TINJAUAN KEANEKARAGAMAN TANAMAN POKOK YANG BERGUNA DI LAHAN REHABILITASI UNTUK MENDUKUNG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT LOKAL DI TAMAN NASIONAL MERU BETIRI (Studi Kasus di Resort Wonoasri)
ASTRI SUPRAPTINI
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
2
TINJAUAN KEANEKARAGAMAN TANAMAN POKOK YANG BERGUNA DI LAHAN REHABILITASI UNTUK MENDUKUNG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT LOKAL DI TAMAN NASIONAL MERU BETIRI (Studi Kasus di Resort Wonoasri)
ASTRI SUPRAPTINI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
3
RINGKASAN Astri Supraptini (E34102020). Tinjauan Keanekaragaman Tanaman Pokok yang Berguna di Lahan Rehabilitasi untuk Mendukung Kesejahteraan Masyarakat Lokal di Taman Nasional Meru Betiri (Studi Kasus di Resort Wonoasri). Dibimbing oleh Dr. Ir. Ervizal A. M. Zuhud, MS. Rehabilitasi merupakan upaya memulihkan fungsi dan kondisi kawasan yang telah rusak melalui kegiatan penanaman, pengayaan jenis, dan pemeliharaan. Kegiatan tersebut melibatkan masyarakat sekitar lahan rehabilitasi. Program rehabilitasi lahan tidak hanya akan mengembalikan fungsi ekologis lahan tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dari hasil tanaman di lahan rehabilitasi (tanaman pokok). Saat ini masyarakat sekitar Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) belum dapat memperoleh manfaat dari tanaman pokok di lahan rehabilitasi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji potensi keanekaragaman jenis dan manfaat tanaman pokok yang sudah ditanam di zona rehabilitasi dan mengkaji keanekaragaman jenis tumbuhan asli TNMB yang berpotensi dikembangkan di zona rehabilitasi untuk dapat mendukung kesejahteraan masyarakat dan konservasi TNMB. Metode yang digunakan adalah studi pustaka (data yang diperlukan berasal dari skripsi, jurnal, laporan, dan lain-lain yang berkaitan dengan kegiatan penelitian) dan observasi lapang (observasi langsung ke lahan rehabilitasi, mengamati dan mengidentifikasi jenis tanaman pokok di lahan rehabilitasi). Hasil penelitian menginformasikan bahwa terdapat 36.414 pohon dari 27 jenis tanaman pokok di lahan rehabilitasi Desa Wonoasri TNMB. Beberapa yang memiliki jumlah terbanyak adalah nangka (Artocapus integra), petai (Parkia speciosa), kedawung (Parkia timoriana), mengkudu (Morinda citrifolia), asam (Tamarindus indica). Tanaman pokok tersebut berpotensi untuk dimanfaatkan masyarakat. Perlu dilakukan penjarangan untuk nangka, kedawung, petai, dan asam.Tanaman yang berpotensi untuk ditanam di lahan rehabilitasi, diantaranya cabe jawa (Piper retrofractum), kemukus (Piper cubeba), pule pandak (Rauwolfia serpentina), pulai (Alstonia scholaris), bendo (Artocarpus elasticus), joho (Terminalia belerica), kapulaga (Amomum cardamomum), aren (Arenga pinnata), bamboo (Bambusa sp.). Pemanfaatan dalam hal pemanenan memperhatikan musim panen tanaman dan perpaduan musim panen. Hasil dan perpaduan musim panen tanaman pokok dapat memusatkan perhatian masyarakat pada lahan rehabilitasi. Kata kunci: lahan rehabilitasi, masyarakat sekitar, tanaman pokok, tanaman asli.
4
SUMMARY Astri Supraptini (E34102020). The Observation of Useful Main Plants on Rehabilitation Area for Local Community’s Prosperity on Meru Betiri National Park (Case Study in Wonoasri Resort). Supervised by Dr. Ir. Ervizal A. M. Zuhud, MS. Rehabilitation is an effort to recover the function and condition of a damaged area through planting, species enrichment, and cultivation activities. Land rehabilitation program not only recover land ecology function but also increase prosperity of surrounding society as a result of the land rehabilitation plant production (main plants). Today the local community surrounds Meru Betiri National Park (MBNP) obtain the benefit of main plant on the rehabilitation land. Therefore, this research was conducted to study potential species and benefit of main plant already planted in the rehabilitation zone and to study the original plants potential of Meru Betiri National Park that can be developed on rehabilitation zone, for society’s prosperity and conservation of MBNP. Data analysis methods were literature study (data was taken from minithesis, journals, reports, etc. related to research work) and field observation (directly to the rehabilitation area, observing and identifying main plants species). There are 36.414 trees from 27 main plants species on rehabilitation area, Wonoasri Village, MBNP. Some great quantities species are nangka (Artocapus integra), petai (Parkia speciosa), kedawung (Parkia timoriana), mengkudu (Morinda citrifolia), asam (Tamarindus indica). Those main plants have potential for local community. Thinning is needed for nangka, kedawung, petai, and asam. The potential plants for planting on rehabilitation area are cabe jawa (Piper retrofractum), kemukus (Piper cubeba), pule pandak (Rauwolfia serpentina), pulai (Alstonia scholaris), bendo (Artocarpus elasticus), joho (Terminalia belerica), kapulaga (Amomum cardamomum), aren (Arenga pinnata), bamboo (Bambusa sp.). Utilization on harvesting matters had to observe plant harvesting season and mix harvesting season. Results and mix main plants harvesting season could centralize local community’s attention on the rehabilitation area.
Key words: land rehabilitation, local community, main plant, original plant.
5
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi berjudul Tinjauan Keanekaragaman Tanaman Pokok yang Berguna di Lahan Rehabilitasi untuk Mendukung Kesejahteraan Masyarakat Lokal di Taman Nasional Meru Betiri (Studi Kasus di Resort Wonoasri) adalah benar-benar hasil karya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi.
Bogor, Oktober 2009
Astri Supraptini NRP E34102020
6
Judul Skripsi : Tinjauan Keanekaragaman Tanaman Pokok yang Berguna di Lahan Rehabilitasi untuk Mendukung Kesejahteraan Masyarakat Lokal di Taman Nasional Meru Betiri (Studi Kasus di Resort Wonoasri). Nama
: Astri Supraptini
NRP
: E34102020
Menyetujui,
Dr. Ir. Ervizal A. M. Zuhud, MS. NIP. 19590618 198503 1 003
Mengetahui, Dekan Fakultas Kehutanan
Dr. Ir. Hendrayanto, M. Agr NIP. 19611126 198601 1 001
Tanggal Lulus:
7
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini merupakan karya ilmiah hasil penelitian yang dilaksanakan pada SeptemberOktober 2006 di lahan rehabilitasi Desa Wonoasri Taman Nasional Meru Betiri dengan judul ” Tinjauan Keanekaragaman Tanaman Pokok yang Berguna di Lahan Rehabilitasi untuk Mendukung Kesejahteraan Masyarakat Lokal di Taman Nasional Meru Betiri (Studi Kasus di Resort Wonoasri)”. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Bogor, Oktober 2009
Penulis
8
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Purworejo, Jawa Tengah pada tanggal 23 Januari 1984 dari ayah Saidi dan ibu Tuti. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Tahun 2002 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Purworejo dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis diterima di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Penulis pernah menjadi Senior Residence Asrama Tingkat Persiapan Bersama IPB (Asrama TPB IPB 2004-2006), melakukan Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan di KPH Banyumas Barat, dan Praktek Kerja Lapang Profesi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, serta saat ini menjadi pengajar Keaksaraan Fungsional di Desa Carang Pulang yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat IPB. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di IPB, penulis menyusun karya ilmiah yang berjudul “Tinjauan Keanekaragaman Tanaman Pokok yang Berguna di Lahan Rehabilitasi untuk Mendukung Kesejahteraan Masyarakat Lokal di Taman Nasional Meru Betiri (Studi Kasus di Resort Wonoasri)” dibimbing oleh Dr. Ir. Ervizal A. M. Zuhud, MS.
9
UCAPAN TERIMA KASIH 1. Bapak Dr. Ir. Ervizal A. M. Zuhud, MS. selaku Dosen Pembimbing atas segala kebaikan, nasehat, arahan, dan masukan yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini. Semoga dapat bermanfaat. 2. Ibu Dra. Nining Puspaningsih, M. Si selaku dosen penguji dari Departemen Manajemen Hutan dan Ibu Dr. Lina Karlinasari, S. Hut., M.Sc.F. selaku dosen penguji dari Departemen Hasil Hutan atas segala koreksian, masukan dan kebaikan pada saat ujian komprehensif. 3. Dosen
pengajar
dan
karyawan
Fakultas
Kehutanan,
khususnya
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan yang telah memberikan ilmu dan bantuan selama perkuliahan serta pengurusan berbagai administrasi. 4. Kepala dan pegawai Taman Nasional Meru Betiri. 5. Bapak dan Ibu atas segala do’a, kasih sayang, dan kesabarannya. Io’ dan dek Hari, tante Ratna, om Wandi, keluarga besar di Purworejo dan Panjatan atas segala dorongan, semangat dan bantuannya. 6. Teman-teman SR, terima kasih atas dorongan semangatnya, cerita-cerita serunya. 7. Teman-teman dikosan (Balsem) atas dorongan, paksaan, canda tawa, semangat, dan tempat bercerita. 8. Teman-teman KSH angkatan 39, terima kasih banyak. 9. Sensei, Dhechan, Nuichan, Ikachan, Santichan, Trisan がんばれましょ。 日本語を勉強しましょ。ありがとうございます。 10. Mbah Raka “matur nuwun” dulu sering menemani begadang dan memperhatikan sepatu cucumu ini. Nuwun sewu “beberapa lama” saya lupa dengan sebuah petuahmu. 11. Pihak yang telah membantu dan tidak disebutkan satu persatu.
10
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiv I.
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Tujuan Penelitian .................................................................................... 2 C. Manfaat Penelitian .................................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 3 A. Program Rehabilitasi ............................................................................. 3 B. Potensi Keanekaragaman Jenis Manfaat Tumbuhan Hutan di TNMB ..................................................................................... 5 III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN ............................................... 10 A. Kawasan Taman Nasional Meru Betiri .................................................. 10 B. Desa Lokasi Penelitian.............................................................................. 13 IV. METODE PENELITIAN ............................................................................ 16 A. Tempat dan Waktu .................................................................................. 16 B. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 16 C. Jenis dan Pengambilan Data ................................................................... 17 D. Tahapan Penelitian ................................................................................. 18 E. Pengolahan dan Analisis Data ................................................................. 19 V. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 21 A. Jumlah Kelompok Tani di Resort Wonoasri ........................................... 21 B. Tanaman Pokok di Lahan Rehabilitasi Desa Wonoasri........................... 21 C. Waktu pemanenan.................................................................................... 30 D. Keanekaragaman Manfaat Tanaman ....................................................... 36 E. Jenis Tanaman Pokok Berdasarkan Asal Bibit ....................................... 37 F. Rekomendasi Pengayaan Jenis Lahan Rehabilitasi................................. 38 G. Perpaduan Dugaan Waktu Panen Tanaman Pokok dengan Dugaan Tanaman yang Direkomendasikan ................................ 42 H. Usulan Pengembangan ............................................................................ 44
11
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 47 A. Kesimpulan ............................................................................................. 47 B. Saran
............................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 48 LAMPIRAN …………….................................................................................... 56
12
DAFTAR TABEL
1. Jumlah Penduduk Desa Penelitian Berdasarkan Kelas Umur dan Persentase Usia Kerja.................................................................... 13 2. Fasilitas Pendidikan di Desa Daerah Penyangga ........................................... 14 3. Mata Pencaharian Warga Desa Wonoasri...................................................... 15 4. Jumlah Anggota Kelompok Tani di 3 Blok Resort Wonoasri ....................... 21 5. Tanaman Pokok di Blok Pletes (33,68 ha)..................................................... 23 6. Tanaman Pokok di Blok Bonangan (65,53 ha) .............................................. 24 7. Tanaman Pokok di Blok Curah Malang (27,53 ha) ....................................... 25 8. Tanaman Pokok di Lahan Rehabilitasi Desa Wonoasri (126,74 ha) ............. 26 9.
Jarak Tanam Budidaya Beberapa Tanaman Pokok di Lahan Rehabilitasi Resort Wonoasri...................................................................... 29
10. Pendugaan Waktu Panen Tanaman Pokok di Blok Pletes ............................ 31 11. Pendugaan Waktu Panen Tanaman Pokok di Blok Bonangan ..................... 32 12. Pendugaan Waktu Panen Tanaman Pokok di Blok Curah Malang.............. 33 13. Bulan Panen dan Nilai Jual Jenis Tanaman Pokok di Lahan Rehabilitasi Resort Wonoasri........................................................................ 34 14. Manfaat Jenis Tanaman Pokok di Lahan rehabilitasi ................................... 36 15. Pengelompokkan Jenis Tanaman Pokok Berdasarkan Asal Bibit Desa Wonoasri ............................................................................................. 37 16. Perpaduan Dugaan Waktu Panen Tanaman Pokok dengan Dugaan Tanaman yang Direkomendasikan ............................................................... 43
13
DAFTAR GAMBAR
1. Peta Lokasi Penelitian ..................................................................................... 11 2. Bagan Alir Penelitian ...................................................................................... 20 3. Kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) di Lahan Rehabilitasi ...................... 28
14
DAFTAR LAMPIRAN 1. Kelompok Tani di Blok Pletes ....................................................................... 57 2. Kelompok Tani di Blok Bonangan ................................................................ 70 3. Kelompok Tani di Blok Curah Malang........................................................... 93 4. Luas Lahan Rehabilitasi Tiap Blok................................................................. 99 5. Manfaat Jenis Tanaman Pokok di Lahan Rehabilitasi Desa Wonoasri........... 100 6. Manfaat Jenis Asli yang Berpotensi untuk Ditanam di Lahan Rehabilitasi TNMB ......................................................................................... 103 7. Rekomandasi Tindakan pada Lahan Rehabilitasi Blok Pletes........................ 105 8. Rekomandasi Tindakan pada Lahan Rehabilitasi Blok Bonangan ................. 110 9. Rekomandasi Tindakan pada Lahan Rehabilitasi Blok Curah Malang .......... 115
15
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) merupakan salah satu taman nasional yang memiliki zona rehabilitasi. Rehabilitasi merupakan upaya memulihkan fungsi dan kondisi kawasan yang telah rusak melalui kegiatan penanaman, pengayaan jenis, dan pemeliharaan. Masyarakat sekitar TNMB terlibat dalam kegiatan rehabilitasi ini. Mereka memiliki peran penting mendukung keberhasilan program tersebut. Pengembalian lahan rehabilitasi menjadi hutan disertai dengan pemanfaatan yang nantinya akan diperoleh masyarakat. Program rehabilitasi ini tidak hanya akan mengembalikan ekologis lahan tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar taman nasional dari hasil tanaman pokok. Saat ini masyarakat masih belum dapat memperoleh manfaat dari tanaman pokok di lahan rehabilitasi. Masyarakat baru mendapatkan hasil dari tanaman pertanian yang ditumpangsarikan di antara tanaman pokok. Masalah yang dihadapi taman nasional berhubungan dengan pemanfaatan oleh masyarakat yang terletak pada pengambilan hasil hutan. Kebutuhan yang meningkat akan hasil dari hutan menyebabkan terjadinya pengambilan hasil hutan oleh masyarakat. Tanaman pokok di lahan rehabilitasi yang belum berproduksi di rasa belum bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat tentu saja mengharapkan tumbuhan yang mereka tanam nantinya akan memberikan manfaat bagi mereka. Selain masalah tersebut, peraturan perundangan mengenai pemanfaatan dalam hal pengambilan hasil hutan di lahan rehabilitasi perlu ditinjau kembali untuk disinergikan dengan kebutuhan masyarakat. Pengambilan hasil hutan dilakukan di musim-musim tertentu disesuaikan dengan waktu tumbuhan berproduksi. Namun adapula yang dapat diambil sepanjang waktu. Keadaan ini perlu menjadi pertimbangan dalam pengelolaan lahan rehabilitasi. Kombinasi tanaman di lahan rehabilitasi berdasarkan musim berbuah atau berproduksi untuk memusatkan perhatian masyarakat pada hasil di lahan rehabilitasi dan memanfaatkan waktu masyarakat.
16
Disamping permasalahan tersebut, tanaman pokok di lahan rehabilitasi tidak semuanya merupakan tanaman asli TNMB. Masyarakat menanam tanaman eksotik
tersebut
dengan
alasan
kemudahan
memperoleh
bibit
dan
membudidayakan serta hasil yang mudah diperoleh pula. Padahal banyak tanaman asli TNMB yang memiliki nilai ekonomi pasar tinggi karena permintaannya di masyarakat. Hal ini pula yang menyebabkan masih adanya pengambilan hasil hutan di TNMB. Pengambilan yang mengutamakan nilai ekonomi tanpa memperhatikan kelestarian tumbuhan tersebut. Orientasi pengelola taman nasional dengan masyarakat perlu diselaraskan. Keberkelanjutan pengelolaan rehabilitasi taman nasional dengan nilai finansial bagi masyarakat dapat dikolaborasikan. Penutupan lahan yang diharapkan pengelola dapat pula mendukung perekonomian masyarakat. Karenanya kondisi tanaman pokok di lahan rehabilitasi perlu diperhatikan. Kondisi habitat dan perawatan tanaman pokok yang baik untuk dapat berproduksi dengan tujuan ekonomis yang tetap tercapai.
B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini antara lain: 1.
Mengkaji potensi keanekaragaman jenis dan manfaat tanaman pokok yang sudah ditanam di zona rehabilitasi.
2.
Mengkaji keanekaragaman jenis tumbuhan asli TNMB yang berpotensi dikembangkan di zona rehabilitasi untuk dapat mendukung kesejahteraan masyarakat dan konservasi TNMB.
C. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi penyempurnaan program rehabilitasi di TNMB.
17
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Program Rehabilitasi Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) merupakan salah satu taman nasional yang memiliki Zona Rehabilitasi. Menurut Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam Nomor: 185/Kpts/DJ-V/1999 tanggal 13 Desember 1999, menyatakan bahwa luas Zona Rehabilitasi adalah 4.023 Ha. Zona rehabilitasi adalah bagian dari taman nasional yang karena mengalami kerusakan sehingga perlu dilakukan kegiatan pemulihan komunitas hayati dan ekosistem yang mengalami kerusakan (Peraturan Menteri Kehutanan Nomor:P.56/Menhut-II/2006). Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tantang Kehutanan pada pasal 40, rehabilitasi lahan dan hutan dimaksudkan untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas, dan perannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Pasal 41 undang-undang tersebut menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan antara lain reboisasi, penghijauan, pemeliharaan, pengayaan tanaman atau penerapan teknik konservasi tanah secara vegetatif dan sipil teknik pada lahan kritis dan tidak produktif. Penyelenggaraan rehabilitasi hutan dan lahan diutamakan pelaksanaannya melalui pendekatan partisipatif dalam rangka mengembangkan potensi dan memberdayakan masyarakat. Kegiatan rehabilitasi di kawasan taman nasional mengacu pada prinsip aspek kelestarian ekosistem dan aspek sosial ekonomi (Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 8205/Kpts-II/2002 tentang Pedoman Rehabilitasi di Kawasan Taman Nasional). Pelestarian keanekaragaman jenis menuntut adanya keragaman jenis yang tinggi dalam menentukan jenis tumbuhan, jumlah dan anakan atau bibit yang akan digunakan dalam rehabilitasi Kawasan Taman Nasional. Pembinaan dan peningkatan kualitas habitat mengacu pada pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan rehabilitasi untuk menjamin pulihnya kondisi dan fungsi kawasan secara lestari. Untuk itu setiap pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi Taman Nasional harus
18
diarahkan semaksimal mungkin pada pemulihan kondisi habitat jenis-jenis flora dan fauna seperti keadaan semula. Aspek sosial ekonomi melibatkan keikutsertaan para pihak terkait. Setiap kegiatan yang dilakukan harus jelas standar, prosedur, dan hasilnya serta jelas pula tanggung jawab setiap pihak yang berperan dalam pelaksanaan rehabilitasi Kawasan
Taman
Nasional,
sehingga
masing-masing
dapat
dimintakan
pertanggungjawabnya. Kejelasan tanggung jawab ini menyangkut pihak Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan masyarakat peserta kegiatan maupun perorangan dan atau lembaga-lembaga dan para pihak terkait. Aspek sosial ekonomi juga menghindarkan atau menekan sekecil mungkin segala bentuk penyimpangan yang menyebabkan pelaksanaan rehabilitasi tidak efisien. Pihak pengelola TNMB membuat suatu kesepakatan dengan masyarakat yang berperan serta dalam kegiatan rehabilitasi (Purwaningsih 2006), antara lain: o Masyarakat diharuskan menanam tanaman pokok berupa tanaman asli (endemik) yang bermanfaat obat atau bermanfaat lainnya dari kawasan TNMB yang disediakan oleh pihak Balai TNMB dan secara swadaya. o Masyarakat dapat memanfaatkan lahan diantara tanaman pokok di zona rehabilitasi kawasan TNMB untuk menanam tumpangsari. o Hasil tanaman pokok berupa buah menjadi hak petani penggarap, sedangkan pohonnya tidak boleh ditebang dan merupakan aset TNMB. o Masyarakat wajib membantu pengawasan kawasan TNMB yang dilakukan oleh petugas (Polhut) Balai TNMB. Jenis asli adalah jenis pohon yang sudah ada dan berkembang di kawasan tersebut sebelumnya. Bibit merupakan suatu tanaman muda yang ditimbulkan dari benih atau berasal dari anakan tanaman asli, cabutan atau berasal dari stek. Batasan tersebut menurut Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 8205/KptsII/2002 tentang Pedoman Rehabilitasi di Kawasan Taman Nasional. Jenis tanaman hutan eksotik (Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P66/Menhut-II/2008 tentang Kriteria dan Klasifikasi Unit Pelaksana Teknis Perbenihan Tanaman Hutan) adalah jenis tanaman yang berasal dari luar. Tanaman eksotik itu mudah diperoleh dan merupakan hasil swadaya masyarakat sehingga dalam pemilihan jenis tanaman diutamakan yang cepat berbuah, mudah
19
ditanam tanpa memperhatikan asal bibit, di samping juga kurangnya pengawasan dari pihak taman nasional. Selain tanaman pokok, di lahan rehabilitasi juga ditanami dengan tanaman tumpangsari. Perlu kombinasi yang tepat berdasarkan musim tanaman berproduksi. Ini dilakukan agar jam kerja masyarakat tercurah pada tanaman yang ada di lahan rehabilitasi. Sebagian kecil masyarakat yang menjadi responden pada penelitian Purwaningsih (2006) merasa kurang puas dan ragu-ragu dengan hasil yang diperolah karena hasil yang diperoleh akan semakin berkurang apabila tanaman pokok semakin besar karena dapat mengganggu pertumbuhan tanaman holtikultura. Ditambah lagi dengan jarak tanam tanaman pokok yang cukup berdekatan mengakibatkan kekhawatiran itu bisa saja terjadi. Pengelola TNMB mengorientasikan pada nilai ekologi sedangkan masyarakat menitikberatkan pada nilai ekonomi. Jarak tanam yang berdekatan (misalnya pada kedawung yang membutuhkan ruang luas dan terbuka) dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman pokok terganggu, dan ini bisa saja mempengaruhi hasil dari tanaman pokok. Apabila hasil tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dikhawatirkan masyarakat akan masuk ke hutan untuk mengambil hasil hutan sebagai pengganti hasil tanaman di lahan rehabilitasi.
B. Potensi Keanekaragaman Jenis Manfaat Tumbuhan Hutan di TNMB Berikut ini dikemukakan potensi keanekaragaman manfaat tumbuhan yang ada di TNMB. 1. Tumbuhan Obat Tumbuhan obat adalah tumbuahn yang bagian tumbuhannya (akar, batang, kulit, daun, umbi, buah, biji dan getah) mempunyai khasiat sebagai obat dan digunakan sebagai bahan mentah dalam pembuatan obat modern atau tradisional. Menurut Zuhud dan Haryanti (1994), tumbuhan obat adalah seluruh spesies tumbuhan obat yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat yang dikelompokkan menjadi tumbuhan obat tradisional, tumbuhan obat modern, dan tumbuhan obat potensial.
20
Tumbuhan obat tradisional adalah spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercaya masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Tumbuhan obat modern adalah spesies tumbuhan yang secara ilmiah dibuktikan mengandung senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis. Tumbuhan obat potensial adalah spesies yang diduga mengandung senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat obat tetapi belum dibuktikan secara nyata atau penggunaannya sebagai bahan obat tradisional sulit diketahui. Jenis tumbuhan obat di TNMB dan sekitarnya yang dipungut dan digunakan masyarakat (Mujenah 1993) antara lain jambu mete (Anacardium occidentale Linn.), kedondong (Spondias dulcis Linn.), sirsak (Annona muricata Linn.), Pulai (Alstonia scholaris Linn.), aren (Arenga pinnata Merr.), pinang (Areca catechu Linn.), durian (Durio zibethinus Merr.), joho lawe (Terminalia belerica Roxb.), kemiri (Aleurites moluccana (L.) Wild.), asam jawa (Tamarindus indica Linn.), bendoh (Entada scandens Benth.), kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr.), pakem (Pangium edule Reinw.), nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.), kemukus (Piper cubeba L.F), cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.), kapulaga (Amomum cardamomum Wild.), dan kepuh (Sterculia foetida Linn.).
2. Tumbuhan Hias Tanaman hias (Ramadhani 1994 dalam Dwanasuci 2006) yaitu tanaman apapun yang mempunyai nilai hias bunga dan tajuk, cabang, batang, buah, maupun hias aroma. Tumbuhan TNMB yang berpotensi sebagai tumbuhan hias adalah melati (Jasminum sambac Ait.), kenanga (Cananga odorata (Lamk.) Hook. F. & Thomson), pandan duri (Pandanus sp.) menurut Mujenah 1993; Sunanto 1993; Heyne 1987.
3. Tumbuhan Penghasil Minyak Atsiri Minyak atsiri merupakan minyak yang diperoleh dengan cara ekstraksi atau penyulingan dari daun, akar, batang, kulit, getah dan bunga tumbuhan (Kartikawati, 2004 dalam Dwanasuci, 2006). Minyak atsiri dihasilkan dari tumbuhan yang memiliki sel glandula dan sifatnya yang mudah menguap.
21
Tumbuhan penghasil minyak atsiri mempunyai ciri bau dan aroma. Fungsi minyak atsiri yang paling luas dan paling umum diminati adalah sebagai pengharum, baik itu parfum, kosmetik, pengharum ruangan, pengharum sabun, pasta gigi, pemberi rasa pada makanan, maupun produk rumah tangga lainnya. Hobir (2004) dalam Dwanasuci (2006) menyatakan bahwa tanaman atsiri dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu tanaman atsiri utama yang hanya menghasilkan minyak atsiri, tanaman atsiri alternatif yang menghasilkan produk lain disamping minyak atsiri, limbah (hasil samping) dimana atsiri diproduksi sebagai hasil samping. Contoh tumbuhan TNMB yang mengandung minyak atsiri adalah laos (Alpinia galanga L.), kenanga (Cananga odorata (Lamk.) Hook. F. & Thomson), kapulaga (Amomum cardamomum Wild.) dan kemukus (Piper cubeba Linn.). Potensi tumbuhan tersebut berdasarkan Tjitrosoepomo 2005; Sunanto 1993; Heyne 1987.
4. Tumbuhan Penghasil Pangan Tumbuhan pangan adalah segala sesuatu yang tumbuh, hidup, berbatang, berakar, berdaun dan dapat dimakan atau dikonsumsi oleh manusia (apabila hewan disebut pakan), contohnya tumbuhan buah-buahan, sayuran, kacangkacangan,
dan
tumbuhan
yang
mengandung
sumber
karbohidrat
(Poerwadarminto, 1983 dalam Dwanasuci, 2006). Tumbuhan penghasil pangan di TNMB antara lain kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr.), kemiri ((Aleurites moluccana Willd.), pakem (Pangium edule Reinw.), duwet (Eugebia sp.), jambu mete (Anacardium occidentale Linn.), jambu air (Syzygium aqueum Alston.), pinang (Areca Catechu Linn.), durian (Durio zibethinus Merr.), langsat (Langsium domesticum Jack.), cempedak (Artocarpus champeden Spreng), rebung pring ori (Bambusa bambos (L.) Voss), bambu betung (Dendrocalamus asper (Schultes f.) Backer ex Heyne), dan bambu rampal (Schizostachyum zollingeri Kurz).
