TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi Dalam proses kehidupan sejak lahir manusia perlu komunikasi. Karena itu, komunikasi menjadi kebutuhan dasar dalam hidupnya. Bagaimanapun juga manusia tidak bisa melepaskan dirinya dari tindakan komunikasi. Tindakan komunikasi ini menyangkut segala aspek kehidupan manusia, baik itu yang bersifat individual, dua orang atau lebih, kelompok, keluarga, organisasi baik lokal maupun global atau melalui media massa. Tindakan komunikasi dapat dilakukan baik verbal maupun non verbal, langsung maupun tak langsung (Sendjaja, 1993). Berdasarkan kriteria yang dibuat Sendjaja, maka komunikasi dalam
pandangannya
mencakup
suatu
proses
pembentukan,
membagi,
penyampaian pesan, bertukar dan pengolahan pesan yang terjadi pada diri seseorang atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu dalam rangka mencapai pengertian bersama. Lasswel (dalam Onong, 2001) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Onong (2001) sendiri menekankan adanya persuasi dalam komunikasi di samping adanya pengertian bahasa dan persamaan makna. Hal ini senada dengan pandangan Rogers dan Kincaid (1981) yang mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana para partisipan membuat dan berbagi informasi satu sama lain dalam upaya mencapai saling pengertian. Pendapat lain (Devito, 1989) mengatakan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan
seseorang
atau
lebih
yang mengirim dan menerima pesan yang
terdistorsi oleh gangguan yang terjadi dalam konteks tertentu, mempunyai
pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Dalam "Communicating Effectively" (Hybels dan Weavell, 1998) mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang sedang berjalan di mana orang yang terlibat dalam komunikasi saling berbagi ide dan perasaan. Menurutnya unsur-unsur komunikasi meliputi pengirim dan penerima pesan, pesan, saluran, urnpan balik, gangguan dan 'setting'. Lebih jauh, komunikasi dikatakan efektifjika gagasan dan maksud seseorang disampaikan kepada orang lain dengan berhasil (Cushway dan Lodge, 1999).
Karakteristik Petani Karakteristik petani akan sangat menentukan tingkat pemahaman petani terhadap informasi-informasi pertanian. Karakteristik petani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah umur, tingkat pendidikan, status lahan garapan, dan luas lahan garapan. Lionberger dan Gwin (1982) menjelaskan bahwa keadaan seseorang dan apa yang mampu merupakan kombinasi dari karakteristik yang melekat pada dirinya dan pengalaman yang didapat melalui proses pembelajaran. Dengan kesempatan yang sama, masyarakat atau individu dengan kemampuan dasar yang lebih akan belajar lebih daripada orang yang mempunyai kemampuan dasar sedikit yang memulai untuk belajar. Hal ini membuat ilmu yang diperoleh seseorang berkembang dan tumbuh berbeda satu sama lain. Hal yang paling mendasar lagi bahwa kemampuan menyebabkan pemahaman petani berbeda satu sama lain tentang KKP.
Kelompok
Kelompok adalah dua atau lebih individu yang berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya sebagai sebuah cara saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya (Cathcart dan Samovar, 1970). Ada beberapa alasan mengapa orang bergabung dalam suatu kelompok. Bebe dan Materson mengemukakan paling tidak ada lima ha1 mengapa orang bergabung dalam suatu kelompok. 1. Kebutuhan interpersonal, alasan ini dapat ditelusuri melalui teori hirarki
Maslow tentang kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa memiliki, dihargai, serta kebutuhan akan aktualisasi diri.
2. Tujuan Individual, menunjukkan tujuan personal sehingga ia bergabung. 3. Tujuan kelompok, adalah tujuan yang berkembang sebagai tujuan bersama yang mengadopsi dan mengkover tujuan anggota. Hal ini kebanyakan menimbulkan masalah karena kebanyakan tidak sesuainya antara tujuan anggota dengan tujuan kelompok. 4. Daya tarik interpersonal, dalam ha1 ini terdapat kesamaan, kelengkapan, kedekatan kontaklinteraksi serta daya tarik fiskal. 5. Daya tarik kelompok, terjadi karena adanya aktifitas kelompok, tujuan serta kemudahan dalam penerimaan anggota.
