TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN DIDESA MANTINGAN KECAMATAN MANTINGAN KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh: ALIAH DWI KURNIA H.A NIM : B09 002
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tingkat Pengetahuan WUS tentang KB
Implan Di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi tahun Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKES Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta dan Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 3. Bapak Drs. Sartono, selaku Kepala Desa Mantingan yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis untuk melakukan penelitian. 4. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 5. Responden yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
v
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012 Aliah Dwi Kurnia Haji Abu B09 002 TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KB IMPLAN DI DESA MANTINGAN KECAMATAN MANTINGAN KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 xiv + 51 halaman + 16 lampiran + 4 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup, sementara target Millenium Development Goals (MDGs) untuk Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. Saat ini telah digunakan berbagai macam alat kontrasepsi yang aman dan efektif, salah satu dari alat kontrasepsi tersebut adalah implan, angka kegagalan implan < 1 per 100 wanita pertahun. Dari studi pendahuluan di Desa Mantingan Kabupaten Ngawi pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan masih rendah. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan dalam tingkatan baik, cukup dan kurang. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah Deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian diambil di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi pada tanggal 10-15 Mei 2012. Jumlah populasi 1570 wanita usia subur dan yang dijadikan sampel sebanyak 157, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling. Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah kuisioner, sedangkan untuk analisa data dilakukan dengan komputerisasi menggunakan program SPSS versi 16 dan hasil penelitian ditampilkan dengan distribusi frekuensi. Hasil Penelitian : Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi diperoleh hasil bahwa tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan yang berpengetahuan baik ada 22 responden (14%), yang berpengetahuan cukup ada 111 responden (70,7%), yang berpengetahuan kurang ada 24 responden (15,3%). Kesimpulan : Dari penelitian didapat bahwa pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan adalah cukup sebanyak 111 responden (70,7%), kemungkinan disebabkan oleh faktor pendidikan dan usia responden yang dapat memudahkan untuk merima informasi, selain itu dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi dan tempat tinggal yg dekat dari pelayanan kesehatan sehingga memudahkan untuk mendapatkan informasi. Kata Kunci : Pengetahuan, Wanita usia subur, KB Implan. Kepustakaan : 28 literatur (Tahun 2005 s/d 2011)
vi
MOTTO
Bila anda berada dipagi hari janganlah menanti datangnya sore hari. Belajarlah hidup bersama ketakutan, dan yakinlah bahwa ia akan musnah. Jadilah orang yang buta dan tuli untuk meraih suatu cita-cita. Anda boleh memilih apapun dalam hidup ini, namun anda tidak dapat memilih konsekuensi dari pilihan anda. Sesungguhnya orang yang dalam jiwanya tidak ada sedikitpun dari
PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan : Bapak dan ibu tercinta terima kasih atas doa restunya dan cinta kasihnya selama ini. Kakakku tercinta yang selalu support setiap langkahku. Mas Taufik yang selalu memberikan dukungan, waktu dan cinta kasihmu. Anak-anak kost Nurul, Ratih, Irena, Dek putri, Mbak erma kalian adalah keluarga keduaku. Teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan karyatulis ilmiah ini Almamaterku tercinta.
vii
viii
CURICULUM VITAE
Nama
: Aliah Dwi Kurnia Haji Abu
Tempat/ Tangal Lahir
: Ngawi, 27 Agustus 1990
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Mantingan RT 01/02, Kec. Mantingan, Kab. Ngawi
Riwayat Pendidikan 1. SD N 01 Sambirejo, Ngawi
LULUS TAHUN 2003
2. SMP N 01 Sambungmacan, Sragen
LULUS TAHUN 2006
3. SMU N 01 Sambungmacan, Sragen
LULUS TAHUN 2009
4. Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada
Angkatan 2009/2010
viii
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
iii
KATA PENG ANTAR ................................................................................
iv
ABSTRAK ...................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..............................................................
vii
CURICULUM VITAE ................................................................................
viii
DAFTAR ISI ................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Perumusan Masalah ..............................................................
4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ................................................................
5
E. KeaslianPenelitian ..................................................................
6
F. Sistematika Penulisan ...........................................................
7
ix
BAB II
BAB III
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA A. Teori dari Masalah yang Diteliti ...........................................
9
1. Pengetahuan .......................................................................
9
2. Wanita Usia Subur .............................................................
16
3. Keluarga Berencana ...........................................................
19
4. Kontrasepsi .........................................................................
20
5. Metode Kontrasepsi Implan ...............................................
24
B. KerangkaTeori ........................................................................
30
C. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................
31
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................
32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................
32
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............
33
D. Instrumen Penelitian ..............................................................
35
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................
38
F. Variabel Penelitian ................................................................
39
G. Definisi Operasional ..............................................................
39
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ...................................
40
I. Etika Penelitian ......................................................................
42
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian......................................................................
45
B. Pembahasan...........................................................................
47
x
BAN V
PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................
50
B. Saran......................................................................................
51
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pertanyaan Kuisioner................................................
36
Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian...............................................
40
Tabel 4.1 Mean dan Standart Deviasi.....................................................
46
Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Wanita Usia tentang KB Implan..........
47
xii
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori..............................................................
30
Gamabr 2.2 Kerangka Konsep Penelitian..........................................
