Tinjauan Perekonomian Kecamatan Samboja Tahun 2009
Katalog BPS Ukuran Buku Jumlah Halaman
: 939901.6403010 : 25 cm x 17,5 cm : 31 Halaman
Naskah: Seksi Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Kabupaten Kutai Kartanegara
Desain gambar kulit: Seksi Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Kabupaten Kutai Kartanegara
Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara
Boleh mengutip dengan menyebut sumbernya
KATA SAMBUTAN
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, dan at as berkat rahmat dan karunia-Nya maka bu ku “Tinjauan P erekonomian Kecamatan Samboja Tahun 2009” ini dapat di selesaikan se bagaimana y ang di harapkan. B uku i ni m erupakan hasi l k erjasama antara Badan Perencanaan P embangunan Daerah ( BAPPEDA) K abupaten Kutai Kartanegara dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kutai Kartanegara. Publikasi ini menyajikan kondisi wilayah, penduduk, pendidikan, dan gambaran ekonomi di Kecamatan Samboja. Gambaran tersebut dap at di gunakan se bagai s alah sa tu das ar penyusunan per encanaan pem bangunan, pene ntuan kebijaksanaan pe mbangunan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.
Kepada dinas/instansi/lembaga pemerintah serta pihak swasta diharapkan peran sertanya sebagai sumber data a gar selalu memberikan informasi data yang benar, tepat waktu, serta dapa t dipertanggungjawabkan, demi peningkatan kualitas pada penerbitan yang akan datang.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam memberikan datanya se hingga bu ku “ Tinjauan P erekonomian K ecamatan Samboja Tahun 2009 ” i ni dapat diterbitkan, kami ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Tenggarong,
Desember 2009
KEPALA BAPPEDA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA,
Ir. H. RUSDIANSYAH, MM NIP. 19560912 198203 1 018
ii
KATA PENGANTAR Salah sa tu sa saran pem bangunan nasi onal adal ah m enciptakan per tumbuhan ekonomi dan pem erataan pembangunan, termasuk di dalamnya pemerataan pendapatan antar dae rah. U ntuk mencapai sa saran pe mbangunan tersebut di perlukan per encanaan pembangunan ekonomi yang baik. Hal tersebut disebabkan karena pada umumnya pembangunan ekonomi suatu daerah berkaitan erat dengan potensi ekonomi dan karakteristik yang dimiliki yang pada umumnya berbeda antar satu dengan daerah lainnya. Oleh karenanya, i nformasi daer ah y ang l engkap, a kurat dan terkini sa ngat di perlukan untuk mewujudkan sasaran pembangunan. Publikasi “ Tinjauan P erekonomian K ecamatan Samboja Tahun 2009” ini menyajikan kondisi wilayah, penduduk, pendidikan, dan gambaran ekonomi di Kecamatan Samboja. Gambaran tersebut dapa t di gunakan sebagai sa lah sa tu das ar peny usunan perencanaan pembangunan, penentuan kebijaksanaan pembangunan dan evaluasi hasilhasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Publikasi in i
diharapkan dapa t ber manfaat ba gi se mua pi hak y ang
memerlukannya, t erutama B adan P erencanaan P embangunan D aerah ( BAPPEDA) Kabupaten Kutai Kartanegara, instansi pemerintah lainnya, perguruan tinggi, serta pihak swasta. K ami menyadari m asih per lu peny empurnaan y ang ha rus di lakukan pad a penerbitan yang akan datang. Oleh karena itu, saran dan k ritik yang membangun sangat kami harapkan. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga publikasi ini dapat diterbitkan, kami ucapkan terima kasih. Tenggarong, Desember 2009 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Ir. GUNADI IRIANTO NIP.19621011 199003 1 003
iii
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN .......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii DAFTAR TABEL .............................................................................................................. ii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... ii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... ii BAB 1
PENDAHULUAN.......................................................................................... 2 A. Latar Belakang ........................................................................................ 2 B. Tujuan dan Sasaran ................................................................................ 2 C. Ruang Lingkup dan Sumber Data ........................................................... 2
BAB 2
KONSEP DAN DEFINISI ............................................................................. 2
BAB 3
ANALISIS POTENSI WILAYAH DAN SUMBER DAYA MANUSIA ............. 2 A. Kondisi Geografi...................................................................................... 2 B. Potensi Sumber Daya Manusia ................................................................ 2
BAB 4
TINJAUAN EKONOMI ................................................................................. 2 A. Potensi Pertanian Kecamatan Samboja ................................................. 2 B. Kinerja Perekonomian Kecamatan Samboja............................................ C. Struktur Perekonomian Daerah ............................................................... D. Pertumbuhan Ekonomi............................................................................. E. PDRB Per Kapita .................................................................................... F. Perbandingan LPE dan PDRB per Kapita................................................
2 2 2 2 2
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 2
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Letak Geografis dan Luas Wilayah Menurut Kecamatan............................................... 2
Tabel 3.2
Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2008Error! Bookmark not defined
Tabel 3.3
Rasio Murid Terhadap Guru SD, SMP, SMA Menurut Status di Lingkungan Dinas Pendidikan dan Kecamatan, 2007/2008Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.4
Banyaknya Murid yang Lulus Ujian Nasional di Lingkungan Diknas Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2007/2008 . Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.1
PDRB K ecamatan A tas D asar H arga B erlaku D i K abupaten K utai Kartanegara Tahun 2008.................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.2
Distribusi P DRB d engan MigasSetiap K ecamatan Tahun 2008 (Persen) ............................................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.3
Laju P ertumbuhan E konomi ( LPE) D engan Migas KecamatanKecamatan di K abupaten K utai K artanegara T ahun 2006 -2008 (Persen) ............................................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.4
Perbandingan PDRB per Kapita adh Berlaku dan Konstan Kecamatankecamatan D i K abupaten K utai K artanegara Tahun 2007 dan 200 8 (Rupiah) ............................................................. Error! Bookmark not defined.
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Peta
Wilayah K
abupaten K
utai K
artanegara M enurut
Kecamatan ..........................................Error! Bookmark not defined. Gambar 4.1. Jumlah Penduduk dan PDRB Per Kapita Menurut Kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2008Error! Bookmark not defined. Gambar 4.2. Plot LP E dan P DRB Per K apita K ecamatan-Kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2008Error! Bookmark not defined.
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Produk D omestik R egional B ruto ( PDRB) Kecamatan Samboja Atas Dasar Harga B erlaku M enurut Lapang an Usaha Tahun 2000 - 2008 (Juta Rupiah)Error! Bookmark not defined.
Lampiran 2.
Produk D omestik R egional B ruto ( PDRB) Kecamatan Samboja
Atas
Dasar H arga K onstan 200 0 M enurut
Lapangan Usaha Tahun 2000 - 2008 (Juta Rupiah)Error! Bookmark not defined. Lampiran 3.
Distribusi P ersentase P DRB D engan Migas Kecamatan Samboja Atas Dasar Harga B erlaku M enurut Lapang an Usaha Tahun 2000 - 2008 (Persen) ..Error! Bookmark not defined.
Lampiran 4.
Pertumbuhan PDRB Kecamatan Samboja Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000 - 2008 (Persen) ............................................Error! Bookmark not defined.
vii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kebijakan se ktoral p embangunan dae rah K abupaten K utai K artanegara dituangkan dalam R encana P embangunan Jangka M enengah D aerah ( RPJMD) Kabupaten Kutai Kartanegara. Berdasarkan RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara, kebijakan pembangunan K abupaten K utai K artanegara se jak di implementasikannya otonomi daerah t elah mengarah pada konsep p ercepatan pem bangunan y ang ber basis pada pemberdayaan se luruh komponen pe mbangunan den gan m emanfaatkan su mber daya yang di milikinya se cara opt imal. K onsepsi pem bangunan tersebut adal ah GERBANG DAYAKU (Gerakan Pengembangan Pemberdayaan Kutai Kartanegara) yang menjadi paradigma b aru bag i P emerintah K abupaten K utai K artanegara dal am menjalankan pemerintahan. Konsepsi G ERBANG D AYAKU se suai deng an buday a dan kebiasaan pembangunan so lidaritas masyarakat daer ah K abupaten K utai K artanegara yang pluralis. GERBANG D AYAKU m erupakan konsepsi pem bangunan y ang be rsifat i nklusif (terbuka) bagi tumbuh d an berkembangnya i de dan kreativitas yang akan memberikan penguatan bagi t erwujudnya m asyarakat K abupaten K utai K artanegara m enuju masyarakat madani yang mandiri, penuh kreativitas, dan sejahtera lahir batin. Implementasi konsep GERBANG DAYAKU mensyaratkan adanya keterlibatan yang luas dari para pemangku kepentingan pembangunan, baik dari pihak masyarakat, swasta, eksekutif, maupun legislatif, dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah. Secara epistimologi, GERBANG diartikan sebagai "pintu depan" atau "pintu pengantar". Sedangkan DAYAKU d iartikan sebagai "kekuatan di ri" a tau "kekuatan kemandirian". Dengan demikian, GERBANG DAYAKU dapat diartikan sebagai "pintu pembuka kekuatan diri" atau "pintu pengantar kekuatan kemandirian". Secara y uridis formal k onsepsi GERBANG D AYAKU m enjadi ide dasa r pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara yang dalam konteks RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005-2010 dituangkan dalam bentuk perencanaan pembangunan jangka pan jang, menengah, dan t ahunan s esuai deng an si stem dan m ekanisme
1
perencanaan pembangunan nasional. Pelaksanaan GERBANG DAYAKU tahap pertama (2001-2004) diarahkan pada pem bangunan per kotaan, pe mbangunan per desaan, da n pengembangan sumber day a m anusia. G ERBANG D AYAKU t ahap p ertama ber hasil menjadi pondasi pembangunan Kutai Kartanegara dalam mengejar ketertinggalan pembangunan di bidang sumberdaya manusia, ekonomi, dan infrastruktur. Sebagai l angkah l ebih l anjut dar i G ERBANG DAYAKU t ahap per tama, m aka Pemerintah
Kabupaten K utai K artanegara
kembali m elanjutkan
grand s trategi
pembangunan den gan melakukan v italisasi da n akt ualisasi pada G ERBANG D AYAKU tahap kedua. Sejalan dengan vitalisasi dan aktualisasi GERBANG DAYAKU tahap kedua, maka visi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara adalah: “Terselenggaranya Pemerintahan Kabupaten yang Baik dan Bersih Berlandaskan Asas Keadilan, Kesetaraan, Keragaman dan Demokrasi Menuju Terbentuknya Masyarakat yang Berkualitas, Maju, Mandiri dan Sejahtera.” Berdasarkan keunggulan k omparatif ( comparative advantage) dan ke unggulan kompetitif (competitive advantage), salah satu yang menjadi prioritas arah pembangunan Kabupaten K utai K artanegara k edepan, y aitu: Pengembangan i ndustri par iwisata y ang diarahkan unt uk mewujudkan peni ngkatan kesejahteraan masyarakat melalui k egiatan industri par iwisata y ang bertumpu pada e konomi kerakyatan den gan t etap m elestarikan nilai-nilai budaya, agama, adat istiadat dan lingkungan hidup. Sasaran yang akan dicapai adalah: ( 1) peni ngkatan pendapat an daerah; ( 2) peni ngkatan kesempatan kerja da n usaha; (3) pemberdayaan ekonomi rakyat; serta (4) pelestarian nilai-nilai budaya, agama, dan adat istiadat sebagai bagian dari upaya membangun karakter bangsa. Untuk mengimplementasikan arah kebijakan pembangunan di atas Strategi pokok yang terkait dengan upaya memacu pemerataan dan pertumbuhan ekonomi diimplementasikan melalui kebijakan: 1. Meningkatkan k emandirian ekonomi k erakyatan dengan m emanfaatkan potensi wilayah secara optimal. 2. Melakukan penataan sistem kelembagaan pemerintahan yang responsif dalam pengembangan usa ha t erutama dal am per an sebagai katalisator pen gembangan usaha kecil dan menengah serta sebagai mitra/partner usaha besar. 3. Meningkatkan i nvestasi unt uk penci ptaan kesempatan kerja dan p ertumbuhan ekonomi. 4. Meningkatkan day a sa ing pel aku e konomi l okal dal am m emanfaatkan da n menghadapi peluang dan tantangan globalisasi. 5. Mendorong usaha mengurangi ketergantungan pada Sumber Daya Alam yang t ak terbaharui (unrenewable resources) ke SDA yang terbaharui (renewable resources).
