BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan alat yang membantu manusia mencapai suatu tempat dengan waktu yang lebih cepat. Transportasi sendiri juga terdiri dari 3 sektor yaitu transportasi darat, udara, dan laut. Di setiap sektor terdapat berbagai jenis transportasi, baik yang bersifat transportasi publik maupun private. Di Indonesia terdapat berbagai macam transportasi yang bisa digunakan masyarakat, namun di kota-kota besar transportasi yang tersedia lebih beragam. Misalnya di DKI Jakarta yang merupakan kota metropolitan tersedia berbagai macam transportasi di antaranya kereta api, busway, taksi, dan lain-lain. Banyaknya jumlah penduduk di DKI Jakarta, membuat angkutan massal menjadi tidak nyaman karena harus berdesak-desakan dengan masyarakat lainnya jika ingin menggunakan. Masyarakat selalu menginginkan kenyamanan dalam menggunakan transportasi publik, meskipun harus membayar lebih atas jasanya. Salah satu transportasi publik yang dianggap lebih nyaman oleh sebagian masyarakat yaitu taksi. Layanan yang ditawarkan taksi tentu saja menjadi daya tarik tersendiri, karena tidak perlu ada antrian panjang, dengan layanan private dan tidak dibatasi oleh rute-rute tertentu sangat mendukung aktivitas masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi. Layanan yang lebih baik dibandingkan dengan busway atau angkutan umum lainnya membuat tarif
1
2
dasarnya juga berbeda, hal ini sebanding dengan pelayanan yang didapat customer. Berdasarkan data tahun 2015 dari data pemerintah DKI Jakarta, setidaknya ada 34 perusahaan taksi, 3 diantaranya perusahaan dengan layanan taksi eksekutif dan sisanya menyediakan layanan taksi reguler dengan total armada taksi sebesar 27.079 unit. Tabel 1.1 Jumlah armada taksi yang beroperasi di Jakarta sampai tahun 2015
No
Nama Perusahaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
PT. Central Naga Europindo PT. Express Transindo Utama Tbk. PT. Cendrawasih Pertiwi Jaya PT. Morante Jaya PT. Blue Bird,Tbk. PT. Luhur Satria Sejatikencana Kosi Jaya PT. SILVER Bird PT. Bersatu Aman Sejahtera PT. Lintas Buana Taksi PT. Semesta Indo Prima PT. Citra Transpor Nusantara PT. Prima Sarijati Agung PT. Berkat Oto Sejahtera PT. Gamya PT. Blue Bird Pusaka PT. Primajasa Perdanaraya PT. Panorama Transportasi Tbk Kop. Taksi Indonesia PT. Dian Taksi PT. Presiden Taksi PT. Sriyani Asti PT. Panorama Transportasi PT. Irdawan Multi Trans Pusaka Satria Utama
Jumlah Armada 3350 2500 2450 2000 1595 1500 1350 1295 1200 1100 1100 982 850 700 689 500 400 400 362 357 353 320 300 200 200
Jenis Layanan Reguler Reguler Reguler Reguler Reguler Reguler Reguler Eksekutif Reguler Reguler Reguler Reguler Reguler Reguler Reguler Reguler Reguler Eksekutif Reguler Reguler Reguler Reguler Reguler Reguler Reguler
3
26 27 28 29 30 31 32 33 34
PT. Sri Medali PT. Ratax Armada PT. Tulus Sinar Selatan PT. Royal City Kop. Taksi Sepakat Koptajasa PT. Express Kencanakelola Jayajasa Transkoveri DKI PT. Buana Metropolitan Jumlah
182 166 160 147 131 123 108 7 2 27079
Reguler Reguler Reguler Reguler Reguler Reguler Eksekutif Reguler Reguler
Sumber : www.data.jakarta.go.id
Bisnis taksi yang mempunyai prospek semakin bagus membuat beberapa perusahaan taksi akhirnya go public, agar bisa mendapatkan pendanaan sehingga bisa melakukan ekspansi. Perusahaan transportasi dengan layanan taksi yang melakukan initial public offering (IPO) di antaranya yaitu PT. Zebra Nusantara, Tbk pada 1 Agustus 1991, PT. Steady Safe, Tbk pada 15 Agustus 1994, PT Panorama Transportasi Tbk pada 30 Mei 2007, PT. Express Trasindo Utama, Tbk pada 2 November 2012, dan PT. Blue Bird, Tbk pada 5 November 2014. Persaingan di antara penyedia jasa layanan taksi semakin menarik dengan adanya pesaing baru dengan layanan yang sedikit berbeda yakni transportasi berbasis aplikasi online. Mulai tahun 2014, di Jakarta terdapat berbagai macam tranportasi berbasis aplikasi online di antaranya Grab taxi, Uber taxi, Go-jek dan lain sebagainya. Masyarakat dengan golongan perekonomian menengah ke atas yang biasanya menggunakan jasa taksi konvensional mulai beralih ke Grab taxi atau Uber taxi yang dianggap lebih murah dan lebih praktis karena berbasis aplikasi dalam pemesannya.
