The 4gotten King Dalam setiap khotbah yang berhubungan dengan kerajaan Israel, acap kali saya mengawali khotbah dengan bertanya terlebih dahulu kepada jemaat tentang Raja Israel pertama, kedua, dan ketiga. Bagi mereka yang sering membaca Alkitab, tentu tidak sulit untuk menjawab pertanyaan ini. Umumnya memang tiga raja inilah yang lebih dikenal oleh orang-orang Kristen. Namun sebenarnya, ada raja lain yang terlupakan. Untuk itu mari kita lihat ringkasan kisah raja-raja bangsa Israel. Saul adalah raja pertama bangsa Israel. Ia seorang muda yang elok roman mukanya. Bahkan keelokannya tidak ada yang bisa menandinginya! Di antara bangsa Israel, Saul yang paling elok. Ia pun memiliki badan yang diidam-idamkan banyak orang, yakni tinggi.1 Fisiknya benar-benar mendukung jabatannya sebagai raja. Akhirnya Samuel mengurapi Saul sebagai raja atas bangsa Israel.2 Namun sayang sekali, Saul sering tidak taat kepada Tuhan, sehingga sampai satu titik, Samuel harus berkata bahwa Saul ditolak sebagai raja atas Israel.3 Akhirnya Samuel harus mencari penggantinya. Pengganti Saul memiliki ciri isik yang kontras dengan Saul. Sekalipun si pengganti ini elok parasnya, ia tidak tinggi, namun ia memiliki hati yang memikat Tuhan.4 Dia 1
1Samuel 9:2. 1Samuel 10:1. 3 1Samuel 15:22-26. 4 1Samuel 16:7. 2
Paulus Igunata Sutedjo
1
adalah Daud! Di Hebron, Daud diurapi menjadi raja atas kaum Yehuda.5 Namun sayangnya, Isyboset yang merupakan anak dari Saul dibawa Abner, panglima Saul ke Mahanaim. Isyboset dijadikan raja atas seluruh Israel.6 Sehingga terjadilah perang antara keluarga Daud dan keluarga Saul, sampai akhirnya Isyboset dibunuh oleh orang dalamnya. Daud tidak suka dengan tindakan itu, sehingga Daud memberi perintah untuk membunuh mereka, lalu Isyboset dikubur.7 Setelah kejadian itu, para pemimpin suku-suku di utara menerima Daud sebagai raja. Daud berumur tiga puluh tahun saat dipercaya untuk memimpin seluruh bangsa Israel.8 Setelah Daud memerintah bangsa Israel selama empat puluh tahun, anaknya yang bernama Salomo menggantikannya. Berarti Salomo menempati posisi ketiga sebagai Raja Kerajaan Israel Bersatu.9 Di bawah kekuasaan Raja Salomo, bangsa Israel mengalami masa kejayaan. Ini adalah “zaman keemasan”. Hal ini disebabkan karena Raja Salomo memiliki hikmat dari Tuhan, sehingga ia dapat mengatur negaranya menjadi lebih e isien. Dalam pemerintahan ini, Raja Salomo membangun Bait Tuhan di Yerusalem, istana-istana yang megah, serta bentengbenteng yang kuat. Akan tetapi, dalam menyelesaikan proyekproyek besarnya, Salomo membebani rakyatnya dengan pajak yang tinggi. Bahkan ia juga melaksanakan kerja rodi. Salomo memerintah bangsa Israel di Yerusalem selama empat puluh tahun. Setelah ia meninggal, anaknya yang bernama Rehabeam menjadi raja menggantikan dia.10 5
2Samuel 2:4. 2Samuel 2:8-9. 7 2Samuel 4. 8 2Samuel 5:1-5. 9 1Raja-Raja 2:10-12. 10 1Raja-Raja 11:41-43. 6
2
The 4gotten King
Setelah itu ada pemberontakan dari Yerobeam sebagai pemimpin suku-suku utara. Sehingga Kerajaan Israel Bersatu terpecah menjadi dua sesuai dengan nubuatan Tuhan pada Salomo, ayahnya Rehabeam, saat Salomo tidak lagi berjalan di jalur Tuhan.11 Dari ringkasan cerita tentang raja-raja Israel di atas, kita mendapatkan nama-nama raja Israel. Jika diurutkan, yang memerintah di Kerajaan Israel Bersatu ialah Saul, Daud, Salomo, dan yang terakhir Rehabeam. Tidak ditulis secara eksplisit dalam Alkitab tentang berapa lama Rehabeam memerintah Kerajaan Israel Bersatu. Yang pasti, tidak lama setelah ia memerintah, kerajaan itu terpecah menjadi dua. Namun paling tidak, Rehabeam pernah menjadi Raja Kerajaan Israel Bersatu. Jika kita menyebutkan nama-nama raja Israel, acap kali nama Rehabeam terlupakan. Selalu yang dikenal Saul, Daud, dan Salomo. Tiga nama ini memang sangat terkenal dalam Alkitab, terlebih lagi Raja Daud. Namun jangan lupa, ada raja keempat, yang jarang disebut sebagai Raja Kerajaan Israel Bersatu dalam buku-buku teologi, artikel-artikel di internet, dll. Dalam pemerintahannya dan seluruh kehidupannya, Rehabeam memberi pelajaran yang menarik untuk kita semua, terutama orang-orang percaya. Untuk itu saya berusaha mengupas tentang kehidupan raja keempat yang terlupakan (The 4gotten King) ini, sehingga menjadi pelajaran untuk kehidupan kita saat ini. Selamat belajar!