31
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Surat Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian Lampiran 7. Surat Balasan Penggunaan Lahan Penelitian Lampiran 8. Surat Permohonan Responden Lampiran 9. Inform Consent Lampiran 10. Lembar Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Data Tabulasi Kuisioner Lampiran 12. Hasil Uji Validitas Lampiran 13. Hasil Uji Reabilitas Lampiran 14. Mean dan Standart Deviasi Lampiran 15. Data Hasil Penelitian Lampiran 16. Lembar Konsultasi
xiv
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) 2015
Keluarga Berkwalitas Tahun
dimana sangat menekankan pentingnya menghormati hak-hak
reproduksi. Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal berwawasan ke depan, bertanggung jawab dan harmonis (Saifuddin, 2006). Jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar hingga akhir tahun 2011. Negara Indonesia berada di urutan ke-4 penduduk terbanyak di dunia setelah Cina, India dan Amerika. Sensus Penduduk Indonesia 2010 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia 237.641.326 jiwa. Untuk mengatasi terjadinya ledakan penduduk tersebut maka pemerintah mencanangkan program keluarga berencana (KB) sejak tahun 1957 (BKKBN, 2011). Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup, sementara target Millenium Development Goals (MDGs) untuk Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup (DepKes RI, 2007).
1
2
Menurut BKKBN (2010), Pengguna kontrasepsi KB di Indonesia dengan menggunakan metode Suntik (58,25%), Pil (24,37%), IUD (7,23%), Implan (4,16%), MOW (3,13%), MOP (1,03%), Kondom (0,68%), Intravaginal Tissue (0,11%) dan metode tradisional (1,04%). Sasaran program KB adalah terkendalinya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya keluarga kecil yang berkualitas. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka disusun beberapa arahan kebijakan, salah satunya adalah peningkatan pemakaian kontrasepsi yang lebih efektif dan efisien untuk jangka waktu panjang. Saat
ini telah digunakan berbagai macam alat
kontrasepsi yang aman dan efektif, salah satu dari alat kontrasepsi tersebut adalah implan atau yang biasa disebut KB susuk, angka kegagalan implant < 1 per 100 wanita pertahun ini lebih rendah dibanding kontrasepsi oral, IUD, maupun metode barier (Hartanto, 2004). Menurut BKKBN (2005), Secara umum alasan utama tidak menggunakan KB Implan yang paling dominan dikemukakan wanita adalah merasa tak subur (28,5%), alasan berikutnya yang cukup menonjol adalah alasan telah mengalami menopause (16,8%), alasan berkaitan dengan kesehatan (16,6%), alasan efek samping (9,6%), puasa kumpul (7,3%), merasa tidak nyaman dalam ber KB (5,2%), dan alasan berkaitan dengan akses ke pelayanan seperti jarak jauh, tak tersedia provider (0,1 1,6%). Selain itu masih dijumpai alasan mengenai larangan suami dan budaya atau agama (2,6% - 0,9%).
3
Berdasarkan studi pendahuluan di Kecamatan Mantingan pada bulan Desember tahun 2011 menunjukkan jumlah WUS 12667 orang. Akseptor KB aktif 6456 orang, akseptor suntik 3387 orang (52,46%), akseptor KB IUD 1436 orang (22,25%), akseptor Implan 575 orang (8,90%), akseptor MOW 574 orang (8,90%), akseptor pil 460 orang (7,12%), akseptor kondom 19 orang (0,30%), akseptor MOP 5 orang (0,07%). Jumlah wanita usia subur di Desa Mantingan 1570 orang, akseptor KB aktif 1407 orang, akseptor KB IUD 539 orang (38,30%), akseptor suntik 484 orang (34,40%), akseptor MOW 162 orang (11,52%), akseptor Implan 124 orang (8,82%), akseptor pil 96 orang (6,82%), akseptor kondom 1 orang (0,07%), akseptor MOP 1 orang (0,07%). Dari studi pendahulan ini penulis berhasil melakukan wawancara pada 10 wanita usia subur di Desa Mantingan didapatkan hasil bahwa 7 (70%) orang tidak tahu tentang KB Implan dan 3 (30%) orang tahu tentang KB Implan. Hal ini dikarenakan mereka belum pernah mendapatkan informasi tentang KB Implan. Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan bahwa pengetahuan wanita usia subur masih rendah, selain itu meskipun efektivitas Implan sangat tinggi tapi penggunaannya masih cukup rendah. Hal ini yang menarik perhatian
penulis
untuk
melakukan
penelitian mengenai
Tingkat
Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang KB Implan di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi .
4
B. Perumusan Masalah Dari Latar Belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai imanakah Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang KB Implan di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi? .
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang KB Implan di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan pada tingkat baik. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan pada tingkat cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan pada tingkat kurang.
5
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang KB Implan. 2. Bagi Peneliti Agar
melatih
kemampuan
peneliti
untuk
menerapakan
ilmu
pengetahuan yang telah didapat di intitusi pendidikan yaitu metodologi penelitian statistik sebagai wahana penelitian guna melatih ketrampilan berfikir secara kritis dan analis. 3. Bagi Institusi a. Bagi Institusi Puskesmas Memberi bahan masukan yang dapat dipergunakan untuk membuat rencana kerja dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan cakupan KB Implan. b. Bagi Institusi Pendidikan Menambah bahan kepustakaan dan referensi khususnya KB Implan.
