Transportasi p bukanlah tujuan j akhir,, namun merupakan p alat/teknik/cara untuk mencapai tujuan akhir Kebutuhan transportasi merupakan derived demand (permintaan turunan) dari kebutuhan manusia akan tujuan akhirnya Permintaan akan transportasi dipengaruhi oleh:
› Interaksi diantara aktivitas sosial dan ekonomi dalam suatu
ruang Æ manifestasi banyaknya lalu lintas pada ruang tersebut › Motivasi pelaku pergerakan untuk melakukan perjalanan Æ maksud pergerakan (sekolah, kantor, pasar, dll), waktu pergerakan (pagi, siang, malam), asal tujuan pergerakan, dll
Transportasi merupakan sistem yang bersifat multidisiplin Æ bidang PWK, ekonomi, sosial, engineering, hukum, dll
SK adalah ssumber mber dari bangkitan (produksi dan tarikan) SK dapat terdiri atas:
Sistem Kegiatan g (SK)
Sistem Jaringan g (SJ)
• Pusat-pusat kegiatan antar kota ((PKN,, PKW,, PKL) • Pusat-pusat kegiatan (pusat p primer,, kota (p pusat sekunder, pusat lingkungan)
SJ adalah prasaranaprasarana sarana, fasilitas dan layanan untuk mendukung gp pergerakan g SK SJ dapat terdiri atas: • Jaringan: jalan, rel
Sistem Pergerakan (SP)
• Node (simpul-simpul): terminal, halte, stasiun KA, pelabuhan, airport
SP adalah arus ar s pergerakan orang/barang orang/barang, seperti besaran (volume), maksud pergerakan, asal-tujuan pergerakan, moda yang digunakan, dll
Berdasarkan Sistem (Pelayanan Penghubung) Berdasarkan Peranan (fungsi) Berdasarkan Sistem dan Peranan (fungsi) Berdasarkan Peruntukan Berdasarkan Kelas Berdasarkan Status dan Wewenang Pembinaan
Sistem jaringan jalan primer
› sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan › menghubungkan h b k secara menerus pusatt kegiatan k i t nasional, i l pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan dan menghubungkan antarpusat kegiatan nasional
Sistem jaringan jalan sekunder
› sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan. perkotaan › menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi g sekunder ketiga, g dan seterusnya y sampai ke persil
Kota/wilayah A
Kota/wilayah B Zona A
Kota/wilayah C
Jaringan primer
Zona D
Zona C
Zona E
Zona B
Zona F Jaringan primer
Kota/wilayah D
Sistem jaringan jalan primer
Sistem jaringan jalan sekunder
Jalan arteri: jalan yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk (access road) dibatasi secara berdaya guna Jalan kolektor: jalan yang berfungsi melayani angkutan pengumpul p g p atau p pembagi g dengan g ciri p perjalanan j jjarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk (access road) dibatasi Jalan lokal: jalan yang berfungsi melayani angkutan setempat t t dengan d ciri i i perjalanan j l jarak j k dekat, d k t kecepatan k t rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk (access road) tidak dibatasi Jalan lingkungan: jalan yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah
JALAN ARTERI
Akses dibatasi ke jalan arteri Jalan masuk (akses)
JALAN LOKAL
Jalan masuk (akses)
JA ALAN KOLEKTOR
JJALAN LINGKUN NGAN
JALAN LOKAL
Akses dibatasi ke jalan kolektor
Sistem jaringan jalan primer
› Jalan arteri primer yaitu jalan yang menghubungkan