11
1Raja-Raja 11:1-13. Paulus Igunata Sutedjo
3
Lessons 1
Ready to Be King
1 Raj. 11:43 Kemudian Salomo mendapat perhentian bersamasama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di kota Daud, ayahnya. Maka Rehabeam, anaknya, menjadi raja menggantikan dia. 1 Raj. 12:1 Kemudian Rehabeam pergi ke Sikhem, sebab seluruh Israel telah datang ke Sikhem untuk menobatkan dia menjadi raja. Tidak ada catatan secara eksplisit di dalam Alkitab tentang kesiapan hati, mental, serta kemampuan Rehabeam untuk menjadi seorang raja. Karena memang nama Rehabeam baru disebut pertama kali di dalam Kitab 1 Raja-raja 11:43. Sebelumnya, nama Rehabeam belum pernah disebutkan. Namun yang pasti, Alkitab dengan tegas mencatat, bahwa Rehabeam menjadi raja menggantikan ayahnya, Salomo. Berarti saat itu, Rehabeam telah menjadi Raja di Kerajaan Israel Bersatu. Sebagai seorang raja baru yang belum lama ditinggal oleh ayahnya, tentu banyak hal yang berkecamuk di hati Rehabeam. Paling tidak ada perasaan sedih, karena ayahnya meninggal; ada perasaan takut, karena harus memimpin seluruh bangsa Israel; juga mungkin ada perasaan senang, karena sebagai raja, ia memiliki banyak beneϔit-nya; atau 4
The 4gotten King
mungkin juga hatinya berdebar-debar, karena tidak sabar memerintah bangsa Israel. Dengan bekal pengetahuan yang sudah ia dapat selama ini di istana sebagai anak raja, tentu Rehabeam paling tidak mengerti apa yang harus dikerjakan sebagai pengganti ayahnya. Lagi pula menurut saya, Salomo dalam memilih penerusnya tidak akan memilih yang sembarangan atau asal-asalan. Dengan jelas sekali ditulis di dalam Alkitab, bahwa Salomo memiliki hikmat yang luar biasa, bahkan tidak ada seorang pun yang hikmatnya seperti Salomo.12 Jadi dalam mengambil keputusan, Salomo pasti sudah mempertimbangkan segala kemungkinan yang terjadi. Walau seperti itu, bukan berarti pilihan atau keputusan Salomo itu selalu baik atau benar, mengingat riwayat hidupnya yang memiliki banyak istri, yang membuat Salomo meninggalkan Tuhan.13 But, ready or not, Rehabeam tetap harus menjadi raja menggantikan Salomo, ayahnya. Di dalam kehidupan sehari-hari, saya melihat banyak sekali hal-hal yang sepadan dengan kisah Rehabeam ini. Bagaimana seseorang harus menerima jabatan sebagai seorang pemilik perusahaan, untuk menggantikan ayahnya yang sudah meninggal. Ada yang tidak siap, karena ia merasa tidak mampu; begitu juga sebaliknya, ada yang sudah mempersiapkan dirinya dari jauh-jauh hari sebelum ayahnya meninggal. Kisah Rehabeam dalam ayat yang sudah kita baca, mengajarkan kepada kita untuk selalu siap sedia menerima 12
1Raja-raja 3:12 maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu haƟ yang penuh hikmat dan pengerƟan, sehingga sebelum engkau Ɵdak ada seorang pun seperƟ engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperƟ engkau. 13 1Raja-raja 11:3 Ia mempunyai tujuh ratus istri dari kaum bangsawan dan Ɵga ratus gundik; istri-istrinya itu menarik haƟnya daripada TUHAN. Paulus Igunata Sutedjo
5
tantangan atau kesempatan yang baru. Sadarkah Anda, bahwa Tuhan memang telah mempersiapkan kita untuk menjadi seorang “raja”? Bahkan Tuhan sudah memberi kita sebuah “modal”, supaya tujuan menjadi “raja” dapat digenapi dalam hidup kita.