6
E. Keaslian Penelitian. Keaslian merupakan uraian tentang hasil penelitian yang telah ada, baik di Indonesia maupun luar negeri dan berhubungan dengan topik masalah yang dibahas dan menjelaskan secara nyata antara penelitian yang telah ada. 1. Loreta Maharani (2011), Dalam penelitiannya yang ber Pengetahuan
PUS dalam
Penggunaan Kontrasepsi
Implant di
tersebut adalah deskriptif, dengan populasi 130 orang. Besar sampel penelitian adalah 130 orang yang diambil dengan teknik total sampling. Instrumen yang dipergunakan untuk pengumpulan data adalah kuisioner. Analisis data yang telah terkumpul dianalisis, kemudian hasil analisa data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian ini mayoritas tingkat pengetahuan Ibu kategori cukup yaitu sebanyak 78 orang (60.0%), mayoritas tingkat pengetahuan Ibu kategori baik yaitu sebanyak 98 orang (75.4%). 2. Luluk Nurhidayah (2005), Dalam penelitiannya yang berjudul Tingkat Pengetahuan Akseptor KB tentang Metode KB Implant di Desa Pancangakan Kecamatan Comal tahun 2005 tersebut adalah diskriptif, dengan populasi 85 orang. Besar sampel yang diambil 30 responden dengan sampel yang diambil teknik simple random sampling. Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kuisioner dan wawancara. Analisis data dengan cara
7
diskriptif
berupa distribusi frekwensi yang dilengkapi dengan
presentasi selanjutnya disajikan dengan diagram pie. Hasil penelitian 30 responden (70%) mempunyai pengetahuan cukup, (60%) memiliki presepsi baik, (90%) mempunyai sikap positif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan adalah mengenai metode penelitian, lokasi dan waktu penelitian. Sedangkan persamaan penelitian ini adalah instrumen pengumpul data. F. Sistematika Penulisan. Untuk memudahkan pemahaman bagi pembaca, maka Karya Tulis Ilmiah ini disusun menjadi 5 Bab. Adapun penyusunannya sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Berisi
pendahuluan
yang
menguraikan
latar
belakang,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam Bab ini menjelaskan landasan teori dari masalah yang akan diteliti meliputi teori medis seperti pengetahuan, pengertian wanita usia subur, KB, kontrasepsi, metode Kontrasepsi Implan, kerangka teori, kerangka konsep penelitian. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Dalam Bab ini menjelaskan tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel, dan
8
teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum, hasil penelitian yang meliputi karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan wanita usia subur, pembahasan dan keterbahasan penelitian. BAB V : PENUTUP Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran bagi wanita usia subur, tenaga kesehatan (bidan), institusi pendidikan, peneliti selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Tingkat Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil pengguna panca indera, yang berbeda sama sekali dengan kepercayaan (beliefe), takhayul (superstitions), dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformation) (Soekanto, 2007). Menurut Wawan dan Dewi (2010), Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010). b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu : 1) Tahu (know) Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah
ada
sebelumnya
setelah
9
mengamati
sesuatu.
Untuk
10
mengetahui atau mengukur bahwa orang lain tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan. 2) Memahami (Comprehension) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponenkomponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis
menunjukkan
suatu
kemampuan
seseorang
untuk
merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sistesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
11
6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat. c. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003), dikutip oleh Wawan A dan M. Dewi (2011), cara memperoleh pengetahuan adalah sebagai berikut : 1) Cara Kuno a) Cara coba salah (Trial and Error) Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan
dengan
menggunakan
kemungkinan
dalam
memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. b) Cara kekuasaan atau otoritas Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan pimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau
12
membuktikan kebenaran baikn berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri. c) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. 2) Cara modern Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah. d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Wawan dan Dewi (2010), menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, terdiri atas: 1) Faktor Internal a) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
13
b) Pekerjaan Menurut Thomas yang dikutip oleh Nusalam (2003), pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupannya
dan
kehidupan
keluarganya.
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. c) Umur Menurut Elisabet BH yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan samapai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998), semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam beraktivitas dan bekerja. 2) Faktor Eksternal a) Faktor lingkungan Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003), Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia
dan
pengaruhnya
yang
dapat
mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. b) Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
14
e.
Sumber Pengetahuan Menurut Nursalam (2003), sumber pengetahuan manusia antara lain : 1) Tradisi Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan di mana setiap orang tidak dianjurkan untuk memulai mencoba memecahkan masalah, sehingga validitas, manfaat, dan kebenarannya tidak pernah dicoba/diteliti. 2) Autoritas cara ini dapat berupa pemimpin-pimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri. 3) Pengalaman Seseorang Kita semua memecahkan suatu permasalahan berdasarkan obsesi dan pengalaman sebelumnya. Ini merupakan pendekatan yang penting dan bermanfaat. Kemampuan untuk menyimpulkan, mengetahui aturan dan membuat prediksi berdasarkan observasi adalah penting bagi pola penalaran manusia. 4) Trial dan Error Kadang-kadang
kita
menyelesaikan
suatu
permasalahan
keberhasilan kita dalam menggunakan alternatif pemecahan
15
melalui coba dan salah. Meskipun pendekatan ini untuk beberapa masalah lebih praktis tetapi sering tidak efisien. 5) Alasan yang Logis Kita sering memecahkan suatu masalah berdasarkan proses pemikiran yang logis. 6) Metode Ilmiah Pendekatan ilmiah adalah pendekatan yang paling tepat untuk mencari suatu kebenaran karena didasari pada pengetahuan yang terstruktur dan sistematis serta dalam mengumpulkan dan menganalisa datanya didasarkan pada prinsip validitas dan reliabilitas f. Pengukuran Pengetahuan Menurut Riwidikdo (2009), Menentukan tingkat pengetahuan berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dan nilainya berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai berikut: a) Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD. b) Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean mean + 1 SD. c) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean SD.
