Tri Pusat Pendidikan Sebagai Lembaga Pengembangan Teori Pembelajaran
TRI PUSAT PENDIDIKAN SEBAGAI LEMBAGA PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARAN A. Mujadid Naya THE THREE OF EDUCATION CENTRE LIKE GROWING INSTITUTION FOR LESSON THEORY Abstract Implementation for long life education to be responsible together between family, public and school. The education target want to reach out is the form of cognitive aspect intellectual) by the tacher responsibility, effective aspect (attitude or morally) by parents responsibility and pshycomotoric aspect (skill) by the public responsibility. Thus distribution for educatuion to be the all of part of responsiblity. Key words: Three of Education Centre, Parents Role, the School Role and Public Role
A. Pendahuluan Islam
dirinya dengan masyarakat sekitarnya sehingga
adalah
agama
yang
sangat
memperhatikan masalah pendidikan. Pendidikan
hal tesebut sangat berpengaruh pada peroses pendidikannya.
pertama manusia ketika masih berada di tengahtengah keluarganya. Seorang ayah merupakan figur yang benar-benar berpengaruh dalam pendidikan seorang anak. Demikian juga figurfigur lain seperti kakek, nenek, saudara dan lainlain secara langsung dan tidak langsung sangat mempengaruhi pendidikan awal seseorang. Mengikuti perkembangan zaman, orang tua banyak yang mempunyai keterbatasan dalam mendidik anaknya sehingga tanggung jawab pendidikan anak diserahkan ke sekolah atau madrasah. Selanjutnya, seorang anak akan tumbuh
dan
bertambah
berkembang usianya
seiring
sehingga
dengan ruang
Pada umumnya sekolah sebagai lembaga pendidikan dan merupakan pusat kegiatan belajar
mengajar
dijadikan
tumpuan
dan
harapan orang tua, keluarga, masyarakat, bahkan pemerintah. Karena itu, sekolah senantiasa memberikan pelayanan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang bersifat ilmu pengetahuan dan
teknologi
(IPTEK),
keterampilan,
dan
pembentukan sikap mental yang baik bagi peserta didiknya (IMTAQ).1 Karena sekolah diberi
tumpuan
sedemikian
besar,
maka
berimplikasi juga pada kemampuan masyarakat untuk dapat melanjutkan sekolah sehingga
pergaulannya bukan hanya di rumah dan di
akhirnya banyak masyarakat tidak mendapatkan
sekolah saja. Ia juga akan menjadi bagian dalam
pendidikan yang layak.
suatu
kumpulan
individu
di
lingkungan
(masyarakat). Maka terjadilah interaksi antara
1 http://albaiad.wordpress.com/2008/05/11/peran dan fungsi pendidikan-dalam-perkembanga-anak/
Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 73
A. Mujadid Naya
Di lain pihak, usaha pemerintah untuk mengembangkan
pendidikan
sekolah
pemerintah dan masyarakat) dalam SISDIKNAS
terlihat setengah hati, ini terlihat dari kecilnya
Indonesia tidak terbatas hanya pada pendidikan
proporsi biaya dan kegiatan untuk pendidikan
keluarga saja, tetapi keluarga juga ikut serta
luar sekolah dibandingkan pendidikan formal.
bertanggung jawab terhadap pendidikan lainnya.
Sehingga
Keikutsertaan
tidak
heran
luar
Fungsi dan peranan keluarga (di samping
bila
kita
melihat
keluarga
itu
meliputi
tahap
pengangguran dan problem sosial semakin
perencanaan pemantauan dalam pelaksanaan,
banyak terjadi di negara kita padahal kalau kita
maupun dalam evaluasi dan perkembangan.4
lihat, jumlah sekolah saat ini lebih banyak dibandingkan pada masa-masa yang lampau.2 Melihat
keadaan
selain
Di antara tri pusat pendidikan, sekolah
disebabkan oleh faktor ekonomi dan penegakan
merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk
hukum, problem sosial yang terjadi di beberapa
melaksanakan pendidikan. Sekolah seharusnya
daerah, desa atau kampung disebabkan oleh
menjadi
faktor pendidikan. Jika ditengok ke belakang,
menyiapkan manusia sebagai individu warga
pendidikan kita mempunyai pilar yang disebut
masyarakat, warga negara dan warga dunia pada
tri pusat pendidikan, maka terlihat tiga pilar
masa depan. Sekolah sebagai pusat pendidikan
pendidikan
optimal.