2
Fokus pembangunan di Kabupaten Kutai K artanegara sudah saatnya dilakukan dalam bent uk pr ogram pemberdayaan m asyarakat, di mana masyarakat m enjadi su byek sekaligus obyek pe mbangunan. K eikutsertaan m asyarakat a kan membawa dam pak positif, mereka a kan memahami be rbagai per masalahan y ang m uncul s erta memahami keputusan a khir y ang a kan di ambil. S ebagai l angkah aw al unt uk pene ntuan pr ogram pemberdayaan m asyarakat, per lu di lakukan
kajian y ang m endalam m engenai
permasalahan dan po tensi di m asing-masing k ecamatan. H al i ni di maksudkan a gar pemerintah memiliki kerangka pem ikiran pe mbangunan dan perencanaan y ang terarah dan t erintegrasi, sehingga ou tput pe mbangunan y ang di hasilkan a kan m enjadi op timal dan berkelanjutan. B. Tujuan dan Sasaran Tujuan dar i kegiatan pe nyusunan Tinjauan P erekonomian K ecamatan Samboja Tahun 2009 ini adalah : 1. Bagi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan k eputusan dan k ebijakan dalam peng embangan dan pembangunan; 2. Bagi dunia usaha dapat dijadikan sebagai informasi untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Kutai Kartanegara. Sedangkan s asaran d ari ke giatan i ni ada lah memberikan g ambaran yang menyeluruh m engenai ko ndisi wilayah Kecamatan Samboja sebagai bahan pen yusunan perencanaan pembangunan ke depan. C. Ruang Lingkup dan Sumber Data Ruang lingkup penyusunan Tinjauan Perekonomian Kecamatan Samboja ini adalah mencakup wilayah administratif Kecamatan Samboja. Sedangkan rentang isu yang dibahas mencakup as pek geografi dan ko ndisi sosial eko nomi m asyarakat. Sumber dat a yang di gunakan da lam penulisan ini s ebagian besar ber asal dar i has il penelitian yang dilaksanakan ol eh B adan P usat S tatistik Kabupaten K utai K artanegara. J uga di lengkapi dengan data dari dinas/instansi yang ada kaitannya dengan penulisan analisis ini.
3
KONSEP DAN DEFINISI Untuk menyamakan konsep dan defenisi yang digunakan dalam publikasi ini, maka dibawah ini daftar beberapa konsep dan defenisi yang dianggap penting dan melandasi publikasi ini. 1.
Penduduk Adalah se mua or ang y ang ber domisili di su atu w ilayah g eografis selama 6 bul an atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap.
2.
Rumah Tangga Adalah se seorang at au se kelompok or ang y ang m endiami se bagian at au se luruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Yang di maksud den gan m akan satu dapu r adal ah k ebutuhan rumah t angga y ang biasanya diurus bersama menjadi satu.
3.
Anggota Rumah Tangga (ART) Adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang ber ada di rumah w aktu penca cahan maupun se mentara t idak ada . A nggota rumah tangga yang telah bepergian selama 6 b ulan atau lebih dan an ggota rumah tangga y ang beper gian k urang dar i 6 bul an t etapi deng an tujuan pi ndah/akan meninggalkan rumah selama 6 bulan atau lebih tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga.
4.
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio =SR) Perbandingan ant ara penduduk l aki-laki ( L) deng an per empuan ( P) ak an menghasilkan suatu ukuran yang disebut Rasio Jenis Kelamin atau Sex Ratio (SR). Rasio jenis kelamin (SR) berbeda antara kelompok umur. Umumnya pada kelompok umur muda SR di atas 100 artinya lebih banyak lahir laki-laki dibanding perempuan. Pada kelompok umur selanjutnya, SR semakin turun dan se makin kurang dari 100, artinya penurunan jumlah penduduk laki-laki lebih cepat dibanding pada penduduk perempuan. T erjadinya fenomena se perti i ni an tara l ain di se babkan ka rena usi a harapan hidup (life expectancy) perempuan lebih panjang dibanding laki-laki.
5.
Sekolah Yang di masukkan kedalam kategori se kolah a dalah penduduk yang melakukan kegiatan se kolah. A nak se kolah y ang se lama se minggu y ang l alu se dang ber libur
4
dan tidak melakukan kegiatan lainnya dimasukkan kedalam kategori sekolah. Tetapi jika dia bekerja atau mengurus rumah tangga selama seminggu yang lalu tersebut, dia harus dimasukkan dalam kategori kegiatan lainnya, yaitu bekerja atau mengurus rumah tangga. 6.
Lapangan Pekerjaan Adalah bidang kegiatan dari usaha/perusahaan/instansi dimana seseorang bekerja. Lapangan pekerjaan/usaha ini dibagi dalam 10 golongan yaitu: 1) Pertanian (termasuk Perburuan, Kehutanan, dan Perikanan); 2)
Pertambangan dan
Penggalian; 3) Industri Pengolahan; 4) Listrik, gas dan Air; 5) Bangunan/Kontruksi; 6)
Perdagangan (termasuk Rumah Makan dan Hotel) 7)
Angkutan dan
Komunikasi; 8) Keuangan, Persewaan dan Asuransi; 9) Jasa; 10) Kegiatan yang tidak/belum jelas. 7.
Hotel Adalah suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan / sebagian yang disediakan secara khusus, dimana setiap orang dapat menginap, makan, memperoleh pelayanan, dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Ciri khusus dari hotel adalah adanya restoran yang dikelola langsung dibawah manajemen ho tel tersebut. K elas hotel di tentukan ol eh D irektorat Je nderal Pariwisata.
8.
Akomodasi Lainnya Adalah suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, dimana setiap orang dapat menginap dengan atau tanpa makan dan memperoleh pelayanan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Akomodasi l ainnya m eliputi: hot el m elati y aitu hot el y ang bel um memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang seperti y ang ditentukan oleh Direktorat Jendral Pariwisata, penginapan remaja, pondok wisata dan jasa akomodasi lainnya.
9.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar Angka P DRB at as dasar har ga pasa r dapa t di peroleh deng an m enjumlahkan ni lai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah i tu. Y ang di maksud den gan ni lai t ambah adal ah ni lai p roduksi ( output) dikurangi den gan bi aya ant ara. N ilai t ambah b ruto di si ni m encakup komponenkomponen faktor pendapatan (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Jadi dengan menghitung nilai tambah bruto dari seluruh sektor tadi, akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar.
5
10. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Harga Pasar Perbedaan antara konsep netto dan k onsep bruto di sini ialah karena pada k onsep bruto peny usutan m asih t ermasuk di dal amnya, se dangkan pada konsep net to komponen peny usutan telah di keluarkan. Ja di P DRB at as dasar har ga pasa r dikurangi penyusutan akan diperoleh Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga P asar. P enyusutan y ang di maksud di sini ialah ni lai su sutnya ( ausnya) barang-barang m odal y ang terjadi se lama bar ang modal t ersebut i kut serta dal am proses produksi. Ji ka su sutnya bar ang-barang modal dar i se luruh se ktor e konomi dijumlahkan, maka hasilnya merupakan “penyusutan” yang dimaksud di atas. 11. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor Perbedaan antara konsep biaya faktor dan konsep harga pasar di atas, ialah karena adanya pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dan su bsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit pr oduksi. P ajak t idak l angsung i ni m eliputi paj ak penjualan, bea e kspor, cukai dan l ain-lain paj ak, kecuali paj ak penda patan dan pajak pe rseroan. P ajak tak l angsung dar i u nit-unit p roduksi, y ang bi asanya mengakibatkan naiknya harga. Jadi pajak tidak langsung dan subsidi mempunyai pengaruh terhadap harga barangbarang, hanya y ang satu berpengaruh menaikkan sedang yang lain menurunkan harga, hingga kalau pajak tidak langsung dikurangi subsidi akan diperoleh pajak tidak l angsung net to. K alau P DRN at as dasar har ga pasa r har ga pasa r di kurangi dengan pajak tidak langsung netto, maka hasilnya adalah Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Biaya Faktor. 12. Pendapatan Regional Dari k onsep-konsep y ang di terangkan di atas d apat di ketahui bahw a P DRN at as dasar bi aya f aktor i tu se benarnya m erupakan j umlah bal as jasa faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi diwilayah tersebut. PDRN atas dasar biaya faktor, merupakan jumlah dari pendapatan yang berupa upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan yang timbul, atau merupakan pendapatan yang berasal dar i wilayah tersebut. Akan tetapi pendapatan yang dihasilkan tadi, t idak seluruhnya m enjadi pendapat an pendudu k r egion i tu, se bab ada se bagian pendapatan y ang di terima ol eh pendudu k region l ain, misalnya su atu p erusahaan yang modalnya dimiliki oleh orang luar, tetapi perusahaan tadi beroperasi di region tersebut, maka den gan se ndirinya k euntungan per usahaan i tu se bagian ak an menjadi milik orang luar, yaitu milik orang yang mempunyai modal tadi. Sebaliknya kalau ada penduduk r egion i ni m enanamkan m odal di l uar r egion m aka sebagian keuntungan-keuntungan per usahaan t adi a kan m engalir k e dal am r egion t ersebut dan menjadi pendapatan dari pemilik modal tadi.
