STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN SIMULASI DENGAN DEMONSTRASI TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN KALA III DI AKADEMI KEBIDANAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TESIS Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat utama :Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh : Fresthy Astrika Yunita S 540908012
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2010
i
STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN SIMULASI DENGAN DEMONSTRASI TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN KALA III DI AKADEMI KEBIDANAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA
Disusun oleh : Fresthy Astrika Yunita Nim : S540908012
Telah Disetujui oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Tanggal Pembimbing I ...........
Dr. Sri Haryati, MPd
............
NIP. 19520526 198003 2 001
Pembimbing II dr. Putu Suriyasa, MS, PKK, Sp.OK ............. NIP. 19481105 198111 1 001
.............
Mengetahui, Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr., PAK., MM., M.Kes. NIP. 19480313 197610 1 001
ii
STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN SIMULASI DENGAN DEMONSTRASI TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN KALA III DI AKADEMI KEBIDANAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA
Disusun oleh : Fresthy Astrika Yunita Nim : S540908012
Telah Disetujui dan Disahkan oleh Tim Penguji Pada Tanggal :
Jabatan Ketua
2010
Nama
Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr., PAK., MM., M.Kes ............................. NIP. 19480313 197610 1 001
Sekretaris Dr. Nunuk Suryani, M.Pd ............................. NIP. 19661108 199003 2 001 Anggota Dr. Sri Haryati, MPd ............................. NIP. 19520526 198003 2 001 dr. Putu Suriyasa, MS, PKK, Sp.OK ............................. NIP. 19481105 198111 1 001 Mengetahui, Direktur Program Pascasarjana
Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Drs. Suranto, MSc., PhD. M.Kes. NIP. 19570820 198503 1 004
Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr., PAK., MM., NIP. 19480313 197610 1 001
iii
PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, peneliti: Nama
: Fresthy Astrika Yunita
NIM
: S540908012
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul “Studi Komparasi metode pembelajaran simulasi dengan demonstrasi terhadap pencapaian kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta” adalah benar-benar karya peneliti. Hal – hal yang bukan karya peneliti sendiri di dalam tesis ini telah diberi citasi dan dirujuk dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari terbukti penyataan peneliti tidak benar, maka peneliti bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang telah diperoleh dalam tesis ini.
Surakarta, Februari 2010 Yang membuat pernyataan
( Fresthy Astrika Yunita )
iv
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, penyusunan
tesis dengan judul “Studi Komparasi metode
pembelajaran simulasi dengan demonstrasi terhadap pencapaian kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta” telah dapat diselesaikan oleh peneliti. Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Derajat Magister pada Program Studi Pendidikan Profesi Kesehatan Magister Kedokteran Keluarga, Universitas Sebelas Maret Surakarta . Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. M.Syamsulhadi, dr. SpKj, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Dr. Suranto, M.Sc.Ph.D, selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr. MM,M.Kes,PAK , selaku Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Pendidikan Profesi Kesehatan Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, selaku Sekretaris Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Pendidikan Profesi Kesehatan Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Dr. Sri Haryati, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan, arahan dan bimbingan sehingga peneliti mampu menyelesaikan penyusunan tesis ini.
v
6. dr. Putu Suriyasa, MS, PKK selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan tesis ini. 7. Satino, SKM.,MSc.N selaku Ketua Yayasan Kusuma Husada Surakarta yang telah memberi kesempatan peneliti untuk melanjutkan pendidikan lanjut pada Program Studi Pendidikan Profesi Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 8. Hutari Puji Astuti, S.SiT, selaku Direktur Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta yang telah mengijinkan peneliti untuk melanjutkan jenjang pendidikan lanjut dan sekaligus memberi ijin peneliti untuk mengadakan penelitian di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. 9. Ayah, ibu, suami, mertua, saudara yang telah memberi support peneliti baik secara material, spiritual,
maupun moral
sehingga peneliti dapat
menyelesaikan tesis. 10. Seluruh teman-teman Dosen di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta dan di MKK yang telah memberi dukungan moral kepada peneliti. 11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan kemudahan dalam penyusunan tesis ini. Peneliti sangat menyadari bahwa penyusunan tesis ini masih jauh dari sempurna, peneliti berharap saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya, dan semoga tesis ini bermanfaat bagi pihak yang terkait. Surakarta, Februari 2010
Peneliti
vi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING............................................. iii HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iv KATA PENGANTAR ................................................................................... v DAFTAR ISI................................................................................................... vii DAFTAR TABEL .......................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xii ABSTRAK ..................................................................................................... xiii ABSTRACT................................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Rumusan Masalah................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian..................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian................................................................... 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Metode Pembelajaran Simulasi.......................................... 7 2. Metode Pembelajaran Demonstrasi................................... 12 3. Kompetensi........................................................................ 17
vii
B. Penelitian Yang Relevan................................................................ 40 C. Kerangka Pikir................................................................................ 41 D. Hipotesis ....................................................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu penelitian.......................................................... 43 B. Rancangan penelitian..................................................................... 44 C. Populasi dan Sampel Penelitian...................................................... 45 D. Variabel Penelitian.......................................................................... 46 E. Definisi Operasional....................................................................... 46 F. Teknik Pengumpulan Data............................................. ................ 48 G. Pengolahan Data.............................................................................. 53 H. Analisis Data................................................................................... 54 I. Prosedur Penelitian.......................................................................... 55 J. Etika Penelitian................................................................................ 56
BAB IV HASIL, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................... 57 B. Deskripsi Data................................................................................ 58 C. Uji Persyaratan Analisa.................................................................. 63 D. Uji Hipotesis............................. ..................................................... 64 E. Pembahasan..................................................................................... 64 F. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 68
viii
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 69 B. Implikasi......................................................................................... 69 C. Saran ............................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pengelompokan nilai………….........……………………………...... 26 Tabel 2 Rencana Jadwal Penelitian.................................................................. 43 Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur..................................... 59 Tabel 4. Distribusi Nilai Evaluasi Metode Simulasi........................................ 60 Tabel 5. Distribusi Nilai Evaluasi Metode Demonstrasi.................................. 61
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.Skema Pemberian Oksitosin 10 unit terhadap pelepasan plasenta............................................................................................. 36 Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian……………….....……………………... 42 Gambar 3. Desain Penelitian…………………………………………………. 44 Gambar 4. Histogram Metode Simulasi............................................................. 61 Gambar 5. Histogram Metode Demonstrasi...................................................... 62
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-kisi instrumen......................................................................... 75 Lampiran 2. Lembar Persetujuan Responden…………………………………. 76 Lampiran 3. Penuntun Belajar Kompetensi Pertolongan Persalinan Kala III…………………………………………………………... 77 Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas……………………………… 81 Lampiran 5. Frequency Table ………………………..……………………….. 82 Lampiran 6. Normalitas Data…………………………………………………. 85 Lampiran 7. Uji Homogenitas………………………………………………… 86 Lampiran 8. Uji Hipótesis T test……………………………………………… 87 Lampiran 9. Surat Ijin mahasiwa dari Direktur Program Pasca Sarjana UNS................................................................................................ 88 Lampiran 10. Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian dari Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta........................................................... 89 Lampiran 11. Surat Keterangan Telah melakukan penelitian di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.......................................... 90
xii
ABSTRAK FRESTHY ASTRIKA YUNITA, S 540908012, 2010, Studi Komparasi Metode Pembelajaran Simulasi dengan demonstrasi Terhadap Pencapaian Kompetensi Dalam Pertolongan Persalinan Kala III Di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta, Tesis Program Studi Pendidikan Profesi Kesehatan Magister Kedokteran Keluarga, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Latar belakang :Salah satu mata kuliah di program studi DIII Kebidanan adalah Asuhan Kebidanan II yang metode pembelajarannya menggunakan metode simulasi dan metode demonstrasi. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Akademi Kebidanan Kusuma Husada yang selama ini menggunakan metode demonstrasi dapat disimpulkan kompetensi yang dicapai masih kurang. Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan metode pembelajaran simulasi dan demontrasi terhadap pencapaian kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi eksperimen) dengan desain The Statistic Group Comparasion. Penelitian dilakukan di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 116 mahasiswa, 58 mahasiswa diberikan metode simulasi dan 58 mahasiswa diberikan metode demonstrasi. Analisis bivariat dilakukan pada variabel metode pembelajaran dan pencapaian kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III dengan menggunakan rumus independent t-test dengan tingkat kemaknaan 5%. Hasil penelitian rata-rata nilai evaluasi pertolongan persalinan kala III dengan metode simulasi 80,5172 dan metode demonstrasi 76,10344. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan independent t –test dengan tingkat kemaknaan 5%, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok perlakuan (P=0.000) Kesimpulan: Kelompok perlakuan metode simulasi mempunyai rata –rata nilai evaluasi pencapaian kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III lebih tinggi daripada kelompok perlakuan demonstrasi. Kata Kunci : simulasi, demonstrasi, kompetensi
xiii
ABSTRACT FRESTHY ASTRIKA YUNITA, a comparation study simulation learning and demonstrated method to the student ability of the third child birth in the academy midwifery Kusuma Husada Surakarta, the thesis of Medical Education Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta. Background :One of them is using teaching learning method. In our academy one of syllabus of study is asuhan kebidanan II by using simulation and demonstrated method. From the evaluation of the beginning study, the researcher used the demonstrated method if should that the ability of student in the low grade. Based on the condition. Researcher interested to make research study. Objective :The aim of study is to find out difference between simulation and demonstrated method to the student competency of the third child birth. Methid :The reseach method that used in this research is Quasy experimental with the statistic of comparative design. This research held in the midwifery academy of kusuma husada surakarta. The sample of this research are 116 student, 58 student givens simulation method and 58 student given demonstrated method. In the Bivariat analysis of variable of teaching learning method to the student ability of the third child birth used the independent t-test with 5% grade understanding. Resault :From the evaluation of the research, when the researcher used simulation method of the third child birth is about 80,5172 and demonstrated about 76.10344 base on the hypothesis test by using the independent t- test with 5% grade of understanding, it show significant different between the two method (p=0,000) Evaluation :when the researcher used simulation method, the average score of the research more higher than demonstrated method of the third child birth in Kusuma Husada Academy. Key Words : simulation, demonstrates, competency
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
xiv
“Kemajuan Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini telah berkembang pesat. Dengan adanya kemajuan IPTEK tersebut, kita dituntut untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Indonesia” ( Syah, 2003 : 10 ). Salah satu cara untuk meningkatkan SDM adalah pendidikan. GBHN tahun 2004 menyebutkan bahwa pendidikan di Negara Republik Indonesia berlangsung terus menerus seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, sehingga boleh dikatakan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Pendidikan
pada
dasarnya
adalah
“usaha
sadar
untuk
menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara detail, dalam Undang-undang RI no 23 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Bab I Pasal I (1) pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif ikut mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” ( Syah, 2003 : 11 ). Untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan tersebut salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui belajar. Belajar merupakan suatu proses kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu sendiri terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannnya, antara lain interaksi dengan pengajar, materi pelajaran, serta metode pembelajaran yang digunakan. Proses belajar itu diselenggarakan tidak lain bertujuan untuk mengarahkan perubahan pada diri mahasiswa secara terencana, baik dalam aspek
xv
pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik, baik ketika di kampus maupun lingkungan rumahnya ( Syah, 2003 : 90).
