perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007-2010
TUGAS AKHIR Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh: Ita Puji Lestari F3408054 PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011 i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
”Tidak semua yang dapat dihitung itu diperhitungkan dan tidak semua yang diperhitungkan itu dapat di hitung” (Albert Einstein)
”Hidup adalah suatu perjuangan untuk mendapatkan suatu kenikmatan, dan kegagalan adalah bagian dari perjuangan itu” (Penulis)
Penulis persembahkan kepada:
Ayah dan Ibu ku tercinta, dan
commit to user
v
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG
PRIBADI
TERHADAP
PENYAMPAIAN
SURAT
PEMBERITAHUAN TAHUNAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007-2010” dengan baik. Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya. 2. Bapak Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 3. Ibu Trisninik Ratih Wulandari, SE., Ak., selaku dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing penulis dan memberikan pengarahan, motivasi serta masukan yang berharga bagi penulis. 4. Bapak Usman selaku Pembimbing sekaligus Ketua Subbag Umum di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Makasih pak atas bimbingannya selama saya bikin repot di kantor.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Bapak Agung selaku Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Keramahan bapak membuat saya nyaman melakukan magang di kantor. 6. Bapak junaedi yang telah memberikan data-datanya. 7. Orang tua ku tersayang yang selalu menyayangi ku sejak kecil, terima kasih atas segalanya. 8. Keluarga besar ku yang tidak bisa aku sebutin satu per satu, makasih atas semua doa, semangat, nasehat, dan dukungannya. 9. Amel, “n Riu… makasih ea cluq atas pertemanannya slama ne, mksh juga buat tumpangan koztnya, mav aq dah banyak ngrepotin kalian slama ne.. 10. Agung ‘n ava.. mksh buat saran nya ‘n mksh jga dah jdi tmen penghilang kejenuhan q…bang, tx speedy nya.. 11. Yopie’ yang tlah memberi support ke aq, tx yop.. J 12. Eva yang dah bantuin aq buat TA ne, mksh bgt ea va.. J 13. Untuk temen-temen ortax ’08 yang tidak bisa aku sebutin semua, kompak selalu ea... Mav klo aq ada salah slma ne… Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Namun demikian, karya sederhana ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Surakarta,
commit to user
vii
Penulis
2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL....................................................................................
i
ABSTRACT ..................................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..............................................................
v
KATA PENGANTAR ................................................................................
vi
DAFTAR ISI ...............................................................................................
viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN A. . Gambaran Umum Perusahaan ........................................................
1
B. . Latar Belakang Masalah .................................................................
19
C. . Perumusan Masalah ........................................................................
21
D. . Tujuan Penelitian ............................................................................
21
E... Manfaat Penelitian ..........................................................................
21
F. .. Metode Penelitian ........................................................................... commit to user BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
22
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. . Tinjauan Pustaka .............................................................................
24
B. . Analisis Data dan Pembahasan .......................................................
34
BAB III TEMUAN A. . Kelebihan ........................................................................................
44
B. . Kelemahan ......................................................................................
45
BAB IV PENUTUP A. . Simpulan .........................................................................................
46
B. . Rekomendasi ...................................................................................
48
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
TABEL II.1
II.2
II.3
Halaman
Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Efektif di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Tahun 2007-2010 ................
38
Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Tahun 2007-2010 ....
38
Persentase Kenaikan/ Penurunan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Tahun 2007-2010......................................................................................
40
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman GAMBAR I.I
Bagan Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta ........................................................
commit to user
xi
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan Tugas Akhir 2. Surat Permohonan Ijin Magang 3. Surat Konfirmasi Perijinan Magang 4. Surat Keterangan Selesai Magang 5. Lembar Penilaian Magang 6. Tanda Terima Laporan Magang 7. Data wajib pajak dan Data Surat Pemberitahuan Masuk 8. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007-2010
Ita Puji Lestari F3408054
The purpose of this study was to determine the level of individual taxpayer compliance of the annual and to determine the cause of the increase/ decrease in individual taxpayer compliance of the annual at the Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta during the years 2007-2010. Author in conducting research using interviews to parties who are competent in that field as well as collecting documents or data relevant to the topic throughout. Results from studies that the author has done, the level of compliance at the Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta from years 2007-2010 continues to increase, which in 2007 amounting to 56,70%, amounting to 59,55% in 2008, the year 2009 amounting to 59,62% and the year 2010 amounting to 62,02%. The cause of the increase of compliance individual taxpayer is generally the year 2007-2010 due to new policies such as the Sunset Policy, Mobile Tax Unit. In conclusion the level of individual taxpayer compliance of the annual is quite adherent (50%-70%) from 2007 until 2010. Based on the result of research, the author recommends that the Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta, among others: improvement of tax administration, improvement of services, and counseling in a systematic and continuous, so the individual taxpayer compliance in the filing can be increased again.
