TINJAUAN PUSTAKA Pengertian umum cetacean Cetacean merupakan istilah golongan mamalia laut yang masuk kedalam ordo Cetacea.Ordo Cetacea mempunyai dua sub-ordo yaitu Mysticeti dan Odontoceti, sub-ordo Mysticeti termasuk didalamnya adalah paus baleen, dan subordo Odontoceti termasuk didalamnya paus bergigi dan lumba-lumba (FAO & UNEP 1994). Kata cetacean berasal dari bahasa Latin cetus artinya hewan laut besar dan bahasa Yunani ketos artinya monster laut. Cetacean termasuk hewan berdarah panas, memiliki temperatur tubuh sama dengan manusia, bernapas dengan paruparu, kaki depan dimodifikasi menjadi flipper atau sirip ventral, kaki belakang absen, mata dan telinga kecil, tulang kepala terbentuk dengan lubang hidung/ nostril dibagian dorsal kepala dengan satu blowhole (FAO & UNEP 1994), dan ekor yang disebut fluke (Webber & Thurman 1991). Berbeda dengan ikan pada umumnya, cetacean mendorong tubuhnya dengan menggerakkan ekornya secara perlahan, dengan gerakan naik dan turun (Leach 2009). Menurut FAO & UNEP (1994) semua cetacean memiliki bentuk tubuh yang hampir sama menyerupai torpedo (streamline), sirip ventral (flipper) seperti dayung pipih, tengkorak yang memanjang, lubang di dorsal nasal (blowhole), lapisan blubber, organ reproduksi internal, derivat tulang dalam bentuk ekor (fluke) dan sirip dorsal, dan rambut. Walaupun anatomi eksteriorcetacean menyerupai ikan tetapi anatomi internal seperti pada mamalia di daratan.Sirip ventral/flipper merupakan bagian tulang lengan dan tangan yang tereduksi.Tulang pelvis rudimenter dan kaki belakang absen. Lumba-lumba hidung botol (Tursiops sp.) Lumba-lumba hidung botol (Tursiopssp.) merupakan hewan kosmopolit yang tersebar luas di daerah pantai dengan temperatur yang hangat dan merupakan cetacean yang paling dikenal diantara cetacean lainnya (Goodall et al. 2011).Lumba-lumba hidung botol bisa dikatakan cetacean yang paling dikenal manusia karena habitat di daerah pesisir, memiliki sifat yang jinak, kemampuan beradaptasi, dan rasa keingintahuan yang tinggi. Lumba-lumba hidung botol
memiliki ukuran tubuh yang besar, kuat, dan moncong yang relatif panjang. Terdapat dua tipe lumba-lumba hidung botol yaitu T. truncatus dan T. aduncus.Tursiops aduncus biasa ditemukan di daerah pantai dan T.truncatus di daerah laut dalam (Hale et al. 2000).Warna kulit abu-abu terang hingga gelap dengan variasi putih dibagian perut dan kadang memiliki spot hitam di daerah ventral. Spot hitam pada bagian ventral pada T. aduncus dewasa dan hilang pada T. truncatus (Wang et al. 2000; Hale et al.2000; Goodall et al. 2011) merupakan ciri yang mencolok untuk membedakan kedua spesies tersebut. Terdapat garis hitam memanjang dari mata sampai ke flipper.
Gambar 2 Bagian Kepala (a) Tursiops aduncus, (b) Tursiops truncatus, spot hitam pada bagian ventral (Wang et al. 2000). Van Bree dalam Kurihara & Oda (2006) membedakan Tursiops sp. (T. tuncatus dan T. aduncus) di pantai Afrika Barat berdasarkan panjang rostrum.Begitu pula menurut Wang et al. (2000), untuk membedakan antara dua spesies serupa dikelompok lumba-lumba hidung botol (Tursiops sp.) terutama di Perairan Cina dan Indonesia, panjang rostrum merupakan pengukuran yang absolut.Perbedaan panjang rostrum ini dapat dilihat di Gambar 2.Berikut adalah hasil statistik sederhana yang dilakukan oleh Wangberdasarkan karakteristik eksteriorT.aduncus dan T. truncatus.