6
Kalau P DRN at as dasar bi aya f aktor di kurangi d engan pendapa tan y ang m engalir tadi, maka hasilnya aka n m erupakan P roduk Regional N etto y aitu m erupakan jumlah pendapa tan y ang bena r-benar di terima ( income receipt) ol eh se luruh penduduk yang tinggal di region yang dimaksud. Produk Regional Netto inilah yang seharusnya merupakan P endapatan R egional. A kan tetapi un tuk mendapatkan angka-angka tentang p endapatan y ang mengalir k eluar m asuk ini ( yang se cara nasional dapat diperoleh dari Neraca Pembayaran Luar Negeri) masih sangat sukar dilakukan, hi ngga P roduk R egion i tu t erpaksa bel um dapat di hitung dan unt uk sementara dal am per hitungan i ni di bagi deng an j umlah pendudu k y ang t inggal di regional, yang akan menghasilkan suatu pendapatan per kapita. 13. Pendapatan Perorangan dan Pendapatan yang Siap Dibelanjakan Dari yang diutarakan di atas, maka konsep-konsep yang dipakai dalam pendapatan Regional dapat diuraikan sebagai berikut : a. Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar (GRDP at market prices) dikurangi penyusutan akan sama dengan : b. Produk D omestik R egional N etto at as dasar h arga pasa r (NRDP at market prices) dikurangi pajak tidak langsung netto akan sama dengan : c. Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor (NRDP at factor cost) ditambah pendapatan netto yang mengalir dari/ke daerah akan sama dengan: d. Pendapatan
Regional
(Regional
Income)
dikurangi
pajak
pendapatan
perusahaan ( cooperate income taxes), k euntungan yang t idak dibagikan (unditributed profit), i uran k esejahteraan so sial ( social security contribution), d i bawah t ransfer y ang d iterima ol eh rumahtangga, bun ga ne tto at as bunga pemerintah, akan sama dengan: e. Pendapatan perorangan (Personal Income) dikurangi pajak rumah tangga, dan transfer yang dibayarkan oleh rumah tangga akan sama dengan: f.
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Dispossible Income).
Dari uraian diatas terlihat bahwa tidak seluruh pendapatan perorangan diterima oleh rumah tangga. Hal ini disebabkan oleh karena pendapatan tersebut sebagian tidak dibayar kepada rumah tangga, akan tetapi pajak pendapatan perusahaan diterima oleh pem erintah, keuntungan y ang t idak a kan d ibagikan di tahan pe rusahaan dan jaminan so sial di bayarkan k epada i nstansi y ang ber wenang. Tetapi se baliknya rumahtangga m asih m enerima t ambahan y ang merupakan transfer baik dar i pemerintah maupun perusahaan dan bunga netto atas hutang pemerintah. Bila pendapatan per orangan i ni di kurangi den gan pajak y ang l angsung d ibebankan
7
kepada r umah t angga, m aka hasi lnya m erupakan pendapat n yang si ap dibelanjakan (Dispossible Income). 14. Produk Domestik dan Produk Regional Seluruh pr oduk ba rang dan j asa y ang di produksi di w ilayah dom estik, t anpa memperhatinkan apakah faktor produksinya berasal dari/atau dimiliki oleh penduduk regional t ersebut, merupakan p roduk do mestik region y ang ber sangkutan. Pendapatan yang timbul oleh karena adanya kegiatan produksi tersebut merupakan pendapatan domestik. Yang dimaksud dengan wilayah domestik atau region adalah meliputi wilayah yang berada di dalam batas geografis region tersebut. Kenyataan m enunjukkan bahw a se bagian da ri faktor pr oduksi y ang melakukan kegiatan produksi di suatu region berasal dari region lain demikian juga sebaliknya faktor pr oduksi y ang di miliki r egion t ersebut i kut pul a dal am pr oses produksi di region l ain. H al i ni m enyebabkan ber tambah/berkurangnya ni lai pr oduksi dom estik yang di terima pendudu k region t ersebut. Y ang dimaksud den gan p roduk regional adalah Produk Domestik ditambah pendapatan dari luar region dikurangi dengan pendapatan yang dibayar ke l uar region tersebut. Ja di p roduk region merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor pproduksi yang dimiliki penduduk suatu region. 15. Pendapatan Regional Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Seperti t elah diuraikan di atas angka-angka pendapatan r egional ant ara l ain dapa t dipakai untuk mengukur kenaikan tingkat pendapatan, dimana kenaikan itu disebabkan oleh dua faktor: a. Kenaikan P endapatan y ang bet ul-betul d apat m enaikkan day a bel i penduduk/kenaikan riil. b. Kenaikan pendapatan yang disebabkan karena adanya inflasi (merosot nilai uang) kenaikan penda patan i ni t idak menaikkan day a bel i penduduk da n kenaikan seperti ini merupakan kenaikan semu (tidak riil). Oleh karena itu untuk mengetahui pendapa tan y ang se benarnya ( riil), m aka faktor i nflasi t erlebih dahulu harus dikeluarkan dan hasilnya disebut pendapatan regional atas dasar harga konstan. P endapatan r egional den gan faktor i nflasi y ang m asih ada di dalamnya merupakan pendapatan regional atas dasar harga berlaku.
8
ANALISIS POTENSI WILAYAH DAN SUMBER DAYA MANUSIA A. Kondisi Geografi Kecamatan Samboja dengan luas wilayah 1.046 km² terletak antara 116º 50’Bujur Timur – 117º 14’ B ujur T imur serta di antara 0º52’ Li ntang S elatan
– 1º08’ Li ntang
Selatan. Di sebelah utara kecamatan ini berbatasan dengan Kec. Loa Janan, sebelah selatan berbatasan dengan Selat Makasar, sebelah timur berbatasan dengan Kec. Muara Jawa, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser U tara ( PPU).
Samboja K uala merupakan i bukota K ecamatan Samboja yang
berada 20 meter diatas permukaan laut. TABEL 3.1. LETAK GEOGRAFIS DAN LUAS WILAYAH MENURUT KECAMATAN KECAMATAN
BUJUR TIMUR
LINTANG
LUAS (KM²)
[1]
[2]
[3]
[4]
1.
SAMBOJA
116º 50’ – 117º 14’
0º52’ LS – 1º08’LS
1.045.90
2.
MUARA JAWA
116º 59’ – 117º 24’
0º43’ LS – 0º55’LS
754.50
3.
SANGA-SANGA
117º 01’ – 117º 17’
0º35’ LS – 0º45’LS
233.40
4.
LOA JANAN
116º 49’ – 117º 08’
0º34’ LS – 0º45’LS
644.20
5.
LOA KULU
116º 29’ – 117º 03’
0º26’LS – 0º54’LS
1.405.70
6.
MUARA MUNTAI
116º 31’ – 116º 35’
0º18’LS – 0º45’LS
928.60
7.
MUARA WIS
115º 58’ – 116º 31’
0º00’ LU– 0º29’LS
1.108.16
8.
KOTA BANGUN
116º27’ – 116º 46’
0º07’ LS – 0º36’LS
1.143.74
9.
TENGGARONG
116º 47’ – 117º 04’
0º21’ LS – 0º34’LS
398.10
10.
SEBULU
116º 41’ – 117º 08’
0º02’ LS – 0º34’LS
859.50
11.
TGR. SEBERANG
116º 58’ – 117º 08’
0º07’ LS – 0º27’LS
437.00
12.
ANGGANA
117º 13’ – 117º 36’
0º24’ LS – 0º54’LS
1.798.80
13.
MUARA BADAK
117º 07’ – 117º 32’
0º11’LS – 0º31’LS
939.09
14.
MARANG KAYU
117º 06’ – 117º 30’
0º13’LS – 0º07’LS
1.165.71
15.
MUARA KAMAN
116º 28’ – 117º 09’
0º39’ LU– 0º18’LS
3.410.10
16.
KENOHAN
115º57’ – 116º 33’
0º11’ LU– 0º12’LS
1.302.20
17.
KEMBANG JANGGUT
115º 46’ – 116º 28’
0º27’ LU–0º02’LU
1.923.90
18.
TABANG
115º 26’ – 116º 18’
1º28’ LU–0º18’LU
7.764.50
Sumber
:
Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara
9
Dengan adanya perkembangan dan pem ekaran wilayah, sekarang kecamatan ini dibagi m enjadi 21 desa/kelurahan dan
236 Rukun T etangga (RT). Desa/kelurahan
tersebut adalah Sei Merdeka, Salok Api Darat, Tani Bakti, Salok Api Laut, Ambarawang Darat, A rgosari, A mbarawang Laut , M argomulyo, K arya Ja ya, T anjung H arapan, Wonotirto, Sungai Seluang, Bukit Raya, Beringin Agung, Samboja Kuala, Sanipah, Handil Baru, Muara Sembilang, Bukit Merdeka, Karya Merdeka, dan Teluk Pemedas.
01. Samboja 02. Muara Jawa 03. Sanga-Sanga 04. Anggana 05. Muara Badak 06. Marang Kayu 07. Tenggarong Seberang 08. Loa Janan 09. Loa Kulu 10. Tenggarong 11. Sebulu 12. Muara Kaman 13. Kota Bangun 14. Muara Muntai 15. Muara Wis 16. Kenohan 17. Kembang Janggut 18. Tabang Gambar 3.1. Peta Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara Menurut Kecamatan
B. Potensi Sumber Daya Manusia Penduduk Samboja tahun 200 8 meningkat l ebih dar i enam bel as r ibu jiwa dibandingkan dengan tahun 2000. Dimana penduduk Samboja berdasarkan hasil Sensus Penduduk t ahun 2000 tercatat 35.260 jiwa, s edangkan pada t ahun 2008 m eningkat menjadi 51.336 jiwa. Sehingga pertumbuhan penduduk Samboja sekitar 4,81 persen pertahun. Kepadatan penduduk K ecamatan Samboja pada t ahun 2008 se kitar 49,08 jiwa/km2. Tetapi persebarannya tidak merata di seluruh wilayah. Sungai Merdeka dengan luas wilayah 4,95 km2 berpenduduk sekitar 4.161 jiwa. Sehingga kepadatan penduduk di Sungai M erdeka adal ah 840, 61 j iwa/km2. Tani B akti deng an l uas wilayah 3 k m2 berpenduduk sekitar 1.368 jiwa . Sehingga kepadatan penduduk di Tani Bakti adalah 456
10
jiwa/km2. H al i ni j auh ber beda j ika di bandingkan deng an S amboja K uala deng an l uas wilayah 177 k m2 ber penduduk se kitar 1. 532 j iwa . S ehingga kepadatan penduduk di Samboja Kuala adalah 8,66 jiwa/km2. Komposisi um ur dan jenis kelamin m erupakan salah sa tu karakteristik penduduk yang sa ngat v ital. S truktur i ni m empunyai peng aruh pent ing terhadap t ingkah l aku kependudukan dan so sial ek onomi. R asio jenis kelamin pendudu k laki-laki t erhadap penduduk perempuan p ada t ahun 2008 se besar 112,42. Ha l in i b erarti bahw a diantara 100 pendudu k perempuan di Kecamatan Samboja terdapat se kitar 112 penduduk l akilaki. TABEL 3.2 : PERSENTASE PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN 2008 Kecamatan