5. Tumbuhan Penghasil Pakan Ternak Pakan ternak terdiri dari hijauan dan konsentrat yang dapat diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup dan produksi hijauan diartikan sebagai bahan pakan ternak yang memiliki kandungan serat kasar yang sulit
22
dicerna relatif tinggi. Tumbuhan penghasil pakan ternak di TNMB antara lain kulit buah jambu mete (Anacardium occidentale Linn.), inti biji mangga (Mangifera indica Linn.), daun duwet (Eugenia sp.), daun dan ranting muda pring ori (Bambusa bambos (L.) Voss) dan bambu apus (Gigantochloa apus Kurz.) berdasarkan Heyne 1987; Verheij dan Coronel (editor) 1997; Gruezo 1997. 6. Tumbuhan Penghasil Zat Pewarna Bahan pewarna pada tanaman adalah zat atau butir-butir warna yang berasal dari bagian tanaman yang dapat diperoleh secara ekstraksi, fermentasi, perebusan atau perlaluan secara kimia (Sutarno et al. 1993). Tumbuhan TNMB yang dapat menghasilkan zat pewarna adalah kepuh (Sterculis foetida L.), jambu mete (Anacardium occidentale Linn.), pinang (Areca catechu Linn.), cempedak (Artocarpus champeden Spreng), mangga (Mangifera indica Linn.), duwet (Eugebia sp.), joho (Terminalia belerica Roxb.) dan laos (Alpinia galanga L.) menurut Sutarno 1993; Dewi 2007; Tjitrosoepomo 2005; Verheij dan Coronel (editor) 1997. 7. Tumbuhan Penghasil Kayu Bakar Syarat tumbuhan kayu bakar (Sutarno, 1996 dalam Dwanasuci, 2006) antara lain beradaptasi pada rentang kondisi lingkungan yang luas, pertumbuhan cepat, volume hasil kayu maksimal tercapai dalam waktu yang singkat, tidak merusak tanah dan menjaga kesuburannya, tahan terhadap penyakit dan hama, pengelolaan yang singkat waktu, tahan terhadap kekeringan dan toleran iklim yang lain, pertumbuhan tajuk baik, siap tumbuh pertunasan yang baru, memiliki manfaat lain yang menguntungkan pertanian, menghasilkan percabangan dengan diameter cukup kecil untuk dipotong dengan peralatan tangan dan mudah pengangkutannya, menghasilkan kayu yang mudah dibelah, kadar air rendah dan relatif cepat dikeringkan, menghasilkan sedikit asap dan tidak beracun, apabila dibakar, tidak memercikan api dan cukup aman bila dibakar, menghasilkan kayu yang padat dan lebih lama dibakar. Tumbuhan penghasil kayu bakar di TNMB antara lain suren (Toona sureni (Blume) Merr.), duwet (Eugenia sp), durian (Durio zibethinus Merr.), jambu mete (Anacardium occidentale Linn.) dan jambu
23
air (Syzygium aqueum Alston) berdasarkan Heyne 1987; Tohir 1981; Eijnathen 1997; Verheij dan Coronel (editor) 1997. 8. Tumbuhan Penghasil Tali Anyaman dan Kerajinan Tumbuhan TNMB yang termasuk dalam kelompok sumber bahan sandang, tali-temali dan anyaman adalah joho (Terminalia belerica Roxb.), jambu mete (Anacardium occidentale Linn.), cempedak (Artocarpus champeden Spreng), bambu apus (Gigantochloa apus Kurz.), bambu matmat (Dinochloa scandens (Blume) O. Kuntze), bambu rampal (Schizostachyum zollingeri Kurz) m) menurut Heyne 1987; Eijnathen 1997; Jansen 1997; Setiawan 1999. 9. Tumbuhan Penghasil Bahan Bangunan Usaha mencukupi kebutuhan kayu untuk bahan bangunan dipusatkan pada penanaman hutan dengan kayu-kayu. Tetapi untuk taman nasional, kegiatan penebangan dianggap ilegal, sehingga diperlukan alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tumbuhan penghasil bahan bangunan antara lain bambu bulat (Bambusa sp), bambu wuluh (Schizastycum blume Nees), bambu lamper (Schizastycum branchyladium Kurz), pring ori (Bambusa bambos (L.) Voss), bambu apus (Gigantochloa apus Kurz), bambu betung (Dendrocalamus asper (Schultes
f.),
bambu
rampal
(Schizostachyum
zollingeri
Kurz),
sintok
(Cinnamomum sintok Blume), suren (Toona sureni (Blume) Merr.), bendo (Artocarpus elasticus Reinw), cempedak (Artocarpus champeden Spreng), dan kayu cempaka (Michelia montana Blume) dijadikan bangunan rumah dan jembatan. Potensi tumbuhan tumbuhan tersebut berdasarkan Heyne 1987; Setiawan 1999. 10. Tumbuhan Pestisida Nabati Tumbuhan yang merupakan pestisida nabati adalah daun sirsak (Annona muricata Linn.) yang dapat mengendalikan hama ulat daun tanaman sawi, biji jambu mete (Anacardium occidentale Linn.), daun suren (Toona sureni (Blume) Merr.), daun langsat (Langsium domesticum Jack.) sebagai insektisida, biji pinang (Areca cathecu Linn.) merupakan nematisida, daun dan biji pakem (Pangium edule reinw.) sebagai bakterisida (Lestari (-) dan Rina et al. 2007).
24
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Kawasan Taman Nasional Meru Betiri 1. Sejarah Zona Rehabilitasi 1931 – 1938 Hutan Lindung Meru Betiri, berdasarkan keputusan Besluit van Den, Direktur Landbouw Neverheiden Handel, No. 7347/B tanggal 29 Juli 1931 dan Besluit Directur van Economische Zaken No. 5751 tanggal 28 April 1938. 1972
Suaka margasatwa, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 267/Kpts/Um/7/1972 tanggal 6 Juni 1972 untuk melindungi harimau jawa (Panthera tigris sondaica).
1982
Calon taman nasional, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 736/Kpts/Mentan/X/1982 di Kongres Taman Nasional Sedunia III di Denpasar, Bali. Sebelumnya telah dilakukan perluasan kawasan dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 529/Kpts/Um/7/1982 tanggal 21 Juli 1982.
1997
Taman
nasional,
berdasarkan
Surat
Keputusan
Menteri
Kehutanan No. 277/Kpts-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997. 1999
Zona rehabilitasi, salah satu zonasi di Taman Nasional Meru Betiri
berdasarkan
Surat
Keputusan
Direktur
Jenderal
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam No. 185/Kpts/DJV/1999 tanggal 13 Desember 1999.
2. Letak dan Luas Kawasan TNMB secara geografis terletak di 8o 22’ 16” – 8o 32’ 05” LS dan 113 o 37’ 51” – 113
o
57’ 06” BT. Secara administratif, TNMB termasuk wilayah
Kabupaten Banyuwangi dan wilayah Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Luas kawasan TNMB 58.000 Ha, dengan 20.415 Ha di Kabupaten Banyuwangi dan 37. 595 Ha di Kabupaten Jember. Berdasarkan penelitian Yani (2001), lahan yang telah direhabilitasi di Desa Wonoasri 267,30 ha atau sebesar 66,0% dari luasan yang seharusnya di rehabilitasi, yaitu 405 ha.
25
Peta Taman Nasinal Meru Betiri Resort Wonoasri
Taman Nasional Meru Betiri
Zona Inti Zona Rimba Zona Rehabilitasi Zona Pemanfaatan Khusus Zona Pemanfaatan Intensif
Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian
3. Potensi Flora dan Fauna TNMB memiliki lima tipe vegetasi flora, yaitu: a.
Vegetasi pantai terdiri dari formasi Prescaprae dan Baringtonia. Formasi Prescaprae meliputi tumbuhan rendah yang didominasi herba, sebagian tumbuhan menjalar seperti ubi pantai (Ipomoea prescaprae Linn.) dan rumput lari (Spinifex squarosus). Formasi Baringtonia antara lain keben (Baringtonia asiatica (L.) Kurz.), nyamplung (Calophyllum inophyllum Linn.), ketapang (Terminalia catappa Linn.), waru (Hibiscus tiliaceus Linn.) dan pandan (Pandanus tectorius Parkinson).
b.
Vegetasi payau tumbuh di garis pasang surut dengan jenis dominan bakau (Rhizophora sp.), api-api (Avicenia sp.), dan tancang (Bruguera sp.)
c.
Vegetasi rawa, jenis yang dijumpai sawo kecik (Manilkara kauki (L.) Dubard.), pulai (Alstonia scholaris (L.) R.Br.), dan kepuh (Sterculia foetida Linn.).
d.
Hutan hujan tropika dataran rendah (tipe vegetasi dominan di TNMB), jenis yang ada bayur (Pterospermum sp.), pancal kidang (Aglaia variegata), winong (Tetrameles nudiflora R.Br.), gondang (Ficus variegata Roding P.F.), randu agung (Gossampinus heptaphylla Houtt.), nyampuh (Litsea sp.), rotan warak (Plectocomia elongata Blumei).
26
e.
Rheofit, vegetasi ini berada di dataran yang digenangi air sungai. Jenis yang tumbuh antara lain glagah (Saccharum spontaneum L.), bakau (Rhizophora sp.), api-api (Avicenia sp.), nyamplung (Calophyllum inophyllum L.), waru (Hibiscus tiliaceus L.), rengas (Gluta renghas L.), bungur (Lagerstroemia speciosa (L.) Pers.), pulai (Alstonia scholaris L.), dan bendo (Artocarpus elasticus Benth.). Potensi keanekaragaman fauna TNMB antara lain:
a.
Mamalia, sebanyak 18 dari 25 jenis mamalia di kawasan ini merupakan jenis yang dilindungi, diantaranya banteng (Bos javanicus d’Alton, 1823), babi hutan
(Sus
scrofa
Linnaeus,
1758),
kijang
Zimmermman, 1780), kancil (Tragulus javanicus
(Muntiacus
muntjak
Osbeck, 1765), macan
tutul (Panthera pardus Deraniyagala, 1956), musang luwak (Paradoxurus hermaphroditus Pallas, 1777.), landak (Histryx javanica F. Cuvier, 1823), lutung budeng (Trachypithecus auratus Geoffroy, 1812), kukang (Nycticebus coucang Boddaert, 1785), dan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis Raffles, 1821). b.
Burung, sebanyak 68 dari 184 jenis burung di kawasan ini merupakan yang dilindungi, diantaranya julang (Ryticeros undulatus Shaw, 1811), kangkareng (Anthracocerus
convexus
Temminck,
1832),
pecuk
ular
(Anhinga
melanogaster Pennant, 1769), kuntul (Egretta garzetta Linnaeus, 1766), bangau hitam (Ciconia episcopus Boddaert, 1783), roko-roko (Plegadis falcinellus Linnaeus, 1766), elang jawa (Spizaetus bartelsi Stresemann, 1924), elang ular bido (Spilornis cheela Latham, 1790), elang bondol (Haliastur indus Boddaert, 1783), dan alap-alap capung (Microhierax fringillarus Drapiez, 1824). c.
Reptil, terdapat 6 jenis yang dilindungi, 4 jenis diantaranya penyu, yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata Linnaeus, 1766), penyu belimbing (Dermochelys coriacea Vandelli, 1761), penyu hijau (Chelonia mydas Linnaeus, 1738), dan penyu slengkrah (Lepidochelys olivacea Eschscholtz, 1829) dan 2 jenis lainnya adalah ular king kobra (Ophiophagus hannah Cantor, 1836) dan ular puspo kajang (Phyton reticulatus Schneider, 1801).
27
Jenis reptil lain yang terdapat di TNMB adalah biawak (Varanus salvator Peters, 1872).
B. Desa Lokasi Penelitian 1. Letak dan Luas Penelitian dilakukan di daerah penyangga TNMB, yaitu di desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember. Luas Desa Wonoasri adalah 26,45 km2. 2. Kondisi fisik Kondisi fisik (Sumber Monografi Desa tahun 2005) berdasarkan luas, ketinggian, topografi, tanah dan geologi, iklim, curah hujan rata-rata dan suhu udara rata-rata. Desa wonoasri memiliki luas wilayah 6,18 km2 dan berada pada ketinggian 200 m dpl. Kondisi penutupan lahan yang berupa perkebunan seluas 2 km2. Topografi desa datar (0 - 8)% seluas 4,18 km2. Kondisi tanah merupakan asosiasi aluvial regosol coklat dan latosol dengan solum 30 cm dan kondisi geologi berupa aluvium, yaitu kerikil, pasir, dan lumpur. Curah hujan rata-rata di Desa Wonoasri adalah 2.500 mm dan termasuk iklim D. 3. Kondisi Sosial Ekonomi Kondisi sosial ekonomi menunjukkan jumlah penduduk, kepadatan penduduk, pendidikan, mata pencaharian, jenis dan luas penggunaan lahan. a. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk desa penelitian berdasarkan kelas umur dan persentase usia kerja. Tabel 1 Jumlah penduduk desa penelitian berdasarkan kelas umur dan persentase usia kerja No. Umur (tahun) 1 0 – 15 2 16 – 35 3 36 – 55 4 > 56 Jumlah Sumber: Monografi Desa Tahun 2005
Jumlah penduduk 1.284 3.383 2.197 806 7.673
28
Jumlah penduduk usia kerja 31% dan usia tingkat ketergantungan 23% dari jumlah penduduk di Desa Wonoasri.
b. Kepadatan penduduk Kepadatan penduduk desa penelitian (Sumber Monografi Desa tahun 2005) berupa kepadatan geografis dan kepadatan agraris. Luas lahan Desa Wonoasri adalah 26,45 km2 dan jumlah penduduk 8.921 jiwa, sehingga kepadatan geografisnya 337 jiwa/km2. Sedangkan kepadatan agrarisnya dengan luas lahan agraris 5,80 km2 adalah 15 jiwa/ha. Jika kepadatan di daerah yang berbatasan langsung dengan kawasan bertambah, dikhawatirkan tingkat ancaman dan gangguan terhadap kawasan akan lebih tinggi. Apalagi pekerjaan utama warga adalah sebagai petani dan buruh tani (tabel 3).
c. Pendidikan Pendidikan rata-rata masyarakat Desa Wonoasri adalah Sekolah Dasar. Sejumlah 5.377 warga menempuh pendidikan SD, 759 orang hingga SLTP, 744 orang hingga SLTA, dan hanya 26 orang yang menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi. Dominasi masyarakat menyelesaikan pendidikan jenjang sekolah dasar. Faktor yang mempengaruhi diantaranya keterbatasan sarana pendidikan (tabel 2), jarak antara pemukiman penduduk dengan fasilitas pendidikan cukup jauh terutama untuk sekolah menengah, dan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan manfaat dan pentingnya pendidikan. Tabel 2 Fasilitas pendidikan di desa daerah penyangga Tingkat pendidikan TK SD MI SMP MTs SMU SMEA Negeri 56 3 Swasta 20 4 7 3 5 Jumlah 20 60 7 6 5 Sumber: Monografi Desa Tahun 2005 Sekolah
Madrasah Aliyah -
Jumlah 59 39 98
29
d. Mata Pencaharian Mata pencaharian warga sebagian besar sebagai petani dan buruh tani. Hal ini mendukung kegiatan rehabilitasi di TNMB yang memerlukan keterampilan peserta program rehabilitasi di bidang pertanian. Tabel 3 Mata pencaharian Warga Desa Wonoasri No. Jenis Mata Pencaharian 1 PNS/ABRI 2 Kebun/swasta 3 Pedagang 4 Petani 5 Tukang 6 Buruh tani 7 Jasa/lain-lain Jumlah Sumber: Monografi Desa Tahun 2005
Jumlah 64 457 114 3.473 97 2.467 901 7.573
% 0,85 6,03 1,51 45,86 1,28 32,58 11,90 100
e. Jenis dan Luas Penggunaan Lahan Lahan Desa Wonoasri digunakan untuk sawah, halaman, dan ladang atau tegal seluas 580,7 Ha. Penggunaan lahan untuk ladang/ tegal yang terluas, sebesar 248,37 Ha, halaman seluas 127,20 Ha dan sawah 205 Ha. Kepala Keluarga (KK) di Desa Wonoasri sejumlah 2.558 orang. Rata-rata penggunaan lahan Desa Wonoasri oleh setiap KK sebesar 0,23 Ha.
30
IV. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian lapangan dilaksanakan di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur pada bulan September-Oktober 2006.
B. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran penelitian ini adalah masyarakat bukanlah sistem yang terpisah dari taman nasional. Taman Nasional Meru Betiri bukan merupakan ekosistem tersendiri. Pengelolaannya harus memperhatikan atau dikaitkan dengan kondisi dan permasalahan sosial ekonomi masyarakat sekitar (Triwibowo, 1991). Pelibatan masyarakat dalam kegiatan konservasi diharapkan dapat meningkatkan aksi konservasi di taman nasional. Kongres taman nasional dan kawasan lindung sedunia IV di Caracas, 1992 menyatakan kawasan konservasi dapat dikelola masyarakat, untuk masyarakat serta bersama masyarakat, bukan memandang masyarakat sebagai lawan atau masalah (Wiratno, 2004). Penyelarasan orientasi pengelolaan taman nasional antara pengelola taman nasional dengan masyarakat di sekitar taman nasional mendukung keberhasilan pelestarian sumberdaya alam hayati. Masyarakat diikutsertakan dalam pengelolaan taman nasional, dalam kasus ini pada program rehabilitasi taman nasional. Pelibatan masyarakat tentunya memerlukan timbal balik dari apa yang sudah mereka kerjakan. Tanaman pokok yang mampu memberikan pemasukan bagi kehidupan mereka, mendukung kesejahteraan masyarakat. Hubungannya dengan tindakan konservasi terletak pada keberlanjutan dari kehidupan tanaman di lahan tersebut dan juga di zona lainnya di TNMB, selain manfaat yang dapat diperoleh. Jenis-jenis tanaman pokok yang dipilih dalam program rehabilitasi haruslah berasal dari Meru Betiri itu sendiri. Dalam artian jenis yang ada di lahan rehabilitasi merupakan cerminan dari tumbuhan asli Meru Betiri. Tumbuhan yang bernilai ekonomi bagi masyarakat dan bernilai ekologi bagi Meru Betiri. Potensi keanekaragaman TNMB harus mampu secara maksimal untuk dikembangkan. Masyarakat memperoleh sumber penghidupan dari potensi
31
tersebut. Salah satu yang dapat dikaji adalah konservasi kedawung (Parkia timoriana). Kedawung merupakan tumbuhan asli Meru Betiri. Secara penampilan, tumbuhan ini merupakan sosok tinggi besar. Akarnya kuat menghujam tanah. Inilah yang menyebabkan tanah di sekitarnya tidak mudah longsor. Penampilan tersebut memberikan perlindungan bagi tumbuhan lain yang hidup di bawah dan sekitarnya. Bagian tumbuhan yang mati memberikan nutrisi berguna bagi tumbuhan lain. Selain itu, kedawung juga memiliki khasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit. Manfaat ini yang menyebabkan kedawung menjadi bahan baku industri jamu. Nilai jual yang menyebabkan masyarakat memanfaatkan kedawung sebagai sumber penghasilannya, walaupun mereka tidak secara langsung menjualnya di industri jamu. Apabila
masyarakat
dapat
membudidayakan
kedawung
di
lahan
rehabilitasi, bukanlah hal yang tidak mungkin bagi mereka untuk dapat menikmati nilai ekonomi kedawung di samping manfaat ekologi. Lahan rehabilitasi berarti bagi masyarakat sebagai tempat untuk mencari pendapatan. Selain itu, tanaman pokok di lahan rehabilitasi disamping dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat dari segi ekonomi, diharapkan nantinya dapat menjadi kebun hutan baru yang berisi plasma nutfah dari Meru Betiri.
C. Jenis dan Pengambilan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, antara lain: a.
Jenis dan jumlah tanaman pokok di lahan rehabilitasi.
b.
Kerapatan tanaman pokok di lahan rehabilitasi.
c.
Dugaan waktu panen setiap jenis tanaman pokok di lahan rehabilitasi.
d.
Manfaat tanaman pokok bagi masyarakat.
e.
Potensi keanekaragaman jenis tumbuhan asli TNMB yang memiliki nilai untuk dibudidayakan di lahan rehabilitasi.
f.
Kondisi umum lokasi penelitian (sejarah kawasan, letak, geologi dan tanah, iklim, hidrologi, kondisi bio-ekologi, kondisi sosial ekonomi, kondisi daerah rehabilitasi).
g.
Monografi desa.
32
Data tersebut diperoleh melalui: 1.
Studi Literatur Data yang diperlukan berasal dari skripsi, jurnal, laporan, dan lain-lain yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.
2.
Observasi Lapang Observasi langsung ke lahan rehabilitasi, mengamati dan mengidentifikasi jenis tanaman pokok di lahan rehabilitasi.
D. Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut disajikan pada Gambar 2 dan berikut ini merupakan penjelasan dari Gambar 2. 1.
Kondisi keanekaragaman jenis tanaman pokok di lahan rehabilitasi Resort Wonoasri. Identifikasi jenis tanaman pokok di lahan rehabilitasi Desa Wonoasri. Data jenis tanaman pokok tiap kelompok tani pada 3 blok pengelolaan Resort Wonoasri, yaitu Blok Pletes, Blok Bonangan, dan Blok Curah Malang berasal dari Kantor Resort Wonoasri. Data tersebut digunakan untuk menentukan: a. Keragaman tanaman pokok b. Kerapatan tanaman pokok c. Asal bibit
2.
Kondisi potensi tumbuhan berguna TNMB Kajian potensi tumbuhan berguna TNMB berasal dari berbagai sumber literatur (Dewi 1999; Mujenah 1993; Setiawan 1999; Dewi 2007; Heyne 1987; Sastrahidajat dan Soemarno 1986; Sunarjono 1998; Tohir 1981; Tjitrosoepomo 2005; Sutarno, Hadyana, Sarkat (Penyunting) 1993).
3.
Rekomendasi tindakan pada lahan rehabilitasi a. Rekomendasi tindakan pada tanaman pokok di lahan rehabilitasi b. Pemilihan jenis-jenis tumbuhan yang direkomendasikan untuk ditanam di lahan rehabilitasi Kriteria pemilihan jenis berdasarkan pemanfaatan masyarakat dan merupakan tumbuhan asli TNMB. Pemanfaatan yang dilakukan masyarakat, berupa jenis
33
yang sudah digunakan masyarakat secara langsung maupun jenis yang dijual oleh masyarakat. 4.
Kondisi harapan keanekaragaman jenis tanaman pokok di zona rehabilitasi
Saran yang diajukan bagi penyempurnaan program rehabilitasi.
E. Pengolahan dan Analisis Data Penyuntingan data untuk mengetahui keadaan data yang diperoleh untuk kemudian diklasifikasikan menurut macam data. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk menggambarkan potensi tumbuhan bernilai ekonomi yang ada di lahan rehabilitasi Desa Wonoasri.
34
Bagan Alir Penelitian
Kajian kondisi keanekaragaman jenis tanaman pokok
Identifikasi jenis tanaman pokok di lahan rehabilitasi Resort Wonoasri: 1. Jenis-jenis tanaman pokok 2. Kerapatan tanaman pokok 3. Asal bibit Observasi lapang dan Data dasar Resort Wonoasri
Kajian kondisi potensi tumbuhan berguna TNMB
1. Tumbuhan yang dipungut masyarakat 2. Dimanfaatkan masyarakat 3. Dijual di pasaran 4. Manfaat tumbuhan 5. Dugaan waktu panen 6. Budidaya Studi literatur
Rekomendasi tindakan pada lahan rehabilitasi: a. Rekomendasi tindakan pada tanaman pokok di lahan rehabilitasi b. Pemilihan jenis-jenis tumbuhan yang direkomendasikan untuk pengayaan di lahan rehabilitasi
Kondisi harapan keanekaragaman jenis tanaman pokok di zona rehabilitasi Gambar 2 Bagan alir penelitian
35
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Jumlah Kelompok Tani di Resort Wonoasri Hasil penelitian di SKW (Seksi Konservasi Wilayah) II Resort Wonoasri terdapat 3 blok/ lokasi, yaitu Blok Pletes, Blok Bonangan, dan Blok Curah Malang. Masing-masing blok tersebut memiliki beberapa kelompok tani. Masingmasing kelompok tani disajikan pada Tabel 4. Kelompok tani merupakan gabungan dari beberapa warga yang mendapatkan hak untuk menanami lahan di lokasi tertentu di lahan rehabilitasi yang berada di resort ini. Tabel 4 Jumlah anggota Kelompok Tani di 3 Blok Resort Wonoasri Blok Pletes Bonangan Curah Malang No Kelompok Kelompok Kelompok Anggota Anggota Anggota tani tani tani Wana Bonangan I Buruh Tani 1 30 30 20 makmur Pletes Bonangan II Rukun 2 27 25 24 Santoso Rukun Tani Bonangan III Curah Malang 3 17 29 10 I 4 Mojo Tani 31 Bonangan IV 26 Sumber Bonangan V 5 20 30 Rejeki 6 Bonangan VI 23 7 Bonangan VII 23 Jumlah 125 Jumlah 186 Jumlah 54 Sumber: Data dasar tahun 2006 yang dikumpulkan dari Kantor Resort Wonoasri
Lahan rehabilitasi terluas adalah pada Blok Bonangan sebesar 65,53 ha. Sedangkan Blok Pletes seluas 33,68 ha dan Blok Curah Malang seluas 27,53 ha. Informasi lainnya seperti anggota kelompok tani, jenis, dan jumlah tanaman pokok yang dikelola oleh masing-masing anggota kelompok tani pada ketiga blok tersebut peserta program rehabilitasi TNMB dapat dilihat pada lampiran 1, lampiran 2, dan lampiran 3.
B. Tanaman Pokok di Lahan Rehabilitasi Desa Wonoasri Jenis tanaman pokok yang ditanam di lahan rehabilitasi beragam. Dari keberagaman jenis tersebut terdapat tanaman yang dominan jumlahnya jika
36
dibandingkan dengan tanaman lainnya. Sedangkan jarak tanam di lahan rehabilitasi adalah 5 m x 5 m. Jumlah tanaman yang dibandingkan dengan satuan luas menunjukkan kerapatan tanaman di lahan rehabilitasi. Kerapatan tanam adalah jumlah tanaman untuk tiap satuan luas. Salah satu bentuk interaksi antara satu populasi dengan populasi lain atau antara satu individu dengan individu lain adalah bersifat persaingan (kompetisi). Persaingan terjadi bila kedua individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang cukup. Persaingan ini akan berakibat negatif atau menghambat pertumbuhan individu-individu yang terlibat. Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama (intraspesific competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda (interspesific competition). Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda.
1. Tanaman Pokok di Blok Pletes Tanaman pokok yang ditanam masyarakat di Blok Pletes ada 23 jenis (Tabel 5). Pada blok ini, nangka (Artocapus integra Merr.) merupakan jenis yang paling banyak ditanam oleh masyarakat sebesar 4425 tanaman. Jumlah tersebut hampir setengah dari seluruh jumlah tanaman pokok yang di tanam warga kelompok tani Blok Pletes. Sedangkan kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) dan petai (Parkia speciosa Hassk.) menempati urutan selanjutnya. Jumlah tiga tanaman urutan teratas berbeda cukup jauh dengan tanaman lainnya. Tanaman yang paling sedikit jumlahnya adalah kosambi (Schleichera oleasa Merr.) dan pinang (Areca catechu Linn.). Jumlah tiap jenis tanaman pokok untuk 1 hektar luasan lahan di Blok Pletes disajikan juga pada tabel 5. Jenis tanaman yang tertinggi kerapatannya adalah nangka (Artocapus integra Merr.), kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.), dan petai (Parkia speciosa Hassk.). Setiap 1 hektar lahan terdapat 131 tanaman nangka (Artocapus integra Merr.), 80 tanaman kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.), dan 62 tanaman petai (Parkia speciosa Hassk.).
37
Sedangkan jenis tanaman dengan kerapatan terendah adalah kosambi (Schleichera oleasa Merr.) dan pinang (Areca catechu Linn.). Lahan rehabilitasi Blok Pletes seluas 33,68 ha hanya terdapat 1 tanaman pinang (Areca catechu Linn.) dan 1 tanaman kosambi (Schleichera oleasa Merr.). Tabel 5 Tanaman pokok di Blok Pletes (33,68 ha) No
Jenis tanaman pokok
1 Nangka (Artocapus integra Merr.) 2 Kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) 3 Petai (Parkia speciosa Hassk.) 4 Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) 5 Asam (Tamarindus indica Linn.) 6 Mangga (Mangifera indica Linn.) 7 Kluwih (Artocarpus comunis Forst.) 8 Trembesi (Samanea saman (Jacq) Merr.) 9 Jambu air (Syzygium aqueum Alston) 10 Duwet (Eugenia cumini) 11 Kepuh (Sterculia foetida Linn.) 13 Pakem (Pangium edule Reinw.) 12 Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Wild) 14 Sapen (Pometia samentosa Blumei) 15 Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Foskerg) 16 Alpukat (Persea Americana Mill) 17 Durian (Durio zibethinus Merr.) 18 Jambu mete (Anacardium accidentale Linn.) 19 Kedondong (Spondias dulcis Linn.) 20 Knitu (Chrysophyllum cainito Linn.) 21 Melinjo (Gnetum gnemon Linn.) 22 Kosambi (Schleichera oleasa Merr.) 23 Pinang (Areca catechu Linn.) Jumlah
Jumlah 4425 2678 2101 373 297 265 102 53 48 47 36 31 29 20 12 6 5 4 3 3 3 1 1 10543
Kerapatan (jumlah tanaman/ha) 131 80 62 11 9 8 3 2 1 1 1 0.92 0.86 0.59 0.36 0.18 0.15 0.12 0.09 0.09 0.09 0.03 0.03 -
Sumber: Data dasar tahun 2006 yang dikumpulkan dari Kantor Resort Wonoasri
2. Tanaman Pokok di Blok Bonangan Tanaman pokok di Blok Bonangan 14 jenis (Tabel 6). Nangka (Artocapus integra Merr.) merupakan tanaman yang terbanyak ditemui di Blok ini. Persentase jumlah tanaman nangka (Artocapus integra Merr.) sebesar 32% dari jumlah seluruh jenis tanaman di Blok Bonangan. Petai (Parkia speciosa Hassk.), Kedawung, (Parkia timoriana D.C. Merr.) dan mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) masing-masing berada diurutan selanjutnya setelah nangka (Artocapus integra Merr.). Tanaman kepuh (Sterculia foetida Linn.) merupakan jenis yang paling sedikit ditanam. Hanya 5 pohon yang ditemukan.