Keberhasilan suatu proses belajar mengajar diberbagai jenjang pendidikan sangat ditentukan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya yaitu penggunaan metode
pembelajaran
dalam
proses
pembelajaran.
Penggunaan
metode
pembelajaran yang baik serta efektif akan dapat mempertinggi proses belajar mahasiswa
dalam
pembelajaran,
dan
pada
akhirnya
diharapkan
dapat
mempertinggi hasil belajar yang telah ditargetkan ( Sanjaya , 2009 : 127).
Salah satu mata kuliah di program studi D III Kebidanan adalah Asuhan Kebidanan II, yang membahas tentang asuhan kebidanan pada persalinan. Mahasiswa kebidanan diharuskan memiliki kompetensi dalam melaksanakan pertolongan persalinan. Kompetensi menurut McAshan yang dikutip Mulyasa, (2004:38) adalah “pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi dirinya, sehingga ia dapat melakukan tindakan dengan sebaik-baiknya”. Dalam hal ini sebagai seorang calon bidan harus mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang baik khususnya adalah dalam pertolongan persalinan karena merupakan tugas inti dari seorang bidan.
Menurut Sofyan (2006 :146) kompetensi yang harus dimiliki seorang bidan adalah mampu memberikan asuhan persalinan dan kelahiran. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat
xvi
selama persalinan, memimpin persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya.
Menurut Garis-garis besar program pembelajaran/ GBPP (2002), mata kuliah asuhan kebidanan II diberikan pada semester III. Dalam pembelajaran Asuhan kebidanan II metode pembelajaran yang digunakan adalah simulasi dan demonstrasi. Menurut Sanjaya (2009:159) metode simulasi merupakan ”metode pembelajaran dengan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip atau ketrampilan tertentu”. Simulasi dapat digunakan sebagai metode pembelajaran dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Belajar bagaimana melakukan pertolongan persalinan kala III, peserta didik sebelum melakukan pertolongan persalinan kala III yang sebenarnya akan lebih
bagus
melalui
simulasi
terlebih
dahulu.
Demikian
juga
untuk
mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat. Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses bekerjanya sesuatu, proses
mengerjakan
atau
menggunakannya,
komponen-komponen
yang
membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu (Djamarah, 2006 : 25 ).
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta didapatkan data yaitu jumlah mahasiswa semester III tahun akademik 2007/2008 sebanyak 100 mahasiswa. Dari hasil evaluasi untuk mata kuliah asuhan kebidanan II yang memperoleh nilai antara 50-
xvii
59 sebanyak 43 ( 43 %), 70-79 sebanyak 52 ( 52 %), dan 80-100 sebanyak 5 (5 %). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi yang dicapai mahasiswa kurang memuaskan dikarenakan berdasarkan standar kelulusan minimal mata kuliah yang prosentase ketrampilan 60 % adalah 70. Disamping itu peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa di Akademi kebidanan Kusuma Husada Surakarta, dari hasil wawancara didapatkan informasi sebanyak
18 mahasiswa ( 15 %) mengatakan
masih minimnya frekuensi bimbingan oleh dosen dan alat-alat yang tersedia masih terbatas sehingga optimalisasi penggunaan laboratorium tidak bisa dijalankan. Hal tersebut dirasakan mahasiswa pada saat melakukan praktek klinik, mahasiswa tidak menguasai materi karena adanya keterbatasan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dimilikinya serta nilai mata kuliah yang kurang memuaskan. Mengingat begitu pentingnya metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar dan pertolongan persalinan merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh mahasiswa kebidanan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ” Studi komparasi metode pembelajaran simulasi dengan demonstrasi terhadap pencapaian kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian ini, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan antara metode pembelajaran simulasi dengan demonstrasi terhadap pencapaian kompetensi
xviii
dalam pertolongan persalinan kala III di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum: Untuk mengetahui perbedaan metode pembelajaran simulasi dengan demonstrasi terhadap pencapaian kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. 2. Tujuan Khusus: a) Mengetahui hasil penerapan metode pembelajaran simulasi terhadap pencapaian kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. b) Mengetahui hasil penerapan metode demonstrasi terhadap pencapaian kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis: a. Sebagai bahan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kebidanan khususnya tentang pertolongan persalinan kala III di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. b. Sebagai bahan acuan/ masukan penelitian selanjutnya dalam meningkatkan mutu metode pembelajaran dalam upaya pencapaian pendidikan kebidanan
xix
2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi Pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan berfungsi sebagai bahan masukan Institusi Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta, khususnya bagi Pembimbing dan Dosen mata kuliah asuhan kebidanan II pada pertolongan persalinan kala III. b. Bagi Lahan Praktek, Penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan bagi Pembimbing Praktek di lahan dalam memberikan bimbingan yang optimal kepada mahasiswa dalam praktek asuhan kebidanan II pada pertolongan persalinan kala III.
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Metode Pembelajaran Simulasi a. Pengertian Metode Simulasi Menurut Sanjaya (2009 : 159), ”simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan”. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip atau ketrampilan tertentu. Wickelgren (1996 :121) menjelaskan ”simulation is practice method, it’s can improve skill (mental, physic/technic”), (Metode simulasi
xx
merupakan metode praktek yang dapat meningkatkan ketrampilan baik secara mental, fisik ataupun secara teknis). Metode simulasi ini mempersiapkan peserta didik memperoleh kesempatan mengembangkan dan mengkaji ketrampilan kognitif dalam situasi/lingkungan yang relatif bebas dari resiko dimana jika terjadi kesalahan tidak terlalu membahayakan dan memakan biaya tinggi apabila dibandingkan dengan menggunakan klien sesungguhnya karena dengan simulasi mampu mengajarkan tentang fakta, konsep dan prinsip tertentu melalui pengalaman yang terdramatisasi.
Dalam penggunaan metode simulasi terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan yaitu : 1) Kelebihan Metode Simulasi Sanjaya (2009 :160) mengemukakan bahwa dengan menggunakan metode simulasi terdapat beberapa kelebihan, diantaranya : ” a). Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam mengahadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja. b). Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peran sesuai dengan topik yang disimulasikan. c). Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswi.
xxi
d). Memperkaya pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagi situasi social yang problematis. e). Simulasi dapat meningkatkan gairah belajar siswa.” 2) Kelemahan Metode Simulasi Sanjaya (2009 : 160), mengemukakan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi mempunyai kelemahan yaitu : ”
a) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan dilapangan. b) Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan. c) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mepengaruhi siswa dalam melakukan simulasi”.
b. Langkah - langkah Simulasi Sanjaya (2009 : 161-162) mengemukakan bahwa ada beberapa langkah pelaksanaan simulasi, antara lain :” Persiapan simulasi, pelaksanaan simulasi dan penutup”. Hal tersebut bisa dijelaskan sebagai berikut : ”1). Persiapan Simulasi a) Menentukan topik/masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi
xxii
b) Pengajar
memberikan
masalah
dalam
situasi
yang
akan
disimulasikan c) Pengajar menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran serta waktu yang disedikan. d) Pengajar memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya khususnya pada mahasiswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi. 2). Pelaksanaan Simulasi a) Simulasi dimainkan oleh kelompok pemeran b) Para mahasiswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian c) Pengajar hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan d) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan
untuk
mendorong
mahasiswa
berpikir
dalam
menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan. 3). Penutup a) Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita
yang disimulasikan. Pengajar harus
mendorong agar
mahasiswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses simulasi. b) Merumuskan kesimpulan”. c. Tujuan metode simulasi Tujuan metode simulasi meliputi :
xxiii
1) Meningkatkan partisipasi aktif siswa 2) Memberikan kesempatan mempraktikkan keterampilannya 3) Praktik dalam situasi yang aman, merasakan kondisi riil dalam cerita. 4) Membangun kepercayaan diri dan merubah perilaku 5) Dapat dijadikan bekal siswa dalam mengahadapi keadaan sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat maupun dunia kerja. 6) Dapat mengembangkan kreativitas siswa karena melalui bermain peran siswa diberikan kesempatan untuk memainkan peran sesuai dengan topik. 7) Meningkatkan motivasi siswa 8) Dapat memupuk keberanian 9) Dapat memperkaya pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang diperlukan 10) Dapat menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis. 11) Dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran 12) Meningkatkan hasil belajar baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
d. Proses Simulasi Proses simulasi meliputi : 1). Penyiapan : pemain, audience/ pengamat dan guru. a). Pemain (1) Menguasai naskah
xxiv
(2) Belajar dari yang lain (3) Umpan balik untuk yang lain. (b). Guru : (1)
Penyiapan naskah simulasi
(2)
Menjaga fokus permainan
(3)
Menjaga target diskusi tercapai
(4)
Obeservasi aktif.
(5) Summary (6) Bagaimana agar proses diterapkan pada kondisi riil
2). Penyiapan Naskah Bermain Peran a) Menentukan ruang lingkup
(substansi dan
tujuan instrusional
kegiatan) b) Definisi Problem ( jalan cerita, peran masing-masing pemain: latar belakang masalah, Pokok permasalahan, sumber potensial konflik) c) Instrusksi untuk Para Pemain (ketentuan rinci untuk tiap peran, estimasi waktu) d) Instruksi Pengamat ( peran audience selama dan setelah role play dan penggunaan daftar cek).
2. Metode Pembelajaran Demonstrasi a. Pengertian Metode Demonstrasi Menurut Sanjaya (2009 : 152) tentang pengertian metode demonstrasi adalah
metode
penyajian
pelajaran
xxv
dengan
memperagakan
atau
mempertunjukkan kepada mahasiswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan secara lisan oleh pengajar.
Kasinski (2004 : 60) menjelaskan “demonstrasion is verbal explanation and live display using apparatus/models“( Demonstrasi adalah penjelasan secara lisan dan diperagakan dengan menggunakan model). Dengan metode demonstrasi, pendidik mampu menyajikan bahan pelajaran lebih konkret
dan proses penerimaan mahasiswa terhadap
pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Mahasiswa juga dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama proses pelajaran berlangsung. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang disajikan. Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan harus dimiliki oleh dosen dan pelatih yang ditunjuk, setelah mendemonstrasikan mahasiswa
diberikan
melakukan
latihan
ketrampilan
seperti
yang
diperagakan oleh dosen/pelatih. Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal–hal yang berhubungan dengan proses mengatur
xxvi
sesuatu,
proses
menggunakannya,
bekerjanya
sesuatu,
komponen–komponen
proses yang
mengerjakan membentuk
atau
sesuatu,
membandingkan suatu cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. (Djamarah dan Zain, 2006).