adalah sekolah yang mencerminkan masyarakat
Ketidakoptimalan ini terjadi karena pendidikan
yang maju karena pemanfaatan secara optimal
formal, pendidikan keluarga dan pendidikan
ilmu pengtahuan dan teknologi.5
kita
seperti
berjalan
itu,
2. Sekolah
tidak
masyarakat berjalan tidak terpadu, bahkan terjadi
dikotomi,
kadang
terjadi
saling
menjadi
pusat
pendidikan
Suatu alternatif yang mungkin dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah antara
menyalahkan antara keluarga dan sekolah atau
lain:
masyarakat
a. Pengajaran yang mendidik.
tentang
penyebab
suatu
permasalahan yang diakibatkan oleh pendidikan, seperti tanggungjawab pendidikan moral atau agama.3
untuk
b. Peningkatan dan pemantapan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan. c. Pengembang perpustakaan sekolah menjadi suatu pusat sumber belajar (PSB).
B. Pembahasan Umum Tri Pusat Pendidikan 1. Keluarga merupakan
pengelompokan
primer sejumlah kecil orang karena hubungan dan
sedarah.
Perkembangan
kebudayaan dan aspirasi individu maupun masyarakat
dan
pemantapan
program
pengelolaan sekolah, khususnya yang terkait
Keluarga semenda
d. Peningkatan
menyebabkan
peran
keluarga
dengan peserta didik.6 3. Masyarakat Kaitan masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari 3 segi, yakni sebagai berikut:
terhadap anak-anaknya mengalami perubahan. 2 3
Ibid. Ibid.
74 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon
4 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997) h. 77. 5 Ibid. 6 Ibid.
Tri Pusat Pendidikan Sebagai Lembaga Pengembangan Teori Pembelajaran
a. Masyarakat
sebagai
penyelenggara
pendidikan.
selanjutnya di sekolah.8 Orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam keluarga
b. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan atau
terhadap pendidikan anak dalam hal bersikap,
kelompok sosial dalam masyarakat, baik
menentukan
watak
budi
pekerti,
latihan
langsung maupun tidak, ikut mempunyai
ketrampilan dan pendidikan kesosialan.
peran dan fungsi edukatif. c. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber
2. Peranan Sekolah dalam Pendidikan
belajar.7
Sebagai akibat dari perkembangan ilmu
Fungsi pendidikan
masyarakat
sangat
sebagai
tergantung
pusat
pada
taraf
perkembangan dari masyarakat beserta sumbersumber belajar yang tersedia di dalamnya. Media massa merupakan salah satu faktor dalam lingkungan masyarakat yang makin penting peranannya. Pada umumnya media massa mempunyai 3 fungsi yakni informasi, edukasi,
teknologi dan terbatasnya orang tua akan mengenai kedua hal tersebut, orang tua tidak mampu
lagi
mendidik
anaknya.
Untuk
menjalankan tugas-tugas tersebut diperlukan orang lain yang lebih ahli. Di dalam dunia pendidikan, istilah sekolah sudah sangat lazim. Sekolah merupakan salah satu pusat pendidikan yang diharapkan bisa mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
dan rekreasi. Media massa juga memiliki 3
seutuhnya yaitu manusia beriman dan bertakwa
macam pengaruh yakni pengaruh sosialisasi
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
dalam arti luas, pengaruh khusus dalam jangka pendek dan memberikan pendidikan dalam pengertian yanag lebih formal.
luhur,
memiliki
pengetahuan
dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta tanggung
C. Peranan Tri Pusat Pendidikan dalam Pendidikan
jawab kemasyrakatan dan kebangsaan.9 Sekolah dalam bahasa Inggris disebut “school” atau di dalam dunia pendidikan Islam
1. Peranan Keluarga dalam Pendidikan Keluarga
pekerti
merupakan
lembaga
disebut
Madrasah
pendidikan
adalah
formal,
pendidikan yang pertama dan utama dalam
diselenggarakan
masyarakat karena dalam keluargalah manusia
terarah dan sistematis.
dilahirkan dan berkembang menjadi dewasa.
yaitu
secara
sebuah
lembaga
pendidikan
sengaja,
yang
berencana,
Formalitas pendidikan Madrasah mulai
Pendidikan di dalam keluarga akan selalu
terangkat ketika adanya usaha pemerintah
mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya
Indonesia
watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak
Belanda
menghapus yang
warisan
membedakan
kebijakan
antara
sistem
pendidikan Madrasah dengan sistem Pendidikan Sekolah biasa.
sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan
7
Ibid. h. 78
8 Westa Wayan K.S. Dilema Bali Disilang Dua Dunia, dalam www.balipost.co.id 9 UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 75
A. Mujadid Naya
Di dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan
Nasional,
sekolah
didefinisikan sebagai “Satuan Pendidikan yang berjenjang
dan
berkesinambungan
berpendidikan tinggi. Ia adalah laboratorium besar tempat para anggotanya mengamalkan semua keterampilan yang dimilikinya.11
untuk
Dilihat
dari
lingkungan
pendidikan,
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar”.
masyarakat disebut lingkungan pendidikan non
Sekolah
formal yang memberikan pendidikan secara
melakukan
untuk
peserta
pembinaan
didiknya
pendidikan
didasarkan
atas
sengaja
dan
berencana
kepada
seluruh
kepercayaan dan tuntutan zaman. Sekolah
anggotanya, teteapi tidak sistematis. Secara
sebagai
fungsional
lembaga
pendidikan
mempunyai
masyarakat
menerima
semua
tanggung jawab atas tiga faktor, yaitu10:
anggotanya yang pluralistik (majemuk) dan
1. Tanggung Jawab Normal
mengarahkan menjadi anggota masyarakat yang
Sekolah atau madrasah sebagai lembaga
baik untuk tercapainya kesejahteraan sosial
pendidikan sesuai fungsi tugas dan tujuan
yaitu kesejahteraan mental spiritual dan fisik
pendidikan, harus melaksanakan pembinaan
atau kesejahteraan lahir dan batin.12
menurut ketentuan yang berlaku.
Kalau pendidiknya
2. Tanggung Jawab Keilmuan memiliki
tanggung
jawab
mentransfer pengetahuan kepada anak didik.
Sekolah atau madrasah selain harus melakukan pembinaan sesuai ketentuan berlaku,
sekolah
juga
harus
bertanggungjawab melalui pendidik (guru) untuk
melaksanakan
guru,
pendidikan
maka
kalau
di
orang dewasa yang bertanggungjawab terhadap pendewasaan anggotanya melalui sosialisasi lanjutan
yang
diletakan
dasar-dasar
oleh
keluarga dan juga sekolah sebelum mereka
3. Tanggung jawab fungsional
yang
adalah
lembaga
masyarakat yang menjadi pendidikannya adalah
Sekolah atau madrasah sebagai lembaga pendidikan
di
program
yang
terstruktur di dalam kurikulum. 3. Peranan Masyarakat dalam Pendidikan Masyarakat apabila dilihat dari konsep sosiologi adalah sekumpulan manusia yang bertempat tinggal dalam suatu kawasan dan saling berinteraksi. Bila dilihat dari konsep
masuk ke dalam masyarakat.13 Masing-masing anggotanya
dengan
penuh
kesadaran
dan
tanggung jawab baik secara sendiri-sendiri atau secara bersama melalui institusi atau lembaga yang dipimpinnya.14 a. Mengawasi
jalannya
nilai
sosio-budaya.
Masyarakat Indonesia sejak dahulu sangat menjujung tinggi nilai sosio budaya yang ada dalam masyarakat masing-masing bahkan sesuai dengan sikap masyarakatnya ada yang berkehendak
melestarikan
dan
mengembangkannya.
pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan orang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari yang tidak berpendidikan sampai pada yang 10
Fuad Ihsan, op.cit., h. 77
76 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon
11 M. Suparta dan Herri Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 24 12 Ibid., h. 25 13 Ibid. 14 Ibid., h. 27
Tri Pusat Pendidikan Sebagai Lembaga Pengembangan Teori Pembelajaran
b. Menyalurkan aspirasi masyarakat. Keinginan masyarakat
untuk
hidup
bahagia
dan
sejahtera serta aman sejak pemerintatahan
kembali apabila antara keduanya putus karena suatu hal maka anak ini kembali menjadi tanggung jawab orang tua.
orde baru makin besar, berbagai upaya yang
Tanggung jawab pendidikan yang perlu
telah dilakukan pemerintah antara lain
disadarkan dan dibina oleh orang tua terhadap
dengan menggalakan transmigrasi, sistem
anak antara lain sebagai berikut:
keamanan
a. Memelihara,
lingkungan
(siskamling),
posyandu dan lain-lain. dan
terpadu
dalam
rangka
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat
Indonesia
seluruhnya,
pada
hakikatnya menjadi tanggung jawab seluruh bangsa
Indonesia
dan
agar
hidup
berkelanjutan
Metode pendidikan nasional semesta, menyeluruh,
membesarkan
dilaksanakan
oleh
b. Melindungi, mengayumi secara jasmani dan rohani c. Mendidik
berbagai
ilmu
pengetahuan,
keterampilan yang berguna bagi hidupnya d. Membahagiakan anak dunia akhirat dengan membarikan
pendidikan
Allah.