38
Jenis tanaman yang tertinggi kerapatannya adalah nangka (Artocapus integra Merr.), petai (Parkia speciosa Hassk.), dan kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.). Setiap 1 hektar lahan terdapat 101 tanaman nangka (Artocapus integra Merr.), 76 tanaman petai (Parkia speciosa Hassk.), dan 39 tanaman kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.). Sedangkan jenis tanaman dengan kerapatan terendah adalah kepuh (Sterculia foetida Linn.). Tabel 6 Tanaman pokok di Blok Bonangan (65,53 ha) No
Jenis tanaman pokok
1 Nangka (Artocapus integra Merr.) 2 Petai (Parkia speciosa Hassk) 3 Kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr) 4 Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) 5 Asam (Tamarindus indica Linn.) 6 Mangga (Mangifera indica Linn.) 7 Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Wild.) 8 Kluwih (Artocarpus comunis Forst) 9 Duwet (Eugenia sp.) 10 Pinang (Areca catechu Linn.) 11 Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson Foskerg)) 12 Melinjo (Gnetum gnemon Linn.) 13 Durian (Durio zibethinus Merr.) 14 Kepuh (Sterculia foetida Linn.) Jumlah
Jumlah 6614 5007 2574 2476 1306 749 629 576 517 282 60 29 13 5 20837
Kerapatan (jumlah tanaman/ha) 101 76 39 38 20 11 10 9 8 4 0.92 0.44 0.20 0.08 -
Sumber: Data dasar tahun 2006 yang dikumpulkan dari Kantor Resort Wonoasri
3. Tanaman Pokok di Blok Curah Malang Tanaman pokok di Blok Curah Malang 24 jenis. Pada blok ini nangka (Artocapus integra Merr.) juga menjadi tanaman yang paling banyak ditanam, berjumlah 1.733. Petai (Parkia speciosa Hassk.) merupakan tanaman kedua yang banyak ditemui di Blok Curah Malang. Sebesar 18,55% dari jumlah tanaman pokok di blok ini merupakan tanaman petai (Parkia speciosa Hassk.). Jenis-jenis tanaman pokok lainnya tidak mencapai separuh dari jumlah tanaman petai (Parkia speciosa Hassk.). Tanaman yang paling kecil jumlahnya adalah alpukat (Persea Americana Mill.) dan jeruk (Citrus sp.). Tanaman jeruk (Citrus sp.) ditemukan di Kelompok Tani Curah Malang I dan tanaman alpukat (Persea Americana Mill.) di Kelompok Tani Buruh Tani (Lampiran 3). Jenis tanaman di Blok Curah Malang yang tertinggi kerapatannya adalah nangka (Artocapus integra Merr.), petai (Parkia speciosa Hassk.), dan asam
39
(Tamarindus indica Linn.) (tabel 7). Setiap 1 hektar lahan terdapat 63 tanaman nangka (Artocapus integra Merr.), 34 tanaman petai (Parkia speciosa Hassk.), dan 16 tanaman kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.). Sedangkan jenis tanaman dengan kerapatan terendah adalah jeruk (Citrus sp.). Tabel 7 Tanaman pokok di Blok Curah Malang (27,53 ha) No
Jenis tanaman pokok
1 Nangka (Artocapus integra Merr.) 2 Petai (Parkia speciosa Hassk.) 3 Asam (Tamarindus indica Linn.) 4 Kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr) 5 Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) 6 Mangga (Mangifera indica Linn.) 7 Duwet (Eugenia sp,) 8 Jambu mete (Anacardium accidentale Linn.) 9 Kluwih (Artocarpus comunis Forst.) 10 Flamboyan (Delonix regia Raf.) 11 Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Wild.) 12 Knitu (Chrysophyllum cainito Linn.) 13 Jambu air (Syzygium aqueum Alston.) 14 Pinang (Areca catechu Linn.) 15 Sirsak (Annona muricata Linn.) 16 Trembesi (Samanea saman (Jacq.) Merr.) 17 Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Foskerg) 18 Pakem (Pangium edule Reinw.) 19 Durian (Durio zibethinus Merr.) 20 Kedondong(Spondias dulcis Linn.) 21 Melinjo (Gnetum gnemon Linn.) 22 Jengkol (Pithecolobium labatum Jack.) 23 Alpukat (Persea Americana Mill.) 24 Jeruk (Citrus sp.) Jumlah
Jumlah 1733 934 439 432 350 192 183 183 166 99 96 75 48 33 30 11 9 7 6 2 2 2 1 1 5034
Kerapatan (jumlah tanaman/ha) 63 34 16 16 12 7 7 7 6 4 3 3 2 2 1 0.40 0.33 0.25 0.22 0.07 0.07 0.07 0.04 0.04 -
Sumber: Data dasar tahun 2006 yang dikumpulkan dari Kantor Resort Wonoasri
Blok Pletes dan Curah Malang memiliki jumlah jenis tanaman pokok yang sama. Sedangkan dalam hal jumlah tanaman pokok, Blok Bonangan tertinggi dibandingkan dengan kedua blok lainnya. Padahal luas rata-rata lahan garapan masyarakat di Blok Bonangan lebih kecil dari Blok Curah Malang yang memiliki rata-rata luas lahan garapan terbesar (Lampiran 4). Bahkan Blok Pletes dengan rata-rata luas lahan garapan terkecil memiliki jumlah tanaman pokok yang lebih besar dibandingkan jumlah tanaman di Blok Curah Malang. Secara keseluruhan dari 3 blok lahan rehabilitasi, tanaman pokok yang ada di Desa Wonoasri disajikan pada Tabel 8. Ada 27 jenis tanaman pokok yang
40
tumbuh di sana. Nangka (Artocapus integra Merr.), petai (Parkia speciosa Hassk.), kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) merupakan tanaman yang banyak ditemui di lahan rehabilitasi. Sebesar 73% tanaman pokok di Desa Wonoasri didominasi oleh ketiga jenis tanaman tersebut. Tanaman pokok yang paling banyak ditemukan adalah nangka (Artocapus integra Merr.). Jenis ini berjumlah 12.772 tanaman atau 35% dari jumlah keseluruhan tanaman pokok. Jumlah petai (Parkia speciosa Hassk.) sebesar 8.042 pohon dan kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) 5.684 pohon. Sedangkan kosambi (Schleichera oleasa Merr.) dan jeruk (Citrus sp.) paling sedikit ditemukan. Satu tanaman kosambi di Blok Pletes (Lampiran 1) dan satu tanaman jeruk (Citrus sp.) di Blok Bonangan, Desa Wonoasri (Lampiran 2). Tabel 8 Tanaman pokok di lahan rehabilitasi Resort Wonoasri (126,74 ha) No Jenis tanaman pokok Jumlah 1 Nangka (Artocapus integra Merr.) 12772 2 Petai (Parkia speciosa Hassk) 8042 3 Kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr) 5684 4 Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) 3199 5 Asam (Tamarindus indica Linn.) 2042 6 Mangga (Mangifera indica Linn.) 1206 7 Kluwih (Artocarpus communis Forst) 844 8 Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Wild.) 754 9 Duwet (Eugenia sp.) 747 10 Pinang (Areca catechu Linn.) 316 11 Jambu mete (Anacardium accidentale Linn.) 212 12 Flamboyan (Delonix regia Raf.) 99 13 Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Foskerg) 81 14 Knitu (Chrysophyllum cainito Linn.) 78 15 Jambu air (Syzygium aqueum Alston) 71 16 Trembesi (Samanea saman (Jacq) Merr.) 64 17 Kepuh (Sterculia foetida Linn.) 41 18 Pakem (Pangium edule reinw.) 38 19 Melinjo (Gnetum gnemon Linn.) 34 20 Sirsak (Annona muricata Linn.) 30 21 Durian (Durio zibethinus Merr.) 24 22 Sapen (Pometia tomentosa Blumei) 20 23 Alpukat (Persea Americana Mill) 7 24 Kedondong (Spondias dulcis Linn.) 5 25 Jengkol (Pithecellobium jiringa Jack) 2 26 Jeruk (Citrus sp.) 1 27 Kosambi (Schleichera oleasa Merr.) 1 Jumlah 36414 Sumber: Data dasar tahun 2006 yang dikumpulkan dari Kantor Resort Wonoasri
41
Nangka (Artocapus integra Merr.) merupakan tanaman yang paling banyak ditanam oleh masyarakat. Di setiap lahan anggota kelompok tani ditanami oleh jenis ini. Tanaman ini dipilih oleh masyarakat karena harga bibit yang murah, mudah didapatkan dan dibudidayakan dengan swadaya masyarakat. Selain itu, nangka (Artocapus integra Merr.) juga mudah berbuah dan dapat dipanen sepanjang tahun. Daunnya pun dapat dijadikan sebagai pakan ternak. Selain nangka (Artocapus integra Merr.), kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.), mengkudu (Morinda citrifolia Linn.), dan asam (Tamarindus indica Linn.) juga merupakan tanaman yang ditanam di setiap lokasi lahan rehabilitasi. Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) dan asam (Tamarindus indica Linn.) banyak ditanam karena dapat menghasilkan di segala musim dan
budidaya yang mudah
dilakukan. Sedangkan kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.), selain karena memang tanaman asli Meru Betiri, harga jual bijinya relatif mahal. Dari jumlah tiap jenis tanaman pokok tersebut, diketahui kerapatan tanaman tiap satuan luas. Kerapatan yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu. Sebagai contoh tanaman kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.). Menurut penelitian Subastian (2007), jarak terdekat antar pohon kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) di TNMB adalah 25 m, bahkan jarak terjauh mencapai lebih dari 500 m. Jumlah kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) yang sesuai dengan kondisi di TNMB adalah 16 pohon setiap 1 ha. Keadaan ini sesuai untuk Blok Curah Malang. Gambar di bawah ini menunjukkan kondisi kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) di lahan rehabilitasi.
42
nangka
kedawung
Gambar 3 Kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) di lahan rehabilitasi
Rata-rata proyeksi tajuk setiap pohon di TNMB mencapai 20 m. Jarak antar kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) untuk dapat hidup dan terhindar dari persaingan dengan jenis yang sama 50 m x 50 m atau 2 kali jarak terdekat antar kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.). Kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) bersifat intoleran, yaitu anakannya memerlukan cahaya penuh untuk dapat tumbuh pada ruang lantai hutan yang terbuka (Zuhud 2007). Jarak 5 m x 5 m sangatlah kurang bagi pertumbuhan kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.). Apalagi dengan jarak tanam kurang dari itu. Gambar 3 memperlihatkan kondisi kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) di lahan rehabilitasi. Selain kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.), beberapa jenis tanaman lain juga memerlukan jarak tanam yang cukup. Tabel 9 menyajikan jarak tanam budidaya beberapa tanaman pokok. Untuk beberapa jenis tanaman pokok, jarak tanam 5 m x 5 m di lahan rehabilitasi tidak sesuai dengan jarak tanam budidaya tanaman pokok.
43
Tabel 9 Jarak Tanam Budidaya Beberapa Tanaman Pokok di Lahan Rehabilitasi Resort Wonoasri No 1 2 3 4 5 6
7 8
9 10 11 12
Tanaman pokok Alpukat (Persea Americana Mill.) Durian (Durio zibethinus Merr.) Mangga (Mangifera indica Linn.) Knitu (Chrysophyllum cainito Linn.) Duwet (Eugenia sp.) Jambu mete (Anacardium accidentale Linn.) Sirsak (Annona muricata Linn.) Nangka (Artocapus integra Merr.) (13-15) m x (13-15) m Asam (Tamarindus indica Linn.) Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Foskerg) Jambu air (Syzygium aqueum Alston) Melinjo (Gnetum gnemon Linn.)
Jarak tanam (m2) 10 x 10, 10 x 12, (6-12) x (6-12) 14 x 14, (13-15) m x (13-15) m
Sumber Tohir 1981; Sastrahidajat 1991; Whiley 1997 Tohir 1981
(12-14) x (12-14), (6-12) x (612), (12-8) x (12-8) 12 x 12
Tohir 1981; Gruezo 1997
12 x 12 (7-10) x (7-10)
Tohir 1981 Sastrahidajat 1991
5 x 5, 3 x 4, 4 x 6
Sastrahidajat 1991; Koesriharti 1997 Sastrahidajat 1991; Soepadmo 1997
(13-15) x (13-15), (8-12) m x (812) m (8-10) x (8-10) (6-12) x (6-12) (5-7) x (5-7) 5x5
Tohir 1981
Verheij dan Coronel (editor) 1997 Rajendran 1997 Verheij dan Coronel (editor) 1997 Verheij dan Sukendar 1997
Nangka (Artocapus integra Merr.) merupakan tanaman yang terbanyak di setiap blok. Apabila digunakan jarak tanam 8 – 12 m, jumlah pohon nangka (Artocapus integra Merr.) yang seharusnya ada untuk setiap hektarnya adalah antara 156 – 69 pohon. Kerapatan tanaman nangka (Artocapus integra Merr.) sesuai dengan kerapatan untuk jarak tanam budi dayanya. Tetapi jarak tanam di lapangan (5 m x 5 m) tidaklah sesuai dengan jarak tanam untuk budi daya. Jarak tanam tanaman pokok yang sesuai dengan jarak tanam budidayanya adalah jambu air (Syzygium aqueum Alston), sirsak (Annona muricata Linn.), dan sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Foskerg). Sedangkan jarak tanam nangka (Artocapus integra Merr.), asam (Tamarindus indica Linn.), alpukat (Persea Americana Mill.), durian (Durio zibethinus Merr.), mangga (Mangifera indica Linn.), knitu (Chrysophyllum cainito Linn.), duwet (Eugenia sp.), jambu mete (Anacardium accidentale Linn.), sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Foskerg) di lahan rehabilitasi tidak sesuai dengan jarak tanam budi daya jenis-jenis tersebut. Tetapi perlu diperhatikan bahwa belum seluruh luas lahan rehabilitasi
44
tertanami. Hal ini yang mengakibatkan kerapatan tanaman di lahan rehabilitasi tampak sesuai dengan jumlah tanaman untuk setiap hektarnya. Oleh karena itu, dengan jarak tanam 5 m x 5 m seharusnya dilakukan kegiatan penjarangan, terutama untuk 3 jenis tanaman pokok yang berada diurutan teratas dalam jumlah, seperti kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.), nangka (Artocapus integra Merr.), dan asam (Tamarindus indica Linn.). Selain penjarangan, kegiatan pengayaan jenis juga diperlukan di lahan rehabilitasi TNMB, terutama untuk jenis asli TNMB. Beberapa tanaman yang memerlukan pengayaan adalah jambu
mete (Anacardium accidentale Linn.),
kemiri (Aleurites moluccana (L.) Wild), durian (Durio zibethinus Merr.), dan pinang (Areca catechu Linn.). Pinang (Areca catechu Linn.) dipilih karena semua bagian tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan. Jambu
mete (Anacardium
accidentale Linn.), kemiri (Aleurites moluccana (L.) Wild), dan durian (Durio zibethinus Merr.) karena hasil buah dan biji yang memiliki nilai jual tinggi.
C. Waktu pemanenan Kemampuan tanaman pokok untuk dapat berproduksi dan dipanen di setiap waktu tentu dapat menguntungkan masyarakat. Perhatian masyarakat akan tertuju pada hasil produksi tanaman yang selalu ada di setiap bulan. Hal ini membuat curahan waktu
masyarakat tertuju pada produksi tanaman lahan
rehabilitasi. Pemusatan perhatian masyarakat pada hasil tanaman di lahan rehabilitasi bertujuan untuk mengalihkan masyarakat pada usaha pengambilan hasil hutan. Sumber pustaka yang dijadikan acuan dalam pendugaan waktu panen tanaman pokok menggunakan berbagai literatur (Dewi 2007; Mujenah 1993; Handayani 2002; Tohir 1981; Sunanta 1992; Djauhariya 2003; Sastrahidajat dan Soemarno 1986; Prihatman 2000; Menteri Negara Riset & Teknologi 2005; Angkasa dan Nazaruddin 1994; Koswara 2006; Direktorat Kredit, BPR dan UMKM 2009; Hariana 2006; Faridz 2008; www.smallcrab.com 2008). Tabel 10 menunjukkan bulan panen beberapa jenis tanaman pokok yang berada di Blok Pletes. Dari tabel tersebut dapat dilihat waktu-waktu panen tanaman pokok. Jika waktu panen tiap-tiap jenis tanaman pokok dipadukan, tidak ada satu pun bulan kosong tanpa kegiatan pemanenan.
45
Tabel 10 Pendugaan waktu panen tanaman pokok di Blok Pletes No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jenis sumberdaya hutan Alpukat Asam Durian Jambu mete Kedawung Kemiri Mengkudu Nangka Petai Pakem Pinang Mangga Jambu air Knitu Kluwih Sukun Melinjo Duwet Kedondong Sapen Jumlah jenis panen/bulan
Bulan panen Jan
Feb
X
X
X
X
X
X
X
X
Mar
Apr
Mei
Jun
X
X
X
X
X
X
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X X
X
X
X
X
X
X
X X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
13
13
7
7
7
8
9
11
11
10
13
13
Dari berbagai sumber pustaka
Pengambilan hasil produksi disesuaikan dengan waktu tanaman berbuah dan siap untuk dipanen. Blok Pletes, petani dapat mengambil 13 jenis hasil tanaman pokok pada bulan pertama, seperti alpukat (Persea Americana Mill.), asam (Tamarindus indica Linn.), durian (Durio zibehius Merr.), jambu mete (Anacardium acidentale Linn.), mengkudu (Morinda citrifolia Linn.), nangka (Artocapus integra Merr.), petai (Parkia speciosa Hassk.), pakem (Pangium edule Reinw.), knitu (Chrysophyllum cainito Linn.), kluwih (Artocarpus communis Forst), dan sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Foskerg). Selain bulan pertama, Februari, November dan Desember juga merupakan bulan dengan jenis tanaman pokok terbanyak yang dapat dipanen petani di Blok Pletes. Pada bulan tersebut terdapat 13 jenis tanaman yang dapat dipanen. Waktu panen dan jenis tanaman yang dapat dipanen lainnya dapat dilihat pada Tabel 10. Begitu pula dengan Blok Bonangan (tabel 11), petani dapat memanen hasil tanaman di setiap waktu karena setiap bulan ada beberapa jenis tanaman pokok yang berproduksi. Pada bulan-bulan di musim penghujan, seperti September-
46
Februari, jenis tanaman yang dipanen lebih banyak dibandingkan bulan-bulan yang lain. Pada Bulan Oktober, November, dan Desember, petani dapat memanen hasil dari 9 jenis tanaman di lahan rehabilitasi. Beberapa jenis tanaman yang dapat dipanen pada ketiga bulan tersebut adalah asam (Tamarindus indica Linn.), durian (Durio zibethinus Merr.), mengkudu (Morinda citrifolia Linn.), nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.), mangga (Mangifera indica Linn.), kluwih (Artocarpus communis Forst.), dan melinjo (Gnetum gnemon Linn.). Tabel 11 Pendugaan waktu panen tanaman pokok di Blok Bonangan No. 1 2
Jenis sumberdaya hutan
Bulan panen Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
Asam
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Durian
X
X
X
X
X
3
Kedawung
4
Kemiri
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
5
Mengkudu
X
6
Nangka
7
Petai
8
Pinang
9
Mangga
10
Kluwih
X
X
11
Sukun
X
X
X
X
X
12
Melinjo Jumlah jenis panen/bulan Dari berbagai sumber pustaka
X
7
7
4
5
X
X
X
X
X X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X X
X
X
9
9
9
X
X
X
5
6
7
8
8
Tabel 12 menunjukkan dugaan waktu panen dan jenis tanaman yang dapat dipanen pada Blok Curah Malang. Bulan Agustus hingga Februari merupakan bulan-bulan dengan banyak jenis tanaman pokok dapat dipanen. Bulan November dan Desember merupakan bulan dengan jumlah jenis panen terbanyak di Blok Curah Malang, sedangkan Maret dan April merupakan bulan dengan jumlah jenis panen terkecil. Jenis yang dapat dipanen pada November dan Desember antara lain asam (Tamarindus indica Linn.), alpukat (Persea Americana Mill.), jambu mete (Anacardium occidentale Linn.), kemiri (Aleurites moluccana (L.) Wild), mengkudu (Morinda citrifolia Linn.), pinang (Areca catechu Linn.), mangga (Mangifera indica Linn.), kluwih (Artocarpus communis Forst.), melinjo (Gnetum gnemon Linn.), dan jengkol (Pithecolobium labatum Jack.).
47
Tabel 12 Pendugaan waktu panen tanaman pokok di Blok Curah Malang No.
Jenis sumberdaya hutan
Bulan panen Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
X
X
X
X
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
1
Alpukat
X
X
2
Asam
X
X
3
Durian
X
X
4
Jambu mete
X
X
5
Kedawung
6
Kemiri
X
X
X
X
X
7
Mengkudu
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
8
Nangka
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
9
Petai
X
X
10
Pakem
X
X
11
Pinang
12
Mangga
13
Jambu air
14
X
X
X
X
X
X
X
X
X X
X
X
X
X
X
X
X
Knitu
X
15
Kluwih
X
X
16
Sukun
X
X
17
Melinjo
18
Sirsak
19
Duwet
X
X
12
X
X
X
X
X X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
11
11
13
13
X
20
Jengkol Jumlah jenis panen/bulan Dari berbagai sumber pustaka
X
12
5
5
6
7
8
10
Selain pemusatan perhatian masyarakat pada hasil di lahan rehabilitasi, nilai jual dari hasil lahan rehabilitasi juga dapat meningkatkan perhatian masyarakat. Nilai ekonomi terjadi karena adanya permintaan terhadap komoditi. Selain itu juga karena adanya pasar sebagai tempat terjadinya transaksi antara produsen dan pembeli. Tabel 13 akan menyajikan dugaan waktu pemanenan dan nilai jual hasil setiap jenis tanaman pokok di lahan rehabilitasi TNMB. Pendugaan waktu panen dan nilai jual jenis tanaman pokok berasal dari berbagai sumber literatur. Tabel 13 menunjukkan jenis tanaman pokok dengan bulan panen, nilai jual, kemampuan produksi setiap jenis tanaman dalam setahun, dugaan total pendapatan yang diperoleh petani dalam setahun berdasarkan nilai jual dan kapasitas produksi.
i
Tabel 13 Bulan panen dan nilai jual jenis tanaman pokok di lahan rehabilitasi Resort Wonoasri No
Jenis
1
Nangka (Artocapus integra Merr.)
2
Petai (Parkia speciosa Hassk)
3
Kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr) Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.)
4
Produksi (kg) 20-100200-500 (buah)
Nilai jual (Rp) 10.000
400 (keris)
1.000
400.000
200
11.000
2.200.000
JanuariDesember
-
5.000
-
Bulan panen AgustusNovember (buah matang) DesemberFebruari, April, Juni, September AgustusOktober
Total 200.0005.000.000
Sumber Tohir 1981; Soepadmo 1997 Sunanta 1992; wawancara 2006 Dewi 2007; Wawancara 2006 Djauhariya 200; wawancara 2006 BPS Kabupaten Langkat 2007; Informasi Petani Indonesia 2009; Adabi Asam Jawa 2009 Sastrahidajat 1986; Tohir 1981; Baswarsiati dan Yuniarti 2007 Angkasa dan Nazaruddin 1994
5
Asam (Tamarindus indica Linn.)
OktoberNovember (buah matang)
150-170
35.000
5.250.0005.950.000
6
Mangga (Mangifera indica Linn.)
AgustusDesember
200-300500
3.50010.000
700.0005.000.000
7
Kluwih (Artocarpus communis Forst) Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Wild.) Duwet (Eugenia sp.)
JanuariFebruari, JuliAgustus
200-750 (buah)
300/buah
60.000225.000
JuliNovember
200
2.500
500.000
Dewi 2007
SeptemberNovember
100
1.500
150.000
Pinang (Areca catechu Linn.) Jambu mete (Anacardium accidentale Linn.) Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Foskerg)
NovemberDesember NovemberFebruari
-
3.000
-
Tohir 1981; Verheij danCoronel (editor) 1997 Dewi 2007
15-20
35.00040.000
-
Menteri Negara Riset dan Teknologi 2005
50-150
1.500
75.000225.000
Koswara 2006; Nazaruddin dan Angkasa 1994; Djaafar 2004; Alrasjid 1993 dalam Widowati 2003
8
9
10 11
12
JanuariFebruari, JuliSeptember
ii
Tabel 13 (Lanjutan) No
Bulan panen
Jenis
Produksi (kg)
Nilai jual (Rp)
Total
13
Knitu (Chrysophyllum cainito Linn.)
DesemberFebruari
200-300
-
-
14
Pakem (Pangium edule reinw.)
JanuariMaret, JuniSeptember
-
8000
-
15
Melinjo (Gnetum gnemon Linn.) Sirsak (Annona muricata Linn.)
Mei-Juli, OktoberDesember JanuariFebruari
-
-
-
60-180
-
-
Durian (Durio zibethinus Merr.) Alpukat (Persea Americana Mill) Kedondong (Spondias dulcis Linn.) Jengkol (Pithecellobiu m jiringa Jack) Jambu air (Syzygium aqueum Alston) Trembesi (Samanea saman (Jacq) Merr.) Kepuh (Sterculia foetida Linn.) Jeruk (Citrus sp.) Kosambi (Schleichera oleasa Merr.) Sapen (Pometia tomentosa Blumei) Flamboyan (Delonix regia Raf.)
JuniSeptember
162-189
15.000
2.430.0002835.000
DesemberFebruari, Mei-Juni
40-60
8850
354.000531.000
-
-
-
16
17
18
19
20
21
22
23
24 25
26
27
JanuariApril SeptemberDesember
9.00012.000
Sumber Tohir 1981; Verheij dan Coronel (editor) 1997 Dewi 2007
Direktorat Kredit, BPR, UMKM 2009 Hariana 2006; Koesriharti 1997; BPPT Lampung dalam Lampung Post 2004 Prihatman 2000; Tohir 1981 Prihatman 2000; Tohir 1981; Quane (-); Wie 2009 BAPPENAS 2007
AgustusNovember
-
-
-
Faridz 2008; www.smallcra b.com Tohir 1981
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
iii
D. Keanekaragaman Manfaat Tanaman Manfaat tanaman yang ada di lahan rehabilitasi beragam sesuai dengan jenisnya. Tanaman dapat digunakan untuk obat, sumber bahan pangan, sumber pakan ternak, tanaman hias, zat pewarna, kayu bakar, bahan bangunan, dan penghasil kerajinan dan tali anyaman. Tabel 14 dan Lampiran 5 menyajikan manfaat tumbuhan yang ada pada lahan rehabilitasi. Tabel 14 Manfaat jenis tanaman pokok di lahan rehabilitasi No.
Manfaat
Jenis tanaman
1
Tumbuhan Obat
nangka, petai, kedawung, mengkudu, asam, mangga, kluwih, sukun, kemiri, duwet, jambu mete, knitu, trembesi, kepuh, pakem, sirsak, pinang, durian, alpukat, jengkol, jarak flamboyan, knitu
2
Tumbuhan Hias
3
Tumbuhan Penghasil Pangan
4
Tumbuhan Penghasil Pakan Ternak
nangka, petai, kedawung, asam, mangga, kluwih, sukun, kemiri, duwet, jambu mete, knitu, sirsak, pinang, durian, alpukat, jengkol, melinjo nangka, mangga, duwet, jambu mete
5
Tumbuhan Penghasil Zat Pewarna
mengkudu, kepuh, nangka
6
Tumbuhan Penghasil Kayu Bakar
jambu mete, jambu air
7
Tumbuhan Penghasil Tali Anyaman
Nangka
8
Tumbuhan Penghasil Bahan Bangunan
kluwih, sukun, kepuh, durian
Dari berbagai sumber pustaka
Berbagai jenis tanaman pokok yang ada di lahan rehabilitasi bermanfaat tidak hanya bagi masyarakat, tetapi juga bagi kelestarian lahan rehabilitasi. Sebagai contoh adalah adanya fungsi ekologis. Tumbuhan, selain langsung dimanfaatkan oleh manusia, keberadaannya juga dapat mempertahankan kandungan air tanah dan mencegah erosi yang pada akhirnya juga untuk kepentingan manusia. Ada hal menarik mengenai tanaman petai (Parkia speciosa Hassk.). Ternyata petai (Parkia speciosa Hassk.) memiliki banyak manfaat terutama sebagai tumbuhan obat. Petai (Parkia speciosa Hassk.) merupakan sumber energi. Tiga macam gula alami yang terkandung didalamnya dapat memberikan energi yang mendukung aktivitas. Kalium yang tinggi dapat meningkatkan kemampuan otak, kandungan vitamin B6 membantu dalam pengaturan gula darah, vitamin C untuk proses penyembuhan luka, daya tahan tubuh, melawan infeksi, dan stres.
iv
E. Jenis Tanaman Pokok Berdasarkan Asal Bibit Tanaman pokok di lahan rehabilitasi tidak semuanya merupakan tanaman asli TNMB. Perbandingan tanaman asli dengan tanaman eksotik disajikan pada tabel 15. Berdasarkan jenisnya, tanaman pokok asli TNMB lebih sedikit jika dibandingkan dengan jenis tanaman eksotik. Tanaman asli TNMB yang menjadi tanaman pokok di lahan rehabilitasi berjumlah 14 jenis (25,22%). Sedangkan tanaman yang berasal dari luar Meru Betiri sejumlah 16 jenis (74,78%). Bahkan tanaman dengan jumlah terbanyak berasal dari tanaman eksotik, yaitu nangka (Artocapus integra Merr.). Petai (Parkia speciosa Hassk.), mengkudu (Morinda citrifolia Linn.), dan asam (Tamarindus indica Linn.) juga terdapat dalam jumlah yang banyak jika dibandingkan dengan tanaman dari jenis asli TNMB. Tabel 15 Pengelompokkan jenis tanaman pokok berdasarkan asal bibit Desa Wonoasri Tanaman Asli Tanaman Eksotik Nama Jenis Jumlah % Nama Jenis Jumlah 1 Durian 24 0,26 Alpukat 7 2 Duwet 747 8,14 Asam 2042 3 Jambu air 71 0,77 Flamboyan 99 4 Jambu mete 212 2,31 Jengkol 2 5 Kedondong 5 0,05 Jeruk 1 6 Kedawung 5684 61,90 Kluwih 844 7 Kemiri 754 8,21 Knitu 78 8 Kepuh 41 0,45 Kosambi 1 9 Mangga 1206 13,13 Melinjo 34 10 Pakem 38 0,41 Mengkudu 3199 11 Pinang 316 3,44 Nangka 12772 12 Sapen 20 0,22 Petai 8042 13 Trembesi 64 0,70 Sukun 81 14 Sirsak 30 Total 9182 100 27232 Sumber: Data dasar tahun 2006 yang dikumpulkan dari Kantor Resort Wonoasri No.
