MEKANISME TABUNGAN BERJANGKA (DEPOSITO) DENGAN BAGI HASIL TINGGI PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH YANG BERGERAK PADA USAHA MIKRO DI KJKS ARTHAMADINA BANYUPUTIH
TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu Perbankan Syariah
Oleh : KARTIKA NUR SAFITRI 122503062
PROGRAM D3 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2015 M
i
ii
iii
MOTTO
(٣٨٢) البقره...ُق هللاَ َربَّه ُ …فَإ ِ ْن أ َ ِمنَ َب ْع ِ َّ َو ْل َيت،ُض ُك ْم َب ْعضًا فَ ْلي َُؤ ِدِّ الَّذِى اؤْ ت ُ ِمنَ أَ َمانَتَه “…Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya…” (Q.S Al-Baqarah : 283)
Menjalin kerjasama dan hubungan yang baik kepada orang lain akan mendatangkan rizki yang baik. (Kartika Nur Safitri )
iv
PERSEMBAHAN TugasAkhir ini saya persembahkan kepada : 1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat kenikmatan dan kehidupan sampai sekarang. 2. Nabi Agung Muhammad SAW sang pembawa kabar gembira yang telah menjadi penerang hati umatnya. 3. Kedua orang tuaku lahir dan batin, serta kakak-kakakku yang senantiasa memberikan kasih sayang dan telah memberikan semangat dalam hidupku. 4. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam khususnya Dosen Pengajar D3 Perbankan Syariah yang telah mengajarkan banyak ilmu dan pengalamannya dalam Perbankan Syariah. 5. Teman – teman D3 Perbankan Syariah angkatan 2012 senasib dan seperjuangan yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu, yang selalu membangkitkan semangat dan memberikan warna dalam hidupku. 6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih sedalam-dalamnya.
v
vi
ABSTRAK KJKS Arthamadina melakukan kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat salah satunya produk tabungan berjangka (deposito). Tabungan berjangka (deposito) sebagai produk pengimpunan dana di KJKS Arthamadina, dalam praktiknya menggunakan akad mudharabah. Oleh sebab itu nasabah sebagai pemilik dana yang telah menyimpan dananya, mendapatkan bagi hasil atau keuntungan yang telah disepakati bersama diawal pembukaan tabungan berjangka (deposito). Bagi hasil yang akan diberikan, berasal dari pendapatan KJKS Arthamadina yang diperoleh dari aktifitas pembiayaan yang dilakukan oleh KJKS Arthamadina. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Mekanisme Tabungan Berjangka (deposito) dengan Bagi Hasil Tinggi pada Lembaga Keuangan Syariah yang Bergerak pada Usaha Mikro di KJKS Arthamadina Banyuputih.” Penelitian dilakukan secara kualitatif di KJKS Arthamadina. Data-data diperoleh dengan metode wawancara, observasi dan dokumen serta dianalisis secara deskriptif analisis, sehingga dalam penelitian dapat terpecahkan dan dihasilkan rekomendasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa deposito yang ada di KJKS Arthamadina, menggunkan akad mudharabah, dengan pilihan jangka waktu 3, 6 dan 12 bulan. KJKS Arthamadina memberikan bagi hasil yang kompetitif melalui kegitan distribusi bagi hasil. Berdasarkan penelitian diatas bagi hasil yang akan diterima nasabah atau deposan langsung dapat di ketahui setiap bulannya. Oleh karena itu KJKS Arthamadina perlu menjaga kestabilan serta meningatkannya kegiatan pembiayaan yang telah dan yang akan dilakukan sehingga banyak nasabah yang tertarik untuk menggunakan produk tabungan berjangka (deposito) di KJKS Arthamadina.
Kata Kunci : Mekanisme, Rekomendasi, Mudharabah
vii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb Puji syukur kehadirat Allah SWT, penguasa alam semesta dan raja manusia atas segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya. Tidak lupa kita panjatkan salawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir yang berjudul “Mekanisme Tabungan Berjangka (deposito) dengan Bagi Hasil Tinggi pada Lembaga Keuangan Syariah yang Bergerak pada Usaha Mikro di KJKS Arthamadina Banyuputih.” Tugas Akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan prodi perbankan syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penyusunan Tugas Akhir ini dapat selesai berkat bantuan dari berbagai pihak, bimbingan dan dorongan serta perhatiannya. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak
Prof.Dr.H.Muhibbin,M.Ag
selaku
Rektor
UIN
Walisongo
Semarang. 2. Bapak Dr.H. Imam Yahya,M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang. 3. Bapak H.Johan Arifin,S.Ag,MM selaku Ketua Prodi D3 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang.
viii
4. Bapak H.Ade Yusuf Mujaddid,M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun Tugas Akhir ini. 5. Seluruh dosen pengajar D3 Perbankan Syariah UIN Walisongo Semarang. 6. Semua karyawan KJKS Arthamadina Banyuputih yang telah meluangkan waktunya membantu penulis dalam pembuatan Tugas Akhir ini. 7. Bapak
Ibuku
tersayang
dan
semua
keluargaku
yang
selalu
menyemangatiku dan mengajari ilmu kehidupan. 8. Perpustakaan Institut dan Fakultas yang telah meminjamkan buku-buku yang diperlukan penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. 9. Teman-teman D3 Perbankan Syariah angkatan 2012 yang telah memberikan warna dalam hidupku. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Penulis percaya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis akan sangat berterimakasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun penyempurnaan Tugas Akhir ini. Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan. Wassalamu’alaikum Wr.Wb
ix
Semarang, Mei 2015 Penulis
Kartika Nur Safitri Nim. 122503062
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDU ...................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................iii HALAMAN MOTTO ................................................................................................iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................v HALAMAN DEKLARASI........................................................................................vi ABSTRAK .................................................................................................................vii KATA PENGANTAR ...............................................................................................viii DAFTAR ISI ..............................................................................................................xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...............................................................................................1 B. Rumusan Masalah ..........................................................................................4 C. Tujuan ............................................................................................................5 D. Manfaat ..........................................................................................................5 E. Tinjauan Pustaka ...........................................................................................6 F. Metode Penelitian ..........................................................................................7 G. Sistematika Penulisan ....................................................................................12
xi
BAB II PEMBAHASAN UMUM TENTANG DEPOSITO SYARIAH A. Pengertiang Deposito Syariah ........................................................................14 B. Akad Dalam Deposito Syariah .......................................................................15 C. Distribusi hasil usaha tabungan berjangka (deposito) ....................................21 D. Karateristik dan Ketentuan Umum Deposito Mudharabah ...........................26 E. Landasan Hukum Mudharabah .....................................................................27 F. Fatwa Dewan Syariah Nasional Deposito ......................................................29 BAB III GAMBARAN UMUM KJKS ARTHAMADINA A. Sejarah Berdirinya ..........................................................................................31 B. Struktur Organisasi KJKS Arthamadina ........................................................33 C. Tujuan, Fungsi dan Peran KJKS Arthamadina .............................................34 D. Deskripsi Tugas Pengelolaan KJKS Arthamadina .........................................36 E. Kegiatan Usaha KJKS Arthamadina ..............................................................40 F. Wilayah Kantor Layanan KJKS Arthamadina ...............................................46 G. Luas Lingkup Pemasaran ...............................................................................46 H. Bidang Garap .................................................................................................47 BAB IV PEMBAHASAN A. Pengertian Tabungan Berjangka (Deposito) pada KJKS Arthamadina .........49 B. Mekanisme dan karakteristik Tabungan Berjangka (Deposito) .....................51 C. Distribusi hasil usaha dari produk tabungan berjangka (deposito) di KJKS Arthamadina Banyuputih. ..............................................................................55
xii
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN ..............................................................................................63 B. SARAN ..........................................................................................................65 C. PENUTUP ......................................................................................................66 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga
keuangan
syariah
adalah
lembaga
yang
dalam
aktifitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atau dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil.Yang dimaksud dengan mengkhususkan diri untuk melakukan kegiatan tertentu adalah melaksanakan kegiatan pembiayaan jangka panjang, pembiayaan untuk mengembangkan koperasi, pengembangan pengusaha golongan ekonomi lemah atau pengusaha kecil, pengembangan ekspor non migasi dan pengembangan pembangunan perumahaan. Koperasi jasa keuangan syariah adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah).1 Di samping itu di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang hidup serba berkecukupan muncul kekhawatiran akan timbulnya pengikisan akidah. Pengikisan akidah ini bukan hanya dipengaruhi dari aspek syiar Islam tetapi juga dipengaruhi oleh lemahnya ekonomi masyarakat, maka keberadaan BMT diharapkan mampu
1
Ahmad ifham sholihin, Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama,2010,h. 456.
1
2
mengatasi masalah ini lewat pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ekonomi masyarakat.2 Baitul maal wat tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil yaitu lembaga keuangan mikro dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan intervasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu, baitul maal wat tamwil juga bias menerima titipan zakat, infak, dan sedekah, serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya.3 Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Arthamadina yang berdiri pada tanggal 4 Mei 2007 di kota Batang, merupakan sebuah lembaga keuangan yang berupaya untuk mengembangankan ekonomi, khususnya bagi
masyarakat
muslim
menengah
ke
bawah
dan
membantu
perekonomian masyarakat Batang khususnya. Sebagai lembaga intermediasi yang menjembatani antara pihak yang surplus dana dengan pihak yang defisit dana, KJKS Arthamadina menggunakan prinsip syariah di dalam kegiatan funding dan kegiatan landing. Melalui KJKS Arthamadina kelebihan dana-dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dana dan memberi
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: Ekonisia, Cet. Ke-1, 2003, h. 85. 3 Andri soemitra,Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, Cet.ke-1, 2009,h. 452. 2
3
manfaat kepada kedua belah pihak. Disamping itu membantu usaha kecil dan rumahan menyediakan dana untuk membantu usahanya. Aktivitas funding merupakan aktivitas pokok bank syariah dengan dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyediakan fasilitas produk pengimpunan dana. KJKS Arthamadina menghimpun dana dari masyarakat, menggunakan akad mudharabah dalam produk Tabungan Investama, Tabungan Kencana, Tabungan Shari’ dan Tabungan Berjangka (deposito) jangka waktu 3, 6, 12 bulan. Akad mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak, dimana pihak pertama yakni shahibul mal sebagai pemilik dana menyediakan seluruh dana sedangkan yang lain yakni mudharib sebagai pengelola dan dengan keuntungan yang disepakati. Dalam apilkasi penghimpunan dana di KJKS Arthamadina, maka nasabah sebagai pemilik dana dan KJKS Arthamadina sebagai pengelola. Sedangkan
aktivitas
landing
(pembiayaan)
yakni
aktifitas
pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memnuhi kebutuhan pihakpihak yang merupakan defisit unit, KJKS Arthamadina menyalurkan dana yang sudah terkumpul dari nasabah tersebut ke berbagai usaha kecil dan menengah yang dikemas dalam produk pembiayaan dengan akad mudharabah itulah yang menjadi sumber pendapatan KJKS Arthamadina yang pada gilirannya akan di bagihasilkan kepada nasabah (pemilik rekening tabungan dan deposito).
