TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Taksonomi Tanaman Keladi Keladi hias (Caladium hortulanum Birdsey) dalam taksonomi tumbuhan mempunyai klasifikasi sebagai berikut: Kingdom
: Plantae
Filum
: Magnoliopyhta
Class
: Liliopsida
Ordo
: Alismatales
Family
: Araceae
Genus
: Caladium
Species
: Caladium hortulanum
Gambar 1. Caladium hortulanum “Florida Sweetheart” Llamas (2003) menyatakan bahwa famili Araceae meliputi sekitar 108 tanaman terestrial, epifit, dan semak merambat, termasuk beberapa tanaman air yang terdistribusi di daerah tropis dan sub-tropis. Salah satu spesies dalam genus Araceae yaitu Caladium hortulanum Birdsey.
6
Daun berbentuk hastate sampai lanceolate, berwarna hijau dengan corak merah dan putih. Bunga berumah satu, dengan tongkol berwarna hijau atau putih, seludang berwarna putih kehijauan.
Syarat Tumbuh Tanaman Keladi Keladi memerlukan kondisi lingkungan yang ideal agar dapat tumbuh dengan baik. Keladi berasal dari daerah tropis sehingga lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan keladi hias harus disesuaikan dengan daerah asal tanaman tersebut. Lingkungan tumbuh yang disukai keladi yaitu hangat dan lembab. Suhu media tumbuh pada kisaran 21 sampai 270C merupakan suhu media yang cocok bagi pertumbuhan keladi1. Suhu media tumbuh yang sejuk akan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan beresiko terserang patogen penyakit busuk akar2. Selama tumbuh, keladi memerlukan air yang cukup banyak. Keladi memerlukan sedikit naungan untuk dapat menghasilkan warna dan pertumbuhan yang terbaik. Keladi memerlukan cahaya yang terang, tapi tidak sinar matahari langsung (Konemann, 2004). Tjia (2006) menyatakan bahwa keladi yang ditanam di bawah sinar matahari langsung akan pudar warnanya, terutama yang berwarna merah. Sedangkan jika keladi ditanam di bawah naungan sepanjang hari akan menyebabkan daun melebar dan kurang rimbun, serta tangkai daun menjadi lemah. Keladi terutama jenis fancy-leaf, sangat rentan terhadap hujan deras karena daun dan tangkai dapat roboh ke permukaan tanah serta mudah robek. Beberapa varietas baru mungkin tahan terhadap sinar matahari langsung, tetapi sebagian besar keladi memerlukan sedikit naungan. Friday (2006) menyatakan
bahwa
pemupukan
keladi
dilakukan
secara
teratur
untuk
menghasilkan pertumbuhan daun yang vigor. Kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan misalnya karena suhu dan lama penyinaran yang tidak sesuai, juga karena kekurangan unsur hara dan air akan menyebabkan keladi memasuki masa istirahat untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Friday (2006) menyatakan bahwa keladi akan memasuki periode istirahat bila dibiarkan kering sampai titik layunya.
1 2
http://dauphin.extension.psu.edu/Horticulture/Bulletins/Caladium.html http://hgic.clemson.edu/factsheets/HGIC1160.htm
7
Dalam keadaan lingkungan yang menguntungkan, keladi akan tumbuh secara normal dan akan menimbun cadangan makanan dalam umbi. Ini artinya selain berfungsi sebagai alat perkembangbiakan, umbi juga berfungsi sebagai tempat
untuk
menimbun
cadangan
makanan
(Kusumaningrat, 1984;
Hartmann et al., 1990). Hartmann et al. (1990) menyatakan bahwa semakin banyak cadangan makanan yang ditimbun, maka waktu istirahat menjadi lebih lama. Ketika kondisi lingkungan tidak mendukung pertumbuhan tanaman, cadangan makanan yang disimpan dalam bentuk umbi akan digunakan.
Perbanyakan dengan Umbi Umbi batang merupakan perkembangan organ untuk menyimpan cadangan makanan yang berasal dari aktivitas meristem primer ataupun meristem sekunder (Tjitrosomo, 1991). Hartmann et al. (1990) menyatakan umbi adalah bagian terminal dari batang yang berada di bawah permukaan tanah yang mengalami penebalan karena akumulasi hasil-hasil fotosintat. Umbi batang berfungsi sebagai organ penyimpan cadangan makanan dan organ reproduksi secara vegetatif yang dihasilkan pada satu musim tumbuh, dimana akan menjadi tidak aktif pada musim dingin dan digunakan untuk pertumbuhan tanaman baru pada musim berikutnya (Falcon et al., 2006) Perbanyakan dengan umbi dapat dilakukan dengan menanam umbi secara keseluruhan, ataupun dengan dipotong menjadi beberapa bagian, dimana tiap bagian memiliki sedikitnya 1 mata tunas (Tjia, 2006). Bobot umbi haruslah cukup agar dapat menyediakan makanan untuk pertumbuhan tanaman baru (Hartmann, et al., 1990), dan dapat didasarkan pada bobot umbi yang dapat dipasarkan. Pendekatan bobot keladi varietas „Florida Sweetheart‟ dapat dilakukan pada varietas „Pink Gem‟ yang memiliki bobot 31.5 g (Wilfret, 1983). Pendekatan ini dilakukan berdasarkan kesamaan bentuk daun yang dimilikinya.