% 0,03 7,50 0,36 0,01 0,004 3,10 0,29 0,004 0,12 11,75 46,90 29,53 0,30 0,11 100
Jenis-jenis tanaman yang bukan asli Meru Betiri tidak bisa dihilangkan karena sudah menjadi tanaman pokok. Saat ini perhatian pengelola TNMB tertuju pada lahan-lahan yang belum seluruhnya ditanami dengan tanaman asli dari TNMB, hal tersebut berdasarkan Purwaningsih (2006), dimana masyarakat diharuskan menanam tanaman pokok berupa tanaman asli (endemik) yang bermanfaat obat atau bermanfaat lainnya dari kawasan TNMB yang disediakan oleh pihak Balai TNMB dan secara swadaya. Hal tersebut dikuatkan dengan Keputusan
Mentri
Kehutanan
No.8205/Kpts-II/2002
tentang
Pedoman
v
Rehabilitasi di Kawasan Taman Nasional, dimana pendekatan rehabilitasi di Kawasan TN pada intinya adalah pemulihan kawasan dengan penanaman atau pengayaan jenis tumbuhan sesuai jenis aslinya. Selain itu, pengawasan dari pihak TNMB diperlukan agar petani menanami lahan rehabilitasi dengan tanaman pokok yang memang dianjurkan oleh pihak taman nasional dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Penutupan lahan rehabilitasi seperti yang diharapkan pihak pengelola TNMB dengan tetap mendukung perekonomian masyarakat. F. Rekomendasi Pengayaan Jenis Lahan Rehabilitasi Sumber literatur yang dijadikan acuan dalam rekomendasi pengayaan jenis di lahan rehabilitasi menggunakan berbagai sumber literatur (Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat 2009; Sulanjari (-); Efendi 2009; Sunarjono 2005; Departemen Kehutanan 2009; Mujenah 1993; Dewi 2007; Ferdiansyah 2009; Naroh
2009;
Viklund
2009;
Setiawan
1999;
Subastian
2007;
http://www.krpurwodadi. lipi.go.id/latar_belakang_atsiri.php) 2006 – 2008. Manfaat dan sumber literatur tumbuhan yang direkomendasikan untuk ditanam di lahan rehabilitasi disajikan pada lampiran 6.
1. Rekomendasi Pengayaan Jenis pada Blok Pletes Lampiran 7 menyajikan rekomendasi tindakan lahan rehabilitasi Blok Pletes. Tiga tanaman di urutan teratas pada Blok Pletes memerlukan penjarangan, seperti nangka (Artocapus integra Merr.), kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) dan petai (Parkia speciosa Hassk.). Pada Blok ini, nangka (Artocapus integra Merr.) sejumlah 4.425 pohon. Dengan jarak tanam (8-12) x (8-12) m2, seharusnya untuk tiap hektar lahan terdapat antara 156-69 pohon nangka (Artocapus integra Merr.). Kerapatan nangka (Artocapus integra Merr.) pada lahan rehabilitasi Blok Pletes terdapat pada kisaran jumlah tersebut. Tetapi perlu diingat bahwa jarak tanam di lahan rehabilitasi adalah 5 m x 5 m. Hal ini tidak sesuai dengan jarak tanam budidaya tanaman nangka (Artocapus integra Merr.), sehingga tanaman tersebut tetap memerlukan penjarangan. Sedangkan kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.), di hutan TNMB, jarak terdekat untuk tumbuhan ini adalah 25 m (Sebastian 2007). Menurut Sebastian (2007), Rata-rata proyeksi
vi
tajuk setiap pohon di TNMB mencapai 20 m. Jarak antar kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) untuk dapat hidup dan terhindar dari persaingan dengan jenis yang sama 50 m x 50 m atau 2 kali jarak terdekat antar kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.). Jarak tanam beberapa tanaman lain di Blok Pletes juga tidak sesuai dengan jarak tanam budidaya. Tanaman tersebut adalah asam (Tamarindus indica Linn.), mangga (Mangifera indica Linn.), kluwih (Artocarpus communis Forst.), jambu mete (Anacardium occidentale Linn.), dll. Tanaman tersebut tidak memerlukan penjarangan karena jumlahnya di lahan rehabilitasi Blok Pletes tidak berlimpah seperti nangka (Artocapus integra Merr.). Tanaman-tanaman tersebut tidak selalu ditanam oleh anggota kelompok tani. Beberapa tanaman yang memerlukan pengayaan adalah pakem (Pangium edule Reinw.), kemiri (Aleurites moluccana (L.) Wild), jambu mete (Anacardium occidentale Linn.), dan pinang (Areca catechu Linn.). Tanaman yang diusulkan untuk pengayaan merupakan tanaman asli TNMB. Pakem (Pangium edule Reinw.) dan kemiri (Aleurites moluccana (L.) Wild) memerlukan pengayaan karena masyarakat masih memungut hasil dari tanaman ini di hutan (Dewi 2007). Pengayaan jambu mete (Anacardium occidentale Linn.) berdasarkan harga jual buah yang cukup tinggi. Pinang (Areca catechu Linn.) diperlukan di lahan rehabilitasi sebagai tanaman tepi dan juga karena manfaatnya yang beragam (lampiran 6). Beberapa tanaman pokok di lahan rehabilitasi yang masih memerlukan pengayaan adalah asam (Tamarindus indica Linn.), knitu (Chrysophyllum cainito Linn.), sirsak (Annona muricata Linn.), sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Foskerg), pakem (Pangium edule Reinw.), kepuh (Sterculia foetida Linn.), dan jambu mete (Anacardium occidentale Linn.). Asam (Tamarindus indica Linn.) merupakan komoditi buah yang diminati. Tanaman ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap tanah dan iklim (Verheij dan Coronel (editor) 1997). Knitu (Chrysophyllum cainito Linn.) berpotensi menjadi tanaman hias disamping tahan dengan daerah yang relatif kering. Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Foskerg) yang dapat diolah menjadi berbagai macam jenis makanan dapat dijadikan sumber pangan alternatif. Selain manfaatnya, pakem (Pangium edule Reinw.) dan kepuh
vii
(Sterculia foetida Linn.) menjadi komoditi hasil hutan untuk memenuhi permintaan konsumen di pasaran. Berdasarkan penelitian Dewi (2007), permintaan terhadap pakem (Pangium edule Reinw.) mengalami peningkatan yang tinggi. Tanaman yang direkomendasikan untuk ditanam di lahan rehabilitasi Blok Pletes adalah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.), pule pandak (Rauwolfia serpentina Benth.), bendo (Artocarpus elasticus Reinw.), joho (Terminalia belerica Roxb.), pulai (Alstonia scholaris Linn.), iles-iles (Amorpophallus sp.), kapulaga (Amomum cardamomum Wild.), kemukus (Piper cubeba L. F.), aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.), langsat (Langsium domesticum Correa.), cempedak (Artocarpus champeden Spreng), pring ori (Bambusa bambos (L) Voss.), suren (Toona sureni Blume), jenis bambu, dan sintok (Cinnamomum sintok Blume.) (lampiran 7).
2. Rekomendasi Pengayaan Jenis pada Blok Bonangan Tiga tanaman di urutan teratas pada Blok Bonangan memerlukan penjarangan, seperti nangka (Artocapus integra Merr.), dan petai (Parkia speciosa Hassk.), kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) (lampiran 8). Pada Blok ini, nangka (Artocapus integra Merr.) sejumlah 6.614 pohon. Dengan jarak tanam (812) x (8-12) m2, seharusnya untuk tiap hektar lahan terdapat antara 156-69 pohon nangka (Artocapus integra Merr.). Kerapatan nangka (Artocapus integra Merr.) pada lahan rehabilitasi Blok Bonangan adalah 101 pohon/ha. Angka ini berada pada kisaran jumlah tersebut. Jarak tanam di lahan rehabilitasi adalah 5 m x 5 m dan ini tidak sesuai dengan jarak tanam budidaya tanaman nangka (Artocapus integra Merr.), sehingga tanaman tersebut tetap memerlukan penjarangan. Begitu juga dengan petai (Parkia speciosa Hassk.) dan kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) yang ditanam di setiap lahan anggota kelompok tani Blok Bonangan. Bahkan dalam 1 hektar lahan seharusnya hanya terdapat 16 pohon kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) dengan jarak tanam 25 m x 25 m. Jarak tanam beberapa tanaman lain di blok ini juga tidak sesuai dengan jarak tanam budidaya. Tanaman tersebut adalah duwet (Eugenis sp.), asam (Tamarindus indica Linn.), mangga (Mangifera indica Linn.), kluwih (Artocarpus
viii
communis Forst.), dan lain-lain. Tanaman tersebut tidak memerlukan penjarangan karena jumlahnya di lahan rehabilitasi Blok Pletes tidak berlimpah seperti nangka (Artocapus integra Merr.). Tanaman-tanaman tersebut tidak selalu ditanam oleh anggota kelompok tani. Tanaman yang direkomendasikan ditanam di Blok Bonangan adalah sapen (Pometia tomentosa Blumei), pakem (Pangium edule Reinw.), jambu mete (Anacardium accidentale Linn.), cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.), pule pandak (Rauwolfia serpentina Benth.), bendo (Artocarpus elasticus Reinw.), joho (Terminalia belerica Roxb.), pulai (Alstonia scholaris Linn.), iles-iles (Amorpophallus sp.), kapulaga (Amomum cardamomum Wild.), kemukus (Piper cubeba L. F.), jambu mete, aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.), langsat (Langsium domesticum Correa.), cempedak (Artocarpus champeden Spreng), pring ori (Bambusa bambos (L) Voss.), suren (Toona sureni Blume), jenis bambu, dan sintok (Cinnamomum sintok Blume.) (lampiran 8).
3. Rekomendasi Pengayaan Jenis pada Blok Curah Malang Tiga tanaman urutan teratas pada Blok Curahmalang memerlukan penjarangan, yaitu nangka, kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.), dan petai (Parkia speciosa Hassk.) (lampiran 9). Pada Blok ini, nangka (Artocapus integra Merr.) sejumlah 1733 pohon. Dengan jarak tanam (8-12) x (8-12) m2, seharusnya untuk tiap hektar lahan terdapat antara 156-69 pohon nangka (Artocapus integra Merr.). Kerapatan tanaman nangka (Artocapus integra Merr.) di Blok Curahmalang adalah 63 pohon/ha. Besaran tersebut sesuai dengan jarak tanam nangka (Artocapus integra Merr.) untuk budidaya. Sedangkan kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.), di hutan TNMB, jarak terdekat untuk tumbuhan ini adalah 25 m. Jarak tanam beberapa tanaman lain di Blok Curahmalang tidak sesuai dengan jarak tanam budidayanya. Tetapi tanaman tersebut tidak memerlukan penjarangan karena jumlahnya di lahan rehabilitasi Blok Pletes tidak berlimpah seperti nangka (Artocapus integra Merr.). Tanaman-tanaman tersebut tidak selalu ditanam oleh anggota kelompok tani. Selain jarak tanam di lahan rehabilitasi yang tidak sesuai dengan jarak tanam budidaya, belum seluruh lahan rehabilitasi ditanami oleh petani penggarap.
ix
Tanaman yang direkomendasikan ditanam di Blok Bonangan adalah kepuh (Sterculia foetida Linn.), sapen (Pometia tomentosa Blumei), cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.), pule pandak (Rauwolfia serpentina Benth.), bendo (Artocarpus elasticus Reinw.), joho (Terminalia belerica Roxb.), pulai (Alstonia scholaris Linn.), iles-iles (Amorpophallus sp.), kapulaga (Amomum cardamomum Wild.), kemukus (Piper cubeba L. F.), aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.), langsat (Langsium domesticum Correa.), cempedak (Artocarpus champeden Spreng), suren (Toona sureni Blume), jenis bambu, dan sintok (Cinnamomum sintok Blume.) (lampiran 9).
G. Perpaduan Dugaan Waktu Panen Tanaman Pokok dengan Dugaan Tanaman yang Direkomendasikan Tanaman yang diusulkan untuk memperkaya jenis tanaman pokok di lahan rehabilitasi TNMB dipadukan pengelolaannnya dengan tanaman yang sudah ada. Dugaan waktu panen tanaman pokok yang sudah ada di lahan rehabilitasi dipadukan dengan dugaan waktu panen tanaman rekomendasi. Perpaduan waktu panen tanaman pokok dengan tanaman rekomendasi dapat menambah kegiatan pemanenan di setiap bulannya. Perpaduan ini diharapkan dapat semakin meningkatkan perhatian masyarakat lokal terhadap tanaman di lahan rehabilitasi. Tabel 16 menyajikan waktu panen tanaman yang ada di lahan rehabilitasi dengan beberapa tanaman rekomendasi. Bulan dengan pemanenan terbanyak adalah Februari dan September. Di bulan-bulan tersebut, petani dapat memanen 18 jenis hasil tanaman di lahan rehabilitasi. Sedangkan bulan dengan terendah jenis tanaman yang dipanen adalah bulan Maret, April, dan Mei. Terdapat 11 jenis tanaman yang dapat dipanen pada bulan tersebut. Pada tabel 16 diinformasikan juga mengenai tumbuhan yang bermanfaat sebagai kayu bakar dan bahan bangunan komersial, seperti suren dan sapen. Informasi ini hanya menunjukkan waktu panen dari tumbuhan tersebut, tetapi bukan berarti bahwa kedua tumbuhan tersebut diizinkan untuk ditebang. Pemanenan hasil tanaman di lahan rehabilitasi disesuaikan dengan perjanjian yang
x
telah disepakati antara masyarakat yang berperan serta dalam kegiatan rehabilitasi dengan pengelola TNMB. Salah satu isi dari kesepakatan tersebut adalah hasil tanaman pokok menjadi hak petani penggarap, sedangkan pohonnya tidak diperbolehkan untuk ditebang.
Tabel 16 Perpaduan pendugaan waktu panen tanaman pokok di lahan rehabilitasi dengan tanaman rekomendasi No.
Tanaman pokok
1 Alpukat 2 Asam 3 Durian 4 Jambu mete 5 Kedawung 6 Kemiri 7 Mengkudu 8 Nangka 9 Petai 10 Pakem 11 Pinang 12 Mangga 13 Jambu air 14 Knitu 15 Kluwih 16 Sukun 17 Melinjo 18 Duwet 19 Kedondong 20 Sirsak 21 Jengkol 22 Sapen 23 Suren 24 Kemukus 25 Joho lawe 26 Joho keling 27 Kapulaga 28 Cabe jamu 29 Serawu 30 Bendoh 31 Pulai 32 Sambung otot 33 Iles-iles 34 Arjasa 35 Langsat Jumlah jenis tanaman panen
1
2
X
X
X
X
X
X
X
X
3 X
4 X
5
Bulan panen 6 7 8
X
X
X
X
9
10
11
12
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X X
X
X
X
X
X
X
X X
X
X
X
X
X
X
X
X
X X
X X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X X
X
X
X
X
X
X
X
15
16
16
18
16
17
X
X
15
X X
X
X X
X X
X
X
X
18
11
11
11
X
16
Dari berbagai sumber literatur Keterangan: 1. Januari, 2. Februari, 3. Maret, 4. April, 5. Mei, 6. Juni, 7. Juli, 8. Agustus, 9. September, 10. Oktober, 11. November, 12. Desember.
xi
H. Usulan Pengembangan Masyarakat memiliki peran penting dalam keberhasilan program rehabilitasi TNMB. Program TNMB seharusnya berorientasi kepada peningkatan kapasitas masyarakat untuk berperan aktif dalam konservasi dan pengelolaan taman nasional. 1. Kegiatan pendampingan dan pembinaan kepada masyarakat Kegiatan pendampingan dan pembinaan oleh praktisi yang sudah berpengalaman di bidang budidaya disesuaikan dengan tujuan pengembangan. Pendampingan dilakukan pengelola dalam bentuk teori dan praktek. Harapannya masyarakat dapat memperoleh pengalaman secara keilmuan dan praktek di lapangan. 2. Kemitraan a. Kemitraan petani dengan pemerintah Secara
umum
kerjasama
antara
Kementerian
Perindustrian
dan
Perdagangan, Kementrian Negara Riset dan Teknologi, Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan, Kementerian Koordinator Perekonomian, Koperasi dan UKM dalam hal meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani penggarap lahan rehabilitasi TNMB. Hal ini berhubungan dengan pengambilan keputusan mengenai kepentingan masyarakat.
b. Kemitraan antara petani dengan pengusaha Petani langsung menyerahkan hasil produksi hutan kepada pihak pengusaha. Pengusaha dapat melakukan pembinaan dalam hal penyediaan modal dan sarana produksi, bimbingan teknis, dan pemasaran hasil produksi. Hal ini dilakukan pengusaha karena kemajuan yang diperoleh petani berimbas pada hasil produksi yang menjadi bahan baku dalam industri. Kerja sama dapat pula dilakukan dengan cara pengusaha menghimpun kegiatan industri rumah tangga. Hasil produksi rumah tangga mendapat lisensi dari pengusaha. Pengusaha tetap melakukan pengawasan dan pembinaan kepada masyarakat. Selain itu, petani dapat pula diijinkan untuk memasarkan hasil produksi. Ini juga merupakan bentuk kerjasama lainnya antara petani dan pengusaha.
xii
Kerja sama ini dapat pula memperpendek alur pemasaran hasil hutan. Pendeknya alur berpengaruh pada harga jual hasil hutan. Hal ini menjadi nilai tambah bagi hasil hutan yang dipanen oleh petani. Selain itu, kontrak kerja yang jelas dalam hal pemenuhan hak dan kewajiban bagi masyarakat petani dan pengusaha. Kejelasan dalam kontrak kerja diharapkan dapat menghindarkan adanya tekanan dari salah satu pihak kepada pihak lainnya.
3. Kelembagaan Kejelasan
tugas
antara
pihak-pihak
yang
terkait
dengan
usaha
pengembangan hasil hutan. Petani misalnya berperan dalam hal budidaya hingga penanganan pasca panen. Kelembagaan petani lahan rehabilitasi di mulai dari anggota kelompok tani penggarap. Anggota-anggota kelompok tani berkoordinasi kepada
ketua
kelompok
tani.
Masing-masing
kelompok
tani
mempertanggungjawabkan hasil kerjanya berdasarkan lokasi/blok kerja yang berada di SKW II Resort Wonoasri. Pengusaha melakukan pembinaan dalam hal penyediaan modal dan sarana produksi, bimbingan teknis, dan pemasaran hasil produksi. Hal-hal tersebut dilakukan pengusaha karena kemajuan yang diperoleh petani berimbas pada hasil produksi perusahaan. Penentuan mengenai hasil produksi dari lahan rehabilitasi disesuaikan dengan kondisi lahan, jenis tanaman, dan terutama fungsi dari lahan rehabilitasi. Pengelola TNMB terlibat dalam kemitraan antara petani dan pengusaha. Pengelola selain membina masyarakat juga membina dan mengawasi pengusaha, terutama dalam kegiatan yang berkaitan dengan konservasi sumber daya hutan.
4. Peraturan perundangan Peraturan perundangan perlu disinergikan dengan kebutuhan atau kondisi di lapangan. Peraturan ini berhubungan dengan peningkatan kapasitas masyarakat dan sesuai dengan kegiatan sehari-hari masyarakat dengan tidak melupakan fungsi taman nasional, sebagai contoh dalam kegiatan pemanfaatan. Masyarakat diperkenankan untuk mengambil hasil hutan di lahan rehabilitasi dengan syarat masyarakat tetap dapat menjaga fungsi ekologi lahan rehabilitasi di TNMB.
xiii
Ketergantungan masyarakat terhadap lahan rehabilitasi dapat meningkatkan kecintaan mereka untuk menjaga sumber penghasilan mereka. Selain itu peraturan dalam hal kegiatan pemeliharaan. Kegiatan penjarangan perlu dilakukan walaupun di taman nasional tidak diperkenankan untuk melakukan hal tersebut. Kegiatan ini perlu dilakukan karena jarak tanam di lahan rehabilitasi untuk jenis tanaman tertentu tidak sesuai dengan kondisi di hutan alam atau pun tidak sesuai dengan jarak tanam budidaya. Beberapa peraturan perundangan yang perlu disinergikan dengan kebutuhan atau kondisi di TNMB, antara lain: 1.
UU No. 5 tahun 1990 pasal 31 ayat (1). Selain untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, dan wisata alam, ditambahkan kegiatan pemanfaatan secara tradisional oleh masyarakat lokal yang telah lama berinteraksi dengan sumberdaya hutan.
2.
PP No. 68 tahun 1998 pasal 50, pasal 51 mengenai pemanfaatan zona pemanfaatan dan zona rimba, diperbolehkan untuk kegiatan pemanenan secara lestari hasil hutan nonkayu bagi masyarakat lokal yang telah lama berinteraksi dengan sumberdaya hutan.
3.
Peraturan Menhut No. P.19/Menhut-II/2004 tentang kolaborasi pengelolaan kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam) pasal 9 ayat (2) bagian a yang menyatakan kepemilikan hasil kegiatan yang dilakukan dalam rangka rehabilitasi menjadi milik Negara. Masyarakat lokal diperkenankan untuk mengambil manfaat tanaman rehabilitasi, misalnya berupa buah dan daun dengan tetap memperhatikan kegiatan budidayanya.
4.
Peraturan Menhut No. P.56/Menhut-II/2006 tentang pedoman zonasi taman nasional. Pada bagian ketiga mengeni fungsi zona pasal 6, zona rehabilitasi untuk mengembalikan ekosistem kawasan yang rusak menjadi atau mendekati kondisi ekosistem alamiahnya dengan tetap memperbolehkan kegiatan pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat lokal yang telah berinteraksi secara positif.
xiv
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Tanaman pokok di lahan rehabilitasi tidak seluruhnya merupakan jenis asli TNMB. Tanaman asli TNMB yang menjadi tanaman pokok lahan rehabilitasi hanya sebesar 25,12% dari jumlah tanaman pokok. Karena itu perlu dilakukan kegiatan pengayaan jenis asli TNMB yang bernilai ekonomi dan ekologi. 2. Setiap jenis tanaman pokok memiliki manfaat, diantaranya sebagai tanaman obat, tanaman hias, penghasil pangan, pakan ternak, penghasil zat pewarna, penghasil kayu bakar, penghasil tali anyaman dan kerajinan, serta penghasil bahan bangunan. 3. Perpaduan musim panen setiap jenis tanaman pokok dapat mencurahkan perhatian petani pada hasil lahan rehabilitasi yang bernilai ekonomi. 4. Pengayaan jenis tanaman pokok dengan tumbuhan yang berpotensi, baik dalam hal keaslian tanaman di TNMB, manfaat tumbuhan, nilai ekologi, dan permintaan pasar yang berhubungan dengan harga hasil produksi, seperti kemiri, jambu mete, pakem, kepuh, suren, sintok, kapulaga, bendo, langsat, cempedak, joho, bendoh, aren. 5. Tanaman pokok yang memerlukan penjarangan adalah kedawung, nangka, dan petai. Sedangkan tanaman yang memerlukan pengayaan adalah pakem, kemiri, duwet, sapen, pinang, jambu mete, kemiri, durian, dan pinang.
B. Saran Perlu adanya pembimbingan untuk masyarakat petani peserta program rehabilitasi dari TNMB dalam hal pengelolaan hasil lahan rehabilitasi. Pelatihan dalam
mengolah hasil tanaman pokok lebih lanjut. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan nilai tambah dari penjualan produk tanaman pokok oleh petani di lahan rehabilitasi Desa Wonoasri.
xv
VII. DAFTAR PUSTAKA Amzu E. 2007. Sikap Masyarakat dan Konservasi Suatu Analisis Kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.) sebagai Stimulus Tumbuhan Obat Bagi Masyarakat, Kasus di Taman Nasional Meru Betiri (Disertasi). Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Angkasa S, Nazaruddin. 1994. Sukun dan Kluwih. Penebar Swadaya. Jakarta. Direktorat Kredit, BPR dan UMKM. 2009. Pola Pembiayaan Industri Emping Melinjo. www.google.com [29 April 2009]. Awing SA et al. 2002. Etnoekologi Manusia di Hutan Rakyat. Sinergi Press. Jogjakarta. Baswarsiati, Yuniarti. 2007. Karakter Morfologis dan Beberapa Keunggulan Mangga Podan Urang (Mangifera indica L.). buletin Plasma Nutfah vol.13. http://www.mangga.info/files/ ManggaPodangUrang.pdf [29 April 2009]. BAPPENAS. 2007. Seputar Budidaya Kedondong (Spondias dulcis Forst). Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS. http://groups.yahoo.com/group/agromania/message/10350 [3 Agustus 2009]. [BPTP Sumatera Barat] Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat. 2005. Pembibitan Kemiri. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat.
[email protected] [26 April 2009]. [BPS Kabupaten Langkat] Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat. 2007. Perkembangan Harga Bahan Pokok dan Bahan Strategis Lainnya. BPS. Daniel M. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Bumi Aksara. Jakarta. [Dephut] Departemen Kehutanan. 1999. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta. [Dephut] Departemen Kehutanan. 2006. Indentifikasi dan Inventarisasi Sosekbud Masyarakat Lokal di Daerah Penyangga Kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Balai Taman Nasional Meru Betiri. Jember. [Dephut] Departemen Kehutanan. 2006. Mengenal 21 Taman Nasional Model di Indonesia. Bogor: Sub Direktorat Informasi Konservasi Alam. [Dephut] Departemen Kehutanan. 2006. Statistik Balai Taman Nasional Meru Betiri. Departemen Kehutanan Direktur Jenderal PHKA BTNMB. Jember.
xvi
[Dephut] Departemen Kehutanan. 2009. Teknik Budidaya Surian (Toona sinensis Merr). Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta. http://www.wargahijau.org/index.php?option=com_content&view=article &id=498:teknik-budidaya-surian-toona-sinensis-merr&catid=7:greenproduct&Itemid=12 [3 Agustus 2009]. Dewi H. 1999. Klasifikasi Vegetasi di Taman Nasional Meru Betiri Jawa Timur. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Dewi YN. 2007. Pengambilan Sumberdaya Hutan Berkhasiat Obat oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Meru Betiri. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. 2009. Budidaya Tanaman Lada Panjat. www.disbun.jabarprov.go.id/.../Budidaya%20Tan.Lada%20Panjat.doc [3 Agustus 2009]. Djaafar TF. 2004. Sukun Cilacap yang Lebih Menguntungkan. Tabloid Sinar Tani. Yogyakarta. Djauhariya E. 2003. Mengkudu (Morinda citrifoloa L.) Tanaman Obat Potensial. Perkembangan Teknologi 25. www.balittro.go.id [28 April 2009]. Dwanasuci N. 2006. Inventarisasi Keanekaragaman Jenis Tumbuhan di Kawasan Taman Nasional Bali Barat (Studi Kasus di Wilayah Seksi II Buleleng). Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Edwards AL. 1957. Techniques of Attitude Scale Construction. Appleton Century Crofts, Inc. New York. Efendi DS. 2009. Aren, Sumber Energi Alternatif. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 31:1-3. http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefoxa&rls=org.mozilla:enUS:official&um=1&q=budidaya%20arenga%20pinnata%20jarak%20tana m&ie=UTF-8&sa=N&tab=iw [3 Agustus 2009]. Eijnathen CLM van. 1997. Jambu Mete (Anacardium occidentale L.). Di dalam Buah-buahan yang Dapat Dimakan. Verheij, EWM dan Coronel, RE, editor. PT Gramedia Pustaka Utama bekerja sama dengan Prosea Indonesia dan European Commission. Hlm 61. Faridz D. 2008. Harga Jengkol Merangkak Naik, Warteg Kelabakan. www.berita8.com [6 Mei 2009].
xvii
Ferdiansyah Y (Pengepos). 2009. Cara dan Tips Budidaya Cempedak Lokal Varietas Integer dari http://iptek.net.id/ind /teknologi_pangan/index. php? mnu=2&id=43. http://yacobsemesta.blogspot.com/2009/05/cara-dan-tipsbudidaya-cempedak-lokal.html [3 Agustus 2009]. Gruezo WS. 1997. Mangga (Mangifera indica L.). Di dalam Buah-buahan yang Dapat Dimakan. Verheij, EWM dan Coronel, RE, editor. PT Gramedia Pustaka Utama bekerja sama dengan Prosea Indonesia dan European Commission. Hlm 227. Handayani T. 2002. Nilai Ekonomi dan Strategi Pengelolaan Taman Nasional Meru Betiri. Tesis. Program Pasca Sarjana IPB. Bogor. Hariana A. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 3. Penebar Swadaya. Jakarta. Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Badan Litbang Kehutanan. Jakarta. http://ayobertani.wordpress.com/2009/04/27/cara-menanam-asam-jawa/ [9 September 2009]. http://www.asamjawa.com/essence.101.html [9 September 2009]. http://www.smallcrab.com/jengkol/46-jengkol/180-jengkol-pangan-kontroversialyang-digemari [28 April 2009]. http://www.krpurwodadi.lipi.go.id/latar_belakang_atsiri.php [3 Agustus 2009]. http://www.situshijau.co.id/tanaman/buah/m.htm [29 April 2009]. Jansen PCM. 1997. Di dalam Buah-buahan yang Dapat Dimakan. Verheij, EWM dan Coronel, RE, editor. PT Gramedia Pustaka Utama bekerja sama dengan Prosea Indonesia dan European Commission. Hlm 96. Koesriharti. 1997. Sirsak (Annona muricata L.). Di dalam Buah-buahan yang Dapat Dimakan. Verheij, EWM dan Coronel, RE, editor. PT Gramedia Pustaka Utama bekerja sama dengan Prosea Indonesia dan European Commission. Hlm 81. Koswara S. 2006. Sukun sebagai Cadangan www.ebookpangan.com [28 April 2009].
Pangan
Alternatif.