1
16
2. Wanita Usia Subur a. Pengertian Wanita Usia Subur Wanita usia subur adalah wanita yang berumur antara 20 sampai 49 tahun termasuk ibu hamil dan ibu nifas, calon pengantin (catin), remaja putri (dalam dan luar sekolah), pekerja wanita dan wanita usia subur yang tidak hamil (Depkes RI, 2006). Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki
kesempatan
95%
untuk
hamil.
Pada
usia
30-an
persentasenya menurun hingga 90%. Sedangkan memasuki usia 40, kesempatan hamil berkurang hingga menjadi 40%. Setelah usia 40 wanita hanya punya maksimal 10% kesempatan untuk hamil. Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui (Suparyanto, 2011). b. Tanda-tanda Wanita Usia Subur Menurut Sarlina (2011), Untuk mengetahui tanda-tanda wanita subur antara lain : 1) Siklus haid Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan biasanya subur. Satu putaran haid dimulai dari hari pertama keluar haid hingga sehari sebelum haid datang kembali, yang
17
biasanya berlangsung selama 28 hingga 30 hari. Oleh karena itu siklus haid dapat dijadikan indikasi pertama untuk menandai seorang wanita subur atau tidak. Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon seks perempuan yaitu esterogen dan progesteron. Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa indikator klinis seperti, perubahan suhu basal tubuh, perubahan sekresi lendir leher rahim (serviks), perubahan pada serviks, panjangnya siklus menstruasi (metode kalender) dan indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan payudara. 2) Alat pencatat kesuburan Kemajuan teknologi seperti ovulation thermometer juga dapat di jadikan sebagai alat untuk mendeteksi kesuburan seorang wanita. Thermometer ini akan mencatat perubahan suhu badan saat wanita mengeluarkan benih atau sel telur. Bila benih keluar, biasanya thermometer akan mencatat kenaikan suhu sebanyak 0,2°c selama 10 hari. Namun jika wanita tersebut tidak mengalami perubahan suhu badan pada masa subur, berarti wanita tersebut tidak subur. 3) Tes Darah Wanita yang siklus haidnya tidak teratur, seperti datangnya haid tiga bulan sekali atau enam bulan sekali biasanya tidak subur. Jika dalam kondisi seperti ini, beberapa tes darah perlu
18
dilakukan untuk mengetahui penyebab dari tidak lancarnya siklus haid. Tes darah dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon yang berperan pada kesuburan seorang wanita. 4) Pemeriksaan fisik Untuk mengetahui seorang wanita subur juga dapat diketahui dari organ tubuh seorang wanita. Beberapa organ tubuh, seperti buah dada, kelenjar tiroid pada leher, dan organ reproduksi. Kelenjar tiroid yang mengeluarkan hormon tiroksin berlebihan akan mengganggu proses pelepasan sel telur. Sedangkan pemeriksaan buah dada ditujukan untuk mengetahui hormon prolaktin di mana kandungan hormon prolaktin yang tinggi akan mengganggu proses pengeluaran sel telur. Selain itu, pemeriksaan sistem reproduksi juga perlu dilakukan untuk mengetahui sistem reproduksinya normal atau tidak. 5) Track record Wanita yang pernah mengalami keguguran, baik disengaja ataupun tidak, peluang terjangkit kuman pada saluran reproduksi akan tinggi. Kuman ini akan menyebabkan kerusakan dan penyumbatan saluran reproduksi.
19
3. Keluarga Berencana a. Pengertian Keluarga Berencana Menurut Depkes RI (2010), adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional (Handayani, 2010). b.
Tujuan Keluarga Berencana Menurut Handayani (2010), menyebutkan bahwa tujuan program KB secara umum untuk 5 tahun kedepan adalah untuk mewujudkan visi dan misi program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB dimasa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015. Sedangkan tujuan program KB secara filosofis adalah : 1) Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil
yang bahagia
dan kesejahteraan melalui
pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. 2) Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumberdaya manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
20
4. Kontrasepsi a. Pengertian Kontrasepsi Kontrasepsi
adalah
upaya
untuk
mencegah
terjadinya
kehamilan, bersifat permanen maupun sementara dan merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2007). kontra konsepsi sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma (Suratun dkk, 2008). Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan
kehamilan.
Maksud
dari
kontrasepsi
adalah
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut (BKKBN, 2008).
21
b. Macam-macam Kontrasepsi Menurut Handayani
(2010), terdapat beberapa macam
alat
kontrasepsi yang dapat digunakan, antara lain : 1) Metoda Alamiah a) Metode Kalender Metode kalender adalah metode yang digunakan berdasarkan masa subur dimana harus menghindari hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi pada hari ke 8-19 siklus menstruasinya. b) Metode Suhu Basal Badan (THERMAL) Suatu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan mengukur suhu tubuh untuk mengetahui suhu tubuh basal, untuk menentukan masa ovulasi. Sebelum perubahan suhu basal tubuh terjadi pe
-0,5ºC)
di atas 6 kali perubahan suhu sebelumnya yang diukur. c) Metode Lendir Cervik (Metode Ovulasi Billings/ MOB) Metode
kontrasepsi
dengan
menghubungkan
pengawasan terhadap perubahan lendir serviks wanita yang dapat dideteksi di vulva. Didasarkan pada pengenalan terhadap perubahan lendir serviks selama siklus menstruasi yang menggambarkan masa subur dalam siklus dan waktu fertilitas maksimal dalam masa subur.
