BADAN PUSAT STATISTIK
BADAN PUSAT STATISTIK No.39/07/Th.XX, 17 Juli 2017
TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016 GINI RATIO PADA MARET 2017 SEBESAR 0,394
1.
Pada Maret 2017, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Sulawesi Tenggara yang diukur oleh Gini Ratio tercatat sebesar 0,394. Angka ini turun sebesar 0,008 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2016 yang sebesar 0,402. Sementara itu jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2016 yang sebesar 0,388 nilainya naik sebesar 0,006 poin.
Gini Ratio di daerah perkotaan pada Maret 2017 tercatat sebesar 0,403 naik dibanding Gini Ratio September 2016 yang sebesar 0,395 namun turun dibanding Gini Ratio Maret 2016 yang sebesar 0,407. Sedangkan Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2017 tercatat sebesar 0,358 naik dibanding Gini Ratio September 2016 yang sebesar 0,352 namun turun dibanding Gini Ratio Maret 2016 yang sebesar 0,367.
Pada Maret 2017, distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah adalah sebesar 16,36 persen. Artinya pengeluaran penduduk masih berada pada kategori tingkat ketimpangan sedang. Jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 15,14 persen yang artinya berada pada kategori ketimpangan sedang. Sementara untuk daerah perdesaan, angkanya tercatat sebesar 17,89 persen, yang berarti masuk dalam kategori ketimpangan rendah.
Perkembangan Gini Ratio Maret 2016–Maret 2017
Salah satu ukuran ketimpangan yang sering digunakan adalah Gini Ratio. Nilai Gini Ratio berkisar antara 0-1. Semakin tinggi nilai Gini Ratio menunjukkan ketimpangan yang semakin tinggi. Gini Ratio Sulawesi Tenggara pada Maret 2016 tercatat sebesar 0,402 dan turun menjadi 0,388 pada September 2016, kemudian naik pada Maret 2017 menjadi 0,394. Berdasarkan daerah tempat tinggal, Gini Ratio di daerah perkotaan pada Maret 2017 tercatat sebesar 0,403 naik dibanding September 2016 yang sebesar 0,395 namun turun dibanding Maret 2016 yang sebesar 0,407. Sedangkan Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2017 tercatat sebesar 0,358 turun dibanding September 2016 yang sebesar 0,352 dan Maret 2016 yang sebesar 0,367.
Berita Resmi Statistik No.39/07/Th.XX, 17 Juli 2017
1
Gambar 1. Perkembangan Gini Ratio, Maret 2016–Maret 2017
2.
Perkembangan Distribusi Pengeluaran Maret 2016–Maret 2017
Selain Gini Ratio ukuran ketimpangan lain yang sering digunakan adalah persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah atau yang dikenal dengan ukuran ketimpangan Bank Dunia. Berdasarkan ukuran ini tingkat ketimpangan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu tingkat ketimpangan tinggi jika persentase pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah angkanya di bawah 12 persen, ketimpangan sedang jika angkanya berkisar antara 12-17 persen, serta ketimpangan rendah jika angkanya berada di atas 17 persen. Pada Maret 2017, persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 16,36 persen yang berarti Sulawesi Tenggara berada pada kategori ketimpangan sedang. Persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah pada bulan Maret 2017 ini menurun sedikit jika dibandingkan dengan kondisi September 2016 yang sebesar 16,54 persen. Namun, persentase pada Maret 2017 tersebut meningkat jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2016 yang sebesar 15,45 persen. Ini artinya jika dibandingkan dalam periode setahun (Maret 2016 sampai dengan Maret 2017), ketimpangan distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah cenderung menurun meskipun masih dalam kategori sedang. Pada Maret 2017, sejalan dengan informasi yang diperoleh dari Gini Ratio, ukuran ketimpangan Bank Dunia pun mencatat hal yang sama dalam melihat perbandingan ketimpangan antara wilayah perkotaan dan wilayah perdesaan, yaitu ketimpangan di perkotaan lebih parah dibandingkan dengan ketimpangan di perdesaan. Persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 15,14 persen yang artinya berada pada kategori ketimpangan sedang. Sementara untuk daerah perdesaan, angkanya tercatat sebesar 17,89 persen yang berarti masuk dalam kategori ketimpangan rendah.
