“ The Relevance of Policy on S&T Development again Global Trend in Indonesia” DR. Ir. Agus Puji Prasetyono, M.Eng.
Senior Advisor to the Minister for Relevance and Productivity Ministry for Science, Technology and Higher Education
Indonesia in Global Competitiveness Rank
Main Problem Business Competitiveness in Indonesia
Policy Scenario Strategy System
PENINGKATAN MUTU UNIVERSITAS
LPNK Ristek
Kemristekdikti
Perg. Tinggi
PENINGKATAN COMPETITIVENESS INDEX
Goals
PEMENUHAN HARAPAN MASYARAKAT THD HASIL PENELITIAN
PENINGKATAN DAYA SAING DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PENGELOLAAN KELEMBAGAN DAN JARINGAN LITBANG
LemLitbang L/K
KELUAR DARI MIDDLE INCOME ECONOMY TRAP
Sumberdaya
Effort
Kelembagaan
INNOVATION DRIVEN ECONOMY
BOOSTING INNOVATION
AGENT OF ECONOMIC DEVELOPMENT
INCREASING INTERNATIONAL PUBLICATION
Partnership/ Networking Regulasi/Risk
ESCAPING FROM MIDDLE INCOME TRAP Per capita 2000 2005 2010
2015
2025
Prediction target of income percapita
HIGH INCOME
2025 $14.25015.500
$12.616 UPPER MIDDLE INCOME
2045 2045 $44.50049.000
2012 $ 3.592
LOWER MIDDLE INCOME
2010 $ 2.500 2005 $ 1.203
LOW INCOME 2000 $ 657 Sumber: Economist Pocket World in Figures 2014, WEF-GCR 2013
COMPETITIVENESS Innovation and sophistication factors
30% InnovationRussiastage driven
INNOVATION DRIVEN:
• Business sophistication • R&D Innovation
Difficult to improve income percapta??
$4.086
$1.036
2035
EFFICIENCY DRIVEN:
• Higher education and training • Goods market efficiency • Labor market efficiency • Financial market development • Technological readiness • Market size
FACTOR DRIVEN:
• Institutions • Infrastructure • Macroeconomic environment • Health and Primary education
50% 20%
$ 13.000 Spain $ 31.990 South Korea $ 22.420 Taiwan $ 19.980
Brazil $ 12.590 Efficiency enhancers China $ 5.450 Malaysia $ 9.980 Mexico $ 10.050 South Africa $ 8.070 Thailand $ 4.970
40% 10 50% % India Efficiency$ 1.510 driven stage Indonesia $ 3.592 Philipines $ 2.470 Vietnam $ 1.400
5 Basic recuirement % 35% 60%
Factor-driven stage 5
FULFILLING PEOPLE EXPECTATION Ekspektasi Masyarakat Terhadap Perguruan Tinggi
RENSTRA 2009-2014
RENSTRA 2015-2019
PERGURUAN TINGGI MENGHASILKAN INOVASI YANG BISA MENINGKATKAN DAYA SAING DAN 6 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN BANGSA
F(In)=f(M)+f(Org)+f(Ntw)+f(R)+f(Tech)
Market
Teknologi
Partnership
Anchor Industry
Inovasi
Organisasi
Manajemen Resiko
Meningkatan Kesiapan Inovasi tidak cukup hanya meningkatkan kesiapan teknologi, tetapi juga harus ditingkatkan pasar, organisasi, jejaring, serta Manajemen Resiko.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) 9
8 7 6 5 4 3 2 1
• Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. • KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan dan pelatihan nasional yang dimiliki Indonesia
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
S3
S3T
SPESIALIS 2
S2
S2T
SPESIALIS 1
9
PROFESI
8
S1
DIV/ S1T
5
DII
AHLI
TEKNISI/ ANALIS
TEKNISI/ ANALIS
OPERATOR
OPERATOR
7 6
DIII
AHLI
4
DI
3 SMU
SMK
2 PROGRAM PROFESI
1
