9 September 2009
Tinjauan Perekonomian Bulanan EROPA MULAI PULIH, PEREKONOMIAN INDONESIA MAKIN MEMBAIK
Ringkasan Eksekutif
Anton Hendranata Ekonom/Ekonometrisi
•
Pemulihan perekonomian global makin menunjukkan titik terang dan keraguan akan pemulihan perekonomian global nampaknya mulai sirna.
•
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q3-2009 akan lebih baik dari dua kuartal sebelumnya. Konsumsi RT masih menjadi penopang perekonomian domestik, kemudian diikuti dengan membaiknya investasi dan ekspor.
•
Sektor industri manufaktur, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sektor transportasi dan komunikasi diharapkan menjadi tumpuan perekonomian Indonesia pada Q3-2009.
•
Tekanan inflasi tahun depan akan cukup tinggi, sehingga suku bunga acuan BI akan bertahan sebesar 6,5% sampai akhir tahun dan mulai naik lagi menjadi 7,0% pada Q12010.
•
Pada bulan Agustus 09, secara rata-rata penguatan Rupiah terhadap Dolar AS lebih besar dibandingkan dengan sebagian besar mata uang Asia. Namun, tekanan terhadap rupiah tahun depan bisa meningkat, seiring dengan menurunnya surplus neraca perdagangan barang dan jasa Indonesia serta menguatnya dolar secara umum terhadap mata-mata uang global.
[email protected]
Anton Gunawan Kepala Ekonom
[email protected]
Helmi Arman Ekonom/Analis Pasar Obligasi
[email protected]
Titik Terang Pemulihan Perekonomian Global Makin Jelas? Pulihnya perekonomian global makin menunjukkan titik terang. Di luar dugaan, tingkat kepercayaan terhadap perekonomian kawasan Eropa meningkat sangat tinggi. Pemulihan perekonomian Jerman dan Perancis secara mengejutkan mampu mendorong pemulihan perekonomian di kawasan Eropa. Secara umum, kondisi perekonomian dunia lebih baik dari bulan sebelumnya. Beberapa indikator menunjukkan perkembangan perekonomian global makin positif dan penurunannya semakin lambat ke arah level terendah:
Mohon memperhatikan informasi dan disclaimer yang terkandung di bagian belakang laporan ini.
Danamon Economic & Market Research
•
Laju Kontraksi perekonomian negara-negara maju menurun secara signifikan (Gambar 1). Jerman, Perancis, dan Jepang yang telah mengalami kontraksi selama 4 kuartal berturut-turut sejak Q2-2008, sudah kembali mengalami pertumbuhan positif pada Q2-2009 (%QoQ). Sementara itu, AS dan Inggris pertumbuhan ekonominya masih negatif, namun penurunan perlambatannya cukup besar dibandingkan Q1-2009.
•
Penurunan produksi negara-negara maju makin melambat (Gambar 2). Kegiatan produksi masih menurun di negara-negara maju karena masih lemahnya permintaan domestik dan luar negeri, namun penurunannya berangsur-angsur melambat.
•
Harga saham terus bergairah, diselingi dengan fluktuasi yang wajar (Gambar 3). Sejak bulan Maret 09, secara rata-rata menunjukkan trend yang terus meningkat. Prospek akan membaiknya kondisi beberapa perusahaan besar di dunia dan naiknya harga-harga komoditas membuat indeks harga saham di negara-negara maju, seperti: Dow Jones Industry-New York, Dow Jones SX5E-Euro, dan Nikkei-Tokyo meningkat cukup siginifikan berkisar 46-55% dibandingkan dengan 5 bulan yang lalu.
