula urutan penyusunan komponen – komponen menjadi suatu produk pada proses produksi. d. Material Requirement Planning (MRP) Pada bagian ini akan dilakukan analisis dan pembahasan mengenai penerapan Material Requirement Planning (MRP) pada perencanaan bahan baku kain Grey 100% Rayon dengan konstruksi 80.50.
pada PT. Sari Warna Asli III. Bahan penyusun kain grey
100% rayon adalah sebagai berikut: a. Bahan baku yang digunakan untuk membuat kain grey 100% rayon dengan benang lusi dan benang pakan menggunakan benang rayon. Benang Rayon adalah benang yang berasal dari serat buatan. b. Bahan penolong atau bahan obat yang digunakan terdiri dari: 1) Poly UDML berfungsi untuk menutup bulu benang, agar benang menjadi kuat dan mudah untuk di tenun. 2) Poly ARZB berfungsi untuk menutup bulu benang, agar benang menjadi kuat dan mudah untuk di tenun. 3) Stacid berfungsi agar benang tidak mudah rusak dan tidak mudah terkena jamur. 4) Air.
commit to user 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Penghitungan MRP Input dalam perencanaan kebutuhan bahan baku dengan Material Requirement Planing (MRP) pada kain Grey Sn R153 dengan kontruksi pesanan 1.295.000 yard pada PT. Sari Warna Asli III. Berikut ini adalah contoh perhitungan perencanaan bahan baku dengan menggunakan metode MRP pada bulan Februari 2012: a. Jadwal Induk Produksi atau Master Production Scheduled (MPS) Penentuan jadwal induk produksi (MPS) didasarkan pada data order produksi yang diterima oleh PT. Sari Warna Asli III. Dengan pertimbangan
kapasitas
produksi
atau
kemampuan
dalam
memproduksi sehingga akan dapat ditentukan berapa jumlah yang akan diproduksi dalam satu periode dan kapan waktu untuk pelaksanaan. Pada PT. Sari Warna Asli III masukan yang bisa dijadikan dasar untuk menentukan MPS adalah beberapa pesanan dari pembelian yang diterima oleh bagian pemasaran. Informasi mengenai pemesanan dari bagian pemasaran akan disampaikan ke bagian PPC. Bagian inilah yang akan membuat rencana produksi, kapan dan berapa jumlah produk yang akan diproduksi berkaitan dengan produk kain grey 100% rayon dengan konstruksi 80.50.
yang di angkat dalam
penelitian pada bulan Februari 2012 berdasarkan pemesanan yang diterima oleh PT. Sari Warna Asli III adalah sebagai berikut:
commit to user 61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel III. 1 Jadwal Induk Produksi Order
Februari
Minggu
1
2
3
4 1.295.000 y
Sumber: Data PT. Sari Warna Asli III Karanganyar Pesanan ini diproduksi dan dikirim sesuai jadwal yang telah disepakati oleh perusahaan dan supplier. b. Data Persediaan dan Lead Time Data persediaan bahan baku untuk memproduksi kain grey 100% rayon dengan konstruksi 80.50.
. Pada bulan Februari 2012 dengan
lead time adalah sebagai berikut: Tabel III. 2 Komponen Bahan Baku No
Koomponen
Stock
Satuan
Lead time
1
Kain grey 100% rayon
61.674
Yard
-
2
Benang pakan
-
kg
1
3
Benang lusi
-
kg
1
4
Poly UDML
-
kg
1
5
Poly ARZB
-
kg
1
6
Stacid
-
cc
1
7
Air
-
cc
1
Sumber: PT. Sari Warna Asli III Karanganyar c. Daftar Komponen atau Bill Of Material (BOM)
commit to user 62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Merupakan daftar komponen yang digunakan dalam menyusun kain grey 100% rayon dengan konstruksi 80.50.
dalam 1 yard.