SEBARAN 14 KAWASAN INDUSTRI PRIORITAS DI LUAR JAWA 2015-2019
6
Sebaran Kawasan Industri & Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 2015-2019
KEK & KI SEI MANGKEI Kab. Simalungun, Sumut
KI KUALA TANJUNG KEK & KI LANDAK Kab. Landak, Kalbar
KEK MOROTAI
KEK KALTARA
KEK & KI BITUNG Kota Bitung, Sulawesi Utara
KEK MBTK
KEK & KI PALU Kota Palu, Sulawesi Tengah
Kab. Pulau Morotai, Maluku Utara
KEK SORONG KI BULI
Kabupaten Kutai Timur, Kaltim
KEK TANJUNG API-API
KI MOROWALI Maluku
KI KETAPANG
Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan
KI JORONG KI TANGGAMUS
KI BATULICIN
KEK MAKASSAR
KI KONAWE KI BANTAENG
KEK TANJUNG LESUNG Kab. Pandeglang, Banten
Keterangan: Lokasi KEK yang telah ditetapkan sampai 2014
KI TELUK BINTUNI
KEK NTT
KEK MERAUKE
KEK MANDALIKA Kab. Lombok Tengah, NTB
Lokasi KEK 2014-2019 Lokasi 14 Kawasan Industri
Sumber: Bappenas
7
DISTRIBUSI KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK) s/d 2014 KEK SEI MANGKEI Kabupaten Simalungun, Sumut
Industri pengol Kelapa Sawit Industri pengolahan karet Pupuk & aneka industri Logistik Pariwisata
KEK TANJUNG API-API Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan Industri Pengolahan Karet Industri Pengolahan Sawit Industri Petrokimia Sumber: Kemenko Perekonomian (2014)
KEK Maloy Batuta Trans Kalmantan (MBTK) Kabupaten Kutai Timur, Kaltim Industri Kelapa Sawit Logistik
KEK PALU Kota Palu, Sulawesi Tengah Industri Manufaktur Industri Agro berbasis kakao, karet, rumput laut, rotan Industri pengolahan Nikel, Biji Besi, Emas Logistik
KEK TANJUNG LESUNG Kab. Pandeglang, Banten
KEK MANDALIKA Kab. Lombok Tengah, NTB
Pariwisata
Pariwisata
KEK MOROTAI Kab. P. Morotai, Maluku Utara
Pariwisata Industri pengol perikanan Bisnis & logistik
KEK BITUNG Kota Bitung, Sulawesi Utara Industri Pengolahan Perikanan Industri agro berbasis kelapa dan tanaman obat Aneka industri Logistik
14
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN 24 Pelabuhan Strategis Tol Laut 2015-2019
MALAHAYATI
BELAWAN/ KUALA TANJUNG BATU AMPAR BATAM JAMBI
KARIANGAU BALIKPAPAN
PALARAN SAMARINDA
BANJARMASIN
PANTOLOAN KENDARI
PONTIANAK
BITUNG
PELAYARAN RAKYAT 2017 Konektivitas Pulau-Pulau Kecil dan Pesisir
TERNATE AMBON
SORONG
JAYAPU RA
SAMPIT
Revitalisasi Pelayaran Rakyat: Pengembangan standar design atau prototype kapal Pelayaran Rakyat Penyusunan skema sertifikasi dan asuransi yang sesuai Perumusan skema subsidi operasional Pelayaran Rakyat Debottlenecking peraturan perundangan
TELUK BAYUR
MAKASSAR NEW PORT
PALEMBANG
Kota Makassar, Sulawesi Selatan
Informasi Pengemb. Tahap I: Luas Total (320x500)M2 + 16Ha Kapasitas 1 Jt TEUS Draft -14MLWS
PANJANG TANJUNG PRIOK/ KALI BARU
MAKASA R TANJUNG EMAS /SEMARANG
1. Kuala Tanjung 2. Tanjung Priuk 3. Kijing 4. Tanjung Carat 5. Muara Sabak 6. Teluk Bayur
Sumber: Bappenas
7. Tanjung Perak 8. Tanjung Emas 9. Bnjarmasin 10.Tenau 11.Sampit 12.Tpk Palaran
TANJUNG PERAK 13.Kariangau 14.Bitung 15.Pantoloan 16.Kendari NP 17.Makassar 18.Ternate
TENAU KUPANG 19.Ambon 20.Jayapura
PENGEMBANGAN PELABUHAN STRATEGIS TOL LAUT 2017
PELABUHAN HUB PELABUHAN FEEDER