22
d) Metode Symto Termal Metode kontrasepsi yang dilakukan dengan mengamati perubahan lendir dan perubahan suhu badan tubuh. 3) Metode Barier a) Kondom Kondom adalah suatu selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis atau vagina pada saat berhubungan seksual. b) Diafragma Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual dan menutupi serviks. c) Spermisida Zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa didalam vagina sebelum spermatozoa bergerak kedalam traktus genetalia interna. 4) Metode Modern a) Kontrasepsi Pil Kontrasepsi pil adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet di dalam stip yang berisi gabungan hormone esterogen dan progresteron atau yang
23
hanya terdiri hormon progresteron saja (Pinem dkk, 2008). b) Kontrasepsi Suntikan Kontrasepsi suntik adalah yang sangat efektif karena angka kegagalannya penggunanya lebih kecil. c) Kontrasepsi Implan Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi
yang
diinsersikan tepat di bawah kulit, dilakukan pada bagian dalam lengan atas atau di bawah siku melalui insisi tunggal dalam bentuk kipas (Pinem, 2009). 5) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) AKDR adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan kedalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif. 6) Kontrasepsi Mantap (KONTAP) Kontrasepsi mantap adalah salah satu cara kontrasepsi dengan tindakan pembedahan atau dengan kata lain setiap tindakan pembedahan pada saluran telur wanita atau saluran mani
yang
mengakibatkan
orang
atau
pasangan
bersangkutan tidak akan memperoleh keturunan lagi (Saifuddin, 2006).
yang
24
5. Metode Kontrasepsi Implan a. Pengertian Implan adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit, terdiri dari 6 batang, 4 batang bahkan 1 batang kapsul silastik, dimana setiap kapsulnya berisi levonorgestrel sebanyak 36 (Suratun dkk, 2008). Implan adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas (Handayani, 2010) b. Mekanisme kerja Implan Menurut Handayani (2010), mekanisme kerja Implan yaitu : 1) Menghambat ovulasi. 2) Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit. 3) Menghambat perkembangan siklis dari endometrium. c. Jenis-Jenis Implan Menurut Saifuddin (2006), macam-macam implan ada beberapa antara lain: 1) Norplant Terdiri dari 6 batang silastis lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg levonogestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
25
2) Implanon Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan diameter 2 mm yang di isi dengan 68 mg 3 ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. 3) Jadena dan indoplant Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonogestrel dan lama kerja 3 tahun. d
Indikasi Menurut Handayani (2010), ada beberapa indikasi KB Implan, antara lain: 1) Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama tetapi tidak bersedia menjalani kontap/atau menggunakan AKDR. 2) Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen.
e. Kontra Indikasi Menurut Handayani (2010), ada beberapa kontra indikasi pemakaian KB Implan, yaitu: 1) Kehamilan atau disangka hamil. 2) Penderita penyakit hati akut. 3) Kanker payudara. 4) Kelainan jiwa. 5) Penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus.
26
6) Penyakit trombo emboli. 7) Riwayat kehamilan ektopik. f. Waktu mulai menggunakan Implan Menurut Handayani (2010), waktu pemakaian KB Implan yang baik adalah sebagai berikut: 1) Sewaktu haid berlangsung. 2) Setiap saat asal diyakini klien tidak hamil. 3) Bila menyusui : 6 minggu-6 bulan pasca salin. 4) Saat ganti cara dari metode yang lain. 5) Pasca keguguran. g. Efek samping Implan Efek samping Implan antara lain : 1)
Amenore Amenore adalah tidak datangnya haid selama akseptor mengikuti KB Implan selama 3 bulan berturut-turut atau lebih (Suratun dkk, 2008).
2) Perdarahan bercak (spotting) ringan. Spotting adalah bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama akseptor menggunakan KB Implan (Suratun dkk, 2008).
27
3) Pertambahan atau Kehilangan berat badan. Berat badan bertambah atau menurun beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah pemakaian KB Implan. Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu mencolok. Bila BB berlebihan, hentikan pemakaian dan anjurkan metode kontrasepsi yang lain (Handayani, 2010). 4) Ekspulsi Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih ditempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain atau ganti cara (Handayani, 2010). 5) Infeksi pada daerah insersi Bila infeksi tanpa nanah : bersihkan dengan sabun dan air atau antiseptic, berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari, Implan jangan dilepas dan minta klien kontrol 1 minggu lagi. Bila ada abses : Bersihkan dengan antiseptic, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implan, lakukan perawatan luka, dan antibiotika oral 7 hari (Handayani, 2010).
28
h. Keuntungan Implan Menurut Handayani (2010), ada beberapa keuntungan KB Implan antara lain : 1) Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung estrogen. 2) Dapat digunakan untuk jangka waktu panjang 5 tahun dan bersifat reversibel. 3) Efek kontraseptif segera berakhir setelah implannya dikeluarkan. 4) Perdarahan terjadi lebih ringan, tidak menaikkan darah. 5) Resiko
terjadinya
kehamilan
ektopik
lebih
kecil
jika
dibandingkan dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim. i.
Kerugian Implan Menurut Handayani (2010), ada beberapa kerugian dari Implan adalah: 1) Susuk KB atau Implan harus dipasang atau diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih. 2) Lebih mahal. 3) Sering timbul perubahan pola haid. 4) Akseptor tidak dapat menghentikan Implant sekehendaknya sendiri. 5) Beberapa orang wanita mungkin segan untuk menanyakannya karena kurang mengenalnya.