4
Sebenarnya
fungsi aplikasi dari Uber dan Grab Taxi adalah untuk
memesan kendaraan penjemput, aplikasi Grab Taxi terhubung dengan sopir taksi legal, sedangkan aplikasi Uber terhubung dengan perusahaan penyewaan mobil. Keduanya juga melakukan seleksi ketat terhadap pengemudi yang terhubung dengan layanannya untuk menjamin kepuasan pelanggan. Perbedaannya, Grab Taxi menghubungkan customer dengan sopir taksi, sedangkan Uber menghubungkan sopir dengan kendaraan sewaaan. Oleh karena itu, wajar jika Grab Taxi tak dimusuhi para sopir taksi di semua negara tempatnya beroperasi, berkebalikan dengan Uber yang ditentang keras di sejumlah negara. Keberadaan Grab Taxi dianggap menambah pemasukan para sopir taksi. Seorang sopir taksi yang terhubung dengan aplikasi Grab Taxi akan mendapat pendapatan tambahan jika ada customer yang memesan melalui Grab Taxi, selain pendapatan resmi dari perusahaan taksi. Bahkan, jika ada customer yang mengunduh aplikasi Grab Taxi setelah mendengar promosi maka sopir taksi tersebut akan mendapat bonus dan customer yang baru pertama kali menggunakan
aplikasi
Grab
Taxi
akan mendapat
potongan
harga.
(www.teknologi.metronews.com) Adanya Uber Taxi dianggap merugikan sopir-sopir taksi konvensional dan juga dinilai melanggar aturan dari Dinas Perhubungan. Tidak adanya tindakan tegas dari pemerintah membuat ratusan sopir taksi dan angkot geram, hingga melakukan demonstrasi di Jakarta. Peristiwa demostrasi tersebut tidak hanya berimbas pada rusaknya fasilitas publik saja, namun juga pada lantai
5
bursa saham. Berdasarkan pengamatan analis NH Korindo securities, Priyambada (2016) “Saham PT Blue Bird Tbk (BIRD) dan PT Express Transindo Utama (TAXI) mendadak menjadi trend setter setelah adanya aksi tersebut, volatilitas yang cukup tinggi terhadap dua saham perusahaan transportasi tersebut, bukan semata-mata adanya sentimen negatif soal demo taksi dan angkutan umum“. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lebih mendalam terhadap PT. Blue Bird, Tbk dan PT. Express Trasindo Utama, Tbk, yang keduanya merupakan leader perusahaan taksi di Indonesia. Penelitian akan membahas perbandingan kinerja kedua perusahaan, yakni antara PT. Blue Bird, Tbk dan PT. Express Trasindo Utama, Tbk dengan menggunakan teknik fundamental analisis yaitu dengan memperhatikan faktor internal dan eksternal. Selain itu penelitian ini mendeskripsikan trend harga saham PT. Express Trasindo Utama, Tbk dan PT. Blue Bird, Tbk dari sejak perusahaan melakukan IPO hingga 12 April 2016. Tujuannya adalah untuk mengetahui perkembangan saham sejak IPO hingga pengaruh peristiwa demonstrasi sopir taksi pada 22 Maret 2016 terhadap kondisi saham kedua perusahaan. Maka dari itu, kedua perusahaan tersebut menjadi objek penelitian dengan judul: “Mengamati kinerja perusahaan taksi konvensional seiring dengan munculnya transportasi berbasis aplikasi online dari sudut pandang investor (Studi kasus PT. Blue Bird, Tbk & PT. Express Trasindo Utama, Tbk)”.