4
Dalam tugas akhir ini penulis tertarik pada tabungan berjangka (deposito) yang akan menjelaskan mekanisme tabungan berjangka (deposito) dan bagi hasil yang tinggi serta karakteristik yang ada di KJKS Arthamdina Banyuputih. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai distribusi hasil usaha dan mekanisme dari tabungan berjangka (deposito) yang dilakukan KJKS Arthamadina Banyuputih untuk produk tabungan berjangka (deposito) dengan megambil judul “Mekanisme Tabungan Berjangka (deposito) dengan Bagi Hasil Tinggi pada Lembaga Keuangan Syariah yang Bergerak pada Usaha Mikro di KJKS Arthamadina Banyuputih.”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apa yang di maksud dengan tabungan berjangka (Deposito) yang ada di KJKS Arthamadina Banyuputih ? 2. Bagaimana
mekanisme dan karakteristik tabungan berjangka
(Deposito) pada KJKS Arthamadina ? 3. Bagaimana distribusi hasil usaha dari produk tabungan berjangka (deposito) di KJKS Arthamadina Banyuputih ?
5
C. Tujuan 1. Untuk mengetahui tabungan berjangka (Deposito) yang ada di koprasi jasa keuangan syariah (KJKS) Arthamadina Banyuputih 2. Untuk mengetahui karakteristik dan mekanisme dari tabungan berjangka (Deposito) yang menggunakan akad Mudharabah 3. Untuk mengetahui pendistribusian Hasil Usaha pada tabungan berjangka (deposito) di KJKS Arthamadina Banyuputih
D. Manfaat Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi penulis Dari penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan memantapkan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan terutama mengenai produk tabungan berjangka (deposito), sistem bagi hasil dari koperasi jasa keuangan syariah untuk produk tabungan berjangka (Deposito). Selain itu di sisi lain dapat mengasah keterampilan penulis dalam menulis khususnya menulis laporan-laporan penelitian 2. Bagi Prodi D3 Perbankan Syari’ah Menambah informasi dan dapat dijadikan referensi, khususnya bagi akademisi mengenai produk pendanaan funding yaitu produk tabungan berjaangka yang ada di KJKS Arthamadina
6
3. Bagi Perusahaan (KJKS Arthamadina Banyu Putih) Sebagai bahan membantu membagi informasi kepada para nasabah tentang produk tabungan berjangka (deposito) beserta besar dan sistem bagi hasil yang diterapkan. 4. Bagi Masyarakat Menambah wawasan masyarakat mengenai tabungan berjangka (deposito)
yang
ada
dalam
KJKS
Arthamadina
meliputi
karateristik, sistem bagi hasil dan prosedur yang dilakukan KJKS, sehingga masyarakat lebih paham dan percaya untuk menempatkan dana mereka dengan produk tabungan berjangka (deposito).
E. Tinjauan Pustaka Untuk menghindari kesamaan atau plagiat dalam pembahasan orang lain, maka dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis mencantumkan beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan Tugas Akhir yang penulis buat ini. Diantara penelitian – penelitian tersebut adalah sebagai berukut : Pertama, ”Implementasi Prinsip Revenue Sharing Dalam Produk Penghimpunan Dana (Deposito) Dengan Akad mudharabah muthlaqah Di BPRS BEN SALAMAH ABADI PURWODADI” yang telah diteliti oleh Riska Diyah Saputri mahasiswa IAIN walisongo pada tahun 2014. Tugas ini
bertujuan
untuk
mengetahui
penghimpunan
dana
(Deposito)
menggunakan akad mudharabah muthlaqah di BPRS Ben Salamah Abadi
7
Purwodadi dan untuk mengetahui implementasi prinsip revenue sharing dalam penghimpunan dana (Deposito) di BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadi. Kedua, ”Mekanisme Penditribusian Hasil Usaha PT.BPRS Binama Semarang Untuk Deposito Mudharabah.” Yang telah di teliti oleh Rizwah mahasiswa IAIN Walisongo pada tahun 2013. Tugas ini bertujuan untuk mengetahui deposito mudharabah dan karakteristiknya yang ada di PT. BPRS Binama Semarang, untuk mengetahui kebijakan yang digunakan PT. BPRS Binama Semarang dalam pendistribusian hasil usahanya, dan untuk mengetahui mekanisme pendistribusian hasil usaha PT. BPRS Binama Semarang yang selanjutnya dibagihasilkan kepada deposan. Ketiga, “Pengaruh Bagi Hasil terhadap Dana Deposito Syariah Mudharabah yang ada pada Bank Mandiri.” Yang telah di teliti oleh Rizqa Rizqiana mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2010. Tugas ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme perhitungan bagi hasil pada Bank Syariah Mandiri, dan untuk mengetahui pengaruh bagi hasil terhadap jumlah dana deposito syariah mudharabah yang ada pada Bank Syariah Mandiri.
F. Metode Penelitian Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan
maupun
teknologi.
Penelitian
(research)
merupakan
rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan.
8
Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan sebagai suatu pemecahan (solusi) langsung bagi permasalahan yang dihadapi, karena penelitian merupakan bagian saja dari usaha pemecahan masalah yang besar. Fungsi penelitian
adalah
mencarikan
penjelasan
dan
jawban
terhadap
permasalahan serta memberikan alternative bagi kemungkinan yang dapat digunakan
untuk
pemecahan
masalah.4Hal
ini
bertujuan
untuk
mengungkapkan kebenaran secara sistematis, objektif dan terkendali. Dalam penyusunan Tugas Akhir (TA) ini, penulis melakukan penelitian dari data-data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan diproses. Adapun metode penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Dalam hal ini penulis menggunakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap dan pemikiran orang secara individu maupun secara kelompok.5
2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di kantor pusat KJKS Arthamadina yang beralamat di jalan Raya Lokojoyo Km 1 Banyuputih – Batang.
3. Sumber Data Dalam pengambilan data penulis menggunakan dua jenis data: 4
Saifuddin azwar,Metode Penelitian,Yogyakarta : Pustaka Pelajar(Anggota IKAPI),1998,h. 1. M.Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta : Ar-Ruzz Media,2003, h. 89. 5
9
a. Data Primer Data primer adalah data yang di peroleh secara langsung dari sumber yang diteliti, dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap masalah yang dihadapi. Seperti memperoleh informasi melalui observasi dan wawancara dari objek penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan interview atau wawancara langsung dengan pihak KJKS Arthamadina Banyuputih dan nasabah/ Anggota. b. Data Sekunder Data sekunder yakni data primer yang telah dikelola lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain.6 Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah segala data yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan melengkapi serta mendukung informasi terkait dengan objek penelitian. Dalam hal ini, penulis memperoleh data dari catatancatatan buku atau modul, laporan-laporan, karya tulis, atau dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian.
4. Metode Pengumpulan Data Dalam usaha pengumpulan data serta keterangan yang diperlukan dalam penelitian studi kasus ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data antara lain: 6
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2008, h. 103.
10
a. Observasi Poewandari (1998) berpendapat bahwa observasi merupakan metode yang paling dasar dan paling tua, karana dengan cara-cara tertentu kita selalu terlihat dalam proses mengamati.7 Metode pengumpulan data melalui observasi yaitu proses pengambilan data dengan menggunakan pengamatan langsung di lapangan dalam rangka mencari data tersebut. Peneliti menggunakan ini dengan cara mengumpulkan data dan mengadakan pengamatan langsung pada KJKS Arthamadina Banyuputih, yang akan di jadikan obyek atau bahan dalam penelitian dan mencatat secara sistematis mengenai produk penghimpun dana funding khususnya tabungan berjangka (deposito) mengenai mekanisme dan bagi hasil yang akan di peroleh bagi nasabah atau anggota dari KJKS Arthamadina Banyuputih.
b. Wawancara Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal. Wawancara adalah suatu percakapan yang di arahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses Tanya jawab lisan, dimana duaorang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.
7
Imam gunawan,Metode Penelitian Kualitatif teori & praktek,Jakarta: Bumi Aksara,2013,h. 143.
11
Wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data, dengan cara bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden (pihak yang terkait langsung dengan objek penulisan), sehingga dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat. Pihak yang terkait langsung dalam hal ini adalah Customer Service Arthamadina Banyuputih serta nasabah atau anggota.
KJKS yang
mengetahui mekanisme tabungan berjangka (deposito) serta bagi hasil. CS yang mengetahui prosedur pembukaan dan penutupan rekening tabungan berjangka (deposito) dan nasabah atau anggota sebagai deposan yang menerima bagi hasil.
c. Dokumentasi Metode
dokumentasi
merupakan
salah
satu
metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri data historis.8 Pengumpulan data melalui dokumentasi yaitu cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk
juga
buku-buku
tentang
teori,
dalil,
hokum-
hukum,implementasi dan lain-lain. Yang berhubungan dengan masalah penelitian. Penulis menggunakan cara ini dengan cara penelusuran terhadap bahan-bahan pustaka yang menjadi sumber data penelitian secara
8
Burhan Bungin, Metodologi Peneltian Kuantitatif, Jakarta: Prenada Media, 2005, h. 144.
12
langsung yang meliputi profil KJKS Arthamadina Banyuputih, produk-produk penghimpunan dana funding serta mekanismenya.
5. Metode Analisis Data Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Tujuan dari deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif gambaran atau lukisan secara sitematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.9 Jadi metode deskriptif ini memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variable yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan bukan untuk pengujian hipotesis. Maka dalam penulisan TA (Tugas Akhir) nanti akan diberikan diskripisi mengenai tabungan berjangka (deposito) dan mekanisme dari tabungan berjangka serta bagi hasil yang di berikan untuk nasabah atau anggota yang ada di KJKS Arthamadina Banyuputih.
G. Sistematika Penulisan Dalam penulisan Tugas Akhir ini, akan penulis bagi menjadi 4 (empat) bab, yaitu sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan 9
Moh Nazir, Metodologi Penelitian, Jakarta:ghalia Indonesia, 2003, h. 54
13
untuk mengantarkan permasalahan Tugas Akhir secara umum. Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, manfaat dan tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Pembahasan Umum Tentang Topik atau Pokok Bahasan Bab ini berisi tentang gambaran umum topik dan pokok bahasan serta kerangka teori dalam penulisan. BAB III Gambaran Umum KJKS Arthamadina Banyuputih Dalam bab ini dipaparkan tentang sejarah berdirinya, visi misi dan tujuan, struktur organisasi dan job description masing-masing bidang serta produk-produk pada KJKS Arthamadina Banyuputih. BAB IV Pembahasan Dalam bab ini akan membahas mekanisme tabungan berjangka (deposito) berapa besar bagi hasilnya dan bagaimana pendistribusian bagi hasil selanjutnya yang dibagihasilkan tersebut. BAB V Penutup bab ini terdiri dari kesimpulan, saran dan penutup.