Sebagai
agama
sesuai
keluarga, masyarakat dan pemerintah. Rencana
ketentuan
tujuan
hidup
pembangunan lima tahun juga ditegaskan bahwa
muslim tanggung jawab juga dikategorikan
pendidikan adalah menjadi tanggung jawab
sebagai tanggung jawab kepada Allah.17
bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah
serta
diusahakan
agar
dapat
memiliki oleh seluruh rakyat, sesuai kemampuan masing-masing individu.15
Agama
dan
Tanggung
Jawab
Pendidikan pada Orang Tua Perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara pria dan wanita. Dalam pasal 1 UU Perkawinan No. 1 tahun 1974, disebutkan bahwa tujuan perkawinan adalah untuk membentuk keluarga bahagia dan sejahtera maka lahirlah anak dan kita wajib mendidiknya. Memelihara dan mendidik anak terus berlanjut sampai ia dikawinkan dan dapat berdiri sendiri.16 Bahkan memuat pasal 45 ayat 2 UU perkawinan ini, kewajiban dan tanggung jawab orang tua akan
15 Abu Ahmad dan Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan (Semarang: Renika Cipta, 1991). h. 49. 16 Hasbullah. Dasar-Dasar Imu Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 1999), h. 67.
selalu
mengingatkan
pemeluknya agar generasi berikutnya lebih baik dari generasi sebelumnya. Konsep pendidikan ini telah
D. Pembinaan
Islam
dianut
bangsa
Indonesia
sehingga
dimasukkan ke dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara terus menerus perlu dikembangkan kepada setiap orang tua. Orang tua juga perlu dibekali teoriteori pendidikan modern secara perkembangan zaman sehingga
pendidikan yang diperoleh
dapat digunakan untuk menghadapi perubahan zaman lingkungan.18 Upaya yang dapat ditempuh untuk dapat meningkatkan kualitas dari orang tua antara lain dengan cara belajar seumur hidup, sebagai mana yang diajarkan oleh Nabi muhammad SAW yakni belajar seumur hidup
17 18
Abu Ahmad dan Nur Uhbiyati, op.cit., h. 50. Ibid., h. 52.
Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 77
A. Mujadid Naya
dan menuntut ilmu itu wajub bagi setiap muslim
dengan ayahnya. Oleh Sigmund Freud, kedekatan
dan muslimat tanpa kecuali.
anak (anak laki-laki) ini kepada ibunya ini
Bermacam-macam
kepribadian
anak
yang diharapkan oleh orang tua terhadap
menjadi
agama
yang
oedipus
compleks
yaitu
pertentangan antara anak dan ayah.
anaknya, bila kepribadian diwarnai dengan pelajaran
teori
Oleh
karena
itu
dalam
konsep
berkesinambungan,
pendidikan Islam kebahagiaan rumah tangga,
niscaya akan dapat membawa anak menjadi
lebih banyak berada di pihak ibu, karena ia dapat
anak yang dewasa. Anak akan menjadi manusia
menciptakan suasana rumah yang harmonis
yang memiliki berkepribadian muslim dan ia
melalui kasih sayang dan sapaannya yang
akan dapat bergaul dan menyesuaikan diri
menyejukan hati anaknya.
dengan teteangga ataupun masyarakat pada umumnya.19
Pembentukan sikap sosial
Beberapa sifat dan sikap yang mungkin
ini
muncul pada anak antara lain, dikemukakan oleh
kadangkala agak terlupakan oleh sebagian orang
Dr. Sis Heyster dalam bukunya Ilmu jiwa anak
tua. Padahal dalam ajaran Islam “Hablum
dan masa muda, oleh Crijn dan Reksosiswojo
Minannas”
manusia
dalam buku Praktek Pengajaran dan Pendidikan
makhluk sosial yang memerlukan orang lain
sebagai berikut: keras hati, keras kepala, manja,
dalam kehidupan.