Dalam penggunaan metode demonstrasi terdapat kelebihan dan kelemahan yaitu :
1). Kelebihan Metode Demonstrasi Sanjaya (2009 :152) mengemukakan bahwa kelebihan metode demonstrasi adalah: “a). Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata–kata atau kalimat), sebab mahasiswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan. b). Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab mahasiswa tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. c). Mahasiswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari. d). Mahasiswa dirangsang untuk aktif mengamati secara langsung, sehingga
mahasiswa
akan
memiliki
kesempatan
untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri. Dengan demikian mahasiswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran”.
2). Kelemahan Metode Demonstrasi
xxvii
Sanjaya (2009 : 153) mengemukakan bahwa metode demonstrasi memiliki beberapa kelemahan antara lain: a). Metode demonstrasi memerlukan persiapan dan perencanaan yang lebih matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyababkan metode ini tidak efektif lagi. b)
Metode demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan pengajar secara khusus, sehingga pengajar dituntut untuk bekerja lebih professional. Disamping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi pengajar yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran mahasiswa. Karena tanpa ditunjang hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
c)
Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan–bahan, dan tempat yang memadai, berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal.
b. Langkah - langkah Menggunakan Metode Demonstrasi Sanjaya (2009 : 153-154) mengemukakan bahwa ada dua langkah pelaksanaan demonstrasi, yaitu ”Tahap persiapan dan pelaksanaan”. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : ” 1) Tahap Persiapan Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan: a) Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh mahasiswa setelah proses demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.
xxviii
b) Mempersiapkan garis besar langkah –langkah demonstrasi yang akan dilakukan. Garis garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan. c) Melakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.
2). Tahap Pelaksanaan a). Langkah Pembukaan (1) Mengatur
tempat
duduk
yang
memungkinkan
semua
mahasiswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan. (2) Mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh mahasiswa. (3) Mengemukakan tugas–tugas apa yang harus dilakukan oleh mahasiswa, misalnya mahasiswa ditugaskan untuk mencatat hal–hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi. b). Langkah Pelaksanaan Demonstrasi (1) Memulai
demonstrasi
dengan
kegiatan–kegiatan
yang
merangsang mahasiswa untuk berfikir, misalnya melalui
xxix
pertanyaan–pertanyaan yang mengandung teka–teki sehingga mendorong
mahasiswa
untuk
tertarik
memperhatikan
demonstrasi. (2) Menciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan. (3) Meyakinkan bahwa semua mahasiswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh mahasiswa. (4) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu”.
c). Langkah mengakhiri Demonstrasi Apabila
demonstrasi
selesai
dilakukan,
proses
pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas –tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah mahasiswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Pengajar dan mahasiswa juga harus melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya. Menurut Djamarah dan Zain (2006 :27) evaluasi dapat berupa memberi kesempatan pada mahasiswa untuk tindak lanjut mencoba
melakukan
sendiri,
membuat
kesimpulan
demonstrasi dan mengajukan pertanyaan kepada mahasiswa.
xxx
hasil
3. Kompetensi a. Pengertian Kompetensi ”Kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan dan nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak” (Sanjaya, 2009 : 70). “Menurut Johnson (2004 : 14) menyatakan bahwa : “competency as rational performance wich satisfactory meets the objective for a desired condition” (Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan) Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah persyaratan minimal dan kewenangan yang harus dimiliki seseorang untuk dapat melaksanakan suatu pekerjaan agar menghasilkan hasil kerja sesuai standar. Kompetensi bidan menurut Hidayat (2009 : 48) adalah kemampuan yang dilandasi pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktek kebidanan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan secara aman dan bertanggung jawab sesuai dengan standar sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat.
Hidayat
juga
menjelaskan
bahwa
:
Kompetensi
tersebut
dikelompokkan dalam dua kategori yaitu kompetensi dasar/inti merupakan kompetensi minimal yang mutlak dimiliki oleh seorang bidan dan kompetensi tambahan/lanjutan merupakan pengembangan pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi tuntutan/kebutuhan masyarakat yang sangat dinamis serta perkembangan IPTEK (Hidayat, 2009:49).
xxxi
Kompetensi bidan di Indonesia menurut Sofyan (2006 : 150-152) yaitu : “1). Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan, kesehatan masayrakat dan etik yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya. 2) Bidan memberikan asuhan bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orangtua. 3)
Bidan
memberikan
asuhan
antenatal
bermutu
tinggi
untuk
mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi :detekdi dini, pengibatan atau rujukan. 4). Bidan memberikan asuhan bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan 5)
Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap kebudayaan setempat.
6)
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.
7)
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita sehat.
8)
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tingggi dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.”
Menurut Aotearoa (2003 : 5), “specific competencies as midwife is care during labour, birth and the immediate postpartum periode”, (kompetensi
xxxii
khusus sebagai seorang bidan adalah dalam hal persalinan, kelahiran dan masa nifas). Menurut Sanjaya (2009 : 71), Kompetensi sebagai tujuan , didalamnya terdapat beberapa aspek, yaitu ”pengetahuan, pemahaman, kemahiran, nilai, sikap dan minat”. Aspek-aspek dalam kompetensi sebagai tujuan dapat digambarkan sebagai berikut : 1). Pengetahuan (Knowledge), yaitu kemampuan dalam bidang kognitif 2). Pemahaman (Understanding), yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki setiap individu 3). Kemahiran (Skill), yaitu kemampuan individu untuk melaksanakan secara sepihak tentang pekerjaan atau tugas yang dibebankan. 4). Nilai (Value), yaitu norma-norma yang dianggap baik oleh setiap individu 5). Sikap (Attitude), yaitu pandangan individu terhadap sesuatu 6). Minat (Interest), yaitu kecenderungan untuk melakukan sesuatu perbuatan. Kompetensi menurut Sanjaya (2009 :72), meliputi ”kompetensi lulusan, kompetensi standar, dan kompetensi dasar”. Kompetensi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : 1). Kompetensi lulusan, yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai peserta didik setelah tamat mengikuti pendidikan pada jenjang atau satuan pendidikan tertentu.
xxxiii
2). Kompetensi Standar, yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai peserta didik menyelesaikan suatu mata pelajaran tertentu pada setiap jenjang pendidikan yang diikutinya. 3). Kompetensi Dasar, yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai peserta didik dalam penguasaan konsep atau materi pelajaran yang diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu. b. Klasifikasi Kompetensi 1). Pengetahuan (knowledge) Menurut Notoatmodjo (2003 : 121), Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). a). Proses Adopsi Perilaku Dalam Notoatmodjo (2003:121), Rogers mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yang meliputi” awarness, interest, evaluation, trial,dan adaption”. Proses yang berurutan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : (1) Awarness, yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. (2) Interest, yakni orang yang mulai tertarik kepada stimulus.
xxxiv
(3) Evaluation, yaitu menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. (4) Trial, yakni orang telah mulai mencoba perilaku baru (5) Adoption, yakni subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif , maka perilaku berlangsung lama begitu pula dengan sebaliknya. . b). Tingkat pengetahuan didalam domain kognitif Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan : (1) Tahu (know) Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. (2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui,
dan
dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
xxxv
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, terhadap objek yang dipelajari. (3) Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip daalm konteks atau situasi yang lain.
(4) Analisis (analysis) Analisis diartiakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya dengan satu sama lain. (5) Sintesis (synthesis) Sintesis diartikan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. (6) Evaluation (evaluation)
xxxvi
Evaluasi diartikan kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau yang sudah ada. 2). Sikap (attitude) Menurut Notoatmodjo (2003 : 124), ”sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek”. a). Komponen Pokok sikap Dalam Notoatmodjo (2003:125), Allport menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yaitu : “ (1) Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek (2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek (3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)”.
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membetuk sikap total (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi yang memegang peranan penting. b). Berbagai tingkatan sikap Tingkatan sikap ini terdiri dari beberapa tahapan : “ (1) Menerima (receiving) Menerima
diartikan
bahwa
orang
(subyek)
memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). (2) Merespon (responding)
xxxvii
bersedia
dan
Memberikan
jawaban
apabila
ditanya,
mengerjakan,
dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. (3) Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. (4) Bertanggung Jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi”.
3). Praktek atau Tindakan (Practice) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan dari fihak lain (Notoatmodjo, 2003 :127).
Tingkat–tingkat praktek menurut Notoatmodjo (2003: 127): ”a) Persepsi (Perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah praktek tingkat pertama. b). Respons Terpimpin (Guided Response)
xxxviii
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah indikator praktek tingkat dua. c). Mekanisme (mechanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, merupakan indikator praktek tingkat tiga. d). Adaptasi (Adaptation) Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut”. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan wawancara terhadap kegiatan–kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yaitu dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden. Menurut Syah (2003 : 152) ada norma di negara kita dan baru berlaku di perpengajaran tinggi untuk norma prestasi belajar adalah ”menggunakan simbol huruf A, B, C, D dan E ”. Simbol huruf–huruf ini dapat dipandang sebagai terjemahan dari simbol angka–angka sebagaimana tampak pada tabel berikut:
Tabel 1 Pengelompokan Nilai Simbol–simbol angka dan huruf Angka Huruf 8-10 = 80-100 = 3,1 – 4 A 7-7,9 = 70-79 = 2,1 - 3 B 6-6,9 = 60-69 = 1,1 - 2 C 5-5,9 = 50-59 = 1 D 0-4,9 = 0-49 = 0 E
xxxix
Predikat Sangat baik Baik Cukup Kurang Gagal
Sumber: Syah (2003: 153)
c. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar meliputi : 1). Faktor yang berasal dari luar a). Faktor non sosial, seperti keadaan udara, waktu, tempat belajar, dan alat-alat yang mendukung belajar. Mahasiswa yang memiliki tempat belajar yang nyaman dan memiliki buku penunjang pelajaran cenderung lebih termotivasi untuk belajar. Begitu pula faktor waktu, mahasiswa yang mampu mengatur waktunya dengan baik akan belajar lebih disipilin. b). Faktor sosial, antara lain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, atau teman pergaulan. Mahasiswa yang tinggal dalam lingkungan yang mendukung tentunya akan lebih rajin belajar. Tidak kalah pentingnya seorang dosen yang mendidik mahasiswa dengan baik akan memacu mahasiswanya untuk belajar. 2). Faktor yang berasal dari dalam: a). Faktor fisiologis Yang termasuk faktor fisiologis yaitu kesehatan, kelaparan, kurang tidur atau keadaan sakit yang diderita. Faktor ini ikut berperan dalam menentukan semangat belajar. Mahasiswa yang sedang tidak fit cenderung akan malas belajar. b). Faktor psikologis
xl
(1). Minat Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Seseorang yang tinggi minatnya dalam mempelajari sesuatu akan dapat meraih hasil yang tinggi pula. (2).