secara berdaya guna antar PKN, atau antara PKN dengan PKW › Jalan kolektor primer yaitu jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara PKN dengan PKL, antar PKW, atau antara PKW dengan PKL › Jalan J l llokal k l primer i yaitu it jjalan l yang menghubungkan h b k secara berdaya guna PKN dengan Pusat Kegiatan Lingkungan, PKW dengan Pusat Kegiatan Lingkungan, g Pusat Kegiatan g Lingkungan, g g antar PKL, atau PKL dengan serta antar Pusat Kegiatan Lingkungan › Jalan lingkungan primer yaitu jalan yang menghubungkan antar pusat kegiatan di dalam kawasan perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan
Sistem jaringan jalan sekunder
› Jalan arteri sekunder yaitu jalan yang menghubungkan
kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu, antar kawasan sekunder kesatu, atau kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua › Jalan kolektor sekunder yaitu jalan yang menghubungkan antar kawasan sekunder atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga › Jalan lokal sekunder yaitu jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan perumahan, kawasan g perumahan, kawasan sekunder p sekunder kedua dengan ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan › Jalan lingkungan sekunder yaitu jalan yang menghubungkan antarpersil dalam kawasan perkotaan
Contoh Evaluasi Jalan berdasarkan Sistem dan Fungsinya di Metropolitan Bandung
PKL Subang
PKW Cianjur
PKW Sumedang PKL Cileunyi PKL Majalaya PKL Ciparay
PKL Pengalengan PKL Ciwidey
- Perlu dihubungkan jalan kolektor primer antara PKN Bandung dengan PKL sekitarnya
Sistem dan Fungsi Jalan
Kecepatan Kendaraan
Lebar Badan Jalan
Syarat lalu lintas
Arteri primer
Minimal 60 km/jam
Minimal 11 m
K l kt primer Kolektor i
Mi i l 40 km/jam Minimal k /j
Mi i l 9 m Minimal
J l masukk dib Jalan dibatasi t i agar llalu l lilintas t llancar
Lokal primer
Minimal 20 km/jam
Minimal 7.5 m
-
Lingkungan primer
Minimal 15 km/jam
Minimal 6.5 m
-
Arteri sekunder
Minimal 30 km/jam
Minimal 11 m
Pada arus lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh arus lalu lintas lambat
Kolektor sekunder
Minimal 20 km/jam
Minimal 9 m
Pada arus lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh arus lalu lintas lambat
Lokal sekunder
Minimal 10 km/jam
Minimal 7.5 m
-
Lingkungan sekunder
Minimal 10 km/jam
Minimal 6.5 m
-
Tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal
Jalan umum j l jalan yang di diperuntukkan t kk untuk t k llalu l lilintas t umum
Jalan khusus: jalan yang tidak diperuntukkan bagi lalu lintas umum, seperti jalan di komplek hankam, jalan inspeksi (irigasi dan gas), dll
Kelas jalan
Fungsi j l jalan
Karakteristik Kendaraan Bermotor termasuk Muatan Lebar
Panjang
Berat
Jalan kelas I
Arteri
Tidak melebihi 2 500 mm 2.500
Tidak melebihi 18.000 mm
Lebih besar dari 10 ton
Jalan kelas II
Arteri
Tidak melebihi 2.500 mm
Tidak melebihi 18.000 mm
10 ton
Jalan kelas IIIA
Arteri atau kolektor
Tidak melebihi 2.500 mm
Tidak melebihi 18.000 mm
8 ton
Jalan kelas IIIB
Kolektor
Tidak melebihi 2.500 mm
Tidak melebihi 12.000 mm
8 ton
Jalan kelas IIIC
Lokal
Tidak melebihi 2.100 mm
Tidak melebihi 9.000 mm
8 ton
Jalan nasional oleh pemerintah pusat:
› arteri primer › kolektor primer yang menghubungkan antar ibukota
propinsi › jalan tol › jalan strategis nasional
Jalan provinsi oleh pemerintah pusat dan pemerintah p p provinsi:
› kolektor primer yang menghubungkan ibukota propinsi