Keyword: The annual, Individual taxpayer compliance, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta telah ada sejak lama dengan berbagai istilah. Sebelum tahun 1966, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta berstatus sebagai Kantor Dinas Luar Tingkat I Surakarta di bawah wewenang wilayah kerja dari Kantor Inspeksi Keuangan Yogyakarta. Pada tahun 1966 karena semakin banyaknya jumlah wajib pajak dan jumlah penerimaan pajak, Kantor Dinas Luar Tingkat I Surakarta ditingkatkan menjadi Kantor Inspeksi Keuangan Surakarta
yang
membawahi diantaranya Kantor Dinas Luar Tingkat I Klaten. Pada akhir tahun 1966 semua istilah Kantor Inspeksi Pajak berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 94/ KMK.01/ 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pajak, dengan wilayah kerja meliputi Kotamadya Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sragen, serta Kantor Penyuluhan Pajak Sragen, tanggal 29 Maret 1994 diubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak. Sehubungan dengan reorganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Surakarta telah berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Kantor Pelayanan Pajak Pratama commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
Surakarta yang terletak di Jalan KH. Agus Salim No. 1 Surakarta dibentuk berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Kep-141/Pj/2007 tentang Penerapan Organisasi, Tata Kerja, dan Saat Mulai Beroperasinya Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I, Kantor Wilayah Direktur Jenderal Pajak Jawa Tengah II, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta yang ditetapkan tanggal 3 Oktober 2007. Kantor Pelayanan Pajak Surakarta mulai beroperasi tanggal 30 Oktober 2007. Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama merupakan bagian dari program reformasi birokrasi perpajakan yang sifatnya komprehensif dan telah berjalan sejak tahun 2002 ditandai dengan terbentuknya Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar. Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama lanjutan dilandasi oleh terbitnya SE19/PJ/2007 tentang Persiapan Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, dan Pembentukan Kantor Palayanan Pajak Pratama di seluruh Indonesia tahun 2007-2008 pada tanggal 13 April 2007. Perubahan yang dilakukan meliputi struktur organisasi, proses bisnis, teknologi informasi dan komunikasi, sarana dan prasarana serta manajemen sumber daya manusia. Perbaikan dalam struktur Direktorat Jenderal Pajak terefleksi pada karakter kantor modern antara lain adanya commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
account representative untuk pelayanan kepada wajib pajak, penerapan kode etik pegawai yang diawasi oleh komite kode etik pegawai, dan sistem penggajian yang lebih baik. Kantor Pelayanan Pajak Pratama merupakan penggabungan tiga jenis unit kantor yang berbeda yakni gabungan dari Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak dengan masing-masing seksi ke dalam seksi-seksi yang baru sebagai berikut: a. Seksi Pengawasan dan Konsultasi Secara umum Seksi Pengawasan dan Konsultasi memberikan pelayanan kepada wajib pajak yang berupa bimbingan atau penyuluhan. Selain itu ada tugas pengawasan yang berupa kepatuhan pembayaran dan pelaporan, juga melakukan penggalian potensi berdasar hasil pengawasan dan bimbingan. Berdasarkan wilayah di Kota Surakarta, maka Seksi Pengawasan dan Konsultasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta ini dibagi menjadi 4: 1) Seksi Pengawasan dan Konsultasi I untuk wilayah Kecamatan Laweyan 2) Seksi Pengawasan dan Konsultasi II untuk wilayah Kecamatan Jebres 3) Seksi Pengawasan dan Konsultasi III untuk wilayah Kecamatan Serengan dan Pasar Kliwon commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV untuk wilayah Kecamatan Banjarsari b. Seksi Pusat Data dan Informasi Melakukan pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen
perpajakan,
pelayanan
dukungan
teknis
komputer,
pemantauan aplikasi e-SPT dan e-filling serta penyiapan laporan kerja. c. Seksi Pelayanan Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan. d. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan Merupakan peralihan dari Seksi Pendataan dan Penilaian pada Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan. Tugas dari Seksi Ekstensifikasi yaitu menindaklanjuti data yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak untuk dihimbau agar segera memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak. e. Seksi Pemeriksaan Melakukan
penyusunan
pelaksanaan
aturan
rencana
pemeriksaan, commit to user
pemeriksaan, penerbitan
pengawasan
Surat
Perintah
perpustakaan.uns.ac.id
5 digilib.uns.ac.id
Pelaksanaan Pajak, penyaluran Surat Perintah Pelaksanaan Pajak, serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya. f. Seksi Penagihan Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan. g. SubBagian Umum Melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga. 2. Fasilitas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta dilengkapi dengan: a. Aula yang terletak berdekatan dengan taman berseri Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta, yang sering digunakan untuk sosialisasi pajak dan pertemuan-pertemuan resmi b. Poliklinik yang dibuka setiap Senin dan Kamis, yang dilayani oleh satu orang dokter c. Lapangan tenis outdoor di halaman belakang kantor yang digunakan sebagai sarana olahraga pegawai. Selain itu juga digunakan oleh pegawai untuk bermain futsal d. Ruang rapat khusus yang digunakan untuk pertemuan-pertemuan khusus e. Koperasi Pegawai Negeri guna membantu kesejahteraan dan kebutuhan para pegawai dengan nama Koperasi Pegawai Negeri Direktorat Jenderal Pajak Surakarta “BERSERI” yang menyelenggarakan kegiatan simpan commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pinjam dengan anggota pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II f. Kantin yang berada di belakang kantor dan tempat fotokopi yang dikelola oleh koperasi dengan menyewa tempat di kantor g. Mushola yang terletak di belakang kantor sebagai sarana tempat beribadah bagi para pegawai yang beragama Islam 3. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta a. Tugas Pokok Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Melaksanakan pelayanan, pengawasan administratif, dan pemeriksaan sederhana terhadap wajib pajak dalam bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Tidak Langsung lainnya dalam wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta 1) Penelitian dan penatausahaan Surat Pemberitahuan Tahunan/ Masa serta berkas wajib pajak 2) Pengumpulan
dan
pengolahan
data,
penyajian
informasi
perpajakan, pengamatan, potensi perpajakan, dan ekstensifikasi wajib pajak 3) Penerbitan Surat Ketetapan Pajak 4) Pengawasan
pembayaran
masa
Pajak
Penghasilan,
Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah dan Pajak langsung lainnya commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5) Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian keberatan, penatausahaan banding, dan penyelesaian restitusi Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah, dan Pajak langsung lainnya 6) Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan 7) Pengurangan sanksi pajak 8) Pembetulan Surat Ketetapan Pajak 9) Penyuluhan dan konsultasi perpajakan 10) Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta 4. Peran Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Beberapa peran Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta, yaitu: a. Mengamankan dan meningkatkan penerimaan negara dari pajak, serta non pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai upaya mengurangi ketergantungan terhadap pinjaman luar negeri, guna membiayai tugas pemerintah dan pembangunan. b. Ikut serta dalam pembangunan dunia usaha dan industri dalam negeri dengan jalan memberikan fasilitas kebijakan fiskal, seperti memberi kemudahan dalam pengolahan bahan baku impor untuk memproduksi barang ekspor serta pencegahan dan pemberantasan penyelundupa
commit to user
B. STRUKTUR ORGANISASI Gambar I.1 Bagan Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta KEPALA KANTOR
Subbag Umum
Seksi Pelayanan
Seksi PDI
Seksi Ekstensifikasi
Seksi Waskon I
Penilai PBB
AR
Pelaksana n
Seksi
Pemeriksaan
