TINJAUAN PUSTAKA
Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai (Capsicum sp.) berasal dari Amerika dan menyebar di berbagai negara di dunia. Cabai termasuk ke dalam famili terong-terongan (Solanaceae). Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1997) cabai merupakan tanaman herba, sebagian besar tanaman menjadi berkayu pada pangkal batangnya, dan beberapa jenis menjadi tanaman semak. Poulus (1994) menyatakan bahwa terdapat 5.spesies domestikasi dan 25.spesies liar pada tanaman cabai. Deskripsi dari kelima jenis tanaman cabai menurut Kusandriani (1996) dan Djarwaningsih (2005), yaitu: 1. Capsicum annuum memiliki tangkai daun panjang. Bentuk daun bulat telur atau lanset, agak kaku, berwarna hijau sampai hijau tua. Daun tumbuh pada tunas samping secara berurutan, sedangkan pada batang utama daun tersusun secara spiral. Setiap bunga tersusun dari lima atau enam mahkota bunga yang berwarna putih atau ungu tergantung kultivarnya. Tangkai bunga tegak atau merunduk saat anthesis tergantung varietas. Buah tunggal pada setiap ruas bervariasi dalam ukuran, bentuk, warna, dan tingkat kepedasan. Warna buah masak bervariasi dari merah, jingga, kuning, dan keunguan. 2. Capsicum frutescens memiliki tangkai daun pendek dengan helaian daun berbentuk bulat telur. Mahkota bunga berwarna kehijauan tanpa bintik kuning pada dasar tabung mahkota bunga. Tangkai bunga saat anthesis tegak. Buah tunggal kadang berpasangan atau lebih di setiap ruas. Buah yang telah masak berwarna merah. 3. Capsicum chinense memiliki sifat tanaman yang hampir sama dengan Capsicum annuum, perbedaannya terdapat pada sifat bunga. Mahkota bunga berwarna putih kehijauan, kadang berwarna putih susu atau ungu, dan tidak terdapat bintik kuning pada dasar tabung mahkotanya. Tangkai bunga tegak atau merunduk saat anthesis. Buah majemuk berjumlah dua atau lebih pada setiap ruas. Warna buah masak merah, jingga, kuning, atau coklat.
5 4. Capsicum baccatum memiliki tangkai daun panjang. Bunga tunggal dengan bentuk tangkai merunduk atau tegak setelah anthesis. Mahkota bunga berwarna putih dengan bercak kuning pada tabung mahkotanya. Buah tunggal muncul di setiap ruas. Warna buah masak bervariasi mulai dari jingga, kuning sampai merah. 5. Capsicum pubescens memiliki bunga tunggal dengan bentuk tangkai tegak setelah anthesis. Mahkota bunga berwarna ungu, kadang berwarna putih pada ujung tabung mahkota bunga. Buah tunggal atau berjumlah
2-3
berada di setiap ruas dengan posisi buah menggantung. Buah berbentuk bulat telur. Warna buah masak merah, jingga, atau coklat. Cabai dapat hidup dari daerah dataran rendah sampai daerah dataran tinggi pada temperatur 24-27oC dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi. Cabai dapat ditanam di sawah dan tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat, dan cukup air. Tanaman cabai dapat tumbuh optimal pada pH 5.5-7. Cabai membutuhkan perairan yang cukup. Kekurangan air dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, tanaman kerdil, kurus, layu bahkan mati (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997). Tanaman cabai dapat digunakan sebagai tanaman hias karena memiliki warna dan bentuk buah yang menarik. Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1997) tanaman cabai memiliki warna buah yang bervariasi yaitu, hijau, kuning atau ungu ketika masih muda, kemudian berubah warna menjadi merah, jingga, atau kuning. Bentuk buah pada tanaman cabai juga beragam yaitu linier, kerucut, bulat, dan kombinasi. Menurut Djarwaningsih (2005) jenis cabai yang berpotensi sebagai tanaman hias adalah Capsicum chinense dan Capsicum pubescens karena Capsicumnchinense memiliki bentuk buah yang beragam dan variasi warna buah yang menarik, sedangkan Capsicum pubescens memiliki bunga dan buah yang berwarna ungu.