0-4
5-9
10-14
15-19
20-44
45-54
55-59
60-69
70+
Total
[1]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
010. Semboja
10,06
10,82
10,26
9,43
39,91
10,47
3,52
3,94
1,60
100,00
020. Muara Jawa
11,43
11,17
10,32
9,20
43,44
8,59
2,49
2,41
0,96
100,00
030. Sanga Sanga
8,72
10,26
10,05
10,03
37,15
13,28
3,86
4,64
2,00
100,00
11,75
11,08
8,77
8,24
46,89
7,48
2,24
2,52
1,03
100,00
050. Loa Kulu
10,60
10,53
9,68
8,87
39,64
10,53
3,60
4,70
1,84
100,00
060. Muara Muntai
10,42
11,91
12,55
11,12
36,07
10,21
2,94
3,58
1,19
100,00
070. Muara Wis
11,54
12,34
12,74
10,10
37,19
9,13
2,17
3,51
1,28
100,00
080. Kota Bangun
11,33
11,88
11,62
9,26
37,32
9,90
3,34
3,82
1,54
100,00
090. Tenggarong
10,89
10,84
9,89
9,53
42,91
9,03
2,77
2,96
1,18
100,00
100. Sebulu
10,83
10,39
10,18
9,11
41,41
9,86
3,27
3,63
1,31
100,00
040. Loa Janan
110. Tenggarong Sbr.
10,47
10,91
9,76
8,62
41,85
10,11
3,22
3,75
1,31
100,00
120. Anggana
11,40
12,11
10,24
9,12
40,58
9,38
2,84
3,06
1,27
100,00
130. Muara Badak
9,53
11,18
10,19
8,22
46,16
9,25
2,47
2,23
0,76
100,00
140. Marang Kayu
10,54
11,05
11,47
8,28
42,20
10,29
2,59
2,65
0,93
100,00
150. Muara Kaman
12,93
12,08
11,40
9,30
37,59
9,11
2,94
3,40
1,25
100,00
160. Kenohan
11,47
9,67
11,17
9,83
41,42
8,82
2,87
3,34
1,40
100,00
170. Kb. Janggut
12,98
11,73
10,46
7,95
39,18
9,94
3,19
3,23
1,36
100,00
180. Tabang Jumlah
12,79
10,18
8,88
8,78
43,20
9,34
2,59
3,08
1,15
100,00
10,98
11,08
10,29
9,08
41,46
9,57
2,95
3,32
1,28
100,00
Sumber
:
BPS KAB. KUTAI KARTANEGARA (PROYEKSI PENDUDUK TAHUN 2008)
Jika diperhatikan Tabel 3.2 terlihat bahwa jumlah penduduk muda (umur 0 – 14 tahun) di Kecamatan Samboja cukup besar yaitu sekitar 31,13 persen dari total penduduk. H al i ni m enjadi t antangan t ersendiri bag i P emerintah D aerah dal am menyiapkan sa rana pe ndidikan pr a se kolah dan pendi dikan dasa r dal am r angka menyiapkan Sumber Daya Manusia yang lebih berkualitas di masa mendatang. Selain itu hal ini juga menjadi peringatan bagi Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pelaksanaan Program K eluarga B erencana se hingga di tahun-tahun mendatang jumlah k elahiran di Kecamatan Samboja bisa lebih dikendalikan.
11
Permasalahan mutu pendidikan t idak berdiri se ndiri, tetapi terkait dengan suatu sistem yang saling berpengaruh. Mutu keluaran dipengaruhi oleh mutu masukan dan mutu proses. Pembahasan ini didasarkan pada komponen masukan, proses, dan keluaran. Mutu masukan pendidikan dapat dilihat dari kesiapan murid dalam mendapatkan kesempatan pendi dikan. Secara e ksternal, komponen m asukan pendi dikan y ang se cara signifikan ber pengaruh t erhadap peni ngkatan m utu pendidikan meliputi (1) ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan yang memadai baik secara kuantitas dan kualitas; (2) prasarana dan sarana belajar yang didayagunakan secara optimal; dan (3) proses pembelajaran yang berkualitas. Salah sa tu faktor y ang terpenting dalam m empengaruhi k ualitas pendidikan adalah k etersediaan pe ndidik dan tenaga kependidikan. Pada tahun ajar 2007/2008 terdapat se kitar 1.017 guru dar i j enjang pendi dikan pr asekolah hi ngga m enengah di Kecamatan Samboja, yang t erdiri dari 93 orang guru Taman K anak Kanak (TK), 634 orang guru SD/MI negeri dan sw asta, 194 orang guru SMP/MTs negeri dan sw asta, dan 96 orang guru S MA/SMK/MA neg eri dan sw asta. T abel 3 .3 menunjukkan r asio murid terhadap guru pada jenjang SD, SMP dan SMA tahun 2007/2008. Tabel 3.3 RASIO MURID TERHADAP GURU SD, SMP, SMA MENURUT STATUS DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN DAN KECAMATAN, 2007/2008 KECAMATAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
[1]
Samboja Muara Jawa Sanga-Sanga Loa Janan Loa Kulu Muara Muntai Muara Wis Kota Bangun Tenggarong Sebulu Tgr Seberang Anggana Muara Badak Marang Kayu Muara Kaman Kenohan Kb. Janggut Tabang
Kutai Kartanegara Sumber
SEKOLAH DASAR
:
SMP
SMA-SMK
NEGERI
SWASTA
NEGERI
SWASTA
NEGERI
SWASTA
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
11 14 7 14 9 9 6 8 13 13 11 12 13 10 13 7 8 7
11
7 6 17 5 11 12 8 9 11 25 -
12
13 17 10 10 13 9 32 14 15 16 11 18 11 10 14 14 15 13
13
Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara
12
13 2 6 5 11 10 11 7 5 9 20 5 8
15 14 12 10 13 7 30 13 16 13 9 11 14 9 19 6 11 12
27 12 3 21 32 20 7 14 15 14 15 5
13
Salah s atu s ebab r endahnya m utu l ulusan adal ah be lum ef ektifnya pr oses pembelajaran. P roses pembelajaran s elama i ni m asih t erlalu ber orientasi t erhadap penguasaan teori dan ha falan dalam semua bidang studi yang menyebabkan kemampuan belajar pes erta d idik menjadi t erhambat. Metode pem belajaran yang t erlalu ber orientasi pada g uru (teacher oriented) cenderung m engabaikan hak-hak dan kebutuhan, s erta pertumbuhan dan pe
rkembangan anak
sehingga pr oses pem belajaran
yang
menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan menjadi kurang optimal. Muatan bel ajar y ang t erlalu terstruktur dan s arat beban juga mengakibatkan proses pembelajaran di se kolah m enjadi s teril deng an keadaan dan per ubahan lingkungan fisik dan so sial di lingkungan. Keadaan ini menjadikan proses belajar menjadi rutin, t idak m enarik, dan tidak m ampu memupuk kr eativitas murid, gur u dan k epala sekolah unt uk mengembangkan pende katan pem belajaran y ang i novatif. P ersoalan tersebut ditambah dengan terlalu dominannya pengembangan otak kiri peserta didik, sehingga otak kanan menjadi kurang optimal sehingga gagasan kreatif dan inovatif dari peserta di dik m enjadi t umpul. Rendahnya k ualitas pembelajaran t erjadi pada ham pir semua j enjang dan j enis pendidikan dapat m enyebabkan r endahnya angk a e fisensi pendidikan, angka mengulang kelas dan putus sekolah yang masih tinggi. Pada tahun 2008 st andar nilai kelulusan Ujian Nasional (UN) untuk setiap jenjang mulai SMA, MA, SMK, SMP hingga SD semua sama, yaitu rata-rata minimal 5,25 dengan tidak ada ni lai di baw ah 4, 25 ( ini kriteria per tama). K husus untuk si swa S MK ni lai m ata pelajaran kompetensi keahlian minimal 7,00 dan digunakan untuk menghitung nilai ratarata UN SMK tersebut. Apabila kriteria di at as tidak tercapai, maka ada kriteria kedua yang m ensyaratkan: bol eh t erdapat nilai 4, 00 h anya pada sa tu mata p elajaran y ang di UN-kan, dan l ima mata pelajaran lainnya harus mencapai nilai sekurang-kurangnya 6,00 dan mencapai nilai rata-rata minimal 5,25. 1 Sedangkan pada tahun 2007 lulus UN hanya s alah satu dari empat syarat yang harus dipenuhi si swa untuk bi sa l ulus sekolah. H al i ni m erujuk p ada P eraturan Pemerintah N o 19 /2005 t entang S tandar N asional P endidikan. Tiga syarat l ainnya i alah menyelesaikan seluruh program pembelajaran, lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran i lmu peng etahuan dan t eknologi, da n m emperoleh ni lai m inimal bai k pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, k ewarganegaraan dan k epribadian, es tetika, dan
kelompok mata pel ajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan (Pasal 72). Pengumuman kelulusan siswa pada 2007 dilakukan oleh masing-masing sekolah penyelenggara UN, bukan pemerintah pusat
1
Dikutip dari www.primagama.co.id online pada tanggal 30 November 2007
13
(Depdiknas). K ebijakan ini di tempuh se bagai u paya m emberikan kewenangan kepada sekolah untuk menjadi penentu kelulusan siswa. 2 Walaupun angka ketidaklulusan UN tahun 2007/ 2008 secara umum lebih tinggi bila di bandingkan deng an t ahun 2006 /2007, nam un se sungguhnya hal i ni l ebih disebabkan ol eh m eningkatnya st andar kelulusan U N. T ingkat kelulusan pel ajar kita tahun 2007/ 2008 di j enjang S MP, S MA, da n S MK t elah l ebih d ari 9 0%, te tapi persebarannya cukup beragam antar kecamatan. Tabel 3.4 Banyaknya Murid yang Lulus Ujian Nasional di Lingkungan Diknas Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2007/2008 SMP KECAMATAN
[1]
2
SMA
SMK
PESERTA UJIAN
LULUS
% LULUS
PESERTA UJIAN
LULUS
% LULUS
PESERTA UJIAN
LULUS
% LULUS
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
1.
Samboja
318
318
100,00
256
254
99,22
19
19
100,00
2.
Muara Jawa
285
285
100,00
156
156
100,00
100
100
100,00
3.
Sanga-Sanga
258
258
100,00
143
143
100,00
88
88
100,00
4.
Loa Janan
575
574
99,83
102
102
100,00
298
298
100,00
5.
Loa Kulu
460
459
99,78
83
82
98,80
27
27
100,00
6.
Muara Muntai
129
129
100,00
59
59
100,00
17
17
100,00
7.
Muara Wis
40
40
100,00
39
39
100,00
0
0
8.
Kota Bangun
382
382
100,00
185
185
100,00
18
18
100,00
9.
Tenggarong
1203
1203
100,00
857
857
100,00
693
693
100,00
10.
Sebulu
458
458
100,00
288
273
94,79
0
0
11.
Tgr Seberang
591
588
99,49
244
244
100,00
127
124
12.
Anggana
202
202
100,00
139
138
99,28
0
0
13.
Muara Badak
394
394
100,00
252
250
99,21
0
0
14.
Marang Kayu
314
313
99,68
188
188
100,00
0
0
15.
Muara Kaman
337
336
99,70
165
164
99,39
36
35
16.
Kenohan
72
72
100,00
34
34
100,00
0
0
17.
Kb Janggut
214
211
98,60
101
98
97,03
0
0
18.