dengan ibukota kabupaten dan kota › kolektor p primer y yang g menghubungkan g g antar ibukota kabupaten dan kota › Jalan strategis propinsi
Jalan kabupaten oleh pemerintah kabupaten
› Kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional dan
propinsi › Lokal primer yang menghubungkan ibukota kabupaten d dengan ib ibukota k t kkecamatan, t ib ibukota k t kkabupaten b t d dengan pusat desa, antar ibukota kecamatan, ibukota kecamatan dengan desa, dan antar desa › Jalan strategis kabupaten
Jalan kota oleh pemerintah kota: jalan umum pada sistem jaringan jalan sekunder Jalan desa oleh pemerintah desa setempat:
› Jalan lingkungan primer dan lokal primer yang tidak
termasuk jalan kabupaten dalam kawasan perdesaan › Jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antar t permukiman ki di d dalam l d desa
Ruang manfaat jalan suatu ruang yang dimanfaatkan untuk konstruksi jalan dan terdiri atas badan jalan, saluran tepi jalan, serta ambang pengamannya
Ruang milik jalan (ROW-right of way)
sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan yang masih menjadi bagian dari ruang milik jalan yang dibatasi oleh tanda b t ruang milik batas ilik jjalan l yang dimaksudkan di k dk untuk t k memenuhi hi persyaratan keluasan keamanan penggunaan jalan
Ruang pengawasan jalan
rruang ang tertentu tertent yang ang terletak di luar l ar ruang r ang milik jalan yang ang penggunaannya diawasi oleh penyelenggara jalan agar tidak mengganggu pandangan pengemudi, konstruksi bangunan jalan apabila ruang milik jalan tidak cukup luas, dan tidak mengganggu fungsi f i jalan j l
Ruang Pengawasan Jalan
Ruang Manfaat Jalan Ruang Milik Jalan
Ruang Pengawasan g Jalan
Ruang manfaat jalan: median, perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran t i jalan, tepi j l t t trotoar, l lereng, ambang b pengaman, timbunan ti b dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya Ruang milik jalan: ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, dan penambahan jjalur lalu lintas di masa akan datang g serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan Ruang pengawasan jalan: pandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan
Lebar ruang pengawasan jalan dihitung dari tepi badan jalan sesuai dengan sistem dan peranan (fungsi) jalan: a jalan arteri primer 15 (lima belas) meter; a. b. jalan kolektor primer 10 (sepuluh) meter; c. jalan lokal primer 7 (tujuh) meter; d jalan d. j l lilingkungan k primer i 5 (li (lima)) meter; t f. jalan arteri sekunder 15 (lima belas) meter; g. jalan kolektor sekunder 5 (lima) meter; h. jalan lokal sekunder 3 (tiga) meter; i. jalan lingkungan sekunder 2 (dua) meter; Setiap p orang g dilarang g menggunakan gg ruang g pengawasan p g jalan yang mengakibatkan fungsi jalan terganggu
Setiap 1.000 jiwa penduduk dilayani 0,6 km panjang jalan kota Rasio luas jalan kota adalah 5% dari total luas wilayah
Tingkat pelayanan: ukuran kecepatan laju kendaraan yang dikaitkan dengan kondisi dan kapasitas jalan LOS: perbandingan antara volume lalu lintas dengan kapasitas jalan tersebut (VCR-Volume Capacity Ratio).
› Volume adalah besaran pergerakan yang dilewatkan oleh jalan
p satuan waktu ((dalam satuan mobil p per penumpang/smp p g/ p y yang g dikonversi berdasarkan jenis moda). › Kapasitas jalan adalah jumlah smp yang dapat dilewatkan oleh jalan per satuan waktu.