Rencana Kegiatan: Pengembangan dermaga (2015-2017) Pembangunan lapangan Penumpukan (2017-2018) Pengadaan peralatan (Wheel Loader, Excavator, Reach Steacher, HMC, RTG, Chasis) (2015-2016) Pengadaan kapal tunda, kapal pandu (2016-2018)
9
PEMBANGUNAN PARIWISATA Sebaran 10 Destinasi Wisata Prioritas 2015-2019
Danau Toba
Kepulauan Seribu
Tanjung Kelayang
Wakatobi
Pulau Morotai
= KEK Pariwisata = KSPN
Tanjung Lesung Sumber: Bappenas
Borobudur
Kawasan Gunung Bromo
Mandalika
Labuan Bajo 11
PENGEMBANGAN KONEKTIVITAS NASIONAL Ilustrasi Pengembangan Infrastruktur Konektivitas Strategis Tahun 2017
Jalan Tol Pekanbaru-KandisDumai
Jalan Tol BalikpapanSamarinda
Palapa Ring Broadband (Central Part)
Jalan Tol Manado – Bitung
Jalan Trans Maluku Jalan Lingkar Trans Morotai
Kereta Api Trans Sumatera Pengembangan Pelabuhan Belawan
Palapa Ring Broadband (Eastern Part)
Jalan Paralel Perbatasan Kalimantan
Kereta Api Trans Papua
Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung
Jembatan Holtekamp
Jalan Perbatasan Papua Palapa Ring Broadband (Western Part)
Kereta Api Makassar – Pare-Pare
Jalan Trans Papua Jalan Akses Pelabuhan Arar
Jalan Tol Bakauheni-Tb.Besar
Jembatan Pulau Balang
Jalan Tol Serang-Panimbang Bandara Kertadjati MRT Jakarta Koridor North-South Phase II
Sumber: Bappenas
Tramway Surabaya
Kereta Api Trans Kalimantan Jalan Tol Solo - Kertosono
Jalan Perbatasan NTT
Makassar New Port
KETERANGAN: JALAN / JEMBATAN
JARINGAN REL KA
KERETA API
PELABUHAN
BANDARA
BROADBAND
12
Human Resource, Science and Tech in 22 Economic Activity
PENYIAPAN SDM TEKNIK Pertanian Pangan Peternakan
Perikan -an
Kakao
Tembaga
Bauksit
Alutsista
Minyak dan Gas
Makanan Minuman Telematika
Jabode -tabek Area
Kelapa Sawit
Karet
Nikel
Besi Baja
Peralatan Transportasi
Perkayuan
Perkapalan
KSN Selat Sunda
Pariwisata
Tekstil
Batubara
PENYIAPAN IPTEK
Nilai Tambah Pertanian: Pertanian, Pembibitan, Budi Daya, Perkebunan, Industri Pengolahan dan Peternakan, Pengembangannya Pengemasan, Perubahan Iklim Pertambangan: Nilai Tambah Transportasi dan Industri Kawasan dan Daya Hilirnya Dukung Lingkungan Nilai Tambah Industri Manufaktur: Industri, Antisipasi berdasar pasar perubahan, berstandar dan berdaya Substitusi bahan saing internasional baku dan Pengembangannya Konstruksi: Nilai Tambah Pengembangan Kawasan Bauksit, Mi-Gas, Banten Lampung Nikel, Batubara Tambah Pariwisata: Pelayanan & Nilai Pariwisata dan Penyebarannya Pengembangannya
RUEN Energy Mix Target 2025 Peran energi
2050
TARGET RUEN 2050
Sebagai modal pembangunan
Bauran EBT
23%
31%
Penyediaan energi
> 400 MTOE
> 1.000 MTOE
Pembangkit Listrik
> 115 GW
> 430 GW
Elastisitas energi
<1
<1
Listrik /kapita/thn
2.500 kWh
7.000 kWh
Rasio elektrifikasi
100%
100%
24 %
2050 31 25 1.030 MTOE % %
TARGET RUEN 22 2025
20 %
%
30 2025 23 % 412 MTOE %
KONDISI SAAT INI
25 %
26%
2015 166 MTOE 46% DR. Ir. Agus Puji Prasetyono, M.Eng Wakil Anggota Unsur Pemerintah, KemristekDikti
23%
5%
Energi Baru dan Terbarukan Minyak Bumi Gas Bumi Batubara
Defense Acquisition Life Cycle Framework A
B
Concept Refinement
Technology Development Component