perasaan takut, dusta, agresif (menyerang anak
sangat
utama
karena
Para ahli didik dewasa ini mengakui
lain), cepat merajuk, berkata gagap, ingin
besarnya peran seorang ibu dalam mendidik
menang sendiri, menyembunyikan milik teman
anaknya, walaupun ibu atau wanita digolongkan
sendiri,
pada kaum yang lemah. Meskipun demikian
diakui
kepunyaannya,
gangguan anak yang disebut infant
fantasi
dan
terrible.21
secara kerohanian wanita adalah makhluk Allah
Sifat tingkah laku yang ditampilkan anak-
yang kuat dalam pendirian dan prinsip hidup
anak di atas terutama oleh anak yang berusia
dalam keluarga. Dalam diri wanita terdapat
sebelum sekolah, antara 3 sampai 5 tahun dan
perasaan halus, kasih sayang melebihi halusnya
dilakukannya
perasaan dan kasih sayang laki-laki. Dengan sifat
merepotkan kedua orang tuanya. Di antara sifat-
kewanitaannya, wanita diberi Allah rahim yaitu
sifat anak tersebut adalah:
suatu tempat yang penuh kedamaian dan kasih
a. Dusta.
tanpa
Dusta
sadar,
atau
tapi
bohong,
cukup
hampir
sayang serta kuat, sehingga calon bayi yang tidur
ditampilkan oleh semua anak dalam masa
selama masa kandungan merasa aman di
perkembanganya. Dusta ini ada yang disebut
dalamnya. Oleh Al-quran tempat ini disebut:
dusta yang sebenarnya dan ada pula yang
makin hamin, yaitu tempat yang kuat dan
semu.
kokoh.20
Dengan belaian tangan, ciumannya
perkataan bohong yang sengaja dilakukan
serta kata-katanya yang lemah lembut, anaknya
untuk sesuatu keuntungan tertentu dengan
dekat dengannya. Anak merasa lebih dekat dan
sengaja merugikan orang lain. Dusta semu
lebih sayang padanya dibanding kedekatannya
atau dusta tidak sebenarnya adalah dusta
19 20
Hadari Nawawi, op. cit. Ibid.
78 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon
Dusta
yang
sebenarnya
adalah
21 Fridiawati Sulungbudi, Psikolog Anak, http:// puterakembara.org/archives
Tri Pusat Pendidikan Sebagai Lembaga Pengembangan Teori Pembelajaran
karena tidak mampu membela diri atau menyatakan
dengan
sebenarnya
rasa
ketakutannya.22
Unsur-unsur pokok yang ada dalam suatu masyarakat adalah sebagai berikut. 1. Adanya unsur kelompok manusia yang
b. Gagap (stammering). Gagap adalah ucapan
tinggal di daerah tertentu.
yang dikeluarkan tidak lancar dan cenderung
2. Mempunyai tujuan yang sama.
diulang-ulang
3. Mempunyai nilai-nilai dan aturan yang di
Penampilan
dalam gagap
cara
pada
tertentu.
anak
sering
dijumpai. Penyebab gagap ini bermacammacam,
adakalanya
karena
taati bersama. 4. Mempunyai organisasi yang di taati.
kesalahan
Penyelenggaraan
pendidikan orang tua, karena keadaan jiwa
pendidikan
adalah
bersama
antara
anak tidak tenang berhadapan dengan ibu
menjadi
atau bapaknya dalam situasi tertentu.23
keluarga, masyarakat dan pemerintah, karena itu
c. Infant Terrible. Gangguan anak-anak yang
tanggungjawab
pendidikan berlangsung seumur hidup dan
disebut juga dengan Infant Terrible karena
dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga,
anak-anak
sekolah dan masyarakat. Sasaran yang ingin
(anak
membedakan
kecil)
antara
tidak
fantasi
bisa dengan
kenyataan dan ia biasanya jujur.24
dicapai dari pendidikan adalah pembentukan aspek kognitif (intelektual), afektif (sikap mental atau
E. Pembinaan Kerjasama antara Orang Tua, Sekolah dan Masyarakat
moral)
dan
(skill/keterampilan).