BAB II PEMBAHASAN UMUM TENTANG DEPOSITO SYARIAH A. Pengertiang Deposito Syariah Sistem penghimpunan dana pada bank syariah dilihat dari sumbernya, pada dasarnya terdiri atas: modal, titipan dan investasi. Deposito pada bank syariah termasuk sumber dana yang berasal dari investasi masyarakat yang dihimpun berdasarkan akad mudharabah, maka deposito di bank syariah disebut dengan deposito mudharabah.1 Deposito
menurut
Dewan
Syariah
Nasional
No.03/DSN-
MUI/IV/2000 tentang deposito yaitu simpanan dana berjangka yang penarikannya hanya dapat di lakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan baik.2 Deposito berdasarkan UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, yang dimaksud dengan deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Macam-macam deposito berjangka:3 a. Depoito berjangka biasa
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktik, Cet.1 Jakarta: Gema Insani Press, 2000, h. 146. 2 Ahmad Ifham Sholihin, Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama, 2010, h.137 3 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta: Rajawali Perss, 2011, h. 351. 1
14
15
Deposito yang berakhir pada jangka waktu yang diperjanjikan, perpanjangan hanya dapat dilakukan setelah ada permohonan baru/pemberitahuan dari penyimpan. b. Deposito berjangka otomatis (automatic roll over) Pada saat jatuh tempo, secara otomatis akan diperpanjang untuk jangka waktu yang sama tanpa pemberitahuan dari penyimpan. B. Akad Dalam Deposito Syariah 1. Akad a. Pengertian Akad secara linguistik, akad memiliki makna “ar-rabthu” yang berarti menghubungkan atau mengaitkan, mengikat antara beberapa ujung sesuatu.4Kata akad berasal dari bahasa Arab al-‘aqd yang secara etimologi berarti perikatan, perjanjian, dan permufakatan (al-ittifaq).5 Menurut istilah, akad memiliki makna khusus. Akad adalah hubungan atau keterkaitan antara ijab dan qabul atas diskursus yang di benarkan oleh syara’ dan memiliki hasil tertentu. Dengan ungkapan lain, akad merupakan keterkaitan antara keinginan/statemen kedua pihak yang di benarkan oleh syara’ dan akan menimbulkan implikasi hukum tertentu.6 b. Rukun Akad Rukun akad yaitu :
4
Dimyaudin Djunawaini, Pengantar Fiqih Muamalah, Yogyakarta : Pustaka Pelajar,2010, h.47. Abdul Rahman Ghazaly, Fiqih Muamalah, Jakarta : Kencana Prenada Media Group,2010,h.50. 6 Djunawaini, Pengantar …, h.48. 5
16
1) Dua Pihak atau Lebih yang Melakukan Akad Dua orang atau lebih yang dipersyaratkan harus memiliki melakukan akad ini adalah dua oarang atau lebih yang secara langsung terlibat dalam akad. Kedua belah pihak kelayakan untuk melakukan akad sehingga perjanjian atau akad tersebut dianggap sah. Syarat atau Kelayakan terwujud dengan beberapa hal berikut: a) Kemampuan membedakan yang baik dan buruk. Yakni apabila pihakpihak tersebut sudah berakal lagi baligh dan tidak dalam kaeadaan retcekal. Orang yang tercekal karena dianggap idiot atau bangkrut total,tidak sah melakukan perjanjian. b) Bebas memilih. Tidak sah akad yang dilakukan orang dibawah paksaan, kalau paksaan itu terbukti. Misalnya orang yang berhutang dan butuh pengalihan hutangnya, atau orang yang bangkrut, lalu dipaksa unutk menjual barangnya untuk menutupi hutangnya. c) Akad itu dapat dianggap berlaku (jadi total) bila tidak memiliki pengandaian yang disebut khiyar. 2) Obyek Akad (Transaksi) Yakni barang yang dijual dalam akad jual beli atau sesuatu yang disewakan dalam akad sewa dan sejenisnya. Dalam hal itu juga ada beberapa persyaratan sehingga akad tersebut dianggap sah,yakni sebagai berikut: a) Barang tersebut harus suci atau meskipun terkena najis bisa dibersihkan.
17
b) Barang tersebut harus bisa digunakan dengan cara yang disyariatkan. c) Komoditi harus bisa diserah terimakan. d) Barang yang dijual harus merupakan milik sempurna dari orang yang melakukan penjualan. e) Harus diketahui wujudnya oleh orang yang melakukan akad jual beli bila merupakan barang-barang yang dijual langsung. 3) Lafazh ( Shighat ) Akad Yang dimaksudkan dengan pengucapan akad itu adalah ungkapan yang dilontarkan oleh orang yang melakukan akad untuk menunjukan keinginan yang mengesankan bahwa akad itu sudah berlangsung. Tentu saja ucapan itu harus mengandung serah terima ( ijab-qobul ). Ijab (ungkapan penyerahan barang) adalah yang diungkapkan lebih dahulu,dan qobul (penerimaan) diungkapkan kemudian. 7 c. Syarat umum suatu akad Syarat umum akad adalah : 1) Pihak – pihak yang melakukan akad telah di pandang mampu bertindak menurut hukum (muklallaf). Apabila belum mampu, harus dilakukan oleh walinya. Oleh sebab itu, suatu akad yang dilakukan oleh orang yang kurang waras (gila) atau anak kecil yang belum mukallaf secara langsung, hukumnya tidak sah.
7
Abdullah Al-Muslih, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, Jakarta: Darul Haq, 2011, h. 27.
18
2) Objek akad itu, diakui oleh Syara’. Objek akad ini harus memenuhi syarat berbentuk harta, dimiliki seseorang, bernilai harta menurut syara’. 3) Akad itu tidak di larang oleh nash syara’. Atas dasar ini, seorang wali (pemelihara anak kecil), tidak dibenarkan menghibahkan harta anak kecil tersebut. Seharusnya harta anak kecil itu dikembangkan, dipelihara, dan tidak diserahkan kepada seseorang tanpa ada imbalan hibah. Apabila terjadi akad, maka akad itu batal menurut syara’. 4) Akad yang dilakukan itu memenuhisyarat – syarat khusus dengan akad yang bersangkutan, disamping itu memiliki syarat umum.8 d. Berakhirnya Akad Para ulama fiqh menyatakan bahwa suatu akad dapat berakhir apabila: 1) Berakhirnya masa berlaku akad itu, apabila akad itu mempunyai tenggang waktu. 2) Dibatalkan oleh pihak – pihak yang berakad itu, apabila akad itu sifatnya tidak mengikat. 3) Dalam akad yang bersifat mengikat, suatu akad dapat dianggap berakhir jika : a) Jual beli itu fasad, seperti terdapat unsur – unsur tipuan salah satu rukun atau syarat tidak terpenuhi. b) Berlakunya khiyar syarat,aib, atau rukyat.
8
Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Fiqih Muamalah), cet 1, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003,h.105.
19
c) Akad itu tidak dilaksanakan oleh salah satu pihak. d) Tercapainya tujuan akad itu di sampai sempurna. 4) Salah satu pihak yang berakad meninggal dunia. Dalam hubungan ini para ulama fiqh menyatakan bahwa tidak semua akad otomatis berakhir dengan wafatnya salah satu pihak yang melaksanakan akad.
2.
Mudharabah Mudharabah berasal dari kata adhdharby dari fil ardhi yaitu
bepergian untuk urusan dagang. Disebut juga qiradh yang berasal dari kata al-qardhu yang berarti potongan, karena pemilik memotong hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian keuntungan.9 Mudharabah berasal dari kata dharb yang berarti memukul atau berjalan. Dalam bidang ekonomi islam, pengertian memukul atau berjalan lebih tepatnya adalah proses seseorang memukul kakinya dalam menjalankan usahanya. Sedangkan secara istilah, mudharabah merupakan akad kerjasama usaha antara dua belah pihak pertama (pemilik dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi diantara mereka sesuai dengan kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung pengelola dana. 10
9
ibid Dwi Suwiknyo, Ayat-ayat Ekonomi Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010, h. 181.
10
20
Keuntungan
usaha
secara
mudharabah,
dibagi
menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi, ditanggung oleh pemilik modal selama bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian tersebut disebabkan oleh kelalaian atau kecurangan pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi.11 Akad mudharabah dibedakan menjadi 2, yaitu: 1) Mudharabah muthlaqah ( mudharabah tidak terikat/bebas ) Wahbah al-Zulaili menegaskan bahwa yang dimaksud dengan akad mudharabah tidak terikat adalah penyerahan modal dari shahib almal kepada mudharib guna melakukan usaha (bisnis) tanpa ditentukan jenis usahanya, tempatnya, waktunya, sifat bisnisnya, dan /atau pihak yang melakukan usahanya. 2) Mudharabah muqayyadah ( mudharabah terikat ) Mudharabah terikat yaitu akad mudharabah yang berupa penyerahan modal dari shahib al-mal kepada mudharib untuk melakukan usaha (bisnis) yang ditentukan jenis-jenis usahanya, tempat, waktunya, sifat bisnisnya, dan/atau pihak yang melakukan usahannya. 12 Adapun
yang
dimaksud
secara
khusus
dengan
deposito
mudharabah atau yang disebut dengan deposito investasi mudharabah,
11
Zainudin Ali, Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, h. 25. Jaih Mubarok, Hukum Ekonomi Syariah Akad Mudharabah, Bandung: Fokus Media, 2013, h. 34. 12
21
merupakan investasi melalui simpanan pihak ke-3 (perseorangan badan hukum), yang penarikannya hanya dapat dilakukan jangka waktu tertentu saat jatuh tempo dengan mendapatkan bagi hasil.13 Jangka waktu deposito mudharabah berkisar antara 1, 3, 6 bulan dan 12 bulan. Dalam transaksi deposito mudharabah, bank syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola dana), sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul maal (pemilik dana). Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank syariah dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak ketiga. C. Distribusi hasil usaha tabungan berjangka (deposito) Distribusi pembagian hasil usaha bank syariah dengan nasabah (shahibul maal) penghimpunan dana hanya didasarkan akad mudharabah, pembagian bagi hasil usaha dilakukan berdasaarkan pada nisbah yang disepakati pada awal akad. Faktor yang mempengaruhi perhitungan hasil usaha 1. Besaran kontribusi investasi (pembobotan sumber dana) Pada awal berdirinya bank umum syariah di Indonesia, yaitu bank muamalat Indonesia, perhitungan distribusi hasil usaha dilakukan dengan memberikan pembobotan, bank syariah memberikan bobot terhadap sumber dana yang di pergunakan dalam penyaluran dana oleh
Perwataatmadja Karnaen dan Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam. Yogjakarta: Dana bhakti Wakaf, 1992, h. 20 13
22
bank syariah yang memberikan bobot investasi terhadap masingmasing kelompok dana misalnya tabungan mudharabah diberi bobot 0,7, deposito mudharabah 1 bulan diberi bobot 0,65, deposito mudharabah 3 bulan diberi bobot 0,66 dan sebagainya, dan pembobotan