Bakat Mempelajari sesuatu sesuai dengan bakatnya akan memperoleh hasil yang lebih baik.
(3). Motivasi Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Fungsi motivasi dalam belajar adalah untuk memberikan semangat pada seseorang dalam belajar untuk mencapai tujuan.
(4). Konsentrasi Konsentrasi dapat diartikan sebagai suatu energi pemusatan psikis yang dilakukan untuk suatu kegiatan tertentu secara sadar terhadap suatu objek (materi kuliah). (5). Kemampuan kognitif Tujuan belajar mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Namun kemampuan kognitif lebih utama dalam mencapai hasil belajar.
xli
c). Faktor eksternal dan internal tersebut memiliki peranan yang sangat penting dan sangat diperlukan dalam belajar. Untuk mencapai hasil yang
optimal
dalam
proses
belajar,
maka
dituntut
adanya
keseimbangan antara keduanya. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi dalam pembelajaran menurut Suryabrata (1978) dalam Veithzal Rivai (2001 :45-50)
adalah:”materi,
lingkungan, keadaan fisik, proses belajar mengajar dan jenis kuliah”. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : ” 1) Ada materi atau mata kuliah yang dipelajari. Keberadaan materi atau mata kuliah sangat mempengaruhi kompetensi mahasiswa. Mahasiswa akan lebih mudah menyerap materi jika fokus atau mengkhususkan diri untuk mempelajari matei tertentu. 2) Faktor lingkungan mahasiswa. Faktor lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar diri mahasiswa. Pada umumnya ada 2, yaitu: a) Lingkungan sosial (keluarga, dosen, dan teman) Anak yang berada di dalam keluarga yang relatif damai, menyenangkan, akan memberikan dampak positif dalam belajarnya. Sebaliknya, keluarga yang selalu dalam keadaan ribut, orang tua sering bertengkar, akan memberikan dampak negatif. Anak menjadi tegang, stress, ketakutan sehingga energi yang seharusnya dapat dipaki untuk belajar, tidak dapat digunakan secara optimal. Akibatnya prestasinya menjadi tidak baik. Kalau sudah demikian, orang tua ikut stress, sering
xlii
memarahi anak, saling menyalahkan, dan akhirnya menjadi lingkaran setan dan anaklah yang menanggung akibatnya dan paling menderita. Demikian juga pengaruh dosen. Dosen yang mempunyai sikap pengertian akan membuat mahasiswa tidak takut untuk bertanya halhal yang belum jelas, sehingga mampu menerima materi dengan baik yang akan mendukung prestasinya. Sedangkan dosen yang terlalu otoriter dapat mematikan kreativitas mahasiswanya. Teman juga sangat mempengaruhi prestasi belajar teman yang lain. Lingkungan teman, pergaulan yang baik akan menyebabkan mahasiswa rajin belajar dan mengikuti kuliah dengan tertib. b) Lingkungan non sosial (rumah, kampus) Rumah yang bersih dan nyaman, kampus yang mempunyai fasilitas lengkap seperti laboratorium, perpustakaan, lapangan olah raga akan memberikan pengetahuan yang lebih nyata dan lebih baik dibanding kampus yang tidak lengkap fasilitasnya. Faktor instrumental Fasilitas merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja karena perannya yang cukup besar dalam keberhasilan seorang mahasiswa. Misalnya, mahasiswa yang mempunyai alat tulis lengkap lebih lancar mengerjakan tugas dibanding mahasiswa yang sering meminjam dari temannya. 3) Keadaan individu mahasiswa a) Fisik
xliii
Keadaan fisik meliputi keadaan umum jasmani (sehat atu sakit) dan keadaan organ-organ khusus (seperti pendengaran, penglihatan). Mahasiswa yang belajar dalam keadaan sehat, segar, tidak mengantuk akan memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan mahasiswa yang kurang tidur atau dalam kondisi tidak sehat. b) Psikis Keadaan psikis meliputi intelegensi/ kecerdasan, motivasi, dan kesiapan mental. Mahasiswa yang mempunyai IQ di atas rata-rata (91110 menurut skala Wechsler), motivasi instrinsik dan ekstrinsiknya besar, serta memiliki pandangan yang baik terhadap suatu mata kuliah dan pengajarnya akan mempengaruhi dirinya dalam menerima materi sehingga mempunyai kesempatan mendapat nilai yang lebih baik. 4) Proses belajar mengajar. PBM meliputi media, metode, teknik dan taktik pembelajaran. Pengendali ke empat unsur itu adalah dosen pengampu mata kuliah tersebut, karena dosen merupakan salah satu komponen yang sangat berperan dalam proses pembelajaran dan langsung mempengaruhi peningkatan kualitas belajar mahasiswa. Keterampilan mengajar dosen merupakan teknik dan taktik PBM. Bagaimana dosen mempersiapkan diri dan membelajarkan mahasiswa dengan berorientasi pada kepentingan mahasiswa dapat menimbulkan motivasi belajar mahasiswa yang akan berimbas pada prestasi belajarnya. Dalam dunia pendidikan dosen merupakan pelaku motivasi ekstrinsik. Dosen harus mampu mengambil
xliv
keputusan tentang apa yang harus diajarkan, bagaimana menyajikan materi dan bagaimana menentukan cara pengajaran agar mahasiswa memahami apa yang diajarkan dan mampu menerapkan dalam kehidupan nyata. Motivasi ekstrinsik dari dosen sangat penting bagi mahasiswa untuk mencapai keberhasilan belajar Dalam PBM akan terjadi interaksi dosen dan mahasiswa. Konsep belajar berakar pada pihak dosen dan konsep pembelajaran berakar pad mahasiswa. Oleh karena itu keberhasilan PBM tergantung pada cara mengajar dosennya. Jika cara mengajarnya enak menurut mahasiswa, maka mahasiswa akan tekun, rajin, antusias menerima materi yang diberikan. Sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dalam dimensi afektif, psikomotor, serta kognitif yang dapat diukur melalui prestasi belajarnya Perilaku di kelas dan hasil belajar juga banyak dipengaruhi oleh kualitas pengajaran. Dosen menguasai banyak faktor yang mempengaruhi motivasi, prestasi dan tingkah laku mahasiswa. Lingkungan kelas, level kenyamanan emosi yang dialami mahasiswa dan kualitas komunikasi antara dosen dan mahasiwa merupakan faktor penting yang bisa memampukan atau menghambat pembelajaran yang optimal. 5) Jenis mata kuliah atau materi yang dipelajari Mahasiswa yang mempunyai pandangan yang baik terhadap suatu mata kuliah akan mempermudah dirinya dalam menerima materi dibanding mahasiswa yang tidak menyukai mata kuliah tertentu. e. Persalinan
xlv
Persalinan adalah suatu proses alami ditandai oleh terbukanya serviks diikuti dengan lahirnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir (Depkes RI, 2009 :). Menurut Dody (2005 :30), bahwa persalinan dibagi dalam empat kala, yaitu: ”kala 1, kala II, kala III dan kala IV”. Hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut : 1) Persalinan Kala I Yaitu proses persalinan dimana terjadi pematangan atau pembukaan serviks, yang dimulai pada waktu serviks membuka karena his dan berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap. Periode kala I pada primigravida lebih lama (± 20 jam) dan pada multigravida (± 14 jam). Kala I dibagi menjadi dua fase : a) Fase laten
: Pembukaan sampai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam
b) Fase aktif
: Pembukaan dari 3 cm sampai lengkap ± 10 cm, berlangsung sekitar 6 jam
Menurut Dody (2005 : 14), bahwa fase aktif dalam persalinan dibagi menjadi 3 fase yaitu : a) fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm; b) fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm dan; c) fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (± 10 cm). 2) Persalinan Kala II
xlvi
Persalinan kala II disebut juga fase pengeluaran bayi. Fase ini dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat bayi telah lahir lengkap. Adapun lamanya kala II pada primigravida ± 1,5 jam dan pada multigravida ± 0,5 jam.
3) Persalinan Kala III Persalinan kala III ini disebut fase pengeluaran plasenta. Pada persalinan kala III ini dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap dan berakhir dengan lahirnya plasenta. Plasenta akan lepas spontan dalam waktu antara 5-15 menit setelah bayi lahir. 4) Persalinan Kala IV Persalinan kala IV ini pelaksanaan observasi pasca persalinan, yaitu setelah lahirnya plasenta sampai dua jam pertama post partum.
e. Pertolongan Persalinan Kala III Menurut Chapman (2006 : 29 ), ”persalinan kala III terjadi setelah kelahiran bayi dan melibatkan uterus yang berkontraksi dan mengecil”. Karena plasenta tidak ada yang menekan, plasenta mengelupas dari dinding uterus dan kemudian dikeluarkan melalui vagina.
xlvii
Mekanisme kelahiran plasenta menurut Prawirohardjo (2002 :199) adalah ”setelah bayi dilahirkan, ukuran uterus mengalami pengecilan.
Setelah
beberapa saat bayi dilahirkan, uterus akan menyesuaikan dengan keadaan tanpa janin, kemudian memulai proses kontraksi dan retraksi. Plasenta bukan merupakan jaringan otot, sehingga tidak dapat berkontraksi bersama uterus dan plasenta akan mulai terangkat dari dinding uterus. Apabila plasenta terangkat, maka pembuluh darah besar yang ada dalam uterus yang terletak di belakang plasenta akan berdarah dan darah yang keluar akan mengisi ruang retroplasental. Apabila ruang sudah terisi oleh darah, perdarahan berhenti dan darah akan membeku. Kontraksi uterus lebih lanjut menyebabkan pelepasan plasenta dan perdarahan retroplasental yang berikutnya sampai seluruh plasenta benar-benar terlepas serta bergerak turun dan dengan bantuan tenaga volunter atau tenaga mengejan dari ibu, sehingga plasenta akan lepas dari tempat implantasinya. Proses kelahiran plasenta ini dapat menghabiskan waktu 5 menit hingga 30 menit dengan kontraksi uterus setiap dua sampai tiga menit sekali”. ”Persalinan kala III ini disebut sebagai fase pengeluaran plasenta . Plasenta akan lepas spontan dalam waktu antara 5-15 menit” (Prendville, 1988 : 1295) Pada penatalaksanan kala III persalinan dilakukan Manajemen aktif kala III, yaitu proses pimpinan kala III persalinan yang dilakukan secara proaktif yang terdiri dari memberikan oksitosin, melakukan penegangan tali pusat terkendali, dan masase fundus uteri .
xlviii
Langkah-langkah manajemen aktif kala III menurut Henderson (2005 : 284) meliputi ”pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali (PTT), dan masase fundus uteri”. Beberapa pendapat lain yang mengemukakan tentang langkah-langkah dalam Manajemen Aktif Kala III yaitu : 1). Memberikan oksitosin “Oksitosin adalah suatu peptida yang dilepaskan dari bagian hipofisis posterior dan biasanya diberikan secara intravena pada saat persalinan” (Saifuddin, 2002:N-19). Oksitosin adalah suatu peptida yang dilepaskan dari bagian hipofisis posterior dan biasanya diberikan secara intravena pada saat persalinan. Oksitosin meningkatkan kerja sel otot polos yang diam dan memperlambat konduksi aktivitas elektrik, sehingga mendorong pengarahan serat-serat otot yang lebih banyak berkontraksi dan akibatnya akan meningkatkan kekuatan dari kontraksi yang lemah (Henderson, 2005 :150).