psikomotorik
Idealnya,
pembentukan
aspek kognitif menjadi tugas dan tanggung jawab
para
pendidik
(guru)
di
sekolah,
Proses pendidikan yang dilakukan oleh
pembentukan aspek efektif menjadi tugas dan
ketiga lingkungan tersebut dapat di kemukakan
tanggung jawab orang tua dan pembentukan
sebagai berikut. Secara mental spiritual dasar-
aspek psikomotorik menjadi tugas dan tanggung
dasar pendidikan diletakkan oleh rumah tangga,
jawab masyarakat (lembaga-lembaga kursus dan
dan secara akademik konseptual dikembangkan
sejenisnya)26.
oleh
sekolah
perkembangan
Dengan adanya pembagian tugas seperti
pendidikan anak makin terarah. Betapa eratnya
ini, masalah pendidikan sebenarnya menjadi
kerjasama yang terpadu dari ketiga macam
tanggung jawab semua pihak: orangtua, pendidik
lingkungan pendidikan untuk membawa anak
(guru)
kepada tujuan bersama, yaitu membentuk anak
seperti
menjadi anggota masyarakat yang baik untuk
sejenisnya, menjadi tugas dan tanggung jawab
bangsa, negara, dan
sehingga
agama.25
dan masyarakat. agama,
orangtua.
budi
Pendidikan
Pendidikan moral
pekerti,
etika,
keterampilan
dan
seperti
kursus komputer, bahasa asing, menjahit, dan sebagainya, menjadi tugas dan tanggung jawab Goleman D., Emotional Intelligence: Kecerdasan Emotional, 1998. 23 Fridiawati Sulungbudi, op.cit. 24 Wursanto, Etika Komunikasi Kantor (Jakarta: Kanisius. 1987), h. 81. 25 Ibid., h. 83. 22
masyarakat
(lembaga-lembaga
kursus).
26 Mengapa EI lebih penting dari IQ. (Terj.). (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1994), h. 93.
Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 79
A. Mujadid Naya
Sedangkan pendidikan iptek (ilmu pengetahuan
wenangan dalam hal jumlah iuran BP3. Hal ini
dan teknologi) menjadi tugas dan tanggung
terlihat banyak sekolah negeri iuaran BP3-nya
jawab para pendidik (guru) di sekolah27.
lebih besar dibandingkan bebeberapa sekolah
Tapi karena tidak setiap keluarga mampu memberikan pendidikan yang dimaksud dalam
swasta, padahal sekolah negeri sudah menerima subsidi dari pemerintah.30
keluarga, maka sekolah sering merasa perlu
Pemerintah perlu memberi subsidi yang
untuk memberikan tanggungjawabnya untuk
nyata
mengembangkan seluruh kemampuan siswa
mengalami problem sosial, sehingga peningkatan
sehingga sekolah sering memberikan muatan-
pendidikan pada anak-anak akan merubah sikap
muatan yang dapat bermanfaat bagi siswa
mental mereka di kemudian hari. Dalam konteks
saja).28
(bukan kognitif
pada
daerah-daerah
yang
banyak
otonomi daerah, Pemerintah Daerah dapat
Untuk menyelesaikan problem sosial di
menggunakan
kebijakan
daerah
untuk
beberapa daerah, perlu mengoptimalkan tri
memperhatikan daerahnya dan memberikan
pusat pendidikan tersebut dengan langkah-
subsidi
langkah antara lain: pemerataan pendidikan
desa/kampung yang mengalami masalah sosial.31
yang
nyata
bagi
daerah
atau
formal, muatan nilai pada pendidikan formal, dan memperbanyak peran pendidikan luar
2. Muatan Nilai pada Pendidikan Formal
sekolah.29
Muatan nilai pada pendidikan formal sudah sangat sering didengar, bahkan sering
1. Pemerataan Pendidikan Formal Walaupun
untuk
tersendiri
atau
masyarakat kita dapat dikatakan merata, tapi
pelajaran
yang
perlu
Kurikulum
ditinjau
pendidikan
kembali
formal
menjadi polemik apakah menjadi mata pelajaran
sejauh
mana
bisa
diintegrasikan lainnya.