Tingkat LOS biasanya digunakan untuk mengindikasikan tingkat kemacetan ruas jalan tertentu Interpretasi nilai LOS: semakin nilainya melebihi 1 artinya semakin buruk tingkat pelayanan jalan atau tingkat kemacetannya tinggi
Kecepatan Laju Kendaraan > 95 km/jam
80-95 km/jam 60-80 km/jam
40-60 km/jam 30-40 km/jam < 30 km/jam
• Pola jaringan jalan dipengaruhi oleh bentuk morfologi kota Radial
Ring-Radial
Gridion
Linier
• Pola jaringan jalan dapat mempengaruhi pola pekembangan kota
Keterbatasan lahan kota Penyediaan jaringan jalan baru seringkali dianggap sebagai solusi utama untuk pemecahan persoalan kemacetan Pertumbuhan b h j jumlah l hk kendaraan d b bermotor yang berdampak buruk terhadap kinerja jaringan jalan Lemahnya instrumen hukum terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang jalan (ruang manfaat jalan), salah satu akibatnya adalah tingginya i i hambatan samping i dan berdampak pada kemacetan lalu lintas
Mass Transportation Æ kapasitas, panjang lintasan, jangkauan K Kepentingan ti Ekonomi Ek i Æ pendorong pertumbuhan ekonomi Kepentingan Wilayah Æ sbg prasarana dasar perkembangan wilayah, pembuka keterisolasian Kepentingan p g Arahan Kebijaksanaan j Æ tidak merangsang pertumbuhan land use sekitarnya Kepentingan Industri Æ transport cost efficiency Integrasi Wilayah
Komponen Perbandingan
Jalan Raya
Jalan Rel
Pelayanan
Door to door service, tdk membutuhkan angkutan awal dan angkutan lanjut, mobilitas tinggi
Membutuhkan angkutan awal dan angkutan lanjut, mobilitas tinggi
Macam Lalu Lintas
Dari Pejalan Kaki sampai dengan Truk
Hanya untuk KA
Biaya Angkut
Menguntungkan utk jarak dekat
Menguntungkan utk jarak jauh
Kecepatan
Sangat tergantung volume lalin
Lebih tinggi
Biaya Pemeliharaan
Relatif lebih murah
Relatif lebih tinggi
Kapasitas p angkutan g
Tidak cocok utk angkutan g massal
Cocok utk angkutan g massal
Pengusahaan angkutan
Pengusaha hanya menyediakan sarana
Pengusaha menyediakan sarana, prasarana & pengaturan lalin
Perpindahan jalur
Sangat mudah dan leluasa
Harus melalui konstruksi khusus
Konsumsi energi
Relatif tinggi
Relatif rendah (efisien)
Mampu mengangkut muatan dalam jumlah yang besar (massal) Hemat energi Berjarak jangkau pelayanan fleksibel (dekat/komuter, (dekat/komuter sedang sedang, jauh) Hemat lahan Tidak p polutif ((sesuai tuntutan lingkungan) g g ) Kehandalan keselamatan dalam operasinya Akomodatif terhadap pengembangan kapasitas angkut Jaringannya mampu menembus pusat kota Cukup akomodatif terhadap pengembangan teknologinya Cukup handal terhadap perubahan iklim dan keadaan alam setempat K Kompetitif titif terhadap t h d moda d angkutan k t lain l i (dari (d i segii efisiensinya) fi i i ) Memiliki ride right of way tersendiri Æ arus lalu lintas tidak terganggu
Keterbatasan Energi Minyak Bumi
NO.
KEGIATAN
TOTAL PEMAKAIAN BBM
%
11 850 juta liter 11.850
40 58 % 40,58
7.409
25,37 %
1 1.
TRANSPORTASI
2.
RUMAH TANGGA
3.
INDUSTRI
5.960 juta liter
20,41 %
4 4.
LISTRIK
3.232 juta liter
11,06
5.
PEMAKAIAN SENDIRI
116 juta liter
2,16
TOTAL
28.567 juta liter
100 %
Perbandingan Pemakaian BBM Berbagai Jenis Transportasi (Darat, Laut, Udara) NO.