4
Tabel 1 Statistik morfologi eksteriordari lumba-lumba hidung botol di Perairan China (T. aduncus, n=17; T. truncatus, n=40)(Wang et al. 2000) Karakter
T. aduncus
T. truncatus
Rata-rata
SD
Selang
Rata-rata
SD
Selang
(cm)
(cm)
(cm)
(cm)
(cm)
(cm)
224.7
28.08
247.1
25.67
191.0-295.5
33.2
3.26
22.5-36.0
33.5
3.04
29.0-39.0
52.7
4.87
36.0-58.0
54.1
4.57
45.0-62.8
Rostrum length (RL)
13.4
1.44
8.8-15.5
9.6
1.25
7.0—12.0
Rostrum width (RW)
8.2
0.98
6.0-10.0
8.7
0.92
7.0-11.4
14.4
2.00
9.3-18.0
13.9
1.36
10.8-17.0
37.6
4.13
25.3-45.0
38.3
3.52
30.0-44.0
28.3
3.49
18.8-34.5
27.9
2.77
20.5-33.0
RL/TBL (%)
6.0
0.34
5.3-6.7
3.9
0.53
2.6-5.0
RL/SEY (%)
40.3
1.78
37.1-43.3
28.8
3.36
19.9-36.2
Total body length (TBL) Snout-eye length (SEY) Snout to anterior insertion of flipper
Maximum width of flipper Anterior lengh of flipper Posterior length of flipper
140.0268.0a
Keterangan :a spesimen T. aduncus terbesar yang dilaporkan di Pulau Penghu Ukuran tubuh lumba-lumba hidung botol dewasa 1,9-3,8 m dengan jantan lebih besar dari betina. Bayi lumba-lumba hidung botol panjangnya sekitar 1-1,3 m. Klasifikasi umur lumba-lumba hidung botol dapat juga dilihat dari total panjang tubuh (Tabel 2).Lumba-lumba hidung botol memiliki 18-26 pasang gigi masing-masing rahang (Gambar 3).Pada lumba-lumba yang sudah tua, beberapa gigi bisa tanggal bahkan tidak ada gigi lagi.Gigi bisa dijadikan identifikasi umur dari lumba-lumba hidung botol.
Gambar 3 Gigi Tursiops sp. dilihat dari sisi lateral (FAO & UNEP 1994).
5
Tabel 2 Klasifikasi umur lumba-lumba berdasarkan total panjang badan standar (Laetherwood & Reeves 1990) Kelas Umur (tahun) Panjang Badan (cm) Infant
1
< 170
Juvenile
1-6
170-210
Subadult, betina
6-12
210-235
Jantan
6-13
210-247
Adult, betina
>12
>235
Jantan
>13
>247
Tursiops aduncus Berdasarkan Integrated Taxonomic Information System tahun 2004a, lumba-lumba hidung botol memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Cetacea
Subordo
: Odonticeti
Famili
: Delphinidae
Genus
: Tursiops
Spesies
: Tursiops aduncus (Ehrenberg,1833)
Menurut Wells & Scott (2005), T. aduncus cenderung memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan T. truncatus. Tursiops aduncus juga memiliki rostrum yang lebih panjang dan bercak hitam di bagian ventral pada saat dewasa kelamin dibandingkan dengan T. truncatus. Tursiops aduncus diketahui sebagai lumba-lumba hidung botol yang habitatnya di daerah pantai dengan kedalaman mencapai 30 m dengan kondisi air yang hangat.Spesies ini bisa ditemukan pada kedalaman 1 m, dimana mereka dapat berinteraksi dengan manusia dan memakan ikan yang sudah mati (Ross & Cockcroft 1990).