Berbasis
pada
mata
Dengan
konsep
Kompetensi
(KBK)
memberikan kontribusi untuk menyelesaikan
sebenarnya sangat memungkinkan memasukkan
problem sosial di atas. Khusus untuk desa atau
muatan nilai pada mata pelajaran yang sudah
kampung yang mempunyai problem sosial yang
ada.
tinggi,
perlu
dilakukan
terobosan
oleh
Pada
dasarnya
pendidikan
bertugas
pemerintah dengan membebaskan pembayaran
mempersiapkan anak untuk menghadapi hari
BP3 pada siswa-siswa yang berasal dari tempat
esok. Dengan demikian pendidikan seyogyanya
tersebut.
sesuai dengan kebutuhan anak kelak mana kala
Walaupun
harus
diakui
BP3
memberikan
kontribusi
yang
besar
pada
pelaksanaan
pendidikan
di
sekolah
dan
berkewajiban
peningkatan pendidikan, tetapi pada akhir-akhir
keterampilan,
ini
dalam
individu dalam mengarungi kehidupannya di
kontribusi BP3 ini karena terjadi kesewenang-
masyarakat. Sehingga pendidikan bidang-bidang
banyak
terjadi
ketidakadilan
Ibid., h. 94. 28 Ibid. 29 HM. Djumransjah, Pengantar Filsafat Pendidikan (Malang: Bayumedia, 1994). 27
80 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon
mereka
terjun
ke
masyarakat.
menanamkan dan
sikap
yang
Pendidikan pengetahuan, dibutuhkan
studi turut pula bertanggung jawab dalam 30 31
Ibid. Ibid
Tri Pusat Pendidikan Sebagai Lembaga Pengembangan Teori Pembelajaran
mengembangkan kemampuan itu. Sering terjadi
mengetahui
kondisi
daerahnya
dibanding
dikotomi atau saling menyalahkan tentang
pemerintah pusat sehingga memiliki kebijakan
pendidikan nilai, apakah diberikan di sekolah
yang lebih tepat bagaimana menyelesaikan
atau di keluarga/masyarakat. Pihak sekolah
problem sosial yang dialami beberapa daerah.33
menganggap pendidikan nilai ada di keluarga,
Pendidikan non formal yang hanya
karena sebagian besar waktu anak didik berada
bertumpu pada isu-isu yang sudah usang seperti
di rumah (bukan di sekolah), sedangkan pihak
kejar paket A, B atau penuntasan buta aksara
orang tua atau masyarakat memandang karena
perlu dikurangi tetapi perlu menambah atau
tugas sekolah juga mendidik aspek afektif dan
meningkatkan
psikomotorik ada pelajaran moral dan agama,
peningkatan
maka kesalahan sering dilimpahkan ke Sebenarya
pendidikan
siswa. Pendidikan agama menjadi tumpuan yang watak
siswa
sehingga memiliki kompetensi moral yang cukup membentuk
kepribadian
pendidikan
perluasan pemerataan dan peningkatan kualitas
memberikan pendidikan nilai pada anak atau
untuk
program
(1)
perempuan dan pendidikan orang tua, (2)
dikotomi, semua pihak harus bersatu padu untuk
membentuk
isu
adalah
nilai
pusat pendidikan, sehingga tidak perlu terjadi
untuk
kualitas
pada
sekolah.32
tanggungjawab dari semuanya sebagai fungsi tri
terbesar
kegiatan
yang
baik,
dengan demikian kegagalan dalam pendidikan keluarga (jika terjadi) dapat dikompensasi dengan pemberian muatan nilai pada pendidikan
pendidikan
berkelanjutan
melalui
program
pembinaan kursus, kelompok belajar usaha, magang, dan beasiswa pelatihan.34 Program Pendidikan Perempuan, yakni program untuk memberikan serta meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta sikap mental perempuan,
sehingga
mereka
mampu
melaksanakan fungsi keluarga dalam rangka terciptanya keluarga yang sehat dan sejahtera. Kegiatan-kegiatan dalam program pendidikan
formal.
perempuan adalah: (1) Pendidikan Keterampilan
3. Memperbanyak Peran Pendidikan Luar
bekal kemampuan berusaha sehingga mereka
Usaha Perempuan (PKUP), guna memberikan memiliki sumber penghasilan yang tetap, (2)
Sekolah Pendidikan
Luar
Sekolah
(PLS)
sebenarnya pendidikan yang strategis untuk menyelesaikan
problem
sosial,
tetapi
Pemerintah justru tidak memberikan porsi yang cukup untuk berperan pada akhir-akhir ini. Di era otonomi daerah, Pemerintah perlu lebih
Pendidikan Orangtua, guna memberikan bekal kemampuan
dalam
melaksanakan
fungsi
keluarga; serta (3) Pemberdayaan Perempuan, guna memberdayakan perempuan sebagai mitra sejajar pria (gender). Kualitas pendidikan perempuan dan
menggerakkan pendidikan non formal tersebut
orang tua pada daerah-daerah dengan problem
untuk dapat membantu menyelesaikan problem
sosial tinggi akan memberikan dampak yang
sosial
positif terhadap pendidikan keluarga. Kita
tersebut.