Tabang
135
134
99,26
47
44
93,62
0
0
KUTAI KARTANEGARA 6367 6356 99,83 3338 3310 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara
99,16
1423
1419
Dikutip dari Media Indonesia Online pada tanggal 7 Desember 2006
14
97,64
97,22
99,72
TINJAUAN EKONOMI Hingga saat ini perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara masih bergantung pada sektor primer yaitu sektor pertambangan minyak dan gas bumi (migas) karena Kutai Kartanegara merupakan salah satu penghasil sumber daya alam (SDA) migas terbesar di Indonesia. Sektor ini juga merupakan penyumbang terbesar dalam penerimaan APBD Kabupaten Kutai Kartanegara, melalui dana perimbangan sektor migas. Tetapi SDA tersebut jika tidak dikelola dengan baik akan segera habis, yang akan berpengaruh besar terhadap perekonomian di Kutai Kartanegara. Sehingga perlu disiapkan sumber penghasil devisa yang lain, yang bisa lebih dioptimalkan produksinya dimasa mendatang. Beberapa diantaranya dari sektor pertanian, industri, dan pariwisata. Uraian berikut menjelaskan tentang kondisi pertanian di Kecamatan Samboja. A. Potensi Pertanian Kecamatan Samboja Sektor pe rtanian y ang t erdiri da ri su b se ktor t anaman pan gan, perkebunan, peternakan dan pe rikanan m erupakan po tensi su mberdaya al am y ang t erbarukan (renewable resources). Adapun hasi l dar i se ktor i ni m erupakan k ebutuhan dasa r dal am pemenuhan terhadap kecukupan gizi masyarakat sehingga dapat mengetahui tingkat ketahanan pan gan di suatu daerah, selain itu juga sebagai bahan dasar dalam sektor industri pengolahan. Luas panen tanaman padi di Samboja pada tahun 2008 seluas 3.139 hektar yang menghasilkan sebanyak 13.345 ton padi, terdiri dari 12.842 ton padi sawah dan 503 ton padi ladang. Secara umum produksi padi pada tahun 2008 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Produksi padi pada tahun 2007 sebesar
14.505,66 ton yang terdiri dari 14.168,71 ton padi sawah dan 336,95 ton padi ladang. Petani y ang m engusahakan per kebunan karet di Samboja pada t ahun 2008 sekitar 310 kepala keluarga deng an l uas areal se kitar 606 hektar y ang t erdiri dar i 10 hektar t anaman baru, 182 hektar tanaman bel um m enghasilkan, 310 hektar t anaman menghasilkan, dan
104 hektar t anaman tua/tanaman r usak. P roduksi karet y ang
dihasilkan sekitar 817 ton.
15
Produksi kelapa sa wit di
Samboja pada t ahun 2008 se kitar 228 ton, y ang
diusahakan oleh sekitar 1.000 kepala keluarga. Luas areal perkebunan kelapa sawit sekitar 1.119 hektar yang terdiri dari 595 hektar tanaman baru, 316 hektar tanaman belum menghasilkan, 208 hektar tanaman menghasilkan, dan 0 hektar tanaman tua/tanaman rusak. Petani yang mengusahakan perkebunan lada sekitar 886 kepala keluarga dengan luas areal se kitar 1.166 hektar y ang t erdiri dar i 0 hektar t anaman b aru, 314 hektar tanaman bel um m enghasilkan, 828 hektar tanaman menghasilkan, dan 24 hektar tanaman tua/tanaman rusak. Produksi lada yang dihasilkan sekitar 1.000 ton. Petani yang mengusahakan perkebunan kopi sekitar 821 kepala keluarga dengan luas areal sekitar 673 hektar yang terdiri dari 0 hektar tanaman baru, 135 hektar tanaman belum m enghasilkan, 527 hektar tanaman menghasilkan, dan 11 hektar tanaman tua/tanaman rusak. Produksi kopi yang dihasilkan sekitar 352 ton. Sedangkan produksi kelapa di Samboja pada tahun 2008 se kitar 2.396 ton, yang diusahakan ol eh se kitar 3.490 kepala ke luarga. Luas ar eal pe rkebunan kelapa se kitar 3.871 hektar yang terdiri dari 0 hektar tanaman baru, 455 hektar tanaman belum menghasilkan, 2.977 hektar tanaman menghasilkan, dan 439 hektar tanaman tua/tanaman rusak. Berdasarkan sistem usahanya sub sektor perikanan dibedakan menjadi dua yaitu perikanan tangkap (nelayan) dan perikanan budidaya, sedangkan berdasarkan lokasi usaha per ikanan tangkap t erbagi m enjadi penangk apan di per airan l aut dan per airan umum ( sungai, danau) se mentara per ikanan budi daya t erbagi menjadi budi daya di tambak, kolam dan karamba. Sekitar 170 milyar rupiah yang dihasilkan dari perikanan di Samboja pada tahun 2008, dengan produksi ikan sekitar 7.128,10 ton dan diusahakan oleh sekitar 2.582 rumah tangga. P roduksi i kan dar i hasi l penan gkapan se kitar 5.357,00 ton y ang ber nilai sekitar 86,00 milyar rupiah dan hasi l budidaya sekitar 1.771,10 ton yang bernilai sekitar 83,64 milyar rupiah. Sampai deng an t ahun 2 008 pencapaian popul asi t ernak di K ecamatan Samboja dapat dibedakan atas populasi Sapi sebanyak 2.923 ekor, Kerbau 285 ekor, Kambing sebanyak 106 ekor, B abi se banyak 140 ekor. U ntuk penca paian popul asi ung gas dibedakan atas Ayam Buras sebanyak 6.597 ekor, Ayam Potong 1.017.510 ekor, Ayam Petelur 136.370 ekor, Itik sebanyak 1.054 ekor. Kebutuhan akan asupan gizi dari protein hewani didapatkan dari daging ternak dan unggas, di mana pada tahun 200 8 produksi daging Sapi m encapai 121.139 Kg, Kerbau sebesar 0 Kg, Kambing sebesar 773 kg dan daging Babi sebesar 0 Kg. Produksi daging unggas pada tahun 2008 untuk Ayam Buras mencapai 15.168 Kg, daging Ayam
16
Potong mencapai 613.133 Kg, daging Ayam P etelur mencapai 0 Kg, dan dag ing Itik mencapai 883 Kg. Sedangkan produksi telur ayam buras mencapai 4.539 Kg, telur ayam petelur 1.078.687 Kg, dan telur iti mencapai 5.711 Kg. B. Kinerja Perekonomian Kecamatan Samboja Kinerja P erekonomian K abupaten Kutai K artanegara sangat t ergantung oleh kinerja perekonomian kecamatan-kecamatan. Karena pada dasa rnya m asing-masing kecamatan m emiliki ka rakteristik perekonomian y ang be rbeda-beda. A da k ecamatankecamatan yang sangat dominan di sektor tertentu namun lemah di sektor lain. Demikian pula pencapaian perekonomian di tiap kecamatan sangat tergantung terhadap kebijakan yang di lakukan bai k di tingkat kabupaten m aupun di t ingkat l ebih t inggi y aitu k ebijakan provinsi maupun di tingkat nasional. Pada bag ian i ni ak an di uraikan kinerja Produk Domestik R egional B ruto (PDRB) Kecamatan Samboja dibandingkan den gan kecamatan l ain di
Kabupaten Kutai
Kartanegara berdasarkan per bandingan i ndikator pokok. U ntuk mengamati po sisi relatifnya, dapat dilihat Tabel 4.1. Tabel 4.1. PDRB Kecamatan Atas Dasar Harga Berlaku Di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2008 Dengan Migas Rank
Kecamatan
PDRB (Juta Rp)
Tanpa Migas Share (persen)
Rank
Kecamatan
PDRB (Juta Rp)
Share (persen)
1
Marangkayu
22.546.793
22,46
1
Tenggarong
3.668.801
16,05
2
Muara Badak
18.954.924
18,89
2
Sebulu
2.884.369
12,62
3
Muara Jawa
15.945.910
15,89
3
Tgr.Seberang
2.869.966
12,56
4
Anggana
12.184.082
12,14
4
Loa Janan
2.052.537
8,98
5
Samboja
8.320.467
8,29
5
Loa Kulu
1.709.612
7,48
6
Sanga-Sanga
4.694.208
4,68
6
Kota Bangun
1.502.332
6,57
7
Tenggarong
3.668.801
3,66
7
MuaraJawa
1.181.308
5,17
8
Sebulu
2.884.369
2,87
8
Anggana
1.110.630
4,86
9
Tgr.Seberang
2.869.966
2,86
9
Sanga-Sanga
1.003.057
4,39
10
Loa Janan
2.052.537
2,04
10
Samboja
938.166
4,10
11
Loa Kulu
1.709.612
1,70
11
Kb. Janggut
873.785
3,82
12
Kota Bangun
1.502.332
1,50
12
Muara Kaman
565.652
2,47
13
Kb. Janggut
873.785
0,87
13
Muara Badak
499.171
2,18
14
Muara Kaman
565.652
0,56
14
Muara Muntai
468.850
2,05
15
Muara Muntai
468.850
0,47
15
Tabang
468.300
2,05
16
Tabang
468.300
0,47
16
Marangkayu
399.889
1,75
17
Kenohan
376.877
0,38
17
Kenohan
376.877
1,65
18
Muara Wis
18
Muara Wis
KUTAI KARTENGARA
281.701 100.369.166
0,28 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara
17
KUTAI KARTENGARA
281.701
1,23
22.855.002
100,00
Pada tabel diatas memperlihatkan kontribusi PDRB masing-masing kecamatan terhadap total P DRB K abupaten Kutai K artanega. Pada t ahun 2008 P DRB K utai K artanegara dengan migas sebesar 100,37 t riliun r upiah dan K ecamatan Samboja sebesar 8.320,47 miliar rupiah. Sehingga kontribusi PDRB dengan migas Kecamatan Samboja terhadap PDRB K utai K artanegara se besar 8,29 persen, yang m enempati peringkat k e-5 jika dibandingkan den gan kecamatan l ain di K utai K artanegara. S edangkan P DRB K utai Kartanegara tanpa migas sebesar 22,86 triliun rupiah dan Kecamatan Samboja sebesar 938,17 miliar r upiah. S ehingga kontribusi P DRB tanpa migas Samboja terhadap P DRB Kutai Kartanegara se besar 4,1 persen, yang m enempati peringkat k e-10 jika dibandingkan dengan kecamatan lain di Kutai Kartanegara. Lima besar kecamatan yang mempunyai kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB dengan migas Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2008 adalah: Marangkayu (22,46%), Muara Badak (18,89%), Muara Jawa (15,89%), Anggana (12,14%) dan Samboja (8,29%). Adapun lima kecamatan yang mempunyai kontribusi terkecil adalah Muara Wis (0,28%), K enohan ( 0,38%), Tabang ( 0,47%), M uara M untai ( 0,47%) da n Muara Kaman (0,56%). Namun de mikian apabi la di cermati da ri P DRB t anpa m igas t erjadi pe rgeseran poisisi yang cu kup si gnifikan. K ontribusi K ecamatan M arangkayu pada P DRB deng an migas berada pada po sisi 1 ber geser menjadi posisi 17 k ontribusinya pada P DRB tanpa migas. Hal yang sama terjadi dengan Kecamatan Muara Badak yang posisinya turun dari peringkat 2 menjadi 15, Muara Jawa peringkatnya turun dari 3 menjadi 7, Anggana turun dari per ingkat 4 m enjadi 8, dan S amboja per ingkatnya t urun dar i 5 m enjadi 11. H al ini menunjukkan bahwa nilai tambah pertambangan Minyak dan Gas Bumi di lima wilayah kecamatan tersebut cukup besar. C. Struktur Perekonomian Daerah Struktur perekonomian di suatu wilayah dapat digambarkan ol eh kontribusi dari masing-masing sektor. S ektor-sektor y ang m emiliki k ontribusi besar m enggambarkan tingginya potensi dari sektor tersebut dalam perekonomian sedangkan sektor-sektor yang mempunyai kontribusi yang kecil menggambarkan bahwa sektor tersebut kurang berpotensi t erhadap perekonomian w ilayah tersebut. D engan dem ikian besa rnya kontribusi menggambarkan per an se ktor dal am perekonomian. S emakin besa r pe ranan suatu se ktor dal am pe rekonomian, dapat di katakan bahw a se ktor t ersebut sebagai engine growth atau mesin pertumbuhan ekonomi daerah. Secara umum, di Kabupaten Kutai K artanegara yang m enjadi m esin per tumbuhannya adal ah sektor pertambangan
18
Minyak dan G as Bumi. Ha l ini terbukti da ri per anan se ktor ini yang t etap m endominasi perekonomian
Kabupaten
Kutai K artanegara
dari t ahun k e
tahun.