6
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan dibahas penulis adalah : 1. Bagaimana analisa fundamental saham pada PT. Blue Bird, Tbk dan PT. Express Trasindo Utama, Tbk dengan memperhatikan rasio profitabilitas dan rasio pasar perusahaan? 2. Bagaimana trend saham PT. Blue Bird, Tbk dan PT. Express Trasindo Utama, Tbk ? 3. Bagaimana upaya yang dapat PT. Blue Bird, Tbk dan PT. Express Trasindo, Tbk dalam menghadapi persaingan dengan sesama taksi konvensional dan transportasi berbasis aplikasi online ?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu : 1. Untuk megetahui analisa fundamental saham pada PT. Blue Bird, Tbk dan PT. Express Trasindo Utama, Tbk dengan memperhatikan rasio profitabilitas dan rasio pasar. 2. Untuk mengetahui trend saham PT. Blue Bird, Tbk dan PT. Express Trasindo Utama, Tbk 3. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan PT. Blue Bird, Tbk dan PT. Express Trasindo, Tbk dalam mengghadapi persaingan dengan sesama taksi konvensional dan transportasi berbasis aplikasi online.
7
D. Manfaat Penelitian Dengan menggunakan data laporan keuangan masing – masing perusahaan dari Bursa Efek Indonesia serta analisa yang dilakukan oleh penulis. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat oleh beberapa pihak antara lain: 1. Bagi Investor Dari hasil analisa tersebut akan membantu investor untuk penanaman modalnya di perusahaan. Investor akan mengetahui perusahaan taksi manakah yang memperlihatkan prospek bisnis yang lebih baik. 2. Bagi Pembaca Tugas akhir ini dapat menjadi salah satu referensi dalam hal analisis laporan keuangan, membuka wawasan pembaca di bidang perusahaan jasa di bidang transportasi khususnya taksi dan analisis pergerakan sahamnya. 3. Bagi Penulis Tugas akhir ini diharapkan bisa menambah wawasan penulis dalam hal menganalisa laporan keuangan secara fundamental dan dapat menjadi bekal ketika memasuki dunia pasar modal saham di Indonesia.
E. Metode Penelitian 1. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah studi kasus pada dua perusahaan transportasi yang menawarkan layanan Taksi yaitu PT. Blue Bird, Tbk dan PT. Express Trasindo Utama, Tbk.
8
2. Jenis Data Jenis data yang dgunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data ini berupa laporan keuangan PT. Blue Bird, Tbk dan PT. Express Trasindo Utama, Tbk yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id ) dan juga website masing-masing perusahaan. 3. Alat Pengumpulan a. Observasi Data yang diperoleh berdasarkan observasi secara tidak langsung oleh penulis melalui berbagai literatur dan media massa. Penulis juga melakukan observasi melalui website Bursa Efek Indonesia, website kedua perusahaan dan website yang membahas mengenai kinerja kedua perusahaan. b. Studi Pustaka Studi Pustaka dilakukan sebagai landasan dasar dalam melakukan analisa secara fundamental atas kinerja PT. Blue Bird, Tbk dan PT. Express Trasindo Utama, Tbk. 4. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif, dengan menggunakan teknik analisa secara fundamental. Kemudian hasil dari analisa tersebut akan disampaikan secara deskriptif sehingga dapat membandingkan kinerja PT. Blue Bird, Tbk dan PT. Express Trasindo Utama, Tbk.