terhadap
kelompok
sumber
dana
yang
dapat
diinvestassikan untuk jangka waktu yang lama seperti deposito mudharabah 1 tahun diberi bobot 1. 2. Penentuan jenis sumber dana yang diikutsertakan dalam perhitungan distribusi hasil usaha (profit distribution) Penentuan jenis sumber dana ini merupakan unsur yang sangat penting, karena jumlah sumber dana ini yang akan mempunyai dampak terhadap penyaluran yang akan dilakukan dan pendapatan yang akan di peroleh. Belum ada keseragaman yang dilakukan oleh bank syariah dalam menentukan jenis sumber dana yang dipergunakan sebagai unsur dalam perhitungan distribusi hasil usaha. Ada beberapa pola yang dipergunakan oleh bank syariah, yaitu antara lain : a. Dana prinsip mudharabah mutlaqah saja Dalam metode ini bank syariah perhitungan sumber dana yang diperhitungkan dalam pembagian hasil usaha hanya sumber dana dengan prinsip mudharabah mutlaqah saja, karena sesuai dengan prinsipnya hasil dari pengelolaan dana tersebut yang akan dibagihasilkan sedangkan sumber dana yang lain seperti dana dengan prinsip wadiah dan modal tidak ikut sertakan dalam
23
perhitungan distribusi hasil usaha dengan alasan pendapatan yang diperoleh menjadi pendapatan bank syariah dengan tulus dan iklas, apabila bank syariah tidak dapat menyalurkan dana mudharabah yang dihimpun, bank syariah yang bersangkutan tidak melakukan penghimpunan dana mudharabah mutlaqah lagi karena dengan adanya penambahan dana dngan pendapatan dari penyaluran yang tidak bertambah akan merugikan para deposan yang terdahulu. b. Total sumber dana pihak ketiga (prinsip wadiah dan mudharabah mutlaqah) Bank
syariah
menetapkan
sumber
dana
yang
diperhitungkan dalam pembagian hasil usaha adalah semua penghimpunan dana dengan prinsip wadiah maupun dengan prinsip mudharabah mutlaqah. Perlu diingat bahwa walaupun prinsip wadiah dipergunakan sebagai sumber dana dalam perhitungan distribusi hasil usaha tetapi porsi pendapatan yang diperoleh dari dana prinsip wadiah tersebut menjadi milik bank syariah sepenuhnya. c. Total sumber dana (prinsip wadiah dan prinsip mudharabah dan modal) Metode lain penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah didanai dari sumber dana yang ada pada bank tersebut yang telah dicampur menjadi satu (pooling fund), baik yang berasal dari prinsip mudharabah, prinsip wadiah, maupun yang berasal dari
24
bagian modal bank syariah sendiri. Semua sumber dana yang ada dianggap mempunyai kontribusi dalam penyaluran dana sehingga dalam pembagian pendapatan dari penyaluran dana, sumber dana yang berasal dari prinsip wadiah dan sebagian modal harus dihitung. Apabila dana mudharabah mutlaqah lebih kecil dari jumlah penyalurannya maka pendapatan yang dibagikan sama dengan metode prioritas pada butir 1 di atas, tetapi apabila jumlah dana mudharabah yang dihimpun lebih besar dari penyaluran yang dilakukan maka pendapatan yang dibagikan akan menjadi lebih kecil dari metode prioritas pada butir 1 di atas. Yang menjadi masalah adalah beberapa besarnya modal yang diikutsertakan sebagai teori modal bank diutamakan dipergunakan sebagai investasi aktiva tetap, bukan aktiva produktif. 3. Jenis penyaluran dana dan pendapatan yang terkait Penentuan jenis kelompok penyaluran yang dilakukan oleh bank syariah juga sangat berpengaruh terhadap pendapatannya yang dipergunakan sebagai unsur perhitungan distribusi hasil usaha karena dari pendapatan kelompok penyaluran ini yang akan dibagihasilkan. 4. Penentuan pendapatan dibagihasilkan Sesuai dengan paragraf 16 PSAK 59 tentang perbankan syariah dan sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 14/DSNMUI/IX/2000 tanggal 16 september tentang system distribusi hasil usaha, pendapatan yang akan dibagihasilkan antara mudharib dan
25
shahibul maal adalah pendapatan yang nyata-nyata telah diterima (cash basis) sedangkan pendapatan yang masih dalam pengakuan (accrual basis) tidak dibenarkan untuk di bagi antara mudharib dan shahibul maal. Dengan berlakunya PSAK 59 tentang akuntansi perbankan syariah dimana sebagai assumsi dasar adalah asumsi dasar akrual (accrual basis) maka bank syariah harus bias membedakan pendapatan yang telah ada aliran kas masuk dan pendapatan yang masih dalam pengakuan. 5. Pemisahan jenis valuta Dalam perhitungan distribusi hasil usaha tersebut ada bank syariah membedakan pembagian hasil usaha sesuai valuta mata uangnya seperti perhitungan distribusi hasil usaha rupiah, perhitungan distribusi hasil usaha valuta asing dan sebagainya. 6. Nisbah yang sudah disepakati diawal perjanjian Berdasarkan hasil usaha baik yang diperoleh shahibul maal maupun yang diperoleh bank syariah juga tergantung pada nisbah yang disetujui pada awal akad. Dalam hal bank syariah memberikan nisbah yang lebih besar dari pemilik dana yang lain(special nisbah), berarti shahibul maal akan memperoleh hasil usaha yang lebih besar atau sebagian hasil usaha bank sebagai mudharib diserahkan kepada shahibul maal, dengan kata lain special nisbah akan ditanggung oleh bank syariah. 7. Kebijakan akuntansi
26
Kebijakan akuntansi bank syariah juga memegang peranan yang sangat penting dalam kaitannya perhitungan distribusi hasil usaha, terutana yang berkaitan dengan penentuan pendapatan dan pengakuan pendapatan yang merupakan unsur penting dalam perhitungan distribusi hasil usaha.14
D. Karateristik dan Ketentuan Umum Deposito Mudharabah Adapun yang merupakan karateritstik dan ketentuan umum dalam deposito mudharabah adalah sebagai berikut.15 a.
Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cara pemberitahuan keuntungan atau pembagian keuntungan secara resiko yang ditimbulkan dari penyimpanan dana, yang dicantumkan di awal akad.
b.
Pada deposito mudharabah, wajib diberikan sertifikat atau tanda penyimpanan deposito kepada deposan.
c.
Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. Deposito yang diperpanjang setelah jatuh tempo akan diperlakukan sama seperti deposito baru, tetapi bila pada akad sudah dicantumkan perpanjangan otomatis, maka tidak perlu dibuat akad baru.
14
Wiroso, Penghimpunan dana Distribusi hasil usaha bank syariah, Jakarta : PT.Grasindo,2005,h.89. 15 Muhammad dan Dwi Suwiknyo, Akuntansi Perbankan Syariah, Yogyakarta: Trust Media, 2009, h. 15.
27
d.
Modal dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan piutang.
e.
Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan deposito tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
E. Landasan Hukum Mudharabah Landasan yang mendasari berdirinya produk tabungan berjangka (deposito) yaitu : Surat Al-Muazammil : 20 َ ض ِل …ِاّلل ْ َض يَ ْبتَغُونَ ِمن ف ِ … َوآخ َُرونَ يَض ِْربُونَ فِي ْاْل َ ْر “…Dan dari orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah…” (Q.S. Al Muzammil: 20)
Surat Al-Maidah : 1
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan
28
kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”
Hadis Ibnu Majah َ صلَى َ سو ُل ش فِي ِه َن ْالبَ َر ََُُ ْلبَ ْي ُح ُ ب َع ْن أَبِي ِه قَا َل قا َ َل َر ٍ ص َه ْي ُ . صا لَحِ ب ِْن ٌ سلَ َم ثَل َ اّلل َعلَ ْي ِه َو َ ِاّلل َ َع ْن ُ ضُُ َوأ َ ْخ َل َ ط ْالب ُِر ِبال ْح ِ ير ِل ْل َب ْي َ ار َ َأِلَى أ َ َج ٍل َو ْال ُمق ِ ش ِع ِ ت ال ِل ْل َبي
“Dari Shalih bin Shuhaib r.a bahwa Rasullah SAW bersabda, “Tiga hal yang mengandung keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah tangga,bukan untuk dijual” (HR. Ibnu Majah No.2280, kitab At Tijarah,).16
Hadis Thabrani َ ظا َر َبًُ اثْت ََر َ ب ِإذَا دَفَ َع ْال َما َل ُم َ َاس ْينُ َع ْب ِد ال ُم ُ ُصا ِح ِب ِه أ َ ْن الَ َي ْلل ِ ط ِل ُ س ِيد ُ نَا ا اْل َعب َ َََا ن َ ط َعلَى ْ ِب ِه بَحْ ًرا َو الَ يَ ْن ِز ُل ِب ِه َوا ِد يًا َوالَ يَ ْشت َِر ى ِب ِه دَابَتًا ذَاتَ ََبَ ِد َر َ َ َض َمنَ فَبَل َ َ طبَ ٍُ فَإ ِ ْن ت َ َع َل ذ ِل ُ ش ْر ُ ٌ س ْو َل ُ طهُ َر ُ سلَ َم فَأ َ َجازَ ه َ ُصلَى ا اّلل َ علَ ْي ِه َو َ اّلل “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara 16
Antonio, Bank… , h. 96.
29
mudharabah, ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikan syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah
saw
dan
Rasulullah
pun
membolehkannya”.
(HR.
Thabrani).17 Ijma Diriwayatkan,
sejumlah
sahabat
menyerahkan
(kepada
orang,
mudharib) harta anak yatim sebagai mudharabah dan tak ada seorang pun mengingkari mereka. Karenanya, hal itu dipandang sebagai ijma’ (Wahbah Zuhaily, al-fikih al-islami wa Adillatuhu,1989,4/838).18
F. Fatwa Dewan Syariah Nasional Deposito Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 03/DSN-MUI/IV/2000 tentang deposito
menimbang,
mengingat,
memperhatikan
:
memutuskan,
menetapkan : fatwa tentang deposito Pertama : tabungan ada dua jenis : 1. Deposito yang tidak di benarkan secara syariah, yaitu deposito yang berdasarkan perhitungan bunga. 2. Deposito yang dibenarkan, yaitu deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah.
17 18
Ibid. Ahmad, Pedoman … h.138
30
Kedua : ketentuan umum tabungan berdasarkan mudharabah : 1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai, mudharib atau pengelola dana. 2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain. 3. Modal yang dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang. 4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan diuntungkan dalam akad pembukaan rekening. 5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.19
19
Zainuddin, Hukum … , h.245
BAB III GAMBARAN UMUM KJKS ARTHAMADINA A. Sejarah Berdirinya Awal mula Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arthamadina di dirikan dengan tujuan untuk membantu dalam peningkatan taraf hidup anggota, khususnya dalam bidang ekonomi. Nama KJKS Arthamadina berawal dari “Artha” yang berarti harta, sedangkan “madina” yang berarti maslahat dunia akhirat maka dari itu KJKS Arthamadina didirikan untuk kemaslahatan masyarakat. KJKS Arthamadina Banyuputih sejauh ini telah melakukan pembinaan usaha kecil menengah kepada masyarakat, melalaui sistem ekonomi Syariah. Penerapan Bagi Hasil dalam setiap transaksi merupakan upaya menghindari sistem bunga (Riba) sedini mungkin. Awalnya KJKS Arthamadina belum mempunyai gedung untuk tempat kantor
operasionalnya
kemudian
di
pinjami
tempat
oleh
Bpk
H.