Kristina NN, Siti FS. 2007. Penggunaan Tanaman Kelapa (Cocos nucifera), Pinang (Areca catechu) dan Aren (Arenga pinnata) sebagai Tanaman Obat. Warta Puslitbangbun 13. http://balittro.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&task=v iew&id=76&Itemid=1 [28 April 2009].
xviii
Lampung Post. 2004 Sirsak yang Belum Dilirik. http://www.lampungpost.com /cetak/berita.php?id=2004040602172668 [3 Agustus 2009]. Lassa J. 2007. The Tamarind Economy Fondasi Ketahanan Pangan NTT. Institute of Indonesia Tenggara Studies. Lestari DA. Eksplorasi Jenis Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi Yang Berpotensi sebagai Pestisida Nabati . http://fisika.brawijaya.ac.id/bssub/proceeding/PDF%20FILES/BSS_71_2.pdf [13 September 2009]. Melati. 2003. Manfaat dan Budidaya Tanaman Melati. Perkembangan Teknologi TRO vol XV. http://minyakatsiriindonesia.wordpress.com/atsirimelati/melati/[6 Agustus 2009]. [Menhut] Menteri Kehutanan. 2002. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:8205/Kpts-II/2002 tentang Pedoman Rehabilitasi di Kawasan Taman Nasional. Menteri Kehutanan. Jakarta. [Menhut] Menteri Kehutanan. 2006. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:8205/Kpts-II/2002 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional. Menteri Kehutanan. Jakarta. Menteri Negara Riset & Teknologi. 2005. Budidaya Pertanian Jambu Mete (Anacardium occidentale L.). Sistem Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS. www.infopekalongan.com [28 April 2009] Mujenah. 1993. Interaksi Masyarakat dengan Tumbuhan Obat di Kawasan TNMB. Jurusan KSH Fahutan IPB. Bogor. Mustafa. 2002. Dinamika Konflik dan Model Institusi Pengelolaan Kawasan yang Berkelanjutan (Studi Kasus pada Pengelolaan Kawasan Konservasi Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur). Tesis. Program Pasca Sarjana IPB Bogor. Naroh. 2009. Budidaya Kapulaga (Elletria cardomomum). http://bystrekermraanjogjacity.blogspot.com/2009/01/budidayakapulaga.html [3 Agustus 2009]. Nugraha A. 2005. Antropologi Kehutanan. Wana Aksara. Banten. Prihatman K, editor. 2000. Alpukat/Advokad ( Persea americana Mill / Persea gratissima Gaerth. Sistem Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS. www.infopekalongan.com [28 April 2009] , editor. 2000. Durian ( Bombaceae sp. ). Sistem Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS. www.infopekalongan.com [28 April 2009]
xix
Purwaningsih E. 2006. Studi Manfaat Kegiatan Rehabilitasi dalam Peningkatan Pendapatan Masyarakat dan Reduksi Gangguan terhadap Kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Purwanto SA, Haryono, Yusfi F, Titiwening F. 2003. Upaya Mewujudkan Alternatif Ekonomi untuk Menyelamatkan Tanjung Puting. http://www.conservation.or.id. Diambil Tanggal 15 Agustus 2006. Puspita D. 2006. Pengetahuan Masyarakat dan Konservasi Kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr.) di Taman Nasional Meru Betiri. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Quane D. Pedoman Produksi dan Pasca Panen: Alpukat. Agribusiness Development Project Jakarta. http://www.deptan.go.id/pesantren/agrionline/phguides/indo/alpukat [5 Mei 2009]. Rajendran R. 1997. Sukun (Arthocarpus altilis Parkinson Foskerg). Di dalam Buah-buahan yang Dapat Dimakan. Verheij, EWM dan Coronel, RE, editor. PT Gramedia Pustaka Utama bekerja sama dengan Prosea Indonesia dan European Commission. Hlm 87. Rina, Surung MY, Parawansa INR. 2007. Evaluasi Penyuluhan dan Analisis Usahatani Pestisida Nabati Daun Sirsak (Annona muricata L) untuk Mengendalikan Hama Ulat daun (Plutella xylostella)Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Jurnal Agrisistem. 3. http://stppgowa.ac.id/download/vol_3_2_2007_/6.%20Rina.pdf [3September 2009]. Resosudarmo IAP, Pierce CJ. 2003. Kemana Harus Melangkah? Masyarakat, Hutan dan Perumusan Kebijakan di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Ritchi B et al. 2001. Kriteria dan Indikator Kelestarian Hutan yang Dikelola oleh Masyarakat (Community Managed Forest) Center for International Forestry Research. Jakarta. Sastrahidajat IR, Soemarno DS. 1986. Budidaya Tanaman Tropika. Usaha Nasional. Surabaya. Setiawan H. 1999. Kajian Tekanan Masyarakat Terhadap Taman Nasional Meru Studi Kasus Pemungutan Bambu di Taman Nasional Meru Betiri Jawa Timur. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
xx
Siaran Pers Pertemuan antar‐Masyarakat Indonesia Kedaulatan Rakyat dalam Pengurusan Aset‐aset Penghidupan. 2005. Pertemuan Antar‐Masyarakat Indonesia. http://www.walhi.or.id [15 Agustus 2006]. Soepadmo E. 1997. Di dalam Buah-buahan yang Dapat Dimakan. Verheij, EWM dan Coronel, RE, editor. PT Gramedia Pustaka Utama bekerja sama dengan Prosea Indonesia dan European Commission. Hlm 92. Subastian JN. 2007. Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Kesesuaian Habitat Kedawung (Parkia timoriana (D. C.) Merr.) di Taman Nasional Meru Betiri. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB. Sukito A. 2001. Status Rizobium dan Cendawan Mikoriza Arbuskul (CMA) pada Kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr.) di Taman Nasional Meru Betiri Jawa Timur. Skripsi. Konservasi Sumberdaya Hutan Fakulats Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sulanjari. Kajian Hasil Akar dan Kadar Reserpina Pule Pandak (Rauvolfia serpentina Benth). Pada Berbagai Lingkungan dan Cara Budidaya. http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefoxa&rls=org.mozilla%3AenUS%3Aofficial&hs=xmW&q=budidaya+pule+pandak&btnG=Telusuri& meta [3 Agustus 2009]. Sumarwoto. 2005. Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume); Deskripsi dan Sifat-sifat Lainnya. Biodiversitas 6: 185-190. http://www.google.co.id/ search?hl= id&client=firefox-a&q=jarak+iles-iles&btnG=Telusuri&meta [3 Agustus 2009]. Sunanta H. 1992. Budi Daya Petai Dan Aspek Ekonominya. http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mozilla%3AenUS%3Aofficial&q=Budi+Daya+Petai+Dan+Aspek+Ekonominya++Oleh+ Ir.+Hatta+Sunanta%2C+B.Sc.%2C+MS.&btnG=Telusuri&meta=cr%3Dc ountryID [28 April 2009]. . 1993. Budidaya Kenanga. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Sunarjono H. 1998. Prospek Berkebun Buah. Penebar Swadaya. Jakarta. . 2005. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta. Suprapti ML. Teknologi Pengolahan Pangan Sirup Asam. www.balittro.go.id [29 April 2009].
xxi
Suriawiria U. 2001. Mengkudu, Bau Busuk yang Berkhasiat. Kompas Edisi 24 Juni 2001.
[email protected] [30 April 2009]. Sutarno H, Hadyana P, Sarkat D, Penyunting. 1993. Pendayagunaan Tanaman Penghasil Bahan Pewarna dan Penyamak pada Lahan Kritis. Bogor: Yayasan Prosea dan Jakarta: Mab Indonesia, Unesco/Rostsea. Tim Penulis PS. 1993. Menanam Sawo di Pot dan di Kebun. Penebar Swadaya. Jakarta. Tjitrosoepomo G. 2005. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Tohir KA. 1981. Bercocok Tanam Pohon Buah-buahan. Pradnya Paramita. Jakarta. Triwibowo, Utama P, Ervizal. 1991. Potensi dan Upaya Pelestarian Tumbuhan Obat di Taman Nasional Meru Betiri dalam Nurdin, T, dkk. 1991. Pelestarian Pemanfaatan Tumbuhan Obat dari Hutan Tropis Indonesia (Prosiding). Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas kehutanan IPB. Bogor. Verheij EWM. 1997. Durian (Durio zibethinus). Di dalam Buah-buahan yang Dapat Dimakan. Verheij, EWM dan Coronel, RE, editor. PT Gramedia Pustaka Utama bekerja sama dengan Prosea Indonesia dan European Commission. Hlm 140. dan Coronel, RE, editor. 1997. Buah-buahan yang Dapat Dimakan. PT Gramedia Pustaka Utama bekerja sama dengan Prosea Indonesia dan European Commission. Viklund A. 2009. Kenalilah Pulai (Alstonia sp.). ozonsilampari.wordpress.com [3 Agustus 2009]. Widyaningtyas FA. 2006. Potensi dan Penyebaran Bambu Manggong (Gigantochloa manggong Widjaja) di Sukamade Taman Nasional Meru Betiri. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Widowati S. 2003. Prospek Tepung Sukun untuk Berbagai Produk Makanan Olahan dalam Upaya Menunjang Diversifikasi Pangan. Makalah Pribadi. Pengantar ke Falsafah Sains. Program Pasca Sarjana IPB. [9 Agustus 2009]. Wie.
2009. Belanja Murah Produk Fresh di Hypermart. http://batampos.co.id/Pro_Bisnis/Pro_Bisnis/Belanja_Murah_Produk_Fres h di_Hypermart.html [29 April 2009].
xxii
Wiratno, Indriyo D, Syarifudin A, Kartikasari A. 2004. Berkaca di Cermin Retak Refleksi Konservasi dan Implikasi bagi Pengelolaan Taman Nasional. Forest Press, The Gibbon Foundation Indonesia, Departemen Kehutanan, PILI-NGO Movement. Jakarta. Whiley AW. 1997. Di dalam Buah-buahan yang Dapat Dimakan. Verheij, EWM dan Coronel, RE, editor. PT Gramedia Pustaka Utama bekerja sama dengan Prosea Indonesia dan European Commission. Hlm 255. Yacoob O, Rugsa NB. 1997. Di dalam Buah-buahan yang Dapat Dimakan. Verheij, EWM dan Coronel, RE, editor. PT Gramedia Pustaka Utama bekerja sama dengan Prosea Indonesia dan European Commission. Hlm 227. Yani M. 2001. Manfaat Program Rehabilitasi Lahan bagi Masyarakat Kelompok Tani Hutan di Taman Nasional Meru Betiri ( Studi Kasus di Desa Andongrejo, Curah Nongko dan Wono Asri Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember Jawa Timur. Skripsi. Program Diploma IV Kehutanan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Zuhud EAM, Siswoyo, Agus H, Edhi S, Eko A. 2000. Buku Acuan Umum Tanaman Obat Indonesia jilid II. Fakultas Kehutanan IPB dan Yayasan Sarana Wana Jaya.
xxiii
LAMPIRAN
i
Lampiran 1 Anggota Kelompok Tani, Jenis dan Jumlah Tanaman Pokok di Blok Pletes KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No.
Nama
L/P
Umur
: WANA MAKMUR : BENDO : PLETES : KUNTOLADI
Klrg
Alamat
Luas (Ha)
Tanaman pokok Jumlah a
b
1
Samijan
L
60
3
Kraton
0,5
2
Neman
L
30
3
Kraton
0,38
3
Paidi
L
40
3
Kraton
0,25
3
4
Munari
L
40
3
Kraton
0,25
6
5
Kuntoladi
L
40
3
Kraton
0,25
1
6
Supatemo
L
30
5
Kraton
0,25
4
7
Sukar
L
46
5
Kraton
0,25
3
8
Jemiran
L
50
3
Kraton
0,25
9
Gotak
L
60
9
Kraton
0,63
10
Sarbini
L
70
5
Kraton
0,25
11
Katiran
L
40
5
Kraton
0,25
c
d
e
f
g
h
3
i
j
60
7
k
l
m
n
7
10 4
1
2 1
2
22 3 1
1
2
20 10
1
2 4
40
o
2
p
q
r
7
91
1
7
30
3
25
2
14
2
u
v
w 4
223
27
20
1
67
3
40
15
3
18
7
1
31
1
25 70
1
t 43
50 1
s
1
1
3
20 6
1
108
78 1
20
1
50 145
109 1
61
111
1
25
10
72
1
60
15
110
47
26
4
93
Keterangan: a. Alpukat, b. Asam, c. Durian, d. Duwet, e. Jambu air, f. Jambu mete, g. Jarak, h. Kedondong, i. Kedawung, j. Kluwih, k. Kepuh, l. Kemiri, m. Knitu, n. Melinjo, o. Mangga, p. Mengkudu, q. Nangka, r. Pakem, s. Pinang, t. Petai, u. Sukun, v. Sapen, w. Trembesi
ii
Lampiran 1 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No.
Nama
L/P
Umur
12
Dadek
L
55
13
Meseran
L
50
14
Jemikun
L
75
15
Sugiono
L
16
Paimin
17
: WANA MAKMUR : BENDO : PLETES : KUNTOLADI
Klrg 4
Alamat
Luas (Ha)
Tanaman pokok Jumlah a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
n
o
p
q
7
4
27
1
85
Kraton
0,75
Kraton
0,25
3
20
2
Kraton
0,75
2
75
45
3
Kraton
0,75
L
35
4
Kraton
0,25
Dainuri
L
60
5
Kraton
0,25
37
18
Nurwakit
L
30
2
Kraton
0,25
25
19
Mathasan
L
56
8
Kraton
0,25
5
20
Nahrawi
L
60
8
Kraton
0,25
2
21
Siswanto
L
30
3
Kraton
0,25
14
3
1
22
Jumikun
L
75
2
Kraton
0,25
45
80
30
85 1
5
1
1 1
1
10
103 47
32
2
45
20
142
1
6 5
r
s
t
u
v
w
40 1
78
1
2
2 1
84
113 159
4
338
51
16
2
15
11
2
25
2
54
17
130
86
348
2
17
14
87
84 4
69
18 26
181
Keterangan: a. Alpukat, b. Asam, c. Durian, d. Duwet, e. Jambu air, f. Jambu mete, g. Jarak, h. Kedondong, i. Kedawung, j. Kluwih, k. Kepuh, l. Kemiri, m. Knitu, n. Melinjo, o. Mangga, p. Mengkudu, q. Nangka, r. Pakem, s. Pinang, t. Petai, u. Sukun, v. Sapen, w. Trembesi
iii
Lampiran 1 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No.
Nama
L/P
Umur
: WANA MAKMUR : BENDO : PLETES : KUNTOLADI
Klrg
Alamat
Luas (Ha)
Tanaman pokok Jumlah a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
n
o
p
q
r
s
t
u
v
w
23
Nariyanto
L
45
4
Kraton
0,25
25
5
1
31
24
Misiran
L
38
3
Kraton
0,25
53
13
5
71
25
Sugianto
L
32
3
Kraton
0,25
17
26
6
49
26
Bagong
L
45
4
Kraton
0,25
5
95
27
Sarno
L
60
5
Kraton
0,25
40
15
28
P. Tlepong
L
70
5
Kraton
0,25
18
29
Suroso
L
45
4
Kraton
0,25
15
30
Anwar
L
35
3
Kraton
0,25
35
Jumlah
9,75
4
36
1
5
7
0
0
3
958
52
28
10
10
0
1
107
100 13
68
18
88
40
22
77
10
3
10
58
143
1326
5
1
521
4
0
19
3189
Keterangan: a. Alpukat, b. Asam, c. Durian, d. Duwet, e. Jambu air, f. Jambu mete, g. Jarak, h. Kedondong, i. Kedawung, j. Kluwih, k. Kepuh, l. Kemiri, m. Knitu, n. Melinjo, o. Mangga, p. Mengkudu, q. Nangka, r. Pakem, s. Pinang, t. Petai, u. Sukun, v. Sapen, w. Trembesi
iv
Lampiran 1 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No
Nama
L/P
Umur
: PLETES : PLETES : PLETES : PAK NARI
Klrg
Alamat
Luas (Ha)
Tanaman pokok Jumlah a
b
1
Nari
L
65
5
Kraton
0,25
2
2
Nono
L
40
4
Kraton
0,25
2
3
Tulus
L
60
Kraton
0,25
8
4
Thohari
L
42
4
Kraton
0,25
2
5
Jumai
L
50
3
Kraton
0,25
6
Kadi
L
65
5
Kraton
0,25
7
Mai
L
68
4
Kraton
0,25
8
Sukar
L
60
2
Kraton
9
Sukat
L
60
2
Kraton
10
Haryanto
L
39
3
Kraton
11
d
e
4 2
f
g
h
i
j
o
p
q
27
1
2
45
29
106
11
3
7
45
15
87
6
6
2
6
30
17
25
5
55
13
3
109
5
64
26
2
121
2
1
12
20
3
1
30
22
3
46
3
30
30
4
2
16
4
2
20
9
7
45
1
13
l
1
55 1
43
m
n
1
24
20
k
29 1
2 0,25
c
1
3
3
1
1
r
2
s
t
u
v
w
3
63 74
20
3
93 109
9
140 117
L 30 5 Kraton 0,25 11 8 8 29 43 2 Hamet 101 Keterangan: a. Alpukat, b. Asam, c. Durian, d. Duwet, e. Jambu air, f. Jambu mete, g. Jarak, h. Kedondong, i. Kedawung, j. Kluwih, k. Kepuh, l. Kemiri, m. Knitu, n. Melinjo, o. Mangga, p. Mengkudu, q. Nangka, r. Pakem, s. Pinang, t. Petai, u. Sukun, v. Sapen, w. Trembesi
v
Lampiran 1 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No
Nama
L/P
Umur
12
Jemiran
L
41
13
Jumain
L
45
14
Haryanto
L
42
15
Kateno
L
16
P In
17
: PLETES : PLETES : PLETES : PAK NARI
Klrg 6
Alamat
Luas (Ha)
Tanaman pokok Jumlah a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
Kraton
0,25
3
17
Kraton
0,25
6
57
4
Kraton
0,25
13
26
2
43
4
Kraton
0,25
34
4
L
40
6
Kraton
0,25
Sahri
L
70
7
Kraton
0,25
18
Nidin
L
65
3
Kraton
0,25
19
Imam
L
75
7
Kraton
20
Sugiono
L
30
4
21
Wage
L
49
5
22
Saeran
L
45
1
k
l
m
o
p
q
5
2
22
19
70
5
11
23
8
110
4
5
27
25
2
38
n
r
3
s
t
u
v
w
5
3
1
12
12
107 44
2
9
2
1
78
38
10
1
1
41
7
62
0,25
30
2
7
19
22
104
Kraton
0,25
6
Kraton
0,25
Kraton
1
1
5
5
3 61
1
2
24
38
3
66 131
54
40
58
101
17
7
88
Keterangan: a. Alpukat, b. Asam, c. Durian, d. Duwet, e. Jambu air, f. Jambu mete, g. Jarak, h. Kedondong, i. Kedawung, j. Kluwih, k. Kepuh, l. Kemiri, m. Knitu, n. Melinjo, o. Mangga, p. Mengkudu, q. Nangka, r. Pakem, s. Pinang, t. Petai, u. Sukun, v. Sapen, w. Trembesi
vi
Lampiran 1 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
: PLETES : PLETES : PLETES : PAK NARI Tanaman pokok
No
Nama
L/P
Umur
Klrg
Alamat
Luas (Ha)
Jumlah a
b
c
d
e
f
g
h
o
p
q
1
8
6
40
111
10
35
8
53
7
1
67
16
91
3
2
36
3
2
4
35
35
63
67
875
23
Said
L
33
4
Kraton
1,25 m
24
Tukiman
L
55
7
Kraton
0,25
25
Slamet
L
50
5
Kraton
0,25
26
Bonadin
L
49
5
Kraton
0,25
8
28
27
Slamet
L
55
3
Kraton
0,25
2
40
Jumlah
5,75
6
i
2
111
j
47
4
4
3
0
0
0
694
k
l
m
n
3
2 30
15
1
7
1
r
26
s
0
t
557
u
v
w
3
83 120
8
20
27
2515
Keterangan: a. Alpukat, b. Asam, c. Durian, d. Duwet, e. Jambu air, f. Jambu mete, g. Jarak, h. Kedondong, i. Kedawung, j. Kluwih, k. Kepuh, l. Kemiri, m. Knitu, n. Melinjo, o. Mangga, p. Mengkudu, q. Nangka, r. Pakem, s. Pinang, t. Petai, u. Sukun, v. Sapen, w. Trembesi
vii
Lampiran 1 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
: RUKUN TANU : PLETES : PLETES : MISIRAN Tanaman pokok
No
Nama
L/P
Umur
Klrg
Alamat
Luas (Ha)
Jum lah a
b
c
d
e
f
3
20
10
54
1
Muniran
L
50
2
Kraton
0,25
21
2
Jumiran
L
70
5
Kraton
0,25
20
16
39
75
3
Markan
L
70
5
Kraton
0,25
12
16
18
46
4
Kadi
L
35
4
Kraton
0,25
14
20
35
69
5
Kadir
L
35
4
Kraton
0,25
15
6
10
31
6
Imam
L
35
4
Kraton
0,25
13
45
63
7
Juni
L
70
3
Kraton
0,25
5
23
51
8
Saibol
L
60
6
Kraton
0,25
30
15
20
65
9
Yudi
L
29
2
Kraton
0,25
15
76
30
121
10
Rosidi
L
35
4
Kraton
0,25
30
41
11
Sareh
L
52
2
Kraton
0,25
70
7
Keterangan: a. Asam, b. Kedawung, c. Kluwih, d. Nangka, e. Petai, f. Trembesi
5
23
71 20
97
viii
Lampiran 1 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No
Nama
L/P
: RUKUN TANU : PLETES : PLETES : MISIRAN
Umur
Klrg
Alamat
Luas (Ha)
Tanaman pokok Jum lah a
b
c
d
e 20
f
12
Sai'in
L
50
2
Kraton
0,25
25
30
13
Budi
L
45
4
Kraton
0,25
40
75
14
Jalli
L
30
3
Kraton
0,25
37
21
15
Majit
L
50
5
Kraton
0,25
10
20
4
34
16
Kodiran
L
50
7
Kraton
0,25
27
47
10
90
17
Saimin
L
50
4
Kraton
0,25
5
75
21
101
553
237
Jumlah
4,25
5
Keterangan: a. Asam, b. Kedawung, c. Kluwih, d. Nangka, e. Petai, f. Trembesi
389
6
32
75 115 6
6
64
1222
ix
Lampiran 1 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No
Nama
L/P
Umur
: MOJO TANI : PLETES : PLETES : SUNARSO
Klrg
Alamat
Luas (Ha)
1
Seno
L
50
4
Kraton
0,25
2
Tamas
L
60
4
Kraton
3
Kesro
L
60
3
4
Seno
L
50
5
Selo
L
50
6
Poniran
L
7
Paeman
8
Tanaman pokok Jumlah a
b
c
d
e
f
2
g
h
i
j
k
l
m
n
o
p
q
r
s
t
u
v
w
40
30
15
87
0,25
10
40
20
70
Kraton
0,5
30
100
30
170
Kraton
0,25
10
40
30
85
4
Kraton
0,25
4
5
40
5
54
35
3
Kraton
0,25
11
10
40
10
71
L
50
4
Kraton
0,25
7
10
30
10
57
Sunarso
L
45
5
Kraton
0,25
5
5
7
10
40
30
97
9
sarmen
L
50
4
Kraton
0,25
5
4
8
11
41
31
100
10
Paini
L
60
6
Kraton
0,25
25
5
40
11
Mahat
L
60
5
Kraton
0,25
30
10
65
10 5
10 5
5
5
5
5
Keterangan: a. Alpukat, b. Asam, c. Durian, d. Duwet, e. Jambu air, f. Jambu mete, g. Jarak, h. Kedondong, i. Kedawung, j. Kluwih, k. Kepuh, l. Kemiri, m. Knitu, n. Melinjo, o. Mangga, p. Mengkudu, q. Nangka, r. Pakem, s. Pinang, t. Petai, u. Sukun, v. Sapen, w. Trembesi
x
Lampiran 1 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No
Nama
L/P
Umur
: MOJO TANI : PLETES : PLETES : SUNARSO
Klrg
Alamat
Luas (Ha)
Tanaman pokok Jumlah a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
12
Karni
L
60
7
Kraton
0,25
12
5
13
Imron
L
40
3
Kraton
0,25
5
14
Salaeh
L
50
2
Kraton
0,25
15
Supat
L
60
4
Kraton
0,25
16
Ngaliman
L
65
6
Kraton
0,25
10
40
17
Kayat
L
60
4
Kraton
0,25
5
40
2
18
Tugi
L
45
3
Kraton
0,25
5
40
2
19
Poniren
L
60
5
Kraton
0,25
5
20
Sawali
L
60
2
Kraton
0,25
21
Kojin
L
50
2
Kraton
0,25
15
22
Tukiman
L
55
6
Kraton
0,25
5
5 15
k
l
m
n
o
p
q
10
15
40
6
88
4
10
30
15
69
50
15
85
20
10
75
20
20
90
30
10
87
35
10
97
35
10
82
30
10
95
60
5
90
40
10
60
5 25
2
30
10
40
20
5
5 5
5 5
r
s
t
u
v
w
Keterangan: a. Alpukat, b. Asam, c. Durian, d. Duwet, e. Jambu air, f. Jambu mete, g. Jarak, h. Kedondong, i. Kedawung, j. Kluwih, k. Kepuh, l. Kemiri, m. Knitu, n. Melinjo, o. Mangga, p. Mengkudu, q. Nangka, r. Pakem, s. Pinang, t. Petai, u. Sukun, v. Sapen, w. Trembesi
xi
Lampiran 1 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No
Nama
L/P
Umur
: MOJO TANI : PLETES : PLETES : SUNARSO
Klrg
Alamat
Luas (Ha)
Tanaman pokok Jumlah a
b
c
d
e
f
g
h
j
k
l
m
n
o
23
Tolep
L
40
5
Kraton
0,25
24
Naya
L
70
4
Kraton
0,25
25
Ponidi
L
55
5
Kraton
0,25
5
26
Alek
L
60
4
Kraton
0,25
5
27
Tamin
L
51
4
Kraton
0,38
4
6
28
Ponijan
L
35
3
Kraton
0,25
3
29
Arhak
L
70
3
Kraton
0,25
3
30
30
Sugeng
L
45
4
Kraton
0,25
4
31
Sarep
L
65
5
Kraton
0,25
10
Jumlah
8,13
5
i
0
120
p
17
0
25
0
0
r
s
t
u
v
w
10
20
20
55
10
65
10
85
20
30
65
25
30
60
10
40
60
120
5
5
70
5
88
6
4
20
63
15
20
39
10
40
10
0
q
444
9
0
0
0
0
71
125
1166
20 0
0
492
80 0
0
0
2469
Keterangan: a. Alpukat, b. Asam, c. Durian, d. Duwet, e. Jambu air, f. Jambu mete, g. Jarak, h. Kedondong, i. Kedawung, j. Kluwih, k. Kepuh, l. Kemiri, m. Knitu, n. Melinjo, o. Mangga, p. Mengkudu, q. Nangka, r. Pakem, s. Pinang, t. Petai, u. Sukun, v. Sapen, w. Trembesi
xii
Lampiran 1 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No
Nama
L/P
Umur
: SUMBER REJEKI : WONOWIRI : PLETES : SLAMET
Klrg
Alamat
Luas (Ha)
1
Ribut
L
42
4
Kraton
0,25
2
Kijo
L
55
3
Kraton
0,25
3
Sarno
L
45
5
Kraton
0,25
4
Sar
L
50
5
Kraton
5
Bonari
L
51
7
Kraton
0,25
6
Eda
L
27
3
Kraton
0,25
7
Paidi
L
35
3
Kraton
0,25
8
Selo
L
50
4
Kraton
0,25
9
Kasidi
L
55
6
Kraton
20 m
10
Slamet
L
38
4
Kraton
0,25
11
Sunarso
L
40
6
Kraton
0,25
Tanaman pokok Jumlah a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
10 1
1
n
o
2
3
p
2
q
r
s
t
u
v
w
35
30
80
72
4
80
3
4
6
20
21
54
5
10
5
40
45
105
1
1
26
1
7
4
25
6
5
12
2
2 4
2
4 6
70
35
73
5
8
36
5
3
14
7
12
35
54
4
14
6
4
35
6
45
26 9
68
Keterangan: a. Alpukat, b. Asam, c. Durian, d. Duwet, e. Jambu air, f. Jambu mete, g. Jarak, h. Kedondong, i. Kedawung, j. Kluwih, k. Kepuh, l. Kemiri, m. Knitu, n. Melinjo, o. Mangga, p. Mengkudu, q. Nangka, r. Pakem, s. Pinang, t. Petai, u. Sukun, v. Sapen, w. Trembesi
xiii
Lampiran 1 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK No
Nama
L/P
Umur
: SUMBER REJEKI : WONOWIRI : PLETES : SLAMET Klrg
Alamat
Luas (Ha)
Tanaman pokok Jumlah a
b
c
d
e
f
g
h
j
10
2
12
Tugi
L
35
4
Kraton
0,25
13
Paijo
L
35
4
Kraton
0,5
14
Kusno
L
40
7
Kraton
0,25
24
15
Sagi
L
30
6
Kraton
0,5
1
16
Ponidi
L
50
3
Kraton
0,25
17
Meseno
L
25
4
Kraton
0,5
2
18
Kasiran
L
46
3
Kraton
0,3
5
19
Sugiono
L
30
3
Kraton
0,5
1
20
Misman
L
Jumlah
Kraton
2
i
5
0
25
10
5
8
15
2
23
l
m
n
p
q
2
2
1
15
25
58
11
28
67
2
10
14
1
15
5
21
1
4
4 1
4 1
1 0
21
o
1
10
1
0,5 5,8
1
k
4
0
0
193
3
19
4
2
2
24
s
t
u
v
w 18
1
18
9
22
9
77
4
105
25
161
11
37
54
4 13
r
38
505
0
0
294
0
1
1148
Keterangan: a. Alpukat, b. Asam, c. Durian, d. Duwet, e. Jambu air, f. Jambu mete, g. Jarak, h. Kedondong, i. Kedawung, j. Kluwih, k. Kepuh, l. Kemiri, m. Knitu, n. Melinjo, o. Mangga, p. Mengkudu, q. Nangka, r. Pakem, s. Pinang, t. Petai, u. Sukun, v. Sapen, w. Trembesi
xiv
Lampiran 2 Anggota Kelompok Tani, Jenis dan Jumlah Tanaman Pokok di Blok Bonangan KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
: BONANGAN I : BONANGAN I : BONANGAN : SUGIANTO Tanaman pokok
No.