Setiap 1 yard kain grey 100% rayon membutuhkan benang lusi 0,0949003 kg dan benang pakan 0,04803 kg, selain itu juga menggunakan bahan penolong antara lain Poly UDML 0,00625 kg, Poly ARZB 0,000625 kg, Stacid 0,00625 cc, dan Air 0,064375 cc, yang dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel III. 3 Daftar Kebutuhan Komponen Kain Grey 100% Rayon 1 Yard
No
Nama komponen
Jumlah
1
Benang pakan
0,04803 kg
2
Benang lusi
0,0949003 kg
3
Poly UDML
0,00625 kg
4
Poly ARZB
0,000625 kg
5
Stacid
0,00625cc
6
Air
0,064375 cc
Sumber: Data PT. Sari Warna Asli III Karanganyar
commit to user 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Komponen-komponen produk secara jelas dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut: Kain Grey 100% rayon 1 yard
Benang Pakan
Benang Lusi
0,04803 kg
0,0949003
kg
Bahan Penolong
Poly UDML
Poly ARZB
Stacid
Air
0,00625 kg
0,000625 kg
0,00625 cc
0,064375 cc
Gambar III. 3 Bill Of Material (BOM) Struktur di atas menunjukkan struktur kain grey 100% rayon (produk utama) menempati level nol, benang pakan dan benang lusi menempati
commit to user 64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
level satu sedangkan bahan penolong (chemical) yaitu Poly UDML, Poly ARZB, Stacid, dan Air, menempati level dua. Komponen-komponen produksi untuk memproduksi kain grey 100% rayon dengan konstruksi 80.50.
sebanyak 1.233.326 yard.
Kain Grey 100% rayon 1.233.326 yard
Benang Pakan
Benang Lusi
59.236,647 kg
117.043,007
kg
Bahan Penolong
Poly UDML 732 kg
Poly ARZB
Stacid
Air
73 kg
732 cc
7.535 cc
Gambar III. 4 Bill Of Material (BOM)
commit to user 65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Struktur di atas menunjukkan untuk memproduksi kain grey 100% rayon sebanyak 1.233.326 yard dibutuhkan dua benang yaitu benang pakan sebanyak 59.236,647 kg dan benang lusi sebanyak 117.043,007
kg.
sedangkan
untuk
memproduksi
benang
lusi
dibutuhkan bahan penolong berupa Poly UDML sebanyak 732 kg, Poly ARZB sebanyak 73 kg, Stacid sebanyak 732 cc, dan Air sebanyak 7.535 cc. d. Material Requirement Planning (MRP) Perencanaan kebutuhan bahan baku dengan MRP pada kain Grey 100% rayon. Tabel III. 4 Item Kain Grey 100% Rayon Item
: Kain Grey Sn R153
On Hand
: 61.674
Lead Time
:0
Satuan : yard
Bulan Minggu
Februari 1
2
3
Tot. Req
4 1.295.000
Schd. Rec On Hand
61.674
61.674
61.674
61.674
Net. Req
1.233.326
Plan Rec
1.233.326
Ord. Rel
1.233.326
commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Total Requirement Planning atau kebutuhan kotor yaitu keseluruhan jumlah item yang diperlukan pada suatu periode. 2) Schedule Receipt yaitu jumlah item yang akan diterima pada suatu periode tertentu pada suatu pesanan. 3) On Hand inventory yaitu jumlah persediaan akhir pada suatu periode. 4) Planned Receipt yaitu jumlah item yang direncanakan untuk dipesan agar memenuhi perencanaan di masa yang akan datang. 5) Net Requirement yaitu jumlah kebutuhan bersih pada periode yang akan datang.
Tabel III. 4 memperlihatkan bahwa pesanan pada bulan Februari pada minggu ke 4 sebesar 1.295.000 yard, karena perusahaan masih mempunyai persediaan sebanyak 61.674 yard, maka kebutuhan bersih pada bulan Februari sebesar 1.233.326 yard. Jadi komponen produk harus tersedia pada minggu ke 3 bulan Februari sebanyak 1.233.326 yard.