Penagihan
Seksi Waskon III
AR
AR
AR
Pelaksana n
Pelaksana n
Pelaksana n
Seksi Waskon IV
Seksi
Seksi Waskon II
Kelompok Fungsional Pemeriksa
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta
8 8
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Deskripsi Jabatan Jabatan dan Jumlah Karyawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta: Kepala Kantor
:
1 orang
Kasubbag Umum/ Kasi
:
9 orang
Pelayanan
:
17 orang
Pengolahan Data dan Informasi :
13 orang
Ekstensifikasi
:
6 orang
Pengawasan dan Konsultasi
:
35 orang
Pemeriksaan
:
3 orang
Penagihan
:
6 orang
Fungsional
:
18 orang
Jumlah
:
108 orang
Berdasarkan Standar Prosedur Operasi Direktorat Jenderal Pajak Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-14/PJ/2008 tentang Penerapan
Organisasi, Tata kerja, dan Saat Mulai Beroperasinya Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I, beberapa fungsi dan tugas pokok dari seksi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama adalah sebagai berikut: 1. Seksi SubBagian Umum a. Menerima dokumen, memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Sub Bagian Umum serta penyampaian dokumen di Kantor Pelayanan Pajak
commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Mengajukan pengujian kesehatan pegawai, pengurusan gaji, pengajuan uang makan Pegawai Negeri Sipil, pemberhentian gaji c. Melaksanakan pelantikan, serah terima jabatan, serta pengambilan sumpah Pegawai Negeri Sipil d. Membuat
kartu
tanda
pengenal
pemeriksa,
menerbitkan
ijin
melanjutkan pendidikan di luar kedinasan, mengajukan usul peserta pendidikan di luar negeri e. Laporan perkawinan pertama pegawai, pengajuan usul permohonan pensiun janda/ duda, pengajuan usul permohonan berhenti bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil atas permintaan sendiri, pengajuan usul pengangkatan bendahara f. Menyusun laporan bulanan konversi energi, laporan berkala, laporan tahunan, laporan atau daftar realisasi anggaran, laporan sistem akuntansi kuasa pengguna anggaran tingkat satuan kerja atau unit akuntansi kuasa pengguna anggaran g. Permohonan uang duka meninggal, permohonan kartu tanda asuransi, dan tabungan pensiunan mekanisme pembayaran anggaran belanja h. Permintaan dan pembayaran lembur pegawai i. Melakukan pembayaran tagihan melalui mekanisme langsung kepada rekanan j. Melaksanakan penutupan buku kas umum, penerimaan inventaris dari rekanan/ pihak lain, pelaksanaan penghapusan barang milik negara dengan lelang pada unit Kantor Pelayanan Pajak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
11 digilib.uns.ac.id
k. Pemusnahan dokumen, serta penyusunan tanggapan/ tindak lanjut terhadap surat hasil pemeriksaan atau laporan hasil pemeriksaan dari unit fungsional pemeriksa lainnya 2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi a. Pembentukan dan pemanfaatan bank data b. Memproses dan penatausahaan dokumen masuk serta alat keterangan Seksi Pengolahan Data dan Informasi c. Menyusun rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak, perkembangan ekonomi dan keuangan d. Membuat laporan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan atau Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, serta menyelesaikan pembagian hasilnya e. Membuat dan menyampaikan surat perhitungan ke Kantor Pelayanan Pajak lain f. Meminjamkan berkas data atau alat keterangan kepada seksi terkait g. Penatausahaan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan non elektronik 3. Seksi Pelayanan a. Penatausahaan surat, dokumen masuk, dokumen wajib pajak, laporan wajib pajak pada tempat tata cara pendaftaran wajib pajak, penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, perubahan identitas wajib pajak, serta pemberitahuan penggunaan norma penghitungan b. Menyelesaikan permohonan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan pencabutan Pengusaha Kena Pajak commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Menyelesaikan pemindahan wajib pajak dan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak lama maupun Kantor Pelayanan Pajak baru d. Menerima dan mengolah Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan dan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan e. Menyelesaikan permohonan perpanjangan waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan, cetak salinan dan pembetulan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Teguran Pajak f. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Teguran penyampaian Surat Pemberitahuan Masa dan Surat Pemberitahuan Tahunan, serta Surat Ketetapan Pajak g. Meneliti hasil keluaran berupa Surat Teguran Pajak h. Meminjamkan atau mengirimkan berkas i. Melaksanakan pemenuhan permintaan konfirmasi dan klarifikasi j. Menyelesaikan permohonan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang dollar Amerika Serikat k. Menyisihkan anak berkas wajib pajak yang tahun/ masa pajaknya telah melampaui 10 tahun l. Melayani permintaan penetapan sebagai daerah terpencil m. Menyampaikan permintaan revaluasi aktiva tetap dari wajib pajak ke kantor wilayah n. Menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak untuk perwakilan negara asing dan badan-badan internasional serta pejabat atau tenaga ahlinya
commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Seksi Penagihan a. Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Penagihan, Surat
Ketetapan
Pajak,
Surat
Tagihan
Pajak
beserta
bukti
pembayarannya, Surat Keputusan Pembetulan/ Keberatan/ Putusan Banding/ Pengurangan/ Pembatalan Ketetapan Pajak dan Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi pada Seksi Penagihan b. Menjawab konfirmasi dan tunggakan pajak wajib pajak c. Menyelesaikan permohonan penundaan pembayaran pajak dan usulan pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak d. Penagihan pajak seketika dan sekaligus e. Menghapus piutang pajak f. Menerbitkan Surat Teguran Pajak bunga penagihan, Surat Teguran Penagihan, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, dan Surat Keputusan Pencabutan Sita g. Pemindahan berkas dari Kantor Pelayanan Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak lainnya h. Membuat usulan pencegahan dan penyanderaan terhadap wajib pajak tertentu i. Melaksanakan lelang dan menyelesaikan permohonan pembatalan lelang j. Membuat laporan Seksi Penagihan ke Kantor Wilayah k. Menyelesaikan permohonan mengangsur pembayaran pajak 5. Seksi Pemeriksaan a. Penatausahaan laporan pemeriksaan pajak dan nota perhitungan commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Menyelesaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan lebih bayar, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah selain Wajib Pajak Patuh c. Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Pemeriksaan d. Menyelesaikan usulan pemeriksaan dan pemeriksaan bukti permulaan e. Melaksanakan pemeriksaan kantor dan lapangan 6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan a. Memproses
dan
penatausahaan
dokumen
masuk
di
Seksi
Ekstensifikasi b. Pendaftaran obyek pajak baru baik dengan penelitian kantor maupun lapangan c. Menerbitkan Surat Himbauan untuk ber-Nomor Pokok Wajib Pajak bagi masyarakat yang berpotensi sebagai wajib pajak d. Mencari data dari pihak ketiga dalam pembentukan/ pemutakhiran bank data perpajakan, serta data potensi perpajakan dalam monografi fiskal e. Melaksanakan penilaian individual obyek Pajak Bumi dan Bangunan dan memelihara data obyek dan subyek Pajak Bumi dan Bangunan f. Membuat daftar biaya komponen bangunan g. Menyelesaikan
permohonan
penundaan
pengembalian
Surat
Pemberitahuan Obyek Pajak, permohonan surat keterangan Nilai Jual Obyek Pajak, dan mutasi sebagian ataupun seluruh obyek dan subyek Pajak Bumi dan Bangunan commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi a. Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Pengawasan dan Konsultasi, serta menyusun estimasi penerimaan pajak per-wajib pajak b. Menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak, Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga, Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, teguran pengembalian Surat Pemberitahuan Obyek Pajak, Surat Himbauan Pembetulan Surat Pemberitahuan, serta menerbitkan penggantian Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak atau Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga karena lewat waktu atau daluwarsa, rusak atau salah baik yang telah didistribusikan maupun yang belum didistribusikan c. Menyelesaikan