Concept Decision
C
System Development and Demonstration
Production and Deployment
Design Readiness Review
System
FRP Decision Review
TRL 3
TRL 2
Basic Principles Observed
TRL 1
Technology Readiness Levels
Concept Formulated
TRL 4
TRL 5
Breadboard in Lab
Breadboard in Rep Environment
TRL 6 Prototype in Rep Environment
TRL 7 Prototype in Ops Environment
TRL 8 System Qualification
TRL 9 Mission Proven
Proof of Concept
TRL ; Technology Readiness Level IRL : Innovation Readiness Level MRL : Manufacturing Readiness Level
Innovation Readiness Level
IRL 1
Operations and Support
IRL 2
IRL 3
IRL 4 IRL 5 IRL 6
Basic Principles Observed
MRL 3
MRL 2
MRL 1
Manufacturing Readiness Levels MRL 4
Lab Environment
MRL 5
Relevant Environment
MRL 6
Production Representative Environment
MRL 7
Mature for LRIP
Low Rate Initial Production
MRL 8 LRIP
MRL 9 FRP
MRL 10
Lean Production
Full Rate Production
18
Target Goal Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Iptek Peneliti, Perekayasa, Akademisi, Fasilitator, Pendamping, Laison Oficer, dll sesuai kebutuhan pasar. Peningkatan TKDN melalui Teknologi hasil Litbang di PT dan LPNK/LK di Industri dan Audit teknologi impor Mewujudkan Alih teknologi melalui reverse engineering (misal pada Turn Key Project, Lisensi, FDI (Foreign Direct Invesment), Joint Production, Off Set, BOT (Build Operate Transfer) Bergeraknya Proses Inkubasi Teknologi Perkuatan Difusi dan Desiminasi Teknologi hasil litbang Akselerasi mobilitas peneliti , perekayasa, akademisi ke industry Penghargaan bagi penghasil HKI Pemilihan teknologi untuk penguatan teknologi industri.
Strategy and Action 1. System Asessment Kandungan Teknologi : Mengembangkan Metodologi Asessment Mengembangkan Sistem Asessment Memfasilitasi Pelaksanaan Asessment
2. Alih teknologi dalam Turn Key Project, Lisensi, FDI (Foreign Direct Invesment), Joint Production, Off Set, dan BOT (Build Operate Transfer) Identifikasi teknologi yang harus dikuasai berdasar Demand Pull Pembuatan Skenario dan Legal Aspect Alih Teknologi Pelaksanaan Alih Teknologi ABGC
Strategy and Action
3. Audit Teknologi : a. Terwujudnya Sistem Audit teknologi : Mendirikan Lembaga Audit Teknologi yang tersertifikasi
Menyediakan sumber daya Auditor Teknologi Menyusun mekanisme proses audit teknologi
b. Jumlah hasil audit teknologi impor Memfasilitasi Pelaksanaan Audit Teknologi
c. Basis data Proven Teknologi Industri: Membangun Sistem Basis Data
Strategy and Action
4. Lembaga Penggerak Implementasi Hasil Litbang Membangun konsorsium: Penguatan kelembagaan, Peningkatan jaringan, Penguatan kapasitas sumber daya Menguatkan lembaga intermediasi: Inkubator, Sentra HKI, Pusat Teknologi Transfer, Prototype Center, Membangun Kawasan Ekonomi khusus berbasis teknologi: Cluster Industri, Cluster Inovasi Daerah, Science and Technology Park (STP)
Strategy and Action 5. Mobilitas peneliti dan atau perekayasa ke industri Membuat peraturan perundangan tentang mobilitas peneliti dan atau perekayasa ke Industri Meningkatkan kapasitas SDM Penguatan Sistem Reverse Brain Drain dan Brain Gain