29
j.
Efektifitas Menurut Handayani (2010), Efektivitas Implan yaitu : 1) Efektivitasnya tinggi, angka kegagalan norplant < 1 per 100 wanita pertahun dalam 5 tahun pertama. 2) Efektivitas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada tahun ke 6 kira-kira 2,5-3% akseptor menjadi hamil.
k Reserbilitas Segera setelah implant atau norplant diangkat, fertilitas dapat kembali normal, dengan kata lain, implant atau norplant tidak mengganggu kembalinya fertilitas (Saifuddin, 2006). l. Pemasangan Implan Pemasangan Implan biasanya dilakukan dibagian atas (bawah kulit) pada lengan kiri wanita (lengan kanan bagian yang kidal), agar tidak
menggangu
kegiatan.
Sebelum
pemasangan
dilakukan
pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan juga disuntik untuk mencegah rasa sakit. Luka bekas pemasangan harus dijaga agar tetap bersih kering dan tidak boleh terkena air selama 5 hari. Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter seminggu setelah pemasangan. Setelah itu setahun sekali selama pemakaian dan setelah habis masa penggunaan implan harus diambil atau di lepas (Maharani, 2011).
30
B. Kerangka Teori Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Lingkungan 5. Sosial Budaya
Pengetahuan
WUS : 1. Pengertian 2. Tanda-tanda wanita usia subur
Sumber Pengetahuan : 1. Tradisi 2. Autoritas 3. Pengalaman seseorang 4. Trial dan error 5. Alasan yang logis 6. Metode Ilmiah
Keluarga Berencana 1. Pengertian 2. Tujuan
Kontrasepsi : 1. Pengertian 2. Jenis Kontrasepsi
Metode Kontrasepsi Implan : 1. Pengertian 2. Mekanisme Kerja 3. Jenis Implan 4. Indikasi 5. Kontra Indikasi 6. Waktu menggunakan 7. Efek Samping 8. Keuntungan 9. Kerugian 10. Efektifitas 11. Reserbilitas 12. Pemasangan
Gambar 2.1 Kerangka Teori Modifikasi (Notoatmodjo, 2010)
31
C. Kerangka Konsep penelitian
Tingkat Pengetahuan WUS tentang KB Implan
1. Baik 2. Cukup 3. Kurang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : a 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Lingkungan 5. Sosial Budaya
Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantiatif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keaadaan sumber obyektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapai pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi dan waktu penelitian merupakan rencana tentang tempat dan jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2008). 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mantingan, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2011-15 Mei 2012.
32
33
C.
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wanita Usia Subur di Desa Mantingan, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi. Besar populasi yang diteliti adalah 1570 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010). Menurut Arikunto (2006), apabila jumlah populasi atau subjeknya besar, maka dapat diambil 10-15% atau 20-30% tergantung pada kemampuan peneliti. Pada penelitian ini penulis mengambil sampel sebesar 10% dari seluruh populasi yang ada. Sehingga 10% dari 1570 wanita usia subur adalah 157 responden.
34
a. Kriteria inklusi : 1) Wanita yang berusia 20-45 tahun yang tinggal di Desa Mantingan sekurang-kurangnya 1 tahun. 2) Bersedia menjadi responden 3) Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca 4) Sehat jasmani dan rohani b. Kriteria eksklusi : 1) Wanita usia subur yang tidak bersedia menjadi responden 2) Tidak memahami bahasa Indonesia dan membaca 3) Mengalami gangguan jiwa 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik Pengambilan Sampel adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2008). Karena keterbatasan waktu dan dana, maka pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Quota sampling yaitu pengambilan sampel dengan menentukan ciri-ciri tertentu sampai terpenuhi jumlah kuota yang telah ditentukan (Hidayat, 2008).
35
D.
Instrumen Penelitian Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya, sehingga mereka tinggal memilih. Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur menggunakan p
Jenis pernyataan
dalam kuesioner ini bisa pernyataan positif dan negatif. Untuk pernyataan
0. Sedangkan untuk pernyataan negatif, apabila responden memilih pilihan
Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Dalam penelitian ini uji validitas dan reabilitas akan dilakukan di Desa Sambirejo Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi, dengan jumlah responden 30.