1
Tanda-tanda mulai pulihnya perekonomian dunia, juga diperkuat oleh beberapa data statistik perekonomian AS yang penurunannya sudah jauh melambat. Tabel 1 menunjukkan bahwa peningkatan pengangguran sudah mulai melambat, meskipun tingkat pengangguran masih tinggi sebesar 9,4% pada bulan Juli 09, harga jual rumah merangkak naik selama 2 bulan terakhir berturut-turut di mana sebelumnya turun sejak Juni 2006, tingkat penggunaan kapasitas produksi mulai naik pada bulan Juli, dan penjualan domestik kendaraan bermotor meningkat tajam. Berdasarkan perkembangan ekonomi global yang dipaparkan sebelumnya, khususnya AS, nampaknya perekonomian dunia hampir mendekati titik kritis terendah resesi dan akan kembali tumbuh secara perlahan. Namun demikian, walaupun ada tren makin membaiknya kondisi perekonomian global, tetap harus diwaspadai dampak El Nino pada tahun depan yang mungkin mengganggu produksi pertanian dan perkebunan dunia, sehingga pemulihan ekonomi dunia agak sedikit terhambat.
Ekonomi kawasan regional mengalami pemulihan yang signifikan
Membaiknya kondisi perekonomian global berdampak positif pada perekonomian regional. Perbaikan perekonomian regional sangat jelas terlihat dari pulihnya perekonomian Singapura. Pada Q2-2009, Singapura mengalami pertumbuhan 20,7 (%QoQ), setelah sebelumnya mengalami kontraksi selama 4 kuartal. Perbaikan kondisi Singapura, juga dirasakan oleh Malaysia, Thailand, dan Filipina, namun tidak sedasyat pemulihan perekonomian Singapura (Gambar 4).
Perekonomian Indonesia Terus Membaik?
Dari sisi permintaan, motor pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 09 adalah konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor
Perkiraan awal kami terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar 3,1-3,3 (%QoQ). Pertumbuhan ekonomi ini lebih baik dari dua kuartal sebelumnya yang hanya 1,7 dan 2,4 (%QoQ) pada Q1-2009 dan Q2-2009. Jika dilihat dari sisi permintaan agregat, konsumsi rumah tangga diharapkan menjadi motor pertumbuhan pada Q3-2009. Terpilihnya kembali SBY sebagai presiden periode 2009-2014 diharapkan dapat meningkatkan keyakinan konsumen akan makin membaiknya perekonomian Indonesia dan faktor musiman, seperti: perayaan 17 Agustus, bulan puasa, Idul Fitri, dan pembayaran THR menjadi pemicu peningkatan konsumsi rumah tangga dibandingkan kuartal sebelumnya. Meningkatnya daya beli masyarakat mulai terlihat dari tren kenaikan penjualan domestik kendaraan bermotor (Gambar 5).
Tabel 1. Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi AS Terus Membaik
Harga Rumah Bulan Jul-08 Aug-08 Sep-08 Oct-08 Nov-08 Dec-08 Jan-09 Feb-09 Mar-09 Apr-09 May-09 Jun-09 Jul-09 Aug-09
Indeks 166.4 164.6 161.6 158.1 154.5 150.5 146.4 143.1 140.0 139.2 139.9 141.9 na na
Inventori
%MoM Juta USD -0.8 559,070 -1.0 562,781 -1.8 558,296 -2.2 554,990 -2.3 552,253 -2.6 541,986 -2.8 535,850 -2.2 528,920 -2.1 522,662 -0.6 516,545 0.5 512,515 1.4 506,770 na 503,123 na na
%MoM 0.6 0.7 -0.8 -0.6 -0.5 -1.9 -1.1 -1.3 -1.2 -1.2 -0.8 -1.1 -0.7 na
Tingkat Pengangguran % 5.8 6.2 6.2 6.6 6.8 7.2 7.6 8.1 8.5 8.9 9.4 9.5 9.4 na
Inflasi %YoY 5.6 5.4 4.9 3.7 1.1 0.1 0.0 0.2 -0.4 -0.7 -1.3 -1.4 -2.1 na
Utilisasi Kapasitas Produksi % 78.6 77.6 74.5 75.4 74.4 72.7 71.1 70.6 69.5 69.0 68.3 68.1 68.5 na
Penjualan Domestik Kendaraan Bermotor Juta Unit 9.1 10.4 9.6 7.9 7.6 7.8 6.9 6.4 7.1 7.0 7.4 7.2 8.4 10.2
%YoY -22.9 -18.1 -22.6 -35.2 -38.2 -36.1 -41.5 -44.8 -36.6 -34.6 -29.5 -28.0 -7.7 -1.9
Sumber: Bloomberg (diolah, 4 September 09)
Danamon Economic & Market Research
2