Yuswanto,S.Pdi yang menjabat sebagai pengawas, tempat tersebut terletak di samping pasar Banyuputih, setelah itu kemudian KJKS Arthamadina membuat gedung sendiri yang bertempat di Jl. Raya Lukojoyo km. 1 Banyuputih dan saldo awalnya KJKS Arthamadina yaitu Rp. 5.150.000,- oleh 8 orang anggota pada tahun 2007 kemudian operasionalnya tahun 2008 dan SHU bersih yang dapat dibagikan kepada anggota sebesar RP. 42.350.507,-. Lokasi kantor pusat KJKS Arthamadina berada di Jl. Raya Lokojoyo Km. 1 Banyuputih – Batang dan kantor kas KJKS Artahamadina berlokasi di 31
32
Jl. Raya Barat Tersono No. 3 Tersono-Batang. KJKS Arthamadina Banyuputih sejauh ini telah melakukan pembinaan usaha kecil menengah kepada masyarakat, melalaui sistem ekonomi Syariah. Penerapan Bagi Hasil dalam setiap transaksi merupakan upaya menghindari sistem bunga (Riba) sedini mungkin.1 Berikut ini identitas perusahaan KJKS Arthamadina : Nama Koperasi
: Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah Arthamadina
Badan Hukum
: 518.21/141/BH/XIV.3/VII/2008 23 Juli 2008
Didirikan Tanggal : 4 Mei 2007 Jenis Koperasi
: Primer
Daerah Kerja
: Kabupaten Batang
Alamat Kantor
: Jl. Raya Lokojoyo Km.1 Banyuputih Batang 51271
Visi Menjadi KJKS yang Unggul, Terkemuka dan Terdepan dalam Layanan dan Kinerja. Misi 1. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah bagi anggota dan masyarakat.
1
Dokumen Buku RAT KJKS Arthamadina tahun 2014
33
2. Meningkatkan nilai layanan dan menjadikan pilihan utama Anggota dalam transaksi keuangan Syari’ah. 3. Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi. 4. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan social sesuai syari’at islam. 5. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola lembaga keuangan yang baik. Nilai-Nilai Kebersamaan dalam Kemaslahatan B. Struktur Organisasi KJKS Arthamadina Kepengurusan/Pengelola : a. Dewan Syari’ah Ketua
: H. Dimiati
Anggota : H. Imam Santoso b. Pengawas Ketua
: Yuswanto, S. Pdi
Anggota : Tri Teguh Pamuji c. Pengurus Ketua
: Budi Waluyo, SE
34
Sekertaris : Kasno Bendahara: H.M. Furqon Thohar, S. Ag
d. Karyawan Bagian Acounting
: Sulistyawati, A. Md
Administrasi
: Setyaning Utami
Dinas Lapangan
: Yaenah
Dinas Lapangan
: Rubiati
Dinas Lapangan
: Dwi Asih Hidayah
Dinas Lapangan
: Umi Jamilah
Dinas Lapangan
: Khorisatul Latifah
General Affair
: Kuswandi, S. Pd
Administrasi
: Umi Khanifah
Dinas Lapangan
: Yulifah, SE
Dinas Lapangan
: M Riqza Rahman
C. Tujuan, Fungsi dan Peran KJKS Arthamadina 1. Tujuan KJKS Arthamadina
35
Bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 2. Fungsi KJKS Arthamadina Adapun fungsinya yaitu sebagai berikut : a.
Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan dan sosialnya.
b.
berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
c.
memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
d.
berusaha
mewujudkan
dan
mengembangkan
perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
3. Prinsip KJKS Arthamadina Prinsip
koperasi
merupakan
landasan
pokok
gerakan
dalam
menjalankan usahanya sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat jadi koperasi harus melaksanakan prinsip-prinsip koperasi karena hal tersebut mutlak harus dilaksanakan oleh koperasi tanpa meninggalkannya,
36
dimana prinsip tersebut berdasarkan Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) No. 27 tahun 1999 (revisi 1998) Prinsip koperasi terdiri dari : a. Kemandirian b. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. c. Pengelolaan dilakukan secara Demokratis. d. pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya Jasa Keuangan masing-masing anggota. e. Pemberian balas jasa keuangan yang terbatas terhadap modal. f. Pendidikan perkoperasian. g. Kerjasama antar koperasi.
D. Deskripsi Tugas Pengelolaan KJKS Arthamadina 1. Dewan Pengawas Syari’ah Tugas dan Wewenang : a.
Memastikan dan mengawasi kegiatan operasional yang dilakukan KJKS agar selalu sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan DSN.
b.
Mengadakan perbaikan atau revisi atas produk-produk yang telah sedang berjalan dinilai bertentangan dengan syariah
2. Manajer a.
Memimpin dan mengarahkan operasional,
b.
Mengkoordinasikan staf pusat dan kepala kantor operasional,
37
c.
Menetapkan kebijakan strategis dan teknis operasional,
d.
menandatangani surat-surat lembaga dalam batas kewenangan pengelola,
e.
mengusulkan rancangan anggaran rencana kerja lembaga pengurus,
f.
Menyusun dan mengimplementasikan rencana kerja operasional,
g.
Menyusun
rekruitmen,
pengankatan
mutasi,
promosi
dan
pemberhentian pengelola, h.
Melakukan pembinaan pengelola,
i.
Melakukan penggajian ke kantor pusat,
j.
Melakukan komite sebagai komite pembiayaan pusat
3. Teller a.
Memberikan Penjelasan nasabah tentang produk KJKS,
b.
Menerima permohonan pembiayaan,
c.
Menerima bukti setoran tabungan angsuran,
d.
Mencocokkan kartu validasi dengan slip pengambilan tabungan,
e.
Melakukan pengetikan / penulisan terhadap buku angsuran nasabah,
f.
Melakukan back up manual komputerisasi setiap hari terhadap angsuran maupun tabungan yang masuk melalui saldo harian,
g.
Melakukan verifikasi atas kesesuaian antara saldo tabungan dalam kartu tabungan nasabah dengan buku tabungan,
h.
Memberikan verifikasi berupa kode personal (PC), paraf dan stempel Validasi setiap transaksi,
38
i.
Membuat dan menghitung bagi hasil tabungan pada setiap bulan,
j.
Melakukan input bagi hasil ke setiap anggota penyimpanan.
4. Kasir a.
Menerima dan mencocokkan jumlah uang dengan nominal dalam slip,
b.
Memeriksa keaslian uang,
c.
Mengeluarkan bon atas pengeluaran yang tidak disertai dengan nota pembelian,
d.
Mengeluarkan kas bon kepada setiap pengelola maksimal 40% selama dua kali selama sebulan,
e.
Membuat jurnal transaksi melalui slip pencairan, debit, kredit, dan memorial,
f.
Menyusun laporan pada awal dan akhir hari,
g.
Membuat laporan kas kantor setiap ada perubahan transaksi,
h.
Menyusun laporan cash flow setiap minggu.
5. Pembukuan a.
Memeriksa kelengkapan bukti transaksi, ketelitian dan ketepatan perhitungan,
b.
Memeriksa ketepatan posting dan keseimbangan,
c.
Menyusun daftar aktiva tetap dan aktiva lainnya secara berkala dan menyeluruh,
39
d.
Menyediakan rekening internal dan pelaporannya,
e.
Melakukan pembukuan tutup buku setiap harinya, mulai dari pengecekan jurnal yang dikerjakan oleh kasir, meneliti kecocokan tugas teller, penyusunan buku besar hingga neraca rugi / laba,
f.
Bertanggung jawab atas segala kekeliruan selisih maupun data akibat kesalahan posting penjumlahan.
6. Marketing a.
Melakukan sosialisasi produk-produk KJKS Arthamadina,
b.
Melakukan funding dana dan merekrut anggota penyimpanan,
c.
Melakukan
penarikan
simpanan
dan
penagihan
angsuran
pembiayaan, d.
Membantu anggota dalam melakukan transaksi simpanan maupun pembiayaan,
e.
Membantu survey kelayakan pembiayaan,
f.
Menyusun laporan perkembangan pemasaran yang terdiri : 1) Laporan perkembangan penarikan sempanan berdasarkan area. 2) Daftar kunjungan ke anggota penyimpanan ataupun pengangsuran.
7. Bagian Pembiayaan a.
Melakukan proses pembiayaan dikantor operasional,
b.
Melakukan survey dan analisa kelayakan usaha calon pengguna pembiayaan,
40
c.
Membuat keputusan realisasi pembiayaan dengan berdasarkan penelitian bersama dikomite pembiayaan.
d.
Menyimpan segenap agunan yang ada dan menyusun prosedur penggunaan agunan terhadap pembiayaan.
e.
Menyusun laporan perkembangan pembiayaan yang terdiri dari : 1) Laporan pengajuan pembiayaan, 2) Laporan realisasi dan outstanding pembiayaan, 3) Laporan pembiayaan bermasalah dan perkembangan, 4) Proyeksi pendapatan.
E. Kegiatan Usaha KJKS Arthamadina KJKS Arthamadina mengoperasionalkan usahanya dengan menghimpun dana dari masyarakat kaya atau mampu kemudian disalurkan lewat pembiayaan kepada masyarakat golongan ekonomi menengah kebawah. Adapun produk yang ditawarkan terdiri dari dua produk yaitu penghimpunan dana (saving) dan produk penyaluran dana (pembiayaan). 1. Produk Penghimpunan Dana a. Simpanan Investama Merupakan jenis simpanan yang dapat diambil sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan prinsip wadi’ah yad dhamanah, yaitu menerima titipan dari anggota atau masyarakat kemudian disalurkan atau diputarkan dalam usaha yang produktif.
41
setoran awal sebesar Rp. 10.000 dan selanjutnya minimal Rp. 1000. Nasabah dapat menyetor dan mengambil simpanan sewaktu-waktu.2 b. Simpanan Shari (simpanan hari raya idul fitri) Shari adalah simpanan berhadiah dengan setoran rutin setiap bulan sebagai dana persiapan menyambut Idul Fitri dengan total simpanan minimal Rp. 600.000,Ketentua-ketentuan Shari : 1) peserta wajib melakukan setoran simpanan Rp. 60.000,- setiap bulan. Maksimal tanggal 15 setiap bulannya. 2) Peserta dapat mengikuti lebih dari satu paket Shari (tidak dibatasi) dan
akan
mendapatkan
kesempatan
lebih
besar
untuk
memenangkan Hadiah. 3) Peserta yang memenuhi ketentuan setoran minimal, akan memperoleh simpanan pada akhir periode sebesar Rp. 630.000,4) Hanya peserta yang memenuhi ketentuan setoran rutin dan jumlah minimal RP. 600.000,- yang berhak dalam undian berhadiah. 5) Simpanan yang tidak memenuhi jumlah atau kurang dari Rp. 600.000,- hanya apat diambil setelah periode berakhir dan dipotong administrasi Rp. 5.000,6) Peserta tidak melakukan setoran selama 2 bulan berturut-turut dianggap mengundurkan diri dan tidak dapat mengikuti undian berhadiah.