6. Penguatan Perolehan HKI Peraturan tentang pembayaran bagi penghasil HKI Membuat sistem reward bagi penghasil HKI
Technology for Community
Penguatan Kelembagaan Penguatan Jaringan Peningkatan Market dan Industri Utama Memperkuat System dan Strategi Manajemen Resiko Memperkuat Teknologi Spesifik Lokasi Mengembangkan Technopreneurship Trainning Penguatan Start-up Company atau Inkubator Teknologi Pemberian insentif, award, kepada para penemu Keberpihakan Pemerintah
Strengthening Transfer of Technology
Pertambahan nilai produk inovasi Amanat UU 4/2009 tentang Minerba setelah 2014 tidak lagi diperbolehkan ekspor dalam bentuk bahan baku diolah
Sumber : Menko Perekonomian
Contribution to Develop N219 Indonesia Aircraft BAPPENAS
Kementerian Perindustrian
Kementerian Perhubungan
Kementerian BUMN
Badan-badan Pemerintah dan BUMN
Kemenristekdikti harus mengkoordinasi Penelitian, Pengembangan serta Pemanfaatan Industri DN dalam rangka memproduksi komponen 1
2
3
4
5
6
26 Dikembangkan dari data TIM PPTI Dep4
Supporting to R & D of Defence Technology KETUA PRESIDEN RI KETUA HARIAN/ANGGOTA
Struktur Org KKIP
MENHAN RI WAKIL KETUA HARIAN/ ANGGOTA MEN BUMN
SEKRETARIAT ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOTA
MENPERIN
MENRISTEK
MENDIK
MENKOMINFO
MENKEU
MENLU
RX-1210 RHan-122A Ф 122 mm Panjang propelan :1m
ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOTA
MENNEG PPN/KABAPPENAS
PANGLIMA TNI
KAPOLRI
RX-1220 Rhan-122B Ф 122 mm Panjang propelan :2m
RX-2020 Ф 200 mm Panjang propelan :2m
Dikembangkan dari data TIM PPTI Dep4
27
Coordination to Developeof Health dan Medicine Technology
Peningkatan Teknologi Kesehatan dan Obat
KONSORSIUM ABG-C
Menuju Indonesia Sehat 2025
Coordination to Develope Maritime Technology
Kemen KP
Kemen KP; Kemen Agraria & TTR; Pemda
Peningkatan produksi perikanan dua kali lipat (40-50 juta ton per tahun pada thn 2019
Mendesain tata ruang wilayah pesisir dan lautan yg mendukung kinerja pembangunan maritim dan perikanan
Peningkatan kapasitas dan pemberian akses terhadap sumber modal, sarana produksi, infrastruktur, teknologi dan pasar
Kemen KP; Kemen Koperasi UKM; Kemen PU; Kemen Hub; Kemen Ristek DIKTI; Kemen Perdagangan; Perbankan; Pemda Pembangunan 100 sentra perikanan sbg tempat pelelangan ikan terpadu dan pembangunan 24 pelabuhan strategis
BAPPENAS : KOORDINASI PERENCANAAN MENKO : KOORDINASI PELAKSANAAN
Kemen KP; Kemen Hub Kemen BUMN; Pemda
Pemberantasan illegal, unregulated dan unreported fishing (IIU)
Kemen KP; POLRI; Kemen Hukum HAM; Pemda
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN Kemen KP; Kemen Ristek DIKTI
Mengurangi intensitas penangkapan di kawasan underfishing sesuai batas kelestarian
Penerapan best aqua-culture practices untuk komoditaskomoditas unggulan
Kemen KP; Kemen LH & Hut; Pemda
Peningkatan luas kawasan konservasi perairan berkelanjutan (17 juta ha) dan penambahan kawasan konservasi 700 ha dan rehab. Kerusakan lingkungan pesisir & laut
Penguatan keamanan laut, daerah perbatasan dan pengamanan SDA dan ZEE
Kemen Han Kemen KP; Kemen Dagri; KemenLu.