Menurut Cheung (2006: 1459), “Oxytocin is effective uterotonic agent used in third labour for increase uterus contraction” (oksitosin adalah uterotonika efektif yang digunakan saat persalinan kala III untuk meningkatkan kontraksi uterus).
“Oksitosin meningkatkan kerja sel otot polos memperlambat
konduksi
aktivitas
elektrik,
yang diam dan
sehingga
mendorong
pengarahan serat-serat otot yang lebih banyak berkontraksi dan akibatnya akan meningkatkan kekuatan dari kontraksi yang lemah”.
xlix
Dengan pemberian suntikan oksitosin 10 unit mampu merangsang kontraksi uterus, oksitosin ini lebih dipilih daripada uterotonika lain karena bekerja sangat efektif yaitu 2-3 menit setelah penyuntikan, mempunyai efek minimal dan semua wanita bisa menggunakannya (Prendville, 2000 :1145 ).
Oksitosin merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan plasenta. Apabila petugas penolong lebih dari satu atau pastikan hanya ada bayi tunggal, oksitosin 10 unit dapat diberikan ketika kelahiran bahu depan bayi. Apabila hanya ada satu petugas penolong dan hanya ada bayi tunggal, oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi. Apabila oksitosin tidak tersedia, maka dengan merangsang puting susu ibu atau dengan cara memberikan ASI pada bayi sehingga dapat menghasilkn oksitosin secara alamiah (Saifuddin, 2002 : N-19 ) Pemberian oksitosin 10 unit Gambar 1 :
Kontraksi Miometrium
Mempercepat pelepasan plasenta
Skema Pemberian oksitosin 10 unit terhadap pelepasan plasenta
Sumber
: Saifuddin, 2002 : N-19
2). Penegangan tali pusat terkendali Menurut Saifuddin (2002 : N-19-N20), langkah-langkah utama untuk melakukan penegangan tali pusat terkendali adalah sebagai berikut :
l
” a). Penolong berdiri pada sisi kanan pasien b). Menjepitkan klem pada tali pusat (kurang lebih 5-10 cm di depan vulva), kemudian meletakkan 4 jari pada bagian depan bawah dari korpus uterus (tepat di atas segmen bawah uterus) c). Selama kontraksi, memegang klem dengan tangan kanan dan menegakkan tali pusat dengan hati-hati sementara tangan kiri petugas penolong menekan uterus ke arah dorso-kranial pada daerah suprapubik. Tindakan untuk penekanan uterus pada daerah suprapubik beralasan untuk mencegah terjadinya inversio uteri. d). Mempertahankan penegangan pada tali pusat sampai tampak tandatanda pelepasan plasenta. Adapun tanda-tanda pelepasan plasenta adalah keluarnya sejumlah darah atau tali pusat memanjang. Apabila perlu saat tali pusat memanjang petugas penolong memindahkan klem lebih dekat ke arah perineum. e). Pada saat plasenta mulai terlepas, petugas penolong menganjurkan ibu untuk menekan dan dengan sendirinya plasenta akan bergerak ke arah introitus vagina. Apabila perlu dengan hati-hati tarik tali pusat menggunakan tangan kanan yang memegang klem sedemikian rupa ke arah bawah dan seterusnya sesuai jalan lahir dan untuk membantu melahirkan plasenta sambil terus melakukan tekanan pada uterus ke arah dorso cranial dengan tangan yang lain. Bila perlu pindahkan lagi klem pada tali pusat mendekat ke arah perineum saat tali pusat memanjang.
li
f). Apabila tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta, petugas penolong tidak diperbolehkan melakukan tarikan pada tali pusat. Tindakan ini beralasan agar tarikan pada tali pusat sebelum plasenta lepas dapat menyebabkan inversio uteri yang sangat membahayakan nyawa ibu. Petugas penolong harus cukup sabar untuk terus melakukan penegangan tali pusat terkendali saat adanya kontraksi. g). Setelah plasenta mulai terlihat pada introitus vagina, petugas penolong melanjutkan pengeluaran plasenta dengan kedua tangan dan lahirkan. Apabila didapatkan ibu kesulitan melahirkan selaput ketuban, petugas penolong dapat memutar plasenta dengan kedua tangan secara hati-hati searah dengan jarum jam sehingga seluruh selaput ketuban dilahirkan lengkap. Apabila perlu petugas penolong dapat menggunakan klem atau telunjuk dan ibu jari tangan untuk membantu mengeluarkan selaput ketuban. h). Apabila terjadi robekan pada selaput ketuban saat melahirkan plasenta, petugas penolong dengan hati-hati dapat memeriksa vagina bagian atas dan serviks. Selanjutnya petugas penolong mengeluarkan selaput ketuban yang teraba menggunakan jari tangan.”.
3). Masase fundus uteri
lii
Segera setelah plasenta dan selaputnya dikeluarkan, masase fundus agar menimbulkan kontraksi . Hal ini dapat mengurangi pengeluaran pengeluaran darah dan mencegah perdarahan pascapersalinan. Menurut Depkes RI (2009:34),
langkah-langkah dalam masase
fundus uteri adalah: 1) menempatkan bagian palmar jari tangan kanan pada fundus uteri; 2) menggerakkan tangan dalam posisi sirkular (memutar) di permukaan fundus, sehingga teraba uterus mengeras di bawah tangan; 3) memeriksa kontraksi uterus setiap 1-2 menit. Jika uterus melunak, lakukan masase lagi. Ajarkan ibu bagaimana melakukan masase pada uterusnya sendiri dan bagaimana mengenali jika kontraksi uterus tidak baik; 4) mengulangi masase uterus setiap 15 menit selama 2 jam pertama post partum dan; 5) jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 15 menit, lakukan penatalaksanaan atonia uteri.
liii
B. Penelitian Relevan Berdasarkan sepengetahuan penulis untuk penelitian sejenis pernah dilakukan oleh : 1. Jumiyati, Sri. (2008), dengan judul Hubungan persepsi mahasiswa tentang penerapan metode demonstrasi dosen dengan prestasi belajar mata kuliah asuhan kebidanan II mahasiwa kebidanan D III Kusuma Husada Surakarta Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa tentang penerapan metoe demonstrasi dosen dengan hasil setuju sebanyak 35 responden (41,67%), cukup sebanyak 55 responden (65,5%). Hasil perhitungan statistik diperoleh P=0,000 dan r = 0,610, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi mahasiswa tentang penerapan metode demonstrasi dosen dengan prestasi belajar mata kuliah Asuhan kebidanan II mahasiswa D III Kebidanan Kusuma Husada surakarta. 2. Nurhidayati, Anis. (2007), dengan judul Perbedaan penerapan metode demonstrasi dan audiovisual terhadap penguasaan ketrampilan pertolongan persalinan kala II pada mahasiswa semester III akademi kebidanan kusuma husada surakarta. Hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai P = 0.000, mean kelompok demonstrasi 40.7738 dan mean kelompok audiovisual 22.9762, hal ini menunjukkan bahwa kelompok perlakuan metode demonstrasi mempunyai rata-rata nilai evaluasi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok perlakuan audiovisual.
liv
C. Kerangka Pikir
Metode demonstrasi merupakan metode yang memperagakan secara langsung dalam hal ini dalam pelaksanaan pertolongan persalinan kala III, metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang sering dipakai diakademi kebidanan kusuma husada surakarta tetapi dari hasil observasi yang dilakukan pencapaian kompetensi yang dicapai mahasiswa masih kurang . Metode simulasi adalah suatu metode dimana mahasiswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Metode simulasi ini bermanfaat dikarenakan mahasiswa mampu berpartisipasi secara langsung dan disesuaikan dengan keadaan sebenarnya. Dari beberapa pendapat, metode simulasi ini dapat meningkatkan ketrampilan baik secara mental, fisik ataupun secara teknis. Kompetensi mahasiswa dalam pertolongan persalinan kala III sangat dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang disampaikan oleh dosen baik tehnik bimbingan , peran pembimbing dan juga dipengaruhi oleh
pengetahuan,
ketrampilan dan sikap mahasiswa tentang pertolongan persalinan kala III. Bila metode pembelajaran yang optimal telah tercapai, serta pengetahuan, ketrampilan, sikap mahasiswa pertolongan persalinan III tinggi, tentunya tujuan pembelajaran yang berkualitas tercapai pula, sehingga dengan demikian akan meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam pertolongan persalinan kala III. Secara garis besar, kerangka berpikir penelitian ini adalah: untuk mengetahui perbedaan metode pembelajaran demonstrasi dan simulasi terhadap peningkatan kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.
lv
Dibawah ini digambarkan kerangka berpikir penelitian sebagai berikut : Variabel Bebas Metode Pembelajaran
Metode Simulasi
Metode Demonstrasi
Variabel Terikat Pencapaian Kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III
Variabel Terikat Pencapaian Kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III
Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang, tinjauan pustaka dan landasan teori maka disusun hipotesis penelitian sebagai berikut: Pencapaian kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III dengan menggunakan metode simulasi lebih efektif dibandingkan dengan metode demonstrasi di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.
BAB III
lvi
METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilakukan di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta, di Jl. Jaya Wijaya no. 11 Kadipiro Surakarta, Jawa Tengah. 2. Waktu Penelitian Periode waktu penelitian dimulai bulan Desember 2009 sampai dengan Januari 2010. Secara rinci kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2. Rencana Jadwal Penelitian No
Kegiatan
2009 Sept
1
3
Penyusunan Proposal Konsultasi dan Revisi Seminar Proposal
4
Pengumpulan Data
5
Pengolahan data
6
Penyusunan Laporan Ujian Tesis Revisi dan Publikasi
2
7 8
2010
Okt
Nov
X
X
Des
Jan
Feb
Maret
April
X
X X
X X X X X
B. Rancangan Penelitian
lvii
Jenis penelitian ini adalah “eksperimen semu (quasi experimental) dengan desain The Statistic Group Comparison. Dalam desain ini sudah ada kelompok lain sebagai standar eksternal” (Arikunto, 2002 : 160). Quasi
experimental
adalah
penelitian
yang
dilakukan
untuk
mengungkapkan kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antar variabel tanpa adanya manipulasi suatu variabel, variabel–variabel yang akan diuji hubungan kausalnya telah terjadi dalam kondisi yang wajar. Ciri dari quasi experimental adalah berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan
cara
melibatkan
kelompok
kontrol
disamping
kelompok
eksperimental, tapi pemilihan kedua kelompok ini tidak menggunakan teknik acak (Arikunto, 2002 : 160).