36
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pertanyaan Kuesioner No 1
Variabel
Indikator 1. Pengertian wanita usia subur 2. Pengertia KB 3. Tujuan KB 4. Pengertian kontrasepsi 5. Macam-macam kontrasepsi 6. Pengertian KB Implan 7. Mekanisme 8. Jenis-jenis KB Implan 9. Indikasi 10. Kontra Indikasi 11. Waktu Menggunakan 12. Efek Samping 13. Keuntungan 14. Kerugian 15. Efektivitas 16. Pemasangan Implan Jumlah Total Soal Pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan
No Item 1
Jumlah 1 1 2 1 1
2 3, 4 5 6 7, 8 9 10, 11, 12, 13, 14 15, 16 17, 18, 19 20, 21 22, 23 24, 25, 26, 27 28, 29, 30, 31, 32 33 34, 35
2 1 5 2 3 2 2 4 5 1 2 35
1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrument pengukur mampu mengukur sesuatu dan melakukannya dengan cermat (Riwidikdo, 2009). Pada skala pengukuran Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) disusun suatu skala pengukuran dengan menggunakan kuesioner tertutup dengan tehnik memberikan tanda centang pada jawaban yang dianggap benar. Penelitian ini menggunakan uji validitas
37
dengan rumus product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel. Rumus product moment adalah : rxy
N . XY - X. Y {N
X
2
2
X } {N Y 2 -
2
Y }
Keterangan: rxy = Koefisien korelasi Product Moment N
= Jumlah responden
X
= Skor pertanyaaan
Y
= Skor total pertanyaaan Untuk menarik kesimpulan mengenai validitas suatu item,
statistik rhitung diperbandingkan dengan nilai rtabel untuk 30 responden dan signifikansi 5% yaitu sebesar 0,361. Kriteria pengambilan keputusan yang dipergunakan adalah jika nilai rhitung positif dan lebih besar dari rtabel, maka item x1 adalah valid. Setelah 35 soal dilakukan uji validitas didapatkan hasil 30 soal valid dan 5 soal tidak valid yaitu pada soal no 1, 10, 12, 14, 17 kemudian 5 soal tersebut dihilangkan. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Riwidikdo, 2009). Untuk mengetahui bahwa kuesioner tersebut cukup dapat dipercaya
38
sebagai alat pengumpul data, maka dilakukan uji reliabilitas menggunakan model Alpha Cronbach dengan rumus :
k
ri
k 1
1
si2 st2
Keterangan: ri
: Koefisien reliabilitas yang dicari
k
: Jumlah butir pertanyaan
si2
: Variable butir-butir pertanyaan
st2
: Variabel skor total test
Kuesioner dinyatakan reliabel bila nilai
> rkriteria
(0,7) (Riwidikdo, 2009). Setelah 35 soal dilakukan uji reabilitas terhadap 30 responden di Desa Sambirejo dapat diperoleh hasil reliable karena besar Alpha Cronbach (0,861) > 0,7.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan menurut Riwidikdo (2009), merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data. 1. Data primer Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti. Data primer dari penelitian ini yaitu pengetahuan wanita usia subur yang diperoleh dari jawaban kuesioner tentang KB Implan.
39
2. Data sekunder Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung diberikan kepada peneliti. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dari berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Data sekunder dari penelitian ini yaitu data wanita usia subur usia 20-45 tahun. F.
Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2009). Variabel dalam penelitian ini adalah variable tunggal, yaitu Tingkat Pengetahuan WUS tentang KB Implan di Desa Mantingan.
G.
Definisi Operasional Definisi
Operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati ketika melakukan pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena dengan menggunakan parameter yang jelas (Hidayat, 2008). Definisi pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :
40
Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian Variabel Tingkat Pengetahuan wanita usia subur
Definisi Operasional Segala sesuatu yang diketahui oleh wanita usia subur tentang KB Implan
Skala Ukur Kuesioner Ordinal
Alat Ukur
Hasil Ukur 1. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > mean + 1 SD 2. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean mean + 1 SD 3. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean 1 SD
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan data secara manual menurut Notoatmodjo (2010), antara lain : a. Editing (Penyuntingan data) Memeriksa hasil data yang diperoleh dan memperjelas pengecekan terhadap data yang telah dikumpulkan. Jika ada data yang tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuisioner tersebut dikeluarkan.
41
b. Coding sheet (Membuat lembaran kode) Lembaran kode adalah instrument berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual. c. Data entry (Memasukkan data) Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan. d. Tabulating (Tabulasi) Kegiatan membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Analisis data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Menurut Riwidikdo (2009), menentukan tingkat pengetahuan berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dam nilainya berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai berikut : a) Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD. b) Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean
SD
x
mean + 1 SD. c) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean
1 SD
42
I. Etika Penelitian Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2008). Setiap penelitian yang menggunakan obyek manusia tidak boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, kemudian kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika penelitian. Untuk penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi : 1. Informent Consent (Lembar Persetujuan) Informent consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informent consent ini berupa lembar persetuan untuk menjadi responden. Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini semua responden akan di beri lembar persetujuan. 2. Anonimity (Kerahasiaan nama/identitas)
43
Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut. Pada penelitian ini peneliti tidak
akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data (Hidayat, 2008). 3 Confidentiality (kerahasiaan hasil) Sub bab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2008). Dalam penelitian ini kerahasiaan hasil atau informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subyek akan di jamin oleh peneliti.
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Mantingan, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi. Desa Mantingan mempunyai luas wilayah 956.550 Ha. Desa Mantingan terdiri dari 7 dusun, 7 RW dan 15 RT. Adapun batas wilayah Desa Mantingan antara lain : Sebelah utara berbatasan dengan Desa Jatimulyo, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sambirejo, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kedungharjo, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Banaran, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen. Jarak Desa Mantingan menuju Kecamatan ± 6 km. Desa Mantingan memiliki 1 puskesmas pembantu, dan puskesmas berada di wilayah kecamatan. Di Desa Mantingan terdapat 1 bidan desa yang selalu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Jumlah penduduk Desa Mantingan adalah 7681 dengan rincian 3759 laki-laki dan 3931 perempuan. Jumlah penduduk demikian ini tergabung dalam 1523 KK. Jumlah wanita usia subur sebanyak 1570 orang, akseptor KB aktif 1407 orang dan yang dijadikan sampel penelitian sebanyak 157 orang.