MODA TRANSPORTASI
VOLUME ANGKUT
KONSUMSI ENERGI BBM / KM
KONSUMSI ENERGI BBM / orang
A
Kereta Api Dapat Berperan Luas
KA (HRT), kapal, pesawat terbang
JARAK JAUH
JARAK MEDIUM
KA (HRT/LRT), mobil, truk, kapal, pesawat terbang, (spoke)
JARAK PENDEK
JARAK SANGAT PENDEK
KA (HRT/LRT), sepeda motor, mobil, truk
Sepeda, sepeda motor, mobil, truk
Moda M d KA dapat d t berperan b d l dalam li k lingkup pelayanan l k komuter, t angkutan k t j k menengah jarak h hingga angkutan antar kota/antar negara
Fleksibilitas rendah Æ pada jalur yang tetap Biaya perawatan cukup tinggi Tidak door to door service Dalam waktu singkat tidak adaptif dengan perubahan teknologi baru
Jaringan pelayanan angkutan kereta api Jaringan jalur kereta api yang dilayani angkutan g kereta api p Jalur kereta api Ruang g yang y g meliputi p ruang g manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta api, dan ruang pengawasan jalur kereta api termasuk bagian atas dan bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api
Jaringan jalur kereta api Seluruh jalur kereta api yang terkait satu sama lain yang menghubungkan berbagai tempat sehingga merupakan satu sistem Prasarana kereta api Jalur kereta api dan stasiun kereta api, termasuk fasilitas operasi kereta api, api agar sarana kereta api dapat dioperasikan
Pelayanan lintas utama › ›
melayani jarak jauh atau sedang menghubungkan antar stasiun yang berfungsi sebagai pengumpul, yang ditetapkan untuk melayani pelayanan lintas utama
P l Pelayanan li t cabang lintas b › ›
melayani jarak sedang atau dekat menghubungkan g g antara stasiun yang y g berfungsi g sebagai g pengumpan dengan stasiun yang berfungsi sebagai pengumpul, atau antar stasiun yang berfungsi sebagai pengumpan yang ditetapkan untuk melayani pelayanan lintas cabang
Jaringan pelayanan angkutan antar kota: g g antar kota antar negara, g antar menghubungkan kota antar dan dalam provinsi, antar kota antar kabupaten dan antar kota. Ciri-ciri: › › › › › ›
menghubungkan beberapa stasiun antarkota; tidak menyediakan layanan penumpang berdiri; melayani penumpang tidak tetap; memiliki jarak dan/atau waktu tempuh panjang; memiliki frekuensi kereta api sedang atau rendah; dan melayani kebutuhan angkutan penumpang dan/atau barang antarkota
Jaringan pelayanan angkutan perkotaan: g kereta api p yang y g menghubungkan g g angkutan kawasan perkotaan. Ciri-ciri: › › › › › ›
menghubungkan beberapa stasiun di wilayah perkotaan; melayani banyak penumpang berdiri; memiliki sifat perjalanan ulang alik/komuter; melayani penumpang tetap; memiliki jarak dan/atau waktu tempuh pendek; melayani kebutuhan angkutan penumpang di dalam kota dan dari daerah sub sub-urban urban menuju pusat kota atau sebaliknya.
Ruang manfaat jalur kereta api dari jalan rel dan bidang tanah di kiri dan kanan jalan rel beserta ruang di ki kiri,i kkanan, atas, t d dan b bawah h yang digunakan di k untuk t k konstruksi jalan rel dan penempatan fasilitas operasi kereta api serta bangunan pelengkap lainnya
R Ruang milik ilik jjalur l kkereta t apii bidang tanah di kiri dan di kanan ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk pengamanan konstruksi jalan rel
Ruang pengawasan jalur kereta api bidang tanah atau bidang lain dikiri dan di kanan ruang milik jalur kereta api p untuk p pengamanan g dan kelancaran operasi p kereta api p
Ruang pengawasan jalur kereta api
Ruang pengawasan jalur kereta api Ruang manfaat jalur kereta api
Ruang milik jalur kereta api
Batas rumija rel KA yang terletak di permukaan tanah adalah batas paling luar sisi kiri dan kanan daerah manfaat jalan kereta api masing–masing sebesar 6(enam)meter.