Pertumbuhan investasi diperkirakan juga akan membaik pada Q3-2009, seiring dengan suksesnya pilpres yang berlangsung aman dan tentram sehingga memberikan kepastian dan keyakinan kepada pengusaha untuk melanjutkan dan mengembangkan investasi di Indonesia. Kondisi eksternal yang cenderung makin membaik juga diperkirakan dapat mendorong peningkatan investasi langsung yang sifatnya jangka panjang, bukan hanya investasi jangka pendek di pasar modal yang cenderung membuat perekonomian menjadi kurang stabil karena begitu mudahnya, keluar-masuknya arus modal. Sinyal makin membaiknya investasi di Indonesia dapat dilihat dari peningkatan konsumsi semen sejak bulan Maret 09 (Gambar 6), kenaikan impor barang modal, dan penurunan suku bunga kredit yang lebih cepat dari sebelumnya akibat kesepakatan pembatasan maksimum suku bunga deposito yang dipelopori 14 Bank besar. Selanjutnya, kinerja ekspor juga akan membaik pada Q3-2009, karena makin membaiknya kondisi perekonomian global & regional dan juga dipicu oleh perkembangan harga komoditas yang cenderung merambat naik. Sedangkan impor juga akan terjadi peningkatan seiring dengan makin membaiknya perekonomian domestik. Sedangkan dari sisi penawaran/produksi, sektor yang diharapkan dapat memacu perekonomian Indonesia pada Q3-2009 adalah: sektor industri manufaktur, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sektor transportasi dan komunikasi. Pengalaman 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa ketiga sektor tersebut menyumbang rata-rata kontribusi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuaral III sebesar 61,2% dari pertumbuhan total perekonomian.
Tekanan Inflasi Bulan Depan ... ? Inflasi bulan September 09 mungkin berkisar 0,81,0% (MoM)
Inflasi bulan Agustus 09 disebabkan oleh pola musiman bulan ramadhan dengan besaran 0,56%(MoM) atau 2,75%(YoY). Tekanan inflasi bulan September 09 masih akan disebabkan oleh pengaruh musiman yaitu bulan ramadhan dan lebaran, namun tekanannya akan jauh lebih besar dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Diperkirakan yang mendorong naiknya inflasi pada bulan September 09 adalah dari kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, dan kelompok sandang karena peningkatan konsumsi masyarakat untuk menyambut lebaran. Menurut perkiraan awal kami, inflasi bulan September 09 dalam kisaran 0,8-1,0%(MoM).
Suku Bunga Kredit Akan SegeraTurun? Idealnya, suku bunga kredit modal kerja akan turun menjadi 12-13%
Di saat perekonomian sedang lesu, peranan penurunan suku bunga kredit sangat penting untuk menggerakkan sektor riil. Namun pada kenyataannya, karena adanya kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi global maka penurunan suku bunga kredit masih agak lambat sampai bulan Juni 09 (Gambar 8). Tingginya cost of fund, yang terutama disebabkan oleh masih tingginya tingkat bunga deposito membuat sulitnya suku bunga kredit turun (Gambar 8). Bank-bank cenderung masih bersaing untuk mempertahankan suku bunga depositonya agar nasabahnya tidak memindahkan dananya ke bank lain. Bank BUMN yang sudah berusaha menurunkan suku bunga depositonya, malahan kembali menaikkan suku bunga depositonya pada bulan Juni 09. Kompetisi suku bunga deposito yang sedang berlangsung nampaknya sangat mengganggu pergerakan sektor riil karena suku bunga kredit tidak kunjung turun secara signifikan. Untuk mendorong turunnya cost of fund perbankan, pada tanggal 20 Agustus 09 telah terjadi kesepakatan oleh 14 Bank besar yang menetapkan dan memberlakukan batas suku bunga deposito yaitu maksimum 150bps di atas suku bunga acuan BI. Kemudian, pada bulan Desember 09 suku bunga deposito diturunkan kembali maksimum 50bps di atas suku bunga acuan BI. Jika kesepakatan pembatasan suku bunga deposito efektif dalam pelaksanaannya, maka tidak menutup kemungkinan rata-rata suku bunga pinjaman modal kerja berkisar 12-13% sampai akhir tahun tergantung resiko dan biaya administrasi yang tercermin pada sektor dan skala usahanya.