commit to user 67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perencanaan kebutuhan bahan baku dengan MRP dengan item benang pakan. Tabel III. 5 Item Benang Pakan Item
: Benang Pakan
On Hand : 0
Satuan: kg
Leadtime : 1 Bulan
Februari
Minggu
1
2
Tot. Req
3
4
59.237 kg
Schd. Rec On Hand Net. Req
59.237 kg
Plan Rec
59.237 kg
Ord. Rel
59.237 kg
Tabel III. 5 memperlihatkan bahwa untuk membuat 1 yard kain grey 100% rayon dibutuhkan 0,04803 kg benang pakan, sehingga untuk membuat kain grey 100% rayon sebanyak 1.233.326 yard diperlukan benang pakan sebanyak 59.237 kg. Komponen produk harus tersedia pada minggu ke 2 pada bulan Februari sebanyak 59.237 kg.
commit to user 68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perencanaan kebutuhan bahan baku dengan MRP dengan item Benang Lusi. Tabel III. 6 Item Benang Lusi Item
: Benang Lusi
On Hand : 0
Satuan : kg
Leadtime : 1 Bulan
Februari
Minggu
1
2
Tot. Req
3
4
117.043 kg
Schd. Rec On Hand Net. Req
117.043 kg
Plan Rec
117.043 kg
Ord. Rel
117.043 kg
Tabel III. 6 memperlihatkan bahwa untuk membuat 1 yard kain grey 100% rayon dibutuhkan 0,0949003 kg benang lusi, sehingga untuk membuat kain grey 100% rayon sebanyak 1.233.326 yard diperlukan benang lusi sebanyak 117.043 kg. Komponen produk harus tersedia pada minggu ke 2 pada bulan Februari sebanyak 117.043 kg.
commit to user 69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perencanaan kebutuhan bahan baku dengan MRP dengan item Poly UDML. Tabel III. 7 Item Poly UDML Item
: Poly UDML
On Hand : 0
Satuan: kg
Leadtime : 1 Bulan
Februari
Minggu
1
Tot. Req
2
3
4
732 kg
Schd. Rec On Hand Net. Req
732 kg
Plan Rec
732 kg
Ord. Rel
732 kg
Tabel III.7 memperlihatkan bahwa Total Requirement untuk bahan penolong Poly UDML dapat diperoleh dari perkalian jumlah kebutuhan bersih (Net Requirement) benang lusi dengan jumlah komponen dalam Bill Of Material (BOM) sehingga dapat diperoleh perhitungan 0,00625 x 117.043 = 732 kg. Komponen produk harus tersedia pada minggu 1 pada bulan Februari sebanyak 732 kg.
commit to user 70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perencanaan kebutuhan bahan baku dengan MRP dengan item Poly ARZB. Tabel III. 8 Item Poly ARZB Item
: Poly ARZB
On Hand : 0
Satuan: kg
Leadtime : 1 Bulan
Februari
Minggu
1
Tot. Req
2
3
4
73 kg
Schd. Rec On Hand Net. Req
73 kg
Plan Rec
73 kg
Ord. Rel
73 kg
Tabel III. 8 memperlihatkan bahwa Total Requirement untuk bahan penolong Poly ARZB dapat diperoleh dari perkalian jumlah kebutuhan bersih (Net Requirement) benang lusi dengan jumlah komponen dalam Bill Of Material (BOM) sehingga dapat diperoleh perhitungan 0,000625 x 117.043 = 73 kg. Komponen produk harus tersedia pada minggu 1 pada bulan Februari sebanyak 73 kg.
commit to user 71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perencanaan kebutuhan bahan baku dengan MRP dengan item Stacid. Tabel III. 9 Item Stacid Item
: Stacid
On Hand : 0
Satuan: cc
Lead time : 1 Bulan
Februari
Minggu
1
2
Tot. Req
3
4
732 cc
Schd. Rec On Hand Net. Req
732 cc
Plan Rec
732 cc
Ord. Rel
732 cc
Tabel III. 9 memperlihatkan bahwa Total Requirement untuk bahan penolong Stacid dapat diperoleh dari perkalian jumlah kebutuhan bersih (Net Requirement) benang lusi dengan jumlah komponen dalam Bill Of Material (BOM) sehingga dapat diperoleh perhitungan 0,00625 x 117.043 = 732 cc. Komponen produk harus tersedia pada minggu 1 pada bulan Februari sebanyak 732 cc. Perencanaan kebutuhan bahan baku dengan MRP dengan item Air.