2
Brosur Tabungan Investama KJKS Arthamadina
42
7) Penyerahan Dana Simpanan Insya Allah akan dilaksanakan pada minggu ke-2 Ramadhan. 8) Pelaksanaan Undian Berhadiah Insya Allah Minggu ke-2 Syawal. Dengan hadiah-hadiah sebagai berikut : a) 1 buah lemari es 2 pintu, b) 1 buah TV berwarna 21” Flat c) 3 buah Handpone camera eksklusif d) 3 buah kompor gas e) 3 buah magic com f) 3 buah stand fan g) 8 paket uang tunai sebesar Rp. 150.000,h) 8 paket uang tunai sebesar Rp. 100.000,-3 c. Simpanan Kencana Simpanan kencana adalah simpanan bulanan selama 11 bulan, yang dimulai tanggal 15 Januari – 15 Desember. Dengan hadiah yang sangat gemerlap. Ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1. Peserta wajib melakukan setoran simpanan Rp. 80.000,- setiap bulan. Maksimal tanggal 15 setiap bulannya selama 11 bulan. jadi total simpanan sebesar Rp. 880.000,-
3
Brosur Tabungan Shari’ KJKS Arthamadina
43
2. Peserta dapat mengikuti lebih dari satu paket kencana (tidak dibatasi) dan akan mendapatkan kesempatan lebih besar untuk memenangka hadiah. 3. Peserta yang memenuhi ketentuan setoran minimal akan memperoleh simpanan pada akhir periode sebesar Rp. 920.000,4. Hanya peserta yang memenuhi ketentuan setoran Rutin dan jumlah minimal Rp. 880.000,- yang berhak dalam undian berhadiah. 5. Simpanan yang tidak memenuhi ketentuan minimal atau kurang dari Rp. 880.000,- hanya dapat dicairkan / diambil setelah periode berakhir yaitu tanggal 15 januari dan dipotong administrasi sebesar Rp. 10.000,6. Peserta tidak melakukan setoran selama 2 bulan berturut-turut dianggap mengundurkan diri dan tidak dapat mengikuti undian berhadiah. 7. Penyerahan dana simpanan Kencana dilakukan tanggal 10 Januari. 8. Pelaksanaan
undian
dilakukan
di
Kantor
Pusat
KJKS
Arthamadina. Dengan Hadiah-hadiah sebagai berikut : a) 1 hadiah utama 5 Gram Emas Batangan b) 5 hadiah kedua Masing-masing 1 gram perhiasan cincin emas c) 5 hadiah ketiga masing-masing simpanan Investama senilai Rp. 150.000,-
44
d) 5 hadiah hiburan masing-masing sebuah Kipas Angin Meja4
d. Simpanan Berjangka (deposito) Simpanan berjangka adalah simpanan dengan akad antara pemilik dana Shohibul maal (nasabah/ pemilik dana) dengan KJKS sebagai pengelola dana atau mudharib untuk mengelola dana dan memperoleh bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati. Nisbah yang di bagi hasilkan setiap bulan adalah 1% dari plafond Syarat deposito 1.
Mengisi mormulir aplikasi pembukaan rekening
2.
Melampirkan fotocopy identitas diri (KTP)
3.
Setoran minimal Rp. 1000.000,- 5
2. Penyaluran Dana a) Pembiayaan modal usaha (Mudharabah) Mudharabah adalah perjanjian diantara paling sedikit dua pihak, dimana salah satu pihak sebagai pemilik modal yang mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain dalam hal ini pengusaha (nasabah) untuk menjalankan aktivitas usaha, dengan syarat sebagai berikut : 1. Syarat Administrasi
4 5
Brosur Tabungan Kencana KJKS Arthamadina Wawancara manager KJKS Arthamadina
45
a) menjadi anggota KJKS Arthamadina aktif minimal 2 bulan dibuktikan dengan rekening simpanan. b) Mempunyai usaha riil dan halal yang berada disekitar wilayah kerja KJKS Arthamadina. c) Mengisi aplikasi permohonan pembiayaan secara lengkap dan jujur. d) Foto copy KTP suami dan istri yang masih berlaku. e) Foto copy Kartu Keluarga (KK) terbaru. f) Surat persetujuan suami atau istri bermaterial. g) Menyerahkan jaminan (Agunan) Pembiayaan yang dapat berupa: 1) BPKB Motor tahun 2000 keatas, BPKB Mobil tahun 1990 keatas. 2) Sertifikat Tanah atas nama sendiri. h) Memahami dan mengikuti ketentuan pembiayaaan yang sesuai syari’at islam.
2. Persyaratan Tetap a) Siap
dilakukan
surve
oleh
team
Pembiayaan
KJKS
Arthamadina Banyuputih. b) Siap menerima hasil apapun dari verifikasi yang dilakukan oleh team pembiayaan KJKS Arthamadina (disetujui/ditolak).
46
b) Dana Talangan Umrah Dana talangan Umrah maksimal US $ 1.000, yang dapat diangsur selama 12 bulan. jamaah cukup menyediakan separohnya, selebih nya biarkan KJKS Arthamadina solusinya. Biaya umrah mulai dari US $ 1.900 selama 9 atau 10 hari, dengan fasilitas-fasilitas kelas satu, antara lain: 1. Hotel dekat dengan Masjid Nabawi di Madinah. 2. Hotel dengan Masjid Haram di Makkah. 3. Umrah sudah termasuk biaya : 1 Ustadz pembimbing, Visa 4. Umrah, City Tour, Ziarah, Madinah, Makkah, dan Jeddah. 5. Bus eksekutif selama ditanah suci. 6. Air zam-zam 10 liter. 7. Dll.6 F. Wilayah Kantor Layanan KJKS Arthamadina Kantor Pusat KJKS Arthamadina beralamatkan di Jl. Raya Lokojoyo Km. 1 Banyuputih Batang Telp. (0285) Kantor Kas KJKS Arthamadina Jl. Raya Barat Tersono No.3 Tersono – Batang G. Luas Lingkup Pemasaran 1. Penghimpunan Dana
6
Brosur dana talangan umrah KJKS Arthamadina.
47
Untuk mempercepat pertumbuhan asset dan pembiayaan, maka perhatian
harus
ditunjukan
pada
upaya
penghimpunan
dana
masyarakat. Produk yang ditawarkan dalam rangka menghimpun dana masyarakat yaitu Tabungan Shari, Tabungan Kencana, Tabungan Investama dan Tabungan berjangka atau sering disebut dengan Sijangka. Kegiatan promosi yang dilakukan melalui brosur dan juga penawaran secara langsung. Luas lingkup pemasaran produk tersebut di Banyuputih, Limpung, Tersono, Bawang,Batang dan Pekalongan. 2. Penyaluran Dana Dalam hal penyaluran dana menejemen mengutamakan prinsip prudential dengan tujuan agar tetap aman dan menguntungkan. Hal ini mengingat dana yang diinvestasikan merupakan amanah dari para shahibul maal, sehingga kita harus menjaganya dengan baik. Untuk itu setiap pengajuan pembiayaan pasti dilakukan survei, analisa serta dibentuk komite berjenjang, sehingga hasil keputusan akan lebih tepat sasaran. H. Bidang Garap Bidang garap KJKS Arthamadina adalah pengembangan usaha kecil dan menengah dengan mengacu pada proses pembangunan ekonomi kerakyatan melalui kegiatan: 1.
Pemberian Pembiayaan
48
Pembiayaan yang disalurkan mulai dari Rp 300.000,-. Bidang usaha yang diberi pembiayaan oleh KJKS Arthamadina yaitu perdagangan. 2.
Pengerahan Dana Sebagai lembaga yang membina usaha kecil dan menegah KJKS Arthamadina berupaya memacu mitranya untuk menabung. Tujuan utama konsep ini adalah agar perilaku mitranya terhadap keuangan juga akan tercapai pula proses perputaran dana diantara mitranya. Dengan cara tersebut kelangsungan pendanaan KJKS Arthamadina
dapat terjalin dan saling tolong menolong antar mitra. Nasabah yang dananya masih menganggur agar dapat dimanfaatkan oleh mitra lain dengan media perantara KJKS Arhamadina. Dalam hal ini KJKS Arthamadina sebagai sarana untuk menjembatani usaha-usaha kecil yang membutuhkan dana terhadap para pemilik dana yang belum termanfaatkan.
BAB IV PEMBAHASAN A. Pengertian Tabungan Berjangka (Deposito) pada KJKS Arthamadina
Tabungan
berjangka
(Deposito)
adalah
simpanan
yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan lembaga yang bersangkutan. Sedangkan yang di maksud deposito syariah adalah deposito yang di jalankan berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah.1 Adapun
yang
dimaksud
secara
khusus
dengan
deposito
mudharabah atau yang disebut dengan deposito investasi mudharabah, merupakan investasi melalui simpanan pihak ke-3 (perseorangan badan hukum), yang penarikannya hanya dapat dilakukan jangka waktu tertentu saat jatuh tempo dengan mendapatkan bagi hasil.2 Jangka waktu deposito mudharabah berkisar antara 1, 3, 6 bulan dan 12 bulan. Dalam transaksi deposito mudharabah, bank syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola dana), sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul mal (pemilik dana). Dalam kapasitasnya 1 2
Antonio, Bank … h.146. Karnaen dan Antonio. Apa… , h. 20.
49
50
sebagai mudharib, bank syariah dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak ketiga. Sedangkan produk Tabungan berjangka (Deposito) di KJKS Arthamadina menggunakan akad mudharabah, yang dirancang sebagai sarana untuk investasi bagi masyarakat yang mempunyai dana dan berlebih dana. Merupakan produk investasi berjangka, dimana nisbah bagi hasil diberikan setiap bulan dan dapat diambil secara tunai atau ditabung ke rekening nasabah/anggota. Produk deposito mudharabah KJKS Arthamadina disediakan dengan beberapa pilihan jangka waktu dengan nisbah sebagai berikut: a. Jangka waktu 3 bulan (Bagi Hasil 3%) b. Jangka waktu 6 bulan (Bagi Hasil 6%) c. Jangka waktu 12 bulan (Bagi Hasil 12%) Nisbah yang di berikan untuk deposan dalam produk Tabungan berjangka (Deposito) mudharabah di KJKS Arthamadina Banyuputih per bulannya dapat 1% dari plafond. Sebaiknya nisbah bagi hasil harus di perbandingkan antara prosentase nasabah/anggota (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib), agar jelas dan tidak ada prasangka buruk pengelola mengambil untung / laba yang besar. Dan ketentuan deposito KJKS Arthamadina tidak sesuai dengan Syariah karena, bagi hasil yang di berikan untuk nasabah langsung
51
dari besarnya plafond seharusnya berdasarkan pendapatan yang di peroleh KJKS Arthamadina.