45
B. Hasil Penelitian Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan mendapatkan hasil mean 17,38 dan standart deviasi 4,20. Untuk mengetahui hasil mean dan standart deviasi secara manual, maka digunakan perhitungan sebagai berikut :
n
xi x
i 1 n
x
2728 157
x
17,38
x
(
2
SD
x) 2 n
n 1 ( 2728) 2 157 157 1
50150
50150
7441984 157 156
SD = 4,20 Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi Variable Pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan
Mean 17,38
Standar deviasi 4,20
Sumber : Data primer Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden, maka digunakan perhitungan sebagai berikut : a. Baik
: bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD. : (x) > 17,38 + 1 x 4,20 : (x) > 21,57
46
b. Cukup : bila nilai responden yang mean : 17,38
1 x 4,20
: 13,18
1
x
mean + 1 SD.
17,38 + 1 x 4,20
21,57
c. Kurang : bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean :
17,38 1 x 4,20
:
13,18
1 SD.
Sehingga didapat hasil tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan dalam tabel dibawah ini. Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan. No. 1. 2. 3.
Pengatahuan Baik Cukup Kurang Jumlah Sumber: Data Primer
Frekuensi 22 111 24 157
Prosentase (%) 14,0 70,7 15,3 100
Berdasarkan hasil penelitian dalam hal tingkat pengetahuan yang telah disajikan dalam bentuk tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup yaitu 111 responden (70,7%), sejumlah 22 responden (14,0%) berpengetahuan baik, serta 24 responden (15,3%) berpengetahuan kurang. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengetahuan wanita usia subur di Desa Mantingan mengenai KB Implan mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 111 responden (70,7%).
47
C. Pembahasan Penelitian mengenai tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi ini, dilakukan terhadap 157 responden. Hasil penelitian berdasarkan tingkat pengetahuan wanita usia subur di Desa Mantingan tentang KB Implan yaitu: 22 responden (14,0%) berpengetahuan baik, 111 responden (70,7%) berpengetahuan cukup, serta 24 responden (15,3%) berpengetahuan kurang. Menurut Notoatmodjo (2010), Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Sedangkan menurut Wawan A dan M. Dewi (2010), Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Menurut Wawan A dan M. Dewi (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya.
Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan
seseorang
yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Orang yang menekuni suatu bidang pekerjaan akan memiliki pengetahuan mengenai segala sesuatu mengenai apa yang dikerjakannya dan dengan bertambahnya usia seseorang, maka pemikirannya akan semakin berkembang sesuai dengan pengetahuan yang pernah didapat. Lingkungan akan mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Budaya berpengaruh terhadap pengetahuan karena informasi yang baru akan disaring dan disesuaikan dengan budaya yang ada.
48
Wanita usia subur adalah wanita yang berumur antara 20 sampai 49 tahun termasuk ibu hamil dan ibu nifas, calon pengantin (catin), remaja putri (dalam dan luar sekolah), pekerja wanita dan wanita usia subur yang tidak hamil (Depkes RI, 2006). Implan adalah alat kontrasepsi yang diinsersikan tepat di bawah kulit, dilakukan pada bagian dalam lengan atas atau di bawah siku melalui insisi tunggal dalam bentuk kipas (Pinem, 2009). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengetahuan wanita usia subur di Desa Mantingan mengenai KB Implan berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 111 responden (70,7%). Hal ini dipengaruhi oleh faktor usia responden yaitu berusia 20-30 tahun, dimana rata-rata mereka sudah pernah mendapatkan informasi mengenai macammacam alat kontrasepsi diantaranya adalah KB Implan. Walaupun demikian dari pihak tenaga kesehatan kurang memberikan penyuluhan dan informasi mengenai KB Implan sehingga menyebabkan pemahaman tentang KB Implan sedikit. Selain itu mereka juga kurang mendapatkan informasi dari media masa, seperti koran, radio maupun televisi. Selain itu juga dari WUS sendiri dorongan untuk memperoleh informasi tentang KB Implan sangat sedikit karena masih jarang wanita usia subur di Desa Mantingan yang menggunakan KB Implan.
49
D. Keterbatasan Dalam penelitian ini pun mempunyai keterbatasan, yaitu: 1. Kendala penelitian Kendala dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan responden wanita usia subur, peneliti harus mendatangi dari rumah ke rumah, karena data sekunder yang didapat dari kelurahan hanya mencantumkan jumlah wanita usia subur saja. 2. Kelemahan / keterbatasan selama proses penelitian a. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuisioner tertutup yang jawabannya sudah disediakan oleh peneliti untuk dipilih. Sehingga responden tidak dapat memberikan jawaban lain sesuai dengan keinginan responden. b. Variabel pada penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
50
BAB V PENUTUP
Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Impan di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi maka peneliti mengambil sampel 157 responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan bahwa di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi dapat disimpulkan. 1. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan pada tingkat baik sejumlah 22 responden (14%). 2. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan pada tingkat cukup sejumlah 111 responden (70,7%). 3. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan pada tingkat kurang sejumlah 24 responden (15,3%).
51
B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi wanita usia subur (WUS) Diharapkan kepada Ibu agar lebih meningkatkan lagi pemahaman tentang KB Implan dan cara penggunaannya. 2. Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan) Sebagai
tenaga
kesehatan
khususnya
bidan
diharapkan
dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memberikan penyuluhan secara komprehensif serta dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan
kualitas
dalam
memberikan
pelayanan
kontrasepsi
khususnya kontrasepsi Implan sehingga dapat memberikan pelayanan kontrasepsi yang lebih bermutu. 3. Bagi Institusi Pendidikan Hendaknya karya tulis ilmiah ini digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya tentang KB Implan. 4. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang KB Implan dengan menambah jumlah sampel yang lebih banyak dan metode penelitian yang berbeda, dengan demikian dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih sempurna.
52