Nama
Klrg
Alamat
Luas (Ha)
Jumlah a
b
c
7
9
39
7
1
1
Samijo
7
Wonoasri
0,25
46
2
Suah
5
Wonoasri
0,25
2
3
Senaim
3
Wonoasri
0,50
5
4
Sinto
3
Wonoasri
0,25
3
5
Suleha
6
Wonoasri
0,50
22
6
Sugeng
4
Wonoasri
0,25
7
Sukiman
5
Wonoasri
8
Katirin
4
9
Jarianto
10 11
5
d
e
f
g
h
i
9
4
3
3
4
1
j 7
121 21
10
5
7
8
13
16
3
44
116
9
14
3
7
17
11
3
16
83
4
23
3
3
17
5
36
7
5
125
3
3
20
3
1
2
7
39
0,25
2
7
8
6
6
16
3
24
72
Wonoasri
0,38
2
2
13
7
1
8
2
11
3
9
58
3
Wonoasri
0,25
9
5
2
1
1
36
10
64
Senimin
3
Trate
0,25
2
2
8
1
1
5
5
19
24
67
Misto
4
Wonoasri
0,25
3
10
11
5
4
5
15
12
65
Keterangan: a. Asam, b. Duwet, c. Kedawung, d. Kluwih, e. Kemiri, f. Mangga, g. Mengkudu, h. Nangka, i. Pinang, j. Petai
xv
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No.
Nama
: BONANGAN I : BONANGAN I : BONANGAN : SUGIANTO
Klrg
Alamat
Luas (Ha)
Tanaman pokok Jumlah a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
3
3
12
50
68
3
5
10
75
98
1
7
8
12
7
49
7
9
11
25
8
15
90
6
18
6
11
4
15
99
6
38
2
13
72
21
63
19
169
12
Nurha
2
Wonoasri
0,25
13
Timbul
4
Wonoasri
0,50
14
Ningkram
4
Wonoasri
0,25
1
2
9
15
Asma
4
Trate
0,75
4
6
5
16
Parto/ Surip
4
Wonoasri
0,25
11
24
17
Rukuh
4
Wonoasri
0,25
5
8
18
Sukiran
8
Wonoasri
0,25
19
13
26
3
5
19
Gombloh
3
Wonoasri
0,25
2
7
8
1
4
5
5
15
20
67
20
Jun
4
Wonoasri
0,50
5
4
15
1
2
5
10
3
45
21
Nerti
7
Wonoasri
0,50
71
1
23
3
8
7
31
16
165
22
Asmawi
3
Wonoasri
0,25
1
1
9
11
3
10
5
40
5 2
4
1
Keterangan: a. Asam, b. Duwet, c. Kedawung, d. Kluwih, e. Kemiri, f. Mangga, g. Mengkudu, h. Nangka, i. Pinang, j. Petai
4
xvi
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
: BONANGAN I : BONANGAN I : BONANGAN : SUGIANTO Tanaman pokok
No.
Nama
Klrg
Alamat
Luas (Ha)
Jumlah a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
23
Matamir
5
Wonoasri
0,25
8
4
5
5
5
4
27
24
Timan
6
Wonoasri
0,25
4
6
26
6
4
17
13
25
Miun
4
Wonoasri
0,25
13
2
4
5
5
5
13
10
57
26
Jarno
5
Wonoasri
0,25
11
5
5
1
5
11
24
5
67
27
Wagiran
5
Wonoasri
0,50
5
20
10
1
7
7
18
25
3
20
116
28
Wito
6
Wonoasri
0,25
2
6
7
1
1
7
3
10
3
10
50
29
Sugianto
3
Wonoasri
0,50
28
2
37
3
1
3
9
34
26
143
30
Sugiono
3
Wonoasri
0,25
2
5
15
8
17
4
53
291
124
364
221
570
473
2415
Jumlah
9,88
2 49
120
159
Keterangan: a. Asam, b. Duwet, c. Kedawung, d. Kluwih, e. Kemiri, f. Mangga, g. Mengkudu, h. Nangka, i. Pinang, j. Petai
2
60 76
44
xvii
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No.
Nama
Klrg
: BONANGAN II :: BONANGAN : PAK TRONJOL
Alamat
Tanaman pokok
Luas (Ha)
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
8
38
20
6
1
9
9
40
48
4
8
8
29
54
124
2
3
41
2
79
13
5
31
3
85
10
30
20
85
Jumlah
1
Tronjol
4
Wonoasri
0,50
10
12
2
Tulus
3
Wonoasri
0,25
10
6
3
Panijan
2
Wonoasri
0,50
12
10
4
Kruwit
3
Wonoasri
0,25
12
5
9
7
5
Emat Songat
4
Sidodadi
0,25
2
3
15
5
6
Muni
5
Wonoasri
0,25
2
1
7
Dari
4
Wonoasri
0,25
4
2
7
8
Duwi Hadi
5
Wonoasri
0,25
8
2
2
2
9
Sugeng
4
Wonoasri
0,25
7
1
10
Wakijan
4
Wonoasri
0,25
5
3
11
Misman
4
Wonoasri
0,25
2
9
5
9 1
1
6
6
22
2
1
12 15
10
1
205
6
4
20
10
3
70
4
6
10
10
7
50
3
4
10
17
48
5
2
4
6
17
5
58
2
2
3
2
25
15
69
6
5
30
5
3
Keterangan: a. Asam, b. Duwet, c. Pinang, d. Kedawung, e. Kluwih, f. Kemiri, g. Melinjo, h. Mangga, i. Mengkudu, j. Nangka, k. Petai, l. Sukun
1
87
xviii
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No.
Nama
Klrg
: BONANGAN II :: BONANGAN : PAK TRONJOL
Alamat
Tanaman pokok
Luas (Ha)
a
b
c
d
Jumlah
12
Banjir
6
Pantong
0,25
5
4
2
9
13
Meseran
4
Wonoasri
0,50
21
3
11
5
14
Bejo
3
Wonoasri
0,25
3
3
15
Mudiyan
3
Wonoasri
0,25
11
16
Jerman
6
Wonoasri
0,50
12
17
Taji
5
Wonoasri
0,25
5
18
Narto
4
Wonoasri
0,25
19
Trubus
4
Wonoasri
0,25
20
Saman
6
Wonoasri
0,25
21
Basuki
4
Wonoasri
0,38
17
22
Jemali
4
Wonoasri
0,38
5
5
11 2
e
f
g
2 4
4
26
h
i
j
k
4
12
20
7
65
25
70
16
161
12
10
2
30
1
20
41
9
101
2
12
87
6
159
15
35
20
82
5
20
11
49
20
25
15
80
6
3
1
12
7 8
3
5
7
3
2
6
5
5
21
19
29
87
12
5
10
14
21
40
137
3
25
5
15
63
15
3
10
2
l
Keterangan: a. Asam, b. Duwet, c. Pinang, d. Kedawung, e. Kluwih, f. Kemiri, g. Melinjo, h. Mangga, i. Mengkudu, j. Nangka, k. Petai, l. Sukun
xix
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
: BONANGAN II :: BONANGAN : PAK TRONJOL Tanaman pokok
No.
Nama
Klrg
Alamat
Luas (Ha)
Jumlah a
b
c
d
e
1
1
5
23
Paeran
5
Wonoasri
0,25
8
24
Hasan
3
Wonoasri
0,25
2
8
3
25
Senelam
4
Wonoasri
0,25
10
2
1
7,50
171
102
Jumlah
48
243
f
g
i
5 7
46
h
78
8
j
k
l
16
5
41
2
10
5
3
40
2
3
1
12
31
112
256
648
369
Keterangan: a. Asam, b. Duwet, c. Pinang, d. Kedawung, e. Kluwih, f. Kemiri, g. Melinjo, h. Mangga, i. Mengkudu, j. Nangka, k. Petai, l. Sukun
5
2086
xx
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
: BONANGAN III : BONANGAN : BONANGAN : NINGRAT Tanaman pokok
No.
Nama
Klrg
Alamat
Luas (Ha)
Jumlah a
b
c
d
8
e
f
g
h
i
j
5
4
30
40
87
30
5
20
10
65
5
30
50
100
5
30
40
80
13
40
30
100
5
40
20
70
10
50
20
100
1
Ningrat
5
Wonoasri
0,25
2
Kiman
4
Sidodadi
0,25
3
Waris
5
Wonoasri
0,25
10
4
Gano
5
Jember
0,25
5
5
Sutik
6
Wonoasri
0,25
7
6
Banari
5
Wonoasri
0,25
5
7
Turiman
5
Wonoasri
0,25
10
8
Parman
6
Wonoasri
0,50
15
15
70
80
180
9
Taimin
7
Wonoasri
0,25
10
10
30
50
100
10
Panidi
6
Wonoasri
0,25
5
5
40
20
70
11
Kuseno
6
Wonoasri
0,25
6
15
20
40
81
12
Sam
6
Wonoasri
0,50
10
40
30
5
10
10
40
Keterangan: a. Asam, b. Duwet, c. Pinang, d. Kedawung, e. Kluwih, f. Mangga, g. Mengkudu, h. Nangka, i. Petai, j. Sukun
120
xxi
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No.
Nama
Klrg
: BONANGAN III : BONANGAN : BONANGAN : NINGRAT
Alamat
Tanaman pokok
Luas (Ha)
a
Jumlah b
c
d
e
f
g
h
i
j
13
Kiki
5
Wonoasri
0,25
5
5
40
30
80
14
Bagong
4
Wonoasri
0,25
5
30
30
35
100
15
Gino
5
Wonoasri
0,25
20
20
70
80
190
16
Nuri
4
Wonoasri
0,25
5
15
30
20
70
17
Minah
5
Wonoasri
0,25
5
15
40
20
80
18
Budi
5
Wonoasri
0,25
5
5
30
20
60
19
Sausin
7
Ketangi
0,50
30
30
30
70
160
20
Pan
6
Wonoasri
0,50
35
20
40
65
160
21
Ribut
4
Wonoasri
0,25
10
10
50
30
100
22
Toiran
7
Wonoasri
0,50
20
20
70
90
200
23
Monori
5
Pantong
0,25
24
Ran
7
Andongsari
0,25
0 15
15
Keterangan: a. Asam, b. Duwet, c. Pinang, d. Kedawung, e. Kluwih, f. Mangga, g. Mengkudu, h. Nangka, i. Petai, j. Sukun
50
20
75
xxii
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No.
Nama
Klrg
: BONANGAN III : BONANGAN : BONANGAN : NINGRAT
Alamat
Tanaman pokok
Luas (Ha)
a 10
Jumlah
25
Sarip
6
Pantong
0,25
26
Rianto
4
Wonoasri
0,25
27
Aris
2
Pantong
0,50
10
28
Teman
6
Wonoasri
0,25
5
29
Kumbal
5
Wonoasri
0,50
6
9,00
277
Jumlah
b
c
d
e
30
f
10 20
g
h
i
15
30
20
5
20
150
20
100
80
5
30
40
80
50
4
145
1170
990
4
2968
5 10
40
40
110
20
307
Keterangan: a. Asam, b. Duwet, c. Pinang, d. Kedawung, e. Kluwih, f. Mangga, g. Mengkudu, h. Nangka, i. Petai, j. Sukun
j 65
145
xxiii
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No.
Nama
Klrg
: BONANGAN IV :: BONANGAN : RATENI
Alamat
Tanaman pokok
Luas (Ha)
a
Jumlah b
c
d
6
e
f
g
34
2
6
1
Buang
4
Bonangan
0,50
12
2
Lispah
3
Wonoasri
0,50
6
3
Padi
4
Wonoasri
0,50
4
Wage
5
Wonoasri
0,50
1
6
5
Gito
5
Wonoasri
0,25
7
6
Kusman
4
Wonoasri
0,50
9
2
7
surip
4
Wonoasri
0,50
6
8
Jarwo
4
Wonoasri
0,50
9
Samin
3
Wonoasri
10
Berin
4
11
Miso
7
9 10
3
h
i
4
1
k
l
30
32
41
163
12
7
26
67
90
4
2
107
4
4
35
1
33
88
15
6
2
12
19
16
77
36
8
6
42
22
36
163
1
8
2
2
9
17
14
59
9
2
21
6
6
22
8
34
110
0,50
9
2
21
7
12
36
14
36
137
Wonoasri
0,50
2
36
38
4
2
82
Wonoasri
0,50
2
1
74
15
113
2
11
4
j
2
6
4 Keterangan: a. Asam, b. Durian, c. Duwet, d. Pinang, e. Kedawung, f. Kluwih, g. Kemiri, h. Melinjo, i. Mangga, j. Nangka, k. Mengkudu, l. Petai
xxiv
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No.
Nama
Klrg
: BONANGAN IV :: BONANGAN : RATENI
Alamat
Tanaman pokok
Luas (Ha)
a
Jumlah b
c
d
e
f
12
Bugiman
5
Wonoasri
0,50
9
32
13
Rateni
4
Wonoasri
0,50
7
31
10
14
Dasuki
5
Wonoasri
0,25
7
7
9
9
15
Broto
3
Wonoasri
0,50
11
4
16
Said
4
Wonoasri
0,38
17
Demung
4
Wonoasri
18
Samsul
5
19
Ngatini
20
19
g 4
h
i
j
k
l
6
37
13
22
123
4
20
170
44
286
30
10
6
97
17
1
25
26
8
26
118
4
4
2
4
7
8
30
59
0,25
4
12
2
2
16
13
20
69
Wonoasri
0,25
6
24
3
2
22
9
20
86
5
Wonoasri
0,50
1
10
3
2
4
106
45
30
201
Sadin
5
Wonoasri
0,50
9
1
22
2
10
4
36
23
32
139
21
Bambang
3
Wonoasri
0,50
12
7
34
2
6
4
30
32
40
167
22
Minal
4
Wonoasri
0,25
7
8
5
22
36
103
17
8 Keterangan: a. Asam, b. Durian, c. Duwet, d. Pinang, e. Kedawung, f. Kluwih, g. Kemiri, h. Melinjo, i. Mangga, j. Nangka, k. Mengkudu, l. Petai
xxv
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No.
Nama
Klrg
: BONANGAN IV :: BONANGAN : RATENI
Alamat
23
Satimin
7
Bonangan
24
Sujarno
5
Wonoasri
25
Sukarman
5
Wonoasri
26
Ngatini
5
Wonoasri
Tanaman pokok
Luas (Ha)
a
b
0,50
12
11
Jumlah
9
0,50
1
c
3
d
e
f
g
h
i
j
k
l
36
4
8
4
6
23
38
66
208
41
2
7
9
32
13
67
183
20
4
6
4
21
9
30
94
10
3
2
4
106
45
30
201
748
3300
162 11 45 21 481 47 115 4 156 934 576 Jumlah 10,63 Keterangan: a. Asam, b. Durian, c. Duwet, d. Pinang, e. Kedawung, f. Kluwih, g. Kemiri, h. Melinjo, i. Mangga, j. Nangka, k. Mengkudu, l. Petai
xxvi
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
: BONANGAN V : BONANGAN : BONANGAN : MUASI
No.
Alamat
Nama
Klrg
Tanaman pokok
Luas (Ha)
a
Jumlah b
c
d
e
f
g
6
15
32
11
3
41
3
3
35
4
h
i
j
k
l
18
35
76
52
5
25
75
25
2
16
17
5
10
74
12
6
19
42
8
m
1
Simon Ali/ muasi
3
Wonoasri
0,50
1
2
Misiran
4
Wonoasri
0,50
5
3
Supriyono
3
Wonoasri
0,38
4
Togi
6
Wonoasri
0,50
12
3
5
Bero
4
Wonoasri
0,25
6
1
6
Giman
4
Wonoasri
0,25
5
16
7
12
52
22
7
Suroto
6
Wonoasri
0,25
5
18
7
8
11
28
77
8
Paeran
5
Wonoasri
0,25
8
27
6
11
44
28
124
9
Sumarno
3
Wonoasri
0,25
8
27
4
7
2
14
43
29
134
10
Surip
3
Wonoasri
0,25
14
6
5
4
68
21
120
11
Lasiran
4
Wonoasri
0,25
9
7
4
62
24
114
3
2
1
7 15
15
8
249 2
185 82
1
119 112
6
Keterangan: a. Asam, b. Duwet, c. Pinang, d. Kedawung, e. Kluwih, f. Kemiri, g. Kepuh, h. Melinjo, i. Mangga, j. Mengkudu, k. Nangka, l. Petai, m. Sukun
120
xxvii
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No.
Nama
Klrg
: BONANGAN V : BONANGAN : BONANGAN : MUASI
Alamat
Tanaman pokok
Luas (Ha)
a
Jumlah b
c
d
e
j
k
l
m
4
12
51
12
7
94
28
11
5
34
10
4
104
10
37
9
5
15
58
6
4
159
4
21
8
9
27
56
18
8
12
32
22
14
62
27
32
8
106
16
41
58
136
18
46
7
111
21
18
6
92
16
39
18
100
12
Saeman
6
Wonoasri
0,25
8
13
Wedi
3
Wonoasri
0,25
6
14
Siman
2
Wonoasri
0,25
8
15
Muarip
4
Wonoasri
0,25
16
Sukirno
5
Wonoasri
0,25
8
51
4
17
Misman
6
Wonoasri
0,25
5
16
27
18
Mitro
4
Wonoasri
0,25
19
Darmin
4
Wonoasri
0,25
4
20
Trubus
5
Wonoasri
0,25
9
12
14
21
Sugiono
5
Wonoasri
0,25
6
31
8
22
Gito
6
Wonoasri
0,25
6
12
9
6
7
7
17
9
8
f
5
g
h
i
7
4
6
5 2
150 2
139 124
Keterangan: a. Asam, b. Duwet, c. Pinang, d. Kedawung, e. Kluwih, f. Kemiri, g. Kepuh, h. Melinjo, i. Mangga, j. Mengkudu, k. Nangka, l. Petai, m. Sukun
xxviii
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK No.
Nama
Klrg
: BONANGAN V : BONANGAN : BONANGAN : MUASI Alamat
Tanaman pokok
Luas (Ha)
a 9
Jumlah b
23
Mudiyan
3
Wonoasri
0,25
24
Maun
4
Wonoasri
0,25
25
Kajat
2
Wonoasri
0,25
26
Wito
6
Wonoasri
0,25
1
27
Hajari
3
Wonoasri
0,25
4
28
Gudel
3
Wonoasri
0,25
4
29
Budi
3
Wonoasri
0,25
12
30
Agus
4
Wonoasri
0,25
Jumlah
8,38
c
7
54
e
f
g
h
i
j
k
l
m
7
14
56
11
97
7
9
6
17
33
8
87
11
12
2
18
37
14
97
6
8
64
58
143
3
6
2
12
52
9
88
4
7
7
12
54
7
106
26
6
24
34
7
109
4
5
11
14
21
27
23
105
517
214
109
80
459
1390
556
3
128
d
33
6
5
2
5
4
12
26
Keterangan: a. Asam, b. Duwet, c. Pinang, d. Kedawung, e. Kluwih, f. Kemiri, g. Kepuh, h. Melinjo, i. Mangga, j. Mengkudu, k. Nangka, l. Petai, m. Sukun
3583
xxix
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No.
Nama
Klrg
: BONANGAN VI : BONANGAN : BONANGAN : SUCIPTO
Alamat
Tanaman pokok
Luas (Ha)
a
Jumlah b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
2
45
1
7
3
4
40
35
40
7
5
21
135
182
16
35
158
6
15
35
90
11
15
10
62
5
56
5
100
14
46
20
100
6
15
46
12
105 91
1
Hadi Sucipto
5
Wonoasri
0,50
3
2
Waras
6
Wonoasri
0,50
2
3
Sunar
5
Wonoasri
0,50
2
3
3
94
4
Badrus
4
Wonoasri
0,25
2
6
2
19
2
5
Satiman
5
Wonoasri
0,25
2
2
20
2
6
Misman
6
Wonoasri
0,25
2
2
24
3
7
Bibit
7
Wonoasri
0,25
6
14
8
Sigi
3
Wonoasri
0,25
2
24
9
Broto
3
Wonoasri
0,25
2
10
Musidi
7
Wonoasri
0,25
2
11
Murdi
8
Wonoasri
0,25
2
19
6
5 3
3
2
14
3
2
16
36
16
2
14
4
2
14
16
16
2
14
2
6
26
26
Keterangan: a. Asam, b. Duwet, c. Pinang, d. Kedawung, e. Kluwih, f. Kemiri, g. Melinjo, h. Mangga, i. Mengkudu, j. Nangka, k. Petai, l. Sukun
4
187
80 78
xxx
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No.
Nama
Klrg
: BONANGAN VI : BONANGAN : BONANGAN : SUCIPTO
Alamat
Tanaman pokok
Luas (Ha)
a
Jumlah b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
12
Jemani
7
Wonoasri
0,50
4
4
20
2
4
46
40
86
206
13
Sanaji
4
Wonoasri
0,25
2
2
14
2
2
14
26
18
80
14
Banbi
4
Wonoasri
0,25
2
2
14
10
26
24
78
15
Sukaji
5
Wonoasri
0,25
4
6
2
19
2
6
16
26
16
Untung
6
Wonoasri
0,25
4
2
2
12
3
6
18
11
62
17
Yuda
3
Wonoasri
0,25
2
2
16
2
16
54
17
109
18
Waris
5
Wonoasri
0,25
2
2
14
2
6
46
24
96
19
Tukiran
4
Wonoasri
0,25
4
2
11
2
4
11
19
36
89
20
Kasmin
4
Wonoasri
0,38
16
8
43
6
4
64
147
302
602
12
4
Keterangan: a. Asam, b. Duwet, c. Pinang, d. Kedawung, e. Kluwih, f. Kemiri, g. Melinjo, h. Mangga, i. Mengkudu, j. Nangka, k. Petai, l. Sukun
4
85
xxxi
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No.
Nama
Klrg
: BONANGAN VI : BONANGAN : BONANGAN : SUCIPTO
Alamat
Tanaman pokok
Luas (Ha)
a
b
25
10
Jumlah c
d
e
f
40
4
15
7
15
21
Purwanto
5
Wonoasri
0,38
22
Paijan
7
Wonoasri
0,50
3
14
23
Timan
3
Wonoasri
0,25
4
14
g
h
4
i
j
k
20
50
200
364
15
76
86
220
16
26
39
99
7,25 92 45 50 532 45 80 3 8 362 872 1219 Jumlah Keterangan: a. Asam, b. Duwet, c. Pinang, d. Kedawung, e. Kluwih, f. Kemiri, g. Melinjo, h. Mangga, i. Mengkudu, j. Nangka, k. Petai, l. Sukun
l
15
3323
xxxii
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No.
Nama
Klrg
: BONANGAN VII : BONANGAN : BONANGAN : PAIDI
Alamat
Luas (Ha)
1
Paidi
4
Kraton
0,25
2
Murdi
3
Kraton
0,25
3
Sugianto
4
Kraton
0,25
4
Jamin
2
Kraton
0,25
5
Parmin
6
Kraton
0,25
6
Saman
3
Kraton
0,25
7
Nono
4
Kraton
0,25
8
Banari
4
Kraton
9
Misiran
4
10
Fuat
11
Ayik
Tanaman pokok Jumlah a
b
c
d
e
11
3
f
g
8 20
i
j
k
3
8
34
25
84
2
2
16
6
34
50
10
90 66
10 7
1
6 11
11
3
2
5
0,25
5
1
Kraton
0,38
22
2
Kraton
0,38
2
Kraton
0,25
2
h
1
2
15
15
27
2
10
5
10
8
42
3
2
6
17
16
66
3
4
6
30
5
2
69
3
2
17
8
1
46
37
45
29
153
2
40
50
9
101
2
1
28
13
80
9
8 20
8
20
l
6
Keterangan: a. Asam, b. Durian, c. Duwet, d. Pinang, e. Kedawung, f. Kluwih, g. Kemiri, h. Mangga, i. Mengkudu, j. Nangka, k. Petai, l. Sukun
xxxiii
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No.
Nama
Klrg
: BONANGAN VII : BONANGAN : BONANGAN : PAIDI
Alamat
Tanaman pokok
Luas (Ha)
a 3
12
Singgih
4
Kraton
0,50
13
Misiran
2
Kraton
0,25
14
Suto
6
Kraton
0,25
15
Gunawan
5
Kraton
16
Kusno
4
17
Bonah
18
Jumlah b
c
d
6
e
f
g
h
8
5
2
4
6
5
0,25
5
Kraton
0,25
2
4
Kraton
0,25
2
Bayanto
3
Kraton
0,25
3
19
Karno
3
Kraton
0,25
4
20
Jumain
5
Kraton
0,25
1
i
j
k
l
2
37
10
66
3
27
8
46
5
7
1
7
11
8
11
3
6
45
3
4
7
7
11
5
6
5
15
17
2
1
3
10
7
50
12
4
2
2
20
17
61
15
6
5
11
10
4
4
3
7
4
6
6
52 78
5
45 33
Keterangan: a. Asam, b. Durian, c. Duwet, d. Pinang, e. Kedawung, f. Kluwih, g. Kemiri, h. Mangga, i. Mengkudu, j. Nangka, k. Petai, l. Sukun
1
63
xxxiv
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No.
Nama
Klrg
: BONANGAN VII : BONANGAN : BONANGAN : PAIDI
Alamat
Luas (Ha)
Tanaman pokok Jumlah a
21
Paidi
4
Kraton
0,50
22
Miso
5
Kraton
0,25
3
23
Wagino
3
Kraton
0,25
4
6,50
83
Jumlah
b
c
d
5
e
f
g
h
21
4
25
6
5
i
j
k
70
32
157
4
35
21
108 88
6
2
26
2
7
2
10
6
8
11
8
18
12
2
84
33
211
29
66
96
224
594
246
Keterangan: a. Asam, b. Durian, c. Duwet, d. Pinang, e. Kedawung, f. Kluwih, g. Kemiri, h. Mangga, i. Mengkudu, j. Nangka, k. Petai, l. Sukun
l
10
1678
xxxv
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
: BONANGAN VIII : BONANGAN : BONANGAN : YATENO
No.
Alamat
Nama
Klrg
Tanaman pokok
Luas (Ha)
a
b
11
16
Jumlah c
d
e
5
f
g
h
i
j
k
14
1
4
1
53
22
127
7
64
72
1
Tomo
4
Wonoasri
0,38
2
Tuiman
4
Wonoasri
0,25
3
Ngadeni
5
Wonoasri
0,25
3
5
1
13
8
30
4
Nurohmat
3
Wonoasri
0,25
5
7
1
14
1
28
5
Purnomo
4
Wonoasri
0,25
2
17
2
3
5
29
6
Tupadianto
5
Wonoasri
0,25
8
2
1
22
12
20
74
7
Misdi
4
Wonoasri
0,25
1
5
24
14
60
8
Dikin
3
Wonoasri
0,50
9
Sanimin
6
Wonoasri
0,50
10
No
3
Wonoasri
0,38
7
11
Japar
5
Wonoasri
0,38
5
1
6
4
1
7 3
11
2
1
5
3
11 11
6
31
26
87
10
10
1
6
4
14
81
129
7
1
1
4
9
15
28
72
4
4
3
11
13
5
58
Keterangan: a. Asam, b. Duwet, c. Pinang, d. Kedawung, e. Kluwih, f. Kemiri, g. Melinjo, h. Mangga, i. Mengkudu, j. Nangka, k. Petai
xxxvi
Lampiran 2 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
: BONANGAN VIII : BONANGAN : BONANGAN : YATENO
No.
Alamat
Nama
Klrg
Tanaman pokok
Luas (Ha)
a
b
Jumlah c
d
e
f
g
h
i
j
k
12
Samin
6
Wonoasri
0,25
4
7
13
1
1
21
3
17
1
68
13
Riki
5
Wonoasri
0,25
12
1
8
2
1
7
1
17
3
52
14
Sarwi
4
Wonoasri
0,25
4
35
3
1
47
15
Jarwo
3
Wonoasri
0,25
9
2
12
1
16
Rossi
4
Wonoasri
0,25
7
1
17
17
Swono
4
Wonoasri
0,25
6
5
7
18
Sahawi
4
Wonoasri
0,25
1
19
Untung
6
Wonoasri
0,25
20
Timan
6
Wonoasri
0,25
10
21
Yateno
3
Wonoasri
0,50
6
6,39
102
Jumlah
3 3 5
53
13
4
1
6
4
16
7
57
6
4
9
14
59
9
3
25
17
72
3
2
11
3
55
6
84
3
1
4
3
8
8
30
12
5
15
5
75
75
178
71
436
406
1484
10
8
6
10
5
2
186
36
61
2
118
Keterangan: a. Asam, b. Duwet, c. Pinang, d. Kedawung, e. Kluwih, f. Kemiri, g. Melinjo, h. Mangga, i. Mengkudu, j. Nangka, k. Petai
71
xxxvii
Lampiran 3 Anggota Kelompok Tani, Jenis dan Jumlah Tanaman Pokok di Blok Curah Malang KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
: BURUH TANI : PEGUNUNGAN CURAH MALANG : CURAH MALANG : SARKUN
No
Klrg
Nama
L/P
Umur
Alamat
Luas (Ha)
Tanaman pokok Jumlah a
b
c
d
e
f
g
h
i
1
Marsit
L
50
5
Trate
0,38
7
4
1
2
Kusnoto
L
45
4
Tegal Sari
0,75
15
25
10
3
Bandi
L
45
5
Ketangi
0,38
13
4
2
4
Pornomo
L
25
4
Wonoasri
0,25
5
10
4
5
Surwiyono
L
25
2
Trate
0,25
6
Tarmidi
L
55
5
Jawatan
0,50
2
7
Wagiran
L
49
4
Wonoasri
0,25
3
8
Meswanto
L
35
4
Trate
0,25
2
2
9
Sarkun
L
65
3
Pagergunung
0,25
5
2
10
Salim
L
51
5
Pagergunung
0,50
4
11
Phos
L
48
4
Ketangi
0,30
10
12
Moyan
L
50
5
Ketangi
0,25
20
4
4
2
7
k
l
m
2
1
n
o
p
q
r
s
t
2
10
105
5
136
10
35
25
10
130
3
5
39
4
71
5
10
10
20
64
8
3
11
5
5
71
7
94
8
1
12
0
24
6
34
0 2
j
1
1
1
21
7
5
24
4
9
7
14
8
1
4
3
10
5
2
25
7 7
2
2
56 1
1
66
36
1
65
5
2
61
Keterangan: a. Alpukat, b. Asam, c. Durian, d. Duwet, e. Jambu air, f. Jambu mete, g. Jengkol, h. Kedondong, i. Kedawung, j. Kluwih, k. Kemiri, l. Knitu, m. Melinjo, n. Mangga, o. Mengkudu, p. Nangka, q. Petai, r. Sukun, s. Trembesi, t. Pinang
xxxviii
Lampiran 3 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No
Nama
L/P
Umur
: BURUH TANI : PEGUNUNGAN CURAH MALANG : CURAH MALANG : SARKUN
Klrg
Alamat
Luas (Ha)
Tanaman pokok Jumlah a
b
13
Sadin S. T.