Kemen KP; Pemda
Coordination of Agriculture Technology Development Kemen Pertanian; Kemen Kehutanan & LH; Kemen Agraria & TTR; Kemen PU; Kemenristekdikti, Pemda
Kemendag; Kemen Pertanian
Kemen Pertanian; Kemen Perindustrian; Pemda
Pengendalian impor pangan
Peningkatan kemampuan petani Pemb. Agribisnis kerakyatan
Bank Indonesia; Kemen Koperasi
Pembukaan 1 juta lahan sawah baru Reforma agraria 9 juta Ha
Pendirian bank pertanian & UMKM
BAPPENAS : KOORDINASI PERENCANAAN MENKO : KOORDINASI PELAKSANAAN
KEDAULATAN PANGAN
Gudang dgn fasilitas pengolahan pasca panen di sentra produksi;
Perbaikan dan pemb. Jaringan irigasi, bendungan, pasar, dan sarpras transportasi
Kemen PU; Kementan Kemendag; Pemda
Stop konversi lahan produktif
Pemulihan kualitas kesuburan lahan; 1000 Desa Mandiri Benih
Kemen Pertanian; Kemen BUMN; Pemda
Pemda; Kemen Agraria & TTR
Kemen Pertanian; KLH/BPLH Pemda (BUMDes- Dana Desa)
To Support the Energy Research and Technology Development Kemen ESDM; Kemen BUMN Kemen ESDM; Kemen BUMN; Kemendag; Pertamina
Kemenristekdikti mendorong Peningkatan R&D dan Pemanfaatan Iptek Energi
Pembangunan kilang migas
Peningkatan produksi minyak bumi memperpanjangusi a sumur2 tua dan Pengendalian impor minyak
Kemen Keuangan; Kemen ESDM; Sistem fiskal yg Kemen BUMN flexibel BAPPENAS : KOORDINASI PERENCANAAN MENKO : KOORDINASI PELAKSANAAN
Kemen ESDM; Kemen Perhubungan Kemen Perindustrian
Iklim investasi migas yg kondusif Pengembangan energi baru & terbarukan
Kemen ESDM; Kemen BUMN; Kemen Ristek
Kemen ESDM; Kemen BUMN; SKK Migas Pertamina, PLN, PGN
Percepatan Pembangunan Pembangkit listrik dan peningkatan Penggunaan Batu bara dan Gas utk produksi Listrik
KEDAULATAN ENERGI
Pengalihan Transportasi berbasis BBM ke gas (percepatan Pembangunan SPBG)
Kemen ESDM; Kemen Keuangan; Pemda
Tata kelola yg efektif & efisien industri migas dan energi (a.l kontrak pembelian minyak jangka menengah)
Realokasi subsidi BBM ke biofuel
Peningkatan kapasitas tangki/minyak mentah, BBM, dan LPG
Kemen ESDM; Kemen BUMN; PLN; PGN
Kemen ESDM; Kemen Keuangan Kemen BUMN Kementan
Kemen ESDM; Pertamina
Develop Multi Purpose Rural Vehicle Asumsi pasar Jatim = 8500 desa Nasional = 80740 desa
Pasar Jatim Rp 680 M = (8500 x Rp. 80jt)
Rupiah
Kendaraan Multiguna Pedesaan dengan 4 guna : Angkutan pedesaan, angkut barang, sarana produksi, toko
Rp. 6,5 Milyar (Kemenristek + PT.INKA)
Pasar Nasional Rp 6,4 T = (80740 x Rp. 80jt)
Lebih kecil dibanding
Rupiah
Dikembangkan dari data TIM PPTI Dep4
TKDN awal 50%
TKDN = 70%
ITS, PT. RAILINDO-PT.INKA, VEDC, PT.TUGAS ANDA, PT.ICCI, PT.COKRO PUTRA PRATAMA
2 SYSTEM STEERING
PLUG IN TRANSMISSION
INTERIOR DAN AERODINAMIK
FRAME
3
ENGINE
4
1
6
SUSPENTION SYSTEM
BRAKE SYSTEM
5
IKM/ Industri lokal
IKM/ Industri lokal
PT.TUGAS ANDA
PT.INKA
ASPILO
7
PT.ICCI dan PT,COKRO
PASINDO 32
Develop Added Value of Cacao Karakter lahan & iklim
Bibit Sultra
SDM & tradisi berkebun masyara kat
Budi Daya Sultra
Bahan baku utama
Ke-cocokan bahan baku
Iklim dan energi tersedia
Infra struktur
Keekonomi an
Rp 15.000 – Rp 25.000/kg
Pengeringan
Pertanian Tradisionil • Keanekaragaman tanah, posisi, hasilkan keberagaman buah & biji • Iklim tropika basah hasilkan panen yang tidak seragam sepanjang tahun • Ketergantungan waktu pada alam
EKSPOR
Transportasi
Penyimpanan
PROSES INOVASI
Kecocokan Kebutuhan rasa pasar
EKSPOR
Panen
Fermentasi
Standar penyerapan
Rp 20.000 – Pengolahan Rp 30.000/kg Cacao Powder & Butter
Memerlukan SISTEM INOVASI
Pengolahan Coklat Konsumsi
Transportasi Consumer goods
Industri Kecil
Outlet Kreatif
Industri Pengolahan • Perlu pasokan bahan baku yang seragam (kering, ukuran, berat, rasa) • Perlu pasokan secara rutin dan berkelanjutan • Perlu ketepatan waktu cukup umur agar tepat kandungannya
Perdagangan
Kemenristekdikti berperan melakukan Koordinasi, memberi iklim kondusif dan insentif dalam Implementasi Sistem Inovasi