6
Tursiops truncatus Berdasarkan Integrated Taxonomic Information System tahun 2004b, lumba-lumba hidung botol memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Cetacea
Subordo
: Odonticeti
Famili
: Delphinidae
Genus
: Tursiops
Spesies
: Tursiops truncatus (Montagu,1821) Tursiops truncatusmemiliki beberapa nama sesuai dengan tempat
ditemukannya seperti black porpoise(oleh nelayan tuna),afalina (Rusia), taisiyo bandö iruka (Jepang). Menurut Laetherwood et al. (1988), T. truncatusdi lautan Pasifik memiliki panjang mencapai 3-4 m dengan jantan lebih besar daripada betina diumur yang sama dan saat lahir mencapai 1-1.3 m. Tursiops truncatusini paling dikenal oleh masyarakat karena spesies ini yang paling umum berada di tempat hiburan ataupun kolam konservasi. Spesies ini juga memiliki rostrum yang relatif pendek. Lumba-lumba hidung botol merupakan hewan berkelompok.Tursiops truncatus dapat ditemukan berkelompok lebih dari lima puluh hingga ribuan. Ditemukan di lautan dalam dan dapat beradaptasi dengan temperatur air yang lebih dingin. Karakteristik reproduksi T. truncatusdi lautan Pasifik banyak diketahui melalui reproduksi lumba-lumba hidung botol di lautan Atlantik, panjang betina dewasa 2.2 -2.4 m dan jantan dewasa 2.5-2.6 m. Siklus reproduksi terjadi dua kali setahun pada musim kemarau dan musim gugur, dengan kebuntingan selama setahun dan masa laktasi mencapai 12-18 bulan. Tursiops truncatusmemiliki kebiasaanuntuk muncul di permukaan dan melakukan akrobatik seperti jatuh dengan punggung terlebih dahulu. Berdiri dengan kekuatan ekor dan pandai melakukan gerakan surfing(Laetherwood et al.1988).Tursiops truncatus di lautan sulit dibedakan dengan beberapa lumba-lumba lainnya seperti
7
lumba-lumba Risso dari kejauhan, lumba-lumba rough-toothedterutama di daerah lepas pantai lautan subtropis dan tropis, serta lumba-lumba spotted muda. Metode Pengukuran Pengukuran
merupakan
salah
satu
metode
identifikasi
suatu
spesies.Perbedaan diagnostik pada mitokondria DNA dan karakteristik skeletal pada
lumba-lumba
hidung
botol
dapat
digunakan
untuk
memperkuat
identifikasi.(Wang et al. 2000).Pengambilan DNA spesimen dan pengukuran di lapangan tidak mudah dilakukan karena kita harus meminimalisasi kontak dengan lumba-lumba hidung botol tersebut.Karakteristik eksterior dapat digunakan untuk membedakan dua spesies lumba-lumba hidung botol tersebut.Beberapa studi menggunakan ekstremitas (moncong, flipper, dan sirip dorsal) sebagai salah satu ciri identifikasi.Tursiops truncatus terlihat lebih besar dibandingkan T. aduncus secara proporsional di area yang sama (Hale et al. 2000). Menurut Gao et al. (1995) perbedaan kedua spesies hanya dapat terlihat pada ukuran lumba-lumba hidung botol dewasa. Pengamatan yang dilakukan pada lumba-lumba hidung botol di laut lepas sehingga tidak memungkinkan untuk membedakan antara yang remaja dan dewasa bila terlihat individual. Lumba-lumba hidung botol memiliki karakteristik anatomi yang khas sehingga pengukuran relatif mudah dilakukan terutama pada lumba-lumba hidung botol dalam penangkaran. Pengukuran pada lumba-lumba hidung botol dilakukan dengan mengukur total panjang badan, panjang rostrum, panjang flipper, lebar badan, panjang badan, dan berat badan total. Pengukuran berat badan digunakan untuk mengkorelasikan antara berat badan dan total panjang badan dengan umur lumba-lumba hidung botol tersebut. Secara garis besar, pengukuran dapat dilakukan seperti pada Gambar 4, tetapi di lapangan pengukuran secara spesifik sulit dilakukan tergantung pada kondisi lumba-lumbahidung botol saat itu. Walaupun banyak variasi pada lumba-lumba hidung botol, peneliti biasanya hanya mengenali satu spesies yaitu Tursiops truncatus (Wang et al. 2000).Hasil penelitian Wang et al. (2000) menunjukkan bahwa lumba-lumba di Indonesia mengarah pada T. aduncus yang berbeda dengan yang berada di perairan Cina.
8
Gambar 4 Karakteristik morfologi eksterior lumba-lumba hidung botol dari Perairan China; TBL: total body length, SEY: snout-eye length, SAF: distance from snout to anterior insertion of flipper, RL: rostrum length, RW: rostrum width, MWF: maximum width of flipper, ALF: anterior length of flipper, PLF: posterior length of flipper.( Sumber : Wang et al. 2000)
9