Pola desain penelitian yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut :
X X
1 2
® 01 ® 02
Gambar 3 Desain Penelitian Keterangan : X1 : Kelompok perlakuan menggunakan metode simulasi X2 : Kelompok kontrol menggunakan metode demonstrasi 01 : Hasil observasi kompetensi menggunakan metode simulasi 02 : Hasil observasi kompetensi menggunakan metode demonstrasi C. Populasi dan Sampel
lviii
1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta tingkat II semester III yang berjumlah 116 mahasiswa. 2. Sampel a. Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, yaitu “pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil seluruh anggota populasi” (Arikunto, 2002 : 137)
b. Jumlah Sampel Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel secara keseluruhan dari populasi yaitu 116 mahasiswa, yang terdiri 58 mahasiswa diberikan metode simulasi dan 58 mahasiswa diberikan metode demonstrasi. Metode simulasi dilakukan pada kelas II A dan metode demonstrasi diberikan pada kelas II B.
D. Variabel Penelitian . Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (variabel independent) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode simulasi dan demonstrasi . 2. Variabel terikat (variabel dependent)
lix
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pencapaian kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III.
E. Definisi Operasional Untuk memperjelas variabel tersebut, dapat dijelaskan definisi operasional sebagai berikut : 1. Pencapaian Kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III Perwujudan terjadinya perubahan tingkah laku psikomotorik yang dapat diketahui melalui hasil akhir dengan indikator keberhasilan berupa nilai yang diperoleh dari observasi dengan menggunakan cheklist pertolongan persalinan kala III. Skala : Rasio
Indikator pencapaian kompetensi pertolongan persalinan kala III : a. Sikap dan Perilaku 1) Mampu menyapa pasien dengan sopan dan ramah 2) Mampu menjelaskan prosedur yang akan dilakukan 3) Mampu memposisikan pasien dengan tepat 4) Mampu tanggap terhadap reaksi pasien 5) Mampu teruji sabar dan teliti b. Content 1) Mampu persiapan 2) Mampu palpasi abdomen
lx
3) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik 4) Mampu injeksi Oksitoxin: 5) Mampu memindahkan klem 5 – 10 cm dekat vulva 6) Mampu posisi 7) Mampu PTT 8) Mampu melahirkan Plasenta 9) Mampu menangkap plasenta 10) Mampu masase Uterus 11) Mampu menilai kelengkapan plasenta dari sisi maternal maupun foetal 12) Mampu setelah selesai pemeriksaan plasenta, meletakkan plasenta pada wadah yang sudah disediakan 13) Mampu melakukan pemeriksaan vagina dan perineum, untuk memastikan bahwa tidak terdapat laserasi yang menimbulkan perdarahan 14) Mampu memeriksa kontraksi dan PPV 15) Mampu mencuci tangan dan melepas celemek c. Teknik 1) Mampu melaksanakan secara sistematis dan berurutan 2) Mampu menjaga privacy pasien 3) Mampu memberikan perhatian pada respon pasien 4) Mampu setiap jawaban di follow up dengan baik 5) Mampu melakukan pendokumentasian sesuai tindakan
lxi
Indikator tersebut menjadi dasar untuk mengembangkan kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi dapat dilihat pada lampiran 1.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Alat dan Bahan Bahan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah panthom panggul, dan partus set pertolongan persalinan kala III yang meliputi , 1 pasang sarung tangan, 1 penutup kepala, 1 masker, 1 celemek, 1 bak instrument, 2 klem, 1 kom kassa steril, tempat plasenta, larutan klorin, larutan DTT, tempat sampah basah, dan tempat sampah kering. 2. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa cheklist pertolongan persalinan kala III untuk mengukur kompetensi. Sebelum mengisi checklist peneliti terlebih dahulu meminta persetujuan kepada mahasiswa untuk menjadi responden. Lembar persetujuan menjadi responden dapat dilihat pada lampiran 2. Cheklist yang berupa format lembar observasi penilaian pertolongan persalinan kala III tersebut terdiri dari 25 pernyataan yang meliputi penilaian sikap dan perilaku, content dan teknik. Cheklist dapat dilihat pada lampiran 3. 3. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum penelitian sebenarnya dilakukan, perlu terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen yang akan digunakan dalam
lxii
penelitian. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan instrumen yang lebih sahih dan dapat diandalkan. Uji coba yang dilakukan meliputi uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta pada 30 mahasiswa. a. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu instrumen. Dikatakan valid apabila mampu mengukur dan mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2002 : 169). Validitas instrument ini menggunakan “validitas content karena mengacu pada isi kurikulum” (Sugiyono, 2009 : 176). “validitas ini juga diukur dengan menggunakan analisa butir dengan rumus korelasi product moment dari Pearson” (Arikunto, 2002 : 170) yaitu : Validitas rxy =
N ( å xy ) - ( å x å y )
{ N å x 2 - ( å x ) 2 } { N å y 2 - ( å y ) 2}
Keterangan : rxy
= Koefisien
x
= Skor pernyataan tiap butir
y
= Skor total
N
= Jumlah responden Setelah diperoleh harga rxy kemudian hasilnya dikorelasikan
dengan harga r product moment, jika harga rxy > r tabel, maka dikatakan butir soal itu valid dengan α = 1% dan 5%. Dari hasil uji coba validitas kepada dapat diketahui bahwa nilai r hitung > r tabel, sehingga
lxiii
keseluruhan kuesioner dinyatakan valid, sehingga pernyataan dapat dipercaya untuk mengambil data penelitian. Dari butir soal yang sudah dilakukan uji validitas semua butir pernyataan dinyatakan valid dapat dilihat pada lampiran 4. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya/dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten/tetap bila dilakukan pengukuran dua kali/lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Ghozali, 2005 : 42).
Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen adalah Rumus Alpha Cronbach :
æ k öæç å s b ÷÷ 1 r11= çç s t2 è (k - 1) øçè
2
ö ÷ ÷ ø
Keterangan : r11
: reliabilitas instrumen
k
: banyaknya butir pernyataan
ås s
2 t
2 b
:
å
varians butir
: varians total Reliabilitas dikatakan baik jika nilai Crobanch’s Alpha > 0,6. Dari
hasil uji coba reliabilitas dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha > (0,6), sehingga keseluruhan kuesioner dinyatakan reliabel. Dari butir
lxiv
pernyataan yang sudah dilakukan uji reliabilitas semua dinyatakan reliabel dapat dilihat pada lampiran 4. 4. Prosedur Pengumpulan Data Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu “data yang secara langsung diambil dari objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi” (Riwidikdo, 2006:12). Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi yang dilakukan dengan cara melengkapi atau mengisi blangko pengamatan sebagai instrument. Observasi dilakukan oleh empat orang dosen yang terlebih dahulu telah diberi pelatihan dalam mengisi lembar observasi. Pelatihan pada keempat dosen tersebut dimaksudkan untuk membuat pengertian dan persepsi yang sama dengan peneliti. Data yang dikumpulkan berupa identitas responden seperti nama mahasiswa, NIM, metode pembelajaran yang diperoleh, serta penilaian hasil observasi oleh penguji. Pengumpulan data dalam pencapaian kompetensi dimulai dari: a. Menyiapkan alat, tempat dan tenaga (penilai) untuk membuat pengertian dan persepsi yang sama dengan peneliti. b. Mengelompokkan mahasiswa menjadi dua kelompok dengan menggunakan kertas undian yang diambil oleh masing –masing ketua kelas yaitu satu kelompok diberi perlakuan simulasi dan satu kelompok diberi perlakuan demonstrasi . Jumlah seluruh subjek penelitian 116 mahasiswa, dibagi menjadi dua kelompok perlakuan.
lxv
Satu kelompok perlakuan berjumlah 58 mahasiswa. Kelompok simulasi dari kelas II A dan kelompok demonstrasi dari kelas II B. c. Melakukan simulasi pertolongan persalinan kala III pada kelompok pertama dan .melakukan demonstrasi pertolongan persalinan kala III yang dilakukan oleh dosen pengampu mata kuliah Askeb II pada kelompok kedua. d. Melakukan pengujian pada mahasiswa satu persatu untuk melakukan pertolongan persalinan kala III e. Memberikan penilaian sesuai dengan format lembar observasi penilaian pertolongan persalinan kala III . f. Merekap nilai.
G. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer berupa SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16.0 melalui langkah–langkah sebagai berikut: 1. Editing, pada tahap ini dilakukan pemeriksaan instrumen ketrampilan dalam pertolongan persalinan kala III. Editing dilakukan di tempat pengumpulan data dalam hal ini di kampus Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. 2. Coding, dilakukan dengan memberikan kode pada semua variabel.
lxvi
Jawaban-jawaban yang ada pada lembar cheklist dilakukan klarifikasi dengan jalan memberi tanda dari tiap-tiap option dengan simbol yang berupa angka, kemudian dimasukkan dalam lembar tabel kerja untuk mempermudah membacanya. 3. Scor, yaitu mengklasifikasikan data agar dengan mudah dapat disajikan dan dianalisis. 4. Entry Tehnik memasukkan seluruh data ke dalam program computer untuk dilakukan analisis data.
H. Analisa Data Analisis bivariat dilakukan pada variabel metode pembelajaran dan pencapaian kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III dengan menggunakan rumus independent t-test. Tingkat kemaknaan ditentukan sebesar 5%. Sebelum melakukan tehnik analisis dengan rumus independent t-test, terlebih dahulu melakukan uji prasyarat analisis untuk mengetahui apakah data dalam penelitian tersebut layak untuk dilakukan uji dengan menggunakan rumus independent t-test. 1. Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak. Bila data tidak normal, maka statistik
lxvii
parametris tidak dapat digunakan. Untuk mengetahui uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan One-Sample Kolmogorov Smirov Test. “Pengambilan keputusan berdasar nilai probabilitas yaitu jika probabilitas (p) > 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal, dan jika probabilitas < 0,05 maka data dikatakan berdistribusi tidak normal” ( Sudjana, 2005: 466). b. Uji Homogenitas Sebelum dilakukan analisa data dengan menggunakan uji t, maka data harus diuji homogenitasnya terlebih dahulu untuk mengetahui varian data. Syarat dalam melakukan analisa uji t yaitu data memiliki varian sama atau levene’s test dengan taraf signifikansinya >0.05. c. Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan independent t test dengan tingkat kemaknaan 5 %. I. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian dibagi dalam empat tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan pelaporan data. 1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan Proposal dimulai bulan September–November 2009 dan Seminar yang dilaksanakan Bulan Desember 2009 minggu ke -2. b. Mengadakan uji coba instrumen kepada mahasiswa dengan jumlah sampel 30 mahasiswa.
lxviii
c. Menyerahkan surat permohonan ijin penelitian dari Ketua Pengelola Magister Kedokteran Keluarga Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta ke Direktur Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. d. Melakukan koordinasi dengan dosen pengampu mata kuliah Asuhan Kebidanan II dalam rangka pengumpulan data. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan minggu kedua Desember 2009. Selanjutnya, pada minggu keempat bulan Desember 2009 dilaksanakan pengolahan data. 3. Tahap Pelaporan Pada
minggu
penyusunan
pertama
bulan
Januari
2010
dilaksanakan
laporan. Pada minggu ketiga bulan Februari 2010
dilaksanakan seminar hasil penelitian.