Danamon Economic & Market Research
3
Secara Umum, Rupiah Relatif Stabil Secara rata-rata Rupiah menguat 1,3% terhadap Dolar AS menjadi Rp. 9.884/USD pada bulan Agustus 09 dari Rp. 10.113/USD pada bulan Juli 09 (Gambar 9). Penguatan Rupiah jauh lebih baik dibandingkan dengan rata-rata penguatan mata uang Asia yang hanya 0,42% terhadap Dolar AS. Pergerakan rupiah juga lebih stabil dibandingkan bulan sebelumnya, dengan tingkat volatilitas 0,81% pada bulan Agustus 09 dari 1,16% pada bulan Juli 09. Rupiah melemah di bulan Agustus seiring dengan turunnya harga-harga saham di bursa global
Penguatan Rupiah tersebut, sayangnya ditutup dengan pelemahan Rupiah. Pada akhir bulan Agustus, Rupiah melemah pada level 10.105/USD dari 9.928 pada akhir bulan Juli 09 seiring dengan anjloknya harga saham di negara-negara maju, seperti: AS, Eropa, dan Jepang yang diikuti oleh turunnya harga saham di bursa regional dan dalam negeri.
2010: Suku Bunga Naik? Perekonomian Indonesia cukup berhasil melewati masa yang sangat sulit dari pengaruh krisis ekonomi global. Tingkat kepercayaan investor asing terhadap perekonomian domestik makin hari makin membaik. Seiring dengan makin membaiknya perekonomian domestk, inflasi sampai akhir tahun diperkirakan akan lebih tinggi dari paruh pertama tahun 2009. Jadi menurut perkiraan kami, suku bunga acuan BI akan tetap bertahan sampai akhir tahun di level 6,5%. Suku bunga acuan BI diperkirakan naik pada quartal pertama 2010
Suku bunga acuan BI diperkirakan akan meningkat kembali pada Q1- 2010 sebesar 50pbs menjadi 7,0% karena potensi tekanan inflasi pada tahun depan. Beberapa pertimbangan bahwa inflasti akan meningkat pada tahun 2010, yaitu: •
Pengaruh El Nino yang bisa menghambat produksi pangan di Indonesia, meskipun beberapa penelitian memperkirakan El Nino hanya berdampak kecil terhadap produksi pangan Indonesia.
•
Kecenderungan kenaikan harga komoditas, seiring dengan makin membaiknya perekonomian dunia.
•
Tekanan dari sisi permintaan karena makin pulihnya perekonomian domestik yang mampu kembali mendorong daya beli masyarakat.
•
Ada rencana pengalihan subsidi harga BBM, listrik, dan makanan secara gradual agar tercapai target subsidi yang tepat sasaran, serta kenaikan tarif daya listrik pada tahun depan.
Dengan demikian, jika tahun depan suku bunga acuan BI akan naik, maka diperkirakan suku bunga kredit akan naik kembali. Padahal, suku bunga kredit akan cenderung turun sampai akhir tahun 2009 akibat kesepakatan pembatasan maksimum suku bunga deposito.
2010: Tekanan Terhadap Rupiah Meningkat? Hingga akhir tahun, kami memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp. 9.800. Namun, pada tahun depan, Rupiah akan melemah ke arah Rp. 10.150/USD. Melemahnya Rupiah, disebabkan meningkatnya kebutuhan impor pada tahun depan, seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Laju pertumbuhan impor yang makin tinggi, pada gilirannya akan mengurangi surplus neraca perdagangan barang dan jasa yang selama ini ikut menopang penguatan Rupiah. Selain itu, tekanan terhadap Rupiah juga bisa disebabkan oleh makin membaiknya prospek pertumbuhan ekonomi AS. Dengan makin membaiknya kondisi AS dapat menyebabkan meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga FED Funds rate dan investor akan lebih tertarik untuk menyimpan portofolionya dalam dominasi Dolar AS. Jika kondisi ini benar-benar terjadi, maka peluang penguatan Dolar AS terhadap mata-mata uang global cukup terbuka, tidak terkecuali terhadap Rupiah.