2
Berita Resmi Statistik No.06/02/Th.XX, 1 Februari 2017
Gambar 2. Persentase Pengeluaran Kelompok Penduduk di Sulawesi Tenggara 40 Persen terbawah Maret 2016, September 2016, dan Maret 2017
Tabel 1 Distribusi Pengeluaran Penduduk di Sulawesi Tenggara Maret 2016, September 2016, dan Maret 2017 (Persen) Penduduk 40 persen Terbawah (2)
Penduduk 40 persen Menengah (3)
Penduduk 20 persen Atas (4)
Maret 2016
14,35
40,99
44,66
100
September 2016
15,61
39,78
44,61
100
Maret 2017
15,14
39,38
45,48
100
Maret 2016
16,87
40,71
42,42
100
September 2016
17,95
40,28
41,77
100
Maret 2017
17,89
39,99
42,12
100
Maret 2016
15,45
38,90
45,65
100
September 2016
16,54
38,15
45,32
100
Maret 2017
16,36
38,05
45,60
100
Daerah/Tahun (1)
Jumlah (5)
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesan
Berita Resmi Statistik No.39/07/Th.XX, 17 Juli 2017
3
ata Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), terjadi peningkatan proporsi jumlah pekerja yang berusaha dengan buruh tetap/dibayar serta karyawan/pegawai/buruh dari 30,48 % (A15) menjadi 31,47 % (Agustus 2016) atau naik sekitar 0,99 p
3.
Gini Ratio Menurut Provinsi pada Maret 2017
Pada Maret 2017, provinsi yang mempunyai nilai Gini Ratio tertinggi tercatat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu sebesar 0,432 sementara yang terendah tercatat di Provinsi Bangka Belitung dengan Gini Ratio sebesar 0,282 (Gambar 3).
Gambar 3. Gini Ratio menurut Provinsi Maret 2017 0.394 0.432 0.393
Gorontalo
DI Yogyakarta
DKI Jakarta
Sulawesi Selatan
Papua
Jawa Barat
Jawa Timur
Sulawesi Utara
Indonesia
Sulawesi Tenggara
Bali
Papua Barat
Banten
Nusa Tenggara Barat
Jawa Tengah
Sumatera Selatan
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Tengah
Bengkulu
Sulawesi Barat
Kalimantan Selatan
Maluku
Jambi
Kalimantan Tengah
Lampung
Kepulauan Riau
Aceh
Kalimantan Timur
Riau
Kalimantan Barat
Sumatera Barat
Maluku Utara
Sumatera Utara
Bangka Belitung
Kalimantan Utara
0.282
Dibanding dengan Gini Ratio nasional yang sebesar 0,393, Gini Ratio Provinsi Sulawesi Tenggara sedikit di atas Gini Ratio nasional. Sementara itu, terdapat delapan provinsi dengan angka Gini Ratio lebih tinggi dari pada Gini Ratio Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (0,432), Gorontalo (0,430), DKI Jakarta (0,413), Sulawesi Selatan (0,407), Jawa Barat (0,403), Papua (0,397), Jawa Timur (0,396), dan Sulawesi Utara (0,396). Angka Gini Ratio Maret 2016-Maret 2017 menurut Provinsi dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 3.