L
33
4
Ketangi
14
Ngadino
L
38
4
Pagergunung
0,38
15
Mardi
L
45
3
Jawatan
0,25
16
Rosyit
L
22
2
Trate
0,50
3
17
Nimah
P
50
1
Trate
0,50
16
18
Parmin
L
48
4
Kobla
0,25
13
19
Sugianto
L
32
3
Wonoasri
0,50
2
20
Katirin
L
60
2
Wonoasri
0,50
1
18
7,18
1
141
Jumlah
73
c
d
e
1/4-4/9
f
g
h
4 3
i
j
k
l
m
15
7
n
o
5
40
3
3
3 2 32 1
1
4
8
6
9
16
9
3
18
2
22
10
129
2
2
1
6
3
6
12
4
4
133
8
28
2
2
p
q
r
s
t
20
10
54
20
1
77
15
18
85
90
10
26
11
4
8
48
7
15
6
63
33
1
4
11
52
10
1
9
1
159
82
116
693
176
3
10
9
1570
102 1
4
113 145
Keterangan: a. Alpukat, b. Asam, c. Durian, d. Duwet, e. Jambu air, f. Jambu mete, g. Jengkol, h. Kedondong, i. Kedawung, j. Kluwih, k. Kemiri, l. Knitu, m. Melinjo, n. Mangga, o. Mengkudu, p. Nangka, q. Petai, r. Sukun, s. Trembesi, t. Pinang
xxxix
Lampiran 3 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK No
Nama
L/P
Umur
: RUKUN SANTOSO : CURAH MALANG II : CURAH MALANG II : PARJI Klrg
Alamat
Luas (Ha)
Tanaman pokok Jumlah a
1
Mistom
L
36
4
Trate
25 m
2
Marsit
L
50
5
Trate
1/4+1 w
4
3
Mujiono
L
45
4
Jawatan
0,25
4
4
Neman
L
65
1
Kraton
0,25
4
5
Poniman
L
50
4
K. Templek
0,50
12
6
Katijo
L
83
8
Jawatan
1,00
7
BB Sini
P
60
2
Jawatan
0,38
8
Hari
L
42
2
Kraton
3,00
9
Misjowo
L
24
3
Ketangi
1,00
10
B. Paini
L
54
4
Kraton
1,00
4
11
Maridin
L
80
2
Kraton
1,00
13
12
Kubaiji
L
48
3
Tirtoasri
0,75
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
9
31
10
40
4
11
6
10
17
10
60
2 7
2 4
2
12 3
3 3
10
16 7
27
27
1
n
o
p 42
2
2
97
49
80
5
40
10
125
11
68
2
2
6
10
15
6
6
2
4
5
29
34
86
7
2
25
29
26
181
7
36
1
1
50
16
4
1
12
48
2
2
17
2
44
6
17
14
38
4
2
4 100
3
12
1
20
14
5 5
m
3
20
4
89 175
Keterangan: a. Asam, b. Durian, c. Duwet, d. Jambu air, e. Kedawung, f. Kluwih, g. Kemiri, h. Knitu, i. Flamboyan, j. Mangga, k. Mengkudu, l. Nangka, m. Pakem, n. Pinang, o. Petai, p. Sukun
xl
Lampiran 3 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK No
Nama
L/P
: RUKUN SANTOSO : CURAH MALANG II : CURAH MALANG II : PARJI
Umur
Klrg
Alamat
Tanaman pokok
Luas (Ha) a
b
c
d
1
5
e
13
Waris
L
14
6
Trate
0,25
8
14
Riswadi
L
36
4
Trate
0,25
3
10
15
Ketang
L
50
3
Silir
0,25
7
5
16
Suparmin
L
41
5
Blater
0,25
17
Suratin
L
42
5
Kraton
0,25
6
18
Si Is
L
50
4
Kraton
0,25
50
19
B. Yani
P
55
5
Kraton
0,25
20
Misdi
L
55
6
Trate
0,13
21
Sukardi
L
54
5
Trate
22
Cipto
L
35
3
Ketangi
23
Daman Huri
L
40
6
24
Abdur Rosid
L
35
3
f
g
h
l
4
6
15
1
5
13
5 5 5
5 3
2
10
2
0,25
5
3
G. Gebong
1,00
3
Kraton
1,00
10
5 4
2
o
p
8
41
40
30
87
2
5
7
21
5
6
43
20
86
15
9
17
12
103
7
10
15
7
61
1
5
5
1
5
10
25
2
11
10
5
6
14 2
n
47
3
4
m
8
1
3
j
Jumlah k
2
i
10
5
12
36
7
5
15
1
1
2
21
1
56 2
37
25
100
20
71
Jumlah 13,25 173 1 54 37 99 126 33 12 79 67 191 512 4 13 405 6 1812 Keterangan: a. Asam, b. Durian, c. Duwet, d. Jambu air, e. Kedawung, f. Kluwih, g. Kemiri, h. Knitu, i. Flamboyan, j. Mangga, k. Mengkudu, l. Nangka, m. Pakem, n. Pinang, o. Petai, p. Sukun
xli
Lampiran 3 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK No
Nama
L/P
Umur 53
: CURAH MALANG I : CURAH MALANG : CURAH MALANG : PONIRAN Klrg 3
Alamat Trate
Luas (Ha)
Tanaman pokok Jumlah a
b
c
1
Sartam
L
0,4
2
Denun
L
Kraton
0,25
6
12
3
Miseri
L
Kraton
0,25
10
4
Mustadi
L
Kraton
0,25
5
Imam
L
Kraton
6
Nyoto
L
7
Gombloh
8
d
e
20
f
g
h
i
j
k
l
m
n
o
13
1
18
18
2
25
5
3
r
s 73
27
7
4
8
6
14
3
52
9
6
5
11
2
13
7
53
0,3
6
3
2
5
42
4
70
Kraton
0,5
4
2
4
19
1
26
9
69
L
Kraton
1
15
13
24
27
41
29
185
Sukadi A.
L
Kraton
0,75
21
18
46
27
2
150
9
Narpan
L
Kraton
0,2
6
8
10
54
10
Sahur
L
Kraton
0,25
11
Siswono
L
Kraton
0,25
12
Sunar
L
Kraton
0,25
33
4
5
7
2
9
24
1
q
7
42
1
p
1
3
1
3 22
4
14
3
87
4
10
4
2
8
6
5
8
7
8
5
54
7
9
5
7
8
5
6
47
5
10
16
7
2
47
2
10
1
3
Keterangan: a. Asam, b. Durian, c. Duwet, d. Flamboyan, e. Jambu air, f. Jambu mete, g. Jeruk, h. Kedawung, i. Kluwih, j. Pakem, k. Kemiri, l. Knitu, m. Mangga, n. Mengkudu, o. Nangka, p. Pinang, q. Petai, r. Sirsak, s. Trembesi
xlii
Lampiran 3 (Lanjutan) KELOMPOK TANI BLOK/LOKASI WILAYAH KETUA KELOMPOK
No
Nama
13
Suwandi
14
Sukadi B.
15
Poniran B.
16
Suyadi
17
B. Sini
18
Sukidi
19
Kasiyono
L/P
Umur
: CURAH MALANG I : CURAH MALANG : CURAH MALANG : PONIRAN
Klrg
Alamat
Luas (Ha)
Tanaman pokok a
b
c
L
30
5
Kraton
0,25
3
15
L
37
4
Kraton
0,25
20
3
L
60
4
Trate
0,3
11
4
Trate
0,5
6
L P
60
2
Trate
0,25
2
L
47
5
Trate
0,4
3
L
64
9
Kraton
0,5
d
e
f
g
15
4
h
k
l
m
7
15
2
6
5
2
2
4 3
1
5
1
i
j
1
7
1
2
8
1
1
16
n
q
r
33
17
5
8
12
13
65
2
42
11
75
4
3 2
o
p
118
68
3
30
120
20
1
18
55
20
107
114
171
58 15
s
Jum lah
33
7
7,1 125 4 107 20 1 54 1 200 32 3 35 61 43 43 528 11 353 30 1 1652 Jumlah Keterangan: a. Asam, b. Durian, c. Duwet, d. Flamboyan, e. Jambu air, f. Jambu mete, g. Jeruk, h. Kedawung, i. Kluwih, j. Pakem, k. Kemiri, l. Knitu, m. Mangga, n. Mengkudu, o. Nangka, p. Pinang, q. Petai, r. Sirsak, s. Trembesi
i
Lampiran 4 Luas Lahan dan Jumlah Tanaman Pokok Rehabilitasi Resort Wonoasri Tiap Blok 1.
Blok Bletes Kelompok tani Wana makmur Pletes Rukun Tani Mojo Tani Sumber Rejeki Jumlah
Blok Bonangan Kelompok Tani Bonangan I Bonangan II Bonangan III Bonangan IV Bonangan V Bonangan VI Bonangan VII Bonangan VII
Luas (Ha) 9,75 5,75 4,25 8,12 5,80 33,67
Jumlah tanaman 3189 2515 1222 2469 1148 10543
Luas (Ha) 9,88 7,50 9,00 10,63 8,38 7,25 6,50 6,39 65,53
Jumlah tanaman 2347 2086 2968 3290 3583 3323 1678 1484 20783
2.
Jumlah
3.
Blok Curah Malang Kelompok Tani Buruh Tani Rukun Santoso Curah Malang I Jumlah
Luas (Ha) 7,18 13,25 7,1 27,53
Jumlah tanaman 1570 1812 1652 5034
ii
Lampiran 5 Manfaat Jenis Tanaman Pokok di Lahan Rehabilitasi Desa Wonoasri 1
Tanaman pokok Nangka
2
Petai
3
Kedawung
4
Mengkudu
5
Asam
6
Mangga
7
Kluwih dan sukun
No
Manfaat Biji: tepung, konsumsi, pendingin, tonik, patinya untuk penyakit hati; Daun: luka, borok, bisul, pakan ternak; Kulit kayu: tapal, tali, kain, pewarna jubah; Daging: pendingin, tonik, aneka olahan makanan; Akar: penyakit kulit, sesak napas, ekstrak akar: demam, mencret, malaria; Kayu: penenang, lebih unggul dari jati; Empulur: aborsi; Getah: bisul bernanah, gigitan ular, pembengkakan kelenjar. (Soepadmo 1997; Sastrahidajat 1986; Mujenah 1993) Nilai gizinya sekelas apel, mengandung antioksidan yang bisa menangkal macam-macam penyakit, meningkatkan kemampuan belajar anak dan menghilangkan depresi, penyedap makanan, sumber energi, vitamin C, fosfor, obat hati dan ginjal, menjaga saluran pencernaan. (www.balittro.go.id, masenchipz.com) Biji: konsumsi, kembung, nyeri haid, akan bersalin, demam nifas, penguat lambung; Kulit batang: mencret, kudis; Daun: perut nyeri, , mulas; Kulit buah: obat kudis, mencuci kepala. (Puspita 2006; Dewi 2007; www.hupelita.com; Mujenah 1993) Buah: memulihkan dari kanker, penyakit jantung, gangguan pencernaan, Diabetes tipe 1 dan 2, stroke, zat antibakteri, obat batuk, radang amandel, sariawan, tekanan darah tinggi, beri-beri, melancarkan kencing, radang ginjal, radang empedu, radang usus, disentri, sembelit limpa, lever, kencing manis, cacingan, cacar air, kegemukan, sakit pinggang, sakit perut dan masuk angin.menurunkan tekanan darah tinggi dan sejumlah penyakit lain; Akar:zat pewarna; Daun; masuk angin, kencing manis, Kulit kayu: disentri, batuk rejan; Putik bunga: radang usus dan lambung. (Mujenah 1993, pustakaalbayaty.wordpress.com,prawira.wordpress.com; www.balittro.go.id) Biji: pengental cetak tekstil, pencegahan diare, konsumsi, minyak biji: cat, vernis; Tepung biji: olahan makanan, disentri, diare; Kulit kayu: asma, gangguan datang bulan, demamluka, borok, bisul, ruam, obat kuat, abunya pencernaan; Daun muda: rematik, luka, tapal radang, bengkak persendian, bengkak, penghilang rasa sakit, batuk, radang selaput mata; Daging buah: obat pendingin, pencahar, ketombe, nyeri haid, alergi, sariawan, cacar air. ( Mujenah 1993; Verheij dan Coronel (editor) 1997; carahidup.um.ac.id; books.google.co.id) Buah: dikonsumsi, olahan makanan, antioksidan dan betakaroten, Vitamin C, mengobati stroke, desinfektan tubuh, pembersih darah, penurun panas badan, penghilang, antibiotik; Kulit batang: antibiotik; Inti biji: pakan ternak; Biji: obat pengelat; Kayu: arang; kulit batang: antibiotik. (Gruezo 1997; www.indonesiaindonesia.com; situs hijau.co.id; toiusd.multiply.com) Daun: demam, penambah ASI, penyakit kuning (hepatitis), pakan ternak, penangkal racun; Kulit buah: demam, penambah ASI; Buah: bahan pangan, pakan ternak; Kayu: bahan bangunan, papan selancar, perahu, mainan, kotak, peti, konstruksi ringan, penghalang angin; Bunga jantan kering: obat nyamuk; Bulir bunga jantan: kain; Kulit kayu: kain; Getah: tapal perahu, permen karet, perangkap burung, obat diare. (infopekalongan.com; Angkasa dan Nazaruddin 1994; iptek.net.id; www.ebookpangan.com; Porsea, 1997)
iii
Lampiran 5 (lanjutan) No 8
Tanaman pokok Kemiri
9
Duwet
10
Flamboyan
11
Jambu air
12
Knitu
13
Trembesi
14
Kepuh
15
Jambu mete
16
Pakem
17
Melinjo
Manfaat Biji; bumbu dapur, disentri, kencing nanah, asma, campuran obat, sembelit, cat, pabrik sabun, minyak biji; kerontokan rambut, bengkak, demam, kudis, luka bakar, pemeliharaan rambut, sakit kepala; Kulit kayu: disentri, murus darah, sariawan; Daun: resam tubuh; Bungkil: pupuk; Kayu: perabot, anak korek api. (Dewi 2007; Mujenah 1993; Zuhud et al. 2000; Heyne 1987) Buah: konsumsi, olahan makanan, obat kencing manis; Daun: obat kencing manis, pakan ternak; Bunga: madu nektar; Kulit kayu: obat kumur, pewarna, kencing manis, diare, pewarna jala, perlambat keasaman tuak; Biji: kencing manis, disentri, diare, dan penyakit lainnya; Pohon: naungan, penahan angin; Kayu: bahan bakar, bangunan. (Heyne 1987; www.iptek.net.id; Tohir 1981; Sastrahidajat 1986; Verheij dan Coronel (editor) 1997) Tanaman hias (http://anekaplanta.wordpress.com/2007/12/26/flamboyan-tanamanterindah-di-dunia/) Buah; konsumsi, olahan makanan; Kayu: bahan bangunan, kayu bakar; kulit batang: frambusia, sariawan. (Tohir 1981; id.wikipedia.org; Mujenah 1993) Daun: obat diabetes, rematik; Kulit batang: tonik, stimulant; Buah: konsumsi, olahan makanan; Kayu: konstruksi, cabang-cabang tua untuk menumbuhkan anggrek, tanaman hias. (community.kompas.com; iptek.net; Verheij dan Coronel (editor) 1997) Biji berkhasiat sebagai urus-urus. Daunnya untuk sakit kulit atau kudis. (kambing.ui.ac.id) Abu kulit buah: pewarna merah; Daun: terkilir, demam; Kulit batang: kencing kurang lancer; Buah: pewarna jingga; Biji: jamu, haid tidak teratur, konsumsi, minyak: koreng, trachoma, lampu, cat; Kayu: konstruksi sementara; Pohon: peneduh. (www.kehati.or.id; Mujenah 1993) Biji: konsumsi, minyak untuk lepuhan pada kaki pecah-pecah, kutil, katimumul, jerawat; Buah semu: konsumsi, olahan makanan, mual, obat kumur, gurah; Kulit kayu: bahan tinta, bahan pencelup, atau bahan pewarna; Kulit batang: obat kumur, obat sariawan, katimumul, zat penyamak; Gum/blendok: perekat buku, anti gengat; Akar: pencuci perut; Daun: konsumsi, obat luka bakar, radang amandel, ruam kulit; Getah buah: lepra, borok, eksema; Minyak biji: kena racun makanan; Kulit biji: pakan unggas, industri (pengawet kayu, jala penangkap ikan), kayu bakar; Ampas cangkang: bahan bakar; Kayu: perkakas kualitas rendah; Semua bagian: sakit kulit, pembersih mulut, pencahar. (Mujenah 1993; Eijnathen 1997; Heyne 1987; www.iptek.net.id; warnadunia.com) Biji: antiseptik, pengawet ikan, rambut kotor, haid tidak teratur; Kayu: batang korek api; Daun: obat cacing; Kulit kayu: mematikan ikan (tuba ikan) maupun udang; Inti biji: pembersih kutu / caplak pada lembu, pengganti minyak kelapa, minyak oles radang sendi dan penyakit kulit; Getah daun: koreng; Akar: rematik. (Mujenah 1993) Daun: bahan pangan; Biji: bahan pangan; Kulit biji: bahan pangan; Daun: obat kurang darah; Kulit batang: serat kualitas tinggi, tali panah (Sumba), tali pancing, jarring. (www.google.com; Mujenah 1993; Verheij dan Coronel (editor) 1997)
iv
Lampiran 5 (lanjutan) No
Tanaman pokok
18
Sirsak
19
Pinang
20
Durian
21 22
Sapen Alpukat
23
Jengkol
24
Kedondong
Manfaat Buah: panganan olahan, peluruh keringat, anti kejang, kekurangan Vitamin C, disentri, ambeien, sakit kandung urine, anyang-anyangan, air buah: sembelit, empedu berbatu; Batang: kayu bakar; Daun: bisul, peluruh keringat, anti kejang, kekurangan vitamin C dan disentri, bisul, ambeien, sakit kandung urine dan anyang-anyangan. (Sunarjono 1998; Hariana 2006; Mujenah 1993) Biji: untuk menyirih, penguat struktur gigi, obat cacingan, batuk berdahak, penambah nafsu makan, sakit mata, mengecilkan rahim setelah melahirkan, hidung berdarah, perut kembung, gangguan pencernaan, bengkak, rasa penuh di dada, luka, kudis, batuk, berdahak, sakit gigi, sakit pinggang, diare, disentri, difteria, terlambat haid, keputihan, beri-beri, edema, malaria, memperkecil putih mata pada glukoma; Daun: penambah nafsu makn, nyeri lambung, diare, borok, antiseptic, sakit pinggang. Kulit biji: busung air, beri-beri, kelengar matahari, diuretic, pencahar; Kulit biji: disentri, obat cacing kremi/ pita; Akar: obat sakit perut, haid berlebih, hidung berdarah (mimisan), koreng, borok, bisul, eksim, kudis, difteri, cacingan (kremi, gelang, pita, tambang), mencret, disentri, mengatasi bengkak karena retensi cairan (edema), rasa penuh di dada, luka, batuk berdahak, diare, terlambat haid, keputihan, beri-beri, malaria, memeperkecil pupil mata; Umbut muda: patah tulang, sakit pinggang (salah urat), bahan pangan; Daun: penambah nafsu makan, sakit pinggang, pembungkus makanan, topi; Sabut: gangguan pencernaan, sembelit, beri-beri, dan edema. (Zuhud 2000; balittro.litbang.deptan.go.id; Sastrahidajat 1986; Mujenah 1993) Buah: bahan pangan, penghangat badan, sembelit; Pohon: pencegah erosi di lahan-lahan yang miring; Batang: bahan bangunan/perkakas rumah tangga; Biji: alternatif pengganti makanan, olahan makanan; Kulit: bahan abu gosok, sembelit, pengasapan ikan; Akar: obat sakit demam, sakit kulit Daun: demam, katimumul; Kayu: konstruksi. (www.infopekalongan.com; Tohir 1981; Mujenah 1993; Verheij 1997) Kayu komersial Buah: konsumsi, baik untu bayi, minyak: industri kosmetik: sabun, pelembab kulit; Daun: obat sakit pinggang; Batang: bahan bangunan; Tanaman: konservasi lahan yang miring dan curam. (www.deptan.go.id; Sunarjono 1998; www.infopekalongan.com; Whiley 1997) Biji: bahan makanan, mencegah diabetes dan bersifat diuretik, kesehatan jantung, vitamin C, kandungan proteinnya lebih tinggi dari tempe, anemia, di samping bisa menyebabkan keracunan, penambah selera makan; Tanaman: kemampuan menyerap air tanah yang tinggi sehingga bermanfaat dalam konservasi air di suatu tempat. (www.smallcrab.com) Kayu:kencing nanah, raja singa; Daun: batuk. (Mujenah,1993)
v
Lampiran 6 Manfaat Jenis Asli yang Berpotensi untuk Ditanam di Lahan Rehabilitasi TNMB Tanaman No Manfaat rekomendasi 1
Cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.)
2
Kemukus (Piper cubeba L. F.) Pule pandak (Rauwolfia serpentina Benth.)
3
4
Sintok (Cinnamomum sintok Blume.)
5
Aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.)
6
Langsat (Langsium domesticum Correa.)
7
Bendo (Artocarpus elasticus Reinw.)
8
Suren (Toona sureni Blume)
9
Bambu bulat (Bambusa sp) Bambu wuluh (Schizastycum blumei Nees)
10
Akar dan daun: sakit gigi; Buah: kejang perut, beri-beri, obat kuat, wanita yang sedang nifas, minuman penyegar, penghilang keringat, demam, tekanan darah rendah, cholera, lemah syahwat; Akar: masuk angin, sakit gigi, perut kembung, mulas, muntah-muntah, memperbaiki pencernaan, merangsang nafsu makan, peluruh keringat, encok, infeksi pada hati, dan kesulitan dalam bersalin. (Mujenah 1993; Dewi 2007; Heyne 1987) Asma, kencing nanah, disentri, mengobati saluran pernafasan, penyakit perut lainnya. (Mujenah 1993; Heyne 1987; Dewi 2007) Akar: sesak napas, nyeri perut, demam, muntah-muntah, sakit kepala, gigitan ular, pemberantas cacing pada kuda; Getah: bintik putih pada mata; Daun dan bunga: salep luka pada kuda.(Heyne, 1987) Kayu: bangunan (kurang awet); Kulit batang: obat luar, obat cacing perut, terkena racun binatang, mengurangi sekresi usus, sakit kejang perut bagian bawah, dan murus; Kayu: obat penyakit kelamin. (Heyne 1987) Nira: tidak teratur haid, sariawan, disentri, batuk, TBC, dahak berdarah, obat pencahar, wasir; Akar: ginjal,/ kandung kemih berbatu, anyaman tudung, benang kail, cambuk; Buah lontar: obat sakit kencing; Bunga/ akar: pencahar, peluruh kencing, obat cacingan, malaria; Getah: penawar racun, obat demam, perangsang, sakit gigi, batuk, disentri; Kayu: tongkat, talang, sagu; Daun: bungkus rokok, tali, lidi. (Mujenah 1993; Zuhud et al. 2000; Heyne 1987) Buah: pangan; Kayu: tahan lama, tiang rumah, gagang perabotan; Kulit buah: usir nyamuk, anti diare; Biji: demam; Kulit kayu: disentri, malaria, tapal, gigitan kalajengking. (Yaacob dan Rugsa 1997) Kayu: sembelit, muntah, rumah, perahu, lesung, kotak pengepak, kulit batang: tambang, bekleding/ tutup pot bunga, keranjang bunga; Serat tambaran (batang 2 -4 tahun): tambang jala dan kail; Kulit nyamu: baju, kain kepala, kain pinggang, tikar; Kulit batang: sakit pinggang, alat kontrasepsi bagi wanita; Getah: putih, berbau manis, pahit sebagai pulut burung, obat disentri, mulas; Daun: obat TBC; Biji: sakit perut, minyak goreng, minyak rambut.(Heyne 1987; Mujenah 1993) Daun: insektisida; Pohon suren: mengusir serangga (repellant), digunakan dalam keadaan hidup, antifeedant (menghambat daya makan) terhadap larva serangga uji ulat sutera, (pengusir atau penolak) serangga, termasuk nyamuk; Kayu surian: perahu (ringan, tahan air laut), peti, kotak, meja tulis, almari pakaian (harum), perabot, kelas kuat III dan IV, kelas sedang untuk kayu bakar, dan termasuk kelas II untuk bahan baku pulp dan kertas; Kulit batang: pembengkakan limpa; Ekstrak daun: antibiotik; Kulit: obat demam, salep untuk pembengkakan limpa, disentri, dan mencret. (Heyne 1987; Mujenah 1993) Usuk pada proses pengasapan daun tembakau (Setiawan 1999) Tiang rambatan tanaman pertanian, glantang pada proses pengasapan daun tembakau (Setiawan 1999)
vi
Lampiran 6 (lanjutan) Tanaman No rekomendasi 11
12
13
14
15 16
Bambu lamper (Schizastycum branchyladium Kurz) Rotan warak (Plectomocomia elongata Blumei) Joho lawe (Terminalia belerica Roxb.) Cempedak (Artocarpus champeden Spreng) Bendoh (Entada scandens Benth.) Kapulaga (Amomum cardamomum Wild.)
17
Pulai (Alstonia scholaris Linn.)
18
Laos (Alpinia galanga L.) Pring ori (Bambusa bambos (L) Voss.) Bambu apus (Gigantochloa apus Kurz) Bambu betung (Dendrocalamus asper Schultes f.)
19 20
21
22
23
24 25 26
Bambu matmat (Dinochloa scandens (Blume) O. Kuntze.) Bambu rampal (Schizostachyum zollingeri Kurz) Sambung otot Arjasa (Agenandra javanica ) Iles-iles (Amorpophallus sp.)