J. Etika Penelitian Etika penelitian atau pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi : 1. Prinsip manfaat Informasi yang diberikan oleh subyek penelitian hanya digunakan sebagai data dalam penelitian sehingga subyek tidak dirugikan serta tidak ada hubungannya dengan nilai akademik masing-masing subyek. 2. Prinsip menghargai hak asasi manusia.
lxix
Semua subyek memiliki hak menentukan apakah bersedia menjadi responden atau tidak, yaitu mengisi surat pernyataan kesedian menjadi responden bebas mengisi kuesioner berdasarkan pendapat sendiri tanpa adanya paksaan dari peneliti. 3. Prinsip Keadilan Setelah dilaksanakan penelitian pada kelompok eksperimen yang telah diberi perlakuan maka kelompok kontrol akan diberikan perlakuan yang sama yaitu pemberian materi sesuai dengan silabus.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta merupakan institusi kebidanan yang berdiri dibawah naungan Yayasan Kusuma Husada Surakarta dengan Akta Notaris no. C.93. N.T.03.01.1993 tanggal 21April 2001. Perijinan operasional yang diberikan dari Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor : 232/D/O/2001 tanggal 30 Oktober 2001 dan Surat Rekomendasi Menteri Kesehatan RI Nomor DL.02.Sj.VIII.0916 tanggal 28 Agustus 2001. Pada bulan Oktober 2001 sudah mulai berlangsung kegiatan proses belajar mengajar di Akademi Kebidanan Kusuma Husada yang saat itu masih berdiri di Jl. Kelud
Timur no.13 Ngadisono, Kadipiro Solo. Pada tahun 2003 telah
didirikan gedung baru yang beralamat di Jalan Jaya Wijaya no. 11 Kadipiro ,
lxx
Surakarta. Sejak tanggal 9 Juli 2003, semua kegiatan proses belajar mengajar pindah ke gedung tersebut. Tenaga pengajar di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta terdiri dari dosen tetap dan dosen tidak tetap yang memiliki kualifikasi DIV kebidanan sebanyak 13 orang, S1 kesehatan/Non Kesehatan sebanyak 11 orang, kualifikasi S2 lulusan dalam/luar negeri sebanyak 14 orang. Ruang kuliah sebanyak 6 kelas, setiap kelasnya sebanyak 50-60 mahasiswa. Ruangan berjendela tanpa Air Condition. Penataan tempat duduk berbaris kebelakang. Peralatan yang tersedia yaitu papan tulis, OHP, laptop dan LCD. Ruang praktikum berisi peralatan untuk praktikum Asuhan Kebidanan II dalam pertolongan persalinan kala III yaitu : 5 unit phantom dan 6 unit partus set.
B. Deskripsi Data Penelitian Studi komparasi metode pembelajaran simulasi dan demonstrasi terhadap pencapaian kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III dilaksanakan di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta, subyek penelitian adalah mahasiswa semester III berjumlah 116 mahasiswa. Kelompok dengan menggunakan metode simulasi sebanyak 58 mahasiswa dan kelompok dengan menggunakan metode demonstrasi sebanyak 58 mahasiswa. Sedangkan yang menilai kompetensi mahasiswa sebanyak 4 dosen yang merupakan pengampu mata kuliah Asuhan Kebidanan II. 1. Karakteristik Responden a) Umur
lxxi
Dari
responden dalam penelitian pada kelompok dengan menggunakan
metode simulasi diperoleh mahasiswa yang berumur diantara 16 – 20 tahun adalah 52 mahasiswa atau 89,7 % dan yang berumur antara 21 – 25 tahun berjumlah 6 mahasiswa atau 10,3 %. dan pada kelompok dengan menggunakan metode demonstrasi diperoleh mahasiswa yang berumur diantara 16 – 20 tahun adalah 50 mahasiswa atau 86,2 % dan yang berumur antara 21 – 25 tahun berjumlah 8 mahasiswa atau 13,8 %. Untuk keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan umur No
Kelompok Subyek
1
Metode Simulasi Metode Demonstrasi
2
Golongan Umur 16-20 21-25 N % N % 52 89,7 6 10,3
N 58
% 100
50
58
100
86,2
8
13,8
Total
b) Jenis Kelamin Keseluruhan mahasiswa yang dipakai sebagai subyek dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin perempuan.
2. Hasil Evaluasi Kelompok Metode Simulasi dan Demonstrasi Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil penelitian, terdiri dari 58 mahasiswa yang diberi perlakuan metode simulasi (tingkat IIA) dan 58 mahasiswa
lxxii
yang diberi perlakuan metode demonstrasi (tingkat IIB), dapat disajikan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4. Distribusi Nilai Evaluasi Metode Simulasi Skor
Frekuensi ( ∑ )
Prosentase (%)
68 70 74 76 78 80 82 84 86 88 90 94 96 98
4 2 7 3 15 4 2 5 3 6 3 2 1 1
6,9 3,4 12,1 5,2 25,9 6,9 3,4 8,6 5,2 10,3 5,2 3,4 1,7 1,7
Total
58
100
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa, jumlah mahasiswa yang mendapatkan nilai 96, 98 masing–masing satu mahasiswa (1,7%), jumlah
lxxiii
mahasiswa yang mendapat nilai 70, 82, 94 masing –masing dua mahasiswa (3,4%), jumlah mahasiswa yang mendapat nilai 76, 86, 90 masing –masing tiga mahasiswa (5,2 %), jumlah mahasiswa yang mendapat nilai 68, 80, masing –masing empat mahasiswa (6,9%), mahasiswa yang mendapat nilai 88 sejumlah enam mahasiswa (10,3%), jumlah mahasiswa yang mendapatkan nilai 74 sebanyak tujuh mahasiswa (12,1 %) dan yang mendapat nilai 78 sejumlah lima belas mahasiswa (25,9%). Dari data tersebut rata-rata terbanyak nilai pada skor 78. Hasil ini dapat dilihat pada lampiran 5.
Berdasarkan tabel distribusi evaluasi di atas dapat disajikan dalam bentuk diagram histogram sebagai berikut:
Gambar 4. Histogram Metode Simulasi Sumber : Data Primer
Tabel 5. Distribusi Nilai Evaluasi Metode Demonstrasi Skor
Frekuensi ( ∑ )
Prosentase (%)
66
3
5,2
lxxiv
68 70 74 76 78 80 82 84 86 90 Total
3 9 13 3 8 9 4 2 2 2 58
5,2 15,5 22,4 5,2 13,8 15,5 6,9 3,4 3,4 3,4 100
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa, jumlah mahasiswa yang mendapat nilai 84, 86, 90 masing –masing dua mahasiswa (3,4 %), yang mendapat nilai 66, 68, 76 masing-masing tiga mahasiswa (5,2%), yang mendapat nilai 82 sebanyak empat mahasiswa (6,9 %), yang mendapat nilai 78 sebanyak delapan mahasiswa (13,8%), yang mendapat nilai 70, 80 masing-masing sembilan mahasiswa (15,5%), dan yang mendapat nilai 74 sebanyak tiga belas mahasiswa (22,4%). Dari data tersebut rata-raa nilai terbanyak pada skor 74. Hasil ini dapat dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan tabel distribusi evaluasi di atas dapat disajikan dalam bentuk diagram histogram sebagai berikut :
lxxv
Gambar 5. Histogram Metode Demonstrasi Sumber : Data Primer
C. Uji Persyaratan Analisa 1. Uji Normalitas Data yang telah diperoleh diuji dengan menggunakan uji normalitas data dengan menggunakan rumus One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test yang bertujuan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji normalitas data dapat diketahui bahwa dari jumlah responden sebanyak 116 mahasiswa, dengan nilai mean atau rerata 80,5172 untuk metode simulasi dan 76,1034 pada metode demonstrasi. Sedangkan simpangan baku atau standar deviasi untuk metode simulasi 7,22141 dan 5,78470 pada metode demonstrasi. Hasil menggunakan rumus One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test diperoleh nilai p atau nilai signifikansi pada metode simulasi 0,068 dan pada metode demonstrasi 0,328 sedangkan harga α =0,05 Dengan demikian nilai p > α, berarti sampel terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 6. 2. Uji Homogenitas Sebelum dilakukan analisa data dengan menggunakan uji t, maka data harus diuji homogenitasnya terlebih dahulu untuk mengetahui varian data. Syarat dalam melakukan analisa uji t yaitu data memiliki varian sama atau levene’s test
lxxvi
dengan taraf signifikansinya >0.05. Berdasarkan data yang telah diujikan pada Levene’s statistic diketahui nilai signifikansi sebesar 0,104 Hal ini menunjukkan bahwa data memiliki varian yang sama atau nilai p >0.05. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 7.
D. Uji Hipotesis Setelah uji persyaratan terpenuhi yaitu varibel berdistribusi normal, sampel berasal dari populasi yang homogen, kemudian dilanjutkan pengujian hipotesis penelitian dengan uji t. Berdasarkan hasil analisa uji t maka hasil penelitian yang berjudul “Studi Komparasi Metode Pembelajaran Simulasi dan Demonstrasi Terhadap Pencapaian Kompetensi Pertolongan Persalinan Kala III di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta” didapatkan nilai mean pada metode simulasi 80,5172 dan metode demonstrasi 76,1034. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan independent t–test dengan tingkat kemaknaan 5%, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok perlakuan (P=0.000) terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran simulasi dan demonstrasi terhadap pencapaian kompetensi pada pertolongan persalinan kala III di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 8.