Kelompok Tani Peserta Program KKP di Kabupaten Ponorogo
Kelompok tani peserta program KKP adalah kelompok tani di Kabupaten Ponorogo yang ikut dan aktif dalarn program KKP. Kelompok tani yang aktif dan ikut program KKP di Kabupaten Ponorogo terdiri dari 12 kelompok tani. Berdasarkan data yang diperoleh di Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, peserta program KKP antara lain: Kelompok tani Bantar Angin di Desa Sumoroto Kecamatan Kauman, kelompok tani Barokah di Desa Polorejo Kecamatan Babadan, kelompok tani Beji Makmur di Desa Polorejo kecamatan Babadan, kelompok tani Mukti Tani di Desa Lembah Kecamatan Babadan, kelompok tani Mitra Maju di Desa Lembah Kecamatan Babadan, kelompok tani Suko Makmur di Desa Sukosari Kecamatan Babadan, kelompok tani Margo Joyo Desa Sukosari Kecamatan Babadan, kelompok tani Segaran Desa Ngunut Kecamatan Babadan, kelompok tani Sri Rahayu Desa Purwosari Kecamatan Babadan, kelompok tani Handayani Desa Mojomati kecamatan Jetis, kelompok tani Tani Makrnur Desa Kedung Banteng Kecamatan Sukorejo, kelompok tani Bumi Karso Desa Jabung Kecamatan Mlarak. Jika dilihat dari peta wilayah, maka kelompok tani peserta program KKP kebanyakan berdomisili di daerah Utara Kota Ponorogo yaitu di Kecamatan Babadan. Hal ini dapat dimaklumi karena Kecamatan Babadan merupakan salah satu kecamatan yang dekat dengan jantung Kota Ponorogo dengan usaha pertanian yang begitu luas dan banyak. Hal ini diperkuat dengan pernyataan bapak Buchori (Penyuluh Pertanian Lapangan) bahwa dari tahun ke tahun hasil pertanian di Kecamatan Babadan cukup bagus.Untuk program KKP ini, maka lahan pertanian yang digarap petani seluas 2 16 ha dengan perincian sebagai berikut.
Kelompok tani Barokah 16 ha, kelompok tani Beji Makmur 10 ha, kelompok tani Mukti Tani 12 ha, kelompok tani Mitra Maju 20 ha, kelompok tani Suko Makmur 18 ha, kelompok tani Margo Joyo 21 ha, kelompok tani Segaran 16 ha, kelompok
tani Sri Rahayu 19 ha, kelompok tani Handayani 18 ha, kelompok tani Tani Makrnur 36 ha, kelompok tani Bumi karso 11 ha, kelompok tani Bantar Angin 19 ha (Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, 200 1).
Perilaku Komunikasi Perilaku komunikasi anggota kelompok adalah respon, tindakan, dan tingkah laku anggota kelompok dalam merespon dan menghadapi lingkungan sosial dan situasi komunikasi yang ada. Perilaku komunikasi dapat berarti tindakan atau respon seseorang terhadap sumber dan pesan jika dilihat dari model komunikasi linier. Perilaku komunikasi seseorang dapat dilihat dari kebiasaan berkomunikasi. Berdasarkan perilaku komunikasi, maka hal-ha1 yang sebaiknya perlu dipertimbangkan adalah bahwa seseorang akan melakukan komunikasi sesuai dengan kebutuhan dan tujuannya (Berlo, 1960). Hal ini diperkuat dengan pandangan bahwa tujuan dasar komunikasi antar manusia adalah menentukan dan memahami realitas agar tujuan-tujuan lain dapat diseleksi dan dicapai (Kincaid, 1979). Lebih lanjut Schram (1 98 1) menambahkan bahwa perilaku komunikasi dapat dideskripsikan dalam porsi yang dapat dipertimbangkan sebagai permainan, perilaku alat dan perilaku ego sentris. Aspek komunikasi penting yang perlu mendapat perhatian diantaranya: aspek ke luar dan aspek ke dalam. Jalaluddin Rakhmat (1989) menegaskan bahwa sistem peranan yang ditetapkan dalam masyarakat, struktur kelompok dan organisasi dan karakteristik populasi adalah faktor-faktor sosial yang menata perilaku manusia.
Berdasarkan aspek-aspek komunikasi dan pandangan tentang perilaku komunikasi, maka peubah-peubah yang perlu diamati adalah perilaku peserta program KKP dalarn membicarakan informasi KKP (Kredit Ketahanan Pangan). Peubah perilaku komunikasi lainnya adalah kehadiran anggota dalam rapat anggota kelompok, keterdedahan terhadap media maupun jumlah media yang digunakan, kontak anggota dengan penyuluh, ketua kelompok tani, pihak Bank serta pihak Petrokiniia Gresik.
Penggunaan Jenis Media Dalam
dunia
kerja
sekarang
ini
(khususnya 'yang menyangkut
penyampaian program) media atau alat-alat komunikasi banyak digunakan. Meskipun setiap orang mengerti tv, radio dan majalah/brosur akan tetapi mereka bervariasi dalam memilih dan menggunakan jenis media. Media berperan besar dalam mendorong perubahan sosial dan mempengaruhi organisasi sosial ( Corner dan Hawthorn, 1986). Dalam kehidupan sehari-hari media yang sering digunakan masyarakat untuk mengetahui perkembangan informasi adalah tv, radio dan majalah/brosur. Dengan suaranya, televisi membawa penonton hanyut dalam pesan yang disampaikan. Di samping itu, gambar yang ditampilkan membawa kesan tersendiri. Radio menyampaikan pesan utamanya pada awal pesan sehingga pendengar tidak mempunyai kesempatan untuk mengingat. Majalah/brosur memberikan pesan relatif lama karena dapat dibaca di mana dan kapan saja.