commit to user 72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel III. 10 Item Air Item
: Air
On Hand : 0
Satuan: cc
Lead time : 1 Bulan
Februari
Minggu
1
2
3
4
7.535 cc
Tot. Req Schd. Rec On Hand Net. Req
7.535 cc
Plan Rec
7.535 cc
Ord. Rel
7.535 cc
Tabel III. 10 memperlihatkan bahwa Total Requirement untuk bahan penolong Air dapat diperoleh dari perkalian jumlah kebutuhan bersih (Net Requirement) benang lusi dengan jumlah komponen dalam Bill Of Material (BOM) sehingga dapat diperoleh perhitungan 0,064375 x 117.043 = 7.535 cc. Komponen produk harus tersedia pada minggu 1 pada bulan Februari sebanyak 7.535 cc.
commit to user 73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perhitungan perencanaan bahan baku untuk produk kain grey 100% rayon dengan konstruksi 80.50.
cm dengan menggunakan metode
MRP diatas dapat diketahui bahwa kebutuhan bahan baku untuk order kain grey 100% rayon adalah sebagai berikut:
Tabel III. 11 Kebutuhan Bahan Baku kain Grey 100% Rayon dengan konstruksi 80.50. NO Komponen
cm Periode dalam minggu
1
2
1
Kain Grey Sn R153
2
Benang Pakan
59.237 kg
3
Benang Lusi
117.043 kg
4
Poly UDML
732 kg
5
Poly ARZB
73 kg
6
Stacid
732 cc
7
Air
3
4
1.233.326 y
7.535 cc
Berdasarkan tabel III. 11 dapat diketahui kain grey 100% rayon dengan konstruksi 80.50.
cm harus tersedia pada minggu ke tiga
sebanyak 1.233.326 yard. Komponen minggu kedua berupa benang pakan sebanyak 59.237 kg dan benang lusi sebanyak 117.043 kg, sedangkan di
commit to user 74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
minggu pertama harus tersedia bahan baku penolong berupa Poly UDML sebanyak 732 kg, Poly ARZB sebanyak 73 kg, Stacid sebanyak 732 cc, dan Air sebanyak 7.535 cc.
commit to user 75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. PT. Sari Warna Asli III selama ini tidak menggunakan metode MRP dalam merencanakan kebutuhan bahan baku. Perusahaan membeli kebutuhan bahan baku dengan mempertimbangkan order dan persediaan digudang. Rencanan pemesanan
bahan baku dilakukan
dengan menghitung
kebutuhan bahan baku dari order yang diterima dikurangi persediaan di gudang. 2. Dari analisis perhitungan kebutuhan bahan baku dengan menggunakan MRP, maka dapat diketahui: a. Jumlah kebutuhan kotor (Total Requirement) pada kain grey 100% rayon dengan konstrusi 80.50.
adalah 1.295.000 yard dan
kebutuhan bersih (Net Requirement) 1.233.326 yard yang harus tersedia pada minggu ke 3 pada bulan februari 2012. b. Jumlah kebutuhan kotor (Total Requirement) bahan baku yang digunakan untuk proses produksi yang meliputi benang pakan sebesar 59.237 kg dan benang lusi sebesar 117.043 kg yang harus tersedia pada minggu ke 2 pada bulan februari 2012.
commit to user 76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Jumlah kebutuhan kotor (Total Requirement) bahan penolong yang digunakan untuk proses produksi, meliputi: 1) Poly UDML sebesar 732 kg 2) Poly ARZB sebesar 73 kg 3) Stacid sebesar 732 cc 4) Air sebesar 7.535 cc B. Saran 1. Mengingat penggunaan metode MRP dapat mengendalikan persediaan dan waktu pengiriman bahan baku yang baik, maka PT. Sari Warna Asli III sebaiknya menerapkan metode MRP dalam merencanakan kebutuhan bahan baku. 2. Untuk menghindari adanya kekurangan jumlah komponen suatu produk dari jumlah yang seharusnya diproduksi, maka hendaknya bagian PPC menginformasikan secara spesifik, berdasarkan jadwal perencanaan kebutuhan bahan baku, berapa jumlah masing-masing komponen dan kapan komponen tersebut harus disediakan.
commit to user 77