Disamping
pertambangan Minyak dan Gas Bumi, sektor pertanian juga mempunyai peranan cukup besar terhadap perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara. Tabel 4.2. Distribusi PDRB dengan MigasSetiap Kecamatan Tahun 2008 (Persen)
Sektor Kecamatan
Pertanian
Pertambangan Industri Dan Penggalian Pengolahan
Bangunan
Perdagangan, Hotel Dan Restoran
Lainnya
Total
Samboja
3,69
91,07
0,32
1,86
1,87
1,18
100,00
Muara Jawa
1,11
96,92
0,08
0,62
0,75
0,52
100,00
Sanga-Sanga
0,42
95,95
0,02
1,78
0,97
0,85
100,00
Loa Janan
11,04
63,33
6,22
7,35
6,34
5,73
100,00
Loa Kulu
17,11
65,21
2,14
7,07
5,10
3,38
100,00
Muara Muntai
59,58
0,29
3,87
9,41
17,06
9,80
100,00
Muara Wis
81,21
0,30
0,60
8,60
4,09
5,19
100,00
Kota Bangun
38,82
31,93
1,20
9,30
12,49
6,26
100,00
Tenggarong
5,78
39,80
0,60
26,75
17,42
9,64
100,00
Sebulu
10,29
79,58
3,11
1,92
2,12
2,97
100,00
Tgr. Seberang
13,68
69,51
1,40
6,93
4,39
4,09
100,00
Anggana
2,27
93,06
1,64
0,89
1,52
0,62
100,00
Muara Badak
0,87
97,56
0,02
0,78
0,27
0,50
100,00
Marang kayu
0,88
98,27
0,01
0,55
0,12
0,17
100,00
Muara Kaman
72,49
2,63
4,47
5,33
6,45
8,64
100,00
Kenohan
82,02
0,16
0,32
5,21
5,16
7,14
100,00
Kembang Janggut
32,44
0,13
52,86
7,42
3,01
4,14
100,00
Tabang
79,72
0,53
0,07
12,03
1,55
6,10
100,00
5,01
87,87
1,08
2,60
1,99
1,45
100,00
Kutai Kartanegara
Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara
Adapun st ruktur pe rekonomian kecamatan-kecamatan di K abupaten Kutai Kartanegara memiliki per bedaan karakteristik y ang cu kup be ragam. H al i ni di sebabkan adanya pengaruh kondisi geografis dan potensi masing-masing wilayah. Kondisi geografis yang sebagian besar wilayahnya memiliki karakteristik pedesaan, biasanya dominan pada sektor per taniannya se dangkan karakteristik perkotaan bany ak y ang didominasi ol eh sektor bangunan, industri dan perdagangan. Secara makro tampak bahwa sampai tahun 2008, sektor pertambangan merupakan sektor dominan terhadap perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara. Sektor ini memberikan kontribusi sebesar 87,87 persen terhadap perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara. Sedangkan di Kecamatan Samboja sektor pertambangan merupakan sektor
19
yang dom inan di mana k ontribusinya se besar 91,07 persen t erhadap per ekonomian Samboja. Tabel 4.2 menggambarkan peranan nilai tambah terhadap total PDRB di setiap Kecamatan Tahun 2008 termasuk Migas. Dari tabel tersebut terlihat bahwa 6 kecamatan yang m empunyai pertambangan m igas, pot ensi ek onominya t erpusat tersebut y aitu di atas 90 per sen. E nam kecamatan t ersebut ant ara lain
pada se ktor Kecamatan
Samboja, K ecamatan M uara Ja wa, K ecamatan S anga S anga, K ecamatan A nggana, Kecamatan Muara Badak, dan Kecamatan Marangkayu. Kecamatan-kecamatan yang mempunyai peranan sektor Pertanian cukup besar yaitu: Kecamatan K embang Ja nggut ( 32,44 pe rsen), Kecamatan Kota Bangun (38,82 persen), Kecamatan M uara M untai ( 59,58 per sen), Kecamatan M uara K aman (72,49 persen), Kecamatan Tabang (79,72 persen), Kecamatan Muara Wis (81,21 persen), dan Kecamatan Kenohan (82,02 persen). Tabel 4.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Dengan Migas Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2006-2008 (Persen)
No
Kecamatan
2006
2007 r)
2008 **)
1
Samboja
-4,63
-6,15
4,97
2
Muara Jawa
-5,44
-7,28
4,36
3
Sanga-Sanga
-2,07
-3,95
4,94
4
Loa Janan
18,05
13,25
6,22
5
Loa Kulu
17,85
12,71
6,71
6
Muara Muntai
2,98
3,52
3,39
7
Muara Wis
-0,21
0,46
-0,25
8
Kota Bangun
10,16
8,30
6,16
9
Tenggarong
13,62
11,08
10,18
10
Sebulu
19,78
13,42
4,25
11
Tgr. Seberang
18,61
13,15
6,89
12
Anggana
-5,23
-6,71
4,90
13
Muara Badak
-6,53
-8,45
4,13
14
Marang kayu
-6,70
-8,71
3,98
15
Muara Kaman
1,84
1,46
-0,30
16
Kenohan
-1,29
-1,14
-2,65
17
Kembang Janggut
0,47
2,23
2,99
18
Tabang
-1,88
-2,76
-4,48
-2,53
-4,02
4,67
Kutai Kartanegara Catatan: r) Angka Perbaikan
**) Angka Sementara
Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara
20
D. Pertumbuhan Ekonomi Laju per tumbuhan e konomi ( LPE) di K abupaten Kutai K artanegara pada t ahun 2008 mencapai 4,67 persen atau mengalami percepatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai -4,02 persen. Sedangkan pertumbuhan perekonomian di masing-masing kecamatan m empunyai pertumbuhan dengan k isaran -4,48 persen sampai 10,18 persen. Pengaruh adany a f luktuasi B BM, krisis global dan t urunnya produksi subsektor k ehutanan menjadikan LP E di t iap kecamatan cukup be ragam. Kecamatan Samboja mengalami peningkatan LPE yang cukup fantastis selama tiga tahun terakhir yaitu -4,63 persen di tahun 2006 menurun menjadi -6,15 persen di tahun 2007 dan sebesar 4 ,97 pe rsen di t ahun 2008. Terjadinya per cepatan per tumbuhan di t ahun 2008 terutama disebabkan meningkatnya produksi migas di Samboja. Pada Tabel 4.3 dapat dilihat Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) di masing-masing kecamatan dengan Migas. Lima besar kecamatan yang laju pertumbuhan ekonominya paling t inggi t ahun 2 008 adal ah K ecamatan Tenggarong (10,18%); K ecamatan Tenggarong S eberang (6,89%); K ecamatan Loa K ulu (6,71%); Kecamatan Loa Ja nan (6,22%) dan K ecamatan Kota Bangun (6,16%). Adapun kecamatan-kecamatan yang laju pertumbuhan pal ing r endah antara l ain: K ecamatan Tabang (-4,48%); K ecamatan Kenohan (-2,65%); Kecamatan Muara Kaman (-0,30%); Kecamatan Muara Wis (-0,25%) dan Kecamatan Kembang Janggut (2,99%). E. PDRB Per Kapita PDRB per k apita m erupakan rata-rata ni lai t ambah br uto y ang di hasilkan oleh setiap penduduk di suatu wilayah pada satu satuan waktu. Indikator PDRB per kapita ini sering digunakan untuk mengambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu wilayah walaupun sebenarnya masih kurang tepat. Semakin besar PDRB per kapita, secara kasar menunjukkan semakin tingginya tingkat kemakmuran penduduk pada wilayah tersebut, sebaliknya semakin rendah PDRB per kapita berarti kemakmuran penduduknya semakin rendah. Secara m akro, P DRB per k apita at as dasar har ga ber laku di K abupaten Kutai Kartanegara mengalami kenaikan sebesar 38,51 persen y aitu dar i R p. 137.226.374 di Tahun 2007 menjadi Rp. 190.067.199 pada tahun 2008, sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga konstan tumbuh sebesar 4,38 persen yaitu dari Rp. 49.759.340 tahun 2007 menjadi R p. 51.939.303 pada t ahun 2008. Dari t abel 4.4 di perlihatkan per kembangan PDRB per kapita di tiap Kecamatan pada tahun 2007 dan 2008, dengan demikian akan tergambarkan perbandingan kesejahteraan masyarakat antar Kecamatan.