4
Berita Resmi Statistik No.06/02/Th.XX, 1 Februari 2017
Tabel 3 Gini Ratio menurut Provinsi, Maret 2016, September 2016, dan Maret 2017 Maret 2016 PROVINSI (1)
Perkotaan
Perdesaan
September 2016 Perkotaan+ Perdesaan
Perkotaan
Perdesaan
Maret 2017
Perkotaan+ Perdesaan
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+ Perdesaan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
11
Aceh
0,343
0,288
0,333
0,362
0,296
0,341
0.347
0.293
0.329
12
Sumatera Utara
0,334
0,282
0,319
0,333
0,270
0,312
0.342
0.256
0.315
13
Sumatera Barat
0,353
0,288
0,331
0,323
0,267
0,312
0.336
0.276
0.318
14
Riau
0,369
0,309
0,347
0,368
0,309
0,347
0.353
0.289
0.325
15
Jambi
0,377
0,313
0,349
0,403
0,292
0,346
0.384
0.284
0.335
16
Sumatera Selatan
0,373
0,293
0,348
0,397
0,306
0,362
0.384
0.317
0.361
17
Bengkulu
0,385
0,302
0,357
0,405
0,296
0,354
0.390
0.305
0.351
18
Lampung
0,393
0,330
0,364
0,384
0,311
0,358
0.364
0.297
0.334
19
Bangka Belitung
0,289
0,240
0,275
0,318
0,239
0,288
0.303
0.219
0.282
21
Kepulauan Riau
0,351
0,284
0,354
0,346
0,264
0,352
0.327
0.279
0.334
31
DKI Jakarta
0,411
-
0,411
0,397
-
0,397
0.413
32
Jawa Barat
0,423
0,317
0,413
0,412
0,310
0,402
0.412
0.324
0.403
33
Jawa Tengah
0,381
0,323
0,366
0,382
0,313
0,357
0.386
0.327
0.365
34
DI Yogyakarta
0,423
0,334
0,420
0,423
0,343
0,425
0.435
0.340
0.432
35
JawaTimur
0,423
0,333
0,402
0,433
0,313
0,402
0.418
0.326
0.396
36
Banten
0,402
0,264
0,394
0,399
0,248
0,392
0.381
0.267
0.382
51
0,369
0,329
0,366
0,378
0,335
0,374
0.382
0.325
0.384
0,391
0,317
0,359
0,410
0,306
0,365
0.413
0.314
0.371
0,330
0,281
0,336
0,344
0,317
0,362
0.362
0.311
0.359
61
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
0,373
0,296
0,341
0,361
0,275
0,331
0.356
0.274
0.327
62
Kalimantan Tengah
0,359
0,296
0,330
0,364
0,326
0,347
0.370
0.310
0.343
63
Kalimantan Selatan
0,346
0,297
0,332
0,363
0,298
0,351
0.365
0.292
0.347
64
Kalimantan Timur
0,314
0,288
0,315
0,314
0,313
0,328
0.323
0.298
0.330
65
Kalimantan Utara
0,304
0,268
0,300
0,308
0,280
0,305
0.298
0.268
0.308
71
Sulawesi Utara
0,386
0,355
0,386
0,388
0,350
0,379
0.405
0.355
0.396
72
Sulawesi Tengah
0,387
0,320
0,362
0,372
0,308
0,347
0.379
0.309
0.355
73
Sulawesi Selatan
0,422
0,367
0,426
0,409
0,340
0,400
0.410
0.348
0.407
74
Sulawesi Tenggara
0,407
0,367
0,402
0,395
0,352
0,388
0.403
0.358
0.394
75
Gorontalo
0,414
0,392
0,419
0,402
0,397
0,410
0.417
0.403
0.430
76
Sulawesi Barat
0,393
0,347
0,364
0,441
0,341
0,371
0.424
0.323
0.354
81
Maluku
0,327
0,313
0,348
0,338
0,303
0,344
0.333
0.312
0.343
82
Maluku Utara
0,295
0,249
0,286
0,326
0,251
0,309
0.322
0.265
0.317
91
Papua Barat
0,326
0,376
0,373
0,357
0,394
0,401
0.349
0.392
0.390
94
Papua
0,312
0,383
0,390
0,318
0,392
0,399
0.322
0.395
0.397
INDONESIA
0,410
0,327
0,397
0,409
0,316
0,394
0.407
0.320
0.393
52 53
Berita Resmi Statistik No.39/07/Th.XX, 17 Juli 2017
0.413
5