B. Mekanisme dan karakteristik Tabungan Berjangka (Deposito) 1. Mekanisme Tabungan Berjangka (Deposito) Syarat pembukaan rekening Tabungan Berjangka (Deposito) pada KJKS Arthamadina adalah sebagai berikut : a. Memiliki dan menyerahkan tanda bukti diri, yaitu 1) WNI: KTP/SIM 2) WNA: paspor yang dilengkapi dengan Kartu Izin Menetap Sementara (KIMS) atau Kartu Izin Tetap (KITAP), apabila terdapat perbedaan dengan alamat tinggal tetap dengan yang tertera pada dokumen tersebut di atas, maka calon deposan harus melengkapi informasi mengenai alamat tetap tersebut. 3) menyerahkan foto kopi legalitas perusahaan yang bentuk hukumnya
diatur
dengan
peraturan-peraturan
perundang-
undangan (Syarat bukan perorangan). b. Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening dan lanjutan setoran minimal Rp. 1.000.000,00. c. Pencairan deposito sebelum jatuh tempo berakhir dikenakan denda sesuai dengan ketentuan bank. d. Dalam
aplikasi
pembukaan
tabungan
berjangka
(deposito)
Mudharabah, nasabah biasanya melihat keuntungan-keuntungan
52
yang ditawarkan akan produk tabungan berjangka (deposito) mudharabah tersebut. Nasabah biasa menanyakan mengenai hal-hal sebagai berikut: 1)
Keamanan menyimpan uang dalam produk depositonya
2)
Biaya administrasi
3)
Keuntungan yang akan diterima
e. Atas pertanyaan tersebut, bagian CS menejelaskan tentang produk tabungan berjangka (deposito) mudharabah di KJKS Arthamadina kepada nasabah bahwa menyimpan uang di koperasi syariah dalam produk tabungan berjangka (deposito) aman, karena di jamin oleh LPS, dalam pengelolan produk deposito mudharabah dikenakan biaya administrasi bulanan, biaya dikenakanpun atas bagi hasil yang diterima dengan dipotong pajak jika nominal depositonya lebih dari sama dengan Rp 7.500.000,00. Serta nantinya nasabah tetap mendapatkan bagi hasil yang sesuai syariah menguntungkan dan
kompetitif.
Terkadang
terdapat
nasabah
yang
masih
mempertanyakan apakah keuntungan yang diterima tinggi, maka untuk meyakinkannya nasabah dengan memainkan perbandingan keuntungan jika membuka deposito di Koperasi Syariah lain disekitarnya. Nasabah dipersilahkan untuk membuktikan sendiri.
2. Prosedur
tabungan
berrjangka
Banyuputih adalah sebagai berikut :
(deposito)
KJKS
Arthamadina
53
a. Nasabah datang ke kantor KJKS Arthamadina Banyuputih b. Nasabah menyerahkan identitas diri c. Nasabah mengisi aplikasi Pembukaan Rekening Tabungan Berjangka (Deposito) mudharabah. d. Di proses oleh pihak KJKS Arthamadina e. Nasabah di kasih tanda bukti yang berupa sertifikat f. Nasabah diberi tahu tentang nisbah dan tata cara pembagian keuntungan. Untuk pembagian keuntungan ingin diambil tunai atau ditransfer ke rekening. g. Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai jangka waktu atau deposito diperpanjang secara otomatis (ARO). Namun jika keadaan mendesak, nasabah di KJKS Arthamadina dapat mencairkan depositonya sebelum jatuh tempo. Hal ini dikarenakan bagaimanapun dana nasabah yang mereka simpan tetap merupakan dana mereka dimanaKJKS Arthamadina Banyuputih tidak berhak menahan dana tersebut untuk diambil. Atas hal tersebut KJKS Arthamadina Banyuputih mengenakan denda atau penalty yang nantinya berpengaruh pada bagi hasil yang telah diterima deposan. Penalty yang di bebankan kepada nasabah ketika pencairan yang tidak sesuai jatuh tempo akan di potong 10% dari nominal deposito, untuk mengurangi resiko di ambil tidak sesuai jangka waktu yang sudah di tetapkan dalam perjanjian.
54
h. Mekanisme pencairan deposito, nasabah datang ke bagian CS membawa sertifikat deposito. CS memberikan form penutupan deposito. Form tersebut dapat diisi CS atau nasabah yang bersangkutan. Sertifikat asli diminta beserta FC identitas, nasabah di beri slip penarikan untuk mengambil uangnya di teller jika diambil tunai, atau bisa di bawakan oleh marketingnya dan di antar sampai rumah nasabah.3
3. Karakteristik Tabungan Berjangka (deposito) Mudharabah di KJKS Arthamadina Banyuputih. Produk tabungan berjangka (deposito) KJKS Arthamadina menggunakan akad mudharabah, yang dirancang sebagai sarana untuk investasi bagi masyarakat yang mempunyai dana. Merupakan produk investasi berjangka, dimana nisbah bagi hasil diberikan setiap bulan dan dapat diambil secara tunai atau di masukkan ke dalam rekening tabungan
investama.
Produk
tabungan
berjangka
(deposito)
mudharabah KJKS Arthamadina disediakan dengan beberapa pilihan jangka waktu dengan nisbah sebagai berikut : a. Jangka waktu 3 bulan (bagi hasil yang diberikan) 3% b. Jangka waktu 6 bulan (bagi hasil yang diberikan) 6 % c. Jangka waktu 12 bulan (bagi hasil yang diberikan) 12%
3
Wawancara dengan manager KJKS Arthamadina pada Tanggal 12 Pebruari 2015.
55
C. Distribusi hasil usaha dari produk tabungan berjangka (deposito) di KJKS Arthamadina Banyuputih. 1. Konsep Bagi Hasil dan Penerapannya pada Deposito Mudharabah
Pada bank syariah, salah satu prinsip operasionalnya adalah prinsip bagi hasil, yaitu suatu prinsip yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara pemodal dengan pengelola dana4. Dalam kaitannya dengan penghimpunan dana, pembagian hasil usaha tersebut berarti dilakukan antara bank dengan nasabah penyimpan dana. Hasil usaha yang dibagikan kepada nasabah adalah laba usaha bank dalam periode tertentu. Dalam pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) dijelaskan terkait metode yang digunakan bank syariah dalam membagi hasil usahanya adalah sebagai berikut.5 a.
Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi pendapatan (revenue sharing). Bagi laba dihitung dari pendapatan setelah dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan dana mudharabah sedangkan bagi pendapatan, dihitung dari total pendapatan pengelola mudharabah.
b.
Jika bank menggunakan metode bagi laba (profit sharing) dan uasaha mengalami kerugian maka seluruh kerugian ditanggung
4
A.Djazuli, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan), Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002, Cet. 1, h. 63. 5 Wiroso, Penghimpunan… , h. 44.
56
oleh pemilik dana (shahibul mal), kecuali jika ditemukan adanya kelalaian
atau
kesalahan
bank
sebagai
pengelola
dana
(mudharib). c.
Jika bank menggunakan metode bagi pendapatan (revenue sharing), maka pemilik dana (shahibul mal) tidak akan menaggung kerugia, kecuali bank dilikuidasi dengan kondisis realisasi asset bank lebih kecil dari kewajiban. Berdasarkan penjelasan bagi hasil sebelumnya, terkait system
bagi hasil untuk deposito mudharabah adalah sebagai berikut.6 a.
Imbalan bagi hasil pada deposito mudharabah, dibagi dalam bentuik berbagi pendapatan (revenue sharing) atas penggunaan dana tersebut secara syariah dengan proporsipembagian yang dinyatakan dalam bentuk perbandingan (nisbah), misalnya 60:40, yang artinya 40% untuk bank dan 60% untuk nasabah.
b.
Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
c.
Setiap tanggal jatuh tempo deposito, pemilik dana akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah dari hasil investasi yang telah dilakukan oleh bank, sesuai dengan perjanjian diakad awal pada saat penempatan deposito tersebut.
6
Ibid. h. 56.
57
d.
Untuk pembayaran bagi hasil deposito mudharabah dapat dilakukan dengan 2 cara yang empunyai konsekuensi dan perhitungan yang berbeda. Yaitu sebagai berikut.7 1)
Dilakukan setiap ulang tanggal pembukaan deposito mudharabah.
2)
Dilakukan setiap akhir bulan atau awal bulan berikut tanpa memperhatikan tanggal pembukaan deposito mudharabah.
e.
Besar kecilnya imbalan yang akan diterima deposan, bergantung pada variable-variable sebagai berikut.8 1) Jumlah dana yang diinvestasikan 2) Jangka waktu penyimpanan 3) Keuntungan bank syariah selama periode tertentu 4) Nisbah (porsi bagi hasil yang akan diterima oleh tiap-tiap pihak yang melakukan akad kerjasama yaitu pemilik dana (shahibul mal) dengan pengelola dana (mudharib).
2. Kebijakan Distribusi Hasil Usaha KJKS Arthamadina
Dalam mekanisme penditribusian hasil usaha terkait produk tabungan berjangka (deposito) mudharabah KJKS Arthamadina menggunakan kebijakan-kebijakan sebagai berikut:9 a. Pendapatan akan dibagihasilkan setiap bulan. 7
Ibid, h. 58. Muhammad Syafi’I Antonio … , h.159. 9 Wawancara dengan manager KJKS Arthamadina Tanggal,12 Pebruari 2015. 8
58
b. Tidak ada prioritas pendapatan yang akan dibagihasilkan kepada pemilik dana. c. Perhitungan bagi hasil dilakukan setiap akhir bulan. d. Bagi hasil kepada deposan dibayarkan/dikreditkan setiap bulan saat jatuh tempo yakni pada setiap tanggal valuta (anniversary date). e. Perhitungan bagi hasil mengacu pada perhitungan bagi hasil akhir bulan sebelumnya.
3. Mekanisme distribusi hasil usaha deposito mudharabah KJKS
Arthamadina Dalam
distribusi
bagi
hasil
usaha
KJKS
Arthamadina
menggunakan sistem dasar penerimaan yang benar-benar terjadi (cash Basis) dan prinsip pembagian hasil usaha menggunakan prinsip bagi hasil (net revenue sharing). Alur perhitungan pendistribusian hasil usaha yang dilakukan KJKS Arthamadina Banyuputih dapat digambarkan sebagai berikut:10 a.
KJKS Arthamadina menggunakan metode sentralisasi, dimana bagi hasil yang akan diterima deposan dihitung di kantor pusat kemudian kantor pusat langsung yang mendistribusikan bagi hasil kepada deposan. Dalam hal ini kantor kas hanya berfungsi sebagai wadah penghimpun
10
Wawancara dengan Sulis Bag.Accounting KJKS Arthamadina Tanggal,16 Pebruari 2015.
59
dana deposan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan skema di bawah ini.
Skema metode sentralisasi KJKS Arthamadina Banyuputih Batang.
Deposan Deposan
Kantor pusat KJKS Arthamadina Banyuputih
Kantor kas
Deposan Deposan…..
Deposan
Deposan...
b.
Dalam
menghitung
menentukan
bagi
pendapatan
hasil, yang
KJKS akan
Arthamadina dibagihasilkan.
Perhitungan bagi hasil dilakukan setiap akhir bulan . c.
Selanjutnya KJKS Arthamadina melakukan bagi hasil untuk masing-masing nasabah dengan metode langsung di kalikan dengan nisbah bagi hasil yang ditetapkan, dana yang disimpan di koperasi.
d.