GA3 GA3 merupakan hormon tumbuhan dalam kelompok giberelin. Hormon tumbuhan adalah senyawa yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan atau
6 disebut juga sebagai hormon endogen. Menurut Salisbury dan Ross (1995b) tanaman secara alami memiliki hormon endogen. Hormon endogen adalah senyawa yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian lain, serta pada konsentrasi yang sangat rendah dapat menimbulkan suatu respon fisiologis. Sebagian besar hormon endogen tanaman berada pada jaringan meristem. Menurut Wattimena (1988) giberelin terdapat secara alami pada organ tanaman yaitu pada bagian akar, tunas, mata tunas, bintil akar, buah, serta jaringan halus. Giberelin pada tanaman berperan dalam pemanjangan sel, memperbesar luas permukaan daun, pembungaan, serta berpengaruh terhadap besar bunga dan buah yang dihasilkan. Menurut Salisbury dan Ross (1995b) GA3 merupakan senyawa giberelin yang paling umum digunakan. Struktur kimia GA3 ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Struktur Kimia GA3
Pupuk NPK Tanaman
memerlukan
unsur
hara
yang
dapat
mendukung
pertumbuhannya (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Oleh karena itu untuk menambah asupan unsur hara pada tanaman dapat dilakukan dengan pemberian pupuk. Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) pupuk adalah bahan untuk diberikan kepada tanaman baik langsung maupun tidak langsung, guna mendorong
pertumbuhan
tanaman,
meningkatkan
produksi,
atau
untuk
memperbaiki kualitasnya. Pemupukan merupakan suatu usaha penyediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil yang maksimal.
7 Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang memiliki kandungan unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) pupuk majemuk merupakan pupuk yang mengandung beberapa unsur pupuk. Komposisi dan kadar dari pupuk majemuk dibuat berdasarkan kebutuhan. Menurut Sarief (1985) keuntungan pemberian pupuk majemuk ialah lebih efisien karena pemupukan dapat dilakukan tanpa pencampuran pupuk. Leiwakabessy dan Sutandi (2004) menyatakan bahwa keuntungan agronomis dari penggunaan pupuk majemuk ialah dapat menyesuaikan campuran pupuk dengan kebutuhan tanaman dan kondisi tanah. Unsur N yang terdapat pada pupuk NPK berperan dalam merangsang pertumbuhan tanaman dan memberikan warna hijau pada daun. Tanaman yang kekurangan N memiliki pertumbuhan yang terhambat, tanaman menjadi kerdil, sistem perakaran terbatas, daun menjadi kuning atau hijau kekuningan dan cepat rontok (Soepardi, 1983). Leiwakabessy et al. (2003) menyatakan bahwa kelebihan unsur N dapat memperpanjang umur tanaman dan memperlambat proses pematangan. Unsur P memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan generatif pada tanaman. Soepardi (1983) menyatakan bahwa unsur P memiliki pengaruh yang menguntungkan yaitu berperan dalam pembentukan bunga, buah dan biji. Selain itu unsur P juga berperan dalam pembelahan dan perkembangan sel, serta kematangan tanaman. Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) unsur P berperan dalam pemecahan karbohidrat, penyimpanan serta peredaran energi ke seluruh tanaman dalam bentuk ATP dan ADP. Unsur P juga berperan dalam pembelahan sel. Hanafiah (2005) menyatakan bahwa gejala defisiensi P ditandai dari tajuk atau daun muda berwarna hijau dan pertumbuhan tanaman kerdil akibat tertundanya pembelahan sel. Pada stadia perkecambahan, tanaman yang kekurangan unsur P dapat mengakibatkan timbulnya warna hijau gelap keunguan, kemudian tanaman menjadi kuning. Kekurangan unsur P pada tanaman juga dapat menyebabkan terganggunya penyerbukan, serta tertundanya pembentukan dan pematangan buah. Gejala kelebihan P ditandai dengan terjadinya kematangan dini pada tanaman.
8 Unsur K memiliki peranan penting dalam proses fotosintesis (Gardner et al., 1991). Menurut Salisbury dan Ross (1995) K merupakan pengaktif dari sejumlah besar enzim yang penting untuk fotosintesis dan respirasi. Leiwakabessy dan Sutandi (2004) menyatakan bahwa unsur K memiliki peranan dalam pembelahan sel, pembentukan karbohidrat, translokasi gula, dan sintesis protein. Menurut Soepardi (1983) tanaman yang kekurangan K mengakibatkan daun kering dan terbakar sehingga fotosintesis tanaman terganggu. Gejala kelebihan K juga dapat mengakibatkan fotosintesis tanaman terganggu karena terjadi penurunan kadar magnesium pada daun.