E. Pembahasan Dari penelitian yang telah dilakukan dapat dijelaskan hasilnya sebagai berikut. Dalam penggunaan metode pembelajaran simulasi ternyata memberikan
lxxvii
hasil yang berbeda secara signifikan terhadap pencapaian kompetensi pada pertolongan persalinan kala III dari mahasiswa apabila dibandingkan dengan penggunaan metode pembelajaran demonstrasi, atau dapat dikatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran simulasi dan metode demonstrasi terhadap pencapaian kompetensi pada pertolongan persalinan kala III. Hal ini disebabkan pada proses belajar mengajar dengan menggunakan metode
simulasi
mahasiswa
mampu
mengembangkan
pemahaman
dan
penghayatan terhadap suatu peristiwa sehingga mempu meningkatkan keaktifan mahasiswa. Di dalam kegiatan belajar mengajar terdapat tiga komponen pokok, yaitu masukan (input), proses dan keluaran (output). Masukan berhubungan dengan subjek atau sasaran belajar, proses berhubungan dengan mekanisme terjadinya perubahan kemampuan pada diri subjek belajar dan keluaran merupakan hasil belajar yang terdiri dari kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subjek belajar (Notoatmodjo, 2003 : 49). Slameto (2003 :38) menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang, faktor tersebut antara lain faktor jasmaniah, psikologi dan kelelahan. Faktor psikologi terdiri dari inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, dan kematangan seseorang. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan perbedaan yang jelas tentang pencapaian kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III diantara kedua metode pembelajaran tersebut. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan independent t- test bahwa rata-rata nilai yang diperoleh kelompok metode simulasi 80,5172 lebih besar hasilnya jika dibandingkan nilai rata-rata
lxxviii
pada kelompok metode demonstrasi 76,1034 yang berarti penerapan metode simulasi lebih baik untuk pembelajaran ketrampilan pertolongan persalinan kala III dibandingkan dengan metode demonstrasi. Menurut Sanjaya (2007 : 153), Edgar Dale berpendapat pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran maka semakin banyak pengalaman siswa. Semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa. Hal ini sesuai dengan kelebihan metode simulasi dimana dengan simulasi mahasiswa dapat mengembangkan kreativitas karena melalui simulasi mahasiswa diberi kesempatan untuk memainkan peran sesuai dengan ketrampilan yang ditentukan dan sesuai dengan keadaan atau situasi sebenarnya. Dalam metode simulasi tersebut mahasiswa secara langsung mempraktikan pertolongan persalinan kala III, selain itu peralatan dan hal-hal yang membutuhkan ketelitian dapat langsung dilihat dan disiapkan. Setelah selesai simulasi mahasiswa dapat melakukan
diskusi
baik
jalannya
simulasi
maupun
ketrampilan
yang
disimulasikan serta mampu merumuskan kesimpulan (Djamarah dan Zain, 2006 :28). Sementara itu, metode demonstrasi digunakan oleh dosen dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada mahasiswa tentang suatu proses.. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan lisan oleh
lxxix
dosen dan dalam proses demonstrasi seorang mahasiswa hanya sekedar memperhatikan tanpa mempraktikan secara langsung sehingga mahasiswa kurang aktif dan antusias terhadap bahan pelajaran apa yang akan dipelajari. Pada pembelajaran dengan metode demonstrasi ini juga perlu persiapan yang sangat matang, tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi (Sanjaya, 2007 : 147) Secara teoritis sudah dapat diketahui kelebihan dan kekurangan metode simulasi dan demonstrasi. Selain itu didapatkan referensi sebelumnya tentang metode pembelajaran yang diteliti oleh Sri Jumiyati (2008) judul Hubungan persepsi mahasiswa tentang penerapan metode demonstrasi dosen dengan prestasi belajar mata kuliah asuhan kebidanan II mahasiwa kebidanan D III Kusuma Husada Surakarta 2008 mengatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi mahasiswa tentang penerapan metode demonstrasi dosen dengan prestasi belajar mata kuliah Asuhan kebidanan II mahasiswa D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. Penelitian yang dilakukan oleh Anis Nurhidayati (2007) yang berjudul Perbedaan penerapan metode demonstrasi dan audiovisual terhadap penguasaan ketrampilan pertolongan persalinan kala II pada mahasiswa semester III akademi kebidanan kusuma husada surakarta tahun 2007 mengatakan bahwa ada perbedaan antara metode demonstrasi dan audiovisual terhadap penguasaan ketrampilan pertolongan persalinan kala II. Dari penelitian yang dilakukan oleh Sri Ernawati (2008) dengan judul pengaruh penggunaan metode konseptual dalam bimbingan praktek klinik keperawatan terhadap pencapaian kompetensi menunjukkan bahwa metode
lxxx
konseptual dalam bimbingan praktek klinik keperawatan dapat meningkatkan pencapaian kompetensi mahasiswa hal ini dipengaruhi beberapa faktor yaitu kompetensi yang harus dicapai, ketersediaan tempat pengembangan ketrampilan dan ketersediaan fasilitator/pembimbing klinik yang handal. F. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini, masih ada kelemahan dan keterbatasan yang dilakukan oleh peneliti yaitu: 1. Penilaian hanya bisa dilakukan pada aspek ketrampilan sehingga kompetensi dalam hal sikap dan pengetahuan belum dapat terukur. 2. Penelitian dilakukan secara kuantitatif sehingga kurang mampu menggali informasi yang jelas dari mahasiswa secara langsung mengenai metode pembelajaran yang sesuai.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dari penelitian yang telah dilakukan tentang perbedaan metode simulasi dan metode demonstrasi terhadap pencapaian kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara metode pembelajaran simulasi dan demonstrasi terhadap pencapaian kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III di Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta, hal ini
lxxxi
dapat dilihat dari nilai P = 0.000, rata-rata nilai evaluasi pertolongan persalinan kala III dengan metode simulasi adalah 80,5172 dan rata –rata nilai evaluasi pertolongan persalinan kala III dengan metode demonstrasi adalah 76,1034.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut : Salah satu solusi untuk pembenahan perlu adanya pendekatan melalui metode pembelajaran yang sistematis agar mahasiswa tidak jenuh dalam mempelajari pembelajaran yang lebih mengutamakan penguasaan ketrampilan. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pembelajaran dalam pertolongan persalinan kala III dengan menggunakan metode simulasi menghasilkan pencapaian kompetensi yang lebih baik dibandingkan dengan pencapaian kompetensi dengan menggunakan metode demonstrasi. Untuk itu perlu diterapkan dalam proses pembelajaran, karena penggunaan metode pembelajaran simulasi memberikan perbedaan pencapaian kompetensi yang signifikan pada pertolongan persalinan kala III di Akademi Kebidanan Kusuma Husada. Implikasi praktis dari hasil penelitian ini adalah tenaga pendidik atau dosen dalam usaha meningkatkan pencapaian kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III di Akademi Kebidanan Kusuma Husada, mahasiswa dapat menggunakan metode pembelajaran yang tepat yaitu menggunakan metode pembelajaran simulasi ataupun dengan menggunakan metode pembelajaran lain,
lxxxii
sehingga dengan usaha yang semaksimal mungkin akan meningkatkan pencapaian kompetensi mahasiswa.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian maka dapatlah penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Disarankan penerapan metode simulasi lebih dikembangkan pada pembelajaran yang memerlukan pencapaian kompetensi khususnya penguasaan keterampilan mahasiswa, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Dalam penerapan metode tersebut perlu didukung dengan ketersediaan fasilitas, tempat, penataan ruang, dan manajemen waktu. 2. Disarankan pembimbing dan dosen mata kuliah Askeb II harus selalu pro aktif dengan kondisi yang dihadapi oleh mahasiswa . Dalam hal ini harus menguasai metode pembelajaran yang digunakan sehingga akan mempermudah pemahaman mahasiswa. 3. Disarankan penerapan metode-metode pembelajaran yang bervariasi juga lebih dianjurkan agar pencapaian kompetensi mahasiswa lebih maksimal. 4. Disarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang metode-metode pembelajaran lain yang mempengaruhi pencapaian kompetensi dalam pertolongan persalinan kala III dan pencapaian kompetensi dalam ranah pengetahuan dan afektif.
lxxxiii
DAFTAR PUSTAKA
Aotearoa. 2003. Canadian competencies for midwifes. Canadian jurisdiction. In the Canadian library. 5-1 Arikunto, S. 2002. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Chapman, V. 2006. Asuhan Kebidanan : Persalinan dan Kelahiran. Jakarta : EGC Cheung. 2006. A randomized trial of syntometrine versus carbetocin in management of the third labour. The Chinese University in Hongkong. 1462-300 Depkes RI. 2009. Buku Asuhan Persalinan Normal (Asuhan Essensial Persalinan). Jakarta : JHPIEGO Corporation. Djamarah, S, B dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dody. 2005. ProsesPersalinan. http://dody.blogspirit.com/archive/2005/07/19/ proses persalinan normal Ernawati, S. 2008. Pengaruh penggunaan metode konseptual dalam bimbingan praktek klinik keperawatan terhadap pencapaian kompetensi. Dipublikasikan. Tesis. Universitas sebelas Maret Surakarta Furchan, A. 2007. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan program SPSS. Semarang : Undip Henderson, C. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan.Jakarta : Ria Anjarwati Hidayat, A dan Mufdilah. 2009. Catatan Kuliah Konsep Kebidanan. Plus Materi Bidan Delima.Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.
lxxxiv
Jumiyati, S . 2008. Hubungan persepsi mahasiswa tentang penerapan metode demonstrasi dosen dengan prestasi belajar mata kuliah asuhan kebidanan II D III kebidanan Akademi kebidanan kusuma husada surakarta. Tidak dipublikasikan. Stikes Respati Yogayakarta. Kasinski, A. 2004. Experimental Demonstration of Learning Properties of a New Supervised Learning Method for the Spiking Neural Networks. Poznan University of Technology, Institute of Control and Information Engineering, Piotrowo 3a, 60-965 Poznan, Poland
Mulyasa. 2004. Proses Belajar Mengajar. (Edisi Terjemahan oleh Mc Ashan). Jakarta : PT Remaja Rosda Karya Nurhidayati, A . 2007. Perbedaan metode demonstrasi dengan metode audiovisual terhadap pertolongan persalinan kala II di Akademi kebidanan kusuma husada surakarta. Tidak dipublikasikan. Poltekkes Surakarta
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Prawirohardjo, S. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka. Prendville, Elbourne, D., Mcx. Donald, S.2000. Active Versus Expectant Management in the third stage of labour. Chocrane Review. In the chochrane library, I, Oxford : update Software : 1145-120 Prendville WJ, Mcx Donald, Elbert. 1988. The Bristol Third Stage Trial: active versus physiological Management of thitd stage of labour. British Maternity J. 19 (297) :1295-300 Rivai, V. (2001). Kompetensi Hasil Belajar Peserta Program Mm Untuk Mata Kuliah Manajemen Keuangan. Available On: Http://Www.Depdiknas.Go.Id/Jurnal/38/Prestasi%20hasil%20belajar%20pe serta%20program%20mm.Htm, 22 Maret 2007. Riwidikdo, H. 2006. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Saifuddin, A.B. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
lxxxv
Sastroasmoro, sudigdo. 2002. Dasar-dasar metodologi klinis. Jakarta : Sagung Seto Slameto. 2003. Belajar dan Faktor –Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sofyan, M. 2006. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta: PPIBI. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta Syah, M. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Johnson. 2004. competency. Human resources. Competency is called artificial Experience. American Phsycologist. 53, 703-7. Wickelgren, W. 1996. A Simulation Program for Conservative Focusing, University of California Pages 121-132
lxxxvi