21
PDRB per kapita a tas dasar ha rga ber laku di Kecamatan Samboja mengalami kenaikan se besar 39 ,18 persen y aitu dar i Rp. 136.662.471 di Tahun 20 07 m enjadi R p. 190.202.057 pada tahun 2008, se dangkan P DRB p er kapita at as dasar har ga konstan mengalami kenaikan sebesar 4,54 persen yaitu dari Rp. 48.356.009 tahun 2007 m enjadi Rp. 50.549.235 pada tahun 2008. Tabel 4.4 Perbandingan PDRB per Kapita adh Berlaku dan Konstan Kecamatan-kecamatan Di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2007 dan 2008 (Rupiah)
Kecamatan
Berlaku
Konstan Perubahan (%) [4]
2007r)
2008**)
[2]
[3]
Samboja
136.662.471
190.202.057
Muara Jawa
460.372.021
Sanga-Sanga
Perubahan (%) [7]
2007r)
2008**)
[5]
[6]
39,18
48.356.009
50.549.235
4,54
650.061.797
41,2
155.964.704
162.445.243
4,16
235.742.874
332.598.733
41,09
81.146.885
84.656.925
4,33
Loa Janan
31.816.551
42.804.424
34,54
13.664.391
14.510.004
6,19
Loa Kulu
36.234.066
49.094.601
35,49
15.335.171
16.293.408
6,25
Muara Muntai
22.655.950
26.040.067
14,94
11.461.710
11.806.594
3,01
Muara Wis
29.555.073
33.645.018
13,84
14.488.756
14.415.038
-0,51
Kota Bangun
39.359.926
49.819.965
26,58
17.624.542
18.645.982
5,8
Tenggarong
39.131.313
49.805.956
27,28
18.774.879
20.638.035
9,92
Sebulu
58.727.653
80.980.701
37,89
23.581.467
24.504.099
3,91
Tgr. Seberang
42.355.705
57.852.216
36,59
17.966.149
19.138.140
6,52
Anggana
383.814.880
538.308.023
40,25
134.154.510
140.468.821
4,71
Muara Badak
413.112.674
582.953.386
41,11
138.861.102
144.287.738
3,91
Marang kayu
663.149.235
935.685.988
41,1
221.657.811
229.649.715
3,61
Muara Kaman
15.471.145
17.554.788
13,47
7.855.687
7.812.050
-0,56
Kenohan
29.682.717
32.522.513
9,57
15.121.661
14.676.629
-2,94
Kb. Janggut
58.525.282
65.467.957
11,86
35.419.782
36.381.634
2,72
Tabang
39.781.404
42.248.581
6,2
21.119.212
20.172.166
-4,48
137.226.374
190.067.199
38,51
49.759.340
51.939.303
4,38
[1]
Kukar
Catatan: r) Angka Perbaikan
**) Angka Sementara
Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara
Enam besar kecamatan yang memiliki PDRB per kapita atas dasar harga berlaku paling tinggi di tahun 2008 adalah kecamatan-kecamatan penghasil minyak dan gas bumi yaitu Kecamatan Samboja, Kecamatan Anggana, Kecamatan Sanga Sanga, Kecamatan Marangkayu, K ecamatan M uara B adak dan K ecamatan Muara Ja wa dengan r ata-rata pendapatan per kapita d iatas 130 juta pe r t ahun. Besarnya ni lai per kapita i ni sa ngat berkaitan erat dengan nilai tambah di sektor pertambangan minyak dan gas bumi kecamatan-kecamatan tersebut, dengan demikian menjadikan nilai per kapitanya menjadi tinggi. S edangkan enam kecamatan yang m empunyai pendapat an p erkapita t erendah
22
adalah kecamatan-kecamatan yang PDRB-nya sangat bergantung dari hasil hutan yaitu Kecamatan Tabang, Kecamatan Kenohan, K ecamatan Kembang Ja nggut, K ecamatan Muara Kaman, Kecamatan Muara Wis dan Kecamatan Muara Muntai. Peningkatan PDRB per kapita di atas masih belum menggambarkan secara riil kenaikan daya beli masyarakat di Kecamatan tersebut secara umum. Hal ini disebabkan pada PDRB per kapita, yang dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku, masih terkandung faktor inflasi yang sangat besar terhadap daya beli masyarakat. Hal ini bisa diamati dari PDRB perkapita atas dasar harga konstan. Nilai PDRB per kapita ini sangat tergantung t erhadap jumlah pendudu k di wilayah tersebut. Ji ka dua k
ecamatan
mempunyai ni lai P DRB tidak jauh berbeda nam un j umlah penduduk nya ada per bedaan yang cukup jauh maka akan menghasilkan nilai per kapita yang berbeda. Untuk itu perlu diamati antara nilai perkapita dengan jumlah penduduk dimana dilakukan pengelompokan berdasarkan kr iteria tinggi r endah se dang un tuk nilai P DRB maupun j umlah pendudu k. Hal ini dapat diamati pada Grafik 4.1.
Gambar 4.1.
Jumlah Penduduk dan PDRB Per Kapita Menurut Kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2008
23
Dari hasil pengelompokan PDRB per Kapita tahun 2008 yang terbagi menjadi tiga kelompok yaitu kecamatan yang memiliki katagori PDRB per kapita tinggi di atas 100 juta per tahun, katagori sedang antara 40 juta sampai dengan 100 juta per tahun dan katagori rendah di baw ah 40 juta per t ahun. Kecamatan yang k ategori t inggi yaitu enam kecamatan penghasi l migas seperti Kecamatan Samboja, K ecamatan Sanga-Sanga, Kecamatan Anggana, Kecamatan Muara Badak, Kecamatan Muara Jawa dan Kecamatan Marangkayu. S edangkan yang berkatagori r endah a dalah: K ecamatan Muara K aman, Kecamatan Muara M untai, Kecamatan Kenohan, dan Kecamatan Muara W is. Adapun sisanyanya adalah kecamatan-kecamatan yang berkatagori sedang. Pengelompokan jumlah penduduk juga terbagi menjadi t iga k elompok yaitu kecamatan kategori tinggi jika jumlah penduduknya di atas 35 ribu jiwa, kategori sedang antara 20 r ibu jiwa sa mpai den gan 35 ribu j iwa dan k atagori r endah dengan j umlah penduduk di bawah 20 ribu jiwa. Jika dikaitkan antara PDRB per Kapita dengan jumlah penduduk di wilayah tersebut maka untuk kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk tinggi dan ber ada pada posi si perkapita tinggi adalah Kecamatan Samboja. Sedangkan pada posisi PDRB perkapita rendah dan jumlah penduduk rendah adalah Kecamatan Kenohan, K ecamatan Muara W is dan K ecamatan M uara M untai. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk rendah dan P DRB perkapita tinggi adalah Kecamatan Sanga Sanga. Adapun kecamatan yang memiliki jumlah penduduk tinggi dengan PDRB perkapita sedang adalah Kecamatan Sebulu, Kecamatan Tenggarong, Kecamatan Tenggarong Seberang, dan K
ecamatan Loa Janan. Sedangkan Kecamatan Muara Ja wa,
Kecamatan Anggana, Kecamatan Muara Badak dan Kecamatan Marangkayu masuk ke kategori kecamatan dengan jumlah penduduk sedang dengan PDRB per kapita tinggi. Adapun Kecamatan M uara Kaman merupakan kecamatan y ang m emiliki j umlah penduduk se dang dan P DRB per k apita r endah, se dangkan Kecamatan K embang Janggut dan Kecamatan T abang merupakan k ecamatan dengan j umlah penduduk rendah dengan PDRB per kapita sedang. Adapun Kecamatan Loa Kulu dan Kecamatan Kota B angun masuk ke dal am k ategori w ilayah y ang m empunyai j umlah pendudu k sedang dan PDRB per kapita juga sedang. F. Perbandingan LPE dan PDRB per Kapita Perbandingan posi si su atu kecamatan t erhadap K abupaten Kutai K artanegara dapat digunakan unt uk melihat t ingkat kinerja pem bangunan m asing-masing daer ah dilihat dar i asp ek e konomi. D isamping i tu, den gan m engetahui posi si s uatu kecamatan maka dapat melihat keterbandingkan antara kecamatan satu dengan kecamatan lainnya.
24
Dengan de mikian di harapkan su atu kecamatan dapat
mengevaluasi serta menggali
potensi SDA dan SDM yang dimiliki agar dapat memacu pertumbuhan ekonomi sampai pada tingkat optimum. Grafik 4.2 menggambarkan nilai antara LPE de ngan P DRB per kapita yang diterima penduduk di masing-masing kecamatan. Untuk memudahkan dalam melihat posisi k ecamatan terhadap Kabupaten Kutai Kartanegara, maka disajikan dalam bentuk tabel kuadran y ang merupakan pl ot LP E dan P DRB P erkapita. Grafik t ersebut terdiri dar i 4 kuadran dan setiap k uadran dipisahkan oleh g aris vertikal dan merupakan angka LPE Kabupaten Kutai Kartanegara dan Garis Horisontal yang merupakan besarnya PDRB per kapita Kabupaten Kutai Kartanegara. Dengan demikian interpreatasi kecamatan yang memiliki LPE di sisi kanan LPE Kabupaten maka nilai LPE kecamatan tersebut lebih t inggi demikian sebaliknya jika kecamatan y ang memiliki LPE di sisi kiri maka LPE Kecamatan tersebut lebih rendah dari LPE Kabupaten. Hal yang sama untuk garis horisontal dimana kecamatan yang memiliki PDRB perkapita lebih tinggi dari PDRB Kabupaten maka kecamatan tersebut berada di atas garis horisontal demikian sebaliknya kecamatan yang memiliki PDRB per kapita di bawah PDRB per kapita Kabupaten maka kecamatan tersebut berada di bawah garis horisontal.
LPE KUKA R: 4,67 % Marang k ay u
II
I
Anggana
Sanga-Sanga Samboja Tabang
Kenohan
Muara Wis Muara Kaman
Sebulu Kembang Janggut Muara Muntai
III
Gambar 4.2.
Loa Janan Loa Kulu
Tenggarong
Tgr. Seberang Kota Bangun
IV
PDRB PER KA PITA KUKA R: Rp. 190,07 JUTA
Muara Jawa Muara Badak
Plot LPE dan PDRB Per Kapita Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2008
25
Dengan de mikian m aka ak an t erbagi m enjadi em pat kuadran y aitu memiliki pengertian da ri m asing-masing k uadran adalah: Kuadran I mengandung a rti bahw a kecamatan yang berada di daerah ini memiliki LPE yang lebih tinggi dan PDRB per kapita yang lebih besar dari Kabupaten. Kondisi ini dapat diartikan bahwa masyarakat di kecamatan i ni r elatif pal ing sejahtera di bandingkan den gan kecamatan-kecamatan l ain yang ber ada di kuadran l ainnya. Kuadran I I menunjukkan bahw a k ecamatan tersebut mempunyai P DRB per ka pita l ebih t inggi dar i P DRB per k apita kabupaten namun LP Enya lebih rendah dari LPE Kabupaten. Masyarakat kecamatan yang berada di kudran ini masih dapat di katakan r elatif l ebih se jahtera meskipun per tumbuhannya m asih r endah. Adapun Kuadran III menunjukkan bahwa kecamatan tersebut baik nilai LPE dan PDRB perkapita be rada di bawah K abupaten dan Kuadran I V menunjukkan b ahwa k ecamatan tersebut nilai LPE di atas Kabupaten namun PDRB perkapita di bawah PDRB per kapita Kabupaten. Dari Grafik 4.2 yang merupakan hasil plot antara LPE dan PDRB per kapita kecamatan-kecamatan di K abupaten Kutai K artanegara diperoleh pengelompokan kecamatan-kecamatan di tiap-tiap kuadran. P osisi pada Kuadran I merupakan posi si yang ideal dimana menggambarkan kinerja perekonomian dan kemakmuran masyarakat di t iap k ecamatan y ang bersangkutan r elatif lebih m akmur di bandingkan k ecamatan lainnya. Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Samboja, Kecamatan Sanga Sanga, dan Kecamatan Anggana. Kecamatan y ang ber ada di posi si Kuadran I I menggambarkan bahwa tingkat kemakmuran sudah di atas rata-rata namun kinerja perekonomian di tahun 2008 agak rendah. K ecamatan tersebut adal ah Kecamatan Muara Badak, Kecamatan Muara Jawa, dan Kecamatan Marangkayu. Kondisi yang se baliknya unt uk kecamatan-kecamatan y ang ber ada pada posisi Kuadran III yang menggambarkan tingkat kemakmuran dan kinerja perekonomian yang lebih r endah dar i r ata-rata kecamatan. W ilayah yang berada pada p osisi i ni adal ah Kecamatan Tabang, Kecamatan Kenohan, Kecamatan Muara Kaman, Kecamatan Muara Wis, Kecamatan Muara Muntai, Kecamatan Kembang Janggut dan Kecamatan Sebulu. Adapun kecamatan yang berada pada posi si kuadran IV menggambarkan bahwa kinerja perekonomian sudah r elatif bagus namun tingkat kemakmuran masih di bawah rata-rata. Kecamatan tersebut adalah: Kecamatan Kota Bangun, Kecamatan Loa Janan, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kecamatan Loa Kulu, dan Kecamatan Tenggarong.