Danamon Economic & Market Research
4
Gambar 1. Laju Kontraksi (%QoQ) Perekonomian Negara Maju Menurun Sangat Signifikan
Gambar 2. Laju Penurunan Produksi (%YoY) Negara Maju Melambat Secara Signifikan
4
13
2
5 -3
0
-10 -2
-18 -4 -6
AS
Eropa
Jepang
Inggris
Jerman
-25 -33
AS
Eropa
Jepang
Inggris
Jerman
Perancis
Perancis
-40
-8 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
2007
Q3
Q4
Q1
2008
J
Q2
P
M
A M
J
J
A
S
O
N D
J
P
2008
2009
M
A M
J
J
2009
Sumber: Bloomberg (4 September 09)
Sumber: Bloomberg (4 September 09)
Gambar 3. Indeks Harga Saham Beberapa Negara Terus Bergairah, Diselingi Dengan Fluktuasi Yang Wajar (5 Maret 09 = 100)
Gambar 4. Pertumbuhan Ekonomi (%QoQ) Negara Tetangga Menunjukkan Adanya Pemulihan Pada Q2-2009
200
25
JCI (Jakarta)
20
185 DJI (New York) 170
15
NKY (Tokyo)
10
155
SHCOMP (Shanghai)
140
SX5E (Eropa)
5 0 -5
125
-10
110
-15
95
Singapura
Indonesia
Malaysia
Thailand
Filipina
-20 Q1
80 Jan-09 Feb-09 Mar-09 Apr-09 May-09 Jun-09 Jul-09
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
2007
Aug-09
Sumber: Bloomberg (diolah, 4 September 09)
Q3
Q4
Q1
2008
Q2 2009
Sumber: Bloomberg (4 September 09)
Gambar 5. Penjualan Domestik Mobil dan Motor Makin Dalam Tiga Bulan Terakhir
Gambar 6. Investasi Terus Bergairah, Konsumsi Semen Dalam Negeri Meningkat Sejak Lima Bulan Yang Lalu
650
65
5.3
600
60
4.5
Motor (Ribu Unit, lhs)
134 Konsumsi Semen (Juta Ton)
132
Indeks Produksi (%,rhs)
55
3.8
500
50
3.0
128
450
45
2.3
126
400
40
1.5
124
350
35
0.8
122
30
0.0
550
Mobil (Ribu Unit)
300 J
J
A
S
O
N
D
2008
Sumber: Bloomberg (4 September 09)
Danamon Economic & Market Research
J
P
M
A 2009
M
J
J
130
120 J
J
A
S
O
N
D
J
P
2008
M
A
M
J
J
2009
Sumber: CEIC, Bloomberg (4 September 09)
5
Gambar 7. Penurunan Suku Bunga (%/tahun) Pinjaman Modal Kerja Masih Lambat
Gambar 8. Perang Suku Bunga (%/tahun) Deposito 1 Bulan Masih Terjadi 12
20 18
BI Rates
State
Reg Dev
Private Nat
Foreign & Joint
BI Rates
State
Reg Dev
Private Nat
11
16
Foreign & Joint
10
14 9
12 10
8
8
7
6
Sumber: BI, CEIC (4 September 09)
Ja n0 M 7 ar -0 M 7 ay -0 7 Ju l-0 S 7 ep -0 7 N ov -0 Ja 7 n0 M 8 ar -0 M 8 ay -0 8 Ju l-0 8 Se p08 N ov -0 Ja 8 n0 M 9 ar -0 M 9 ay -0 9 Ju l-0 9
M
Ja n07 ar -0 M 7 ay -0 Ju 7 l-0 Se 7 p0 N 7 ov -0 Ja 7 n0 M 8 ar -0 M 8 ay -0 Ju 8 l-0 Se 8 p0 N 8 ov -0 Ja 8 n0 M 9 ar -0 M 9 ay -0 Ju 9 l-0 9
6
Sumber: BI, CEIC (4 September 09)
Gambar 9. Penguatan Rupiah Lebih Besar Dibandingkan Dengan Sebagian Besar Mata Uang Asia 116
13,000 Indeks Mata Uang Asia (lhs)
114
12,500
Rp/USD
Sep-09
Aug-09
9,000 Jul-09
100 Jun-09
9,500
May-09
10,000
102
Apr-09
104
Mar-09
10,500
Feb-09
106
Jan-09
11,000
Dec-08
108
Nov-08
11,500
Oct-08
110
Sep-08
12,000
Aug-08
112
Sumber: Bloomberg (7 September 09); mata uang Asia: CNY, HKD, INR, IDR, KRW, MYR, PHP, SGD, TWD, THB