permohonan
penggunaan
nilai
buku
dalam
penggabungan, pengambilalihan, atau pemekaran usaha d. Menyelesaikan
permohonan
keberatan,
pembetulan
ketetapan,
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah di Kantor Pelayanan Pajak e. Menyelesaikan permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar baik Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah di Kantor Pelayanan Pajak f. Menyelesaikan administrasi pembukuan
permohonan
Pajak
pengurangan/
Bumi dan Bangunan, commit to user
penghapusan
sanksi
perubahan
metode
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
g. Menyelesaikan
permohonan
Surat
Keterangan
Bebas
Pajak
Penghasilan Pasal 21, Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan Pasal 22
Bendaharawan,
Surat
Keterangan
Bebas
pemungut
Pajak
Penghasilan Pasal 22 Impor, Surat Keterangan Bebas pemungut Pajak Penghasilan
Pasal
22
atas
Impor untuk
wajib
pajak
yang
penghasilannya semata-mata dikenakan Pajak Penghasilan Final, Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan Pasal 22 atas Impor emas batangan untuk diekspor perhiasan emas, Surat Keterangan Bebas pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23, Surat Keterangan Bebas pemotong Pajak Penghasilan atas bunga deposito, tabungan, serta diskonto Surat Bank Indonesia yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan h. Menyelesaikan
permohonan
Surat
Keterangan
Bebas
Pajak
Penghasilan atas pengalihan hak tanah dan bangunan bagi Wajib Pajak Real Estate, Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan Barang Kena Pajak tertentu wajib pajak perwakilan Negara asing atau badan internasional serta pejabat atau tenaga ahlinya, Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah atas pembelian kendaraan angkutan, Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar Negeri, Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah atas penyerahan kendaraan bermotor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
17 digilib.uns.ac.id
i. Melayani permintaan perubahan tahun buku pertama, pemusatan Pajak Pertambahan Nilai, permohonan Surat Keterangan Fiskal Wajib Pajak Non Bursa j. Menyelesaikan pemberian ijin pembubuhan tanda bea materai lunas baik dengan mesin teraan materai, teknologi percetakan, maupun dengan sistem komputerisasi k. Menyelesaikan permohonan penambahan deposito baik dengan mesin teraan materai, teknologi percetakan, maupun dengan sistem komputerisasi l. Menyelesaikan permohonan pengalihan saldo bea materai baik dari mesin teraan materai ke teknologi percetakan, dari teknologi percetakan ke mesin teraan, dari teknologi percetakan ke sistem komputerisasi, dari sistem komputerisasi ke mesin teraan, maupun dari sistem komputerisasi ke teknologi percetakan m. Menyelesaikan permohonan pengurangan angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25, pengembalian pendahuluan Pajak Penghasilan untuk Wajib Pajak Patuh, perubahan metode penilaian persediaan, pengembalian pendahuluan Pajak Pertamabahan Nilai untuk wajib pajak kriteria tertentu khusus Wajib Pajak Patuh, kelebihan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, kelebihan pembayaran Bea Perolehan atas Hak Tanah dan Bangunan terutang, kompensasi (pemindahbukuan) Pajak Bumi dan Bangunan/ Bea Perolehan atas Hak Tanah dan Bangunan, keberatan atas penunjukan sebagian wajib pajak, pembetulan Surat commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ketetapan Pajak Kurang Bayar atas permohonan wajib pajak, pembetulan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar secara jabatan, pembatalan Surat Ketetapan Bebas, pengurangan/ penghapusan sanksi administrasi dan pengurangan/ pembatalan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar di Kantor Pelayanan Pajak, dan pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang n. Menetapkan angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 wajib pajak bank, sewa guna usaha dengan hak opsi, Badan Umum Milik Negara dan Badan Umum Milik Daerah serta menetapkan Wajib Pajak Patuh o. Membuat Surat Pemberitahuan perubahan besarnya angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 (dinamisasi), Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak, atau Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga yang hilang p. Memberikan bimbingan kepada wajib pajak, menjawab surat yang berkaitan dengan konsultasi teknis perpajakan bagi wajib pajak, menentukan kembali tanggal jatuh tempo pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, pemutakhiran profil wajib pajak, mengusulkan Pengusaha Kena Pajak fiktif q. Melaksanakan putusan gugatan atau banding, ekualisasi, penelitian dan analisis kepatuhan material wajib pajak r. Penatausahaan Surat Keputusan pembetulan, pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, serta Surat Keputusan Keberatan atau Banding atau Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak di Seksi Pengawasan dan Konsultasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
19 digilib.uns.ac.id
B. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian global terutama di Indonesia ikut mengacu pemerintah dalam membenahi semua sektor, terutama sektor perekonomian. Dalam membenahi berbagai sektor tersebut diperlukan dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pelaksanaan penerimaan dana dari dalam negeri ini diantaranya melalui sistem perpajakan dengan asas-asas keadilan, jelas, sederhana di dalam pemungutannya dan mengandung unsur-unsur pendorong bagi kegiatan usaha produktif. Saat ini pajak merupakan sumber utama dana untuk pembangunan karena hampir sebagian besar sumber penerimaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara berasal dari pajak. Pajak telah menjadi tulang punggung penggerak roda pembangunan yang sangat dominan. Dengan membayar pajak secara teratur dan benar, dalam diri warga akan tumbuh perasaan memiliki terhadap negaranya. Pada akhirnya hal ini akan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa wajib pajak telah menjadi pahlawan pembangunan demi eksistensi negara. Sementara itu di sisi lain, fiskus sebagai aparat yang bertugas untuk memungut pajak juga telah memberikan andil yang tidak sedikit dalam proses pengumpulan dana pembangunan. Untuk meningkatkan penerimaan negara, berbagai kebijakan baru di bidang perpajakan mulai ditinjau ulang dan diberlakukan dengan tegas. Hal ini diawali dengan reformasi perpajakan tahun 1983. Selain itu Direktorat Jenderal Pajak juga melaksanakan perbaikan atas sistem pelayanan kepada commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masyarakat, mulai dari cara penyampaian informasi perpajakan, penyuluhan, sistem administrasi pajak, hingga pengawasan atas pelaksanaan lapangan dengan harapan dapat mempermudah wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Dengan demikian pada akhirnya dapat meningkatkan kesadaran
wajib
pajak
untuk
melaksanakan
kewajibannya
sehingga
penerimaan pajak dapat optimal. Undang-undang perpajakan Indonesia sejak tahun 1983 menganut self assessment system yangmana wajib pajak diberikan kepercayaan penuh untuk menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri kewajiban perpajakannya. Dalam pemberlakuan self assessment system ini, kepatuhan wajib pajak diharapkan dapat meningkat yang ditandai dengan pelaksanaan kewajiban perpajakan oleh wajib pajak secara sukarela. Direktorat Jenderal Pajak berusaha menjadikan kepatuhan tersebut sebagai hal yang mudah dan murah tetapi di lain pihak bersikap adil dan tegas kepada wajib pajak yang tidak patuh. Peran serta masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya berdasarkan ketentuan perpajakan sangat diharapkan pemerintah. Berkenaan dengan hal di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN
PADA
KANTOR
PELAYANAN
SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007-2010”.
commit to user
PAJAK
PRATAMA
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis merumuskan masalah yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta tahun 2007-2010? 2. Apa saja penyebab kenaikan/ penurunan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta tahun 2007-2010?
D. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta tahun 2007-2010. 2. Untuk mengetahui penyebab kenaikan/ penurunan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta tahun 2007-2010.
E. Manfaat Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Bagi penulis, hasil penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga dimana penulis dapat menambah pengetahuan dan memperoleh jawaban yang nyata mengenai bagaimana penerapan teori-teori yang telah dipelajari terutama dalam meningkatkan pemahaman dan wawasan keilmuan di bidang perpajakan. 2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta, hasil penelitian ini dapat memberikan
sumbangan
pemikiran
dan
berguna
sebagai
bahan
pertimbangan dalam memberikan pembinaan. 3. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan perbandingan yang dapat menambah pengetahuan.
F. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penulis melaksanakan Penelitian Tugas Akhir ini adalah di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta yang beralamat di jalan KH. Agus Salim No. 1 Surakarta. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan mulai dari tanggal 3 Januari 2011 sampai dengan 28 Pebruari 2011. 3. Jenis dan Sumber Data a. Sumber Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti mengenai data-data yang berhubungan langsung dengan commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
peneliti. Data primer dapat diperoleh melalui wawancara dengan sumber atau pihak yang terkait yang mempunyai wewenang di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. b. Sumber Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak lansung dengan mempelajari buku-buku, makalah, undang-undang perpajakan yang berlaku, studi kepustakaan, dan lain-lainnya. 4. Teknik Pengumpulan Data Ada beberapa teknik yang dilakukan penulis dalam pengumpulan data antara lain: a. Wawancara Penulis menggunakan metode wawancara yaitu tanya jawab secara langsung dengan petugas pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta untuk memperoleh informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang dibahas. b. Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, laporan, dan tulisan yang mendukung teori dan penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pajak a. Pengertian Pajak Rochmat Soemitro dalam Mardiasmo (2008: 1) mendefinisikan pajak sebagai iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Berbeda dengan pendapat Soeparman dalam Erly Suandy (2006: 9), Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. Menurut Feldmann dalam Waluyo dan Ilyas (2003: 4), Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada pengusaha (menurut norma-norma yang ditetapkanya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur berikut: commit to user
24
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1)
Iuran rakyat kepada Negara Yang berhak memungut pajak hanyalah negara dengan iuran berupa uang bukan barang.
2) Berdasarkan undang-undang Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya. 3) Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk. 4) Digunakan untuk membiayai keperluan rumah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. b. Fungsi Pajak Ada dua fungsi pajak yaitu: 1)
Fungsi Penerimaan Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
2) Fungsi Mengatur Pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang ekonomi, sosial maupun politik dengan tujuan tertentu. commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Syarat dan Teori-teori yang Mendukung Pemungutan Pajak Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1) Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan) 2) Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-undang (syarat yuridis) 3) Tidak menganggu perekonomian (syarat ekonomis) 4) Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansiil) 5) Sistem pemungutan pajak harus sederhana Teori yang menjelaskan atau memberikan justifikasi pemberian hak kepada Negara untuk memungut pajak. Teori tersebut antara lain: a) Teori Asuransi Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut. b) Teori Kepentingan Pembagian
beban
pajak
kepada
rakyat
didasarkan
pada
kepentingan masing-masing orang. c) Teori Daya Pikul Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak commit todaya user pikul masing-masing orang. harus dibayar sesuai dengan
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d) Teori Bakti Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan negaranya. e) Teori Asas Daya Beli Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak. d. Jenis-jenis Pajak Pembagian pajak dapat dilakukan berdasarkan golongan, wewenang, pemungutan, maupun sifatnya. Adapun penjelasannya sebagai berikut: 1) Pajak berdasarkan golongan, dibagi menjadi dua yaitu: a) Pajak Langsung Adalah pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain. b) Pajak Tidak Langsung Adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan atau digeser kepada pihak lain atau wajib pajak lain sehingga sering disebut sebagai pajak tidak langsung. 2) Pajak berdasarkan wewenang pemungutannya, dibagi menjadi dua yaitu: a)
Pajak Pusat/ Pajak Negara Adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan langsung oleh Departemen Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak. commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Pajak Daerah Adalah pajak yang wewenang pemungutannya adalah pada pemerintah daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah. 3) Pajak berdasarkan sifatnya, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a)
Pajak Subyektif Adalah pajak yang memperhatikan kondisi atau keadaan wajib pajak.
b) Pajak Obyektif Adalah pajak yang pada awalnya memperhatikan obyek pajaknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. e. Tata Cara Pemungutan Pajak 1) Stelsel Pajak Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan tiga stelsel: a) Stelsel Nyata Pengenaan pajak didasarkan pada obyek (penghasilan yang nyata), sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir
tahun
pajak,
yakni
setelah
penghasilan
yang
sesungguhnya diketahui. b)
Stelsel Anggapan Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan. c) Stelsel Campuran Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan.
Pada
awal
tahun,
besarnya
pajak
dihitung
berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Apabila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar dari pada pajak menurut anggapan, maka wajib pajak harus menambah. Sebaliknya, jika kecil kelebihannya dapat diminta kembali. 2) Asas Pemungutan Pajak Ada tiga asas pemungutan pajak yaitu: a) Asas Domisili (asas tempat tinggal) Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Dalam Negeri. b) Asas Sumber Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak. commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Asas Kebangsaan Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Misalnya pajak bangsa asing dikenakan pada setiap orang yang bukan berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Luar Negeri. 3) Sistem Pemungutan Pajak Pemungutan pajak terdapat tiga system yaitu: a) Official Assesment System Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. b) Self Assesment system Adalah suatu pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang. c) With Holding System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Kepatuhan Wajib Pajak Perseorangan/ badan hukum dapat dikatakan patuh adalah apabila mereka itu telah melaporkan kewajiban perpajakannya (mendaftarkan diri sebagai wajib pajak) dan melaporkan jumlah yang dibayar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, serta membayar pajak yang seharusnya terhutang tepat pada waktunya. Kepatuhan wajib pajak melaksanakan kewajiban pajaknya menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dalam pasal 17C didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu, antara lain: a)
Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan
b)
Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh ijin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak
c)
Laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian selama tiga tahun berturut-turut, dan
d)
Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu lima tahun terakhir commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
32 digilib.uns.ac.id
3. Wajib Pajak a.
Pengertian Wajib Pajak Menurut Wirawan (2001: 24), wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
b. Jenis-jenis Wajib Pajak Menurut Wirawan (2001: 25), wajib pajak dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) Wajib Pajak Orang Pribadi Wajib Pajak Orang Pribadi adalah orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia, dan tidak melihat batasan umur dan juga jenjang sosial ekonomi, dengan kata lain berlaku sama untuk semua (non discrimination). 2) Wajib Pajak Badan Wajib Pajak Badan adalah sekumpulan orang dan/ atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya commit to user termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Wajib Pajak Bendaharawan Wajib Pajak Bendaharawan adalah Bendaharawan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau Lembaga Pemerintah, Lembaga Negara lainnya dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Luar Negeri, yang membayar gaji, upah, tunjangan, honorarium dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan. 4. Surat Pemberitahuan Menurut Undang-Undang Nomor 28
tahun
2007 tentang
Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan, Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak dilakukan untuk melaporkan penghitungan dan/ atau pembayaran pajak, objek pajak dan/ atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Jenis-Jenis Surat Pemberitahuan, dilihat dari saat pelaporannya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Surat Pemberitahuan Masa Adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak. b. Surat Pemberitahuan Tahunan Adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau bagian Tahun Pajak.
commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. PEMBAHASAN 1. Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Periode Tahun 2007-2010 Penerimaan pajak merupakan penerimaan yang paling aman dan handal, karena pajak bersifat kenyal atau fleksibel, lebih mudah dipengaruhi dibandingkan dengan penerimaan bukan pajak. Mengingat sifatnya yang demikian itu maka pajak sebagai sumber utama penerimaan negara perlu terus ditingkatkan sehingga pembangunan nasional dapat dilaksanakan dengan kemampuan sendiri berdasarkan prinsip kemandirian. Adanya peningkatan penerimaan di sektor perpajakan tentu harus disertai dengan adanya peningkatan kesadaran/ kepatuhan masyarakat di bidang perpajakan dan harus pula ditunjang dengan segala hal yang mendukung peningkatan peran aktif masyarakat serta pemahaman akan hak dan kewajibannya
dalam
melaksanakan
peraturan
perundang-undangan
perpajakan. Dalam salah satu butir dari penjelasan umum Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007, tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983, tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan disebutkan bahwa kewajiban perpajakan merupakan kewajiban kenegaraan dan merupakan sarana peran serta rakyat dalam pembiayaan negara dan pembangunan nasional, karena pada prinsipnya semua rakyat mempunyai hak untuk berperan serta dalam pembiayaan negara dan pembangunan, commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
oleh karena itu pemerataan beban pajak ke seluruh lapisan masyarakat merupakan hal yang wajar. Sesuai dengan prinsip perpajakan, pemerataan tersebut lazimnya dikaitkan dengan kemampuan (daya pikul) dari setiap anggota masyarakat. Daya pikul tersebut umumnya diukur dari penghasilan atau pengeluaran tiap orang. Berdasarkan
Keputusan
Direktur
Jenderal
Pajak
Nomor
KEP.27/PJ.1995 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha serta Tata Cara Pendaftaran Wajib Pajak dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Pasal 4 (1) tanggal 23 Maret 1995, seharusnya seseorang yang di dalam setahunnya telah mempunyai/ memperoleh penghasilan yang jumlahnya melebihi besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak, maka ia harus mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib
Pajak
selambat-lambatnya
pada
akhir
tahun
pajak
yang
bersangkutan. Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008, yaitu: a.
Penghasilan Tidak Kena Pajak per-tahun diberikan paling sedikit sebesar: 1) Rp15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah) untuk diri wajib pajak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
2) Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk wajib pajak yang kawin 3) Rp15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah) tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dan 4) Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga b. Penerapan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan oleh keadaan pada awal tahun pajak atau awal bagian tahun pajak. Penghitungan besarnya jumlah pajak sesuai dengan ketentuan tersebut pada prinsipnya dilakukan sendiri oleh anggota masyarakat (self assessment), sedang pelunasan jumlah dimaksud dapat dilakukan oleh mereka sendiri atau melalui pemotongan/ pemungutan oleh pihak ketiga (withholding system). Pihak ketiga yang telah ditentukan tersebut selanjutnya menyetor dan melaporkannya kepada fiskus. Pada sistem ini fiskus dan wajib pajak tidak aktif. Fiskus hanya bertugas mengawasi pelaksanaan pemotongan/ pemungutan yang dilakukan oleh pihak ketiga. Dalam sistem self assessment yang berarti suatu sistem pemungutan yang commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menetukan sendiri besarnya pajak yang terhutang dan kegiatan perpajakan berada di tangan wajib pajak. Dengan adanya sistem ini, dalam diri wajib pajak diharapkan tumbuh adanya: 1) Tax Consciousness (Kesadaran/ Kepatuhan) 2) Kejujuran 3) Tax Mindness/ hasrat untuk membayar pajak 4) Tax Discipline, yaitu disiplin wajib pajak terhadap pelaksanaan peraturan-peraturan pajak sehingga pada waktunya wajib pajak dengan sendirinya
memenuhi
kepadanya
oleh
kewajiban-kewajiban
undang-undang,
seperti
yang
dibebankan
memasukan
Surat
Pemberitahuan pada waktunya, membayar pajak tanpa diperingatkan Dari hasil penelitian, ternyata belum semua wajib pajak mematuhi kewajiban perpajakannya, misalnya masih ada wajib pajak yang tidak melaporkan Surat Pemberitahuannya, wajib pajak tidak menyetorkan pajak dengan jumlah yang sebenarnya, bahkan masih banyak wajib pajak yang belum mendaftarkan dirinya, walaupun menurut ketentuan perundangundangan mereka seharusnya sudah memenuhi syarat menjadi wajib pajak. Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak di Surakarta, dapat di lihat dari tabel-tabel di bawah ini: commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel II.1 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Efektif di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Tahun 2007-2010 Tahun
Jenis Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Non Efektif 2007 27.674 1.874 2008 40.163 1.874 2009 58.140 2.557 2010 67.688 1.882 Sumber: Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Efektif 25.800 38.289 55.583 65.806
Sebelum mencari tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan, maka harus dicari realisasi penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi terlebih dahulu. Berikut tabel realisasi penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi: Tabel II.2 Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Tahun 2007-2010 Tahun
2007
2008
2009
2010
OP
OP
OP
OP
5.174
4.537
4.554
5.616
19.881
43
24
76
81
224
Nihil
9.414
18.241
28.512
35.116
91.283
Grand total
14.631
22.802
33.142
40.813
111.388
Total Status SPT Kurang Bayar Lebih Bayar
Sumber: Seksi Pengawasan dan Konsultasi Setelah melihat tabel-tabel di atas maka dapat diketahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi tahun 2007 sampai 2010. Tingkat kepatuhan wajib pajak dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah commit to user penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi dengan jumlah
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
wajib pajak efektif. Rumus untuk menghitung tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap Surat Pemberitahuan Tahunan, yaitu: Rumus:
Dalam penentuan ini Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta menetapkan target penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan sebesar 60%, karena sesuai dengan indikator kepatuhan bahwa target tersebut sudah cukup patuh. Indikator Kepatuhan: 1) Persentase 0% - 30% (sangat tidak patuh) 2) Persentase 30% -50% (kurang patuh) 3) Persentase 50% -70% (cukup patuh) 4) Persentase 70% -100% (sangat patuh) Setelah diketahui jumlah wajib pajak efektif dan jumlah wajib pajak yang menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi tahun 2007 sampai 2010, maka bisa dicari persentase kenaikan/ penurunan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi. Berikut tabel persentase kenaikan/ penurunan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi:
commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel II.3 Prosentase Kenaikan/ Penurunan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Tahun 2007-2010 Tahun
Jumlah Wajib Pajak Efektif
Penyampaian SPT
% kepatuhan
Kenaikan/ penurunan
2007
25.800
14.631
56,70
-
2008
38.289
22.802
59,55
2,85
2009
55.583
33.142
59,62
0,07
2010
65.806
40.813
62,02
2,40
Sumber: Seksi Pengawasan dan Konsultasi Jika kita melihat tabel di atas maka dapat dikatakan bahwa tingkat kepatuhan dari tahun 2007-2010 terus meningkat, yaitu di tahun 2007 sebesar 56,70%, tahun 2008 sebesar 59,55%, tahun 2009 sebesar 59,62% dan tahun 2010 sebesar 62,02%. Berdasarkan indikator kepatuhan, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan yaitu cukup patuh (50% 70%). 2. Penyebab kenaikan/ penurunan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan selama tahun 2007-2010 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Berdasarkan tabel-tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak dari tahun 2007 sampai tahun 2010 terus meningkat, penyebab kenaikan kepatuhan wajib pajak dapat dilihat di penjelasan di bawah ini: commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Kenaikan di tahun 2007 Di tahun 2007 tingkat kepatuhan sebesar 56,70%. b. Kenaikan di tahun 2008 Di tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 2,85% dari tingkat kepatuhan di tahun 2007 sebesar 56,70% menjadi 59,55% di tahun 2008. Kenaikan di tahun 2008 disebabakan karena adanya kebijakan baru dari pemerintah yang disebut dengan sunset policy. Sunset policy itu sendiri adalah kebijakan pemberian fasilitas perpajakan, yang berlaku hanya di tahun 2008 (dari 1 Januari 2008 sampai 31 Desember 2008) dalam bentuk penghapusan sanksi administrasi perpajakan berupa bunga yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan pasal 37A. Tujuan diadakannya sunset policy ini adalah: Membangun basis data yang akurat, meningkatkan kepatuhan wajib pajak, meningkatkan jumlah wajib pajak, dan meningkatkan jumlah pembayaran pajak. Menurut pasal 37A tersebut wajib pajak yang dapat menikmati fasilitas kebijakan sunset policy adalah: 1) Wajib Pajak Orang Pribadi yang secara sukarela mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dalam tahun 2008 dan menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi untuk Tahun Pajak 2007 dan sebelumnya, diberikan commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas pajak yang tidak atau kurang dibayar. 2) wajib pajak yang dalam tahun 2008 menyampaikan pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang
Pribadi
sebelum
Tahun
Pajak
2007
atau
Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan sebelum Tahun Pajak 2007 yang mengakibatkan pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar, diberikan penghapusan sanksi administrasi
berupa
bunga
atas
keterlambatan
pelunasan
kekurangan pembayaran pajak. Faktor lain yang menyebabkan kenaikan tingkat kepatuhan di tahun 2008 adalah program Mobile Tax Unit. Mobile Tax Unit adalah sarana atau tempat yang mana Surat Pemberitahuan Tahunan dapat diterima. Sarana Mobile Tax Unit berupa sebuah mobil berlogo Direktorat Jenderal Pajak yang ada di tempat-tempat tertentu dan didampingi oleh petugas Kantor Pelayanan Pajak. Fungsi Mobile Tax Unit itu sendiri adalah untuk mempermudah wajib pajak dalam melaporkan Surat Pemberitahuannya, sehingga wajib pajak yang bertempat tinggal jauh dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama tidak usah jauh-jauh datang, tetapi hanya cukup mendatangi Mobile Tax Unit yang dekat saja. commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Kenaikan di tahun 2009 Di tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,07% dari tingkat kepatuhan di tahun 2008 sebesar 59,55% menjadi 59,62% di tahun 2009. Kenaikan di tahun 2009 disebabkan karena adanya instruksi dari pemerintah bahwa para pensiun harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan juga masih diberlakukannya program Mobile Tax Unit. d. Kenaikan di tahun 2010 Di tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 2,4% dari tingkat kepatuhan di tahun 2009 sebesar 59,62% menjadi 62,02% di tahun 2010. Peningkatan di tahun ini karena di tahun ini masih diberlakukannya program Mobile Tax Unit dan di tahun ini juga mulai diadakannya
program
Bantuan
Operasional
Sekolah.
Bantuan
Operasional Sekolah adalah program pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar pelaksana program wajib belajar. Namun demikian dana Bantuan Operasional Sekolah dimungkinkan untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong dalam biaya personalia dan biaya investasi. Aspek perpajakan dalam program Bantuan Operasional Sekolah adalah aspek Pajak Penghasilan Pasal 23 atas pembayaran imbalan jasa, aspek Pajak Penghasilan Pasal 21 atas pembayaran honorarium kepada guru atau tenaga administrasi, dan aspek Pajak Pertambahan
Nilai
atas
pembelian
commit to user
barang
dan
jasa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III TEMUAN
Setelah penulis melakukan penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta terutama mengenai tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan, penulis menemukan kelebihan dan kelemahan terkait dengan hal tersebut. Adapun kelebihan dan kelemahan tersebut adalah sebagai berikut: A. KELEBIHAN 1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta berupaya keras dalam mengadakan
penyuluhan
mengenai
peraturan-peraturan
perpajakan
maupun kebijakan-kebijakan perpajakan yang baru seperti sunset policy, e-SPT, Mobile Tax Unit, dan lain-lain. 2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan dari tahun 2007 sebesar 56,70%, tahun 2008 sebesar 59,55%, tahun 2009 sebesar 59,62% dan tahun 2010 sebesar 62,02%. 3. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, seperti sunset policy, Mobile Tax Unit, berpengaruh terhadap kenaikan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan.