Batas rumija rel KA yang terletak di bawah permukaan tanah adalah batas paling luar sisi kiri dan kanan serta bagian bawah daerah manfaat jalan kereta api, masingmasing 2 (dua) meter, serta bagian atas hingga permukaan tanah. tanah
Batas rumija rel KA yang terletak di atas permukaan tanah adalah batas paling luar sisi kiri dan kanan daerah manfaat j l jalan k kereta t api,i masing-masing i i sebesar b 2 (d (dua)) meter t
Batas ruwasja rel KA adalah bidang tanah di kiri kanan j rel KA y yang g berfungsi g selebar 9 ((sembilan)) meter dari rumija sebagai pengamanan dan kelencaran operasi kereta api.
Kelas
Frekuensi dilewati
Daya Angkut
Kecepatan Maksimum
Beban Gandar
Jalur kereta api kelas I
105 kereta api per satu jalur/hari
> 20.000.000 ton/tahun
120 km/jam
Minimum 18 ton
JJalur l kkereta apii kelas II
55 s/d /d 104 kkereta api per satu jalur/hari
10.000.000 10 000 000 – 20.000.000 ton/tahun
110 km/jam k /j
M ki Maksimum 18 ton
Jalur kereta api kelas II
26 s/d 54 kereta api per satu jalur/hari
5.000.000 – 10.000.000 ton/tahun
110 km/jam
Maksimum 18 ton
Jalur kereta api kelas IV
13 s/d 25 kereta api per satu jalur/hari
2.500.000 – 5.000.000 ton/tahun
90 km/jam
Maksimum 18 ton
Jalur kereta api kelas V
12 kereta api per satu jalur/hari
2.500.000 ton/tahun
80 km/jam
Maksimum 18 ton
Ballast Lebar sepur (gauge) Bantalan
Tempat berkumpulnya penumpang dan barang yang menggunakan moda angkutan kereta api. Di stasiun orang beristirahat dan menunggu menunggu, baik penumpang maupun bukan penumpang (penjemput, pengantar, pedagang, dll) Terminal antara sehingga disekitarnya harus ada terminal perangkutan k t jalan j l raya sebagai b i moda d terakhir t khi yang akan k digunakan oleh penumpang. Titik simpul dalam jaringan transportasi yang berfungsi sebagai b i pelayanan l umum. Unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi kota
Lokasi harus memiliki keterpusatan terhadap lokasi penumpang yang potensial. Lokasi k i sebaiknya b ik b berada d pada d d daerah h yang memiliki iliki tingkat ti k t kemudahan pencapaian yang tertinggi (most accessible). Lokasi harus terkait dengan sistem angkutan dalam kota (lokal). Lokasi sebaiknya harus terkait dengan sistem angkutan kota y lainnya. Lokasi harus memiliki ketersediaan lahan yang memadai bagi parkir kendaraan. Lokasi harus terletak pada daerah yang memiliki ketersediaan prasarana jaringan jalan yang memadai.
Kelas stasiun:
K it i pengelompokan Kriteria l k k kelas: l
Penetapan kelas stasiun dilakukan oleh:
› Stasiun besar › Stasiun sedang › Stasiun kecil › › › › › ›
Kelengkapan fasilitas operasi Jumlah jalur Kelengkapan fasilitas penunjang; Frekuensi lalu lintas Besar kecilnya jumlah penumpang yang dilayani Besar kecilnya pergerakan jumlah barang yang dilayani
› MenteriMenteri, untuk stasiun pada jaringan jalur kereta api
nasional › Gubernur, untuk stasiun pada jaringan jalur kereta api provinsi › Bupati/walikota, untuk stasiun pada jaringan jalur kereta api kabupaten/kota
peralatan persinyalan: sinyal, tanda, marka peralatan telekomunikasi: alat komunikasi, perekam suara instalasi listrik
TODAY
FUTURE?