Indikator Perekonomian Indonesia Produk Domestik Bruto Riil (% tahun thd tahun) Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Neraca Perdagangan Barang (USD miliar) Neraca Transaksi Berjalan (% thd PDB) Cadangan Devisa Bank Indonesia (USD miliar) Nilai Tukar Rp/USD (akhir-tahun) Nilai Tukar Rp/USD (rata-rata) Suku bunga kebijakan BI (%, akhir-tahun) Inflasi harga konsumen (%, tahun thd tahun) Defisit / Surplus APBN (% thd PDB) Peringkat utang S&P
2006
2007
2008
2009E*
2010E*
5.5 10.3 29.7 3.0 42.6 9,020 9,143 9.75 6.60 -1.0 BB-
6.3 9.8 32.8 2.5 56.9 9,419 9,163 8.00 6.60 -1.3 BB-
6.1 8.6 22.9 0.1 52.1 11,120 9,767 9.25 11.06 -0.1 BB-
4.3 9.9 23.6 1.0 62.5 9,800 10,400 6.50 4.00 -1.9 BB
5.2 9.8 24.1 0.5 67.0 10,150 9,975 7.00 6.30 -1.0 BB
Sumber: CEIC, *Estimasi Danamon
Danamon Economic & Market Research
6
Riset Ekonomi dan Pasar Keuangan Anton H. Gunawan
[email protected] Helmi Arman
[email protected] Anton Hendranata
[email protected]
Kepala Ekonom
+62 21 5799-1466
Ekonom/Analis Pasar Obligasi
+62 21 5799-1563
Ekonom/Ekonometrisi
+62 21 5799-1563
PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. Menara Bank Danamon Jalan Prof. Dr. Satrio Kav. E IV #6 Mega Kuningan, Jakarta 12950 INDONESIA *** Facs: +62 21 5799-1048
SERTIFIKASI ANALIS Dengan ini kami mensertifikasi bahwa semua pandangan yang diutarakan dalam laporan riset ini merefleksikan pendapat pribadi kami secara akurat. Tidak ada bagian dari remunerisasi kami yang dihubungkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan rekomendasi dan/atau pendapat yang diutarakan dalam laporan ini. DISKLAIMER Informasi yang terkandung dalam laporan ini diambil dari sumber-sumber yang kami anggap bisa dipercaya. Namun, P.T. Bank Danamon Indonesia, perusahaan-perusahaan afiliasinya, serta karyawan-karyawannya tidak menjamin atau menerima tanggungjawab terkait dengan keakuratan dan kelengkapan dari informasi dan/atau pandangan-pandangan yang diutarakan dalam laporan ini. Kami menolak permintaan tanggung jawab terhadap segala kerugian, kerusakan, tagihan, dan/atau biaya-biaya yang timbul dari siapapun sebagai akibat dari tindakan yang didasari pada informasi atau pandangan yang diutarakan dalam laporan ini. Informasi dalam laporan ini dimaksudkan sebagai bahan informasi umum dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi dari P.T. Bank Danamon Indonesia, perusahaan-perusahaan afiliasinya, serta karyawan-karyawannya untuk melakukan investasi, transaksi keuangan dan/atau perjanjian tertentu dengan pihak manapun. Laporan ini tidak ditujukan secara khusus bagi pihak-pihak yang menerimanya. Dalam membuat suatu keputusan investasi, sebaiknya anda melakukan analisa dan evaluasi independen, serta mencari nasihat hukum dan keuangan profesional.
Danamon Economic & Market Research
7