commit to user
44
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. KELEMAHAN 1. Ketidaktahuan wajib pajak akan cara pengisian Surat Pemberitahuan, dan bagaimana menghitung pajak secara benar. 2. Adanya kebijakan-kebijakan pemerintah yang hanya bersifat sementara, misalnya kebijakan sunset policy yang hanya berlaku di tahun 2008. 3. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta banyak menemukan data wajib pajak yang tidak valid, misalnya: alamat wajib pajak dapat ditemukan tetapi di alamat tersebut tidak ada nama wajib pajak yang dimaksud. 4. Rendahnya tingkat kesadaran/ kepatuhan wajib pajak, banyak ditemukan wajib pajak yang melaporkan pajaknya tidak secara benar dan tidak melaporkan Surat Pemberitahuannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENUTUP
A. SIMPULAN Berdasarkan analisis dan pembahasan yang disampaikan pada bab sebelumnya, penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Tingkat kepatuhan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta dari tahun 2007-2010 terus meningkat, yaitu di tahun 2007 sebesar 56,70%, tahun 2008 sebesar 59,55%, tahun 2009 sebesar 59,62% dan tahun 2010 sebesar 62,02%. Berdasarkan indikator kepatuhan, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan yaitu cukup patuh (50% - 70%). 2. Penyebab kenaikan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi tahun 20072010: a. Kenaikan di tahun 2007 Di tahun 2007 tingkat kepatuhan sebesar 56,70%. b. Kenaikan di tahun 2008 Di tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 2,85% dari tingkat kepatuhan di tahun 2007 sebesar 56,70% menjadi 59,55% di tahun 2008. Kenaikan di tahun 2008 disebabakan karena adanya kebijakan baru dari pemerintah yang disebut dengan sunset policy. Sunset policy itu sendiri adalah kebijakan pemberian fasilitas perpajakan, yang berlaku hanya di tahun 2008 (dari 1 Januari 2008 sampai 31 Desember commit to user
46
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2008) dalam bentuk penghapusan sanksi administrasi perpajakan berupa bunga yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan pasal 37A. Faktor lain yang menyebabkan kenaikan tingkat kepatuhan di tahun 2008 adalah program Mobile Tax Unit. Mobile Tax Unit adalah sarana atau tempat yang mana Surat Pemberitahuan Tahunan dapat diterima. Sarana Mobile Tax Unit berupa sebuah mobil berlogo Direktorat Jenderal Pajak yang ada di tempat-tempat tertentu dan didampingi oleh petugas Kantor Pelayanan Pajak. c. Kenaikan di tahun 2009 Di tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,07% dari tingkat kepatuhan di tahun 2008 sebesar 59,55% menjadi 59,62% di tahun 2009. Kenaikan di tahun 2009 disebabkan karena adanya instruksi dari pemerintah bahwa para pensiun harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan juga masih diberlakukannya program Mobile Tax Unit. d. Kenaikan di tahun 2010 Di tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 2,4% dari tingkat kepatuhan di tahun 2009 sebesar 59,62% menjadi 62,02% di tahun 2010. Peningkatan di tahun ini karena di tahun ini masih diberlakukannya program Mobile Tax Unit dan di tahun ini juga mulai diadakannya
program
Bantuan
Operasional
Sekolah.
Bantuan
commit to user Operasional Sekolah adalah program pemerintah untuk penyediaan
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pendanaan biaya nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar pelaksana program
wajib
belajar.
Dana
Bantuan
Operasional
Sekolah
dimungkinkan untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong dalam biaya personalia dan biaya investasi.
B. REKOMENDASI Berdasarkan pembahasan pada hasil penelitian dan analisis, berikut ini disampaikan beberapa saran kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta sebagai berikut: 1. Pembenahan Administrasi Pajak (Tax Administration) Kunci utama suksesnya kebijakan pajak berada dalam administrasi pajak, karena sistem administrasi perpajakan yang baik ternyata berperan dalam meningkatkan laju penerimaan pajak. Aplikasi perubahan sistem administrasi perpajakan ini pada dasarnya adalah untuk mempermudah/ menyederhanakan pelayanan perpajakan kepada wajib pajak maupun pengawasan oleh fiskus, yang sarananya dapat berupa: a.
e-SPT, yaitu pelaporan Surat Pemberitahuan elektronik yang bertujuan membantu wajib pajak dalam pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan ataupun Surat Pemberitahuan Masa
b.
e-Filling, yaitu pelaporan Surat Pemberitahuan elektronik dimana wajib pajak dapat melakukan kegiatan pelaporannya dengan mengisi data pelaporannya sesuai dengan form yang ditentukan commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c.
e-Payment/MP3, yaitu pembayaran on line dimana wajib pajak disediakan
fasilitas
untuk
dapat
melaksanakan
kewajiban
pembayarannya melalui bank d.
e-Registrations, yaitu pendaftaran dan perubahan data on line dimana wajib pajak diberikan fasilitas berbasis aplikasi web untuk melakukan pendaftaran dan perubahan data
e.
Membentuk Kantor Pelayanan Pajak Modern (Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar, Madya dan Pratama), serta menempatkan account representative, yang tujuannya adalah untuk mengetahui segala tingkah laku, ruang lingkup bisnis, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan hak dan kewajiban wajib pajak yang diawasi, dan melakukan pelayanan kepada wajib pajak secara tuntas pada satu meja
2. Perbaikan Pelayanan Salah satu upaya dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak adalah memberikan pelayanan yang prima kepada wajib pajak. Peningkatan kualitas pelayanan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan wajib pajak sehingga meningkatkan kepatuhan dalam bidang perpajakan. Upaya peningkatan kualitas pelayanan dapat dilakukan dengan cara peningkatan kualitas dan kemampuan teknis pegawai dalam bidang perpajakan, perbaikan infrastruktur seperti perluasan tempat pelayanan terpadu, penggunaan sistem informasi dan teknologi untuk dapat memberikan kemudahan
kepada
perpajakannya.
wajib
pajak
commit to user
dalam
memenuhi
kewajiban
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Penyuluhan secara sistematis dan berkesinambungan kepada wajib pajak Penyuluhan secara sistematis dan berkesinambungan kepada wajib pajak memang harus dilakukan, karena masih banyak wajib pajak yang tidak/ kurang mengetahui tentang hak dan kewajibannya, misalnya: wajib pajak tidak tahu bagaimana mendaftarkan diri sebagai wajib pajak, mereka juga tidak tahu bagaimana menghitung pajak secara benar. Dalam melaksanakan penyuluhan tersebut perlu dipilih sasaran yang tepat, agar diperoleh hasil yang optimal. Sasaran penyuluhan tersebut terdiri atas: Sasaran utama dan sasaran pendukung. Sasaran utama dari penyuluhan ini adalah: Masyarakat wajib pajak, baik yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar. Sedang sasaran pendukungnya yaitu: a. Konsultan Pajak, sebagai mitra kerja Direktorat Jenderal Pajak dalam membina dan menyadarkan wajib pajak; b. Instansi
Pemerintah,
baik
departemen
maupun
lembaga non
departemen, c. Lembaga kemasyarakatan, asosiasi, tokoh masyarakat, tokoh agama, cendekiawan dan lain sebagainya.
commit to user