Manfaat Anyaman untuk dinding gudang tembakau, rumah, kandang ternak (Setiawan 1999) Luka (Mujenah 1993)
Buah: pemelihara kehangatan badan (galihan), pewarna untuk kain, tetapi cepat luntur, penyamakan kulit. (Dewi 2007; Heyne 1987) Pangan, kayu kuat, awet:bangunan, mebel, perahu; Kulit kayu: tambang; Getah: pukat burung. (Heyne 1987; Jansen 1997) Mengembalikan kondisi wanita setelah bersalin, penyakit lambung, kerajinan ukir (Dewi 2007) Rimpang: kering, digiling untuk menghangatkan, obat sakit panas dan penyakit dalam; Minyak atsiri: rimpang dan akar; Buah: pengharum napas, gatal tenggorokan, air rebusan: obat kejang perut karena masuk angin (Heyne 1987; Dewi 2007) Akar: menghilngkan pedih di badan dan dada, tukak hidung; Kayu: ukiran kasar, peti, korek api; Kulit: obat kuat lambung dan isi perut, kembung, limpa membengkak, demam, nifas, obat cacing, kencing manis, malaria, wasir, penyakit kulit dan obat kuat; Getah: obat luka pada hewan, jelutung palsu, beri-beri, syphillis; Kulit pulai kering sebagai campuran obat, penolak demam, malaria, kencing manis, obat cacing, dan penguat lambung (Dewi 2007; Heyne 1987) Minyak atsiri berwarna kuning, resin, sebagai stimulan, karminatif, bumbu (Tjitrosoepomo 2005) Pelindung, tiang dan penyangga rumah, anyaman keranjang; Tunas muda: sayur; Daun dan ranting muda: pakan ternak (Heyne 1987) Galah gantungan tembakau; Rebung: obat cacing kuda, bangunan rumah, jembatan, anyaman, tali pengikat.(Heyne 1987) Tunas: konsumsi; Batang yang dilubangi dan diberi tanah menjadi tempat menanam, tempat air, bumbung penampung nira, tiang perahu dan tiang rumah, konstruksi jembatan gantung.(Heyne 1987) Tunas: obat cacing; Batang: keranjang, pengikat pagar; Air bambu: obat sakit mata, menjernihkan pandangan, radang (obat dalam dan luar).(Heyne 1987) Tunas untuk konsumsi; Batang: bilik, pengikat atap, penangkap ikan.(Heyne 1987) Obat pegal linu, sakit otot (Dewi 2007) Campuran obat (Dewi 2007) Campuran bahan obat (memiliki racun) (Dewi 2007)
vii
Lampiran 7 Rekomendasi Tindakan pada Lahan Rehabilitasi Blok Pletes (33,68 ha) 1. TANAMAN DI LAHAN REHABILITASI A. Tumbuhan obat
1
Kedawung
2678
80
2
Mengkudu
373
11
3 4
Trembesi Kepuh
53 36
2 1
Jarak tanam (m2) 25 x 25 2,5x2, 4x4, 5x5 -
5
Pakem
31
0.92
-
6
Kemiri
29
0.86
-
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Nangka Petai Asam Mangga Kluwih Sukun Duwet Jambu mete Knitu Pinang Durian Alpukat Kedondong
4425 2101 297 265 102 12 47 4 3 1 5 6 3
131 62 9 8 3 0.36 1 0.12 0.09 0.03 0.15 0.18 0.09
(8-12)x(8-12)
No
Jenis
Jumlah Kerapatan
(8-10)x(8-10) (6-12)x(6-12) (6-12)x(6-12) (6-12)x(6-12) 12x12 (7-10)x(7-10) 12x12 13x15 (6-12)x(6-12) 7,5x12
Rekomendasi Penjarangan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pengayaan, dipungut masyarakat Pengayaan, dipungut masyarakat Penjarangan Penjarangan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pengayaan Pengayaan Pemeliharaan Pengayaan, tanaman tepi Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan
B. Tumbuhan penghasil pangan 1
Kedawung
2678
80
Jarak tanam (m2) 25 x 25
2
Kemiri
29
0.86
-
3
Duwet
47
1
12x12
4
Pakem
31
0.92
-
5 6 7 8 9 10 11 12 13
Knitu Pinang Nangka Petai Asam Mangga Kluwih Jambu air Sukun
3 1 4425 2101 297 265 102 48 12
0.09 0.03 131 62 9 8 3 1 0.36
12x12 (8-12)x(8-12)
No
Jenis
Jumlah Kerapatan
(8-10)x(8-10) (6-12)x(6-12) (6-12)x(6-12) (5-7)x(5-7) (6-12)x(6-12)
Rekomendasi Penjarangan Pengayaan, dipungut masyarakat Pengayaan Pengayaan, dipungut masyarakat Pemeliharaan Pengayaan, tanaman tepi Penjarangan Penjarangan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan
viii
Lampiran 7 (lanjutan) B. Tumbuhan penghasil pangan (Lanjutan) No
Jenis
Jumlah Kerapatan
14 15 16 17 18
Alpukat Durian Jambu mete Kedondong Melinjo
6 5 4 3 3
0.18 0.15 0.12 0.09 0.09
Jarak tanam (m2) (6-12)x(6-12) 13x15 (7-10)x(7-10) 7,5x12 5x5
Rekomendasi Pemeliharaan Pemeliharaan Pengayaan Pemeliharaan Pemeliharaan
C. Tumbuhan pakan ternak No 1 2 3 4
Jenis Duwet Nangka Mangga Jambu mete
Jumlah 47 4425 265 4
Kerapatan 1 131 8 0.12
Jarak tanam (m2) 12x12 (8-12)x(8-12) (6-12)x(6-12) (7-10)x(7-10)
Rekomendasi Pengayaan Penjarangan Pemeliharaan Pengayaan
Jarak tanam (m2)
Rekomendasi Pemeliharaan Pengayaan Pengayaan Pengayaan Pemeliharaan Pemeliharaan
D. Tumbuhan penghasil kayu bakar No 1 2 3 4 5 6
Jenis Kosambi Sapen Duwet Jambu mete Jambu air Durian
Jumlah 1 20 47 4 48 5
Kerapatan 0.03 0.59 1 0.12 1 0.15
12x12 (7-10)x(7-10) (5-7)x(5-7) 13x15
E. Tumbuhan hias No 1 2
Jenis Pinang Knitu
Jumlah 1 3
Kerapatan 0.03 0.09
Jarak tanam (m2) 12x12
Rekomendasi Pengayaan, tanaman tepi Pemeliharaan
F. Tumbuhan penghasil zat pewarna No
Jenis
Jumlah
Kerapatan
Jarak tanam (m2) 2,5x2, 4x4, 5x5
1
Mengkudu
373
11
2
Pinang
1
0.03
-
3 4 5 6 7
Duwet Jambu mete Nangka Mangga Kepuh
47 4 4425 265 36
1 0.12 131 8 1
12x12 (7-10)x(7-10) (8-12)x(8-12) (6-12)x(6-12) -
Rekomendasi Pemeliharaan Pengayaan, tanaman tepi Pengayaan Pengayaan Penjarangan Pemeliharaan Pemeliharaan
ix
Lampiran 7 (lanjutan) G. Tumbuhan penghasil tali anyaman dan kerajinan No 1 2
Jenis Jambu mete Nangka
Jumlah 4 4425
Jarak tanam (m2) (7-10)x(7-10) (8-12)x(8-12)
Kerapatan 0.12 131
Rekomendasi Pengayaan Penjarangan
H. Tumbuhan penghasil bahan bangunan No 1 2 3 4 5
I.
Jenis Kluwih Sukun Kepuh Durian Sapen
Jumlah 102 12 36 5 20
Kerapatan 3 0.36 1 0.15 0.39
Jarak tanam (m2) (6-12)x(6-12) (6-12)x(6-12) 13x15 -
Rekomendasi Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pengayaan
Tumbuhan penghasil pestisida nabati
1
Jambu mete 4
0.12
Jarak tanam (m2) (7-10)x(7-10)
2
Pinang
1
0.03
-
3
Pakem
31
0.92
-
No
2.
Jenis
Jumlah
Kerapatan
Rekomendasi Pengayaan Pengayaan, tanaman tepi Pengayaan, dipungut masyarakat
TUMBUHAN REKOMENDASI UNTUK DITANAM DI LAHAN REHABILITASI
A. Tumbuhan obat No 1 2
Jenis
Jarak tanam (m2) 2,5 x 4
4
Cabe jawa Kemukus Pule pandak Sintok
5
Aren
6 7
Langsat Bendo
8
Suren
9
Joho lawe
-
10
Bendoh
11
Kapulaga
(1 x 1,5) (1 x 2), (1,5 x 2)
3
Rekomendasi tindakan Pengayaan, dirambatkan pada tanaman pokok Pengayaan, dirambatkan pada tanaman pokok
0,3 x 0,3
Pengayaan, memerlukan naungan
(5 x 10), (10 x 10) (6-8) x (6-8) 6 x 12, 8 x 12 (3 x 2), (3 x 3), (3 x 4)
Pengayaan, tanaman langka Pengayaan, 5 tahun setelah tanaman berbunga dilakukan penyulaman, tanaman tepi Pengayaan Pengayaan, perlu naungan Pengayaan Pengayaan, salah satu hasil hutan yang dipungut masyarakat pengayaan Pengayaan, salah satu hasil hutan yang dipungut masyarakat
x
Lampiran 7 (lanjutan) A.
Tumbuhan obat (lanjutan)
No
Jenis
Jarak tanam (m2)
Rekomendasi tindakan
12
Pulai
3x3
Pengayaan, benih sangat kecil dan mudah berkecambah, tumbuhan obat
-
Pengayaan, tanaman tepi
-
Pengayaan, diambil masyarakat sekitar dari hutan
15
Bambu matmat Sambung otot Arjasa
16
Iles-iles
13 14
Pengayaan, diambil masyarakat sekitar dari hutan Pengayaan, jarak tanam disesuaikan dengan periode tumbuh
1x1
B. Tumbuhan penghasil minyak atsiri No 1 2 3
Jarak tanam (m2) Rekomendasi tindakan (1 x 1,5) Pengayaan, salah satu hasil hutan yang dipungut Kapulaga (1 x 2), (1,5 x 2) masyarakat Kemukus Pengayaan, dirambatkan pada tanaman pokok Kenanga Pengayaan Jenis
C. Tumbuhan penghasil pangan No 1 2 3 4
Jarak tanam (m2) (5 x 10), Aren (10 x 10) Langsat (6-8) x (6-8) Cempedak (12-14)x (12-14) Pring ori, bambu betung, Bambu rampal Jenis
Rekomendasi tindakan Pengayaan, 5 tahun setelah tanaman berbunga dilakukan penyulaman, tanaman tepi Pengayaan Pengayaan, memerlukan sedikit naungan Tanaman tepi
D. Tumbuhan penghasil pakan ternak No Jenis 1 Pring ori, bambu apus
Jarak tanam (m2) Pengayaan, tanaman tepi
E. Tumbuhan penghasil zat pewarna No Jenis Jarak tanam (m2) 1 Cempedak (12-14)x (12-14) 2
Joho lawe
-
Rekomendasi tindakan Pengayaan, memerlukan sedikit naungan Pengayaan, salah satu hasil hutan yang dipungut masyarakat
F. Tumbuhan penghasil kayu bakar No 1
Jenis Suren
Jarak tanam (m2) (3 x 2), (3 x 3), (3 x 4)
Rekomendasi tindakan Pengayaan
xi
Lampiran 7 (lanjutan) G. Tumbuhan penghasil tali anyaman dan kerajinan
1
Cempedak
Jarak tanam (m2) (12-14)x (12-14)
2
Joho
-
3
Bendo 6 x 12, 8 x 12 Bambu bulat, bambu wuluh, bambu lamper, bambu apus, bambu betung, bambu matmat, bambu rampal
No
4
Jenis
Rekomendasi tindakan Pengayaan, memerlukan sedikit naungan Pengayaan, salah hasil hutan yang dipungut masyarakat Pengayaan, perlu naungan Pengayaan, tanaman tepi
H. Tumbuhan penghasil bahan bangunan
6
Jenis Jarak tanam (m2) Sintok Suren (3 x 2), (3 x 3), (3 x 4) Bendo 6 x 12, 8 x 12 Langsat (6-8) x (6-8) Bambu bulat, bambu wuluh, bambu lamper, bambu apus, bambu betung, bambu rampal Cempedak (12-14)x (12-14)
7
Joho lawe
-
8
Pulai
3x3
No 1 2 3 4 5
I.
Rekomendasi tindakan Pengayaan, tanaman langka Pengayaan Pengayaan, perlu naungan Pengayaan Tanaman tepi Pengayaan, memerlukan sedikit naungan Pengayaan, salah satu hasil hutan yang dipungut masyarakat Pengayaan, benih sangat kecil dan mudah berkecambah, tumbuhan obat
Tumbuhan hias No
1 2
J. No 1 2
Jenis Jarak tanam (m2) Melati Kenanga -
Rekomendasi tindakan Pengayaan Pengayaan
Tumbuhan pestisida nabati Jenis Jarak tanam (m2) Langsat (6-8) x (6-8) Suren (3 x 2), (3 x 3), (3 x 4)
Rekomendasi tindakan Pengayaan Pengayaan
xii
Lampiran 8 Rekomendasi Tindakan pada Lahan Rehabilitasi Blok Bonangan (65,53 ha) 1.
TANAMAN DI LAHAN REHABILITASI
A.
Tumbuhan obat
No
Jenis
Jumlah Kerapatan
1 2 3 4 5
Kedawung Mengkudu Kemiri Kepuh Nangka
2574 2476 629 5 6614
39 38 10 0.08 101
6 7
Petai Asam
5007 1306
76 20
8
Mangga
749
11
9
Kluwih
576
9
10
Sukun
60
0.92
11 12
Duwet Pinang
517 282
8 4
B.
Jarak tanam (m2) 25x25 (8-12)x (8-12) (8-10)x (8-10) (6-12)x (6-12) (6-12)x (6-12) (6-12)x (6-12) 12x12 -
Penjarangan Pemeliharaan Pengayaan Pengayaan Penjarangan Penjarangan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pengayaan, tanaman tepi
Tumbuhan pangan
1
Nangka
6614
101
2 3
Petai Asam
5007 1306
76 20
4
Mangga
749
11
5
Kluwih
576
9
6
Sukun
60
0.92
7 8 9 10 11
Melinjo Durian Kedawung Mengkudu Pinang
29 13 2574 2476 282
0.44 0.20 39 38 4
Jarak tanam (m2) (8-12)x (8-12) (8-10)x (8-10) (6-12)x (6-12) (6-12)x (6-12) (6-12)x (6-12) 5x5 13x15 25x25 -
12
Duwet
517
8
12x12
No
Rekomendasi
Jenis
Jumlah Kerapatan
Rekomendasi Penjarangan Penjarangan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Penjarangan Pemeliharaan Pengayaan, tanaman tepi Pemeliharaan
xiii
Lampiran 8 (lanjutan) C. Tumbuhan penghasil pakan ternak No 1 2
Jenis Duwet Nangka
Jumlah 517 6614
Kerapatan 8 101
3
Mangga
749
11
Jarak tanam (m2) 12x12 (8-12)x (8-12) (6-12)x (6-12)
Rekomendasi Pemeliharaan Penjarangan Pemeliharaan
D. Tumbuhan penghasil zat pewarna 1
Nangka
6614
101
2
Mangga
749
11
3 4
Mengkudu 2476 Pinang 282
38 4
Jarak tanam (m2) (8-12)x (8-12) (6-12)x (6-12) -
5 6
Duwet Kepuh
8 0.08
12x12 -
No
Jenis
Jumlah Kerapatan
517 5
Rekomendasi Penjarangan Pemeliharaan Pemeliharaan Pengayaan, tanaman tepi Pemeliharaan Pengayaan
E. Tumbuhan penghasil kayu bakar No 1 2
Jenis Duwet Durian
Jumlah 517 13
Kerapatan 8 0.20
Jarak tanam (m2) 12x12 13x15
Rekomendasi Pemeliharaan Pemeliharaan
F. Tumbuhan penghasil tali anyaman dan kerajinan No 1
Jenis Nangka
Jumlah 6614
Kerapatan 101
Jarak tanam (m2) (8-12)x (8-12)
Rekomendasi Penjarangan
G. Tumbuhan penghasil bahan bangunan No 1 2 3
Jenis Durian Kepuh Kluwih
Jumlah 13 5 576
Kerapatan 0.20 0.08 9
4
Sukun
60
0.92
Jarak tanam (m2) 13x15 (6-12)x (6-12) (6-12)x (6-12)
Rekomendasi Pemeliharaan Pengayaan Pemeliharaan Pemeliharaan
xiv
Lampiran 8 (lanjutan) H. Tumbuhan hias No 1
I.
Jenis Pinang
Jumlah 282
Kerapatan 4
Jarak tanam (m2) -
Rekomendasi Pengayaan, tanaman tepi
Tumbuhan penghasil pestisida nabati Jumlah 282
Kerapatan 4
Jarak tanam (m2)
No 1
Jenis Pinang
2.
TUMBUHAN REKOMENDASI UNTUK DITANAM DI LAHAN REHABILITASI
-
Rekomendasi Pengayaan, tanaman tepi
A. Tumbuhan obat No 1 2 3 4
Jenis Cabe jawa Kemukus Pule pandak Sintok
5
Aren
6 7
Langsat Bendo
8
Suren
9
Joho lawe
-
10
Bendoh
11
Kapulaga
(1 x 1,5) (1 x 2), (1,5 x 2)
12
Pulai
13 14
Bambu matmat Sambung otot
Jarak tanam 2,5 x 4 0,3 x 0,3 (5 x 10), (10 x 10) (6-8) x (6-8) 6 x 12, 8 x 12 (3 x 2), (3 x 3), (3 x 4)
3x3 -
15
Arjasa
16
Iles-iles
1x1
17 18
Cabe jawa Pakem
2,5 x 4 -
Rekomendasi tindakan Pengayaan, dirambatkan pada tanaman pokok Pengayaan, dirambatkan pada tanaman pokok Pengayaan, memerlukan naungan Pengayaan, tanaman langka Pengayaan, 5 tahun setelah tanaman berbunga dilakukan penyulaman, tanaman tepi Pengayaan Pengayaan, perlu naungan Pengayaan Pengayaan, salah satu hasil hutan yang dipungut masyarakat Pengayaan Pengayaan, salah satu hasil hutan yang dipungut masyarakat Pengayaan, benih sangat kecil dan mudah berkecambah, tumbuhan obat Pengayaan, tanaman tepi Pengayaan, diambil masyarakat sekitar dari hutan Pengayaan, diambil masyarakat sekitar dari hutan Pengayaan, jarak tanam disesuaikan dengan periode tumbuh Pengayaan, dirambatkan pada tanaman pokok Pengayaan, dipungut masyarakat
xv
Lampiran 8 (lanjutan) B. Tumbuhan penghasil minyak atsiri No Jenis 1 Kapulaga 2 3
Kemukus Kenanga
Jarak tanam (1 x 1,5) (1 x 2), (1,5 x 2)
Rekomendasi tindakan Pengayaan, salah satu hasil hutan yang dipungut masyarakat Pengayaan, dirambatkan pada tanaman pokok Pengayaan
-
C. Tumbuhan penghasil pangan No Jenis 1 Jambu mete
Jarak tanam (7-10)x(7-10)
Rekomendasi tindakan Pengayaan
2
Aren
(5 x 10), (10 x 10)
3 4
Langsat Cempedak
(6-8) x (6-8) (12-14)x (12-14)
5
Pring ori, bambu betung, Bambu rampal
Pengayaan, 5 tahun setelah tanaman berbunga dilakukan penyulaman, tanaman tepi Pengayaan Pengayaan, memerlukan sedikit naungan Tanaman tepi
D. Tumbuhan penghasil pakan ternak No 1
Jenis Pring ori, bambu apus
Jarak tanam -
Rekomendasi tindakan Pengayaan, tanaman tepi
E. Tumbuhan penghasil kayu bakar No 1
Jenis Suren
Jarak tanam (3 x 2), (3 x 3), (3 x 4)
Rekomendasi tindakan Pengayaan
F. Tumbuhan penghasil zat pewarna No 1 2
Jenis Cempedak
Jarak tanam (12-14)x (12-14)
Joho lawe
-
3
Jambu mete
(7-10)x(7-10)
Rekomendasi tindakan Pengayaan, memerlukan sedikit naungan Pengayaan, salah satu hasil hutan yang dipungut masyarakat Pengayaan
G. Tumbuhan penghasil tali anyaman dan kerajinan No 1
3 4
Jenis Bambu bulat, bambu wuluh, bambu lamper, bambu apus, bambu betung, bambu matmat, bambu rampalCempedak (12-14)x(1214) Bendo 6x12, 8x12 Joho -
5
Jambu mete
2
(7-10)x(7-10)
Jarak tanam Pengayaan, tanaman tepi
Pengayaan, memerlukan sedikit naungan Pengayaan, memerlukan sedikit naungan Pengayaan, salah satu hasil hutan yang dipungut masyarakat Pengayaan
xvi
Lampiran 8 (lanjutan) H. Tumbuhan penghasil bahan bangunan Tumbuhan penghasil bahan bangunan No Jenis Jarak tanam Rekomendasi tindakan 1 Sintok Pengayaan, tanaman langka 2 (3 x 2), (3 x 3), Suren Pengayaan (3 x 4) 3 Bendo 6 x 12, 8 x 12 Pengayaan, perlu naungan 4 Langsat (6-8) x (6-8) Pengayaan 5 Bambu bulat, bambu wuluh, Tanaman tepi bambu lamper, bambu apus, bambu betung, bambu rampal 6 Cempedak (12-14)x (12-14) Pengayaan, memerlukan sedikit naungan 7 Pengayaan, salah satu hasil hutan yang Joho lawe dipungut masyarakat 8 Pengayaan, benih sangat kecil dan mudah Pulai 3x3 berkecambah, tumbuhan obat 9 Sapen Pengayaan, kayu komersial
I.
Tumbuhan pestisida nabati
No 1 2
Jenis Jambu mete
3 4
Langsat Pakem
Suren
Jarak tanam (7-10)x(7-10) (3 x 2), (3 x 3), (3 x 4) (6-8) x (6-8) -
Rekomendasi tindakan Pengayaan Pengayaan Pengayaan Pengayaan, dipungut masyarakat
xvii
Lampiran 9 Rekomendasi Tindakan pada Lahan Rehabilitasi Blok Curah Malang (27,53 ha) 1. TANAMAN DI LAHAN REHABILITASI A. Tumbuhan obat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Jenis Kedawung Mengkudu Kemiri Trembesi Pakem Nangka Petai Asam Mangga Jambu mete Kluwih Knitu Jambu air Sirsak
Jumlah 432 350 96 11 7 1733 934 439 192 183 166 75 48 30
Kerapatan 16 12 3 0.40 0.25 63 34 16 7 7 6 3 2 1
15
Pinang
33
2
16 17 18 19 20 21
Sukun Durian Kedondong Jengkol Alpukat Jeruk
9 6 2 2 1 1
0.33 0.22 0.07 0.07 0.04 0.04
Jarak tanam m2 25 x 25
(8-12)x(8-12) (8-10)x(8-10) (6-12)x(6-12) (7-10)x(7-10) (6-12)x(6-12) (5-7)x(5-7) 3x4
(6-12)x(6-12) 13x15 7,5x12 (6-12)x(6-12)
Rekomendasi Penjarangan Pemeliharaan Pengayaan Pemeliharaan Pengayaan Penjarangan Penjarangan Pemeliharaan Pemeliharaan Pengayaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pengayaan, tanaman tepi Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan
B. Tumbuhan penghasil pangan No 1 2 3 4
Jenis Kedawung Kemiri Duwet Knitu
Jumlah 432 96 183 75
Kerapatan 16 3 7 3
5
Pinang
33
2
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nangka Petai Asam Mangga Jambu mete Kluwih Jambu air Sirsak Sukun Durian Kedondong
1733 934 439 192 183 166 48 30 9 6 2
63 34 16 7 7 6 2 1 0.33 0.22 0.07
Jarak tanam m2 25 x 25
(8-12)x(8-12) (8-10)x(8-10) (6-12)x(6-12) (7-10)x(7-10) (6-12)x(6-12) (5-7)x(5-7) 3x4 (6-12)x(6-12) 13x15 7,5x12
Rekomendasi Penjarangan Pengayaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pengayaan, tanaman tepi Penjarangan Penjarangan Pemeliharaan Pemeliharaan Pengayaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan
xviii
Lampiran 9 (lanjutan) B.
Tumbuhan penghasil pangan (lanjutan)
No 17 18 19 20
Jenis Melinjo Jengkol Alpukat Jeruk
Jumlah 2 2 1 1
Kerapatan 0.07 0.07 0.04 0.04
Jarak tanam m2 5x5 (6-12)x(6-12)
Rekomendasi Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan
C. Tumbuhan penghasil pakan ternak No 1 2 3 4
Jenis Duwet Nangka Mangga Jambu mete
Jumlah 47 4425 265 4
Kerapatan 1 131 8 0.12
Jarak tanam m2 12x12 (8-12)x(8-12) (6-12)x(6-12) (7-10)x(7-10)
Rekomendasi Pengayaan Penjarangan Pemeliharaan Pengayaan
Jarak tanam m2 2,5x2, 4x4, 5x5
Rekomendasi
D. Tumbuhan penghasil zat pewarna No
Jenis
Jumlah
Kerapatan
1
Mengkudu
373
11
2
Pinang
1
0.03
-
3 4 5 6
Duwet Jambu mete Nangka Mangga
47 4 4425 265
1 0.12 131 8
12x12 (7-10)x(7-10) (8-12)x(8-12) (6-12)x(6-12)
Pengayaan, tanaman tepi Pengayaan Pengayaan Penjarangan Pemeliharaan
Jarak tanam m2 12x12 (7-10)x(7-10) (5-7)x(5-7) 13x15
Rekomendasi Pengayaan Pengayaan Pemeliharaan Pemeliharaan
Pemeliharaan
E. Tumbuhan penghasil kayu bakar No 1 2 3 4
Jenis Duwet Jambu mete Jambu air Durian
Jumlah 47 4 48 5
Kerapatan 1 0.12 1 0.15
F. Tumbuhan penghasil tali anyaman dan kerajinan No 1 2
Jenis Jambu mete Nangka
Jumlah 4 4425
Kerapatan 0.12 131
Jarak tanam m2 (7-10)x(7-10) (8-12)x(8-12)
Rekomendasi Pengayaan Penjarangan
G. Tumbuhan penghasil bahan bangunan No 1 2 3
Jenis Kluwih Sukun Durian
Jumlah 102 12 5
Kerapatan 3 0.36 0.15
Jarak tanam m2 (6-12)x(6-12) (6-12)x(6-12) 13x15
Rekomendasi Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan
xix
Lampiran 9 (lanjutan) H. Tumbuhan hias No 1 2
Jenis Flamboyan Knitu
Jumlah 99 75
Kerapatan 4 3
Jarak tanam m2 -
3
Pinang
33
2
-
I.
Rekomendasi Pemeliharaan Pemeliharaan Pengayaan, tanaman tepi
Tumbuhan penghasil pestisida nabati
No 1 2
Jenis Jambu mete Sirsak
Jumlah 4 30
Kerapatan 0.12 1
Jarak tanam m2 (7-10)x(7-10) 3x4
3
Pinang
33
2
-
4
Pakem
7
0.25
Rekomendasi Pengayaan Pemeliharaan Pengayaan, tanaman tepi Pengayaan
2. TUMBUHAN YANG DIREKOMENDASIKAN UNTUK DITANAM A. Tumbuhan obat No 1 2
Jarak tanam m2 2,5 x 4
Rekomendasi Pengayaan, dirambatkan pada tanaman pokok Pengayaan, dirambatkan pada tanaman pokok
0,3 x 0,3
Pengayaan, memerlukan naungan
-
Pengayaan, tanaman langka Pengayaan, 5 tahun setelah tanaman berbunga dilakukan penyulaman, tanaman tepi Pengayaan Pengayaan, perlu naungan
4
Jenis Cabe jawa Kemukus Pule pandak Sintok
5
Aren
6 7
Langsat Bendo
8
Suren
9
Joho lawe
-
10
Bendoh
11
Kapulaga
(1 x 1,5) (1 x 2), (1,5 x 2)
12
Pulai
3
13 14
Bambu matmat Sambung otot
(5 x 10), (10 x 10) (6-8) x (6-8) 6 x 12, 8 x 12 (3 x 2), (3 x 3), (3 x 4)
3x3 -
15
Arjasa
16
Iles-iles
1x1
17
Kepuh
-
Pengayaan Pengayaan, salah satu hasil hutan yang dipungut masyarakat pengayaan Pengayaan, salah satu hasil hutan yang dipungut masyarakat Pengayaan, benih sangat kecil dan mudah berkecambah, tumbuhan obat Pengayaan, tanaman tepi Pengayaan, diambil masyarakat sekitar dari hutan Pengayaan, diambil masyarakat sekitar dari hutan Pengayaan, jarak tanam disesuaikan dengan periode tumbuh Pengayaan
xx
Lampiran 9 (lanjutan) B. Tumbuhan penghasil minyak atsiri No Jenis Jarak tanam m2 Rekomendasi (1 x 1,5) Pengayaan, salah satu hasil hutan yang 1 Kapulaga dipungut masyarakat (1 x 2), (1,5 x 2) Pengayaan, dirambatkan pada tanaman 2 Kemukus pokok 3 Kenangan Pengayaan
C. Tumbuhan penghasil pangan No
Jenis
Jarak tanam m2
1
Aren
(5 x 10), (10 x 10)
2 3
Langsat (6-8) x (6-8) Cempedak (12-14)x (12-14) Bambu bulat, bambu lamper, bambu wuluh, bambu apus, bambu betung, bambu matmat, bambu rampal
4
Rekomendasi Pengayaan, 5 tahun setelah tanaman berbunga dilakukan penyulaman, tanaman tepi Pengayaan Pengayaan, memerlukan sedikit naungan Pengayaan, tanaman tepi
D. Tumbuhan penghasil pakan ternak No 1
Jenis Pring ori, bambu apus
Jarak tanam m2
Rekomendasi
-
Pengayaan, tanaman tepi
E. Tumbuhan penghasil zat pewarna No 1
Jenis Cempedak
Jarak tanam m2 (12-14)x (12-14)
2
Joho
-
3
Kepuh
-
Rekomendasi Pengayaan, memerlukan sedikit naungan Pengayaan, salah satu hasil hutan yang dipungut masyarakat Pengayaan
F. Tumbuhan penghasil kayu bakar No
Jenis
1
Suren
Jarak tanam m2 (3 x 2), (3 x 3), (3 x 4)
Rekomendasi Pengayaan
xxi
Lampiran 9 (lanjutan) G. Tumbuhan penghasil tali anyaman dan kerajinan No 1
2 3
Jenis Jarak tanam m2 Bambu bulat, bambu wuluh, bambu lamper, bambu apus, bambu betung, bambu matmat, bambu rampal (12-14)x (12Cempedak 14) Bendo 6 x 12, 8 x 12
Rekomendasi Pengayaan, tanaman tepi
Pengayaan, memerlukan sedikit naungan Pengayaan, perlu naungan
H. Tumbuhan penghasil bahan bangunan
7
Jarak tanam m2 (3 x 2), (3 x 3), (3 x Suren 4) Bendo 6 x 12, 8 x 12 Langsat (6-8) x (6-8) Bambu bulat, bambu wuluh, bambu lamper, bambu apus, bambu betung, bambu rampal Cempedak (12-14)x (12-14)
8
Joho lawe
-
9
Pulai
3x3
10
Sapen
-
No 1 2 3 4 5 6
I.
Jenis Sintok Kepuh
Rekomendasi Pengayaan, tanaman langka Pengayaan Pengayaan Pengayaan, perlu naungan Pengayaan Tanaman tepi
Pengayaan, memerlukan sedikit naungan Pengayaan, salah satu hasil hutan yang dipungut masyarakat Pengayaan, benih sangat kecil dan mudah berkecambah, tumbuhan obat Pengayaan, tanaman komersial
Tumbuhan penghasil pestisida nabati
No
Jenis
1
Suren
2
Langsat
Jarak tanam m2 (3 x 2), (3 x 3), (3 x 4) (6-8) x (6-8)
Rekomendasi Pengayaan Pengayaan
xxii