Pemda
sebenarnya
lebih
32 Hery Noor, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta, Logos, 1999) h. 223-224.
33 34
http://id.wikipedia.org Ibid.
Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 81
A. Mujadid Naya
mengetahui
perempuan
dapat
menopang
ekonomi keluarga dan lebih banyak bertemu anggota keluarga dalam konteks pendidikan
F. KESIMPULAN 1.
penting
keluarga sehingga ini dapat membawa iklim Pendidikan
pemberian
bekal
pengembangan
diri
2.
berperan
dalam
Keluarga adalah tempat pertama dan utama seseorang menerima pendidikan.
dan
profesionalisme melalui kursus yang sesuai
sangat
pendidikan.
Berkelanjutan,
terdiri dari: (1) program yang berorientasi pada
yang
pendidikan dan menjadi pusat kegiatan
positif bagi penyelesaian problem sosial.35 Program
Tri Pusat Pendidikan adalah tiga unsur
3.
Akibat dari perkembangan zaman dan
dengan kebutuhan warga, seperti: jasa, bahasa,
keterbatasan orang tua dalam mendidik
pertanian, kerumahtanggaan, kesehatan, teknik
anak, maka kegiatan pendidikan juga
dan perambahan, olahraga kesenian, kerajinan
dilaksanakan di suatu lembaga yang disebut
dan industri, serta keterampilan khusus; (2)
sekolah atau madrasah. Pendidikan yang
program yang berorientasi pada pemberian
dilakukan disekolah atau madrasah disebut
bekal untuk bekerja mencari nafkah dalam
pendidikan formal.
rangka melalui
meningkatkan program
kesejahteraan
Kejar
Usaha,
hidup Magang,
4.
Masyarakat merupakan tempat atau unsur yang
sangat
berperan
penting
dalam
Beasiswa/Kursus; (3) program yang berorientasi
pendidikan.
pada bekal untuk melanjutkan pendidikan yang
masyarakat disebut pendidikan non formal.
Lingkungan
pendidikan
lebih tinggi, yang dilaksanakan melalui program Paket C Setara SMU yang diintegrasikan dengan pendidikan
keterampilan
peningkatan
pengetahuan
sehingga
adanya
disertai
dengan
peningkatan kemampuan bermatapencaharian. Peningkatan
kualitas
pendidikan
berkelanjutan pada daerah-daerah bermasalah akan memberikan dampak ekonomi yang bagus, sehingga lambat laun kemiskinan pada daerah bermasalah
dapat
dikurangi.
Pemberian
keterampilan akan memberikan ruang yang kondusif bagi penambahan penghasilan keluarga dan dengan adanya kegiatan usaha maka prilaku-prilaku
buruk
seperti
perjudian,
minuman keras dapat dikurangi.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Abu dan Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan. Semarang: Rineka Cipta. 1991. Djumransjah, Pengantar Filsafat Pendidikan, Malang:
Bayumedia
ristek.go.id/referensi/hukum/ prop_bab5.htm, 2004. Fridiawati Sulungbudi, Psikolog Anak, http:// puterakembara.org/archives Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997 Goleman, D. Emotional Intelligence: Kecerdasan Emotional, 1998.
35
Hery Noor, op.cit., h. 226
82 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon
http://www.
Tri Pusat Pendidikan Sebagai Lembaga Pengembangan Teori Pembelajaran
Hasbullah. Dasar-Dasar Imu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada. 1999.
Wursanto, Etika Komunikasi Kantor. Jakarta:
Hery Noor, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1999
http://albaiad.wordpress.com/2008/05/11/per
Mengapa EI lebih penting dari IQ. (Terj.). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Suparta, Herri Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agama Islam Westa Wayan K.S. Dilema Bali Disilang Dua Dunia, www.balipost.co.id
Kanisius, 1987 an
dan
fungsipendidikan-dalam-
perkembanga-anak/ http://id.wikipedia.org http://www.geocities.com/martapura2000/pls. htm.
Rencana
Trategis
Tahun
Pembangunan Bidang Pendidikan Luar Sekolah
Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 83