Setelah itu KJKS Arthamadina menghitung bagi hasil melalui kantor pusatnya dan mendistribusikan hasil ke setiap nasabah/anggota sesuai dengan saldo yang dimiliki
60
nasabah dan sesuai tanggal pembukaan deposito. Jika dalam awal pembukaan deposito mudharabah nasabah ingin bagi hasil masuk di rekeningnya di KJKS Arthamadina, bagi hasil akan dikreditkan ke rekening yang bersangkutan. Jika ingin diambil secara langsung datang ke kantor atau di bawakan marketingnya. jika bagi hasil diambil tunai dilakukan
dengan
menggunakan
slip
penarikan.
Pengambilannya dapat dilakukan dikantor dimana nasabah membuka deposito, besarnya bisa diketahui dengan menanyakan kepda CS melalui laporan distribusi bagi hasil.
Seharusnya mekanisme pendistribusian hasil usaha melakukan bagi hasil untuk masing-masing nasabah dengan metode equivalen rate (ER), yakni menghitung tingkat pengembalian bersih atas modal investasi atau dana yang disimpan di KJKS. Dengan menggunakan Tabel Distribusi Hasil Usaha, ditetapkan jumlah saldo rata-rata sumber dana yang digunakan, serta pendapatan yang akan dibagihasilkan untuk masingmasing kelompok dana. Dengan nisbah yang telah ditentukan diawal, maka besar ER dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut ini. ER=
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑑𝑎𝑛𝑎 (𝑑𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑜) × 𝑛𝑖𝑠𝑏𝑎ℎ × 𝑠𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝒅𝑎𝑛𝑎 (𝑑𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑜)
100% × 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
61
Berikut contoh perhitungan bagi hasil yang akan diterima nasabah pemilik rekening deposito mudharabah di KJKS Arthamadina Banyuputih Batang. Pada tanggal 1 maret 2015 Tuan Bagas menginvestasikan uangnya di KJKS Arthamadina dengan produk Tabungan Berjangka (Deposito) mudharabah untuk jangka waktu 3 bulan yang besar nominalnya adalah Rp. 1.000.000,- tetapi dalam berjalannya waktu pada bulan April ada kebutuhan mendadak yang menyebabkan Tuan Bagas mengambil depositonya, maka penyelesaiannya adalah Jadi bagi hasil yang akan di dapat Tuan Bagas Setiap bulannya adalah : Plfond X 1% = bagi hasil perbulan
Rp. 1.000.000,- X 1 % = Rp. 10.000,- per bulannya
Yang akan dibagihasilkan kepada nasabah KJKS Arthamadina sebesar Rp. 10.000,- setiap bulannya. Dan Penalty yang dibebankan kepada nasabah perhitungannya adalah sebagai berikut : Plafond X 10% = yang harus di bayarkan
Rp.1.000.000,- X 10% = Rp. 100.00,Maka, Yang harus di bayar oleh nasabah sebesar Rp. 100.000,- .
62
Menurut saya, penalty yang di bebankan kepada nasabah terlalu besar dan akan tergolong dalam riba.
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai mekanisme produk
tabungan
berjangka
(deposito)
mudharabah
pada
KJKS
Arthamadina Banyuputih dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengertian tabungan berjangka (deposito) pada KJKS Arthamadina. Menggunakan akad mudharabah, yang dirancang sebagai sarana untuk investasi bagi masyarakat yang mempunyai dana dan berlebih dana. Bagi hasil yang akan dibagikan kepada nasabah/anggota di KJKS Arthamadina sebesar 1% yang di bagikan tiap bulannya. Jangka waktu yang ada pada KJKS Arthamadina yaitu 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Menurut saya produk tabungan berjangka (deposito) KJKS Arthamadina tidak sesuai dengan Syariah, karena operasionalnya tidak sesuai dengan akad mudharabah, dengan bagi hasil yang di berikan langsung di kalikan dengan plafond. 2. Mekanisme dan karakteristik tabungan berjangka (Deposito) pada KJKS Arthamadina. Syarat pembukaan rekening tabungan berjangka (deposito) pada KJKS Arthamadina yaitu : memiliki dan menyerahkan tanda bukti diri, mengisi formulir, melakukan setorang pertama, Pelaksanaan
63
64
produk tabungan berjangka (deposito) mudharabah ini penyetoran minimal Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah). Pembolehan pencairan sebelum jatuh tempo dan jatuh tempo, pencairan sebelum jatuh tempo dikenakan penalty 10% atas besarnya plafond, penutupan dikenakan biaya materai sebesar Rp 6.000,-, bagi hasil dapat diambil setiap bulan dengan menunjukkan bukti sertifikat deposito. Prosedur tabungan berjangka (deposito) KJKS Arthamadina yaitu nasabah datang menyerahkan identitas, mengisi aplikasi pembukaan rekening, kemudian akan diproses, nasabah di tentukan mau di perpanjang otomatis atau tidak, nasabah mendapatkan tanda bukti sertifikat deposito, dan di beri tahu nisbah dan tatacara pembagian keuntungan. 3. Distribusi hasil usaha dari produk tabungan berjangka (deposito) di KJKS Arthamadina Banyuputih. Menggunakan kebijakan-kebijakan sebagai berikut: a. Pendapatan akan dibagihasilkan setiap bulan. b. Tidak ada prioritas pendapatan yang akan dibagihasilkan kepada pemilik dana. c. Perhitungan bagi hasil dilakukan setiap akhir bulan. d. Bagi hasil kepada deposan dibayarkan/dikreditkan setiap bulan saat jatuh tempo yakni pada setiap tanggal valuta (anniversary date). e. Perhitungan bagi hasil mengacu pada perhitungan bagi hasil akhir bulan sebelumnya. 64
65
Dalam
distribusi
bagi
hasil
usaha
KJKS
Arthamadina
menggunakan system dasar penerimaan yang benar – benar terjadi (cash basis) dan prinsip pembagian hasil usaha menggunakan prinsip bagi hasil (net revenue sharing).
B. SARAN 1. KJKS Arthamadina Banyuputih a.
Dalam menjalankan bisnis syari’ah ini supaya mengedepankan nilai-nilai syari’ah agar tidak sama dengan bisnis konvensional, terutama dalam mensosialisasikan produk-produk
kepada
nasabah dan operasionalnya. b.
Di
perjelas
dalam
pembagian
nisbahnya
antara
porsi
nasabah/anggota dengan pengelola/ koperasi. c.
Perlu adanya peningkatan dalam pembiayaan, sehingga mampu meningkatkan bagi hasil yang diterima deposan.
d.
Pelayanan yang sudah ada diharapkan untuk lebih ditingkatkan dengan melakukan pelatihan-pelatihan tentang prinsip-prinsip perbankan syari’ah.
e.
Evaluasi secara rutinitas terhadap keberhasilan strategi yang telah digunakan sehingga seluruh kebijakan dapat terpantau dan terencana dengan disesuaikan pada sistem syari’ah dan SOP KJKS Arthamadina Banyuputih.
65
66
f.
Memperbanyak
jumlah
kantor
pelayanan,
agar
lebih
menjangkau masyarakat di suluruh kota Batang. g.
Menyeleksi karyawan dengan tepat sehingga tidak akan terjadi penyelewengan.
2. Masyarakat a.
Mendepositokan uang di koperasi syariah, karena dijamin oleh LPS
b.
Menyimpan uang dalam produk tabungan berjangka (deposito) yang menggunakan akad mudharabah lebih baik dan adil, karena bagi hasil yang akan diterima berdasarkan pada pendapatan yang diperoleh koperasi.
C. PENUTUP Demikianlah penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini dengan judul “Mekanisme Tabungan Berjangka (deposito) dengan Bagi Hasil Tinggi pada Lembaga Keuangan Syariah yang Bergerak pada Usaha Mikro di KJKS Arthamadina Banyuputih” sebagai tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya (D3) dalam bidang ilmu perbankan syari’ah. Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji
66
67
syukur kehadirat Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, yang semua itu karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis sehingga butuh proses dalam penyempurnaan yang lebih baik lagi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun diharapkan untuk penyempurnaan penulisan tugas akhir ini. Harapan penulis semoga penulisan tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Terima kasih.
67
Daftar Pustaka Ali,Zainudin,Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2008. Al-Muslih, A, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, Jakarta: Darul Haq, 2011. Al-Quran danTerjemahannya, (Jakarta:Departemen Agama) Antonio, M,BankSyari’ah dari Teori ke Praktik, Cet.1Jakarta: GemaInsaniPress, 2000. Azwar,
Saifuddin,MetodePenelitian,Yogyakarta
:
PustakaPelajar(Anggota
IKAPI),1998. Brosur dana talangan umrah KJKS Arthamadina. Brosur Tabungan Investama KJKS Arthamadina Brosur Tabungan Kencana KJKS Arthamadina Brosur Tabungan Shari’ KJKS Arthamadina Bungin,Burhan, Metodologi Peneltian Kuantitatif, Jakarta: Prenada Media, 2005. Djazuli, A,Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan), Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002. Dokumen Buku RAT KJKS Arthamadinatahun 2014 Gunawan,
Imam,MetodePenelitianKualitatifteori&praktek,Jakarta:
Bumi
Aksara,2013. Hasan, A,BerbagaiMacamTransaksiDalam Islam (FiqihMuamalah), cet 1, Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2003. Karim,Adiwarman,
Bank
RajawaliPerss, 2011.
Islam
AnalisisFiqhdanKeuangan,
Jakarta:
Karnaen dan Antonio,Apa dan Bagaimana Bank Islam. Yogjakarta: Dana bhakti Wakaf, 1992. M.Djunaidi , Fauzan, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta : Ar-Ruzz Media,2003. Mubarok,Jaih, Hukum Ekonomi Syariah Akad Mudharabah, Bandung: Fokus Media, 2013. Muhammad , danSuwiknyo, Akuntansi Perbankan Syariah, Yogyakarta: Trust Media, 2009. Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2008. Nazir,Moh,Metodologi Penelitian, Jakarta:ghalia Indonesia, 2003. Sholihin,
A,PedomanUmumLembagaKeuanganSyariah, Jakarta:PT.GramediaPustaka Utama,2010.
Soemitra,
Andri,BankdanLembagaKeuanganSyariah,
Jakarta:
KencanaPrenadamedia Group, Cet.ke-1, 2009. Sudarsono, Heri,Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: Ekonisia, Cet. Ke-1, 2003. Suwiknyo,Dwi, Ayat-ayat Ekonomi Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010. Wawancaradengan manager KJKS Arthamadina Tanggal,12 Pebruari 2015. Wawancaradengan manager KJKS ArthamadinapadaTanggal 12 Pebruari 2015. WawancaradenganSulisBag.Accounting KJKS Arthamadina Tanggal,16Pebruari 2015. Wiroso,
PenghimpunandanaDistribusihasilusaha PT.Grasindo,2005.
bank
syariah,
Jakarta
:
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Kartika Nur Safitri
TTL
: Kendal, 20 April 1994
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Kel. Sukodono Rt/Rw 03/01 Kec. Kendal Kab. Kendal
No.Telp
: 089668726097
E-mail
:
[email protected]
Nama Orang Tua
: Ayah : Mukh Jamal Ibu : Poniyem
Anak Ke Dari
: 3 dari 3 Bersaudara
Pendidikan
: SD N 01 Sukodono SMP N 3 Kendal SMK NU 01 Kendal
Semarang, 12 Mei 2015
Kartika Nur Safitri