Panjang Hari Panjang hari adalah jumlah jam dimana terdapat cahaya, diantara terbit dan tenggelamnya matahari. Panjang hari bergantung pada waktu dalam tahun dan
8
dipengaruhi juga oleh letak lintang3. Siklus waktu dalam setahun tidak hanya penting bagi tanaman untuk proses pembungaan, tapi juga penting untuk mengetahui waktu membentuk organ penyimpanan seperti umbi dan waktu memasuki masa istirahat4. Menurut Wilkinson (2000), cahaya adalah komponen lingkungan yang mengikuti suatu pola yang umum dari tahun ke tahun pada suatu lingkungan geografi. Peranan cahaya dalam proses fotosintesis sudah banyak dipelajari. Nobel (2005) menyatakan bahwa cahaya berperan dalam aktivitas-aktivitas tertentu pada tanaman dengan bertindak sebagai rangsangan. Rangsangan ini diterima oleh daun melalui mediasi enzim fitokrom (Falcon et al., 2006). Salah satu contoh peran cahaya sebagai suatu rangsangan yaitu pada fotoperiodisme. Taiz and Zeiger (1991) menyatakan bahwa fotoperiodisme merupakan perkembangan respon tanaman terhadap perbandingan relatif antara panjang waktu siang dengan malam. Respon tanaman terhadap rangsangan fotoperiod bermacam-macam dan sangat berbeda satu sama lainnya. Respon penting terkait dengan fotoperiodisme termasuk pembungaan dan pembentukan umbi. Faktor yang ikut berperan dalam proses inisiasi bunga yaitu enzim fitokrom dan ritme cicardian pada tanaman5. Fitokrom yaitu enzim yang menangkap cahaya matahari, dibagi menjadi 5 yaitu fitokrom A, B, C, D, dan E. Dari kelima enzim ini, fitokrom A dan B yang paling banyak terlibat dalam proses fotosintesis. Peran ritme cicardian dan cahaya pada tanaman hari pendek belum terlalu dipahami, namun ritme cicardian pada tanaman Arabidopsis dirasa dapat menjelaskan bagaimana induksi bunga terjadi pada tanaman hari pendek. Pada Arabidopsis, terdapat gen bernama constans. Enzim penyusun gen ini akan terdegradasi pada pagi hari oleh cahaya matahari yang kaya akan gelombang pendek (660 nm) dengan mediasi fitokrom B. Pada sore hari yang kaya akan gelombang panjang (730 nm), enzim penyusun gen constans akan terbentuk lagi dengan mediasi fitokrom A. Pada saat gen constans terakumulasi, maka gen transkripsi akan terbentuk, yang diperlukan untuk induksi pembungaan.
3
http://www.gpais.co.uk/modb.iec/daylength.htm http://www.adonline.id.au/flowers/photoperiod.shtml 5 http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages?P?Photoperiodism.html 4
9
Chailakyan et al. dalam American Journal of Potato Resume (2004) menyatakan bahwa setek dari tanaman tembakau yang berbunga yang kemudian disambungkan pada tanaman kentang yang ditumbuhkan pada hari panjang ternyata dapat menginduksi pengumbian pada kentang. Oleh sebab itu, proses pembentukan umbi diyakini sama prosesnya dengan proses induksi pembungaan (Falcon et al., 2006). Bolhuis (1966) dan Lowe et al., (1976) melaporkan percobaan inisiasi umbi pada tanaman ubi jalar dipengaruhi oleh hari pendek. Pengaruh hari pendek pada pembentukan umbi pada ubi uwi (Dioscorea alata) juga dilaporkan oleh Shiwachi et al., (2002). Penelitian yang berjudul respon pembentukan tajuk, akar, dan umbi tanaman kentang terhadap fotoperiod yang dilakukan oleh Ewing and Wareing (1978) juga memperkuat bukti bahwa panjang hari memiliki peranan dalam proses pembentukan umbi. Hannapel et al., (2004) melaporkan bahwa pembentukan umbi pada tanaman kentang diinduksi oleh panjang hari dimana pada kondisi hari pendek terjadi pengaktifan sinyal-sinyal yang dapat ditransmisikan yang menginisiasi pembelahan dan perkembangan sel. Selain itu juga terjadi perubahan orientasi pertumbuhan sel di bagian sub-apikal daripada ujung stolon.