Modal = Potensi Modal adalah bahan dasar yang dapat kita gunakan untuk bekerja. Tentu modal atau bahan dasar yang saya maksud adalah potensi di dalam diri kita. Dalam buku pertama saya yang berjudul DREAMS, saya menjelaskan sedikit apa yang dimaksud dengan potensi, “Potensi itu sebenarnya kecakapan atau kemampuan yang belum dikembangkan, karena belum terungkap.” Berarti potensi memang sudah ada dalam diri kita, hanya saja belum tersingkap. Dalam perumpamaan tentang talenta, Tuhan digambarkan sebagai tuan yang memiliki tiga hamba. Ada seorang hamba yang diberi lima talenta, ada yang diberi dua talenta, dan juga ada yang diberi satu talenta.14 Talenta atau uang yang dipinjamkan kepada tiga hamba itu adalah potensi. Selanjutnya, tergantung dari hamba-hamba tersebut, apakah mereka mau mengelolanya dengan baik atau tidak. Ternyata hamba yang dipinjamkan satu talenta tidak mengelolanya dengan baik, atau lebih tepatnya sama sekali tidak ada usaha untuk mengembangkannya, sehingga potensi yang dimilikinya tidak berkembang, atau stuck! Potensi akan menjadi sia-sia, jika kita tidak berusaha mengembangkannya. Padahal, saat Tuhan memberikan kita potensi, Tuhan memberi menurut kesanggupan kita masingmasing, itulah sebabnya dalam perumpamaan talenta, sang 14
6
MaƟus 25:15. The 4gotten King
tuan memberi jumlah yang berbeda-beda kepada tiap-tiap hambanya.
Kesanggupan Ingatlah, Tuhan memberi sesuai dengan kesanggupan kita! Kata “kesanggupan” dalam Injil Matius 25:15, bahasa Yunaninya adalah δύναμις – dunamis. Artinya adalah kesanggupan, kuasa, kekuatan, mukjizat.15 Pengertian ini jelas berhubungan dengan kesanggupan ketiga hamba itu untuk mengelola uang yang telah dipercayakan kepada mereka, bukan dengan kesanggupan orang yang memberikan uang itu (sang tuan). Dalam buku Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Matius (Edisi Kedua), juga ditulis mengenai hal ini, “Ia memberi setiap orang itu (suatu jumlah) sesuai dengan kemampuannya masing-masing di dalam mengelola uang”, atau, “Jumlah yang ia berikan kepada setiap pelayan itu bergantung pada kemahiran mereka masing-masing”. Jadi jelas sekali, bahwa para hamba itu diberi menurut kesanggupannya masing-masing pribadi.16 Kata “kesanggupan” dalam ayat ini juga dapat berarti mukjizat. Menarik sekali, ternyata dalam perumpamaan talenta ini, hamba-hamba dari sang tuan memiliki suatu kekuatan atau kemampuan, dan hal ini disamakan dengan mukjizat! Berarti, dari potensi yang kita miliki dapat melahirkan mukjizat, lewat kekuatan atau kemampuan kita! Selama ini banyak orang berpikir, bahwa mukjizat adalah hanya hal-hal yang spektakuler atau sesuatu hal yang supernatural, jadi untuk mengalami mukjizat sangat susah. 15
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru – PBIK Jilid II (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), hal. 226. 16 Lembaga Alkitab Indonesia, Pedoman Penafsiran Alkitab Injil MaƟus (Edisi Kedua) (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2008), hal. 782. Paulus Igunata Sutedjo
7
Padahal kemampuan alami, atau modal, atau potensi yang Tuhan berikan kepada kita, jika kita asah terus-menerus akan melahirkan mukjizat. Jadi mukjizat itu sebenarnya sudah ada dalam diri kita, selanjutnya tergantung kita sendiri, apakah mau mengasahnya atau tidak?