26
LAMPIRAN
Lampiran 1. Produk
Domestik
Regional B ruto ( PDRB) K ecamatan
Samboja Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000 - 2008 (Juta Rupiah)
Lampiran 2. Produk
Domestik
Regional B ruto ( PDRB) K ecamatan
Samboja Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000 - 2008 (Juta Rupiah)
Lampiran 3. Distribusi P ersentase P DRB D engan M igas Kecamatan Samboja Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000 - 2008 (Persen)
Lampiran 4. Pertumbuhan PDRB K ecamatan Samboja Atas Dasar H arga Konstan 20 00 M enurut Lapa ngan U saha Tahun 20 00 - 2008 (Persen)
27
Lampiran 1.
1.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Samboja Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000 - 2008 (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA [1] PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan
2.
2006 [4] 191.553
2007 r) [5] 237.913
2008**) [6] 307.099
23.457
46.429
57.610
60.059
73.815
7.881
17.335
20.103
27.394
38.407
10.554
25.758
33.485
39.110
49.424
d. Kehutanan
18.510
25.065
25.309
29.527
28.637
e. Perikanan
18.959
41.980
55.046
81.823
116.815
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
1.803.204
4.606.316
5.061.916
5.336.044
7.577.799
a. Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
1.775.660
4.530.635
4.957.301
5.197.197
7.382.301
6.167
31.010
44.571
59.753
89.187
c. Penggalian
21.378
44.672
60.044
79.094
106.311
INDUSTRI PENGOLAHAN
10.893
18.996
22.736
26.379
26.781
a. Industri Migas
-
-
-
-
-
10.893
18.996
22.736
26.379
26.781
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
968
1.774
2.268
2.740
3.071
a. Listrik
872
1.555
2.004
2.428
2.707
b. Industri Tanpa Migas 4.
2005 [3] 156.566
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
b. Pertambangan Non Migas
3.
2000 [2] 79.361
b. Gas
-
-
-
-
-
c. Air Bersih
97
219
264
312
364
5.
BANGUNAN
30.454
101.833
111.633
127.935
154.814
6.
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
44.248
96.147
115.217
140.370
155.600
a. Perdagangan Besar dan Eceran
42.883
93.013
111.266
135.339
149.396
36
60
66
68
80
c. Restoran
1.329
3.073
3.885
4.963
6.124
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
7.793
15.958
19.478
22.031
24.572
b. Hotel
7.
8.
a. Pengangkutan
6.586
13.539
16.706
18.708
20.925
b. Komunikasi
1.207
2.419
2.772
3.323
3.648
KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
6.644
10.776
11.088
11.932
13.568
745
1.400
765
820
1.404
34
67
74
79
84
5.343
8.317
9.087
9.630
10.485
522
991
1.162
1.403
1.595
JASA-JASA
16.039
35.296
41.332
48.524
57.163
a. Pemerintahan Umum
13.172
30.189
35.392
41.191
48.855
2.866
5.107
5.940
7.333
8.308
1.999.605
5.043.662
5.577.220
5.953.869
8.320.467
223.944
513.027
619.919
756.671
938.166
a. Bank b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank c. Sewa Bangunan d. Jasa Perusahaan 9.
b. Swasta P D R B DENGAN MIGAS P D R B TANPA MIGAS Keterangan : r) = Angka Revisi
**) = Angka Sangat Sementara
28
Lampiran 2.
1.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Samboja Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000 - 2008 (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA [1] PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan
2.
8.
28.228
30.325
31.280
32.221
7.881
5.539
6.370
7.340
8.450
30.896
34.819
39.407
18.163
16.985
15.745
13.841
e. Perikanan
18.959
20.738
22.675
26.578
31.691
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
1.803.204
2.078.005
1.943.986
1.780.355
1.854.855
a. Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
1.775.660
2.034.050
1.891.667
1.719.525
1.785.676
6.167
12.582
17.018
20.674
22.223
c. Penggalian
21.378
31.372
35.301
40.156
46.956
INDUSTRI PENGOLAHAN
10.893
13.005
14.312
15.294
13.784
-
-
-
-
-
10.893
13.005
14.312
15.294
13.784
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
968
1.412
1.542
1.681
1.839
a. Listrik
872
1.261
1.379
1.503
1.644
-
-
-
-
-
c. Air Bersih
97
151
163
178
195
BANGUNAN
30.454
55.450
58.754
62.764
72.160
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
44.248
66.684
76.367
84.367
91.916
a. Perdagangan Besar dan Eceran
42.883
64.309
73.715
81.515
88.828
36
44
45
46
47
c. Restoran
1.329
2.330
2.607
2.806
3.041
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
7.793
10.295
10.971
11.616
12.247
a. Pengangkutan
6.586
8.632
9.145
9.549
9.986
b. Komunikasi
1.207
1.663
1.826
2.067
2.261
KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
6.644
7.866
7.682
7.914
8.461
745
787
513
517
764
a. Bank b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank
34
46
49
50
52
5.343
6.353
6.398
6.564
6.786
522
679
721
782
859
JASA-JASA
16.039
21.218
23.900
26.938
30.425
a. Pemerintahan Umum
13.172
17.264
19.804
22.446
25.428
2.866
3.953
4.096
4.492
4.997
1.999.605
2.353.776
2.244.765
2.106.689
2.211.297
223.944
319.725
353.098
387.164
425.621
c. Sewa Bangunan d. Jasa Perusahaan 9.
23.457
27.173
b. Hotel
7.
2008**) [6] 125.609
18.510
b. Gas
6.
2007 r) [5] 115.762
10.554
b. Industri Tanpa Migas
5.
2006 [4] 107.251
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
a. Industri Migas
4.
2005 [3] 99.841
d. Kehutanan
b. Pertambangan Non Migas
3.
2000 [2] 79.361
b. Swasta P D R B DENGAN MIGAS P D R B TANPA MIGAS Keterangan : r) = Angka Revisi
**) = Angka Sangat Sementara
29
Lampiran 3.
1.
2.
3.
Distribusi Persentase PDRB Dengan Migas Kecamatan Samboja Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000 - 2008 (Persen) 2000 [2] 3,97
2005 [3] 3,10
2006 [4] 3,43
2007 r) [5] 4,00
2008**) [6] 3,69
1,17
0,92
1,03
1,01
0,89
b. Tanaman Perkebunan
0,39
0,34
0,36
0,46
0,46
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
0,53
0,51
0,60
0,66
0,59
d. Kehutanan
0,93
0,50
0,45
0,50
0,34
e. Perikanan
0,95
0,83
0,99
1,37
1,40
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
90,18
91,33
90,76
89,62
91,07
a. Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
88,80
89,83
88,88
87,29
88,72
b. Pertambangan Non Migas
0,31
0,61
0,80
1,00
1,07
c. Penggalian
1,07
0,89
1,08
1,33
1,28
INDUSTRI PENGOLAHAN
0,54
0,38
0,41
0,44
0,32
LAPANGAN USAHA [1] PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN a. Tanaman Bahan Makanan
a. Industri Migas
0,00
0,00
0,00
0,00
b. Industri Tanpa Migas
0,54
0,38
0,41
0,44
0,32
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
0,05
0,04
0,04
0,05
0,04
a. Listrik
0,04
0,03
0,04
0,04
0,03
b. Gas
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
c. Air Bersih
0,00
0,00
0,00
0,01
0,00
5.
BANGUNAN
1,52
2,02
2,00
2,15
1,86
6.
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
2,21
1,91
2,07
2,36
1,87
a. Perdagangan Besar dan Eceran
2,14
1,84
2,00
2,27
1,80
b. Hotel
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
c. Restoran
0,07
0,06
0,07
0,08
0,07
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
0,39
0,32
0,35
0,37
0,30
a. Pengangkutan
0,33
0,27
0,30
0,31
0,25
b. Komunikasi
0,06
0,05
0,05
0,06
0,04
KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
0,33
0,21
0,20
0,20
0,16
a. Bank
0,04
0,03
0,01
0,01
0,02
b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
4.
7.
8.
9.
-
c. Sewa Bangunan
0,27
0,16
0,16
0,16
0,13
d. Jasa Perusahaan
0,03
0,02
0,02
0,02
0,02
JASA-JASA
0,80
0,70
0,74
0,81
0,69
a. Pemerintahan Umum
0,66
0,60
0,63
0,69
0,59
b. Swasta
0,14
0,10
0,11
0,12
0,10
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
P D R B DENGAN MIGAS Keterangan : r) = Angka Revisi
**) = Angka Sangat Sementara
30
Lampiran 4.
1.
2.
3.
4.
5. 6.
7.
8.
9.
Pertumbuhan PDRB Kecamatan Samboja Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000 - 2008 (Persen)
LAPANGAN USAHA [1] PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN a. Tanaman Bahan Makanan
2000 [2] -
2005 [3] 8,70
2006 [4] 7,42
2007 r) [5] 7,94
2008**) [6] 8,51
-
10,36
7,43
3,15
3,01
b. Tanaman Perkebunan
-
13,07
15,00
15,24
15,11
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
-
11,34
13,70
12,70
13,18
d. Kehutanan
-
0,71
-6,49
-7,30
-12,09
e. Perikanan
-
9,56
9,34
17,21
19,24
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
-
0,42
-6,45
-8,42
4,18
a. Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
-
0,18
-7,00
-9,10
3,85
b. Pertambangan Non Migas
-
33,56
35,26
21,48
7,49
c. Penggalian
-
6,55
12,52
13,75
16,93
INDUSTRI PENGOLAHAN
-
3,07
10,05
a. Industri Migas
-
b. Industri Tanpa Migas
-
3,07
10,05
6,86
-9,88
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
-
5,95
9,15
9,02
9,42
a. Listrik
-
6,12
9,30
9,01
9,41
-
0,00
-
0,00
6,86 -
-9,88 -
b. Gas
-
c. Air Bersih
-
4,54
7,94
9,07
9,58
BANGUNAN
-
15,36
5,96
6,82
14,97
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
-
6,77
14,52
10,47
8,95
a. Perdagangan Besar dan Eceran
-
6,37
14,63
10,58
8,97
b. Hotel
-
1,53
1,70
1,64
2,94
c. Restoran
-
19,30
11,88
7,63
8,36
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
-
2,96
6,57
5,88
5,44
a. Pengangkutan
-
2,27
5,94
4,41
4,58
b. Komunikasi
-
6,67
9,81
13,20
9,41
KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
-
-0,52
-2,34
3,01
6,92
a. Bank
-
-17,27
-34,76
0,74
47,65
b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank
-
4,88
6,46
2,59
3,98
c. Sewa Bangunan
-
1,54
0,71
2,60
3,38
d. Jasa Perusahaan
-
3,83
6,16
8,37
9,86
JASA-JASA
-
5,68
12,64
12,71
12,95
a. Pemerintahan Umum
-
6,25
14,71
13,34
13,29
b. Swasta
-
3,27
3,62
9,65
11,25
P D R B DENGAN MIGAS
-
1,30
-4,63
-6,15
4,97
P D R B TANPA MIGAS
-
9,06
10,44
9,65
9,93
Keterangan : r) = Angka Revisi
**) = Angka Sangat Sementara
31