Kredit Ketahanan Pangan Program peningkatan ketahanan pangan (KKP) merupakan salah satu program dalam pembangunan sektor pertanian. Ketahanan pangan adalah tersedianya pangan dengan jumlah yang cukup, terdistribusi dengan harga yang terjangkau dan aman dikonsumsi (Hartoyo, 2000). Tujuan penyelenggaraan KKP selain untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional juga untuk meningkatkan pendapatan petani, peternak dan nelayan melalui kredit investasi dan modal kerja dengan tingkat bunga yang terjangkau. Dalam keputusan menteri keuangan tahun 2000 dijelaskan bahwa Kredit Ketahanan Pangan adalah kredit investasi dan atau modal kerja yang diberikan oleh Bank Pelaksana kepada petani, peternak, nelayan dan petani ikan, kelompok (tani, peternak, nelayan dan petani ikan) dalam rangka pembiayaan intensifikasi padi, jagung, kedelai ubi kayu dan ubi jalar, pengembangan budi daya tanaman tebu, peternakan sapi potong, ayam buras dan itik, usaha penangkapan dan budi daya ikan, serta kepada koperasi dalam rangka pengadaan pangan berupa gabah, jagung dan kedelai. Pada program ini pemerintah akan memberikan subsidi bunga sebesar 10% untuk KKP padi, jagung, kedelai, ubi jalar dan ubi kayu. Sedangkan subsidi bunga KKP tebu, sapi potong, ayam buras, itik dan KKP pengadaan pangan sebesar 6%. Subsidi ini akan dikurangi setiap tahun sehingga diperkirakan tahun 2004 tidak ada lagi subsidi bunga KKP. Permohonan KKP dapat diajukan oleh petani, peternak, nelayan dan petani ikan kepada Bank Pelaksana, melalui kelompok (petani, peternak, nelayan dan petani ikan) dan atau koperasi dalam bentuk RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) yang disusun dengan memperhatikan pedoman indikatif
kebutuhan dana KKP dan pedoman lainnya yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Eksplorasi Laut dan Perikanan dan Menteri Negara Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah serta Bank Pelaksana, dan telah disetujui oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dan atau kantor dinas terkait setempat. Dalarn ha1 permohonan KKP tersebut diajukan melalui koperasi, maka permohonan KKP disarnpaikan oleh koperasi kepada Bank Pelaksana dalam bentuk rekapitulasi RDKK disertai RDKK masing-masing kelompok. Sedang permohonan KKP dalarn rangka pengadaan pangan (gabah, jagung dan kedelai) diajukan oleh koperasi kepada Bank Pelaksana dengan rekomendasi dari Dinas Koperasi setempat. Adapun persetujuan pemberian KKP diputuskan oleh Bank Pelaksana atas dasar pertimbangan kelayakan sesuai dengan asas-asas perkreditan yang sehat ( Menteri Keuangan, 2000).
Kredit Ketahanan Pangan di Kabupaten Ponorogo
Kredit Ketahanan Pangan (KKP) adalah kredit investasi dan atau modal kerja yang diberikan oleh Bank Pelaksana kepada petani, peternak, nelayan, petani ikan dan kelompok (petani, peternak, nelayan dan petani ikan). KKP yang sedang dikembangkan di Ponorogo adalah KKP pola kemitraan antara PT Petrokimia Gresik, PT Bank Bukopin dan Perum Sarana Pengembangan Usaha (Nahudi, 2001). Tahapan pengajuan kredit sampai pengiriman saprodi ke kelompok tanilkoperasi adalah sebagai berikut: (1) Kelompok tani atau koperasi mengajukan permohonan kredit kepada PT Bank Bukopin dan Peruln Sarana Pengenlbangan Usaha melalui PT Petrokimia Gresik. (2) PT Petrokimia Gresik mengevaluasi dan memberi rekomendasi permohonan kredit. (3) PT Petrokimia meneruskan seluruh dokumen ke PT Bank Bukopin dan Perum Sarana Pengembangan Usaha. (4) PT
Bank Bukopin dan Perum Sarana Pengembangan Usaha mengevaluasi kembali permohonan kredit. (5) Persetujuan kredit oleh PT Bank Bukopin. (6) Akad kredit antara PT Bank Bukopin dengan kelompok tanilkoperasi. (7) Pengiriman saprodi ke titik bagi.(8) Serah terima barang antara PT Petrokimia Gresik dengan kelompok tanilkoperasi. (9) Pencairan dan pemindahbukuan dana kredit oleh PT Bank Bukopin.