Bertanggung Jawab Tuhan sedang mempersiapkan kita untuk menjadi “raja” atau dengan kata lain, Tuhan sedang mempersiapkan kita untuk menjadi seorang yang hebat dalam suatu bidang tertentu. Bahkan Tuhan telah memberi kita modal terlebih dahulu, jadi ada bahan dasarnya. Permasalahannya, acap kali kita lalai dalam mengelola modal atau potensi yang Tuhan berikan kepada kita, sehingga sampai sekarang kita belum siap menjadi seorang “raja” yang melahirkan banyak mukjizat. Sebelum kakeknya Rehabeam yang bernama Daud menjadi seorang raja, pekerjaannya hanyalah menjadi gembala kambing dan domba. Itu pun kambing dan domba milik ayahnya. Namun ia bertanggung jawab dari yang kecil terlebih dahulu. Daud benar-benar menjaga kambing dan domba milik ayahnya dengan sangat baik. Hal ini terbukti saat ada ancaman dari luar, yaitu saat singa atau beruang menerkam salah satu dombanya, Daud tidak tinggal diam, ia berusaha mengejarnya, lalu menghajar singa atau beruang itu, dan melepaskan domba milik ayahnya dari mulut binatang itu.17 Kisah Daud ini mengajarkan kepada kita, betapa pentingnya untuk bertanggung jawab dari hal yang kecil terlebih dahulu. Dalam hal ini, hal kecil yang saya maksud adalah potensi yang kita miliki. Mungkin potensi kita terlihat 17
1Samuel 17:34-35.
8
The 4gotten King
remeh di mata manusia, namun jika kita berusaha untuk bertanggung jawab dengan cara mengembangkannya, maka yang kecil ini (potensi) dapat melahirkan mukjizat di suatu hari nanti. Itulah yang Daud alami! Ia mendapatkan kesempatan mengalahkan Goliat, karena ia bertanggung jawab dari yang kecil terlebih dahulu. Hal-hal yang hebat seperti menjadi seorang “raja”, atau mengalami hal-hal yang supernatural, semuanya diawali dari hal-hal yang natural! Tidak akan ada hal-hal yang supernatural, jika kita tidak memulainya dari hal-hal yang natural. Untuk itu kita harus bertanggung jawab terlebih dahulu dengan hal-hal yang natural, yang memang sudah menjadi tanggung jawab kita sekarang ini, walau terlihat remeh. Jika kita bertanggung jawab dari yang kecil atau dari hal remeh, maka suatu hari nanti saat kita mendapatkan kesempatan untuk menjadi seorang “raja”, kita telah siap menjalankan tugas tersebut dengan baik! Datangnya promosi acap kali tak terduga, untuk itu kita harus selalu siap mendapatkan promosi itu. Jangan sampai saat waktunya tiba, kita masih belum siap menerima promosi tersebut.
I Am Ready! Di buku DREAMS bagian akhir, saya menuliskan mimpi-mimpi saya yang belum terwujud saat itu. Salah satunya adalah mimpi saya untuk pelayanan sampai ke luar negeri. Saya tahu, ini adalah mimpi yang cukup besar mengingat jam terbang pelayanan saya belum banyak. Mungkin para pembaca ada yang bertanya-tanya, “Kok hamba Tuhan lebih mementingkan prestise, bukan Paulus Igunata Sutedjo
9
mengutamakan jiwa-jiwa?” Sebelum saya dihakimi, saya akan memberi penjelasan terlebih dahulu. Setiap orang pasti punya mimpinya masing-masing, begitu juga dengan hamba Tuhan, tidak ada bedanya! Tentu sebagai penulis buku DREAMS, saya juga harus punya mimpi yang besar, sehingga kehidupan saya juga dapat menjadi teladan bagi orang-orang yang membacanya. Untuk itu, menurut saya tidak ada salahnya punya mimpi pelayanan sampai ke luar negeri. Lagi pula tujuan utamanya adalah untuk mengajarkan irman Tuhan yang telah saya pelajari terlebih dahulu di bangku kuliah. Diberkati untuk memberkati! Yup, saya lanjut ceritanya. Saya percaya, bahwa Tuhan telah mempersiapkan saya untuk menjadi seorang “raja” dalam bidang saya tentunya. Untuk itu saya berusaha menggali segala potensi yang saya miliki, sehingga potensi itu berkembang menjadi kekuatan atau kemampuan. Caranya? Jangan pernah menolak pelayanan walau di tempat kecil! Jangan menolak pelayanan, walau mendadak sekalipun! Jangan menolak pelayanan, walau tidak diberi PK (Persembahan Kasih)! Saya lakukan itu semua, karena saya percaya bahwa berkat datangnya dari Tuhan! Dengan bekal pengalaman pelayanan yang saya miliki, akhirnya Tuhan membuka pintu kesempatan kepada saya untuk mewujudkan mimpi itu. Singkat cerita, pertengahan tahun 2014 saya diberi kesempatan oleh teman papi saya untuk pelayanan di gerejanya, di Hongkong. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan! Tidak hanya mendapatkan kesempatan pelayanan di Hongkong, tetapi saya juga belajar banyak di sana, karena teman papi saya ini adalah orang yang tidak mudah menyerah dalam pelayanannya. Puji Tuhan, gereja setempat puas dengan pelayanan saya, sehingga jemaatnya juga belajar banyak. 10
The 4gotten King